Anda di halaman 1dari 3

Bertolak dari penjelasan di atas, terkait dengan pendekatan yang

berbasis pada asset, jelaslah bahwa pada modul 3.3 ini sangat berkaitan
erat dengan modul 3.2 tentang Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber
Daya. Yang mana dalam modul 3.2. ini dijelaskan bahwa pendekatan
yang berbasis pada asset sangat berfokus pada kekuatan yang ada, selalu
mengarah pada masa depan, berpikir pada kesuksesan yang diraih dan
kekuatan untuk mencapai kesuksesan tersebut, mengorganisasikan
kompetensi dan sumber daya, merancang sebuah rencana berdasarkan
visi dan kekuatan, dan melaksanakan rencana aksi yang sudah
diprogramkan. Selain pemetaan kompetensi/ kekuatan/ asset yang ada di
sekolah, dalam pengembangan program ini, diperlukan juga pemetaan
kebutuhan murid dan semua warga sekolah.
Karena Guru Penggerak adalah para calon-calon pemimpin pendidikan Indonesia
masa depan, yang diharapkan mampu mendorong tumbuh kembang murid secara
holistik; aktif dan proaktif dalam mengembangkan potensi warga sekolah, dan
berbagi pengalaman baik dengan rekan sejawat untuk mengimplementasikan
pengetahuannya dalam pembelajaran yang berpusat kepada murid. Menjadi
teladan dan agen transformasi ekosistem pendidikan untuk mewujudkan profil
Pelajar Pancasila. Guru Penggerak dihadapkan pada tantangan yakni memberikan
sebuah perubahan yang positif dan konstruktif di sekolah yang tentunya
membutuhkan waktu dan bersifat gradual. Oleh karena itu, sebagai pemimpin,
guru penggerak hendaknya terus berlatih mengelola diri sendiri sambil terus
berupaya menggerakkan orang lain yang berada di bawah pengaruhnya untuk
menjalani proses bersama-sama. Hal ini perlu dilakukan dengan niatan belajar
yang tulus demi mewujudkan visi sekolah dan untuk menjawab semua kebutuhan
murid

Kepemimpinan murid merupakan sesuatu yang dapat kita dorong,


bukan sesuatu yang bisa kita berikan atau ambil dari murid. Murid
mengambil kepemimpinan dan tanggung jawab atas proses pembelajaran
mereka sendiri. Kepemimpinan murid bukan berarti bebas sepenuhnya bagi
murid, murid tetap membutuhkan bimbingan guru.
Modul ini menampilkan beberapa situasi yang memberikan inspirasi bagi saya
mengenai kegiatan yang mengandung kepemimpinan murid. Gambaran situasi ini
memberikan inspirasi bagi saya untuk menciptakan kepemimpinan murid dalam
kegiatan intrakurikuler, kokurikuler ataupun ekstrakurikuler. Karakteristik
lingkungan yang dapat menumbuhkembangkan kepemimpinan murid. Awalnya
saya mengira bahwa program yang menumbuhkembangkan kepemimpinan murid
hanya berupa kegiatan ekstrakurikuler. Setelah mempelajari modul ini,
kepemimpinan murid ternyata bisa dibangun dalam kegiatan intrakurikuler dan
kokurikuler

Selain pemanfaatan kebutuhan ataupun kekutan yang ada di


sekolah, dalam pengelolaan program yang berdampak pada murid juga
harus memperhatikan visi. Visi itu bagaikan melihat sebuah lukisan
lengkap pada kanvas yang masih kosong. Visi juga bagaikan bintang
penunjuk arah yang memandu penjelajah mencapai tujuan. Visi adalah
buah kreativitas manusia Dari penjelasan di atas, kita dapat melihat
kaitan antara pemetaan sumber daya dengan perencanaan program
sekolah yang berdampak pada murid. Karena dengan adanya pemetaan
itulah, program yang dibuat semakin terstruktur dengan jelas, terarah dan
fokus pada kebutuhan murid dan kekuatan atau asset-aset yang ada di
sekolah. Dalam pengelolaan program yang berdampak pada murid ini
tentu tidak bisa dipisahkan dari peran guru Penggerak sebagai motor
penggerak majunya pendidikan di Indonesia.
Hal-hal yang harus diperhatikan s a a t dilakukannya pendampingan
yakni:

a) Saat melakuakan pengamatan, PP tidak boleh menganggu proses


pembelajaran atau ikut membantu CGP dalam pembelajaran.
PP hanya melakukan pengamatan, apakah sudah sesuai
dengan perangkat yang sudah dibuat dan materi modul yang
sudah dipelajari yaitu menerapkan pembelajaran
berdiferensiasi dan pembelajaran sosial emosional.
b) PP boleh melihat secara dekat aktivitas pembelajaran
murid di saat murid mengerjakan tugas. Di sini PP tetap tidak
dibolehkan membantu murid dalam menyelesaikan masalah
belajarnya, hanya boleh mengamati saja.

c) Usahakan saat pendampingan pada kegiatan pembelajaran


tidak terlalu sering keluar masuk kelas karena hal ini dapat
menganggu kosentrasi murid dalam belajar. (izin keluar jika
benar-benar mendesak)

d) Pastikan handphone dalam keadaan nada getar (tidak diizinkan


melakukan komunukasi dalam kelas dengan handphone.
Silakan gunakan handphone untuk mengambil foto proses
pembelajaran.

e) Pencatatan aktivitas pembelajaran dilakukan pada lembar


pengamatan Praktik Mengajar Calon Guru Penggerak.

Anda mungkin juga menyukai