Anda di halaman 1dari 37

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)


Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Purek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id
FORMULIR
FORMAT BAHAN AJAR
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-02-AKD-07 01 1 dari 1 25 Februari 2018

BAHAN AJAR
HUKUM BISNIS

Tim:
Indri Murniawaty, S.Pd, M.Pd
Anna Kania Widiatami, S.E, MAk, Akt.

JURUSAN PENDIDIKAN EKONOMI


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
TAHUN 2022
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Purek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id
FORMULIR
FORMAT BAHAN AJAR
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-02-AKD-07 01 1 dari 1 25 Februari 2018

VERIFIKASI BAHAN AJAR

Pada hari Senin tanggal tujuh bulan Febuari tahun 2022 Bahan Ajar Mata
Kuliah Hukum Bisnis Program Studi Pendidikan Ekonomi Fakultas Fakultas
Ekonomi telah diverifikasi oleh Ketua Jurusan/Ketua Program Studi
Pendidikan Ekonomi, Fakultas Ekonomi Univearasitas Negari Semarang.

Mengetahui,
Ketua Jurusan Pendidikan Ekonomi Penanggungjawab MK

Ahmad Nurkhin. S.Pd.,M.Si. Indri Murniawaty.S.Pd.,M.Pd.


NIP 198201302009121005 NIP 198005182015042001
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Purek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id
FORMULIR
FORMAT BAHAN AJAR
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-02-AKD-07 01 1 dari 1 25 Februari 2018

PRAKATA

Hubungan masyarakat sebagai organisasi ekonomi tentunya menimbulkan banyak


konsekuensi social. Hukum merupakan salah satu konsekuensi social yang diperoleh
individu dalam rangka mensejahterakan hidupnya. Dalam pandangan ilmu ekonomi,
setiap individu memiliki tujuan untuk mensejahterakan hidupnya. Hukum atau
sepertangkat norma yang diterapkan oleh otoritas hukum juga dibutuhkan untuk
membatasi perilaku manusia ekonomi tersebut agar sesuai dengan hak dan kewajibanya.
Mata kuliah hukum bisnis pada jenjang Strata satu sangat diperlukan untuk menambah
kompetensi dan pengetahuan mahasiswa untuk mengetahui berbagai aturan hukum yang
berlaku dalam dunia bisnis. Melalui mata kuliah hukum bisnis selama satu semester
mahasiswa akan mempelajari hubungan antara individua tau organisasi bisnis dalam
materi diantaranya: sumber-sumber hukum, perikatan dan daluarsa, kepailitan, kontrak
bisnnis dan banyak meteri lain yang meningkatkan kompetensi lulusan dalam kegiatan
bisnis.
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Purek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id
FORMULIR
FORMAT BAHAN AJAR
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-02-AKD-07 01 1 dari 1 25 Februari 2018

DESKRIPSI MATA KULIAH

Mata kuliah hukum bisnis diharapkan mampu meningkatkan kompetensi lulusan untuk
menjadi lulusan Pendidikan ekonomi yang cakap dalam dunia bisnis, bermoral dan
mampu menerapkan seperangkat aturan hukum yang berlaku dalam dunia bisnis.
Capaian yang ingin diperoleh dalam mata kuliah ini salah satunya agar mahasiswa
mampu menguasai sumber hukum yang berlaku dalam dunia bisnis. Selanjutnya
mahasiswa juga akan mengetahui keterkaitan tentang subjek hukum dengan beberapa
keadaan dalam bisnis semisal kepailitan, daluarsa, kontrak bisnis, hukum waris dan
lainya.

Referensi
1. Sudaryat, S.H., M.H., Hukum Bisnis Suatu Pengantar. Jendela Mas Pustaka. Bandung.
2008
2. Arus Akbar Silondae & Wirawan B. Ilyas, Pokok-Pokok Hukum Bisnis. Salemba Empat.
Jaklarta. 2011
3. Abdul R. Saliman, S.H., M.M., Hukum Bisnis Untuk Peerusahaan Teori dan Contoh
Kasus. Kencana Prenada Media Group. Jakarta. 2005
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Purek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id
FORMULIR
FORMAT BAHAN AJAR
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-02-AKD-07 01 1 dari 1 25 Februari 2018

DAFTAR ISI

Prakata …………………………………………………………………….. i
Daftar isi …………………………………………………………………… ii
Daftar Gambar ……………………………………………………………. iii
Daftar Tabel ……………………………………………………………….. iv
Bab I Pengertian & Ruang Lingkup Hukum Bisnis ………..…………... 1
Bab II Kontrak Bisnis .……………………………………………………. 4
Bab III Bentuk Perusahaan .……………………………………………… 7
Bab IV Peraturan Perdagangan …………………………………………. 11
Bab V Partisipasi Perseroan .…………………………………………….. 13
Bab VI Asuransi .…………………………………………………………... 17
Bab VII Good Corporate Government …………………………………... 20
Bab VIII HaKI .………………………………………………………….... 24
Bab IX Perlindungan Konsumen ………………………………………… 29
Bab X Kepailitan …………………………………………………………... 31
Bab XI Penyelesaian Sengketa Bisnis .…….……………………………... 34
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Purek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id
FORMULIR
FORMAT BAHAN AJAR
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-02-AKD-07 01 1 dari 1 25 Februari 2018

BAB I
Pengertian & Ruang Lingkup Hukum Bisnis

A. Deskripsi Singkat
Hukum bisnis merupakan mata kuliah pada bidang ekonomi yang membahas tentang
hukum hubungan antar ekonomi dalam bisnis. Pada sub bab ini akan dijelaskan tentang
materi ruang lingkup hukum bisnis dan pengertian hukum bisnis.

B. Capaian pembelajaran mata kuliah


- Mahasiswa diharapkan mengetahui dan mengerti secara konseptual pengertian
hukum dan hukum bisnis
- Mahasiswa memahami dan mampu mendeskripsikan ruang lingkup hukum bisnis

C. Isi Materi
1. Pengertian hukum bisnis
Sebelum mengetahui Pengertian hukum Bisnis terlebih dahulu di jabarkan
pengertian Sistem Hukum dan system Hukum di Indonesia. Lebih lanjut berbicara
mengenai system hukum, maka akan dipisahkan antara pengertian system dan pengertian
hukum. Ilmu hukum dapat diartikan sebagai ilmu pengetahuan yang objeknya hukum.
Hukum memiliki beberapa unsur yaitu: aturan, dibuat pihak berwenang, berisi perintah
dan larangan, bersifat memaksa, ada sanksi yang jelas.
System merupakan kesatuan bagian-bagian yang saling berinteraksi, bagian-bagian
tersebut memiliki fungsi masing-masing dan merupakan suatu kesatuan yang utuh
(Saliman, 2011). System hukum diartikan sebagai seperangkat lembaga Hukum, prosedur
dan aturan hukum yang beroprasi.
a. Struktur Hukum
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Purek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id
FORMULIR
FORMAT BAHAN AJAR
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-02-AKD-07 01 1 dari 1 25 Februari 2018

Struktur hukum merupakan institusionalisasi dari entitas-entitas hukum. Sebagai contoh


adalah struktur kekuasaan pengadilan yang terdiri dari pengadilan tingkat I, pengdilan
banding dan pengadilan tingkat kasasi.
b. Substansi Hukum
Merupakan aturan atau norma yang merupakan pola perilaku manusia dalam masyarakat
yang berada dalam system hukum tersebut.
c. Budaya hukum
Budaya hukum (legal culture) adalah sikap dan nilai-nilai yang terkait dengan tingkah laku
bersama yang berhubungan dengan hukum dan lembaga-lembaganya.
Hukum bisnis adalah perangkat hukum yang mengatur suatu tatacara dan
pelaksanaan suatu urusan atau suatu kegiatan perdagangan, industri, ataupun tentang
kegiatan keuangan yang berhubungan dengan kegiatan pertukaran barang dan jasa,
kegiatan produksi maupun suatu kegiatan menempatkan uang yang dilakukan oleh para
pengusaha bisnis dengan usaha dan usaha yang lainnya, dimana enterpineur sudah
mempertimbangkan suatu segala resiko yang mungkin terjadi.

2. Sumber hukum bisnis


Sumber hukum atau disebut sebagai sumber hukum formal. Adapuan sumber
hukum secara umum adalah:
a. Undang-Unadang, merupakan peraturan negara yang dibentuk oleh alat perlengkapan
negara yang berwenang dan mengikat masyarakat
b. Kebiasan, perbuatan manusia mengenai hal tertentu yang dilakukan secara berulang,
diterima oleh masyarakat dan dilakukan oleh orang lain sedemikian rupa
c. Yurisprodensi, merupakan keputusan pengadilan atau keputusan hakim terdahulu yang
dijadikan pedoman dalam memutusakan perkara berikutnya
d. Traktat, merupakan kesepakatan atau perjanjian yang dibuat oleh dua negara atau lebih
(antar negara)
e. Perjanjian, merupakan persitiwa dimana satu atau dua orang lebih saling berjanji untuk
melakukan sesuatu atau tidak melakukan sesuatu
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Purek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id
FORMULIR
FORMAT BAHAN AJAR
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-02-AKD-07 01 1 dari 1 25 Februari 2018

f. Doktrin, ialah pendapat para sarjana hukum terkemuka yang besar pengaruhnya
terhadap hakim dalam pengambilan keputusan perkara.

3. Tujuan dan fungsi hukum bisnis


a. Tujuan Hukum Bisnis
- Untuk menjamin berfungsinya keamanan mekanisme pasar secara efisien dan
lancar
- Untuk melindungi berbagai suatu jenis usaha, khususnya untuk jenis Usaha
Kecil Menengah (UKM)
- Untuk membantu memperbaiki suatu system keuangan dan system perbankan
- Memberikan perlindungan terhadap suatu pelaku ekonomi atau pelaku bisnis
- Untuk mewujudkan sebuah bisnis yang aman dan adil untuk semua pelaku
bisnis.
b. Fungsi Hukum Bisnis
- Bisa untuk dijadikan suatu sumber informasi bagi semua yang menggeluti para
pelaku bisnis.
- Pelaku bisnis bisa lebih mengetahui hak dan kewajbannya saat mambangun
sebuah usaha. agar usaha atau bisnis nya tidak menyimpang dari aturan yang
ada didunia perbisnisan yang udah tertulis di perundang-undangan dan tidak
ada yang dirugikan.
- Untuk pelaku bisnis agar memahami suatu hak-hak dan kewajibannya dalam
suatu kegiatan bisnis
- Agar untuk terwujud suatu watak dan prilaku kegiatan dibidang bisnis atau
kegiatan usaha yang adil, jujur, wajar, sehat dan dinamis (yang dijamin suatu
hukum bisnis).

4. Ruang lingkup hukum bisnis


Hukum bisnis di Indonesia akan berkaitan dengan aspek usaha yang dilakukan masyarakat
dalam kegiatan ekonominya. Untuk itu ruang lingku hukum bisnis meliputi:
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Purek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id
FORMULIR
FORMAT BAHAN AJAR
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-02-AKD-07 01 1 dari 1 25 Februari 2018

a. Kontrak Bisinis/Hukum perikatan/perjanjian


Pada hukum perikatan ini akan melingkupi seluk beluk upaya manusia dalam
melakukan hubungan perdagangan dengan orang lain, perjanjian dagang serta aturan-
aturan dalam perdagangan yang disepakati bersama. Kontrak Bisnis dapat dibagi menjadi
empat bagian apabila dilihat dari segi pembuktian.Pertama adalah Kontrak Bisnis yang
dibuat dibawah tangan dimana para pihak menandatangani sebuah Kontrak Bisnis diatas
materai. Kedua adalah Kontrak Bisnis yang didaftarkan oleh notaris. Ketiga adalah
Kontrak Bisnis yang dilegalisasikan didepan notaris. Keempat adalah Kontrak Bisnis yang
dibuat dihadapannotaries dan dituangkan dalam bentuk akta notaries. Walaupun ada
perbedaan dari segi pembuktian namun demikian hal tersebut tidak mempengaruhi
keabsahan isi dari apa yang diperjanjikan oleh para pihak.
b. Berbagai legalitas Badan Hukum
c. Jual beli
d. Perusahaan go public dan pasar modal,
e. Kepailitan dan likuidasi
f. Berbagai penanaman modal asing dan domestic, dll.

D. Rangkuman
Hukum bisnis adalah perangkat hukum yang mengatur suatu tatacara dan pelaksanaan
suatu urusan atau suatu kegiatan perdagangan, industri, ataupun tentang kegiatan
keuangan yang berhubungan dengan kegiatan pertukaran barang dan jasa, kegiatan
produksi maupun suatu kegiatan menempatkan uang yang dilakukan oleh para pengusaha
bisnis dengan usaha dan usaha yang lainnya, dimana enterpineur sudah
mempertimbangkan suatu segala resiko yang mungkin terjadi. Ruang lingkup hukum
bisnis diantaranya : Perikatan, Jual beli, Perusahaan go public dan pasar modal,
Kepailitan dan likuidasi, Berbagai penanaman modal asing dan domestic, dll.

E. Pertanyaan Diskusi
1. Jelaskan dan berikan contoh Ruang lingkup hukum dalam Fenomena Bisnis!
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Purek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id
FORMULIR
FORMAT BAHAN AJAR
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-02-AKD-07 01 1 dari 1 25 Februari 2018

BAB II
Kontrak Bisnis

A. Deskripsi Singkat
Dalam urusan bisnis seringkali terjadi persengketaan dan perselisihan yang menyebabkan
konsekuensi hukum. Untuk mencegah terjadinya persengketaan maka disusun kontrak
bisnis yang digunakan sebagai dasar berlakunya kegiatan bisnis.
B. Capaian Pembelajaran Matakuliah
-
Diharapkan mahasiswa mampu menguasai cara-cara membuat kontrak
bisnis
- Mahasiswa memahami dan mampu menerapkan asas kontrak bisnis
C. Isi Materi Perkuliahan
1. Pengertian kontrak bisnis
Kontrak dalam arti yang lebih luas sering juga disebut sebagai perjanjian. Kontrak
adalah peristiwa dimana dua orang atau lebih saling berjanji untuk melakukan atau tidak
melakukan suatu perbuatan tertentu, biasanya secara tertulis. Para pihak yang terlibat dalam
kontrak bersepakat untuk mentaati segala bentuk perjanjian yang tertulis dalam kontrak,
sehingga perjanjian tersebut menimbulkan hukum perikatan. Kontrak merupakan sumber
hukum formal, asalkan kontrak tersebut merupakan kontrak yang sah.

2. Asas-asas dalam kontrak bisnis


Menurut pasal 1338 ayat (1) KUH Perdata, menyatakan bahwa semua perjanjian yang
dibuat secara sah berlaku sebagai undang-undang bagi mereka yang membuatnya.dalam hal
ini terkandung asas:
a. Konsensualisme, merupakan perjanjian itu telah terjadi apabila telah ada konsesnsus
antara pihak-pihak yang mengadakan kontrak
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Purek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id
FORMULIR
FORMAT BAHAN AJAR
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-02-AKD-07 01 1 dari 1 25 Februari 2018

b. Kebebasan Berkontrak, artinya seseorang bebas untuk mengadakan perjanjian, bebas


mengenai apa yang diperjanjikan dan bebeas pula menentukan bentuk kontrak.
c. Pacta sun servanda, artinya kontrak tersebut merupakan undang-undang bagi para
pihak yang membuatnya (mengikat).
Disamping itu ada beberapa asas laian dalam standar kontrak:
a. Asas kepercayaan
b. Asas persamaan hak
c. Asas keseimbangan
d. Asas moral
e. Asas kepatutan
f. Asas kebiasaan
g. Asas kepastian hukum
3. Syarat-syarat syahnya kontrak bisnis
Syarat sahnya kontrak menurut pasal 1320 KUH Perdata, kontrak adalah syah apabila
memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
a. Syarat Subjektif, syarat ini apabila dilanggar, maka kontrak dapat dibatalkan,
meliputi:
- Kecakapan untuk membuat kontrak
- Kesepakatan yang mengikatkan dirinya
b. Syarat objektif, syarat ini apabila dilanggar maka kontraknya batal demi hukum,
meliputi:
- Suatu hal (objek) tertentu
- Suatu sebab yang halal (kuasa)
4. Subjek dan objek kontrak bisnis
5. Wanprestasi dan konsep ganti kerugian
Wanprestasi diartikan sebagai tindakan pengingkaran atas perjanjian yang telah
dilakukan. Konsep wnprestasi itu sendiri diantaranya terjadi apabila seseorang dalam
perjanjian:
- Tidak melakukan apa yang disanggupi akan dilakukannya
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Purek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id
FORMULIR
FORMAT BAHAN AJAR
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-02-AKD-07 01 1 dari 1 25 Februari 2018

- Melaksanakan apa yang dijanjikan tetapi tidak sesuai dengan yang seharusnya
- Melakukan apa yang dijanjikan tetapi terlambat
- Melakukan sesuatu yang menurut kontrak tidak boleh dilakukanya
Akibat wanprestasi itu biasanya dapat dikenakan sanksi berupa ganti rugi, pembatalan
kontrak, peralihan resiko, maupun membayar perkara.
6. Force majeure dalam kontrak bisnis
Force majeure atau dalam istilah sederhana disebut keadaan memaksa merupakan suatu
kondisi dimana secara mutlak kontrak tidak dapat dilanjutkan. Keadaan memaksa disebut
sebagai keadaan memaksa apabila:
- Diluar kekuasaan
- Memaksa
- Tidak dapat diketahui sebelumnya.
Keadaan memaksa ada yang bersifat mutlan dan ada yang bersifat relative. Keadaan
mutlak misalnya seperti bencana alam, dan keadaan relative misalnya seperti kontrak yang
masih dapat dilaksanakan tetapi dengan biaya yang lebih tinggi.
7. Sebab-sebab berakhirnya kontrak bisnis
Kontrak dapat berahir karena:
a. Pembayaran
b. Penawaran pembayaran tunai diikuti oleh penyimpanan produk yang hendak
dibayarkan itu disuatu tempat
c. Pembaruan hutang
d. Kompensasi
e. Percampuran utang
f. Pembebasan utang
g. Hapusnya produk yang dimaksud dalam kontrak
h. Pembatalan kontrak
i. Akibat berlakuknya suatu sarat pembatalan
j. Lewat waktu.
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Purek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id
FORMULIR
FORMAT BAHAN AJAR
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-02-AKD-07 01 1 dari 1 25 Februari 2018

BAB III
Bentuk-Bentuk Perusahaan & Proses Pendiriannya

1. Perusahaan dagang
Perusahaan dagang adalah salajh satu bentuk perusahaan perseorangan yang dilakukan
oleh satu orang pengusaha dengan ciri-cirinya:
- Modal Milik Satu orang saja
- Didirikan atas kehendak seorang pengusaha
- Keahlian, tekhnologi, dan manajemen dikelola satu orang saja
- Bila tampak banyak orang diperusahaan tersebut merupakan para pekerja
- Bukan merupakan perusahaan badan hukum dan bukan merupakan perusahaan
persekutuan
- Resiko, untung dan rugi ditanggung sendiri oleh pedagang
- Tidak melalui proses pendirian perusahaan sebagaimana mestinya kecuali surat
izin usaha
- Wajib membuat catatan keuangan termasuk kewajiban membayar pajak dan
retribusi

2. Persekutuan perdata
Persekutuan perdata adalah perserikatan perdata yang menjalankan perusahaan.
Menurut pasal 1618 KUH Perdata, perserikatan perdata adalah sebuah perjanjian dengan
mana dua orang atau lebih mengikatkan diri untuk memasukan sesuatu kedalam persekutuan
dengan maksud untuk membagi keuntungan atau manfaat yang diperoleh karenanya.
Ciri-ciri persekutuan perdata:
a. Ada kesepahaman pendirian
b. Ada perbedaan para sekutu
c. Adanya pembagian keuntungan
d. Adanya penghimpunan kekayaan persekutuan
e. Dimungkinkan untuk berahir apabila terjadi beberapa hal
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Purek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id
FORMULIR
FORMAT BAHAN AJAR
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-02-AKD-07 01 1 dari 1 25 Februari 2018

3. Firma
Firma dapat diartikan sebagai setiap persekutuan perdata yang didirikan untuk
menjalankan perusahaan dengan nama bersama, kongsi, kerjasama (KUHD pasal 16).
Adapun ciri-ciri firma adalah sebagai berikut:
a. Ciri khusus
- Menjalankan perusahaan yang merupakan syarat formal
- Dengan nema bersama
- Pertanggungjawaban sekutu yang bersifat pribadi atau keseluruhan, yang
merupakan syarat keseluruhan yang merupakan syarat material
- Firma bukan merupakan persekutuan badan hukum
b. Prosedur pendirian
- Adanya akata pendirian yang dibuat didepan notaris
- Akta tersebut didaftarkan dikepaniteraan pengadilan negeri
- Akta tersebut akan diumumkan dalam berita negara
- Belum sepenuhnya diakui sebagai firma apabila belum ada pengumuman dan
proses pendataan
c. Kewajiban membuat pembukuan
Persekutuan firma dalam menjalankan usahanya wajib untuk membuat pembukuan
(KUHD pasal 6 ayat 1). Pembukuan dapat dilakukan oleh pihak ketiga diluar para sekutu.
d. Berakhirnya firma
Karena persekutuan firma termasuk kedalam persekutuan perdata, maka mengenai
bubarnya persekutuan firma sama dengan persekutuan perdata, yang diatur dalam pasal
1646 s/d 1652 KUH perdata, yaitu sebagai berikut:
- Lampaunya waktu dimana persekutuan perdata didirikan
- Musnahnya barang atau telah diselesaikanya usaha yang menjadi tugas pokok
persekutuan perdata
- Kehendak dari anggota sekutu
- Dibawah pailit atau pengampunan dana tau salah seorang sekutu meninggal
dunia
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Purek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id
FORMULIR
FORMAT BAHAN AJAR
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-02-AKD-07 01 1 dari 1 25 Februari 2018

4. Persekutuan komanditer (CV)


Persekutuan komanditer adalah firma yang memiliki satu atau beberapa orang sekutu
komanditer. Sekutu komanditer adalah sekutu yang hanya menyerahkan uang, barang atau
tenaga sebagai pemasukan pada persekutuan (sebagai modal), namun dia tidak ikut campur
dalam pengurusan atau penguasan persekutuan, dan tanggungjawabnya terbatas sampai pada
sejumlah uang yang dimasukanya. Artinya seorang sekutu komenditer tidak
bertanggungjawab secara pribadi terhadap persekutuan komanditer, sebab hanya sekutu
komplementerlah yang diserahi tugas untuk mengadakan hubungan hukum dengan pihak
ketiga. (pasal 19 KUHD)
Dalam CV terdapat dua macam sekutu:
- Sekutu komplementer/sekutu kerja/sekutu aktif
- Sekutu komanditer/sekutu tidak aktif/sekutu pasif
Prosedur pendirian CV tidak diatur dalam KUHD sehingga persekutuan komanditer
(CV) dapat diadakan berdasarkan perjanjian dengan lisan atau kesepakatan para pihak saja
(KUHD pasal 22). Dalam prakteknya di Indonesia pendirian dilakukan melalui akta notaris,
didaftarkan di panitera pengadilan negeri, serta diumumkan dalam berita negara.

5. Perseroan terbatas (PT)


a. Pengertian PT
Perseroan terbatas (PT) menurut pasal 1 ayat 1 UU No.1 tahun 1995 tentang perseroan
Terbatas adalah badan hukum yang didirikan berdasarkan perjanjian, melakukan kegiatan
usaha dengan modal dasar yang seluruhnya terbagi dalam saham dan memnuhi persyaratan
yang ditetapkan dalam undang-undang ini serta peraturan pelaksanaanya. Adapun menurtut
undang-undang No 40 tahun 2007 dijelaskan bahwa PT merupakan badan Hukum yang
merupakan persekutuan modal.

Adapun beberapa ciri dari PT, yang diantaranya sebagai berikut ini:

- Tujuannya untuk mencari keuntungan.


KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Purek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id
FORMULIR
FORMAT BAHAN AJAR
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-02-AKD-07 01 1 dari 1 25 Februari 2018

- Memiliki fungsi komersial dan juga fungsi ekonomi.


- Modalnya berasal dari saham-saham dan obligasi.
- Tidak mendapatkan fasilitas dari Negara.
- Perusahaan dipimpin oleh Direksi.
- Kekuasaan tertinggi terdapat pada RUPS atau Rapat Umum Pemegang Saham.
- Karyawan perusahaanya berstatus sebagai pegawai perusahaan swasta.
- Hubungan usahanya diatur di dalam hukum perdata, dan lain-lain.

6. Badan usaha milik negara


BUMN adalah badan usaha yang seluruhnya atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh
negara melalui penyertaan secara langsung yang berasal dari kekayaan negara yang dipisahkan
(Berdasarkan UU Republik Indonesia No.19 Tahun 2003). BUMN merupakan salah satu pelaku
ekonomi dalam sistem perekonomian nasional, disamping badan usaha swasta (BUMS) dan
koperasi. BUMN berasal dari kontribusi dalam perekonomian indonesia yang berperan
menghasilkan berbagai barang dan jasa guna mewujudkan kesejahteraan rakyat. BUMN terdapat
dalam berbagai sektor seperti sektor pertanian, perkebunan, kehutanan, keuangan, manufaktur,
transportasi, pertambangan, listrik, telekomunikasi dan perdagangan serta kontruksi.
Fungsi Badan Usaha Milik Negara diantaranya dalah sebagai berikut:
- Sebagai penyedia barang ekonomis dan jasa yang tidak disedikan oleh swasta
- Merupakan alat pemerintah dalam menata kebijakan perekonomian
- Sebagai pengelola dari cabang-cabang produksi sumber daya alam untuk masyarakat banyak
- Sebagai penyedia layanan dalam kebutuhan masyarakat
- Sebagai penghasil barang dan jasa demi pemenuhan orang banyak
- Sebagai pelopor terhadap sektor-sektor usaha yang belum diminati oleh pihak swasta,
- Pembuka lapangan kerja
- Penghasil devisa negara
- Pembantu dalam pengembangan usaha kecil koperasi,
- Pendorong dalam aktivitas masyarakat terhadap diberbagai lapangan usaha.
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Purek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id
FORMULIR
FORMAT BAHAN AJAR
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-02-AKD-07 01 1 dari 1 25 Februari 2018

7. Koperasi
Koperasi merupakan suatu kumpulan dari orang-orang yang mempunyai tujuan atau
kepentingan bersama. jadi kopersai merupakan bentukan dari sekelompok orang yang memiliki
tujuan bersama. pendirian jenis koperasi tidak lepas dari keinginan para anggota koperasi tersebut.
koperasi yang dapat dikategorikan sebagai lembaga pembiayaan adalah koperasi simpan pinjam,
dalam menjalankan kegiatannya koperasi simpan pinjam memungut sejumlah uang dari setiap
anggota koperasi. Uang yang dikumpulkan para anggota tersebut kemudian dijadikan modal untuk
dikelola oleh pengurus koperasi, dipinjamkan kembali lagi anggota yang membutuhkan.
Secara umum sumber dana koperasi adalah, sebagai berikut :
a. Dari para anggota koperasi berupa :
- Iuran wajib
Iuran wajib dalah iuran yang jumlah nilai uang tertentu yang tidak harus sama
banyaknya yang diwajibkan kepada anggota untuk membayar dan disetorkan atas
namanya dalam waktu tertentu kepada koperasi selama tercatat sebagai anggota
koperasi dan tidak dapat ditarik kembali selama tercatat sebagai anggota.
- Iuran Pokok
Iuran pokok adalah simpanan yang jumlah uang tertentu yang sama banyaknya
yang diwajibkan kepada calon anggota koperasi untuk disetorkan atas namanya
kepada koperasi karyawan pada saat masuk menjadi anggota dan tidak dapat
ditarik kembali selama tercata sebagai anggota.
- Iuran Sukarela
Iuran sukarela adalah uang yang disetor oleh anggota secara sukarela, untuk
menambah kas koperasi itu sendiri.
b. Dari luar koperasi berupa :
- Perbankan
- Badan pemerintah
- Lembaga swasta lainnya.

Pembagian keuntungan yang diberikan kepada para anggotanya sangat tergantung


kepada keaktifan para anggotanya dalam meminjamkan dana. Misalnya dalam koperasi
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Purek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id
FORMULIR
FORMAT BAHAN AJAR
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-02-AKD-07 01 1 dari 1 25 Februari 2018

simpan pinjam semakin banyak seseorang yang meminjam uang maka pembagian
keuantungan yang akan di dapatkan oleh anggota koperasi tersebut akan semakin besar di
bandingkan dengan anggota yang tidak meminjam, begitu juga sebaliknya.

8. Yayasan

Yayasan (Inggris: foundation) adalah suatu badan hukum yang mempunyai maksud
dan tujuan bersifat sosial, keagamaan dan kemanusiaan, yang tidak mempunyai anggota dan
didirikan dengan memperhatikan persyaratan formal yang ditentukan dalam undang-undang.
Di Indonesia, yayasan diatur dalam Undang-undang Nomor 16 Tahun 2001 tentang Yayasan
dan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2004 tentang Perubahan atas Undang-Undang
Nomor 16 Tahun 2001 tentang Yayasan.

a. Pendirian Yayasan
Pendirian yayasan dilakukan dengan akta notaris dan mempunyai status badan hukum
setelah akta pendirian memperoleh pengesahan dari Menteri Kehakiman dan Hak Asasi
Manusia atau pejabat yang ditunjuk. Permohonan pendirian yayasan dapat diajukan kepada
Kepala Kantor Wilayah Departemen Kehakiman dan Hak Asasi Manusia yang wilayah
kerjanya meliputi tempat kedudukan yayasan. Yayasan yang telah memperoleh pengesahan
diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia. (pasal 9,11)

b. Organ yayasan
Yayasan mempunyai organ yang terdiri atas Pembina, Pengurus, dan Pengawas.
Pengelolaan kekayaan dan pelaksanaan kegiatan yayasan dilakukan sepenuhnya oleh
Pengurus. Pengurus wajib membuat laporan tahunan yang disampaikan kepada Pembina dan
tembusannya kepada Menteri dan instansi terkait mengenai keadaan keuangan dan
perkembangan kegiatan yayasan. Pengawas bertugas melakukan pengawasan serta memberi
nasihat kepada Pengurus dalam menjalankan kegiatan yayasan. (pasal 2,52)

c. Kegiatan Usaha Penunjang


KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Purek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id
FORMULIR
FORMAT BAHAN AJAR
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-02-AKD-07 01 1 dari 1 25 Februari 2018

Yayasan dapat melakukan kegiatan usaha untuk menunjang pencapaian maksud dan
tujuannya dengan cara mendirikan badan usaha dan/atau ikut serta dalam suatu badan usaha.
Yayasan dapat melakukan penyertaan dalam berbagai bentuk usaha yang prospektif dengan
ketentuan seluruh penyertaan tersebut paling banyak 25% (dua puluh lima persen). Yayasan
tidak boleh membagikan hasil kegiatan usaha kepada Pembina, Pengurus, dan Pengawas.
Yayasan tidak digunakan sebagai wadah usaha dan Yayasan tidak dapat melakukan kegiatan
usaha secara langsung tetapi harus melalui badan usaha yang didirikannya atau melalui
badan usaha lain dimana Yayasan menyertakan kekayaannya. (Pasal 3,7)

d. Kekayaan dan Pengalihan Kekayaan


Kekayaan Yayasan baik berupa uang, barang, maupun kekayaan lain yang diperoleh
Yayasan berdasarkan Undang-undang ini, dilarang dialihkan atau dibagikan secara langsung
atau tidak langsung, baik dalam bentuk gaji, upah, maupun honorarium, atau bentuk lain
yang dapat dinilai dengan uang kepada Pembina, Pengurus dan Pengawas.Pengecualian atas
ketentuan dimaksud, dapat ditentukan dalam Anggaran Dasar Yayasan. Ketentuan tersebut
dimaksudkan untuk menegaskan bahwa kekayaan Yayasan, termasuk hasil kegiatan usaha
Yayasan, merupakan kekayaan Yayasan sepenuhnya untuk dipergunakan guna mencapai
maksud dan tujuan Yayasan. (Pasal 5)

e. Kewajiban Audit
Yayasan yang kekayaannya berasal dari negara, bantuan luar negeri atau pihak lain,
atau memiliki kekayaan dalam jumlah yang ditentukan dalam undang-undang, kekayaannya
wajib diaudit oleh akuntan publik. Ikhtisar laporan tahunan Yayasan diumumkan pada
papan pengumuman di kantor Yayasan. Ikhtisar laporan keuangan yang merupakan bagian
dari ikhtisar laporan tahunan wajib diumumkan dalam surat kabar harian berbahasa
Indonesia bagi Yayasan yang dimaksud oleh Undang-undang. (Pasal 52)

f. Penggabungan dan Pembubaran


Perbuatan hukum penggabungan Yayasan dapat dilakukan dengan menggabungkan
satu atau lebih Yayasan dengan Yayasan lain, dan mengakibatkan Yayasan yang
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Purek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id
FORMULIR
FORMAT BAHAN AJAR
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-02-AKD-07 01 1 dari 1 25 Februari 2018

menggabungkan diri menjadi bubar. Penggabungan Yayasan dilakukan dengan


memperhatikan: ketidakmampuan Yayasan dalam melaksanakan kegiatan usahanya tanpa
dukungan Yayasan lain, Yayasan yang menerima penggabungan dan yang bergabung
kegiatannya sejenis, atau Yayasan yang menggabungkan diri tidak pernah melakukan
perbuatan yang bertentangan dengan Anggaran Dasarnya, ketertiban umum, dan kesusilaan.
(Pasal 57) Yayasan dapat bubar karena jangka waktu yang ditetapkan Anggaran Dasar
berakhir, tujuan yang ditetapkan telah tercapai atau tidak tercapai, dan putusan pengadilan
yang telah memperoleh kekuatan hukum berdasarkan alas an melanggar ketertiban umum
dan kesusilaan, tidak mampu membayar utangnya setelah dinyatakan pailit, atau harta
kekayaan Yayasan tidak cukup untuk melunasi utangnya setelah pernyataan pailit dicabut.
(Pasal 62)
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Purek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id
FORMULIR
FORMAT BAHAN AJAR
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-02-AKD-07 01 1 dari 1 25 Februari 2018

BAB IV
Perantara Perdagangan

1. Pengertian perantara Dagang


Perantara dagang adalah pihak ketiga yang sehari-hari melakukan kegiatan hukum,
yang menyangkut masalah jual beli atas namanya sendiri maupun atas nama orang lain.
Agen atau perantara adalah persetujuan seseorang untuk memberi kuasa kepada orang lain
yang. Yang dimaksud dengan perantara adalah mereka yang membeli dan menjual barang-
barang tersebut dan memilikinya, mereka bergerak di bidang perdagangan besar dan
pengecer. Perantara perusahaan adalah perusahaan dagang yang membantu perusahaan
untuk menemukan pembeli dan/atau menutup penjualan dengan mereka. Mereka terbagi
menjadi dua macam, yaitu agen perantara dan pedagang perantara.

2. Jenis perantara dagang


a. Grosir
Grosir adalah orang/pengusaha yang membuka usaha dagang dengan membeli dan
menjual kembali barang dagangan kepada pengecer, pedagang besar lannya, perusahaan
industri, lembaga pemerintah/swasta dan sebagainya. Jumlah barang yang diperjualbelikan
relatif besar. Para grosir ini tidak melakukan penjualan secara eceran. Pada dasarya grosir
termasuk jenis pedagang besar.
b. Makelar
Makelar adalah orang/pengusaha/pedagang yang melakukan kegiatan usaha
perdagangan besar sebagai yang mewakili pihak penjual maupun pihak pembeli dengan
wewenang yang terbatas. Makelar ini tidak mempunyai hak milik atas barang. Ia (mereka)
hanya merupakan wakil untuk menutup persetujuan jual beli dan kepadanya diberikan
imbalan jasa (upah persentase) yang disebut kurtase (courtage).
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Purek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id
FORMULIR
FORMAT BAHAN AJAR
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-02-AKD-07 01 1 dari 1 25 Februari 2018

c. Komisioner
Komisioner adalah orang/pengusaha/pedagang yang melakukan persetujuan jual beli
atas namanya sendiri untuk pihak tertentu yang menyuruh (principal) dengan mendapatkan
imbalan jasa persentase yang disebut komisi/ provisi atau factorage.
d. Agen
Pada umumnya agen atau perantara itu menghubungkan antara produsen dengan
pedagang, pedagang dengan pedagang dan pedagang dengan konsumen. Perantara dagang
adalah pihak ketiga yang sehari-hari melakukan kegiatan hukum, yang menyangkut masalah
jual beli atas namanya sendiri maupun atas nama orang lain. Agen atau perantara adalah
persetujuan seseorang untuk memberi kuasa kepada orang lain yang

e. Pedagang Eceran

Perdagangan kecil meliputi semua kegiatan yang berhubungan secara langsung


dengan penjualan barang dan jasa kepada konsumen akhir untuk keperluan pribadi (bukan
untuk keperluan usaha). Namun demikian tidak menutup kemungkinan adanya penjualan
secara langsung dengan para pemakai industri karena tidak semua barang industri selalu
dibeli dalam jumlah besar.
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Purek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id
FORMULIR
FORMAT BAHAN AJAR
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-02-AKD-07 01 1 dari 1 25 Februari 2018

VI
Restrukturisasi Perseroan

Bentuk dari restrukturisasi perusahaan dapat berupa merger, konsolidasi, akuisisi dan
pemisahan. Restrukturisasi ini biasanya dilakukan oleh perusahaan-perusahaan besar untuk
meningkatkan efisiensi dan kinerja perusahaan.
Restrukturisasi ini diatur dalam UU No 1. Tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas mengenai
merger, konsolidasi dan akuisis perseroan.
1. Merger
Merger merupakan penggabungan dari dua perusahaan atau lebih dengan cara tetap
mempertahankan berdirinya salah satu perusahaan dan melikuidasi perusahaan-perusahaan
lainnya. Dalam artian merger merupakan absorpsi suatu perusahaan lainnya. Perusahaan
yang mengambil alih tetap memakai nama dan identitasnya. Setelah merger terjadi, maka
perusahaan yang diambil alih berhenti eksistensinya sebagai suatu usaha bisnis yang
mandiri.
2. Konsolidasi
Konsolidasi merupakan peleburan perusahaan sehingga terbentuk perusahaan yang baru
sama sekali. Dalam konsolidasi, baik perusahaan yang mengambil alih ataupun diambil alih
berakhir eksistensi yuridisnya dan menjadi bagian dari perusahaan yang baru.
Dapat disimpulkan, dalam merger dan konsolidasi, yang terjadi adalah suatu
perusahaan mengambil alih semua aktiva (assets) dan semua pasiva dari perusahaan lain.
Apabila suatu persero ingin melakukan penggabungan atau peleburan, rancana
penggabungan/peleburan harus dituangkan dalam rancangan penggabungan atau rancangan
peleburan.
3. Akuisisi
Dasar hukum akusisi adalah jual beli, cara ini ditempuh dengan cara mengambil alih suatu
perusahaan dengan cara membeli hak suara dari perusahaan, atau dengan cara membeli
saham-saham dari perusahaan tersebut. Akuisisi yang diakui oleh Undang-undang adalah
akuisisi saham bukan akuisisi aktiva. Pembelian saham itu dapat dilakukan dengan cara
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Purek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id
FORMULIR
FORMAT BAHAN AJAR
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-02-AKD-07 01 1 dari 1 25 Februari 2018

tunai, dengan cara menyerahkan saham dari perusahaan yang membeli, maupun dengan
menyerahkan jenis-jenis efek lainnya yang dikeluarkan oleh perusahaan yang membeli.
Makanya perusahaan pengakuisisi biasanya perusahaan besar yang memiliki dana yang
kuat, manajemen yang baik dan jaringan usaha yang luas serta terkelompok dalam
konglomerasi. Akuisisi dapat dilakukan secara eksternal dan internal. Akuisisi internal
adalah akuisisi terhadap perusahaan dalam kelompok sendiri, sedangkan akuisisi eksternal
adalah akuisisi terhadap perusahaan di luar kelompok atau perusahaan dari kelompok lain

Kelebihan dan Kekurangan Merger, Konsolidasi, Akuisis dan Pemisahan


Kelebihan Kekurangan
Merger 1. Memakai nama Menimbulkan polemic baru
perusahaan pengambil
alih
2. Biaya lebih kecil
3. Tidak diperlukan surat
izin usaha baru

Konsolidasi 1. Memakai nama 1. Berbiaya lebih mahal


perusahaan baru 2. Diperlukan surat izin
2. Menghilangkan polemic usaha yang baru
dari masing-masing
perusahaan
Akuisisi 1.Masih memakai nama lama 1. Kurang efisien
2. Tidak diperlukan surat izin 2. Mudah terjadi duplikasi
usaha baru atau pemborosan
3. Kepemilikan perusahaan
berubah
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Purek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id
FORMULIR
FORMAT BAHAN AJAR
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-02-AKD-07 01 1 dari 1 25 Februari 2018

Pemisahan 1. Masih memakai nama 1. Tidak memakai nama


lama dan baru lama
2. Tidak perlu surat izin baru 2. Perlu surat izin baru
3. Tidak perlu program 3. Melalui program
rasionalisasi rasionalisasi
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Purek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id
FORMULIR
FORMAT BAHAN AJAR
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-02-AKD-07 01 1 dari 1 25 Februari 2018

BAB VI
Asuransi

Perasuransian sudah cukup lama hadir dalam perekonomian Indonesia dan ikut berperan
dalam perjalanan sejarah bangsa berdampingan dengan sektor kegiatan ekonomi lainnya.
Menurut UU No.40 Tahun 2014 tentang Perasuransian yang dimaksud dengan Asuransi
adalah perjanjian antara dua pihak, yaitu perusahaan asuransi dan pemegang polis, yang
menjadi dasar bagi penerimaan premi oleh perusahaan asuransi sebagai imbalan untuk :
1. Memberikan pergantian kepada tertanggung atau pemegang polis karena kerugian,
kerusakan, biaya yang timbul, kehilangan keuntungan atau tanggung jawab hukum
kepada pihak ketiga yang mungkin diderita tertanggung atau pemegang polis karena
terjadinya suatu peristiwa yang tidak pasti
2. Memberikan pembayaran yang didasarkan pada meninggalnya tertanggung atau
pembayaran yang didasarkan pada hidupnya tertanggung dengan manfaat yang besarnya
telah ditetapkan dan/atau didasarkan pada hasil pengelolaan dana.
Unsur yuridis suatu asuransi atau pertanggungan, sebagai berikut :
d. Adanya pihak tertanggung (pihak yang kepentingannya diasuransikan)
e. Adanya pihak penanggung (pihak perusahaan asuransi yang menjamin akan
membayar ganti rugi)
f. Adanya perjanjian asuransi (antara penanggung dan tertanggung)
g. Adanya pembayaran premi (oleh tertanggung kepada penanggung)
h. Adanya kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan (yang diderita oleh
tertanggung)
i. Adanya suatu peristiwa yang tidak pasti terjadinya
Prinsip-prinsip dalam asuransi
1. Prinsip kepentingan yang dapat diasuransikan atau dipertanggungkan (insurable interest)
2. Prinsip keterbukaan (utmost Good Faith)
3. Prinsip Indemnity
4. Prinsip Subrogasi untuk kepentingan penanggung
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Purek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id
FORMULIR
FORMAT BAHAN AJAR
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-02-AKD-07 01 1 dari 1 25 Februari 2018

Risiko Dalam Asuransi atau Pertanggungan


Secara umum arti resiko dalam pengertian hukum adalah beban kerugian yang
diakibatkan karena suatu peristiwa di luar kesalahannya. Atau dengan kata lain resiko
adalah suatu ketidaktentuan yang berarti kemungkinan terjadinya suatu kerugian di masa
yang akan datang.
Risiko dalam asuransi terdiri dari :
i. Risiko murni
Merupakan suatu peristiwa yang masih tidak pasti bahwa suatu kerugian akan timbul
dimana jika kejadian tersebut terjadi, maka timbullah kerugian itu. Sedangkan jika kerugian
itu tidak terjadi maka keadaan sama sekali seperti sedia kala (tidak untung atau tidak rugi).
Melihat kepada objek yang terkena resiko, maka resiko murni terdiri dari :
a. Risiko perseorangan
b. Risiko harta benda
c. Risiko tanggung jawab
ii. Risiko spekulasi
Kejadian yang akan terjadi menimbulkan dua kemungkinan, kemungkinan pertama
adalah keuntungan dan kedua adalah akan menderita kerugian.
iii. Risiko khusus
Risiko yang terbit karena ada tindakan individu dengan dampak hanya terhadap seseorang
tertentu saja. Misalnya, risiko berupa kebakaran pada mobil seseorang, yang tidak
menyebabkan kebakaran pada mobil orang lain.
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Purek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id
FORMULIR
FORMAT BAHAN AJAR
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-02-AKD-07 01 1 dari 1 25 Februari 2018

VII
Good Corporate Governance (GCG)

1. Pengertian Good Corporate Governance


Good Corporate Governance adalah suatu sistem pengelolaan perusahaan yang
dirancang untuk meningkatkan kinerja perusahaan, melindungi kepentingan stakeholders dan
meningkatkan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan serta nilai-nilai etika yang
berlaku secara umum.
OECD mengartikan Corporate Governance adalah suatu perangkat dari hubungan
antara suatu managemen Perseroan, Dewan Pengurusnya, para Pemegang Sahamnya dan
penunjang lainnya. Itu membentuk struktur. Keberhasilan Corporate Governance membentuk
suatu sistem check and balances dibawah kontrol dari suatu Perseroan dengan demikian
mengurangi kesempatan dari kesalahan managemen dan kesalahan penggunaan dari aset-aset
Perseroan, sementara membuat sebuah struktur pendorong pimpinan-pimpinan untuk
memaksimalkan nilai Perseroan.
Definisi menurut Surat Keputusan Menteri BUMN No.Kep117/M-MBU/2002 tentang
Penerapan Praktek GCG pada BUMN:41 “Corporate Governance adalah suatu proses dan
struktur yang digunakan oleh organ BUMN untuk meningkatkan keberhasilan usaha dan
akuntabilitas Perseroan guna mewujudkan Nilai Pemegang Saham dalam jangka panjang
dengan tetap memperhatikan kepentingan stakeholder lainnya, berlandaskan Peraturan
Perundang-undangan dan Nilai-nilai Etika.”

2. Prinsip-prinsip Good Corporate Governance

Pada dasarnya prinsip-prinsip Corporate Governance menurut OECD mencakup lima


bidang yang terdiri dari :
1) Perlindungan terhadap hak-hak pemegang saham (The Rights of Shareholders)
2) Persamaan perlakuan terhadap seluruh pemegang saham (The Equitable
Treatment of Shareholders).
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Purek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id
FORMULIR
FORMAT BAHAN AJAR
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-02-AKD-07 01 1 dari 1 25 Februari 2018

3) Peranan stakeholders yang terkait dengan Perseroan (The Role of Stakeholders


in CG)
4) Keterbukaan dan transparansi (Disclosure dan Transparency)
5) Akuntabilitas Direksi dan Dewan Komisaris (The Responsibilities of The
Board)

Good Corporate Governance akan memberikan empat manfaat besar yaitu:


a. Meningkatkan kinerja perusahaan melalui terciptanya proses pengambilan keputusan
yang lebih baik, meningkatkan efisiensi operasional perusahaan serta lebih
meningkatkan pelayanan kepada stakeholders.
b. Meningkatkan corporate value.
c. Meningkatkan kepercayaan investor.
d. Pemegang saham akan merasa puas dengan kinerja perusahaan karena sekaligus
akan meningkatkan shareholder’s value dan dividen.
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Purek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id
FORMULIR
FORMAT BAHAN AJAR
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-02-AKD-07 01 1 dari 1 25 Februari 2018

BAB VIII
Hak Kekayaan Intelektual

1. Istilah dan pengertian hak kekayaan intelektual


Pada saat ini Indonesia telah memiliki perangkat peraturan perundang-undangan di bidang hak kekayaan
intelektual yang cukup memadai dan tidak bertentangan dengan ketentuan sebagaimana yang dipersyaratkan
dalam Persetujuan TRIPS. Peraturan perundangundangan dimaksud mencakup :
1) Undang-undang No. 12 Tahun 1997 tentang Perubahan Undangundang No. 6 Tahun 1982 tentang
Hak Cipta sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang No. 7 tahun 1987 (UU Hak Cipta);
dalam waktu dekat, Undang-undang ini akan direvisi untuk mengakomodasikan perkembangan
mutakhir dibidang hak cipta;
2) Undang-undang No. 29 Tahun 2000 tentang Perlindungan Varietas Tanaman;
3) Undang-undang No. 30 Tahun 2000 tentang Rahasia Dagang;
4) Undang-undang No. 31 Tahun 2000 tentang Desain Industri;
5) Undang-undang No. 32 Tahun 2000 tentang Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu;
6) Undang-undang No. 14 Tahun 2001 tentang Paten (UU Paten); dan
7) Undang-undang No. 15 Tahun 2001 tentang Merek;

Hak Kekayaan Intelektual (selanjutnya disingkat HKI) adalah terjemahan resmi Intellectual Property
Rights (IPR). Berdasarkan substansinya, HKI berhubungan erat dengan benda tidak berwujud serta
melindungi karya Intelektual yang lahir dari cipta, rasa dan karsa manusia. World Intellectual Property
Organization (WIPO), sebuah lembaga internasional di bawah PBB yang menangani masalah HKI
mendefinisikan HKI sebagai “Kreasi yang dihasilkan dari pikiran manusia yang meliputi: invensi, karya
sastra, simbol, nama, citra dan desain yang digunakan di dalam perdagangan.

2. Bentuk-bentuk hak kekayaan intelektual


Hak Kekayaan Intelektual (HKI) secara umum dapat digolongkan ke dalam dua kategori utama,
yaitu:
1. Hak Cipta (copyright);
2. Hak atas Kekayaan Industri (Industrial Property) yang terdiri dari:
a. Hak Paten (Patent);
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Purek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id
FORMULIR
FORMAT BAHAN AJAR
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-02-AKD-07 01 1 dari 1 25 Februari 2018

b. Hak Merek (Trademark);


c. Hak Produk Industri (Industrial Design);
d. Penanggulangan Praktik Persaingan Curang (Represion of Unfair Competition Practices).
e. Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu (layout design of integrated circuit);
f. Rahasia Dagang (trade secret)
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Purek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id
FORMULIR
FORMAT BAHAN AJAR
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-02-AKD-07 01 1 dari 1 25 Februari 2018

BAB IX
Perlindungan Konsumen

1. Landasan hukum dan pengertian perlindungan konsumen


Menurut UU No. 8 Tahun 1999 tentang perlindungan konsumen, yang dimaksud dengan
perlindungan konsumen adalah segala upaya yang menjamin adanya kepastian hokum untuk
memberi perlindungan kepada konsumen. Adapun yang dimaksud dengan konsumen adalah
setiap orang pemakai barang atau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik kepentingan
diri sendiri, keluarga, orang lain maupun mahluk hidup lain dan tidak untuk
diperdagangkan.

2. Hak dan kewajiban konsumen


Dalam UUPK telanh diatur secara terperinci mengenai hak dankewajiban konsumen
diantaranya:
a. Hak konsumen:
- Kenyamanan, keamanan dan keselamatan dalam mengkonsumsi barang
- Hak untuk memilih barang serta mendapatkan barang sesuai dengan nilai tukar barang
tersebut
- Hak atas informasi yang jelas
- Hak untuk didengar pendapat dan keluhanya
- Hak mendapatkan advokasi
- Hak untuk mendapat pembinaan dan pendidikan konsumen
- Hak untuk diperlakukan atau dilayani dengan benar
- Hak mendapatkan kompensasi
- Hak-hak yang diatur dalam ketentuan dalam perundang-undangan
b. Kewajiban konsumen:
- Membaca dan mengikuti petunjuk informasi dan prosedur yang tertera pada produk
- Beritikad baik dalam melakukan transaksi
- Membayar sesuai dengan nilai tukar yang disepakati
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Purek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id
FORMULIR
FORMAT BAHAN AJAR
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-02-AKD-07 01 1 dari 1 25 Februari 2018

- Mengikuti upaya penyelesaian hokum sengketa

3. Hak dan kewajiban pelaku usaha


a. Hak pelaku usaha:
- Menerima pembayaran sesuai dengan kesepakatan
- Mendapat perlindugnan hokum
- Melakukan pembelaan diri sepatutnya
- Hak untuk rehabilitasi nama baik
- Hak yang diatur dalam peraturan perundang-undangan
a. Kewajiban pelaku usaha:
- Beritikad baik dalam kegiatan usahanya
- Memberikan informasi yang benar
- Memperlakukan konsumen dengan baik
- Menjamin mutu barang
- Memberi kesempatan pada konsumen untuk mencoba barang
- Membrikan kompensasi/ganti rugi

4. Larangan pelaku usaha


a. Larangan bagi pelaku usaha yang berhubungan dengan barang dan jasa yang
diperjualbelikan
b. Larangan bagi pengusaha dalam kegiatan penawaran barang-dan jasa
c. Larangan yang berhubungan dengan penjualan melalui obral/lelang yang
mengelabuhi/ menyesatkan
d. Larangan mengiklankan atau mempromosikan dengan jumlah tertentu
e. Larangan mempromosikan dengan janji
f. Larangan menawarkan dengan cara paksa
g. Larangan yang berhubungan dengan kegiatan menawarkan barang secara pesanan, dll.
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Purek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id
FORMULIR
FORMAT BAHAN AJAR
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-02-AKD-07 01 1 dari 1 25 Februari 2018

BAB X
Kepailitan & Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang

1. Pengertian kepailitan
Pailit adalah suatu usaha bersama untuk mendapat pembayaran bagi semua kreditur secara adil,
tertib, agar semua kreditur mendapat pembayaran menurut imbangan besar kecilnya piutang
masing-masing dengan tidak berebutan. Kepailitan adalah sita umum atas semua kekayaan debitur
pailit yang semua pengurusan dan pemberesanya dilakukan oleh curator dibawah pengawasan
hakim pengawas sebagaimana diatur dalam undang-undang no 37 tahun 2004.

2. Para pihak yang terlibat dalam kepailitan


a. Hakim pengawas
b. Kurator
c. Panitia kreditur
d. Debitur
e. Kreditur

3. Akibat hukum kepailitan


a. Debitur kehilangan segala haknya untuk menguasai, mengurus atas kekayaan harta
bendanya (asetnya)
b. Utang-utang baru tidak dijamin oleh hartanya
c. Untuk melindungi kepentingan kreditur, selama putusan atas permohonan pernyataan pailit
belum diputuskan, kreditur dapat mengajukan permohonan kepada pengadilan untuk:
- Meletakan sita jaminan kepada sebagian atau seluruh kekayaan debitur
- Menunjuk curator sementara untuk mengelola usaha debitur
d. Harus diumumkan didua surat kabar

4. Penundaan kewajiban pembayaran utang


KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Purek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id
FORMULIR
FORMAT BAHAN AJAR
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-02-AKD-07 01 1 dari 1 25 Februari 2018

Apabila dalam penyelesaian utang dan seluruh kewadibanya debitur memiliki itikad baik,
maka undang-undang No.37 Tahun 2004 mengatur tentang penundaaan kewajiban Piutang.
Keadaan tersebut disebut “keadaan surseance” dimana yang pailit dapat mengajukan
permohonan kepada pengadilan niaga untuk menunda kewajiban pembayaran.

5. Berkhirnya kepailitan
Setelah daftar pembagian penutup menjadi mengikat, maka kreditur memperoleh hak
kembali hak eksekusi terhadap harta debitur mengenai pitang mereka yang belum dibayar.
Pengakuan suatu piutang mempunyai kekuatan hokum tetap terhadap debitur seperti suatu
putusan pengadilan yang telah memperoleh keuatan hokum tetap.
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Purek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id
FORMULIR
FORMAT BAHAN AJAR
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-02-AKD-07 01 1 dari 1 25 Februari 2018

BAB XI
Penyelesaian Sengketa Bisnis

Pengertian sengketa adalah pertentangan atau konflik. Konflik berarti adanya


perbedaan pendapat, penafsiran atau pertentangan antara orang-orang atau pihak terhadap
satu objek perselisihanyang mempunyai hubungan atau kepentingan yang sama atas suatu
objek kepemilikan, yang menimbulkan akibat hokum antara satu dengan yang lainya.
Sengketa bisnis dalam hal ini dapat dikaitkan sebagai segala bentuk perselisihan yangterjadi
dalam urusan bisnis.
Penyelesaian sengketa bisnis merupakan tata cara bagaimana pelaku bisnis dapat
menyelesaikan perselisihan atau sengketa yang terjadi diantara pelaku bisnis. Sengketa
dalam hal ini adalah konsekuensi logis dari hubdalam sebuah kontrak, oleh karena itu perlu
diadakan klausul penyelesaian perselisihan disetiap kungan perikatan.

1. Penyelesaian sengketa di luar pengadilan


Merupakan penyelesaian sengketa diluar pengadilan merupakan upaya dalam
menyelesaikan perselisihan isnis menggunakan jalan kekeluargaan. Adapun perselisihan
tersebut dapat diselesaikan melalui lembaga Arbirtase. Arbitrase adalah cara penyelesaian
suatu sengketa perdata di luar peradilan umum yang didasarkan pada
perjanjianarbitrase yang dibuat secara tertulis oleh para pihak yang bersengketa
(berdasarkan pasal 1 ayat (1) Undang-Undang No. 30 Tahun 1999 Tentang Arbitrase dan
Alternatif Penyelesaian Sengketa).
Penyelesaian tersebut terdiri dari:
a. Negosiasi
b. Mediasi
c. Konsiliasi
d. Penilaian ahli
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Purek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id
FORMULIR
FORMAT BAHAN AJAR
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-02-AKD-07 01 1 dari 1 25 Februari 2018

2. Penyelesaian sengketa melalui pengadilan


Penyelesaian sengketa melalui forum pengedalian pada umumnya diselesaikan
berdasarkan hokum acara yang sudah ditentukan. Penyelesaian sengketa bisnis pada
umumnya tidak ditunjukan pada suatu kemenangan sepihak secara mutlak dan jalan
keluarnya adalah menghindari penyelesaian sengketa yang sifatnya formal melalui peradilan
sebisa mungkin dihindari.

Anda mungkin juga menyukai