Anda di halaman 1dari 9

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Satuan Pendidikan : SMK NEGERI 2 LAMONGAN


Mata Pelajaran : Pembuatan Hiasan Busana
Kelas/Semester : XI Tata Busana / Ganjil
Materi Pokok : Sulaman aplikasi dalam suatu Produk(3.7 dan 4.7)
Alokasi Waktu : 2x pertemuan (5 JP)

A. Tujuan Pembelajaran
1. Peserta didik dapat menerapkan sulaman aplikasi pada suatu produk dengan
memanafaatkan limbah kain (perca) dengan baik
2. Peserta didik dapat membuat sulaman aplikasi dalam suatu produk dengan
memanafaatkan limbah kain (perca) dengan baik

A. Langkah-langkah Pembelajaran
Pertemuan ke-1 (Model Pembelajaran Problem Based Learning)
1. Peserta didik mendengarkan penjelasan singkat dari guru mengenai sulaman
aplikasi, dan produk apa saja yang dapat diaplikasikan sulaman aplikasi,
2. Peserta didik mendengarkan penjelasan dari guru mengenai limbah apa yang
dapat diterapkan pada sulaman aplikasi.
3. Peserta didik menentukan desain sulaman aplikasi yang akan dibuat
4. Peserta didik menentukan produk yang akan diaplikasikan sulaman aplikasi
5. Guru meng ACC desain sulaman aplikasi

Pertemuan ke-2 (Model Pembelajaran Production Based Training)


1. Peserta didik menyiapkan alat dan bahan untuk membuat sulaman aplikasi
pada suatu produk menggunakan limbah kain (perca) yang dibentuk
sedemikian rupa untuk sulaman aplikasi
2. Peserta didik menentukan langkah-langkah pembuatan sulaman aplikasi
3. Peserta didik sulaman aplikasi pada suatu produk
4. Peserta didik mempresentasikan hasil karyanya, dan menyampaikan hal apa
saja yang menjadi kendala saat pengerjaannya
5. Peserta didik membuat laporan
PPK : religious, mandiri, integritas, gotong royong, 5R, Pengelolaan sampah
B. Penilaian (Asesmen)
1. Pengetahuan : presentasi
2. Keterampilan : Praktek pembuatan sulaman aplikasi pada suatu produk
(laporan)
Materi Limbah Kain – Apa itu, Jenis, Contoh, dan
Pengolahan

Pengertian
Limbah kain adalah sisa kain yang bersumber dari proses produksi konveksi dan garmen
berskala kecil hingga besar, seperti proses pemotongan, pewarnaan, dan pengemasan maupun
pasca konsumsi masyarakat. Limbah ini sering dianggap sebelah mata karena tidak
berpotensi mencemari lingkungan dan tidak memiliki manfaat. Padahal nyatanya dapat
digunakan kembali dan bersifat ekonomis.
Oleh karena itu, penanganan yang tepat memang harus dilaksanakan dan didukung penuh
oleh seluruh stakeholder.

Karakteristik
Pada umumnya memiliki karakteristik sebagai berikut:

1. Mengandung polyester (plastik)


2. Menggunakan pewarna sintetik
3. pH yang tinggi (> 7)
4. Memiliki kandungan COD dan BOD yang tinggi
5. Sulit terurai secara alami

Jenis dan Contoh Limbah Kain


Pada umumnya jenisnya memiliki wujud yang beragam, yaitu padat dan cair.

Limbah Berwujud Padat


Contoh berwujud padat ini antara lain, kain perca, produk jadi seperti pakaian dalam, celana,
kaos, kemeja, bed cover, batik, selendang, aksesoris pakaian dan sebagainya.

Limbah Berwujud Cair


Limbah dengan wujud cair merupakan hasil samping dari produksi pakaian seperti proses
pewarnaan ke produk, finishing produk, pelarutan zat pewarna, dan lain-lain, dimana
menggunakan air bersih kurang lebih sebesar 2700 liter yang setara dengan 3 tahun konsumsi
air minum hanya untuk memproduksi kaos.
Jenis polutan yang dihasilkan antara lain, NaOH, Na(OCl), larutan asam, pewarna (krom),
detergen, Na2CO3, dan lemak. Bisa dibayangkan, berapa air bersih yang dihabiskan dan air
limbah yang dihasilkan hanya untuk menghasilkan ribuan produk yang dihasilkan
Bahaya atau Dampak Negatif Limbah Kain
Dalam memproduksi kain, jenis bahan dan pewarna menjadi sumber dasar yang
memiliki impact besar terhadap proses produksi sehingga dibutuhkan dalam kuantitas yang
besar.
Oleh karena itu, diperlukan adanya keseimbangan antara pemasok kebutuhan dan sistem
produksi yang berjalan. Namun, kegiatan tersebut tentunya secara tidak langsung
memberikan dampak yang besar pula, antara lain:

1. Menghasilkan mikroplastik akibat pelepasan plastik yang terkandung didalam kain


2. Berkurangnya oksigen terlarut pada kawasan perairan yang tercemar
3. Terganggunya keseimbangan ekosistem perairan maupun darat akibat pemakaian
pestisida berlebihan dan air limbah
4. Menghalangi proses fotosintesis biota air akibat pencemaran zat pewarna di kawasan
perairan
5. Meningkatkan senyawa fosfat dan merangsang pertumbuhan ganggang atau eceng
gondok pada permukaan air
6. Berkurangnya air bersih akibat pemakaian proses produksi yang berlebihan dan efek
pencemaran air tanah maupun permukaan air

Pengolahan dan Pemanfaatan Limbah Kain

Kegiatan pemanfaatan atau pengelolaan limbah kain yang berkelanjutan, tidak selalu
berkaitan dengan teknologi saja, tetapi bagaimana mencari titik temu antara dampak
lingkungan, sosial, dan pemenuhan kebutuhan saat ini.

Reuse atau Penggunaan Kembali Limbah Kain


Prinsip pemanfaatan ini dapat dilakukan dengan melakukan tukar kain atau pembelian kain
sisa produksi yang masih dapat digunakan kembali sesuai dengan fungsi yang sama. Dengan
menerapkan prinsip ini maka kita sama saja berkontribusi dalam menekan angka pemakaian
kain baru.

Daur Ulang
Pelaku kreatif adalah andil yang besar dalam mendorong terciptanya produk unggulan yang
berasal dari daur ulang sehingga mampu bersaing di pasaran. Daur ulang sebagai salah satu
proses pengolahan yang mampu menjadikan menjadi produk baru dengan tujuan mengurangi
penggunaan bahan baku baru, pengurangan energi, kenaikan emisi, dan pengurangan volume
limbah di TPA.
Sebagai contoh, limbah kain perca dapat digunakan kembali untuk membuat produk seperti
tas unik dan keset rumah.

Pemusnahan Limbah Kain


Dengan meningkatnya limbah kain di Tempat Pembuangan Akhir, pemusnahan
menggunakan insinerator menjadi salah satu solusi pengolahan untuk mengurangi volume
limbah kain yang menggunung. Dimana alat pemusnahan tersebut mampu mereduksi 70%
sampai 90% dari total volume timbulan limbah kain.
DOKUMENTASI PEMBELAJARAN SULAMAN APLIKASI MENGGUNAKAN

KAIN PERCA

Anda mungkin juga menyukai