Anda di halaman 1dari 19

Teknik Sipil

Universitas Kristen Indonesia Paulus Makassar

BAB III

JADWAL DAN ALOKASI SUMBERDAYA

Langkah pertama yang ditempuh didalam alokasi adalah membuat rancangan


jadwal dengan metode CPM, PERT atau PDM dimana dalam rancangan tersebut
diasumsikan bahwa sumberdaya yang diperlukan selalu tersedia dalam arti analisis
belum memasukkan factor kemungkinan keterbatasan sumberdaya. Rancangan
jadwal ini tidak realistik, bila kenyataannya sumberdaya yang diperlukan terbatas.
Oleh sebab itu sebelum menjadi jadwal yang siap pakai sebagai pegangan
dilapangan jadwal tersebut harus memperhitungkan faktor tersedianya sumber
daya.

Sumberdaya meliputi hal hal sebagai berikut :

1. Tenaga kerja ( berbagai macam keahlian )


2. Mataerial ( berbagai jenis dan macam )
3. Peralatan ( peralatan berat, peralatan bantu )
4. Ruang Kerja ( Work Space )

Dalam alokasi sumberdaya tenaga kerja dan peralatan khususnya tenaga kerja
harus dihindari naik turunnya secara tajam kebutuhan dengan pertimbangan bahwa
tidaklah muda untuk melepas dan memanggil kembali tenaga kerja sesuai naik
turunnya pekerjaan yang tersedia sedangkan menahan tenaga kerja untuk stand by
akan menelan biaya yang dipandang tidak efisien. Oleh sebab itu jalan yang
ditempuh adalah meratakan penggunaan sumberdaya tenaga kerja pada
sekelompok kegiatan yang menggunakan jenis tenaga kerja yang sama (sejenis)

A. Ketersediaan Sumber Daya

Secara garis besar sumberdaya yang dibutuhkan dalam suatu kegiatan proyek
dapat digolongkan menjadi 2(dua ) bagian yaitu :

1. Sumberdaya langsung

2. Sumberdaya tidak langsung

Sumberdaya langsung adalah sumberdaya yang pemakaiannya tergantung


kepada volume kegiatan dan tidak bergantung pada lamanya kegiatan.

Jadwal dan Alokasi Sumber Daya – Junus Mara 17


Teknik Sipil
Universitas Kristen Indonesia Paulus Makassar

Sumberdaya tidak langsung adalah sumberdaya yang pemakaiannya


tergantung kepada lamanya kegiatan dan tidak bergantung kepada volume
kegiatan.

Sumberdaya langsung terdiri dari :

a. Tenaga kerja ( man-power)


b. Material (semen, besi, kayu dll )
c. Peralatan

Biaya untuk tenaga kerja, material, peralatan disebut sebagai biaya langsung
(direct cost ) dimana rincian biayanya jelas dalam perhitungan Rencana Anggaran
Biaya (RAB) Proyek.

Sumberdaya tidak langsung terdiri dari :

a. Tenaga management proyak ( pimpinan, pengawas, pelaksana,


pegawai kantor dll)
b. Peralatan ( mobil, kantor, peralatan kantor )
c. Material ( kertas, tinta, air minum dll )

Biaya untuk sumberdaya ini disebut biaya tidak langsung (indirect cost ), biaya
untuk sumberdaya ini sudah diperhitungkan dalam biaya proyek sebagai biaya
overhead.

Ketersediaan sumberdaya yang dibutuhkan dalam suatu kegiatan dapat dibedakan


atas dua kondisi yaitu :

a. Sumberdaya terbatas
b. Sumberdaya yang tak terbatas.

Yang dimaksud dengan sumberdaya yang terbatas adalah kebutuhan sumberdaya


yang diperlukan suatu kegiatan sesuai jadwal lebih besar dari pada sumberdaya
yang tersedia dipasar. Jadi disini rancangan durasi kegiatan sangat tergantung
kepada sumberdaya yang dibutuhkan

Yang dimaksud dengan sumberdaya yang tidak terbatas adalah kebutuhan


sumberdaya yang dibutuhan kegiatan sesuai jadwal lebih kecil dari pada
sumberdaya yang tersedia dipasar. Jadi disini rancangan durasi kegiatan tidak
tergantung kepada jumlah sumberdaya yang dibutuhkan.

Jadwal dan Alokasi Sumber Daya – Junus Mara 18


Teknik Sipil
Universitas Kristen Indonesia Paulus Makassar

Untuk mendapatkan jadwal optimal tergantung bagaimana cara kita menjadwal


sumberdaya yang tersedia secara optimal dari awal sampai dengan selesainya
kegiatan kegiatan yang menggunakan sumberdaya yang sejenis.

1. Tenaga Kerja

Ketersediaan tenaga kerja yang diperlukan dibatasi oleh beberapa faktor yaitu :
a) Jumlah
b) Keahliannya.
c) Material yang tersedia
d) Ruang untuk bekerja
e) Alokasi dana

2. Material

Ketersediaan material yang diperlukan dibatasi oleh beberapa factor yaitu :


a) Ketersediaan material dipasar
b) Kemampuan pengangkutan ke lokasi pekerjaan
c) Ketersediaan tenaga kerja
d) Ketersediaan sarana penyimpanan/penimbunan dilokasi
e) Alokasi dana

3. Peralatan

Ketersediaan peralatan yang diperlukan dibatasi oleh beberapa factor yaitu :


a) Ketersediaan di pasar
b) Kemampuan mobilisasi dan demobilisasi
c) Ruang kerja untuk alat
d) Alokasi dana
4. Biaya

Prinsip utama didalam pengelolaan proyek adalah bagaimana kita menyelesaikan


suatu proyek dalam waktu yang telah ditentukan dengan biaya yang seminimal
mungkin.

Salah satu bentuk kendala yang dihadapi proyek ialah masalah keterbatasan dana
yang mampu disiapkan oleh pelaksana proyek (kontraktor). Oleh sebab itu salah

Jadwal dan Alokasi Sumber Daya – Junus Mara 19


Teknik Sipil
Universitas Kristen Indonesia Paulus Makassar

satu cara mengatasi keterbatasan ini ialah menyusun kegiatan sedemikian rupa
sehingga dana yang tersedia bisa dimamfaatkan semaksimal mungkin.

Sebagi contoh, pada sebuah proyek pelaksanaan konstruksi pada awal proyek
biasanya para kontraktor menerima dana awal dari proyek sebesar 20 % dari total
anggaran proyek berupa uang muka. Dana berikutnya akan diperoleh melalui
pembayaran angsuran (termijn) menurut kemajuan pekerjaan dilapangan sampai
selesainya proyek

20 % ( um) 25 % - %um 25 % - % um 25 %- %um 20 %- %um 5%


(uang muka) termijn I termijn II termijn III termijn IV

0% 30 % 55 % 80 % 100 %

waktu pelaksanaan masa pemeliharaan

Gambar 3.1.

Persoalan yang timbul adalah bagaimana mengelola dana yang diperoleh dari
proyek untuk biaya langsung dan tidak langsung bagi kegiatan sampai prosentase
kegiatan mencapai prosentase tertentu( saat diterimanya termijn dikurangi
angsuran uang muka)

Pengelolaan dana berkaitan langsung dengan jadwal, alokasi tenaga, alokasi


material dan alokasi peralatan sehingga kalau ada keterbatasan dana maka
diusahakan agar biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan kegiatan sampai saat
diterimanya termijn pertama minimal sama dengan besarnya dengan dana yang
diperoleh dari proyek(uang muka, termijn). Kalau biaya tersebut lebih besar dari
dana yang ada, maka harus ada dana lain yang harus diusahakan pelaksana
sebagai modal tambahan untuk pelaksanaan kegiatan.
batas tgl 12/5

B. Kebutuhan Sumberdaya Tiap Kegiatan

1. Kebutuhan Tenaga Kerja

Asumsi yang digunakan dalam alokasi tenaga kerja pada suatu kegiatan adalah
pemakaian tenaga kerja akan optimal bila tenaga kerja merata sepanjang
pelaksanaan (durasi )kegiatan.

Jadwal dan Alokasi Sumber Daya – Junus Mara 20


Teknik Sipil
Universitas Kristen Indonesia Paulus Makassar

Kebutuhan tenaga kerja suatu kegiatan dirumuskan sebagai berikut :

V
h.o =
k
dimana :
h.o = jumlah hari orang
V = Volume kegiatan ( m3,m2,m’, kg )
k = kapasitas/kemampuan tenaga kerja ( volume/hari- orang )
Jumlah tenaga kerja

B C

hari – orang (h.0) = luas ABCD

D
A
Jumlah hari

Gambar 3.2.

Kebutuhan tenaga kerja persatuan waktu (hari) dari suatu kegiatan dirumuskan
sebagai berikut :
h.o V
TK = =
d k .d
Dimana :
TK = jumlah tenaga kerja ( orang/hari )
d = waktu pelaksanaan ( durasi kegiatan ( hari )

2. Kebutuhan Material

Jumlah kebutuhan tiap jenis material pada suatu kegiatan dirumuskan sebagai
berikut :
MT = V x m

Dimana :
MT = Volume dari tiap jenis material yang dibutuhkan ( m3, m2, m’, kg )
V = Volume kegiatan ( m3,m2,m’,kg)
m = Volume material untuk satu satuan volume kegiatan

Jadwal dan Alokasi Sumber Daya – Junus Mara 21


Teknik Sipil
Universitas Kristen Indonesia Paulus Makassar

3. Kebutuhan Peralatan Berat

Kalau suatu kegiatan memerlukan peralatan berat dalam penyelesaiannya, maka


kebutuhan peralatan dirumuskan sebagai berikut :

V
n =
TP x d
Dimana :
n = jumlah peralatan yang dibutuhkan ( unit )
V = Volume kegiatan ( m3,m2 )
TP = taksiran produksi alat ( m3/jam,m2/jam )
d = waktu pelaksanaan (durasi ) kegiatan (jam)

C. Perkiraan Tenaga Kerja Periode Puncak Proyek

Yang dimaksud dengan periode puncak (peak), adalah periode yang paling banyak
sibuk dalam arti paling banyak memerlukan tenaga kerja.
Pengetahuan mengenai seberapa besar tenaga kerja puncak dan periodenya,
berguna dalam merencanakan kapasitas fasilitas penampungan, transportasi dan
akhirnya arus dana (cash flow) pembiayaan proyek.

Ada 2 (dua) metode yang dapat digunakan untuk menentukan periode puncak dari
suatu proyek yaitu :

1. Metode Gong (Lonceng)


2. Metode Trapesium..

1. Metode Gong

Kalau kondisi network yang kita gunakan untuk menjadwal tenaga kerja adalah
kondisi EET (semua kegiatan dimulai pada awal sekali), maka bentuk alokasi yang
kita peroleh seperti pada gambar 3.3. dimana puncak tenaga kerja berada didepan
pertengahan jadwal proyek. Demikian sebaliknya kalau kondisi yang digunakan
adalah LET (semua kegiatan dimulai pada peristiwa paling akhir) maka akan
nampak alokasi seperti pada gambar 3.4. dimana puncak pemakaian tanaga kerja
berada dipertengahan jadwal proyek.

Jadwal dan Alokasi Sumber Daya – Junus Mara 22


Teknik Sipil
Universitas Kristen Indonesia Paulus Makassar

Kondisi alokasi yang diinginkan dalam metode ini adalah puncak pemakaian tenaga
kerja berada ditengah jadwal proyek seperti pada gambar 3.6. Untuk mencapai
kondisi ini diadakan pergeseran-pergeseran jadwal setiap kegiatan sesuai dengan
total float yang dimiliki kegiatan tersebut.

Periode puncak

Gambar 3.3 Alokasi tenaga kerja pada kondisi EET

Gambar 3.4. Alokasi tenaga kerja pada kondisi LET

Jadwal dan Alokasi Sumber Daya – Junus Mara 23


Teknik Sipil
Universitas Kristen Indonesia Paulus Makassar

Gambar 3.5. Alokasi tenaga kerja pada kondisi EET & LET

Gambar 3.6. Alokasi tenaga kerja pada kondisi rencana

Jumlah hari orang


a =
kurun waktu

dimana :
a = kebutuhan rata rata tenaga kerja
Jumlah hari orang = jumlah hari orang dari seluruh kegiatan
Kurun waktu = kurun waktu pelaksanaan proyek

Jadwal dan Alokasi Sumber Daya – Junus Mara 24


Teknik Sipil
Universitas Kristen Indonesia Paulus Makassar

Metode ini digunakan bila persiapan dilapangan tidak memungkinkan untuk


mendatangkan tenaga kerja sekaligus, tenaga kerja didatangkan secara bertahap
sesuai kebutuhan penambahan sampai mencapai puncak (T) yang diperkirakan
terjadi ditengah tengah kegiatan proyek kemudian tenaga dikurangi sedikit demi
sedikit sehubungan dengan berkurangnya kegiatan.

Kebutuhan tenaga puncak T = ( 1,5 – 1,7 ) a

2. Metode Trapesium

Gambar 3.7. Alokasi tenaga kerja bentuk trapesium

Luas trapezium = Jumlah hari orang tenaga kerja


A-B = periode menanjak (build up) yaitu kondisi dimana tenaga kerja
ditambah secara bertahap berdasarkan kesiapan kegiatan sampai pada
periode puncak
BC = periode puncak (peak) yaitu kondisi pemakaian tenaga yang maksimum
dan merata untuk beberapa waktu.
CD = periode menurun ( run down ) yaitu kondisi dimana dimulainya
pengurangan tenaga berdasarkan berkurangnya kegiatan.

Asumsi :
Pekerjaan Design : a = 20 %, b = 20 %, c = 60 % ( 1 : 1 : 3 )
Pekerjaan Konstruksi : a = 50 %, b = 25 %, c = 25 % ( 2 : 1 : 1 )

Jadwal dan Alokasi Sumber Daya – Junus Mara 25


Teknik Sipil
Universitas Kristen Indonesia Paulus Makassar

Kadang kala pada periode puncak didapati pemakaian tenaga yang tidak merata
sehingga kemungkinan ada tenaga kerja yang akan menganggur untuk beberapa
waktu
D. Alokasi Sumber Daya Yang Tidak Terbatas
Aspek yang perlu diperhatikan dalam hubungan jadwal dan sumberdaya
adalah pemakaian sumberdaya yang efektif dari sumberdaya yang tidak
terbatas.

Dalam menyusun jadwal awal dimana sumberdaya yang dibutuhkan dianggap


selalu tersedia ( tidak terbatas ) kita akan mendapati alokasi sumberdaya yang
mempunyai fluktuasi yang tinggi seperti digambarkan dibawah ini
Jumlah tenaga kerja

1 2 3 4
Waktu (hari, minggu)

Gambar 3.8. Histogram tenaga kerja

Dari gambar histogram diatas terlihat bahwa ada penambahan tenaga kerja pada
hari/minggu ke 2 tetapi pada hari/minggu ke 3 terjadi pengurangan tenaga kerja.
Permasalahan adalah pengurangan tenaga pada minggu ke 3 dengan jalan
memulangkan tenaga kerja akan sangat sulit untuk memanggil mereka untuk
kembali bekerja pada minggu ke 4 dilain pihak menahan tenaga kerja untuk tinggal
(menganggur) akan merugikan tenaga kerja dan proyek atau dengan kata lain hal
ini tidak efisien untuk proyek.

Oleh sebab itu fluktuasi (naik turunnya) pemakaian tenaga kerja harus dihindari
dengan meratakan penggunaan tenaga kerja agar supaya tenaga kerja yang

Jadwal dan Alokasi Sumber Daya – Junus Mara 26


Teknik Sipil
Universitas Kristen Indonesia Paulus Makassar

didatangkan dapat bekerja kontinyu sampai selesainya seluruh kegiatan (tidak ada
tenaga kerja yang menganggur ).
Perataan dilakukan dengan menggeser geser kegiatan non kritis sampai pada
batas float yang tersedia pada kelompok kegiatan yang menggunakan
jenis/keahlian tenaga kerja yang sama.

Contoh :
Sekelompok kegiatan yang menggunakan tenaga kerja yang sejenis seperti pada
table berikut, diminta berapa jumlah tenaga yang efektif yang harus dialokasikan.
Tabel 3.1. Data kegiatan dan sumberdayanya
Nama Tenaga yang Durasi kegiatan
Keterangan Float
kegiatan diperlukan (hari )
A 20 6 Kritis 0
B 15 3 Non Kritis 3
C 15 3 Non Kritis 0
D 10 3 Non Kritis 6
E 15 3 Non Kritis 3
F 35 3 Kritis 0
G 5 3 Kritis 0

Tabel 3.2 Kondisi alokasi tenaga kerja sebelum diadakan perataan


Hari ke
Kegiatan Durasi 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 1
2
A 6 20 20 20 20 20 20

B 3 15 15 15

C 3 15 15 15

D 3 10 10 10

E 3 15 15 15

F 3 35 35 35

G 3 5 5 5

Histogram Tenaga Kerja


50 50 50 50 50 50
30 30 30
5 5 5

Jadwal dan Alokasi Sumber Daya – Junus Mara 27


Teknik Sipil
Universitas Kristen Indonesia Paulus Makassar

Geser kegiatan B sampai pada hari ke 6, geser kegiatanD sampai pada hari ke 12,
geser kegiatan E dampai hari ke 12 dan hasilnya seperti pada table 2 dibawah ini

Tabel 3.3. Kondisi alokasi tenaga kerja setelah perataan


Hari ke
Kegiatan Durasi
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
A 6 20 20 20 20 20 20

B 3 15 15 15

C 3 15 15 15

D 3 10 10 10

E 3 15 15 15

F 3 35 35 35

G 3 5 5 5

Histogram Tenaga kerja


35 35 35 35 35 35 35 35 35 30 30 30

Dari hal diatas terlihat bahwa sebelum diadakan perataan jumlah tenaga yang akan
dialokasikan sebanyak 50 orang dan akan terjadi pengangguran 20 orang pada hari
4,5,6. Setelah diadakan perataan jumlah tenaga yang akan dialokasikan sebanyak
35 orang yang bekerja selama 9 hari, pada hari ke 10,11 dan 12 terjadi
pengurangan tenaga kerja, dari hari 1 sampai dengan hari 12 tidak terjadi
pengangguran tenaga kerja. Jadi jumlah tenaga yang harus dialokasikan adalah
sebanyak 35 orang.

Kriteria Alokasi Sumber Daya yang Optimal.

Alokasi Sumber Daya disebut sempurna jika Ratio Angkatan Kerja Efektif ( RAE )
mencapai 100 %. Artinya seluruh tenaga kerja yang dialokasikan (disediakan)
bekerja terus menerus ( tidak terjadi pengangguran pada hari tertentu) mulai dari
awal sampai selesainya kegiatan kegiatan dalam proyek.

Jadwal dan Alokasi Sumber Daya – Junus Mara 28


Teknik Sipil
Universitas Kristen Indonesia Paulus Makassar

Dalam penjadwalan alokasi tenaga kerja, hal tersebut adalah sangat sulut untuk
mencapai RAE 100 %. Tetapi kita harus berusaha agar supaya jadwal alokasi yang
kita buat merupakan hasil yang paling optimal.
Kriteria Evaluasi Kuantitatif dari alokasi tenaga kerja yang optimal didasarkan pada
Ratio angkatanb Kerja Efektif (RAE) dan Ratio Angkatan Kerja Cadangan (RAC).

RAE + RAC = 100 %


Bila RAC = 0 ( tidak ada TK yang menganggur)
Maka : RAE = 100 % (sempurna)

Ratio Angkatan Kerja Efektif (RAE) dirumuskan sebagai berikut :

Jumlah h.o TK Terjadwal


RAE = x 100 %
Jumlah h.o. TK Tersedia

Dimana :
Jumlah h.o. TK terjadwal : adalah jumlah h.o. TK yang diperlukan untuk
menyelesaian seluruh kegiatan proyek ( kelompok
kegiatan).
Jumlah h.o. tersedia : adalah jumlah h.o. TK yang disediakan ( Jumlah TK
x durasi proyek(kelompok pekerjaan).

Dengan adanya fluktuasi (naik turun) dalam jadwal alokasi, maka pada saat
tertentu( saat fluktuasi turun ) akan ada tenaga kerja yang menganggur dan tenaga
yang menganggur ini merupakan cadangan angkatan kerja. Dengan adanya tenaga
yang menganggur berarti ada kelonggaran angkatan kerja.

Kelonggaran Tenaga Kerja dirumuskan sebagai berikut :

Kelonggaran TK = Jumlah h.o.TK tersedia – Jumlah h.o.TK terjadwal

Ratio Angkatan Kerja Cadangan (RAC) yaitu kelonggaran TK dibagi dengan Jumlah
h.o. TK tersedia dan ditulis sebagai berikut :

Kelonggaran TK
RAC = x 100 %
Jumlah h.o. TK tersedia

Jadwal dan Alokasi Sumber Daya – Junus Mara 29


Teknik Sipil
Universitas Kristen Indonesia Paulus Makassar

Contoh :

Histogram Tenaga kerja


35 35 35 35 35 35 35 35 35

30 30 30

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Durasi proyek (kelompok kegiatan ) = 12 hari


Jumlah Tenaga Kerja yang disediakan = 35 orang TK
Hitung RAE dan RAC
Penyelesaian :
Jumlah h.o. TK yang tersedia = 12 hari x 35 orang = 420 h.o.
Jumlah h.o. TK yang terjadwal = ( 9 hari x 35 orang ) + ( 3 hari x 30 orang ) = 405
h.o
405
RAE = x 100 % = 96,40 %
420
Kelonggaran TK = 420 – 405 = 15 h.o.
15
RAC = x 100 % = 3,60 %
420
Atau RAC = 100 % - RAE = 100 % - 96,40 = 3,60 %.

E. Alokasi Sumberdaya Terbatas


Alokasi sumberdaya yang terbatas dilakukan dengan suatu metode yang disebut
Metode Konflik

Proses metode ini adalah mengatur kegiatan kegiatan sedemikian rupa agar supaya
penjadwalan sumberdaya persatuan waktu tidak melebihi dari sumberdaya yang
tersedia.
Syarat :
Sumberdaya terjadwal ≤ Sumberdaya tersedia

Jadwal dan Alokasi Sumber Daya – Junus Mara 30


Teknik Sipil
Universitas Kristen Indonesia Paulus Makassar

Dalam proses penjadwalan kemungkinan ada penambahan waktu (IPD : Increase


Process Duration) dalam penyelesaian Proyek (kelompok kegiatan) tetapi
diusahakan agar supaya penambahan waktu tersebut seminimum mungkin.

Dimisalkan 2(dua) kegiatan x dan y mengalami konflik seperti pada gambar


dibawah ini :

EST kegiatan EFT

LST durasi LFT

Gambar 3.9. Kegiatan yang mengalami konflok

a : sumberdaya yang dibutuhkan X persatuan waktu


b : sumberdaya yang dibutuhkan Y persatuan waktu

Terjadi konflik antara X dan Y bila (a + b)> t, dimana t = sumberdaya yang tersedia.

Untuk mengatasi konflik, maka antara kedua kegiatan tersebut dibutuhkan


hubungan saling ketergantungan yaitu satu kegiatan boleh dimulai apabila kegiatan
terdahulu telah selesai.

Penambahan waktu karena adanya konflik anatara X dan Y ( IPDxy) dihitung


sebagai berikut :
IPDxy = EFTx + Dy - LFTy
= EFTx - (LFTy - Dy )

IPDxy = EFTx - LSTy

Jadwal dan Alokasi Sumber Daya – Junus Mara 31


Teknik Sipil
Universitas Kristen Indonesia Paulus Makassar

Bila IPDxy > 0 : waktu penyelesaian kelompok kegiatan akan bertambah


≤0 : waktu penyelesaian kelompok kegiatan tidak bertambah

IPDxy minimum Apabila :


EFTx minimum dan
LSTy maksimum

Dimana :
EFTx : EFT kegiatan yang mendahului
LSTy : LST kegiatan yang mengikuti.
Untuk mengetahui kegiatan mana yang mendahului dan kegiatan mana yang
mengikuti dari antara dua kegiatan, hal ini dapat diidentifikasi dari nilai EFT min dan
LST maks.

Kegiatan yang mendahului ditentukan oleh nilai EFT minimum.

EFTx < EFTy : kegiatan X mendahului kegiatan Y


EFTx > EFTy : kegiatan Y mendahului kegiatan X

Kegiatan yang mengikuti ditentukan oleh nilai LST maksimum


Hal ini didentifikasi kalau nilai EFTx = EFTy

LSTx < LSTy : kegiatan Y mengikuti kegiatan X ( X mendahului Y)


LSTx > LSTy : kegiatan X mengikuti kegiatan Y ( Y mendahului X)

Jadwal dan Alokasi Sumber Daya – Junus Mara 32


Teknik Sipil
Universitas Kristen Indonesia Paulus Makassar

Contoh :
Sekelompok kegiatan yang menggunakan tenaga kerja yang sejenis yang terdiri
dari kegiatan kegiatan sebagai berikut:
• Kegiatan A, durasi 2 hari dan sumberdaya yang dibutuhkan 2 orang perhari
• Kegiatan B, durasi 2 hari dan sumberdaya yang dibutuhkan 4 orang perhari
• Kegiatan C, durasi 3 hari dan sumberdaya yang dibutuhkan 2 orang perhari
• Kegiatan D, durasi 2 hari dan sumberdaya yang dibutuhkan 1 orang perhari
• Kegiatan E, durasi 3 hari dan sumberdaya yang dibutuhkan 3 orang perhari
Sumberdaya yang tersedia adalah 4 orang perhari.
A (2)

0 B (4) 2 C (2) 5 D (1) 7


1 1 3 4
0 2 2 3 5 2 7

E (3)
3
Gambar 3.10. Network dengan tenaga kerja

Diminta Jadwal Alokasi Sumberdaya yang sesuai dengan sumberdaya yang


tersedia.

Penyelesaian :
Buat diagram balok dari Jaringan Kerja diatas dan sajikan dalam kondisi EET

Node Awal Node akhir Hari ke


Kegiatan TF SD
EST LST D EFT LFT 1 2 3 4 5 6 7 8
2 2
A 0 3 2 2 5 3 2
4 4
B 0 0 2 2 2 0 4
2 2 2
C 2 2 3 5 5 0 2
1 1
D 5 5 2 7 7 0 1
3 3 3
E 2 4 3 5 7 2 3
Sumberdaya terjadwal 6 6 2 2 2 1 1

Terjadi konflik antara A dan B pada hari ke 1dan 2.

Jadwal dan Alokasi Sumber Daya – Junus Mara 33


Teknik Sipil
Universitas Kristen Indonesia Paulus Makassar

Proses 1

EFT min = 2 ( EFTA = EFTB )


LSTmaks = 3 ( LSTA) : kegiatan A mengikuti kegiatan B ( B mendahului A)

Hasil dari proses 1 sebagai berikut :

Node Awal Node akhir Hari ke


Kegiatan TF SD
EST LST D EFT LFT 1 2 3 4 5 6 7 8
2 2
A 2 3 2 4 5 1 2
4 4
B 0 0 2 2 2 0 4
2 2 2
C 2 2 3 5 5 0 2
1 1
D 5 5 2 7 7 0 1
3 3 3
E 2 4 3 5 7 2 3
Sumberdaya terjadwal 4 4 7 7 2 1 1

Terjadi konflik antara (a + c) dengan E pada hari ke 3 dan 4

Proses 2

Proses konflik anatara A dan E


EFT min. = 4 ( AFTA ) : Kegiatan A mendahului kegiatan E
LSTmaks = 4 ( LSTE )
IPDAE = 4 – 4 = 0

Hasil dari Proses 2 sebagai berikut :

Kegiatan Node Awal Node akhir Hari ke


TF SD
EST LST D EFT LFT 1 2 3 4 5 6 7 8
2 2
A 2 3 2 4 5 1 2
4 4
B 0 0 2 2 2 0 4
2 2 2
C 2 2 3 5 5 0 2
1 1
D 5 5 2 7 7 0 1
3 3 3
E 4 4 3 7 7 0 3
Sumberdaya terjadwal 4 4 4 4 5 4 4

Terjadi konflik antara C dan E pada hari ke 5

Jadwal dan Alokasi Sumber Daya – Junus Mara 34


Teknik Sipil
Universitas Kristen Indonesia Paulus Makassar

Proses 3

EFT min = 5 ( EFTC ) : Kegiatan C mendahului kegiatan E


LST maks = 4 ( LSTE )
IPDCE = 5–4 = 1

Hasil dari proses 3 sebagai berikut :

Node Awal Node akhir Hari ke


Kegiatan TF SD
EST LST D EFT LFT 1 2 3 4 5 6 7 8
2 2
A 2 3 2 4 5 1 2
4 4
B 0 0 2 2 2 0 4
2 2 2
C 2 2 3 5 5 0 2
1 1
D 5 5 2 7 7 0 1
3 3 3
E 4 4 3 7 7 0 3
Sumberdaya terjadwal 4 4 4 4 2 4 4 3

Dari hasil proses 3 terlihat tidak ada lagi konflik yang terjadi diantara kegiatan (
sumberdaya terjadwal ≤ Sumberdaya tersedia = 4 orang perhari.) tetapi ada
penambahan waktu pelaksanaan proyek selama 1 hari ( IPDCE ).

Hasil dari proses 3 ini digunakan sebagai data penggambaran Jaringan Kerja yang
baru :

A(2) 4
3
2 5

0
B(4) C(2) D (1) 8
2 5
1 2 4 6
0 2 2 3 5 2 8

8
E (3) 5
3 8

Gambar 3.11. Network dengan alokasi tenaga kerja terbatas

Jadwal dan Alokasi Sumber Daya – Junus Mara 35

Anda mungkin juga menyukai