Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM

PESTISIDA DAN TEKNIK APLIKASI


ACARA II. PEMBUATAN PESTISIDA KIMIA SEDERHANA

Oleh
Riadatul Amani
C1M020116

FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MATARAM
2023
HALAMAN PENGESAHAN

Laporan praktikum ini ditulis oleh:

Nama : Riadatul Amani

Nim : C1M020116

Program Studi : Agroekoteknologi

Jurusan : Budidaya Pertanian

Judul Laporan.: Acara II. Pembuatan Pestisida Sederhana

Laporan ini disusun dan disahkan sebagai salah satu syarat untuk lulus mata
kuliah pestisida dan teknik aplikasi.

Mataram, 8 September 2023

Mengetahui,

Co. Ass Praktikum Praktikan

Imam Nurizal Riadatul Amani

C1M019056 C1M020116
BAB I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Pestisida merupakan bahan kimia yang dapat digunakan untuk
mengendaliakan hama dan penyakit tanaman, termasuk gulma pada lahan
pertanian. Pada dasaranya pestisida digunakan untuk melindungi tanaman dari
serangan orgaisme penggaggu tanaman agar tanaman dapat berproduksi secara
maksimal. Pestisida yang umumnya banyak digunakan oleh petani adalah
pestisida kimia sintetik, hal ini dikarenakan petani menginginkan hasil dalam
waktu yang relative singkat.
Pestisida kimia sintesis adalah pestisida yang dihasilkan melalui proses
kimia tertentu untuk menghasilkan bahan aktif. Bahan aktif ini merupakan bahan
utama yang digunakan untuk membunuh organisme pengganggu tanaman.
Pestisida sintesis dapat dihsilkan dengan cara mencampurkan bahan kimia
tertentu. Contoh pestisida sederhana yang dapat dibuat sendiri adalah fungisida
bubur bordeaux dan pestisida bubur california.
Pestisida bubur bordeaux dan pestisida bubur california telah lama dikenal
dan dipraktikkan. Bubur bordeaux tergolong dalam senyawa tembaga yaitu
campuran dari larutan sulfat dengan larutan kapur sedangkan bubur california
terbuat dari serbuk belerang, kapir gamping dan air. Pestisida bubur bordeaux
dan pestisida bubur california dapat digunakan untuk mengendalikan cendawan
(fungi) pada tanaman pertanian. Berdasarkan latar belakang tersebut praktikum
pembuatan pestisida kimia sederhana dilakukan.

1.2. Tujuan Praktikum


Adapun tujuan dilaksanakan praktikum ini adalah untuk mengetahui cara
pembuatan pestisida kimia secara sederhana.
BAB III. METODELOGI

2.1. Waktu dan Tempat Praktikum

Praktikum ini dilaksanakan pada hari Rabu, 27 September 2023.


Bertempat di Laboratorium Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian, Universitas
Mataram.

2.2. Alat dan Bahan

Adapun alat yang digunakan adalah alat tulis, gelas ukur, timbangan, alat
pengukur pH. Adapun bahan yang digunakan untuk pembuatan bubu Bordeaux
meliputi; 15 gram CuSO4, 15 gram CaO, dan 1000 ml air. Sedangkan bahan yang
digunakan untuk pembuatan bubur calofornia meliputi; 40 gram serbuk belerang,
20 gram CaO, dan 200 ml air.

2.3. Prosedur Kerja

2.3.1. Pembuatan bubur Bordeaux 1,5%

a. Dibagi dua air sebanyak 1000 ml, masing-masing sebanyak 500 ml


b. Ditambahkan prusi pada air pertama hingga terjadi larutan yang
homogen. Bila prusi berupa gumpalan, ditumbuk lagi hingga halus.
c. Ditambahkan kapur tohot pada air yang kedua hingga terjadi larutan
yang homogen. Bila terbentuk gumpalan, gumpalan dipercik air
sampai gumpalan menjadi tepung halus. Sisa air yang tertinggal
dituangkan hingga menjadi larutan.
d. Dituangkan larutan prusi ke larutan kapur tohor sedikit demi sedikit
sambil terus diaduk hingga campuran homogen.
e. Diperiksa pH, usahakan pH di atas 7 (basa). Bubur bordeaux yang
sudah jadi harus segera digunakan karena mudah rusak.

2.3.2. Pembuatan bubur California

a. Di rebus air sampai mendidih kemudian diambil 1/3 bagian dan


dipindahkan ke tempat lain dan terus dipanasi.
b. Di masukkan serbuk belerang sedikit demi sedikit ke dalam air yang
2/3 bagian tadi sambil diaduk supaya larut dengan baik. Bila sukar
larut, dapat dipermudah dengan penambahan sedikit sabun colek.
c. Ditambahkan kapur sedikit demi sedikit pada belerang yang sudah
larut sambil diaduk.
d. Setelah campuran tersebut homogeny, ditambahkan air panas yang
sudah diambil tadi secukupnya. Apabila seluruh kapur sudah larut dan
air cadangannya masih, air bisa dituangkan lagi.
e. Di turunkan dari api dan biarkan beberapa waktu hingga terjadi
endapan yang berwarna kuning dan larutan yang berwarna coklat.
Larutan ini disebut larutan induk. Bila ingin digunakan, larutan induk
harus diencerkan dengan air (1 : 29).
f. Larutan disimpan di tempat yang permukaannya dituangi dengan
minyak tanah kemudian ditutup rapat dengan gabus.
BAB III. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1. Hasil Praktikum

Tabel 3.1.1. Bubur Bordeaux 1,5%

Gambar Keterangan
a. Warna larutan: Biru muda
b. Warna endapan: putih
c. Target:cendawan(fungi),penyakit:
antraknosa, bintik batang, penyakit
busuk pangkal batang.
d. pH: 10 (basa)
e. Dosis: jika dalam skala yang lebih
besar dosis penyemprotan nya adalah
50-70 ml/tangki. Interval
penyemprotan seminggu sekali.

Tabel 3.1.2. Bubur California

Gambar Keterangan
a. Warna larutan: coklat
b. Warna endapan: kuning
terang
c. Target: cendawan/jamur, serta
efektif untuk mengatasi
gangguan hama dari golongan
akarina atau tungau
d. Dosis: 5 ml/liter air
3.2. Pembahasan

Pestisida kimia merupakan pestisida yang tersusun dari beberapa unsur-


unsur kimia. Pestisida kimia dapat mencakup racun-racun yang dapat membunuh
serangga, jamur, bakteri gulma, pengerat, nematoda dan tungau. Setiap jenis
racun tersebut terdiri dari macam-macam produk yang dapat digolongkan
berdasarkan cara kerja dan senyawa kimia dan bahan aktifnya. Pembuatan
pestisida kimia sederhana yang dilakukan pada praktikum ini adalah pembuatan
pestisida bubur bordeaux 1,5% dan pestisida bubur california.
Pestisida bubur bodeaux merupakan pestisida jenis fungisida yang
tergolong dalam senyawa tembaga yaitu campuran dari larutan sulfat tembaga
(CuSO4) dengan larutan kapu (CaCO3). Fungisida ini bersifat sistemik, multisite
inhibitor dan aktivitasnya terbatas untuk menghambat spora sehingga harus
diaplikasikan pada saat sebelum spora berkecambah. Fungisida ini memiliki
kelebihan seperti dapat digunkan untuk berbagai macam penyakit, dapat dibuat
sendiri dari bahan-bahan yang mudah didapat, dan memiliki daya lekat yang
tinggi. Selain memiliki kelebihan pestisida jenis fungisida ini juga memiiki
kekurangan yaitu dapat merusak alat semprotan, jika sudah dibuat harus langsung
di aplikasikan pada tanaman dan tidak bisa disimpan dalam jangka waktu yang
lama
Bubur bordeaux yang dibuat pada saat praktikum mengalami perubahan
warna dari sebelumnnya berwarna biru muda yang keruh menjadi biru muda yang
terang dengan endapan berwarna putih. Bubur bordeaux yang dibuat pada saat
praktikum memiliki pH 10 yang mengindikasikan bahwa bubur Bordeaux
tersebut bersifat basa.
Pestisida bubur bordeaux harus memiliki pH diatas 7 karena terbuat dari
tembaga atau terusi. Tembaga merupakan salah satu jenis logam berat yang
memiliki tingkat fitotoksisitas yang tinggi dan bersifat asam. Keadaan asam dari
tembaga atau terusi membuatnya harus dicampur dengan kapur yang bersifat basa
untuk menghasilkan campuran yang bisa digunakan untuk membasmi jamur.
Dalam penerapannnya , tembaga atau terusi dapat menghambat pertumbuhan
jamur dan mengakibatkan terjadinya denaturasi protein serta mengganggu
permeabilitas membrane sel.
Bubur bordo digunakan untuk mengendalikan organisme pengganggu
tanaman berupa cendawan atau jamur penyebab penyakit (sebagai fungisida).
Contoh pengguaan pestisida ini salah satunya adalah digunakan untuk
mengendalikan penyakit embun tepung pada tanaman anggur, penyakit diplodia
kering dan basah pada tanaman jeruk, kanker batang pada buah naga serta busuk
batang pada tanaman durian.
Pengaplikasian pestisida ini adalah dilakukan dengan cara disemprot
menggunakan bantuan nozzle. Sebelum pengaplikasian perlu dipersiapkan alat
yang digunakan untuk melindungi diri. Penyemprotan dilakukan pada tanaman
yang terserang namun hindari bagian tanaman yang akan dikonsumsi seperti buah.
Selain itu cara pengaplikasian pestisida ini adlalah dengan cara disaputkan atau
dioleskan, bagian tanaman yang terserang mula-mula dibersihkan dari kotoran
kemudian saputkan pestisida menggunakan kuas. Jika dalam skala yang lebih
besar dosis penyemprotan nya adalah 50-70 ml/tangki. Interval penyemprotan
adalah seminggu sekali.
Pestisida yang dibuat pada saat praktikum adalah pestisida bubur
california yang merupakan fungisida sederhana dengan bahan utama belerang dan
kapur yang telah terbukti dapat mengendalikan jamur phytophthora parasitca.
Sebagai fungisida pada daun, larutan bubur California yang dipakai adalah bagian
atas yang berwarna coklat atau merah bening. Larutan tersebut digunakan
sebagai bahan aktif untuk penyemprotan. Belerang yang ada pada pestida ini
digunakan sebagai pestisida karena fitotoksinnya lebih rendah dibandingkan
logam berat. Belerang telah lama digunakan sebagai pestisida. Kelebihan dari
penggunaan belerang karena kemampuannya untuk mengendalikan patogen tidak
hanya pada titik infeksi, diduga belerang lebih dahulu mengeluarkan H 2S dalam
rekasinya. Bubur California berbentuk kuning karat karena terbentuknya
Polisulfur (CaSSx) atau mengandung Tiosulfat kapur (CaS2O3).
Warna yang dihasilkan dari hasil pencampuran bahan pestisida pada saat
praktikum mengalami perubahan yang semula berwarna kuning terang menjadi
larutan yang berwarna coklat dengan endapan yang berwarna kuning terang.
Kegunaan bubur California adalah diantaranya dijadikan fungisida yang
dapat mengendalikan pathogen jamur penyebab penyakit pada tanaman khususnya
jeruk dengan cara menyemprotkan ekstrak bubur atau dengan cara mengoleskan
endapan pada batang pohon jeruk yang terserang penyakit. Pengaplikasian bubur
California dapat dilakukan seminggu sekali. Jamur pathogen yang diberikan bubur
california mengalami perubahan setelah 3 hari pengaplikasian. Hal ini ditandai
dengan adanya perubahan warna pada jamur pathogen yang sebelumnya berwarna
hijau tua menjadi pudar. Bubur kalifornia dapat digunakan sebagai semprotan
pada buah-buahan yang dalam keadaan istirahat, digunakan untuk membrantas
penyakit bercak atau antraknosa, embun tepung, bercak coklat pada buah berbiji
keras, penyakit daun. Pestisida ini mampu membunuh pathogen melalui kontak
langsung atau fumigasi (uap belerang). Tindakan uap belerang memungkinkan
fungisida menjadi efektif dari kejauhan dan penting dalam membunuh spora
embun tepung. Bubur california selain sebagai fungisida juga mempunyai
pengaruh sebagai insektisida. Dosis yang bisa digunakan untuk pengaplikasian
pestisida ini adalah 5 ml/liter air. Endapan yang terdapat pada kedua pestisida
tersebut menandakan pestisida siap untuk digunakan.
BAB 1V. PENUTUP

4.1. Kesimpulan
Berdasarkan pada praktikum yang telah dilaksanakan maka dapat
disimpulkan bahwa: Pembuatan pestisida bubur Bordeaux dapat dilakukan secara
sederhana dengan bahan 15 gram CuSO 4, 15 gram CaO, dan 1000 ml air,
pembuatannya dilakukan sesuai dengan prosedur sehingga menghasilkan pestisida
bordeaux dengan warna larutan biru muda, endapan berwarna putih, dengan pH
10 yang mengindikasikan bahwa bubur bordeaux tersebut bersifat basa.
Pestisida bubur california dibuat dengan bahan 40 gram serbuk belerang,
20 gram CaO, dan 200 ml air dengan prosedur yang sesuai, laurtan berubah
menjadi warna coklat dengan endapan berwarna kuning terang. Kedua pestisida
tersebut dapat mengendalikan cenawan (fungi) yang menyebabkan penyakit pada
tanaman.

4.2. Saran
Sebaiknya pengukuran dan penimbangan bahan-bahan praktikum
dilakukan dengan teliti agar hasil yang dapatkan akurat.

Anda mungkin juga menyukai