Anda di halaman 1dari 4

TUGAS KEPERAWATAN KELUARGA

MENGANALISIS ISSUE DAN TREND PADA UU OMNIBUS LAW KESEHATAN

Disusun oleh:
Ika Nabila Puspitasari KHGC20064
Kristin Nabilah KHGC20054
Nurul Oktaviani KHGC20074

4B
S1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KARSA HUSADA GARUT


2023/2024
Pasal 41

Issu:

-Akses Terhadap Pelayanan Kesehatan Bayi dan Anak: Meskipun upaya kesehatan bayi dan anak ditujukan
untuk semua anak di Indonesia, akses terhadap pelayanan kesehatan mungkin tidak merata di seluruh
wilayah, terutama di daerah pedesaan dan terpencil.

-Skrining kesehatan: Banyak orang tua yang kurang peduli terhadap skrining dan lebih menerapkan budaya
yang dianut dalam pola pengasuhan anak, dan banyak orang tua yang memberikan gadget pada anak karena
merasa terganggu aktifitasnya, padahal hal tersebut malah membuat tumbuh kembang anak jadi terhambat

Yang harus dilakukan perawat :

-Edukasi Kesehatan: Memberikan edukasi kepada orang tua dan keluarga mengenai perawatan bayi dan anak
yang sehat, pencegahan penyakit, nutrisi, imunisasi, dan tanda-tanda bahaya yang perlu diwaspadai.

-Menganjurkan Praktik Pemberian ASI Eksklusif: Memberikan informasi dan dukungan kepada ibu dalam
praktik pemberian ASI eksklusif pada bayi selama 6 bulan pertama kehidupannya.

Pelaksanaan Skrining Kesehatan: Melakukan skrining bayi baru lahir dan skrining kesehatan lainnya yang
diperlukan untuk mendeteksi dini masalah kesehatan yang mungkin timbul.

Pasal 42

(1) Setiap bayi berhak memperoleh air susu ibu eksklusif sejak dilahirkan sampai usia 6 (enam) bulan, kecuali
atas indikasi medis..

(2) Pemberian air susu ibu dilanjutkan sampai dengan usia 2 (dua) tahun disertai pemberian makanan
pendamping.

Issu

Masih banyak ibu2 di indonesia yang mengabaikan hal tersebut

Yang harus dilakukan perawat:

-Edukasi kepada Ibu Hamil dan Ibu Menyusui:

Memberikan edukasi kepada ibu hamil mengenai manfaat ASI eksklusif dan praktik pemberian makanan
pendamping yang tepat.Memberikan informasi mengenai teknik dan posisi menyusui yang benar.Mendukung
ibu dalam memahami pentingnya pemberian ASI eksklusif dan mengatasi mitos atau kesalahpahaman terkait
hal ini.

Pasal 60

(1) Setiap Orang dilarang melakukan aborsi, kecuali dengan kriteria yang diperbolehkan sesuai dengan
ketentuan dalam kitab undang-undang hukum pidana.

Issue

-Kasus Aborsi Ilegal: Meskipun aborsi ilegal, masih ada kasus-kasus aborsi ilegal yang terjadi. Isu ini menyoroti
tantangan dalam menegakkan hukum dan perlindungan perempuan dari aborsi yang tidak aman. Banyak
faktor yang mempengaruhi tingginya angka aborsi ilegal di Indonesia, termasuk kurangnya akses terhadap
layanan kontrasepsi yang berkualitas, kurangnya pendidikan seks dan kesehatan reproduksi, stigma sosial
terhadap perempuan yang menjalani aborsi, dan keterbatasan dalam akses terhadap layanan kesehatan
reproduksi yang aman dan legal.

Yang harus dilakukan perawat :

-Memberikan Informasi yang Akurat dan Tidak Bias: Perawat harus memberikan informasi yang akurat,
berimbang, dan tidak bias mengenai opsi yang tersedia, termasuk opsi aborsi yang aman (jika legal) dan opsi
lain seperti melanjutkan kehamilan atau adopsi.

-Pendidikan Seks dan Kesehatan Reproduksi: Perawat dapat berperan dalam memberikan pendidikan seks
dan kesehatan reproduksi kepada masyarakat, termasuk informasi mengenai pencegahan kehamilan yang
tidak diinginkan dan aborsi yang aman.

Pasal 64

(1) Upaya pemenuhan gizi ditujukan untuk peningkatan mutu gizi perseorangan dan masyarakat.

(2) Peningkatan mutu gizi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan melalui:

a. perbaikan pola konsumsi makanan yang beragam, bergizi seimbang, dan aman;

b. peningkatan akses dan mutu pelayanan gizi yang sesuai dengan kemajuan ilmu dan teknologi; dan

c. peningkatan sistem kewaspadaan dan peringatan dini terhadap kerawanan pangan dan gizi.

(3) Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah bertanggung jawab terhadap ketersediaan bahan makanan
secara merata dan terjangkau sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

(4) Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah bertanggung jawab menjaga bahan makanan agar memenuhi
standar mutu gizi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan.

(5) Penyediaan bahan makanan yang memenuhi standar mutu gizi dilakukan secara lintas sektor dan
antarprovinsi, antarkabupaten, atau antarkota.

Issue:

-Kekurangan Gizi: Masalah ini masih terjadi.umumnya terjadi di kalangan penduduk miskin dan rentan.
Kekurangan gizi dapat menyebabkan stunting (pertumbuhan fisik terhambat) pada anak-anak, anemia, dan
masalah kesehatan lainnya.

-Stunting : Stunting adalah isu serius di Indonesia. masalah gizi kronis akibat kurangnya asupan gizi dalam
jangka waktu panjang sehingga mengakibatkan terganggunya pertumbuhan pada anak. Stunting juga
menjadi salah satu penyebab tinggi badan anak terhambat, sehingga lebih rendah dibandingkan anak-anak
seusianya.Ini dapat berdampak pada perkembangan fisik dan kognitif anak serta produktivitas di masa
depan.

-Obesitas dan Masalah Terkait Gizi Berlebih: Di sisi lain, ada masalah obesitas yang semakin meningkat di
Indonesia, terutama di kalangan masyarakat perkotaan. Obesitas dapat menyebabkan berbagai penyakit
seperti diabetes, penyakit jantung, dan tekanan darah tinggi.

-Kualitas Makanan dan Pola Konsumsi: Pola makan yang tidak seimbang, termasuk konsumsi makanan cepat
saji dan tinggi gula serta lemak, dapat menyebabkan masalah gizi. Dalam hal ini, edukasi mengenai makanan
sehat dan kampanye sadar gizi sangat penting.

-Kesadaran Gizi dan Edukasi: Edukasi mengenai pentingnya gizi seimbang serta pemahaman mengenai
pengaruh gizi terhadap kesehatan masih perlu ditingkatkan di berbagai lapisan masyarakat.
Yang harus dilakukan perawat

-Edukasi Gizi: Perawat dapat memberikan edukasi kepada pasien dan keluarganya mengenai pentingnya gizi
seimbang, manfaat nutrisi, serta dampak gizi buruk atau berlebih. Edukasi ini dapat diberikan di rumah sakit,
pusat kesehatan, atau dalam kunjungan rumah.

Pasal76

(2) Setiap Orang dilarang melakukan pemasungan,penelantaran, kekerasan, dan/ atau menyuruh orang lain
untuk melakukan pemasungan, penelantaran, dan/ atau kekerasan terhadap orang yang berisiko atau orang
dengan gangguan jiwa, atau tindakan lainnya yang melanggar hak asasi orang yang berisiko dan orang
dengan gangguan jiwa.

Issue dan trend

-Perlindungan Hak Asasi Individu dengan Gangguan Jiwa: Tren yang berkembang adalah meningkatnya
kesadaran akan hak asasi individu dengan gangguan jiwa dan perlunya perlindungan yang lebih baik terhadap
mereka dari penelantaran, kekerasan, atau perlakuan yang tidak manusiawi.

-Stigma Terhadap Gangguan Jiwa: Isu stigmatisasi terhadap individu dengan gangguan jiwa masih menjadi
perhatian. Adanya stigma ini dapat menghambat akses mereka terhadap pelayanan kesehatan mental yang
tepat.

Yang harus dilakukan perawat:

-Edukasi dan Informasi: Perawat dapat memberikan edukasi kepada pasien, keluarga, dan masyarakat
mengenai hak asasi individu yang berisiko atau dengan gangguan jiwa. Informasi yang jelas dan akurat dapat
membantu mengurangi stigma dan meningkatkan pemahaman.

-Pemberian Dukungan Psikososial: Perawat dapat memberikan dukungan psikososial kepada pasien dan
keluarga mereka. Ini termasuk mendengarkan dengan empati, memberikan dorongan positif, dan membantu
mereka mengatasi stres atau masalah gangguan jiwana

Anda mungkin juga menyukai