Anda di halaman 1dari 23

Pengantar Pembahasan

Background Study
RPJMN 2025-2029 Lingkup Gizi

Direktur Kesehatan dan Gizi Masyarakat,


Kementerian PPN/Bappenas

18 September 2023
Status Kesehatan Meningkat, Namun Masalah Kronis Tetap Tinggi
• Progres, namun masih tinggi (KIA, gizi, PM), NTD belum dapat diatasi
• Progres memburuk dan terus meningkat (PTM), intervensi cost-effective?
• Tekanan pandemi, disparitas sistem kesehatan antar-wilayah, tata kelola & pembiayaan kesehatan

Kemajuan Pembangunan Kesehatan Masalah Kronis Kesehatan Tetap Ada

Status kesehatan rendah Kapasitas Sistem Kesehatan


1. Usia Harapan Hidup (UHH) rendah
• Meningkat dari 70,2 tahun (2014) menjadi 71,4 tahun (2019) 51,14% puskesmas
• HALE* meningkat: 61,7 tahun (2016) menjadi 62,55 tahun (2019)
AKI masih tinggi
(189/100.000) tidak tersedia 9 jenis
nakes sesuai standar
Indonesia 62,55 8,84
71,39 Stunting masih tinggi 24,7% RSUD Kelas C
Jepang 73,84 10,96 (21,6%) belum memiliki 7
84,80 dokter spesialis dasar
Prevalensi obesitas dan penunjang
LE/UHH HALE Lost HALE
21,8%
2. Kesehatan ibu dan Anak membaik ditandai dengan menurunnya
36,5% Rumah Sakit
kematian ibu dan bayi dan stunting Kasus Baru
terakreditasi paripurna
Tuberkulosis peringkat
3. Akses Pelayanan Kesehatan meningkat
ke-2 dunia
• 87% penduduk mempunyai jaminan Kesehatan Kasus Kusta 56,4% FKTP
• Hampir seluruh kecamatan telah terdapat Puskesmas terakreditasi
peringkat ke-3 dunia
2 Kemkes
Sumber: WHO dan
*HALE: Healthy life expectancy/usia harapan hidup sehat
Situasi dan Permasalahan Gizi di Indonesia

Penyebab Kematian Antar Provinsi Tahun 2019*** Situasi dan Permasalahan Gizi
Infeksi
Penyakit Penyakit Paru
Stunting
21,6%*
Gagal Kanker Saluran
Stroke Jantung Diabetes Sirosis TBC Obstruktif Diare
Jantung Paru Pernapasan
Iskemik Kronis
Bawah (pendek/sangat pendek) Indonesia
Indonesia 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Aceh 1 2 3 4 5 6 7 10 12 9
Bali 1 2 3 5 7 4 6 8 9 12
Bangka-Belitung 1 2 3 4 5 6 7 10 11 13
Obesitas
21,8%*
Banten 1 2 3 5 4 8 6 9 10 11
Bengkulu 1 2 3 4 5 6 7 10 13 12 Dewasa (>18 tahun)
Gorontalo 1 3 4 5 2 8 6 11 13 10 Indonesia
Jakarta 1 2 3 4 5 7 8 10 6 12
Jambi 1 2 3 5 4 6 7 8 9 11
Jawa Barat 1 2 3 5 4 6 7 9 8 11

48,9%* 48,3%* 49,5%*


Jawa Tengah 1 2 3 4 6 5 7 8 9 11
Jawa Timur 1 2 4 3 7 5 6 9 8 10 Anemia
Kalimantan Barat 1 2 3 4 6 7 8 9 10 12 ibu hamil * * *
Kalimantan Selatan 2 1 3 5 4 7 9 6 13 10
Kalimantan Tengah 2 1 3 4 5 7 6 9 11 13 Indonesia Perkotaan Perdesaan
Kalimantan Timur 1 2 3 4 5 8 15 13 6 14
Kalimantan Utara 3 2 1 6 19 4 16 20 7 10
Riau 1 2 3 4 6 8 7 11 9 10 • Indonesia merupakan salah satu negara dengan beban ganda
Lampung 1 2 3 4 6 5 7 8 9 10
Maluku 1 2 5 6 3 8 4 12 14 10 permasalahan gizi: undernutrition, overweight, obesitas, dan
Maluku Utara
Nusa Tenggara Barat
1
1
2
2
4
4
5
3
3
5
9
6
7
7
10
8
13
11
8
9
defisiensi mikronutrien
Nusa Tenggara Timur 1 2 3 5 4 6 7 10 12 9
Papua
Papua Barat
1
1
2
2
4
3
6
5
5
4
12
9
7
12
15
13
14
11
9
8
• Permasalahan ini ditemukan secara merata di seluruh provinsi di
Kepulauan Riau 1 2 3 4 5 8 9 13 10 11 Indonesia, termasuk Provinsi Nusa Tenggara Timur
Sulawesi Barat 1 2 3 4 5 8 7 10 14 9
Sulawesi Selatan 1 2 3 5 6 4 7 8 10 9
Sulawesi Tengah 1 2 3 6 4 7 9 11 13 5 • Salah satu dampak jangka panjang stunting adalah meningkatkan
Sulawesi Tenggara 1 2 3 4 5 8 7 10 11 9
Sulawesi Utara 1 2 3 4 6 5 7 8 9 12 risiko PTM di masa depan karena perkembangan organ yang tidak
Sumatera Barat
Sumatera Selatan
1
1
2
2
3
3
5
5
6
4
4
6
7
8
8
10
9
9
12
11
optimal dalam masa 1000 HPK
Sumatera Utara 1 2 3 4 7 5 8 12 10 11 3
DI Yogyakarta 1 2 3 4 6 5 8 7 9 10
Sumber: *SSGI 2022; **Riskesdas 2018; ***IHME 2020
Kondisi Stunting Balita di Indonesia

1 Stunting terus menurun, namun masih belum mencapai target 2 Dibandingkan dengan negara lain, stunting juga masih tinggi

37,2 Tren Prevalensi Stunting Balita (%), 2013-2022


Indonesia 21,6% (2022)
30,8
27,67
24,4 Malaysia 20,9% (2020) Jepang 5,5% (2020)
21,6
24,1
21,118,4
Thailand 12,3% (2020) Singapura 2,8% (2020)
14
Target RKP 2020 - 2023 17,5
Target RPJMN
3 Stunting masih tinggi di sebagian besar provinsi, baru Bali yang telah
201320142015201620172018201920202021202220232024 mencapai target

40,0 35,3 35,0 34,6


32,7 31,2
Prevalensi Stunting Balita per Provinsi (%), 2022
35,0 30,0

 Stunting masih belum mencapai target,


28,2 27,8 27,7 27,2 26,9
30,0 26,1 26,1 25,2 24,6
23,9 23,8
22,1 21,1 20,8
25,0 20,5 20,2 20,0 19,8 19,2
18,6 18,5 18,0

diperlukan penurunan 3,8% per tahun untuk


17,0 16,4
20,0 15,4 15,2 14,8

15,0 8,0
10,0
mencapai target RPJMN 2024 5,0
0,0

 Disparitas antar daerah (provinsi-kab/kota)


juga masih tinggi, hanya Bali (8%) yang
telah mencapai target 14%
≥30% (sangat tinggi) 20 - <30% (tinggi) 10 - <20% (sedang) 2,5 - <10% (rendah)

4
Sumber: UNICEF/WHO/World Bank Group – Joint Child Malnutrition Estimates 2021 edition; SSGI 2022
PEMBANGUNAN KESEHATAN DALAM RPJPN
Baseline Target
Indikator 2025 2045
Untuk Setiap Penduduk
(dapat hidup sehat pada
seluruh siklus hidup, wilayah Usia Harapan Hidup 74,43 80,00
dan kelompok masyarakat) (tahun)

Angka Kematian Ibu 115 16


Kesehatan Pada Semua Layanan
(per 100.000 kelahiran hidup)

untuk
(pelayanan Kesehatan
Prevalensi stunting
mencakup promotif, preventif,
kuratif, rehabilitatif, paliatif pada balita (%)
13,5 5,0
Semua
terjangkau dan berkualitas)

Insidensi TBC 274 76


(per 100.000 penduduk)
Oleh Semua
Pemangku Kepentingan Cakupan kepesertaan
(pemerintah, NGO, pelaku
usaha, masyarakat)
Jaminan Sosial Kesehatan 98,0 99,5
(%)
5
Komitmen Perbaikan Gizi dalam Rencana
Pembangunan Jangka Panjang ke Depan

Transformasi Sosial Ketahanan Sosial Budaya & Ekologi

• penanggulangan permasalahan gizi makro dan gizi mikro, • pemenuhan kebutuhan pangan dan gizi yang
percepatan penuntasan permasalahan stunting, dan cukup, beragam, bergizi seimbang dan aman;
kelebihan gizi melalui peningkatan pola konsumsi pangan
• peningkatan asupan zat gizi mikro yang penting
yang beragam, pengayaan zat gizi, dan jaminan gizi
untuk SDM berkualitas dan produktif melalui
pada periode 1000 hari pertama kehidupan;
pengembangan biofortifikasi dan fortifikasi
• penguatan sistem pengawasan obat dan makanan pangan skala luas (large scale food
dengan perluasan cakupan produk termasuk pengawasan fortification/LSFF);
siber dan farmakovigilans; • penjaminan akses dan keterjangkauan pangan
dan gizi terutama pada anak dalam periode
• penguatan riset, data dan informasi dalam kebijakan 1000 hari pertama kehidupan (HPK), …
berbasis bukti, dan penerapan teknologi dan inovasi
bidang kesehatan;

6
Agenda Penyusunan RPJMN 2025-2029

Rancangan Teknokratik (Juli – Desember 2023):


Penjabaran dan pentahapan 5 sasaran dan indikator visi Indonesia Emas, 17 arah pembangunan dan
45 indikator pembangunan, serta 20 Upaya transformatif super prioritas

7
Tujuan & Agenda Pertemuan

• Memperoleh masukan terhadap background study RPJMN 2025-2029 pada


Tujuan lingkup gizi
• Mendapatkan masukan mengenai isu strategis, indikator, arah kebijakan &
strategi pembangunan gizi masyarakat tahun 2025-2029

Agenda

Waktu (WITA) Agenda Keterangan

09.00 – 09.20 Pengantar Direktur Kesehatan dan Gizi Masyarakat, Bappenas

09.20 – 10.20 Masukan dan tanggapan Para pakar (masing-masing 10 menit)

10.20 – 11.45 Diskusi Seluruh peserta

11.45 – 12.00 Penutup Direktur Kesehatan dan Gizi Masyarakat, Bappenas

8
Terima Kasih

9
Pembahasan Background Study
RPJMN 2025-2029 Lingkup Gizi
(Tidak untuk dikutip/disebarluaskan)

10
Sistematika
(Tidak untuk dikutip/disebarluaskan)

Analisis Situasi: Capaian & Tantangan

Isu Strategis

Usulan Indikator, Target, Arah Kebijakan & Strategi

11
Analisis Situasi
(Tidak untuk dikutip/disebarluaskan)

Baseline Target WHA (2025)/


Indikator RPJMN (2024) Progress 2022
(2018) SDGs (2030)
Stunting (0-59 bulan) 30,8% 22,3% (2025) 14% 21,6%
Wasting (0-59 bulan) 10,2% <5% 7% 7,7%
Overweight (0-59 bulan) 8,0% Tidak meningkat - 3,5%
Obesitas (>18 tahun) 21,8% Tidak meningkat 21,8% -
Penurunan 50%
Anemia Ibu Hamil 48,9% - -
(WUS)
Berat Badan Lahir Rendah (<2500gr) 6,2% Penurunan 50% - 6,6% (2021)
ASI Eksklusif (0-5 bulan) 52% >= 50% 60% 52,5% (2021)

12
Tantangan Lingkungan
(Tidak untuk dikutip/disebarluaskan)

Nutrition
Demographic Transition Epidemiologic Transition
Transition

Food System Transformation Health System Transformation

Climate Change & the Environment Conflict & Disaster/Emergency

13
Tantangan Implementasi Pembangunan Gizi
(Tidak untuk dikutip/disebarluaskan)

Tantangan Implementasi Program


Tantangan Sistem Pangan Tantangan Sistem Pemerintahan
dalam Sistem Kesehatan
 Skor Indeks Ketahanan Pangan  Komitmen pemda terhadap  Kuantitas dan Kualitas SDM
Nasional masih rendah program gizi beragam  SPM belum ada yang mencapai
 Pola makan sehat dan beragam  Komitmen nasional masih 100%
belum terjangkau untuk sebagian terbatas pada penurunan stunting  Sarana dan prasarana masih
besar populasi  Belum ada kebijakan yang terdapat hambatan dalam
 Promosi/iklan dan label gizi komprehensif untuk penurunan penyediaan
produk makanan kemasan belum obesitas  Pendampingan dan supervisi
memiliki regulasi yang kuat  Koordinasi lintas sektor di tingkat dalam implementasi panduan
 Food environment di nasional dan sub-nasional masih program yang ada masih belum
sekolah/madrasah dan rumah belum optimal optimal
belum supportive  Komitmen budget/financing perlu  Monitoring dan evaluasi program
 Pengetahuan dan keterampilan diluaskan untuk program gizi masih ada ruang untuk
masyarakat dalam memilih pangan AUSRem dan usia produktif terkait pembenahan dan sinergi
sehat belum memadai pencegahan obesitas  Kualitas dan integrasi data
 Terjadi pergeseran pola konsumsi
yg berisiko terhadap obesitas

14
Isu Strategis
(Tidak untuk dikutip/disebarluaskan)

Sistem Kesehatan:
1. Penguatan layanan primer sebagai bagian dari reformasi Sistem Kesehatan
Nasional (SKN) untuk meningkatkan layanan gizi berkualitas untuk semua
kelompok usia dalam daur hidup
2. Promosi Gizi dan Pemberdayaan Masyarakat

Sistem Pemerintahan:
1. Penguatan implementasi program berbasis bukti
2. Pendekatan multi-sektor dan penguatan kepemimpinan dan manajemen

Sistem Pangan:
• Transformasi Sistem Pangan, termasuk “Food Environment” 15
Isu Strategis & Arah Kebijakan
(Tidak untuk dikutip/disebarluaskan)

Penguatan layanan primer sebagai Peningkatan upaya perbaikan gizi


Penguatan delivery layanan kesehatan Penguatan pembiayaan
bagian dari reformasi Sistem pada semua kelompok usia pada
dengan meningkatkan jumlah dan pelaksanaan program gizi untuk
Kesehatan Nasional (SKN) untuk daur hidup termasuk percepatan
kapasitas tenaga pelaksana gizi untuk meningkatkan kualitas layanan
meningkatkan layanan gizi berkualitas penurunan stunting, gizi anak usia memberikan pelayanan dalam
untuk semua kelompok usia dalam gizi untuk semua kelompok usia
sekolah, remaja, usia produktif, dan mengatasi tiga beban malnutrisi
daur hidup dalam daur hidup
lansia

Peningkatan promosi gizi yang evidence-


Promosi gizi dan pemberdayaan based, sistematik dan komprehensif,
masyarakat meliputi semua daur hidup sebagai upaya
promotif dan preventif masalah gizi

Penguatan sistem informasi dan bukti terkait gizi


Penguatan implementasi program untuk menyediakan sumber data terintegrasi yang
berbasis bukti kredibel yang dapat digunakan untuk pengambilan
keputusan di tingkat pusat dan daerah

Penguatan sistem pemerintahan yang sinergis


Pendekatan multi-sektor dan
dan terkoordinasi, serta berbasis bukti yang
penguatan kepemimpinan dan
dapat menjamin perbaikan gizi masyarakat pada
manajemen
tiap kelompok umur

Peningkatan akses terhadap pangan yang


Transformasi Sistem Pangan,
berorientasi pada peningkatan kualitas pola
termasuk “Food Environment”
makan sehat dari sistem pangan berkelanjutan

16
Isu Strategis, Arah Kebijakan & Strategi (1)
(Tidak untuk dikutip/disebarluaskan)
Peningkatan upaya Penguatan
Penguatan layanan primer sebagai Penguatan delivery layanan
perbaikan gizi pada pembiayaan
bagian dari reformasi Sistem kesehatan dengan
semua kelompok usia pelaksanaan program
Kesehatan Nasional (SKN) untuk meningkatkan jumlah dan
pada daur hidup termasuk gizi untuk
meningkatkan layanan gizi kapasitas tenaga pelaksana
percepatan penurunan meningkatkan kualitas
gizi untuk memberikan
berkualitas untuk semua kelompok stunting, gizi anak usia layanan gizi untuk
pelayanan dalam mengatasi
usia dalam daur hidup sekolah, remaja, usia semua kelompok usia
tiga beban malnutrisi
produktif, dan lansia dalam daur hidup

1. Menguatkan pelaksanaan intervensi spesifik dan sensitif sebagai bentuk 1. Menguatkan standar kompetensi 1. Meningkatkan kapasitas daerah untuk
jaminan perlindungan gizi untuk percepatan penurunan stunting ahli gizi yang terintegrasi dengan melakukan perencanaan dan penganggaran,
kurikulum pendidikan tenaga termasuk identifikasi peluang sumber
2. Meningkatkan layanan gizi anak usia sekolah dan remaja melalui
pencegahan obesitas yang mengacu pada upaya pencegahan obesitas kesehatan pembiayaan inovatif untuk program gizi serta
anak usia sekolah dan remaja serta penurunan anemia remaja putri, pelaksanaan pemantauan dan evaluasi anggaran
2. Meningkatkan keterampilan
termasuk meningkatkan pengetahuan serta literasi pangan dan gizi untuk peningkatan layanan gizi
melalui in-service training
3. Mengembangkan kerangka kebijakan pencegahan dan penatalaksanaan terstandar dan berkelanjutan 2. Melebarkan model pembiayaan tematik agar
obesitas sebagai faktor risiko PTM secara komprehensif pada kelompok dengan sistem sertifikasi dan dapat mencakup layanan terkait obesitas
usia produktif dan lansia registrasi tenaga pelaksana gizi
3. Memasukkan layanan gizi dalam universal
4. Menguatkan program layanan gizi bagi lansia guna meningkatkan kualitas 3. Mengembangkan sistem reward health coverage sehingga pembiayaan layanan
hidup lansia dan insentif bagi tenaga pelaksana gizi dalam masuk dalam kerangka JKN
5. Menguatkan sistem pengadaan dan peningkatan suplai produk gizi (obat gizi, termasuk pengembangan
4. Memperkuat koordinasi pusat dan daerah
dan alat) agar tersedia tepat waktu, berkualitas baik dan terstandar, profesi dan karir
terkait sistem insentif fiskal dengan
melalui upaya pemenuhan dalam negeri 4. Memastikan tersedianya tenaga memasukkan indikator pelayanan promotif dan
6. Menguatkan pelaksanaan desentralisasi kesehatan untuk memastikan pelaksana gizi terlatih di preventif gizi dalam standar pencapaian kinerja
pemenuhan layanan gizi untuk semua kelompok usia pada daur hidup Puskesmas untuk pelayanan dasar
untuk mengatasi masalah gizi kurang dan gizi lebih melalui revisi SPM
Kesehatan
17
Isu Strategis, Arah Kebijakan & Strategi (2)
(Tidak untuk dikutip/disebarluaskan)

Peningkatan promosi gizi yang evidence-based,


Promosi Gizi dan Pemberdayaan sistematik dan komprehensif, meliputi semua daur hidup
Masyarakat sebagai upaya promotif dan preventif masalah gizi

1. Memastikan kampanye perubahan perilaku mengenai gizi terkait


percepatan penurunan stunting merujuk pada strategi komunikasi
nasional yang telah ada, terutama untuk meningkatkan
pengetahuan, sikap dan perilaku ibu dalam pemenuhan gizi di
masa hamil dan praktik pemberian makan bayi dan anak (PMBA)
2. Mengembangkan dan memastikan terlaksananya strategi
komunikasi yang sistematik, komprehensif dan berdasarkan
bukti untuk peningkatan kesadaran dan perubahan perilaku
mengenai gizi terkait masalah gizi lebih pada semua kelompok
usia dan masalah gizi kurang pada lansia
3. Mengembangkan pemberdayaan masyarakat dan kemitraan
pentahelix untuk promosi gizi

18
Isu Strategis, Arah Kebijakan & Strategi (3)
(Tidak untuk dikutip/disebarluaskan)

Penguatan Penguatan sistem informasi dan bukti terkait gizi untuk menyediakan sumber data terintegrasi yang
implementasi kredibel yang dapat digunakan untuk pengambilan keputusan di tingkat pusat dan daerah
program berbasis
bukti 1. Mengembangkan cetak biru struktur dan infrastruktur data gizi yang akan menjadi pedoman pengumpulan
data gizi untuk monitoring program gizi dan evaluasi pembangunan gizi masyarakat untuk seluruh daur hidup
2. Database terpadu dalam sistem satu data Indonesia untuk pemantauan dan evaluasi program gizi dan faktor
risiko gizi yang dapat dianalisis dan dikomunikasikan secara teratur dalam format yang jelas
3. Peta jalan riset gizi nasional yang komprehensif untuk menjawab tantangan dan kesenjangan pembangunan
gizi dengan melibatkan perguruan tinggi, lembaga penelitian, organisasi profesi dan lembaga swadaya
masyarakat serta peluang sumber pendanaan riset yang ada
4. Meningkatkan kualitas dan pemanfaatan penelitian yang mendukung percepatan perbaikan gizi melalui
meningkatkan interaksi dengan industri untuk mendukung

Pendekatan
Penguatan sistem pemerintahan yang sinergis dan terkoordinasi, serta berbasis bukti yang dapat
multi-sektor dan
menjamin perbaikan gizi masyarakat pada tiap kelompok umur
penguatan
kepemimpinan
dan manajemen 1. Menguatkan peran multi-sektor untuk menjamin kualitas pelaksanaan konvergensi stunting di tingkat
daerah sampai tingkat desa/kelurahan, termasuk tata kelola program gizi spesifik dan sensitif
2. Meningkatkan komitmen pemerintah di tingkat pusat dan daerah dalam pembangunan gizi sehingga
meliputi penanganan masalah gizi lebih pada semua kelompk umur
3. Menjadikan capaian program gizi sebagai salah satu indikator penilaian dalam pemberian insentif
kinerja pemerintah daerah 19
Isu Strategis, Arah Kebijakan & Strategi (4)
(Tidak untuk dikutip/disebarluaskan)

Peningkatan akses terhadap pangan yang berorientasi


Transformasi Sistem Pangan,
pada peningkatan kualitas pola makan sehat dari sistem
termasuk “Food Environment”
pangan berkelanjutan

1. Meningkatkan akses masyarakat terhadap pangan yang bergizi, beragam,


sehat dan aman untuk memenuhi gizi seimbang, terutama yang berasal
dari sumber pangan lokal
2. Menguatkan jaminan perlindungan gizi untuk memastikan akses pangan
yang bergizi, beragam, sehat dan aman bagi kelompok masyarakat rentan
3. Menguatkan komitmen Pemerintah untuk mengatur peredaran pangan
tinggi GGL dengan meningkatkan kekuatan regulasi dari Peraturan Menteri
Kesehatan Nomor 30 Tahun 2013 menjadi Perpres
4. Memperbaiki food environment di sentra pangan jajanan, termasuk di
lingkungan sekolah/madrasah dan institusi kerja
5. Menyusun peta jalan program fortifikasi dan biofortifikasi sebagai salah
satu strategi untuk mengatasi masalah kekurangan zat gizi mikro dan
memastikan pelaksanaan program fortifikasi wajib yang telah berjalan

20
Usulan Indikator & Target (1)
(Tidak untuk dikutip/disebarluaskan)

Baseline Target WHA RPJMN Target SDG


Indikator Progres 2022 RPJMN 2029**
(2018) (2025) 2024 (2030)
Stunting (0-59 bulan) 30,8% 22,3% 24,4% 14% 10%* 11%
(penurunan 40%
dari 2013)
Wasting (0-59 bulan) 10,2% <5% 7,7% 7% <3%* 2,6%
Overweight (0-59 bulan) 8,0% Tidak meningkat 3,5% - <3%* 8%

Obesitas (>18 tahun) 21,8% Tidak meningkat - 21,8% 21,8% 21,8%

48,9% Penurunan 50% - - Penurunan 50% 18,3%


Anemia Ibu Hamil (WUS) (WUS)

Anemia WUS 22,7% Penurunan 50% - - Penurunan 50%* 11,3%


(data 2013)
Berat Badan Lahir Rendah 6,2% Penurunan 30% 6,6% - Penurunan 30%* 4,3%
(<2500gr) (data 2021)
ASI Eksklusif 52% >= 50% 52,5% 60% >=70%* 69,2%
(0-5 bulan) (data 2021)
* WHO/UNICEF Discussion paper The extension of the 2025 Maternal, Infant and Young Child nutrition targets to 2030
(https://data.unicef.org/resources/extension-of-2025-maternal-infant-young-child-nutrition-targets-2030/) & Peta Jalan SDGs Indonesia menuju 2030
** masih dalam pembahasan 21
Usulan Indikator & Target (2)
(Tidak untuk dikutip/disebarluaskan)

Progres RPJMN Target SDG


Indikator Baseline (2018) Target WHA (2025) RPJMN 2029**
2022 2024 (2030)*
Anemia remaja putri 32% 50% reduction - - - 16%
(WORA)
Ibu hamil KEK 17,3% <5% - 10% - 5,1%
Obesitas pada anak usia 5-12 tahun = 9,2% Tidak meningkat - Tidak - Tidak meningkat
sekolah 13-15 tahun = 4,8% meningkat
16-18 tahun = 4,0%
Defisiensi zat gizi mikro - - - - Data perlu tersedia
pada remaja putri, ibu hamil,
dan anak balita
Underweight pada lansia 60-64 tahun: 11,7% 60-64 tahun: 7% - - -  60-64 tahun: 7%
>65 tahun: 20,7% >65 tahun: 12,4%  >65 tahun: 12,4%
Persentase sampel pangan - - 89 90 - 100
fortifikasi yang memenuhi (target
syarat RPJMN)

* WHO/UNICEF Discussion paper The extension of the 2025 Maternal, Infant and Young Child nutrition targets to 2030
(https://data.unicef.org/resources/extension-of-2025-maternal-infant-young-child-nutrition-targets-2030/) & Peta Jalan SDGs Indonesia menuju 2030
** masih dalam pembahasan
22
Terima Kasih

23

Anda mungkin juga menyukai