Materi PABP
Materi PABP
ٰٓي َاُّيَه ا اَّلِذ ْي َن ٰا َم ُنْٓو ا ِاَذ ا ِقْي َل َلُك ْم َت َفَّس ُحْو ا ِفى اْلَم ٰج ِلِس َفاْف َس ُحْو ا َي ْف َس ِح ُهّٰللا َلُك ْۚم َو ِاَذ ا ِقْي َل اْنُشُز ْو ا
َفاْنُشُز ْو ا َيْر َفِع ُهّٰللا اَّلِذ ْي َن ٰا َم ُنْو ا ِم ْنُك ْۙم َو اَّلِذ ْي َن ُاْو ُتوا اْلِع ْلَم َد َر ٰج ٍۗت َو ُهّٰللا ِبَم ا َت ْع َم ُلْو َن َخ ِبْيٌر
Kandungan QS Al Mujadalah
1. Surah Al Mujadalah ayat 11 menjelaskan adab menghadiri majelis (termasuk majelis ilmu
dan majelis dzikir) yakni berlapang-lapang dan memberikan kelapangan kepada orang lain
agar bisa duduk di majlis itu.
2. Allah akan meninggikan derajat orang yang beriman dan berilmu beberapa derajat, baik di
dunia maupun di akhirat.
Dalam kitab Sunan Ibnu Majah disebutkan hadits tentang kewajiban menuntut ilmu yang
lebih panjang sebagai berikut:
«طلب العلم فريضة على كل: قال رسول هللا صلى هللا عليه وسلم:ع ن أنس بن مالك قال
وواضع العلم عند غير أهله كمقلد الخنازير الجوهر واللؤلؤ والذهب،»مسلم
Dari Anas bin Malik berkata, Rasulullah SAW bersabda: menuntut ilmu fardhu bagi setiap
muslim dan orang yang meletakkan ilmu pada bukan ahlinya sama dengan mengalungkan
babi dengan intan mutiara dan emas.
ٰٓيَاُّيَها اَّلِذ ْيَن ٰا َم ُنوا اْسَتِع ْيُنْو ا ِبالَّصْبِر َو الَّص ٰل وِةۗ ِاَّن َهّٰللا َم َع الّٰص ِبِر ْيَن
Wahai orang-orang yang beriman! Mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan
salat. Sungguh, Allah beserta orang-orang yang sabar.
Isi kandungan surah ali imran ayat 134 adalah menjelaskan tentang ciri-ciri orang yang
bertawa kepada Allah yaitu
1. Orang yang menginfakkan hartanya kepada Allah baik dalam keadaan senang atau
dalam keadaan susah
2. Orang yang dapat dapat menahan amarahnya
3. Orang yang dapat memaafkan orang lain yang berbuat salah kepada dia
Isi kandungan surah an nisa ayat 146 adalah menjelaskan tentang
1. Orang tempatnya di neraka kecuali orang-orang yang bertobat dan memperbaiki diri
dan berpegang teguh pada (agama) Allah
2. Allah memberikan pahala kepada orang-orang yang beriman kepada Allah
Isi kandungan surah al baqarah ayat 153 adalah menjelaskan tentang
1. Dalil untuk meminta pertolongan itu hanya kepada Allah
2. Dalil untuk sabar ketika meminta tolong kepada Allah
3. Dalil tentang sabar ketika melaksanakan shalat
ِاَّن َهللا َال َيْنُظُر ِالَى َاْج َس اِم ُك ْم َو َال ِالَى ُص َو ِر ُك ْم َو ٰل ِكْن َيْنُظُر: َقاَل َر ُسْو ُل ِهللا ص: َع ْن َاِبى ُهَر ْيَر َة رض َقاَل
مسلم. ِالَى ُقُلْو ِبُك ْم
Dari Abu Hurairah RA, ia berkata : Rasulullah SAW pernah bersabda,“Sesungguhnya
Allah tidak melihat (menilai) bentuk tubuhmu dan tidak pula menilai kebagusan wajahmu,
tetapi Allah melihat (menilai) keikhlasan hatimu”. (HR. Muslim)
: عن َر ُسوَل ِهَّللا صّلى هللا عليه وسّلم َقاَل،َع ْن َأِبي ُهَر ْيَر َة رضي هللا عنه
: رواه مسلم. َو َم ا َتَو اَض َع أَح ٌد ِهلل ِإَّال َر َفَع ُه ُهللا، َو َم ا زاَد ُهللا َعْبدًا بَع ْفٍو ِإَّال ِع ّز ًا، َم ا َنَقَص ْت َص َد َقٌة ِم ْن َم اٍل
وغيره
“Dari Abu Hurairah radhiallahu 'anhu, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam
bersabda, 'Tidaklah sedekah itu mengurangi harta, dan tidaklah Allah menambah bagi
seorang hamba dengan pemberian maafnya (kepada saudaranya,) kecuali kemuliaan (di
dunia dan akhirat), serta tidaklah seseorang merendahkan diri karena Allah kecuali Dia
akan meninggikan (derajat)nya (di dunia dan akhirat).'” (HR. Muslim, no. 2588 dan imam-
imam lainnya).
QS Al Furqan ayat 63
َو ِع َباُد ٱلَّرْح َٰم ِن ٱَّلِذ يَن َيْم ُشوَن َع َلى ٱَأْلْر ِض َهْو ًنا َو ِإَذ ا َخ اَطَبُهُم ٱْلَٰج ِهُلوَن َقاُلو۟ا َس َٰل ًم ا
Dan hamba-hamba Tuhan yang Maha Penyayang itu (ialah) orang-orang yang berjalan di
atas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka, mereka
mengucapkan kata-kata (yang mengandung) keselamatan.
Dalam Islam, sikap rendah hati disebut juga tawaduk, yaitu sikap tidak merasa lebih dari
orang lain. Orang yang memiliki sikap rendah hati akan selalu merasa segala kelebihan yang
dimiliki adalah titipan dari Allah SWT, dan tidak patut dibanggakan (disombongkan). Selain
itu, orang yang rendah hati juga selalu menganggap kelebihan yang dimiliki merupakan
sebuah nikmat yang harus disyukuri. Karena dia yakin bahwa nikmat yang disyukuri akan
senantiasa ditambah lagi oleh Allah SWT. Sikap rendah hati dapat menyelamatkan manusia
dari kehancuran, karena rendah hati akan menjauhkan dari sikap sombong. Apabila manusia
tidak memiliki sikap sombong, maka manusia akan terhindar dari siksa Allah SWT di dalam
nereka. Oleh karena itu, sikap sombong harus dihindari oleh setiap muslim.
Q.S Al Isra Ayat 26 – 27
َو َء اِت َذ ا ٱْلُقْر َبٰى َح َّق ۥُه َو ٱْلِمْسِكيَن َو ٱْبَن ٱلَّس ِبيِل َو اَل ُتَبِّذ ْر َتْبِذ يًر ا
ِاَّن اْلُم َبِّذ ِرْيَن َك اُنْٓو ا ِاْخ َو اَن الَّش ٰي ِط ْيِن ۗ َو َك اَن الَّش ْيٰط ُن ِلَرِّبٖه َك ُفْو ًر ا
Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan haknya, kepada orang miskin
dan orang yang dalam perjalanan dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu)
secara boros.
Sesungguhnya orang-orang yang pemboros itu adalah saudara setan dan setan itu sangat
ingkar kepada Tuhannya.
(26)Ayat diatas berisi mengenai perintah agar manusia menginfakkan sebagian hartanya
kepada keluarga terdekat, orang-orang miskin, dan orang-orang dalam perjalanan menuju
kebaikan. Di samping itu, ayat tersebut juga berisikan perintah kepada manusia untuk tidak
bersikap boros dengan menghamburkan-hamburkan hartanya.
Tidak bersikap boros disebut dengan sikap hemat. Hemat dapat diartikan sebagai sikap
berhati-hati dalam membelanjakan harta yang dimiliki, atau sikap yang tidak boros.
Sedangkan boros adalah sikap berlebihan dalam menggunkan harta untuk hal yang tidak
perlu.
(27)Ayat di atas menjelaskan bahwa orang yang boros termasuk saudara setan dan tidak
akan masuk surga. Islam mengajarkan kepada manusia untuk hidup dengan sederhana, yakni
menjaga diri untuk selalu dalam kesederhanaan meskipun memiliki kekayaan atau harta yang
melimpah. Hidup sederhana adalah hidup secara wajar dan secukupnya. Hidup sederhana
merupakan hasil dari penerapan sikap rendah hati dan hemat. Orang yang senantiasa rendah
hati dan hemat dalam menjalani kehidupannya, termasuk dalam golongan orang-orang yang
hidup sedrhana.
Allah SWT melarang manusia untuk berbuat boros, karena boros merupakan sikap yang
berlebihan dan dapat menjerumuskan manusia ke dalam kesombongan. Maka dari itu,
Rasulullah SAW mengajarkan kepada umat Islam untuk tidak berlebihan dalam hal apapun.
Hadist tentang Rendah hati, hemat, dan hidup sederhana
َقاَل َرُسْو ُل ِهللا ﷺ ِإَّن َهّٰللا َأْو َح ىِ إَلَّي َأْن َتَو اَضُعْو ا َح َّتى َال َيْفَخ َر َأَح ٌد: َعْن ِع َياِض ْبِن ِح َم اِر َرِض َي ُهللا َقاَل
)َع َلى َأَح ٍد َو َال َيْبَغى َأَح ٌد َع َلى َأَح ٍد (رواه مسلم
Artinya: “Sesungguhnya Allah swt. Telah mewahyukan kepadaku agar kalian bertawaduk,
sehingga tak seorang pun menyombongkan diri kepada yang lain, atau seseorang tiada
menganiaya kepada yang lainnya.” (HR. Muslim)
{َم ْن َتَو اَض َع ِهلِل َر َفَعُه ُهللا َو َم ْن َتَّك َبَر َو َضَعُه ُهللا: َقاَل الَّنِبُّي َص َّلى ُهللا َع َلْيِه َو َس َّلَم.
Nabi SAW. bersabda, “Siapa yang tawadhu’ karena Allah, maka Allah akan mengangkat
(derajat) nya (di dunia dan akhirat), dan siapa yang sombong maka Allah akan
merendahkannya.” (Hadis ini diriwayatkan oleh imam Ibnu Mandah dan imam Abu Nu’aim
dari sahabat Aus bin Khauli r.a.)
ِإَّن َهَّللا َيْر َض ى َلُك ْم َثَالًثا َو َيْك َرُه َلُك ْم َثَالًثا َفَيْر َض ى َلُك ْم َأْن َتْعُبُدوُه َو َال ُتْش ِرُك وا ِبِه َشْيًئا َو َأْن َتْع َتِص ُم وا ِبَح ْبِل
ِهَّللا َج ِم يًعا َو َال َتَفَّر ُقوا َو َيْك َرُه َلُك ْم ِقيَل َو َقاَل َو َك ْثَر َة الُّس َؤاِل َوِإَض اَع َة اْلَم اِل
“Sesungguhnya Allah meridlai tiga hal bagi kalian dan murka apabila kalian melakukan tiga
hal. Allah ridha jika kalian menyembah-Nya dan tidak mempersekutukan-Nya dengan
sesuatu apapun, dan (Allah ridla) jika kalian berpegang pada tali Allah seluruhnya dan
kalian saling menasehati terhadap para penguasa yang mengatur urusan kalian. Allah
murka jika kalian sibuk dengan desas-desus, banyak mengemukakan pertanyaan yang tidak
berguna serta membuang-buang harta.” (HR. Muslim no.1715)
َقاَل َرُسْو ُل ِهللا َص َّلى ُهللا َع َلْيِه َو َس َّلَم ُك ْل َو اْش َرْب َو اْلَبْس: َعْن َع ْمِروْبِن َش ْعٍب َعْن َأِبْيِه َع ِن َج ِّد ِه َقاَل
)َو َتَص َّدْق ِفى َغ ْيِر َسَر ٍف َو َال َم ِخ ْيَلٍة (أخرجه أبوداود وأحمد
Artinya:Dari Amr bin Sya’ab dari bapaknya dari kakeknya ia berkata: Rasulullah SAW
bersabda: “ makanlah, minumlah, berpakaianlah dan bershadaqahlah dengan tidak
berlebih-lebihan dan menyombongkan diri” (HR. Abu Daud dan Ahmad)
QS An Nahl Ayat 114
َفُك ُلوا ِمَّم ا َر َز َقُك ُم ُهَّللا َح اَل اًل َطِّيًبا َو اْشُك ُروا ِنْع َم َت ِهَّللا ِإْن ُكْنُتْم ِإَّياُه َتْعُبُد وَن
"Maka makanlah yang halal lagi baik dari rezeki yang telah diberikan Allah kepadamu; dan
syukurilah nikmat Allah, jika kamu hanya menyembah ke-pada-Nya."
Kandungan Surah An Nahl
Dikutip dari tafsir yang diterbitkan Kementerian Agama, makanan halal yang dimaksud
dalam An Nahl ayat 114 adalah yang dibenarkan agama untuk dikonsumsi. Ayat ini juga
mengingatkan para muslim makan dari rizki halal yang diberikan Allah SWT.
Senada dengan tafsir Kemenag, Ibnu Katsir dalam tafsirnya juga menjelaskan perintah Allah
agar mengkonsumsi yang halal dan baik dalam An Nahl ayat 14. Perintah berlaku bagi
seluruh hamba Allah SWT.
Umat muslim juga sudah sepatutnya selalu bersyukur kepada Allah SWT. Menurut tafsir Ibnu
Katsir, sesungguhnya Allah SWT yang mengaruniakan nikmat itu kepada manusia.
Dalam ayat ini Allah menyuruh umat Islam untuk mengonsumsi makanan yang halal dan baik
(tayib). Mengonsumsi makanan tidaklah cukup hanya yang halal saja, namun juga harus yang
baik (tayib). Atau yang sering kita kenal dengan istilah halalan tayiban.
Halalnya makanan ditinjau dari dari tiga hal, yaitu halal wujudnya/zatnya, halal cara
memperolehnya dan halal cara pengolahannya. Allah telah menentukan berbagai jenis
makanan yang dihalalkan.
c. Semua jenis makanan yang tidak mendatangkan mudarat, tidak membahayakan kesehatan
tubuh, tidak merusak akal, serta tidak merusak moral dan akidah.
Selain makanan yang halal, kita juga diwajibkan untuk mengonsumsi makanan yang tayib.
Pengertian istilah tayib di ini adalah makanan yang memiliki kandungan gizi dan nutrisi yang
cukup sehingga bermanfaat bagi tubuh.
Di dalam ayat ini, Allah juga memerintahkan kita untuk menyukuri nikmat Allah. Makanan
yang tersebar di atas bumi ini dari jenis hewan dan tanaman yang semuanya merupakan
nikmat Allah swt. yang besar yang seharusnya disyukuri oleh manusia. Satu cara mensyukuri
nikmat Allah swt. ini ialah dengan jalan mengucapkan kata syukur dengan membaca
"Alhamdulillah" sewaktu memanfaatkannya menurut petunjuk Allah dan Rasul Nya
(ِإَّن َهللا َتَع اَلى َطِّيٌب َال َيْقَبُل ِإَّال َطِّيَبًا َو ِإَّن َهللا َأَم َر: َقاَل َر ُسْو ُل ِهللا: َع ْن َأِبْي ُهَر ْيَر َة َر ِض َي ُهللا َتَع اَلى َع ْنُه َقاَل
اآلية: (َيا َأُّيَها الُّر ُسُل ُك ُلْو ا ِم َن الَّطِّيَباِت َو اْع َم ُلْو ا َص اِلحًا) (المؤمنون: الُم ْؤ ِمِنْيَن ِبَم ا َأَم َر ِبِه الُم ْر َسِلْيَن َفَقاَل
ُثَّم َذ َك َر الَّرُج َل ُيِط ْيُل،)172 اآلية: (َيا َأُّيَها اَّلِذ ْيَن آَم ُنْو ا ُك ُلْو ا ِم ْن َطِّيَباِت َم ا َر َز ْقَناُك ْم ) (البقرة: َو َقاَل، )51
َو َم ْلَبُسُه َحَر اٌم، َو َم ْش َر ُبُه َحَر اٌم، َو َم ْط َعُم ُه َح َر اٌم، َيا َر ِّب َيا َر ِّب: الَّس َفَر َأْش َع َث َأْغ َبَر َيُم ُّد َيَد ْيِه ِإَلى الَّس َم اِء
) َو ُغ ِّذ َي ِبالَحَر اِم َفَأَّنى ُيْسَتَج اُب ِلَذ ِلَك
Artinya: Dari Abu Hurairah RA, dia berkata: Rasulullah SAW bersabda: "Sesungguhnya
Allah Maha Baik dan tidak menerima kecuali yang baik. Dan sesungguhnya Allah SWT telah
memerintahkan kepada kaum mukminin dengan sesuatu yang Allah perintahkan pula kepada
para rasul. Maka Allah subhanahu wa ta'ala berfirman: "Wahai para rasul, makanlah dari
makanan yang baik-baik dan kerjakanlah amal shalih." (Al-Mu'minun; 51). Dan Allah SWT
berfirman: "Wahai orang-orang yang beriman, makanlah kalian dari rezeki yang baik-baik
yang telah Kami berikan kepada kalian." (al-Baqarah: 172). Kemudian Rasulullah SAW
menyebutkan seseorang yang melakukan perjalanan panjang dalam keadaan dirinya kusut
dan kotor, dia menengadahkan kedua tangannya ke langit seraya berdoa: "Wahai Rabb-ku,
wahai Rabb-ku," namun makanannya haram, minumannya haram dan pakaiannya haram
dan kenyang dengan sesuatu yang haram, lalu bagaimana mungkin doanya akan
dikabulkan?" (HR Muslim).
Memahami Makna Asmaul Husna
1. Al-Alim artinya Allah Maha Mengetahui. Allah SWT. mengetahui semua yang sedang
terjadi, belum terjadi dan akan terjadi. Allah SWT. mengetahui semua yang terjadi dimuka
bumi ini, kapan, siapa, dimana Allah SWT. akan mengetahuinya.
2. Al-Khabir artinya Allah Maha Teliti atau Waspada. Allah SWT. sangat mengetahui hal-
hal yang tersembunyi sekalipun sulit untuk dilihat oleh mata manusia.
3. As-Sami artinya Allah Maha Mendengar. Allah SWT. mampu mendengar apapun yang
manusia ucapkan walaupun hanya didalam hati saja.
4. Al-Basir artinya Allah Maha Melihat. Allah SWT. mampu melihat apapun yang kita
kerjakan, dimanapun dan kapanpun itu.
Iman kepada Malaikat
Iman kepada malaikat termasuk rukun iman. Malaikat adalah makhluk Allah Swt. yang
diciptakan dari nur Ilahi (cahaya Allah Swt.). Mereka bertugas untuk mengurusi berbagai
urusan yang diperintah oleh-Nya. Iman kepada malaikat berarti mengakui keberadaan mereka
yang selalu taat kepada Allah Swt. Allah Swt. telah menciptakan berbagai makhluk dengan
keadaan dan bentuk yang beragam. Malaikat diciptakan untuk mengabdi kepada-Nya.
Mereka tidak pernah membangkang dan tidak pula merasa letih. Allah Swt.
mengisyaratkannya dalam Q.S. al-Anbiya/21:19
ۚ َو َلٗه َم ْن ِفى الَّسٰم ٰو ِت َو اَاْلْر ِۗض َو َم ْن ِع ْنَدٗه اَل َيْسَتْك ِبُرْو َن َع ْن ِعَباَد ِتٖه َو اَل َيْسَتْح ِس ُرْو َن
Dan milik-Nya siapa yang di langit dan di bumi. Dan (malaikat-malaikat) yang di sisi-Nya,
tidak mempunyai rasa angkuh untuk menyembah-Nya dan tidak (pula) merasa letih.
Ayat di atas menjelaskan bahwa malaikat adalah makhluk Allah Swt. yang taat dalam
melaksanakan tugas. Mereka yakin bahwa Allah Swt. senantiasa mengetahui apa yang sedang
dan akan dikerjakan. Malaikat sepenuhnya percaya tidak ada satu pun yang luput dari
pengetahuan dan pengawasan Allah Swt.
Iman Kepada Kitab Allah
Iman Kepada Kitab-Kitab Allāh Adalah Memercayai Dan Meyakini Dengan Sepenuh Hati
Bahwa Allāh Menurunkan Wahyu Kepada Pada Rasūl Nya Berupa Kitab-Kitab Untuk
Pedoman Hidup Umatnya.
Cara Beriman kepada Kitab-Kitab Allāh
a. Cara beriman kepada kitab-kitab sebelum al Qurān:
Meyakini bahwa kitab-kitab itu (Zabūr, Taurāt, Injil) adalah benar-benar
wahyu Allāh, bukan buatan para Rasūl.
Meyakini bahwa isi kitab-kitab itu benar.
b. Cara beriman kepada al Qurān:
Meyakini bahwa al Qurān itu benar-benar wahyu Allāh, bukan karangan Nabi
Muhammad SAW.
Meyakini bahwa isi al Qurān itu benar dan tidak ragu sedikitpun.
Mempelajari, memahami, dan menghayati isi al Qurān.
Iman Kepada Rasul – Penerapan
Iman kepada Rasul adalah memercayai dan meyakini bahwa Allah SWT mengirimkan
seseorang kepada setiap umat untuk menyeru agar beribadah kepada satu-satunya tuhan,
yakni Allah SWT.
Cara beriman Kepada Rasul
1. Mengikuti ajarannya
Rasul diutus oleh Allah SWT untuk menyampaikan wahyu kepada manusia.
Sehingga, pada hakekatnya mengikuti ajaran Rasul sama dengan mengikuti ajaran Allah
SWT.
2. Tidak membeda-bedakan Rasul
Pada hakekatnya semua Rasul adalah sama. Rasul merupakan sama-sama utusan Allah SWT.
Sehingga, tidak boleh membeda-bedakan antara Rasul yang satu dengan yang lain.
3. Meneladani perilaku para Rasul dalam kehidupan sehari-hari
Kita harus meneladani perilaku para Rasul dalam kehidupan sehari-hari sebagai contoh dan
panutan.
Ketentuan Shalat Berjamaah
Shalat berjama’ah adalah shalat yang dilakukan oleh dua orang atau lebih secara bersama-
sama, seorang menjadi imam dan yang lainnya menjadi makmum.
Kebalikan sholat jamaah adalah shalat munfarid, yaitu shalat yang dilakukan sendirian, tidak
ada imam dan tidak ada makmum.
Hukum shalat berjama’ah adalah sunnah muakkad artinya sangat dianjurkan.
Syarat shalat Jamaah:
Syarat dalam shalat jamaah adalah adanya satu orang yang berperan sebagai imam, dan yang
lainnya sebagai makmum.
Syarat utama menjadi imam:
orang yang lebih mempunyai banyak hafalan al-Quran
bacaan al-Quran nya lebih baik,
imam harus laki-laki, kecuali jika semuanya perempuan.
Syarat menjadi makmum:
niat menjadi makmum,
berada satu tempat dengan imam,
tidak boleh baris sejajar dengan imam
Ketentuan shaf (barisan) ketika shalat berjamaah
Pada prinsipnya posisi makmum tidak boleh lebih depan daripada imam. Jadi, imam berada
di baris yang paling depan.
Ketentuannya lebih detilnya diatur sebagai berikut:
1. Apabila makmum hanya satu orang, maka ia berdiri disebelah kanan imam agak ke
belakang.
2. Apabila makmum terdiri dari dua orang laki-laki, maka ia berdiri di sebelah kanan dan kiri
imam agak ke belakang.
3. Apabila makmum terdiri dari laki-laki dan perempuan, maka shaf laki-laki berdiri di saf
paling depan.
Makmum perempuan di belakang shaf laki-laki agak jauh jaraknya. Hal ini dimaksudkan
untuk memberi tempat apabila ada jamah laki-laki yang datang terlambat.
4. Makmum terdiri dari laki-laki dan perempuan dewasa, anak-anak laki-laki dan perempan.
Posisi imam dan makmum sama dengan point 3, hanya saja anak laki-laki berada di belakang
makmum laki-laki dewasa.
Sedangkan anak-anak perempuan berdiri di belakang makmum perempuan dewasa.
Salat jamak qasar adalah mengerjakan dua salat fardu dalam satu waktu sekaligus meringkas
rakaatnya yang empat menjadi dua saja. Contohnya adalah salat zuhur dua rakaat dan asar
dua rakaat dikerjakan dalam waktu zuhur atau asar. Hukum salat jamak qasar adalah boleh.
Salat jamak qasar terbagi atas dua macam, yaitu
Qasar Jamak Takdim. Contohnya adalah salat asar dua rakaat
dikerjakan pada waktu zuhur bersama dengan salat zuhur dua rakaat
Qasar Jamak Takhir. Contohnya adalah salat zuhur dan asar
masingmasing dua rakaat dikerjakan pada waktu asar.
Ketentuan Shalat Qashar
Salat yang diqashar adalah salat 4 rakaat, yaitu salat Zuhur, Asar dan Isya. Jika ingin
mengqasar salat karena dalam perjalanan, maka tujuan perjalanannya harus jelas.
Dalam hal ini, tidak boleh mengqasar salat bagi orang yang tak punya tujuan safar
yang jelas.
Perjalanannya dalam rangka hal mubah (misalnya, untuk niaga atau silaturahmi),
bukan perjalanan maksiat (misalnya, bepergian untuk tujuan zina).
Perjalanannya mencapai 2 marhalah, yaitu kurang lebih 82 km.
Telah melewati batas desa.
Mengetahui hukum diperbolehkannya qashar salat, sehingga tidak sah qasharnya
orang yang tidak mengetahui hukum qashar.
Masih ada dalam status perjalanan hingga salat selesai.
Niat melakukan salat qashar ketika takbiratul ihram.
Menjaga hal-hal yang berlawanan dengan niat qashar saat salat, seperti niat untuk
mukim, ragu-ragu dalam kebolehan qashar atau niat mukim di tengah-tengah salat.
Tidak bermakmum kepada orang yang menyempurnakan salat (4 rakaat)
Macam macam shalat sunnah berjamaah
\
Ketentuan Shalat Munfarid
1. Suci
Seorang Muslim harus melaksanakan shalat dalam keadaan suci fisik, suci pakaian, dan suci
tempat dari hadast. Tidak sah shalat seorang Muslim apabila berhadast, baik hadast itu kecil
maupun besar.
Ketentuan tersebut didasarkan sabda Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan oleh Imam
Tirmidzi. Berikut bunyi haditsnya: “Tidak ada sholat yang bisa diterima tanpa bersuci.” (HR.
Tirmidzi).
2. Mengetahui masuknya waktu shalat
Untuk mengetahui masuknya waktu shalat, umat Muslim bisa melakukan tiga acara, yakni
ilmu yang meyakinkan, ijtihad, dan taklid. Apabila belum waktu masuknya shalat, seorang
Muslim dilarang melakukan shalat.
Sementara menurut Ust. Abdul Kadir Nuhuyanan dalam buku Panduan Shalat Lengkah &
Praktis Sesuai Petunjuk Rasulullah SAW, syarat sah shalat munfarid, yakni:
Muslim
Suci dari hadats dan najis
Menutup aurat
Masuk waktu shalat
Menghadap kiblat
Mengetahui semua yang fardhu dan yang sunah
Meninggalkan semua yang membatalkan shalat, seperti makan dan minum, berbicara,
berpindah tempat tanpa alasan syar'i dan sebagainya.
Ketentuan Sujud Syukur, Syahwi, dan sujud tilawah
Sujud syukur adalah bersujud karena mendapat nikmat atau selamat dari bencana. Sujud
sahwi adalah sujud yang dilakukan karena melakukan kesalahan atau lupa dalam shalat.
Sedangkan sujud tilawah adalah sujud yang dilakukan karena mendengar atau
membaca ayat ayat sajdah.
Ketentuan Sujud Syukur
1. Sujud dilakukan sekali dan menghadap kearah kiblat
2. bertakbir kemudian melakukan sujud
3. bacaan doa sujud syukur sama seperti bacaan sujud saat shalat (boleh ditambah doa
yang lain) Subhaanallohi walhamdulillaahi walaa ilaaha illalloohu walloohuakbar,
walaa haula walaa quwwata illaa billaahil 'aliyyil 'azhiim.
4. duduk iftirassy sambil bertakbir (tanpa membaca tasyahud)
5. tertib
Ilmu Kimia
Perkembangan ilmu kimia ditandai dengan munculnya beberapa ahli kimia seperti Abu al-
Qasim Abbas ibn Farnas dan As-Sibai. Ilmu Fisika Salah satu ahli fisika dari Bani Umayyah
adalah Ibnu Bajjah, yang mengatakan bahwa selalu ada reaksi pada setiap aksi. Teori ini
sangat berpengaruh pada fisikawan setelahnya, termasuk Newton dan Galileo. Selain itu,
Ibnu Bajjah juga sangat berjasa dalam mengembangkan psikologi Islam.
Ilmu Astronomi
Para ilmuwan muslim sangat memerhatikan ilmu astronomi karena ilmu ini berhubungan
dengan pelaksanaan beberapa ibadah, seperti waktu salat, penentuan arah kiblat, penetapan
hisab, serta penentuan awal dan akhir Ramadan.
Salah seorang ilmuwan dalam bidang astronomi adalah Abu Ishaq az-Zarqali dari Toledo,
Spanyol. Kontribusinya yang terkenal adalah menciptakan peralatan astronomi dan Tabel
Toledo.
Ilmu Sejarah
Pada masa Daulah Umayyah, banyak sejarawan muslim menulis kitab sejarah. Beberapa ahli
sejarah dan karyanya pada periode ini antara lain.
Ali Ibnu Hazm, yang menulis 400 judul buku Abu Bakar Muhammad bin Umar,
dengan karyanya yang berjudul Tarikh Ifititah al-Andalus
Hayyan bin Khallaf dengan karyanya yang berjudul al-Muqtabis fi Tarikh Rija al
Andalus dan
Al-Matin Abu Marwan Abdul Malik bin Habib dengan karyanya at Tarikh
4. Teori Cina,
bahwa proses kedatangan Islam ke Indonesia (khususnya di Jawa) berasal dari para perantau
Cina. Orang Cina telah berhubungan dengan masyarakat Indonesia jauh sebelum Islam
dikenal di Indonesia. Pada masa Hindu-Buddha, etnis Cina atau Tiongkok telah berbaur
dengan penduduk Indonesia terutama melalui kontak dagang. Bahkan, ajaran Islam telah
sampai di Cina pada abad ke-7 M, masa di mana agama ini baru berkembang. Sumanto Al
Qurtuby dalam bukunya Arus Cina-Islam-Jawa menyatakan, menurut kronik masa Dinasti
Tang (618-960) di daerah Kanton, Zhang-zhao, Quanzhou, dam pesisir Cina bagian selatan,
telah terdapat sejumlah pemukiman Islam. Menurut sejumlah sumber lokal tersebut ditulis
bahwa raja Islam pertama di Jawa, yakni Raden Patah dari Bintoro Demak, merupakan
keturunan Cina. Ibunya disebutkan berasal dari Campa. Bukti-bukti lainnya adalah masjid-
masjid tua yang bernilai arsitektur Tiongkok yang didirikan oleh komunitas Cina di berbagai
tempat, terutama di Pulau Jawa. Pelabuhan penting sepanjang pada abad ke-15 seperti Gresik,
misalnya, menurut catatan-catatan Cina, diduduki pertama-tama oleh para pelaut dan
pedagang Cina.
5. Semua teori di atas masing-masing memiliki kelemahan dan kelebihan tersendiri. Tidak
ada kemutlakan dan kepastian yang jelas dalam masingmasing teori tersebut. Meminjam
istilah Azyumardi Azra, sesungguhnya kedatangan Islam ke Indonesia datang dalam
kompleksitas; artinya tidak berasal dari satu tempat, peran kelompok tunggal, dan tidak
dalam waktu yang bersamaan
Islam pertama kali memasuki wilayah di Indonesia pada abad ke-7. Bukti sejarah masuknya
agama Islam di Indonesia dimulai pada abad ke-7 Masehi ditunjukkan oleh berita China dari
zaman Dinasti Tang. Catatan tersebut menerangkan bahwa pada 674 M, di pantai barat
Sumatera telah terdapat perkampungan bernama Barus atau Fansur, yang dihuni oleh orang-
orang Arab yang memeluk Islam. Hal ini juga didukung oleh keterangan para pedagang
Muslim Arab dan Persia, yang telah memiliki hubungan dagang dengan Kerajaan Sriwijaya
di Palembang. Sangat mungkin bahwa melalui kontak bisnis, terjadi pula kontak budaya dan
agama antara masyarakat lokal dengan pedagang Muslim.
Meski Islam masuk ke Indonesia pada abad ke-7, penyebarannya baru terjadi pada sekitar
abad ke-12. Pada awalnya, Islam diperkenalkan melalui para pedagang Muslim Arab. Setelah
itu, lewat aktivitas dakwah yang dilakukan para ulama. Bukti yang memperkuat dugaan
bahwa Islam mulai berkembang di Pulau Jawa pada abad ke-11 adalah ditemukannya nisan
Fatimah binti Maimun di Leran, Gresik, yang berangka tahun 1082 M. Selain itu, terdapat
jirat atau batu nisan khas Gujarat di nisan makam Maulana Malik Ibrahim di Gresik. Di
daerah Jawa lainnya, terdapat jirat yang dibuat pada masa Kerajaan Majapahit, yaitu di
Troloyo dan Trowulan.