Geomorfologi 7
Geomorfologi 7
KARST
Pengertian tentang topografi kars yaitu :
suatu topografi yang terbentuk pada
daerah dengan litologi berupa batuan
yang mudah larut, menunjukkan relief
yang khas, penyaluran tidak teratur,
aliran sungai secara tiba-tiba masuk ke
dalam tanah dan meninggalkan lembah
kering dan muncul kembali di tempat
lain sebagai mata air yang besar.
Faktor-faktor yang mempengaruhi
Bentang Alam Karst
1. Faktor Fisik
2. Faktor Kimiawi
3. Faktor Biologis
4. Faktor Iklim dan Lingkungan
1. Faktor Fisik
Faktor-faktor fisik yang mempengaruhi
pembentukan topografi karst meliputi :
a. Ketebalan batugamping, yang baik
untuk perkembangan karst adalah batu
gamping yang tebal, dapat masif atau
yang terdiri dari beberapa lapisan dan
membentuk unit batuan yang tebal,
sehingga mampu menampilkan topografi
karst sebelum habis terlarutkan.
Namun yang paling baik adalah batuan
yang masif, karena pada batugamping
berlapis biasanya terdapat lempung yang
terkonsentrasi pada bidang perlapisan,
sehingga mengurangi kebebasan sirkulasi
air untuk menembus seluruh lapisan.
b. Porositas dan permeabilitas,
berpengaruh dalam sirkulari air dalam
batuan. Semakin besar porositas
sirkulasi air akan semakin lancar
sehingga proses karstifikasi akan
semakin intensif.
c. Intensitas struktur (kekar), zona kekar
adlah zona lemah yang mudah
mengalami pelarutan dan erosi sehingga
dengan adanya kekar dalam batuan,
proses pelarutan berlangsung intensif.
Kekar yang baik untuk proses karstifikasi
adalah kekar berpasangan (kekar gerus),
karena kekar tsb berpasangan sehingga
mempertinggi porositas dan permeabilitas.
Namun apabila intensitas kekar sangat
tinggi batuan akan mudah tererosi atau
hancur sehingga proses karstifikasi
terhambat.
2. Faktor Kimiawi
a. Kondisi kimia batuan, dalam
pembentukan topografi kars diperlukan
sedikitnya 60% kalsit dalam batuan dan
yang paling baik diperlukan 90% kalsit.
b. Kondisi kimia media pelarut, dalam
proses karstifikasi media pelarutnya
adalah air, kondisi kimia air ini sangat
berpengaruh terhadap proses karstifikasi
Kalsit sulit larut dalam air murni, tetapi
mudah larut dalam air yang mengandung
asam.
Air hujan mengikat CO2 di udara dan dari
tanah membentuk larutan yang bersifat
asam yaitu asam karbonat (H2CO3).
Larutan inilah yang sangat baik untuk
melarutkan batugamping.
3. Faktor Biologis
Aktivitas tumbuhan dan mikrobiologi
dapat menghasilkan humus yang
menutup batuan dasar, mengakibatkan
kondisi anaerobic sehingga air
permukaan masuk ke zona anaerobic,
tekanan parsial CO2 akan meninggkat
sehingga kemampuan melarutkannya
juga meningkat.
4. Faktor Iklim dan Lingkungan
Kondisi lingkungan yang mendukung
adalah adanya lembah besar yang
mengelilingi tempat yang tinggi yang
terdiri dari batuan yang mudah larut
(batugamping) yang terkekarkan intensif.
Kondisi lingkungan di sekitar
batugamping harus lebih rendah
sehingga sirkulasi air berjalan dengan
baik, sehingga proses karstifikasi
berjalan dengan intensif.
Proses Pembentukan
Topografi Karst
Kondisi batuan yang menunjang
terbentuknya topografi karst ada 4, yaitu:
a. Mudah larut dan berada di atau dekat
permukaan.
b. Masif, tebal dan terkekarkan.
c. Berada pada daerah dengan curah
hujan yang tinggi.
d. Dikelilingi lembah
Proses pelarutan pada batugamping,
meninggalkan morfologi sisa pelarutan,
perkembangan morfologi sisa ini dapat
dibagi menjadi 4 fase, yaitu :
a. Terjadi pelarutan pada
batuan terkekarkan
sehingga membentuk
lembah yang kemudian
merupakan zona yang
lebih cepat mengalami
pelarutan (zona A)
dibandingkan dengan
zona B yang tidak
mengalami pengkekara.
b. Karena zona A lebih
cepat mengalami
pelarutan, maka zona
ini segera terbentuk
lembah yang dalam,
sementara pada zona B
masih berupa dataran
tinggi dengan gejala
pelarutan di beberapa
tempat.
c. Pelarutan pada kedua
zona terus berjalan
sehingga pada fase ini
mulai terbentuk
kerucut-kerucut karst
pada zona B. Pada
kerucut karst ini tingkat
pelarutan/erosi
vertikalnya lebih kecil
dibandingkan lembah di
sekitarnya.
d. Karena adanya erosi
lateral oleh sungai
maka zone A berada
pada batas permukaan
erosi dan pada zona B
erosi vertikal telah
berjalan lebih lanjut
sehingga hanya tinggal
beberapa morfologi
sisa saja, morfologi sisa
ini disebut menara
karst.
Bentang Alam
Hasil Proses Karstifikasi