Npm :23430084
DAKWAH ISLAM
Pesantren Plus Pusat Kajian
Pesantren yang santrinya para mahasiswa dan alumnus SI; yang getol mengembangkan
penelitian dan kajian kajian keagamaan.
Pesantren yang satu ini tidak hanya kuat dalam tradisi keilmuannya, melainkan unik
dalm hal lainnya. Mengapa unik? Pesantren yang didirikan Gus Dur --panggilan akrab KH
Abdurrahman Wahid-- ini dihuni para santri yang notabene para mahasiswa (atau lulusan
S1) yang eksis dan getol mengem- bangkan penelitian, kajian serta diskusi ilmu-ilmu agama
dan umum. Lebih dari itu santri memiliki ruang gerak untuk mewarnai tema-tema penilitian
dan kajian.
Tak salah, jika Muhammad -mantan lurah Pesantren Ciganjur periode lalu
mengungkapkan, "Tak jarang, setiap lurah pondok memiliki visi dan misi yang bisa lain dari
lurah sebelumnya. Karena lurah bisa mengajukan tema kajian.
Nuu Waar (nama Irian pertama: Nuu berarti cahaya dan Waar itu menyimpan rahasia
alam) meru- pakan daerah yang menyimpan sumber daya alam yang luar biasa. Berba- gai
hasil tambang, seperti nikel, emas, dan perak ada di sana. Sayangnya, hasil bumi it dinikmati
oleh orang lain, bukan warga aslinya. Mereka tetap miskin dan terting- gal Sebagian besar
masyarakatnya masih tetap tanpa busana karena menganggap berpakaian koteka adalah
budaya.
Sungguh ironis, tatkala orang lain me- nikmati kekayaan alam yang tak terhingga di
bumi Nuu Waar, penduduk asli-yang seharusnya hidup berkecukupan dari hasil burninya-
justru masih banyak yang hidup secara nomaden (berpindah-pindah) serta masih banyak
yang jauh dari peradaban.
“Ini jelas suatu kebodohan. Jika kita tidak mampu keluar dari permasalahan itu,
mustahil generasi penerus Nuu Waar mampu mengolah kekayaan alam yang dianugerahkan
Tuhan kepada daerah tersebut,” kata Ust. Fadzlan Garamatan, Ketua Jenderal AFKN, kepada
Hidayah di Markas AFKN Bekasi, J. Anyelir Barat I Blok J4 No. 10- Pondok Hijau Permai –
Pengasinan Rawa Lumbu-Bekasi.
Parahnya lagi, pembodohan itu ternyata sengaja dipelihara. Dengan alasan meles-
tarikan budaya, masyarakat Nuu Waar yang ada di pedalaman diajarkan agar tetap
menggunakan koteka dan mandi dengan lemak babi. Tak cuma itu, realitanya, dimana pun
budaya Nuu Waar diperkenalkan, baik dalam atau luar negeri, budaya koteka se- lalu
ditampilkan.
Bebarapa alasan inilah yang mela- tarbelakangi berdirinya Yayasan Al-Fatih Kaaffah
Nusantara (AFKN) pada tahun 1980 di Nuu Waar, tepatnya di Desa Patipi Pulau Kecamatan
Kokas Kabupaten Fakfak yang diprakarsai oleh Machmud bin Abu Bakar ibnu Husein ibnu
Puar bin Suar Garamatan Lembaga ini fokus pada ak- tivitas sosial, dakwah, dan
pengembangan masyarakat Nuu War. Jargon yang diusung AFKN adalah mencerahkan,
mencerdaskan, memberdayakan, mengkaryakan, memban- gun dan peduli umat.
Masjid Al-Falak di Pagentongan, Loji, Bogor Barat merupakan salah satu masjid tua di
Bogor. Sejak berdiri, tahun 1901, hingga sekarang, usia masjid ini sudah sekitar 108 tahun
(seabad lebih). Masjid Al-Falak merupakan jejak pen- inggalan Syekh Falak, seorang ulama
besar di masa itu. Letaknya nyaris tak ter- lihat oleh pandangan publik. Di samping jauh dari
jalan utama, posisinya diapit oleh rumah-rumah penduduk. Pada saat yang sama, di sebelah
kiri masjid terdapat tanah pemakaman warga. Namun begitu, untuk menuju lokasi ini, kita
disuguhkan panorama alam pedesaan yang bersih, nyaman dan ramah.
Nama asli KH. Falak sendiri adalah KH. Tubagus Muhammad bin Tubagus Abas. la
lahir di Pondok Pesantren Tabi Banten, pada 1842 Masehi. Se jak kecil, beliau diasuh dan
dibimbing oleh ayahandanya, KH. TB Abas dan ibundanya Ratu Kuraisin. Nama Syekh Falak
sejak kecil sebenarnya Tubagus Muhammad Sedangkan gelar falak itu sendiri diberikan oleh
Syekh Sayyid Afandi Turqi.
Ayahnya dikenal sebagai seorang ulama besar di Banten. Ia seorang pendiri dan
pemimpin Pondok Pesantren Sabi dimana hampir separuh usianya dihabiskan untuk
mendidik santri-santrinya. Dari beliaulah kali Syekh Falak mendapat pen- didikan baca tulis
al-Qur'an, tasawuf dan terutama pemantapan akidah Islam. karena cintanya kepada ilmu, di
usianya yang masih muda, KH. Falak sem- pat mengembara selama 15 tahun untuk menggali
dan menuntut ilmu ke beberapa ulama besar yang ada di daerah Banten dan Cirebon.
KH. Falak merupakan keturunan kelu- arga besar kes- ultanan Banten. Bahkan,
merujuk ke silsilah keluar- ganya, beliau ter- masuk keturunan salah seorang walisongo yang
bernama Syarif Hidayatullah atau Sunan Gu- nung Djati.
Pada tahun 1857, KH. Falak diberangkatkan oleh ayahnya ke Mekkah. Selama di sana,
beliau beguru kepada Syekh Nawawi Al-Bantani, Syekh Abdul Karim, Syekh Sayyid Afandi
Turqi dan beberapa ulama besar lainnya yang ada di Jazirah Arab. Dari Syekh Nawawi, beliau
mendapatkan kedala- man ilmu hadits; dari Syekh Sayyid Afandi ia mendapatkan ilmu khasaf
dan falak, dan dari Syekh Karim, ia mendapatkan kedala- man ilmu tarekat dan tasawuf.
Pada tahun 1878, KH. Falak kembali ke tanah air, di Pandeglang, Banten. Selama be-
berapa saat dia dipercaya untuk memimpin Pesantren Sabi yang ditinggalkan oleh ayahnya.
Semasa hidup- nya, KH. Falak dike- nal sebagai seorang ulama karismatik yang
memiliki keda- laman ilmu dan pen- garuh yang sangat luas. Beliau menjadi salah satu pusat
kun- jungan berbagai ka- masyarakat, termasuk ulama dan umara (pemerin- tah). Konon,
mantan Presiden pertama RI, Soekarno, pun se- cara khusus pernah berkunjung ke sana.
Renovasi Total
Masjid Al-Falak sebagai salah satu warisan berharga dari Syekh Falak telah lama menjadi
media dakwah di masyarakat Pagentongan.
Menurut KH. Qomar, ada beberapa alasan kenapa masjid ini harus direnovasi total.
Pertama, bangunan fisik masjid yang tampak usang dan karatan. Jika dibiarkan, kondisi majid
seperti ini akan berbahaya untuk jamaah. "Beberapa bagian atap majid sudah pada bocor,"
tegas lelaki yang juga staf pengajar di Pesantren Al-Falak ini.
Kedua, agar masjid baru nanti terlihat lebih nyaman, kokoh dan indah dipandang Efek
dari renovasi total ini, menurut KH. Qo mar, tidak lain supaya masjid menjadi lebih nyaman
saat dipakai jamaah, juga lebih kokoh untuk tahun-tahun ke depan Lainnya agar masjid
tampak indah dipandang mata Karena itu, dalam renovasi masjid kali ini tidak tanggung-
tanggung dibuat semegah mungkin. "Biaya yang dibutuhkan sekitar 2milyar," ujar lelaki
berusia 50-an tahun ini.
memperluas area masjid, bangunan 'masjid juga rencananya ditingkatkan.
Rencananya, luas bangunan atas adalah 143.90 meter dan luas bangunan lantai bawah
adalah 543.50 meter. Luas halaman diperkirakan 343.00 meter dan luas taman diper- kirakan
51.50 meter.
Di depan masjid, nan- ti akan dibangun sebuah bangunan untuk sekretariat masjid,
aula serba guna dan aula IRMA (Ikatan Remaja Masjid). Dari semua bangunan masjid yang
direnovasi, tampaknya yang akan dipertahankan utuh hanyalah menara masjid yang
menjulang cukup tinggi.
Setelah panitia dibentuk, penggalangan dana dimulai. Dalam rentang waktu dua bu-
lan, dana terkumpul sekitar Rp. 60 juta. Setelah terkumpul dana sebesar itu, maka dimu-
lailah renovasi. "Meski dana awal hanya segini, tapi kami yakin bahwa pembangunan akan
berjalan sesuai ren-cana," ujar KH.Qomar Sistem renovasi tidak berbentuk pugar langsung.
Artinya, meski nantinya dipugar total, namun bangunan masjid dipu- gar secara bertahap.
Jadi, pemugaran dan pembangunan dilakukan secara beriringan Semoga saja, pasca renovasi
kelak masjid ini kian semarak sebagai tempat ibadah dan berdakwah. Amin. H
Dua tahun kemudian, Yunus mulai mengembangkan program kredit mikro tanpa
agunan untuk kaum papa yang tidak dapat mengakses pinjaman bank. Yunus ke mudian
mentransformasi lembaga kreditnya menjadi sebuah bank formal dengan aturan khusus
bernama Grameen Bank, atau Bank Desa dalam bahasa Bengali. Kini, Bankin memiliki 2.226
cabang di 71.371 desa. Ada hampir 7 juta penduduk Bangladesh yang menjadi nasabah Bank
ini.
Sistem solidaritas menjadi inti aturan kredit. Seorang anggota sebuah grup petani,
misalnya, akan menjadi penjamin bagi temannya yang meminjam. Dana yang dikelola dan
berhasil dikembalikan akan digunakan untuk anggota lainnya.
Gerakan Yunus ini kini diadopsi lem- baga-lembaga pemberdayaan masyarakat miskin
di seluruh dunia. Bahkan, Bank Dunia yang sebelumnya memandang program ini secara
sebelah mata kini mengadopsi gagasan kredit mikro. Lebih dari 17 juta orang di seluruh
dunia telah terbantu dengan program kredit mikro ini.
Apa yang dilakukan Yunus mengangkat derajat Bangladesh dan dengan sendirinya
mengangkat nama Islam, karena ia adalah muslim yang menolong saudara muslimnya yang
lain. kemakmuran itu juga bermakna ganda karena bisa menjadi senjata ampuh menangkal
isu pemurtadan yang marak di Bangladesh yang masuk lewat jalur kemiskinan.