5
BAB I: KEBIJAKAN PEMBANGUNAN AIR MINUM DAN
SANITASI
Inklusivitas dalam Pembangunan Air Minum dan Sanitasi
• Universal Desain, yang berarti jika masyarakat dapat memanfaatkan prasarana-
sarana secara optimal, aman dan nyaman, maka seluruh masyarakat tentu dapat
pula menikmatinya.
• Ketentuan teknis universal desain dalam pembangunan Sistem Penyediaan Air
Minum dan Sanitasi (SPAMS) : Keselamatan, Kemudahan, Kegunaan, dan
Kemandirian.
6
BAB II: KEBERLANJUTAN PEMBANGUNAN AIR MINUM
DAN SANITASI
Keberlanjutan Pamsimas
• Tujuan keberlanjutan adalah menjamin SPAMS yang dibangun masyarakat dengan
dukungan program Pamsimas tetap terpelihara sehingga mampu memberikan bahkan
meningkatkan jangkauan pelayanan air minum dan sanitasi sampai 100%, dan
masyarakat mendapatkan akses terhadap air minum dan sanitasi secara menerus dan
berkelanjutan.
7
BAB II: KEBERLANJUTAN PEMBANGUNAN AIR MINUM
DAN SANITASI
Indikator Keberlanjutan Pengelolaan SPAMS
• SPAMS berfungsi baik (apabila sarana terbangun minimal 80% berfungsi) dan
• digunakan;
• SPAMS dibangun sesuai ketentuan teknis yang dipersyaratkan terkait dengan kualitas,
kuantitas, kontinuitas, dan keterjangkauan, serta penerapan desain universal;
• SPAMS berfungsi baik sesuai dengan periode perencanaan dan dikembangkan secara
mandiri oleh masyarakat menuju 100%;
• Pengelolaan SPAMS melibatkan masyarakat, sensitif isu gender, mendorong peran aktif
berbagai pihak;
• Biaya pengoperasian, pemeliharaan, pemulihan dan administrasi dipenuhi dari
pembayaran pengguna atau pembiayaan lain yang berkelanjutan; dan
• Dapat dioperasikan dan dikelola pada tingkat lokal dengan dukungan dari pihak luar,
seperti: bantuan teknis, peningkatan kapasitas, pemantauan dan evaluasi.
8
BAB III: KELEMBAGAAN PENGELOLA AIR MINUM DAN
SANITASI TINGKAT DESA
Pemerintah Desa
• Mengarahkan Pembangunan Desa, pembinaan kemasyarakatan Desa, dan pemberdayaan
masyarakat desa untuk kegiatan air minum dan sanitasi;
• Menetapkan Peraturan Desa tentang pengelolaan air minum berskala Desa;
• Menetapkan APBDesa untuk kegiatan air minum dan sanitasi di desa;
• Membina kehidupan masyarakat Desa terkait ketersediaan air minum dan sanitasi di desa;
• Memanfaatkan teknologi tepat guna dalam pengelolaan air minum berskala Desa;
• Menjalin Kerja sama dan koordinasi dengan seluruh pemangku kepentingan di Desa
dalam pengelolaan air minum berskala Desa; dan
• Memberdayakan masyarakat dan lembaga kemasyarakatan di Desa dalam pengelolaan air
minum berskala Desa.
9
BAB III: KELEMBAGAAN PENGELOLA AIR MINUM DAN
SANITASI TINGKAT DESA
Kelompok Masyarakat
• Melaksanakan dengan berpedoman pada tata cara perencanaan, pelaksanaan konstruksi,
pengoperasian, pemeliharaan, perbaikan, dan pemantauan evaluasi mengikuti standar
yang berlaku untuk menjamin keberlanjutan SPAMS;
• Menjamin pelayanan air minum yang memenuhi standar yang ditetapkan; dan
• Memberikan informasi dan laporan mengenai penyelenggaraan SPAMS kepada
Pemerintah Kabupaten/Kota melalui Kepala Desa/Kelurahan sesuai dengan
kewenangannya.
10
BAB III: KELEMBAGAAN PENGELOLA AIR MINUM DAN
SANITASI TINGKAT DESA
Pilihan Bentuk Organisasi KPSPAMS
• Mandiri: Berbentuk Koperasi, Perkumpulan, Yayasan, atau Ormas Tidak Berbadan
Hukum
• Berintegrasi ke dalam Desa: Menjadi BUM Desa/Unit Usaha BUM Desa atau LKD
11
BAB IV: KERJA SAMA PENGEMBANGAN LAYANAN AIR
MINUM DAN SANITASI
Kerja sama yang dapat dilakukan dalam pembangunan sarana air minum dan sanitasi adalah
untuk:
1) pembangunan sarana air minum dan/atau sanitasi;
2) pengembangan sarana air minum dan/atau sanitasi; dan
3) pemeliharaan sarana air minum dan/atau sanitasi di dalamnya tidak hanya mencakup fisik
tetapi juga peningkatan kapasitas sumberdaya dan inovasi teknologi.
12
BAB V: DUKUNGAN PEMDA BAGI KEBERLANJUTAN
PELAYANAN AIR MINUM DAN SANITASI
13
TERIMA KASIH