Anda di halaman 1dari 5

UNIVERSITAS INDRAPRASTA PGRI Jenis Ujian : UTS/UAS/UPM *)

(UNINDRA) Nama :
FAKULTAS PASCASARJANA NPM : 20227379053
SEMESTER GENAP T.A. 2022/2023 Program Studi :PPendidikan IPS
Mata Kuliah : Filsafat Ilmu
Jl. Nangka No.58C Tanjung Barat, Jagakarsa, Jakarta Selatan
Kelas/
Tlp.: (021) 78835283 – 7818718 ex .: 104 : RA/1a/1b/1c/2n/2o *)/Semester 1
Semester
Dosen : Dr. Adidasmin
Ket: *) Coret/hilangkan yang tidak pe

1. Jelaskan konsep “salah” dan “benar”!


Benar: Benar merupakan persesuaian antara pikiran dan kenyataan. Ketika ada kesesuaian antara hal tersebut
dengan kenyataan yang sesungguhnya maka hal itu dapat dikatakan sebagai kebenaran. Ketika tidak ada
pertentangan dalam dirinya dari awal-akhir maka dapat pula disebut benar. Benar dapat diperoleh dari validasi,
validasi dapat diperoleh Ketika kesimpulannya berakar dalam premis-premisnya. Kebenaran terjadi ketika ada ada
kesesuaian antara pikiran dengan kenyataan. Kebenaran juga dapat ditentukan ketika terjadi kesesuaian antara
sebuah pernyataan dengan pernyataan lain yang diterima sebagai benar dan makna yang dikandung dalam keadaan
saling berhubungan dengan pengalaman.
Salah: Salah merupakan kebalikan dari benar, dimana salah terjadi atau dapat dikatakan salah ketika ada
ketidaksesuaian antara pengetahuan dengan objek atau suatu pendapat atau perbuatan seseorang yang tidak
sesuai dengan orang lain dan merugikan diri sendiri. Salah juga dapat kita lihat ketika ada pertentangan dalam diri
seseorang atau orang lain. Ketika terdapat suatu ketidakvalidan antara kesimpulan dalam premis-premisnya. Suatu
salah atau kesalahan dapat dikatakan demikian ketika ada keraguan tentang hal tersebut dan banyak
ketidakjelasan. Salah dapat kita temukan ketika ada ketidaksesuaian dengan kenyataan sebagaimana adanya.
Terdapat ketidaksesuaian antara pikiran dengan kenyataan. Salah dapat ditemukan ketika ada pernyataan dengan
pernyataan lain yang dtiolak sebagai benar dan jika ada makna yang terkandung dalam keadaan tidak saling
berhubungan dengan pengalaman.

2. Jelaskan apa itu “ada” dan apa aitu “tiada”!


Ada: Ada merupakan hadir/telah tersedia. Dalam filsafat ada berarti menjadikan sesuatu ada, menciptakan sesuatu
menjadi ada, menyebabkan sesuatu menjadi ada, menyediakan sesuatu menjadi ada, menimbulkan sesuatu
menjadi ada, mendatangkan sesuatu menjadi ada, menyelenggarakan sesuatu menjadi ada dan melakukan sesuatu
menjadi ada.
Tiada: Tiada dalam filsafat berarti tidak ada. Tiada dalam filsafat berarti meniadakan sesuatu, dapat berarti
memandang tidak ada, mengingkara keberadaan dan memungkiri adanya keberadaan itu sendiri. Dalam suatu
wujud, tiada berarti tidak adanya rupa dan bentuk yang dapat diraba, tidak adanya sesuatu wujud dan tidak ada
benda yang nyata, ketika mewujudkan berarti tidak menjadikan berwujud, tidak menyatakan/melaksanakan untuk
adanya wujud dan tidak menerangkan/memperlihatkan dengan benda yang kongkret.

3. Jelaskan pengertian dari sarana berfikir ilmiah dan pengertian logika!


Berfikir ilmiah adalah berfikir yang logis dan empiris. Logis adalah masuk akal, dan empiris adalah dibahas
secara mendalam berdasarkan fakta yang dapat dipertanggungjawabkan, selain itu menggunakan akal budi untuk
mempertimbangkan, memutuskan dan mengembangkan. Berpikir merupakan sebuah proses yang membuahkan
pengetahuan, proses ini merupakan serangkaian gerak pemikiran dalam mengikuti jalan pemikiran tertentu yang
akhirnya sampai pada sebuah kesimpulan yang berupa pengetahuan. Berpikir ilmiah adalah kegiatan akan yang
menggabungkan induksi dan deduksi, induksi adalah cara berpikir yang di dalamnya kesimpulan yang bersifat umum
ditarik dari pernyataan-pernyataan atau kasus-kasus yang bersifat khusus, sedangkan deduksi ialah cara berpikir
yang di dalamnya kesimpulan yang bersifat khusus ditarik dari pernyataan-pernyataan yang bersifat umum. Sarana
berfkir ilmiah merupakan alat yang membantu kegiatan ilmiah dalam berbagai Langkah yang harus ditempuh, tanpa
penguasaan sarana berpikir ilmiah kita tidak akan dapat melaksanakan kegiatan berpikir ilmiah yang baik.
Mempunyai metode tersendiri yang berbeda dengan metode ilmiah dalam mendapatkan pengetahuannya sebab
fungsi sarana berpikir ilmiah adalah membantu proses metode ilmiah.
Menurut Poespoprojo Logika adalah ilmu kecakapan menalar atau berfikir dengan tepat (The Science and
art of correct thinking). Pengertian diatas mengindikasikan bahwa berfikir atau menalar adalah kegiatan akal budi
manusia untuk mengolah pengetahuan yang kita terima melalui panca indra dan ditujukan untuk mencapai suatu
kebenaran. Berfikir menunjukkan suatu bentuk kegiatan akal yang khas dan terarah. Dalam kategori ini hasil
lamunan dan hayalan tidak termasuk kegiatan berfikir. Suatu pemikiran dikatakan tepat dan jitu bila dilakukan
dengan penganalisaan, pembuktian dengan alasan-alasan tertentu dan adanya kaitan antara yang satu dengan
lainnya. Pemikiran yang demikian disebut dengan logis.

4. Jelaskan dalam filsafat keberadaan suatu objek dikaitkan dengan ruang dan waktu!
Keberadaan suatu objek dikaitkan dengan pengetahuan yang sistematis, keterkaitan juga dengan kejelasan
objeknya. Keberadaan suatu objek ini juga dapat memberikan perbedaan antara ilmu empiris dan filsafat. Objek
material filsafat meliputi segala sesuatu yang ada. Segala sesuatu itu adalah Tuhan, alam dan manusia. Objek formal
(sudut pandang pendekatan) filsafat adalah dari sudut pandang hakikatnya. Filsafat berusaha untuk membahas
hakikat segala sesuatu. Ruang sebagai tempat dimana sesuatu pengisi diantara benda-benda fisik, sebagai wadah
dari benda-benda atau sesuatu yang mempunyai tiga matra dan tidak ada tempat jika tidak ada ruang. Ruang itu
bersifat objektif dan merupakan sejenis wadah yang di dalamnya terdapat kejadian-kejadian serta berbagai jenis
objek. Waktu terbagi menjadi waktu objektif, waktu mutlak dan waktu relative. Dimana waktu objektif berada
diluar diri manusia sebagai realitas tersendiri. Waktu matematik adalah waktu yang dipandang sebagai mantra atau
ukuran dari gerak atau waktu yang terukur. Waktu mutlak adalah waktu yang keberadaannya ditentukan atau
terpengaruh oleh keberadaan yang lain. Manusia sebagai objek di muka bumi ini selalu berhubungan erat dengan
ruang dan waktu, dimana manusia itu tinggal dalam ruang dan juga waktu yang terus bergerak sebagaimana
manusia itu bergerak.

5. Bagaimana berfikir secara filsafat?


Berpikir filosofis yaitu berpikir untuk memahami hakikat dari kenyataan dalam rangka menemukan
kebenaran sejati. Kalau berpikir ilmiah adalah berpikir yang menggunakan hasil penelitian ilmiah sebagai acuan,
maka pada berpikir filosofis sang pemikir tidak lagi tergantung pada hasil penelitian ilmiah. Hasil penelitian ilmiah
berupa teori masih tetap digunakan dalam berpikri filosofis, namun kesimpulannya tidak lagi ilmiah dan dapat
dibuktikan secara empiris, melainkan bersifat holistic, radikal, dan spekulatif (Poedjawinatna, dalam Tienlioe,
2016:4). Pada berpikir filosofis, sang pemikir berusaha mendapatkan jawaban tentang makna di balik sesuatu yang
ilmiah dan juga segala hal yang nyata ada dan mungkin ada namun tidak atau belum terjangkau kajian ilmiah. Oleh
karena itu, filsafat antara lain disebut metafisika atau makna dibalik obyek-obyek yang dapat diindera, mapun yang
diduga ada, namun tidak terindera. Untuk sampai pada berpikir filosofis, maka ada obyek yang menjadi focus
berfiksi.
Obyek berfikir filosofis adalah sesuatu dibalik hal-hal yang ada dan yang mungkin ada. Sesuatu di balik hal-
hal yang ada adalah hal-hal yang dapat diamati, maupun hal-hal dibalik hasil kajian ilmiah. Sedangkan hal-hal dibalik
sesuatu yang mungkin ada adalah hal-hal yang dipikirkan ada berdasarkan kenyataan yang ada, namun tidak
mungkin ada atau belum dapat dijelaskan secara ilmiah. Kenyataan yang ada namun tidak atau belum dapat
dijelaskan secara ilmah tersebut, misalnya hal-hal yang nyata dan diyakini dalam religi, termasuk agama.

6. Jelaskan konsep kebahagiaan menurut filsafat!


Konsep bahagia menurut filsafat yakni mengartikan suatu kondisi sejahtera, yang ditandai dengan keadaan
relatif tetap, sejalan dengan emosi yang gembira, mulai dari sekedar rasa suka hingga kegembiraan menjalani
kehidupan serta munculnya keinginan alamiah untuk meneruskan kondisi ini. Dalam perspektif tersebut,
kebahagiaan pada dasarnya berkaitan dengan kondisi kejiwaan manusia. Banyak tokoh filsafat memandang
kebahagiaan sebagai suatu jiwa yang baik (Socrates), bahwa kebahagiaan tertinggi akan diperoleh pada saat jiwa
sudah terpisah dari jasad (Plato), bahwa kebahagiaan merupakan kebaikan instrinsik yang merupakan tujuan diri
masing-maing (Aristoteles), bahwa kebahagiaan sebagai kebaikan paling utama dan sempurna diantara seluruh
kebaikan yang menjadi tujuan akhir dari sebuah kebaikan (Ibnu Miskawih), bahwa kebahagiaan sebagai kehangatan
dalam diri bagaikan hati seperti musim semi (Albert Camus), bahwa kebahagiaan yang diperoleh melalui
pencapauan keinginan dan kegemaran yang rasional berupa sebuah kenikmatan illahiah dan ruhaniah (Al-Kindi),
bahwa kebahagiaan sebagai prestasi yang dibawa oleh keproktifan seseorang (Erich Fromm(, dan bahwa
kebahagiaan dalam sebuah piramida kebutuhan (the hierarchy of needs).
Terdapat 5 tahap dalam tangga kebahagiaan, yakni yang pertama kebahagiaan fisik dan emosional ketika
kebutuhan fisik dan emosionalnya terpenuhi seperti makan dan minum maka akan bahagia, yang kedua
kebahagiaan intelektual melibatkan daya nalar rasional dan pikiran bisa dikatakan hasil dari aktivitas pikiran yang
menghasilkan kebahagiaan inteektual bersifat abadi, yang ketiga adalah kebahagiaan estetik, sebuah perasaan yang
akan muncul ketika mengagumi keindahan yang mengacu pada seni, yang keempat adalah kebahagiaan moral
dimana saat membuka hati dan tangan untuk memberi, yang kelima adalah tahap tertinggi dalam kebahagiaan yaitu
spiritual atau rohani kebahagiaan ini tidak dapat diukur atau dilihat.
Ciri kebahagiaan diantaranya perasaan aman seperti terhindanya seseorang dari ancaman, optimis ketika
orang memiliki sifat optimis akan cenderung lebih mampu untuk menentukan target dan tujuan hidup yang jelas,
jika seseorang berada di tempat yang tepat, ia akan terhindar dari kegelisahan dan dapat membuat mereka
“bersenyawa” di tempat itu. Ada beberapa Langkah menuju kebahagiaan diantaranya yang pertama berdamai
dengan dirinya, dengan orang lain dan dengan Tuhan; selanjutnya adalah sabar, orang yang memiliki kesabaran
dapat mengendalikan diri dan perilakunya; selanjutnya sederhana merupakan Langkah berikutnya, kemampuan
seseorang untuk melihat hakikat yang akan menjadi solusi dalam segala masalah yang dihadapi; Rasa kasih menjadi
dasar seseorang membangun hubungan dengan orang lain; implementasi dari rasa kasih adalah memberi; Tindakan
memaafkan menjadi Langkah berikutnya dalam menuju kebahagiaan; Langkah terakhir ialah pasrah.
Konsep bahagia menurut Al-Qur’an ialah jika ingin bahagia, maka manusia harus terlebih dahulu
memperbaiki akhlaknya karena dengan memperbaiki akhlak, manusia akan menjadi manusia yang baik (akhlak al-
karimah), semakin baik akhlak manusia maka akan semakin mudah jalannya untuk mencapai kebahagiaan.

7. Jelakan perbedaan antara agama dengan ilmu pengetahuan!


Pengetahuan (Jujun S. Suriasumantri) Pengetahuan pada hakikatnya merupakan segenap apa yang kita
ketahui tentang suatu objek tertentu. Pengetahuan didapatkan melalui beberapa cara, contohnya pengalaman,
intuisi, pendapat otoritas, penemuan secara kebetulan dan coba-coba (trial and error), maupun penalaran.
Agama adalah kepercayaan dan keyakinan kepada Tuhan, akidah dan kepercayaan yang mempercayai
kekuatan ghaib yang mengatur dan menguasai alam manusia dan jalan hidupnya.
Perbedaan dari ketiganya ialah:
Indikator Ilmu Pengetahuan Agama
Karakteristik umum Tersusun secara Belum tersusun secara Tersusun dalam kitab
sistematis sistematis agama
Sumber atau asal mula Aktivitas ilmiah Pengalaman, intuisi, Kesadaran jiwa,
(penelitian dan coba-coba penalaran pengaruh masyarakat ,
penemuan) wahyu tuhan
Metode pembuktian Objektif (metode Subjektif (dari pola Subjektif (keyakinan)
ilmiah) tertentu)
Objek yang Telah diuji dan dikaji Belum diuji dan dikaji Belum diuji dan dikaji
disampaikan
Kebenaran Bersifat umum dan Sesuai pemahaman Dogmatis
universal kelompok

8. Jelaskan ada, tidak ada menurut prinsip identitas, prinsip alasan memadai dan prinsip kausalitas!
Menurut prinsip identitas ada adalah sesuatu yang ada, dan apa yang tidak ada merupakan sesuatu yang
tidak ada. Menurut prinip alasan yang memadai, yang mengatakan bahwa apapun yang ada mempunyai alasan
yang memadai untuk adanya. Dan ketiga, prinsip kausalitas atau penyebaban effisien, yang menyatakan bahwa
apapun yang mulai ada, menuntut adanya sebab efisien. Lebih lanjut, P. Hardono Hadi menjelaskan bahwa apa yang
hendak dinyatakan oleh prinsip identitas adalah bahwa antara ada dan tidak ad aitu terdapat perbedaan yang
radikal yang tidak dapat ditolak oleh akal siapapun. Dan begitu pula dengan prinsip alasan yang memadai, prinsip ini
hendak menunjukkan bahwa pikiran haruslah menangkap suatu alasan (dasar) yang memadai bagi fakta bahwa
sesuatu itu ada. Sebagai lanjutan dari prinsip yang pertama, prinsip alasan yang memadai hendak menunjukkan
kepada kita, bahwa seandainya terdapat perbedaan antara ada dan tidak ada, maka kita harus memiliki alasan yang
memadai bagi fakta ada tersebut, dan bukannya ketiadaan. Kemudian, prinsip kausalitas yang merupakan
penjelasan lebih lanjut dari prinsip yang kedua, hendak menjelaskan kepada kita bahwa keberaaan (sesuatu) itu
haruslah dapat dimengerti dan bahwa tidak ada suatu tahap di dalam proses eksistensi kontingen dapat dimengerti
dengan dirinya sendiri.

9. Mengapa filsafat harus dipelajari dan apa maknanya?


Tujuannya adalah menemukan kebenaran dan pengetahuan. Filsafat merupakan ilmu yang membantu kita
belajar secara radikal (mendasar, mendalam sampai ke akar-akarnya) sistematis (teratur, runtut, logis dan tidak
serampangan) untuk mencapai kebenaran yang universal (umum, integral, tidak khusus dan tidak parsial).
Ada beberapa sebuah fenomena pada Pendidikan tinggi di Indonesia:
1) Sampai selesai seluruh perkuliahan seseorang mahasiswa belum mampu menetapkan masalah untuk
penelitiannya
2) Mahasiswa menganggap bahwa apa yang diberikan oleh dosen merupakan satu-satunya sumber ilmu
pengetahuan yang paling benar dan merupakan harga mati dan tidak terbantahkan
3) Mahasiswa hanya mengetahui satu paradigma keilmuan sehingga kebingungan pada saat ditanya mengapa
memilih suatu metode penelitian tertentu, mengapa tidak memilih metode yang lain (karna hanya tahu: itu
yang diajarkan oleh dosen dan saya mengikutinya)
4) Mahasiswa belum mampu melihat persoalan keilmuan maupun bidang-bidang lainnya dalam berbagai
perspektif dan pandangan tanpa mendikotomikan satu perspektif dengan perspektif lainnya
5) Mahasiswa tidak berani untuk melakukan eksplorasi ilmu pada sumber-sumber lain yang akhirnya akan
menghasilkan ilmuwan yang berada dibawah tempurung disiplin keilmuan masing-masing dan memandang
rendah dan meremehkan pengetahuan yang lain.
Diharapkan mahasiswa mampu memiliki penguasaan yang baik atas bidang ilmu yang ditekuni untuk
selanjutnya memanfaatkan ilmu tersebut, baik untuk pengembangan kehidupan dirinya maupun kehidupan
masyarakat pada umumnya. Penguasaan ilmu bukan hanya menyangkut penguasaan konsep-konsep serta teori-
teori keilmuan dalam bidangnya masing-masing, akan tetapi juga landasan pemahaman mengenai hakikat ilmu,
objek kajian dai ilmu yang dipelajari, metode untuk pengembangan ilmi tersebut, serta kaidah-kaidah moral dan
etika mengenai untuk apa ilmu itu harus dimanfaatkan. Atas dasar itulah filsafat memiliki peranan penting dalam
pembentukan kepribadian calon-calon ilmuwan karena filsafat merupakan upaya kritis yang membantu kita
memahami realitas kehidupan pada umumnya maupun kehidupan subjektif kita secara mendasar dan principal.
Secara historis semua ilmu pengetahuan yang dikenal dewasa ini, pernah menjadi bagian dari filsafat yang
dianggap sebagai induk dari segala ilmu pengetahuan (mater scientarium), dan filsafat pafa waktu itu mencakup
pula segala usaha pemikiran mengenai masyarakat.
Filsafat, meminjam pemikiran Will Durant, dapat diibaratkan pasukan mariner yang merebut pantai untuk
pendaratan pasukan infanteri. Pasukan infanteri ini adalah pengetahuan yang diantaranya adalah ilmu. Filsafatlah
yang memenangkan tempat berpijak bagi kegiatan keilmuan. Setelah itu ilmulah yang membeah gunung dan
merambah hutan, menyempurnakan kemenangan ini menjadi pengetahuan yang dapat diandalkan. Setelah
penyerahan dilakukan maka filsafat pun pergi. Dia Kembali menjelajah laut lepas, berspekulasi dan meneretas.
Filsafat adalah mariner yang merupakan pionir, bukan pengetahuan yang bersifat memerinci. Filsafat menyerahkan
daerah yang sudah dimenangkannya kepada ilmu pengetahuan yang lainnya. Semua ilmu, baik ilmu-ilmu alam
maupun ilmu-ilmu sosial, ertolak dari pengembangannya bermula sebagai filsafat (Suriasumantri 1995. 2001 ;
maksun 2011).

10. Filsafat Science


a. Tuliskan tiga definisi filsafat (Barat, China dan Indonesia)
1) Barat: Filsafat Barat merupakan filsafat yang merujuk pada negara-negara yang berada di benua Eropa,
amerika, dan Australia. Dunia Barat dibedakan dari dunia Timur yang digunakan untuk merujuk kepada
Timur Jauh. Philosopy terdiri dari kata philos yang berarti cinta atau sahabat dan kata Sophia yang
berarti kebijaksanaan, kearifan atau pengetahuan. Dalam filsafat Barat manusia seringkali dalam
kehidupan sehari-hari mengalami hal-hal yang kurang dipahami sehingga menimbulkan pertanyaan
dalam dirinya dan mengguggah rasa ingin tahunya. Banyak peristiwa yang terjadi dalam alam ini yang
sangat menakjubkan, yang menimbulkan kekaguman, bahkan yang menakutkan.
2) China: Filsafat Timur merupakan filsafat yang memiliki tradisi pengetahuan yang disistematisasikan,
terlebih dalam sebuah sistem akademik yang baku. Setiap jurusan filsafat, misalnya, bisa saja punya
mata kuliah filsafat Timur, tetapi kemungkinan berbeda satu sama lain perihal apa yang menjadi titik
berat pembahasan. Filsafat Timur pembahasannya tidak bisa dipisahkan dari pandangan dan laku hidup
yang terdapat dalam kebudayaannya. Artinya, filsafat tidak bisa secara lepas dipelajari tersendiri
sebagai filsafat, tetapi inheren serta menubuh dalam keseharian.
3) Indonesia: Filsafat Indonesia sebagai kekayaan budaya bangsa kita sendiri, yang terkandung di dalam
kebudayaan sendiri, filsafat Indonesia sebagai primordial atau pola pikir dasar yang menstruktur
seluruh bangunan karya budaya.

b. Analisis dari ketiga definisi tersebut menurut anda


Definisi Filsafat menurut Barat lebih kepada adanya rasa ingin tahu terhadap hal-hal yang dirasa kurang
dipahami dan menimbulkan pertanyaan dalam dirinya dan mengguggah rasa ingin tahunya, jika filsafat dalam
Timur atau China lebih menitikberatkan kepada tidak bisa dipisahkan dari pandangan dan laku hidup yang
terdapat dalam kebudayaannya dan menubuh pada keseharian. Sedangkan, filsafat Indonesia sangat erat
kaitannya dengan pola pikir dasar yang menstruktur seluruh bangunan karya budaya.

Anda mungkin juga menyukai