Anda di halaman 1dari 13

UNIT KEUANGAN

1
PEMERINTAH KABUPATEN PAMEKASAN
RSUD WARU
Jalan Raya Waru Pasean Pamekasan 69353
Tellepon : (0324) 510501, IGD : (0324) 510567
E-mail : rsudwaru.pamekasan@gmail.comE-mail :
rsudwaru.pamekasan@gmail.com

PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH WARU


NOMOR : 065/1468/432.604/2022

TENTANG

KEBIJAKAN UNIT KEUANGAN

DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH WARU ,

Menimbang : a. bahwa dalam upaya meningkatkan mutu Unit


Keuangan di Rumah Sakit Umum Daerah Waru , perlu
disusun Kebijakan Unit Keuangan;
b. bahwa Kebijakan Unit Keuangan perlu ditetapkan
dengan Peraturan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah
Waru ;

Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun


2009 tentang Kesehatan;
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun
2009 tentang Rumah Sakit;
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29 tahun
2004 tentang Praktik Kedokteran;
4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32
tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan;
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1045/Menkes/Per/XI/2006 tentang Pedoman
Organisasi Rumah Sakit di Lingkungan Departemen
Kesehatan;
6. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 1981/MENKES/PER/XII/2010 tentang Pedoman
Akuntansi Badan Layanan Umum (BLU) Rumah Sakit;
7. Standar Akuntansi Keuangan untuk Entitas Tanpa
Akuntanbilitas Publik tahun 2009;

2
MEMUTUSKAN

Menetapkan :
KESATU : PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
WARU TENTANG KEBIJAKAN UNIT KEUANGAN.

KEDUA : Memberlakukan Kebijakan Unit Keuangan sesuai Lampiran


Peraturan ini.

KETIGA : Peraturan Direktur ini berlaku sejak tanggal ditetapkan


dengan ketentuan bahwa segala sesuatunya akan
disesuaikan sebagaimana mestinya, bila kemudian hari
ternyata terdapat kesalahan dalam peraturan ini.

Ditetapkan di Pamekasan
Pada tanggal 01 Desamber 2022

3
LAMPIRAN
PERATURAN DIREKTUR
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH WARU
NOMOR : 065/1468/432.604/2022
TENTANG
KEBIJAKAN UNIT KEUANGAN

KEBIJAKAN UNIT KEUANGAN


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH WARU

A. Kasir
1. Kasir memahami sistem pembayaran biaya pelayanan di rumah sakit,
baik tunai, debit, atau kredit.
2. Kasir melaksanakan tugasnya dengan penuh kehati-hatian dan
ketelitian.
3. Dalam melaksanakan tugasnya, kasir mematuhi ketentuan Keselamatan
dan Kesehatan Kerja.
4. Kasir bekerja sesuai dengan standar profesi, standar prosedur
operasional yang berlaku, etika profesi dan menghormati hak pasien.
5. Penyediaan tenaga kasir mengacu pada pola ketenagaan.
6. Pelayanan kasir dilaksanakan 2 shift sehari, 7 hari dalam seminggu.
7. Setiap hari kepala kasir mengecek kesiapan dana operasional, baik
tunai maupun dana yang standby di bank.
8. Penerimaan tunai atau melalui bank harus diperiksa ulang dengan teliti
dan dilaporkan ke bagian Akuntansi.
9. Setiap hari kepala kasir memeriksa penerimaan rawat jalan dan rawat
inap.
10. Setiap hari, kasir memastikan bahwa pasien rawat inap yang akan KRS
sudah membayar 100% dari total biaya perawatan.

B. Tarif
1. Tarif dievaluasi dan diperbarui secara berkala dan direvisi sesuai
perkembangan yang mempengaruhi harga pokok penjualan barang atau
jasa.
2. Uang muka pasien rawat inap untuk tujuan operasi minimal sebesar
50% dari total biaya prakiraan operasi.
3. Uang muka pasien rawat inap non operasi minimal sebesar 5 x dari
harga kamar perawatan yang dipilih.
4. Rumah sakit tidak meminta uang muka kepada pasien dalam kondisi
gawat darurat.
5. Biaya rawat inap diinformasikan secara berkala kepada pasien atau
keluarga pasien.
6. Staf Keuangan melakukan penelusuran mendalam kepada pasien atau
keluarga pasien rawat inap yang diindikasi mengalami kesulitan
pembayaran. Hasil penelusuran dilaporkan kepada direktur.

4
C. Akuntansi
1. Kebijakan akuntansi meliputi dasar pengakuan, pengukuran dan
pelaporan atas aset, kewajiban, aktiva bersih, pendapatan dan beban,
serta laporan keuangan.
2. Kebijakan akuntansi yang dianut dalam pelaksanaan pencatatan
akuntansi dan penyusunan laporan keuangan berpedoman pada
Standar Akuntansi Keuangan Indonesia, yang disesuaikan dengan
kondisi khusus yang ada di Rumah Sakit Umum Daerah Waru .
3. Dasar pengukuran dan penyusunanan laporan keuangan
a. Laporan keuangan disusun dan disajikan sesuai dengan Standar
Akuntansi Keuangan.
b. Laporan keuangan disusun berdasarkan konsep harga perolehan
dengan dasar akrual, kecuali Laporan Arus Kas. Laporan Arus Kas
disusun dengan mengelompokkan arus kas dalam aktivitas operasi,
investasi dan pendanaan. Mata uang pelaporan yang digunakan
dalam penyusunan laporan keuangan adalah rupiah.
4. Kas dan setara kas
Meliputi kas, bank dan investasi yang jatuh tempo dalam waktu 3 (tiga)
bulan atau kurang sejak tanggal penempatannya dan tidak dijaminkan.
5. Piutang
Piutang disajikan sebesar nilai bersih piutang, yaitu sebesar nilai
terjadinya piutang setelah dikurangi potongan pelayanan atau kerugian.
Dalam akun piutang tidak diadakan cadangan penyisihan piutang yang
tak tertagih. Piutang yang tidak dapat ditagih dapat diajukan
penghapusan kepada Direktur disertai dengan bukti yang menunjukkan
bahwa telah dilakukan upaya penagihan dengan melampirkan rincian
piutang yang akan dihapuskan terdiri dari :
a. Nomor;
b. nama pasien/pihak yang memiliki hutang;
c. alamat;
d. tanggal/bulan terjadinya piutang;
e. nominal saldo piutang yang diajukan untuk dihapus;
f. alasan penghapusan piutang;
g. total ajuan penghapusan piutang;
h. Piutang yang telah dihapus.
jika dikemudian hari ternyata ada pembayaran atau pelunasan dicatat
dalam akun pendapatan lain-lain.
6. Uang Muka
Uang muka pembelian aktiva tetap seperti alat medis, mesin, kendaraan
dan lain-lain dicatat secara terpisah dari aktiva tetap.
Bon sementara untuk pembelian barang selain aktiva tetap dicatat
sebagai uang muka biaya.
7. Persediaan
a. Persediaan dicatat berdasarkan Harga Perolehannya (harga netto
yaitu harga bruto setelah dikurangi diskon). Sedangkan
pembebanannya ke akun Beban menggunakan metode rata-rata
Bergerak (Moving Average).

5
b. Persediaan dikelompokkan sebagai berikut :
1) Persediaan Obat & Kimia
2) Persediaan Peralatan & Bahan Medis ( alat medis, bahan
laboratorium)
3) Persediaan Supplies Pasien ( retail umum & persediaan umum )
4) Persediaan Supplies Kantor
5) Persediaan Spare part ( spare part & elektronik )
6) Persediaan Kain Linen
7) Persediaan Kebutuhan Rumah Tangga
8) Persediaan Aktiva
c. Persediaan obat & kimia yang ditarik oleh Departemen Kesehatan
dan obat serta peralatan medis yang habis masa pakainya
(kadaluwarsa) dikeluarkan dari Persediaan dan dibukukan sebagai
beban pemakaian/kerugian tahun berjalan. Metode pencatatan
terhadap persediaan dengan Perpetual Inventory Method.
8. Akitiva Tetap
a. Golongan Aktiva Tetap
Aktiva Tetap dibukukan senilai Harga perolehan dari Aktiva yang
dibeli ditambah beban lain yang dikeluarkan sampai aktiva tersebut
dapat dioperasikan, digolongkan sebagai berikut :
1) Tanah
2) Bangunan
3) Peralatan Medis
4) Mesin
5) Kendaraan
6) Perabot
7) Listrik/Elektronik
b. Penyusutan Aktiva Tetap
Beban penyusutan Aktiva Tetap diperhitungkan ke dalam periode
pelaporan Keuangan dengan metode persentase tetap tahunan
(Straight Line Methode).
Penyusunan daftar pengelompokan aktiva ke dalam setiap kelompok
yang sesuai mengacu pada ketentuan pengelompokan aktiva yang
berlaku di bidang perpajakan di Indonesia.
c. Bangunan Dalam Pelaksanaan
Bangunan yang sedang dalam penyelesaian dibuku ke dalam
Rekening Bangunan Dalam Pelaksanaan. kelompok Aktiva Lain-lain
dan akan dipindahkan kedalam Aktiva Tetap setelah Bangunan
tersebut dioperasionalkan.
d. Aktiva Tetap Tidak Berwujud
Pengeluaran beban yang relatif besar dan yang diperkirakan dapat
memberi manfaat lebih dari satu periode akuntansi dapat dibukukan
dalam akun Aktiva Tetap Tidak Berwujud dan akan diamortisasi
dengan persentase tertentu sesuai taksiran lamanya dapat memberi
manfaat, misalnya beban pengurusan hak paten nama rumah sakit.
e. Aktiva Lain-Lain
Aktiva lain-lain digunakan untuk mencatat aktiva yang tidak
digunakan untuk operasional Rumah Sakit. Yang termasuk dalam
kategori aktiva lain-lain adalah Aktiva tetap yang rusak .

6
9. Pengakuan Pendapatan
a. Pendapatan harus dicatat dengan nilai bruto (PSAK 23 Ayat 37).
b. Pendapatan diakui saat timbulnya hak, kemudian dicatat dalam
kartu / media (media elektronik), baik hak yang telah diterima
berupa uang tunai, cek, debit rekening bank ataupun masih berupa
piutang termasuk penggunaan kartu kredit bank.
c. Pendapatan yang didalamnya terdapat hak pihak lain (dokter /
tenaga medis lain) akan dicatat menggunakan metode nilai netto
dengan menampilkan utang yang terkait.
10. Sumbangan
a. Sumbangan dikelompokkan dalam sumbangan tidak terikat, terikat
permanen atau terikat temporer tergantung pada ada tidaknya
pembatasan. Sumbangan berupa aktiva tetap disertakan nilai
rupiahnya, bila tidak ada maka dibuat perkiraan harga pasar sesuai
kondisi barang yang disumbangkan kemudian dituangkan dalam
memorial yang ditandatangani oleh Direktur, sebagai dasar
pencatatan di Akuntansi.
b. Sumbangan diakui sebagai penerimaan sumbangan dan piutang
sumbangan pada saat janji diterima sebesar jumlah kas/nilai wajar
aktiva yang akan diterima jika dapat dipastikan keterjadiannya dan
dapat diukur nilainya secara andal. Tetapi jika keterjadiannya tidak
pasti atau tidak dapat diukur nilainya secara andal, maka
sumbangan diakui pada saat diterimanya kas/aktiva yang
disumbangkan.
11. Potongan Pendapatan
Dicatat pada saat timbulnya potongan, pada saat sudah diketahuinya
jumlah potongan sesuai persyaratan yang ada atau pada saat
pembayaran dilakukan.
12. Pengakuan Beban
Beban dicatat / diakui dan dilaporkan pada saat terjadinya transaksi,
baik transaksi yang pembayarannya belum dilakukan ataupun telah
dibayar di muka dan dibebankan pada periode Akuntansi sebesar
manfaat yang diberikan pada periode tersebut.
13. Transaksi dan Saldo Dalam Mata Uang Asing
Transaksi dalam mata uang asing dicatat berdasarkan kurs yang
berlaku pada saat transaksi dilakukan. Pada tanggal neraca, aktiva dan
kewajiban dalam mata uang asing disesuaikan untuk mencerminkan
kurs yang berlaku pada tanggal tersebut dan laba atau rugi kurs yang
terjadi diakui laba atau dibebankan pada usaha periode berjalan.
14. Pengeluaran Barang Modal dan Beban
a. Yang dapat dikategorikan kedalam pengertian barang modal / aktiva
tetap adalah pegeluaran untuk pembelian barang berwujud atau
tidak berwujud dalam bentuk siap pakai atau dibangun terlebih
dahulu untuk digunakan dalam operasional Rumah Sakit.

7
b. Barang tersebut tidak dimaksudkan untuk dijual dalam rangka
kegiatan usaha yang normal dan mempunyai masa manfaat lebih
dari satu tahun dengan nilai Rp 2.000.000,00 (dua juta rupiah) ke
atas. Jika terdapat pembelian barang tertentu yang harga satuannya
di bawah Rp 2.000.000,00 (dua juta rupiah) akan tetapi barang
tersebut lazimnya dibutuhkan dalam jumlah lebih dari 1 (satu) buah
sehingga melampaui nilai Rp 2.000.000,00 (dua juta rupiah) maka
transaksi pembelian tersebut harus dibukukan sebagai pengeluaran
modal atau dicatat sebagai aktiva tetap.
c. Pembelian kemudian hari untuk menggantikan satuan yang rusak,
dapat dibukukan sebagai pengeluaran beban.
d. Pengeluaran untuk penggantian komponen mesin / instalasi yang
bersifat pemeliharaan rutin, dibukukan sebagai beban. Tetapi bila
perbaikan / penggantian menambah manfaat dari aktiva tersebut
minimal satu tahun dan nilainya Rp2.000.000,00 (dua juta rupiah)
ke atas dibukuan sebagai penambahan aktiva yang bersangkutan
(dikapitalisir).
15. Hutang Pembelian
a. Hutang digolongkan menjadi 3 (tiga) sebagai berikut :
1) Hutang Supplier
2) Hutang Medis
3) Hutang Lain-lain
b. Hutang diakui pada saat barang/uang yang dibeli telah diterima dan
telah dibuatkan Laporan Penerimaan Barang (LPB), faktur pembelian
telah diterima dan atau nilai faktur pembelian tersebut telah
diketahui secara benar.
16. Koreksi tahun lalu
a. Koreksi yang dilakukan terhadap laporan keuangan periode lalu
disajikan sebagai penyesuaian atas saldo awal “aktiva bersih”.
Sehubungan dengan hal tersebut maka dalam penyajian laporan
keuangan komparatif, angka laporan keuangan tahun lalu harus
disajikan kembali (Restated) dengan memperhatikan pengaruh dari
koreksi yang dimaksud.
b. Yang dapat dibukukan sebagai koreksi tahun lalu adalah kesalahan
pembukuan, kesalahan dalam menerapkan kebijakan akuntansi
yang dipandang memberi pengaruh material terhadap penyajian
laporan keuangan.

D. Indikator Kinerja Keuangan Rumah Sakit


No Indikator Nilai Bobot
1 Imbalan Investasi (Return on Investment) 15
2 Rasio Kas (Cash Ratio) 15
3 Rasio Lancar (Current Ratio) 15
4 Collection Period (CP) 15
5 Perputaran Persediaan (PP) 10
6 Perputaran Total Aset (TATO) 10
7 Rasio Ekuitas terhadap Total Aset 20
Total 100

8
Persamaan yang digunakan untuk menghitung indikator :
1. Imbalan Investasi (Return on Investment)
Rumus :

ROI =

Definisi :
1. Equity Before Inferest and Tax (EBIT) adalah kenaikan Ekuitas
sebelum bunga dan Pajak dikurangi laba dari hasil penjualan dari
Aset Tetap, Aset lain-lain dan Aset non Produktif.
2. Penyusutan adalah Depresiasi dan Amortisasi.
3. Capital Employed adalah posisi pada akhir tahun buku. Total Aset
dikurangi Aset Tetap dalam Penyelesaian (pelaksanaan).

2. Rasio Kas (Cash Ratio)


Rumus :

Cash Ratio =

Definisi :
1. Kas, Bank dan Surat Berharga Jangka Pendek (Investasi lancar)
adalah posisi masing-masing pada akhir tahun.
2. Current Liabilities adalah posisi seluruh kewajiban lancar pada akhir
tahun buku.

Skor Penilaian Cash Ratio


ROI % BOBOT
18 < ROI 15,0
15 < ROI < 18 13,5
13 < ROI < 15 12,0
12 < ROI < 13 10,5
10,5 < ROI < 12 9,0
9 < ROI < 10,5 7,5
7 < ROI < 9 6,0
5 < ROI < 7 5,0
3 < ROI < 5 4,0
1 < ROI < 3 3,0
0 < ROI < 1 2,0
< ROI < 0 1,0

9
CASH RATIO = X% BOBOT
35 < X 15,0
25 < X < 35 12,0
15 < X < 25 9,0
10 < X < 15 6,0
5 < X < 10 3,0
0<X<5

3. Rasio Lancar ( Current Ratio)


Rumus :
Current Ratio =

Definisi :
1. Current Asets adalah posisi Total Aset Lancar pada akhir tahun buku.
2. Current Liabilities adalah posisi Total Kewajiban Lancar pada akhir
tahun buku.

Skor Penilaian Current Ratio


CURRENT RATIO = X BOBOT
% 125 < X 15,0
110 < X < 125 12,0
100 < X < 110 9,0
95 < X < 100 6,0
90 < X < 95 3,0
< X < 90 0

Likuiditas :
Current Ratio = Current asset : Current Liabilities = Rasio Lancar =
Aktiva Lancar : Utang Lancar.

4. Collection Period (CP)


Rumus :
Collection Period =

Definisi :
1. Total Piutang Usaha adalah posisi Piutang Usaha (Piutang Pelayanan)
setelah dikurangi cadangan penyisihan piutang (Penyisihan Kerugian
Piutang ) pada akhir tahun buku.
2. Total Pendapatan Usaha adalah jumlah pendapatan usaha selama
tahun buku yang meliputi seluruh pendapatan operasional sebelum
dikurangi dengan Pengurangan Pendapatan Operasional.

10
Skor Penilaian Collection Period
CP = X (hari) PERBAIKAN = X BOBOT
(hari)
X < 60 35 < X 15,0
60 < X < 90 30 < X < 35 13,5
90 < X < 120 25 < X < 30 12,0
120 < X < 150 20 < X < 25 10,5
150 < X < 180 15 < X < 20 9,0
180 < X < 210 10 < X < 15 7,2
210 < X < 240 6 < X < 10 5,4
240 < X < 270 3<X< 6 3,6
270 < X < 300 1<X<3 1,6
300 < X 0<X<1 0

5. Perputaran Persediaan (PP)


Rumus :
Perputaran Persediaan =
Definisi :
1. Total Persediaan adalah seluruh persediaan yang tersedia untuk
dijual dan digunakan untuk proses produksi pada akhir tahun buku
yang terdiri dari persediaan bahan baku, persediaan barang jadi,
persediaan peralatan dan suku cadang dan persediaan pendukung
kegiatan lainnya.
2. Total Pendapatan Usaha adalah jumlah pendapatan usaha selama
tahun buku yang bersangkutan meliputi seluruh pendapatan
operasional sebelum dikurangi dengan Pengurang Pendapatan
Operasional.

Skor Penilaian Perputaran


PP = X (hari) PERBAIKAN = X BOBOT
(hari)
X < 60 35 < X 10,0
60 < X < 90 30 < X < 35 9,0
90 < X < 120 25 < X < 30 8,0
120 < X < 150 20 < X < 25 7,0
150 < X < 180 15 < X < 20 6,0
180 < X < 210 10 < X < 15 4,6
210 < X < 240 6 < X < 10 3,6
240 < X < 270 3<X< 6 2,4
270 < X < 300 1<X<3 1,2
300 < X 0<X<1 0

11
6. Perputaran Total Aset (TATO)
Rumus :
TATO =

Definisi :
1. Total Pendapatan adalah total pendapatan usaha yang meliputi
seluruh pendapatan operasional setelah dikurangi pengurang
pendapatan operasional ditambah penghasilan non operasional
tetapi tidak termasuk pendapatan hasil penjualan Aset tetap.
2. Capital Employed adalah posisi pada akhir tahun buku Total Aset
dikurangi dengan Aset tetap dalam pelaksanaan.

Skor Penilaian Perputaran Total Aset :


TATO % PERBAIKAN = X BOBOT
(hari)
120 < X 20 < X 10,0
105 < X < 120 15 < X < 20 9,0
90 < X < 105 10 < X < 15 8,0
75 < X < 90 5 < X < 10 7,0
60 < X < 75 0<X< 5 6,0
40 < X < 60 <X< 0 5,0
20 < X < 40 <X< 0 4,0
X < 20 <X< 0 3,0

7. Rasio Total Ekuitas terhadap Total Aset (TAB terhadap TA)


Rumus :
TAB terhadap TA =

Definisi :
1. Total Ekuitas adalah seluruh komponen Ekuitas pada akhir tahun
buku diluar dana-dana yang belum ditetapkan statusnya.
2. Total Aset untuk rasio ini adalah Total Aset dikurangi dengan asset
yang berasal dari dana-dana yang belum ditetapkan statusnya pada
posisi akhir tahun buku yang bersangkutan.

Skor Penilaian Ratio Ekuitas terhadap Total Aset


TAB Terhadap TA (%) = X BOBOT
X<0 0,0
0 < X < 10 8,0
10 < X < 20 12,0
20 < X < 30 14,5
30 < X < 40 20,0
40 < X < 50 18,0
50 < X < 60 17,0
60 < X < 70 16,0
70 < X < 80 15,0
80 < X < 90 14,0
90 < X < 100 13,0

12
8. Penilaian Tingkat Kesehatan Keuangan Rumah Sakit
Dari skor/bobot penilaian atas ratio-ratio keuangan tersebut dapat
diketahui tingkat kinerja/kesehatan keuangan Rumah Sakit, dapat
diperoleh dari hasil penjumlahan nilai riil masing- masing Rasio
keuangan tersebut diatas :

1. SEHAT, yang terdiri dari :


AAA apabila total skor (TS) lebih besar dari 95
-> Sangat Sehat Sekali
AA apabila 80 < TS < 95
-> Sehat Sekali
A apabila 65 < TS < 80
-> Sehat
2. KURANG SEHAT, yang terdiri dari :
BBB apabila 50 < TS < 65
-> Kurang Sehat
BB apabila 40 < TS < 50
-> Kurang Sehat Sekali
B apabila 30 < TS < 40
-> Sangat Kurang Sehat Sekali
3. TIDAK SEHAT, yang terdiri dari :
CCC apabila 20 < TS < 30
-> Tidak Sehat
CC apabila 10 < TS < 20
-> Tidak Sehat Sekali
C apabila 0 < TS < 10
-> Sangat Tidak Sehat Sekali

Ditetapkan di Pamekasan
Pada tanggal 01 Desamber 2022

13

Anda mungkin juga menyukai