Anda di halaman 1dari 6

‫‪JURUSAN BAHASA DAN SASTRA ARAB‬‬

‫‪FAH UIN JAKARTA‬‬


‫‪SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER (UAS) TAHUN AKADEMIK 2022/2023‬‬
‫‪Mata Kuliah : Etimology‬‬ ‫‪Semester‬‬ ‫‪:6‬‬
‫‪Tanggal‬‬ ‫‪: JUNI 2023‬‬ ‫‪Dosen‬‬ ‫‪: Mugy Nugraha‬‬

‫‪SITI ROBIATUL ADAWIYAH‬‬


‫‪11200210000134‬‬

‫!‪Jawablah Pertanyaan di Bawah Ini‬‬

‫!‪1. Jelaskan teks di bawah ini‬‬


‫التأثيل «هو علم أصول األأللفاظ‪ ،‬وهو مشتق من األثل بمعنى األصل وهو على هذا االصطالح مقابل الكلمة‬
‫الفرنسية ‪ .ETYMOLOGIE».‬ومفهوم التأثيلية في الدرس المعجمي يدل على دراسة أصول الكلمات من حيث‬
‫انحدارها من لغة أ ّم‪ ،‬أو دخولها باقتراض‪ ،‬أي دراسة نشأة الكلمات وتطورها‪ ،‬بُغية الوقوف على البنية األصلية‬
‫لها‪ ،‬والصيغ التي تفرعت عنها صوتيا أو صرفيا أو دالليا وعلى االتنماء اللساني الحضاري للمفردة‪.‬‬
‫!‪2. Jelaskan‬‬
‫‪-‬‬ ‫!‪Perbedaan Kinayah dan Istiarah, serta berikan 3 contoh‬‬
‫‪-‬‬ ‫‪Pembentukan Istilah Baru, Mengacu pada wazan apakah untuk Nama Penyakit,‬‬
‫‪alat-alat, dan Profesi, serta berikan 5 contoh untuk masing-masing wazan.‬‬
‫‪-‬‬ ‫‪Pola-pola sintaksis baru dalam Bahasa Arab modern.‬‬
‫‪3.‬‬
‫وضح التوسع في المعاني وانتقالها في األلفاظ التالية (استعن بمعجمين قديم وحديث)‬
‫الحائط‪( :‬قديما البستان وحديثا الجدار) انظر لسان العرب صفحة ‪ ....‬والمعجم الوسيط صفحة‬ ‫‪-‬‬
‫الهاتف‪:‬‬ ‫‪-‬‬
‫السيارة‪:‬‬ ‫‪-‬‬
‫الطالب‪:‬‬ ‫‪-‬‬
‫العيال‪:‬‬ ‫‪-‬‬
‫المحرك‪:‬‬ ‫‪-‬‬
‫المناخ‪:‬‬ ‫‪-‬‬
JAWABAN
1. Etimologi adalah cabang ilmu linguistik yang mempelajari asal-usul atau perubahan
dan pembentukan kata. Proses pembentukan kata dengan segala permasalahanya
disebut dengan gejala bahasa. Etimologi juga mencoba untuk merekonstruksi informasi
mengenai bahasa-bahasa yang sudah lama untuk memungkinkan mendapatkan
informasi langsung mengenai bahasa tersebut (seperti tulisan) untuk diketahui. Dengan
membandingkan kata-kata dalam bahasa yang saling bertautan, seseorang dapat
mempelajari mengenai bahasa kuno yang merupakan “generasi yang lebih lama”.
Dengan cara ini, akar bahasa yang telah diketahui yang dapat ditelusuri jauh ke
belakang kepada asal usul keluarga bahasa Austronesia.

2. PERBEDAAN KINAYAH DAN ISTIARAH


Pada intinya, perbedaan kinayah dan istiarah terletak pada pemaknaannya. Jika
Kinayah mengandung makna imajinatif, ia masih bisa diartikan dengan makna konotatif dan
denotatifnya.
Sedangkan Istiarah hanya bisa dimaknai dengan makna Konotatifnya. Untuk lebih jelas
mengenai perbedaan, berikut pengertian dari kinayah dan istiarah:
a. Kinayah
Kinayah secara bahasa adalah suatu perkataan yang menyebutkan sesuatu bukan
dengan lafadz yang sebenarnya. Adapun secara istilah, kinayah adalah lafadz yang
disampaikan dan yang dimaksud adalah kelaziman maknanya disamping boleh juga yang
dimaksud pada arti sebenarnya. Senada dengan pendapat para ahli bayan, bahwasanya kinayah
adalah lafadz yang menghendaki makna lazim (konotatif) namun tetap boleh diartikan dengan
makna hakiki (denotatif). Kinayah terdiri dari tiga rukun sebagai berikut:
• Mukanna bih: yaitu lafadz yang menunjukkan kepada makna hakiki yang menjelaskan
maksud dari pembicara.
• Mukanna anhu: yaitu makna lazim dari mukanna bih disampaikan oleh pembicara
dengan kinayah.
• Qarinah: Perkatan yang menunjukkan kepada makna yang dimaksud (mukanna anhu).
‫ي كَثِي ُْر الرَّ َما ِد‬
ٌّ ِ‫عَل‬
Artinya: Ali mempunyai banyak abu.
Maksud dari ungkapan di atas adalah bahwa Ali adalah orang yang dermawan. Orang Arab
melazimkan bahwa yang dermawan pasti suka menjamu orang dan tentunya sering masak di
rumah. Dahulu kala orang masak menggunakan kayu bakar sehingga menghasilkan hasil abu
yang banyak.
b. Istia’rah
Istiârah (metafora) adalah salah satu seni pengungkapan makna dalam bentuk gambaran
imajinatif yang dikemukakan pada sebagian ayatayat al-Qur‟an. al-Istiârah adalah bagian dari
al-majâz al-lughawy yang „alâqah-nya musyabbahah (penyerupaan).
Atau dalam penjelasan lain Istiarah adalah penggunaan lafadz di selain diletakkan
padanya untuk hubungan musyabbahah (penyerupaan) dengan adanya qarinah tentang maksud
makna subyek dalam istilah pembicaraan. Qarinah adalah kata yang dijadikan oleh pembicara
sebagai petunjuk bahwa suatu lafad itu tidak diartikan seperti makna aslinya.
Dalam istiarah ada dua macam yaitu istiarah tashrihiyyah dan istiarah makniyyah.
Penjelasannya sebagai berikut. Isti'arah tashrihiyyah adalah istiarah yang menegaskan
musyabbah bih-nya dan dibuangnya musyabbah. Seperti contoh ‫ تكلم أسد فوق المنبر‬di mana
menyerupakan kata ‫ الشيخ‬dengan ‫أسد‬.
‫ =الشيخ‬musyabbah
‫ =أسد‬musyabbah bih
Istiarah makniyyah adalah istiarah yang dibuang musyabbah bih-nya dan
menghadirkan untuknya sesuatu dari kebutuhannya, dengan menyebut musyabbah-nya. Seperti
contoh dalam al-Quran: }‫] {واحفض لهما جناح الذل من الرحمة وقل رب ارحمهما كما ربياني صغيرا‬24: ‫[اإلسراع‬
‫ =الذل‬musyabbah
‫ =الطائر‬musyabbah bih.

PEMBENTUKAN ISTILAH BARU


a. Wazan ‫ فعال‬untuk membentuk istilah penyakit contohnya

Posthitis ‫فالف‬

Stillbirth ‫بالص‬

rhinitis ‫أناف‬

schizophrenia ‫فصام‬

sclerotitis ‫صالب‬

b. Wazn ‫ فعل‬untuk membuat istilah penyakit, contohnya

Psoriasis ‫خصف‬

Ophthalmia ‫رمد‬
exostosis ‫عر ن‬

psoriasis ‫حصف‬

rabies ‫كلب‬

c. Wazn ‫ فعالة‬untuk membentuk istilah tentang pekerjaan atau profesi, contohnya:

Jurnalis ‫صحافة‬

Pelaut ‫سفانة‬

stationery ‫وراقة‬

d. Wazan ‫ فعال‬untuk membentuk istilah tentang pekerjaan/profesi, contohnya:

Tukang bunga ‫زهار‬

Pawang singa ‫أساد‬

Pilot ‫طيار‬

Surgeon ‫جراح‬

Tigrist ‫نمار‬

e. Wazn untuk ‫ مفعال‬, ‫ مفعل‬membentuk istilah peralatan, contohnya:

hygremetre ‫مرطب‬

microscope ‫مجهار‬

sterioscope ‫مجسام‬

stethoscope ‫مسماع‬

telemetre ‫مرقب‬

POLA SINTAKSIS ARAB MODERN


Di dalam pengklasifikasian kata di dalam bahasa Arab, dikenal dengan istilah ism, fi’l,
dan harf yang dalam bahasa Indonesia diistilahkan dengan nomina, verba, dan partikel. Hal
tersebut didasarkan pada kesamaan definisi dari masing-masing kata; ism adalah setiap kata
yang menunjukkan arti manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, benda mati, tempat, waktu, sifat,
atau kata yang memiliki arti tanpa mengandung arti waktu; kata yang menunjukkan makna dan
tidak berkaitan dengan waktu. fi'il adalah kata yang menunjukkan arti terjadinya suatu
pekerjaan pada waktu tertentu; sedangkan harf yaitu kata yang hanya akan memiliki arti
sempurna apabila bersama dengan kata yang lain; kata yang tidak akan difahami maknanya
kecuali bersama dengan kata yang lain. Selain itu juga dalam bahasa Arab, kata yang tidak
dapat diderivasikan atau diinfleksikan, tidak mempunyai kemungkinan untuk diperluas
dengan imbuhan atau dengan pengulangan dan bersifat tertutup dapat disebut dengan charf.
Kata di dalam bahasa Arab digolongkan ke dalam tiga kategori yaitu ism, fi’l, dan harf
yang bisa juga dipadankan dengan nomina, verba, dan partikel atau kata tugas. Kategori kata
tersebut akan menempati posisinya masing-masing di dalam sebuah kalimat. Kebenaran
menganalisa posisi dari masing-masing kategori kata bahasa Arab di dalam kalimat, akan
mempermudah seorang pembelajar dalam proses penterjemahan. Masing-masing kategori
kata bisa menjadi mubtada, khabar, fi’l, fa’il, dan juga maf’ulbih, di dalam kalimat nomina
(jumlah ismiyyah) atau kalimat verbal (jumlah fi'liyyah).
a. Mubtada
Menurut Imam Sibawaih Al-Mubtada adalah semua ism atau nomina (kata benda) yang
terdapat pada awal kalimat untuk membentuk suatu kalimat, dan bersifat tetap dengan tanda
rafa’ (dhammah). Permulaan kalimat tidak akan tersusun tanpa adanya sifat tetap dan sifat tetap
itu ada pada mubtada sebagai permulaan kalimat.
b. Khabar
Khabar adalah kata yang melengkapi makna mubtada` atau kata yang merupakan
bagian dari pembentuk jumlah mufidah (kalimat sempurna) dalam kalimat nomina (jumlah
ismiyyah). Khabar selalu mengikuti mubtada` dari segi jumlah (tunggal, dual, maupun jamak)
begitu juga dari segi jenisnya, baik itu maskulin (muzakkar) atau feminine (mu`annas).
c. Fi’il
Dalam bahasa Arab dikenal ada fi’l madhi, mudhari’, dan amr. Fi’l madhi adalah kata
kerja yang menunjukkan pekerjaan yang telah lalu dan selesai dikerjakan. Fi’l mudhari’adalah
kata yang menunukkan pada pekerjaan yang sedang atau akan datang, dan fi’l amr adalah kata
yang menunjukkan arti perintah pada waktu yang akan datang.
d. Fail
Fa’il atau subjek dalam bahasa Arab adalah nomina yang berada setelah kata kerja.
Fa’il dalam bahasa Arab selalu dalam keadaan marfu’.
e. Maf’ul Bih
Adapun maf ’ul adalah ism mansub (nomina akusatif) yang terletak setelah fi’l (kata
kerja) dan fa’il (subjek). Di dalam bahasa Arab maf ’ul bih ada yang berupa ism zhahir(jelas)
dan ada yang berupa ism dhamir (kata ganti).

3. Penyebutan asal
)‫ (قديما الندي وحديثا التلفون‬:‫ الهاتف‬. 4
)‫ (قديما القافلة وحديثا اتمبيل‬:‫ السيارة‬. 5
)‫ (قديما المدعي وحديثا التلميذ‬:‫ الطالب‬. 6
)‫ (قديما االهل وحديثا االسرة‬:‫ العيال‬. 7
)‫ (قديما الباعث وحديثا المحرض‬:‫ المحرك‬. 8
)‫ (قديما الهواء وحديثا االقليم‬:‫ المناخ‬. 9

Anda mungkin juga menyukai