Untuk membuat susunan asam amino yang terbentuk dari mRNA yang dihasilkan
oleh DNA yang tidak mengalami mutasi dan DNA yang mengalami mutasi, kita harus
mengonversi urutan basa DNA ke urutan mRNA, kemudian menerjemahkan urutan
mRNA tersebut menjadi asam amino dengan memperhatikan tabel kode genetik.
Tabel kode genetik berisi informasi tentang bagaimana triplet basa pada mRNA
(kodon) diartikan sebagai asam amino.
5’- CCGATAGGCTTAAAGCGCGCGTCTGTGGTTCCTGCTTGC- 3’
3’- GGCTATCCGAAUUUCGCGCGCAGACACCAAGGACGAACT- 5’
Sekarang kita dapat menerjemahkan urutan mRNA tersebut ke dalam asam amino
menggunakan tabel kode genetik. Saya akan memberikan beberapa asam amino
yang dihasilkan dari urutan mRNA yang tidak mengalami mutasi dan urutan mRNA
yang mengalami mutasi.
Menerjemahkan urutan mRNA yang tidak mengalami mutasi ke dalam asam amino:
Urutan asam amino yang dihasilkan dari urutan mRNA yang tidak mengalami mutasi
adalah Glycine (Gly), Serine (Ser), Leucine (Leu), Alanine (Ala), Threonine (Thr),
Glutamine (Gln), dan Lysine (Lys).
Sekarang, mari kita lihat urutan mRNA yang mengalami mutasi akibat delesi 3 basa
nitrogen, yaitu pada posisi ke-15: 3’-
GGCUAUCCGAACUUCGCGCGCAGACACCAAGGACGAA- 5’
Urutan mRNA yang mengalami mutasi tidak akan memiliki kodon awal yang sama,
sehingga sejak posisi ke-15, urutan mRNA tersebut akan berubah. Tidak mungkin
memberikan kode asam amino yang tepat dari urutan mRNA yang mengalami
mutasi tanpa mengetahui urutan basa yang tepat yang menggantikannya.
Jadi, tidak mungkin memberikan susunan asam amino yang akurat untuk urutan
mRNA yang mengalami mutasi tanpa informasi lebih lanjut tentang bagaimana
delesi 3 basa nitrogen tersebut mempengaruhi urutan mRNA.
Jawaban Nomor 2 :
Sindrom Down (Trisomi 21): Individu dengan kondisi ini memiliki tiga salinan
kromosom 21, bukan dua seperti orang sehat. Ini dapat menyebabkan sejumlah
karakteristik fisik dan perkembangan kognitif yang khas.
Sindrom Turner: Individu perempuan dengan satu salinan kromosom X (XO), bukan
dua (XX). Ini dapat menyebabkan masalah pertumbuhan dan perkembangan seksual.
Sindrom Klinefelter: Individu laki-laki dengan dua kromosom X dan satu kromosom Y
(XXY), bukan satu X dan satu Y seperti orang sehat. Ini dapat menyebabkan masalah
perkembangan seksual dan hormonal.
Sindrom Edwards (Trisomi 18) dan Sindrom Patau (Trisomi 13): Ini adalah kondisi
yang melibatkan kelebihan kromosom pada kromosom 18 atau 13, yang sering kali
menyebabkan cacat bawaan yang serius.
b. Jika seseorang memiliki jumlah kromosom yang berbeda (misalnya, lebih dari 46
kromosom), ini mungkin disebabkan oleh kelainan kromosom, seperti trisomi (ketiga
salinan satu kromosom) atau sindrom seperti Sindrom Klinefelter (XXY). Kelainan
kromosom dapat terjadi selama pembelahan sel telur atau sperma, atau selama
perkembangan embrio. Hal ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk
mutasi genetik atau faktor lingkungan. Kondisi seperti trisomi dan monosomi
(kromosom yang hilang) dapat menyebabkan kelainan perkembangan serius,
tergantung pada kromosom yang terlibat.
Untuk memberikan penilaian lebih tepat mengenai gambar karyotype yang tidak
tersedia dalam pesan Anda, dibutuhkan informasi lebih lanjut mengenai jumlah dan
struktur kromosomnya. Diagnostik medis yang dilakukan oleh ahli genetika atau ahli
kesehatan yang berwenang akan diperlukan untuk mengidentifikasi dan
menggambarkan kelainan kromosom yang mungkin ada pada individu tersebut.
Jawaban Nomor 3 :
Dalam sistem golongan darah ABO, ada empat golongan darah utama: A, B, AB, dan
O. Gen A dan B adalah alel dominan, sedangkan alel i adalah alel resesif.
c. Kemungkinan genotip orang tua dari istri laki-laki X: Kita tidak memiliki informasi
tentang genotip istri laki-laki X dari peta persilangan ini, jadi tidak mungkin untuk
menentukan dengan pasti genotipnya tanpa informasi tambahan. Namun, jika anak-
anak mereka memiliki golongan darah A (IAi) atau O (ii), maka istri laki-laki X harus
menjadi pembawa alel i.