Anda di halaman 1dari 13

Standar Kompetensi Dalam Meningkatkan Profesionalitas Guru

Di Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) 03 Kepahiang


Nandy Roynaldy
Manajemen Pendidikan Islam, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Curup, Bengkulu, Indonesia
nandyroynaldy@gmail.com
mardianyayan@gmail.com

ABSTRAK
Tujuan penelitian ini untuk menemukan gambaran tentang standar kompetensi dalam
meningkatkan profesionalitas guru di Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) 03 Kepahiang. Metode
yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Data
yang didapat dan dikumpulkan melalui wawancara serta observasi. Teknik analisis data yang
digunakan untuk mendapatkan data yang valid menggunakan reduksi data, penyajian data serta
penarikkan kesimpulan. Adapun simpulan yang diperoleh adalah peran kepala sekolah dalam
meningkatkan profesionalitas guru di Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) 03 Kepahiang
mempunyai peran sebagai manajer, edukator, motivator serta supervisor. Upaya yang dilakukan
kepala sekolah adalah dengan mengadakan pembinaan dan pelatihan seperti pelatihan profesi
guru (PPG), serta memberikan tugas sesuai dengan keahlian di bidangnya masing-masing. Upaya
kepala sekolah dalam meningkatkan profesionalitas guru tersebut dilakukan demi terwujud nya
tujuan serta visi dan misi suatu pendidikan. Peran kepala sekolah dalam meningkatan standar
kompetensi profesionalitas guru menggunakan gaya kepemimpinan partisipatif dan situasional.
Para guru dapat mengembangkan kemampuannya sesuai dengan kompetensinya masing-masing
tanpa di batasi, adanya pengadaan pembinaan serta pelatihan yang akan diikuti oleh para guru di
Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) 03 Kepahiang seperti pelatiahan pendidikan profesi guru
(PPG), serta melakukan kerjasama antar guru maupun kepala sekolah.
Kata kunci: Standar Kompetensi, Profesionalitas Guru

INTRODUCTION

Berdasarkan Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 3 Tentang Pendidikan


Nasional yaitu berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta
peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka untuk mencerdaskan kehidupan bangsa.
Tujuannya yaitu untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa serta berakhlak mulia, berilmu, cakap, mandiri, kreatif dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab (Fahmi, n.d.).

Guru merupakan pendidikan terutama yang berkaitan dengan kegiatan proses


pembelajaran. Tanpa adanya peran guru, maka proses pembelajaran akan dikatakan gagal. Oleh
sebab itu, dalam manajemen pendidikan peranan guru dalam upaya keberhasilan pendidikan
selalu ditingkatkan serta kinerja dan prestasi kerja guru harus ditingkatkan untuk menghasilkan
kualitas pendidikan tersebut (Rosidah et al., 2020). Seorang guru dalam mengerjakan tugasnya
kadang ditentukan oleh penilaian terhadap kinerjanya. Penilaian terhadap kinerja merupakan
factor penting untuk meningkatkan kinerja serta kepuasan kerja guru (Fahmi, n.d.2017).

Dalam Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen bahwa guru
wajib memiliki kompetensi, kualifikasi akademik, sehat jasmani rohani, sertifikat pendidik dan
memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Membahas tentang guru,
maka profesionalitas guru mensyaratkan adanya kualifikasi, kompetensi serta sertifikasi. Usaha
peningkatan profesinalitas guru merupakan kewajiban kepala sekolah, karena setiap kepala
sekolah bertanggung jawab untuk membina bawahannya. (Jannah et al., n.d. 2022).

Permendikbud Nomor 6 Tahun 2018 Tentang Penugasan Guru menjadi Kepala Sekolah
menyatakan bahwa kepala sekolah adalah guru yang mendapat tugas untuk meminpin dan
mengelola pada satuan pendidikan sekaligus penanggung jawab agar terselenggaranya
pembelajaran yang berkualitas di sekolah. Keberhasilan pengelolaan sekolah ditentukan oleh
kegiatan pendayagunaan sumberdaya manusia. Oleh karena itu, kepala sekolah harus memiliki
kemampuan untuk menjamin adanya proses peningkatan pada profesionalitas guru sekaligus
melakukan penilaian pada kinerjanya (Asyari, 2020).

Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) 03 Kepahiang merupakan Lembaga pendidikan yang


berada pada Kabupaten Kepahiang. Dalam hal profesionalitas guru “sebagian besar guru
Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) 03 Kepahiang merupakan guru profesional. Hal ini ditandai
dengan adanya sertifikat pendidik”. Hal tersebut tidak terlepas dari peran kepala sekolah yang
berupaya untuk menjadikan guru yang profesional.

Namun demikian, tidak menutup kemungkinan ada sebagian kecil guru yang kurang
profesional dalam menjalankan tugasnya. Seperti halnya masih ada guru yang lalai dalam
menjalankan tugasnya sebagai seorang guru, datang tidak tepat waktu, serta kurangnya
komunikasi anatara kepala sekolah dengan guru. Berdasarkan permasalahan tersebut, maka
penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana Peran Kepemimpinan Kepala Sekolah
Dalam Meningkatkan Profesionalitas Guru di Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) 03 Kepahiang.

METHODOLOGY

Penelitian ini adalah penelitian lapangan yang dilaksanakan pada


Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) 03 Kepahiang. Untuk mendapatkan data atau sumber
yang dibutuhkan, maka penulis menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan
deskriptif. Dimana, penelitian kualitatif deskriptif merupakan suatu penelitian atau riset yang
teknik pengumpulan datanya dari berbagai sumber yang ada serta peneltian bukan bersifat angka
(Moleong, 2011).

Subjek penelitian merupakan sumber data yang memberikan kejelasan mengenai


persoalan yang akan dikaji atau memberikan sebuah informasi secara lengkap (Huriaty et al.,
2022). Dalam penelitian ini, subjek penelitian yang dimaksud untuk mendapatkan sumber data
yang dibutuhkan adalah kepala sekolah serta para guru yang ada di Madrasah Ibtidaiyah Negeri
(MIN) 03 Kepahiang.

Adapun untuk memperoleh data yang valid, maka peneliti menggunakan Teknik
pengumpulan data berupa observasi dan wawancara yang dilakukan secara langsung kepada
subjek penelitian guna memperoleh data (Rosidah et al., 2020). Dalam hal ini, untuk
memperoleh data yang dimaksud yaitu berkaitan dengan standar kompetensi dalam
meningkatkan profesionalitas guru di Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) 03 Kepahiang.

Data yang telah terkumpul kemudian akan dianalisis. Teknik analisis data adalah suatu
proses penyederhanaan data kedalam bentuk yang lebih mudah diinterpretasikan dan dibaca.
Proses analisis data yang disajikan dalam bentuk data seperti pengumpulan data dari subjek
penelitian, reduksi data (merangkum), penyajian data (sekumpulan informasi) serta penarikkan
kesimpulan (penggambaran yang utuh) (Faiqoh, 2019; Lisna & Munastiwi, 2020).

RISET
A. Gambaran Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Standar Kompetensi
Profesionalitas Guru
Berdasarkan data yang didapat peneliti di Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) 03
Kepahiang, terdapat 21 guru yang terdiri dari 14 guru PNS dan 7 guru honorer. Didapat
bahwa tujuan pendidikan, visi dan misi akan terwujud apabila para guru dalam
melaksanakan tugasnya secara profesional, guru yang profesional adalah guru yang
mempunyai empat kompetensi seperti kompetensi sosial, pedagogik, kepribadian serta
profesional yang dibuktikan dengan sertifikat sebagai pendidik.
Selain itu, seorang guru yang profesional tercermin dalam pelaksanaan tanggung jawab
tugas nya serta ditandai dengan keahlian guru dalam teori atau praktek. Oleh sebab itu,
Wakil Kepala Kurikulum telah membagikan tugasnya kepada para guru sesuai dengan
bidang dan keahliannya masing-masing sesuai perintah pemimpin kepala sekolah.
Gaya kepemimpinan kepala sekolah yang baik dilihat dari kemampuan kepala sekolah
dalam mengarahkan, membimbing, mengontrol serta memotivasi para guru maka kinerja
guru akan ikut baik. Namun sebaliknya, jika gaya kepemimpinan kepala sekolah yang
kurang baik dilihat dari kemampuan kepala sekolah dalam mengarahkan, membimbing,
mengontrol serta memotivasi para guru maka kinerja guru akan kurang baik juga. Jika
kinerja guru kurang baik, maka guru tersebut belum bisa dikatan sebagai guru yang
profesional. Namun, dalam hal ini beliau mengatakan bahwa kepala sekolahnya sudah
mampu membimbing serta memotivasi guru dalam melaksanakan tugasnya dengan baik.
Seorang pemimpin kepala sekolah harus bisa menciptakan kerja sama yang baik kepada
para guru, berpartisipasi serta mampu menumbuhkan semangat loyalitas dalam
pembelajaran dan menurut beliau hal ini sudah dilakukan oleh kepala sekolah di Madrasah
Ibtidaiyah Negeri (MIN) 03 Kepahiang. Dalam melaksanakan tugasnya sebagai seorang
pemimpin gaya kepemimpinan kepala sekolah menggunakan gaya situasional serta
partisipatif dalam meningkatkan profesionalitas gurunya. Karena, ditandai dengan dalam
mengambil sebuah keputusan, kepala sekolah selalu melibatkan para guru dan kepala
sekolah mampu menciptakan kerja sama yang baik dengan guru dalam mencapai tujuan
pendidikan.
B. Profesionalitas Guru di Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) 03 Kepahiang
Guru di Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) 03 Kepahiang sudah dikatakan profesional,
hal ini ditandai dengan sudah adanya sertifikat pendidik pada guru. Selain itu, dalam
melaksanakan tugasnya guru tersebut memiliki semangat untuk terus belajar dengan
menambah ilmu serta pengalaman. Guru juga mengelola program pembelajaran bersama
siswanya, melakukan interaksi belajar mengajar dengan baik, menggunakan media serta
sumber belajar yang ada dan terbaru sesuai dengan kurikulum yang berlaku, melaksanakan
administrasi pembelajaran dan melakukan program pembelajaran serta melakukan evaluasi
dan pemberian tugas kepada siswa.
C. Peran Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Standar Kompetensi Profesionalitas
Guru di Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) 03 Kepahiang
Peran kepala sekolah dalam meningkatkan profesionalitas guru di Madrasah Ibtidaiyah
Negeri (MIN) 03 Kepahiang terdiri dari peran manajer, edukator, motivator serta supervisor.
Peran kepala sekolah sebagai manajer yaitu kepala sekolah memberdayakan para guru
dengan system kerja sama, serta memberikan kesempatan bagi para guru untuk mengikuti
dan pembinaan guna meningkatkan profesionalitasnya.
Peran kepala sekolah sebagai educator yaitu para guru melakukan kegiatan pendidikan
dengan penyusunan program pembelajaran serta melibatkan guru dalam mengikuti pelatihan
profesi guru (PPG) untuk menghasilkan Langkah pengembangan pendidikan bagi para guru.
Peran kepala sekolah sebagai motivator yaitu memberikan dorongan kepada guru untuk
mengembangkan kompetensinya, memperbaiki pengaturan suasana kerja serta melakukan
pengaturan lingkungan fisik. Peran kepala sekolah sebagai supervisor yaitu dengan
mengadakan rapat dengan semua guru, rutin mengadakan kunjungan ke kelas.
D. Hambatan yang dihadapi Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Standar Kompetensi
Profesionalitas Guru
Dalam menjalankan tugasnya sebagai kepala sekolah, adapun hambatan yang dialami
oleh kepala sekolah demi terwujudnya guru yang profesionalitas yaitu masih adanya guru
yang yang kurang mampu dalam penerapan kurikulum ke dalam pelajaran, sulitnya
memahami karakter pada setiap guru serta masih kurangnya guru dalam pengembangan
pembelajaran karena kurangnya sarana prasarana di Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) 03
Kepahiang.
Hambatan-hambatan yang telah dikemukakan di atas adalah suatu gambaran untuk
menjadikan tanggung jawab dan kepentingan bersama. Sebagai seorang kepala sekolah
hendaknya harus terus menopang kinerja guru supaya sadar akan kepentingan dari
diberikannya tugas masing-masing untuk kepentingan bersama dalam mencapai suatu tujuan
pendidikan.
E. Upaya yang dilakukan Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Standar Kompetensi
Profesionalitas Guru
Selain hambatan yang telah peneliti kemukakan di atas, adapun upaya yang dilakukan
kepala sekolah dalam meningkatkan profesionalitas guru di Madrasah Ibtidaiyah Negeri
(MIN) 03 Kepahiang yaitu pada saat mewawancarai kepala sekolah di sana, beliau
mengatakan bahwa salah satu upaya yang dilakukan dalam meningkatkan profesionalitas
guru adalah dengan memberikan tugas sesuai dengan bidang dan keahliannya masing-
masing. Seperti, guru yang lulusan mata pelajaran Bahasa Indonesia, maka akan diberikan
tugas mata pelajaran Bahasa Indonesia, guru yang lulusan dari mata pelajaran Bahasa Arab,
maka akan diberikan tugas dalam mengajar Bahasa Arab.
Kepala sekolah di Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) 03 Kepahiang juga mengatakan
bahwa guru yang diberi tugas tidak sesuai dengan bidang keahliannya bukan berarti guru
tersebut tidak mampu melaksanakan tugasnya secara profesional. Melainkan akan lebih baik
jika guru tersebut diberikan tugas yang sesuai dengan bidang dan keahliannya masing-
masing. Selain upaya tersebut, kepala sekolah juga melakukan upaya pembinaan dan
pelatihan kepada para guru serta melakukan Kerjasama kepada Lembaga yang berwenang.
Dari upaya diatas dapat disimpulkan bahwa upaya yang dilakukan kepala sekolah dalam
meningkatkan profesionalitas guru di Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) 03 Kepahiang
adalah dengan mengadakan pembinaan dan pelatihan seperti pelatihan profesi guru (PPG),
serta memberikan tugas sesuai dengan keahlian di bidangnya masing-masing. Upaya kepala
sekolah dalam meningkatkan profesionalitas guru tersebut dilakukan demi terwujud nya
tujuan serta visi dan misi suatu pendidikan.

DISCUSSION

A. Peran Kepala Sekolah


Kepala sekolah atau madrasah adalah seseorang yang diberi tugas untuk memimpin suatu
sekolah untuk melaksanakan proses pembelajaran atau tempat dimana adanya interaksi
antara guru dan murid yang menerima pelajaran di sekolah (Russami, Hadian dan Nurlaeli,
2020). Kepala sekolah merupakan pihak yang berperan dalam menggerakkan kehidupan
sekolah. Kepala sekolah atau madrasah yang berhasil yaitu kepala sekolah yang memahami
keberadaan sekolah sebagai suatu organisasi serta mampu melaksanakan tanggung jawab
sebagai pemimpin sekolah (Wardani & Indriayu, 2015).
Kepemimpinan kepala sekolah merupakan jabatan yang dalam pembinaan peserta didik
sebagai calon generasi penerus bangsa. Untuk menjalankan jabatannya tersebut, kepala
sekola juga memerlukan komitmen yang dapat dijabarkan dalam bentuk etika jabatan dan
kepemimpinan. Etika tersebut merupakan perilaku standar kepala sekolah dalam
melaksanakan tugasnya sebagai pemimpin (Mulyatun Nikmah et al., 2020).
Kepemimpinan kepala madrasah yang efektif dilihat berdasarkan kriteria serta mampu
memberdayakan guru untuk melaksanakan tugasnya secara profesional dengan lancar, baik
dan produktif. Untuk dapat melaksanakan tugasnya dengan baik, maka seorang kepala
sekolah tentu harus mempunyi gaya kepemimpinan yang berorientasi pada tugas serta
berorientasi pada peningkatan kualitas guru di sekolah. Kepala sekolah berorientasi untuk
mengarahkan, memotivasi serta membimbing guru dalam menjalankan tugas dalam
berpartisipasi untuk saling percaya, saling mnghormati dan menghargai antar anggota yang
ada di sekolah (Fahmi, n.d. 2017).
Peran kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan adalah menciptak situasi belajar
mengajar supaya dalam proses belajar mengajar tersebut dapat dilakukan dengan baik.
Dalam hal tersebut kepala sekolah memiliki peran ganda yaitu melaksanakan administrasi
sekolah agar tercipatanya belajar mengajar yang baik serta melaksanakan supervisinya
(Mulyatun Nikmah et al., 2020). Maka dari itu, untuk dapat melaksanakan suatu program
dengan mencapai hasil yang baik, perlu adanya organisasi dan koordinasi yang baik dan
teratur, adanya penilaian dan evaluasi, adanya komunikasi yang jelas dan lancar, serta
adanya pengawasan atau supervise yang berkesinambungan serta konsekuen. Secara teori
bahwa profesionalitas merupakan suatu kompetensi yang harus dimiliki oleh setiap guru.
Artinya, guru profesionalitas tidak hanya dipandang mampu dan cakap dalam
menyampaikan materi pelajaran, melainkan sikap sosial serta kepribadian guru dipandang
untuk menunjukkan keprofesionalitasnya (Huriaty et al., 2022).
Adapun peran kepala sekolah sebagai seorang pemimpin yaitu kepala sebagai manajer,
kepala sekolah sebagai edukator, kepala sekolah sebagai administrator, kepala sekolah
sebagai leader, kepala sekolah sebagai inovatir, kepala sekolah sebagai motivator, serta
kepala sekolah sebagai supervisor. Kepala sekolah selain mampu untuk menjalankan tugas
sebagai pemimpin juga harus mampu untuk memimpin, mengelola sekolah juga dituntut
mampu menciptakan suasana yang kondusif di lingkungan kerja sehingga dapat memotivasi
guru dalam bekerja (Huriaty et al., 2022).
Peran kepala sekolah sebagai manajer yaitu suatu proses dalam pengorganisasian,
perencanaan, pelaksanaan, memimpin serta mengendalikan usaha para anggota disuatu
organisasi untuk mencapai tujuan yang telah di tetapkan. Peran kepala sekolah sebagai
edukator yaitu melakukan pembinaan baik itu pembinaan mental fisik maupun moral bagi
tenaga kependidikan (Asyari, 2020).
Peran kepala sebagai administrator yaitu harus memiliki hubungan yang sangat erat
dengan berbagai aktivitas pengelolaan administrasi, baik yang bersifat penyusunan,
pencatatan serta pendokumenan seluruh program sekolah. Peran kepala sekolah sebagai
leader yaitu mampu memberikan pengawasan serta petunjuk dalam meningkatkan kemauan
tenaga kependidikan dan membuka komunikasi dua arah dan mendelegasi tugas. Peran
kepala sekolah sebagai inovator yaitu harus memiliki strategi yang tepat dalam menjalin
hubungan yang baik dengan lingkungan sekolah, memberikan teladan kepada seluruh tenaga
kependidikan disekolah. Peran kepala sekolah sebagai motivator yaitu mempunyai strategi
yang tepat untuk memotivasi para guru dalam melaksanakan tugasnya. peran kepala sekolah
sebagai supervisor yaitu mampu melakukan berbagai pengawasan serta pengendalian intuk
meningkatkan kinerja para guru (Sirojuddin et al., n.d. 2022).
Gaya kepemimpinan kepala sekolah juga mempengaruhi kinerja para guru dan akan
mencapai tujuan serta visi dan misi suatu pendidikan. Gaya kepemimpinan bersifat lentur
atau fleksibel, maksudnya adalah gaya kepemimpinan yang biasa diterapkan pemimpin
dapat berubah dengan gaya kepemimpianan yang lainnya seiring dengan berubahnya situasi
dan kondisi internal organisasi. Sehingga tercapai keefektifan gaya kepemimpinan, dan
tercapainya tujuan organisasi (Nugraheni & Khanifah, 2016).
B. Standar Kompetensi Profesionalitas Guru
Kompetensi berarti suatu hal yang menggambarkan kualifikasi dan kemampuan
seseorang, baik yang bersifat kualitatif maupun kuantitatif. Kompetensi guru (teacher
competency) merupakan kemampuan dan kewenangan seorang guru dalam melaksanakan
kewajiban-kewajiban profesinya di bidang pendidikan secara bertanggung jawab dan layak.
Sedangkan dalam Undang-Undang Guru dan Dosen disebutkan, bahwa kompetensi adalah
seperangkat pengetahuan, ketrampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan
dikuasai oleh guru atau dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalannya (Solikhulhadi,
2021). Profesi dapat diartikan sebagai suatu bidang yang memerlukan keahlian khusus untuk
menangani lapangan kerja tertentu yang membutuhkannya. Adapun syarat khusu untuk
profesi yaitu menuntut adanya tingkat keguruan yang memadai, memungkinkan
perkembangan sejalan dengan dinamika kehidupan, menuntut adanya keterampilan yang
berdasarkan konsep dan teori ilmu pengetahuan yang mendalam, menekankan pada suatu
keahlian dalam bidang tertentu sesuai dengan profesinya. Dari hal tersebiut profesionalitas
dapat diartikan sebagai kualitas yang merupakan ciri dari suatu jabatan profesional bertindak
sebagai pelaku dan memperoleh keahliannya dari belajar (Nugraheni & Khanifah, 2016).
Masalah standar nasional tersebut telah diatur dalam Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP). Di dalamnya
telah disebutkan, bahwa ruang lingkup Standar Nasional Pendidikan meliputi, antara lain:
(a) standar isi, (b) standar proses, (c) standar kompetensi lulusan, (d) standar pendidik dan
tenaga kependidikan, (e) standar sarana dan prasarana, (f) standar pengelolaan, (g) standar
pembiayaan, dan (h) standar penilaian pendidikan (Kurnianingsih, 2017).
Profesionalitas berasal dari bahasa latin profess, profesio yang berarti pernyataan atau
pengakuan di muka umum. Profesionalitas dapat diartikan sebagai komitmen para anggota
pada suatu profesi untuk meningkatkan kemampuan profesionalitasnya dan
mengembangkan strategi dalam melaksanakan pekerjaannya (Jannah et al., n.d. 2022).
Selanjutnya, standar pendidik dan tenaga kependidikan (butir d) tersebut yang berkaitan
dengan kompetensi, meliputi antara lain: (1) kompetensi pedagogis, (2) kompetensi
kepribadian, (3) kompetensi profesional, dan (4) kompetensi sosial.18 Sedangkan ketentuan
lebih lanjut secara teknis, telah diatur dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
(Permendiknas) Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi
Akademik dan Kompetensi Pendidik, serta Permendiknas Republik Indonesia Nomor 18
Tahun 2007 tentang Sertifikasi bagi Guru dalam Jabatan (Muspawi dkk., 2020).
Secara konseptual profesionalitas guru mencakup beberapa aspek yaitu kemampuan
profesional mencakup penguasaan materi pelajaran yang terdiri atas penguasaan bahan yang
harus dijabarkan serta konsep-konsep dasar keilmuan dari bahan yang diajarkannya,
penguasaan proses-proses kependidikan, keguruan dan pembelajaran siswa, serta
penguasaan dan penghayatan atas landasan dan wawasan kependidikan dan keguruan.
Kemampuan personal mencakup penampilannya sebagai panutan dan teladan bagi para
siswanya, penampilan sikap yang positif terhadap keseluruhan tugasnya sebagai guru serta
pemahaman, penghayatan, dan penampilan nilai-nilai sebagai seorang guru. Kemampuan
sosial mencakup kemampuan untuk menyesuaikan diri kepada tuntutan kerja dan
lingkungan sekitar pada waktu membawa tugasnya sebagai guru (Ermailis et al., 2018).
Guru merupakan suatu komponen yang sangat berpengaruh terhadap proses serta hasil
belajar mengajar yang berpendidikan dan berkualitas. Guru memegang peran utama dalam
pengembangan sebuah pendidikan khususnya yang diselenggarakan secara formal
disekolah. Upaya yang dilakukan untuk meningkatlkan kualitas pendidikan harus didukung
oleh guru yang profesional dan berkualitas pula. Dengan arti lain perbaikan kualitas
pendidikan harus berpangkal para guru. Oleh karena itu, para guru telah dibekali dengan
kompetensi profesional untuk menjalankan tugas-tugas yang telah diberikan kepadanya.
Tugas tersebut dituntut untuk mengembangkan kemampuan serta kompetensinya sebagai
seorang guru. Tuntutan tersebut dilakukan agar seorang guru dapat bertanggung jawab serta
profesional terhadap tugas yang diberikan kepadanya (Faiqoh, 2019).
Profesionalitas guru merupakan kemampuan guru dalam menguasi bahan ajar, mengelola
kelas, mengelola program pembelajaran, menguasai landasan, penggunaan media atau
sumber, menilai prestasi siwa, memhami prinsip-prinsip dan menafsirkan hasil penelitian
pendidikan guna keperluan pengajaran di sekolah serta mengenal dan menyelenggarakan
administrasi sekolah (Sirojuddin et al., n.d. 2022).
Guru yang profesional harus memenuhi empat kompetensi yaitu kompetensi sosial,
kompetensi pedagogic, kompetensi kepribadian serta kompetensi profesional. Berdasarkan
peraturan Menteri agama nomor 16 tahun 2010 di Madrasah Ibtidaiyah dan Madrasah
Tsanawiyah wajib memiliki 5 kompetensi yaitu kompetensi sosial, kompetensi pedagogik,
kompetensi kepribadian, kompetensi kepemimpinan serta kompetensi profesional
(Nugraheni & Khanifah, 2016).

CONCLUSSION

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diatas, maka dapat diperoleh simpulan bahwa
standar kompetensi dalam meningkatkan profesionalitas guru di Madrasah Ibtidaiyah Negeri
(MIN) 03 Kepahiang mempunyai peran sebagai manajer, educator, motivator serta supervisor.
Peran kepala sekolah sebagai manajer yaitu kepala sekolah memberdayakan para guru dengan
system kerja sama, serta memberikan kesempatan bagi para guru untuk mengikuti dan
pembinaan guna meningkatkan profesionalitasnya. Peran kepala sekolah sebagai educator yaitu
para guru melakukan kegiatan pendidikan dengan penyusunan program pembelajaran serta
melibatkan guru dalam mengikuti pelatihan profesi guru (PPG) untuk menghasilkan Langkah
pengembangan pendidikan bagi para guru. Peran kepala sekolah sebagai motivator yaitu
memberikan dorongan kepada guru untuk mengembangkan kompetensinya, memperbaiki
pengaturan suasana kerja serta melakukan pengaturan lingkungan fisik. Peran kepala sekolah
sebagai supervisor yaitu dengan mengadakan rapat dengan semua guru, rutin mengadakan
kunjungan ke kelas.

Dari peran tersebut, adapun hambatan kepala sekolah dalam meningkatkan profesionalitas
guru masih adanya guru yang yang kurang mampu dalam penerapan kurikulum ke dalam
pelajaran, sulitnya memahami karakter pada setiap guru serta masih kurangnya guru dalam
pengembangan pembelajaran karena kurangnya sarana prasarana di Madrasah Ibtidaiyah Negeri
(MIN) 03 Kepahiang. Selain hambatan tersebut upaya yang dilakukan kepala sekolah adalah
dengan mengadakan pembinaan dan pelatihan seperti pelatihan profesi guru (PPG), serta
memberikan tugas sesuai dengan keahlian di bidangnya masing-masing. Upaya kepala sekolah
dalam meningkatkan profesionalitas guru tersebut dilakukan demi terwujud nya tujuan serta visi
dan misi suatu pendidikan. Peran kepala sekolah dalam meningkatan profesionalitas guru
menggunakan gaya kepemimpinan partisipatif dan situasional.
DAFTAR PUSTAKA

asyari, S. (2020). Supervisi Kepala Madrasah Berbasis Penilaian Kinerja Sebagai Upaya

Peningkatan Profesionalitas Guru. Jieman: Journal Of Islamic Educational Management,

2(1), 27–40. Https://Doi.Org/10.35719/Jieman.V2i1.14

Ermailis, E., Raudhoh, R., & Risnita, R. (2018). Pengaruh Kepemimpinan Kepala Madrasah Dan

Disiplin Guru Terhadap Profesionalitas Guru Di Madrasah Tsanawiyah Negeri Kota

Jambi. Innovatio: Journal For Religious Innovation Studies, 18(2), 167–182.

Https://Doi.Org/10.30631/Innovatio.V18i2.47

Fahmi, M. Z. (N.D.). Sekripsi Yang Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam

Mendapatkan Gelar Sarjana S.1 (S.Pd) Dalam Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan. 110.

Faiqoh, D. (2019). Supervisi Kepala Madrasah Untuk Meningkatkan Profesionalisme Guru.

Jurnal Kependidikan, 7(1), 98–110. Https://Doi.Org/10.24090/Jk.V7i1.1938

Huriaty, D., Esterani, Z., & Saufi, M. (2022). Peran Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan

Profesionalisme Guru. Lentera: Jurnal Ilmiah Kependidikan, 1, 1–15.

Https://Doi.Org/10.33654/Iseta.V1i0.1858

Jannah, R., Wisudaningsih, E. T., & Yunita, A. R. (N.D.). Kepemimpinan Kepala Madrasah

Dalam Meningkatkan Profesionalisme Guru Di Madrasah Ibtidaiyah Darul Ulum Suko

Seneng Krucil. 7.
Lisna, A., & Munastiwi, E. (2020). Peran Kepala Sekolah Sebagai Supervisor Meningkatkan

Profesionalisme Guru. 5(1), 6.

Mulyatun Nikmah, Dedi Irawan, & Aidil Azhar. (2020). Peran Kepala Sekolah Sebagai

Motivator Dalam Meningkatkan Profesionalisme Kinerja Guru Di Sdn 2 Kalirejo

Pesawaran: Indonesia. Jurnal Manajemen Pendidikan Islam Al-Idarah, 2(1), 15–21.

Https://Doi.Org/10.54892/Jmpialidarah.V2i1.23

Nugraheni, A. S., & Khanifah, S. (2016). Peran Kepala Madrasah Sebagai Motivator Dalam

Meningkatkan Profesionalisme Guru. Jurnal Jpsd (Jurnal Pendidikan Sekolah Dasar),

2(2), 15. Https://Doi.Org/10.26555/Jpsd.V2i2.A5484

Rosidah, U., Jalil, A., & Muslim, M. (2020). Peran Kepala Madrasah Dalam Meningkatkan

Profesionalitas Guru Di Ma Miftahul Ulum Kec. Gondang Kab. Mojokerto. 5, 11.

Sari, N., & Mustar, S. (N.D.). Peran Kepemimpinan Kepala Madrasah Dalam Meningkatkan

Profesionalitas Guru. 17.

Sirojuddin, A., Aprilianto, A., & Zahari, N. E. (N.D.). Peran Kepala Sekolah Sebagai Supervisor

Pendidikan Dalam Meningkatkan Profesionalisme Guru. 10.

Wardani, D. K., & Indriayu, M. (2015). Kepemimpinan Pembelajaran Kepala Sekolah Untuk

Meningkatkan Profesionalisme Guru Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean. 10.

Anda mungkin juga menyukai