Anda di halaman 1dari 10

Nama : Nita Rahayu Kadarusman

NIM : 2212231010

Matkul : Filsafat Ilmu

Jurusan : Magister Teknik Sipil

1. Sebutkan Variabel dari permasahan penelitian yg Sdr. tulis minggu kemarin !


A. Keterbatasan akses air bersih di daerah pedesaan.
Masalah Penelitian :
a. Faktor - faktor yang mempengaruhi aksesibilitas air bersih di daerah pedesaan.
• Variabel karakteristik demografis melibatkan variabel seperti jumlah
penduduk, struktur usia penduduk, tingkat pendapatan, pendidikan, dan
pekerjaan.
• Variabel ketersediaan sumber daya seperti lahan, teknologi, dan modal
finansial. Variabel ini dapat mencakup topografi, kekeringan, jenis-
jenis tanah, dan ketersediaan modal untuk investasi.
• Variabel infrastruktur eksisting seperti jenis-jenis sistem air bersih yang
sudah ada, keadaan infrastruktur yang ada, dan tingkat keberlanjutan
dari infrastruktur tersebut.
• Variabel faktor lingkungan seperti curah hujan, keberadaan sumber-
sumber air alami, dan potensi polusi lingkungan.
• Variabel keterlibatan pemerintah dan lembaga non-pemerintah
mencakup kebijakan pemerintah terkait aksesibilitas air bersih,
program-program bantuan, dan peran lembaga-lembaga non-
pemerintah dalam memfasilitasi aksesibilitas air bersih di daerah
pedesaan.
b. Dampak keterbatasan akses air bersih terhadap kesehatan masyarakat
pedesaan.
• Variabel prevalensi penyakit terkait air mencakup jumlah kasus
penyakit-penyakit seperti diare, kolera, tifus, dan infeksi saluran
pernapasan yang terkait dengan kualitas air yang buruk.
• Variabel keadaan kesehatan masyarakat seperti angka kematian anak-
anak akibat penyakit-penyakit terkait air, jumlah rumah tangga yang
terdampak oleh penyakit-penyakit ini, dan prevalensi stunting atau
kekurangan gizi di daerah pedesaan yang terkait dengan keterbatasan
akses air bersih.
• Variabel kualitas air seperti kandungan bakteri patogen, level
kontaminan kimia, dan parameter-parameter fisika kimia lainnya yang
mempengaruhi kesehatan masyarakat.
• Vaktor faktor sosial ekonomi seperti pendapatan, tingkat pendidikan,
dan akses terhadap layanan kesehatan.
c. Keberlanjutan dan efektivitas program pengembangan infrastruktur air bersih
di pedesaan.
• Variabel aksesibilitas air bersih mencakup tingkat akses masyarakat
pedesaan terhadap sumber air bersih, jarak ke sumber air, dan
ketersediaan air bersih dalam jangka waktu tertentu.
• Variabel kualitas air seperti kejernihan air, kandungan bakteri patogen,
tingkat kontaminasi kimia, dan kemungkinan pengaruh perubahan
iklim terhadap kualitas air di daerah pedesaan.
• Variabel keberlanjutan program mengevaluasi keberlanjutan
infrastruktur air bersih, seperti pemeliharaan fasilitas, keberlanjutan
finansial, dan keterlibatan masyarakat dalam menjaga infrastruktur
tersebut.
• Variabel efektivitas program mencakup dampak program
pengembangan infrastruktur air bersih terhadap kesehatan masyarakat,
peningkatan ekonomi, dan perubahan perilaku terkait penggunaan air
bersih dan sanitasi.
• Variabel partisipasi masyarakat mencakup tingkat partisipasi
masyarakat dalam perencanaan, implementasi, dan pemeliharaan
infrastruktur air bersih, serta persepsi masyarakat terhadap manfaat
program ini terhadap kehidupan sehari-hari mereka.
• Variabel faktor sosial ekonomi seperti tingkat pendidikan, pendapatan
rumah tangga, dan keterlibatan perempuan dalam pengelolaan air
bersih.
• Variabel persepsi dan pengetahuan masyarakat pedesaan tentang
pentingnya akses air bersih.
d. Peran pemerintah dalam mengatasi keterbatasan akses air bersih di pedesaan.
• Variabel kebijakan dan regulasi mencakup kebijakan pemerintah,
peraturan daerah, dan keterlibatan lembaga pemerintah dalam
perencanaan dan implementasi program-program penyediaan air bersih.
• Variabel anggaran dan alokasi dana termasuk alokasi anggaran untuk
infrastruktur, pelatihan, dan pengembangan kapasitas.
• Variabel keterlibatan pemerintah local mencakup peran pemerintah
daerah dan desa dalam mengelola, memantau, dan menyediakan akses
air bersih, termasuk dalam hal perencanaan, implementasi, dan
pemeliharaan infrastruktur air bersih.
• Variabel kualitas layanan air bersih termasuk keandalan pasokan air,
kualitas fisik dan kimia air, serta ketersediaan layanan pemeliharaan.
• Variabel partisipasi masyarakat dalam perencanaan, implementasi, dan
pengawasan program-program penyediaan akses air bersih.
e. Inovasi teknologi yang dapat mengatasi masalah keterbatasan akses air bersih
di pedesaan.
• Variabel jenis teknologi inovatif seperti desalinasi air, teknologi
hibrida, sistem penjernihan air sederhana, atau solusi teknologi
lainnya yang dapat diterapkan di lingkungan pedesaan.
• Variabel ketersediaan sumber daya termasuk sumber daya finansial,
sumber daya manusia terampil, dan infrastruktur pendukung.
• Variabel meliputi dampak lingkungan dari penggunaan teknologi
inovatif tersebut, seperti konsumsi energi, jejak karbon, pengelolaan
limbah, dan dampak lainnya terhadap ekosistem lokal.
• Variabel teknologi inovatif tersebut dapat diakses oleh masyarakat
pedesaan, termasuk ketersediaan suku cadang, aksesibilitas, dan
keberlanjutan dari segi operasional dan pemeliharaan.
• Variabel partisipasi masyarakat menggambarkan sejauh mana
masyarakat pedesaan terlibat dalam penerapan dan pemeliharaan
teknologi inovatif, serta pengaruhnya terhadap efektivitas dan
kesinambungan solusi teknologi tersebut.
f. Potensi solusi partisipatif untuk mengatasi keterbatasan akses air bersih di
pedesaan.
• Variabel keterlibatan masyarakat dalam perencanaan, implementasi,
dan pemeliharaan solusi air bersih, serta dampaknya terhadap
efektivitas solusi tersebut.
• Variabel keterjangkauan ekonomi dapat diakses oleh masyarakat
pedesaan dari segi ekonomi, termasuk biaya implementasi, operasional,
dan pemeliharaan solusi air bersih.
• Variabel kualitas air yang dihasilkan oleh solusi partisipatif, termasuk
tingkat kebersihan, aspek kesehatan, dan kesesuaian dengan kebutuhan
masyarakat pedesaan.
• Variabel dampak solusi partisipatif terhadap masyarakat pedesaan,
termasuk perubahan gaya hidup, pembangunan komunitas,
pemberdayaan perempuan, dan faktor-faktor sosial lainnya.
B. Kemacetan lalu lintas di kota besar.
Masalah Penelitian :
a. Pengaruh penerapan kebijakan transportasi berkelanjutan terhadap mengurangi
kemacetan lalu lintas di kota-kota besar.
• Variabel kebijakan transportasi berkelanjutan seperti pembatasan
kendaraan bermotor, promosi transportasi umum, pembangunan jalur
sepeda, dan kebijakan parkir.
• Variabel tingkat kendaraan bermotor merujuk pada jumlah kendaraan
bermotor yang beroperasi di kota besar, termasuk pertumbuhan jumlah
kendaraan dan pola kepemilikan kendaraan di kalangan penduduk.
• Variabel tingkat penggunaan transportasi umum menggambarkan
seberapa banyak penduduk kota besar menggunakan transportasi umum
sebagai alternatif untuk mengurangi penggunaan kendaraan pribadi.
• Variabel infrastruktur seperti jaringan transportasi umum, jalur sepeda,
jalur khusus kendaraan umum, dan fasilitas penunjang lainnya.
• Variabel perilaku masyarakat pada kesadaran masyarakat terhadap
kebijakan transportasi berkelanjutan, pola perjalanan, perilaku berbagi
kendaraan, dan kesediaan untuk beralih ke moda transportasi
berkelanjutan.
b. Faktor – faktor penyebab kemacetan lalu lintas di kota besar.
• Variabel volume lalu lintas merupakan jumlah kendaraan yang melintas
pada suatu ruas jalan atau kawasan tertentu pada periode waktu tertentu.
• Variabel kepadatan penduduk merupakan jumlah penduduk dalam
suatu area tertentu yang dapat memengaruhi volume kendaraan dan
pola mobilitas di kota besar.
• Variabel infrastruktur jalan meliputi jumlah dan kualitas jalan, sistem
persimpangan, perawatan jalan, serta keberadaan jalur kendaraan
umum.
• Variabel pengaturan lalu lintas merupakan variabel yang mencakup
keefektifan sistem pengaturan lalu lintas seperti lampu lalu lintas,
rambu-rambu, marka jalan, dan fasilitas pengaturan lalu lintas lainnya.
• Variabel tingkat kepemilikan kendaraan merujuk pada jumlah
kendaraan bermotor yang dimiliki oleh penduduk kota besar, serta
kecenderungan pertumbuhan kepemilikan kendaraan.
• Variabel faktor lingkungan mliputi faktor-faktor seperti kondisi cuaca,
topografi, dan lingkungan fisik lainnya yang dapat memengaruhi aliran
lalu lintas.
• Variabel perilaku pengemudi termasuk kepatuhan terhadap aturan lalu
lintas, perilaku agresif, dan kecenderungan berbagi kendaraan.
• Variabel sistem transportasi public merupakan variabel yang
memperhitungkan ketersediaan, keandalan, dan kualitas transportasi
publik sebagai alternatif penggunaan kendaraan pribadi.
c. Dampak kemacetan lalu lintas terhadap mobilitas dan efisiensi transportasi di
kota besar.
• Variabel waktu perjalanan termasuk peningkatan waktu yang
diperlukan untuk mencapai tujuan akibat kemacetan lalu lintas.
• Variabel produktivitas ekonomi meliputi dampak kemacetan terhadap
produktivitas pekerja dan kegiatan ekonomi di kota besar.
• Variabel kepadatan penduduk merupakan jumlah penduduk dalam
suatu area tertentu yang dapat memengaruhi tingkat mobilitas dan
kepadatan lalu lintas.
• Variabel pemanfaatan lahan dampak kemacetan terhadap penggunaan
lahan di sekitar jalur-jalur transportasi yang padat.
• Variabel energi dan emisi karbon meliputi konsumsi bahan bakar, emisi
gas buang dan dampak lingkungan lainnya akibat kemacetan lalu lintas.
• Variabel kesehatan masyarakat meliputi dampak kemacetan terhadap
kesehatan masyarakat akibat stres, polusi udara, dan kurangnya
aktivitas fisik.
• Variabel efisiensi transportasi public meliputi dampak kemacetan
terhadap kinerja dan keandalan angkutan umum di kota besar.
• Variabel keamanan transportasi meliputi faktor-faktor keamanan yang
terkait dengan tingkat kemacetan lalu lintas di kota besar.
d. Dampak kemacetan lalu lintas terhadap polusi udara dan kualitas lingkungan
di kota besar.
• Variabel tingkat polusi udara meliputi konsentrasi partikulat, gas buang,
dan zat-zat polutan lainnya yang dihasilkan oleh kendaraan bermotor
selama kemacetan.
• Variabel kualitas udara mencakup parameter-parameter seperti tingkat
ozon, karbon monoksida, sulfur dioksida, nitrogen dioksida, dan lain-
lain yang mendefinisikan kualitas udara di kota besar.
• Variabel kesehatan masyarakat meliputi dampak kemacetan lalu lintas
terhadap kesehatan masyarakat akibat paparan polusi udara, termasuk
penyakit pernapasan dan efek kesehatan lainnya.
• Variabel vegetasi dan ekosistem mencakup dampak polusi udara
terhadap vegetasi dan ekosistem di sekitar jalur-jalur transportasi yang
padat.
• Variabel lalu lintas kendaraan bermotor meliputi volume kendaraan
bermotor dan pola lalu lintas yang memengaruhi emisi polutan udara
selama kemacetan.
• Variabel perubahan iklim meliputi dampak polusi udara terhadap
perubahan iklim global dan variabilitas iklim regional.
e. Analisis kebijakan dan tindakan pemerintah dalam mengatasi kemacetan lalu
lintas di kota besar.
• Variabel kebijakan transportasi yang diterapkan oleh pemerintah,
seperti kebijakan pengendalian emisi, pembatasan kendaraan bermotor,
pengembangan transportasi publik, dan insentif penggunaan
transportasi ramah lingkungan.
• Variabel penyediaan infrastruktur meliputi peningkatan jaringan jalan
raya, pembangunan transportasi publik, pengembangan jalur sepeda,
dan faktor-faktor infrastruktur lain yang dapat mempengaruhi
kemacetan lalu lintas.
• Variabel tingkat partisipasi masyarakat dalam kebijakan transportasi
dan upaya mitigasi kemacetan, termasuk tingkat kontribusi terhadap
polusi udara dan penggunaan transportasi publik.
• Variabel pembatasan jumlah kendaraan bermotor, pembatasan polusi,
dan kebijakan-kebijakan serupa yang membatasi dampak kemacetan
lalu lintas.
• Variabel jumlah penduduk dan kepadatan penduduk di kota besar yang
dapat mempengaruhi tingkat kemacetan lalu lintas.
• Variabel pola penggunaan lahan meliputi pola penggunaan lahan
perkotaan yang memengaruhi pola perjalanan dan distribusi lalu lintas
di kota besar.
• Variabel ekonomi dan aksesibilitas ekonomi masyarakat yang dapat
mempengaruhi pola perjalanan dan kebutuhan akan transportasi
pribadi.
f. Penggunaan teknologi dan inovasi untuk mengurangi kemacetan lalu lintas di
kota besar.
• Variabel pengembangan kendaraan ramah lingkungan, penggunaan
bahan bakar alternatif, kendaraan otonom, dan teknologi terkait
transportasi yang dapat mengurangi kemacetan.
• Variabel sistem manajemen lalu lintas yang terintegrasi dan cerdas,
seperti penggunaan sensor untuk mengatur alur lalu lintas, sinyal lalu
lintas adaptif, dan penggunaan teknologi untuk mengontrol lalu lintas
secara real-time.
• Variabel aplikasi transportasi dan pembagian perjalanan meliputi
pengembangan aplikasi transportasi cerdas, sistem pembagian
perjalanan, dan integrasi multi-modal untuk memudahkan akses ke
berbagai jenis transportasi.
• Variabel mencakup penerimaan masyarakat terhadap teknologi
transportasi baru, perilaku penggunaan transportasi, dan partisipasi
dalam program-program inovatif yang ditujukan untuk mengurangi
kemacetan lalu lintas.
• Variabel infrastruktur teknologi meliputi perkembangan infrastruktur
teknologi seperti jaringan sensor, sistem komunikasi untuk kendaraan
otonom, dan teknologi terkait yang dapat meningkatkan efisiensi lalu
lintas.
• Variabel data dan analisis untuk memahami pola lalu lintas,
memprediksi kepadatan lalu lintas, dan merancang solusi berbasis data
untuk mengurangi kemacetan.
g. Faktor sosial dan perilaku yang mempengaruhi kemacetan lalu lintas di kota
besar.
• Variabel kebiasaan berkendara meliputi kepatuhan terhadap peraturan
lalu lintas, penggunaan teknologi saat berkendara (seperti penggunaan
ponsel saat berkendara), dan tata cara berkendara yang memengaruhi
alur lalu lintas.
• Variabel preferensi masyarakat terhadap moda transportasi,
kecenderungan menggunakan kendaraan pribadi dibandingkan
transportasi publik, serta preferensi terhadap transportasi ramah
lingkungan.
• Variabel kesadaran lingkungan meliputi tingkat kesadaran masyarakat
terhadap isu-isu lingkungan, dampak kendaraan bermotor terhadap
polusi udara, dan penggunaan kendaraan ramah lingkungan.
• Variabel kondisi ekonomi mencakup ketersediaan kendaraan pribadi,
aksesibilitas terhadap transportasi publik, serta implikasi perilaku
berkendara terkait dengan kondisi ekonomi.
• Variabel pola migrasi penduduk termasuk pertumbuhan populasi,
urbanisasi, dan migrasi penduduk yang berkontribusi terhadap
peningkatan jumlah kendaraan di jalan raya.
• Variabel keterlibatan masyarakat mencakup partisipasi masyarakat
dalam program transportasi berbagi, carpooling, kampanye transportasi
cerdas, dan adopsi perilaku berkelanjutan terkait transportasi.
2. Apa populasi dan/atau sampel dari penelitian Sdr. tersebut ?
A. Keterbatasan akses air bersih di daerah pedesaan.
• Populasi dalam penelitian keterbatasan akses air bersih di daerah pedesaan
mencakup semua individu yang tinggal di daerah pedesaan yang mengalami
keterbatasan akses air bersih, baik itu karena kurangnya infrastruktur
penyediaan air bersih, pencemaran air, atau alasan-alasan lainnya.
• Populasi ini dapat mencakup berbagai kelompok usia, jenis kelamin, status
ekonomi, dan latar belakang demografis lainnya yang mungkin terpengaruh
oleh keterbatasan akses air bersih di daerah pedesaan.
• Sampel dalam penelitian ini kemungkinan besar akan terdiri dari sebagian
kecil dari populasi tersebut. Peneliti dapat menggunakan berbagai metode
untuk memilih sampel yang representatif dari populasi, seperti teknik
random sampling, stratified sampling, atau purposive sampling, tergantung
pada tujuan penelitian dan ketersediaan sumber daya.
B. Kemacetan lalu lintas di kota besar.
• Peneliti juga perlu mempertimbangkan aspek-etika dalam memilih sampel,
serta memastikan bahwa semua kelompok yang terdampak oleh
keterbatasan akses air bersih di daerah pedesaan diwakili dalam sampel
penelitian. Dengan memperhatikan aspek-aspek tersebut, penelitian dapat
memberikan informasi yang lebih akurat dan bermanfaat mengenai
keterbatasan akses air bersih di daerah pedesaan.
• Populasi dari penelitian kemacetan lalu lintas di kota besar mencakup semua
individu yang menggunakan jalan raya di kota tersebut, termasuk
pengemudi, penumpang, pejalan kaki, dan sejumlah mencakup semua
kendaraan bermotor, transportasi umum, dan kendaraan pribadi di kota
besar tersebut. Populasi ini juga mencakup elemen-elemen lain yang terlibat
dalam mengatur lalu lintas dan infrastruktur jalan raya, seperti polisi lalu
lintas, petugas parkir, pekerja jalan, dan masyarakat umum yang terdampak
oleh kemacetan lalu lintas.
• Sampel dalam penelitian kemacetan lalu lintas biasanya akan terdiri dari
sebagian kecil dari populasi tersebut. Metode pengambilan sampel yang
efektif akan sangat penting untuk memastikan bahwa sampel yang dipilih
mencerminkan keragaman lalu lintas dan pengguna jalan raya di kota besar
tersebut. Hal ini dapat mencakup teknik sampling acak, stratified sampling
yang mempertimbangkan berbagai jenis pengguna jalan, atau pengumpulan
data dari titik-titik kritis lalu lintas di kota untuk mewakili berbagai situasi
kemacetan.

Anda mungkin juga menyukai