Anda di halaman 1dari 522

INDONESIA’s

CARE
PATHWAY
Manajemen Alur Pelayanan Kesehatan di Fasilitas
Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP)

DIREKTORAT PELAYANAN KESEHATAN PRIMER


DIREKTORAT JENDERAL PELAYANAN KESEHATAN
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
TAHUN 2023
01
Pengantar
• Tentang Care Pathway
• Tim Penyusun Care Pathway
• Sambutan Dirjen Yankes
• Sambutan Dirjen Kesmas
• Cara Membaca Care Pathway
• Glosarium
• Daftar Isi
Tentang Care Pathway
Latar belakang disusunnya Care Pathway karena adanya Transformasi Layanan Primer yang dilaksanakan dalam bentuk Integrasi Layanan Primer
sebagai salah satu fokus penguatan layanan primer. Untuk memenuhi kebutuhan pelayanan masyarakat di setiap siklus kehidupan yang mudah
diakses, komprehensif, berkualitas, dan terjangkau sampai pada tingkat masyarakat, keluarga dan individu, telah diterbitkan Keputusan Menteri
Kesehatan Nomor 2015 Tahun 2023 tentang Petunjuk Teknis Integrasi Layanan Primer.

Care Pathway merupakan alur bagi penyedia pelayanan kesehatan yang menggambarkan keterkaitan antara unit pelayanan di pelayanan
primer dan pemberian pelayanan sesuai dengan kewenangan dan kompetensi masing-masing unit pelayanan. Care Pathway ini disusun
mengacu pada Petunjuk Teknis Integrasi Layanan Primer dan telah mendapatkan masukan dari berbagai lintas program di Kementerian
Kesehatan, Organisasi Profesi dan Praktisi Kesehatan. Care Pathway yang dihadirkan sesuai dengan paket layanan dalam Integrasi Layanan
Primer yang harus diberikan kepada masyarakat sesuai dengan siklus kehidupan dan dilengkapi dengan informasi tentang materi edukasi sebagai
pendukung.

Dengan tersedianya Care Pathway dalam Integrasi Layanan Primer ini, diharapkan tenaga kesehatan di FKTP maupun kader dapat memahami
kegiatan-kegiatan pelayanan yang dapat diberikan di masing-masing unit pelayanan dan dapat menjalankan rujukan horizontal, rujukan vertikal
maupun melakukan tata laksana rujukan balik dengan baik. Dalam Care Pathway ini, unit pelayanan dibedakan dengan warna-warna yang
berbeda untuk memudahkan para pembaca mengidentifikasi unit pelayanan mana yang akan dikunjungi dan layanan apa saja yang terdapat
pada unit pelayanan tersebut.

3
Tim Penyusun Care Pathway
Care Pathway adalah hasil dari Tim Task Force Pelayanan Kesehatan Primer yang diarahkan oleh dr. Obrin Parulian, M.Kes selaku Direktur
Pelayanan Kesehatan Primer dan diketuai oleh dr. Wing Irawati. Dalam pembuatan Care Pathway, Direktorat Pelayanan Kesehatan Primer
melakukan kolaborasi dengan Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat khususnya Direktorat Tata Kelola Kesehatan Masyarakat dan melibatkan
lintas program terkait di Kementerian Kesehatan RI. Penyusunan Care Pathway ini didukung oleh tim peninjau dan kontributor sebagai berikut:

• dr. Upik Rukmini, MKM


• dr. Adi Pamungkas
• dr. Gita Swisari, MKM
• Sarto S.Kom, MKM
• drg. Naneu Retna Arfani
• drg. Aditya Putri
• dr. Era Renjana Diskamara
• dr. Anandini Nindya Lestari Umar
• dr. Vitis Finivera Syafitriningrum
• dr. Saddam Adriansyah Sudarsono
• Sri Nuraini, SKM
• dr. Nadia Adelin
• dr. Barbarani Satriyani Hayyu
• dr. Siti Hardianty Yarika

4
Sambutan Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas limpahan rahmat-Nya, kita telah menyelesaikan Dokumen Manajemen Alur Pelayanan
Kesehatan (Care Pathway) di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP). Dokumen ini terdiri dari dua bagian yaitu Alur Pelayanan (Care Pathway) mulai dari
pelayanan promotif, preventif, dan skrining berdasarkan siklus hidup dan Alur Manajemen Kasus Klinis di FKTP menggunakan pendekatan gejala.
Dokumen ini disusun untuk melengkapi buku petunjuk teknis Integrasi Layanan Primer yang disusun dalam bentuk alur untuk memberi acuan kepada dokter dan
tenaga kesehatan dalam memberikan pelayanan di berbagai pelayanan primer dan jaringan di bawahnya secara komprehensif. Selanjutnya manajemen kasus klinis
dibuat dalam bentuk alur klinis yang membantu dokter dan tenaga kesehatan dalam melakukan penatalaksanaan kasus dari gejala, melakukan pemeriksaan,
mendapatkan diagnosis yang tepat dan merencanakan terapi sesuai dengan kompetensi dan melakukan rujukan serta pelayanan rujuk balik.
Manajemen Alur Pelayanan Kesehatan (Care Pathway) dapat dimulai di Posyandu, Puskesmas Pembantu (Pustu), Puskesmas, atau FKTP lainnya dengan melakukan
edukasi, konseling, dan skrining sesuai kebutuhan pasien dan sesuai dengan kompetensi tenaga kesehatan yang memberikan pelayanan. Untuk tata laksana kasus hasil
skrining yang positif atau pasien dengan keluhan atau gejala, dilakukan di FKTP yang memiliki dokter dengan menggunakan alur klinis.
Alur klinis sebagai bagian dari Care Pathway ini disusun berdasarkan gejala, karena sebagai fasilitas pelayanan kesehatan kontak pertama, pasien biasanya datang
ke FKTP dengan gejala atau keluhan, jadi sebagai titik awal penanganan pasien diawali dari gejala atau keluhan untuk skrining cepat, menegakkan diagnosis setelah
melakukan pemeriksaan dan rencana tatalaksana pasien. Dokter akan diarahkan untuk mendapatkan diagnosis yang tepat dengan pendekatan berdasarkan gejala
atau keluhan pasien. Diawali dengan menilai apakah terdapat tanda kegawatdaruratan dan menanganinya. Selanjutnya melakukan pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan penunjang sampai ditemukan diagnosis yang tepat dan merencanakan terapi sesuai diagnosis dan sesuai dengan kompetensi serta menentukan kapan
pasien harus dirujuk.
Manajemen Alur Pelayanan Kesehatan (Care Pathway) yang dilengkapi dengan alur klinis ini disusun mengacu pada standar pelayanan yang sudah ada seperti
PNPK dan PPK dan pedoman lain yang berlaku. Alur pelayanan ini bersifat dinamis dan dapat dilakukan perbaikan secara berkala sesuai dengan kemajuan ilmu
pengetahun dan kebutuhan kesehatan sehingga saran dan masukan dari para pengguna akan sangat bermanfaat demi perbaikan buku ini dimasa yang akan
datang.
Dengan adanya Manajemen Alur Pelayanan Kesehatan (Care Pathway) yang dilengkapi dengan alur klinis ini diharapkan pelayanan yang diberikan oleh dokter
dan tenaga kesehatan di FKTP dapat lebih baik dan berkualitas serta memberikan dampak kepada kepuasan pasien dan penurunan rujukan kasus dari layanan primer
ke layanan rujukan sehingga dapat mengurangi beban pembiayaan JKN di layanan rujukan. Semoga dokumen ini dimanfaatkan dengan baik dalam mendukung
Transformasi Layanan Primer.
Jakarta, 29 Desember 2023

dr. Azhar Jaya, SKM, SH, MARS


Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan
5
Sambutan Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas limpahan rahmat-Nya, kami telah menyelesaikan Dokumen Care
Pathway. Care Pathway dalam Integrasi Pelayanan Primer merupakan alur bagi penyedia pelayanan kesehatan yang menggambarkan
keterkaitan antar unit layanan sesuai dengan kewenangan dan kompetensi masing-masing unit dimulai dari keluarga hingga fasilitas pelayanan
kesehatan.
Dokumen Care Pathway disusun dengan mengacu pada konsep Integrasi Layanan Primer (ILP) dan telah mendapatkan masukan dari
berbagai lintas program di Kementerian Kesehatan dan Organisasi Profesi. Care Pathway dalam Integrasi Pelayanan Primer dihadirkan sesuai
dengan klaster-klaster siklus hidup serta dilengkapi dengan informasi tambahan lain sebagai pendukung untuk memudahkan pembaca dalam
memahami alur pelayanan primer terintegrasi.
Dokumen ini disusun untuk melengkapi buku petunjuk teknis Integrasi Layanan Primer yang disusun dalam bentuk alur, sehingga diharapkan
tenaga kesehatan maupun kader dapat memahami kegiatan pelayanan yang dapat diberikan di masing-masing unit pelayanan. Care Pathway
diharapkan dapat menjadi acuan dalam memberikan pelayanan kesehatan secara komprehensif mulai dari promotif, preventif, kuratif dan
rehabilitatif serta rujukan horizontal, rujukan vertikal, maupun melakukan tata laksana rujukan balik dengan baik.
Care Pathway disusun sebagai salah satu upaya transformasi pelayanan kesehatan primer yang bertujuan penataan kembali pelayanan
kesehatan primer yang telah ada, sehingga mampu melayani seluruh penduduk Indonesia dengan pelayanan kesehatan yang lengkap dan
berkualitas. Penataan struktur layanan kesehatan primer tersebut telah dirangkum pada dokumen Care Pathway yang menggambarkan
pendekatan baru dengan berorientasi pada kebutuhan layanan di setiap siklus kehidupan yang diberikan secara komprehensif dan terintegrasi
antarunit layanan kesehatan.
Dalam Care Pathway ini, setiap unit pelayanan telah diberikan warna yang berbeda untuk memudahkan para pembaca mengidentifikasi unit
layanan mana yang akan dikunjungi dan pelayanan-pelayanan apa saja yang terdapat pada unit tersebut. Dengan adanya alur pelayanan ini
diharapkan setiap individu memiliki pengetahuan dan dukungan yang dibutuhkan untuk mampu membuat keputusan dan berpartisipasi dalam
perawatan kesehatannya sesuai strategi global pelayanan kesehatan berfokus pada individu (people center) untuk mewujudkan pelayanan
kesehatan yang terintegrasi dan lebih komprehensif.
Jakarta, 29 Desember 2023

dr. Maria Endang Sumiwi, MPH


Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat 6
Cara Membaca Care Pathway
Mulai dari halaman DAFTAR ISI

Pilih ALUR LAYANAN sesuai siklus hidup yang ingin dituju:

Ibu Hamil, Bersalin dan Nifas I Bayi dan Anak Pra-sekolah I Anak Usia Sekolah dan Remaja I Usia Dewasa I Lanjut Usia

Pada ALUR LAYANAN:


• Biasakan memulai membaca dari sasaran yang berada dalam bentuk oval.
• Gunakan belah ketupat untuk menentukan apakah sasaran memiliki keluhan kesehatan yang memerlukan penanganan di Puskesmas.
• Jika sasaran tidak memiliki keluhan kesehatan, ikuti algoritma untuk memilih salah satu jenis skrining yang dituju.

Pada ALUR SKRINING:

• Selalu dimulai dari unit pelayanan mana yang akan dikunjungi oleh sasaran.
• Jika sudah ditentukan unit pelayanan mana yang akan dikunjungi, bacalah informasi yang tertera dalam kotak putih, lakukan sebagaimana informasi yang
disampaikan dan sesuaikan dengan kondisi yang ada.
• Pada bagian belah ketupat, informasi didalamnya menunjukkan suatu kondisi tertentu akan menghasilkan beberapa kemungkinan, yang selanjutnya dapat
dipilih sesuai dengan kondisi atau kasus yang dijumpai.
• Terus ikuti tanda panah untuk melakukan tata laksana selanjutnya.

Pada ALUR LAYANAN dan ALUR SKRINING akan sering ditemukan:


• Legenda warna yang berfungsi untuk memudahkan pengguna mengidentifikasi unit pelayanan dan layanan apa saja yang dapat dilakukan pada masing-
masing unit pelayanan ( Keluarga I Posyandu I Pustu I Puskesmas/FKTP I Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Lanjut (FKTL)).
• Kalimat yang digarisbawahi yang apabila diklik akan membawa pengguna ke halaman skrining/halaman bantu yang berisi informasi tambahan.
• Tombol navigasi yang dapat mengarahkan pengguna untuk berpindah halaman jika diklik:
Tanda panah kembali membawa pengguna ke halaman sebelumnya.
Tanda panah ke kanan membawa pengguna ke alur skrining selanjutnya.
Tanda list membawa pengguna kembali ke daftar isi.
7
Glosarium
AIDS : Acquired Immunodeficiency Syndrome OAT : Obat Anti Tuberkulosis
AKS/ADL : Aktivitas Kehidupan Sehari-hari PAK : Penyakit Akibat Kerja
ANC : Antenatal Care PAR-Q : Physical Activity Readiness Questionnaire
APCS : The Asia-Pacific Colorectal Screening Permenkes : Peraturan Menteri Kesehatan
ASSIST : Alcohol, Smoking, and Substance Involvement Screening Test PJB : Penyakit Jantung Bawaan
DM : Diabetes Melitus PMT : Pemberian Makanan Tambahan
Fasyankes : Fasilitas Pelayanan Kesehatan PNPK : Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran
FKTL : Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Lanjut PPK : Panduan Praktik Klinis
FKTP : Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama PPOK : Penyakit Paru Obstruktif Kronis
GGL : Gula, Garam, Lemak PTM : Penyakit Tidak Menular
HIV : Human Immunodeficiency Virus PUS : Pasangan Usia Subur
ILP : Integrasi Layanan Primer Puskesmas : Pusat Kesehatan Masyarakat
IMT : Indeks Massa Tubuh Pustu : Puskesmas Pembantu
IPWL : Institusi Penerima Wajib Lapor Sadanis : Periksa Payudara secara Klinis
IVA : Inspeksi Visual Asetat Sadari : Periksa Payudara Sendiri
JKN : Jaminan Kesehatan Nasional SDQ : Strength and Difficulties Questionnaire
KB : Keluarga Berencana SHK : Skrining Hipotiroid Kongenital
KEK : Kurang Energi Kronis SKILAS : Skrining Lansia Sederhana
Keswa : Kesehatan Jiwa SRQ : Self Reporting Questionnaire
KIA : Kesehatan Ibu dan Anak TBC : Tuberkulosis
KMK : Keputusan Menteri Kesehatan TPT : Terapi Pencegahan Tuberkulosis
KPSP : Kuesioner Pra Skrining Perkembangan USG : Ultrasonografi
Lansia : Lanjut Usia WBP : Warga Binaan Pemasyarakatan
LiLa : Lingkar Lengan Atas WUS : Wanita Usia Subur
MTBM : Manajemen Terpadu Bayi Muda
MTBS : Manajemen Terpadu Balita Sakit

8
Daftar Isi

Pengantar Overview Alur Layanan

Tentang Care Pathway 3 Pengenalan Care Pathway 11 Ibu Hamil, Bersalin dan Nifas 14

Tim Penyusun Care Pathway 4 Paket Layanan: Siklus Hidup 12 Bayi dan Anak Prasekolah 73

Sambutan Dirjen Yankes 5 Anak Usia Sekolah dan Remaja 126

Sambutan Dirjen Kesmas 6 Usia Dewasa dan Lanjut Usia 177

Cara Membaca Care Pathway 7

Glosarium 8

Daftar Isi 9

9
02
Overview
• Pengenalan Care Pathway
• Paket Layanan Berdasarkan Siklus
Hidup
Pengenalan Care Pathway
Care pathway merupakan alur pelayanan yang terintegrasi, mencakup seluruh
Care pathway disusun untuk unit pemberi pelayanan primer mulai dari FKTP, Pustu dan Posyandu
mendukung Integrasi
Layanan Primer

FUNGSI
Mencakup alur pelayanan Tools praktis bagi tenaga Puskesmas dan jaringannya
rujukan dan rujuk balik (tenaga kesehatan dan kader) dalam pemberian
pelayanan sesuai dengan siklus hidup

CARE PATHWAY
Tujuan MANFAAT BAGI POSYANDU
Acuan kader posyandu dalam melakukan
1. Meningkatkan kualitas kunjungan rumah, edukasi, deteksi, dan
pelayanan yang pemantauan
berkesinambungan sesuai
siklus hidup.
2. Meningkatkan MANFAAT BAGI PUSTU
kemampuan dalam Acuan dalam pelayanan kesehatan sesuai
deteksi dini dan risiko dengan kemampuan pelayanan di Pustu
penanganan dini.
3. Meningkatkan hasil
patient safety dan
kenyamanan pasien. MANFAAT BAGI FKTP
4. Optimalisasi penggunaan Melakukan pelayanan komprehensif sesuai standar
sumber daya. dan kompetensi, acuan dalam penyusunan SPO dan
pembinaan ke jaringan dibawahnya

11
Paket Layanan: Berdasarkan Siklus Hidup
01 02 03 04 05

Ibu Hamil, Bersalin Bayi & Anak Anak Usia Usia Dewasa Lanjut Usia
& Nifas Prasekolah Sekolah & Remaja
a. ANC Terpadu a. Kelas Ibu Balita a. Imunisasi Rutin a. Skrining Obesitas a. Skrining Obesitas
(termasuk USG, b. Imunisasi Rutin Lengkap b. Skrining Hipertensi b. Skrining Hipertensi
Skrining HIV, Sifilis, Lengkap b. Vaksinasi c. Skrining DM c. Skrining DM
Hepatitis B, Gigi dan c. Manajemen Terpadu c. Skrining Status Tumbuh d. Skrining Faktor Risiko Stroke d. Skrining Faktor Risiko
Mulut) Balita Sakit Kembang dan Gizi e. Skrining Faktor Risiko Penyakit Stroke
b. Kelas Ibu Hamil d. Pemberian Vitamin A d. Skrining Kes. Indera Jantung e. Skrining Faktor Risiko
dan Obat Cacing e. Skrining Gigi & Mulut f. Skrining Kanker (Leher Rahim, Penyakit Jantung
c. PMT pada Ibu Hamil
e. Skrining Hipotiroid f. Skrining Perilaku Payudara, Kolorektal, Paru) f. Skrining Kanker (Leher
KEK
Kongenital (SHK) Merokok g. Skrining Talasemia Rahim, Payudara,
d. Persalinan Normal
f. Skrining Penyakit g. Skrining Faktor Risiko h. Skrining PPOK Kolorektal, Paru)
e. Pelayanan Pasca
Jantung Bawaan PTM (termasuk skrining i. Skrining TBC g. Skrining Talasemia
Persalinan h. Skrining PPOK
g. Skrining Status Tumbuh hipertensi dan DM) j. Skrining Indera Penglihatan
f. Skrining TBC i. Skrining TBC
Kembang dan Gizi h. Skrining TBC k. Skrining Kebugaran
g. Skrining Kes. Jiwa j. Skrining Indera
h. Skrining TBC i. Skrining Kes. Jiwa l. Skrining Kes. Jiwa
h. Skrining pre- i. Skrining Gigi dan Mulut j. Skrining Talasemia m.Skrining Layak Hamil Penglihatan
eklampsia j. Skrining Anemia k. Skrining Kebugaran n. Skrining Imunisasi Tetanus bagi k. Skrining Kebugaran
i. Skrining Malaria k. Skrining HIV l. Skrining HIV Usia Produktif l. Skrining Kes. Jiwa
(daerah endemis) l. Skrining Talasemia m.Skrining Malaria o. Skrining Malaria (daerah endemis) m.Skrining Geriatri
j. Pelayanan Kes. Gigi m.Skrining Malaria (daerah endemis) p. Pelayanan KB n. Skrining Malaria
dan Mulut (daerah endemis) n. Skrining Imunisasi q. Pelayanan PAK (daerah endemis)
k. Pengobatan n. Pelayanan Kes. Gigi Tetanus bagi WUS r. Pelayanan Kes. Gigi dan Mulut o. Pelayanan Kes. Gigi
dan Mulut o. Pelayanan Kes. Gigi s. Pengobatan dan Mulut
o. Pengobatan dan Mulut p. Pengobatan
p. Pengobatan
12
03
Alur Layanan
• Ibu Hamil, Bersalin dan Nifas
• Bayi dan Anak Prasekolah
• Anak Usia Sekolah dan Remaja
• Usia Dewasa
• Lanjut Usia
Alur Layanan: Ibu Hamil, Bersalin dan Nifas
Lokasi Unit Layanan
Ibu Hamil, Bersalin
dan Nifas Keluarga Posyandu Pustu Puskesmas/FKTP FKTL

ANC Terpadu (termasuk USG)


Cek Kesehatan
secara Mandiri Skrining Tuberkulosis

Skrining Masalah Kesehatan Jiwa


Kunjungan Rumah
oleh Kader Posyandu
Skrining Malaria (Daerah Endemis)
Edukasi Terdapat Tidak Hasil Dapat Tidak
• Rujuk ke
Pemantauan Keluhan Ditangani
• FKTL
Kepatuhan Kesehatan Skrining Kesehatan Gigi dan Mulut di FKTP
Pengobatan
• Sweeping Skrining Anemia
Tatalaksana
Skrining HIV, Sifilis, Hepatitis B di FKTL
Ya

Skrining Pre-eklampsia

Ya Kondisi
Stabil
Terdapat Persalinan Normal
Ya
Tanda
Persalinan Pelayanan Pasca Persalinan
Rujuk Balik
ke FKTP
Tidak
Tata Laksana sesuai Alur Klinis

Pemantauan Hasil Pengobatan


14
Alur Layanan: Ibu Hamil, Bersalin dan Nifas

Cek Kesehatan Secara Mandiri

Cek Suhu Tubuh Cek Berat Badan (BB) dan Tinggi Cek Lingkar Lengan Atas (LiLA)
menggunakan thermometer Badan (TB)

Berat Badan (kg)


IMT =
[Tinggi Badan m ]²
Hipotermia: < 35°C
Ibu hamil yang mempunyai
Normal: 36.5-37.5°C
Ibu hamil KEK bila memiliki IMT pra ukuran Lingkar Lengan Atas
Demam/Hipertermia: > 37.5-40°C
Hamil atau pada trimester 1 (LiLA) dibawah 23,5 cm berisiko
Hiperpireksia: > 40°C
(<12 minggu) sebesar < 18,5 kg/m² Kurang Energi Kronis (KEK)

Cek Tekanan Darah Cek Kadar Gula Darah Lembar Pemantauan


Ibu Hamil

Hipoglikemia: <70 mg/dl


Ibu Hamil dianjurkan memantau kondisinya
Normal: 120-129 dan/atau 80-84 mmHg Normal: GDS 70-<140 mg/dl
setiap Minggu. Jika ditemukan kondisi pada
Normal Tinggi: 130-139 dan/atau 85-89 mmHg Berisiko DM: 140-199 mg/dl kolom merah, segera dibawa ke fasyankes
Hipertensi: ≥ 140 dan ≥ 90 mmHg Hiperglikemia: ≥200 mg/dl

15
Alur Layanan: Ibu Hamil, Bersalin dan Nifas

Lembar Pemantauan Ibu Hamil

Pemantauan terkait:
• Demam
• Pusing atau sakit kepala berat
• Sulit tidur/cemas berlebih
• Jantung berdebar atau nyeri
dada
• Risiko TBC
• Gerakan janin
• Nyeri perut hebat
• Keluar cairan dari jalan lahir
• Sakit saat kencing
• Diare berulang

Sumber: Buku KIA Kementerian Kesehatan, Tahun 2022

16
Alur Layanan: Ibu Hamil, Bersalin dan Nifas

PMT Pemulihan pada Ibu Hamil KEK


SASARAN Prinsip Pemberian Makanan
Tambahan Ibu Hamil
IBU HAMIL KEK – ibu hamil yang mempunyai Indeks Massa Tubuh pra hamil atau pada trimester 1 (<
12 minggu) sebesar < 18,5 kg/m2 • Berupa makanan lengkap siap
santap atau kudapan kaya sumber
IBU HAMIL BERISIKO KEK – ibu hamil yang mempunyai ukuran Lingkar Lengan Atas (LiLA) di bawah protein hewani dengan
23,5 cm memperhatikan gizi seimbang;
menggunakan bahan makanan
segar (tanpa pengawet buatan)
dan membatasi konsumsi Gula,
Garam dan Lemak (GGL)
• Berupa tambahan dan bukan
pengganti makanan utama
• PMT Ibu Hamil diberikan selama
minimal 120 hari dengan
pendekatan pemberdayaan
masyarakat dan penggunaan
bahan lokal
• Pemberian PMT di Posyandu,
Fasyankes, Kelas Ibu Hamil atau
melalui kunjungan rumah oleh
kader/nakes/mitra
• Diberikan setiap hari dengan
komposisi sedikitnya 1 kali makanan
lengkap dalam seminggu dan
sisanya kudapan. Makanan
lengkap diberikan sebagai sarana
edukasi implementasi isi piringku.
Pemberian PMT disertai dengan
Sumber: edukasi, dapat berupa demo
Juknis Pemberian Makanan Tambahan (PMT) berbahan pangan lokal untuk Balita dan Ibu Hamil, Kementerian Kesehatan, 2023
masak, penyuluhan dan konseling

17
Alur Layanan: Ibu Hamil, Bersalin dan Nifas

Sumber: Juknis Pemberian Makanan Tambahan (PMT) berbahan pangan lokal untuk Balita dan Ibu Hamil, Kementerian Kesehatan, 2023
18
Alur Layanan: Ibu Hamil, Bersalin dan Nifas

Grafik Peningkatan Berat Badan Ibu Hamil

Sumber: Buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), Kementerian Kesehatan 2022

19
Alur Layanan: Ibu Hamil, Bersalin dan Nifas

Antenatal Care (ANC) Terpadu Keluarga Posyandu Pustu Puskesmas/FKTP FKTL

Kunjungan rumah 1. Edukasi


oleh kader 2. Evaluasi/tindak
1. Pendataan ibu lanjut hasil
hamil kunjungan
Apakah
2. Deteksi ibu hamil rumah merupakan Ya Apakah ada Ya Rujukan Ke
berisiko (4T) 3. Pencatatan Kunjungan Rujuk ke PKM tanda bahaya
Ibu hamil? FKTL
3. Pemantauan hasil kunjungan Pertama (K1)?
dan rumah
pendampingan 4. Pelaporan hasil
sesuai nasihat kunjungan
dokter rumah ke Pustu Tidak Tidak
4. Konseling KB
5. Sweeping
sasaran Generik Pelayanan ANC di Pustu Generik Pelayanan ANC di Puskesmas
6. Edukasi
1. Layanan ANC Terpadu K2, K3, K4 dan K6 untuk 1. Layanan ANC terpadu K1 dan K5 dengan
bumil normal sesuai rekomendasi dokter permeriksaan USG serta layanan ANC
• Layanan ANC sesuai standar 10 T terpadu K2, K3, K4 dan K6
• Edukasi: gizi seimbang • Layanan ANC sesuai standar 10 T
• Edukasi dan observasi tanda bahaya • Pemeriksaan K1 dan K5 oleh dokter
(termasuk USG)
Penanganan
• Edukasi: gizi seimbang
dapat
• Edukasi dan observasi tanda bahaya
dilanjutkan
2. Pelayanan Kesehatan lainnya (skrining
di FKTP
kesehatan lain seperti: skrining pre-
eklampsia, TBC, HIV, sifilis dan hepatitis B
(triple eliminasi), gigi dan mulut)

• Pemantauan dan Berikan tata laksana


Pemantauan Ibu Rujuk Balik
pendampingan ibu hamil lanjutan sesuai
Hamil oleh kader Ke FKTP
• Rencanakan kelas ibu hamil dengan standar

Sumber:
• Panduan PPK tentang Kehamilan Normal di halaman 1006 (e-book)
• KMK Nomor 2015 Tahun 2023 tentang Petunjuk Teknis Intergrasi Pelayanan Kesehatan Primer 20
Alur Layanan: Ibu Hamil, Bersalin dan Nifas

Edukasi untuk Ibu Hamil

Sumber: Buku KIA Kesehatan Ibu dan Anak Tahun 2022

21
Alur Layanan: Ibu Hamil, Bersalin dan Nifas

Kriteria Kehamilan Normal Sweeping Sasaran


• Keadaan umum baik • Yang belum mendapatkan ANC
• Tekanan darah < 140/90 mmHg • Tidak melakukan kunjungan ulang
• Pertambahan BB minimal 8 kg selama • Ketidakpatuhan pengobatan
kehamilan atau 1 kg per bulan atau • Memiliki tanda bahaya
sesuai IMT Ibu
• DJJ 120-160x/menit
• Edema hanya pada ekstremitas
• Gerakan janin dirasakan setelah 18-20
minggu sampai melahirkan, frekuensi 10
kali dalam satu jam
• Ukuran uterus sesuai umur kehamilan
• Pemeriksaan fisik dan laboratorium
dalam batas normal
Sumber: Sesuai Panduan PPK tentang Kehamilan Normal di halaman 1006 (e-book)

22
Alur Layanan: Ibu Hamil, Bersalin dan Nifas

Tanda Bahaya Ibu Hamil


• Tidak Sadar
• Kejang
• Nyeri Kepala hebat
• Nyeri perut hebat
• Muntah berlebihan dan tidak mau makan
• Diare
• Batuk lama
• Gangguan penglihatan mendadak
• Bengkak kaki, tangan dan wajah dengan atau tanpa disertai sakit kepala atau kejang
• Perdarahan pervaginam pada hamil muda atau hamil tua
• Air ketuban keluar sebelum waktunya
• Gerakan janin tidak biasa atau cenderung tidak bergerak

• Respirasi > 20x/menit


• Demam tinggi >38 ° C
• Tekanan darah ≥140/90 mmHg
• DJJ <100 atau >160 x/menit

Inpartu dengan:
- Usia gestasi < 37 atau > 40 minggu
- Riwayat persalinan perabdominam
- Janin kembar
- Presentasi janin bukan belakang kepala

Sumber: Panduan PPK tentang Kehamilan Normal di halaman 1006 (e-book)

23
Alur Layanan: Ibu Hamil, Bersalin dan Nifas

Layanan ANC 10 T

Sumber :
• Permenkes Nomor 21 Tahun 2021 tentang Pelayanan Kesehatan Masa Sebelum Hamil, Masa Hamil, Persalinan dan Masa Sesudah Melahirkan, Penyelenggaraan Pelayanan Kontrasepsi, serta Pelayanan Kesehatan Seksual
• Kepmenkes RI Nomor HK.01.07/MENKES/2015/2023 tentang Petunjuk Teknis Integrasi Pelayanan Kesehatan Primer
• Sesuai panduan PPK tentang Kehamilan Normal di halaman 1006 (e-book)

24
Alur Layanan: Ibu Hamil, Bersalin dan Nifas

Tanda Bahaya dan Faktor Risiko pada Ibu Hamil

14 Faktor Risiko pada Ibu Hamil Tanda Bahaya pada Kehamilan


1. Usia Ibu ≤ 16 tahun 1. Demam tinggi (≥ 380C)
2. Usia Ibu ≥ 35 tahun 2. Sakit kepala, dan/ pandangan kabur dan/ kejang disertai atau tanpa
3. Anak terkecil ≤ 2 tahun bengkak pada kaki, tangan dan wajah
4. Hamil pertama ≥ 4 tahun 3. Nyeri ulu hati dan atau mual muntah, tidak mau makan
5. Interval kehamilan >10 tahun 4. Air ketuban keluar sebelum waktunya
6. Persalinan ≥ 4 kali 5. Perdarahan pada hamil muda atau hamil tua
7. Gemeli/ kehamilan ganda 6. Janin dirasakan kurang bergerak dibandingkan sebelumnya
8. Kelainan letak dan posisi janin
9. Kelainan besar janin
10. Riwayat obstetrik jelek (keguguran/ gagal Masalah Lain pada Masa Kehamilan
kehamilan)
11. Komplikasi pada persalinan yang lalu 1. Terasa sakit pada saat kencing atau keluar keputihan atau gatal-gatal di
(Riwayat vakum/forsep, Riwayat daerah kemaluan
2. Sulit tidur dan cemas berlebihan
perdarahan pascapersalinan dan atau
3. Jantung berdebar-debar atau nyeri di dada
transfusi) 4. Diare berulang
12. Riwayat bedah sesar 5. Batuk lama (lebih dari 2 minggu)
13. Hipertensi 6. Demam, menggigil dan berkeringat. Bila di daerah endemis, menunjukkan
14. Kehamilan > 40 minggu adanya gejala penyakit malaria

Sumber:
• Permenkes Nomor 21 Tahun 2021 tentang Jika ditemukan salah satu atau lebih tanda bahaya,
Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Masa Sebelum
Hamil, Masa Hamil, Persalinan dan Masa Sesudah segera bawa ke Rumah Sakit
Melahirkan, Pelayanan Kontrasepsi, dan Pelayanan
Kesehatan Seksual
• Buku KIA Kesehatan Ibu dan Anak Tahun 2022

25
Alur Layanan: Ibu Hamil, Bersalin dan Nifas

Edukasi Gizi Seimbang


1. Menganjurkan untuk mengonsumsi aneka ragam Gizi Ibu hamil
pangan dengan proporsi yang seimbang dalam Ibu hamil membutuhkan zat gizi yang lebih
jumlah yang cukup tidak berlebihan dan banyak dibandingkan dengan keadaan
dilakukan secara teratur. Contoh: Nasi, sayuran, tidak hamil.
buah-buahan, ikan Anjurkan kepada ibu selama masa
kehamilan untuk menambah jumlah dan
2. Menganjurkan untuk membiasakan perilaku jenis makanan yang dimakan,
hidup bersih. Karena seseorang yang menderita mengkonsumsi anekaragam pangan
penyakit infeksi akan mengalami penurunan nafsu secara seimbang dengan jumlah dan
makan sehingga jumlah dan zat gizi yang masuk proporsinya tetap diterapkan.
ke tubuh berkurang. Contoh : 1) selalu mencuci
Gizi Seimbang Ibu Menyusui
tangan dengan sabun dan air bersih mengalir
Anjurkan ibu menyusui untuk
sebelum makan, sebelum memberikan ASI,
mengkonsumsi anekaragam pangan dan
sebelum menyiapkan makanan dan minuman,
seimbang dalam jumlah dan proporsinya.
dan setelah buang air besar dan kecil. 2)
menutup makanan yang disajikan. 3) selalu
menutup mulut dan hidung bila bersin. 4) selalu
menggunakan alas kaki agar terhindar dari
penyakit kecacingan.

3. Melakukan aktivitas fisik. Aktifitas fisik akan


memperlancar sistem metabolisme zat gizi.

4. Memantau berat badan (BB) secara teratur untuk


mempertahankan berat badan normal.

Sumber:
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2014 Tentang
Pedoman Gizi Seimbang

26
Alur Layanan: Ibu Hamil, Bersalin dan Nifas

Kelas Ibu Hamil


Ibu hamil
<20 minggu 20-32 minggu

2 3 4 5
1 Edukasi Sesi Diskusi Pemberian TTD Aktivitas Senam/
• Pemeriksaan kehamilan Ibu hamil akan belajar bersama, (Tablet Tambah Darah) fisik Latihan Fisik
• Persalinan aman ibu dan berdiskusi dan bertukar pengalaman
bayi selamat tentang kesehatan Ibu dan anak (KIA) • Pemberian minimal 90 tablet • Pekerjaan rumah • Latihan fisik untuk kaki
• Pencegahan penyakit dan dengan menggunakan buku KIA • Pemberian TTD1, TTD 2, dan TTD 3 tangga seperti • Latihan fisik dengan posisi
komplikasi • Konsumsi TTD dianjurkan setelah makan menyapu, mengepel, duduk bersila
• Gizi ibu hamil mencuci, berkebun, dll • Latihan fisik untuk pinggang
• Aktivitas fisik ibu hamil • Aktivitas fisik dilakukan 30 (terlentang)
• Perawatan bayi baru lahir menit dengan intensitas • Latihan fisik untuk pinggang
• KB pasca persalinan ringan sampai sedang (merangkak)
• Tanda bahaya pada dan menghindari • Senam dengan satu lutut
kehamilan gerakan yang • Senam dengan kedua lutut
• Perawatan masa nifas membahayakan

• Kelas ibu hamil dilaksanakan minimal 4 kali selama kehamilan, dengan 1 kali
pertemuan ditemani oleh suami atau keluarga. Hentikan aktifitas fisik dan latihan fisik jika:
• Jumlah peserta maksimal 10 orang
• Kelas ibu hamil dapat dilakukan dimana saja seperti di Puskesmas, Puskesmas • Perdarahan dan keluarnya cairan dari jalan lahir • Hipertensi
Pembantu (Pustu), Posyandu di balai desa bahkan di rumah warga • Nyeri perut • Diabetes Melitus dengan pengobatan insulin
• Demam (≥ 380C) • Anemia
• Mual muntah berlebihan • Janin tidak bergerak atau kurang dari biasanya
Sumber : • Sakit kepala, pusing, pandangan gelap, • Bengkak di muka, tangan, dan kaki
KMK Nomor 2015 Tahun 2023 tentang Petunjuk Teknis Integrasi Pelayanan Primer kelelahan • Riwayat keguguran 2 kali atau lebih
Lembar Balik Aktifitas Ibu Hamil • Sesak nafas • Riwayat melahirkan kurang bulan
• Penyakit Jantung • Berat badan menurun
• Berdebar-debar dan nyeri dada

27
Alur Layanan: Ibu Hamil, Bersalin dan Nifas

Gerakan yang Membahayakan

Sumber: Buku KIA Kesehatan Ibu dan Anak Tahun 2022

28
Alur Layanan: Ibu Hamil, Bersalin dan Nifas

Skrining Tuberkulosis Keluarga Posyandu Pustu Puskesmas/FKTP FKTL

Sasaran Skrining: Seluruh Ibu Hamil yang berkunjung untuk ANC Terpadu ke Puskesmas, Pustu dan Posyandu baik sehat maupun sakit

Kunjungan Rumah 1.Edukasi Terdapat


oleh Kader gaya hidup Ya Ya Penyulit/ Ya
Terduga TBC Terduga TBC Terdiagnosis Komplikasi/ Rujuk
Posyandu sehat TBC Tidak dapat ke
1. Edukasi gaya 2.Melakukan ditangani FKTP
FKTL
hidup sehat rekapitulasi
2. Pelacakan Ya Penegakan Diagnosis:
hasil Lakukan
pasien yang kunjungan wawancara gejala Pemeriksaan sampel
tidak kontrol rumah dan dan tanda TBC
Lakukan dahak:
3. Investigasi pencatatan serta Penilaian Klinis
wawancara a.Pemeriksaan TCM, atau
kontak hasil
gejala dan b.Pemeriksaan BTA Rujuk
4. Melakukan kegiatan di
tanda TBC Tidak Mikrokopis dan/Atau Px Balik
pencatatan posyandu Lain yang mendukung
dan pelaporan 3.Melakukan
hasil pelaporan
kunjungan ke Tidak Tidak Tidak
rumah Puskesmas
pembantu
(Pustu)

1.Pemantauan 1.Pemantauan
Ya sampai jadwal Ya sampai jadwal
Ya Termasuk Termasuk
Termasuk ANC berikutnya Kontak Erat ANC berikutnya
Kontak Erat
Kontak Erat 2.Pertimbangkan 2.Pertimbangkan
Pemantauan pemberian TPT pemberian TPT
oleh kader

Tidak Tidak Tidak

Edukasi gaya hidup Tata laksana


Edukasi Gaya Hidup Edukasi sesuai
sehat
Sehat Pencegahan TBC dengan
standar

Sumber :
• Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Tata Laksanana Tuberkulosis Tahun 2020
• KMK Nomor HK.01.07/MENKES/2015/2023 Tentang Petunjuk Teknis Intergrasi Pelayanan Kesehatan Primer, Kemenkes RI Tahun
2023 29
• Panduan PPK tentang Tuberkulosis di halaman 11 (e-book)
Alur Layanan: Ibu Hamil, Bersalin dan Nifas

Edukasi Gaya Hidup Sehat

Sumber : Website: https://p2ptm.kemkes.go.id/

30
Alur Layanan: Ibu Hamil, Bersalin dan Nifas

Investigasi Kontak
Edukasi TBC dan Sasaran Tanda dan Gejala
❑ Edukasi etiket batuk ❑ Kegiatan pelacakan Gejala klinis penyakit TBC
❑ Hindari kontak dekat dan investigasi yang tergantung pada lokasi lesi
yang lama dengan ditujukan pada orang- ❑ Tanda:
Batuk ≥ 2 minggu, batuk
penderita TBC orang yang kontak
berdahak, batuk berdahak
❑ Rumah memiliki sirkulasi dengan pasien TBC dapat bercampur darah,
udara dan untuk menemukan sesak napas, penurunan
pencahayaan yang baik terduga TBC dan dan berat badan, berkeringat di
❑ Penggunakan masker mencegah penularan malam hari
wajah jika bepergian ke TBC ❑ Gejala:
tempat endemik TBC ❑ Sasaran: Malaise, menurunnya nafsu
❑ Kepatuhan minum obat, Orang serumah, teman makan, nyeri dada,
menggigil, sesak napas,
kontrol sekolah, dan
batuk disertai nyeri dada,
berkala/kepatuhan sebagainya demam
berobat dan efek
samping OAT

Sumber : e-book PPK halaman 934

31
Alur Layanan: Ibu Hamil, Bersalin dan Nifas

1 Terduga TBC 2 Kontak Erat Pemberian TPT


Pasien yang terduga TBC Orang/anak yang tinggal • Orang dengan HIV/AIDS (ODHA)
paru adalah seseorang serumah atau sering • Kontak serumah dengan pasien TBC
paru yang terkonfirmasi bakteriologis
yang mempunyai bertemu dengan pasien ▪ Anak usia di bawah 5 tahun
keluhan atau gejala klinis TBC menular ▪ Anak usia 5-14 tahun
mendukung TBC ▪ Remaja dan dewasa (usia di atas
15 tahun)
• Kelompok risiko lainnya dengan HIV
negatif
3 Pasien Terdiagnosis TBC 4 Penyulit ▪ Pasien immunokompremais
Pasien yang tidak Contoh: Kasus kambuh, lainnya (Pasien yang menjalani
memenuhi kriteria imunospresi dan HIV/AIDS pengobatan kanker, pasien yang
terdiagnosis secara nefropati tuberculosis mendapatkan perawatan dialisis,
pasien yang mendapat
bakteriologis tetapi kortikosteroid jangka panjang,
didiagnosis sebagai pasien yang sedang persiapan
pasien TBC aktif oleh transplantasi organ, dll)
dokter, dan diputuskan ▪ Warga Binaan Pemasyarakatan
untuk diberikan (WBP), petugas kesehatan,
sekolah berasrama, barak militer,
pengobatan TBC pengguna narkoba suntik

Sumber : e-book PPK halaman 934


32
Alur Layanan: Ibu Hamil, Bersalin dan Nifas

Penegakan Diagnosis TBC

Penegakan diagnosis TBC berdasarkan: • Diagnosis TB Paru pada orang


dewasa harus ditegakkan terlebih
❑anamnesis; dahulu dengan pemeriksaan

❑pemeriksaan fisik; bakteriologis. Pemeriksaan


bakteriologis yang dimaksud
❑hasil pemeriksaan bakteriologis; adalah pemeriksaan mikroskopis,
tes cepat molekuler TB dan biakan.
❑dan hasil pemeriksaan penunjang. • Pemeriksaan TCM digunakan untuk
penegakan diagnosis TB,
sedangkan pemantauan kemajuan
pengobatan tetap dilakukan
Berdasarkan anamnesis Dengan gejala lain meliputi : dengan pemeriksaan mikroskopis.
Gejala penyakit TB tergantung pada • Tidak dibenarkan mendiagnosis TB
lokasi lesi, sehingga dapat 1. Malaise hanya berdasarkan pemeriksaan
menunjukkan manifestasi klinis 5. Penurunan berat badan foto toraks saja. Foto toraks tidak
sebagai berikut: selalu memberikan gambaran
6. Menurunnya nafsu yang spesifik pada TB paru,
1. Batuk ≥ 2 minggu
2. Batuk berdahak
makan sehingga dapat menyebabkan
7. Menggigil terjadi over diagnosis ataupun
3. Batuk berdahak dapat under diagnosis.
bercampur darah 8. Demam • Tidak dibenarkan mendiagnosis TB
4. Dapat disertai nyeri dada 9. Berkeringat di malam hari dengan pemeriksaan serologis.
5. Sesak napas

33
Alur Layanan: Ibu Hamil, Bersalin dan Nifas

Indikasi Rujuk
Terapi Pencegahan Tuberkulosis (TPT): 1. Pasien TB Paru dewasa dengan hasil pemeriksaan
2. bakteriologis negatif akan dirujuk ke fasilitas kesehatan
• TPT diberikan dalam bentuk obat. Paduan TPT sendiri rujukan untuk dilakukan foto thorax dan assessment klinis
terbagi menjadi 3, yaitu 3HP, 3HR dan 6H yang bisa oleh dokter ahli untuk bisa dinyatakan sebagai pasien
TB terdiagnosis klinis. Pasien yang memenuhi kriteria dan
disesuaikan berdasarkan rekomendasi dokter atau tidak ditemukan adanya penyulit akan dimulai
petugas kesehatan setempat. pengobatan TB di fasilitas kesehatan tingkat pertama.
3. Pasien TB Paru dewasa berusia lanjut (>65 tahun) dirujuk
ke fasilitas rujukan untuk dilakukan assessment terkait
komorbid dan penyulit. Dokter ahli di fasilitas rujukan
akan merujuk balik apabila tidak ditemukan adanya
komorbid atau penyulit yang bisa mempengaruhi
proses pengobatan.
4. Pasien yang sudah menjalani pengobatan teratur yang
memiliki kemungkinan gagal pengobatan, yaitu selama
3 bulan tidak menunjukkan adanya perbaikan klinis,
atau terjadi reverse (hasil pemeriksaan BTA menjadi
positif kembali), atau munculnya efek samping berat.
5. TB dengan komplikasi/keadaan khusus (TB dengan
komorbid) yang tidak terkontrol.
Sumber : e-book PPK halaman 34
6. Pasien TB yang diobati terkonfirmasi TB menjadi
Kepmenkes 755 Tahun 2019 tentang PNPK TBC halaman 101, 120 terkonfirmasi TB resistan harus dirujuk ke Rumah Sakit
Rujukan TB Resistan Obat.

34
Alur Layanan: Ibu Hamil, Bersalin dan Nifas

Edukasi Pencegahan TBC

35
Alur Layanan: Ibu Hamil, Bersalin dan Nifas

Skrining Masalah Kesehatan Jiwa Keluarga Posyandu Pustu Puskesmas/FKTP FKTL

Sasaran Skrining: Seluruh Ibu Hamil


KIE
Risiko
Pencegahan
Memastikan Kesiapan Rendah
NAPZA
Individu
Indikasi
(penjadwalan ulang Risiko
penyalahgunaan
bila perlu) ASSIST
NAPZA Sedang 1. KIE
(>10 th)
Kunjungan Rumah 1.Edukasi
Risiko
2. Konseling
7
3. Rujuk Ke IPWL
oleh Kader Kesehatan Skrining KESWA
Jiwa Tinggi
2.Lakukan Memastikan Kesiapan
1. Edukasi Pencatata Individu
Kesehatan n dan (penjadwalan ulang
Jiwa SDQ SRQ
Pelaporan bila perlu)
2. Sweeping (4-18 th) (>18 th)
Hasil
Terdapat
sasaran yang Kunjungan Penyulit/
belum Rumah Skrining KESWA Ya Komplikasi/ Ya
terskrining Yang Tidak dapat
Potensi ditangani FKTP
3. Penemuan dilaporkan
kasus masalah Masalah
ke Tidak Kesehatan
Kesehatan jiwa Posyandu Jiwa
4. Pemberian KIE dan Pustu SDQ SRQ Tidak
untuk ODGJ (4-18 th) (>18 th) Terdiagnosis
dan
keluarganya
Masalah Tidak Rujuk
Kesehatan Jiwa
ke FKTL
Potensi Ya
Masalah
Edukasi Konseling
Kesehatan Tidak Kesehatan Kesehatan Jiwa
Jiwa Jiwa Stabil dan
Pemeriksaan Terkontrol
Konseling Kesehatan lanjutan dan
Ya Jiwa dan Rujuk ke wawancara Tata laksana
Puskesmas psikiatrik Sesuai dengan Rujuk
Pemantauan multidisiplin standar Balik

Sumber:
• Petunjuk Teknis Pencegahan dan Pengendalian Gangguan Mental Emosional. Kementerian Kesehatan RI: 2021
• Modul Pelatihan Kesehatan Jiwa: Tenaga Kesehatan Terpadu Kesehatan Jiwa. Kementerian Kesehatan RI: 2022
• KMK Nomor HK.01.07/MENKES/2015/2023 Tentang Petunjuk Teknis Intergrasi Pelayanan Kesehatan Primer, Kemenkes RI Tahun 36
2023
Alur Layanan: Ibu Hamil, Bersalin dan Nifas

Edukasi Kesehatan Jiwa

Sumber:
1. Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
2. UPK Kementerian Kesehatan
3. https://diskes.badungkab.go.id/pengumuman/46760-pekan-gerakan-ibu-hamil-sehat

37
Alur Layanan: Ibu Hamil, Bersalin dan Nifas

SDQ (Strength and Difficulties Questionnaire)

Sumber: Buku Petunjuk Teknis Pencegahan dan Pengendalian Gangguan Mental


Emosional (2021), hal 19
38
Alur Layanan: Ibu Hamil, Bersalin dan Nifas

SRQ (Self-Reporting Questionnaire)

Interpretasi Hasil Kuesioner SRQ-20 dan Intervensi

39
Alur Layanan: Ibu Hamil, Bersalin dan Nifas

ASSIST (Alcohol, Smoking, and Substance Involvement Screening Test)

Sumber: Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.01.07/MENKES/2015/2023 Tentang Petunjuk Teknis Integrasi Pelayanan Kesehatan Primer (Halaman 95)

40
Alur Layanan: Ibu Hamil, Bersalin dan Nifas

Skrining Malaria (Daerah Endemis) Keluarga Posyandu Pustu Puskesmas/FKTP FKTL

Sasaran Yang memenuhi Kriteria*

Kunjungan rumah
oleh kader
1. Edukasi Ya Dapat Tidak
Terdiagnosis Rujuk ke
pencegahan Malaria ditangani di
FKTP
FKTL
gigitan Tindak lanjut hasil
nyamuk kunjungan rumah
malaria dan 1. Pencatatan Lakukan kegiatan skrining: Lakukan
pengendalian hasil kunjungan 1. Anamnesis pemeriksaan
vektor malaria rumah 2. Pemeriksaan darah malaria dengan RDT komprehensif Ya
2. Active case 2. Pelaporan hasil Tidak Tata
detection kunjungan laksana di
sasaran rumah ke Pustu FKTL
dengan gejala Bergejala Bergejala Rujuk ke
klinis (demam, dan RDT (-) dan RDT (+) puskesmas Tata laksana
menggigil, dll) sesuai standar
dan ibu hamil
3. Pemantauan Pemantauan oleh obat anti malaria
pasien yang kader Pemeriksaan Pelacakan
tidak ulang setiap 24 penyebab lain dan Rujuk balik
melakukan Pemeriksaan Pelacakan jam selama 72 jam pemberian terapi
follow-up ulang setiap 24 penyebab lain
pengobatan/ jam selama 72 dan pemberian
kontrol jam terapi sesuai
4. Pemantauan etiologi
Pasien yang
tidak patuh Konseling dan edukasi
minum obat Negatif Positif

Anjuran follow up
pengobatan/kontrol
Terbatas pada daerah dengan situasi khusus sesuai Permenkes No. 41 Tahun 2018 tentang Pelaksanaan Deteksi Dini dan
Pemberian Obat Anti Malaria oleh Kader Malaria pada Daerah dengan Situasi Khusus

*Sasaran Skrining Malaria:


1. Ibu hamil yang terintegrasi dengan kunjungan pertama ibu hamil
2. Seluruh balita sakit, pendekatan diagnosis menggunakan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS)
3. Semua pasien dewasa setiap kali kunjungan sakit 41
**Sumber: e-book PPK halaman 75 dan PNPK Malaria
Alur Layanan: Ibu Hamil, Bersalin dan Nifas

Edukasi pencegahan gigitan nyamuk malaria


1) Pemanfaatan hewan ternak seperti sapi, kerbau sebagai umpan untuk mengalihkan gigitan nyamuk
Anopheles dari manusia ke hewan.
2) Pemakaian kelambu anti nyamuk.
3) Pemasangan kawat kasa pada pintu dan jendela.
4) Penggunaan repelan
5) Penggunaan baju dan celana panjang
6) Menghindari aktivitas di luar rumah pada malam hari

Edukasi Pengendalian Vektor Malaria


1) Pengendalian jentik nyamuk Anopheles
2) Penggunaan ikan pemakan jentik nyamuk
3) Penggunaan bahan anti jentik (larvasida)
4) Pengendalian nyamuk anopheles dewasa

Sumber : e-book PPK halaman 934 42


Alur Layanan: Ibu Hamil, Bersalin dan Nifas

Komplikasi Malaria
1) Malaria serebral
2) Anemia berat
3) Gagal ginjal akut
4) Edema paru atau ARDS (Acute Respiratory Distress Syndrome)
5) Hipoglikemia
6) Gagal sirkulasi atau syok
7) Perdarahan spontan dari hidung, gusi, alat pencernaan dan atau disertai kelainan laboratorik
adanya gangguan koagulasi intravaskular.
8) Kejang berulang > 2 kali per 24 jam pendidngan pada hipertermia.
9) Asidemia (pH darah <7.25)atau asidosis (biknat plasma < 15 mmol/L).
10)Makroskopik hemoglobinuria karena infeksi malaria akut.

Malaria Berat
Manifestasi malaria berat dapat disertai berupa penurunan kesadaran, demam tinggi, ikterik,
oliguria, urin berwarna coklat kehitaman (black water fever), kejang dan sangat lemah
(prostration).

Sumber : e-book PPK halaman 934 43


Alur Layanan: Ibu Hamil, Bersalin dan Nifas

Konseling dan Edukasi


1) Pada kasus malaria berat disampaikan kepada keluarga mengenai prognosis penyakitnya.
2) Pencegahan malaria dapat dilakukan dengan :
a. Menghindari gigitan nyamuk dengan kelambu atau repellen
b. Menghindari aktivitas di luar rumah pada malam hari
c. Mengobati pasien hingga sembuh misalnya dengan pengawasan minum obat

Sumber : e-book PPK halaman 934 44


Alur Layanan: Ibu Hamil, Bersalin dan Nifas

Pemeriksaan Komprehensif
Subjektif: Pemeriksaan Penunjang
Objektif: Diagnostik:
• Trias Malaria: panas – menggigil – •Pemeriksaan Fisik
• Rapid Diagnostic Test untuk malaria (RDT).
a. Tanda Patognomonis
berkeringat 1) Pada periode demam: • Pemeriksaan hapusan darah tebal dan
tipis ditemukan parasit Plasmodium.
• Keluhan lain: sakit kepala, nyeri a) Kulit terlihat memerah, teraba
otot dan persendian, nafsu makan panas, suhu tubuh meningkat
dapat sampai di atas 400C dan Klasifikasi
menurun, sakit perut, mual muntah, kulit kering.
a. Malaria falsiparum, ditemukan
dan diare. b) Pasien dapat juga terlihat pucat.
Plasmodium falsiparum.
c) Nadi teraba cepat
• Identifikasi Riwayat: d) Pernapasan cepat (takipneu)
b. Malaria vivaks ditemukan Plasmodium
vivax.
• Riwayat menderita malaria 2) Pada periode dingin dan berkeringat: c. Malaria ovale, ditemukan Plasmodium
a) Kulit teraba dingin dan berkeringat.
sebelumnya. b) Nadi teraba cepat dan lemah.
ovale.
d. Malaria malariae, ditemukan Plasmodium
• Riwayat mendapat transfusi c) Pada kondisi tertentu bisa malariae.
darah. ditemukan penurunan kesadaran. e. Malaria knowlesi, ditemukan Plasmodium
b. Kepala : Konjungtiva anemis, sklera knowlesi.
• Riwayat minum obat malaria satu ikterik, bibir sianosis, dan pada malaria
bulan terakhir. serebral dapat ditemukan kaku kuduk.
c. Toraks : Terlihat pernapasan cepat. Diagnosis Banding
d. Abdomen : Teraba pembesaran hepar
dan limpa, dapat juga ditemukan asites.
e. Ginjal : bisa ditemukan urin berwarna
a. Demam Dengue
coklat kehitaman, oligouri atau anuria. b. Demam Tifoid
f. Ekstermitas : akral teraba dingin c. Leptospirosis
merupakan tanda-tanda menuju syok.
d. Infeksi virus akut lainnya

Sumber : e-book PPK PPK halaman 934


45
Alur Layanan: Ibu Hamil, Bersalin dan Nifas

Skrining Kesehatan Gigi dan Mulut Keluarga Posyandu Pustu Puskesmas/FKTP FKTL

Sasaran: Semua ibu hamil dilakukan minimal 1x pada trimester ke-1 (K1)

Kunjungan
rumah
oleh kader
Tindak lanjut hasil
1.Edukasi terkait
kunjungan rumah
risiko
1. Pencatatan
kesehatan gigi
hasil kunjungan
&
rumah
pemeliharaan
2. Pelaporan hasil
kesehatan gigi
kunjungan
2.Sweeping
rumah ke Pustu
sasaran yang
belum
terskrining Lakukan kegiatan skrining:
1. Pemeriksaan gigi dan mulut
2. Pencatatan kondisi gigi dan mulut Ditemukan Ya
3. Edukasi perawatan gigi komplikasi/kondisi di Rujuk ke
luar kewenangan FKTL

Lakukan
keluhan atau kondisi yang pemeriksaan
memerlukan pemeriksaan dan komprehensif
Tidak
penanganan lebih lanjut Tata
laksana di
FKTL
Rujuk ke
Tata laksana sesuai
puskesmas
standar

Anjuran kontrol

Sumber:
• Permenkes Nomor 89 Tahun 2015 tentang Upaya Kesehatan Gigi
• Kepmenkes RI Nomor HK.01.07/MENKES/2015/2023 tentang Petunjuk Teknis Integrasi Pelayanan 46
Kesehatan Primer
Alur Layanan: Ibu Hamil, Bersalin dan Nifas

Edukasi Kesehatan Gigi dan Mulut pada Ibu Hamil

Trimester I Trimester II Trimester III


(masa kehamilan 0 – 3 bulan) (masa kehamilan 4 – 6 bulan) (masa kehamilan 7 – 9 bulan)

Pada saat ini ibu hamil biasanya Pada masa ini, ibu hamil kadang- Benjolan pada gusi antara 2 gigi
merasa lesu, mual sampai muntah kadang masih merasakan hal yang (Epulis Gravidarum) mencapai
yang menyebabkan terjadinya sama seperti pada trimester I puncaknya pada bulan ke-7/8 &
peningkatan suasana asam dalam kehamilan. akan hilang dengan sendirinya
mulut. Selain itu, pada masa ini biasanya setelah melahirkan.
Adanya peningkatan plak karena merupakan saat terjadinya Setelah persalinan hendaknya ibu
malas memelihara kebersihan, akan perubahan hormonal dan faktor tetap memelihara dan
mempercepat terjadinya kerusakan lokal (plak) dapat menimbulkan memperhatikan kesehatan rongga
gigi. kelainan dalam rongga mulut, mulut, baik untuk ibunya sendiri
Beberapa cara pencegahannya: antara lain: maupun bayinya.

• Peradangan pada gusi, warnanya kemerah-


merahan dan mudah berdarah terutama
pada waktu menyikat gigi. Bila timbul
pembengkakan maka dapat disertai
dengan rasa sakit. Jika terjadi hal-hal yang tidak biasa
• Timbulnya benjolan pada gusi antara 2 gigi dalam rongga mulut, hubungilah
yang disebut Epulis Gravidarum, Benjolan ini
tenaga kesehatan
dapat membesar hingga menutupi gigi. Bila
terjadi hal-hal seperti diatas sebaiknya
segera menghubungi tenaga Kesehatan
untuk mendapat perawatan lebih lanjut.

Sumber:
1. Permenkes Nomor 89 Tahun 2015 tentang Upaya Kesehatan Gigi
2. KMK Nomor HK.01.07/MENKES/2015/2023 Tentang Petunjuk Teknis Intergrasi Pelayanan Kesehatan Primer, Kemenkes RI Tahun 2023

47
Alur Layanan: Ibu Hamil, Bersalin dan Nifas

Pemeriksaan Gigi dan Mulut pada Ibu Hamil

48
Alur Layanan: Ibu Hamil, Bersalin dan Nifas

Skrining Anemia Keluarga Posyandu Pustu Puskesmas/FKTP FKTL

Sasaran: Semua ibu hamil dilakukan pada trimester 1 dan trimester 3

Kunjungan Rumah Lakukan Lakukan Lakukan skrining


Lakukan
awal oleh Kader Pencatatan pemeriksaan kepada seluruh
anamnesis dan Pemeriksaan
Posyandu dan tanda dan ibu hamil pada Hemoglobin
pemeriksaan
Pelaporan gejala trimester 1 & 3
fisik
Hasil anemia
1. Edukasi terkait Kunjungan
gejala dan Rumah Hasil Pemeriksaan
tanda anemia Hb
2. Skrining tanda
dan gejala
anemia
Tidak Anemia Anemia
(11 gr/dl)
Kunjungan Rumah
oleh Kader
Posyandu hasil
pendataan
Ringan Sedang Berat
• Edukasi Rutin Konsumsi (10.0-10.9 gr/dl) (7-9.9 gr/dl) (< 7 gr/dl)
Sweeping ibu hamil Tablet Tambah Darah
yang belum (TTD) selama 90 hari
dilakukan skrining • Penerapan pola makan
sesuai gizi seimbang Tata laksana
• Perilaku hidup sehat di FKTP Rujuk ke
FKTL

Periksa ulang setelah 2-4 Bila tidak membaik


minggu terapi TTD

Sumber:
• Panduan PPK bagi Dokter di FKTP
• Permenkes Nomor 21 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Masa Sebelum Hamil, Masa Hamil, Persalinan


dan Masa Sesudah Melahirkan, Pelayanan Kontrasepsi, dan Pelayanan Kesehatan Seksual
Kepmenkes RI Nomor HK.01.07/MENKES/2015/2023 tentang Petunjuk Teknis Integrasi Pelayanan Kesehatan Primer
49
Alur Layanan: Ibu Hamil, Bersalin dan Nifas

Skrining Anemia
Tanda dan • Keluhan 5L (Lesu, Letih, Lemah, Lelah, Lalai) Penatalaksanaan di FKTP
Gejala Anemia
• Mudah mengantuk 1. Lakukan penilaian pertumbuhan dan kesejahteraan janin dengan
memantau pertambahan ukuran janin
• Sulit konsentrasi
2. Bila pemeriksaan apusan darah tepi tidak tersedia, berikan tablet tambah
• Sering pusing, mata berkunang-kunang darah yang berisi 60 mg besi elemental dan 250 μg asam folat.Pada ibu
hamil dengan anemia, tablet besi diberikan 3 kali sehari.
• sakit kepala, baik dalam beberapa hari maupun lebih lama dari
itu 3. Bila tersedia fasilitas pemeriksaan penunjang, tentukan penyebab anemia
berdasarkan hasil pemeriksaan darah perifer lengkap dan apus darah tepi.
• Riwayat Talasemia pada Keluarga
4. Bila tidak tersedia, pasien bisa di rujuk ke pelayanan sekunder untuk
• Tanyakan yang relevan dengan anemia misal gaya hidup terkait penentuan jenis anemia dan pengobatan awal.
konsumsi sayur, buah, protein hewani dan tablet tambah darah
khususnya remaja putri (juga riwayat menstruasi), kebersihan diri,
dan terkait penyakit yang sedang diderita.
Jenis Sediaan Dosis Kandungan Besi Elemental
Sediaan
Pemeriksaan Fisik • Konjungtiva Pucat
Sulfas ferosus 325 65
• Telapak Tangan, wajah, bibir, kulit, kuku Pucat Fero fumarat 325 107
Fero glukonat 325 39
Besi polisakarida 150 150

Pemeriksaan • Pemeriksaan kadar hemoglobin dengan PoCT Hb meter (dengan


Penunjang strip atau mikrokuvet) atau hematology analyzer di Puskesmas. • Prinsip konseling pada anemia adalah memberikan pengertian
Pemeriksaan di Pustu menggunakan alat PoCT Hb meter kepada pasien dan keluarganya tentangperjalanan penyakit dan
tata laksananya, sehingga meningkatkan kesadaran dan
kepatuhan dalam berobat serta meningkatkan kualitas hidup
Sumber: pasien untuk mencegah terjadinya anemia.
Kepmenkes RI Nomor HK.01.07/MENKES/2015/2023 tentang Petunjuk Teknis Integrasi Pelayanan Kesehatan Primer
• Edukasi asupan gizi seimbang

• Follow up dalam 2-4 minggu (klinis dan pemeriksaan Hb)

• Bila tidak membaik dalam waktu 4 minggu, atau status anemia dan
klinis menjadi berat disertai penyebab selain Anemia Defisiensi Besi
(ADB) rujuk ke FKTL

50
Alur Layanan: Ibu Hamil, Bersalin dan Nifas

Edukasi Gizi Seimbang


1. Menganjurkan untuk mengonsumsi aneka ragam Gizi Ibu hamil
pangan dengan proporsi yang seimbang dalam Ibu hamil membutuhkan zat gizi yang lebih
jumlah yang cukup tidak berlebihan dan banyak dibandingkan dengan keadaan
dilakukan secara teratur. Contoh: Nasi, sayuran, tidak hamil.
buah-buahan, ikan Anjurkan kepada ibu selama masa
kehamilan untuk menambah jumlah dan
2. Menganjurkan untuk membiasakan perilaku jenis makanan yang dimakan,
hidup bersih. Karena seseorang yang menderita mengkonsumsi anekaragam pangan
penyakit infeksi akan mengalami penurunan nafsu secara seimbang dengan jumlah dan
makan sehingga jumlah dan zat gizi yang masuk proporsinya tetap diterapkan.
ke tubuh berkurang. Contoh : 1) selalu mencuci
Gizi Seimbang Ibu Menyusui
tangan dengan sabun dan air bersih mengalir
Anjurkan ibu menyusui untuk
sebelum makan, sebelum memberikan ASI,
mengkonsumsi anekaragam pangan dan
sebelum menyiapkan makanan dan minuman,
seimbang dalam jumlah dan proporsinya.
dan setelah buang air besar dan kecil. 2)
menutup makanan yang disajikan. 3) selalu
menutup mulut dan hidung bila bersin. 4) selalu
menggunakan alas kaki agar terhindar dari
penyakit kecacingan.

3. Melakukan aktivitas fisik. Aktifitas fisik akan


memperlancar sistem metabolisme zat gizi.

4. Memantau berat badan (BB) secara teratur untuk


mempertahankan berat badan normal.

Sumber:
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2014 Tentang
Pedoman Gizi Seimbang

51
Alur Layanan: Ibu Hamil, Bersalin dan Nifas

Edukasi Gaya Hidup Sehat

Sumber : Website: https://p2ptm.kemkes.go.id/

52
Alur Layanan: Ibu Hamil, Bersalin dan Nifas

Skrining Triple Eliminasi (HIV, Sifilis dan Hepatitis B) Keluarga Posyandu Pustu Puskesmas/FKTP FKTL

Generik Pelayanan ANC Trimester 1 di Pustu Generik Pelayanan ANC Trimester 1 di Puskesmas

1. Layanan ANC Terpadu K2, K3, K4 dan K6 untuk 1. Layanan ANC terpadu K1 dan K5 dengan
bumil normal permeriksaan USG serta layananANC terpadu
• Layanan ANC sesuai standar 10T K2, K3, K4 dan K6
• Edukasi: gizi seimbang • Layanan ANC sesuai standar 10T
• Edukasi dan observasi tanda bahaya • Pemeriksaan USG oleh dokter (K1 dan K5)
2. Pelayanan Kesehatan lainnya (skrining • Edukasi: gizi seimbang
kesehatan lain seperti: skrining pre-eklampsia, • Edukasi dan observasi tanda bahaya
TBC, HIV, sifilis dan hepatitis B) 2. Pelayanan Kesehatan lainnya (skrining
kesehatan lain seperti: skrining pre-
eklampsia, TBC, HIV, sifilis dan hepatitis B)
Rujukan Ke
FKRTL

Wawancara (anamnesis) Rujuk Ke Wawancara (anamnesis)


terkait faktor risiko Puskesmas terkait faktor risiko

Pemeriksaan Rapid Pemeriksaan Rapid


Diagnostic Test (RDT) Diagnostic Test (RDT)

Tidak
Negatif Positif Negatif Positif

•Pertahankan kondisi
•Pertahankan kondisi
•Konseling dan edukasi
•Konseling dan edukasi
•Ulangi RDT minimal 3 bulan Apakah dapar
•Ulangi RDT minimal 3 bulan
(bumil dan pasangannya) ditangani di
(bumil dan pasangannya)
FKTP?

Ya
Berikan tata laksana Rujuk Balik
sesuai standar Ke FKTP

*Sumber:
1. Panduan PPK tentang Kehamilan Normal di halaman 1006 (e-book)
2. KMK Nomor HK.01.07/MENKES/2015/2023 Tentang Petunjuk Teknis Intergrasi Pelayanan Kesehatan Primer,
Kemenkes RI Tahun 2023 53
Alur Layanan: Ibu Hamil, Bersalin dan Nifas

Layanan ANC 10 T

Sumber :
• Permenkes Nomor 21 Tahun 2021 tentang Pelayanan Kesehatan Masa Sebelum Hamil, Masa Hamil, Persalinan dan Masa Sesudah Melahirkan, Penyelenggaraan Pelayanan Kontrasepsi, serta Pelayanan Kesehatan Seksual
• Kepmenkes RI Nomor HK.01.07/MENKES/2015/2023 tentang Petunjuk Teknis Integrasi Pelayanan Kesehatan Primer
• Sesuai panduan PPK tentang Kehamilan Normal di halaman 1006 (e-book)

54
Alur Layanan: Ibu Hamil, Bersalin dan Nifas

Tanda Bahaya dan Faktor Risiko pada Ibu Hamil

14 Faktor Risiko pada Ibu Hamil Tanda Bahaya pada Kehamilan


1. Usia Ibu ≤ 16 tahun 1. Demam tinggi (≥ 380C)
2. Usia Ibu ≥ 35 tahun 2. Sakit kepala, dan/ pandangan kabur dan/ kejang disertai atau tanpa
3. Anak terkecil ≤ 2 tahun bengkak pada kaki, tangan dan wajah
4. Hamil pertama ≥ 4 tahun 3. Nyeri ulu hati dan atau mual muntah, tidak mau makan
5. Interval kehamilan >10 tahun 4. Air ketuban keluar sebelum waktunya
6. Persalinan ≥ 4 kali 5. Perdarahan pada hamil muda atau hamil tua
7. Gemeli/ kehamilan ganda 6. Janin dirasakan kurang bergerak dibandingkan sebelumnya
8. Kelainan letak dan posisi janin
9. Kelainan besar janin
10. Riwayat obstetrik jelek (keguguran/ gagal Masalah Lain pada Masa Kehamilan
kehamilan)
11. Komplikasi pada persalinan yang lalu 1. Terasa sakit pada saat kencing atau keluar keputihan atau gatal-gatal di
(Riwayat vakum/forsep, Riwayat daerah kemaluan
2. Sulit tidur dan cemas berlebihan
perdarahan pascapersalinan dan atau
3. Jantung berdebar-debar atau nyeri di dada
transfusi) 4. Diare berulang
12. Riwayat bedah sesar 5. Batuk lama (lebih dari 2 minggu)
13. Hipertensi 6. Demam, menggigil dan berkeringat. Bila di daerah endemis, menunjukkan
14. Kehamilan > 40 minggu adanya gejala penyakit malaria

Sumber:
• Permenkes Nomor 21 Tahun 2021 tentang Jika ditemukan salah satu atau lebih tanda bahaya,
Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Masa Sebelum
Hamil, Masa Hamil, Persalinan dan Masa Sesudah segera bawa ke Rumah Sakit
Melahirkan, Pelayanan Kontrasepsi, dan Pelayanan
Kesehatan Seksual
• Buku KIA Kesehatan Ibu dan Anak Tahun 2022

55
Alur Layanan: Ibu Hamil, Bersalin dan Nifas

Edukasi Gizi Seimbang


1. Menganjurkan untuk mengonsumsi aneka ragam Gizi Ibu hamil
pangan dengan proporsi yang seimbang dalam Ibu hamil membutuhkan zat gizi yang lebih
jumlah yang cukup tidak berlebihan dan banyak dibandingkan dengan keadaan
dilakukan secara teratur. Contoh: Nasi, sayuran, tidak hamil.
buah-buahan, ikan Anjurkan kepada ibu selama masa
kehamilan untuk menambah jumlah dan
2. Menganjurkan untuk membiasakan perilaku jenis makanan yang dimakan,
hidup bersih. Karena seseorang yang menderita mengkonsumsi anekaragam pangan
penyakit infeksi akan mengalami penurunan nafsu secara seimbang dengan jumlah dan
makan sehingga jumlah dan zat gizi yang masuk proporsinya tetap diterapkan.
ke tubuh berkurang. Contoh : 1) selalu mencuci
Gizi Seimbang Ibu Menyusui
tangan dengan sabun dan air bersih mengalir
Anjurkan ibu menyusui untuk
sebelum makan, sebelum memberikan ASI,
mengkonsumsi anekaragam pangan dan
sebelum menyiapkan makanan dan minuman,
seimbang dalam jumlah dan proporsinya.
dan setelah buang air besar dan kecil. 2)
menutup makanan yang disajikan. 3) selalu
menutup mulut dan hidung bila bersin. 4) selalu
menggunakan alas kaki agar terhindar dari
penyakit kecacingan.

3. Melakukan aktivitas fisik. Aktifitas fisik akan


memperlancar sistem metabolisme zat gizi.

4. Memantau berat badan (BB) secara teratur untuk


mempertahankan berat badan normal.

Sumber:
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2014 Tentang
Pedoman Gizi Seimbang

56
Alur Layanan: Ibu Hamil, Bersalin dan Nifas

Konseling dan Edukasi


Upaya pencegahan penularan penyakit menular langsung
HIV, sifilis dan hepatitis B dari ibu ke anak dilaksanakan
melalui:
A. Promosi Kesehatan reproduksi sehat, perencanaan
keluarga sehat, perencanaan kehamilan dan
perencanaan masa depan keluarga sehat.
B. Melakukan deteksi dini HIV, sifilis dan Hepatitis B pada
perempuan usia subur serta penanganan dini yang tepat
dan tuntas bagi perempuan HIV, sifilis dan hepatitis B
C. Layanan antenatal terpadu berkualitas bagi setiap bumil
dengan melakukan deteksi dini dan penanganan dini
yang tepat serta kontak tracing pasangan seksual
D. Memastikan tidak ada penularan HIV, sifilis, atau hepatitis
B dari ibu ke anak
E. Dukungan bagi setiap orang dan keluarga terdampak
HIV, sifilis dan hepatitis B baik sebagai upaya Kesehatan
perorangan maupun masyarakat
Sumber :
1. Pedoman Program Pencegahan Penularan HIV, Sifilis, Hepatitis B dari Ibu ke Anak.
Kementerian Kesehatan RI. 2019
2. https://covid19.go.id/storage/app/media/Materi%20Edukasi/2020/Juli/program-
pencegahan-penularan-hiv-sifilis-dan-hepatitis-b-dari-ibu-ke-anak-ppia-dalam-era-pandemi-
covid-19.jpeg
57
Alur Layanan: Ibu Hamil, Bersalin dan Nifas

Skrining Pre-eklampsia Keluarga Posyandu Pustu Puskesmas/FKTP FKTL

*Sumber:
1. Panduan PPK tentang Kehamilan Normal di halaman 1006 (e-book)
2. KMK Nomor HK.01.07/MENKES/2015/2023 Tentang Petunjuk Teknis Intergrasi Pelayanan Kesehatan Primer,
Kemenkes RI Tahun 2023 58
Alur Layanan: Ibu Hamil, Bersalin dan Nifas

Pelayanan Persalinan Keluarga Posyandu Pustu Puskesmas/FKTP FKTL

Apakah Ya
ditemukan Rujuk segera ke
risiko tinggi? FKTL
untuk Tata
Tidak laksana
persalinan risiko

Apakah
Ya Apakah
ditemukan Apakah ditemukan Tidak
kondisi ditemukan
Gejala/Tanda
tanda inpartu?
Tersebut? bahaya Persalinan:
?

Ibu hamil perlu


Pemeriksaan di
mengunjungi
Fasyankes
Puskesmas
Ya Ya Tidak
Perhatikan kondisi berikut ini: 1. Cek Kondisi ibu dan
janin Cek Usia Kehamilan : Cek Usia Kehamilan :
• Umur kehamilah telah sesuai
tanggal taksiran persalinan 2. Kehamilan risiko
tinggi/ memiliki
• Ibu hamil mengalami tanda komorbid yang
awal persalinan tidak stabil
(TD>140mmHg; Postterm (> 42 minggu) / Preterm (< 37 minggu) / Postterm
Aterm (37-42 minggu) Aterm ( 37- 42 minggu)
• Ibu hamil mengalami salah Hb<11; proteinuria) (>42 minggu)
Preterm (< 37 minggu) *
satu dari gejala berikut:
Tidak 3. Tanda bahaya
• Sakit kepala yang tidak Persalinan
biasa Persiapan persalinan pervaginam
• Terjadi gangguan • Observasi kemajuan persalinan • Observasi (Rawat Jalan)
penglihatan • Lakukan pemeriksaan umum • Edukasi tanda awal
• Bengkak di wajah/tangan • Pantau kala I persalinan dan Gejala/
• Demam • Catat hasil pemantauan di Tanda bahaya Persalinan
• Gerak janin tidak biasa / partograf
berkurang (<10 Gerakan
dalam 2 jam) Rujuk segera ke
Puskesmas/FKTP
Persiapan mampu PONED
Pantau persalinan atau FKTL
kehamilan dan untuk Tata laksana
Kesehatan ibu gawat darurat*

Sumber:
• Permenkes Nomor 21 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Masa Sebelum Hamil, Masa Hamil, Persalinan
dan Masa Sesudah Melahirkan, Pelayanan Kontrasepsi, dan Pelayanan Kesehatan Seksual
• Buku KIA Kesehatan Ibu dan Anak Tahun 2022 59
• ACOG. 2013. Definiton of Term Pregnancy
Alur Layanan: Ibu Hamil, Bersalin dan Nifas

Tanda Awal Persalinan

• Perut mulas-mulas teratur yang


semakin sering dan semakin lama
(his yang adekuat)
• Keluar lendir bercampur darah
/pecah cairan ketuban

Jika muncul salah satu tanda di


atas, segera bawa ibu hamil ke
fasilitas kesehatan

Sumber:
• Permenkes Nomor 21 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Masa
Sebelum Hamil, Masa Hamil, Persalinan dan Masa Sesudah Melahirkan, Pelayanan
Kontrasepsi, dan Pelayanan Kesehatan Seksual
• Buku KIA Kesehatan Ibu dan Anak Tahun 2022
• ACOG. 2013. Definiton of Term Pregnancy

60
Alur Layanan: Ibu Hamil, Bersalin dan Nifas

Cek Kondisi Ibu dan Janin


Grafik ini diisi oleh
Bidan/Dokter di Puskesmas
untuk mengevaluasi pada
fase kehamilan, yang terdiri
dari:

A. Kondisi Janin
- Denyut Jantung Janin (DJJ )
- Gerakan bayi

B. Kondisi Ibu
- Usia gestasi/kehamilan
- Tinggi Fundus Uteri (TFU)
- Tekanan darah
- Frekuensi nadi
- Hasil pemeriksaan
laboratorium (Urin protein,
urin reduksi, hemoglobin)
- Pemberian Tablet Tambah
Darah (TTD)
Sumber: Buku KIA Kesehatan Ibu dan Anak Tahun 2022
61
Alur Layanan: Ibu Hamil, Bersalin dan Nifas

Tanda Inpartu Tanda Bahaya Persalinan

• Rasa sakit, karena his yang lebih kuat,


sering, dan teratur
• Keluar lendir bercampur darah
(Bloody show)
• Terkadang ketuban pecah dengan
sendirinya
• Pada pemeriksaan dalam, serviks
mendatar dan pembukaan telah ada

Sumber:
• Permenkes Nomor 21 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Masa Sebelum Hamil,
Masa Hamil, Persalinan dan Masa Sesudah Melahirkan, Pelayanan Kontrasepsi, dan Pelayanan Kesehatan
Seksual
• Buku KIA Kesehatan Ibu dan Anak Tahun 2022 62
• ACOG. 2013. Definiton of Term Pregnancy
Alur Layanan: Ibu Hamil, Bersalin dan Nifas

Pemantauan kondisi Ibu dan Janin selama Persalinan


Catat dan Nilai Sesuai Partograf :
1. Informasi Ibu: nama, riwayat
kehamilan, riwayat persalinan,
nomor registrasi, tanggal dan
waktu kedatangan.
2. Tanda-tanda vital ibu
(frekuensi nadi, tekanan
darah, suhu dan pengeluaran
urin)
3. Janin: Denyut Jantung Janin
(DJJ), kondisi air ketuban
(keutuhan, warna dan jumlah)
dan penyusupan kepala janin.
4. Kemajuan persalinan :
Kontraksi uterus, pembukaan
serviks, penurunan bagian
terbawah janin.
5. Obat-obatan yang diberikan
saat proses persalinan

Sumber: Buku Ajar Asuhan Kebidanan pada Persalinan, Tahun 2019


63
Alur Layanan: Ibu Hamil, Bersalin dan Nifas

Persiapan Persalinan
• Persalinan dilakukan oleh tim paling sedikit 1 (satu) orang tenaga medis dan 2
(dua) orang tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi dan kewenangan.
Tim terdiri dari: a. dokter, bidan dan perawat; atau b. dokter dan 2 (dua)
bidan.
• Dalam hal terdapat keterbatasan akses persalinan di FKTP, persalinan tanpa
komplikasi dapat dilakukan oleh tim paling sedikit 2 (dua) orang tenaga
kesehatan.
• Pastikan kelengkapan peralatan, bahan dan obat-obatan esensial
- Partus set
- penghisap lendir steril siap dalam wadahnya (jika diperlukan)
- Semua pakaian, handuk, selimut dan kain untuk bayi dalam kondisi bersih
dan hangat
- Timbangan, pita ukur, stetoskop bayi, dan termometer dalam kondisi baik
dan bersih
- Patahkan oksitosin 10 unit dan tempatkan spuit steril sekali pakai di dalam
partus set/ wadah desinfeksi tingkat tinggi (DTT)
- Untuk resusitasi: tempat datar, rata, bersih, kering dan hangat, 3 handuk atau
kain bersih dan kering, alat penghisap lendir, lampus sorot 60 watt dengan
jarak 60 cm di atas bayi.
• Persiapan bila terjadi kegawatdaruratan pada ibu: cairan kristaloid, set infus.
Sumber:
• Permenkes Nomor 21 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Masa Sebelum Hamil, Masa Hamil, Persalinan dan Masa Sesudah
Melahirkan, Pelayanan Kontrasepsi, dan Pelayanan Kesehatan Seksual
• Buku KIA Kesehatan Ibu dan Anak Tahun 2022
• ACOG. 2013. Definiton of Term Pregnancy

64
Alur Layanan: Ibu Hamil, Bersalin dan Nifas

Persalinan di Puskesmas Keluarga Posyandu Pustu Puskesmas/FKTP FKTL

Cek kondisi Ya Apakah Ya Lakukan


Pimpin Apakah Cek resusitasi
pembukaan Lengkap Bayi Asfiksia
persalinan Bayi lahir APGAR Skor Neonatal
jalan lahir

Persiapan
persalinan
Ya
Bayi Bayi tidak
Tidak Membaik membaik
Persalinan
Tidak
Tidak Lengkap
Lama/Macet
Apakah
dapat Apakah
ditangani Bayi lahir
?
Pantau tanda gawat janin
Lakukan
Motivasi pasien dalam
proses persalinan dan Tindakan
informasikan rencana Tidak •Perawatan bayi baru lahir
persalinan sesuai dengan •Pemberian Vit K dan HB 0
perkembangan pasien
•Inisiasi menyusui dini
Pantau Tentukan sebab Edukasi
persalinan lama/macet •Edukasi Pasca persalinan dan
(3P: tanda bahaya pasca
Power/passenger/passage) persalinan
•Tanda syok: lemah, pucat,
Sesuaikan tatalaksana
akral dingin, HR>100x/menit;
persalinan lama dengan Sistol<60mmHg; Hb<8 gr%
penyebab dan situasi
•Perdarahan (pembalut basah
dalam waktu < 5 menit)
Beri injeksi antibiotik pada
kondisi tertentu

Catat analisis dan tindakan Rujuk segera ke Puskesmas/FKTP


dalam rekam medis lainnya yang mampu PONED/FKTL
untuk Tata laksana gawat darurat

Sumber:
• Permenkes Nomor 21 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Masa Sebelum Hamil, Masa
Hamil, Persalinan dan Masa Sesudah Melahirkan, Pelayanan Kontrasepsi, dan Pelayanan Kesehatan Seksual
• Buku KIA Kesehatan Ibu dan Anak Tahun 2022 65
• ACOG. 2013. Definiton of Term Pregnancy
Alur Layanan: Ibu Hamil, Bersalin dan Nifas

Tanda Gawat Janin

• Gerakan janin yang tidak


biasa atau cenderung tidak
bergerak
• Frekuensi denyut jantung
janin kurang dari 120x/menit
atau lebih dari 160x/ menit

Sumber:
• Permenkes Nomor 21 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Masa Sebelum Hamil, Masa Hamil, Persalinan dan
Masa Sesudah Melahirkan, Pelayanan Kontrasepsi, dan Pelayanan Kesehatan Seksual
• Buku KIA Kesehatan Ibu dan Anak Tahun 2022
• ACOG. 2013. Definiton of Term Pregnancy

66
Alur Layanan: Ibu Hamil, Bersalin dan Nifas

Sebab persalinan lama/macet Kondisi yang


(3P: Power/passenger/passage) membutuhkan antibiotik

a. Power: Berikan antibiotik


His tidak adekuat (his dengan frekuensi
(kombinasi ampicilin 2 g IV tiap 6 jam dan
<3x/10 menit dan durasi setiap kontraksinya
gentamisin 5mg/kgBB tiap 24 jam), jika
<40 detik)
b. Passenger: ditemukan:
malpresentasi, malposisi, janin besar 1) Tanda-tanda infeksi (demam, cairan per
c. Passage: vaginam berbau)
panggul sempit, kelainan serviks atau
2) Atau ketuban pecah lebih dari 18 jam
vagina, tumor jalan lahir
d. Gabungan: dari faktor-faktor di atas 3) Usia kehamilan 37 minggu

Sumber:
Permenkes Nomor 21 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Masa
Sebelum Hamil, Masa Hamil, Persalinan dan Masa Sesudah Melahirkan, Pelayanan Kontrasepsi,
dan Pelayanan Kesehatan Seksual

67
Alur Layanan: Ibu Hamil, Bersalin dan Nifas

Pimpin Persalinan Memperhatikan


Tata laksana Persalinan Lama
Fase Persalinan
Pada persalinan normal, terdapat Tata laksana sesuai penyebab dan situasi :
beberapa fase: 1) Lakukan Augmentasi persalinan
dengan oksitosin dan atau amniotomi
❖ Kala I dibagi menjadi 2: bila terdapat gangguan power.
❑ Fase laten: pembukaan serviks 1 Pastikan tidak ada gangguan
hingga 3 cm, sekitar 8 jam. passenger atau passage.
❑ Fase aktif: pembukaan serviks 4 2) Lakukan tindakan operatif (forsep,
hingga lengkap (10 cm), sekitar 6 vakum, atau seksio sesarea) untuk
jam. gangguan passenger dan atau
passage, serta untuk gangguan power
❖ Kala II: pembukaan lengkap sampai yang tidak dapat diatasi dengan
bayi lahir, 1 jam pada primigravida, 2 augmentasi persalinan.
jam pada multigravida. 3) Jika ditemukan obstruksi atau CPD,
❖ Kala III: segera setelah bayi lahir tata laksana adalah seksio cesarea.
sampai plasenta lahir lengkap, sekitar
30 menit. Sumber:
• Permenkes No. 21 Tahun 2021

Sumber:
• ACOG. 2013. Definiton of Term Pregnancy
• Buku KIA
• Permenkes No. 21 Tahun 2021

68
Alur Layanan: Ibu Hamil, Bersalin dan Nifas

APGAR Skor
Skor
Akronim Kriteria
0 1 2
Seluruh tubuh dan
Seluruhnya Tubuh merah
ekstremitas
Appearance Warna pucat atau muda, Ekstremitas
berwarna merah
kebiruan kebiruan
muda

Frekuensi
Pulse Jantung
Tidak ada <100 kali/menit >100 kali/menit

Tidak ada Meringis/ menangis Menangis/


Grimace Refleks
respon lemah bergerak aktif

Tidak
Activity Tonus Otot
ada/lumpuh
Sedikit fleksi Bergerak aktif

Menangis kuat,
Respiration Pernafasan Tidak ada Lemah dan iregular pernafasan baik
dan teratur
Sumber:
Kepmenkes Nomor 295 Tahun 2018 tentang Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Tata Laksana Tindakan Resusitasi, Stabilisasi, Dan Transpor Bayi Berat Lahir Rendah

69
Alur Layanan: Ibu Hamil, Bersalin dan Nifas

Pelayanan Pasca Persalinan (Nifas) Keluarga Posyandu Pustu Puskesmas/FKTP FKTL

Ditemukan Ya
Tanda Bahaya
Nifas?

Kader melakukan:
• Edukasi untuk
Tidak kembali ke
fasyankes sesuai KF 2 dan KF 3
jadwal (3-7 Hari) Post Partum dan (8-28 Hari) Post Partum
KF 1 kunjungan nifas Ditemukan Ya
6-48 Jam Post Partum Tanda Bahaya Rujukan
• Sweeping Ke FKTL
1. Memastikan involusi uterus berjalan dengan Nifas?
• Edukasi pasca
1. Mencegah Perdarahan masa nifas normal
melahirkan
oleh karena atonia uteri
2. Menilai tidak adanya tanda-tanda demam (suhu
2. Mendeteksi dan perawatan Tidak
aksila >37.8 C), infeksi dan perdarahan
penyebab lain perdarahan
3. Memastikan Ibu mendapat istirahat yang cukup Lanjutkan
3. Konseling ibu dan keluarga
Perawatan
4. Pemberian ASI awal 4. Memastikan ibu mendapat makanan yang
bergizi dan cukup cairan
5. Edukasi mempererat hubungan
antar ibu dan bayi baru lahir 5. Memastikan ibu menyusui dengan baik

6. Menjaga Bayi dari Hipotermi 6. Konseling tentang perawatan bayi baru lahir

7. Edukasi Skrining Hipotiroid Kongenital

KF 4
(29 – 42 Hari) Post Partum

1. Menanyakan penyulit yang dialami ibu selama


masa nifas

2. Memberikan konseling KB secara dini

Sumber :
1. Bahan Ajar Kebidanan Asuhan Kebidanan Nifas dan Menyusui Kementerian Kesehatan Edisi Tahun 2018.
2. KMK Nomor HK.01.07/MENKES/2015/2023 Tentang Petunjuk Teknis Intergrasi Pelayanan Kesehatan Primer,
Kemenkes RI Tahun 2023
70
Alur Layanan: Ibu Hamil, Bersalin dan Nifas

Pelayanan Kesehatan Ibu Nifas

Sumber :
• Kepmenkes RI Nomor HK.01.07/MENKES/2015/2023 tentang Petunjuk Teknis Integrasi Pelayanan Kesehatan Primer

71
Alur Layanan: Ibu Hamil, Bersalin dan Nifas

Tanda Bahaya Nifas


• Perdarahan lebih dari 500-600 ml dalam
masa 24 jam setelah anak lahir, atau
perdarahan dengan volume seberapapun
tetapi terjadi perubahan keadaan umum
ibu dan tanda-tanda vital menunjukkan
analisa adanya perdarahan).

• Perdarahan yang terjadi setelah 24 jam


pospartum hingga masa nifas selesai.

• Merasa tidak enak badan, Demam lebih


dari 2 hari suhu > 38 c, malaise, denyut nadi
cepat, mual muntah, sakit kepala,
pandangan kabur, kejang

• Pengeluaran Lochea lebih lama dan


berbau busuk / keluar cairan berbau dari
jalan lahir

• Payudara bengkak dan rasa nyeri pada


payudara,

• uterus lembek, kemerahan dan disuria.

• Nyeri pada perut, nyeri ulu hati, nyeri pelvis


mengarah pada peritonitis

• Pusing dan lemas yang berlebihan, sakit


kepala, nyeri epigastrik, dan penglihatan
kabur.

• Ibu terlihat sedih, murung dan menangis Sumber :


• Bahan Ajar Kebidanan Asuhan Kebidanan Nifas dan Menyusui Edisi Tahun 2018.
tanpa sebab (depresi) • Buku KIA Kesehatan Ibu dan Anak Tahun 2022

72
Alur Layanan: Bayi dan Anak Prasekolah
Bayi dan Anak Lokasi Unit Layanan
Prasekolah
Keluarga Posyandu Pustu Puskesmas/FKTP FKTL

Cek Kesehatan
secara Mandiri
Pemantauan Pertumbuhan Skrining HIV

Pemantauan Perkembangan Skrining Gangguan Spektrum Autisme

Terdapat Tidak Skrining Gangguan Pemusatan Perhatian Hasil Dapat Tidak


Skrining Tuberkulosis Rujuk ke
Keluhan dan Hiperaktifitas (GPPH) Ditangani
FKTL
Kesehatan di FKTP
Skrining Malaria (Daerah Endemis) Skrining Penyimpangan Perilaku dan Emosi

Layanan Imunisasi Tes Daya Dengar Tatalaksana


Kunjungan Rumah
di FKTL
oleh Kader Posyandu
Layanan Pemberian Obat Cacing Tes Daya Lihat
• Edukasi
• Pemantauan
Ya Layanan Pemberian Vitamin A Skrining Hipotiroid Kongenital Ya
Kepatuhan Kondisi
Pengobatan Stabil
• Sweeping Skrining Anemia Skrining Penyakit Jantung Bawaan

Skrining Talasemia Skrining Gigi dan Mulut


Rujuk Balik
ke FKTP

Tata Laksana sesuai Alur Klinis

Pemantauan Hasil Pengobatan


73
Alur Layanan: Bayi dan Anak Prasekolah

Cek Kesehatan Secara Mandiri

74
Alur Layanan: Bayi dan Anak Prasekolah

Pemantauan Pertumbuhan Keluarga Posyandu Pustu Puskesmas/FKTP FKTL

Kunjungan Rumah Lakukan Kegiatan Penilaian Penilaian


Suspek
awal oleh Kader Pencatatan pemantauan Ya pemantauan Masalah
Ya pemantauan
Posyandu dan tumbuh Ada indikasi tumbuh
tumbuh Tumbuh
Pelaporan kembang rujuk
kembang kembang kembang
Hasil di Posyandu ulang ulang
1. Edukasi Kunjungan
Tumbuh Rumah
Kembang Yang Hasil Pemantauan
berdasar buku dilaporkan Tumbuh
KIA ke Kembang
2. Skrining Posyandu,
masalah gizi Pustu dan Tidak Tidak
(Pita LiLA) Puskesmas Masalah yang ditemukan

Kunjungan Rumah Pertumbuhan


perkembangan Pertumbuhan
oleh Kader dan
Posyandu hasil perkembangan
pendataan

• Edukasi Pola
Hidup Sehat • Edukasi stimulasi anak Tata laksana
Sweeping Balita
• Lanjutkan sesuai usia dan Pelayanan Balita
yang tidak datang
permasalahan dengan Masalah Gizi
ke Posyandu Intervensi sesuai
perkembangan
Anjuran • Edukasi pemenuhan gizi
dan perawatan anak
sesuai usia
• Jadwalkan dan lakukan
evaluasi hasil intervensi

Tidak ada indikasi Terdapat indikasi Rujuk ke


Rujuk Rujuk FKTL

Sumber :
• Pedoman Pemantauan Pertumbuhan, Kementerian Kesehatan, 2021
• Kepmenkes Nomor 2015 Tahun 2023 tentang Juknis Integrasi Pelayanan Kesehatan Primer 75
Alur Layanan: Bayi dan Anak Prasekolah

Pelayanan Balita dengan Masalah Gizi Keluarga Posyandu Pustu Puskesmas/FKTP FKTL

Apakah
Ya
ditemukan Red
Flag/Komplikasi Rujuk ke
Medis/ Stunting FKTL

Balita dengan Ya
Tidak
Masalah Gizi
1. Stunted Deteksi dan Atasi
2. Weight Faltering permasalahan kesehatan
3. Gizi Kurang Pemantauan Kasus
4. Gizi Kurang + Stunted Ada Indikasi oleh Pustu, Posyandu
5. Gizi Buruk Rujuk & Kunjungan Kader
Tidak

Stunted Weight Faltering: Gizi Kurang Gizi Kurang Gizi Buruk tanpa
+ Stunted Komplikasi
1. Edukasi Tumbuh
Kembang
Lakukan
berdasar buku
Evaluasi hasil
• Stimulasi, • Stimulasi, • Dicari penyebabnya Tata Laksana KIA
intervensi
Edukasi dan Edukasi dan (asupan kurang, infeksi atau Gizi Buruk 2. Skrining masalah
Setelah
Konseling Konseling keduanya) gizi (Pita LiLA)
1 minggu
perbaikan perbaikan 3. Sweeping Balita
• Penanganan di FKTP sesuai yang tidak
pola makan pola makan kondisi anak, jika tidak datang ke
• pencegahan • pencegahan membaik perlu dirujuk ke RS Posyandu
infeksi infeksi • Stimulasi perkembangan
• Pemberian • Edukasi dan konseling PMBA
PMT Lokal 2-4
minggu • Pemberian PMT Lokal 4-8
minggu

Sumber:
• Permenkes No 2 Tahun 2020 tentang Standar Antropometri Anak
• Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di FKTP Tahun 2022 76
Alur Layanan: Bayi dan Anak Prasekolah

Pemantauan Tumbuh Kembang

Posyandu
1. Penimbangan Berat Badan Indikasi Rujuk pada
Kegiatan
2. Mengukur Panjang/tinggi badan, lingkar lengan atas (LiLA), dan pemeriksaan
pemantauan lingkar kepala tumbuh kembang
tumbuh kembang 3. Menentukan status pertumbuhan anak (naik atau tidak naik)
di Posyandu
4. Menilai perkembangan anak dengan ceklis perkembangan buku KIA • Balita tidak naik
5. Edukasi hasil pemantauan pertumbuhan dan perkembangan berat badannya 1
6. Mencatat dan plotting hasil pemantauan dalam buku KIA kali
• Balita di bawah garis
merah (BGM)
Pustu Puskesmas 1. Kaji catatan dan status pertumbuhan anak yang terdapat pada • Balita di atas garis
buku KIA/KMS anak oranye (risiko gizi
Penilaian pemantauan 2. Konfirmasi status pertumbuhan balita menggunakan indeks BB/U, lebih)
tumbuh kembang di PB/U atau TB/U dan BB/PB atau BB/TB serta IMT/U • Balita dengan ceklis
Pustu atau Puskesmas
3. Konfirmasi perkembangan menggunakan Kuisioner Pra Skrining perkembangan tidak
Perkembangan (KPSP) mengacu pada Pedoman Stimulasi Deteksi lengkap
Intevensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK).
4. Interpretasi hasil pemantauan tumbuh kembang
5. Edukasi hasil pemantauan tumbuh kembang
6. Mencatat hasil pemantauan tumbuh kembang

Sumber : Pedoman Pemantauan Pertumbuhan, Kementerian Kesehatan, 2021

77
Alur Layanan: Bayi dan Anak Prasekolah

Permasalahan Gizi Pada Balita

Stunted: Gizi Kurang:


• Perawakan pendek PB/U atau TB/U <-2 SD tanpa • BB/PB (0-2 th) atau BB/TB (2-5 th) diantara -2 SD hingga -3 SD
adanya kegagalan pertumbuhan • IMT/U diantara -2 hingga -3 SD
• LILA >11,5 - 12,5 (6-59 bulan)

Weight Faltering:
1. Normal : -2SD < BB/U < +1SD, disertai: BB Tidak Gizi Buruk:
Naik (T), yaitu: • BB/PB (0-2 th) atau BB/TB (2-5 th) <-3 SD
1. BB Naik Tidak Adekuat • IMT/U <-3 SD
2. BB Tetap • LILA >11,5 - 12,5 cm (6-59 bulan)
3. BB Turun
2. Underweight -3SD < BB/U < -2SD dgn BB tidak Stunting:
naik (T) atau Underweight saja • Perawakan pendek PB/U atau TB/U <-2 SD + adanya
kegagalan pertumbuhan (stunting syndrome)

Sumber:
• Permenkes No 2 Tahun 2020 tentang Standar Antropometri Anak
• Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di FKTP Tahun 2022

78
Alur Layanan: Bayi dan Anak Prasekolah

Red Flags pada Balita dengan masalah Gizi:


Asupan kalori yang tidak adekuat: Absorpsi yang tidak adekuat Peningkatan metabolisme:
• Gastroesofageal refluks • Anemia, defisiensi besi • Infeksi kronik (HIV-AIDS, tuberkulosis)
• Pasokan ASI tidak adekuat atau perlekatan tidak efektif • Atresia bilier • Kelainan jantung bawaan
• Penyiapan susu formula yang salah • Penyakit celiac • Penyakit paru kronik (pada bayi dengan
• Gangguan mekanik dalam menyusu (misal celah bibir/ • Gangguan gastrointestinal kronis (misal riwayat prematur)
langit-langit) irritable bowel syndrome), • Keganasan
• Penelantaran atau kekerasan anak • infeksi • Gagal ginjal
• Kebiasaan makan yang buruk • Fibrosis kistik • Hipertiroid
• Gangguan koordinasi neuromotor oral • Kelainan metabolisme bawaan • Kondisi inflamasi (misal asma, inflammatory
• Gangguan gastrointestinal yang diinduksi toksin • Alergi susu sapi bowel disease)
(misal peningkatan kadar timbal menyebabkan • Kolestasis, penyakit hati
anoreksia, konstipasi, atau nyeri perut)

Sumber:
• Permenkes No 2 Tahun 2020 tentang Standar Antropometri Anak
• Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di FKTP Tahun 2022
1 Penanganan sesuai fase:
1) Fase stabilisasi; 1) Fase Rehabilitasi;
2) Fase Transisi; 2) Fase Tindak Lanjut
2 10 Langkah tata laksana gizi buruk:
1)Mencegah dan mengatasi hipoglikemia;
Tata laksana Gizi Buruk: 2) Mencegah dan mengatasi hipotermia;
3) Mencegah dan mengatasi dehidrasi;
4) Memperbaiki gangguan keseimbangan elektrolit;
5) Mengobati infeksi;
6) Memperbaiki kekurangan zat gizi mikro;
7)Memberi makanan untuk fase stabilisasi dan transisi;
8) Memberi makanan untuk tumbuh kejar;
9) Memberikan stimulasi tumbuh kembang,;
10)mempersiapkan untuk tindak lanjut di rumah

79
Alur Layanan: Bayi dan Anak Prasekolah

Pemantauan Perkembangan Keluarga Posyandu Pustu Puskesmas/FKTP FKTL

Sasaran:
Anak umur 0-72 Lakukan
bulan Pencatatan
dan Skrining
Skrining
Kunjungan Rumah Pelaporan gangguan Curiga gangguan
awal oleh Kader Hasil gangguan perkembangan
perkembangan Ya
Posyandu Kunjungan dengan buku perkembangan ulang dengan
Rumah KIA KPSP
Yang
1. Skrining
dilaporkan Hasil skrining
gangguan
ke gangguan
perkembangan
Posyandu, perkembangan
dengan buku
Tidak
KIA Pustu dan
2. Edukasi Puskesmas
berdasar buku Sesuai Meragukan (M) Penyimpangan (P)
KIA umur (S)

Kunjungan Rumah • Stimulasi dan pemantauan


oleh Kader tumbuh kembang di keluarga
Posyandu hasil dan masyarakat dengan • Edukasi keluarga agar
pendataan • Dokumentasi jenis
menggunakan buku KIA melakukan stimulasi lebih sering. dan jumlah
• Skrining rutin dengan KPSP • Lakukan pemeriksaan kesehatan Rujuk ke
penyimpangan
sesuai jadwalnya jika diperlukan. FKTL
Sweeping balita perkembangan
• Penilaian ulang KPSP 2 minggu • Rujuk
yang tidak datang kemudian.
ke Posyandu
Hasil skrining
kedua gangguan
perkembangan

Hasil pemeriksaan Hasil pemeriksaan


sesuai umur meragukan/penyimpangan

Sumber :
Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak, 2016
80
Alur Layanan: Bayi dan Anak Prasekolah

Skrining Tuberkulosis Keluarga Posyandu Pustu Puskesmas/FKTP FKTL

Sasaran Skrining: Seluruh usia yang berkunjung ke Puskesmas, Pustu dan Posyandu baik sehat maupun sakit

Terdapat
Kunjungan Rumah Melakukan Ya Penyulit/ Ya
Ya
oleh Kader rekapitulasi Terduga TBC Terduga TBC Terdiagnosis Komplikasi/ Rujuk
Posyandu hasil TBC Tidak dapat ke
ditangani
1. Edukasi gaya kunjungan FKTL
FKTP/Indikasi rujjuk
hidup sehat rumah dan Ya Penegakan Diagnosis:
2. Pelacakan pencatatan Lakukan
pasien yang hasil wawancara gejala 1. Pemeriksaan sampel
tidak kontrol kegiatan di Lakukan dan tanda TBC dahak:
3. Investigasi posyandu wawancara serta Penilaian Klinis a.Pemeriksaan TCM, atau Tidak Tidak
kontak dan Tidak b.Pemeriksaan BTA
gejala dan Rujuk
4. Melakukan melakukan tanda TBC Mikrokopis dan/Atau Px Balik
Tidak
pencatatan pelaporan Lain yang mendukung
dan pelaporan ke 2. Anak Sistem Skoring TBC
hasil Puskesmas
kunjungan pembantu
rumah (Pustu) Ya 1.Pemantauan Ya 1.Pemantauan
Ya Termasuk Termasuk 2.Pemberian TPT
Termasuk 2.Pertimbangkan
Kontak Erat Kontak Erat
Kontak Erat pemberian TPT 3.Pemeriksaan
Pemantauan radiologi (jika
oleh kader tidak ada
perbaikan)
Tidak Tidak Tidak

Edukasi Gaya Hidup


Edukasi Gaya Hidup Edukasi Tata laksana
Sehat
Sehat Pencegahan TBC sesuai
dengan
standar

Anjuran
Kontrol

Sumber :
1. Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Tata Laksanana Tuberkulosis Tahun 2020
2. Kepmenkes Nomor 2015 Tahun 2023 tentang Petunjuk Teknis Integrasi Layanan Primer
81
Alur Layanan: Bayi dan Anak Prasekolah

Penegakan diagnosis TBC Anak, berdasarkan:


❑ anamnesis;
Berdasarkan pemeriksaan fisik:
❑ pemeriksaan fisik; • tidak spesifik
❑ hasil pemeriksaan bakteriologis; • tergantung seberapa berat manifestasi respirasi dan sistemiknya.
• Penimbangan berat badan dan pengukuran indeks masa tubuh perlu
❑ dan hasil pemeriksaan penunjang. dilakukan untuk mengetahui dosis OAT yang tepat untuk pasien TB
anak yang akan diobati.
Berdasarkan anamnesis
1. Gejala klinis TB pada anak tidak khas
2. Gejala sistemik/umum TB pada anak: Pemeriksaan Penunjang Sederhana:
a. Nafsu makan tidak ada (anoreksia) atau berkurang, disertai 1. Uji Tuberkulin Uji tuberkulin
gagal tumbuh (failure to thrive). 2. Foto toraks: Gambaran tidak khas; Secara umum, gambaran
b. Masalah Berat Badan (BB): radiologis yang sugestif TB adalah sebagai berikut:
1) BB turun selama 2-3 bulan berturut turut tanpa sebab yang a. Pembesaran kelenjar hilus atau paratrakeal dengan/tanpa infiltrate
jelas, ATAU b. Konsolidasi segmental/lobar
2) BB tidak naik dalam 1 bulan setelah diberikan upaya c. Milier
perbaikan gizi yang baik ATAU d. Kalsifikasi dengan infiltrate
3) BB tidak naik dengan adekuat e. Atelektasis
c. Demam lama (≥ 2 minggu) dan atau berulang tanpa sebab f. Kavitas
yang jelas (bukan demam tifoid, infeksi saluran kemih, malaria, g. Efusi pleura
dan lain lain). Demam umumnya tidak tinggi (subfebris) dan h. Tuberkuloma
dapat disertai keringat malam. 3. Bakteriologis: relatif sulit dilakukan terutama pada anak < 5 tahun.
d. Lesu atau malaise, anak kurang aktif bermain.. Apabila tidak dapat diperoleh spesimen dahak, sebagai gantinya,
e. Batuk lama atau persisten ≥ 3 minggu, batuk bersifat non- dilakukan pemeriksaan bilas lambung (gastric lavage) atau aspirat
remitting (tidak pernah reda atau intensitas semakin lama lambung (gastric aspirate). Hasil pemeriksaan mikroskopik langsung
semakin parah) dan penyebab batuk lain telah disingkirkan. pada anak sebagian besar negatif
f. Keringat malam dapat terjadi, namun keringat malam saja
apabila tidak disertai dengan gejala-gejala sistemik/umum lain
bukan merupakan gejala spesifik TB pada anak

Sumber : Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di FKTP Tahun 2022


82
Alur Layanan: Bayi dan Anak Prasekolah

Sistem Skoring TBC Anak


• Kasus TB Anak yang terdiagnosis menggunakan
sistem skoring akan diklasifikasikan sebagai kasus
TB terdiagnosis klinis.
• Anak dinyatakan probable TB jika skoring ≥ 6.
• Jika anak yang kontak dengan pasien BTA positif
dan uji tuberkulinnya positif namun tidak
didapatkan gejala, anak cukup diberikan Terapi
Pencegahan Tuberculosis (TPT) terutama anak
pada balita.
• Kontak erat adalah anak yang tinggal serumah atau
sering bertemu dengan pasien TB menular.

Sumber : Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di FKTP Tahun 2022


83
Alur Layanan: Bayi dan Anak Prasekolah

Pencegahan dan Indikasi Rujuk TBC


Terapi Pencegahan Tuberkulosis (TPT): Indikasi Rujuk TBC Anak
1. Disertai tanda bahaya:
• diberikan pada anak balita dan anak a. Kejang, kaku kuduk
imunokompromis di segala usia yang kontak erat b. Penurunan kesadaran
c. Kegawatan lain, misalnya sesak napas.
dengan pasien TB BTA positif : INH 10mg/kg BB
2. Pasien usia balita yang mendapat skor 5, dengan gejala klinis yang
dengan rentang dosis 7-15mg/kgBB meragukan: untuk evaluasi lebih lanjut
• pada anak balita dan anak imunokompromis 3. Pada foto toraks menunjukkan gambaran:
a. efusi pleura atau milier atau kavitas
disegala usia yang kontak erat dengan pasien TB
b. Gibbus,koksitis
RO: ethambutol 15 - 25 mg/kgBB/hari dan 4. Tidak ada perbaikan klinis dalam 2 bulan pengobatan.
levofloksasin 15 – 20 mg/KgBB/hari diminum 1-2 jam 5. Terjadi efek samping obat yang berat.
6. Bila terjadi putus obat yaitu bila berhenti menjalani pengobatan
sebelum makan selama 6 bulan.
selama >2 bulan.
7. Pasien TB anak terkonfirmasi bakterilogis yang tidak mengalami
Sumber :
• Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di FKTP Tahun 2022 konversi atau mengalami reversi setelah jangka waktu tertentu.
• Kepmenkes Nomor 755 Tahun 2019 tentang PNPK TBC
8. Pasien mengalami perburukan klinis setelah mendapatkan
pengobatan TB.
9. Pasien TB Anak terbukti memiliki kontak erat pasien TB terkonfirmasi TB
RO.

84
Alur Layanan: Bayi dan Anak Prasekolah

Skrining Malaria (Daerah Endemis) Keluarga Posyandu Pustu Puskesmas/FKTP FKTL

Sasaran Yang memenuhi Kriteria*

Kunjungan rumah
oleh kader
1. Edukasi Ya Dapat Tidak
Terdiagnosis Rujuk ke
pencegahan Malaria ditangani di
FKTP
FKTL
gigitan Tindak lanjut hasil
nyamuk kunjungan rumah
malaria dan 1. Pencatatan Lakukan kegiatan skrining: Lakukan
pengendalian hasil kunjungan 1. Anamnesis pemeriksaan
vektor malaria rumah 2. Pemeriksaan darah malaria dengan RDT komprehensif Ya
2. Active case 2. Pelaporan hasil Tidak Tata
detection kunjungan laksana di
sasaran rumah ke Pustu FKTL
dengan gejala Bergejala Bergejala Rujuk ke
klinis (demam, dan RDT (-) dan RDT (+) puskesmas Tata laksana
menggigil, dll) sesuai standar
dan ibu hamil
3. Pemantauan Pemantauan oleh obat anti malaria
pasien yang kader Pemeriksaan Pelacakan
tidak ulang setiap 24 penyebab lain dan Rujuk balik
melakukan Pemeriksaan Pelacakan jam selama 72 jam pemberian terapi
follow-up ulang setiap 24 penyebab lain
pengobatan/ jam selama 72 dan pemberian
kontrol jam terapi sesuai
4. Pemantauan etiologi
Pasien yang
tidak patuh Konseling dan edukasi
minum obat Negatif Positif

Anjuran follow up
pengobatan/kontrol
Terbatas pada daerah dengan situasi khusus sesuai Permenkes No. 41 Tahun 2018 tentang Pelaksanaan Deteksi Dini dan
Pemberian Obat Anti Malaria oleh Kader Malaria pada Daerah dengan Situasi Khusus

*Sasaran Skrining Malaria:


1. Ibu hamil yang terintegrasi dengan kunjungan pertama ibu hamil
2. Seluruh balita sakit, pendekatan diagnosis menggunakan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS)
3. Semua pasien dewasa setiap kali kunjungan sakit 85
**Sumber: Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di FKTP Tahun 2022 dan PNPK Malaria
Alur Layanan: Bayi dan Anak Prasekolah

Edukasi pencegahan gigitan nyamuk malaria


1) Pemanfaatan hewan ternak seperti sapi, kerbau sebagai umpan untuk mengalihkan gigitan nyamuk
Anopheles dari manusia ke hewan.
2) Pemakaian kelambu anti nyamuk.
3) Pemasangan kawat kasa pada pintu dan jendela.
4) Penggunaan repelan
5) Penggunaan baju dan celana panjang
6) Menghindari aktivitas di luar rumah pada malam hari

Edukasi Pengendalian Vektor Malaria


1) Pengendalian jentik nyamuk Anopheles
2) Penggunaan ikan pemakan jentik nyamuk
3) Penggunaan bahan anti jentik (larvasida)
4) Pengendalian nyamuk anopheles dewasa

Sumber : Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di FKTP Tahun 2022

86
Alur Layanan: Bayi dan Anak Prasekolah

Komplikasi Malaria
1) Malaria serebral
2) Anemia berat
3) Gagal ginjal akut
4) Edema paru atau ARDS (Acute Respiratory Distress Syndrome)
5) Hipoglikemia
6) Gagal sirkulasi atau syok
7) Perdarahan spontan dari hidung, gusi, alat pencernaan dan atau disertai kelainan laboratorik
adanya gangguan koagulasi intravaskular.
8) Kejang berulang > 2 kali per 24 jam pendidngan pada hipertermia.
9) Asidemia (pH darah <7.25)atau asidosis (biknat plasma < 15 mmol/L).
10)Makroskopik hemoglobinuria karena infeksi malaria akut.

Malaria Berat
Manifestasi malaria berat dapat disertai berupa penurunan kesadaran, demam tinggi, ikterik,
oliguria, urin berwarna coklat kehitaman (black water fever), kejang dan sangat lemah
(prostration).

Sumber : Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di FKTP Tahun 2022

87
Alur Layanan: Bayi dan Anak Prasekolah

Konseling dan Edukasi


1) Pada kasus malaria berat disampaikan kepada keluarga mengenai prognosis penyakitnya.
2) Pencegahan malaria dapat dilakukan dengan :
a. Menghindari gigitan nyamuk dengan kelambu atau repellen
b. Menghindari aktivitas di luar rumah pada malam hari
c. Mengobati pasien hingga sembuh misalnya dengan pengawasan minum obat
Sumber : Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di FKTP Tahun 2022

88
Alur Layanan: Bayi dan Anak Prasekolah

Pemeriksaan Komprehensif
Subjektif: Pemeriksaan Penunjang
Objektif: Diagnostik:
• Trias Malaria: panas – menggigil – •Pemeriksaan Fisik
• Rapid Diagnostic Test untuk malaria (RDT).
a. Tanda Patognomonis
berkeringat 1) Pada periode demam: • Pemeriksaan hapusan darah tebal dan
tipis ditemukan parasit Plasmodium.
• Keluhan lain: sakit kepala, nyeri a) Kulit terlihat memerah, teraba
otot dan persendian, nafsu makan panas, suhu tubuh meningkat
dapat sampai di atas 400C dan Klasifikasi
menurun, sakit perut, mual muntah, kulit kering.
a. Malaria falsiparum, ditemukan
dan diare. b) Pasien dapat juga terlihat pucat.
Plasmodium falsiparum.
c) Nadi teraba cepat
• Identifikasi Riwayat: d) Pernapasan cepat (takipneu)
b. Malaria vivaks ditemukan Plasmodium
vivax.
• Riwayat menderita malaria 2) Pada periode dingin dan berkeringat: c. Malaria ovale, ditemukan Plasmodium
a) Kulit teraba dingin dan berkeringat.
sebelumnya. b) Nadi teraba cepat dan lemah.
ovale.
d. Malaria malariae, ditemukan Plasmodium
• Riwayat mendapat transfusi c) Pada kondisi tertentu bisa malariae.
darah. ditemukan penurunan kesadaran. e. Malaria knowlesi, ditemukan Plasmodium
b. Kepala : Konjungtiva anemis, sklera knowlesi.
• Riwayat minum obat malaria satu ikterik, bibir sianosis, dan pada malaria
bulan terakhir. serebral dapat ditemukan kaku kuduk.
c. Toraks : Terlihat pernapasan cepat. Diagnosis Banding
d. Abdomen : Teraba pembesaran hepar
dan limpa, dapat juga ditemukan asites.
e. Ginjal : bisa ditemukan urin berwarna
a. Demam Dengue
coklat kehitaman, oligouri atau anuria. b. Demam Tifoid
f. Ekstermitas : akral teraba dingin c. Leptospirosis
merupakan tanda-tanda menuju syok.
d. Infeksi virus akut lainnya

Sumber : Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di FKTP Tahun 2022


89
Alur Layanan: Bayi dan Anak Prasekolah

Imunisasi Rutin Lengkap Keluarga Posyandu Pustu Puskesmas/FKTP FKTL

Sasaran Yang memenuhi Kriteria


Kunjungan rumah
oleh kader Tindak lanjut hasil Skrining Pemberian imunisasi:
• Sweeping dan kunjungan rumah 1. Apakah anak sehat/tampak bugar?
Edukasi 1. Pencatatan 2. Apakah status imunisasi belum lengkap?
• imunisasi rutin hasil kunjungan 3. Apakah terdapat kontraindikasi (riwayat alergi berat)?
lengkap rumah
2. Pelaporan hasil
kunjungan Sakit
Sehat
rumah ke Pustu

Status Imunisasi Status Imunisasi

Belum Belum Lengkap Belum Belum Lengkap


Lengkap Lengkap

Indikasi Kontra Indikasi Kontra

Positif Negatif Positif Negatif


Tata
Motivasi laksana di
Tidak Motivasi Tidak
FKTL
diimunisasi diimunisasi

Imunisasi Imunisasi
Imunisasi diberikan berdasarkan usia

Pemantauan KIPI
Rujuk ke
FKTL
Perawatan Reaksi Reaksi Tanda Reaksi
mandiri di rumah lokal sistemik bahaya khusus Tidak ada
perbaikan
Tata laksana di
FKTP (Puskesmas)
Perbaikan
kondisi

Sumber: Permenkes No. 12 Tahun 2017 tentang Penyelenggaraan Imunisasi


90
Alur Layanan: Bayi dan Anak Prasekolah

Jenis Imunisasi Berdasarkan Jenis Penyelenggaraan

Imunisasi yang diberikan pada bayi


Imunisasi Dasar sebelum berusia 1 (satu) tahun
Imunisasi Rutin
Ulangan Imunisasi dasar u/
Imunisasi Lanjutan mempertahankan tingkat kekebalan
& memperpanjang masa
perlindungan anak yang sudah
mendapatkan Imunisasi dasar.

Imunisasi Imunisasi Jenis Imunisasi tertentu yang diberikan pada kelompok umur tertentu
Program Tambahan yang paling berisiko terkena penyakit sesuai dengan kajian
epidemiologis pada periode waktu tertentu.

IMUNISASI
Imunisasi yang dilaksanakan untuk melindungi seseorang dan
Imunisasi Khusus masyarakat terhadap penyakit tertentu pada situasi tertentu.

Imunisasi
Pilihan
Sumber: Permenkes No. 12 Tahun 2017 tentang Penyelenggaraan Imunisasi

91
Alur Layanan: Bayi dan Anak Prasekolah

Imunisasi Rutin Lengkap


Usia Bayi <1 Bulan hingga usia 18 bulan
Keluarga Posyandu Pustu Puskesmas/FKTP FKTL

• Berikan injeksi HB0 secara IM di *Skrining pemberian imunisasi


paha kanan setelah min. 30-60

Skrining
menit pemberian injeksi vit K
Bayi Baru • Edukasi 1 Apakah anak sehat/tampak bugar?
Lahir
(<24 jam)
BBL<2000gr: 2 Apa status imunisasi belum lengkap?
• HB0 tunda hingga usia >1bulan
• Jika Ibu HbsAg (+) dan bayi 3 Apakah terdapat riwayat alergi berat?
tampak bugar maka HB0 tetap
diberikan
Skrining

*Skrining pemberian imunisasi


Hasil Skrining
1 Apakah anak sehat/tampak bugar? • Jika terdapat riwayat alergi berat maka Rujuk ke Sp.A • Jika anak sehat/ tampak bugar
untuk dikonsultasikan
Jika status imunisasi belum lengkap
2 Apa status imunisasi belum lengkap? • Jika anak batuk pilek berat dengan demam/sangat

rewel, imunisasi ditunda 1 minggu kemudian • Jika tidak terdapat Riwayat alergi
3 Apakah terdapat riwayat alergi berat?
• Jika status imunisasi sudah lengkap, berikan edukasi
berat

untuk imunisasi booster

Berikan imunisasi berdasarkan usia dan


edukasi KIPI

• Diberikan di beberapa
Vaksin wilayah sebagai
PCV dan percontohan
Japanese • PCV diberikan pada anak
Encefalitis usia 2, 3, 12 bulan
• JE diberikan di usia 10 bulan

Sumber: Permenkes No. 12 Tahun 2017 tentang Penyelenggaraan Imunisasi


92
Alur Layanan: Bayi dan Anak Prasekolah

Imunisasi Rutin Lengkap


Keterangan tambahan Imunisasi rutin lengkap

• Pelayanan imunisasi rutin lengkap pada balita terdiri dari imunisasi


Imunisasi Dasar dasar dan imunisasi lanjutan.
Interval • Bidan/perawat di Puskesmas dan Pustu serta kegiatan Posyandu
Umur Jenis Dusun/RT/RW melaksanakan imunisasi dan hasilnya dicatat dan
Minimal *) dipantau pada tabel imunisasi dalam buku KIA.
0-24 jam Hepatitis B • Kader melalui kunjungan rumah melaksanakan sweeping dan edukasi
Imunisasi Rutin Lengkap.
1 bulan BCG, Polio 1
2 bulan DPT-HB-Hib 1, Polio 2 1 bulan No Pelayanan Puskesmas Pustu
Posyandu Kunjungan
Dusun/RT/RW Rumah
3 bulan DPT-HB-Hib 2, Polio 3 1 Melaksanakan imunisasi dasar pada bayi √ √ √
sesuai jadwal usia:
4 bulan DPT-HB-Hib 3, Polio 4, IPV <24 jam Hepatitis B-0 √ √ √

1 bulan BCG, OPV1 √ √ √


9 bulan Campak dan Rubella
2 bulan DPT-HepB-Hib1, OPV2 √ √ √
*) untuk jenis imunisasi yang sama
3 bulan DPT-HepB-Hib2, OPV3 √ √ √
Imunisasi Lanjutan 4 bulan DPT-HepB-Hib3, OPV4, √ √ √
IPV
Umur Jenis Interval Minimal **) √ √ √
9 bulan Campak-Rubela
18 bulan DPT-HB-Hib 12 bulan dari DPT-HB-Hib 3 2 Melaksanakan imunisasi lanjutan pada √ √ √
baduta
Campak 6 bulan dari dosis 1 18 bulan DPT-HepB-Hib4, √ √ √
Campak-
dan Rubella Rubela2
3 Pendataan balita yang belum mendapat √ √ √
**) setelah imunisasi dasar imunisasi
4 Sweeping dan edukasi Imunisasi Rutin √
• Diberikan di beberapa wilayah sebagai Lengkap
Vaksin
PCV dan percontohan
Japa nese • PCV diberikan pada anak usia 2, 3, 12 bulan
Encefalitis
• JE diberikan di usia 10 bulan

93
Alur Layanan: Bayi dan Anak Prasekolah

KIPI Imunisasi Rutin Lengkap Keluarga Posyandu Pustu Puskesmas/FKTP FKTL

Kenali tanda tanda KIPI

• Daerah bekas suntikan kemerahan, bengkak <1cm Perawatan mandiri di rumah


Reaksi sistemik
• Muncul <48jam setelah imunisasi.
• Nyeri bengkak, kemerahan >8cm (jarang terjadi) • Kompres hangat
• Beri paracetamol 10mg/kgBB tiap 4 jam
Reaksi lokal • Demam, lesu, rewel, nyeri kepala, menggigil • Reaksi sistemik beri minum hangat dan selimut

Jika nyeri bengkak, kemerahan >8cm tidak


membaik dalam 24 jam bawa ke Faskes Pemeriksaan DI FKTP
terdekat

Tanda Bahaya
Periksakan ke Puskesmas terdekat
• Bengkak seluruh badan,
• sesak,
• Beri adrenalin 1:1.000, dosis 0,1-0,3 ml im
• mata merah,
• Jika membaik dan stabil dilanjutkan
Jika tidak
• penurunan kesadaran membaik
pemberian deksa 1 ampul secara iv atau im
• Pasang infus NaCl 0,9% 12 tetes/menit

Reaksi Khusus (Jarang)


Segera
• Lumpuh layu (muncul 4-6 hari pasca imunisasi) ke RS
• Nyeri lengan atas terus menerus hingga 3 minggu pasca terdekat
imunisasi

Sumber: Permenkes No. 12 Tahun 2017 tentang Penyelenggaraan Imunisasi

94
Alur Layanan: Bayi dan Anak Prasekolah

Pemberian Vitamin A dan Obat Cacing Keluarga Posyandu Pustu Puskesmas/FKTP FKTL

Sasaran Yang memenuhi Kriteria

Kunjungan rumah Tindak lanjut hasil


oleh kader kunjungan rumah
Sweeping ke 1. Pencatatan
keluarga jika hasil kunjungan
Kegiatan Pemberian vitamin A dan obat cacing
balita sasaran rumah
tidak datang dan 2. Pelaporan hasil
melakukan kunjungan
pendataan rumah ke Pustu

Bulan Februari : Pemberian Vitamin A ⁃ Penemuan kasus cacingan secara pasif


Bulan Agustus: Vit. A dan POPM Cacingan ⁃ Pemberian pengobatan
⁃ Penanganan komplikasi Cacingan
Sasaran target: ⁃ Konseling
Bayi usia 6 – 11 bulan ⁃ Pemberian Vit A (Februari dan Agustus)
Balita usia 12 -59 bulan ⁃ Pemberian Obat Pencegahan Secara
Massal (POPM) (bulan Agustus)
Dilakukan oleh Nakes
(Tenaga pengelola Gizi/bidan/perawat)
❖ Edukasi, Promosi Kesehatan, sosialisasi:
• tanda/gejala dan cara penularan
• PHBS: cuci tangan pakai sabun,
sanitasi air, lingkungan, jamban
sehat, kebersihan dan keamanan
makanan
• Perilaku konsumsi obat cacing rutin
untuk balita dan anak sekolah
❖ Surveilans
• Penemuan kasus cacingan
• Survei faktor risiko
• Survei prevalensi cacingan
(sampling pemeriksaan tinja)

Sumber:
Permenkes No. 21 Tahun 2017 tentang Penanggulangan Cacingan
95
Alur Layanan: Bayi dan Anak Prasekolah

Jumlah Pemberian POPM Cacingan

Kategori Wilayah Jumlah POPM


•1 kali setahun (Pada daerah POPM Filariasis)
Prevalensi tinggi (≥ 50%)
•2 kali setahun (pada daerah non POPM Filariasis)
Prevalensi sedang (≥20% - ≤50%) Satu kali setahun pada daerah non POPM
Prevalensi rendah (<20%) Pengobatan selektif

Sumber:
Permenkes No. 21 Tahun 2017 tentang Penanggulangan Cacingan 96
Alur Layanan: Bayi dan Anak Prasekolah

Skrining Anemia Keluarga Posyandu Pustu Puskesmas/FKTP FKTL

Sasaran: Bayi dan Anak Prasekolah

Kunjungan Rumah Lakukan Lakukan Sasaran atau


Lakukan
awal oleh Kader Pencatatan pemeriksaan remaja yang
anamnesis dan Pemeriksaan
Posyandu dan tanda dan memiliki gejala Hemoglobin
pemeriksaan
Pelaporan gejala dan tanda
fisik
Hasil anemia anemia
1. Edukasi terkait Kunjungan
gejala dan Rumah Hasil Pemeriksaan
tanda anemia Hb
2. Skrining tanda
dan gejala
anemia
Tidak Anemia Anemia
(≥ 12 gr/dl)
Kunjungan Rumah
oleh Kader
Posyandu hasil
pendataan
Ringan Sedang Berat
(11-11.9 gr/dl) (8-10.9 gr/dl) (< 8 gr/dl)
Sweeping anak
• Edukasi Konsumsi Tablet
yang belum Tambah Darah (TTD)
dilakukan skrining rutin 1 x/minggu
• Penerapan pola makan Tata laksana
sesuai gizi seimbang di FKTP Rujuk ke
• Perilaku hidup sehat FKTL

Periksa ulang setelah 2-4 Bila tidak membaik


minggu terapi TTD

Sumber:
Kepmenkes RI Nomor HK.01.07/MENKES/2015/2023 tentang Petunjuk Teknis Integrasi Pelayanan
Kesehatan Primer 97
Alur Layanan: Bayi dan Anak Prasekolah

Skrining Anemia
Tambahan Keterangan Skrining Anemia

Tanda dan Gejala Anemia Penatalaksanaan di FKTP


• Keluhan 5L (Lesu, Letih, Lemah, Lelah, Lalai) • Obati dengan TTD :
• Mudah mengantuk ✓ 1 tablet per hari (anemia ringan)
• Sulit konsentrasi ✓ 2 tablet per hari (anemia sedang)
• Sering pusing, mata berkunang-kunang • Edukasi asupan gizi seimbang
• sakit kepala, baik dalam beberapa hari • Follow up dalam 2-4 minggu (klinis dan
maupun lebih lama dari itu pemeriksaan Hb)
• Riwayat Talasemia pada Keluarga • Bila tidak membaik dalam waktu 4 minggu, atau
• Tanyakan yang relevan dengan anemia misal status anemia dan klinis menjadi berat disertai
gaya hidup terkait konsumsi sayur, buah, penyebab selain Anemia Defisiensi Besi (ADB)
protein hewani kebersihan diri, dan terkait rujuk ke FKTL
penyakit yang sedang diderita.

Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan Penunjang


• Konjungtiva Pucat • Pemeriksaan kadar hemoglobin dengan PoCT
Hb meter (dengan strip atau mikrokuvet) atau
• Telapak Tangan, wajah, bibir, kulit, kuku Pucat hematology analyzer di Puskesmas.
Pemeriksaan di Pustu menggunakan alat PoCT
Hb meter
Sumber:
Kepmenkes RI Nomor HK.01.07/MENKES/2015/2023 tentang Petunjuk Teknis Integrasi Pelayanan Kesehatan Primer

98
Alur Layanan: Bayi dan Anak Prasekolah

Gizi Seimbang

Sumber :
1. Permenkes RI Nomor 41 Tahun 2014 tentang Pedoman Gizi Seimbang
2. Website: https://p2ptm.kemkes.go.id/

99
Alur Layanan: Bayi dan Anak Prasekolah

Edukasi Gaya Hidup Sehat

Sumber : Website: https://p2ptm.kemkes.go.id/


100
Alur Layanan: Bayi dan Anak Prasekolah

Skrining Talasemia Keluarga Posyandu Pustu Puskesmas/FKTP FKTL

Sasaran:
semua bayi berusia 2 (dua) tahun keatas yang memiliki
saudara kandung penyandang talasemia dan atau orang
tua atau ada riwayat keluarga dengan transfusi darah rutin.

Lakukan anamnesis:
Lakukan Apakah punya saudara dan/atau anak
Pencatatan penyandang talasemia?
dan Apakah ada keluarga yang rutin
Pelaporan melakukan transfusi darah?
Kunjungan Rumah Hasil
oleh Kader Kunjungan
Jawaban: Ya
Posyandu awal Rumah
Yang
Lakukan pemeriksaan
1. Edukasi faktor dilaporkan Lakukan pemeriksaan laboratorium lanjutan
risiko ke Posyandu Hb, MCV dan MCH + Analisis Hb dengan
talasemia dan sediaan apus darah tepi HPLC/elektroforesis
Posyandu
capillary
Kunjungan Rumah Prima
Rujuk ke
Klasifikasi Hasil
oleh Kader FKTL
Posyandu hasil Pemeriksaan
Pemantauan
pendataan oleh kader
2. Sweeping
Normal Curiga
sasaran yang
Hb, MCV atau MCH
belum Normal Intermedia Minor/pembawa sifat
lebih rendah dari
terskrining
normal
(Hb < 11mg/dl, MCV
< 80 fl, MCH <27pq)
Kartu / sertifikat
telah dideteksi Rujuk Balik Konseling
dini talasemia

Sumber :
Kepmenkes Nomor 2015 Tahun 2023 tentang Petunjuk Teknis Integrasi Pelayanan Kesehatan
Primer 101
Alur Layanan: Bayi dan Anak Prasekolah

Hasil Pemeriksaan Laboratorium


Pasien dicurigai sebagai pembawa sifat talasemia bila nilai salah satu dari Hb,
MCV atau MCH lebih rendah dari batasan normal (Hb < 11 mg/dL, MCV < 80 fL,
MCH < 27 pq) maka pasien harus dirujuk ke FKTL untuk pemeriksaan lebih lanjut,
atau dapat juga melakukan rujukan sampel (darah yang diambil dibagi ke dalam
2 tabung dan dirujuk di hari yang sama).

Gambaran Sediaan Apus Darah Tepi


• Anisositosis dan poikilositosis yang nyata (termasuk fragmentosit dan tear-
drop), mikrositik hipokrom, basophilic stippling, badan Pappenheimer, sel
target, dan eritrosit berinti (menunjukan defek hemoglobinisasi dan
diseritropoiesis).
Contoh gambaran
darah tepi pada
• Total hitung dan neutrofil meningkat.
talasemia mayor • Bila telah terjadi hipersplenisme dapat ditemukan leukopenia, neutropenia,
dan trombositopenia.

Sumber:
• Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di FKTP Tahun 2022
• Kepmenkes Nomor 2015 Tahun 2023 tentang Juknis Integrasi Pelayanan Kesehatan Primer

102
Alur Layanan: Bayi dan Anak Prasekolah

Konseling pada individu dan pasangan yang


mengidap talasemia

Sumber: Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.01.07/MENKES/1/2018


tentang Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Tata Laksana Thalasemia

103
Alur Layanan: Bayi dan Anak Prasekolah

Skrining HIV Keluarga Posyandu Pustu Puskesmas/FKTP FKTL

Perilaku Berisiko:
1. Penjaja seks laki-laki atau perempuan
Skrining 2. Pengguna NAPZA suntik
1x/tahun 3. Laki-laki yang berhubungan seks dengan sesama laki-laki dan
Pasien Rujukan Posyandu Sasaran
transgender
4. Hubungan seksual yang berisiko atau tidak aman
atau Pustu 5. Pernah atau sedang mengidap penyakit infeksi menular seksual (IMS)
6. Pernah mendapatkan transfusi darah
7. Pembuatan tato dan atau alat medis/alat tajam yang tercemar HIV
8. Bayi dari ibu dengan HIV/AIDS
9. Pasangan serodiskordan – salah satu pasangan positif HIV
Lakukan Skrining Tanda dan Gejala
Kelompok Sasaran:
1. LSI, Waria, WPS/PPS dan pelanggan, pensun, WBP
2. Ibu Hamil
3. Pasien TBC
Tidak Berisiko Berisiko 4. Pasien IMS atau dengan keluhan IMS
5. Pasien hepatitis B dan C
6. Pasien dengan gejala penurunan kekebalan tubuh
7. Pasangan ODHIV
8. Anak dari Ibu HIV positif
Konseling 9. Di daerah epidemi meluas: semua orang yang datang ke fasyankes
Pemeriksaan HIV 10. Individu lain yang membutuhkan

Tidak Bersedia Bersedia

Tata laksana
Ya Terdapat Ya
Rencanakan Terdiagnosis sesuai Rujuk ke
Konseling Ulang dengan Indikasi Rujuk FKTL
HIV standar

Edukasi Tidak
Pencegahan Tidak
Penularan

Pemantauan Rujuk
dibantu oleh kader
Anjuran Kontrol Balik

Sumber:
• Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di FKTP Tahun 2022
104
• Kepmenkes Nomor 2015 Tahun 2023 tentang Juknis Integrasi Pelayanan Kesehatan Primer 104
Alur Layanan: Bayi dan Anak Prasekolah

Skrining Gangguan Spektrum Autisme Keluarga Posyandu Pustu Puskesmas/FKTP FKTL

Anak usia 16-30 bulan yang memiliki keluhan/ indikasi gangguan

Tenaga Kesehatan menanyakan kepada ortu/pengasuh, apakah: Tenaga Kesehatan menanyakan kepada ortu/pengasuh, apakah:
1.Terlambat bicara 1.Terlambat bicara
2.Gangguan komunikasi/ interaksi sosial 2.Gangguan komunikasi/ interaksi sosial
3.Perilaku yang berulang-ulang 3.Perilaku yang berulang-ulang

Jika salah satu jawaban YA, Jika salah satu jawaban YA,
Lakukan Pemeriksaan Lakukan Pemeriksaan
M-CHAT-R M-CHAT-R

Interpretasi Hasil Interpretasi Hasil

SKOR 0-2 SKOR 3-20 SKOR 0-2 SKOR 3-20

Risiko Risiko
Risiko sedang- Risiko sedang-
rendah Rujuk rendah
tinggi tinggi

• Berikan pujian kepada orang tua atau


• Berikan pujian kepada orang tua atau Rujuk ke FKTL
pengasuh dan anak
pengasuh dan anak
• Lanjutkan stimulasi sesuai umur
• Lanjutkan stimulasi sesuai umur
• Pada anak umur <24 bulan, lakukan
• Pada anak umur <24 bulan, lakukan
pemeriksaan ulang setelah ulang tahun kedua
pemeriksaan ulang setelah ulang tahun kedua
• Jadwalkan kunjungan berikutnya
• Jadwalkan kunjungan berikutnya

Sumber :
1. Buku Pedoman Pelaksana Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan
Kesehatan Dasar, Kementerian Kesehatan RI, 2022
105
Alur Layanan: Bayi dan Anak Prasekolah

Instrumen Pemeriksaan MODIFIED CHECKLIST FOR AUTISM IN TODDLERS, REVISED (M-CHAT REVISED)

Aturan penggunaan:
Modified Checklist for Autism in Toddlers, Revised (M-CHAT-R)
dapat digunakan saat anak datang untuk kontrol sehari-hari,
dan dapat digunakan oleh dokter spesialis atau profesional
lainnya untuk mengevaluasi risiko gangguan spektrum autisme.

Tujuan utama M-CHAT-R


Untuk memaksimalkan sensitivitas, yaitu mendeteksi sebanyak
mungkin kasus gangguan spektrum autisme. Angka positif palsu
cukup tinggi, berarti tidak semua anak yang terskor berisiko akan
terdiagnosis gangguan spektrum autisme. Berdasarkan hal
tersebut, dikembangkan pertanyaan follow-Up (M-CHAT-R/F).

Pengguna harus memperhatikan walaupun dengan follow-up,


jumlah anak yang secara signifikan mempunyai nilai M-CHAT-R
positif, tidak terdiagnosis gangguan spektrum autisme, namun
anak ini berisiko mengalami gangguan atau keterlambatan
perkembangan lainnya, oleh karena itu, follow-up harus
dilakukan pada anak yang diskrining positif.

Modified Checklist for Autism in Toddlers, Revised (M-CHAT-R)


dapat dilakukan kurang dari 2 menit. Aturan skoring dapat
diunduh http://www.mchatscreen.com. Data yang
berhubungan juga tersedia untuk diunduh.
a. Ajukan pertanyaan dengan lambat, jelas dan nyaring, satu
persatu perilaku yang tetulis pada M-CHAT-R kepada orang
tua atau pengasuh anak
b. Lakukan pengamatan kemampuan anak sesuai dengan
tugas pada Modified Checklist for Autism in Toddlers, Revised
(M-CHAT-R)
c. Catat jawaban orang tua atau pengasuh anak dan
kesimpulan hasil pengamatan kemampuan

Sumber :
B@2009 Diana Robins, Deborah Fein, & Marianne Barton (M-CHAT-R/F ini diterjemahkan
oleh Soetjiningsih, Trisna Windiani, Sugitha Adnyana, & Apik Lestari, 2014) dalam Buku
Bagan Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat
Pelayanan Kesehatan Dasar, Kementerian Kesehatan RI, 2022

106
Alur Layanan: Bayi dan Anak Prasekolah

Skrining Gangguan Pemusatan


Perhatian dan Hiperaktifitas (GPPH) Keluarga Posyandu Pustu Puskesmas/FKTP FKTL

Anak usia diatas 36 bulan yang memiliki keluhan/ indikasi gangguan

Tenaga Kesehatan menanyakan kepada ortu/pengasuh, apakah:


1. Anak tidak dapat duduk tenang
2. Anak selalu bergerak tanpa tujuan dan tidak mengenal Lelah
3. Perubahan suasana hati yang mendadak impulsive
Tenaga Kesehatan menanyakan kepada ortu/pengasuh, apakah:
1. Anak tidak dapat duduk tenang
2. Anak selalu bergerak tanpa tujuan dan tidak mengenal Lelah
3. Perubahan suasana hati yang mendadak impulsive

Jika salah satu jawaban YA, Jika salah satu jawaban YA,
lakukan Deteksi menggunakan lakukan Deteksi menggunakan
ceklist pertanyaan ACTRS ceklist pertanyaan ACTRS

Interpretasi Hasil Interpretasi Hasil

Nilai Total < 13 namun Nilai Total < 13 Nilai Total < 13 namun Nilai Total ≥ 13
Nilai Total < 13 Nilai Total ≥ 13
Pemeriksa merasa ragu Pemeriksa merasa ragu

Kemungkinan GPPH Normal Meragukan Kemungkinan GPPH


Normal Meragukan
Rujuk
Rujuk
• Lakukan intervensi dini • Berikan pujian kepada • Lakukan intervensi dini
• Berikan pujian kepada
masalah perilaku dan orang tua atau pengasuh masalah perilaku dan
orang tua atau pengasuh
emosi dan anak emosi Rujuk ke FKTL
dan anak Rujuk jika evaluasi
• Evaluasi ulang setelah 1 Rujuk jika evaluasi tetap • Lanjutkan stimulasi sesuai • Evaluasi ulang setelah 1
• Lanjutkan stimulasi sesuai tetap meragukan
bulan meragukan umur bulan
umur
• Jadwalkan kunjungan • Jadwalkan kunjungan
berikutnya berikutnya

Sumber :
1. Buku Bagan Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan
Dasar, Kementerian Kesehatan RI, 2022
2. Buku Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat 107
Pelayanan Kesehatan Dasar, Kementerian Kesehatan RI, 2022
Alur Layanan: Bayi dan Anak Prasekolah

Pemantauan Perkembangan Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktifitas (GPPH)


Indikasi atau Keluhan GPPH pada Anak Prasekolah:
Keluhan dapat berupa salah satu atau lebih keadaan :
1. Anak tidak bisa duduk tenang
2. Anak selalu bergerak tanpa tujuan dan tidak mengenal Lelah
3. Perubahan suasana hati yang mendadak atau impulsive

Cara menggunakan formulir deteksi dini GPPH: Interpretasi :


1. Ajukan pertanyaan dengan lambat, jelas dan nyaring, satu Beri nilai pada masing-masing jawaban sesuai bobot
persatu perilaku yang tertulis pada formular deteksi dini GPPH. nilai dan jumlahkan nilai masing-masing jawaban
Jelaskan kepada orangtua atau pengasuh anak untuk tidak menjadi nilai total
ragu-ragu atau takut menjawab. Nilai 0 : jika keadaan tersebut tidak ditemukan pada
2. Lakukan pengamatan kemampuan anak sesuai dengan anak
pertanyaan pada formular deteksi dini GPPH Nilai 1 : jika keadaan tersebut kadang-kadang
3. Keadaan yang ditanyakan diamati ada pada anak ditemukan pada anak
dimanapun anak berada, missal Ketika di rumah, sekolah, Nilai 2 : jika keadaan tersebut sering ditemukan pada
pasar, toko, dll; setiap saat dan Ketika anak dengan siapa anak
saja Nilai 3 : jika keadaan tersebut selalu ada pada anak
4. Catat jawaban dan hasil pengamatan perilaku anak selama
dilakukan pemeriksaan
5. Teliti Kembali apakah semua pertanyaan telah dijawab Bila nilai total 13 atau lebih maka anak kemungkinan GPPH

108
Alur Layanan: Bayi dan Anak Prasekolah

Skrining Penyimpangan Perilaku dan Emosi Keluarga Posyandu Pustu Puskesmas/FKTP FKTL

Sasaran: Untuk mendeteksi secara dini


Anak usia 36 – 72 bulan (sesuai indikasi) adanya penyimpangan atau
Dilakukan oleh petugas kesehatan masalah perilaku emosional pada
anak prasekolah

Lakukan Pemeriksaan
Kuesioner Masalah Perilaku Indikasi bila ada keluhan dari ibu atau
Emosional (KMPE) pengasuh atau ada kecurigaan tenaga
kesehatan, kader kesehatan, petugas PAUD,
pengelola TPA dan guru TK.
Cara melakukan:
a. Tanyakan setiap pertanyaan dengan lambat, jelas dan nyaring, satu
persatu perilaku yang tertulis pada KMPE kepada orang tua atau
pengasuh anak
b. Catat jawaban ‘Ya’, kemudian hitung jumlah jawaban ‘Ya’

Interpretasi Hasil

Tidak Ada Ada 1 Ada 2


Jawaban ‘YA’ Jawaban ‘YA’ Jawaban ‘YA’

Normal Kemungkinan anak mengalami Kemungkinan


masalah perilaku emosional anak
(meragukan) mengalami
masalah
perilaku
emosional
• Berikan pujian kepada orang tua • Konseling kepada orang tua terkait
atau pengasuh dan anak Rujuk ke RS
intervensi dini masalah perilaku dan emosi
• Lanjutkan stimulasi sesuai umur Tumbuh
• Jadwalkan kunjungan berikutnya 1 bulan
• Jadwalkan kunjungan berikutnya Kembang
lagi. Bila tidak ada perubahan, rujuk ke RS
Level 1
rujukan tumbuh kembang level 1

Sumber :
1. Buku Bagan Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan
Kesehatan Dasar, Kementerian Kesehatan RI, 2022
2. Buku Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat
Pelayanan Kesehatan Dasar, Kementerian Kesehatan RI, 2022
109
Alur Layanan: Bayi dan Anak Prasekolah

Instrumen Pemeriksaan Kuesioner Masalah Perilaku Emosional (KMPE)

Sumber :
Diadaptasi dari Mental Health Care in the Community (Ladrido-Ignacio, L dan Tronco, AT, 2000) dalam BUKU BAGAN Stimulasi, Deteksi,
dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar, Kementerian Kesehatan RI, 2022

110
Alur Layanan: Bayi dan Anak Prasekolah

Tes Daya Dengar Keluarga Posyandu Pustu Puskesmas/FKTP FKTL

Sasaran: Anak
Usia 3 bulan – 12 bulan (setiap 3 bulan)
Usia Usia >1 – 6 tahun (setiap 6 bulan)

1. Tanyakan nama, tanggal, bulan dan tahun anak lahir, 1. Tanyakan nama, tanggal, bulan dan tahun anak lahir,
2. Hitung umur anak dalam buIan 2. Hitung umur anak dalam buIan
3. Jika anak berusia < 24 bulan, pertanyaan ditujukan kepada 3. Jika anak berusia < 24 bulan, pertanyaan ditujukan kepada
orang tua atau pengasuh anak orang tua atau pengasuh anak
4. Jika anak berusia ≥ 24 Bulan, pertanyaan berupa perintah 4. Jika anak berusia ≥ 24 Bulan, pertanyaan berupa perintah
melalui orang tua/pengasuk untuk dikerjakan anak melalui orang tua/pengasuk untuk dikerjakan anak

Pilih Instrument TDD sesuai umur Pilih Instrument TDD sesuai umur

Interpretasi Hasil
Interpretasi Hasil

Apakah ada
Apakah ada
jawaban Tidak
jawaban Tidak Ya
Rujukan verifikasi
Interpretasi
Tidak Ya
Tidak - Lakukan pemeriksaan klinis
- Penegakkan diagnostik kerja
Perkembangan sesuai umur Ada kemungkinan penyimpangan Perkembangan sesuai umur
Intervensi: Intervensi: Intervensi:
- Berikan pujian pada ortu/pengasuh Rujuk ke RS Rujukan Tumbuh Rujuk ke
- Berikan pujian pada ortu/pengasuh
dan anak Kembang Level 1 dan anak
FKTL
- Lanjutkan stimulasi sesuai umur - Lanjutkan stimulasi sesuai umur
- Jadwalkan pemeriksaan berikutnya Apakah dapat Tidak
- Jadwalkan pemeriksaan berikutnya
ditatalaksana
di FKTP?

Ya
Lakukan tata laksana
sesuai standar

Sumber:
Kepmenkes Nomor 2015 Tahun 2023 tentang Juknis Integrasi Pelayanan Kesehatan Primer
111
Alur Layanan: Bayi dan Anak Prasekolah

Instrumen Tes Daya Dengar Untuk Anak usia 0 – 18 Bulan


Mengetahui 3 kemampuan: ekspresif, reseptif dan visual berdasarkan kelompok umur

112
Alur Layanan: Bayi dan Anak Prasekolah

Instrumen Tes Daya Dengar Untuk Anak uisa 18 - 36 Bulan


Mengetahui 3 kemampuan: ekspresif, reseptif dan visual berdasarkan kelompok umur

113
Alur Layanan: Bayi dan Anak Prasekolah

Tes Daya Lihat Keluarga Posyandu Pustu Puskesmas/FKTP FKTL

Sasaran Usia Sesuai Kriteria:


• 0-3 bulan, dilanjutkan pada umur 6, 9, 18, 24, dan 36 bulan (Tes Refleks Merah)
• >36 – 72 bulan (setiap 6 bulan) (Tes Daya Lihat)

Lakukan Skrining Penyimpangan Penglihatan Anak


Tindak lanjut hasil
kunjungan rumah
Kunjungan rumah
1. Mengarahkan
oleh kader Tes Daya Lihat menggunakan Tumbling “E” Tes Reflek Merah (Bruckner Test)
Sasaran untuk
1. Sweeping (Nadis/Nakes) (Nadis)
skrining.
sasaran yang
2. Pencatatan
belum
hasil kunjungan Lakukan 2x menggunakan Tumbling “E” 1.Periksa anak dengan oftalmoskop direk, senter,
terskrining
rumah 6/60 dan 6/12 pada masing-masing mata atau dengan blitz kamera
3. Pelaporan hasil 2.Pemeriksaan dilakukan di ruang redup atau
kunjungan gelap dan pada jarak 50 cm
rumah ke Pustu Nilai
jawaban
anak Amati
tampak
1. 3x benar Berturut-turut 1. 3x Salah Berturut-turut an pupil
2. 4x benar atau lebih 2. <4x benar dalam 5x
dalam 5x kesempatan kesempatan
1. Terdapat refleks merah 1. Hasil abnormal atau
terang dan ekual (Tes tidak ekual (Tes Refleks Rujuk ke
Refleks Merah Merah FKTL
Daya Lihat Anak Baik Daya Lihat Anak Kurang 2. Pupil tampak hitam 2. Pupil tampak hitam
(Visus >6/12 atau >6/60): (Visus <6/12 atau <6/60) (senter atau blitz (senter atau blitz
- Berikan pujian pada kamera) kamera)
ortu/pengasuh dan anak
- Lanjutkan stimulasi sesuai
umur
Normal: Curiga Kelainan Pupil Putih
- Jadwalkan pemeriksaan
- Berikan pujian pada Pada Anak
berikutnya
ortu/pengasuh dan anak
- Lanjutkan stimulasi sesuai
umur
- Jadwalkan pemeriksaan
berikutnya

Evaluasi dan rujuk Spesialis


Mata
Sumber:
Kepmenkes Nomor 2015 Tahun 2023 tentang Juknis Integrasi Pelayanan Kesehatan Primer
114
Alur Layanan: Bayi dan Anak Prasekolah

Tes Refleks Merah (Bruckner test)


1. Tes ini bertujuan untuk mendeteksi pupil putih (leukocoria); Pemeriksaan tes
termasuk di dalamnya kelainan katarak, retinoblastoma,
penyakit-penyakit mata yang melibatkan kornea, lensa, vitreous, refleks merah
dan retina menggunakan
2. Tes ini dapat dilakukan sejak bayi baru lahir mulai umur 0-3 bulan,
dilanjutkan pada umur 6, 9, 18, 24, dan 36 bulan, pada saat oftalmoskopi direk
pemeriksaan rutin ketika kunjungan imunisasi, atau bila ada
keluhan mengenai penglihatan atau kelainan pada mata anak
3. Tes ini dilakukan oleh dokter umum menggunakan funduskopi
atau oftalmoskopi direk
4. Cara melakukan Tes Refleks Merah:
a. Dilakukan pada ruangan dengan pencahayaan redup atau
gelap (matikan lampu ruangan dan/atau tutup tirai atau Hasil Normal
gorden ruangan pemeriksaan)
b. Anak duduk di pangkuan orang tuanya atau pengantar
pasien
c. Gunakan funduskopi atau oftalmoskopi direk dengan kekuatan
lensa pada alat diatur pada “0”
d. Pastikan baterai alat terisi
e. Pemeriksa duduk pada jarak 50 cm. Pegang alat funduskopi
atau oftalmoskopi direk ke dekat mata pemeriksa
f. Minta atau alihkan perhatian anak untuk melihat ke sumber Hasil Abnormal atau
cahaya dan arahkan sinar funduskopi atau oftalmoskopi direk Tidak Ekual
ke mata anak.
5. Interpretasi:
Pemeriksa normalnya akan melihat refleks merah terang dan
ekual dari masingmasing pupil anak.

115
Alur Layanan: Bayi dan Anak Prasekolah

Deteksi Pupil Putih Menggunakan Senter


1. Tes ini bertujuan untuk mendeteksi pupil putih Pemeriksaan deteksi
(leukocoria); termasuk di dalamnya kelainan katarak, pupil putih
retinoblastoma, penyakit-penyakit mata yang
menggunakan alat
melibatkan kornea, lensa, vitreous, dan retina
2. Tes ini dapat dilakukan sejak bayi baru lahir mulai umur sederhana berupa
0-3 bulan, dilanjutkan pada umur 6, 9, 18, 24, dan 36 senter
bulan, pada saat pemeriksaan rutin ketika kunjungan
imunisasi, atau bila ada keluhan mengenai penglihatan
atau kelainan pada mata anak
3. Tes ini dilakukan oleh dokter umum menggunakan
senter bila tidak terdapat funduskopi atau oftalmoskopi
direk di fasilitas kesehatan. Cara ini kurang akurat
Gambaran Pupil
dibandingkan Tes Refleks Merah. Normal
4.Cara mendeteksi pupil putih menggunakan
senter:
a.Deteksi pupil putih secara sederhana,
b.Menggunakan senter yang diarahkan ke mata anak.
c.Lihat bagian pupil, apakah terdapat bagian yang
berwarna putih atau tidak.
5. Interpretasi:
Pemeriksa normalnya akan melihat bagian pupil
Gambaran pupil
berwarna hitam.
putih pada kedua
mata

116
Alur Layanan: Bayi dan Anak Prasekolah

Tes lampu kilat (blitz) kamera


1. Tes ini bertujuan untuk mendeteksi pupil putih (leukocoria);
termasuk di dalamnya kelainan katarak, retinoblastoma, Cara deteksi pupil putih
penyakit-penyakit mata yang melibatkan kornea, lensa, vitreous, menggunakan tes lampu
dan retina
2. Tes ini dapat dilakukan sejak bayi baru lahir mulai umur 0-3 bulan, kilat (blitz) kamera
dilanjutkan pada umur 6, 9, 18, 24, dan 36 bulan, pada saat
pemeriksaan rutin ketika kunjungan imunisasi, atau bila ada
keluhan mengenai penglihatan atau kelainan pada mata anak
3. Tes ini dapat dilakukan oleh tenaga medis, kader, atau awam
4. Cara melakukan tes lampu kilat (blitz) kamera
a. Deteksi pupil putih secara mudah dapat dilakukan dengan
menggunakan kamera pada smartphone. Kamera dengan
lampu kilat (blitz) disiapkan pada pencahayaan ruangan SEBELUM menggunakan
redup
b. Deteksi mode red eye pada kamera dinonaktifkan. Kamera lampu kilat (blitz)
kemudian diarahkan sejajar mata anak dan anak diminta kamera
melihat ke kamera. Lihat bagian pupil, apakah terdapat
bagian yang berwarna putih atau tidak
5. Interpretasi:
Pemeriksa normalnya akan melihat bagian pupil berwarna hitam.
Gambaran pupil putih
SETELAH menggunakan
lampu kilat (blitz)
kamera

117
Alur Layanan: Bayi dan Anak Prasekolah

Tes Daya Lihat menggunakan tumbling “E”


1. Tujuan Tes Daya Lihat adalah mendeteksi secara dini kelainan Cara melakukan Tes Daya Lihat:
daya lihat agar segera dapat dilakukan tindakan lanjutan a. Pilih suatu ruangan yang bersih dan tenang, dengan penyinaran yang
sehingga kesempatan untuk memperoleh ketajaman daya lihat baik Letakkan sebuah kursi sejauh 6 meter antara pemeriksa dan pasien
menjadi lebih besar b. Pemeriksa memberikan kartu "E" pada anak. Latih anak dalam
2. Tes Daya Lihat dilakukan mulai umur ≥ 36 bulan dan diulang setiap mengarahkan kartu "E" menghadap atas, bawah, kiri, dan kanan sesuai
6 bulan berikutnya sampai umur 72 bulan. Tes ini dilaksanakan oleh dengan arah kaki huruf “E” yang ditunjukkan oleh pemeriksa. Beri pujian
tenaga kesehatan setiap kali anak mau melakukannya. Lakukan hal ini sampai anak dapat
3. Alat atau sarana yang diperlukan adalah: mengarahkan kartu “E” dengan benar
1. Ruangan yang bersih, tenang, dengan penyinaran yang baik, c. Selanjutnya pemeriksaan dimulai dari kartu optotype “E” 6/60, baru
Dua buah kursi, Kartu tumbling “E” yang disederhanakan ukuran dilanjutkan dengan kartu optotype “E” 6/12. Kartu “E” yang dipegang
setara dengan optotype tajam penglihatan 6/60 dan 6/12, Tali oleh pemeriksa tingginya harus sejajar dengan mata anak.
ukur 6 meter atau 3 meter d. Anak diminta menutup sebelah matanya dengan benar. Pemeriksaan
Interpretasi: tes daya lihat dilakukan pada masing-masing mata
i. Apabila anak dapat menjawab dengan benar arah kaki “E” yang e. Pemeriksa menunjukkan kartu “E” dan kemudian membalik-balik
dibalik-balik oleh pemeriksa sebanyak 3 kali berturut-turut, maka arahnya sebanyak 3 kali pada awalnya. Apabila anak dapat menjawab
daya lihat anak dinilai baik (visus dengan benar arah kaki “E” yang dibalik-balik oleh pemeriksa sebanyak
mata kanan/kiri >6/12 atau >6/60, tergantung kartu optotype “E” 3 kali, maka pemeriksaan dapat dihentikan dan daya lihat anak dinilai
yang digunakan) baik. Bila menjawab 2 kali benar, pemeriksaan dapat ditambahkan
ii. Bila menjawab 2 kali benar, pemeriksaan dapat ditambahkan hingga 5 kali. Apabila hasil pemeriksaan daya penglihatan anak
hingga 5 kali. Bila benar 4 dari 5, maka daya lihat anak dinilai baik menggunakan kartu optotype “E” 6/60 dinilai kurang atau tidak bisa,
(visus mata kanan atau kiri >6/12 atau >6/60, tergantung kartu pemeriksaan tidak perlu dilanjutkan menggunakan kartu optotype “E”
optotype “E” yang digunakan) 6/12
iii. Bila jawaban benar <4 dari 5 kali percobaan, maka daya lihat anak f. Ulangi pemeriksaan tersebut pada mata yang lain dengan cara yang
dinilai kurang (visus mata kanan/kiri <6/12 atau <6/60, tergantung sama
kartu optotype “E” yang digunakan) dan perlu dirujuk g. Catat daya penglihatan pada masing-masing mata anak
iv. Bila anak tidak dapat menjawab benar 3 kali berturut turut atau
menyatakan tidak melihat kartu “E” yang ditunjukkan oleh Penapisan tajam penglihatan
pemeriksa, maka daya lihat anak dinilai kurang (visus mata kanan pada anak menggunakan
atau kiri <6/12 atau <6/60, tergantung kartu optotype “E” yang tumbling “E”
digunakan) dan perlu dirujuk

118
Alur Layanan: Bayi dan Anak Prasekolah

Skrining Hipotiroid Kongenital Keluarga Posyandu Pustu Puskesmas/FKTP FKTL

Sasaran Yang memenuhi Kriteria: Bayi usia 48 – 72 jam

Kunjungan Rumah
Lakukan
awal oleh Kader
Posyandu Pencatatan 4
dan
1. Edukasi Pelaporan Pengambilan sampel SHK dari tumit Kirim sampel Hasil Tata Tes Konfirmasi di Tata laksana
Hasil dengan Kertas Saring Dry Blood Spot darah ke Pemeriksaan laksana SHK Laboratorium SHK di FKTL
Kunjungan (DBS laboratorium SHK di FKRTL terstandar di (golden period
Kunjungan Rumah rujukan untuk oleh Dokter Kabupaten/Kota
Rumah mulai terapi
oleh Kader Dilakukan oleh tenaga kesehatan pemeriksaan Spesialis
Yang usia < 30 hari)
Posyandu hasil terlatih (dokter, perawat, bidan, atau SHK Anak
pendataan dilaporkan ke
Posyandu, analis laboratorium)
Hasil
Pustu dan di FKTP/ Pustu/ FKRTL
Sweeping untuk Pemeriksaan
menemukan bayi Puskesmas
sasaran yang TSH TSH
belum melakukan Normal Tinggi
SHK

Pemantauan Tumbuh Kembang di FKTP Negatif Positif

Sumber: SE Dirjen Yankes No. HK.02.02/III/3887/2022 Tanggal 7 Desember 2022 tentang


Kewajiban Fasilitas Pelayanan Kesehatan Untuk Melakukan Pelaporan Skrining
Hipotiroid Kongenital Pada Bayi Baru Lahir 119
Alur Layanan: Bayi dan Anak Prasekolah

Skrining Penyakit Jantung Bawaan (PJB) Keluarga Posyandu Pustu Puskesmas/FKTP FKTL

Lakukan Tata laksana


rujukan ke • Anamnesis dan • Anamnesis dan Diagnosis
Rujuk untuk PJB di FKTL
Pustu atau pemeriksaan fisik pemeriksaan fisik PJB
diagnosis dan oleh Dokter
Bayi Usia < 3 bulan Puskesmas • Pemeriksaan saturasi • Pemeriksaan saturasi tata laksana
oksigen oksigen Spesialis
Kunjungan Rumah bila bayi lebih lanjut
mengalami
Anak
awal oleh Kader Dilakukan oleh tenaga Bukan
tanda atau Dilakukan oleh tenaga
Posyandu kesehatan (dokter) di FKTP/ PJB
gejala PJB kesehatan (terlatih)
Pustu/ FKTL
1. Edukasi Rujuk ke
2. Pendataan: Puskesmas
adakah bayi Lakukan
sesak nafas, Pencatatan
kebiruan, dan Klasifikasi Hasil Pemeriksaan Klasifikasi Hasil Pemeriksaan
demam, gagal Pelaporan
tumbuh (FTT),
ISPA berulang, 90% -
Hasil
Kunjungan
Rumah
Yang
dilaporkan ke ≥95%: 90% - <95%: <90% ≥95%: 90% - <95%: <90%
Posyandu,
Pustu dan
Puskesmas Curiga Penegakan
PJB Suspek
Diagnosis Kerja
PJB
oleh Dokter

Pemantauan Tumbuh Kembang di


Posyandu/Pustu/Puskesmas

Sumber:
- Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di FKTP Tahun 2022
- Pedoman Pelayanan Kesehatan Neonatal Esensial Tahun 2018
- Buku Panduan Skrining Penyakit Jantung Bawaan Kritis Menggunakan Pulse Oksimeter, dr. Poppy S. Roebiono, Sp.JP
- Diagnosis dan Tatalaksana Penyakit Jantung Bawaan. Bagian Kardiologi dan Kedokteran Vaskuler FKUI. Pusat
Jantung Nasional Harapan Kita, Jakarta. 120
Alur Layanan: Bayi dan Anak Prasekolah

Tanda dan Gejala PJB


1. Biru saat menangis (bibir, kuku, dan lidah 7. Sering demam, batuk, pilek
menjadi biru). 8. Bayi sering berhenti atau tersedak saat
2. Wajah bayi tampak pucat dan biru. menghisap ASI
3. Ujung kaki dan tangan juga kuku terlihat 9. Nafsu makan rendah
kebiruan. 10.Pertumbuhan dan perkembangan terhambat
4. Biru dan sesak lebih jelas bila bayi menangis 11.BB sulit meningkat atau cenderung menurun
atau mengejan saat buang air besar. 12.Sering demam tidak diketahui penyebabnya
5. Fisik tampak lemas.
6. Lelah dan malas menyusu.

121
Alur Layanan: Bayi dan Anak Prasekolah

Skrining Kesehatan Gigi dan Mulut Keluarga Posyandu Pustu Puskesmas/FKTP FKTL

Sasaran: Anak usia 1 bulan, 2 bulan, 6 bulan, 18 bulan, 2 tahun dan 3 tahun

Kunjungan
rumah
oleh kader Tindak lanjut hasil
1.Edukasi pada kunjungan rumah
orang tua 1. Pencatatan
pembiasaan hasil kunjungan
menjaga rumah
kebersihan gigi 2. Pelaporan hasil
2.Sweeping kunjungan
sasaran yang rumah ke Pustu
belum
terskrining
Lakukan kegiatan skrining:
1. Pemeriksaan gigi dan mulut
2. Pencatatan kondisi gigi dan mulut bagi bayi dan balita dalam Buku Ditemukan Ya
KIA komplikasi/kondisi di Rujuk ke
3. Edukasi perawatan gigi anak sesuai Buku KIA luar kewenangan FKTL

Lakukan
Keluhan atau kondisi yang pemeriksaan
memerlukan pemeriksaan dan komprehensif
Tidak
penanganan lebih lanjut Tata
laksana di
FKTL
Rujuk ke
Tatalaksana sesuai
puskesmas
standar

Anjuran kontrol

Sumber : Kepmenkes 2015/2023 tentang Juknis Integrasi Pelayanan Kesehatan Primer


Buku KIA, Kemenkes RI
122
Alur Layanan: Bayi dan Anak Prasekolah

Skrining • Pemeriksaan gigi dan mulut meliputi pemeriksaan klinis sederhana berupa pemeriksaan keadaan rongga mulut,
meliputi bibir, mukosa mulut, lidah, langit – langit, gusi, gigi termasuk kebersihan mulut.

gigi & mulut • Pemeriksaan dilakukan untuk melihat kondisi klinis organ – organ tersebut, apakah dalam kondisi normal atau ada
kelainan

Bayi
• Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) Anak balita dan anak usia prasekolah
kepada orang tua dalam bentuk dilakukan dalam rentang usia 12 (dua
konseling/penyuluhan tentang: belas) sampai 72 (tujuh puluh dua) bulan
• fase pertumbuhan gigi sulung; • KIE kepada orang tua tentang*:
• keadaan yang menyertai pertumbuhan gigi; • edukasi kepada orang tua dan/atau anggota
• kelainan/penyakit yang sering terjadi pada bayi; keluarga lain untuk pembiasaan menggosok gigi
dengan rutin dan benar,
• mengajarkan cara menjaga kebersihan rongga
mulut bayi sebelum tumbuh gigi hingga gigi seri • edukasi pembiasaan prilaku menggosok gigi
tumbuh lengkap; dengan rutin dan benar kepada anak balita dan
anak usia prasekolah.
• Anjuran menghindari factor risiko gigi berlubang.
• pemeriksaan kondisi gigi dan pengisian kartu
• Identifikasi faktor risiko gigi berlubang: menuju gigi sehat pada Buku KIA di setiap
kunjungan Posyandu,
• Meminum susu botol sebelum/saat tidur malam
• merujuk anak balita dan usia prasekolah untuk
• Mengemil makanan manis di antara waktu pemeriksaan lebih lanjut di fasyankes jika
makan ditemukan risiko timbulnya karies (seperti ada
• Tidak membersihkan gigi dan mulut secara rutin bercak hitam di gigi, pit dan fissure dalam), telah
dan benar memiliki karies dan/atau memiliki oral hygiene
• Mengemut makanan yang buruk

Sumber : Kepmenkes 2015/2023 tentang Juknis Integrasi Pelayanan Kesehatan Primer, Buku KIA, Permenkes 98/2015 tentang Upaya Kesgilut

123
Alur Layanan: Bayi dan Anak Prasekolah

Edukasi Perawatan Gigi Anak (Buku KIA)


Usia ≤ 2 tahun

Usia 2-5 tahun

Sumber: Buku KIA

124
Alur Layanan: Bayi dan Anak Prasekolah

Upaya Kesgilut untuk Balita


Anjuran saran bagi orang tua Tindakan oleh tenaga kesehatan
oleh tenaga kesehatan pada bayi dan anak balita

Sumber: Permenkes 98/2015 tentang Upaya Kesgilut

125
Alur Layanan: Anak Usia Sekolah dan Remaja
Lokasi Unit Layanan
Anak Usia Sekolah
dan Remaja Keluarga Posyandu Pustu Puskesmas/FKTP FKTL

* Skrining bisa dilakukan di sekolah


Pemantauan Status Gizi (Obesitas)*
Cek Kesehatan
secara Mandiri Skrining Tuberkulosis

Skrining Malaria (Daerah Endemis)


Kunjungan Rumah
oleh Kader Posyandu
Skrining Faktor Risiko PTM*
Edukasi Terdapat Tidak Hasil Dapat Tidak
• Rujuk ke
Pemantauan Keluhan Ditangani
• FKTL
Kepatuhan Kesehatan Skrining Masalah Kesehatan Jiwa* di FKTP
Pengobatan
• Sweeping Skrining Kesehatan Gigi dan Mulut*
Tatalaksana
Skrining Faktor Risiko/Perilaku Merokok* di FKTL

Skrining Anemia*

Ya Kondisi
Ya Skrining Kesehatan Indra*
Stabil

Skrining Talasemia

Skrining Kebugaran* Rujuk Balik


ke FKTP

Tata Laksana sesuai Alur Klinis

Pemantauan Hasil Pengobatan


126
Alur Layanan: Anak Sekolah dan Remaja

Cek Kesehatan Secara Mandiri

Cek Suhu Tubuh Cek Berat Badan (BB) dan Tinggi Cek Tekanan Darah
Badan (TB)
menggunakan termometer

Hipotermia: < 35°C Kategori Anak usia ≥ 13 tahun:


Normal: 36.5-37.5°C Konsultasikan ke tenaga Normal: <120/80 mmHg
Demam/Hipertermia: > 37.5-40°C kesehatan untuk menilai Normal Tinggi: 120/<80 – 129/<80 89 mmHg
Hiperpireksia: > 40°C kategori dan ambang batas Hipertensi Tingkat 1: 130/80 mmHg – 138/89 mmHg
status gizi anak Hipertensi Tingkat 2: ≥ 140/90 mmHg

127
Alur Layanan: Anak Usía Sekolah dan Remaja

Pemantauan Status Gizi Keluarga Posyandu Pustu Puskesmas/FKTP FKTL

Sasaran Usia Anak Sekolah dan Remaja*

Kunjungan Rumah Lakukan Kegiatan


awal oleh Kader Pencatatan
Ada Indikasi Ya Penilaian
pemantauan Rujuk Status Gizi
Posyandu dan status gizi
Pelaporan
Hasil
1. Edukasi terkait Kunjungan
Gizi Rumah Hasil Pemantauan
2. Skrining Status Gizi
masalah gizi
(Pengukuran BB TIdak
dan TB)
Normal Gemuk/ Obesitas Gizi
Overweight Kurang
Kunjungan Rumah
oleh Kader Tata laksana Cari penyebab
Posyandu hasil Obesitas Gizi Kurang dan
pendataan
Konsul/Rujuk ke
Ahli Gizi
Sweeping anak
yang berisiko • Edukasi Pola
Hidup Sehat
• Lanjutkan
Intervensi sesuai
Anjuran
TIdak Terdapat
Ya
Rujuk ke
Indikasi Rujuk FKRTL

Sumber:
1. Kepmenkes RI Nomor HK.01.07/MENKES/2015/2023 tentang Petunjuk Teknis Integrasi Pelayanan Kesehatan Primer
2. Permenkes RI Nomor 2 Tahun 2020 tentang Standar Antropometri Anak 128
Alur Layanan: Anak Usía Sekolah dan Remaja

Pemantauan Status Gizi


Kegiatan • Skrining dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan di Puskesmas dan Pustu Kategori dan Ambang
pemantauan serta kader di kegiatan Posyandu. Batas Status Gizi Anak
Status Gizi • Metode:

1. Anamnesis untuk mencari tanda atau gejala

2. Pemeriksaan Fisik (kepala, leher dll), contoh pemeriksaan kepala


apakah wajah membulat, pipi tembem, dagu rangkap dll

3. Pemeriksaan Antropometri (pengukuran berat badan dan tinggi


badan). Untuk menentukan apakah seorang anak berat badannya
sesuai dengan umur, dapat dihitung dengan cara membandingkan
Indeks Massa Tubuh (IMT) dengan Umur menggunakan grafik
terdapat pada Buku Rapor Kesehatanku untuk anak usia sekolah.
Untuk anak laki-laki dapat melihat pada grafik warna biru,
sedangkan untuk anak perempuan dapat melihat pada grafik
Indikasi Rujuk
warna pink. (Grafik terlampir)
Bila ada penyakit penyerta dan atau sindroma metabolik
Cara menghitung Indeks massa tubuh (IMT) anak dan remaja
dengan rumus sebagai berikut:

Faktor Risiko Obesitas

1. Kebiasaan makan berlebih

2. Faktor genetic
Hasil perhitungan IMT dimasukkan ke dalam grafik sesuai jenis
kelamin, dihubungkan dengan umur anak dan remaja. Beri tanda 3. Kurang aktivitas fisik
titik pada hasil pertemuan IMT dan usia. Jika titik berada di atas garis
kuning atau di bawah garis kuning makaanak perlu dirujuk ke 4. Faktor psikologis dan stress
tenaga kesehatan
5. Obat-obatan (seperti steroid, anti-depresan)

6. Usia (misalnya menopause)


Sumber:
1. Permenkes RI Nomor 2 Tahun 2020 tentang Standar Antropometri Anak 7. Kejadian tertentu (misalnya berhenti merokok, berhenti olahraga)
2. Kepmenkes RI Nomor HK.01.07/MENKES/2015/2023 tentang Petunjuk Teknis Integrasi Pelayanan Kesehatan Primer
3. Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di FKTP Tahun 2022

129
Alur Layanan: Anak Usía Sekolah dan Remaja

Grafik Indeks Massa Tubuh Menurut Umur Anak Laki-Laki 5-18 Tahun (z-scores)

Sumber: Permenkes RI Nomor 2 Tahun 2020 tentang Standar Antropometri Anak

130
Alur Layanan: Anak Usía Sekolah dan Remaja

Grafik Indeks Massa Tubuh Menurut Umur Anak Perempuan 5-18 Tahun (z-scores)

Sumber: Permenkes RI Nomor 2 Tahun 2020 tentang Standar Antropometri Anak

131
Alur Layanan: Anak Usía Sekolah dan Remaja

Tata Laksana Obesitas sesuai PPK


Bagi Dokter di FKTP
1. Memberi pemahaman bahwa kondisi pasien saat ini adalah
obesitas dan perlu menjalankan program penurunan berat badan
2. Diskusikan dan sepakati target pencapaian dan cara penurunan
berat badan
3. Usulkan cara yang sesuai dengan faktor risiko yang dimiliki pasien,
dan jadwalkan pengukuran berkala untuk menilai keberhasilan
program
4. Pengaturan pola makan
5. Aktivitas dan latihan fisik
6. Pengaturan waktu tidur
7. Kelola stres
8. Edukasi dan konseling

Sumber : Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di FKTP Tahun 2022

132
Alur Layanan: Anak Usía Sekolah dan Remaja

Edukasi Gaya Hidup Sehat

Sumber:
Website: https://p2ptm.kemkes.go.id/
133
Alur Layanan: Anak Usía Sekolah dan Remaja

Skrining Tuberkulosis Keluarga Posyandu Pustu Puskesmas/FKTP FKTL

Sasaran Skrining: Seluruh usia yang berkunjung ke Puskesmas, Pustu dan Posyandu baik sehat maupun sakit

Terdapat
Kunjungan Rumah Melakukan Ya Penyulit/ Ya
Ya
oleh Kader rekapitulasi Terduga TBC Terduga TBC Terdiagnosis Komplikasi/ Rujuk
Posyandu hasil TBC Tidak dapat ke
ditangani
1. Edukasi gaya kunjungan FKTL
FKTP/Indikasi rujjuk
hidup sehat rumah dan Ya Penegakan Diagnosis:
2. Pelacakan pencatatan Lakukan
pasien yang hasil wawancara gejala 1. Pemeriksaan sampel
tidak kontrol kegiatan di Lakukan dan tanda TBC dahak:
3. Investigasi posyandu wawancara serta Penilaian Klinis a.Pemeriksaan TCM, atau Tidak Tidak
kontak dan Tidak b.Pemeriksaan BTA
gejala dan Rujuk
4. Melakukan melakukan tanda TBC Mikrokopis dan/Atau Px Balik
Tidak
pencatatan pelaporan Lain yang mendukung
dan pelaporan ke 2. Anak Sistem Skoring TBC
hasil Puskesmas
kunjungan pembantu
rumah (Pustu) Ya 1.Pemantauan Ya 1.Pemantauan
Ya Termasuk Termasuk 2.Pemberian TPT
Termasuk 2.Pertimbangkan
Kontak Erat Kontak Erat
Kontak Erat pemberian TPT 3.Pemeriksaan
Pemantauan radiologi (jika
oleh kader tidak ada
perbaikan)
Tidak Tidak Tidak

Edukasi Gaya Hidup


Edukasi Gaya Hidup Edukasi Tata laksana
Sehat
Sehat Pencegahan TBC sesuai
dengan
standar

Anjuran
Kontrol

Sumber :
1. Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Tata Laksanana Tuberkulosis Tahun 2020
2. Kepmenkes Nomor 2015 Tahun 2023 tentang Petunjuk Teknis Integrasi Layanan Primer
134
Alur Layanan: Anak Usía Sekolah dan Remaja

Penegakan diagnosis TBC Anak, berdasarkan:


❑ anamnesis;
Berdasarkan pemeriksaan fisik:
❑ pemeriksaan fisik; • tidak spesifik
❑ hasil pemeriksaan bakteriologis; • tergantung seberapa berat manifestasi respirasi dan sistemiknya.
• Penimbangan berat badan dan pengukuran indeks masa tubuh perlu
❑ dan hasil pemeriksaan penunjang. dilakukan untuk mengetahui dosis OAT yang tepat untuk pasien TB
anak yang akan diobati.
Berdasarkan anamnesis
1. Gejala klinis TB pada anak tidak khas
2. Gejala sistemik/umum TB pada anak: Pemeriksaan Penunjang Sederhana:
a. Nafsu makan tidak ada (anoreksia) atau berkurang, disertai 1. Uji Tuberkulin Uji tuberkulin
gagal tumbuh (failure to thrive). 2. Foto toraks: Gambaran tidak khas; Secara umum, gambaran
b. Masalah Berat Badan (BB): radiologis yang sugestif TB adalah sebagai berikut:
1) BB turun selama 2-3 bulan berturut turut tanpa sebab yang a. Pembesaran kelenjar hilus atau paratrakeal dengan/tanpa infiltrate
jelas, ATAU b. Konsolidasi segmental/lobar
2) BB tidak naik dalam 1 bulan setelah diberikan upaya c. Milier
perbaikan gizi yang baik ATAU d. Kalsifikasi dengan infiltrate
3) BB tidak naik dengan adekuat e. Atelektasis
c. Demam lama (≥ 2 minggu) dan atau berulang tanpa sebab f. Kavitas
yang jelas (bukan demam tifoid, infeksi saluran kemih, malaria, g. Efusi pleura
dan lain lain). Demam umumnya tidak tinggi (subfebris) dan h. Tuberkuloma
dapat disertai keringat malam. 3. Bakteriologis: relatif sulit dilakukan terutama pada anak < 5 tahun.
d. Lesu atau malaise, anak kurang aktif bermain.. Apabila tidak dapat diperoleh spesimen dahak, sebagai gantinya,
e. Batuk lama atau persisten ≥ 3 minggu, batuk bersifat non- dilakukan pemeriksaan bilas lambung (gastric lavage) atau aspirat
remitting (tidak pernah reda atau intensitas semakin lama lambung (gastric aspirate). Hasil pemeriksaan mikroskopik langsung
semakin parah) dan penyebab batuk lain telah disingkirkan. pada anak sebagian besar negatif
f. Keringat malam dapat terjadi, namun keringat malam saja
apabila tidak disertai dengan gejala-gejala sistemik/umum lain
bukan merupakan gejala spesifik TB pada anak

Sumber : Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di FKTP Tahun 2022


135
Alur Layanan: Anak Usía Sekolah dan Remaja

Sistem Skoring TBC Anak


• Kasus TB Anak yang terdiagnosis menggunakan
sistem skoring akan diklasifikasikan sebagai kasus
TB terdiagnosis klinis.
• Anak dinyatakan probable TB jika skoring ≥ 6.
• Jika anak yang kontak dengan pasien BTA positif
dan uji tuberkulinnya positif namun tidak
didapatkan gejala, anak cukup diberikan Terapi
Pencegahan Tuberculosis (TPT) terutama anak
pada balita.
• Kontak erat adalah anak yang tinggal serumah atau
sering bertemu dengan pasien TB menular.

Sumber : Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di FKTP Tahun 2022


136
Alur Layanan: Anak Usía Sekolah dan Remaja

Pencegahan dan Indikasi Rujuk TBC


Terapi Pencegahan Tuberkulosis (TPT): Indikasi Rujuk TBC Anak
1. Disertai tanda bahaya:
• diberikan pada anak balita dan anak a. Kejang, kaku kuduk
imunokompromis di segala usia yang kontak erat b. Penurunan kesadaran
c. Kegawatan lain, misalnya sesak napas.
dengan pasien TB BTA positif : INH 10mg/kg BB
2. Pasien usia balita yang mendapat skor 5, dengan gejala klinis yang
dengan rentang dosis 7-15mg/kgBB meragukan: untuk evaluasi lebih lanjut
• pada anak balita dan anak imunokompromis 3. Pada foto toraks menunjukkan gambaran:
a. efusi pleura atau milier atau kavitas
disegala usia yang kontak erat dengan pasien TB
b. Gibbus,koksitis
RO: ethambutol 15 - 25 mg/kgBB/hari dan 4. Tidak ada perbaikan klinis dalam 2 bulan pengobatan.
levofloksasin 15 – 20 mg/KgBB/hari diminum 1-2 jam 5. Terjadi efek samping obat yang berat.
6. Bila terjadi putus obat yaitu bila berhenti menjalani pengobatan
sebelum makan selama 6 bulan.
selama >2 bulan.
7. Pasien TB anak terkonfirmasi bakterilogis yang tidak mengalami
Sumber :
• Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di FKTP Tahun 2022 konversi atau mengalami reversi setelah jangka waktu tertentu.
• Kepmenkes Nomor 755 Tahun 2019 tentang PNPK TBC
8. Pasien mengalami perburukan klinis setelah mendapatkan
pengobatan TB.
9. Pasien TB Anak terbukti memiliki kontak erat pasien TB terkonfirmasi TB
RO.

137
Alur Layanan: Anak Usía Sekolah dan Remaja

Skrining Malaria (Daerah Endemis) Keluarga Posyandu Pustu Puskesmas/FKTP FKTL

Sasaran Yang memenuhi Kriteria*

Kunjungan rumah
oleh kader
1. Edukasi Ya Dapat Tidak
Terdiagnosis Rujuk ke
pencegahan Malaria ditangani di
FKTP
FKTL
gigitan Tindak lanjut hasil
nyamuk kunjungan rumah
malaria dan 1. Pencatatan Lakukan kegiatan skrining: Lakukan
pengendalian hasil kunjungan 1. Anamnesis pemeriksaan
vektor malaria rumah 2. Pemeriksaan darah malaria dengan RDT komprehensif Ya
2. Active case 2. Pelaporan hasil Tidak Tata
detection kunjungan laksana di
sasaran rumah ke Pustu FKTL
dengan gejala Bergejala Bergejala Rujuk ke
klinis (demam, dan RDT (-) dan RDT (+) puskesmas Tata laksana
menggigil, dll) sesuai standar
dan ibu hamil
3. Pemantauan Pemantauan oleh obat anti malaria
pasien yang kader Pemeriksaan Pelacakan
tidak ulang setiap 24 penyebab lain dan Rujuk balik
melakukan Pemeriksaan Pelacakan jam selama 72 jam pemberian terapi
follow-up ulang setiap 24 penyebab lain
pengobatan/ jam selama 72 dan pemberian
kontrol jam terapi sesuai
4. Pemantauan etiologi
Pasien yang
tidak patuh Konseling dan edukasi
minum obat Negatif Positif

Anjuran follow up
pengobatan/kontrol
Terbatas pada daerah dengan situasi khusus sesuai Permenkes No. 41 Tahun 2018 tentang Pelaksanaan Deteksi Dini dan
Pemberian Obat Anti Malaria oleh Kader Malaria pada Daerah dengan Situasi Khusus

*Sasaran Skrining Malaria:


1. Ibu hamil yang terintegrasi dengan kunjungan pertama ibu hamil
2. Seluruh balita sakit, pendekatan diagnosis menggunakan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS)
3. Semua pasien dewasa setiap kali kunjungan sakit 138
**Sumber: Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di FKTP Tahun 2022 dan PNPK Malaria
Alur Layanan: Anak Usía Sekolah dan Remaja

Edukasi pencegahan gigitan nyamuk malaria


1) Pemanfaatan hewan ternak seperti sapi, kerbau sebagai umpan untuk mengalihkan gigitan nyamuk
Anopheles dari manusia ke hewan.
2) Pemakaian kelambu anti nyamuk.
3) Pemasangan kawat kasa pada pintu dan jendela.
4) Penggunaan repelan
5) Penggunaan baju dan celana panjang
6) Menghindari aktivitas di luar rumah pada malam hari

Edukasi Pengendalian Vektor Malaria


1) Pengendalian jentik nyamuk Anopheles
2) Penggunaan ikan pemakan jentik nyamuk
3) Penggunaan bahan anti jentik (larvasida)
4) Pengendalian nyamuk anopheles dewasa

Sumber : Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di FKTP Tahun 2022

139
Alur Layanan: Anak Usía Sekolah dan Remaja

Komplikasi Malaria
1) Malaria serebral
2) Anemia berat
3) Gagal ginjal akut
4) Edema paru atau ARDS (Acute Respiratory Distress Syndrome)
5) Hipoglikemia
6) Gagal sirkulasi atau syok
7) Perdarahan spontan dari hidung, gusi, alat pencernaan dan atau disertai kelainan laboratorik
adanya gangguan koagulasi intravaskular.
8) Kejang berulang > 2 kali per 24 jam pendidngan pada hipertermia.
9) Asidemia (pH darah <7.25)atau asidosis (biknat plasma < 15 mmol/L).
10)Makroskopik hemoglobinuria karena infeksi malaria akut.

Malaria Berat
Manifestasi malaria berat dapat disertai berupa penurunan kesadaran, demam tinggi, ikterik,
oliguria, urin berwarna coklat kehitaman (black water fever), kejang dan sangat lemah
(prostration).

Sumber : Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di FKTP Tahun 2022

140
Alur Layanan: Anak Usía Sekolah dan Remaja

Konseling dan Edukasi


1) Pada kasus malaria berat disampaikan kepada keluarga mengenai prognosis penyakitnya.
2) Pencegahan malaria dapat dilakukan dengan :
a. Menghindari gigitan nyamuk dengan kelambu atau repellen
b. Menghindari aktivitas di luar rumah pada malam hari
c. Mengobati pasien hingga sembuh misalnya dengan pengawasan minum obat
Sumber : Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di FKTP Tahun 2022

141
Alur Layanan: Anak Usía Sekolah dan Remaja

Pemeriksaan Komprehensif
Subjektif: Pemeriksaan Penunjang
Objektif: Diagnostik:
• Trias Malaria: panas – menggigil – •Pemeriksaan Fisik
• Rapid Diagnostic Test untuk malaria (RDT).
a. Tanda Patognomonis
berkeringat 1) Pada periode demam: • Pemeriksaan hapusan darah tebal dan
tipis ditemukan parasit Plasmodium.
• Keluhan lain: sakit kepala, nyeri a) Kulit terlihat memerah, teraba
otot dan persendian, nafsu makan panas, suhu tubuh meningkat
dapat sampai di atas 400C dan Klasifikasi
menurun, sakit perut, mual muntah, kulit kering.
a. Malaria falsiparum, ditemukan
dan diare. b) Pasien dapat juga terlihat pucat.
Plasmodium falsiparum.
c) Nadi teraba cepat
• Identifikasi Riwayat: d) Pernapasan cepat (takipneu)
b. Malaria vivaks ditemukan Plasmodium
vivax.
• Riwayat menderita malaria 2) Pada periode dingin dan berkeringat: c. Malaria ovale, ditemukan Plasmodium
a) Kulit teraba dingin dan berkeringat.
sebelumnya. b) Nadi teraba cepat dan lemah.
ovale.
d. Malaria malariae, ditemukan Plasmodium
• Riwayat mendapat transfusi c) Pada kondisi tertentu bisa malariae.
darah. ditemukan penurunan kesadaran. e. Malaria knowlesi, ditemukan Plasmodium
b. Kepala : Konjungtiva anemis, sklera knowlesi.
• Riwayat minum obat malaria satu ikterik, bibir sianosis, dan pada malaria
bulan terakhir. serebral dapat ditemukan kaku kuduk.
c. Toraks : Terlihat pernapasan cepat. Diagnosis Banding
d. Abdomen : Teraba pembesaran hepar
dan limpa, dapat juga ditemukan asites.
e. Ginjal : bisa ditemukan urin berwarna
a. Demam Dengue
coklat kehitaman, oligouri atau anuria. b. Demam Tifoid
f. Ekstermitas : akral teraba dingin c. Leptospirosis
merupakan tanda-tanda menuju syok.
d. Infeksi virus akut lainnya

Sumber : Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di FKTP Tahun 2022


142
Alur Layanan: Anak Usía Sekolah dan Remaja

Skrining Faktor Risiko PTM

Skrining Skrining Skrining


Hipertensi Obesitas Diabetes Melitus

143
Alur Layanan: Anak Usía Sekolah dan Remaja

Skrining Hipertensi Keluarga Posyandu Pustu Puskesmas/FKTP FKTL

Sasaran: Seluruh anak (≥ 6-18 tahun) dan remaja (10-<18 tahun)

Kunjungan rumah
oleh kader
1. Edukasi gaya Terdiagnosis Ya Rujuk ke
hidup sehat Hipertensi FKTL
Tindak lanjut hasil
2. Sweeping
kunjungan rumah
sasaran yang
1. Pencatatan Pemeriksaan
belum
hasil kunjungan tekanan darah
terskrining Pemeriksaan tekanan darah
rumah Tata
3. Sweeping
2. Pelaporan hasil Tidak laksana di
pasien yang
kunjungan FKTL
tidak kontrol
rumah ke Pustu
4. Sweeping
Pasien yang
tidak patuh Normal Tekanan Hipertensi
minum obat darah
meningkat Rujuk balik
Tata laksana
bila kondisi
Rujuk ke sesuai standar
stabil
puskesmas
Pemantauan oleh
kader Edukasi dan intervensi
Tekanan
darah
Normal meningkat

Edukasi dan intervensi

Skrining ulang
Setiap Bulan
Anjuran kontrol

Sumber:
• Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di FKTP Tahun 2022
• Kepmenkes Nomor 2015 Tahun 2023 tentang Juknis Integrasi Pelayanan Kesehatan Primer 144
Alur Layanan: Anak Usía Sekolah dan Remaja

Pengukuran Tekanan Darah B. Teknik pengukuran tekanan darah:


Nilai tekanan dara pada anak dapat bervariasi, bukan hanya terjadi pada
A. Persiapan : kunjungan yang berbeda, tetapi juga pada kunjungan yang sama.
1. Pasien harus tenang tidak dalam
1. Pengukuran dilakukan setelah anak beristirahat selama 3-5 menit dengan
keadaan cemas atau gelisah,
maupun kesakitan. lingkungan tenang dan posisi kaki tidak menyilang, serta bagian punggung
2. Dianjurkan istirahat 5 menit sebelum menyandar pada kursi.
pemeriksaan. 2. Pengukuran tekanan darah dilakukan pada anak dalam posisi duduk
3. Pasien tidak melakukan aktivitas dengan lengan kanan diletakkan pada posisi setinggi jantung, sedangkan
olahraga minimal 30 menit sebelum pada bayi dilakukan dalam posisi telentang.
pemeriksaan. 3. Pasien dan pemeriksa tidak diperbolehkan berbicara selama dilakukan
4. Pasien tidak menggunakan obat-
pemeriksaan.
obatan yang mengandung stimulan
adrenergic, seperti 4. Sebelum memulai pemeriksaan auskultasi, stetoskop ditempatkan di daerah
5. Fenilefrin atau pseudoefedrin (obat arteri brachialis pada foss antecubiti dan jarak manset 2-3 cm di atas fossa
flu, obat tetes mata). antecubiti.
6. Pasien tidak sedang dalam keadaan 5. Manset dikembangkan sampai 20-30 mmHg di atas denyut radialis
buang air kecil maupun air besar. menghilang. Penurunan tekanan dilakukan setiap 2-3 mmHg perdetik. Fase
7. Pasien tidak mengenakan pakaian pertama (Korotkof I) dan Fase akhir (korotkof V) dari suara yang terdengar
ketat terutama di bagian lengan.
merupakan tekanan sistolik dan tekanan diastolik. Jika bunyi Korotkof
8. Pemeriksaan dilakukan di ruangan
yang tenang dan nyaman. terdengar sapai 0 mmHg, maka bunyi Korotkof IV yang diambil sebagai
tekanan diastolik atau ulangi pemeriksaan.
6. Pada pemeriksaan tungkai, pasien dalam posisi prone (telungkup). Manset
dengan ukuran yang sesuai ditempatkan pada pertengahan paha.
Stetoskop ditempatkan pada arteri popliteal. Tekanan darah sistolik lebih
tinggi 10-20 mmHg daripada tekanan arteri brachialis.

145
Alur Layanan: Anak Usía Sekolah dan Remaja

7. Tekanan darah diukur menggunakan manset yang sesuai dengan Panjang lengan atas anak. Panjang manset
harus melingkupi minimal 80% lingkar lengan atas, sedangkan lebar manset harus lebih dari 40% lingkar lengan
atas (atau minimal 2/3 jarak antara acromion dan olecranon). Bila manset yang digunakan terlalu sempit akan
menghasilkan angka terlalu tinggi, sebaliknya bila manset yang digunakan terlalu lebar akan menghasilkan angka
pengukuran lebih rendah.

Faktor yang memengaruhi tekanan darah selama pengukuran


Ket. Gambar :
A. Penandaan acromion Faktor Meningkatkan Tekanan Darah
B. Peletakan pita ukur Berbicara 7 – 10 mmHg
yang benar untuk
mengukur Panjang Mendengarkan 5 mmHg
lengan atas. Kaki disilangkan 2 – 8 mmHg
C. Peletakan pita ukur
yang salah. Punggung tidak ada sandaran 6 – 10 mmHg
D. Penantaan titik Posisi lengan sejajar jantung Setiap 1 inchi dibawah jantung
tengah Panjang menurunkan tekanan darah ≥ 2
lengan atas. mmHg
Alat oscilometrik Sistolik 10 mmHg, Diastolik 5
Penentuan ukuran manset untuk mengukur tekanan darah mmHg
Sumber: Pedoman AAP tahun 2017
Distensi kandung kemih 10 – 15 mmHg

Sumber : KMK Nomor HK.01.07/MENKES/4613/2021 Tentang Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Tata Laksana Hipertensi Pada Anak

146
Alur Layanan: Anak Usía Sekolah dan Remaja

Klasifikasi Tekanan Darah Normal Berdasarkan Klasifikasi Hipertensi pada Anak menurut AAP
Usia Tahun 2017

Tekanan Darah (mmHg) Anak Usia ≥ 13 tahun


Usia
(Tahun) Laki-laki Perempuan Tekanan darah normal < 120/80 mmHg

Sistole Diastole Sistole Diastole Tekanan darah meningkat 120/<80 mmHg - 129/<80 mmHg
7 106 68 106 68 Hipertensi tingkat 1 130/80 mmHg - 138/89 mmHg
8 107 69 107 69 Hipertensi tingkat 2 ≥ 140/90 mmHg
9 107 70 108 71
10 108 72 109 72
11 110 74 111 74
12 113 75 114 75
13 120 80 120 80

147
Alur Layanan: Anak Usía Sekolah dan Remaja

Edukasi dan Intervensi


A. Berdasarkan skrining pada kegiatan Posyandu atau Pustu
Tekanan Darah Edukasi Intervensi

Normal Tetap Pertahankan gaya hidup sehat

Tekanan Darah Meningkat Melakukan gaya hidup sehat Pemantauan setiap bulan

Hipertensi tingkat 1 dan tingkat Melakukan gaya hidup sehat Penegakan diagnosis dan tindak lanjut dini ke fasilitas
2 pelayanan Kesehatan (Puskesmas)

B. Berdasarkan skrining di Puskesmas


Tekanan Darah Edukasi Intervensi

Normal Tetap Pertahankan


gaya hidup sehat

Tekanan Darah Melakukan gaya 1. Pemantauan setiap bulan


Meningkat hidup sehat 2. Konseling perubahan perilaku untuk lebih sehat, seperti gizi seimbang, aktivitas
fisik, layanan Upaya Berhenti Merokok (UBM)
Hipertensi tingkat 1 dan Rujuk FKTL atau dokter spesialis anak untuk penegakan diagnosis penyebab
tingkat 2 Hipertensi pada anak apakah termasuk Hipertensi esensial atau Hipertensi sekunder,
selanjutnya tata laksana sesuai PNPK dan standar lain yang berlaku.

148
Alur Layanan: Anak Usía Sekolah dan Remaja

Skrining Diabetes Melitus Keluarga Posyandu Pustu Puskesmas/FKTP FKTL

Sasaran: Anak (≥ 6-18 tahun) dan remaja (10-<18 tahun) dengan mengompol, poliuria, polifagi, polidipsia, penurunan berat badan yang cepat dalam 2-6 minggu
sebelum diagnosis ditegakkan

Kunjungan rumah
oleh kader
Ya
1. Edukasi gaya Terdiagnosis Rujuk ke
hidup sehat DM FKTL
Tindak lanjut hasil Lakukan kegiatan skrining:
2. Sweeping
kunjungan rumah 1. Anamnesis riwayat penyakit keluarga dan
sasaran yang
1. Pencatatan diri sendiri Lakukan
belum
hasil kunjungan 2. Anamnesis faktor risiko PTM pemeriksaan
terskrining
rumah 3. Pengukuran tinggi badan, berat badan, komprehensif
3. Sweeping
2. Pelaporan hasil lingkar perut, dan tekanan darah Tidak Tata
pasien yang
kunjungan laksana di
tidak kontrol
rumah ke Pustu FKTL
4. Sweeping
Pasien yang Tidak Ditemukan
tidak patuh gejala klasik/
minum obat faktor risiko
PTM
Pemantauan oleh
Rujuk balik
kader Ya bila kondisi
stabil
Pemeriksaan kadar gula dengan glukometer Rujuk ke
puskesmas
Tata laksana
Normal Prediabetes Diabetes sesuai standar
(disertai
gejala Normal Prediabetes
Edukasi dan intervensi klasik)

Edukasi dan intervensi

Skrining ulang Anjuran kontrol

Sumber:
• Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di FKTP Tahun 2022
• Kepmenkes Nomor 2015 Tahun 2023 tentang Juknis Integrasi Pelayanan Kesehatan Primer
149
Alur Layanan: Anak Usía Sekolah dan Remaja

Gerakan Masyarakat Hidup Sehat


Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 1 Tahun 2017
Membiasakan
Melakukan Aktivitas
Fisik
01
Aktivitas Fisik dilakukan paling
sedikit 30 menit setiap hari
Edukasi Perilaku Sehat
Edukasi dan kampanye 02
perilaku hidup sehat bagi Konsumsi Pangan
semua lapisan masyarakat
Sehat
05 Konsumsi gizi seimbang (isi
piringku), perbanyak makan
Peningkatan Kualitas buah & sayur, serta galakkan
Lingkungan Sehat sarapan pagi.
Enyahkan asap rokok,
menjaga kebersihan rumah
dan lingkungan,
Deteksi Dini Faktor
menggunakan air bersih, 03 Risiko
pemberantasan sarang Pemeriksaan kesehatan
nyamuk & menyediakan
ventilasi atau jendela untuk 04 secara berkala

sirkulasi udara

150
150
Alur Layanan: Anak Usía Sekolah dan Remaja

Gejala Klasik/Faktor Risiko PTM


a. Pada anak dan remaja yang mengompol dicurigai DM tipe 1 maka dilakukan pemeriksaan gula
darah.
b. Pada anak dan remaja yang dicurigai DM tipe 2 maka dilakukan pemeriksaan gula darah jika
memiliki faktor risiko PTM (obesitas dan/atau obesitas sentral, dan/ atau tekanan darah tinggi)

151
Alur Layanan: Anak Usía Sekolah dan Remaja

Klasifikasi Hasil Pemeriksaan Diabetes Melitus

Glukometer Gejala Klasik Diabetes


1. Polidipsi Melitus
Kriteria Hasil Pemeriksaan 2. Polifagi
GDS GDP
3. Poliuri
4. Penurunan Berat Badan
Normal < 100 < 100 yang tidak dapat dijelaskan
sebabnya
Prediabetes 140-199 100-125

Diabetes ≥ 200 ≥ 126

152
152
Alur Layanan: Anak Usía Sekolah dan Remaja

Edukasi dan Intervensi

Kriteria Hasil Pemeriksaan Intervensi


Normal Edukasi Pertahankan Gaya Hidup Sehat & Upaya Berhenti
Merokok (UBM)
Prediabetes Edukasi dan konseling melakukan Gaya Hidup Sehat, UBM
dan pemantauan per 3 bulan
Diabetes Tata laksana sesuai PPK dan standar lain yang berlaku

153
153
Alur Layanan: Anak Usía Sekolah dan Remaja

Pemeriksaan Komprehensif
Subjektif: Pemeriksaan Penunjang
Objektif: Diagnostik:
•Gejala Klasik: polidipsi, polifagi, poliuri, penurunan
•Pemeriksaan Fisik
BB yang tidak dapat dijelaskan sebabnya • Gula Darah Puasa
•Pengukuran berat badan, tinggi
•Keluhan lain: Lemah, Kesemutan (rasa baal di • Gula Darah 2 jam Post Prandial
ujung-ujung ekstremitas), Gatal, Mata kabur, badan, lingkar perut, tekanan darah
• HbA1C
Disfungsi ereksi pada pria, Pruritus vulvae pada •Pemeriksaan rongga mulut dan
Wanita, Luka yang sulit sembuh. kelenjar tiroid Glukosa Plasma
•Identifikasi Riwayat: •Pemeriksaan funduskopi Kriteria Hasil
•Usia dan karakteristik pasien saat onset diabetes, •Pemeriksaan Jantung, evaluasi nadi Pemeriksaan GDS GDP G2PP HbA1C
•Pola makan, status nutrisi, status aktifitas fisik, dan dan denyut jantung baik secara
riwayat perubahan berat badan palpasi maupun dengan stetoskop Normal < 100 < 100 < 140 < 5,7
•Riwayat tumbuh kembang pada pasien •Pemeriksaan kaki secara
anak/dewasa muda komprehensif: evaluasi kelainan Prediabetes 140-199 100-125 140-199 5,7-6,4
•Pengobatan yang pernah diperoleh dan dijalani vaskular, neuropati, dan adanya
sebelumnya secara lengkap, termasuk terapi gizi deformitas, pemeriksaan ankle- Diabetes ≥ 200 ≥ 126 ≥ 200 ≥ 6,5
medis dan penyuluhan yang telah diperoleh
brachial indeks (ABI) pada kedua
tentang perawatan DM secara mandiri
tungkai untuk mengetahui adanya
•Riwayat penyakit lain, infeksi, komplikasi akut dan
kronik sebelumnya komplikasi ulkus maupun peripheral Pemeriksaan Penunjang (Komplikasi):
•Karakteristik budaya, psikososial, pendidikan, arterial disease (PAD) • Profil Lipid
dan status ekonomi •Pemeriksaan kulit (achantosis • Urinalisis
•Faktor risiko: merokok, hipertensi, riwayat penyakit nigricans, bekas luka, • Pemeriksaan fungsi ginjal
jantung koroner, obesitas, dan riwayat penyakit hiperpigmentasi, necrobiosis • Pemeriksaan fungsi hati
keluarga (termasuk penyakit DM dan endokrin diabeticorum, kulit kering, dan bekas • EKG
lain) lokasi penyuntikan insulin • Funduskopi
• Pemeriksaan klinis neurologis

154
Alur Layanan: Anak Usía Sekolah dan Remaja

Skrining Masalah Kesehatan Jiwa Keluarga Posyandu Pustu Puskesmas/FKTP FKTL

Sasaran Skrining: Seluruh Individu usia 4 tahun


ke atas
KIE
Risiko
Pencegahan
Memastikan Kesiapan Rendah
NAPZA
Individu
Indikasi
(penjadwalan ulang Risiko
penyalahgunaan
bila perlu) ASSIST
NAPZA Sedang 1. KIE
(>10 th)
Kunjungan Rumah 1.Edukasi
Risiko
2. Konseling
7
3. Rujuk Ke IPWL
oleh Kader Kesehatan Skrining KESWA
Jiwa Tinggi
2.Lakukan Memastikan Kesiapan
1. Edukasi Pencatata Individu
Kesehatan n dan (penjadwalan ulang
Jiwa SDQ SRQ
Pelaporan bila perlu)
2. Sweeping (4-18 th) (>18 th)
Hasil
Terdapat
sasaran yang Kunjungan Penyulit/
belum Rumah Skrining KESWA Ya Komplikasi/ Ya
terskrining Yang Tidak dapat
Potensi ditangani FKTP
3. Penemuan dilaporkan
kasus masalah Masalah
ke Tidak Kesehatan
Kesehatan jiwa Posyandu Jiwa
4. Pemberian KIE dan Pustu SDQ SRQ Tidak
untuk ODGJ (4-18 th) (>18 th) Terdiagnosis
dan
keluarganya
Masalah Tidak Rujuk
Kesehatan Jiwa
ke FKTL
Potensi Ya
Masalah
Edukasi Konseling
Kesehatan Tidak Kesehatan Kesehatan Jiwa
Jiwa Jiwa Stabil dan
Pemeriksaan Terkontrol
Konseling Kesehatan lanjutan dan
Ya Jiwa dan Rujuk ke wawancara Tata laksana
Puskesmas psikiatrik Sesuai dengan Rujuk
Pemantauan multidisiplin standar Balik

Sumber:
• Petunjuk Teknis Pencegahan dan Pengendalian Gangguan Mental Emosional. Kementerian Kesehatan RI: 2021
• Modul Pelatihan Kesehatan Jiwa: Tenaga Kesehatan Terpadu Kesehatan Jiwa. Kementerian Kesehatan RI: 2022
• KMK Nomor HK.01.07/MENKES/2015/2023 Tentang Petunjuk Teknis Intergrasi Pelayanan Kesehatan Primer, Kemenkes RI Tahun 155
2023
Alur Layanan: Anak Usía Sekolah dan Remaja

Edukasi Kesehatan Jiwa

Sumber:
1. Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
2. UPK Kementerian Kesehatan
3. https://diskes.badungkab.go.id/pengumuman/46760-pekan-gerakan-ibu-hamil-sehat

156
Alur Layanan: Anak Usía Sekolah dan Remaja

SDQ (Strength and Difficulties Questionnaire)

Sumber: Buku Petunjuk Teknis Pencegahan dan Pengendalian Gangguan Mental


Emosional (2021), hal 19
157
Alur Layanan: Anak Usía Sekolah dan Remaja

SRQ (Self-Reporting Questionnaire)

Interpretasi Hasil Kuesioner SRQ-20 dan Intervensi

158
Alur Layanan: Anak Usía Sekolah dan Remaja

ASSIST (Alcohol, Smoking, and Substance Involvement Screening Test)

Sumber: Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.01.07/MENKES/2015/2023 Tentang Petunjuk Teknis Integrasi Pelayanan Kesehatan Primer (Halaman 95)

159
Alur Layanan: Anak Usía Sekolah dan Remaja

Skrining Kesehatan Gigi dan Mulut


Keluarga UKS/UKGS (Sekolah) Puskesmas/FKTP FKTL

Sasaran: Anak Usia 6 – 15 Tahun

Edukasi kepada Ibu Skrining dilakukan terintegrasi dengan kegiatan Rekapitulasi Lakukan
dan anggota keluarga: penjaringan kesehatan anak sekolah.*** dan pemeriksaan dan
1. Pengecekan
Apakah keluhan Tidak Rujuk ke
1. Pemeriksaan rongga mulut (bibir, mukosa pipi, Pembagian pencatatan dapat ditangani
mandiri kondisi gigi sulkus, mukosa langit-langit, permukaan lidah dan FKTL
jadwal rekam medik di FKTP
2. Pembiasaan dasar mulut) pemeriksaan (jika belum)
perilaku menyikat 2. Pemeriksaan Gigi (karies, fraktur, kehilangan gigi) tindak lanjut
gigi yang baik dan 3. Pemeriksaan gusi dan kebersihan mulut (kondisi Ya
benar gusi, karang gigi, plak, susunan gigi)
3. Memastikan anak 4. Pengisian diagram gigi Tata
mengikuti 5. Pencatatan pada formular Penjaringan Tata laksana sesuai
Koordinasi dengan sekolah: laksana di
penjaringan anak kesehatan/Pemeriksaan berkala/Buku Rapor standar
1. Pemantauan FKTL
sekolah Kesehatanku. kebersihan gigi dan
4. Memastikan tindak 6. Pencatatan pada Register Kegiatan Kesehatan mulut oleh Guru
lanjut hasil Anak Usia Sekolah dan Remaja 2. Pemanggilan anak
penjaringan anak 7. pemberian surat pengantar rujukan (bila sekolah untuk Apakah seluruh
sekolah kesimpulan hasil pemeriksaan kurang baik) pemeriksaan tindak Masalah gigi dan mulut Jika keluhan
lanjut selesai ditangani telah selesai
ditangani,
Masukkan kedalam rujukan
Penyampaian hasil
penjadwalan Ya balik ke
penjaringan/pengan
berikutnya Puskesmas
tar rujukan dan jadwal
rujukan (oleh guru)
Rujukan Hasil Penjaringan
Ya
Apakah
terdapat Rujuk ke puskesmas
Keluhan?

Anjuran pemantauan

Sumber:
• KMK nomor 62 tahun 2015 tentang Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter Gigi
• Petunjuk Teknis Penjaringan Kesehatan dan Pemeriksaan Berkala Anak Usia Sekolah dan Remaja 160
Alur Layanan: Anak Usía Sekolah dan Remaja

Skrining Faktor Risiko/Perilaku Merokok* Keluarga Posyandu Pustu Sekolah Puskesmas/FKTP

Sasaran yang memenuhi kriteria**

Kunjungan rumah 1. Edukasi bahaya Lakukan kegiatan skrining:


oleh kader merokok 1. Wawancara perilaku merokok
1. Edukasi bahaya 2. Tindak lanjut hasil 2. Wawancara pengetahuan tentang rokok dan dampak konsumsinya
merokok kunjungan rumah: 3. Pemeriksaan kadar karbon monoksida (CO) pernapasan***
2. Sweeping sasaran a. Pencatatan hasil
yang belum terskrining kunjungan rumah
b. Pelaporan hasil
kunjungan rumah ke
Pustu

Tidak Merokok Merokok

Edukasi bahaya Konseling Upaya


merokok Berhenti Merokok

Skrining ulang

Catatan:
*Kegiatan diberikan melalui PKPR (Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja) di dalam gedung (Puskesmas dan Pustu) maupun di luar gedung (fasilitasi usaha kesehatan sekolah/madrasah)
**Sasaran Skrining:
1. Anak usia sekolah (≥ 6-18 tahun)
2. Remaja (10-<18 tahun)
***Dilakukan pemeriksaan kadar karbon monoksida (CO) pernapasan di sekolah dan di puskesmas jika alat tersedia

Sumber:
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.01.07/MENKES/2015/2023 tentang Petunjuk Teknis Integrasi Pelayanan Kesehatan Primer

161
Alur Layanan: Anak Usía Sekolah dan Remaja

Kuesioner Skrining Perilaku Merokok

162
Alur Layanan: Anak Usía Sekolah dan Remaja

Skrining Anemia Keluarga Posyandu Pustu Puskesmas/FKTP FKTL

Sasaran skrining anemia pada remaja putri kelas 7 dan 10 (usia 12 dan 15 tahun)

Kunjungan Rumah Lakukan Lakukan Sasaran atau


Lakukan
awal oleh Kader Pencatatan pemeriksaan remaja yang
anamnesis dan Pemeriksaan
Posyandu dan tanda dan memiliki gejala Hemoglobin
pemeriksaan
Pelaporan gejala dan tanda
fisik
Hasil anemia anemia
1. Edukasi terkait Kunjungan
gejala dan Rumah Hasil Pemeriksaan
tanda anemia Hb
2. Skrining tanda
dan gejala
anemia
Tidak Anemia Anemia
(≥ 12 gr/dl)
Kunjungan Rumah
oleh Kader
Posyandu hasil
pendataan
Ringan Sedang Berat
(11-11.9 gr/dl) (8-10.9 gr/dl) (< 8 gr/dl)
Sweeping anak
• Edukasi Konsumsi Tablet
yang belum Tambah Darah (TTD)
dilakukan skrining rutin 1 x/minggu
• Penerapan pola makan Tatalaksana di
sesuai gizi seimbang FKTP Rujuk ke
• Perilaku hidup sehat FKRTL

Periksa ulang setelah 2-4 Bila tidak membaik


minggu terapi TTD

Sumber:
Kepmenkes RI Nomor HK.01.07/MENKES/2015/2023 tentang Petunjuk Teknis Integrasi
Pelayanan Kesehatan Primer 163
Alur Layanan: Anak Usía Sekolah dan Remaja

Skrining Anemia
Tanda dan • Keluhan 5L (Lesu, Letih, Lemah, Lelah, Lalai) Penatalaksanaan
Gejala Anemia di FKTP
• Mudah mengantuk
• Obati dengan TTD :
• Sulit konsentrasi
✓ 1 tablet per hari (anemia ringan)
• Sering pusing, mata berkunang-kunang
✓ 2 tablet per hari (anemia sedang)
• sakit kepala, baik dalam beberapa hari maupun lebih lama dari
itu • Edukasi asupan gizi seimbang
• Riwayat Talasemia pada Keluarga • Follow up dalam 2-4 minggu (klinis dan pemeriksaan Hb)
• Tanyakan yang relevan dengan anemia missal gaya hidup terkait • Bila tidak membaik dalam waktu 4 minggu, atau status anemia dan
konsumsi sayur, buah, protein hewani dan tablet tambah darah klinis menjadi berat disertai penyebab selain Anemia Defisiensi Besi
khususnya remaja putri (juga riwayat menstruasi), kebersihan diri, (ADB) rujuk ke RS
dan terkait penyakit yang sedang diderita.

Pemeriksaan Fisik • Konjungtiva Pucat

• Telapak Tangan, wajah, bibir, kulit, kuku Pucat

Pemeriksaan • Pemeriksaan kadar hemoglobin dengan PoCT Hb meter (dengan


Penunjang strip atau mikrokuvet) atau hematology analyzer di Puskesmas.
Pemeriksaan di Pustu menggunakan alat PoCT Hb meter

Sumber:
1. Kepmenkes RI Nomor HK.01.07/MENKES/2015/2023 tentang Petunjuk Teknis Integrasi Pelayanan Kesehatan Primer

164
Alur Layanan: Anak Usía Sekolah dan Remaja

Gizi Seimbang

Sumber :
1. Permenkes RI Nomor 41 Tahun 2014 tentang Pedoman Gizi Seimbang
2. Website: https://p2ptm.kemkes.go.id/

165
Alur Layanan: Anak Usía Sekolah dan Remaja

Edukasi Gaya Hidup Sehat

Sumber : Website: https://p2ptm.kemkes.go.id/


166
Alur Layanan: Anak Usía Sekolah dan Remaja

Skrining Kesehatan Indra

Skrining Indra Skrining Indra


Pendengaran Penglihatan

167
Alur Layanan: Anak Usía Sekolah dan Remaja

Skrining Kesehatan Indra Pendengaran Keluarga Posyandu Pustu Puskesmas/FKTP FKTL

Sasaran Seluruh Individu usia >6 - 15 tahun

Lakukan pemeriksaan telinga


Tindak lanjut luar, dan
hasil fungsi pendengaran
kunjungan Lakukan pemeriksaan
telinga luar, dan dengan tes berbisik
rumah modifikasi dan tes
1. Pencatatan fungsi pendengaran
dengan tes berbisik penala
Kunjungan Rumah hasil
kunjungan modifikasi dan tes
oleh Kader Klasifikasi Hasil
rumah penala
Posyandu Pemeriksaan
2. Pelaporan Rujuk ke
hasil Rujuk ke FKTL
1. Edukasi
kunjungan Puskesmas
kesehatan Klasifikasi Hasil
rumah ke
telinga dan
Pustu Pemeriksaan
pendengaran Ditemukan abnormalitas:
Normal
2. Sweeping • Kelainan telinga luar
sasaran yang • Ditemukan penurunan
belum Pemantauan fungsi pendengaran
terskrining oleh kader Tata
laksana di
Tidak ada Curiga FKTL
gangguan gangguan Edukasi
pendengaran pendengaran kesehatan
telinga dan
pendengaran
Edukasi kesehatan
telinga dan
pendengaran
Ya Dapat Tidak
Anjuran Tata laksana
ditangani di
Kontrol sesuai standar
FKTP?

Sumber:
1. Kepmenkes RI Nomor HK.01.07/MENKES/2015/2023 tentang Petunjuk Teknis Integrasi Pelayanan
Kesehatan Primer 168
Alur Layanan: Anak Usía Sekolah dan Remaja

Konseling dan Edukasi Pendengaran


1) Mendengarkan dengan aman, rule 60:60
• Atur volume suara pada headset maksimal 60%
• Istirahat setelah pemakaian maksimal 60 menit
2) Tips melindungi telinga:
• Hindari lingkungan bising atau lebih dari 85 dB
• Hindari menggunakan headset dari handphone
saat pengisian baterai
• Jaga kebersihan telinga, hindari mengorek
telinga dengan alat apapun
• Lakukan pemeriksaan kesehatan telinga secara
rutin

Sumber :
Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di FKTP Tahun 2022
https://p2ptm.kemkes.go.id/infographic-p2ptm/gangguan-indera-fungsional/page/3/ingat-rumus-6060-agar-
mendengarkan-dengan-aman

169
Alur Layanan: Anak Usía Sekolah dan Remaja

Skrining Kesehatan Indra Penglihatan Keluarga Posyandu Pustu Puskesmas/FKTP FKTL

Sasaran Seluruh Individu usia ≥6 - <18 tahun

Skrining
1x/tahun
Lakukan pemeriksaan mata
Tindak lanjut luar, tajam penglihatan dan
hasil pemeriksaan buta warna
kunjungan
rumah Lakukan pemeriksaan
1. Pencatatan mata luar, tajam
Kunjungan Rumah penglihatan dan
hasil
oleh Kader pemeriksaan buta warna Klasifikasi Hasil
kunjungan
Posyandu
rumah Pemeriksaan
1. Edukasi 2. Pelaporan Klasifikasi Hasil Rujuk ke
kesehatan hasil Pemeriksaan Puskesmas Rujuk ke
mata kunjungan
FKTL
2. Sweeping rumah ke
sasaran yang Pustu Normal Ditemukan abnormalitas:
belum • Kelainan mata luar
terskrining • Buta warna
Pemantauan • Ditemukan minimal –
Tidak ada Curiga
oleh kader sferis 0,5 D dan
gangguan gangguan
minimal silindris 0,25 D
penglihatan penglihatan

Edukasi
Edukasi kesehatan
kesehatan mata
mata

Ya Dapat Tidak
Anjuran Tata laksana
ditangani di
Kontrol sesuai standar
FKTP?

Sumber:
1. Kepmenkes RI Nomor HK.01.07/MENKES/2015/2023 tentang Petunjuk Teknis Integrasi Pelayanan
Kesehatan Primer 170
Alur Layanan: Anak Usía Sekolah dan Remaja

Konseling dan Edukasi Kesehatan Mata


1) Membaca dalam cahaya yang cukup.
2) Rule 20-20-20 setelah 20 menit aktivitas
melihat dekat, istirahatkan mata dengan
melihat sejauh 20 kaki atau 6 meter selama
20 detik.
3) Membatasi aktivitas melihat dekat.
4) Kurangi penggunaan gadget dengan
meningkatkan aktivitas di luar rumah.
5) Kontrol setidaknya satu kali dalam setahun
untuk pemeriksaan refraksi, bila ada
keluhan.
Sumber :
Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di FKTP Tahun 2022
https://p2ptm.kemkes.go.id/infographic-p2ptm/gangguan-indera-fungsional/page/3/ingat-rumus-6060-agar-
mendengarkan-dengan-aman

171
Alur Layanan: Anak Usía Sekolah dan Remaja

Skrining Talasemia Keluarga Posyandu Pustu Puskesmas/FKTP FKTL

Sasaran:
semua bayi berusia 2 (dua) tahun keatas yang memiliki
saudara kandung penyandang talasemia dan atau orang
tua atau ada riwayat keluarga dengan transfusi darah rutin.

Lakukan anamnesis:
Lakukan Apakah punya saudara dan/atau anak
Pencatatan penyandang talasemia?
dan Apakah ada keluarga yang rutin
Pelaporan melakukan transfusi darah?
Kunjungan Rumah Hasil
oleh Kader Kunjungan
Jawaban: Ya
Posyandu awal Rumah
Yang
Lakukan pemeriksaan
1. Edukasi faktor dilaporkan Lakukan pemeriksaan laboratorium lanjutan
risiko ke Posyandu Hb, MCV dan MCH + Analisis Hb dengan
talasemia dan sediaan apus darah tepi HPLC/elektroforesis
Posyandu
capillary
Kunjungan Rumah Prima
Rujuk ke
Klasifikasi Hasil
oleh Kader FKTL
Posyandu hasil Pemeriksaan
Pemantauan
pendataan oleh kader
2. Sweeping
Normal Curiga
sasaran yang
Hb, MCV atau MCH
belum Normal Intermedia Minor/pembawa sifat
lebih rendah dari
terskrining
normal
(Hb < 11mg/dl, MCV
< 80 fl, MCH <27pq)
Kartu / sertifikat
telah dideteksi Rujuk Balik Konseling
dini talasemia

Sumber :
Kepmenkes Nomor 2015 Tahun 2023 tentang Petunjuk Teknis Integrasi Pelayanan Kesehatan
Primer 172
Alur Layanan: Anak Usía Sekolah dan Remaja

Hasil Pemeriksaan Laboratorium


Pasien dicurigai sebagai pembawa sifat talasemia bila nilai salah satu dari Hb,
MCV atau MCH lebih rendah dari batasan normal (Hb < 11 mg/dL, MCV < 80 fL,
MCH < 27 pq) maka pasien harus dirujuk ke FKTL untuk pemeriksaan lebih lanjut,
atau dapat juga melakukan rujukan sampel (darah yang diambil dibagi ke dalam
2 tabung dan dirujuk di hari yang sama).

Gambaran Sediaan Apus Darah Tepi


• Anisositosis dan poikilositosis yang nyata (termasuk fragmentosit dan tear-
drop), mikrositik hipokrom, basophilic stippling, badan Pappenheimer, sel
target, dan eritrosit berinti (menunjukan defek hemoglobinisasi dan
diseritropoiesis).
Contoh gambaran
darah tepi pada
• Total hitung dan neutrofil meningkat.
talasemia mayor • Bila telah terjadi hipersplenisme dapat ditemukan leukopenia, neutropenia,
dan trombositopenia.

Sumber:
• Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di FKTP Tahun 2022
• Kepmenkes Nomor 2015 Tahun 2023 tentang Juknis Integrasi Pelayanan Kesehatan Primer

173
Alur Layanan: Anak Usía Sekolah dan Remaja

Konseling pada individu dan pasangan yang


mengidap talasemia

Sumber: Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.01.07/MENKES/1/2018


tentang Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Tata Laksana Thalasemia

174
Alur Layanan: Anak Usía Sekolah dan Remaja

Skrining Kebugaran Keluarga Posyandu Pustu Puskesmas/FKTP FKTL

Kunjungan Rumah Membantu Puskesmas Tes Kebugaran Usia Produktif: Fasilitasi Pelaksanaan Tes
oleh Kader Posyandu awal Kebugaran
Sekolah
dan Mengkoordinasikan Metode Rockport
kegiatan tes kebugaran
1. Edukasi Pentingnya
Skrining Kebugaran
2. Edukasi Gaya Hidup
Sehat

Kunjungan Rumah
oleh Kader Posyandu hasil
pendataan

3. Sweeping sasaran
yang belum terskrining

• Edukasi Hasil Skrining


Kebugaran
• Rekomendasi
Latihan Fisik
• Anjuran tes ulang
setelah 6 bulan

Sumber:
• Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di FKTP Tahun 2022
• Kepmenkes Nomor 2015 Tahun 2023 tentang Juknis Integrasi Pelayanan Kesehatan Primer 175
Alur Layanan: Anak Usía Sekolah dan Remaja

Sasaran
❑ Pria dan Wanita berdasarkan golongan usia

I n t e r p r e t a s i
❑ Dibagi dalam 4 kategeri yaitu kurang sekali, kurang, cukup baik dan baik sekali

RekomendasI
❑ Kurang / kurang sekali
▪ Frekuensi : 2x dalam seminggu, Intensitas : denyut nadi latihan 100-120x/menit
▪ Lama : latihan inti 20-30 menit, pemanasan+ peregangan 10 menit, pendinginan-peregangan 5 menit
▪ Tipe/jenis : aerobik tipe 1
❑ Cukup
▪ Frekuensi : 3 x dalam seminggu
▪ Intensitas : denyut nadi latihan 120-130x/menit
▪ Lama : latihan inti 30-40 menit, pemanasan+ peregangan 10 menit, pendinginan-peregangan 5 menit
▪ Tipe/jenis : aerobik tipe 1 atau 2
❑ Baik/Baik Sekali
▪ Frekuensi : 4-5x dalam seminggu
▪ Intensitas : denyut nadi latihan 130-150x/menit
▪ Lama : latihan inti 40-60 menit, pemanasan+ peregangan 10 menit, pendinginan-peregangan 5 menit
▪ Tipe/jenis : aerobik tipe 1,2 atau 3

Evaluasi tiap 3 bulan untuk Mengetahui Tingkat Kebugaran

Sumber:
• Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di FKTP Tahun 2022
• Kepmenkes Nomor 2015 Tahun 2023 tentang Juknis
Integrasi Pelayanan Kesehatan Primer
176
Alur Layanan: Usia Dewasa dan Lanjut Usia
Lokasi Unit Layanan
Usia Dewasa
dan Lansia Keluarga Posyandu Pustu Puskesmas/FKTP FKTL

Skrining Obesitas Skrining Masalah Kesehatan Jiwa


Cek Kesehatan
secara Mandiri Skrining Hipertensi Skrining Kanker Payudara

Skrining Diabetes Melitus Skrining Kanker Leher Rahim

Apakah
Terdapat Skrining Malaria (Daerah Endemis) Skrining Talasemia Tidak
Tidak
Hasil dapat Rujuk ke
keluhan ditangani FKTL
kesehatan Skrining Indra Penglihatan Skrining Kanker Paru di FKTP?

Ya
Ya Skrining PPOK Skrining Faktor Risiko Stroke
Tatalaksana
di FKTL
Skrining Tuberkulosis Skrining Faktor Risiko Penyakit Jantung
Kunjungan Rumah oleh
Kader Posyandu Skrining Layak Hamil Skrining Kanker Kolorektal

• Edukasi Kondisi
• Pemantauan Skrining Geriatri Skrining Kebugaran Stabil
Kepatuhan
Pengobatan
• Sweeping

Rujuk Balik
Tata Laksana sesuai dengan Alur Klinis

Pemantauan Hasil Pengobatan 177


177
Alur Layanan: Dewasa dan Lansia

Cek Kesehatan secara Mandiri

Cek Suhu Tubuh Cek Berat Badan (BB) dan Tinggi Cek Lingkar Perut
menggunakan thermometer Badan (TB)

Berat Badan (kg)


IMT =
[Tinggi Badan m ]²
Hipotermia: < 35°C
Normal: 36.5-37.5°C
Normal: 18.5-22.9
Demam/Hipertermia: > 37.5-40°C Pria: 90 cm
Overweight: ≥23.0-24.9
Hiperpireksia: > 40°C Wanita: 80 cm
Obesitas: ≥25.0

Cek Tekanan Darah Cek Kadar Gula Darah Periksa Payudara Sendiri
(Sadari)

Hipoglikemia: <70 mg/dl


Normal: 120-129 dan/atau 80-84 mmHg Normal: GDS 70-<140 mg/dl Pemeriksaan sadari bisa dilakukan perempuan
Normal Tinggi: 130-139 dan/atau 85-89 mmHg Berisiko DM: 140-199 mg/dl sejak berusia 20 tahun, dilakukan sehabis mandi
dengan gerakan meraba atau memijat lembut
Hipertensi: ≥ 140 dan ≥ 90 mmHg Hiperglikemia: ≥200 mg/dl payudara

Sumber: https://p2ptm.kemkes.go.id/cerdik/cek-kesehatan-secara-rutin 178


178
Alur Layanan: Dewasa dan Lansia

Skrining Obesitas Keluarga Posyandu Pustu Puskesmas/FKTP FKTL

Sasaran Seluruh Individu usia ≥ 15 tahun

Apakah ada
Lakukan
Apakah penyakit
Pencatatan perubahan penyerta kronis
dan Tidak berat dan/
gaya hidup
Pelaporan berhasil? sindrom
Hasil metabolic yang
Kunjungan tidak terkontrol? Ya
Kunjungan Rumah
Rumah
awal oleh Kader
Yang
Posyandu
dilaporkan
1. Edukasi faktor ke Posyandu
Pemantauan Rujuk ke Lakukan Pengukuran Rujuk
risiko obesitas dan
Lakukan Pengukuran selama 3 Puskesmas BB, TB dan LP ke FKTL
2. Edukasi gaya Posyandu
Prima BB, TB dan LP bulan
hidup sehat
Hasil Pemeriksaan
Hasil Pemeriksaan Tidak
Kunjungan Rumah
oleh Kader
Posyandu hasil
Normal Overweight Obesitas
pendataan Rujuk
Normal Overweight Obesitas Balik
1. Sweeping
Pasien yang Edukasi gaya Tata laksana
Pertahankan
tidak control Pertahankan BB Edukasi Edukasi hidup sehat sesuai standar*:
BB Normal
2. Sweeping Normal dan Perubahan Perubahan • pengaturan
dan Lakukan
sasaran yang Lakukan Gaya Gaya Hidup Gaya Hidup pola makan
Gaya Hidup
belum Hidup Sehat Sehat Sehat • aktivitas dan
Sehat
terskrining latihan fisik
• pengaturan
Ya waktu tidur
• kelola stress
• edukasi dan
konseling
Pemantauan

Sumber: 179
Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di FKTP Tahun 2022
Alur Layanan: Dewasa dan Lansia

Faktor Risiko Obesitas Konseling dan Edukasi Tata laksana Obesitas


a. Perlu diingat bahwa penanganan obesitas kemungkinan besar seumur hidup.
Adanya motivasi dari pasien dan keluarga untuk menurunkan berat badan
hingga mencapai BB ideal normal sangat membantu keberhasilan terapi.
Kebiasaan makan berlebih b. Menjaga agar berat badan tetap normal dan mengevaluasi adanya penyakit
penyerta.
c. Membatasi asupan energi dari lemak total dan gula.
d. Meningkatkan konsumsi buah, biji-bijian, sayuran, dan kacang-kacangan.
Faktor genetik e. Melakukan aktivitas fisik secara teratur (60 menit setiap hari untuk anak-anak
dan 150 menit per minggu untuk orang dewasa)

Kurang aktivitas fisik


Kriteria Rujukan Obesitas
a. Konsultasi pada dokter spesialis penyakit dalam bila pasien merupakan obesitas
dengan risiko tinggi
Faktor psikologis dan stres b. Jika sudah dipercaya melakukan modifikasi gaya hidup (diet yang telah diperbaiki,
aktifitas fisik yang meningkat dan perubahan perilaku hidup sehat) selama 3 bulan,
dan tidak memberikan respon terhadap penurunan berat badan, maka pasien
dirujuk ke spesialis penyakit dalam untuk memperoleh obat-obatan penurun berat
Obat-obatan (seperti steroid, badan
KB hormonal, & anti-depresan) Obesitas dikelompokkan menjadi obesitas risiko tinggi bila disertai dengan 3 atau lebih
penyakit penyerta kronis berat/sindrom metabolic yang tidak terkontrol atau kondisi di
bawah ini:
Usia (misalnya menopause) a. Hipertensi
b. Perokok
c. Kadar LDL tinggi
d. Kadar HDL rendah
Kejadian tertentu (misalnya berhenti e. Kadar gula darah puasa tidak stabil
merokok, berhenti olahraga) f. Riwayat keluarga serangan jantung usia muda
g. Usia (laki-laki > 45 tahun, atau perempuan > 55 tahun).

Sumber:
180
Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di FKTP Tahun 2022 180
Alur Layanan: Dewasa dan Lansia

Klasifikasi Hasil Pemeriksaan Skrining Obesitas

Kriteria Obesitas Umum

Klasifikasi IMT
Berat Badan Kurang (Underweight) < 18,5
Berat Badan Normal 18,5 – 22, 9
Kelebihan Berat Badan (overweight) dengan risiko 23 – 24,9 Kategori IMT
Obesitas I 23 – 29,9 Kekurangan berat badan tingkat
Sangat Kurus < 17,0
Obesitas II ≥ 30 berat
Kekurangan berat badan tingkat
Kurus 17 - < 18,5
ringan
Kriteria Obesitas Sentral Normal - 18,5 – 25,0
Lingkar Perut Jenis Kelamin Klasifikasi Gemuk Kelebihan berat badan tingkat
> 25,0 – 27,0
≤ 90 cm Laki-laki Normal (Overweight) ringan
Laki-laki Kelebihan berat badan tingkat
> 90 cm Berisiko/ Obesitas Sentral Obese > 27,0
berat
≤ 80 cm Perempuan Normal
Perempuan
> 80 cm Berisiko/ Obesitas Sentral

Sumber:
• WHO WPR/IASO/IOTF dalam The Asia-Pacific Perspective:Redefining Obesity and its Treatment
• Panduan PPK tentang Obesitas di halaman 919 (e-book) Sumber:
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 41 Tahun 2014 tentang Pedoman Gizi Seimbang

181
181
Alur Layanan: Dewasa dan Lansia
Edukasi Gaya Hidup Sehat

Sumber : website p2ptm.kemkes.go.id 182


Alur Layanan: Dewasa dan Lansia

Tata laksana Obesitas sesuai PPK Bagi Dokter di FKTP

1. Memberi pemahaman bahwa kondisi pasien saat ini adalah


obesitas dan perlu menjalankan program penurunan berat badan.
2. Diskusikan dan sepakati target pencapaian dan cara penurunan
berat badan.
3. Usulkan cara yang sesuai dengan faktor risiko yang dimiliki pasien,
dan jadwalkan pengukuran berkala untuk menilai keberhasilan
program.
4. Pengaturan pola makan.
5. Aktivitas dan latihan fisik.
6. Pengaturan waktu tidur.
7. Kelola stress.
8. Edukasi dan konseling.
Sumber :
Panduan Praktik Klinik (PPK) Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) oleh Kementerian Kesehatan RI Tahun 2022

183
Alur Layanan: Dewasa dan Lansia

Skrining Hipertensi Keluarga Posyandu Pustu Puskesmas/FKTP FKTL

Sasaran Seluruh Individu usia ≥ 15 tahun

Skrining Penyakit Jantung Koroner dan Stroke


Kunjungan Rumah Lakukan
oleh Kader Pencatatan
Posyandu awal dan Usia Ditemukan
Terdiagnosis
Pelaporan Hipertensi
Ya ≥ 40 th Ya Komplikasi/ Ya
1. Edukasi Gaya Hasil Faktor Risiko
Hidup Sehat Kunjungan
Rumah Tidak
Yang Lakukan Tidak
Kunjungan Rumah Pemeriksaan
oleh Kader dilaporkan
ke Posyandu Tekanan
Posyandu hasil Lakukan Pemeriksaan Darah
pendataan dan
Posyandu Tekanan Darah Tata laksana
Prima Rujuk ke sesuai dengan
2. Sweeping
Puskesmas standar* Rujuk
Pasien yang Hasil Pemeriksaan ke
tidak control
Tidak FKTL
3. Sweeping Pemantauan
sasaran yang oleh kader
belum
terskrining Normal Normal Tinggi Hipertensi Normal Normal Tinggi

Edukasi Gaya Hidup Sehat Edukasi Gaya Hidup Sehat


Rujuk
dan Intervensi dan Intervensi
Balik

Anjuran
Kontrol

Sumber :
Kepmenkes Nomor 2015 Tahun 2023 tentang Juknis Integrasi Pelayanan Kesehatan Primer 184
Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di FKTP Tahun 2022
Alur Layanan: Dewasa dan Lansia

Edukasi Gaya Hidup Sehat dan Upaya Berhenti Merokok (UBM)

185
Alur Layanan: Dewasa dan Lansia

Klasifikasi Hasil Pemeriksaan Skrining Hipertensi


Dewasa
Klasifikasi Hipertensi
Anak Usia ≥ 13th Intervensi
(dalam mmHg)
Sistole Diastole

Edukasi Pertahankan Gaya Hidup Sehat & Upaya


Normal < 120/80 120-129 80-84
Berhenti Merokok (UBM)

Edukasi untuk melakukan Gaya Hidup Sehat, Upaya


Normal
120/<80 – 129/<80 130-139 85-89 Berhenti Merokok (UBM) dan pemantauan setiap
Tinggi/Meningkat
bulan

Hipertensi derajat 1 130/80 – 138/89 140-159 90-99


Tata laksana sesuai PPK dan standar lain yang
Hipertensi derajat 2 ≥ 140/90 160-179 100-109
berlaku
Hipertensi derajat 3 ≥ 180 ≥ 110

Kembali

Sumber :
Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di FKTP Tahun 2022 186
Alur Layanan: Dewasa dan Lansia

Tata laksana Hipertensi sesuai PPK

Sumber :
Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di FKTP Tahun 2022 187
Alur Layanan: Dewasa dan Lansia

Pemeriksaan Komplikasi,dan Faktor Risiko Stroke dan Penyakit Jantung


Tabel Prediksi Risiko PTM
merupakan prediksi seseorang
mengalami kejadian Penyakit
Jantung dan Pembuluh Darah Fatal
atau Non Fatal berdasarkan jenis
kelamin, umur, tekanan darah
sistolik, kolesterol total, status
merokok, dan ada/tidak ada
Diabetes Melitus dalam kurun
waktu 10 tahun mendatang.
Terdapat 2 jenis tabel prediksi risiko
PTM, yaitu Tabel Prediksi
berdasarkan hasil laboratorium dan
Tabel Prediksi tanpa hasil
laboratorium
Tabel Prediksi Risiko PTM, diadaptasi dari
“WHO Cardiovascular Disease Risk Charts”
yang dikeluarkan tahun 2020 yang digunakan
dalam pelayanan terpadu (PANDU) PTM di
Tabel Prediksi tanpa hasil laboratorium FKTP.
Tabel Prediksi berdasarkan hasil laboratorium (memerlukan nilai kolesterol total
(memerlukan nilai Indeks Massa Tubuh):
dan diagnosis diabetes melitus): memprediksi risiko seseorang menderita penyakit
memprediksi risiko seseorang menderita
kardiovaskuler 10 tahun mendatang, berdasarkan status diabetes melitus, jenis
penyakit kardiovaskuler 10 tahun
kelamin, status merokok, umur, tekanan darah sistolik, dan nilai kolesterol total.
mendatang, berdasarkan jenis kelamin,
status merokok, umur, tekanan darah
sistolik, dan nilai Indeks Massa Tubuh
(IMT).
188
Alur Layanan: Dewasa dan Lansia

Skrining Diabetes Melitus Keluarga Posyandu Pustu Puskesmas/FKTP FKTL

Sasaran Yang memenuhi Kriteria*

Kunjungan rumah
oleh kader
1. Edukasi gaya Ya Ditemukan Ya
Terdiagnosis komplikasi Rujuk ke
hidup sehat DM FKTL
Tindak lanjut hasil
2. Sweeping
kunjungan rumah Pemeriksaan
sasaran yang
1. Pencatatan Lakukan kegiatan skrining: Lakukan komplikasi/
belum
hasil kunjungan 1. Skrining faktor risiko DM pemeriksaan faktor risiko
terskrining
rumah 2. Pengukuran tinggi badan, berat badan komprehensif gangguan
3. Sweeping
2. Pelaporan hasil dan lingkar perut Tidak pembuluh darah: Tata
pasien yang
kunjungan • Funduskopi laksana di
tidak kontrol Tidak
rumah ke Pustu • EKG FKTL
4. Sweeping
18-<40 18-<40 • Profil lipid
Pasien yang
tahun tahun Seluruh usia • Urinalisis
tidak patuh
tanpa dengan ≥ 40 tahun
minum obat
faktor risiko faktor risiko Tata laksana
Pemantauan oleh
sesuai standar Rujuk balik
kader
bila kondisi
stabil
Pemeriksaan kadar gula dengan glukometer Rujuk ke
puskesmas

Normal Prediabetes Diabetes


(disertai
gejala Normal Prediabetes
Edukasi dan intervensi klasik)

Edukasi dan intervensi

Skrining ulang Anjuran kontrol

Catatan:
*Sasaran Skrining Diabetes Melitus:
1. Usia 18-<40 tahun dengan faktor risiko DM
2. Seluruh Usia ≥ 40 tahun
3. Semua Penderita Tuberkulosis
**Sumber: Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di FKTP Tahun 2022 189
Alur Layanan: Dewasa dan Lansia

Gerakan Masyarakat Hidup Sehat


Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 1 Tahun 2017
Membiasakan
Melakukan Aktivitas
Fisik
01
Aktivitas Fisik dilakukan paling
sedikit 30 menit setiap hari
Edukasi Perilaku Sehat
Edukasi dan kampanye 02
perilaku hidup sehat bagi Konsumsi Pangan
semua lapisan masyarakat
Sehat
05 Konsumsi gizi seimbang (isi
piringku), perbanyak makan
Peningkatan Kualitas buah & sayur, serta galakkan
Lingkungan Sehat sarapan pagi.
Enyahkan asap rokok,
menjaga kebersihan rumah
dan lingkungan,
Deteksi Dini Faktor
menggunakan air bersih, 03 Risiko
pemberantasan sarang Pemeriksaan kesehatan
nyamuk & menyediakan
ventilasi atau jendela untuk 04 secara berkala

sirkulasi udara

190
190
Alur Layanan: Dewasa dan Lansia

Faktor Risiko Diabetes Melitus


Bila individu dengan berat badan lebih (indeks massa tubuh (IMT) ≥ 23 kg/m2) yang disertai dengan satu
atau lebih faktor risiko sebagai berikut:
1) First-degree relative DM (terdapat faktor keturunan DM dalam keluarga).
2) Kelompok ras/etnis tertentu.
3) Obesitas sentral (Laki-laki > 90 cm dan perempuan > 80 cm).
4) Hipertensi (tekanan darah ≥ 140/90 mmHg atau sedang mendapat terapi untuk hipertensi)
5) HDL < 35 mg/dL dan atau trigliserida > 250 mg/dL
6) Riwayat penyakit kardio dan serebro-vascular
7) Wanita dengan sindrom polikistik ovarium
8) Aktivitas fisik yang kurang
9) Kondisi klinis yang berkaitan dengan resistensi insulin, misalnya obesitas berat, acanthosis nigricans
10)Wanita yang memiliki riwayat melahirkan bayi dengan BB > 4 kg atau mempunyai riwayat diabetes
melitus gestasional (DMG)

Sumber : Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di FKTP Tahun 2022 191
Alur Layanan: Dewasa dan Lansia

Klasifikasi Hasil Pemeriksaan Diabetes Melitus

Glukometer Gejala Klasik Diabetes


1. Polidipsi Melitus
Kriteria Hasil Pemeriksaan 2. Polifagi
GDS GDP
3. Poliuri
4. Penurunan Berat Badan
Normal < 100 < 100 yang tidak dapat dijelaskan
sebabnya
Prediabetes 140-199 100-125

Diabetes ≥ 200 ≥ 126

Sumber : Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di FKTP Tahun 2022 192
192
Alur Layanan: Dewasa dan Lansia

Edukasi dan Intervensi

Kriteria Hasil Pemeriksaan Intervensi


Normal Edukasi Pertahankan Gaya Hidup Sehat & Upaya Berhenti
Merokok (UBM)
Prediabetes Edukasi dan konseling melakukan Gaya Hidup Sehat, UBM
dan pemantauan per 3 bulan
Diabetes Tata laksana sesuai PPK dan standar lain yang berlaku

Sumber : Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di FKTP Tahun 2022 193
193
Alur Layanan: Dewasa dan Lansia

Pemeriksaan Komprehensif
Subjektif: Pemeriksaan Penunjang
Objektif: Diagnostik:
•Gejala Klasik: polidipsi, polifagi, poliuri, penurunan
•Pemeriksaan Fisik
BB yang tidak dapat dijelaskan sebabnya • Gula Darah Puasa
•Pengukuran berat badan, tinggi
•Keluhan lain: Lemah, Kesemutan (rasa baal di • Gula Darah 2 jam Post Prandial
ujung-ujung ekstremitas), Gatal, Mata kabur, badan, lingkar perut, tekanan darah
• HbA1C
Disfungsi ereksi pada pria, Pruritus vulvae pada •Pemeriksaan rongga mulut dan
Wanita, Luka yang sulit sembuh. kelenjar tiroid Glukosa Plasma
•Identifikasi Riwayat: •Pemeriksaan funduskopi Kriteria Hasil
•Usia dan karakteristik pasien saat onset diabetes, •Pemeriksaan Jantung, evaluasi nadi Pemeriksaan GDS GDP G2PP HbA1C
•Pola makan, status nutrisi, status aktifitas fisik, dan dan denyut jantung baik secara
riwayat perubahan berat badan palpasi maupun dengan stetoskop Normal < 100 < 100 < 140 < 5,7
•Riwayat tumbuh kembang pada pasien •Pemeriksaan kaki secara
anak/dewasa muda komprehensif: evaluasi kelainan Prediabetes 140-199 100-125 140-199 5,7-6,4
•Pengobatan yang pernah diperoleh dan dijalani vaskular, neuropati, dan adanya
sebelumnya secara lengkap, termasuk terapi gizi deformitas, pemeriksaan ankle- Diabetes ≥ 200 ≥ 126 ≥ 200 ≥ 6,5
medis dan penyuluhan yang telah diperoleh
brachial indeks (ABI) pada kedua
tentang perawatan DM secara mandiri
tungkai untuk mengetahui adanya
•Riwayat penyakit lain, infeksi, komplikasi akut dan
kronik sebelumnya komplikasi ulkus maupun peripheral Pemeriksaan Penunjang (Komplikasi):
•Karakteristik budaya, psikososial, pendidikan, arterial disease (PAD) • Profil Lipid
dan status ekonomi •Pemeriksaan kulit (achantosis • Urinalisis
•Faktor risiko: merokok, hipertensi, riwayat penyakit nigricans, bekas luka, • Pemeriksaan fungsi ginjal
jantung koroner, obesitas, dan riwayat penyakit hiperpigmentasi, necrobiosis • Pemeriksaan fungsi hati
keluarga (termasuk penyakit DM dan endokrin diabeticorum, kulit kering, dan bekas • EKG
lain) lokasi penyuntikan insulin • Funduskopi
• Pemeriksaan klinis neurologis

Sumber : Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di FKTP Tahun 2022 194
Alur Layanan: Dewasa dan Lansia

Komplikasi Diabetes Melitus


1. Akut:
a. Ketoasidosis diabetik,
b. Hiperosmolar non ketotik,
c. Hipoglikemia
2. Kronik:
a. Makroangiopati pada pembuluh
darah jantung, pembuluh darah
perifer, pembuluh darah otak
b. Mikroangiopati pada pembuluh darah
kapiler retina, pembuluh darah kapiler
renal
c. Neuropati
d. Gabungan: Kardiomiopati, rentan
infeksi, kaki diabetik, disfungsi ereksi
Makroangiopati: Kerusakan pada pembuluh darah besar
Mikroangiopati: Kerusakan pada pembuluh darah kecil
Neuropati: Kerusakan pada saraf

Sumber : Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di FKTP Tahun 2022 195
Faktor Risiko Gangguan Pembuluh Darah Akibat DM
Alur Layanan: Dewasa dan Lansia

Tabel Prediksi berdasarkan hasil laboratorium (memerlukan nilai Tabel Prediksi Risiko PTM, diadaptasi dari “WHO
kolesterol total dan diagnosis diabetes melitus): memprediksi risiko Cardiovascular Disease Risk Charts” dikeluarkan
seseorang menderita penyakit jantung dan pembuluh darah dalam tahun 2020 yang digunakan dalam pelayanan
kurun waktu 10 tahun mendatang, berdasarkan status diabetes terpadu (PANDU) PTM di FKTP.
melitus, jenis kelamin, status merokok, umur, tekanan darah sistolik,
dan nilai kolesterol total.

196
Alur Layanan: Dewasa dan Lansia

Tata Laksana Diabetes Melitus (DM) di FKTP Penatalaksanaan DM


berdasarkan hasil pemeriksaan
Tujuan tata laksana: kadar HbA1C:
o Modifikasi gaya hidup
• memperbaiki dan meningkatkan kualitas hidup pasien o Konseling dan Edukasi:
diabetes; o Terapi farmakologis
o Pada keadaan emergensi harus
• menghilangkan keluhan; segera dirujuk ke pelayanan
• mengurangi risiko komplikasi akut dan menghambat kesehatan tingkat lanjut

progresivitas penyulit mikroangiopati dan Target pengendalian DM


makroangiopati (komplikasi kronik); dan • IMT (kg/𝑚2 ): 18.2 – 22.9
• Tekanan darah sistolik < 140 mmHg
• menurunkan morbiditas dan mortalitas DM.
• Tekanan darah diastolik < 90 mmHg
• Glukosa darah preprandial kapiler (mg/dL): 80 –
130
• Glukosa darah 1-2 jam PP kapiler (mg/dL): < 180
perlu dilakukan pengendalian gula darah, • HbA1C (%): < 7
tekanan darah, berat badan, dan profil lipid,
• Kolesterol LDL < 100 (< 70 bila risiko KV sangat tinggi)
melalui pengelolaan pasien secara
komprehensif. • Kolesterol HDL: Lak-laki > 40; Perempuan > 50
• Trigliserida (mg/dL): < 150
Sumber : Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di FKTP Tahun 2022
• Apo B: < 90 197
Alur Layanan: Dewasa dan Lansia

Terapi
Farmakologis
Diabetes Melitus

Sumber : Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di FKTP Tahun 2022 198
Alur Layanan: Dewasa dan Lansia

Kriteria Rujuk Balik (Kondisi Stabil)


Berdasarkan pembahasan antara IDI, TKMKB Pusat dan organisasi profesi
• GDP 80-130 mg/dl
• GD 2PP < 180 mg/dl
• HbA1c < 7% (waktu pemeriksaan tiap enam bulan sekali)
• Tekanan darah sistolik < 140 mmHg
• Tekanan darah diastolik < 90 mmHg
• Kolesterol LDL < 100 (< 70 bila risiko KV sangat tinggi)
• Kolesterol HDL: Lak-laki > 40; Perempuan > 50
• Tidak ada komplikasi akut dan/atau kronik yang membutuhkan tata laksana di
FKTL
• Pada DM terkontrol dengan insulin, dipastikan tersedia insulin di FKTP
• Bukan diabetes gestasional dan/atau diabetes tipe lain
199
Alur Layanan: Dewasa dan Lansia

Skrining Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK) Keluarga Posyandu Pustu Puskesmas/FKTP FKTL

Sasaran:
• Individu berisiko usia ≥ 40 tahun dan merokok
• Individu berisiko usia ≥ 40 tahun dengan gejala sesak, batuk kronik berdahak,
Riwayat terpajan faktor risiko di tempat kerja

Apakah ada Rujuk


Lakukan Tidak
spirometri di ke
Pencatatan Puskesmas? FKTL
dan
Pelaporan
Hasil Ya Terdiagnosis
Kunjungan Rumah
Kunjungan PPOK
oleh Kader
Rumah
Posyandu awal Lakukan skrining menggunaka Ya
Yang Lakukan skrining menggunaka kuesioner PUMA
1. Edukasi faktor dilaporkan kuesioner PUMA
ke Posyandu Tidak
risiko PPOK Penyebab lain
dan Tata laksana
Posyandu Kriteria Hasil sesuai
Kunjungan Rumah Kriteria Hasil Rujuk ke
Prima Puskesmas Pemeriksaan diagnosis
oleh Kader Pemeriksaan
Posyandu hasil
pendataan
Pemantauan Tata laksana
2. Sweeping oleh kader sesuai
Pasien yang dengan
Skor < 6 Skor ≥ 6 standar
tidak control Skor < 6 Skor ≥ 6
Risiko Rendah Risiko tinggi PPOK
3. Sweeping Risiko Rendah Risiko tinggi PPOK
sasaran yang
belum
terskrining Edukasi
Edukasi faktor risiko
faktor risiko PPOK
PPOK &
& Upaya
Upaya Berhenti
Berhenti Merokok
Merokok

Sumber :
Kepmenkes Nomor 2015 Tahun 2023 tentang Juknis Integrasi Pelayanan Kesehatan Primer 200
Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di FKTP Tahun 2022
Alur Layanan: Dewasa dan Lansia

Faktor Risiko PPOK


Konseling dan
Faktor genetik Edukasi
a. Edukasi ditujukan untuk mencegah penyakit bertambah
riwayat terpajan faktor risiko (asap rokok, berat dengan cara menggunakan obat-obatan yang
debu, asap dapur, bahan kimia di tersedia dengan tepat, menyesuaikan keterbatasan
tempat kerja) aktivitas serta mencegah eksaserbasi.
b. Pengurangan pajanan faktor risiko
Laki laki lebih berisiko c. Memberikan layanan upaya berhenti merokok (UBM)
d. Keseimbangan nutrisi antara protein lemak dan
karbohidrat, dapat diberikan dalam porsi kecil tetapi
Riwayat infeksi paru sering.
e. Rehabilitasi
f. Latihan bernapas dengan pursed lip breathing
g. Latihan ekspektorasi
Riawayat keluarga menderita h. Latihan otot pernapasan dan ekstremitas
PPOK

Usia

Status nutrisi

201
201
Sumber: Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di FKTP Tahun 2022
Alur Layanan: Dewasa dan Lansia

Kuesioner PUMA

202
Alur Layanan: Dewasa dan Lansia

Skrining Kanker Paru Keluarga Posyandu Pustu Puskesmas/FKTP FKTL

Sasaran Skrining Kanker Paru

Kunjungan Rumah
oleh Kader
Posyandu awal Lakukan KIE tentang: Penilaian Faktor Risiko dengan
• Penyakit kanker paru Penilaian Faktor Risiko dengan menggunakan kuesioner
Lakukan KIE • Faktor risiko
menggunakan kuesioner
tentang: • Pentingnya skrining kanker paru
• Pola hidup sehat
• Penyakit kanker
• Upaya berhenti merokok
Paru Risiko ringan Risiko sedang Risiko berat
• Faktor risiko (skor ≤11) (skor 12-16) (17-29)
• Pentingnya
skrining kanker Lakukan
paru Pencatatan Risiko ringan Risiko sedang Risiko berat
• Pola hidup sehat dan (skor 12-16) Foto Toraks
(skor ≤11) (17-29)
Pelaporan
Hasil
Kunjungan Rumah
Kunjungan
oleh Kader
Rumah
Posyandu hasil Normal Tidak Normal
Yang
pendataan Sudah pernah
dilaporkan ke Tidak
Posyandu foto toraks
1.Sweeping dalam 1 tahun
dan Pustu
Pasien yang terakhir dan hasil
tidak kontrol normal? Skrining ulang
2.Sweeping 1x setahun Rujuk ke
sasaran yang FKTL
belum
Ya
terskrining
3.Edukasi faktor
risiko Edukasi untuk
skrining 1
tahun lagi

Sumber:
• Draft Petunjuk Teknis Penanggulangan Kanker Paru di FKTP (Pembahasan 24 Agustus 2023)
• Kepmenkes Nomor 2015 Tahun 2023 tentang Juknis Integrasi Pelayanan Kesehatan Primer
203
• Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di FKTP Tahun 2022
Alur Layanan: Dewasa dan Lansia

Kriteria Sasaran Skrining Kanker Paru

Usia 45-71 tahun dengan kriteria


- Riwayat merokok aktif atau pasif atau berhenti merokok kurang dari 15 tahun
- Memiliki riwayat kanker paru pada keluarga (ayah/ibu/saudara kandung)
- Dengan atau tanpa disertai dengan gejala respiratori ringan (gejala yang berkaitan dengan
kanker paru di antaranya: batuk, batuk darah, nyeri dada, sesak napas, leher bengkak, benjolan
pada leher, suara serak, berat badan turun, dan gejala lainnya) yang telah dilakukan prosedur
diagnostik yang sesuai dengan gejala yang ada namun tidak mengalami perbaikan klinis

Faktor risiko kanker paru


Faktor risiko yang tidak dapat dikontrol: Faktor risiko yang dapat dikontrol:
1. Usia 1. Paparan asap rokok
2. Jenis Kelamin 2. Indoor pollutant (radon, asbestos, biosfor)
3. Genetik 3. Outdoor pollutant (asap kendaraan/mesin, asap
industri, kebakaran hutan dan lahan)
4. Penyakit paru kronis

Sumber:
• Draft Petunjuk Teknis Penanggulangan Kanker Paru di FKTP
204
Alur Layanan: Dewasa dan Lansia

Edukasi Gaya Hidup Sehat dan Upaya Berhenti Merokok (UBM)

205
Alur Layanan: Dewasa dan Lansia

Kuesioner Skrining Kanker Paru


No Pertanyaan Skor No Pertanyaan Skor
1 Jenis Kelamin Anda 6 Riwayat tempat kerja mengandung zat karsinogenik
Laki-laki 3 (pertambangan/pabrik/bengkel/garmen/bangunan/laboratorium
Perempuan 1 kimia/galangan kapal, dll)
2 Usia/umur Anda sekarang Ya 3
>65 tahun 3
Tidak yakin/ragu-ragu 2
46-65 tahun
Tidak 1
2
7 Lingkungan tempat tinggal berpotensi tinggi (lingkungan
<45 tahun 1
pabrik/pertambangan/tempat buangan sampah/tepi jalan besar)
3 Apakah Anda pernah didiagnosis/menderita kanker
Ya 3
Ya, pernah tahun yang lalu 3 Tidak yakin/ragu-ragu 2
Ya, pernah <5 tahun yang lalu 2 Tidak 1
Tidak pernah 1 8 Lingkungan dalam rumah yang tidak sehat (ventilasi buruk/atap
4 Apakah ada keluarga (ayah/ibu/saudara kandung) dari asbes/lantai tanah/dapur kayu bakar/dapur breket/
didiagnosis/menderita kanker sebelumnya menggunakan rutin obat nyamuk bakar/sepmprot, dll)
Ya, ada kanker paru 3 Ya 3
Ya, ada kanker jenis lain 2 Tidak yakin/ragu-ragu 2
Tidak ada 1 Tidak 1
5 Riwayat merokok/paparan asap rokok (rokok kretek/rokok 9 Pernah didiagnosis/diobati penyakit paru kronik
putih/vipe/shisya/cerutu/rokok linting,dll) Ya, pernah. Tuberkulosis (TBC) 3
Perokok aktif (dalam 1 tahun ini masih merokok) 4 Ya, pernah. Penyakit paru kronik lain (PPOK) 2
Bekas perokok, berhenti <15 tahun lalu 3
Perokok pasif (dari lingkungan rumah/tempat kerja) 2
Tidak merokok 1

Interpretasi hasil dan tingkat risiko


• Risiko ringan (skor <11)
• Risiko sedang (skor 12-16)
• Risiko berat (skor 17-29)
Sumber:
• Draft Petunjuk Teknis Penanggulangan Kanker Paru di FKTP (Pembahasan 24 Agustus 2023) 206
Alur Layanan: Dewasa dan Lansia

Skrining Kanker Leher Rahim (Kanker Serviks) Keluarga Posyandu Pustu Puskesmas/FKTP FKTL

Sasaran Perempuan dengan kriteria • Edukasi sebelum pemeriksaan


• Informed Consent

Tes DNA-HPV RT dan


Kunjungan Rumah Pemeriksaan IVA
(Awal) oleh Kader
Hasil Pemeriksaan
Lakukan KIE tentang:
• kanker leher rahim
Tes HPV (-) IVA (-) Tes HPV (+) IVA (+) Tes HPV (-) IVA (+) Tes HPV (+) IVA (-)
• faktor risiko
• pentingnya skrining dan deteksi dini
Lesi Luas
Curiga Kanker
Tidak Ya
Kunjungan Rumah Lakukan Melakukan
oleh Kader hasil Pencatatan rujukan pada
pendataan dan Pelaporan sasaran yang
Ya Apakah tersedia Tidak
pelayanan bergejala
Pelacakan/ dan Hasil SDM terlatih dan
Penyampaian informed consent Peralatan?
sweeping sasaran Kunjungan
yang belum Rumah yang
melakukan dilaporkan
skrining oleh kader Setuju
Menolak Memilih
Pelacakan/ untuk dirujuk
sweeping sasaran Dilakukan Krioterapi
Skrining ulang
yang perlu
10 tahun Anjuran pemeriksaan
melakukan Kontrol ulang 2-4 minggu
skrining ulang 1 tahun lagi
Rujuk ke
FKTL
IVA ulang 3-6 bulan

Hasil IVA (-) Hasil IVA (+)

Pemeriksaan ulang 1 – 3 tahun sekali

Hasil negatif Hasil positif


Sumber:
• Permenkes No. 29 Tahun 2017 tentang Perubahan Permenkes No. 34 Tahun 2015 tentang Penanggulangan Kanker Payudara dan Kanker Leher Rahim
• Permenkes No. 34 Tahun 2015 tentang Penanggulangan Kanker Payudara dan Kanker Leher Rahim
• Kepmenkes No. 33 Tahun 2023 tentang Penyelenggaraan Penyelenggaraan Percontohan Deteksi Dini Kanker Leher Rahim Dengan Tes Dna Hpv Dan Inspeksi Visual
Asam Asetat (Co-testing)
• Kepmenkes Nomor 2015 Tahun 2023 tentang Juknis Integrasi Pelayanan Kesehatan Primer
207
• RAN Eliminasi Kanker Leher Rahim
Alur Layanan: Dewasa dan Lansia

Kriteria Sasaran dan Sasaran Skrining Kanker Leher Rahim


Kriteria Sasaran
- Perempuan usia 30 – 50 tahun
- Perempuan yang menjadi Klien klinik IMS dengan discharge dari vagina yang abnormal atau nyeri pada
abdomen bawah
- Perempuan tidak hamil dimana IVA tidak dapat dimasukkan pelayanan rutin
- Perempuan yang mendatangi faskes dianjurkan untuk skrining Kanker Leher Rahim
- Populasi berisiko tinggi yaitu pasangan lebih dari satu/pernah berhubungan sex < 18 tahun/ pernikahan lebih
dari sekali/ IMS berulang/ penderita HIV-AIDS/ penderita imunocompromise/ penderita malnutrisi
- wanita yang berhubungan dengan kelompok berisiko seperti kelompok populasi kunci, populasi remaja, dan
kelompok lelaki berisiko tinggi (LBT)

Faktor Risiko
Faktor yang menyebabkan perempuan terpapar HPV (sebagai etiologi dari Kanker Leher Rahim) adalah :
1. Menikah/ memulai aktivitas seksual pada usia muda (kurang dari 20 tahun).
2. Berganti-ganti pasangan seksual.
3. Berhubungan seks dengan laki-laki yang sering berganti pasangan.
4. Riwayat infeksi di daerah kelamin atau radang panggul.
5. Perempuan yang melahirkan banyak anak.
6. Perempuan perokok mempunyai risiko dua setengah kali lebih besar untuk menderita Kanker Leher Rahim dibanding
dengan yang tidak merokok.
7. Perempuan yang menjadi perokok pasif (yang tinggal bersama keluarga yang mempunyai kebiasaan merokok) akan
meningkat risikonya 1,4 (satu koma empat) kali dibanding perempuan yang hidup dengan udara bebas asap rokok.
8. Perempuan yang pernah melakukan pemeriksaan skrining (Papsmear atau IVA) akan menurunkan risiko terkena Kanker
Leher Rahim, karena lebih cepat terdeteksi.

Sumber: Permenkes No. 29 Tahun 2017 tentang Perubahan Permenkes No. 34 Tahun 2015 tentang Penanggulangan
Kanker Payudara dan Kanker Leher Rahim
208
Alur Layanan: Dewasa dan Lansia

Materi yang disampaikan saat konseling skrining kanker leher rahim

Pra-Tindakan Pasca Tindakan

1. Pentingnya skrining dan deteksi dini pada 1. Jika hasil tes DNA HPV dan IVA negatif → tes
sasaran sesuai kriteria kembali 3 - 5 tahun kemudian, dan edukasi
2. Segera melakukan pengobatan/rujukan jika ulang tentang faktor-faktor risiko.
ditemukan kelainan 2. Jika hasil DNA HPV positif dan IVA negatif →
3. Faktor-faktor risiko terkena penyakit tersebut pemeriksaan diulang satu tahun sekali.
4. Konsekuensi bila tidak dilakukan tindak lanjut 3. Jika hasil DNA HPV positif dan IVA positif →
jika ditemukan kelainan edukasi untuk dilakukan tata laksana lanjut
5. Melakukan persetujuan pemeriksaan 4. Jika hasil DNA HPV negatif dan IVA positif →
(informed consent) lakukan tindak lanjut dan sampaikan pilihan
modalitas terapi tindak lanjut atau lakukan
rujukan sesuai kompetensi.

Definisi Lesi Luas

Lesi luas jika lesi > 75% meluas ke dinding vagina


atau > 2 mm dari krioprob

Sumber:
Kepmenkes No. 33 Tahun 2023 tentang Penyelenggaraan Penyelenggaraan Percontohan Deteksi Dini Kanker Leher
Rahim Dengan Tes DNA HPV Dan Inspeksi Visual Asam Asetat (Co-testing) 209
Alur Layanan: Dewasa dan Lansia

Tes DNA HPV


• Tes DNA HPV: metode skrining kanker serviks yang sangat akurat dengan cara mengambil
lendir/sekret servikovaginal, kemudian diproses dengan teknologi khusus
• Indikasi Tes HPV:
✓ semua perempuan yang telah menikah atau pernah melakukan hubungan seksual.
✓ dapat dilakukan secara rutin setelah usia 30 tahun
• Tes ini dapat dilakukan bersamaan (co-testing) dengan sitologi (konvensional/pap smear
atau LBC/liquid-based cytology yang lebih akurat) atau tes inspeksi visual dengan asam
asetat (IVA).
• Kompetensi pemeriksaan ini dapat dilakukan oleh dokter umum, bidan, maupun dokter
spesialis obstetri dan ginekologi.

Evaluasi 2-4 Minggu Pasca Krioterapi


1. Apakah terdapat tanda-tanda infeksi atau peradangan? Jika ada, diobati dengan
antibiotik dan anti inflamasi yang sesuai
2. Apakah proses re-epitelisasi/ penyembuhan lesi baik atau tidak? Jika re-epitelisasi baik,
hubungan seksual umumnya dapat dimulai 4-6 minggu pasca krioterapi

Sumber:
Kepmenkes No. 33 Tahun 2023 tentang Penyelenggaraan Penyelenggaraan Percontohan Deteksi Dini Kanker Leher
Rahim dengan Tes DNA HPV Dan Inspeksi Visual Asam Asetat (Co-testing)
210
Alur Layanan: Dewasa dan Lansia

Edukasi tentang Pola Hidup Sehat


Edukasi
Edukasi tentang Penemuan Dini
(Early Diagnosis)

1. Tujuan: peningkatan kesadaran


masyarakat tentang gejala dan tanda-
tanda kanker
2. Pentingnya skrining co-testing dan
pengobatan dini pada seluruh
perempuan usia 30 – 50 tahun
3. Faktor-faktor risiko terkena penyakit
tersebut

Sumber:
• Kepmenkes No. 33 Tahun 2023 tentang Penyelenggaraan Penyelenggaraan Percontohan Deteksi Dini Kanker Leher Rahim
dengan Tes DNA HPV Dan Inspeksi Visual Asam Asetat (Co-testing)
• Materi Edukasi Pola Hidup Sehat: CERDIK – Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular 211
Alur Layanan: Dewasa dan Lansia

Skrining Kanker Payudara Keluarga Posyandu Pustu Puskesmas/FKTP FKTL

Sasaran Perempuan usia 30-65 tahun

Kunjungan rumah Lakukan Anamnesis menggunakan


(awal) Lakukan KIE tentang:
• Penyakit kanker payudara kuesioner Penilaian Faktor Risiko
oleh kader
• Faktor risiko
Lakukan KIE • Pentingnya skrining kanker payudara
tentang: • Edukasi SADARI
Risiko rendah Risiko Tinggi Risiko Sangat
• Penyakit kanker
(skor <3) (skor 3-7) Tinggi *
payudara
• Faktor risiko Lakukan Penilaian Faktor Risiko
• Pentingnya
skrining kanker
payudara
Lakukan SADANIS
Risiko Risiko Risiko (Perabaan) dan USG
rendah Tinggi Sangat
Tinggi
Kunjungan Rumah
oleh Kader
Posyandu SADANIS (perabaan)
Lakukan Normal Simple cyst Non Simple cyst
1. Sweeping Pasien
Pencatatan
yang tidak
dan Teraba Ya
kontrol
Pelaporan Benjolan?
2. Sweeping
Hasil
sasaran yang
Kunjungan
belum terskrining Tidak Edukasi
Rumah
3. Edukasi faktor
risiko

Apakah sudah Tidak


dilakukan USG
Rujuk
dalam 1 atau 3
FKTL
tahun terakhir?

Ya

Edukasi

Sumber:
• Kepmenkes Nomor HK.01.07/Menkes/1301/2023 Tentang Penyelenggaraan Percontohan Deteksi Dini Kanker Payudara dengan Ultrasonografi Payudara
• Draf Petunjuk Teknis Piloting Deteksi Dini Kanker Payudara Dengan Sadanis dan USG Payudara di Fasilitas
Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) (Pembahasan tanggal 17 Maret 2023)
• Kepmenkes Nomor 2015 Tahun 2023 tentang Juknis Integrasi Pelayanan Kesehatan Primer 212
Alur Layanan: Dewasa dan Lansia
Edukasi tentang Kanker Payudara
Kanker Payudara adalah keganasan yang berasal dari sel kelenjar, saluran kelenjar, dan jaringan penunjang payudara, tidak
termasuk pada kulit payudara. Kanker payudara dapat menyebar diantara jaringan atau organ lain didekat payudara atau
kebagian tubuh lainnya

Faktor Risiko Kanker Payudara


Faktor Risiko Yang Tidak Dapat Diubah
Riwayat kanker (payudara dan ovarium) pada
Deteksi Dini Kanker Payudara
keluarga
• Periksa Payudara Sendiri (SADARI) adalah pemeriksaan payudara yang
Riwayat penyakit payudara sebelumnya dilakukan sendiri dengan belajar melihat dan memeriksa perubahan
Menstruasi (haid) pertama < 12 tahun payudaranya sendiri setiap bulan.
Menopause (berhenti haid) > 50 tahun
• Deteksi dini kanker payudara merupakan upaya untuk mendeteksi dan
Riwayat radiasi dinding dada mengidentifikasi secara dini adanya kanker payudara.
Faktor lingkungan
• SADARI sebaiknya dillakukan setiap bulan pada hari ke 7 sampai ke 10
Faktor Risiko Yang Dapat Diubah setelah hari pertama menstruasi.
Obesitas
• Pemeriksaan mulai dilakukan setelah perempuan mendapatkan
Merokok menstruasi yang pertama
Belum pernah melahirkan
Sumber : Kepmenkes Nomor HK.01.07/MENKES/414/2018 tentang Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Tata Laksana Kanker Payudara

Tidak menyusui

Pemakaian kontrasepsi hormonal dalam waktu lama

Pola makan yang buruk

Konsumsi alkohol
213
Alur Layanan: Dewasa dan Lansia

Kriteria Sasaran Skrining Kanker Payudara


Sasaran Perempuan dengan kriteria

Kriteria Sasaran

• Perempuan usia 30-65 tahun;


• Dengan riwayat faktor risiko tinggi dan risiko rendah kanker payudara; atau
• Ditemukan kelainan dalam pemeriksaan SADARI/ SADANIS.

Edukasi Pasca Sadanis di Pustu dan Puskesmas

Lakukan KIE tentang skrining ulang SADANIS (perabaan) dan USG setiap:
•1 tahun untuk sasaran dengan risiko tinggi
•3 tahun untuk sasaran dengan risiko rendah

Sumber:
• Permenkes No. 29 Tahun 2017 tentang Perubahan Permenkes No. 34 Tahun 2015 tentang Penanggulangan
Kanker Payudara dan Kanker Leher Rahim
214
Alur Layanan: Dewasa dan Lansia

Penilaian faktor risiko sasaran skrining kanker payudara


Kuesioner Faktor Risiko (@Skor 1): Klasifikasi berdasarkan penilaian faktor risiko
1. Usia ≥ 50 tahun • Risiko rendah (skor <3)
2. Riwayat tumor jinak payudara • Risiko tinggi (skor 3-7)
3. Tidak menikah >30 th • Risiko sangat tinggi*
4. Tidak memiliki anak >30 th
5. Tidak menyusui >30 th
6. Riwayat KB hormonal >10 th
7. Obesitas

Risiko sangat tinggi


*Risiko Sangat Tinggi yang direkomendasikan untuk pemeriksaan genetik, apabila ada
anggota keluarga:
1. generasi tingkat pertama dengan riwayat kanker payudara dan/ atau kanker ovarium usia
muda (<40 tahun)
2. generasi tingkat pertama dengan riwayat kanker payudara dan/ atau kanker ovarium
pada dua orang atau lebih
3. generasi tingkat pertama dengan riwayat kanker payudara laki-laki
4. generasi tingkat pertama dengan riwayat kanker payudara kiri dan kanan
5. generasi tingkat pertama dengan riwayat pemeriksaan imunohistokimia triple negative
6. generasi tingkat pertama yang memiliki hasil pemeriksaan genetik positif
Sumber:
• Draf Petunjuk Teknis Piloting Deteksi Dini Kanker Payudara Dengan Sadanis dan USG Payudara di Fasilitas
Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) (Pembahasan tanggal 17 Maret 2023)
215
Alur Layanan: Dewasa dan Lansia

Periksa Payudara Sendiri (SADARI)


Cara Melakukan SADARI
1 3 5

2 4 Hal-hal Yang Perlu Diperhatikan


Teraba benjolan

Perubahan bentuk dan ukuran payudara

Nyeri

Pengerutan kulit payudara

Keluar cairan dari puting susu Jika ditemukan satu/lebih


kelainan, segera periksakan diri
Penarikan puting susu ke dokter/tenaga kesehatan di
Puskesmas

Sumber:
Materi Sadari Untuk Pendidik – Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular 216
Alur Layanan: Dewasa dan Lansia

Skrining Kanker Kolorektal Keluarga Posyandu Pustu Puskesmas/FKTP FKTL

Sasaran usia ≥ 50 tahun


Kunjungan rumah
(awal) Skrining sasaran dengan Pasien bergejala
oleh kader menggunakan APCS Score

Lakukan KIE
tentang: Lakukan KIE tentang:
• Penyakit kanker • Penyakit kanker kolorektal
kolorektal • Faktor risiko Risiko rendah Risiko Sedang Risiko Tinggi
• Faktor risiko • Pentingnya skrining kanker kolorektal (skor 0-1) (skor 2-3) (skor 4-7)
• Pentingnya • Pola hidup sehat
skrining kanker
kolorektal Rectal Touche
• Pola hidup sehat Melakukan penilaian/skoring dan
dengan menggunakan Tes darah samar Feses
APCS Score

Kunjungan Rumah
oleh Kader Posyandu Lakukan Rectal Touche (-) Rectal Touche (-) Rectal Touche (+) Rectal Touche (+)
Risiko rendah Risiko Sedang Risiko Tinggi
Pencatatan Tes darah samar (-) Tes darah samar (+) Tes darah samar (-) Tes darah samar (+)
(skor 0-1) (skor 2-3) (skor 4-7)
dan
1. Sweeping Pasien Pelaporan
yang tidak kontrol Hasil
2. Sweeping sasaran Kunjungan Edukasi tentang:
yang belum Rumah • Pola hidup sehat
terskrining Edukasi tentang: • Kunjungan rutin ke FKTP
3. Edukasi faktor • Pola hidup sehat untuk pemeriksaan
risiko • Kunjungan rutin ke FKTP skrining kanker
untuk pemeriksaan kolorektal setiap tahun
skrining kanker kolorektal • Bila bergejala, segera
setiap tahun Rujuk
ke FKTP
• Bila bergejala, segera ke FKTL
FKTP

Sumber:
• Draf Buku Petunjuk Teknis Pelaksanaan Deteksi Dini Kanker Kolorektal di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP)
• Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.01.07/MENKES/406/2018 Tentang Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran
Tata Laksana Kanker Kolorektal
• Kepmenkes Nomor 2015 Tahun 2023 tentang Juknis Integrasi Pelayanan Kesehatan Primer 217
Alur Layanan: Dewasa dan Lansia

KIE terkait Faktor-faktor risiko kanker kolorektal

KIE terkait Faktor-faktor risiko kanker kolorektal yang dapat dimodifikasi, antara lain :

1. Menginformasikan sekitar 20% kasus Kanker Kolorektal (KKR) memiliki riwayat keluarga
(Faktor Genetik)
2. Menyarankan setidaknya aktivitas fisik sedang seperti jalan cepat selama 30 menit atau
lebih selama 5 hari atau lebih setiap minggu. Aktifitas fisik yang tidak aktif / “physical
inactivity” dan kelebihan berat badan merupakan faktor yang berhubungan dengan
KKR.
3. Menyarankan untuk membatasi konsumsi daging merah dan/atau daging hasil proses
yang dimasak dengan temperatur tinggi dengan waktu yang lama.
4. Menginformasikan untuk menghentikan kebiasaan merokok karena merupakan salah
satu penyebab kanker kolorektal
5. Menginformasikan untuk mengurangi atau tidak mengkonsumsi alkohol.
6. Menginformasikan untuk mengonsumsi obat-obatan sesuai petunjuk dokter.

Sumber:
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.01.07/MENKES/406/2018 Tentang Pedoman
Nasional Pelayanan Kedokteran Tata Laksana Kanker Kolorektal 218
Alur Layanan: Dewasa dan Lansia

The Asia-Pacific Colorectal Screening (APCS) Score The Asia-Pacific Colorectal Sreening (APCS)
score merupakan alat ukur untuk
membantu memperkirakan faktor risiko
kanker kolorektal pada populasi yang tidak
bergejala.

Selain berdasarkan penilaian APCS score,


deteksi dini juga dilakukan pada orang
dengan gejala sebagai berikut:
a. Buang air besar bercampur darah
dan/atau lendir
b. Diare kronis
c. Buang air besar 2 – 3 minggu seperti
kotoran kambing
d. Konstipasi kronis
Interpretasi APCS score e. Perubahan bentuk dan frekuensi
• 0-1 : risiko rendah defekasi

• 2-3 : risiko sedang


• 4-7 : risiko tinggi

Sumber:
• Draf Buku Petunjuk Teknis Pelaksanaan Deteksi Dini Kanker Kolorektal di Fasilitas Kesehatan Tingkat
Pertama (FKTP) (Pembahasan Tanggal 10 September 2023)
219
Alur Layanan: Dewasa dan Lansia

Interpretasi Hasil Pemeriksaan

1. Rectal Touche (Colok Dubur) 2. Pemeriksaan Fecal Occult Blood Tests (FOBT)

dilakukan sekali pada usia lebih dari 50 tahun. Pemeriksaan Darah Samar pada Feses dengan
Pemeriksaan ulang dilakukan jika sudah muncul Benzidine Test dan Guaiac-Based Fecal Occult Blood
gejala klinis. Tests (gFOBTs).

a. Nilai keutuhan sfingter ani • Negatif : tidak ada perubahan warna atau samar-
b. Nilai keadaan dan mobilitas tumor samar hijau

Hasil pemeriksaan positif bila ditemukan adanya • Positif + : hijau


benjolan/hambatan pada perabaan.
• Positif 2 + : biru bercampur hijau
Bila hasil pemeriksaan negatif/tidak ditemukan
kelainan tetap harus dilakukan pemeriksaan darah • Positif 3 + : biru
samar.
• Positif 4 + : biru tua

Sumber:
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.01.07/MENKES/406/2018 Tentang Pedoman
Nasional Pelayanan Kedokteran Tata Laksana Kanker Kolorektal 220
Alur Layanan: Dewasa dan Lansia

Skrining Tuberkulosis Keluarga Posyandu Pustu Puskesmas/FKTP FKTL

Sasaran Skrining Tuberkulosis:


1. Skrining Berdasar Gejala: batuk >1minggu, demam, batuk darah, keringat malam, berat badan menurun
2. Sasaran diutamakan menjalani skrining dengan frekuensi sebaiknya 1x/Bulan: ODHA, Penyandang DM, Ibu Hamil, Individu
Imunokompromise lainnya.
3. Sasaran Investigasi Kontak (Kontak Erat)

Lakukan
Pencatatan Curiga TBC Ya Terdiagnosis Ya
Curiga TBC Terdapat
dan TBC Penyulit/ Rujuk
Pelaporan Komplikasi/ ke
Hasil Ya Tidak dapat FKTL
Kunjungan Rumah ditangani
Kunjungan Lakukan Ambil Sampel Dahak
oleh Kader FKTP
Rumah wawancara Ya
Posyandu awal
Yang Lakukan gejala dan tanda
1. Edukasi Gaya dilaporkan wawancara TBC serta Penilaian
Hidup Sehat ke Posyandu gejala dan Klinis Penegakan
dan tanda TBC RO Thorax (bila Diagnosis: Tata laksana
Posyandu oleh nakes tersedia) Sesuai Tidak
Kunjungan Rumah Prima 1. Pemeriksaan TCM, dengan
oleh Kader
atau standar
Posyandu hasil
pendataan Ambil & Kirim 2. Pemeriksaan BTA
Pemantauan Mikrokopis Rujuk
Sampel Dahak
oleh kader dan/Atau Px Lain Balik
2. Sweeping Puskesmas
Pasien yang yang mendukung
tidak control Tidak
Tidak
3. Sweeping Tidak
sasaran yang
belum
terskrining

Edukasi PHBS dan Edukasi PHBS dan Edukasi PHBS dan


Perjalanan Peny. TBC Perjalanan Peny. TBC Perjalanan Peny. TBC

Anjuran
Kontrol

Sumber :
Kepmenkes Nomor 2015 Tahun 2023 tentang Juknis Integrasi Pelayanan Kesehatan Primer 221
Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di FKTP Tahun 2022
Alur Layanan: Dewasa dan Lansia

Faktor risiko dan gejala klinis Kelompok Risiko Tinggi:

Faktor Risiko Kanker Paru: a. Usia > 40 tahun dengan riwayat merokok ≥ 30
a. Merokok tahun dan berhenti merokok dalam kurun waktu 15
b. Pajanan radiasi tahun sebelum pemeriksaan,
c. Paparan okupasi bahan kimia karsinogenik, b. Usia ≥ 50 tahun dengan riwayat merokok ≥ 20
d. Riwayat kanker paru tahun dan adanya minimal satu faktor risiko lainnya
e. Penyakit paru seperti PPOK atau fibrosis paru.

Gejala Klinis:
a. Sakit kepala
b. Batuk lama
c. Hemoptisis
d. Suara serak
e. Sulit/nyeri menelan
f. Sesak napas,
g. Nyeri dada
h. Nyeri di tulang
i. Parese,
j. Pembengkakan atau ditemukannya benjolan di leher,
aksila atau dinding dada.
k. Nafsu makan menurun
l. Penurunan berat badan tanpa sebab yang jelas.

222
Alur Layanan: Dewasa dan Lansia

Skrining Talasemia Keluarga Posyandu Pustu Puskesmas/FKTP FKTL

Sasaran:
Semua pasien dewasa yang memiliki saudara kandung
penyandang talasemia dan atau ada riwayat keluarga
dengan transfusi darah rutin.

Lakukan anamnesis:
Lakukan Apakah punya saudara dan/atau anak
Pencatatan penyandang talasemia?
dan Apakah ada keluarga yang rutin
Pelaporan melakukan transfusi darah?
Kunjungan Rumah Hasil
oleh Kader Kunjungan
Jawaban: Ya
Posyandu awal Rumah
Yang
Lakukan pemeriksaan
1. Edukasi faktor dilaporkan Lakukan pemeriksaan laboratorium lanjutan
risiko ke Posyandu Hb, MCV dan MCH + Analisis Hb dengan
talasemia dan sediaan apus darah tepi HPLC/elektroforesis
Posyandu
capillary
Kunjungan Rumah Prima
Rujuk ke
Klasifikasi Hasil
oleh Kader FKTL
Posyandu hasil Pemeriksaan
Pemantauan
pendataan oleh kader
2. Sweeping
Normal Curiga
sasaran yang
Hb, MCV atau MCH
belum Normal Intermedia Minor/ pembawa sifat
lebih rendah dari
terskrining
normal
(Hb < 11mg/dl, MCV
< 80 fl, MCH <27pq)
Kartu / sertifikat
telah dideteksi Rujuk Balik Konseling
dini talasemia

Sumber :Kepmenkes Nomor 2015 Tahun 2023 tentang Petunjuk Teknis Integrasi Pelayanan
Kesehatan Primer
223
Alur Layanan: Dewasa dan Lansia

HASIL PEMERIKSAAN LABORATORIUM


Pasien dicurigai sebagai pembawa sifat talasemia bila nilai salah satu dari Hb, MCV
atau MCH lebih rendah dari batasan normal (Hb < 11 mg/dL, MCV < 80 fL, MCH < 27
pq) maka pasien harus dirujuk ke FKTL untuk pemeriksaan lebih lanjut, atau dapat juga
melakukan rujukan sampel (darah yang diambil dibagi ke dalam 2 tabung dan dirujuk
di hari yang sama).

Gambaran sediaan apus darah tepi,


• Anisositosis dan poikilositosis yang nyata (termasuk fragmentosit dan tear-drop), mikrositik
hipokrom, basophilic stippling, badan Pappenheimer, sel target, dan eritrosit berinti
(menunjukan defek hemoglobinisasi dan diseritropoiesis).

• Total hitung dan neutrofil meningkat.


Contoh gambaran
darah tepi pada • Bila telah terjadi hipersplenisme dapat ditemukan leukopenia, neutropenia, dan
talasemia mayor trombositopenia.

• Sumber: Kepmenkes No. 1936 Tahun 2022 tentang PERUBAHAN ATAS KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN NOMOR
HK.01.07/MENKES/1186/2022 TENTANG PANDUAN PRAKTIK KLINIS BAGI DOKTER DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN TINGKAT
PERTAMA (Halaman 286)

• Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.01.07/MENKES/2015/2023 Tentang Petunjuk Teknis Integrasi
Pelayanan Kesehatan Primer (Halaman 71)

224
Alur Layanan: Dewasa dan Lansia

Konseling pada individu dan pasangan yang


mengidap talasemia

• Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.01.07/MENKES/1/2018 Tentang


Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Tata Laksana Thalasemia (Halaman 87)

225
Alur Layanan: Dewasa dan Lansia

Skrining Indra Penglihatan:


a. Tajam Penglihatan
b. Katarak

226
Alur Layanan: Dewasa dan Lansia

Skrining Tajam Penglihatan Keluarga Posyandu Pustu Puskesmas/FKTP FKTL

Sasaran Seluruh Individu usia ≥ 15 tahun

Lakukan pemeriksaan kelainan


Lakukan pemeriksaan refraksi
tajam penglihatan
sederhana
Kunjungan Rumah
oleh Kader
Posyandu
Lakukan
1. Edukasi Pencatatan
kesehatan dan Klasifikasi Hasil Rujuk ke
mata Pelaporan Pemeriksaan FKTL
2. Sweeping Hasil
sasaran yang Kunjungan Klasifikasi Hasil
belum Rumah
Pemeriksaan
terskrining serta
edukasi Tidak ada Curiga Rujuk ke
gangguan gangguan Puskesmas
penglihatan penglihatan
Normal Ditemukan:
Minimal –sferis 0,5 D
dan minimal silindris
Edukasi 0,25 D
kesehatan
mata

Edukasi Rujuk untuk


kesehatan mata peresepan
kacamata

227
Sumber: Kepmenkes Nomor 2015 Tahun 2023 tentang Juknis Integrasi Pelayanan Kesehatan Primer
Alur Layanan: Dewasa dan Lansia

Skrining Katarak Keluarga Posyandu Pustu Puskesmas/FKTP FKTL

Sasaran Seluruh Individu usia ≥ 40 tahun

Pemeriksaan visus dengan Snellen chart/Tumbling


E chart dengan koreksi terbaik/pinhole

Pemeriksaan segmen anterior


dengan lup-senter

Kunjungan Rumah
oleh Kader Lakukan
Posyandu Rujuk ke
Pencatatan FKTL
Pemeriksaan shadow test Pemeriksaan red reflex
1. Edukasi dan
kesehatan Pelaporan
mata Hasil
Kunjungan Refleks Refleks
2. Sweeping
Rumah
Klasifikasi Hasil Pemeriksaan
Pasien yang fundus ada fundus tidak
tidak kontrol ada
3. Sweeping Pemantauan
sasaran yang oleh kader
belum
terskrining
positif pseudo negatif
positif

Edukasi dan konseling


Edukasi perawatan katarak
kesehatan
mata

Anjuran Rujuk balik pasca


Kontrol operasi katarak

228
Sumber: Kepmenkes Nomor 2015 Tahun 2023 tentang Juknis Integrasi Pelayanan Kesehatan Primer
Alur Layanan: Dewasa dan Lansia

Pemeriksaan Tajam Penglihatan Sederhana


Tes hitung jari Tes Tumbling-E
Metode Pemeriksaan Metode Pemeriksaan
Tes hitung jari dari jarak 6 meter Tumbling-E (Kit oftalmologi komunitas)
menggunakan optotypes ukuran 6 (VA 6/6), 12 (VA
6/12), 18 (VA 6/18) dan 60 (VA 6/60) di 6 meter *jika
Interpretasi Hasil Pemeriksaan tersedia*

Tidak ada gangguan penglihatan:


Interpretasi Hasil Pemeriksaan
Jika menjawab benar dalam hitung jari sebanyak 3 - Gangguan penglihatan ringan: visus <6/12 – 6/18
kali berturut-turut. - Gangguan penglihatan sedang: visus <6/18 – 6/60
- Gangguan penglihatan berat: visus <6/60 – 3/60
Curiga gangguan penglihatan: - Buta: visus <3/60

Jika terdapat minimal 2 jawaban salah dari 5 - Normal: visus 6/6

pertanyaan hitung jari


Intervensi Lanjut
Intervensi Lanjut Apabila ditemukan visus tidak lebih baik dari 6/12
Apabila dicurigai gangguan penglihatan, dirujuk ke dirujuk ke Puskesmas.
Puskesmas.

Kedua Pemeriksaan Tajam Penglihatan Sederhana ini dapat dilakukan oleh kader dan/atau tenaga kesehatan di
Posyandu/Pustu
229
Sumber : Kepmenkes Nomor 2015 Tahun 2023 tentang Juknis Integrasi Pelayanan Kesehatan Primer
Alur Layanan: Dewasa dan Lansia

Pemeriksaan Kelainan Refraksi (Puskesmas)


Metode Pemeriksaan Interpretasi Hasil Pemeriksaan
Anamnesis, pemeriksaan mata dasar, pemeriksaan Cara menuliskan hasil pemeriksaan refraksi subyektif:
visus, dan pemeriksaan koreksi subjektif sederhana. a. Tuliskan tajam penglihatan tanpa koreksi
• Anamnesis pada pasien sebelum pemeriksaan visus b. Tuliskan koreksi lensa sferis dan lensa silindris beserta
dan koreksi refraksi dilakukan untuk membedakan aksis yang diperlukan
apakah pandangan kabur yang dialami pasien
merupakan kelainan refraksi yang dapat dikoreksi c. Tuliskan tajam penglihatan terbaik dengan koreksi
dengan kacamata atau akibat adanya gangguan d. Cantumkan keterangan “PH tetap” apabila tajam
pada organ mata. penglihatan terbaik tidak mencapai 6/6 dan tidak
• Pemeriksaan mata dasar sebelum koreksi refraksi maju dengan pemberian pinhole.
bertujuan untuk menghindari kerancuan penyebab e. Cantumkan keterangan “DE(-)”, artinya sudah
mata kabur yang tidak bisa dilakukan koreksi refraksi. dilakukan pemeriksaan Duke Elder’s Test dan hasilnya
• Pemeriksaan visus menggunakan Snellen chart atau negatif.
Tumbling E chart dilakukan pada jarak 6 meter f. Untuk keadaan presbiopia tuliskan addisi yang
dengan penerangan yang baik.
diperlukan dan cantumkan hasil tes penglihatan
dekatnya.
Alat Pemeriksaan
Alat pemeriksaan yang diperlukan meliputi optotype Intervensi Lanjut
Jika ditemukan minimal –sferis 0,5 D dan –silindris minimal
Snellen Chart atau Tumbling E, Trial Frame dan okluder,
0,25 D maka dilakukan rujuk ke FKRTL atau ke Dokter
Trial Lens, senter atau penlight, kipas astigmat dial,
spesialis mata untuk peresepan kacamata.
pinhole, penggaris untuk mengukur Pupil Distance (PD).

230
Sumber : Kepmenkes Nomor 2015 Tahun 2023 tentang Juknis Integrasi Pelayanan Kesehatan Primer
Alur Layanan: Dewasa dan Lansia

Edukasi Kesehatan Mata


1) Membaca dalam cahaya yang cukup.
2) Rule 20-20-20 setelah 20 menit aktivitas
melihat dekat, istirahatkan mata
dengan melihat sejauh 20 kaki atau 6
meter selama 20 detik.
3) Membatasi aktivitas melihat dekat.
4) Kurangi penggunaan gadget dengan
meningkatkan aktivitas di luar rumah.
5) Kontrol setidaknya satu kali dalam
setahun untuk pemeriksaan refraksi, bila
ada keluhan.

*Sumber:
1. https://promkes.kemkes.go.id/?p=1602
2. https://p2ptm.kemkes.go.id/infographic-p2ptm/gangguan-indera-fungsional/bagaimana-cara-
menjaga-kesehatan-mata 231
Alur Layanan: Dewasa dan Lansia

Pemeriksaan Skrining Katarak


Metode Pemeriksaan:
Penilaian hasil pemeriksaan shadow test:
- Apabila pada pemeriksaan tajam
- Bila bayangan iris pada lensa terlihat besar dan letaknya jauh
penglihatan ditemukan visus <6/18
terhadap pupil lensa belum keruh seluruhnya (belum sampai ke
dan dengan tes pinhole tajam
depan) ini terjadi pada katarak matur, keadaan ini disebut
penglihatan tidak menjadi lebih
shadow test positif (+).
baik, pemeriksaan dilanjutkan
- Bila bayangan iris pada lensa kecil dan dekat terhadap pupil lensa
dengan pemeriksaan katarak.
sudah keruh seluruhnya (sampai pada kapsul anterior) terdapat
- Pada pemeriksaan segmen anterior
ada katarak matur, keadaan ini disebut shadow test negatif (-).
dengan lup senter terlihat warna
- Bila katarak hipermatur, lensa sudah keruh seluruhnya, mengecil
kelabu atau putih di daerah pupil,
serta terletak jauh di belakang pupil, sehingga bayangan iris pada
menunjukkan adanya
lensa besar dan keadaan ini disebut pseudo positif.
kekeruhan/katarak.
- Selanjutnya dilanjutkan Tatalaksana kasus:
pemeriksaan shadow test untuk Kriteria rujukan: a) Jika dari hasil pemeriksaan shadow test dan
mengetahui derajat kekeruhan pemeriksaan refleks fundus ditemukan katarak matur b) Jika pasien
lensa. Pada shadow test bisa telah mengalami gangguan penglihatan yang signifikan c) Jika
terdapat shadow positif, negatif, timbul komplikasi
ataupun pseudo positif tergantung
dari derajat kekeruhan lensa. Perlu dilakukan edukasi dan konseling terkait perawatan katarak,
- Pemeriksaan red refleks dengan serta dapat melakukan perawatan pasca operasi katarak (rujuk
oftalmoskop dilakukan untuk balik)
melihat refleks fundus (warna
merah).

232
Sumber : Kepmenkes Nomor 2015 Tahun 2023 tentang Juknis Integrasi Pelayanan Kesehatan Primer
Alur Layanan: Dewasa dan Lansia

Skrining Kesehatan Jiwa Keluarga Posyandu Pustu Puskesmas/FKTP FKTL

Sasaran Skrining: Seluruh Individu berusia


≥ 4 tahun KIE
Risiko
Pencegahan
Memastikan Kesiapan Rendah
NAPZA
Individu
Indikasi
(penjadwalan ulang Risiko
penyalahgunaan
bila perlu) ASSIST
NAPZA Sedang 1. KIE
(>10 th)
Kunjungan Rumah Lakukan
Risiko
2. Konseling
7
3. Rujuk Ke IPWL
oleh Kader Pencatatan Skrining KESWA
dan Tinggi
Posyandu
Pelaporan Memastikan Kesiapan
1. Edukasi Hasil Individu
Kesehatan Kunjungan (penjadwalan ulang
Jiwa SDQ SRQ
Rumah bila perlu)
2. Sweeping (4-18 th) (>18 th)
Yang
Terdapat
sasaran yang dilaporkan Penyulit/
belum ke Posyandu Skrining KESWA Ya Komplikasi/ Ya
terskrining dan Pustu Tidak dapat
Potensi ditangani FKTP
Masalah
Tidak Kesehatan
SDQ Jiwa
SRQ
(4-18 th) (>18 th) Tidak
Terdiagnosis
Masalah Tidak Rujuk
Kesehatan Jiwa
ke FKTL
Potensi Ya
Masalah Edukasi Konseling
Kesehatan Tidak Kesehatan Kesehatan Jiwa
Jiwa Jiwa Stabil dan
Pemeriksaan Terkontrol
Konseling Kesehatan lanjutan dan
Ya Jiwa dan Rujuk ke wawancara Tata laksana
Puskesmas psikiatrik Sesuai Rujuk
Pemantauan multidisiplin dengan Balik
standar

Sumber:
Petunjuk Teknis Pencegahan dan Pengendalian Gangguan Mental Emosional. Kementerian Kesehatan RI: 2021
Modul Pelatihan Kesehatan Jiwa: Tenaga Kesehatan Terpadu Kesehatan Jiwa. Kementerian Kesehatan RI: 2022 233
Alur Layanan: Dewasa dan Lansia

Edukasi Kesehatan Jiwa

Sumber:
1. Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
2. UPK Kementerian Kesehatan
3. https://diskes.badungkab.go.id/pengumuman/46760-pekan-gerakan-ibu-hamil-sehat

234
Alur Layanan: Dewasa dan Lansia

SDQ (Strength and Difficulties Questionnaire)

Sumber: Buku Petunjuk Teknis Pencegahan dan Pengendalian Gangguan Mental


Emosional (2021), hal 19
235
Alur Layanan: Dewasa dan Lansia

SRQ (Self-Reporting Questionnaire)

Interpretasi Hasil Kuesioner SRQ-20 dan Intervensi

236
Alur Layanan: Dewasa dan Lansia

ASSIST (Alcohol, Smoking, and Substance Involvement Screening Test)

Sumber: Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.01.07/MENKES/2015/2023 Tentang Petunjuk Teknis Integrasi Pelayanan Kesehatan Primer (Halaman 95)

237
Alur Layanan: Dewasa dan Lansia

Skrining Faktor Risiko Stroke Keluarga Posyandu Pustu Puskesmas/FKTP FKTL

Sasaran : Penderita Hipertensi dan/atau Diabetes Melitus yang berusia ≥ 60 tahun

Kunjungan rumah Skrining faktor risiko Stroke pada kelompok sasaran*:


Tindak lanjut hasil kunjungan rumah Rujuk ke
oleh kader 1. Anamnesa faktor Risiko,
1. Pencatatan hasil kunjungan FKTL
1. Edukasi gaya 2. Pemeriksaan fisik : pengukuran tinggi badan, berat badan, IMT dan lingkar perut
rumah
hidup sehat 3. Pemeriksaan Tekanan Darah
2. Pelaporan hasil kunjungan rumah
2. Sweeping 4. Pemeriksaan Profil Lipid (Kolesterol total, HDL, LDL dan Trigliserida (fotometer atau
ke Pustu
sasaran yang rapid tes profil lipid) 1 – 2 kali setahun
belum
terskrining
3. Sweeping Interpretasi hasil
pasien yang pemeriksaan Profil Lipid Faktor risiko
tidak kontrol pada pasien
4. Sweeping Normal Tinggi terkendali
Pasien yang
tidak patuh
minum obat Edukasi, Mengendalikan Diabetes dan atau Edukasi,
Hipertensi dengan kontrol (pemeriksaan gula Mengendalikan kadar lipid melalui terapi non
darah dan tekanan darah secara teratur) dan farmakologis (perubahan gaya hidup sehat)
Pengobatan rutin dan farmakologis

Jika tidak ada


perubahan
Penilaian prediksi risiko stroke menggunakan penilaian risiko
Tabel Prediksi Risiko PTM PTM dalam 6
bulan

Rendah Sedang Tinggi

Konseling Diet, aktivitas Konseling Diet, aktivitas fisik, berhenti Konseling Diet, aktivitas fisik, berhenti
fisik, berhenti merokok, merokok, tata laksana HTDM sesuai merokok, tata laksana HTDM sesuai
penilaian ulang 1 tahun standar, penilaian ulang setiap 3 - 6 standar, pemberian obat anti lipid,
kemudian bulan atau 6 - 9 bulan penilaian ulang setiap 3 bulan

Pemantauan

Sumber:
Draft Pedoman Pencegahan dan Tatalaksana Stroke, Dit. PTM, 2023.
Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di FKTP Tahun 2022
KMK No. 394/2019 tentang Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Tata Laksana Stroke 238
Alur Layanan: Dewasa dan Lansia

Anamnesis Faktor Risiko PTM Kondisi Faktor Risiko Terkendali


• Riwayat PTM pada Keluarga • TD kurang dari 130/80 mmHg (bagi yang
• Riwayat PTM pada diri sendiri memiliki Riwayat DM), dan kurang dari
• Pola Makan Tinggi gula, garam dan Lemak 140/90mmHg (bagi yang tidak memiliki DM)
• Merokok • Gula darah puasa antara 80 – 130 mg/dL
• Kurang aktivitas fisik • Kadar Kolesterol LDL :
• BB berlebih • kurang dari 100 mg/dL (bagi yang memiliki
• Kurang konsumsi sayur dan buah Riwayat penyakit jantung koroner)
• kurang dari 130 mg/dL (bagi yang tidak
memiliki Riwayat penyakit jantung koroner)
• Kadar asam urat kurang dari 6 mg/dL
(Perempuan) dan kurang dari 7 mg/dL (laki-
laki)

239
Alur Layanan: Dewasa dan Lansia

240
Alur Layanan: Dewasa dan Lansia

Skrining Faktor Risiko Penyakit Jantung Keluarga Posyandu Pustu Puskesmas/FKTP FKTL

Sasaran: seluruh penderita hipertensi dan atau DM yang berusia > 40 tahun

Tindak lanjut hasil


kunjungan rumah
1. Pencatatan
hasil kunjungan Lakukan kegiatan skrining faktor risiko pada Rujuk ke
rumah kelompok sasaran Terdiagnosis Ya Tatalaksana awal
penyakit jatung FKTL
2. Pelaporan hasil sesuai standar
kunjungan Angina pektoris
rumah ke Pustu Infark miokardium
Kunjungan rumah Takikardia
oleh kader >40 tahun >40 tahun >40 tahun Tidak Gagal jantung
Tata
1. Edukasi gaya penderita penderita penderita akut dan kronik
laksana di
hidup sehat hipertensi DM hipertensi
FKTL
2. Sweeping dan DM
sasaran yang
belum
terskrining
3. Sweeping • Anamnesa faktor risiko,
Pemantauan oleh
pasien yang pemeriksaan tanda vital, dan Rujuk balik
kader Tata laksana
tidak kontrol pemeriksaan fisik bila kondisi
sesuai standar
4. Sweeping • Pemeriksaan EKG stabil
Pasien yang
tidak patuh
Lakukan
minum obat
Normal Abnormal pemeriksaan
komprehensif

Edukasi dan intervensi

Skrining ulang Anjuran kontrol

Sumber :
Kepmenkes Nomor 2015 Tahun 2023 tentang Juknis Integrasi Pelayanan Kesehatan Primer 241
Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di FKTP Tahun 2022
Alur Layanan: Dewasa dan Lansia

Angina pektoris

242
Alur Layanan: Dewasa dan Lansia

Faktor Risiko Angina Pektoris

Yang tidak dapat diubah Yang dapat diubah


• Usia: meningkat pada pria >45 tahun • Mayor:
dan wanita >55 tahun (pasca • Peningkatan lipid serum
menopause) • Hipertensi
• Jenis kelamin: Morbiditas laki-laki 2 x lebih • Merokok
besar, (Perempuan menopause setara dengan • Konsumsi alkohol
laki-laki terkait estrogen endogen) • Diabetes Melitus
• Riwayat keluarga Penyakit Arteri • Diet tinggi lemak jenuh, kolesterol
Koroner dini (ayah <55 tahun dan ibu dan kalori
<65 tahun) • Minor
• Aktivitas fisik kurang
• Stress psikologik
• Tipe kepribadian

Sumber : Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di FKTP Tahun 2022 243
Alur Layanan: Dewasa dan Lansia

Pemeriksaan Komprehensif Angina Pektoris


Subjektif: Objektif:
Keluhan nyeri dada khas seperti ditekan atau terasa seperti ditimpa Pemeriksaan Fisik
beban yang sangat berat. • Sewaktu terjadi serangan angina dapat tidak menunjukkan kelainan. Walau
Ciri khas keluhan nyeri dada: jarang pada auskultasi dapat terdengar derap atrial atau ventrikel dan murmur
• Letak: di daerah sternum atau di bawah sternum (substernal: tidak sistolik di daerah apeks.
dapat melokalisasi), atau dada sebelah kiri dan kadang-kadang • Frekuensi denyut jantung dapat menurun, menetap atau meningkat pada
menjalar ke lengan kiri, dapat menjalar ke punggung, rahang, waktu serangan angina.
leher, atau ke lengan kanan. Nyeri dada juga dapat timbul di • Dapat ditemukan pembesaran jantung.
tempat lain seperti di daerah epigastrium, leher, rahang, gigi, dan
bahu. Pemeriksaan Penunjang:
• Kualitas: Pada angina, nyeri dada biasanya seperti tertekan
benda berat, atau seperti diperas atau terasa panas, kadang- EKG
• Gambaran EKG saat istirahat dan bukan pada saat serangan angina sering masih
kadang hanya mengeluh perasaan tidak enak di dada karena
normal. Gambaran EKG dapat menunjukkan pasien pernah mendapat infark miokard
pasien tidakdapat menjelaskan dengan baik. dimasa lampau
• Hubungan dengan aktivitas: nyeri dada biasanya timbul pada • Kadang menunjukkan pembesaran vetrikel kiri pada pasien hipertensi dan angina,
saat melakukan aktivitas, misalnya sedang berjalan cepat, dapat pula menunjukkan perubahan segmen ST atau gelombang T yang tidak khas.
tergesa- gesa, atau sedang berjalan mendaki atau naik tangga. Pada saat serangan angina, EKG akan menunjukkan depresi segmen ST dan
Padakasus yang berat aktivitas ringan seperti mandi atau gelombang T dapat menjadi negatif.
menggosokgigi, makan terlalu kenyang atau emosi, sudah dapat • Gambaran EKG penderita angina tak stabil/ATS dapat berupa depresi segmen ST,
menimbulkan nyeri dada. Nyeri dada tersebut segera hilang bila inversi gelombang T, depresi segmen STdisertai inversi gelombang T, elevasi segmen ST,
pasien menghentikan aktivitasnya. Serangan angina yang timbul hambatan cabang berkas His dan bisa tanpa perubahan segmen ST dan gelombang
pada waktu istirahat atau pada waktu tidur malam sering akibat T. Perubahan EKG pada ATS bersifat sementara dan masing-masing dapat terjadi
angina pektoris tidak stabil. sendiri- sendiri ataupun bersamaan. Perubahan tersebut timbul di saat serangan angina
dan kembali ke gambaran normal atau awal setelah keluhan angina hilang dalam
• Lamanya serangan: biasanya berlangsung 1-5 menit, kadang-
waktu 24 jam. Bila perubahan tersebut menetap setelah 24 jam atau terjadi evolusi
kadang perasaan tidak enak di dada masih terasa setelah nyeri gelombang Q, maka disebut sebagai Infark Miokard Akut (IMA).
hilang. Bila nyeri dada berlangsung lebih dari 20 menit, mungkin X ray thoraks
pasien mengalami sindrom koroner akut dan bukan angina • X ray thoraks sering menunjukkan bentuk jantung yang normal.Pada pasien hipertensi
pektoris biasa. Pada angina pektoris dapat timbul keluhan lain dapat terlihat jantung membesar dan kadang-kadang tampak adanya kalsifikasi arkus
seperti sesak napas, perasaan lelah, kadang- kadang nyeri dada aorta.
disertai keringat dingin.
• Nyeri dada bisa disertai keringat dingin, mual, muntah, sesak dan
pucat
Sumber : Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di FKTP Tahun 2022 244
Alur Layanan: Dewasa dan Lansia

Klasifikasi Angina
Angina Pektoris Stabil (stable angina Angina Pektoris Tidak Stabil (unstable Angina prinzmetal (variant angina)
pectoris) angina pectoris
Keluhan nyeri dada timbul bila melakukan suatu dapat terjadi pada saat istirahat maupun Terjadi tanpa peningkatan jelas beban kerja
pekerjaan, sesuai dengan berat ringannya bekerja. Padapatologi biasanya ditemukan jantung dan sering timbul pada waktu
pencetus, dibagi atas beberapa tingkatan: daerah iskemik miokard yang mempunyai beristirahat atau tidur. Pada angina
1. Selalu timbul sesudah latihan berat.
2. Timbul sesudah latihan sedang (jalan cepat
ciri tersendiri prinzmetal terjadi spasme arteri koroner
1/2 km) yang menimbulkan iskemi jantung di bagian
3. Timbul waktu latihan ringan (jalan 100 m) hilir. Kadang-kadang tempat spasme
4. Angina timbul jika gerak badan ringan (jalan berkaitan dengan arterosklerosis
biasa)

Klasifikasi Angina menurut Canadian Cardiovascular Society Classification System:


Kelas I Kelas II Kelas III Kelas IV
Pada aktivitas fisik biasa tidak Adanya pembatasan aktivitas Benar-benar ada pembatasan Tidak bisa melakukan aktivitas
mencetuskan angina. Angina akan sedikit/aktivitas sehari-hari (naik aktivitas fisik karena sudah seharisehari, tidak nyaman,
muncul ketika melakukan tangga dengan cepat, jalan naik, timbul gejala angina ketika untuk melakukan aktivitas
peningkatan aktivitas fisik (berjalan
cepat, olahraga dalam waktu yang
jalan setelah makan, stres, pasien baru berjalan 1 blok atau sedikit saja bisa kambuh,
lama). dingin) naik tangga 1 tingkat. bahkan waktu istirahat juga bisa
terjadi angina.

245
Sumber : Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di FKTP Tahun 2022 245
Alur Layanan: Dewasa dan Lansia

Tata Laksana Angina Pektoris di FKTP

Farmakologis
Konseling dan Edukasi
• Oksigen dimulai 2 L/menit Modifikasi gaya hidup, antara lain:
• Nitrat dikombinasikan dengan β-blocker atau Calcium Channel a. Mengontrol emosi dan
mengurangi kerja berat dimana
Blocker (CCB) non dihidropiridin yang tidak meningkatkan denyut membutuhkan banyak oksigen
jantung (misalnya verapamil, diltiazem). Pemberian dosis pada dalam aktivitasnya
b. Mengurangi konsumsi makanan
serangan akut: berlemak
1) Nitrat 5 mg sublingual dapat dilanjutkan dengan 5 mg peroral c. Menghentikan konsumsi rokok
dan alkohol
sampai mendapat pelayanan rawat lanjutan di pelayanan d. Menjaga berat badan ideal
sekunder. e. Mengatur pola makan
f. Melakukan olah raga ringan
2) Beta bloker: a) Propanolol 20-80 mg dalamdosis terbagi atau b) secara teratur
Bisoprolol 2,5-5 mg per 24 jam. g. Jika memiliki riwayat diabetes
tetap melakukan
3) Calcium Channel Blocker (CCB) non dihidropiridine Dipakai bila pengobatandiabetes secara
Beta Blocker merupakan kontraindikasi,misalnya: a) Verapamil 80 teratur
h. Melakukan kontrol terhadap
mg (2-3 kali sehari) b) Diltiazem 30 mg (3-4 kali sehari) kadar serum lipid
• Antipletelet Aspirin 160-320 mg sekali minum pada serangan akut. i. Mengontrol tekanan darah

Sumber : Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di FKTP Tahun 2022 246
Alur Layanan: Dewasa dan Lansia

Infark miokardium

247
Alur Layanan: Dewasa dan Lansia

Pemeriksaan Komprehensif Infark Miokardium


Subjektif: Objektif:

Nyeri dada retrosternum seperti tertekan atau tertindih Pemeriksaan Fisik


benda berat. b. Nyeri menjalar ke dagu, leher, tangan, • Pasien biasanya terbaring dengan gelisah dan kelihatan pucat
punggung, dan epigastrium. Penjalaran ke tangan kiri • Hipertensi/hipotensi
lebih sering terjadi. c. Disertai gejala tambahan berupa • Dapat terdengar suara murmur dan gallop S3
sesak, mual, muntah, nyeri epigastrium, keringat dingin, • Ronki basah disertai peningkatan vena jugularis dapat ditemukan
dan cemas pada AMI yang disertai edema paru
• Dapat ditemukan aritmia

Pemeriksaan Penunjang:

EKG
• Pada ST Elevation Myocardial infarct (STEMI), terdapat elevasi segmen ST diikuti dengan perubahan sampai inversi gelombang T,
kemudian muncul peningkatan gelombang Q minimal di dua sadapan.
• Pada Non ST Elevation Myocardial infarct (NSTEMI), EKG yang ditemukan dapat berupa depresi segmen ST dan inversi
gelombang T, atau EKG yang normal.

Diagnosis ditegakkan berdasar anamnesis, pemeriksaan fisik dan penunjang.


Kriteria diagnosis pasti jika terdapat 2 dari 3 hal di bawah ini:
1) Klinis: nyeri dada khas angina
2) EKG: ST elevasi atau ST depresi atau T inverted.
3) Laboratorium: peningkatan enzim jantung

Sumber : Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di FKTP Tahun 2022 248
Alur Layanan: Dewasa dan Lansia

Klasifikasi Infark Miokardium

STEMI NSTEMI/UAP
jika terdapat keluhan angina pectoris acute disertai jika terdapat keluhan angina pectoris acute tanpa
elevasi segmen ST yang persisten di dua sandapan elevasi segmen ST yang persisten di dua sandapan
yang bersebelahan yang bersebelahan namun ditemukan marka
jantung troponin I/T atau CKMB meningkat sedikit
melampaui nilai normal atas

249
Sumber : Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di FKTP Tahun 2022 249
Alur Layanan: Dewasa dan Lansia

Tata Laksana Angina Pektoris di FKTP

Farmakologis
Segera rujuk ke layanan sekunder dengan spesialis jantung atau spesialis
penyakit dalam, setelah pemberian:
• Oksigen 2-4 liter/menit
• Nitrat, ISDN 5-10 mg sublingual maksimal 3 kali Konseling dan Edukasi
• Aspirin, dosis awal 320 mg dilanjutkan dosis pemeliharaan 1 x 160 mg • Edukasi untuk kemungkinan
• Dirujuk dengan terpasang infus dan oksigen kegawatan dan segera dirujuk
• Modifikasi gaya hidup

Tatalaksana Rujuk Balik


Peserta rujuk balik Infark Miokard dalam kondisi stabil tetap ke FKTP
untuk mendapatkan pengobatan selama 30 hari sesuai dengan anjuran
dari dokter ahli di FKTRL, mendapatkan layanan dalam kegiatan
kelompok berbentuk edukasi dan senam serta mendapatkan
pemeriksaan fisik, pengobatan dan konseling faktor risiko.

Sumber : Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di FKTP Tahun 2022 250
Alur Layanan: Dewasa dan Lansia

Takikardi

251
Alur Layanan: Dewasa dan Lansia

Pemeriksaan Komprehensif

Subjektif: Pemeriksaan Penunjang


Objektif:
Diagnostik:
• Gejala utama: • Pemeriksaan Fisik • EKG
• Palpitasi
• Denyut jantung melebihi • SVT: kompleks QRS
• Sesak napas
100 kali per menit dan sempit (< 0,12 ms)
• Mudah Lelah
• Nyeri atau rasa tidak nyaman di dada
bisa menjadi sangat dengan frekuensi >
• Denyut jantung istirahat lebih dari 100 cepat dengan frekuensi 150 kali per menit.
kali per menit > 150 kali per menit pada
Gelombang P bisa
• Pusing keadaan SVT dan VT
• Takipnea
ada atau terkubur
• Sinkop
• Berkeringat • Hipotensi dalam kompleks QRS
• Penurunan kesadaran bila terjadi • Sering disertai gelisah • VT: terdapat
gangguan hemodinamik hingga penurunan kompleks QRS lebar
• Faktor risiko: penyakit jantung koroner, (> 0,12 ms), tiga kali
kelainan jantung, stress dan gangguan
kesadaran pada kondisi
kecemasan, gangguan elektrolit, yang tidak stabil atau lebih secara
hipertiroid berurutan.

Sumber : Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di FKTP Tahun 2022 252
Alur Layanan: Dewasa dan Lansia

Tata Laksana Takikardi di FKTP

Takikardi tidak stabil Takikardi stabil Konseling dan edukasi


• Merupakan keadaan yang mengancam jiwa, • Bila penyebabnya sinus takikardi, • Edukasi kepada keluarga bahwa
terutama bila disertai kondisi hemodinamik tidak stabil istirahatkan pasien dan berikan kejadian takikardi dapat
(tekanan darah sistolik < 90 mmHg) dengan nadi oksigen mengancam jiwa dan perlu
melemah, penurunan kesadaran, dan tidak responsif
• Evaluasi penyebab (kardiak atau dilakukan rujukan karena
• Harus segera dirujuk dengan terpasang infus dan
ekstrakardiak seperti nyeri, masalah membutuhkan penanganan yang
resusitasi jantung paru bila pasien tidak responsif.
paru, cemas) cepat dan tepat
Oksigen diberikan dengan sungkup 10-15 liter per
• Bila tidak ada perubahan maka
menit
dapat dirujuk
• Pada kondisi stabil, SVT dapat diatasi dengan
manuver vagal (memijat arteri karotis atau bola mata
selama 10-15 menit). Bila tidak respon dilanjutkan
dengan Pemberian adenosin 6 mg bolus cepat. Bila
tidak respon diulang dengan 12 mg sebanyak 2 kali.
Bila tidak respon atau tidak tersedia adenosin, segera
dirujuk ke layanan sekunder.
• Pada VT, segera rujuk dengan terpasang infus dan
Oksigen nasal 4 liter per menit.

Sumber : Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di FKTP Tahun 2022 253
Alur Layanan: Dewasa dan Lansia

Gagal Jantung Akut dan


Kronik

254
Alur Layanan: Dewasa dan Lansia

Pemeriksaan Komprehensif
Subjektif: Objektif: Penunjang:

Keluhan: • Tekanan vena jugularis meningkat • X Ray thoraks (menilai


• Sesak pada saat beraktivitas • Frekuensi pernapasan meningkat kardiomegali dan melihat
(dyspneu d’effort) • Kardiomegali gambaran edema paru)
• gangguan napas pada • Gangguan bunyi jantung (gallop) • EKG (hipertrofi ventrikel kiri, atrial
perubahan posisi (ortopneu) • Ronki (pemeriksaan paru) fibrilasi, perubahan gelombang T,
• sesak napas malam hari • Hepatomegali dan gambaran abnormal lain)
(paroxysmal nocturnal dyspneu) • Asites • Darah perifer lengkap
• Edema perifer
Keluhan tambahan: lemas, mual,
muntah, pada orang tua dapat
disertai gangguan mental

Faktor risiko: hipertensi, dislipidemia,


obesitas, merokok, DM, riwayat
gangguan jantung sebelumnya,
riwayat infark miokard

Sumber : Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di FKTP Tahun 2022 255
Alur Layanan: Dewasa dan Lansia

Diagnosis : 1 Kriteria Mayor dan 2 Kriteria Minor


Kriteria Mayor Kriteria Minor Diagnosis Banding

• Sesak napas tiba-tiba pada • Edema ekstremitas • Penyakit paru Obstruktif Kronik
malam hari (paroxysmal • Batuk malam (PPOK), asma pneumonia, infeksi
nocturnal dyspneu) • Dyspneu d’effort paru berat (ARDS), emboli paru
• Distensi vena-vena leher • Hepatomegali • Penyakit ginjal: gagal ginjal kronik,
• Peningkatan tekanan vena • Efusi pleura sindrom nefrotik
jugularis • Penurunan kapasitas vital paru • Sirosis hepatic
• Ronki basah basal sepertiga dari normal • Diabetes ketoasidosis
• Kardiomegali • Takikardi > 120 kali per menit
• Edema paru akut
• Gallop (S3)
• Refluks hepatojugular positif

Sumber : Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di FKTP Tahun 2022 256
Alur Layanan: Dewasa dan Lansia

Tatalaksana
Non farmakologi Farmakologi Konseling dan edukasi

• Modifikasi gaya hidup • Gagal jantung akut • Edukasi tentang penyebab dan
• Pembatasan asupan cairan • Oksigen 2-4 liter per menit faktor risiko penyakit gagal
maksimal 1,5 liter (ringan), • Pemasangan iv line untuk akses jantung kronik, misalnya tidak
maksimal 1 liter (berat) dilanjutkan dengan pemberian terkontrolnya tekanan darah,
• Berhenti merokok dan furosemide injeksi 20 – 40 mg kadar lemak atau kadar gula
konsumsi alkohol bolus, dapat diulang tiap jam darah
• Aktivitas fisik sampai dosis maks. 600 mg/hari • Edukasi mengenai tanda-tanda
• Kondisi akut berat: tirah • Rujuk segera kegawatan kardiovaskuler dan
baring • Gagal jantung kronik pentingnya kontrol kembali
• Kondisi sedang atau ringan: • Diuretik: diutamakan loop setelah pengobatan di RS
Batasi beban kerja sampai diuretic (furosemide) bila perlu • Patuh dalam pengobatan yang
60% hingga 80% dari denyut dapat dikombinasikan Thiazid. telah direncanakan
nadi maksimal (220/umur) Bila dalam 24 jam tidak ada • Menjaga lingkungan sekitar
respon, rujuk kondusit untuk pasien beraktivitas
• ACE-I atau ARB mulai dari dosis dan berinteraksi
terkecil dan titrasi hingga • Melakukan konferensi keluarga
tercapai dosis yang efektif untuk mengidentifikasi faktor-
dalam beberapa minggu. Rujuk faktor pendukung dan
bila target tidak tercapai penghambat penatalaksanaan
• Digoksin diberikan bila ada pasien, serta menyepakati
takikardi bersama peran keluarga paa
Sumber : Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di FKTP Tahun 2022
masalah kesehatan pasien
257
Alur Layanan: Dewasa dan Lansia

Skrining Geriatri Keluarga Posyandu Pustu Puskesmas/FKTP FKTL

Sasaran Seluruh Individu usia ≥ 60 tahun

Kunjungan Tindak lanjut hasil Skrining:


rumah kunjungan rumah 1. Anamnesis perilaku berisiko
oleh kader 1. Pencatatan hasil 2. Pengukuran BB, TB ( LiLA dan Lingkar Betis apabila tidak dapat dilakukan BB,TB), Lingkar Perut, IMT, Tekanan
1. Edukasi kunjungan rumah Darah;
keluarga 2. Pelaporan hasil 3. Skrining Tingkat Kemandirian (AKS/ADL) dan skrining lansia sederhana (SKILAS)
2. Memasti kunjungan rumah 4. Pemeriksaan Laboratorium sederhana (Gula Darah, Kolesterol).
kan ke Pustu
lansia
mendap
atkan
pelayan
an
skrining AKS/ADL SKILAS AKS/ADL, SKILAS
Rujuk ke
FKTL

Lansia Penurunan Lansia Lansia Sehat Lansia Sehat Penurunan Hasil


Lansia
Sehat satu atau Sehat Ketergantun Ketergantung satu atau Meragukan
Keterga
dan lebiih dan gan ringan an Sedang, lebih tidak dapat
ntungan
Mandiri kapasitas Mandiri Berat, Total kapasitas ditangani di
ringan
intrinsik intrinsik Puskesmas
Skrining
Lanjutan
Lansia dapat 1. Lansia mengikuti
mengikuti kegiatan: Skrining Lanjutan program layanan Skrining
Lansia dapat
1. Aktifitas fisik, di mengikuti kegiatan perawatan di Lanjutan
2. Stimulasi kognitif, Pustu/Puskesmas : rumah Menggunakan
3.Edukasi/konseling (homecare),meliba
1. Aktifitas fisik, Instrumen
4. PMT, tkan pelaku
2. Stimulasi kognitif, Penilaian
5.Penyuluhan, rawat/pendamping
3.Edukasi/konseling
6. Interaksi sosial, (Caregiver) atau
4. PMT,
7. dll 2. Dirujuk ke Rumah
5.Penyuluhan,
Sakit
6. Interaksi sosial,
7. dll

Catatan: Sumber:
*Skrining Geriatri dapat dilakukan oleh dokter, perawat, tenaga gizi dan tenaga Kesehatan lainnya yang terlatih Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di FKTP Tahun 2022
*pasien geriatri yang bisa ditangani di Puskesmas adalah pasien geriatric dengan penyakit yang bisa ditangani sesuai Kepmenkes Nomor 2015 Tahun 2023 tentang Juknis Integrasi Pelayanan Kesehatan Primer
kompetensi dokter umum 258
Alur Layanan: Dewasa dan Lansia

Skrining Malaria (Daerah Endemis) Keluarga Posyandu Pustu Puskesmas/FKTP FKTL

Sasaran Yang memenuhi Kriteria*

Kunjungan rumah
oleh kader
1. Edukasi Ya Terdapat Ya
Terdiagnosis Rujuk ke
pencegahan Malaria komplikasi
FKTL
gigitan Tindak lanjut hasil
nyamuk kunjungan rumah
malaria dan 1. Pencatatan Lakukan kegiatan skrining: Lakukan
pengendalian hasil kunjungan 1. Anamnesis pemeriksaan
vektor malaria rumah 2. Pemeriksaan darah malaria dengan RDT komprehensif Tidak
2. Active case 2. Pelaporan hasil Tidak Tata
detection kunjungan laksana di
sasaran rumah ke Pustu FKTL
dengan gejala Bergejala Bergejala Rujuk ke
klinis (demam, dan RDT (-) dan RDT (+) puskesmas Tata laksana
menggigil, dll) sesuai standar
dan ibu hamil
3. Pemantauan Pemantauan oleh obat anti malaria
pasien yang kader Pemeriksaan Pelacakan
tidak ulang setiap 24 penyebab lain dan Rujuk balik
melakukan Pemeriksaan Pelacakan jam selama 72 jam pemberian terapi
follow-up ulang setiap 24 penyebab lain
pengobatan/ jam selama 72 dan pemberian
kontrol jam terapi sesuai
4. Pemantauan etiologi
Pasien yang
tidak patuh Konseling dan edukasi
minum obat Negatif Positif

Anjuran follow up
pengobatan/kontrol
Terbatas pada daerah dengan situasi khusus sesuai Permenkes No. 41 Tahun 2018 tentang Pelaksanaan Deteksi Dini dan
Pemberian Obat Anti Malaria oleh Kader Malaria pada Daerah dengan Situasi Khusus

*Sasaran Skrining Malaria:


1. Ibu hamil yang terintegrasi dengan kunjungan pertama ibu hamil
2. Seluruh balita sakit, pendekatan diagnosis menggunakan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS)
3. Semua pasien dewasa setiap kali kunjungan sakit 259
**Sumber: Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di FKTP Tahun 2022 dan PNPK Malaria
Alur Layanan: Dewasa dan Lansia

Edukasi pencegahan gigitan nyamuk malaria


1) Pemanfaatan hewan ternak seperti sapi, kerbau sebagai umpan untuk mengalihkan gigitan nyamuk
Anopheles dari manusia ke hewan.
2) Pemakaian kelambu anti nyamuk.
3) Pemasangan kawat kasa pada pintu dan jendela.
4) Penggunaan repelan
5) Penggunaan baju dan celana panjang
6) Menghindari aktivitas di luar rumah pada malam hari

Edukasi Pengendalian Vektor Malaria


1) Pengendalian jentik nyamuk Anopheles
2) Penggunaan ikan pemakan jentik nyamuk
3) Penggunaan bahan anti jentik (larvasida)
4) Pengendalian nyamuk anopheles dewasa

Sumber : Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di FKTP Tahun 2022 260
Alur Layanan: Dewasa dan Lansia

Komplikasi Malaria
1) Malaria serebral
2) Anemia berat
3) Gagal ginjal akut
4) Edema paru atau ARDS (Acute Respiratory Distress Syndrome)
5) Hipoglikemia
6) Gagal sirkulasi atau syok
7) Perdarahan spontan dari hidung, gusi, alat pencernaan dan atau disertai kelainan laboratorik
adanya gangguan koagulasi intravaskular.
8) Kejang berulang > 2 kali per 24 jam pendidngan pada hipertermia.
9) Asidemia (pH darah <7.25)atau asidosis (biknat plasma < 15 mmol/L).
10)Makroskopik hemoglobinuria karena infeksi malaria akut.

Malaria Berat
Manifestasi malaria berat dapat disertai berupa penurunan kesadaran, demam tinggi, ikterik,
oliguria, urin berwarna coklat kehitaman (black water fever), kejang dan sangat lemah
(prostration).

Sumber : Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di FKTP Tahun 2022 261
Alur Layanan: Dewasa dan Lansia

Konseling dan Edukasi


1) Pada kasus malaria berat disampaikan kepada keluarga mengenai prognosis penyakitnya.
2) Pencegahan malaria dapat dilakukan dengan :
a. Menghindari gigitan nyamuk dengan kelambu atau repellen
b. Menghindari aktivitas di luar rumah pada malam hari
c. Mengobati pasien hingga sembuh misalnya dengan pengawasan minum obat

Sumber : Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di FKTP Tahun 2022 262
Alur Layanan: Dewasa dan Lansia

Pemeriksaan Komprehensif
Subjektif: Pemeriksaan Penunjang
Objektif: Diagnostik:
• Trias Malaria: panas – menggigil – •Pemeriksaan Fisik
• Rapid Diagnostic Test untuk malaria (RDT).
a. Tanda Patognomonis
berkeringat 1) Pada periode demam: • Pemeriksaan hapusan darah tebal dan
tipis ditemukan parasit Plasmodium.
• Keluhan lain: sakit kepala, nyeri a) Kulit terlihat memerah, teraba
otot dan persendian, nafsu makan panas, suhu tubuh meningkat
dapat sampai di atas 400C dan Klasifikasi
menurun, sakit perut, mual muntah, kulit kering.
a. Malaria falsiparum, ditemukan
dan diare. b) Pasien dapat juga terlihat pucat.
Plasmodium falsiparum.
c) Nadi teraba cepat
• Identifikasi Riwayat: d) Pernapasan cepat (takipneu)
b. Malaria vivaks ditemukan Plasmodium
vivax.
• Riwayat menderita malaria 2) Pada periode dingin dan berkeringat: c. Malaria ovale, ditemukan Plasmodium
a) Kulit teraba dingin dan berkeringat.
sebelumnya. b) Nadi teraba cepat dan lemah.
ovale.
d. Malaria malariae, ditemukan Plasmodium
• Riwayat mendapat transfusi c) Pada kondisi tertentu bisa malariae.
darah. ditemukan penurunan kesadaran. e. Malaria knowlesi, ditemukan Plasmodium
b. Kepala : Konjungtiva anemis, sklera knowlesi.
• Riwayat minum obat malaria satu ikterik, bibir sianosis, dan pada malaria
bulan terakhir. serebral dapat ditemukan kaku kuduk.
c. Toraks : Terlihat pernapasan cepat. Diagnosis Banding
d. Abdomen : Teraba pembesaran hepar
dan limpa, dapat juga ditemukan asites.
e. Ginjal : bisa ditemukan urin berwarna
a. Demam Dengue
coklat kehitaman, oligouri atau anuria. b. Demam Tifoid
f. Ekstermitas : akral teraba dingin c. Leptospirosis
merupakan tanda-tanda menuju syok.
d. Infeksi virus akut lainnya

Sumber : Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di FKTP Tahun 2022 263
Alur Layanan: Dewasa dan Lansia

Skrining Layak Hamil Keluarga Posyandu Pustu Puskesmas/FKTP FKTL

Sasaran Skrining:
1. Calon Pengantin yang akan melangsungkan perkawinan
2. Pasangan Usia Subur (PUS) 15-49 th
Skrining Layak Hamil:

Dapat
ditangani Tidak
Hasil Pemeriksaan Skrining Layak Hamil
Skrining Layak Hamil: FKTP

Hasil Pemeriksaan
Ya
PUS dapat PUS PUS Layak
hamil dengan tidak Hamil Hasil Pemeriksaan Rujuk
pengawasan Layak
ke FKTL
Hamil PUS Layak PUS tidak PUS dapat
Hamil Layak Hamil hamil dengan
konseling pengawasan
rujuk ke perencanaan
PUS Layak PUS tidak PUS dapat
puskesmas kehamilan Stabil dan
untuk Hamil Layak Hamil hamil dengan
sehat. pengawasan Terkontrol
mendapatkan konseling konseling, lakukan
tatalaksana, perencanaan tatalaksana, tatalaksana,
Tata laksana
konseling dan kehamilan dan konseling dan Rujuk
konseling rujuk ke Sesuai
perencanaan sehat. pemasangan perencanaan Balik
perencanaan puskesmas dengan
kehamilan kontrasepsi kehamilan
kehamilan untuk standar
sehat. mendapatkan
Rujuk Pustu tatalaksana,
untuk konseling, konseling dan
Konseling dan tatalaksana, perencanaan
pemasangan dan kehamilan Evaluasi
kontrasepsi pemasangan Kelayakan
kontrasepsi Hamil
Diagnosis
Permasalahan
Kesehatan
Sumber:
1. Kepmenkes Nomor 2015 Tahun 2023 tentang Juknis Integrasi Pelayanan Kesehatan Primer
2. Buku Saku Merencanakan Kehamilan Sehat, Kemenkes 2021
3. Permenkes Nomor 21 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan
Masa Sebelum Hamil, Masa Hamil, Persalinan dan Masa Sesudah Melahirkan, 264
Pelayanan Kontrasepsi dan Pelayanan Kesehatan Seksual
Alur Layanan: Dewasa dan Lansia

Intervensi lanjut dan tatalaksana


PUSTU PUSKESMAS
1. PUS Layak hamil: konseling perencanaan kehamilan sehat. 1. PUS Layak hamil: konseling perencanaan kehamilan sehat.
a. Bagi yang berencana hamil dan ingin mengetahui kondisi 2. Bagi yang berencana hamil dan ingin mengetahui kondisi
kesehatannya lebih lanjut: disarankan untuk periksa kesehatan di kesehatannya lebih lanjut: disarankan untuk periksa kesehatan
Puskesmas atau fasyankes lainnya. lengkap
b. Bagi yang tidak berencana hamil belum menggunakan KB: berikan 3. Bagi yang tidak berencana hamil belum menggunakan KB: berikan
edukasi dan pelayanan untuk menggunakan kontrasepsi. edukasi dan pelayanan untuk menggunakan kontrasepsi
c. Bagi yang tidak berencana hamil sudah menggunakan KB: 4. Bagi yang tidak berencana hamil sudah menggunakan KB:
pertahankan penggunaan KB pertahankan penggunaan KB
2. PUS dapat hamil dengan pengawasan: rujuk ke puskesmas untuk a. PUS dapat hamil dengan pengawasan: lakukan tatalaksana,
mendapatkan tatalaksana, konseling dan perencanaan kehamilan konseling dan perencanaan kehamilan
3. PUS tidak layak hamil: konseling, tatalaksana, dan pemasangan b. PUS tidak layak hamil: konseling, tatalaksana, dan pemasangan
kontrasepsi kontrasepsi
a. PUS 4T sudah menggunakan KB: pertahankan penggunaan KB 5. PUS 4T sudah menggunakan KB: pertahankan penggunaan KB
b. PUS 4T belum menggunakan KB: beri edukasi dan pelayanan 6. PUS 4T belum menggunakan KB: beri edukasi dan pelayanan
untuk menggunakan kontrasepsi untuk menggunakan kontrasepsi
c. PUS ALKI (Anemia, Lila< 23,5 cm, mempunyai penyakit Kronis dan 7. PUS ALKI sudah menggunakan KB: pertahankan penggunaan KB
Infeksi menular Seksual) sudah menggunakan KB: pertahankan
penggunaan KB a. PUS ALKI belum menggunakan KB: beri edukasi dan pelayanan
untuk menggunakan kontrasepsi, serta tatalaksana sampai
d. PUS ALKI belum menggunakan KB: beri edukasi dan pelayanan sembuh atau terkontrol.
untuk menggunakan kontrasepsi, serta rujuk untuk mendapatkan
tatalaksana sampai sembuh atau terkontrol.

265
Alur Layanan: Dewasa dan Lansia

PENTINGNYA SKRINING LAYAK HAMIL

1. Untuk Mendeteksi Adanya :


1. Risiko 4 T (Terlalu Muda Usia < 20 Tahun, Terlalu Tua Usia >35 Tahun, Terlalu Dekat Jarak
Kehamilan < 2 Tahun Dan Terlalu Banyak Jumlah Anak > 3)
2. Masalah Kesehatan Seperti ALKI (Anemia, Lila <23,5 Cm, Penyakit Kronis, Infeksi), Masalah Organ
Reproduksi (Spt Gangguan Haid/Menstruasi ), Dan Masalah Kesehatan Jiwa
2. Bagi yang mempunyai risiko atau masalah kesehatan maka dapat dilakukan intervensi atau
tatalaksana lebih awal hingga risiko atau masalah kesehatannya sembuh atau terkontrol agar
dapat menjalani kehamilan yang sehat.
3. Sebelum faktor risiko dan masalah Kesehatan teratasi dipastikan menggunakan kontrasepsi
untuk menghindari kehamilan yang tidak diinginkan
4. Petugas kesehatan dapat merekomendasikan untuk dilakukan pemeriksaan lanjutan atau ke
pelayanan rujukan jika diperlukan.

266
Alur Layanan: Dewasa dan Lansia

Skrining Kebugaran Keluarga Posyandu Pustu Puskesmas/FKTP FKTL

Masyarakat menjalani skrining


mandiri PAR-Q melalui aplikasi
SIPGAR

Kunjungan Rumah
oleh Kader Posyandu awal
Layak Tes Tidak layak tes
1. Edukasi Pentingnya
Skrining Kebugaran
2. Edukasi Gaya Hidup
Sehat
Mendorong masyarakat Tes Kebugaran Usia Produktif: Konsultasi dengan dokter:
untuk melakukan tes Metode Rockport • Pastikan dalam keadaan
kebugaran secara sehat
Kunjungan Rumah
mandiri • Tekanan darah < 140/90
oleh Kader Posyandu hasil
mmHg
pendataan
• Penyakit penyerta dalam
3. Sweeping sasaran kondisi terkontrol
yang belum terskrining • Tidak ada keluhan pada
otot dan sendi

• Edukasi Hasil Skrining Tata laksana sesuai standar


Kebugaran
• Rekomendasi
Latihan Fisik
• Anjuran tes ulang
setelah 6 bulan

Sumber :
Petunjuk Teknis Pengukuran Kebugaran Jasmani Terintegrasi Bagi Aparatur Sipil Negara Kementerian Kesehatan: 2017

267
Alur Layanan: Dewasa dan Lansia

Sasaran
❑ Pria dan Wanita berdasarkan golongan usia

I n t e r p r e t a s i
❑ Dibagi dalam 4 kategeri yaitu kurang sekali, kurang, cukup baik dan baik sekali

RekomendasI
❑ Kurang / kurang sekali
▪ Frekuensi : 2x dalam seminggu, Intensitas : denyut nadi latihan 100-120x/menit
▪ Lama : latihan inti 20-30 menit, pemanasan+ peregangan 10 menit, pendinginan-peregangan 5 menit
▪ Tipe/jenis : aerobik tipe 1
❑ CukuP
▪ Frekuensi : 3 x dalam seminggu
▪ Intensitas : denyut nadi latihan 120-130x/menit
▪ Lama : latihan inti 30-40 menit, pemanasan+ peregangan 10 menit, pendinginan-peregangan 5 menit
▪ Tipe/jenis : aerobik tipe 1 atau 2
❑ Baik/Baik Sekali
▪ Frekuensi : 4-5x dalam seminggu
▪ Intensitas : denyut nadi latihan 130-150x/menit
▪ Lama : latihan inti 40-60 menit, pemanasan+ peregangan 10 menit, pendinginan-peregangan 5 menit
▪ Tipe/jenis : aerobik tipe 1,2 atau 3

Evaluasi tiap 3 bulan untuk Mengetahui Tingkat Kebugaran

Sumber : Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di FKTP Tahun 2022 268
Alur Layanan: Dewasa dan Lansia

KONTRA INDIKASI

Absolut:
infark miokard akut, unstable angina, aritmia ventrikel dan atrium , gagal jantung kongestif, stenosis
aorta, miokarditis/ perikarditis akut, tromboflebitis, emboli paru, infeksi akut, blok jantung

Relatif:
T.D Sistolik ≥ 160 mmHg, T.D Diastoli ≥ 100 mmHg, digitalisasi, kelainan elektrolit, aneurisma ventrikular,
kardiomiopati, penyakit katup jantung sedang, alat pacu jantung,sedang, penyakit metabolik yang
tidak terkontrol, kehamilan

Sumber : Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di FKTP Tahun 2022 269
Panduan Praktis Tata Laksana
Klinis Pasien Dewasa di
Fasilitas Kesehatan Tingkat
Pertama

2023
Tentang Panduan Praktis Tata Laksana Klinis Pasien Dewasa di FKTP
Panduan Alur Klinis ini adalah pengembangan yang telah dilokalisasi dari panduan PACK Global Adult (2022), yang disusun oleh Knowledge Translation Unit dari Afrika
Selatan. PACK (The Practical Approach to Care Kit) dikembangkan, diuji, dan disempurnakan sejak 1999 oleh Knowledge Translation Unit (KTU) bekerja sama dengan dokter,
manajer kesehatan, dan pembuat kebijakan di Afrika Selatan, dan diperluas melalui penelitian dan lokalisasi di seluruh dunia. Panduan ini adalah alat yang komprehensif
meliputi gejala dan kondisi yang paling umum dijumpai pada pelayanan primer di negara-negara berpendapatan rendah dan menengah. Panduan ini mengintegrasikan
konten tentang penyakit menular, penyakit tidak menular, penyakit jiwa, dan kesehatan perempuan. Diagnostik dan rekomendasi manajemen telah dilengkapi dengan bukti
dan panduan dari Best Practice, alat pendukung keputusan klinis dari BMJ (British Medical Journal) yang berdasarkan dari hampir 3000 skrining, serta panduan terbaru dari
WHO (World Health Organization), termasuk Daftar Obat Esensial WHO 2021. Konten panduan telah dilokalisasikan dengan cermat untuk digunakan tenaga kesehatan di
Indonesia dan, per September 2022, diyakini meliputi praktik terbaik dan telah mematuhi pedoman dan kebijakan lokal.Isi dokumen ini telah disusun secara khusus untuk
tenaga kesehatan di Indonesia, yang pada tanggal penerbitan, diyakini dapat mewakili praktik terbaik di bidang kesehatan yang relevan.
Sejauh diizinkan oleh hukum, Knowledge Translation Unit, The Health Foundation, atau Grup Bank Dunia Kawasan Asia Timur dan Pasifik tidak dapat dimintai
pertanggungjawaban atau bertanggung jawab atas aspek pelayanan kesehatan apa pun yang diberikan dengan mengandalkan panduan ini, atau penggunaan lain dari
informasi ini.Tenaga kesehatan sangat disarankan untuk berkonsultasi dengan berbagai sumber dan mengandalkan pertimbangan profesional masing-masing ketika
merawat pasien menggunakan informasi yang terkandung dalam dokumen ini. Informasi dalam dokumen ini tidak seharusnya digunakan sebagai pengganti pertimbangan
profesional petugas kesehatan. Adalah tanggung jawab pengguna untuk memastikan bahwa informasi yang terkandung dalam dokumen ini sesuai dengan perawatan yang
diperlukan setiap pasien, sesuai wilayah geografis masing-masing.
PACK juga diterapkan di Afrika Selatan, Brasil, Nigeria, dan Ethiopia, dan kontennya direvisi setiap tahun sesuai dengan bukti terbaru dan pedoman WHO. Kami berterima
kasih kepada Departemen Kesehatan Western Cape, dan para dokter serta manajer yang tergabung di dalamnya, atas kontribusi yang tak ternilai bagi dokumen ini.
Departemen Kesehatan Western Cape telah memberi fondasi dan layanan yang menumbuhkan dan mengembangkan penelitian, keahlian, dan pengetahuan kami,
sehingga kami bisa berbagi dengan dunia. Untuk akses terkini pada templat, alat, materi pelatihan, dan program bimbingan untuk negara-negara yang ingin melokalisasi
panduan sistem kesehatan mereka, kunjungi:
www.knowledgetranslation.co.za atau ktu@uct.ac.za
Tim Penyusun Panduan Praktis Tata Laksana Klinis Pasien
Dewasa di FKTP
Panduan Alur Klinis ini adalah hasil kolaborasi antara Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes), Knowledge Translation Unit (KTU) dari Universitas Cape Town dan Grup
Bank Dunia. Tim Kemenkes dipimpin oleh Upik Rukmini dan Yanti Herman (Direktorat Pelayanan Kesehatan Primer). Tim KTU dipimpin oleh Ruth Cornick (Pemimpin Proyek) dan Ajibola
Awotiwon (Mentor Lokalisasi Panduan). Grup Bank Dunia dipimpin oleh Tonny Muthee (Spesialis Kesehatan), Somil Nagpal (Spesialis Kesehatan Senior), dan Reem Hafez (Ahli Ekonomi
Kesehatan Senior). Tim penulis mengucapkan terima kasih atas dukungan yang diberikan oleh tim penulis medis: Nathanael dan Yully Astika Nugrahayning Aziza (Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia/FKUI). Yurdhina Meilissa (Konsultan, Bank Dunia) memberikan masukan dan menjalankan koordinasi dalam tim. Penyusunan Alur Klinis ini juga didukung oleh
tim peninjau dan kontributor berikut:
• Em Yunir (Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia/FKUI) • Ida Bagus Anom (Direktorat Pelayanan Kesehatan Rujukan)
• Dhanasari V Trisna (Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia/FKUI) • Kurnia Putra (Asosiasi Klinik Indonesia/ASKLIN)
• Susi Oktowaty (Perhimpunan Dokter Keluarga Indonesia/PDKI) • Nunik E Sunarsih (Ikatan Bidan Indonesia/IBI)
• Safrina Dewi (Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia/PB IDI) • Bintang Petralina (Ikatan Bidan Indonesia/IBI)
• Fazilet Soeprapto (Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia/PB IDI) • Adi Pamungkas (Direktorat Pelayanan Kesehatan Primer)
• Sara Bintang Saragih (Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia/PB IDI) • Rizki Rahayuningsih (Direktorat Mutu Pelayanan Kesehatan)
• Dyah Agustina Waluyo (Perhimpunan Dokter Umum Indonesia/(PDUI) • Renta Yulfa Zaini (Direktorat Pelayanan Kesehatan Primer)
• Ferdinandus Ferry Kandauw (Direktorat Fasilitas Pelayanan Kesehatan) • Saddam A. Sudarsono (Direktorat Pelayanan Kesehatan Primer)
• Ardiyani (Direktorat Pengelolaan dan Pelayanan Kefarmasian) • Melirina Romauli Simanjuntak (Direktorat Pelayanan Kesehatan Primer)
• Irawan Asfar (Direktorat Pengelolaan dan Pelayanan Kefarmasian) • Aina Fatiya (Direktorat Pelayanan Kesehatan Primer)
• Isti Ilmiati Fujiati (Perhimpunan Dokter Keluarga Indonesia/PDKI) • Siti Hardianty Yarika (Direktorat Pelayanan Kesehatan Primer)
• Insi Farisa Desy Arya (Perhimpunan Dokter Keluarga Indonesia - Fakultas Kedokteran Universitas • Nadia Adelin (Direktorat Pelayanan Kesehatan Primer)
Padjajaran/FKUNPAD-PDKI) • Naneu Retna Arfani (Direktorat Pelayanan Kesehatan Primer)
• Sigit Mulyono (Persatuan Perawat Nasional Indonesia/PPNI) • Junetta Dirgahayu (Direktorat Pelayanan Kesehatan Primer)
• Deborah Johana Rattu (Perhimpunan Dokter Puskesmas Indonesia/PDPKMI) • Sri Nuraini (Direktorat Pelayanan Kesehatan Primer)
• Siti Nurhasijati Ningsih (Perhimpunan Dokter Puskesmas Indonesia/PDPKMI) • Agnes Melissa (Direktorat Pelayanan Kesehatan Primer)
• Asep Sani Sulaeman (AkselerasiPuskesmas Indonesia/APKESMI) • Ganda Raja Partogi Sinaga (Direktorat Pelayanan Kesehatan Primer)
• Ekasakti Octohariyanto (Akselerasi Puskesmas Indonesia/APKESMI) • Barbarani Satriyani Hayyu (Direktorat Pelayanan Kesehatan Primer)
• Diana Faizah (Direktorat Mutu Pelayanan Kesehatan) • Gita Swisari (Direktorat Pelayanan Kesehatan Primer)
• Sri Suratini (Direktorat Pengelolaan dan Pelayanan Kefarmasian) • Ernawati Oktavia (Direktorat Fasilitas Pelayanan Kesehatan)

Perhimpunan Dokter Spesialis yang terlibat (PDKI, PAPDI, PDPI, POGI, PERDOSKI, PERDOSSI, PABOI, PERDOKI, IAUI, PABI, PDSKJI, PERSANDI, PERHATI-KL, PERDAMI, PERKI, PERDATIN, PERDAMSI, PERKENI)
Panduan Alur Klinis ini juga didukung oleh layanan penerjemahan dari Dwitri Amalia dan didesain oleh Nabeelah Kleinsmith.
Cara menggunakan Panduan Alur Klinis
Mulai dari halaman daftar isi:
Daftar Isi 52 Pasien korban
kekerasan
enggang n gu
89
85
89
korban kekerasa
Pasien agresif/m 89
85
Gejala Konstipasi 80
52 gu
39 agresif/menggang
Pasien trauma 89
Konstipasi
Krusta 80
an seksual
Gejala pada hidung 63
39 Pasien trauma
Peleceh 21
89
hidungh
an berkemi 69
63 Krusta
Pelecehan kesadaran
anseksual 62
21
Gejala pada
Ganggu L Penurun
A 25 an
pada kaki
berkemi h 83
69
30
an kesadaran
libido 53
62
A
Anafilaksis
Gejala
Ganggu L
Limfade nopati 53
30 Penurun (PMS)

Kesehatan umum pasien | Gejala | Kondisi kronis


25 libido Seksual
Menular
Gejala pada kuku
kaki 70
83
Luka pada
Limfade genital
nopati 53
70 Penurunan
Penyakit (PMS) 69
53
Anafilaksis kulit
kuku 81
70 an kaki
Menular Seksual
61
Gejala pada Perawat
Penyakit 69
B 43
Gejala pada kulit
kepala 67
81
Luka pada genital
Luka pada kulit 70
26
Perawatan
Perdarah ankakivagina 61
B
Batuk 70
43
Gejala pada lengan/
tangan
kulit kepala 36
67 Luka pada
Luka bakar
kulit 26
Perdarahan vagina
abnorm al
81
61
Batuk , kulit
Benjolan 30
70 lengan/tangan
pada mata Luka bakar anwarna
an abnormal
vaginakulit
tiak/selangkagan Gejala 40
36 Perubah
Perdarah 86
81
Benjolan , leher/ke
kulit
tiak/selangkagan
tungkai
68
30
Gejala pada mulut/te
mata nggorok 48
40 M 44
Perubahan
Pikiran/p warna
erilaku kulit
abnorm al
84
86
Benjolan,pada
Bengkak leher/ke 28
68 anggorok M
Mengi 84
44 diri/men al diri
abnormyakiti
pada payudar
mulut/te 65
48 diri Pikiran
Pikiran/p erilaku
bunuh 33
84
pada tungkai
turun Gejala atau bunuh diri
Berat badan
Bengkak 28 payudar
an pada a ian
persend 53
65 Mengi iti diri
Menyak diri
84
127
Pikiran bunuh
diri/menyakiti 34
33
Gejala pada
Ganggu iti diri atau bunuh
Pingsan
Berat badan turun an pada persend
skrotum ian
38
53 Merokok
Menyak rendah 87
127
C Gejala
Ganggu pada atau cemas Pusing
Pingsan 34
53 Mood
Merokok rendah, stress 50
87
(Duh tubuh) Gejala pada telinga
skrotum 40
38 stress atau cemas
rendah
C dari genitaljarum
Cairan 53
150 okan Mual/m
Mood untah
rendah, 50
Pusing
R
genital (Duh tubuh)
tertusuk
Cairan dari
Cedera 150 Gejala pada tenggor
telinga 68
40 82
jarum tenggorokan
pada tungkai 37
68 Mual/muntah R
Rambut rontok 70
82
Cedera tertusuk Gejala
Gejala pada wajahtungkai N 64 rontok
kulit 58
70
D 29
wajah
27
37
N
Nyeri pada tubuh 42
64
Ruam
Rambut
kulit di area pubis
gatal 73
58
D
Demam 29
51 Gigitan
Gejala pada laan 22
27
pada tubuh 67
42
Ruam

Gunakan kotak merah untuk menentukan apakah pasien


saan dan pengelo Nyeri dada sir
di area pubis
Ruam gatal terlokali 74
Demam
Diare 51
62 Gula
Gigitandarah Pemerik laan 22 35
67
73
Pemerik saan dan pengelo Nyeri leher
dada
Gatal
Ruam gatal
tanpa ruam
terlokali sir
75
74
Disfungsi seksual
Diare 62
60 Gula darah Nyeri kepala
leher 49
35 gatal menyelu
ruh
seksual H 19 Ruam tanparuam
Gatal tanpa 76
75
Dismenoirea
Disfungs 60
49 Nyeri perut
kepala 66
49 obat
gatal menyelu ruh
Dispepsiarea
Dismeno 49 H napas/ja ntung
Henti
ntung 22
19
perut ng
Nyeri punggu 49
66
Ruam karena
tanpa 76
ia Hipergli kemia
Henti napas/ja 22
hati ng 71 Ruam karena obat
49
Dispeps ulu
punggu
S

memerlukan perhatian segera dan tangani mereka dengan tepat.


emia 22 Nyeri 27
F 23 Hiperglikemia
Hipoglik ulu hatikulit 60
71
F
Fraktur 23 Hipoglik emia Nyeri pada
padahaidkulit 60
S
Sengata n 43
27
Nyeri saat
J 33 Sesak
Sengata n
napas
Laboratorium
Positif 57
43
Fraktur Nyeri saat haid
G 60 J
Jatuh 70
33
O
Sifilis:
Sesak Hasil
napas
Positif 59
57

Pandua
70 111 Sifilis: Hasil Laboratorium
serviks
G an menstruasi
Ganggu
asi
60
36 Jerawat
Jatuh
O
Overwei ght 111
Skrining
serviks
87
59
87
penglihatan

Klinis Pan Praktis Tata L


Stres
Skrining
Gangguan menstru 36
38 Jerawat
Overweight
Gangguan penglihapendengarantan K 87 Stres
seksual garan
38
62
K san pada kulit
Kecema 70
87 P 31 U 56
Gangguan penden 62
105 an 24
70 P dan Anemia 59
31 U genital
Kecemasan
Kemerah Pucat Ulkus 56

Fasilitas sien Dewasa d aksana


an
Gagal Virologi seksual kulit dan Anemia
Ganggu 105
70 Kemerahan pada
Kejang 32
24 Pap
Pucat smear 90
59 Ulkus genital
Gatal Virologi kelelahan cairan infeksius V
Gagal 70
58 Kejang an atau
Kelemah 79
32 Paparan
Pap smear al
86
90 58
Gejala lain pada
Gatal genital 53
58 Kulit an atau kelelaha
bersisik
Kelemah
n
43
79 Paparanatau
Pikiran perilaku
cairan abnorm
infeksius
abnormal
23
86 V i di area genital
Vegetas 58

Pertama Kesehatan Tin i


pada
lain pada genital
genital 52
53 bernapa
bersisik s 88
43 Pasien
Pikiran cedera
atau perilaku 19
23 Vegetas i di area genital
Gejala Kesulitan
Kulit
Gejala pada anus genital 52
41 bernapas
Kesulitan tidur 21
88 Pasien darurat
cedera 19
Gejala pada anus
gigi Kesulitan tidur 21
138 Pasien darurat

Jika pasien tidak memerlukan perhatian segera, ikuti algoritma untuk


41 Koma

gkat
Gejala pada gigi gusi 41 Koma psi
Kontrase 138
Gejala pada gusi Kontrasepsi

sus lainnya
memilih salah satu: rencana penanganan atau mempertimbangkan kondisi kronis.
dan kondisi khu uloskeletal
Kondisi kronis Gangguan musk 135

is gaya hidup
136
Penyakit kron
Artritis kronis
111 137
diagnosis Gout
kardiovaskular:

2023
(TB) 114
Tuberkulosis
Risiko penyakit tata laksana rutin Fibromialgia
92 kardiovaskular: 115
Risiko penyakit rutin
(TB): diagnosis 94 is dan tata laksana

Apakah pasien memerlukan:


Tuberkulosis 22
Stroke: diagnos
tata laksana rutin pengelolaan gula
darah puan
TB sensitif obat:
Kesehatan perem
116
Pemeriksaan dan 59
laksana rutin 118
Diabetes: tata 138
: tata laksana rutin 119 Skrining serviks
Gagal jantung 140
Kontrasepsi
HIV 97 Hipertensi: diagnos
is 120 142
98 laksana rutin 122 Kehamilan
HIV: diagnosis Hipertensi: tata pemeriksaan awal
dan (ANC) 144
rutin Iskemia: Antenatal Care
HIV: tata laksana Penyakit Jantung (PNC) 146
diagnosis
123 Post Natal Care Anak (PPIA/PM
TCT)
Iskemia: tata laksana
rutin n HIV dari Ibu ke 147
Penyakit Jantung
124 Pencegahan Penulara
perifer (PAD) Menopause
COVID-19 45 Penyakit arteri
is COVID-19 46
COVID-19: diagnos

Itu
tif
Perawatan palia
47
COVID-19 akut

Ini atau
Epilepsi
ung 125 148
yang sedang berlangs 106
COVID-19: gejala 9 rutin rutin
an rutin long COVID-1 Epilepsi: tata laksana Perawatan paliatif
COVID-19: perawat

an kronis
Penyakit pern
apas Kesehatan jiwa jiwa yang memerlukan 126

Penyakit Pa
(PPOK): 108
tif Kronis gangguan
Penyakit Paru Obstruk Pasien dengan

ru Obstrukt
Asma dan rawat inap 127
diagnosis
109 perawatan atau

if Kronik (P
rutin 110 128
Asma: tata laksana tata Merokok
tif Kronik (PPOK): Konsumsi alkohol/
narkoba 129

POK):
Pastikan spesia
Penyakit Paru Obstruk lis mengkonfirm

tata laksana
is 130
laksana rutin Depresi: diagnos rutin asi diagnosis
cemas: tata laksana 132 PPOK dan rujuk
Depresi dan/atau untuk tes spirom
etri jika tersed
rutin
Panduan ini merujuk ke halaman yang relevan selama mengevaluasi
134
Skizofrenia ia.
Demensia Periksa
Waktu periks
152 Gejala PPOK: a
batuk dan Setiap kunjun Catatan Periksa pasien
Komunikasi efektif 153 gan dengan PPOK
xis) 90 an Perilaku kesulitan • Jika terjadi
nya posure prophyla Konseling: Perubah
Halaman lain
mengi/sesak
pajanan: PEP (post-ex bernapas

pasien atau tata laksana rutin dengan tanda panah:


xis) 91 • Periksa kepara dan kesulita
Pencegahan pasca posure prophyla dengan orang han penyakit: Jika kesulita
n bernapas
5 dengan PEP (post-ex 150 Gejala lain saat istiraha
t atau berbica
Tata laksana pasien Setiap kunjun • Periksa TB seumuran, n napas saat ra
8 han infeksi (PPI) 151 7 gan hanya jika pasienPPOK sedang. Jika kesulita beraktivitas sehari-hari atau laju napas > 30, tangan
Glosarium Program pencega memiliki gejala n napas (seperti memak i serangan akut
• Tangani gejala TB lain seperti hanya saat berjalan cepat/

Periksa
16 ai baju), PPOK  44.
Praktik dengan
aman
9 Stres akibat kerja Obat-obatan • Tanya pasien seperti di halaman gejala. berat badan berat.
turun, keringa menanjak, PPOK ringan Jika tidak dapat berjala
pasien untuk COVID-1 17
Setiap kunjun • Jika terjadi yang menggunakan kortiko t malam, dahak . n dengan laju
Skrining semua

• Tanda panah kembali  membawa Anda ke halaman


Depresi gan pembengkaka berdarah  yang sama
n umum pasien n pada kedua steroid inhalasi tentang

 
92.
Menjaga kesehata Setiap kunjun
gan
Cek kepatu
han dan apakah kaki, pertim nyeri pada mulut.
CUIDADOS Perawatan paliatif bangkan gagal Cek kandidiasis
Setiap kunjun Dalam sebula pasien dapat jantung. oral  40.
SAÚDE DA MULHER
PALIATIVOS
Risiko CVD gan n terakhir, apakah mengg unakan inhale
DESORDENS MULSCU- r dan spacer
LOESQUELÉTICAS Saat diagnosis, Jika PPOK berat, pasien: 1) meras dengan benar
EPILEPSIA dan tergantung > 3 kali rawat a sedih, depres  108. Jika tidak
SAÚDE MENTAL risiko Periksa inap di rumah i, putus asa patuh, rujuk
DOENÇAS CRÔNICAS risiko CVD  sakit karena atau 2) hilang

baru namun disarankan untuk kembali dan melanjutkan


IAS
DO ESTILO DE
VIDA 111. Jika < 10% PPOK atau gagal minat atau ke komunitas
DOENÇAS RESPIRATÓR
faktor risiko janyung dalam kesena untuk dukung
CRÔNICAS
atau 10-20% ngan melaku an.
HEPATITE • Tanya kebias periksa ulang 1 tahun, pertim kan aktivita
HIV aan merokok. setelah 6 bulan. bangkan juga s? Jika ya 
• Edukasi pasien Jika pasien perawatan paliatif 129.
TB Jika > 20% periksa
• Bantu pasien untuk jalan kaki tiap merokok, motivasi untuk ulang setelah  148.
• Kortikosteroiduntuk mengelola risikohari dan tingkatkan aktivita berhenti  127. Dukun Edukasi pasien

Ed u k a s i
3 bulan.
inhalasi dapat CVD  s sehari-hari g pasien untukdengan PPOK
menyebabka 114. seperti berkeb berubah 

halaman awal.
n kandidiasis un, beberes 153.
oral: sarank rumah dan
an pasien untuk gunak an tangga
berkumur-kum alih-alih lift.
• Jika baru ur setelah mengg
terdiagnosis unakannya.
• Jika pasien atau serang
mendapat an
• Jika PPOK prednisolone akut, rujuk ke rumah Penanganan
sedang atau atau hydroc sakit.

• Tanda panah ke kanan  membawa Anda lanjut ke


• Jika dahak berat, rujuk. ortisone untuk pasien denga
semak Jika serangan n PPOK
- Berikan doxyc in banyak atau warna PPOK ringan atau
ycline 100mg berubah menja tidak bergej akut dalam kunjungan
- Jika sesak per 12 jam ala, lanjutk an ini, berikan
untuk 5 hari. di kuning/hijau tangan

Tangani
semak in berat, obat-o prednisolon
• Beri vaksin
influenza 0,5mLberikan juga prednisolon i sebagai infeksibatan dalam dosis yang e 40mg per
hari selama
IM tiap tahun. e 40mg per paru: sama. 5 hari.
Cek keleng hari selama
kapan vaksin 5 hari jika belum
COVID-19. .

halaman lain. Tinjau ulang


pasien PPOK
setiap 6 bulan
.

Kerangka 3 langkah Periksa, Edukasi dan Tangani adalah standar pendekatan pada pasien dengan kondisi kronis.
110

Risiko peny
akit kardiovask
ular: tata lak
Periksa
Gejala Waktu periks
a
sana rutin
Periksa pasien
dengan risiko
Faktor risiko Tiap kunjun Catatan penyakit kardio
penyakit gan vaskular
kardiovaskular Tiap kunjun
yang dapat diubah gan Tanya tentan
IMT g nyeri dada
Tanya kebiasa  42, sesak
napas  43,

Tabel 'Periksa' terbagi ke beberapa warna abu-abu yang berbeda untuk mengindikasikan 3 area pemeriksaan:
Lingkar pingga Tiap kunjun an merokok, nyeri kaki 
ng gan pola makan 68 dan gejala
, konsumsi alkoho stroke atau TIA
TD Tiap kunjun IMT = Berat l/narkoba, stres,  115.
gan Badan (kg) : olahraga dan
Risiko penyak Tiap kunjun Ukur saat berdiri [Tinggi Badan aktivitas sehari-
it kardiovaskular gan (m) x Tinggi hari. Tangan
(jika tidak diketah , menghela Badan (m)]. i seperti di bawah
ui )
1 Saat diagno Jika diketah napas, di bawah rusuk Ideal < 23. .
sis, lalutergantung ui hipertensi paling bawah
Risiko diabete risiko Jika  120. Jika dan di atas krista
s < 10% dengan tidak, cek TD:
Total koleste Saat diagnosis, faktor risiko Jika ≥ 140/90 iliaka. Ideal <
rol sewaktu lalu tergantung penyakit kardiov mmHg  119. 80cm (wanita
puasa atau hasil askular atau ) dan < 90cm
• Saat diagno Jika 10-20% (pria).
sis diketahui diabete periksa ulang
• 3 bulan setelah s  116. Jika setelah 6 bulan.

Periksa
memulai statin • Jika koleste tidak diketah Jika > 20%, periksa
rol > 300mg ui diabetes, cek ulang setelah
• Diskusikan • Jika pemer /dL, mulai simvas gula darah  3 bulan.
iksaan ulang tatin seperti 22.
risiko penya kolesterol >
risiko penya kit kardiovaskul 200mg/dL naikkandi bawah dan rujuk untuk
• Ajak pasien kit kardiovaskular keluar ar: periksa pemahaman Eduka simvastatin diperik
seperti di bawah sa lebih lanjut.
bersama-sama
untuk memb
ahas
ga. pasien tentan si pasien dengan risiko . Jika sudah
g risiko dan
untuk kunjun faktor risiko satu persat kebutuhan penyakit kardiovasku diberik an 40mg
per hari, rujuk.
Aktivitas fisik gan berikutnya. u: bantu rencan untuk mengu lar
akan perub bah gaya hidup.
• Target setidak ahan gaya hidup Lakukan eduka
menit jalan nya 30 Pola makan sehari-hari. si pada keluar
cepat 3-4 Telusuri hal-ha ga untuk mence
kali seming • Makan makan l yang mung gah dan menan
gu. an yang bervari kin mengh gani
• Perbanyak porsi. asi secukupnya. ambat atau

Anamnesis (apa yang perlu ditanya)


aktivitas • Tambah buah Kurangi ukuran membantu.
sehari-hari
seperti Berat badan Tetapk an target
berkebun, pekerja • Kurangi makandan sayuran, kacang • Target IMT realistis
an -kacang < 23, dan lingkar
rumah, jalan an • Kurangi makan berlemak, buang an dan umbi-u
mbian. pinggang < Skrining alkoho
kaki kulit
dibandingkan Hindari menaman olahan seperti saus, dan lemak pada daging 80cm (wanita • Stop dan l/narko
• Hindari/kurang bahkan garam ke kaldu, sup kemasa .
dan <90cm ) hindari alkoholba
berkendara, makanan. n. • Berapapun (pria). setidak nya
naik i gula. penurunan 2 hari dalam
dibandingkan tangga badan adalah berat minggu. satu
lift.
• Olahraga
tangan jika target tidak baik, walaupun • Dalam setahun
bisa mengg tidak tercapai. terakhir, apakah
unakan kaki. Merokok pasien: 1) minum
Ingatkan pasien sesi, 2) mengg ≥4
porsi / 2
• Identifikasi
dukungan untuk menghindari atas risiko dan
motivasi untuk atau 3) menya unakan narkoba
• Dukung atas lahgunakan
segala capaia menjaga gaya hidup: atau berhen resep atau

Pemeriksaan (apa yang perlu dicari)


ti  127. obat bebas?
n pasien. Hindar petuga
i menghakimi, s edukasi kesehatan atau untuk salah Jika ya
satu  128.
mengritik atau ahli
• Berikan simva menyalahkan gizi, teman, rekan atau Stres
. Pasien punya saudara yang Periksa dan
ulang koleste statin jika pasien diketa hak untuk menga bisa menem
2
ani kunjungan tangani stres
rol > 200mg hui berisiko, mbil keputu ke FKTP, dan  87.
/dL naikkan kolesterol > Tangani pasien san tentang kelompok
ke 40mg per 300mg/dL, dengan risiko kesehatannya
hari. Jika sudah risiko penyakit kardio . Dukung pasien dengan gaya hidup
menerima penyakit kardiovaskul vasku untuk beruba sehat.
Jika risiko 40mg per hari, ar ≥ 20%; atau lar h  153.
1
Penyakit kardiov penyakit kardio rujuk. jika pasien
askular termasu vaskular > ada diabetes
k penyak it jantung 20%, tinjau dan ≥ 40 tahun.
iskemik, penyak ulang setiap Mulai dari 20mg

Investigasi (tes apa yang perlu dilakukan)


it arteri perifer 3 bulan. Jika per hari. Jika
dan stroke/T 2 tidak menu pemeriksaan
IA. Hindari run setelah
simvastatin
jika pasien
6 bulan, rujuk.
mengonsumsi Di luar itu,
lopinavir/ritona tinjau ulang
vir, rujuk. per 6 bulan
TB
.
HIV
HEPATITE
DOENÇAS
RESPIRATÓRIAS
CRÔNICAS DOENÇAS
CRÔNICAS 114
DO ESTILO
DE VIDA
SAÚDE MENTAL
EPILEPSIA
DESORDENS
MULSCU-
LOESQUELÉTICAS
SAÚDE DA
MULHER
CUIDADOS
PALIATIVO
S
Glosarium
A H
ACR rasio albumin kreatinin Hb hemoglobin
P
AED automated external defibrillator HbA1c haemoglobin A1c PAD penyakit arteri perifer
AHR Reaksi Hipersensitif Abacavir HBsAb antibodi permukaan hepatitis B PJP pneumocystis jiroveci pneumonia
ALP alkaline phosphatase HBsAg Hepatitis B surface Antigen PCR polymerase chain reaction
ALT alkaline aminotransferase HIV human immunodeficiency virus PEA pulseless electrical activity
ARV antiretroviral therapy HPV human papillomavirus PMTCT mencegah penularan HIV dari ibu kepada bayi
AST aspartate aminotransferase HPL hari perkiraan lahir PPE papular pruritic eruption
APD alat pelindung diri pVT ventrikular takikardia tanpa denyut
ASI air susu ibu I PPOK penyakit paru obstruktif kronis
ALI acute Limb Ischaemia (iskemia tungkai akut) PMS premenstrual syndrome
IM intramuskular
PROLANIS Program Pengelolaan Penyakit Kronis
IMS infeksi menular seksual
B IMT indeks massa tubuh
PEP post-exposure prophylaxis
BAK buang air kecil
BAB buang air besar
INR
IU
international normalized ratio
international units
R
BTA basil tahan asam RF rheumatoid factor
IUD intrauterine device
BB berat badan RR-TB Rifampicin resistant- tuberculosis
IV intravena
RJP resusitasi jantung paru
IVA inspeksi visual asam asetat
C
CD4 cluster of differentiation 4 J S
CLI critical limb ischaemia (iskemia tungkai kritis) SPO standar operasional prosedur
J joule
COVID-19 corona virus disease 19
CRP c-reactive protein K T
CVD cardiovascular disease (penyakit kardiovaskular) TB tuberkulosis
KB keluarga berencana
CrCl creatinine clearance TBSA total body surface area total luas permukaan tubuh
KDT Kombinasi dosis tetap
CBT terapi perilaku kognitif Td vaksin tetanus dan difteri
KPD ketuban pecah dini
TD tekanan darah
D L Tdap tetanus diphteria aseluler pertussis
DVT (trombosis vena dalam) TIA transient ischaemic attack
LED laju endap darah
DBD demam berdarah dengue TPHA Treponema Pallidum Hemagglutination
TPT terapi pencegahan tuberkulosis
M
E mL mililiter
TSH thyroid stimulating hormone
eGFR estimasi laju filtrasi glomerulus TB RO Tuberkulosis resisten obat
MTB Mycobacterium tuberculosis
ELISA enzyme-linked immunosorbent assay
ESR erythrocyte sedimentation rate
MTBS
MTB/RIF
Manajemen Terpadu Balita Sakit
Mycobacterium tuberculosis DNA dan resistensi terhadap
V
VDRL Venereal Disease Research Laboratory
rifampicin
G MU million units
VF ventrikel fibrilation
GCS glasgow coma scale
GGT gamma-glutamyl transferase O W
WFH (Work From Home)/bekerja dari rumah
OAINS obat antiinflamasi nonsteroid
Daftar Isi
Gejala
A Gejala pada hidung 39 Konstipasi 52 Pasien korban kekerasan 89
Anafilaksis 25 Gangguan berkemih 63 Krusta 80 Pasien agresif/mengganggu 85
Gejala pada kaki 69 Pasien trauma 89
B Gejala pada kuku 83 L Pelecehan seksual 89
Batuk 43 Gejala pada kulit 70 Limfadenopati 30 Penurunan kesadaran 21
Benjolan, kulit 70 Gejala pada kulit kepala 81 Luka pada genital 53 Penurunan libido 62
Benjolan, leher/ketiak/selangkagan 30 Gejala pada lengan/tangan 67 Luka pada kulit 70 Penyakit Menular Seksual (PMS) 53
Bengkak pada tungkai 68 Gejala pada mata 36 Luka bakar 26 Perawatan kaki 69
Berat badan turun 28 Gejala pada mulut/tenggorok 40 Perdarahan vagina 61
Gejala pada payudara 48 M Perdarahan vagina abnormal 61
C Gangguan pada persendian 65 Mengi 44 Perubahan warna kulit 81
Cairan dari genital (Duh tubuh) 53 Gejala pada skrotum 53 Menyakiti diri atau bunuh diri 84 Pikiran/perilaku abnormal 86
Cedera tertusuk jarum 150 Gejala pada telinga 38 Merokok 127 Pikiran bunuh diri/menyakiti diri 84
Gejala pada tenggorokan 40 Mood rendah, stress atau cemas rendah 87 Pingsan 33
D Gejala pada tungkai 68 Mual/muntah 50 Pusing 34
Demam 29 Gejala pada wajah 37
Diare 51 Gigitan 27 N R
Disfungsi seksual 62 Gula darah Pemeriksaan dan pengelolaan 22 Nyeri pada tubuh 64 Rambut rontok 82
Dismenorea 60 Nyeri dada 42 Ruam kulit 70
Dispepsia 49 H Nyeri leher 67 Ruam gatal di area pubis 58
Henti napas/jantung 19 Nyeri kepala 35 Ruam gatal terlokalisir 73
F Hiperglikemia 22 Nyeri perut 49 Gatal tanpa ruam 74
Fraktur 23 Hipoglikemia 22 Nyeri punggung 66 Ruam tanpa gatal menyeluruh 75
Nyeri ulu hati 49 Ruam karena obat 76
G J Nyeri pada kulit 71
Gangguan menstruasi 60 Jatuh 33 Nyeri saat haid 60 S
Gangguan penglihatan 36 Jerawat 70 Sengatan 27
Gangguan pendengaran 38 O Sesak napas 43
Gangguan seksual 62 K Overweight 111 Sifilis: Hasil Laboratorium Positif 57
Kecemasan 87 Skrining serviks 59
Gagal Virologi 105
Kemerahan pada kulit 70
Gatal 70
Kejang 24
P Stres 87
Pucat dan Anemia 31
Gejala lain pada genital
Gejala pada genital
58
53
Kelemahan atau kelelahan 32
Pap smear 59
U
Kulit bersisik 79 Ulkus genital 56
Gejala pada anus 52 Paparan cairan infeksius 90
Kesulitan bernapas 43
Gejala pada gigi 41 Kesulitan tidur 88
Pikiran atau perilaku abnormal
Pasien cedera
86
23
V
Gejala pada gusi 41 Koma 21 Vegetasi di area genital 58
Pasien darurat 19
Kontrasepsi 138
Kondisi kronis dan kondisi khusus lainnya

Tuberkulosis (TB) Penyakit kronis gaya hidup Gangguan muskuloskeletal


Tuberkulosis (TB): diagnosis 92 Risiko penyakit kardiovaskular: diagnosis 111 Artritis kronis 135
TB sensitif obat: tata laksana rutin 94 Risiko penyakit kardiovaskular: tata laksana rutin 114 Gout 136
Stroke: diagnosis dan tata laksana rutin 115 Fibromialgia 137
Pemeriksaan dan pengelolaan gula darah 22
HIV Diabetes: tata laksana rutin 116
HIV: diagnosis 97 Gagal jantung: tata laksana rutin 118 Kesehatan perempuan
HIV: tata laksana rutin 98 Hipertensi: diagnosis 119 Skrining serviks 59
Hipertensi: tata laksana rutin 120 Kontrasepsi 138
Penyakit Jantung Iskemia: pemeriksaan awal dan 122 Kehamilan 140
diagnosis
COVID-19 Penyakit Jantung Iskemia: tata laksana rutin 123
Antenatal Care (ANC) 142
COVID-19: diagnosis COVID-19 45 Post Natal Care (PNC) 144
Penyakit arteri perifer (PAD) 124
COVID-19 akut 46 Pencegahan Penularan HIV dari Ibu ke Anak (PPIA/PMTCT) 146
COVID-19: gejala yang sedang berlangsung 47 Menopause 147
COVID-19: perawatan rutin long COVID-19 106 Epilepsi
Epilepsi: tata laksana rutin 125
Perawatan paliatif
Penyakit pernapasan kronis Perawatan paliatif rutin 148
Asma dan Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK):
diagnosis
108 Kesehatan jiwa
Asma: tata laksana rutin 109 Pasien dengan gangguan jiwa yang memerlukan 126
perawatan atau rawat inap
Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK): tata 110
laksana rutin Merokok 127
Konsumsi alkohol/narkoba 128
Depresi: diagnosis 129
Depresi dan/atau cemas: tata laksana rutin 130
Skizofrenia 132
Demensia 134

Halaman lainnya
Glosarium 5 Pencegahan pasca pajanan: PEP (post-exposure prophylaxis) 90 Komunikasi efektif 152
Praktik dengan aman 8 Tata laksana pasien dengan PEP (post-exposure prophylaxis) 91 Konseling: Perubahan Perilaku 153
Skrining semua pasien untuk COVID-19 16 Program pencegahan infeksi (PPI) 150
Menjaga kesehatan umum pasien 17 Stres akibat kerja 151

7
Praktik dengan aman
• Bagian ini berlaku untuk semua tenaga kesehatan di FKTP.
• Jaga diri Anda, sejawat, pasien dan keluarga Anda terhindar dari COVID-19 dengan praktik yang aman seperti langkah-langkah di bawah:

1. Pantau diri Anda dari gejala COVID-19


• Jika tidak sehat, istirahat di rumah dan lapor kepada atasan Anda.
• Lengkapi skrining gejala COVID-19 di setiap awal dan akhir shift Anda.
• Jika salah satu anggota rumah terduga atau positif COVID-19, laporkan kepada atasan Anda.

2. Jaga jarak aman Petugas administratif:


• Hindari berjabat • Jaga jarak • Hindari berbagi • Bekerja dari rumah (WFH) jika memungkinkan.
tangan, memeluk, setidaknya 1 tempat kerja, meja • Pastikan meja setidaknya berjarak 1 meter.
mencium, tos. Sapa meter dari rekan dan perlatan dengan • Gunakan pembatas transparan antara staf dan pasien
1 meter
dengan senyum, sejawat dan rekan lain jika jika memungkinkan.
anggukan atau pasien setiap saat. memungkinkan. • Hindari pertemuan yang tidak perlu. Jika diperlukan,
lambaian tangan. pastikan staf menjaga jarak selama pertemuan.

3. Praktik cuci tangan


• Semua staf dan pasien yang masuk dan keluar dari fasilitas wajib mencuci tangan dengan cairan berbasis alkohol yang tersedia di pintu masuk/keluar.
• Cuci tangan Anda sesering mungkin. Ingat juga 5 momen untuk cuci tangan:
1. Sebelum menyentuh pasien 2. Setelah menyentuh pasien 3. Setelah menyentuh daerah sekitar pasien 4. Setelah terpapar cairan tubuh 5. Sebelum melakukan prosedur
• Gunakan cairan berbasis alkohol 70% atau sabun dan air untuk mencuci tangan. Jika tangan terlihat kotor, gunakan sabun dan air.
• Ikuti langkah-langkah berikut ini untuk mencuci tangan:
- Jika menggunakan cairan antiseptik (handrub), teteskan ke telapak tangan. Jika menggunakan sabun dan air, gulungkan lengan baju, basahi tangan dengan air bersih dan tuangkan sabun ke telapak
tangan.
- Cuci tangan selama setidaknya 20 detik jika menggunakan handrub atau 40-60 detik jika menggunakan sabun dan air. Ikuti langkah 1-6 di bawah.
- Jika menggunakan sabun dan air, bilas tangan dengan air bersih dan keringkan dengan tisu kering atau keringkan secara alami. Hindari penggunaan handuk bersama.

1 2 3 4 5 6

Gosok telapak tangan. Letakkan satu tangan di Gosok di antara jari-jari. Jepit jari-jari dan gosok. Gosok masing-masing jempol Gosok ujung kuku pada telapak
punggung tangan satunya, gosok dengan telapak tangan tangan. Secara bergantian.
di antara jari. Secara bergantian satunya. Secara bergantian

8
4. Praktik hygine respirasi/Etika Batuk
• Gunakan masker medis, N95 respirator atau masker • Tutup mulut dan hidung • Lakukan cuci tangan jika berkontak • Hindari menyentuh wajah,
kain sesuai pekerjaan dan lokasi di fasilitas dengan tisu atau siku dengan sekret pernapasan. mata, hidung dan
kesehatan. (bukan tangan) saat batuk mulut dengan
• Sediakan masker medis untuk pasien dengan gejala atau bersin. Jika tangan yang
pernapasan atau terduga/positif COVID-19. menggunakan tisu, belum
• Semua pengunjung fasilitas kesehatan dianjurkan buang segera dan dicuci.
menggunakan masker di dalam ruangan. cuci tangan.

Siapa yang boleh menggunakan masker kain sebagai pengganti masker medis?
• Semua staf yang bekerja di area non-klinis (seperti administrasi, keuangan, kantin). • Semua staf yang tidak memerlukan masker medis atau N95 respirator.
• Semua pasien tanpa gejala pernapasan atau bukan terduga/positif COVID-19. • Semua staf di kafe dan kantin.
JANGAN
LAKUKAN
• Cuci tangan sebelum • Menyentuh wajah • Memakai masker orang
menggunakan masker. • Hanya sentuh tali atau menyentuh lain. Jika Anda tidak punya
• Pastikan masker menutup saat membuka. masker. masker, gunakan syal atau
mulut dan hidung. • Cuci tangan bandana.
• Ganti masker jika basah. segera setelah
Letakkan dalam kontainer • Menarik atau membiarkan
melepaskan masker turun sehingga hidung atau mulut Anda terbuka.
hingga Anda dapat masker • Meninggalkan
mencucinya. masker bekas
sembarangan.
• Cuci masker dengan sabun dan air hangat.
• Miliki setidaknya 2 masker supaya selalu ada masker yang bersih.

5. Mengatur alur pasien dalam fasilitas


• Pastikan hanya ada satu pintu • Jika terduga COVID-19, • Pastikan pasien • Batasi orang yang kontak • Hanya satu pendamping untuk
masuk dan keluar untuk pasien isolasi pasien di antri dan dengan pasien, termasuk tenaga menemani pasien dan hanya jika
pada fasilitas. 1m pasien memerlukan bantuan.
area terpisah yang duduk berjarak kesehatan.
• Sediakan area triase terpisah dialokasikan untuk pasien setidaknya 1 • Hindari pengunjung.
yang berventilasi baik dekat terduga COVID-19. meter. • Jika mungkin, terapkan
pintu masuk fasilitas untuk • Jika bukan terduga • Batasi ruang sistem perjanjian. Hanya
semua pasien. COVID-19, arahkan pasien gerak pasien beri izin pasien untuk
ke area tunggu umum. dalam fasilitas: masuk fasilitas pada jam
• Tentukan rute terpisah - Jika mungkin, lakukan yang sudah disepakati.
untuk masing-masing tes dan prosedur di ruangan
area dan indikasikan pasien dan gunakan x-ray • Longgarkan waktu antara
dengan jelas. Gunakan portable. kunjungan pasien dan hindari
tanda panah berwarna. - Pastikan pasien memakai surgical mask jika perlu kunjungan yang tidak perlu.
pindah di dalam fasilitas.

9
6. Praktik pengendalian infeksi lingkungan
Bersihkan dan disinfeksi area pasien secara rutin: • Hindari menyentuh • Jika mungkin, gunakan • Pastikan pakaian
• Pertama bersihkan dengan deterjen (sabun) dan air, dan permukaan kecuali peralatan sekali pakai atau kotor, peralatan
lap dengan kain basah. Lalu lap dengan disinfektan seperti penting. peralatan khusus pribadi makanan dan
natrium hypochlorite 0,1% (gunakan 0,5% jika ada darah atau • Gunakan kaki atau (seperti stetoskop, cuff sampah medis
cairan tubuh) atau alkohol 70% dan biarkan kering sendiri. pinggul untuk tensimeter, termometer, ditangani
• Frekuensi membersihkan tergantung dari area di fasilitas: membuka pintu alih- monitor saturasi). berdasarkan SOP
- Area pasien umum (seperti ruang tunggu, triase dan area alih menggunakan • Jika berbagi peralatan yang aman.
tes): setidaknya dua kali sehari. gagang pintu. dengan pasien, disinfeksi • Untuk tempat tidur
- Area skrining, triase dan area tes: diantara tiap penggunaan. pemeriksaan, ganti seprai
- Bersihkah/disinfeksi kursi antar tiap pasien. • Hindari melakukan prosedur dan/atau pelapis seprai
- Tenda sampling: antara pasien. • Pastikan ventilasi yang memproduksi diantara tiap pasien. Jika
- Permukaan yang sering disentuh, seperti meja kerja, telepon, keyboard, cukup dengan aerosol1, kecuali penting. pasien terduga atau positif
gagang pintu: diantara pasien. membuka jendela dan Jika penting, pastikan COVID-19, kirim seprai
- Peralatan dan permukaan yang digunakan bersama yang berkontak pintu jika mungkin. penggunaan APD yang ke laundry dan tandai
dengan pasien: diantara pasien. tepat. infeksius.

7. Pakai APD (Alat Pelindung Diri) yang tepat


• Pencegahan diwajibkan untuk tenaga kesehatan untuk melindungi diri mereka dan menghindari penularan COVID-19. Ini meliputi penggunaan APD yang tepat.
• Bantu pastikan ketersediaan APD yang cukup dengan menggunakannya hanya pada saat yang tepat.
• Pakai APD tergantung tugas Anda. Ikuti protokol fasilitas namun pastikan Anda memakai APD minimum seperti di bawah ini:
Melakukan triase atau skrining Menangani pasien terduga atau Melakukan prosedur yang
pasien: positif COVID-19: memproduksi aerosol1 pada pasien
terduga atau positif COVID-19:
• Masker medis • Masker medis
• Kacamata atau pelindung • N95 respirator
• Gaun • Kacamata atau pelindung
• Sarung tangan • Gaun
• Sarung tangan
• Apron (jika gaun tidak kedap cairan)

Ganti atau bersihkan APD Anda jika diperlukan:


• Ganti sarung tangan diantara tiap pasien.
• Ganti apron/gaun jika basah, kotor, rusak atau setelah melakukan prosedur yang memproduksi aerosol1.
• Bersihkan dan disinfeksi kacamata/pelindung setelah dilepas.
• Jika memakai masker medis atau N95 respirator:
- Dapat digunakan terus-menerus selama maksimal 6 jam jika sangat kekurangan pasokan .
- Buang setelah 6 jam pemakaian, atau lebih cepat jika tersentuh tangan yang belum dicuci atau sudah basah/kotor/rusak.

1
Prosedur yang memproduksi aerosol termasuk: pengambilan spesimen pernapasan (swab nasofaring atau orofaring), fisioterapi dada, nebulizer, induksi dahak, intubasi endotrakeal. Hindari nebulizer dan induksi dahak jika terduga/positif COVID-19.
10
Cara memakai APD dengan benar
• Pastikan Anda selalu memakai APD dengan benar, bahkan sebelum melakukan RJP atau prosedur darurat lainnya.

1 Bersihkan tangan setidaknya 20 detik


• Disinfeksi tangan menggunakan handrub berbasis alkohol, atau cuci tangan menggunakan sabun dan air.

2 Memasang apron/gaun
• Jika gaun, tutup sepenuhnya bagian torso dari leher hingga lutut, lengan hingga ujung pergelangan
tangan, dan lilitkan di belakang. Ikat tali di belakang leher dan pinggang.
• Jika apron, buat lingkaran di atas kepala dan ikat di sekitar pinggang.
• Saat mengikat, gunakan simpul pita (bukan simpul mati) supaya mudah dilepas.

3 Memasang masker/respirator
• Kencangkan tali atau tali elastis di tengah kepala dan leher.
• Bentuk pita fleksibel pada batang hidung (jangan dijepit).
• Pastikan masker ditarik sampai bawah dagu.
• Jika respirator, cek pemasangan dengan menarik dan menghembus napas: masker seharusnya bergerak
mengikuti napas.
• Jika memakai ulang N95 respirator, pasang sarung tangan non-steril yang bersih sebelum menggantinya.
Saat sudah terpasang di wajah, lepaskan sarung tangan, bersihkan tangan dan lanjutkan ke tahap 4.

4 Memasang kacamata/pelindung wajah/face shield


• Pasang di wajah dan sesuaikan hingga pas.

5 Memakai sarung tangan


• Tarik sarung tangan hingga menutupi pergelangan tangan/ujung gaun.

11
Cara melepaskan APD dengan benar
• Sebelum meninggalkan ruang pasien, lepaskan semua APD kecuali masker/N95 respirator.
• Setelah meninggalkan ruang pasien, tutup pintu dan lepaskan masker/N95 respirator.
• Saat melepaskan APD, ingat bahwa sarung tangan, kacamata/pelindung, gaun/apron dan masker/respirator telah terkontaminasi: jika tangan Anda menyentuh sisi luar dari barang-barang ini saat
melepaskan, segera cuci tangan sebelum melepaskan barang selanjutnya.

1 Melepaskan sarung tangan


• Menggunakan tangan yang bersarung, jepit tangan satunya pada area telapak tangan dan lepaskan sarung tangan pertama.
• Pegang sarung tangan yang sudah dilepas di tangan yang masih bersarung.
• Masukkan jari tangan yang tidak bersarung di bawah tangan bersarung pada pergelangan, membungkus sarung tangan pertama.
• Buang ke tempat sampah medis.

Bersihkan tangan setidaknya 20 detik

2 Melepaskan apron/gaun
• Jika memakai pelindung (bukan kacamata), lepaskan pelindung seperti di bawah ini sebelum melepaskan gaun/apron.
• Buka tali gaun/apron. Pastikan lengan tidak menyentuh badan saat melakukannya.
• Jika gaun: lepaskan gaun dari leher dan pundak, menyentuh hanya sisi dalam gaun. Balikkan sisi gaun.
• Jika apron: lepaskan gaun dari atas kepala dan gulung ke bawah, menyentuh hanya sisi dalam apron.
• Lipat atau jadikan gulungan dan buang ke tempat sampah medis

Bersihkan tangan setidaknya 20 detik

3 Melepaskan kacamata/pelindung wajah/face shield


• Lepaskan kacamata/pelindung wajah/face shield dari belakang dengan mengangkat tali kepala atau gagang telinga.
• Lakukan desinfeksi

Bersihkan tangan setidaknya 20 detik

4 Melepaskan masker/respirator
• Jika masker, pertama-tama lepaskan tali bawah, lalu tali atas dan lepaskan tanpa menyentuh sisi depan masker.
• Jika respirator, pertama-tama pegang tali elastis bawah, lalu tali elastis atas dan lepaskan tanpa menyentuh sisi
depan respirator.
• Buang ke tempat sampah medis.

5 Bersihkan tangan setidaknya 20 detik


• Disinfeksi tangan menggunakan handrub berbasis alkohol, atau cuci tangan dengan sabun dan air.

12
8. Apa yang perlu dilakukan sebelum bekerja
Baju Dompet dan kunci Telepon/Handphone Makan dan minum
• Pakai baju sederhana, • Tinggalkan dompet di rumah • Lepaskan lapisan protektif. Simpan telepon • Bawa makan siang dari
lengan pendek yang – hanya bawa barang penting dalam tas plastik tertutup dan ganti setiap hari. rumah dalam tas kain.
gampang dicuci. (seperti kartu akses, SIM, kartu • Simpan telepon dalam kantong/ • Bawa botol minum
• Pakai sepatu tertutup debit) dalam tas plastik tertutup. tas, hindari meletakkannya di sendiri, hindari
khusus bekerja. • Simpan kunci di dalam saku/tas permukaan tempat bekerja. dispenser air dan
• Hindari memakai ikat dan jangan dikeluarkan hingga Nyalakan pada volume tinggi. berbagi minum.
pinggang, perhiasan, jam Anda selesai kerja dan cuci • Jika bisa, disinfeksi telepon/tas
tangan dan gelang. tangan. secara rutin.

• Bergiliran untuk mencegah ruang 9. Cara istirahat yang aman


istirahat penuh. Istirahat di ruang Saat melepas masker untuk makan atau • Hindari berbagi makanan dan • Cuci tangan • Hindari berbagi
terbuka jika mungkin. minum: minuman. sebelum makan handuk. Gunakan tisu
• Lepaskan semua APD sebelum • Lepaskan dengan hati-hati tanpa • Hindari membeli atau minum. sebagai gantinya.
memasuki ruang istirahat. menyentuh sisi luar. makanan dan Desinfeksi HP.
• Jaga jarak 1 meter dari rekan. • Simpan di tas kertas yang bersih, minuman dari
dilabeli jelas. kantin. • Biarkan jendela dan pintu
1m • Pasang masker segera setelah selesai • Hindari dispenser. terbuka. Laporkan jendela
makan atau minum. yang tidak bisa dibuka
• Cuci tangan
setelah melepas • Hindari bertukar gelas, botol,
masker dan setelah • Bersihkan dan desinfeksi barang-barang
kaleng, piring, peralatan
memasangnya yang sering disentuh (seperti teko, toaster,
makan – cuci semua setelah
kembali. microwave, meja makan, gagang
menggunakan.
pintu, gagang jendela) secara rutin.

10. Apa yang perlu dilakukan setelah bekerja


Saat pulang kerja Saat sampai di rumah:
• Desinfeksi HP, stetoskop
dan bolpen secara rutin • Pastikan masker bekas, Langkah 1 Langkah 2 Langkah 3
dan ulangi sebelum gaun dan apron dibuang • Lepaskan sepatu dan • Saat masuk, lepaskan masker kain. • Cuci tangan dan
pulang. Tinggalkan di tempat sampah tinggalkan di luar, atau di Hanya sentuh tali untuk melepaskan. lengan dengan
bolpoin di kantor. khusus. dalam dekat pintu, sebelum • Lalu lepaskan baju kerja jika belum bersih.
masuk rumah. ganti baju.
• Jika mungkin, lepaskan baju kerja • Bersihkan sisi atas sepatu • Letakkan masker dan baju kerja
dan letakkan di plastik atau tas yang dengan hand sanitizer. Hindari langsung di dalam mesin cuci panas
bisa dicuci untuk dibawa pulang menyentuh sol sepatu. atau baskom dengan air panas
dan sabun, bersama tas kain yang
digunakan untuk kotak makan siang dan baju.
• Cuci tangan Langkah 4
dan lengan • Segera mandi. Langkah 5
• Simpan hand sanitizer di dalam tas • Hindari memeluk, mencium dan kontak • Keringkan masker kain dan baju
dengan
atau mobil, dan gunakan untuk langsung dengan anggota keluarga kerja di bawah matahari atau
bersih.
membersihkan tangan setelah hingga setelah mandi. mesin pengering.
menyentuh permukaan publik. • Setrika untuk desinfeksi.

13
11. Cara bepergian dengan transportasi publik atau mobil jemputan dengan aman
• Pakai masker saat bepergian. • Hindari • Duduk sejauh
• Hindari memakai baju kerja jika menyentuh mungkin dari
mungkin. Ganti baju kerja saat gagang penumpang
sudah sampai di tempat kerja. pintu, rel, lain.
jendela dan
permukaan
lain.
• Saat menunggu
antrian, berdiri 1 meter dari
• Pastikan semua • Bersihkan tangan dengan hand
penumpang lain. 1m
jendala terbuka. sanitizer sebelum masuk dan setelah
keluar dari kendaraan.

12. Jaga kesehatan mental Anda


• Tidur cukup. • Bicara dengan keluarga, teman dan • Temukan aktivitas • Lakukan latihan
rekan kerja. • Olahraga rutin. • Batasi alkohol
kreatif dan pernapasan yang dan hindari
menyenangkan menenangkan narkoba.
untuk dilakukan. tiap hari.
• Cari bantuan jika Anda
merasa kesusahan, hubungi
bantuan yang tersedia.

14
Penulisan resep secara rasional
Periksa pasien yang menerima resep
Periksa Catatan
Diagnosis Konfirmasi diagnosis pasien, bahwa pengobatan penting diberikan dan manfaatnya lebih banyak daripada risikonya.
Kondisi lain Mungkin perlu menyesuaikan dosis (misal lamivudine pada penyakit ginjal) atau obat-obatan alternatif (misal hindari ibuprofen jika tukak lambung, asma, hipertensi, gagal jantung atau penyakit ginjal).
Pengobatan lain Cek apakah obat-obatan (obat resep, beli di apotek, herbal) diperlukan dan kemungkinan interaksi obat, terutama jika dalam pengobatan kontrasepsi hormonal, ARV, TB atau epilepsi.
Alergi Jika diketahui alergi atau riwayat alergi pada obat-obatan, berikan alternatif atau diskusikan.
Umur Jika > 65 tahun: pertimbangkan pengurangan dosis (berikan dosis penuh untuk antibiotik dan ARV) dan hindari obat-obatan yang tidak perlu. Jika pasien dalam pengobatan diazepam, amitriptyline,
kodein, ibuprofen, amlodipin atau fluoxetine atau dalam ≥ 5 obat-obatan, tinjau ulang/diskusikan.
Hamil/menyusui Jika hamil atau menyusui, cek apakah obat-obatan aman.
Respon terhadap • Jika kondisi pasien tidak membaik, periksa kepatuhan pada pengobatan dan pertimbangan mengubah pengobatan atau diagnosis alternatif. Jika dalam pengobatan antibiotik, cek resistensi obat.
pengobatan • Cek efek samping dan laporkan kemungkinan reaksi buruk pada pengobatan.

Edukasi pasien yang memerlukan resep


• Jelaskan mengapa obat-obatan diperlukan, apa dampaknya dan apa yang terjadi jika tidak dikonsumsi dengan benar.
• Jelaskan kapan dan bagaimana cara mengonsumsi obat dan untuk berapa lama. Minta pasien mengulang penjelasan Anda untuk memastikan pemahaman mereka.
• Edukasi pentingnya kepatuhan dan jika tidak patuh, ada kemungkinan kambuh atau kondisi memburuk dan kemungkinan resistensi pada obat-obatan.
• Edukasi kemungkinan efek samping pada obat-obatan dan apa yang perlu dilakukan jika terjadi.
• Obat-obatan warung dan herbal dapat mengganggu pengobatan. Anjurkan pasien untuk diskusikan dengan dokter sebelum mengonsumsi obat-obatan.

Pastikan pasien yang mendapatkan resep


• Pastikan tenaga kesehatan yang menuliskan resep adalah tenaga kesehatan yang
kompeten dan berwenang.
• Jika tidak yakin dengan pilihan dan dosis obat-obatan, efek samping atau interaksi Nama penulis resep, alamat, info kontak
obat-obatan, cek formularium, konsultasi ke dokter yang berpengalaman atau
apoteker.
Tanggal
• Pastikan bahwa resep mengandung semua detail yang diperlukan - lihat contoh
resep. Pastikan tulisan jelas dan terbaca.
• Jika pasien memerlukan antibiotik, untuk menghindari resistensi antibiotik maka:
- Konfirmasi bahwa pasien memerlukan antibiotik. Nama obat generik
- Jika memungkinkan, ambil sampel mikrobiologi sebelum memulai antibiotik dan
sesuaikan pengobatan dengan hasil.
- Berikan resep yang paling efektif sesuai dosis dan rute yang tepat. Dosis, kekuatan, frekuensi, rute dan kuantitas obat,
instruksi dan peringatan

Nama pasien, alamat, umur

Tanda tangan penulis resep

15
Skrining semua pasien untuk COVID-19
Lakukan pencegahan COVID-19:
pakai APD yang sesuai

• Pastikan petugas triase memakai masker medis dan jaga jarak > 1m dari pasien. Minta pasien jaga jarak setidaknya 1m dari orang lain dan pakai masker kain. Pastikan antrian ada di luar atau di daerah yang
berventilasi baik.
• Sediakan pembersih tangan berbasis alkohol 70% atau tempat cuci tangan sabun dan air untuk semua pasien yang masuk ke dalam fasilitas.
• Pastikan fasilitas memiliki jalur terpisah untuk pasien terduga COVID-19 dan yang tidak.
• Pastikan pos triase memiliki persediaan masker medis untuk diberikan ke pasien yang bergejala.

Jika pasien diketahui menderita COVID-19 dan kembali dengan gejala yang memburuk, dahulukan pasien ini:
Berikan masker medis dan arahkan pasien ke daerah khusus untuk mengidentifikasi keadaan darurat COVID-19 yang memerlukan perhatian segera 43.

Skrining semua pasien untuk gejala pernapasan pada pos triase sebelum memasuki fasilitas kesehatan
Tanya setiap pasien tentang gejala pernapasan:
• Sesak atau kesulitan bernapas
• Batuk
• Nyeri tenggorok
• Indera penciuman hilang atau indera pengecapan berubah

Ya untuk salah satu Tidak untuk semua

Apakah pasien saat ini sesak atau kesulitan bernapas? Dalam 14 hari terakhir, apakah pasien dalam kontak erat1 dengan siapapun yang positif COVID-19?

Ya Tidak Ya Tidak

Berikan masker Arahkan ke area tunggu terpisah untuk Kontak erat COVID-19 • Arahkan pasien ke area tunggu biasa.
medis dan arahkan pasien dengan gejala pernapasan: Idealnya pasien ini karantina di rumah. • Pastikan pasien memakai masker kain. Jika
ke area khusus untuk • Berikan pasien masker medis untuk dipakai Berikan pasien masker medis untuk pasien tidak memiliki masker kain, berikan
mengidentifikasi dan edukasi etika batuk. dipakai dan tentukan alasan untuk masker.
kegawatan COVID-19 • Pastikan pasien duduk berjarak minimal 1m. kunjungan klinik. Dahulukan pasien jika • Minta pasien untuk duduk minimal berjarak
pada pasien positif memungkinkan. 1m jika mungkin.
atau terduga COVID-19
43.

1
Kontak erat adalah saat seseorang bertatap muka (radius 1 meter) dengan seseorang positif COVID-19, atau berada di area tertutup (seperti ruangan atau kendaraan) dengan seseorang positif COVID-19 selama setidaknya 15 menit.
16
Menjaga kesehatan umum pasien
Periksa kesehatan pasien di setiap kunjungan
Periksa Waktu periksa Catatan
Gejala Setiap kunjungan Tangani seperti pada halaman gejala
TB Setiap kunjungan Kelola gejala seperti pada halaman gejala. Jika batuk ≥ 2 minggu, berat badan turun, keringat malam, demam ≥ 2 minggu, nyeri dada saat bernapas atau
dahak berdarah, periksa TB  92.
KB Setiap kunjungan • Diskusikan kebutuhan kontrasepsi pasien  138 dan rencana kehamilan. Jika hamil, berikan ANC  142.
• Jika positif HIV dan merencanakan kehamilan, rujuk ke spesialis.
Kesehatan Setiap kunjungan • Tanya tentang gejala pada genital  53.
seksual • Tanya tentang perilaku seksual berisiko (pasien atau pasangan memiliki pasangan baru atau > 1 pasangan atau menggunakan kondom secara tidak
bertanggung jawab). Jika ada disfungsi seksual  62.
Depresi Setiap kunjungan Dalam sebulan terakhir, apakah pasien: 1) merasa sedih, depresi, putus asa atau 2) kehilangan antusiasme atau kesenangan melakukan aktivitas? Jika ya  129.
Konsumsi Setiap kunjungan Dalam setahun terakhir, apakah pasien: 1) minum alkohol ≥ 4 porsi1/sesi, 2) menggunakan narkoba atau 3) menyalahgunakan obat-obatan? Jika ya  128.
alkohol/narkoba
Merokok Setiap kunjungan .Jika pasien merokok, sarankan untuk berhenti  127. Dukung pasien untuk berubah  153.
Risiko lanjut usia Setap kunjungan jika > 65 tahun • Jika fungsi pasien terganggu, bingung atau perilaku tidak wajar  86.
• Jika setidaknya dalam 6 bulan ≥ 1 dari: gangguan ingatan, disorientasi, kesulitan komunikasi, kurang bisa menjalani aktivitas sehari-hari dan fungsi
pekerjaan/sosial: pertimbangkan demensia  134.
• Pertimbangkan penggunaan obat dosis rendah (berikan dosis penuh untuk antibiotk dan ARV) dan hindari obat-obatan yang tidak perlu. Jika pasien minum
diazepam, amitriptyline, kodein, ibuprofen, amlodipin atau fluoeksetin atau menggunakan ≥ 5 obat-obatan, tinjau ulang/rujuk
Risiko CVD Jika > 40 tahun atau ≥ 2 faktor risiko • Periksa risiko CVD  111 pada kunjungan pertama, lalu tergantung tingkat risiko.
• Faktor risiko: merokok, orang tua/saudara kandung dengan CVD dini (pria < 55 tahun atau wanita < 65 tahun), BMI ≥ 23, lingkar pinggang > 80cm (wanita)
atau 90cm (pria), hipertensi, diabetes, kolesterol > 200mg/dL.
TD Kunjungan pertama, kemudian tergantung Periksa TD  119.
hasil
IMT Tiap tahun • IMT = Berat Badan (kg) : [Tinggi Badan (m) x Tinggi Badan (m)].
• Jika IMT ≥ 23  111. Jika IMT < 18,5, rujuk untuk tambahan nutrisi.
Risiko diabetes Kunjungan pertama jika: • Jika tidak diketahui riwayat diabetes, cek gula darah  22.
• Jika ≥ 45 tahun atau • Faktor risiko: aktivitas fisik kurang, hipertensi, orang tua atau saudara kandung dengan diabetes, PCOS, riwayat keluarga berisiko tinggi, penyakit
• Jika IMT ≥ 23 dan ≥ 1 faktor risiko lain kardiovaskular, diabetes selama kehamilan, gangguan pada toleransi gula atau gula darah puasa.
HIV • Jika status tidak diketahui Tes HIV  97.
• Jika aktif secara seksual: tiap tahun
• Jika hamil: minggu ke-30-32 kehamilan
Skrining serviks Saat diperlukan Jika umur pasien di antara 30-50 tahun dan belum skrining serviks dalam 5 tahun terakhir, lakukan skrining serviks  59
Pemeriksaan Kunjungan pertama, Kemudian setiap Cek benjolan di payudara  48 dan lipatan ketiak  30.
payudara tahun

Lanjut untuk mengelola kesehatan umum pasien 18


1
Satu kali minum setara dengan 1 gelas kecil (125mL) anggur atau 1 kaleng/botol (330mL) bir.
17
Edukasi pasien tentang kesehatan umum
• Tanya pasien tentang kekhawatiran dan ekspektasi mereka dari kunjungan ini, dan coba tangani.
• Edukasi bahwa tidak semua tes, perawatan dan prosedur dapat membantu mencegah atau mengobati penyakit. Sebagian hanya memberikan sedikit manfaat dan bahkan mungkin merugikan.
• Bantu pasien mengubah gaya hidup yang lebih baik dan jaga kondisi kesehatannya. Dukung pasien untuk berubah  153.

Merokok Stres Aman dari matahari Berhubungan seks Aman di jalan


Jika pasien merokok, motivasi Periksa dan tangani • Hindari paparan sinar aman • Gunakan jalur penyebrangan saat
untuk berhenti  127. stres  87. matahari, terutama • Tidak berganti-ganti menyebrang.
antara pukul 10 pagi pasangan. • Gunakan sabuk
hingga 3 sore. • Jika HIV negatif, tes pengaman.
• Gunakan tabir surya HIV jika berganti • Hindari alkohol/
dan pakaian pelindung pasangan. narkoba jika
(seperti topi) saat di luar • Edukasi pasangan menyetir.
rumah. untuk tes HIV.
• Gunakan kondom.
Aktivitas fisik Hindari alkohol/narkoba Sadar payudara Pola makan
• Targetkan setidaknya • Stop dan hindari konsumsi • Edukasi bahwa kanker payudara wajar pada wanita • Makan makanan
30 menit olahraga sedang alkohol. dan dapat diobati jika ditemukan segera. yang bervariasi
(seperti jalan cepat) • Dalam setahun terakhir, • Edukasi wanita untuk lebih sadar jika ada secukupnya. Kurangi
3-4 kali seminggu. apakah pasien: 1) perubahan payudara yang tidak normal porsi.
• Tambah aktivitas sehari- meminum alkohol? , 2) pada tubuhnya. • Tambah buah dan
hari seperti berkebun, menggunakan narkoba - Cek di depan cermin, saat mandi, dan sayuran.
beres-beres rumah, jalan atau 3) menyalahgunakan berbaring. • Kurangi makanan berlemak: makanan
alih-alih berkendara, naik resep atau obat apotek? Jika - Cek kulit, ketiak, masing-masing payudara rendah lemak, kurangi lemak hewani.
tangga alih-alih lift. ya  128. dan puting. • Kurangi makanan olahan. Hindari
• Olahraga lengan jika tidak • Edukasi untuk periksa jika: ada benjolan menambahkan garam ke makanan.
bisa menggunakan kaki. yang tidak sakit di payudara/ketiak, keluar • Hindari/kurangi gula.
cairan dari puting, puting susu terbenam,
ruam atau kulit tertarik.

Upaya pencegahan untuk menjaga kesehatan umum pasien


• Jika wanita merencanakan kehamilan, berikan asam folat 400mcg setiap hari hingga 3 bulan setelah melahirkan.
• Tinjau ulang riwayat imunisasi pasien dan berikan jika perlu:
Vaksin Waktu vaksin Catatan
Influenza Jika tenaga kesehatan, ≥ 65 tahun, hamil, Beri vaksin influenza 0,5mL tiap tahun.
diabetes, HIV atau punya penyakit paru kronis
Tetanus, difteri, pertusis Jika hamil Cek imunisasi tetanus, difteri dan pertusis sudah lengkap (3 dosis tetanus/difteri sebelumnya):
• Jika lengkap, berikan 1 dosis vaksin tetanus, difteri, aselular pertusis (Tdap) di minggu 27-36 kehamilan.
• Jika tidak lengkap atau tanggal tidak diketahui, berikan 3 dosis vaksin tetanus dan difteri (Td): secepatnya, lalu setelah 1 dan 6
bulan. Pastikan 1 dosis juga mengandung pertusis aselular (Tdap), idealnya pada minggu 27-36 kehamilan.
COVID-19 Sesuai jadwal setempat. Motivasi pasien untuk vaksinasi terutama jika lansia atau komorbid.

1
Satu kali minum setara dengan 1 gelas kecil (125mL) anggur atau 1 kaleng/botol (330mL) bir.
18
Pasien gawat darurat
Berikan perhatian segera pada pasien darurat:
Apakah pasien merespon pada stimulasi suara atau fisik?

Tidak Ya

• Cari bantuan dan defibrilator/AED.


• Raba denyut nadi karotis selama maksimal 10 detik:

Tidak teraba denyut nadi/tidak yakin Denyut nadi teraba

Mulai RJP1 20. Cek pernapasan:

Pasien terengah-engah atau tidak bernapas Pasien bernapas


• Pastikan jalan napas tidak terganggu dengan baik
• Berikan 1 hembusan melalui ambu bag yang terpasang pada oksigen setiap 6 detik.
• Periksa nadi setiap 2 menit. Jika tidak ada denyut, mulai RJP1 20.

Periksa dan tangani jalan napas, pernapasan, sirkulasi dan tingkat kesadaran

Jalan napas Pernapasan Sirkulasi Tingkat kesadaran


• Jika jalan napas terganggu • Jika kesulitan bernapas atau saturasi • Pasangkan akses IV. • Periksa GCS (Glasgow Coma Scale):
(mendengkur, mendeguk, napas oksigen < 90%, berikan masker oksigen. • Jika TD < 90/60mmHg, nadi
berisik), buka dengan head-tilt • Jika laju napas < 9 atau bibir/lidah ≥ 100 atau perdarahan Glasgow Coma Scale (GCS)
dan chin-lift. Jika cedera, lakukan kebiruan, hubungkan ambu bag ke hebat, beri NaCl 0,9% Respon motorik terbaik Respon verbal terbaike Pembukaan mata
jaw-thrust, jaga leher stabil. oksigen dan perlahan berikan ke pasien. 250mL IV secara cepat, 6 Sesuai perintah 5 Orientasi baik 4 Spontan
• Keluarkan benda asing dari • Intubasi jika menggunakan ambu ulangi hingga TD sistolik 5 Melokalisir nyeri 4 Bingung 3 Dengan
mulut dan hisap cairan. bag dan masih kesulitan bernapas, > 90mmHg. Lanjutkan infus 4 Menjauhi nyeri 3 Kata tidak tepat perintah suara
• Jika tidak sadar, masukkan saturasi oksigen < 90% atau bibir/lidah 1L per 6 jam. Hentikan jika 3 Respon fleksi abnormal 2 Suara tidak dapat 2 Dengan
jalan napas orofaringeal. Jika kebiruan. terjadi perburukan napas. 2 Respon ekstensi dipahami rangsang nyeri
pasien menolak, tersedak atau • Jika kehabisan napas tiba-tiba, lebih • Hentikan perdarahan: beri 1 Tidak ada 1 Tidak ada 1 Tidak membuka
muntah, ganti ke jalan napas terdengar/penurunan bunyi napas/ tekanan dan naikkan kaki. mata
nasofaringeal yang sudah nyeri pada 1 sisi, deviasi trakea: Jika perdarahan hebat tetap
dilubrikasi. kemungkinan tension pneumothorax: berlangsung, pasangkan • Tambahkan nilai hingga maksimal 15:
• Jika tidak bisa mempertahankan - Pasang abocath besar di atas rusuk tourniquet di atas cedera. - Jika GCS ≤ 8, pasang intubasi darurat.
jalur napas dengan oro- atau ke-3 di garis pertengahan klavikula.
nasofaringeal, pasang intubasi. - Jadwalkan pemasangan chest tube.
Tata laksana dan rujuk segera:
• Saat menunggu transportasi, lanjutkan periksa dan tangani jalan napas, pernapasan, sirkulasi dan tingkat kesadaran.
• Jika cedera 23.
• Jika kejang/baru mengalami kejang  24, jika kesadaran menurun 21, jika overdosis/keracunan 21, jika luka bakar 26, jika gigitan/sengatan 27, jika demam 29, jika
ruam 70, jika anafilaksis 25.
• Jika gejala lain, tangani seperti pada halaman gejala.

1
Jika pasien menderita penyakit terminal, pertimbangkan untuk melanjutkan tindakan atau tidak
19
KEGAWAT-
DARURATAN
Resusitasi Jantung Paru (RJP)
Pada pasien tanpa denyut nadi, catat waktu dan mulai kompresi dada1:
• Lakukan kompresi dada dengan siklus sebanyak 30 kali diselingi 2 kali pemberian napas, dengan BVM (bag-valve-mask) tersambung ke oksigen 100% sebanyak 10-15L/menit.
• Pasang monitor/defibrilator dan hentikan kompresi untuk cek irama jantung:

Ventrikel fibrilasi (VF) Ventrikular takikardi tanpa nadi (pVT) Asistol Denyut lain:
Aktivasi listrik tanpa denyut (PEA)

Berikan kejut listrik daya maksimal 200 J

• Mulai RJP • Intubasi (bila tersedia).


• Pasang infus, berikan adrenalin 1 ampul • Setelah 2 menit RJP, hentikan kompresi dan cek ulang irama jantung:

VF pVT Asistol Irama lain

Berikan kejut listrik 120-200J (naikkan joule pada tiap kejut). Raba denyut karotis selama 10 detik.

Tidak ada denyut Tidak yakin Denyut teraba

PEA Hentikan RJP dan cek


pernapasan 19.
• Secepatnya ulangi RJP, mulai dengan kompresi.
• Beri epinephrine 1mL (cairan 1:1000), lanjutkan dengan 20mL NaCl 0,9%. Ulangi epinephrine setiap 2 siklus (setiap 3-5 menit).
• Setelah setiap 2 menit RJP, hentikan kompresi, cek ulang irama jantung dan tangani seperti di atas.

Saat memberikan RJP:


• Jika VF atau pVT: setelah tegangan ke-3, infus amiodarone 300mg, encerkan dalam 20mL dekstrose 5% (jika tidak ada amiodaron, bisa diberikan
epinefrin atau adrenalin 1 ampul dengan selang 3-5 menit setelah itu diflush dengan NaCl 0,9% 20 cc).
• Pertimbangkan intubasi. Jika terintubasi, berikan 1 napas tiap 6 detik dan lanjutkan kompresi dada.
• Perhatikan dan tangani penyebab:
- Jika trauma, diare/muntah atau dehidrasi, infus NaCl 0,9%2-4 cc/kgBB dalam waktu 10 menit. Ulangi jika perlu, maksimal 2 kali. Jika tidak yakin, rujuk.
- Jika gula darah < 70mg/dL atau tidak dapat diukur  21. Jika suhu ≤ 35°C  21. Jika overdosis/keracunan, rujuk.
- Jika napas suara napas menurun di satu sisi atau deviasi trakea, kemungkinan tension pneumothorax: pasang abocath besar di atas tulang rusuk ke-3
di garis pertengahan clavicula.

Tentukan kapan menghentikan RJP: Cara kompresi dada


• Jika tidak ada nadi setelah 20 menit setelah siklus • Pastikan pasien berbaring di permukaan rata. Jika di atas tempat tidur, gunakan papan atau pindahkan pasien ke lantai.
RJP: • Letakkan satu telapak tangan di atas setengah bagian bawah tulang dada, dan tangan satunya di atasnya dan tekan secara cepat.
- Jika VF/pVT berlanjut, suhu ≤ 35°C atau overdosis/ • Tekan dengan dalam (kedalaman 5-6cm) dan cepat (100-120 per menit).
keracunan, lanjutkan RJP dan rujuk segera. • Tunggu hingga dada kembali ke bentuk normal diantara kompresi.
- Jika tidak ada di atas, hentikan RJP dan nyatakan • Jangan hentikan kompresi kecuali untuk memberikan ventilasi atau cek denyut jantung.
meninggal. Lakukan konseling kepada keluarga. • Bergantian dengan rekan lain setiap 2 menit untuk mencegah kelelahan.

1
Jika pasien menderita penyakit terminal, pertimbangkan untuk melanjutkan tindakan atau tidak.
20
Penurunan Kesadaran
Berikan perhatian segera pada pasien dengan penurunan kesadaran:
• Pertama-tama periksa dan tangani pasien darurat  19.
• Identifikasi semua cedera dan cari penyebab: lepaskan pakaian pasien dan periksa depan dan belakang. Jika cedera, lakukan log-roll. Pastikan pasien tertutup dan tetap hangat.
• Jika kejang, cedera atau luka bakar, tangani juga pada halaman gejala.
• Jika kesadaran menurun tiba-tiba dan salah satu dari: gatal/ruam menyeluruh, bengkak wajah/lidah, mengi, kesulitan bernapas, nyeri perut, muntah atau paparan pada kemungkinan alergen1,
cek anafilaksis  25.
• Jika kesadaran menurun tiba-tiba dan terdapat salah satu gejala (bicara pelo/tidak jelas, nyeri kepala hebat, kejang, muntah, lemah satu sisi anggota gerak)  115.
• Cek gula darah, suhu dan pupil:
Gula darah Suhu Pupil

< 70mg/dL atau tidak > 200mg/dL ≤ 35°C ≥ 38°C Pinpoint Keduanya Tidak sama atau
dapat dihitung dilatasi sama reaksi buruk
• Beri NaCl • Lepaskan • Beri parasetamol, rujuk Konsumsi narkoba Sekresi berlebihan atau terhadap cahaya
• Beri 200cc dextrose 0,9% IV 1L pakaian basah/ segera. dan/atau laju otot berkedut Kemungkinan
10% tetesan cepat. selama 1 dingin dan • Jika pasien ada riwayat napas < 12 overdosis • Naikkan kepala
Jika diketahui jam, lalu tutup dengan berada di daerah malaria Kemungkinan keracunan stimulan atau 30 derajat.
pengguna narkoba, 500mL per selimut hangat. dalam 12 bulan terakhir Kemungkinan organofosfat obat lain • Jika cedera,
beri thiamine 100mg jam selama • Cairan IV dan tes3 malaria positif, overdosis opioid • Beri atropine 2mg jaga badan
IV sebelum glukosa. 4 jam, lalu hangat hingga rujuk segera. • Berikan masker IV. Ulangi setiap tegak dan
• Cek ulang gula darah 250mL per 40°C (hindari • Jika suhu > 40°C: oksigen 100%. 5 menit, gandakan miringkan
setelah 15 menit: jam selama cairan dingin). - Lepaskan pakaian. • Beri naloxone dosis atropinee setiap kepala (hindari
jika masih < 70mg/ 4 jam. • Jika tidak ada - Gunakan kipas dan 0,4mg IV. Ulangi kali, hingga sekresi menekuk
dL ulangi infus 200cc • Hati-hati reaksi atau spray air untuk setiap 2-3 menit, terkontrol. tulang
dextrose 10% tetesan pada pasien suhu ≤ 32°C, menyejukkan pasien. naikkan dosis • Singkirkan baju yang belakang).
cepat. gagal gunakan - Kompres dengan ice sebanyak 0,4mg terkontaminasi dan cuci
• Saat gula darah jantung, juga alat pack pada ketiak, tiap kali hingga kulit.
≥ 70mg/dL, lanjutkan perhatikan penghangat. selangkangan dan laju napas > 12, • Jika terjadi dalam 1 jam
infus dextrose 5% 1L pembatasan leher. maksimum 10mg. terakhir, pertimbangkan
per 6 jam. resusitasi - Hentikan saat bilas lambung.
cairan temperatur < 39°C.
Jika tidak ada reaksi atau overdosis/keracunan dengan zat lain
yang tidak diketahui, diskusikan.
• Rujuk segera.
• Saat menunggu transportasi:
- Cek TD, nadi, laju napas, saturasi oksigen dan GCS setiap 15 menit. Pasang kateter urin.
- Jika TD < 90/60mmHg, nadi > 100 atau < 50, laju napas > 20 atau < 9, saturasi oksigen < 90% atau GCS menurun, periksa ulang dan tangani pasien darurat  19.

1
Alergen umum termasuk obat-obatan, makanan atau gigitan/sengatan serangga dalam beberapa jam terakhir. 2Jika alergi penisilin berat (riwayat angioedema, anafilaksis atau urtikaria), diskusikan. 3Tes malaria dengan mikroskop atau jika tidak tersedia,
tes diagnostik cepat.
21
Pemeriksaan dan pengelolaan gula darah
Jika telah diketahui diabetes, periksa dan kelola gula darah 116.

Jika tidak diketahui ada diabetes, interpretasikan dan kelola gula darah sewaktu fingerprick:

Gula darah < 70mg/dL Gula darah 70 - <140mg/dL Gula darah Gula darah > 200mg/dL
Pasien hipoglikemia. 140 - 200mg/dL
Apakah pasien memiliki IMT ≥ 23 dan Periksa jika pasien perlu perhatian segera:
Berikan perhatian segera ≥ 1 dari: • Penurunan kesadaran 21 • Mual atau muntah
• Kurang aktivitas fisik • Nyeri dada 42 • Nyeri perut
Apakah pasien sadar? • Hipertensi • Kejang  24 • Napas cepat dan dalam
• Orang tua atau saudara kandung • Mengantuk • Suhu ≥ 38°C
Ya Tidak diabetes • Kebingungan • Dehidrasi3
• Sindrom polikistik ovarium
• Beri glukosa 15- • Jika diketahui • Riwayat keluarga risiko tinggi
20g secara oral1 pengonsumsi alkohol, • Penyakit kardiovaskular2 Tidak Ya
atau minuman infus thiamine 100mg • Diabetes saat hamil
bergula. (jika tersedia). • Riwayat gangguan toleransi gula
• Jika tidak bisa • Infus 200cc dextrose Apakah pasien mengalami penurunan berat badan, • Infus NaCl 0,9%
darah atau gula darah puasa haus (terutama malam hari) atau terlalu sering BAK?
secara oral, infus 10% tetesan cepat. selama 2 jam
200cc dextrose • Jika penurunan lalu infus 1L per
10% tetesan cepat. kesadaran  21. Tidak Ya Tidak Ya 4 jam.
• Cek gula darah • Jika kejang  24. • Rujuk segera.
setelah 15 menit. • Cek gula darah setelah Cek ulang Cek gula darah puasa plasma setelah puasa malam hari selama 8 jam. • Hati-hati
15 menit. gula darah pada pasien
• Lanjut per 1 tahun gagal jantung,
berikan ≥ 70mg/dL < 70mg/dL mulai usia < 100mg/dL 100-125mg/dL > 126mg/ perhatikan
glukosa 15- 45 tahun. • Pasien mengalami gula darah puasa terganggu dL pembatasan
20 secara • Cari • Lanjutkan Ulangi • Ulangi pemeriksaan gula darah puasa plasma dalam resusitasi cairan
oral1 atau penyebab. infus 200cc pemeriksaan 1 minggu.
minuman Kembali dextrose gula darah
bergula. ke 10% tetesan puasa plasma ≤ 125 > 126mg/dL
• Jika tidak halaman cepat. setelah 3 mg/dL
bisa secara gejala. • Lalu infus tahun, atau Ulangi tes gula darah puasa plasma dalam 1 minggu.
oral, infus • Anjurkan dextrose 5% 1 tahun jika
200cc makan/ 1L per 6 jam. penyakit
dextrose minum. • Rujuk. kardiovaskular2 ≤ 125mg/dL > 126mg/dL
10% tetesan atau hipertensi.
cepat. Ulangi pemeriksaan gula darah puasa Diagnosis diabetes
• Rujuk. setelah 1 tahun. Berikan perawatan rutin diabetes 116.

Periksa dan kelola risiko penyakit kardiovaskular  111.

1
Dua sendok makan gula dalam 1 gelas (200mL) air. 2Penyakit kardiovaskular termasuk penyakit jantung iskemik, penyakit arteri perifer dan stroke/TIA. 3Mulut kering, turgor kulit turun, mata cekung, BAK berkurang, TD < 90/60mmHg, nadi ≥ 100.
22
Pasien cedera
Berikan perhatian segera pada pasien cedera:
• Pertama-tama periksa dan tangani pasien darurat  19
• Identifikasi semua cedera dan cari penyebab: lepaskan pakaian pasien dan periksa depan dan belakang. Jika cedera kepala atau tulang belakang, lakukan log-roll. Pastikan pasien tertutup
dan tetap hangat.
Memar dan Luka dan salah satu dari: Fraktur dan salah satu dari: Cedera kepala dan salah satu dari:
darah pada urin • Gangguan perfusi (dingin, nadi tidak • Gangguan perfusi di bawah patahan • Penurunan kesadaran • Pupil anisokor/refleks
teraba) di bawah cedera • Nyeri memberat, kontraktur, kebas pada anggota gerak • Kejang cahaya lambat
• Beri RL atau • Perdarahan berlebihan atau berdenyut • Dicurigai patah tulang paha, panggul atau tulang belakang • Nyeri kepala hebat • Lemah/kebas anggota
NaCl 0,9% 1L IV • Luka tusuk di kepala/leher/dada/perut • Lemah/kebas di bawah patahan • Amnesia gerak
per jam selama • Luka tembak • Patah tulang terbuka, deformitas berat • Dicurigai patah tulang • Muntah ≥ 2 kali
2 jam. • > 3 patah tulang rusuk tengkorak • ≥ 1 cedera lain
• Pasang kateter • Berikan NaCl 0,9% 250mL IV secara cepat, • Nyeri perut/bengkak • Curiga fraktur basis crani • Keracunan narkoba/alkohol
urin ulangi hingga TD sistolik > 90mmHg.
• Saat output Lanjutkan infus 1L per 6 jam. Hentikan • Beri ketorolac 30mg IV. • Jika GCS < 15, memar pada leher/tulang belakang, kaki
urine > 200mL/ jika terjadi perburukan napas. • Jika perfusi terganggu atau lemah/kebas di bawah patahan, lemah/kebas atau pupil abnormal, pasang penyangga leher
jam, berikan • Berikan tekanan langsung pada perlahan kembalikan ke posisi normal. dan blok di masing-masing sisi kepala.
500mL per jam. perdarahan dan tinggikan kaki. • Jika patah tulang terbuka: buang benda asing, irigasi dengan • Jika pupil anisokor atau refleks cahaya menurun, tegakan
• Hentikan jika • Jika perdarahan hebat dan berlanjut, NaCl 0,9% dan tutup dengan kassa yang dibasahi larutan garam. badan dan hindari menekuk tulang belakang.
pernapasan pasang tourniquet di atas cedera. • Jika patah tulang panggul, bebat kain dengan ketat di sekitar • Jika kejang, beri fenitoin 20mg/kg IV selama 60 menit
memburuk. pinggul untuk imobilisasi di atas dan bawah patahan (hindari memberikan lorazepam/diazepam).

• Rujuk segera. Sambil menunggu transportasi, cek TD, nadi, laju napas, saturasi oksigen dan GCS setiap 15 menit. Pastikan saat transportasi ke RS, keadaan pasien tetap stabil dan aman.
• Jika TD < 90/60mmHg, nadi > 100 atau < 50, laju napas > 24 atau < 9, saturasi oksigen < 90% atau GCS menurun, periksa ulang dan tangani pasien darurat  19.
• Pastikan tidak ada sindrom kompartemen

Pendekatan pada pasien cedera yang tidak memerlukan perhatian segera


• Rujuk segera jika hamil, diketahui gangguan perdarahan, dalam pengobatan antikoagulan, terlibat kecelakaan kendaraan berkecepatan tinggi, terpental atau ditabrak kendaraan atau jatuh > 3 meter.
• Jika luka terbuka dan kontaminasi luka sedang-berat, beri tetanus toxoid 0,5mL IM jika tidak ada dalam 5 tahun terakhir.
• Skirining konsumsi alkohol/narkoba: dalam setahun terakhir, apakah pasien: 1) minum ≥ 4 porsi2/sesi, 2) konsumsi narkoba atau 3) menyalahgunakan resep atau obat apotek? Jika ya  128.
• Jika terjadi pelecehan atau kekerasan  89.

Luka Patah tulang Cedera kepala


• Hentikan perdarahan, keluarkan benda asing, kulit terkelupas/mati. Irigasi dengan NaCl 0,9% atau povidone iodine jika kotor. • Bidai kaki untuk • Observasi selama 2 jam waspadai lucid interval.
• Jika jahitan diperlukan: jahit dan oleskan salep gentamicin dan kassa anti lengket selama 24 jam. imobilisasi sendi di atas • Jika nyeri kepala ringan atau perubahan status
• Hindari menjahit jika > 12 jam (badan), > 24 jam (kepala/leher), sisa benda asing atau terinfeksi: dan bawah patahan. mental, kemungkinan gegar otak:
- Bebat luka dengan kassa yang dibasahi larutan garam dan berikan ciprofloxacin 500mg per 12 jam dan clindamicyn 300mg per • Berikan paracetamol - Edukasi untuk istirahat total selama 2 hari.
8 jam selama 5 hari. Tinjau dalam 2 hari. Jahit jika diperlukan dan tidak ada infeksi. 500mg per 8 jam dan - Edukasi pemulihan memerlukan waktu
• Berikan paracetamol 500mg per 8 jam hingga maksimal 5 hari. tambah ibuprofen hingga > 1 bulan.
• Sarankan pasien untuk kembali jika tanda-tanda infeksi (kemerahan, panas, nyeri, bengkak, bau atau bernanah). 400 mg tiap 8 jam - Berikan paracetamol 500mg per 8 jam
• Buka jahitan setelah 5 hari (wajah), 4 hari (leher), 10 hari (kaki) atau 7 hari (bagian badan lain). jika perlu. maksimal 5 hari.
• Rujuk jika luka tidak dapat dijahit dengan mudah, lemah/kebas di bawah cedera atau pertimbangan kosmetik. • Rujuk segera. • Sarankan kembali jika gejala memburuk.

1
Jika alergi penisilin berat (riwayat angioedema, anafilaksis atau urtikaria), rujuk. 2Satu kali minum setara dengan 1 gelas kecil (125mL) anggur atau 1 kaleng/botol (330mL) bir.
23
Kejang
Berikan perhatian segera pada pasien yang tidak sadar dan kejang:
• Jika cedera kepala 23.
• Baringkan di posisi miring ke kiri (posisi recovery) dan berikan masker oksigen 100%.
• Pasangkan akses IV.
• Jika gula darah < 70mg/dL atau tidak bisa dihitung, beri 200cc dextrose 10% tetesan cepat. Jika diketahui mengonsumsi alkohol, beri thiamin 100mg IV sebelum glukosa. Cek ulang gula darah
setelah 15 menit: jika masih < 70mg/dL ulangi dextrose 40% 25 mL IV selama 1-3 menit. Jika gula darah sudah mencapai ≥ 70mg/dL, lanjutkan dextrose 10% 1L IV per 6 jam.
• Jika hamil ≥ 20 minggu hingga 1 minggu postpartum 140.
• Jika tidak hamil atau < 20 minggu usia kehamilan, beri diazepam 10mg IV dalam 2-3 menit atau secara rektal. Jika masih kejang setelah 10 menit, ulangi dosis.
• Jika masih kejang 10 menit setelah dosis kedua lorazepam/diazepam atau pasien tidak sadar di antara kejang:
- Berikan phenytoin1 20mg/kg IV selama 60 menit (berikan phenytoin melalui jalur yang berbeda dengan lorazepam/diazepam). Jika masih kejang, ulangi phenytoin1 10mg/kg selama 30 menit.
- Rujuk segera.

Pendekatan pada pasien yang tidak sedang kejang


Konfirmasi pasien kejang: gerakan tubuh yang tidak terkendali, biasanya terjadi < 3 menit. Mungkin disertai lidah tergigit, inkontinensia, mengantuk setelah kejang dan kebingungan.

Ya Tidak

Rujuk pasien di hari yang sama jika: Spasme otot yang nyeri, Tiba-tiba Pingsan
• Suhu ≥ 38°C, nyeri kepala, leher kaku atau ruam kemerahan/ungu, kemungkinan meningitis: beri parasetamol, punggung menekuk ke terjadi dengan tubuh
rujuk segera. belakang, tangan mengepal, kelemahan berkedut
• Jika riwayat dari daerah malaria dalam 12 bulan terakhir dan tes malaria positif3, beri artesunate 2,4mg/kg IM. perut kaku dengan rahang/ satu sisi selama
• Nyeri kepala baru/berbeda atau nyeri kepala memburuk/lebih sering leher kaku pada pasien yang atau kebas < 15 detik
• Pasien dengan HIV dan tidak diketahui epilepsi sepenuhnya sadar di wajah, disertai wajah
• Kesadaran menurun > 1 jam setelah kejang lengan atau memerah,
• Gula darah < 70mg/dL satu jam setelah perawatan atau pasien dalam pengobatan sulfonilurea atau insulin kaki; kesulitan pusing, mual,
• Gula darah > 200mg/dL 22. Kemungkinan tetanus berbicara atau berkeringat
• Kelemahan satu sisi tubuh atau kebas baru, kesulitan berbicara atau gangguan penglihatan menyeluruh gangguan dan dengan
• TD ≥ 180/110mmHg lebih dari satu jam setelah kejang berhenti • Berikan masker oksigen penglihatan pemulihan
• Overdosis atau gejala putus alkohol/narkoba 100% cepat
• Cedera kepala baru-baru ini • Beri Ringer laktat 500mL IV
per 6 jam. Kemungkinan
• Hamil atau postpartum hingga 1 minggu. Jika usia kehamilan ≥ 20 minggu dan baru kejang 140. stroke atau Kemungkinan
• Untuk spasme, berikan
diazepam 0,5mg/kg IV. TIA 115. pingsan
Pendekatan pada pasien yang baru kejang tapi tidak memerlukan rujukan di hari yang sama Ulangi seperlunya setiap biasa33.
Apakah pasien diketahui menderita epilepsi? 1-4 jam hingga spasme
terkontrol. Jika diagnosis tidak pasti, rujuk.
Ya Tidak • Hindari pemicu spasme:
Berikan • Rujuk untuk tes darah lengkap, eGFR, urea, sodium, kalsium, dan magnesium. kurangi stimulasi seperti
perawatan • Jika kejang sebagian atau kejang baru setelah meningitis, stroke atau cedera kepala, rujuk. suara keras, kontak fisik,
epilepsi rutin • Jika pasien ≥ 2 kejang dengan penyebab tidak diketahui, pertimbangkan epilepsi dan cahaya.
125. berikan perawatan ruti 125. • Rujuk segera.

1
Phenytoin IV dapat menyebabkan tekanan darah rendah dan disritmia jantung: maksimum tingkat infus adalah 50mg/menit; monitor EKG dan TD. 2Jika alergi penisilin berat (riwayat angioedema, anafilaksis atau urtikaria), rujuk. 3Tes malaria dengan
mikroskop atau jika tidak tersedia, tes diagnostik cepat.
24
Anafilaksis
Pasien dengan anafilaksis mungkin mengalami gatal/ruam menyeluruh, wajah/lidah bengkak, tenggorokan gatal, batuk, bersin, mengi, kesulitan napas, pusing/pingsan, nyeri perut atau muntah.

Berikan perhatian segera pada pasien dengan kemungkinan anafilaksis


Beberapa jam sebelum gejala, apakah pasien terpapar obat-obatan, makanan1 atau gigitan/sengatan serangga yang pernah menyebabkan anafilaksis sebelumnya?

Ya Tidak
Beberapa jam sebelum gejala, apakah pasien terpapar obat-obatan, makanan1 atau gigitan/sengatan serangga?

Ya Tidak
Apakah tiba-tiba terjadi ≥ 2 dari: 1) gatal/ruam menyeluruh atau wajah/lidah bengkak 2) bersin Apakah tiba-tiba gatal/ruam menyeluruh atau wajah/lidah bengkak dan salah
atau kesulitan napas 3) TD < 90/60mmHg atau pusing/pingsan 4) nyeri perut atau muntah satu dari: bersin, kesulitan napas, TD < 90/60mmHg atau pusing/pingsan?

Ya Tidak Tidak Ya

Tata laksana anafilaksis. Kemungkinan bukan anafilaksis. Rawat gejala seperti pada halaman gejala. Jika tidak yakin, rujuk. Tata laksana anafilaksis.
Tata laksana dan rujuk segera:
• Posisikan kaki lebih tinggi dari jantung dan berikan masker oksigen.
• Segera injeksi epinephrine 0,5mL IM (larutan 1:1000) ke tengah paha bagian luar. Ulangi setiap 5-15 menit jika tidak membaik.
• Infus NaCl 0,9% 1-2L secepatnya tanpa memperhatikan TD. Lalu, jika TD < 90/60mmHg, infus juga NaCl 0,9% 250mL secara cepat, ulangi hingga sistolik TD > 90mmHg. Lanjutkan infus 1L per 6
jam. Hentikan jika terjadi perburukan napas.
• Jika terjadi gigitan/sengatan serangga, bersihkan.
• Jika pasien bersin-bersin atau kesulitan napas walaupun sudah diberikan epinephrine, berikan larutan salbutamol 0,5% sebanyak 2,5mL dalam larutan NaCl 0,9% sebanyak 4mL menggunakan
nebuliser tiap 20 menit sebanyak 3 dosis.
• Sambil menunggu transportasi: injeksi hydrocortisone 200mg atau injeksi dexamethason 5mg dan jika gatal, berikan juga loratadine 10mg secara oral. Lanjutkan pemeriksaan dan pengelolaan
ulang pasien emergensi  19.

Periksa pasien dengan riwayat anafilaksis


Periksa Waktu periksa Catatan
Pemicu Saat diagnosis Pastikan spesialis telah mengonfirmasi pemicu pada pasien. Umumnya pemicu berupa obat-obatan, makanan1 dan gigitan/sengatan serangga
Alergi lain Saat diagnosis • Jika batuk, bersin, sesak atau kesulitan napas berulang, periksa asma  108. Jika memilki asma, berikan perawatan rutin  109.
• Jika terapat kulit kering, bersisik, gatal di pergelangan tangan, mata kaki, siku bagian dalam atau belakang lutut, kemungkinan eksim  72.
• Jika gatal, kemerahan, menebal yang terjadi tiba-tiba lalu biasanya hilang dalam 24 jam, kemungkinan urtikaria  72.
• Jika bersin dan hidung gatal/beringus/tersumbat berulang hampir setiap hari > 2 minggu, kemungkinan rhinitis alergi  39.
• Jika kedua mata berair dan gatal, kemungkinan konjungtivitis alergi  36.

Edukasi pasien dengan riwayat anafilaksis


• Edukasi untuk menghindari pemicu. Jika pemicu adalah obat-obatan, selalu informasikan kepada petugas kesehatan.
• Pastikan pasien mengetahui nomor telepon ambulans, rumah sakit terdekat dan transportasi yang bisa diandalkan jika terjadi anafilaksis
• Jika diresepkan alat injeksi epinephrine otomatis (seperti EpiPen®), pastikan pasien paham cara dan kapan menggunakannya: edukasi untuk membaca instruksi pada kemasan. Jika terpapar pemicu, gunakan
segera jika ada salah satu dari: gatal/ruam, wajah/lidah bengkak, tenggorokan gatal, batuk, bersin, kesulitan napas, pusing/pingsan, nyeri perut atau muntah-muntah. Setelah digunakan, telepon ambulans segera.
• Berikan gelang peringatan medis dan edukasi pasien untuk selalu memakainya. Jika tidak tersedia, berikan informasi tertulis tentang pemicu alergi dan edukasi pasien untuk selalu membawanya.
1
Makanan yang biasanya menyebabkan anafilaksis meliputi kacang-kacangan, telur, keju, seafood, susu dan ikan.
25
Luka bakar
Berikan perhatian segera jika:
Berikan masker oksigen jika: Hitung % luas area yang terbakar (TBSA):
• Luka bakar hingga wajah, leher atau dada atas • Kepala dan leher 9% • Badan bagian • Tiap lengan 9%
• Batuk, kesulitan napas/mengi atau suara serak: kemungkinan inhalasi • Genital 1% depan 18% • Tiap kaki 18%
• Pasien mengantuk atau kebingungan • Badan bagian
• Saturasi oksigen < 90% belakang 18%
• Persentase luas area yang terbakar (%TBSA) > 15%
Hilangkan sumber panas:
• Copot pakaian yang terbakar atau kena panas. Rendam kulit terbakar dalam air dingin atau kompres dengan handuk dingin 9%
dan basah selama 30 menit.
• Selimuti pasien dengan kain bersih dan kering untuk mencegah hipotermia.
Hitung ukuran dan kedalaman luka: depan
• Hitung persentase luas area yang terbakar (%TBSA) seperti di bagan sebelah. 18%
• Jika merah, kering, nyeri, tidak melepuh, kemungkinan luka bakar derajat 1
• Jika merah, basah, nyeri, melepuh, kemungkinan luka bakar derajat 2
9% belakang 9%
• Jika putih/hitam/cokat, kering, tidak nyeri, tidak memucat saat ditekan, kemungkinan luka bakar derajat 3
18%
Periksa dan rawat kebutuhan cairan jika %TBSA >10%:
• Pasang jalur IV dengan jarum berukuran besar pada area yang jauh dari kulit terbakar. Jika %TBSA signifikan, infus kedua kali.
• Infus ringer laktat: 18% 18%
- Hitung total volume yang dibutuhkan dalam 24 jam ke depan (mL) = %TBSA x berat(kg) x 4
- Berikan setengah volume dalam 8 jam setelah terbakar. Hitung volume per jam (mL) = total volume ÷ 2 ÷ 8
• Masukkan kateter urin dan rekam output urin tiap jam.
Berikan obat:
• Jika nyeri hebat, beri ketorolac 30 mg IV. Jika tidak, berikan paracetamol 500mg secara oral per 8 jam.
• Suntik tetanus toxoid 0,5mL jika belum divaksin dalam 5 tahun terakhir.
Rawat luka bakar:
• Perban luka dengan kain kassa anti lengket atau balut dengan kain atau selimut bersih dan kering.
Rujuk dalam hari yang sama jika ada salah satu dari:
- Luka bakar derajat 2 ≥ 15% TBSA - Luka di wajah/leher/tangan/kaki/genital/otot - Inhalasi/luka setrum/luka bahan kimia
- Luka bakar derajat 3 > 2% TBSA - Luka melingkar di punggung/dada - Luka lain
• Saat menunggu kendaraan ke rumah sakit, monitor tanda-tanda vital: TD, nadi, laju napas, saturasi oksigen, tingkat kesadaran dan output urin.
• Tulis surat rujukan dan detailkan bagaimana luka terjadi, tanda-tanda vital, penghitungan cairan, detail cairan dan obat-obatan lain yang diberikan.
• Tinjau ulang bagan di bawah jika tidak perlu rujukan di hari yang sama.

Tinjau setiap hari pasien luka bakar yang tidak memerlukan rujukan di hari yang sama:
• Bersihkan dengan air dan sabun lembut. Ganti perban tiap hari: oleskan krim silver sulfadiazine 1% dan tutup dengan kassa anti lengket. Cek jika terjadi infeksi (merah, panas, nyeri, bengkak, bau atau
bernanah).
• Berikan paracetamol 500mg per 8 jam seperlunya hingga maksimal 5 hari. Jika nyeri memburuk/cemas saat perban diganti, berikan codeine 30mg 1 jam sebelum perban diganti.
• Rujuk jika ada tanda-tanda infeksi, nyeri walaupun sudah diobati atau luka tidak sembuh dalam 2 minggu.

26
Gigitan dan sengatan
Berikan perhatian segera jika:
• Gigitan ular (walaupun bekas gigitan tidak terlihat)
• Jika tiba-tiba gatal/ruam seluruh tubuh, wajah/lidah bengkak, mengi, sulit bernapas, TD < 90/60mmHg, pusing/pingsan, nyeri perut atau muntah, cek kemungkinan anafilaksis  25.
• Lemas, kelopak mata turun, sulit menelan dan berbicara, penglihatan ganda
• Gigitan hewan/manusia disertai salah satu dari: gigitan banyak, luka dalam, jaringan kulit hilang, melibatkan sendi/tulang, suhu ≥ 38°C atau bernanah
• TD < 90/60mmHg
• Perdarahan berlebih atau berdenyut
Tata laksana dan rujuk segera:
• Jika gigitan ular:
- Tenangkan pasien.
- Lepas perhiasan dan minimalisir gerakan di sekitar luka. Hindari penggunaan tourniquet atau menyedot bisa ular dari tempat gigitan.
- Diskusikan anti-bisa dengan spesialis.
• Jika TD < 90/60mmHg, infus NaCl 0,9% 250mL secara cepat, ulangi hingga TD sistolik > 90mmHg. Lanjutkan infus 1L per 6 jam. Hentikan jika terjadi perburukan napas.
• Jika perdarahan berlebih dan berdenyut, tekan dan angkat bagian gigitan. Jika perdarahan berat dan tidak berhenti, pasang tourniquet di atas luka.
• Bersihkan kulit mati dan luka dengan sabun dan air. Irigasi bertekanan dengan NaCl 0,9% selama 15 menit. Hindari menjahit luka.
• Beri tetanus toxoid 0,5mL IM jika belum vaksin dalam 5 tahun terakhir.
• Rujuk segera.

Pendekatan pasien gigitan/sengatan yang tidak memerlukan penanganan segera

Gigitan manusia atau hewan Gigitan atau sengatan serangga/laba-laba/


• Angkat sel kulit mati dan bersihkan luka dengan sabun dan air. Irigasi bertekanan dengan NaCl 0,9% selama 15 menit. Hindari menjahit luka. kalajengking
• Pertimbangkan risiko rabies jika terjadi gigitan/goresan atau jilatan di mata/mulut/kulit oleh anjing, rubah, rakun, sikung, serigala atau luwak; • Bersihkan sengatan. Cuci luka dengan
atau kontak apa pun dengan kelelawar. sabun dan air. Gunakan ice pack untuk nyeri/
- Rujuk ke spesialis. bengkak.
- Bersihkan luka secara menyeluruh dengan larutan povidone iodine. • Jika gatal dan ruam, berikan loratadin atau
- Suntik vaksin rabies 1 ampul IM ke bahu/otot lengan atas secepatnya dan ulangi di hari ke-3. Jika pasien tidak terimunisasi atau tidak yakin, cetirizin 2x10mg dan jika tidak berespon
ulangi vaksin di hari ke-7 dan 14 dan jika imunitas terganggu1, berikan juga dosis ke-5 di hari ke-28. berikan prednison 30-60mg/hari atau
• Jika imunitas terganggu1 atau gigitan dalam, terinfeksi, terjadi di tangan/kepala/leher/genital atau gigitan kucing atau manusia: berikan metilprednisolon 48 mg/hari. Obat tersebut
clindamicyn 300mg per 6 jam dan ciprofloxacine 500mg per 12 jam selama 7-15 hari. diberikan selama 5-7 hari.
• Jika kulit robek akibat gigitan manusia, evaluasi perlunya profilaksis pasca pajanan HIV dan hepatitis B  91. • Jika nyeri, berikan ibuprofen2 400mg per 8
• Berikan paracetamol 500mg per 8 jam hingga maksimum 5 hari. jam setelah makan hingga maksimal 5 hari.
• Jika gigitan terinfeksi dan tidak ada respon terhadap antibiotik, rujuk. • Jika sengatan kalajengking sangat nyeri,
suntik lidocaine 2% 2mL di sekitar sengatan.

Beri tetanus toxoid 0,5mL IM jika belum pernah vaksin dalam 5 tahun terakhir.

1
Jika diketahui HIV, diabetes atau kanker, hamil atau menjalani kemoterapi atau kortikosteroid. 2Hindari jika tukak lambung, asma, hipertensi, gagal jantung atau penyakit ginjal.
27
Berat badan turun
• Konfirmasi bahwa pasien memang tidak menginginkan turun berat badan. Bandingkan berat badan saat ini dengan catatan sebelumnya dan periksa apakah pakaian masih muat.
• Periksa penurunan badan yang tidak diinginkan sebanyak ≥ 5% dari berat badan dalam 6 bulan terakhir.

Jika asupan makan tidak adekuat, cari penyebab

Mual dan/atau muntah Hilang nafsu makan Masalah ekonomi Pasien menderita penyakit Mulut kering atau kesulitan
terminal. menelan
50. • Makan porsi kecil dan sering. Koordinasi dengan
• Edukasi pasien untuk konsumsi makanan kaya nutrisi (kedelai, daging, pekerja sosial. Pertimbangkan perawatan Kemungkinan kandidiasis
ikan, kacang-kacangan, lentil, kentang, nasi, gandum, jagung). paliatif  148. oral/esofagus 40.

Lakukan skrining TB dan diabetes

Lakukan pemeriksaan TB Cek diabetes


• Mulai proses pemeriksaan TB  92. Cek gula darah  22.
• Tes HIV bila hasil TB positif  97 dan diabetes  22 dan pertimbangkan penyebab lain di bawah.

Lakukan anamnesis gejala umum kanker

Keputihan/perdarahan Benjolan payudara atau Gejala kandung kemih pada pria Perubahan kebiasaan buang air Batuk ≥ 2 minggu, dahak
abnormal cairan dari puting susu berdarah, riwayat merokok
Pertimbangkan kanker prostat. Pertimbangkan kanker usus besar.
Pertimbangkan kanker serviks. Pertimbangkan kanker payudara. Lakukan pemeriksaan rektum. Jika massa pada perut atau pemeriksaan Pertimbangkan kanker paru.
Lakukan pemeriksaan spekulum Periksa payudara dan ketiak Jika keras, teraba nodul, rujuk. rektum atau positif tes darah samar feses, rujuk. Rujuk ke spesialis
dan skrining serviks 59. 48.

Lakukan pemeriksaan selanjutnya:

• Jika: nadi ≥ 100, berdebar-debar, tremor, intoleransi cuaca panas atau pembengkakan tiroid. Rujuk ke spesialis.
• Dalam sebulan terakhir, apakah pasien: 1) merasa sedih, depresi, putus asa atau 2) hilang minat atau kesenangan melakukan aktivitas? Jika ya  129.
• Skrining konsumsi alkohol/narkoba: dalam setahun terakhir, apakah pasien: 1) minum ≥ 4 porsi1/sesi, 2) konsumsi narkoba atau 3) menyalahgunakan resep atau obat apotek? Jika ya  128.
• Tanya tentang penelantaran pada pasien lansia atau pasien sakit yang memerlukan perawatan. Jika ya, Koordinasi dengan pekerja sosial.
• Tes HIV  97. Jika HIV positif, berikan perawatan rutin  98.

Jika penurunan berat badan terus terjadi dan tidak ada penyebab jelas, rujuk dalam 1 bulan untuk pemeriksaan lebih lanjut.

1
Satu kali minum setara dengan 1 gelas kecil (125mL) anggur atau 1 kaleng/botol (330mL) bir.
28
Demam
Berikan perhatian segera pada pasien demam (≥ 38°C sekarang atau 3 hari terakhir) dan salah satu dari:
• Kejang atau baru saja kejang  24 • Leher kaku, mengantuk/bingung • Laju napas > 30 atau • Nyeri di perut bawah kanan, • Jaundice
• Kesadaran menurun  21 atau ruam kemerahan/ungu, kesulitan bernapas kemungkinan apendisitis • Mudah berdarah
kemungkinan meningitis • TD < 90/60mmHg • Nyeri perut atau punggung berat atau memar
Tata laksana dan rujuk segera:
• Jika TD < 90/60mmHg, infus NaCl 0,9% 250mL secara cepat, ulangi hingga TD sistolik > 90mmHg. Lanjutkan infus 1L per 6 jam. Hentikan jika terjadi perburukan napas atau nadi >100.
• Jika kemungkinan meningitis, kesadaran menurun, kejang atau laju napas > 30 atau kesulitan bernapas: stabilisasi pasien dan rujuk segera.
• Jika riwayat pasien di daerah malaria dalam 12 bulan terakhir dan tes2 malaria positif: rujuk.
• Jika gula darah < 70mg/dL atau > 200mg/dL  22.

Pendekatan pada pasien demam yang tidak memerlukan perhatian segera


Apakah pasien di daerah endemik malaria atau ada riwayat kunjungan dalam 12 bulan terakhir?

Ya: tes malaria dengan tes diagnosis cepat dan pikirkan penyebab demam lain di bawah. Tidak

Tes malaria positif Tes malaria negatif


Cek jika infeksi falciparum,
malarie, vivax atau Berapa lama durasi demam?
kombinasi.
Demam < 7 hari Demam 8-13 hari Demam
• Berikan Demam tiba-tiba selama 2 hari atau lebih dan ≥ 2 dari: nyeri kepala, nyeri di belakang mata, nyeri otot/sendi, mual/muntah, ruam? ≥2
dihydroartemisinin- minggu
Apakah ada salah satu dari
piperaquine (DHP) 4
Tidak Ya: kemungkinan demam dengue nyeri perut, mual, muntah,
tablet (atau 3 tablet jika
• Tanya dan tangani diare, nyeri kepala? • Periksa
< 60kg) selama 3 hari.
gejala: nyeri badan Cek: tes tourniquet, untuk petechiae, untuk faktor risiko komplikasi3, dan trombosit + hematokrit: TB
• Jika tidak hamil, berikan
 64, batuk Kemungkinan demam 92.
juga primaquine
 43, gejala tifoid • Tes HIV
1 tablet: Tes tourniquet positif Tes tourniquet negatif dan tidak ada petechiae dan tidak ada faktor risiko
tenggorokan 97.
- Jika falciparum, berikan atau petechiae, atau komplikasi3 dan trombosit ≥ 100.000/mcL
 40, gejala
selama 1 hari. faktor risiko komplikasi3, • Berikan thiamphenicol
berkemih  63.
- Jika malarie, vivax atau atau trombosit 500mg per 6 jam selama Jika TB
• Jika tes malaria • Berikan cairan rehidrasi oral. Edukasi untuk minum air tiap jam
kombinasi, berikan < 100.000/mcL 7 hari. dan HIV
negatif dan • Berikan paracetamol 500mg per 8 jam jika diperlukan. Hindari OAINS
selama 4 hari. • Edukasi cuci tangan negatif,
demam > 2 hari, dan aspirin.
setelah dari kamar mandi rujuk.
ulangi tes. • Berikan cairan • Jika hematokrit > 50% (pria) atau > 44% (wanita), rujuk segera.
• Cek Hb dan glukosa. • Pertimbangkan • Edukasi pasien untuk mencari perawatan segera jika tanda-tanda: nyeri dan sebelum makan, dan
rehidrasi oral atau, hindari air tercemar.
• Jika gula darah < 70mg/ infeksi COVID-19 jika tidak bisa perut/distensi, muntah, mudah berdarah/memar.
dL, Hb < 7g/dL, tidak  46. • Tinjau ulang saat demam membaik atau pada hari ke-5 gejala: lakukan tes • Rujuk jika diabetes atau
minum, infus NaCl HIV, pasien memerlukan
dapat minum atau gejala 0,9% 250mL. tourniquet dan ulangi trombosit dan hematokrit. Rujuk segera jika jumlah
memburuk, berikan trombosit menurun atau hematokrit meningkat > 10% dari baseline, tes perhatian segera atau tidak
• Rujuk segera. membaik setelah 5 hari.
perhatian segera dan tourniquet positif atau petechiae, atau tanda-tanda bahaya muncul.
rujuk segera.
1
Jika alergi penisilin berat (ada riwayat angioedema, anafilaksis atau urtikaria), diskusikan. 2Tes malaria dengan mikroskop atau jika tidak tersedia, tes diagnostik cepat. 3Hamil, > 65 tahun, HIV tidak terkontrol atau diabetes, hipertensi, iskemia, PPOK/asma,
tukak lambung, penyakit ginjal/hati, kanker, atau dalam pengobatan kortikosteroid.
29
Benjolan pada leher, ketiak atau selangkangan
Pendekatan pada pasien dengan benjolan di leher, ketiak atau selangkangan
• Jika benjolan ada di kulit 70.
• Jika benjolan di bawah kulit, pertama periksa massa tiroid, hernia dan aneurisma:
- Benjolan di leher yang bergerak saat pasien menelan, kemungkinan massa tiroid: rujuk untuk tes TSH dan pemeriksaan selanjutnya.
- Benjolan di selangkangan yang membesar saat pasien berdiri atau batuk, kemungkinan hernia inguinal: rujuk. Jika nyeri hebat atau tidak berkurang, rujuk segera.
- Benjolan berdenyut, kemungkinan aneurisma: rujuk.
• Jika bukan salah satu di atas, benjolan di leher, ketiak atau selangkangan kemungkinan adalah limfadenopati yang membesar. Jika tidak yakin, rujuk.

Apakah limfadenopati terlokalisasi (leher atau ketiak atau selangkangan) atau menyeluruh (≥ 2 area)?

Limfadenopati Limfadenopati sebagian


menyeluruh Tanya tentang gejala lain dan cari penyebab (infeksi, lesi kulit, ruam, gigitan):

Leher Ketiak Selangkangan


Cek kulit kepala, • Cek lengan, payudara, Apakah benjolan selangkangan hangat dan nyeri?
wajah, mata, dada, perut atas dan
telinga, hidung, punggung. Tidak Ya
mulut dan • Jika benjolan pada
tenggorokan. payudara 48.
Cek perut bawah, kaki, bokong, genital, daerah anus. Tangani pasien dan pasangan sebagai
lymphogranuloma venereum:
• Pertama periksa dan edukasi pasien dan pasangan  53.
Apakah penyebab sudah ditemukan?
• Berikan doxycycline1 100mg per 12 jam secara oral selama
21 hari.
Tidak Ya • Jika kelenjar getah bening berfluktuasi, aspirasi nanah
melalui kulit yang sehat secara steril setiap 3 hari
• Tes HIV  97. Jika positif HIV, berikan perawatan rutin  98. • Tangani seperti pada seperlunya.
• Tes sifilis. Jika positif  57. halaman gejala. • Tinjau setelah 14 hari. Jika tidak membaik, rujuk.
• Jika batuk ≥ 2 minggu, berat badan turun, keringat malam atau demam ≥ 2 minggu, cek TB  92. • Yakinkan
Rujuk untuk aspirasi kelenjar getah bening untuk pemeriksaan mikroskopik TB dan sitologi. pasien bahwa
• Cek darah lengkap. Jika abnormal, diskusikan. limfadenopati
• Tinjau pengobatan: atenolol, allopurinol, co-trimoxazole, antibiotik dan fenitoin dapat seharusnya
menyebabkan limfadenopati. sembuh dengan
• Jika bukan di atas, tentukan langkah selanjutnya: pengobatan.
• Jika kelenjar getah
Limfadenopati terlokalisasi dan pasien sehat • Limfadenopati menyeluruh atau bening menetap > 4
• Pasien tidak sehat atau minggu, rujuk.
• Yakinkan pasien. • Kelenjar getah bening membesar cepat
• Sarankan pasien untuk kembali jika gejala berlanjut.
• Jika kelenjar getah bening menetap> 4 minggu, rujuk. Rujuk di minggu yang sama.

1
Jika hamil/menyusui, berikan gantinya azithromycin 1g per minggu selama 3 minggu.
30
Pucat dan anemia
• Pucat pada konjungtiva atau telapak tangan
• Cek Hb: anemia jika:
- Hb wanita tidak hamil <12 g/dL. - Hb wanita hamil <11g/dL 140. - Hb laki-laki <13 g/dL.

Berikan perhatian segera jika:


• Hb < 7g/dL • Laju napas ≥ 30 • Pusing/pingsan • Tungkai bengkak • Feses1 hitam atau berdarah • Ruam kemerahan luas
• Nadi ≥ 100 • TD <90/60 mmHg • Nyeri dada atau berdebar-debar • Jaundice • Mudah terjadi perdarahan
Tata laksana dan rujuk segera:
• Jika laju napas meningkat, berikan masker oksigen
• Jika TD <90/60 mmHg, infus NaCl 0.9% 250 ml secara cepat, ulangi hingga TD sistolik >90 mmHg. Lanjutkan infus 1L per 6 jam. Hentikan jika terjadi perburukan napas

Pendeketan pasien pucat/anemia yang tidak memerlukan penanganan segera


• Tes HIV  97.
• Jika riwayat dari daerah malaria dalam 12 bulan terakhir, tes malaria2. Jika tes malaria positif 29.
• Periksa kehamilan. Jika hamil, berikan ANC 140.
• Jika tidak hamil, periksa darah lengkap dan tata laksana berdasarkan hasil mean cell volume (MCV):

nilai MCV rendah (<80) MCV normal MCV tinggi (>100)


(80-100)
Kemungkinan anemia defisiensi besi Kemungkinan anemia makrositik
Apakah pasien adalah seorang pria atau wanita menopause? Kemungkinan Apakah pasien postpartum atau penyalahguna alkohol3?
penyakit
Ya Tidak sistemik atau Ya Tidak
Rujuk untuk • Periksa urin carik celup. Jika ada darah, rujuk. kondisi kronik
pemeriksaan • Jika wanita dengan perdarahan abnormal vagina  61. Kemungkinan defisiensi folat Rujuk untuk
lebih lanjut • Tanyakan adanya riwayat minum OAINS dalam jangka panjang. Jika ya, lakukan pemeriksaan Jika HIV dan • Tanyakan riwayat pengobatan: jika pemeriksaan
feses rutin. Jika ada darah, stop pemakaian OAINS kehamilan mengkonsumsi zidovudin, stavudin, atau defisiensi
• Berikan suplementasi besi elemental 60 mg bersama makanan: ferrous sulphate atau ferrous sudah anti-konvulsi, rujuk ke spesialis vitamin B12
fumarate atau ferrous gluconate diperiksa, rujuk. • Berikan folate 5 mg setiap hari hingga Hb
- Ulangi pemeriksaan Hb setelah 4 minggu terapi: jika Hb turun atau tidak mengalami normal.
perbaikan dan pasien patuh, rujuk. - Ulangi pemeriksaan Hb 4 minggu setelah
- Jika Hb naik, lanjutkan terapi hingga 3 bulan setelah nilai normal Hb tercapai. terapi: jika Hb turun atau tidak membaik
• Edukasi pasien: dan pasien patuh, rujuk.
- Konsumsi makanan kaya zat besi: hati, ginjal, daging, telur, bayam, kacang-kacangan, buah • Edukasi pasien:
kering, dan sereal terfortifikasi. Makanan kaya vitamn C membantu penyerapan zat besi: - Konsumsi makanan kaya asam folat: hati,
jambu, lada, jeruk, arbei, brokoli, kembang kol. telur, sereal terfortifikasi, jeruk, sayuran
- Hindari meminum teh/kopi bersama makanan atau tablet besi karena mengganggu hijau, kacang-kacangan.
penyerapan zat besi - Motivasi untuk menghindari alkohol 128.
- Feses menjadi hitam selama konsumsi zat besi adalah normal • Jika diare kronik, rujuk.

1
Tablet besi dapat menyebabkan feses hitam. Rujuk hanya jika feses hitam sebelum pemberian tablet besi. 2Pemeriksaan malaria dengan mikroskop atau jika tidak tersedia, pemeriksaan diagnosis cepat. 3Pecandu >14 kali minum/minggu atau ≥4 kali
minum/sesi. satu kali minum setara dengan 1 gelas kecil (125 ml) anggur atau 1 kaleng/botol bir (330 mL).
31
Kelemahan atau kelelahan
Berikan perhatian segera pada pasien dengan kelemahan atau kelelahan:
• Jika terjadi kelemahan satu sisi atau kebas di wajah, lengan atau kaki; kesulitan berbicara atau gangguan • Gula darah < 70mg/dL
penglihatan yang terjadi tiba-tiba dan baru: kemungkinan stroke atau TIA115. • Gula darah > 200mg/dL
• Nyeri dada 42 • Dehidrasi: haus, mulut kering, turgor kulit kurang, mata cekung, jumlah
• Respirasi > 30 atau kesulitan napas 43. urin berkurang, mengantuk/bingung, TD < 90/60mmHg, nadi ≥ 100.
• Jika kesulitan napas memburuk saat berbaring dan kaki bengkak, kemungkinan gagal jantung 118. • Hb < 7g/dL
• Suhu saat ini atau dalam beberapa hari terakhir ≥ 38°C 29. • Kelemahan kaki memburuk

Tata laksana:
• Jika dehidrasi, berikan cairan rehidrasi oral. Jika tidak bisa minum atau TD < 90/60mmHg, beri NaCl 0,9% 250mL IV secara cepat, ulangi hingga TD sistolik > 90mmHg. Lanjutkan infus 1L per 6
jam. Hentikan jika terjadi perburukan napas. Jika rehidrasi IV diperlukan atau tidak membaik dengan rehidrasi oral setelah 2 jam, rujuk.
• Jika gula darah < 70mg/dL atau > 200mg/dL  22 atau jika diabetes dengan gula darah < 70mg/dL  116.
• Jika kelemahan kaki memburuk, rujuk segera.

Pendekatan pada pasien dengan kelemahan atau kelelahan yang tidak memerlukan perhatian segera
• Jika kelemahan atau kelelahan berlanjut setelah infeksi COVID-19 akut  47.
• Cek gejala, kondisi kronis, kesehatan jiwa dan obat-obatan. Lalu periksa pasien untuk mengkonfirmasi jika ada kelemahan otot atau tidak:

Cek gejala Cek kondisi kronis Cek kesehatan mental dan Cek obat-obatan
• Tanya tentang gejala lain, dan tangani • Tes HIV  97. Jika HIV positif, berikan perawatan rutin HIV  98. konsumsi zat terlarang • Jika dalam pengobatan zidovudine,
seperti pada halaman gejala. • Cek HBsAg dan antibodi hepatitis C. Jika positif, rujuk. • Jika mood rendah, stress atau cek efek samping  104.
• Jika berat badan turun  28. • Periksa kehamilan. Jika hamil, yakinkan bahwa kelelahan wajar terutama pada cemas  87. • Cek obat-obatan lain, termasuk
• Jika batuk ≥ 2 minggu, berat badan trimester pertama dan ketiga. Berikan ANC  142. • Dalam setahun terakhir, apakah hipertensi, epilepsi, asam
turun, berkeringat malam atau demam • Periksa diabetes: cek gula darah  22. pasien: 1) minum ≥ 4 porsi1/ urat, malaria dan obat-obatan
≥ 2 minggu, singkirkan TB  92. • Periksa anemia: cek Hb. Jika < 12g/dL (wanita atau < 13g/dL (pria), kemungkinan sesi, 2) konsumsi narkoba atau depresi, antihistamin, steroid dan
• Jika kesulitan tidur  88. anemia 31. 3) menyalahgunakan resep atau metoclopramide.
• Jika tersedia, cek TSH. Jika abnormal, rujuk ke spesialis. obat apotek? Jika ya  128.
• Jika pasien memiliki penyakit terminal, pertimbangkan perawatan paliatif  148.

Apakah ada kelemahan otot pada pemeriksaan2?

Tidak: tanya tentang durasi kelelahan: Ya: dokter mengkonfirmasi


kelelahan dan:
< 1 bulan ≥ 1 bulan • Tanya riwayat cedera.
• Cek kalium, natrium,
kalsium, fosfat, dan jika
• Jika ada gejala lain yang ditangani di • Cek darah lengkap, hitung jenis, natrium, kalsium, kreatinin dan jika tersedia, ALT. Jika abnormal, rujuk. tersedia, TSH.
atas, yakinkan pasien jika kelelahan • Jika kemungkinan penyebab ditemukan, yakinkan pasien kelelahan seharusnya sembuh dengan pengobatan. • Rujuk ke spesialis.
seharusnya sembuh dengan Jika kelelahan berlanjut walaupun diobati, diskusikan/rujuk.
pengobatan. • Jika penyebab tidak ditemukan, periksa ulang pasien dalam 1 bulan. Jika lelah/fatigue berlanjut dan penyebab
• Sarankan untuk kembali jika tidak ada masih tidak ditemukan, diskusi/rujuk.
perbaikan dalam 1 bulan.

1
Satu kali minum setara dengan 1 gelas kecil (125mL) anggur atau 1 kaleng/botol (330mL) bir. 2Jika tidak yakin cara periksa kelemahan otot, rujuk.
32
Pingsan/jatuh
Berikan perhatian segera:
• Jika terjadi kelemahan satu sisi atau kebas di wajah, lengan • Jika pingsan tiba-tiba dan ada salah satu dari: gatal/ruam • Riwayat keluarga pingsan atau meninggal tiba-tiba
atau kaki; kesulitan berbicara atau gangguan penglihatan: menyeluruh, wajah/lidah bengkak, mengi, kesulitan bernapas, nyeri • EKG abnormal
kemungkinan stroke atau TIA 115. perut, muntah atau terpapar alergen1, cek anafilaksis  25. • Memiliki masalah jantung
• Penurunan kesadaran 21 • Cedera baru-baru ini • Pingsan saat olahraga
• Kejang 24 • Demam 29. • Muntah darah atau feses disertai darah
• Nyeri dada 42 • TD sistolik < 90mmHg • Hamil atau tidak/terlambat menstruasi disertai nyeri
• Kesulitan bernapas 43 • Nadi < 50 atau tidak teratur perut dan perdarahan vagina
• Gula darah > 200mg/dL atau < 70mg/dL • Berdebar-debar • Nyeri hebat di punggung atau perut
Tata laksana dan rujuk segera:
• Jika TD < 90/60mmHg, infus NaCl 0,9% 250mL secara cepat, ulangi hingga TD sistolik > 90mmHg. Lanjutkan infus 1L per 6 jam. Hentikan jika terjadi perburukan napas.
• Jika gula darah > 200mg/dL atau < 70mg/dL 22 atau jika diketahui diabetes dan gula darah > 200mg/dL atau < 70mg/dL  116.
• Rujuk segera.

Pendekatan pada pasien jatuh yang tidak memerlukan penanganan segera


• Pastikan pasien sudah EKG. Jika abnormal, rujuk segera.
• Cek Hb: jika < 12g/dL (wanita) atau < 13g/dL (pria), kemungkinan anemia  31.
• Skrining alkohol/narkoba: dalam setahun terakhir, apakah pasien: 1) minum ≥ 4porsi2/sesi, 2) menggunakan narkoba atau 3) menyalahgunakan obat-obatan? Jika ya 128.
• Cek TD: jika ≥ 140/90mmHg  119. Lalu cek TD setelah berbaring selama 5 menit dan ulangi setelah berdiri selama 3 menit. Apakah TD sistolik turun sebanyak ≥ 20mmH atau
TD diastolik turun sebanyak ≥ 10mmHg?

Ya Tidak

Kemungkinan hipotensi ortostatik Apakah pasien bernapas sangat cepat atau sangat dalam sebelum atau saat pingsan?
• Wajar pada lansia.
• Tinjau ulang obat-obatan: amitriptyline, Tidak Ya
amlodipin, enalapril, furosemide, glyceril trinitate,
hydrochlorothiazide dan metoprolol dapat
menyebabkan pingsan. Apakah pasien mengalami pusing, kehilangan keseimbangan, mual, berkeringat, lemas atau Kemungkinan
• Jika diare  51, jika muntah  50, jika demam perubahan penglihatan sebelum pingsan? hiperventilasi
 29, jika kurang minum, sarankan minum dan • Pastikan dan
beri larutan rehidrasi oral. Edukasi pasien untuk Ya Tidak edukasi pasien
duduk dulu jika ingin berdiri dari posisi berbaring. untuk bernapas
• Rujuk jika: dengan normal.
Kemungkinan pingsan biasa • Jika pingsan disertai dengan • Periksa stres
- Diabetes • Edukasi untuk hindari pemicu seperti kepanasan, dehidrasi dan berdiri batuk, menelan, kepala
- Neuropati perifer (nyeri/kebas di kaki) dan kecemasan
terlalu lama, berputar, rujuk.  87.
- Tremor, pergerakan lambat atau kaku • Edukasi untuk berbaring dengan kaki diangkat segera saat gejala terjadi. • Jika diketahui diabetes  116.
- Riwayat konstipasi atau gangguan ereksi

• Jika bukan salah satu di atas, perhatikan dan tangani kemungkinan penyebab: jika masalah penglihatan  36, masalah sendi  65, masalah pada kaki  69, masalah tungkai  68, demensia  134.
• Jika pasien pingsan/jatuh berulang atau penyebab pingsan/jatuh tidak jelas, rujuk.

1
Alergen umum termasuk obat-obatan, makanan atau gigitan/sengatan serangga dalam beberapa jam terakhir. 2Satu kali minum setara dengan 1 gelas kecil (125mL) anggur atau 1 kaleng/botol (330mL) bir.
33
Pusing
Berikan perhatian segera jika:
• Jika terjadi kelemahan satu sisi atau kebas di • Nyeri dada 42 • TD < 90/60mmHg • Pusing berat tiba-tiba
wajah, lengan atau kaki; kesulitan berbicara • Kesulitan bernapas, terutama saat berbaring • Nadi < 50 atau tidak teratur dengan mual/muntah,
atau gangguan penglihatan yang mendadak: disertai kaki bengkak 118 • Cedera kepala baru-baru ini pergerakan mata atau cara
kemungkinan stroke atau TIA 115. • Gula darah <70mg/dL  22 • Tidak bisa berdiri sendiri jalan abnormal
Tata laksana:
• Jika TD < 90/60mmHg, beri NaCl 0,9% 250mL IV secara cepat, ulangi hingga TD sistolik > 90mmHg. Lanjutkan infus 1L per 6 jam. Hentikan jika terjadi perburukan napas.
• Rujuk segera.

Pendekatan kepada pasien dengan pusing yang tidak memerlukan perhatian segera
• Jika ada gangguan pendengaran  38. Jika hilang pendengaran, rujuk di minggu yang sama.
• Jika ada pingsan/ jatuh lakukan EKG. Jika EKG abnormal, rujuk segera.
• Skrining konsumsi alkohol/narkoba: dalam setahun terakhir, apakah pasien: 1) minum ≥ 4 porsi1/sesi, 2) konsumsi narkoba atau 3) menyalahgunakan resep atau obat apotek? Jika ya  128.
• Tinjau obat-obatan: antidepresan, hipertensi dan pengobatan epilepsi, furosemid dan efavirenz dapat menyebabkan pusing.
• Cek Hb: jika < 12g/dL (wanita) atau < 13g/dL (pria), kemungkinan anemia  31.
• Cek TD: jika > 140/90mmHg  119. Ukur TD setelah berbaring selama 10 menit dan ulangi setelah berdiri selama 3 menit. Apakah TD sistolik turun sebanyak ≥ 20mmHg or TD diastolik turun sebanyak
≥ 10mmHg?

Ya Tidak

Kemungkinan hipotensi ortostatik Apakah pasien bernapas sangat cepat atau dalam persis sebelum atau saat pingsan?
• Wajar pada lansia.
• Tinjau ulang obat-obatan: Ya Tidak
amitriptyline, amlodipine, enalapril,
furosemide, glyceril trinitate,
hydrochlorothiazide dan metoprolol Kemungkinan hiperventilasi Tanya tentang gejala-gejala penyerta dan durasi pusing. Apakah pendengaran hilang atau terjadi tinitus (telinga berdenging)?
dapat menyebabkan pingsan. • Biasanya berhubungan
• Jika diare  51, jika muntah  50, dengan stres emosional. Tidak Ya
jika demam  29, jika kurang minum, Dapat berupa kehilangan
sarankan minum dan beri larutan keseimbangan, sesak,
tangan/kaki kesemutan dan Pusing tiba-tiba terjadi dalam hitungan detik, Pusing tiba-tiba terjadi berjam-jam/ Rujuk.
rehidrasi oral. diperberat dengan gerakan kepala berhari-hari disertai mual/muntah.
• Edukasi pasien untuk duduk dulu jika perubahan penglihatan.
• Anjurkan pasien untuk Dapat didahului dengan gejala flu.
ingin berdiri dari posisi berbaring.
• Rujuk jika: bernapas dalam laju Kemungkinan vertigo posisi
- Diabetes normal. • Yakinkan pasien bahwa pusing dapat sembuh sendiri biasanya Kemungkinan neuritis vestibuler
- Neuropati perifer (nyeri/kebas di kaki) • Periksa stres dan dalam 6 bulan. • Jika mual/muntah, berikan
- Tremor, pergerakan lambat atau kaku kecemasan  87. • Jika tidak ada gangguan leher atau jantung, lakukan manuver Epley. metoclopramide 10mg per 8 jam
- Riwayat konstipasi atau gangguan • Jika episode berulang, rujuk • Berikan dimenhidrinate 25-50mg per 6 jam atau betahistin 24- selama 5 hari.
ereksi ke psikiatri. 48mg per hari jika diperlukan. • Jika tidak membaik setelah
• Rujuk jika pendengaran hilang, tinitus, nyeri kepala atau gangguan 2 minggu, hilang pendengaran atau
penglihatan. tinitus, rujuk.

Rujuk jika penyebab tidak diketahui, pusing menetap walaupun pengobatan sudah dilakukan atau diagnosis tidak pasti.
1
Satu kali minum setara dengan 1 gelas kecil (125mL) anggur atau 1 kaleng/botol (330mL) bir.
34
Nyeri kepala
Lakukan pencegahan COVID-19:
Gunakan APD yang sesuai

Berikan perhatian segera pada pasien dengan nyeri kepala dan jika:
• Kesadaran menurun 21 • Nyeri kepala atau pusing hebat tiba-tiba • Nyeri kepala menetap sejak
• TD ≥ 180/110mmHg dan tidak hamil 119 • Nyeri kepala yang memburuk dan lebih sering memulai ARV
• Hamil atau hingga 1 minggu postpartum, dan TD ≥ 140/90mmHg 140 • Nyeri kepala yang membangunkan pasien dari tidur dan memburuk di pagi hari • Terjadi setelah kejang pertama
• Kelemahan/kebas tiba-tiba pada wajah/lengan/kaki atau gangguan • Kaku kuduk, mengantuk/bingung atau ruam kemerahan: kemungkinan meningitis • Baru-baru ini cedera kepala
bicara 115 • Mual/muntah terus-menerus • Ukuran pupil tidak sama
• Gangguan penglihatan baru atau nyeri mata 36
Tata laksana dan rujuk segera:
• Jika suhu ≥ 38°C atau kemungkinan meningitis: beri parasetamol 500 mg.
• Jika ada riwayat pasien di daerah malaria dalam 12 bulan terkahir, dan tes2 malaria positif, beri artesunate 2,4mg/kg IM.

Pendekatan pada pasien dengan nyeri kepala yang tidak memerlukan perhatian segera
Apakah pasien demam dan nyeri badan atau baru-baru ini selesma?

Ya: pertimbangkan COVID-19  45. Tidak: apakah nyeri kepala berulang dan disertai denyutan, melumpuhkan dengan mual atau sensitivitas
Apakah pasien memiliki salah satu dari: lendir tebal di hidung/belakang hidung, pada cahaya/suara, yang mereda sepenuhnya dalam 72 jam?
nyeri saat menekan dahi/pipi, nyeri kepala memburuk saat bungkuk ke depan?
Ya: kemungkinan migrain Tidak
Ya: kemungkinan sinusitis Tidak: jika di daerah malaria dalam • Berikan segera ibuprofen4 800mg lalu seperlunya: • Cek TD. Jika ≥ 140/90mmHg  119.
• Berikan paracetamol 500mg per 8 jam 12 bulan terakhir, lakukan tes2 malaria. ibuprofen4 400mg per 6 jam saat makan atau • Tanya tentang tipe dan area nyeri:
hingga maksimal 5 hari. Jika tes malaria positif 29. paracetamol 500mg per 8 jam hingga maksimal
• Edukasi cuci hidung dengan NaCl 5 hari. Sesak di sekitar kepala Nyeri konstan, Pasien > 50
0,9% atau normal saline 30 ml3. Kemungkinan influenza (flu) • Jika mual, berikan juga metoclopramide 10mg per 8 atau nyeri menyeluruh nyeri tekan tahun, nyeri di
• Jika gejala ≥ 10 hari, demam ≥ 38°C, • Berikan paracetamol 500mg per jam seperlunya hingga maksimal 5 hari. leher pelipis
cairan kuning/hijau dari hidung atau 8 jam seperlunya hingga maksimal • Berikan hidrasi oral.
gejala memburuk setelah 7 hari, • Edukasi untuk kenali dan tangani migrain secara dini, Kemungkinan nyeri
5 hari. kepala tipe tegang Kemungkinan Kemungkinan
berikan amoxicillin 500mg per 8 jam • Edukasi etika batuk/bersin dan istirahat di tempat gelap dan sunyi.
• Edukasi makan teratur, jaga hidrasi, olahraga teratur, • Berikan paracetamol nyeri otot giant cell
selama 7 hari. Jika alergi penisilin, cuci tangan secara rutin.
tidur cukup. 500mg per 8 jam leher 67. arteritis
ganti dengan doxycycline 100mg per • Edukasi antibiotik tidak diperlukan.
• Catat hari-hari dengan nyeri kepala dan hindari hingga maksimal • Rujuk segera
12 jam selama 7 hari. • Sarankan untuk kembali jika gejala
pemicu migrain seperti kurang tidur, lapar, stres, 5 hari.
• Jika berulang, tes HIV  97. berlanjut > 7 hari, atau jika demam
kafein, coklat, keju. • Periksa stres dan
• Jika reaksi kurang pada antibiotik, rujuk. kembali dan salah satu dari: kecemasan  87.
• Rujuk segera jika: - Batuk 43 • Hindari kontrasepsi yang mengandung estrogen  138.
- Infeksi gigi • Jika ≥ 2 kali/bulan, rujuk/diskusi untuk obat-obatan • Edukasi olahraga
- Nyeri telinga 38 teratur.
- Bengkak pada sinus atau sekitar mata - Nyeri pada pipi, kemungkinan pencegah migrain.
- Leher kaku sinusitis (liat di samping)
- ≥ 3 episode antiobiotik dalam 1 tahun • Edukasi vaksinasi influenza per Edukasi untuk menggunakan analgesik jika perlu. Penggunaan berlebihan dapat menyebabkan nyeri kepala: jika
- Nyeri kepala dengan riwayat otitis tahun jika ≥ 65 tahun, hamil, HIV, menggunakan analgesik > 2 hari/minggu selama ≥ 3 bulan, sarankan untuk mengurangi jumlah. Nyeri kepala harusnya
media supuratif kronik (OMSK) penyakit jantung/paru kronis. membaik dalam 2 bulan.

Jika diagnosis tidak pasti atau respon kurang setelah pengobatan, diskusi/rujuk.
1
Jika alergi penisilin berat (riwayat angioedema, anafilaksis atau urtikaria), rujuk. 2Tes malaria dengan mikroskop atau jika tidak tersedia, tes diagnostik cepat. 3Cuci menggunakan botol atau syringe tanpa jarum. 4Hindari jika tukak lambung, asma, hipertensi,
gagal jantung atau penyakit ginjal.
35
Gejala pada mata/gangguan penglihatan
Berikan perhatian segera pada pasien jika:
• Jika terjadi kelemahan satu sisi atau kebas di wajah, lengan atau kaki; kesulitan • kemungkinan selulitis orbita • Benda asing metalik atau penetratif
berbicara atau gangguan penglihatan: kemungkinan stroke atau TIA 115. • Satu mata nyeri dan memerah • Luka bakar
• TD ≥ 180/110mmHg dan tidak hamil 119 • Penglihatan berubah atau hilang tiba-tiba • Ulkus kornea
• Hamil atau hingga minggu pertama post-partum, dan TD ≥ 140/90mmH: (termasuk penglihatan kabur atau melemah) • Kornea keruh disertai penurunan tajam pengelihatan
tangani sebagai pre-eklamsia berat 140. • Herpes zoster di sekitar mata atau hidung • Kelopak mata tiba-tiba turun, pupil anisokor, disertai
• Mata kuning: kemungkinan jaundice 80. • Trauma pada mata pengelihatan ganda mendadak
• Seluruh mata bengkak, merah dan nyeri: • Laserasi kelopak mata • Riwayat trauma kimia
Tata laksana dan rujuk segera:
• Jika mata nyeri mendadak kemerahan, penglihatan kabur, halo di sekitar sinar, pupil dilatasi dan tidak reaktif, nyeri kepala atau mual/muntah, kemungkinan glaukoma akut:
- Berikan acetazolamide 250mg secara oral dan tetes mata timolol 0,5% 1 tetes di mata yang terkena, diikuti 1 menit setelahnya dengan tetes mata pilocarpine 2% 1 tetes di mata yang terkena.
• Jika kemungkinan selulitis orbita, berikan ciprofloxacin 2x500mg atau cefadroxil 2x500mg dan rujuk.
• Jika trauma kimia, cuci mata terus menerus selama 15 menit dengan NaCl 0,9% atau air bersih.
• Jika benda asing metalik atau penetratif, jangan coba untuk dikeluarkan. Tutup perlahan dan hindari berbaring.
• Riwayat operasi mata sebelumnya disertai penurunan tajam pengelihatan mendadak
• Penglihatan buram mendadak (dengan/tanpa keluhan tambahan lainnya seperti merah dan nyeri), rujuk segera.

Pendekatan pasien dengan gejala mata/penglihatan yang tidak memerlukan perhatian segera

Apakah mata mengeluarkan cairan atau sekret Kelopak mata merah Benda asing di Penglihatan buruk
Apakah ada gatal hebat? atau bengkak permukaan kulit
• Cek penglihatan
Ya Tidak • Cuci kelopak mata dua • Cuci mata dengan air menggunakan bagan
kali sehari dengan air bersih atau NaCl 0,9% Snellen E dan tes
Apakah ada eksim, rhinitis alergi atau asma dan Apakah cairan bening atau pus? hangat. • Jika mungkin, buang pinhole:
apakah kedua mata terkena? • Berikan salep mata benda asing perlahan - Jika penglihatan
chloramphenicol: dengan cotton bud. membaik dengan
Bening Pus oleskan per 8 jam • Jika di bawah kelopak pinhole dan layanan
Tidak: kemungkinan Ya: kemungkinan selama 2 minggu. mata, tarik kelopak mata tersedia, rujuk untuk
penyebab lokal konjungtivitis alergi Kemungkinan Kemungkinan • Jika ada benjolah atas dan lepas. kacamata.
• Cuci mata dengan • Bantu identifikasi dan konjungtivitis viral konjungtivitis bakterial kuning pada kelopak • Rujuk segera jika: - Jika penglihatan
air bersih. edukasi pemicu2 • Berikan kompres • Berikan tetes mata mata, kompres air - Tidak berhasil tidak membaik
• Identifikasi dan • Gunakan kompres dingin dingin. chloramphenicol: 1 tetes hangat dengan sering. membuang benda asing dengan pinhole,
hilangkan benda • Hindari tetes mata steroid • Berikan artificial tears per 4 jam selama 3 hari. • Rujuk jika: - Ada kerusakan pada layanan tidak
penyebab. • Berikan loratadine 10mg • Edukasi untuk hindari • Edukasi untuk hindari - Benjolan tidak mata tersedia atau tidak
• Jika tidak per hari bila butuh bekerja selama satu bekerja hingga selesai membaik dengan - Penglihatan abnormal yakin, rujuk untuk
membaik dalam • Jika tidak membaik dalam minggu atau saat 2 hari perawatan dan kompres air hangat atau pergerakan pada pemeriksaan
24 jam, sarankan 2 minggu, rujuk cairan hilang. tidak ada nanah. - Bulu mata menyentuh mata lengkap.
pasien untuk • Rujuk segera jika: kornea - Tidak membaik 2 hari • Periksa diabetes
kembali dan rujuk. - Ulkus kornea - Kelopak mata setelah benda asing  22 dan hipertensi
- Fotosensitif • Edukasi untuk hindari menggosok mata,
bertukar handuk/sprei dan cuci tangan rutin. menekuk ke dalam/ terbuang  119.
- Visus buruk ke luar
• Jika tidak membaik setelah 2 hari, rujuk.
1
Jika alergi penisilin berat (ada riwayat angioedema, anafilaksis atau urtikaria), diskusikan. 2Pemicu umum termasuk serbuk sari, hewan peliharaan, tungau rumah, kecoa dan jamur.
36
Gejala pada wajah
Berikan perhatian segera jika:
• Jika terjadi kelemahan satu sisi atau kebas di wajah, lengan atau kaki; kesulitan berbicara atau gangguan penglihatan yang mendadak: kemungkinan stroke atau TIA 115.
• Jika wajah/lidah bengkak mendadak disertai salah satu dari: mengi, kesulitan bernapas, TD < 90/60mmHg, pusing/pingsan, nyeri perut, muntah/terpajan alergen1, kemungkinan anafilaksis  25.
• Wajah bengkak memerah dan suhu ≥ 38°C: kemungkinan selulitis wajah
• Bengkak di wajah dan darah/protein di urin: kemungkinan penyakit ginjal

Tata laksana dan rujuk segera:


• Jika kemungkinan selulitis wajah, rujuk segera.
• Jika kemungkinan penyakit ginjal: jika nadi > 100, laju napas > 30: berikan masker oksigen dan furosemide 40mg IV perlahan. Hindari memberikan cairan infus. Jika TD > 160/100mmHg:
diskusikan apakah pengobatan untuk menurunkan TD akan diberikan sebelum merujuk.

Pendekatan pasien dengan gejala wajah yang tidak memerlukan perhatian segera
• Jika ruam pada wajah 70.
• Jika masalah gusi atau gigi  41.
• Tangani sesuai gejala pada wajah:

Nyeri wajah Kelemahan pada wajah tiba-tiba memburuk pada satu sisi Bengkak pada wajah
dan tidak bisa mengernyitkan dahi atau menutup mata.
Nyeri di satu sisi wajah Nyeri ketika dahi/pipi ditekan, nyeri kepala Mungkin indera pengecap terganggu atau mata kering. Bibir/lidah bengkak Bengkak nyeri pada
memburuk saat membungkuk. Cairan nasal/ tanpa nyeri satu/kedua sisi wajah
Nyeri hebat, Riwayat herpes postnasal kental, flu baru-baru ini. Kemungkinan bell's palsy disertai demam, nyeri
dangkal, tajam zoster di sisi wajah • Berikan metilprednisolon 64 mg maksimal tapering off Kemungkinan kepala, nyeri badan.
yang berulang yang sama Kemungkinan sinusitis 16 mg per 3 hari secepatnya (dalam 72 jam sejak terjadi): angioedema
• Berikan paracetamol 500mg per 8 jam berikan 60mg per hari selama 5 hari. Lalu kurangi • Identifikasi pemicu. Kemungkinan
hingga maksimal 5 hari. dosis sebanyak 10mg per hari dan hentikan. Jika tidak Penyebab utama Parotitis
Kemungkinan Kemungkinan membaik, rujuk.
neuralgia neuralgia post • Edukasi cuci air garam3 seperlunya. biasanya antibiotik, • Berikan
• Jika gejala ≥ 10 hari, demam ≥ 38°C, cairan • Jika kelemahan parah/total, juga berikan acyclovir 400mg makanan laut dan paracetamol 500mg
trigeminal herpetik 5 kali sehari selama 10 hari.
• Berikan • Berikan kuning/hijau dari hidung atau gejala OAINS. Hentikan per 8 jam hingga
memburuk setelah 7 hari, berikan amoxicilin • Lindungi mata: pemicu dan tinjau maksimal 5 hari.
paracetamol amitriptyline - Edukasi pasien tidak menggosok mata.
500mg per 10mg di malam 500mg per 8 jam selama 7 hari. Jika alergi obat-obatan. • Edukasi pasien
penisilin, ganti dengan doxycycline 100mg - Jaga mata tetap lembab dengan tetes mata artificial tears. • Berikan loratadine dapat kembali
8 jam. hari. Jika tidak - Tutup dengan pelindung mata (kacamata) di siang hari.
• Rujuk. ada respon, per 12 jam selama 7 hari. 10mg per hari hingga setelah 5 hari dan
• Jika berulang, tes HIV  97. - Rekatkan kelopak mata dengan plester di malam hari. bengkak mereda. gejala biasanya
naikkan per • Rujuk segera jika
minggu hingga • Jika tidak berespon, rujuk. • Sarankan pasien mereda dalam 2
• Rujuk segera jika: - Otitis media untuk kembali minggu.
maksimal 75mg - Pendengaran berubah
jika diperlukan. - Infeksi gigi segera jika kesulitan • Rujuk jika:
- Sinus bengkak atau sekitar mata - Cedera kepala baru-baru ini bernapas terjadi dan - Leher kaku
• Jika tidak - Kerusakan pada kornea
berespon, rujuk. - Leher kaku gejala memburuk. - Bengkak dan nyeri
- ≥ 3 episode antiobiotik dalam 1 tahun - Tidak yakin pada diagnosis skrotum
- Nyeri kepala dengan riwayat otitis media - Jika ada gangguan keseimbangan - Hilang
supuratif kronik (OMSK) - Terdapat defisit neurologis pendengaran
- Nyeri perut
1
Alergen lazim meliputi obat-obatan, makanan atau gigitan/sengatan serangga dalam beberapa jam terakhir. 2Jika alergi penisilin berat (riwayat angioedema, anafilaksis atau urtikaria), rujuk. 3Tambahkan 1/4 sendok garam ke 1 cangkir air rebusan yang
sudah dingin. Cuci menggunakan botol atau syringe tanpa jarum.
37
Gejala pada telinga/gangguan pendengaran
Tanya tentang gatal di telinga, keluar cairan dari telinga, nyeri telinga atau kesulitan mendengar/tinnitus (berdenging). Lalu lihat di dalam telinga.

Telinga gatal Keluar cairan dari telinga Nyeri telinga Kesulitan mendengar atau tinnitus
• Jika telinga juga gatal, atau kemerahan, bengkak di liang • Jika gatal/nyeri telinga atau keluar cairan dari
Kemerahan, bengkak dan/ Selama ≥ 2 bulan, lubang Selama telinga, anggap otitis eksterna (lihat di samping). telinga, lihat di samping.
atau nanah di liang telinga di gendang telinga <2 • Gendang telinga bisa terlihat? • Periksa di dalam telinga untuk benda asing dan
bulan kotoran telinga:
Ya Tidak
• Jika telinga tampak normal, Salah satu dari: Benda Kotoran Tampak telinga normal
kemungkinan nyeri alih, cek • Nyeri > 2 hari asing telinga
mulut dan wajah: • Nyeri yang membangunkan
- Jika masalah gusi atau gigi pasien di malam hari • Bersihkan telinga
41. • Suhu ≥ 38°C dalam 2 hari dengan air hangat
©University of Cape Town
©University of Cape Town - Jika bengkak nyeri di salah terakhir menggunakan syringe.
satu sisi wajah, kemungkinan • Hindari syringe dan
Kemungkinan OMSK Parotitis 37. Ya Tidak rujuk jika:
Kemungkinan otitis
• Bersihkan telinga dua - Jika nyeri di sendi temporo - Ada lubang di ©University of Cape Town
eksterna
kali sehari menggunakan mandibular, cek gangguan gendang telinga
• Bersihkan telinga Terapi Kemungkinan
hydrogen peroxide 3% sendi 65. - Otitis media supuratif • Jadwalkan tes
menggunakan hydrogen sebagai serumen prop
atau NaCl 0,9%. • Jika terjadi tonjolan kronis pendengaran.
peroxide 3% atau NaCl otitis
• Setelah dibersihkan, kemerahan pada gendang • Jika tidak berhasil • Cari penyebab: tanya
0,9% . eksterna
teteskan ofloxacin 0,3% telinga, kemungkinan otitis setelah 3 kali tentang paparan bising
• Setelah dibersihkan,
4 tetes ke dalam telinga per media akut: percobaan atau yang berkepanjangan.
teteskan ofloxacin 0,3%
4 tetes ke dalam telinga per 12 jam selama 1 minggu. menyebabkan nyeri, • Tinjau obat-obatan:
12 jam selama 2 minggu • Rujuk jika: Kemungkinan otitis media akut hentikan dan rujuk. aspirin, OAINS dan
atau kloramfenikol 1% - Tidak membaik setelah • Berikan paracetamol 500mg per 8 jam • Jika pendengaran furosemide.
4 tetes per 8 jam selama 1 minggu hingga maksimal 5 hari. tidak membaik • Rujuk jika:
1 minggu (membran - Kesulitan mendengar • Berikan amoxicillin 500mg per 8 jam selama setelah benda asing/ - Terjadi tiba-tiba
timpani harus utuh) - Endapan kuning/ 5 hari. Jika alergi penisilin, ganti dengan kotoran dibersihkan, - Satu sisi
• Beri paracetamol 500mg putih pada gendang erythromycin 500mg per 6 jam selama 5 hari. rujuk untuk tes - Pusing/vertigo
per 8 jam hingga maksimal telinga, kemungkinan • Jika ada cairan, bersihkan & keringkan pendengaran. - Pasien dalam
5 hari. kolesteotoma telinga. pengobatan
• Rujuk jika: - Perforasi besar • Jika tidak ada reaksi pada pengobatan kanamisin/amikasin.
- Nyeri hebat - Nyeri di telinga setelah 3 hari, rujuk.
- Imunitas terganggu1 • Rujuk segera jika: • Rujuk segera:
- Tidak membaik setelah 3 - Perlu tindakan operatif - Bengkak nyeri di belakang telinga, Cara membersihkan telinga dengan syringe
hari pemberian ofloxacin lebih lanjut kemungkinan mastoiditis Isi syringe besar (50-200mL) dengan air hangat. Minta
- Lepuh pada telinga, - Bengkak nyeri di belakang - Lemah di salah satu sisi wajah pasien untuk memegang wadah di bawah telinga
kemungkinan herpes telinga, kemungkinan - Vertigo dan kehilangan pendengaran tiba- di samping leher untuk menampung air. Perlahan
zoster mastoiditis tiba, kemungkinan labirinitis tarik daun telinga ke atas dan ke belakang untuk
- Bengkak kemerahan dan - Leher kaku. - Leher kaku, nyeri kepala hebat, muntah meluruskan liang telinga. Letakkan ujung syringe
nyeri pada cuping telinga, - Nyeri kepala dengan - Nyeri kepala dengan riwayat otitis media dalam bukaan liang telinga (maksimal kedalaman
kemungkinan selulitis. riwayat OMSK supuratif kronik (OMSK) 8mm) dan arahkan semprotan air ke atas liang telinga.

1
Diketahui menderita HIV, diabetes atau kanker atau dalam kemoterapi atau pengobatan kortikosteroid.
38
Gejala pada hidung
Lakukan pencegahan COVID-19:
gunakan APD yang sesuai

Berikan perhatian segera pada pasien dengan gejala hidung dan:


• Cedera kepala dengan cairan bening keluar dari hidung 23.
Rujuk segera.

Pendekatan pasien dengan gejala hidung yang tidak memerlukan perhatian segera
• Jika terjadi perubahan baru-baru ini pada indera penciuman, pertimbangkan COVID-19  45.
• Tangani sesuai dengan gejala hidung:

Hidung mampet/meler atau mendengkur terus-menerus Hidung berdarah


Tanya tentang durasi dan gejala terkait:
• Jepit lubang hidung dengan kuat
Nyeri tenggorokan atau demam Nyeri saat dahi/pipi ditekan, Bersin berulang atau hidung Dengkuran menetap selama 10 menit dengan pasien duduk
Pertimbangkan COVID-19  45 jika belum. nyeri kepala memburuk saat gatal/meler/mampet hampir atau tidur kurang dan membungkuk ke depan.
membungkuk, baru-baru setiap hari selama > 2 minggu. • Cek TD:
ini selesma Mungkin disertai mata, telinga - Jika TD < 90/60mmHg, infus NaCl
Nyeri badan atau menggigil Kemungkinan
atau tenggorokan gatal. 0,9% 250mL secara cepat, ulangi
Obstructive sleep
hingga TD sistolik > 90mmHg.
Kemungkinan sinusitis apnea
Tidak Ya Lanjutkan infus 1L per 6 jam. Hentikan
• Berikan paracetamol 500mg per Kemungkinan rhinitis alergi • Jika berat badan
jika terjadi perburukan napas.
8 jam hingga maksimal 5 hari. • Bantu identifikasi dan berlebih  111.
- Jika ≥ 140/90mmHg  119.
Kemungkinan Kemungkinan • Edukasi cuci hidung dengan edukasi untuk menghindari • Jika pasien merokok,
• Jika masih berdarah, masukkan kassa
selesma influenza (flu) NaCl 0,9% atau normal saline pemicu2. edukasi untuk
yang diberi kombinasi lidocaine 4%
30 ml.1. • Berikan loratadine 10mg berhenti  127.
dan epinephrine 1:10.000 ke dalam
• Jika gejala ≥ 10 hari, demam per hari hingga maksimal • Rujuk jika:
• Untuk nyeri, berikan paracetamol 500mg per hidung berdarah selama 15 menit.
≥ 38°C, cairan kuning/hijau 5 hari hanya jika gejala - Tonsil membesar
8 jam hingga maksimal 5 hari. - Jika perdarahan tidak berhenti,
dari hidung atau gejala memburuk. - Henti napas,
• Edukasi: pasang tampon anterior selama 48
memburuk setelah 7 hari, • Jika gejala ≥ 4 hari per tersedak atau
- Cuci hidung dengan NaCl 0,9% atau normal jam. Kontrol ulang untuk melepaskan
berikan amoxicillin 500mg minggu selama > 1 bulan, terengah-engah
saline 30 ml tampon anterior
per 8 jam selama 7 hari. Jika rujuk ke spesialis. saat tidur.
- Etika batuk/bersin dan cuci tangan secara rutin. - Jika perdarahan menetap, rujuk segera.
alergi penisilin, ganti dengan • Jika masalah mata berulang,
- Istirahat dan minum air secara rutin, terutama • Jika pasien dalam pengobatan aspirin
doxycycline 100mg per 12 jam periksa konjungtivitis alergi
jika demam. atau warfarin, tinjau obat-obatan.
selama 7 hari.  36.
- Batasi aktivitas berat. • Sarankan untuk menghindari mengorek
• Jika ≥ 3 episode rhinosinusitis • Jika masalah kulit berulang,
- Tidak perlu antibiotik. lubang hidung dan olahraga kontak
akut bakterial dalam 1 tahun periksa urtikaria dan eksim
• Sarankan untuk kembali jika gejala berlanjut fisik jika perdarahan berlanjut.
terakhir dan tidak membaik  70.
> 7 hari, atau jika demam kembali dan salah satu • Jika terus-menerus menggaruk atau
setelah pemberian antibiotik, • Jika batuk atau mengi
dari: hidung gatal, pertimbangkan rhinitis
rujuk. berulang, periksa asma
- Batuk 43 alergi (lihat di samping).
• Rujuk segera jika:  108.
- Nyeri telinga 38 • Jika perdarahan berulang dan tidak ada
- Infeksi gigi • Jika gejala parah dan
- Nyeri pada pipi, kemungkinan sinusitis (lihat di perbaikan dengan penanganan di atas,
- Bengkak pada sinus atau berlanjut walaupun sudah
samping) rujuk.
sekitar mata dalam pengobatan, rujuk.
• Edukasi vaksinasi influenza per tahun jika ≥ 65 - Leher kaku
tahun, hamil, HIV, penyakit jantung/paru kronis.
1
Cuci menggunakan botol atau syringe tanpa jarum. 2Pemicu umum termasuk serbuk sari, hewan peliharaan, tungau rumah, kecoa dan jamur. 39
Gejala pada mulut/tenggorok Lakukan tindakan pencegahan
COVID-19: Pakai APD lengkap

Berikan perhatian segera pada pasien dengan gejala mulut/tenggorokan jika:


• Tidak bisa membuka mulut
• Sulit menelan
• Jika bengkak wajah/lidah tiba-tiba dan salah satu dari: stridor, kesulitan bernapas, TD < 90/60mmHg, pusing/
pingsan, nyeri perut, muntah atau paparan pada kemungkinan alergen1, cek anafilaksis  25.
Rujuk segera.

Pendekatan pada pasien dengan gejala mulut/tenggorokan yang tidak memerlukan perhatian segera
• Jika masalah gusi atau gigi 41. • Tanya tentang mulut kering dan masalah menelan. • Gunakan masker saat memeriksa mulut dan tenggorokan.
Jika makanan/minuman sulit ditelan, rujuk. Cek kemerahan, bercak putih, lepuh, luka atau pecah-pecah:

Radang tenggorokan kemerahan Bercak putih pada pipi, Lecet nyeri pada Luka nyeri Mulut kering Kemerahan, pecah-pecah di
gusi, lidah, langit-langit bibir/mulut dengan bercak pinggir mulut
• Pertimbangkan COVID-19  45 jika belum. mulut. putih di tengah • Jika haus, sering berkemih
• Apakah ada 3 atau lebih dari: Kemungkinan atau berat badan turun, Kemungkinan cheilitis angularis (luka
- Demam - Eksudat tonsil Kemungkinan kandidiasis herpes simplex Kemungkinan periksa diabetes  22. di sudut bibir)
- Tidak ada batuk - Nyeri kelenjar limfa leher oral • Tes HIV pada kasus sariawan • Jika hidung meler atau • Oleskan salep mupirocin 2% per 6 jam.
• Berikan nystatin 100.000 berisiko  97. • Bilas mulut tersumbat  39. • Jika pasien juga menderita kandidiasis
- 400.000IU per 12 jam • Berikan dan kumur- • Periksa kandidiasis oral dan oral, tangani seperti pada kolom di
Tidak: Ya: kemungkinan
selama 7 hari. seperlunya kumur tangani seperti di kolom samping dan oleskan krim miconazole
kemungkinan faringitis bakteri/
• Jika dalam pengobatan untuk nyeri: dengan samping. per 12 jam selama 2 minggu.
faringitis virus tonsilitis
kortikosteroid inhalasi, - paracetamol obat kumur • Tinjau obat- • Jika kerak dan lecet di sekitar mulut,
• Jelaskan bahwa • Berikan amoxicillin
edukasi untuk membilas 500mg per 8 chlorhexidine obatan: furosemide, kemungkinan impetigo  78.
antibiotik tidak 500mg per 8 jam
mulut dengan air jam hingga 0,2% tiga kali chlorpheniramine, dll. • Jika sangat gatal, kemungkinan
diperlukan. selama 10 hari jika
setelahnya. maksimal 5 hari. sehari, setelah • Edukasi pasien untuk dermatitis kontak. Identifikasi dan
• Edukasi pasien alergi penisilin berikan
• Tes HIV pada kasus • Berikan acyclovir makan. sering minum air. hindari iritan.
untuk memakai azitromisin 500 mg per
berisiko  97 dan 200mg 5 kali • Rujuk jika: • Jika pasien menderita • Jika gigi palsu, pastikan pemasangan
masker saat 24 jam selama 3-5 hari.
diabetes  22. sehari selama - Demam penyakit terminal, tepat dan edukasi untuk dibersihkan
bersama orang • Jika akut, episode
• Jika pasien menderita 7 hari. Mulai - Luka > 1cm pertimbangkan perawatan tiap malam.
lain. berulang, rujuk ke THT.
penyakit terminal, segera setelah - Tidak paliatif  148. • Jika dalam pengobatan kortikosteroid
pertimbangkan perawatan gejala muncul. sembuh • Jika disertai gejala inhalasi, edukasi untuk membilas
• Berikan paracetamol 500mg per 8 jam selama paliatif  148. • Jika memberat dalam rasa mengganjal di mulut setelah penggunaan.
maksimal 5 hari. atau tidak 3 minggu tenggorok, batuk, rasa • Jika tidak membaik atau penyebab
• Edukasi untuk kumur-kumur dengan air hangat membaik setelah panas di dada, dan suara tidak pasti:
Jika kesulitan atau nyeri
atau obat kumur povidone iodine 10 ml 1 minggu serak, kemungkinan - Cek Hb. Jika < 12g/dL (wanita) atau
menelan, kemungkinan
selama 1 menit dua kali sehari. pengobatan, laringofaringeal reflux, < 13g/dL (pria), kemungkinan anemia
kandidiasis esofagus:
• Rujuk. rujuk. rujuk.  31.
- Tes HIV  97 dan diabetes  22.
- Jika masih tidak yakin, rujuk.

Edukasi pasien dengan radang mulut/tenggorokan untuk menghindari makanan pedas, panas, atau asam dan sarankan makan makanan lembut dan basah. Jaga mulut dan
gigi tetap bersih dengan menyikat gigi dan bilas secara rutin.
1
Alergen umum termasuk obat-obatan, makanan atau gigitan/sengatan serangga dalam beberapa jam terakhir.
40
Gejala pada gusi/gigi
Berikan perhatian segera jika:
• Suhu ≥ 38°C dan bengkak pada wajah/rahang atau di dekat gigi
• Tidak bisa makan atau minum

Rujuk segera. © BMJ Best Practice

Pendekatan pada pasien dengan gejala gusi/gigi yang tidak memerlukan perhatian segera:
• Apakah ada nyeri gigi, kemerahan atau gusi berdarah/bengkak?
• Periksa mulut: angkat bibir untuk melihat gigi dan gusi:

Noda coklat/hitam Gusi merah/berdarah atau bengkak Sedang/sebelumnya terjadi nyeri gigi dengan nanah
pada gigi di garis gusi, di mulut, bengkak di samping gigi
berlubang, atau gigi
hilang. Bisa terasa nyeri
saat makan/minum dingin
atau panas.
© BMJ Best Practice

Kemungkinan masalah gusi


• Edukasi pasien untuk merawat mulut (lihat di bawah).
• Periksa obat-obatan: fenitoin dan amlodipin dapat menyebabkan pertumbuhan gusi berlebih.
• Cuci mulut dengan air garam1 selama 1 menit dua kali sehari. © University of Cape Town
• Cuci dengan obat kumur chlorhexidine 0,2% dua kali sehari selama 5 hari, setelah gosok gigi:
© BMJ Best Practice
- Kumur-kumur, jangan ditelan. Kemungkinan abses gigi
- Hindari mengulangi penggunaan karena dapat merusak gigi. • Berikan ibuprofen3 400mg per 6 jam atau paracetamol
- Hindari makan/minum selama 30 menit setelah mencuci mulut. 500mg per 8 jam selama maksimal 5 hari.
Kemungkinan karies gigi • Jika nyeri: paracetamol 500mg per 8 jam selama maksimal 5 hari. • Berikan amoxicillin 500mg dan metronidazole4 500mg
• Edukasi pasien untuk • Rujuk ke dokter gigi jika: per 8 jam selama 5 hari. Jika alergi penisilin, berikan
merawat mulut (lihat di - Tidak membaik setelah 5 hari gantinya clindamycin 600mg di hari pertama, lalu 300mg
bawah). - Bau mulut tidak sedap per 6 jam selama 5 hari.
• Rujuk ke dokter gigi. - Gusi bengkak • Rujuk ke dokter gigi.
- Suhu ≥ 38°C • Sarankan untuk kembali dan rujuk segera jika gejala
- Gigi goyang memburuk, suhu ≥ 38°C atau tidak membaik setelah 2 hari.
- Gusi atau tulang di sekitar gigi berkurang/terkikis • Rujuk segera jika > 65 tahun, penyalahguna alkohol/
- Imunitas terganggu2 narkoba atau imunitas terganggu2.

Edukasi pasien dengan gejala gusi/gigi untuk merawat mulut


• Edukasi pola makan sehat  18.
• Edukasi untuk sikat gigi dan floss dua kali sehari dan jika tersedia, cek gigi setiap 6 bulan.
• Jika ada gigi palsu, edukasi untuk bersihkan dengan teliti tiap hari. Jika pemasangan gigi palsu kurang pas atau tidak nyaman, rujuk ke dokter gigi.
• Tanya kebiasaan merokok dan konsumsi alkohol/narkoba. Jika pasien merokok, motivasi untuk berhenti  127. Jika konsumsi alkohol atau narkoba  128.
1
Campur ½ sendok teh garam dalam ½ gelas air hangat. 2Diketahui diabetes, HIV, penyakit ginjal/hati/jantung atau dalam pengobatan kemoterapi atau kortikosteroid. 3Hindari jika tukak lambung, asma, hipertensi, gagal jantung atau penyakit ginjal.
4
Edukasi tidak minum alkohol hingga 24 jam setelah metronidazole.
41
Nyeri dada
Berikan perhatian segera jika:
• Laju napas > 30 atau kesulitan bernapas • Timbul nyeri baru di dada bagian tengah atau kiri • Diketahui penyakit jantung iskemia
• TD ≥ 180/110mmHg atau < 90/60mmHg • Nyeri menjalar ke leher, rahang, bahu atau lengan • Berisiko serangan jantung (diabetes, perokok, hipertensi,
• Nadi tidak teratur, ≥ 100 atau < 50 • Mual atau muntah kolesterol tinggi, diketahui risiko CVD > 20%, riwayat keluarga)
• Nyeri hebat • Pucat atau berkeringat
Lakukan EKG.

EKG abnormal Dalam waktu maksimal 10 menit, tentukan: EKG normal / abnormal lainnya / tidak tersedia
(ST meningkat,
ST menurun Apakah nyeri dada memburuk saat berbaring, disentuh atau menarik napas yang dalam?
atau cabang kiri
tersumbat) Tidak Ya
Tata laksana dan rujuk segera:
122 • Jika saturasi oksigen < 90%, pengukur saturasi oksigen tidak tersedia, laju napas > 25 atau kesulitan napas, beri masker oksigen.
• Jika terjadi sesak napas tiba-tiba, napas berbunyi/suara napas melemah/nyeri di satu sisi, deviasi trakea, kemungkinan tension pneumothorax:
- Pasang abocath besar di atas rusuk ke-3 di garis pertengahan clavicula. Rujuk.
• Jika TD < 100/60mmHg, infus NaCl 0,9% 2-4 cc/kgBB dalam waktu 10 menit. Ulangi hingga TD sistolik > 100mmHg. Lanjutkan infus 1L per 6 jam.
Hentikan jika terjadi perburukan napas.
• Jika TD ≥ 180/110mmHg, berikan ISDN sublingual 5 mg atau captopril 25 mg digerus sublingual. ISDN bisa diulang selang 5-15 menit hingga 3 kali
pemberian bila TD belum mencapai target 140/90 mmHg atau nyeri dada masih ada rujuk untuk penanganan segera.
• Jika suhu ≥ 38°C, beri parasetamol 500mg, rujuk segera.

Pendekatan pasien dengan nyeri dada yang tidak memerlukan perhatian segera
• Jika nyeri dada berlanjut setelah infeksi COVID-19 akut 47.
• Jika episode nyeri dada berulang, disebabkan karena aktivitas dan mereda saat istirahat, kemungkinan penyakit jantung iskemia 122.
• Jika batuk, demam atau nyeri saat menghirup napas dalam  43.
• Tanya tentang daerah nyeri dan gejala yang berhubungan:

Nyeri retrosternal atau epigastrik saat makan, lapar atau berbaring/membungkuk Nyeri pada area costochondral, tidak Nyeri yang
ada demam atau batuk terasa panas
Kemungkinan dispepsia (nyeri ulu hati) di satu sisi
• Edukasi untuk menghindari kafein dan jika nyeri di malam hari, naikkan kasur bagian kepala dan hindari makan larut malam. Stop OAINS Kemungkinan gangguan badan,
(ibuprofen), aspirin. muskuloskeletal dengan atau
• Tanya kebiasaan merokok. Jika merokok, sarankan untuk berhenti  127. Dukung pasien untuk berubah  153. • Berikan ibuprofen 400mg per 8 jam tanpa ruam
• Jika konsumsi alkohol >4 porsi / sesi  128. setelah makan hingga maksimal
• Jika lingkar pinggang > 80cm (wanita) atau 90cm (pria), sarankan untuk menurunkan berat badan dan uji risiko CVD  111. 10 hari (hindari jika tukak lambung, Kemungkinan
• Berikan omeprazole 20mg tiap hari selama 8 minggu. asma, hipertensi, gagal jantung atau herpes zoster
• Rujuk dalam minggu yang sama jika: omeprazole tidak membantu, ada nyeri baru dan umur > 60, nyeri saat menelan, muntah terus-menerus, penyakit ginjal). 71.
berat badan turun, nafsu makan hilang, cepat kenyang, darah pada feses atau tes darah positif, kembung atau riwayat keluarga kanker perut. • Jika nyeri berlanjut > 4 minggu, rujuk.

Jika tidak yakin dengan diagnosis, rujuk di minggu yang sama.


1
Jika alergi penisilin akut (riwayat angioedema, anafilaksis atau urtikaria), rujuk. 2Satu kali minum setara dengan 1 gelas kecil (125mL) anggur atau 1 kaleng/botol (330mL) bir.
42
Batuk atau kesulitan bernapas
Lakukan tindakan pencegahan COVID-19:
Gunakan APD yang sesuai

Berikan perhatian segera pada pasien dengan batuk dan/atau kesulitan bernapas jika:
• Mengi/sesak 44. • Sesak saat istirahat atau berbicara • Bingung atau gelisah
• Kesulitan bernapas memburuk saat berbaring dan kaki bengkak: kemungkinan gagal jantung 118. • Laju napas > 30 • TD < 90/60mmHg
• Jika terjadi sesak napas tiba-tiba, napas berbunyi/suara napas melemah/nyeri di satu sisi, deviasi • Batuk ≥ 1 sendok makan darah segar • Bengkak dan nyeri di salah satu betis
trakea, kemungkinan tension pneumothorax:
Tata laksana dan rujuk segera:
• Jika terengah-engah atau saturasi oksigen < 95%, beri oksigen:
- Idealnya gunakan selang oksigen, mulai dari 1-4L/menit. Jika hanya tersedia masker oksgien, berikan 6-10L/menit. Target saturasi oksigen ≥ 90%.
- Jika pasien belum membaik atau saturasi oksigen < 90%, berikan masker oksigen dengan kantong reservoir (non-rebreather) sebanyak 10-15L/menit.
• Jika suhu ≥ 38°C, kemungkinan pneumonia: beri parasetamol 500mg, rujuk segera.
• Jika napas cepat dan dalam, cek gula darah. Jika > 200mg/dL 22.
• Jika kemungkinan tension pneumothorax:
- Pasang abocath besar di atas tulang rusuk ke-3 di garis pertengahan clavicula.
• Jika TD < 90/60mmHg, beri NaCl 0,9% 250 ml IV secara cepat. Ulangi hingga TD sistolik > 90mmHg. Lanjutkan infus maintenance 500cc/8jam. Hentikan jika terjadi perburukan napas.

Pendekatan pada pasien dengan batuk atau kesulitan bernapas yang tidak memerlukan perhatian segera
Jika pasien merokok, sarankan untuk berhenti  127.

Batuk < 2 minggu dan tidak berulang Pasien batuk/kesulitan napas ≥ 2 minggu atau berulang

• Pertimbangkan COVID-19  45. • Periksa TB  92.


• Apakah pasien batuk berdahak dengan laju nadi ≥ 100, nyeri dada atau suhu ≥ 38°C? • Anggap asma dan PPOK  108 dan penyebab batuk dan kesulitan bernapas lain:

Tidak Ya HIV dengan CD4 < 200sel/mm3 dengan batuk kering, sesak Perokok atau baru Baru-baru ini terjadi
memburuk saat beraktivitas berhenti infeksi saluran
Kemungkinan Kemungkinan pneumonia pernapasan, tidak
bronkitis akut Konfirmasi dengan ronki/suara napas bronkial pada auskultasi Kemungkinan Pneumocystis pneumonia (PCP). • Jika berat badan ada kesulitan
Diagnosis berdasarkan anamnesis/x-ray turun, pertimbangkan bernapas
• Yakinkan Apakah ada risiko infeksi berat (> 65 tahun, penyalahguna kanker paru  28
pasien bahwa alkohol atau imunitas terganggu2)? • Berikan co-trimoxazole 320/160mg per 6 jam selama 21 hari. • Jika batuk berdahak Kemungkinan batuk
antibiotik • Berikan perawatan rutin HIV  98. sering dalam 3 pasca infeksi
tidak • Rujuk jika x-ray atipikal/tidak tersedia, diagnosis tidak pasti, bulan selama ≥ 2 Edukasi bahwa batuk
Tidak Ya tahun, kemungkinan seharusnya berhenti
diperlukan. Berikan amoxicilin1 Berikan amoxicilin1 500g per 8 jam pasien patuh mengonsumsi profilaksis co-trimoxazole dan
• Sarankan ARV, atau tidak membaik setelah diobati. bronkitis kronis. dalam 8 minggu.
500 mg per 8 jam dan doxycycline3 100mg per 12 jam Rujuk.
untuk kembali selama 5 hari. selama 5 hari.
jika gejala
memburuk
atau demam. • Sarankan untuk kembali jika gejala memburuk. Batuk mereda atau kesulitan bernapas pada pasien yang memerlukan perawatan paliatif  148:
• Jika memburuk atau tidak membaik setelah 2 hari, rujuk. • Jika dahak kental, berikan inhalasi uap. Jika lebih dari 30mL/hari, coba napas cepat dalam dengan drainase postural.
• Jika ada dahak tipis atau batuk kering yang mengganggu, rujuk ke spesialis.

1
Jika alergi penisilin berat (riwayat angioedema, anafilaksis atau urtikaria), diskusikan. 2Diketahui HIV, diabetes atau kanker, hamil atau menjalankan kemoterapi atau pengobatan kortikosteroid. 3Jika hamil, ganti ke erythromycin 500mg per 6 jam selama 5 hari.
43
Mengi/sesak Lakukan pencegahan COVID-19:
Gunakan APD yang sesuai

• Jika mengi/sesak tiba-tiba dan salah satu dari: gatal/ruam menyeluruh, bengkak wajah/lidah, TD < 90/60mmHg, pusing/pingsan, nyeri perut, muntah atau terpapar kemungkinan alergen1, cek anafilaksis  25.
• Jika kesulitan bernapas memburuk saat berbaring dan kaki bengkak, kemungkinan gagal jantung 118.

Berikan perhatian segera pada pasien dengan mengi/sesak:


Periksa tingkat keparahan episode ini:
Salah satu dari: laju napas > 30, nadi > 120, tidak bisa bicara dengan kalimat lengkap, menggunakan otot bantuan napas, sesak tanpa mengi, agitasi, mengantuk atau bingung?

Tidak Ya

Ringan atau sedang Berat

• Berikan 2,5mL larutan salbutamol 0,5% dalam 4mL NaCl 0,9% melalui nebulizer setiap 20 menit. Jika nebulizer tidak tersedia, berikan inhaler
salbutamol melalui spacer 400-800mcg (4-8 isapan). Jika tidak membaik, ulangi salbutamol setiap 20 menit pada jam pertama.
• Jika diketahui asma atau PPOK, berikan metil prednisolon 3x16mg secara oral. Jika tidak bisa oral, berikan dexamethasone 5mg IV.
• Berikan nasal kanul di antara masing-masing dosis salbutamol (jika diketahui PPOK, berikan masker oksigen 6 - 10 lpm hingga saturasi 93-95%).
• Pantau respon berkala dan cek saturasi menggunakan pulse oksimetri:

Membaik atau tidak membaik dalam 1 jam pertama Memburuk walaupun diobati

Cek laju pernapasan. Apakah pasien dapat berbicara normal?

Dapat berbicara normal dan laju napas < 20 Tidak bisa bicara normal atau
laju napas > 20
Mengi/sesak mereda Mengi/sesak masih terjadi
• Rujuk segera.
• Ulangi salbutamol per jam atau sesuai kebutuhan. • Sambil menunggu transportasi:
• Apakah mengi/sesak masih terjadi dalam 3 jam? - Berikan masker oksigen 40% (jika diketahui PPOK, berikan masker oksigen 24-28%).
- Berikan 2,5mL larutan salbutamol 0,5% dalam 4mL NaCl 0,9% melalui nebulizer
Tidak Ya setiap 20 menit. Jika nebulizer tidak tersedia, berikan inhaler salbutamol melalui
spacer 400-800mcg (4-8 isapan) setiap 20 menit.
- Infus dexamethasone 5mg jika belum.
• Jika ini episode pertama mengi/sesak, periksa Lanjutkan
untuk asma dan PPOK 108. salbutamol
• Jika diketahui asma/PPOK, berikan perawatan dan rujuk.
rutin: jika asma 109, jika PPOK 110.

1
Alergen umum termasuk obat-obatan, makanan atau gigitan/sengatan serangga dalam beberapa jam terakhir.
44
COVID-19: diagnosis COVID-19
Lakukan pencegahan COVID-19:
Gunakan APD yang sesuai

• Pikirkan COVID-19 jika pasien mengalami gejala di bawah ini dalam 14 hari terakhir:
- Demam dan batuk; atau
- Jika ada 3 dari: demam, batuk, tidak enak badan, hidung meler/tersumbat, kesulitan napas, selera makan hilang, mual/muntah, diare atau penurunan kesadaran; atau
- Hilang indera penciuman tanpa penyebab pasti; atau
- Hilang indera perasa tanpa penyebab pasti
• COVID-19 lebih mungkin terjadi jika tingkat prevalensi tinggi dan pasien belum vaksin.

Berikan perhatian segera jika:


• Kesulitan napas • Laju nadi > 100 • Sesak napas tiba-tiba, napas berbunyi/semakin pelan di satu sisi atau
• Laju napas ≥ 30 • TD < 90/60mmHg deviasi trakea, kemungkinan tension pneumothorax:
• Saturasi oksigen < 90% • Bingung, agitasi atau penurunan kesadaran • Batuk berdarah
Tata laksana dan rujuk segera 43.

Pendekatan ke pasien dicurigai COVID-19 yang tidak memerlukan perhatian segera

Cek jika tes COVID-19 perlu dilakukan.


Ubah strategi testing sesuai tingkat penularan - tentukan siapa yang memenuhi syarat sesuai dengan strategi di fasilitas Anda:

Testing universal Testing terbatas


Tes semua pasien Tes jika dalam kelompok klaster atau dalam risiko tinggi COVID-19 - biasanya terjadi saat gelombang COVID-19, saat kapasitas testing terbatas.
dengan gejala
COVID-19 -
Apakah pasien bagian dari klaster pada suatu kelompok seperti tempat tinggal lansia, rumah sakit, sekolah, tempat kerja, hostel, penjara?
biasanya hanya
tersedia di antara
gelombang Ya Tidak
infeksi COVID, saat
kapasitas testing
tidak terbatas. Apakah pasien tenaga kesehatan atau memiliki salah satu dari faktor risiko COVID-19 berat?
• > 60 tahun • Hipertensi atau penyakit jantung • Penyakit ginjal kronis
• Diabetes • HIV (jika tidak dalam pengobtan ARV) • Penyakit paru kronis (seperti asma, PPOK)
• Obesitas (IMT1 ≥ 23) • TB (saat ini atau riwayat) • Kanker

Ya Tidak

Tes COVID-19. • Jelaskan kapasitas testing COVID-19 terbatas, dan berdasarkan


• Lakukan satu swab nasofaring (hidung) dan satu swab orofaring (mulut). gejala yang diberikan, kemungkinan pasien terinfeksi COVID-19.
• Jika positif, kemungkinan infeksi COVID-19 akut 46. • Tangani sebagai probable COVID-19 46.

1
IMT = Berat Badan (kg) : [Tinggi Badan (m) x Tinggi Badan (m)]
45
COVID-19 akut Lakukan pencegahan COVID-19:
Gunakan APD yang sesuai

Periksa pasien dengan infeksi COVID-19 akut atau kemungkinan infeksi (probable COVID-19)
Periksa Catatan
Gejala Kelola gejala seperti di halaman gejala.
Kondisi kronis Jika pasien memiliki kondisi kronis, cek apakah masih terkendali dengan baik.
Skrining diabetes Jika tidak diketahui diabetes dan terdapat salah satu dari IMT1 ≥ 23, hipertensi, riwayat diabetes keluarga (orang tua/saudara kandung), gejala mirip diabetes2 atau diabetes selama kehamilan, cek
gula darah  22.

Edukasi pasien dengan infeksi COVID-19 akut atau kemungkinan infeksi (probable COVID-19)
• Jika positif COVID-19 atau sedang menunggu hasil tes COVID-19:
- Jelaskan bahwa pasien akan dihubungi tentang hasil, kontak erat3, dan diberikan arahan dan dukungan lebih lanjut.
- Edukasi pasien untuk memberi tahu anggota keluarga untuk memperketat praktik higienis dan pencegahan dan monitor diri untuk gejala-gejala hingga hasil tes keluar. Jika hasil tes positif, kontak
erat3 harus karantina selama 14 hari sejak kontak terakhir dengan pasien.
• Jika probable COVID-19, edukasi untuk memberi tahu anggota keluarga untuk memperketat langkah pencegahan, monitor diri untuk gejala-gejala dan karantina selama 14 hari sejak kontak terakhir
dengan pasien.
• Cek pasien paham cara memonitor gejala di rumah (lihat kotak merah di bawah).
• Cek pasien paham cara isolasi yang aman. Rujuk ke layanan berbasis komunitas untuk menindaklanjuti jika tersedia.
• Jelaskan bahwa pasien diperbolehkan berhenti isolasi 13 hari setelah tanggal gejala dimulai, dipastikan 3 hari terakhir bebas gejala. Jika gejala masih terjadi dalam 13 hari, edukasi untuk menghubungi
fasilitas kesehatan sebelum menghentikan isolasi.

Rawat pasien dengan infeksi COVID-19 akut atau kemungkinan infeksi (probable COVID-19)
Untuk demam/nyeri, edukasi minum paracetamol 500mg per 8 jam secara oral seperlunya.

Tinjau ulang pasien dengan infeksi COVID-19 akut atau kemungkinan infeksi (probable COVID-19)
Edukasi bahwa tidak perlu datang ke fasilitas kesehatan kecuali kondisi memburuk. Pastikan keterangan kontak benar. Masukkan nomor telepon cadangan.

Edukasi untuk menelepon fasilitas kesehatan (berikan nomor telepon) atau ambulans untuk segera datang ke faskes jika:
Sesak napas, kesulitan napas, nyeri dada menetap, kebingungan baru atau kantuk parah.

1
IMT = Berat Badan (kg) : [Tinggi Badan (m) x Tinggi Badan (m)]. 2Berat badan turun, haus (terutama malam) atau terlalu sering BAK. 3Kontak erat adalah orang yang bertatap muka (radius 1 meter) dengan seseorang dengan COVID-19, atau pernah berada di
ruang tertutup (seperti kamar atau kendaraan) dengan seseorang dengan COVID-19 selama setidaknya 15 menit.
46
COVID-19: gejala yang sedang berlangsung Lakukan pencegahan COVID-19:
Gunakan APD yang sesuai

• Tangani pasien dengan gejala COVID-19 yang telah berlangsung lebih dari 13 hari.
• Gejala yang umumnya terjadi: kelelahan, sesak napas, batuk, indera penciuman/pengecapan abnormal, nyeri kepala, pusing, kognitif melambat (brain fog), nyeri otot/sendi dan nyeri dada.
• Konfirmasi pasien pernah mengidap COVID-19: pernah ada hasil tes positif COVID-19 atau ada riwayat khusus COVID-19. Jika tidak pernah ada hasil tes positif dan tidak yakin tentang riwayat COVID-19,
diskusikan.

Berikan perhatian segera pada pasien dengan gejala COVID-19 yang sedang berlangsung jika:
• Laju napas ≥ 30 • TD < 90/60mmHg • Jika kesulitan bernapas memburuk saat berbaring dan kaki
• Saturasi oksigen < 90% • Nyeri kepala dengan muntah membengkak, kemungkinan gagal jantung  118
• Suhu ≥ 38°C • Nyeri dada baru atau parah  42 • Kesadaran menurun atau bingung/agitasi
• Laju nadi > 100 • Jika terjadi kelemahan satu sisi atau kebas di wajah, lengan atau kaki; kesulitan • Batuk berdarah segar
berbicara atau gangguan penglihatan: kemungkinan stroke atau TIA 115 • Betis bengkak dan nyeri
Tata laksana dan rujuk segera  43.

Pendekatan pada pasien dengan gejala COVID-19 yang sedang berlangsung yang tidak memerlukan perhatian segera:
• Jika diketahui kondisi kronis, cek kontrol dan berikan perawatan rutin.
• Tes TB jika batuk ≥ 2 minggu (durasi berapa pun jika positif HIV), berat badan turun ≥ 1,5kg, keringat malam basah kuyup, demam ≥ 2 minggu atau kelelahan  92.
• Jika stres, cemas atau mood rendah, periksa dan tangani lebih lanjut  87.

Tanya tentang durasi gejala:

< 4 minggu ≥ 4 minggu

• Yakinkan bahwa banyak orang mengalami gejala COVID-19 Pertama cek kehamilan, HIV, diabetes dan anemia:
yang sedang berlangsung, bahkan pada kasus ringan.
• Jelaskan bahwa gejala biasanya mereda perlahan seiring waktu.
Cek kehamilan Cek HIV Cek diabetes Cek anemia
• Edukasi untuk istirahat dan berikan jarak pada aktivitas.
Jika wanita di masa subur Jika status HIV Cek gula Cek Hb.
• Tangani nyeri dengan paracetamol 500mg per 8 jam atau
telat menstruasi dan tidak tidak diketahui darah dan Jika < 12g/dL (wanita)
ibuprofen 400mg per 8 jam setelah makan seperlunya hingga
dalam kontrasepsi: lakukan tes atau negatif, tes baca hasil tes atau < 13g/dL (pria),
maksimal 5 hari.
kehamilan. Jika hamil 140. HIV  97.  22. kemungkinan anemia
 31.
• Berikan antivirus favipiravir 200mg, 2x 8 tab hari pertama,
selanjutnya 2x 3 tab selama 6 hari, vitamin C 1x 500mg dan
vitamin D3 1x5000u, vitamin B1 1x1 Jika nyeri dada, nyeri sendi, nyeri kepala, pusing, tangani seperi di halaman gejala.
• Jika gejala berlanjut > 4 minggu, sarankan kembali untuk tinjau
ulang. Kemungkinan 'Long COVID-19' atau pasca COVID-19 akut, berikan perawatan rutin  106.
• Sarankan kapan untuk kembali segera: lihat kotak merah di bawah

Sarankan untuk kembali segera jika sesak napas memburuk, terjadi kebingungan baru atau memburuk atau tidak dapat membangunkan pasien,
nyeri dada atau tekanan yang tidak dapat hilang, kelemahan baru tiba-tiba atau kebas pada wajah, kaki atau lengan.

47
Gejala pada payudara
Pendekatan pasien gejala payudara yang tidak sedang menyusui

Benjolan payudara Nyeri payudara Cairan dari puting susu Payudara membesar

Kedua payudara, Satu payudara • Edukasi pasien bahwa kanker Salah satu dari: berdarah atau hanya satu sisi Satu Kedua payudara
dengan/tanpa nyeri payudara jarang menyebabkan payudara, pasien ≥ 50 atau pria, perubahan kulit/ payudara
Salah satu dari: pasien > 30 tahun, riwayat nyeri. puting susu, benjolan pada payudara/ketiak? • Pastikan bukan
Kemungkinan hanya keluarga kanker payudara, benjolan terfiksir • Edukasi pemakaian bra yang Rujuk di obesitas. Jika IMT ≥ 23
siklus. dan ireguler, perubahan kulit/puting susu, pas badan. Ya Tidak minggu periksa risiko penyakit
• Tenangkan pasien. cairan dari puting susu atau nodus limfa? • Jika hamil, lakukan ANC  142. yang kardiovaskular  111.
• Jika menggunakan • Berikan paracetamol 500 mg sama. • Tinjau ulang obat-
per 8 jam seperlunya hingga Rujuk di • Jika hamil, lakukan ANC
kontrasepsi hormonal, Tidak Ya minggu  142. obatan: efavirenz
pertimbangkan maksimal 5 hari. dan amlodipine
• Mungkin efek samping dari yang sama. • Tinjau ulang obat-obatan:
metode non- haloperidol, antidepresan, dapat memperbesar
hormonal  138. Cek ulang payudara di hari Rujuk di kontrasepsi hormonal. Jika tidak payudara.
ke-7 siklus menstruasi. Jika minggu membaik setelah 3 bulan, ganti kontrasepsi oral dan
• Edukasi pasien untuk metoclopramid dapat
kembali jika gejala benjolan masih ada, rujuk yang sama. metode 138.
di minggu yang sama. menyebabkan keluar
berganti/memburuk. cairan dari puting susu.

Pendekatan pasien gejala payudara yang sedang menyusui

Puting susu nyeri/pecah-pecah Payudara nyeri


Biasanya di beberapa hari pertama Apakah ada benjolan di payudara?
menyusui karena perlekatan yang
kurang tepat Tidak Ya
Suhu ≥ 38°C atau nyeri badan? Suhu ≥ 38°C atau nyeri badan?
• Hindari puting susu dari sabun.
• Jika HIV negatif, edukasi pasien Ya Tidak Tidak Ya
untuk lanjut menyusui dan bantu
pasien untuk perlekatan yang baik.
• Edukasi pasien untuk mengusap Kemungkinan mastitis Kemungkinan Kemungkinan saluran Kemungkinan abses
ASI pada puting susu setelah • Berikan cephalexin 500mg per 6 jam selama 14 hari. pembengkakan ASI tersumbat payudara
menyusui dan biarkan terbuka. • Berikan paracetamol 500mg per 8 jam seperlunya hingga maksimal 5 hari. • Rujuk segera.
• Edukasi pasien HIV untuk berhenti • Edukasi untuk kompres hangat dan, jika HIV negatif, sering menyusui. • Edukasi untuk sering menyusui, • Edukasi pasien HIV untuk
menyusui dari payudara, pompa • Edukasi pasien HIV untuk berhenti menyusui langsung dari payudara, kompres dengan air hangat dan pijat berhenti menyusui dari
dan panaskan1 ASI, lalu berikan ASI pompa dan panaskan1 ASI, alu berikan ASI lewat cangkir bayi hingga payudara perlahan. payudara, pompa dan
lewat cangkir bayi hingga puting mastitis sembuh. • Edukasi untuk kembali ke klinik jika panaskan1 ASI, lalu berikan
susu sembuh. • Jika tidak membaik setelah 2 hari, rujuk. memburuk/tidak membaik. ASI lewat cangkir bayi
hingga abses berhenti.

Pastikan pasien menyusui yang positif HIV dan bayi mendapatkan perawatan rutin HIV  98 dan  144.

1
Memanaskan susu untuk membunuh virus HIV dan bakteri: masukkan ASI ke dalam botol yang sudah disterilisasi. Tutup dan masukkan botol ke dalam panci. Isi panci dengan air 2cm di atas susu dan panaskan. Angkat botol saat air mendidih.
48
Nyeri perut
Berikan perhatian segera jika:
• Nyeri dada 42 • Jaundice • Nyeri hebat di perut bagian kanan atas dengan mual/ • Jika nyeri perut mendadak
• Hamil140 • Massa perut dan berdenyut: kemungkinan aneurisma aorta demam/nafsu makan hilang: kemungkinan kolesistitis disertai salah satu dari: gatal-
• Baru melahirkan/keguguran/ abdominal • Nyeri hebat dan mendadak di perut bagian atas gatal, ruam, wajah/lidah
aborsi 144 • Sakit di perut bagian bawah kanan dengan mual/muntah/demam: dan menyebar ke punggung disertai mual/muntah: membengkak, sesak napas, TD
• Gula darah > 200mg/dL 22 kemungkinan appendisitis kemungkinan pankreatitis < 90/60mmHg, pusing/pingsan
• Tidak bisa BAK 63 • Terjadi kekakuan atau nyeri tekan/lepas: kemungkinan peritonitis • Tidak BAB atau kentut dalam 24 jam terakhir atau terekspos alergen1 cek
kemungkinan anafilaksis  25.
Tata laksana dan rujuk segera:
• Jika ada kemungkinan aneurisma aorta abdominal: hindari infus walaupun TD < 90/60mmHg (tekanan darah meninggi memperburuk ruptur).
• Jika ada kemungkinan peritonitis, stabilisasi dan rujuk segera.
• Jika ada kemungkinan pankreatitis, infus ringer laktat 1L dengan cepat berapapun tingkat TD, lalu 1L per 4 jam. Hentikan jika terjadi perburukan napas.
• Jika TD < 100/60mmHg, infus NaCl 0.9% 2-4 cc/kgBB dalam 10 menit, ulangi hingga TD sistolik > 100mmHg. Lanjutkan infus 1L per 6 jam. Hentikan jika terjadi perburukan napas dan nadi > 100.
• Jika nyeri hebat, injeksi IM ketorolac 10mg atau IV lambat.
• Jika dicurigai kemungkinan sindroma koroner akut, lakukan pemeriksaan EKG 42.

Pendekatan pasien sakit perut yang tidak memerlukan penanganan segera:


• Jika nyeri dan keram perut didahului muntah, diare, nafsu makan hilang, pegal atau demam, kemungkinan gastroenteritis 50.
• Jika dalam pengobatan HIV, cek efek samping segera  104.
• Jika ada gejala pada urin (terasa panas/frekuensi/urgensi) atau ada leukosit/nitrit/darah pada carik celup 63.
• Apakah nyeri di perut bagian bawah dan pasien wanita?

Ya Tidak: apakah pasien mengalami nyeri epigastrik yang memburuk saat makan, lapar atau
• Jika menstruasi tertunda atau perdarahan vagina abnormal, cek kehamilan: jika positif, rujuk segera. berbaring/membungkuk?
• Jika nyeri perut bagian bawah hanya saat menstruasi, kemungkinan dismenore 60.
• Tanya tentang keputihan dan lakukan pemeriksaan fisik bimanual untuk cek nyeri serviks: Tidak Ya: kemungkinan dispepsia (nyeri ulu hati)
• Sarankan hindari kafein dan jika nyeri di malam hari, naikkan kasur bagian kepala
Ada keputihan atau nyeri saat rahim digerakkan Tidak ada keputihan dan dan hindari makan larut malam. Hentikan OAINS (ibuprofen) dan aspirin.
tidak ada nyeri saat rahim • Cek konsumsi alkohol/narkoba: setahun terakhir, apakah pasien: 1) minum ≥ 4
Kemungkinan penyakit radang panggul digerakkan porsi5/sesi, 2) menggunakan narkoba atau 3) menyalahgunakan resep atau obat
• Jika suhu badan ≥ 38°C, nadi > 100 atau TD < apotek? Jika iya pada salah satu  128.
90/60mmHg: berikan cairan seperti di atas, rujuk segera. • Jika berat badan turun  28. • Tanya kebiasaan merokok. Jika merokok, sarankan untuk berhenti 127. Dukung
• Periksa dan edukasi pasien, dan rawat pasangan  53. • Jika nyeri berulang dan ada ≥ 2 dari: pasien untuk berubah  153.
• Berikan cefixime2 400mg selama 5 hari dan doxycycline nyeri hilang setelah BAB, kembung, • Jika lingkar pinggang > 80cm (wanita) atau 90cm (pria), sarankan untuk diet dan uji
100mg per 12 jam selama 14 hari dan metronidazole3 perubahan bentuk/frekuensi BAB, lendir risiko penyakit kardiovaskular  111.
500mg per 12 jam selama 14 hari. pada feses, kemungkinan irritable bowel • Berikan omeprazole 20mg tiap hari selama 8 minggu.
• Untuk nyeri, berikan ibuprofen4 400mg per 8 jam hingga syndrome/IBS. Rujuk. • Rujuk jika: omeprazole tidak membantu, ada nyeri baru dan umur > 60, nyeri saat
maksimum 5 hari. • Jika konstipasi 52. Jika diare 51. menelan, muntah tidak berhenti, BB turun, nafsu makan hilang, cepat kenyang,
• Periksa ulang dalam 2 hari. Jika tidak membaik, rujuk. darah pada feses atau tes darah positif, massa abdomen, riwayat keluarga kanker
perut atau diagnosis tidak pasti.

Jika pasien tidak membaik atau diagnosis tidak pasti, rujuk.


1
Alergen umum termasuk obat-obatan, makanan atau gigitan serangga dalam beberapa jam terakhir. 2Jika ada alergi penisilin (riwayat angioedema, anafilaksis atau urtikaria), diskusikan. 3Sarankan untuk berhenti minum alkohol selama 24 jam setelah
dosis terakhir metronidazole. 4Hindari jika ada ulkus peptikum, asma, hipertensi, gagal jantung atau penyakit ginjal. 5Satu kali minum setara dengan 1 gelas kecil anggur (125 ml) atau 1 kaleng/botol bir (330 mL).
49
Mual/muntah
Berikan perhatian segera pada pasien mual/muntah jika:
• Nyeri kepala 35 • TD < 90/60mmHg • Jika mual/muntah tiba-tiba dan salah satu
• Nyeri dada 42 • Muntah darah dari: gatal/ruam menyeluruh, bengkak pada
• Leher kaku, mengantuk/bingung atau ruam kemerahan: kemungkinan meningitis • Jaundice wajah/lidah, mengi, kesulitan bernapas, TD <
• Perut keras, rigiditas atau nyeri lepas: kemungkinan peritonitis • Nyeri perut/distensi dan tidak buang air 90/60mmHg, pusing/pingsan atau paparan pada
• Nyeri tekan pada perut bawah kanan: kemungkinan apendisitis besar atau buang angin kemungkinan alergen1, cek anafilaksis  25.
• Nyeri hebat tiba-tiba pada perut menjalar ke punggung: kemungkinan pankreatitis • Ngantuk/bingung/ napas dalam dan cepat
Tata laksana dan rujuk segera:
• Jika kemungkinan meningitis, stabilisasi dan rujuk segera.
• Jika kemungkinan peritonitis, stabilisasi dan rujuk segera.
• Muntah proyektil: kemungkinan peningkatan tekanan intrakranial, segera rujuk
• Jika kemungkinan pankreatitis, infus Ringer laktat 1L secara cepat terlepas dari TD, lalu berikan 1L per 4 jam. Hentikan jika terjadi perburukan napas.
• Jika TD < 90/60mmHg, infus NaCl 0,9% 250mL secara cepat, ulangi hingga TD sistolik > 90mmHg. Lanjutkan infus 1L per 6 jam. Hentikan jika terjadi perburukan napas.
• Cek gula darah: jika < 70mg/dL atau > 200mg/dL  22 atau jika diabetes dan gula darah < 70mg/dL  116.
• Jika nyeri hebat, IV lambat/IM ketorolac 10mg

Pendekatan pada pasien dengan mual/muntah yang tidak memerlukan perhatian segera
• Jika haus, mulut kering, turgor kurang atau nadi ≥ 100, kemungkinan dehidrasi:
- Oral/IV/IM dosis tunggal metoclopramide 10mg. Lalu berikan cairan rehidrasi oral: anjurkan minum sedikit namun sering. Targetkan 1-2L dalam 2 jam. Jika muntah, tunggu 10 menit dan coba lagi lebih
perlahan.
- Jika tidak bisa minum atau tidak membaik setelah 2 jam: infus NaCl 0,9% 250ml secara cepat dan rujuk.
• Periksa kehamilan. Jika hamil, pastikan bahwa mual/muntah adalah wajar pada trimester pertama. Anjurkan makan dengan porsi kecil dan sering dan minum air secara rutin. lakukan ANC  140.
• Jika disertai pusing  34.
• Tinjau pengobatan: OAINS (seperti ibuprofen), metformin, kontrasepsi, terapi hormon, kemoterapi dan morphine dapat menyebabkan mual/muntah. Jika dalam pengobatan TB  95 atau ARV  104.
• Skrining konsumsi alkohol/narkoba: dalam setahun terakhir, apakah pasien: 1) minum ≥ 4 porsi3/sesi, 2) konsumsi narkoba atau 3) menyalahgunakan resep atau obat apotek? Jika ya pada salah satu  128.

Apakah terjadi baru-baru ini: muntah disertai nyeri perut, diare, hilang selera makan, nyeri badan atau demam?

Ya: kemungkinan gastroenteritis Tidak: apakah pasien menderita nyeri epigastrik yang memburuk saat makan, lapar atau berbaring/membungkuk?
• Berikan metoclopramide 10mg
per 8 jam seperlunya hingga Ya: kemungkinan dispepsia Tidak
maksimal 5 hari. • Edukasi makan porsi kecil dan sering, minum banyak air, hindari kafein, makanan berlemak, pedas, panas atau asam • Periksa stres dan kecemasan
• Berikan larutan rehidrasi oral. dan jika nyeri ulu hati kambuh di malam hari, naikkan kasur bagian kepala dan hindari makan larut malam.  87.
• Edukasi pasien untuk minum • Hentikan OAINS (seperti ibuprofen) dan aspirin. • Jika pasien menderita penyakit
banyak cairan, makan porsi kecil • Tanya kebiasaan merokok. Jika merokok, sarankan untuk berhenti  127. Dukung pasien untuk berubah  153. terminal pertimbangkan
dan sering dan hindari makanan • Jika lingkar pinggang > 80cm (wanita) atau 90cm (pria), sarankan untuk turunkan berat badan dan uji risiko penyakit perawatan paliatif  148.
berlemak. kardiovaskular  111. • Diskusi/rujuk jika:
• Sarankan pasien untuk • Berikan omeprazole 20mg tiap hari selama 8 minggu. - Mual/muntah berlanjut > 2
kembali jika gejala memburuk, • Rujuk dalam minggu yang sama jika: omeprazole tidak membantu, ada nyeri baru dan umur > 60 tahun, nyeri saat minggu.
muntah > 3 hari atau tidak bisa menelan, muntah tidak berhenti, berat badan turun, nafsu makan hilang, cepat kenyang, darah pada feses atau tes - Tidak yakin dengan diagnosis.
mentoleransi larutan oral. darah positif, massa abdomen, riwayat keluarga kanker perut atau diagnosis tidak pasti.
1
Alergen biasanya termasuk obat-obatan, makanan atau gigitan/sengatan serangga dalam beberapa jam terakhir. 2Jika alergi penisilin akut (ada riwayat angioedema, anafilaksis atau urtikaria), diskusikan. 3Satu kali minum setara dengan 1 gelas kecil
(125mL) anggur atau 1 kaleng/botol (330mL) bir.
50
Diare
Berikan perhatian segera jika:
Haus, mulut kering, turgor kulit buruk, mata cekung, mengantuk/bingung, TD < 90/60mmHg, nadi ≥ 100, kemungkinan dehidrasi
Tata laksana:
• Berikan cairal rehidrasi oral: anjurkan untuk minum sedikit dan sering. Targetkan 1-2L dalam 2 jam. Jika muntah, tunggu 10 menit dan coba lagi dengan lebih perlahan.
- Jika tidak membaik setelah 2 jam, berikan infus seperti di bawah dan rujuk segera.
- Jika tidak bisa minum atau TD < 90/60mmHg, infus NaCl 0,9% dengan tetesan cairan secara cepat, ulangi hingga TD sistolik > 90mmHg. Lanjutkan infus 1L per 6 jam. Hentikan jika terjadi
perburukan napas. Rujuk segera.

Pendekatan pada pasien diare yang tidak memerlukan perhatian segera


• Konfirmasi pasien menderita diare: ≥ 3 BAB encer/hari.
• Jika > 65 tahun, tirah baring atau menerima perawatan paliatif, cek massa padat feses di rektum. Jika ada, kemungkinan impaksi:
perlahan keluarkan feses dengan pelumas. Lanjut dengan mineral oil enema. Jika tidak berhasil, rujuk.
• Jika dalam pengobatan abacavir atau zidovudine, cek efek samping  104.
• Tanya tentang durasi diare:

Diare ≤ 2 minggu Diare > 2 minggu

Apakah ada darah pada feses? • Jika darah / lendir pada BAB, rujuk
• Tinjau pengobatan: omeprazole, OAINS (co: ibuprofen)
Ya: kemungkinan Tidak: apakah pasien berada di daerah terjangkit kolera seminggu terakhir? dan metformin dapat menyebabkan diare
disentri • Kirim feses untuk ova, kista, parasit dan kultur
• Berikan • Tes HIV  97 dan tata laksana sesuai hasil
Ya: kemungkinan kolera Tidak: kemungkinan gastroenteritis akut
ciprofloxacin • Biasanya feses pucat seperti • Berikan loperamid 4 mg pertama,
500mg per 12 jam air cucian beras1 dalam kemudian 2 mg jika diare berulang HIV positif HIV negatif atau tidak
selama 3 hari. jumlah yang banyak. dengan jarak konsumsi 2-4 jam, dosis diketahui
• Berikan • Berikan cairan rehidrasi oral: maksimal 8 mg. • Berikan perawatan HIV rutin  98.
metronidazole edukasi setidaknya 250mL • Jika dehidrasi, berikan cairan rehidrasi • Lopinavir/ritonavir dapat menyebabkan feses encer. Tinjau hasil feses:
500mg per 8 setelah tiap buang air besar. oral. • Tinjau gejala dan hasil feses dalam 1 minggu:
jam jika dicurigai • Laporkan dan kirim spesimen • Jika muntah, berikan metoclopramide
disentri amoeba. Feses positif
feses untuk Vibrio cholerae. 10mg per 8 jam bila butuh hingga 5 Feses positif Feses negatif
• Jika tidak • Berikan dosis tunggal hari.
membaik setelah azithromycin 1g secara oral. • Jika hilang daya penciuman/perasa, Tangani
pengobatan, • Sarankan untuk kembali pikirkan COVID-19  45 Tangani sesuai hasil. Berikan loperamide 4mg di awal, lalu 2mg sesuai hasil.
rujuk. segera jika memburuk, • Edukasi pasien kembali jika: Ada darah di setelah tiap feses encer, maksimum 16mg/hari
tidak cukup minum, atau BAB, diare memburuk atau menetap > 5
mengantuk. hari, atau kesadaran pasien menurun. • Jika pasien menderita penyakit membatasi hidup, pertimbangkan perawatan paliatif 148.
• Jika diare berlanjut walaupun diobati, rujuk ke spesialis.

• Edukasi perbanyak asupan cairan.


• Edukasi sering cuci tangan, dengan sabun dan air, sebelum menyiapkan makanan/setelah keluar dari toilet. Cuci semua permukaan/alat yang
digunakan untuk menyiapkan makanan. Cuci dan kupas semua buah dan sayuran. Hanya gunakan air yang aman/sudah didisinfektasi untuk
membuat makanan/minuman/es. Masak makanan hingga matang, hindari makanan mentah/tidak dimasak, terutama daging dan kerang-kerangan.
1
Feses air cucian beras adalah diare yang bentuknya seperti air keruh tanpa darah/nanah dan tidak berbau (mungkin amis).
51
Konstipasi
Berikan perhatian segera jika:
Tidak buang air besar atau kentut selama 24 jam terakhir dengan nyeri perut/distensi/muntah
Rujuk segera.

Pendekatan pasien dengan konstipasi yang tidak memerlukan perhatian segera


• Tinjau ulang pola makan, kecukupan cairan dan obat-obatan (amitriptyline, perawatan schizofrenia, codeine dan morfin yang dapat menyebabkan konstipasi). Tanya penggunaan enema atau obat
pencahar.
• Periksa kehamilan. Jika hamil, edukasi bahwa konstipasi wajar saat sedang hamil. Lakukan ANC  142 dan edukasi seperti di bawah.
• Jika lemas/lelah, berat badan naik, mood turun, kulit kering atau tidak tahan dingin, jadwalkan tes TSH. Jika abnormal/tidak tersedia, rujuk ke spesialis.
• Jika pasien dalam kondisi tirah baring atau memiliki penyakit terminal, pikirkan perawatan paliatif  148.
• Jika > 65 tahun, dalam kondisi tirah baring atau menerima perawatan paliatif, cek impaksi (feses mengganjal di rektum). Jika terjadi, keluarkan dari rektum dengan hati-hati menggunakan pelumas.
Lanjutkan dengan enema minyak mineral. Jika tidak berhasil, hentikan dan rujuk.
• Edukasi pola makan tinggi serat (sayur, buah, sereal gandum dan bekatul), jumlah cairan yang cukup dan olahraga setidaknya 30 menit (seperti jalan cepat) 3-4 kali tiap minggu.
• Jika tidak membaik dengan pola makan dan olahraga atau pasien sedang mengonsumsi codeine/morfin, berikan bisacodyl 5mg 1 kali sehari pada malam hari selama 3-5 hari.
• Jika tidak ada respon setelah penggunaan laksatif, jika pola buang air besar berubah, berat badan turun, darah di feses atau tes pemeriksaan darah dan feses positif, atau penyebab konstipasi tidak pasti, rujuk.

Gejala pada anus


Berikan perhatian segera pasien dengan gejala anus jika:
• Benjolan yang sangat sakit pada anus
• Tidak bisa buang air besar karena gejala anus
Rujuk segera.

Pendekatan pada pasien dengan gejala anus yang tidak memerlukan perhatian segera
Tanya tentang nyeri anus, perdarahan, keluarnya cairan atau gatal/iritasi. Lalu periksa area anus.

Pecah-pecah Benjolan/tumpukan Ulkus Kutil anus Kulit memerah/terkelupas Dicurigai cacing

• Sarankan sitz bath • Edukasi dan rawat seperti Tangani Tangani kutil • Edukasi perilaku higienis. • Berikan dosis tunggal mebendazole
• Jika konstipasi, sarankan konstipasi di atas, dan ulkus genital kelamin • Cuci dengan krim berair, hindari sabun. 100mg. Jika hamil, ganti dengan
dan rawat seperti di atas. hindari mengejan. 56. 58. • Perhatikan penyebab kontak. Jika diare  51. pyrantel 11mg/kg.
• Oleskan gel lidocaine 2% • Oleskan krim • Oleskan petroleum jelly pada daerah • Ulangi dosis 14 hari setelahnya.
setiap setelah buang air. hydrocortisone 1% per terkelupas. Jika gatal hebat, oleskan juga krim • Edukasi perilaku higienis dan sarankan
12 jam selama 5 hari. hydrocortisone 1% per 12 jam selama 5 hari. untuk menghindari makan daging
yang tidak matang.
Jika tidak membaik, rujuk. • Obati anggota keluarga lain sekaligus.

52
Gejala pada genital
Periksa pasien dengan gejala genital dan pasangan
Periksa Catatan
Gejala Tanya tentang cairan yang keluar dari genital (duh tubuh), ruam, gatal, benjolan, luka dan tangani seperti di bawah. Tangani gejala lain seperti di halaman gejala.
Kesehatan seksual Tanya tentang perilaku seksual berisiko (pasien atau pasangan memiliki pasangan baru atau > 1, atau pemakaian kondom sembarangan). Jika masalah seksual  62.
Kekerasan Tanya tentang kekerasan seksual. Jika ya  89.
KB Periksa keperluan kontrasepsi pasien  138 dan diskusikan ketidaksuburan. Lakukan tes kehamilan. Jika hamil  140.
Pemeriksaan • Wanita: periksa massa di perut, temukan cairan, luka, ruam, benjolan. Lakukan pemeriksaan bimanual untuk nyeri serviks atau tumor dan pemeriksaan spekulum untuk serviks abnormal.
• Pria: temukan cairan, kelenjar limfa selangkangan, luka, bengkak atau massa di skrotum.
Skrining serviks • Jika umur pasien antara 30-50 tahun dan tidak pernah skrining serviks dalam 5 tahun terakhir, lakukan skrining serviks  59.
• Jika cairan vagina abnormal, tangani cairan sebelum skrining.
HIV Tes HIV  97.
Sifilis Tes sifilis jika pasien memiliki IMS, hamil, diperkosa atau memiliki pasangan dengan IMS atau positif sifilis. Jika positif  57.

Edukasi pasien dengan gejala genital dan pasangan


• Diskusi seks aman: sediakan kondom pria dan wanita, edukasi pasien untuk tidak berganti pasangan dalam satu waktu. Tawarkan rujukan sirkumsisi untuk pria.
• JIka pasien memiliki IMS:
- Edukasi pasien tentang penyebab dan bahwa IMS menaikkan risiko penularan HIV. Motivasi pasien untuk patuh pada pengobatan dan lakukan abstinensia seksual setidaknya selama 1 minggu setelah
pengobatan.
- Tekankan pentingnya pengobatan pasangan dan buatkan surat keterangan berisi diagnosis masing-masing pasangan.

Tangani pasien dengan gejala genital dan pasangan


Cairan Bengkak/nyeri skrotum Gatal Luka Benjolan

Pria 54 Wanita 55 54 Cairan pada wanita 55 Glans penis 54 Area pubis 58 56 Selangkangan Kulit 58
30

Diagnosis pasien Tangani pasangan pasien sesuai dengan diagnosis pasien dan juga gejala pasangan (jika ada)
Servisitis Berikan pasangan dosis tunggal siprofloksasin 500mg oral dan doksisiklin 100mg per 12 jam selama 7 hari
Penyakit radang panggul Rujuk segera.
Uretritis pria Berikan pasangan dosis tunggal siprofloksasin 500mg oral dan doksisiklin 100mg per 12 jam selama 7 hari
Epididimitis/epididymo-orchitis Berikan pasangan dosis tunggal siprofloksasin 500mg oral dan doksisiklin 100mg per 12 jam selama 7 hari
Ulkus genital Pastikan diagnosis, rujuk jika fasilitas tidak tersedia
Positif VDRL/TPHA Terapi berdasarkan stadium. Sifilis stadium I, II, dan laten dini berikan injeksi tunggal Benzathin Penisilin 2,4 Juta IU. Sifilis stadium laten lanjut, sifilis III, kardiosifilis
atau neurosifilis berikan injeksi Benzatin Penisilin 2,4 juta IU tiap minggu selama 3 minggu.
Balanitis/Balanoposthitis Berikan pasangan wanita tablet vagina nystatin100.000IU selama 7 hari.
Kutu pubis (pedikulosis pubis) Berikan pasangan krim permethrine 5%  58.
Limfogranuloma venerum Rujuk.
1
Jika alergi penisilin berat (riwayat angioedema, anafilaksis atau urtikaria), rujuk. 2Edukasi tidak minum alkohol hingga 24 jam setelah dosis terakhir metronidazole
53
Gejala genital pada pria
Berikan perhatian segera jika:
• Skrotum bengkak/nyeri disertai: nyeri hebat tiba-tiba, testis meninggi/berotasi, didahului cedera/aktivitas berat: kemungkinan torsio testis
• Kulup tidak bisa ditarik ke depan melewati glans penis, disertai bengkak dan nyeri hebat: kemungkinan parafimosis
• Ereksi tidak berhenti > 4 jam: kemungkinan priapismus
Tata laksana:
• Jika kemungkinan torsio testis atau priapismus: rujuk segera.
• Jika kemungkinan parafimosis:
- Jika glans kebiruan/menghitam: rujuk segera.
- Jika tidak, anjurkan pasien untuk melakukan sirkumsisi

Pendekatan pada pria dengan gejala genital yang tidak memerlukan perhatian segera
Periksa dan edukasi pasien dan pasangan  53.

Cairan uretra atau disuria/sensasi urin seperti terbakar Nyeri skrotum atau bengkak Glans nyeri, gatal atau bau

© University of Cape Town © University of Cape Town © University of Cape Town

Kemungkinan uretritis pria Nyeri dengan/tanpa bengkak atau cairan Benjolan tidak Kemungkinan Balanitis/balanoposthitis
• Berikan dosis tunggal ciprofloxacin 500mg oral dan sakit • Edukasi pasien untuk membersihkan setiap
doxycycline 100mg per 12 jam secara oral selama 7 hari. hari dengan air, hindari sabun.
Kemungkinan epididimitis/epididymo-orchitis
• Jika pasangan menderita servisitis/vaginitis, juga berikan • Beri krim ketoconazole 2% setiap 12 jam
• Berikan dosis tungga ciprofloxacin 500mg oral dan Kemungkinan
dosis tunggal metronidazole2 2g secara oral. selama 7 hari.
doxycycline 100mg per 12 jam selama 7 hari. kanker testis
• Tangani pasangan pasien 53. • Tawarkan rujukan untuk sirkumsisi pada pria,
• Tangani pasangan pasien  53.
terutama jika kulup sulit ditarik secara terus-
• Untuk nyeri, berikan paracetamol 500mg per 8 jam
Rujuk. menerus atau berulang
Sarankan pasien untuk kembali dalam 7 hari jika gejala berlanjut. secara oral hingga maksimal 5 hari. Jika tidak ada
• Terapi pasangan  53.
Rujuk. reaksi, berikan juga ibuprofen 400mg per 8 jam
• Jika tidak membaik, dalam 7 hari rujuk.
saat makan hingga maksimal 5 hari (hindari jika
tukak lambung, asma, hipertensi, gagal jantung atau
penyakit ginjal).
• Jika tidak membaik setelah 7 hari, rujuk.

1
Alergi penisilin dengan angioedema, anafilaksis atau urtikaria. 2Edukasi tidak minum alkohol hingga 24 jam setelah metronidazole.
54
Keputihan abnormal
• Keputihan normal pada wanita. Keputihan abnormal jika gatal atau berubah warna atau bau. Tidak semua wanita yang mengalami keputihan memiliki penyakit menular seksual.
• Periksa dan edukasi pasien dan pasangan 53.

Jika vulva memerah, lecet dan radang atau keputihan seperti susu menggumpal seperti keju, kemungkinan kandidiasis vaginalis:
• Berikan dosis tunggal itrakonazole 2x100mg selama 3 hari atau dosis tunggal fluconazole 150mg secara oral.
• Jika parah, berikan dosis tunggal fluconazole 150mg secara oral dan ulangi selama 3 hari atau rujuk bila kambuh.

Apakah ada nyeri perut bagian bawah atau nyeri serviks?

Tidak Ya

Rawat untuk vaginitis: Berikan perhatian segera kepada pasien keputihan dan nyeri perut bagian bawah/nyeri serviks jika terdapat salah satu dari:
• Berikan dosis tunggal metronidazole1 2g secara oral. • Keguguran/melahirkan/aborsi • Perdarahan abnormal vaginal
• Jika vaginitis berulang, berikan juga dosis tunggal • Kehamilan atau menstruasi tertunda/terlambat • Suhu badan ≥ 38°C
metronidazole1 2g ke pasangan. • Terjadi kekakuan atau nyeri saat perut ditekan: kemungkinan peritonitis • Massa abdomen
Tata laksana dan rujuk segera:
Apakah pasien memiliki salah satu dari: • Jika TD < 90/60mmHg, infus NaCl 0,9% 250mL secara cepat, ulangi hingga sistolik TD > 90mmHg. Lanjutkan infus 1L per 6 jam.
Umur < 25 tahun, > 1 pasangan, pasangan baru, seks Hentikan jika terjadi perburukan napas atau nadi >100.
tanpa proteksi dalam 3 bulan terakhir atau pasangan • Rujuk segera.
dengan penyakit menular seksual?

Tidak Ya Pendekatan pasien dengan nyeri perut bagian bawah atau nyeri serviks yang tidak memerlukan penanganan segera:

Juga rawat untuk servisitis: Nyeri serviks dengan atau tanpa Hanya nyeri perut bagian bawah, tidak ada nyeri serviks
• Berikan dosis tunggal nyeri perut bagian bawah
ciprofloxacin 500mg secara Periksa urin carik celup. Jika nitrit positif, kemungkinan infeksi saluran
oral dan doxycyxline 2x100mg kemih 63. .Jika nitrit negatif, rawat seperti berikut.
selama 7 hari secara oral
• Rawat pasangan pasien  53.
Kemungkinan penyakit radang panggul
Rujuk segera.
Tinjau ulang dalam 7 hari:
• Jika keputihan berlanjut: periksa serviks untuk
kanker dan monitor serviks  59.
• Jika kandidiasis vaginalis berlanjut dan juga
positif diabetes  22 dan positif HIV  97.
• Rujuk di minggu yang sama.

1
Sarankan stop alkohol selama 24 jam setelah dosis terakhir metronidazole. 2Alergi penisilin dengan angioedema, anafilaksis atau urtikaria.
55
Ulkus genital
• Pertama periksa dan edukasi pasien dan pasangan  53.
• Pasien mungkin ada lepuh, nyeri, luka atau bengkak pada kelenjar limfa inguinal (selangkangan) yang mungkin nyeri tekan atau berfluktuasi dengan/tanpa sekret vagina/uretra.

Terapi sebagai herpes:


• Mulai segera setelah gejala terjadi:
- Jika episode pertama: berikan acyclovir 200mg 5 kali sehari selama 7 hari.
- Jika episode berulang: berikan acyclovir 200mg 5 kali sehari selama 5 hari.
- Jika diketahui HIV atau limfoma, hamil atau dalam pengobatan kemoterapi atau kortikosteroid, rujuk.
• Untuk nyeri:
- Edukasi sitz bath seperlunya (duduk selama 10 menit dalam air hangat tanpa garam).
- Berikan gel lidocaine 2% bila tersedia oleskan ke lesi topikal per 8 jam.
- Berikan paracetamol 500mg per 8 jam bila diperlukan hingga maksimal 5 hari. Jika masih nyeri, tambahkan ibuprofen 400mg per 8 jam saat makan hingga
maksimal 5 hari (hindari ibuprofen bila ada tukak lambung, asma, hipertensi, gagal jantung atau penyakit ginjal).
• Jaga lesi tetap bersih dan kering.
• Jelaskan bahwa infeksi herpes seumur hidup dan penularan dapat terjadi walaupun tidak bergejala. Edukasi pasien untuk menggunakan kondom dan berhenti © University of Cape Town
berhubungan seksual saat gejala terjadi. Kemungkinan penularan HIV meningkat saat terjadi luka.
• Jika episode berulang berat atau > 6 dalam 1 tahun atau menyebabkan penderitaan, rujuk.

Terapi juga sebagai Sifilis Stadium menular (Sifilis stadium I, II dan laten dini):
• Berikan dosis tunggal benzathine benzylpenicilin 2,4MU.
- Jika alergi penisilin dan tidak hamil/menyusui, hindari benzylpenicilin, lakukan pemeriksaan VDRL/TPHA dan berikan doxycycline 100mg per 12 jam secara oral selama 14 hari. Jika alergi penisilin dan
hamil/menyusui, hindari doxycycline, ganti dengan erythromycin 500mg 6 per jam secara oral selama 14 hari. Sarankan pasien kembali untuk mengulangi VDRL/TPHA dalam 6 dan 12 bulan. Jika hasil
VDRL/TPHA bulan ke-12 setidaknya 4 kali lebih rendah, rujuk.
- Lakukan tes VDRL / TPHA

Periksa apakah pasien juga mengalami pembengkakan kelenjar getah bening yang panas dan nyeri (diskrit, dapat digerakkan dan kenyal)

Tidak Ya

Jika tidak membaik setelah 7 hari, rujuk. Juga terapi pasien dan pasangan untuk
limfogranuloma venerum:
Rujuk segera.

© University of Cape Town

1
Jika alergi penisilin berat (riwayat angioedema, anafilaksis atau urtikaria), rujuk.
56
Positif sifilis
Pendekatan pada pasien positif sifilis
Periksa VDRL / TPHA. Jika uji cepat TP non-reaktif, tes ulang setelah 1-3 bulan.

Pertama periksa dan edukasi pasien dan pasangan  53.

Apakah pasien mendapat penanganan sifilis dalam 3 bulan terakhir?

Tidak Ya

Periksa VDRL/TPHA

Tidak Ya Titer VDRL/TPHA baru adalah salah satu dari:


• < 1:8 dan tidak berubah atau
Tidak perlu • Tangani Sifilis Stadium menular (Sifilis stadium I, II dan laten dini): • Setidaknya 2 tingkat lebih rendah dari sebelumnya (misal dari 1:64 ke 1:16)
pengobatan. - Berikan dosis tunggal benzatine benzylpenisilin 2,4MU IM.
- Jika alergi penisilin dan tidak hamil/menyusui, berikan gantinya Tidak Ya
doxycycline 100mg per 12 jam secara oral selama 14 hari.
- Jika alergi penisilin dan hamil/menyusui, berikan gantinya eritromisin • Tidak perlu
500mg per 6 jam secara oral selama 14 hari. pengobatan.
• Ulangi VDRL/TPHA seteah 3 bulan: • Ulangi VDRL/TPHA
- Apakah VDRL/TPHA baru setidaknya 2 tingkat di bawah sebelumnya pada bulan ke-6, 9,
(misal dari 1:64 ke 1:16)? 12, 18 dan 24. Jika
titer VDRL/TPHA naik,
Ya Tidak ulangi pengobatan.
• Jika belum, tangani
Apakah pasien memiliki luka baru? pasangan  53.
• Ulangi VDRL/TPHA
pada bulan ke-6,
9, 12, 18 dan 24. Tidak Ya
Jika titer VDRL/
TPHA naik, ulangi
pengobatan. Sifilis laten lanjut, • Tangani sebagai Sifilis Stadium menular (Sifilis stadium I, II dan laten dini):
• Tangani pasangan Sifilis Tertier, • Berikan dosis tunggal benzatine benzylpenisilin 2,4MU IM.
 53. Kardiosifilis atau • Jika alergi penisilin dan tidak hamil/menyusui, berikan gantinya doxycycline 100mg per 12 jam
Neurosifilis, rujuk secara oral selama 14 hari.
segera. • Jika alergi penisilin dan hamil/menyusui, berikan gantinya erythromycin 500mg per 6 jam secara
oral selama 14 hari.
• Ulangi VDRL/TPHA pada bulan ke-3, 6, 9, 12, 18 dan 24. Jika titer VDRL/TPHA naik, ulangi pengobatan.

Tangani bayi baru lahir dari ibu positif VDRL/TPHA:


• Jika bayi sehat dan ibu sudah mendapat pengobatan lengkap > 1 bulan sebelum melahirkan: berikan dosis tunggal benzatin benzylpenisilin 50.000unit/kg IM.
• Jika tanda-tanda sifilis kongenital1, atau pengobatan ibu tidak lengkap atau diobati < 1 bulan sebelum melahirkan, berikan procaine benzylpenisilin 50.000unit/kg IM per hari selama 10 hari, dan rujuk

1
Tanda-tanda sifilis kongenital adalah ruam (bercak merah/biru atau memar terutama pada telapak kaki dan telapak tangan), jaundice, pucat, perut buncit, bengkak, berat badan lahir rendah, hidung meler/jalur pernapasan tersumbat, hipoglikemia.
57
Gejala lain pada genital
Pertama periksa dan edukasi pasien dan pasangan  53.

Vegetasi di area genital Ruam gatal di area pubis

Molluscum Kutu pubis


contagiosum Tangani pasien dan pasangan:
Rujuk. • Oleskan lotion permethrine
1% pada area yang terkena
dan area berambut di
sekitarnya. Bilas setelah 10
menit. Hindari membran
mukosa, bukaan uretra dan
daerah rawan. Ulangi setelah
9 hari.
• Cuci baju dan seprai yang
digunakan dalam 2 hari © BMJ Best Practice
terakhir dengan air panas.
© University of Cape Town • Untuk gatal, berikan
loratadine 10mg per hari Skabies
seperlunya. Tangani pasien, pasangan dan anggota keluarga:
Kutil genital • Oleskan krim permethrine 5% dari leher ke
Rujuk. bawah. Bilas setelah 14 jam. Hindari membran
mukosa, bukaan uretra dan daerah rawan.
• Ulangi setelah 10 hari jika diperlukan.
• Cuci dan setrika baju dan seprai.
• Untuk gatal, berikan loratadine 10mg per hari
sesuai kebutuhan.

58
Skrining serviks
Wanita yang aktif seksual memerlukan skrining serviks jika berumur diantara 30-50 tahun dan tidak pernah skrining serviks dalam 5 tahun terakhir.

Periksa kebutuhan pasien untuk skrining serviks


Periksa Catatan
Gejala Tanya tentang perdarahan abnormal vagina  61, cairan vagina  55 dan tangani seperti di halaman gejala. Jika cairan abnormal, tangani cairan sebelum skrining.
KB Periksa kebutuhan kontrasepsi pasien  138.
Pemeriksaan Lakukan pemeriksaan bimanual untuk nyeri serviks atau tumor dan pemeriksaan spekulum untuk abnormalitas serviks. Jika dicurigai kanker serviks, rujuk ke rumah sakit

Edukasi pasien yang memerlukan skrining serviks


• Kanker serviks adalah penyakit yang terjadi di mulut rahim. Edukasi pasien bahwa skrining serviks adalah cara efektif untuk mencegah kanker serviks.
• Edukasi bahwa beberapa jenis virus HPV menyebabkan kanker serviks. HPV ditularkan secara seksual dan kadang terjadi bertahun-tahun, menyebabkan perubahan pada serviks lalu menjadi kanker.
• Edukasi bahwa pap smear dan inspeksi visual menggunakan asam asetat (IVA) dapat mendeteksi perubahan pada serviks yang terjadi beberapa tahun sebelum kanker berkembang.
• Edukasi bahwa merokok meningkatkan risiko serviks abnormal. Jika pasien merokok, motivasi untuk berhenti  127. Dukung pasien untuk berubah  153.
• Edukasi pasien untuk kembali jika terjadi gejala kanker serviks (perdarahan abnormal vagina, cairan vagina).

Skrining pasien yang memerlukan skrining serviks

Lakukan skrining sesuai dengan tes skrining serviks yang tersedia di fasilitas kesehatan Anda.

Inspeksi visual menggunakan asam asetat (IVA)

IVA negatif IVA positif

Skrining serviks Skrining serviks positif: periksa ukuran area lesi (putih)
negatif
Ulangi skrining
Area lesi meliputi < 75% dari permukaan serviks. Area lesi meliputi > 75% dari permukaan serviks.
setelah 2 tahun.

• Jelaskan pada pasien bahwa ada perubahan abnormal pada • Jelaskan pada pasien bahwa ada perubahan
serviksnya yang membutuhkan perawatan. abnormal pada serviksnya yang membutuhkan
• Edukasi bahwa krioterapi (terapi dingin) dapat menghilangkan pemeriksaan lanjut, tes untuk cek kanker serviks
perubahan pada serviks ini. Setelah terapi, dapat kembali ke normal. dan perawatannya.
• Rujuk ke rumah sakit.
Dapatkan persetujuan untuk melakukan krioterapi.

Setelah krioterapi, ulang IVA setelah 6-12 bulan.


• Jika hasil IVA negatif, ulangi skrining setelah 3-5 tahun.
• Jika hasil IVA positif, ulangi krioterapi atau rujuk.

59
Gangguan menstruasi
Pendekatan pada pasien dengan gejala menstruasi
Tangani sesuai gejala: tanya jika menstruasi abnormal, nyeri kram selama menstruasi atau kembung/nyeri kepala/payudara nyeri/lelah/mood berubah-ubah di sekitar periode menstruasi.

Menstruasi abnormal Perut bawah kram atau nyeri Kembung/nyeri kepala/


punggung selama menstruasi. Nyeri payudara nyeri/lelah/mood
kepala, kelelahan, mual, muntah dan berubah-ubah di sekitar
Perdarahan hebat/ Tidak ada perdarahan
diare juga dapat terjadi. periode menstruasi
memanjang/tidak
teratur
Kemungkinan amenorea
Kemungkinan dismenorea Kemungkinan PMS
• Jika menstruasi tidak dimulai sebelum umur 16 tahun, rujuk.
• Jika cairan vagina abnormal  53. (premenstrual syndrome)
61. • Jika menstruasi berhenti:
• Berikan ibuprofen 400mg per • Edukasi bahwa PMS dapat
- Periksa kehamilan. Jika hamil 140.
8 jam selama 3 hari menstruasi. dimulai 2 minggu sebelum
- Jika > 40 tahun, tanya tentang gejala menopause: sensasi rasa panas, keringat
Hindari jika tukak lambung, asma, menstruasi dan akan
malam, vagina kering, perubahan mood, kesulitan tidur dan disfungsi seksual,
hipertensi, gagal jantung atau membaik di akhir periode
kemungkinan menopause  147.
penyakit ginjal. menstruasi.
- Tanya tentang kontrasepsi:
• Diskusikan kontrasepsi: jika • Jika mood menurun, stres
kontrasepsi diinginkan atau atau cemas  87.
Apakah pasien menggunakan kontrasepsi suntik atau implan? jika tidak membaik dengan • Jika gejala berat,
ibuprofen, berikan kontrasepsi oral: pertimbangkan kontrasepsi
ethinylestradiol/levonorgestrel oral ethinylestradiol/
Ya Tidak 30mcg/150mcg selama 6 bulan levonorgestrel
 138, lalu tinjau ulang. Jika 30mcg/150mcg selama 6
Yakinkan • Yakinkan menstruasi akan dimulai lagi. kehamilan yang diinginkan, rujuk. bulan  138.
bahwa tidak • Sarankan untuk kembali jika tidak menstruasi
menstruasi selama > 6 bulan. Jika tidak bereaksi terhadap terapi atau gejala mengganggu
atau kegiatan sehari-hari, rujuk untuk pemeriksaan selanjutnya mengenai
menstruasi kemungkinan penyebab seperti fibroid.
Jika tidak menstruasi > 6 bulan
sedikit adalah
• Cari dan tangani penyebab (seperti stres, olahraga
normal.
berlebihan, berat badan turun tiba-tiba, berat badan
kurang).
• Jika kelemahan/kelelahan, berat badan naik, mood
menurun, kulit kering, konstipasi atau tidak tahan
dingin, rujuk untuk tes TSH. Jika abnormal, rujuk ke
spesialis.
• Jika masih belum menstruasi setelah penyebab diobati/
belum sembuh atau tidak yakin akan penyebab, rujuk.

Edukasi pasien dengan gejala menstruasi


• Jelaskan bahwa menstruasi adalah normal dan sehat, dan edukasi apakah menstruasi itu: setiap bulan dinding uterus menebal untuk mempersiapkan kehamilan. Saat kehamilan tidak terjadi, dinding
yang menebal tersebut luluh melalui vagina, sehingga terjadi perdarahan selama beberapa hari.
• Yakinkan bahwa dismenorea (nyeri perut/punggung saat menstruasi) adalah wajar. Anjurkan untuk melanjutkan kegiatan sehari-hari dan olahraga.
• Jika PMS: sarankan untuk olahraga setiap hari dan coba teknik relaksasi  87.

60
Perdarahan abnormal vagina
Berikan perhatian segera jika:
• Hamil 140 • Postpartum atau baru keguguran/aborsi 144.
• TD < 90/60mmHg • Pucat dengan nadi ≥ 100, laju napas > 30, pusing/pingsan atau nyeri dada
Tata laksana:
• Jika TD < 90/60mmHg, infus NaCl 0,9% 250mL secara cepat, ulangi hingga TD sistolik > 90mmHg. Lanjutkan infus 1L per 6 jam. Hentikan jika terjadi perburukan napas.
• Rujuk segera.

Pendekatan pasien perdarahan abnormal vagina yang tidak memerlukan penanganan segera
• Lakukan pemeriksaan bimanual untuk massa pelvis, spekulum untuk visualisasi dan monitor serviks  59.
• Jika umur > 40, tanya tanda-tanda menopause: muka memerah, keringat malam, vagina kering, perubahan mood, kesulitan tidur dan disfungsi seksual  147. Jika terjadi perdarahan baru > 1 tahun
setelah menstruasi terakhir, rujuk di minggu yang sama.
• Jika pasien tidak menopause, tentukan tipe perdarahan:

Perdarahan berat rutin (mengganggu kualitas hidup) atau Pola menstruasi Perdarahan setelah seks Bercak di antara periode menstruasi
perdarahan > 7 hari tiap menstruasi tidak teratur (< 21
hari atau > 35 hari
di antara periode) • Tes penyakit menular • Tanya tentang tanda-tanda penyakit menular seksual: jika
Apakah pasien mengalami perdarahan di tempat lain (gusi, seksual  53. Bila keputihan, gatal, luka atau benjolan  53.
gampang lebam, ruam kemerahan)? terdapat indikasi • Jika menjalani kontrasepsi hormonal, terapi dengan metode:
• Jika berat badan • Jika terjadi
berubah, nadi penyiksaan atau
Ya Tidak ≥ 100, tremor, Terapi suportif: Kontrasepsi suntik atau subdermal
pelecehan  89.
lemah/lesu, kulit • Berikan tata laksana implant:
kering, konstipasi suportif dengan • Edukasi (wajar di 3 bulan pertama).
• Cek darah • Jika Hb < 12g/dL, rawat untuk kemungkinan
atau tidak tahan ibuprofen, asam • Jika perdarahan berlanjut, berikan
lengkap. anemia  31.
dingin atau panas, mefenamat, asam kombinasi kontrasepsi oral:
• Rujuk ke • Berikan kombinasi kontrasepsi oral: ethinylestradiol/
rujuk untuk traneksamat dan ethinylestradiol/ levonorgestrel
spesialis levonorgestrel 30/150mcg sebanyak 3 siklus  138.
tes TSH. Jika sulfat ferosus 30/150mcg sebanyak 3 siklus  138.
di • Jika kombinasi kontrasepsi oral kontraindikasi
abnormal, rujuk ke kemudian rujuk. • Jika kombinasi kontrasepsi oral
minggu 138, atau kehamilan diinginkan, ganti dengan
spesialis. • Kontrasepsi kombinasi kontraindikasi  138, berikan
yang ibuprofen 400mg per 8 jam setelah makan selama
• Berikan kombinasi oral tidak dianjurkan ibuprofen 400mg per 8 jam setelah
sama. 5 hari (hindari jika tukak lambung, asma, darah
kontrasepsi oral: makan selama 5 hari (hindari jika
tinggi, gagal jantung atau penyakit ginjal).
ethinylestradiol/ tukak lambung, asma, darah tinggi,
• Jika menggunakan kontrasepsi hormonal suntik
levonorgestrel gagal jantung atau penyakit ginjal).
atau implan subdermal: edukasi (wajar dalam 3
bulan pertama). Jika perdarahan berlanjut, berikan 30/150mcg selama
kombinasi kontrasepsi oral atau ibuprofen seperti 6 bulan  138. Rujuk pasien dalam 2 minggu jika:
di atas. • Jika kehamilan • Diagnosis tidak pasti
• Rujuk pasien:: diinginkan, rujuk. • Perdarahan > 1 minggu setelah perawatan penyakit menular seksual,
- Di minggu yang sama jika ada massa perut atau setelah diare/muntah berhenti
- Jika tidak membaik setelah 2 minggu perawatan • Perdarahan berlanjut setelah 2 minggu perawatan.
- Jika perdarahan parah setelah pemasangan IUD • Pemeriksaan serviks abnormal dengan spekulum (dicurigai kanker)
• Menstruasi ireguler, perubahan berat badan, HR >100, malaise. Rujuk

61
Disfungsi seksual
Tanya tentang penurunan libido, masalah mencapai dan/atau mempertahankan ereksi, nyeri saat berhubungan seksual, ejakulasi yang cepat terjadi, atau ejakulasi yang lambat atau masalah ejakulasi lain
dan orgasme.

Masalah mencapai dan/atau mempertahankan Nyeri ejakulasi Nyeri saat berhubungan seksual. Jika nyeri ejakulasi Penurunan libido
ereksi yang cukup hingga terjadi ejakulasi. Jika libido tangani sesuai nyeri ejakulasi.
menurun, tangani sesuai alur terkait.
• Jika gejala genital Tanyakan adakah nyeri saat
 53. Apakah nyeri di permukaan atau dalam? berhubungan seksual atau ereksi. Periksa
Apakah pasien sering ereksi saat bangun pagi? • Jika gejala saluran dan tangani sesuai alur berikut.
BAK  63.
Nyeri permukaan Nyeri dalam
• Tinjau obat-
Ya Tidak obatan: • Periksa dan tangani stres  87.
antidepresan • Tinjau penggunaan obat: fenitoin,
• Jika gejala genital  53. • Jika gejala genital
dan pengobatan metoprolol, hydrochlorothiazide,
• Periksa dan tangani • Periksa dan tangani risiko CVD • Jika gejala anus  52.  53.
skizofrenia dapat spironolakton, klorpromazin, flufenazin
stres  87.  111. • Jika gejala saluran BAK  63. • Jika nyeri perut
menyebabkan dekanoat, risperidon, fluoksetin,
• Tanya tentang • Periksa dan tangani diabetes • Tanya tentang vagina kering: berulang dan
nyeri ejakulasi. amitriptilin, lopinavir/ ritonavir, dan
masalah hubungan, melitus  22. - Jika wanita > 40 tahun, tanya mereda dengan
• Jika penyebab obat lain yang diduga menyebabkan
kecemasan/ketakutan • Tinjau obat- tentang gejala menopause: buang air besar,
tidak ditemukan, disfungsi seksual.
akan seks, kehamilan obatan: metoprolol, sensasi rasa panas, keringat kembung,
rujuk. • Dalam sebulan terakhir, apakah pasien:
yang tidak diinginkan, hydrochlorothiazide, malam, perubahan mood, konstipasi dan/atau
1) merasa sedih, depresi, putus asa
infertilitas dan spironolactone, fluphenazine kesulitan tidur  147. diare, kemungkinan
atau 2) hilang minat atau kesenangan
kecemasan performa decanoate, fluoxetine - Tinjau obat-obatan: irritable bowel
melakukan aktivitas? Jika ya  129.
seksual. dan amitriptyline dapat kontrasepsi oral, antidepresan syndrome. Rujuk ke
• Skrining konsumsi alkohol/narkoba:
• Jika pelecehan atau menyebabkan disfungsi dan pengobatan hipertensi spesialis.
Jika ya  128.
kekerasan seksual seksual. dapat menyebabkan vagina • Rujuk jika:
• Tanya tentang masalah hubungan,
 89. • Skrining konsumsi alkohol/ kering. - Menstruasi
kecemasan/ketakutan akan seks,
• Dalam sebulan narkoba, menyalahgunakan • Edukasi pasien untuk berat, nyeri atau
kehamilan yang tidak diinginkan,
terakhir, apakah resep atau obat apotek : Jika menghindari anal seksual, dan berkepanjangan
infertilitas dan kecemasan performa
pasien: 1) merasa ya  128. menggunakan pelumas saat - Infertilitas
seksual.
sedih, depresi, • Jika pasien merokok, motivasi hubungan seksual. Pastikan - Massa perut/pelvis
• Tanya tentang vagina kering:
putus asa atau untuk berhenti  127. pelumas cocok dengan - Massa anus/
• Jika wanita > 40 tahun : Skrining
2) hilang minat Dukung pasien untuk kondom, hindari petroleum jelly. rektum
menopause  147.
atau kesenangan berubah  153.
• Tinjau obat-obatan: kontrasepsi oral,
melakukan aktivitas? • Periksa dan tangani stres
• Periksa dan tangani stres  87. antidepresan, dan antihipertensi yang
Jika ya  129.  87.
• Jika pelecehan atau kekerasan seksual  89. dapat menyebabkan vagina kering.
• Diskusikan • Jika tidak membaik saat
• Jika pelecehan atau kekerasan seksual
penggunaan kondisi kronis sudah stabil
 89.
kondom. Pastikan dan pengobatan sudah
• Periksa kebutuhan kontrasepsi pasien
pasien paham cara maksimal, rujuk.
 138.
penggunaan yang
• Tawarkan rujukan ke konselor.
benar.

Jika disfungsi seksual tidak membaik, rujuk ke spesialis.

1
Satu kali minum setara dengan 1 gelas kecil (125mL) anggur atau 1 kaleng/botol (330mL) bir.
62
Gangguan berkemih
Berikan perhatian segera pada pasien dengan gangguan berkemih jika:
• Darah pada urin setelah cedera  23 • Darah pada urin dengan nyeri tiba-tiba, berat, pada satu sisi dan menjalar ke selangkangan:
• Tidak bisa buang air kecil dan distensi pada perut bawah kemungkinan batu ginjal.
• Darah/protein pada urin dan bengkak baru pada wajah/kaki, TD ≥ 140/90mmHg • Nyeri pinggang dengan leukosit/nitrit pada urin carik celup: kemungkinan pielonefritis.
atau jumlah urine sedikit: kemungkinan penyakit ginjal
Tata laksana dan rujuk segera:
• Jika tidak bisa buang air kecil, pasang kateter urin.
• Jika kemungkinan pielonefritis, atasi gejala, lalu rujuk. Jika TD < 90/60mmH, beri NaCl 0,9% 250mL IV secara cepat, ulangi hingga TD sistolik > 90mmHg. Lanjutkan infus 1L per 6 jam. Lakukan
pemantauan urin output dengan target 0,5-1 ml/kgBB/jam dan sesuaikan balans cairan. Hentikan jika terjadi perburukan napas.
• Jika kemungkinan penyakit ginjal:
- Jika nadi > 100, laju napas > 30 atau mata sembab: berikan masker oksigen dan IV furosemide 40mg pelan. Hindari memberikan cairan infus.
- Jika TD > 160/100mmHg: diskusikan apakah akan memberikan pengobatan penurun TD sebelum merujuk.
• Jika kemungkinan batu ginjal: berikan natrium diclofenac 50mg dan bila memungkinkan lakukan USG ginjal. secara oral. Motivasi pasien untuk minum air.

Pendekatan pada pasien dengan gejala berkemih yang tidak memerlukan perhatian segera
Cek carik celup urin dan tanya tentang urin berdarah, frekuensi dan rasa terbakar: Jika glukosa pada carik celup, periksa diabetes  22. Jika frekuensi, periksa kehamilan.

Terasa terbakar/frekuensi/urgensi atau leukosit/nitrit pada carik celup Tidak ada rasa terbakar/frekuensi/urgensi dan tidak ada
leukosit/nitrit pada carik celup urin
Wanita Pria
• Cek cairan uretra. Jika ada, kemungkinan uretritis pria 54. Darah pada carik Masalah aliran
• Jika suhu ≥ 38°C, nyeri perineum/badan atau nyeri tekan pada prostat saat celup (dan tidak Cek carik celup untuk periksa infeksi.
Apakah pasien hamil, dikateter,
pemeriksaan dubur? menstruasi)
diketahui diabetes atau masalah
saluran kemih? Inkontinensia urin Pancaran urin
Tidak: Leukosit atau nitrit di urin pancar tengah Ya: kemungkinan Jika lemah atau
prostatitis akut memungkinkan kesulitan
Tidak: kemungkinan Ya • Tinjau penggunaan
• Berikan ciprofloxacin lakukan USG buang air
infeksi saluran Ya Tidak furosemid.
500mg per 12 jam selama untuk memastikan kecil
kemih biasa • Jika atropi vagina
14-28 hari. penyebab (batu,
Sulfametoksazol-  147.
Frekuensi atau Tidak ada Rujuk • Berikan ibuprofen2 tumor, atau
trimetropim • Jika konstipasi  52. Rujuk untuk
urgensi frekuensi atau 400mg per 8 jam saat penyebab lain)
2x960mg selama 3 • Edukasi untuk memastikan
urgensi makan selama maksimal lalu rujuk
hari atau cefadroxil mengurangi alkohol dan hipertrofi
5 hari (hindari jika
2x500mg selama Kemungkinan infeksi kafein, lakukan senam prostat pada
tukak lambung, asma,
3 hari saluran kemih komplikata Kemungkinan otot pelvis. pria.
hipertensi, gagal jantung
Segera rujuk. Jika nyeri uretritis pria • Jika prolaps vagina atau
atau penyakit ginjal).
dan demam berikan 54. tidak ada respon, rujuk.
paracetamol 500mg

Jika gejala tidak mereda atau infeksi berulang, rujuk.

1
Jika alergi penisilin berat (riwayat angioedema, anafilaksis atau urtikaria), diskusikan. 2Hindari jika tukak lambung, asma, hipertensi, gagal jantung atau penyakit ginjal. 3Pasien dengan risiko bilharzia jika mereka pernah mandi/berenang di bendungan,
sungai atau danau pada daerah endemik (Danau Lindu di Sulawesi Tengah).
63
Nyeri pada tubuh Lakukan pencegahan COVID-19:
Gunakan APD yang sesuai

• Pasien mengalami nyeri pada tubuh jika terjadi ngilu/pegal di badan atau sebagian besar badan terasa sakit.
• Jika nyeri lokal di satu area: punggung 66, lengan/tangan 67, tungkai 68, kaki 69, leher 67.

Pendekatan pasien dengan nyeri pada tubuh


• Jika mengonsumsi abacavir atau zidovudine, cek efek samping 104.
• Jika sedang demam atau dalam 3 hari terakhir, dan riwayat dari daerah malaria dalam 12 bulan terakhir, tes malaria1. Jika tes positif 29.
• Jika berat badan turun tidak diinginkan ≥ 5% dari berat badan dalam 6 bulan terakhir  28.
• Apakah ada salah satu dari: batuk, hidung tersumbat/meler, radang tenggorokan, nyeri perut, mual/muntah, diare, sensasi terbakar saat buang air kecil, nyeri kepala, demam?

Tidak Ya

Skrining masalah otot: • Jika batuk 43.


• Minta pasien meletakkan tangan di belakang kepala, lalu di belakang punggung. Tancapkan kuku di telapak • Jika hidung tersumbat/meler 39.
dan buka tangan. Tekan kedua telapak tangan dan angkat siku. Jalan. Duduk dan berdiri dengan lengan terlipat. • Jika radang tenggorokan40.
• Apakah pasien dapat melakukan semua dengan nyaman? • Jika nyeri perut 49.
• Jika mual atau muntah 50.
• Jika diare 51.
Tidak Ya
• Jika sensasi terbakar saat buang air kecil 63.
• Jika tidak ada salah satu di atas:
Periksa sendi: apakah sendi hangat, nyeri, bengkak atau gerakan terbatas?
Apakah ada nyeri badan dan nyeri kepala/demam belakangan ini?
Ya Tidak
Ya Tidak
65 • Tes HIV  97. Jika leher tegang, kantuk/bingung atau ruam
• Periksa dan kelola stres  87. kemerahan, kemungkinan meningitis 35.
Rujuk.
• Tinjau ulang obat-obatan pasien. Jika diberikan simvastatin dan terjadi nyeri/keram
otot dan lemas, rujuk ke spesialis.
Kemungkinan influenza (flu)/COVID-19
• Jika pasien ada penyakit terminal, pertimbangkan perawatan paliatif  148.
• Pikirkan kemungkinan COVID-19  45 jika
• Tanya durasi nyeri:
belum dilakukan.
• Edukasi pasien etika batuk/bersin dan rutin
< 3 bulan ≥ 3 bulan cuci tangan.
• Berikan paracetamol 500mg per 8 jam jika
diperlukan sampai maksimum 5 hari.
• Berikan paracetamol 500mg • Berikan paracetamol 500mg per 8 jam jika diperlukan hingga • Edukasi bahwa tidak perlu antibiotik.
per 8 jam jika diperlukan maksimum 5 hari. Edukasi untuk hanya menggunakan analgesik • Edukasi pasien untuk menjadwalkan
sampai maksimal 5 hari. jika diperlukan dan hindari pemakaian rutin jangka panjang. kunjungan jika tidak membaik setelah
• Edukasi untuk jadwalkan • Cek gula darah  22. 1 minggu.
kunjungan jika tidak membaik • Cek Hb. jika < 12g/dL (wanita) atau < 13g/dL (pria)  31. • Edukasi vaksin influenza jika ≥ 65 tahun,
setelah 2 minggu. • Rujuk untuk evaluasi lebih lanjut. hamil, HIV, penyakit jantung/paru kronis

1
Pemeriksaan malaria dengan mikroskop atau jika tidak tersedia, pemeriksaan diagnosis cepat.
64
Gangguan pada persendian
Berikan perhatian segera pada pasien dengan gangguan persendian dan:
Rasa panas pada persendian, bengkak, nyeri hebat dengan gerakan yang terbatas
Tata laksana:
• Jika cedera baru saja terjadi, imobilisasi dan rencanakan x-ray
• Jika ditemukan peningkatan kadar asam urat, pertimbangkan apakah perlu dirujuk atau ditangani sebagai gout akut 136.
• Rujuk segera.

Pendekatan pasien dengan gangguan persendian yang tidak memerlukan perhatian segera
• Cek jika masalah ada di persendian: Minta pasien meletakkan tangan di belakang kepala, lalu di belakang punggung. Kepalkan tangan dan buka tangan. Temukan kedua telapak tangan dan angkat siku.
Jalan. Duduk dan berdiri dengan lengan terlipat.

Bisa melakukan semua tahap Tidak bisa melakukan semua tahap dengan nyaman
dengan nyaman
Apakah cedera baru saja terjadi?
Kemungkinan bukan
masalah persendian
Tidak Ya

• Jika nyeri pada badan 64.


Tanyakan durasi nyeri otot Kemungkinan muskuloskeletal
• Jika nyeri punggung 66.
sprain/strain
• Jika nyeri leher 67.
• Istirahat dan naikan sendi.
• Jika gejala lengan 67. < 6 minggu ≥ 6 minggu
• Kompres es batu.
• Jika gejala tungkai 68. Keluar duh tubuh atau ruam kulit tidak gatal?
• Pasangkan bebat tekan
• Jika gejala kaki 69.
Kemungkinan • Berikan paracetamol 500mg
Ya Tidak arthritis per 8 jam seperlunya hingga
kronis 135 maksimal 5 hari. Jika tidak
dan periksa TB. bereaksi, berikan setelah
Kemungkinan Bila terjadi panas secara tiba-tiba, nyeri hebat, kemerahan, persendian makan, ibuprofen 400mg per
gonococcal arthritis bengkak (biasanya jempol kaki atau lutut)? 8 jam atau natrium diclofenac
• Biasanya meliputi 50-100mg per 12 jam
pergelangan tangan, seperlunya hingga maksimal
Tidak Ya
pergelangan kaki, 7 hari (hindari ibuprofen/
tangan dan kaki. diclofenac jika tukak lambung,
• Rujuk pasien di hari • Berikan paracetamol 500mg per 8 jam seperlunya Kemungkinan asma, hipertensi, gagal
yang sama. hingga maksimum 5 hari. Jika tidak membaik, gout akut jantung atau penyakit ginjal).
• Tangani pasangan berikan setelah makan, ibuprofen 400mg per 8 jam 136 • Edukasi pasien untuk
pasien sebagai atau diclofenac 50-100mg per 12 jam seperlunya menggerakkan otot setelah
servisitis/urethritis (hindari ibuprofen/diclofenac jika tukak lambung, 2-3 hari, jika tidak terlalu sakit.
pria  53. asma, hipertensi, gagal jantung atau penyakit ginjal). • Tinjau setelah 1 minggu:
• Tes HIV (bila ditemukan faktor risiko)  97. jika tidak membaik, rujuk ke
• Tinjau setelah 1 bulan atau lebih cepat jika nyeri spesialis.
sendi memburuk. Jika memburuk, rujuk.

65
Nyeri punggung
Berikan perhatian segera jika:
• Gangguan berkemih atau pencernaan - retensi atau inkontinensia • Massa abdomen berdenyut: kemungkinan aneurisma aorta abdominal
• Mati rasa pada bokong, perineum atau kaki • Jika nyeri di punggung bawah belakang atau demam, cek urin carik celup:
• Kaki lemah atau susah jalan - Jika ada leukosit/nitrit pada carik celup: kemungkinan pielonefritis
• Baru cedera dan x-ray tidak tersedia atau abnormal - Jika ada darah disertai nyeri tiba-tiba, hebat, di satu sisi saja hingga ke
• Nyeri hebat tiba-tiba pada perut bagian atas dengan mual/muntah: kemungkinan pankreatitis selangkangan: kemungkinan batu ginjal
Tata laksana dan rujuk segera:
• Jika kemungkinan pankreatitis: infus Ringer laktat 1L secara cepat berapa pun tingkat TD, lalu infus 1L per 4 jam. Hentikan jika terjadi perburukan napas atau nadi >100.
• Jika kemungkinan aneurisma aorta abdominal: hindari infus walaupun TD < 90/60mmHg (tekanan darah meninggi dapat memperburuk ruptur).
• Jika kemungkinan pielonefritis: stabilisasi dan rujuk. Jika TD < 90/60mmHg, infus NaCl 0,9% 250mL secara cepat, ulangi hingga TD sistolik > 90mmHg. Lanjutkan infus 1L per 6 jam. Hentikan
jika terjadi perburukan napas atau nadi >100.
• Jika kemungkinan batu ginjal: berikan natrium diclofenac 50mg. secara oral. Motivasi pasien untuk banyak minum.
• Rujuk segera.

Pendekatan pasien nyeri punggung yang tidak memerlukan penanganan segera


Apakah pasien mengalami salah satu dari: batuk, berat badan turun, keringat malam atau demam?

Ya Tidak

Periksa TB Salah satu dari: > 50 tahun, nyeri bertambah atau sudah terjadi > 6 minggu, riwayat kanker atau operasi punggung, osteoporosis,
 92 dan konsumsi steroid secara oral, HIV, injeksi narkoba atau ada kelainan bentuk?

Ya Tidak

Rencanakan x-ray punggung, Salah satu dari: < 40 tahun, tidur terganggu karena nyeri, nyeri berkurang dengan olahraga, tidak membaik dengan istirahat?
pemeriksaan LED, dan rujuk
Tidak Ya Tidak
yakin
Kemungkinan nyeri punggung mekanis Kemungkinan
• Ukur lingkar pinggang: jika > 80cm (wanita) atau > 90 (pria) periksa risiko penyakit kardiovaskular  111. nyeri
• Periksa dan kelola stres  87. punggung
• Yakinkan pasien bahwa nyeri punggung sangat umum, biasanya tidak serius dan akan membaik sendiri. inflamasi
• Edukasi pasien untuk bergerak aktif, melanjutkan aktivitas normal dan hindari berbaring di tempat tidur empuk.
• Edukasi pasien bahwa olah raga rutin dapat mencegah nyeri punggung berulang.
Rencanakan x-ray
• Berikan ibuprofen2 400mg per 8 jam setelah makan atau paracetamol 500mg per 8 jam seperlunya hingga
punggung, pemeriksaan
maksimum 5 hari.
LED, dan rujuk
• Jika nyeri masih ada > 4 minggu atau tidak dapat menjalankan aktivitas sehari-hari, rujuk ke spesialis/rumah sakit.
• Jika ada gangguan berkemih/pencernaan, mati rasa atau kelemahan otot, rujuk segera.

1
Jika alergi penisilin berat (ada riwayat angioedema, anafilaksis atau urtikaria), diskusikan. 2Hindari jika tukak lambung, asma, hipertensi, gagal jantung atau penyakit ginjal.
66
Nyeri leher
Berikan perhatian segera pada pasien dengan nyeri leher dan jika:
• Leher kaku dan salah satu dari: suhu ≥ 38°C, nyeri kepala, mengantuk/bingung atau ruam kemerahan: kemungkinan meningitis.
• Gangguan neurologis pada lengan/kaki: kelemahan, kebas, kekakuan, perubahan cara berjalan atau kesulitan koordinasi, nyeri menjalar ke lengan atau gangguan berkemih/inkontinensia.
• Cedera yang baru terjadi dan x-ray tidak tersedia atau abnormal, atau gangguan neurologis: lakukan imobilisasi leher dengan collar neck atau batang pada kedua sisi kepala.
Tata laksana
• Rujuk segera.

Pendekatan pada pasien dengan nyeri leher yang tidak memerlukan perhatian segera
Salah satu dari kondisi: usia >50 tahun, nyeri progresif atau selama > 6 minggu, riwayat operasi kanker/TB/leher, osteoporosis, penggunaan steroid oral, HIV, diabetes,
penggunaan obat IV atau berat badan turun yang tidak dapat dijelaskan/demam?

Ya Tidak

Rujuk segera. • Berikan pereda nyeri bila diperlukan: berikan ibuprofen2 400mg per 8 jam setelah makan atau paracetamol 500mg per 8 jam hingga maksimal 5 hari.
• Jika tidak ada nyeri lengan, rujuk ke FKRTL.
• Jika keluhan tidak berkurang setelah 6 minggu, muncul kelemahan/kebas atau nyeri bertambah atau jika didapatkan gangguan refleks fisiologis dan/atau patologis, rujuk.

Gangguan pada lengan/tangan


Cek jika masalah ada pada gangguan persendian dengan cara: minta pasien meletakkan tangan di belakang kepala, lalu di belakang punggung. Kepalkan tangan dan buka tangan. Tempelkan kedua
telapak tangan dan angkat siku. Jika tidak bisa melakukan semua gerakan dengan nyaman 65.

Berikan perhatian segera pada pasien dengan gangguan lengan/tangan dan jika:
• Nyeri lengan dengan nyeri dada 42.
• Cedera yang baru terjadi dengan nyeri dan gerakan terbatas: imobilisasi. Jika lengan/tangan dingin, pucat, nadi berkurang atau kebas atau fraktur terbuka, rujuk segera.
• Jika kelemahan pada lengan tiba-tiba, mungkin disertai kesulitan berbicara atau gangguan penglihatan: pikirkan stroke atau TIA 115.

Pendekatan pada pasien dengan gangguan lengan yang tidak memerlukan perhatian segera

Bahu sakit Nyeri pergelangan tangan/tangan: Nyeri siku saat atau setelah siku fleksi/ekstensi. Mungkin Nyeri di pangkal jempol yang memberat jika jempol
intermiten, memburuk di malam hari, disertai gangguan atau lemah saat menggenggam atau pergelangan tangan digerakkan atau saat
Kemungkinan berasal dari mereda jika digerakkan. Mungkin posisi jari mengunci (locking)
nyeri alih. kebas di jari ke-1, ke-2 dan ke-3 atau Kemungkinan Tennis/golfer's elbow
Tanyakan adakah nyeri leher kelemahan pada tangan. • Sarankan pasien untuk kompres es pada siku dan istirahatkan. Kemungkinan tenosynovitis tangan/pergelangan
(lihat di atas), batuk/kesulitan • Berikan ibuprofen2 400mg per 8 jam setelah makan selama 10 hari. tangan
bernapas 43, nyeri perut Kemungkinan carpal tunnel syndrome • Jika tidak membaik setelah 6 minggu atau memburuk, rujuk. • Istirahat dan bebat tangan.
49, hamil 140. Rujuk. • Berikan ibuprofen2 400mg per 8 jam setelah makan.
• Jika tidak membaik setelah 6 minggu atau memburuk, rujuk.
Jika alergi penisilin berat (ada riwayat angioedema, anafilaksis atau urtikaria), rujuk. 2Hindari jika tukak lambung, asma, hipertensi, gagal jantung atau penyakit ginjal.
1

67
Gejala pada tungkai
• Cek jika masalah ada di sendi: minta pasien untuk jalan. Duduk dan berdiri dengan tangan terlipat. Jika tidak bisa melakukan semuanya dengan nyaman 65.
• Jika masalah juga pada telapak kaki 69.

Berikan perhatian segera jika:


• Tidak bisa menopang beban setelah cedera  23.
• Bengkak dan nyeri pada satu betis: kemungkinan deep vein thrombosis / DVT (trombosis vena dalam), terutama jika IMT > 30, merokok, tidak aktif bergerak, hamil, dalam
pengobatan estrogen, cedera kaki, baru-baru ini masuk rawat inap, TB atau kanker
• Nyeri kaki parah tiba-tiba saat istirahat disertai salah satu dari tanda ini: kebas, lemah, pucat, tidak ada denyut nadi: kemungkinan acute limb ischemia / ALI (iskemia tungkai akut)
• Nyeri otot pada kaki atau bokong saat olahraga disertai nyeri saat istirahat, gangrene atau luka: kemungkinan critical limb ischemia / CLI (iskemia tungkai kritis)
Tata laksana:
Rujuk segera.

Pendekatan pada pasien dengan gejala tungkai yang tidak memerlukan perhatian segera
• Tinjau pengobatan pasien. Jika dalam pengobatan simvastatin dan nyeri/keram otot dan kelemahan, rujuk ke spesialis.
• Apakah ada bengkak di kaki?

Tidak Ya

Nyeri di bokong menjalar ke belakang kaki Nyeri otot Kedua kaki bengkak Satu kaki bengkak
bawah pada kaki
atau bokong
saat olahraga Apakah kesulitan bernapas memburuk Apakah cedera baru-baru ini?
Kemungkinan iritasi nervus skiatika yang mereda saat berbaring?
• Berikan paracetamol 500mg per 8 jam dengan
seperlunya. Jika tidak bereaksi berikan Ya Tidak
istirahat Ya Tidak
ibuprofen 400mg per 6 jam setelah
makan kalau perlu hingga maksimal Kemungkinan muskuloskeletal Periksa kulit: apakah ada area nyeri, ulkus,
1 bulan (hindari ibuprofen jika tukak Kemungkinan Kemungkinan • Periksa kehamilan. sprain/strain benjolan atau perubahan warna kulit
lambung, asma, hipertensi, gagal jantung penyakit gagal Jika hamil 140. • Pastikan pasien dapat menopang berat pada
dan penyakit ginjal). vaskular jantung • Cek penyakit kaki, jika tidak rujuk segera.
• Edukasi pasien untuk bergerak seaktif perifer 118. ginjal pada urin Ya Tidak
• Istirahat dan elevasi.
mungkin, lanjutkan aktivitas normal dan 124. carik celup: jika • Kompres es batu.
hindari berbaring di tempat tidur. berdarah atau • Pasangkan bebat tekan. 70 Cek benjolan pada
• Edukasi pasien untuk kembali dan rujuk protein, cek TD • Edukasi pasien untuk menggerakkan kaki selangkangan
segera jika:  119 dan rujuk. setelah 2-3 hari, jika tidak terlalu sakit.
- Retensi atau inkontinensia pada urin • Jika tidak ada salah • Berikan paracetamol 500mg per 8 jam
atau ani satu di atas atau seperlunya. Jika tidak bereaksi berikan Ya Tidak
- Kebas pada bokong, perineum atau kaki tidak yakin dengan ibuprofen 400mg per 8 jam saat makan
- Kelemahan kaki diagnosis, rujuk hanya seperlunya hingga maksimal 7 hari 30 Rujuk
- Kesulitan berjalan di minggu yang (hindari ibuprofen jika tukak lambung, asma, dalam 1
• Jika tidak membaik setelah 1 bulan, rujuk. sama. hipertensi, gagal jantung dan penyakit ginjal). minggu
• Tinjau setelah 1 minggu: jika tidak membaik,
rujuk.
68
Gejala pada kaki
Cek jika masalah ada di sendi: minta pasien jalan. Duduk dan berdiri dengan lengan terlipat. Jika tidak bisa melakukan semuanya dengan nyaman 65.

Berikan perhatian segera jika:


• Tidak dapat menopang berat badan setelah cedera  23.
• Nyeri hebat pada kaki tiba-tiba saat istirahat disertai salah satu dari: kebas, kelemahan, pucat, tidak berdenyut: kemungkinan acute limb ischemia/ALI (iskemia tungkai akut)
• Nyeri otot di kaki atau bokong saat olahraga disertai nyeri kaki saat istirahat, gangrene atau ulkus: kemungkinan critical limb ischemia/CLI (iskemia tungkai kritis)
Tata laksana:
Rujuk segera.

Pendekatan pasien dengan gejala kaki dan tidak memerlukan perhatian segera
Jika pecah-pecah/mengelupas/lesi bersisik di antara jari-jari kaki atau kulit bersisik menebal pada telapak kaki/tumit/sisi kaki, kemungkinan tinea pedis (athlete's foot) 73.

Nyeri kaki menyeluruh Nyeri terlokalisir

Nyeri seperti terbakar terus menerus, kesemutan atau kebas Nyeri kaki Pastikan sepatu pas dengan benar.
pada kaki memburuk di malam hari dengan nyeri
otot di kaki Nyeri tumit, memburuk saat mulai berjalan Deformitas kaki
Kemungkinan neuropati perifer atau bokong
• Tes HIV  97. Jika positif HIV, berikan perawatan rutin  98. Kemungkinan plantar fasciitis Benjolan bertulang pada alas di bawah jempol kaki,
• Periksa diabetes  22. Kemungkinan • Edukasi pasien hindari jalan tanpa alas kaki mungkin dengan callus, kemerahan atau ulkus
• Berikan amitriptyline 10-75mg di malam hari dan paracetamol 500mg per 8 jam. penyakit dan kompres dengan es.
• Jika tidak bereaksi, tambahkan ibuprofen 400mg per 8 jam setelah makan vaskular • Jika IMT ≥ 23, periksa risiko penyakit
hingga maksimal 5 hari (hindari jika tukak lambung, asma, hipertensi, gagal perifer Kemungkinan bunion
kardiovaskular  111. • Edukasi pereda nyeri seperlunya: berikan es,
jantung atau penyakit ginjal). 124. • Berikan seperlunya: paracetamol 500mg
• Rujuk di minggu yang sama jika terjadi di satu sisi, tanda-tanda neurologis lain berikan paracetamol 500mg per 8 jam atau
per 8 jam atau ibuprofen 400mg per 8 ibuprofen 400mg per 8 jam saat makan hingga
atau kehilangan fungsi. jam setelah makan hingga maksimal 5 hari
• Cek jika pasien dalam pengobatan TPT, TB atau ARV: maksimal 5 hari (hindari ibuprofen jika tukak
(hindari ibuprofen jika tukak lambung, asma, lambung, asma, hipertensi, gagal jantung atau
- Jika dalam pengobatan TPT atau TB: berikan pyridoxine 75mg per hari. hipertensi, gagal jantung atau penyakit ginjal).
- Jika dalam pengobatan stavudine: ganti pengobatan  104. penyakit ginjal).
• Rujuk ke fisioterapi. • Jika nyeri hebat atau luka, rujuk.

Pada pasien diabetes atau PAD, identifikasi kaki yang berisiko. Tinjau pasien diabetes atau PAD lebih sering jika:
• Kulit: callus, kutil, pecah-pecah, kulit basah di antara jari-jari kaki  73, ulkus  78. • Sensasi: sensasi tusukan ringan tidak normal setelah 2 kali percobaan
• Deformitas kaki: cek bunion (lihat di atas). Jika deformitas kaki, rujuk ke spesialis. • Sirkulasi: tidak ada atau denyut kaki menurun

Edukasi pasien diabetes atau PAD untuk merawat kaki tiap hari untuk mencegah luka dan amputasi
• Inspeksi dan bersihkan kaki tiap hari dan berhati-hati keringkan bagian di antara jari kaki. • Hindari berjalan tanpa alas kaki atau memakai sepatu tanpa kaus kaki. Ganti kaus kaki setiap hari. Inspeksi
Hindari merendam kaki. dalam sepatu tiap hari.
• Lembabkan kaki pecah-pecah setiap hari. Hindari melembabkan di antara jari-jari kaki. • Potong kuku berbentuk lurus, kikir ujung yang tajam. Hindari memotong kutil/kapalan sendiri atau
• Informasikan kepada tenaga kesehatan Anda segera jika terjadi luka, lecet atau pedih menggunakan bahan kimia/plester untuk membuangnya.
pada kaki. • Hindari mengetes suhu air dengan kaki atau menggunakan botol air panas atau pemanas dekat kaki.

69
Gejala pada kulit
Berikan perhatian segera pada pasien dengan gejala kulit dan jika:
• Jika gatal/ruam menyeluruh tiba-tiba atau bengkak wajah/lidah dan salah satu dari: mengi, kesulitan bernapas, TD < 90/60mmHg, pusing/pingsan, nyeri perut, mual atau terpapar
kemungkinan alergen1, cek anafilaksis  25.
• Ruam kemerahan/ungu dengan salah satu dari: leher kaku, mengantuk/bingung, suhu ≥ 38°C, nyeri kepala: kemungkinan penyakit meningokokus
• Ruam muncul di seluruh tubuh dalam 8 minggu setelah memulai pengobatan baru dan salah satu dari tanda berikut,
kemungkinan Reaksi Obat Berat Kutaneus: Steven Johnson Syndrome, Toxic Epidermal Necrolysis:
- TD < 90/60mmHg
- Suhu ≥ 38°C
- Nyeri perut
- Muntah atau diare
- Terjadi di mulut, mata atau genital
- Lecet atau terkelupas
- Jaundice © University of Cape Town © University of Cape Town © University of Cape Town

Tata laksana:
• Jika kemungkinan penyakit meningokokus: IV/IM ceftriaxone2 2g.
• Jika kemungkinan reaksi obat serius: hentikan semua obat-obatan. Jika kulit terkelupas, tangani seperti luka bakar sebelum merujuk  26.
• Jika TD < 90/60mmHg, infus NaCl 0,9% 250mL secara cepat, ulangi hingga TD sistolik > 90mmHg. Lanjutkan infus 1L per 6 jam. Hentikan jika terjadi perburukan napas.
• Rujuk segera.

Pendekatan pada pasien dengan gejala kulit tidak memerlukan perhatian segera
Tangani sesuai gejala kulit:

Nyeri Gatal Menyeluruh, Benjolan Jerawat/ Ulkus Krusta Kulit Perubahan Gejala
ruam tidak komedo mengelupas warna kulit kulit
gatal kepala
71 Ruam Tidak ada 78
ruam 77 79 80
75 81
Menyeluruh Terlokalisir
74
72 73

Jika ruam meluas, berulang atau sulit diobati, tes HIV  97.

1
Alergen umum termasuk obat-obatan, makanan atau gigitan/sengatan serangga dalam beberapa jam terakhir. 2Jika alergi penisilin berat (ada riwayat angioedema, anafilaksis atau urtikaria), diskusikan.
70
Nyeri pada kulit
Cek jika pasien memerlukan perhatian segera  70.

Nodul merah, hangat yang dapat disertai Kemerahan, hangat, kulit bengkak Lenting nyeri yang mengelompok pada satu sisi
fluktuasi. Dapat disertai pus Apakah batas jelas atau difus?

Batasan tidak jelas Batasan jelas dan meninggi

© University of Cape Town © University of Cape Town

Kemungkinan Furunkel atau karbunkel © University of Cape Town © CDC Public Health Image Library Kemungkinan herpes zoster
• Jika fluktuatif, jadwalkan insisi dan • Tes HIV  97.
drainase. Kemungkinan selulitis Kemungkinan erisipelas • Sarankan untuk jaga lesi bersih dan kering, dan hindari
• Berikan paracetamol 500mg - 1g per 8 Berikan amoxicilin 500mg per Berikan amoxicilin 500mg kontak kulit dengan orang lain hingga berupa krusta.
jam seperlunya hingga maksimal 5 hari. 8 jam. Jika alergi penisilin, ganti per 8 jam selama 7 hari. Jika • Berikan acyclovir 800mg 5 kali sehari selama 7-10 hari
• Berikan amoxicilin 500mg per 8 jam dengan clindamycin 300mg per alergi penisilin, ganti dengan jika:
selama 7 hari. Jika alergi penisilin, ganti 6 jam selama 7 hari. clindamycin 300mg per 6 jam - ≤ 3 hari setelah ruam terjadi atau
dengan clindamycin 300mg per 6 jam selama 5 hari. - ≤ 1 minggu sejak ruam terjadi jika imunitas terganggu1.
selama 7 hari. • Untuk nyeri:
• Edukasi untuk cuci dengan sabun dan - Berikan paracetamol 500mg - 1g per 8 jam hingga 5 hari.
air, jaga kuku tetap pendek dan hindari • Berikan paracetamol 500mg - 1g per 8 jam seperlunya hingga - Jika perlu, tambah codeine 30mg per 4 jam.
bertukar baju atau handuk. maksimal 5 hari. - Jika nyeri berlanjut setelah ruam sembuh, berikan
• Jika abses berulang, tes HIV  97 • Jika terjadi di tungkai, sarankan untuk elevasi. amitriptyline 10mg malam hari. Jika tidak bereaksi,
dan diabetes  22. • Rujuk segera jika naikkan ke 75mg per minggu jika perlu.
• Rujuk segera jika: - Suhu ≥ 38°C • Jika gatal, oleskan Bedak Salisil pada ruam 4 kali sehari
- Suhu ≥ 38°C - TD < 90/60mmHg seperlunya.
- TD < 90/60mmHg - Nadi > 100 • Bila gatal, berikan cetirizine 1x10 mg
- Nadi > 100 - Bingung • Jika terinfeksi (kulit kemerahan, panas, bengkak), berikan
- Infeksi meluas ke sekitar - Lesi di tangan, wajah atau kulit kepala amoxicilin 500mg per 8 jam selama 7 hari. Jika alergi
- Abses dalam/area sulit untuk - Infeksi meluas penisilin, ganti dengan clindamycin 300mg per 6 jam
didrainase (wajah, tangan, payudara, - Lenting atau kulit keabuan/kehitaman selama 7 hari.
perineum) - Diabetes tidak terkontrol • Rujuk segera jika:
- Respon buruk setelah 2 hari - HIV tahap 4 - Mata, telinga atau hidung terkena
pengobatan - Infeksi berulang - Dicurigai meningitis (nyeri kepala, suhu ≥ 38°C, kaku
- Reaksi buruk setelah 2 hari antibiotik kuduk)
- Ruam terjadi di lebih dari satu area
1
Diketahui HIV, diabetes atau kanker atau dapat pengobatan kemoterapi atau kortikosteroid.
71
Ruam gatal menyeluruh
Cek jika pasien memerlukan perhatian segera  70.

• Jika benjol gatal kemerahan biasanya diikuti lecet atau menggelap setelah sembuh, dapat disertai bekas garukan, kemungkinan gigitan serangga 73.
• Tangani sesuai tipe ruam:

Benjolan merah kecil dan Hiperpigmentasi, benjolan Bercak kering, bersisik, kulit gatal di Sangat gatal, merah, biduran Ruam merah menyebar
banyak di sela-sela jari, ketiak, gatal pada badan, lengan, kaki, pergelangan tangan, pergelangan kaki, sisi yang muncul tiba-tiba dan terutama pada badan,
pinggang dan genital. Sangat atau wajah dalam siku atau belakang lutut. biasanya hilang dalam 24 jam lengan, kaki, muncul dalam
gatal, terutama di malam hari. 8 minggu sejak memulai
obat-obatan baru.

© University of Cape Town © University of Cape Town


© University of Cape Town
© University of Cape Town © BMJ Best Practice
Kemungkinan eksim Kemungkinan urtikaria
Kemungkinan PPE (papular • Bantu identifikasi dan edukasi
• Edukasi bahwa eksim adalah kondisi kronik Kemungkinan Erupsi obat /
Kemungkinan skabies pruritic eruption) untuk hindari pemicu1.
dengan episode eksaserbasi akut. viral eksantema: Infeksi virus
• Oleskan krim premethrin 5% • Tes HIV  97. Jika positif HIV, • Pikirkan alergi lain:
• Edukasi untuk menghindari pemicu seperti di dewasa 76.
dari leher ke telapak kaki. Basuh beri perawatan rutin  98. - Jika masalah mata berulang,
sabun, deterjen, panas, bahan pakaian yang
setelah 8 jam. • Jika lesi di antara sela jari, ketiak periksa alergi konjungtivitis
gatal, kepanasan pada malam hari.
• Berikan loratadine 10mg atau atau genital, tangani juga sebagai  36
• Lembabkan kulit dua kali sehari segera setelah
chlorpheniramine 4mg per hari skabies di kolom sebelah. - Jika masalah hidung berulang,
mandi.
hingga gatal mereda. • Lembabkan kulit dua kali sehari. periksa rhinitis alergi  39.
• Oleskan krim betamethasone 0,05% atau
• Tangani semua anggota serumah • Oleskan betamethasone 0,1% - Jika batuk atau mengi berulang,
desoximetasone 0,25% dua kali sehari
dan pasangan seksual di saat dua kali sehari selama 3 minggu. periksa asma  108.
(hindari muka).
yang bersamaan, walaupun tidak Untuk wajah, gunakan krim • Berikan loratadine 10mg atau
• Untuk gatal, berikan loratadine 10mg atau
menunjukkan gejala. hydrocortisone 1%. chlorpheniramine 4mg per hari
chlorpheniramine 4mg per hari.
• Cuci baju, handuk, bantal yang • Berikan loratadine 10mg atau hingga ruam mereda.
• Jika mengeluarkan cairan, bernanah atau
baru dipakai dengan air mendidih chlorpheniramine 4mg per hari • Jika respon kurang setelah 24 jam,
berkerak kuning, tangani sebagai infeksi:
dan keringkan dengan baik. hingga gatal mereda. rujuk.
- Berikan amoxicilin 500mg per 8 jam selama
• Jika tidak membaik setelah 1 • Edukasi pasien: • Sarankan untuk kembali segera
7 hari.
minggu, ulangi perawatan. - Mungkin akan berlangsung lama jika terjadi salah satu gejala dari
- Jika alergi penisilin, ganti dengan
• Jika kerak kekuningan, dan kulit tetap hiperpigmentasi. anafilaksis (mengi, kesulitan
clindamycin 300mg per 6 jam selama 7 hari.
kemungkinan impetigo 79. - Dapat memburuk sementara bernapas, pusing/pingsan, nyeri
• Jika mood menurun, stres atau cemas  87.
setelah memulai ARV. perut, muntah).

Jika tidak bereaksi terhadap pengobatan, rujuk.

Pemicu umum biasanya termasuk makanan (susu, terlur, kacang, gandum, seafood), obat-obatan, gigitan/sengatan serangga dan lateks.
1

72
Ruam gatal terlokalisir
Cek jika pasien memerlukan perhatian segera  70.

• Jika ruam pada kulit kepala 81.


• Jika sangat gatal, benjolan merah kecil dan banyak di sela-sela jari, ketiak, pinggang dan genital. kemungkinan skabies 72.
• Jika bercak kering, bersisik, kulit gatal di pergelangan tangan, pergelangan kaki, sisi dalam siku atau belakang lutut, kemungkinan eksim 72.

Apakah ada benjolan merah gatal dengan penggelapan kulit yang mungkin disertai lenting atau sudah sembuh?

Ya Tidak
Cek area ruam:
Biasanya terjadi di perkebunan.
Kepala/wajah, lengan, kaki atau badan Kaki

Tanya di mana ruam dimulai dan bagaimana bisa meluas. Lihat persebaran ruam, cek pinggiran yang meninggi dan periksa kuku. Fisura, terkelupas atau bersisik
di antara jari kaki, atau kulit
Batas tegas, plak meninggi tertutup Dapat dimulai dengan satu bentuk cincin Lesi yang tumbuh perlahan menebal bersisik pada sol
skuama keperakan. Biasanya pada lutut, besar pada dada atau punggung (herald dengan bercak cincin meninggi, kaki, tumit dan sisi kaki.
siku, punggung bawah, kulit kepala. patch) dengan sisik tipis di tengah. Biasanya jernih di tengah
Dapat disertai cekungan kecil pada kuku. diikuti dalam 2 minggu dengan bercak
© University of Cape Town
lebih kecil, oval, bersisik. Dapat berpola
seperti pohon cemara di punggung.
Kemungkinan gigitan serangga © CDC Public Health Image Library
• Edukasi untuk mengurangi
paparan pada serangga:
- Tangani hewan peliharaan, © University of Cape Town © University of Cape Town Kemungkinan tinea pedis
pasang tirai tempat tidur, cuci (althete's foot)
seprai, gunakan lotion anti Kemungkinan psoriasis Kemungkinan tinea corporis
serangga. • Lembabkan kulit dua kali sehari.
© University of Cape Town
- Bersihkan genangan air di • Oleskan betamethasone 0,1% dua kali • Edukasi perilaku higienis: jaga kulit tetap bersih, keringkan dengan
sekitar rumah. sehari. Untuk wajah, gunakan hanya Kemungkinan pityriasis rosea baik dan hindari bertukar handuk, baju dan sisir.
• Edukasi untuk menghindari Desonide 0.1% . Jika sudah membaik, • Yakinkan bahwa ruam akan • Jika pada kaki, motivasi untuk membuka sepatu dan menghindari
menggaruk. kurangi ke sekali sehari. Hentikan sembuh dalam 3 bulan. kaos kaki dari baham sintetis.
• Oleskan lotion calamine segera setelah membaik. • Lembabkan kulit dua kali sehari. • Oleskan krim terbinafine 1% dua kali sehari. Lanjutkan selama 1
seperlunya. • Untuk gatal, berikan loratadine 10mg • Jika sangat gatal: minggu setelah ruam sudah bersih.
• Berikan loratadine 10mg setiap per hari hingga gatal mereda. - Oleskan hydrocortisone 1% dua • Untuk gatal, berikan loratadine 10mg per hari hingga gatal mereda.
hari selama 5 hari. • Rujuk jika ekstensif, menyebabkan kali sehari selama 2 minggu. • Jika ekstensif atau berulang, tes HIV  97 dan diabetes  22.
• Jika berkerak kuning, stres, nyeri otot atau tidak membaik - Berikan loratadine 10mg per hari • Jika berhubungan dengan kuku  83.
kemungkinan impetigo  79. setelah 1 bulan dari pengobatan. selama 5 hari. • Jika tidak membaik setelah 1 bulan, rujuk.

Jika diagnosis tidak pasti, diskusi/rujuk.


73
Gatal tanpa ruam
Cek jika pasien memerlukan perhatian segera  70.

• Konfirmasi tidak ada ruam, terutama scabies, kutu atau gigitan serangga.
- Jika ruam gatal menyeluruh  72.
- Jika ruam gatal lokalisata  73.
• Jika gatal hanya di sekitar anus  52.

Apakah kulit sangat kering?

Ya Tidak

Kemungkinan kulit kering (Xerosis Kutis) Apakah pasien memulai obat-obatan baru beberapa minggu sebelum gatal dimulai?

Ya Tidak

Kemungkinan efek samping pengobatan • Jika kulit/mata kuning, kemungkinan jaundice  80.
• Lanjutkan pengobatan hanya jika perlu. • Jika gatal berlanjut > 2 minggu:
• Sarankan kembali jika ruam berlanjut. - Tes anemia  31, HIV  97 dan diabetes  22.
- Jika tersedia, cek LED, eGFR, ALT dan TSH.
- Rujuk ke spesialis.

• Edukasi untuk:
- Hindari mandi air panas, bahan wool/gatal dan menggaruk karena dapat memperburuk gatal.
- Cuci dengan krim berair atau sabun lembut yang melembabkan.
- Lembabkan kulit dua kali sehari.
- Hindari sabun antiseptik, menggosok kulit dan mandi lebih dari sekali sehari. Keringkan kulit perlahan.
- Jaga kuku tetap pendek.
• Berikan loratadine 10mg per hari selama 5 hari.
• Jika diketahui menderita penyakit terminal, pertimbangkan perawatan paliatif  148.
• Jika tidak membaik, diskusikan/rujuk.

Jika diagnosis tidak pasti, diskusikan/rujuk.

74
Ruam tanpa gatal menyeluruh
Cek jika pasien memerlukan perhatian segera  70.

Tes sifilis dan HIV  97.

Positif sifilis Positif HIV Sifilis dan HIV negatif

Kemungkinan sifilis sekunder Berikan perawatan HIV rutin Apakah pasien dalam risiko1 HIV dalam 4 minggu terakhir?
Ruam sering pada telapak tangal dan telapak kaki. Biasanya dengan lesi  98.
seperti kutil pada genital dan rambut rontok di satu tempat.
Ya Tidak

• Ruam bisa sebagai bagian dari serkonversi HIV.


• Ulangi tes HIV setelah 4 minggu.
• Edukasi praktik seks aman.

© CDC Public Health Image Library © University of Cape Town

Tangani sebagai sifilis awal  57.

Apakah pasien memulai antikonvulsan, ARV, pengobatan TB, co-trimoxazole atau TPT dalam 8 minggu terakhir?

Ya Tidak

Pikirkan ruam karena obat-obatan 76. Kemungkinan ruam viral non-spesifik


• Pasien mungkin demam, sakit kepala, limfadenopati, nyeri otot/nyeri badan.
• Edukasi ruam dapat membaik sendiri.
• Jika demam atau nyeri, berikan paracetamol 500mg per 8 jam seperlunya selama maksimal 5 hari.

Jika ruam berlanjut ≥ 2 minggu atau tidak yakin dengan diagnosis, rujuk.

1
HIV dapat tertular melalui kontak seksual (kekerasan atau konsensual, kondom robek), paparan okupasional (cedera benda tajam, percikan di mata, mulut, hidung atau kulit luka), gigitan manusia, bertukar jarum suntik, kontak dengan kondom bekas dan
paparan dengan darah saat berolahraga atau di tempat terjadi kecelakaan.
75
Ruam karena obat
• Ruam karena obat dapat disebabkan oleh berbagai jenis obat-obatan, pada umumnya antibiotik, antikonvulsan, ARV, pengobatan TB, co-trimoxazole, TPT dan OAINS (seperti ibuprofen).
• Curigai ruam karena obat pada pasien dengan ruam menyeluruh yang muncul dalam 8 minggu setelah pengobatan baru dimulai.

Beri perhatian segera pada pasien dengan ruam karena obat dan terjadi salah satu tanda keparahan 70:
• Wajah atau lidah membengkak • TD < 90/60mmHg • Nyeri perut • Di sekitar mulut, mata atau genital • Jaundice
• Kesulitan bernapas • Suhu ≥ 38°C • Muntah atau diare • Lepuh, kulit terkelupas

Pendekatan pada pasien dengan ruam karena obat yang tidak memerlukan perhatian segera
Apakah pasien dalam pengobatan ARV, TB, co-trimoxazole atau isoniazide (TPT)?

Ya Tidak
• Jika dalam pengobatan ARV: • Diskusikan
- Jika dalam pengobatan abacavir, cek reaksi hipersensitivitas abacavir (AHR)  104. untuk berhenti
- Jika dalam pengobatan nevirapine, lanjutkan dengan dosis yang sama. Hindari menaikkan dosis jika masih dalam atau mengganti
dosis sekali sehari. pengobatan.
- Lanjutkan ARV yang lain. • Jika gatal, berikan
• Jika dalam pengobatan TB atau TPT, lanjutkan. loratadine 10mg per
• Jika dalam pengobatan co-trimoxazole profilaksis1, hentikan hingga ruam mereda. Jika ruam berlanjut, diskusikan hari dan oleskan krim
untuk memulai ulang co-trimoxazole atau ganti ke dapsone 100mg per hari. hydrocortisone 1%
• Jika dalam pengobatan lain, diskusi untuk berhenti atau ganti ke pengobatan lain. pada ruam dua kali
• Jika gatal, berikan loratadine 10mg per hari dan oleskan krim hydrocortisone 1% pada ruam dua kali sehari selama sehari.
© University of Cape Town
7 hari. • Jika parah, hindari
• Jika parah, hindari hydrocortisone dan oleskan krim betamethasone 0,1% pada ruam dua kali sehari. hydrocortisone
dan oleskan krim
Cek ALT. Tinjau ulang pasien dan hasil dalam 24 jam betamethasone 0,1%
pada ruam dua kali
sehari.
Pasien sehat dan ALT < 100U/L • Sarankan untuk
• Lanjutkan obat-obatan dengan dosis yang sama dan tinjau ulang setiap • Sarankan untuk kembali secepatnya jika ruam memburuk atau kembali segera jika
hari hingga membaik. tanda-tanda semakin parah. tanda-tanda semakin
parah.
Dalam pengobatan nevirapine Tidak dalam
Ulangi ALT dalam 1 minggu. Tinjau ulang pasien dan hasil dalam 24 jam: pengobatan
nevirapine
Pasien tidak sehat atau Pasien sehat dan ALT < 100U/L
ALT ≥ 100U/L • Lanjutkan obat-obatan dengan dosis yang sama. • Tindaklanjuti sesuai dosis nevirapine:

Berikan perharian segera Dalam pengobatan nevirapine sekali sehari Dalam pengobatan
70. nevirapine dua kali sehari
Tinjau ulang pasien dalam 1 bulan setelah pengobatan nevirapine:
• Jika ruam berhenti, naikkan dosis nevirapine ke dua kali per hari 104. Jika ruam berlanjut ≥ 2 minggu, rujuk.
• Jika ruam berlanjut, ganti nevirapine  76.
1
Jika dalam pengobatan co-trimoxazole untuk PJP (pneumocystis pneumonia), toksoplasmosis atau diare cystoisospora (Isospora) belli, rujuk.
76
Benjolan kulit
Rujuk di minggu yang sama untuk pasien dengan benjolan yang:
• Tidak beraturan dalam bentuk dan warna • Berubah ukuran, bentuk atau warna • Berubah ukuran, bentuk atau warna • Lebar > 6mm • Mudah berdarah • Gatal

Jika nyeri, keras, kemerahan, benjolan panas yang lunak di tengah dan bernanah, kemungkinan abses 71.

Bundar, papul meninggi Bintil kecil sewarna kulit Benjolan tidak nyeri, Benjolan halus, batas tegas di bawah kulit Papula kemerahan, pustula, nodul
dengan permukaan kasar dengan delle (umbilikasi ungu/coklat pada dan komedo, biasanya pada wajah.
di tengah) kulit Benjolan bundar, keras. Benjolan lembut, tidak Dapat terjadi pada dada, punggung
Mungkin berlubang di nyeri dan mudah dan lengan atas
tengah mengeluarkan bergerak.
cairan putih.

© University of Cape Town

© University of Cape Town © University of Cape Town © University of Cape Town


© University of Cape Town
Kemungkinan kutil
Rujuk. © BMJ Best Practice
Kemungkinan molluscum Kemungkinan Kemungkinan jerawat
contagiosum Kemungkinan kista lipoma
epidermoid • Edukasi cuci kulit dengan sabun lembut
Rujuk. Kemungkinan Biasanya muncul di
Biasanya muncul di wajah dua kali sehari dan hindari menyentuh,
sarkoma kaposi sekitar badan
dan tubuh bagian atas, memencet dan menggaruk.
Rujuk.
jarang di tungkai • Edukasi untuk hindari kosmetik
• Yakinkan benjolan berminyak dan produk rambut.
tidak akan menjadi • Oleskan krim benzoyl peroxide 5% dua
• Jika tidak terinfeksi, yakinkan kanker dan kali sehari setelah mencuci kulit. Setelah
tidak perlu diobati. biasanya tidak perlu membaik, kurangi ke sekali sehari.
• Jika terinfeksi (kulit merah, dikeluarkan. Hentikan jika lesi mereda.
panas, nyeri): • Rujuk jika: • Jika kemerahan dan bengkak, berikan
- Jika fluktiatif, rencanakan - > 3 cm juga doxycycline 100mg tiap hari
insisi dan drainase. Jika - Menyebabkan setidaknya 3 bulan. Doxycycline dapat
pada wajah, rujuk. nyeri atau tidak mengganggu kontrasepsi oral, edukasi
- Berikan amoxicillin 500mg nyaman pasien untuk gunakan kondom. Hindari
per 8 jam selama 7 hari. - Membesar jika hamil atau menyusui.
Jika alergi penisilin, berikan - Keras atau di • Jika wanita membutuhkan kontrasepsi,
clindamycin 300mg per 6 dalam kulit edukasi kontrasepsi oral kombinasi
jam selama 7 hari. - Benjolan baru  138.
• Jika tidak dapat ditoleransi yang berlanjut > 1 • Edukasi kemungkinan reaksi memakan
atau infeksi berulang, bulan waktu hingga mingguan atau bulanan.
jadwalkan operasi saat - Tidak dapat • Jika parah atau tidak bereaksi setelah 6
infeksi mereda. ditoleransi bulan pengobatan, rujuk.

Jika diagnosis tidak pasti, rujuk.


77
Ulkus kulit
• Jika ulkus genital  53.
• Apakah pasien tirah baring/di kursi roda dan apakah ulkus pada daerah yang biasa mendapat tekanan (lihat di bawah)?

Ya Tidak: apakah ulkus pada kaki bagian bawah atau telapak kaki?

Ya: apakah ada salah satu dari: Tidak


• Nyeri otot di kaki atau bokong saat olahraga
• Denyut nadi kaki melemah atau hilang

Ya: kemungkinan ulkus iskemik/arterial Tidak: apakah ada penggelapan di sekitar ulkus, varises dan/atau bengkak kronis pada kaki?

Jika nyeri hebat tiba-tiba pada kaki Ya Tidak


saat istirahat dengan salah satu tanda Apakah pasien diketahui menderita diabetes?
di kaki: kebas, lemas, pucat, tidak
bernadi: kemungkinan acute limb Ya Tidak
ischemia/ALI (iskemia tungkai akut),
rujuk segera. Kemungkinan ulkus diabetik Pikirkan penyebab lain:
• Bersihkan ulkus tiap hari dan • Tanya tentang riwayat trauma,
• Bersihkan ulkus tiap hari dan tutup © BMJ Best Practice tutup dengan dressing anti operasi, ruam kulit, luka bakar,
Kemungkinan ulkus tekanan
dengan dressing anti lengket. lengket. kanker atau terapi radiasi.
• Bersihkan ulkus tiap hari dan tutup
• Hindari perban kompresi. Kemungkinan ulkus vena • Jika terinfeksi (kulit • Periksa diabetes: cek gula
dengan pembalut hydrocolloid.
• Berikan perawatan PAD (penyakit • Bersihkan luka tiap hari dan tutup dengan kemerahan, panas, nyeri), darah  22.
• Jika terinfeksi (kulit kemerahan, panas,
arteri perifer) rutin  124. dressing anti lengket. berikan clindamycin 300mg • Jika batuk ≥ 2 minggu, berat
nyeri), oleskan krim silver sulfadiazine
• Pasang bebat dari telapak kaki hingga per 6 jam selama 10 hari. badan turun, keringat malam
1% pada ulkus hingga infeksi mereda.
lutut. • Berikan perawatan rutin atau demam ≥ 2 minggu,
• Berikan paracetamol 500mg per 8 jam
• Periksa risiko penyakit kardiovaskular  111. diabetes  116. periksa TB  92.
seperlunya. Jika perlu, tambah asam
• Jika tidak ada penyebab jelas,
mefenamat 500mg per 8 jam setelah
rujuk.
makan. Rujuk ke spesialis.

Edukasi pasien dengan ulkus kulit


• Edukasi pola makan sehat  17 dan seaktif mungkin. Anjurkan minum air secara rutin kecuali disarankan lain oleh tenaga kesehatan. Jika ulkus tekanan, rujuk ke ahli gizi untuk asupan kalori dan
protein adekuat.
• Jika pasien merokok, edukasi bahwa merokok memperlambat pemulihan dan motivasi untuk berhenti  127.
• Jika penyakit mengancam nyawa, pikirkan perawatan paliatif  148.
• Jika ulkus tekanan, edukasi bantuan yang mengurangi tekanan (kasur busa, bantalan kursi). Pindahkan (angkat, hindari menyeret) pasien tiap 1-2 jam jika tidak bisa bergerak sendiri. Hindari bertumpu pada
daerah luka.
• Jika ulkus vena atau diabetik, edukasi untuk menghindari berdiri terlalu lama dan istirahat dan posisikan kaki lebih tinggi sesering mungkin.
• Jika ulkus diabetik atau arterial, berikan edukasi perawatan kaki  69.
• Edukasi supaya dressing tetap pada tempatnya. Jika diminta mengganti dressing, edukasi cuci tangan dengan sabun dan air sebelumnya.
• Rujuk ke petugas kesehatan komunitas dan petugas sosial jika tersedia.

Jika demam/bernanah, infeksi meluas/memburuk, terlihat lemak/tulang/otot/tendon, jaringan keabuan/hitam atau tidak membaik dengan pengobatan, rujuk.

78
Kulit berkerak dan bersisik
Cek jika pasien memerlukan perhatian segera  70.

Apakah terjadi kulit berkerak atau bersisik?

Kulit berkerak/Krusta Kulit bersisik

Kulit melepuh kering menjadi kerak kuning. Biasa Bercak merah/pink dengan kulit bersisik, Plak berbatas jelas, menebal dan bersisik Bercak kering, bersisik, kulit gatal pada
di mulut atau hidung. Bisa perburukan dari gigitan berminyak. Biasanya pada kulit kepala, keabuan. Biasa pada lutut, siku, bawah pergelangan tangan, tumit, siku dalam atau
serangga, skabies atau trauma kulit antara alis mata, di lipatan hidung, punggung, kulit kepala. Mungkin dengan belakang lutut
belakang telinga, ketiak, selangkangan, bintik-bintik.
bawah payudara.

© University of Cape Town

Kemungkinan impetigo
© University of Cape Town
• Impetigo menular:
- Edukasi untuk mengurangi kontak dengan orang
lain dan memakai handuk bersama, dan jaga © University of Cape Town Kemungkinan eksim
kuku tetap pendek. • Edukasi bahwa eksim adalah kondisi kronik
- Edukasi pasien dan penghuni rumah untuk Kemungkinan psoriasis dengan episode eksaserbasi akut.
mandi dengan sabun dan air dua kali sehari, • Gunakan pelembab kulit dua kali sehari. • Edukasi untuk menghindari pemicu seperti
dan menambahkan satu sendok cairan kalium • Oleskan betamethasone 0,1% dua kali sabun, deterjen, panas, bahan pakaian yang gatal,
permanganat (1:10 000) ke dalam air mandi 2-3 sehari. Untuk wajah, hanya gunakan kepanasan pada malam hari.
kali seminggu © University of Cape Town hydrocortisone 1%. Setelah membaik, • Jika mood menurun, stres atau cemas  87.
• Oleskan krim mupirocin 2% pada lesi dan lubang kurangi ke satu kali sehari. Hentikan • Lembabkan kulit dua kali sehari dan segera mandi
hidung 3 kali sehari selama 7 hari. segera setelah sembuh. setelahnya.
• Jika memburuk atau tidak ada reaksi, berikan Kemungkinan dermatitis seboroik • Untuk gatal, berikan loratadine 10mg • Oleskan krim hydrocortisone 1% dua kali sehari
amoxicilin 500mg per 8 jam selama 7 hari. Jika • Jika luas, tes HIV  97. per hari hingga gatal mereda. hingga membaik (sekitar 4 minggu). Jika reaksi
alergi penisilin, ganti dengan erythromycin 250mg • Jika di kulit kepala  81. • Rujuk jika luas, menyebabkan kurang, ganti krim betamethasone 0,1% dua kali
per 6 jam selama 7 hari. • Edukasi pasien untuk menjaga kuku gangguan, nyeri otot atau tidak sehari (hindari muka).
• Jika luka terjadi selama > 1 minggu, periksa urin tetap pendek dan menghindari membaik setelah 1 bulan perawatan. • Untuk gatal, berikan loratadine 10mg per hari
carik celup. menggaruk. hingga gatal mereda.
• Rujuk jika: • Oleskan krim hydrocortisone 1% dua • Jika mengeluarkan cairan, bernanah atau berkerak
- Suhu ≥ 38°C kali sehari hingga membaik (hingga kuning, tangani sebagai infeksi:
- Tidak ada respon terhadap antibiotik 4 minggu). Jika respon kurang, ganti - Berikan amoxicilin 500mg per 8 jam selama 7 hari.
- Jika ≥ 1 + darah pada urin carik celup atau urin dengan krim betamethasone 0,1% dua - Jika alergi penisilin, ganti dengan clindamycin
sedikit/tidak ada. kali sehari (hindari wajah). 300mg per 6 jam selama 7 hari.
- Bengkak di wajah atau badan. • Jika tidak berespon dalam 3 bulan, rujuk. - Jika tidak ada respon setelah perawatan, rujuk.

79
Perubahan warna kulit
Apakah kulit menguning, gelap, terang atau tidak berwarna?

Kulit kuning Bercak gelap Bercak terang Tidak berwarna

Kemungkinan jaundice Bercak terjadi di badan bagian mana? Jika pada area Apakah bentuk seperti bercak atau
lepra dan menyeluruh?
Kaki bagian bawah Wajah Badan penurunan
Rujuk segera pasien dengan sensasi pada
jaundice dan salah satu dari: Bercak Menyeluruh
kulit, rujuk untuk
• Suhu ≥ 38°C Perubahan warna merah- Rata, bercak coklat di periksa lepra.
• Hb < 12g/dL (wanita) atau < 13g/ coklat. Dapat disertai luka/ pipi, dahi dan bibir atas Terjadi sejak
dL (pria) ulkus, vena berpola laba- lahir. Meliputi
• TD < 90/60mmHg laba kulit, rambut
• Nyeri perut hebat Bercak terang atau gelap dengan dan mata.
• Mengantuk atau bingung skuama halus. Biasanya pada badan,
• Mudah memar atau berdarah leher dan lengan atas.
Kemungkinan
• Hamil albino.
• Ketergantungan alkohol  128 • Edukasi
atau konsumsi alkohol berlebihan © University of Cape Town
memakai
© University of Cape Town
(≥ 4 porsi1/sesi) tabir surya
• Menggunakan obat-obatan atau Kemungkinan vitiligo setiap hari
narkoba. Kemungkinan melasma • Edukasi menggunakan
• Hormon dan sinar matahari dan hindari
© University of Cape Town komestik untuk paparan sinar
© BMJ Best Practice memperburuk melasma kamuflase.
• Kirim darah untuk tes ALT, AST, GGT, - Edukasi untuk mengoleskan matahari.
ALP, bilirubin total dan indirek, darah • Jika pasien meminta • Rujuk ke
tabir surya tiap hari dan Kemungkinan tinea versicolor penanganan dan lesi
lengkap, waktu protrombin dan INR. Kemungkinan stasis vena dokter kulit
hindari paparan sinar • Edukasi untuk memakai baju tipis ukuran sedang, oleskan
• Edukasi untuk kembali jika memburuk. • Sarankan olahraga. dan dokter
matahari. saat udara panas untuk mengurangi krim betamethasone
• Tinjau ulang hasil dalam 2 hari. • Edukasi untuk angkat kaki mata.
- Hindari kontrasepsi oral, keringat. 0,1% dua kali per hari
jika memungkinkan dan • Jika lesi pada
gunakan kontrasepsi • Oleskan selenium sulfide 2,5% pada selama setidaknya 3
hindari berdiri terlalu lama. kulit meluas,
Apakah ALP/GGT sebagian besar alternatif  138. leher, dada, lengan dan kaki. Biarkan bulan (hindari wajah).
• Pakaikan perban kompresi terutama
meningkat? • Edukasi pasien: selama 15-20 menit, lalu bilas. Ulangi Hentikan jika kulit
pada telapak kaki hingga di daerah
- Jika hamil, dapat memakan tiap hari selama 3 hari, lalu 1 hari menipis, atau terjadi
lutut. yang terkena
waktu hingga 1 tahun setelah setelah seminggu. guratan atau memar.
Tidak Ya • Tinjau risiko penyakit paparan sinar
kehamilah untuk sembuh. • Edukasi bahwa warna dapat kembali • Jika membuat stres,
kardiovaskular  111. matahari,
- Kadang sulit dilakukan normal dalam beberapa bulan. rujuk untuk dukungan
• Jika ALT/AST Rujuk. • Berikan saran perawatan rujuk untuk
perawatan dan mungkin tidak • Jika skuama masih terjadi atau muncul psikologis.
meningkat, kirim darah kaki  69 periksa kanker
bisa sepenuhnya sembuh. kembali, berikan dosis tunggal • Jika luas atau tidak
untuk pemeriksaan • Jika ulkus 78. kulit.
• Jika tidak berespon dengan fluconazole 400mg secara oral. berespon terhadap
serologi hepatitis. langkah di atas dan tidak dapat • Kambuh adalah wajar dan perawatan
• Rujuk ke spesialis. perawatan, rujuk ke
ditolerir, rujuk. rutin mungkin diperlukan. spesialis.

Jika diagnosis tidak pasti, diskusi/rujuk


1
Satu kali minum setara dengan 1 gelas kecil (125 ml) anggur atau 1 kaleng/botol (330mL) bir.
80
Gejala pada kulit kepala
Pendekatan pasien dengan gejala kulit kepala:
• Jika rambut rontok tanpa ruam/gatal 82.
• Apakah ada ruam atau hanya gatal?

Gatal tanpa ruam Ruam dengan atau tanpa gatal

Gatal hebat dengan Serpihan putih Plak bersisik Kemerahan, bengkak dan Jerawat kemerahan,
tungau atau telur pada rambut dan rasa terbakar/gatal setelah pustula atau nodul di
tungau. Dapat pakaian Plak kemerahan/pink dengan sisik Batas tegas, plak meninggi menggunakan produk rambut sekitar folikel rambut
disertai gigitan berminyak. Dapat terjadi di antara tertutup skuama keperakan. baru-baru ini. Dapat disertai
merah di belakang Kemungkinan alis mata, lipatan hidung, belakang Biasanya pada lutut, siku, lenting
leher. ketombe telinga. Biasanya gatal. punggung bawah, kulit kepala.
• Pakai sampo Dapat disertai cekungan kecil
Kemungkinan selenium sulfida pada kuku.
Tungau 2,5%:
• Oleskan lotion - Pijat ke kulit
permethrine kepala.
1% pada rambut - Bilas setelah 3
kering atau menit.
setengah basah: - Gunakan
© University of Cape Town © BMJ Best Practice
- Pastikan lotion setidaknya dua
meliputi seluruh kali seminggu
kulit kepala dan hingga mereda Kemungkinan dermatitis kontak Kemungkinan folikulitis
rambut. (biasanya 2-4 © University of Cape Town • Identifikasi dan edukasi pasien • Edukasi untuk mandi
© University of Cape Town
- Bilas setelah 10 minggu). untuk menghindari penyebab. dengan sabun dua kali
menit. • Lembabkan kulit dua kali sehari. sehari.
Kemungkinan dermatitis seboroik Kemungkinan psoriasis
- Ulangi setelah 7 • Oleskan krim betametason • Keramas kulit kepala
• Jika meluas, tes HIV  97. • Lembabkan kulit dua kali sehari.
hari. 0,1% dua kali sehari (hindari dengan cairan povidone
• Pakai sampo selenium sulfida • Oleskan krim betametason
• Cuci baju dan wajah). Jika membaik, ganti ke iodine sekali sehari
2,5%: 0,1% dua kali sehari. Untuk
linen yang dipakai krim hydrocortisone 1% hingga hingga lesi mereda.
- Pijat ke kulit kepala. wajah, gunakan hanya krim
dalam 2 hari mereda. • Jika infeksi dalam,
- Bilas setelah 5 menit. hydrocortisone 1%. Setelah
terakhir di air • Jika bernanah atau kerak kuning, meluas, berulang atau
- Gunakan setidaknya dua kali membaik, kurangi ke sekali
sangat panas. tangani sebagai infeksi: tidak ada reaksi ke
seminggu hingga mereda sehari. Hentikan segera setelah
• Tangani anggota - Berikan amoxicillin 500mg per perawatan di atas
(biasanya 2-4 minggu). sembuh.
rumah lainnya. 8 jam selama 7 hari. - Berikan amoxicillin
• Oleskan krim hydrocortisone 1% • Rujuk jika: - Jika alergi penisilin, berikan 500mg per 8 jam
dua kali sehari hingga membaik (4 - Meluas gantinya erythromycin 250mg selama 10 hari.
minggu). Jika reaksi buruk, oleskan - Menyebabkan gangguan/ per 6 jam selama 7 hari. - Jika alergi penisilin,
gantinya krim betametason 0,1% kesulitan • Jika tidak membaik, rujuk. berikan gantinya
dua kali sehari (hindari wajah). - Nyeri otot
• Jika tidak bereaksi dalam 3 bulan, clindamycin 300mg per
- Tidak membaik setelah 1 bulan 6 jam selama 10 hari.
rujuk. perawatan - Tes HIV  97.

Jika diagnosis tidak pasti, rujuk.


81
Rambut rontok
Pendekatan pada pasien dengan rambut rontok:
• Jika ruam pada kulit kepala 81.
• Apakah lubang folikel rambut terlihat di daerah rontok?

Ya: Apakah rambut rontok sebagian atau menyeluruh? Tidak

Sebagian Menyeluruh Kemungkinan


• Tes sifilis. Jika positif  57. • Tanya tentang kemungkinan scarring
• Apakah pasien memakai ikat rambut atau kepangan, disertai rambut rontok di sepanjang garis rambut atau di daerah ikatan? penyebab baru-baru ini: alopecia
- Penyakit serius atau operasi
- Stres parah
Ya Tidak: apakah area kebotakan terlihat jelas dengan kulit kepala sehat? Rujuk.
- Melahirkan
- Pola makan buruk
Ya Tidak: apakah pasien perempuan dengan penipisan rambut di atas kepala? - Berat badan turun signifikan
• Tinjau pengobatan: asam
valproat, simvastatin dan
Ya Tidak kontrasepsi hormonal dapat
menyebabkan kerontokan
• Rujuk jika: rambut.
- Negatif sifilis • Tes sifilis. Jika positif  57.
- Positif sifilis • Jika tersedia, cek TSH dan
dan tidak ferritin. Jika abnormal, rujuk
membaik ke spesialis.
© University of Cape Town © University of Cape Town pasca 3 • Cek Hb: jika < 12g/dL
bulan (wanita) atau < 13g/dL (pria),
Kemungkinan © University of Cape Town pengobatan kemungkinan anemia  31.
Kemungkinan alopecia
traction alopecia sifilis • Yakinkan bahwa rambut
areata
• Jelaskan penyebab. akan tumbuh kembali jika
• Oleskan krim Kemungkinan rontok rambut pada wanita
• Edukasi untuk tidak penyebab diobati.
betamethasone 0,1% dua • Jika tersedia, cek TSH dan ferritin. Jika abnormal, rujuk ke spesialis.
mengikat rambut • Rujuk jika:
kali sehari selama 3 bulan • Cek Hb: jika < 12g/dL (wanita) atau < 13g/dL (pria), kemungkinan
terlalu kencang - Penyebab tidak jelas
• Jika tersedia, cek TSH. anemia  31.
sampai nyeri. - Wanita dengan pertumbuhan
Jika abnormal, rujuk ke • Edukasi untuk menggunakan gaya rambut yang dapat
• Yakinkan bahwa rambut abnormal pada wajah
spesialis. menyembunyikan kerontokan.
rambut akan atau badan, menstruasi
• Rujuk jika: • Rujuk jika:
tumbuh kembali jika tidak reguler, infertilitas atau
- Ekstensif atau berulang - Pertumbuhan rambut abnormal pada wajah dan badan
penyebab dihindari. jerawat parah.
- Tidak membaik dengan - Menstruasi tidak reguler atau infertilitas pada wanita di usia subur
• Jika tidak membaik - Tidak membaik setelah
pengobatan - Jerawat parah
setelah 3 bulan, 6 bulan.
rujuk. - Menyebabkan stres berat

Jika menyebabkan pasien stres, rujuk ke konseling.

Jika diagnosis tidak pasti, rujuk.


82
Gejala pada kuku
• Jika kuku panjang dan kotor dan pasien terlihat tidak terawat, skrining masalah kesehatan mental dan jika terjadi kekerasan/penelantaran  89.
• Tangani sesuai tipe masalah kuku:

Disfigurasi kuku dengan Nyeri, kemerahan dan bengkak pada Disfigurasi kuku putih/ Perubahan warna pada kuku menjadi biru/coklat/hitam Cekungan
dasar kuku bengkak dan lipatan kuku, mungkin bernanah. kuning melintang
kutikula hilang pada kuku
(Garis Beau)

• Cek paronikia
pada kolom
sebelah.
• Jika paronikia
sudah diperiksa
yakinkan
kemungkinan
© CDC Public Health Image Library
penyebab karena
penyakit/cedera
© BMJ Best Practice © University of Cape Town Apakah ada trauma pada kuku baru-baru ini? lama dan akan
© University of Cape Town hilang bersama
Kemungkinan paronikia akut Kemungkinan Ya Tidak tumbuhnya kuku.
Kemungkinan paronikia kronis Biasanya dengan riwayat trauma, seperi Infeksi Jamur
Biasanya berkaitan dengan menggigit kuku, mendorong kutikula Rujuk. Kemungkinan hematoma • Psoriasis dapat mengubah warna
paparan berlebihan pada atau memotong kuku terlalu pendek. • Tangani jika cedera < 2 kuku. Jika psoriasis pada kulit
air dan barang lain yang hari dan nyeri:  73.
menyebabkan iritasi seperti • Sarankan untuk hindari trauma pada - Bersihkan kuku dengan • Tinjau pengobatan: chloroquine,
kosmetik kuku, sabun dan kuku. cairan povidone fluconazole, ibuprofen, lamivudine,
bahan kimia. • Jika bernanah, keluarkan dan iodine. phenytoin dan zidovudine dapat
keringkan. - Pegang jari dengan menyebabkan warna kuku
• Sarankan untuk hindari • Sarankan rendam kuku pada air garam kuat dan putar dengan berubah.
air dan barang lain yang selama 20 menit dua kali sehari. perlahan jarum infus • Rujuk di minggu yang sama untuk
dapat mengiritasi atau pakai • Oleskan krim bacitracin-polymyxin B 18G atau 20G ke dalam periksa melanoma (gambar di atas)
sarung tangan jika tidak bisa setelah direndam. kuku di bagian tengah jika:
dihindari. • Jika nyeri hebat, bernanah, infeksi di hematoma. Hentikan - Ada titik gelap baru pada 1 kuku
• Oleskan krim atas lipatan kuku atau suhu ≥ 38°C, jika darah keluar dari yang membesar dengan cepat
betamethasone 0,1% pada berikan amoxicilin 500mg per 8 jam lubang. dan tidak ada trauma baru-baru
dasar kuku yang bengkak selama 7 hari. Jika alergi penisilin, - Tutup dengan kassa ini
dua kali sehari selama berikan gantinya clindamycin 300mg steril. - Perubahan warna melebar ke
3 minggu. per 6 jam selama 7 hari. • Untuk nyeri, berikan lipatan kuku
• Jika reaksi kurang, oleskan • Untuk nyeri, berikan paracetamol paracetamol 500mg per - Garis hitam pada kuku yaitu:
krim miconazole 2% dua kali 500mg per 8 jam seperlunya selama 8 jam seperlunya selama • Lebar > 4mm
sehari selama 4 minggu. 5 hari. 5 hari. • Menggelap atau membesar
• Jika tidak bereaksi, rujuk. • Jika tidak bereaksi, rujuk. • Pinggiran memburam
• Kuku rusak.

83
Menyakiti diri atau bunuh diri
Berikan perhatian segera pada pasien yang telah mencoba atau berpikir untuk menyakiti diri atau bunuh diri:
Apakah pasien mencoba menyakiti diri atau bunuh diri?

Ya Tidak: apakah saat ini pasien berpikir atau berencana untuk bunuh diri?
• Pertama periksa dan tangani pasien darurat  19.
• Jika overdosis zat beracun atau cairan dalam 1 jam terakhir dan pasien sepenuhnya Ya Tidak: apakah pasien pernah berpikir atau berencana menyakiti diri atau bunuh
sadar, berikan air 100-300mL atau NaCl 0,9% melalui selang orogastrik atau diri pada bulan terakhir atau melakukan percobaan menyakiti diri atau bunuh diri
nasogastrik. Ulangi hingga habis 1-2L dan bilas. Hindari jika parafin, bensin, racun pada setahun terakhir?
korosif, zat besi, lithium atau alkohol.
• Jika overdosis opioid (morfin/codeine) dan laju napas < 12: berikan masker oksigen Ya: apakah pasien agitatif, kasar, tertekan atau tidak komunikatif? Tidak
100% dan IV naloxone 0,4mg segera. Ulangi tiap 2-3 menit, naikkan dosis sebanyak
0,4mg setiap kali hingga laju napas > 12, maksimum 10mg. Ya Tidak
• Jika keracunan organofosfat hingga pupil pinpoint dan sekresi berlebihan atau otot
berkedut, IV atropine 2mg. Ulangi setiap 5 menit, gandakan dosis atropine tiap kali, Risiko tinggi menyakiti diri atau bunuh diri Risiko rendah
hingga sekresi terkontrol. menyakiti diri atau
• Jika terpapar karbon monoksida (emisi gas buang): berikan masker oksigen 100%. bunuh diri
Tangani pasien seperti
• Singkirkan semua kemungkinan cara menyakiti diri (pisau, obat-obatan, tali, zat beracun). di bawah.
• Jika agresif atau kasar, pastikan keamanan: periksa pasien dengan petugas lain, didampingi satpam atau polisi jika perlu. Sedasi hanya jika perlu  85.
• Rujuk segera.
- Sambil menunggu transportasi ke rumah sakit, pantau dari dekat. Hindari meninggalkan pasien sendiri. Jika pasien menolak rawat inap,lakukan informed
concent  126.

Periksa pasien dengan risiko menyakiti diri atau bunuh diri rendah
Periksa Waktu periksa Catatan
Depresi Tiap kunjungan Jika diketahui depresi, berikan perawatan rutin  130. Jika tidak, tanya: dalam sebulan terakhir, apakah pasien: 1) merasa sedih, depresi, putus asa atau 2) hilang minat atau
kesenangan melakukan aktivitas? Jika ya untuk salah satu  129.
Konsumsi alkohol/narkoba Tiap kunjungan Dalam setahun terakhir, apakah pasien: 1) minum ≥ 4 porsi1/sesi, 2) konsumsi narkoba atau 3) menyalahgunakan resep atau obat apotek? Jika ya pada salah satu  128.
Penyakit jiwa lainnya Tiap kunjungan Jika halusinasi, delusi, tutur tidak teratur, perilaku tidak teratur atau katatonik, rujuk ke psikiater.
Stresor Tiap kunjungan • Periksa dan tangani stres  87.
• Bantu identifikasi stresor psikososial. Tanya tentang trauma, kekerasan/pelecehan seksual  89, masalah keluarga atau hubungan, kesulitan keuangan, berduka, penyakit kronis.
Kondisi kronis Tiap kunjungan • Jika penyakit kronis, periksa dan tangani sakit  64 dan kondisi yang menyertai. Hubungkan pasien dengan kelompok dukungan jika tersedia.
• Jika pasien memiliki penyakit terminal, pertimbangkan perawatan paliatif 148.

Edukasi pasien dengan risiko menyakiti diri atau bunuh diri rendah
• Diskusi dengan pasien alasan untuk tetap hidup. Anjurkan pendamping untuk pantau pasien dari dekat selama risiko berlanjut atau bawa pasien kembali jika mengkhawatirkan.
• Edukasi pasien dan pendamping untuk menjauhkan barang-barang yang dapat digunakan untuk menyakiti diri (obat-obatan, zat berbahaya, peralatan, dan situasi berbahaya) selama risiko berlanjut.
• Sarankan pasien mencari dukungan dari teman/keluarga dekat dan tawarkan rujukan ke konselor atau pusat kesehatan jiwa setempat.

• Tempatkan pasien dalam perawatan keluarga, jika mungkin. Tinjau pasien setidaknya setiap minggu selama 2 bulan. Jika risiko menyakiti diri atau bunuh diri masih rendah, tinjau per bulan.
• Jika pikiran atau percobaan menyakiti diri atau bunuh diri berulang, periksa ulang risiko bunuh diri di atas.
1
Satu kali minum setara dengan 1 gelas kecil (125mL) anggur atau 1 kaleng/botol (330mL) bir.
84
Pasien agresif/mengganggu
Berikan perhatian segera jika:
• Marah, emosi meledak • Menantang, mencela atau memprovokasi • Postur tegang seperti menggenggam atau mengepalkan tangan
• Berteriak, tutur agresif • Mengubah-ubah posisi tubuh, mondar-mandir • Perilaku agresif seperti membentur dinding, melempar barang, memukul
Tata laksana:
• Pastikan keamanan Anda, pasien dan orang sekitar: pastikan ada staf keamanan, telepon polisi jika perlu. Mereka bertugas melucuti jika pasien membawa senjata. Lakukan pembicaraan
dengan staf lain di ruang yang aman. Pastikan pintu keluar tidak terhalang.
• Coba tenangkan pasien secara verbal:
- Hindari kontak mata, gerakan mendadak dan menghampiri pasien dari belakang. Berdiri setidaknya dalam jarak 2 lengan.
- Bicara pelan, tidak intimidatif. Hindari nada merendahkan, berargumen atau memerintahkan pasien untuk tenang. Gunakan gestur yang ramah seperti menawarkan minuman atau makanan.
- Dengarkan pasien, identifikasi perasaan dan keinginan mereka dan tawarkan solusi. Segala ancaman harus ditanggapi serius.
• Lakukan pengekangan (restraint) dan/atau sedasi hanya jika benar-benar diperlukan: pasien menyakiti diri/orang sekitar, mengganggu pengobatan, membahayakan lingkungan, gagal
menenangkan pasien secara verbal.
- Jika mungkin, sebelum sedasi: periksa dan tangani penyebab pikiran atau perilaku abnormal  86.
• Lakukan informed concent jika ada tanda-tanda gangguan jiwa dan menolak perawatan atau rawat inap dan membahayakan diri, orang lain, reputasi diri atau kepentingan finansial/properti  126.

Jika diperlukan, sedasi pasien:


Hindari IV/IM, terutama jika > 65 tahun. Apakah pasien mau meminum obat oral?

Ya Tidak

• Berikan buccal1 diazepam 5mg secara oral atau haloperidol 2-5mg (2mg jika > 65 tahun) secara oral. Pasien menolak obat oral
• Periksa respon setelah 30 menit:

Pasien Pasien masih agresif/mengganggu setelah 30 menit


tenang
Tentukan obat sedasi pasien berdasarkan kemungkinan penyebab:

Penyebab pasti tidak diketahui Sindrom putus alkohol/narkoba Intoksikasi obat stimulan Keracunan alkohol Psikosis

Injeksi diazepam 2-5 mg/menit Injeksi IM haloperidol 2-5mg (2mg jika lansia).

Periksa setelah 30 menit.

Pasien Reaksi sebagian Tidak ada reaksi


tenang Ulangi dosis infus yang • IM haloperidol 2-5mg (2mg jika > 65 tahun).
sama di atas.

• Monitor dan periksa suhu, TD, laju napas, nadi dan tingkat kesadaran setiap 15 menit pada jam pertama dan selanjutnya setiap 30 menit hingga pasien sadar dan bisa jalan.
• Jika haloperidol digunakan dan terjadi nyeri dan keram otot, kemungkinan reaksi distonia akut, Injeksi difenhidramin 50 mg IM.
• Saat pasien lebih tenang, periksa ulang penyebab perilaku dan rawat  86.
• Rujuk pasien gangguan mental ke rumah sakit di hari yang sama: rekam medis, waktu dan dosis pemberian obat.

1
Injeksi Haloperidol dapat diulang tiap 30 menit, maksimal dosis haloperidol 20 mg. 2Jika midazolam/lorazepam tidak tersedia, IV diazepam 5-10mg secara pelan (hindari IM).
85
Pikiran atau perilaku abnormal
Berikan perhatian segera jika:
• Pikiran atau perilaku abnormal terjadi tiba-tiba
• Pikiran atau perilaku abnormal terjadi baru-baru ini
Tata laksana:
• Jika agresif/mengganggu, periksa dan tangani  85. Obat sedatif hanya jika perlu.
• Jika refleks pupil tidak sama, pikirkan gangguan mental organik dan rujuk.
• Jika wajah, lengan, kaki mati rasa atau otot lemah satu sisi; kesulitan berbicara atau penglihatan terganggu: pikirkan stroke atau TIA 115.
• Baru mengalami kejang 24.
• Jika pernapasan terganggu, laju napas > 30, saturasi oksigen < 90% atau saturasi oksigen tidak tersedia, berikan oksigen sungkup wajah.
• Jika gula darah < 70mg/dL atau > 200mg/dL  22.
• Jika haus, mulut kering, turgor kulit buruk, mata cekung, kurang BAK: berikan oralit. Jika tidak bisa minum atau TD < 100/60mmHg, infus NaCl 0,9% 2- 4 cc/kgBB dalam 10 menit, ulangi hingga
sistolik TD > 100mmHg. Lanjukan infus 1L per 6 jam. Hentikan jika terjadi perburukan napas atau nadi >100.
• Jika ada pikiran atau perilaku bunuh diri  84.
• Lakukan informed concent jika ada tanda-tanda gangguan jiwa dan menolak untuk dirawat dan membahayakan diri, orang lain, reputasi diri atau harta benda/keuangan  126.
• Perhatikan tanda-tanda delirium, mania, psikosis, intoksikasi, withdrawal atau keracunan dan tangani sebelum merujuk:

Tingkat kesadaran bervariasi Perasaan Pikiran kurang jernih Pupil dilatasi, Bau alkohol, Peminum alkohol/pengguna narkoba yang Terekspos
dalam kurun jam/hari dan/ senang, dengan ≥ 1 dari: gelisah, paranoid, berbicara melantur, sudah berhenti/mengurangi kadar dengan obat/bahan
atau suhu ≥ 38°C. energetik, • Halusinasi (melihat/ mual, berkeringat koordinasi buruk, tremor, berkeringat, mual, gelisah akut/ kimia yang
berbicara mendengar sesuatu atau nadi ≥ 100, TD jalan sempoyongan agitasi atau halusinasi tidak diketahui
Kemungkinan delirium yang yang tidak ada) ≥ 140/90mmHg melalui
• Berikan ceftriaxone1 2g IV/IM. abnormal, • Delusi (meyakini Kemungkinan Kemungkinan withdrawal alkohol/narkoba pencernaan/
• Jika riwayat dari daerah mudah yang tidak normal) Kemungkinan intoksikasi alkohol • Jika tidak sedang diberikan sedasi lain, penghirupan/
malaria dalam 12 bulan tersinggung • Berbicara atau intoksikasi obat • Berikan thiamine berikan diazepam 10mg secara oral atau IV. pengobatan
terakhir dan tes malaria2 atau perilaku tidak stimulan 100mg IV/IM. • Jika gejala withdrawal alkohol, berikan juga
positif, juga berikan sembrono. teratur. Jika detak jantung • Infus NaCl 0,9% 1L thiamine 100mg secara oral atau IV/IM dan Kemungkinan
artesunate 2,4mg/kg IM tidak teratur, nyeri per 6 jam. oralit. keracunan
Kemungkinan Kemungkinan dada atau TD • Periksa cedera • Jika ≥ 8 jam setelah asupan alkohol Rujuk segera ke
mania psikosis ≥ 140/90mmHg, kepala. terakhir, mulai program detoksifikasi spesialis.
lakukan EKG dan alkohol 128.
diskusikan.

Rujuk segera kecuali:


• Pasien skizofrenia yang sehari-hari sehat: berikan perawatan rutin skizofrenia  132.
• Pasien diabetes dan gula darah rendah, tidak dalam pengobatan sulfonilurea atau insulin: jika pikiran/perilaku abnormal berhenti setelah Glukosa oral / IV, tidak perlu dirujuk, berikan
perawatan diabetes rutin  116.
• Pasien mengonsumsi alkohol yang sehari-sehari sehat: jika pikiran/perilaku abnormal berhenti setelah sadar, tidak perlu dirujuk  128.

Pendekatan pasien dengan pikiran atau perilaku abnormal yang tidak memerlukan penanganan segera
• Jika setidaknya dalam 6 bulan ≥ 1 dari: gangguan ingatan, disorientasi, kesulitan komunikasi, kurang bisa menjalani aktivitas sehari-hari dan fungsi pekerjaan/sosial: pikirkan demensia134.
• Jika tidak yakin terhadap diagnosis, rujuk untuk pemeriksaan lebih lanjut.

1
Jika alergi penisilin berat (ada riwayat angioedema, anafilaksis atau urtikaria), diskusikan. 2Tes malaria dengan mikroskop parasit atau jika tidak tersedia, tes diagnostik cepat.
86
Mood rendah, stres atau cemas
Berikan perhatian segera pada pasien dengan mood rendah, stres atau cemas dan:
Pikiran atau perilaku bunuh diri  84.

Periksa pasien dengan mood rendah, stress atau cemas. Jika pasien diketahui depresi, berikan perawatan depresi rutin 130.
Periksa Catatan
Kecemasan • Jika kecemasan berlebihan menyebabkan distress minimal 6 bulan dengan ≥ 3 dari: ketegangan otot, kegelisahan, mudah tersinggung, kesulitan tidur, susah konsentrasi, kelelahan:
kemungkinan gangguan cemas menyeluruh  130.
• Jika kecemasan disebabkan oleh situasi/benda (fobia) atau berupa ketakutan tiba-tiba yang berulang dengan gejala fisik dan tidak ada penyebab jelas (panik), rujuk.
Depresi Dalam sebulan terakhir, apakah pasien: 1) merasa sedih, depresi, putus asa atau 2) hilang minat atau kesenangan melakukan aktivitas? Jika ya  129.
Konsumsi alkohol/narkoba Dalam setahun terakhir, apakah pasien: 1) minum ≥ 4 porsi1/sesi, 2) menggunakan narkoba atau 3) menyalahgunakan resep atau obat apotek? Jika ya  128.
Trauma/kekerasan • Apakah pasien pernah mengalami pengalaman buruk yang menyebabkan mimpi buruk, kilas balik, menghindari orang/situasi, kegugupan atau merasa berjarak? Jika ya  89.
• Jika pasien mengalami kekerasan  89.
Stresor • Bantu identifikasi stresor psikososial. Tanya tentang masalah keluarga atau hubungan dengan orang lain, kesulitan finansial, berduka, penyakit kronis.
• Jika pasien menderita penyakit terminal, pertimbangkan juga perawatan paliatif  148.
• Tanya tentang rasa kesepian pada lansia dan jika tersedia, rujuk ke kelompok sosial sesama lansia terdekat.
Kesehatan wanita • Jika baru melahirkan, berikan perawatan postnatal  144.
• Jika wanita > 40 tahun, tanya tentang gejala menopause: sensasi rasa panas, keringat malam, vagina kering, perubahan mood, kesulitan tidur dan disfungsi seksual  147.
Obat-obatan Tinjau pengobatan: prednisolone atau metil prednisolon, efavirenz, metoprolol, metoclopramide dan kontrasepsi dapat menyebabkan perubahan mood. Pertimbangkan kontrasepsi alternatif  138.

Edukasi pasien stres atau sedih


• Anjurkan pasien untuk mempertanyakan pemikiran negatif dan bersikap realistis jika pasien sering, menggeneralisasi, membesar-besarkan masalah, dan menyalahkan sembarangan. Jika stressor
teridentifikasi, diskusikan solusi.
• Bantu pasien memilih strategi untuk mendapatkan bantuan dan beradaptasi:
Tidur cukup Anjurkan pasien luangkan waktu untuk bersantai: Tetap aktif
Jika pasien kesulitan Lakukan latihan Olahraga rutin dapat membantu.
tidur  88. Temukan
kegiatan pernapasan
Minta dukungan
kreatif yang yang
Hubungkan pasien
menyenangkan menenangkan
ke kelompok
tiap hari.
dukungan jika
Nikmati waktu bersama teman dan tersedia.
keluarga yang suportif.
• Ajarkan teknik pernafasan yang efektif: metode square breathing, menghitung pernafasan, mindful breathing, teknik grounding 5-4-3-2-1
• Tangani masalah kesedihan jika pasien atau anggota keluarga menderita penyakit terminal atau jika pasien baru-baru ini berduka:
- Kenali reaksi kesedihan: penyangkalan, bingung, syok, sedih, tawar-menawar, rindu, marah, merasa dipermalukan, putus asa, merasa bersalah dan penerimaan
- Izinkan pasien/keluarga untuk berbagi kesedihan dan bercerita tentang kenangan, makna hidup pasien atau keyakinan agama. Sarankan untuk berhubungan dengan konselor spiritual jika sesuai.
- Identifikasi masalah yang mengkhawatirkan (seperti mengasuh anak, warisan dan rencana pemakaman) dan siapa yang dapat memberikan dukungan praktis sebelum dan sesudah pasien meninggal.
• Untuk tips tentang cara komunikasi efektif  152.

Tawarkan untuk mengevaluasi ulang pasien dalam 1 bulan. Jika tidak membaik, rujuk ke spesialis.
1
Satu kali minum setara dengan 1 gelas kecil (125mL) anggur atau 1 kaleng/botol (330mL) bir.
87
Kesulitan tidur
Periksa pasien kesulitan tidur
• Konfirmasi pasien mendapatkan tidur cukup. Orang dewasa rata-rata perlu 6-8 jam tidur per malam. Menurun seiring umur.
• Tentukan tipe kesulitan tidur: sulit untuk memulai tidur, sering terbangun, tidur kurang, dan bangun lebih cepat dari biasanya.

Periksa masalah kesehatan:


• Tanya tentang nyeri, sesak napas, gangguan berkemih. Cek gejala di halaman yang relevan. Jika pasien memiliki kondisi kronis, berikan perawatan rutin.
• Jika mendengkur terus menerus  39. Jika kaki gelisah, rujuk ke pemeriksaan selanjutnya.
• Jika nadi ≥ 100, berat badan turun, berdebar-debar, tremor, tidak toleran cuara panas atau perbesaran tiroid, cek TSH. Jika abnormal/tidak tersedia, rujuk ke spesialis.

Tinjau ulang obat-obatan:


• Dekongestan dari apotek, salbutamol, amlodipin, fluoxetine dan efavirenz dapat menyebabkan kesulitan tidur.
• Edukasi pasien bahwa kesulitan tidur yang disebabkan oleh efavirenz biasanya sembuh sendiri dalam 4 minggu pengobatan ARV. Jika > 4 minggu, rujuk.

Periksa konsumsi alkohol/narkoba:


• Dalam setahun terakhir, apakah pasien: 1) minum ≥ 4 porsi1/sesi, 2) konsumsi narkoba atau 3) menyalahgunakan resep atau obat apotek? Jika ya pada salah satu  128.

Skirining kemungkinan penyebab stresor dan masalah kejiwaan:


• Periksa dan tangani stres  87.
• Apakah pasien pernah mengalami pengalaman buruk yang menyebabkan mimpi buruk, kilas balik, menghindari orang/situasi, kegugupan atau merasa terisolasi? Jika ya  89.
• Dalam sebulan terakhir, apakah pasien: 1) merasa sedih, depresi, putus asa atau 2) hilang minat atau kesenangan melakukan aktivitas? Jika ya untuk salah satu  129.
• Jika terjadi pikiran atau perilaku abnormal  86.
• Jika setidaknya dalam 6 bulan terakhir ≥ 1 dari: gangguan ingatan, disorientasi, kesulitan bahasa, kurang bisa menjalankan kegiatan sehari-hari dan fungsi pekerjaan/sosial: anggap demensia  134.

Tanya tentang gejala menopause:


• Jika pasien wanita > 40 tahun, tanya tentang gejala menopause: sensasi rasa panas, keringat malam, vagina kering, perubahan mood, kesulitan tidur dan disfungsi seksual  147.

Edukasi pasien kesulitan tidur


• Motivasi pasien untuk menjalankan pola tidur sehat. Hal-hal berikut membantu meredakan masalah tidur tanpa penggunaan sedatif.
- Rutin olahraga.
- Hindari kafein (kopi, teh, minuman manis bersoda), alkohol dan merokok beberapa jam sebelum tidur.
- Hindari tidur siang.
- Batasi screen time harian
- Dorong untuk secara rutin: bangun di jam yang sama tiap hari (walaupun lelah) dan tidur di jam yang sama setiap malam.
- Sediakan waktu untuk bersantai sebelum tidur.
- Gunakan tempat tidur hanya untuk tidur dan seks. Batasi waktu di tempat tidur hanya selama 6-8 jam tiap malam.
- Jika sudah di tempat tidur, hindari mengecek jam. Jika tidak tidur setelah 20 menit, bangun dari tempat tidur dan lakukan kegiatan berenergi rendah (baca buku, jalan dalam rumah). Saat merasa lelah,
kembali ke tempat tidur.
- Tulis buku harian tentang pola tidur. Tinjau ulang setiap kunjungan.
• Tinjau ulang pasien secara rutin. Hubungan yang baik antara tenaga kesehatan dan pasien dapat membantu.

Rujuk ke pemeriksaan selanjutnya jika masalah-masalah berikut tidak membaik dalam 1 bulan setelah percobaan pola tidur sehat: aktivitas
sehari-hari, mengantuk di siang hari, mudah tersinggung, kecemasan atau nyeri kepala.

1
Satu kali minum setara dengan 1 gelas kecil (125mL) anggur atau 1 kaleng/botol (330mL) bir.
88
Pasien korban trauma/kekerasan
Berikan perhatian segera pada pasien korban trauma/kekerasan jika:
• Cedera membutuhkan perhatian  23 • Pikiran atau perilaku bunuh diri  84
• Sedang merasa terancam dan memerlukan perlindungan • Kekerasan seksual yang baru terjadi:
- Jika perdarahan vagina atau anus hebat, rujuk segera.
- Jadwalkan periksa dokter di hari yang sama.
- Bertujuan untuk mencegah HIV, hepatitis B, IMS dan kehamilan segera:

Cegah Penyakit Cegah IMS Cegah kehamilan


Menular Seksual • Berikan dosis tunggal masing-masing cefixime • Lakukan tes kehamilan. Jika hamil  140.
Lakukan anamnesis 400mg secara oral, azithromycin 1g secara oral dan • Jika tidak hamil, tidak menggunakan kontrasepsi dan ≤ 5 hari sejak pemerkosaan,
mendalam, bila metronidazole1 2g secara oral. berikan kontrasepsi darurat dalam < 72 jam:
fasilitas terbatas • Jika alergi penisilin berat (riwayat angioedema, - Berikan dosis tunggal levonorgestrel 1,5mg2 secara oral. Jika pasien muntah < 2 jam
rujuk  90. anafilaksis atau urtikaria), hindari cefixime dan tingkatkan setelah mengonsumsi, ulangi dosis atau
dosis azithromycin ke 2g secara oral. - Pasang IUD tembaga dalam < 7 hari  138.
Periksa dan dukung pasien yang memerlukan perhatian segera seperti di bawah.

Periksa pasien korban trauma/kekerasan


Periksa Waktu periksa Catatan
Gejala Setiap kunjungan Tangani gejala seperti pada halaman gejala. Tanya tentang gejala genital jika tidak ada kekerasan seksual baru-baru ini  53.
KB Setiap kunjungan Periksa kebutuhan kontrasepsi pasien  138. Jika hamil  140.
Kesehatan mental Setiap kunjungan • Periksa dan tangani stres  87.
• Dalam sebulan terakhir, apakah pasien: 1) merasa sedih, depresi, putus asa atau 2) hilang minat atau kesenangan melakukan aktivitas? Jika ya  129.
• Dalam setahun terakhir, apakah pasien: 1) minum alkohol ≥ 4 porsi3/sesi, 2) konsumsi narkoba atau 3) menyalahgunakan resep atau obat apotek? Jika ya 128.
• Jika pasien pernah mengalami pengalaman buruk yang menyebabkan ≥ 3 dari tanda berikut selama > 1 bulan: 1) Mimpi buruk, kilas balik 2) menghindari orang/situasi
3) Selalu berjaga-jaga, waspada atau mudah terkejut 4) Mati rasa atau merasa berjarak dari orang, aktivitas atau lingkungan sekitar: kemungkinan PTSD (gangguan
stres pasca trauma), rujuk.
HIV Kunjungan pertama Tes HIV  97.
Sifilis (jika kekerasan Jika negatif: ulangi pada Jika positif  57.
seksual) minggu ke-6, bulan ke-3

Edukasi pasien korban trauma kekerasan


• Temukan tempat sunyi untuk berbicara. Tenangkan pasien, ingatkan bahwa Anda ada untuk membantu. Yakinkan bahwa mereka aman dan semua informasi terjaga kerahasiaannya. Biarkan teman/
kerabat menemani (jika perlu, jika pasien menghendaki).
• Sabar, dengarkan dan hindari memberi tekanan pada pasien. Catat cerita pasien dalam bahasa mereka. Tuliskan kejadian kekerasan, dan jika mungkin, identitas pelaku.
• Tanya apakah pasien mempunyai kebutuhan/kekhawatiran tertentu dan hubungkan dengan struktur pendukung. Rujuk ke konselor trauma/perawat psikiatri/psikolog/pekerja sosial yang tersedia.
• Motivasi pasien untuk melaporkan kasus ke polisi dan minta untuk dilindungi. Hormati jika pasien menolak saran.

Periksa ulang pasien korban trauma/kekerasan


• Jika kekerasan seksual, periksa ulang dalam 3 hari 91. Cek sifilis di minggu ke-6 dan bulan ke-3. • Tawarkan untuk memeriksa ulang pasien yang bukan korban kekerasan seksual dalam 1 bulan.
1
Anjurkan tidak minum alkohol hingga 24 jam setelah metronidazole. Jika pasien dalam pengobatan ARV, rifampicin atau fenitoin, tawarkan IUD tembaga sebagai gantinya atau naikkan dosis tunggal levonorgestrel ke 3mg. 3Satu kali minum setara
2

dengan 1 gelas kecil (125mL) anggur atau 1 kaleng/botol (330mL) bir.


89
Pencegahan pasca pajanan: PEP (post-exposure prophylaxis)
Cairan tubuh menularkan infeksi melalui kontak seksual (tindakan kekerasan atau konsensual, kondom robek), paparan okupasional (cedera benda tajam, percikan pada mata, mulut, hidung atau kulit
robek), gigitan manusia, penggunaan jarum suntik bersama, kontak dengan kondom bekas dan terkena darah saat olahraga atau di tempat terjadi kecelakaan.

Berikan perhatian segera kepada pasien yang terkena cairan infeksius:


Apakah pasien mengalami salah satu di bawah ini?
• Terkena darah, cairan/jaringan berlumur darah, cairan pleura/perikardial/peritoneal/ketuban/sinovial/serebrospinal, cairan vagina, air mani atau ASI
• Gigitan manusia yang merobek kulit

Ya: apakah ada kontak seksual, cedera benda tajam, percikan pada mata, mulut, hidung atau kulit robek? Tidak

Ya Tidak
LANGKAH 1: berikan pasien perhatian segera:
• Jika kulit robek, bersihkan area segera dengan sabun dan air. • Yakinkan bahwa
• Jika percikan pada mata, mulut atau hidung, segera bilas mulut/hidung atau irigasi mata dengan air atau NaCl 0,9%. penularan HIV dan
hepatitis B tidak
LANGKAH 2: periksa kebutuhan pasien untuk PEP HIV: memungkinkan.
• Hindari pemberian PEP
Pasien Pasien negatif HIV atau tidak diketahui: berikan dosis pertama PEP HIV (seperti di bawah), minta persetujuan dan lakukan tes cepat HIV  97. HIV atau hepatitis B.
diketahui • Jika tidak yakin, rujuk.
positif HIV Positif Negatif Hasil tidak dapat disimpulkan Pasien menolak tes HIV

Hindari pemberian Berikan PEP HIV hanya jika ≤ 72 jam sejak paparan (idealnya dalam 1 jam) selama 28 hari:
PEP HIV, ganti dengan • Berikan zidovudine/lamivudine 300/150mg per 12 jam.
perawatan HIV rutin • Berikan juga lopinavir/ritonavir 400/100mg per 12 jam jika:
 98. - Benda tajam berlubang (seperti syringe) dan sumber diketahui positif HIV.
- Benda tajam padat (seperti pisau bedah) dan sumber diketahui positif HIV dan pada tingkat 3 atau 4 atau
CD4 ≤ 200sel/mm3 atau viral load > 1000kopi/mL.
• Jika PEP HIV tidak dapat ditoleransi atau pasien dalam pengobatan rifampicin, rujuk ke spesialis.

LANGKAH 3: ambil darah dari pasien dan sumber:


• Periksa pasien:
- Kirim sampel darah untuk ELISA HIV (kecuali pasien diketahui positif HIV). Juga cek DL dan hitung jenis leukosit.
- Kirim sampel darah untuk cek titer HBsAb (kecuali paparan okupasional tercatat dengan titer HBsAb ≥ 10IU/mL).
- Jika paparan okupasional: cek juga antibodi hepatitis C dan HBsAg (kecuali titer HBsAb tercatat ≥ 10IU/mL).
- Jika paparan seksual: cek juga sifilis.
• Periksa sumber: jika setuju, kirim sampel darah untuk ELISA HIV, antibodi HBsAg dan hepatitis C. Jika paparan seksual, cek juga sifilis.

LANGKAH 4: berikan PEP hepatitis B jika diperlukan:


Jika sebelumnya pasien belum pernah mendapatkan 3 dosis vaksin hepatitis B atau tidak yakin, beri dosis pertama vaksin hepatitis B 1mL IM.

LANGKAH 5: lanjutkan pemeriksaan dan tangani pasien


• Jika kekerasan seksual  89. Jika kontrasepsi darurat diperlukan  138. • Tinjau pasien dan hasil tes darah dalam 3 hari  91.

90
Tata laksana pasien dengan PEP (post-exposure prophylaxis)
Tinjau pasien dalam 3 hari, minggu ke-2, minggu ke-6, bulan ke-3 dan bulan ke-6.
• Cek kepatuhan dan tanya tentang efek samping PEP HIV  104. Edukasi pasien untuk lapor efek samping segera setelah terjadi.
• Edukasi pasien untuk menggunakan kondom selama 3 bulan hingga hasil tes keluar.
• Jika kekerasan seksual  89.
Periksa Waktu pemeriksaan Catatan
Kepatuhan, efek samping 3 hari, 2 minggu Tanya tentang efek samping PEP HIV  104. Sarankan untuk kembali segera jika efek samping terjadi.
ELISA HIV Jika negatif: pada minggu ke-6, bulan ke-3 Jika positif, stop PEP HIV dan berikan perawatan rutin HIV  98.
HBsAg Jika negatif: pada minggu ke-6 Jika positif, rujuk. Jika negatif, tangani seperti di bawah.
Antibodi hepatitis C Jika negatif: pada minggu ke-6, bulan ke-3 Jika positif, rujuk.
Sifilis (jika paparan seksual) Jika negatif: ulangi pada minggu ke-6, bulan ke-3 Jika positif  57.
Tes darah lengkap Jika dalam pengobatan zidovudine: pada minggu ke-2, Jika Hb < 7g/dL atau neutrofil < 0,75 x 109/L, rujuk.
minggu ke-6
Hasil darah sumber (jika - • Jika ELISA HIV negatif, diskusi apakah pasien perlu melanjutkan PEP HIV. Jika ELISA HIV positif, berikan perawatan rutin HIV  98.
sudah selesai) • Jika HBsAg atau antibodi hepatitis C positif, rujuk.
• Jika positif sifilis  57.

Pendekatan pasien dengan HBsAg negatif


Apakah pasien sudah mendapatkan 3 dosis vaksin hepatitis B?

Ya Tidak atau tidak yakin

Cek titer HBsAb pasien Cek hasil HBsAg sumber.

Titer HBsAb Titer HBsAb < 10mIU/mL Sumber positif HBsAg Sumber
≥ 10mIU/mL atau tidak diketahui negatif HBsAg
Cek hasil HBsAg sumber.
• Tidak perlu Berikan hepatitis B
berikan PEP Sumber negatif HBsAg Sumber positif HBsAg atau tidak diketahui immunoglobulin1
hepatitis B. 500IU IM.
• Yakinkan
pasien. • Jika belum diberikan, berikan dosis pertama vaksin hepatitis B 1mL IM. Suntik pasien imunoglobulin hepatitis B1
• Ulangi titer HBsAb pada minggu ke-4. 500IU IM dan dosis pertama vaksin hepatitis B2 Jika belum diberikan, beri dosis
1mL IM. pertama vaksin hepatitis B2 1mL IM.
Titer HBsAb ≥ 10mIU/mL Titer HBsAb < 10mIU/mL

Tidak perlu profilaksis • Pada minggu ke-4: Berikan pasien dosis ke-2 vaksin hepatitis B 1mL IM.
selanjutnya. • Pada minggu ke-24: Berikan pasien dosis ke-3 vaksin hepatitis B 1mL IM.

1
Jika memberikan keduanya: vaksin hepatitis B dan imunoglobulin, suntik di area yang berbeda. 2Jika sebelumnya pasien sudah lengkap 2 dosis vaksin hepatitis B (dari total 6 dosis), hindari vaksin dan ganti dengan dosis ke-2 imunoglobulin hepatitis B
500IU IM pada minggu ke-4.
91
Tuberkulosis (TB): diagnosis
Cek TB pada pasien dengan: batuk ≥ 2 minggu (durasi berapapun jika HIV positif ), berat badan turun, berkeringat di malam hari, demam ≥ 2 minggu.

Berikan perhatian segera pada pasien suspek TB dan jika:


• Laju napas ≥ 30 • Penggunaan otot pernapasan • Mengantuk/bingung • Muntah terus-menerus
• Sesak napas saat istirahat atau berbicara • Batuk darah segar ≥ 1 sendok makan • Leher kaku/meningitis • Kelemahan baru pada lengan/tungkai
Tata laksana:
• Pertimbangkan antibiotik jika terdapat gejala meningitis.
• Jika saturasi oksigen < 94% atau kesulitan bernapas, berikan masker oksigen.
• Posisi saat batuk darah: duduk atau setengah duduk atau tidur miring. Jangan tidur terlentang dan tidak boleh menahan batuk.
• Jika memungkinkan, kirimkan 1 spesimen dahak2 untuk Xpert MTB/RIF.
• Rujuk segera.

Diagnosis TB pada pasien yang tidak memerlukan perhatian segera


Apakah pasien ada riwayat TB, ada kontak erat dengan pasien TB RO atau penderita HIV?

Tidak – tidak ada riwayat TB, tidak ada kontak erat dengan TB RO dan HIV negatif atau status tidak diketahui Ya – riwayat TB, kontak
dekat dengan TB RO
Apakah TCM (Tes Cepat Molekuler) tersedia? atau positif HIV

Tidak ada akses untuk TCM TB Ya – ada akses untuk TCM TB

Kirimkan 2 spesimen dahak2 untuk pemeriksaan mikroskopik BTA Kirim 2 spesimen dahak2 untuk pemeriksaan TCM TB

Kedua spesimen dahak negatif 1 atau MTB MTB positif, MTB positif, MTB negatif
kedua positif, rifampicin resisten
Apakah x-ray tersedia? spesimen sensitif tidak dapat rifampicin HIV positif HIV negatif
dahak rifampicin ditentukan
positif TB
Ya Tidak Sarankan
Lakukan • Berikan amoxicillin1 500mg per 8 jam selama 5 hari. Kirimkan lagi resisten pasien
x-ray • Edukasi pasien untuk periksa kembali setelah 2 minggu. Diagnosis TB 2 spesimen obat. untuk
dada dahak untuk Rujuk ke kembali
93. Mulai pengobatan TB di pemeriksaan pelayanan setelah 1
Tidak ada perbaikan klinis. Rujuk ke spesialis untuk Ada perbaikan klinis. TCM TB sekunder
mengkonfirmasi diagnosis TB klinis. hari yang sama 94. minggu
di minggu jika
Kemungkinan yang sama. gejala TB
• Mulai pengobatan TB di hari yang sama 94. bukan TB. menetap
• Pastikan pemantauan ulang dan rujuk jika tidak Sarankan kembali
ada perbaikan selama pengobatan TB. jika gejala
berulang. Rencanakan x-ray
dada 93.

1
Jika alergi penisilin berat (riwayat angioedema, anafilaksis atau urtikaria), rujuk. 2Upayakan segala cara untuk mendapatkan dahak. Jika kesulitan, coba di pagi hari atau jadwalkan untuk induksi dahak.
92
Hasil tinjauan dokter pada x-ray dada:

Perabunan pada paru dapat Efusi pleura


Limfadenopati Efusi perikardium
Kavitasi lobus atas mengindikasikan TB pada Jika di kedua sisi atau luas, TB milier
intratorakal Konfirmasi dengan USG
pasien positif HIV rujuk.

X-ray dada seperti salah satu X-ray dada normal atau tidak seperti salah satu di atas atau tidak yakin
di atas
• Cari penyebab lain atas batuk  43, demam  29 atau berat badan turun  28.
Diagnosis TB pada x-ray dada. • Jika terjadi salah satu dari nyeri perut, bengkak, diare, sakit kepala, nyeri punggung atau
Mulai pengobatan TB di hari kelenjar getah bening ≥ 2cm, rujuk ke rumah sakit untuk pemeriksaan selanjutnya.
yang sama 94.

93

TB
TB sensitif obat: tata laksana rutin
Periksa pasien dengan TB SO
Periksa Waktu periksa Catatan
Pendaftaran Saat diagnosis Pastikan pasien terdaftar.
Gejala Setiap kunjungan • Jika laju napas > 30, sesak napas saat istirahat atau saat berbicara, menggunakan otot pernapasan, mengantuk/bingung, batuk ≥ 1 sendok makan darah segar,
leher kaku, muntah terus menerus atau lemah pada lengan/kaki, berikan perhatian segera  92.
• Antisipasi perbaikan yang bertahap untuk pengobatan TB. Jika gejala memburuk atau tidak membaik, rujuk.
Kontak erat Saat diagnosis dan jika ada • Sarankan kontak erat untuk mengunjungi klinik/poli untuk skrining TB dengan dahak dan/atau X-ray, terutama yang berumur < 5 tahun, HIV positif atau
gejala TB dengan gejala TB.
• Jika kontak < 5 tahun atau HIV positif: jika TB aktif sudah diperiksa, berikan terapi pencegahan TB untuk setidaknya 6 bulan.
KB Setiap kunjungan • Motivasi pasien untuk tidak hamil selama pengobatan. Periksa kebutuhan kontrasepsi pasien  138.
• Pastikan kontrasepsi dapat diandalkan saat dalam pengobatan TB: hindari kontrasepsi oral dan jika implan, tawarkan ganti ke IUD.
Kepatuhan Setiap kunjungan Cek kepatuhan pada kartu TB. Jika terjadi kesulitan, berikan dukungan. Tangani pasien yang menghentikan pengobatan TB  96.
Efek samping Setiap kunjungan Tanya tentang efek samping dari pengobatan  95.
Depresi Setiap kunjungan Dalam sebulan terakhir, apakah pasien: 1) merasa sedih, depresi, putus asa atau 2) hilang minat atau kesenangan melakukan aktivitas? Jika ya  129.
Konsumsi alkohol/narkoba Saat diagnosis; jika tidak patuh Dalam setahun terakhir, apakah pasien: 1) minum ≥ 4 porsi1/sesi, 2) konsumsi narkoba atau 3) menyalahgunakan resep atau obat apotek? Jika ya  128.
Berat badan (IMT) Setiap kunjungan • Antisipasi kenaikan berat badan saat pengobatan dan penyesuaian dosis  95. Jika berat badan turun, rujuk di minggu yang sama.
• IMT = Berat Badan (kg) : [Tinggi Badan (m) x Tinggi Badan (m)]. Jika IMT < 18,5, rujuk ke ahli gizi.
X-ray dada Jika diperlukan Lakukan pada bulan ke-2 jika diagnosis berdasarkan pada x-ray dada. Jika tidak membaik, rujuk.
Gula darah Saat diagnosis • Jika diketahui diabetes, periksa kontrol gula darah lebih sering  116.
• Jika tidak diketahui diabetes, cek gula darah  22.
HIV Saat diagnosis (jika > 2 bulan Test HIV  97. Jika HIV positif, berikan perawatan HIV rutin dan ARV  98.
sejak tes terakhir)
TB mikroskopik (BTA)2 Minggu ke-8 • Jika BTA negatif pada minggu ke-8, ganti ke fase kelanjutan.
• Jika BTA positif dalam 8 minggu, tangani seperti algoritma BTA positif pada minggu ke-8  96.
Akhir bulan ke-5 dan 6 • Gunakan hasil BTA dari bulan ke-5 dan 6 untuk memutuskan hasil pengobatan seperti di bawah.
• Jika bulan ke-5 atau 6 BTA positif, kemungkinan pengobatan gagal. Rujuk ke perawatan kesehatan sekunder.
Hasil pengobatan Saat pengobatan TB selesai • Jika TB paru dan Xpert/BTA/kultur dengan diagnosis positif:
- Jika BTA negatif pada minggu ke-8 (atau jika diambil, minggu ke-12) dan BTA negatif pada bulan ke-5, catat sembuh.
- Jika BTA positif pada minggu ke-8 dan BTA negatif pada bulan ke-5, catat pengobatan lengkap.
- Jika BTA positif pada bulan ke-5 atau 6, kemungkinan pengobatan gagal. Rujuk ke layanan kesehatan sekunder.
• Jika diagnosis TB paru berdasarkan x-ray dada atau TB ekstra paru: jika pasien sehat, catat pengobatan lengkap. Jika sakit, rujuk ke layanan kesehatan
sekunder.
Edukasi dan tangani pasien TB sensitif obat 95.

1
Satu kali minum setara dengan 1 gelas kecil (125mL) anggur atau 1 kaleng/botol (330mL) bir. 2Usahakan untuk dapatkan dahak. Jika kesulitan, coba di pagi hari atau jadwalkan untuk induksi dahak.
94
Edukasi pasien TB sensitif obat
• Jadwalkan konseling TB dan rujuk ke dukungan komunitas atau tempat kerja. Edukasi keluarga tentang cara mendukung kepatuhan pasien terhadap pengobatan TB.
• Edukasi tentang efek samping pengobatan TB  96 dan anjurkan untuk segera kembali jika terjadi.
• Edukasi tentang kontrol infeksi: ventilasi adekuat/buka jendela, batuk/bersin ke area lengan atas atau siku, bukan tangan. Cuci tangan dengan sabun secara rutin.
• Edukasi tentang penyebaran TB: sarankan untuk tinggal di rumah dalam 2 minggu pertama pengobatan dan gunakan masker saat kontak dengan orang lain dalam 2 bulan pertama pengobatan TB.
• Ingatkan risiko merokok dan alkohol/narkoba, dan dukung pasien untuk berubah. Jika pasien lanjut merokok, sarankan untuk ke klinik berhenti merokok.

Tangani pasien TB sensitif obat


• Jika memulai pengobatan: Dosis berdasarkan berat badan dan
- Berikan fase intensif rifampicin/isoniazide/pirazinamid/ethambutol (RHZE) 7 hari seminggu selama 8 minggu (lihat tabel). sesusaikan jika berat badan naik
• Setelah 8 minggu pengobatan, putuskan apakah regimen perlu diubah: RHZE (150/75/400/275mg)
- Jika TB ekstra paru, rujuk ke spesialis. 30-37kg 2 tablet
38-54kg 3 tablet
Jika pasien TB paru, cek BTA pada minggu ke-8:
55-70kg 4 tablet
BTA positif BTA negatif ≥ 71kg 5 tablet

Tangani BTA positif minggu Apakah gejala TB membaik, berat badan naik dan jika sudah x-ray dada, apakah membaik? RH
ke-8 96. 30-37kg 2 tablet (150/75mg)
Ya Tidak 38-54kg 3 tablet (150/75mg)
55-70kg 2 tablet (300/150mg)
Ganti ke fase lanjutan • Cari penyebab: tanya kepatuhan, konsumsi alkohol/narkoba, ≥ 71kg 2 tablet (300/150mg)
Berikan rifampicin/isoniazide stres/cemas/depresi dan efek samping pengobatan.
(RH) 7 hari seminggu hingga • Rujuk ke spesialis.
pengobatan TB selesai (lihat tabel).

• Putuskan durasi pengobatan:


- Berikan fase lanjutan selama 4 bulan (total 6 bulan pengobatan TB).
- Jika TB meningitis, TB tulang belakang/tulang/sendi atau TB bernanah, berikan fase lanjutan selama 7-10 bulan seperti arahan spesialis (total 9-12 bulan pengobatan TB).
• Jika HIV positif: cek jika ARV perlu disesuaikan:
- Jika dalam pengobatan nevirapine: pertimbangkan ganti nevirapine ke efavirenz.
- Jika dalam pengobatan dolutegravir: naikkan dosis dolutegravir ke 50mg per 12 jam. Lanjutkan dosis ini hingga 2 minggu setelah pengobatan TB selesai.
- Jika dalam pengobatan lopinavir/ritonavir: rujuk.

Tinjau pasien TB sensitif obat pada minggu ke-2, ke-4 dan lalu setiap bulan.

95
Cari dan tangani efek samping pengobatan TB sensitif obat
Efek samping Kemungkinan penyebab Penanganan
Jaundice dan muntah Kebanyakan pengobatan TB Hentikan semua obat-obatan dan rujuk segera.
Ruam/gatal Kebanyakan pengobatan TB Periksa dan tangani  70
Perubahan penglihatan Ethambutol Hentikan ethambutol dan rujuk ke spesialis mata. Rujuk ke fasilitas Kesehatan tingkat lanjut (FKRTL)
Mual Rifampicin Edukasi untuk mengonsumsi obat di malam hari. Berikan metoclopramide 10mg 30 menit sebelum pengobatan TB.
Nyeri sendiri Pirazinamid Berikan ibuprofen 400mg per 8 jam hingga maksimal 5 hari (hindari jika tukak lambung, asma, hipertensi, gagal jantung atau penyakit ginjal).
Urin oranye Rifampicin Yakinkan ini normal saat dalam pengobatan rifampicin.
Nyeri/kebas pada kaki Isoniazide Kemungkinan neuropati perifer: berikan Pyridoxine 50mg per 8 jam. Turunkan ke 25mg per hari segera setelah gejala berkurang.

Tangani pasien TB sensitif obat dan BTA positif minggu ke-8


• Cari penyebab:
- Jika kesulitan untuk patuh, berikan dukungan dan optimisasi dukungan DOTS.
- Tanya tentang konsumsi alkohol/narkoba  128 dan stres/cemas/depresi  87. Jika efek samping pengobatan, tangani seperti di atas.
- Optimalkan penanganan kondisi kronis.

Kirim 1 spesimen dahak untuk pemeriksaan TB TCM

MTB positif resisten rifampicin MTB negatif atau MTB positif sensitif rifampicin

Rujuk ke layanan kesehatan sekunder. • Lanjutan pengobatan TB sensitif obat fase lanjutan.
• Ulangi TB mikroskopik (BTA) di akhir bulan ke-5.

Tangani pasien yang menghentikan pengobatan TB


• Cari penyebab:
- Jika kesulitan untuk patuh, berikan dukungan.
- Tanya tentang konsumsi allkohol/narkoba  128 dan stres/cemas/depresi  87. Jika efek samping pengobatan, tangani seperti di atas.
• Tangani sesuai dengan durasi interupsi obat:

Interupsi Interupsi selama 1-2 bulan Interupsi selama ≥ 2 bulan


selama < 1
bulan • Kirim 1 dahak untuk Xpert MTB/RIF. • Jangan mulai ulang pengobatan TB sensitif obat.
• Lanjutkan pengobatan TB sensitif obat dan tinjau hasil setelah 2-7 hari. • Catat pasien sebagai loss to follow-up.
• Kirim 1 sputum untuk Xpert MTB/RIF dan tinjau hasil setelah 2 hari.
Xpert MTB/RIF negatif Xpert MTB/RIF positif
Xpert MTB/RIF positif Xpert MTB/
Sensitif rifampicin Resisten rifampicin RIF negatif
Resisten rifampicin Sensitif rifampicin
• Lanjutkan pengobatan TB sensitif obat. Rujuk ke
• Lanjutkan fase pengobatan sebanyak jumlah minggu yang terlewat. Diagnosis TB resisten rifampicin (TB RR) • Mulai ulang pengobatan penuh TB sensitif obat dari layanan
Rujuk untuk pengobatan TB RR awal  95. kesehatan
• Catat pasien pengobatan setelah loss to follow-up. sekunder.

96
HIV: diagnosis
Motivasi pasien dan pasangan untuk tes HIV.

Konseling dan mendapatkan informed consent


• Edukasi pasien tentang HIV, cara penularan HIV, faktor risiko, pengobatan dan manfaat untuk mengetahui status HIV seseorang.
• Jelaskan prosedur tes dan sifat tes yang sepenuhnya sukarela.
• Jika pasien memberikan persetujuan verbal atau tertulis, lanjutkan untuk tes segera.

Tes
Lakukan tes antibodi HIV pertama (R1)

Negatif Positif

Lakukan tes antibodi HIV kedua (R2)

Negatif Positif

Ulangi tes HIV pertama di atas. Lakukan tes antibodi HIV ketiga (R3)
(Gunakan rapid test yang berbeda dari tes pertama dan kedua).
Negatif Positif
Negatif Positif
Hasil tes HIV negatif
Hasil tidak dapat disimpulkan Pasien terinfeksi HIV.
Apakah pasien berrisiko infeksi HIV dalam 4 minggu terakhir (pasangan
baru atau beberapa pasangan seksual, seks tidak terproteksi, narkoba • Jelaskan bahwa hasil tes HIV tidak dapat disimpulkan: • Tawarkan bantuan untuk
atau pasangan dengan HIV)? Tidak positif atau negatif, namun pasien mungkin memberitakan status HIV
menderita HIV. pasien ke pasangan.
• Motivasi pasien untuk mengikuti praktik seks aman. • Motivasi tes HIV kepada
Tidak Ya
• Jadwalkan pasien untuk tes ulang setelah 14 hari. pasangan atau anak.
• Rujuk ke dukungan
• Pasien tidak terinfeksi HIV. • Ulangi tes HIV setelah 4 komunitas.
• Motivasi pasien untuk tetap negatif minggu. • Berikan perawatan HIV rutin
dan edukasi waktu untuk tes ulang: • Motivasi pasien untuk pada kunjungan ini  98.
- Jika aktif secara seksual: per tahun mengikuti praktik seks aman.
- Jika hamil: minggu ke-30-32
• Tawarkan rujukan untuk sunat pria
untuk mengurangi risiko infeksi HIV.

Dukungan
Lakukan konseling dan dukungan, pastikan pasien paham hasil tes dan tahu ke mana dan kapan untuk akses perawatan selanjutnya.

97

HIV
HIV: tata laksana rutin
Periksa pasien HIV
Periksa Waktu periksa Catatan
Gejala Setiap kunjungan Tangani gejala pasien seperti pada halaman gejala. Jika gejala genital  53.
TB Setiap kunjungan Jika batuk, berat badan turun, keringat malam atau demam, lakukan penapisan TB  92. Jika gejala TB, mulai ARV di hari yang sama saat lakukan penapisan TB.
Kepatuhan Setiap kunjungan Cek catatan kunjungan dan kepatuhan pada obat-obatan. Jika jarang datang atau kepatuhan buruk, tingkatkan dukungan kepatuhan.
Efek samping Setiap kunjungan Tanya tentang efek samping ARV  104, terapi pencegahan TB (TPT)  100, co-trimoxazole profilaksis  100 dan fluconazole  100.
Kesehatan mental Setiap kunjungan • Dalam sebulan terakhir, apakah pasien: 1) merasa sedih, depresi, putus asa atau 2) hilang minat atau kesenangan melakukan aktivitas? Jika ya  129.
• Dalam setahun terakhir, apakah pasien: 1) minum ≥ 4 porsi1/sesi, 2) konsumsi narkoba atau 3) menyalahgunakan resep atau obat bebas? Jika ya  128.
• Jika setidaknya dalam 6 bulan terakhir ≥ 1 dari: gangguan ingatan, disorientasi, kesulitan bahasa, kurang bisa menjalankan kegiatan sehari-hari dan fungsi pekerjaan/sosial:
pertimbangkan demensia  134.
Kesehatan seksual Setiap kunjungan Tanya tentang perilaku seksual berisiko (pasien atau pasangan memiliki pasangan baru atau > 1 pasangan atau penggunaan kondom serampangan). Jika disfungsi seksual  62.
KB Setiap kunjungan • Edukasi kontrasepsi2 yang dapat diandalkan (IUD, suntik atau sterilisasi plus kondom)  138. Cek pasien sudah memberitahu pasangan.
• Jika merencanakan kehamilan, edukasi pasien untuk menggunakan kontrasepsi hingga viral load < 50kopi/mL.
PMTCT Jika hamil atau menyusui Jika tidak dalam pengobatan ARV, mulai ARV di hari yang sama. Jika hamil  142.
Perawatan paliatif Jika menurun Jika kondisi pasien memburuk dengan ARV atau tidak berhasil dalam tahap ke-3 ARV, pertimbangkan juga perawatan paliatif  148.
Berat badan (IMT) Setiap kunjungan • Jika berat badan turun sebanyak ≥ 5% selama 4 minggu  28. Jika berat badan < 40kg dan dalam pengobatan efavirenz, sesuaikan dosis  104.
• Jika IMT < 18,5, rujuk untuk dukungan nutrisi. IMT = Berat Badan (kg) : [Tinggi Badan (m) x Tinggi Badan (m)]
Kondisi kronis dan Saat diagnosis • Jika diketahui hipertensi  120. Jika tidak, cek TD: jika ≥ 140/90mmHg  119.
risiko CVD • Jika diketahui diabetes  116. Jika tidak diketahui diabetes, cek gula darah  22.
• Periksa risiko CVD  111.
Tahap Setiap kunjungan Cek berat badan, mulut, kulit, riwayat masalah kesehatan. Gunakan tahap untuk memutuskan penggunaan co-trimoxazole. Jika tahap memburuk saat pasien dalam
pengobatan ARV, rujuk.
Stadium 1 Stadium 2 Stadium 3 Stadium 4
• Tidak ada gejala • Sinusitis, tonsilitis, otitis media, faringitis • TB paru • TB ekstra paru • Sarkoma kaposi, limfoma, kanker serviks
• Kelenjar bengkak berulang • Kandidiasis • Berat badan turun ≥ 10% dan diare atau invasif
tidak nyeri yang • PPE (papular pruiritc eruption) • Leukoplakia demam > 1 bulan • Infeksi sitomegalovirus
menetap • Infeksi jamur di kuku • Berat badan turun yang tidak dapat dijelaskan ≥ 10% berat badan • PJP (pneumocystic pneumonia) • Toxoplasmosis
• Herpes zoster • Diare yang tidak dapat dijelaskan > 1 bulan • Pneumonia bakteri berat berulang • Demensia terkait HIV, ensefalopati
• Sariawan berulang • Demam yang tidak dapat dijelaskan > 1 bulan • Herpes simplex di area mulut atau genital • Penyakit kriptokokus (termasuk
• Luka di sudut bibir • Infeksi bakteri berat (pneumonia, meningitis) > 1 bulan meningitis)
• Berat badan turun yang tidak dapat • Anemia yang tidak dapat dijelaskan < 8g/dL, neutropenia < 0,5x109/L, • Kandidiasis esofagus • Diare Crystosporidium atau Cystoisospora
dijelaskan < 10% berat badan atau thombositopenia kronis < 50x109/L (Isospora) belli
Skrining serviks Jika diperlukan Jika umur pasien antara 30-50 tahun dan tidak pernah skrining serviks dalam 5 tahun terakhir, lakukan skrining serviks  59.
Lanjutkan untuk periksa pasien dengan HIV 99.

1
Satu kali minum setara dengan 1 gelas kecil (125mL) anggur atau 1 kaleng/botol (330mL) bir. 2Kontrasepsi oral dan implan mungkin kurang efektif saat konsumsi ARV. Edukasi pasien ARV yang memilih untuk melanjutkan dengan kontrasepsi oral atau
implan untuk menggunakan kondom juga.
98
Lanjut periksa pasien HIV
Lakukan tes darah saat diagnosis, sebelum memulai ARV dan saat rutin ARV:
Saat diagnosis Memulai/mengubah regimen ARV 3 bulan 6 bulan 1 tahun Tiap 6 bulan Setiap tahun
• Sifilis • Memulai TDF: eGFR atau kreatinin 1
• TDF: eGFR • Viral load • Viral load • TDF: eGFR atau kreatinin 1
Viral load
• HBsAg, antibodi hepatitis C • Berubah dari TDF: HBsAg atau kreatinin1 • CD4 • CD4 • AZT: Hb+hitung jenis
• CD4 • Memulai AZT: Hb+ hitung jenis • AZT: Hb+ • TDF: eGFR atau kreatinin1 • TDF: eGFR atau kreatinin1 • LPV/r: kolesterol, trigliserida
• Memulai NVP: ALT hitung jenis • AZT: Hb+hitung jenis • AZT: Hb+hitung jenis • NVP: ALT
• Memulai LPV/r: kolesterol, trigliserida • LPV/r: kolesterol, trigliserida • LPV/r: kolesterol, trigliserida • CD4 hingga > 200sel/mm3
HBsAg - hepatitis B antigen permukaan TDF - tenofovir AZT - zidovudine Hb+diff - hemoglobin dan diff NVP - nevirapine LPV/r - lopinavir/ritonavir

Tinjau hasil dari tes darah rutin


Periksa Catatan
Sifilis Jika positif  57.
Hepatitis B (HBsAg), • Jika HBsAg atau antibodi hepatitis C positif, rujuk.
Antibodi Hepatitis C • Jika mengubah regimen: jika HBsAg positif, lanjutkan tenofovir sebagai obat ke-4 (hindari berhenti tenofovir) dan rujuk.
CD4 • Mulai ARV tanpa memperhatikan CD4.
• Jika CD4 ≤ 200 sel/mm3, berikan juga co-trimoxazole.
• Saat CD4 > 200sel/mm3 dan pasien sehat, hentikan cek CD4, hentikan co-trimoxazole dan jika diperlukan, mulai terapi hepatitis.
eGFR (jika tidak hamil) Jika eGFR < 50mL/menit/1,73m2:
• Hindari tenofovir dan ganti dengan zidovudine2. Jika sudah dalam pengobatan tenofovir, ganti pengobatan  103. Sesuaikan dosis obat-obatan lain.
• Cek TD, gula darah, urin carik celup dan jadwalkan USG ginjal. Rujuk ke spesialis.
Kreatinin (jika hamil) Jika kreatinin ≥ 85µmol/L, hindari tenofovir dan rujuk.
Hb dan hitung jenis • Jika Hb < 12g/dL (wanita) atau < 13g/dL (pria), kemungkinan anemia  31.
• Sebelum memulai AZT:
- Jika Hb 7-7.9g/dL atau neutrofil 1.0-1.5 x 109/L: mulai ARV dan ulangi Hb dan hitung jenis dalam 4 minggu. Jika neutrofil 0.75-0.99 x 109/L, mulai ARV dan ulangi dalam 2 minggu.
- Jika Hb < 7g/dL atau neutrofil < 0.75 x 109/L: hindari zidovudine, rujuk.
• Pada AZT:
- Jika Hb 7-7.9g/dL atau neutrofil 1.0-1.5 x 109/L: lanjutkan ARV dan ulangi Hb dan hitung jenis dalam 4 minggu. Jika neutrofil 0.75-0.99 x 109/L, lanjutkan ARV dan ulangi dalam 2 minggu.
- Jika Hb < 7g/dL atau neutrophil < 0.75 x 109/L: ganti pengobatan  103.
ALT (dengan rujukan) • Sebelum memulai NVP:
- Jika ALT > 200U/L, rujuk segera. Jika ALT 100-200U/L, tinjau hasil hepatitis, obat-obatan, konsumsi alkohol dan diskusikan. Hindari nevirapine.
• Pada NVP:
- Jika ALT > 200U/L, rujuk segera. Jika ALT 100/200U/L, lanjut pengobatan dan ulangi ALT dalam 1 minggu.
Total kolesterol sewaktu, Jika kolesterol > 200mg/dL atau trigliserida ≥ 200mg/dL, hindari lopinavir/ritonavir. Rujuk ke fasilitas Kesehatan tingkat lanjut (FKRTL).
trigliserida
Viral load • Jika viral load < 50kopi/mL, lanjutkan monitoring VL rutin (lihat tabel di atas).
• Jika viral load ≥ 50kopi/mL, tangani viral load yang tidak tersupresi  105.
Edukasi dan tangani pasien HIV 100.

1
Jika tidak hamil, cek eGFR. Jika hamil, cek kreatinin. 2Jika sebelumnya dalam pengobatan zidovudine, berikan gantinya abacavir, lamivudine dan lopinavir/ritonavir.
99
Edukasi pasien HIV
• Motivasi untuk memberitahu pasangan yang mendukung, anggota keluarga atau teman dan rujuk ke komunitas. Edukasi pasangan pasien dan anak untuk tes HIV.
• Motivasi perilaku seks aman walaupun pasangan menderita HIV atau pasien dalam pengobatan ARV. Edukasi penggunaan kondom yang benar dan konsisten dengan pasangan. Demonstrasikan dan
berikan kondom pria/wanita.
• Jelaskan bahwa HIV dapat diobati tapi tidak dapat disembuhkan dan memerlukan kepatuhan seumur hidup untuk menjalankan pengobatan untuk mencegah resistensi.
• Jelaskan manfaat memulai ARV dini, terlepas dari CD4 atau tahap tapi terutama jika CD4 ≤ 200sel/mm3, tahap 3 atau 4, hamil atau menyusui. Jika pasien memilih untuk tidak memulai ARV, identifikasi
hambatan, hubungkan ke konseling dan tinjau hasil tes darah dan kesiapan ARV dalam 1 minggu. Jika tetap menolak untuk memulai, edukasi ulang tentang pentingnya pengobatan dini, dan sarankan
untuk kembali segera jika kondisi pasien memburuk.
• Berikan tambahan dukungan kepatuhan kepada pasien dengan kepatuhan/kedatangan kurang atau viral load ≥ 50kopi/mL.
- Edukasi pasien dan keluarga atas pentingnya kepatuhan dan bahaya resistensi obat.
- Rencanakan cara pengobatan dengan pasien. Jajaki bantuan kepatuhan (kontak pil, catatan harian).
- Rujuk ke dukungan: konselor kepatuhan, grup dukungan, teman sesama pengobatan, perawat, orang lain yang hidup dengan HIV.

Tangani pasien HIV


• Jika tidak dalam pengobatan ARV: mulai ARV dalam 7 hari (hari yang sama jika memungkinkan) terlepas dari CD4 atau tahap  101, terutama jika CD4 ≤ 350sel/mm3, tahap 3 atau 4, hamil atau
menyusui.
• Jika sudah dalam pengobatan ARV: lanjutkan pengobatan. Ganti ARV atau sesuaikan dosis jika:
- Kegagalan virologi pada pasien, kontraindikasi pada ARV yang diberikan, tes darah abnormal atau efek samping tidak bisa ditoleransi  103.
- Pasien terkena TB  95.
• Jika tersedia, beri vaksin influenza 0,5mL IM per tahun jika CD4 > 100sel/mm3. Cek kelengkapan vaksin COVID-19.
• Berikan profilaksis: pengobatan pencegahan TB (TPT), dan co-trimoxazole (lihat di bawah).

Kapan diberikan Apa yang diberikan Efek samping Kapan dihentikan


Pengobatan Hindari jika terdapat gejala • Berikan isoniazide 300mg per hari • Neuropati perifer  69 Hentikan TPT setelah 6 bulan.
pencegahan TB, dalam pengobatan • Berikan pyridoxine 25mg per hari • Ruam 70
TB (TPT) TB1, neuropati perifer • Hepatitis
berat, penyakit hati, - Jika jaundice: rujuk segera.
penyalahguna alkohol. - Jika mual, muntah, nyeri perut: cek ALT dan tinjau
hasil dalam 24 jam  99.
Profilaksis co- Mulai jika: • Jika CrCl > 30mL/menit, berikan co-trimoxazole 160/800mg per hari. • Mual/muntah  50 Hentikan saat CD4 > 200sel/mm3 dalam
trimoxazole • CD4 ≤ 200sel/mm3 • Jika CrCl 15-30mL/menit, berikan co-trimoxazole 80/400mg per hari. • Ruam  70 pengobatan ARV.
• Tahap 3 atau 4 • Jika CrCl < 15mL/menit, hindari co-trimoxazole dan rujuk ke spesialis. • Hepatitis
- Jika jaundice: rujuk segera.
- Jika mual, muntah, nyeri perut: cek ALT dan tinjau
hasil dalam 24 jam  99.

Tinjau pasien HIV


• Jika memulai, memulai ulang atau mengganti ARV:
- Jika hamil/menyusui atau menunggu hasil tes darah, tinjau dalam 1 minggu. Selain itu tinjau dalam 1 bulan.
- Sarankan untuk kembali sebelum jadwal kunjungan selanjutnya jika kondisi memburuk setelah memulai ARV.
• Saat sudah dalam pengobatan ARV: tinjau per bulan hingga stabil (viral load < 200kopi/mL, hasil tes darah ARV normal, patuh dan sehat), lalu tinjau per 3-6 bulan).
• Jika menolak ARV: tinjau pasian dalam 1 bulan.

1
Jika sebelumnya ada TB dan pasien memenuhi syarat TPT, mulai TPT segera setelah pengobatan TB selesai.
100
Mulai atau mulai ulang ARV
LANGKAH 1. Pilih regimen ARV untuk dimulai atau mulai ulang

Pasien mulai ARV Pasien memulai ulang ARV setelah pengobatan terinterupsi

Apakah pasien diketahui menderita penyakit ginjal (eGFR1 ≤ 60mL/menit/1,73m2)? • Tanya tentang: riwayat regimen ARV, alasan berhenti, efek samping, viral loads.
• Diskusikan dengan spesialis untuk memutuskan regimen ARV apa yang akan dimulai ulang
Tidak Ya

Pilih TDF/3TC/DTG. Pilih ABC/3TC + DTG.

Jika tidak yakin, diskusikan dengan dokter/spesialis berpengalaman.

LANGKAH 2. Cek pengobatan lain dan ganti jika perlu


• Tinjau terutama pengobatan TB dan epilepsi, kontrasepsi, simvastatin, dan obat-obatan bebas lainnya.
• Pertimbangkan interaksi obat-obatan dan diskusikan dengan spesialis jika perlu.

LANGKAH 3. Ambil darah sesuai dengan pengobatan ART  98.

Lanjutkan ke LANGKAH 4 102.

1
Jika hamil, ganti kreatinin > 85.
101
LANGKAH 4. Tentukan rentang waktu untuk mulai atau mulai ulang ARV
Upayakan di hari yang sama namun cek terlebih dahulu jika ada alasan untuk menunda ARV:

Apakah pasien diketahui TB1?

Tidak Ya

Apakah pasien diketahui meningitis kriptokokus1? Diketahui meningitis TB atau tuberkuloma otak?

Tidak Ya Tidak Ya

Apakah hasil CD4 tersedia? Mulai ARV Mulai ARV dalam Mulai ARV setelah 4-8
setelah 4-8 2 minggu pengobatan TB. minggu pengobatan TB.
Tidak Ya minggu
pengobatan
CD4 ≥ 100sel/mm3 CD4 < 100sel/mm3 meningitis.

Apakah pasien menderita: Rujuk ke fasilitas Kesehatan


• Sakit kepala • Batuk • Demam tingkat lanjut (FKRTL)
• Kebingungan • Berat badan turun • Nyeri dada
• Jaundice • Keringat malam • Batuk berdahak

Tidak Ya

• Mulai ARV di hari yang • Jika Nyeri kepala atau bingung, rujuk
sama 101. untuk lakukan penapisan meningitis
• Tindak lanjut hasil tes sebelum memulai ARV.
darah jika tersedia. • Jika jaundice, cek ALT dan total bilirubin.
Tangani sesuai hasil sebelum memulai
ARV.
• Jika salah satu dari batuk, berat badan
turun, keringat malam, demam, nyeri
dada atau batuh berdahak:
- Mulai ARV di hari yang sama dan
lakukan penapisan TB  92.
- Tinjau dalam 1 minggu.

Lanjutkan ke LANGKAH 5 untuk mulai/mulai ulang ARV  104.

1
Jika pasien menderita TB dan meningitis kriptokokus, diskusikan dengan spesialis tentang kapan memulai ARV
102
Ganti ARV
LANGKAH 1. Pilih regimen ARV baru sesuai alasan mengganti

Pasien menderita kegagalan virologis1. Pasien mengalami kontraindikasi pada ARV saat ini, hasil darah abnormal
atau efek samping tidak dapat ditoleransi.
• Jika dalam lini ARV ke-2/ke-3, regimen ARV baru akan ditentukan oleh hasil tes resistensi.
• Jika dalam lini ARV pertama, pilih regimen ARV baru sesuai regimen saat ini: Cek hasil VL dalam 6 bulan terakhir:

Pasien dalam pengobatan EFV atau NVP Saat ini dalam VL < 50kopi/mL atau tidak VL ≥ 50kopi/mL
pengobatan DTG diketahui
atau LPVr
Saat ini dalam pengobatan TDF Saat ini dalam Saat ini dalam Diskusikan dengan
pengobatan ABC pengobatan AZT • Ganti pengobatan dokter berpengalaman.
bermasalah. Cek tidak ada
Pilih regimen ARV baru sesuai hasil HBsAg. alasan untuk menghindari
Diskusikan dengan dokter/spesialis pengobatan baru  104.
berpengalaman. • Jika tidak ada hasil VL dalam
HBsAg positif HBsAg negatif
6 bulan terakhir, lakukan
saat kunjungan dan cek hasil
• Ganti ke TDF/3TC/ • Ganti ke AZT/3TC + DTG. segera setelah tersedia. Jika
DTG + AZT. Jika Hb • Jika Hb ≤ 8g/dL, diskusi. VL ≥ 50kopi/mL, diskusikan.
≤ 8g/dL, diskusi.

Jika tidak yakin, diskusikan dengan dokter/spesialis berpengalaman.

LANGKAH 2. Cek obat-obatan lain dan ganti jika perlu


• Tinjau terutama pengobatan TB dan epilepsi, kontrasepsi, simvastatin, dan obat-obatan bebas.
• Pertimbangkan interaksi obat-obatan dan diskusikan dengan spesialis jika perlu.

LANGKAH 3. Ambil sampel darah sesuai regimen ARV yang dipilih  98.

LANGKAH 4. Tentukan waktu untuk mengganti ARV


• Jika kontraindikasi, efek samping tidak dapat ditolerir atau mengganti ke lini ke-2 saat hamil/menyusui, ganti di hari yang sama dan tinjau hasil darah segera setelah tersedia.
• Selain itu, tunggu hasil tes darah sebelum mengganti.

Lanjutkan ke LANGKAH 5 104.

1
Jika dalam pengobatan EFV atau NVP, kegagalan virologis adalah VL > 1000kopi/mL dalam sekali tes. Jika dalam pengobatan DTG atau LPVr, kegagalan virologis adalah VL > 1000 dalam dua kali tes.
103
5. Mulai/ganti ARV
• Berikan kombinasi 3 obat (1 dari tiap 3 bagian di tabel di bawah) sesuai regimen ARV sebelumnya dan hasil tes darah.
• Berikan tablet kombinasi dengan dosis tetap jika tersedia.
Obat-obatan Dosis Efek samping berat (hentikan obat-obatan Efek samping jangka pendek yang dapat hilang sendiri. Efek samping jangka panjang
dan rujuk segera Jika berlanjut ≥ 6 minggu, pertimbangkan rujuk.
1 Tenofovir (TDF) 300mg tiap hari Gagal ginjal Mual, diare -
Zidovudine (AZT) • 300mg per 12 jam • Asidosis laktat
1
• Sakit kepala Penurunan lemak pada wajah,
• Jika CrCl < 15mL/menit: • Anemia simtomatik (pucat dengan laju napas > • Mual badan dan bokong; akumulasi
pertimbangkan rujuk 30, pusing/pingsan atau nyeri dada) • Nyeri otot lemak (obesitas sentral, pembesaran
• Kelelahan (jika Hb ≤ 7g/dL, ganti obat-obatan  103) payudara); ganti ke tenofovir atau
abacavir  103.
Abacavir (ABC) 300mg per 12 jam atau 600mg tiap Kemungkinan AHR jika ≥ 2 gejala berikut: • Mual -
Hindari hari • Demam • Muntah
jika riwayat • Ruam • Diare
AHR (Reaksi • Kelelahan/nyeri badan
Hipersensitif • Mual/muntah/diare/nyeri perut
Abacavir) • Radang tenggorokan/batuk/kesulitan bernapas
2 Lamivudine (3TC) • 150mg per 12 jam atau 300mg Jarang Jarang. Kadang-kadang mual dan diare. Jarang
tiap hari
• Jika CrCl > 50mL/menit, kurangi
dosis:
- CrCl 30-50mL/menit: berikan
150mg tiap hari.
- CrCl < 30mL/menit:
pertimbangkan rujuk
Emtricitabine 200mg tiap hari Jarang. Kadang-kadang mual dan diare. Telapak tangan dan kaki menggelap
(FTC)
3 Dolutegravir • 50mg tiap hari Jarang • Sakit kepala, mual, diare Berat badan naik: jika berlebihan,
(DTG) • Jika memulai rifampicin: berikan • Insomnia: edukasi untuk konsumsi obat di pagi hari. diskusikan dengan dokter/spesialis
DTG 50mg per 12 jam. berpengalaman.
Efavirenz (EFV) • 600mg tiap hari • Ruam  70 • Ruam  70 Penurunan lemak pada wajah,
Hindari jika • Jika < 40kg: berikan 400mg tiap • Jaundice/hepatitis2 • Sakit kepala, pusing, gangguan tidur, mood rendah - badan dan boking; akumulasi lemak
penyakit psikiatri hari. • Psikosis konsumsi obat malam hari. Jika dalam pengobatan 600mg (obesitas sentral, pembesaran
aktif tiap hari, pertimbangan pemberian 400mg tiap hari. payudara); ganti ke nevirapine atau
lopinavir/ritonavir  103.
Nevirapine (NVP) 200mg tiap hari selama 2 minggu, • Ruam  70 • Ruam  70 -
lalu 200mg per 12 jam • Jaundice/hepatitis2 • Mual

Lopinavir/ 400/100mg per 12 jam (saat makan) • Jaundice/hepatitis2 Diare: jika tidak dapat ditoleransi atau > 6 minggu, diskusi Dislipidemia: diskusikan dengan
ritonavir (LPV/r) • Dislipidemia dengan dokter/spesialis berpengalaman dokter/spesialis berpengalaman.

1
Kemungkinan asidosis laktat jika 2 atau lebih dari: kelelahan/kelemahan, nyeri badan, mual/muntah, diare, berat badan turun, hilang nafsu makan, nyeri perut, kesulitan bernapas (lebih mungkin jika laktat hasil tes
cepat ≥ 2,5mmol/L). 2Jika jaundice: rujuk segera. Jika mual, muntah, nyeri perut: cek ALT dan tinjau hasil dalam 24 jam  99.
104
Tangani pasien dengan viral load tidak tersupresi (Gagal Virologi)
Periksa dan tangani kemungkinan penyebab:
• Konseling kepatuhan pengobatan, dan berikan tambahan dukungan.
• Tinjau obat-obatan lain, terutama pengobatan TB dan epilepsi dan obat bebas. Pertimbangkan interaksi obat-obatan dan diskusi dengan spesialis/dokter yang berpengalaman.

Tangani sesuai hasil viral load (VL):

Hasil VL pertama 51-1000kopi/mL Hasil VL pertama > 1000kopi/mL

Ulangi VL dalam 3 bulan. Ulangi VL dalam 3 bulan.

VL ulangan VL ulangan VL ulangan VL ulangan VL ulangan VL ulangan


≤ 50kopi/mL 51-1000kopi/mL > 1000kopi/mL > 1000kopi/mL 51-1000kopi/mL ≤ 50kopi/mL

Lanjutkan • Ulangi VL dalam Kemungkinan gagal virologi Ulangi VL dalam Lanjutkan


monitoring VL 3 bulan. • Ulangi CD4: jika < 200sel/mm3, ulang profilaksis co-trimoxazole  100. 3 bulan. monitoring VL
rutin. • Jika VL tetap • Pertimbangkan perubahan ARV dengan spesialis. rutin.
> 50kopi/mL, rujuk.
Jika VL tetap
> 50kopi/mL, rujuk.

105
COVID-19: perawatan rutin long COVID-19
Pasien long COVID-19 mengalami gejala selama lebih dari 4 minggu setelah infeksi akut COVID-19.

Periksa pasien long COVID-19


Periksa Waktu periksa Catatan
Gejala Setiap kunjungan • Tanya tentang gejala: spesifikya tentang kesulitan tidur dan nyeri yang sedang dirasakan. Tangani seperti pada halaman gejala.
• Jika gejala masih ada dan mengganggu setelah 12 minggu, atau tidak wajar (seperti berdebar-debar, ruam kulit), rujuk.
TB Setiap kunjungan Tindak lanjut hasil sputum TB. Jika tidak ada sputum TB yang dikirim selama proses 'Long COVID-19', kirimkan sputum saat kunjungan ini  92.
Kegiatan sehari-hari Setiap kunjungan Jika pasien tidak bisa menjalankan aktivitas sehari-hari (seperti mandi, memakai baju, beres-beres rumah), pertimbangkan rujuk ke tim rehabilitasi.
Penyakit kronis Setiap kunjungan Jika pasien menderita penyakit kronis, cek kontrol dan berikan perawatan rutin.
Kesehatan mental Setiap kunjungan Jika stres, cemas atau mood rendah, periksa dan tangani selanjutnya  87.
KB Saat diagnosis Jika pasien menderita COVID-19 berat dan dalam pengobatan kontrasepsi oral kombinasi (COC), diskusikan risiko trombosis dan pertimbangkan berganti ke pil
progestogen, IUD atau implan. Periksa kebutuhan KB  138.
Pendamping/ Setiap kunjungan Tanya bagaimana pendamping/keluarga menghadapi ini.
keluarga
Risiko CVD Saat diagnosis Periksa risiko CVD saat diagnosis  111.
Berat badan Setiap kunjungan Jika berat badan turun, periksa lebih lanjut  28.
X-ray dada Jika batuk/sesak napas ≥ 12 minggu Jika x-ray dada abnormal, rujuk.
Tiroid Kelelahan ≥ 12 minggu Rujuk untuk tes TSH. Jika abnormal, rujuk.

Edukasi pasien long COVID-19


• Yakinkan banyak orang dengan COVID-19 memiliki gejala yang sama, bahkan pada kasus ringan. Jelaskan bahwa normalnya gejala mereda secara perlahan tanpa pengobatan spesifik.
• Edukasi bahwa gejala fluktuatif dan antisipasi naik turunnya keseharian. Edukasi untuk istirahat dan beri jeda pada aktivitas. Tentukan target realistis untuk diraih dan secara bertahap naikkan aktivitas sesuai
keparahan gejala.
• Edukasi untuk memperhatikan kesehatan: pola makan sehat, tidur cukup, batasi alkohol dan kafein dan hindari narkoba.
• Jika perlu, diskusikan bagaimana pendamping/keluarga dapat membantu. Rujuk ke terapi okupasional jika tersedia.

Tangani pasien long COVID-19


• Tangani nyeri dengan paracetamol 500mg per 8 jam atau ibuprofen 400mg per 8 jam setelah makan hingga maksimal 2 minggu. Tinjau keperluan pengobatan nyeri setelah 2 minggu.
• Konsumsi berlebihan jangka panjang dapat menyebabkan sakit kepala: jika menggunakan analgesik > 2 hari/minggu selama ≥ 3 bulan, edukasi untuk mengurangi atau menghentikan pengobatan nyeri.
• Motivasi pasien untuk vaksinasi kecuali sakit, lalu diskusi dengan spesialis.
• Bantu pasien untuk menangani gejala seperti kelelahan, sesak napas dan batuk  107. Hindari meresepkan inhaler untuk mengobati sesak napas kecuali pasien diketahui menderita asma.

Tinjau pasien long COVID-19


• Jika sputum TB dikirim pada kunjungan ini: tinjau dalam 2 hari, selain itu per 2-4 minggu sesuai kebutuhan. Harapkan perbaikan bertahap
• Jika tidak ada perbaikan bertahap, rujuk. Sarankan untuk kembali segera jika sesak napas memburuk, baru muncul atau penurunan kesadaran, dada nyeri atau rasa tertekan yang tidak bisa hilang,
kelemahan mendadak atau kebas di wajah, lengan atau kaki: rujuk.

106
Dukung pasien Long COVID-19 untuk menangani gejala di rumah
• Jelaskan bahwa gejala berbeda-beda antar pasien (tidak ada kategorisasi khusus) dan dapat bervariasi setiap hari. Pasien dapat merasa kesulitan menjalankan aktivitas normal (seperti mandi/memakai
baju/beres-beres rumah).
• Ajak pasien lihat bagan di bawah dan bantu mereka mengubah gaya hidup yang dapat membantu mereka menangani gejala. Cari tahu hal-hal apa yang dapat menghalangi atau membantu..
Atur aktivitias, buat rencana dan prioritaskan pekerjaan Catat jurnal harian untuk Tidur cukup
• Buat jadwal rutin. Rencanakan pekerjaan tiap hari sehingga melacak perbaikan • Rasa lelah akan terasa lebih buruk jika pola tidur terganggu. Jika kesulitan tidur:
hal-hal penting selesai terlebih dahulu. Pelajari pola Anda: - Buatkan rutin: coba bangun di jam yang sama tiap pagi (walaupun lelah) dan tidur
• Hindari bekerja terlalu keras di satu hari. Ini dapat pelajari apa yang di jam yang sama tiap malam. Hindari tidur siang jika bisa.
menyebabkan kelelahan di hari selanjutnya. menguras tenaga Anda - Hindari kafein dan merokok beberapa jam sebelum waktu tidur.
• Sisakan waktu yang cukup untuk menyelesaikan aktivitas dan atau menyebabkan gejala - Sediakan waktu untuk bersantai sebelum tidur.
istirahat diantaranya. Bagi pekerjaan ke porsi yang lebih kecil. kambuh, dan coba hindari. - Gunakan tempat tidur hanya untuk tidur dan seks.
• Minta bantuan ke orang lain untuk - Jika sudah di tempat tidur, hindari mengecek jam. Jika tidak
membantu pekerjaan yang tidak begitu Makan sehat tidur setelah 20 menit, lakukan kegiatan berenergi rendah
penting. Pikirkan cara supaya orang lain • Sebisa mungkin makan (baca buku, jalan dalam rumah). Saat merasa lelah, kembali
dapat membantu menghemat energi makanan bergizi termasuk ke tempat tidur.
Anda, seperti membantu berbelanja, buah dan sayuran. Minta tolong saat butuh
bersih-bersih dan memasak. • Minum air yang banyak. • Diskusikan kecemasan dengan orang yang Anda percaya. Gabung dengan grup dukungan,
Tetap aktif • Bataskan alkohol dan kafein. jika ada.
• Mulai dengan olahraga ringan (jalan kaki) selama sekitar 4-6 minggu. • Pertimbangkan berbicara dengan atasan tentang opsi untuk kembali ke kantor lebih lambat.
Perlahan naikkan intensitas dengan target 150 menit per minggu • Jika ada kecemasan finansial, jadwalkan untuk bertemu dengan pekerja sosial.
(intensitas sedang - berkebun). Monitor gejala yang langsung Jaga kesehatan mental
timbul (seperti kelelahan/sesak napas) juga gejala yang timbul • Luangkan waktu untuk bersantai: aktivitas santai dapat membantu tidur dan kesehatan
lebih lambat dan sesuaikan. mental—coba latihan pernapasan, yoga, membaca atau berendam.
• Sebelum kembali berolahraga, pastikan Anda mampu • Luangkan waktu untuk hobi kreatif atau aktivitas seru yang Anda nikmati.
menyelesaikan aktivitas sehari-hari dan jalan 500m tanpa • Tentukan tujuan-tujuan kecil yang dapat diraih sehingga memberikan Anda rasa kepuasan.
kelelahan yang berlebihan atau sesak napas. Pastikan • Jaga hubungan: nikmati waktu bersama teman dan keluarga yang suportif.
Anda istirahat setidaknya 10 hari dan bebas gejala • Cerita ke keluarga atau teman: ceritakan dampak dari gejala-gejala Anda. Mungkin sulit
setidaknya 7 hari sebelum memulai. untuk dimengerti oleh mereka.

Bantu pasien menangani sesak napas dan batuk


• Edukasi pasien untuk melakukan hal-hal berikut saat merasa sesak napas:
- Tetap tenang, lemaskan leher dan bahu dan pilih posisi yang membuat bernapas lebih mudah (lihat gambar). Perhatikan pernapasan Anda: tarik napas perlahan melalui hidung, seperti sedang
mencium bunga mawar. Hembuskan napas melalui mulut, lekukkan bibir seperti sedang meniup lilin dan coba untuk santai dan tidak tegang. Hitung perlahan sampai 2 saat menarik napas dan 3
hitungan saat relaksasi
- Lap hidung dan pipi dengan kain basah dingin, dapat membantu meredakan perasaan sesak napas.

• Bersandar • Bersandar di dinding


• Duduk di kursi • Bersandar
ke depan supaya seimbang dan
dan condong ke ke depan
dengan tangan letakkan tangan di paha
depan dengan dengan siku di
bertumpu pada atau masukkan tangan di
siku di atas lutut. belakang kursi.
lutut. dalam kantong.

• Edukasi pasien yang mengalami batuk kering:


- Hindari bernapas melalui mulut karena udara kering mengganggu jalur udara dan menyebabkan batuk. Coba untuk interupsi siklus batuk dengan menutup mulut, menelan berulang dan perlahan
ambil napas melalui hidung hingga keinginan untuk batuk hilang. Minum air secara rutin (panas atau dingin). Mengisap permen atau pelega tenggorokan yang direbus.
• Jika batuk produktif, jadwalkan fisioterapi untuk teknik lebih lanjut.
107

LONG COVID-19
Asma dan Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK): diagnosis
Asma dan PPOK ditandai dengan batuk, mengi, sesak atau kesulitan napas. Bedakan asma dari PPOK:

Kemungkinan asma jika ada beberapa dari: Kemungkinan PPOK jika ada beberapa dari:
• Terjadi sebelum umur 20 tahun • Terjadi setelah umur 40 tahun
• Dapat disertai dengan rinitis alergi, eksim, konjungtivitis alergi, alergi lain • Gejala terjadi terus-menerus dan semakin memburuk
• Gejala hilang timbul • Dimulai dengan batuk berdahak dalam waktu lama sebelum terjadi kesulitan bernapas
• Gejala memburuk saat malam, pagi, udara dingin atau stres • Riwayat perokok berat atau bekerja di lingkungan berdebu
• Riwayat asma pada pasien atau keluarga • Riwayat TB
Berikan perawatan asma rutin 109. • Riwayat PPOK
Berikan perawatan PPOK rutin 110.

Spesialis mengkonfirmasi diagnosis. Jika tidak tersedia, tangani sebagai asma 109 dan rujuk dalam 1 bulan.

Menggunakan inhaler Menggunakan inhaler dengan spacer


• Inhaler adalah alat medis yang menyalurkan obat langsung ke paru. • Jika pasien tidak bisa memakai inhaler dengan benar, tambahkan spacer untuk
• Menggunakan inhaler memastikan obat bekerja lebih cepat dan meminimalisir efek samping. mempercepat laju obat ke paru, terutama jika menggunakan kortikosteroid. Ini dapat
mengurangi risiko candidiasis.
Cara menggunakan inhaler • Bersihkan spacer sebelum menggunakan pertama kali dan setiap minggu: lepaskan
tabung dan cuci spacer dengan air sabun. Biarkan mengering. Hindari mencuci dengan air
1 • Berdiri/duduk 2 • Masukkan inhaler setiap penggunaan.
tegak. di antara gigi dan
• Kocok inhaler
selama 5 detik.
tutup mulut rapat
• Tekan inhaler
Cara menggunakan inhaler dengan spacer
• Miringkan dengan cepat untuk 1 Kocok inhaler 2 • Berdiri dan
kepala sedikit melepaskan obat dan masukkan hembuskan napas.
ke belakang, • Tarik napas segera ke dalam • Pasang mouthpiece
lalu tarik dan setelah obat spacer. di mulut.
hembuskan tersemprot keluar,
napas panjang. lalu bernapaslah
seperti biasa selama
3–5 detik
3 Tahan napas 4 • Tunggu sekitar 30–
selama 10 60 detik sebelum 3 Tekan tombol 4 • Lalu tarik napas 4
detik untuk mengambil isapan sekali untuk kali dengan spacer
membiarkan yang kedua. mengeluarkan di dalam mulut.
obat masuk ke • Ulangi tahap 2 obat dari • Ulangi tahap 3
dalam paru. dan 3 untuk setiap inhaler ke dan 4 untuk setiap
isapan. spacer. isapan.
• Kumur-kumur • Kumur-kumur
setelah menghirup setelah menghirup
kortikosteroid. kortikosteroid.

108
Asma: tata laksana rutin
Pastikan spesialis mengkonfirmasi diagnosis asma.

Periksa pasien asma


Periksa Waktu periksa Catatan
Kontrol gejala Setiap kunjungan • Jika pasien mengi/sesak dan sulit bernapas saat istirahat atau saat berbicara atau laju napas > 30, tangani serangan akut  44.
• Jika terjadi salah satu indikasi di bawah ini, asma tidak terkontrol:
- Batuk di siang hari, kesulitan bernapas, sesak atau mengi > 2 kali seminggu
- Terbangun di malam hari atau awal pagi karena gejala asma
- Kegiatan sehari-hari terbatas karena gejala asma
- Perlu menggunakan inhaler salbutamol > 2 kali seminggu
• Jika tidak ada salah satu di atas, asma terkontrol.
Gejala lain Setiap kunjungan • Tangani gejala seperti di halaman gejala. Tanya tentang rinitis alergi dan penanganannya 39 dan dispepsia  49.
• Tanya pasien yang menggunakan kortikosteroid inhalasi tentang nyeri di mulut. Cek kandidiasis oral  40.
Penggunaan obat Setiap kunjungan Cek kepatuhan pasien dan penggunaan inhaler dan spacer yang benar  106. Jika tidak patuh, rujuk ke perawat komunitas.

Edukasi pasien asma


• Tanya kebiasaan merokok. Jika pasien merokok, motivasi untuk berhenti  127. Dukung pasien untuk berubah  153.
• Pastikan pasien paham obat-obatan: agonis beta (salbutamol) mengurangi gejala tapi tidak mengontrol asma. Kortikosteroid inhalasi (budesonide) mencegah tapi tidak mengurangi gejala, dan
merupakan obat utama pengontrol asma.
• Kortikosteroid inhalasi dapat menyebabkan kandidiasis oral: edukasi pasien untuk berkumur-kumur hingga pangkal tenggorokan setelah menggunakannya.
• Edukasi pasien untuk menghindari alergen yang memperburuk asma atau rinitis alergi (seperti hewan, debu, zat kimia, serbuk sari, rumput). Edukasi juga untuk menghindari aspirin, OAINS (seperti
ibuprofen) dan penghambat beta (seperti metoprolol).

Rawat pasien dengan asma


• Jika terjadi serangan akut:
- Berikan penanganan awal jika belum  44. Lanjutkan prednisolone 40mg tiap hari selama 5 hari.
- Jika demam atau dahak kental kuning/hijau: berikan doxycycline 100mg per 12 jam selama 5 hari.
- Rujuk ke rumah sakit.
• Jika asma terkontrol: lanjutkan pengobatan dengan dosis sama. Jika asma baru terdiagnosis atau asma tidak terkontrol, rujuk ke rumah sakit.
• Beri vaksinasi influenza 0,5mL IM tiap tahun. Cek kelengkapan vaksin COVID-19.

Tinjau ulang setiap 3 bulan. Sarankan untuk kembali sebelum jadwal kunjungan berikutnya jika tidak membaik atau gejala memburuk.

109
PENYAKIT KRONIS
PERNAPASAN
Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK): tata laksana rutin
Pastikan spesialis mengkonfirmasi diagnosis PPOK dan rujuk untuk tes spirometri jika tersedia.

Periksa pasien dengan PPOK


Periksa Waktu periksa Catatan
Gejala PPOK: Setiap kunjungan • Jika terjadi mengi/sesak dan kesulitan bernapas saat istirahat atau berbicara atau laju napas > 30, tangani serangan akut  44.
batuk dan • Periksa keparahan penyakit: Jika kesulitan napas saat beraktivitas sehari-hari (seperti memakai baju), PPOK berat. Jika tidak dapat berjalan dengan laju yang sama
kesulitan dengan orang seumuran, PPOK sedang. Jika kesulitan napas hanya saat berjalan cepat/menanjak, PPOK ringan.
bernapas • Periksa TB hanya jika pasien memiliki gejala TB lain seperti berat badan turun, keringat malam, dahak berdarah  92.
Gejala lain Setiap kunjungan • Tangani gejala seperti di halaman gejala.
• Tanya pasien yang menggunakan kortikosteroid inhalasi tentang nyeri pada mulut. Cek kandidiasis oral  40.
• Jika terjadi pembengkakan pada kedua kaki, pertimbangkan gagal jantung.
Obat-obatan Setiap kunjungan Cek kepatuhan dan apakah pasien dapat menggunakan inhaler dan spacer dengan benar  108. Jika tidak patuh, rujuk ke komunitas untuk dukungan.
Depresi Setiap kunjungan Dalam sebulan terakhir, apakah pasien: 1) merasa sedih, depresi, putus asa atau 2) hilang minat atau kesenangan melakukan aktivitas? Jika ya  129.
Perawatan paliatif Setiap kunjungan Jika PPOK berat, > 3 kali rawat inap di rumah sakit karena PPOK atau gagal janyung dalam 1 tahun, pertimbangkan juga perawatan paliatif  148.
Risiko CVD Saat diagnosis, dan tergantung risiko Periksa risiko CVD  111. Jika < 10% faktor risiko atau 10-20% periksa ulang setelah 6 bulan. Jika > 20% periksa ulang setelah 3 bulan.

Edukasi pasien dengan PPOK


• Tanya kebiasaan merokok. Jika pasien merokok, motivasi untuk berhenti  127. Dukung pasien untuk berubah  153.
• Edukasi pasien untuk jalan kaki tiap hari dan tingkatkan aktivitas sehari-hari seperti berkebun, beberes rumah dan gunakan tangga alih-alih lift.
• Bantu pasien untuk mengelola risiko CVD  114.
• Kortikosteroid inhalasi dapat menyebabkan kandidiasis oral: sarankan pasien untuk berkumur-kumur setelah menggunakannya.

Penanganan pasien dengan PPOK


• Jika baru terdiagnosis atau serangan akut, rujuk ke rumah sakit.
• Jika pasien mendapat prednisolone atau hydrocortisone untuk serangan akut dalam kunjungan ini, berikan prednisolone 40mg per hari selama 5 hari.
• Jika PPOK sedang atau berat, rujuk. Jika PPOK ringan atau tidak bergejala, lanjutkan obat-obatan dalam dosis yang sama.
• Jika dahak semakin banyak atau warna berubah menjadi kuning/hijau tangani sebagai infeksi paru:
- Berikan doxycycline 100mg per 12 jam untuk 5 hari.
- Jika sesak semakin berat, berikan juga prednisolone 40mg per hari selama 5 hari jika belum.
• Beri vaksin influenza 0,5mL IM tiap tahun. Cek kelengkapan vaksin COVID-19.

Tinjau ulang pasien PPOK setiap 6 bulan.

110
Risiko penyakit kardiovaskular: diagnosis
Risiko penyakit kardiovaskular adalah kemungkingan serangan jantung atau stroke pada 10 tahun ke depan
Langkah Identifikasi pasien dengan risiko penyakit kardiovaskular:
1 • Jika pasien pernah mengalami serangan jantung, stroke atau stroke ringan atau angina (penyakit jantung iskemik) atau penyakit arteri perifer, tangani sebagai penyakit kardiovaskular 114.
• Jika pasien sedang/belakangan ini nyeri dada, terutama saat beraktivitas dan hilang saat istirahat, skrining untuk penyakit jantung iskemik  122.
• Jika pasien sedang/belakangan ini nyeri kaki, terutama saat berjalan dan hilang saat istirahat, skrining untuk penyakit arteri perifer  124.
• Jika lemas atau mati rasa di wajah, lengan atau kaki; kesulitan berbicara atau gangguan penglihatan: anggap stroke atau TIA  115.

Langkah Perhatian faktor risiko penyakit kardiovaskular:


2 • Tanya kebiasaan merokok: anggap pasien yang berhenti merokok dalam setahun terakhir seorang dengan risiko penyakit kardiovaskular.
• Tanya riwayat keluarga: salah satu orang tua atau saudara kandung dengan penyakit kardiovaskular prematur (pria < 55 tahun atau wanita < 65 tahun) adalah faktor risiko.
• Hitung IMT: Berat Badan (kg) : [Tinggi Badan (m) x Tinggi Badan (m)]. IMT ≥ 23 adalah faktor risiko.
• Ukur lingkar pinggang tanpa menggunakan pakaian, di akhir ekspirasi normal, di antara rusuk terbawah dan di atas krista iliaka. Lebih dari 80cm (wanita) atau 90cm (pria) adalah faktor risiko.
• Waspadai hipertensi: cek TD. Jika TD ≥ 140/90mmHg dan tidak diketahui ada hipertensi  119.
• Waspadai diabetes: jika tidak diketahui ada diabetes, cek gula darah  22.
• Cek kolesterol total sewaktu. Jika tidak tersedia, gunakan kolesterol 200mg/dL untuk menghitung risiko penyakit kardiovaskular, atau gunakan bagan yang menggunakan IMT  113.

Langkah Hitung risiko penyakit kardiovaskular jika tidak ada indikasi penyakit kardiovaskular:
3 • Hitung risiko penyakit kardiovaskular pasien untuk 10 tahun ke depan menggunakan informasi TD sistolik, total kolesterol, jenis kelamin, umur, kebiasaan merokok dan apakah ada diabetes
atau tidak. Masukkan ke dalam bagan di halaman selanjutnya  113.
• Jika kolesterol tidak tersedia, gunakan kolesterol 200mg/DL atau bagan yang menggunakan IMT  113.

Langkah Jelaskan ke pasien risiko serangan jantung atau stroke mereka dalam 10 tahun ke depan:
4 • Jika risiko penyakit kardiovaskular < 5%, ada kemungkinan dibawah 1 dari 20 pasien dapat mengalami serangan jantung atau stroke dalam 10 tahun ke depan.
• Jika risiko penyakit kardiovaskular 5 - < 10%, ada kemungkinan 1 dari 20 hingga 1 dari 10 pasien dapat mengalami serangan jantung atau stroke dalam 10 tahun ke depan.
• Jika risiko penyakit kardiovaskular 10 - < 20%, ada kemungkinan 1 dari 10 hingga 1 dari 5 pasien dapat mengalami serangan jantung atau stroke dalam 10 tahun ke depan.
• Jika risiko penyakit kardiovaskular > 20%, ada kemungkinan diatas 1 dari 5 pasien dapat mengalami serangan jantung atau stroke dalam 10 tahun ke depan.

Langkah
Gunakan risiko penyakit kardiovaskular pasien untuk menentukan perawatan dan frekuensi konsultasi:
5 • Jika risiko penyakit kardiovaskular ≥ 10% atau ada salah satu faktor risiko, berikan perawatan risiko penyakit kardiovaskular rutin 114.
• Jika risiko penyakit kardiovaskular < 10% dan tidak ada faktor risiko, periksa ulang risiko penyakit kardiovaskular setelah 5 tahun.

111
PENYAKIT KRONIS
GAYA HIDUP
Hitung risiko penyakit kardiovaskular pasien dalam 10 tahun ke depan
jika penyakit kardiovaskular belum diketahui dan pemeriksaan kolesterol tersedia:
Tingkat Risiko <5% 5% hingga < 10% 10% - < 20% >20%

Tidak ada diabetes TD Dengan diabetes TD


Umur Pria Wanita Umur Pria Wanita
Sistolik Sistolik
(tahun) Tidak merokok Merokok Tidak merokok Merokok (mmHg) (tahun) Tidak merokok Merokok Tidak merokok Merokok (mmHg)
≥ 180 ≥ 180
160-179 160-179
70-74 140-159 70-74 140-159
120-139 120-139
< 120 < 120
≥ 180 ≥ 180
160-179 160-179
65-69 140-159 65-69 140-159
120-139 120-139
< 120 < 120
≥ 180 ≥ 180
160-179 160-179
60-64
140-159 60-64 140-159
120-139 120-139
< 120 < 120
≥ 180 ≥ 180
160-179 160-179
55-59 140-159 55-59 140-159
120-139 120-139
< 120 < 120
≥ 180 ≥ 180
160-179 160-179
50-54 140-159 50-54 140-159
120-139 120-139
< 120 < 120
≥ 180 ≥ 180
160-179 160-179
45-49 140-159 45-49 140-159
120-139 120-139
< 120 < 120
≥ 180 ≥ 180
160-179 160-179
40-44 140-159 40-44 140-159
120-139 120-139
< 120 < 120
154.68 - 189.9

154,68 - 189.9

154.68 - 189.9

154.68 - 189.9

154.68 - 189.9

154.68 - 189.9

154.68 - 189.9

154.68 - 189.9
190 - 228,9
229 - 266.9

190 - 228.9
229 - 266.9

190 - 228.9
229 - 266.9

190 - 228.9
229 - 266.9

190 - 228.9
229 - 266.9

190 - 228.9
229 - 266.9

190 - 228.9
229 - 266.9

190 - 228.9
229 - 266.9
<154.68

<154.68

<154.68

<154.68

<154.68

<154.68

<154.68

<154.68
≥267

≥267

≥267

≥267

≥267

≥267

≥267

≥267
Total kolesterol (mg/dL) Total kolesterol (mg/dL)

112
Hitung risiko penyakit kardiovaskular pasien dalam 10 tahun ke depan
jika penyakit kardiovaskular belum diketahui dan pemeriksaan kolesterol tidak tersedia:
Tingkat Risiko <5% 5% - < 10% 10% - < 20% ≥20%

Umur Pria Wanita TD


(tahun) Sistolik
Tidak merokok Merokok Tidak merokok Merokok (mmHg)
≥ 180
160-179
70-74 140-159
120-139
< 120
≥ 180
160-179
65-69 140-159
120-139
< 120
≥ 180
160-179
60-64 140-159
120-139
< 120
≥ 180
160-179
55-59 140-159
120-139
< 120
≥ 180
160-179
50-54 140-159
120-139
< 120
≥ 180
160-179
45-49 140-159
120-139
< 120
≥ 180
160-179
40-44 140-159
120-139
< 120
20 - 24
25 - 29
30 - 35

20 - 24
25 - 29
30 - 35

20 - 24
25 - 29
30 - 35

20 - 24
25 - 29
30 - 35
<20

>35

<20

>35

<20

>35

<20

>35
IMT (kg/m2)

113
Risiko penyakit kardiovaskular: tata laksana rutin
Periksa pasien dengan risiko penyakit kardiovaskular
Periksa Waktu periksa Catatan
Gejala Tiap kunjungan Tanya tentang nyeri dada  42, sesak napas  43, nyeri kaki  68 dan gejala stroke atau TIA  115.
Faktor risiko penyakit Tiap kunjungan Tanya kebiasaan merokok, pola makan, konsumsi alkohol/narkoba, stres, olahraga dan aktivitas sehari-hari. Tangani seperti di bawah.
kardiovaskular yang dapat diubah
IMT Tiap kunjungan IMT = Berat Badan (kg) : [Tinggi Badan (m) x Tinggi Badan (m)]. Ideal < 23.
Lingkar pinggang Tiap kunjungan Ukur saat berdiri, menghela napas, di bawah rusuk paling bawah dan di atas krista iliaka. Ideal < 80cm (wanita) dan < 90cm (pria).
TD Tiap kunjungan Jika diketahui hipertensi  120. Jika tidak, cek TD: Jika ≥ 140/90mmHg  119.
Risiko penyakit kardiovaskular Saat diagnosis, lalu tergantung risiko Jika < 10% dengan faktor risiko penyakit kardiovaskular atau 10-20% periksa ulang setelah 6 bulan. Jika > 20%, periksa ulang setelah 3 bulan.
(jika tidak diketahui1)
Risiko diabetes Saat diagnosis, lalu tergantung hasil Jika diketahui diabetes  116. Jika tidak diketahui diabetes, cek gula darah  22.
Total kolesterol sewaktu atau • Saat diagnosis • Jika kolesterol > 300mg/dL, mulai simvastatin seperti di bawah dan rujuk untuk diperiksa lebih lanjut.
puasa • 3 bulan setelah memulai statin • Jika pemeriksaan ulang kolesterol > 200mg/dL naikkan simvastatin seperti di bawah. Jika sudah diberikan 40mg per hari, rujuk.

Edukasi pasien dengan risiko penyakit kardiovaskular


• Diskusikan risiko penyakit kardiovaskular: periksa pemahaman pasien tentang risiko dan kebutuhan untuk mengubah gaya hidup. Lakukan edukasi pada keluarga untuk mencegah dan menangani
risiko penyakit kardiovaskular keluarga.
• Ajak pasien untuk membahas faktor risiko satu persatu: bantu rencanakan perubahan gaya hidup sehari-hari. Telusuri hal-hal yang mungkin menghambat atau membantu. Tetapkan target realistis
bersama-sama untuk kunjungan berikutnya.
Aktivitas fisik Pola makan Berat badan Skrining alkohol/narkoba
• Target setidaknya 30 • Makan makanan yang bervariasi secukupnya. Kurangi ukuran • Target IMT < 23, dan lingkar • Stop dan hindari alkohol
menit jalan cepat 3-4 porsi. pinggang < 80cm (wanita) setidaknya 2 hari dalam satu
kali seminggu. • Tambah buah dan sayuran, kacang-kacangan dan umbi-umbian. dan <90cm (pria). minggu.
• Perbanyak aktivitas • Kurangi makanan berlemak, buang kulit dan lemak pada daging. • Berapapun penurunan berat • Dalam setahun terakhir, apakah
sehari-hari seperti • Kurangi makanan olahan seperti saus, kaldu, sup kemasan. badan adalah baik, walaupun pasien: 1) minum ≥ 4 porsi2/
berkebun, pekerjaan Hindari menambahkan garam ke makanan. target tidak tercapai. sesi, 2) menggunakan narkoba
rumah, jalan kaki • Hindari/kurangi gula. atau 3) menyalahgunakan
dibandingkan resep atau obat bebas? Jika ya
berkendara, naik tangga untuk salah satu  128.
dibandingkan lift. Merokok
• Olahraga tangan jika tidak Ingatkan pasien atas risiko dan motivasi untuk
Stres
bisa menggunakan kaki. menghindari atau berhenti  127.
Periksa dan tangani stres  87.
• Identifikasi dukungan untuk menjaga gaya hidup: petugas edukasi kesehatan atau ahli gizi, teman, rekan atau saudara yang bisa menemani kunjungan ke FKTP, dan kelompok dengan gaya hidup sehat.
• Dukung atas segala capaian pasien. Hindari menghakimi, mengritik atau menyalahkan. Pasien punya hak untuk mengambil keputusan tentang kesehatannya. Dukung pasien untuk berubah  153.

Tangani pasien dengan risiko penyakit kardiovaskular


• Berikan simvastatin2 jika pasien diketahui berisiko, kolesterol > 300mg/dL, risiko penyakit kardiovaskular ≥ 20%; atau jika pasien ada diabetes dan ≥ 40 tahun. Mulai dari 20mg per hari. Jika pemeriksaan
ulang kolesterol > 200mg/dL naikkan ke 40mg per hari. Jika sudah menerima 40mg per hari, rujuk.

Jika risiko penyakit kardiovaskular > 20%, tinjau ulang setiap 3 bulan. Jika tidak menurun setelah 6 bulan, rujuk. Di luar itu, tinjau ulang per 6 bulan.
1
Penyakit kardiovaskular termasuk penyakit jantung iskemik, penyakit arteri perifer dan stroke/TIA. 2Hindari simvastatin jika pasien mengonsumsi lopinavir/ritonavir, rujuk.
114
Stroke: diagnosis dan tata laksana rutin
Satu atau lebih gejala dibawah secara tiba-tiba, dicurigai stroke atau transient ischaemic attack (TIA)
• Kelemahan atau baal pada wajah, tangan atau tungkai khususnya satu sisi tubuh
• Pengelihatan kabur atau buram pada satu atau kedua mata, atau pandangan ganda
• Kesulitan berbicara atau berkomunikasi
• Kesulitan berjalan, nyeri kepala, kehilangan keseimbangan maupun koordinasi
Dokter wajib konfirmasi diagnosis stroke

Berikan perhatian darurat pada pasien stroke/TIA:


• Jika saturasi oksigen <95%, apabila alat saturasi oksigen tidak tersedia berikan masker oksigen.
• Jika gula darah <70mg/dL atau tidak dapat diperiksa, berikan Dextrose 10% 150-200 cc IV tetesan cepat. Ulangi apabila gula darah masih <70mg/dL setelah 15 menit.
• Pastikan mulut pasien tidak terisi dengan memeriksa fungsi menelan pasien.
• Berikan NaCl 0.9% 1L IV 4-6 jam. Jika gula darah ≥70mg/dL, hindari cairan berisi glukosa/dextrose karena peningkatan gula darah dapat memperburuk stroke.
• Jika TD ≥ 220/120 mmHg, rujuk segera untuk trombolisis dalam 4,5 jam sejak gejala muncul.
• Rujuk segera dan berikan aspirin 80-320 mg oral dosis tunggal (hindari apabila terdapat nyeri kepala hebat) jika pasien tidak dapat sampai ke RS dalam 4,5 jam sejak gejala muncul.

Perawatan rutin pasien dengan pasca stroke/TIA


Periska Waktu Pemeriksaan Catatan
Gejala Tiap kunjungan • Tata laksana gejala sesuai pada halaman gejala.
• Tanyakan gejala stroke/TIA, nyeri dada  42 atau nyeri kaki  68.
Depresi Tiap kunjungan Dalam sebulan terakhir, apakah pasien pernah: 1) Merasa sedih, depresi, putus asa atau 2) Hilang minat untuk melakukan sesuatu? Jika ya  129.
Kebutuhan rehabilitasi Tiap kunjungan Rujuk ke fisioterapi untuk mobilitas, terapi okupasional untuk perawatan diri, terapi bicara untuk menelan, bicara maupun mengeluarkan air liur.
TD Tiap kunjungan Jika ada riwayat hipertensi  120. Jika tidak, periksa TD: Jika ≥ 140/90  119. Jika hipertensi baru, hindari pengobatan hingga > 48 jam setelah stroke.
Riskio diabetes Saat diagnosis kemudian setiap tahun Jika terdapat riwayat diabetes  116. Jika riwayat tidak diketahui, periksa gula darah  22
Kolesterol total Saat diagnosis kemudian setiap tahun • Jika kolesterol total > 300 mg/dL, rujuk.
sewaktu • Berikan simvastatin berapapun kadar kolesterol pasien. Jika pemeriksaan ulang kolesterol >200mg/dL dalam pengobatan, rujuk ke spesialis.
HIV Saat diagnosis atau jika status tidak Tes HIV  97.
diketahui

Sarankan pasien dengan Stroke/TIA


• Sarankan pasien untuk mencari pertolongan medis ketika gejala kembali muncul. Penanganan cepat dari stroke minor / TIA dapat menurunkan risiko stroke mayor.
• Bantu pasien pada risiko penyakit kardiovaskulernya  114.
• Jika pasien <55 tahun pria atau <65 tahun wanita, sarankan keluarga generasi pertama untuk periksa risiko penyakit kardiovaskuler  111.
• Anjurkan pasien untuk bergabung dalam kelompok pendukung, contohnya program pengelolaan penyakit kronis/PROLANIS.
• Hindari obat kontrasepsi oral. Sarankan metode lain seperti AKDR, injeksi, pil progesteron maupun implan  138.

Tata laksana pasien dengan stroke iskemik/TIA


• Berikan aspirin 80mg sekali setiap hari sepanjang hidup. Hindari jika stroke hemoragik, ulkus peptikum, dispepsia, penyakit ginjal maupun hepar. Jika pasien mempunyai penyakit katup jantung/atrial
fibrilasi, rujuk untuk pertimbangan terapi warfarin.
• Berikan simvastatin 40mg setiap malam sepanjang hidup, berapapun kadar kolesterol.
1
Hindari simvastain jika pasien dalam lopinavir/ritonavir atau atazanavir/ritonavir, diskusi dengan spesialis.
115
Diabetes: tata laksana rutin
Berikan perhatian segera jika:
• Nyeri dada 42 • Bingung atau perilaku tidak biasa • Berkeringat • Mual atau muntah • Suhu ≥ 38°C
• Kejang  24 • Lemas atau pusing • Berdebar-debar • Nyeri perut • Dehidrasi: mulut kering, turgor kulit berkurang,
• Penurunan kesadaran, mengantuk • Menggigil • Napas cepat dan dalam • Haus atau lapar mata cekung, TD < 90/60mmHg, laju nadi ≥ 100
Tes gula darah sewaktu dengan fingerprick:
Gula darah < 70mg/dL dengan/tanpa gejala Gula darah > 200mg/dL Gula darah
dengan gejala > 200mg/dL tanpa
• Jika sadar, berikan glukosa oral 15-20 gram (air gula dengan 2-3 sendok makan) atau minuman bergula. Jika tidak gejala
bisa secara oral, infus Dextrose 10% 150-200 cc IV tetesan cepat. Ulangi jika gula darah < 70mg/L setelah 15 menit. • Infus sodium chloride 0.9% 1L
• Berikan makanan segera setelah pasien dapat makan dengan aman. selama 2 jam lalu 1L per 4 jam, hati- Berikan perawatan
• Identifikasi penyebab dan edukasi tentang makanan dan dosis  117. hati pada pasien gagal jantung. diabetes rutin di
• Jika pemulihan belum optimal, rujuk segera. Lanjutkan infus dextrosa 5% 1L per 6 jam. • Rujuk segera. bawah.
• Rujuk jika dalam pengobatan sulfonilurea atau insulin.

Periksa pasien diabetes


Periksa Waktu periksa Catatan
Gejala Setiap kunjungan Tangani gejala seperti pada halaman gejala. Tanya tentang nyeri dada 42 dan nyeri kaki  68.
Depresi Saat diagnosis dan jika kontrol buruk Dalam sebulan terakhir, apakah pasien: 1) merasa sedih, depresi, putus asa atau 2) hilang minat atau kesenangan melakukan aktivitas? Jika ya  129.
Konsumsi alkohol/narkoba Saat diagnosis dan jika kontrol buruk Dalam setahun terakhir, apakah pasien: 1) meminum alkohol, 2) konsumsi narkoba atau 3) menyalahgunakan resep atau obat bebas? Jika ya  128.
Kontrasepsi Setiap kunjungan Periksa kebutuhan kontrasepsi pasien  138. Jika hamil atau merencanakan kehamilan, rujuk.
IMT Setiap kunjungan IMT = Berat Badan (kg) : [Tinggi Badan (m) x Tinggi Badan (m)]. Target IMT < 23.
Risiko penyakit kardiovaskular Saat diagnosis, lalu per tahun Periksa risiko penyakit kardiovaskular  111. Mulai simvastatin jika risiko penyakit kardiovaskular > 20%  117.
TD Setiap kunjungan Jika diketahui hipertensi  120. Jika tidak, cek TD: jika ≥ 140/90mmHg  119.
Mata Saat diagnosis, setiap 2 tahun dan jika Jadwalkan pemeriksaan mata dengan dokter spesialis mata.
ada gangguan
Kaki Komprehensif: saat diagnosis, per • Pemeriksaan fisik: cek luka, kapalan, kemerahan, deformitas.
tahun, dan jika ada gangguan • Pemeriksaan komprehensif: pemeriksaan fisik seperti di atas, denyut kaki, refleks, sensasi jari kaki dan kaki.
• Jika luka  78. Jika infeksi berat atau terjadi abnormalitas, rujuk.
HbA1c (kontrol gula darah 3 • Per 6 bulan jika HbA1c < 7% • Jika HbA1c < 7%: lanjutkan pengobatan sebelumnya.
bulan terakhir) • Per 3 bulan jika HbA1c ≥ 7% atau • Jika HbA1c ≥ 7%: jika patuh, naikkan pengobatan. Jika tidak patuh, edukasi pentingnya kepatuhan pengobatan dan ulangi HbA1c setelah 3 bulan.
setelah perubahan pengobatan
Urin carik celup Saat diagnosis, lalu per tahun Jika terdapat protein, mulai captopril jika belum diberikan  117. Jika tidak ada protein dan belum diberikan captopril, tes urin untuk ACR.
Rasio urin albumin kreatinin Saat diagnosis, lalu per tahun jika Jika ACR naik, periksa infeksi urin, ulangi ACR dua kali untuk konfirmasi penyakit nefropati diabetik dan mulai enalapril  117.
(ACR) jika tersedia tidak dalam pengobatan captopril
Kreatinin dan eGFR jika tersedia Saat diagnosis, lalu per tahun Jika eGFR < 60mL/menit/1,73m2, rujuk.
Total kolesterol sewaktu atau • Saat diagnosis, lalu per tahun • Jika kolesterol LDL>100mg/dL, mulai simvastatin  117 dan rujuk untuk pemeriksaan lebih lanjut.
puasa • 3 bulan setelah mulai simvastatin • Jika pemeriksaan ulang kolesterol > 200mg/dL, naikkan simvastatin  117. Jika sudah diobati dengan dosis 40mg per hari, rujuk.
• jika dalam waktu 3 bulan LDL masih lebih dari 100mg/dL, maka rujuk
116
Edukasi pasien diabetes
• Bantu pasien untuk mengelola risiko CVD  114.
• Jelaskan pentingnya kepatuhan dan makan teratur. Jika baru terdiagnosis, kurang patuh atau tidak rutin kontrol, rujuk untuk edukasi dan mendapat dukungan.
• Pastikan pasien dapat mengenali dan menangani hipoglikemia (menggigil, berkeringat, berdebar-debar, lemas, lapar):
- Minum air gula atau makan permen/sandwich. Selalu kantongi permen. Jika kejang, bingung/penurunan kesadaran, edukasi untuk segera ke fasilitas kesehatan terdekat.
- Identifikasi dan tangani penyebab: peningkatan olahraga, melewatkan makan, dosis obat tidak tepat, alkohol, penyakit seperti infeksi.
• Motivasi pasien untuk makan sehat, seimbang, rendah lemak, banyak sayur. Kurangi makanan manis.
• Edukasi pasien untuk merawat kaki untuk mencegah luka dan amputasi: hindari jalan kaki tanpa alas/kaos kaki, cuci kaki dengan air hangat dan keringkan dengan baik terutama di sela jari-jari kaki,
hindari memotong kapalan atau kutil, hati-hati saat memotong kuku. Periksa kaki setiap hari dan temui petugas kesehatan jika ada masalah/luka.

Tangani pasien diabetes


• Beri simvastatin1 jika ≥ 40 tahun, risiko CVD > 20%, diketahui CVD atau kolesterol total > 300mg/dL. Mulai simvastatin1 20mg per hari. Jika hasil cek ulang kolesterol total > 200mg/dL naikkan ke 40mg per hari. Jika sudah
diberikan 40mg per hari, rujuk.
• Berikan Captopril 6.25mg per hari jika penyakit ginjal diabetes terkonfirmasi dengan rasio urin albumin kreatinin (ACR), walaupun tanpa hipertensi. Naikkan bertahap ke 12.5mg per hari jika TD sistolik tetap > 100mmHg.
Hindari jika angioedema.
• Jika tersedia, beri vaksin influenza 0,5mL IM per tahun. Cek status vaksinasi COVID-19.
• Cek HbA1c tiap 3-6 bulan. Jika HbA1c <7,5% maka berikan monoterapi, jika HbA1c 7,5%-9% maka berikan kombinasi dua obat, sedangkan HbA1c>9% maka beri kombinasi tiga obat atau pertimbangkan insulin atau rujuk.
• Pastikan pasien patuh sebelum menaikkan pengobatan. Jika HbA1c ≥ 7% setelah 3 bulan dengan dosis maksimum, rujuk.
Tahap Obat Mulai dosis Catatan
1 Metformin 500mg per hari • Konsumsi dengan/setelah makan.
• Hindari jika penyakit ginjal/hati atau gagal jantung: rujuk.
• Jika HbA1c ≥ 7% setelah 3 bulan dan pasien patuh, naikkan ke 12x500 mg per hari dan ulangi HbA1c setelah 3 bulan:
• Jika hasil cek ulang HbA1c ≥ 7%, naikkan ke 1,5-2 g per hari dalam dosis terbagi dan cek ulang HbA1c setelah 3 bulan: jika HbA1c tetap ≥ 7%, lanjutkan
dosis metformin yang sama dan tambah glimepiride.
2 Tambah glimepiride • Jika dalam pengobatan • Konsumsi sebelum makan.
metformin: 1mg per hari • Hindari pada pasien dengan penyakit ginjal atau hati: rujuk.
• Jika tidak dalam pengobatan • Jika dalam pengobatan glimepiride 1mg per hari: jika HbA1c ≥ 7% setelah 3 bulan dan pasien patuh, naikkan glimepiride ke 2mg per hari.
metformin: 2mg per hari. • Jika dalam pengobatan glimepiride 2mg per hari: jika HbA1c ≥ 7% setelah 3 bulan dan pasien patuh, rujuk untuk mulai insulin.
3 Tambah insulin basal 0,1 unit/kgBB/dosis subkutan • Gunakan sebelum tidur.
• Jika dalam pengobatan metformin, lanjutkan. Jika dalam pengobatan glimepiride, kurangi bertahap hingga berhenti.
• Naikkan insulin sebanyak 2 unit setiap 3 hari hingga gula darah puasa pagi antara 90-130mg/dL. Edukasi pasien untuk cek gula darah puasa sekali
seminggu.
• Edukasi pasien untuk monitor gula darah di rumah dan catat hasilnya.
• Edukasi tentang insulin:
- Jelaskan cara dan lokasi penyuntikan insulin: perut, paha, lengan atas.
- Edukasi pasien untuk menyimpan insulin di kulkas atau tempat gelap dan sejuk.
- Pastikan pasien dapat mengenali hipoglikemia dan hiperglikemia.
- Penggantian jarum dilakukan setelah 3-5 kali pemakaian. Pen insulin bekas dikembalikan ke FKTP.
• Jika diperlukan dosis > 30IU, episode hipoglikemia saat malam atau HbA1c > 7% setelah 3 bulan, rujuk.

1
Hindari simvastatin jika pasien dalam pengobatan lopinavir/ritonavir, rujuk.
117
Gagal jantung: tata laksana rutin
Pasien gagal jantung memiliki kaki bengkak dan kesulitan bernapas yang memburuk saat berbaring/ beraktivitas. Dokter spesialis harus konfirmasi diagnosis dan sediakan rencana pengobatan.

Berikan perhatian segera pada pasien gagal jantung jika:


• Nyeri dada 42 • Gejala yang memburuk dengan cepat • Laju napas > 25 saat istirahat
• TD < 100/60mmHg • Mengi baru
Tata laksana:
• Minta pasien duduk tegak dan jika saturasi oksigen < 90% atau mesin saturasi oksigen tidak tersedia, berikan masker oksigen 2-4L per menit.
• Jika TD sistolik > 100mmHg: IV lambat furosemide 20-40mg secara pelan. Jika tidak bereaksi, ulangi setiap jam hingga gejala membaik, hingga maksimum dosis 600mg/hari. Jika IV furosemide
tidak tersedia, berikan secara oral.
• Jika TD sistolik > 100mmHg: berikan sublingual isosorbide dinitrate 5mg walaupun tidak ada nyeri dada. Ulangi per 4 jam.
• Rujuk segera

Periksa pasien gagal jantung


Periksa Waktu periksa Catatan
Gejala Tiap kunjungan Tangani gejala seperti pada halaman gejala. Jika batuk atau sesak napas  43. Rujuk segera jika gejala memburuk, suhu ≥ 38°C, demam/menggigil atau pingsan/
hilang kesadaran.
KB Tiap kunjungan Diskusikan kebutuhan kontrasepsi  138. Jika hamil atau merencanakan kehamilan, rujuk.
Konsumsi alkohol/narkoba Tiap kunjungan Dalam setahun terakhir, apakah pasien: 1) minum ≥ 4 porsi1/sesi, 2) konsumsi narkoba atau 3) menyalahgunakan resep atau obat bebas? Jika ya pada salah satu  128.
Depresi Tiap kunjungan Dalam sebulan terakhir, apakah pasien: 1) merasa sedih, depresi, putus asa atau 2) hilang minat atau kesenangan melakukan aktivitas? Jika ya untuk salah satu  129.
Berat Badan Tiap kunjungan Periksa perubahan pada keseimbangan cairan dengan membandingkan berat badan saat pasien tidak ada keluhan.
TD dan nadi Tiap kunjungan Jika diketahui hipertensi  120. Jika tidak, cek TD: jika ≥ 140/90mmHg  119. JJika baru diketahui nadi ireguler, rujuk segera.
eGFR2 dan kalium Saat diagnosis, per 6 bulan Periksa juga 1-2 minggu setelah memulai/menaikkan dosis spironolactone/captopril. Jika abnormal, diskusikan. Jika kalium > 5mmol/L, hentikan spironolactone.
Tes darah lain Saat diagnosis Cek Hb, TSH dan jika tidak menderita diabetes, gula darah  22 (juga per tahun). Jika abnormal, diskusikan. Tes HIV  97.

Edukasi pasien gagal jantung


• Edukasi pasien untuk patuh pengobatan walaupun tidak bergejala. • Edukasi pasien untuk batasi konsumsi cairan sebanyak 1,5L/hari (6 cup)
• Bantu pasien tangani risiko penyakit kardiovaskular  114. Tekankan batasan garam sebanyak < 1 sendok teh/hari dan jika memungkinkan untuk monitor berat badan tiap hari. Jika pasien
dan edukasi olahraga rutin dalam batasan tanpa gejala. Edukasi hal yang sama pada keluarga. naik berat badan ≥ 2kg dalam 2 hari, sarankan untuk kembali ke klinik.

Tangani pasien gagal jantung


Berikan obat-obatan yang diresepkan spesialis. Targetkan agar pasien berada di tahap 1, 2 dan 3. Tambah tahap 4 jika terjadi gejala pada tahap 1-3. Jika tidak dapat dikontrol pada tahap 1-4, rujuk
Tahap Obat-obatan Dosis Catatan
1 Berikan furosemide Mulai: 20-40mg per hari. Gunakan dosis terendah untuk mencegah kaki bengkak. Berikan jika gagal jantung sedang-berat atau eGFR < 60mL/menit/1,73m2. kemungkinan berefek dalam 2-3 hari.
atau hydrochlorothiazide 25-50mg per hari. Berikan jika gagal jantung ringan dan eGFR ≥ 60mL/menit/1,73m2. Hindari pada asam urat, penyakit hati.
2 Tambah captopril Mulai 6,25mg per 8 jam. Maksimum: 25mg per 8 jam. • Naikkan bertahap. Lanjutkan dosis tertinggi yang dapat ditoleransi.
• Efek samping: batuk kering(sering), pusing, angioedema (hentikan captopril segera).
3 Tambah bisoprolol Mulai 2,5mg per hari. Maksimum: 10mg per hari • Mulai saat pengobatan captopril dimulai dan tidak ada oedema. Gandakan dosis per 2 minggu.
Lanjutkan dosis tertinggi yang dapat ditoleransi.
• Hindari pada asma/PPOK, penyakit vaskular perifer atau jika nadi < 60.
4 Tambah spironolactone Mulai 25mg per hari. Maksimum: 50mg per hari Hindari jika eGFR < 60mL/menit/1,73m2 atau kalium > 5mmoI/L. Hentikan suplemen kalium.
1
Uji pembersihan kreatinin = (140 - umur) x berat badan (kg) ÷ (serum kreatinin X 72). Jika wanita x 0.85.
118
Hipertensi: diagnosis
Cek tekanan darah (TD)
• Sebelum pemeriksaan, pastikan pasien tenang selama 5 menit. Pasien dalam posisi duduk pasien dengan kaki tidak terlipat, punggung bersandar pada kursi dan lengan sejajar pada dada. Sarankan
untuk tidak berbicara selama pemeriksaan.
• Gunakan manset yang lebih besar jika lingkar lengan tengah-atas > 32cm.
• Gunakan manset TD manual dengan stetoskop: TD sistolik adalah suara pertama yang muncul, TD diastolik adalah suara yang hilang.
• Periksa dua kali dengan selang 5 menit. Gunakan pemeriksaan yang kedua untuk menentukan TD pasien.
• Jika pasien hamil, cara membaca hasil 140.

Berikan perhatian segera kepada pasien dengan TD ≥ 180/110mmHg dan jika:


• Gangguan penglihatan • Nyeri kepala
• Pusing • Nyeri dada 42
• Lemas atau kebas • Kesulitan bernapas memburuk saat berbaring atau kaki bengkak 118
• Bingung • TD > 200/120mmHg
Tata laksana:
• Pertimbangkan pemberian obat antihipertensi oral.
• Rujuk segera.

Pendekatan pasien yang tidak memerlukan perhatian segera

TD < 140/90mmHg TD ≥ 140-159/90-99mmHg TD ≥ 160/100mmHg

Apakah pasien menderita penyakit kardiovaskular atau gagal jantung?

Tidak Ya

Ulangi cek TD satu kali lagi, 1-4 minggu setelahnya. Diagnosis:


Hindari diagnosis hipertensi hanya berdasarkan satu kali pemeriksaan. HHD
Rujuk
TD < 140/90mmHg dengan cek berulang TD dikonfirmasi 2 kali ≥ 140/90mmHg

Periksa risiko penyakit kardiovaskular  111. Diagnosis hipertensi


• Jika TD ≥ 140-159/90-99mmHg, diagnosis hipertensi derajat 1.
• Jika TD 160-179 mmHg/100-109 mmHg, diagnosis hipertensi
TD < 130/80mmHg TD ≥ 130/80mmHg
derajat 2.
• Berikan perawatan hipertensi rutin 120.
Cek ulang TD setelah 1 tahun. TD pasien adalah faktor risiko penyakit kardiovaskular. • Jika < 40 tahun, rujuk untuk periksa hipertensi sekunder.
• Tangani risiko penyakit kardiovaskular  114.
• Cek ulang TD setelah 1 tahun.

119
Hipertensi: tata laksana rutin
Periksa pasien hipertensi
Periksa Waktu periksa Catatan
Gejala Tiap kunjungan Tangani gejala pada halaman gejala. Tanya gejala gagal jantung  118, penyakit jantung iskemik  122 atau stroke/TIA  115.
Obat-obatan • Saat diagnosis • Tinjau pengobatan yang dapat menaikkan TD: OAINS (misal: ibuprofen), kontrasepsi oral kombinasi dan antidepresan.
• Jika tidak dapat dikontrol • Jika sudah mendapatkan pengobatan hipertensi, periksa kepatuhan dan tanya efek samping  121.
KB Tiap kunjungan Diskusi keperluan kontrasepsi  138. Jika hamil atau merencanakan kehamilan, rujuk.
Konsumsi alkohol/ • Saat diagnosis Dalam setahun terakhir, apakah pasien: 1) minum ≥ 4 porsi1/sesi, 2) konsumsi narkoba atau 3) menyalahgunakan resep atau obat bebas? Jika ya pada
narkoba • Jika tidak dapat dikontrol salah satu  128.
TD • Cek 2 pembacaan pada setiap kunjungan. • Jika TD < 140/90mmHg (< 130/80mmHg jika diabetes, CVD atau penyakit ginjal), TD terkontrol: lanjutkan perawatan saat ini dan tinjau per 6 bulan.
• Untuk metode yang tepat  119. • Jika TD ≥ 140/90mmHg (> 130/80mmHg jika diabetes, CVD atau penyakit ginjal), TD tidak terkontrol: tentukan perawatan di bawah ini..
- Jika ≥ 180/110mmHg: periksa juga apakah perlu perhatian segera  119.
• Jika SBP konsisten pada ≤ 110mmHg, pertimbangkan kurangi dosis atau obat-obatan.
IMT Tiap kunjungan IMT = Berat Badan (kg) : [Tinggi Badan (m) x Tinggi Badan (m)]. Target < 23.
Risiko penyakit Saat diagnosis, lalu tergantung risiko Periksa dan tangani risiko penyakit kardiovaskular  111. Jika < 10% dengan risiko penyakit kardiovaskular atau 10-20% periksa ulang setelah 6 bulan,
kardiovaskular jika > 20% periksa ulang setelah 3 bulan.
Mata untuk Saat diagnosis, per tahun dan jika gangguan Jika retinopati baru, gangguan penglihatan atau katarak, rujuk.
retinopati penglihatan
Risiko diabetes Saat diagnosis, lalu per tahun Jika diketahui diabetes  116. Jika tidak diketahui diabetes, cek gula darah  22.
Kreatinin dan eGFR Saat diagnosis, 2-4 minggu, lalu per tahun Jika eGFR < 60mL/menit/1,73m2, rujuk.
Potassium Saat diagnosis, 2-4 minggu, lalu per tahun Jika abnormal, rujuk.
Urin carik celup Saat diagnosis, lalu per tahun Jika darah atau protein positif pada carik celup, diskusikan dan ulangi carik celup pada kunjungan berikutnya. Jika ada glukosa pada carik celup,
skrining untuk diabetes  22.
Kolesterol total • Saat diagnosis, lalu per tahun • Jika kolesterol ≥ 300mg/dL mulai simvastatin seperti di bawah dan rujuk untuk pemeriksaan selanjutnya.
sewaktu • 3 bulan setelah memulai simvastatin • Jika kolesterol hasil periksa ulang > 200mg/dL naikkan simvastatin seperti di bawah. Jika sudah pada 40mg per hari, rujuk.
EKG Saat diagnosis, lalu per tahun Jika abnormal, rujuk.

Edukasi pasien hipertensi


• Kelola faktor risiko penyakit kardiovaskular  114. Batasi asupan garam ≤ 1 sendok teh/hari, olahraga, kurangi berat badan dan berhenti merokok. Jika pasien merokok, motivasi untuk berhenti  127.
• Edukasi untuk hindari OAINS (seperti ibuprofen) dan kontrasepsi oral kombinasi.
• Jelaskan pentingnya kepatuhan dan bahwa pasien akan butuh perawatan hipertensi seumur hidup untuk mencegah stroke, penyakit jantung dan ginjal.
• Jika baru didiagnosis, edukasi untuk mengikuti program prolanis

1
Satu kali minum setara dengan 1 gelas kecil (125mL) anggur atau 1 kaleng/botol (330mL) bir.
120
Tata laksana pasien dengan hipertensi
• Berikan simvastatin1 jika penyakit kardiovaskular, kolesterol ≥ 300mg/dL, pasien diabetes ≥ 40 tahun atau risiko penyakit kardiovaskular ≥ 20%. Mulai dengan 20mg per hari. Jika kolesterol setelah tes
ulang > 200mg/dL naikkan ke 40mg per hari.
• Berikan aspirin 80mg per hari jika pasien menderita penyakit kardiovaskular. Hindari jika tukak lambung, dispepsia, penyakit ginjal/hati.
• Jika TD terkontrol, lanjutkan pengobatan saat ini dan tinjau per 6 bulan.
• Jika TD tidak terkontrol, tentukan pengobatan untuk hipertensi menggunakan algoritma dan tabel di bawah. Jika dalam pengobatan/dosis maksimum, rujuk.

Belum mendapatkan pengobatan hipertensi Sudah mendapatkan pengobatan hipertensi

TD 140-159/90-99mmHg TD ≥ 160/100mmHg Patuh Tidak patuh

Apakah pasien memiliki salah satu dari: penyakit kardiovaskular, diabetes, risiko penyakit Mulai perawatan Naikkan pengobatan saat • Cek apakah pasien menggunakan obat-
kardiovaskular ≥ 20%, retinopati atau penyakit ginjal? dengan 2 ini atau jika pada dosis obatan dengan benar.
pengobatan. maksimum, tambah obat- • Diskusikan jika timbul efek samping.
Ya Tidak obatan baru. • Rujuk ke dukungan komunitas.

Mulai perawatan Mulai pengobatan hanya setelah mencoba


dengan 1 pengobatan. penanganan risiko penyakit kardiovaskular  114
mandiri selama 3-6 bulan.

Tinjau dalam 1 bulan.

Obat-obatan Tentukan obat yang digunakan Dosis mulai Dosis maksimum Efek samping
Hydrochlorothiazide • Gunakan pertama. 25mg per hari 50mg per hari atau Toleransi glukosa terganggu, serangan asam urat, gangguan
• Hindari pada asam urat, penyakit hati/ginjal parah atau jika kemungkinan hamil. di pagi hari 25mg per 12 jam gastrointenstinal, sering buang air kecil.
• Diskusikan jika toleransi glukosa terganggu, diabetes atau kolesterol naik.
Captopril • Gunakan pertama jika diabetes dengan protein pada carik celup atau penyakit ginjal. 12,5-25 mg per 25mg per 8 jam • Batuk: Sering
• Hindari jika kemungkinan hamil. 8 jam • Pusing
• Tambahkan hydrochlorothiazide jika pasien patuh dan butuh > 1 pengobatan. • Angioedema (bengkak lidah, bibir, wajah, kesulitan
• Jika sebelumnya angioedema, hindari captopril. bernapas): hentikan captopril segera  37.
Amlodipine • Gunakan pertama jika penyakit jantung iskemik, penyakit vaskular perifer atau jika 5mg per hari 10mg per hari Pusing, wajah memanas, sakit kepala, kelelahan, pergelangan
kemungkinan hamil. kaki bengkak.
• Diskusikan jika pasien menderita gagal jantung.
• Tambah hydrochlorothiazide dan captopril jika pasien patuh dan butuh > 2 obat-obatan.

Tinjau per bulan hingga TD terkontrol. Jika TD sudah terkontrol, tinjau per 6 bulan. Jika TD tidak terkontrol pada pengobatan dan dosis maksimum, rujuk.

1
Hindari simvastatin jika pasien dalam pengobatan lopinavir/ritonavir, diskusikan.
121
Penyakit Jantung Iskemia: pemeriksaan awal dan diagnosis
Apakah pasien diketahui menderita penyakit jantung iskemia (atau angina1)?

Tidak Ya

Apakah nyeri dada/ketidaknyamanan yang terjadi saat ini atau di masa lalu disertai salah satu: Apakah nyeri dada/ketidaknyamanan disertai salah satu:
• Terasa seperti tertekan, berat atau ketat di tengah dada • Terjadi saat istirahat atau dengan beban minimal atau
• Menjalar ke rahang, leher, lengan, punggung atas, bahu atau perut atas • Tidak mereda dengan istirahat atau nitrat sublingual atau
• Mungkin disertai mual, muntah, nyeri perut, pingsan atau kehabisan napas • Hilang timbul atau berlangsung > 20 menit atau
• Memburuk/berlangsung lebih lama dari biasanya atau
• Terjadi lebih sering dari biasanya
Tidak Ya

Ya Tidak
Nyeri dada Apakah nyeri dada/ketidaknyamanan:
berbeda • Terjadi setelah olahraga, dengan beban atau kecemasan dan
dari di atas • Mereda dengan istirahat dan Pasien
• Berlangsung < 20 menit menderita
angina
Periksa
stabil. Berikan
penyebab Ya Tidak
perawatan
nyeri
iskemia rutin
dada lain
Kemungkinan Kemungkinan sindrom koroner akut (serangan jantung atau angina tidak stabil) 123.
42.
angina stabil • Jika saturasi oksigen < 90%, berikan masker oksigen.
• Spesialis wajib • Periksa EKG dalam 10 menit
konfirmasi • Berikan dosis tunggal aspirin 320mg.
diagnosis. • Pasangkan akses infus.
• Berikan • Jika TD < 100/60mmHg, infus NaCl 0,9% 2-4 cc/kgBB dalam 10 menit. Hindari jika ditemukan ronki saat auskultasi. Ulangi
perawatan TD: jika masih < 100/60mmHg, rujuk.
penyakit • Jika nyeri dada saat ini dan TD > 90/60mmHg (jika TD < 100/69mmHg, rujuk):
jantung iskemia - Berikan gliserill trinitrat sublingual 0,5mg atau isosorbid dinitrat 5mg. Ulangi setiap 5 menit hingga nyeri mereda hingga
rutin 123. maksimum 3 dosis. Hindari jika pasien mengkonsumsi sildenafil pada 24 jam terakhir.
• Rujuk segera.

1
Nyeri dada disebabkan oleh penyakit jantung iskemia.
122
Penyakit Jantung Iskemia: tata laksana rutin
Pastikan spesialis konfirmasi diagnosis penyakit jantung iskemia dan menyediakan rencana perawatan.

Periksa pasien penyakit jantung iskemia


Periksa Waktu periksa Catatan
Gejala Tiap kunjungan • Lakukan pemeriksaan awal jika belum dilakukan  122.
• Tanya tentang nyeri kaki  68 dan gejala stroke/TIA  115.
Depresi Tiap kunjungan Dalam sebulan terakhir, apakah pasien: 1) merasa sedih, depresi, putus asa atau 2) hilang minat atau kesenangan melakukan aktivitas? Jika
ya untuk salah satu  129.
TD Tiap kunjungan Jika diketahui hipertensi  120. Jika tidak, cek TD: jika ≥ 140/90mmHg  119.
Risiko diabetes Saat diagnosis, lalu per tahun Jika diketahui diabetes  116. Jika tidak, cek gula darah  22.
Kolesterol total sewaktu Saat diagnosis, lalu per tahun • Jika kolesterol total > 300mg/dL, rujuk.
• Mulai simvastatin terlepas dari tingkat kolesterol. Jika hasil kolesterol ulang > 200mg/dL dalam pengobatan, rujuk.

Edukasi pasien penyakit jantung iskemia


• Bantu pasien mengelola risiko penyakit kardiovaskular mereka  114.
• Pasien dapat kembali melakukan aktivitas sehari-hari 6 minggu setelah serangan jantung jika bebas dari gejala.
• Tekankan pentingnya kepatuhan seumur hidup atas pengobatan. Pastikan pasien paham cara menggunakan isosorbid dinitrat di bawah ini.
• Edukasi pasien hindari OAINS (seperti ibuprofen), karena dapat memicu nyeri dada atau serangan jantung.
• Jika pasien < 55 tahun (pria) atau < 65 tahun (wanita), jadwalkan musyawarah keluarga: sarankan anggota keluarga dekat untuk diperiksa risiko penyakit kardiovaskular  111.

Tangani pasien penyakit jantung iskemia


• Berikan aspirin 80 mg per hari seumur hidup. Hindari jika tukak lambung, dispepsia, penyakit ginjal atau hati.
• Berikan simvastatin1 10-20mg per hari di malam hari seumur hidup, terlepas dari kadar kolesterol.
• Berikan bisoprolol 2,5-5 mg per 24 jam, walaupun tanpa nyeri dada/tidak nyaman. Hindari pada asma/PPOK, gagal jantung tidak terkontrol, nadi < 50, TD sistolik < 100mmHg.
• Jika pasien juga menderita hipertensi, diabetes atau penyakit ginjal kronis, berikan captopril 12,5 mg per 8 jam. Hindari pada angioedema.
• Jika pasien menderita angina, tangani seperti tabel di bawah: jika angina berlanjut 4 minggu setelah mulai/berganti pengobatan, naikkan dosis ke maksimum, lalu tambah langkah selanjutnya. Pastikan
pasien patuh sebelum menaikkan pengobatan.
Tahap Pengobatan Dosis Dosis maksimum Catatan
1 Gliseril trinitrat 0,5mg sublingual dengan nyeri 3 dosis 0,5mg pada tiap Jika nyeri dada saat olahraga, istirahat dan ambil dosis pertama. Jika nyeri dada berlanjut, lanjut dengan 2 dosis selang 5
dan dada dan sebelum olahraga episode nyeri dada menit. Jika tidak membaik 5 menit setelah dosis ke-3, pasien wajib segera mencari pertolongan.
Bisoprolol
2,5-5 mg per 24 jam 10 mg per 24 jam Hindari bisoprolol pada asma/PPOK, gagal jantung tidak terkontrol, nadi < 50, TD sistolik < 100mmHg atau efek samping
(sakit kepala, kaki/tangan dingin, impotensi, dada sesak, kelelahan) tidak dapat ditoleransi. Gunakan amlodipine sebagai
ganti.
2 Amlodipine 5mg di pagi hari 10mg per hari Hindari pada gagal jantung, diskusikan.

Jika bisoprolol dan amlodipine kontraindikasi/tidak dapat ditoleransi atau nyeri dada/tidak nyaman berlanjut dalam pengobatan penuh, rujuk.

1
Hindari simvastatin jika pasien dalam lopinavir/ritonavir, rujuk.
123
Penyakit arteri perifer (PAD)
• Penyakit arteri perifer ditandai dengan klaudikasio: nyeri otot di kaki atau bokong saat olahraga yang mereda saat istirahat. Denyut kaki berkurang dan kulit mungkin dingin, mengkilat dan tidak
berambut.
• Rujuk pasien yang baru terdiagnosis penyakit arteri perifer ke spesialis.

Berikan perhatian segera pada pasien dengan penyakit arteri perifer dan jika:
• Nyeri kaki hebat tiba-tiba saat istirahat dengan salah satu tanda di kaki: kebas, kelemahan, pucat, tidak ada nadi: kemungkinanacute limb ischemia/ALI (iskemia tungkai akut)
• Nyeri kaki terjadi saat istirahat, luka atau gangrene pada kaki: kemungkinan critical limb ischemia / CLI (iskemia tungkai kritis)
• Massa berdenyut di perut disertai nyeri perut/punggung atau TD < 90/60mmHg: kemungkinan pecah aneurisma aorta abdominal
Tata laksana:
• Kemungkinan aneurisma aorta abdominal: hindari memberikan infus walaupun TD < 90/60mmHg (tekanan darah naik dapat memperburuk pecahnya aorta).
• Rujuk segera

Periksa pasien dengan penyakit arteri perifer


Periksa Waktu periksa Catatan
Gejala Setiap kunjungan • Tangani gejala seperti pada halaman gejala. Tanya tentang nyeri dada  122 dan gejala stroke/TIA  115.
• Catat jarak berjalan kaki sebelum timbulnya klaudikasio.
TD Setiap kunjungan Jika diketahui hipertensi  120. Jika tidak, cek TD: jika ≥ 140/90mmHg  119.
Tungkai kaki dan telapak kaki Setiap kunjungan Cek nyeri, denyut, sensasi, deformitas, masalah kulit. Untuk skrining pada telapak kaki dan edukasi  66.
Perut Setiap kunjungan Jika terasa perut berdenyut, rujuk untuk periksa kemungkinan pecah aneurisma aorta abdominal.
Risiko diabetes Saat diagnosis, lalu per tahun Jika diketahui diabetes  116. Jika tidak diketahui diabetes, cek gula darah  22.
Total kolesterol sewaktu Saat diagnosis, lalu per tahun • Jika total kolesterol > 300mg/dL, rujuk.
• Mulai simvastatin berapapun kadar kolesterol. Jika kolesterol hasil uji ulang > 200mg/dL dalam pengobatan, rujuk..

Edukasi pasien dengan ppenyakit arteri perifer


• Bantu pasien menangani risiko CVD  114.
• Edukasi pasien untuk menjaga kaki tetap hangat dan di bawah posisi jantung (terutama pada malam hari), dan hindari obat-obatan dekongestan yang dapat menyempitkan pembuluh darah.
• Jika pasien merokok, motivasi untuk berhenti  127. Dukung pasien untuk berubah  153.
• Edukasi pasien bahwa aktivitas fisik adalah bagian penting dalam pengobatan, karena meningkatkan pasokan darah ke kaki dan dapat membantu meredakan gejala secara signifikan.
• Jika pasien < 55 tahun (pria) atau < 65 tahun (wanita), edukasi keluarga inti (orang tua, saudara kandung, anak) untuk periksa risiko CVD  111.

Tangani pasien dengan penyakit arteri perifer


• Edukasi jalan cepat selama 30 menit setidaknya 3 kali seminggu (kalau bisa setiap hari). Edukasi pasien untuk istirahat jika klaudikasio terjadi.
• Berikan simvastatin1 40mg per hari di malam hari seumur hidup, terlepas dari kadar kolesterol. Hindari jika hamil, penyakit hati.
• Berikan aspirin 150mg tiap hari seumur hidup. Hindari jika tukak lambung, dispepsia, penyakit ginjal atau hati.

• Rujuk saat diagnosis (mulai pengobatan dan olahraga sambil menunggu jadwal kunjungan) dan jika nyeri mengganggu kegiatan sehari-hari setelah 3 bulan pengobatan dan olahraga.
• Tinjau per 3 bulan hingga stabil (bisa kembali beraktivitas sehari-hari dan bekerja), lalu per 6 bulan.
1
Hindari simvastatin jika pasien dalam pengobatan lopinavir/ritonavir, rujuk.
124
Epilepsi: tata laksana rutin
• Jika pasien kejang 24 untuk mengontrol kejang. Jika pasien tidak diketahui epilepsi dan mengalami kejang 24 untuk pemeriksaan dan penanganan lebih lanjut.
• Epilepsi adalah diagnosis dokter pada pasien yang mengalami setidaknya 2 kali kejang dengan penyebab yang tidak diketahui. Jika kejang baru terjadi setelah meningitis, stroke atau cedera kepala;
atau kejang parsial, rujuk.

Periksa pasien epilepsi


Periksa Waktu periksa Catatan
Gejala Setiap kunjungan Tangani gejala seperti pada halaman gejala.
Frekuensi kejang Setiap kunjungan Tinjau catatan kejang. Periksa jika kejang mengganggu pasien menjalani kehidupan normal.
Kepatuhan Setiap kunjungan, jika kejang terjadi Periksa kedatangan dan sisa obat-obatan. Jika masih kejang setelah pengobatan, pertimbangkan meningkatkan pengobatan.
Efek samping Setiap kunjungan Efek samping (lihat di bawah) dapat menjelaskan ketidakpatuhan. Timbang efek samping dengan kontrol kejang atau jajaki mengganti pengobatan.
Pengobatan lain Saat diagnosis, jika kejang terjadi Cek jika pasien sedang dalam pengobatan lain seperti TB, ARV atau kontrasepsi. Lihat di bawah untuk interaksi dan rujuk jika perlu.
Konsumsi alkohol/ • Saat diagnosis Dalam setahun terakhir, apakah pasien: 1) minum ≥ 4 porsi1/sesi, 2) konsumsi narkoba atau 3) menyalahgunakan resep atau obat bebas? Jika ya  128.
narkoba • Jika kejang terjadi atau tidak patuh
KB Setiap kunjungan • Jika pasien hamil atau merencanakan kehamilan, rujuk.
• Periksa kebutuhan kontrasepsi  138. Hindari kontrasepsi oral dan implan jika dalam pengobatan fenitoin2.
Tingkat obat-obatan Hanya jika diperlukan Cek tingkat pengobatan jika tidak yakin tentang kepatuhan, pasien tidak bisa dikontrol setelah diberikan antikonvulsan dosis maksimum atau tanda-tanda
keracunan (lihat di bawah).

Edukasi pasien dan keluarga pasien epilepsi


• Edukasi tentang epilepsi dan perlunya patuh terhadap pengobatan. Edukasi pasien untuk • Edukasi untuk menghindari bahaya seperti ketinggian, api, berenang sendiri, bersepeda di jalanan
membuat catatan harian tentang frekuensi kejang. ramai, mengoperasikan mesin. Hindari menyetir hingga bebas kejang selama 1 tahun.
• Rujuk ke komunitas dan bantu pasien untuk mendapatkan gelang medis khusus. • Edukasi pasien banyak obat-obatan yang mengganggu pengobatan antikonvulsan (lihat di bawah)
• Edukasi untuk menghindari kurang tidur, konsumsi alkohol/narkoba, dehidrasi dan kilatan dan diskusi dengan dokter saat memulai pengobatan baru.
cahaya. Ini dapat memicu kejang. • Edukasi pasien untuk menggunakan kontrasepsi yang handal dan konsultasi jika berencana hamil.

Tangani pasien epilepsi


• Direkomendasikan satu jenis pengobatan. Memberikan 2 pengobatan antikonvulsan sekaligus adalah keputusan spesialis.
• Jika masih kejang setelah pengobatan, naikkan dosis seperti di bawah jika pasien patuh, tidak konsumsi alkohol/narkoba dan tidak berinteraksi dengan obat-obatan lain.
• Jika masih kejang setelah 1 bulan dengan dosis maksimum atau efek samping tidak dapat ditoleransi, mulai pengobatan baru dan naikkan seperti di bawah ini hingga bebas kejang. Lalu kurangi obat-
obatan lama selama 1 bulan. Jika tidak yakin, rujuk.
Pengobatan Dosis Catatan
Asam valporat Mulai dari dosis 500mg/hari dibagi dalam 2-3x per hari (untuk CR 1-2x). Jika perlu Hindari jika ada gangguan hati, hamil atau perempuan usia reproduksi kecuali dalam kontrasepsi. Gunakan sebagai pilihan
dapat dinaikkan 500mg/hari setelah 7 hari. Dosis rumatan 500-2.500 mg/hari. pertama pada pasien dalam ARV. Efek samping: mengantuk, pusing, berat badan naik, rambut rontok sementara. Interaksi
obat: zidovudine, aspirin.
Fenitoin Mulai dari 200-300mg/hari dapat dibagi 1-2x/hari. Jika perlu dapat dinaikkan Hindari pada perempuan hamil. Efek samping: wajah kasar, tumbuh rambut di wajah (hindari pada wanita jika
100mg perhari dengan dosis rumatan 200-400mg/hari. Maksimal 400mg/ hari. memungkinkan), mengantuk, gusi membesar. Toksisitas: masalah keseimbangan, penglihatan ganda, bicara melantur.
Interaksi obat: pengobatan TB, ARV, furosemide, fluoxetine, fluconazole, kontrasepsi oral dan implan.
• Jika bebas kejang, tinjau per 3 bulan. Tinjau pasien yang kejang tidak terkontrol per bulan. Jika masih tidak terkontrol setelah mencoba 2 pengobatan selama masing-masing 1 bulan, rujuk.
• Evaluasi laboratorium tiap 6 bulan (Darah rutin, gds, sgot, sgpt, ureum, creatinin, natrium, kalium, kalsium, apus darah tepi)
1
Satu kali minum setara dengan 1 gelas kecil (125mL) anggur atau 1 kaleng/botol (330mL) bir. 2Edukasi pasien untuk menggunakan kondom atau tawarkan untuk ganti ke IUD atau kontrasepsi suntik.
125

EPILEPSI
Pasien dengan gangguan jiwa yang memerlukan perawatan
atau rawat inap
Periksa dulu pasien gangguan jiwa sesuai gejala atau kondisi kronis yang menyertai (cek halaman yang sesuai).

Pendekatan pada pasien gangguan jiwa yang memerlukan rawat inap rumah sakit:
• Sebelum sedasi pasien (jika perlu) informasikan dengan bahasa mereka tentang alasan untuk rawat inap dan perawatan.
• Periksa jika pasien dapat memberikan persetujuan setelah penjelasan: pasien paham bahwa mereka sakit, memerlukan perawatan dan dapat mengomunikasikan pilihan mereka:

Ya Tidak

Apakah pasien setuju untuk rawat inap? Apakah pasien menolak rawat inap?

Ya Tidak Ya Tidak

Rawat inap pasien dengan sukarela Apakah pasien memenuhi semua kriteria di bawah ini?
• Penyakit mental berat atau kecenderungan bunuh diri dan
• Memerlukan perawatan di rumah sakit dan
• Bahaya menyakiti diri, orang lain, reputasi diri, kepentingan finansial atau properti

Tidak Ya

Tangani sebagai pasien rawat jalan. • Pendamping wajib mendaftar untuk rawat inap pasien.
• Rujuk untuk pemeriksaan mandiri oleh setidaknya dua praktisi kesehatan mental.
• Jika tetap menolak rawat inap, tanda tangan surat pernyataan (informed consent)

• Catat semua dengan rapi di catatan pasien dan surat rujukan.


• Petugas wajib menemani pasien ke rumah sakit.
• Minta bantuan polisi jika pasien terlalu berbahaya untuk ditransfer atau ada kemungkinan melarikan diri.

126
Merokok
Periksa pasien yang merokok (bila memungkinkan memakai formulir ASSIST)
Periksa Waktu periksa Catatan
Gejala Tiap kunjungan • Tanya tentang gejala yang mengindikasikan kanker: batuk/sesak napas  43, gejala mulut/tenggorokan  40, gejala berkemih  63 atau berat badan turun  28.
• Tanya tentang nyeri dada  42, nyeri tungkai  68, atau salah satu gejala berikut yang terjadi baru-baru ini dan tiba-tiba: kelemahan satu sisi atau kebas di wajah,
lengan atau kaki; kesulitan berbicara atau gangguan penglihatan  36.
• Tangani gejala lain pada halaman gejala.
Konsumsi Tiap kunjungan • Tanya tentang konsumsi rokok/hari, aktivitas yang berkaitan dengan merokok dan riwayat percobaan berhenti.
• Jika berhenti baru-baru ini, tanya tentang tantangan dan berikan edukasi seperti di bawah.
Stresor Tiap kunjungan Bantu identifikasi faktor domestik, sosial dan pekerjaan yang berkontribusi pada merokok. Periksa dan tangani stres  87.
PPOK Saat diagnosis Jika kesulitan bernapas saat jalan cepat/menanjak, pikirkan PPOK  108. Jika diketahui PPOK  110
Risiko penyakit Saat diagnosis Periksa dan tangani risiko penyakit kardiovaskular  111
kardiovaskular

Edukasi pasien yang merokok


• Tanyakan apakah pasien bersedia berdiskusi tentang merokok tembakau. Untuk tips komunikasi efektif  152.
• Edukasi pasien bahwa berhenti merokok adalah tindakan paling penting yang dapat dilakukan untuk memperbaiki kesehatan, kualitas hidup dan meningkatkan tingkat harapan hidup.
• Edukasi pasien bahwa nikotin adalah zat adiktif dan untuk untuk berhenti itu sulit, dapat menyebabkan gejala putus zat (lihat di bawah).. Pengganti nikotin bisa membantu mengurangi gejala.
• Edukasi bahwa banyak perokok perlu beberapa kali percobaan sebelum berhasil berhenti.
Jika pasien tidak siap untuk berhenti bulan depan:
• Diskusikan risiko pasien (asma memburuk, infertilitas, serangan jantung, stroke, PPOK, kanker), pada pasangan (kanker paru, penyakit jantung), dan pada anak (berat badan lahir rendah, asma, infeksi
pernapasan).
• Bantu pasien mengidentifikasi manfaat berhenti merokok seperti menghemat uang, memperbaiki kesehatan, indera perasa, penciuman dan penampilan dan menjadi sosok positif untuk anak-anak.
• Bantu pasien mengidentifikasi hambatan berhenti merokok dan kemungkinan solusi.
• Tanya jika pasien siap untuk berhenti merokok bulan depan. Jika tidak siap, anjurkan pasien untuk datang/kontrol kembali, bergabung dengan kelompok dukungan atau layanan berhenti merokok.
Jika pasien siap berhenti bulan depan atau baru berhenti:
• Bantu pasien membuat rencana: tentukan waktu untuk berhenti dalam 2 minggu, minta dukungan dari keluarga dan teman, hindari situasi yang berkaitan dengan rokok dan singkirkan rokok, korek
api, dan asbak.
• Bantu tangani rasa ingin merokok: tentukan jangka waktu sebelum menyerah, sarankan untuk menunda selama mungkin, tarik napas dalam dan hembuskan perlahan (ulangi 10 kali).
• Edukasi tentang gejala putus nikotin: nafsu makan meninggi, mood berubah, kesulitan tidur/konsentrasi, mudah tersinggung, kecemasan, gelisah. Gejala-gejala ini seharusnya membaik setelah
2 minggu.

127
KESEHATAN
MENTAL
Konsumsi alkohol/narkoba
Konsumsi alkohol tidak sehat adalah yang membuat ketergantungan dan membawa risiko fisik, mental dan sosial. Segala jenis narkoba tidak sehat. Jika pasien merokok, edukasi untuk berhenti  127.

Periksa pasien dengan konsumsi alkohol tidak sehat atau narkoba jenis apa pun
Periksa Catatan
Gejala • Jika baru-baru ini berhenti/mengurangi dan terjadi gelisah, agitasi, susah tidur, bingung, cemas, halusinasi, keringat, tremor, nyeri kepala atau mual/muntah, obati kemungkinan kondisi lepas obat  86.
• Jika agresif/melakukan kekerasan atau perilaku mengganggu  85.
• Jika ada pikiran dan rencana bunuh diri  84.
Penggunaan • Jika minum alkohol > 14 porsi1/minggu atau ≥ 4 porsi1/sesi, ini meningkatkan risiko keberbahayaan dan ketergantungan.
yang merugikan • Penggunaan yang merugikan menyebabkan risiko fisik (cedera, penyakit hati, tukak lambung), mental (seperti depresi) atau sosial (relasi, legal atau finansial).
Ketergantungan Pasien ketergantungan jika ≥ 3 dari: keinginan kuat untuk mengonsumsi; kesulitan mengontrol penggunaan; ada gejala withdrawal; toleransi (butuh lebih); mengabaikan kepentingan lain.
Stresor Bantu identifikasi faktor domestik, sosial dan pekerjaan yang memicu konsumsi alkohol/narkoba. Tanyakan alasan penggunaan alkohol/Narkoba. Jika pasien korban pelecehan  89.
Depresi Dalam sebulan terakhir, apakah pasien: 1) merasa sedih, depresi, putus asa atau 2) hilang minat atau kesenangan melakukan aktivitas? Jika ya pada salah satu  129.

Edukasi pasien dengan konsumsi alkohol tidak sehat atau narkoba jenis apa pun
• Periksa dan kelola stres  87.
• Jika hamil/merencanakan kehamilan atau sedang menyusui, edukasi untuk berhenti alkohol/narkoba sepenuhnya. Alkohol/narkoba membahayakan kesehatan bayi.
• Sarankan pasien mencari bantuan dari keluarga/teman dekat yang tidak mengonsumsi alkohol/narkoba atau kelompok dukungan. Rujuk pasien ke psikolog atau konselor.
• Diskusikan risiko/bahaya alkohol/narkoba. Biarkan pasien memutuskan sendiri untuk berhenti atau mengurangi konsumsi. Dukung pasien untuk berubah  153.
Konsumsi alkohol tidak sehat tanpa ketergantungan Konsumsi narkoba tanpa ketergantungan Ketergantungan alkohol/narkoba
• Jika hamil, mengonsumsi alkohol yang membahayakan, riwayat ketergantungan/ • Edukasi untuk menghentikan konsumsi narkoba/ • Edukasi bahwa berhenti alkohol/narkoba
kontraindikasi (gagal hati, gangguan jiwa), edukasi untuk berhenti alkohol. menyalahgunakan resep obat. dilakukan pelan-pelan. Jika berhenti mendadak,
• Jika tidak ada salah satu di atas dan memilih lanjut, edukasi untuk berhenti. • Jika pasien memilih lanjut, edukasi : teknik injeksi gejala withdrawal dapat membahayakan.
steril, tes HIV dan hepatitis rutin. • Detoksifikasi (lihat di bawah).

Jika ketergantungan alkohol/narkoba, dokter merawat pasien dibantu pendamping


• Jadwalkan detoksifikasi dan rawat inap jika gejala withdrawal sebelumnya menyebabkan delirium/kejang, sedang hamil, ada penyakit kronis/gangguan jiwa, tunawisma, ketergantuang opioid atau > 1 narkoba.
• Dokter dapat mendetoksifikasi pasien melalui rawat jalan jika tidak ada salah satu di atas. Pastikan pasien didampingi keluarga/teman dekat untuk merawat selama program.
Substansi Program detoksifikasi - tulis program untuk pasien dan orang yang merawat. Hentikan jika pasien lanjut konsumsi alkohol/narkoba.
Alkohol (hanya mulai jika tidak • Berikan thiamine 100mg secara oral tiap hari selama program detoksifikasi.
mengonsumsi alkohol dalam 8 jam terakhir) • Berikan diazepam secara oral: Hari 1: 10mg per 6 jam. Hari 2-3: 5-10mg per 8 jam. Hari 4: 5mg per 12 jam. Lalu perlahan hentikan di hari ke-5 dan 6 jika perlu
Ganja/obat stimulan Jika perlu, obati rasa cemas, gelisah, mudah tersinggung atau kesulitan tidur dengan diazepam secara oral: Hari 1: 5mg per 8 jam. Hari 2: 5mg per 12 jam. Hari 3: 5mg di malam hari.
Benzodiazepin • Hindari menghentikan benzodiazepin secara mendadak. Kurangi dosis secara bertahap, gejala withdrawal dapat terjadi berbulan-bulan.
• Ganti benzodiazepin dengan diazepam dengan dosis yang sama. Jika dosis tidak yakin, rujuk. Kurangi diazepam sebanyak 5-10mg tiap minggu hingga 40mg per hari, lalu
kurangi sebanyak 2,5-5mg tiap minggu.

Jika penggunaan yang merugikan, periksa ulang dalam waktu 1 bulan dan selanjutnya sesuai kebutuhan. Jika dalam program detoksifikasi, periksa ulang tiap hari sampai stabil.
Sarankan untuk segera kembali jika ada masalah.
1
Satu kali minum setara dengan 1 gelas kecil (125mL) anggur atau 1 kaleng/botol (330mL) bir.
128
Depresi: diagnosis
Apakah pasien mengalami 1 atau lebih dari tanda-tanda utama depresi di bawah ini selama setidaknya 2 minggu?
• Mood depresif hampir sepanjang hari, hampir setiap hari • Hilang minat atau kesenangan melakukan aktivitas yang biasanya menyenangkan

Ya Tidak
Apakah pasien mengalami 5 atau lebih dari tanda-tanda depresi di bawah ini selama setidaknya 2 minggu?
• Mood depresif hampir sepanjang hari, hampir setiap hari • Tidur terganggu atau terlalu banyak • Konsentrasi menurun atau sulit membuat keputusan
• Hilang minat atau kesenangan melakukan aktivitas yang • Selera makan dan berat badan berubah • Agitasi atau gelisah atau bicara atau bergerak lebih pelan daripada biasa
biasanya menyenangkan • Merasa bersalah atau tidak berguna • Pikiran atau perilaku menyakiti diri atau bunuh diri
• Kelelahan atau hilang energi

Ya: apakah pasien mengalami kesulitan menjalani pekerjaan sehari-hari, domestik atau aktivitas sosial? Tidak

Ya Tidak
Periksa anemia Periksa penyakit Skrining penyalahgunaan alkohol dan obat Cek efek samping pengobatan
Jika pucat, cek Hb: jika < 12g/ tiroid Dalam setahun terakhir, apakah pasien 1) minum Tinjau ulang: prednisolonee, Lanjutkan untuk periksa dan tangani
dL (wanita) atau < 13g/dL Jika tersedia, cek alkohol ≥ 4 porsi1/sesi, 2) menggunakan narkoba efavirenz, metoprolol, pasien yang depresi atau bersedih
(pria), kemungkinan anemia TSH. Jika abnormal, atau 3) menyalahgunakan resep atau obat metoclopramide dan kontrasepsi 87.
 31. rujuk ke spesialis. apotek? Jika ya pada salah satu  128. dapat menyebabkan depresi. Rujuk.

Satu atau Tidak ada di atas: apakah pasian memiliki gejala psikosis2?
lebih dari
di atas. Ya Tidak: apakah pasien sebelumnya terdiagnosis gangguan bipolar atau gejala mania: 3 atau lebih dari bawah ini, yang
berlangsung setidaknya 1 minggu dan mengganggu pekerjaan sehari-hari, domestik atau aktivitas sosial?
Rujuk. • Mood meningkat dan/atau mudah tersinggung • Aktivitas meningkat, energi meningkat, bicara lebih banyak, bertutur cepat
Rujuk di • Kebutuhan tidur berkurang • Impulsif/perilaku gegabah seperti belanja berlebih, mengambil keputusan
hari yang • Perilaku sosial menyimpang ceroboh, gangguan perilaku seksual
sama. • Gampang terdistraksi • Percaya diri meningkat

Tidak: apakah pasien berkabung dalam 6 bulan terakhir? Tidak

Ya: apakah pasien memiliki pikiran bunuh diri atau menyakiti diri, perasaan tidak Tidak Kemungkinan
berguna atau berbicara atau bergerak lebih lambat dari biasa? gangguan bipolar

Tidak: apakah pasien pernah mengalami depresi sebelumnya? Ya Rujuk.

Tidak Ya

Berikan dukungan 87. Kemungkinan depresi 130.

Satu kali minum setara dengan 1 gelas kecil (125mL) anggur atau 1 kaleng/botol (330mL) bir. 2Gejala psikosis termasuk salah satu dari: halusinasi (melihat atau mendengar sesuatu yang tidak ada), delusi (meyakini hal menyimpang dari kepercayaan
1

masyarakat), tutur kata tidak teratur (berbicara tidak koheren atau tidak relevan); perilaku tidak teratur atau katatonik (tidak bisa bicara, bergerak atau merespon).
129
Depresi dan/atau cemas: tata laksana rutin
Periksa pasien dengan depresi dan/atau cemas menyeluruh
Periksa Waktu periksa Catatan
Gejala Tiap kunjungan • Periksa gejala depresi dan kecemasan. Jika tidak membaik setelah 8 minggu dari pengobatan atau memburuk, rujuk.
• Tangani gejala lain seperti di halaman gejala.
Menyakiti diri Tiap kunjungan Bertanya ke pasien tentang pikiran menyakiti diri/bunuh diri tidak meningkatkan kemungkinan hal tersebut terjadi. Jika pasien memiliki pikiran atau rencana bunuh diri  84.
Mania Tiap kunjungan Jika dalam kadar abnormal merasa senang, penuh energi, bicara lebih banyak, mudah tersinggung, rujuk.
Kecemasan Saat diagnosis • Jika kecemasan berlebihan menyebabkan gangguan fungsi/stress selama setidaknya 6 bulan dengan ≥ 3 dari: otot tegang, gelisah, mudah tersinggung, kesulitan tidur,
konsentrasi rendah, lelah: kemungkinan gangguan cemas menyeluruh.
• Jika kecemasan dipicu dari situasi/benda (fobia) tertentu atau ketakutan tiba-tiba berulang disertai dengan gejala fisik tanpa penyebab jelas (panik), rujuk.
• Apakah pasien pernah mengalami pengalaman buruk yang menyebabkan mimpi buruk, kilas balik, menghindari orang/situasi, kegugupan atau merasa berjarak? Jika ya  89.
Demensia Saat diagnosis Jika setidaknya selama 6 bulan ≥ 1 dari: gangguan memori, disorientasi, kesulitan bahasa, kurang bisa menjalankan kegiatan sehari-hari dan fungsi pekerjaan/sosial: pikirkan
demensia  89.
Konsumsi alkohol/narkoba Tiap kunjungan Dalam setahun terakhir, apakah pasien: 1) minum ≥ 4 porsi1/sesi, 2) konsumsi narkoba atau 3) menyalahgunakan resep atau obat apotek? Jika ya pada salah satu  128.
Efek samping Tiap kunjungan Tanya efek samping dari pengobatan antidepresan  129.
Stresor Tiap kunjungan Bantu identifikasi faktor domestik, sosial dan pekerjaan yang berkontribusi pada depresi atau kecemasan. Jika pasien mengalami penganiayaan  89. Jika berkabung  87.
Rencana berkeluarga Tiap kunjungan • Diskusi keperluan kontrasepsi pasien  138.
• Jika hamil atau menyusui, diskusi risiko: risiko untuk bayi dari depresi yang tidak ditangani mungkin lebih berat daripada risiko antidepresan. Jika mungkin, hindari
antidepresan di trimester pertama kehamilan. Pastikan ada konseling/dukungan dan periksa per 2 minggu hingga stabil. Jika mungkin, diskusikan dengan spesialis.

Edukasi pasien depresi dan/atau kecemasan menyeluruh


• Jelaskan bahwa depresi sangat umum dan dapat terjadi pada siapa saja. Tidak berarti orang tersebut malas atau lemah. Orang depresi tidak dapat mengontrol gejala mereka.
• Jelaskan bahwa pikiran menyakiti diri dan bunuh diri juga lazim. Edukasi pasien jika pikiran-pikiran ini terjadi, jangan dilakukan, tapi ceritakan ke orang yang dipercaya dan minta pertolongan
secepatnya.
• Edukasi pasien bahwa antidepresan dapat memakan waktu 4-6 minggu untuk mulai berefek. Jelaskan kemungkinan efek samping, namun biasanya akan reda di beberapa hari pertama.
• Tekankan pentingnya mengikuti aturan obat walaupun sudah merasa membaik. Sarankan pasien bahwa mereka akan dirawat selama 9 bulan dan obat-obatan tidak membuat kecanduan. Edukasi
untuk tidak menghentikan pengobatan tiba-tiba.
• Bantu pasien pilih strategi:
Biasakan tidur cukup Motivasi pasien untuk meluangkan waktu bersantai: Aktif bergerak
Jika pasien kesulitan tidur Olahraga rutin dapat membantu.
Lakukan latihan
 88. Jalankan hobi pernapasan
atau kegiatan yang Akses dukungan
kreatif. menenangkan Hubungkan pasien
setiap hari. dengan kelompok
dukungan jika
tersedia.

Luangkan waktu dengan teman-teman yang


mendukung, keluarga atau komunitas agama.

1
Satu kali minum setara dengan 1 gelas kecil (125mL) anggur atau 1 kaleng/botol (330mL) bir.
130
Obati pasien depresi dan/atau gangguan cemas menyeluruh
• Rujuk pasien untuk konseling, idealnya intervensi psikologi seperti Terapi Kognitif Perilaku (CBT) atau terapi interpersonal jika tersedia, dan hubungkan dengan pekerja sosial dan/atau kelompok
dukungan.
• Diskusikan manfaat antidepresan untuk depresi dan cemas menyeluruh. Hargai keputusan pasien jika menolak antidepresan.
• Jika terjadi cemas menyeluruh atau tanda-tanda kecemasan1 saat memulai antidepresan, pikirkan diazepam 2-5mg per hari seperlunya, hingga maksimal 10 hari. Hindari jika pasien diketahui
menggunakan narkoba.
• Lanjutkan antidepresan selama setidaknya 9 bulan. Naikkan dosis seperlunya berdasarkan respon pasien:
Obat- obatan Dosis Catatan Efek samping
Fluoxetin • Mulai dari 20mg selang-seling hari selama 1 minggu lalu naikkan ke 20mg setiap Rujuk jika pasien mengalami epilepsi, penyakit hati atau Perubahan selera makan dan berat badan,
hari di pagi hari. ginjal. Monitor gula daran lebih sering jika diabetes. sakit kepala, gelisah, kesulitan tidur, mual,
• Jika respon rendah atau tidak ada setelah 4 minggu, naikkan sebanyak 20mg diare, disfungsi seksual. Bila muncul efek
setiap 2 minggu, hingga maksimal 60mg/hari. samping, segera lapor ke dokter yang
menangani untuk dievaluasi lagi dosis
yang sesuai.
Amitriptilin Mulai dari 25mg malam hari. Naikkan sebanyak 25mg setiap 5 hari, hingga Gunakan jika kontraindikasi fluoxetin. Hindari jika ada pikiran bunuh Mulut kering, konstipasi, kesulitan buang
maksimal 150mg/hari (atau 100mg/hari jika > 65 tahun). diri (bisa fatal jika overdosis), penyakit jantung, retensi urin, glaukoma, air kecil, penglihatan kabur, sedasi. Bila
epilepsi. muncul efek samping, segera lapor ke
atua sertraline Mulai dari 25-50mg per hari. Naikkan sebanyak 50mg setiap 7 hari, hingga
dokter yang menangani untuk dievaluasi
maksimal 200mg/hari.
lagi dosis yang sesuai.

Rencana untuk berhenti antidepresan


Apakah pasien pernah mengalami episode depresi sebelumnya?

Tidak Ya

Apakah pasien mengalami salah satu dari: depresi dimulai saat dewasa, depresi berat, pencobaan bunuh diri, gejala tiba-tiba, riwayat bipolar di keluarga?

Tidak Ya

Apakah pasien mengalami gangguan kecemasan menyeluruh (dengan atau tanpa depresi)? Pikirkan pengobatan
jangka panjang selama
Tidak Ya setidaknya 3 tahun. Jika
≥ 3 episode, edukasi
Jajaki untuk hentikan antidepresan saat pasien tidak mengalami gejala/gejala Jajaki untuk hentikan antidepresan saat pasien tidak mengalami gejala/gejala pengobatan seumur hidup.
ringan dan bisa melakukan kegiatan sehari-hari selama > 9 bulan. ringan dan bisa melakukan kegiatan sehari-hari selama > 1 tahun.

Turunkan dosis bertahap selama setidaknya 4 minggu. Jika ada gejala withdrawal (gampang tersinggung, pusing, kesulitan tidur, sakit kepala, mual, kelelahan), kurangi lebih pelan lagi.

Tinjau ulang per 2 minggu, walaupun tidak dalam pengobatan antidepresan, hingga gejala membaik, lalu tiap bulan. Jika tidak membaik setelah 8 minggu, rujuk.

1
Pasien pernah merasa gugup, cemas atau panik atau tidak bisa berhenti khawatir atau terlalu banyak berpikir selama sebulan terakhir.
131
Skizofrenia
• Pastikan konfirmasi diagnosis skizofrenia oleh spesialis.
• Pikirkan skizofrenia pada pasien (yang tidak menderita gangguan jiwa atau alkohol/narkoba) yang dalam 6 bulan terakhir kesulitan bekerja biasa, beraktivitas domestik atau sosial dan dalam setidaknya
1 bulan terakhir mengalami ≥ 2 dari gejala psikosis berikut:
- Delusi: pemahaman tidak biasa/aneh yang tidak diyakini masyarakat; keyakinan bahwa pikirannya dikendalikan atau disiarkan.
- Halusinasi: biasanya mendengar suara orang atau melihat sesuatu yang tidak ada.
- Bicara kacau: ucapan inkoheren atau tidak relevan.
- Perilaku yang kacau atau katatonik (tidak bisa bicara, bergerak atau merespon) atau gejala negatif: tidak ada emosi atau raut wajah, tidak ada motivasi, tidak banyak bergerak atau bicara, menarik diri dari
pergaulan.

Periksa pasien dengan skizofrenia


Periksa Waktu periksa Catatan
Gejala Tiap kunjungan • Periksa gejala psikosis di atas. Jika gejala psikosis dan:
- Agresif/melalukan kekerasan  85.
- Tingkat kesadaran berubah-ubah dalam jangka waktu jam/hari atau suhu ≥ 38°C, kemungkinan delirium  86.
- Pengobatan pasien terinterupsi: ulangi pengobatan intramuskular  133 dan cari alasan kepatuhan kurang (seperti efek samping, penyalahgunaan obat).
- Kepatuhan yang baik terhadap dosis optimal pengobatan, rujuk.
• Tangani gejala lain seperti pada halaman gejala.
Menyakiti diri Tiap kunjungan Jika pasien memiliki pikiran atau rencana bunuh diri  84. Jika berniat menyakiti orang lain, laporkan ke orang yang dituju jika memungkinkan.
Stresor Tiap kunjungan Bantu identifikasi stresor yang dapat memperbutuk atau memicu gejala. Jika pasien korban kekerasan  89.
Konsumsi alkohol/ Tiap kunjungan Dalam setahun terakhir, apakah pasien: 1) minum ≥ 4 porsi1/sesi, 2) konsumsi narkoba atau 3) menyalahgunakan resep atau obat apotek? Jika ya pada salah satu  128.
narkoba
KB Tiap kunjungan Diskusi kebutuhan kontrasepsi pasien  138. Jika pasien hamil, merencanakan kehamilan atau sedang menyusui, rujuk.
Pengobatan Tiap kunjungan • Tanya tentang efek samping pengobatan  133.
• Tanya tentang kepatuhan. Jika tidak patuh, ulangi pengobatan di dosis yang sama, cari alasan menghentikan pengobatan dan rujuk ke dukungan komunitas.
• Rujuk jika pasien dalam pengobatan yang dapat menyebabkan psikosis akut, seperti prednisolon, efavirenz, moxifloxacin dan terizidone.
IMT Tiap kunjungan • IMT = Berat Badan (kg) : [Tinggi Badan (m) x Tinggi Badan (m)].
• Jika berat badan naik, periksa dan tangani risiko penyakit kardiovaskular  111 dan diskusi dengan spesialis tentang pengobatan skizofrenia alternatif.
Glukosa • Saat diagnosis, lalu per tahun Jika diketahui diabetes  116. Jika tidak diketahui diabetes, cek glukosa  22.
• Juga 4 bulan setelah berat
badan naik
Total kolesterol Saat diagnosis, lalu per 2 tahun • Jika kolesterol ≥ 300mg/dL, rujuk.
sewaktu • Jika kolesterol < 300mg/dL namun meningkat, diskusi dengan spesialis tentang alternatif alternatif pengobatan skizofrenia.
HIV Saat diagnosis atau jika status Tes HIV  97. Jika positif HIV, hindari efavirenz, diskusi pengobatan dengan spesialis.
tidak diketahui
Sifilis Saat diagnosis Jika positif, tangani  57 dan rujuk.

1
Satu kali minum setara dengan 1 gelas kecil (125mL) anggur atau 1 kaleng/botol (330mL) bir.
132
Edukasi pasien dengan skizofrenia dan pendamping pasien
• Edukasi pendamping/keluarga dan pasien: pasien dengan skizofrenia umumnya tidak menyadari penyakitnya dan mungkin agresif pada pendamping. Pasien mungkin kesulitan berfungsi sehari-hari,
terutama di lingkungan tinggi stres.
• Dorong pendamping untuk suportif dan hindari meyakinkan pasien bahwa kepercayaan atau pengalaman mereka tidak benar. Hindari menghakimi dan kritik terhadap pasien.
• Edukasi pasien untuk hindari alkohol/narkoba dan anjurkan untuk tidur teratur.
• Edukasi pasien untuk lanjutkan aktivitas sosial/pendidikan/pekerjaan mereka jika mungkin. Rujuk ke pekerja sosial untuk membantu menemukan kesempatan pendidikan atau pekerjaan.
• Pertimbangkan bantuan hidup dan hindari rawat inap jangka panjang.
• Tekankan pentingnya patuh pada pengobatan dan untuk kembali segera jika gejala psikosis terjadi lagi/memburuk.
• Rujuk ke dukungan komunitas.
• Rujuk pasien dan pendamping ke kelompok dukungan dan CBT (terapi perilaku kognitif ) jika tersedia. Berikan dukungan ke pendamping dan rujuk ke terapi jika tersedia.

Tangani pasien dengan skizofrenia sesuai yang diarahkan oleh spesialis


• Berikan pengobatan seperti di tabel berikut. Gunakan dosis efektif terendah. Berikan satu obat dalam satu waktu. Berikan waktu 6 minggu dalam pemberian dosis efektif untuk obat-obatan bekerja, sebelum
dinilai tidak efektif.
• Jika masalah kepatuhan berulang, pertimbangkan mengubah pengobatan dari oral ke injeksi intramuskular jangka panjang..
• Jika tidak yakin atau perlu dosis yang lebih tinggi daripada dosis efektif biasanya, rujuk.
Obat-obatan Dosis mulai Dosis efektif tipikal Catatan
Risperidon 1mg secara oral per 12 jam 4-6mg/hari Gunakan sebagai pengobatan utama.
Haloperidol 1,5mg secara oral per 12 jam 5-20mg/hari Naikkan dosis per hari hingga per 8 jam dan sebanyak 0,5mg/dosis hingga gejala psikosis mereda.
Klorpromazin 25mg secara oral per 8 jam 75-300mg/hari Jika sedasi menjadi masalah, berikan maksimal 75mg/hari sebagai dosis tunggal di malam hari setelah gejala terkontrol.
Flufenazin dekanoat 12,5mg IM dalam tiap 2-4 minggu 12,5-50mg tiap 2-4 minggu Diskusi dengan spesialis cara mengurangi pengobatan oral perlahan sebelum memulai.

Temukan dan tangani efek samping perawatan skizofrenia


Retensi urin Stop pengobatan dan rujuk segera. Payudara Diskusi dengan spesialis apakah obat-obatan perlu diganti.
membesar, keluar
Penglihatan kabur Rujuk segera. cairan dari puting
Spasme otot & nyeri (reaksi distonia akut) Biasanya dalam 2 hari setelah mulai pengobatan. Berikan injeksi Amenorea Diskusi dengan spesialis apakah obat-obatan perlu diganti.
difenhidramin 50 mg IM, ulangi setelah 30 menit jika belum membaik.
Maksimal 4 kali dalam 24 jam. Jika tidak ada perbaikan segera rujuk. Pusing/pingsan Biasanya saat memulai/menaikkan dosis. Biasanya sembuh
saat berdiri sendiri dalam jangka waktu jam hingga hari. Sarankan
Efek samping Gerakan abnormal involunter Hentikan obat dan rujuk segera. pasien untuk berdiri perlahan.
ekstrapiramidal. Berikan Mulut, mata kering Biasanya sembuh sendiri.
Gerakan lambat, tremor atau kekakuan Dapat terjadi setelah beberapa minggu atau bulan
tata laksana awal
dalam perawatan, rujuk. Konstipasi Biasanya sembuh sendiri. Edukasi makan tinggi serat dan
triheksifenidil sebelum
merujuk Otot tidak bisa beristirahat Stop pengobatan dan rujuk segera. asupan cairan adekuat.

• Periksa ulang pasien skizofrenia per 3 bulan jika stabil. Edukasi pasien untuk kembali segera jika gejala psikosis muncul kembali atau memburuk.
• Jika memulai pengobatan setelah terputus, periksa ulang setelah 2 minggu atau lebih cepat jika gejala memburuk.

133
Demensia
• Pastikan dokter mengkonfirmasi diagnosis demensia.
• Pertimbangkan demensia jika selama 6 bulan terakhir pasien mengalami hal berikut, dan memburuk:
- Masalah ingatan (memori): periksa dengan meminta pasien mengulang 3 kata yang umum, segera dan setelah 5 menit kemudian.
- Disorientasi waktu (tidak yakin dengan hari/musim) dan tempat (tidak yakin dengan toko terdekat dari rumah atau tempat konsultasi dilakukan).
- Kesulitan berbicara dan berbahasa (tidak bisa menamai anggota badan).
- Kesulitan dengan pekerjaan sederhana, mengambil keputusan dan melakukan kegiatan sehari-hari
- Kurang mampu melakukan fungsi sosial dan pekerjaan
- Jika pasien HIV, gangguan koordinasi.

Periksa pasien demensia dengan bantuan perawat


Periksa Waktu periksa Catatan
Gejala Setiap kunjungan • Jika ada perubahan mood, tingkat energi/antusiasme, tidur atau selera makan, pertimbangkan depresi dan rujuk.
• Jika ada pikiran atau rencana bunuh diri  84.
• Jika tiba-tiba ada kemunduran perilaku  86.
• Jika terjadi halusinasi (melihat atau mendengar sesuatu), delusi (keyakinan tidak biasa/aneh), agitasi atau berjalan tanpa tujuan, rujuk.
• Tangani gejala lain seperti di halaman gejala.
Efek samping Jika dalam pengobatan Jika ada gerakan abnormal atau kegelisahan otot, hentikan pengobatan dan rujuk segera. Jika spasme otot nyeri, tangani seperti di bawah.
Gangguan penglihatan/ Setiap kunjungan Rujuk ke ahli mata/layanan audiologi untuk tes dengan alat yang tepat
pendengaran
Status nutrisi Setiap kunjungan Tanya tentang asupan makanan dan minuman. Jika IMT < 18,5 jadwalkan kunjungan ke ahli gizi. IMT = Berat Badan (kg) : [Tinggi Badan (m) x Tinggi Badan (m)].
Risiko CVD Saat diagnosis, lalu bergantung • Periksa risiko CVD  111.
pada risiko • Jika risiko CVD< 10% dengan faktor risiko atau 10-20%, periksa ulang setelah 6 bulan; jika > 20% periksa ulang setelah 3 bulan.
Perawatan paliatif Setiap kunjungan Jika salah satu dari: pasien dalam kondisi tirah baring, tidak bisa jalan dan berpakaian sendiri, inkontinensia, tidak dapat bicara dan melakukan aktivitas sehari-hari,
berikan juga perawatan paliatif  148.
HIV Saat diagnosis atau jika status • Tes HIV  97. Jika HIV positif, berikan perawatan rutin  98. Jika diagnosis HIV baru dengan demensia, rujuk.
tidak diketahui • Jika HIV positif, tes gangguan koordinasi; dengan tangan non-dominan secepatnya (pasien boleh latihan dua kali): buka dan tutup 2 jari lebar-lebar. Di
permukaan rata, kepal tangan, lalu letakkan telapak tangan ke bawah, lalu di sisi jari ke-5.
Sifilis Saat diagnosis Jika positif, terapi  57 dan rujuk.
Fungsi tiroid Saat diagnosis Rujuk untuk tes TSH.

Edukasi pasien demensia dan pengasuhnya


• Diskusi apa yang bisa dilakukan untuk mendukung pasien, pengasuh dan keluarga. Identifikasi fasilitas lokal, pekerja sosial, konselor, komunitas. Rujuk ke terapi okupasi jika tersedia.
• Diskusi dengan pengasuhnya jika sulih rawat (respite care) atau perawatan institutional diperlukan. Sarankan pengasuh untuk:
- Memberi informasi orientasi rutin (hari, tanggal, cuaca, waktu, nama) - Gunakan kalimat pendek sederhana. - Jaga kerapian barang dan hindari potensi bahaya di rumah.
- Menstimulasi memori dan berikan informasi terkini melalui koran, radio, TV, foto. - Jaga rutinitas. - Lakukan aktivitas fisik dan jadwalkan rekreasi.

Rawat pasien demensia


• Demensia terkait HIV biasanya merespon baik terhadap ARV  98.
• Jika terjadi gejala psikotik, gangguan malam hari, berjalan tanpa tujuan atau cemas dan berperilaku agresif, rujuk.

Tinjau ulang pasien demensia setiap 6 bulan.


134
Artritis kronis
• Jika pasien mengalami episode nyeri dan pembengkakan sendi yang hilang timbul, anggap gout 136.
• Pasien dengan artritis kronis mengalami nyeri sendi terus-terusan selama setidaknya 6 minggu. Bedakan osteoarthritis mekanis dengan arthritis rheumatoid inflamasi:
Kemungkinan osteoartritis jika: Kemungkinan artritis inflamasi jika:
• Hanya terjadi pada sendi. • Mungkin sistemik: berat badan turun, kelelahan, selera makan menurun, hilang massa otot.
• Sendi yang menopang beban dan kemungkinan tangan dan kaki • Terutama terjadi di tangan dan kaki.
• Sendi kemungkinan bengkak tapi tidak panas. • Sendi membengkak dan panas.
• Kaku saat berjalan berlangsung kurang dari 30 menit. • Kaku saat berjalan berlangsung lebih dari 30 menit.
• Nyeri memburuk saat beraktivitas dan mereda saat istirahat. • Nyeri dan kaku mereda saat beraktivitas.
Jika kemungkinan arthritis inflamasi atau tidak yakin dengan diagnosis, rujuk.

Periksa pasien dengan arthritis kronis


Periksa Waktu periksa Catatan
Gejala Tiap kunjungan Tangani gejala seperti di halaman gejala.
Aktivitas sehari-hari Tiap kunjungan Tanya apakah pasien dapat berjalan seperti biasa, dapat memasang kancing dan menggunakan pisau dan garpu dengan benar.
Tidur Tiap kunjungan Jika pasien kesulitan tidur  88.
Depresi Tiap kunjungan Dalam sebulan terakhir, apakah pasien: 1) merasa sedih, depresi, putus asa atau 2) hilang minat atau kesenangan melakukan aktivitas? Jika ya untuk salah satu  129.
Otot Tiap kunjungan Perhatikan sendi yang panas, nyeri dan tidak bisa bebas bergerak.
IMT Saat diagnosis IMT = Berat Badan (kg) : [Tinggi Badan (m) x Tinggi Badan (m)]. IMT ≥ 23 menambah tekanan pada sendi yang menopang beban. Periksa risiko penyakit kardiovaskular  111.
HIV Saat diagnosis Tes HIV  97.

Edukasi pasien dengan arthritis kronis


• Jika IMT ≥ 23 edukasi penurunan berat badan untuk mengurangi tekanan pada sendi yang menopang berat seperti lutut dan kaki. Bantu pasien untuk mengendalikan risiko penyakit kardiovaskular
mereka  114.
• Dorong pasien untuk aktif beraktivitas, dan istirahat ketika terjadi gejala akut
• Rujuk pasien dan perawat untuk edukasi arthritis kronis, ke kelompok yang tersedia.
• Pastikan pasien yang mendapatkan obat-obatan disease modifying untuk monitor darah regular, tergantung dari resep obat-obatan yang diberikan klinik spesialis.

Cara menangani pasien dengan arthritis kronis


• Jika arthritis rheumatoid atau kesulitan dengan aktivitas sehari-hari, rujuk ke fisioterapis atau terapi okupasi.
• Berikan paracetamol 500mg per 8 jam seperlunya. Jika tidak ada respon dan peradangan terjadi pada pasien dengan osteoasthritis, berikan ibuprofen1 400mg tiap 6 jam setelah maka dapat
dikombinasikan dengan steroid dan pemberian obat lambung seperti Ranitidin 150 mg tiap 12 jam, hingga maksimal 1 bulan.
• Artritis inflamasi, termasuk artritis reumatoid harus ditangani secepatnya dengan obat-obatan disease modifying anti-rematik untuk mengendalikan gejala, menjaga fungsi, dan meminimalisir
komplikasi.
• Jika spesialis tidak tersedia dalam 1 bulan dan ada kemungkinan arthritis inflamasi, berikan prednison 5-10mg/hari atau ibuprofen 400mg/6jam lalu rujuk

Tinjau ulang tiap bulan hingga gejala terkendali, lalu setiap 3-6 bulan. Jika respon terhadap perawatan kurang, rujuk.

1
Hindari jika tukang lambung, asma, hipertensi, gagal jantung dan penyakit ginjal.
135
GANGGUAN
MUSKULOSKELETAL
Gout
• Serangan asam urat akut cenderung terjadi pada satu sendi, paling sering di jempol atau lutut. Ada nyeri hebat tiba-tiba, kemerahan dan bengkak. Biasanya sepenuhnya pulih dalam beberapa hari.
• Gout tofaseus kronis cenderung mengalami artritis kronik melibatkan banyak sendi (oligo/poliatritis) disertai adanya deposit kristal monosodium urat (MSU) di bawah kulit dan sekitar sendi (tofus).

Periksa pasien Gout


Periksa Waktu periksa Catatan
Gejala Tiap kunjungan Tangani seperti pada halaman gejala
Konsumsi Tiap kunjungan Dalam setahun terakhir, apakah pasien: 1) minum ≥ 4 porsi1/sesi, 2) konsumsi narkoba atau 3) menyalahgunakan resep atau obat apotek? Jika ya pada
alkohol/narkoba salah satu  128.
Obat-obatan Tiap kunjungan Hydrochlorothiazide, furosemide, ethambutol, pyrazinamide dan aspirin dapat menyebabkan serangan asam urat. Hindari berhenti konsumsi aspirin yang diberikan
untuk risiko penyakit kardiovaskular.
Sendi Tiap kunjungan • Kenali serangan gout akut: tiba-tiba terjadi sendi panas, nyeri sangat hebat, kemerahan, bengkak (sering pada jempol atau lutut).
• Kenali gout tophus kronis: deposit terlihat seperti benjolan kuning keras tak beraturan, tidak sakit dan terjadi di sekitar sendi (gambar).
Risiko penyakit Saat diagnosis, lalu tergantung risiko • Periksa risiko penyakit kardiovaskular  111.Jika faktor risiko penyakit kardiovaskular < 10% atau 10-20% periksa ulang setelah 6 bulan, jika > 20% periksa ulang
kardiovaskular setelah 3 bulan.
• Jika IMT < 18,5 atau pasien < 40 tahun, rujuk dalam 1 bulan untuk periksa kemungkinan kanker sebagai penyebab gout.
eGFR Saat diagnosis, lalu per 6 bulan Jika eGFR < 60mL/menit/1,73m2, rujuk ke spesialis.
Asam Urat • Saat diagnosis • Tunggu setidaknya 2 minggu setelah serangan gout akut sebelum periksa asam urat.
• Jika dalam pengobatan allopurinol • Jika dalam pengobatan allopurinol, ulangi setiap bulan dan sesuaikan dosis allopurinol hingga asam urat < 6mg/dL, lalu ulangi setiap 6 bulan.

Edukasi pasien gout


• Bantu pasien mengelola risiko penyakit kardiovaskular  114.
• Berikan saran pola makan:
- Hindari alkohol, bir, minuman manis bersoda, seafood, dan jeroan. Batasi konsumsi daging dan perbanyak sayuran.
- Perbanyak konsumsi rendah lemak
- Hindari puasa dan dehidrasi karena dapat meningkatkan risiko serangan gout akut.
• Edukasi pasien untuk hindari obat-obatan di atas yang dapat memicu serangan gout akut dan diskusi dengan dokter sebelum memulai pengobatan baru.

Tangani pasien gout


Tangani pasien gout akut: © Stellenbosch University
• Berikan ibuprofen2 800mg per 8 jam setelah makan hingga membaik, lalu 400mg per 8 jam hingga 1 hari setelah gejala sepenuhnya hilang (biasanya 5-7 hari). Jika nyeri tidak membaik/memburuk, rujuk.
• Jika tukak lambung, asma, hipertensi, gagal jantung atau penyakit ginjal, ganti denga prednison 20-25mg per hari hingga inflamasi reda. Jika tidak yakin, rujuk.
• Jika pasien sedang dalam pengobatan rutin allopurinol, lanjutkan dan jangan menghentikan terapi meskipun sedang terjadi serangan akut.

Tangani pasien gout tophus kronis:


• Pasien perlu allopurinol jika: > 3 serangan per tahun, gout tophus kronis, batu ginjal/penyakit ginjal yang disebabkan gout.
• Terapi allopurinol bisa dimulai segera atau bisa juga menunggu saat inflamasi telah reda.
• Berikan allopurinol 100mg per hari. Gunakan dosis terkecil untuk menjaga asam urat < 6mg/dL: naikan per bulan sebanyak 100mg, dosis rutin biasanya 300mg per hari; maksimum 800mg dengan
dosis terbagi.

Jika tidak ada reaksi pengobatan atau tidak yakin dengan diagnosis, rujuk ke spesialis.
1
Satu kali minum setara dengan 1 gelas kecil (125mL) anggur atau 1 kaleng/botol (330mL) bir. 2Hindari jika tukak lambung, asma, hipertensi, gagal jantung atau penyakit ginjal.
136
Fibromialgia
• Kemungkinan fibromialgia jika pasien pernah mengalami nyeri badan di atas dan bawah pinggang, terjadi di kedua sisi
badan selama lebih dari 3 bulan pada setidaknya 11 dari 18 titik sensitif (lihat gambar) dengan rabaan. Tekan titik-titik sensitif
• Diagnosis fibromialgia lebih mungkin jika: wanita, ada riwayat keluarga, kelelahan, kemampuan untuk berpikir dan mengingat dengan tekanan yang
menurun, gangguan mood dan tidur. dapat membuat kuku
• Cek penyebab lain dari nyeri badan menyeluruh: memutih. Bandingkan
- Jika berat badan turun  28. reaksinya dengan
- Skrining masalah sendi: minta pasien meletakkan tangan di belakang kepala, lalu di belakang punggung. Tekuk jari di telapak tekanan di dahi.
dan buka tangan. Tekan kedua telapak tangan dan angkat siku. Jalan. Duduk dan berdiri dengan lengan terlipat. Jika
tidak bisa melakukan semua dengan nyaman 65.
- Cek Hb dan tes HIV  97. Rujuk untuk tes CRP dan TSH.
• Dokter wajib mengonfirmasi diagnosis fibromialgia. Pikirkan diagnosis lain dan rujuk jika masalah sendi, positif HIV, hasil tes darah abnormal atau
tidak yakin akan diagnosis.

Periksa pasien dengan fibromialgia


Periksa Waktu periksa Catatan
Gejala Tiap kunjungan • Tangani gejala seperti pada halaman gejala. Tanya pasien untuk identifikasi 3 gejala yang paling mengganggu dan fokus pada hal tersebut.
• Hindari ekslusi semua gejala sebagai fibromialgia: ekslusi penyakit yang dapat ditangani dan serius. Jika tidak yakin, rujuk.
Tidur Tiap kunjungan Jika pasien kesulitan tidur  88.
Stresor Tiap kunjungan Bantu identifikasi stresor psikososial yang dapat memperburuk gejala. Periksa dan tangani stres  87.
Depresi Tiap kunjungan Dalam sebulan terakhir, apakah pasien: 1) merasa sedih, depresi, putus asa atau 2) hilang minat atau kesenangan melakukan aktivitas? Jika ya untuk salah
satu  129.
Arthritis kronis Tiap kunjungan Jika pasien juga memiliki arthritis kronis, berikan perawatan rutin  135.

Edukasi pasien dengan fibromialgia


• Penyebab tidak diketahui namun dapat menyebabkan hipersensitivitas pada sistem syaraf, sehingga pasien merasa lebih nyeri dibanding orang lain, walaupun otot dan sendi normal.
• Pasien juga mungkin mengalami irritable bowel syndrome, Nyeri kepala tegang, sindrom kelelahan kronis, interstitial cystitis, gangguan tidur atau depresi.
• Jelaskan bahwa pengobatan dapat membantu (akan ada periode membaik dan kambuh), fibromialgia tidak memburuk dari waktu ke waktu dan tidak mengancam jiwa, tetapi tidak ada obatnya:
- Edukasi pasien untuk tidak menggunakan analgesik berlebihan (seperti paracetamol dan ibuprofen) karena tidak membantu fibromialgia dan bisa menyebabkan efek samping yang tidak diinginkan.
- Edukasi pasien untuk bergerak seaktif mungkin: mulai dengan jalan santai 5 menit setiap hari dan tambah 1 menit per hari hingga bisa jalan kaki atau lari selama 30 menit setidaknya 3 kali seminggu.
- Sarankan pola tidur sehat  88.
- Rujuk ke kelompok dukungan yang tersedia.
- Jika tidak membaik dengan kombinasi edukasi, olahraga dan pengobatan, rujuk ke terapi kognitif perilaku (CBT) jika tersedia.

Tangani pasien dengan fibromialgia


• Jika tidak membaik dengan edukasi dan olahraga, berikan amitriptyline 10mg sebelum tidur dengan atau tanpa kombinasi parasetamol 2-3 gram/hari. Naikkan ke 5mg setiap 2 minggu hingga
membaik (dosis maksimum 75mg).
• Jika masih bergejala setelah 3 bulan, rujuk.

Hubungan yang suportif dengan praktisi kesehatan dapat berupa kunjungan untuk masalah yang beragam. Tinjau pasien setiap 6 bulan saat sudah stabil.

137
Kontrasepsi
Berikan kontrasepsi darurat jika pasien berhubungan seks tanpa pengaman dalam 3 hari terakhir dan tidak menginginkan kehamilan:
• Berikan secepatnya: dosis tunggal levonorgestrel 1,5mg secara oral.
- Jika pasien menggunakan ARV (atau profilaksis pasca pajanan), rifampicin atau phenytoin, tawarkan IUD tembaga atau naikkan dosis tunggal levonorgestrel ke 3mg.
- Jika pasien muntah < 2 jam setelah meminum levonorgestrel, ulangi dosis atau tawarkan IUD tembaga.
- Tawarkan untuk memulai kontrasepsi di kunjungan yang sama (jika IUD tidak dipilih). Gunakan kondom atau berhenti berhubungan seks untuk 7 hari ke depan dan tes kehamilan dalam 3 minggu.
• Jika pasien memilih, masukkan IUD tembaga darurat.
• Pertimbangkan profilaksis pasca pajanan HIV dan hepatitis B  91.

Periksa pasien memulai dan menggunakan kontrasepsi


Periksa Waktu periksa Catatan
Gejala Tiap kunjungan • Cek gejala penyakit menular seksual: keputihan, luka, nyeri perut bagian bawah. Jika terjadi  53. Jika ada disfungsi seksual  62.
• Jika > 40 tahun, tanya tentang gejala menopause: muka memerah, keringat malam, vagina kering, perubahan mood, kesulitan tidur dan disfungsi seksual  147. Jika
terjadi, tentukan berapa lama akan menggunakan kontrasepsi  147.
• Tangani gejala lain seperti pada halaman gejala.
Kepatuhan Tiap kunjungan • Jika sudah memakai kontrasepsi, tanya tentang kepuasan dan kekhawatiran dengan metode tersebut.
• Jika jadwal suntik atau minum pil terlewat, tangani  139.
Efek samping Tiap kunjungan Jika sudah memakai kontrasepsi, tanya tentang efek samping dari metode  139.
Seks aman Tiap kunjungan Jelaskan perilaku seksual berisiko: pasien atau pasangan mempunyai pasangan baru/lebih dari satu atau menggunakan kondom yang tidak sesuai.
Obat-obatan lain Tiap kunjungan Jika dalam perawatan ARV, TB atau epilepsi, cek metode yang cocok  139. Jika tidak cocok, pilih/ganti ke IUD atau suntik.
Perdarahan vagina Tiap kunjungan Jika perdarahan abnormal vagina: jika sudah memakai kontrasepsi, lihat metode untuk menangani  139. Jika belum memakai kontrasepsi  61.
Berat badan (IMT) Kunjungan pertama, lalu per tahun IMT = Berat Badan (kg) : [Tinggi Badan (m) x Tinggi Badan (m)]. Jika IMT ≥ 23 periksa dan tangani risiko penyakit kardiovaskular  111.
TD Kunjungan pertama, kunjungan • Cek TD  119.
selanjutnya dengan pil atau suntikan • Jika diketahui hipertensi atau TD ≥ 140/90mmHg, hindari/ganti dari kontrasepsi oral kombinasi. Jika TD ≥ 160/100mmHg, juga hindari/ganti dari metode suntik.
Cek payudara Kunjungan pertama, lalu per tahun Cek benjolan payudara 48 dan ketiak  30.
Kehamilan Tiap kunjungan • Sebelum memasang kontrasepsi, periksa kehamilan1. Jika hamil 140.
• Jika diduga hamil (mual/nyeri payudara atau jika pasien menggunakan IUD/kontrasepsi suntik dan menstruasi terlambat), tes kehamilan. Jika hamil 140.
HIV Tiap kunjungan Tes HIV  97.
Skrining serviks Saat diperlukan Jika pasien berusia 30-50 tahun dan tidak pernah skrining serviks dalam 5 tahun terakhir, lakukan skrining serviks  59.

Edukasi pasien memulai dan menggunakan kontrasepsi


• Edukasi penggunaan kondom yang benar. Diskusikan jika ada masalah dengan metode kontrasepsi. Cari alternatif dibandingkan berhenti dan berisiko kehamilan yang tidak diinginkan.
• Sarankan pasien yang memakai pil atau implan untuk memberitahu dokter jika memulai perawatan ARV, TB atau epilepsi karena dapat mengganggu efektivitas pil atau implan.
• Jika memakai pil hormonal dan ≥ 72 jam terjadi diare/muntah, edukasi untuk gunakan kondom atau abstinens (lanjutkan hingga 7 hari setelah gejala mereda).
• Demonstrasi dan berikan kondom pria/wanita. Rekomendasi dua kontrasepsi: satu metode kontrasepsi plus kondom untuk melindungi dari penyakit menular seksual dan HIV..
• Sarankan pasien untuk tidak berganti pasangan dalam satu waktu. Jika HIV negatif, sarankan pasangan tes HIV. Edukasi pasangan untuk tes HIV.
• Edukasi tentang ketersediaan kontrasepsi darurat (lihat di atas) dan memberhentikan kehamilan  141 untuk mencegah kehamilan yang tidak diinginkan.

1
Jika pasien berhubungan seks tanpa pengaman 7 hari setelah menstruasi terakhir, sarankan pasien untuk abstain atau gunakan kondom hingga menstruasi berikutnya. Mulai kontrasepsi saat menstruasi mulai. Jika menstruasi terlambat, lakukan tes kehamilan.
138
Rawat pasien dengan memulai dan menggunakan kontrasepsi
Jika sudah menggunakan kontrasepsi dan pasien merasa puas, periksa apakah metode masih sesuai. Jika memulai/mengganti kontrasepsi, bantu pasien untuk memilih metode:
Metode Bantu pasien memilih metode Instruksi penggunaan Efek samping
Intrauterine device (IUD) • Efektif untuk 10 tahun. • Jika pemasangan setelah hari ke-12 siklus, • Menstruasi berat atau nyeri: yakinkan biasanya membaik dalam 3-6
• IUD tembaga (Cu-IUD) • Kesuburan kembali setelah pelepasan. periksa dahulu kehamilan. bulan. Untuk penilaian dan penanganan  61. Jika terjadi perdarahan
• Hindari jika sedang IMS, perdarahan vagina tidak jelas, • Dapat dipasang dalam 48 jam / 4 minggu berlebih setelah pemasangan atau jika lemas dan Hb<12 g/dL, rujuk.
uterus/serviks abnormal. post partum oleh staf terlatih. • Mengiritasi penis pasangan selama seks: potong pendek benang IUD.
Implan subdermal • Bertahan selama 3 tahun. • Batang plastik ganya dibawah kulit lengan • Amenorea: yakinkan itu umum terjadi.
• Levonorgestrel (satu batang 3 • Kesuburan kembali setelah pelepasan. atas. • Perdarahan abnormal: umum. Untuk penilaian dan penanganan  61.
tahun) • Hindari jika perdarahan vagina tidak jelas, riwayat kanker • Jika pemasangan setelah hari ke-5 siklus, • Jerawat: ganti COC atau metode non-hormonal.
payudara atau penyakit liver aktif. gunakan kondom atau abstain selama 7 hari. • Nyeri kepala: jika berat, ganti ke metode non-hormonal.
• Gunakan dengan hati-hati1 jika menggunakan ARV, • Harus dipasang/dilepas oleh staf terlatih. • BB naik (kurang dengan pil progesterone saja)
rifampicin atau fenitoin. • Murung: yakinkan bahwa harus diselesaikan. Dalam sebulan terakhir
Injeksi progestogen • Injeksi 8 atau 12 mingguan. • Jika dimulai setelah hari ke-5 siklus, gunakan apakah pasien: 1) merasa sedih, depresi, putus asa atau 2) merasa
• Medroxyprogesterone acetate • Kesuburan dapat tertunda hingga 1 tahun kondom atau abstain selama 7 hari. sedikit minat atau kesenangan dalam melakukan sesuatu? Jika ya,
(DMPA) IM 150mg 12 mingguan atau • Hindari jika perdaraha vagina, TD 160/100mmHg, riwayat • Tidak perlu mengatur interval dosis ARV, TB, pertimbangkan mengganti metode dan  129.
• Noresthisterone enanthate (NET- kanker payudara, penyakit jantung, stroke, hepar atau obat epilepsi.
EN) IM 200mg 8 mingguan komplikasi diabetes.
Pil progestogen saja (POP) • Harus termotivasi untuk minum pil setiap hari. • Harus dikonsumsi setiap hari pada waktu
• Levonorgestrel 30 mcg • Kesuburan kembali ketika konsumsi pil berhenti. yang sama (tidak lebih dari 3 jam terlambat).
• Hindari jika riwayat kanker payudara, penyakit hepar / • Jika dimulai setelah hari ke-5 siklus, gunakan
sedang konsumsi rifampicin, fenitoin / barbiturat. komdom atau abstain selama 2 hari.
Kontrasepsi oral kombinasi (COC) • Gunakan dengan hati-hati2 jika mengonsumsi ARV. • Harus dikonsumsi setiap hari pada waktu • Perdarahan abnormal umum 3 bulan pertama. Untuk penanganan  61.
• Ethinylestradiol/levonorgestrel • Hindari COC jika perokok ≥35 tahun, migrain dan ≥ 35 yang sama. • Nyeri payudara, mual: yakinkan biasanya membaik dalam 3 bulan.
30/150 mcg tahun atau gangguan penglihatan, postpartum3, TD • Jika dimulai setelah hari ke-5 siklus, gunakan • Nyeri kepala: jika migrain dan ≥ 35 tahun atau gangguan penglihatan,
160/90mmHg, hipertensi, risiko CVD >10%, riwayat/ kondom atau abstain selama 7 hari. ganti ke metode non-hormonal.
sedang trombosis vena dalam/emboli pulmonal, riwayat • Jika ≥ 72 jam diare/muntah, sarankan • Murung: yakinkan bahwa harus diselesaikan. Dalam sebulan terakhir
stroke, penyakit jantung iskemik atau komplikasi diabetes, untuk menggunakan kondom atau abstain apakah pasien: 1) merasa sedih, depresi, putus asa atau 2) merasa
kepatuhan rendah. (lanjutkan selama 7 hari setelah membaik). sedikit minat atau kesenangan dalam melakukan sesuatu? Jika ya,
pertimbangkan mengganti metode dan  129.
Sterilisasi • Kontrasepsi permanen. • Rujuk untuk penilaian. Luka nyeri, infeksi atau perdarahan: rujuk.
• Ligasi tuba/vasektomi • Prosedur operasi. • Persetujuan tertulis diperlukan.

Tangani pasien yang melewatkan suntikan atau pil

Melewatkan suntikan Melewatkan pil progestogen saja Melewatkan kontrasepsi oral kombinasi (>24 jam terlambat)
• Jika terlambat ≤ 2 minggu (NET-EN) atau ≥ 4 minggu (DMPA): (>3 jam terlambat) • Melewatkan 1 atau 2 pil aktif: minum 1 pil segera dan 1 pil setelahnya pada waktu yang sama.
berikan injeksi. • Minum pil sesegera mungkin setelah • Melewatkan ≥ 3 pil aktif: minum 1 pil segera dan pil setelahnya pada waktu yang sama.
• Jika terlambat > 2 minggu (NET-EN) atau > 4 minggu (DMPA): ingat, lanjutkan dan gunakan kondom Gunakan kondom atau abstain selama 7 hari.
- Periksa kehamilan. Jika hamil 140. atau abstain hingga akhir bulan. - Jika pil terlewat dalam 7 pil aktif terakhir paket: hilangkan pil tidak aktif dan mulai pil aktif
- Jika tidak hamil: beri injeksi dan gunakan kondom atau • Jika seks tidak amat dalam 5 hari terakhir, berikutnya.
abstain selama 7 hari. Jika seks tidak amat dalam 5 hari tawarkan juga kontrasepsi darurat  138. - Jika pil terlewat dalam 7 pil aktif pertama paket dan pasien melakukan seks tidak aman
terakhir, tawarkan juga kontrasepsi darurat  138. dalam 5 hari terakhir: tawarkan juga kontrasepsi darurat  138.

Tindaklanjuti pasien dengan pil kontrasepsi oral kombinasi setelah 3 bulan, kemudian setiap tahun. Tindaklanjuti pasien dengan IUD 6 minggu setelah pemasangan untuk memeriksa benang.
1
Implan subdermal dapat kurang efektif pada ARV, rifampicin dan feniotin. Sarankan pasien menggunakan kondom dengan benar. 2Kontrasepsi oral dapat kurang efektif pada ARV. Sarankan pasien menggunakan kondom dengan benar. 3Hindari COC
selama 6 minggu setelah melahirkan dan selama 6 bulan jika menyusui.

KESEHATAN
WANITA
Kehamilan
Berikan perhatian segera pada pasien hamil jika:
• Kejang atau baru-baru ini kejang • Suhu ≥ 38°C dan sakit kepala, lemah, • Perdarahan vagina
• TD ≥ 140/90mmHg dan Nyeri kepala berlanjut/penglihatan kabur/nyeri perut: nyeri punggung, nyeri perut • Pergerakan janin berkurang/tidak ada  142
tangani sebagai preeklamsia berat • Kesulitan bernapas • Kontraksi nyeri < 37 minggu: kemungkinan persalinan prematur
• TD ≥ 160/110mmHg dan ≥ 2+ proteinuria: tangani sebagai preeklamsia berat • Betis nyeri bengkak • Cairan bening atau pucat keluar tiba-tiba dari vagina tanpa kontraksi:
• TD ≥ 160/110mmHg tanpa proteinuria: tangani sebagai hipertensi berat kemungkinan KPD (ketuban pecah dini)
Tata laksana:
• Jika kesulitan bernapas, berikan masker • Jika TD < 90/60mmHg, infus NaCl 0,9% 250mL secara cepat, ulangi hingga TD sistolik > 90mmHg. • Jika suhu ≥ 38°C, IV/IM ampicilin1 2g dan IM
oksigen dan rujuk segera. Lanjutkan infus 1L per 6 jam. Hentikan jika terjadi perburukan napas. gentacimin 80mg dan rujuk segera.

Kejang atau baru kejang Preeklamsia Hipertensi Perdarahan vagina Persalinan KPD
berat berat prematur (ketuban pecah dini)
• Jika < 20 minggu 24. Kehamilan dini < 22 minggu3 Kehamilan
• Jika di antara 20 minggu dan 1 di akhir ≥ 24 • Jika < 24 • Konfirmasi cairan
minggu postpartum, tangani Mulut serviks terbuka/dilatasi atau jaringan yang minggu33 minggu: rujuk. amniotik dengan
sebagai eklamsia: tertinggal dalam rahim setelah kehamilan ada • Jika 24-34 speculum steril: lakmus
- Baringkan pasien pada posisi dalam mulut serviks/vagina? • Hindari minggu: berganti biru.
miring ke kiri. pemeriksaan - Berikan • Hindari pemeriksaan
- Hindari memasukkan apapun ke Tidak: Ya: Kemungkinan abortus dalam dexamethasone dalam vagina.
dalam mulut. Kemungkinan inkomplit atau abortus insipiens vagina. 6mg IM per • Jika korioamnionitis4:
- Berikan 100% masker oksigen. abortus • Berikan infus 12 jam hingga - IV/IM ampisilin1 2g dan
- Berikan magnesium sulfat: imminens • Berikan ergometrin dan infus, seperti di 4 dosis. IV gentamicin 5mg/kg.
atau abortus kemudian rujuk. atas. - Berikan - Rujuk segera.
• Berikan magnesium sulfat 4g dalam 10mL komplit • Jika perdarahan hebat • Rujuk segera. nifedipine 10mg • Jika tidak
aquadest IV secara perlahan selama 20 menit. (pembalut basah dalam secara oral per korioamnionitis4:
• Lanjutkan magnesium sulfat 6g dalam 500mL Rujuk segera < 5 menit): 8 jam. - Jika ≥ 34 minggu: jika
Ringer laktat IV per 6 jam. untuk periksa - Berikan cairan infus seperti - Cek TD setiap tidak dalam persalinan
• Pasang kateter uretra dan catat jumlah urin tiap jam. kehamilan di atas. 30 menit. aktif 8 jam setelah
• Hentikan magnesium sulfat jika jumlah urin ektopik. - Berikan dosis tunggal Jika TD KPD, rujuk segera.
< 100mL dalam 4 jam atau laju napas < 16 atau ergometrine 0,2mg IM. Ulangi < 90/60mmHg, - Jika < 34 minggu:
refleks lutut hilang. tiap 15 menit seperlunya. berikan cairan berikan erythromycin
• Jika kejang berulang atau pasien tidak berespon, • Jika nyeri, berikan paracetamol infus seperti di 400mg per 6 jam.
diskusikan. 500mg per 8 jam. atas. Jika 24-24 minggu,
• Rujuk segera. • Jika > 34 minggu: juga berikan IM
Rujuk segera. lanjutkan dexamethasone 6mg
Jika suhu ≥ 38°C, nadi ≥ 100 atau keputihan bau, persalinan. per 12 jam hingga 4
IV/IM ampisilin1 2g dan gentamicin 5mg/kg dan • Rujuk segera. dosis. Rujuk segera.
IV metronidazole 500mg per 8 jam.

Lakukan ANC pada pasien hamil yang tidak memerlukan perhatian segera 141.

1
Jika alergi penisilin, diskusikan. 2Jika laju napas < 16, IV kalsium glukonat 10% 1g secara perlahan selama 10 menit. 3Jika usia gestasi tidak diketahui, tangani sebagai kehamilan tahap akhir jika uterus terlihat di atas umbilikus. 4Suhu ≥ 38°C, nyeri perut atau
air ketuban bau.
140
Pendekatan pada pasien yang baru didiagnosis hamil yang tidak memerlukan perhatian segera.

Identifikasi pasien hamil yang memerlukan rujukan perawatan antenatal


• Masalah kesehatan saat ini: diabetes, hipertensi, penyakit jantung/ginjal, asma, pengobatan TB, epilepsi, hepatitis B, sifilis, konsumsi alkohol/narkoba
• Masalah kehamilan saat ini: rhesus negatif dengan antibodi, kehamilan ganda, umur < 19 tahun, perdarahan vagina atau massa pelvis
• Riwayat masalah kehamilan: abortus atau kematian neonatal, keguguran ≥ 3 berturut-turut, berat badan lahir < 2500g atau > 4500g, dirawat karena
hipertensi atau preeklamsia, kelainan kongenital
• Riwayat operasi saluran reproduksi (termasuk operasi caesar)

Jika tidak memerlukan rujukan ke perawatan antenatal, lakukan ANC di fasilitas layanan primer 142.

141
Antenatal Care (ANC)
Periksa pasien hamil saat kunjungan sebanyak 6 kali, 1 di trimester kesatu, 2 di trimester kedua, 3 di trimester ketiga
Periksa Waktu periksa Catatan
Gejala Tiap kunjungan Tangani gejala seperti di halaman gejala. Cek jika pasien memerlukan perhatian segera  140.
Hari Perkiraan Lahir (HPL) Kunjungan awal Tuliskan di kartu antenatal. Jika pasien ≥ 40 minggu, konfirmasi HPL dan rujuk untuk evaluasi janin dan kemungkinan induksi persalinan.
Gerakan janin Tiap kunjungan mulai minggu ke-20 Jika gerakan janin menurun atau absen, pasien berbaring di satu sisi dan catat gerakan pada kick chart. Jika < 10 gerakan dalam 2 jam, rujuk untuk periksa lebih lanjut.
Kesehatan mental Tiap kunjungan • Dalam sebulan terakhir, apakah pasien: 1) merasa sedih, depresi, putus asa atau 2) hilang minat atau kesenangan melakukan aktivitas? Jika ya untuk
salah satu  129.
• Dalam setahun terakhir, apakah pasien: 1) minum ≥ 4 porsi1/sesi, 2) konsumsi narkoba atau 3) menyalahgunakan resep atau obat apotek? Jika ya pada salah
satu  128.
IMT2 Kunjungan awal • IMT < 18,5: periksa TB  92, cek berat badan pada setiap kunjungan, rujuk untuk dukungan gizi.
• IMT > 30: rujuk. Pasien melahirkan di rumah sakit.
Abdomen Tiap kunjungan • Jika ada massa selain uterus di perut atau panggul, rujuk untuk diperiksa.
• Tuliskan tinggi fundus normal pada kartu antenatal: ukur dalam sentimeter dan minggu kehamilan. Jika > 3cm perbedaan, rujuk.
• Jika sungsang/malpresentasi pada minggu ke-37, rujuk.
Keputihan Tiap kunjungan • Jika keputihan abnormal, tangani sebagai Penyakit Menular Seksual  53.
• Jika keluar air ketuban tiba-tiba tanpa kontraksi: kemungkinan ketuban pecah dini  140. Jika air ketuban sedikit, rujuk. Hindari pemeriksaan dalam.
TD Tiap kunjungan • Jika TD ≥ 140/90mmHg, ulangi setelah 1 jam berbaring di sisi kiri. Jika TD ke-2 normal, ulangi setelah 2 hari. Jika TD ke-2 tetap naik, cek protein urin carik celup:
(TD normal jika < - Tidak ada proteinuria: mulai metildopa 250mg per 12 jam dan rujuk segera. Sarankan untuk segera kembali jika sakit kepala, penglihatan kabur, nyeri perut.
140/90mmHg) - Jika TD ≥ 140/90mmHg dan ≥ 1 + proteinuria, rujuk ke rumah sakit. Jika TD ≥ 140/90mmHg dan gejala atau TD ≥ 160/110mmHg, tangani 140.
Jadwalkan USG Kunjungan awal Jadwalkan USG pada minggu 18-22.
Urin carik celup: Tiap kunjungan • Jika carik celup normal dengan disuria (uretra terasa terbakar) atau mengandung leukosit atau nitrit, tangani sebagai infeksi saluran kemih komplikata  63.
tes urin bersih, paruh • Jika proteinuria, cek TD:
tengah - TD ≥ 160/110mmHg, tangani sebagai preeklamsia berat 140.
- TD < 140/90mmHg dan ≥ 2 + proteinuria, rujuk untuk periksa penyakit ginjal. Jika TD < 140/90mmHg dan < 2 + proteinuria, periksa ulang di kunjungan
antenatal selanjutnya.
• Jika glukosa pada urin, cek risiko diabetes.
Risiko diabetes • Minggu ke-26 • Pada minggu ke-26, lakukan tes toleransi glukosa oral4: jika gula darah puasa ≥ 90mg/dL, setelah 1 jam ≥ 180mg/dL atau 2 jam ≥ 155mg/dL, rujuk.
• Jika risiko tinggi3: juga di • Jika risiko tinggi saat kunjungan awal, cek gula darah  22. Jika diabetes, rujuk
kunjungan awal
Hemoglobin (Hb) Kunjungan awal, minggu ke-30 • Jika Hb < 7g/dL atau pucat dengan laju napas > 30, pusing/pingsan atau nyeri dada, rujuk ke rumah sakit di hari yang sama.
jika pucat • Jika Hb 7-11g/dL, tangani  143 dan periksa ulang pada kunjungan antenatal selanjutnya.
Rhesus hasil tes cepat Kunjungan awal Jika rhesus negatif, rujuk. Berikan IM anti-D imunoglobulin 250mcg pada minggu 28 dan segera setelah persalinan. Berikan juga jika keguguran, ektopik atau
cedera perut.
Sifilis Kunjungan awal, minggu ke-30 Jika positif  57.
HIV Kunjungan awal, minggu ke 30-32 • Tes HIV  97. Jika pasien menolak, tawarkan tes pada tiap kunjungan, bahkan saat persalinan awal.
jika negatif • Jika positif HIV, rujuk ke spesialis untuk persalinan dengan spesialis.

1
Satu kali minum setara dengan 1 gelas kecil (125mL) anggur atau 1 kaleng/botol (330mL) bir. 2IMT = Berat Badan (kg) : [Tinggi Badan (m) x Tinggi Badan (m)]. 3Risiko tinggi dari diabetes gestasional adalah jika: riwayat diabetes gestasional, glukosa pada urin,
riwayat diabetes di keluarga, IMT > 30 atau bayi sebelumnya berat > 4,5kg. 4Tes toleransi glukosa oral: ambil spesimen glukosa pada darah puasa setelah puasa semalaman. Berikan glukosa oral 75g dilarutkan di 250mL air dan diminum dalam 5 menit. Ambil
spesimen glukosa darah 1 jam dan 2 jam setelahnya.
142
Edukasi pasien hamil
• Edukasi berhenti merokok, minum alkohol, menggunakan narkoba dan/atau menyalahgunakan obat. Dukung pasien untuk berubah  153. Edukasi pasien untuk tidak minum obat selain diresepkan
dokter.
• Edukasi pasien menghindari makanan yang berpotensi bahaya: susu tidak dipasteurisasi, keju, daging mentah atau tidak dimasak, telur mentah, dan kerang. Edukasi untuk mengurangi kopi.
• Diskusi seks aman. Edukasi pasien untuk gunakan kondom selama kehamilan dan hanya bersama 1 pasangan.
• Pastikan pasien mengenali tanda-tanda darurat pada kehamilan  140 dan persalinan dini.
• Diskusi kontrasepsi setelah persalinan  138.
• Berikan pasien saran untuk hindari penyakit yang menular melalui nyamuk:
- Hindari bepergian ke daerah DBD/malaria.
- Jika di daerah DBD/malaria:
• Gunakan lotion anti serangga dan lindungi kulit dengan memakai baju/celana lengan panjang dan topi.
• Tinggal di tempat ber-AC jika memungkinkan.
• Tidur dengan kelambu berinsektisida.
• Jika HIV, bantu pasien tentukan cara makan sesuai pilihan, dukungan sosial/keluarga, kesediaan dan keterjangkauan formula dan akses ke air bersih.
• Terlepas dari status HIV, sarankan ASI eksklusif selama 6 bulan: hanya ASI (tanpa formula, air, sereal) dan jika terpapar HIV, zidovudin dan co-trimoxazole profilaksis.
• Rujuk ke layanan jika risiko kesehatan jiwa: riwayat depresi/cemas atau riwayat keluarga, < 20 tahun, kehamilan tidak diinginkan, dukungan sosial/keluarga kurang, pasang tidak ada/tidak mendukung,
kekerasan dalam rumah tangga, musibah dalam setahun terakhir, HIV tidak dilaporkan.

Tata laksana pasien hamil


• Berikan zat besi/asam folat 60mg/40mcg tiap hari. Hindari teh/kopi/susu/kalsium 2 jam setelah minum tablet. Jika Hb ≤ 11g/dL, berikan zat besi/asam folat 60mg/40mcg per 12 jam selama 3 bulan
dan periksa ulang. Anjurkan untuk minum tablet dengan vitamin C atau makanan tinggi vitamin C seperti buah-buahan jeruk.
• Jika hamil selama musim dingin, berikan vaksin influenza.
• Cek jika imunisasi DPT (difteria, tetanus dan pertusis) lengkap (3 dosis tetanus/difteria sebelumnya):
- Jika lengkap, berikan 1 dosis vaksin Tdap (tetanus, difteri, aselular pertusis) pada kehamilan 27-36 minggu.
- Jika tidak lengkap/tidak diketahui, berikan 3 dosis vaksin Td (tetanus dan difteri): segera, lalu setelah 1 dan 6 bulan. Pasikan 1 dosis juga mengandung Tdap (aselular pertusis), idealnya pada minggu
27-36.
• Tangani risiko preeklamsia jika kehamilan pertama, hipertensi, diabetes, penyakit ginjal, kehamilan kembar, IMT > 30, riwayat preeklamsia atau riwayat keluarga, < 18 tahun atau > 35 tahun, > 10 tahun
sejak kehamilan terakhir:
- Berikan kalsium elemental 1,5g tiap hari (waktu yang berbeda dengan zat besi1) mulai minggu 20.
- Berikan aspirin 75mg tiap hari mulai minggu 14. Hentikan 10 hari sebelum HPL.
• Cegah malaria di daerah malaria jika tidak dalam pengobatan co-trimoxazole: berikan sulfadoxine pyrimethamine (500/25mg) 3 tablet pada tiap kunjungan antenatal setidaknya berselang 1 bulan,
mulai minggu 14.
• Berikan dosis tunggal abendazole 400mg atau mebendazole 500mg setelah minggu 14.
• Jika HIV atau tidak dalam pengobatan ARV, rujuk ke spesialis untuk inisiasi ARV di minggu yang sama.

Tangani bayi terpapar HIV segera setelah lahir


• Berikan bayi yang lahir dari ibu positif HIV sirup zidovudine (10mg/mL) segera setelah lahir sesuai berat badan: < 2,0kg: 0,4mL/kg; 2,0 - 2,5kg: 1mL; ≥ 2,5kg: 1,5mL.
• Tentukan berapa lama untuk memberikan sirup zidovudin ke bayi  146.

Berikan pelayanan postnatal pada ibu dan bayi 144.

1
Kalsium dapat mengganggu penyerapan zat besi.
143
Post Natal Care (PNC)
Berikan perhatian segera pada pasien jika:
• Perdarahan hebat (pembalut basah dalam < 5 menit): kemungkinan perdarahan postpartum • TD < 90/60mmHg
• Kejang atau baru kejang hingga 1 minggu postpartum 140. • Nadi ≥ 100
• TD ≥ 140/90mmHg dan sakit kepala/penglihatan kabur/nyeri perut: tangani sebagai preeklamsia • Robek hingga anus atau rektum
berat 140. • Pucat dengan laju napas > 30, pusing/pingsan atau nyeri dada
• Merasa tidak enak badan dan suhu > 38°C • Pucat dengan Hb < 7g/dL

Tata laksana:
• Jika TD < 90/60mmHg atau perdarahan dengan nadi ≥ 100, infus NaCl 0,9% 250mL secara cepat, ulangi hingga TD sistolik > 90mmHg. Lanjutkan infus 1L per 6 jam. Hentikan jika terjadi
perburukan napas.
• Jika kemungkinan perdarahan postpartum:
- Pijat uterus dan kosongkan kandung kemih (dengan kateter jika perlu).
- Suntik oxytocin 10IU IM, lalu 20IU dalam 1L NaCl 0,9% 200mL/jam IV.
- Pastikan plasenta sudah keluar. Jika peregangan tali pusat terkendali gagal, coba persalinan manual dan IV/IM ampicilin1 2g.
- Jika uterus masih lunak setelah ini, IV/IM ergometrine2 0,2mg atau misoprostol 400mcg sublingual dan lanjutkan pijat uterus.
- Jika perdarahan masih hebat, lakukan kompresi bimanual3 atau kompresi aorta eksternal4 atau NASG (non-pneumatic anti-shock garment) jika tersedia saat transfer.
• Jika merasa tidak sehat dan suhu > 38°C: IV/IM clindamycin 150mg dan IM gentamicin 80mg.
• Rujuk segera.

Periksa ibu dan bayi pada 3 hari, 10 hari, dan 6 minggu setelah persalinan.
Periksa Waktu periksa Catatan
Gejala Tiap kunjungan • Tangani gejala pada ibu seperti pada halaman gejala. Tangani gejala pada bayi dengan panduan IMCI.
• Tanya tentang inkontinensia urin (tidak dapat menahan urine sehingga mengompol). Jika masih terjadi pada minggu ke-6, tangani untuk masalah buang air kecil  63.
Depresi Tiap kunjungan Dalam sebulan terakhir, apakah pasien: 1) merasa sedih, depresi, putus asa atau 2) hilang minat atau kesenangan melakukan aktivitas? Jika ya untuk salah satu  129.
Konsumsi alkohol/narkoba Tiap kunjungan Dalam setahun terakhir, apakah pasien: 1) minum ≥ 4 porsi/sesi, 2) konsumsi narkoba atau 3) menyalahgunakan resep atau obat apotek? Jika ya pada salah satu  128.
KB Tiap kunjungan Periksa keperluan kontrasepsi pasien  138.
Asupan ASI bayi Tiap kunjungan • Jika menyusui: cek masalah payudara  48. Cek bahwa bayi menyusu dengan baik dan tidak dikombinasi dengan susu formula.
• Jika diberikan susu formula: pastikan kadar pencampuran formula dan air dan bahwa formula terjangkau, aman, dan berkelanjutan.
Bayi Tiap kunjungan Periksa dan tangani bayi sesuai panduan IMCI. Pastikan bari menerima imunisasi saat lahir dan saat kunjungan minggu ke-6.
Perut dan perineum Tiap kunjungan • Jika luka perineum atau perut: cek pemulihan dan, jika perlu, lepaskan jahitan pada kunjungan hari ke-10.
• Jika perut sakit, keluar cairan bau atau kontraksi uterus kurang baik: cek suhu dan rujuk segera.
TD Tiap kunjungan Cek TD. Jika TD ≥ 140/90mmHg, cek ulang setelah 1 jam istirahat. Jika TD masih ≥ 140/90mmHg  119, kecuali ≤ 1 minggu postpartum: rujuk  140.
Gangguan psikotik Tiap kunjungan • Pikiran kurang jernih dengan ≥ 1 dari:
- Halusinasi (melihat/ mendengar sesuatu yang tidak ada)
- Delusi (meyakini yang tidak normal)
- Berbicara atau perilaku tidak teratur 86.
Lanjut periksa ibu dan bayi 145.
1
Jika alergi penisilin, diskusi. Hindari jika eklamsia, preeklamsia atau hipertensi. Kompresi bimanual: masukkan kepalan tangan ke dalam vagina, punggung tangan mengarah ke posterior, ruas jari di fornix anterior. Letakkan tangan lain pada perut di
2 3

belakang uterus dan tekan uterus dengan kuat di antara tangan. 4Kompresi aorta eksternal: tekan dengan kepalan tangan persis di atas umbilikus hingga denyut femoral tidak terasa. 5Satu kali minum setara dengan 1 gelas kecil (125mL) anggur atau 1
kaleng/botol (330mL) bir.
144
Periksa Waktu periksa Catatan
Tes HIV pada ibu • Jika belum • Tes HIV  97. Jika positif HIV, rujuk ke spesialis.
• Di minggu ke-6
• Jika menyusui: setiap 3 bulan
Tes HIV pada bayi yang • Di minggu ke-6 • Tentukan tes HIV yang mana:
terpapar HIV • Di bulan ke-9 jika tes sebelumnya negatif - Jika < 18 bulan, lakukan PCR DNA. Jika tidak tersedia, lakukan tes cepat. Jika positif, rujuk ke spesialis.
• Di bulan ke-18 jika tes sebelumnya negatif - Jika ≥ 18 bulan  97.
• Jika ibu didiagnosis HIV ketika menyusui atau bayi tidak sehat, lakukan tes HIV di hari yang sama.
Hemogblobin (Hb) Jika pucat Jika Hb < 7g/dL, rujuk segera. Jika Hb 7-11g/dL, tangani seperti di bawah.
Sifilis Jika belum Tes ibu untuk sifilis: jika positif, tangani ibu dan bayi  57.
Skrining serviks Di minggu ke-6 jika perlu Lakukan skrining serkvis  59.

Edukasi ibu
• Anjurkan ibu untuk berkegiatan aktif setelah melahirkan, istirahat dan makan cukup. Edukasi ibu agar jaga perineum bersih dan ganti pembalut setiap 4-6 jam.
• Edukasi untuk segera kembali jika perdarahan hebat, keputihan bau, luka kemerahan/bau/bernanah, demam, pusing, Nyeri kepala hebat, penglihatan kabur, nyeri perut hebat, nyeri betis hebat atau
bayi tidak sehat.
• Berikan edukasi ASI:
- Terlepas dari status HIV, anjurkan ASI eksklusif selama 6 bulan: bayi hanya minum ASI (tidak diberi susu formula, air, sereal) dan jika terpapar HIV, zidovudine dan co-trimoxazole profilaksis.
- Rujuk ke kelompok dukungan menyusui bayi
- Edukasi ibu pekerja untuk pertimbangkan memerah susu saat bepergian.
- Jika pasien memilih untuk memberikan susu formula, pastikan harga terjangkau, praktis, dapat diterima, aman dan berkelanjutan. Cek susu formula sudah disiapkan dengan baik. Jangan sarankan
menyusui kombinasi (formula dan ASI) sebelum umur 6 bulan.
- Mulai dari 6 bulan, kenalkan makanan dan lanjutkan dengan pilihan makanan.
- Jika ibu positif HIV, lanjutkan menyusui hingga 1 tahun jika ibu dalam pengobatan ARV dan hingga setidaknya 2 tahun jika bayi didiagnosis positif HIV.
- Jika ibu negatif HIV, lanjutkan menyusui hingga setidaknya 2 tahun. Jelaskan pentingnya tes HIV rutin saat menyususi.
• Jika ibu positif HIV: pastikan ibu paham cara memberikan sirup nevirapin dan zidovudine dengan benar.
• Edukasi ibu dan bayi tidur dengan kelambu berinsektisida jika di daerah malaria.

Tangani ibu
• Lanjutkan zat besi/asam folat 60mg/400mcg tiap hari selama 3 bulan. Jika Hb 7-11g/dL, berikan zat besi/asam folat 60mg/400mcg per 12 jam selama 3 bulan dan periksa ulang. Cek hasil rhesus tes
cepat antenatal: jika rhesus negatif, rujuk untuk anti-D imunoglobin.
• Cek imunisasi tetanus, difteri dan pertusis lengkap (3 dosis tetanus/difteri termasuk 1 dosis aselular pertusis). Jika tidak, berikan dosis vaksin tetanus dan difteri (Td) yang belum diberikan, segera, jarak
1 dan 6 bulan. Jika belum pernah vaksin tetanus, difteri, aselular pertusis (Tdap), pastikan 1 dosis juga mengandung aselular pertusis (Tdap).
• Jika robekan perineum atau luka abdomen nyeri, berikan paracetamol 500mg per 8 jam seperlunya hingga maksimal 5 hari.

Tangani bayi yang terpapar HIV


Tentukan pilihan dan durasi PMTCT 146.

145
Pencegahan Penularan HIV dari Ibu ke Anak (PPIA/PMTCT)
Pendekatan pada bayi terpapar HIV (ibu diketahui menderita HIV)
Mulai dengan profilaksis pasca pajanan secepatnya dalam 6-12 jam setelah lahir:

Ibu dalam pengobatan ARV Ibu tidak dalam


pengobatan ARV
Apakah ibu pernah tes HIV negatif lalu menjadi positif saat kehamilan ini?

Tidak Ya

Apakah ibu dalam pengobatan ARV selama ≥ 4 minggu sebelum kelahiran?

Ya Tidak

Apakah viral load diambil dalam 4 minggu terkahir kehamilan?

Tidak Ya

Viral load ≤ 50kopi/mL Viral load > 50kopi/mL

Risiko transmisi HIV rendah Risiko tertular HIV tinggi

Berikan zidovudin per 12 jam selama 6 minggu (lihat tabel). Diberi alternatif ASI/susu formula Menyusui dengan ASI

Berikan zidovudin per 12 jam selama 6 minggu (lihat tabel). • Berikan zidovudin per 12 jam selama 6 minggu (lihat tabel) dan
nevirapine setiap hari selama 12 minggu (lihat tabel).
• Jika bayi > 12 bulan dan ibu mampu memberikan asupan makanan
yang aman dan adekuat, sarankan untuk stop menyusui.

Tangani bayi terpapar HIV


• Berikan PMTCT: zidovudin dengan/tanpa nevirapine tergantung pada risiko penularan. Dosis sesuai berat badan dan umur (lihat tabel). Jika ≤ 35 minggu kehamilan, rujuk ke rumah sakit.
• Mulai co-trimoxazole pada umur 6 minggu. Dosis sesuai berat badan (lihat tabel). Hentikan jika negatif HIV 3 bulan setelah menyusui terakhir kali.
Sirup zidovudin (10mg/mL) Sirup nevirapine (10mg/mL) Sirup co-trimoxazole
Berat lahir (lahir > 35 minggu) Umur Dosis Berat lahir (lahir > 35 minggu) Umur Dosis (40/200mg/5mL)
< 2.0kg Bayi hingga 6 minggu 0,4mL/kg/dosis per 12 jam < 2.0kg Bayi hingga 6 minggu 0,2mL/kg tiap hari Berat Dosis
2.0-2.49kg Bayi hingga 6 minggu 1mL per 12 jam 2.0-2.49kg Bayi hingga 6 minggu 1mL tiap hari 3.0-5.9kg 2,5mL tiap hari
≥ 2.5kg Bayi hingga 6 minggu 1,5mL per 12 jam ≥ 2.5kg Bayi hingga 6 minggu 1,5mL tiap hari 6.0-13.9kg 5mL tiap hari
- 6 minggu hingga 12 minggu 6mL per 12 jam - 6 minggu hingga 2mL tiap hari
12 minggu

146
Menopause
• Periksa kehamilan sebelum diagnosis menopause. Jika hamil 140.
• Menopause adalah tidak menstruasi selama setidaknya 12 bulan berturut-turut. Kebanyakan wanita mengalami gejala menopause dan menstruasi tidak teratur selama perimenopause.
• Jika wanita < 40 tahun, rujuk ke spesialis.

Periksa pasien menopause


Periksa Waktu periksa Catatan
Gejala Tiap kunjungan • Tanya tentang gejala menopause: sensasi rasa panas, keringat malam, vagina kering, perubahan mood, kesulitan tidur  88 dan disfungsi seksual  62.
• Jika keringat malam, tanya tentang gejala TB lain: jika batuk ≥ 2 minggu, berat badan turun atau demam ≥ 2 minggu periksa TB  92.
• Tangani gejala lain seperti di halaman gejala.
Depresi Tiap kunjungan Dalam sebulan terakhir, apakah pasien: 1) merasa sedih, depresi, putus asa atau 2) hilang minat atau kesenangan melakukan aktivitas? Jika ya untuk salah satu  129.
Fungsi tiroid Saat diagnosis Jika berat badan berubah, nadi ≥ 100, tremor, kelemahan/kelelahan, kulit kering, konstipasi atau tidak tahan dingin atau panas, rujuk ke tes fungsi tiroid.
Perdarahan Tiap kunjungan Jika ada perdarahan di antara siklus menstruasi, setelah seks atau setelah tidak menstruasi selama 1 tahun, rujuk dalam 2 minggu.
vaginal
Risiko penyakit Saat diagnosis, lalu • Periksa risiko penyakit kardiovaskular  111.
kardiovaskular tergantung risiko • Jika < 10% dengan faktor risiko penyakit kardiovaskular atau 10-20% periksa lagi setelah 6 bulan. Jika > 20% periksa lagi setelah 3 bulan.
TD Tiap kunjungan Cek TD  119. Jika diketahui hipertensi  120.
Risiko Saat diagnosis Rujuk ke pengobatan jika risiko osteoporosis tinggi: < 60 tahun dengan pengurangan > 3cm pada tinggi badan dan fraktur pada pinggul/pergelangan tangan/tulang
osteoporosis belakang; fraktur non-traumatik sebelumnya; pengobatan kortikosteroid > 3 bulan, terjadi menopause < 45 tahun; IMT < 18,5; stop dan hindari konsumsi alkohol; merokok;
aktivitas fisik rendah.
KB Saat diagnosis • Jika dalam pil kombinasi estrogen/progestogen atau suntik progestogen, ganti ke metode non-hormonal atau pil hanya progestogen atau implan subdermal jika ≥ 50 tahun.
• Jika dalam metode non-hormonal, lanjutkan selama 2 tahun setelah menstruasi terakhir jika < 50 tahun dan selama 1 tahun setelah menstruasi terakhir jika ≥ 50 tahun.
• Jika dalam metode hanya pil progestogen atau implan, lanjutkan hingga 55 tahun, atau jika masih menstruasi, selama 1 tahun setelah menstruasi terakhir.
Cek payudara Saat diagnosis, lalu per tahun Jika benjolan ditemukan di payudara atau ketiak, rujuk segera.
Skrining serviks Saat diperlukan Jika < 50 tahun dan tidak skrining serviks selama 5 tahun terakhir, lakukan skrining serviks  59.

Edukasi pasien menopause


• Untuk beradaptasi dengan sensasi rasa panas, sarankan pasien untuk memakai pakaian berlapis dan kurangi konsumsi alkohol, hindari makanan pedas, minuman panas dan lingkungan panas.
• Bantu pasien tangani risiko penyakit kardiovaskular jika ada  114.
• Jika pasien mengalami perubahan mood atau tidak beradaptasi sebaik sebelumnya, rujuk ke konselor atau kelompok dukungan jika tersedia.
• Edukasi pasien tentang risiko, kontraindikasi dan manfaat dari terapi hormon dan bahwa terapi tersebut dapat menangani gejala menopause hingga 4 tahun. Pemakaian jangka panjang dapat
menaikkan risiko kanker payudara, deep vein thrombosis / DVT (trombosis vena dalam) dan penyakit kardiovaskular

Tangani pasien menopause


• Jika gejala menopause mengganggu fungsi sehari-hari, rujuk ke terapi hormon.
• Jika vagina kering atau sakit saat seks, tangani dengan pelumas (hindari petroleum jelly dengan kondom). Jika tidak membaik, rujuk.

147
Perawatan paliatif rutin
Pasien dapat diberikan perawatan kuratif dan paliatif sekaligus. Dokter perlu memastikan pasien dengan penyakit terminal yang memerlukan perawatan paliatif:
• Apakah Anda akan terkejut jika pasien meninggal dalam 2 tahun ke depan? Jika jawabannya tidak, maka pasien memerlukan perawatan paliatif dan/atau
• Pasien berbaring di tempat tidur atau di kursi > 50% setiap hari, atau bergantung pada orang lain untuk perawatan, atau pernah rawat inap tidak terencana dan/atau
• Pasien dengan penyakit tahap lanjut memilih perawatan paliatif saja dan menolak pelayanan kuratif dan/atau
• Pasien dengan penyakit tahap lanjut tidak bereaksi terhadap pengobatan: gagal jantung, PPOK, gagal ginjal atau hati, kanker, HIV, TB, demensia atau penyakit neurodegeneratif lainnya.

Periksa pasien yang memerlukan perawatan paliatif


Periksa Catatan
Gejala • Tangani pada halaman gejala: konstipasi, mual/muntah, kesulitan menelan, kesulitan bernapas/batuk, luka di mulut, berat badan turun, inkontinensia, kelelahan, ulkus.
• Jika pasien khawatir dengan turunnya selera makan, yakinkan bahwa ini normal di masa akhir hidup. Jajaki untuk berikan prednisolon untuk jangka pendek  149.
Nyeri • Apakah nyeri membatasi aktivitas atau mengganggu tidur? Apakah obat-obatan membantu? Menilai nyeri dari 1-10 mungkin membantu pasien menentukan apakah
perlu memulai atau menaikkan pengobatan nyeri.
• Jika nyeri baru tiba-tiba, suhu ≥ 38°C, benjolan nyeri, kemerahan atau nanah, tangani juga seperti di halaman gejala. Jika tidak membaik atau tidak yakin atas penyebab, rujuk.
• Periksa keparahan dan jenis nyeri untuk membantu pasien memilih pengobatan yang perlu dimulai atau ditingkatkan  149:
- Minta pasien untuk menilai menggunakan skala nyeri, dari ringan, sedang atau berat:

tidak nyeri nyeri ringan nyeri sedang nyeri berat nyeri sangat hebat

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
- Minta pasien untuk mendeskripsikan nyeri: spasme otot, nyeri tulang; sensasi seperti terbakar atau tersetrum, kemungkinan nyeri saraf; jika kram, nyeri kolik di abdomen,
kemungkan nyeri organ.
Tidur Jika pasien mengalami kesulitan tidur  88.
Depresi Dalam sebulan terakhir, apakah pasien: 1) merasa sedih, depresi, putus asa atau 2) hilang minat atau kesenangan melakukan aktivitas? Jika ya  129.
Efek samping Tangani efek samping pada halaman gejala.
Pendamping Tanya bagaimana pendamping beradaptasi dan bantuan apa yang diperlukan saat ini dan selanjutnya.
Perawatan • Periksa sejauh mana pemahaman pasien dan keluarga tentang kondisi pasien dan tanya informasi apa lagi yang dibutuhkan pasien dan pendamping.
kronis • Periksa kebutuhan pada perawatan kronis dan diskusikan dengan pasien dan tim perawat. Pertimbangkan pengobatan mana yang dapat dihentikan.
Mulut Cek kesehatan mulut dan periksa mulut kering, ulkus dan sariawan  40. Jika masalah gusi atau gigi  41.
Luka tekan Jika pasien dalam keadaan tirah baring atau menggunakan kursi roda, cek daerah rawan kerusakan kulit (perubahan warna) dan luka tekan (lihat gambar). Jika terjadi luka tekan  78.

Edukasi pasien yang memerlukan perawatan paliatif dan pendamping


• Jelaskan tentang kondisi dan prognosis. Menjelaskan situasi yang terjadi membantu meredakan cemas dan rasa takut. Dukung pasien untuk merawat dirinya sendiri sebaik mungkin.
• Rujuk pasien dan pendamping ke perawat paliatif yang tersedia, kelompok dukungan, konselor, konselor spiritual. Tangani masalah berduka  87.
• Cegah luka tekan jika tirah baring: cuci dan keringkan kulit tiap hari. Pastikan seprai tetap kering. Pindahkan (angkat, hindari menarik) pasien tiap 1-2 jam jika tidak bisa bergerak sendiri. Periksa perubahan
warna kulit tiap hari (lihat gambar).
• Cegah kontraktur jika tirah baring: setidaknya dua kali sehari, perlahan lekukkan dan luruskan sendi sebisa mungkin. Hindari menyebabkan rasa sakit. Pijat otot.
• Cegah penyakit mulut: sikat gigi dan lidah rutin dengan pasta gigi atau soda bikarbonat yang diencerkan. Cuci mulut dengan ½ sendok teh garam dalam 1 cangkir air setelah makan dan di malam hari.
• Tekankan pentingnya meminum obat-obatan nyeri secara rutin (bukan seperlunya) dan jika mengonsumsi codeine minum obat pencahar tiap hari untuk menghindari konstipasi.
• Selera makan pasien akan menurun seiring penyakitnya. Berikan porsi makan kecil dan sering, perhatikan posisi pasien dan konsistensi makanan untuk mencegah risiko tersedak, dan biarkan pasien
memilih dari pilihan yang tersedia.
• Edukasi pendamping untuk mengenali tanda-tanda penurunan dan kematian: pasien kurang merespon, tubuh dingin, banyak tidur, napas tidak teratur, dan hilang selera makan.
• Diskusi dengan pasien dan pendamping tentang rencana perawatan selanjutnya. Dokumentasikan keputusan.
148
Tangani pasien yang memerlukan perawatan paliatif
• Jika penurunan selera makan menyusahkan pasien, berikan prednisolon 5mg tiap hari secara oral di pagi hari untuk menstimulasi selera makan. Naikkan hingga 15mg jika perlu.
• Upayakan pasien tidak merasa sakit saat istirahat dan sesadar mungkin. Jika pasien merasa nyeri, mulai pengobatan:

Apakah pasien memiliki nyeri ringan, sedang atau berat?


Jika tidak yakin, mulai di tingkat paling bawah dan naikkan pengobatan jika perlu.

Nyeri ringan Nyeri sedang atau berat

Mulai pengobatan nyeri pada tahap 1. Mulai pengobatan nyeri pada tahap 2.

Cek jika pasien memerlukan pengobatan adjuvan: apakah terjadi nyeri saraf, kram organ, nyeri tulang atau spasme otot? Apakah kecemasan membuat nyeri lebih buruk?

Nyeri saraf Spasme otot Nyeri tulang Kram organ Kecemasan

Gunakan paracetamol pada tahap 1 dan tambah amitriptyline. Tambah diazepam. Gunakan ibuprofen atau aspirin pada tahap 1. Tambah hyoscine. Tambah diazepam.

Tahap Pengobatan Dosis awal Dosis maksimum Catatan


Tahap 1 Paracetamol 500mg per 8 jam 4g perhari Jika tidak dalam pengobatan codeine, kombinasi paracetamol per 4 jam dan aspirin per 4 jam, selang seling jadi salah
Gunakan salah satu satu diberikan tiap 2 jam.
dari:
atau aspirin 600mg per 8 jam 4g perhari Hindari jika tukak lambung, dispepsia, masalah perdarahan, penyakit ginjal atau hati.
atau ibuprofen 400mg per 6 jam 2.4g perhari Berikan saat/setelah makan. Hindari jika tukak lambung, asma, hipertensi, gagal jantung atau penyakit ginjal.
Tahap 2 Codeine 30mg per 4 jam 240mg perhari • Jika tidak ada diare, berikan bisacodyl 5mg sekali sehari di malam hari sesuai kebutuhan untuk konstipasi.
Tambah: • Jika tidak membaik setelah 2 hari, rujuk untuk mendapatkan analgetik yang lebih kuat.
Tambah Amitriptyline 25mg tiap hari 75mg perhari Gunakan di malam hari. Edukasi bahwa dapat menyebabkan pusing, mengantuk dan hindari menyetir dan
pengobatan mengoperasikan mesin berat.
adjuvant pada
Diazepam • Jika spasme otot: 5mg per 8 jam 15mg perhari -
langkah apapun
• Jika cemas: 2,5mg di malam hari
jika perlu.
atau per 12 jam
Hyoscine 10mg secara oral per 8 jam 120mg perhari -

• Jika nyeri menetap/memburuk, naikkan dosis ke maksimum lalu pindah ke tahap selanjutnya. Jika nyeri berkurang, turun ke tahap di bawahnya.
• Tinjau 2 hari setelah memulai atau mengganti pengobatan. Jika efek samping tidak dapat ditoleransi setelah dosis dikurangi, rujuk.

Tinjau pasien yang memerlukan perawatan paliatif dan pendamping secara rutin.

149
PERAWATAN
PALIATIF
Program pencegahan infeksi (PPI)
Berikan perhatian segera pada tenaga kesehatan yang cedera benda tajam atau percikan di mata, mulut, hidung atau kulit terkelupas dengan paparan salah satu dari:
• Darah • Cairan vagina
• Cairan/jaringan berlumur darah • Air mani
• Pleural/pericardial/peritoneal/ketuban/synovial/cairan serebrospinal • ASI
Tata laksana:
• Jika kulit terkelupas, bersihkan area segera dengan sabun dan air mengalir dan lapor tim K3
• Jika percikan di mata, mulut atau hidung, segera bilas mulut/hidung atau irigasi mata dengan air atau NaCl 0,9%.
• Periksa keperluan PEP HIV dan hepatitis B  90.

Lakukan langkah-langkah untuk mengurangi risiko infeksi okupasional


Lindungi diri Anda Lindungi fasilitas kesehatan Anda
Jaga diri Anda, kolega, pasien, keluarga dari COVID-19  8. Bersihkan fasilitas:
Lakukan kewaspadaan standar pada tiap pasien: • Bersihkan permukaan yang sering disentuh (gagang pintu, telepon, keyboard) tiap hari dengan
• Cuci tangan dengan sabun/air atau gunakan cairan berbasis alkohol setelah kontak dengan sabun dan air.
pasien atau cairan tubuh. • Disinfektasi permukaan yang terkontaminasi darah/sekresi dengan alkohol 70% atau disinfektan
• Buang alat tajam pada tempat sampah khusus. mengandung klorin.
Gunakan alat pelindung: Pastikan ventilasi adekuat:
• Gunakan sarung tangan saat menangani darah, cairan tubuh, sekret atau kulit yang tidak utuh. • Buka jendela dan pintu dan gunakan kipas angin supaya aliran udara lebih baik.
• Gunakan masker medis jika kontak dengan terduga terinfeksi virus pernapasan (respirator N95 Atur tempat tunggu:
jika terduga TB atau menjalankan prosedur yang memproduksi aeorosol). • Cegah tempat tunggu terlalu padat.
• Gunakan masker medis dengan penutup atau kacamata jika ada risiko percikan.. • Layani terduga influenza dan TB terlebih dahulu.
Dapatkan vaksinasi: Tangani alat tajam dengan aman:
• Vaksinasi COVID-19, hepatitis B dan influenza setiap tahun. • Pastikan tempat sampah khusus alat tajam mudah dijangkau dan dibuang secara rutin.
Ketahui status HIV Anda: Tangani kontrol infeksi di fasilitas Anda:
• Tes HIV  97. ARV dan TPT dapat menurunkan risiko TB. • Tunjuk petugas kontrol infeksi di fasilitas untuk koordinasi dan monitor peraturan kontrol infeksi.
• Jika positif HIV, Anda berhak bekerja di daerah dengan paparan TB terbatas.

Tangani kemungkinan paparan okupasional dengan cepat

Kurangi risiko TB Kurangi risiko virus pernapasan (termasuk influenza dan COVID-19)
Identifikasi terdugaTB dengan cepat: • Sebelum menangani pasien terduga atau terkonfirmasi COVID-19, gunakan APD yang sesuai  10.
• Pasien batuk ≥ 2 minggu adalah terduga TB. • Cuci tangan dengan sabun dan air. Gunakan masker wajah yang menutup mulut dan hidung selama
• Pisahkan terduga TB dari yang lain di fasilitas. prosedur dengan pasien.
• Edukasi etika batuk dan berikan masker wajah/tisu untuk menutupi mulut/hidung • Pasien wajib memakai masker, menutup mulut/hidung dengan tisu saat batuk/bersin, buang tisu
untuk melindungi orang lain. bekas pada tempatnya dan rutin mencuci tangan dengan sabun/air.
Diagnosis TB secara cepat: • Edukasi pasien untuk menghindari kontak erat dengan orang lain.
• Periksa TB segera dan mulai pengobatan setelah didiagnosis.
Lindungi diri Anda dari TB:
• Gunakan respirator N95 (bukan masker wajah) jika kontak dengan pasien TB infeksius.

150
Stres akibat kerja
Merasakan tekanan dan ekspektasi tinggi dari tempat kerja adalah wajar. Namun, jika ekspektasi ini melampaui pengetahuan dan keterampilan serta menghambat Anda untuk menjalankan pekerjaan,
stres okupasional bisa terjadi.

Berikan perhatian segera pada tenaga kesehatan dengan stres okupasional dan jika:
• Keracunan alkohol atau narkoba di tempat kerja
• Perilaku agresif atau kekerasan di tempat kerja
• Perilaku tidak pantas di tempat kerja
• Pikiran atau perilaku bunuh diri  84
• Periksa di hari yang sama dengan praktisi kesehatan mental.

Ambil langkah-langkah untuk menurunkan risiko stres okupasional


Lindungi diri Lindungi tim Anda
Jaga kesehatan Anda: Tentukan cara berperilaku yang disetujui di tempat kerja:
• Tidur cukup • Komunikasi efektif dengan pasien dan rekan kerja  152.
• Olahraga, makan secukupnya, kurangi alkohol dan tidak merokok  114. • Hormati rekan kerja dan pasien.
• Jalankan skrining untuk kondisi kronis. • Dukung satu sama lain. Pertimbangkan kemungkinan membuat kelompok dukungan kerja.
• Daripada mengeluh, fokus cari solusi untuk masalah.
Tangani kondisi kronis Anda jika ada:
• Patuh terhadap pengobatan dan jadwal konsultasi Anda. Adaptasi dengan kejadian yang membuat stres:
• Jangan diagnosis dan obati diri sendiri. • Kembangkan mekanisme untuk menangani kejadian seperti pengaduan, pelecehan/perundungan,
• Jika mungkin, cerita ke rekan/atasan yang Anda percayai. kecelakaan/kelalaian, kekerasan atau kematian pasien atau anggota staf.
Tangani stres: Cari cara untuk tidak terlalu stres dalam pekerjaan:
• Delegasikan pekerjaan yang sesuai, kembangkan strategi untuk beradaptasi. • Cek beban kerja tim dan periksa jika ada yang bisa dibuat lebih sederhana.
• Cari tempat cerita (teman, psikolog, mentor). • Identifikasi cara supaya pekerjaan lebih mudah dan tidak sering frustrasi: peralatan, ketersediaan
• Lakukan latihan pernapasan relaksasi tiap hari. obat, pelatihan, area dan dekorasi tempat kerja.
• Temukan kegiatan kreatif atau menyenangkan. • Dikusikan tugas masing-masing anggota tim. Pastikan setiap orang merasa bertanggung jawab.
• Nikmati waktu bersama teman atau keluarga yang suportif. • Dukung satu sama lain untuk mengembangkan keterampilan demi kinerja yang lebih baik.
Kebiasaan kerja yang sehat: Rayakan:
• Atur waktu Anda dengan bijaksana. • Apresiasi prestasi individual dan tim.
• Jadwalkan istirahat. • Rencanakan pertemuan tim secara rutin.
• Ingat kembali tujuan Anda menjadi tenaga kesehatan.
• Pastikan tugas dan tanggung jawab Anda jelas.

Identifikasi stres okupasional pada diri Anda dan kolega:


Kemungkinan masalah alkohol atau narkoba Perubahan mood Kesulitan baru-baru ini Kehadiran kurang Kinerja kerja
• Dalam setahun terakhir, apakah Anda/rekan kerja: 1) minum ≥ 4 • Tidak peduli, tegang, mudah tersinggung atau marah • Diagnosis kondisi kronis • Sering absen di memburuk
porsi1/sesi, 2) konsumsi narkoba atau 3) menyalahgunakan resep • Dalam sebulan terakhir, apakah Anda/rekan kerja: 1) • Berduka tempat kerja • Konsentrasi
atau obat apotek? Jika ya  128. merasa sedih, depresi, putus asa atau 2) hilang minat • Cedera tertusuk jarum menurun
• Bau alkohol. atau kesenangan melakukan aktivitas? Jika ya  129. • Kejadian traumatis • Kelelahan

Tenaga kesehatan dengan salah satu di atas mungkin melakukan penyalahgunaan zat terlarang, stres, depresi/cemas atau burnout dan dapat dirujuk untuk pemeriksaan dan tindak lanjut.
1
Satu kali minum setara dengan 1 gelas kecil (125mL) anggur atau 1 kaleng/botol (330mL) bir.
151
Komunikasi efektif
• Komunikasi efektif dengan pasien saat konsultasi tidak perlu memakan waktu atau membutuhkan kemampuan khusus.
• Gunakan bahasa yang sederhana, sesuaikan dengan budaya dan kepercayaan pasien.
• Gabungkan keempat prinsip komunikasi di bawah ini pada setiap konsultasi:

Dengarkan
Mendengar secara efektif membantu membangun hubungan yang terbuka dan saling percaya.
Lakukan Pasien dapat merasa: Jangan Pasien dapat merasa:
• Berikan perhatian penuh • 'Saya bisa percaya orang ini' • Berbicara terlalu banyak • 'Saya merasa tidak didengar'
• Perhatikan perilaku non-verbal • 'Saya merasa dihormati dan dihargai' • Terburu-buru • 'Saya merasa tidak berdaya'
• Jujur, terbuka dan hangat • 'Saya merasa punya harapan' • Memberikan saran yang tidak diinginkan • 'Saya merasa tidak dihargai'
• Hindari distraksi seperti HP • 'Saya merasa didengar' • Interupsi • 'Saya tidak bisa percaya orang ini'

Diskusikan
Mendiskusikan suatu masalah dan mencari solusinya dapat membantu pasien yang kewalahan menyusun rencana praktis.
Lakukan Pasien dapat merasa: Jangan: Pasien dapat merasa:
• Gunakan pertanyaan terbuka • 'Saya bisa memilih apa yang saya ingin • Paksakan pendapat Anda kepada pasien • 'Saya tidak merasa dihormati'
• Tawarkan informasi atasi' • Selalu menyelesaikan masalah pasien • 'Saya tidak bisa mengambil keputusan
• Dorong pasien untuk mencari solusi • 'Saya dapat membantu diri saya sendiri' • Membiarkan pasien menghadapi sendiri'
• Hargai hak pasien untuk memilih • 'Saya merasa didukung' masalah terlalu banyak • 'Saya harus berubah terlalu cepat'
• 'Saya bisa mengatasi masalah saya'

Empati
Empati adalah kemampuan untuk membayangkan dan merasakan perasaan dan situasi pasien..
Lakukan: Pasien dapat merasa: Jangan: Pasien dapat merasa:
• Dengarkan dan identifikasi perasaan • 'Saya dapat melalui ini semua' • Menghakimi, mengkritik atau • 'Saya merasa dihakimi'
pasien seperti 'sepertinya Anda sangat • 'Saya dapat menghadapi situasi saya' menyalahkan pasien • 'Situasi saya terlalu berat untuk dihadapi
kesal' • 'Tenaga kesehatan dapat memahami • Tidak setuju atau berargumen • 'Saya tidak bisa mengatasi ini'
• Biarkan pasien mengekspresikan saya' • Merasa tidak nyaman dengan emosi • 'Tenaga kesehatan tidak memahami saya
emosinya • 'Saya merasa didukung' yang beragam dan beban yang berat
• Suportif

Rangkum
Merangkum hasil diskusi memastikan pemahaman pasien dan sama-sama menyetujui rencana untuk mencapai solusi.
Lakukan: Pasien mungking merasa: Jangan Pasien dapat merasa:
• Minta pasien merangkum • 'Saya dapat mengubah hidup saya' • Mengarahkan keputusan • 'Tenaga kesehatan tidak setuju dengan
• Menyepakati rencana • 'Ada hal-hal yang harus saya selesaikan' • Terburu-buru keputusan saya'
• Menawarkan untuk menulis pilihan- • 'Saya merasa didukung' • Memaksakan keputusan • 'Saya merasa sebal'
pilihan mereka • 'Saya bisa kembali jika butuh' • 'Saya merasa salah dimengerti'
• Menawarkan kunjungan selanjutnya

152
Konseling: Perubahan Perilaku
Gunakan pendekatan 5A (Ask, Advise, Assess, Assist, dan Arrange) untuk membantu pasien mengubah perilaku supaya terhindar dari risiko kesehatan:

ASK: Tanya pasien tentang risiko


• Identifikasi risiko kesehatan pasien.
• Tanya pengetahuan pasien tentang risiko-risiko ini dan bagaimana kesehatan terpengaruh.

ADVISE: Tekankan ke pasien tentang fakta risiko


• Minta izin untuk membagikan informasi tentang risiko.
• Gunakan cara yang netral, tidak menghakimi. Hindari memerintahkan apa yang harus dilakukan pasien.
• Bangun rasa ingin tahu pasien.
• Diskusikan hasil tes atau pemeriksaan yang mengindikasikan risiko.
• Hubungkan risiko ke masalah kesehatan pasien.

ASSESS: Periksa kesiapan pasien pada perubahan


• Periksa bagaimana pasien merespon informasi tentang risiko mereka. "Bagaimana menurut Anda tentang hal yang baru kita diskusikan?"
• Gunakan skala untuk membantu mengukur pentingnya isu ini untuk pasien. Nilai juga tingkat keyakinan mereka untuk berubah.
Tidak penting sama sekali atau yakin 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Sangat penting/sangat yakin
• Tanya pasien tentang nilai yang mereka berikan. Tanya apa yang dapat memperbaiki nilai ini.
• Simpulkan pandangan pasien. Tanya apakah mereka siap untuk berubah sekarang.

ASSIST Bantu pasien berubah


Jika pasien siap untuk berubah: Jika pasien tidak siap berubah:
• Bantu pasien untuk menentukan tujuan perubahan yang realistis. • Hormati keputusan pasien.
• Cari faktor-faktor yang dapat membantu atau menyulitkan mereka untuk berubah. • Ajak pasien untuk identifikasi pro dan kontra dari perubahan
• Bantu pasien merencanakan perubahan sehari-hari. Gunakan strategi yang terbukti • Pahami kekhawatiran pasien tentang perubahan.
sukses di masa lalu. • Cari cara untuk mengatasi kesulitan untuk berubah.
• Tawarkan dukungan atau informasi lebih lanjut jika pasien ingin mempertimbangkan masalahnya.

ARRANGE: Jadwalkan dukungan dan tindak lanjut


• Tawarkan rujukan ke konselor dan layanan dukungan yang tersedia (pekerja sosial, promotor kesehatan, petugas komunitas).
• Identifikasi teman, rekan, atau keluarga untuk mendukung pasien dan jika mungkin untuk menemani kunjungan ke klinik.
• Catat keputusan dan tujuan yang ditentukan oleh pasien.
• Jadwalkan kontak tindak lanjut (kunjungan klinik, email, telepon) untuk meninjau kesiapan dan tujuan.

153
Kode ICD-10 dan ICPC-2 Gejala/Diagnosis
Gejala/Diagnosis ICD-10 ICPC-2 Gejala/Diagnosis ICD-10 ICPC-2
Abortus O02, O03, O05, O06 W82 Diabetes E11, E12, E13, E14 T90
Abses L02 L84 Disentri A06.0 D70
Abses gigi K04.7 D82 Dismenore N94.6 -
Abses payudara N61.1 W94 Dispepsia K25, K27, K28 D86
Albino E70.30 - Eklamsia O10, O11, O12, O13, O14, O15, O16 W81
Alopecia areata L63 - Eksim L20 S97
Amenorea N91.2 - Epididimitis/epididymo-orchitis N45 Y74
Anafilaksis, angioedema T78.2 A92 Epilepsi G40, G41 N88
Anemia defisiensi besi D50 B80 Erisipelas A46 S76
Anemia defisiensi folat D51, D52 B81 Faringitis bakterial/tonsilitis J02.0, J03.0 R.72
Aneurisma, aneurisma aorta abdominal I71.4 K99 Faringitis virus J02.9 R74
Angina Stabil I20, I24 K74 Fibromialgia M79. 7 L18
Apendisitis K35, K36, K37 D88 Folikulitis L73.9 -
Arthritis Inflamasi M05, M06, M08, M45 L88 Fraktur S62, S92 L74
Arthritis kronis M19.90 - Gagal jantung I50 K77
Asistol I46.9 - Gagal Virologi B20, B24
Asma J45, J46 R96 Gangguan Bipolar F30, F31, F34.0 P73
Balanitis/balanoposthitis B37.4, N48.1 Y75 Gangguan Cemas Menyeluruh F41.0, F41.1, F41.3, F41.8, F41.9 P74
Batu ginjal N20, N21, N22 U95 Gastroenteritis A09 D70
Bell's palsy G51, G53 N91 Gegar otak S06.0 N79
Bronkitis akut J20, J21, J22, J40 R78 Giant cell arteritis M31.6 -
Bunion M21.61 L98 Gigitan serangga T63.4 S73
Carpal tunnel syndrome G56.0 N93 Glaukoma akut H40, H42 F93
Cheilitis angularis B37.83 D83 Gonococcal arthritis A54.42 -
COVID-19 B34.2 - Gout akut M10 T92
Deep vein thrombosis / DVT (trombosis vena dalam) I82.40 K94 Hematoma M79. 81 -
Delirium F04, F05, F06, F07, F09 P71 Hernia inguinal K40 D89
Demam dengue A90 A77 Herpes genitalis laki-laki A60 Y72
Demam tifoid A01 D70 Herpes zoster B02 S70
Demensia F00, F01, F02, F03, G30 P70 Hespes genitalis wanita A60 X90
Depresi F32, F33, F34.1, F34.8, F34.9, F38, F39, F41.2, F53.0 P76 Hipoglikemia E15, E16 T87
Dermatitis kontak L24.5 S88 Hipotensi ortostatik I95.0, I95.1, I95.8, I95.9 K88
Dermatitis seboroik, ketombe L21 S86 HIV B20, B21, B22, B23, B24, R75, Z21 B90
154
Gejala/Diagnosis ICD-10 ICPC-2 Gejala/Diagnosis ICD-10 ICPC-2
Impetigo L00, L01 S84 Lipoma D17 S78
Impetigo L00, L01 S84 Luka genital laki-laki S30.2, S31.2, S31.3, S31.5, S38.0, S38.2, T28.3, T28.8 Y80
Infeksi saluran kemih N10, N11, N12, N15.1, N15.9, N30, N39.0, A56.2, B37.4, N34 U70/U71/ Luka genital wanita S30.2, S31.4, S31.5, S37.4, S37.5, S37.6, S38.0, S38.2, X82
U72 T19.2, T19.3, T28.3, T28.8
Influenza J10.1, J10.8, J11.1, J11.8 R80 Luka bakar T30 S14
Intoksikasi Alkohol D61.2, D64.2, T51, T52, T53, T54, T55, T56, T57, T58, T59, T60, T61, T62, T63, A86 Lymphogranuloma venereum A55 X99/Y99
T64, T65 Malaria B50, B51, B52, B53, B54 A73
Intoksikasi Obat Stimulan T36, T37, T38, T39, T40, T41, T42, T43, T44, T45, T46, T47, T48, T49, T50 A84 Mania F30, F31, F34.0 P73
Iskemi tungkai akut, M62.262 K92 Massa tiroid E04 T81
iskemi tungkai kritis
Mastitis N61.0 W71
Jerawat L70 S96
Mastoiditis H70 H74
Kandidiasis esofagus B37.81 -
Melasma L81.1 -
Kandidiasis oral B37 -
Meningitis A39.0, A83, A84, A85.1, A85.2, A85.8, A86, A87, B00.3, N71
Kandidiasis vaginalis B37.3, B37.4 X72 B00.4, B37.5, B58.2, B94.1, G00, G01, G02, G03, G04, G05
Kanker payudara C50 X76 Menopause N95.1 -
Kanker prostat C61 Y77 Migrain G43, G44.1 N89
Kanker serviks C53, D06 X75 Molluscum contagiosum B08.1 S76
Kanker testis C62.9 Y78 Muskuloskleletal sprain/strain S93 -
Kanker usus besar C18, C19, C20, C21 D75 Neuralgia post herpetic B02.22 -
Karies gigi K02.9 D82 Neuralgia trigeminal G50.0 N92
Kehamilan Z32.1, Z33, Z34, Z36 W78 Neuritis vestibular H81.2 N17:O11
Keracunan T36, T37, T38, T39, T40, T41, T42, T43, T44, T45, T46, T47, T48, T49, T50 A84 Nyeri leher M43.3, M43.4, M43.6, M47.8, M47.9, M48, M50, M53.0, L83
Keracunan obat (overdosis T36, T37, T38, T39, T40, T41, T42, T43, T44, T45, T46, T47, T48, T49, T50 A84 M53.1
opioid, stimulan, obat lain) Nyeri punggung inflamasi M43.0, M43.1, M43.5, M46.0, M46.1, M46.8, M46.9, L84
Keracunan zat non-obat D61.2, D64.2, T51, T52, T53, T54, T55, T56, T57, T58, T59, T60, T61, T62, T63, A86 M47.0, M47.8, M47.9, M48, M51, M53.2, M53.3, M53.8,
(keracunan organofosfat) T64, T65 M53.9, S33.5, S33.7
Kista epidermoid L72.0 - Nyeri punggung mekanis M47.1, M47.2, M51, M54.3, M54.4 L86
Kolera A00.9 D70 Obstructive sleep apnea G47.33 -
Kolesteatoma H71.9 H74 Osteoarthritis M16, M17 L89, L90
Konjungtivitis alergi H10.1 F71 Otitis eksterna H60, H62 H70
Konjungtivitis bakterial H10.89 F70 Otitis media akut H66 H71
Konjungtivitis viral B30.9 F70 Otitis media supuratif kronis H66.3 H74
Konstipasi K59.0 D93 Paronikia L60.0 S94
Kontrasepsi Z30. 9 W12, W13 Parotitis B26 D71
KPD (Ketuban Pecah Dini) O42. 919. O42 PEA R00.3 -
Kutil kelamin A63.0 X91/Y76 Penyakit arteri perifer I73.9 -
Labirintis H83.9 H82 Penyakit jantung iskemia I20, I24 K74

155
Gejala/Diagnosis ICD-10 ICPC-2 Gejala/Diagnosis ICD-10 ICPC-2
Penyakit radang panggul N70, N71, N73, N74 X74 Sifilis laki-laki A50, A51, A52, A53, A65 Y70
Perawatan Paliatif Z51. 5 - Sifilis perempuan A50, A51, A52, A53, A65 X70
Percobaan Bunuh Diri F99 P77 Sindrom iritasi usus besar K58 D73
Perdarahan Postpartum O42, O45, O60, O61, O62, O63, O64, O65, O66, O67, O68, W92 Sindrom Koroner Akut I24, I25 K76
O69, O70, O71, O73, O75.0, O75.1, O75.4, O75.5, O75.6, O75.7, Sinusitis J01, J32 R75
O75.8, O75.9, O81, O82, O83, O84, Z37.2, Z37.5, Z37.9, Z38, Z39
Skabies B86 S72
Perdarahan Vagina N93. 9. A10
Skizofrenia F20, F21, F22, F24, F25, F28, F29 P72
Persalinan Lahir Hidup Tanpa Komplikasi O80, Z37.0, Z37.9, Z38, Z39 W90
Stasis vena I87.2 K85
Persalinan Prematur P00, P01, P02, P03, P04, P05, P08, P10, P11, P12, P13, P14, P15, A94
P20, P21, P22, P23, P24, P25, P26, P27, P28, P29, P35, P36, P37, Stroke G46, I60, I61, I62, I63, I64 K90
P38, P39, P50, P51, P52, P53, P54, P55, P56, P57, P58, P59, P60, Tenis/golfer's elbow M77.1 L93
P61, P70, P71, P72, P74, P75, P76, P77, P78, P80, P81, P83, Tenosynovitis tangan/pergelangan tangan M65.9 L70
Pielonefritis N10, N11, N12, N15.1, N15.9 U70 Tension pneumothorax J93.0 -
Pingsan G45 K89 Terminasi Kehamilan O04, Z30.3 W83
Pityriasis rosea L42 S90 Tetanus A33, A34, A35 N72
Plantar fasciitis M72.2 L78 TIA G45.9 -
Pneumocystis jiroveci pneumonia B59 - Tinea corporis B35.4 S74
Pneumonia A48.1, J10.0, J11.0, J12, J13, J14, J15, J16, J17, J18 R81 Tinea pedis B35.3 S74
PPOK J41, J42 R79 Tinea Unguium B35. 1 S74
Preeklampsia berat O10, O11, O12, O13, O14, O15, O16 W81 Tinea versicolor B36.0 -
Premenstrual syndrome N94.3 - Traction alopecia L65.8 -
Prostatitis N41.0 Y73 Tuberkulosis (TB) A16 A70
Psikosis F23, F53.1 P98 Tungau B85, B87, B88.1, B88.3, B88.8, B88.9 S73
Psoriasis L40 S91 Ulkus diabetik E11.621 S97
PTSD (Gangguan stress pasca trauma) F43.1 P82 Ulkus iskemik/arterial I70.25 S97
Reaksi Distonia Akut G24. 02 - Ulkus tekanan L89.90 S97
Rhinitis alergi J30 R97 Ulkus vena L97, L98.4 S97
Ruam akibat obat L27.0 - Urethritis A56.2, B37.4, N34 U72
Nyeri kepala tipe tegang G44.2 N95 Urtikaria L50.9 S98
Sarkoma kaposi C46.9 - Vaginitis N76, N77 X78
Scarring alopecia L66 - Ventrikular fibrilasi I49.01 -
Schistosomiasis B65.9 - Ventrikular takikardi I47.2 -
Selesma J00 R74 Vertigo posisi A88.1, H81, H82, H83.0 H82
Selulitis L03.9 S76 Vitiligo L80 -
Selulitis orbita H05.1 F73 Withdrawal Alkohol / Narkoba D61.2, D64.2, T51, T52, T53, T54, T55, T56, A86
Selulitis wajah L03.221 S76 T57, T58, T59, T60, T61, T62, T63, T64, T65
Servisitis 616 X85 Xeroderma L85.3 -

156
Referensi
1 Advanced Cardiac Life Support. American Heart Association. 2020.
2 Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia. 2014.
3 Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2013
4 Buku Saku Penatalaksanaan Kasus Malaria. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2017
5 Diagnosis dan Penatalaksanaan Osteoartritis. Perhimpunan Reumatologi Indonesia. 2014.
6 Diagnosis dan Pengelolaan Artritis Reumatoid. Perhimpunan Reumatologi Indonesia. 2021.
7 ESC/ESH Clinical Practice Guidelines for the Management of Arterial Hypertension. European Society of Cardiology. 2018.
8 ESC Guidelines for the Diagnosis and Treatment of Acute and Chronic Heart Failure. European Society of Cardiology. 2021.
9 Panduan Penatalaksanaan Kanker Serviks, Komite Penanggulangan Kanker Nasional
10 Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama. Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia. 2017
11 Panduan Praktik Klinis Kanker Serviks. Pelayanan Onkologi Terpadu. Rumah Sakit Umum Pusat Nasional DR Cipto Mangunkusumo. 2018.
12 Panduan Praktik Klinis Neurologi. Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia. 2016
13 Panduan Praktik Klinis. Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Indonesia (PERDOSKI). 2017
14 Panduan Prevensi Penyakit Kardiovaskular Aterosklerosis. Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia. 2022.
15 Paket teknis JANTUNG untuk manajemen penyakit kardiovaskular dalam perawatan kesehatan primer: manajemen CVD berbasis risiko. Organisasi Kesehatan Dunia. Jenewa, 2020.
16 Pedoman Diagnosis dan Pengelolaan Gout. Perhimpunan Reumatologi Indonesia. 2018.
17 Pedoman klinisi distrik SEARO IMAI: perawatan rumah sakit untuk remaja dan dewasa: pedoman pengelolaan penyakit dengan sumber daya terbatas. Vol 1. Organisasi Kesehatan Dunia. Kantor Regional untuk Asia Tenggara. 2021.
18 Pedoman klinisi distrik SEARO IMAI: perawatan rumah sakit untuk remaja dan dewasa: pedoman pengelolaan penyakit dengan sumber daya terbatas. Vol 2. Organisasi Kesehatan Dunia. Kantor Regional untuk Asia Tenggara. 2021.
19 Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran. Tata Laksana Tuberkulosis. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta. 2020
20 Pedoman Nasional Penanganan Infeksi Menular Seksual. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2016
21 Pedoman Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 di Indonesia. Perkumpulan Endokrinologi Indonesia. 2021
22 Pedoman Tata Laksana COVID-19. Perhimpunan Dokter Paru Indonesia. 2022.
23 Pedoman Tata Laksana Gagal Jantung. Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia. 2020.
24 Pedoman Tata Laksana Hipertensi pada Penyakit Kardiovaskular. Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia. 2015.
25 Pedoman Tata Laksana Sifilis untuk Pengendalian Sifilis di Layanan Kesehatan Dasar. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2013
26 Pedoman Tata Laksana Sindrom Koroner Akut. Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia. 2018.
27 Pedoman untuk pengelolaan gejala infeksi menular seksual. Organisasi Kesehatan Dunia. Jenewa, 2021.
28 Pedoman konsolidasi tentang pencegahan, pengujian, pengobatan, pemberian layanan dan pemantauan HIV: rekomendasi untuk pendekatan kesehatan masyarakat. Organisasi Kesehatan Dunia. Jenewa, 2021.
29 Pedoman konsolidasi WHO tentang tuberkulosis: modul 2: skrining: skrining sistematis untuk penyakit tuberkulosis. Organisasi Kesehatan Dunia. Jenewa, 2021.
30 Pedoman konsolidasi WHO tentang tuberkulosis: modul 3: diagnosis: diagnostik cepat untuk deteksi tuberkulosis. Organisasi Kesehatan Dunia. Jenewa, 2021.
31 Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 2017 Tentang Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
32 Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2017 Tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 34 Tahun 2015 Tentang Penanggulangan Kanker Payudara dan Kanker Leher Rahim
33 Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.01.07/MENKES/90/2019 tentang Pedoman Nasioanl Pelayanan Kedokteran Tata Laksana HIV
34 Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.01.07/MENKES/813/2019 Tentang Formularium Nasional
35 Maslim, Rusdi. Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa Rujukan Ringkas dari PPDGJ-III dan DSM-5. 2013.

157
Panduan Praktis
Tentang Knowledge Translation Unit
Knowledge Translation Unit adalah unit penelitian untuk sistem kesehatan di University of Cape Town, Afrika Selatan, yang berkomitmen untuk
memperbaiki kualitas pelayanan kesehatan primer untuk komunitas yang kurang terlayani di seluruh dunia melalui pendekatan praktis, implementasi
berbasis bukti dan bekerja sama dengan sistem kesehatan, badan perencanaan mereka, penyedia layanan kesehatan, dan pengguna layanan.
www.knowledgetranslation.co.za

Tentang Health Foundation


The Health Foundation adalah sebuah Perusahaan Nirlaba dan Organisasi Guna Kemanfaatan Umum (Public Benefit Organization) yang
menawarkan platform khusus untuk kemitraan antara sektor publik, swasta, dan masyarakat sipil guna meningkatkan sumber daya dan layanan di
sektor kesehatan masyarakat, dalam rangka meningkatkan kualitas dan akses layanan kesehatan di Afrika Selatan dan sekitarnya.
www.thehealthfoundation.org.za

Tentang University of Cape Town


University of Cape Town adalah universitas di Afrika Selatan yang dibangun pada 1928, dengan tradisi keunggulan akademik dan dampaknya pada
perubahan dan pembangunan sosial melalui beasiswa, fakultas, dan mahasiswa yang unggul.
www.uct.ac.za

Tentang Bank Dunia


Visi ganda Grup Bank Dunia (World Bank Group, WBG) adalah pemberantasan kemiskinan ekstrim melalui pengurangan jumlah orang yang
hidup dengan pendapatan kurang dari $1,25 per hari menjadi 3 persen pada tahun 2030, dan mempromosikan kemakmuran bersama melalui
peningkatan pertumbuhan pendapatan masyarakat golongan 40 persen terbawah di setiap negara. Untuk mencapai visi tersebut, WBG bekerja
melalui Praktik Regional dan Global untuk Kesehatan, Gizi dan Populasi (the HNP Global and Regional Practices) untuk mencapai Cakupan
Kesehatan Semesta (Universal Health Coverage / UHC), suatu keadaan di mana semua individu secara efektif terlindungi dengan akses ke layanan
kesehatan esensial yang berkualitas tinggi, tanpa keharusan menanggung kendala keuangan akibat penyakit yang tidak semestinya.
Bank Dunia berterima kasih atas dukungan Bill and Melinda Gates Foundation dan Global Financing Facility yang mendanai pengembangan alat
bantu pembuat keputusan klinis ini.
www.worldbank.org/en/region/eap

Tentang BMJ
BMJ adalah penyedia pengetahuan layanan kesehatan yang bertujuan untuk memajukan kesehatan di seluruh dunia dengan membagikan
pengetahuan dan keahlian untuk memperbaiki pengalaman, hasil, dan nilai. Untuk daftar lengkap produk dan layanan BMJ, kunjungi www.bmj.com.

Penafian:
Isi dokumen ini telah disusun secara khusus untuk tenaga kesehatan di Indonesia, yang pada tanggal penerbitan, diyakini dapat mewakili praktik terbaik di
bidang kesehatan yang relevan.
Sejauh diizinkan oleh hukum, Knowledge Translation Unit, The Health Foundation, atau Grup Bank Dunia Kawasan Asia Timur dan Pasifik tidak dapat
dimintai pertanggungjawaban atau bertanggung jawab atas aspek pelayanan kesehatan apa pun yang diberikan dengan mengandalkan panduan ini, atau
penggunaan lain dari informasi ini.
Tenaga kesehatan sangat disarankan untuk berkonsultasi dengan berbagai sumber dan mengandalkan pertimbangan profesional masing-masing ketika
merawat pasien menggunakan informasi yang terkandung dalam dokumen ini. Informasi dalam dokumen ini tidak seharusnya digunakan sebagai pengganti
pertimbangan profesional petugas kesehatan. Adalah tanggung jawab pengguna untuk memastikan bahwa informasi yang terkandung dalam dokumen ini
sesuai dengan perawatan yang diperlukan setiap pasien, sesuai wilayah geografis masing-masing.

© 2022, Grup Bank Dunia – Panduan Praktis Tata Laksana Klinis Pasien Dewasa di FKTP 2023, secara khusus diadaptasi untuk digunakan di Indonesia pada
dan selama tahun 2023.
© 2022, The H​​ealth Foundation (NPC) – semua hak cipta atas semua karya dan materi asli yang digunakan oleh The Health Foundation (NPC) dalam
penyusunan dan pengembangan Panduan Praktis Tata Laksana Klinis Pasien Dewasa di FKTP 2023, pada dan selama tahun 2023.
MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT
SESUAI REKOMENDASI WHO 2019, KEBIJAKAN LINTAS PROGRAM TERKAIT, DAN PROTOKOL UKK IDAI TAHUN 2021
Diketahui dan disetujui tanggal 11 Januari 2022 di Jakarta

Oleh:

Direktur Kesehatan Keluarga Direktur Gizi Masyarakat

dr. Erna Mulati, M.Sc., CMFM Dr. Rr. Dhian Probhoyekti, SKM, MA
NIP. 196305201988112001 NIP. 196703181989032002

Direktur Pengendalian Direktur Pencegahan dan Pengendalian


Penyakit Menular Langsung Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik

dr. Siti Nadia Tarmizi, M.Epid Dr. drh. Didik Budijanto, M.Kes
NIP. 197208312000032001 NIP. 196204201989031004

Plt. Direktur Surveilans dan Karantina Kesehatan

dr. Prima Yosephine B.T.H, MKM


NIP. 196810052002122001

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT (MTBS) - 2022


MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT
Memeriksa Kemungkinan Berat Badan Rendah Menurut Umur dan
Balita Sakit Umur 2 Bulan Sampai 5 Tahun.. 1 Mengajari Ibu Cara Mengobati Infeksi Lokal di Rumah …………………. 23
Masalah Pemberian ASI……………………………………………………… 44
Mengobati Infeksi Mata dengan Tetes/Salep Mata…………………… 23
PENILAIAN, KLASIFIKASI, DAN TINDAKAN/PENGOBATAN Mencuci Telinga yang Mengalami Infeksi……………………………… 23 Memeriksa Kemungkinan Berat Badan Rendah Menurut Umur dan
Memeriksa Tanda Bahaya Umum dengan Segitiga Asesmen Masalah Pemberian Minum (pada Ibu HIV Positif)………………………… 45
Mengobati Luka di Mulut dengan Antiseptik Mulut……………………. 23
Gawat Anak (SAGA)……………………………………………………. 2
Meredakan Batuk dan Melegakan Tenggorokan……………………… 23
Apakah Anak Menderita Batuk dan/atau Sukar Bernapas?............. 3 TINDAKAN/PENGOBATAN
Pemberian Cairan Tambahan Untuk Diare dan Melanjutkan
Apakah Anak Menderita Diare?....................................................... 4 Tindakan/Pengobatan untuk Bayi Muda yang Memerlukan Rujukan
Pemberian Makan/ASI………………………………………………………. 24
Apakah Anak Demam?.................................................................... 5 Segera (Tindakan Pra Rujukan)……………………………………………... 46
Rencana Terapi A: Penanganan Diare di Rumah…………………….. 24
Klasifikasikan Demam………………………………………………. 5 Mencegah Agar Gula Darah Tidak Turun……………………………... 46
Rencana Terapi B: Penanganan Dehidrasi Ringan/Sedang………… 24
Klasifikasikan Campak……………………………………………… 5 Menangani Gangguan Napas pada Penyakit Sangat Berat atau 46
Rencana Terapi C: Penanganan Dehidrasi Berat dengan Cepat…… 25
Klasifikasikan Infeksi Dengue……………………………………… 6 Infeksi Bakteri Berat……………………………………………………... 46
Pemberian Tablet Zinc…………………………………………………… 25
Apakah Anak Mempunyai Masalah Telinga?……………………….. 7 Profilaksis pada Terkonfirmasi/Terpajan HIV ………………………… 46
Diagnosis dan Pengobatan TB………………………………………………….. 26
Memantau Pertumbuhan dan Memeriksa Status Gizi……………… 8 Pemberian Antibiotik Intramuskular……………………………………. 46
Memeriksa Status Pertumbuhan……………………………………… 9 KONSELING BAGI IBU Menangani Kejang dengan Obat Anti Kejang………………………… 47
Memeriksa Anemia……………………………………………………... 10 Konseling Pemberian Makan …………………………………………………… 27 Cara Menghangatkan Tubuh Bayi……………………………………… 48
Memeriksa Status HIV…………………………………………………. 11 Menilai Cara Pemberian Makan……………………………………………. 27 Metode Kanguru………………………………………………………….. 48
Memeriksa Status Imunisasi…………………………………………... 12 Anjuran Makan untuk Anak Sehat Maupun Sakit………………………… 28 Menasihati Ibu Cara Menjaga Bayi Tetap Hangat Selama
Pemberian Vitamin A…………………………………………………… 12 Menasihati Ibu tentang Masalah Pemberian Makan…………………….. 29 Perjalanan…………………………………………………………………. 48
Menilai Masalah/Keluhan Lain………………………………………… 12 Konseling Pemberian Cairan…………………………………………………….. 30 Memberikan Cairan Intravena ………………………………………….. 49
Menasihati Ibu tentang Kesehatan Dirinya.................................................... 31 Asuhan Dasar Bayi Muda…………………………………………………….. 50
TINDAKAN/PENGOBATAN Menasihati tentang Penggunaan Kelambu untuk Pencegahan Malaria......... 31
Alur Bantuan Hidup Dasar……………………………………………... 13 Kapan Harus Kembali…………………………………………………………….. 32 KONSELING BAGI IBU
Pengobatan untuk Kejang……………………………………………... 14 Kunjungan Ulang…………………………………………………………….. 32 Mengajari Ibu untuk Mengobati Infeksi Lokal di Rumah…………………... 51
Pengobatan untuk Wheezing………………………………………….. 15 Kapan Harus Kembali Segera……………………………………………… 32 Mengajari Ibu untuk Menjaga Bayi Berat Badan Rendah Tetap Hangat... 52
Pemberian Salbutamol melalui MDI dengan Spacer……………. 15 Pencegahan Cedera pada Anak………………………………………………… 33 Menasihati Ibu tentang Kesehatan Dirinya…………………………………. 52
Salbutamol Nebulisasi………………………………………………. 15 Mengajari Ibu Cara Menyusui dengan Baik ……………………………….. 53
Epinefrin Subkutan………………………………………………….. 15 PEMBERIAN PELAYANAN TINDAK LANJUT Mengajari Ibu Cara Meningkatkan Produksi ASI...………………………… 53
Pemberian Bronkodilator Oral……………………………………… 15 Pneumonia………………………………………………………………………… 34 Mengajari Ibu Cara Memerah ASI…………………………………………… 53
Mencegah Agar Gula Darah Tidak Turun……………………………. 16 Diare Persisten……………………………………………………………………. 34 Mengajari Ibu Cara Menyimpan ASI Perah………………………………… 53
Pemberian Pengobatan Ini Hanya di Klinik………………………….. 17 Disentri…………………………………………………………………………….. 34 Alternatif Pemberian Minum………………………………………………….. 54
Suntikan IV atau IM Artesunat Injeksi untuk Malaria Berat…….. 17 Malaria …………………………………………………………………………….. 35 Masalah Pemberian ASI pada Bayi…………………………………………. 55
Antibiotik Intramuskular…………………………………………….. 17 Demam Mungkin Bukan Malaria ……………………………………………….. 35 Masalah Pemberian ASI pada Ibu…………………………………………… 56
Pemberian Cairan Tambahan untuk Infeksi Dengue ………………. 18 Demam Bukan Malaria…………………………………………………………… 35 Kapan Harus Kembali………………………………………………………… 57
Pemberian Cairan Tambahan untuk Gizi Buruk ……………………. 19 Campak dengan Komplikasi pada Mata atau Mulut………………………….. 36 Kunjungan Ulang…………………………………………………………. 57
Tindakan pra rujukan untuk anak gizi buruk disertai diare……… 19 Dengue Tanpa Warning Signs dan Demam Mungkin Bukan Dengue……… 36 Kapan Harus Kembali Segera…………………………………………... 57
Pemberian glukosa 10% dan cairan infus pra rujukan untuk Infeksi Telinga Akut atau Kronis………………………………………………… 36
anak gizi buruk disertai syok……………………………………….. 19 Masalah Pemberian Makan……………………………………………………… 37 PEMBERIAN PELAYANAN TINDAK LANJUT
Mengajari Ibu Cara Pemberian Obat Oral di Rumah……………….. 20 Gizi Kurang………………………………………………………………………… 37 Infeksi Bakteri Lokal…………………………………………………………… 58
Pneumonia…………………………………………………………… 20 Gizi Buruk Tanpa Komplikasi……………………………………………………. 37 Diare Dehidrasi Ringan/Sedang dan Diare Tanpa Dehidrasi…………….. 58
Infeksi Telinga Akut…………………………………………………. 20 Anemia …………………………………………………………………………….. 37 Ikterus…………………………………………………………………………... 58
Gizi Buruk Tanpa Komplikasi………………………………………. 20 Khusus Penanganan HIV di Puskesmas Rujukan HIV……………………….. 38 Berat Badan Rendah Menurut Umur………………………………………... 58
Disentri……………………………………………………………….. 20 Masalah Pemberian ASI……………………………………………………… 59
Kolera…………………………………………………………………. 20 Bercak Putih (Thrush) di Mulut………………………………………………. 59
Profilaksis Kotrimoksazol untuk Terkonfirmasi/Terpajan HIV…... 20 Bayi Muda Umur Kurang dari 2 Bulan……………….. 39
Antimalaria Oral untuk Malaria Falsiparum………………………. 21
PENILAIAN, KLASIFIKASI, DAN TINDAKAN/PENGOBATAN
Antimalaria Oral untuk Malaria Vivaks……………………………. 21 LAMPIRAN……………………………………………………………… 60
Antimalaria Oral untuk Malaria Campuran……………………….. 21 Memeriksa Kemungkinan Penyakit Sangat Berat/ Infeksi Bakteri Berat atau
Parasetamol untuk Demam atau Sakit Telinga………………….. 22 Infeksi Bakteri Lokal………………………………………………………………. 40 Formulir Pencatatan Balita Sakit Umur 2 Bulan Sampai 5 Tahun……….. 60
Obat Cacingan………………………………………………………. 22 Memeriksa Ikterus………………………………………………………………… 41 Formulir Pencatatan Bayi Muda Umur Kurang dari 2 Bulan ……………... 62
Zat Besi untuk Pengobatan Anemia………………………………. 22 Apakah Bayi Diare?………………………………………………………………. 42 Grafik BB/U, BB/PB, BB/TB, PB/U, TB/U, IMT/U, LK/U …….……………. 64
Pemberian Vitamin A……………………………………………….. 22 Penilaian Infeksi HIV pada Bayi Muda………………………………………….. 43 Daerah Endemis Malaria di Indonesia………………………………………. 78

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT (MTBS) - 2022


BALITA SAKIT
UMUR 2 BULAN SAMPAI 5 TAHUN

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT (MTBS) - 2022 BALITA SAKIT UMUR 2 BULAN - 5 TAHUN 1
PENILAIAN, KLASIFIKASI, DAN TINDAKAN/PENGOBATAN
TANYAKAN PADA IBU MENGENAI MASALAH ANAKNYA
Tanyakan apakah kunjungan pertama atau kunjungan ulang untuk masalah tersebut:
· Jika kunjungan pertama, lakukan penilaian pada anak sebagai berikut
· Jika kunjungan ulang, gunakan petunjuk pada pelayanan tindak lanjut

MEMERIKSA TANDA BAHAYA UMUM DENGAN SEGITIGA ASESMEN GAWAT ANAK (SAGA)
SAGA dilakukan dengan memeriksa 5 kondisi penampilan, 4 usaha napas, dan 3 sirkulasi
GEJALA/TANDA KLASIFIKASI TINDAKAN/PENGOBATAN
TANYAKAN: LIHAT dan DENGAR:
Klasifikasikan Terdapat satu atau lebih
· Apakah anak bisa -TENTUKAN PENAMPILAN:
minum atau menyusu? STATUS gejala/tanda pada setiap GAGAL
· Apakah anak kejang? • Lakukan Bantuan Hidup Dasar (BHD)
· Apakah anak KEGAWATAN komponen penampilan DAN JANTUNG
· Apakah anak tidak dapat berinteraksi • RUJUK SEGERA
memuntahkan semua usaha napas DAN PARU
makanan dan dengan lingkungan atau tidak sadar?
minuman? · Apakah anak gelisah, rewel, dan tidak sirkulasi
· Apakah anak pernah dapat ditenangkan?
kejang selama sakit · Apakah anak mempunyai pandangan
ini? Terdapat satu atau lebih
kosong atau mata tidak membuka?
tanda berikut:
· Apakah anak tidak bersuara atau justru · Jika sedang kejang, beri diazepam
• Tidak bisa minum atau
menangis melengking? · Jika ada stridor, pastikan tidak ada
menyusu
sumbatan jalan napas
• Memuntahkan semua
-TENTUKAN USAHA NAPAS: · Berikan oksigen 3-5 L/menit melalui
· Apakah terdapat tarikan dinding dada makanan dan minuman PENYAKIT
nasal prongs dengan perangkat
ke dalam? • Pernah kejang selama SANGAT
oksigen standar (tabung O2 dan
· Apakah terdengar stridor? sakit ini BERAT
humidifier)
· Apakah terdapat napas cuping hidung? • Ditemukan satu atau lebih · Cegah agar gula darah tidak turun
· Apakah anak mencari posisi paling SIRKULASI gejala/tanda pada
nyaman dan menolak berbaring? · Jaga tubuh anak tetap hangat
Gambar 1. Segitiga SAGA
komponen penampilan
· RUJUK SEGERA
ATAU usaha napas ATAU
-TENTUKAN SIRKULASI:
· Apakah anak tampak pucat? sirkulasi
· Apakah tampak warna biru (sianosis)?
· Apakah tampak gambaran kutis
marmorata atau kulit seperti marmer?
Tidak terdapat salah satu
STABIL Tidak perlu tindakan
gejala/tanda diatas

Seorang anak dengan tanda bahaya umum memerlukan penanganan SEGERA,


selesaikan seluruh penilaian secara cepat dan lakukan penanganan pra rujukan
Gambar 2. Kutis marmorata
atau kulit seperti marmer

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT (MTBS) - 2022 BALITA SAKIT UMUR 2 BULAN - 5 TAHUN 2
APAKAH ANAK MENDERITA BATUK DAN/ATAU SUKAR BERNAPAS?
GEJALA/TANDA KLASIFIKASI TINDAKAN/PENGOBATAN
JIKA YA, Klasifikasikan · Beri oksigen 1-4 L/menit
BATUK DAN/ dengan menggunakan nasal
TANYAKAN: LIHAT, DENGAR, dan PERIKSA: · Tarikan dinding
ATAU SUKAR prongs
(Anak harus dalam keadaan tenang) dada ke dalam
Berapa lama? BERNAPAS PNEUMONIA Beri dosis pertama antibiotik
ATAU ·
Hitung napas dalam 1 menit* BERAT
· · Saturasi oksigen yang sesuai
· Lihat apakah ada tarikan dinding dada ≤ 92% · Obati wheezing bila ada
ke dalam · RUJUK SEGERA**

· Lihat dan dengar adanya wheezing · Beri amoksisilin 2x sehari


· Periksa dengan pulse oxymeter (jika selama 3 hari atau 5 hari***
ada) untuk menilai saturasi oksigen · Beri pelega tenggorokan dan
pereda batuk yang aman
· Obati wheezing bila ada
Umur anak: Napas cepat apabila: Napas cepat PNEUMONIA · Apabila batuk ≥ 2 minggu,
2 bulan - < 12 bulan 50 kali atau lebih per menit RUJUK untuk pemeriksaan TB
12 bulan - < 5 tahun 40 kali atau lebih per menit dan sebab lain
· Kunjungan ulang 2 hari
* Hitung napas dengan menggunakan ARI sound timer atau arloji yang mempunyai · Nasihati kapan harus kembali
jarum detik segera
** Jika rujukan tidak memungkinkan, tangani anak sesuai dengan pedoman nasional
rujukan pneumonia atau sebagaimana pada Buku Saku Tatalaksana Anak di RS · Beri pelega tenggorokan dan
*** Pemberian amoksisilin oral untuk 5 hari dapat digunakan pada pasien dengan pereda batuk yang aman
pneumonia disertai klasifikasi infeksi HIV terkonfirmasi dan terpajan HIV · Tidak ada
tarikan dinding · Obati wheezing bila ada
dada bagian BATUK · Apabila batuk ≥ 2 minggu, la-
• Dimaksud dengan RUJUK di sini adalah ke Dokter Puskesmas, Puskesmas bawah ke dalam BUKAN cak kemungkinan TB
Perawatan, atau Rumah Sakit (TDDK) PNEUMONIA · Kunjungan ulang 5 hari jika
• Tindakan pra rujukan tertulis dengan cetakan tebal · Tidak ada napas
tidak ada perbaikan
• Tatalaksana wheezing pada pneumonia berat dilakukan di fasilitas kesehatan cepat
· Nasihati kapan harus kembali
rujukan, kecuali untuk rujukan yang membutuhkan waktu yang lama
segera

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT (MTBS) - 2022 BALITA SAKIT UMUR 2 BULAN - 5 TAHUN 3
GEJALA/TANDA KLASIFIKASI TINDAKAN/PENGOBATAN
APAKAH ANAK MENDERITA DIARE? • Jika tidak ada klasifikasi berat lain,
Terdapat dua atau lebih beri cairan untuk dehidrasi berat dan
tanda-tanda berikut: tablet zinc sesuai Rencana Terapi C
• Letargi atau tidak • Jika anak juga mempunyai klasifikasi
JIKA YA, sadar DIARE berat lain:
• Mata cekung DEHIDRASI ¶ RUJUK SEGERA
TANYAKAN: LIHAT dan RABA: • Tidak bisa minum atau BERAT ¶ Jika masih bisa minum, berikan ASI
· Sudah berapa · Lihat keadaan umum anak: malas minum dan larutan oralit selama perjalanan
lama? Apakah: • Cubitan kulit perut • Jika anak > 2 tahun dan ada wabah
kembali sangat lambat kolera di daerah tersebut, beri
· Adakah darah ¶ Letargi atau tidak sadar? antibiotik untuk kolera
dalam tinja? ¶ Rewel/mudah marah? untuk Terdapat dua atau lebih · Beri cairan, tablet zinc, dan makanan
tanda-tanda berikut: sesuai Rencana Terapi B
· Lihat apakah matanya cekung? DEHIDRASI
• Rewel/mudah marah DIARE
· Jika terdapat klasifikasi berat lain:
· Beri anak minum. Apakah: ¶ RUJUK SEGERA
• Mata cekung DEHIDRASI ¶ Jika masih bisa minum, berikan ASI
¶ Tidak bisa minum atau malas Klasifikasikan • Haus, minum dengan RINGAN/ dan larutan oralit selama perjalanan
lahap SEDANG · Kunjungan ulang 2 hari jika tidak ada
minum? DIARE
• Cubitan kulit perut perbaikan
¶ Haus, minum dengan lahap? kembali lambat · Nasihati kapan harus kembali segera

· Cubit kulit perut untuk · Beri cairan, tablet zinc, dan makanan
Tidak cukup tanda-tanda sesuai Rencana Terapi A
mengetahui turgor. Apakah DIARE
untuk diklasifikasikan · Kunjungan ulang 2 hari jika tidak ada
TANPA
kembalinya: sebagai diare dehidrasi perbaikan
DEHIDRASI
berat atau ringan/sedang · Nasihati kapan harus kembali segera
¶ Sangat lambat (> 2 detik)?
¶ Lambat (masih sempat
terlihat lipatan kulit)
DIARE • Atasi dehidrasi sebelum dirujuk,
Dengan dehidrasi PERSISTEN kecuali ada klasifikasi berat lain
BERAT · RUJUK
Derajat dehidrasi harus dinilai untuk dan jika
semua anak diare DIARE 14 · Berikan oralit
HARI ATAU · Beri tablet zinc selama 10 hari berturut-
LEBIH DIARE turut
Tanpa dehidrasi
PERSISTEN · Kunjungan ulang 2 hari
• Nasihati kapan harus kembali segera

· Berikan oralit
· Beri tablet zinc selama 10 hari berturut-
dan jika ada turut
DARAH • Nasihati pemberian makan
DALAM Ada darah dalam tinja DISENTRI
• Beri antibiotik yang sesuai
TINJA
• Kunjungan ulang 2 hari
• Nasihati kapan harus kembali segera

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT (MTBS) - 2022 BALITA SAKIT UMUR 2 BULAN - 5 TAHUN 4
APAKAH ANAK DEMAM? GEJALA/TANDA KLASIFIKASI TINDAKAN/PENGOBATAN
berdasarkan anamnesis ATAU teraba panas ATAU suhu > 37,5oC*
· Beri dosis pertama dengan artesunate injeksi (IM/IV)
untuk malaria berat
JIKA YA, · Ada tanda bahaya PENYAKIT · Beri dosis pertama antibiotik yang sesuai
ATAU BERAT · Cegah agar gula darah tidak turun
• Tentukan Daerah Endemis Malaria: Endemis Malaria • Kaku kuduk DENGAN DEMAM · Berikan satu dosis parasetamol untuk demam ≥Ê38C̊
Tinggi atau rendah atau non endemis Tinggi atau Rendah · Jika tersedia, lakukan Tes Malaria
• Jika Daerah Non Endemis Malaria, tanyakan: · RUJUK SEGERA

Riwayat bepergian ke daerah endemis malaria dalam waktu · Demam (pada anamnesis · Beri obat anti malaria oral pilihan pertama
2 minggu terakhir dan tentukan daerah risiko sesuai tempat atau teraba panas atau · Beri satu dosis parasetamol untuk demam ≥Ê38C̊
yang dikunjungi suhu > 37,5˚C*)
MALARIA · Kunjungan ulang 3 hari jika tetap demam
DAN
TANYAKAN: LIHAT DAN PERIKSA: Klasifikasikan · Nasihati kapan harus kembali segera
• Mikroskopis positif atau · Jika demam berlanjut lebih dari 7 hari, RUJUK untuk
· Sudah berapa lama anak · Lihat dan raba adanya DEMAM RDT positif penilaian lebih lanjut
demam? kaku kuduk
· Jika lebih dari 7 hari, · Lihat adanya penyebab lain · Beri satu dosis parasetamol untuk demam ≥Ê38C̊
· Mikroskopis negatif atau ·
apakah demam setiap dari demam** RDT negatif DEMAM Obati penyebab lain dari demam
hari? ATAU MUNGKIN · Kunjungan ulang 3 hari jika tetap demam
· Lihat adanya tanda-tanda BUKAN
• Apakah pernah • Ditemukan penyebab lain · Nasihati kapan harus kembali segera
CAMPAK saat ini: MALARIA
menderita malaria atau dari demam** · Jika demam berlanjut lebih dari 7 hari, RUJUK untuk
¶ Ruam kemerahan di kulit penilaian lebih lanjut
minum obat anti malaria?
yang menyeluruh DAN
· Apakah anak menderita ¶ Terdapat salah satu tanda
campak dalam 3 bulan
• Ada tanda bahaya umum • Beri dosis pertama antibiotik yang sesuai
berikut: batuk, pilek, mata ATAU PENYAKIT
terakhir? merah BERAT · Cegah agar gula darah tidak turun
Non Endemis · Kaku kuduk
Malaria dan ATAU DENGAN DEMAM · Beri satu dosis parasetamol untuk demam ≥Ê38C̊
Tidak Ada Riwayat · Umur ≤ 3 bulan · RUJUK SEGERA
· Tes Malaria terdiri dari pemeriksaan RDT dan mikroskopis Bepergian ke
· Jika tidak ada klasifikasi berat, LAKUKAN TES MALARIA: Daerah Endemis • Beri satu dosis parasetamol untuk demam ≥Ê38C̊
¶ Pada semua balita sakit di daerah endemis tinggi Malaria • Tidak ada tanda bahaya
DEMAM
• Obati penyebab lain dari demam
ATAU umum
BUKAN • Kunjungan ulang 2 hari jika tetap demam
¶ Jika tidak ditemukan penyebab pasti demam di daerah endemis rendah DAN
MALARIA • Nasihati kapan harus kembali segera
· Jika tidak tersedia Tes Malaria di daerah endemis tinggi atau rendah, maka klasifikasikan sebagai • Tidak ada kaku kuduk • Jika demam berlanjut lebih dari 7 hari, RUJUK untuk
penilaian lebih lanjut
MALARIA
· Untuk daerah endemis tinggi, semua balita sakit (meskipun tidak demam) yang datang ke Puskesmas
dilakukan Tes Malaria • Ada tanda bahaya umum • Beri vitamin A dosis pengobatan
· ATAU
Jika demam lebih dari 14 hari dan atau berulang tanpa sebab yang jelas, lacak kemungkinan TB, lihat
lembar Diagnosis dan Pengobatan TB (hal. 26) · Adanya kekeruhan pada CAMPAK • Beri dosis pertama antibiotik yang sesuai
kornea mata
DENGAN • Jika ada kekeruhan pada kornea atau nanah pada
KOMPLIKASI mata, berikan tetes/salep mata antibiotik
ATAU
· Ada luka di mulut yang
BERAT*** • Beri satu dosis parasetamol untuk demam ≥Ê38C̊
Jika anak menderita campak sekarang atau dalam 3 bulan terakhir
Klasifikasikan dalam atau luas
• RUJUK SEGERA
• Lihat adanya luka di mulut. Apakah dalam/luas?
• Lihat adanya nanah pada mata CAMPAK · Beri vitamin A dosis pengobatan
CAMPAK · Jika ada nanah pada mata, beri tetes/salep mata
• Lihat adanya kekeruhan pada kornea • Ada nanah pada mata DENGAN antibiotik
KOMPLIKASI · Jika ada luka pada mulut, oleskan antiseptik mulut
ATAU
PADA MATA
* Suhu berdasarkan suhu aksila • Ada luka pada mulut DAN/ATAU · Jika anak gizi buruk, beri vitamin A sesuai dosis
MULUT · Kunjungan ulang 3 hari
** Penyebab lain demam antara lain: infeksi dengue, pneumonia, infeksi saluran kencing, infeksi telinga, luka
dengan infeksi, dan lain-lain · Nasihati kapan harus kembali segera

*** Komplikasi penting lain dari campak, pneumonia, stridor, diare, infeksi telinga, dan gizi buruk Campak sekarang atau dalam
CAMPAK
· Beri vitamin A dosis pengobatan
3 bulan terakhir · Nasihati kapan harus kembali segera

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT (MTBS) - 2022 BALITA SAKIT UMUR 2 BULAN - 5 TAHUN 5
Jika anak menderita demam atau riwayat demam 2-7 hari GEJALA/TANDA KLASIFIKASI TINDAKAN/PENGOBATAN
Terdapat tanda bahaya umum
TANYAKAN: LIHAT dan RABA ATAU
• Apakah demam mendadak tinggi Periksa tanda syok, lakukan Klasifikasikan Perembesan plasma hebat
pemeriksaan CCTVR*: menyebabkan:
dan terus menerus? INFEKSI • Jika ada syok, atau distres napas, beri
· Kaki/tangan tampak pucat • Syok (Dengue Shock Syndrome): oksigen 1–2 L/menit nasal prongs dan
• Apakah badan teraba dingin?
· Waktu pengisian kapiler > 2 detik DENGUE ¶ Kaki/tangan tampak pucat beri cairan kristaloid isotonis intravena
• Apakah anak lemas/gelisah? · Kaki/tangan teraba dingin ¶ Waktu pengisian kapiler > 2 detik Ringer Laktat/NaCl 0,9% sesuai pedoman
• Adakah mual? · Nadi lemah atau tidak teraba ¶ Kaki/tangan teraba dingin kemudian RUJUK SEGERA
· Nadi cepat** ¶ Nadi lemah atau tidak teraba
• Adakah muntah? Jika ya, apakah
¶ Nadi cepat DENGUE
• Jika tidak ada syok tetapi anak muntah
terus menerus? Lihat adanya: BERAT terus, tidak dapat minum, penurunan
• Sesak napas, napas cepat*** kesadaran atau perdarahan, beri cairan
• Adakah nyeri perut? · Perdarahan kulit (petekie), perdarahan ATAU (SEVERE
kristaloid isotonis intravena Ringer
hidung (mimisan) DENGUE)
• Adakah perdarahan berupa Perdarahan saluran cerna: Laktat/NaCl 0,9% tetesan rumatan
mimisan/muntah darah atau coklat · Letargi, gelisah • Muntah darah atau coklat seperti kopi kemudian RUJUK SEGERA
seperti kopi/BAB berdarah/ · Sesak napas, napas cepat*** • BAB berdarah/berwarna hiitam
berwarna hitam? • Beri dosis pertama parasetamol jika
Lakukan: ATAU
• Apakah muncul ruam? Gangguan fungsi organ: demam ≥Ê38C̊, tidak boleh golongan
Uji Tourniquet jika tidak syok dan tidak
salisilat, natrium diklofenak, ibuprofen,
• Apakah ada rasa sakit dan nyeri ada perdarahan • Penurunan kesadaran atau NSAID lain
badan? • Penurunan frekuensi denyut nadi
• Kapan BAK terakhir? • Ikterik, nyeri perut hebat
• Tidak BAK selama 6 jam
• Beri dosis pertama parasetamol jika
Terdapat satu atau lebih gejala berikut:
demam ≥Ê38C̊, tidak boleh golongan
• Nyeri perut dan nyeri tekan perut salisilat, natrium diklofenak, ibuprofen,
Gambar 3. Uji Tourniquet positif. kanan atas atau NSAID lain
Dikatakan positif jika ditemukan • Muntah terus menerus DENGUE
≥10 petekie dalam 1 inchi2 • Klinis akumulasi cairan DENGAN • Jika anak tidak syok tetapi muntah terus,
• Perdarahan mukosa WARNING tidak dapat minum, atau perdarahan beri
· Lakukan pemeriksaan darah: Hemoglobin, Hematokrit, Leukosit, Trombosit, NS-1. SIGNS**** cairan kristaloid isotonis intravena
• Letargi, gelisah Ringer Laktat/ NaCl 0,9% sesuai dengan
· Pada balita umur kurang dari 1 tahun yang terinfeksi dengue, RUJUK • Pembesaran hepar > 2 cm pemberian cairan pra rujukan dengue
• Laboratorium: peningkatan tanpa syok
*Pemeriksaan CCTVR
hematokrit dengan penurunan
trombosit yang cepat • RUJUK SEGERA untuk rawat inap di
rumah sakit

Terdapat satu atau lebih gejala berikut:


• Nyeri dan pegal (nyeri kepala, nyeri
mata, nyeri otot, dan sendi) • Pasien dapat dipulangkan
Gambar 4. Pemeriksaan Gambar 5. Pemeriksaan • Kunjungan ulang 1 hari
waktu pengisian kapiler pulse volume dan pulse • Ruam DENGUE
(capillary refill) rate • Uji Tourniquet positif TANPA • Jika jauh dari fasilitas kesehatan atau
WARNING fasilitias tidak memadai, RUJUK untuk
• Leukopenia (Leukosit < 4000/mcl) rawat inap
dan/atau trombositopenia (trombosit SIGNS
<100.000/mcl) • Observasi di rumah dengan nasihati kapan
harus kembali segera
** Frekuensi Nadi Normal ***Frekuensi Napas Cepat • Laboratorium dikonfirmasi infeksi
dengue (NS-1 Positif)
Frekuensi Nadi Frekuensi Napas
Umur Umur
(kali/menit) (kali/menit) • Obati penyebab lain dari demam
2 - < 12 bulan
• Beri dosis pertama parasetamol jika demam
1 - 3 bulan 90 - 190 ≥Ê50 DEMAM ≥ 38C̊), tidak boleh golongan salisilat,
Demam 2-7 hari tanpa satu pun tanda MUNGKIN
12 bulan - < 5 tahun ≥Ê40 natrium diklofenak, ibuprofen, atau NSAID
3 – 24 bulan 80 - 160 dan gejala yang telah disebutkan BUKAN lain
DENGUE • Kunjungan ulang 2 hari jika tetap demam
2 - 5 tahun 60 - 140 atau anak tampak belum membaik
**** Memerlukan observasi ketat dan intervensi medis
• Nasihati kapan harus kembali segera

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT (MTBS) - 2022 BALITA SAKIT UMUR 2 BULAN - 5 TAHUN 6
APAKAH ANAK MEMPUNYAI MASALAH TELINGA?
GEJALA/TANDA KLASIFIKASI TINDAKAN/PENGOBATAN
JIKA YA, Klasifikasikan · Beri dosis pertama antibiotik yang sesuai
TANYAKAN: LIHAT DAN RABA: MASALAH
Pembengkakan yang · Beri dosis pertama parasetamol untuk
TELINGA MASTOIDITIS
· Apakah ada nyeri telinga? · Lihat, adakah cairan/nanah nyeri di belakang telinga mengatasi nyeri
· Apakah ada rasa penuh di keluar dari telinga? · RUJUK SEGERA
telinga? (Anak rewel, ada · Raba, adakah pembengkakan
rasa tidak nyaman di yang nyeri di belakang telinga? · Nyeri telinga · Beri antibiotik yang sesuai selama 10 hari

telinga, menarik-narik ATAU · Beri parasetamol untuk mengatasi nyeri


· Rasa penuh di · Keringkan telinga dengan bahan penyerap
telinga)
telinga* INFEKSI · Jika terdapat cairan keluar dari telinga, beri obat
· Adakah cairan/nanah TELINGA
ATAU AKUT tetes pencuci NaCl 0,9% atau H2O2 3% dan
keluar dari telinga?
· Tampak cairan/nanah obat tetes antibiotik yang sesuai
Jika Ya, berapa lama?
keluar dari telinga · Kunjungan ulang 5 hari
selama < 14 hari · Nasihati kapan harus kembali segera
* Rasa penuh di telinga yang masuk klasifikasi kuning adalah
yang bukan disebabkan oleh serumen. Jika rasa penuh di · Keringkan telinga dengan bahan penyerap
Tampak cairan/nanah
telinga disebabkan oleh serumen, masuk klasifikasi hijau. INFEKSI
setelah dicuci dengan NaCl 0,9% atau H2O2 3%
keluar dari telinga dan
TELINGA · Beri tetes telinga antibiotik yang sesuai jika ada
telah terjadi selama 14 KRONIS
· Kunjungan ulang 5 hari
hari atau lebih
· Nasihati kapan harus kembali segera

Tidak ada nyeri telinga


TIDAK ADA · Tangani masalah telinga yang ditemukan
DAN tidak ada nanah INFEKSI
TELINGA · Nasihati kapan harus kembali segera
keluar dari telinga

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT (MTBS) - 2022 BALITA SAKIT UMUR 2 BULAN - 5 TAHUN 7
GEJALA/TANDA KLASIFIKASI TINDAKAN/PENGOBATAN
MEMANTAU PERTUMBUHAN DAN
Umur 6-59 bulan,
MEMERIKSA STATUS GIZI · Dengan satu atau lebih tanda berikut:
¶ Edema pada seluruh tubuh (derajat +3)*
¶ Skor Z BB/PB atau BB/TB < -3 SD, LiLA < 11,5 cm
Periksa tanda-tanda Gizi Buruk
DAN · Beri dosis pertama antibiotik ampisilin 50 mg/kgBB dan
Terdapat salah satu atau lebih tanda-tanda komplikasi medis gentamisin 7,5 mg/kgBB secara IM/IV
LIHAT, RABA, DAN UKUR:
· Lihat dan raba adanya edema bilateral berikut: anoreksia, dehidrasi berat (muntah terus menerus, · Beri vitamin A dosis pertama
diare), letargi atau penurunan kesadaran, demam tinggi,
yang bersifat pitting
pneumonia berat, anemia berat) GIZI BURUK · Cegah gula darah tidak turun
ATAU DENGAN · Nasihati cara menjaga anak tetap hangat selama
· Tentukan berat badan (BB) menurut KOMPLIKASI perjalanan
panjang badan (PB) atau tinggi badan · BB < 4 kg
(TB) sesuai dengan umur dan jenis · Jika disertai syok, berikan cairan infus
Umur < 6 bulan, dengan satu atau lebih tanda berikut:
kelamin
· Skor Z BB/PB < -3 SD · Jika disertai diare, berikan cairan Resomal
¶ BB/PB (TB) < -3 SD
¶ BB/PB (TB) -3 SD sampai < -2 SD · Ada edema · RUJUK SEGERA
¶ BB/PB (TB) -2 SD sampai +1 SD Klasifikasikan · Terlalu lemah untuk menyusu
¶ BB/PB (TB) > +1 SD sampai +2 SD STATUS GIZI
· Berat badan tidak naik atau turun
(plot pada grafik IMT/U) · Terdapat tanda-tanda komplikasi medis
¶ BB/PB (TB) > +2 SD sampai +3 SD · Beri amoksisilin 15 mg/kgBB setiap 8 jam selama 5 hari
¶ BB/PB (TB) > +3 SD · Beri vitamin A dosis pertama
· Cegah gula darah tidak turun
· Ukur LiLA pada balita umur 6-59 Dengan satu atau lebih tanda berikut: · Nasihati cara menjaga anak tetap hangat selama perjalan-
bulan. Pengukuran LiLA tidak · Edema minimal, pada kedua punggung kaki/tangan (edema GIZI BURUK an
dilakukan pada bayi umur < 6 bulan derajat +1 atau +2) TANPA · Lakukan skrining perkembangan sesuai SDIDTK
¶ LiLA < 11,5 cm
· Skor Z BB/PB atau BB/TB < -3 SD KOMPLIKASI · Jika disertai diare, berikan cairan Resomal
¶ LiLA 11,5 cm - < 12,5 cm · Kunjungan ulang 7 hari
¶ LiLA ≥ 12,5 cm · LiLA < 11,5 cm (6 - 59 bulan) · Nasihati kapan harus kembali segera
· RUJUK ke dokter untuk penanganan gizi buruk, termasuk
kemungkinan adanya penyakit penyerta (TB, HIV, dan
penyakit penyerta lainnya)
*Derajat edema Lokasi

+1 Hanya ada di kedua


· Nilai pemberian makan anak. Jika ada masalah, kunjungan
ulang 7 hari
(Edema ringan) punggung kaki Dengan satu atau lebih tanda berikut: · Lakukan skrining perkembangan sesuai SDIDTK
· Skor Z BB/PB atau BB/TB -3 SD sampai < -2 SD GIZI
+2 Di kedua punggung KURANG
· Kunjungan ulang 14 hari
(Edema sedang) kaki dan tungkai
· LiLA 11,5 cm - < 12,5 cm (6 - 59 bulan) · Nasihati kapan harus kembali segera
bawah (dan/atau · RUJUK ke dokter untuk melacak kemungkinan adanya
penyakit penyerta (TB, HIV, dan penyakit penyerta lainnya)
tangan/lengan bawah)
+3 Meluas, di seluruh · Skor Z BB/PB atau BB/TB -2 SD sampai +1 SD · Jika anak < 2 tahun, nilai pemberian makan anak. Jika ada
(Edema berat) bagian tubuh (edema DAN GIZI BAIK masalah, kunjungan ulang 7 hari
anasarka) · LiLA ≥ 12,5 cm (6 - 59 bulan) · Timbang berat badan anak setiap bulan
Jika edema tanpa disertai gejala lain,
maka dimasukkan dalam masalah lain Skor Z BB/PB atau BB/TB > +3 SD OBESITAS RUJUK ke RS untuk penanganan lebih lanjut

· Lakukan konseling gizi dan aktivitas anak ke petugas gizi


Skor Z BB/PB atau BB/TB > +2 SD sampai +3 SD GIZI LEBIH · Kunjungan ulang 14 hari, jika tidak ada perbaikan, RUJUK
· Nasihati kapan harus kembali segera

· Plot IMT/U untuk menegakkan diagnosis obesitas


Skor Z BB/PB atau BB/TB > +1 SD sampai +2 SD BERESIKO · Lakukan konseling gizi untuk menentukan penyebab
GIZI LEBIH · Kunjungan ulang 14 hari, jika tidak ada perbaikan, RUJUK
· Nasihati kapan harus kembali segera

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT (MTBS) - 2022 BALITA SAKIT UMUR 2 BULAN - 5 TAHUN 8
MEMERIKSA STATUS PERTUMBUHAN
Periksa tanda-tanda stunting
GEJALA/TANDA KLASIFIKASI TINDAKAN/PENGOBATAN
LIHAT DAN UKUR:
SANGAT
· Tentukan panjang badan (PB) atau tinggi badan (TB) Skor Z PB/U atau TB/U
PENDEK RUJUK ke RS untuk penanganan lebih lanjut
menurut umur sesuai dengan jenis kelamin: < -3 SD
Klasifikasikan (SEVERELY
¶ PB/U atau TB/U < -3 SD
STATUS
¶ PB/U atau TB/U < -2 SD sampai -3 SD PERTUMBUHAN · Umur < 2 tahun: RUJUK ke RS
¶ PB/U atau TB/U -2 SD sampai +3 SD · Umur ≥ 2 tahun:
¶ PB/U atau TB/U > +3 SD ¶ Rujuk internal untuk konfirmasi parameter
status gizi yang lain (BB/U dan BB/PB atau
BB/TB), SDIDTK, Buku KIA, KPSP. Jika
Skor Z PB/U atau TB/U PENDEK
terdapat satu atau lebih masalah (indikator
< -2 SD sampai -3 SD (STUNTED)
antropometri tidak sesuai, masalah
perkembangan, infeksi, tidak ada perubahan
setelah dilakukan penatalaksanaan gizi
standar, atau kecurigaan masalah
hormonal), maka RUJUK ke RS

Skor Z PB/U atau TB/U Pemantauan pertumbuhan dan perkembangan


NORMAL
-2 SD sampai +3 SD setiap bulan

Skor Z PB/U atau TB/U


TINGGI (TALL) RUJUK ke RS untuk penanganan lebih lanjut
> +3 SD

Periksa lingkar kepala


LIHAT DAN UKUR:
Skor Z LK/U > +2 SD MAKROSEFALI RUJUK ke RS untuk penanganan lebih lanjut
· Tentukan lingkar kepala menurut umur sesuai dengan Klasifikasikan
jenis kelamin: LINGKAR
Skor Z LK/U -2 SD Pemantauan pertumbuhan dan perkembangan
KEPALA NORMAL
¶ LK/U > +2 SD sampai +2 SD setiap bulan
¶ LK/U -2 SD sampai +2 SD
¶ LK/U < -2 SD Skor Z LK/U < -2 SD MIKROSEFALI RUJUK ke RS untuk penanganan lebih lanjut

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT (MTBS) - 2022 BALITA SAKIT UMUR 2 BULAN - 5 TAHUN 9
MEMERIKSA ANEMIA GEJALA/TANDA KLASIFIKASI TINDAKAN/PENGOBATAN

LIHAT: Klasifikasikan
Apakah ditemukan pucat/sangat pucat pada: ANEMIA
• Telapak tangan

• Konjungtiva
• Bibir ¶ • .Bila masih menyusu, teruskan
ANEMIA
pemberian ASI
• Lidah BERAT
¶ • RUJUK SEGERA
• Bantalan kuku

PERIKSA:
Lakukan pemeriksaan Hemoglobin (Hb) jika ¶
· Hemoglobin < 7g/dL
tersedia





ANEMIA


¶ •
· Hemoglobin 7 - < 10 g/dL •


Tidak ditemukan tanda TIDAK J
ANEMIA

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT (MTBS) - 2022 BALITA SAKIT UMUR 2 BULAN - 5 TAHUN 10
MEMERIKSA STATUS HIV GEJALA/TANDA KLASIFIKASI TINDAKAN/PENGOBATAN
TANYAKAN:
Klasifikasikan • Berikan profilaksis kotrimoksazol*
Apakah ibu atau anak pernah dites HIV? STATUS HIV
JIKA YA: • Tes virologi positif • Lacak kemungkinan TB
Tentukan status HIV: pada anak ¶ Jika terbukti sakit TB, berikan
INFEKSI HIV
ATAU OAT
• Ibu: POSITIF atau NEGATIF TERKONFIRMASI
• Tes serologi positif ¶ Jika tidak terbukti sakit TB,
• Anak: Tes Virologi POSITIF atau NEGATIF
pada anak > 18 bulan berikan terapi pencegahan TB**
Tes Serologi POSITIF atau NEGATIF
• RUJUK ke RS rujukan ARV
Jika ibu POSITIF dan anak NEGATIF atau TIDAK DIKETAHUI,
TANYAKAN: • Ibu HIV positif dan
• Apakah anak sedang mendapat ASI pada saat tes HIV atau 6 minggu tes virologi negatif
sebelum dilakukan tes HIV? pada anak yang
• Apakah anak saat ini sedang mendapat ASI? masih mendapat ASI
• Jika mendapat ASI, apakah ibu dan anak saat ini mendapat ARV atau baru berhenti • Berikan profilaksis kotrimoksazol*
profilaksis? kurang dari 6 minggu TERPAJAN HIV • RUJUK ke puskesmas/RS rujukan
ATAU ARV untuk melakukan tes virologi
JIKA TIDAK: Lakukan tes HIV terutama jika dijumpai kondisi berikut: • Ibu HIV positif dan atau serologi sesuai umur***
Jika anak menderita pneumonia berulang atau diare persisten berulang anak belum dites
atau bercak putih (thrush) di rongga mulut berulang atau infeksi berat ATAU
(biasanya yang membutuhkan perawatan di RS) berulang lainnya atau • Tes serologi positif
gizi kurang/buruk yang tidak membaik dengan penanganan gizi pada anak < 18 bulan
• Jika status HIV ibu dan anak tidak diketahui: tes ibu
• Jika status HIV ibu positif dan anak tidak diketahui: tes anak
MUNGKIN · Atasi, edukasi dan follow up infeksi
Tes HIV pada ibu dan
BUKAN INFEKSI yang terjadi
anak negatif
HIV · Nasihati kapan harus kembali segera
* Berikan profilaksis kotrimoksazol pada semua anak terinfeksi HIV atau
anak terpajan HIV sampai terkonfirmasi negatif setelah penghentian
ASI sedikitnya 6 minggu

** Untuk anak umur < 12 bulan, terapi pencegahan TB hanya diberikan


jika terdapat kontak erat dengan pasien TB. Lihat lembar Diagnosis
dan Pengobatan TB (hal. 26)

*** Jika tes virologi negatif, ulangi tes 6 minggu setelah ASI dihentikan;
jika tes serologi positif, lakukan tes virologi sesegera mungkin. Jika
anak < 18 bulan sakit dengan tes serologi positif dan belum mungkin
dilakukan tes virologi, anak dapat didiagnosis presumtif HIV dan
dirujuk untuk mendapat ARV

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT (MTBS) - 2022 BALITA SAKIT UMUR 2 BULAN - 5 TAHUN 11
MEMERIKSA STATUS IMUNISASI
Umur Jenis Vaksin * Bayi lahir di fasilitas kesehatan,
0 - 24 jam HB 0 imunisasi BCG dan OPV 0
diberikan sebelum dipulangkan
1 Bulan BCG, OPV 0*
** Dilakukan di daerah terpilih
Imunisasi Dasar*** 2 Bulan DPT-HB-Hib 1, OPV 1, dan PCV 1**
3 Bulan DPT-HB-Hib 2, OPV 2, dan PCV 2** *** Jika anak sehat atau sakit ringan
Jadwal Imunisasi dan belum lengkap imunisasi
4 Bulan DPT-HB-Hib 3, OPV 3 (Polio Suntik IPV) dasarnya, maka segera lengkapi
9 Bulan Campak Rubella imunisasi dasarnya, KECUALI
ANAK AKAN DIRUJUK SEGERA.
10 Bulan Japanese Encephalitis** Nasihati ibu kapan harus kembali
Imunisasi Lanjutan 12 Bulan PCV 3** untuk mendapatkan imunisasi
berikutnya
18 Bulan DPT-HB-Hib, Campak Rubella

PEMBERIAN VITAMIN A

Jadwal suplementasi: setiap Februari dan Agustus Pemberian Vitamin A untuk kasus Gizi Buruk:
Umur 6 - 11 bulan : kapsul lunak 100.000 IU (kapsul biru) Umur < 6 bulan : kapsul lunak 50.000 IU (½ kapsul biru)
Umur 12 - 59 bulan : kapsul lunak 200.000 IU (kapsul merah) Umur 6 - 11 bulan : kapsul lunak 100.000 IU (kapsul biru)
Umur 12 - 59 bulan : kapsul lunak 200.000 IU (kapsul merah)
Jika seorang anak belum mendapatkannya dalam 6 bulan terakhir,
berikan satu dosis sesuai umur Jika balita gizi buruk juga menderita campak pada 3 bulan terakhir dan/
atau menderita defisiensi vitamin A, maka pemberian kapsul vitamin A
diberikan 3 kali, yaitu pada hari ke-1, ke-2, dan ke-15

MENILAI MASALAH/KELUHAN LAIN

Pastikan bahwa setiap anak dengan tanda bahaya umum apa pun harus dirujuk setelah mendapatkan tindakan pra rujukan

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT (MTBS) - 2022 BALITA SAKIT UMUR 2 BULAN - 5 TAHUN 12
TINDAKAN/PENGOBATAN
ALUR BANTUAN HIDUP DASAR TEKNIK BANTUAN TEKNIK BUKA
NAPAS JALAN NAPAS

Lakukan: BAYI/ANAK
Hubungi bantuan TIDAK SADAR
Amankan diri
Tidak mencelakai
Identifikasi JaBaTan
(Jalan napas,
BUKA JALAN NAPAS
Bernapas baik/tidak,
Kualitas nadi) TEKNIK MEMERIKSA NADI
DENGAN MENGHITUNG DALAM 10
TIDAK BERNAPAS ATAU DETIK, LALU JUMLAHNYA DIKALI 6
DIANGGAP NADI DALAM 1 MENIT
NAPAS MEGAP-MEGAP

BERIKAN 5 BANTUAN NAPAS

USIA < 1 TAHUN USIA > 1 TAHUN


BERNAPAS, NILAI TANDA KEHIDUPAN
NADI TERABA > 60 (NAPAS DAN NADI)
EVALUASI TEKNIK PIJAT JANTUNG
SETELAH
1 MENIT
HENTIKAN PIJAT JANTUNG,
BERIKAN BANTUAN NAPAS TIDAK BERNAPAS,
20 - 30 KALI DALAM 1 MENIT NADI TIDAK TERABA ATAU < 60

EVALUASI SADEWA, LAKUKAN PIJAT JANTUNG 15 KALI


TATALAKSANA PIJAT JANTUNG DILAKUKAN:
DIIKUTI PEMBERIAN BANTUAN · 100 KALI DALAM 1 MENIT
SESUAI PENYAKIT NAPAS 2 KALI · KEDALAMAN SETIAP PIJATAN 4-5 CM
· DADA HARUS NAIK KEMBALI SELESAI SATU PIJATAN
· TIDAK BOLEH BERHENTI > 10 DETIK

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT (MTBS) - 2022 BALITA SAKIT UMUR 2 BULAN - 5 TAHUN 13
TINDAKAN/PENGOBATAN
PENGOBATAN UNTUK KEJANG

Pemberian Diazepam untuk menghentikan kejang


• Miringkan anak dan bersihkan jalan napas. Jangan masukkan apapun ke dalam mulut anak
• Perhatikan airway, breathing, dan circulation sebelum tindakan maupun saat tindakan. Jika ada masalah, harus ditatalaksana
• Jika belum terpasang akses vena, berikan diazepam per rektal 5 mg/2,5 ml enema/suppositoria jika berat badan < 12 kg dan
diazepam per rektal 10 mg/2,5 ml enema/suppositoria jika berat badan ≥ 12 kg, maksimal 2 kali pemberian jarak 5 menit
• Jika sudah terpasang akses vena, berikan diazepam 0,2 - 0,5 mg/kg/IV (dengan kecepatan 2 mg/menit, maksimal pemberian 10 mg)
• Jika kejang belum teratasi, dapat diberikan fenitoin 20 mg/kg IV yang dilarutkan dengan NaCl 0,9% diberikan selama 20 menit atau
fenobarbital 20 mg/kg IV diberikan selama 10 menit (bila tidak tersedia fenobarbital IV berikan sediaan IM dalam dosis sama)
• Periksa gula darah, lalu lakukan tatalaksana atau cegah agar tidak turun
• Beri oksigen dan RUJUK

DIAZEPAM INJEKSI DIAZEPAM REKTAL


BERAT BADAN
(5 mg/ml) Enema/suppositoria

5 - 7 kg 0,4 - 0,5 ml
BB < 12 kg,
sediaan 5 mg/2,5 ml
7 - < 10 kg 0,5 - 1 ml

10 - < 14 kg 1 - 1,5 ml
BB ≥ 12 kg,
sediaan 10 mg/2,5 ml
14 - 19 kg 1,5 - 2 ml

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT (MTBS) - 2022 BALITA SAKIT UMUR 2 BULAN - 5 TAHUN 14
PENGOBATAN UNTUK WHEEZING SALBUTAMOL NEBULISASI

Pemberian Bronkodilator Kerja Cepat Secara Inhalasi: SALBUTAMOL


DOSIS
• Salbutamol via nebulizer Cairan ih 1 mg/ml
• Salbutamol via MDI (metered doses inhaler) dengan spacer jika tersedia 2,5 mg + NaCl 0,9% hingga 4-6 ml
2,5 mg/2,5 ml NaCl 0,9%
Bila cara inhalasi tidak tersedia, pilihan lain: (sesuai alat yang dipakai)
• Epinefrin (adrenalin) secara subkutan
• Bronkodilator per oral • Tuangkan larutan bronkodilator dan 2-4 ml NaCl 0,9% steril
ke labu nebulizer
• Berikan pada anak saat uap mulai muncul sampai larutan
PEMBERIAN SALBUTAMOL MELALUI MDI DENGAN SPACER* habis
• Bila digunakan secara benar, sama efektifnya dengan pemberian salbutamol melalui nebulizer • Berikan setiap 4 jam, lalu jarangkan pemberiannya, 6-8 jam
sesuai kondisi anak
• Pemakaian spacer dimaksudkan untuk mempermudah pemakaian MDI pada anak dan untuk
mengantarkan bronkodilator secara efektif ke dalam paru-paru • Pada kasus berat dapat diberikan lebih sering
• Dosis pemberian:
¶ Pada anak dengan napas cepat dan wheezing berikan 2-4
semprot (salbutamol 100 µg/semprot) EPINEFRIN SUBKUTAN
¶ Bila masih sesak bisa diulang
¶ Evaluasi 1 jam pertama setiap 15-20 menit EPINEFRIN DOSIS
• Singkirkan tutup inhaler. Kocok inhaler 0,01 ml/kgBB
• Masukkan mulut inhaler melalui lubang dalam botol atau 1:1000 (0,1%)
Gambar 6. Penggunaan spacer
Dosis maksimal 0,3 ml
gelas plastik
• Letakkan mulut botol pada mulut anak dan perintahkan anak untuk bernapas lewat mulut.
• Berikan 0,01 ml/kgBB epinefrin subkutan dengan
Tekan inhaler dan semprotkan salbutamol ke dalam botol sementara anak bernapas normal
menggunakan spuit 1 ml (spuit BCG)
Jika tidak tersedia spacer buatan pabrik, bisa digunakan spacer • Jika setelah 20 menit pemberian tidak ada perbaikan, ulangi
buatan sendiri : pemberian epinefrin 1 dosis
• Gunakan botol minum kemasan 500 ml atau yang sejenis
• Buat lubang pada dasar botol dengan ukuran sama besar PEMBERIAN BRONKODILATOR ORAL
dengan mulut inhaler
• Potong botol antara ¼ bagian atas dan ¾ bagian bawah lalu Salbutamol oral 3 kali sehari selama 3 hari.
pisahkan bagian atas botol
• Buat potongan berbentuk “V” kecil pada pinggiran bagian Gambar 7. Penggunaan spacer Tablet
terbuka botol untuk menyesuaikan dengan hidung anak lalu dari botol minuman Berat Badan
gunakan sebagai masker 2 mg 4 mg
• Lapisi pinggiran potongan botol dengan plester atau bakar pinggiran tersebut dengan lilin agar < 10 kg ½ ¼
tidak tajam
• Untuk bayi kecil, spacer buatan sendiri dapat dibuat dengan melubangi dasar gelas plastik 10 - 19 kg 1 ½
kemasan air mineral

*Jika spacer digunakan untuk pertama kalinya, semprotkan 4-5 semprot lebih banyak

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT (MTBS) - 2022 BALITA SAKIT UMUR 2 BULAN - 5 TAHUN 15
MENCEGAH AGAR GULA DARAH TIDAK TURUN
• Jika anak masih bisa menyusui
¶ Mintalah kepada ibu untuk menyusui anaknya
• Jika anak tidak bisa menyusu tapi masih bisa menelan
¶ Beri perahan ASI atau susu formula/air gula 30 - 50 ml sebelum dirujuk
¶ Cara membuat air gula:
Larutkan 1 sendok teh munjung gula pasir (5 gram) ditambah air matang 50 ml (¼ volume gelas minum)
• Jika anak tidak bisa menelan
¶ Beri 50 ml susu formula/air gula melalui pipa orogastrik
¶ Jika tidak tersedia pipa orogastrik, RUJUK SEGERA
· Jika anak gizi buruk dengan hipoglikemia
¶ Kematian karena hipoglikemia kadang-kadang hanya didahului dengan mengantuk
¶ Bila tidak ada fasilitas pemeriksaan kadar glukosa darah, setiap anak gizi buruk dianggap mengalami hipoglikemia, perlu
segera ditangani sesuai tatalaksana hipoglikemia
¶ Cara mengatasi hipoglikemia:
à Sadar (tidak letargi): Berikan larutan glukosa 10% atau larutan gula pasir 10%* secara oral/NGT (bolus) sebanyak 50 ml
à Tidak sadar (letargi): Berikan larutan glukosa 10% IV (bolus) 5 ml/kgBB. Selanjutnya berikan larutan glukosa 10% atau
larutan gula pasir 10% secara oral atau NGT (bolus) sebanyak 50 ml

* 5 gram gula pasir (= 1 sendok teh munjung) + air matang s.d. 50 ml

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT (MTBS) - 2022 BALITA SAKIT UMUR 2 BULAN - 5 TAHUN 16
ÊÊPEMBERIAN PENGOBATAN INI HANYA DI KLINIK Beri Antibiotik Intramuskular
• Jelaskan kepada ibu mengapa obat tersebut harus diberikan
UNTUK ANAK YANG HARUS DIRUJUK TETAPI TIDAK DAPAT
• Tentukan dosis yang sesuai dengan berat badan dan umur anak
MENELAN OBAT ORAL
• Gunakan jarum dan alat suntik steril, ukur dosis dengan tepat
• Beri dosis pertama Ampisilin + Gentamisin intramuskular dan RUJUK
• Berikan obat suntikan intramuskular
SEGERA
• Jika anak tidak dapat dirujuk, ikuti petunjuk yang diberikan
JIKA RUJUKAN TIDAK MEMUNGKINKAN:
• Ulangi suntikan Ampisilin Intramuskular setiap 6 jam selama 5 hari
Suntikan IV atau IM Artesunat Injeksi untuk Malaria Berat
• Lanjutkan dengan pemberian antibiotik yang sesuai, untuk
(ANTI MALARIA LINI PERTAMA UNTUK MALARIA BERAT)
melengkapi 10 hari pengobatan
UNTUK ANAK YANG HARUS DIRUJUK KARENA PENYAKIT BERAT DENGAN DEMAM
• Berikan dosis pertama suntikan Artesunat sebelum dirujuk (dosis lihat di AMPISILIN GENTAMISIN
bawah), RUJUK SEGERA
Dosis: 50 mg/kgBB
• Jika rujukan tidak memungkinkan dan hasil pemeriksaan laboratorium dan
BERAT BADAN Tambahkan 4 ml akuades
klinis menunjukkan malaria berat ikuti petunjuk berikut: Dosis: 7,5 mg/kgBB
dalam 1000 mg
¶ Suntikan Artesunat IV atau IM dengan dosis 2,4 mg/kgBB sebanyak 3 kali Sediaan 40 mg/ml
sehingga menjadi
jam ke 0, 12, dan 24. Selanjutnya berikan 2,4 mg/kgBB per IV atau IM 1000 mg/5 ml atau 200 mg/ml
setiap 24 jam sampai anak mau minum obat. Lanjutkan pengobatan dengan
obat anti malaria oral (DHP tablet) 4 - < 6 kg 1,25 ml = 250 mg 1 ml = 40 mg
¶ Jika anak belum sadar dalam 3 hari, RUJUK SEGERA
6 - < 8 kg 1,75 ml = 350 mg 1,25 ml = 50 mg
¶ Jika anak sudah bisa makan dan minum, gantikan dengan pemberian obat
antimalaria oral lini pertama untuk Malaria Falciparum selama 3 hari 8 - < 10 kg 2,25 ml = 450 mg 1,75 ml = 70 mg

¶ Keterangan: dosis artesunat pada anak BB < 20 kg dengan malaria berat 10 - < 14 kg 3 ml = 600 mg 2,5 ml = 100 mg
adalah 3 mg/kgBB/kali pemberian, lebih tinggi dibanding anak BB > 20 kg
14 - < 19 kg 3,75 ml = 750 mg 3 ml = 120 mg
(2,4 mg/kgBB)

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT (MTBS) - 2022 BALITA SAKIT UMUR 2 BULAN - 5 TAHUN 17
PEMBERIAN CAIRAN TAMBAHAN UNTUK INFEKSI DENGUE

Pemberian Cairan Pra Rujukan untuk Infeksi Dengue


JIKA ADA TANDA SYOK, ATASI SYOK DENGAN SEGERA (SEVERE DENGUE):
• Beri oksigen nasal prongs 1 – 2 liter/menit
• Segera beri cairan intravena*
• Berikan cairan kristaloid isotonik intravena (Ringer Laktat atau NaCl 0,9%): 10 ml/kgBB dalam 1 jam
• Periksa kembali anak setelah 1 jam:
¶ Jika syok teratasi, beri cairan dengan kecepatan 5 - 7 ml/kgBB/jam selama 2 - 4 jam, dan RUJUK SEGERA ke rumah sakit
¶ Jika syok belum teratasi, ulang pemberian cairan 10 - 20 ml/kgBB dalam 1 jam dan RUJUK SEGERA ke rumah sakit
• Pantau tanda vital dan diuresis setiap jam

JIKA TIDAK ADA TANDA SYOK (DENGUE DENGAN WARNING SIGNS):


• Berikan infus Ringer Laktat atau NaCl 0,9% 5 - 7 ml/kgBB/jam** selama 1 - 2 jam, turunkan bertahap setiap 2 jam sesuai dengan perbaikan
klinis. RUJUK SEGERA
• Jika anak bisa minum:
Beri minum apa saja*** (oralit, susu, teh manis, jus buah, kaldu atau tajin) sebanyak mungkin dalam perjalanan ke tempat rujukan

CATATAN:
* Jika tidak dapat memberi cairan intravena, RUJUK SEGERA, dalam perjalanan beri oralit/cairan lain sedikit demi sedikit dan sering
** Khusus untuk anak gemuk, pemberian cairan intravena untuk Dengue dengan Warning Signs disesuaikan dengan berat badan ideal anak. BB ideal
sesuai dengan garis warna hijau pada grafik BB/TB
*** Jangan memberi minuman yang berwarna merah atau coklat tua karena sulit dibedakan jika ada perdarahan lambung

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT (MTBS) - 2022 BALITA SAKIT UMUR 2 BULAN - 5 TAHUN 18
PEMBERIAN CAIRAN TAMBAHAN UNTUK GIZI BURUK

Tindakan pra rujukan untuk anak gizi buruk disertai diare


· Berikan cairan Resomal atau modifikasinya sebanyak 5 ml/kgBB melalui oral atau pipa nasogastrik sebelum dirujuk
· Cara pembuatan cairan:
1. Larutan Mineral Mix:
¶ Serbuk Mineral Mix 1 sachet (8 gram)
¶ Dilarutkan dalam 20 ml atau 2 sendok makan air matang
2. Resomal (1000 ml)
¶ Oralit 2,5 sachet
¶ Gula pasir 25 gram
¶ Larutan Mineral Mix 20 ml
¶ Tambahkan air matang sampai dengan 1000 ml
3. Modifikasi Resomal (400 ml)
¶ Oralit 1 sachet
¶ Gula pasir 10 gram (1 sendok makan peres)
¶ Bubuk KCl 0,8 gram (seujung sendok makan)
¶ Tambahkan air matang sampai dengan 400 ml
· Bila tidak ada Larutan Mineral Mix atau KCl, RUJUK
· Jika anak masih mau minum, teruskan pemberian cairan Resomal/modifikasinya selama perjalanan

Pemberian glukosa 10% dan cairan infus pra rujukan untuk anak gizi buruk disertai syok
· Pemberian glukosa 10% IV bolus dengan dosis 5 mg/kgBB
· Pemberian cairan infus pada anak gizi buruk, harus hati-hati, pelan-pelan dan bertahap, agar tidak memperberat kerja jantung
· Berikan cairan infus sebanyak 15 ml/kgBB selama 1 jam atau 5 tetes/kgBB/menit
· Dianjurkan menggunakan RLG 5% atau campuran RL dengan Dextrosa/Glukosa 10% dengan perbandingan 1:1
· RUJUK SEGERA

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT (MTBS) - 2022 BALITA SAKIT UMUR 2 BULAN - 5 TAHUN 19
MENGAJARI IBU CARA PEMBERIAN OBAT ORAL DI RUMAH
Ikuti petunjuk di bawah ini untuk setiap obat oral yang harus diberikan di rumah. Ikuti juga petunjuk yang tercantum dalam tiap tabel dosis obat.

· Tentukan obat dan dosis yang sesuai dengan umur dan/atau berat badan anak · Terangkan dengan jelas cara memberi obat, kemudian tuliskan pada label obat
· Jelaskan alasan pemberian obat tersebut · Jika akan memberikan lebih dari satu obat, bungkus setiap obat secara terpisah
· Peragakan bagaimana cara membuat satu dosis · Jelaskan bahwa semua obat harus diberikan sesuai anjuran walaupun anak telah menunjukan
· Perhatikan cara ibu menyiapkan sendiri satu dosis perbaikan

· Mintalah ibu memberikan dosis pertama pada anak bila obat harus diberikan di klinik · Cek pemahaman ibu sebelum ibu meninggalkan klinik

UNTUK PNEUMONIA/INFEKSI TELINGA AKUT: BERI ANTIBIOTIK AMOKSISILIN ORAL UNTUK DISENTRI: BERIKAN ANTIBIOTIK YANG DIANJURKAN UNTUK SHIGELA
AMOKSISILIN 40 - 45 mg/kgBB/kali, 2 x sehari
KOTRIMOKSAZOL METRONIDAZOL
SEFIKSIM
2 x sehari selama 3 hari untuk Pneumonia 4 mg/kgBB/kali 30 - 50 mg/kgbb/hari,
1,5 - 3 mg/kgBB
BERAT 2 x sehari selama 5 hari untuk Pneumonia dengan klasifikasi HIV merah BERAT 2 x sehari selama 5 hari dibagi 3 dosis
2 x sehari selama 5 hari
BADAN 2 x sehari selama 10 hari untuk Infeksi Telinga Akut BADAN 3 x sehari selama 10 hari
SIRUP Susp 200 mg/40 mg Tablet 100 mg Sirup Tablet 500 mg
TABLET per 5 ml
(500 mg) 125 mg/5 ml 250 mg/5 ml 1 1
4 - < 6 kg 2,5 ml Ú16 0,5 ml /8
4 - < 6 kg ½ 10 ml 5 ml
1
6 - < 10 kg 5 ml Ú8 1 ml ¼
6 - < 10 kg ¾ 15 ml 7,5 ml
10 - < 16 kg 7,5 ml ¼ 2 ml ½
10 - < 16 kg 1¼ 25 ml 12,5 ml
½ 3 ml ¾
16 - < 19 kg 10 ml
16 - < 19 kg 1½ 30 ml 15 ml
Antibiotik Lini Pertama : KOTRIMOKSAZOL
Pneumonia: Antibiotik Lini Kedua : SEFIKSIM
• Jika mampu laksana, dosis diberikan secara individual. Jika tidak mampu laksana, maka diberikan Untuk AMOEBIASIS/GIARDIASIS : METRONIDAZOL
sesuai tabel
• Jika tidak respon dengan Amoksisilin, berikan Eritromisin 50 mg/kgBB dalam 3 dosis pemberian
Infeksi telinga akut:
• Jika tidak respon dengan amoksisilin atau alergi penisilin, RUJUK untuk penanganan lebih lanjut

UNTUK KOLERA: BERIKAN ANTIBIOTIK YANG UNTUK PROFILAKSIS PADA


UNTUK GIZI BURUK TANPA KOMPLIKASI: BERI ANTIBIOTIK AMOKSISILIN ORAL DIANJURKAN UNTUK KOLERA SELAMA 3 HARI TERKONFIRMASI/TERPAJAN HIV

AMOKSISILIN 15 mg/kgBB/kali, 3 x sehari selama 5 hari


KOTRIMOKSAZOL
BERAT 2 x sehari selama 3 hari Berikan KOTRIMOKSAZOL
TABLET SIRUP BERAT
BADAN (TRIMETHOPRIM
(500 mg) BADAN
125 mg/5 ml 250 mg/5 ml TABLET DEWASA SUSP per 5 ml SULFAMETHOXAZOLE),
1
(400 mg/80 mg) (200 mg/40 mg) dengan dosis
4 - < 6 kg Ú6 2,5 ml 1,25 ml sesuai berat badan:
4 - < 6 kg ¼ 2,5 ml
6 - < 10 kg ¼ 5 ml 2,5 ml TRIMETHOPRIM
1 4 - 6 mg/kgBB/kali
10 - < 16 kg Ú3 7,5 ml 3,75 ml 6 - < 10 kg ½ 5 ml
1 x sehari, setiap hari
16 - < 19 kg ½ 10 ml 5 ml
10 - < 19 kg 1 10 ml

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT (MTBS) - 2022 BALITA SAKIT UMUR 2 BULAN - 5 TAHUN 20
PENGOBATAN MALARIA

Ikuti dengan teliti petunjuk dosis dan lamanya pemberian obat


Obat Anti Malaria harus diberikan sesudah makan
Malaria Falsiparum
LINI PERTAMA LINI KEDUA
Jumlah tablet per hari menurut kelompok berat badan Jumlah tablet per hari menurut kelompok berat badan
Hari Jenis obat ≤ 5 kg > 5 - 6 kg > 6 - 10 kg > 10 - 17 kg Hari Jenis obat ≤ 5 kg > 5 - 6 kg > 6 - 10 kg > 10 - 17 kg
0 - 1 bulan 2 - < 6 bulan 6 - 12 bulan < 5 tahun 0 - 1 bulan 2 - 5 bulan 6 - 11 bulan 1 - 4 tahun

1-3 DHP 1-7 Kina Sesuai BB* 3x½ 3x½ 3x1


⅓ ½ ½ 1
1 Primakuin 1 Primakuin - - ¼ ¼
- - ¼ ¼
*Dosis Kina diberikan sesuai BB (3x10 mg/kgBB/hari), 1 tablet = 222 mg Kina sulfat

LINI PERTAMA LINI KEDUA


Jumlah tablet per hari menurut kelompok berat badan Jumlah tablet per hari menurut kelompok berat badan
Hari Jenis obat ≤ 5 kg > 5 - 6 kg > 6 - 10 kg > 10 - 17 kg Hari Jenis obat ≤ 5 kg > 5 - 6 kg > 6 - 10 kg > 10 - 17 kg
0 - 1 bulan 2 - < 6 bulan 6 - 12 bulan < 5 tahun 0 - 1 bulan 2 - 5 bulan 6 - 11 bulan 1 - 4 tahun

1-3 DHP 3x½ 3x½


⅓ ½ ½ 1 1-7 Kina Sesuai BB* 3x1

1 - 14 Primakuin
- - ¼ ¼ 1 - 14 Primakuin - - ¼ ¼
*Dosis Kina diberikan sesuai BB (3x10mg/kgBB/hari), 1 tablet = 222 mg Kina sulfat

Infeksi Campur P. Falsiparum + P. Vivax / P. Ovale


Jumlah tablet per hari menurut kelompok berat badan
Hari Jenis obat ≤ 5 kg > 5 - 6 kg > 6 - 10 kg > 10 - 17 kg
0 - 1 bulan 2 - < 6 bulan 6 - 12 bulan < 5 tahun

1-3 DHP
⅓ ½ ½ 1

1 - 14 Primakuin - - ¼ ¼

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT (MTBS) - 2022 BALITA SAKIT UMUR 2 BULAN - 5 TAHUN 21
Parasetamol untuk Demam ≥ 38C̊ atau Sakit Telinga Pemberian Vitamin A untuk Pengobatan Campak
TANPA Komplikasi Mata dan/atau Mulut
PARASETAMOL
Umur Dosis Hari
Setiap 6 jam sampai demam atau nyeri telinga hilang
Kapsul lunak 50.000 IU
< 6 bulan Hari ke-1
Berat Badan Tablet 500 mg Tablet 100 mg Sirup 120 mg/5 ml (½ kapsul biru)
4 - < 7 kg ⅛ ½ 2,5 ml
6 bulan - 11 bulan
Kapsul lunak 100.000 IU
Hari ke-1
(kapsul biru)
7 - < 14 kg ¼ 1 5 ml
Kapsul lunak 200.000 IU
14 - < 19 kg ½ 2 7,5 ml 12 bulan - 59 bulan Hari ke-1
(kapsul merah)

Pemberian Vitamin A untuk Pengobatan Campak


Obat Cacingan DENGAN Komplikasi Mata dan/atau Mulut
Jika anak Anemia berumur ≥ 4 bulan, belum pernah mendapat obat ini dalam 6 bulan terakhir,
beri obat cacingan dosis tunggal. Umur Dosis Hari
Lini Pertama : ALBENDAZOL Kapsul lunak 50.000 IU
< 6 bulan Hari ke-1 dan hari ke-2
(½ kapsul biru)
Lini Kedua : PIRANTEL PAMOAT (Lini pertama untuk anak dengan gizi buruk)
Kapsul lunak 100.000 IU
6 bulan - 11 bulan Hari ke-1 dan hari ke-2
LINI PERTAMA: ALBENDAZOL LINI KEDUA: PIRANTEL PAMOAT (kapsul biru)

Tablet 400 mg per Hari Tablet 125 mg Kapsul lunak 200.000 IU


Umur Umur atau Berat Badan 12 bulan - 59 bulan Hari ke-1 dan hari ke-2
3 Hari Berturut-turut DOSIS TUNGGAL (kapsul merah)

4 bulan - 9 bulan (6 - < 8 kg) ½ Pemberian Vitamin A untuk Pengobatan Defisiensi Vitamin A,
1 - < 2 tahun ½
9 bulan - < 1 tahun ( 8 - < 10 kg) ¾ Xerofthalmia, dan Gizi Buruk

1 tahun - < 3 tahun (10 - < 14 kg) 1 Umur Dosis Hari


2 - < 5 tahun 1
3 tahun - < 5 tahun (14 - < 19 kg) 1½ Kapsul lunak 50.000 IU Hari ke-1, hari ke-2, dan
< 6 bulan
(½ kapsul biru) hari ke-15
Zat Besi untuk Pengobatan ANEMIA
Kapsul lunak 100.000 IU Hari ke-1, hari ke-2, dan
6 bulan - 11 bulan
(kapsul biru) hari ke-15
Umur Dosis besi elemental Lama Pemberian
Kapsul lunak 200.000 IU Hari ke-1, hari ke-2, dan
1x/hari mulai umur 1 bulan 12 bulan - 59 bulan
Bayi* : BBLR (BB < 2500 gr) 3 mg/kgBB/hari (kapsul merah) hari ke-15
sampai 2 tahun
1x/hari mulai umur 4 bulan
: Cukup bulan 2 mg/kgBB/hari Catatan:
sampai 2 tahun
2x/minggu selama 3 bulan
• Dosis disesuaikan dengan umur dan berat badan
2 tahun – 5 tahun (balita) 1 mg/kgBB/hari • Apabila berat badan tidak masuk dalam rentang umur, maka yang
berturut turut setiap tahun
*dosis maksimal 15 mg/hari digunakan adalah dosis berdasarkan berat badan

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT (MTBS) - 2022 BALITA SAKIT UMUR 2 BULAN - 5 TAHUN 22
MENGAJARI IBU CARA MENGOBATI INFEKSI Mencuci Telinga yang Mengalami Infeksi
LOKAL DI RUMAH Untuk Infeksi Telinga Akut:
· Keringkan telinga sekurang-kurangnya 3 x sehari
· Jelaskan alasan pemberian obat · Gulung selembar kain penyerap bersih dan lunak atau kertas tisu yang kuat, menjadi
sebuah sumbu. Jangan gunakan lidi kapas
· Uraikan langkah-langkah pengobatan sebagaimana tercantum · Masukkan sumbu tersebut ke dalam telinga anak, keluarkan sumbu jika sudah basah
dalam kotak yang sesuai · Ganti sumbu dengan yang baru dan ulangi langkah di atas sampai telinga anak kering

· Amati cara ibu melakukan pengobatan di klinik Untuk Infeksi Telinga Kronik:

· Jelaskan berapa kali dia harus mengerjakannya di rumah


• Teteskan 3 - 5 tetes larutan NaCl 0,9% atau H2O2 3% pada telinga yang sakit, lalu
keringkan dengan kertas tisu
· Berikan contoh bagaimana memberikan obat di klinik untuk • Lakukan hal ini 3 kali sehari
dilanjutkan di rumah • Sesudah mengeringkan telinga, teteskan derivat Quinolon 2 - 3 tetes/kali (bila tersedia)
dan biarkan selama 10 menit. Berikan 2 x sehari, pagi dan malam selama 14 hari
· Cek pemahaman ibu
• Tidak direkomendasikan pemberian tetes telinga kloramfenikol

Mengobati Infeksi Mata dengan Tetes/Salep Mata Mengobati Luka di Mulut dengan Antiseptik Mulut
· Cucilah tangan
• Bersihkan kedua mata 3 x sehari · Basuhlah mulut anak dengan jari yang dibungkus kain bersih yang telah dibasahi larutan
¶ Cucilah tangan NaCl 0,9%
¶ Mintalah anak untuk memejamkan mata · Oleskan Nistatin 4 x sehari selama 7 hari (dosis Nistatin: 0,5 ml/kgBB/hari)
¶ Gunakan kapas basah untuk membersihkan nanah · Cuci tangan kembali

• Berikan obat tetes/salep mata kloramfenikol/ tetrasiklin 3 x sehari


¶ Mintalah anak melihat ke atas. Tarik kelopak mata bawah perlahan ke
Meredakan Batuk dan Melegakan Tenggorokan dengan Bahan yang Aman
arah bawah
· Bahan aman yang dianjurkan:
¶ Teteskan obat tetes mata atau oleskan sejumlah kecil salep di bagian
¶ ASI eksklusif untuk bayi sampai umur 6 bulan
dalam kelopak mata ¶ Kecap manis atau madu dicampur dengan air jeruk nipis (madu tidak dianjurkan
¶ Cuci tangan kembali untuk anak umur < 1 tahun)
• Obati sampai kemerahan hilang · Obat yang tidak dianjurkan:
¶ Semua jenis obat batuk yang dijual bebas yang mengandung atropin, codein, dan
• Jangan menggunakan salep/tetes mata yang mengandung kortikosteroid
derivatnya atau alkohol
atau memberi sesuatu apapun di mata ¶ Obat-obatan dekongestan oral dan nasal

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT (MTBS) - 2022 BALITA SAKIT UMUR 2 BULAN - 5 TAHUN 23
PEMBERIAN CAIRAN TAMBAHAN UNTUK DIARE DAN MELANJUTKAN PEMBERIAN MAKAN/ASI
(Lihat anjuran PEMBERIAN MAKAN PADA ANAK SEHAT MAUPUN SAKIT)

Rencana Terapi A: Penanganan Diare di Rumah Rencana Terapi B: Penanganan Dehidrasi Ringan/Sedang dengan Oralit
Jelaskan pada ibu tentang aturan perawatan di rumah: Berikan oralit di klinik sesuai yang dianjurkan selama periode 3 jam
1. BERI CAIRAN TAMBAHAN (sebanyak anak mau)
UMUR ≤ 4 bulan 4 - < 12 bulan 1 - < 2 tahun 2 - < 5 tahun
• JELASKAN KEPADA IBU:
¶ Beri ASI lebih sering dan lebih lama pada setiap kali pemberian BERAT BADAN < 6 kg 6 - < 10 kg 10 - < 12 kg 12 - 19 kg

¶ Jika anak memperoleh ASI eksklusif, berikan oralit atau air matang sebagai tambahan JUMLAH 200 - 400 ml 400 - 700 ml 700 - 900 ml 900 - 1400 ml
¶ Jika anak tidak memperoleh ASI eksklusif, berikan 1 atau lebih cairan berikut ini: oralit, cairan
makanan (kuah sayur, air tajin) atau air matang Digunakan UMUR hanya bila berat badan anak tidak diketahui

• Anak harus diberi larutan oralit di rumah jika:


¶ Anak telah diobati dengan Rencana Terapi B atau C dalam kunjungan ini · TENTUKAN JUMLAH ORALIT UNTUK 3 JAM PERTAMA
¶ Anak tidak dapat kembali ke klinik jika diarenya bertambah parah Jumlah oralit yang diperlukan = berat badan (dalam kg) x 75 ml
¶ Jika anak menginginkan, boleh diberikan lebih banyak dari pedoman di atas
• AJARI IBU CARA MENCAMPUR DAN MEMBERIKAN ORALIT
¶ Untuk anak berumur kurang dari 6 bulan yang tidak menyusu, berikan juga 100 - 200 ml air
BERI IBU 6 BUNGKUS ORALIT UNTUK DIGUNAKAN DI RUMAH matang selama periode ini
Cara membuat cairan oralit:
· TUNJUKKAN CARA MEMBERIKAN LARUTAN ORALIT
¶ Cuci tangan sebelum menyiapkan
¶ Minumkan sedikit-sedikit tapi sering dari cangkir/mangkuk/gelas
¶ Siapkan satu gelas (200 cc) air matang ¶ Jika anak muntah, tunggu 10 menit. Kemudian berikan lagi lebih lambat
¶ Gunting ujung pembungkus oralit ¶ Lanjutkan ASI selama anak mau
¶ Masukkan seluruh isi oralit ke dalam gelas yang berisi air tersebut ¶ Bila kelopak mata bengkak, hentikan pemberian oralit dan berikan air masak atau ASI
¶ Aduk hingga bubuk oralit larut
· BERIKAN TABLET ZINC SELAMA 10 HARI BERTURUT-TURUT WALAUPUN DIARE SUDAH
¶ Siap untuk diminum BERHENTI
• TUNJUKKAN KEPADA IBU BERAPA BANYAK ORALIT/CAIRAN LAIN YANG HARUS · SETELAH 3 JAM:
DIBERIKAN SETIAP KALI ANAK BUANG AIR BESAR: ¶ Ulangi penilaian dan klasifikasikan kembali derajat dehidrasinya
¶ Sampai umur 1 tahun : 50 - 100 ml setiap kali buang air besar ¶ Pilih rencana terapi yang sesuai untuk melanjutkan pengobatan
¶ Umur 1 sampai 5 tahun : 100 - 200 ml setiap kali buang air besar ¶ Mulailah memberi makan

• KATAKAN KEPADA IBU: · JIKA IBU MEMAKSA PULANG SEBELUM PENGOBATAN SELESAI:
¶ Agar meminumkan sedikit-sedikit tapi sering dari mangkuk/cangkir/gelas ¶ Tunjukkan cara menyiapkan cairan oralit di rumah
¶ Jika anak muntah, tunggu 10 menit. Kemudian berikan lagi lebih lambat ¶ Tunjukkan berapa banyak oralit yang harus diberikan di rumah untuk menyelesaikan 3 jam
pengobatan
¶ Lanjutkan pemberian cairan tambahan sampai diare berhenti
¶ Beri oralit yang cukup untuk rehidrasi dengan menambahkan 6 bungkus lagi sesuai yang
2. BERI TABLET ZINC SELAMA 10 HARI BERTURUT-TURUT WALAUPUN dianjurkan dalam Rencana Terapi A
¶ Jelaskan 4 aturan perawatan diare di rumah:
DIARE SUDAH BERHENTI
1. BERI CAIRAN TAMBAHAN
3. LANJUTKAN PEMBERIAN MAKAN 2. BERI TABLET ZINC SELAMA 10 HARI
LIHAT RENCANA TERAPI A
3. LANJUTKAN PEMBERIAN MAKAN
4. KAPAN HARUS KEMBALI 4. KAPAN HARUS KEMBALI

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT (MTBS) - 2022 BALITA SAKIT UMUR 2 BULAN - 5 TAHUN 24
PEMBERIAN CAIRAN TAMBAHAN UNTUK DIARE DAN MELANJUTKAN PEMBERIAN MAKAN/ASI
(Lihat anjuran PEMBERIAN MAKAN PADA ANAK SEHAT MAUPUN SAKIT)

Rencana Terapi C: Penanganan Dehidrasi Berat dengan Cepat Pemberian Tablet Zinc untuk Semua
IKUTI TANDA PANAH, JIKA JAWABAN “YA”, LANJUTKAN KE KANAN. JIKA “TIDAK”, LANJUTKAN KE BAWAH Penderita Diare
· Beri cairan interavena secepatnya. Jika anak bisa minum, beri oralit melalui mulut
sementara infus dipersiapkan. Beri 100 ml/kg cairan Ringer Laktat (atau jika tak tersedia, · Pastikan semua anak yang menderita diare
MULAI DI SINI gunakan cairan NaCl) yang dibagi sebagai berikut:
mendapat tablet zinc
Pemberian pertama Pemberian berikut
UMUR
30 ml/kg selama: 70 ml/kg selama:
· Dosis tablet zinc
Bayi 1 jam* 5 jam
(> 28 hari sampai < 12 bulan) (1 tablet dispersible = 20 mg)
Dapatkah saudara Anak
segera memberi 30 menit* 2 ½ jam Berikan selama 10 hari:
YA (12 bulan sampai 5 tahun)
cairan intravena? ¶ Umur < 6 bulan : ½ tablet per hari
*Ulangi sekali lagi jika denyut nadi sangat lemah atau tak teraba

· Periksa kembali anak setiap 15 - 30 menit. Jika nadi belum teraba, beri tetesan lebih cepat ¶ Umur ≥ 6 bulan : 1 tablet per hari
· Beri oralit (kira-kira 5 ml/kg/jam) segera setelah anak mau minum. Biasanya sesudah 3 - 4
jam (pada bayi) atau 1 - 2 jam (pada anak) dan beri juga tablet zinc
TIDAK · Cara pemberian tablet zinc:
· Periksa kembali bayi sesudah 6 jam atau anak sesudah 3 jam. Klasifikasikan dehidrasi dan
pilih rencana terapi yang sesuai untuk melanjutkan pengobatan
¶ Larutkan tablet dengan sedikit air atau ASI
Keterangan : 1 ml = 20 tetes (infus makro), 1 ml = 60 tetes (infus mikro)
Apakah ada fasilitas dalam sendok teh (tablet akan larut ± 30
pemberian cairan · RUJUK SEGERA untuk pengobatan intravena
intravena terdekat YA · Jika anak bisa minum, bekali ibu larutan oralit dan tunjukkan cara meminumkan pada detik), segera berikan kepada anak
(dalam 30 menit)? anaknya sedikit demi sedikit selama dalam perjalanan ¶ Apabila anak muntah sekitar setengah jam
TIDAK setelah pemberian tablet zinc, ulangi
pemberian dengan cara memberikan
Apakah saudara potongan lebih kecil dilarutkan beberapa
terlatih menggunakan • Mulailah melakukan rehidrasi dengan oralit melalui pipa orogastrik atau mulut. Beri 20 ml/kg/
pipa orogastrik untuk jam selama 6 jam (total 120 ml/kg) kali hingga satu dosis penuh
rehidrasi?
· Periksa kembali anak setiap 1 - 2 jam:
¶ Ingatkan ibu untuk memberikan tablet zinc
TIDAK YA ¶ Jika anak muntah terus atau perut makin kembung, beri cairan lebih lambat
¶ Jika setelah 3 jam keadaan hidrasi tidak membaik, rujuk anak untuk pengobatan intravena setiap hari selama 10 hari penuh meskipun
· Sesudah 6 jam, periksa kembali anak. Klasifikasikan dehidrasi. Kemudian tentukan rencana diare sudah berhenti
Apakah anak masih
terapi yang sesuai (A, B, atau C) ¶ Bila anak menderita dehidrasi berat dan
bisa minum?
TIDAK memerlukan cairan infus, tetap berikan
CATATAN: tablet zinc segera setelah anak bisa minum
Rujuk SEGERA · Jika mungkin, amati anak sekurang-kurangnya 6 jam setelah rehidrasi untuk meyakinkan atau makan
untuk pengobatan bahwa ibu dapat mempertahankan hidrasi dengan pemberian larutan oralit per oral.
IV/pipa orogastrik

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT (MTBS) - 2022 BALITA SAKIT UMUR 2 BULAN - 5 TAHUN 25
DIAGNOSIS DAN PENGOBATAN TB
ALUR DIAGNOSIS TB ANAK SISTEM SKORING DIAGNOSIS TB ANAK
Parameter 0 1 2 3 Skor

Laporan keluarga,
Kontak TB Tidak jelas - BTA (-)/BTA tidak jelas/ BTA (+)
tidak tahu

Positif ≥ 10 mm
Uji Tuberkulin
Negatif - - atau ≥ 5 mm pada
(Mantoux)
imunokompromais

Klinik gizi buruk atau


Berat badan/ BB/TB < 90% atau
- BB/TB < 70% atau -
keadaan gizi BB/U < 80%
BB/U < 60%

Demam yang
tidak diketahui - ≥ 2 minggu - -
penyebabnya

Batuk kronik - ≥ 2 minggu - -

Pembesaran
kelenjar limfe ≥ 1 cm, lebih dari
- - -
kolli, aksila, 1 KGB, tidak nyeri
inguinal

Pembengkakan
tulang/sendi Ada
- - -
panggul, lutut, pembengkakan
falang

Normal/ Gambaran
Foto toraks kelainan sugestif - -
tidak jelas (mendukung) TB

Skor Total

DIAGNOSIS DAN PENGOBATAN TB


Berat Badan (kg) 2 Bulan RHZ (75/50/150) 4 Bulan RH (75/50)

5-7 1 Tablet 1 Tablet

8 - 11 2 Tablet 2 Tablet

12 - 16 3 Tablet 3 Tablet

17 - 22 4 Tablet 4 Tablet

23 - 30 5 Tablet 5 Tablet

Catatan:

* Dapat dilakukan bersamaan dengan pemeriksaan sputum



** Lihat tabel Sistem Skoring Diagnosis TB Anak

*** Kontak TB paru dewasa dan kontak TB paru anak terkonfirmasi bakteriologis

**** Evaluasi respon pengobatan. Jika tidak respon dengan pengobatan adekuat, evaluasi ulang diagnosis TB dan adanya kormobiditas atau rujuk

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT (MTBS) - 2022 BALITA SAKIT UMUR 2 BULAN - 5 TAHUN 26
KONSELING BAGI IBU
KONSELING PEMBERIAN MAKAN

Menilai Cara Pemberian Makan


Tanyakan tentang cara pemberian makan anak. Bandingkan jawaban ibu dengan ANJURAN MAKAN UNTUK
ANAK SEHAT MAUPUN SAKIT

TANYAKAN:
1. Apakah ibu menyusui anak ini?
• Berapa kali sehari?
• Apakah ibu menyusui juga pada malam hari?
2. Apakah anak mendapat makanan atau minuman lain?
• Makanan atau minuman apa?
• Berapa kali sehari?
• Alat apa yang digunakan untuk memberi makan/minum anak?
3. Jika anak gizi kurang atau gizi buruk tanpa komplikasi:
• Berapa banyak makanan/minuman yang diberikan kepada anak?
• Apakah anak mendapat porsi sendiri?
• Siapa yang memberi makan anak dan bagaimana caranya?
• Makanan apa yang tersedia di rumah?
4. Selama anak sakit ini, apakah pemberian makanan berubah? Bila ya, bagaimana?

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT (MTBS) - 2022 BALITA SAKIT UMUR 2 BULAN - 5 TAHUN 27
ANJURAN MAKAN UNTUK ANAK SEHAT MAUPUN SAKIT

Neonatus - 1 minggu 1 minggu - 6 bulan 6 - 8 bulan 9 - 11 bulan 12 - 23 bulan 24 bulan lebih


Segera setelah lahir, letakkan bayi Berikan ASI saja kepada bayi, Berikan ASI sesuai keinginan bayi Berikan ASI sesuai keinginan Berikan ASI sesuai keinginan bayi Berikan makanan keluarga yang
di dada ibu (ada kontak kulit ibu sesuai keinginannya, sedikitnya bayi bervariasi. Terdiri dari makanan
dan bayi) 8 x dalam 24 jam pokok, hewani, kacang-kacangan,
buah-buahan/sayur
Berikan kesempatan pada bayi Lihat tanda-tanda bayi lapar, Mulai berikan makanan tambahan Berikan makanan keluarga Berikan makanan keluarga yang Berikan setidaknya 1 mangkuk
untuk menyusu dalam satu jam seperti bayi mulai rewel, ketika anak berumur 6 bulan bervariasi yang dicincang atau bervariasi. Makanan yang diiris- setiap kali makan
pertama, berikan kolostrum yaitu mengisap jari atau menggerak- berupa bubur kental atau dicacah. Terdiri dari makanan iris atau makanan keluarga. (1 mangkuk = 250 ml)
ASI pertama yang berwarna gerakan bibir makanan yang dilumatkan dengan pokok, hewani, kacang- Terdiri dari makanan pokok,
kekuningan dan kental pada bayi halus. Terdiri dari makanan pokok, kacangan, buah-buahan/sayur hewani, kacang-kacangan, buah-
(kolostrum mengandung antibodi hewani, kacang-kacangan, buah- buahan/sayur
yang dapat melindungi bayi dari buahan/sayur
penyakit)

Berikan ASI pagi, siang, dan Jangan berikan makanan atau Mulai dengan memberikan 2 - 3 Berikan ½ sampai ¾ mangkuk Berikan ¾ sampai 1 mangkuk Berikan 3 - 4 x setiap hari
malam sesuai keinginan bayi, minuman lain selain ASI, sendok makan makanan. Mulai (1 mangkuk = 250ml) setiap kali makan
sedikitnya 8 x dalam 24 jam. kecuali vitamin, mineral, atau dengan pengenalan rasa. (1 mangkuk = 250 ml)
Semakin sering menyusui, maka obat. ASI lah yang bayi Tambahkan secara bertahap
semakin banyak produksi ASI perlukan sampai ½ mangkuk yang
berukuran 250 ml

Jika bayi kecil (berat lahir rendah), · Berikan 2 - 3 x setiap hari · Berikan 2 - 3 x sehari · Berikan 3 - 4 x setiap hari Berikan 1 - 2 x makanan selingan
susui setidaknya setiap 2 - 3 jam. · Berikan makanan selingan · Berikan makanan selingan · Berikan makanan selingan antara waktu makan
Jika bayi tidur, bangunkan bayi 1 - 2 kali 1 - 2 kali 1 - 2 kali
untuk menyusu

• Jika bayi menolak untuk makan, bersabarlah dan dorong terus bayi untuk makan lebih banyak
Pemberian Makan Aktif • Tawarkan makanan berkali-kali, anak-anak mungkin tidak suka makanan baru pada awalnya. Tunjukkan jika ibu juga menyukai makanan tersebut
Responsif • Jangan paksa anak untuk makan
• Berinteraksi dengan anak saat memberikan makan, jaga kontak mata dengan anak, dan kurangi gangguan waktu ia diberikan makan

• Cucilah tangan dengan sabun sebelum menyiapkan makanan, sebelum makan, dan sebelum memberi makan anak
• Cuci tangan anak dengan sabun sebelum ia makan
Kebersihan • Gunakan peralatan makan anak yang bersih (jangan gunakan botol karena sulit dibersihkan)
• Makanan yang baik dan aman adalah makanan segar, bervariasi, tidak menggunakan penyedap, bumbu yang tajam, zat pengawet dan pewarna, serta cara memasak yang
benar

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT (MTBS) - 2022 BALITA SAKIT UMUR 2 BULAN - 5 TAHUN 28
Menasihati Ibu tentang Masalah Pemberian Makan
• Jika pemberian makan anak tidak sesuai dengan “Anjuran Makan untuk Anak Sehat Maupun Sakit”:
¶ Nasihati ibu cara pemberian makan sesuai kelompok umur anak

• Jika ibu mengeluhkan kesulitan pemberian ASI, lakukan konseling menyusui:


¶ Lakukan penilaian cara ibu menyusui (lihat bagan Bayi Muda)
¶ Tunjukkan pada ibu cara menyusui yang benar
¶ Jika ditemukan masalah, lakukan tindakan yang sesuai

• Jika bayi berumur kurang dari 6 bulan mendapat susu formula atau makanan lain:
Anjurkan ibu untuk relaktasi:
¶ Bangkitkan rasa percaya diri ibu bahwa ibu mampu memproduksi ASI sesuai kebutuhan anaknya
¶ Susui bayi lebih sering, lebih lama, pagi, siang, maupun malam
¶ Secara bertahap mengurangi pemberian susu formula atau makanan lain

• Jika bayi berumur 6 bulan atau lebih dan ibu menggunakan botol untuk memberikan susu pada anaknya:
¶ Minta ibu untuk mengganti botol dengan cangkir/mangkuk/gelas
¶ Peragakan cara memberi susu dengan cangkir/mangkuk/gelas
¶ Berikan Makanan Pendamping ASI (MPASI) sesuai kelompok umur

• Jika anak tidak diberi makan secara aktif, nasihati ibu untuk:
¶ Duduk di dekat anak, membujuk agar mau makan, jika perlu menyuapi anak
¶ Memberi anak porsi makan yang cukup dengan piring atau mangkuk tersendiri sesuai dengan kelompok umur
¶ Memberi makanan kaya gizi yang disukai anak

• Jika ibu mengubah pemberian makan selama anak sakit:


¶ Beritahu ibu untuk tidak mengubah pemberian makan selama anak sakit
¶ Nasihati ibu untuk memberi makanan sesuai kelompok umur dan kondisi anak

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT (MTBS) BALITA SAKIT UMUR 2 BULAN - 5 TAHUN 29
KONSELING PEMBERIAN CAIRAN

Menasihati Ibu untuk Meningkatkan Pemberian Cairan Selama Anak Sakit

Untuk setiap anak sakit:


· Beri ASI lebih sering dan lebih lama setiap kali menyusui
· Tingkatkan pemberian cairan. Contoh: beri kuah sayur, air tajin, atau air matang

Untuk anak diare:


· Pemberian cairan tambahan termasuk oralit akan menyelamatkan nyawa anak
· Beri cairan sesuai Rencana Terapi A atau B pada bagan PENGOBATAN

Untuk anak dengan kemungkinan infeksi dengue:


· Pemberian cairan tambahan sangat penting
· Beri cairan tambahan (cairan apa saja atau oralit, asal tidak yang berwarna merah atau coklat)

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT (MTBS) - 2022 BALITA SAKIT UMUR 2 BULAN - 5 TAHUN 30
Menasihati Ibu tentang Kesehatan Dirinya Menasihati tentang Penggunaan Kelambu
untuk Pencegahan Malaria
· Jika ibu sakit, berikan perawatan untuk ibu atau RUJUK
· Jika ibu mempunyai masalah payudara (misalnya • Ibu dan anak tidur dengan menggunakan kelambu
bengkak, nyeri pada puting susu, infeksi payudara), • Kelambu yang tersedia mengandung obat anti nyamuk
berikan perawatan atau RUJUK untuk pertolongan lebih yang dapat membunuh nyamuk tapi aman bagi manusia
lanjut • Gunakan kelambu pada malam hari, walaupun diduga
· Nasihati ibu agar makan dengan baik untuk menjaga tidak ada nyamuk
kesehatan • Gunakan paku dan tali untuk menggantung kelambu
· Periksa status imunisasi ibu, jika dibutuhkan berikan • Ujung kelambu harus ditempatkan di bawah kasur atau
imunisasi tetanus toksoid (TT) tikar
· Pastikan bahwa ibu memperoleh informasi dan • Cuci kelambu jika kotor, tapi jangan lakukan di saluran
pelayanan terhadap: air atau di sungai, karena obat anti nyamuk tidak baik
¶ Program Keluarga Berencana untuk ikan
¶ Konseling perihal Penyakit Menular Seksual dan • Perhatikan juga hal berikut:
pencegahan HIV/AIDS ¶ Jangan menggantung pakaian di dalam kamar tidur
· Berikan konseling tambahan jika ibu HIV positif ¶ Jika berada di luar rumah, gunakan pakaian lengan
· Yakinkan kembali ibu bahwa pengobatan teratur dapat panjang dan celana/rok panjang
mencegah penyakit yang serius serta dapat menjaga ¶ Bila memungkinkan, semprot kamar tidur dengan
kesehatan ibu dan anaknya obat anti nyamuk dan oleskan obat anti nyamuk saat
· Tekankan pentingnya hygiene yang baik dan bepergian
pengobatan penyakit lebih awal ¶ SEGERA BEROBAT BILA ANAK DEMAM

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT (MTBS) - 2022 BALITA SAKIT UMUR 2 BULAN - 5 TAHUN 31
KAPAN HARUS KEMBALI
Menasihati Ibu Kapan Harus Kembali ke Petugas Kesehatan
KUNJUNGAN ULANG KAPAN HARUS KEMBALI SEGERA
Nasihati ibu untuk datang kembali sesuai waktu yang paling awal untuk permasalahan anaknya Nasihati ibu agar kembali segera bila ditemukan tanda-tanda sebagai berikut

A. KUNJUNGAN ULANG PASTI KUNJUNGAN ULANG


• Tidak bisa minum atau menyusu
1. Pneumonia 2 hari Setiap anak sakit • Bertambah parah
2. Disentri 2 hari • Timbul demam
3. Campak dengan Komplikasi pada Mata atau Mulut 3 hari Anak dengan Batuk: Bukan • Napas cepat
4. Diare Persisten 2 hari Pneumonia, juga kembali jika: • Sukar bernapas
5. Dengue tanpa warning signs 1 hari
• Tinja campur darah
6. Infeksi Telinga Akut 5 hari Jika anak DIARE, juga kembali
jika: • Malas minum
7. Infeksi Telinga Kronis 5 hari • Tanda bahaya
8. Masalah Pemberian Makan 7 hari • Ada tanda-tanda perdarahan
9. Gizi Buruk tanpa Komplikasi 7 hari • Nyeri perut hebat
• Muntah yang terus-menerus
10. Anemia 7 hari
• Gelisah
11. Gizi Kurang 14 hari Jika anak: DENGUE TANPA • Tidak BAK selama 6 jam
• Tidak aktif/lemas
B. KUNJUNGAN ULANG BILA TIDAK ADA PERBAIKAN KUNJUNGAN ULANG WARNING SIGNS atau DEMAM
• Ada penurunan kesadaran
1. Batuk Bukan Pneumonia 5 hari
MUNGKIN BUKAN DENGUE, • Kejang
juga kembali jika:
2. Diare Dehidrasi Ringan/Sedang 2 hari
Catatan:
3. Diare Tanpa Dehidrasi 2 hari Kejadian ini bisa terjadi pada saat
4. Demam: Malaria 3 hari demam turun, pada umumnya hari ke-3
5. Demam: Mungkin Bukan Malaria 3 hari sampai hari ke-5
6. Demam: Bukan Malaria 2 hari
7. Demam: Mungkin bukan Dengue 2 hari
C. KUNJUNGAN BERIKUTNYA UNTUK ANAK SEHAT
Nasihati ibu kapan harus membawa anaknya kembali untuk imunisasi dan Vitamin A
berikutnya sesuai JADWAL YANG DITETAPKAN

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT (MTBS) - 2022 BALITA SAKIT UMUR 2 BULAN - 5 TAHUN 32
PENCEGAHAN CEDERA PADA ANAK
JENIS KECELAKAAN PENCEGAHAN
• Jangan biarkan anak main dekat jalan raya, pengasuh harus selalu memantau
• Selalu gunakan helm jika anak mengendarai motor atau sepeda
Kecelakaan Lalu Lintas
• Jika bepergian dengan mobil, anak harus selalu menggunakan sabuk pengaman atau duduk di kursi belakang
• Anak harus selalu dalam pengawasan

• Menutup tempat air terbuka termasuk lubang toilet, sumur, dan kolam agar tidak berbahaya
• Semua orang di rumah harus memperhatikan keamanan tempat penyimpanan air seperti bak, ember, dan drum
Tenggelam
• Ketika anak berada di dalam air, contohnya ketika berenang, anak harus selalu menggunakan alat pengaman
• Anak harus selalu dalam pengawasan

• Cegah anak untuk bermain api atau bermain di dekat api


• Area memasak sebaiknya ditinggikan dan dijaga agar anak tidak mudah menjangkau sumber api
Luka Bakar • Hindari memasak sambil menggendong anak
• Hindari meninggalkan anak sendirian di dalam rumah, terutama pada malam hari. Hindari mengunci anak di dalam rumah
• Hindari meninggalkan lampu minyak atau lilin dalam keadaan menyala ketika tidur

• Menjaga keamanan bangunan rumah agar anak tidak jatuh dari tempat tidur, tangga, jendela, ataupun atap
Jatuh
• Anak harus selalu dalam pengawasan
• Hindari menaruh barang atau cairan beracun tanpa pengawasan
• Kemas semua obat dan bahan beracun dalam kemasan yang tidak dapat dibuka anak
• Taruh semua obat dan bahan beracun di tempat yang sulit dijangkau anak
• Kemas obat dalam kemasan sedikit yang tidak membahayakan
Keracunan
• Hindari menyimpan cairan berbahaya dalam kemasan bekas minuman
• Simpan cairan berbahaya dalam kemasan aslinya
• Gunakan label racun pada cairan berbahaya dan ajari anak untuk mengenali label tersebut
• Berhati-hati dalam menyimpan bahan-bahan di dalam rak atau lemari yang lebih rendah dari pundak

• Dampingi anak ketika makan dan bermain untuk mencegah anak menelan bagian mainan ataupun alat rumah tangga
• Biasakan anak untuk duduk tegak ketika makan
• Pastikan anak makan dengan tenang dan tidak terburu-buru
Tersedak • Hindari anak makan sambil berjalan, di dalam kendaraan, ataupun sambil bermain
• Potong makanan dalam potongan kecil, buang biji buah. Masak terlebih dahulu untuk melembutkan teksturnya
• Beri contoh anak cara makan dan mengunyah yang baik
• Tawari anak untuk minum ketika makan, tetapi hindari memberikan minuman ketika mulut anak penuh makanan

• Simpan benda tajam ataupun alat rumah tangga lain yang dapat membahayakan anak agar jauh dari jangkauan anak
Luka akibat benda tajam
• Pastikan menyimpan benda tajam ataupun alat rumah tangga dengan benar agar tidak jatuh menimpa anak
ataupun tumpul
• Selalu dampingi anak

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT (MTBS) - 2022 BALITA SAKIT UMUR 2 BULAN - 5 TAHUN 33
PEMBERIAN PELAYANAN TINDAK LANJUT
• Untuk kunjungan ulang, gunakan kotak pelayanan tindak lanjut yang sesuai klasifikasi sebelumnya
• Jika anak mempunyai masalah baru, lakukan penilaian, klasifikasi dan tindakan terhadap masalah baru tersebut seperti pada bagan
PENILAIAN, KLASIFIKASI DAN TINDAKAN/PENGOBATAN ANAK SAKIT UMUR 2 BULAN SAMPAI 5 TAHUN

PNEUMONIA DISENTRI
Sesudah 2 hari Sesudah 2 hari
Tanyakan: Tanyakan:
¶ Apakah napas lebih lambat? ¶ Apakah mencretnya berkurang?
¶ Apakah ada tarikan dinding dada ke dalam? ¶ Apakah darah dalam tinja berkurang?
¶ Apakah nafsu makan anak membaik? ¶ Apakah nafsu makan membaik?
Periksa:
¶ Tanda bahaya umum Periksa:
¶ Lakukan penilaian untuk batuk atau sukar bernapas ¶ Lakukan penilaian untuk diare

Tindakan:
Tindakan:
¶ Jika ada tanda bahaya umum atau stridor atau tarikan dinding dada ke dalam,
¶ Jika anak mengalami dehidrasi, atasi dehidrasi dengan oralit
beri 1 dosis antibiotik pra rujukan, selanjutnya RUJUK SEGERA
¶ Jika frekuensi mencret, jumlah darah dalam tinja atau nafsu
¶ Jika napas melambat dan nafsu makan membaik, lanjutkan pemberian antibiotik
makan tetap atau memburuk:
hingga seluruhnya 3 hari
1. Ganti dengan antibiotik oral pilihan kedua untuk Shigella.
¶ Jika frekuensi napas atau nafsu makan anak tidak menunjukkan perbaikan
Beri untuk 5 hari. Anjurkan ibu untuk kembali dalam 2 hari.
atau lebih buruk, RUJUK SEGERA
Jika 2 hari pemberian antibiotik pilihan kedua tidak
membaik, ganti metronidazole, tanpa pemeriksaan
DIARE PERSISTEN laboratorium sebelumnya
Sesudah 2 hari 2. Jika anak mengalami hal berikut, RUJUK
Tanyakan: • Berumur kurang dari 12 bulan ATAU
¶ Apakah diare sudah berhenti? • Mengalami dehidrasi pada kunjungan pertama ATAU
¶ Berapa kali anak mencret setiap hari? • Menderita campak dalam 3 bulan terakhir
Tindakan: ¶ Jika mencretnya berkurang, jumlah darah dalam tinja
¶ Jika diare belum berhenti (anak masih mencret 3 x sehari atau lebih), lakukan berkurang dan nafsu makan membaik, lanjutkan pemberian
penilaian ulang lengkap. Beri pengobatan yang sesuai, selanjutnya RUJUK. Jika antibiotik yang sama hingga selesai
diare persisten berkelanjutan, pikirkan penyebab lain misalnya HIV/AIDS
¶ Jika diare sudah berhenti (anak mencret kurang dari 3 x sehari), nasihati ibu untuk Pastikan ibu mengerti metode pemberian rehidrasi oral dan
menerapkan ANJURAN MAKAN UNTUK ANAK SEHAT MAUPUN SAKIT sesuai perlunya porsi makan lebih banyak setiap hari selama
dengan kelompok umur seminggu

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT (MTBS) - 2022 BALITA SAKIT UMUR 2 BULAN - 5 TAHUN 34
MALARIA DEMAM MUNGKIN BUKAN MALARIA
(Daerah Endemis Tinggi atau Endemis Rendah Malaria) (Daerah Endemis Tinggi atau Endemis Rendah Malaria)
Sesudah 3 hari, jika tetap demam Sesudah 3 hari, jika tetap demam
Periksa: Periksa:
· Lakukan penilaian ulang lengkap dan rujuk ke laboratorium untuk pemeriksaan · Lakukan penilaian ulang lengkap
hitung parasit · Cari penyebab lain dari demam
· Cari penyebab lain dari demam Tindakan:
Tindakan: · Jika ada tanda bahaya umum atau kaku kuduk, perlakukan
· Jika ada tanda bahaya umum atau kaku kuduk, perlakukan sebagai sebagai PENYAKIT BERAT DENGAN DEMAM
PENYAKIT BERAT DENGAN DEMAM · Jika ada penyebab lain dari demam selain malaria, beri
· Jika ada penyebab lain dari demam selain malaria, beri pengobatan pengobatan
· Jika malaria merupakan satu-satunya penyebab demam, periksa hasil · Jika malaria merupakan satu-satunya penyebab demam:
sediaan darah mikroskopis: ¶ Ambil sediaan darah untuk pemeriksaan mikroskopis
¶ Jika positif untuk falsiparum atau vivax, beri obat anti malaria oral lini ¶ Beri obat anti malaria oral lini pertama sesuai hasil
kedua pemeriksaan mikroskopis
¶ Jika tetap demam setelah menyelesaikan pengobatan dengan anti malaria ¶ Nasihati ibu untuk kembali 2 hari jika tetap demam
ini, RUJUK untuk pemeriksaan lanjutan · Jika anak tetap demam > 7 hari, RUJUK untuk pemeriksaan
· Jika hasil mikroskopis negatif, RUJUK untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut lanjutan
· Jika anak tetap demam > 7 hari, RUJUK untuk pemeriksaan lebih lanjut

DEMAM BUKAN MALARIA


(Daerah Non Endemis Malaria dan Tidak Ada Kunjungan ke Daerah Endemis Malaria)
Sesudah 2 hari, jika tetap demam
Periksa:
· Lakukan penilaian ulang lengkap
· Cari penyebab lain dari demam
Tindakan:
· Jika ada tanda bahaya umum atau kaku kuduk, perlakukan sebagai PENYAKIT BERAT DENGAN DEMAM
· Jika ada penyebab lain dari demam, beri pengobatan
· Jika tidak diketahui penyebab demam, anjurkan ibu kembali dalam 2 hari jika tetap demam. Pastikan anak mendapat tambahan cairan dan mau makan
· Jika anak tetap demam > 7 hari, RUJUK untuk pemeriksaan lanjutan

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT (MTBS) - 2022 BALITA SAKIT UMUR 2 BULAN - 5 TAHUN 35
CAMPAK DENGAN KOMPLIKASI PADA MATA ATAU MULUT DENGUE TANPA WARNING SIGNS
Sesudah 3 hari DEMAM MUNGKIN BUKAN DENGUE
Periksa: Sesudah 1 hari (untuk klasifikasi Dengue Tanpa Warning Signs)
• Apakah mata anak merah atau bernanah? Sesudah 2 hari (untuk klasifikasi Demam Mungkin Bukan Dengue)
• Apakah ada luka di mulut? Jika tetap demam:
Tindakan: Periksa:
• Pengobatan infeksi mata: • Lakukan penilaian ulang untuk demam, jika tetap demam
¶ Jika mata masih bernanah, ibu diminta untuk menjelaskan cara mengobati mata • Cari penyebab lain dari demam
anaknya. Jika belum benar, ajari ibu cara mengobati dengan benar. Jika sudah Tindakan:
benar, RUJUK • Jika ada tanda bahaya umum atau kaku kuduk, perlakukan
¶ Jika mata sudah tidak bernanah tapi masih merah, lanjutkan pengobatan sebagai PENYAKIT BERAT DENGAN DEMAM
¶ Jika mata tidak bernanah dan tidak merah, hentikan pengobatan dan pujilah ibu • Jika ada penyebab lain dari demam selain dengue, beri
• Pengobatan luka di mulut: pengobatan
¶ Jika luka di mulut tetap, makin memburuk, atau tercium bau busuk di mulut • Jika ada warning signs, perlakukan sebagai Dengue Dengan
anak, RUJUK Warning Signs
¶ Jika luka di mulut membaik, lanjutkan pengobatan antiseptik hingga seluruhnya
• Jika tetap demam > 7 hari, RUJUK untuk pemeriksaan lanjutan
7 hari

INFEKSI TELINGA AKUT ATAU KRONIS


Sesudah 5 hari
Periksa:
• Lakukan penilaian ulang masalah telinga
• Ukur suhu tubuh anak
Tindakan:
• Jika ada pembengkakan yang nyeri di belakang telinga atau demam tinggi (suhu ≥ 38,5C̊), RUJUK SEGERA
• Infeksi telinga akut:
¶ Jika masih ada nyeri atau keluar nanah, obati dengan antibiotik yang sama 5 hari lagi. Lanjutkan mencuci telinga. Kunjungan ulang setelah 5 hari
¶ Jika tidak ada lagi nyeri telinga atau keluar nanah, pujilah ibu
• Infeksi telinga kronis:
¶ Perhatikan apakah cara ibu mencuci telinga anaknya sudah benar, anjurkan ibu untuk melanjutkan
¶ Jika tidak ada lagi nyeri telinga atau tidak keluar nanah, pujilah ibu. Lanjutkan pemberian tetes telinga sampai 14 hari jika diberikan tetes telinga derivat
Quinolon sebelumnya
• Jika infeksi telinga berulang (3 x dalam 6 bulan), RUJUK untuk penilaian fungsi pendengaran
• Bila tidak ada perbaikan, maka RUJUK ke RS

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT (MTBS) - 2022 BALITA SAKIT UMUR 2 BULAN - 5 TAHUN 36
MASALAH PEMBERIAN MAKAN GIZI BURUK TANPA KOMPLIKASI
Sesudah 7 hari Sesudah 7 hari
Periksa:
Tanyakan:
• Lakukan penilaian lengkap
• Masalah pemberian makan yang ditemukan ketika kunjungan pertama
• Lakukan pemeriksaan BB/PB atau BB/TB dan LiLA seperti pada kunjungan pertama
Periksa:
• Periksa adanya edema bilateral yang bersifat pitting
• Lakukan penilaian ulang cara pemberian makan • Nilai nafsu makan anak
Tindakan: • Lakukan penilaian ulang tentang cara pemberian makan
• Nasihati ibu tentang masalah pemberian makan yang masih ada atau yang
Tindakan:
baru dijumpai. Jika saudara menganjurkan suatu perubahan mendasar dalam
Berikan layanan rawat inap jika anak terdapat salah satu tanda berikut:
cara pemberian makan, minta ibu untuk datang 5 hari lagi bersama anaknya
• Edema pada seluruh tubuh (derajat +3)
untuk mendapat konseling pemberian makan
• Skor Z BB/PB atau BB/TB < -3 SD dan atau
• Jika anak Gizi Kurang, kembali setelah 14 hari untuk mengetahui • Dengan salah satu atau lebih tanda-tanda komplikasi medis (anoreksia, dehidrasi berat, letargi, demam
penambahan berat badan tinggi, pneumonia berat, anemia berat), RUJUK SEGERA

Berikan layanan rawat jalan, jika anak terdapat salah satu tanda berikut:
• Edema minimal, pada kedua punggung kaki/tangan (edema derajat +1 atau +2)
GIZI KURANG • Skor Z BB/PB atau BB/TB < -3 SD
Sesudah 14 hari • LiLA < 11,5 cm (6 - 59 bulan)
Periksa: • Dan TANPA komplikasi medis
• Lakukan pemeriksaan BB/PB, BB/TB dan LiLA seperti pada kunjungan
pertama Jika anak Gizi Kurang (Skor Z BB/ PB atau BB/TB -3 SD sampai < -2 SD atau LiLA 11,5 - < 12,5 cm
(6 - 59 bulan)) :
• Lakukan penilaian ulang tentang cara pemberian makan • Nasihati ibu untuk setiap pemberian makanan yang dijumpai
• Periksa adanya edema bilateral yang bersifat pitting • Anjurkan anak kembali setiap 14 hari sampai makannya membaik dan BB/PB atau BB/TB nya > -2 SD
atau LiLA ≥ 12,5 cm
Tindakan:
Jika anak Gizi Baik (BB/PB atau BB/TB -2 SD sampai +1 SD atau LiLA ≥ 12,5 cm (6 - 59 bulan)), pujilah
• Jika anak Gizi Baik (BB/TB atau BB/PB -2 SD sampai +1 SD) atau ibu dan beri semangat untuk melanjutkan pemberian makan
LiLA ≥ 12,5 cm (6 - 59 bulan), pujilah ibu dan beri semangat untuk
melanjutkan pemberian makan Perhatian: Jika saudara tidak yakin akan ada perbaikan cara pemberian makan atau berat badan anak
• Jika anak Gizi Kurang (BB/TB atau BB/PB -3 SD sampai < -2 SD) atau LiLA terus menurun, RUJUK (pikirkan kemungkinan TB atau HIV)
11,5 – < 12,5 cm (6 - 59 bulan):
¶ Nasihati ibu untuk setiap masalah pemberian makanan yang dijumpai dan
ANEMIA
berikan semangat
Sesudah 7 hari
¶ Anjurkan anak kembali setiap 14 hari sampai makannya membaik dan
Tindakan:
BB/TB atau BB/PB nya > -2 SD atau LiLA ≥ 12,5 cm
• Lakukan pemeriksaan tinja ulang
Perhatian:
Jika saudara tidak yakin akan ada perbaikan cara pemberian makan atau berat
• Jika pemeriksaan tinja ulang tidak ditemukan cacing, lanjutkan pemberian zat besi sampai 2 bulan
badan anak terus menurun, RUJUK (pikirkan kemungkinan TB atau HIV)
• Jika sesudah 2 bulan namun telapak tangan anak masih pucat, RUJUK untuk pemeriksaan lebih lanjut
• Jika sesudah 2 bulan tidak ada tanda kepucatan, tidak ada pengobatan tambahan, pujilah ibu

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT (MTBS) - 2022 BALITA SAKIT UMUR 2 BULAN - 5 TAHUN 37
KHUSUS PENANGANAN HIV DI PUSKESMAS RUJUKAN HIV
Minta ibu untuk melakukan kunjungan ulang secara teratur sesuai dengan pedoman nasional
Setiap kunjungan, lakukan hal berikut:
• Tanyakan apakah ada masalah pada anak
• Lakukan penilaian lengkap termasuk menilai masalah mulut dan gusi, lakukan tindakan, konseling, dan kunjungan ulang untuk setiap masalah baru
• Berikan pelayanan kesehatan anak rutin: vitamin A, obat cacing, imunisasi, dan penilaian serta konseling pemberian makan
• Lanjutkan pemberian profilaksis kotrimoksazol
• Tanyakan masalah kesehatan ibu. RUJUK untuk mendapatkan pelayanan konseling dan pemeriksaan jika perlu
• Rencanakan kunjungan ulang berikutnya
PEMERIKSAAN HIV:
• Jika hasil tes HIV baru diperoleh, lakukan klasifikasi ulang status infeksi HIV
• Jika hasil tes HIV anak negatif dan masih mendapat ASI, rencanakan untuk memeriksa status HIV 6 minggu setelah berhenti menyusu
JIKA INFEKSI HIV TERKONFIRMASI:
• RUJUK untuk mendapatkan ARV
• Lakukan kunjungan ulang sesuai pedoman nasional
JIKA TERPAJAN HIV:
• Pastikan bayi sudah masuk program Pencegahan Penularan HIV dari Ibu ke Anak (PPIA)
• Bantu pemantauan pemberian ARV profilaksis dan kotrimoksazol profilaksis
• Monitoring klinis secara berkala, apakah ada gejala/tanda HIV yang muncul
JIKA DIDUGA TERINFEKSI:
• Konseling ibu untuk pemeriksaan lanjutan infeksi HIV
RUJUKAN:
• Segera lakukan rujukan
• Sementara, teruskan pemberian nutrisi (makanan/minuman) seperti biasa, hindari pemberian Mix Feeding*

*Mix Feeding adalah pemberian ASI yang bercampur dengan susu formula. Sebaiknya pada ibu HIV positif, bayi diberikan susu formula dengan memenuhi syarat AFASS (Affordable/
terjangkau, Feasible/mampu laksana, Acceptable/dapat diterima, Sustainable/berkesinambungan, dan Safe/aman). Jika prasyarat AFASS tidak terpenuhi maka berikanlah ASI
eksklusif sampai umur 6 bulan pada bayi, selanjutnya pemberian ASI dihentikan

JIKA MASIH DIPERLUKAN KUNJUNGAN ULANG BERDASARKAN KUNJUNGAN PERTAMA ATAU KUNJUNGAN SAAT INI, NASIHATILAH IBU TENTANG KUNJUNGAN
BERIKUTNYA, JUGA NASIHATI IBU KAPAN HARUS KEMBALI SEGERA

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT (MTBS) - 2022 BALITA SAKIT UMUR 2 BULAN - 5 TAHUN 38
BAYI MUDA
UMUR KURANG DARI 2 BULAN

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT (MTBS) - 2022 BALITA SAKIT UMUR 2 BULAN - 5 TAHUN 39
PENILAIAN, KLASIFIKASI, DAN TINDAKAN/PENGOBATAN
TANYAKAN PADA IBU MENGENAI MASALAH ANAKNYA
Tanyakan apakah ini kunjungan pertama atau kunjungan ulang untuk masalah tersebut Jika bayi muda ditemukan dalam keadaan henti napas atau kejang, segera lakukan
- Jika kunjungan ulang, gunakan bagan kunjungan ulang yang ada dalam buku bagan ini tindakan/pengobatan sebelum melakukan penilaian dan RUJUK SEGERA
- Jika kunjungan pertama, lakukan penilaian pada bayi muda sebagai berikut:

MEMERIKSA KEMUNGKINAN PENYAKIT SANGAT BERAT/INFEKSI BAKTERI BERAT ATAU INFEKSI BAKTERI LOKAL

GEJALA/TANDA KLASIFIKASI TINDAKAN/PENGOBATAN

TANYAKAN: Terdapat salah satu tanda berikut: • Pastikan jalan napas bebas, bayi memiliki usaha bernapas,
• Apakah bayi ada tanda biru di sekitar mulut saat Klasifikasikan • Biru sekitar mulut saat bayi menangis/mengisap dan sirkulasi terjaga
menangis dan/atau disertai sesak napas? Kemungkinan • Saturasi oksigen < 95% pada tangan kanan dan kaki kiri • Jika bayi kejang, hentikan dengan obat anti kejang
• Apakah bayi tidak buang air besar 48 jam setelah PENYAKIT • Terdapat perbedaan saturasi oksigen > 3% antara • Jika ada tanda sumbatan saluran cerna, lakukan dekompresi
lahir? SANGAT tangan kanan dan kaki kiri saluran cerna dengan memasang pipa orogastrik dengan
BERAT/ ujung terbuka
• Apakah bayi muntah berisi susu atau cairan INFEKSI
• Napas cepat (≥ 60 kali/menit)
berwarna hijau? BAKTERI • Napas lambat (< 40 kali/menit) • Jaga bayi tetap STABIL dengan:
• Apakah perut bayi kembung dan sulit bernapas? BERAT ATAU • Merintih ¶ Pasang infus Dekstrosa 10% sebanyak 60 ml/kgBB/24 jam
• Apakah bayi tampak lemah/tidak mau mengisap? INFEKSI • Pernapasan cuping hidung dalam tetesan ml/jam
BAKTERI ¶ Jaga tubuh tetap hangat
• Apakah bayi kejang? LOKAL • Tarikan dinding dada ke dalam yang sangat kuat PENYAKIT
¶ Puasakan agar jalan napas bebas dan berikan oksigen
• Lemah, tidak kuat bergerak/mengisap SANGAT
1 L/menit
LIHAT: • Kejang atau gerakan spontan tidak terkendali BERAT/
INFEKSI ¶ Jaga sirkulasi aliran darah
• Adanya tanda biru di sekitar mulut saat bayi sedang • Suhu tubuh > 37,5˚C • Berikan dosis pertama antibiotik intramuskular
menangis atau sedang mengisap BAKTERI
• Suhu tubuh < 36,5˚C BERAT • Lakukan komunikasi dengan orang tua dan fasilitas rujukan
• Apakah ada tanda sesak napas seperti napas • Tidak buang air besar 48 jam setelah lahir lanjut
cuping hidung dan atau tarikan dinding dada ke
• Muntah berisi susu atau cairan berwarna hijau • RUJUK SEGERA
dalam yang sangat kuat?
• Perut kembung dan sulit bernapas
• Apakah bayi muntah susu atau cairan berwarna
hijau? • Tidak didapatkan lubang anus, atau kotoran keluar dari
lubang tidak normal di sekitar anus
• Apakah perut bayi kembung dan sulit bernapas?
• Mata bernanah banyak
• Apakah tidak didapatkan lubang anus?
• Pusar bernanah
• Apakah ada kotoran keluar pada lubang tidak
normal di sekitar anus?
• Pusar kemerahan meluas sampai dinding perut > 1 cm
• Apakah bayi lemah, tidak kuat bergerak dan tidak
mau mengisap?
• Apakah ada gerakan kejang: gerakan spontan • Jika mata bernanah, beri salep mata antibiotik
tidak terkendali dan tidak berhenti saat dipegang • Jika pusar kemerahan, olesi dengan antiseptik
Terdapat salah satu tanda berikut:
dan atau ditahan? INFEKSI • Jika ada pustul di kulit, olesi dengan antiseptik
• Mata bernanah sedikit
• Apakah terdapat fokus infeksi: mata bernanah BAKTERI • Ajari cara mengobati infeksi bakteri lokal di rumah
• Pusar kemerahan LOKAL
banyak, atau pusar kemerahan meluas sampai • Lakukan asuhan dasar bayi muda
• Pustul di kulit
dinding perut > 1 cm atau pusar bernanah atau • Kunjungan ulang 2 hari
pustul di kulit? • Nasihati kapan harus kembali segera

PERIKSA: MUNGKIN
• Dengar suara napas, adakah suara merintih, Tidak terdapat salah satu tanda di atas BUKAN
• Lakukan asuhan dasar bayi muda
hitung napas dalam 1 menit, ulangi menghitung INFEKSI • Nasihati kapan harus kembali segera
jika bayi bernapas cepat (≥ 60 kali/menit) atau
bernapas lambat (< 40 kali/menit) Catatan:
• Pasang pulse oxymeter pada tangan kanan dan · Termasuk penyakit sangat berat antara lain: penyakit jantung bawaan, adanya gangguan napas atau sumbatan saluran cerna
kaki kiri, dan bandingkan apakah terdapat · Sumbatan saluran cerna ditandai dengan salah satu atau lebih tanda:
perbedaan saturasi oksigen ¶ Tidak buang air besar dalam waktu 48 jam setelah lahir
¶ Muntah berisi susu atau cairan berwarna hijau
¶ Perut kembung dan sulit bernapas
¶ Tidak didapatkan lubang anus, atau kotoran keluar pada lubang tidak normal di sekitar anus

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT (MTBS) - 2022 BAYI MUDA KURANG DARI 2 BULAN 40
MEMERIKSA IKTERUS
GEJALA/TANDA KLASIFIKASI TINDAKAN/PENGOBATAN

TANYAKAN: LIHAT: Klasifikasikan · Timbul kuning pada hari pertama


IKTERUS (< 24 jam) setelah lahir
· Apakah bayi kuning: · Lihat adanya ikterus pada ATAU
Jika Ya, pada umur bayi (kuning pada mata atau · Pertahankan asupan ASI agar
· Kuning ditemukan pada umur
berapa pertama kali kulit) IKTERUS tidak kurang cairan
> 14 hari
timbul kuning? ATAU BERAT · Jaga tubuh tetap hangat
· RUJUK SEGERA
· Kuning seluruh tubuh mulai kepala,
· Lihat telapak tangan dan badan sampai telapak tangan atau
telapak kaki bayi, apakah telapak kaki
kuning
· Lakukan asuhan dasar bayi muda
· Menyusu lebih sering
· Jika memungkinkan, RUJUK
· Timbul kuning pada umur > 24 jam
untuk penentuan kadar bilirubin
sampai dengan umur 14 hari
IKTERUS dan tata laksana yang sesuai
DAN
· Nasihati untuk menginformasikan
· Kuning tidak sampai telapak
hasil pemeriksaan bilirubin
tangan atau kaki
· Kunjungan ulang 1 hari
· Nasihati kapan harus kembali
segera

· Lakukan asuhan dasar bayi muda


TIDAK ADA
Tidak kuning · Nasihati kapan harus kembali
IKTERUS segera

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT (MTBS) - 2022 BAYI MUDA KURANG DARI 2 BULAN 41
APAKAH BAYI DIARE? GEJALA/TANDA KLASIFIKASI TINDAKAN/PENGOBATAN

JIKA YA, Klasifikasikan · Jika terdapat klasifikasi berat lain,


DIARE UNTUK Terdapat dua atau lebih tangani sesuai Rencana Terapi C
LIHAT dan RABA: DEHIDRASINYA tanda berikut: ATAU
· Lihat keadaan umum bayi
· Bergerak hanya jika · Jika terdapat klasifikasi berat lainnya,
¶ Apakah bayi bergerak atas kemauan sendiri? dirangsang atau tidak DIARE RUJUK SEGERA setelah memenuhi
¶ Apakah bayi bergerak hanya ketika dirangsang? bergerak sama sekali DEHIDRASI syarat rujukan, dan berikan oralit sedikit
(letargi) demi sedikit selama dalam perjalanan
¶ Apakah bayi tidak bergerak sama sekali? BERAT
· Mata cekung · Nasihati agar ASI tetap diberikan jika
¶ Apakah bayi gelisah/rewel? memungkinkan
· Cubitan kulit perut kembali
· Lihat apakah matanya cekung? sangat lambat · Nasihati cara menjaga bayi tetap hangat
· Cubit kulit perut, apakah kembalinya: selama perjalanan
¶ Sangat lambat (> 2 detik)
¶ Lambat (masih sempat terlihat lipatan kulit) · Jika tidak terdapat klasifikasi berat lain,
¶ Segera tangani sesuai Rencana Terapi B
· Jika terdapat klasifikasi berat lainnya:
Terdapat dua atau lebih
tanda berikut: DIARE RUJUK SEGERA setelah memenuhi syarat
· Bayi dikatakan diare apabila frekuensinya meningkat
rujukan, dan berikan larutan oralit sedikit
dari biasanya minimal 3 kali sehari, dengan · Gelisah/rewel DEHIDRASI demi sedikit selama dalam perjalanan
perubahan bentuk feses yang lebih banyak dan lebih · Mata cekung RINGAN/ · Nasihati agar ASI tetap diberikan jika
cair (lebih banyak air dari ampasnya) dari biasanya · Cubitan kulit perut kembali SEDANG memungkinkan
· Bayi ASI eksklusif dikatakan mengalami diare jika lambat · Lakukan asuhan dasar bayi muda
BAB lebih sering dan bentuknya lebih cair dari · Kunjungan ulang 1 hari
biasanya
· Nasihati kapan harus kembali segera

· Tangani sesuai Rencana Terapi A


Tidak cukup tanda untuk DIARE
· Lakukan asuhan dasar bayi muda
dehidrasi berat atau ringan/ TANPA
sedang · Kunjungan ulang 1 hari
DEHIDRASI
· Nasihati kapan harus kembali segera

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT (MTBS) - 2022 BAYI MUDA KURANG DARI 2 BULAN 42
PENILAIAN INFEKSI HIV PADA BAYI MUDA

GEJALA/TANDA KLASIFIKASI TINDAKAN / PENGOBATAN

TANYAKAN: Klasifikasikan · Berikan profilaksis kotrimoksazol* mulai umur


• Apakah ibu pernah tes HIV? INFEKSI HIV 6 minggu
BERDASARKAN HASIL · RUJUK untuk terapi antiretroviral dan
Jika Ya:
PEMERIKSAAN Bayi dengan tes virologis perawatan HIV
¶ Tes serologis POSITIF atau INFEKSI HIV
NEGATIF? positif TERKONFIRMASI · RUJUK atau mulai terapi antiretroviral pada
ibu jika belum pengobatan
• Apakah bayi pernah tes HIV?
· Edukasi ibu untuk perawatan di rumah
Jika Ya:
· Tindak lanjut sesuai pedoman nasional
¶ Tes virologis POSITIF atau
NEGATIF?
· Bayi dengan tes · Berikan profilaksis kotrimoksazol* mulai umur
¶ Tes serologis POSITIF atau
serologis positif 6 minggu
NEGATIF?
ATAU · Mulai profilaksis antiretroviral (bila umur < 72 jam)
Jika Tidak:
· Ibu HIV positif DAN atau lanjutkan berdasarkan penilaian risiko
¶ Ibu atau bayi belum tes HIV bayi mendapat ASI TERPAJAN HIV: · Lakukan tes virologis pada bayi
atau berhenti menyusu MUNGKIN
INFEKSI HIV · Mulai terapi antiretroviral pada ibu jika belum
Jika Ibu HIV positif dan bayi < 6 minggu dengan tes
pengobatan atau RUJUK
TIDAK memiliki tes virologis virologis negatif
positif, TANYAKAN: ATAU · Edukasi ibu untuk perawatan di rumah
• Apakah saat ini bayi mendapat · Ibu HIV positif dan bayi · Tindak lanjut rutin sesuai pedoman nasional
ASI? belum tes HIV · Nasihati kapan harus kembali segera
• Apakah bayi pernah mendapat
ASI sebelum atau saat · Inisiasi tes HIV dan konseling
pemeriksaan HIV? INFEKSI HIV · Lakukan tes HIV pada ibu. Jika positif, lakukan
Ibu atau bayi belum tes
• Apakah ibu dalam pengobatan TIDAK tes virologis pada bayi
HIV DIKETAHUI
antiretroviral dan bayi diberikan · Lakukan tes virologis pada bayi jika ibu tidak ada
profilaksis antiretroviral? · Nasihati kapan harus kembali segera

· Obati dan tindak lanjut jika ada infeksi lain


Ibu dengan tes HIV
* Berikan profilaksis kotrimoksazol pada BUKAN · Edukasi ibu tentang asupan makanan dan
negatif atau bayi dengan
semua anak terinfeksi HIV atau anak INFEKSI HIV kesehatan ibu
terpajan HIV sampai terkonfirmasi negatif tes virologis negatif
· Nasihati kapan harus kembali segera
setelah penghentian ASI sedikitnya 6
minggu

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT (MTBS) - 2022 BAYI MUDA KURANG DARI 2 BULAN 43
MEMERIKSA KEMUNGKINAN BERAT BADAN RENDAH MENURUT UMUR DAN MASALAH PEMBERIAN ASI

TANDA/GEJALA KLASIFIKASI TINDAKAN/PENGOBATAN


TANYAKAN: LIHAT:
Klasifikasikan
· Berapa kali bayi diberi ASI · Tentukan berat badan BERAT BADAN · RUJUK ke RS dengan Metode Kanguru
Berat badan < 2 kg pada bayi BERAT BADAN
sepanjang pagi, siang, dan menurut umur MENURUT UMUR umur < 7 hari SANGAT RENDAH · Cegah gula darah tidak turun
malam? · Adakah bercak putih DAN/ATAU MENURUT UMUR · Nasihati cara menjaga bayi tetap
· Apakah bayi diberi makanan/ (thrush) di mulut? MASALAH hangat selama perjalanan
minuman selain ASI? · Adakah celah bibir/ PEMBERIAN ASI
Jika Ya, berapa kali dalam langit-langit?
24 jam?
· Lakukan asuhan dasar bayi muda
· Alat apa yang digunakan?
· Jika menyusu < 8 kali dalam 24 jam, nasihati
Terdapat satu atau lebih tanda ibu untuk menyusui lebih sering, sesuai
JIKA BAYI TIDAK ADA INDIKASI DIRUJUK, keinginan bayi, baik siang maupun malam
berikut:
LAKUKAN PENILAIAN TENTANG CARA MENYUSUI: · Jika memberi ASI menggunakan botol, ajari
· Berat badan menurut umur rendah
Apakah bayi diberi ASI dalam 1 jam terakhir? penggunaan cangkir
· ASI kurang dari 8 kali/hari
• Jika Tidak, minta ibu untuk menyusui · Bayi diberi ASI menggunakan botol
· Jika mendapat makanan/minuman selain
• Jika Ya, minta ibu menunggu dan memberitahu jika BERAT BADAN ASI, nasihati ibu untuk relaktasi
· Mendapat makanan atau minuman
bayi sudah mau menyusu lagi RENDAH · Jika cara menyusui ada masalah, ajari ibu
lain selain ASI
MENURUT UMUR posisi/perlekatan
• Amati pemberian ASI dengan seksama · Posisi bayi salah
DAN/ATAU · Jika ada bercak putih di mulut (thrush),
• Bersihkan hidung yang tersumbat jika menghalangi · Tidak melekat dengan baik atau MASALAH nasihati ibu untuk mengobati di rumah
bayi untuk menyusu tidak melekat sama sekali PEMBERIAN ASI dengan suspensi nistatin
· Tidak mengisap dengan efektif
· Jika ada celah bibir/langit-langit, nasihati
Lihat apakah bayi menyusu dengan baik: · Terdapat bercak putih (thrush) di tentang alternatif pemberian minum
mulut
• Lihat apakah posisi bayi benar · Kunjungan ulang 2 hari untuk masalah
· Terdapat celah bibir/langit-langit
Seluruh badan bayi tersangga dengan posisi kepala pemberian ASI dan thrush
dan badan bayi lurus, badan bayi menghadap ke dada · Kunjungan ulang 7 hari untuk masalah berat
ibu, badan bayi dekat ke ibu badan rendah menurut umur
• Lihat apakah bayi melekat dengan baik · Nasihati kapan harus kembali segera
Dagu bayi menempel payudara, mulut terbuka lebar,
bibir bawah membuka keluar, areola tampak lebih BERAT BADAN
banyak di bagian atas daripada di bawah mulut TIDAK RENDAH
· Pujilah ibu karena telah memberikan ASI
• Lihat dan dengar apakah bayi mengisap dengan efektif Tidak terdapat tanda/gejala di atas
MENURUT UMUR
kepada bayinya dengan benar
Bayi mengisap dalam, teratur, diselingi istirahat, hanya DAN TIDAK ADA
· Nasihati kapan harus kembali segera
terdengar suara menelan MASALAH
PEMBERIAN ASI

Jika Ibu HIV positif dan mencampur pemberian ASInya


dengan makanan lain, RUJUK ke bagian Gizi

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT (MTBS) - 2022 BAYI MUDA KURANG DARI 2 BULAN 44
Hanya digunakan pada ibu HIV positif yang tidak menyusui
MEMERIKSA KEMUNGKINAN BERAT BADAN RENDAH MENURUT UMUR DAN MASALAH PEMBERIAN MINUM
TANDA/GEJALA KLASIFIKASI TINDAKAN/PENGOBATAN

· RUJUK ke RS dengan
Metode Kanguru
BERAT BADAN
· Cegah agar gula darah tidak
TANYAKAN: PERIKSA: BB < 2 kg pada bayi umur < 7 hari SANGAT RENDAH
turun
Klasifikasikan MENURUT UMUR
• Susu apa yang • Tentukan berat BERAT BADAN · Nasihati cara menjaga bayi
diberikan? badan menurut MENURUT tetap hangat selama perjalanan
• Berapa kali pemberian umur: UMUR DAN/
· Berat badan (BB) menurut umur < -2
selama 24 jam? ¶ Berat badan ATAU · Ajarkan ibu untuk memberikan
SD minum dengan benar
< 2 kg? MASALAH
• Berapa jumlah yang PEMBERIAN ATAU
¶ Berat badan · Jelaskan tata cara pemberian
diberikan setiap MINUM · Pemberian minuman pengganti yang minuman pengganti yang aman
pemberian minum? menurut umur
tidak sesuai · Identifikasi masalah pada ibu dan
< -2 SD?
• Bagaimana cara ibu ATAU keluarga mengenai pemberian
menyiapkan dan ¶ Berat badan
· Pemberian minuman pengganti minum
memberikan susu menurut umur
≥ -2 SD? dengan jumlah tidak adekuat · Jika ibu masih menggunakan
kepada bayi? botol, ajarkan penggunaan
• Adakah bercak ATAU
• Alat apa yang digunakan BERAT BADAN cangkir
putih (thrush) · Pemberian susu yang disiapkan RENDAH
untuk memberi susu · Jika ada bercak putih di mulut
di mulut? dengan tidak benar atau tidak higienis MENURUT UMUR
bayi? Cangkir atau (thrush), nasihati ibu untuk
ATAU DAN/ATAU
botol? • Adakah celah MASALAH
mengobati di rumah
• Bagaimana cara ibu bibir/langit- · Menggunakan botol PEMBERIAN · Jika ada celah bibir/langit-langit,
membersihkan langit? ATAU MINUM nasihati tentang alternatif
alat minum? pemberian minum
· Ibu dengan HIV positif yang mem-
berikan ASI dan minuman lain sebe- · Kunjungan ulang 2 hari untuk
• Apa minuman yang masalah pemberian ASI/minum
diberikan sebagai lum bayi berumur 6 bulan
atau thrush
tambahan minuman ATAU
pengganti? · Kunjungan ulang 7 hari untuk
· Terdapat bercak putih (thrush) di masalah berat badan rendah
mulut menurut umur
ATAU · Nasihati kapan harus kembali
· Terdapat celah bibir/langit-langit segera

· Nasihati ibu untuk melanjutkan


BERAT BADAN pemberian minum dan pastikan
· Berat badan (BB) menurut umur TIDAK RENDAH hygiene yang baik
≥ -2 SD MENURUT UMUR
· Pujilah ibu karena telah
DAN TIDAK ADA
DAN memberikan minum kepada bayi
MASALAH
· Tidak terdapat tanda/gejala di atas
dengan benar
PEMBERIAN
MINUM · Nasihati kapan harus kembali
segera

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT (MTBS) - 2022 BAYI MUDA KURANG DARI 2 BULAN 45
TINDAKAN/PENGOBATAN
TINDAKAN/PENGOBATAN UNTUK BAYI MUDA YANG MEMERLUKAN RUJUKAN SEGERA
(TINDAKAN PRA RUJUKAN)
RUJUK adalah pilihan terbaik untuk bayi dengan klasifikasi PENYAKIT SANGAT BERAT
BAYI DAPAT DIRUJUK APABILA STABIL:
· Terpasang infus, untuk jaga keseimbangan cairan dan gula darah
Jika rujukan tidak memungkinkan, pertahankan BAYI TETAP STABIL sesuai
· Suhu tubuh stabil antara 36,5C̊ - 37,5C̊
· Terjaga jalan napas dan pernapasan dengan oksigen 1 L/menit fasilitas tersedia. Berikan konseling yang memadai
· Denyut jantung 100 kali/menit (lihat Pedoman Perawatan Neonatal Essensial)

MENCEGAH AGAR GULA DARAH TIDAK TURUN Bayi < 1 minggu = 2 x sehari
• Jika bayi masih bisa menyusui: MEMBERI ANTIBIOTIK INTRAMUSKULAR
Ibu diminta tetap menyusui bayi • Beri dosis pertama antibiotik intramuskular untuk bayi Ampisilin
• Jika bayi tidak bisa menyusu, tapi masih bisa menelan: dengan klasifikasi PENYAKIT SANGAT BERAT ATAU Bayi ≥ 1 minggu = 3 x sehari
Beri ASI perah dengan cangkir kecil atau sendok atau ditetesi dengan pipet. INFEKSI BAKTERI BERAT dan RUJUK SEGERA
Berikan 20 - 50 ml (10 ml/kg) air gula atau susu formula • Berikan dosis pertama AMPISILIN dan GENTAMISIN Gentamisin 1 x sehari
• Jika bayi tidak bisa menelan:
Berikan 20 - 50 ml (10 ml/kg) ASI perah, atau air gula, atau susu formula
melalui pipa lambung
AMPISILIN GENTAMISIN

CARA MEMBUAT LARUTAN GULA


Vial 2 ml berisi 20 mg ATAU tambahkan 3 ml
• Larutkan 1 sendok teh munjung gula pasir (5 gram) ditambah air matang 50 ml Dosis: 50 mg/kgBB
akuades steril ke dalam ampul 1 ml berisi 40 mg
Berat Badan
• Aduk sampai larut benar (gram)
Umur < 7 hari Umur ≥ 7 hari
MENANGANI GANGGUAN NAPAS PADA PENYAKIT Tambahkan 1,3 ml akuades steril
ke dalam botol 250 mg (200 mg/1,5 ml)
SANGAT BERAT ATAU INFEKSI BAKTERI BERAT Dosis: 5 mg/kgBB Dosis: 7,5 mg/kgBB
• Posisikan kepala bayi setengah tengadah, jika perlu bahu diganjal gulungan
1000 - < 1500 0,4 ml 0,6 ml 0,9 ml
kain
• Bersihkan jalan napas dengan menggunakan alat pengisap lendir 1500 - < 2000 0,5 ml 0,9 ml 1,3 ml
• Jika mungkin, berikan oksigen dengan kateter nasal atau nasal prongs dengan
kecepatan 1 L/menit 2000 - < 2500 0,7 ml 1,1 ml 1,7 ml
Jika terjadi perlambatan napas (< 40 kali/menit) atau henti napas (apneu),
lakukan resusitasi, sesuai Bagan Alur Resusitasi di Fasilitas Pelayanan 2500 - < 3000 0,8 ml 1,4 ml 2,0 ml
Primer
3000 - < 3500 1,0 ml 1,6 ml 2,4 ml

PROFILAKSIS PADA TERKONFIRMASI/TERPAJAN HIV 3500 - < 4000 1,1 ml 1,9 ml 2,8 ml
Berikan KOTRIMOKSAZOL (TRIMETHOPRIM SULFAMETHOXAZOLE), dosis
sesuai berat badan: TRIMETHOPRIM 4 - 6 mg/kgBB/kali 1 x sehari, setiap hari 4000 - < 4500 1,3 ml 2,1 ml 3,2 ml

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT (MTBS) - 2022 BAYI MUDA UMUR KURANG DARI 2 BULAN 46
TINDAKAN/PENGOBATAN UNTUK BAYI MUDA YANG MEMERLUKAN RUJUKAN SEGERA
(TINDAKAN PRA RUJUKAN)
RUJUK adalah pilihan terbaik untuk bayi dengan klasifikasi PENYAKIT SANGAT BERAT

MENANGANI KEJANG DENGAN OBAT ANTI KEJANG*

Obat Anti Kejang UMUR < 1 BULAN UMUR > 1 BULAN


Lini pertama Fenobarbital Diazepam
Dosis: Dosis:
· 20 mg/kgBB selama 10 -15 menit, diencerkan dalam • Jika belum terpasang akses vena:
NaCl 0,9% 1:1, diberikan secara IV ¶ Berikan per rektal 5 mg/2,5 ml enema/suppositoria (jika BB < 12 kg)
· 30 mg/kgBB diberikan secara IM ¶ Berikan per rektal 10 mg/2,5 ml enema/suppositoria (jika BB ≥ 12 kg)
• Jika sudah terpasang akses vena:
Bila masih kejang: ¶ Berikan 0,2 - 0,5 mg/kg/IV (dengan kecepatan 2 mg/menit, maksimal
· Bila IV: ditambahkan 10 - 20 mg/kgBB hingga dosis pemberian 10 mg)
maksimal 24 jam 50 mg/kgBB
· Bila IM: dapat diulang hanya 1 kali dengan dosis
30 mg/kgBB

Lini kedua Fenitoin Fenitoin


Dosis: Dosis:
Inisial 20 mg/kgBB diberikan secara IV, diencerkan dalam 20 mg/kgBB diencerkan dalam 50 ml NaCl 0,9%, diberikan secara IV selama 20 menit
NaCl 0,9%, dengan kecepatan pemberian 1 mg/kgBB/menit (2 mg/kgBB/menit) dengan dosis maksimum 1000 mg

Lini ketiga Diazepam Fenobarbital


Dosis: Dosis:
· 0,3 mg/kgBB/jam (dosis maksimal 2,75 mg/jam) diberikan 20 mg/kgBB diencerkan dalam NaCl 0,9% 1:1, diberikan secara IV, dengan kecepatan
secara IV kontinu dalam Dextrosa 5% ATAU 10 - 20 mg/menit, dengan dosis maksimum 1000 mg
· 0,5 mg/kgBB diberikan secara rektal enema/suppositoria

* Perhatikan airway, breathing, dan circulation sebelum tindakan atau saat tindakan. Jika ada masalah harus ditatalaksana

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT (MTBS) - 2022 BAYI MUDA UMUR KURANG DARI 2 BULAN 47
CARA MENGHANGATKAN TUBUH BAYI METODE KANGURU
Bayi dengan SUHU BADAN <36,5C̊, harus segera dihangatkan · Bayi telanjang dada (hanya memakai popok, topi, kaus tangan,

sebelum dirujuk. Caranya sebagai berikut: kaus kaki), diletakkan telungkup di dada ibu dengan posisi
· Segera keringkan tubuh bayi yang basah dengan handuk/kain tegak atau diagonal. Tubuh bayi menempel/kontak langsung
kering. Ganti pakaian, selimut/kain basah dengan yang kering dengan ibu
· Hangatkan tubuh bayi dengan METODE KANGURU atau · Atur posisi kepala, leher dan badan dengan baik untuk

menggunakan cahaya lampu 60 watt dengan jarak minimal menghindari terhalangnya jalan napas. Kepala menoleh ke
60 cm sampai suhu normal dan pertahankan suhu tubuh bayi samping di bawah dagu ibu (ekstensi ringan)
· Bungkus bayi dengan kain kering dan hangat, beri tutup · Tangan dan kaki dalam keadaan fleksi seperti posisi “katak”

kepala. Jaga bayi tetap hangat. Hindari ruangan yang banyak kemudian “fiksasi” dengan selendang
angin, jauhkan bayi dari jendela atau pintu · Ibu mengenakan pakaian/blus longgar, sehingga bayi dapat

· Jika setelah dihangatkan dalam 1 jam SUHU BADAN berada dalam 1 pakaian dengan ibu. Jika perlu, gunakan
tetap <36,5C̊, RUJUK SEGERA dengan METODE selimut

KANGURU · Selain ibu, ayah, dan anggota keluarga lain bisa melakukan
metode kanguru

MENASIHATI IBU CARA MENJAGA BAYI TETAP HANGAT SELAMA PERJALANAN


· Keringkan bayi segera setiap kali bayi basah terkena air atau air kencing dan tinja bayi
· Bungkus bayi dengan kain kering dan hangat, beri tutup kepala
· Lakukan tindakan mempertahankan suhu tubuh dengan METODE KANGURU

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT (MTBS) - 2022 BAYI MUDA UMUR KURANG DARI 2 BULAN 48
Memberikan Cairan Intravena
Berikan cairan intravena dengan Rencana Terapi C pada klasifikasi Diare Dehidrasi Berat
BAGAN ALUR RENCANA TERAPI C: PENANGANAN DEHIDRASI BERAT PADA NEONATUS
IKUTI TANDA PANAH, JIKA JAWABAN “YA”, LANJUTKAN KE KANAN. JIKA “TIDAK”, LANJUTKAN KE BAWAH

MULAI DI SINI Jika bayi masuk klasifikasi dehidrasi berat, ada fasilitas, dan kemampuan untuk pemberian cairan IV, maka:
• Pasang jalur IV Ringer Laktat (jika tidak tersedia, berikan NaCl 0,9% sebanyak 30 ml/kgBB selama 1 jam)
• Evaluasi setiap 1 jam. Bila membaik, RUJUK SEGERA dengan meneruskan pemberian cairan IV
70 ml/kgBB selama 5 jam
Dapatkah saudara • Bila belum membaik, nadi masih lemah, ulangi lagi 30 ml/kgBB/jam
segera memberi YA
cairan intravena? • Lakukan evaluasi 1 jam:
- Bila membaik, RUJUK SEGERA dengan meneruskan pemberian cairan IV 70 ml/kgBB selama 5 jam
- Bila belum membaik, RUJUK SEGERA dengan memberikan cairan IV dengan tetesan lebih cepat
sampai teraba nadi lebih kuat

TIDAK

Apakah ada fasilitas


pemberian cairan
· RUJUK SEGERA ke Rumah Sakit untuk pengobatan intravena
YA
intravena terdekat · Jika bayi dapat minum, bekali ibu larutan oralit dan tunjukan cara meminumkan pada bayinya sedikit demi
(dalam 30 menit)?
sedikit selama dalam perjalanan
TIDAK

Apakah saudara
terlatih menggunakan · Mulailah melakukan rehidrasi dengan oralit melalui pipa orogastrik atau mulut:
pipa orogastrik untuk
rehidrasi? Beri 20 ml/kgBB/jam selama 6 jam (total 120 ml/kg)
· Periksa kembali bayi setiap 1 jam:
TIDAK YA - Jika membaik, RUJUK SEGERA
- Jika bayi muntah terus menerus atau perut makin kembung, RUJUK SEGERA dengan memberi cairan
Apakah anak masih bisa lebih lambat
minum?

TIDAK
Catatan :
· Pada tingkat dehidrasi apapun, sebaiknya ASI tetap diberikan
Rujuk SEGERA
untuk pengobatan · Terapi A dan Terapi B dapat dilihat pada halaman 24
IV/pipa orogastrik

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT (MTBS) - 2022 BAYI MUDA UMUR KURANG DARI 2 BULAN 49
ASUHAN DASAR BAYI MUDA
Lakukan, komunikasikan, dan pastikan ibu dapat melakukan tindakan berikut ini pada waktu kunjungan rumah atau saat memeriksakan bayi di klinik

MENCEGAH INFEKSI MENJAGA BAYI MUDA TETAP HANGAT


· Cuci tangan sebelum dan sesudah memegang bayi · Cuci tangan sebelum dan sesudah memegang bayi

· Bersihkan tali pusat jika basah atau kotor dengan air matang, kemudian · Setiap kali bayi basah, segera keringkan tubuhnya dan ganti pakaian/kainnya dengan yang
keringkan dengan kain yang bersih dan kering. INGATKAN ibu supaya bersih dan kering
menjaga tali pusat selalu bersih dan kering · Baringkan bayi di tempat yang hangat dan jauh dari jendela atau pintu yang terbuka. Beri alas
· Jaga kebersihan tubuh bayi dengan memandikannya setelah suhu stabil. kain yang bersih dan kering di tempat pemeriksaan bayi, termasuk timbangan bayi
Gunakan sabun dan air hangat, bersihkan seluruh tubuh dengan hati-hati · Mandikan bayi cukup 1 kali sehari
· Hindarkan bayi kontak dengan orang sakit, karena sangat rentan tertular · Selesai memandikan, segera keringkan tubuh bayi. Kenakan pakaian yang bersih dan kering,
penyakit topi, kaus tangan, kaus kaki, dan selimut jika perlu
· Minta ibu untuk memberikan kolostrum karena mengandung zat · Minta ibu untuk meletakkan bayi di dadanya sesering mungkin dan bayi tidur bersama ibu
kekebalan tubuh · Pada BBLR atau suhu < 36,5C̊, hangatkan bayi dengan METODE KANGURU atau dengan
· Anjurkan ibu untuk menyusui sesering mungkin dan hanya ASI saja lampu 60 watt berjarak minimal 60 cm dari bayi
sampai 6 bulan. Bila bayi tidak bisa menyusu, beri ASI perah dengan
menggunakan cangkir/sendok. Hindari pemakaian botol dan dot karena
dapat meningkatkan risiko terjadinya infeksi saluran cerna

IMUNISASI
· Segera beri imunisasi Hepatitis B 0 sebelum bayi berumur 24 jam dengan didahului suntikan
MEMBERI ASI SAJA SESERING MUNGKIN Vitamin K1 minimal 30 menit sebelumnya. Apabila didapatkan bayi berumur < 7 hari dan belum
mendapatkan imunisasi Hepatitis B 0, maka imunisasi Hepatitis B 0 dapat diberikan segera
· Cuci tangan sebelum dan sesudah memegang bayi
· Bayi yang lahir dari ibu dengan HBsAg positif, diberikan sesegera mungkin imunisasi Hepatitis B
· Minta ibu untuk memberi ASI saja sesering mungkin minimal 8 x sehari,
dan HBIg pada sisi yang berbeda < 24 jam
siang ataupun malam
· Bayi yang lahir dari fasyankes, imunisasi BCG dan OPV 0 diberikan sebelum pulang. Bagi bayi
· Menyusui dengan payudara kiri dan kanan secara bergantian
baru lahir yang terpajan HIV, pada saat lahir berikan imunisasi Hepatitis B 0 dan OPV 0,
· Berikan ASI dari satu payudara sampai kosong sebelum pindah ke
sedangkan untuk imunasis BCG dapat diberikan jika bayi sudah dilakukan pemeriksaan virologi
payudara lainnya
pada usia 6 minggu dengan hasil negatif. Jika tidak memungkinkan dilakukan pemeriksaan
· Jika bayi telah tidur selama 2 jam, minta ibu untuk membangunkannya virologi dalam waktu cepat, BCG dapat diberikan selama bayi dalam kondisi sehat
dan langsung disusui · Pemberian BCG optimal diberikan sampai umur 1 bulan, dapat diberikan sampai umur < 1 tahun
· Minta ibu untuk meletakkan bayi di dadanya sesering mungkin dan tidur tanpa perlu melakukan tes mantoux dengan syarat tidak ada kontak dengan sumber infeksi TB
bersama ibu · Pada kondisi tertentu, semua jenis vaksin kecuali imunisasi Hepatitis B 0 dapat diberikan
· Ingatkan ibu dan anggota keluarga lain untuk membaca kembali hal-hal sebelum bayi berumur 1 tahun
tentang pemberian ASI di Buku KIA · Tunda pemberian imunisasi pada bayi muda yang mempunyai klasifikasi merah
· Minta ibu untuk menanyakan hal-hal yang kurang dipahami

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT (MTBS) - 2022 BAYI MUDA UMUR KURANG DARI 2 BULAN 50
KONSELING BAGI IBU
MENGAJARI IBU UNTUK MENGOBATI INFEKSI LOKAL DI RUMAH

Ada 2 jenis INFEKSI BAKTERI LOKAL pada bayi muda yang dapat diobati ibu CARA MENGOBATI BERCAK PUTIH (THRUSH) DI MULUT
di rumah:
· Infeksi kulit atau pusar Lakukan empat kali sehari selama 7 hari:
· Infeksi mata · Cuci tangan sebelum mengobati bayi
· Bersihkan mulut bayi dengan ujung jari yang terbungkus kain
Langkah-langkah yang perlu dilakukan ketika mengajari ibu: bersih dan telah dicelupkan ke larutan air matang hangat bergaram
· Jelaskan cara memberi pengobatan tersebut (1 gelas air hangat ditambah garam seujung sendok teh)
· Amati cara ibu mempraktikkan · Teteskan suspensi Nistatin di mulut bayi baru lahir dengan dosis
· Cek pemahaman ibu sebelum pulang 0,5 ml/kgBB/hari, dibagi dalam 4 kali pemberian
· Nasihati ibu untuk kembali jika infeksi bertambah parah · Cuci tangan kembali

CARA MENGOBATI INFEKSI KULIT ATAU PUSAR

Lakukan dua kali sehari selama 5 hari:


CARA MENGOBATI INFEKSI MATA
· Cuci tangan sebelum mengobati bayi
· Bersihkan nanah dan krusta dengan air matang DTT secara berhati-hati
· Cuci tangan sebelum mengobati bayi
· Keringkan daerah sekitar luka dengan kain bersih dan kering
· Bersihkan kedua mata bayi 3 kali sehari menggunakan kapas/kain
· Untuk infeksi kulit, olesi dengan antiseptik (pilihan utama adalah klorheksidin, jika
bersih dengan air hangat
tidak tersedia bisa menggunakan alkohol 70%) · Oleskan salep mata Oksitetrasiklin 1% atau Kloramfenikol 1%
· Cuci tangan kembali
pada bagian dalam kelopak mata bawah pada kedua mata
· Cuci tangan kembali
Cara menyiapkan DTT (Desinfeksi Tingkat Tinggi): · Obati sampai kemerahan hilang
Air dimasak sampai mendidih selama 10 - 15 menit. Kemudian dibiarkan dingin dan
tertutup

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT (MTBS) - 2022 BAYI MUDA UMUR KURANG DARI 2 BULAN 51
MENGAJARI IBU UNTUK MENJAGA BAYI BERAT BADAN RENDAH TETAP HANGAT DI RUMAH

· Pertahankan bayi agar di tempat tidur yang sama dengan ibu


· Tutup pintu dan jendela agar udara dingin tidak masuk
· Ketika memandikan bayi, lakukan di ruangan yang hangat dengan air hangat. Keringkan segera setelah
memandikan dan pakaikan baju sesegera mungkin
· Ganti pakaian jika basah
· Lakukan METODE KANGURU sesering mungkin, baik siang maupun malam
· Ketika tidak dalam METODE KANGURU, jaga agar bayi tetap berpakaian atau dibungkus sepanjang waktu.
Pakaikan topi dan kaus kaki, bungkus bayi dengan longgar menggunakan kain kering yang lembut dan selimuti
· Periksa dengan teratur tangan dan kaki bayi. Jika teraba dingin, hangatkan bayi kembali dengan METODE
KANGURU
· Susui bayi dengan teratur (atau berikan ASI perah dengan cangkir)

MENASIHATI IBU TENTANG KESEHATAN DIRINYA

· Pemberian Vitamin A 200.000 IU per hari selama 2 hari kepada ibu selama masa nifas yaitu diberikan 1 kapsul setelah
ibu melahirkan dan 1 kapsul berikutnya diberikan 24 jam setelah pemberian kapsul yang pertama
· KB pasca persalinan, gizi seimbang, dan lain - lain sesuai hasil penilaian kesehatan ibu sebelumnya

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT (MTBS) - 2022 BAYI MUDA UMUR KURANG DARI 2 BULAN 52
MENGAJARI IBU CARA MENYUSUI DENGAN BAIK MENGAJARI IBU CARA MEMERAH ASI
· Tunjukkan kepada ibu cara memegang bayinya atau posisi bayi Minta ibu untuk:
yang benar: · Mencuci tangan pakai sabun
¶ Sanggalah seluruh tubuh bayi, jangan hanya leher dan · Mengatur posisi sehingga nyaman
bahunya saja · Memegang wadah bermulut lebar di bawah puting dan aerola
¶ Kepala dan tubuh bayi lurus · Meletakkan jempol di bagian atas payudara, jari telunjuk, dan jari lainnya menopang di sisi bagian bawah sehingga posisinya
¶ Hadapkan bayi ke dada ibu, sehingga hidung bayi berlawanan (setidaknya 4 cm dari puncak puting)
berhadapan dengan puting susu · Tekan dan lepaskan jaringan payudara antara jempol dan telunjuk beberapa kali
¶ Dekatkan badan bayi ke badan ibu · Jika ASI tidak keluar, ganti posisi jempol dan telunjuk mendekati puting, lalu tekan dan lepaskan seperti sebelumnya
· Tunjukkan kepada ibu cara melekatkan bayi. Ibu hendaknya: · Tekan dan lepaskan mengelilingi payudara, jaga agar jarak jari dan puting tetap. Hati-hati jangan menekan puting atau mengurut
¶ Menyentuhkan puting susu ke bibir bayi payudara
¶ Menunggu sampai mulut bayi terbuka lebar
· Perah satu payudara sampai ASI hanya menetes, lalu perah payudara lainnya sampai ASI hanya menetes
¶ Segera mendekatkan bayi ke arah payudara sedemikian
· Perah bergantian 5 - 6 kali, setidaknya selama 20 - 30 menit
rupa sehingga bibir bawah bayi terletak di bawah puting
· Berhenti memerah jika ASI tidak mengalir lagi, tapi hanya menetes dari awal
susu
· Cara melekatkan yang benar ditandai dengan: MENGAJARI IBU CARA MENYIMPAN ASI PERAH
¶ Dagu menempel pada payudara ibu
· Gunakan wadah yang sesuai untuk menampung ASI seperti plastik bersih atau gelas dengan tutup rapat dan jika memungkinkan
¶ Mulut bayi terbuka lebar
sebuah lemari es. Untuk penyimpanan yang lama, dibutuhkan 10 buah wadah atau lebih
¶ Bibir bawah bayi terputar keluar
· Masukkan ASI perah ke dalam wadah, tutup, dan letakkan sebisanya di tempat yang dingin. Jumlah ASI perah yang disimpan dalam
¶ Areola tampak lebih banyak di bagian atas daripada di
1 wadah sebaiknya tidak lebih dari jumlah yang dibutuhkan bayi dalam 1x minum
bagian bawah
· Jika jumlahnya sedikit, tambah lagi di 1 wadah yang sama selama 1 hari tersebut. Tetapi tidak boleh lewat lebih dari 1 hari itu
· Bayi mengisap dengan efektif jika bayi mengisap secara dalam,
· Jika tidak memiliki lemari es: ASI perah dapat ditempatkan dalam suhu ruangan/kamar bahkan jika hawa panas selama 6 jam
teratur, dan kadang diselingi istirahat. Pada saat bayi mengisap
· Jika tersedia kulkas: simpan di bagian tengahnya sampai 2x24 jam; atau dalam bagian freezer selama 3 bulan
ASI, hanya terdengar suara bayi menelan
· Sebelum diberikan ke bayi, cairkan ASI beku dengan memindahkan ke bagian tengah kulkas atau pada suhu kamar. Hangatkan ASI
· Amati apakah perlekatan dan posisi bayi sudah benar dan bayi
dengan menaruh wadahnya di dalam baki yang berisi air hangat pada suhu tangan
sudah mengisap dengan efektif. Jika belum, cobalah sekali lagi
· Berikan ASI cair dalam 2 jam (atau berikan pada anak yang lebih besar atau dibuang)

Lokasi Temperatur Durasi Keterangan


MENGAJARI IBU CARA MENINGKATKAN PRODUKSI ASI
Di luar lemari pendingin Suhu ruang 6-8 jam Kontainer perlu diberikan penutup dan dijaga dalam ruangan tertutup
· Cara untuk meningkatkan ASI adalah dengan menyusui (maks s.d. 25˚C)
sesering mungkin Cooler bag -15 s.d. 4˚C 24 jam Cooler bag harus selalu disertai dengan ice packs. Tidak dianjurkan
· Menyusui lebih sering lebih baik karena merupakan kebutuhan dibuka tutup terlalu sering
bayi Lemari pendingin 4˚C 5 hari ASI diletakkan di bagian paling belakang dari lemari pendingin
· Menyusu pada payudara kiri dan kanan secara bergantian Freezer (bagian dari lemari -15˚C 2 minggu
pendingin dengan satu pintu)
· Berikan ASI dari satu payudara sampai kosong sebelum
Freezer (bagian dari lemari -18˚C 3-6 bulan ASI sebaiknya disimpan di bagian paling belakang dari freezer karena
pindah ke payudara lainnya bagian tersebut memiliki stabilitas suhu yang paling stabil
pendingin dengan dua pintu)
· Jika bayi telah tidur selama 2 jam, bangunkan dan langsung
Freezer khusus ASI -20˚C 6-12 bulan
disusui

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT (MTBS) - 2022 BAYI MUDA UMUR KURANG DARI 2 BULAN 53
ALTERNATIF PEMBERIAN MINUM

PEMBERIAN MINUM DENGAN CANGKIR


· Letakkan celemek untuk melindungi pakaian bayi
· Posisikan bayi sedikit tegak di pangkuan ibu
· Tuangkan susu dalam cangkir sesuai kebutuhan bayi
· Pegang cangkir dan letakkan mulut cangkir di bibir bawah bayi
· Sentuhkan tepi cangkir sampai susu menyentuh bibir bayi
· Biarkan bayi mengisap susu sesuai keinginannya, jangan menuangkan susu ke dalam mulut bayi
· Bayi akan bangun, membuka mulut dan mata, kemudian mulai minum
· Bayi akan mengisap susu dan ada sedikit yang tumpah
· Bayi kecil akan memasukkan susu ke mulutnya dengan lidahnya
· Bayi menelan susu
· Bila bayi tidak menghabiskan susu yang sudah ditakar:
¶ Berikan minum dalam waktu lebih lama
¶ Ajari ibu untuk menghitung jumlah susu yang diminum dalam 24 jam, tidak hanya sekali minum
· Apabila ibu tidak bisa memerah ASI dalam jumlah yang cukup dalam beberapa hari pertama atau tidak bisa menyusui sama sekali, gunakan
salah satu alternatif:
¶ Berikan ASI donor
¶ Berikan susu formula
· Bayi dikatakan cukup minum, apabila bayi menelan sebagian besar susu dan menumpahkan sebagian kecil serta berat badannya meningkat

JUMLAH SUSU YANG DIBERIKAN DENGAN CANGKIR


· Mulai dengan 80 ml/kgBB/hari. Selanjutnya tingkatkan volume: 10 - 20 ml/kgBB setiap hari
· Hitung masukan cairan dalam 24 jam, dibagi menjadi 8 kali pemberian
· Untuk bayi sakit atau kecil, berikan setiap 2 jam

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT (MTBS) - 2022 BAYI MUDA UMUR KURANG DARI 2 BULAN 54
MASALAH PEMBERIAN ASI PADA BAYI
MASALAH PEMECAHAN
· Jelaskan bahwa ini tidak selalu terkait dengan gangguan pemberian ASI
Bayi banyak menangis · Periksa popok bayi, mungkin basah
· Gendong bayi, mungkin perlu perhatian
atau rewel
· Susui bayi. Beberapa bayi membutuhkan lebih banyak minum daripada yang lainnya

· Merupakan proses alamiah karena pada bayi muda perlu menyusu lebih sering
Bayi tidak tidur
· Tidurkan bayi di samping ibu dan lebih sering disusui pada malam hari
sepanjang malam · Jangan berikan makanan lain

· Mungkin bayi bingung puting karena sudah diberikan susu botol


· Tetap berikan hanya ASI (tunggu sampai bayi betul-betul lapar)
Bayi menolak
· Berikan perhatian dan kasih sayang
untuk menyusu · Pastikan bayi menyusu sampai air susu habis
· Lihat tatalaksana dalam algoritma, jika perlu RUJUK

· Jangan mudah mengganti ASI dengan susu formula tanpa indikasi medis yang tepat
· Ajarkan ibu posisi dan cara melekat yang benar
Bayi bingung puting · Kalau terpaksa memberikan susu formula, berikan dengan sendok, pipet, atau cangkir. Jangan menggunakan botol dan dot
· Jangan berikan kempeng

· Berikan ASI sesering mungkin walaupun waktu menyusuinya pendek-pendek


Bayi prematur dan
· Jika belum bisa menyusu, ASI dikeluarkan dengan tangan atau pompa. Berikan ASI dengan sendok atau cangkir
bayi kecil (BBLR) · Untuk merangsang mengisap, sentuh langit-langit mulut bayi dengan jari ibu yang bersih

· Mulai menyusui segera setelah bayi lahir


Bayi kuning (ikterus) · Susui bayi sesering mungkin tanpa dibatasi

Bayi sakit · Teruskan menyusui. Lihat tatalaksana dalam algoritma, jika perlu RUJUK

· Posisi bayi duduk


· Puting dan areola dipegang selagi menyusui, hal ini sangat membantu bayi mendapatkan ASI cukup
· Ibu jari ibu dapat dipakai sebagai penyumbat celah pada bibir bayi
Bayi sumbing
· Jika sumbing pada bibir dan langit-langit, ASI dikeluarkan dengan cara manual ataupun pompa. Kemudian diberikan dengan sendok/pipet atau
botol dengan dot panjang sehingga ASI dapat masuk dengan sempurna. Dengan cara ini bayi akan belajar mengisap dan menelan ASI,
menyesuaikan dengan irama pernapasannya

· Posisi yang mudah adalah posisi memegang bola (football position)


Bayi kembar · Paling baik kedua bayi disusui secara bersamaan
· Susui lebih sering selama waktu yang diinginkan masing-masing bayi, umumnya > 20 menit

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT (MTBS) - 2022 BAYI MUDA UMUR KURANG DARI 2 BULAN 55
MASALAH PEMBERIAN ASI PADA IBU

MASALAH PEMECAHAN
· Katakan kepada ibu, bahwa semakin sering menyusui, semakin banyak air susu yang diproduksi
Ibu khawatir bahwa ASI nya tidak · Susui bayi setiap minta. Jangan biarkan > 2 jam tanpa menyusui. Biarkan bayi menyusu sampai payudara terasa kosong.
cukup untuk bayi (sindrom ASI Berikan ASI dari kedua payudara
kurang) · Hindari pemberian makanan atau minuman selain ASI

Ibu mengatakan bahwa air · Jelaskan cara memproduksi dan mengeluarkan ASI
susunya tidak keluar · Susui sesuai keinginan bayi dan lebih sering. Jangan biarkan > 2 jam tanpa menyusui

· Ibu dapat terus memberikan ASI pada keadaan luka tidak begitu sakit
· Perbaiki posisi dan perlekatan. Olesi puting susu dengan ASI. Mulai menyusui dari puting yang paling tidak lecet
Ibu mengeluhkan puting susunya · Puting susu dapat diistirahatkan sementara waktu, kurang lebih 1 x 24 jam jika puting lecet sangat berat. Selama puting
terasa sakit (puting susu lecet) diistirahatkan, sebaiknya ASI tetap dikeluarkan dengan tangan, tidak dianjurkan dengan alat pompa karena nyeri
· Berikan parasetamol 1 tablet tiap 6 jam untuk menghilangkan nyeri. Gunakan BH yang menyokong payudara
· Jika ada luka/bercak putih pada puting susu, segera hubungi bidan

· Usahakan menyusui sampai payudara kosong


· Kompres payudara dengan air hangat selama 5 menit. Urut payudara dari arah pangkal menuju puting
Ibu mengeluh payudaranya terlalu
· Bantu ibu untuk memeras ASI sebelum menyusui kembali
penuh dan terasa sakit (payudara
· Susui bayi sesegera mungkin (setiap 2 - 3 jam) setelah payudara ibu terasa lebih lembut. Apabila bayi tidak dapat menyusu,
bengkak) keluarkan ASI dan minumkan kepada bayi. Kompres payudara dengan kain dingin setelah menyusui. Keringkan payudara
· Jika masih sakit, perlu dicek apakah terjadi mastitis

· Berikan antibiotik
· Berikan obat penghilang rasa nyeri
Mastitis dan abses payudara · Kompres hangat
· Tetap berikan ASI dengan posisi yang benar sehingga bayi dapat mengisap dengan baik
· Jika telah terjadi abses, sebaiknya payudara yang sakit tidak disusukan

· Jelaskan bahwa ibu yang minum obat dapat tetap menyusui bayinya. Susui bayi terlebih dahulu, baru minum obat
Ibu sakit dan tidak mau menyusui · Tidurkan bayi di samping ibu dan motivasi ibu supaya tetap menyusui bayi
bayinya · Ibu jangan minum obat tanpa sepengetahuan dokter/bidan karena mungkin dapat membahayakan bayi

· Susui bayi pagi hari sebelum berangkat kerja, segera setelah pulang kerumah, dan lebih sering pada malam hari
· Jika ada tempat penitipan bayi di tempat bekerja, susui bayi sesuai jadwal. Jika tidak ada, perah ASI di tempat bekerja
Ibu bekerja · ASI perah disimpan untuk dibawa pulang, atau dikirim ke rumah
· Pastikan pengasuh memberikan ASI perah/susu formula memakai cangkir atau sendok

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT (MTBS) - 2022 BAYI MUDA UMUR KURANG DARI 2 BULAN 56
KAPAN HARUS KEMBALI
Menasihati Ibu Kapan Harus Kembali ke Petugas Kesehatan

KUNJUNGAN ULANG KAPAN HARUS KEMBALI SEGERA


Nasihati ibu untuk datang kembali sesuai waktu yang paling Nasihati ibu agar kembali segera bila ditemukan tanda-tanda sebagai
awal untuk permasalahan bayinya berikut

BAYI DENGAN: KUNJUNGAN ULANG


· Bayi lemas atau gerakan bayi berkurang
· Ikterus 1 hari
· Napas cepat ≥ 60 kali/menit
· Infeksi Bakteri Lokal 2 hari
· Suara napas merintih
· Diare Dehidrasi Ringan/Sedang 1 hari
· Sesak napas/sukar bernapas/henti napas
· Diare Tanpa Dehidrasi 1 hari · Perubahan warna kulit (kebiruan, kuning, pucat)
(Jika belum membaik)
· Malas/tidak bisa menyusu atau minum
· Masalah Pemberian ASI/Minum 2 hari
· Badan teraba dingin (suhu < 36,5 C̊ )
· Bercak Putih di Mulut (Thrush) 2 hari
· Badan teraba demam (suhu > 37,5 C̊ )
· Berat Badan Rendah Menurut 7 hari
Umur · Telapak kaki dan tangan terlihat kuning
· Berat Badan Rendah Menurut 7 hari · Bertambah parah
Umur untuk Bayi Baru Lahir

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT (MTBS) - 2022 BAYI MUDA UMUR KURANG DARI 2 BULAN 57
PEMBERIAN PELAYANAN TINDAK LANJUT
Lakukan penilain untuk klasifikasi PENYAKIT SANGAT BERAT pada kunjungan ulang

INFEKSI BAKTERI LOKAL IKTERUS


Sesudah 2 hari Sesudah 1 hari
Periksa: Lakukan penilaian lengkap Lihat ikterus, apakah telapak tangan dan kaki terlihat kuning
· Periksa mata apakah bernanah, apakah nanah bertambah banyak Periksa: Lakukan penilaian lengkap
Tindakan:
· Periksa pusar apakah merah/keluar nanah atau merah meluas > 1 cm
· Periksa pustul pada kulit · Jika telapak tangan dan kaki terlihat kuning, RUJUK
· Jika telapak tangan dan kaki tidak kuning, tetapi ikterus tidak berkurang, nasihati ibu
Tindakan:
perawatan di rumah dan minta untuk kembali dalam 1 hari
· Jika menetap atau bertambah parah, RUJUK SEGERA
· Jika ikterus mulai berkurang, minta ibu untuk melanjutkan perawatan di rumah. Minta
· Jika membaik, lanjutkan pengobatan infeksi lokal di rumah sampai
untuk kunjungan ulang dalam 14 hari. Jika ikterus berlanjut sampai lebih dari umur 2
seluruhnya 5 hari
minggu, RUJUK untuk penilaian lebih lanjut
¶ Untuk pustul kulit dan pusar kemerahan, teruskan pengobatan topikal
¶ Untuk mata bernanah, lanjutkan salep mata

BERAT BADAN RENDAH MENURUT UMUR


Sesudah 7 hari,
DIARE DEHIDRASI RINGAN/SEDANG,
Periksa: Lakukan penilaian lengkap. Jika TIDAK ADA indikasi untuk RUJUK:
DIARE TANPA DEHIDRASI
· Tetapkan apakah berat badan menurut umur masih rendah
Sesudah 1 hari
· Lakukan penilaian cara menyusui:
Tanyakan: Apakah diare berhenti?
¶ Jika berat badan tidak lagi rendah menurut umur, puji ibu dan semangati untuk
Periksa: Lakukan penilaian lengkap
melanjutkan pemberian ASI
· Apakah berat badan turun ≥ 10% dari kunjungan sebelumnya?
¶ Jika berat badan menurut umur masih rendah, tetapi menyusui baik, pujilah ibu.
Tindakan: Minta ibu untuk kembali membawa anaknya untuk ditimbang dalam 7 hari atau ketika
· Jika didapatkan klasifikasi DIARE DEHIDRASI BERAT atau berat badan kembali untuk imunisasi, pilih mana yang lebih cepat
turun ≥ 10%, lakukan tindakan/pengobatan sesuai Bagan Terapi C ¶ Jika berat badan menurut umur masih rendah dan masih ada masalah menyusui,
· Jika didapatkan klasifikasi DIARE DEHIDRASI RINGAN/SEDANG, lakukan konseling ibu tentang masalah menyusui. Minta ibu untuk kembali membawa
Rencana Terapi B anaknya untuk ditimbang dalam 7 hari. Lanjutkan memeriksa anak setiap beberapa
· Jika didapatkan klasifikasi DIARE TANPA DEHIDRASI, lakukan Rencana minggu sampai bayi dapat menyusu dengan baik dan berat badan meningkat secara
Terapi A reguler dan tidak ada lagi berat badan rendah menurut umur

· Jika tidak ada diare, pujilah ibu, dan diminta untuk melanjutkan pemberian Kecuali:

ASI Jika diduga pemberian ASI tidak akan membaik, atau jika berat badan menurun, RUJUK

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT (MTBS) - 2022 BALITA MUDA UMUR KURANG DARI 2 BULAN 58
BERCAK PUTIH (THRUSH) DI MULUT
MASALAH PEMBERIAN ASI
Sesudah 2 hari:
Sesudah 2 hari:
Nilai kembali pemberian ASI
Periksa: Lakukan penilaian lengkap
Tanyakan: Masalah pemberian ASI yang ditemukan saat kunjungan pertama · Penilaian tentang cara menyusui

Periksa: Lakukan penilaian lengkap · Bagaimana keadaan thrush saat ini

Tindakan:
Tindakan:
· Jika bayi sudah dapat menyusu dengan baik, pujilah ibu dan beri motivasi untuk meneruskan
· Jika thrush bertambah parah, RUJUK
pemberian ASI dengan baik
SEGERA
· Jika masih terdapat masalah pemberian ASI, RUJUK SEGERA
· Jika bayi memiliki masalah dalam
· Konseling ibu tentang masalah pemberian ASI, baik yang baru maupun yang ada sebelumnya. Jika menyusu, RUJUK SEGERA
diharapkan ada perubahan dalam menyusui, minta ibu untuk membawa bayinya kembali
· Jika thrush menetap atau membaik dan
· Jika bayi berat badan rendah menurut umur, minta ibu untuk lakukan kunjungan ulang dalam 7 hari. bayi menyusu dengan baik, lanjutkan
Lanjutkan kunjungan ulang sampai berat badan bayi naik dengan baik pemberian Nistatin suspensi sampai

Perhatian: seluruhnya 7 hari

Jika saudara tidak yakin akan ada perubahan dalam cara pemberian ASI atau berat badan bayi menurun,
RUJUK SEGERA

Untuk semua klasifikasi:


Apabila pada kunjungan ulang yang kedua masih tetap,
harus RUJUK SEGERA

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT (MTBS) - 2022 BALITA MUDA UMUR KURANG DARI 2 BULAN 59
FORMULIR PENCATATAN BAYI MUDA UMUR KURANG DARI 2 BULAN

Tanggal Kunjungan : ______________________ NIK :


Alamat :
Nama Bayi : L/P Nama Ibu :

Umur : minggu ____ hari


BB : gram PB :___cm Lingkar kepala :___cm (makrosefali/normal/mikrosefali)* Suhu : °C
Bayi sakit apa?______________________________________________ Kunjungan Pertama Kunjungan Ulang KN : 1 / 2 / 3
PENILAIAN TINDAKAN/
KLASIFIKASI
(Lingkari semua gejala yang ditemukan) PENGOBATAN
MEMERIKSA KEMUNGKINAN PENYAKIT SANGAT BERAT/INFEKSI BAKTERI BERAT ATAU INFEKSI BAKTERI
LOKAL
 Apakah ada tanda biru di sekitar  Tanda biru di sekitar mulut saat  Dengar suara napas, adakah suara
mulut saat menangis dan/atau menangis/mengisap merintih
disertai sesak napas?  Tanda sesak napas seperti napas  Pasang pulse oxymeter pada:
 Apakah tidak BAB 48 jam setelah cuping hidung dan atau tarikan o tangan kanan SpO2__%
lahir? dinding dada ke dalam yang sangat kaki kiri SpO2_ %
 Apakah muntah berisi susu atau kuat o terdapat perbedaan SpO2 >3%?
cairan berwarna hijau?  Lemah, tidak kuat bergerak dan tidak Ya ___ Tidak ___
 Apakah perut kembung dan sulit mau mengisap  Hitung napas dalam 1 menit ___
bernapas?  Gerakan kejang: gerakan spontan tidak kali/menit.
 Apakah tampak lemah/tidak terkendali dan tidak berhenti saat Ulangi menghitung jika bernapas
mau mengisap? dipegang dan atau ditahan cepat (≥ 60 kali/menit)
 Apakah kejang?  Suhu tubuh > 37,5˚C ___ atau < Hitung napas
36,5˚C ___ kedua_____kali/menit
 Tidak BAB 48 jam setelah lahir Apakah:
 Muntah susu atau cairan berwarna hijau o Napas cepat (≥ 60 kali/menit)
 Perut kembung dan sulit bernapas o Napas lambat (< 40 kali/menit)
 Tidak ada lubang anus atau kotoran
keluar pada lubang tidak normal di sekitar
anus
 Terdapat fokus infeksi :
o mata bernanah banyak ___ sedikit ___
o pusar kemerahan
o pusar kemerahan meluas sampai
dinding perut > 1cm
o pusar bernanah
o pustul di kulit
MEMERIKSA IKTERUS
 Apakah bayi kuning?
Umur pertama kali timbul < 24 jam >24 jam sampai dengan 14 hari ____ >14 hari ____
kuning:
 Kuning di mata atau kulit
 Kuning sampai telapak tangan ATAU telapak kaki bayi
APAKAH BAYI DIARE? Ya Tidak
Bayi sudah diare selama hari  Keadaan umum bayi :
o Bayi bergerak atas kemauan sendiri
o Bayi bergerak hanya ketika dirangsang
o Bayi tidak bergerak sama sekali
o Bayi gelisah atau rewel
 Mata cekung
 Cubitan kulit perut kembalinya :
o Sangat lambat (> 2 detik)
o Lambat (masih sempat terlihat lipatan kulit)
o Segera
MEMERIKSA STATUS HIV
 Apakah ibu pernah tes HIV? Ya____ Tidak____
Jika “Ya”, apakah hasil tes serologis ibu : Positif____ Negatif____
 Apakah bayi pernah tes HIV? Ya____ Tidak____
Jika “Ya”, apakah hasil tes virologis bayi : Positif____ Negatif____
Jika “Ya”, apakah hasil tes serologis bayi : Positif____ Negatif____
 Jika ibu HIV “Positif”dan bayi tidak memiliki tes virologis “Positif”:
o Apakah saat ini bayi mendapat ASI? Ya____ Tidak____
o Apakah bayi pernah mendapat ASI sebelum atau saat pemeriksaan HIV? Ya____ Tidak____
o Apakah ibu dalam pengobatan ARV? Ya____ Tidak____ DAN bayi diberikan profilaksis ARV? Ya____ Tidak____
MEMERIKSA KEMUNGKINAN BERAT BADAN RENDAH DAN MASALAH PEMBERIAN ASI
 Apakah bayi diberi ASI? Ya____ Tidak____
Jika “Ya”:
o Berapa kali dalam 24 jam?____kali
o Apakah bayi diberi makanan atau minuman lain selain ASI? Ya____ Tidak____
Jika “Ya”, apa yang diberikan?
Berapa kali dalam 24 jam? ____kali
Alat apa yang digunakan? Botol____ Cangkir____ Lainnya
 Jika bayi tidak akan dirujuk, LAKUKAN PENILAIAN TENTANG CARA MENYUSUI
o Lihat apakah posisi bayi benar :
Seluruh badan bayi tersanggah dengan baik – Kepala dan tubuh bayi lurus – Badan bayi menghadap ke dada ibu –
Badan bayi dekat ke ibu
Posisi Benar____ Posisi Salah____
o Lihat apakah pelekatan baik :
Dagu bayi menempel payudara – Mulut bayi terbuka lebar – Bibir bawah membuka keluar – Aerola bagian atas
tampak lebih banyak
Tidak melekat sama sekali____ Tidak melekat dengan baik____ Melekat dengan baik____
o Lihat dan dengar, apakah bayi mengisap dengan efektif :
Bayi mengisap dalam, teratur, diselingi istirahat, terdengar suara menelan
Tidak mengisap sama sekali____ Tidak mengisap dengan efektif____ Mengisap dengan efektif____
 Berat badan menurut umur: o < 2 kg (umur < 7 hari)____ o Rendah < -2 SD____ o Tidak rendah ≥ -2 SD____
 Adakah bercak putih (thrush) di mulut? Ya____ Tidak____
 Adakah celah bibir/langit-langit? Ya____ Tidak____
PENILAIAN TINDAKAN/
KLASIFIKASI
(Lingkari semua gejala yang ditemukan) PENGOBATAN
Ibu HIV POSITIF yang TIDAK MENYUSUI Ya Tidak
MEMERIKSA KEMUNGKINAN BERAT BADAN RENDAH MENURUT UMUR DAN MASALAH PEMBERIAN MINUM
 Susu apa yang diberikan?
 Berapa kali pemberian selama 24 jam?____kali
 Berapa jumlah yang diberikan setiap pemberian minum?_____ml
 Lihat cara ibu menyiapkan susu dan memberikan kepada bayi:
o Apakah sudah benar? Ya____ Tidak____
o Apakah sudah higienis? Ya____ Tidak____
 Alat apa yang digunakan untuk memberi susu bayi? Cangkir____ Botol____ Lainnya_______________
 Apakah cara ibu membersihkan alat makan sudah benar? Ya____ Tidak____
 Apa minuman yang diberikan sebagai tambahan minuman pengganti? ____________________

 Berat badan menurut umur: < 2 kg (umur < 7 hari)____ Rendah < -2 SD____ Tidak rendah ≥ -2
SD____
 Adakah bercak putih (thrush) di mulut? Ya____ Tidak____
 Adakah celah bibir/langit-langit? Ya____ Tidak____
MEMERIKSA STATUS VITAMIN K1
Vitamin K1
Diberikan segera setelah lahir : Ya Tidak diberikan hari ini :

MEMERIKSA STATUS IMUNISASI


(Lingkari imunisasi yang dibutuhkan hari ini)
Imunisasi yang
_____ _____ _____ diberikan hari ini :
HB-0 BCG OPV 0

MENILAI MASALAH ATAU KELUHAN LAIN

MEMERIKSA MASALAH/KELUHAN IBU

Kunjungan Ulang : hari


Nasihati kapan kembali segera __

Nama pemeriksa:

* Bila ada makrosefali/ mikrosefali dituliskan di masalah lain, kemudian dirujuk


FORMULIR PENCATATAN BALITA SAKIT UMUR 2 BULAN SAMPAI 5 TAHUN
Tanggal Kunjungan : NIK :
Alamat : (Daerah Endemis Malaria: Ya Tidak___)
Nama Anak : _______________ L/P Nama Ibu : Jika Ya, RDT malaria (+) / (-)
Umur : tahun bulan BB : kg PB/TB : cm LiLA : cm (anak ≥ 6 bulan) Lingkar Kepala : cm Suhu : °C
Anak sakit apa? Kunjungan pertama Kunjungan ulang_____

PENILAIAN TINDAKAN/
KLASIFIKASI
(Lingkari semua gejala yang ditemukan) PENGOBATAN
MEMERIKSA TANDA BAHAYA UMUM DENGAN SEGITIGA ASESMEN GAWAT ANAK (SAGA)
 Apakah tidak bisa  Penampilan, tentukan:  Usaha Napas, tentukan:  Sirkulasi, tentukan:
minum atau o Kejang o Tarikan dinding dada o Pucat
menyusu? o Tidak dapat berinteraksi ke dalam o Tampak biru (sianosis)
 Apakah dengan lingkungan atau tidak o Stridor o Gambaran kutis
memuntahkan sadar o Napas cuping hidung marmorata (kulit seperti
semua makanan dan o Gelisah, rewel, dan tidak o Mencari posisi paling marmer)
minuman? dapat ditenangkan nyaman dan menolak
 Apakah pernah o Pandangan kosong atau mata berbaring
kejang selama sakit tidak membuka
ini? o Tidak bersuara atau justru
menangis melengking

APAKAH ANAK BATUK DAN/ATAU SUKAR BERNAPAS? Ya Tidak


 Berapa lama? hari  Hitung napas dalam 1 menit kali/menit.
Napas cepat?
 Ada tarikan dinding dada ke dalam
 Ada wheezing
 Saturasi oksigen %
APAKAH ANAK DIARE? Ya Tidak ____
 Berapa lama? hari  Keadaan umum anak:
 Adakah darah dalam tinja? o Letargis atau tidak sadar
o Rewel/mudah marah
 Mata cekung
 Beri anak minum:
o Tidak bisa minum atau malas minum
o Haus, minum dengan lahap
 Cubit kulit perut, apakah kembalinya:
o Sangat lambat (> 2 detik)
o Lambat (masih sempat terlihat lipatan kulit)
APAKAH ANAK DEMAM? Ya Tidak Lakukan Tes
(anamnesis ATAU teraba panas ATAU suhu > 37,5°C) Malaria, hasil:
Tentukan Daerah Endemis Malaria : Tinggi / Rendah / Non Edemis RDT (+) / (-)
Jika Daerah Non Endemis, tanyakan riwayat bepergian ke daerah endemis malaria dalam 2 minggu terakhir dan tentukan
daerah endemis sesuai tempat yang dikunjungi
 Sudah berapa lama? hari  Lihat dan periksa adanya kaku kuduk Mikroskopis:
 Jika lebih dari 7 hari, apakah demam terjadi setiap hari?  Lihat adanya penyebab lain dari demam
 Apakah pernah sakit malaria atau minum obat anti malaria?  Lihat adanya tanda-tanda campak saat ini:
 Apakah anak sakit campak dalam 3 bulan terakhir? o Ruam kemerahan di kulit yang menyeluruh DAN
o Terdapat salah satu tanda berikut: batuk, pilek, mata
merah
LAKUKAN TES MALARIA jika tidak ada klasifikasi penyakit berat:
 Pada semua kasus balita sakit di daerah endemis tinggi malaria
 Jika tidak ditemukan penyebab pasti demam di daerah endemis rendah malaria
Jika anak sakit campak saat ini atau dalam 3 bulan  Lihat adanya luka di mulut. Jika ”ada”, apakah dalam atau
terakhir: luas?
 Lihat adanya nanah di mata
 Lihat adanya kekeruhan di kornea
Jika demam 2 hari sampai dengan 7 hari, tanya dan periksa:
 Apakah demam mendadak tinggi dan terus menerus?  Periksa tanda-tanda syok, lakukan pemeriksaan CCTVR: Lakukan
o Kaki/tangan tampak pucat Pemeriksaan
 Apakah badan teraba dingin?
o Waktu pengisian kapiler > 2 detik darah:
 Apakah anak lemas/gelisah?
o Kaki/tangan teraba dingin Hemoglobin __
 Adakah mual?
o Nadi lemah atau tidak teraba Hematokrit __
 Adakah muntah? Jika ya, apakah terus menerus?
o Nadi cepat Leukosit
 Adakah nyeri perut?
 Periksa nyeri perut dan nyeri tekan perut kanan atas Trombosit
 Adakah perdarahan berupa mimisan/muntah darah atau
 Periksa adanya klinis akumulasi cairan NS-1
coklat seperti kopi/BAB berdarah/berwarna hitam?
 Lihat adanya:
 Apakah muncul ruam?
o Perdarahan kulit (petekie), perdarahan hidung (mimisan)
 Apakah ada rasa sakit dan nyeri badan?
o Ikterik
 Apakah BAK terakhir ≥ 6 jam? o Letargi, gelisah
o Sesak napas, napas cepat
 Periksa adanya pembesaran hepar > 2 cm
 Jika tidak syok dan tidak ada perdarahan, lakukan uji
tourniquet. Hasil uji tourniquet: positif negatif____
APAKAH ANAK MEMPUNYAI MASALAH TELINGA? Ya Tidak
 Apakah ada nyeri telinga?  Lihat adanya cairan atau nanah keluar dari telinga
 Adakah rasa penuh di telinga?  Raba adanya pembengkakan yang nyeri di belakang telinga
 Adakah cairan/nanah keluar dari telinga? Jika “Ya”, berapa
hari? hari
PENILAIAN TINDAKAN/
KLASIFIKASI
(Lingkari semua gejala yang ditemukan) PENGOBATAN
MEMERIKSA STATUS GIZI DAN STATUS PERTUMBUHAN
 Jika anak berusia > 6 bulan, apakah BB anak < 4 kg?
 Lihat dan raba adanya edema bilateral yang bersifat pitting
 Tentukan berat badan (BB) menurut panjang badan (PB) atau tinggi badan (TB)
o BB/PB (TB) : < -3 SD ____
o BB/PB (TB) : -3 SD sampai < -2 SD ____
o BB/PB (TB) : -2 SD sampai +1 SD ____
o BB/PB (TB) : > +1 SD sampai +2 SD ____ (plot pada grafik IMT/U)
o BB/PB (TB) : > +2 SD sampai +3 SD ____ (plot pada grafik IMT/U)
o BB/PB (TB) : > +3 SD ____ (plot pada grafik IMT/U)
 Tentukan lingkar lengan atas (LiLA) untuk umur 6 bulan atau lebih
o LiLA < 11,5 cm ____
o LiLA 11,5 cm sampai < 12,5 cm ____
o LiLA ≥ 12,5 cm ____
 Jika BB/PB (TB) < -3 SD ATAU LiLA < 11,5 cm, periksa komplikasi medis:
o Anoreksia
o Dehidrasi berat (muntah terus menerus, diare)
o Letargi atau penurunan kesadaran
o Demam tinggi
o Pneumonia berat (sulit bernafas atau bernafas cepat)
o Anemia berat
 Jika tidak ada komplikasi medis, pada anak umur < 6 bulan periksa:
o Terlalu lemah untuk menyusu
o Berat badan tidak naik atau turun
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….. …………………………… ………………………….………..
Periksa ada/tidak stunting
 Umur < 2 tahun
 Umur ≥ 2 tahun
 Tentukan panjang badan (PB) atau tinggi badan (TB) menurut umur:
o PB/U atau TB/U < -3 SD
o PB/U atau TB/U < -2 SD sampai -3 SD
o PB/U atau TB/U -2 SD sampai +3 SD
o PB/U atau TB/U > +3 SD
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….. …………………………… ……………………………………
Periksa Lingkar Kepala
o LK/U > +2 SD ____
o LK/U -2 SD s.d +2SD ____
o LK/U < -2 SD ____
MEMERIKSA ANEMIA Lakukan
Lihat adanya kepucatan pada telapak tangan, konjungtiva,  Sangat pucat? pemeriksaan Hb
bibir, lidah, bantalan kuku, apakah tampak:  Pucat? (jika tersedia):
MEMERIKSA STATUS HIV
Apakah ibu atau anak pernah dites HIV?
JIKA YA
Tentukan status HIV:
 Ibu: POSITIF NEGATIF
 Anak: Tes Virologi POSITIF NEGATIF
Tes Serologi POSITIF NEGATIF
Jika ibu POSITIF dan anak NEGATIF atau tidak diketahui, TANYAKAN:
 Apakah anak sedang mendapat ASI pada saat tes HIV atau 6 minggu sebelum dilakukan tes HIV? Ya Tidak
 Apakah anak saat ini sedang mendapat ASI? Ya Tidak
 Jika mendapat ASI, apakah ibu dan anak saat ini mendapat ARV profilaksis? Ya Tidak
JIKA TIDAK
Lakukan tes HIV terutama jika dijumpai kondisi berikut:
Jika anak menderita pneumonia berulang atau diare persisten berulang atau bercak putih di rongga mulut berulang atau infeksi
berat (biasanya yang membutuhkan perawatan di RS) berulang lainnya atau gizi kurang/buruk yang tidak membaik dengan
penanganan gizi
 Jika status HIV ibu dan anak tidak diketahui: tes ibu
 Jika status HIV ibu positif dan anak tidak diketahui: tes anak
MEMERIKSA STATUS IMUNISASI
Lingkari imunisasi yang dibutuhkan hari ini, beri tanda “V” jika sudah diberikan

HB 0 BCG OPV 0 OPV 1 OPV 2 OPV 3/IPV Imunisasi yang


diberikan hari ini:
DPT-HB-HIb 1 DPT-HB-HIb 2 DPT-HB-HIb 3 PCV 1 PCV 2 PCV 3 (lanjutan)

Campak Rubella Japanese Enchepalitis (lanjutan) DPT-HB-HIb (lanjutan) Campak Rubella (lanjutan)
Diberikan vit A
MEMERIKSA PEMBERIAN VITAMIN A
hari ini :
Dibutuhkan suplemen vitamin A : Ya Tidak
Ya Tidak
MENILAI MASALAH ATAU KELUHAN LAIN

LAKUKAN PENILAIAN PEMBERIAN MAKAN


Jika anak berumur < 2 TAHUN atau GIZI KURANG atau GIZI BURUK TANPA KOMPLIKASI atau ANEMIA DAN anak tidak akan
dirujuk segera:
 Apakah ibu menyusui anak ini? Ya Tidak
Jika “Ya”, berapa kali sehari? kali
Apakah menyusui juga di malam hari? Ya Tidak
 Apakah anak mendapat makanan atau minuman lain? Ya Tidak
Jika “Ya”, makanan atau minuman apa?
Berapa kali sehari? kali
Alat apa yang digunakan untuk memberi minuman anak?
 Jika anak GIZI KURANG atau GIZI BURUK tanpa komplikasi:
Berapa banyak makanan atau minuman yang diberikan pada anak? _
Apakah anak mendapat makanan tersendiri? Ya Tidak
Siapa yang memberi makan dan bagaimana caranya? __
 Selama sakit ini, apakah ada perubahan pemberian makan? Ya Tidak
Jika “Ya”, bagaimana?
Kunjungan Ulang : hari.
Nasihati kapan kembali segera

Nama pemeriksa:________
GRAFIK BB/U BAYI MUDA LAKI - LAKI

< -2 SD BB Rendah

≥ -2 SD BB Tidak Rendah
Berat Badan (kg)

Umur (minggu)

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT (MTBS) - 2022 LAMPIRAN 64


GRAFIK BB/U BAYI MUDA PEREMPUAN

< -2 SD BB Rendah

≥ -2 SD BB Tidak Rendah
Berat Badan (kg)

Umur (minggu)

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT (MTBS) - 2022 LAMPIRAN 65


GRAFIK BB/PB ANAK LAKI - LAKI
Sejak lahir – 2 tahun (z-scores)

< -3 SD Gizi Buruk

-3 SD sampai dengan < -2 SD Gizi Kurang

-2 SD sampai dengan +1 SD Gizi Baik

> +1 SD sampai dengan +2 SD Berisiko Gizi Lebih

> +2 SD sampai dengan +3 SD Gizi Lebih

> +3 SD Obesitas
Berat Badan (kg)

Panjang Badan (cm)

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT (MTBS) - 2022 LAMPIRAN 66


GRAFIK BB/PB ANAK PEREMPUAN
Sejak lahir – 2 tahun (z-scores)

< -3 SD Gizi Buruk

-3 SD sampai dengan < -2 SD Gizi Kurang

-2 SD sampai dengan +1 SD Gizi Baik

> +1 SD sampai dengan +2 SD Berisiko Gizi Lebih

> +2 SD sampai dengan +3 SD Gizi Lebih

> +3 SD Obesitas
Berat Badan (kg)

Panjang Badan (cm)


MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT (MTBS) - 2022 LAMPIRAN 67
GRAFIK BB/TB ANAK LAKI - LAKI
2 - 5 tahun (z-scores)

< -3 SD Gizi Buruk

-3 SD sampai dengan < -2 SD Gizi Kurang

-2 SD sampai dengan +1 SD Gizi Baik

> +1 SD sampai dengan +2 SD Berisiko Gizi Lebih

> +2 SD sampai dengan +3 SD Gizi Lebih

> +3 SD Obesitas
Berat Badan (kg)

Tinggi Badan (cm)

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT (MTBS) - 2022 LAMPIRAN 68


GRAFIK BB/TB ANAK PEREMPUAN
2 - 5 tahun (z-scores)

< -3 SD Gizi Buruk

-3 SD sampai dengan < -2 SD Gizi Kurang

-2 SD sampai dengan +1 SD Gizi Baik

> +1 SD sampai dengan +2 SD Berisiko Gizi Lebih

> +2 SD sampai dengan +3 SD Gizi Lebih

> +3 SD Obesitas
Berat Badan (kg)

Tinggi Badan (cm)

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT (MTBS) - 2022 LAMPIRAN 69


GRAFIK PB/U ANAK LAKI - LAKI
0 - 2 tahun (z-scores)

< -3 SD Sangat Pendek (Severely Stunted)

-3 SD sampai dengan < -2 SD Pendek (Stunted)

-2 SD sampai dengan +3 SD Normal

> +3 SD Tinggi (Tall)


Panjang Badan (cm)

1 tahun 2 tahun
Umur
MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT (MTBS) - 2022 LAMPIRAN 70
GRAFIK PB/U ANAK PEREMPUAN
0 - 2 tahun (z-scores)

< -3 SD Sangat Pendek (Severely Stunted)

-3 SD sampai dengan < -2 SD Pendek (Stunted)

-2 SD sampai dengan +3 SD Normal

> +3 SD Tinggi (Tall)


Panjang Badan (cm)

1 tahun 2 tahun
Umur
MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT (MTBS) - 2022 LAMPIRAN 71
GRAFIK TB/U ANAK LAKI - LAKI
2 - 5 tahun (z-scores)

< -3 SD Sangat Pendek (Severely Stunted)

-3 SD sampai dengan < -2 SD Pendek (Stunted)

-2 SD sampai dengan +3 SD Normal

> +3 SD Tinggi (Tall)


Tinggi Badan (cm)

3 tahun 4 tahun 5 tahun

Umur
MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT (MTBS) - 2022 LAMPIRAN 72
GRAFIK TB/U ANAK PEREMPUAN
2 - 5 tahun (z-scores)

< -3 SD Sangat Pendek (Severely Stunted)

-3 SD sampai dengan < -2 SD Pendek (Stunted)

-2 SD sampai dengan +3 SD Normal

> +3 SD Tinggi (Tall)


Tinggi Badan (cm)

3 tahun 4 tahun 5 tahun


Umur
MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT (MTBS) - 2022 LAMPIRAN 73
GRAFIK IMT/U ANAK LAKI - LAKI
0 - 5 tahun (z-scores)

> +3 SD Obesitas

+2 SD sampai dengan +3 SD Gizi Lebih

+1 SD sampai dengan +2 SD Berisiko Gizi Lebih

-2 SD sampai dengan +1 SD Gizi Baik


IMT (kg/m2)

1 tahun 2 tahun 3 tahun 4 tahun 5 tahun


Umur
MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT (MTBS) - 2022 LAMPIRAN 74
GRAFIK IMT/U ANAK PEREMPUAN
0 - 5 tahun (z-scores)

> +3 SD Obesitas

+2 SD sampai dengan +3 SD Gizi Lebih

+1 SD sampai dengan +2 SD Berisiko Gizi Lebih

-2 SD sampai dengan +1 SD Gizi Baik


IMT (kg/m2)

1 tahun 2 tahun 3 tahun 4 tahun 5 tahun


Umur
MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT (MTBS) - 2022 LAMPIRAN 75
GRAFIK LK/U ANAK LAKI - LAKI
0 - 5 tahun (z-scores)

> +2 SD Makrosefali

-2 SD sampai dengan +2 SD Normal

< -2 SD Mikrosefali
Lingkar Kepala (cm)

1 tahun 2 tahun 3 tahun 4 tahun 5 tahun


Umur
MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT (MTBS) - 2022 LAMPIRAN 76
GRAFIK LK/U ANAK PEREMPUAN
0 - 5 tahun (z-scores)

> +2 SD Makrosefali

-2 SD sampai dengan +2 SD Normal

< -2 SD Mikrosefali
Lingkar Kepala (cm)

1 tahun 2 tahun 3 tahun 4 tahun 5 tahun


Umur
MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT (MTBS) - 2022 LAMPIRAN 77
DAERAH ENDEMIS MALARIA
Di bawah ini adalah Daerah Endemis Tinggi dan Endemis Rendah Malaria, daerah yang tidak tercantum dalam daftar ini adalah Daerah Non Endemis Malaria
PUSKESMAS PUSKESMAS PUSKESMAS
NO PROVINSI KAB/KOTA NO PROVINSI KAB/KOTA NO PROVINSI KAB/KOTA
ENDEMISITAS ENDEMISITAS ENDEMISITAS ENDEMISITAS ENDEMISITAS ENDEMISITAS
TINGGI RENDAH TINGGI RENDAH TINGGI RENDAH

1 Aceh 1 Singkil Pulau Banyak Gunung Tua Pengarigan

Pulau Banyak Barat Panyabungan Jae Ulak Pandan

2 Aceh Timur Peunaron 6 Batu Bara Indra Pura Lalang Pengandonan

3 Aceh Barat PIR Batee Puteh Kuala Bhee (Woyla) Kedai Sianam Seisuka Mendingin

Arongan (Drien Rampak) Labuhan Ruku Lb. Batang

Woyla Timur Tanjung Tiram Sekar Jaya

4 Aceh Besar Kuta Cot Glie Lhoong Ujung Kubu 2 Muara Enim Tanjung Agung Tanjung Enim

Indrapuri 7 Tapanuli Utara Parsikaman 3 Musi Banyuasin Lubuk Binalo

Lembah Seulawah 8 Padang Lawas Paringgonan 4 Musi Rawas Muara Beli

Kota Jantho Sihapas Muara Ka

5 Aceh Barat Lembah Sabil 9 Padang Lawas Sipiongot 5 Lahat Selawi Perumnas
Daya Utara
Manggeng Simundol Palembaja Bandar Jaya

Tangan tangan 10 Labuhan Batu Labuhan Bilik Pseksu Pagar Agung

6 Aceh Jaya Teunom Lageun Sei Berombang Bunga Mas

Panga Patek 11 Labuhan Batu Utara Tanjung Leidong Simangalam Saung Naga

Kr Sabee Pasie Raya 12 Asahan Sei Kepayang Barat Pagar Ja

Lhok Kruet Sei Apung Kota Agung

2 Sumatera 1 Nias Botomozo Bagan Asahan Tanjung Tebat


Utara
Ulugawo Idamogawo 13 Tapanuli Tengah Hutabalang SP III Pomo

2 Langkat Marike Namu Ukur Poriaha Pagar Gunung


Tanjung Langkat Barus 6 Lubuk Linggau Swas Saba Perumnas
3 Tapanuli Selatan Simarpinggan 14 Nias Barat Sirombu Simpang Periuk

4 Nias Selatan Teluk Dalam Lagundri 15 Simalungun Negeri Dolok Petanang


Pulau Telo Bawomataluo 16 Karo Mardingding 7 OKU Timur Jayapura Purwodadi

Tanah Masa Hilisatargo 3 Sumatera 1 Kep. Mentawai Sikakap Sioban 5 Bangka 1 Kota Pangkalpinang Air Itam
Barat Belitung
Hibala Lahusa Ma Sikabaluan Mapadegat 2 Kab. Bangka Barat Puput Muntok

Amandraya Malakopa Sekar Biru Sp. Terip

Lolowaw Ma Siberut Kundi


Lolomatau Peipei Jebus
Gomo Saibi Samukop Tempilang
Saduaori Saumangaya 3 Kab. Bangka Benteng Sungai Selan
Tengah
Mazo 2 Pesisir Selatan Tarusan BI. Salasa Lubuk
5 Mandailing Natal Gunung Baringin Sihepeng Indrapura 4 Kab. Selatan Payung
Maga Mompang 4 Sumatera 1 OKU Penyandingan Tanjung Agung Tanjung Labu
Selatan
Hutabargot Siabu Lubuk Rukam Batumarta II Batu Betumpang
Nagajuang Tj. Lengkayap 6 Bengkulu 1 Bengkulu Selatan Kota Manna M. Thaha

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT (MTBS) - 2022 LAMPIRAN 78


DAERAH ENDEMIS MALARIA
Di bawah ini adalah Daerah Endemis Tinggi dan Endemis Rendah Malaria, daerah yang tidak tercantum dalam daftar ini adalah Daerah Non Endemis Malaria
PUSKESMAS PUSKESMAS PUSKESMAS
NO PROVINSI KAB/KOTA NO PROVINSI KAB/KOTA NO PROVINSI KAB/KOTA
ENDEMISITAS ENDEMISITAS ENDEMISITAS ENDEMISITAS ENDEMISITAS ENDEMISITAS
TINGGI RENDAH TINGGI RENDAH TINGGI RENDAH

Pasar Manna Kayu Kunyit Padang Serai Muara Tembesi

Masat Seginim Kuala Lempuing Psr Muara Tembesi

Palak Bengkerung Sukamerindu 2 Muaro Jambi Pondok Meja

Tungkal Lingkar Timur Tempino

Kedurang 7 Riau 1 Kampar Kampar Kiri Muara Kumpeh

2 Bengkulu Sebelat Ketahun 2 Pelalawan Kerumutan Ukui Jambi Kecil


Utara
Karang Pulau Tanjung Harapan Bandar Petalangan 3 Tebo Mangupeh Rimbo Bujang II

Suka Makmur Tanjung Harapan Pangkalan Lesung Tuo Pasir Mayang Rimbo Bujang IX

D6 Ketahun Lubuk Durian 3 Indragiri Hulu Sipayung Sungai Abang Sungai Bengkal

Bak Nau Tj. Agung Palik Peranap 4 Bungo Kuamang Kuning X

Lais 4 Indragiri Hilir Mandah Rantau Ikil

Arga Makmur Sungai Guntung LB Mangkuang

Perumnas 5 Rokan Hilir Rantau Pj. Kiri 5 Merangin Sei Bulian Bangko

Air Bintunan Sinaboi Pematang Kandis

Kerkap Bagan Punak Rantau Panjang

Air Padang 8 Kepulauan 1 Bintan Kawal Muara Delang


Riau
3 Kaur Tanjung Iman 2 Lingga Pancur Raya Muara Jernih

Gedung Wani Senayang Meran

4 Seluma Riak Siabun Babatan Tajur Biru Sbr Agung

Air Periukan Tumbuan Penuba Muara Kibul

Dusun Tengah Rimbo Kedui 3 Natuna Pulau Tiga Ranai Sekancing

Talang Tinggi Puguk Pulau Laut Tanjung 6 Sarolangun Singkut

Kota Tais Sukamerindu Cemaga Sedanau Pauh

Pajar Bulan Serasan Timur/Batubi Kelarik 7 Tanjung Jabung Barat Merlung Teluk Nilau

5 Mukomuko Bantal Penarik Midai 10 Lampung 1 Lampung Selatan Rajabasa

Ipuh Lubuk Pinang 4 Anambas S. Tengah Palmatak 2 Pesawaran Pedada

Mukomuko Air Rami S. Timur Hanura Padang Cermin

Lalang Luas Dusun Baru Tarempa 3 Lampung Barat Sekincau

Lubuk Sanai Pondok Suguh S. Selatan 11 Nusa 1 Lombok Barat Meninng


Tenggara
6 Bengkulu Karang Tinggi Sekayun 9 Jambi 1 Batang Hari Durian Luncuk Mersam Barat 2 Lombok Utara Bayan
Tengah
Pagar ja Tenam 3 Lombok Timur Belanng

7 Kota Kampung Bali Pasar Terusan 4 Sumbawa Barat Brang Rea Seteluk
Bengkulu
Anggut Atas Ban Poto Tano Taliwang

Lingkar Barat Muaro Sebo Ilir Jereweh

Jalan Gedang Tidar Kuranji Maluk

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT (MTBS) - 2022 LAMPIRAN 79


DAERAH ENDEMIS MALARIA
Di bawah ini adalah Daerah Endemis Tinggi dan Endemis Rendah Malaria, daerah yang tidak tercantum dalam daftar ini adalah Daerah Non Endemis Malaria
PUSKESMAS PUSKESMAS PUSKESMAS
NO PROVINSI KAB/KOTA NO PROVINSI KAB/KOTA NO PROVINSI KAB/KOTA
ENDEMISITAS ENDEMISITAS ENDEMISITAS ENDEMISITAS ENDEMISITAS ENDEMISITAS
TINGGI RENDAH TINGGI RENDAH TINGGI RENDAH

Sekongkang Tambarangan Lambing

Brang Ene Tambaruntung Long Iram

Tongo Bakarangan Melak

5 Sumbawa Besar Unit II Sumbawa 5 Hulu Sungai Malinau Wasah Resak


Selatan
Alas Padang Batung Sekolaq Darat

6 Dompu Rasabou Kilo Loksado 3 Mahakam Hulu Ujoh Bilang

Calabai 6 Hulu Sungai Tandilang Batu Tangga 4 Kutai Kartanegara Jonggon Raya Sebulu I
Tengah
7 Bima Langgudu Lambu Hantakan Sei Merdeka

Soromandi Lambitu 7 Hulu Sungai Utara Paminggir 5 Kutai Timur Busang Batu Ampar

Tambora Monta 8 Tabalong Muara Uya Bintang Ara Kaliorang Kaubun

Parado Ribang Sandaran Muara Wahau II

Wera Jaro Rantau Pulung

Donggo 9 Kotabaru Marabatuan Serongga 6 Paser Batu Kajang Kuaro

Sanggar Banian Sei Durian Kayungo Long Ikis

12 Kalimantan 1 Sintang Dedai Hampang Mekarpura Kerang Long Kali


Barat
Emparu Bungkukan Sengayam Mendik Muser

Kebong 10 Tanah Bumbu Teluk Kepayang Lasung Muara Komam Padang Pengrapat

Mensiku Giri Mulya Sebamban 1 7 Penajam Paser Semua Puskesmas Termasuk Daerah
Utara Endemis Tinggi
Nanga Ketungau Simpang Empat Satui

Nanga Mau Mantewe Sebamban 2 8 Samarinda Sei Siring

2 Ketapang Tumbang Ti Batulicin 1 Darul Azhar 15 Kalimantan 1 Lamandau Bukit Jaya


Tengah
Marau Karang Bintang Tapin Bini

3 Kota Singkawang Singkawang Selatan 11 Balangan Lok Batu Merambang


Tebing Tinggi
13 Kalimantan 1 Banjarbaru Cempaka Uren Bayat
Selatan
2 Banjar Aranio Simpang Empat 14 Kalimantan 1 Berau Batu Puh Biduk-Biduk Kinipan
Timur
Paramasan Sungkai Talisayan Gunung Tabur 2 Seruyan Rantai Pulut I

Pengaron Kelay 3 Kotawaringin Sebabi U. Pandaran


Timur
Sungai Pinang Labanan Pasir Puh

3 Tanah Laut Tanjung Habulu Asam-Asam Merancang Ulu 4 Kang an Keren Pangi

Tirta Jaya Kurau Segah 5 Palangkaraya Jekan Raya Pahandut

Panyipatan Teluk Bayur Tangkiling Panarung

Kintap 2 Kutai Barat Belusuh Barong Tongkok K. Bangkirai

Tajau Pecah Linggang Bigung Besiq Kalampangan

4 Tapin Banua Padang Tapin Utara Tering Seberang Dempar Menteng

Piani Binuang Gunung Rampah Bukit Hindu

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT (MTBS) - 2022 LAMPIRAN 80


DAERAH ENDEMIS MALARIA
Di bawah ini adalah Daerah Endemis Tinggi dan Endemis Rendah Malaria, daerah yang tidak tercantum dalam daftar ini adalah Daerah Non Endemis Malaria
PUSKESMAS PUSKESMAS PUSKESMAS
NO PROVINSI KAB/KOTA NO PROVINSI KAB/KOTA NO PROVINSI KAB/KOTA
ENDEMISITAS ENDEMISITAS ENDEMISITAS ENDEMISITAS ENDEMISITAS ENDEMISITAS
TINGGI RENDAH TINGGI RENDAH TINGGI RENDAH

Kayon Mansalong Panca Karsa II Popayato Mur

Rakumpit Pembeliangan Popayato

6 Gunung Mas Tbg Miri Kurun Setabu Popayato Barat

Tbg Marikoi T. Pajangan 17 Sulawesi 1 Bitung Papsungan Sagerat 2 Boalemo Saritani Bongo Nol
Utara
Tbg Napoi Tbg Jutuh Danowudu Dulupi Berlian

Tewah Tehang Girian Pangi Wonosari

T. T. Anjir Tbg Talaken Pintu Kota Botumoito

Kampuri Rabambang 2 Bolmong Tungoi Mananggu

Sepang Mopuya 3 Gorontalo Utara Dulukapa An gola

7 Pulang Pisau Jabiren 3 Manado Tuminng Buloila

8 Kapuas T. Punai Tamban Catur Tikala Baru 4 Bone Bolango Bone Suwawa Selatan

Lamun Terusan Tgh 4 Minahasa Wolaang Bulango Ulu Bulawa

Pujon P. Kupang Tompaso 5 Gorontalo Asparaga

Sei Hanyo Tambah Baru Tanawangko Tibawa

Jangkang Sei Tatas Kakas Dungaliyo

Sei Pinang Palingkau Kombi Tabongo

Timpah Palangkau 5 Minahasa Selatan Amurang Telaga Biru

P. Telo Mandomai 6 Minahasa Utara Tetelu Limboto Barat

Mantangai Danau Rawah 7 Mitra Touluaan Molompar Limboto

Mela Tombatu Towuntu Timur 19 Sulawesi 1 Donggala Lalundu Balukang


Tengah
Selat Tambelang Molompar Belang Sabang

9 Barito Selatan Pendang Silian Belang Batusuya

Babai 8 Sangihe Enemawira Tona Lembasada

Mangkap Manganitu Nusa 2 Poso Tentena Lawanga

Baru Kuma Salurang Meko Mapane

Sababilah Manalu Tamako Tonusu

10 Murung Raya Konut Saripoi Dagho Taripa

Mangkahui Tbg Olong 9 Sitaro Tagulandang Gintu

Tbg Lahung Talawid Tangkura

Tbg Kunyi Biaro Lengkeka

M. Joloi Lia Sulewana

Mankunjung 10 Talaud Tule 3 Morowali Lantulajaya

16 Kalimantan 1 Bulungan Bumi Rahayu 18 Gorontalo 1 Pahuwato Dengilo Paguat Beteleme


Utara
Tanah Kuning Buntulia Motolohu Lafeu

2 Nunukan Aji Kuning Panca Karsa I Lemito 4 Tojo Una-Una Dataran Bulan Tete

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT (MTBS) - 2022 LAMPIRAN 81


DAERAH ENDEMIS MALARIA
Di bawah ini adalah Daerah Endemis Tinggi dan Endemis Rendah Malaria, daerah yang tidak tercantum dalam daftar ini adalah Daerah Non Endemis Malaria
PUSKESMAS PUSKESMAS PUSKESMAS
NO PROVINSI KAB/KOTA NO PROVINSI KAB/KOTA NO PROVINSI KAB/KOTA
ENDEMISITAS ENDEMISITAS ENDEMISITAS ENDEMISITAS ENDEMISITAS ENDEMISITAS
TINGGI RENDAH TINGGI RENDAH TINGGI RENDAH

Marowo Karama 3 Wakatobi Wangi-Wangi Waetuno

Tombiano 3 Mamasa Tabang Sumarorong Liya

5 Banggai Sai Toima Pana Buranga

Nuhon Bualemo 4 Mamuju Utara Randomayang Usuku

Bunta Kintom Martajaya Hoga

Hunduhon Batui Parabu/Baras Wangi-Wangi Selatan

Toili III Sinorang 5 Mamuju Tengah Topoyo 23 Nusa 1 Sumba Barat Daya
Tenggara
Simpang Raya Toili I Salupangkang Timur 2 Sumba Barat

Toili II Tobadak 3 Sumba Tengah

6 Banggai Kepulauan Bungin Banggai 22 Sulawesi 1 Buton Mawasangka Batauga 4 Sumba Timur
Tenggara
To Um Mansamat Siompu Barat Gu 5 Lembata

Patukuki Salea Rahia 24 Maluku

Bulagi Lumbi-Lumbia Kadatua 25 Maluku Utara

Lolantang Sabang Wamolo 26 Papua 1 Jayapura

Tataba Lasalimu 2 Nabire

7 Tolitoli Kayulompa Lasalimu Selatan 3 Kepulauan Yapen

8 Buol Bunobogu Wajah Jaya 4 Mimika

20 Sulawesi 1 Enrekang Baraka Mawasangka Tengah 5 Boven Digoel


Selatan
Kabere Mawasangka Timur 6 Mappi

2 Luwu Timur Mangkutana Pasar Wajo 7 Asmat


Semua Puskesmas Termasuk
3 Luwu Utara Rampi Wakaokili 8 Yahukimo
Daerah Endemis Tinggi
4 Pangkep Pamantauang Madalle Siompu 9 Sarmi

Liukang Kalmas Siontapina 10 Keerom

Liukang Tangaya Talaga Raya 11 Merauke

5 Selayar Parangia 2 Muna Lohia Katobu 12 Jayapura

Ujung Jampea Kabawo Mabodo 13 Waropen

Pasimarannu Tampo 14 Mamberamo Raya

6 Sinjai Tengnga Lembang Guali 15 Nduga

7 Tana Toraja Rate Biuang Wuna 16 Yalimo

8 Toraja Utara Pangala Baruppu Kabangka 17 Intan Jaya

Sa’dan Dana 18 Jayawijaya

21 Sulawesi 1 Majene Lembang Kombikuno 27 Papua Barat 1 Kaimana


Barat
Ulumanda Batalaiworu 2 Teluk Wondama

Malunda Tiworo Selatan 3 Manokwari

2 Mamuju Campaloga Tapalang Bone 4 Manokwari Selatan

Karataun Towea

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT (MTBS) - 2022 LAMPIRAN 82


UCAPAN TERIMA KASIH
Ucapan terima kasih disampaikan kepada semua pihak dan kontributor yang terlibat dalam pembahasan selama penyusunan Buku Bagan MTBS ini:

Penanggung Jawab: dr. Erna Mulati, M.Sc,CMFM (Direktur Kesehatan Keluarga)

Kontributor Internal, Lintas Program Kementerian Kesehatan RI, dan Fasilitator MTBS (dalam urutan abjad):
dr. Ade Dejani; Agustina Sarangan, S.K.M.; dr. Alan Vahlevi; dr. Alfinella Izhar Iswandi; drg. Antony Azarsyah, M.K.M.; Ardiyani Apt, M.Si; dr. Ario Baskoro, MSC-IHM; dr. A. Irwan
Irawan Asfar, Sp.FK; Bernadeta Dina Jerubu, S.Si, Apt.; dr. Dauries Ariyanti Muslikhah, M.Epid; dr. Debora Shinta Liana, Sp.A; dr. Dina Milana Anwar; Dwi Octa Amalia, S.K.M.;
dr. Galuh Budhi Leksono, M.Kes; Henny Fatmawati, S.K.M.; dr. Imelda, MPH; dr. I Gusti Ayu Rai Astarini, M.Kes; dr. Inti Mujiati, M.K.M.; dr. Ira Wignjadiputro, M.Epid; dr. Laila
Mahmudah, M.Sc; dr. Lusy Levina; dr. Masitah Sari Dewi, M.Epid; Maya Rayan, S.Psi, M.Psi; dr. Meilina Farikha, M.Epid; Midyawati Ahmad, S.K.M.; dr. Minerva Theodora, M.K.M.;
Nanda Indah P, S.Gz., M.K.M.; dr. Ni Made Diah Permata Laksmi Devi, M.K.M.; Nuraini, S.K.M., M.Sc; dr. Nur Indah; Retno Trisari, S.K.M.; dr. Rian Hermana; dr. Richard Wilson
Lawalata; dr. Rima Damayanti, M.Kes; dr. Rivani Noor, M.K.M.; dr. Rizki Ekananda, M.K.M.; Siti Masruroh, S.Gz., M.K.M.; Sri Budi Fajariyani, S.K.M.; dr. Trijoko
Yudopuspito, M.Sc.PH; dr. Widyawati.

Kontributor Organisasi Profesi (dalam urutan abjad):


dr. Abdul Latief, Sp.A(K); dr. Agung Triono, Sp.A(K); dr. Anggina Diksita P, Sp.THT-KL; Dr. dr. Anggraini Alam, Sp.A(K); Dr. dr. Antonius H. Pudjiadi, Sp.A(K); dr. Aridamuriany D.
Lubis, MKed(Ped), Sp.A(K); dr. Artono, Sp.THT-KL; dr. Ayodhia Pitaloka Pasaribu, MKed(Ped), Sp.A(K), Ph.D(CTM); dr. Bambang Sudarmanto, Sp.A(K), MARS; dr. Diah Asri
Wulandari, Sp.A(K); dr. Dina Muktiarti, Sp.A(K); dr. Dwiyanti Puspitasari, DTMH, MCTM, Sp.A(K); dr. Ekawaty Lutfia Haksari, MPH, Sp.A(K); dr. Endah Citraresmi, Sp.A(K);
dr. Esther Iriani Hutapea, Sp.A; dr. Fina Meilyana Andriyani, Sp.A(K); dr. Gatot Irawan Sarosa, Sp.A(K); dr. Indra Saputra, M.Kes, Sp.A(K); dr. Intan F. Kumara, Sp.A(K);
Dr. dr. Irene Yuniar, Sp.A(K); Prof. Dr. dr. Ismoedijanto, DTM&H, Sp.A(K); dr. Jeanne Rini Poespoprodjo, M.Sc., Ph.D; dr. Julius Anzar, Sp.A(K); dr. Kurniawan Taufiq
Kadafi, Sp.A(K), MBiomed; dr. Mahendra Tri Arif Sampurna, Sp.A(K); dr. Mulya Rahma Karyanti, Sp.A(K), M.Sc; Dr. dr. Naomi Esthernita Fauzia Dewanto, Sp.A(K); dr. Neurinda
Permata Kusumastuti, Sp.A(K); dr. R. Adhi Teguh Perma Iskandar, Sp.A(K); dr. Rina Triasih, MMed, Sp.A(K); Dr. dr. Ririe Fachrina Malisie, Sp.A(K); dr. Rizky Ardiansyah, Sp.A(K);
dr. Ronald Chandra, Sp.A(K); dr. Saptadi Yuliarto, Sp.A(K); Dr. dr. Suryadi Nicolaas Napoleon Tatura, Sp.A(K); Dr. dr. Syarif Rohimi, Sp.A(K); dr. Titis Prawitasari, Sp.A(K);
Dr. dr. Titis Widowati, Sp.A(K); Dr. dr. Toto Wisnu Hendrarto, Sp.A(K), DTM&H; dr. Tunjung Wibowo, MPH, Sp.A(K); dr. Wahyuni Indawati, Sp.A(K); Dr. dr. Yulia Iriani, Sp.A(K).

Tim Konsultan Revisi dan Editor (FK-KMK UGM):


Dr. dr. Ida Safitri Laksono, Sp.A(K); dr. Eggi Arguni, M.Sc, Ph.D, Sp.A(K); Dr. Fitri Haryanti, S.Kp, M.Kes; dr. Suci Ardini Widyaningsih; dr. Nisa Rastiwi; dr. Nurulita Ainun Alma.

Kontributor Mitra Pembangunan:


dr. Bobby Marwal Syahrizal, MPH (UNICEF); dr. Maria Endang Sumiwi, MPH (UNICEF); dr. Alfrida Camelia Silitonga, M.Sc (WHO).

Editor:
dr. Ni Made Diah Permata Laksmi Devi, M.K.M.; Dr. dr. Ida Safitri Laksono, Sp.A(K).

Tim Administrasi:
Bayu Wijayanto, A.Md; Desi Widi Astuti, S.K.M.; Eka Erniseptiani, S.K.M.; Surya Hidayat, S.Kom.

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT (MTBS) - 2022


Tracer Indicator
Siklus Hidup Tracer Pembiayaan Kriteria Logic Dasar Halaman

Ibu Hamil, Pemeriksaan Non Kapitasi • Ibu hamil mendapatkan pelayanan pemeriksaan USG • Permenkes No. 3 Tahun 2023 tentang Standar Tarif Pelayanan • Hal. 20 Care
Bersalin, dan USG ibu hamil oleh dokter pada K1 atau trimester I Kesehatan dalam Penyelenggaraan Program Jaminan Pathway
Nifas (Dapat dimasukkan • Ibu hamil mendapatkan pelayanan pemeriksaan USG Kesehatan
ke dalam sistem P- oleh dokter pada K5 atau trimester III • Kepmenkes No. 1511 Tahun 2023 tentang Petunjuk Teknis
Care) • Klaim USG dapat ditagihkan pada K1 dan K5 untuk hasil Pelaksanaan Pelayanan Kebidanan dan Neonatal dalam
interpretasi pembacaan USG oleh dokter Rangka Implementasi Pemenkes No.3 Tahun 2023
• Kepmenkes No. 1936 Tahun 2022 tentang Perubahan atas
Kepmenkes No. 1186 Tahun 2022 tentang Panduan Praktik Klinis
bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama

Tata laksana Kapitasi • Hasil pemeriksaan Hb<11gr/dl, diberikan zat besi/asam • Kepmenkes No. 1936 Tahun 2022 tentang Perubahan atas • Hal. 50 Care
anemia pada folat 60mg/400mcg per 12 jam selama 3 bulan dan Kepmenkes No. 1186 Tahun 2022 tentang Panduan Praktik Klinis Pathway
ibu hamil diperiksa ulang setelah 1 bulan bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama • Hal. 142-143
• Apabila dalam follow up selama 1 bulan tidak ada Panduan Praktis
perbaikan Hb, pertimbangkan kemungkinan penyakit lain Tata Laksana Klinis
• Anjurkan untuk minum tablet dengan vitamin C atau Pasien Dewasa
makanan tinggi vitamin C seperti buah-buahan jeruk.
• Hasil pemeriksaan Hb<10 gr/dl dirujuk ke FKTL.

Skrining sifilis ibu Kapitasi • Wawancara terkait faktor risiko • Kepmenkes No. 2015 Tahun 2023 tentang Petunjuk Teknis • Hal. 53 Care
hamil pada • Pemeriksaan RDT sifilis dilakukan minimal 1 kali dan Integrasi Pelayanan Kesehatan Primer Pathway
kunjungan dianjurkan pada K1 • Permenkes No. 21 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan • Hal. 142 dan 57
awal • Apabila hasil skrining sifilis positif, maka berikan edukasi Pelayanan Kesehatan Masa Sebelum Hamil, Hamil, Persalinan, Panduan Praktis
dan diarahkan agar dilanjut diagnostik di layanan PDP dan Masa Sesudah Melahirkan, Pelayanan Kontrasepsi, dan Tata Laksana Klinis
untuk mendapatkan tatalaksana sifilis. Pelayanan Kesehatan Seksual Pasien Dewasa

Skrining HIV ibu Kapitasi • Wawancara terkait faktor risiko • Kepmenkes No. 2015 Tahun 2023 tentang Petunjuk Teknis • Hal. 53 Care
hamil pada • Pemeriksaan RDT HIV dilakukan minimal 1 kali dan Integrasi Pelayanan Kesehatan Primer Pathway
kunjungan dianjurkan pada K1 • Permenkes No. 21 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan • Hal. 142 dan 97
awal • Apabila hasil skrining HIV positif, maka berikan edukasi dan Pelayanan Kesehatan Masa Sebelum Hamil, Hamil, Persalinan, Panduan Praktis
diarahkan agar dilanjut diagnostik di layanan PDP untuk dan Masa Sesudah Melahirkan, Pelayanan Kontrasepsi, dan Tata Laksana Klinis
mendapatkan tatalaksana HIV. Pelayanan Kesehatan Seksual Pasien Dewasa
• Edukasi persalinan di rumah sakit bila HIV positif

Skrining Kapitasi • Wawancara terkait faktor risiko • Kepmenkes No. 2015 Tahun 2023 tentang Petunjuk Teknis Hal. 53 Care Pathway
hepatitis B ibu • Pemeriksaan RDT hepatitis B dilakukan minimal 1 kali dan Integrasi Pelayanan Kesehatan Primer
hamil pada dianjurkan pada K1 • Permenkes No. 21 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan
kunjungan • Apabila hasil skrining hepatitis B positif, rujuk ke FKTL Pelayanan Kesehatan Masa Sebelum Hamil, Hamil, Persalinan,
awal dan Masa Sesudah Melahirkan, Pelayanan Kontrasepsi, dan
Pelayanan Kesehatan Seksual

1
Tracer Indicator
Siklus Hidup Tracer Pembiayaan Kriteria Logic Dasar Halaman

Ibu Hamil, Bersalin, Persalinan Non Kapitasi Penolong persalinan dapat terdiri dari: • Permenkes No. 3 Tahun 2023 tentang Standar Tarif Pelayanan • Hal. 64
dan Nifas dilakukan oleh • Dokter, bidan, perawat; Kesehatan dalam Penyelenggaraan Program Jaminan Kesehatan Care
tenaga (Dapat dimasukkan • Dokter, bidan, bidan; • Kepmenkes No. 1511 Tahun 2023 tentang Petunjuk Teknis Pathway
kesehatan ke dalam sistem P- • Bidan, perawat; atau Pelaksanaan Pelayanan Kebidanan dan Neonatal dalam Rangka
minimal 2 orang Care) • Bidan, bidan Implementasi Pemenkes No.3 Tahun 2023
• Kepmenkes No. 1936 Tahun 2022 tentang Perubahan atas
Kepmenkes No. 1186 Tahun 2022 tentang Panduan Praktik Klinis
bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama

Pemantauan Non Kapitasi Pencatatan dan penilaian persalinan sesuai partograf: • Kepmenkes No. 1936 Tahun 2022 tentang Perubahan atas • Hal. 63
persalinan • Informasi tentang Ibu Kepmenkes No. 1186 Tahun 2022 tentang Panduan Praktik Klinis Care
menggunakan (Dapat dimasukkan • Tanda-tanda vital ibu bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama pathway
partograf ke dalam sistem P- • Janin: denyut jantung janin (DJJ), kondisi air ketuban, dan
Care) penyusupan kepala janin
• Kemajuan persalinan (kontraksi uterus, pembukaan,
penurunan bagian terbawah janin)
• Obat-obatan yang diberikan

Pemeriksaan ibu Non Kapitasi Kunjungan nifas dilakukan pada: • Permenkes No. 3 Tahun 2023 tentang Standar Tarif Pelayanan • Hal. 70
nifas sebanyak • KF 1 pada 6-48 jam post partum Kesehatan dalam Penyelenggaraan Program Jaminan Kesehatan Care
4x setelah • KF 2 pada 3-7 hari post partum • Kepmenkes No. 1936 Tahun 2022 tentang Perubahan atas Pathway
melahirkan • KF 3 pada 8-28 hari post partum Kepmenkes No. 1186 Tahun 2022 tentang Panduan Praktik Klinis
• KF 4 pada 29-42 hari post partum bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama

Bayi dan Anak Pra Pemantauan Kapitasi Pemantauan tumbuh kembang melalui: • Permenkes No. 2 Tahun 2020 tentang Standar Antopometri Anak • Hal. 75 dan
Sekolah tumbuh • Pengukuran berat badan • Kepmenkes No. 2015 Tahun 2023 tentang Petunjuk Teknis Integrasi 80 Care
kembang pada • Pengukuran panjang/tinggi badan, lingkat lengan atas Pelayanan Kesehatan Primer Pathway
bayi dan anak (LiLA), dan lingkar kepala
pra sekolah • Penentuan status pertumbuhan anak (naik atau tidak naik)
• Penilaian perkembangan anak dengan ceklis
perkembangan buku KIA
• Edukasi hasil pemantauan pertumbuhan dan
perkembangan
• Pencatatan dan plotting hasil pemantauan dalam buku KIA

Skrining TBC Kapitasi • Wawancara gejala dan tanda TBC serta penilaian klinis • Kepmenkes No. 2015 Tahun 2023 tentang Petunjuk Teknis Integrasi • Hal. 81
pada bayi dan • Jika terduga TBC maka dilakukan pemeriksaan skoring TBC Pelayanan Kesehatan Primer Care
anak dan catat hasil skor di rekam medis lalu tata laksana sesuai • Kepmenkes No. 2090 Tahun 2023 tentang Petunjuk Teknis Pathway
ketentuan Pelaksanaan Pelayanan Skrining Kesehatan dalam Rangka
Implementasi Peraturan Menteri Kesehatan No. 3 Tahun 2023

2
Tracer Indicator
Siklus Hidup Tracer Pembiayaan Kriteria Logic Dasar Halaman

Bayi dan Anak Pra Skrining hipotiroid Non kapitasi • Dilakukan pada bayi usia 48-72 jam • Permenkes No. 3 Tahun 2023 tentang Standar Tarif Hal. 119 Care Pathway
Sekolah kongenital • Pengambilan sampel darah tumit bayi dilakukan oleh tenaga Pelayanan Kesehatan dalam Penyelenggaraan
dilakukan pada (Dapat dimasukkan kesehatan terlatih (dokter, perawat, bidan, atau analis Program Jaminan Kesehatan
bayi baru lahir ke dalam sistem P- laboratorium) • Permenkes No. 21 Tahun 2021 tentang
Care) Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Masa
Sebelum Hamil, Hamil, Persalinan, dan Masa
Sesudah Melahirkan, Pelayanan Kontrasepsi, dan
Pelayanan Kesehatan Seksual
• Kepmenkes No. 1511 Tahun 2023 tentang Petunjuk
Teknis Pelaksanaan Pelayanan Kebidanan dan
Neonatal dalam Rangka Implementasi Pemenkes
No.3 Tahun 2023

Imunisasi dasar Kapitasi • Pelayanan imunisasi lengkap pada balita terdiri dari imunisasi • Permenkes No. 12 Tahun 2017 tentang Hal. 91 dan 93 Care
lengkap pada bayi dasar dan imunisasi lanjutan Penyelenggaraan Imunisasi Pathway
dan anak • Pelayanan imunisasi beserta hasilnya dicatat dan dipantau • Kepmenkes No. 2015 Tahun 2023 tentang Petunjuk
pada tabel imunisasi dalam buku KIA dan rekam medis Teknis Integrasi Pelayanan Kesehatan Primer

Anak Usia Sekolah Skrining tuberkulosis Kapitasi • Wawancara gejala dan tanda TBC serta penilaian klinis • Kepmenkes No. 2015 Tahun 2023 tentang Petunjuk Hal.134 Care Pathway
dan Remaja pada anak usia • Jika terduga TBC maka dilakukan pemeriksaan skoring TBC Teknis Integrasi Pelayanan Kesehatan Primer
sekolah dan remaja • Hasil skrining dicatat pada rekam medik

Skrining kesehatan Kapitasi • Skrining menggunakan instrument/kuisioner sesuai ketentuan • Kepmenkes No. 2015 Tahun 2023 tentang Petunjuk Hal. 155 Care Pathway
jiwa pada anak minimal 1x setahun Teknis Integrasi Pelayanan Kesehatan Primer
usia sekolah dan • Hasil skrining diberikan interpretasi dan dicatat pada rekam
remaja medik
• Wawancara psikiatrik oleh dokter dan/atau psikolog klinis
• Rujuk bila ada indikasi

Skrining Penyakit Kapitasi • Anamnesis riwayat penyakit keluarga dan diri sendiri • Kepmenkes No. 2015 Tahun 2023 tentang Petunjuk Hal. 143 Care Pathway
Tidak Menular • Anamnesis faktor risiko PTM Teknis Integrasi Pelayanan Kesehatan Primer
pada anak usia • Pengukuran tinggi badan, berat badan, lingkar perut, dan
sekolah dan remaja tekanan darah
• Jika ditemukan gejala klasik/ faktor risiko PTM, lakukan
pemeriksaan glukosa darah
• Hasil skrining dicatat pada rekam medik

Usia Dewasa dan Pemeriksaan GDP, Non Kapitasi • Hasil pemeriksaan GDP, GDS, GDPP wajib diinput dalam proses • Permenkes No. 3 Tahun 2023 tentang Standar Tarif • Hal 189 dan 192
Lansia GDS, dan GDPP penagihan klaim skrining kesehatan pasien risiko DM sesuai Pelayanan Kesehatan dalam Penyelenggaraan Care Pathway
(Dapat dimasukkan ketentuan dan peserta prolanis sesuai ketentuan Program Jaminan Kesehatan • Hal. 118 Panduan
ke dalam sistem P- Praktis Tata Laksana
Care) Klinis Pasien Dewasa

3
Tracer Indicator
Siklus Hidup Tracer Pembiayaan Kriteria Logic Dasar Halaman

Usia Dewasa dan Pemeriksaan Non Kapitasi • Hasil pemeriksaan HbA1c wajib diinput dalam proses penagihan klaim tata • Permenkes No. 3 Tahun 2023 tentang Hal. 116 Panduan
Lansia HbA1c laksana pasien risiko DM sesuai ketentuan dan peserta prolanis sesuai ketentuan Standar Tarif Pelayanan Kesehatan Praktis Tata Laksana
(Dapat dimasukkan • Dapat diklaim apabila termasuk peserta Prolanis dalam Penyelenggaraan Program Klinis Pasien Dewasa
ke dalam sistem P- • Setiap pasien dengan diagnosis diabetes mendapat pemeriksaan HbA1c untuk Jaminan Kesehatan
Care) kontrol gula darah 3 bulan terakhir
• Jika HbA1c <7% maka pasien dicek setiap 6 bulan
• Jika HbA1c > 7% maka pasien dicek 3 bulan sekali, atau setelah perubahan
regimen pengobatan

Pemeriksaan Kapitasi • Usia >15 tahun diagnosis hipertensi ditegakkan bila tekanan darah > 140/90 • Kepmenkes No. 1936 Tahun 2022 • Hal. 184 Care
tekanan darah mmHg dalam 2 kali pemeriksaan tentang Perubahan atas Kepmenkes Pathway
• Hasil pemeriksaan tekanan darah dirata-rata dan ditulis dalam rekam medis No. 1186 Tahun 2022 tentang Panduan • Hal. 119 Panduan
• Pasien hipertensi mendapat tata laksana di hari yang sama Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas Praktis Tata
Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama Laksana Klinis
Pasien Dewasa

Pemeriksaan Non Kapitasi • Pasien dengan diagnosis DM dan HT dilakukan pemeriksaan ureum 2 kali dalam • Permenkes No. 3 Tahun 2023 tentang Hal. 194 Care
ureum setahun Standar Tarif Pelayanan Kesehatan Pathway
(Dapat dimasukkan • Hasil pemeriksaan ureum wajib diinput dalam proses penagihan klaim dalam Penyelenggaraan Program
ke dalam sistem P- monitoring pasien DM dan HT sesuai ketentuan Jaminan Kesehatan
Care) • Pemeriksaan ureum dapat diklaim apabila termasuk peserta Prolanis

Pemeriksaan Non Kapitasi • Pasien dengan diagnosis DM dan HT dilakukan pemeriksaan kreatinin 2 kali • Permenkes No. 3 Tahun 2023 tentang Hal. 116 dan 120
kreatinin dalam setahun Standar Tarif Pelayanan Kesehatan Panduan Praktis Tata
(Dapat dimasukkan • Hasil pemeriksaan kreatinin wajib diinput dalam proses penagihan klaim dalam Penyelenggaraan Program Laksana Klinis Pasien
ke dalam sistem P- monitoring pasien DM dan HT sesuai ketentuan Jaminan Kesehatan Dewasa
Care) • Pemeriksaan kreatinin dapat diklaim apabila termasuk peserta Prolanis

Pemeriksaan Non Kapitasi • Pasien dengan diagnosis DM dan HT dilakukan pemeriksaan mikroalbuminuria 2 • Permenkes No. 3 Tahun 2023 tentang Hal. 116 Panduan
mikroalbuminuria kali dalam setahun Standar Tarif Pelayanan Kesehatan Praktis Tata Laksana
(Dapat dimasukkan • Hasil pemeriksaan mikroalbuminuria wajib diinput dalam proses penagihan klaim dalam Penyelenggaraan Program Klinis Pasien Dewasa
ke dalam sistem P- monitoring pasien DM dan HT sesuai ketentuan Jaminan Kesehatan
Care) • Pemeriksaan mikroalbuminuria dapat diklaim apabila termasuk peserta Prolanis

Pemeriksaan LDL Non Kapitasi • Pasien dengan diagnosis DM dan HT dilakukan pemeriksaan LDL 2 kali dalam • Permenkes No. 3 Tahun 2023 tentang Hal. 116 Panduan
setahun Standar Tarif Pelayanan Kesehatan Praktis Tata Laksana
(Dapat dimasukkan • Hasil pemeriksaan LDL wajib diinput dalam proses penagihan klaim monitoring dalam Penyelenggaraan Program Klinis Pasien Dewasa
ke dalam sistem P- pasien DM dan HT sesuai ketentuan Jaminan Kesehatan
Care) • Pemeriksaan LDL dapat diklaim apabila termasuk peserta Prolanis

Pemeriksaan Non Kapitasi • Pasien dengan diagnosis DM dan HT dilakukan pemeriksaan kolesterol total 2 kali • Permenkes No. 3 Tahun 2023 tentang Hal. 116 Panduan
kolesterol total dalam setahun Standar Tarif Pelayanan Kesehatan Praktis Tata Laksana
(Dapat dimasukkan • Hasil pemeriksaan kolesterol total wajib diinput dalam proses penagihan klaim dalam Penyelenggaraan Program Klinis Pasien Dewasa
ke dalam sistem P- monitoring pasien DM dan HT sesuai ketentuan Jaminan Kesehatan
Care) • Pemeriksaan kolesterol total dapat diklaim apabila termasuk peserta Prolanis
4
Tracer Indicator
Siklus Hidup Tracer Pembiayaan Kriteria Logic Dasar Halaman

Usia Dewasa dan Pemeriksaan Non Kapitasi • Pasien dengan diagnosis DM dan HT dilakukan pemeriksaan • Permenkes No. 3 Tahun 2023 tentang Standar Tarif Hal. 194 Care Pathway
Lansia HDL HDL 2 kali dalam setahun Pelayanan Kesehatan dalam Penyelenggaraan Program
(Dapat dimasukkan • Hasil pemeriksaan HDL wajib diinput dalam proses penagihan Jaminan Kesehatan
ke dalam sistem P- klaim monitoring pasien DM dan HT sesuai ketentuan
Care) • Pemeriksaan HDL dapat diklaim apabila termasuk peserta
Prolanis

Pemeriksaan Non Kapitasi • Pasien dengan diagnosis DM dan HT dilakukan pemeriksaan • Permenkes No. 3 Tahun 2023 tentang Standar Tarif Hal. 194 Care Pathway
Trigliserida trigliserida 2 kali dalam setahun Pelayanan Kesehatan dalam Penyelenggaraan Program
(Dapat dimasukkan • Hasil pemeriksaan trigliserida wajib diinput dalam proses Jaminan Kesehatan
ke dalam sistem P- penagihan klaim monitoring pasien DM dan HT sesuai
Care) ketentuan
• Pemeriksaan trigliserida dapat diklaim apabila termasuk
peserta Prolanis

Pemeriksaan Kapitasi • Pasien dengan diagnosis DM dan HT yang berusia >40 tahun • Kepmenkes No. 2015 Tahun 2023 tentang Petunjuk Teknis • Hal. 189 dan 194
EKG untuk dilakukan pemeriksaan EKG minimal 1 tahun sekali Integrasi Pelayanan Kesehatan Primer Care Pathway
deteksi dini • Hasil pemeriksaan EKG dicatat dalam rekam medik • Kepmenkes No. 1936 Tahun 2022 tentang Perubahan atas • Hal. 120 Panduan
komplikasi Kepmenkes No. 1186 Tahun 2022 tentang Panduan Praktik Praktis Tata
Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Laksana Klinis
Pertama Pasien Dewasa

Pemeriksaan Non Kapitasi • Wanita berisiko kanker leher rahim dilakukan pemeriksaan • Permenkes No. 3 Tahun 2023 tentang Standar Tarif • Hal. 59 Panduan
IVA-test IVA-test Pelayanan Kesehatan dalam Penyelenggaraan Program Praktis Tata
(Dapat dimasukkan • Hasil pemeriksaan IVA-test wajib diinput dalam proses Jaminan Kesehatan Laksana Klinis
ke dalam sistem P- penagihan klaim skrining kesehatan pasien sesuai ketentuan • Kepmenkes No. 2090 Tahun 2023 tentang Petunjuk Teknis Pasien Dewasa
Care) • Hasil pemeriksaan dicatat di rekam medik dan P care Pelaksanaan Pelayanan Skrining Kesehatan dalam • Hal. 207 Care
Rangka Implementasi Peraturan Menteri Kesehatan No. 3 Pathway
Tahun 2023

Pelayanan Non Kapitasi • Pasien dengan IVA positif dilakukan pelayanan krioterapi • Permenkes No. 3 Tahun 2023 tentang Standar Tarif • Hal. 59 Panduan
Krioterapi sesuai ketentuan Pelayanan Kesehatan dalam Penyelenggaraan Program Praktis Tata
(Dapat dimasukkan • Hasil pemeriksaan IVA positif dan pelayanan krioterapi harus Jaminan Kesehatan Laksana Klinis
ke dalam sistem P- tercatat dalam rekam medik dan P-care • Kepmenkes No. 2090 Tahun 2023 tentang Petunjuk Teknis Pasien Dewasa
Care) Pelaksanaan Pelayanan Skrining Kesehatan dalam • Hal. 207 Care
Rangka Implementasi Peraturan Menteri Kesehatan No. 3 Pathway
Tahun 2023
• Kepmenkes No. 2015 Tahun 2023 tentang Petunjuk Teknis
Integrasi Pelayanan Kesehatan Primer

5
Tracer Indicator
Siklus Hidup Tracer Pembiayaan Kriteria Logic Dasar Halaman

Usia Dewasa dan Skrining Kapitasi • Perempuan usia 30-65 tahun • Kepmenkes No. 2015 Tahun 2023 tentang • Hal. 212 Care Pathway
Lansia kanker • Anamnesis penilaian faktor risiko Petunjuk Teknis Integrasi Pelayanan
payudara • Perempuan risiko rendah dan tinggi dilakukan SADANIS tiap 1 tahun Kesehatan Primer
sekali
• Perempuan risiko sangat tinggi dirujuk ke FKTL
• Edukasi untuk melakukan SADARI

Skrining Kapitasi • Wawancara gejala dan tanda TBC serta penilaian klinis • Kepmenkes No. 2015 Tahun 2023 tentang • Hal. 221 Care Pathway
tuberkulosis • Jika terduga TBC maka lakukan tes TCM Petunjuk Teknis Integrasi Pelayanan
Kesehatan Primer

Skrining Kapitasi • Skrining menggunakan kuisioner PUMA • Kepmenkes No. 2015 Tahun 2023 tentang • Hal. 200 Care Pathway
PPOK • Bila skor PUMA >6 maka resiko tinggi PPOK dan diperiksa spirometri atau Petunjuk Teknis Integrasi Pelayanan
dirujuk Kesehatan Primer
• Bila skor PUMA <6 maka edukasi gaya hidup sehat • Kepmenkes No. 2090 Tahun 2023 tentang
Petunjuk Teknis Pelaksanaan Pelayanan
Skrining Kesehatan dalam Rangka
Implementasi Peraturan Menteri Kesehatan
No. 3 Tahun 2023

Skrining Kapitasi • Penduduk usia >18 tahun dilakukan skrining menggunakan instrumen Self • Kepmenkes No. 2015 Tahun 2023 tentang • Hal. 233 Care Pathway
kesehatan Reporting Questionnaire (SRQ-20) Petunjuk Teknis Integrasi Pelayanan
jiwa • Skor SRQ-20, interpretasi, dan tindak lanjut skrining ditulis di rekam medis Kesehatan Primer

Skrining Kapitasi • Skrining dilakukan minimal 1 tahun sekali • Kepmenkes No. 2015 Tahun 2023 tentang • Hal. 258 Care Pathway
geriatri • Metode skrining berupa: Petunjuk Teknis Integrasi Pelayanan
o Anamnesis perilaku berisiko Kesehatan Primer
o Pengukuran BB, TB ( LiLA dan Lingkar Betis apabila tidak dapat
dilakukan BB,TB), Lingkar Perut, IMT, Tekanan Darah;
o Skrining Tingkat Kemandirian (AKS/ADL) dan skrining lansia sederhana
(SKILAS)
o Pemeriksaan Laboratorium sederhana (Gula Darah, Kolesterol). hasil
skri ing lansia dikategorikan pada lanssia.mandiri, ketergantungan
ringan sedang atau berat

Pemeriksaan Non Kapitasi • Penduduk usia > 50 tahun dilakukan skrining menggunakan APCS Score, • Permenkes No. 3 Tahun 2023 tentang Standar • Hal. 217 Care pathway:
colok • Pasien resiko tinggi kanker kolorektal dilakukan pemeriksaan colok Tarif Pelayanan Kesehatan dalam • Hal. 28 pada Dokumen
dubur/rectal (Dapat dubur/rectal touche dan tes darah samar. Penyelenggaraan Program Jaminan Manajemen Kasus Pasien
touche dimasukkan ke • Jika hasil pemeriksaan colok dubur atau tes darah samar positif maka Kesehatan Dewasa
dalam sistem P- dirujuk ke FKTL • Kepmenkes No. 2090 Tahun 2023 tentang
Care) Petunjuk Teknis Pelaksanaan Pelayanan
Skrining Kesehatan dalam Rangka
Implementasi Peraturan Menteri Kesehatan
No. 3 Tahun 2023
6

Anda mungkin juga menyukai