Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

ISPA

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 8

NAGITA MIRANTI DEWI (3022041097)


CAHYA MULYA PUTRI (3022041029)
SITI NUR ASIAH (3022041136)

PRODI DIII KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS FALETEHAN
TAHUN AJARAN 2023/2024
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. yang senantiasa
mencurahkan rahmat,tufik dan hidayahnya kepada kami sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas kelompok dalam membuat makalahh yang berjudul “ISPA”.
Makalah ini di susun sebagai bahan diskusi kelompok kami. Makalah ini disusun
berdasarkan hasl diskusi kelompok kami dan pengumpulan data dari beberpa
aspek yaitu melalui Internet,Buku dan yang lain nya.
Kami menyadari bhwa makalah ini dapat terselesaikan dengan baik dan
tepat waktu dengan adanya semua pihak yang terkait. Dalam penyusunan makalah
ini kami sudah berusaha menyelesaikan semaksimal mungkin,namun kami
menyadari bahwa mmasih banyak kekurangan pada makalah ini, maka kami
mengharapkan masukan ataupun saran dari Dosen pembimbing serta teman-teman
lain nya dalam menyempurnakan penulisan makalah kami agar bermanfaat bagi
seluruh pembaca.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..............................................................................................


DAFTAR ISI .............................................................................................................
BAB I PENDAHUULUAN ......................................................................................
A. Latar Belakang .....................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................
A. Pengertian .............................................................................................................
B. Penyebab ...............................................................................................................
C. Tanda dan Gejala ..................................................................................................
D. Patofisiologi .........................................................................................................
E. Penataalaksanaan Medis atau Keperawatan .........................................................
F. Pengkajian .............................................................................................................
G. Diagnosa Keperawatan .........................................................................................
H. Perencanaan ..........................................................................................................
I. Aplikasi Kasus .......................................................................................................
BAB III PENUTUP ...................................................................................................
A. Kesimpulan ...........................................................................................................
B. Saran .....................................................................................................................
BAB I
A. Latar Belakang
ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Akut) merupakan penyakit infeksi akut
yang menyerang salah satu bagian atau lebih dari saluran nafas mulai dari hidung
(saluran atas) hingga alveoli (saluran bawah) termasuk jaringan adneksanya
seperti sinus, rongga telinga tengah dan pleura. ISPA adalah salah satu penyakit
menular dan rentan mengenai anak-anak, di mana imunitas mereka memang
masih dalam perkembangan. Selain itu, kondisi ini juga banyak terjadi pada
lansia, yang biasanya telah mengalami penurunan kekebalan tubuh. Contoh ISPA
yang paling umum adalah flu biasa dan influenza. Perlu di ketahui juga bahwa
COVID19 termasuk dalam golongan ISPA karena virus yang masuk dalam tubuh
langsung menyerang organ pernapasan.
Menurut WHO (2007), ISPA menjadi salah satu penyebab utama
morbiditas dan mortalitas penyakit menular di dunia. Hampir empat juta orang
meninggal akibat ISPA setiap tahun, 98%-nya disebabkan oleh infeksi saluran
pernapasan bawah. Kelompok yang paling berisiko adalah balita, anak-anak, dan
orang lanjut usia, terutama di negara-negara dengan pendapatan per kapita rendah
dan menengah. ISPA merupakan penyakit yang banyak terjadi di negara
berkembang serta salah satu penyebab kunjungan pasien ke Puskesmas (40%-
60%) dan rumah sakit (15%-30%). Kasus ISPA terbanyak terjadi di India 43 juta
kasus, China 21 kasus, Pakistan 10 juta kasus dan Bangladesh, Indonesia, Nigeria
masing-masing 6 juta kasus. Semua kasus ISPA yang terjadi di masyarakat 7-13%
merupakan kasus berat dan memerlukan perawatan rumah sakit (Dirjen PP & PL,
2012).
Kasus ISPA di Indonesia pada tiga tahun terakhir menempati urutan
pertama penyebab kematian bayi yaitu sebesar 24,46% (2013), 29,47% (2014)
dan 63,45% (2015). Selain itu, penyakit ISPA juga sering berada pada daftar 10
penyakit terbanyak di rumah sakit (Kemenkes RI, 2015). Terdapat lima Provinsi
dengan ISPA tertinggi yaitu Nusa Tenggara Timur (41,7%), Papua (31,1%), Aceh
(30,0%), Nusa Tenggara Barat (28,3%), dan Jawa Timur (28,3%). Karakteristik
penduduk dengan ISPA yang tertinggi berdasarkan umur terjadi pada kelompok
umur 1- 4 tahun (25,8%). Penyakit ini lebih banyak dialami pada kelompok
penduduk kondisi ekonomi menengah ke bawah (Kemenkes, 2013).
BAB II

A. Pengertian
ISPA adalah kepanjangan dari “Infeksi Saluran Pernapasan Akut”, yakni
infeksi yang menyerang saluran pernapasan. Terutama pernapasan bagian atas
meliputi hidung, sinus, faring, dan laring. Infeksi ini dapat menimbulkan
sejumlah gejala, mulai dari batuk, pilek, dan demam. Selain itu, gangguan
pernapasan ini juga sangat mudah menular dan siapapun dapat mengalaminya.
Khususnya anak-anak dan mereka yang berusia lanjut (lansia). Adapun Infeksi
saluran pernapasan akut adalah infeksi yang terjadi pada saluran pernapasan, Baik
saluran pernapasan atas maupun bawah.
Contoh infeksi saluran pernapasan atas, adalah flu biasa, epiglottitis,
radang tenggorokan, faringitis, dan sinusitis (infeksi sinus). Sementara itu, infeksi
saluran pernapasan bawah dapat meliputi infeksi bakteri, Staphylococcus aureus
atau infeksi jamur. Selain itu, COVID-19 juga menjadi satu jenis penyakit ISPA.
Jika mengalami gejalanya, penting untuk segera melakukan pemeriksaan.
Misalnya seperti swab antigen (rapid test antigen) atau melakukan pemeriksaan
PCR.

B. Penyebab
Penyebab gangguan pernapasan ini adalah infeksi virus atau bakteri pada
saluran pernapasan baik atas maupun bawah. Namun, ISPA paling umum terjadi
akibat infeksi virus pada saluran pernapasan bagian atas.
Ada sejumlah jenis virus yang umumnya menjadi penyebab ISPA, yaitu:
 Rhinovirus yang dapat (menyebabkan pilek).
 Adenovirus, yang dapat menyebabkan (pilek, bronkitis, dan
pneumonia).
 Virus influenza yang dapat menyebabkan (flu).
 Parainfluenza virus yang dapat menyebabkan croup (infeksi
saluran pernapasan pada anak-anak).
 Virus Corona penyebab (infeksi COVID-19).
Sementara, bakteri yang dapat menyebabkan ISPA adalah sebagai berikut:
 Streptococcus
 Haemophilus
 Staphylococcus aureus
 Klebsiella pneumoniae
 Mycoplasma pneumoniae
 Chlamydia
Untuk penularan ISPA sendiri dapat terjadi melalui kontak dengan percikan air
liur orang yang terinfeksi, bisa lewat penyebaran udara ataupun sentuhan dengan
benda yang terkontaminasi virus atau bakteri penyebab ISPA.

C. Tanda Dan Gejala


Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) dapat menimbulkan berbagai
gejala, sehingga cara pasti untuk mendiagnosisnya adalah dengan memeriksakan
diri ke dokter. ISPA adalah kondisi yang bisa terjadi pada siapa saja, terlebih lagi
kondisi ini termasuk dalam penyakit yang mudah menular.
a. Gejala infeksi saluran pernafasan bagian atas. Gejala yang sering timbul
yaitu pengeluaran cairan (discharge) nasal yang berlebihan, bersin, obstruksi
nasal, mata berair, konjungtivitis ringan, sakit tenggorokan yang ringan
sampai berat, rasa kering pada bagian posterior palatum mole dan uvula,
sakit kepala, malaise, lesu, batuk seringkali terjadi, dan terkadang timbul
demam.
b. Gejala infeksi saluran pernafasan bagian bawah. Gejala yang timbul
biasanya didahului oleh gejala infeksi saluran pernafasan bagian atas seperti
hidung buntu, pilek, dan sakit tenggorokan. Batuk yang bervariasi dari ringan
sampai berat, biasanya dimualai dengan batuk yang tidak produktif. Setelah
beberapa hari akan terdapat produksi sputum yang banyak; dapat bersifat
mucus tetapi dapat juga mukopurulen. Pada pemeriksaan fisik, biasanya
akan ditemukan suara wheezing atau ronkhi yang dapat terdengar jika
produksi sputum meningkat.

Namun, ada beberapa gejala umum yang biasanya dirasakan oleh pengidap ISPA,
berikut di antaranya:
- Batuk
- Demam
- Nyeri kepala
- Hidung tersumbat
- Nyeri tenggorokan atau nyeri telan
- Timbul gejala sinusitis (hidung beringus, demam dan wajah terasa
nyeri)
- Kekurangan oksigen sehingga menyebabkan warna kulit menjadi
kebiruan
- Kesulitan untuk bernapas

Beberapa orang dengan beberapa kondisi tertentu dapat meningkatkan risiko


terjadinya ISPA, di antaranya yaitu:
- Orang yang memiliki sistem kekebalan lemah, terutama anak-anak
- Bayi yang berada di tempat ramai
- Pengidap penyakit paru obstruktif kronik, asma dan gagal jantung
- Orang yang memiliki sistem imun rendah seperti pengidap
HIV/AIDS, leukemia atau pasca transplantasi organ
- Anak yang dari lahir memiliki riwayat penyakit jantung bawaan
atau paru-paru
D. Patwhay/Patofisiologi
Perjalanan klinis penyakit ISPA dimulai dengan berinteraksinya virus dengan
tubuh. Masuknya virus sebagai antigen kesaluran pernapasan akan menyebabkan silia
yang terdapat pada permukaan saluran napas bergerak ke atas mendorong virus ke arah
faring atau dengan suatu rangkapan refleks spasmus oleh laring. Jika refleks tersebut
gagal maka virus merusak lapisan epitel dan lapisan mukosa saluran pernapasan
(Kending, 2014).
Iritasi kulit pada kedua lapisan tersebut menyebabkan timbulnya batuk kering (Seliff).
Kerusakan struktur lapisan dinding saluran pernapasan menyebabkan kenaikan aktivitas
kelenjar mukus yang banyak terdapat pada dinding saluran pernapasan sehingga terjadi
pengeluaran cairan mukosa yang melebihi normal. Rangsangan cairan tersebut
menimbulkan gejala batuk. Sehingga pada tahap awal gejala ISPA yang sangat
menonjol adalah batuk.
Adanya infeksi virus merupakan predisposisi terjadinya infeksi sekunder bakteri. Akibat
infeksi tersebut terjadi kerusakan mekanisme mokosiloris yang merupakan mekanisme
perlindungan pada saluran pernapasan sehingga memudahkan infeksi baakteri-bakteri
patogen patogen yang terdapat pada saluran pernapasan atas seperti streptococcus
pneumonia, Haemophylus influenza dan staphylococcus menyerang mukosa yang rusak
tersebut.Infeksi sekunder bakteri tersebut menyebabkan sekresi mukus berlebihan atau
bertambah banyak dapat menyumbat saluran napas dan juga dapat menyebabkan batuk
yang produktif. Infeksi bakteri dapat dipermudah dengan adanya faktor-faktor seperti
kedinginan dan malnutrisi. Suatu menyebutkan bahwa dengan adanya suatu serangan
infeksi virus pada saluran napas dapat menimbulkan gangguan gisi akut pada bayi dan
anak (Tyrell, 2015). Virus yang menyerang saluran napas atas dapat menyebar ke
tempat-tempat yang lain di dalam tubuh sehingga menyebabkan kejang, demam dan
dapat menyebar ke saluran napas bawah, sehingga bakteri-bakteri yang biasanya hanya
diturunkan dalam saluran pernapasan atas, akan menginfeksi paru-paru sehingga
menyebabkan pneumonia bakteri.Terjadinya infeksi antara bakteri dan flora normal di
saluran nafas. Infeksi oleh bakteri, virus dan jamur dapat merubah pola kolonisasi
bakteri. Timbul mekanisme pertahanan pada jalan nafas seperti filtrasi udara inspirasi di
rongga hidung, refleksi batuk, refleksi epiglotis, pembersihan mukosilier dan
fagositosis. Karena menurunnya daya tahan tubuh penderita maka bakteri pathogen
dapat melewati mekanisme sistem pertahanan tersebut akibatnya terjadi invasi di
daerah-daerah saluran pernafasan atas maupun bawah (Fuad, 2016).
E. Penatalaksanaan Medis atau Keperawatan
Penatalaksanaan keperawatan dari ispa, yaitu:
1) Istirahat total
2) Peningkatan intake cairan, jika tidak ada kontra indikasi
3) Memberikan penyuluhan kesehatan sesuai penyakit
4) Memberikan kompres hangat bila demam
5) Pencegahan infeksi lebih lanjut.
Penatalaksanaan medis dari ispa, yaitu:
1) Simtomatik (sesuai dengan gejala yang muncul) sebab antibiotik tidak efektif
untuk infeksi virus
2) Obat kumur (Untuk menurunkan nyeri tenggorokan)
3) Antihistamin (untuk menurunkan rinorrhea)
4) Vitamin C dan ekspektoran
5) Vaksinasi
Ispa adalah salah satu penyakit yang banyak di derita oleh anak-anak
karena anak memiliki sistem imun yang belum optimal.
F. Pengkajian
APLIKASI KASUS
Asuhan Keperawatan pada An.A dengan diagnosa medis (ISPA)
1. Identitas Anak
Nama : An. D
Umur : 9 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Tgl pengkajian : 1 Oktober 2023
Diagnosa Medis : ISPA
2. Identitas orang tua
Nama : Tn. R
Umur : 30 Tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Status : Ayah kandung
Pendidikan ` : SMA
Pekerjaan : Wiraswasta
3. Anamnese
a. Keluhan utama
Data subjektif : Orang tua klien mengatakan anaknya batuk, batuk berdahak susah
dikeluarkan, pilek sejak 2 hari yang lalu, orang tua klien mengatakan
anaknya malas makan, porsi makan tidak dihabiskan.
Data Objektif : Klien tampak kurus, klien tampak pucat, klien tampak lemas, BB 24
(menurun ), IMT: 18,7 (24 kg/128 cm x 100=18,7),TTV:
P: 24x/ menit, N: 106x/ menit, S: 37,3oC, mukosa bibir kering, dan
porsi makan tampak tidak dihabiskan, ketidakseimbangan nutrisi.
b. Riwayat Kesehatan
1). Riwayat penyakit yang lalu.Orang tua klien mengatakan sebelumnya anaknya
pernah sakit panas 2 hari sebelum dipelayanan kesehatan.
2). Riwayat penyakit sekarang
Orang tua klien mengatakan anaknya batuk, pilek serta terasa panas,dan susah
makan sejak 2 hari yang lalu.
3). Riwayat penyakit keluarga / menurun
Orang tua klien mengatakan dalam keluarga baik bapak maupun ibu tidak ada
yang mempunyai riwayat penyakit menurun seperti asma, jantung, ginjal,
hepatitis, hipertensi, DM, dan penyakit menular seperti TBC dan pneumonia.
4).Riwayat sosial
a. Pengasuh
Orang tua klien mengatakan anaknya diasuh oleh mereka sendiri dan keduanya
saling membantu dan keduannya saling membantu dalam hal mengurus anak.
b. Hubungan dengan anggota keluarga
Orang tua klien mengatakan hubungan anaknya dengan anggota keluarga sangat
baik.
c. Hubungan dengan teman sebaya
Orang tua klien mengatakan hubungan anaknya dengan teman sebayanya sangat
baik.
d. Lingkungan rumah
Orang tua klien mengatakan linkungan rumah aman, rapi dan bersih, letak rumah
berdekatan dengan rumah yang lain.
5). Pola kebiasaan sehari-hari
a). Nutrisi
Makanan yang disukai : orang tua klien mengatakan anaknya menyukai makanan
seperti ikan, telur dan sayur-sayuran. Makanan yang tidak disukai : orang tua
klien mengatakan bahwa tidak ada makanan yang tidak disukai oleh anaknya.
b). Pola makan
Sebelum sakit : orang tua klien mengatakan sebelum sakit nafsu makan anaknya
sangat baik, frekuensi makan tiga kali sehari dan makanan yang dikonsumsi yaitu
nasi, ikan, telur dan sayursayuran. Selama sakit : orang tua klien mengatakan
selama sakit nafsu makan anaknya berkurang, frekuensi makan dua kali sehari dan
hanya memakan bubur selama dirumah sakit.
c). Istrahat / tidur
Sebelum sakit : orang tua klien mengatakan anaknya tidur siang kurang lebih 3
jam dan tidur malam kurang lebih 8 jam. Selama sakit : orang tua klien
mengatakan anaknya tidur siang kurang lebih 1 jam dan tidur malam kurang lebih
5 jam dan kadang sering terbangun.
d). Personal hygiene
Sebelum sakit : orang tua klien mengatakan anaknya mandi 2 kali sehari, rajin
menggosok gigi, dan ganti baju sewaktu- waktu ketika baju kotor. Selama sakit :
orang tua klien mengatakan anaknya mandi tetap 2x sehari walaupun sakit
e). Aktivitas
Sebelum sakit : orang tua klien mengatakan anaknya sangat aktif bermain dengan
teman-teman sebayanya. Selama sakit : orang tua klien mengatakan anaknya
kurang aktif, lemah, dan sering mengeluhkan batuknya.
f.). Eliminasi
Sebelum sakit : orang tua klien mengatakan anaknya BAB 2-3 x/hari dengan
konsistensi padat dan berwarna kecoklatan, dan BAK 5-6 x/hari, dan berwarna
kuning jernih. Selama sakit : orang tua klien mengatakan anaknya 1-2 x/hari,
konsistensi lunak, warna kuning kecoklatan dan BAK 5-6 x/hari, warna kuning
pekat dan bau khas.
g). Pemeriksaan fisik (data objektif).
Keadaan umum : sedang
Kesadaran : composmentis
Mukosa bibir : tampak kering
Tanda Vital : R : 42 x/menit, S: 37,3oC, N: 106x/menit, BB:
24 kg
Porsi makan tampak tidak dihabiskan
Pemeriksaan Data Objektif
Kepala bentuk simetris, rambut berwarna
hitam dan tidak rontok dan tidak ada
lesi pada kulit kepala.
Mata kanan kiri simetris, conjungtiva
berwarna merah muda, sklera
berwarna putih dan bersih.
Telinga simetris, tidak ada kanan kiri cairan
yang keluar, tidak ada peradangan dan
tidak ada nyeri tekan.
Hidung bentuk simetris, terdapat cairan /
lendir berwarna jernih, hidung bagian
luar tampak kemerahan.
Leher tidak ada pembesaran kelenjar tiroyd,
tidak ada peningkatan vena jugularis,
dan tidak ada pembengkakan pada
leher.
Dada tidak ada tarikan dinding dada waktu
bernapas, bentuk dada simetris,
pernapasan terdengar stridor.
Muka bersih, tidak ada oedema, dan agak
pucat
Perut tidak ada penonjolan umbilikus, tidak
ada nyeri tekan, dan tidak ada bekas
luka operasi.
Analisa Data

Data Etiologi Masalah Keperawatan


DS : Infeksi saluran nafas Ketidakseimbangan
- Orangtua klien ↓ nutrisi kurang dari
mengatakan anaknya Merangsang refluks kebutuhan tubuh
batuk, pilek diserta Peristaltik
demam sejak 2 hari
yang lalu, anaknya ↓
malas makan selama Menekan lambung
dirawat dan porsi ↓
makannya tidak Nafsu makan menurun
dihabiskan ↓
DO : Ketidakseimbangan
- Klien tampak lemah, nutrisi kurang dari
pucat, kurus, BB 24 kebutuhan tubuh
kg
- IMT : 24/128cm x 100
= 18,7
- TTV : R: 42x/menit, N
: 106x/menit, S :
37,30C
DS : Virus bakteri, jamur Bersihan jalan nafas tidak efektif
- orangtua klien
mengatakan anaknya ↓
batuk berdahak dan Infeksi saluran nafas
susah bernafas Atas
DO :
- lemah, kesadaran ↓
compos mentis Kuman berlebih
- klien tampak batuk Dibronkus
berdahak, suara nafas
vesikuler basah ↓
disertai ronchi dan Proses peradangan
perkusi sonor Akumulasi sekret di
memendek, Bronkus
- RR : 42x/menit,
- S : 37,30C, ↓
- N : 106x/menit Bersihan jalan nafas
tidak efekti
DS : Infeksi saluran nafas Gangguan pola tidur
- orang tua klien Atas
mengatakan ↓
biasanya anaknya Kuman berlebih
tidur siang 3 jam, Dibronkus
tetapi selama sakit ↓
menjadi hanya 1 jam Proses peradangan
- tidur malam biasanya
8 jam tetapi selama ↓
sakit menjadi 5 jam Akumulasi sekret di
dan sering terbangun bronkus
DO : ↓
- klien tampak lemah, Batuk berdahak, sesak
mata cekung ↓
- klien tampak batuk Gangguan pola tidur
berdahak, suara nafas
vesikuler basah
disertai ronchi dan
perkusi sonor
memendek, RR :
42x/menit, S : 37,30C,
N : 106x/menit

Diagnosa Keperawatan :
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif b/d penumpukan sekret
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d anoreksia
3. Gangguan pola tidur b/d sekret berlebih
 Perencanaan / Intervensi

Dx Tujuan Intervensi
Bersihan jalan Setelah dilakukan 1. Posisikan pasien untuk
napas tidak efektif tindakan keperawatan memaksimalkan ventilasi.
b/d akumulasi selama 3x24 jam maka 2. Auskultasi suara napas, catat
secret di bronkus kriteria hasil yang adanya suara tambahan.
diharapkan yaitu : 3. Ajarkan batuk efektif.
kemudahan bernafas, 4. Monitor repirasi dan status
frekuensi dan irama O2
bernafas,pergerakan 5. Kolaborasi dengan tim medis
sputum keluar dari jalan lain dalam pemberianterapi
nafas, pergerakan sesuai
sumbatan keluar dari program
jalan nafas 6. Memberikan edukasi
mengenai ISPA kepada keluarga
klien.
Ketidakseimban Tujuan : 1. Kaji adanya alergi makanan
gan nutrisi Kebutuhan nutrisi 2. Anjurkan orang tua klien
kurang dari terpenuhi untuk memberikan porsi makan
kebutuhan Kriteria hasil : kecil tapi sering
tubuh Setelah dilakukan 3. Yakinkan diet yang dimakan
b/d Tindakan keperawatan Mengandung tinggi serat untuk
anoreksia selama 3x24 jam maka Mencegah konstipasi
kriteria hasil yang
4. Kolaborasi dengan ahli gizi
diharapkan yaitu :
Untuk menentukan jumlah
adanya peningkatan
berat badan sesuai kalori dan nutrisi yang
dengan tujuan, berat dibutuhkan oleh pasien
badan ideal sesuai tinggi 5. Berikan permainan atau
badan, mampu desain ruangan
mengidentifikasi
kebutuhan nutrisi, tidak
ada tanda malnutrisi, dan
menunjukkan
peningkatan fungsi
pengecapan dari
menelan
Gangguan pola tidur Tujuan : 1. Jelaskan pentingnya tidur
b/d sekret berlebih Kebutuhan tidur yang adekuat
terpenuhi 2. Fasilitasi untuk
Kriteria hasil : mempertahankan aktivitas
Setelah dilakukan sebelum tidur
tindakan keperawatan 3. Ciptakan lingkungan yang
selama 3x24 jam maka nyaman
kriteria hasil yang
4. Anjurkan klien minum air
diharapkan yaitu :
hangat sebelum tidur
jumlah jam tidur dalam
batas normal, pola tidur, 5. Kolaborasi pemberian obat
kualitas dalam batas jika diperlukan
normal, perasaan fresh
setelah tidur, mampu
mengidentifikasi hal-hal
yang meningkatkan tidur
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Penyakit ISPA adalah salah satu penyakit yang banyak diderita bayi dan anak-
anak, penyebab kematian dari ISPA yang terbanyak karena pneumonia. Klasifikasi
penyakit ISPA tergantung kepada pemeriksaan dan tanda-tanda bahaya yang
diperlihatkan penderita, Penatalaksanaan dan pemberantasan kasus ISPA diperlukan
kerjasama semua pihak, yaitu peranserta masyarakat terutama ibu-ibu, dokter, para medis
dam kader kesehatan untuk menunjang keberhasilan menurunkan angka, kematian dan
angka kesakitan sesuai harapan pembangunan nasional.

B. Saran
Demikianlah makalah ini yang penulis susun dengan penuh keikhlasan.
Diharapkan dengan adanya makalah ini mahasiswa dapat menambah wawasan mengenai
penyakit ISPA. Selain itu mahasiswa juga mampu memahami secara teoritis mengenai
penyakit ini serta mampu membuat asuhan keperawtan tentang kasus ISPA.
Semoga dengan adanya makalah ini dapat menambah referensi akademik untuk
melengkapi bahan pembelajaran dan motivasi mahasiswa untuk mengetahui lebih banyak
lagi tentang penyakit ISPA.
Penulis menyadari bahwa dalam makalah ini masih banyak terdapat kekurangan, saran
dan kritik yang membangun sangat diharapkan untuk dapat memperbaiki penulisan
makalah ini selanjutnya.

Anda mungkin juga menyukai