Anda di halaman 1dari 13

PERAN AGAMA DALAM MENGHADAPI ISU ISU KONTEMPORER DI ERA

GLOBALISASI

Nabila Octa Rahmadanti (1107623088)

ABSTRAK
Agama, sebagai sistem pengaturan tata keimanan, kepercayaan, dan peribadatan
kepada Tuhan, memiliki peran penting dalam kehidupan manusia. Fokus pada agama
Islam, makalah ini menggambarkan konsep agama dalam menghadapi isu-isu
kontemporer, seperti korupsi dan penyimpangan moral, di tengah era globalisasi.
Agama Islam mendorong umatnya untuk berhijrah (berpindah) dari perbuatan dosa
menuju kebaikan dan berjuang (jihad) dalam menyebarkan kedamaian. Literasi dalam
Islam ditekankan sebagai alat untuk menciptakan ilmu pengetahuan dan membangun
masyarakat yang cerdas. Selain itu, konsep Islam tentang literasi menekankan
pentingnya menyampaikan informasi yang benar dan menjaga integritas dalam
berkomunikasi. Korupsi, sebagai penyimpangan sosial, disoroti sebagai ancaman
terhadap kehidupan masyarakat dan negara. Penyebab korupsi di antaranya adalah
rendahnya moral dan integritas pejabat serta rendahnya kesadaran akan nilai-nilai
agama. Radikalisme agama, yang kadang-kadang diilustrasikan sebagai pemahaman
yang keras dan ekstrem dalam agama, dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti legitimasi
teks keagamaan dan ketidakpuasan sosial-politik. Terakhir, konsep moderasi dalam
Islam ditunjukkan sebagai jalan tengah yang seimbang antara kehidupan dunia dan
akhirat serta antara aspek material dan spiritual. Makalah ini juga membahas latar
belakang, bentuk, dan dampak radikalisme agama dalam konteks sosial-politik,
budaya, dan ekonomi.

PENDAHULUAN
Agama adalah sebuah sistem yang mengatur tata keimanan, kepercayaan, dan
peribadatan kita kepada Tuhan Yang Maha Esa. Ini juga berfungsi sebagai panduan
etika yang berkaitan dengan interaksi manusia dengan sesamanya dan dengan
lingkungan sekitar. Agama memiliki tujuan untuk membimbing manusia menjadi
individu yang bijaksana dan berusaha mencari kebahagiaan, baik di dunia maupun di
akhirat. Salah satu agama yang dikenal adalah agama Islam.
Agama Islam mengajarkan perdamaian dan membawa keselamatan dalam hidup,
baik di dunia maupun di akhirat. Ia juga merupakan ajaran universal yang mengatur
bagaimana pemeluknya menjalani kehidupan sehari-hari mereka dengan
mengekspresikan keyakinan dan budaya keagamaan mereka. Allah menyempurnakan
ajaran Islam dan menjadikan umat Islam sebagai umat terbaik yang dijadikan saksi bagi
umat yang lain.
Kitab suci dalam agama Islam adalah Al-Quran. Al-Quran diwahyukan oleh
Allah SWT melalui malaikat Jibril dan diterima oleh Nabi Muhammad SAW secara
bertahap. Di dalam Al-Quran, terdapat berbagai peristiwa sejarah seperti hijrah
(pemindahan Nabi Muhammad ke Madinah) dan jihad (perjuangan) pada masa
Rasulullah. Jihad dan hijrah adalah kewajiban bagi setiap muslim sesuai dengan
kemampuan dan kesanggupan mereka. Namun, penting untuk dicatat bahwa konsep-
konsep ini sering salah diinterpretasikan oleh beberapa kelompok, yang menambahkan
doktrin, aturan, dan perilaku-perilaku yang mungkin tidak selalu mencerminkan
pemahaman yang benar.

KETERKAITAN AGAMA DAN ISU-ISU KONTEMPORER


Sebagai manusia tentunya hidup kita tidak terlepas dari agama yang merupakan
salah satu identitas yang dimiliki dan merupakan kepercayaan kita. Pada saat ini kita
sangat membutuhkan agama untuk dapat berpegang teguh terhadap nilai-nilai yang
sesuai dengan syariat agama di dalamnya.
Dalam upaya ini agama yang merupakan pedoman merupakan jawaban
tersendiri dari apa yang kita hadapi dalam kehidupan sehari-hari ataupun dalam hal
pengambilan keputusan yang mempengaruhi seluruh sendi kehidupan dan yang paling
penting ialah agama tidak mengenal kasta ataupun derajat dalam hal menjalankan
ibadahnya, dikarenakan seluruh pemeluk wajib untuk melaksanakan kewajiban yang
telah ditentukan dari agama tersebut. Agama adalah jawaban dari permasalahan yang
kita hadapi sehari hari oleh karena itu kita harus menyertakan agama di setiap langkah
keseharian kita.
Pada era globalisasi sangat diharapkan untuk kita berpegang teguh kepada
agama dikarenakan banyaknya perbuatan menyimpang yang dilakukan manusia zaman
sekarang dan menandakan bahwa pada zaman ini orang yang telah jauh dari nilai-nilai
agama. Penyebab terjadinya korupsi antara lain adanya penyalahgunaan wewenang
pejabat dan rendahnya moral serta tingkat kejujuran dari para aparat Negara yang masih
sangat minim sehingga mengakibatkan rakyat Indonesia menderita dan hidup dalam
kemiskinan serta memberikan kerugian yang sangat besar bagi bangsa Indonesia.

KONSEP ISLAM TENTANG LITERASI: PEMILIHAN INFORMASI


BERDASARKAN NILAI-NILAI ISLAM
Informasi adalah sekumpulan data yang memiliki manfaat atau berisi
pengetahuan. Informasi memegang peran penting dalam kehidupan masyarakat, salah
satunya adalah meningkatkan tingkat kecerdasan masyarakat. Literasi mencakup
kemampuan membaca, memahami, mengenali, dan menggunakan tulisan untuk
berkomunikasi serta mengandung informasi dan ilmu pengetahuan.
Dalam perspektif Islam, literasi dianggap sebagai sebuah panggilan atau
kewajiban yang diberikan kepada umat Islam, sebagaimana yang diungkapkan dalam
Al-Quran Surat Al-Alaq ayat 1-5. Literasi memiliki peran penting dalam menciptakan
masyarakat yang terdidik dan mendukung perkembangan ilmu pengetahuan.
Dalam konteks Islam, terdapat sumber-sumber informasi yang selalu digunakan
dan dimanfaatkan oleh manusia. Pesan atau informasi yang disampaikan harus memiliki
tujuan untuk mencapai pengaruh yang efektif tanpa merugikan kedua belah pihak. Al-
Quran dan Al-Hadist memberikan pedoman dengan beberapa aturan yang perlu
diperhatikan oleh setiap individu yang mengaku sebagai seorang muslim, sesuai dengan
pandangan Agus Sofiyandi:
1. Qasbasb/naba al haq, yaitu informasi yang disampaikan harus menggambarkan
kisah, berita, dan informasi yang benar, terutama yang berhubungan dengan isi
informasi yang disampaikan. Secara spesifik, Al-Quran menggambarkan bahwa
informasi yang hak atau benar, memiliki karakteristik sebagai berikut:
a. Informasi yang dapat meneguhkan hati penerima informasi, mengandung
kebenaran, pengajaran dan peringatan serta menyadarkan orang lain dari
kelalaian (Q.S. 11:120).
b. Informasi yang tidak menyembunyikan kebenaran yang perlu diketahui
masyarakat dan mencampur adukan berita benar dengan berita yang salah
atau batil (Q.S. 2:42 dan 146) atau yang mampu menyatakan bahwa suatu
kebenaran itu adalah benar dan suatu kebatilan itu adalah memang batil
(Q.S 8:8) sekaligus informasi yang disampaikan tidak memihak salah satu
pihak atau adil (Q.S. 49:9).
c. Informasi yang dapat menyelesaikan perbedaan atau pertentangan diantara
penerima (Q.S. 2:213) dan sekaligus dapat mendamaikan dari perselisihan
mereka (Q.S. 49:9).
d. Informasi yang dapat menghilangkan kemungkinan penerima informasi
untuk mengemukakan praduga yang salah terhadap objek informasi (Allah
dan orang lain) (Q.S. 3:159).
e. Informasi yang tidak hanya mengikuti kepuasan subjektif penyampaian
informasi yang cenderung tidak sesuai dengan kebenaran, tetapi informasi
yang dapat mendorong munculnya semangat berkompetisi dalam berbuat
kebaikan (Sabikun bil al kahiraat) serta dapat menyentuh rasa penerima
informasi, sehingga mereka memiliki ketetapan hati tentang kebenaran
yang diterimanya (Q.S. 5:48 dan 83).
2. A”marma”ruf nabyi munkar yaitu informasi yang disampaikan diarahkan pada
berkembangnya sarana saling mengingatkan untuk berbuat baik dan saling
mencegah berbuat kemungkaran dan dosa. Dalam hal ini, informasi diarahkan
pada perkembangan nilai-nilai kebaikan dan nilai-nilai keburukannya pada
kehidupan si penerima informasi, baik dalam kehidupan dunia ataupun yang
berkaitan dengan akhirat (Q.S. 3:110).
3. Hikmah yaitu informasi yang disampaikan mengandung perkataan yang tegas
dan benar yang dapat membedakan antara yang hak dan batil. Tetapi cara
penyampaiannya mengandung nilai bijaksana, mengandung sentuhan
kelembutan rasa dan menyentuh kesadaran koknitif yang tinggi, sehingga
mampu membangkitkan motifasi penerima informasi untuk mempertahankan
sikap dan tingkah laku yang baik dan mampu menumbuhkan kesadaran utuh
untuk mengubah sikap dan tingkahlaku yang baik dan mampu menumbuhkan
kesadaran utuh untuk mengubah sikap dan perilaku yang buruk (Q.S. 16:125).
4. Tabayyun, yaitu informasi yang disampaikan telah melalui upaya klarifikasi.
Artinya, menyampaikan informasi setelah dicari kejelasan dari sumber utama
bahkan beberapa sumber yang dianggap dapat memberikan kejelasan informasi,
sehingga informasi yang disampaikan dapat bersifat adil atau tidak berpihak.
Begitu pula penerima informasi bias menentukan sikap yang adil (Q.S. 49:9).
5. Mauizbab basanah, yaitu informasi yang disampaikan mengandung contoh dan
teladan yang baik untuk ditiru penerima informasi, baik melalui proses imitasi
atau identifikasi (Q.S. 16:125(. Ibrahim AS yang dinyatakan sebagai indifidu
dengan Al Qalb Al Saliim (Q.S. 31:13-19 dan 26:78-89).
6. Layyin, yaitu menyampaikan informasi dengan tutur bahasa lemah lembut dan
tidak keras serta kasar, sehingga si penerima informasi tidak tersinggung dan
tidak berupaya untuk menutupi kekurangan dan kesalahannya sendiri (Q.S.
3:159).
Peranan informasi yang benar, memiliki karakteristik informasi dapat
menyenangkan hati orang yang menerima informasi tersebut, informasi yang benar dan
perlu diketahui oleh orang lain dan tidak mencampur adukan berita yang benar dengan
berita yang salah, informasi yang adil dengan tidak memihak salah satu pihak.
Menurut Al.Quran surat Al-Hujurat ayat 6 yang artinya: “Hai orang-orang yang
beriman, jika dating kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah
dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa
mengetahui keadaan yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatan itu. Ayat
tersebut merupakan salah satu dasar yang ditetapkan agama dalam kehidupan social
sekaligus tuntunan yang sangat logis bagi penerima suatu berita.
Penekanan pada kata fasiq bukan pada semua penyampaian berita karena
ayat ini diturunkan ditengah masyarakat muslim yang cukup bersih sehingga,
bila semua penyampaian berita harus diselidiki kebenaran informasinya, maka ini akan
menimbulkan keraguan di tengah masyarakat muslim dan pada gilirannya akan
melumpuhkan masyarakat.
Sikapilah berita yang ada dengan cermat di berbagai media yang ada di internet,
TV, dan radio. Berita-berita yang ada bukanlah dari orang yang jujur, namun dari orang
yang ingin mencari ketenaran, ingin ratingnya naik, ingin buat sensasi da nada yang
maksudnya ingin mendapatkan penghasilan semata. Tugas kita harus pandai-pandai
mengkroscek dan mencari kebenaran suatu berita tidak memasukkan dalam telinga
begitu saja atau bahkan dengan mudahnya disebar pada orang lain.

KORUPSI DAN BAHAYANYA BAGI KEHIDUPAN


Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dan juga The Lexicon Webster
Dictionary (1978) (sebagaimana yang dikutip dari Syamsul Bahri, 2015) mengenai
istilah kata korupsi yaitu istilah Korupsi berasal dari kata latin corruptio atau corruptius.
Corruption berasal dari kata latin yang lebih tua yaitu, corrumpere. Korupsi juga
diartikan sebagai tindakan menyelewengkan uang/barang milik perusahaan atau Negara;
menerima uang dengan menggunakan jabatannya untuk kepentingan pribadi.
Dalam khazanah fiqh, setidaknya terdapat 6 (enam) jenis tindak pidana yang
serupa dengan korupsi, yaitu:
1) Ghulul (Pencurian), kata ghulul dapat diartikan dengan berkhianat dalam
pembagian harta rampasan perang atau dalam harta-harta lain. Definisi ghulul
secara terminologis diartikan mengambil sesuatu dan menyembunyikannya
dalam hartanya. Akan tetapi, dalam pemikiran berikutnya berkembang menjadi
tindakan curang dan khianat terhadap harta-harta lain, seperti tindakan
penggelapan terhadap harta baitul mal,harta milik bersama kaum muslim, harta
bersama dalam suatu kerja bisnis, harta negara, dan lain-lain.
2) Risywah (Gratifikasi/Penyuapan), Risywah berasal dari bahasa Arab yaitu upah,
hadiah, komisi, atau suap .Secara terminologi, risywah adalah suatu pemberian
yang diberikan seseorang kepada hakim, petugas atau pejabat tertentu dengan
tujuan yang diinginkan kedua belah pihak, baik pemberi maupun penerima.
3) Ghasab (Mengambil Paksa Hak/Harta Orang Lain), Menurut Dr. Nurul irfan,
MA (dalam Rafli Saldy, 2017), ghasab adalah mengambil harta atau menguasai
hak orang lain tanpa izin pemiliknya dengan unsur pemaksaan dan terkadang
dengan kekerasan serta dilakukan dengan cara terang-terangan. Karena ada
unsur terang-terangan, maka ghasab berbeda dengan pencurian dimana salah
satu unsurnya adalah pengambilan barang secara sembunyi-sembunyi. Para
ulama sepakat bahwa ghasab merupakan perbuatan yang terlarang dan
diharamkan.
4) Sariqah (Mencuri), Mencuri adalah mengambil harta hak milik orang lain
dengan cara yang sembunyi-sembunyi (tidak terang-terangan) terhadap harta
yang seharusnya dijaga baik, sementara harta itu tersimpan di tempat yang
seharusnya. Jadi, ciri utama pencurian adalah caranya yang tidak terang -
terangan, barangnya tersimpan rapi, dan ditempat yang dipandang aman oleh
pemiliknya, serta barang yang sebaiknya dijaga oleh pencuri.
5) Khiyanat (Penghianatan), Syaukani mendefinisikan sebagai seseorang yang
diberi keperayaan untuk merawat/mengurus sesuatu barang dengan akad sewa
menyewa dan titipan, tetapi sesuatu itu diambil dan kha’in mengaku jika barang
itu hilang atau dia mengingkari barang sewaan tersebut ada padanya.
6) Hiraabah (Perampokan), Hirabah adalah gerombolan pembunuh, sindikat
penculik anak – anak kecil, sindikat penjahat untuk menggarong rumah-rumah
dan bank, sindikat penculik perempuan untuk menggarong rumah-rumah dan
bank, sindikat penculik perempuan untuk dijadikan pelacur, sindikat penculikan
pejabat untuk dibunuh agar terjadi fitnah dan kegoncangan stabilitas keamanan,
serta sindikat perusak tanaman dan peternakan.
Amelia (2010) menjelaskan bahwa dalam Islam sendiri, sanksi moral bagi
pelaku korupsi adalah jenazahnya tidak dishalatkan, terutama bagi para pemuka agama
ataupun tokoh masyarakat yang di akui di tengah masyarakat. Hal ini sebagaimana yang
telah pernah dilakukan Nabi terhadap salah seorang sahabat yang melakukan
korupsi pada waktu perang khaibar meskipun hanya dalam jumlah yang relatif
kecil yaitu dua dirham.
Adapun sanksi dunia bagi para pelaku korupsi tidak ada disebutkan secara jelas
di dalam nash, sebagaimana hukum potong tangan bagi pencuri. Meskipun demikian
bagi pelaku korupsi bukan berarti terbebas sama sekali dari kejahatan yang telah
dilakukannya, pelaku korupsi harus dikenakan ta’zir, yang bertujuan untuk
memberikan pelajaran kepada pelaku tindak kejahatan agar tidak mengulangi lagi
kejahatan yang pernah dilakukan.
Untuk tindak pidana korupsi terdapat beberapa unsur yang dapat dijadikan
pertimbangan oleh hakim dalam menentukan jenis hukuman yang tepat untuk pelaku
korupsi, di antaranya: perampasan harta orang lain, pengkhianatan atau penyalahgunaan
wewenang, kerja sama dalam kejahatan. Unsur hukuman ini tergantung kepada bentuk
dan besar kecilnya akibat yang ditimbulkan dari korupsi yang dilakukan. Kejahatan
seperti ini jelas sesuatu yang dilarang dalam syariat Islam. Selanjutnya diserahkan
kepada kebijaksanaan hakim untuk memutuskan apa jenis hukuman yang pantas.
Hukuman harus dilandasi oleh akal sehat, keyakinan dan rasa keadilan hakim yang
didasarkan pada keadilan masyarakat untuk menentukan jenis hukuman yang pantas
bagi pelaku korupsi.
Ada dua faktor yang menjadi pendorong atau motif terjadinya korupsi itu
sendiri; yakni faktor internal dan eksternal. Faktor internal sendiri itu misalnya,
lemahnya keimanan, kejujuran, rasa malu, aspek sikap atau prilaku misalnya pola hidup
konsumtif dan aspek sosial seperti keluarga yang dapat mendorong seseorang untuk
berperilaku korupsi.
Ketika perilaku konsumtif masyarakat serta sistem politik yang masih bertujuan
pada materi, maka hal tersebut dapat meningkatkan terjadinya permainan uang dan
merupakan penyebab korupsi. Korupsi tidak akan pernah berhenti terjadi apabila tidak
ada perubahan dalam memandang kekayaan. Faktor eksternal ditinjau dari beberapa
aspek. Aspek ekonomi, yang hampir mirip dengan perilaku konsumtif pada faktor
internal. Bedanya, disini lebih ditekankan kepada pendapatan seseorang, bukan kepada
sifat konsumtifnya. Dengan pendapatan yang tidak mencukupi, bisa menjadi penyebab
korupsi dilakukan seseorang. Korupsi sangat berbahaya dan merugikan bagi
kehidupan. Korupsi berdampak pada banyak aspek kehidupan, antara lain:
1) Dalam bidang ekonomi, korupsi dapat mempengaruhi perkembangan suatu
negara. Karena dengan adanya korupsi, investor asing yang akan menanam
saham di negara kita akan menjadi ragu dan hilang kepercayaan. Karena
otomatis ia akan takut untuk menanamkan modal di negara banyak korupsi. Hal
ini akan memperlambat laju pertumbuhan ekonomi
2) Dalam bidang politik, kekuasaan atau pemerintahan yang dibangun berdasarkan
korupsi akan tumbuh menjadi pemerintahan yang tidak sehat. Pemerintahan
cenderung menjadikan kekuasaan adalah alat untuk mengambil keuntungan
sebesar-besarnya. Akibat dari hal ini, pemerintah menjadi mementingkan
kepentingan pribadi dan tidak lagi peduli akan rakyat
3) Dalam bidang ketahanan dan keamanan, korupsi akan berakibat adanya
dominasi sebagian kelompok, orang yang memilki kekuasaan dapat menyuap
militer untuk melindunginya. Hal ini, membuat akses atau hak dilindungi yang
harusnya dimiliki semua orang hanya menjadi milik sekelompok orang saja
4) Dalam bidang sosial dan budaya, korupsi mengakibatkan masyarakat menjadi
tidak saling percaya antara satu sama lain, hal ini akan berakibat kepada
intelektual dan moralitas suatu bangsa
5) Dalam bidang agama, korupsi juga menimbulkan stigma masyarakat tentang
kedermawanan seorang penguasa yang memberikan bantuan hanya dianggap
sebagai unsur permainan yang dilakukan oleh para penyalurnya.

PENUTUP
Dapat disimpulkan bahwa agama, khususnya agama Islam, memiliki peran
penting dalam membimbing umatnya untuk hidup sesuai dengan nilai-nilai dan prinsip-
prinsip moral yang ditetapkan dalam ajaran agama. Agama tidak memandang kasta atau
derajat sosial, melainkan mengajarkan prinsip-prinsip universal yang dapat diterapkan
dalam kehidupan sehari-hari.
Selain itu, dalam era globalisasi, agama menjadi semakin penting sebagai
pedoman dalam menghadapi tantangan dan perubahan yang terjadi dalam masyarakat.
Nilai-nilai agama, seperti kejujuran, keadilan, dan kebaikan, dapat membantu mengatasi
permasalahan seperti korupsi yang merusak tatanan sosial dan ekonomi.
Dalam konteks literasi, Islam mendorong umatnya untuk mendapatkan dan
menyebarkan informasi yang benar, adil, dan bermanfaat. Hal ini mencakup pemilihan
informasi berdasarkan prinsip-prinsip Islam, seperti menghindari berita palsu dan
menyebarkan pesan yang mempromosikan kebenaran dan perdamaian.
Korupsi, sebagai perbuatan melanggar hukum dan etika, adalah salah satu isu
kontemporer yang mengancam stabilitas masyarakat dan pemerintahan. Islam
mengecam tindakan korupsi dan mengajarkan konsep kejujuran, keadilan, dan
pengawasan terhadap pejabat publik. Meskipun hukuman dunia bagi koruptor mungkin
tidak dijelaskan secara rinci dalam teks agama, sanksi moral dan hukuman di dunia
harus diterapkan untuk memberikan pelajaran kepada pelaku korupsi.
Dengan demikian, penegakan nilai-nilai agama dalam kehidupan sehari-hari,
literasi yang berlandaskan pada prinsip-prinsip Islam, serta perlawanan terhadap
korupsi, adalah langkah-langkah yang diperlukan untuk menciptakan masyarakat yang
lebih adil, berkeadilan, dan berdamaian. Selain itu, pemahaman yang mendalam tentang
konsep Islam tentang literasi dan tata nilai moral Islam dapat menjadi landasan kuat
dalam menghadapi tantangan-tantangan kontemporer.

DAFTAR PUSTAKA
Hjelm, T. (Ed.). (2010). Religion and Social Problems (1st ed.). Routledge.
Muslih, Mochamad. "The Role of Ethics and Religion to Reduce the Corruption Level
in Indonesia, Moderated by the Government Internal Control System."
International Journal of Science and Society, Vol. 2, Issue 2, 2020.
Hayat, Usman and Adeel Malik. "Islamic Finance: Ethics, Concepts, Practice." CFA
Institute Research Foundation, 2014.
Proceedings of the 1st Paris Van Java International Seminar on Health, Economics,
Social Science and Humanities (PVJ-ISHESSH 2020). "The Impact of Digital
Literacy Ability of Islamic Religious Education Students on FIQH Learning
Achievements."
Kharitonov, Daniel. "The Impact of Religion on Economic Development." Stanford
University.
Fasching, Darrell J., Dell deChant, and David M. Lantigua. "Religion, Ethics, and
Storytelling: Comparative Religious Ethics: A Narrative Approach to Global
Ethics, Second Edition." Blackwell Publishing Ltd., 2011.
Gule, Yosefo. "A Theological-Ethical Study of Church Against Corruption." Published:
November 11th, 2022.
Omar, Mohd Nasir. "Ethics In Islam: A Critical Survey." Department of Theology &
Philosophy, National University of Malaysia, 2010.
Khazaei, Zahra. "The Role of Religion in Shaping Moral Character: an Islamic
Perspective." Department of Philosophy, Qom University, Iran, 2019.
Rusdi, Ahmad. "Problematika Umat Kontemporer: Perspektif Islam dan Psikologi." UII
Press Yogyakarta (Anggota IKAPI), March 2022.
Nurgiyantoro, B. (2012). Kebermaknaan Soal Ujian nasional Bahasa Indonesia
SMA/MA 2012. Dalam Litera Jurnal Penelitian Bahasa, Sastra, dan
Pengajarannya, Volume 11, Nomor 2, Oktober 2012, hlm. 167-179.
LATIHAN SOAL ESSAY
1. Jelaskan pengertian agama dan peranannya dalam membimbing manusia untuk
mencari kebahagiaan di dunia dan akhirat. Bagaimana agama Islam mengajarkan
umatnya untuk menebarkan kedamaian?
2. Bagaimana konsep Islam tentang literasi, dan mengapa literasi dianggap penting
dalam Islam? Apa yang Anda pahami tentang pesan-pesan Al-Quran dan Al-
Hadist terkait dengan literasi?
3. Apa yang dapat Anda simpulkan tentang hubungan antara agama, literasi, dan
pemilihan informasi berdasarkan nilai-nilai Islam? Bagaimana Anda dapat
menerapkan prinsip-prinsip literasi dalam kehidupan sehari-hari Anda dengan
mempertimbangkan nilai-nilai Islam?
4. Apa pengaruh korupsi terhadap kehidupan ekonomi, politik, sosial, budaya, dan
keamanan suatu negara? Bagaimana agama Islam melihat korupsi, dan apa yang
Islam ajarkan tentang kejujuran dan keadilan?
5. Jelaskan faktor-faktor yang mendorong terjadinya korupsi, baik dari segi
internal maupun eksternal. Bagaimana korupsi dapat berdampak pada
pemerintahan yang tidak sehat dan ketidakpercayaan antar masyarakat?

LATIHAN SOAL PILIHAN GANDA


1. Agama adalah suatu sistem yang mengatur tata keimanan, kepercayaan, dan
peribadatan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Kitab suci agama Islam adalah:
a. Injil
b. Al-Quran
c. Tripitaka
d. Torah
2. Apa yang menjadi tujuan agama, termasuk agama Islam, dalam pandangan
artikel ini?
a. Menebarkan kedamaian di dunia
b. Membimbing manusia menjadi terpelajar
c. Menciptakan pembagian kasta dalam masyarakat
d. Menghindari segala bentuk modernitas
3. Konsep literasi menurut Islam melibatkan apa?
a. Hanya membaca dan menulis
b. Memahami ilmu pengetahuan saja
c. Menulis dan berbicara dengan lancar
d. Membaca, memahami, mengenal, dan menggunakan tulisan untuk
berkomunikasi dan ilmu pengetahuan
4. Pesan atau informasi yang disampaikan dalam literasi Islam harus memenuhi
karakteristik tertentu, salah satunya adalah:
a. Membuat pembaca merasa bingung
b. Menyembunyikan kebenaran
c. Menggambarkan kisah yang salah
d. Mengandung kebenaran dan mengandung pengajaran dan peringatan
5. Korupsi dalam Islam dilihat sebagai tindakan yang merugikan:
a. Hanya pelaku korupsi
b. Hanya negara
c. Masyarakat dan negara
d. Hanya pihak yang dirugikan
6. Apa sanksi moral yang bisa diberikan kepada pelaku korupsi menurut Islam?
a. Jenazahnya tidak dishalatkan
b. Tidak bisa melaksanakan ibadah haji
c. Tidak ada sanksi moral
d. Ia harus memberi sedekah besar
7. Faktor-faktor apa yang dapat mendorong terjadinya korupsi dalam masyarakat?
a. Ketaatan dan integritas individu
b. Lingkungan sosial yang sehat
c. Kejujuran
d. Lemahnya keimanan dan kejujuran
8. Apa dampak korupsi dalam bidang ekonomi?
a. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi
b. Memperlambat pertumbuhan ekonomi
c. Meningkatkan kepercayaan investor
d. Menarik investasi asing
9. Bagaimana korupsi dapat mempengaruhi stabilitas politik suatu negara?
a. Meningkatkan keamanan
b. Meningkatkan stabilitas politik
c. Menciptakan pemerintahan yang tidak sehat
d. Meningkatkan kepercayaan rakyat terhadap pemerintah
10. Bagaimana korupsi dapat mempengaruhi kepercayaan dan moralitas
masyarakat?
a. Menyebabkan masyarakat tidak saling percaya
b. Memperkuat nilai-nilai moral
c. Meningkatkan kepercayaan Masyarakat
d. Membangun moralitas yang kuat dalam Masyarakat

Anda mungkin juga menyukai