Anda di halaman 1dari 2

Diskusi 7 Perekonomian Indonesia

Silakan rekan-rekan mahasiswa berdiskusi dalam forum diskusi 7 ini, dengan salah satu topik
berikut.

Bagaimana kesiapan ekonomi Indonesia dalam menghadapi globalisasi?

Apakah pandemi seperti ini dapat menyebabkan krisis dalam ilmu ekonomi?

Jawab:
Izin menanggapi:
Fenomena globalisasi tidak bisa dihindari lagi oleh masyarakat dunia. Namun, hasil kajian
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menunjukkan Indonesia ternyata belum siap
menghadapi fenomena tersebut, terutama di bidang ekonomi. Hal ini mengemuka pada
seminar Indeks Kesiapan Masyarakat dalam Merespons Global Village , di LIPI Jakarta.
Dalam paparannya, Prof. Dr. Iskandar Zulkarnain mengungkapkan, globalisasi diyakini
menjadi faktor pengungkit dalam membangun tata kelola pemerintahan, praktek demokrasi,
aktivitas ekonomi, dinamika sosial dan interaksi budaya. Pudarnya batasan budaya dan
interaksi masyarakat menciptakan suasana borderlessworld yang merupakan situasi hilangnya
batas-batas sosial. (sumber: lipi.go.id)

LIPI telah melakukan survei dengan jumlah responden sebanyak 4.561 orang di tiga daerah
untuk mengukur Indeks Kesiapan Masyarakat (IKM). Tiga daerah tersebut yaitu provinsi
Sumatera Barat, Daerah Istimewa Yogyakarta, dan Sulawesi Selatan. Hasil survei
menunjukkan angka absolut IKM dari ketiga provinsi sebesar 51,25 dari angka minimum
26,77 dan maksimum 82,20 dari skala 1-100. Hasil surveu cukup mengejutkan, masyarakat di
tiga provinsi tersebut masih relatif belum siap dalam menghadapi fenomena globalisasi,
terutama dalam bidang ekonomi (sumber: lipi.go.id)

Dalam BMP Perekonomian Indonesia disebutkan bahwa Indonesia tidak memiliki daya saing
nasional di tengan pasar global karena praktik kolusi, korupsi dan nepotisme yang terjadi di
seluruh bidang kehidupan terutama pada bidang ekonimi. Indonesia umumnya memiliki daya
saing atas produk-produk primer atau industri karena ditopang input yang murah seperti
produk-produk yang bersifat padat karya karena upah buruh murah. Dengan kondisi seperti
itu pastinya sulit bagi Indonesia menembus pasar global (sumber: BMP ESOA4314 hal 9.7).

Jangankan menghadapi globalisasi ekonomi, menghadapi perdagangan bebas dengan cina


pun Indonesia sudah kelabakan. Erwin Aksa sebagaimana dikutip oleh Sumiati dalam
https://www.topbusiness.id/ menegaskan pentingnya belajar dari kegagalan Indonesia ketika
berdagang dengan China. Kesalahan terbesar Indonesia adalah Indonesia tidak pernah belajar
dari sejarah. Enam tahun sebelum perdagangan bebas dengan China diberlakukan, Indonesia
tidak mempersiapkan diri dengan baik dan bahkan tampak santai menghadapinya dan
Indonesia hanya ikut arus dan mengalir begitu saja. Sedangkan China telah bekerja keras
membangun daya saingnya sehingga ketika memasuki perdagangan bebas, otot-otot bisnisnya
sudah kuat. Dan Indonesia terkaget-kaget dalam menghadapinya karena ternyata daerah
Glodok, Kemayoran, Tanah Abang, Cipulir diserbu produk-produk China. Kala itu Indonesia
hanya mengandalkan ekspor sumber daya alam. Padahal sebelum perdagangan bebas dimulai
Indonesia telah mengekspor sumber daya alam karena menjadi kebutuhan dasar industri
disana. Dalam hal daya saing Indonesia saat ini masih kalah dengan negara-negara tetangga
seperti Malaysia dan Thailand (sumber : https://www.topbusiness.id/)

Berdasarkan data dan fakta tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa ekonomi Indonesia
masih belum siap menghadapi globalisasi.

Sumber :
Edy Suandi Hamid, 2020. Perekonomian Indonesia (BMP ESPA4314). Tanggerang :
Universitas Terbuka
https://www.topbusiness.id/17046/kesiapan-indonesia-menghadapi-masyarakat-ekonomi-
asean.html
http://lipi.go.id/berita/masyarakat-indonesia-belum-siap-hadapi-globalisasi

Anda mungkin juga menyukai