Anda di halaman 1dari 14

TUGAS KIMIA ORGANIK BAHAN ALAM

“REAKTIVITAS DAUN BINAHONG (ANREDERA CORDIFOLIA (TEN)


STEENIS)SEBAGAI OBAT PENYEMBUH LUKA”

DISUSUN
OLEH:

KELOMPOK 11

NAMA :ELVA DAMAYANTI GIRSANG (4211210002)


PEGGY ANANDA PUTRI ADI (4212210001)
YUNNITA
TRIVENA MYTA BR MANIK (4213210032)
KELAS : PSKM 21 B

Dosen Pengampu : Dr. Tita Juwitaningsih, M.Si

PROGRAM STUDI KIMIA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala karunia-
Nya sehingga makalah ini dapat diselesaikan dengan tepat waktu. Penyusunan makalah ini
tidak bisa selesai dengan baik tanpa bantuan dari banyak pihak. Kami ingin mengucapkan
terima kasih kepada Ibu Dr. Tita Juwitaningsih, M.Si atas tugas yang telah diberikan. Dengan
tugas ini, ada banyak hal yang bisa kami pelajari melalui penelitian dalam makalah ini.
Makalah dengan judul “Reaktivitas Daun Binahong (Anredera Cordifolia (Ten)
Steenis) Sebagai Obat Penyembuh Luka”disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Kimia
Organik Bahan Alam. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan bagi
penulis dan juga bagi para pembaca.Melalui makalah ini, diharapkan pembaca bisa
mendapatkan ilmu dan perspektif baru. Setelah berhasil menyelesaikan makalah ini, kami
berharap dapat memberikan manfaat bagi orang lain. Kami menyadari bahwa makalah yang
kami tulis masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun
akan kita nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

20 Oktober 2023

Kelompok 11
BAB I

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang

Pemanfaatan bahan alam sebagai obat tradisional di Indonesia akhir-akhir ini


semakin meningkat, bahkan beberapa bahan alam telah di produksi secara fabrikasi
dalam skala besar. Keuntungan dari penggunaan obat tradisional adalah bahan bakunya
mudah diperoleh dan harganya yang relatif murah. Salah satu pemanfaatan bahan alam
adalah tanaman binahong (Anredera scandens L.).Secara tradisional tanaman Binahong
dikenal oleh masyarakat untuk mengobati berbagai macam penyakit, di antaranya
adalah penyakit infeksi Namun, binahong masih jarang digunakan sebagai tanaman
obat. Menurut Yusup Yudi Prayudi yang dijelaskan dalam Warta Balai Penelitian
Tanaman Rempah dan Obat (2009) bahwa seluruh bagian tanaman Binahong mulai dari
akar, umbi, batang, daun dan bunga sangat mujarab untuk obat dalam penyembuhan
(terapi herbal).

Menurut data Balitro (2006), hanya sekitar 20% bahan baku binahong untuk industri
diperoleh dari hasil budidaya, sedangkan sisanya diperoleh dari hutan. Perbanyakan
tanaman binahong secara vegetatif umumnya dilakukan dengan menggunakan setek
batang. Setek batang pada umumnya lebih mudah dan sangat menguntungkan karena
batang mempunyai persediaan bahan makanan yang cukup, terdapat tunas-tunas, dan
jaringan meristem yang membentuk akar (Mus, 2008).Ekstrak daun binahong dapat
menjadi antibakterial dengan kandungan senyawa metabolit sekunder yaitu flavonoid,
polifenol, saponin, alkaloid, terpenoid, minyak atsiri, dan tanin (Umar, dkk., 2012).
Sastrohamidjojo(2002), menyatakan bahwa Flavonoid yang terkandung pada ekstrak
daun binahong dari sampel segar dan kering adalah 7,81 mg/kg dan 11,23 mg/kg.Jenis
flavonoid yang diperoleh dari hasil isolasi dan identifikasi serbuk segar dan serbuk
kering ekstrak etanol daun binahong ialah flavonol.

Luka merupakan suatu kerusakan integritas kulit yang terjadi ketika kulit terpapar
suhu atau pH, zat kimia, gesekan,trauma tekanan dan radiasi. Respon tubuh terhadap
berbagai cedera dengan proses regenerasi yang kompleks menghasilkan pemulihan
anatomi dan fungsi secara terus menerus disebut dengan penyembuhan lukaTujuan
utama penyembuhan luka adalah mempercepat penutupan luka dan meminimalkan
bekas luka fungsional. Selama dua dekade dilakukan penelitian mengenai sel dan
molekul biologi yang berkaitan dengan proses biologis yang terlibat dalam perbaikan
luka dan regenerasi jaringan. Penyembuhan luka merupakan proses yang kompleks dan
dinamis untuk mengembalikan struktur sel dan lapisan jaringan Pengembangan obat
herbal sebagai alternatif pengobatan terus dilakukan. Obat herbal memiliki efek
samping yang lebih rendah jika dibandingkan dengan obatintesis. Penggunaan salep
antibiotika yang berlebihan dapat menyebabkan resistensi pada bakteri tertentu.Maka
dari itu,diperlukan upaya pengembangan obat alternatif dalam penyembuhan luka.
Salah satu sumber penting untuk pengembangan obat tersebut adalah eksplorasi
tanaman berbasis etnomedicine.

1.2. Tujuan

1. Mengetahui kandungan metabolit sekunder yang terkandung dalam daun binahong.


2. Mengetahui reaktifitas daun binahong sebagai obat penyembuh luka.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
1. DEFENISI

Tanaman obat sudah lama digunakan oleh masyarakat Indonesia sebagai alternatif untuk
pencegahan dan pengobatan berbagai penyakit. Binahong (Anredera cordifolia (Ten.)
Steenis) adalah tanaman obat dari dataran Tiongkok yang dikenal dengan nama asli Dheng
San Chi. binahong merupakan tanaman menjalar dari famili Basellaceae berasal dari Cina.
Tanaman ini berumur panjang (perenial), daunnya berbentuk jantung berbatang lunak
silindris, dan panjangnya dapat mencapai ± 5 m. Tanaman binahong tumbuh baik di dataran
rendah ataupun dataran tinggi dalam lingkungan yang dingin dan lembab. Tumbuhan ini
telah dikenal memiliki khasiat penyembuhan pada luka bakar. Dimana kandungan yang
terdapat dalam daun binahong antara lain adalah anti mikroba. Daun binahong juga memiliki
kandungan asam askorbat yang mampu meningkatkan daya tahan tubuh terhadap infeksi dan
mempercepat penyembuhan. Bagian dari tanaman binahong hampir semuanya dapat
dimanfaatkan, mulai dari akar, bunga, umbi, dan daun, akan tetapi bagian yang banyak
digunakan sebagai bahan obat herbaladalah bagian daun.

1. Klasifikasi Tanaman Binahong


Kingdom : Plantae (tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta
Superdivisio : Spermatophya
Divisio : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Subkelas : Hammalidae
Ordo : Caryophyllales
Familia : Basellaceae
Genus : Anredera

1. Morfologi Binahong (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis)


Tanaman binahong berdaun tunggal, bertangkai sangat pendek, bertulang menyirip,
bersusun berselang – seling, berwarna hijau muda, berbentuk jantung, panjang daun antara
5 - 10 cm, lebar daun antara 3 – 7 cm, helaian daun tipis lemas, ujung runcing, pangkal
berbelah, tepi rata atau bergelombang, dan permukaan halus dan licin.

2. Kandungan Kimia Binahong


Berdasarkan hasil penelitian, binahong mengandung senyawa alkaloid, flavonoid, saponin,
asam oleanolik, dan minyak atsiri.Asam oleanolik tersebut mempunyai khasiat sebagai anti
inflamasi dan bisa mengurangi rasa nyeri pada luka bakar.
a. Saponin

Saponin memiliki beberapa sifat, salah satunya adalah sebagai antibakteri, sebagai bahan
antibakteri saponin dapat meningkatkan permeabilitas membran sel bakteri sehingga dapat
mengubah struktur, fungsi membran dan menyebabkan membran sel akan rusak dan lisi
dan menyebabkan keluarnya berbagai komponen penting dari dalam sel bakteri.

Senyawaan ini memberikan efek pembentukan gelombung yang permanen pada saat
digojok bersama air. Senyawaan ini juga menyebabkan terjadinya hemolysis pada sel darah
merah. Contoh senyawa glikosida saponin adalah liquorice. Senyawa ini memiliki aktivitas
ekspektoran, dan anti-inflamasi.

b. Polifenol

Senyawa fenol meliputi aneka ragam senyawa yang berasal dari tumbuhan, yang
mempunyai ciri sama yaitu cincin aromatik yang mengandung satu atau dua penyulih
hidroksil. Senyawa fenol cenderung mudah larut dalam air karena umumnya sering kali
berikatan dengan gula sebagai glikosida, dan biasanya terdapat dalam vakuola sel.
Beberapa ribu senyawa fenol telah diketahui strukturnya. Flavonoid merupakan golongan
terbesar, tetapi fenol monosiklik sederhana, fenil propanoid, dan kuinon fenolik juga
terdapat dalam jumlah yang besar. Beberapa golongan bahan polimer penting dalam
tumbuhan seperti lignin, melanin, dan tanin adalah senyawa polifenol.
c. Alkaloid

Alkaloid memiliki mekanisme penghambatan dengan cara menggunakan komponen


penyusun peptidoglikan pada sel bakteri, sehingga lapisan dinding sel tidak terbentuk
secara utuh dan menyebabkan kematian sel tersebut.

Secara umum alkaloid dikelompokkan dalam 2 bagian yaitu (i) hetersiklik (ii) non heterosiklik.

Alkaloid heterosiklik

Alkaloid non heterosiklik

d. Flavanoid
Flavanoid merupakan golongan terbesar dari senyawa fenol, senyawa fenol mempunyai
sifat efektifmenghambat pertumbuhan virus, bakteri dan jamur. Mekanisme kerja dari
flavonoid dalammenghambat pertumbuhan bakteri, antara lain, flavonoid menyebabkan
terjadinya kerusakanpermeabilitas dinding sel bakteri dan flavonoid mampu menghambat
motilitas bakteri (Darsanaet al., 2012) ). Flavonoid merupakan salah satu metabolit
sekunder yang memiliki aktivitasantioksidan karena mampu mendonasikan atom H dari
gugus hidroksi kepada senyawa radikal bebas (Ipand et al., 2019).

Flavonoid merupakan salah satu komponen fitokimia yang khas pada tumbuhan hijau, dan
biasanya ditemukan dalam bentuk senyawa campuran. Flavonoid merupakan senyawa
polifenol yang terdiri dari 15 atom Karbon dalam inti dasarnya dan tersususun dalam
konfigurasi C6-C3-C6, yaitu dua cincin aromatik yang dihubungkan oleh satuan tiga
karbon yang dapat maupun tidak dapat membentuk cincin ketiga.

Berdasarkan strukturnya, flavonoid dapat dikelompokkan sebagai berikut:


e. Minyak Atsiri
Minyak atsiri dapat bersumber pada setiap bagian tanaman yaitu dari daun, bunga, biji, batang
atau kulit dan akar atau rhizoma. Minyak atsiri disebut juga minyak eteris yaitu minyak
yang mudah menguap dan diperoleh dari tanaman dengan cara penyulingan, biasanya tidak
berwarna terutama bila masih dalam keadaan segar, setelah terjadi proses oksidasi dan
pendamaran makin lama akan berubah menjadi gelap, untuk menghindarinya harus disimpan
dalam keadaan penuh dan tertutup rapat .Minyak atsiri umumnya terdiri dari berbagai
campuran persenyawaan kimia yang terbentuk dari unsur Karbon (C),Hidrogen (H) dan
Oksigen (O) serta berbagai persenyawaan kimia yang mengandung unsur Nitrogen (N) dan
Belerang (S). Beberapa minyak atsiri dapat digunakan sebagai bahan antiseptik internal dan
eksternal, bahan analgesik, hemolitik atau enzimatik, stimulan, untuk obat sakit perut, bahan
pewangi kosmetik dan sabun.
f. Asam Oleanolik

Daun binahong diketahui mempunyai kandungan asam oleanolik. Asam oleanolik


merupakan golongan triterpenoid yang merupakan antioksidan pada tanaman. Mekanisme
perlindungan oleh asam oleanolik adalah dengan mencegah masuknya racun ke dalam sel
dan meningkatkan sistem pertahanan sel. Asam oleanolik juga memiliki zat anti inflamasi.
Kandungan nitrit oksida pada asam oleanolik juga menjadi anti oksidan, yang dapat
berfungsi sebagai toksin yang kuat untuk membunuh bakteri. Jadi dengan adanya asam
oleanik ini akan memperkuat daya tahan sel terhadap infeksi dan memperbaiki sel sehingga
sel dapat beregenerasi dengan baik.

g. . Asam Askorbat (Vitamin C)

pada binahong dapat meningkatkan daya tahan terhadap infeksi, memelihara membran
mukosa dan mempercepat penyembuhan luka.
BAB III

PEMANFAATAN DAUN BINAHONG SEBAGAI PENYEMBUH LUKA

1. METODE

Pencarian literatur dilakukan dengan menelusuri hasil publikasi ilmiah pada database
google schoolar. Kata kunci yang dicunakan dalam pencarian literatur antara lain : daun
binahong, metabolit sekunder, dan penyembuh luka.

2. PEMANFAATAN

a. Berdasarkan penelitian Narsih, dkk, 2019

Daun binahong juga mempunyai kandungan asam oleanolik yang mempunyai khasiat
anti inflamasi dan bisa mengurangi rasa nyeri pada luka bakar. Selain itu, juga ada
kandungan saponin triterpenoid, flavonoid dan minyak atsiri pada daun binahong. Daun
binahong mengandung antimikroba yang secara teori efektif terhadap penyembuhan luka
bakar dengan cara mencegah infeksi, dan mencegah meluasnya luka akibat toksik
bakteri. Antimikroba pada daun binahong reaktif terhadap beberapa kuman penyebab
infeksi pada luka bakar, termasuk Pseudomonas aeruginosa yang merupakan kuman
berbahaya pada luka bakar dan bakteri penginfeksi lainnya. Kandungan asam askorbat
pada binahong dapat meningkatkan daya tahan terhadap infeksi, memelihara membran
mukosa dan mempercepat penyembuhan luka (Manoi, 2009).

Pemanfaatan tanaman obat tradisional untuk penyembuhan luka didasarkan pada sifat
antiseptik, astringen, antiinflamasi, dan anti-bakteri yang dimiliki oleh tanaman obat
(Miladiyah dan Prabowo, 2012). Penelitian Miladiyah dan Prabowo (2012)
membuktikan bahwa ekstrak dari daun binahong lebih efektif membantu penyembuhan
luka dibandingkan povidone iodine 10%. Povidone iodine 10% merupakan antimikrobial
berspektrum luas yang efektif dan sering digunakan. Daun binahong yang diberikan
dengan cara mengompres luka dengan kassa steril yang diberi rebusan air daun binahong
mempunyai efek yang lebih baik daripada luka perineum dikompres dengan kassa steril
yang diberi betadin. Betadin hanya mengandung bahan aktif povidone iodine 10% setara
dengan Iodine 1%.

b. Berdasarkan penelitian larissa, dkk, 2017

Binahong memiliki berbagai macam manfaat yaitu membantu menyembuhkan diabetes,


pembengkakan jantung, muntah darah, radang usus, sembelit, sesak napas, sariawan
berat, sakit perut, kandungan, maag, asam urat, meningkatkan vitalitas dan daya tahan
tubuh, serta dapat menyembuhkan luka baik karena tergores maupun terbakar. 8,13
Bagian yang dipakai dari Binahong untuk luka bakar adalah daunnya. Kandungan yang
terdapat pada Binahong yaitu saponin, flavonoid, alkaloid, polifenol, asam askorbat.
Binahong memiliki kandungan flavonoid sebesar 11,266 mg/kg (segar) dan 7687
(kering). Sedangkan ekstrak ethanolic yang dikandung Binahong memiliki antioxidant
yang totalnya 4,25 mmol/100g (segar) dan 3,68 mmol/100g (kering). Saponin merusak
membran sel bakteri sehingga bakteri lisis. Flavanoid merupakan senyawa yang
mempunyai bermacam-macam efek yaitu, antiinflamasi, analgetik, antiradang, dan
antioksidan. Alkaloid mempunya efek fisiologs yang menonjol. Polifenol memiliki
kandungan antioksidan yang meningkatkan anti inflamasi dan kekebalan tubuh. Asam
Askorbat dapat meningkatkan daya tahan terhadap infeksi, memelihara membran
mukosa dan mempercepat penyembuhan. Asam oleanolik yang mempunyai khasiat anti
inflamasi dan bisa mengurangi rasa nyeri pada luka bakar.

c. Berdasarkan penelitian anwar dan soleha, 2016.

Cordifolia anredera lokal dikenal sebagai binahong yang berpotensi sebagai tanaman
obat karena senyawa bioaktif dari tanaman ini. Hasil uji fitokimia menunjukkan ekstrak
daun binahong ditemukan senyawa polifenol, alkaloid dan flavonoid. Pada konsentrasi
25 % dapat menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus,pada konsentrasi
50 % dapat menghambat pertumbuhan bakteri Pseudomonas aeruginosa, juga dapat
menghambat pertumbuhan bakteri Shigella flexner. Aktivitas flavonoid sebagai
antimikroba yang dapat mempercepat proses penyembuhan jerawat disebabkan oleh
kemampuannya untuk menumbuk kompleks dengan protein ekstraseluler yang terlarut di
dinding sel. Flavonoid yang bersifat lipofollik juga akanmerusak membran sel mikroba.
Rusaknya membran dan dinding sel akan menyebabkan metabolit penting didalam sel
akan keluar, akibatnya terjadi kematian sel.
BAB IV

PENUTUP

1. KESIMPULAN
Daun Binahong mengandung senyawa yaitu saponin, flavonoid, alkaloid, polifenol, asam
askorbat, asam oleanolik yang dapat membantu menyembuhkan luka. Dari hasil penelitian
dan hasil analisis statistik bahwa ekstrak daun Binahong memiliki efektivitas pada
penyembuhan luka yang terinfeksi bakteri Staphylococcus aureus.

2. SARAN

Peneliti Perlu melakukan penelitian lebih lanjut dengan membandingkan dasar salep mana
yang paling baik sebagai pembawa untuk ekstrak daun Binahong sebagai antibakteri
DAFTAR PUSTAKA
Anwar, T. M., & Soleha, T. U. (2016). Manfaat daun binahong (Anredera cordifolia) sebagai
terapiacne vulgaris. Jurnal Majority, 5(4), 179-183.
Asmaidar, A., Runjati, R., & Santjaka, A. (2023). Khasiat Pembalut Ekstrak Daun Binahong
untukIbu Nifas.
Kristianingrum, N. D., Julia, A. R., & Hany, A. (2017). Efek Ekstrak Daun Binahong
Secara Topikal Terhadap Penurunan Derajat Eritema Luka Terkontaminasi Pada
Tikus Putih Galur Wistar. Jurnal Keperawatan Malang, 2(2), 70-78.
Larissa, U., Wulan, A. J., & Prabowo, A. Y. (2017). Pengaruh binahong terhadap luka bakar
derajat
II. Jurnal Majority, 7(1), 130-134.
Mardiana, L., & Buku, T. K. (2012). Daun ajaib tumpas penyakit. Penebar Swadaya Grup.
Paju, N., Yamlean, P. V., & Kojong, N. (2013). Uji efektivitas salep ekstrak daun binahong
(Anredera cordifolia (Ten.) Steenis) pada kelinci (Oryctolagus cuniculus) yang
terinfeksi bakteri Staphylococcus aureus. Pharmacon, 2(1).
Pariyana, P., Saleh, M. I., Tjekyan, S., & Hermansyah, H. (2016). Efektivitas Pemberian
Ekstrak Daun Binahong (Anredera Cordifolia) Terhadap Ketebalan Jaringan
Granulasi dan Jarak Tepi Luka pada Penyembuhan Luka Sayat Tikus Putih (Rattus
Norvegicus). Jurnal Kedokteran dan Kesehatan: Publikasi Ilmiah Fakultas
Kedokteran Universitas Sriwijaya,3(3), 155-165.
Retianingsih, S. D., & Asnindari, L. N. (2021). Ekstrak Daun Binahong (Anredera
Cordifolia) dalam Proses Penyembuhan Luka Diabetes: Literature Review
(Doctoral dissertation, Universitas' Aisyiyah Yogyakarta).
Saputri, S. D., & Darmawan, T. C. (2017). Perbandingan Efektifitas Ekstrak Etanol Daun
Binahong (Anredera Cordifolio (Ten) Steenis) Dengan MEBO (Moist Exposed
Burn Ointment) Terhadap Penyembuhan Luka Bakar Derajat II A Pada Tikus Putih
Jantan (Rattus Norvegicus). Jurnal Keperawatan, 6(2).
Sparringa,dkk.(2016). SERIAL THE POWER OF OBAT ASLI INDONESIA
BINAHONG
Anredera cordifolia (Ten.) Steenis. Badan Pengawas Obat dan Makanan Deputi
Bidang Pengawasan Obat Tradisional, Kosmetik dan Produk Komplemen
Direktorat Obat Asli Indonesia : Jakarta.
Susetya, D. (2012). Khasiat & manfaat daun ajaib binahong. Cetakan, 1, 25.

Anda mungkin juga menyukai