NIM : 212011423
Kelas : 4SE2
No Absen : 08
Latar Belakang
Negara-negara di dunia terdorong untuk melakukan perdagangan internasional di era
global saat ini dan pesatnya perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. Perdagangan
internasional dapat meningkatkan pembangunan devisa nasional serta sebagai salah satu
sumber pembiayaan pembangunan ekonomi negara. Untuk melihat sejauh mana suatu negara
melakukan perdagangan internasional serta lemah kuatnya perekonomian negara dapat dilihat
dari cadangan devisa negara tersebut (Adhitya, 2021).
Cadangan Devisa adalah simpanan oleh bank sentral dan otoritas moneter. Cadangan
devisa dapat diartikan sebagai sejumlah valuta asing yang dicadangkan dan dikuasai oleh bank
sentral yang di Indonesia dipegang oleh Bank Indonesia sebagai otoritas moneter. Cadangan
devisa dapat diketahui dari posisi Balance Of Payment (BOP) atau neraca pembayaran
internasional negara tersebut. Semakin banyak devisa yang dimiliki oleh pemerintah dan
penduduk suatu negara maka makin besar kemampuan negara tersebut dalam melakukan
transaksi ekonomi dan keuangan internasional dan makin kuat pula nilai mata uang suatu
negara (Adhitya, 2021).
Cadangan devisa yang merupakan sumber pembiayaan perdagangan luar negeri
dipertanggung jawabkan oleh Bank Indonesia yang telah ditetapkan dalam Undang- Undang
tentang Bank Indonesia No. 23 Tahun 1999 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang
No. 3 Tahun 2004. Cadangan devisa tersebut dicatat dalam neraca pembayaran Bank Indonesia.
Dalam pengelolaan cadangan devisa, Bank Indonesia dapat melakukan berbagai transaksi
devisa dan dapat menerima pinjaman (Uli, 2016).
Besar kecilnya posisi cadangan devisa suatu negara tergantung pada berbagai macam
faktor-faktor yang mempengaruhuinya seperti suku bunga, PDB, nilai tukar, dan ekspor.
Kenaikan suku bunga akan memicu terjadinya gejolak pada pasar keuangan. Naiknya suku
bunga akan dapat menarik aliran modal asing berupa pinjaman. Pinjaman ini akan secara
langsung menambah cadangan devisa secara (Dianita S & Zuhroh, 2018). Menurut penelitian
oleh Dianita S & Zuhroh (2018) juga menyimpulkan bahwa alam jangka pendek dan jangka
panjang produk domestik bruto berpengaruh signifikan dan positif terhadap cadangan devisa
Indonesia tahun 1990-2016. Nilai tukar dalam jangka panjang memilki efek yang positif
terhadap cadangan devisa, tanda positif ini menunjukkan kenaikan harga barang yang
diperdagangkan relatif terhadap harga barang yang diperdagangkan yang menyebabkan
ekspansi ekspor dan tercermin dalam kenaikan cadangan devisa dan begitu juga sebaliknya.
Selain itu, penelitian oleh Juliansyah dkk (2020) menyimpulkan bahwa dalam jangka pendek
variabel kurs berpengaruh negatif dan signifikan terhadap cadangan devisa, sedangkan pada
jangka panjang kurs berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap cadangan devisa.
Kemudian ekspor merupakan aktivitas perdagangan internasional yang dapat mendorong
kemajuan negara yang melakukan ekspor terutama bagi negara-negara berkembang. Ketika
suatu negara meningkatkan ekspor, negara tersebut akan menerima pendapatan berupa devisa,
yang kemudian akan dikelola oleh bank sentral, atau menambah cadangan devisa (Khusnatun
& Hutajulu, 2021).
Berdasarkan latar belakang tersebut, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis
pengaruh suku bunga, PDB, kurs rupiah, dan nilai ekspor terhadap perkembangan cadangan
devisa Indonesia tahun 2005-2022.
Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan data sekunder yang merupakan data runtutan waktu (time
series) dari periode tahun 2005 sampai tahun 2022. Adapun data yang digunakan dan diperoleh
berasal dari Badan Pusat Statistik (BPS), Bank Indonesia, Worlbank, dan UN Comtrade.
Penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif untuk mengetahui dan
menjelaskan perkembangan dan pertumbuhan, suku bunga, PDB, nilai tukar, ekspor, dan
cadangan devisa Indonesia selama periode 2005 hingga 2022 serta analisis ekonometrika, yaitu
model regresi linier berganda dengan metode kuadrat terkecil sederhana OLS (Ordinary Least
Square). Penaksiran OLS merupakan penaksiran tak bias linear yang terbaik (best linear
unbiased estimator/BLUE).
1000.00
800.00
600.00
400.00
200.00
0.00
2005 2007 2009 2011 2013 2015 2017 2019 2021 2023
Sumber Worldbank
Gambar 4. Produk Domestik Bruto (PDB) ADHK 2015 Indonesia tahun 2005 – 2022 (Miliar USD)
Gambar 4 menunjukkan perkembangan PDB ADHK 2015 yang cenderung naik selama
periode tahun 2005 sampai 2022. Dari yang awalnya hanya 498 miliar USD pada tahun 2005
naik menjadi 1.122 miliar USD pada tahun 2022. PDB Indonesia hanya turun pada tahun 2020
dimana tahun tersebut terjadi pandemi Covid-19 yang berdampak pada pereknomian
Indonesia.
Sumber Worldbank
𝐶𝐷 = 𝛼 + 𝛽1 𝑆𝐵 + 𝛽2 𝑃𝐷𝐵 + 𝛽3 𝐾𝑈𝑅𝑆 + 𝛽4 𝐸𝑋 + 𝜀
Keterangan:
CD : Cadangan Devisa (miliar USD)
SB : Suku Bunga Bank Indonesia (persen)
PDB : PDB ADHK 2015 (miliar USD)
KURS : Nilai Tukar Rupiah terhadap Dollar US (rupiah/USD)
EX : Nilai Ekspor Indonesia (miliar USD)
𝜀 : error
Hasil Estimasi
Keterangan:
*tingkat signifikansi 5 %
CD : Cadangan Devisa (miliar USD)
SB : Suku Bunga Bank Indonesia (persen)
PDB : PDB ADHK 2015 (miliar USD)
KURS : Nilai Tukar Rupiah terhadap Dollar US (rupiah/USD)
EX : Nilai Ekspor Indonesia (miliar USD)
Uji Asumsi
• Normalitas
Sumber Eviews (diolah)
Gambar 7. Hasil Uji Normalitas
Berdasarkan gambar 7 dapat dilihat bahwa keputusan gagal tolak H0 karena p-value > 0,05
artinya dengan tingkat kepercayaan 95 persen residual dalam penelitian ini berdistribusi normal
atau asumsi normalitas terpenuhi.
• Homoskedastisitas
• Non-Autokorelasi
Sumber Eviews (diolah)
Gambar 9. Hasil Uji Non-Autokorelasi
Berdasarkan gambar 9 dapat dilihat bahwa keputusan gagal tolak H0 karena p-value > 0,05
artinya dengan tingkat kepercayaan 95 persen asumsi non-autokorelasi terpenuhi..
• Non Multikolinieritas
• Uji Partial t
Sumber Eviews (diolah)
Gambar 11. Hasil Uji Partial t
Berdasarkan gambar 11 dapat dilihat bahwa dengan tingkat signifikansi 5 persen, variabel PDB
berpengaruh positif dan KURS berpengaruh negatif terhadap cadangan devisa Indonesia.
• Uji Simultan F
Interpretasi
Nilai Adjusted R-Squared sebesar 0,940460, yang artinya adalah pengaruh variabel
independen yang digunakan yakni SB, PDB, KURS, dan EX secara bersama-sama
mempengaruhi cadangan devisa Indonesia sebesar 94,05 % sedangkan sisanya sebesar 5,95%
dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak masuk di dalam model.
Untuk insterpretasi variabel yang berpengaruh signifikan dengan tingkat signifikansi 5
persen, jika PDB Indonesia naik 1 miliar USD maka cadangan devisa akan naik 0,28 miliar
USD. Jika nilai tukar rupiah terhadap dollar US terdepresiasi atau naik 1 rupiah/USD maka
cadangan devisa akan turun sebesar 0,01 miliar USD.
Hasil estimasi tersebut sudah sesuai dengan beberapa penelitian sebelumnya. Penelitian
oleh Dianita S & Zuhroh (2018) yang menyimpulkan bahwa dalam jangka pendek maupun
panjang dapat diketahui bahwa nilai tukar berpengaruh signifikan dan negatif terhadap
cadangan devisa, dalam jangka pendek suku bunga BI rate tidak berpengaruh signifikan dan
memiliki hubungan negatif terhadap cadangan devisa dan dalam jangka panjang suku bunga
BI rate tidak berpengaruh signifikan dan memiliki hubungan positif terhadap cadangan devisa,
produk domestik bruto berpengaruh signifikan dan positif terhadap cadangan devisa baik dalam
jangka pendek maupun jangka panjang. Selain itu, juga sesuai dengan penelitian oleh
Juliansyah dkk (2020) yang menyimpulkan bahwa dalam jangka pendek menggunakan model
ARDL variabel kurs berpengaruh negatif dan signifikan terhadap cadangan devisa, sedangkan
pada jangka panjang kurs berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap cadangan devisa
serta BI Rate berpengaruh negatif dan signifikan terhadap cadangan devisa.
Kesimpulan
1) Suku bunga BI berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap cadangan devisa
Indonesia tahun 2005 – 2022 dengan tingkat signifikansi 5 persen
2) PDB ADHK 2015 berpengaruh positif dan signifikan terhadap cadangan devisa
Indonesia tahun 2005 – 2022 dengan tingkat signifikansi 5 persen
3) Nilai tukar rupiah terhadap dollar US berpengaruh negatif dan signifikan terhadap
cadangan devisa Indonesia tahun 2005 – 2022 dengan tingkat signifikansi 5 persen
4) Nilai ekspor berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap cadangan devisa
Indonesia tahun 2005 – 2022 dengan tingkat signifikansi 5 persen
Daftar Pustaka
Adhitya, B. (2021). Analisis Determinan Cadangan Devisa di Indonesia. Jurnal Ilmiah
Universitas Batanghari Jambi, 21(1), 184. https://doi.org/10.33087/jiubj.v21i1.1237
Dianita S, D., & Zuhroh, I. (2018). ANALISA CADANGAN DEVISA INDONESIA
TAHUN 1990-2016. Jurnal Ilmu Ekonomi, 2, 119–131.
Juliansyah, H., Moulida, P., & Apridar, A. (2020). Analisis Faktor-faktor Yang
Mempengaruhui Cadangan Devisa Indonesia Bukti (Kointegrasi dan Kausalitas). Jurnal
Ekonomi Regional Unimal, 3(2), 32. https://doi.org/10.29103/jeru.v3i2.3204
Khusnatun, L. L., & Hutajulu, D. M. (2021). Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Cadangan Devisa Indonesia. Ekono Insentif, 15(2), 79–92.
https://doi.org/10.36787/jei.v15i2.583
Uli, L. B. (2016). Analisis Cadangan Devisa Indonesia. Jurnal Perspektif Pembiayaan Dan
Pembangunan Daerah, 4(1), 15–24. https://doi.org/10.22437/ppd.v4i1.3529