Anda di halaman 1dari 14

KEMENTERIAN DESA, PEMBANGUNAN

DAERAH TERTINGGAL DAN TRANSMIGRASI

Sosialisasi Buku Saku


Keberlanjutan Pamsimas
Strategi Keberlanjutan PenyediaanAir Minum
dan Sanitasi Berbasis Masyarakat
BUKU SAKU KEBERLANJUTAN PAMSIMAS
• KEBIJAKAN PEMBANGUNAN AIR MINUM DAN
BA SANITASI
BI

BA • KEBERLANJUTAN PEMBANGUNAN AIR MINUM


B DAN SANITASI
II
BA • KELEMBAGAAN PENGELOLA AIR MINUM DAN
B SANITASI TINGKAT DESA
III
BA • KERJA SAMA PENGEMBANGAN LAYANAN AIR
B MINUM DAN SANITASI
IV
BA • DUKUNGAN PEMDA BAGI KEBERLANJUTAN
B PELAYANAN AIR MINUM DAN SANITASI
V
2
BAB I: KEBIJAKAN PEMBANGUNAN AIR MINUM DAN
SANITASI
Kebijakan Pemerintah Tentang Air Minum dan Sanitasi Perdesaan
• Negara menjamin hak rakyat atas air guna memenuhi kebutuhan pokok minimal
sehari-hari bagi kehidupan yang sehat dan bersih dengan jumlah yang cukup,
kualitas yang baik dan terjaga keberlangsungannya serta terjangkau (Undang-
Undang No. 17 Tahun 2019).
• Penyediaan akses air minum dan sanitasi layak dan aman merupakan salah satu
Program Prioritas Pemerintah. Secara umum, target pembangunan air minum
dan sanitasi di tahun 2024, yaitu:
1. terwujudnya 100% akses air minum layak termasuk 15 % akses air minum
aman; dan
2. terwujudnya 90% akses sanitasi layak termasuk 15% akses sanitasi aman
(Peraturan Presiden No. 18 Tahun 2020).
3
BAB I: KEBIJAKAN PEMBANGUNAN AIR MINUM DAN
SANITASI
Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Masyarakat sebagai
upaya pencapaian SDGs Desa
1. BPJS Kesehatan mencapai 100% penduduk
2. Unmeet need pelayanan kesehatan mencapai 0%
3. Persentase persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan dan menggunakan tenaga kesehatan terampil
mencapai 100%
4. Angka kematian ibu per 100 ribu kelahiran hidup mencapai 0
5. Angka kematian bayi per 1000 kelahiran hidup mencapai 0
6. Imunisasi dasar lengkap pada bayi mencapai 100%
7. Prevalensi HIV, TBC, tekanan darah tinggi, obesitas, narkoba mencapai 0%
8. Jumlah RT yang menjalankan eliminasi malaria, kusta, filariasis (kaki gajah) mencapai 100%
9. Persentase perokok <18 tahun mencapai 0%
10. Posyandu yang menangani kesehatan jiwa pada 100% RT
11. Korban penyalahgunakan NAPZA (narkoba) 100% ditangani panti rehabilitasi sosial
12. Korban mati dan luka berat akibat kecelakaan lalu lintas mencapai 0%
13. Prevalensi pemakaian kontrasepsi jangka pendek dan jangka panjang pada orang menikah usia produktif
(usia 18-49 tahun) mencapai 100%
14. Angka kelahiran pada remaja usia 15-19 tahun (age specific fertility rate/ASFR) mencapai 0%
15. Total Fertility Rate (TFR) di bawah 1,5
4
BAB I: KEBIJAKAN PEMBANGUNAN AIR MINUM DAN
SANITASI
Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Masyarakat sebagai
upaya pencapaian SDGs Desa
1. Akses terhadap layanan air minum dan sanitasi layak mencapai 100% keluarga
2. Keluarga dan industri yang dilayani air baku mencapai 100%
3. Keluarga dan industri pengguna fasilitas air limbah dan lumpur tinja mencapai 100%
4. Kualitas sumber air tidak berwarna, tidak berbau, tidak berasa di seluruh RT
5. Terdapat perdes/SK Kades tentang penggunaan air tanah, tata kelola sumber daya air
6. Pengurangan ongkos air irigasi pada industri bagi yang menerapkan air limbah yang aman
untuk pertanian
7. Tersedianya perdes/SK Kades pelestarian lingkungan di sekitar aliran sungai
8. Tersedianya informasi dari stasiun hidrologi dan klimatologi terdekat
9. Tersedianya informasi sumber daya air
10.Jumlah mata air tetap (tidak berkurang)
11.Terdapat kegiatan penanaman pohon disekitar aliran dan pengerukan sungai serta danau
12.Air danau dan sungai tidak berwrna, tidak berbau, tidak berasa
13.Tidak ada lahan tandus dan erosi

5
BAB I: KEBIJAKAN PEMBANGUNAN AIR MINUM DAN
SANITASI
Inklusivitas dalam Pembangunan Air Minum dan Sanitasi
• Universal Desain, yang berarti jika masyarakat dapat memanfaatkan prasarana-
sarana secara optimal, aman dan nyaman, maka seluruh masyarakat tentu dapat
pula menikmatinya.
• Ketentuan teknis universal desain dalam pembangunan Sistem Penyediaan Air
Minum dan Sanitasi (SPAMS) : Keselamatan, Kemudahan, Kegunaan, dan
Kemandirian.

6
BAB II: KEBERLANJUTAN PEMBANGUNAN AIR MINUM
DAN SANITASI
Keberlanjutan Pamsimas
• Tujuan keberlanjutan adalah menjamin SPAMS yang dibangun masyarakat dengan
dukungan program Pamsimas tetap terpelihara sehingga mampu memberikan bahkan
meningkatkan jangkauan pelayanan air minum dan sanitasi sampai 100%, dan
masyarakat mendapatkan akses terhadap air minum dan sanitasi secara menerus dan
berkelanjutan.

Aspek Keberlanjutan Pengelolaan SPAMS


1) Aspek Teknis;
2) Aspek Keuangan;
3) Aspek Kelembagaan;
4) Aspek Sosial; dan
5) Aspek Lingkungan

7
BAB II: KEBERLANJUTAN PEMBANGUNAN AIR MINUM
DAN SANITASI
Indikator Keberlanjutan Pengelolaan SPAMS
• SPAMS berfungsi baik (apabila sarana terbangun minimal 80% berfungsi) dan
• digunakan;
• SPAMS dibangun sesuai ketentuan teknis yang dipersyaratkan terkait dengan kualitas,
kuantitas, kontinuitas, dan keterjangkauan, serta penerapan desain universal;
• SPAMS berfungsi baik sesuai dengan periode perencanaan dan dikembangkan secara
mandiri oleh masyarakat menuju 100%;
• Pengelolaan SPAMS melibatkan masyarakat, sensitif isu gender, mendorong peran aktif
berbagai pihak;
• Biaya pengoperasian, pemeliharaan, pemulihan dan administrasi dipenuhi dari
pembayaran pengguna atau pembiayaan lain yang berkelanjutan; dan
• Dapat dioperasikan dan dikelola pada tingkat lokal dengan dukungan dari pihak luar,
seperti: bantuan teknis, peningkatan kapasitas, pemantauan dan evaluasi.

8
BAB III: KELEMBAGAAN PENGELOLA AIR MINUM DAN
SANITASI TINGKAT DESA
Pemerintah Desa
• Mengarahkan Pembangunan Desa, pembinaan kemasyarakatan Desa, dan pemberdayaan
masyarakat desa untuk kegiatan air minum dan sanitasi;
• Menetapkan Peraturan Desa tentang pengelolaan air minum berskala Desa;
• Menetapkan APBDesa untuk kegiatan air minum dan sanitasi di desa;
• Membina kehidupan masyarakat Desa terkait ketersediaan air minum dan sanitasi di desa;
• Memanfaatkan teknologi tepat guna dalam pengelolaan air minum berskala Desa;
• Menjalin Kerja sama dan koordinasi dengan seluruh pemangku kepentingan di Desa
dalam pengelolaan air minum berskala Desa; dan
• Memberdayakan masyarakat dan lembaga kemasyarakatan di Desa dalam pengelolaan air
minum berskala Desa.

9
BAB III: KELEMBAGAAN PENGELOLA AIR MINUM DAN
SANITASI TINGKAT DESA
Kelompok Masyarakat
• Melaksanakan dengan berpedoman pada tata cara perencanaan, pelaksanaan konstruksi,
pengoperasian, pemeliharaan, perbaikan, dan pemantauan evaluasi mengikuti standar
yang berlaku untuk menjamin keberlanjutan SPAMS;
• Menjamin pelayanan air minum yang memenuhi standar yang ditetapkan; dan
• Memberikan informasi dan laporan mengenai penyelenggaraan SPAMS kepada
Pemerintah Kabupaten/Kota melalui Kepala Desa/Kelurahan sesuai dengan
kewenangannya.

Pengelola SPAMS di Tingkat Masyarakat


• Kelompok Keswadayaan Masyarakat (KKM)
• Kelompok Pengelola Sistem Penyediaan Air Minum dan Sanitasi (KPSPAMS)
• Asosiasi Pengelola Sistem Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Perdesaan (APSPAMS)

10
BAB III: KELEMBAGAAN PENGELOLA AIR MINUM DAN
SANITASI TINGKAT DESA
Pilihan Bentuk Organisasi KPSPAMS
• Mandiri: Berbentuk Koperasi, Perkumpulan, Yayasan, atau Ormas Tidak Berbadan
Hukum
• Berintegrasi ke dalam Desa: Menjadi BUM Desa/Unit Usaha BUM Desa atau LKD

Perizinan Penyelenggaran SPAMS oleh Kelompok Masyarakat


• Pelaksanaan Penyelenggaraan SPAMS oleh Kelompok Masyarakat yang memerlukan air dalam
jumlah besar atau yang mengubah kondisi alami sumber air, Kelompok Masyarakat wajib
memperoleh izin sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan (Peraturan Menteri
PUPR No. 27 Tahun 2016).
• Penyelenggaraan SPAMS oleh kelompok masyarakat harus dilaporkan kepada Pemerintah
Daerah melalui Kepala Desa. Perizinan penggunaan Sumber Daya Air diberikan untuk
kebutuhan usaha dan kebutuhan bukan usaha, untuk memperhatikan fungsi Kawasan dan
kelestarian lingkungan hidup, diberikan oleh Pemerintah Pusat dan/atau Pemerintah Daerah
sesuai kewenangannya (Undang Undang No. 17 tahun 2019).

11
BAB IV: KERJA SAMA PENGEMBANGAN LAYANAN AIR
MINUM DAN SANITASI

Kerja Sama dengan KPSPAMS


• Pemerintah Desa
• Perusahaan
• Lembaga Keuangan
• Badan Zakat Nasional (BAZNAS)
• Lembaga Pendidikan

Kerja sama yang dapat dilakukan dalam pembangunan sarana air minum dan sanitasi adalah
untuk:
1) pembangunan sarana air minum dan/atau sanitasi;
2) pengembangan sarana air minum dan/atau sanitasi; dan
3) pemeliharaan sarana air minum dan/atau sanitasi di dalamnya tidak hanya mencakup fisik
tetapi juga peningkatan kapasitas sumberdaya dan inovasi teknologi.

12
BAB V: DUKUNGAN PEMDA BAGI KEBERLANJUTAN
PELAYANAN AIR MINUM DAN SANITASI

Penguatan KPSPAMS di wilayahnya, melalui:


• Bappeda memberikan pembinaan dalam kaitannya PJM-ProAKSi melalui mekanisme perencanaan
pembangunan daerah dalam forum musyawarah perencanaan pembangunan (musrenbang) dan
sinkronisasi PJMProAKSi dengan RPJMD;
• DPMD atau sebutan lainnya, memberikan pembinaan dan bimbingan teknis yang berkaitan
kelembagaan dan pengembangan bagi anggota KPSPAMS serta konsultasi untuk bidang
kelembagaan dan partisipasi masyarakat;
• Dinas PU atau sebutan lainnya dan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM), memberikan
pembinaan dan bimbingan teknis berkaitan dengan aspek fisik sarana air minum dan sanitasi serta
merupakan wadah konsultasi untuk bidang fisik sarana;
• Dinas Kesehatan dan instansi terkait memberikan pembinaan dan bimbingan teknis yang berkaitan
dengan pengawasan kualitas air, Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dan kegiatan pelayanan
kesehatan lingkungan di masyarakat dan sekolah; dan
• APSPAMS Perdesaan memberikan pembinaan dan bimbingan teknis yang berkaitan dengan
peningkatan kinerja KPSPAMS, peningkatan akses air minum dan sanitasi, serta pengembangan
kemitraan

13
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai