Bahan Ajar Hukum Bisnis BA Humbis 2022
Bahan Ajar Hukum Bisnis BA Humbis 2022
BAHAN AJAR
HUKUM BISNIS
Tim:
Indri Murniawaty, S.Pd, M.Pd
Anna Kania Widiatami, S.E, MAk, Akt.
Pada hari Senin tanggal tujuh bulan Febuari tahun 2022 Bahan Ajar Mata
Kuliah Hukum Bisnis Program Studi Pendidikan Ekonomi Fakultas Fakultas
Ekonomi telah diverifikasi oleh Ketua Jurusan/Ketua Program Studi
Pendidikan Ekonomi, Fakultas Ekonomi Univearasitas Negari Semarang.
Mengetahui,
Ketua Jurusan Pendidikan Ekonomi Penanggungjawab MK
PRAKATA
Mata kuliah hukum bisnis diharapkan mampu meningkatkan kompetensi lulusan untuk
menjadi lulusan Pendidikan ekonomi yang cakap dalam dunia bisnis, bermoral dan
mampu menerapkan seperangkat aturan hukum yang berlaku dalam dunia bisnis.
Capaian yang ingin diperoleh dalam mata kuliah ini salah satunya agar mahasiswa
mampu menguasai sumber hukum yang berlaku dalam dunia bisnis. Selanjutnya
mahasiswa juga akan mengetahui keterkaitan tentang subjek hukum dengan beberapa
keadaan dalam bisnis semisal kepailitan, daluarsa, kontrak bisnis, hukum waris dan
lainya.
Referensi
1. Sudaryat, S.H., M.H., Hukum Bisnis Suatu Pengantar. Jendela Mas Pustaka. Bandung.
2008
2. Arus Akbar Silondae & Wirawan B. Ilyas, Pokok-Pokok Hukum Bisnis. Salemba Empat.
Jaklarta. 2011
3. Abdul R. Saliman, S.H., M.M., Hukum Bisnis Untuk Peerusahaan Teori dan Contoh
Kasus. Kencana Prenada Media Group. Jakarta. 2005
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Purek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id
FORMULIR
FORMAT BAHAN AJAR
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-02-AKD-07 01 1 dari 1 25 Februari 2018
DAFTAR ISI
Prakata …………………………………………………………………….. i
Daftar isi …………………………………………………………………… ii
Daftar Gambar ……………………………………………………………. iii
Daftar Tabel ……………………………………………………………….. iv
Bab I Pengertian & Ruang Lingkup Hukum Bisnis ………..…………... 1
Bab II Kontrak Bisnis .……………………………………………………. 4
Bab III Bentuk Perusahaan .……………………………………………… 7
Bab IV Peraturan Perdagangan …………………………………………. 11
Bab V Partisipasi Perseroan .…………………………………………….. 13
Bab VI Asuransi .…………………………………………………………... 17
Bab VII Good Corporate Government …………………………………... 20
Bab VIII HaKI .………………………………………………………….... 24
Bab IX Perlindungan Konsumen ………………………………………… 29
Bab X Kepailitan …………………………………………………………... 31
Bab XI Penyelesaian Sengketa Bisnis .…….……………………………... 34
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Purek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id
FORMULIR
FORMAT BAHAN AJAR
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-02-AKD-07 01 1 dari 1 25 Februari 2018
BAB I
Pengertian & Ruang Lingkup Hukum Bisnis
A. Deskripsi Singkat
Hukum bisnis merupakan mata kuliah pada bidang ekonomi yang membahas tentang
hukum hubungan antar ekonomi dalam bisnis. Pada sub bab ini akan dijelaskan tentang
materi ruang lingkup hukum bisnis dan pengertian hukum bisnis.
C. Isi Materi
1. Pengertian hukum bisnis
Sebelum mengetahui Pengertian hukum Bisnis terlebih dahulu di jabarkan
pengertian Sistem Hukum dan system Hukum di Indonesia. Lebih lanjut berbicara
mengenai system hukum, maka akan dipisahkan antara pengertian system dan pengertian
hukum. Ilmu hukum dapat diartikan sebagai ilmu pengetahuan yang objeknya hukum.
Hukum memiliki beberapa unsur yaitu: aturan, dibuat pihak berwenang, berisi perintah
dan larangan, bersifat memaksa, ada sanksi yang jelas.
System merupakan kesatuan bagian-bagian yang saling berinteraksi, bagian-bagian
tersebut memiliki fungsi masing-masing dan merupakan suatu kesatuan yang utuh
(Saliman, 2011). System hukum diartikan sebagai seperangkat lembaga Hukum, prosedur
dan aturan hukum yang beroprasi.
a. Struktur Hukum
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Purek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id
FORMULIR
FORMAT BAHAN AJAR
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-02-AKD-07 01 1 dari 1 25 Februari 2018
f. Doktrin, ialah pendapat para sarjana hukum terkemuka yang besar pengaruhnya
terhadap hakim dalam pengambilan keputusan perkara.
D. Rangkuman
Hukum bisnis adalah perangkat hukum yang mengatur suatu tatacara dan pelaksanaan
suatu urusan atau suatu kegiatan perdagangan, industri, ataupun tentang kegiatan
keuangan yang berhubungan dengan kegiatan pertukaran barang dan jasa, kegiatan
produksi maupun suatu kegiatan menempatkan uang yang dilakukan oleh para pengusaha
bisnis dengan usaha dan usaha yang lainnya, dimana enterpineur sudah
mempertimbangkan suatu segala resiko yang mungkin terjadi. Ruang lingkup hukum
bisnis diantaranya : Perikatan, Jual beli, Perusahaan go public dan pasar modal,
Kepailitan dan likuidasi, Berbagai penanaman modal asing dan domestic, dll.
E. Pertanyaan Diskusi
1. Jelaskan dan berikan contoh Ruang lingkup hukum dalam Fenomena Bisnis!
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Purek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id
FORMULIR
FORMAT BAHAN AJAR
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-02-AKD-07 01 1 dari 1 25 Februari 2018
BAB II
Kontrak Bisnis
A. Deskripsi Singkat
Dalam urusan bisnis seringkali terjadi persengketaan dan perselisihan yang menyebabkan
konsekuensi hukum. Untuk mencegah terjadinya persengketaan maka disusun kontrak
bisnis yang digunakan sebagai dasar berlakunya kegiatan bisnis.
B. Capaian Pembelajaran Matakuliah
-
Diharapkan mahasiswa mampu menguasai cara-cara membuat kontrak
bisnis
- Mahasiswa memahami dan mampu menerapkan asas kontrak bisnis
C. Isi Materi Perkuliahan
1. Pengertian kontrak bisnis
Kontrak dalam arti yang lebih luas sering juga disebut sebagai perjanjian. Kontrak
adalah peristiwa dimana dua orang atau lebih saling berjanji untuk melakukan atau tidak
melakukan suatu perbuatan tertentu, biasanya secara tertulis. Para pihak yang terlibat dalam
kontrak bersepakat untuk mentaati segala bentuk perjanjian yang tertulis dalam kontrak,
sehingga perjanjian tersebut menimbulkan hukum perikatan. Kontrak merupakan sumber
hukum formal, asalkan kontrak tersebut merupakan kontrak yang sah.
- Melaksanakan apa yang dijanjikan tetapi tidak sesuai dengan yang seharusnya
- Melakukan apa yang dijanjikan tetapi terlambat
- Melakukan sesuatu yang menurut kontrak tidak boleh dilakukanya
Akibat wanprestasi itu biasanya dapat dikenakan sanksi berupa ganti rugi, pembatalan
kontrak, peralihan resiko, maupun membayar perkara.
6. Force majeure dalam kontrak bisnis
Force majeure atau dalam istilah sederhana disebut keadaan memaksa merupakan suatu
kondisi dimana secara mutlak kontrak tidak dapat dilanjutkan. Keadaan memaksa disebut
sebagai keadaan memaksa apabila:
- Diluar kekuasaan
- Memaksa
- Tidak dapat diketahui sebelumnya.
Keadaan memaksa ada yang bersifat mutlan dan ada yang bersifat relative. Keadaan
mutlak misalnya seperti bencana alam, dan keadaan relative misalnya seperti kontrak yang
masih dapat dilaksanakan tetapi dengan biaya yang lebih tinggi.
7. Sebab-sebab berakhirnya kontrak bisnis
Kontrak dapat berahir karena:
a. Pembayaran
b. Penawaran pembayaran tunai diikuti oleh penyimpanan produk yang hendak
dibayarkan itu disuatu tempat
c. Pembaruan hutang
d. Kompensasi
e. Percampuran utang
f. Pembebasan utang
g. Hapusnya produk yang dimaksud dalam kontrak
h. Pembatalan kontrak
i. Akibat berlakuknya suatu sarat pembatalan
j. Lewat waktu.
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Purek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id
FORMULIR
FORMAT BAHAN AJAR
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-02-AKD-07 01 1 dari 1 25 Februari 2018
BAB III
Bentuk-Bentuk Perusahaan & Proses Pendiriannya
1. Perusahaan dagang
Perusahaan dagang adalah salajh satu bentuk perusahaan perseorangan yang dilakukan
oleh satu orang pengusaha dengan ciri-cirinya:
- Modal Milik Satu orang saja
- Didirikan atas kehendak seorang pengusaha
- Keahlian, tekhnologi, dan manajemen dikelola satu orang saja
- Bila tampak banyak orang diperusahaan tersebut merupakan para pekerja
- Bukan merupakan perusahaan badan hukum dan bukan merupakan perusahaan
persekutuan
- Resiko, untung dan rugi ditanggung sendiri oleh pedagang
- Tidak melalui proses pendirian perusahaan sebagaimana mestinya kecuali surat
izin usaha
- Wajib membuat catatan keuangan termasuk kewajiban membayar pajak dan
retribusi
2. Persekutuan perdata
Persekutuan perdata adalah perserikatan perdata yang menjalankan perusahaan.
Menurut pasal 1618 KUH Perdata, perserikatan perdata adalah sebuah perjanjian dengan
mana dua orang atau lebih mengikatkan diri untuk memasukan sesuatu kedalam persekutuan
dengan maksud untuk membagi keuntungan atau manfaat yang diperoleh karenanya.
Ciri-ciri persekutuan perdata:
a. Ada kesepahaman pendirian
b. Ada perbedaan para sekutu
c. Adanya pembagian keuntungan
d. Adanya penghimpunan kekayaan persekutuan
e. Dimungkinkan untuk berahir apabila terjadi beberapa hal
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Purek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id
FORMULIR
FORMAT BAHAN AJAR
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-02-AKD-07 01 1 dari 1 25 Februari 2018
3. Firma
Firma dapat diartikan sebagai setiap persekutuan perdata yang didirikan untuk
menjalankan perusahaan dengan nama bersama, kongsi, kerjasama (KUHD pasal 16).
Adapun ciri-ciri firma adalah sebagai berikut:
a. Ciri khusus
- Menjalankan perusahaan yang merupakan syarat formal
- Dengan nema bersama
- Pertanggungjawaban sekutu yang bersifat pribadi atau keseluruhan, yang
merupakan syarat keseluruhan yang merupakan syarat material
- Firma bukan merupakan persekutuan badan hukum
b. Prosedur pendirian
- Adanya akata pendirian yang dibuat didepan notaris
- Akta tersebut didaftarkan dikepaniteraan pengadilan negeri
- Akta tersebut akan diumumkan dalam berita negara
- Belum sepenuhnya diakui sebagai firma apabila belum ada pengumuman dan
proses pendataan
c. Kewajiban membuat pembukuan
Persekutuan firma dalam menjalankan usahanya wajib untuk membuat pembukuan
(KUHD pasal 6 ayat 1). Pembukuan dapat dilakukan oleh pihak ketiga diluar para sekutu.
d. Berakhirnya firma
Karena persekutuan firma termasuk kedalam persekutuan perdata, maka mengenai
bubarnya persekutuan firma sama dengan persekutuan perdata, yang diatur dalam pasal
1646 s/d 1652 KUH perdata, yaitu sebagai berikut:
- Lampaunya waktu dimana persekutuan perdata didirikan
- Musnahnya barang atau telah diselesaikanya usaha yang menjadi tugas pokok
persekutuan perdata
- Kehendak dari anggota sekutu
- Dibawah pailit atau pengampunan dana tau salah seorang sekutu meninggal
dunia
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Purek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id
FORMULIR
FORMAT BAHAN AJAR
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-02-AKD-07 01 1 dari 1 25 Februari 2018
Adapun beberapa ciri dari PT, yang diantaranya sebagai berikut ini:
7. Koperasi
Koperasi merupakan suatu kumpulan dari orang-orang yang mempunyai tujuan atau
kepentingan bersama. jadi kopersai merupakan bentukan dari sekelompok orang yang memiliki
tujuan bersama. pendirian jenis koperasi tidak lepas dari keinginan para anggota koperasi tersebut.
koperasi yang dapat dikategorikan sebagai lembaga pembiayaan adalah koperasi simpan pinjam,
dalam menjalankan kegiatannya koperasi simpan pinjam memungut sejumlah uang dari setiap
anggota koperasi. Uang yang dikumpulkan para anggota tersebut kemudian dijadikan modal untuk
dikelola oleh pengurus koperasi, dipinjamkan kembali lagi anggota yang membutuhkan.
Secara umum sumber dana koperasi adalah, sebagai berikut :
a. Dari para anggota koperasi berupa :
- Iuran wajib
Iuran wajib dalah iuran yang jumlah nilai uang tertentu yang tidak harus sama
banyaknya yang diwajibkan kepada anggota untuk membayar dan disetorkan atas
namanya dalam waktu tertentu kepada koperasi selama tercatat sebagai anggota
koperasi dan tidak dapat ditarik kembali selama tercatat sebagai anggota.
- Iuran Pokok
Iuran pokok adalah simpanan yang jumlah uang tertentu yang sama banyaknya
yang diwajibkan kepada calon anggota koperasi untuk disetorkan atas namanya
kepada koperasi karyawan pada saat masuk menjadi anggota dan tidak dapat
ditarik kembali selama tercata sebagai anggota.
- Iuran Sukarela
Iuran sukarela adalah uang yang disetor oleh anggota secara sukarela, untuk
menambah kas koperasi itu sendiri.
b. Dari luar koperasi berupa :
- Perbankan
- Badan pemerintah
- Lembaga swasta lainnya.
simpan pinjam semakin banyak seseorang yang meminjam uang maka pembagian
keuantungan yang akan di dapatkan oleh anggota koperasi tersebut akan semakin besar di
bandingkan dengan anggota yang tidak meminjam, begitu juga sebaliknya.
8. Yayasan
Yayasan (Inggris: foundation) adalah suatu badan hukum yang mempunyai maksud
dan tujuan bersifat sosial, keagamaan dan kemanusiaan, yang tidak mempunyai anggota dan
didirikan dengan memperhatikan persyaratan formal yang ditentukan dalam undang-undang.
Di Indonesia, yayasan diatur dalam Undang-undang Nomor 16 Tahun 2001 tentang Yayasan
dan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2004 tentang Perubahan atas Undang-Undang
Nomor 16 Tahun 2001 tentang Yayasan.
a. Pendirian Yayasan
Pendirian yayasan dilakukan dengan akta notaris dan mempunyai status badan hukum
setelah akta pendirian memperoleh pengesahan dari Menteri Kehakiman dan Hak Asasi
Manusia atau pejabat yang ditunjuk. Permohonan pendirian yayasan dapat diajukan kepada
Kepala Kantor Wilayah Departemen Kehakiman dan Hak Asasi Manusia yang wilayah
kerjanya meliputi tempat kedudukan yayasan. Yayasan yang telah memperoleh pengesahan
diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia. (pasal 9,11)
b. Organ yayasan
Yayasan mempunyai organ yang terdiri atas Pembina, Pengurus, dan Pengawas.
Pengelolaan kekayaan dan pelaksanaan kegiatan yayasan dilakukan sepenuhnya oleh
Pengurus. Pengurus wajib membuat laporan tahunan yang disampaikan kepada Pembina dan
tembusannya kepada Menteri dan instansi terkait mengenai keadaan keuangan dan
perkembangan kegiatan yayasan. Pengawas bertugas melakukan pengawasan serta memberi
nasihat kepada Pengurus dalam menjalankan kegiatan yayasan. (pasal 2,52)
Yayasan dapat melakukan kegiatan usaha untuk menunjang pencapaian maksud dan
tujuannya dengan cara mendirikan badan usaha dan/atau ikut serta dalam suatu badan usaha.
Yayasan dapat melakukan penyertaan dalam berbagai bentuk usaha yang prospektif dengan
ketentuan seluruh penyertaan tersebut paling banyak 25% (dua puluh lima persen). Yayasan
tidak boleh membagikan hasil kegiatan usaha kepada Pembina, Pengurus, dan Pengawas.
Yayasan tidak digunakan sebagai wadah usaha dan Yayasan tidak dapat melakukan kegiatan
usaha secara langsung tetapi harus melalui badan usaha yang didirikannya atau melalui
badan usaha lain dimana Yayasan menyertakan kekayaannya. (Pasal 3,7)
e. Kewajiban Audit
Yayasan yang kekayaannya berasal dari negara, bantuan luar negeri atau pihak lain,
atau memiliki kekayaan dalam jumlah yang ditentukan dalam undang-undang, kekayaannya
wajib diaudit oleh akuntan publik. Ikhtisar laporan tahunan Yayasan diumumkan pada
papan pengumuman di kantor Yayasan. Ikhtisar laporan keuangan yang merupakan bagian
dari ikhtisar laporan tahunan wajib diumumkan dalam surat kabar harian berbahasa
Indonesia bagi Yayasan yang dimaksud oleh Undang-undang. (Pasal 52)
BAB IV
Perantara Perdagangan
c. Komisioner
Komisioner adalah orang/pengusaha/pedagang yang melakukan persetujuan jual beli
atas namanya sendiri untuk pihak tertentu yang menyuruh (principal) dengan mendapatkan
imbalan jasa persentase yang disebut komisi/ provisi atau factorage.
d. Agen
Pada umumnya agen atau perantara itu menghubungkan antara produsen dengan
pedagang, pedagang dengan pedagang dan pedagang dengan konsumen. Perantara dagang
adalah pihak ketiga yang sehari-hari melakukan kegiatan hukum, yang menyangkut masalah
jual beli atas namanya sendiri maupun atas nama orang lain. Agen atau perantara adalah
persetujuan seseorang untuk memberi kuasa kepada orang lain yang
e. Pedagang Eceran
VI
Restrukturisasi Perseroan
Bentuk dari restrukturisasi perusahaan dapat berupa merger, konsolidasi, akuisisi dan
pemisahan. Restrukturisasi ini biasanya dilakukan oleh perusahaan-perusahaan besar untuk
meningkatkan efisiensi dan kinerja perusahaan.
Restrukturisasi ini diatur dalam UU No 1. Tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas mengenai
merger, konsolidasi dan akuisis perseroan.
1. Merger
Merger merupakan penggabungan dari dua perusahaan atau lebih dengan cara tetap
mempertahankan berdirinya salah satu perusahaan dan melikuidasi perusahaan-perusahaan
lainnya. Dalam artian merger merupakan absorpsi suatu perusahaan lainnya. Perusahaan
yang mengambil alih tetap memakai nama dan identitasnya. Setelah merger terjadi, maka
perusahaan yang diambil alih berhenti eksistensinya sebagai suatu usaha bisnis yang
mandiri.
2. Konsolidasi
Konsolidasi merupakan peleburan perusahaan sehingga terbentuk perusahaan yang baru
sama sekali. Dalam konsolidasi, baik perusahaan yang mengambil alih ataupun diambil alih
berakhir eksistensi yuridisnya dan menjadi bagian dari perusahaan yang baru.
Dapat disimpulkan, dalam merger dan konsolidasi, yang terjadi adalah suatu
perusahaan mengambil alih semua aktiva (assets) dan semua pasiva dari perusahaan lain.
Apabila suatu persero ingin melakukan penggabungan atau peleburan, rancana
penggabungan/peleburan harus dituangkan dalam rancangan penggabungan atau rancangan
peleburan.
3. Akuisisi
Dasar hukum akusisi adalah jual beli, cara ini ditempuh dengan cara mengambil alih suatu
perusahaan dengan cara membeli hak suara dari perusahaan, atau dengan cara membeli
saham-saham dari perusahaan tersebut. Akuisisi yang diakui oleh Undang-undang adalah
akuisisi saham bukan akuisisi aktiva. Pembelian saham itu dapat dilakukan dengan cara
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Purek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id
FORMULIR
FORMAT BAHAN AJAR
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-02-AKD-07 01 1 dari 1 25 Februari 2018
tunai, dengan cara menyerahkan saham dari perusahaan yang membeli, maupun dengan
menyerahkan jenis-jenis efek lainnya yang dikeluarkan oleh perusahaan yang membeli.
Makanya perusahaan pengakuisisi biasanya perusahaan besar yang memiliki dana yang
kuat, manajemen yang baik dan jaringan usaha yang luas serta terkelompok dalam
konglomerasi. Akuisisi dapat dilakukan secara eksternal dan internal. Akuisisi internal
adalah akuisisi terhadap perusahaan dalam kelompok sendiri, sedangkan akuisisi eksternal
adalah akuisisi terhadap perusahaan di luar kelompok atau perusahaan dari kelompok lain
BAB VI
Asuransi
Perasuransian sudah cukup lama hadir dalam perekonomian Indonesia dan ikut berperan
dalam perjalanan sejarah bangsa berdampingan dengan sektor kegiatan ekonomi lainnya.
Menurut UU No.40 Tahun 2014 tentang Perasuransian yang dimaksud dengan Asuransi
adalah perjanjian antara dua pihak, yaitu perusahaan asuransi dan pemegang polis, yang
menjadi dasar bagi penerimaan premi oleh perusahaan asuransi sebagai imbalan untuk :
1. Memberikan pergantian kepada tertanggung atau pemegang polis karena kerugian,
kerusakan, biaya yang timbul, kehilangan keuntungan atau tanggung jawab hukum
kepada pihak ketiga yang mungkin diderita tertanggung atau pemegang polis karena
terjadinya suatu peristiwa yang tidak pasti
2. Memberikan pembayaran yang didasarkan pada meninggalnya tertanggung atau
pembayaran yang didasarkan pada hidupnya tertanggung dengan manfaat yang besarnya
telah ditetapkan dan/atau didasarkan pada hasil pengelolaan dana.
Unsur yuridis suatu asuransi atau pertanggungan, sebagai berikut :
d. Adanya pihak tertanggung (pihak yang kepentingannya diasuransikan)
e. Adanya pihak penanggung (pihak perusahaan asuransi yang menjamin akan
membayar ganti rugi)
f. Adanya perjanjian asuransi (antara penanggung dan tertanggung)
g. Adanya pembayaran premi (oleh tertanggung kepada penanggung)
h. Adanya kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan (yang diderita oleh
tertanggung)
i. Adanya suatu peristiwa yang tidak pasti terjadinya
Prinsip-prinsip dalam asuransi
1. Prinsip kepentingan yang dapat diasuransikan atau dipertanggungkan (insurable interest)
2. Prinsip keterbukaan (utmost Good Faith)
3. Prinsip Indemnity
4. Prinsip Subrogasi untuk kepentingan penanggung
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Purek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id
FORMULIR
FORMAT BAHAN AJAR
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-02-AKD-07 01 1 dari 1 25 Februari 2018
VII
Good Corporate Governance (GCG)
BAB VIII
Hak Kekayaan Intelektual
Hak Kekayaan Intelektual (selanjutnya disingkat HKI) adalah terjemahan resmi Intellectual Property
Rights (IPR). Berdasarkan substansinya, HKI berhubungan erat dengan benda tidak berwujud serta
melindungi karya Intelektual yang lahir dari cipta, rasa dan karsa manusia. World Intellectual Property
Organization (WIPO), sebuah lembaga internasional di bawah PBB yang menangani masalah HKI
mendefinisikan HKI sebagai “Kreasi yang dihasilkan dari pikiran manusia yang meliputi: invensi, karya
sastra, simbol, nama, citra dan desain yang digunakan di dalam perdagangan.
BAB IX
Perlindungan Konsumen
BAB X
Kepailitan & Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang
1. Pengertian kepailitan
Pailit adalah suatu usaha bersama untuk mendapat pembayaran bagi semua kreditur secara adil,
tertib, agar semua kreditur mendapat pembayaran menurut imbangan besar kecilnya piutang
masing-masing dengan tidak berebutan. Kepailitan adalah sita umum atas semua kekayaan debitur
pailit yang semua pengurusan dan pemberesanya dilakukan oleh curator dibawah pengawasan
hakim pengawas sebagaimana diatur dalam undang-undang no 37 tahun 2004.
Apabila dalam penyelesaian utang dan seluruh kewadibanya debitur memiliki itikad baik,
maka undang-undang No.37 Tahun 2004 mengatur tentang penundaaan kewajiban Piutang.
Keadaan tersebut disebut “keadaan surseance” dimana yang pailit dapat mengajukan
permohonan kepada pengadilan niaga untuk menunda kewajiban pembayaran.
5. Berkhirnya kepailitan
Setelah daftar pembagian penutup menjadi mengikat, maka kreditur memperoleh hak
kembali hak eksekusi terhadap harta debitur mengenai pitang mereka yang belum dibayar.
Pengakuan suatu piutang mempunyai kekuatan hokum tetap terhadap debitur seperti suatu
putusan pengadilan yang telah memperoleh keuatan hokum tetap.
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Purek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id
FORMULIR
FORMAT BAHAN AJAR
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-02-AKD-07 01 1 dari 1 25 Februari 2018
BAB XI
Penyelesaian Sengketa Bisnis