Anda di halaman 1dari 3

KOMUNIKASI BUDAYA

Kelompok 5 - Kelas F
200907357
210907573
210907590
210907656

1. 5 alasan belajar sejarah, karena:


a. Sejarah membantu kita memahami budaya lain
b. Sejarah memberi kita wawasan
c. Sejarah mengembangkan pemahaman kita tentang dunia
d. Sejarah membantu kita membangun kewarganegaraan
e. Sejarah membantu kita memahami identitas
Setelah kami mencari tahu alasan pentingnya belajar sejarah yang
disampaikan oleh kelompok lain, kami menarik beberapa kesimpulan dan benang
merah. Kata kunci yang bisa kami temukan antara lain nilai, memahami, latar
belakang, dan kebudayaan. Sejarah merupakan panduan moral dan politik yang
membantu kita untuk saling memahami satu sama lain. Karena, melalui sejarah kita
dapat memahami bagaimana suatu negara dan kebudayaan terbentuk, sehingga kita
mengetahui latar belakang dari pola pikir dan tingkah laku mereka yang memiliki
budaya lain dengan kita. Sejarah memiliki sifat yang edukatif karena melalui sejarah
kita dapat menjadi manusia yang lebih arif, bijaksana, dan tidak mudah menghakimi
sesuatu, karena kita telah memahami apa kejadian yang ada di masa lalu.

2. Dahulu kala, negara Perancis menganut sistem politik yang berbentuk negara monarki
absolut. Namun, pada 14 Juli 1789 merupakan puncak kemarahan rakyat, faktor
terjadinya Revolusi Perancis yang paling mendominasi adalah karena keserakahan Raja
Louis XVI dan Maria Antoinette (istri Raja Louis XVI), yang mempergunakan uang
rakyat untuk kepentingan pribadinya. Oleh karena itu, ketika rakyat mengetahui tindakan
yang dilakukan oleh rajanya yang sewenang-wenang, rakyat mulai memberontak dengan
berbagai cara, salah satunya adalah dengan menyerbu penjara Bastille, dan mengambil
kebijakan hukuman mati berupa pemenggalan kepada Raja Louis XVI dan istrinya Maria
Antoinette. Perancis di bawah pemerintahan revolusioner membentuk negara, dengan
tentara milisi dipimpin Napoleon Bonnaparte yang bersemboyan liberte, egalite, dan

1
fraternite ( yang diabadikan pada warna bendera biru-putih-merah ), sementara itu rakyat
terus mengobarkan revolusi, mereka menyanyikan lagu Merseillaise (menjadi lagu
nasional sekarang).
Menurut kami sejarah membentuk budaya yang dianut oleh masyarakat Perancis.
Negara Perancis menganut sistem ekonomi liberal. Sistem ekonomi liberal adalah sistem
ekonomi yang menghendaki adanya kebebasan yang seluas-luasnya bagi tiap individu
untuk melakukan kegiatan ekonomi tanpa campur tangan pemerintah. Sistem Ekonomi
yang memberikan kebebasan disebut sebagai “laissez faire” (bahasa Perancis) yang
artinya “biarkanlah”. Perancis memiliki pandangan individualisme yang tinggi. Mereka
menghargai pada kebebasan serta tanggung jawab individu dan berpandangan bahwa
segala sesuatu harus diperjuangkan sendiri, dan harus melakukan segala pekerjaannya
dengan sungguh sungguh sebagai perwujudan dari perjuangan individualismenya. Patut di
garis bawahi bahwa, Individualisme tidaklah sama dengan mementingkan diri sendiri atau
egois, namun Individualisme fokus pada tanggung jawab serta hak dan kewajiban
individu.
3 nilai yang dijunjung tinggi oleh masyarakat Prancis adalah individualistis, sistem,
dan kebiasaan. Sebagian besar penduduk perancis menggunakan Bahasa Perancis karena
mereka memiliki kebanggaan dan loyalitas yang tinggi terhadap Bahasa Perancis. Orang
Perancis tidak suka jika diajak berbicara dengan Bahasa Inggris terlebih lagi jika tiba-tiba
mengajak berbicara dengan Bahasa Inggris tidak dengan bertanya terlebih dahulu bisa
atau tidaknya mereka berbahasa Inggris. Hal tersebut dikarenakan penduduk perancis
merupakan orang-orang yang ber individualis tinggi.
Makanan pokok penduduk perancis adalah roti baguette. Roti baguette berbentuk
panjang yang biasanya dimakan dengan sup atau saus kental. Roti baguette bukan sekedar
makanan pokok bagi penduduk perancis, tetapi juga sebagai simbol budaya perancis dan
simbol hidangan kebanggaan mereka. Awalnya roti baguette itu berbentuk persegi, tetapi
pada saat revolusi roti tersebut dibuat dengan bentuk lebih panjang dan ramping yang
bertujuan supaya para tentara lebih mudah membawa roti tersebut saat terjun ke medan
perang.

2. Nilai budaya yang ditanamkan oleh keluarga 2 teman kelompok


a. Benita

2
Ayah dan ibu saya berasal dari Lampung dan memiliki keturunan Tionghoa.
Nilai-nilai yang ditanamkan oleh orangtua saya sejak saya kecil adalah
kebersamaan. Nilai-nilai itu diajarkan melalui kebiasaan kami untuk
berkumpul bersama setiap malam. Selain itu setiap akhir pekan, kami
sekeluarga juga selalu berkumpul bersama keluarga besar untuk menjaga tali
persaudaraan. Budaya dari Tionghoa seperti imlek juga mengajarkan
nilai-nilai kebersamaan. Karena saat hari raya imlek kami akan makan malam
bersama dan merayakan tahun baru Tionghoa bersama keluarga besar.
b. Dion
Ayah saya berasal dari Bandung dan ibu saya berasal dari Muntilan. Budaya
yang tentunya bercampuran antara suku Jawa dengan suku Sunda membuat
nilai yang berada di dalam keluarga saya menjadi lebih menyatu. Nilai-nilai
yang ditanamkan oleh orang tua saya sejak kecil adalah mengenai kedisiplinan
yang tinggi agar ke depannya bisa menjadi manusia yang unggul dan
berdisplin tinggi. Kemudian nilai persaudaraan yang kuat, yang di suatu
momen berkumpul untuk menjalin tali silaturahmi agar kerukunan bisa
terjaga. Budaya dari Jawa Tengah yang lemah lembut juga sebagian besar
mencerminkan tata krama yang bertujuan untuk menjaga "attitude" ke orang
yang lebih tua.

DAFTAR PUSTAKA
Samovar, L. A., Roy, C. S., Porter, R. E., & McDaniel, E. R. (2017). Communication Between

Cultures. Cengage Learning.

Anda mungkin juga menyukai