Anda di halaman 1dari 7

Metagenesis Ubur Ubur Secara Garis Besar

dan Lengkap
Metagenesis merupakan peristiwa dimana beberapa jenis makhluk hidup selama
pertumbuhan dan perkembangannya mengalami pergiliran keturunan. Metagenesis
ialah pergiliran daur hidup antara generasi yang berkembang biak secara seksual dan
generasi lain yang berkembang biak secara aseksual. Biasanya kedua generasi itu
berbeda morfologinya. Baiklah sobat pada artikel kali ini kita akan membahas tentang
metagenesis pada hewan ubur-ubur, yuk kita simak artikel dibawah ini :

Beberapa jenis dan contoh hewan avertebrata yang mengalami pergiliran keturunan,
seperti pada hewan ubur-ubur. Ubur-ubur merupakan hewan yang hidup di laut, dalam
daur hidupnya ubur-ubur mengalami pergiliran keturunan yaitu fase polip yang
menetap di dasar perairan dan fase medusa yang dapat berenang bebas.

Fase Polip pada ubur-ubur merupakan generasi vegetative yang berkembang biak
secara aseksual dengan cara membentuk kuncup. Mengapa Polip disebut fase
aseksual? pada saat menjadi skifistoma yang berbentuk polip, ubur – ubur melakukan
reproduksi dengan hanya melibatkan satu induk saja (vegetatif).

Reproduksi aseksual dilakukan dengan jalan membentuk kuncup yang tumbuh di


dekat kaki yang semakin lama semakin besar dan membentuk tentakel. Sampai induk
membentuk kuncup yang lain, tubuh anak hewan ini akan tetap melekat pada induk
tersebut sehingga akan terbentuk koloni (strobilla).

Setelah beberapa waktu, anak akan memisah dari induknya dan membentuk efira
(ubur-ubur muda). Medusa pada ubur-ubur merupakan generasi generative yang
berkembang biak secara seksual dengan peleburan sel kelamin jantan dan betina.

Medusa disebut fase seksual karena ubur-ubur melakukan perkembangbiakan


hewan (reproduksi) secara generarif (melibatkan induk jantan dan betina) pada saat
menjadi ubur-ubur dewasa yang berbentuk medusa ubur – ubur ini akan membentuk
sel gamet (ovum dan sperma), sperma tersebut dihasilkan dari testis dan ovum yang
dihasilkan oleh ovarium.

Testis biasanya terbentuk di dekat tentakel, sedangkan ovarium terbentuk d dekat


kaki. Sperma yang telah matang dikeluarkan di dalam air kemudian berenang hingga
mencapai ovum dan menghasilkan zigot. Zigot berkembang menjadi planula dan akan
melekat pada dasar lautan untuk tumbuh menjadi individu baru (skifistoma).
Jarang yang tahu bahwa ubur – ubur ini dalam perjalanan hidupnya mengalami
metagenesis. Ubur-ubur merupakan anggota dari filum cnidaria (Coelenterata) dari
kelas scyphozoa merupakan hewan berbentak mangkuk. Tubuhnya tersusun oleh
statosit berupa butiran CaCO3.

Ubur – ubur yang paling berbahaya ialah ubur – ubur berukuran kecil karena tentakel
– tentakel jauh lebih kecil dari ubur – ubur yang dewasa. Cara penanggulangan jika
terkena ubur – ubur ialah berikan asam cuka dapur karena senyawanya dapat
menetralisir racun dari ubur – ubur. Bila masih teras gatal atau perih sesegera
mungkin pergi ke dokter. Ubur-ubur mengalami pergiliran keturunan (Metagenesis)
yaitu:

 Aurelia berfertilisa menghasilkan sel telur dan sperma yang kemudian menjadi zigot.
 zigot berkembang menjadi blastula kemudian berubah menjadi larva planula.
 larva planula tumbuh menjadi tunas atau skifistoma.
 skifistoma akan mengadakan strobilasi membentuk skifistoma yang akan lepas dalam
jangka waktu tertentu, kemudian berenang bebas dinamakan efira dan akan menjadi
aurelia dewasa.

Metamorfosis Sempurna
Metamorfosis sempurna adalah perubahan bentuk hewan sebelum dewasa dan sesudah dewasa sama
sekali berbeda.
Biasanya bentuk hewan yang dimulai dari fase telur, larva, pupa (kepompong), lalu menjadi dewasa.

Adapun contoh hewan yang mengalami metamorfosis sempurna yaitu kupu-kupu, nyamuk, lalat, lebah,
dan lain sebagainya.
Berikut ini contoh proses metamorfosis sempurna pada lalat.
Fase awal pada metamorfosis lalat yaitu dimulai dari telur, yang akan menetas dalam waktu satu hari.
Biasanya induk lalat atau lalat dewasa bertelur di tempat yang kotor, karena di sanalah terdapat protein
yang dibutuhkan untuk pertumbuhannya.
Larva lalat disebut juga dengan belatung, yang tidak jarang ditemukan di tempat kotor.
Larva lalat akan memakan kotoran yang ada di sekitarnya.
Kemudian mengalami ganti kulit untuk bersiap masuk ke fase pupa.
Di fase ini larva lalat akan berubah menjadi pupa dalam waktu kurang lebih dua hari.
Larva lalat akan berubah menjadi pupa berwarna cokelat. Fase ini akan dialami selama kurang lebih
seminggu.
Setelah seminggu menjadi pupa dan tidak aktif, maka akan muncul lalat dewasa dari dalam pupa.

Metamorfosis Tidak Sempurna


Proses metamorfosis tidak sempurna dimulai dari telur, lalu berubah menjadi nimfa, dan selanjutnya
berubah menjadi hewan dewasa.
Jadi, pada metamorfosis tidak sempurna, tidak melewati fase larva dan pupa, seperti
pada metamorfosis sempurna.
Contoh hewan yang mengalami metamorfosis tidak sempurna yaitu belalang, capung, kecoak, dan lain
sebagainya
. Apa itu Hormon Tiroksin?
Hormon tiroksin atau disebut tetra-iodotironina (T4) atau dalam bahasa
Inggris tetraiodothyronine atau thyroxine. Disebut T4 karena tiroksin
merupakan hormon yang memiliki empat buah gugus iodine.
Hormon tiroksin adalah salah satu dari dua hormon yang dihasilkan
oleh kelenjar tiroid. Kelenjar tiroid sendiri merupakan salah satu kelenjar
endokrin yang terdapat dalam tubuh manusia. Kelenjar endokrin
menghasilkan berbagai hormon yang akan langsung menuju aliran darah
untuk dapat memengaruhi dan membantu kinerja berbagai organ dan jaringan
di dalam tubuh.

Kelenjar endokrin berdasarkan letaknya dibedakan menjadi tujuh macam


yang salah satunya ialah kelenjar tiroid. Kelenjar tiroid atau secara awam
sering disebut dengan kelenjar gondok terletak di bagian depan leher dan
agak sedikit di bawah laring. Kelenjar tiroid memiliki bentuk yang
menyerupai kupu-kupu.

Kelenjar tiroid secara umum berperan dalam proses metabolisme, mengatur


kecepatan tubuh pada saat membakar kalori, mengatur produksi protein dan
sensitivitas tubuh terhadap hormon-hormon lainnya.

Kelenjar tiroid inilah yang kemudian akan menghasilkan hormon tiroksin


(T4) dan hormon triiodotironin (T3). Hormon tiroksin akan diproduksi oleh
kelenjar tiroid melalui rangsangan dari hormon perangsang tiroid atau yang
disebut tirotropin ( thyroid stimulating hormon [TSH]). Hormon TSH sendiri
dihasilkan oleh kelenjar hipofisis anterior yang memiliki fungsi utama untuk
memelihara kinerja, pertumbuhan serta perkembangan kelenjar tiroid dan
berperan sebagai stimulator untuk sekresi hormon T4 dan T3.
Hormon tiroksin adalah bentuk nonaktif dari hormon tiroid sehingga
memiliki efek yang cukup ringan dalam memengaruhi metabolisme tubuh.
Sedangkan bentuk aktifnya adalah hormon triiodotironin. Sehingga ketika
hormon tiroid dibutuhkan oleh organ dan jaringan dalam tubuh, maka
hormon tiroid akan mengaktifkan diri dan menjadi hormon T3 yang secara
langsung bekerja di dalam tubuh.
Karakteristik Hormon Tiroksin

 Hormon tiroksin sebagian besar mengandung iodium.


 Merupakan sekresi dari kelenjar tiroid.
 Hormon tiroksin adalah bentuk nonaktif.

Fungsi Hormon Tiroksin


Seperti yang dijelaskan sebelumnya, hormon tiroksin adalah bentuk nonaktif
hormon tiroid. Sehingga ketika dibutuhkan, tiroksin akan mengaktifkan diri
dan berubah menjadi T3. Hormon T3 inilah yang bekerja secara langsung
pada sel-sel dan jaringan tubuh.

Berikut beberapa fungsi hormon tiroksin secara aktif dalam tubuh:

 Untuk mengatur kecepatan metabolisme dalam tubuh


Hormon tiroksin berperan dalam mengatur cepat atau lambatnya metabolisme
yang terjadi dalam tubuh. Kelebihan hormon tiroksin biasanya akan membuat
segala sesuatu terjadi lebih cepat dari seharusnya. Metabolisme adalah
pembentukan energi serta suhu panas alami yang dilakukan oleh tubuh
manusia melalui kerja jaringan dalam tubuh. Maka dari itu kecepatan
metabolisme sangat penting untuk dijaga.
 Untuk membantu memelihara fungsi dan sistem kerja jantung
Jantung adalah organ yang bekerja tanpa henti untuk memompa darah yang
akan membawa oksigen dan nutrisi ke seluruh tubuh. Kadang kala, terdapat
organ yang memerlukan lebih banyak aliran darah. Inilah fungsi tiroksin,
yaitu untuk memastikan proses tersebut dapa berjalan dengan baik. Tiroksin
akan memastikan aliran darah tercukup dengan cara membantu memperkuat
pompa jantung.
 Untuk menjaga fungsi otak
Hormon tiroksin berfungsi agar tubuh tetap peka dan sensitif terhadap
rangsangan. Tiroksin memastikan agar otak tetap waspada, peka, serta dalam
keadaan tetap terjaga. Ketika tubuh kekurangan hormon tiroksi dan T3, maka
tubuh akan kurang konsentrasi dan menjadi cepat mengantuk.
 Untuk menjaga fungsi dari organ reproduksi
Hormon tiroksin berperan dalam menjaga fungsi organ reproduksi baik pada
pria maupun wanita. Pada wanita, hormon tiroksin memastikan terjadinya
proses ovulasi dan menstruasi yang teratur. Sedangkan pada pria, tiroksin
berperan untuk merangsang hormon yang bertugas mengatur pembentukan
sperma.
 Untuk merangsang hormon pertumbuhan
Hormon tiroksi berperan penting dalam pertumbuhan janin dalam kandungan.
Kemudian pada anak-anak, hormon tiroksin membantu kinerja hormon
pertumbuhan sehingga anak-anak mengalami pertambahan berat badan dan
mengalami pubertas.

Cara Kerja Hormon Tiroksin


Tiroksin adalah salah satu bentuk nonaktif dari hormon yang diproduksi oleh
kelenjar tiroid. Untuk dapat bekerja sama dengan organ dan kelenjar dalam
tubuh, hormon ini harus diaktifkan terlebih dahulu.

Kelenjar tiroid pertama-tama harus mendapat rangsangan dari TSH, yang


dihasilkan oleh kelenjar hipofisis. Kemudian kelenjar tiroid akan mensekresi
T3 dan T4.

Tiroksin dalam bentuk nonaktif, ketika tubuh memerlukannya maka ia akan


berubah menjadi bentuk aktifnya yaitu hormon triiodotironin (T3)

Hormon triiodotironin inilah yang kemudian akan bekerja secara langsung


dengan organ dan sel-sel dalam tubuh serta di dalam aliran darah.

Ketika terjadi gangguan pada keberadaan hormon tiroksin, tubuh akan


memberikan respon dan sinyal atau tanda-tanda. Kenali dan waspadai
tandanya, sehingga dapat melakukan penanganan lebih dini.

Terdapat berbagai cara sederhana yang dapat dilakukan untuk memelihara


kesehatan kelenjar tiroid sehingga dapat menghasilkan hormon tiroksin
dengan baik.

Beberapa cara sederhana yang dapat dilakukan misalnya, mengurangi


makanan cepat saji yang mengandung lemak jahat dan karbohidrat sederhana,
menghindari konsumsi jeroan seperti usus atau bagian limpa hewan,
mengkonsumsi garam yang mengandung iodium dengan takaran yang sesuai.

Hal yang pasti adalah menjaga makan makanan yang seimbang,


menyempatkan diri rutin berolahraga dan menghindari merokok.
Dampak Kekurangan Hormon Tiroksin
Keadaan ketika tubuh memiliki terlalu sedikit hormon tiroksin sering disebut
dengan kondisi hipotiroidisme. Beberapa gejala dan dampak yang akan
terjadi pada tubuh yang kekurangan hormon tiroksin adalah sebagai berikut :

 Kurang konsentrasi dan mudah mengantuk.


 Rambut dan kulit menjadi kering.
 Periode menstruasi pada wanita menjadi tidak teratur.
 Berat badan mudah bertambah.
 Tidak tahan pada suhu dan udara yang dingin.
 Mengalami sembelit atau susah/tidak teratur buang air besar.
 Mengalami masalah kesuburan pada organ reproduksi.
 Detak jantung menjadi melambat.

Kesimpulan Pembahasan
Setiap hormon memiliki peranan yang berbeda dalam tubuh. Namun peranan
hormon ini tentu saling terhubung dan saling membantu satu sama lain.

Salah satunya adalah hormon tiroksin yang bekerja untuk mengatur laju
metabolisme dalam tubuh. Namun tentu saja bukan hanya hormon tiroksin
sendiri yang berperan.

Kekurangan dan kelebihan suatu hormon juga tidak baik dalam tubuh. Hal
yang terbaik adalah usaha untuk menjaga semuanya agar tetap seimbang
sehingga hormon dan organ dalam tubuh dapat bekerja dengan baik.
Perkembangbiakan secara generatif Menurut Keni Andewi dalam buku Kelangsungan Hidup
Organisme (2010), perkembangbiakan secara generatif adalah proses perkembangbiakan untuk
membentuk individu baru, yang dilakukan dengan penyatuan sel kelamin jantan dan betina. Dalam
proses perkembangbiakan ini, individu baru yang dihasilkan akan memiliki sifat yang tidak seratus
persen sama atau tidak persis dengan induknya. Penyebabnya ialah karena terjadinya
penggabungan sifat dari kedua induknya yang berbeda.

Perkembangbiakan generatif pada hewan bisa dilakukan lewat tiga cara, yakni: Ovipar atau bertelur
Contohnya ikan, ayam, bebek, serangga, dan hewan amfibi. Vivipar atau melahirkan Contohnya
kucing, paus, lumba-lumba, kambing, dan anjing. Ovovivipar atau bertelur dan melahirkan
Contohnya bangsa reptil, seperti ular dan kadal. Perkembangbiakan secara vegetatif Mengutip dari
buku Seri Sains: Perkembangbiakan Makhluk Hidup (2019), perkembangbiakan secara vegetatif
merupakan proses perkembangbiakan untuk membentuk individu baru, yang dilakukan dengan cara
tidak kawin dan hanya membutuhkan satu induk saja. Berbeda dengan generatif,
perkembangbiakan vegetatif tidak menyatukan sel kelamin jantan dan betina. Individu baru ini
dihasilkan dari bagian tubuh induknya. Maka, mayoritas individu baru ini memiliki sifat dan karakter
yang mirip seperti induknya. Perkembangbiakan vegetatif pada hewan bisa dilakukan lewat tiga
cara, yakni: Tunas Contohnya hydra dan poryfera. Membelah diri Contohnya amoeba. Fragmentasi
Contohnya planaria.

Perbedaan perkembangbiakan generatif dan vegetatif pada hewan Antara perkembangbiakan


generatif dan vegetatif pada hewan, keduanya memiliki beberapa perbedaan, yaitu:
Perkembangbiakan secara generatif Perkembangbiakan secara vegetatif Dilakukan secara kawin
(peleburan sel jantan dan betina) Dilakukan dengan tidak kawin (tidak ada peleburan sel jantan dan
betina) Membutuhkan sel jantan dan betina Membutuhkan satu sel induk Sifat individu baru tidak
sama persis dengan induknya Sifat individu baru sama persis seperti induknya Dibagi menjadi tiga
cara, yakni ovipar, vivipar, dan ovovivipar Dibagi menjadi tiga cara, yakni tunas, membelah diri, dan
fragmentasi

Perkembangbiakan secara generatif dilakukan lewat kawin atau seksual. Sedangkan


perkembangbiakan secara vegetatif dilakukan dengan tidak kawin atau aseksual.

Lapisan embrionik merupakan lapisan lembaga yang akan berkembang menjadi


organ-organ dalam embrio manusia

Giberelin (GA) merupakan hormon yang dapat ditemukan pada hampir semua
seluruh siklus hidup tanaman. Hormon ini mempengaruhi perkecambahan biji,
batang perpanjangan, induksi bunga, pengembangan anter, perkembangan
biji dan pertumbuhan pericarp. Selain itu, hormon ini juga berperan dalam
respon menanggapi rangsang dari melalui regulasi fisiologis berkaitan dengan
mekanisme biosntesis GA.

Anda mungkin juga menyukai