Pembahasan BS Gizi Di Makassar
Pembahasan BS Gizi Di Makassar
Background Study
RPJMN 2025-2029 Lingkup Gizi
18 September 2023
Status Kesehatan Meningkat, Namun Masalah Kronis Tetap Tinggi
• Progres, namun masih tinggi (KIA, gizi, PM), NTD belum dapat diatasi
• Progres memburuk dan terus meningkat (PTM), intervensi cost-effective?
• Tekanan pandemi, disparitas sistem kesehatan antar-wilayah, tata kelola & pembiayaan kesehatan
Penyebab Kematian Antar Provinsi Tahun 2019*** Situasi dan Permasalahan Gizi
Infeksi
Penyakit Penyakit Paru
Stunting
21,6%*
Gagal Kanker Saluran
Stroke Jantung Diabetes Sirosis TBC Obstruktif Diare
Jantung Paru Pernapasan
Iskemik Kronis
Bawah (pendek/sangat pendek) Indonesia
Indonesia 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Aceh 1 2 3 4 5 6 7 10 12 9
Bali 1 2 3 5 7 4 6 8 9 12
Bangka-Belitung 1 2 3 4 5 6 7 10 11 13
Obesitas
21,8%*
Banten 1 2 3 5 4 8 6 9 10 11
Bengkulu 1 2 3 4 5 6 7 10 13 12 Dewasa (>18 tahun)
Gorontalo 1 3 4 5 2 8 6 11 13 10 Indonesia
Jakarta 1 2 3 4 5 7 8 10 6 12
Jambi 1 2 3 5 4 6 7 8 9 11
Jawa Barat 1 2 3 5 4 6 7 9 8 11
1 Stunting terus menurun, namun masih belum mencapai target 2 Dibandingkan dengan negara lain, stunting juga masih tinggi
15,0 8,0
10,0
mencapai target RPJMN 2024 5,0
0,0
4
Sumber: UNICEF/WHO/World Bank Group – Joint Child Malnutrition Estimates 2021 edition; SSGI 2022
PEMBANGUNAN KESEHATAN DALAM RPJPN
Baseline Target
Indikator 2025 2045
Untuk Setiap Penduduk
(dapat hidup sehat pada
seluruh siklus hidup, wilayah Usia Harapan Hidup 74,43 80,00
dan kelompok masyarakat) (tahun)
untuk
(pelayanan Kesehatan
Prevalensi stunting
mencakup promotif, preventif,
kuratif, rehabilitatif, paliatif pada balita (%)
13,5 5,0
Semua
terjangkau dan berkualitas)
• penanggulangan permasalahan gizi makro dan gizi mikro, • pemenuhan kebutuhan pangan dan gizi yang
percepatan penuntasan permasalahan stunting, dan cukup, beragam, bergizi seimbang dan aman;
kelebihan gizi melalui peningkatan pola konsumsi pangan
• peningkatan asupan zat gizi mikro yang penting
yang beragam, pengayaan zat gizi, dan jaminan gizi
untuk SDM berkualitas dan produktif melalui
pada periode 1000 hari pertama kehidupan;
pengembangan biofortifikasi dan fortifikasi
• penguatan sistem pengawasan obat dan makanan pangan skala luas (large scale food
dengan perluasan cakupan produk termasuk pengawasan fortification/LSFF);
siber dan farmakovigilans; • penjaminan akses dan keterjangkauan pangan
dan gizi terutama pada anak dalam periode
• penguatan riset, data dan informasi dalam kebijakan 1000 hari pertama kehidupan (HPK), …
berbasis bukti, dan penerapan teknologi dan inovasi
bidang kesehatan;
6
Agenda Penyusunan RPJMN 2025-2029
7
Tujuan & Agenda Pertemuan
Agenda
8
Terima Kasih
9
Pembahasan Background Study
RPJMN 2025-2029 Lingkup Gizi
(Tidak untuk dikutip/disebarluaskan)
10
Sistematika
(Tidak untuk dikutip/disebarluaskan)
Isu Strategis
11
Analisis Situasi
(Tidak untuk dikutip/disebarluaskan)
12
Tantangan Lingkungan
(Tidak untuk dikutip/disebarluaskan)
Nutrition
Demographic Transition Epidemiologic Transition
Transition
13
Tantangan Implementasi Pembangunan Gizi
(Tidak untuk dikutip/disebarluaskan)
14
Isu Strategis
(Tidak untuk dikutip/disebarluaskan)
Sistem Kesehatan:
1. Penguatan layanan primer sebagai bagian dari reformasi Sistem Kesehatan
Nasional (SKN) untuk meningkatkan layanan gizi berkualitas untuk semua
kelompok usia dalam daur hidup
2. Promosi Gizi dan Pemberdayaan Masyarakat
Sistem Pemerintahan:
1. Penguatan implementasi program berbasis bukti
2. Pendekatan multi-sektor dan penguatan kepemimpinan dan manajemen
Sistem Pangan:
• Transformasi Sistem Pangan, termasuk “Food Environment” 15
Isu Strategis & Arah Kebijakan
(Tidak untuk dikutip/disebarluaskan)
16
Isu Strategis, Arah Kebijakan & Strategi (1)
(Tidak untuk dikutip/disebarluaskan)
Peningkatan upaya Penguatan
Penguatan layanan primer sebagai Penguatan delivery layanan
perbaikan gizi pada pembiayaan
bagian dari reformasi Sistem kesehatan dengan
semua kelompok usia pelaksanaan program
Kesehatan Nasional (SKN) untuk meningkatkan jumlah dan
pada daur hidup termasuk gizi untuk
meningkatkan layanan gizi kapasitas tenaga pelaksana
percepatan penurunan meningkatkan kualitas
gizi untuk memberikan
berkualitas untuk semua kelompok stunting, gizi anak usia layanan gizi untuk
pelayanan dalam mengatasi
usia dalam daur hidup sekolah, remaja, usia semua kelompok usia
tiga beban malnutrisi
produktif, dan lansia dalam daur hidup
1. Menguatkan pelaksanaan intervensi spesifik dan sensitif sebagai bentuk 1. Menguatkan standar kompetensi 1. Meningkatkan kapasitas daerah untuk
jaminan perlindungan gizi untuk percepatan penurunan stunting ahli gizi yang terintegrasi dengan melakukan perencanaan dan penganggaran,
kurikulum pendidikan tenaga termasuk identifikasi peluang sumber
2. Meningkatkan layanan gizi anak usia sekolah dan remaja melalui
pencegahan obesitas yang mengacu pada upaya pencegahan obesitas kesehatan pembiayaan inovatif untuk program gizi serta
anak usia sekolah dan remaja serta penurunan anemia remaja putri, pelaksanaan pemantauan dan evaluasi anggaran
2. Meningkatkan keterampilan
termasuk meningkatkan pengetahuan serta literasi pangan dan gizi untuk peningkatan layanan gizi
melalui in-service training
3. Mengembangkan kerangka kebijakan pencegahan dan penatalaksanaan terstandar dan berkelanjutan 2. Melebarkan model pembiayaan tematik agar
obesitas sebagai faktor risiko PTM secara komprehensif pada kelompok dengan sistem sertifikasi dan dapat mencakup layanan terkait obesitas
usia produktif dan lansia registrasi tenaga pelaksana gizi
3. Memasukkan layanan gizi dalam universal
4. Menguatkan program layanan gizi bagi lansia guna meningkatkan kualitas 3. Mengembangkan sistem reward health coverage sehingga pembiayaan layanan
hidup lansia dan insentif bagi tenaga pelaksana gizi dalam masuk dalam kerangka JKN
5. Menguatkan sistem pengadaan dan peningkatan suplai produk gizi (obat gizi, termasuk pengembangan
4. Memperkuat koordinasi pusat dan daerah
dan alat) agar tersedia tepat waktu, berkualitas baik dan terstandar, profesi dan karir
terkait sistem insentif fiskal dengan
melalui upaya pemenuhan dalam negeri 4. Memastikan tersedianya tenaga memasukkan indikator pelayanan promotif dan
6. Menguatkan pelaksanaan desentralisasi kesehatan untuk memastikan pelaksana gizi terlatih di preventif gizi dalam standar pencapaian kinerja
pemenuhan layanan gizi untuk semua kelompok usia pada daur hidup Puskesmas untuk pelayanan dasar
untuk mengatasi masalah gizi kurang dan gizi lebih melalui revisi SPM
Kesehatan
17
Isu Strategis, Arah Kebijakan & Strategi (2)
(Tidak untuk dikutip/disebarluaskan)
18
Isu Strategis, Arah Kebijakan & Strategi (3)
(Tidak untuk dikutip/disebarluaskan)
Penguatan Penguatan sistem informasi dan bukti terkait gizi untuk menyediakan sumber data terintegrasi yang
implementasi kredibel yang dapat digunakan untuk pengambilan keputusan di tingkat pusat dan daerah
program berbasis
bukti 1. Mengembangkan cetak biru struktur dan infrastruktur data gizi yang akan menjadi pedoman pengumpulan
data gizi untuk monitoring program gizi dan evaluasi pembangunan gizi masyarakat untuk seluruh daur hidup
2. Database terpadu dalam sistem satu data Indonesia untuk pemantauan dan evaluasi program gizi dan faktor
risiko gizi yang dapat dianalisis dan dikomunikasikan secara teratur dalam format yang jelas
3. Peta jalan riset gizi nasional yang komprehensif untuk menjawab tantangan dan kesenjangan pembangunan
gizi dengan melibatkan perguruan tinggi, lembaga penelitian, organisasi profesi dan lembaga swadaya
masyarakat serta peluang sumber pendanaan riset yang ada
4. Meningkatkan kualitas dan pemanfaatan penelitian yang mendukung percepatan perbaikan gizi melalui
meningkatkan interaksi dengan industri untuk mendukung
Pendekatan
Penguatan sistem pemerintahan yang sinergis dan terkoordinasi, serta berbasis bukti yang dapat
multi-sektor dan
menjamin perbaikan gizi masyarakat pada tiap kelompok umur
penguatan
kepemimpinan
dan manajemen 1. Menguatkan peran multi-sektor untuk menjamin kualitas pelaksanaan konvergensi stunting di tingkat
daerah sampai tingkat desa/kelurahan, termasuk tata kelola program gizi spesifik dan sensitif
2. Meningkatkan komitmen pemerintah di tingkat pusat dan daerah dalam pembangunan gizi sehingga
meliputi penanganan masalah gizi lebih pada semua kelompk umur
3. Menjadikan capaian program gizi sebagai salah satu indikator penilaian dalam pemberian insentif
kinerja pemerintah daerah 19
Isu Strategis, Arah Kebijakan & Strategi (4)
(Tidak untuk dikutip/disebarluaskan)
20
Usulan Indikator & Target (1)
(Tidak untuk dikutip/disebarluaskan)
* WHO/UNICEF Discussion paper The extension of the 2025 Maternal, Infant and Young Child nutrition targets to 2030
(https://data.unicef.org/resources/extension-of-2025-maternal-infant-young-child-nutrition-targets-2030/) & Peta Jalan SDGs Indonesia menuju 2030
** masih dalam pembahasan
22
Terima Kasih
23