Anda di halaman 1dari 7

Policy Brief

PENINGKATAN AKSES TERHADAP LAYANAN KESEHATAN DAN


GIZI UNTUK PENCEGAHAN STUNTING
RINGKASAN EKSEKUTIF
Stunting merupakan masalah kesehatan masyarakat yang kompleks. Untuk
mengatasinya memerlukan pendekatan yang holistik dan terintegrasi (Rakhima et al., 2023).
Faktor-faktor yang memengaruhi stunting meliputi gizi buruk, lingkungan yang tidak sehat,
serta akses terhadap layanan kesehatan yang terbatas. Untuk mengatasi tantangan ini, upaya
pencegahan stunting harus didasarkan pada peningkatan akses terhadap layanan kesehatan
dan gizi yang berkualitas (Islami & Khouroh, 2021).
Di wilayah di Indonesia, terutama di daerah pedesaan dan terpencil, akses terhadap
layanan kesehatan dan gizi masih terbatas (Martony, 2023). Fasilitas kesehatan seringkali jarang
dan jauh dari tempat tinggal masyarakat, sehingga sulit bagi mereka untuk mendapatkan
layanan kesehatan yang diperlukan(Cahya et al., 2023).
Pola makan yang tidak seimbang dan kurangnya kesadaran tentang gizi yang baik
menjadi faktor yang berkontribusi terhadap stunting. Banyak keluarga yang tidak mampu
memenuhi kebutuhan gizi anak-anak mereka karena keterbatasan ekonomi dan pengetahuan
tentang gizi yang baik (Martony, 2023).
Faktor lingkungan seperti sanitasi yang buruk, akses terbatas terhadap air bersih, dan
kondisi lingkungan yang tidak higienis juga berperan dalam meningkatkan risiko stunting.
Lingkungan yang tidak sehat dapat menyebabkan penyakit infeksi dan gangguan penyerapan
nutrisi yang mempengaruhi pertumbuhan anak (Yurika, 2023).
Kurangnya pendidikan kesehatan dan kesadaran masyarakat tentang pentingnya gizi
yang baik dan pola makan yang sehat juga merupakan masalah yang perlu diatasi. Tanpa
pemahaman yang memadai tentang pentingnya nutrisi bagi pertumbuhan anak, upaya
pencegahan stunting akan sulit dilaksanakan (Oktoyoki et al., 2023).

HASTUTI_2307210018
Dalam mengatasi berbagai masalah diatas dapat dengan adanya program dan kebijakan
yang bertujuan meningkatkan akses terhadap layanan kesehatan dan gizi di Indonesia telah
memberikan kontribusi positif dalam upaya pencegahan stunting.
Pencegahan stunting memerlukan pendekatan yang komprehensif, terutama melalui
peningkatan akses terhadap layanan kesehatan dan gizi. Dalam upaya mencapai tujuan ini,
beberapa langkah strategis perlu ditekankan:
1. Penyuluhan dan Pendidikan Masyarakat: Memberikan penyuluhan dan pendidikan
kepada masyarakat tentang pentingnya gizi seimbang, praktik pemberian makan bayi
yang tepat, dan perawatan kesehatan anak sangat penting. Pemahaman yang baik di
kalangan orang tua dapat meningkatkan praktik gizi yang baik di rumah.
2. Akses yang Mudah ke Layanan Kesehatan: Peningkatan akses fisik dan finansial
terhadap layanan kesehatan, terutama pada periode pra-kehamilan, kehamilan, dan
masa pertumbuhan anak, sangat penting. Fasilitas kesehatan yang berkualitas dan
terjangkau harus tersedia untuk semua lapisan masyarakat.
3. Peningkatan Pemantauan Pertumbuhan Balita: Sistem pemantauan pertumbuhan
balita harus ditingkatkan untuk mendeteksi stunting pada tahap awal. Hal ini
memungkinkan intervensi yang lebih cepat dan lebih efektif untuk mencegah dampak
jangka panjang stunting.
4. Promosi ASI dan Nutrisi Ibu: Pemberdayaan ibu dengan informasi tentang pentingnya
pemberian ASI eksklusif dan nutrisi yang tepat selama kehamilan dapat berkontribusi
pada pencegahan stunting. Program dukungan untuk ibu hamil dan menyusui perlu
didorong.
5. Kolaborasi Antar-Sektor: Peningkatan akses bukan hanya tanggung jawab sektor
kesehatan saja, tetapi juga sektor lain seperti pendidikan, pertanian, dan
pengembangan ekonomi. Kerjasama lintas-sektor diperlukan untuk mengatasi akar
permasalahan yang menyebabkan stunting.
6. Intervensi Gizi Spesifik dan Suplemen: Pemberian suplemen gizi khusus pada kelompok
rentan, seperti balita dan ibu hamil, perlu ditingkatkan. Intervensi gizi seperti

HASTUTI_2307210018
pemberian vitamin dan mineral tertentu dapat membantu mengatasi kekurangan gizi
yang mungkin muncul.
7. Penggunaan Teknologi: Pemanfaatan teknologi, seperti aplikasi kesehatan dan sistem
informasi kesehatan, dapat meningkatkan pemantauan pertumbuhan balita,
memberikan informasi gizi kepada orang tua, dan memudahkan akses ke layanan
kesehatan.
Dengan menggabungkan strategi ini, pemerintah dan pemangku kepentingan lainnya
dapat bekerja sama untuk meningkatkan akses terhadap layanan kesehatan dan gizi, sehingga
dapat mengurangi prevalensi stunting dan meningkatkan kualitas hidup anak-anak.

KONTEKS DAN URGENSI


Konteks:
➢ Tantangan Kesehatan Masyarakat: Stunting merupakan salah satu tantangan kesehatan
masyarakat yang signifikan di banyak negara, termasuk Indonesia. Stunting tidak hanya
berkaitan dengan kesehatan fisik anak-anak, tetapi juga berdampak pada perkembangan
kognitif dan kemampuan belajar mereka.
➢ Faktor Penyebab yang Kompleks: Stunting disebabkan oleh faktor-faktor yang kompleks,
termasuk gizi buruk, pola makan yang tidak seimbang, akses terbatas terhadap layanan
kesehatan, sanitasi yang buruk, dan kondisi lingkungan yang tidak mendukung.
➢ Kurangnya Akses dan Pengetahuan: Di banyak daerah, terutama di pedesaan dan daerah
terpencil, akses terhadap layanan kesehatan dan gizi masih terbatas. Selain itu, kurangnya
pengetahuan tentang pentingnya gizi yang baik dan pola makan sehat juga menjadi
masalah yang perlu diatasi.

Urgensi:
➢ Periode Kritis Pertumbuhan:
Periode 1.000 hari pertama kehidupan, dari kehamilan hingga dua tahun pertama
kehidupan anak, sangat penting untuk pembentukan fisik dan kognitif yang optimal.
Layanan kesehatan dan gizi yang baik selama periode ini dapat mengurangi risiko stunting
dan memastikan pertumbuhan yang sehat bagi anak-anak.

HASTUTI_2307210018
➢ Dampak Jangka Panjang:
Stunting pada masa anak-anak dapat memiliki dampak jangka panjang pada kesehatan dan
kesejahteraan anak, termasuk gangguan perkembangan fisik, kognitif, dan bahkan sosial.
Dampak jangka panjang stunting juga dapat mempengaruhi produktivitas ekonomi dan
kemampuan belajar anak di masa dewasa.

➢ Pemutusan Siklus Kemiskinan:


Pencegahan stunting dapat membantu memutus siklus kemiskinan dalam suatu
masyarakat. Anak-anak yang tumbuh dengan kesehatan yang baik memiliki peluang yang
lebih baik untuk mencapai potensi mereka dalam pendidikan dan karier.
➢ Tantangan Pembangunan Berkelanjutan:
Mencegah stunting adalah kunci untuk mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan,
termasuk peningkatan kesejahteraan masyarakat, kesetaraan gender, dan peningkatan
kualitas hidup.

DISKUSI/ANALISIS/KRITIK KEBIJAKAN
➢ Akses yang Merata:
Salah satu kritik utama terhadap kebijakan ini adalah kesenjangan akses yang masih terjadi
di berbagai wilayah, terutama di daerah pedesaan dan terpencil. Meskipun kebijakan ini
bertujuan untuk meningkatkan akses, implementasinya sering kali terhambat oleh kendala
infrastruktur dan sumber daya yang terbatas.
➢ Kualitas Layanan:
Meskipun akses terhadap layanan kesehatan dan gizi penting, kualitas layanan tersebut
juga merupakan faktor kunci. Tidak hanya penting untuk memiliki akses fisik ke layanan,
tetapi layanan tersebut juga harus berkualitas tinggi dan relevan dengan kebutuhan
masyarakat.
➢ Pendidikan dan Kesadaran Masyarakat:
Kebijakan ini juga harus disertai dengan upaya meningkatkan pendidikan dan kesadaran
masyarakat tentang pentingnya gizi yang baik dan pola makan sehat. Tanpa pemahaman

HASTUTI_2307210018
yang memadai tentang pentingnya gizi, masyarakat mungkin tidak akan memanfaatkan
layanan yang disediakan.
➢ Kolaborasi Antar-Sektor:
Kebijakan ini memerlukan kolaborasi yang kuat antara sektor kesehatan, pendidikan,
pertanian, dan sosial. Namun, implementasi kolaboratif sering kali kompleks dan
memerlukan koordinasi yang baik antara berbagai pemangku kepentingan.

➢ Sustainability:
Kebijakan ini juga harus mempertimbangkan keberlanjutan dalam jangka panjang. Upaya
pencegahan stunting tidak hanya bersifat jangka pendek, tetapi harus diintegrasikan ke
dalam kebijakan dan program jangka panjang yang berkelanjutan.
➢ Evaluasi dan Pemantauan:
Penting untuk melakukan evaluasi yang berkala terhadap kebijakan ini untuk memastikan
bahwa tujuan pencegahan stunting tercapai dan untuk mengidentifikasi area-area di mana
perbaikan diperlukan.
Dalam menyusun dan melaksanakan kebijakan peningkatan akses terhadap layanan
kesehatan dan gizi untuk pencegahan stunting, penting untuk memperhitungkan berbagai
perspektif dan tantangan yang mungkin muncul. Hanya dengan pendekatan yang holistik dan
terkoordinasi, kebijakan ini dapat memberikan dampak yang signifikan dalam mengurangi
angka stunting dan meningkatkan kesehatan anak-anak secara keseluruhan.

REKOMENDASI
Beberapa rekomendasi terkait kebijakan peningkatan akses terhadap layanan kesehatan dan
gizi untuk pencegahan stunting:
➢ Penyediaan Layanan Kesehatan dan Gizi yang Terjangkau:
• Membangun dan memperluas jaringan layanan kesehatan primer di daerah pedesaan
dan terpencil.
• Memastikan biaya layanan kesehatan dan gizi terjangkau bagi semua lapisan
masyarakat, termasuk yang berpenghasilan rendah.

HASTUTI_2307210018
➢ Pendidikan dan Kesadaran Masyarakat:
• Melakukan kampanye penyuluhan dan pendidikan tentang gizi yang seimbang dan
pentingnya pola makan yang baik, terutama bagi ibu hamil dan anak-anak.
• Meningkatkan literasi kesehatan masyarakat, termasuk pemahaman tentang risiko
stunting dan cara mencegahnya.
➢ Penguatan Sistem Kesehatan:
• Melakukan investasi dalam sumber daya manusia dan infrastruktur kesehatan untuk
meningkatkan kualitas layanan kesehatan dan gizi.
• Mengembangkan program pelatihan untuk tenaga kesehatan tentang pencegahan
stunting, manajemen gizi, dan pemantauan pertumbuhan anak.
➢ Kolaborasi Antar-Sektor:
• Mendorong kerja sama antara sektor kesehatan, pendidikan, pertanian, dan sosial
dalam menyediakan solusi terpadu untuk mengatasi stunting.
• Mengintegrasikan pendekatan gizi ke dalam program-program pembangunan lainnya,
seperti program pemberdayaan ekonomi dan sanitasi.
➢ Pemantauan dan Evaluasi:
• Membangun sistem pemantauan dan evaluasi yang efektif untuk mengukur dampak
kebijakan peningkatan akses terhadap layanan kesehatan dan gizi terhadap penurunan
angka stunting.
• Melakukan peninjauan berkala terhadap kebijakan dan program untuk menyesuaikan
strategi berdasarkan hasil evaluasi.
➢ Pemberdayaan Perempuan:
• Memberdayakan perempuan sebagai agen perubahan dalam upaya pencegahan
stunting, dengan memberikan akses yang lebih baik terhadap pendidikan, pekerjaan,
dan keputusan terkait kesehatan keluarga.
• Mendorong praktik-praktik yang mendukung pemberian ASI eksklusif dan pemberian
makanan tambahan yang bergizi kepada anak-anak.
Dengan menerapkan rekomendasi-rekomendasi ini secara holistik dan berkelanjutan,
diharapkan bahwa kebijakan peningkatan akses terhadap layanan kesehatan dan gizi untuk

HASTUTI_2307210018
pencegahan stunting dapat memberikan dampak yang signifikan dalam mengurangi angka
stunting dan meningkatkan kesehatan serta kesejahteraan anak-anak.

REFERENSI
Cahya R., Sulistiadi W., Tu N.F. & Trenggono P.H., Dampak Hambatan Geografis dan Strategi Akses
Pelayanan Kesehatan: Literature Review, Media Publikasi Promosi Kesehatan Indonesia
(MPPKI), 2023; 6(5):868-877.

Islami N.W. & Khouroh U.J.K.R.J.P.D.I., Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi balita stunting dan
tantangan pencegahannya pada masa pandemi, 2021;3(2):6-19.

Martony O.J.J.o.T., Stunting di Indonesia: Tantangan dan Solusi di Era Modern, 2023;5(2):1734-1745.

Oktoyoki H., Ginting K.I., Asriani F., Sari N.P., Rimdam D.H., Izzati M., et al., Sosialisasi Pencegahan
Stunting Melalui Penerapan Pola Hidup Sehat Dan Pemberian Makan Bergizi Serta
Pencegahan Pernikahan Dini Di Desa Rajak Besi Kecamatan Merigi Sakti Kabupaten Bengkulu
Tengah, 2023;1(1):31-37.

Rakhima F., Muliani R.H.J.J.o.E., Education, Business & Managements, Edukasi Praktik Pengolahan Gizi
Ibu Hamil dengan KEK Terhadap Status Gizi dalam Pencegahan Stunting, 2023.

Yurika E.A., Hubungan Akses Sanitasi dengan Stunting pada Balita Usia 6-59 Bulan di Wilayah Kerja
Puskesmas Rawat Inap Semuli Raya Kecamatan Abung Semuli Kabupaten Lampung Utara
Tahun 2023: Poltekkes Kemenkes Tanjung Karang; 2023.

HASTUTI_2307210018

Anda mungkin juga menyukai