FISIOLOGI HEWAN
“SISTEM ENDOKRIN/HORMON”
OLEH
Universitas Sriwijaya
banyak proses lainnya. Sistem endokrin bekerja bersama dengan sistem saraf
untuk mengkoordinasikan berbagai tindakan tubuh dan menjaga homeostasis,
yaitu keseimbangan internal (Purbowati, 2020).
Sistem endokrin bekerja bersama sistem saraf untuk mengatur berbagai
fungsi tubuh, dan ketidakseimbangan dalam produksi hormon dapat menyebabkan
berbagai masalah kesehatan. Pemahaman tentang sistem endokrin dan hormon
penting dalam ilmu biologi dan kedokteran untuk mendiagnosis dan mengobati
gangguan hormon serta mengoptimalkan kesehatan manusia. Kelenjar endokrin
atau kelenjar buntu adalah kelenjar yang mengirimkan hasil sekresinya langsung
ke dalam darah yang beredar dalam jaringan kelenjar tanpa melewati duktus atau
saluran dan hasil sekresinya disebut hormone (Ormazabal et al., 2018).
Hormon merupakan suatu zat yang dihasilkan oleh suatu bagian dalam tubuh.
Organ yang berperan dalam sekresi hormon dinamakan kelenjar endokrin. Disebut
demikian karena hormon yang disekresikan diedarkan ke seluruh tubuh oleh darah
dan tanpa melewati saluran khusus. Di pihak lain, terdapat pula kelenjar eksokrin
yang mengedarkan hasil sekresinya melalui saluran khusus. Walaupun jumlah
yang diperlukan sedikit, namun keberadaan hormon dalam tubuh sangatlah
penting. Ini dapat diketahui dari fungsinya yang berperan antara lain dalam proses
pertumbuhan dan perkembangan tubuh, proses reproduksi, metabolisme zat, dan
lain sebagainya (Susanti et al., 2021).
Hormon adalah senyawa kimia yang diproduksi oleh kelenjar endokrin
dalam tubuh dan dilepaskan ke dalam aliran darah. Hormon berperan sebagai
pengatur dan koordinator dalam berbagai proses biologis dan fisiologis dalam
tubuh. Mereka berinteraksi dengan reseptor pada sel-sel target, memengaruhi
fungsi sel-sel tersebut, dan mengontrol berbagai fungsi tubuh, seperti
pertumbuhan, metabolisme, reproduksi, tekanan darah, dan banyak proses lainnya.
Hormon adalah komponen penting dalam sistem endokrin yang bekerja bersama
dengan sistem saraf untuk menjaga keseimbangan (Rustanti et al., 2019).
Universitas Sriwijaya
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Universitas Sriwijaya
tubuh dan bekerja dalam koordinasi dengan hipotalamus, yang mengirimkan
sinyal untuk merangsang produksi hormon pituitari (Arifin, 2021).
2.2.3. Pankreas
Kelenjar pankreas adalah organ penting dalam sistem pencernaan dan
sistem endokrin, kelenjar pankreas terletak di perut Sebagian besar pankreas
adalah eksokrin, yang berarti menghasilkan enzim pencernaan. Enzim-enzim ini
dikeluarkan ke dalam duodenum (bagian awal usus halus) dan membantu dalam
pencernaan makanan, khususnya pencernaan karbohidrat, lemak, dan protein.
Ketika pankreas mengalami masalah, seperti gangguan dalam produksi insulin
(seperti diabetes), ini dapat menyebabkan masalah kesehatan serius terkait dengan
metabolisme gula darah (Sayogo dan William, 2020).
2.2.4. Kelenjar Adrenal
Kelenjar adrenal, juga dikenal sebagai kelenjar suprarenal, adalah dua
kelenjar kecil yang terletak di atas ginjal dalam tubuh manusia. Kelenjar adrenal
sangat penting dalam mengatur respons tubuh terhadap stres, menjaga
keseimbangan elektrolit, serta memainkan peran dalam metabolisme dan sistem
hormonal tubuh. Ketidakseimbangan dalam hormon-hormon adrenal bisa
mengakibatkan masalah kesehatan seperti sindrom Cushing (kadar kortisol yang
tinggi) atau penyakit Addison (kadar kortisol yang rendah) (Purbowati, 2020).
2.3. Hormon
Hormon adalah senyawa kimia yang diproduksi oleh kelenjar endokrin
dalam tubuh manusia dan hewan. Hormon berperan sebagai pesan kimia yang
dikirimkan melalui aliran darah ke berbagai bagian tubuh untuk mengatur
berbagai fungsi biologis. Fungsi-fungsi hormon meliputi pengaturan pertumbuhan,
metabolisme, reproduksi, perkembangan seksual, regulasi tekanan darah, dan
banyak aspek lain dari kesehatan dan keseimbangan dalam tubuh. Contoh hormon
dalam tubuh manusia meliputi insulin (mengatur gula darah), hormon tiroid
(mengatur metabolisme), hormon pertumbuhan (mengatur pertumbuhan sel dan
jaringan), estrogen dan testosteron, serta banyak hormon lain yang mengendalikan
berbagai aspek fungsi tubuh (Sofwan dan Aryenti, 2022).
Universitas Sriwijaya
BAB 3
METODE PRAKTIKUM
Universitas Sriwijaya
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, didapatkan hasil sebagai
berikut.
Hasil Pengamatan
Gerakan Renang Tingkat Kecemasan Gerak Operkulum
Universitas Sriwijaya
4.2. Pembahasan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan bahwa ketika hormon dan
hormon glukagon memiliki fungsi yang berbeda, pada ikan yang dimasukkan ke
dalan air yang berisi hormon insulin membuat ikan menjadi stress dan koma.
Menurut Arifin (2021), hal ini karena hormon insulin menurunkan kadar gula
yang ada didalam darah ikan tersebut. Sebaliknya pada ikan yang dimasukkan ke
dalam air yang dicampur hormon glukagon membuat ikan menjadi bergerak
normal seperti biasa, karena hormon glukagon dapat meningkatkan kadar gula
dalam darah. Hormon glukagon adalah hormon yang diproduksi oleh kelenjar
pankreas. Glukagon memiliki peran penting dalam pengaturan kadar gula darah
dalam tubuh
Insulin adalah hormon yang dihasilkan oleh sel-sel beta dalam pankreas.
Menurut Rian et al. (2021), fungsi utama insulin adalah menurunkan kadar
glukosa (gula) dalam darah dengan cara memfasilitasi penyerapan glukosa oleh
sel-sel tubuh. Ketika Anda makan makanan yang mengandung karbohidrat, kadar
glukosa dalam darah naik. Insulin dilepaskan ke dalam aliran darah untuk
membantu sel-sel tubuh menyerap glukosa dan mengubahnya menjadi energi atau
menyimpannya dalam bentuk glikogen di hati dan otot.
Glukagon adalah hormon yang diproduksi oleh sel-sel alfa dalam pankreas.
Fungsi utama glukagon adalah meningkatkan kadar glukosa dalam darah ketika
kadar glukosa turun terlalu rendah. Menurut Fitriani dan Fadilla (2020), ketika
tubuh membutuhkan energi tambahan, seperti saat berolahraga, glukagon
dilepaskan untuk merangsang pemecahan glikogen di hati menjadi glukosa dan
melepaskan glukosa tersebut ke dalam aliran darah. Hormon glukagon adalah
salah satu elemen kunci dalam menjaga keseimbangan gula darah dalam tubuh
dan penting untuk menjaga kesehatan tubuh secara keseluruhan.
Hormon insulin dan glukagon adalah dua hormon yang bekerja bersama-
sama untuk menjaga keseimbangan gula darah dalam tubuh. Keduanya diproduksi
oleh kelenjar pankreas. Menurut Purbowati (2020), kombinasi antara insulin dan
glukagon membantu menjaga keseimbangan gula darah dalam kisaran yang
normal. Kadar gula darah yang terlalu tinggi (hiperglikemia) dan terlalu rendah
Universitas Sriwijaya
(hipoglikemia) dapat menyebabkan masalah kesehatan serius, sehingga regulasi
yang tepat dari kedua hormon ini sangat penting.
Resistensi insulin adalah kondisi di mana sel-sel tubuh manusia tidak
merespons dengan baik terhadap hormon insulin. Ini berarti tubuh memerlukan
lebih banyak insulin untuk membantu sel-sel menyerap glukosa dari darah.
Menurut Susanti et al. (2021), resistensi insulin adalah faktor risiko utama dalam
pengembangan diabetes tipe 2, dan dapat menyebabkan peningkatan kadar gula
darah. Ketika seseorang memiliki resistensi insulin, pankreas akan merespons
dengan meningkatkan produksi insulin untuk mencoba menjaga kadar gula darah
dalam kisaran yang normal. Namun, seiring waktu, pankreas mungkin tidak dapat
memproduksi cukup insulin, dan ini dapat menyebabkan diabetes tipe 2.
Faktor-faktor yang dapat berkontribusi pada resistensi insulin meliputi
obesitas, ketidakaktifan fisik, genetika, pola makan yang buruk, dan faktor-faktor
lainnya. Menurut Nugroho (2018), resistensi insulin juga dapat menyebabkan
masalah kesehatan lainnya, seperti penyakit jantung, tekanan darah tinggi, dan
gangguan metabolisme. Perubahan gaya hidup sehat, dan olahraga teratur, dapat
membantu mengelola dan mengurangi resistensi insulin. Jika Anda memiliki
kekhawatiran tentang resistensi insulin, sebaiknya berkonsultasi dengan dokter
untuk evaluasi dan rekomendasi pengobatan yang sesuai.
Resistensi insulin ini tidak hanya ditemukan pada obesitas dengan diabetes
maupun prediabetes, tetapi juga ditemukan pada obesitas yang relatif euglikemia.
Menurut Rustanti et al. (2019), resistensi insulin pada obesitas yang relatif
euglikemia tidak berlanjut menjadi DM tipe 2 karena tidak terjadi kelainan sekresi
insulin oleh pankreas, sehingga kadar glukosa darah tetap normal walaupun
terjadi hiperinsulinemia. Oleh karena itu, meskipun resistensi insulin adalah faktor
risiko utama terjadinya intoleransi glukosa dan DM tipe 2.
Pencegahan resistensi insulin melibatkan perubahan gaya hidup sehat yang
dapat membantu menjaga kadar gula darah Anda dalam kisaran normal dan
mengurangi risiko terjadinya masalah kesehatan terkait resistensi insulin. Menurut
Arifin (2021), salah satu cara untuk mencegah terjadinya resitensi insulin adalah
dengan menjaga berat badan yang sehat atau mengurangi berat badan jika Anda
kelebihan berat badan dapat membantu mencegah resistensi insulin.
Universitas Sriwijaya
BAB 5
KESIMPULAN
Universitas Sriwijaya
DAFTAR PUSTAKA
Ormazabal, V., Nair, S., Elfeky, O., Aguayo, C., Salomon, C. dan Zuñiga, F.A.,
2018. Association Between Insulin Resistance and The Development of
Cardiovascular Disease. Jurnal Cardiovaskular Diabetology. 17(122):
1-14.
Rian, H., Hendra, Budi, D. dan Erwin., A. 2021. Somatostatin. Jurnal Kedokteran.
10(2): 468-479.
Rustanti, N., Vifin, Z. N., Rosita, N. A., Dewi, M. K., Rachma, P., Choirun, N.,
Hartanti, S. W. dan Diana N. A. 2019. Pengaruh Yoghurt dan Soyghurt
Kayu Manis (Cinnamomum burmannii) terhadap Kadar Glukosa Darah,
Insulin Serum, dan malondialdehyde Tikus Pra Sindrom Metabolik. The
Indonesian Journal of Nutrition. 8(1): 60-68.
Sayogo dan William. 2020. Gambaran Kelainan Sistem Saraf dan Endokrin Pada
Autisme. Prominentia Medical Journal. 1(1): 1-7.
Sofwan, A. dan Aryenti. 2022. Buku Ajar Anatomi Endokrin. Jakarta: Universitas
YARSI.
Susanti, A. M., Siti, C. dan Rina, P. S. 2021. Pengaruh Pemberian Jus Tomat
Terhadap Kadar Guladarah Sewaktu Pada Pasien Hiperglikemia.
Nusantara Hasana Journal. 3(1): 96-102.
Universitas Sriwijaya
LAMPIRAN
Uji Pengaruh Penambahan Air Gula Setelah Pemberian Insulin pada Ikan
Universitas Sriwijaya