1
PEMERINTAH KABUPATEN PAMEKASAN
RSUD WARU
Jalan Raya Waru Pasean Pamekasan 69353
Tellepon : (0324) 510501, IGD : (0324) 510567
E-mail : rsudwaru.pamekasan@gmail.comE-mail :
rsudwaru.pamekasan@gmail.com
TENTANG
2
MEMUTUSKAN
Menetapkan :
KESATU : PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
WARU TENTANG KEBIJAKAN KESEHATAN LINGKUNGAN
DAN PEMELIHARAAN SARANA.
Ditetapkan di Pamekasan
Pada tanggal 01 Desamber 2022
3
LAMPIRAN
PERATURAN DIREKTUR
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH WARU
NOMOR : 445/1466/432.604/2022
TENTANG :
KEBIJAKAN KESEHATAN LINGKUNGAN
DAN PEMELIHARAAN SARANA
4
B. Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)
1. Pengadaan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) harus menyertakan
Material Safety Data Sheet (MSDS).
2. Pengelolaan limbah padat dan cair di bawah tanggung jawab
Penanggung Jawab Kesehatan Lingkungan dan Pemeliharaan Sarana.
3. Pembuangan limbah dibedakan antara limbah infeksius dan non
infeksius.
4. Jarum suntik dikumpulkan di tempat yang tidak tembus (Puncture
Proof).
5. Pemeriksaan kualitas udara ambient, air limbah dan air bersih
dilakukan oleh Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan atau
laboratorium swasta yang telah terakreditasi oleh Komite Akreditasi
Nasional (KAN).
6. Penyelenggaraan pelayanan kebersihan, laundry, pengendalian
binatang pengganggu, dan pengelolaan limbah Bahan Beracun dan
Berbahaya (B3) dilakukan oleh pihak ketiga yang bekerjasama dengan
Rumah Sakit Umum Daerah Waru dan berada di bawah pengawasan
Penananggung Jawab Kesehatan Lingkungan dan Pemeliharaan
Sarana.
7. Rumah Sakit memiliki prosedur penyimpanan, penggunaan,
pengendalian, dan pembuangan bahan berbahaya dan beracun.
8. Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) pada wadah atau kemasan harus
diberi label penandaan yang meliputi nama dagang, bahan aktif, isi
berat netto, kalimat peringatan, dan tanda atau simbol bahaya.
9. Rumah sakit memastikan bahwa Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)
terpisah dari bahan lain dan jauh dari api.
10. Rumah sakit harus mengetahui sifat dan karakteristik penanganan,
penyimpanan, dan penggunaan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3),
yang meliputi :
a. Identifikasi potensial budaya
1) Identifikasi dan penilaian risiko dilaksanakan oleh petugas yang
berkompeten (petugas terkait/laboratorium, apoteker).
2) Penentuan penanganan bahan/material dilaksanakan secara
manual atau mekanis ditetapkan berdasarkan hasil
identifikasi.
5
b. Sistem pengangkutan, penyimpanan dan pembuangan
1) Pengangkutan bahan ke dalam gudang dilakukan secara manual
dengan prosedur yang benar untuk menghindari tumpahan atau
ceceran.
2) Pemindahan dilakukan dengan meggunakan troli.
c. Penyimpanan
Penyimpanan di gudang terpisah dari bahan lain dan dilengkapi
dengan label B3 dan MSDS yang sesuai, dan diberi label peringatan.
d. Pemindahan dan penggunaan
1) Pengambilan bahan dari gudang harus memperhatikan aspek K3
(menghindari tumpahan, kebocoran, ceceran dan kerusakan).
2) Petugas pelaksana harus memperhatikan aspek K3, mengenakan
APD, dan alat bantu yang memadai. Tumpahan atau ceceran
pada saat pemindahan harus ditangani sesuai dengan
prosedur yang ditetapkan.
e. Pengendalian barang rusak dan kadaluarsa
Bahan yang diidentifikasi telah mengalami kerusakan atau
kadaluarsa dikumpulkan di tempat yang aman untuk menghindari
pemakaian serta didokumentasikan.
f. Pembuangan dan penyimpanan
Barang bekas yang dinyatakan tidak dapat dipergunakan lagi harus
disimpan sesuai ketentuan yang berlaku, ditempatkan secara
khusus dan tercatat agar tidak dipergunakan lagi.
1) Wadah bekas bahan B3 harus diberi simbol dan label sesuai sifat
bahan tersebut.
2) Wadah bekas bahan kimia cair disimpan dan tidak dipakai untuk
kegiatan lain.
3) Penanganan limbah padat dan limbah cair sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
11. Staf dididik tentang penanganan, penyimpanan dan penggunaan
Bahan Berbahaya dan Beracun (B3).
12. Dalam melaksanakan tugasnya, petugas kesehatan lingkungan dan
pemeliharaan sarana mematuhi ketentuan Keselamatan dan Kesehatan
Kerja, termasuk penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) serta selalu
mengacu pada pencegahan dan pengendalian infeksi.
6
13. Pengangkutan limbah infeksius dilakukan setiap 2 (dua) hari sekali
oleh pihak ketiga yang memiliki izin resmi.
14. Pelaporan neraca dan kegiatan limbah padat infeksius ke Dinas
Lingkungan Hidup dilakukan setiap 3 (tiga) bulan.
C. Limbah Cair
1. Pemeliharaan saluran air limbah (wastafel, kamar mandi, dan kloset)
dilakukan setiap 1 (satu) minggu sekali.
2. Pemeriksaan kualitas air limbah outlet dilakukan setiap 1 (satu) bulan
sekali.
3. Pembersihan berkala unit IPAL dilakukan setiap 1 (satu) minggu sekali.
4. Standar baku mutu parameter pemeriksaan kualitas air limbah
mengacu pada Peraturan Gubernur Jawa Timur No. 72 tahun 2013
tentang Baku Mutu Air Limbah Bagi Industri Dan Atau Kegiatan Usaha
Lainnya.
5. Pemberian kaporit pada bak klorinasi dilakukan 3 (tiga) kali dalam
seminggu.
6. Pencatatan debit air limbah dilakukan setiap hari.
7. Indikator ikan diganti setiap 3 (tiga) bulan sekali.
8. Penggantian media filter IPAL (karbon aktif dan pasir silica) dilakukan
setiap 3 (tiga) bulan sekali.
9. Pelaporan limbah cair ke Dinas Lingkungan Hidup dilakukan setiap 3
(tiga) bulan.
D. Air Bersih
1. Pemeriksaan kualitas kimiawi air bersih dilakukan 2 kali dalam 1
(satu) tahun .
2. Pemeriksaan kualitas mikrobiologi air bersih dilakukan 1 kali dalam 1
(satu) bulan.
3. Pengurasan tandon air bersih dilakukan 1 kali dalam 3 (tiga) bulan.
4. Standar baku mutu parameter pemeriksaan kualitas air bersih
mengacu pada Permenkes No. 32 tahun 2017 tentang Standar Baku
Mutu Kesehatan Lingkungan Dan Persyaratan Kesehatan Air Untuk
Keperluan Higiene Sanitasi, Kolam Renang, Solus Per Aqua, Dan
Pemandian Umum.
7
E. Penyehatan Udara dan Alat Kesehatan
1. Pemantauan kualitas udara ruang dilakukan 1 kali dalam 6 (enam)
bulan.
2. Pemeriksaan alat kesehatan (swab) dilakukan 1 kali dalam 6 (enam)
bulan.
8
H. Pengendalian Vektor
1. Pengendalian nyamuk dilakukan dengan cara pengamatan jentik pada
sarana penampungan air 1 (satu) kali dalam satu minggu.
2. Setiap lubang terbuka di dinding ruangan harus dilengkapi dengan
kasa nyamuk.
3. Semua ruang tertutup rumah sakit harus bebas dari kecoa, tikus, dan
lalat.
4. Lingkungan rumah sakit harus bebas kucing dan anjing.
5. Kegiatan inspeksi dan pengendalian hama dilakukan 1 (satu) kali
dalam dua minggu.
I. Gas Medis
Gas medis dicek setiap hari oleh petugas teknisi disertai pengisian ceklist
harian pemeliharaan gas medis.
J. Alat Medis
1. Rumah sakit merencanakan dan mengimplementasikan program untuk
pemeriksaan, uji coba dan pemeliharaan alat medis dan
mendokumentasikan hasilnya untuk menjamin ketersediaan dan
berfungsi/layak pakainya alat medis Rumah Sakit.
2. Alat medis dilakukan uji fungsi dan dikalibrasi secara berkala oleh
Balai Pengujian Fasilitas Kesehatan (BPFK) atau Institusi Pengujian
Fasilitas Kesehatan.
3. Petugas yang berkompeten bertanggung jawab memelihara alat medis
agar berfungsi dengan baik sesuai dengan standar yang berlaku serta
melakukan pencatatan dan evaluasi alat medis secara berkala sesuai
persyaratan atau ketentuan yang berlaku.
4. Penggunaan dan penyaluran gas medis di Rumah Sakit harus
memenuhi persyaratan atau ketentuan yang berlaku agar aman bagi
pasien, keluarga pasien, staf, pengunjung dan lingkungan Rumah
Sakit.
5. Penarikan alat yang masih bergaransi yang melibatkan
perusahaan/vendor mengikuti alur regulasi Rumah Sakit sesuai
kontrak pengadaan alat.
9
6. Alat medis yang rusak atau sudah tidak dapat diperbaiki diserahkan ke
staf pemeliharaan sarana dan dibuatkan berita acara pengembalian
barang.
7. Rumah sakit mengumpulkan data hasil monitoring program
manajemen alat medis untuk menyusun rencana kebutuhan
penggantian alat medis.
8. Rumah sakit mempunyai proses identifikasi, penarikan dan
pengembalian atau pemusnahan produk dan peralatan medis yang
ditarik oleh pihak pabrik atau supplier.
9. Rumah sakit membuat prosedur yang mengatur penggunaan setiap
produk atau peralatan yang ditarik kembali.
K. Sistem Utilitas
1. Rumah sakit menjamin ketersediaan air dan listrik 24 jam setiap hari
dengan menyediakan tendon air dalam jumlah cukup dan genset.
2. Rumah sakit memiliki daftar inventaris komponen sistem utilitas, peta
distribusinya dan melakukan pemeriksaan dan pemeliharaan secara
berkala.
3. Rumah sakit melakukan pemeriksaan dan pemeliharaan sistem utilitas
secara berkala berdasarkan atas kriteria seperti rekomendasi dari
pabrik, tingkat risiko dan pengalaman Rumah Sakit.
4. Tuas kontrol sistem utilitas duberi label untuk membantu pemadaman
darurat secara keseluruhan atau sebagian.
5. Rumah sakit memiliki proses emergensi untuk melindungi penghuni
Rumah Sakit dari kejadian terganggunya, terkontaminasi atau
kegagalan sistem pengadaan air bersih dan listrik.
6. Petugas melakukan uji coba sistem emergensi dari air bersih dan listrik
secara teratur sesuai dengan sistem dan hasilnya didokumentasikan.
7. Sistem listrik, air, AC, telepon, dan gas medis diperiksa dan dipelihara
secara teratur.
1
0
M. Pendidikan staf
1. Pelatihan penanganan tumpahan Bahan Berbahaya dan Beracun
dilakukan 1 (satu) kali dalam satu tahun.
2. Untuk meningkatkan dan mempertahankan kompetensi, staf
kesehatan lingkungan dan pemeliharaan sarana mengikuti pelatihan
sesuai kebutuhan di dalam maupun di luar rumah sakit.
Ditetapkan di Pamekasan
Pada tanggal 01 Desamber 2022
1
1