Anda di halaman 1dari 4

LEGAL OPINION

Pasal 108 Undang-Undang Republik Indonesia Tahun 2003.


1. Pengusaha yang mempekerjakan /buruh sekurang-kurangnya 10 ( sepuluh ) orang wajib
Membuat Peraturan Perusahan, ini berlaku semenjak disahkannya oleh Menteri atau
Pejabat yang ditunjuk.
2. Kewajiban membuat Peraturan Perusahan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) tidak
berlaku bagi Perusahan yang telah memiliki Perjanjian Kerja Bersama ( PKB ).

Pasal 109

Peraturan Perusahan disusun oleh dan menjadi TANGGUNG JAWAB dari PENGUSAHA yang
bersangkutan.

Pasal 110

1. Peraturan Perusahan disusun dengan memperhatikan saran dan Pertimbangan dari wakil

Pekerja/Buruh di Perusahan yang bersangkutan.

2. Dalam hal Perusahan bersangkutan telah terbentuk Serikat Pekerja/serikat Buruh maka wakil
Pekerja/Buruh sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) adalah pengurus serikat
Pekerja/serikat
Buruh.
3. Dalam hal di Perusahan yang bersangkutan belum terbentuk serikat Pekerja/Buruh, wakil

Pekerja/Buruh, sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) adalah Pekerja/Buruh yang dipilih
secara Demokratis untuk mewakili kepentingan para Pekerja/Buruh di Perusahan
Bersangkutan.

Pasal 111

(1) Peraturan Perusahan sekurang-kurangnya memuat:


a. Hak dan Kewajiban Pengusaha;
b. Hak dan Kewajiban Pekerja;
c. Syarat Kerja;
d. Tata Tertib Perusahan; dan
e. Jangka waktu berlakunya Peraturan Perusahan.
(2) Ketentuan dalam Peraturan Perusahan tidak boleh bertentangan dengan ketentuan Pe-
raturan perundang-undangan yang berlaku.
(3) Masa berlakunya Peraturan Perusahan paling lama 2 (dua) Tahun dan wajib diperbaruhi se-
Telah habis masa berlakunya.
(4) Selama masa berlakunya Peraturan Perusahan , apabila serikat pekerja/buruh di Perusahan
Menghendaki perundingan pembuatan Perjanjian Kerja Bersama, maka Pengusaha wajib
melayani.
(5) Dalam hal perundingan pembuatan perjanjian kerja Bersama sebagaimana dimaksud dalam
Ayat (4) tidak mencapai kesepakatan, maka Peraturan Perusahan tetap berlaku sampai habis
Jangka waktu berlakunya.

PERSOALAN NEGATIG DAN KERUGIAN APABILA TIDAK MEMBUAT PERATURAN PERUSAHAN

Bab VII. Sanksi Administratif ,dalam Peraturan Pemerintah Nomor:35 Tahun 2021. Tentang
Perjanjian Kerja Waktu Tertentu, Alih Daya, Waktu Kerja dan Waktu Istirahat, dan
Pemutusan Hubungan Kerja.

Pasal 61. Pasal


(1) Pengusaha yang melanggar Ketentuan Pasal 15 ayat (1), Pasal 17, Pasal 21 ayat
(1), Pasal 22, Pasal 29 ayat (1) huruf b dan huruf c, Pasal 53, dan/ atau Pasal 59
Dikenai sanksi Administratif berupa:

a. Teguran Tertulis;
b. Pembatasan Kegiatan Usaha;
c. Penghentian Sementara Sebagian atau Seluruh Alat Produksi; dan
d. Pembekuan Kegiatan Usaha.

(2) Pengenaan Sanksi Administratif sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1)
dilakukan secara bertahaf.
(3) Teguran tertulis sebagaimana dimaksud ayat (1) huruf a merupakan peringatan
Tertulis atas pelanggaran yang dilakukan Pengusaha.
(4) Pembatasan Kegiatan Usaha sebagaimana dimaksud Ayat (1) huruf b meliputi:
a. Pembatasan kapasitas Produksi Barang dan/ atau Jasa dalam waktu tertentu;
Dan/atau
b. Penundaan Pemberian Izin Usaha di salah satu atau beberapa lokasi bagi
Perusahan yang memiliki Proyek di beberapa lokasi.
(5) Penghentian sementara sebahagian atau seluruh alat produksi sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf c berupa tindakan, tidak menjalankan sebahagian
Atau seluruh alat produksi barang dan/ atau jasa dalam waktu tertentu.
(6) PEMBEKUAN KEGIATAN USAHA sebagaimana dimaksud ayat (1) huruf d berupa
tindakan menghentikan seluruh Proses ProduksiBarang dan/ atau Jasa di Pe-
Rusahaan dalam waktu tertentu.

Pasal 62

(1) Menteri, Menteri terkait, gubernur, bupati/ walikota atau pejabat yang ditunjuk sesuai
dengan kewenangannya mengenai sanksin Administratif sebagaimana dimaksud dalam Pasal
61 ayat (1) kepada Pengusaha.
(2) Pengenaan Sankssi administrative diberikan berdasarkan hasil Pemeriksaan yang dilakukan
oleh Pengawas Ketenagakerjaan yang berasal dari:
a. PENGADUAN; dan/ atau
b. TINDAK LANJUT HASIL PENGAWASAN KETENAGAKERJAAN.
(3) Tindak lanjut hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh PENGAWAS KETENAGAKERJAAN
dituangkan dalam NOTA PEMERIKSAAN.
(4) Dalam hal nota pemeriksaan tidak dilaksanakan oleh Pengusaha, Pengawas Ketenagakerjaan
Menyampaikan LAPORAN KETIDAKPATUHAN terhadap PERATURAN PERUNDANG-
UNDANGAN beserta nota Pemeriksaan kepada:
a. Direktur Jendral yang membidangi Pengawasan ketenagakerjaan pada kementrian yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang ketenagakerjaan; atau
b. Kepala Dinas yang menyelenggarakan urusan pemerintah di bidang ketenagakerjaan,
untuk pengawasan Ketenagakerjaan Propinsi, untuk Pengawasan Ketenagakerjaan pada
Dinas yang menyelenggarakan urusan Pemerintah di bidang ketenagakerjaan Propinsi.
4. Direktur Jendral atau kepala Dinas menyampaikan REKOMRNDASI kepada pejabat yang
berwenang mengenai SANKSI ADMINISTRATIF.
5. Menteri terkait, Gubernur, Bupati/ Walikota, atau pejabat yang ditunjuk memberitahukan
Pelaksanaan pengenaan SANKSI ADMINISTRATIF kepada MENTERI.

SYARAN DAN YANG DI ANJURAN

Dengan Pertimbangan dan Analisa sebaikinya kiata membuat PERATURAN PERUSAHAAN , karena
Peraturan Perusahaan WAJIB HUKUMNYA seperti yang saya paparkan di atas yang merupakan
Aturan Pelaksana dari Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah yang SANGAT berguna bagi kita /
manajemen dalam menyelesaikan setiap Persoalan antara Pengusaha dengan Pekerja Buruh,.

Anda mungkin juga menyukai