Anda di halaman 1dari 6

PERTEMUAN KE 16

METODE PENYELIDIKAN

A. TUJUAN BELAJAR

1. Mahasiswa dapat menjelaskan tentang Teori Penyelidikan

2. Mahasiswa dapat mendeskripsikan tentang Kegunaan Penyelidikan

3. Mahasiswa dapat memahami tentang Unsur-Unsur Penyelidikan

4. Mahasiswa dapat menunjukkan sikap tentang Manfaat Penyelidikan

B. URAIAN MATERI

Macam-macam Metode penyeidikan yang dipakai dalam Ilmu Negara :

1. Metode Deduksi

Yaitu suatu metode berdasarkan proses penyelidikian atas asas-asas yang

bersifat umum yang dipergunakan untuk menerangkan peristiwa-peristiwa

khusus (tertentu) atau penjelasan-penjelasan teoritis yang bersifat umum

terhadap fakta-fakta yang bersifat konkret.

2. Metode Induksi

Yaitu suatu metode yang merupakan kesimpulan-kesimpulan umum yang

diperoleh berdasarkan proses pemikiran setelah mempelajari peristiwa-


peristiwa khusus atau peristiwa-peristiwa yang konkret.

3. Metode Dialektis (dialectische methode)

Yaitu suatu metode "tanya jawab" atau "dialog", proses penyelidikan

dilakukan dengan cara tanya jawab untuk mencoba mencari pengertian-

pengertian tertentu.

Metode Dialektis ini terkenal setelah digunakan oleh Georg Willhelm

Friedrich Hegel (1770- 1830) seorang guru besar dalam ilmu filsafat di

Universitas Berlin dengan buku-bukunya Grundlinien der Philosophie des

Rechts, Wissenschaft der Logik, Phenomenologie des Geites, Encyclopaedie

der philosophischen Wissenschaften. Dengan cara bekerja yang dialektis itu

timbulah tiga macam unsur, yaitu:

1. These = tesis

Yaitu merupakan suatu dalil atau stelling

2. Antithese = antitesis

Yaitu merupakan suatu serangan terhadap dalil tadi dari pihak yang

berlainan pendapatnya, dan

3. Synthese = sintesis

Yaitu merupakan jalan tengah, sebab dengan adanya perlawanan antara

these dan antithese karena itu perlulah dicari penyelesaian untuk


mempertemukan pendapat-pendapat yang berlainan itu melalui jalan tengah

sehingga tercapailah keharmonisan atau suatu perpaduan antara these dan

antithese.

4. Metode Filosofis

Yaitu suatu metode yang dalam proses penyelidikannya meninjau serta

membahas objek penyelidikannya secara abstrak-idiil. Ide abstrak itu,

sifatnya khayal dan lepas atau melampaui kenyataan (transcendental).

Kemudian disusunlah suatu deduksi tentang gejala-gejala yang diselidiki dan

dihubungkannya dengan objek.

5. Metode Perbandingan (methode van vergelijking)

Yaitu suatu metode dengan mengadakan perbandingan di antara kedua objek

penyelidikan atau lebih, untuk menambah dan memperdalam pengetahuan

tentang objek-objek yang diselidiki. Jadi di dalam perbandingan ini terdapat

bahwa objek yang hendak diperbandingkan itu sudah diketahui sebelumnya,

akan tetapi pengetahuan ini belum tegas serta jelas. Oleh karena

perbandingan itu harus diadakan terhadap dua objek penyelidikan atau lebih

yang memuat baik persamaan-persamaan maupun perbedaan-perbedaan

yang ada, maka persamaan itulah yang memperlihatkan hakikat sebenarnya,


dari objek-objek yang dibandingkan itu.

Biasanya metode perbandingan itu didasarkan kepada metode-metode

deskripsi (perlukisan), analisis (penguraian), teori (perumusan dan

konkretisasi ide-ide yang abstrak), dan evaluasi (penilaian). Maka karenanya

bersifat induktip-deduktip.

6. Metode Sejarah (methode van historische beschouwing)

Yaitu suatu metode yang didasarkan terhadap analisis dari kenyataan-

kenyataan sejarah, yaitu ditinjau pertumbuhan dan perkembangannya, sebab

akibatnya sebagaimana terwujud dalam sejarah dan dari penyelidikan

disusun asas-asas umum yang dapat dipergunakan. Selanjutnya metode ini

selalu digandengkan dengan metode deskriptif, analisis, dan perbandingan.

7. Metode Sistematik (methode van systematisering)

Yaitu suatu metode yang berdasarkan secara menghimpun bahan-bahan

yang sudah tersedia, terhadap bahan-bahan itu dilakukan pelukisan,

penguraian, dan penilaian kemudian dilakukan klasifikasi atau rubricering ke

dalam golongan-golongan di dalam suatu sistematik. Sistematik berarti suatu

samen hangende eenheid yaitu suatu kesatuan, masing-masing bagian tidak

simpang siur akan tetapi selalu berhubungan satu dengan yang lainnya, pun
di dalamnya tidak ada pertentangan dan dicakup dalam satu rangka.

8. Metode Hukum (Juridische atau Legalistische Methode)

Yaitu suatu metode yang di dalam proses penyelidikannya meninjau serta

membahas suatu objek penyelidikan dengan menitikberatkan kepada segi-

segi yuridis, sehingga faktor-faktor yang bersifat nonyuridis

dikesampingkan.

9. Metode Sinkretis (Syscretisme atau Syncretismus)

Yaitu metode yang di dalam proses penyelidikannya meninjau serta

membahas objek penyelidikannya dengan cara menggabungkan faktor-

faktor baik yang bersifat yuridis maupun nonyuridis.

10. Metode Fungsional. (Funktionele Methode)

Yaitu suatu metode yang dalam proses penyelidikannya meninjau serta

membahas objek penyelidikannya dengan menggandengkan dengan baik

gejala-gejala dalam dunia ini masing-masing tidak terlepas satu sama

lainnya, melainkan terdapat hubungan yang timbal balik atau

interdependent.
C. LATIHAN/TUGAS

D. REFERENSI

Abu Daud Busroh. (1990). Aksara Ilmu Negara. Jakarta: Bumi

Budiyanto. (2000). Dasar-dasar Ilmu Tata Negara untuk SMU. Jakarta: Erlangga.

C.S.T Kansil. (2001). Ilmu Negara (Umum dan Indonesia). Jakarta: Pradnya

Paramita

Miriam Budiarjo. (1995). Dasar-Dasar Ilmu Politik. Jakarta: Gramedia.

Moh. Kusnardi dan Bintan Saragih. (1998). Ilmu Negara. Jakarta: Mega Media

Pratama.

M.Solly Lubis. (1998). Ilmu Negara. Bandung: Penerbit Alumni.

Anda mungkin juga menyukai