Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN HASIL OBSERVASI

PONDOK PESANTREN NUURUL HUDA


(Jl. Nangerang, Baginda, Kecamatan Sumedang Selatan,
Kabupaten Sumedang, Jawa Barat 45311)
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Dalam Mata Kuliah
Ilmu Pendidikan Anak

Dosen Pengampu: Siti Noor Rochmah, M.Pd.

Disusun oleh:

Alia Siti Aisyah 230110421008


Karina Trie Utami 230110421003
Siti Nurhayati 230110421005
Ta Tanist As Shiddiqiyah 230110421015
Tesi Siti Nurfitriyani 230110421011

SEMESTER 1

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PEDIDIKAN


PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
UNIVERSITAS SEBELAS APRIL SUMEDANG
2023
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah wasyukurillah wani’matillah, segala puji kami panjatkan ke hadirat


Allah Swt. yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, yang telah memberikan kekuatan dan
kesabaran, sehingga kami bisa menyelesaikan tugas laporan hasil observasi yang bertempat
“Pondok Pesantren Nuurul Huda (Jl. Nangerang, Baginda, Kecamatan Sumedang
Selatan, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat 45311)”. Selawat dan salam cinta mahabbah
semoga senantiasa dianugerahkan kepada Habibana Wanabiyana Warasuluna Muhammad
Saw. kepada keluarga dan para sahabatnya, serta semoga tersampaikan kepada kita selaku
umatnya yang senatiasa berjalan mencari ridha Allah Swt.
Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang turut
memberikan konstribusi dalam penyusunan hasil laporan observasi ini dan khususnya kepada
Sesepuh dan Pimpinan Pondok Pesantren Nuurul Huda yang memberikan izinnya kepada
kami dalam pelaksanaan observasi di Pondok Pesantren Nuurul Huda.
Sebagai penyusun, kami menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini terdapat
banyak kekurangan, karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami, baik dari segi
penyusunan maupun tata bahasa penyampaian. Oleh karena itu, kami dengan rendah hati
menerima saran dan kritik yang membangun dari pembaca agar kami dapat memperbaiki dan
menyempurnakan laporan ini.
Kami berharap semoga laporan yang kami susun ini memberikan manfaat dan juga
inspirasi untuk pembaca. Demikian sepatah dua patah kata dari kami. Terima kasih.

Sumedang, November 2023

Tim Penyusun

ii
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL.............................................................................................................. i
KATA PENGANTAR............................................................................................................. ii
DAFTAR ISI........................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................. 1
1.1. Latar Belakang.............................................................................................. 1
1.2. Rumusan Masalah........................................................................................ 1
1.3. Tujuan Observasi.......................................................................................... 2
1.4. Manfaat Observasi........................................................................................ 2
1.5. Metode Pengumpulan Data.......................................................................... 2
1.6. Waktu dan Tempat Observasi....................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................... 3
2.1. Profil Pondok Pesantren............................................................................... 3
2.2. Kegiatan atau Tata Tertib yang Ditetapkan Pengasuh Pesantren dan
Pelaksanaanya............................................................................................... 5
2.3. Latar Belakang Aturan.................................................................................. 7
2.4. Analisis Penerapan Peraturan....................................................................... 8
BAB III PENUTUP.............................................................................................................. 15
Kesimpulan............................................................................................................ 15
LAMPIRAN........................................................................................................................... 16

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pondok Pesantren Nuurul Huda merupakan tempat pendidikan berbasis agama, yang
bertempat di wilayah kecamatan Sumedang Selatan. Pondok Pesantren Nuurul Huda ini
menjadi salah satu ponpes yang layak diincar oleh orang tua yang ingin anaknya
memperdalam agama dengan biaya yang relatif terjangkau yang berada di wilayah
kabupaten Sumedang dan tentunya menjadi incaran untuk objek observasi bagi para
mahasiswa.
Observasi merupakan suatu kegiatan untuk mengetahui bagaimana aturan yang dibuat
dapat diterapkan kepada santri dan santriwati. Dalam hal ini kami selaku mahasiswa
Pendidikan Guru PAUD melakukan observasi di Pondok Pesantren Nuurul Huda untuk
memenuhi tugas dalam bentuk laporan observasi khususnya analisis penerapan
peraturan di Pondok Pesantren Nuurul Huda.
Laporan hasil observasi ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu
Pendidikan Anak. Dengan adanya observasi ini diharapkan dapat mengetahui
bagaimana penerapan peraturan yang ada di lembaga Pondok Pesantren Nuurul Huda
ini. Kemudian kita sebagai seorang calon pendidik tentunya dapat memilih hal-hal
yang baik dan tidak baik untuk diajarkan kepada murid kelak.
1.2. Rumusan Masalah
Pada rumusan masalah ini terdapat beberapa hal yang telah dirumuskan, diantaranya
yaitu:
1. Apa saja kegiatan atau tata tertib yang ditetapkan pengasuh pesantren?
2. Bagaimana pelaksaannya?
3. Apa latar belakang aturan tersebut?
4. Analisis penerapan peraturan!
1.3. Tujuan Observasi
Adapun tujuan observasi dilakukan adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu
Pendidikan Anak yang meliputi:
1. Untuk mengetahui kegiatan-kegiatan atau tata tertib yang ditetapkan pengasuh
pesantren.
2. Untuk mengetahui pelaksanaan dari tata tertib yang telah ditetapkan.
3. Untuk mengetahui latar belakang aturan yang telah ditetapkan.
4. Untuk membantu menganalisis penerapan peraturan.

1
1.4. Manfaat Observasi
Adapun manfaat observasi yang dapat diperoleh dengan dilakukannya observasi ini
adalah:
1. Kami dapat mengetahui kegiatan-kegiatan atau tata tertib yang ditetapkan
pengasuh pesantren.
2. Kami dapat mengetahui bagaimana pelaksanaan dari tata tertib yang telah
ditetapkan.
3. Kami dapat mengetahui latar belakang aturan yang telah ditetapkan.
4. Membantu kami menganalisis penerapan peraturan.
1.5. Metode Pengumpulan Data
Metode Pengumpulan Data adalah cara yang dilakukan untuk mengumpulkan data atau
informasi yang dibutuhkan. Adapun metode pengumpulan data yang digunakan pada
kegiatan observasi di Pondok Pesantren Nuurul Huda yaitu metode observasi, selain
metode observasi yang digunakan terdapat metode pengumpulan data lainnya yaitu:
1. Wawancara Terstruktur
Wawancara terstruktur adalah wawancara yang dilakukan dengan menyiapkan
daftar pertanyaan secara sistematis terlebih dahulu.
2. Wawancara Tidak terstruktur
Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara yang dilakukan secara bebas dan
mengambil poin-poin penting dari masalah yang ingin digali.
Adaput alat-alat yang digunakan pada saat wawancara berlangsung yaitu:
1. HP/Handphone : sebagai alat perekam untuk merekam semua percakapan atau
pembicaraan.
2. Pensil : alat yang digunakan untuk menulis atau mencatat
3. Buku Catatan : mencatat semua percakapan atau pembicaraan saat
wawancara
4. Daftar Pertanyaan : membantu mempermudah dalam memberikan pertanyaan
kepada responden
1.6. Waktu dan Tempat Observasi
Adapun untuk waktu dan tempat pelaksanaan dalam observasi ini, yaitu:
1. Waktu : Minggu, 5 November 2023
2. Tempat : Pondok Pesantren Nuurul Huda

2
3
BAB II
PEMBAHASAN
1.1. Profil Pondok Pesantren
Pada profil pondok pesantren ini dapat dilihat sebagai berikut:
1. Identitas Lembaga
Nama Lembaga : Pondok Pesantren Nuurul Huda
Alamat Lembaga : Jl. Nangerang, Baginda, Kecamatan Sumedang Selatan,
Kabupaten Sumedang, Jawa Barat 45311.
Website maps : https://g.co/kgs/7kSxBj
Jumlah Santri : 32 orang
2. Sejarah Berdirinya Pondok Pesantren Nuurul Huda
Pondok Pesantren Nuruul Huda didirikan oleh Alm. K. H. Jaza Abdul Jabar pada
sekitar bulan Agustus 2019. Pondok Pesantren Nuurul Huda saat ini dipimpin oleh
ustadz Deja Ahmad, terletak di daerah Peusar Desa Baginda Kecamatan Sumedang
Selatan Kabupaten Sumedang.
Nama Nuruul Huda yang tertuang pada pondok pesantren ini diberikan oleh guru
pimpinan pondok pesantren dan merupakan sebuah doa. Dari kata “Nuurul” atau
“nuur” yang berarti cahaya dan “Huda” yang berarti petunjuk. Jadi, makna nama
Nuruul Huda itu adalah suatu cahaya petunjuk bagi masyarakat sekitarnya.
Pondok pesantren ini merupakan jenis pondok pesantren yang menekankan pada
pembelajaran kitab kuning, dinamakan kitab kuning karena lembar kitab tersebut
berwana kuning. Kitab kuning mengkaji beberapa hal seperti tentang nahwu
shorof, fiqih, dan tauhid.
Pondok ini terbilang belum selesai dan dalam tahap pembangunan. Oleh karena itu,
fasilitas pondok pesantren pun belum lengkap seperti kamar untuk para santri
menginap. Sehingga kegiatan para santri belum sepenuhnya terlaksana didalam
pondok pesantren. Proses belajar mengajar di pondok pesantren ini dilaksanakan
dari sore hari sampai waktu isya, karena pada siang hari kegiatan belajar para santri
dilakukan di sekolah umum seperti, SD, SMP, SMA sederajat.
Tenaga pengajar yang ada di Pondok Pesantren Nuurul Huda berjumlah 4 orang,
merupakan tenaga pengajar uztad/uztazah serta guru yang kompeten pada bidang
pelajarannya masing-masing sehingga berkualitas. Pengajar di sana kebanyakan
berlatar belakang pendidikan pesantren dari daerah Tasik dan daerah lainnya.

4
Tersedia juga berbagai fasilitas seperti ruang kelas yang nyaman, asrama yang
dalam tahap penyelesaian pembangunan, kantin, masjid, dan lain-lain.
3. Struktur Organisasi Lembaga
Struktur organisasi lembaga Pondok Pesantren Nuurul Huda dimulai dari sesepuh
pondok pesantren, pimpinan pesantren sampai dengan santri dan santriwati.
Adapun struktur organisasi lembaga Pondok Pesantren Nuurul Huda dapat dilihat
dalam bentuk tabel sebagai berikut:
Gambar 2.1
Struktur Organisasi Lembaga

4.

Visi dan Misi


a. Visi
Visi yang ada di PP. Nuurul Huda, yaitu:
MENJAGA AKIDAH ASWAJA
b. Misi
Untuk menunjang visi di atas tentunya ada misi yang dilakukan, yaitu:
1. Mencetak ulama-ulamilin.
2. Mencetak pribadi yang bertaqwa kepada Allah SWT.
3. Mencetak pribadi yang berakhlaqul karimah.
4. Mencetak individu sebagai pemimpin yang bertaqwa.

5
1.2. Kegiatan atau Tata Tertib yang Ditetapkan Pengasuh Pesantren dan
Pelaksanaannya
Pondok Pesantren Nuurul Huda menerapkan ajaran akidah ahlussunnah wal jamaah,
yang dilatar belakangi oleh keaadaan zaman sekarang, banyaknya aliran atau ajaran-
ajaran yang sesat. Oleh karena itu, pesantren ini memilih ajaran tersebut.
Pembelajaran yang ditekankan di pesantren ini adalah pembelajaran kitab kuning atau
kitab gundul. Sedangkan untuk hapalan Al-Quran tidak terlalu ditekankan karena para
santri maupun santriwati memiliki kegiatan lain di luar pesantren. Hanya saja minimal
santri maupun santriwati bisa membaca kitab kuning atau kitab gundul.
Pada pondok pesantren ini belum ada santri yang bermukim dikarenakan fasilitasnya
yang belum memadai, sehingga masih dalam proses pembagunan. Walau dengan
keterbatasan fasilitas dan sarana prasarana pengasuh pesantren memberikan kebijakan
dan menetapkan kegiatan serta aturan yang disesuaikan dengan waktu kosong para
santri.
Adapun untuk kegiatan yang dilakukan di pesantren ini dimulai pada pukul 12.30 wib
ba'da dzuhur, untuk tingkat SD/MI kelas 6 sampai ba'da asar. Tingkat MI ini ditekankan
hapalan quran/juz ama dan doa-doa harian. Untuk tingkat MTS, MA dan Mahasiswa
pembelajaran di mulai pukul 18.00 wib ba'da magrib dengan materi atau pelajaran yang
diajarakan oleh ustad atau ustadzah kepada para santri adalah dintaranya; fikih, tauhid,
nahwu, shorof, tahsin quran. Materi ini dipelajari dengan jadwal yang telah diatur oleh
pengasuh pesantren sebagai berikut.
Tabel 2.1
Jadwal Pelajaran Pondok Pesantren Nuurul Huda
Jadwal Pelajaran
Hari Nama Pelajaran
1. Baca Al-Quran
Senin 2. Tajwid Ulang
3. Juz amma
Selasa 1. Baca Al-Quran
2. Kitab Riyadul Badiah
Rabu 1. Kitab Riyadul Badiah
2. Kitab Jurumiah
Kamis 1. Yasinan
2. Sholawat dan Berjanji
Jumat 1. Kitab Jurumiah
Sabtu 1. Baca Al-Quran
2. Kitab Akhlak

6
3. Doa-Doa
Untuk hari Kamis atau malam Jumat diisi dengan "riyadhotunnafsi" seperti tahlil.
Selain kegiatan yang terjadwal, ada kegiatan untuk mendukung minat dan bakat para
santri di Pondok Pesantren Nuurul Huda. Adapun kegiatan itu berupa ekstrakulikuler
yang bisa dipilih dan diikuti oleh para santri di pesantren, diantaranya yaitu:
1. Seni Terbangan
2. Seni Bela Diri Pencak Silat
3. Evaluasi Jaringan Dakwah
4. Jaringan Bisnis Islami
Menurut hasil observasi, Pondok Pesanten Nuurul Huda ini menerapkan beberapa tata
tertib, sebagai berikut:
1. Sanggup taat dan patuh terhadap kurikulum
2. hadir tepat waktu
3. Berpakaian sopan menutup aurat
4. bahasa yang baik sopan, santun terhadaa guru maupun teman
5. salat berjamaah
6. Menjaga kebersihan lingkungn pesantren
Jika santri melakukan pelangggaran terhadap salah satu peraturan tersebut, maka
adanya konsekuensi yang harus diterima. Konsekuensi tersebut yaitu dikenakan sanksi.
Di Pondok Pesantren Nuurul Huda, pelaksanaan pemberian hukumannya yaitu berupa
kegiatan yang terhitung mudah namun berefek melelahkan dan hukuman tersebut
berbasis pendidikan. Adapun untuk hukuman tersebut yaitu seperti membaca istighfar
dan menulis sholawat dengan jumlah atau banyaknya tergantung peraturan apa yang di
langggar oleh santri.
Semakin berat peraturan yang dilanggar maka jumlah membaca istisgar dan menulis
sholawat akan semakin banyak jumlahnya, sebaliknya jika pelaturan yang dilanggar
termasuk kedalam pelanggaran ringan maka semakin sedikit pula membaca istigfar dan
menulis sholawat. Pemberian hukuman pada santri itu tidak menghasilkan konsekuensi
yang menyebabkan santri sakit atau terluka.
Dengan diadakannya konsekuensi ini, bertujuan agar santri tersebut dapat membaca
istigfar dan menulis sholawat, sehingga secara otomatis dalam hatinya ia membaca
sholawat. Dengan hal itupun akan menimbulkan rasa penyesalan pada diri santri
tersebut, walaupun sebenarnya dengan menulis sholawat atau bacaan istigfar tersebut
sesungguhnya mereka sedang beribadah, seperti halnya pada sabda Nabi Muhammad

7
Saw. "apabila seseorang menulis sholawat di buku/dikertas, tulisanya akan terus
bersholawat sampai tulisan tersebut hilang".
Dengan bersandar pada sabda Nabi Muhammad Saw., ustadz Deza Ahmad berkata
"Sebenarnya hukuman ini tidak rugi, tapi mungkin kalo anak-anak pasti pegel, karena
menulis sholawat dengan jumlah yang banyak dan justru mereka diuntungkan karena
menulis sholawat itu."
1.3. Latar Belakang Aturan
Latar belakang aturan yang dibuat di Pondok Pesantren Nuurul Huda didirikan dengan
visi dan misi untuk memberikan pendidikan agama dan karakter kepada santri yang
mengarah pada ajaran ahlu sunnah waljamaah. Latar belakang aturan ini menjadi dasar
pengembangan aturan-aturan yang mengarah pada pembentukan akhlak dan disiplin.
Adapun latar belakang aturan dari aturan yang ditetapkan pengasuh pesantren dapat
dilihat dari beberapa aspek, diantaranya:
1. Aspek Pendidikan: Aturan yang berkaitan dengan jadwal pembelajaran dari
maghrib sampai isya, pelaksanaan sholat berjamaah, tajwid ulang, juz amma, do'a-
do'a, sholawat dan berjanji, membaca Al-Qur'an, membaca Kitab Kuning (Kitab
Riyadul Badi'ah, Kitab Jurumiyah, Kitab Akhlak, dan Kitab Khulasoh), dan
Riyadhoh Tunnafsi seperti membaca yasin, serta kegiatan keagamaan lainnya,
menunjukkan komitmen pesantren untuk memberikan pendidikan agama yang
holistik.
2. Aspek Disiplin: Aturan yang berkaitan dengan sanggup taat dan patuh terhadap
kurikulum, kedisiplinan dalam pelaksanaan tugas-tugas pesantren, hadir tepat
waktu, sopan santun, dan berbahasa yang baik dan benar. Sanksi bagi santri yang
melanggar peraturan pesantren, seperti keterlambatan atau perilaku tidak pantas,
diberi sanksi membaca istighfar dan menulis sholawat sebagai bentuk ta'zir
(hukuman kecil), membaca istighfar dan menulis sholawat di pondok pesantren
bukan hanya sebagai hukuman, tetapi juga sebagai sarana pembinaan spiritual yang
efektif. Membacanya secara rutin dapat membantu santri memperkuat hubungan
spiritual dengan Allah SAW, dan memberikan dampak positif terhadap keterlibatan
santri yang menunjukkan upaya untuk membentuk karakter santri yang disiplin,
bertanggung jawab, dan peningkatan pemahaman keagamaan.
3. Aspek Kesehatan dan Kebersihan: Aturan yang kaitkan dengan kesehatan,
kebersihan diri, dan lingkungan pondok pesantren menunjukkan perhatian terhadap
kesejahteraan fisik dan mental santri.

8
1.4. Analisis Penerapan Aturan
Dari hasil observasi yang dilakukan di Pondok Pesantren Nuurul Huda bahwa
penerapan aturan ini merupakan bentuk dari Metode Pembelajaran Tarbiyah.
Al-Qur'an tidak mengabaikan konsep-konsep yang mengarah pada pendidikan. Al-
Qur'an memberi dan menawarkan kepada manusia ilmu yang bermanfaat atau ilmu
yang negatif yang mengatur hubungan manusia dengan Tuhannya, dengan sesamanya
dan dengan lingkungan sekitarnya. Tarbiyah yang sering disebutkan dalam Al-Qur'an
yaitu kata Rabb. Tarbiyah berasal dari kata Rabb yang diungkapkan oleh para ahli
kamus bahasa Arab yang berasal dari kata dasar yang sama yaitu Rabb. Menurut Al
Badawi, kata Rabb berasal dari kata tarbiyah yang berarti menyampaikan sesuatu
sedikit demi sedikit hingga sempurna.
Secara istilah at tarbiyah berarti proses menumbuhkan dan mengembangkan potensi
baik berupa tanggung jawab fisik, intelektual, sosial, estetika, dan spiritual. Peserta
didik secara optimal tumbuh dan terbina secara optimal dengan memelihara, mengsuh,
merawat, memperbaiki, dan mengatur secara terencana dan sistematis serta
berkelanjutan.
Dalam istilah Bahasa Indonesia at tarbiyah yaitu pendidikan. Jadi, at tarbiyah
memberikan pengertian mencakup semua aspek pendidikan yaitu aspek kognitif,
efektif, dan psikomotorik. Adapun hasil analisis penerapan peraturan yang diperoleh
adalah sebagai berikut:
1. Pendidikan Keimanan
Pendidikan keimanan dalam Islam merujuk pada usaha untuk menguatkan dan
memperkuat keyakinan serta hubungan individu dengan Allah. Hal ini melibatkan
pemahaman, penghayatan, dan praktik ajaran-ajaran Islam. Pendidikan keimanan
memiliki peran penting dalam membentuk karakter dan perilaku seorang Muslim.
Beberapa penerapan kegiatan Pendidikan Keimanan di pesantren Nuurul Huda,
diantaranya yaitu:
a. Kegiatan Membaca Al-Quran
Kegiatan belajar Al-Quran dalam lingkungan pesantren Nurul Huda mencakup
berbagai metode dan pendekatan untuk memahami, menghafal, dan
mengamalkan ayat-ayat Al-Quran. Berikut adalah beberapa metode yang
digunakan dalam kegiatan belajar Al-Quran:

9
1) Tilawah (Membaca):
Tilawah adalah kegiatan membaca Al-Quran dengan tartil (tartil adalah
cara membaca Al-Quran dengan pelan dan tajwid yang benar). Belajar
tilawah melibatkan pengajaran tajwid (aturan bacaan Al-Quran) dan
melatih siswa untuk membaca dengan baik dan benar.
2) Tafsir (Penjelasan):
Tafsir adalah studi yang mendalam tentang makna ayat-ayat Al-Quran.
Metode ini melibatkan membaca tafsir Al-Quran yang ditulis oleh ulama
atau mengikuti pengajaran dari guru yang kompeten. Ini membantu siswa
memahami konteks dan makna ayat-ayat Al-Quran.
3) Hifz (Hafalan):
Hifz adalah upaya untuk menghafal seluruh atau sebagian besar Al-Quran.
Metode ini melibatkan repetisi dan pengulangan, dengan fokus pada
menghafal ayat-ayat dengan benar. dan beberapa diantaranya banyak
siswa siswi mulai menghafal Al-Quran sejak usia muda.
4) Muraja'ah (Pengulangan):
Setelah menghafal sejumlah ayat atau surah, siswa melakukan muraja'ah,
yaitu pengulangan berkala untuk mempertahankan hafalan. Muraja'ah
membantu siswa untuk memperkuat hafalan dan memastikan kelancaran
dalam membaca.
5) Talaqqi (Bimbingan):
Talaqqi melibatkan pembacaan ayat-ayat Al-Quran oleh guru atau
pengajar yang kemudian diikuti oleh siswa untuk meningkatkan kefasihan
dalam membaca dan memahami bacaan.
6) Tadabbur (Meditasi):
Tadabbur adalah kegiatan merenung dan memikirkan makna ayat-ayat Al-
Quran. Ini melibatkan refleksi mendalam terhadap ajaran-ajaran Al-Quran
dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
7) Pelajaran Akhlaq (Moral):
Selain membaca dan menghafal, kegiatan belajar Al-Quran juga
mencakup pelajaran moral dan etika. Ini melibatkan pemahaman dan
penerapan ajaran moral yang terdapat dalam Al-Quran.

10
b. Sholawan Kepada Nabi Muhammad SAW
Sholawat kepada Nabi Muhammad SAW memiliki makna dan signifikansi
yang mendalam dalam Islam. Sholawat merupakan doa dan bentuk
penghormatan kepada Nabi Muhammad SAW, yang dianggap sebagai utusan
Allah dan rahmat bagi seluruh alam. Berikut adalah beberapa makna sholawat
kepada Nabi Muhammad sebagai salah satu metode pembiasaan pendidikan di
pesantren Nuurul Huda:
1) Ibadahtullah:
Sholawat dianggap sebagai bentuk ibadah kepada Allah. Dalam Islam,
melakukan sholawat kepada Nabi adalah cara untuk mendekatkan diri
kepada Allah dan mematuhi perintah-Nya
2) Ekspresi Cinta dan Penghormatan:
Sholawat adalah ekspresi cinta dan penghormatan kepada Nabi
Muhammad SAW. Melalui sholawat, umat Islam menyatakan rasa cinta,
kasih sayang, dan penghargaan mereka terhadap sosok Rasulullah.
3) Doa untuk Kesejahteraan dan Rahmat:
Sholawat juga berfungsi sebagai doa untuk memohon kesejahteraan dan
rahmat Allah kepada Nabi Muhammad SAW. Umat berharap agar Nabi
senantiasa berada dalam lindungan dan mendapat keberkahan dari Allah.
4) Penyucian Hati dan Jiwa:
Melakukan sholawat dapat menjadi sarana untuk membersihkan hati dan
jiwa. Sholawat membantu mengarahkan perhatian kepada nilai-nilai
spiritual dan moral yang diajarkan oleh Nabi.
5) Sarana Tawassul:
Sholawat juga menjadi sarana tawassul atau perantara untuk mendekatkan
diri kepada Allah. Meskipun tawassul tidak boleh diarahkan kepada selain
Allah, memohon syafa'at Nabi merupakan bentuk tawassul yang diterima
dalam Islam.
6) Pembebasan dari Dosa:
Sholawat diyakini sebagai sarana untuk memohon pengampunan dosa.
Melalui sholawat kepada Nabi, umat berharap bahwa Allah akan
mengampuni dosa-dosa mereka.
7) Pendidikan Etika dan Moral:
Sholawat juga mencerminkan pendidikan etika dan moral. Dengan
mengingat dan membaca sholawat kepada Nabi, umat Islam diingatkan
untuk mengikuti ajaran-ajaran etika dan moral yang diajarkan oleh beliau.
8) Model Kehidupan:
Sholawat merupakan pengakuan terhadap kehidupan Nabi Muhammad
SAW sebagai contoh dan teladan yang harus diikuti. Umat Islam berusaha
meneladani akhlak, perilaku, dan cara hidup beliau.
9) Menguatkan Iman dan Taqwa:
Melakukan sholawat dapat membantu memperkuat iman dan taqwa
(ketakwaan) seseorang. Sholawat menjadi sarana untuk memperdalam
koneksi spiritual dengan Allah.

11
10) Pengingat tentang Akhirat:
Sholawat juga merupakan pengingat akan kehidupan akhirat. Dengan
mengingat Nabi dan memohon sholawat, umat diingatkan akan
pentingnya persiapan untuk kehidupan setelah mati.
Dalam rangkaian ibadah dan amalan, sholawat kepada Nabi Muhammad SAW
menjadi bagian integral dari kehidupan umat Islam. Ia mencerminkan
penghormatan, cinta, dan kepatuhan umat kepada ajaran-ajaran Islam yang
dibawa oleh nabi terakhir yaitu Nabi Muhammad Saw.
c. Rutin Membaca Surat Yasin
Membaca Surah Yasin memiliki banyak manfaat dan keutamaan dalam Islam.
Surah Yasin merupakan salah satu surah dalam Al-Quran yang sangat
dihormati dan diberikan keistimewaan. Di Pesantren Nurul Huda sendiri
pembiasaan membaca surat yasin setiap hari kamis/malam jumat menjadi
sebuah kegiatan yang tidak asing lagi. Banyak sekali dampak dan manfaat
pada siswa siswi yang ditampakan ketika mereka membaca dengan keikhlasan
dan mengimani setiap makna pada surat yasin tersebut.
2. Pendidikan Akhlak
Pendidikan akhlak dalam Islam merupakan aspek penting dari sistem pendidikan.
Akhlak (etika atau moral) mencakup perilaku, sikap, dan karakter seseorang.
Pendidikan akhlak dalam di pesantren nurul huda juga bertujuan untuk membentuk
individu yang memiliki moralitas tinggi, berakhlak mulia, dan menjalani kehidupan
sesuai dengan ajaran Islam. Pendidikan akhlak di pesantren nurul huda bukan
hanya sekadar transfer pengetahuan, tetapi juga pembentukan karakter dan perilaku
yang sesuai dengan ajaran agama. Dengan implementasi yang baik, pendidikan
akhlak dapat membawa dampak positif dalam membentuk masyarakat yang
berakhlak mulia.
Mempelajari kitab akhlak dalam menurut kurikulum pendidikan di pesantren nurul
huda merupakan langkah penting dalam pengembangan karakter dan moralitas
individu. Kitab akhlak mengandung ajaran-ajaran mengenai perilaku yang baik,
etika, dan moralitas sesuai dengan prinsip-prinsip Islam. Diantara pendidikan
dalam kitab akhlak yaitu:
a. Tauhid dan Akhlak:
Pemahaman tentang tauhid sebagai dasar utama pembentukan akhlak.
Bagaimana kesadaran akan keesaan Allah memengaruhi perilaku sehari-hari.
b. Etika Berinteraksi dengan Allah dan Sesama:
Etika dalam beribadah kepada Allah. Cara berinteraksi dengan sesama
manusia dengan penuh rasa hormat, kasih sayang, dan keadilan.
c. Kepatuhan terhadap Hukum Islam:
Pentingnya patuh terhadap hukum-hukum Islam dalam kehidupan sehari-hari.
Konsep taat kepada Allah dan Rasul-Nya sebagai bagian dari akhlak Muslim.
d. Kasih Sayang dan Kepedulian:
Mengembangkan sikap kasih sayang terhadap makhluk Allah. Pentingnya
kepedulian terhadap kebutuhan sesama dan berbuat baik kepada mereka.
e. Kejujuran dan Amanah:

12
Etika kejujuran dalam segala aspek kehidupan. Amanah sebagai prinsip
penting dalam berkomunikasi dan bertransaksi.

f. Sikap Sabar dan Syukur:


Mengembangkan sikap sabar dalam menghadapi cobaan dan ujian hidup.
Bersyukur atas nikmat Allah sebagai bentuk akhlak yang baik.
g. Sikap Tawadhu' (Rendah Hati):
h. Pentingnya rendah hati dan menghindari sifat sombong atau riya'.
Menanamkan rasa tawadhu' dalam berinteraksi dengan sesama.
i. Penjagaan Lidah dan Tutur Kata:
Pentingnya menjaga lisaniyah (ucapan) dan menjauhi kata-kata yang
merugikan. Etika berbicara dan berkomunikasi dengan kata-kata yang baik.
j. Pengendalian Diri dan Nafsu:
Pengembangan sikap pengendalian diri terhadap hawa nafsu yang negatif.
Menanamkan kesadaran akan hakikat kehidupan dunia dan akhirat.
k. Hormat terhadap Hak-hak Lainnya:
Etika dan akhlak dalam menjalankan hak dan kewajiban sebagai warga
masyarakat. Hak-hak individu dan kolektif yang perlu dihormati.
l. Pengampunan dan Kesediaan Meminta Maaf:
Sikap memaafkan dan kesediaan untuk meminta maaf sebagai bagian dari
akhlak mulia. Menjaga hubungan baik dengan sesama melalui sikap pemaaf.
m. Adab Makan dan Minum:
Etika saat makan dan minum dalam Islam. Cara memulai dan mengakhiri
makan, serta berbagi makanan dengan sesama.
Mempelajari kitab akhlak dalam Islam bukan hanya mengenai pengetahuan,
tetapi juga penerapan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Penting
untuk mengintegrasikan pembelajaran teoritis dengan praktik nyata agar
akhlak yang baik dapat tercermin dalam perilaku dan interaksi sehari-hari.
3. Pendidikan Fisik
Pendidikan fisik adalah bagian integral dari sistem pendidikan yang bertujuan
untuk mengembangkan dan meningkatkan aspek-aspek fisik, kebugaran,
keterampilan motorik, dan kesehatan siswa. Diantara pendidikan fisik yang ada di
Pesantren Nuurul Huda adalah:
a. Ekstrakulikuler Terbangan
Hubungan antara pendidikan fisik dan kegiatan terbangan di Pesantren Nuurul
Huda ini sangat berkaitan, diantaranya:
1) Pembelajaran Ritme dan Koordinasi Motorik:
Pendidikan fisik dapat mendukung pengembangan keterampilan ritme dan
koordinasi motorik, yang keduanya penting dalam memainkan alat musik
terbangan atau berpartisipasi dalam kelompok musik terbangan.
2) Hubungan Emosional:
Pendidikan fisik dan musik terbangan keduanya dapat memainkan peran
penting dalam kesejahteraan emosional. Aktivitas fisik dan musik
terbangan dapat menjadi saluran ekspresi yang kuat, membantu mengatasi
stres, meningkatkan mood, dan memperkuat kesehatan mental.
3) Pengembangan Keterampilan Sosial melalui Musik dan Aktivitas Fisik:

13
Kegiatan musik dan aktivitas fisik berkelompok dapat membantu dalam
pengembangan keterampilan sosial seperti kerjasama, komunikasi, dan
kepemimpinan.

b. Ekstrakulikuler Pencak Silat


Hubungan antara pendidikan fisik dan pencak silat erat kaitannya dengan
pengembangan aspek fisik, mental, dan karakter siswa. Pencak silat, sebagai
seni bela diri tradisional Indonesia, tidak hanya berkaitan dengan aspek
kebugaran fisik, tetapi juga mencakup nilai-nilai moral dan etika. Hubungan
antara pendidikan fisik dan pencak silat menciptakan kesempatan untuk
pengembangan fisik dan mental yang seimbang, membantu siswa mencapai
kesehatan holistik, dan memberikan dasar untuk pengembangan karakter yang
kuat.
4. Pendidikan Intelektual
Pendidikan intelektual mengacu pada upaya untuk mengembangkan dan
meningkatkan kapasitas intelektual seseorang. Ini mencakup pemberian
pengetahuan, keterampilan berpikir kritis, pemecahan masalah, dan pengembangan
kecerdasan secara umum. Pendidikan intelektual tidak hanya berfokus pada
akuisisi informasi, tetapi juga melibatkan pengembangan kemampuan untuk
menganalisis, mensintesis, dan mengevaluasi informasi tersebut. Hal-hal yang
berkaitan dengan pendidikan intelektual, yaitu sebagai berikut:
a. Mempelajari Kitab Jurumiyah
"Kitab al-Jurumiyah" adalah salah satu karya sastra tata bahasa Arab klasik
yang sangat terkenal dan banyak diajarkan dalam tradisi pendidikan Islam.
Kitab ini dikarang oleh seorang sarjana bahasa Arab bernama Muhammad ibn
Muhammad ibn Dawud al-Jurjani, yang lebih dikenal sebagai al-Jurumiyah.
Dia hidup sekitar abad ke-14 Masehi.
"Kitab al-Jurumiyah" adalah karya singkat yang menyajikan dasar-dasar tata
bahasa Arab. Tujuannya adalah memberikan dasar yang kuat bagi para pelajar
dalam memahami struktur dan aturan bahasa Arab, terutama dalam konteks
ilmu nahwu (gramatika Arab). Kitab ini menjadi populer karena sederhana
namun komprehensif dalam memberikan pemahaman dasar tentang tata
bahasa Arab, sehingga sangat cocok untuk pemula.
Isi dari "Kitab al-Jurumiyah" mencakup berbagai konsep dasar dalam ilmu
nahwu, seperti jenis-jenis kalimat, isim (kata benda), fi'il (kata kerja), huruf-
huruf yang mempengaruhi, dan sebagainya. Kitab ini juga sering digunakan
sebagai pengantar sebelum mempelajari karya-karya tata bahasa Arab yang
lebih lanjut.
Meskipun "Kitab al-Jurumiyah" awalnya ditulis untuk memfasilitasi
pembelajaran tata bahasa Arab, seiring waktu, kitab ini menjadi lebih dari
sekadar buku ajar. Banyak ulama dan guru menggunakannya sebagai landasan
bahkan di pesantren nurul huda itu sendiri untuk mengajarkan dasar-dasar
bahasa Arab kepada para pelajar di berbagai tingkat. Kitab ini tetap menjadi
sumber rujukan dan bahan pembelajaran yang penting dalam tradisi
pendidikan Islam.
b. Mempelajari Kitab Kuning

14
"Kitab Kuning" adalah istilah yang sering digunakan untuk menyebut
kumpulan literatur Islam tradisional yang umumnya ditulis dalam bahasa Arab
dan kemudian diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa. Warna kuning
merujuk pada warna halaman kertas pada naskah-naskah klasik Islam yang
sering kali berwarna kuning atau kecokelatan. Literatur ini mencakup berbagai
topik, seperti tafsir (penafsiran Al-Quran), hadis (tradisi yang berisi perkataan
dan perbuatan Nabi Muhammad), fiqh (hukum Islam), aqidah (keyakinan),
tasawuf (mistisisme Islam), dan lain-lain.
Beberapa pembelajaran dalam kitab kuning:
1) Al-Lu'lu' wal-Marjan (Muttafaq 'alaih): Kumpulan hadis-hadis Nabi
Muhammad SAW yang disepakati oleh dua koleksi hadis utama, yaitu
Sahih Bukhari dan Sahih Muslim.
2) Bidayah al-Mujtahid wa Nihayat al-Muqtasid: Karya Ibnu Rushd
(Averroes) yang membahas hukum Islam dan perbandingan antara
madzhab-madzhab hukum.
3) Al-Maqasid al-Hasanah: Karya Ibnu Daqiq al-'Id yang membahas etika
Islam dan tazkiyat al-nafs (pembersihan jiwa).
4) Mukhtasar Sahih Bukhari: Ringkasan dari Sahih Bukhari, karya Ibnu
Hajar al-Asqalani.
5) Al-Imamah wa al-Siyasah: Karya Ibnu Qudamah al-Maqdisi yang
membahas kepemimpinan dan politik dalam Islam.
6) Al-Minhaj al-Qawim: Karya Imam Nawawi yang membahas tata cara
hidup dan etika Islam.
"Kitab Kuning" tidak merujuk pada suatu koleksi kitab yang tetap dan
baku, melainkan lebih sebagai istilah umum untuk literatur Islam
tradisional yang diajarkan di pesantren nurul huda ini. Kitab kuning
memiliki peran penting dalam pengajaran dan pemahaman Islam,
khususnya di kalangan tradisi pesantren.
c. Mempelajari Kitab Riyadul Badiah
"Riyadul Badiah" terbagi menjadi beberapa bagian, atau biasa disebut sebagai
bab-bab, yang mencakup berbagai aspek kehidupan seperti keimanan, ibadah,
akhlak, perkawinan, perdagangan, dan sebagainya. Setiap bab dimulai dengan
ayat Al-Quran yang relevan, diikuti oleh hadis-hadis yang mendukung topik
tersebut. Kitab ini menjadi salah satu rujukan di lingkungan pesantren, dan
banyak orang Muslim membacanya sebagai sumber petunjuk moral dan
praktis. "Riyadul Badiah" memainkan peran penting dalam memandu umat
Islam menuju kehidupan yang lebih saleh dan bertaqwa.
5. Pendidikan Sosial
Pendidikan sosial di pesantren nurul huda ini diintegrasikan ke dalam kurikulum
pembelajaran sebagai bagian dari pelajaran seperti mengadakan sebuah majelis
atau kegiatan sosial lainnya. Tujuannya adalah membentuk santriwan santriwati di
pesantren yang berpengetahuan, bertanggung jawab, dan dapat berkontribusi secara
positif dalam masyarakat. Melalui pendidikan sosial, diharapkan individu dapat
memahami peran mereka dalam masyarakat dan menjadi agen perubahan yang
positif.

15
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Pondok Pesantren Nuurul Huda berdiri pada tahun 2019 yang bertepatan pada bulan
Agustus, yang bertempat di Jl. Nangerang, Baginda, Kecamatan Sumedang Selatan,
Kabupaten Sumedang, Jawa Barat 45311. Pondok Pesantren Nuurul Huda didirikan karena
melihat perkembanngan zaman yang cepat, sehingga sesepuh dan pimpinan pesantren
menanamkan visi yang bertujuan menjaga akidah aswaja. Kondisi pesantren yang terbilang
atau terhitung belum selesai, karena usia pesantren yang belum lama berdiri, kurangnya
fasilitas, sarana dan prasarana. Sehingga santri yang ada dan terdaftar di PP. Nuurul Huda
belum bisa bermukim. Salah satu pendidikan yang diterapkan yaitu mengkaji kitab kuning,
dimana pada kitab kuning diajarkan berbagai hal yang berhubungan dengan erat pada
tanggung jawab pendidikan iman, akhlak, fisik, dan intelektual atau disebut dengan metode
pendidikan tarbiyah

16
LAMPIRAN

17
TRANSKIP WAWANCARA
Responden : Ust. Deza Ahmad
Tempat : PP. Nuurul Huda
Waktu : Minggu, 5 November 2023
No. Pertanyaan Jawaban
1. Bagaimana sejarah berdirinya pondok Pondok Pesantren Nuurul Huda ini berdiri
pesantren Nuurul Huda? tahun 2019 pada bulan Agustus. Pesantren ini
diinamakan Nuurul Huda karena Namanya
diberikan oleh pendiri pesantren yang
sekaligus adalah guru dari pimpinan Pondok
Pesantren Nuurul Huda saat ini ketika
pesantren di Tasik.
Nama Nuurul Huda adalah doa dari pendiri
pesantren yang artinya nuurul (Cahaya) Huda
(Petunjuk), jadi Nuurul Huda itu cahaya
petunjuk bagi semua umat, petunjuk kepada
jalan yang diridhai oleh Allah Swt., cahaya itu
dari ilmu.
2. Siapa Pendiri Pondok Pesantren Nuruul Huda? Alm. K. H. Jaza Abdul Jabbar
3. Apakah di PP. Nuurul Huda terdapat visi dan Visi : Ikut Menjaga Akidah Alhi Sunnah
misi? Waljamaah (Aswaja)
Misi :
1. Mecetak ulama-ulamilin (orang yang
berilmu dan mengamalkan ilmunya).
2. Mencetak pribadi yang bertakwa kepada
Allah Swt.
3. Mencetak pribadi yang berakhlakul
karimah.
4. Mencetak orang yang bisa menjadi
pemimpin yang bertakwa (imamal
muttaqin).
4. Apa tujuan utama didirikannya Pondok Tujuannya didirikannya yaitu
Pesantren Nuruul Huda? 1. Ikut menjaga akidah ahli sunnah wal
jamaah dengan sistem pendidikan
keagaamaan.
“Kalau seorang yang beriman namun tidak
berilmu, maka imannya tidak memiliki
bobot dan mudah terumbang ambing atau
tidak punya pendirian. Sebaliknya jika
beriman dan berilmu, Insya Allah akan
memiliki pendirian.”
5. Apa saja pembelajaran yang lebih diunggulkan Pembelajaran seperti hafalan tidak begitu
atau ditekankan di Pondok Pesantren Nuurul ditekankan karena santri tidak terkonsetrasi
Huda? artinya santri punya pembelajaran diluar
pesantren (sekolah umum). Namun untuk
hafalan memang harus menghafal juz amma,
talaran asmaul husna, talaran kitab. Yang

18
ditekankannya yaitu minimal bisa membaca
kitab.
6. Bagaimana sistem pendidikan dan pengajaran Pembelajaran belum seperti pesantren lain
di pondok pesantren Nuruul Huda? karena belum ada santri mukim (24 jam
berada di pesantren). Jadi, santri masih pulang
pergi dari rumahnya dan pembelajarannnya
dilakukan pada sore hari, dari setelah ashar
sampai isya.
7. Apa saja mata pelajaran yang ada di pesantren? Mata Pelajaran diambil dari kitab klasik atau
kitab kuning (karena warna kertas kuning)
yaitu: Fikih, Tauhid, Ilmu Alat (Nahwu-
Shorof), Ilmu Tajwid, dan Tahsin Quran.
Adapun terdapat kegiatan ekstrakurikuler
yaitu: sholawatan, musik terbangan, pencak
silat, dan lainnya.
8. Bagaimana respon santri terhadap Respon santri terhadap pembalajaran itu
pembelajaran di pesantren? mereka terbagi-bagi/tergolong-golong (ada
yang bersungguh-sungguh atau semangat
belajar ataupun benar-benar butuh terhadap
ilmu dan suka terhadap belajar, cuek-cuek aja
yang terpenting hadir, cuma ingin main dan
mendapat uang jajan/uang saku)
9. Kapan waktunya pendidikan dipondok Pembelajaran dilakukan secara terjadwal
pesantren Nuruul Huda? dan bagaimana setiap harinya. Pada malam Jumat
metode pembelajarannya? dijadwalkan dengan Riyadlotun nafsi (berisi
nasihat-nasihat), tahlil, membaca Al-Quran,
sholawat barzanji/berzanji.
10. Selain pebelajaran yang terjadwal dipondok Kegiatan yang dikhususkan setiap bulannya
pesantren, apakah para santri menerima namun belum terlaksana yaitu evaluasi
pembelajaran khusus atau keterampilan yang pembelajaran atau pelatihan ceramah ataupun
dikhususkan? evaluasi dakwah, karena kondisi para santri
yang tidak menentu (pasang surut/ terkadang
kompak terkadang sebagian).
11. Ada berapa tenaga pendidik di Pondok Tenaga pengajar terdapat 4 orang: Ustazah
Pesantren Nuurul Huda dan sebutkan namanya Nia Kurnia, Ustadzah Titin, Ustadzah
serta jelaskan struktur organisasi pesantren? Istigosah, Ust. Andri Wahyudin.
Adapun untuk
Sturktur
Organisasi
Lembaga adalah:

12. Apakah pembelajaran santri yang berbeda Tingkat SD: pada waktu siang hari setelah
tingkat diberikan pengajaran pada waktu yang Dzuhur pukul 14.00 WIB s/d setelah Ashar
sama dan berapa jumlah santri sesuai (pembelajarannya yaitu hafalan juz amma
tingkatannya? [surat-surat pendek], doa-doa, fikih rancang).
Jumlah: 9 orang.
Tingkat SMP dan SMA: pada sore hari, waktu
Maghrib s/d Isya. Jumlah: 23 orang.

19
13. Bagaimana peran pesantren dalam Memilik kepekaan terhadap lingkungan,
mengahadapi era globalisasi? dengan hal itu lembaga pesantren didirikan
untuk membantu masyarakat/para orang tua
agar anaknya terjaga dari moral-moral yang
tidak baik dengan kata era globalisasi.
14. Apa saja aturan yang diterapkan di PP. Nuurul Aturan dibuat untuk ditaati dan bukan
Huda? dilanggar. Sehingga apa yang dicita-citakan
atau diharapkan dapat berjalan lancar Adapun
aturan yang ditetapkan adalah:
1. Sanggup taat, patuh terhadap kurikulum
2. Hadir tepat waktu
3. Berpakaian rapi, sopan, menutup aurat
4. Berbahasa dengan bahasa yang baik,
sopan dan santun. Baik kepada sesama
teman maupun guru.
5. Sholat berjamaah.
6. Menjaga kebersihan lingkungan.
15. Ketika seorang santri melanggar aturan yang Apabila santri melanggar aturan seperti tidak
ada di pesantren apa saja datang tepat waktu, dan lainnya maka ada
hukuman yang diberikan? konsekuensi atau hukuman sesuai kesalahan.
Konsekuensi yang diberikan lebih kepada
Pendidikan yaitu
1. Membaca istigfar beberapa kali dengan
jumlah yang ditentukan oleh asatidz.
2. Menulis Sholawat di buku catatan
beberapa lembar dengan jumlah lembaran
yang ditentukan asatidz.
Konsekuensi atau hukuman yang diberikan
tidak berupa kekerasan seperti dijewer telinga,
memukul, mencambuk, dll.
16. Apa tujuan dari pemberian hukuman yang telah Tujuannya yaitu:
dijelaskan tersebut? 1. Supaya santri membaca sholawat, dengan
menulis artinya adalah dalam hatinya
santri itu membaca.
2. Adanya rasa penyesalan (hanjakal).
Santri tidak dirugikan dengan pemberian
hukuman tersebut karena dengan menulis
sholawat atau membaca istighfar maka ia
sedang beribadah dengan menulisnya.
karena setiap sholawat yang ditulis, Kata
Nabi Muhammad Saw. “Apabila seseorang
menulis sholawat di buku 1 kali sholawat,
maka tulisannya akan terus bersholawat
sampai tulisannya tidak ada.”
Artinya menulis sholawat itu cara pinter atau
cara yang bagus jika seseorang malas
bersholawat secara lisan, maka tulislah. Maka
selama tulisan itu ada, selama itulah orang
tersebut bersholawat.

20
Gambar 1. Dokumentasi Persiapan Wawancara

Gambar 2. Foto Pimpinan PP. Nuurul Huda

21
Gambar 3. Dokumentasi Kegiatan Wawancara

22
Gambar
Gambar 5. Program
4. Foto Pesantren
Bersama dengan dan Jadwal
Pimpinan Kegiatan
PP. Nuurul Huda

Gambar 6. Dukumentasi Kegiatan Belajar Mengajar


Di dalam Masjid dan di Kelas

Gambar 4. Dukumentasi Bangunan Gambar 5. Dukumentasi Bangunan Masjid


Pesantren Tampak Samping Tampak Dalam

23

Anda mungkin juga menyukai