Anda di halaman 1dari 16

4/1/23, 4:16 PM IMPLEMENTASI BLENDED LEARNING UNTUK PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER PADA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN …

Berikut ini adalah versi HTML dari file http://e-journal.unipma.ac.id/index.php/citizenship/article/view/6168.


Google membuat versi HTML dari dokumen tersebut secara otomatis pada saat menelusuri web.
Kata kunci yang dipakai untuk penelusuran sudah distabilo model bahan ajar hybrid learning pada generasi z

Page 1

IMPLEMENTASI BLENDED LEARNING UNTUK PENGUATAN PENDIDIKAN


KARAKTER PADA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Dayu Rika Perdana1, Muhammad Mona Adha2


Universitas Lampung 1, 2
Email: dayurika.perdana@fkip.unila.ac.id
Naskah diterima: 15/03/2020 revisi: 30/05/2020 disetujui: 10/27/2020

Abstrak
Pendidikan karakter merupakan aspek penting dalam mengembangkan ranah afektif,
khususnya bagi generasi penerus bangsa. Artikel ini bertujuan untuk mengambarkan
implementasi blended learning untuk penguatan pendidikan karakter pada pembelajaran
Pendidikan kewarganegaraan. Penulisan artikel ini menggunakan pendekatan conceptual
analysis yang diuraikan secara kualitatif. Analisis konseptual yang diaplikasikan pada kajian
artikel ini dimaksudkan untuk menghasilkan konstruksi gambaran yang lebih jelas dan
bermakna. Hasil kajian analisis literatur dijelaskan bahwa pendidikan karakter dapat
diperkuat melalui proses pembelajaran, yang dalam hal ini melalui blended learning
pembelajaran pendidikan kewarganegaraan. Kemandirian dan kedisiplinan mahasiswa di
dalam blended learning berhubungan erat bagaimana mahasiswa membiasakan diri untuk
terlibat aktif dan menjadi bagian dari penguatan karakter. Intensitas mahasiswa di dalam
mengikuti aktivitas blended learning turut dipengaruhi oleh faktor kejujuran, tanggung jawab,
kepedulian, dan komunikasi yang saling menghormati satu sama lain di dalam proses tatap
muka secara daring.
Kata kunci: Blended Learning; Pembelajaran; Pendidikan Karakter; Pendidikan
Kewarganegaraan

IMPLEMENTATION OF BLENDED LEARNING FOR STRENGTHENING


CHARACTER EDUCATION IN CITIZENSION EDUCATION LEARNING
Abstract

scholar.googleusercontent.com/scholar?q=cache:oPrPW6sVUhwJ:scholar.google.com/+model+bahan+ajar+hybrid+learning+pada+muslim+generasi… 1/16
4/1/23, 4:16 PM IMPLEMENTASI BLENDED LEARNING UNTUK PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER PADA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN …

Education as an effort to prepare future student generations in the future and it has a very
strategic role in improving the quality of human resources and efforts to realize the ideals of
the Indonesian. Character education is an important aspect in developing affective domains,
especially for the next generation. Character education based on material and curriculum
content standards are very diverse especially the content. Character education can be
strengthened through the learning process, in this article focused on blended learning
citizenship education. The independence and discipline of students in blended learning are
closely related to how students get used to being actively involved and becoming part of good
character habituation. The intensity of students in participating in blended learning activities
is also influenced by honesty, responsibility, care, and communication that respects each
other in online face-to-face processes.
Keywords: Blended Learning; Character Education; Civic Education; Learning

Copyright © 2020, Citizenship Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan


Avaliable online at : http://e-journal.unipms.ac.id/index.php/citizenship
Print ISSN: 2302-433X Online ISSN : 2579-5740

Page 2

scholar.googleusercontent.com/scholar?q=cache:oPrPW6sVUhwJ:scholar.google.com/+model+bahan+ajar+hybrid+learning+pada+muslim+generasi… 2/16
4/1/23, 4:16 PM IMPLEMENTASI BLENDED LEARNING UNTUK PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER PADA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN …

Page 3

Citizenship Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan Vol 8 No 2 Oktober 2020, hal 89-101
Avaliable online at : http://e-journal.unipma.ac.id/index.php/Citizenship
Print ISSN: 2302-433X Online ISSN : 2579-5740

PENDAHULUAN face to face berbasis komputer yang


dilaksanakan melalui e-learning baik secara
Implementasi blended learning di
daring dan nondaring (Driscoll, 2002;
beberapa universitas merupakan strategi
Graham et al., 2003; Jones, 2006;
yang diaplikasikan untuk memperkuat
Osguthorpe & Graham, 2003).
atmosfir lingkungan belajar yang lebih
Permasalahan terbesar bagi bangsa
menyenangkan dan berbeda dari aktivitas
Indonesia saat ini adalah adanya ancaman
belajar yang dilakukan pada umumnya
penurunan nilai karakter di tengah
(Sudarman, 2014; Graham, 2006).
masyarakat sebagai pengaruh dari
Pembelajaran pendidikan kewarganegaraan
perubahan lingkungan global di seluruh
scholar.googleusercontent.com/scholar?q=cache:oPrPW6sVUhwJ:scholar.google.com/+model+bahan+ajar+hybrid+learning+pada+muslim+generasi… 3/16
4/1/23, 4:16 PM IMPLEMENTASI BLENDED LEARNING UNTUK PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER PADA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN …

dengan menggunakan blended learning bangsa di dunia, seperti arus globalisasi dan
mempertegas konsep, pemikiran, dan
perkembangan pengetahuan teknologi yang
menyatukan antara sumber daya manusia
semakin pesat dan canggih. Kegelisahan
yang berwawasan masa depan terhadap
yang dialami masyarakat terhadap
perkembangan teknologi sebagai bagian dari
perubahan tersebut, tentu menuntut strategi
perkembangan manusia abad 21 (Cogan &
pembelajaran kekinian yang tepat guna
Derricott, 1998). Belajar pendidikan
untuk menyiapkan sumber daya manusia
kewarganegaraan dengan lebih
berkualitas (Santoso & Adha, 2019c).
menyenangkan, mampu memberikan
Individu/masyarakat dengan semangat cinta
pemahaman dan pengalaman dapat
tanah air yang didukung dengan bekal ilmu,
diimplementasikan dengan strategi maupun
pengalaman diharapkan mampu menjaga
model yang disusun secara kreatif saat ini
jatidiri mereka sebagai bangsa Indonesia
(Adha, 2010; Suraji et al., 2018; Ismawati,
(Winataputra, 2001). Artikel ini membidik
2018; Adha et al., 2019a; Adha et al.,
berdasarkan permasalahan tersebut agar
2019b) sehingga melalui aktivitas belajar
mahasiswa mampu mengasah civic
yang bermakna maka penguatan karakter
competencies mereka sebagai bagian dari
dapat diaplikasikan di dalam kelas.
kunci penguatan karakter diaplikasikan
Saat ini strategi pembelajaran e-
melalui blended learning di dalam
learning berpengaruh di dalam memotivasi
pembelajaran pendidikan kewarganegaraan.
mahasiswa di dalam belajar pendidikan
Branson (1999 dalam Susanto, 2014)
kewarganegaraan, hal ini dikarenakan
menegaskan tujuan civic education adalah
penggunaan gawai, laptop, komputer
partisipasi yang bermutu dan
merupakan bagian dari aktivitas mahasiswa.
bertanggungjawab dalam kehidupan politik
Cara belajar yang masih bersifat satu arah
dan masyarakat baik di tingkat lokal dan
(model ceramah) tentu dalam rentang waktu
nasional. Partisipasi semacam itu
tertentu dapat mengakibatkan kebosanan
memerlukan kompetensi kewarganegaraan
bagi mahasiswa (Adha, 2010), maka dari itu
(civic competencies) sebagai berikut: (1)
active learning yang melibatkan siswa tentu
penguasaan terhadap pengetahuan dan
berdampak signifikan dalam meningkatkan
pemahaman tertentu; (2) pengembangan
motivasi siswa dan memperkuat karakter
kemampuan intelektual dan partisipatoris;
siswa dalam hal berinteraksi (interactive)
(3) pengembangan karakter atau sikap
(Adha, 2010; Adha & Yanzi, 2014; Adha et
mental tertentu; dan (4) komitmen yang
al., 2018; Ismawati, 2018; Misseyanni et al.,
benar terhadap nilai dan prinsip fundamental
2018; Adha et al., 2019a; Adha et al.,
demokrasi konstitusional. The National
2019b). Blended learning adalah salah satu
Standards for Civics and Government
alternatif strategi di dalam belajar untuk
(Center for Civic Education, 1994)
meningkatkan motivasi mahasiswa dengan
merumuskan komponen-komponen utama
pemanfaatan inovasi teknologi yang mudah
civic competences yang merupakan tujuan
digunakan kapanpun dan dimanapun secara

91 | Perdana & Adha, Implementasi Blended Learning untuk Penguatan Pendidikan Karakter pada
Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan

Page 4

Citizenship Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan Vol 8 No 2 Oktober 2020, hal 89-101
Avaliable online at : http://e-journal.unipma.ac.id/index.php/Citizenship
Print ISSN: 2302-433X Online ISSN : 2579-5740

scholar.googleusercontent.com/scholar?q=cache:oPrPW6sVUhwJ:scholar.google.com/+model+bahan+ajar+hybrid+learning+pada+muslim+generasi… 4/16
4/1/23, 4:16 PM IMPLEMENTASI BLENDED LEARNING UNTUK PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER PADA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN …

civic education meliputi pengetahuan mendengar, bernegosiasi dan berkompromi


kewarganegaraan (civic knowledge), merupakan karakter yang sangat diperlukan
kecakapan kewarganegaraan (civic skills), agar demokrasi berjalan sukses (Branson,
dan watak kewarganegaraan (civic 1998 dalam Pangalila 2017).
disposition). Undang-Undang Republik Indonesia
Pengetahuan kewarganegaraan (civic Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas
knowledge) merupakan materi substansi Pasal 3 yang berbunyi: Pendidikan nasional
yang harus diketahui oleh warga negara berfungsi mengembangkan kemampuan dan
(Cholisin, 2004). Sedangkan keterampilan membentuk watak serta peradaban bangsa
kewarganegaraan (civic skills) merupakan yang bermartabat dalam rangka
keterampilan yang dikembangkan dari mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan
pengetahuan kewarganegaraan, agar untuk berkembangnya potensi peserta didik
pengetahuan yang diperoleh menjadi sesuatu agar menjadi manusia yang beriman dan
yang bermakna, karena dapat dimanfaatkan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
dalam menghadapi masalah-masalah berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kehidupan berbangsa dan bernegara. Civic kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara
skills mencakup intelectual skills yang demokratis serta bertanggungjawab.
(keterampilan intelektual) dan participation Selaras dengan undang-undang tersebut
skills (keterampilan partisipasi). bahwa pendidikan berfungsi untuk
Keterampilan intelektual yang terpenting membentuk watak. Watak inilah yang
bagi terbentuknya warga negara yang disebut sebagai karakter dan menurut
berwawasan luas, efektif, dan bertanggung Lickona apa yang menjadi sebuah keputusan
jawab antara lain adalah keterampilan seorang individu atas karakter diri pribadi
berpikir kritis (Susanto, 2014). melalui proses yang disebut moral knowing,
Sementara itu, watak moral feeling, dan moral acting (Lickona,
kewarganegaraan (civic disposition) 1991). Pendidikan karakter adalah sebuah
mengisyaratkan pada karakter publik usaha untuk mendidik anak-anak agar dapat
maupun privat yang penting bagi mengambil keputusan dengan bijak dan
pemeliharaan dan pengembangan demokrasi dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari,
konstitusional. Watak kewarganegaraan sehingga mereka dapat memberi kontribusi
sebagaimana kecakapan kewarganegaraan, positif terhadap lingkungan khususnya
berkembang secara perlahan sebagai akibat melalui proses pembelajaran pendidikan
dari apa yang telah dipelajari dan dialami kewarganegaraan berbasis blended learning.
oleh seseorang di rumah, sekolah,
komunitas, dan organisasi-organisasi civil METODE
society. Pengalaman-pengalaman demikian
Jenis Penelitian
hendaknya membangkitkan pemahaman
bahwasanya demokrasi mensyaratkan Pendekatan penulisan artikel ini
adanya pemerintahan mandiri yang adalah conceptual analysis yang diuraikan
bertanggung jawab dari tiap individu. secara kualitatif. Analisis konseptual yang
Karakter privat seperti bertanggung jawab diaplikasikan pada kajian artikel ini
moral, disiplin diri dan penghargaan dimaksudkan untuk menghasilkan
terhadap harkat dan martabat manusia dari konstruksi gambaran yang lebih jelas dan
setiap individu adalah wajib. Karakter bermakna. Analisis konseptual diaplikasikan
publik juga tidak kalah penting. Kepedulian untuk menemukan jawaban bagaimana
sebagai warga negara, kesopanan, pelaksanaan blended learning di dalam
mengindahkan aturan main (rule of law), pembelajaran pendidikan kewarganegaraan
berfikir kritis, dan kemauan untuk mampu memperkuat karakter mahasiswa.

scholar.googleusercontent.com/scholar?q=cache:oPrPW6sVUhwJ:scholar.google.com/+model+bahan+ajar+hybrid+learning+pada+muslim+generasi… 5/16
4/1/23, 4:16 PM IMPLEMENTASI BLENDED LEARNING UNTUK PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER PADA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN …

Perdana & Adha, Implementasi Blended Learning untuk Penguatan Pendidikan Karakter pada
Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan| 92

Page 5

Citizenship Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan Vol 8 No 2 Oktober 2020, hal 89-101
Avaliable online at : http://e-journal.unipma.ac.id/index.php/Citizenship
Print ISSN: 2302-433X Online ISSN : 2579-5740

Kajian analisis konseptual lebih kepada dan dikaitkan dengan interpretasi atau
menemukan/investigasi untuk pemecahan inferensi untuk memperkuat hasil analisis isi
sebuah masalah dengan melihat beberapa yang telah dibuat.
komponen yang melingkupi kajian itu
sendiri (Maggeti et al., 2013; Turskis, 2016).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Conceptual analysis means investigation of
propositions how to solve a problem, Penguatan Pendidikan Karakter Dan
braking the problem into discrete parts and Pembelajaran Blended Learning
seeing how these parts interacts in problem Kewarganegaraan
under investigation (Furner, 2004). Berbeda
dengan theoretical analysis, “in this Pendidikan merupakan suatu proses
endeavor a distinction is proposed between komunikasi dan informasi dari pendidik
two methods of theoretical analysis: first- kepada peserta didik. Dalam hal ini,
order analysis and second-order analysis pendidikan karakter memiliki peran penting
from the study of a phenomenon” (Shkedi, dalam pembentukan moral. Karakter
2004), dengan demikian kajian analisis pada berkaitan dengan konsep moral, sikap
artikel ini lebih kepada conceptual analysis moral, dan perilaku moral (Lickona, 1991;
Isnaini : 2016). Berdasarkan tiga komponen
Target/Subjek Penelitian
tersebut maka dapat disimpulkan bahwa
Target di dalam penelitian kajian karakter yang baik didukung oleh
kepustakaan ini adalah literatur dan pengetahuan tentang kebaikan, keinginan
dokumen lain yang relevan untuk untuk berbuat baik, serta melakukan
mengeksplorasi topik atau kajian di dalam perbuatan yang baik. Pengertian karakter
penelitian. menurut Pusat Bahasa Depdiknas adalah
sifat bawaan, hati, jiwa, dan kepribadian,
budi pekerti, perilaku, personalitas, sifat,
Prosedur
tabita, tempramen, watak. Adapun
Prosedur yang digunakan di dalam berkarakter adalah berkepribadian,
artikel ini adalah menetapkan fokus kajian berperilaku, bersifat, bertabiat, dan
kepustakaan, mengumpulkan data maupun berwatak. Definisi karakter yang baik
tulisan yang terkait dengan objek kajian, sebagai menjalani kehidupan dengan
pengolahan data, dan analisis kajian kebenaran, termasuk orang dengan perilaku
kepustakaan. sesuai kaidah moral disebut berkarakter
mulia (Lickona, 1991; Akbar, 2015; Amri :
Data, Intrumen, dan Teknik 2015).
Pengumpulan Data Pendidikan karakter adalah suatu
sistem penanaman nilai-nilai karakter
Data dikumpulkan dari beberapa kepada peserta didik atau warga sekolah
sumber literatur, jurnal, sumber lain yang yang meliputi komponen pengetahuan,
relevan dengan fokus pada identitas nasional kesadaran atau kemauan, dan tindakan untuk
scholar.googleusercontent.com/scholar?q=cache:oPrPW6sVUhwJ:scholar.google.com/+model+bahan+ajar+hybrid+learning+pada+muslim+generasi… 6/16
4/1/23, 4:16 PM IMPLEMENTASI BLENDED LEARNING UNTUK PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER PADA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN …

dan pluralistik. Hasil berupa catatan-catatan melaksanakan nilai-nilai tersebut.


yang diperoleh dari literatur dan dokumen Pendidikan karakter terdiri atas
dijadikan satu untuk dianalisis di tahap pengembangan sikap positif, pola pikir
berikutnya. esensial, komitmen normatif, dan komponen
Teknik Analisis Data abilitas yang berlandaskan IESQ
(Manullang, 2013). Pendidikan karakter
Data, informasi, dan bahan-bahan
bertujuan untuk meningkatkan mutu
yang telah dikumpulkan, dianalisis untuk
penyelenggaraan dan hasil pendidikan di
dilakukan pembahasan secara mendalam

93 | Perdana & Adha, Implementasi Blended Learning untuk Penguatan Pendidikan Karakter pada
Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan

Page 6

Citizenship Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan Vol 8 No 2 Oktober 2020, hal 89-101
Avaliable online at : http://e-journal.unipma.ac.id/index.php/Citizenship
Print ISSN: 2302-433X Online ISSN : 2579-5740

sekolah yang mengarah pada pencapaian untuk lebih terlibat secara tidak langsung di
pembentukan karakter dan akhlak mulia dalam aktivitas audio visual dengan
pada peserta didik secara utuh, terpadu, dan memanfaatkan aspek teknologi secara
seimbang yang disesuaikan dengan standar maksimal. Keterlibatan secara tidak
kompetensi lulusan. langsung adalah posisi dosen sebagai
Penguatan Pendidikan Karakter fasilitator yang membantu dan mengarahkan
merupakan kelanjutan dari revitalisasi proses pembelajaran mahasiswa. Komponen
gerakan nasional pendidikan karakter yang keterlibatan belajar secara tidak langsung
telah dimulai pada 2010. Penguatan yang dilakukan oleh mahasiswa antara lain
pendidikan karakter atau pendidikan moral seperti: menanamkan dasar berpikir ilmiah
saat ini perlu diimplementasikan untuk pada dirinya, mengerjakan tugas dengan
mengatasi krisis moral (Abidin et al., 2015). kreatifitas yang dimiliki, dan mencari solusi
Krisis tersebut antara lain, kurangnya rasa alternatif terhadap pemecahan masalah di
peduli terhadap sesama, kurang beretika dalam soal penugasan dan lain-lain (Rafzan
dalam kehidupan bermasyarakat, kejujuran et al., 2019). Perkembangan teknologi yang
yang mulai luntur, dan kedisplinan yang semakin pesat terus membuat sistem
kurang ditegakkan. Aeni menjelaskan 18 pendidikan di Indonesia lebih baik dan lebih
butir nilai-nilai pendidikan karakter yang maju sehingga mampu sejajar dengan
telah dirumuskan oleh Depdiknas yaitu negara lain baik dari segi kualitas dan
relijius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, pelayanan. Sistem pendidikan terus
kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, mengalami perkembangan dari yang hanya
semangat kebangsaan, cinta tanah air, menggunakan sistem konvensional beralih
menghargai prestasi, bersahabat, cinta ke sistem digital. Awalnya proses belajar
damai, gemar membaca, peduli lingkungan, mengajar hanya terjadi di ruang kelas,
sosial, tanggungjawab (Aeni, 2014). namun sekarang proses belajar mengajar
Hadirnya penguatan pendidikan karakter tidak terikat oleh ruang dan waktu. Sistem
memiliki peran yang sangat penting, karena pendidikan yang menggunakan format
perubahan perilaku peserta didik sebagai digital menghasilkan suatu metode belajar
hasil dari proses pendidikan karakter sangat yaitu blended learning yang saat ini telah

scholar.googleusercontent.com/scholar?q=cache:oPrPW6sVUhwJ:scholar.google.com/+model+bahan+ajar+hybrid+learning+pada+muslim+generasi… 7/16
4/1/23, 4:16 PM IMPLEMENTASI BLENDED LEARNING UNTUK PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER PADA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN …

ditentukan oleh faktor lingkungan. Faktor populer di kalangan pelajar Indonesia.


lingkungan yang dimaksud adalah Blended learning adalah suatu cara
lingkungan yang mencakup lingkungan fisik dalam proses belajar mengajar yang
dan budaya sekolah, manajemen sekolah, menggabungkan, mengkombinasikan dan
kurikulum, pendidik, dan metode mengajar. memadukan sistem pendidikan
Metode blended learning yang digunakan di konvensional dengan sistem yang serba
dalam perkuliahan secara efektif membuka digital (Sudarman, 2014). Blended learning
ruang diskusi yang lebih terbuka (open terdapat interaksi secara langsung berupa
classroom climate). Perkuliahan daring yang diskusi langsung dalam proses belajar
dilakukan sangat menunjang efektifitas mengajar. Blended Learning digunakan
waktu dan efisiensi kerja baik bagi dosen dalam mata kuliah Pendidikan
dan mahasiswa secara bersamaan. Nilai Kewarganegaraan, sehingga ketika
karakter yang dapat diperkuat melalui diterapkan oleh pendidik atau dosen, maka
metode ini adalah kemandirian dan akan terjadi hubungan timbal balik antara
tanggung jawab individu. mahasiswa dengan dosen mengenai konsep
Strategi pembelajaran dengan materi perkuliahan yang sedang dibahas di
menggunakan blended learning di dalam dalam pembelajaran.
perkuliahan pendidikan kewarganegaraan Sebelum metode blended learning
memberikan kesempatan kepada mahasiswa sudah ada metode yang sangat familiar yaitu

Perdana & Adha, Implementasi Blended Learning untuk Penguatan Pendidikan Karakter pada
Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan| 94

Page 7

Citizenship Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan Vol 8 No 2 Oktober 2020, hal 89-101
Avaliable online at : http://e-journal.unipma.ac.id/index.php/Citizenship
Print ISSN: 2302-433X Online ISSN : 2579-5740

e-learning, namun ternyata implementasi e- mengemukakan pendapat secara ilmiah


learning saja tidak cukup karena masih (dalam ruang lingkup open classroom
terdapat berbagai kendala. E-learning tidak climate); 2) memperkuat karakter inisiatif
begitu banyak menciptakan interaksi di diri untuk lebih kreatif di dalam pengerjaan
dalam proses pembelajaran yang dilakukan. tugas dan lain-lain; 3) memperkuat karakter
Sementara, proses belajar mengajar tentu kemandirian dan tanggung jawab diri
membutuhkan suatu sistem yang dapat individu. Kemandirian, rasa tanggung
melakukan proses secara dua arah antara jawab, kepedulian untuk mengingatkan
dosen dan mahasiswa, feedback tentu teman sekelas untuk mempersiapkan diri
diperlukan agar hasil belajar lebih baik dan saat tatap muka secara daring, memberikan
sempurna (Iksan et al., 2012; Marzuki et al., komentar yang membangun saat diskusi
2015). Walaupun banyak materi yang secara “live” maka hal ini menjadi sebuah
didapat dengan menggunakan E-Learning, pembiasaan yang sangat baik bagi
proses belajar yang dapat dilakukkan mahasiswa. Penguatan karakter melalui
dimana saja dan kapan saja namun tetap saja format blended learning secara tidak
kurang efektif dan efisien. langsung menempatkan mahasiswa dengan
Pembelajaran dengan strategi blended self-regulation yang baik sehingga mampu
learning dapat dilakukan dimana saja dan mengatur/mengarahkan dirinya baik dari
kapan saja menggunakan internet. Pelajar aspek pencapaian akademis, kognisi,
scholar.googleusercontent.com/scholar?q=cache:oPrPW6sVUhwJ:scholar.google.com/+model+bahan+ajar+hybrid+learning+pada+muslim+generasi… 8/16
4/1/23, 4:16 PM IMPLEMENTASI BLENDED LEARNING UNTUK PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER PADA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN …

dapat mengakses materi secara leluasa dan motivasi, dan perilaku (Zimmerman, 1989;
dituntut dapat belajar secara mandiri karena Pangalila, 2001; Sudarman, 2014).
bahan ajar tersimpan secara online. Antara Implementasi program kuliah dengan
pengajar dan yang diajar dapat memberikan blended learning maka jadwal kuliah akan
feedback baik berupa pertanyaan dan saran fleksibel sehingga mahasiswa dapat
secara realtime. Sehingga diskusi serta tanya menyeimbangkan kegiatan akademik dan
jawab antara dosen dan mahasiswa tidak non akademik. Terdapat lima manfaat atau
hanya berlangsung di jam pelajaran namun nilai positif dari pelaksanaan pembelajaran
juga dapat berlangsung di luar jam dengan blended learning antara lain belajar
pelajaran. Dosen juga dapat mengontrol yang lebih efektif dan terstruktur,
pelajaran mahasiswa, mahasiswa juga dapat mahasiswa yang terfasilitasi dengan baik,
menggali materi yang disampaikan dan efektifitas dari sisi pelaksanaan oleh
proses pemberian tugas pendukung dapat fakultas, tidak membutuhkan biaya secara
diinformasikan dengan lebih mudah. Tentu berlebihan, serta mudah diakses oleh
proses belajar mengajar menjadi lebih mahasiswa (Lorenzo & Moore, 2002).
efisien dan lebih efektif karena komunikasi Blended learning juga dapat mengurangi
dan interaksi antara dosen dan mahasiswa biaya pendidikan dan meningkatkan hasil
dapat terus terjadi bukan hanya saat jam pembelajaran. Sehingga proses
pelajaran (Ikhsan et al., 2012; Sudarman, pembelajaran tidak hanya berlangsung di
2014). kelas namun juga memanfaatkan dunia
Belajar dengan blended learning dapat maya, sehingga blended learning dapat
membentuk karakter terutama sikap yang diterapkan pada perguruan tinggi
dihasilkan dari komponen ranah penyelenggara pendidikan jarak jauh dan
keterampilan hidup dan aktivitas diri pendidikan terbuka. Selain itu juga dapat
individu (Setyawan, 2017). Hasil temuan dimanfaatkan pada tempat pendidikan non
dari kajian literatur di dalam artikel ini, formal seperti tempat kursus karena blended
ditemukan bahwa karakter yang dapat learning tidak menggantikan proses belajar
diperkuat melalui metode blended learning mengajar secara konvensional namun
adalah 1) memperkuat karakter keberanian melengkapi sistem konvensional.

95 | Perdana & Adha, Implementasi Blended Learning untuk Penguatan Pendidikan Karakter pada
Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan

Page 8

Citizenship Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan Vol 8 No 2 Oktober 2020, hal 89-101
Avaliable online at : http://e-journal.unipma.ac.id/index.php/Citizenship
Print ISSN: 2302-433X Online ISSN : 2579-5740

Secara keseluruhan, pembelajaran counter the others’ weaknesses” (Semler,


blended learning merupakan bagian dari 2005).
Penguatan Pendidikan Karakter, yang
dimana blended learning salah satu metode Blended learning adalah sebuah
belajar yang digunakan oleh pendidik kemudahan pembelajaran yang
kepada peserta didik. Metode, yang menggabungkan berbagai cara
dibiasakan untuk disampaikan kepada penyampaian, model pengajaran, dan gaya
peserta didik, salah satu cara untuk pembelajaran, memperkenalkan berbagai

scholar.googleusercontent.com/scholar?q=cache:oPrPW6sVUhwJ:scholar.google.com/+model+bahan+ajar+hybrid+learning+pada+muslim+generasi… 9/16
4/1/23, 4:16 PM IMPLEMENTASI BLENDED LEARNING UNTUK PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER PADA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN …

membentuk karakterterdapat
Sebab, didalamnya pada peserta didik.
kiat-kiat dalam pilihan
dengan media dialogmendapat
orang yang antara fasilitator
pengajaran.
belajar. Semisal, dilarang menyontek, harus Blended learning juga sebagai sebuah
jujur, displin waktu, dan bertanggungjawab kombinasi pengajaran langsung (face-to-
atas pekerjaan tugas yang dikerjakan kepada face) dan pengajaran online, tapi lebih
pendidik atau dosen. daripada itu sebagai elemen dari interaksi
sosial.
Konsep dan Problematika Pembelajaran Blended learning merupakan
Blended Learning pembelajaran yang didukung oleh
kombinasi efektif dari cara penyampaian,
Istilah blended learning dalam cara mengajar dan gaya pembelajaran yang
pendidikan tinggi didefinisikan untuk berbeda serta ditemukan pada komunikasi
pertama kalinya dalam arti sebenarnya terbuka diantara seluruh bagian yang terlibat
sebagai sistem pembelajaran dalam dengan pelatihan. Sedangkan untuk
Handbook of Blended Learning (Bonk & keuntungan dari penggunaan blended
Graham, 2006) dan Sudarman (2014) learning sebagai sebuah kombinasi
sebagai penggabungan pengajaran tatap pengajaran langsung (face-to-face) dan
muka dengan instruksi yang dimediasi pengajaran online, tapi lebih daripada itu
komputer. Konsep blended learning sebagai elemen dari interaksi sosial yaitu:
merupakan istilah yang baru dan mengikuti Adanya interaksi antara pengajar dan
perkembangan dan pemanfaatan teknologi mahasiswa, pengajaran pun bisa secara
informasi dan komunikasi dalam kehidupan online ataupun tatap muka langsung, dengan
manusia, blended learning istilah yang mengkombinasikan penggunaan media dan
berasaln dari bahasa Inggris dan terdiri dari strategi instruksional pembelajaran. Blended
dua suku kata yaitu: blended dan learning. learning memberikan kesempatan yang
Dalam bahasa Indonesia dapat diartikan terbaik untuk belajar dari kelas transisi ke e-
sebagai pembelajaran kombinasi, learning. Blended learning melibatkan kelas
pembelajaran gabungan, atau pembelajaran (atau tatap muka) dan belajar online (Reay,
bauran, sehingga blended learning dapat 2003) dan metode ini sangat efektif untuk
dimaknai sebagai gabungan pembelajaran menambah efisiensi untuk kelas instruksi
secara tatap muka dengan secara virtual dan memungkinkan peningkatan diskusi
dengan menggunakan aplikasi TIK. atau meninjau informasi di luar ruang kelas.
“Blended learning combines the best Pembelajaran pendidikan
aspects of online learning, structured kewarganegaraan yang termasuk
face-to-face activities, and real world konvensional contohnya seperti selalu
practice. Online learning systems, memberikan ceramah yang kurang interaktif
classroom training, and on-the-job sehingga mahasiswa cenderung hanya
experience have major drawbacks by mendengarkan, dan pengerjaan tugas di
themselves. The blended learning dalam kelas tanpa membangun diskusi.
approach uses the strengths of each to Sementara itu, metode blended learning

Perdana & Adha, Implementasi Blended Learning untuk Penguatan Pendidikan Karakter pada
Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan| 96

Page 9

Citizenship Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan Vol 8 No 2 Oktober 2020, hal 89-101
Avaliable online at : http://e-journal.unipma.ac.id/index.php/Citizenship

scholar.googleusercontent.com/scholar?q=cache:oPrPW6sVUhwJ:scholar.google.com/+model+bahan+ajar+hybrid+learning+pada+muslim+genera… 10/16
4/1/23, 4:16 PM IMPLEMENTASI BLENDED LEARNING UNTUK PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER PADA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN …
Print ISSN: 2302-433X Online ISSN : 2579-5740

lebih bersifat fleksibel yang dapat dilakukan secara interaktif dengan menggunakan
oleh dosen dan mahasiswa dimanapun dan berbagai pendekatan, strategi serta metode
kapanpun. Dengan demikian perpaduan pembelajaran sedangkan dengan metode
antara metode belajar yang konvensional online dapat memberikan materi secara
dengan model blended learning dapat lebih online tanpa batasan ruang dan waktu, selain
memperluas dan membuat lebih menarik. itu peserta didik lebih banyak memperoleh
Contohnya, dosen akan memberikan dan mengolah informasi dari berbagai
pemaparan singkat terkait materi, lalu sumber sehingga hal ini dapat menunjang
diarahkan kepada diskusi, dan mahasiswa proses pembelajaran.
diberikan kebebasan untuk menemukan Manfaat blended learning, bahwa
solusi alternatif di luar jam pertemuan kelebihan blended learning adalah dapat
online, sehingga mahasiswa memiliki waktu melakukan diversifikasi pembelajaran dan
untuk memasukkan ide-ide kreatifnya di memenuhi karakteristik belajar siswa yang
dalam solusi alternatif tadi. Tentu berbeda-beda. Misalnya, siswa yang enggan
mahasiswa akan belajar dari berbagai berdiskusi di kelas mungkin saja akan lebih
sumber yang ada baik dari media cetak, aktif berdiskusi secara tertulis. Hasil
elektronik, dan media sosial yang bersifat penelitian menunjukkan bahwa blended
“kekinian” sehingga mahasiswa memiliki learning lebih efektif dibandingkan dengan
perspektif sesuai dengan keadaan yang pembelajaran tatap muka maupun e-
terjadi sekarang. learning. Tidak semua orang berani dalam
Blended learning dapat diaplikasikan mengajukan pendapatnya apabila di tempat
ke dalam pelaksanaan pembelajaran dengan umum langsung seperti kelas. Ada saja
dua model pembelajaran, yaitu: Peningkatan mahasiswa yang sebenarnya memiliki
aktivitas tatap muka (face-to-face), bentuk banyak ide namun kurang berani
pertama ini dilaksanakan dalam model tatap menunjukkannya, sebaliknya blended
muka akan tetapi terjadi peningkatan learning memfasilitasi mahasiswa yang
aktivitas belajar dan mengajar oleh guru dan lebih tertutup akan menjadi lebih aktif.
siswa dengan memanfaatkan jejaring Pembelajaran terjadi secara mandiri dan
teknologi informasi dan komunikasi, konvensional, yang keduanya memiliki
jejaring web, memanfaatkan e-learning, web kelebihan yang dapat saling melengkapi.
online, blog, dan sebagainya. Pembelajaran Metode blended learning membuat
campuran (hybrid learning), memadukan pembelajaran lebih efektif dan efisien,
pembelajaran tatap muka di kelas dengan meningkatkan aksesibilitas, dan peserta
pembelajaran secara online. Model ini belajar semakin mudah mengakses materi
mengurangi aktivitas tatap muka di kelas pembelajaran. Proses belajar mengajar
sebagai akibat pengurangan aktivitas tatap blended learning tidak hanya tatap muka,
muka dialihkan kedalam model tetapi juga dapat dilakukan dengan
pembelajaran secara online dengan memanfaatkan teknologi dunia maya.
mengedepankan teknologi, informasi, dan Blended learning mempermudah dan
komunikasi. mempercepat proses komunikasi non-stop
Salah satu hal yang menarik dengan antara pengajar dan peserta didik dan
penerapan model pembelajaran kombinasi diskusi berlangsung secara online/offline
(blended learning) adalah tercapainya tujuan yang dapat dilakukan berlangsung di luar
pembelajaran secara efisien dan efektif jam pelajaran, kegiatan diskusi
karena kedua model memiliki keunggulan berlangsung baik antara peserta didik
masing-masing. Model pembelajaran tatap dengan guru maupun antara antar peserta
muka dengan metode konvensional didik itu sendiri. Pengajar dapat mengelola
memungkinkan pembelajaran berlangsung dan mengontrol pembelajaran yang

scholar.googleusercontent.com/scholar?q=cache:oPrPW6sVUhwJ:scholar.google.com/+model+bahan+ajar+hybrid+learning+pada+muslim+genera… 11/16
4/1/23, 4:16 PM IMPLEMENTASI BLENDED LEARNING UNTUK PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER PADA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN …

97 | Perdana & Adha, Implementasi Blended Learning untuk Penguatan Pendidikan Karakter pada
Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan

Page 10

Citizenship Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan Vol 8 No 2 Oktober 2020, hal 89-101
Avaliable online at : http://e-journal.unipma.ac.id/index.php/Citizenship
Print ISSN: 2302-433X Online ISSN : 2579-5740

dilakukan siswa di luar jam pelajaran metode blended learning dapat memperkuat
peserta didik. 1) keberanian mengemukakan pendapat
Problematika Blended Learning. (open classroom climate); 2) kreatifitas
Media yang dibutuhkan sangat beragam, yang meningkat; 3) memperkuat
sehingga sulit diterapkan apabila sarana dan kemandirian dan tanggung jawab individu.
prasarana tidak mendukung. Tidak Disamping itu pula terdapat problematika
meratanya fasilitas yang dimiliki peserta blended learning jika dilihat dari pendidik
didik, seperti komputer dan akses internet. maka pendidik harus menyiapkan referensi
Padahal dalam blended learning diperlukan digital sebagai acuan peserta didik serta
akses internet yang memadai, apabila konsistensi dalam memulai dan mengakhiri
jaringan kurang memadai akan menyulitkan pembelajaran, sedangkan dari sisi peserta
peserta dalam mengikuti pembelajaran didik problematikanya adalah fasilitas dan
mandiri via online. Kurangnya pengetahuan akses internet yang belum memadai. Selain
masyarakat terhadap penggunaan teknologi. problematika terdapat pula manfaat dari
Pengajar perlu memiliki keterampilan dalam metode pembelajaran blended learning yaitu
menyelenggarakan blended learning pembelajaran menjadi lebih efektif dan
Pengajar perlu menyiapkan waktu untuk efisien. Serta yang paling utama adalah
mengembangkan dan mengelola dalam proses ini dapat menguatkan karakter
pembelajaran sistem blended learning, yang diharapkan, seperti misalnya
seperti mengembangkan materi, menyiapkan kedisiplinan, kemandirian belajar,
assesmen, melakukan penilaian, serta manajemen waktu dan bertanggung jawab.
menjawab atau memberikan pernyataan
pada forum yang disampaikan oleh peserta Saran
didik. Pengajar perlu menyiapkan referensi
digital sebagai acuan peserta didik dan Artikel ini memberikan beberapa
referensi digital yang terintegrasi dengan rekomendasi saran antara lain: 1)
pembelajaran tatap muka. Diperlukan Peningkatan mutu, relevansi, dan efisiensi di
strategi pembelajaran oleh pengajar untuk dalam pembelajaran daring harus didukung
memaksimalkan potensi blended learning. oleh sarana dan prasarana penunjang baik di
sekolah maupun di rumah, karena
SIMPULAN komunikasi yang dibangun dengan lancar
dan bersifat dua arah maka menciptakan
Simpulan open classroom climate; 2) Pengalaman
yang dikembangkan dan pelayanan
Salah satu penguatan karakter dapat pendidikan merupakan tanggung jawab
terwujud melalui metode pembelajaran bersama baik oleh pihak sekolah, para guru,
blended learning terutama pada mata kuliah orang tua dan masyarakat untuk mencapai
Pendidikan Kewarganegaraan. Hal tersebut tujuan Pendidikan yang berkualitas dan

scholar.googleusercontent.com/scholar?q=cache:oPrPW6sVUhwJ:scholar.google.com/+model+bahan+ajar+hybrid+learning+pada+muslim+genera… 12/16
4/1/23, 4:16 PM IMPLEMENTASI BLENDED LEARNING UNTUK PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER PADA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN …

dapat terlihat dari meningkatnya menyeluruh.


keterampilan berbicara, berpendapat, dan
menanggapi sebuah persoalan. Mampu DAFTAR PUSTAKA
mendisiplinkan waktu saat akses dan
mengerjakan atau mengumpulkan tugas, Abidin, R. F., Pitoewas, B. & Adha, M. M.
belajar bertanggung jawab dan (2015). Peran Guru Pendidikan
meningkatkan kejujuran dalam proses Kewarganegaraan dalam
pengerjaan tugas atau evaluasi yang Mengembangkan Kecerdasan Moral
diberikan pendidik. Kajian analisis literature Siswa. Jurnal Kultur Demokrasi,
pada artikel ini ditemukan bahwa melalui 3(1).

Perdana & Adha, Implementasi Blended Learning untuk Penguatan Pendidikan Karakter pada
Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan| 98

Page 11

Citizenship Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan Vol 8 No 2 Oktober 2020, hal 89-101
Avaliable online at : http://e-journal.unipma.ac.id/index.php/Citizenship
Print ISSN: 2302-433X Online ISSN : 2579-5740

Adha, M. M. (2010). Model Project Citizen Akbar. (2015). Pendidikan Karakter Best
Untuk Meningkatkan Kecakapan Pratice. Malang: Universitas Negeri
Warga Negara pada Konsep Malang.
Kemerdekaan Mengemukakan Amri. (2011). Implementasi Pendidikan
Pendapat. Tesis. Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran.
Kewarganegaraan Universitas Jakarta: PT. Prestasi Pustakarya.
Pendidikan Indonesia. Bonk & Graham. (2006). Istilah Blended
Adha, M. M & Yanzi, H. (2014). Project Learning. Jakarta: UI Press.
Citizen Model for Effective Student Cholisin (2004). PPKn Paradigma Baru dan
Engagement and Democratic Pengembangannya dalam KBK.
Citizenship in Civic Education Best Jurnal Racmi, Media Informasi,
Practices. The First Sriwijaya Komunikasi, dan Pengembangan
University Learning and Education Sumberdaya, 04 (01). Yogyakarta:
International Conference Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan
Proceedings. Faculty of Teacher (LPMP).
Training and Education Sriwijaya Driscoll, M. (2002). Blended Learning:
University. Let’s Get Beyond the Hype. LTI
Adha, M. M., Yanzi, H, & Nurmalisa, Y. Magazine. [Online]. Diakses 16
(2018). The Improvement of Student Maret 2012, dari:
Intelectual and Participatory Skill http://www.ltimagazine.com/ltimaga
through Project Citizen Model in zine/article/articledetail.jsp.
Civic Education Classroom. Furner, J. (2004). Conceptual Analysis: A
International Journal Pedagogy of Method for Understanding
Social Studies, 3 (1): 39-50. Information as Evidence, and
Adha, M. M., Yanzi, H, & Nurmalisa, Y. Evidence as Information. Archival
(2019a). Open Classroom Climate: Science, 4: 233-265.
Project Citizen Model in Civic Graham, C. R. (2006). Blended Learning
Education Learning Activity. Systems: Definition, Current Trends,
scholar.googleusercontent.com/scholar?q=cache:oPrPW6sVUhwJ:scholar.google.com/+model+bahan+ajar+hybrid+learning+pada+muslim+genera… 13/16
4/1/23, 4:16 PM IMPLEMENTASI BLENDED LEARNING UNTUK PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER PADA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN …

Pedagogia Jurnal Ilmu Pendidikan, and Future Directions. Dalam C.


17 (01): 13-22. Bonk & C. Graham (Eds.), The
Adha, M. M., Ulpa, E. P., Yanzi, H., Handbook of Blended Learning:
Nurmalisa, Y., Hidayat, O. T. Putri, Global Perpsectives, Local Designs.
D. S. (2019b). Relevansi San Fransisco: Pfeiffer, hlm. 3-21.
Pembelajaran Project Citizen Graham, C. R., Allen, S. & Ure, D. (2003).
“Memproduksi” Pengetahuan dan Blended Learning Environment: A
Keterampilan Pembelajar Masa Kini Review of the Research Literature.
dan Masa Depan. Prosiding Seminar [Online]. Diakses 2 Maret 2020,
Pendidikan Nasional Fakultas dari:
Keguruan dan Ilmu Pendidikan http://msed.byu.edu/ipt/graham/vita/
Universitas Lampung ble_litrev.pdf.
Al Munawar. (2005). Aktualisasi Nilai-Nilai Iksan, Z. H., Zakaria, E. & Meerah, T. S. M.
Qurani dalam Sistem Pendidikan (2012). Communication Skills
Islam. Ciputat: Ciputat Press. among University Student. Procedia
Aeni. (2014). Pendidikan Karakter Untuk – Social and Behavioral Sciences,
Siswa SD Dalam Perspektif Islam 59: 71-76.
Mimbar Sekolah Dasar. Jurnal Ismawati, E. (2018). Nationalism in
Mimbar Sekolah Dasar UPI Kampus Indonesian Literature as Active
Sumedang, 1 (1): 50-58. Learning Material. International

99 | Perdana & Adha, Implementasi Blended Learning untuk Penguatan Pendidikan Karakter pada
Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan

Page 12

Citizenship Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan Vol 8 No 2 Oktober 2020, hal 89-101
Avaliable online at : http://e-journal.unipma.ac.id/index.php/Citizenship
Print ISSN: 2302-433X Online ISSN : 2579-5740

Journal of Active Learning, 3 (1): Pangalila, T. (2017). Peningkatan Civic


33-38. Dispotitions Siswa Melalui
Isnaini. (2016). Penguatan Pendidikan Pendidikan Kewargnegaraan (Pkn).
Karakter Siswa Melalui Manajemen Jurnal Pendidikan
Bimbingan dan Konseling Islam. Kewarganegaraan, 7 (1):101.
Jurnal Manajemen Pendidikan Rafzan., Budimansyah, D., Fitriasari, S., &
Islam, 1 (1): 36. Adha, M.M. (2019). The
Jones, N. (2006). E-College Wales, a Case Implementation of Higher Order
Study of Blended Learning. Dalam Thinking Using Project Citizen in
C. J. Bonk & C. R. Graham (Eds), Escalating Students' Hard and Soft
Handbook of Blended Learning: Skills. Proceeding of International
Global Perspectives, Local Designs Conference on Advances in
(hlm. 182-194). San Fransisco, CA: Education, Humanities, and
Pfeiffer Publishing. Language.
Lickona, T. (1991). Educating for Reay, J. E. (2003). Blended Learning A
Character: How Our Schools Can Fusion for Future. Knowledge
Teach Respect and Responsibility. Management Review, 4 (3): 6.

scholar.googleusercontent.com/scholar?q=cache:oPrPW6sVUhwJ:scholar.google.com/+model+bahan+ajar+hybrid+learning+pada+muslim+genera… 14/16
4/1/23, 4:16 PM IMPLEMENTASI BLENDED LEARNING UNTUK PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER PADA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN …

Lorenzo,New
G &York: Bantam
Moore, Books. The
J. C. (2002). Santoso,Pendidikan
R & Adha, Karakter
M. M. (2019c).
MelaluiInovasi
Sloan Consortium Report to the Pembelajaran Berbasis Lingkungan
Nation: Five Pillars of Quality Sosial dan Budaya. Makalah
Online Education. [Online]. Diakses dipresentasikan pada Seminar
10 Juni 2012, dari http:’’www.sloan- Nasional Pendidikan FKIP
c.org/effective/pillarreport1.pdf. Universitas Lampung tanggal 28
Maggeti, M., Radaelli, C. & Gilardi, F. September 2019.
(2012). Designing Research in the Semler. (2005). Pengertian Blended
Social Sciences. Sage Publishing Learning. Bandung: PT Remaja
Online. Rosdakarya.
Manullang. (2013). Grand Desain Setyawan, M. B. (2017). Peranan Blended
Pendidikan Karakter Generasi Emas Learning Bagi Karakter Belajar
2045. Jurnal Pendidikan Karakter, Siswa dalam Pendidikan Olahraga.
III (I): 1-14. Prosiding Seminar Nasional
Marzuki, N. A., Mustaffa, C. S. & Saad, Z. Profesionalisme Tenaga Profesi
M. (2015). Emotional Intelligence: PJOK, Pascasarjana UM.
Its Relations to Communication and Sudarman. (2014). Pengaruh Strategi
Information Technology Skills. Pembelajaran Blended Learning
Asian Social Science, 11 (15): 267- Terhadap Perolehan Belajar Konsep
274. dan Prosedur pada Mahasiswa yang
Misseyanni, A., Papadopoulou, P., Marouli, Memiliki Self-Regulated Learning
C, Lytras, M. D. (2018). Active Berbeda. Pendidikan dan
Learning Strategies in Higher Pembelajaran, 21 (1): 107-117.
Education. UK: Emerald Publishing Shkedi, A. (2004). Second Order Theoritical
Limited. Analysis: A Method for Constructing
Osguthorpe, R. & Graham, R. (2003). Theoritical Explanation.
Blended Learning Environments: International Journal of Qualitative
Definitions and Directions. The Studies in Education, 17 (5): 627-
Quarterly Review of Distance 646.
Education, 4 (3): 227-234.

Perdana & Adha, Implementasi Blended Learning untuk Penguatan Pendidikan Karakter pada
Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan| 100

Page 13

Citizenship Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan Vol 8 No 2 Oktober 2020, hal 89-101
Avaliable online at : http://e-journal.unipma.ac.id/index.php/Citizenship
Print ISSN: 2302-433X Online ISSN : 2579-5740

Suraji, S., Ahmad, A. R., Awang, M. M.,


Mamat, N. & Seman, A. A. (2018).
Fun Learning Approaches in
Enhancing Patriotism Values among
Preschool Children. International
Journal of Academic Research in
Business and Social Sciences, 8 (8),
scholar.googleusercontent.com/scholar?q=cache:oPrPW6sVUhwJ:scholar.google.com/+model+bahan+ajar+hybrid+learning+pada+muslim+genera… 15/16
4/1/23, 4:16 PM IMPLEMENTASI BLENDED LEARNING UNTUK PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER PADA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN …

152-158.
Susanto, A. (2014). Pengaruh Pendidikan
Kewarganegaraan Sebagai Wahana
Pengembangan Kompetensi
Kewarganegaraan (Civic
Competences) Terhadap Kehidupan
Demokrasi Siswa Kelas Ix Smpn 1
Bungkal Tahun Pelajaran 2013/2014.
Universitas Muhammadiyah
Ponorogo.
Turskis, Z. (2016). What is the Difference
Between Literature Review,
Theoritical Analysis and Conceptual
Analysis?. [Online]. Diakses 5 Maret
2020, dari: www.researchgate.net.
Winataputra, U. S. (2001). Jatidiri
Pendidikan Kewarganegaraan
sebagai Wahana Sistematik
Pendidikan Demokrasi. Disertasi S3
IPS. Bandung: SPS UPI. Tidak
diterbitkan.
Zimmerman, B. J. (1989). A Social
Cognitive View of Self Regulated
Academic Learning. Journal of
Educational Pschycology, 3: 329-
339.

101 | Perdana & Adha, Implementasi Blended Learning untuk Penguatan Pendidikan Karakter pada
Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan

scholar.googleusercontent.com/scholar?q=cache:oPrPW6sVUhwJ:scholar.google.com/+model+bahan+ajar+hybrid+learning+pada+muslim+genera… 16/16

Anda mungkin juga menyukai