KEPUTUSAN DIREKTUR
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MALINAU
NOMOR : …………………………..
TENTANG
PEMBERLAKUAN PEDOMAN PELAYANAN LAUNDRY
DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MALINAU
Menimbang : a. Bahwa RSUD malinau salah satu rumah sakit kelas C melaksanakan
kegiatan pelayanan selalu berupaya untuk meningkatkan pelayanan
kepada pasien dengan menjamin keselamatan pasien pada pengguna
peralatan stril yang bermutu.
b. Bahwa telah disusun pedoman pelayanan laundry di RSUD malinau
yang berisikan tatalaksana manajemen laundry
c. Bahwa pedoman pelayanan laundry ini merupakan pedoman dalam
pelayanan laundry sentral atau unit kerja yang melakukan tindakan
yang terdapat dalam tahapan proses laundry.
d. Bahwa pemberlakuan pedoman pelayanan laundry di RSUD Malinau
ini perlu ditetapkan dan diberlakukan dengan surat keputusan
Direktur RSUD Malinau.
MEMUTUSKAN
Ditetapkan di : Malinau
Pada Tanggal : ………..2017
BAB 1
I. PENDAHULUAN
a. Latar Belakang
Pengelolaan linen dirumah sakit sangat diperlukan untuk menunjang pelayanan dirumah
sakit. Setiap ruangan di rumah sakit memerlukan pelayanan linen yang kebutuhan setiap
ruangan sangat bervariasi, baik jenis, jumlah dan kondisinya .
\Pengelolaan linen dimulai dari ruangan yang bersangkutan untuk memisahkan linen yang
infeksius dan non infeksius, Alurnya cukup panjang, sehingga memebutuhkan pengelolaan
khusus dan melibatkan banyak tenaga kesehatan. Agar dapat menghasilkan kualitas linen
yang baik, nyaman dan siap pakai maka diperlukan pedoman dalam pelaksanaan pelayanan
laundry di RSUD Malinau.
b. Tujuan Pedoman
Umum
Untuk meningkatkan mutu pelayanan laundry guna menekan kejadian infeksi rumah sakit
Khusus
1. Sebagai pedoman dalam memberikan pelayanan laundry di rumah sakit
2. Sebagai pedoman kerja untuk mendapatkan linen yang bersih, kering, rapi, utuh dan
siap pakai
3. Sebagai panduan dalam memeinimalisasi kemungkinan untuk terjadinya infeksi silang.
4. Untuk menjamin tenaga kesehatan, pengunjung dan lingkuang dari terpapar dari
bahaya potensial
5. Untuk menjamin ketersedian linen disetiap unit di ruamh sakit
c. Ruang Lingkup Pelayanan
Menyiapkan linen yang bersih, kering, rapi, utuh dan siap pakai untuk seluruh unit yang
membutuhkan
d. Batasan Operasional
Laundry memberikan pelayanan yang sebaik – baiknya untuk melayani dan membantu
semua unit di rumah sakit yang membutuhkan linen yang siap pakai.
e. Landasan Hukum
1. Undang – Undang Republik Indonesia No. 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit
2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 56 Tahun 2014 tentang Klasifikasi
dan Perijinan Rumah Sakit.
3. Pedoman Manajemen Linen di Ruamh Sakit, Departemen Kesehatan RI, Direktorat
Jendral Pelayanan Medik Tahun 2004
STANDAR KETENAGAAN
a. STANDAR FASILTAS
1. Computer
2. Telepon
3. Filing Kabinet
4. Meja
5. Kursi
6. Lemari
7. Alat Pelindung Diri
- Apron lengan panjang tahan terhadap caiaran atau karet yang tahan cairan kimia
- Penutup Kepala
- Masker high-filter
- Goggle
- Alas Kaki/Boots
8. Sink
PEMERINTAH KABUPATEN MALINAU
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
KABUPATEN MALINAU
( PPK – BLUD )
Jln. Respen Tubu Kec. Malinau Utara. Telp./Fax (0553) 2022220 – 2022215 KodePos 77554
Email : rsud_malinau@yahoo.co `
9. Ember
10. Baskom
11. Keranjang
12. Alat Pengering
13. Alat pencuci
14. Alat Pemandam Kebakaran
15. Tabung Gas
16. Thermometer & Hygrometer
17. Tissue Untuk Lap Tangan
b. PERALATAN
1. Perencanaan
2. Penerimaan Linen Kotor
3. Penimbangan
4. Pensortiran/Pemilahan
5. Proses Pencucian
6. Pemerasan
7. Pengeringan
8. Sortir Noda
9. Penyetrikaan
10. Pengeringan
11. Sortir Linen Rusak
12. Pelipatan
13. Merapikan, Pengepakan/Pengemasan’
14. Penyimpanan
15. Distribusi
16. Perawatan Kualitas Linen
17. Pencatatan dsn Pelaporan
c. LOGISTIK
a. Ruang Penerimaan Linen
- Meja penerimaan yaitu linen yang terinfeksi dan tidak terinfeksi. Linen yang
diterima harus sudah terpisah. Kantung warna kuning untuk yang terinfeksi dan
kanutng warna hitam unutk yang tidak terinfeksi
- Timbangan digital
- Ruangan yang cukup untuk troli pembawa linen kotor untuk dilakukan desinfeksi
- Fan atau exhaust fan
b. Ruang pemisahan linen
- Meja panjang untuk mensortir linen yang tidak terinfeksi
- Fan exhaust
c. Ruang pencucian dan pengeringan
- Mesin cuci
- Mesin pengering
- Baskom/bak pencuci yang terbagi 3 untuk perendaman non infeksius perendaman
bak infeksius dengan desinfektan dan bak untuk pembilas
d. Ruang penyetrikaan
- Flatwork ironers
- Fan exhaust
e. Ruang penyimpanan linen
- Lemari untuk menyimpan linen
- Meja adminstrasi
- Fan exhaust
f. Ruang distribusi linen
- Meja panjang untuk penyerahan linen
PEMERINTAH KABUPATEN MALINAU
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
KABUPATEN MALINAU
( PPK – BLUD )
Jln. Respen Tubu Kec. Malinau Utara. Telp./Fax (0553) 2022220 – 2022215 KodePos 77554
Email : rsud_malinau@yahoo.co `
- Fan exhaust
-
- Alkali
Membuku pori – pori linen
- Detergent
Sabun pencuci menghilangkan kotoram bersifat asam secara global
- Bleach
Pemutih dan bertindak sebgai desinfektan baik pada linen yang berwarna atau
putih
- Sour
Menetralkan sisa – sisa bahan kimia pemutih sehingga PH menjadi 7 atau netral
- Softener
Melembutkan linen berfungsi pada proses akhir pencucian
d. PENCEGAHAN PASIEN
Pencegahan terjadinya infeksi nosokomial dengan melakukan pencegahan :
a. Petugas
- Bekerja sesuai dengan standar ( SPO ) untuk pelayanan linen
- Memperhatikan aseptic dan antiseptic
- Memcuci tangan sebelum dan sesudah melakukan pekerjaan
- Bila sakit segara berobat
b. Alat – Alat
- Perhatikan kebersihan ( alat –alat laundry, troli untuk transportasi )
- Penyimpanan linen yang benar dan perhatikan batas waktu penyimpanan
- Linen yang rusak segara diganti
c. Ruangan / Lingkungan
- Tersedianya air yang mengalir untuk mencuci tangan
- Penerangan yang cukup
- Ventilasi / sirkulasi udara baik
- Perhatikan kebersihan dan kelembapan
- Pemberishan secara berkala
- Lantai kering dan bersih
e. KESELAMATAN KERJA
Potensi bahaya pada instalasi pencucian
a. Mycobacterium Tuberculosis
Paling sering menyerang paru – paru penularanya melalui percikan dan dahak
penderita
PENCEGAHAN
- Meningkatkan pengertian dan kepedulian petugas rumah sakit terhadapa penyakit
TBC dan penularannya
- Mengupayakan ventiliasi dan pencahayaan yang biak dalam ruangan instalasi
pencucian
- Menggunakan APD sesuai SPO
- Melakukan tindakan dekontaminasi, desinfeksi dan laundry terhadap bahan yang
akan digunakan
- Secara teknis setiap petugas harus melaksanakan tugas dan pekerjaan sesuai SPO
b. Virus Hepatitis B
Selain manifest sebagai hepatitis B akut dengan segala komplikasinya lebih penting dan
bernahaya lagi adalah manifest dalam bentuk sebgai pengidap kronik, yang dapat
merusak sumber penularan bagi lingkungan, penularan dapat melalui darah dan cairan
tubuh lainnya .
PEMERINTAH KABUPATEN MALINAU
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
KABUPATEN MALINAU
( PPK – BLUD )
Jln. Respen Tubu Kec. Malinau Utara. Telp./Fax (0553) 2022220 – 2022215 KodePos 77554
Email : rsud_malinau@yahoo.co `
PENCEGAHAN
- Meningkatkan pengetahuan dan kepedulian petugas rumah sakit terhadap penyakit
hepatitis B dan penularannya
- Memberikan vaksinasi pada petugas
- Melakukan tindakan dekontaminasi, desinfeksi dan laundry terhadap bahan dan
peralatan yang dipergunakan terutama bila terkena bahan infeksi
- Secara teknis setiap petugas harus melakukan pekerjaan sesuai SPO
- Menggunakan APD dan SPO
c. Virus HIV
Penyakit yang ditimbulkan disebut AIDS, Virus HIV menyerang target sel dalam jangka
waktu lama. Jarak waktu masuknya virus ketubuh sampai timbulnya AIDS tergantung
pada daya tahan tubuh seseorang dan gaya hidup sehatnya.
HIV dapat hidup dalam darah, caiaran vagina, cairan sperma, air susuibu, sekreta dan
eksreta tubuh.
Penularannya melalui darah, jaringan, sekreta, eksreta tubuh mengandung virus dan
kontak langsung dengan kulit yang terluka.
PENCEGAHAN
- Linen yang terkontaminasi ditemaptkan dikantong plastic keras yang berisi
desinfektan, belapis ganda, tahan tusukan, kedap air dan berwarna khusus serta
diberi label bahan menular/AIDS selanjutnya dibakar
- Menggunakan APD dan SPO
Tindakan Pencegahan :
- Kontrolteknis, gunakan ventilasi setempat, peralatan pernafasan sendiri
- Memakai APD
Penyimpanan dan pengangkatan : Simpan ditempat sejuk dan kering, jauhkan dari
sinar matahari langsung, hindari sumber panas.
4. Bleach
Guna : Bubuk pemutih beroksigen
Ciri – Ciri umum : Bubuk putih dengan PH 10,0 – 11,0
Sifat : Bereaksi dengan bahan – bahan pereduksi, tidak
mudah terbakar, beracun unutk ikan ( dilarutkan
dulu sebelum dibuang ke selokan atau sumber air
Bahaya Kesehatan :
- Iritasi mata, rasa terbakar pada kulit
- Bila terhirup menyebabkan iritasi, edema paru
- Bila tertelan menyebabkan rasa terbakar
Pertolongan Pertama :
- Mata : Cuci dengan air secepatnya
- Kulit : Cuci kulit secepatnya dengan air, ganti pakaian yang
terkontaminasi
- Terhirup : Pindahkan dari sumber
- Tertelan : Cuci mulut, munim satu atau dua gelas air, jangan
berusaha unutk muntah
Pertolongan selanjutnya dengan mencari pertolongan medis tanpa ditunda
Tindakan Pencegahan :
- Kontrolteknis, gunakan ventilasi setempat, peralatan pernafasan sendiri
- Memakai APD
Tindakan Pencegahan :
Penyimpanan dan pengangkatan : Simpan ditempat aslinya, wadah tertutup,
dibawah kondisi kering, ventilasi yang baik, jauhkan dari asam dan hindarkan dari
suhu ekstrim
5. Chlorine Bleach
Guna : Bubuk pemutih berklorin
Ciri – Ciri umum : Bubuk putih dengan PH 9,0 – 9,0
Sifat : Bereaksi dengan asam akan mengeluarkan
keluarnya gas klorin dengan cepat, tidak mudah
terbakar.
Bahaya Kesehatan :
- Iritasi mata, rasa terbakar pada kulit
- Bila terhirup menyebabkan iritasi, edema paru, kanker paru
- Bila tertelan menyebabkan rasa terbakar
Pertolongan Pertama :
- Mata : Cuci dengan air secepatnya
- Kulit : Cuci kulit secepatnya dengan air, ganti pakaian yang
terkontaminasi
- Terhirup : Pindahkan dari sumber
- Tertelan : Cuci mulut, munim satu atau dua gelas air atau air susu
Pertolongan selanjutnya dengan mencari pertolongan medis tanpa ditunda
Tindakan Pencegahan :
- Kontrolteknis, gunakan ventilasi setempat, peralatan pernafasan sendiri
- Memakai APD
Tindakan Pencegahan :
PEMERINTAH KABUPATEN MALINAU
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
KABUPATEN MALINAU
( PPK – BLUD )
Jln. Respen Tubu Kec. Malinau Utara. Telp./Fax (0553) 2022220 – 2022215 KodePos 77554
Email : rsud_malinau@yahoo.co `
f. Bahaya Fisika
1. Bising
Dalam kesehatan kerja, bising diartikan sebagai suara yang dapat menurunkan
pendengaran baik secara kuantitatif maupun secara kualitatif , berkaitan dengan
PEMERINTAH KABUPATEN MALINAU
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
KABUPATEN MALINAU
( PPK – BLUD )
Jln. Respen Tubu Kec. Malinau Utara. Telp./Fax (0553) 2022220 – 2022215 KodePos 77554
Email : rsud_malinau@yahoo.co `
factor intensitas frekuensi, durasi dan pola waktu. Di rumah sakit, bising merupakan
masalah yang salah satunya berasal dari mesin cuci. Pejanan bising yang terjadi
pada intensitas relative rendah 85 db atau lebih , dalam waktu yang lama membuat
efek kumulatif yang bertingkat dan menyebabkan gangguan pendengaran berupa
noise induce hearing ( NIHL)
PENGUKURAN
Unutk mengetahui intensitas bising di lingkungan kerja, digunakan soaund level
meter, sedangkan unutk meningkatkan pajanan pekerja lebih tepat digunakan noise
dose meter karena pekerja pada umumnya tidak menetap pada suatu temapt kerja
selama delapan jam ia bekerja . Nilai ambang batas (NAB) intensitas bising adalah
85 db dan waktu bekerja maksimum adalah delapan jam per hari.
PENGENDALIAN
Sumber : Mengurangi intensitas bising
- Desain akustik
- Menggunakan mesin /alat yang kurang bising
Media : Mengurangi tranmisi bising dengan cara :
- Menjauhkan sumber dari pekerja
- Mengaborsi dan mengurangi pantulan bising secara akustik pada dinding langit –
langit dan lantai
- Menutup sumber bising dengan barrier
Pekerja : Mengurangi penerimaan bising
- Menggunakan APD
Berupa sumbat telinga ( era plug ) dapat menurunkan pajanan sebesar 6-30 db atau
penutup telinga ( ear muff ) yang adap menurunkan 20 -40 db
- Ruangan isolasi untuk beristrirahat
- Rotasi pekerjaan unutk periode waktu tertentu antara lingkungan kerja yang bising
dengan yang tidak bising
- Pengedalian secara adminstrasi dengan menggunakan jadwal kerja sesuai NBA
2. Cahaya
Pencahayaan dilaundry perlu karena berhubungan langsung dengan :
- Keselamatan petugas
- Peningkatan pencermatan
- Kesehatan yang lebih baik
- Suasana yang nyaman
Petugas yang terpajan gangguan pencahayaan akan mengeluh kelelahan mata dan
kelainan berupa :
- Iritasi
- Ketajaman penglihatan terganggu
- Sakit kepala
Pencegahan : dengan pencehayaan yang cukup sesuai dengan standar rumah
sakit ( Minimal 200 Lux )
3. Listrik
Kecelakaan tersengatnya listrik dapat terjadi pada petugas laundry oleh karena dukungan
pengetahuan listrik yang belum memadai. Pada umumnya yang terjadi di rumah sakit
adalah kejutan listrik microshock diman listrik mengalir ke badan petugas melalui sistem
peralatan yang tidak baik.
EFEK KESEHATAN
- Luka bakar ditempat tersengatnya aliran listrik
- Kaku pada otot ditempat yang tersengat listrik
Pengedalian :
Enginering
- Pengukuran jaringan/instalasi listrik
- NBA bocor arus miliamper, 60 Hz (sakt)
PEMERINTAH KABUPATEN MALINAU
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
KABUPATEN MALINAU
( PPK – BLUD )
Jln. Respen Tubu Kec. Malinau Utara. Telp./Fax (0553) 2022220 – 2022215 KodePos 77554
Email : rsud_malinau@yahoo.co `
5. Getaran
Getaran atau vibrasi adalah faktor fisik yang ditimbulakn oleh subjek dengan getaran
osilasi. Vibrasi dapat terjadi local atau seluruh tubuh.
Mesin pencuci yang bergentar dapat mamajani petugas melalui transmisi /pejalaran, baik
getaran yang mengenai seluruh tubuh ataupun getaran setempat yang merambat melaui
tangan atau lengan operator.
Efek Kesehatan
- Terhadap sistem peredaran darah : dapat berupa kesemutan jari tangan waktu
bekerja , parase
- Terhadap sistem tulang, sendi dan otot berupa gangguan osteoarticultular
- Terhadap sistem sistem safar : paratesi, menurunya sensitivitas, gangguan
kemampuan membedakan dan selanjutnya atrofi
- Pemajanan terhadap getaran seluruh tubuih dengan frekuansi 4-5 Hz dan 6-12 Hz
dikaitkan dengan fenomena resonasiterutama berpengaruh burk pada susunan
saraf pusat.
Pengukuran
PEMERINTAH KABUPATEN MALINAU
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
KABUPATEN MALINAU
( PPK – BLUD )
Jln. Respen Tubu Kec. Malinau Utara. Telp./Fax (0553) 2022220 – 2022215 KodePos 77554
Email : rsud_malinau@yahoo.co `
6. Ergonomi
Penyesuaian tugas pekerjaan dengan pekerja
Posisi tubuh yang salah atau tidak alamiah, apalagi dalam sikaop paksa dapat menimbulkan
kesulitan dalam melaksanakan kerja, mengurangi ketelitian, mudah lelah sehingga kerja
menjadi kurang efesien. Hal ini dalam jangka panjang dapat menyebabkan gangguan fisik.
Gejala : Penyakit sehubungan dengan alat gerak yaitu persendian, jaringan otot, sraf atau
pembuluh darah ( low back pain )
Pengukuran : dinilai dari banyaknya keluhan yang ada hubungannya pada saat melakukan
pekerjaan.
a. Pengedalian
- Mengangkat barang berat
Tubuh mampu mengangkat beban seberat beart badan kita sendiri, kira – kira 50 kg
bagi laki – laki dewasa dan 40 kg bagi wanita dewasa. Lebih dari itu, besar
kemungkinan terjadi bahaya. Bila berat beban yang akan diangkat lebih dari setngah
dari berat badan si pengangkat ( lebih dari 25 kg unutk laki – laki atau lebih kurang
20 kg unutk wanita ) maka beban harus dibagi dua.
Cara mengangkat bebabn yang beratnya kurang dari 25 kg :
1.Sebaiknya tidak dijungjung oelh karena menjungjung barang memerlukan tenaga
yang lebih besar.
2.Mengankat beban di samping
- Bila beban mempunyai pegangan, beban boleh dibawa di samping
- Sebelum mengangkat, dekatkan kaki dan badan ke barang tersebut, dan angkat
dalam keadaaan badan agak tegak dan tulang punggung lurus
Mengangkat Beban didepan
- Mendekat ke beban / barang
- Renggangkan kedua kaki, barang berada diantara kedua kaki sedkit do sebelah
depan
- Luruskan tulang punggung dan badan dicodongkan ke dep-an
- Badan diturunkan dengan sedikit membengkokkan lutut dan panggul sampai tangan
dapat mencapai barang
- Lengan atas harus sedekat atau serapat mungkin ke badan dan tangan memegang
barang
- Angkat barang ke atas perlahan – lahan, jangan disentakkan atau direnggutkan,
sewaktu mengangkat ke atas tulang punggung harus tetap lurus, tegangkan dan
kencangkan otot perut.
Cara mengangkat beban yang beratnya lebih dari 25 kg :
- Beban dapat dibagi dua
Bila beban dapat dibagi dua, beban tersebut bolah diangkat oleh satu orang bagi dua
beban dan gunakan pemikul, separuh beban di depan dan separuh dibelakang.
- Beban tidak dapat dibagi
Bila beban yang hendak diangkat lebih dari separuh berat badan dan tidak dapat
dibagi, maka hendaklah diangkat berdua atau beramai – ramai. Cara terbaik adalah
dengan membuat penggantung ( centelan ) pada barang dan mengangkatmya
dengan tongkat pemikul. Satu orang disepan dan satu orang di belakang, baik
penggantung maupun tongkat pemikul harus kuat.
PEMERINTAH KABUPATEN MALINAU
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
KABUPATEN MALINAU
( PPK – BLUD )
Jln. Respen Tubu Kec. Malinau Utara. Telp./Fax (0553) 2022220 – 2022215 KodePos 77554
Email : rsud_malinau@yahoo.co `
Posisi duduk
7. Bahaya Psikosoial
Diantara berbagai ancaman yang timbul akibat pekerjaan di rumah sakit, factor
psikososial juga memerlukan perhatian antara lain :
- Stress yaiut ancaman fisik dan psikologis dari factor lingkungan terhadap
kesejahtraan indivdu, stress dapat disebabkan oleh :
a. Tuntutan pekerjaan
Beban kerja yang berlebihan maupun yang kurang, tekanan waktu, tanggung
jawab yang berlebihan maupun yang kurang.
b.Dukungan dan kendala
Hubungan yang tidak baik dengan atasan, teman kerja sejawat, adanya berita
yang tidak dikehendaki /gossip, adanya kesulitan keungan dll.
Pengedalian :
- Menjaga kebugaran jasmani dari pekerja
- Kegiatan – kegiatan yang menimbulkan rasa menyenangkan dalam bekerja,
misalnya adanya makan siang bersama, adanya kegiatan piknik bersama.
Penanggulangan :
- Lantai harus seklu dibersihkan dari kotoran – kotoran seperti psir, debu, minyak
yang memudahkan terpeleset
- Lantai yang cacat misalnya banyak lubang atau permukaannya miring harus segara
diperbaiki
f. PENGEDALIAN MUTU
Pengedalian mutu dilakukan dengan jalan monitoring dan evaluasi pelayanan laundry, hal
yang perlu dimonitoring mengenai :
1. Sarana, prasarana, peralatan
2. Standar/pedoman laundry, SPO, Kebijakan – kebijakan dll
3. Pemgamatan dengan penglihatanpada linen yaitu warana yang kusam, pudar, tidak
cerah/putih tua atau keabua –abuan menggambarkan usia pakai. Terdapat bayangan
dari barang yang dibungkusnya, menunjukan linen sudah menipis
4. Dari perabaan bila ditarik terjadi perobekan/lapuk
5. Apabila ada penandaan tahun pengadaan / penggunan, tinggal menghitung umur
lamanya, sehingga bias dihitung frekunsi pencuciannya, biasanya setelah mengalami
pencucian 90 kali linen tersebut sudah haruis dihapus ( tidak layak pakai ), itupun
tergantung kualitas bahan , ada bahan yang sampai 120 kali pencucian masih tetap baik
dan layak pakai
6. Kelayakan pakai dan sisi infeksi dilakukan dengan uji kuman secara isdentil bial
dijumpai banyak infeksi di satu unit rawat inap atau lebih, contojh diambil untuk
dilakukan swab dari kulit kultur, sementara menunggu hasil kultur, monitoring
prosedur pencucian ditingkatkan.
Setiap kegiatan harus selalu dievalusi pada tahapan pencucian, pengeringan dan
sebagianya, juga evalusi secara keseluruhan dalam rangka kinerja dari laundry.
Salah satu cara yang mudah untuk melaksanakan evaluasi adalah dengan menyebarkan
kuesioner ke unit kerja pemakai linen secara berkala setiap semester atau m,inimal
setiap satu tahun sekali, sebagai responden diambil dua atau tiga jenis petugas dilihat
dari fungsinya, misalnya kepada bangsal/ruangan, perawat pelaksana non
perawatan/pekarya :
1. Kuantitas dan kualitas linen
a. Kauntitas linen
Kuantitas linen/ jumlah linene yang beredar dirungan sangat menentukan
kualitas pelayanan, demikian pula linen yang berputar di ruangan yang diam
akan mengakibatkan linen yang satu cepat rusak dan linen yang lainnya terlihat
belum digunakan. Hal – hal seperti ini dapat menggangu pada saat penggantian
linen berikutnya maupun jika linen tersebut hendak diturunkan kelasnnya.
Untuk itu perlu adanya monitoring ke ruangan – ruangan dengan frekuensi
minimal 3 ( tiga ) bulan sekali atau setiap kali ada pencatatan di buku
adminstrasi yang tidak mengindahkan prinsip FIFO
b.Kualitas linen
Kualitas yang diutamakan dari lenen adalah berih ( fisik linen ), awet ( tidak
rapuh ) dan sehat ( bebas microorganism pathogen )
Frekuensi :
- Untuk monitoring bersih dilakukan dengan memanfaatkan panca indra secara fisik
mulai dari bau ( harum dan bebas dari bau yang tidak sedap ) rasa lembut di kulit
dan skala noda. Dilakukan pada tahap sortir di dalam perputaran pencucian, jika
terdapat kekeurangan dari tiga aspek tersebut maka perlu ada pencucian ulang
sesuai dengan permasalahan masing – masing
- Awet tidak rapuh dapat dialkukan dengan mengedalikan penggunaan frmulasi
bahan kimia serendah mungkin tanpa mangabaikan hasil. Subsitusi penggunaan
bahan kima yang mempunyai sifat melapukan seperti phenol frekunsi dapat
PEMERINTAH KABUPATEN MALINAU
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
KABUPATEN MALINAU
( PPK – BLUD )
Jln. Respen Tubu Kec. Malinau Utara. Telp./Fax (0553) 2022220 – 2022215 KodePos 77554
Email : rsud_malinau@yahoo.co `
dialkukan setiap pertputaran waktu standar linen ditetapkan misalnya 200 kali
pencucian.
- Sehat ( bebas mikroorganisme pathogen ) dialkukan dengan pemeriksaan linen
bersih melalui pemeriksaan angka kuman di laboraturium unutk mengetahui
adanya mikroorganisme non – pathogen dalam jumlah yang banyak ( rekontaminasi
)
2. Bahan kimia
a. Fisik dan karateristik bahan kimia dapat berupa warna, butiran serta bau yang
khas dari bahan kimia. Penjelasasn spesifik bahan kimia pada awal pembeliaan
menjadi penting serta melihat perbandingan bahan kimia dari produk bahanb
kimia lainnya akan sangat membantu dalam memoniotor kaulitas nahan kimia
yang dikirim pada pihak rekanan. Untuk menjaga kualitas selalu dilakukan
monitoring setiap bahan kimia akan digunakan.
b.pH ( power Hidrogen ) dan persentasi bahan aktif
Bahan kimia yang gunakan memiliki pH dan bahan aktif seperti persyaratan
dalam LDP ( lembar Data Pengaman ) atau MSDS. Informasi pH penting dalam
mengetahui kualitas bahan kmia yang akan digunakn apakah mengalami
perubahan pada saat penyimpanan dan penggunaan, pertengahan dan akhir
3. Baku mutu air bersih]
a. Persyaratan Permenkes 416
Persyaratan dara air yang digunakan adalah standar air bersih Depkes
( permenkes 416 ) yaitu dilakukan monitoring sedikitnya 6 bulan sekali
b.Persyaratan khusus kandungan besi dan garam – garam
Perlu dialkukan pemeriksaan awal untuk mengetahui adanya dua polutan
penggangu tersebut. Jika standar yang diinginkan tidak dipenuhi, maka harus
dialkukan usaha untuk menurunkan tingkat polutan di air yang digunakan
sebaiknya sama dilakukan setaip 6 bulan sekali
4. Baku mutu limbah cair
Berdasarkan PP No. 85 tahun 1999 tentang pengelolaan limbah berbahaya dan
beracun, dengan lampiran dikategorikan sebagai limbah B3
Kode limbah : D 239
Jenis kegiatan : Laundry dan dry clening
Kode kegiatan : 9301
Seumber pencemaran : Proses clening dan degreasing yang memakai pelarut
organic kuat dan pelaur kostik
Asal/uraian limbah : Pelarut bekas, pelarut kostik bekas, sludge poses
cleaning dan degreasing
Pencemaran uatama : Pelarut organic, hidrokarbon terhalogenasi, lemak
dan gemuk
Dengan demikian limbah laundry dan dry clening harus dikelola sesuai dengan
standar baku mutu sesuai dengan tingkat pencemaran yang dimaksud, namun
permenLH no. 58 tahun 1995 tidak/belum mengakomodir untuk limbah cair
laundry dan dry clening rumah sakit.
Polutan yang mencemari : phospat, snyawa aktif metilen dan sulfide
Frekuensi pemeriksaan dilakukan setiap 3 bulan sekali
Hasil evaluasi diberikan kepada kepala bidang pelayanan penunjang dan umpan
balik yang diberikan dapat menjadi bahan laporan dan pertimbangan dalam
pembuatan perencanaan sesuai tujuan evaluasi.
PEMERINTAH KABUPATEN MALINAU
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
KABUPATEN MALINAU
( PPK – BLUD )
Jln. Respen Tubu Kec. Malinau Utara. Telp./Fax (0553) 2022220 – 2022215 KodePos 77554
Email : rsud_malinau@yahoo.co `
g. PENUTUP
Pengelolaan linen yang baik di laundry dapat menekan terjadinya infeksi
nosokomial di rumah sakit, tanggung jawab melaksanakan semua kegiatan secara
aman dilingkungan laundry menjadi tanggung jawab petugas pusat laundry setelah
dilakukan pembekalan terhadap petugas terhadap bahaya yang mungkin terjadi di
lingkungan laundry. Pada dasarnya kecelakaan dapat dihindari dengan mengetahui
potensi bahaya yang dapat ditimbulkannya. Dengan memperhatikan secara seksama
dan melatih teknik – teknik bekerja secara aman maka resiko terjadinya kecelakaan
kerja dapat diturunkan secara signifikan