dan
menjalaskan
kepada
kita
bagaimana
orang-orang
dan
menjalaskan
kepada
kita
bagaimana
orang-orang
B. Budaya Cina
a. Reformasi Bahasa
Karena karakter China sangat sulit dipelajari, pemerintah
memperkenalkan sistem karakter yang disederhanakan pada tahun
1950-an. Sistem baru ini menggunakan coretan lebih sedikit untuk
menulis sebagian besar karakter. Hal ini membuat bahasa tulisan lebih
mudah untuk dipelajari. Anak-anak di sekolah belajar karakter untuk
kata dan pinyin. Hasilnya, tingkat melek huruf di China telah
meningkat.
b. Masalah dari Bahasa Abjad
kesuksesan
dalam
dunia
busana
internasional.Nama
beberapa
tahun
terakhir,
perhatian
ditekankan
pada
Dalam beberapa tahun terakhir, sekte ini telah hidup kembali. Yang
paling terkenal disebut Falun Gong, atau Falun Dafa. Pengikutnya
bermeditasi dan melakukan latihan fisik, dan pemimpin kelompok itu
mengklaim kekuatan magis. Pemerintah China telah menekan dan
menangkap banyak praktisi sekte itu.
C. Budaya Jepang
1. Komunikasi dan Bahasa
Jepang yang memiliki bahasa sendiri dan saat ini sudah diucapkan
oleh sekitar 130 jutaan orang terutama di benua Asia dan juga Amerika.
Dalam tata bahasa Jepang ini memiliki sistem yang cukup kompleks
dari honorifics yang mencerminkan stratifikasi masyarakat Jepang.
Setiap bentuk kata kerja dan kosakata tertentu menunjukkan peringkat
relatif dari seorang yang berbicara dan pendengar dalam masyarakat
Jepang. Meskipun sulit, namun bukan berarti bahasa Jepang ini tak bisa
dipelajari dan dipraktikkan oleh orang-orang non-Jepang karena
mengerti bahasa Jepang akan sangat membantu ketika Anda
mengunjungi negara ini.
1. Kurotomesode
Kurotomesode adalah kimono paling formal untuk wanita yang sudah
menikah. Bila berwarna hitam, kimono jenis ini disebut kurotomesode
(arti harfiah: tomesode hitam). Kurotomesode memiliki lambang
keluarga (kamon) di tiga tempat: 1 di punggung, 2 di dada bagian atas
(kanan/kiri), dan 2 bagian belakang lengan (kanan/kiri). Ciri khas
kurotomesode adalah motif indah pada suso (bagian bawah sekitar
kaki) depan dan belakang. Kurotomesode dipakai untuk menghadiri
resepsi pernikahan dan acara-acara yang sangat resmi.
2. Irotomesode
Tomesode yang dibuat dari kain berwarna disebut irotomesode (arti
harfiah: tomesode berwarna). Bergantung kepada tingkat formalitas
acara, pemakai bisa memilih jumlah lambang keluarga pada kain
kimono, mulai dari satu, tiga, hingga lima buah untuk acara yang
sangat formal. Kimono jenis ini dipakai oleh wanita dewasa yang
sudah/belum menikah. Kimono jenis irotomesode dipakai untuk
menghadiri acara yang tidak memperbolehkan tamu untuk datang
memakai kurotomesode, misalnya resepsi di istana kaisar. Sama
10
3.Furisode
Furisode adalah kimono paling formal untuk wanita muda yang belum
menikah. Bahan berwarna-warni cerah dengan motif mencolok di
seluruh bagian kain. Ciri khas furisode adalah bagian lengan yang
sangat lebar dan menjuntai ke bawah. Furisode dikenakan sewaktu
menghadiri upacara seijin shiki, menghadiri resepsi pernikahan teman,
upacara wisuda, atau hatsu mode. Pakaian pengantin wanita yang
disebut hanayome ish termasuk salah satu jenis furisode.
11
4.Homongi
Hmon-gi ( , arti harfiah: baju untuk berkunjung) adalah
kimono formal untuk wanita, sudah menikah atau belum menikah.
Pemakainya bebas memilih untuk memakai bahan yang bergambar
lambang keluarga atau tidak. Ciri khas homongi adalah motif di
seluruh bagian kain, depan dan belakang. Homongi dipakai sewaktu
menjadi tamu resepsi pernikahan, upacara minum teh, atau merayakan
tahun baru.
5.Iromuji
Iromuji adalah kimono semiformal, namun bisa dijadikan kimono
formal bila iromuji tersebut memiliki lambang keluarga (kamon).
Sesuai dengan tingkat formalitas kimono, lambang keluarga bisa
terdapat 1, 3, atau 5 tempat (bagian punggung, bagian lengan, dan
bagian dada). Iromoji dibuat dari bahan tidak bermotif dan bahanbahan berwarna lembut, merah jambu, biru muda, atau kuning muda
atau warna-warna lembut. Iromuji dengan lambang keluarga di 5
tempat dapat dikenakan untuk menghadiri pesta pernikahan. Bila
menghadiri upacara minum teh, cukup dipakai iromuji dengan satu
lambang keluarga.
12
6.Tsukesage
Tsukesage adalah kimono semiformal untuk wanita yang sudah atau
belum menikah. Menurut tingkatan formalitas, kedudukan tsukesage
hanya setingkat dibawah homongi. Kimono jenis ini tidak memiliki
lambang keluarga. Tsukesage dikenakan untuk menghadiri upacara
minum teh yang tidak begitu resmi, pesta pernikahan, pesta resmi,
atau merayakan tahun baru.
7.Komon
13
Komon adalah kimono santai untuk wanita yang sudah atau belum
menikah. Ciri khas kimono jenis ini adalah motif sederhana dan
berukuran kecil- kecil yang berulang.[3] Komon dikenakan untuk
menghadiri pesta reuni, makan malam, bertemu dengan teman-teman,
atau menonton pertunjukan di gedung.
8.Tsumugi
Tsumugi adalah kimono santai untuk dikenakan sehari-hari di rumah
oleh wanita yang sudah atau belum menikah. Walaupun demikian,
kimono jenis ini boleh dikenakan untuk keluar rumah seperti ketika
berbelanja dan berjalan-jalan. Bahan yang dipakai adalah kain hasil
tenunan sederhana dari benang katun atau benang sutra kelas rendah
yang tebal dan kasar. Kimono jenis ini tahan lama, dan dulunya
dikenakan untuk bekerja di ladang.
14
9.Yukata
Yukata ( , baju sesudah mandi) adalah jeniskimono yang dibuat
dari bahan kain katun tipis tanpa pelapis. Dibuat dari kain yang mudah
dilewati angin, yukata dipakai agar badan menjadi sejuk di sore hari
atau sesudah mandi malam berendam dengan air panas. Menurut
urutan tingkat formalitas, yukata adalah kimono nonformal yang
dipakai pria dan wanita pada kesempatan santai di musim panas,
misalnya sewaktu melihat pesta kembang api, matsuri (ennichi), atau
menari pada perayaan obon. Yukata dapat dipakai siapa saja tanpa
mengenal status, wanita sudah menikah atau belum menikah. Ketika
berlatih tari, penari mengenakan yukata sebagai pengganti kimono
agar kimono berharga mahal tidak rusak karena keringat. Aktor kabuki
mengenakan yukata ketika berdandan atau memerankan tokoh yang
memakai yukata. Pegulat sumo memakai yukata sebelum dan sesudah
bertanding. Musim panas berarti musim pesta kembang api dan
matsuri di Jepang. Jika terlihat orang memakai yukata, berarti tidak
jauh dari tempat itu ada matsuri atau pesta kembang api.
Kimono Pria
1.Montsuki
Montsuki merupakan kimono pria yang mempunyai lambang
keluarga. Montsuki ini biasanya di gunakan pada acara yang sangat
resmi seperti resepsi pemberian penghargaan dari kaisar / pemerintah
15
dan
seijin
shiki
(upacara
pendewasaan).
2.Kinagashi
Kinagashi merupakan kimono yang di gunakan pada kegiatan seharihari dan keluar rumah pada acara tidak resmi.
16
17
a.
Saat duduk di atas tatami (tikar Jepang), alas kaki harus dilepas
tetapi kaus kaki boleh tetap dipakai.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
18
i.
j.
k.
l.
Setelah
selesai
makan
orang
Jepang
mengucapkan
p.
q.
r.
4.
19
Dalam
kesehariannya,
memang
terbukti
orang
Jepang
20
dan
Sikap
Budaya Cina tidak lepas dari kepercayaan orang Cina tentang Feng
Shui sebagai seni hidup dalam keharmonisan dengan alam. Konsep
Feng Shui merupakan kebijakan kuno yang menyarankan adanya
keseimbangan dan keselarasan dengan alam. Secara harfiah Feng Shui
berarti angin dan air. Secara filosofis Feng Shui adalah angin yang
tidak dapat dimengerti dan air yang tidak dapat di genggam.
21
D. Budaya Amerika
22
seperti
pai
apel,
ayam
goreng,
pizza,
saji dikaitkan oleh para pakar kesehatan dengan apa yang mereka sebut
dengan "wabah obesitas Amerika". Minuman ringan juga sangat
populer di AS; minuman bergula menyumbangkan 9% bagi asupan
kalori warga Amerika.
2. Kepercayaan dan Sikap
Secara resmi, Amerika Serikat adalah sebuah negara sekuler,
Amandemen Pertama Konstitusi AS menjamin kebebasan bagi setiap
aktivitas keagamaan dan melarang pembentukan pemerintahan agama.
Dalam sebuah studi pada 2002, sekitar 59% warga Amerika mengaku
bahwa agama "memainkan peran yang sangat penting dalam kehidupan
mereka", angka ini jauh lebih tinggi jika dibandingkan dengan negaranegara kaya lainnya. Menurut sebuah survei pada 2007, sekitar 78,4%
orang dewasa di AS mengaku sebagai penganut Kristen; angka ini turun
dari 86,4% pada tahun 1990.
Protestan adalah denominasi yang penganutnya paling banyak di
AS, sekitar 51,3%, sedangkan Katolik Roma adalah denominasi terbesar
kedua, dengan jumlah penganut sekitar 23,9%. Jumlah penganut agamaagama non-Kristen pada tahun 2007 adalah sebesar 4,7%, mengalami
peningkatan dari 3,3% pada tahun 1990.[118] Agama-agama ini di antaranya
Yahudi (1,7%), Buddha (0,7%), Islam (0,6%), Hindu (0,4%), dan
Unitarian Universalisme (0,3%). Survei tersebut juga melaporkan bahwa
sekitar 16,1% warga Amerika mengaku sebagai agnostik, ateis, atau tidak
beragama; angka ini naik dari yang sebelumnya hanya 8,2% pada tahun
1990.
Terdapat juga penganut Baha'i, Wicca, Druid, Jain, agama pribumi,
humanis dan komunitas deis. Keraguan mengenai keberadaan Tuhan atau
Dewa semakin berkembang pesat di kalangan warga Amerika yang berusia
di bawah 30 tahun. Hasil jajak pendapat menunjukkan bahwa tingkat
kepercayaan warga Amerika terhadap Tuhan menurun secara bertahap, dan
warga Amerika yang berusia muda juga semakin tidak religius.
24
E. Budaya India
1. Nilai dan Norma
Konsep hidup bermasyarakat sudah wujud dalam budaya penduduk
India sejak bermulanya Tamadun Lembah Indus pada sekitar tahun 2500
Sebelum Masehi. Masyarakat India pada waktu itu terbukti sudah
membentuk peraturan, norma, etika dan moral sebagai pegangan hidup
bermasyarakat.
Segala peraturan yang disebut dharma dikaitkan pula dengan
peraturan agama. Namun, perlu dinyatakan bahawa konsep dharma
bukan sebahagian daripada ajaran agama Hindu. Sebaliknya, keduaduanya seiring dalam membantu manusia mencapai kehidupan yang
sempurna.
Sekiranya dihayati, perkara-perkara berkaitan dharma masih
sesuai diguna pakai pada zaman moden ini. Apatah lagi apabila pelbagai
masalah sosial dan keruntuhan moral dilaporkan berlaku dalam
masyarakat.
Konsep dharma masih relevan kerana ajaran yang terkandung di
dalamnya adalah antara lain berkaitan nilai kekeluargaan dan norma
dalam masyarakat.
Peraturan dan ajaran dharma memainkan peranan penting dalam
mengekalkan persefahaman dan perpaduan dalam masyarakat. Tidak
hairanlah terdapat teks berjudul Dharmasastra dalam budaya India yang
khusus membicarakan konsep dharma.
25
Ajaran-ajaran
dalam
Dharmasastra
antara
lain
berperanan
b. Crab Ritual
c. Burying Tradition
27
Budaya unik Tradisi Hindu yang lain dan sangat aneh adalah praktek
mengubur anak cacat hidup sampai leher mereka selama enam jam
saat gerhana matahari selama kurang lebih enam jam; Hindu
mengatakan bahwa mereka melakukan praktek ini untuk meniadakan
akibat yang buruk yang disebabkan oleh Gerhana matahari.
d. Thaipusam
29
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.2011.Bahasa
Jepang
merupakan
bahasa
resmi
Makan
Masyarakat
Lengkap
Negara
Ichan.2013.Kimono
Pakaian
Tradisional
Jepang
yang
Cantik.Tersedia:http://www.japanindocuteculture.com/2013/09/kimono.html.
Diakses pada tanggal 15 Maret 2015 pukul 11.02 WITA
Tenryu.2010.Etika Makan di Jepang.http://nagoyafusion.net/tag/budaya-jepang/.
Diakses pada tanggal 15 Maret 2015 pukul 09.45 WITA
Wahyu,
Anhar.2013.Pengertian
Budaya
Menurut
Para
30
31