Jadwal Dan Alokasi Sumberdaya
Jadwal Dan Alokasi Sumberdaya
BAB III
Dalam alokasi sumberdaya tenaga kerja dan peralatan khususnya tenaga kerja
harus dihindari naik turunnya secara tajam kebutuhan dengan pertimbangan bahwa
tidaklah muda untuk melepas dan memanggil kembali tenaga kerja sesuai naik
turunnya pekerjaan yang tersedia sedangkan menahan tenaga kerja untuk stand by
akan menelan biaya yang dipandang tidak efisien. Oleh sebab itu jalan yang
ditempuh adalah meratakan penggunaan sumberdaya tenaga kerja pada
sekelompok kegiatan yang menggunakan jenis tenaga kerja yang sama (sejenis)
Secara garis besar sumberdaya yang dibutuhkan dalam suatu kegiatan proyek
dapat digolongkan menjadi 2(dua ) bagian yaitu :
1. Sumberdaya langsung
Biaya untuk tenaga kerja, material, peralatan disebut sebagai biaya langsung
(direct cost ) dimana rincian biayanya jelas dalam perhitungan Rencana Anggaran
Biaya (RAB) Proyek.
Biaya untuk sumberdaya ini disebut biaya tidak langsung (indirect cost ), biaya
untuk sumberdaya ini sudah diperhitungkan dalam biaya proyek sebagai biaya
overhead.
a. Sumberdaya terbatas
b. Sumberdaya yang tak terbatas.
1. Tenaga Kerja
Ketersediaan tenaga kerja yang diperlukan dibatasi oleh beberapa faktor yaitu :
a) Jumlah
b) Keahliannya.
c) Material yang tersedia
d) Ruang untuk bekerja
e) Alokasi dana
2. Material
3. Peralatan
Salah satu bentuk kendala yang dihadapi proyek ialah masalah keterbatasan dana
yang mampu disiapkan oleh pelaksana proyek (kontraktor). Oleh sebab itu salah
satu cara mengatasi keterbatasan ini ialah menyusun kegiatan sedemikian rupa
sehingga dana yang tersedia bisa dimamfaatkan semaksimal mungkin.
Sebagi contoh, pada sebuah proyek pelaksanaan konstruksi pada awal proyek
biasanya para kontraktor menerima dana awal dari proyek sebesar 20 % dari total
anggaran proyek berupa uang muka. Dana berikutnya akan diperoleh melalui
pembayaran angsuran (termijn) menurut kemajuan pekerjaan dilapangan sampai
selesainya proyek
0% 30 % 55 % 80 % 100 %
Gambar 3.1.
Persoalan yang timbul adalah bagaimana mengelola dana yang diperoleh dari
proyek untuk biaya langsung dan tidak langsung bagi kegiatan sampai prosentase
kegiatan mencapai prosentase tertentu( saat diterimanya termijn dikurangi
angsuran uang muka)
Asumsi yang digunakan dalam alokasi tenaga kerja pada suatu kegiatan adalah
pemakaian tenaga kerja akan optimal bila tenaga kerja merata sepanjang
pelaksanaan (durasi )kegiatan.
V
h.o =
k
dimana :
h.o = jumlah hari orang
V = Volume kegiatan ( m3,m2,m’, kg )
k = kapasitas/kemampuan tenaga kerja ( volume/hari- orang )
Jumlah tenaga kerja
B C
D
A
Jumlah hari
Gambar 3.2.
Kebutuhan tenaga kerja persatuan waktu (hari) dari suatu kegiatan dirumuskan
sebagai berikut :
h.o V
TK = =
d k .d
Dimana :
TK = jumlah tenaga kerja ( orang/hari )
d = waktu pelaksanaan ( durasi kegiatan ( hari )
2. Kebutuhan Material
Jumlah kebutuhan tiap jenis material pada suatu kegiatan dirumuskan sebagai
berikut :
MT = V x m
Dimana :
MT = Volume dari tiap jenis material yang dibutuhkan ( m3, m2, m’, kg )
V = Volume kegiatan ( m3,m2,m’,kg)
m = Volume material untuk satu satuan volume kegiatan
V
n =
TP x d
Dimana :
n = jumlah peralatan yang dibutuhkan ( unit )
V = Volume kegiatan ( m3,m2 )
TP = taksiran produksi alat ( m3/jam,m2/jam )
d = waktu pelaksanaan (durasi ) kegiatan (jam)
Yang dimaksud dengan periode puncak (peak), adalah periode yang paling banyak
sibuk dalam arti paling banyak memerlukan tenaga kerja.
Pengetahuan mengenai seberapa besar tenaga kerja puncak dan periodenya,
berguna dalam merencanakan kapasitas fasilitas penampungan, transportasi dan
akhirnya arus dana (cash flow) pembiayaan proyek.
Ada 2 (dua) metode yang dapat digunakan untuk menentukan periode puncak dari
suatu proyek yaitu :
1. Metode Gong
Kalau kondisi network yang kita gunakan untuk menjadwal tenaga kerja adalah
kondisi EET (semua kegiatan dimulai pada awal sekali), maka bentuk alokasi yang
kita peroleh seperti pada gambar 3.3. dimana puncak tenaga kerja berada didepan
pertengahan jadwal proyek. Demikian sebaliknya kalau kondisi yang digunakan
adalah LET (semua kegiatan dimulai pada peristiwa paling akhir) maka akan
nampak alokasi seperti pada gambar 3.4. dimana puncak pemakaian tanaga kerja
berada dipertengahan jadwal proyek.
Kondisi alokasi yang diinginkan dalam metode ini adalah puncak pemakaian tenaga
kerja berada ditengah jadwal proyek seperti pada gambar 3.6. Untuk mencapai
kondisi ini diadakan pergeseran-pergeseran jadwal setiap kegiatan sesuai dengan
total float yang dimiliki kegiatan tersebut.
Periode puncak
Gambar 3.5. Alokasi tenaga kerja pada kondisi EET & LET
dimana :
a = kebutuhan rata rata tenaga kerja
Jumlah hari orang = jumlah hari orang dari seluruh kegiatan
Kurun waktu = kurun waktu pelaksanaan proyek
2. Metode Trapesium
Asumsi :
Pekerjaan Design : a = 20 %, b = 20 %, c = 60 % ( 1 : 1 : 3 )
Pekerjaan Konstruksi : a = 50 %, b = 25 %, c = 25 % ( 2 : 1 : 1 )
Kadang kala pada periode puncak didapati pemakaian tenaga yang tidak merata
sehingga kemungkinan ada tenaga kerja yang akan menganggur untuk beberapa
waktu
D. Alokasi Sumber Daya Yang Tidak Terbatas
Aspek yang perlu diperhatikan dalam hubungan jadwal dan sumberdaya
adalah pemakaian sumberdaya yang efektif dari sumberdaya yang tidak
terbatas.
1 2 3 4
Waktu (hari, minggu)
Dari gambar histogram diatas terlihat bahwa ada penambahan tenaga kerja pada
hari/minggu ke 2 tetapi pada hari/minggu ke 3 terjadi pengurangan tenaga kerja.
Permasalahan adalah pengurangan tenaga pada minggu ke 3 dengan jalan
memulangkan tenaga kerja akan sangat sulit untuk memanggil mereka untuk
kembali bekerja pada minggu ke 4 dilain pihak menahan tenaga kerja untuk tinggal
(menganggur) akan merugikan tenaga kerja dan proyek atau dengan kata lain hal
ini tidak efisien untuk proyek.
Oleh sebab itu fluktuasi (naik turunnya) pemakaian tenaga kerja harus dihindari
dengan meratakan penggunaan tenaga kerja agar supaya tenaga kerja yang
didatangkan dapat bekerja kontinyu sampai selesainya seluruh kegiatan (tidak ada
tenaga kerja yang menganggur ).
Perataan dilakukan dengan menggeser geser kegiatan non kritis sampai pada
batas float yang tersedia pada kelompok kegiatan yang menggunakan
jenis/keahlian tenaga kerja yang sama.
Contoh :
Sekelompok kegiatan yang menggunakan tenaga kerja yang sejenis seperti pada
table berikut, diminta berapa jumlah tenaga yang efektif yang harus dialokasikan.
Tabel 3.1. Data kegiatan dan sumberdayanya
Nama Tenaga yang Durasi kegiatan
Keterangan Float
kegiatan diperlukan (hari )
A 20 6 Kritis 0
B 15 3 Non Kritis 3
C 15 3 Non Kritis 0
D 10 3 Non Kritis 6
E 15 3 Non Kritis 3
F 35 3 Kritis 0
G 5 3 Kritis 0
B 3 15 15 15
C 3 15 15 15
D 3 10 10 10
E 3 15 15 15
F 3 35 35 35
G 3 5 5 5
Geser kegiatan B sampai pada hari ke 6, geser kegiatanD sampai pada hari ke 12,
geser kegiatan E dampai hari ke 12 dan hasilnya seperti pada table 2 dibawah ini
B 3 15 15 15
C 3 15 15 15
D 3 10 10 10
E 3 15 15 15
F 3 35 35 35
G 3 5 5 5
Dari hal diatas terlihat bahwa sebelum diadakan perataan jumlah tenaga yang akan
dialokasikan sebanyak 50 orang dan akan terjadi pengangguran 20 orang pada hari
4,5,6. Setelah diadakan perataan jumlah tenaga yang akan dialokasikan sebanyak
35 orang yang bekerja selama 9 hari, pada hari ke 10,11 dan 12 terjadi
pengurangan tenaga kerja, dari hari 1 sampai dengan hari 12 tidak terjadi
pengangguran tenaga kerja. Jadi jumlah tenaga yang harus dialokasikan adalah
sebanyak 35 orang.
Alokasi Sumber Daya disebut sempurna jika Ratio Angkatan Kerja Efektif ( RAE )
mencapai 100 %. Artinya seluruh tenaga kerja yang dialokasikan (disediakan)
bekerja terus menerus ( tidak terjadi pengangguran pada hari tertentu) mulai dari
awal sampai selesainya kegiatan kegiatan dalam proyek.
Dalam penjadwalan alokasi tenaga kerja, hal tersebut adalah sangat sulut untuk
mencapai RAE 100 %. Tetapi kita harus berusaha agar supaya jadwal alokasi yang
kita buat merupakan hasil yang paling optimal.
Kriteria Evaluasi Kuantitatif dari alokasi tenaga kerja yang optimal didasarkan pada
Ratio angkatanb Kerja Efektif (RAE) dan Ratio Angkatan Kerja Cadangan (RAC).
Dimana :
Jumlah h.o. TK terjadwal : adalah jumlah h.o. TK yang diperlukan untuk
menyelesaian seluruh kegiatan proyek ( kelompok
kegiatan).
Jumlah h.o. tersedia : adalah jumlah h.o. TK yang disediakan ( Jumlah TK
x durasi proyek(kelompok pekerjaan).
Dengan adanya fluktuasi (naik turun) dalam jadwal alokasi, maka pada saat
tertentu( saat fluktuasi turun ) akan ada tenaga kerja yang menganggur dan tenaga
yang menganggur ini merupakan cadangan angkatan kerja. Dengan adanya tenaga
yang menganggur berarti ada kelonggaran angkatan kerja.
Ratio Angkatan Kerja Cadangan (RAC) yaitu kelonggaran TK dibagi dengan Jumlah
h.o. TK tersedia dan ditulis sebagai berikut :
Kelonggaran TK
RAC = x 100 %
Jumlah h.o. TK tersedia
Contoh :
30 30 30
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Proses metode ini adalah mengatur kegiatan kegiatan sedemikian rupa agar supaya
penjadwalan sumberdaya persatuan waktu tidak melebihi dari sumberdaya yang
tersedia.
Syarat :
Sumberdaya terjadwal ≤ Sumberdaya tersedia
Terjadi konflik antara X dan Y bila (a + b)> t, dimana t = sumberdaya yang tersedia.
Dimana :
EFTx : EFT kegiatan yang mendahului
LSTy : LST kegiatan yang mengikuti.
Untuk mengetahui kegiatan mana yang mendahului dan kegiatan mana yang
mengikuti dari antara dua kegiatan, hal ini dapat diidentifikasi dari nilai EFT min dan
LST maks.
Contoh :
Sekelompok kegiatan yang menggunakan tenaga kerja yang sejenis yang terdiri
dari kegiatan kegiatan sebagai berikut:
• Kegiatan A, durasi 2 hari dan sumberdaya yang dibutuhkan 2 orang perhari
• Kegiatan B, durasi 2 hari dan sumberdaya yang dibutuhkan 4 orang perhari
• Kegiatan C, durasi 3 hari dan sumberdaya yang dibutuhkan 2 orang perhari
• Kegiatan D, durasi 2 hari dan sumberdaya yang dibutuhkan 1 orang perhari
• Kegiatan E, durasi 3 hari dan sumberdaya yang dibutuhkan 3 orang perhari
Sumberdaya yang tersedia adalah 4 orang perhari.
A (2)
E (3)
3
Gambar 3.10. Network dengan tenaga kerja
Penyelesaian :
Buat diagram balok dari Jaringan Kerja diatas dan sajikan dalam kondisi EET
Proses 1
Proses 2
Proses 3
Dari hasil proses 3 terlihat tidak ada lagi konflik yang terjadi diantara kegiatan (
sumberdaya terjadwal ≤ Sumberdaya tersedia = 4 orang perhari.) tetapi ada
penambahan waktu pelaksanaan proyek selama 1 hari ( IPDCE ).
Hasil dari proses 3 ini digunakan sebagai data penggambaran Jaringan Kerja yang
baru :
A(2) 4
3
2 5
0
B(4) C(2) D (1) 8
2 5
1 2 4 6
0 2 2 3 5 2 8
8
E (3) 5
3 8