Anda di halaman 1dari 17

GAYA BELAJAR VARK

Disusun Oleh : Siti Agustina Mutjahidah ( B2B022509)


Aura Nandita (B2B022513)

Mata Kuliah : Teknik Pembelajaran Matematika


Dosen Pengampu : Martyana Prihaswati, S.Si, M.pd.

FMIPA
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
Pendahuluan

Para pakar-pakar pendidikan memaknai gaya belajar secara bervariasi. Willing (1988)

mendefinisikan gaya belajar sebagai kebiasaan belajar yang disenangi oleh pembelajar. Reid (1995: 34)

mendefinisikan gaya belajar sebagai “cara alami individu, kebiasaan, dan cara yang lebih disukai dalam

menyerap, mengolah, dan mempertahankan informasi dan keterampilan baru. Sarasin (1999)

menjelaskan gaya belajar sebagai cara-cara tertentu di mana individu terlibat dalam pembelajaran.

Brown (2000) mendefinisikan gaya belajar sebagai cara di mana individu menerima dan memproses

informasi dalam situasi belajar. Selanjutnya, Fleming (2001) menyatakan bahwa gaya belajar

merupakan karakteristik 2 |Dr. B. Widharyanto, M.Pd. ICELA 2017 individual dan cara-cara yang lebih

disukai dalam mengumpulkan, mengorganisasikan, dan berpikir tentang informasi. Dari lima definisi

para ahli di atas, gaya belajar dijelaskan terkait dengan individu dan proses memperoleh pengetahuan

dan keterampilan baru. Gaya individual memiliki empat unsur, yakni cara-cara, karateristik atau

kekhasan, kebiasaan, dan kelebihsukaan. Selanjutnya, belajar dijelaskan mencakup tiga langkah atau

tahapan, yakni mengumpulkan (menerima, menyerap), mengolah (memproses), dan mempertahankan

(mengorganisasikan) informasi dan keterampilan baru.

A. SEJARAH GAYA BELAJAR VARK

Gaya belajar VARK adalah model yang dikembangkan oleh Neil D. Fleming pada tahun 1987

terhadap model yang sudah ada, yakni VAK (Visual, Aural, Kinesthetic). Fleming dengan latar belakang

sebagai seorang penilik sekolah di New Zealand dan kemudian berpindah menjadi peneliti di Lincoln

University, mengkaji secara longitudinal preferensi modalitas belajar guru dan siswa berdasarkan

persoalan konkret pembelajaran di sekolahsekolah. Gaya belajar VARK ini sangat populer pada tahun

1980an dan berpengaruh dalam dunia pendidikan. Selanjutnya, Fleming membedakan preferensi

modalitas Visual dengan Read/Writing (R) karena di antara keduanya memiliki kecenderungan yang

berbeda. Dari apa yang dia baca dan amati, tampak jelas bahwa beberapa siswa memiliki preferensi

yang berbeda untuk kata-kata tertulis (grafis) sementara yang lainnya lebih suka informasi simbolis
(gambar) seperti dalam peta, diagram, dan grafik. Kedua preferensi tidak selalu ditemukan pada orang

yang sama. Untuk selanjutnya, gaya belajar model Fleming memiliki 4 preferensi modalitas, yakni

Visual, Aural atau Auditory, Read/Write , dan Kinesthetic dan disingkat menjadi VARK.

Menurut Marcy (2001), model gaya belajar VARK ini dikembangkan dalam upaya untuk

meningkatkan pengembangan fakultas dan membantu siswa menjadi pelajar yang lebih baik. Lebih

lanjut, VARK, menurut Fleming (2006), mengacu pada kategori preferensi komunikasi. Ini berkaitan

dengan cara seseorang mengambil dan memberikan informasi.

B. JENIS GAYA BELAJAR VARK

1. Gaya Belajar Visual

Seseorang dengan gaya belajar visual mengandalkan indera mata atau penglihatan dalam proses

menangkap informasi sebelum akhirnya memahami informasi tersebut. Seseorang dengan gaya ini juga

lebih mudah mengingat apa yang mereka lihat daripada apa yang mereka dengar, baca, dan lakukan.

Preferensi yang mengandalkan indera mata ini lebih mudah, lebih menarik, manakala menangkap dan

memahami informasi yang berasal peta, gambar, desain, diagram laba-laba, grafik, flow chart, diagram

berlabel, semua anak panah simbolik, lingkaran, hirarki, foto, power point, film, demonstrasi guru, dan

sebagainya yang digunakan orang untuk menyajikan informasi sebagai pengganti wujud kata-kata.

Untuk menguji seseorang memiliki kecenderungan gaya belajar visual, berikut ini beberapa pertanyaan

yang biasa diujikan. Pertama, untuk memperoleh dan mengingat suatu informasi, apakah anda harus

melihat gambar, skema, ilustrasi, grafik, dan sejenisnya? Kedua, apakah bahasa tubuh dari pembicara

sangat membantu anda dalam menangkap informasi? Ketiga, apakah seni, keindahan, dan estetika

penting bagi Anda? Keempat, apakah visualisasi informasi dalam pikiran membantu anda mengingat

informasi secara lebih baik? Jika jawaban atas keempat pertanyaan ini adalah ya, maka seseorang

tersebut memiliki peferensi gaya belajar visual.


2. Gaya Belajar Auditori

Seseorang dengan gaya belajar Auditori mengandalkan indera telinga atau pendengaran dalam

menangkap informasi dan memahami informasi tersebut. Mereka sangat memperhatikan intonasi, lafal,

dan kecepatan bicara lawan bicaranya pada saat menjelaskan, bertanya, atau menjawab pertanyaan.

Keberhasilan dalam menangkap informasi dan memahami informasi sangat bergantung pada

pengemasan informasi tersebut. Jika informasi disajikan dalam bentuk rekaman, presentasi, cerita, atau

dibacakan dengan keras, maka seseorang dengan preferensi gaya auditori akan lebih senang, lebih

nyaman, dan lebih mudah. Untuk menguji seorang yang memiliki kecenderungan gaya belajar auditori,

berikut ini beberapa pertanyaan yang biasa diujikan. Pertama, untuk memperoleh dan mengingat suatu

informasi, apakah anda harus mendengarkan penjelasan, rekaman, presentasi, atau diskusi? Kedua,

apakah kejelasan intonasi, lafal, dan kecepatan bicara dari pembicara sangat membantu anda dalam

menangkap informasi? Ketiga, apakah situasi yang tenang, tidak ramai, tidak gaduh sangat penting bagi

anda ketika mendengarkan penjelasan, presentasi, lagu, atau rekaman? Keempat, apakah mengulang-

ulang (menghafal) infomasi dalam hati atau pikiran membantu anda mengingat informasi? Jika jawaban

atas keempat pertanyaan ini adalah ya, maka orang tersebut memiliki peferensi gaya belajar auditori.

3. Gaya Belajar Reading/Writing

Seseorang dengan gaya belajar baca/tulis lebih suka memperoleh informasi dalam bentuk teks

grafis dan bukan gambar, yang memuat kata-kata, kalimat, paragraf, atau wacana. Dan seseorang

dengan gaya ini lebih nyaman dalam aktivitas belajar dengan input dan output dalam bentuk teks.

Dengan demikian, kegiatan membaca buku (teks, pelajaran, ilmiah), koran (artikel, opini, berita, iklan,

tajuk rencana, biografi), majalah (petunjuk mengoperasikan sesuatu, resep masakan, informasi

hiburan), novel, esai, brosur, leaflet, surat, poster, serta menerjemahkan dengan kamus, menulis

kembali, meringkas, mencatat, menulis pokok-pokok informasi, menulis kata-kata kunci, dan membuat

parafrase, merupakan kunci keberhasilan dalam memperoleh dan memahami informasi. Untuk menguji

seseorang yang memiliki kecenderungan gaya belajar baca/tulis, berikut ini beberapa pertanyaan yang

biasa diujikan. Pertama, untuk memperoleh dan mengingat suatu informasi, apakah anda harus
membaca suatu teks? Kedua, apakah kejelasan tulisan, termasuk tanda baca, pilihan kata (diksi),

kelogisan kalimat, keefektifan kalimat, dan paragraf yang variatif, sangat membantu anda dalam

menangkap informasi? Ketiga, apakah menuliskan kembali informasi dalam diagram ke dalam

beberapa kalimat membantu anda dalam mengingat informasi tersebut? Keempat, apakah membuat

catatan kecil, menandai kalimat-kalimat tertentu dalam buku, membantu anda mengingat informasi?

Jika jawaban atas keempat pertanyaan ini adalah ya, maka orang tersebut memiliki peferensi gaya

belajar baca/tulis.

4. Gaya Belajar Kinestetik

Seseorang dengan gaya belajar kinestetik lebih suka memperoleh informasi melalui aktivitas

praktik yang melibatkan fisik dan mengalaminya langsung. Pengalaman merupakan hal yang penting

bagi orang yang memiliki gaya belajar kinestetik. Aktivitas seperti melakukan percobaan, membuat

sesuatu, mendemonstrasikan suatu gerakan, bermain drama atau role playing, merupakan aktivitas yang

mereka minati. Untuk menguji seseorang yang memiliki kecenderungan gaya belajar kinestetik, berikut

ini beberapa pertanyaan yang biasa diujikan. Pertama, untuk memperoleh dan mengingat suatu

informasi, apakah anda harus melakukan aktivitas fisik, seperti mempraktikkan, mendemonstrasikan,

atau memeragakan? Kedua, apakah pengalaman langsung dengan objek dan bahan sangat membantu

anda dalam menangkap informasi? Ketiga, apakah sulit bagi anda untuk duduk diam untuk beberapa

saat dan fokus memahami suatu informasi? Keempat, apakah aktivitas praktik lebih menarik daripada

aktivitas berpikir dan mengingat? Jika jawaban atas keempat pertanyaan ini adalah ya, maka orang

tersebut memiliki peferensi gaya belajar kinestetik.


C. CARA PEMBELAJARAN GAYA VARK

1. Tipe Visual

 Membaca buku yang tidak hanya berisi tulisan saja, namun juga memiliki ilustrasi menarik.

 Sebagai alternatif, kamu dapat belajar dari gambar maupun video agar materinya lebih mudah

dipahami. Kamu bisa mendapatkan video belajar online berkonsep gamifikasi.

 Membuat mind mapping untuk memudahkan proses belajar.

2. Tipe Auditori

 Melalui diskusi grup, podcast, serta mendengarkan pelajaran dari guru secara seksama.

 Merekam saat guru mengajar, lalu didengarkan kembali di kemudian hari.

 Mendengarkan dari radio, dan suara dari video pembelajaran.

3. Tipe Reading/Writing

 Tipe ini lebih cocok belajar dengan cara membaca dan menulis materi Pelajaran.

 Terjemahkan semua diagram, gambar, dan grafik lainnya ke dalam kata-kata sehingga lebih

mudah dipahami.

4. Tipe Kinestetik

 Mempraktikkan materi belajar.

 Melakukan percobaan, pengujian dan penelitian sesuai dengan materi pembelajaran.


D. KARAKTERISTIK GAYA BELAJAR VARK

a. Visual

Gaya belajar visual memproses informasi menggunakan penglihatan. Tipe ini lebih banyak

memvisualisasi berbagai ide, gagasan, dan informasi yang diterima di dalam pikiran.

Beberapa karakteristiknya antara lain:

 Lebih mudah mengingat dari yang dilihat.

 Lebih suka membaca daripada dibacakan.

 Berbicara dengan tempo agak cepat.

 Cukup peduli dengan penampilan.

 Sulit menerima instruksi secara verbal kecuali ditulis.

 Suka menggambar apa pun di kertas.

 Tidak mudah terdistraksi dengan keramaian.

b. Auditory

Tipe belajar auditory lebih tertarik pada informasi yang didengarnya. Alih-alih membaca buku

untuk belajar konsep, tipe ini lebih nyaman mendapatkan informasi ketika mendengar atau

menyimak suatu hal.

Beberapa karakteristik tipe auditory, antara lain:

 Mudah mengingat sesuatu dari apa yang didengar.

 Senang mendengarkan.

 Mudah terdistraksi dengan keramaian.

 Kesulitan mengerjakan tugas yang melibatkan visual.

 Pandai menirukan nada dan irama suara.

 Cakap berkomunikasi dan fasih berbicara.


c. Reading and Writing

Gaya belajar membaca atau menulis cenderung memproses informasi menggunakan kata-

kata. Kamu yang memiliki tipe belajar ini lebih nyaman membaca atau menulis saat belajar.

Beberapa karakteristik tipe reading dan writing, antara lain:

 Lebih mudah mengingat informasi melalui tulisan daripada grafik.

 Senang mencatat materi pelajaran.

 Hobi menulis dan membaca buku.

 Punya banyak perbendaharaan kata.

 Biasanya lebih menyukai suasana tenang saat belajar.

d. Kinesthetic

Gaya belajar kinestetik adalah metode belajar yang cenderung melibatkan gerakan. Tipe

kinestetik lebih mudah mempelajari sesuatu tidak hanya sekadar membaca buku, namun juga

mempraktikkannya.

Beberapa karakteristik tipe Kinesthetic, antara lain:

 nang belajar dengan metode praktik.

 Kesulitan dalam tugas menulis, tetapi pandai dalam bercerita.

 Menyukai aktivitas yang melibatkan gerakan tubuh, seperti olahraga atau menari.

 Sering menggunakan isyarat tubuh saat berkomunikasi.

 Tidak bisa berdiam diri terlalu lama tanpa adanya aktivitas fisik.

 Sering bermain-main dengan benda di sekitar sambil mendengarkan atau mengerjakan

sesuatu.
E. KELEBIHAN dan KEKURANGAN GAYA BELAJAR VARK

a. Visual

KELEBIHAN KEKURANGAN

Biasanya tidak terganggu jika harus Kesulitan dalam memahami materi

belajar di tengah keributan dan tetap yang tidak dapat direpresentasikan

berkonsentrasi dalam belajar. secara visual seperti konsep abstrak

atau teks panjang.

Sangat baik dalam mengingat wajah Mudah terganggu oleh lingkungan

seseorang, tetapi seringkali lupa yang penuh dengan rangsangan

dengan nama orang tersebut. visual, yang dapat mengurangi

fokus dan konsentrasi mereka.

Saat menghafal dan memahami Kesulitan dalam menjelaskan

suatu informasi, biasanya mereka pemahaman kepada orang lain yang

memvisualisasikan gambar atau memiliki metode pembelajaran

image dalam pikirannya, yang berbeda.

b. Auditory

KELEBIHAN KEKURANGAN

Dapat dengan mudah menirukan Kurang efektif dalam memahami

perkataan orang lain dalam waktu atau mengingat informasi yang

yang singkat. tidak disajikan dalam bentuk lisan

atau audio, seperti materi tertulis

atau visual.
Dengan mudah menghafalkan nama Cenderung kesulitan dalam situasi

orang lain. pembelajaran yang tidak melibatkan

suara, seperti membaca buku teks

panjang atau memproses informasi

tertulis tanpa penjelasan verbal.

Jika melakukan pembicaraan di Dalam situasi dimana materi sangat

depan banyak orang , dapat kompleks atau memerlukan

melakukan dengan mudah. pemahaman mendalam, mungkin

perlu waktu lebih lama untuk

meresapi informasi secara verbal.

c. Reading dan Writing

KELEBIHAN KEKURANGAN

Dapat meningkatkan kualitas Sulit memahami materi yang

memori dengan membaca buku disampaikan dengan tipe belajar

dapat memberikan andil untuk berbeda seperti rekaman atau dekte.

meningkatkan kualitas otak kita

dalam proses mengingat, berbagai

macam hal yang telah kita baca.

Dapat memperluas pemikiran Putus dari aspek kehidupan lainnya

seseorang.
Dapat meningkatkan fokus dan Biasanya terganggu jika harus

konsentrasi belajar di tengah keributan dan tetap

berkonsentrasi dalam belajar.

d. Kinesthetic

KELEBIHAN KEKURANGAN

Lebih pintar dalam bidang olahraga Jika membaca menggunakan jari

telunjuk .

Suka dengan pekerjaan yang di Mudah gelisah dan frustasi dalam

lakukan dalam laboratorium. mendengarkan sesuatu sambil

duduk dalam waktu yang lama,

sehingga membutuhkan sedikit

istirahat .

Kerja sama antara mata dan tangan Kurang baik dalam melakukan

sangat bagus . pengejaan kata.


F. PENUTUP

Gaya belajar VARK, yang meliputi visual, aural, read/write, dan kinesthetic, memberikan informasi

tentang apa, siapa, dan bagaimana siswa-siswa di kelas. Pengetahuan tentang aneka gaya belajar ini

membantu para guru bahasa Indonesia dalam merencanakan dan melaksanakan pembelajaran di kelas.

Berikut ini diberikan beberapa kesimpulan terkait dengan kajian gaya belajar VARK dan

implementasinya dalam pembelajaran Matematika.

1. VISUAL

Siswa visual memiliki preferensi dalam visualisasi informasi dan keterampilan, maka dalam

pengembangan kemampuan berbicara, mendengarkan, membaca, dan menulis, guru perlu

mengembangkan aktivitas-aktivitas berbahasa yang melibatkan pemakaian indera mata atau

penglihatan, seperti melihat film, mengamati percakapan, mencermati teks soal matematika,

dan sebagainya. Apabila aktivitas berbahasanya tidak secara langsung melibatkan 14 |Dr. B.

Widharyanto, M.Pd. ICELA 2017 indera mata atau penglihatan, tetapi indera yang lain, guru

perlu menghadirkan media pembelajaran yang memiliki karakteristik visual dalam aktivitas

berbahasa itu, misalnya menulis [...] dalam bentuk power point dan dilengkapi dengan foto,

gambar, dan ilustrasi; membuat mind maping[...].

2. Auditory

Siswa aural memiliki preferensi pada penyajian informasi dan keterampilan secara lisan,

maka dalam pengembangan kemampuan berbicara, mendengarkan, membaca, dan menulis,

guru perlu mengembangkan aktivitas-aktivitas berbahasa yang melibatkan pemakaian indera

telinga atau pendengaran, seperti mendengarkan uraian, menyimak berita dari radio, dan

sebagainya. Apabila aktivitas berbahasanya melibatkan indera yang lain, guru perlu

mengembangkan aktivitas ikutan yang terkait dengan indera telinga atau pendengaran,
misalnya mendiskusikan [...]. Pada aktivitas mendiskusikan, terlihat fakta ada yang berbicara

dan ada yang mendengarkan. Ini berarti adanya pelibatan indera telinga atau pendengaran.

Strategi yang lain adalah menghadirkan pemakaian media pembelajaran yang memiliki

karakteristik auditory, misalnya menuliskan dalam bentuk power point dan dilengkapi dengan

ilustrasi suara.

3. Reading dan Writing

Siswa baca/tulis memiliki preferensi pada penyajian informasi dan keterampilan secara

tekstual grafis. Input dan output dari aktivitas siswa tipe ini adalah teks, maka dalam

pengembangan kemampuan berbicara, mendengarkan, membaca, dan menulis, guru perlu

mengembangkan aktivitas-aktivitas penghitungan yang melibatkan pemakaian teks tulis atau

menghasilkan teks tulis, seperti membaca grafik, menulis hasil perhitungan dengan dieja,

mencatat, meringkas, dan sebagainya. Media yang muncul terkait dengan aktivitas ini adalah

media simbol verbal grafis, antara lain: buku, artikel, esai, dan sebagainya.

4. Kinesthetic

Siswa kinestetik memiliki preferensi pada penyajian informasi dan keterampilan melalui

pengalaman dan aktivitas fisik, termasuk gesture tubuh dan tangan. Dalam konteks

pengembangan peerhitungan matematika guru perlu menambahkan aktivitas fisik dalam

membuat atau melaksanakan sesuatu dengan media pembelajaran yang beragam, seperti

menjelaskan materi dengan bantuan alat peraga yang dimainlan, melakukan Gerakan

perhitungan menggunakan tangan, dan lain sebagainya.


Tabel 1: Pembelajaran Keterampilan Membaca dengan Berbagai Gaya Belajar

Kompetensi : Memahami petunjuk menghitung

Jenis teks : Prosedural

Topik : Menghitung

Gaya Aktivitas Kelas Media Pembelajaran

Belajar

Visual Pra Menghitung:  Bermacam-macam

table perhitungan.
Mengamati table perhitungan yang disediakan.
 Flow perhitungan.

Menghitung:  Gambar dan foto

proses dalam step


Membaca flow tentang langkah-langkah
menghitung.
menghitung.

Pasca Meghitung:

Menulis point-point penting dalam menghitung.

Auditory Pra Menghitung:  Rekaman CD tentang

menghitung angka.
Mendengarkan uraian penjabaran dalam
 Mendengarkan
menghitung.
rekaman dalam

Menghitung: menghitung

penjumlahan,

pengurangan,dll.
Menghitung sembari membaca Langkah-langkah

cara menghtung.

Pasca Menghitung:

Melakukan jigsaw dalam kelompok dengan

angggota 4 orang dengan menggunakan teks

Langkah-langkah menghitung.

Reading Pra Membaca:  Buku maple

dan matematika tentang


Membaca materi tentang operasi perhitungan.
Writung operasi perhitungan.

Menghitung:  Teks procedural

tentang penghitungan
Mencatat point-point dalam menghitung dan menulis
operasi bilangan.
hasil dalam buku catatan.

Pasca Menghitung:

Menuliskan hasil cara menghitung dari bacaan yang

telah dibaca.

Kinesthetic Pra Menghitung:  Alat – alat bantu

menghitung.
Mengajukan pertanyaan terkait materi operasi
 Alat peraga yang dapat
perhitungan.
mendorong siswa

Menghitung: untuk bergerak.

Menghitung dengan cara menggunakan alat bantu

seperti sempoa, menggunakan jari tangan, dan lain

sebagainya.
Pasca Menghitung:

Membuat alat peraga tersendiri guna mempermudah

penghitungan bilangan.
DAFTAR PUSTAKA

Fleming Neil D. 2001. Teaching and Learning Styles: VARK.

Fleming, Neil D. Dan Colleen Mills. 1992. “Not Another Inventory, Rather a Catalyst for

Reflection”., dalam From To Improve the Academy, Vol. 11, 1992., page 137

Fleming, N., and Baume, D. 2006. “Learning Styles Again: VARKing up the right tree!”

Educational Developments, SEDA Ltd, Issue 7.4, Nov. 2006, p4-7.

Reid, J.M. 1995. Learning Styles in the ESL/EFL Classroom. Boston: Heinle & Heinle Publishers.

Sarasin, L.C. 1999. Learning Style Perspectives-impact in the classroom. Atwood Publishing, Madison,

WI. Sternberg, R. J. and E. L. Grigorenko. 1997. ‘Are cognitive styles still in style?’ dalam American

Psychologist. 52/7: 700–12. Willing, K. 1988. Learning Styles in Adult Migrant Education. Australia:

NCRC Research Series. Zainol Abidin, Ali Rezaee, Abdullah, dan Balbir Sing . 2011. “Learning Styles

and Overall Academic Achievement in a Specific Educational System”., dalam International Journal of

Humanities and Social Science Vol. 1 No. 10; p. 143-152.

Anda mungkin juga menyukai