Khairunisa Qadari - UAS Filsafat Ilmu - IPS1NRA
Khairunisa Qadari - UAS Filsafat Ilmu - IPS1NRA
(UNINDRA) Nama :
FAKULTAS PASCASARJANA NPM : 20227379053
SEMESTER GENAP T.A. 2022/2023 Program Studi :PPendidikan IPS
Mata Kuliah : Filsafat Ilmu
Jl. Nangka No.58C Tanjung Barat, Jagakarsa, Jakarta Selatan
Kelas/
Tlp.: (021) 78835283 – 7818718 ex .: 104 : RA/1a/1b/1c/2n/2o *)/Semester 1
Semester
Dosen : Dr. Adidasmin
Ket: *) Coret/hilangkan yang tidak pe
4. Jelaskan dalam filsafat keberadaan suatu objek dikaitkan dengan ruang dan waktu!
Keberadaan suatu objek dikaitkan dengan pengetahuan yang sistematis, keterkaitan juga dengan kejelasan
objeknya. Keberadaan suatu objek ini juga dapat memberikan perbedaan antara ilmu empiris dan filsafat. Objek
material filsafat meliputi segala sesuatu yang ada. Segala sesuatu itu adalah Tuhan, alam dan manusia. Objek formal
(sudut pandang pendekatan) filsafat adalah dari sudut pandang hakikatnya. Filsafat berusaha untuk membahas
hakikat segala sesuatu. Ruang sebagai tempat dimana sesuatu pengisi diantara benda-benda fisik, sebagai wadah
dari benda-benda atau sesuatu yang mempunyai tiga matra dan tidak ada tempat jika tidak ada ruang. Ruang itu
bersifat objektif dan merupakan sejenis wadah yang di dalamnya terdapat kejadian-kejadian serta berbagai jenis
objek. Waktu terbagi menjadi waktu objektif, waktu mutlak dan waktu relative. Dimana waktu objektif berada
diluar diri manusia sebagai realitas tersendiri. Waktu matematik adalah waktu yang dipandang sebagai mantra atau
ukuran dari gerak atau waktu yang terukur. Waktu mutlak adalah waktu yang keberadaannya ditentukan atau
terpengaruh oleh keberadaan yang lain. Manusia sebagai objek di muka bumi ini selalu berhubungan erat dengan
ruang dan waktu, dimana manusia itu tinggal dalam ruang dan juga waktu yang terus bergerak sebagaimana
manusia itu bergerak.
8. Jelaskan ada, tidak ada menurut prinsip identitas, prinsip alasan memadai dan prinsip kausalitas!
Menurut prinsip identitas ada adalah sesuatu yang ada, dan apa yang tidak ada merupakan sesuatu yang
tidak ada. Menurut prinip alasan yang memadai, yang mengatakan bahwa apapun yang ada mempunyai alasan
yang memadai untuk adanya. Dan ketiga, prinsip kausalitas atau penyebaban effisien, yang menyatakan bahwa
apapun yang mulai ada, menuntut adanya sebab efisien. Lebih lanjut, P. Hardono Hadi menjelaskan bahwa apa yang
hendak dinyatakan oleh prinsip identitas adalah bahwa antara ada dan tidak ad aitu terdapat perbedaan yang
radikal yang tidak dapat ditolak oleh akal siapapun. Dan begitu pula dengan prinsip alasan yang memadai, prinsip ini
hendak menunjukkan bahwa pikiran haruslah menangkap suatu alasan (dasar) yang memadai bagi fakta bahwa
sesuatu itu ada. Sebagai lanjutan dari prinsip yang pertama, prinsip alasan yang memadai hendak menunjukkan
kepada kita, bahwa seandainya terdapat perbedaan antara ada dan tidak ada, maka kita harus memiliki alasan yang
memadai bagi fakta ada tersebut, dan bukannya ketiadaan. Kemudian, prinsip kausalitas yang merupakan
penjelasan lebih lanjut dari prinsip yang kedua, hendak menjelaskan kepada kita bahwa keberaaan (sesuatu) itu
haruslah dapat dimengerti dan bahwa tidak ada suatu tahap di dalam proses eksistensi kontingen dapat dimengerti
dengan dirinya sendiri.