Anda di halaman 1dari 40

Pemindahan

Tanah Mekanis

DEDY IBN. THAMRIN


MARET 2024
#WEEK 2

KAMI HADIR MEMBANGUN NEGERI


TUGAS WAJIB

a) Buatlah resume minimal 2 lembar kertas FOLIO dan dikumpulkan


sebelum perkuliahan di mulai! Tulis tangan.

b) Walaupun tidak masuk kelas dengan alasan apapun, tugas resume


mingguan harus tetap dibuat!

c) Pada akhir perkuliahan akan ada minimal 14 tugas mingguan, apabila


TUGAS kurang maka tidak diperkenankan ikut UAS

TUGAS SUNNAH

a) Tugas tambahan di akhir perkuliahan,

b) Boleh dikerjakan, boleh tidak

c) Nilai tugas ini adalah 10% dari nilai akhir


a) Jalan-jalan dan sarana pengangkutan yang ada
b) Vegetasi
ANALISIS c) Material

TEMPAT d) Iklim

KERJA e) Ketinggian dari permukaan air laut


f) Kemiringan, jarak dan keadaan jalan
g) Effisiensi Kerja
JOB h) Syarat-syarat penyelesaian pekerjaan
Conditions i) Waktu
j) Ongkos-ongkos produksi
k) Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
G. Effisiensi
kerja
Efisiensi kerja perlu dipertimbangkan
karena orang atau mesin tidak
mungkin selamanya mampu bekerja
60 menit selama 1 jam. Hal ini
dikarenakan adanya hambatan-
hambatan waktu sekecil apapun.
Efisiensi kerja biasanya jarang
mencapai 83%.
H. Syarat-syarat
Penyelesaian Pekerjaan
Pada suatu pekerjaan biasanya terdapat syarat-syarat yang harus
dipenuhi sehingga dapat dianggap selesai. Misalnya pada tempat-
tempat tertentu harus ditanam pohon, bunga, rumput dari jenis
tertentu.

Pekerjaan-pekerjaan tersebut harus dihitung, karena dapat


menambah waktu kerja, jumlah peralatan dan biaya kerja. Pada
Gambar 2.4, merupakan contoh syarat penyelesaian pekerjaan
berupa pengecatan railing dan dinding jembatan.
I. Waktu
Suatu proyek pasti memiliki waktu pekerjaan (time schedule) hingga
selesainya pekerjaan tersebut. Penggunaan alat berat harus sesuai
dengan waktu yang telah ditentukan sehingga kapasitas harian yang ada
harus dipenuhi untuk menghindari terjadinya keterlambatan waktu
pekerjaan. Biaya dari sewa alat berat umumnya dihitung dalam satuan
jam dengan harga yang cukup tinggi.

Oleh sebab itu, diperlukan pengetahuan dan data yang lengkap untuk
mengetahui perkiraan kemampuan alat yang digunakan agar jumlahnya
cukup memenuhi kapasitas harian yang telah ditentukan.

Pekerjaan yang menggunakan alat berat di sub atau diberikan pada


kontraktor lain, maka apabila pekerjaan dapat diselesaikan sebelum
batas waktu yang disepakati, kontraktor tersebut behak mendapat premi
dari perhitungan sewa alat. Namun sebaliknya, apabila terjadi
keterlambatan pada pekerjaan, maka kontraktor harus membayar ganti
rugi terhadap biaya sewa alat tersebut.
J. Ongkos Kerja
Pada suatu pekerjaan, beberapa ongkos produksi yang harus
diperhitungkan dengan cermat, yaitu:
a) Ongkos tetap, misalnya asuransi, depresiasi, pajak dan bunga
pinjaman
b) Ongkos operasional, misalnya upah pekerja, pemeliharaan
alat, servis alat, pembelian suku cadang, pengadaan bahan
bakar minyak (BBM) dan sebagainya
c) Ongkos lain-lain, misalnya biaya upacara, peresmian,
hidangan untuk tamu yang berkunjung dan sejenisnya.
K. Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Pada pekerjaan konstruksi hal yang paling utama diperhatiakan adalah factor keselamatan. Setiap kecelakaan pasti
akan merugikan baik terhadap Perusahaan maupun tenaga kerja yang tidak langsung juga merugikan masyarakat.
Perlindungan wajib diberikan kepada setiap unsur produksi: manusia, alat kerja (mesin), material/bahan serta
lingkungan.

Dari data statistik, penyebab kecelakaan pada umumnya disebabkan oleh:

A. Manusia sendiri (unsafe act), Terburu-buru dalam melakukan pekerjaan, Tidak memakai alat perlindungan diri
(APD), Sengaja melanggar peraturan keselamatan kerja yang diwajibkan, tidak konsentrasi, bergurau dalam
melakukan pekerjaan dan sebagainya.

B. Lingkungan kerja (unsafe condition), Mesin/alat yang rusak atau tidak diberi pengaman, konstruksi kurang
aman, bising dan sebagainya, Lingkungan kerja tidak aman karena licin, becek, ventilasi kurang, bising, dsb.
Semerawut, panas, kebersihan tidak dijaga
Teori Domino Heinrich (1941)
K3 (lanjutan)
Kecelakaan harus dihindarkan/dicegah. Pencegahan kecelakaan adalah suatu usaha untuk menghindarkan tindakan
yang tidak aman (unsafe act.) dari pekerja serta mengusahakan lingkungan bebas dari unsafe condition.
Seseorang melakukan tindakan tidak aman atau menyebabkan kecelakaan dapat disebabkan karena tidak tahu, tidak
mampu/tidak bisa dan tidak mau. Tugas seorang supervisor atau pimpinan proyek wajib menanamkan Safety Minded
& Safety Awareness kepada semua pegawai/operator alat berat, beberapa diantaranya adalah:
a) Memberikan pengertian bagaimana bekerja yang benar, tepat, cepat dan selamat,
b) Mempraktekkan pekerjaan yang benar,
c) Memberikan keteladanan yang baik agar pegawai mengerti, memahami dan mengikuti,
d) Meyakinkan bahwa keselamatan dan kesehatan bekerja itu merupakan kebutuhan Bersama,
e) Memperhatikan penggunaan alat pelindung diri (APD) dan menaati peraturan K3,
f) Mengawasi pelaksanaan kerja secara baik, sehingga dapat dipastikan semua pekerja dalam situasi aman dan
selamat.
Hirarki Pengendalian Resiko
Memulai Pekerjaan Konstruksi
Pada suatu kegiatan proyek perlu adanya rencana kerja yang realistis, rapi dan teratur sebelum
menjatuhkan pilihan pada metode dan jenis alat yang akan digunakan sehingga pembelajaran dan
kajian mendalam tentang kondisi lapangan pekerjaan sangat perlu untuk dilakukan.

Kunjungan lapangan sangat disarankan bagi kontraktor untuk mengunjungi lokasi tempat proyek
yang akan dikerjakan. Kunjungan ini penting agar dapat merasakan pekerjaan, membayangkan
metode yang tepat untuk digunakan, membuat asumsi-asumsi, dan sebagainya. Dengan kata lain,
kunjungan awal ini berguna untuk memberikan indikasi tentang apa yang sekiranya dibutuhkan
dalam pelaksanaan pekerjaan dilapangan.
Memulai
Pekerjaan
Konstruksi
(1)
Memulai Pekerjaan Konstruksi (2)
C. Pelaksanaan

Pada tahap pelaksanaan pekerjaan merupakan tahanpan yang menentukan


terhadap keberhasilan dari sasaran yang hendak dicapai oleh tim manajemen
proyek, yang perlu diperhatikan dalam memulai pelaksanaan pekerjaan
adalah:

• Penentuan starting point (penentuan titik dimulainya pekerjaan),


• Analisa terhadap keadaan lokasi dari peta topografi yang ada, Pengaturan
pentahapan areal yang akan dikerjakan,
• Pengaturan dan pembuatan jalan akses bagi lalu lintas alat-alat berat,
sehingga tidak terjadi hambatan,
• Pengamanan lokasi dari orang-orang yang tidak berkepentingan dengan
pekerjaan,
• Pengawasan dan pengendalian pelaksanaan pekerjaan.
Kegiatan Survey
Lapangan
Kegiatan
pasca Survey
Lapangan
Data Jalan Dan Sarana Angkutan (Akses), Jenis
Vegetasi
Komponen
Kondisi Perubahan Volume Material, Iklim

Lapangan Ketinggian Lokasi, Kemiringan, Jarak Dan Kondisi


Jalan

Efisiensi Kerja, Syarat Penyelesaian Pekerjaan

Syarat Penimbunan Tanah, Waktu

Ongkos Produksi, Keselamatan Kerja (K3)


Persiapan Pelaksanaan
Pekerjaan #1
Menyusun metode konstruksi yang praktis dan ekonomis
a) Item pekerjaan yang dominan dan pekerjaan khusus
b) Cara kerja/urut-urutan pelaksanaan pekerjaan
c) Dukungan perhitungan teknis (bila diperlukan)
d) Batasan-batasan yang berkaitan dengan lingkungan (termasuk
jam kerja)
e) Cara penanganan material khusus (Instruksi Kerja Spesifik)

Menetapkan sasaran usaha proyek, yaitu menyelesaikan


pekerjaan yang disyaratkan dalam kontrak tetapi masih
menghasilkan laba dan meningkatkan performance perusahaan
Membuat Master Pelaksanaan Pekerjaan (MAPP) dan APP
a) Rekapitulasi 1 sesuai dengan Kode Akutansi
b) Rekapitulasi 2 sesuai Kontrak
c) Rekapitulasi semua macam pekerjaan
d) Perincian dan Analisis Biaya Pekerjaan
e) Perincian Biaya Peralatan
f) Persiapan dan Penyelesaian
Persiapan g) Biaya Administrasi Proyek
h) Biaya Rupa-Rupa

Pelaksanaan i) Biaya Bank


j) Termasuk mengantisipasi kondisi-kondisi khusus bila ada.

Pekerjaan Menyusun jadwal pelaksanaan perkerjaan dalam bentuk bar


chart, yang memuat antara lain:
#2 a) Uraian pekerjaan sampai detail (dapat dijabarkan sampai
program mingguan)
b) Volume dan bobot dalam % tiap kegiatan
c) Bar chart tiap kegiatan dengan angka-angka bobot atau volume
yang harus dicapai dalam target mingguan/satuan waktu
d) Baris paling bawah penjumlahan Rencana vs Progress
e) Gambar kurva S yang merupakan Rencana vs Realisasi
Persiapan Pelaksanaan Pekerjaan #3
Menyusun Jadwal berbagai kegiatan yang saling terkait dan saling berurutan, digambarkan
network planning berupa sebuah jaringan kerja
Jaringan kerja menggambarkan hubungan antara kegiatan yang satu dengan yang
lain, dimana secara lengkap dalam berupa suatu jaringan
Menyusun jadwal Jumlah, jenis, tipe dan kapasitas alat yang diperlukan
kebutuhan
sumber daya alat Asal alat (misal: sewa, beli, milik sendiri)
Kondisi alat

Menyusun jadwal Tenaga inti sesuai struktur organisasi


kebutuhan
sumber daya
Tenaga kerja sesuai kebutuhan (waktu, jumlah dan kualifikasi)
manusia
Persiapan Pelaksanaan Pekerjaan #4
Menyusun jadwal kebutuhan bahan dan material

•Material spesifik/khusus
•Material lokal dan material impor
•Jadwal penunjukkan sub kontraktor dan pemasok utama
•Jadwal pengiriman dan pemasangannya
•Kebutuhan volume
•Kewenangan pengadaan bahan

Merencanakan cash flow proyek

Rencana pengeluaran dan penerimaan dana kerja di proyek

•Dimulai dari rencana penerimaan dana kerja di proyek.


•(PPN, PPH, Kewajiban-kewajiban Proyek)
•Rencana pembebanan tiap minggu atau bulan
•Selisih penerimaan dan pembebanan tiap minggu atau bulan
•Sumber dana kerja (pinjaman dari Bank)
•Pengembalian pinjaman ditambah bunga bank
•Saldo awal selalu ditulis di awal bulan
Menyusun rencana K3
a) Pembuatan safety plan (rencana K3)
b) Pelaporan ke Depnaker (bila disyaratkan)
c) Wajib lapor ketenagakerjaan (bila disyaratkan)
d) Identifikasi sumber bahaya, resiko dan upaya
pencegahan
Persiapan e) Izin kerja lembur
f) Pendaftaran ke Astek
Pelaksanaan g) Pembentukan unit K3 proyek (bila disyaratkan)
h) Bangunan P3K
Pekerjaan i) Pos jaga/keamanan
j) Pemasangan alat pemadam kebakaran

#5 k) Prosedur menghadapi keadaan darurat atau


bencana
l) Pemeriksaan kesehatan tenaga kerja (kerja sama
dengan lembaga Kesehatan setempat)
m)Sertifikat dan pemeriksaan fungsi alat
angkat/angkut oleh instansi yang berwenang
Persiapan Pelaksanaan Pekerjaan #6
Menyiapkan site facilities, yang diperlukan dan disyaratkan dalam kontrak, antara lain:
a) Bangunan perkantoran
i) Kantor direksi/konsultan
ii) Kantor proyek
iii)Kantor sub kontraktor
b) Tempat tinggal/barak untuk pekerja (jika diizinkan) atau tempat istirahat
c) Gudang/stock yard, antara lain:
i) Gudang proyek
ii) Gudang sub kontraktor
d) Barak kerja/workshop
e) Jalan kerja, disebutkan apabila ada alternatif lain
f) Pagar pengamanan proyek
i) Pembuatan pintu masuk dan pintu keluar
g) Sarana penunjang untuk di dalam dan di luar bangunan
i) Air kerja, sumbernya disebutkan (misal dari PAM, air tanah, dsb)
ii) Listrik kerja, sumbernya disebutkan (misal dari PLN, genset, dsb)
iii)Bak perawatan sampel beton dan tempat pembuangan limbah/beton dan pencucian mobil (washing bay) jika
diperlukan
PENGENALAN
ALAT BERAT
Pengenalan Alat Berat

mesin berukuran besar yang didesain Dalam bidang teknik sipil alat-alat
untuk melaksanakan fungsi konstruksi berat digunakan untuk membantu
seperti pengerjaan tanah manusia dalam melakukan pekerjaan
(earthworking) dan memindahkan pembangunan suatu struktur
bahan bangunan. Alat berat umumnya bangunan atau pengilahan tanah. Saat
terdiri atas lima komponen, yaitu ini alat berat merupakan faktor penting
implemen, alat traksi, struktur, sumber di dalam proyek, terutama proyek-
tenaga dan transmisinya (power train), proyek konstruksi dengan skala yang
serta sistem kendali. besar
Pemilihan alat berat yang akan dipakai merupakan salah satu
faktor penting dalam keberhasilan suatu proyek. Alat berat yang
dipilih haruslah tepat baik jenis, ukuran maupun jumlahnya.

Ketepatan dalam pemilihan alat berat akan memperlancar


jalannya proyek. Kesalahan dalam pemilihan alat berat dapat
mengakibatkan proyek menjadi tidak lancar.
Dengan demikian keterlambatan penyelesaian proyek dapat
terjadi. Hal ini pada akhirnya dapat menyebabkan biaya proyek
membengkak.

Produktivitas yang kecil dan tenggang waktu yang


dibutuhkan untuk pengadaan alat lain yang lebih sesuai
merupakan hal yang menyebabkan biaya yang lebih besar
(Rostiyanti, 2010).
Faktor Penentu dalam pemilihan alat berat

TENAGA YANG DIBUTUHKAN TENAGA YANG TERSEDIA TENAGA YANG DAPAT


(POWER REQUIRED), (POWER AVAILABLE), DIMANFAATKAN (POWER
USABLE).
Hal yang mempengaruhi POWER
Beda Ketinggian

Suhu / Temperatur

Koefisien Traksi
Beda ketinggian adalah tempat dimana alat tersebut
bekerja dari permukaan laut. Beda ketinggian akan
mempengaruhi kerja mesin secara keseluruhan. Tenaga
yang dihasilkan oleh mesin akan berkurang apabila
masukan dari udara juga berkurang. Hal ini terjadi
apabila tempat pekerjaan proyek memiliki udara yang
kurang akibat ketinggian. Pembakaran yang dihasilkan
Beda akan kurang sempurna pada mesin alat berat dan
tentunya, kinerja yang diperlukan dari mesin tersebut

Ketinggian akan berkurang juga.

Pembakaran pada mesin akan menjadi sempurna


apabila adanya perbandingan yang tepat antara udara
dan bahan bakar, akan tetapi kinerja mesin menjadi
berkurang. Keadaan ini akan menjadi pertimbangan
yang harus dicermati agar dapat memilih alat berat
sesuai dengan lokasi pekerjaan dan ketinggian dari
permukaan laut.
Menurut (Bangun, 2009), berkurangnya tenaga mesin adalah untuk mesin penggerak empat langkah (four
cycle engines), sebesar 3% dari tenaga kuda (horsepower = HP) seluruhnya untuk tiap penambahan 1000
kaki (feet) di atas 3000 kaki (feet) yang pertama dari atas permukaan air laut, dan untuk mesin penggerak
dua langkah (two cycle engines) berkurang sebesar 1% tiap penambahan ketinggian 1000 kaki (feet).

Contoh 1 :

Sebuah traktor 100 HP (four cycle engines) bekerja pada ketinggian 10.000 kaki dari permukaan air laut:
Suhu / Temperatur
Apabila suhu udara naik udara mengembang (kerapatan berkurang), hal ini akan mengurangi kandungan oksigen
persatuan volume udara, sehingga akan mengurangi tenaga mesin seperti yang telah dijelaskan sebelumnya.

Pengaruh berkurangnya tenaga pada mesin akibat temperatur ini adalah, tenaga mesin berkurang sebesar 1% untuk
tiap suhu udara naik 10° F diatas temperatur standar 85° F, atau tenaga mesin bertambah 1% bila suhu udara turun
tiap 10° F di bawah temperatur standar 85° F (Bangun, 2009).

Contoh : Sebuah alat berat dengan power 100 HP bekerja pada daerah yang memiliki suhu 40,55° C, berapakah
tenaga efektif alat tersebut?
Koefisien Traksi
Traktor adalah alat yang mengubah energi mesin menjadi energi mekanik. Sebenarnya Traktor
merupakan prime mover (penggerak utama) dari sebagian alat-alat berat.

Kegunaan utama dari Traktor ini adalah sebagai penarik atau pendorong beban yang memerlukan
tenaga yang besar, tetapi disamping itu traktor dapat juga dipergunakan untuk keperluan lain.
Secara Prinsip Traktor dibagi menjadi 2:
1. Traktor roda kelabang (Crawler Tractor), dimana
penggunaannya antara lain : Sebagai tenaga penggerak
untuk mendorong dan menarik beban, Sebagai tenaga
penggerak untuk winch dan alat angkut, Sebagai tenaga
penggerak blade (Bulldozer), Sebagai tenaga penggerak
front-end bucket Loader.

2. Traktor roda ban (Wheel Tractor), penggunaannya


dimaksudkan untuk mendapatkan kecepatan yang lebih
besar, sebagai konsekuensinya tenaga tariknya menjadi
lebih kecil, kadang-kadang kecepatannya mencapai 45
km/jam.
Perbedaan dari Crawler
Tractor dan Wheel Tractor
Crawler Tractor : tenaga tarik besar, kecepatan relatif kecil,
ground contact bidang singgung antara roda dengan tanah
lebih besar, dapat bekerja pada kondisi tanah yang buruk
karena daya apungnya lebih besar, kemungkinan selip kecil.

Wheel Tractor : tenaga tarik yang relatif lebih kecil untuk


ukuran yang sama dengan Crawler Tractor, kecepatan besar,
ground contact lebih kecil, sangat dipengaruhi oleh kondisi
tanah di lapangan, ada kemungkinan selip
Faktor yang harus dipertimbangkan
dalam memilih traktor menurut
Soemardikatmodjo 2003
1. Ukuran yang diperlukan untuk pekerjaan yang akan dilaksanakan.

2. Jenis pekerjaan yang akan dilaksanakan, mis. mendorong (dozing), menarik


Scrapper, Ripping, mengupas tanah, memuat (loading) dan lain-lain.

3. Jenis landasan tempat beroperasinya traktor, tanah stabil atau labil.

4. Kekerasan jalan hantar yang akan dilalui.

5. Kekasaran jalan yang akan dilalui.

6. Kemiringan jalan (tanjakan/turunan).

7. Panjang lintasan pengangkutan.

8. Jenis pekerjaan selanjutnya yang akan dikerjakan,


setelah proyek ini selesai.
Koefisien Traksi
Besarnya koefisien traksi ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, misalnya untuk kendaraan roda karet,
Kembangan ban, bentuk dan ukuran ban, keadaan permukaan tanah dan sebagainya sangat mempengaruhi
besarnya nilai koefisien traksi. Variasi‐variasi ini tidak dapat diberikan secara pasti, tetapi dari
percobaan‐percobaan dapat diberikan seperti pada tabel berikut:
TUGAS ??

Anda mungkin juga menyukai