Anda di halaman 1dari 2

URAT TUNGGANG “SILA KETUHAN YANG MAHA ESA” PANCASILA

Mengapa umat Islam harus berpegang teguh pada Sila Ketuhanan Yang Maha Esa, hal yang menarik
untuk dipertanyakan sebab agama Islam merupakan agama terbayak pemeluknya di Indonesia.
pengaruh agama Islam telah berurat berakar pada kebudayaan dan Adat-istiadatnya. Boleh dikatakan
bahwa orang tidak mengenal corak lain di Indonesia, kecuali Islam. Pancasila sebagai Filsafat Negara
Indonesia, akan hidup dengan suburnya dan dapat terjamin, sekiranya kaum Muslimin sungguh-
sungguh memahamkan agamanya, sehingga agama menjadi pandangan dan mempengaruhi seluruh
langkah hidupnya. Tidaklah ada suatu agama, dan tidaklah ada satu paham (ideologi), yang dapat
menjamin kesuburan Pancasila itu di Indonesia, melebihi Islam.

Sila dari Ketuhanan yang Maha Esa itu telah mengajarkan, bahwasanya seluruh bangsa adalah
kawan, Seluruh manusia adalah sahabat, dan tujuan yang paling akhir ialah perdamaian
kemanusiaan menegakkan dunia yang baru yang adil dan makmur.

Ketuhanan yang Maha Esa adalah pengakuan akan adanya kekuasaan di atas seluruh kekuasaan
manusia. Ketuhanan yang Maha Esa adalah asas dari satu kepercayaan atas Kesatuan Allah, dalam
Ketuhanannya, dalam Perbuatannya dan dalam kekuasaannya. Ibadat itu bukanlah sembahyang saja,
bukan puasa saja, bahkan seluruh segi hidup. Keinginan seluruh Muslim ialah berlaku keadilan Tuhan
dalam alam ini. Terdapat kebebasan dan kemerdekaan seorang pribadi berhadapan dengan Tuhan,
tidak ada perantaraan, tidak ada tempat takut yang lain, tidak ada Tempat menyembah yang lain, dan
tidak ada Sesama makhluk yang berhak buat menjadi Batas dan dinding di antara manusia dengan
Tuhan.

Oleh Karena keyakinan Ketuhanan Yang Maha Esa Itu saja yang dijadikannya Sila hidup, jiwanyapun
menjadi dinamis, Apabila bertemu suatu perkara yang dirasanya tidak selaras dengan jalan Allah itu,
meluaplah semangatnya dan naik. Waktu itu dia tidak peduli lagi apa yang akan terjadi. Hidup
baginya ialah bakti, mati ialah syahid. ltulah sebabnya maka manusia-manusia besar yang telah
memulai perjuangan kemerdekaan di tanah Indonesia ini, senantiasa terdapat pada manusia-
manusia yang berkeyakinan Ketuhanan yang Maha Esa.

Keempat sila dalam Pancasila saling terhubung dengan dengan Sila Ketuhanan Yang Maha Esa, yang
pertama Sila Kemanusian, bohonglah Keyakinannya kepada Ketuhanan Yang Maha Esa, kalau dia
tidak menjunjung tinggi peri Kemanusiaan. Sebaliknya tidak satu teori tentang peri kemanusiaan
Yang dapat dijamin kejujurannya, selama tidak didasarkan kepada Ketuhanan Yang Maha Esa. Kedua
Sila Keadilan Sosial, Dengan tegas Allah mengatakan “Bohong pengakuan seseorang bahwa dia Tidak
memberikan pemeliharaan yang baik bagi anak Yatim”. Bohong pengakuan seseorang bahwa dia
mempercayai Ketuhanan Yang Maha Esa, kalau tidak diurusnya makan fakir-miskin. Masuk neraka·
Wailun, walaupun ia sembahyang, kalau sembahyangnya itu hanya karena mengambil muka kepada
orang (ria). Ketiga Sila Kedaulatan Rakyat, Barang-siapa yang mengaku percaya kepada Tuhan Yang
Maha Esa, dengan sendirinya dia pasti percaya akan kedaulatan rakyat, kedaulatan manusia. Dan sila
terakhir yaitu sila kebangsaan Lantaran itu maka berpegang teguh kepada Sila Ketuhanan Yang Maha
Esa itu sajalah yang akan menjamin selamatnya kebangsaan Indonesia ini. Dialah yang akan sangat
progres-progresif jika keadaan. mesti berubah. Sebab itu sudahlah dapat dijelaskan bahwasanya yang
dimaksud dengan kebangsaan sekarang ini ialah Negara, dengan rukun syaratnya yang tentu, yaitu
batas sepadannya, Undang-undang dasarnya, kepala negaranya dan bendera, lambang dan
slogannya.
Kelebihan isi buku sangat menarik karna memberi pandangan penulis terhadap sebuah pendapat
yang bertentangan dengan sudut pandang penulis. Sumbernya pendapat buku ini dibarengi sama Al-
quran dan hadis tidak hanya pendapat pribadi

kekurangan buku ini,pertama tulisannya agak sulit dipahami mungkin tahun terbit buku sudah lama
yaitu tahun 1950-an,kedua banyak tulisan yang hilang atau typo

Anda mungkin juga menyukai