Anda di halaman 1dari 142

LAPORAN PROYEK PERUBAHAN

SISTEM PEMBELAJARAN MANDIRI


DESA, DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI

Dr. FUJIARTANTO S,IP, MM, M.Si, MA


NDH 56

PELATIHAN KEPEMIMPINAN NASIONAL TINGKAT II ANGKATAN VI


PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PEGAWAI
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI
TAHUN 2022
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PROYEK PERUBAHAN

SISTEM PEMBELAJARAN MANDIRI


DESA, DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI
Diseminarkan pada tanggal 27 Juli 2022

Disusun oleh:

Dr. FUJIARTANTO S,IP, MM, M.Si, MA


NDH 56

PELATIHAN KEPEMIMPINAN NASIONAL TINGKAT II ANGKATAN VI


PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PEGAWAI
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI
TAHUN 2022
KOMITMEN KEBERLANJUTAN PROYEK PERUBAHAN

1. Peserta diklat
Kami yang bertandatangan di bawah ini:
Nama : Dr. Fujiartanto, SIP, MM, M.Si, MA
Jabatan : Kepala Pusat Pelatihan Sumber Daya Manusia Desa, Daerah
Tertinggal, dan Transmugrasi, Badan Pengembangan Sumber Daya
Manusia dan Pemberdayaan Masyarakat Desa, Daerah Tertinggal, dan
Transmigrasi
Instansi : Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan
Transmigrasi
Adalah peserta Pelatihan Kepemimpinan Tingkat II Angkatan VI Ke1as B Tahun 2022 di Pusdiklat
Pegawai Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi
2. Pejabat Pembina Kepegawaian/Pejabat yang Ditunjuk
Kami yang bertandatangan di bawah ini:
Nama : Prof. Dr. Luthfiyah Nurlaela, M.Pd
Jabatan : Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia dan
Pemberdayaan Masyarakat Desa, Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi
Instansi : Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan
Transmigrasi
3. Proyek perubahan peserta Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan Tingkat II merupakan produk
pembelajaran individual yang menjadi salah satu indikator pencapaian hasil pelatihan. Proyek
perubahan ini akan diimplementasikan di instansi kami dalam milestone jangka menengah yaitu
pada bulan Agustus s.d Desember 2022 dan jangka panjang pada bulan Januari 2023 s.d Desember
2024.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan segala konsekuensinya.

Jakarta, 28 Juli 2022 Mengetahui,

Peserta Kepala Badan Pengembangan Sumber


Daya Manusia dan Pemberdayaan Masyarakat Desa,
Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi

Dr. Fujiartanto, SIP, MM, M.Si, MA Prof. Dr. Luthfiyah Nurlaela, M.Pd
KATA PENGANTAR

Assalaamu’alaikum Wr Wb.
Salam hormat dan salam sejahtera untuk semua, dalam rangka turut serta upaya
membangun bangsa, melalui pelaksanaan tugas dan fungsi Pusat Pelatihan Sumber Daya
Manusia Desa, Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi, pada Badan Pengembangan
Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Pemberdayaan Masyarakat Desa, Daerah
Tertinggal, dan Transmigrasi, Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan
Transmigrasi, bersama ini disajikan ide gagasan langkah perubahan melalui fasilitasi
pengembangan “Sistem Pembelajaran Mandiri Desa, Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi”
yang perlu diselenggaraan oleh Pemerintahan Desa yang dikemas melalui Proyek
Perubahan dalam rangka keikutsertaan dalam PKN Tingkat II, Angkatan VI,
Kemendikbudristek Tahun 2022.
Dengan segala puji syukur kepada Allah SWT, Proyek Perubahan ini dapat
diimplementasikan secara nyata dengan baik. Semua keberhasilan itu atas dukungan
seluruh rekan kerja yang tergabung di dalam Tim (Efektif) Pengelola Proyek Perubahan,
yang tidak dapat disebut satu-persatu, Tanpa adanya dukungan sepenuh hati dari seluruh
anggota Tim, yang tidak ternilai harganya, tentu Proyek Perubahan ini tidak dapat
terealisasi sepenuhnya. Untuk itu saya mengucapkan banyak terima kasih kepad rekan-
rekan kerja.
Begitupula, terutama kepada yang saya hormati, Penguji: Bapak Dr. Hari Nugraha, S.E,
MPM, Mentor: Ibu Prof. Dr. Luthfiyah Nurlaela, M.Pd dan Coach Bapak Suhanda, MPA, yang
telah memberikan bimbingan, motivasi dan semangat secara intensif dan tiada henti,
hingga ide gagasan terobosan perubahan dan milstone jangka pendek dalam Proyek
Perubahan ini dapat diimplementasikan sepenuhnya. Hal yang sama juga terima kasih
disampaikan kepada Ibu Bapak pimpinan dan Para Pihak dari Kemendesa PDTT,
Kementerian/Lembaga, Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota, Perguruan Tinggi,
Widyaiswara, Penggerak Swadaya Masyarakat (PSM), Tenaga Pendamping Profesional
(TPP), Kepala Desa, BUMDesa Kerjasama dan BUMDes, Kader Pemberdayan Masyarakat
Desa, LSM dan seluruh unsur lainnya yang telah memberikan dukungan Proyek Perubahan
ini.
Kepada rekan-rekan seperjuangan, seluruh peserta PKN II, terimakasih saya
sampaikan atas sharing pemikiran yang diberikan sangat memberikan motivasi dan
semangat kepada saya. Dan, tidak lupa terimakasih juga saya sampaikan kepada seluruh
Tim pada Pusdiklat Pegawai Kemendibudristek, terutama Ibu Baapak Widyaiswara yang
telah membelajarkan banyak hal kepada saya selama proses pembelaran PKN II Angkatan
VI. Tidak ada yang dapat saya berikan atas dukungan semuanya, selain hanya mendoakan
semoga seluruh dukungan dan bimbingan yang diberikan kepada saya menjadikan amal
kebaikan Ibu Bapak semua. Amiin Yra.
Tentu masih banyak kekurangan dalam implementasi Proyek Perubahan ini karena
berbagai keterbatasan pada diri saya. Saya dengan senang hati dan sangat terbuka
menerima saran, masukan, dan kritik demi sempurnanya Proyek Perubahan ini ke depan,
dalam melanjutkan pencapaian rencana strategis jangka menengah dan jangka panjang
yang sangat membutuhkan komitmen serta dukungan kolaborasi dari para pihak. Sekali
lagi terima kasih banyak, mohon maaf atas segala kekurangan. Sistem Pembelajaran
Mandiri: Solusi Terbaik.
Wassalaamu’alaikum Wr Wb.

Jakarta, 27 Juli 2022

Salam hormat
Dr. Fujiartanto, SIP, MM, M.Si, MA

ii
EXECUTIVE SUMMARY

Di dalam Rencana Strategis Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan


Transmigrasi Tahun 2020-2024, ditetapkan target kinerja 80 % kader desa terlatih dan
mampu mendampingi masyarakat dalam pembangunan di tahun 2024. Pencapaian target
kinerja ini merupakan tantangan tersendiri. Untuk pencapaian target indikator tersebut,
Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Pemberdayaan Masyarakat Desa, Daerah
Tertinggal, dan Transmigrasi, sebagai pengampu fungsi penguatan kapasitas sumber daya
manusia (SDM), mengingat keterbatasan dukungan APBN, perlu mengambil langkah
terobosan strategis.
Sekaligus dalam upaya peningkatan kualitas SDM, pencapaian SDGs-Desa
(pendidikan desa berkualitas), keikut-sertaan penanganan learning loss, dan pencapaian
Visi Presiden Republik Indonesia (SDM Unggul), maka langkah terobosan tersebut dapat
diformulasi dalam bentuk fasilitasi “sistem pembelajaran mandiri desa, daerah tertinggal
dan transmigrasi”. Sistem pembelajaran mandiri tersebut berkarakter berbasis komunitas,
dari, oleh dan untuk masyarakat, dan diselenggarakan oleh Pemerintahan Desa secara
partisipatif. Dengan kewenangan hak asal usul dan kewenangan skala lokal desa,
Pemerintahan Desa dapat memanfaatkan Dana Desa (DD) untuk mendukung
penyelenggaraan sistem pembelajaran mandiri dengan kompetensi bidang pengetahuan,
keterampilan, dan keahlian sesuai kebutuhan masyarakat (open menu).
Bentuk fasilitasi Kemendesa PDTT dan Pemerintah Daerah dalam penyelenggaraan
sistem pembelajaran mandiri tersebut direpesentasikan hadirnya para Penggerak
Swadaya Masyarakat (PSM) dan para Tenaga Pendamping Profesional (TPP) serta para
instruktur/pelatih/fasilitator teknis sektoral ke desa-desa, sebagai team teaching
pembelajaran mandiri. Secara teknis, perannya dikoordinasikan oleh UPT-Balai di 9
(sembilan) wilayah. Fasilitasi tersebut secara hakiki merupakan upaya mendekatkan
layanan penguatan kapasitas kepada masyarakat. Dengan sistem ini, masyarakat sangat
mudah mengakses layanan penguatan kapasitas, tanpa harus meninggalkan keluarganya
dalam waktu yang relatif lama, dan tidak diberikan beban pembiayaan sama atas
kepesetaannya dalam pembelajaran mandiri.
Guna menjamin kualitas mutu hasil, penyelanggaran sistem pembelajaran mandiri
tetap perlu memperhatikan standarisasi proses pembelajaran, tetapi harus adaptif
terhadap situasi kondisi dan dinamika kehidupan masyarakat desa. Sehingga,
kepesertaannya dalam pembelajaran mandiri layak untuk diberikan surat keterangan
selesai pembelajaran yang dapat digunakan sebagai dokumen portofolio masyarakat.
Melalui sistem ini juga, guna mendorong terwujudnya tertib administrasi bagi masyarakat,
juga didukung dangan layanan aplikasi e-portofolio, yang kapan saat dapat digunakan
untuk mengikuti program penguatan kapasitas lain berbasis rekognisi, seperti sertifikasi
kompetensi dan/atau program pendidikan Rekognisi Pembelajaran Lampau.
Dampaknya, dengan penyelenggaraan sistem pembelajaran mandiri ini, maka desa
dapat terbentuk sebagai organisasi pembelajaran komunitas, tumbuhnya usaha ekonomi
masyarakat di sekitar tempat pembelajaran, dan terbangunnya kohensi dan integrasi sosial
berbasis pembelajaran. Ke depan, agar dapat membudaya di desa, sistem pembelajaran
mandiri ini memerlukan dukungan kolaborasi antar para pihak. Sistem Pembelajaran
Mandiri sebagai Solusi Terbaik.

iii
DAFTAR ISI

LAPORAN PROYEK PERUBAHAN


LEMBAR PERSETUJUAN
SURAT PERNYATAAN
KATA PENGANTAR i
EXECUTIVE SUMMARY iii
DAFTAR ISI iv
DAFTAR TABEL v
DAFTAR GAMBAR vi
DAFTAR GRAFIK vii
BAB I LAPORAN PROYEK PERUBAHAN 1
1. Topik/Judul Proyek Perubahan 1
2. Deskripsi Proyek Perubahan 1
3. Latar Belakang 2
4. Tujuan dan Manfaat 3
5. Paradigma Keluaran dan Dampak 5
6. Tahapan Perubahan Rencana Strategis 9
7. Rencana Strategis Pemasaran 11
8. Tim (Efektif) Pengelola 13
9. Tahapan Perubahan Strategis 18
BAB II MANAJEMEN PERUBAHAN PELAKSANAAN PROYEK 25
PERUBAHAN
1. Pencapaian Tahapan Rencana Strategis 25
2. Peta Pemangku Kepentingan 68
3. Implementasi Strategi Pemasaran 77
4. Strategi Komunkasi Kolaborasi 111
5. Implementasi Solusi Terhadap Kendala 117
6. Pemberdayaan Organisasi Pembelajaran 121
7. Lesson Learn Kepemimpinan 128
BAB III PENUTUP 131
1. Kesimpulan 131
2. Rekomendasi 131
LAMPIRAN

iv
DAFTAR TABEL

Tabel 1 Perubahan Tim Efektif Pengelola Proyek Perubahan 17


Tabel 2 Peta Perubahan Target Dukungan Para Pihak Internal 21
Tabel 3 Perubahan target dukungan para pihak eksternal 23
Tabel 4 Pencapaian rencana strategis: penyusunan regulasi 29
kebijakan teknis
Tabel 5 Lokasi Desa Percontohan 35
Tabel 6 Pergeseran pemetaan karakter kepentingan dan pengaruh 71
para pihak
Tabel 7 Implementasi strategi komunikasi untuk mempengaruhi 72
para pihak
Tabel 8 Perubahan pemetaan fokus strategi komunikasi dengan para 74
pihak
Tabel 9 Komunikasi para pihak secara terkoordinasi 77
Tabel 10 Orientasi pembahasan implementasi strategi pemasaran 77
Tabel 11 Instrumen pengendalian aktivitas milestones jangka pendek 78

v
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Struktur Organisasi Tim (Efektif) Pengelola Proyek 13


Perubahan
Gambar 2 Display Aplikasi E-Portofolio 65
Gambar 3 Flyer Launching dan Sosialisasi 67
Gambar 4 Matrix kepentingan dan pengaruh 74

vi
DAFTAR GRAFIK

Grafik 01 Distribusi pelibatan peran unit kerja dalam pengelolaan 122


proyek perubahan
Grafik 02 Prosentase lamanya para pihak merespon gagasan 127
pemikiran sistem pembelajaran mandiri desa

vii
BAB I
LAPORAN PROYEK PERUBAHAN

1. Topik/Judul Proyek Perubahan


Proyek Perubahan ini mengambil tema Sistem Pengembangan Pembelajaran Mandiri
Desa, Daerah Tertinggal, dan Tertinggal disesuikan dengan pelaksanaan tugas dan fungsi
Pusat Pelatihan Sumber Daya Manusia Desa, Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi

2. Deskripsi Proyek Perubahan


Sebagai implementasi UU No. 6/2014 Tentang Desa, dan memperhatikan
perkembangan isu strategis tingkat lokal hingga internasional, telah diterbitkan Sustainable
Development Goals (SDGs)-Desa yang terdiri atas 18 tujuan (goals). Di dalam Permendesa
PDTT No 21 tahun 2020 Tentang Pedoman Umum Pembangunan Desa dan Pemberdayaan
Masyarakat Desa, “pengembangan kapasitas masyarakat dalam pembangunan desa”
dilakukan melalui (1) pendidikan, pelatihan dan pembelajaran, (2) penyuluhan, dan (3)
pendampingan desa. Hingga saat ini belum ada formulasi implementasi sistem penguatan
kapaistas, selain pendampingan desa. Oleh karena itu, melalui Proyek Perubahan ini
dilakukan terobosan strategis, pengembangan sistem Pembelajaran Mandiri Desa.
Sejalan dengan kepemilikian kewenangan rekognisi asal usul desa dan skala lokal
desa, Pemerintahan Desa bersama warga masyarakat desa perlu difasilitasi
menyelenggaranan sistem pembelajaran mandiri. Dalam pelaksanaannya, Pemerintahan
Desa dapat mengoptimalkan pemanfaatan Dana Desa (DD), APBDesa, dan swadaya gotong
royong masyarakat. Sebagai rangkaian terpadu dalam upaya fasilitasi penyelenggaraan
sistem pembelajaran mandiri tersebut oleh Pemerintahan Desa tersebut, Kemendesa PDTT
perlu mengotimalkan peran Pejabat Fungsional Penggerak Swadaya Masyarakat (PSM)
dan Tenaga Penamping Profesional (TPP) yang tersebar di seluruh Indonesia. Kemendesa
PDTT juga perlu untuk mengkoordinasikan Pemerintah Daerah setempat untuk
mengoptimalkan peran fasiltator/instruktur/pelatih teknis sektor bersinergi dengan PSM
dan TPP memfasilitasi bersama-sama hadir ke desa sebagai satu-kesatuan tim
pembelajaran mandiri desa.
Dengan demikian pengembangan sistem pembelajaran mandiri ini merupakan upaya
mendekatkan layanan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan peningkatan kapasitas
dirinya tanpa diberikan beban pembiayaan. Dalam rangka mendukung kebijakan
pentingnya rekognisi pengatahuan, keterampilan, dan keahlian masyarakat, bersamaan
dengan fasilitasi sistem pembelajaran mandiri desa, perlu didukung dengan layahan
pengembangan sistem portofolio masyarakat desa yang terintegrasi dalam pataform
Akademi Desa. Dokumen surat keterangan hasil sistem pembelajaran mandiri dilakukan
penyimpanan dalam e-portofilio. Dokumen tersebut dapat dimanfaatkan untuk menyusun
rencana pengembangan diri berkelanjutan guna mendapatkan sertifikasi kompetensi
dan/atau mengikuti pendidikan formal Sarjan (S-1) dan Pasca Sarjana (S-2) melalui
Program Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL) Desa.
Dampak yang diharapkan dari sistem pembelajaran mandiri ini terwujudnya
“Pendidikan Desa Berkualitas” (SDGs-Desa), dapat berkontribusi penanganan learning
loss, dan pencapaian Visi Presiden, SDM Unggul. Agar langkah strategis tersebut dapat
diimplementasikan dibutuhkan adanya regulasi dan kebijakan teknis sistem pembelajaran
mandiri desa, daerah tertinggal, dan transmigrasi, serta perlu didukung adanya
pengembangan percontohan guna melakukan perbaikan atas kebijakan penguatan
kapasitas sumber daya manusia desa ke depan.

3. Latar Belakang
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendesa
PDTT), dibentuk tahun 2015, untuk melaksanakan mandat percepatan penanggulangan
kemiskinan, penanganan kesenjangan antar wilayah, dan peningkatan kesejahteraan
masyarakat. Dengan mempedomani UU No. 6 Tahun 2014 Tentang Desa, dan
memperhatikan perkembangan isu strategis tingkat lokal hingga internasional, Menteri
Desa PDTT menetapkan Sustainable Development Goals (SDGs)-Desa yang terdiri atas 18
tujuan (goals). SDGs-Desa diposisikan sebagai orientasi substansi dan target capaian
kinerja Kemendesa PDTT. Sejalan dengan itu, maka diterbitkan Permendesa PDTT No. 21
Tahun 2020 Tentang Pedoman Umum Pembangunan Desa dan Pemberdayaan Masyarakat
Desa.
Untuk mendukung pencapaian Visi Presiden RI, mewujudkan “SDM Unggul”, melalui
pencapaian SDGS-Desa, khususnya tujuan ke-4, “Pendidikan Desa Berkualitas”, maka pada
Pasal 79, Huruf a. dalam Permendesa PDTT tersebut, dipertegas bahwa pemberdayaan
masyarakat desa dapat dilakukan dengan beberapa strategi, diantaranya “pengembangan
kapasitas masyarakat dan Pemerintahan Desa dalam pembangunan desa”.
Implementasinya, di dalam Renstra Kemendesa PDTT 2020-2024, Menteri Desa PDTT,
menetapkan Misi “Penguatan kapasitas sumber daya manusia desa, daerah tertinggal, dan
transmigrasi”, dengan target indikator kinerja sebanyak “80 % Kader (Kader
Pemberdayaan Masyarakat Desa) dilatih dan mampu mendampingi masyarakat dalam
pembangunan desa (2024).
Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Pemberdayaan Masyarakat Desa,
Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Badan PSDM-PMDDTT) diberikan tugas
mengkoordinasikan pencapain Misi dimaksud, melalui serangkaian fungsi pengembangan
dan pemberdayaan masyarakat serta pelatihan masyarakat (SDM Desa, DTT)”, dengan
mempedomani ketentuan Pasal 80, Permendesa PDTT No. 21 Tahun 2020, yaitu
“pengembangan kapasitas masyarakat difokuskan pada peningkatan pengetahuan,
keterampilan, dan sikap mengenai upaya pencapaian SDGs Desa, melalui (1) pendidikan,
pelatihan dan pembelajaran, (2) penyuluhan, dan (3) pendampingan desa.
Pendampingan Desa selama ini telah berjalan. Pelatihan masyarakat juga dilakukan
melalui 9 UPT-Balai. Namun, khusus pelatihan masyarakat, sejak tahun 2019, atau selama
7 tahun, baru mencapai 240.621 orang (32,09 %), atau rata-rata 34.374 orang per tahun.
Dengan realitas tersebut, maka untuk mencapai target 80 % Kader dilatih dan mampu
mendampingi dari 74.961 desa (Kepmendagri Nomor 050-145 Tahun 2022), dengan
jumlah 5-10 kader per Desa (Permendagri No. 7 Tahun 2007), maka akan membutuhkan
waktu sekitar 14,9 tahun ke depan (sama dengan 3 kali masa periode RPJMN).
Pencapaian target indikator kinerja di tahun 2024, menjadi tantangan sangat berat
bagi Kemendesa PDTT. Pelatihan yang dilakukan selama ini, harus selalu memanggil kader
hadir di UPT-Balai. Keterbatasan Alokasi APBN untuk penguatan kapasitas masyarakat

2
setiap tahun yang tidak menentu. Apalagi, pada tahun 2020-2021, karena pandemi Covid-
19, tidak dilakukan pelatihan masyarakat, dan rencana pelatihan di tahun 2023 hanya
mentargetkan 7.500, mengindikasikan besarnya potensi tidak tercapainya target indikator
Misi penguatan kapasitas masyarakat desa.
Sehubungan dengan itu, dengan hadirnya era new normal saat ini (pasca Covid-19),
Kemendesa PDTT perlu mengambil langkah terobosan melalui alternatif strategi upaya
penguatan kapasitas masyarakat. Upaya itu sejalan dengan adanya tuntutan berkontribusi
dalam penanganan learning loss akibat Covid-19 (sebagai bagian dari agenda G-20
Summit), serta tuntutan melaksanakan komitmen Reformasi Birokrasi dalam mewujudkan
organisasi birokrasi pemerintahan yang adaptif dan agil dalam pelayanan masyarakat
melalui fasilitasi pengembangan Desa sebagai organisasi pembelajaran, selain pemberian
layanan administratif.

4. Tujuan dan Manfaat

4.1. Tujuan
Tujuan pengembangan sistem pembelajaran mandiri desa, daerah tertinggal, dan
transmigrasi adalah untuk memberikan kemudahan layanan pemenuhan kebutuhan
masyarakat akan penguatan kapasitas sumber daya manusia desa, daerah tertinggal, dan
transmigrasi dalam berbagai bidang pengetahuan, keterampilan, dan keahlian guna
memberikan kemampuan mengatasi permasalahan kehidupan sosial ekonominya dengan
pengelolaan potensi sumber daya secara produktif.

4.2. Manfaat
4.2.1. Manfaat internal
Secara internal, Proyek Perubahan baik secara langsung maupun tidak langsung,
memberikan manfaat yang sangat besar, yaitu:
a. Bagi PSM dan TPP, sebagai personil (SDM) terlibat dalam pembelajaran mandiri:
1) Pengetahuan dan keterampilan sesuai kompetensi PSM dan TPP akan selalu
ditingkatkan (upgrade);
2) Kinerjanya PSM akan meningkat sesuai tugas fungsinya, sehingga dapat memenuhi
Data Usul Kenaikan Angka Kredit (DUPAK) Jabatan Fungsional, dan dapat
memperoleh kenaikan pangkat secara cepat;
3) Kinerja TPP akan meningkat, guna menjaga eksistensinya sebagai pegawai kontrak
melalui Evaluasi Kinerja (Evkin) dan sangat dimungkinkan menjadi portofolio
dukungan untuk dipertimbangkan dalam pengangkatan sebagai Pegawai Pemerintah
dengan Perjanjian Kerja.
b. Bagi Badan PSDM-PMDDTT, performa kinerjanya akan meningkat, khususnya aspek;
1) Pencapaian indikator kinerja 80% kader desa terlatih dan memapu mendampingi
masyarakat dalam pembangunan desa dan perdesaan;
2) Pelaksanaan reformasi birokrasi dalam aspek penataan program dan kegiatan
sebagai tata nilai daya ungkit area perubahan, serta sebagai wujud pelaksanaan Zona
Integritas;

3
3) Membangun ekosistem pembelajaran masyarakat berbasis tata nilai sosial budaya
masyarakat lokal setempat;
4) Mendekatkan layanan kompetensi masyarakat sesuai dengan upaya penanganan
permasalahan, pengelolaan potensi sumber daya produktif, dan kebutuhan
pengembangan diri lainnya;
5) Efisiensi anggaran pelaksanaan kegiatan penguatan kapasitas SDM, warga
masyarakat tidak selalu harus hadir ke UPT-Balai untuk mendapatkan layanan
penguatan kapasitas SDM;
6) Dapat mengusulkan penambahan jumlah UPT-Balai, minimal dapat terbangun di
setiap Provinsi;
7) Dapat memiliki data based portofolio keterampilan dan keahlian masyarakat guna
menyusun rencana pengembangan diri warga masyarakat di UPT-Balai;
8) Mendukung pencapaian IKU Kementerian, Misi Menteri, dan Tujuan ke 4 SDGs Desa
(pendidikan desa berkualitas);
c. Bagi Unit Kerja Eselon I (Uke-1) di lingkungan Kemendesa PDTT,
1) Memberikan kepercayaan penuh dan dukungan komitmen, bahwa kegiatan-kegiatan
penguatan kapasitas yang masih dilaksanakannya akan dilakukan penataan dan
dikoordinasikan/diserahkan ke Badan PSDM-PMDDTT;
2) Mendorong Uke-1 pengelola Dana Desa dapat mendukung dan memasukan
penguatan kapasitas SDM sebagai bagian dari kewenangan skala lokal desa, dalam
pengaturan pemanfaatan Dana Desa terkoordinasi dengan Kementerian/ Lembaga
lainn di tahun-tahun mendatang.
d. Bagi Kemendesa PDTT umumny, kinerjanya dapat meningkat dalam mendukung
pencapaian Visi Presiden, SDM Unggul Indonesia Maju, dan kontribusi dalam upaya
penanganan learning loss.

4.2.2. Manfaat ekternal


Proyek perubahan juga diharapkan dapat membawa kemanfaatan bagi para pihak
luar Kementerian, yaitu:
a. Bagi Desa;
1) Pemerintahan Desa dapat mengembangkan dirinya sebagai organisasi
pembelaajaran;
2) Pemanfaatan Balai Desa/Dusun secara maksimal untuk pemenuhan berbagai
kebutuhan pelayanan, termasuk pelayanan penguatan kapasitas SDM;
3) Masyarakat dengan mudah mendapatkan layanan penguatan kapasitas, pemenuhan
kompetensi pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan kebutuhan;
4) Menguatkan kembali tata nilai budaya masyarakat swadaya dan kegotong-royongan,
termasuk dalam penyelenggaraan pembelajaran mandiri desa, yang mana pada
akhir-akhir saat ini, tata nilai tersebut disinyalir mulai mengalami degradasi sebagai
dampak negatif dari pemberian Dana Desa yang seakan setiap kegiatan
kemasyarakatan maka diangganya cukup dengan mengundang tenaga dan dibayar
dengan Dana Desa;

4
5) Mengefektifkan pemanfaatan Dana Desa secara swakelola masyarakat, yang tidak
selalu hanya digunakan untuk pembangunan infrastruktur desa yang kurang
mendukung peningkatan produktivitas masyarakat;
6) Melakukan penataan manajemen pemanfaatan Dana Desa yang sebagian desa telah
melaksanakannya secara kurang tepat, seperti pelaksanaan pelatihan warga di
lokasi-loaksi wisata, seperti Bali, dan lainnya dikerjasamakan dengan pihak ketiga;
7) Dapat melakukan proses penguatan bekal kemampuan dan keterampilan serta
melakukan pengkaderan sebagai calon pelatih dan pendamping masyarakat dari
Kader-kader Desa yang ada;
8) Dapat mengusulkan kebutuhan pelatihan khusus sehingga dapat memperoleh
sertifikasi kompetensi;
9) Dapat mengusulkan program pendidikan formal ke jenjang Saraja dan Pasca Sarjana
melalui Program Rekognisi Pengalaman Lampau (RPL) yang dikembangkan
Kemendesa PDTT bekerjasama dengan Perguruan Tinggi Negeri;
b. Bagi Pemerintah Daerah
1) Kualitas SDM masyarakat di wilayah kerjanya dapat meningkat;
2) Dapat mempertimbangkan dalam pengalokasian APBD untuk memperkuat dan
mengembangkan sistem pembelajaran mandiri desa.
c. Bagi Kementerian/Lembaga (K/L)
1) Dapat memanfaatkan ruang pelaksanaan sistem pembelajaran mandiri desa untuk
menyampaikan informasi program dan kegiatan K/L sektoral lainnya yang akan
masuk diberikan ke/dilaksanakan di desa sehingga membutuhkan kesiapan
masyarakat;
2) K/L khususnya Uke yang manangani penguatan kapasitas SDM sektoral dapat
mengikuti pola sama karena lebih efisien dan dapat terkoordinasi dengan penguatan
kapasitas SDM di Kemendesa PDTT, sekaligus memenuhi kebutuhan pelatihan
kompetensi teknis sektoral bagi masyarakat desa yang selama ini masih sangat
dibutuhkan;
3) Bagi Kementerian Dibudristek khususnya, penanganan learning loss dapat terdukung
diantaranya melalui pembelajaran vokasi non formal.
d. Bagi Sektor Swasta/Perguruan Tinggi
1) Bagi kalangan swasta dapat mengambil peran dalam berpartisipasi pemberian
bantuan melalui bentuk pelaksanaan corporate social responsibility dan/atau
pengembangan investasi;
2) Bagi Perguruan Tinggi dapat melakukan survery dan mendukung praktek baik
penguatan kapasitas SDM melalui sistem pembelajaran mandiri desa melalui
pelaksanaan program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) dan menjadikan
sebagai saran program RPL.
e. Bagi Pemerintah, terdukung pencapaian Visi Presiden, SDM Unggul untuk mewujudkan
Indonesia Maju

5
5. Paradigma Keluaran dan Dampak
5.1. Paradigma baru
Di era saat ini, pemenuhan kebutuhan penguatan kapasitas sumber daya manusia
tidak lagi dengan pendekatan konservatif atau cara lama, melainkan perlu berorientasi
pada pola egaliter, menerapkan asas kesamaan dan kesetaraan. Warga masyarakat di
seluruh lapisan masyarakat harus mendapatkan haknya secara layak untuk memperoleh
penguatan kapasitas untuk memperbaiki kualitas hidupnya (no one behind). Oleh karena
itu segala upaya pemerintah perlu dilakukan untuk mendekatkan layanan penguatan
kapasitas sesuai dengan kebutuhannya dan tanpa adanya beban pembiayaan.

5.2. Keluaran
5.2.1. Keluaran jangka pendek
Keluaran jangka pendek proyek perubahan yang dicapai dalam waktu 60 hari atau
selama 2 (dua) bulan, yaitu:
a. Tersempurnakan Rancangan Proyek Perubahan Strategi Penguatan Kapasitas Sumber
Daya Manusia Desa, Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi;
b. Diterbitkannya Keputusan Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia dan
Pemberdayaan Masyarakat Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Tentang Tim
Pengelolaan Proyek Perubahan Strategi Penguatan Kapasitas Sumber Daya Manusia
Desa, Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi;
c. Tersusunnya Agenda Pelaksanaan Proyek Perubahan Strategi Penguatan Kapasitas
Sumber Daya Manusia Desa, Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi;
d. Tersusunnya Rancangan Final (Pra Harmonisasi) Peraturan Menteri Desa,
Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi tentang Penguatan Kapasitas dan
Kualitas Sumber Daya Manusia Desa, Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi;
e. Terbitnya Keputusan Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia dan
Pemberdayaan Masyarakat Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Tentang Petunjuk
Pelaksanaan Pengembangan Sistem Pembelajaran Mandiri Desa;
f. Terbitnya Keputusan Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia dan
Pemberdayaan Masyarakat Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Tentang Petunjuk
Pelaksanaan Sistem Pembelajaran Jarak Jauh bagi Masyarakat Desa, Daerah Tertinggal
dan Transmigrasi;
g. Tersusunnya Rancangan Final Keputusan Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya
Manusia dan Pemberdayaan Masyarakat Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi
Tentang Sistem Manajemen Portofolio Masyarakat Desa, Daerah Tertinggal, dan
Transmigrasi.
h. Terlaksananya Konsultasi Publik Rancangan Peraturan Menteri Desa, Pembangunan
Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi tentang Penguatan Kapasitas dan Kualitas Sumber
Daya Manusia Desa, Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi;
i. Terlaksananya Sosialisasi Keputusan Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya
Manusia dan Pemberdayaan Masyarakat Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi

6
Tentang Petunjuk Pelaksanaan Pengembangan Sistem Pembelajaran Mandiri Desa,
Daerah Tertinggal dan Transmigrasi;
j. Tersusunnya Rancangan Desain Platform Sistem Manajemen Portofolio Masyarakat
Desa:
k. Penyiapan Desa Percontohan Sistem Pembelajaran Mandiri Desa, Daerah Tertinggal dan
Transmigrasi sebanyak 9 (sembilan) desa sesuai lokasi UPT-Balai Pelatihan SDM-
PMDDTT;

5.2.2. Keluaran jangka menengah


Keluaran jangka menengah proyek perubahan yang dicapai dalam waktu sampai 2
(dua) tahun, yaitu
a. Tersusun dan diterbitanya Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal,
dan Transmigrasi tentang Penguatan Kapasitas dan Kualitas Sumber Daya Manusia
Desa, Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi;
b. Diterbitkannya Keputusan Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia dan
Pemberdayaan Masyarakat Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Tentang Sistem
Manajemen Portofolio Masyarakat Desa, Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi;
c. Tersosialisasikannya Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan
Transmigrasi tentang Penguatan Kapasitas dan Kualitas Sumber Daya Manusia Desa,
Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi dan Keputusan Kepala Badan Pengembangan
Sumber Daya Manusia dan Pemberdayaan Masyarakat Desa, Daerah Tertinggal dan
Transmigrasi Tentang Sistem Manajemen Portofolio Masyarakat Desa, Daerah Tert
d. Terbinanya Desa Percontohan, sebanyak 27 desa (9 desa Pusat Cluster);
e. Terbangunnya Aplikasi Aplikasi Sistem Manajemen Portofolio Masyarakat Desa
Berbasis Web (OS dan Windows) dan Mobile (Android);
f. Terlatihnya PSM dan TPP di lokasi Percontohan:
g. Terlaskananya Bimbingan Teknis Peningkatan Pengelolaan Sistem Pembelajaran
Mandiri Desa;
h. Terlaksananya Bimbingan Teknis Pemanfaatan Aplikasi Sistem Manajemen Portofolio
Masyarakat Desa;
i. Tersusunya Rencana, Pelaksanaan, pengendalian Pembelajaran Mandiri Desa Bagi
Warga Desa bersama PSM dan TPP pada Desa Percontohan;
j. Tersusunnya Rencana Pelatihan pada Pembelajaran Mandiri Desa Bagi Warga Desa
bersama PSM dan TPP pada Desa Percontohan secara teringerasi;
k. Terlaksananya pendataan dan inputing/perekaman dokumen administrasi diri, surat
tanda tamat belajar/pendidikan, sertifikat pelatihan keterampilan dan keahlian ke
dalam Aplikasi Sistem Manajemen Portofolio Masyarakat Desa Percontohan melalui
Paltform Mobile (Android/IOS).

5.2.3. Keluaran jangka panjang


Keluaran jangka panjang proyek perubahan yang dicapai dalam waktu sampai 5
(lima) tahun, yaitu

7
a. Penetapan Pembelajaran Mandiri Desa sebagai Gerakan Nasional;
b. Pelaksanaan Keberlanjutan Sistem Pembelajaran Mandiri di Desa-desa lainnya,
sebanyak 3.300 desa (Pusat Cluster);
c. Pelaksanaaan Keberlanjutan Pendataan dan Inputing dokumen administrasi diri, surat
tanda tamat belajar/pendidikan, sertifikat pelatihan keterampilan dan keahlian ke
dalam Aplikasi Sistem Manajemen Portofolio Masyarakat Desa melalui Paltform Mobile
(Android/IOS).
5.3. Dampak
Keluaran jangka pendek proyek perubahan yang dicapai dalam waktu antara 2 (dua)
tahun sampai dengan 5 (lima) tahun, yaitu:
a. Dampak terhadap dukungan pencapaian iklim pelaksanaan kebijakan nasional, yaitu:
1) Terwujudnya pencapaian SDGs Desa, khususnya tujuan ke 4, Pendidikan Desa
Berkualitas;
2) Terdukungnya penanganan learning loss dampak pandemi Covid-19, sehingga
mengurangi atau memperkecil kesenjangan (gab) pendidikan masyarakat;
3) Terwujudnya SDM Desa, Daerah Tertinggal, dan Transmigasri yang kreatif, inovatif
dan berdaya saing yang siap untuk menjadi penggerak terujudnya SDM Unggul
nasional guna sebagai dasar Kemajuan Indonesia.
b. Dampak terhadap peningkatan kinerja Kemendesa, PDTT dalam pelaksanaan reformasi
birokrasi, dalam mewujudkan organisasi yang adaptif dan agile.
1) Meningkatnya komitmen Kemendesa, PDTT dalam upaya mengatasi kesenjangan
pengetahuan dan keterampilan masyarakat desa sebagai refleksi terwujudnya
pendidikan desa berkualitas;
2) Terwujudnya misi Kemendesa, PDTT dalam mencapai misi ke 6 (enam) dalam
Rencana Strategis Kemendesa PDTT Tahun 2020-2025, yaitu dengan target
meningkatnya kualitas SDM desa, daerah tertinggal, dan transmigrasi.
3) Keterbatasan APBN untuk layanan penguatan kapasitas masyarakat terdukung
melalui Dana Desa.
c. Dampak terhadap peningkatan kinerja BPSDM-PMDDTT dalam menjalankan dan
mendukung pencapaian misi Kemendesa, PDTT dalam mewujudkan meningkatnya
kapasitas SDM desa, daerah tertinggal, dan transmigrasi melalui peran Pusat Pelatihan
SDM desa, daerah tertinggal, dan transmigrasi, dan Balai PSDM-PMDDTT serta
dukungan Pusat-pusat di lingkungan BPSDM-PMDDTT;
d. Dampak terhadap PSM di lingkungan Kemendesa, PDTT Balai PSDM-PMDDTT, dan yang
tersebar di seluruh Kabupaten dalam binaan Kemendesa, PDTT, terutama PSM
menjalankan peran asli dalam penggerakan masyarakat di lapangan, tidak hanya berada
di perkantoran menangani administrasi.
e. Dampak terhadap Pemerintah Daerah dalam upaya peningkatan kualitas SDM daerah:
1) PSM yang ada di Kabupaten dapat dioptimalkan perannya dalam mewujudkan
meningkatnya kapasitas masyarakat di wilayahnya;

8
2) Mengefektifkan pemanfaatan APBD untuk mendukung operasionalisasi PSM yang
tepat sasaran;
f. Dampak terhadap Pemerintahan Desa dan warga masyarakat dalam meningkatkan
kualitas masyarakat:
1) Penggunaan Dana Desa dapat secara efektif dan efisien untuk mendukung program
investasi modal sosial, mengurangi penggunaannya untuk pengembangan sarana
prasarana yang esensinyaa kurang mendukung upaya peningkatan kesejahteraan;
2) Menggerakan masyarakat untuk lebih bersemangat membangun desanya secara
partisipatif mendasarkan pada aktualisasi kemampuan dan keterampilan
masyarakat;
3) Semakin berfungsinya Balai Desa dan Balai Dusun sebagai wadah penguatan
kapasitas masyarakat;
4) Meningkatnya kemampuan dan keterampilan masyarakat;
5) Keterjangkauan akses seluruh desa dalam mendapatkan layanan pendidikan melalui
pembelajaran vokasi sesuai kebutuhan pengembangan pengelolaan potensi desa
untuk mewujudkan kesajahteraan masyarakat;
6) Meningkatnya aktivitas kelembagaan sosial dan ekonomi masyarakat mendukung
geliat dan tumbuh kembangnya dalam pengembangan peran membangun desa;
7) Portofolio keterampilan dan keahlian dapat terdokumentasikan dan terdata yang
dapat direkognisi dan digunakan untuk pengembangan diri secara berkelanjutan.
g. Dampak terhadap PSM dan TPP, yaitu:
1) Bagi PSM memiliki kemampuan kompentensi tekis keahlian yang dapat disertifikasi
dan dapat memperoleh peluang untuk mendapatkan penghargaan sebagai PSM
teladan dalam pengabdian penggerakan masyarakat;
2) Bagi TPP memiliki kemampuan kompentensi tekis keahlian yang dapat disertifikasi
dan dapat memperoleh peluang untuk mendapatkan penghargaan sebagai TPP
Inspiratif dalam pengabdian penggerakan masyarakat.

6. Tahapan Perubahan Rencana Strategis


6.1. Jangka pendek
Tahapan perubahan rencana strategis dalam jangka pendek, dilakukan beberapa
kegiatan, yaitu:
a. Pembentukan Tim (Efektif) Pengelolaan Proyek Perubahan sesuai dengan kebutuhan
pencapaian target keluaran jangka pendek dengan melibatkan para pihak terkait,
termasuk PSM dan TPP;
b. Menyusun agenda implementasi proyek perubahan untuk diimplementasikan Tim Kerja
dalam Tim Efektif Pengelolaan Proyek Perubahan;
c. Mengidentifikasi kebutuhan administrasi dan dokumentasi dalam pelaksanaan kegiatan
pencapaian keluaran rencana strategis;

9
d. Identifikasi beberapa regulasi yang berlaku yang mendukung implementasi sistem
pembelajaran mandiri;
e. Identifikasi kebutuhan regulasi dan kebijakan teknis yang diperlukan dalam
pelaksanaan implementasi sistem pembelajaran mandiri sebagai kebijakan
kementerian sehingga dapat diimplementasikan secara terintegrasi dan sinergi;
f. Identifikasi keluaran yang dapat dihasilkan di waktu jangka pendek dan kemungkinan
dapat menyelesaikan keluaran jangka menengah di pencapaian jangka pendek;
g. Pembahasan masing-masing Tim Kerja terhadap tugas pencapaian target output yang
harus dihasilkan, pembahasan melibatkan para pihak terkait;
h. Mengadminsitrasikan dan mendokumentasikan seluruh kegiatan pencapaian target
keluaran rencana strategis;
i. Melakukan komunikasi antar pihak baik internal dan internal sesuai dengan pemetaan
dukungan kepentingan dan pengaruh terhadap implementasi proyek perubahan secara
bebas (open menu), dengan catatan tidak melayani permintaan pembuatan kalimat
dukungan;
j. Mengusulkan dokumen keluaran yang telah dihasilkan secara final untuk ditetapkan
pimpinan dan dipublikasikan sesuai ketentuan yang berlaku;
k. Memastikan desain aplikasi platform sistem manajemen portofolio desa dapat tersusun;
l. Mengkoordinasikan calon-calon lokasi percontohan yang dihasilkan tim kerja juga
diusulkan oleh UPT-Balai sebanyak minimal 9 (sembilan) desa;
m. Mendokumentasikan dukungan para pihak baik internal maupun eksternal melalui
storage dan youtube;
n. Melakukan sosialisasi regulasi dan kebijakan teknis yang telah disahkan dan
dipublikasikan;
o. Memastikan setiap anggota Tim Efektif maupun Tim Kerja didalamnya untuk menyusun
daftar usulan penilaian angka kredit (DUPAK) atas kinerja yang telah dilakukan dalam
dukungan pengelolaan proyek perubahan.

6.2. Jangka menengah


Tahapan perubahan rencana strategis dalam jangka menengah, dilakukan beberapa
kegiatan, yaitu:
a. Mereviu target keluaran jangka menengah yang dapat dicapai di jangka pendek;
b. Merencanakan Tim Efektif Pengelolaan Proyek Perubahan Jangka Pendek untuk dapat
ditugaskan sebagai task force implementasi pencapaian target keluaran jangka menegah
secara berkelanjutan;
c. Merencanakan pembinaan desa percontohan secara berkelanjutan;
d. Mengkoordinasikan para pihak di pusat dan daerah seprti Kementerian/Lembaga serta
Pemerintahan Daerah;
e. Mengusulkan rencana sistem pembelajaran mandiri desa sebagai gerakan nasional
untuk dapat disetujui Kementerian;
f. Mengusulkan penyusunan regulasi Peraturan Menteri sebagai Program Legislasi
Kementerian dan/atau Nasional;

10
g. Pembanguna platform sistem manajemen portofolio masyarakat desa;
h. Mempersiapkan pola pembinaan percontohan secara berkelanjutan.

6.3. Jangka panjang


Tahapan perubahan rencana strategis dalam jangka panjang, dilakukan beberapa
kegiatan, yaitu:
a. Mereviu target keluaran jangka panjang yang dapat dicapai di jangka menengah;
b. Merencanakan dan mereviu anggota Tim Efektif Pengelolaan Proyek Perubahan Jangka
Menengah untuk dapat ditugaskan sebagai task force implementasi pencapaian target
keluaran jangka panjang secara berkelanjutan;
c. Launching sistem pembelajaran mandiri desa, daerah tertinggal, dan trasnmigrasi
sebagai gerakan nasional yang dapat dibudidayakan di setiap desa.

7. Rencana Strategis Pemasaran


Rencana strategis pemasaran dalam implemenatsi proyek perubahan ini ditekankan
dalam upaya mendapatkan masukan dalam penguatan penerimaan konsep sistem
pembelajaran mandiri desa, daerah tertinggal, dan transmigrasi, penyusunan regulasi da
kebijakan terkait dengan sistem pembelajaran mandiri desa, daerah tertinggal, dan
transmigrasi, dalam launching dan sosialisasi sistem pembelajaran mandiri desa, daerah
tertinggal, dan transmigrasi, serta pelaksanaan regulasi dan kebijakan teknis sistem
pembelajaran mandiri desa, daerah tertinggal, dan transmigrasi.
Memperhatikan karakteristik sistem pembelajaran mandiri desa, daerah tertinggal,
dan transmigrasi, maka dalam implelemtasi pemasaran dalam perspektif 5P + 1C, yaitu:
a. Pelanggan (peserta)
Target sasaran pelanggan sistem pembelajaran mandiri seluruh elemen masyarakat
desa, daerah tertinggal, dan transmigrasi sesuai peran, fungsi dan profesi lainnya, yaitu:
1) Para Pegiat Desa, seperti Kader Pemberdayaan Masyarakat Desa (KPMD), Petugas Siaga
Bencana Desa, Sukarelawan Desa, dan pegiat desa lainnya;
2) Kelompok masyarakat (Pokmas), seperti Pokmas Usaha Simpan Pinjam, Pokmas Usaha
Mikro, Kecil, dan Menengah Desa, Pokmas Industri rumahan, Kelompok Sadar Wisata
(Pokdarwis), Kelompok dan Gabungan Kelompok Tani (Poktan dan Gapoktan),
Kelompok Nelayan, Kelompok Pemanfaat dan Pemelihara Sarana dan Prasarana Desa,
Penanganan Lingkungan dan Sanitasi, Pemukiman Desa, dan Pokmas lainnya;
3) Pengelola Lembaga Kemasyarakatan Desa (LKD), seperti Lembaga Pemberdayaan
Masyarakat Desa (LPMD), Tim Penggerak Peningkatan dan Kesejahteraan Masyarakat
(TP-PKK) Desa, Lembaga Adat, Rukun Warga (RW) dan Rukun Tetangga (RT), Karang
Taruna, Lembaga Kemasyarakatan lainnya;
4) Pengelola Lembaga Perekonomian Desa, seperti Badan Usaha Milik Desa (BUMDesa),
BUMDesa Bersama, Pengelola Desa Wisata, Pos Pelayanan Teknologi Tepat Guna
(Posyantek) Desa, dan Lembaga Perekonomian lainnya;

11
5) Pengelola Lembaga Kesehatan Desa, seperti Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu), Pos
Kesehatan Desa (Puskesdes) atau Klinik Desa, dan Lembaga dan Petugas Kesehatan
lainnya;
6) Pengelola Lembaga Pendidikan Desa, seperti Pendidikan Usia Dini (PAUD), Taman
Kanak-Kanak (TK), Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) dan Lembaga
Pendidikan dan Kelompok Belajar lainnya.
b. Produk (layanan)
Produk yang ditawarkan adalah layanan pemenuhan kebutuhan pelanggan sebagai
peserta sistem pembelajaran mandiri seluruh elemen masyarakat desa, daerah tertinggal,
dan transmigrasi, yaitu:
1) Bentuk layanan yang diberikan dalam sistem pembelajaran mandiri, diantaranya
seperti:
a) Layanan pendampingan proses perencanaan partisipatif sistem pembelajaran
mandiri;
b) Layanan fasilitasi penyelenggaraan sistem pembelajaran mandiri oleh pemerintahan
desa melalui penugasan para PSM dan TPP serta fasilitator/ instruktur/pelatih teknis
sektor ke desa sebagai team teaching;
c) Layanan konsultasi pendampingan pengembangan usaha produktif melalui
pemanfaatan potensi sumber daya untuk penanganan masalah sosial ekonomi;
d) Layanan penyediaan refensi materi pembelajaran secara offline dan online melalui
platform Akademi Desa sebagai media sistem pembelajaran mandiri;
e) Layanan pemberian surat keterangan selesai mengikuti sistem pembelajaran
mandiri;
f) Layanan penggunaan sistem manajemen portofolio masyarakat.
2) Kebutuhan jenis produk layanan sistem pembelajaran mandiri disesuaikan dengan
kebutuhan masyarakat bersifat terbuka (open menu), yang mendukung peningkatan
kapasitas pengelolaan potensi sumber daya secara produktif.
c. Harga (biaya)
Yang dimaksudkan dengan harga, adalah biaya dalam pernyelenggaran sistem
pembelajaran mandiri, yaitu:
1) Pemerintahan desa menyelenggarakan sistem pembelajaran mandiri melalui
dukungan pemanfaatan Dana Desa (DD) yang jumlah dan besarannnya disepakati
bersama melalui musyawarah desa;
2) Warga masyarakat peserta sistem pembelajaran tidak diberikan beban pembiayaan;
3) Desa tidak harus membayar honor untuk PSM, TPP, ataupun fasilitator/
instruktur/pelatih teknis sektor.
d. Pomosi (memasyarakatan)
Untuk memasarkan memasyarakatkan sistem pembelajaran mandiri, dilakukan
dengan beberapa cara, diantaranya yaitu:

12
1) Mengoptimalkan peran Tim (Efektif) Pengelola Proyek Perubahan, para PSM dan TPP
sebagai Tim Promosi untuk mengkomunikasikan semua pihak;
2) Melakukan launching dan sosialisasi Sistem Pembelajaran Mandiri Desa, Daerah
Dertinggal, dan Transmigrasi;
3) Membuat video berdurasi pendek sistem pembelajaran mandiri mandiri desa, daerah
tertinggal, dan transmigrasi (sebagai solusi terbaik) dan diviralkan melalui beberapa
saluran (chanel) media digitial resmi kelembagaan dan/atau individu;
4) Membuat flayer sistem pembelajaran mandiri mandiri desa, daerah tertinggal, dan
transmigrasi untuk diviralkan melalui instagram, dan lainnya;
5) Menginformaskan melalui even-even seperti forum rapat koordiansi, pertemuan,
ataupun saat upacara apel pagi;
6) Bersilaturohim ke desa secara informal dan persuasif ke pemerintahan desa dan warga
masyarakat.
e. Tempat
1) Sistem pembelajaran mandiri desa, daerah tertinggal, dan transmigrasi diselenggarakan
di Pusat dan Desa-desa;
2) Menerapkan prinsip semua tempat adalah ruang belajar, sistem pembelajaran mandiri,
dapat diselenggarakan di dalam ruangan Balai Desa atau di luar ruangan seperti tempat
lain di wilayah desa.

8. Tim (Efektif) Pengelola

8.1. Struktur organisasi

Gambar 1
Struktur Organisasi Tim Efektif Pengelolaan Proyek Perubahann

13
8.2. Uraian tugas dan fungsi
Tim Efektif Pengelolaan Proyek Perubahan tersebut terdiri atas Tim Pengarah
(Steering Committee) dan Tim Kerja (Organizing Committee) memiliki tugas menyiapkan
rumusan regulasi, kebijakan dan kegiatan pelaksanaan proyek perubahan. Dari
serangkaian atas tugas tersebut, terdapat beberapa fungsi yang dijalankan, yaitu:

8.2.1. Steering Commitee


a. Mentor
Mentor adalah atasan langsung Pimpinan Proyek, peserta peserta PKN II
Kemendikbudristek Angkatan 6 Tahun 2022 menjalankan peran diantaranya, seperti:
1) Memberikan persetujuan tema dan usulan proyek perubahan;
2) Memberikan bimbingan substansi rancangan proyek perubahan tentang sistem
pembelajaran mandiri desa, daerah tertinggal, dan transmigrasi;
3) Mengarahkan dan menyetujui strategi pembahasan pencapaian target keluaran rencana
strategis dan pelaksanaan proyek perubahan;
4) Memberikan bimbingan dalam mengatasi kendala dan permasalahan yang ditemui
dalam penyusunan rancangan proyek perubahan;
5) Berkoordiansi dengan Coach dalam pembimbingan agar tercapai tujuan implementasi
proyek perubahan;
6) Memantau perkembangan pelaksanaan proyek perubahan;
7) Menyetujui hasil pelaksanaan proyek perubahan.

b. Coach
Coach adalah Widyaiswara pembimbing peserta PKN II Kemendikbudristek
Angkatan 6 Tahun 2022, menjalankan peran, diantaranya seperti:
1) Memberikan bimbingan penulisan Rancangan Proyek Perubahan dan Teknik
Implementasi Proyek Perubahan sesuai ketentuan yang berlaku;
2) Berkoordinasi dengan Mentor dalam pembimbingan agar terfokus dalam impelemntasi
proye perubahan sesuai dengan substansi bidang tugas kelembagaan agar bermanfaat
untuk para pihak;
3) Memberikan masukan dalam penulisan laporan pelaksanaan proyek perubahan;
4) Memberikan feedback dan alternatif solusi atas konsultasi yang dilakukan peserta
bimbing apabila menghadapi permasalahan;
5) Memantau secara intensif penyelesaian pencapain tujuan target rencana strategis sesuai
dengan waktu yang ditetapkan.

8.2.2. Organising Committee


a. Pimpinan proyek
Pimpinan proyek, peserta PKN II Kemendikbudristek Angkatan 6 Tahun 2022,
memiliki peran dalam aspek:

14
1) Menyusun dan menyempurnakan rancangan proyek perubahan sistem pembelajaran
mandiri desa, daerah tertinggal, dan transmigrasi serta mengimplementasikannya
untuk pencapaian tujuan yang ditetapkan;
2) Melakukan konsultasi kepada Mentor dan Coach dalam aspek substansi dan
adminstratif teknis penulisan rancangan dan laporan implementasi sistem
pembelajaran mandiri desa, daerah tertinggal, dan transmigrasi;
3) Membentuk Tim (Efektif) Pengelola Proyek Perubahan yang terdiri atas unsur Tim
Adminstrasi dan Tim Kerja Teknis dalam rangka pengorganisasian proyek perubahan
untuk pencapaian milstone;
4) Bersama Tim Kerja Teknis menyusun agenda kerja pelaksanaan kegiatan pencapaian
milestone secara terintegrasi dan komprehensif;
5) Menyelenggarakan seluruh kegiatan pencapaian milstone jangka pendek dalam rangka
implementasi proyek perubahan dan meyakinkan dapat diimplementasi secera
berkelanjutan pencapaian milstone jangka menengah dan jangka panjang;
6) Melakukan perubahan terkait teknik implementasi proyek perubahan disesuaikan
dengan kondisi dan situasi yang ada agar seluruh milestone dapat tercapai;
7) Menyiapkan seluruh dokumen kegiatan pencapaian milestone sebagai pendukung aksi
nyata implementasi proyek perubahan;
8) Melakukan koordinasi dan kolaborasi dengan para pihak untuk dapat mendukung
peroyek perubahan dalam bentuk spemikiran saran, masukan, dan kritik untuk
penyempurnaan, dan mendukung implementasi proyek perubahan secara
berkelanjutan;
9) Menyusun pelaporan implementasi proyek perubahan dan menyajikan kepada lembaga
dan publik.

b. Tim Administrasi
Tim Administrasi, yang dipimpin langsung oleh Kepala Sub Bagian Tata Usaha Pusat
Pelatihan SDM DDTT, menjalankan peran meliputi:
1) Menyiapkan administrasi, foto, video evidenve seluruh pelaksanaan kegiatan
pencapaian milestone implementasi proyek perubahan;
2) Mengumpulkan dan mengklasifikasi dokumentasi seluruh pelaksanaan kegiatan
pencapaian implementasi proyek perubahan;
3) Mengkoordinasikan dan memmpin pelaksanaan kegiatan yang didelegasikan ke Tim
Kerja;
4) Menyusun pelaporan administrasi pelaksanaan kegiatan pencapaian milestone proyek
perubahan.

c. Tim Kerja Teknis


Tim Keja Teknis adalah para Pejabat Aministrator dan Pengawas, para PSM dan para
TPP di lingkungan Badan PSDM-PMDDTT termasuk dari UPT-Balai, yang dipimpin oleh
seorang Koordinator merangkap anggota berperan dalam aspek:

15
1) Menyusun agenda teknis masing-masing Tim Kerja Teknis sinergi dengan agenda Tim
Efektif;
2) Menyusun dokumen rancangan regulasi Peraturan Menteri Desa, PDT dan Transmigrasi
Tentang Penguatan Kapasitas SDM DDTT;
3) Berkoordinasi dengan Tim Kerja lainnya untuk harmonisasi regulasi dan kebijakan
teknis yang disusunnnya;
4) Menyusun dokumen rancangan regulasi dan kebijakan teknis milstone jangka pendek
yang telah ditentukan;
5) Menyelenggarakan rapat pembahasan substansi regulasi dan kebijakan teknis dengan
mengkoordiansikan dan/atau melibatkan para pihak di lingkungan Kemendesa PDTT,
Kementerian/Lembaga, Pemerintah Daerah, Pemerintahan Desa, dan lainnya;
6) Menyusun dokumen finalisasi rancangan regulasi dan kebijakan teknis serta
memproses penetapan oleh pejabat yang berwenang;
7) Mengidentifikasi desa-desa percontohan dan berkoordinasi dengan para pihak
termasuk dengan UPT-Balai;
8) Menyusun rancangan desain dan pembuatan aplikasi sistem manajemen informasi yang
dibutuhkan;
9) Menyiapkan dan memfasilitasi proses penyelenggaraan launching dan sosialisasi
regulasi dan kebijakan teknis serta bertindak sebagai narasumber dalam sosialisasi
dimaksud;
10) Melakukan konsultasi publik rancangan regulasi Peraturan Menteri Desa, PDT dan
Transmigrasi;
11) Menyiapkan dukungan administrasi, foto, video proses pelaksanaan seluruh kegiatan
yang dilakukannnya diserahkan ke Tim Administrasi untuk dikompilasi dengan yang
lainnya;
12) Menyusun pelaporan hasil pelaksanaan kegiatan kepada pimpinan proyek.

8.3. Penyesuaian Tim Pengelola Proyek Perubahan


Dalam rancangan proyek perubahan telah disusun pengorganisasian Tim Pengelola
Proyek Perubahan. Namun demikian, setelah mempertimbangkan kondisi dan situasi yang
ada dalam upaya pencapaian tujuan, saran dari Penguji Seminar Rancangan Proyek
Perubahan, masukan dari Mentor, munculnya kebutuhan dalam rangka pencapaian
milstone jangka pendek, serta pertimbangan lainnya seperti diberlakukannya automatic
adjusment anggaran 2022, maka dilakukan perubahan Tim Efektif.
a. Tim Efektif dalam Rancangan Proyek Perubahan terdapat 4 Tim Kerja, dengan
pertimbangan tersebut, maka Tim Efektif dibangun dengan 10 Tim Kerja, yang
ditetapkan melalui Keputusan Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia dan
Pemberdayaan Masyarakat Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Nomor 352
Tahun 2022 Tentang Pembentukan Tim Pengelolaan Proyek Perubahan Strategi
Penguatan Kapasitas Sumber Daya Manusia Desa, Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi.

16
https://drive.google.com/file/d/1nHLjv7TgWtPP8dWl5tjr-
GKvvyxijI1x/view?usp=sharing
b. Perubahan dilakukan kembali untuk menyesuaikan kebutuhan dan komposisi personil,
dan perlunya penambahan Tim Kerja untuk pembuatan video sistem pembelajaran
mandiri desa, daerah tertinggal, dan transmigrasi ditetapkan dengan Keputusan Kepala
Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Pemberdayaan Masyarakat Desa,
Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Nomor 443 Tahun 2022 Tentang Perubahan
Keputusan Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Pemberdayaan
Masyarakat Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi 352 Tahun 2022 Tentang
Pembentukan Tim Pengelolaan Proyek Perubahan Strategi Penguatan Kapasitas Sumber
Daya Manusia Desa, Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi.
https://drive.google.com/file/d/16Tg0qTbNBGCn5M8AE_6xYjSirvdNSMDb/view?usp
=sharing

Tabel 1
Perubahan Tim Efektif Pengelola Proyek Perubahan
Rencana Proper Kep Ka BPSDM PMDDTT Kep Ka BPSDM PMDDTT
No. 352 Tahun 2022 No. 434 Tahun 2022

Pengarah (2 Orang) Pengarah (5 Orang) Pengarah (6 Orang)


Pimpinan Proyek (1 Orang) Pimpinan Proyek (1 Orang) Pimpinan Proyek (1 orang)
Sekretariat Sekretariat (4 Orang) Sekretariat (4 Orang)
Tim Regulasi dan Kebijakan Tim Regulasi dan Kebijakan Tim Regulasi dan Kebijakan
Teknis: Teknis: Teknis:
1. Tim Administrasi 1. Tim Kerja Penyusunan 1. Tim Kerja Penyusunan
2. Tim Teknis Substansi Permendesa PDTT Permendesa PDTT Tentang
3. Tim Sistem Tentang Penguatan Penguatan Kapasitas SDM
4. Tim Desa Percontohan Kapasitas SDM Desa, DT, Desa, DT, dan Transmgrasi
dan Transmgrasi (9 (10 Orang)
Orang) 2. Tim Kerja Penyusunan
2. Tim Kerja Penyusunan Kepmendesa PDTT Pedoman
Kepmendesa PDTT Pelaks Sistem Pembelajaran
Pedoman Pelaks Sistem Mandiri Desa, DTT (9 Orang)
Pembelajaran Mandiri 3. Tim Kerja Penyusunan Kep
Desa, DTT (8 Orang) Kepala Badan PSDM Pedoman
3. Tim Kerja Penyusunan Pelaksanaan Pembelajaran
Kep Kepala BPSDM Jarak jauh Desa, DTT (8
Pedoman Pelaksanaan Orang)
Pembelajaran Jarak jauh 4. Tim Kerja Penyusunan Kep
Desa, DTT (8 Orang) Kepala BPSDM Petunjuk
4. Tim Kerja Penyusunan Teknis Sistem Manajemen
Kep Kepala BPSDM Portofolio Desa (8 Orang)
Petunjuk Teknis Sistem 5. Tim Kerja Penyusunan
Manajemen Portofolio Petunjuk Teknis Mekanisme
Desa (7 Orang) dan Tatacara Peran PSM
5. Tim Kerja Penyusunan dalam Pembelajaran Mandiri
SOP: Mekanisme dan Desa, DDTT (7 Orang)
Tatacara Peran PSM 6. Tim Kerja Penyusunan
dalam Pembelajaran Petunjuk Teknis Mekanisme
Mandiri Desa, DDTT (6 dan Tatacara Peran TPP
Orang) dalam Pembelajaran Mandiri
6. Tim Kerja Penyusunan Desa, DDTT (9 Orang)
SOP: Mekanisme dan
Tatacara Peran TPP dalam

17
Rencana Proper Kep Ka BPSDM PMDDTT Kep Ka BPSDM PMDDTT
No. 352 Tahun 2022 No. 434 Tahun 2022

Pembelajaran Mandiri 7. Tim Kerja Penyusunan


Desa, DDTT (6 Orang) Petunjuk Teknis Mekanisme
7. Tim Kerja Penyusunan dan Tatacara Penentuan
SOP: Mekanisme dan Percontohan Pembelajaran
Tatacara Penentuan Mandiri Desa DDTT (6 Orang)
Percontohan 8. Tim Kerja Sosialisasi
Pembelajaran Mandiri Kebijakan Teknis
Desa DDTT (6 Orang) Pembalajaran Mandiri Desa
8. Tim Kerja Sosialisasi DTT, Jarak Jauh, Sistem
Kebijakan Teknis Manajemen Portofolio Desa,
Pembalajaran Mandiri serta Petnjuk Teknis PSM,
Desa DTT, Jarak Jauh, TPP, dan Penentuan Desa
Sistem Manajemen Percontohan (6 Orang)
Portofolio Desa, serta SOP 9. Tim Kerja Pembuatan Aplikasi
PSM, TPP, dan Penentuan Sistem Manajemen Portofolio
Desa Percontohan (6 Desa (6 Orang)
Orang) 10. Tim Kerja Identifikasi
9. Tim Kerja Pembuatan Perontohan Sistem
Aplikasi Sistem Pembelajaran Mandiri Desa
Manajemen Portofolio (6 Orang)
Desa (6 Orang) 11. Tim Kerja Pembuatan Video
10. Tim Kerja Identifikasi Pelaksanaan Proyek
Perontohan Sistem Perubahan Strategi
Pembelajaran Mandiri Penguatan Kapasitas Sumber
Desa (6 Orang) Daya Manusia Desa, Daerah
Tertinggal, dan Transmigrasi
(6 Orang)
Sumber: Diolah sendiri

9. Tahapan Perubahan Strategis


9.1. Identifikasi para pihak
Implementasi strategi pemasaran diperlukan adanya persiapan yang matang.
Persiapan yang perlu dilakukan adalah menenttukan langkah yag tepat disesuaikan dengan
kondisi saat ini, agar strategi pemasaran dapat diimplementasikan dengan baik. Secara
administratif, langkah-langkah yang perlu dilakukan tersebut yaitu:
a. Menyusun agenda komunikasi dan koordinasi dengan para pihak yang telah ditentukan
sebagai promoter, defender, latent dan aphtetis dalam waktu jangka pendek atau selama
60 hari efektif;
b. Mencermati kembali para pihak yang telah diidentifikasi dan diklasifikasi sebagai
promoter, defender, latent dan aphtetis, disesuikan dengan ruang lingkup substansi
sistem pembelajaran mandiri desa, daerah tertinggal, dan transmigrasi yang diangkat
sebagai tema proyek perubahan, sehingga dapat ditentukan sebagai para pihak yang
tetap, dikurangi, ditambah, atau pergantian sehingga jumlah para pihak menjadi tidal
terbatas tetapi representatif terhadap kebutuhan dukungan kelembagaan dalam
pengawalan sistem pembelajaran mandiri tersebut;
c. Menentukan teknik komunikasi dan kooridinasi dengan para pihak, dengan secara
resmi melalui surat, atau tidak resmi (informal), yang disampaikan kepada para pihak
dapat menggunakan berbagai media komunikasi yang ada seperti dikirim melalui

18
telepon, e-mail, pesan singkat (SMS), dan whattsapp, serta media implementasinya
lainnya yang lebih efektif.
d. Menentukan cara penyampaian permohonan dukungan baik secara langsung dilakukan
sendiri maupun tidak langsung melalui pihak lain, seperti rekan, dann lainnya dengan
mempertimbangkan waktu yang tepat.
Yang perlu diperhatikan dalam melakukan implementasi strategi pemasaran atas ide
gagasan dan terobosan perubahan penguatan kapasitas sumber daya manusia melalui
pengembangan sistem pembelajaran mandiri desa, daerah tertinggal, dan transmigrasi ini
dengan mempertimbangkan beberapa prinsip atau etika, yaitu:
a. Keterbukaan
Dukungan yang diharapkan dari para pihak adalah dalam bentuk pemikiran,
pernyataan, saran, masukan, dan kritik yang diberikan para pihak baik sebagai
promoter, defender, latent atau aphtetis, yang bersifat sangat terbuka, dan penuh
kebebasan, serta memberikan apresiasi atas dukungan yang diberikan.
b. Apresiatif
Dengan adanya keterbukaan, maka dukungan pernyataan, saran, masukan, dan kritik
yang diberikan dari para pihak tidak selalu harus dalam bentuk dukungan positif,
melainkan dapat bernilai kritik negatif, secara keseluruhan yang diberikan dangat
bermanfaat untuk perbaikan penyempurnaan ide gagasan proyek perubahan serta
memberikan apresiasi positif kepada para pihak;
c. Berbasis Digital
Dukungan para pihak berupa pemikiran, pernyataan, saran, masukan, dan kritik lebih
diutamakan secara lisan, langsung, melalui video berdurasi singkat, tetapi tidak
menutup kemungkinan dan/atau menerima dukungan secara tertulis;
d. Berbasis Sukarela
Dalam memperoleh dukungan tidak bersifat memakasa para pihak, melainkan lebih
mengutamakan sikap sukarela dari para pihak dalam memberikan pemikiran,
pernyataan, saran, masukan, dan kritik terhadap orientasi proyek perubahan.

9.2. Penyesuaian dukungan para pihak


9.2.1. Penyesuaian dukungan para pihak internal
Mempertimbangkan ruang lingkup substansi pengembangan sistem pembelajaran
mandiri desa, daerah tertinggal, dan transmigrasi sebagai suatu kebijakan dan program di
lingkungan Kemendesa, PDTT, secara unit kerja kelembagaan/personal pemegang otoritas,
masih memerlukan dukungan dari berbagai pihak, selain dari yang telah dipetakan.
Perubahan dukungan para pihak internal tersebut juga mempertimbangkan bahwa sistem
pembelajaran mandiri tersebut sebagai bentuk upaya penguatan kapasitas sumber daya
manusia desa, daerah tertinggal dan transmigrasi tidak hanya menjadi tugas Badan PSDM-
PMDDTT cq Puslat SDM DDTT serta UPT-Balai semata.
Sebagaimana dinyatakan dalam Renstra Kemendesa PDTT Tahun 2020-2024, dan
tertuang di dalam Sub bab Latar Belakang diatas, bahwa seluruh unit kerja di lingkungan

19
Kemendesa PDTT dalam mengembangkan program dan kegiatan teknis, selalu harus
berorientasi pada penguatan sumber daya manusia, sesuai dengan lingkup wilayah
kerjanya sekaligus sebagai bentuk upaya pencapaian ‘pendidikan desa berkualitas’ (tujuan
ke empat SDGs Desa). Oleh karena itu dari para pihak internal yang telah dipetakan
sebelumnya, pada saat implementasi dilakukan pennyesuaian para pihak.

a) Tidak adanya perubahan para pihak internal.


Para pihak yang tidak berubah atau tetap, yaitu (1) Pusat Pembinaan Jabatan
Fungsional (Pusat PJF), (2) Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa
(Pusat PPMD), (3) Pusat Pelatihan Aparatur Sipil Negera (Puslat ASN), Balai PSDM-
PMDDTT, (4) Pusat Data dan Infomasi, dan (5) Biro Perencanaan dan Kerjasama, dan (6)
Biro Hukum.
Secara khusus, terkait dengan peran Kepala Biro Perencanan dan Kerjasama dengan
Kepala Biro Hukum melakukan tugas administratif layanan dari unit kerja, maka pihaknya,
setelah dikonfirmasi hanya akan memberikan dukungan terhadap implementasi sistem
pembelajaran mandiri desa, daerah tertinggal, dan transmigrasi apabila telah ditetapkan
sebagai kebijakan dan program Kemendesa PDTT. Sehingga pihaknya akan memberikan
dukungan dalam aspek layanan administratif sistem pembelajaran ini menuju untuk dapat
ditetapkannya sebagai suatu kebijakan Kemendesa PDTT dari aspek regulasi dan aspek
keprograman.

b) Perubahan/pergantian para pihak internal.


Perubahan/pergantian para pihak internal dilakukan Direktorat Fasilitasi Dana Desa.
Direktorat Fasilitasi Dana Desa sebenarnya juga sangat dibutuhkan dalam implementasi
gagasan sistem pembelajaran mandiri desa, daerah tertinggal, dan transmigrasi. Sistem
pembelajaran mandiri ini berkarakter dari, oleh dan untuk masyarakat. Artinya
pelaksanaan sistem pembelajaran mandiri ini tidak bersifat proyek, dimana Kemendesa
PDTT tidak lantas memberikan anggaran kepada desa untuk menyelenggarakan,
melainkan mendorong agar pemerintahan desa dapat memanfaatkan dana desa untuk
mendukung penyelenggaraan sistem pembelajaran mandiri ini.
Agar dapat terdukung pemanfaatan dana desa tersebut, maka diperlukan dukungan
Direktora Fasilitasi Dana Desa. Namun demikian, pihaknya setelah dikonformasi secara
lesan pada saat bertemu dalam suatu kegiatan, menyampaikan bahwa pemanfaatan dana
desa untuk penguatan kapasitas akan berpengaruh terhadap fokus pemerintah dalam
upaya pelaksanaan pemberian Bantuan Langsung Tunai (BLT), Padat Karya Tunai Desa
(PKTD) dan penanganan Covid 19. Dengan adanya dukungan Direktur Jenderal
Pembangunan Desa dan Perdesaan, yang lebih berotoritas, yang memiliki tugas
diantaranya fasilitasi dana desa, memberikan dukungan sistem pembelajaran mandiri.
Dana Desa dapat digunakam untuk penguatan kapasitas masyarakat.
Hal ini juga secara nyata juga diperkuat oleh pernyaataan Menteri Desa, PDTT sendiri,
dalam lauching Center SDGs-Desa kerjasama Kemendesa PDTT dengan Pendidikan
Keuangan Negara (PKN) Sekolah Tinggi Ilmu Akuntansi Negara (STAN) sekaligus kuiah
umum bersama Menteri Keuangan bagi mahasiswa PKN STAN, melalui Youtube
https://www.youtube.com/watch?v=ot337cndTMY pada menit ke 59:15 sd 1:01:56
memberikan penegasan bahwa Dana Desa hanya dapat digunakan untuk apa saja yang
terkait dengan upaya mendukung pertumbuhan ekonomi dan upaya peningkatan SDM.

20
c) Penambahan para pihak internal
Dengan pertimbangan ruang lingkup susbtansi, perlunya komitmen politic will dalam
implementasi gagasan perubahan sistem pembelajaran mandiri desa, daerah tertinggal,
dan desa, maka diperlukan dukungan para pihak yang memiliki otoritas tinggi guna
menjamin sistem gagasan perubahan ini dapat berjalan sebagaimana yang diharapkan,
tidak hanya sebatas pada jangka pendek saja, melainkan jangka menengah, dan bahkan
jangka panjang hingga sebagai suatu gerakan nasional. Penambahan para pihak internal
tersebut, yaitu (1) Menteri Desa PDTT, (2) Wakil Menteri Desa PDTT, (3) Sekretaris
Jenderal Kemendesa PDTT, (4) Direktur Jenderal Pengembangan Ekonomi dan Investasi
Desa DTT, (5) Direktur Jenderal PDP, (6) Direktur Jenderal Percepatan Pembangunan
Daerah Tertinggal (PPDT), merangkap Inspektur Jenderal, (7) Direktur Jenderal
Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Transmigrasi (PPKT), (8) Kepala BPI, Kepala
BPSDM, (9) Sahmen Bidang Pembangunan Kemasyarakatan, (10) Staf Ahli Menteri
Kerjasama Antar Lembaga, (11) Advisor Menteri Desa PDTT, (12) Kasubag Tata Usaha
Puslat SDM DDTT, (13) Ketua Asosiasi Profesi Widyaiswara (APWI) Kemendesa PDTT,
(14) Ketua Ikatan PSM Indonesia (IPSMI), (15) PSM (Ahli Utama, Madya, Muda dan
Pratama), dan (16) TPP (TAPM Pusat, Provinsi, Kabupaten, PD Kecamatan dan PLD Desa).
Perubahan pemetaan target, perubahan dan penambahan dukungan para pihak
internal sebagai berikut:
Tabel 2
Peta Perubahan Target Dukungan Para Pihak Internal

No Pihak Internal Dukungan Keterangan


Semula Menjadi Ya Tidak
Menteri Desa, PDTT, Wamendesa PDTT
1. - Menteri Desa, PDTT Ya Penambahan
2. - Wakil Menteri Desa, Ya Penambahan
PDTT
3 - Advisor Menteri Desa Ya Penambahan
PDTT
JPT Madya Kemendesa PDTT
4. - Sekjen Kemendesa Ya Dilakukan pra Implementasi
5. - Dirjen PEID Ya Penambahan
6. - Dirjen PDP Ya Penambahan
7. - Dirjen PPDT Ya Penambahan
8. - Dirjen PPKT Ya Penambahan
9. - Kaban BPI Ya Penambahan
10. - Kaban BPSDM Ya Penambahan
11. - Sahmen Pemas Ya Penambahan
12. - Sahmen KAL Ya Penambahan
13. - Advisor Menteri Ya Penambahan
JPT Pratama Kemendesa PDTT
14. Pusat PJF KaPusat PJF Ya Tetap
15, Pusat PJF KaPusat PJF Ya Tetap
16. Pusat PPMD KaPusat PPMD Ya Tetap
17. Puslat ASN Kepala Puslat ASN Ya Tetap
18. Dit Fasilitasi Dirjen PDP Ya Perubahan/Pergantian
Dana Desa - Digantikan Dirjen PDP yang
membawahi Direktorat Fasilitasi
Dana Desa
19. Pusdatin Plt. Kepusdatin Ya - Tetap

21
No Pihak Internal Dukungan Keterangan
Semula Menjadi Ya Tidak
20. Biro Renja Kepala Biro Renja Ya Tetap
- Dukungan dalam bentuk
pemberian ijin diperbolehkan
untuk meninggalkan rapat
penelahaan RKAKL 2023.
21. Biro Hukum Biro Hukum Ya Tetap
- Mendukung dalam aspek
layanan administrasi
penyusunan regulasi;
22. UPT-Balai Besar KaUPT-Balai Besar Ya Tetap
- UPT-Balai Besar Jakarta
- UPT-Balai Besar Yogyakarta
Administrator Kemendesa PDTT
23. UPT-Balai KaUPT-Balai Ya Tetap
- UPT-Balai Bengkulu, Pekanbaru,
Banjarmasin, dan Papua
Asosiasi Profesi: APWI dan IPSMI
24. - Asosiasi Profesi Widya Ya Penambahan
Iswara/ APWI
25. - Ikatan PSM Ya Penambahan
Indonesia/IPSMI
Penggerak Swadaya Masyarakat (PSM)
26. - PSM Ahli Utama Ya Penambahan
- PSM Ahli Utama Pusat
27. - PSM Ahli Madya Ya Penambahan
- PSM Ahli Madya Pusat
- PSM AhIi Madya UPT-Balai
Besar Yogyakarta
- PSM Ahli Madya UPT-Balai
Papua
28. - PSM Ahli Muda Ya Penambahan
- PSM Ahli Muda Puslat SDM
- PSM Ahli Muda Balai Besar
Yogyakarta
29. - PSM Ahli Pratama Ya Penambahan
- PSM Ahli Pertama Puslat SDM 6
orang
Tenaga Pendamping Profesional (TPP)
30. - TAPM Pusat Ya Penambahan
- TAPM Pusat
31. - TAPM Provinsi Ya Penambahan
- TAPM Provinsi Aceh
- TAPM Provinsi Sumatera Barat
- TAPM Provinsi Jawa Tengah
- TAPM Provinsi Nusa Tenggara
Timur
32. - TAPM Kabupaten Ya Penambahan
- TAPM Kabupaten Aceh Barat
- TAPM Kabupaten Purwakarta
- TAPM Kabupaten Bangkalan
- TAPM Kabupaten Takalar
- TAPM Kabupaten Timor Tengah
Selatan
- TAPM Kabupaten Kupang
33. - PD Kecamatan Ya Penambahan

22
No Pihak Internal Dukungan Keterangan
Semula Menjadi Ya Tidak
- PD Kecamatan Galesong Utara
34. - PLD Desa Ya Penambahan
- PLD Desa Gunung Geulis
- PLD Polongbangkeng
Sumber: Olahan Sendiri

9.2.2. Penyesuaian dukungan para pihak ekternal


Begitu pula terkait dengan dukungan eksternal, pada prinsipnya dukungan sangat terbuka
(open) bagi seluruh stakeholders dari Kementerian/Lembaga, Pemerintah Daerah, Perguruan
Tinggi, LSM/NGOs, dan lainnya.
Tabel 3
Perubahan target dukungan para pihak eksternal

No. Pihak Internal Dukungan Keterangan


Semula Menjadi Ya Tidak
Pihak Ekternal dari Sekretariat Wakil Presiden
1 - Deputi Deputi Ya Penambahan
Dukungan
Kebijakan
Pembangunan
Manusia dan
Pemerataan
Pembangunan
Sekretariat Wakil
Presiden
Pihak Ekternal dari Kementerian/Lembaga di Pusat
2. Ditjen Bina Badan PSDM Ya Perubahan
Pemdes Kemendagri - Dilakukan dengan pertim-bangan
penangan urusan penguatan
kapasitas bagi Kepala Desa dan
Perangkat Desa dilakukan oleh
Badan PSDM
3. Kemenko Kemenko Bidang Ya Tetap
Bidang PMK PMK - Asisten Deputi Pemerataan
Pembangunan Wilayah
- Asisten Deputi Revolusi Mental
4. Kemen PPN/ Kemen PPN/ Ya Tetap
Bappenas Bappenas - Deputi Bidang Kependudukan dan
Ketenagakerjaan
5. Kementerian Kementerian Tidak -Tidak dihubungi
Keuangan Keuangan
6. Kemen PAN Kemen PAN dan Tidak -Tidak dihubungi
dan RB RB
Pihak Eksternal dari Pemerintah Daerah Provinsi, Kabupaten/Kota, dan Desa
7. Pemda Prov Pemda Prov Ya Penambahan
- Kepala Bappeda Prov Jawa Timur
- Kepala Dinas PMD Prov Sulawesi
Selatan
- Kepala Dinas Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Prov Sulawesi
Tengah
8. Pemda Kab Pemda Kab Ya Penambahan
- Kepala Dinas Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Kab Mesuji
- Kepala Dinas Transmigrasi Kab
Toli-Toli

23
No. Pihak Internal Dukungan Keterangan
Semula Menjadi Ya Tidak
- Kepala Dinas Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Kota Tidore
Kepulauan
- Kepala Dinas Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Kab Halmahera
Tengah
9. Pemdesa Pemdesa Ya Penambahan
- Kepala Desa Muntuk, Delingo,
Imogiri, Bantul
- Kepala Desa Sukorini,
Manisrenggo, Klaten,
- Kepala Desa Tawangsari, Boyolali,
- Kepala Desa Sukolilo, Bangkalan
- Kepala Desa Taringgul Tonggoh,
Purwakarta,
- Kepala Desa Bojong Kulur, Bogor,
- Kepala Desa Desa Toli, Kota Tidore
Kepulauan,
- Kepala Desa Timbusing,
Pelombang, Takalar
- Kepala Desa Cibiru, Bandung
Barat, Jawa Barat
Pihak Eksternal dari Lainnya
10. LSM/NGOs LSM/NGOs Ya Penambahan
- LSM Kemitraan;
- LSM Koalisasi Rakyat Untuk
Kedaulatan Pangan (KRKP);
- LSM Komunitas Desa-desa Melek
IT;
- LSM Sapa Desa Institue;
- LSM Desa Wisata Nusantara
Foundation Pusat
- Sarikat Pendamping Rakyat
Afiliasi Bina Desa
3. Perguruan Perguruan Tinggi Ya Tetap
Tinggi - Guru Besar Universitas Indonesia,
4. - BUMDes Ya Penambahan
Bersama - BUMDesa Bersama Kuberi,
Kecamatan Singingi Hilir,
Kabupaten Kuantan Singingi,
Provinsi Riau
5. - BUMDes Ya Penambahan
- BUMDesa Tonasa, Desa
Campagaya, Kecamatan Galesong
6. - KPMD Ya Penambahan
- KPMD Barangmamase, Kecamatan
Galesong Selatan
Sumber: Olahan Sendiri

Dukungan sagat terbuka artinya stakeholders tidak harus memberikan pernyataan


dukungan, melainkan komentar, saran/masukan, ataupun kritik terhadap ide pemikiran sistem
pembelajaran mandiri desa, daerah tertinggal, dan transmigrasi. Sehingga, pada Tabel 3 diatas,
seperti halnya dukungan internal, dukungan pihak ekesternal juga mengalami perubahan dari
para pihak yang telah dipetakan semula.

24
BAB II
MANAJEMEN PERUBAHAN PELAKSANAAN PROYEK PERUBAHAN

1. Pencapaian Tahapan Rencana Strategis


1.2. Penyempurnaan rancangan proyek perubahan
Rancangan Proyek Perubahan Sistem Pembelajaran Mandiri Desa, DTT telah
diseminarkan pada tanggal 19 Mei 2022. Pelaksanaan seminar dilakukan secara hybrid.
Penguji (Dr. Hari Nugraha, S.E., MPM) dan Coach (Suhanda, MPA), serta Peserta hadir
secara fisik (luring). Sementara Mentor, Prof. Dr. Luthfiyah Nurlaela, M.Pd mengikuti
dengan cara online (daring), karena pada saat yang bersamaan posisi keberadaan Mentor
tidak di Jakarta, melainkan sedang di Surabaya untuk menyelenggarakan pembahasan
pelaksanaan kegiatan PSM Teladan dan TPP Inspiratif.
Terdapat beberapa catatan masukan perbaikan Rancangan Proper yang diberikan
dari Penguji dan Mentor. Beberapa catatan dari Penguji (link…..) yaitu …… Beberapa
catatan dari Mentor (link) yaitu: …… Sebagian besar dari beberapa catatan masukan
konstruktif yang diberikan dari Penguji, Mentor dan Coach tersebut telah ditindaklanjuti
dengan melakukan perbaikan pada Rancangan Proper, sehingga telah siap
diimplementasikan. Dikatakan hanya sebagian besar saja yang dapat dilakukan perbaikan,
lebih disebabkan adanya beberapa permasalahan/pertimbangan sehingga terdapat
beberapa saran masukan tidak dilakukan penyesuaian, diantaranya yaitu:
a. Upaya launching terhadap Sistem Pembelajaran Mandiri Desa, tidak dapat dilakukan
secara seremonial, dan hanya dapat dilakukan bersamaan dengan sosialisasi kebijakan
teknis, dan dilakukan secara sederhana, karena terdapat kebijakan Pemerintah, melalui
Kementerian Keuangan RI yang memberlakukan adanya automatic adjustment ke 2,
yang bedampak terhadap pemotongan anggaran pada Badan PSDM-PMDDTT sebesar
Rp. 70 Milyar, termasuk Puslat SDM DDTT, berpengaruh terhadap pelaksanaan Proper
sama sekali tidak dapat diberikan dukungan pembiayaan.
b. Dari Penguji, terkait dengan saran untuk perlunya mencermati kembali terkait dengan
output jangka pendek yang sangat banyak regulasi yang harus dihasilkan, sementara
waktu yang tersedia hanya 60 hari kalender, maka dalam melakukan upaya perubahan
memang dapat dilakukan secara bertahap, namun alagkah lebih baik apabila upaya
perubahan tersebut perlu untuk dilakukan secara komprehensif, sehingga berbagai
perangkat/instrumen kebijakan yang harus diterbitkan dapat segera sekaligus
diterbitkan, agar pada milestone jangka menengah tidak lagi harus berfikir menyusun
regulasi pendukungnya, melainkan dalam terfokus pelaksanaan keberlanjutan hasil dari
milestone jangka pendek. Hal itu memang sangat berat, tetapi dengan dukungan para
Pejabat Fungsional yang ada terutama para PSM dan TPP yang memang memilki fungsi
dalam pengembangan pembelajaran masyarakat, serta kemanfaatnya untuk
mendukung dan memberi motivasi pencapaian kinerja individu (angka kredit),
meskipun pelaksanaan Proper tidak dapat diberikan dukungan penganggaran, seluruh
kebijakan tetap dapat tersusun sesuai dengan yang diharapkan.

25
c. Dari Mentor, terkait dengan perlunya memastikan apakah TPP yang telah menjalankan
fungsi pendampingan desa maka secara otomatis telah berarti menjalankan
pembelajaran masyarakat, serta memastikan apakah seluruh TPP akan turun ke desa,
maka dapat dijelaskan bahwa sesuai dengan Permendesa, PDTT No. 18 Tahun 2019 jo
Permendesa, PDTT No. 19 Tahun 2021, dan Kepmendesa, PDTT No. 40 Tahun 2021,
selain pendampingan pembangunan desa, TPP juga berperan dalam penguatan
kapasitas masyarakat. Sehingga, memang dalam mitigasi resiko juga tertuang adanya
antisipasi TPP overload pekerjaan, maka TPP dalam melaksanakan tugas di lapangan
perlu memastikan melaksanakan prioritas fungsinya sendiri. Apabila terdapat
penugasan lain bersifat mandatory seperti pendataan SDGs-Desa dan pelaksanaan tugas
instruktif Kepala Desa diluar tugas fungsinya, maka sepanjang tugas dan fungsi aslinya,
pendampingan dan penguatan kapasitas masyarakat telah dapat dilakukan sepenuhnya
maka mandatory yang diberikan dapat dipastikan akan dapat tertangani. Terkait dengan
memastikan TPP tidak seluruh level turun ke desa, cukup TAPM Kabupaten, PD di
Kecamatan dan PLD di Desa, namun dalam pelaksanaan pembelajaran masyarakat
mandiri Desa, DTT tetap harus tetap dalam pengendalian TAPM Provinsi dan Nasional.
1.3. Penyusunan agenda pelaksanaan proyek perubahan
Agar pelaksanaan pengelolaan Proyek Perubahan Sistem Pembelajaran Mandiri Desa,
DTT dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan, dapat mencapai target ouput yang
telah ditentukan, terutama pada milestone jangka pendek (selama 60 hari), maka bersama
Tim Efektif disusun agenda implementasi proyek perubahan. Dengan penyusunan agenda
tersebut, diharapkan seluruh kegiatan rencana strategis dapat dicapai sesuai waktu yang
ditentukan. Agenda pelaksanaan sebagaimana dalam Lampiran 1.

1.4. Pencapaian output tujuan jangka pendek


1.4.1. Pencapaian penyusunan regulasi kebijakan teknis
Pencapaian tujuan jangka pendek dilakukan oleh Tim Pengelola Proyek Perubahan
dan Tim Kerja yang ada di dalamnya. Tim Pengelola Proyek Perubahan dan Tim Kerja
diberikan kewenangan sepenuhnya untuk memproses, membahas dan
mengkoordinasikan secara internal Tim dan/atau eksternal para pihak. Upaya
mendelegasikan pencapaian tujuan untuk dilakukan Tim Efektif Pengelola Proyek
Perubahan dan Tim Kerja dimaksudkan agar, Tim Efektif Pengelola Proyek Perubahan dan
Tim Kerja dapat membangun inovasi dan kreativitas tanpa diintervensi, dengan tetap
memperhatikan ketentuan yang ada.
Sesuai dengan rencana pencapain tujuan jangka pendek, dalam aspek regulasi
kebijakan teknis untuk mendukung penyelenggaraan sistem pembelajaran mandiri desa,
daerah tertinggal, dan transmigrasi, telah tersusun/diterbitkannya sebanyak 4 (empat)
dokumen regulasi kebijakan teknis sesuai dengan dalam waktu jangka pendek. Namun
demikian, muncul beberapa isu strategis yang diangkat dan diidentifikasi sangat
berpengaruh terhadap fasilitasi penyelenggaraan sistem pembelajaran mandiri desa,
daerah tertinggal, dan transmigrasi. Oleh karena itu, Tim Efektif Pengelola Proyek
Perubahan, mengidentifikasi kebutuhan regulasi kebijakan teknis lainnya yang diperlukan
untuk mendukung pelaksanaan sistem pembelajaran mandiri desa, daerah tertinggal, dan
transmigrasi. Sehingga terjadi perubahan pencapaian target tujuan jangka pendek.

26
Perubahan tersebut bersifat meningkat dan/atau perubahan maju dari jangka
menengah ke jangka pendek, atau penambahan dokumen diluar dari target capaian dalam
tujuan jangka pendek yang telah ditetapkan.
a) Pencapaian tujuan jangka pendek sesuai target awal, meliputi:
(1) Tersusunnya Rancangan Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal,
dan Transmigrasi Tentang Penguatan Kapasitas Sumber Daya Manusia Desa, Daerah
Tertinggal, dan Transmigrasi;
http://devberita.kemendesa.go.id/web_bpsdm/media/download/lampiran/2022
0721150624_Rancangan_PermendesPDTT_tentang_Peningkatan_Kapasitas_Masya
rakat_DDTT.pdf
(2) Diterbitkannya Keputusan Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia dan
Pemberdayaan Masyarakat Desa, Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi No. 584
Tahun 2002 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Pengembangan Sistem Pembelajaran
Mandiri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi,
https://drive.google.com/file/d/18MyyNB1A225TUjhfN72A9SIMQEDmX_0v/view
?usp=sharing
(3) Diterbitkannya Keputusan Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia dan
Pemberdayaan Masyarakat Desa, Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi No. 579
Tahun 2002 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Sistem Pembelajaran Jarak Jauh bagi
Masyarakat Desa di kawasan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi;
https://drive.google.com/file/d/1FBuJhTBYmVZQMrD5BORXcXwwR6M5yt6l/vie
w?usp=sharing
(4) Diterbitkannya Keputusan Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia dan
Pemberdayaan Masyarakat Desa, Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi No. 573
Tahun 2022 Tentang Sistem Manajemen Portofolio Masyarakat Desa, Daerah
Tertinggal, dan Transmigrasi.
Keputusan Kepala Badan tersebut sebagai peningkatan dan/atau perubahan maju
dari jangka menengah ke jangka pendek, yang mana pada jangka pendek hanya
akan dihasilkan Rancangan Keputusan Kepala Badan, dan penerbitannya akan
dilakukan pada jangka menengah, tetapi dapat diterbitkan pada jangka pendek.
https://drive.google.com/file/d/1Bl6COA3DbQofLUB28WdKlXA0vQZiH--
1/view?usp=sharing
b) Perubahan pencapaian target tujuan jangka pendek
(1) Tersusunnya Pokok-pokok pemikiran dapat sebagai pengganti dokumen Naskah
Akademic, yang merupakan justifikasi perlunya penyusunan Peraturan Menteri
Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi.
Dokumen Pokok-pokok pikiran ini dibutuhkan sebagai kelengkapan dalam
penyusunan Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan
Transmigrasi Tentang Penguatan Kapasitas Sumber Daya Manusia Desa, Daerah
Tertinggal, dan Transmigrasi. Pokok-pokok pikiran tersebut berisi

27
https://drive.google.com/file/d/1oJL1SuTNcqwpVgqGkCo4eqrBML4D4IBy/view?
usp=sharing
(2) Diterbitkannya Keputusan Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia dan
Pemberdayaan Masyarakat Desa, Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi No. 574
Tahun 2022 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Penentuan Percontohan Sistem
Pembelajaran Mandiri Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi;
https://drive.google.com/file/d/1L6Cc6iCoaiTesxRUVii4I3utQwFhdIo4/view?usp
=sharing
(3) Diterbitkannya Keputusan Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia dan
Pemberdayaan Masyarakat Desa, Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi No. 575
Tahun 2022 Tentang Identifikasi Percontohan Sistem Pembelajaran Mandiri Desa,
Daerah Tertinggal dan Transmigrasi;
https://drive.google.com/file/d/1IPWeY40b7HfF7l7m0zxpvh0M67fru5Wk/view?
usp=sharing
(4) Diterbitkannya Keputusan Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia dan
Pemberdayaan Masyarakat Desa, Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi No. 580
Tahun 2022 Tentang Penetapan Desa Percontohan Sistem Pembelajaran Mandiri
Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi;
https://drive.google.com/file/d/15SjDPeEWl89AsUd0JZI8jCzJOGbe3vG7/view?usp=sh
aring
(5) Diterbitkannya Keputusan Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia dan
Pemberdayaan Masyarakat Desa, Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi No. 587
Tahun 2022. Tentang Petunjuk Pelaksanaan Mekanisme dan Tata Cara Peran
Penggerak Swadaya Masyarakat dalam Pembelajaran Mandiri Desa, Daerah
Tertinggal dan Transmigrasi.
https://drive.google.com/file/d/1Eh00TZ8Uztt4E75g6ksccHCu0boa23z/view?usp
=sharing
(6) Diterbitkannya Keputusan Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia dan
Pemberdayaan Masyarakat Desa, Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi No. 576
Tahun 2022. Tentang Petunjuk Pelaksanaan Mekanisme dan Tata Cara Peran
Tenaga Pendamping Profesional dalam Pembelajaran Mandiri Desa, Daerah
Tertinggal dan Transmigrasi;
https://drive.google.com/file/d/1jJ9Ce7rXgCS0bSueIvN6wHqqTNetn3y/view?usp
=sharing
(7) Tersusunnya Petunjuk Teknis Operasional Penggunaan dan Pengisian Platform
Sistem Manajemen Portofolio Masyarakat Desa, Daerah Tertinggal dan
Transmigrasi
https://drive.google.com/file/d/1GCWKSYOZBadFeoX_2XII61KbQ9NIRquG/view?
usp=sharing

28
Tabel 4
Pencapaian rencana strategis: penyusunan regulasi kebijakan teknis

No Regulasi Kebijakan Teknis Pencapaian Status Keterangan


1. Rancangan Peraturan Menteri Desa, PDTT Ya Tetap -
Tentang Penguatan Kapasitas Sumber
Daya Manusia Desa, Daerah Tertinggal, dan
Transmigrasi
2. Pokok-pokok Pikiran Perlunya Penyusunan Ya Penambahan Sebelumnya tidak
Peraturan Menteri Desa, PDTT Tentang ada
Penguatan Kapasitas Sumber Daya Manusia
Desa, Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi
3. Keputusan Kepala BPSDM-PMDDTT No. Ya Tetap -
584 Tahun 2022 Tentang Petunjuk
Pelaksanaan Pengembangan Sistem
Pembelajaran Mandiri Desa, DT dan
Transmigrasi
4. Keputusan Kepala BPSDM-PMDDTT No. Ya Tetap -
579 Tahun 2002 Tentang Petunjuk
Pelaksanaan Sistem Pembelajaran Jarak
Jauh bagi Masyarakat Desa di kawasan
Daerah Tertinggal dan Transmigrasi
5. Keputusan Kepala BPSDM-PMDDTT No. Ya Penambahan Sebelumnya tidak
574 Tahun 2022 Tentang Petunjuk ada
Pelaksanaan Penentuan Percontohan
Sistem Pembelajaran Mandiri Desa, Daerah
Tertinggal dan Transmigrasi
6. Keputusan Kepala BPSDM-PMDDTT No. Ya Penambahan Sebelumnya tidak
575 Tahun 2022 Tentang Identifikasi ada
Percontohan Sistem Pembelajaran Mandiri
Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi
7. Keputusan Kepala BPSDM-PMDDTT No. Ya Penambahan Sebelumnya tidak
580 Tahun 2022 Tentang Penetapan Desa ada
Percontohan Sistem Pembelajaran Mandiri
Desa, DTT
8. Keputusan Kepala BPSDM-PMDDTT No. Ya Penambahan Sebelumnya tidak
587 Tahun 2022. Tentang Petunjuk ada
Pelaksanaan Mekanisme dan Tata Cara
Peran Penggerak Swadaya Masyarakat
dalam Pembelajaran Mandiri Desa, Daerah
Tertinggal dan Transmigrasi;
9. Keputusan Kepala BPSDM-PMDDTT No. Ya Penambahan Sebelumnya tidak
576 Tahun 2022. Tentang Petunjuk ada
Pelaksanaan Mekanisme dan Tata Cara
Peran Tenaga Pendamping Profesional
dalam Pembelajaran Mandiri Desa, Daerah
Tertinggal dan Transmigrasi;
10. Keputusan Kepala BPSDM-PMDDTT No. Ya Meningkat Semula
573 Tahun 2022 Tentang Sistem Rancangan
Manajemen Portofolio Masyarakat Desa, Keputusan Kepala
Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi; Badan
11. Petunjuk Operasional Penggunaan dan Ya Penambahan Sebelumnya tidak
Pengisian Platform Sistem Manajemen ada
Portofolio Masyarakat Desa.

Sumber: Diolah sendiri.


Keterangan:
= Gagal = Tetap = Meningkat = Penambahan

29
1.4.2. Pencapaian substansi regulasi kebijakan teknis
Dalam implementasi pencapaian rencana strategis, terkait dengan penyusunan
regulasi kebijakan teknis tersebut, dapat dideskripsikan dalam aspek substansi dan aspek
administratif. Khusus terkait dengan aspek substansi regulasi kebijakan teknis ini,
berkaitan dengan ruang lingkup materi pengaturan
a) Rancangan Permendesa PDTT Tentang Penguatan Kapasitas Sumber Daya Manusia
Desa, Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi, dengan resume:
(1) Alasan penting perlunya penyusunan Rancangan Permendesa PDTT Tentang
Penguatan Kapasitas Sumber Daya Manusia Desa, Daerah Tertinggal, dan
Transmigrasi, yaitu:
(a) Amanat UU No. 6 Tahun 2014 Tentang Desa, PP No. 43 Tahun 2014 Tentang
Pelaksanaan UU No. 6 Tahun 2014 Tentang Desa, telah ditindak-lanjuti dengan
terbitnya Permendesa PDTT No. 9 Tahun 2018 Tentang Pelatihan Masyarakat.
(b) Permendesa PDTT No. 9 Tahun 2018, tidak lagi sesuai dengan kebutuhan
menjawab permasalahan yang ada. Permendesa PDTT Tentang Penguatan
Kapasitas Sumber Daya Manusia Desa, Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi
sebagai pengganti Permendesa PDTT No. 9 Tahun 2018. Permendesa PDTT
untuk mendukung:
- pencapaian SDGs Desa, khususnya goal ke empat,
- pencapaian Misi Menteri Desa, PDTT
- turut serta dalam penanganan learning loss
- pencapaian Visi Presiden Republik Indonesia, mewujudkan SDM Unggul
untuk Kemajuan Indonesia.
(c) Dengan mempertimbangkan Permendesa PDTT No. 21 Tahun 2020 Tentang
Pedoman Umum Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa, maka
Permendesa PDTT Tentang Penguatan Kapasitas Sumber Daya Manusia Desa,
Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi akan ditempatkan sebagai payung hukum
pelaksanaan sistem pembelajaran mandiri desa daerah tertinggal dan
transmigrasi.
(2) Proses penyusunan Permendesa PDTT Tentang Penguatan Kapasitas Sumber Daya
Manusia Desa, Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi, hingga ditetapkan tidak dapat
ditargetkan selesai dalam waktu jangka pendek, sehingga yang ditargetkan adalah
draft Rancangan Permendesa PDTT;
(a) Sesuai ketentuan mekanisme dan tata cara penyusunan produk hukum,
termasuk dalam bentuk Peraturan Menteri membutuhkan proses harmonisasi
dengan Kementerian/Lembaga yang difasiltasi oleh Kementerian Hukum dan
HAM, sehingga waktu yang dibutuhkan lebih lama dan tidak dapat diprediksi
secara pasti batas waktu selesainya;
(b) Hamonisasi bertujuan untuk meningkatkan kualitas pengaturan dalam produk
hukum. Selain itu, secara praktek, juga dapat dimaknai sebani upaya
penyamaan persepsi dan keterkaitan sinergitas terhadap upaya penguatan
kapasitas sumber daya manusia pada Kementerian/lembaga sangat diperlukan
agar Peraturan Menteri tidak overlapping dengan dan/atau melanggar antar

30
peraturan yang satu dengan yang lainnya, apalagi terhadap perturan
perundang-undangan yang lebih tinggi.
(3) Pusat Pelatihan SDM DDTT sebagai unit kerja pelaksanaan penguatan kapasitas
SDM DDTT perlu menjadi pemrakarsa penyusunan Permendesa PDTT tentang
Penguatan Kapasitas Sumber Daya Manusia Desa, Daerah Tertinggal, dan
Transmigrasi, dengan melibatkan stakeholders terkait, seperti unit pelaksana
teknis, unit kerja eselon 1 di lingkungan Kemendesa PDTT, Pemerintah Daerah,
serta K/L terkait.
(4) Secara realitas, penyusunan Permendesa PDTT tentang Peningkatan Kapasitas
Masyarakat Desa, Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi belum masuk dalam
Program Legislasi (Proleg) Kementerian dan Nasional. Meskipun demikian, Tim
Pengelola Proyek Perubahan yang telah dibentuk tetap melaksanakan tugasnya,
hanya menjadi sangat terbatas;
(a) Menyiapkan Rancangan Peraturan Menteri agar ada kesiapan memasukan ke
dalam program legislasi di jangka masa menengah;
(b) Menyiapkan Pokok-pokok pikiran sebagai suplemen kebutuhan naskah
akademik. Naskah akademik disusun memerlukan upaya pengumpulan data
lapangan. Karena adanya optimalisasi anggaran maka penyusunan naskah
akademik juga tidak dapat dilakukan secara dalam waktu jangka pendek;
(5) Muatan substansi dalam Permendesa PDTT Tentang Penguatan Kapasitas Sumber
Daya Manusia Desa, Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi,
(a) Permendesa PDTT No. 22 Tahun 2020 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit
Pelaksana Teknis di lingkungan Kemendesa PDTT, UPT-Balai mengalami
perluasan fungsi antara lain peningkatan kapasitas masyarakat melalui
pendidikan, pelatihan, pembelajaran, penyuluhan dan pendampingan.
(b) Sejalan dengan kebijakan pemerintah mengenai pembangunan berkelanjutan
atau Sustainable Development Goals (SDGs) yang telah disepakati sebagai arah
kebijakan pembangunan dan pengembangan, maka Kemendesa PDTT turut
mengimplementasikannya dalam kegiatan pembangunan dan pemberdayaan
desa melalui Permendesa PDTT No. 21 Tahun 2020. Semua kegiatan
pembangunan dan pemberdayaan masyarakat desa diarahkan untuk mendukung
Ketercapaian SGDs Desa.
(c) Hal tersebut mendorong Kemendesa PDTT perlu merevsi regulasi pelatihan
masyarakat agar selaras dengan dinamika organisasi dan arah kebijakan
pemberdayaan masyarakat. Oleh karena itu, Permendesa PDTT No. 9 Tahun 2016
tentang Pelatihan Masyarakat perlu disesuaikan untuk menjawab tuntutan
kebijakan dengan ruang lingkup yang lebih luas searah dengan pembangunan
berkelanjutan atau SGDs.
(6) Muatan dalam Pokok-pokok pemikiran perlunya Permendesa Tentang Penguatan
Kapasitas Sumber Daya Manusia Desa, Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi,
(a) Melaksanakan UU No. 6 Tahun 2014 Tentang Desa, ditetapkannya SDGs-Desa
sebagai acuan dalam penyusunan program dan kegiatan di lingkungan
Kemendesa PDTT, serta Permendesa PDTT No. 21 Tahun 2020, maka

31
Permendesa No. 9 Tahun 2016 Tentang Pelatihan Masyarakat perlu disesuaikan
untuk menjawab tuntutan kebijakan dengan ruang lingkup yang lebih luas
searah dengan pembangunan berkelanjutan atau SGDs.
(b) Beberapa pengaturan ruang lingkup penguatan kapasitas SDM DDTT perlu
disesuaikan, dari aspek rumpun jenis pelatihan, materi pelatihan, metode
pelatihan dan lainnya. Sistem pembelajaran mandiri desa, daerah tertinggal,
dan transmigrasi merupakan salah satu bagian penting yang tidak terpisahkan
di dalam Permendesa tersebut.
b) Keputusan Kepala BPSDM-PMDDTT No. 584 Tentang 2022 Petunjuk Pelaksanaan
Pengembangan Sistem Pembelajaran Mandiri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal,
dan Transmigrasi, dengan resume:
(1) Pedoman pelaksanaan sistem pembelajaran mandiri ini ditujukan agar tersedia
acuan mewujudkan sumber daya manusia desa, daerah tertinggal, dan transmigrasi
yang unggul dan mampu menjadi pemberdaya atau agen perubahan (agent of
change) di desanya, kawasan atau daerahnya. Ruang lingkup pedoman pelaksanaan
sistem pembelajaran mandiri meliputi pendahuluan, model sistem pembelajaran
mandiri, mekanisme pelaksanaaan sistem pembelajaran mandiri, materi, metode,
dan hasil pembelajaran mandiri, keterlibatan para pemangku kepentingan dalam
pelaksanaan sistem pembelajaran mandiri, pendanaan, pemantauan, evaluasi dan
pelaporan sistem pembelajaran mandiri, serta penutup.
(2) Sistem pembelajaran mandiri desa, daerah tertinggal, dan transmigrasi
dimaksudkan untuk mendekatkan layanan penguatan kapasitas sumber daya
manusia desa, daerah tertinggal, dan transmigrasi dalam rangka pencapaian tujuan
SDGs Desa yaitu pendidikan desa berkualitas secara efektif dan efisien dengan
melibatkan para PSM maupun TPP yang tersebar di seluruh Indonesia sebagai
fasilitator. Pelaksanaan konsep sistem pembelajaran mandiri memiliki rambu-
rambu dan landasan antara lain: tersedianya pemilihan materi yang disesuaikan
dengan kebutuhan desa (open menu); pengaturan jam belajar yang disesuaikan
dengan kondisi masing-masing desa; lokasi pembelajaran lebih fleksibel; kemajuan
belajar yang dipantau oleh berbagai pihak UPT-Balai/Instasi daerah atau pemangku
kepentingan lainnya; dilakukan pengukuran kemampuan awal (pre test), dan pasca
pembelajaran (post test) dan kebutuhan serta remediasi (jika pemahaman kurang;
adanya evaluasi; dan pilihan berbagai bentuk kegiatan pembelajaran dan belajar
sesuai dengan kondisi dan karakteristik masing-masing daerah.
(3) Mekanisme pelaksanaan sistem pembelajaran mandiri terdiri dari tahap persiapan
(melakukan identifikasi dan menyusun program kegiatan pembelajaran mandiri),
koordinasi dan sinergi dengan para pemangku kepentingan, pelaksanaan
pembelajaran mandiri oleh PSM dan/atau TPP, dan tahap terakhir yaitu
pemantauan, evaluasi, dan pelaporan.
c) Keputusan Kepala BPSDM-PMDDTT No. 579 Tahun 2002 Tentang Petunjuk Pelaksanaan
Sistem Pembelajaran Jarak Jauh bagi Masyarakat Desa di kawasan Daerah Tertinggal
dan Transmigrasi, dengan resume:
(1) Pedoman pelaksanaan jarak jauh desa adalah pedoman yang disusun sebagai dasar
pelaksanaan pembelajaran jarak jauh di desa, daerah tertinggal, dan transmigrasi.

32
Pembelajaran Jarak Jauh adalah pembelajaran yang terhubung dengan internet
untuk menunjang pembelajaran. Sistem Pembelajaran Jarak Jauh dilaksanakan
dengan tujuan untuk memfasilitasi masyarakat untuk mendapatkan pembelajaran
yang efektif dan efisien sesuai dengan pembelajaran yang dibutuhkan di desa,
daerah tertinggal, dan transmigrasi. Dalam sistem Pembelajaran Jarak Jauh, peran
dari penyelenggara dan tim pembelajaran tidak berbeda dengan pembelajaran pada
umumnya. Penyelenggara memiliki peran sebagai pengendali dan jembatan antara
tim pembelajaran dan peserta selama pembelajaran berlangsung. Tim pembelajaran
memiliki peran sebagai pengampu pembelajaran jarak jauh.
(2) Tahapan pelaksanaan pembelajaran jarak jauh antara lain melakukan konfirmasi
pada tim pembelajaran dan peserta, mengkoordinasikan penyelenggaraan,
menyusun surat tugas tim pembelajaran dan peserta, pemanggilan calon peserta,
monitoring kehadiran peserta dan tim pembelajaran, mewujudkan situasi kelas
yang kondusif, melakukan evaluasi dan pelaporan, serta membagikan sertifikat
pada peserta sesuai dengan hasil evaluasi.
d) Keputusan Kepala BPSDM-PMDDTT No. 573 Tahun 2022 Tentang Sistem Manajemen
Portofolio Masyarakat Desa, Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi, dengan resume:
(1) Petunjuk teknis sistem manajemen portofolio masyarakat desa, daerah tertinggal,
dan transmigrasi ini menyediakan acuan pengelolaan sistem manajemen portofolio
masyarakat desa, daerah tertinggal, dan transmigrasi. Sistem manajemen portofolio
tersebut dikembangkan dalam rangka mewujudkan tertib administrasi
penyimpanan dokumen hasil kepesertaan peningkatan kapasitas sumber daya
manusia desa, daerah tertinggal, dan transmigrasi. Portofolio masyarakat yang
diunggah secara online ke dalam aplikasi Sistem Manajemen Portofolio Masyarakat
Desa meliputi identitas pribadi, riwayat pendidikan, riwayat sertifikasi, riwayat
pekerjaan, riwayat pelatihan, riwayat organisasi, dan ringkasan data.
(2) Dalam rangka koordinasi dan sosialisasi mengenai sistem manajemen portofolio
masyarakat desa, daerah tertinggal, dan transmigrasi, diperlukan peran pemangku
kepentingan yang ada di desa, baik masyarakat dan Pemerintahan Desa/Perangkat
Desa maupun UPT-Balai dan Kemendesa PDTT. Pemerintahan Desa dapat bekerja
sama dan bersinergi dengan UPT-Balai Kemendesa PDTT untuk mengakses sistem
manajemen portofolio tersebut. Pemantauan dilakukan secara bersama antara
pihak desa dan Kemendesa PDTT, sedangkan evaluasi dilakukan oleh pihak
Kementerian.
e) Keputusan Kepala BPSDM-PMDDTT No. 574 Tahun 2022 Tentang Petunjuk Pelaksanaan
Penentuan Percontohan Sistem Pembelajaran Mandiri Desa, Daerah Tertinggal dan
Transmigrasi, dengan resume:
(1) Dalam rangka mewujudkan sumber daya manusia desa, daerah tertinggal, dan
transmigrasi yang unggul sesuai dengan program kerja Kemendesa PDTT tahun
2020-2024, serta untuk mendukung pencapaian SDGs Desa “Pendidikan Desa
Berkualitas” maka pemerintah desa dapat melakukan kegiatan inovatif berupa
pembelajaran mandiri. Untuk dapat melaksanakan kegiatan pembelajaran mandiri
maka perlu disusun regulasi dan pedoman yang dapat digunakan oleh seluruh
pemerintah desa di Indonesia.

33
(2) Petunjuk pelaksanaan penentuan percontohan pembelajaran mandiri merupakan
salah satu bagian dari regulasi dan pedoman pembelajaran mandiri yang berisi
tentang kriteria dan mekanisme dalam menentukan percontohan pembelajaran
mandiri. Petunjuk pelaksanaan ini menguraikan dan menjelaskan bagaimana
pemerintah dan masyarakat desa serta tim fasilitasi pembelajaran mandiri desa
dapat mengimplementasikan pembelajaran mandiri sesuai dengan kebutuhan
pemerintah desa, anggota lembaga desa, dan masyarakat desa pada umumnya.
Adapun hal pokok yang dimuat dalam petunjuk pelaksanaan tersebut adalah
mengenai latar belakang, tujuan dan sasaran, serta pengertian penentuan
percontohan pembelajaran mandiri; sistem pembelajaran mandiri desa; kriteria
dan mekanisme serta tata cara penentuan percontohan pembelajaran mandiri
yang meliputi persiapan, koordinasi dan sinergi, pelaksanaan, serta monitoring
dan pelaporan.
f) Keputusan Kepala BPSDM-PMDDTT No. 575 Tahun 2022 Tentang Identifikasi Lokasi
dan Kriteria Penentuan Desa Percontohan Sistem Pembelajaran Mandiri Desa, Daerah
Tertinggal dan Transmigrasi, dengan resume:
(1) Tim Kerja sudah menyelesaikan tugas proyek perubahan melalui tahapan
konsolidasi, koordinasi, dan rapat bersama tim dan 9 (Sembilan) Balai Besar/Balai
pelatihan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa, Daerah Tertinggal dan
Transmigrasi, dari hasil tim kerja telah tersusun 10 (sepuluh) Kriteria identifikasi
percontohan sistem pembelajaran mandiri desa, daerah tertinggal dan transmigrasi
dan 16 (Enambelas) lokus Desa percontohan sistem pembelajaran mandiri desa,
daerah tertinggal dan transmigrasi. Ditetapkan dalam bentuk surat keputusan
Kepala Badan Pengembangan SDM dan Pemberdayaan Masyarakat Desa, Daerah
Tertinggal dan Transmigrasi.
(2) Adapun kriteria identifikasi percontohan sistem pembelajaran mandiri desa,
daerah tertinggal dan transmigrasi sbb :
(a) Mendapat Program Pendampingan P3MD, Program Pembangunan Kawasan
Perdesaan atau wilayah Pendampingan Program GSC (Generasi Sehat dan
Cerdas);
(b) Desa yang berdasarkan Indeks Desa Membangun dan Indek Pembangunan Desa;
(c) Desa Sasaran sesuai Keputusan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal,
dan Transmigrasi Nomor 126 Tahun 2017 tentang Penetapan 17.000 Desa
Prioritas Sasaran Pembangunan Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan
Transmigrasi;
(d) Dukungan Kebijakan Pemerintah Daerah atau Pusat (termasuk Kementerian
Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi dan K/L Lainnya);
(e) Belum mendapat intervensi sebagai Desa Percontohan;
(f) Memiliki sistem pendidikan yang baik;
(g) Memiliki Sumber Daya Manusia yang kompeten;
(h) Adanya model pembelajaran yang sudah dilakukan;
(i) Kualitas Pembelajaran yang baik;

34
(j) Adanya Literasi Digital Masyarakat dengan ketentuan yaitu Alat elektronik yang
digunakan untuk mengakses internet sudah ada dan Pemanfaatan Jaringan
Internet sudah massif.
g) Keputusan Kepala BPSDM-PMDDTT No. 580 Tahun 2022 Tentang Desa Percontohan
Sistem Pembelajaran Mandiri Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, dengan
resume:

Tabel 5
Lokasi Desa Percontohan
NO. PROVINSI KABUPATEN KECAMATAN DESA

1. Riau Kampar Tapung Pancuran Gading


2. Riau Kampar 13 Koto kampar Koto Mesjid
3. Bengkulu Bengkulu Utara Padang Jaya Marga Sakti
4. Bengkulu Bengkulu Utara Padang Jaya Tanjung Harapan
5. Jawa Barat Bogor Tanjung Sari Buana Jaya
6. Jawa Timur Lamongan Sambeng Pamotan
7. D.I Yogyakarta Bantul Bambanglipuro Sumbermulyo
8. D.I Yogyakarta Bantul Dlingo Muntuk
9. Kalimantan Selatan Barito Kuala Mandastana Karang Indah
10. Bali Tabanan Baturiti Luwus
11. Bali Buleleng Sawan Suwug
12. Sulawesi Selatan Maros Maros Baru Borimasunggu
13. Sulawesi Selatan Gowa Palangga Janetallasa
14. Maluku Maluku Tengah Leihitu Barat Lilibooy
15. Papua Jayapura Jayapura Selatan Tahima Soroma Kayo Pulau
16. Papua Jayapura Waibu Sosiri
Sumber: Keputusan Kepala BPSDM-PMDDTT No. 580 Tahun 2022.

h) Keputusan Kepala BPSDM-PMDDTT No. 587 Tahun 2022. Tentang Petunjuk


Pelaksanaan Mekanisme dan Tata Cara Peran Penggerak Swadaya Masyarakat dalam
Pembelajaran Mandiri Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, dengan resume:
(1) Upaya Mendukung menciptakan ekosistem Pendidikan berbasis tata nilai budaya
dalam mendukung SDM DDT yang unggul maka Badan PSDM-PMDDTT
memfasilitasi pengembangan “Sistem Pembelajaran Mandiri desa” yang mana
system pembelajaran ini perlu dikembangkan untuk diselenggarakan secara
mandiri oleh pemerintahan desa dibalai desa secara partisipatif.
(2) Dalam Memfasilitasi Pengembangan “Sistem Pembelajaran Mandiri Desa”,
Optimalisasi peran PSM yang memiliki tugas menyuluh, melatih dan mendampingi
masyarakat untuk pengembangan kapasitas masyarakat dan pemantapan
kemandirian masyarakat demi terwujudnya masyarakat yang mandiri, produktif,
sejahtera dan berdaya saing yang juga melakukan sinergitas dengan TPP dalam
Pembelajaran mandiri desa.
(3) Tujuan juklak ini adalah tersedianya juklak mekanisme peran PSM dan
mendiskripsikan sinergitas persn PSM dan TPP serta sasaran di sesuaikan dengan
pedoman yang ada, kedudukan PSM yang berada pada Instasni Pembina dan PSM
yang berada pada instansi pengguna diunit pelaksana teknis pusat selain
kementerian dan instansi pengguna.

35
(4) Menyajikan tugas dan fungsi PSM serta mekanisme dan tata cara peran PSM dalam
pembelajaran mandiri desa mulai dari memperoleh surat tugas dari Balai kemudian
melakukan koordinasi dengan OPD (prov/Kab), camat, pemerintah desa, TPP,
Tokoh kunci, LSM /NGO selanjutnya masuk pada tahap persiapan/Perencanaan,
Aksi Penggerakan (pengorganisassian dan pelaksanaan) dan Pemantauan , evaluasi
dan pelaporan.
(5) Dalam sinergitas PSM dgn TPP Melakukan:
(a) Fasilitasi Pembelajaran mandiri Masyarakat desa
(b) Sistem Manajemen Portofolio Masyarakat Desa
(c) Pengembangan Desa Percontohan pembelajaran Mandiri Desa
(d) Fasilitasi Peran Lembaga untuk pembelajaran Mandiri
(e) Koordinasi dengan TPP
(f) Koordinasi Pelaksanaan Pembelajan Mandiri
i) Keputusan Kepala BPSDM-PMDDTT No. 576 Tahun 2022. Tentang Petunjuk
Pelaksanaan Mekanisme dan Tata Cara Peran Tenaga Pendamping Profesional dalam
Pembelajaran Mandiri Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, dengan resume:
(1) Sesuai dengan Pasal 81, ayat 2, Permendesa PDTT No. 21/2020, “strategi penguatan
kapasitas masyarakat dalam pendidikan, pelatihan, dan pembelajaran masyarakat
dapat dilakukan melalui pembelajaran mandiri”. Hingga saat ini kebijakan tersebut,
belum diimplementasikan secara nyata di Desa, DTT. Beberapa desa ditemukan
telah menyelenggarakan pembelajaran mandiri tersebut, namun masih belum
terstruktur, karena belum terdukung adanya kebijakan teknis sebagai pedoman
fasilitasi pelaksanannya dan Untuk itu dalam implementasinya. Agar lebih Optimal
maka perlu optimalisi TPP dalam system pembelajaran mandiri desa DTT. sistem
pembelajaran mandiri desa dapat dibangun dengan formulasi sebagai berikut:
(a) TPP bersama tim lainnya memastikan Penyelenggaraan Pembelajaran Mandiri
Desa oleh Pemerintahan Desa bersama Kelembagaan Desa dan warga
masyarakat Desa, dapat berjalan
(b) TPP dalam Fasilitasi Pembelajaran Mandiri Desa dari Badan PSDM-PMDDTT,
Kemendesa PDTT/Puslat SDM Desa DTT/UPT-Balai/Swasta/Perguruan Tinggi
melalui bentuk penugasan.
(2) Dalam pelaksanaannya pembelajaran mandiri Desa DTT, TPP dapat dilaksanakan
melalui 4 cara : (a) Insiatif dari Pemerintah Desa; (b) Insiatif dari Pemerintah Pusat;
(c) Insiatif dari TPP; (d) Kerjasama dengan perguruan tinggi/swasta
(3) Oleh karena itu strategi agar pembelajaran mandiri yang di fasilitasi oleh TPP dalam
bentuk pendampingan yang telah disusun sebagai upaya peningkatan kapasitas
masyarakat desa ini dapat memberikan acuan bagi TPP untuk memfasilitasi
Pembelajaran Mandiri Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi dalam
pembangunan Desa.
j) Petunjuk Teknis Operasional Penggunaan dan Pengisian Platform Sistem Manajemen
Portofolio Masyarakat Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, dengan resume:
(1) Menunjukan cara registrasi, melalui pembuatan akun, dan log-in;

36
(2) Menunjukan cara mengisi biodata pribadi dan cara upload dokumen data pribadi
tersebut;
(3) Menunjukan cara mengisi pengalaman pendidikan, pelatihan, berorganisasi,
pengharagaan dan cara upload dokumen data pengalaman pendidikan, pelatihan,
berorganisasi, pengharagaan tersebut;
(4) Menunjukan cara upload dan download dokumen dalam aplikasi e-portofolio.
https://drive.google.com/file/d/1Bl6COA3DbQofLUB28WdKlXA0vQZiH--
1/view?usp=sharing

1.4.3. Pencapaian proses dan dukungan administrasi


Aspek administratif penyusunan regulasi kebijakan teknis terkait dengan perlunya
proses pelaksanaan kegiatan yang dilakukan dalam penyusunan regulasi kebijakan teknis.
Berbagai dokumen pendukung yang diperlukan diadministrasikan secara tertib, seperti
undangan, presensi, nota dinas, lembar kendali bimbingan dan konsultasi dengan mentor,
coach dan penguji baik tertulis. Selain itu, juga dokumen pendukung administratif seperti
foto dan/atau video proses pelaksanaan kegiatan. Dokumen administrasi tersebut sebagai
berikut:
a) Administrasi penyusunan resulasi kebijakan teknis
(1) Penyusunan Rancangan Permendesa PDTT Tentang Penguatan Kapasitas Sumber
Daya Manusia Desa, Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi, diselenggarakan oleh Tim
Kerja Pernyusunan Rancangan Permendesa PDTT:
(a) Rapat konsolidasi
- Rapat dilaksanakan pada tanggal 26 Mei 2022 pukul 09.00 WIB, secara
daring, dan dihadiri oleh 15 orang;
- Rapat diawali dengan sambutan pembukaan dari Kepala Pusat Pelatihan
SDM DDTT, dan dilanjutkan Tim Kerja Pernyusunan Rancangan Permendesa
PDTT;
- Rapat membahas terkait penjelasan secara singkat mengenai substansi
Rancangan Permen yang akan disusun, sebagai upaya sekaligus melakuan
perubahan Permedesa PDTT No. 9 Tahun 2016 tentang Pelatihan
Masyarakat. Setiap anggota Tim Kerja diminta untuk mempelajari isi
Permendesa tersebut dan mencari referensi kebijakan dan praktek terkait,
serta isu perkembangan di desa, seperti berkembangnya digitalisasi desa,
sebagai bahan pembahasan lebih lanjut rapat berikutnya.
- Undangan
https://drive.google.com/drive/folders/1XWFqL-
SPLzU1a8GwtBbBZeHCnjTyL9Tl
- Daftar hadir
https://drive.google.com/file/d/1ZAdImfr--
2dHXzN92NoFQRPk9vu1CmvT/view?usp=sharing
- Dokumen notulensi:

37
https://drive.google.com/file/d/1SPcCthFfZouoIatUL7FZPjAGv45fEB-
h/view?usp=sharing
- Dokumen foto:
https://drive.google.com/drive/folders/1H_gzsQcz-oAfgP4czJAGAEVL2TF-
qBkb?usp=sharing
- Dokumen video:
https://drive.google.com/file/d/1H2vibatWh09JNLFKnKYZlvbJPFBtqwJG/
view?usp=sharing
(b) Rapat penyamaan persepsi
- Rapat dilaksanakan pada hari Jumat, 3 Juni 2022 pukul 10.00 WIB secara
luring, di Ruang Kepala Pusat SDM DDTT, dan dihadiri oleh 15 orang.
- Rapat membahas substansi yang perlu masuk dalam draft Rancangan
Permendesa PDTT, meliputi pelatihan masyarakat sebagai salah satu bentuk
pemberdayaan atau pengembangan kapasitas masyarakat, arah kebijakan
dalam pembangunan dan pemberdayaan masyarakat desa yang mengarah
pada Pembangunan Keberlanjutan Desa (SDGs Desa), dan program kegiatan
penguatan kapasitas masyarakat. Rapat penyusunan selanjutnya diharapkan
dapat melibatkan unit kerja yang berkaitan dengan substansi teknis maupun
hukum.
- Undangan:
https://drive.google.com/drive/folders/1NjY-
kR0jjyXk9diZ6cYxYHIXAxku6Jpr
- Daftar hadir:
https://drive.google.com/drive/folders/1XWFqL-
SPLzU1a8GwtBbBZeHCnjTyL9Tl
- Dokumen notulensi:
https://drive.google.com/drive/folders/1lgI0aOAJ1xiETPPVccl786aniB8q
mfyt
- Dokumen foto:
https://drive.google.com/drive/folders/1pPR80f3CKVwRRmyqKaj_Ow-
LZZv9PPkr
- Dokumen video:
https://drive.google.com/drive/folders/1NjY-
kR0jjyXk9diZ6cYxYHIXAxku6Jpr
(c) Rapat penggalian gagasan
- Rapat dilaksanakan pada hari Senin, 13 Juni 2022 pada pukul 13.30 WIB,
secara daring;

38
- Rapat dihadiri oleh 8 orang dipimpin Koordinator Tim Kerja Penyusunan
Rancangan Permendesa PDTT;
- Substansi perubahan peraturan berupa perluasan ruang lingkup bahwa
terdapat tuntutan perluasan pemberdayaan berupa pelatihan, penyuluhan,
dan pendampingan. Selain itu, kebijakan baru dalam pembangunan dan
pemberdayaan masyarakat desa diarahkan ke SDGs Desa berdasarkan
Permendesa PDTT No. 21 Tahun 2020.
- Undangan Surat nomor 031/Subs.II/VI/2022 tanggal 10 Juni 2022 perihal
Rapat Pembahasan Draf Permendesa PDTT Tentang Penguatan Kapasitas
SDM DDTT.
https://drive.google.com/file/d/1BPpi-
XP6teTuspaYAaysPbcTEjm0dK49/view?usp=sharing
- Daftar hadir daring:
https://drive.google.com/file/d/1ZBlHLQLNmhjxRB8f-w4-
YKDjpZf9ikq1/view?usp=sharing
- Dokumen notulensi:
https://drive.google.com/file/d/1hqnig7qY56Szu8e_-
Ew66_9OeT8loMPr/view?usp=sharing
- Dokumen foto:
https://drive.google.com/drive/folders/1PWwgS1IAvjp1SLB3AnYYGjXStxc
P2FEX
- Dokumen video record zoom:
https://www.youtube.com/watch?v=1Fe0bAf-Opc
(d) Rapat pembahasan rancangan
- Rapat bertujuan memformulasi dari draft menjadi Rancangan Permendesa
PDTT;
- Rapat dilaksanakan pada hari Kamis, 16 Juni 2022 pukul 15.00 WIB, secara
luring, di Ruang Rapat Koordinator Kelompok Substansi Kerjasama
Pelatihan, dipimpin Ketua Tim Kerja.
- Rapat telah dihadir oleh 8 orang, dan mengahdirkan 1 (satu) orang
narasumber pakar yaitu Ibu Ir. A.M. Sri Wrediningsih, M.C.E.
- Rapat ini membahas formulasi Rancangan Permendesa PDTT, dan
mencermati poin-poin substantif dalam Rancangan, terutama menekankan
pentingnya salah satu poin dalam Rancangan yaitu sistem pembelajaran
mandiri, kolaborasi dengan pihak eksternal dalam penyelenggaraan
pelatihan, dan sistem pembiayaan penyelenggaraan pelatihan.
- Undangan Kapuslat SDM No. 526/SDM.01.01/VI/2022 tanggal 15 Juni 2022
perihal Undangan Rapat Pembahasan Revisi Draft Penguatan Kapasitas SDM
DDTT

39
https://drive.google.com/file/d/1gBXQNH0gBDU1C2HOBXycyiwqhFb_3m
Tr/view?usp=sharing
- Daftar hadir luring:
https://drive.google.com/file/d/1EdkI-5cmLajdx5m-qA6y-
DPsoz9dqE8_/view?usp=sharing
- Dokumen notulensi:
https://drive.google.com/file/d/12VdyviwdjWIGZ_XQepMwzItIRX3vQaF8/
view?usp=sharing
- Dokumen foto:
https://drive.google.com/drive/folders/13S_v84KStX3TmePdHWdF07uEV
Bcq5dWE?usp=sharing
- Dokumen video:
https://www.youtube.com/watch?v=cX08aUMiukM
(e) Pelaksanaan Focus Group Discussion (FGD)
- Rapat ini sekaligus menggabungkan Rapat Internal (BPSDM-PMDDTT, Uke 1
di lingkungan Kemendesa PDTT, dan UPT-Balai) bersama unsur Eksternal
melalui kegiatan Focus Group Discussion (FGD) untuk membahas Rancangan
Permendesa PDTT tentang Pengembangan Kapasitas SDM DDTT;
- Rapat diselenggarakan pada Kamis, 30 Juni 2022 pukul 09.00 WIB, di Ruang
Rapat Lantai 4 Gedung A, dengan metode hybrid, luring dan daring via Zoom
Meeting.
- Kegiatan FGD dibuka oleh Kepala Pusat Pelatihan SDM DDTT sebagai
Pimpinan Proyek.
- FGD dengan dihadiri oleh total jumlah 60 orang. Peserta rapat telah dihadiri
oleh internal Kemendesa PDTT (unit kerja eselon 1 dan UPT Balai),
perwakilan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi, dan Dinas Pemberdayaan
Masyarakat Desa.
- Selanjutnya, FGD dipimpin oleh Moderator yaitu Maria Regina Andriawati,
S.P, M.I.Kom, diawali dengan penjelasan singkat terkait isi Rancangan
Permendesa PDTT;
- Penyampian materi masukan Pengembangan Kapasitas Masyarakat dan
Pemerintahan Desa oleh Ibu Ir. A.M. Sri Wrediningsih, M.C.E sebagai Praktisi
Pemberdayaan.
- Meskipun penyusunan Rapermen PDTT Tentang Penguatan Kapsitas SDM
DDTT belum masuk dalam program legislasi, FGD mengundang Biro Hukum
guna memastikan dapat mengetahui proses langkah yang telah ditempuh
penyusunan Rapermen tersebut, agar tahap selanjutnya dapat memperoleh
pengakuan substansi materinya dalam pengusulan dalam Prolegnas.
- Beberapa saran dan masukan telah diberikan dari Kepala Bagian Biro Hukum
Bapak Rully, Unit Kerja Eselon 1 Ditjen Pembangunan Desa dan Perdesaan

40
Bapak Rasharul, dan dari UPT-Balai serta dari Ibu Ir. A.M. Sri Wrediningsih,
M.C.E
- Undangan:
https://drive.google.com/file/d/1XQzJ0G9sT7mdtK2aatRnurKGG1WrEe7E
/view?usp=sharing
- Daftar hadir:
https://drive.google.com/file/d/1r4Ssgi-3qiqJb74ke-
2Ccy9k5A5z3XRI/view?usp=sharing
- Dokumen foto:
https://drive.google.com/drive/folders/1rYXjL5dWQFX0vp6uTdxT110u4e
shyBau?usp=sharing
- Dokumen video:
https://youtu.be/Ntvf03QPKLg
(f) Rapat Pra Harmonisasi Rancangan Permendesa PDTT.
- Implikasi dari belum masuknya penyusunan Rapermen dalam Proleg
Kementerian dan/atau nasional, maka kegiatan kelanjutan terkait dengan
perlunya recana pembahasan persiapan harmonisasi dengan Kementerian
KUM dan HAM belum dapat dilakukan;
(g) Pelaksanaan Uji Publik Rancangan Permendesa PDTT.
- Meskipun demikian terlepas dari mekanisme proses tersebut di atas, maka
untuk mendapatkan masukan dan saran dari publik untuk penyempurnaan
Rapermendesa PDTT, Uji Publik dari Rapermendesa PDTT dapat dilakukan
melalui Officiel Website BPSDM-PMDDTT;
- Pengumuman Uji Publik:
http://devberita.kemendesa.go.id/web_bpsdm/pengumuman/2022-07-
21/uji-publik-rancangan-peraturan-menteri-desa-pembangunan-daerah-
tertinggal-dan-transmigrasi/index.html
- Rancangan Permendesa:
http://devberita.kemendesa.go.id/web_bpsdm/media/download/lampiran
/20220721150624_Rancangan_PermendesPDTT_tentang_Peningkatan_Kap
asitas_Masyarakat_DDTT.pdf
(2) Proses Penyusunan Keputusan Keputusan Kepala Badan Pengembangan Sumber
Daya Manusia dan Pemberdayaan Manusia Desa, Daerah tertinggal, dan
Transmigrasi Nomor No. 854 Tahun 2022 Tentang Petunjuk Pelaksanaan
Pengembangan Sistem Pembelajaran Mandiri Desa, Pembangunan Daerah
Tertinggal, dan Transmigrasi.
(a) Rapat Konsolidasi Tim
- Tujuan membahas persiapan penyusunan Keputusan Menteri Desa, PDTT
Tentang Pedoman Pelaksanaan Sistem Pembelajaran Mandiri Desa, Daerah
Tertinggal, dan Transmigrasi.

41
- Dilaksanakan pada hari Kamis, 16 Juni 2022 pukul 10.00 WIB, secara daring.
Rapat dihadiri oleh 4 orang.
- Rapat dibuka dan dipimpin Koordinator Tim: (1) membahas terkait teknik
pengumpulan rangkuman bahan dan materi mengenai sistem pembelajaran
mandiri dari setiap anggota tim yang sebelumnya sudah dikoordinasikan
melalui whatsapp group; (2) melakukan brainstorming bahan materi yang
sudah dirangkum oleh seluruh anggota tim, sehingga menghasilkan Alur
Sistem Pembelajaran Mandiri; (3) membahas timeline kegiatan tim. Di dalam
rapat juga mengusulkan bahwa output kegiatan sebaiknya dalam bentuk
Keputusan Kepala BPSDM PMDDTT agar proses dapat terkejar sesuai
timeline yang ada.
- Undangan:
https://drive.google.com/file/d/1UClF-vB0NiEpjRrt1Dl5TYem-
GPGgW9H/view?usp=sharing
- Absen daring:
https://drive.google.com/file/d/1l-
4t0jAzINM6FBCqwKySNN3lV2oWb3PM/view?usp=sharing
- Dokumen notulensi:
https://docs.google.com/document/d/1xAsHkFDWXBV_aCSw_b_WGT_UlrD
gSPLA/edit?usp=sharing&ouid=109318579478945898788&rtpof=true&s
d=true
- Dokumen foto:
https://drive.google.com/drive/folders/1gbelq0soUMUCnBjKff8BfRLiUuJz-
nWl?usp=sharing
- Dokumen video:
https://drive.google.com/drive/folders/1gbelq0soUMUCnBjKff8BfRLiUuJz-
nWl?usp=sharing
(b) Rapat Penyiapan Rancangan Keputusan Menteri Desa, PDTT
- Rapat Penyusunan Rencangan Petunjuk Pelaksanaan Sistem Pembelajaran
Mandiri Desa, Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi dilaksanakan pada hari
Senin, 20 Juni 2022 pukul 13.30 WIB, dengan metode secara luring.
- Rapat dihadiri oleh 7 orang di Ruang Rapat Kelompok Substansi Kerja Sama
Pelatihan. Rapat dihadiri juga dari Tim Kerja lainnya agar dapat
menyamakan persepsi terkait sistem pembelajaran mandiri serta dapat
memperoleh masukan terkait draf yang telah disusun.
- Rapat diawali dengan memaparan draf terakhir yang telah disusun,
kemudian dibuka diskusi saran dan masukan dari peserta rapat. Beberapa
masukan untuk menjadi perbaikan draf meliputi: penambahan pengertian
pembelajaran mandiri sesuai dengan arahan yaitu Desa membiayai sendiri
kegiatan peningkatan kapasitas SDM; penambahan bab tersendiri terkait

42
kegiatan pemantauan dan evaluasi; dan penjelasan kembali terkait peran
Tenaga Pendamping Profesional (TPP) dalam pembelajaran mandiri.
Selanjutnya, setiap anggota tim diminta untuk melakukan reviu secara
individu secara bergantian dengan jadwal reviu. Rapat pembahasan draf final
dijadwalkan pada hari Kamis tanggal 30 Juni 2022.
- Undangan:
https://drive.google.com/file/d/1ADCowam20fSVJChFV8Adie41BPxsS1m
M/view?usp=sharing
- Daftar hadir:
- https://drive.google.com/file/d/1msY9iX3Cj9EFNEJ72VBSYxxTroFgnJjb/vi
ew?usp=sharing
- Dokumen notulensi:
https://docs.google.com/document/d/16ybhBYh61AWj_2ocOAnUvBZNnrE
R5Ps9iGoGSpAXr3E/edit?usp=sharing
- Dokumen foto:
https://drive.google.com/drive/folders/1OKYb7Sp96znqBwR8Io6BCsFTN
4KA4neF?usp=sharing
- Dokumen video:
https://drive.google.com/drive/folders/1OKYb7Sp96znqBwR8Io6BCsFTN
4KA4neF?usp=sharing
(c) Rapat Pembahasan rancangan Keputusan Menteri Desa, PDTT
- Rapat Pembahasan Rancangan Petunjuk Pelaksanaan Sistem Pembelajaran
Mandiri Desa, Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi telah diadakan pada
Rabu, 29 Juni 2022 pukul 10.00 WIB dengan metode luring.
- Rapat bertempat di Ruang Rapat Kelompok Substansi Pengembangan
Kerjasama Pelatihan dan dihadiri oleh 6 orang. Kegiatan rapat juga dihadiri
oleh tim lainnya.
- Isi dari pembahasan draf adalah mengenai redaksional dan isi naskah dari
pentunjuk pelaksanaan. Kemudian, draf petunjuk pelaksanaan akan kembali
ditetapkan dalam bentuk Keputusan Menteri Desa, Pembangunan Daerah
Tertinggal, dan Transmigrasi. Masukan lain dari anggota tim adalah bagian
pelaporan kegiatan dari tim pelaksana sistem pembelajaran mandiri.
Pelaksanaan rapat pembahasan draf ini tidak melalui rapat dengan BPSDM,
UPT, maupun dengan Unit Kerja 1 lainnya dikarenakan untuk dapat
mempercepat proses penyusunan keputusan menteri dan substansi dari
keputusan ini telah didasari oleh Peraturan Menteri Desa, Pembangunan
Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi tentang Strategi Penguatan Kapasitas
SDM yang telah disusun oleh tim lainnya.
- Undangan:
https://drive.google.com/file/d/1RFfI_KTNdzUG81qNxG0-
y_EQse6UUB5E/view?usp=sharing

43
- Daftar hadir:
https://drive.google.com/file/d/14JgAEwRyA6kntNQBwUeTL-
0X6KNJkddA/view?usp=sharing
- Dokumen notulensi:
https://drive.google.com/file/d/1l4yPZ_mNTNQxLL3GshmpXvSi9NCtyovN
/view?usp=sharing
- Dokumen foto:
https://drive.google.com/drive/folders/1Q4uvgRfTGampJTNuJGcK05xVnK
2_i6-9?usp=sharing
- Dokumen video:
https://drive.google.com/drive/folders/1oWcDs6jOw9QkyFXfEchgHk08yc
sv50F3?usp=sharing
(d) Rapat Finalisasi Rancangan Keputusan Menetri Desa PDTT
- Rapat Pembahasan Finalisasi Keputusan Menteri Desa, Pembangunan
Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi tentang Petunjuk Pelaksanaan Sistem
Pembelajaran Mandiri Desa, Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi telah
dilaksanakan pada Selasa, 5 Juli 2022 pukul 10.00 WIB sesuai dengan Surat
Kepala Pusat Pelatihan SDM Nomor 591/SDM.01/VI/2022 tanggal 4 Juli
2022 perihal Undangan Rapat Finalisasi Keputusan Menteri Desa,
Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi tentang Petunjuk
Pelaksanaan Sistem Pembelajaran Mandiri Desa, Daerah Tertinggal, dan
Transmigrasi.
- Rapat diadakan secara daring (dalam jaringan) Zoom Meeting dan dihadiri
oleh tim kerja lainnya dan Unit Pelaksana Teknis yang berjumlah 36 orang.
- Rapat diawali dengan pemaparan draf keputusan menteri oleh Koordinator
Tim. Kemudian membuka diskusi untuk mendapatkan saran dan masukan
untuk draf tersebut. Saran dan masukan dijadikan penyempurna untuk draf
final keputusan menteri. Selanjutnya, draf final keputusan menteri diajukan
melalui Biro Hukum Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal,
dan Transmigrasi.
- Undangan:
https://drive.google.com/file/d/1-
Rc8euh_njXUSH3bCisSmZTej5bnn5a2/view?usp=sharing
- Daftar hadir:
https://docs.google.com/spreadsheets/d/19UyLctrCBxWWBeRZjwZLrn6G
szdS0EZ4/edit?usp=sharing&ouid=109318579478945898788&rtpof=tru
e&sd=true
- Dokumen notulensi:
https://docs.google.com/document/d/15Ztak0mkWxulCQVo2c0zemMudix
P4rCc/edit?usp=sharing&ouid=109318579478945898788&rtpof=true&s
d=true

44
- Dokumen foto:
https://drive.google.com/drive/folders/1NfIQMstz2kNwb8utXo31BfankSji
r_kl?usp=sharing
- Dokumen video:
https://drive.google.com/drive/folders/1kII5T3Xyzjg4Qm7ZB4EuBd3GDB
IXNLsJ?usp=sharing
(e) Pengajuan Penetapan Kemendesa PDTT
- Surat Pengantar:
https://drive.google.com/drive/folders/1m-
AnWPnvX6SlC3yVkPRsej5dH7j_kapl?usp=sharing
- https://drive.google.com/file/d/1r60yPB20iE2KGa9wcmokyKNyaQt8LcSz
/view?usp=sharing
- Draft rancangan final:
https://docs.google.com/document/d/1SiNklAtTXM3GepAfCXeHnDIlX81S
C46O/edit?usp=sharing&ouid=109318579478945898788&rtpof=true&sd
=true
(3) Proses penyusunan Keputusan Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia
dan Pemberdayaan Masyarakat Desa, Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi No. 579
Tahun 2022 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Sistem Pembelajaran Jarak Jauh bagi
Masyarakat Desa di kawasan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi;
(a) Rapat Konsolidasi Tim
- Rapat dilaksnakan pada Senin, 30 Mei 2022 pukul 13.30 WIB secara luring di
Ruang Rapat Kelompok Substansi Program dan Rencana Pelatihan dan
dihadiri oleh 5 orang.
- Undangan Surat Nomor 50/Subs.1/V/2022 perihal Undangan Rapat
Persiapan Penyusunan Keputusan Kepala Badan Pengembangan Sumber
Daya Manusia dan Pemberdayaan Masyarakat Desa, Daerah Tertinggal, dan
Transmigrasi tentang Pedoman Pelaksanaan Pembelajaran Jarak Jauh Desa,
Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi
https://drive.google.com/file/d/109qp5k1jMdZO2HAcaSK_Fk3Nrxc__HM-
/view?usp=sharing
- Daftar hadir:
https://drive.google.com/file/d/1JvHLVzMitQy6OI6zrTeHwM1XFWM-
NncS/view?usp=sharing
- Dokumen notulensi:
https://docs.google.com/document/d/1ZHdFxyqOhPbrrgxE5oD33qkCWHs
P3lqq/edit?usp=sharing&ouid=109318579478945898788&rtpof=true&s
d=true
- Dokumen foto:
https://drive.google.com/drive/folders/1qEJ4RL4yg1s-
vJLcroKndN2G7lnJB8fU?usp=sharing

45
- Dokumen video:
https://drive.google.com/drive/folders/1lZ0zgI43PdnMb-
WCOgG9ruJ9Rxu47azq?usp=sharing
(b) Rapat pembahasan rancangan
- Rapat dilaksanakan Transmigrasi telah berjalan pada Selasa, 22 Juni 2022
pukul 13.30 WIB secara luring di Ruang Rapat Kelompok Substansi Program
dan Rencana Pelatihan dan dihadiri oleh 5 orang.
- Draf Pedoman yang sudah disusun dan dibahas, kemudian dimantapkan
dengan menambahkan substansi yang belum dimasukkan dalam draf oleh
masing-masing anggota tim. Semua saran dan masukan tambahan yang
disetujui bersama dimasukkan ke dalam draf pedoman tersebut.
- Undangan Surat Nomor 57/Subs.1/VI/2022 perihal Undangan Rapat
Pemantapan Draf Pedoman Pelaksanaan Pembelajaran Jarak Jauh Desa,
Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi
https://drive.google.com/file/d/1iFSgNN9qEWPmdALXdogfXdxn5CI9T23
N/view
- Daftar hadir:
https://drive.google.com/file/d/1EMK8pTGh8YcdFV4Z7ljV0NJ9x2rP5AVf/
view?usp=sharing
- Dokumen notulensi:
https://docs.google.com/document/d/1kmBPrwInp8cgUHoXKA2dpIS2Tlb
qgoqo/edit?usp=sharing&ouid=117513344486017806665&rtpof=true&s
d=true
- Dokumen foto:
https://drive.google.com/file/d/1m-6yD8b4gOmMP0esiwk7gP-
OEMEtGqAB/view?usp=sharing
(c) Rapat Pembahasan Draft Pedoman Jarak Jauh
- Rapat pembahasan draf Pedoman Pelaksanaan Pembelajaran Jarak Jauh
Desa, Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi telah dilakukan pada Selasa, 7
Juni 2022 pukul 13.30 WIB sesuai dengan Surat Nomor 51.1/Subs.1/VI/2022
perihal Undangan Rapat Pembahasan Draf Keputusan Kepala Badan
Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Pemberdayaan Masyarakat Desa,
Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi tentang Pedoman Pelaksanaan
Pembelajaran Jarak Jauh Desa, Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi.
- Rapat dilakukan secara luring (luar jaringan) di Ruang Rapat Kelompok
Substansi Program dan Rencana Pelatihan dan dihadiri oleh 5 orang.
- Rapat pembahasan draf pedoman dipimpin oleh koordinator tim dengan
memaparkan hasil draf yang telah disusun. Kemudian, seluruh anggota
diminta menelaah masing-masing isi substansi dari bab pedoman agar saling

46
berkesinambungan antar bab dan relevan dengan judul pedoman. Selain itu,
anggota tim mengecek kembali dasar hukum yang sudah tercantum.
- Undangan:
https://drive.google.com/file/d/11oWd_cFPzG_-
qAZu7YSvu10d_aaiuXzU/view
- Daftar hadir:
https://drive.google.com/file/d/14NtNsBw3kPVTrQuUG9OX7IXD1zbFv1F
e/view?usp=sharing
- Dokumen notulensi:
https://docs.google.com/document/d/1RxO_RKJwv9kC1ufumY_2WG_uOAb
JjJKl/edit?usp=sharing&ouid=117513344486017806665&rtpof=true&sd
=true
- Dokumen foto:
https://drive.google.com/file/d/1iebzWld7NMTOIQKIlaqOb9WIDIRE5ONn
/view?usp=sharing
(d) Rapat Kementerian BPSDM, UPT dan UKE 1 (I) Masukan (Rapat Pemantapan
Pedoman Jarak Jauh)
- Rapat Pemantapan Rancangan Pedoman Pelaksanaan Pembelajaran Jarak
Jauh Desa, Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi telah berjalan pada Selasa,
22 Juni 2022 pukul 13.30 WIB sesuai dengan Surat Nomor
57/Subs.1/VI/2022 perihal Undangan Rapat Pemantapan Draf Pedoman.
Rapat diadakan secara luring (luar jaringan) di Ruang Rapat Kelompok
Substansi Program dan Rencana Pelatihan dan dihadiri oleh 5 orang.
- Draf Pedoman yang sudah disusun dan dibahas, kemudian dimantapkan
dengan menambahkan substansi yang belum dimasukkan dalam draf oleh
masing-masing anggota tim. Semua saran dan masukan tambahan yang
disetujui bersama dimasukkan ke dalam draf pedoman tersebut.
- Undangan:
https://drive.google.com/file/d/1HSTgRkADHVjHz99Xl6Pq5JFkpZVu3K0R
/view?usp=sharing
- Daftar hadir:
https://drive.google.com/file/d/1GRQNGCZvSTwoUbAX6w18KPqAxVPmG
q3z/view?usp=sharing
- Dokumen notulensi:
https://docs.google.com/document/d/1eIbD4Hz3PcKzUVayYZkv7T_ZAh06
UjFy/edit?usp=sharing&ouid=109318579478945898788&rtpof=true&sd
=true
- Dokumen foto:
https://drive.google.com/drive/folders/1V-
SHrfeUxFVkIZzv_9LBMgppKGA4plJ-?usp=sharing

47
(e) Rapat Tim (ke-2) Susun Draft II (Rapat Finalisasi Pedoman Jarak Jauh)
- Rapat Finalisasi Draf Pedoman Pelaksanaan Pembelajaran Jarak Jauh Desa,
Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi telah berjalan pada Jumat, 24 Juni 2022
pukul 14.00 WIB sesuai dengan Surat Nomor 58.1/Subs.1/VI/2022 perihal
Undangan Rapat Kesimpulan Draf Pedoman. Rapat diadakan secara luring
(luar jaringan) di Ruang Rapat Kelompok Substansi Program dan Rencana
Pelatihan dan dihadiri oleh 5 orang.
- Rapat kesimplan atau finalisasi draf diawali dengan pembukaan secara
singkat oleh koordinator tim. Setelah itu, koordinator tim membacakan
seluruh isi draf yang telah dimantapkan pada rapat sebelumnya. Seluruh
anggota tim menyimak draf yang dibacakan dan menanggapi apabila
terdapat saran atau masukan mengenai substansi maupun tata naskah.
Kemudian, draf disiapkan untuk diajukan kepada Kepala BPSDM PMDDTT.
- Undangan:
https://drive.google.com/file/d/1Qpi9wDx7XDjn0SwSJYl3t3QeHxQl6cRZ/
view
- Daftar hadir:
https://drive.google.com/file/d/165FuVvEAWQ6Hg1qi9LYXWxxjnob49JzJ
/view?usp=sharing
- Dokumen notulensi:
https://docs.google.com/document/d/1d1oVKJZtknSQmGg7GvC2mFOggE
M9VYUL/edit?usp=sharing&ouid=117513344486017806665&rtpof=true
&sd=true
- Dokumen foto:
https://drive.google.com/file/d/1kRl-
QRQGbKuKEgnjyJzAao03ZLbx0NpG/view?usp=sharing
- Dokumen video:
https://drive.google.com/file/d/17SSHLOEW_MM4d6nvp8h6jd8TJ8xdvw6
s/view?usp=sharing
(f) Pengajuan Penetapan Kepala Pusat SDM DDTT kepada Kepala BPSDM-PMDDTT
- Surat Pengantar
https://drive.google.com/file/d/1PUqiBFhLVWU8G9hYZUOd7Agy2qLD9U
A8/view?usp=sharing
- Keputusan Kepala BPSDM PMDDTT:
https://drive.google.com/file/d/1FBuJhTBYmVZQMrD5BORXcXwwR6M5yt
6l/view?usp=sharing
(4) Proses Penyusunan Keputusan Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia
dan Pemberdayaan Masyarakat Desa, Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Nomor

48
573 Tahun 2022 Tentang Sistem Manajemen Portofolio Masyarakat Desa, Daerah
Tertinggal, dan Transmigrasi.
(a) Rapat konsolidasi
- Rapat dilaksanakan pada tanggal 22 Juni 2022 pada pukul 13.00 WIB secara
luring di Ruang Rapat Kelompok Substansi Kerja Sama Pelatihan dihadiri 8
orang.
- Rapat dimulai dan dipimpin oleh Koordinator Koordinator Tim Kerja. Rapat
membahas terkait petunjuk pengelolaan sistem manajemen portofolio desa
yang diimplementasikan melalui platform berupa website. Kemudian, draf
diberikan beberapa dasar peraturan tambahan yang relevan dengan sistem
manajemen portofolio desa, salah satunya yaitu UU No. 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Permedesa PDTT No. 21 Tahun
2020.
- Pengelolaan sistem manajemen portofolio desa dijabarkan dengan meliputi
identitas pribadi, riwayat pendidikan, riwayat pekerjaan, riwayat pelatihan,
dan riwayat organisasi. Pada akhir rapat, Tim akan berkoordinasi lebih lanjut
dengan tim Pembuatan Aplikasi Sistem Manajemen Portofolio Desa sebagai
upaya lanjutan dari Petunjuk Teknis yang dirancang.
- Undangan:
https://drive.google.com/file/d/1uaky0BFbwoW-
HnQEdmZUtwgr6KrMIO8k/view?usp=sharing
- Daftar hadir:
https://drive.google.com/drive/folders/1YGO_rrLiDHeMPCFWV1trcn3VcT
sBEfLi?usp=sharing
- Dokumen notulensi:
https://docs.google.com/document/d/1OsyxshOBInrN3JgQKhkQlPEXNA8
me0xy/edit?usp=sharing&ouid=109318579478945898788&rtpof=true&s
d=true
- Dokumen foto:
https://drive.google.com/drive/folders/14svm70KE06lm35bOiwDoAoRTX
BJZ5vMQ?usp=sharing
- Dokumen video:
https://drive.google.com/file/d/13lS_pHgisYqZZHs0sORpqkJKi5pq4SEv/vi
ew?usp=sharing
(b) Rapat penyusunan rancangan final
- Oleh karena Petunjuk Pelaksanaan ini merupakan penerapan aplikasi sistem
bagi masyarakat, maka substansi berada dalam aplikasi tersebut, maka
kebijakan teknis ini sangat sederhana, sehingga pembahasan rancangan
sekaligus finalisasi. Sehingga beberapa rapat ditiadakan, disesuikan dengan
kebutuhan telah tercapainya substansi teknis dalam apliaksi tersebut.

49
- Rapat dilaksanakan pada Kamis, 23 Juni 2022 pada pukul 13.30 WIB secara
hybrid, luring di Ruang Rapat Gedung A lantai 4 dan daring. Rapat dihadiri
oleh perwakilan dari tim lainnya dan berjumlah 14 orang.
- Rapat dipimpin Koordinator Tim Kerja membahas Draft Petunjuk Teknis
dipaparkan untuk mendapatkan saran dan masukan dari anggota tim
maupun tim lainnya. Beberapa saran dan masukan berupa penambahan
dasar aturan yang revelan dengan petunjuk teknis, penambahan secara detail
pada Bab yang ada, dan perlunya penyusunan redaksional pada bagian Bab
Penutup. Saran dan masukan menjadi acuan anggota tim untuk merevisi draf
sesuai dengan substansi Petunjuk Teknis Sistem Manajemen Portofolio Desa.
- Undangan Surat Nomor 57/PPSDM.01.04/2022 tanggal 22 Juni 2022 perihal
Undangan Rapat Koordinasi Tim Petunjuk Teknis Sistem Manajemen
Portofolio Masyarakat Desa.
- Undangan:
https://drive.google.com/file/d/1zjgl-ET-
zA64ep5WwEdfVjH86qlLg4k6/view?usp=sharing
- Daftar hadir zoom
https://drive.google.com/drive/folders/17zqiqo0-
M5ReHgt3oB_0jJ26nmqzpDmt?usp=sharing
- Dokumen notulensi:
https://docs.google.com/document/d/1lW6t6WFwTOJqXhIMMkharJMtEK
g2NG4I/edit?usp=sharing&ouid=109318579478945898788&rtpof=true&
sd=true
- Dokumen foto:
https://drive.google.com/drive/folders/1HQC3zYZrqgGlmIHvk2_FDvKwOC
ejMp0I?usp=sharing
- Dokumen video record zoom:
https://drive.google.com/drive/folders/18j5ELfHlwjl91xfqxrsifi01ciATwR
Bc?usp=sharing
(c) Pengajuan Penetapan Kepala BPSDM
- Surat Pengantar:
https://drive.google.com/file/d/1IFNgGZrofq_NKpGqR-
YawfuksKnQzWlg/view?usp=sharing
- Keputusan Kepala BPSDM PMDDTT Final:
https://drive.google.com/file/d/1Bl6COA3DbQofLUB28WdKlXA0vQZiH--
1/view?usp=sharing
(5) Proses Penyusunan Keputusan Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia
dan Pemberdayaan Masyarakat Desa, Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi No. 574

50
Tahun 2022. Tentang Petunjuk Pelaksanaan Mekanisme Penentuan Percontohan
Sistem Pembelajaran Mandiri Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi;
(a) Rapat konsolidasi
- Rapat dilaksanakan pada tanggal 24 Juni 2022 pada pukul 13.30 WIB. Rapat
tersebut dihadiri oleh 6 orang dengan menggunakan metode daring (dalam
jaringan) via Zoom Meeting.
- Rapat diawali dengan pembukaan dari Koordinator Tim Mekanisme dan Tata
Cara Penentuan Percontohan Pembelajaran Mandiri. Sebelum pelaksanaan
rapat konsolidasi, anggota tim telah berkoordinasi via Whatsapp Group
dalam menyusun draft awal. Pada saat rapat, seluruh anggota menyamakan
persepsi terkait substansi dalam Mekanisme dan Tata Cara Penentuan
Percontohan Pembelajaran Mandiri. Mekanisme dan Tata Cara Penentuan
Percontohan ini disusun sebagai petunjuk pelaksanaan yang ditetapkan
sebagai Keputusan Kepala Badan dengan maksud agar kebijakan ini dapat
lebih mengikat pengguna maupun pelaksana kebijakan tersebut.
Selanjutnya, menelaah draf yang telah disusun sebelumnya, lalu menyusun
kriteria penentuan percontohan pembelajaran mandiri. Diakhir rapat,
seluruh anggota diberi tugas untuk melakukan pengumpulan bahan
tambahan mengenai penentuan percontohan pembelajaran mandiri desa
secara individu untuk dibahas kembali pada rapat selanjutnya.
- Undangan:
https://drive.google.com/file/d/1Kki-
Aj2cqfzhKxK9riUROELeq4Bgf8nl/view?usp=sharing
- Daftar hadir daring:
https://docs.google.com/spreadsheets/d/14khZ_YFlOisOrpij954htbNuHN6
X6EwX/edit?usp=sharing&ouid=109318579478945898788&rtpof=true&
sd=true
- Dokumen notulensi:
https://drive.google.com/file/d/11OJwqqT1JOwkLUihgdC2AjnVVPllZZpn/
view?usp=sharing
- Dokumen foto:
https://drive.google.com/file/d/1XtnZ-0E9CuZNUCNhdapRw-
guZHwEukJl/view?usp=sharing
- Dokumen video record zoom:
https://drive.google.com/file/d/12HJAC5PH2BDUzJ0K1_XM4lYL10hSoqDd
/view?usp=sharing
(b) Rapat Pembahasan Rancangan
- Rapat Pembahasan Draf Petunjuk Pelaksanaan diadakan pada hari Rabu, 29
Juni 2022 pada pukul 09.00 WIB dengan metode daring (dalam jaringan) via

51
Zoom Meeting. Rapat telah diikuti oleh 5 orang dan dipimpin oleh
koordinator tim.
- Agenda kegiatan rapat kali ini adalah menyatukan seluruh bahan tambahan
ke dalam draf dan diskusi masukan serta saran untuk draf petunjuk
pelaksanaan tersebut. Beberapa perubahan dalam draf telah dibahas
bersama dengan memaparkan draf dari bagaian awal hingga terakhir yang
sekaigus memperbaiki draf sesuai dengan masukan dan saran yang relevan
dari setiap anggota tim. Pada rapat selanjutnya, akan membahas untuk
finalisasi draf petunjuk pelaksanaan.
- Undangan:
https://drive.google.com/file/d/15v_uhGjj-
O6P0kIajtYXBES7Zxlf3czt/view?usp=sharing
Daftar hadir:
https://docs.google.com/spreadsheets/d/1OKS_vL0CzAVPSrbuQ276JJE1_n
h6zd_q/edit?usp=sharing&ouid=109318579478945898788&rtpof=true&
sd=true
- Dokumen notulensi:
https://drive.google.com/file/d/1CiWh-qgqUC_rSc4BUV-
sgjtFEd8bBStZ/view?usp=sharing
- Dokumen foto:
https://drive.google.com/file/d/18yhvHYOcw6iPof6DsUAboQfXgQp-
PC3K/view?usp=sharing
- Dokumen video:
https://drive.google.com/drive/folders/1PnEn37rC18MZhtCtVZdw0xEF5zj
O7Qqx?usp=sharing
(c) Rapat Finalisasi Rancangan
- Rapat dilaksanakan pada hari Jumat, 8 Juli 2022 pukul 09.30 WIB secara
daring (dalam jaringan) dan dihadiri oleh 6 anggota tim.
- Rapat dibuka dan dipimpin oleh Koordinator Tim Kerja dengan memaparkan
hasil draf terakhir untuk ditelaah kembali, serta pemberian masukan dan
saran apabila terdapat penggantian, penambahan, maupun pengurangan
dalam isi draf Petunjuk Pelaksanaan Mekanisme dan Tata Cara Penentuan
Percontohan Pembelajaran Mandiri.
- Setelah rapat selesai, anggota tim mengecek kembali draf secara redaksional
untuk menghindari kesalahan dalam legal darfting. Kemudian diajukan
untuk dijadikan Penetapan Keputusan Kepala BPSDM PMDDTT.
- Undangan:
https://drive.google.com/file/d/1NU62DHGp4JY-EZsi7p-
cpCDFUWcz9n2h/view?usp=sharing

52
- Daftar hadir zoom:
https://docs.google.com/spreadsheets/d/1A0bBIT2JPTPJdBvzCGs_tJEfabt9
9DBc/edit?usp=sharing&ouid=109318579478945898788&rtpof=true&sd
=true
- Dokumen notulensi:
https://drive.google.com/file/d/1DeoP_h4cnQTNn8C04B_5g2VqyuAd-
k7t/view?usp=sharing
- Dokumen foto:
https://drive.google.com/drive/folders/1l7zVua4bYmT3IQv69PLj0OXYRY
E7nlUg?usp=sharing
- Dokumen video record zoom:
https://drive.google.com/drive/folders/1mpdg6LqkniuqmEvRVjJDA1NYgC
U_mDRg?usp=sharing
(d) Pengajuan Penetapan Kepala BPSDM
- Surat Pengantar
https://drive.google.com/file/d/1-
psTw3QjRGZvOFcVem74Sd9qCH1lGbIS/view?usp=sharing
- Keputusan Kepala BPSDM PMDDTT
https://drive.google.com/file/d/195BG36XVdwGV3XIXMplleJ0tev6b0zpi/v
iew?usp=sharing
(6) Keputusan Kepala BPSDM-PMDDTT No. 575 Tahun 2022 Tentang Penetapan
Kriteria Identifikasi Desa Percontohan Sistem Pembelajaran Mandiri Desa, Daerah
Tertinggal, dan Transmigrasi serta Keputusan Kepala BPSDM-PMDDTT No. 580
Tahun 2022 Tentang Desa Percontohan Sistem Pembelajaran Mandiri Desa, Daerah
Tertinggal, dan Transmigrasi
(a) Rapat konsolidasi
- Rapat dilaksanakan pada tanggal 10 Juni 2022 pada pukul 13.30 WIB secara
luring (luar jaringan) di Ruang Rapat Kelompok Substansi Standarisasi dan
Sertifikasi Profesi.
- Rapat diawali dengan pembukaan dari Koordinator Tim Kerja. Rapat
konsolidasi telah membahas terkait menyamakan persepsi terkait
penjelasan Identifikasi Percontohan Sistem Pembelajaran Mandiri Desa.
Hasil rapat adalah dengan pengumpulan data untuk menyusun instrumen
identifikasi percontohan sistem pembelajaran mandiri desa. Setiap anggota
diberikan tugas untuk mencari pengumpulan data mengenai kriteria yang
berkaitan dengan identifikasi sistem pembelajaran mandiri. Pengumpulan
data selanjutnya akan dijadikan bahan dalam pembahasan rapat selanjutnya.
- Undangan:
https://drive.google.com/file/d/1-
5lBKQzKLb_rcbxUQ961IG1pEkukhVnq/view?usp=sharing

53
- Daftar hadir:
https://drive.google.com/file/d/1-
mwk8ukyEwxWf1Gv1lCnqaO_lYigyErd/view?usp=sharing
- Dokumen notulensi:
https://drive.google.com/file/d/1waX5yucqJgLHN4k0Lb7JhocGDEiz_Kfl/vi
ew?usp=sharing
- Dokumen foto:
https://drive.google.com/drive/folders/1hwY1hxLA4VGpfHITripXbyBUZl6
o0g2V?usp=sharing
(b) Rapat Identifikasi Desa Percontohan
- Rapat selanjutnya terkait identifikasi kriteria desa percontohan diadakan
pada Jumat, 17 Juni 2022 pukul 13.00 WIB secara daring. Rapat dihadiri oleh
6 orang.
- Rapat dipimpin oleh Koordinator Tim Identifikasi Percontohan Sistem
Pembelajaran Mandiri Desa dengan menginformasikan hasil diskusi rapat
pertama yang sebelumnya sudah dilaksanakan.
- Kemudian, Koordinator memaparkan draf kriteria Identifikasi Percontohan
Sistem Pembelajaran Mandiri Desa. Beberapa anggota tim memberikan
saran dan masukan untuk draf tersebut. Salah satu saran dan masukan yang
harus diperhatikan yaitu penentuan kriteria identifikasi percontohan harus
mencakup dengan kondisi dari masing-masing desa yang memiliki
keanekaragaman tersendiri. Untuk pembahasan draf kriteria lebih lanjut,
akan dilaksanakan rapat selanjutnya.
- Undangan:
https://drive.google.com/file/d/13ytBwBSNEaiP0V4gJhEY5Ha7sNJNHU1K
/view?usp=sharing
- Daftar hadir zoom:
https://docs.google.com/spreadsheets/d/1gjtUlEXkQiZRi2Fb4ijRmAVFmzI
uyZno/edit?usp=sharing&ouid=109318579478945898788&rtpof=true&s
d=true
- Dokumen notulensi:
https://drive.google.com/file/d/1Q1xjFubtzrBH9MNMzxhZkryt4UWyHK43
/view?usp=sharing
- Dokumen foto:
https://drive.google.com/drive/folders/1u9vzFKCraGTm3IDyEySmu7Z8f-
J68e71?usp=sharing
- Dokumen video record zoom:
https://drive.google.com/file/d/1Dahhv1gNIsEMjUxESc_HBewpw6LTxseQ
/view?usp=sharing

54
(c) Rapat Penentuan Desa Percontohan
- Rapat dilaksanakan pada Rabu, 29 Juni 2022 pukul 13.30 WIB secara daring.
dihadiri oleh 7 orang.
- Rapat dibuka oleh Koordinator Tim kemudian memaparkan terkait
penentuan desa percontohan dalam sistem pembelajaran mandiri.
- Terdapat 16 yang desa telah ditentukan berdasarkan indeks desa
membangun. Kemudian anggota tim memberikan saran dengan
menambahkan desa yang sekiranya dapat dijadikan desa percontohan.
Selanjutnya, kegiatan rapat ditutup dengan menghasilkan 12 calon desa
percontohan yang akan ditetapkan pada kegiatan rapat selanjutnya.
- Undangan:
https://drive.google.com/file/d/1YWfWmKmldRmsm5F_gS99i83fKrBxxXB
z/view?usp=sharing
- Daftar hadir zoom:
https://docs.google.com/spreadsheets/d/1ZLbAjqmYSdbVZ2ogb4RkgTbMJ
f4Z7Q44/edit?usp=sharing&ouid=109318579478945898788&rtpof=true
&sd=true
- Dokumen notulensi:
https://drive.google.com/file/d/1o0PALpdrzDMjGImG-R1togvfxz-
Ajskj/view?usp=sharing
- Dokumen foto:
https://drive.google.com/drive/folders/1p6HPVvGU4wnyWCWgmhdoXve
DMT_i5eDE?usp=sharing
- Dokumen video record zoom:
https://drive.google.com/file/d/1vh936uvmB0PquLaLcssjx-
v2NMa2sQVO/view?usp=sharing
(d) Pengajuan Penetapan Desa Perontohan
- Rapat dilaksanakan pada hari Rabu, 5 Juli 2022 pukul 10.00 WIB secara
luring di Ruang Rapat Kelompok Substansi Pengembangan Standarisasi dan
Sertifikasi Profesi dan dihadiri oleh 7 orang.
- Menindaklanjuti rapat sebelumnya, anggota tim berdiskusi untuk
menetapkan desa yang telah dipilih berdasarkan beberapa pilihan desa. Desa
yang telah dipilih juga mempertimbangkan lokus dari masing-masing UPT
Balai Pelatihan agar mudah dijangkau maupun diakses. Desa percontohan
yang telah dipilih juga sudah sesuai dengan kriteria persyaratan dalam
sistem pembelajaran mandiri desa. Hasil dari desa yang sudah ditetapkan,
kemudian diajukan untuk menjadi Keputusan Kepala BPSDM PMDDTT.
- Undangan:
https://drive.google.com/file/d/13MfAyuTRCGfYw7_vzi6fv3Rrr1bF_jfj/vie
w?usp=sharing

55
- Daftar hadir:
https://drive.google.com/file/d/10UVtN36QVyTzMr45rISxO2pH_ZXTlxVS/
view?usp=sharing
- Dokumen notulensi:
https://drive.google.com/file/d/1I0len1bxrpERUELjmdNwZOdfyfkpbzZY/
view?usp=sharing
- Dokumen foto:
https://drive.google.com/drive/folders/1pTuista-
fFuipLfbDMkxBAPQntGinG7A?usp=sharing
(e) Rapat Finalisasi Draf
- Rapat finalisasi draf telah terlaksana pada Jumat, 15 Juli 2022 pukul 09.00
WIB. Rapat diadakan secara daring (dalam jaringan)via Zoom Meeting dan
dihadiri oleh 7 orang. Rapat finalisasi ini membahas terkait dua draf
Keputusan Kepala BPSDM-PMDDTT tentang Kriteria Identifikasi Desa
Percontohan dan Keputusan Kepala BPSDM-PMDDTT tentang Desa
Percontohan Sistem Pembelajaran Mandiri yang sebelumnya telah disusun.
Kedua draf tersebut diperiksa bersama apabila terdapat kesalahan tata
naskah maupun substansi. Kemudian, hasil draf akhir diajukan ke Kepala
BPSDM-PMDDTT.
- Undangan:
https://drive.google.com/file/d/1-
iFiO_NFxovR_Qq0ooetyVY4MWslPmDZ/view?usp=sharing
- Daftar hadir:
https://docs.google.com/spreadsheets/d/1cYqLG0IbIEKBhz9jwIfINhSWCT
SHFd5c/edit?usp=sharing&ouid=109318579478945898788&rtpof=true&
sd=true
- Dokumen notulensi:
https://drive.google.com/file/d/14C3qDadO64RmzPHX1wUJCp_Y9hpLY9Y
o/view?usp=sharing
- Dokumen foto:
https://drive.google.com/drive/folders/1pTuista-
fFuipLfbDMkxBAPQntGinG7A?usp=sharing
- Dokumen video
https://drive.google.com/file/d/1QZU7wMT-
FL7Bv92Zn6p4O6fd5x6J_jfI/view?usp=sharing
(f) Rapat Koordinasi dengan Pemerintah Desa Setempat tidak dilakukan karena
kriteria penentuan salah satunya ditentukan oelh diusulkannya oleh UPT-Balai
sebagai desa percontohan, dimana UPT-Balai telah melakukan pembinaan
almuni atas desa-desa tersebut;

56
(g) Pengajuan Penetapan Kepala BPSDM
- Surat Pengantar
https://drive.google.com/drive/folders/14L-
UcaJFN_Qa4G2xy5UmlT58nU7dr2YA?usp=sharing
- Keputusan Kepala BPSDM PMDDTT Final
https://drive.google.com/drive/folders/1zn_-HpF0Oo7K0sne-
vlSVqp6SuG5OxS1?usp=sharing
(7) Proses Penyusunan Keputusan Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia
dan Pemberdayaan Masyarakat Desa, Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi No. 587
Tahun 2022 Tentang Mekanisme dan Tata Cara Peran Penggerak Swadaya
Masyarakat dalam Pembelajaran Mandiri Desa, Daerah Tertinggal dan
Transmigrasi.
(a) Rapat konsolidasi
- Rapat dilaksanakan pada Kamis, 16 Juni 2022 pada pukul 13.00 WIB secara
luring di Ruangan Kelompok Substansi Standarisasi dan Sertifikasi Profesi.
Rapat dihadiri oleh 4 orang.
- Sebelum pelaksanaan rapat konsolidasi, anggota tim telah berkoordinasi via
Whatsapp Group dalam mengumpulkan bahan materi awal untuk menyusun
draf, kemudian rapat membahas terkait bahan materi.
- Kemudian, para anggota tim saling menyamankan persepsi, memberi
masukan serta tambahan dalam mengisi bahan materi draft. Selain itu,
mekanisme dan tata cara peran PSM ditetapkan sebagai Keputusan Kepala
Badan dan disusun dalam bentuk Petunjuk Pelaksanaan. Hal ini
dimaksudkan agar kebijakan ini dapat lebih mengikat pengguna maupun
pelaksana kebijakan tersebut.
- Rapat diakhiri dengan kesepakatan untuk mengadakan rapat
- Undangan:
https://drive.google.com/file/d/1ssd1nmSsZ2dxkbdUwcltHdNVLxdvwX6K
/view
- Daftar hadir:
https://drive.google.com/file/d/1MP2cilNJkj-pChC-EaxmYbg-
JPM1NVs4/view?usp=sharing
- Dokumen notulensi:
https://drive.google.com/file/d/1HtpRbZhV8skiHgxp1NKLXqwAxhKZxzIk/
view?usp=sharing
- Dokumen foto:
https://drive.google.com/drive/folders/1yPS_EL4L95xiqpXwwFYqhHTl4V
v290IR?usp=sharing
(b) Rapat penyusunan draft rancangan
- Rapat dilakukan hari Selasa, 21 Juni 2022 pada pukul 09.30 WIB secara
luring, di Ruang Rapat Kelompok Substansi Pengembangan Standarisasi dan
Sertifikasi Profesi dan dihadiri oleh 4 orang.

57
- Penyusunan dari tim kecil diadakan untuk mengumpulkan seluruh bahan
materi dan menyusun draf berdasarkan bahan materi. Kemudian, tim
membahas terkait proses pembelajaran mandiri yang dilakukan oleh PSM
dengan melakukan konsolidasi dan koordinasi dengan pihak daerah dalam
persiapan, pelaksanaan, hingga evaluasi kegiatan pembelajaran mandiri
desa. Untuk dapat mengetahui praktik pembelajaran mandiri desa yang
dilakukan PSM dengan lebih relevan dan jelas, maka rapat pembahasan
selanjutnya akan dilakukan dengan mengundang narasumber dari PSM Ahli
Madya dari UPT Balai.
- Undangan:
https://drive.google.com/file/d/1eu1eEGm6X9RsC-
PRSAvzTKtVoxLrRuMq/view
- Daftar hadir:
https://drive.google.com/file/d/17GcPKizDHDg-
y3IP2Z21R1_znkgGBg_T/view?usp=sharing
- Dokumen notulensi:
https://drive.google.com/file/d/1T4PD9YmlVXko1V_NjGn2R_LTPZJGLto9/
view?usp=sharing
- Dokumen foto:
https://docs.google.com/document/d/1X9cUhDK1ifIXaR-
25xnz9Cjd7BeMx8NC/edit?usp=sharing&ouid=109318579478945898788
&rtpof=true&sd=true
(c) Rapat pembahasan rancangan
- Rapat dilaksanakan pada Rabu, 29 Juni 2022 pada pukul 09.00 WIB secara
daring, dan diikuti oleh 7 orang peserta dari tim dan 1 narasumber yaitu
Bapak Kisman Ali, S.Sos dengan jabatan PSM Ahli Madya di UPT-Balai
Denpasar.
- Rapat ini dilaksanakan dengan maksud untuk mendapatkan pemahaman
lebih mendalam terkait peran PSM dalam melaksanakan pembelajaran
mandiri di desa, sehingga diperlukan sharing session dengan PSM yang
sudah berpengalaman dalam memberikan pendampingan ke desa secara
langsung. Berdasarkan hasil pembahasan dengan narasumber, terdapat
beberapa hal yang perlu dikaji dalam substnasi draf pentunjuk pelaksanaan
yaitu terkait tugas dan pungsi PSM dalam pelaksanaan pembelajaran mandiri
desa, indicator kunci keberhasilan dalam pembelajaran mandiri desa,
dukungan penyediaan sistem manajemen portfolio masyarakat desa, dan
alur koordinasi PSM dengan stakeholder. Selain itu, diperlukan adanya
sinergitas tugas dan fungsi Peran PSM dengan Tenaga Pendamping
Profesional (TPP), juga terkait mekanisme dalam prosedur koordinasi
penyelenggaraan Pembelajaran Mandiri Desa pada rapat selanjutnya dengan
tim kerja terkait. Maka dari itu, penyusunan draf ini diperlukan koordinasi
tim Petunjuk Pelaksanaan Mekanisme dan Tata Cara Peran PSM dalam

58
Pembelajaran Mandiri dengan tim Petunjuk Pelaksanaan Mekanisme dan
Tata Cara Peran TPP dalam Pembelajaran Mandiri agar draf petunjuk
pelaksanaan semakin revelan dan saling melengkapi antara tugas dan fungsi
PSM dan TPP dalam Sistem Pembelajaran Mandiri.
- Undangan:
https://drive.google.com/file/d/1oIiEkKbw6kNmeoRaktPrSzJlvNaWRT_8/
view?usp=sharing
- Daftar hadir zoom:
https://drive.google.com/file/d/1WRkR8rOcmk6H5TogT4JCMGS5CBhAP3
_u/view?usp=sharing
- Dokumen notulensi:
https://drive.google.com/file/d/1J6TQSYRMB3JfQLwNS-
wSSurYN7kwIQN3/view?usp=sharing
- Dokumen foto:
https://docs.google.com/document/d/1Lhg8Yaf1hyB31XP2f-
tNoPNNR37hyyqb/edit?usp=sharing&ouid=109318579478945898788&rt
pof=true&sd=true
- Dokumen video record zoom:
https://drive.google.com/file/d/13UOS_JQhPvuIepDsbjWAeF6Om-
SJluOT/view?usp=sharing
(d) Rapat pembahasan dengan UKE 1 dan UPT-Balai tidak dilakukan karena
anggota Tim seluruhnya adalah sebagai PSM, sehingga dapat memetakan
perannya selama ini disesuikan dengan kebutuhan dalam sistem pembelajran
mandiri.
(e) Rapat finalisasi rancangan
- Rapat Finalisasi dilaksanakan pada Selasa, 5 Juli 2022 pukul 13.00 WIB
secara daring, dengan undangan Surat No. 592/SDM.01/VII/2022 tanggal 4
Juli 2022 perihal Undangan Rapat Finalisasi Draf Petunjuk Pelaksanaan
Mekanisme dan Tata Cara Peran Penggerak Swadaya Masyarakat dalam
Pembelajaran Mandiri. Rapat dihadiri 23 orang.
- Rapat ini dipimpin Koordinator Tim dengan penjelasan singkat terkait
petunjuk pelaksanaan, lalu dilanjutkan dengan pemaparan hasil draf terakhir
kepada seluruh peserta rapat.
- Setelah draft dipaparkan, beberapa saran dan masukan terkait sinergitas
peran dan fungsi antara PSM dan TPP dalam hal konsolidasi
penyelenggaraan pelatihan maupun penyiapan bahan dan materi pelatihan
agar tidak tumpang tindih dalam pelaksanaan sistem pembelajaran mandiri.
Setelah itu, anggota tim memperbaiki rancangan terakhir setelah diberikan
masukan.
- Undangan
https://drive.google.com/file/d/1J_gF55fSkZB7-
xYnvILZ6s8RAI2xMplr/view?usp=sharing

59
- Daftar hadir zoom:
https://drive.google.com/file/d/1WNHYWnwQClkzdGiGr-sJKzHzzOfV-
Hnp/view?usp=sharing
- Dokumen notulensi:
https://drive.google.com/file/d/1XUeKw3SV8MTQ2CPe-
fs603QE6Rxz7Wko/view?usp=sharing
- Dokumen foto:
https://docs.google.com/document/d/1MlHWq5UN3T8rP88NWOWtcCAK
m3lN644F/edit?usp=sharing&ouid=109318579478945898788&rtpof=tru
e&sd=true
- Dokumen video record zoom:
https://drive.google.com/file/d/1DalmFlPqP45LDgGZLO3uHgegOXWMOa2
-/view?usp=sharing
(f) Pengajuan Penetapan Kepala BPSDM
- Surat Pengantar Kapuslat SDM ke Kepala BPSDM-PMDDTT:
https://drive.google.com/file/d/1BhA3WpBbaVot213kiF0x9lPhu8T4BOnj/
view?usp=sharing
- Keputusan Kepala BPSDM PMDDTT Final:
https://drive.google.com/file/d/1Eh00TZ8Uz-
tt4E75g6ksccHCu0boa23z/view
(8) Proses Keputusan Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia dan
Pemberdayaan Masyarakat Desa, Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Nomor 576
Tahun 2022 Tentang Mekanisme dan Tata Cara Peran Tenaga Pendamping
Profesional dalam Pembelajaran Mandiri Desa, Daerah Tertinggal dan
Transmigrasi;
(a) Rapat konsolidasi
- Rapat dilaksanakan pada tanggal 8 Juni 2022 pada pukul 09.00 WIB secara
luring di Ruang Rapat Kelompok Substansi Standarisasi dan Sertifikasi
Profesi, dihadiri 6 orang.
- Rapat diawali dengan perkenalan sekaligus pembukaan dari Koordinator
Tim Kerja. Selanjutnya rapat membahas terkait dasar acuan penyusunan SOP
yang terdiri dari draft Permendesa tentang Penguatan Kapasitas SDM dan
regulasi lain yang mengikuti dan berada dibawahnya. Kemudian, draf SOP
dapat dijelaskan mengenai TPP yang mengelola pelatihan dalam bentuk MoT
(Master of Training) dan ToT (Training of Trainer). Paralel bersamaan
dengan menunggu draf dari Permendesa tentang Penguatan Kapasitas SDM,
tim juga memulai menyusun draf berdasarkan regulasi dan kebijakan
mengenai peran TPP dalam peningkatan kapasitas SDM.
- Undangan:
https://drive.google.com/file/d/1siz_ryscxNLTQdK8O04DWcnD7dkWY0B
q/view?usp=sharing

60
- Daftar hadir:
https://drive.google.com/file/d/19pPotOmxtYTmprj-
tCXlFeuyS6we7l6w/view?usp=sharing
- Dokumen notulensi:
https://docs.google.com/document/d/1r8X_O6DV16pjtdrR6Ac07-
h_8laO4UYB/edit?usp=sharing&ouid=109318579478945898788&rtpof=t
rue&sd=true
- Dokumen foto:
https://drive.google.com/drive/folders/1AXf4ZCIPhVh7AmugvgfapevJ1we
uQ0NM?usp=sharing
- Dokumen video:
https://drive.google.com/file/d/1IKr5ZHUA9N2rqgnqMTdV9_7H-pue-
LSd/view?usp=sharing
(b) Rapat penyusunan rancangan
- Rapat dilaksanakan pada hari Selasa, 21 Juni 2022 secara luring di Ruang
Rapat Kelompok Substansi Pengembangan Standarisasi dan Sertifikasi
Profesi dan dihadiri oleh 5 orang.
- Pembahasan diawali dengan informasi perubahan bentuk draf yang semula
SOP, diubah menjadi Petunjuk Pelaksanaan (Juklak) dengan maksud agar
lebih mudah dipahami oleh pengguna kebijakan tersebut, serta ditetapkan
oleh Keputusan Kepala Badan dengan maksud agar kebijakan dapat
dilaksanakan dengan mengikat dan menyeluruh ke seluruh pengguna
kebijakan maupun yang mendapatkan manfaat atas kebijakan tersebut.
Kemudian, substansi materi draf yang telah dibahas terkait flowchart
mekanisme dan prosedur pembelajaran mandiri desa yaitu dari pemerintah
desa, pemerintah pusat, dan dari TPP itu sendiri.
- Undangan:
https://drive.google.com/file/d/1tYThtIxl1lFPgaKV4pvn-
sjvQOR52vFI/view?usp=sharing
- Daftar hadir:
https://drive.google.com/file/d/13AmClRNkK3THLaPq3u3qOpIsOgERj-
SA/view?usp=sharing
- Dokumen notulensi:
https://docs.google.com/document/d/1M2FCMa3rzQONgAxcwUxdtJ5ymlB
cXhlE/edit?usp=sharing&ouid=109318579478945898788&rtpof=true&s
d=true
- Dokumen foto:
https://drive.google.com/drive/folders/1YaZ-
p8qx2maf3SRqVI1IaKNXphZd5Zan?usp=sharing

61
- Dokumen video:
https://drive.google.com/file/d/16n32QLumhPPJ0PR9KR0DKeIlb0AXaIXz
/view?usp=sharing
(c) Rapat Intern Para TPP dengan UPT-Balai tidak dilakukan karena cukup
mereferensi pedoman pendampingan desa dan skema standar kompetensi TPP
disesuikan dengan peran TPP dalam penguatan kapasitas SDM.
(d) Rapat pembahasan final rancangan
- Rapat diadakan pada Rabu, 6 Juli 2022 pukul 09.00 WIB secara daring.
Undangan Surat No. 596/SDM.01/VII/2022 tanggal 5 Juli 2022 perihal
Undangan Rapat Finalisasi Petunjuk Pelaksanaan Mekanisme Dan Tata Cara
Peran TPP Dalam Pembelajaran Mandiri.
- Rapat dihadiri oleh 15 orang termasuk tim lainnya yang bersinggungan
dengan draf tersebut.
- Rapat tersebut diawali dengan pembukaan dari koordinator tim sekaligus
pemaparan hasil draf terakhir untuk dapat diberikan saran dan masukan dari
anggota tim kerja lainnya. Setelah itu, beberapa saran dan masukan telah
disampaikan, yaitu berkaitan dengan garis koordinasi TPP dengan BPSDM,
Balai, Pemerintah Daerah, maupun Pemerintah Desa, serta peran TPP dalam
perencanaan dan pelaksanaan pelatihan di Desa. Semua masukan yang
sekiranya relevan telah ditampung oleh tim dan memperbaiki draf petunjuk
pelaksanaan, yang selanjutnya diajukan untuk ditetapkan oleh Kepala
BPSDM PMDDTT.
- Undangan:
https://drive.google.com/file/d/1Zns4VEt0htnf2aVrYB5f1Scp029DR4OZ/v
iew?usp=sharing
- Daftar hadir zoom:
https://docs.google.com/spreadsheets/d/1SEBPeqnTSon_M_Prm1mJ7fVOY
zTXRBBd/edit?usp=sharing&ouid=109318579478945898788&rtpof=true
&sd=true
- Dokumen notulensi:
https://docs.google.com/document/d/1_SMO01NIvMFwr_8kKz5G3Gh3026
haXJ1/edit?usp=sharing&ouid=109318579478945898788&rtpof=true&s
d=true
- Dokumen foto:
https://drive.google.com/drive/folders/1gp47q4fEGBT6FgZqXczqBspT0lQ
MIK8m?usp=sharing
- Dokumen video record zoom:
https://drive.google.com/file/d/1XwqGc0ekpHF0bthEk05VEnSvfCyXcqBM
/view?usp=sharing
(e) Pengajuan Penetapan Kepala BPSDM

62
- Surat Pengantar Kapuslat SDM ke Kepala BPSDM-PMDDTT:
https://drive.google.com/file/d/1fPX3IdN-
KGejfnUqPofebukVCLSfmZ4s/view?usp=sharing
- Keputusan Kepala BPSDM PMDDTT Final:
https://drive.google.com/file/d/1j-
J9Ce7rXgCS0bSueIvN6wHqqTNetn3y/view
b) Administrasi dukungan regulasi kebijakan teknis

(1) Uji publik atau Konsultasi publik Penyusunan Rancangan Permendesa PDTT,
kegiatan ini menjadi bagian dari proses penyusunan Rancangan Permendesa PDTT.
(a) Uji Publik Rancangan Permen dilakukan secara online, melalui chanel Official
Website Badan PSDM-PMDDTT;

(b) Pelaksanaan Uji Publik dilakukan melalui Website, dengan pertimbangan:


- Penyusunan Rapermen belum dapat dilakukan secara formal karena masih
belum masuk dalam Program Legislasi;
- Tidak terdukungnya alokasi anggaran penyusunan Rapermen, sesuai dengan
Standar Biaya Khusus (SBK) Pernyusunan Produk Perundnag-undangan
dalam bentuk Peraturan Menteri;
- Memanfaatkan dan mendayagunakan chanel Official Website Badan PSDM-
PMDDTT sehingga jangkauan saran dan masukan lebih meluas dan tidak
terbatas;
1.4.4. Pencapaian Pembuatan Aplikasi Sistem Manajemen Portofolio Desa
(a) Rapat konsolidasi
- Rapat konsolidasi sekaligus persiapan dilakukan pada Kamis, 23 Juni 2022
pukul 15.00 WIB secara daring dan dihadiri oleh seluruh anggota tim kerja
pembuatan aplikasi yang berjumlah 6 orang.
- Rapat dibuka oleh Koordinator Tim Kerja membahas secara garis besar
mengenai tugas-tugas tim dalam pembuatan aplikasi. Kemudian, seluruh
anggota tim berdiskusi mengenai persiapan yang harus dilakukan dalam
pembuatan aplikasi, antara lain aitem-aitem penting yang harus dimasukkan
dalam aplikasi, akomodasi kebutuhan portofolio desa, dan data informasi
pribadi maupun desa yang dapat dimasukkan hingga diakses dalam aplikasi

63
tersebut. Untuk kerangka dan layout dibahas pada kegiatan rapat
selanjutnya.
- Undangan:
https://drive.google.com/file/d/1ELFI5E-
2OrUCDeqE0VYojyCMv5fmCeUS/view?usp=sharing
- Dokumen notulensi:
https://docs.google.com/document/d/1rAqfBi1-
dQ8K1kwLt9L_w4vZUc6QALu5/edit?usp=sharing&ouid=1093185794789
45898788&rtpof=true&sd=true
- Dokumen foto:
https://drive.google.com/drive/folders/1KhTDU0zaTQphsuVP8K_mNAXeC
z5EtBRV?usp=sharing
- Dokumen video record zoom:
https://drive.google.com/drive/folders/1KhTDU0zaTQphsuVP8K_mNAXeC
z5EtBRV?usp=sharing
(b) Rapat pembuatan rancangan desain, dan persiapan pembuatan aplikasi server,
termasuk identifikasi jenis dokumen portofolio, karakter dashboard, dan
ketersediaan server
- Rapat dilaksanakan hari Senin, 27 Juni 2022 pukul 15.00 WIB secara daring
dan dihadiri oleh 6 anggota tim.
- Menindaklanjuti rapat persiapan yang telah dilakukan oleh Tim Kerja
sebelumnya, disusun layout dan kerangka yang diusulkan dari peserta rapat
dapat diuji coba untuk penerapan pada aplikasi yang telah dibentuk sebagai
draf. Kemudian, aplikasi yang dibuat dan dijalankan mengakomodir riwayat
pelatihan yang pernah dilakukan oleh masyarakat, dan kemudian data
informasi pribadi melekat pada akun yang telah dimasukan dalam aplikasi.
Selain itu, anggota tim memiliki kesepakatan untuk pemegang akun aplikasi
adalah perorangan yang telah melakukan pelatihan sebelumnya.
- Undangan:
https://drive.google.com/file/d/15i7BSQ5tvAKl9w60iLyNDIOHrnyk7e29/
view?usp=sharing
- Daftar hadir zoom
https://drive.google.com/file/d/15i7BSQ5tvAKl9w60iLyNDIOHrnyk7e29/
view?usp=sharing
- Dokumen foto:
https://drive.google.com/file/d/1BW8OEmhH5xX9XJFadtHAive287fJbIbz/
view?usp=sharing
- Dokumen video:
https://drive.google.com/file/d/1BW8OEmhH5xX9XJFadtHAive287fJbIbz/
view?usp=sharing

64
(c) Rapat Identifikasi pepejagan pihak-pihak penyedia tidak dilakukan karena tidak
sesuai dengan kaidah pengadan barang dan jasa, dimana pihak ketiga yang tidak
dilakukan kontrak pekerjaan tidak selayaknya diajak untuk membahas
rancangan kegiatan. Selain itu, semula telah direncanakan alokasi pengadaan
jasa pembuatan plartform, tetapi anggaran dioptimalisasi.
(d) Pembuatan aplikasi dilakukan melalui dukungan pendayagunaan tenaga ahli
sistem informasi pada program P3PD di lingkungan Puslat SDM DDTT. Sehingga
tidak memerlukan pembiayaan.
(e) Rancangan Desain Sistem Menejemen portofolio desa:
https://drive.google.com/file/d/196D7tef_KbOKDOcyTFR-
PCd_kTH_SJFR/view?usp=sharing
(f) Aplikasi platform sistem manajemen portofolio desa, dalam E-Portofilo.
https://portofolio.puskomedia.id/register

Gambar 2
Display Aplikasi E-Portofolio

1.4.5. Pencapaian launching dan sosialisasi


Sosialisasi Kebijakan Teknis Pembelajaran Mandiri Desa, Daerah
Tertinggal, dan Transmigrasi tentang Pembelajaran Jarak Jauh, Sistem Manajemen
Portofolio Desa, serta SOP Penggerak Swadaya Masyarakat, Tenaga Pendamping
Profesional, dan Penentuan Desa Percontohan
(a) Rapat konsolidasi
- Rapat dilaksanakan pada Selasa, 14 Juni 2022 pukul 09.00 WIB secara daring
dan dihadiri oleh 5 orang anggota tim.
- Koordinator tim membuka rapat dengan penjelasan singkat terkait tugas
yang harus dilakukan dalam kegiatan sosialisasi kebijakan teknis. Dalam
rangka melaksanakan tugas-tugas dalam sosialisasi, diperlukan petunjuk
teknis pelaksanaan sosialisasi sebagai panduan. Pengumpulan bahan materi
petunjuk teknis dijadikan penugasan bagi setiap anggota tim untuk dibahas
pada rapat selanjutnya. Kemudian, rapat membahas terkait metode
pelaksanaan, agenda kegiatan sosialisasi, sasaran yang dituju, dan
narasumber sosialisasi.
- Undangan:

65
https://drive.google.com/file/d/1_cWFP3TepzR9BdEv4-
6A8ANJXsm6RaZR/view?usp=sharing
- Daftar hadir zoom:
https://drive.google.com/file/d/1_cWFP3TepzR9BdEv4-
6A8ANJXsm6RaZR/view?usp=sharing
- Dokumen notulensi:
https://drive.google.com/file/d/1P7_FlB-FkPDBW-
fu5hhaCsQoHgfwxfjk/view?usp=sharing
- Dokumen foto:
https://drive.google.com/drive/folders/1nEB-
BDEM3w8qUj1x7A7nnk93RjsOFAjb?usp=sharing
- Dokumen video record zoom:
https://drive.google.com/file/d/1dWlrgX4HSipoZhHB5PQEq8KO0S5RgrtQ
/view?usp=sharing
(b) Rapat persiapan
- Rapat diadakan pada hari Senin, 27 Juni 2022 pukul 13.00 WIB dengan
metode daring dihadiri dihadiri oleh 35 orang.
- Rapat kali ini membahas terkait persiapan sosialisasi dengan mengundang
anggota dari tim penyusunan kebijakan teknis untuk dapat mengetahui
perkembangan draf kebijakan teknis dari setiap tim, sehingga rapat tersebut.
- Rapat diawali dengan pembukaan dari Koordinator tim sosialisasi sekaligus
meminta setiap perwakilan tim untuk menginformasikan perkembangan
draf penyusunan kebijakan teknis. Setiap perwakilan tim pun telah
melakukan progress draf kebijakan teknis tekait sistem pembelajaran
mandiri desa sesuai dengan jadwalnya masing-masing. Setelah itu,
Koordinator tim sosialisasi juga menginformasikan agenda kegiatan
sosialisasi secara garis besar kepada seluruh perwakilan dari tim lainnya.
- Undangan:
https://drive.google.com/file/d/1Tf3DDNJMYopHkx6FG1fh_LgcU48TFUIi/
view?usp=sharing
- Daftar hadir zoom:
https://docs.google.com/spreadsheets/d/1RrdJLyVT78olsJ5KK_ulpV4zmP
1soDM9/edit?usp=sharing&ouid=109318579478945898788&rtpof=true
&sd=true
- Dokumen notulensi:
https://drive.google.com/file/d/1mNta91E_HxCfHkRbdNTTv3rkNzBSyypt
/view?usp=sharing
- Dokumen foto:
https://drive.google.com/file/d/1SwHd8_Efw1BS_26ouTtXXZ4kI88YrkvT/
view?usp=sharing
- Dokumen video record zoom:

66
https://drive.google.com/file/d/1_r1661oxxYC7HddPrs3L450T38FtlfCz/vi
ew?usp=sharing
(c) Pelaksanaan launching dan sosialisasi Sistem pembelajaran mandiri desa,
daerah tertinggal, dan transmigrasi.
- Launching dan Sosialisasi diselenggarakan pada hari Jumat, tanggal 22 Juli
2022, pukul 14.00 WIB sampai dengan selesai;
- Bertempat di Kantor Badan PSDM-PMDDTT, Kemendesa PDTT, Jalan TMP
Kalibata No. 17 Jakarta Selatan (host);
- Launching dan Sosilisasi diselenggarakan melalui metode hybrid (luring dan
daring). Luring bagi para narasumber (pembicara) dan daring bagi peserta
di seluruh wilayah Indonesia. Khusus untuk metode daring:
Menggunakan media Zoom Meeting berkapasitas 1.000 orang, telah hadir
jumlah peserta 999 orang, aktif hingga acara berakhir dengan peserta 876
orang. Menggunakan chanel Youtube Akademi Desa, secara Live.
- Launching (peluncuran) Sistem Pembelajaran Mandiri Desa, Daerah
Tertinggal, dan Transmigrasi dilakukan oleh Prof. Dr. Luthfiyah Nurlaela,
M.Pd, Kepala Badan PSDM-PMDDTT, Kemendesa PDTT.
- Sosialisasi Sistem Pembelajaran Mandiri Desa, Daerah Tertinggal, dan
Transmigrasi dilakukan oleh seluruh Ketua Tim Kerja dalam Tim Pengelola
Proyek Perubahan Penguatan Kapasitas SDM Desa, DT dam Transmigrasi
sebagai pembicara sebagai 11 (sebelas) orang. Sedangkan Moderator oleh
Ketua Tim Kerja Sosialisasi.
- Undangan:
https://drive.google.com/file/d/1yQnAPN0Yb4o7SGcUUEG0QBPzV3hrQP
wR/view?usp=sharing
- Instagram:
https://www.instagram.com/p/CgTcTaXBY5D/?igshid=YmMyMTA2M2Y=
- Daftar hadir zoom:
https://docs.google.com/spreadsheets/d/1fliv9XPpqh8n0dyAvzXr8YSgzjm
lKsjK/edit?usp=sharing&ouid=109318579478945898788&rtpof=true&sd
=true

Gambar 2
Flyer Launching dan Sosialisasi dan Presensi Peserta

67
- Dokumen paparan zoom:
https://drive.google.com/drive/folders/1D07IPoIaa6SeBpTmMIEPeWSkif4
g0da4?usp=sharing
- Dokumen foto:
https://drive.google.com/drive/folders/1bcz6-
QoQG2DQNzy6HG7GkxVbL9CQO8w8?usp=sharing
- Dokumen video record zoom:
https://www.youtube.com/watch?v=LFuMDetkzIQ
(2) Pembuatan Film dokumenter Sistem Pembelajaran Mandiri Desa Daerah Tertinggal
dan Transmigrasi
1. puslatsdm kemendes : https://youtu.be/UP6gYwdoXZo
2. Official PPSDM KemendesPDTT : https://youtu.be/LDg4HycNpVw
3. Akademi Desa : https://www.youtube.com/watch?v=zOd_M7vQV0k

2. Peta Pemangku Kepentingan


2.1. Implementasi pemetaan karakter para pihak
Mendasarkan pada rancangan pemetaan karakter para pihak, semula penguatan
dukungan terhadap sistem pembelajaran mandiri desa, daerah tertinggal, dan transmigrasi
hanya akan mengandalkan promoter yang ada. Akan tetapi dengan memperhatikan isi
pernyataan penegasan yang disampaikan oleh para pihak yang berkarakter defender,
latent, dan aphtetis dalam dukungan yang sangat kuat terhadap sistem pembelajaran
mandiri, -meskipun para pihak tersebut tidak memiliki kekusaan maupun kepentingan
tinggi-, maka telah terjadi pergeseran karakter beberapa pihak secara bervariasi dalam
mendukung sistem pembelajaran mandiri tersebut.. Meskipun demikian, ada beberapa
pihak yang tetap dalam posisi karakter semula. Beberapa pergeseran tersebut dari yang
terpetakan (dalam kKuadran) sebagai berikut:
a. Beberapa pihak berkarakter promoter yang masih dalam posisi tetap (tidak berubah),
yaitu Pusat Pembinaan Jabatan Fungsional (Pusat PJF), Pusat Pengembangan dan
Pemberdayaan Masyarakat Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Pusat PPMD),
Direktorat Fasilitasi Dana Desa, UPT-Balai PSDM-PMDDTT, Pemerintah Daerah
Kabupaten, dan Pemerintahan Desa:
1) Pusat PJF melakukan pengelolaan dan pembinaan PSM di lingkungan Kemendesa
PDTT. PSM merupakan unsur pelaku pokok dalam sistem pembelajaran mandiri. PSM
merupakan fasilitator/pelatih dari Kemendesa PDTT baik yang berada di kantor
Pusat Kemendesa PDTT maupun UPT-Balai, serta mengkonsolidasikan PSM di
Pemerintah Daerah. Oleh kerena itu, peran Pusat PJF dalam memfasilitasi peran PSM
dalam menjalankan fungsi penggerakan masyarakat melalui penyuluhan, pelatihan
dan pendampingan. Keberhasilan sistem pembelajaran mandiri desa, daerah
tertinggal dan transmigrasi akan banyak ditentukan peran Pusat PJF. Dengan
demikian, Pusat PJF memiliki peran strategis, sebagai promoter dalam
pengembangan sistem pembelajaran mandiri tersebut.

68
Hanya saja, secara khusus, terkait dengan promoter Direktorat Fasilitasi Dana Desa,
pada saat dilakukan konsultasi, tidak sependapat dengan rencana pengembangan
sistem pembelajaran mandiri sebagai bentuk strategi penguatan kapasitas sumber
daya manusia desa, daerah tertinggal, dan transmigrasi menggunakan optimalisasi
Dana Desa, dengan alasan Dana Desa saat ini lebih diprioritaskan untuk program
penanganan Covid 19, Bantuan Langsung Tunai (BLT), dan Padat Karya Tunai Desa
(PKTD). Kehadirin sistem pembelajaran mandiri dinilai akan berpengaruh terhadap
konsentrasi program-program tersebut. Namun demikian, Dirjen PDP yang
membawai Direktorat Fasilitasi Dana Desa, justru memberikan dukungan
sepenuhnya.
2) Pergeseran dari defender ke promoter, yaitu Kementerian Dalam Negeri
(Kemendagri) dan Pusat Pelatihan Aparat Sipil Negara, Perguruan Tinggi, dan
Pemerintah Daerah Provinsi.
Terkait denga promoter Kemendagri, yang semula dari Direktorat Jenderal Bina
Pemerintahan Desa, dilakukan perubahan menjadi Badan Pengembangan Sumber
Daya Manusia (BPSDM), dengan pertimbangan urusan penguatan kapasitas
pemerintahan daerah dan desa merupakan kompetensi BPSDM. Dengan
dukungannya yang ada, semula sebagai defender menjadi promoter dengan
pertimbangan Kepala Badan PSDM Kemen menyampaikan siap berkolaborasi dengan
Badan PSDM-PMDDTT dari aspek pengembangan kebijakan bersama, penggerakan
kelembagaan dan sumber daya manusia yang ada untuk mendukung implementasi
sistem pembelajaran mandiri desa, daerah tertinggal, dan transmigrasi guna mengisi
inovasi pelaksaanaan even Indonesia Emas 2045.
Sementara itu, Puslat ASN yang semula sebagai defender, termyata sangat
mendukung proyek perubahan sebagai promoter. Hal itu karena penguatan kapasitas
PSM, dalam aspek kompetensi dasar hingga kompetensi keahlian dalam penggerakan
masyarakat melalui penyuluhan, pelatihan, pendampingan termasuk perannya dalam
pembelajaran merupakan fungsi yanga harus dilakukan oleh Puslat ASN. Penguatan
PSM dilakukan dalam perspektif sebagai Aparat Sipil Negara, sehingga tidak dapat
dilakukan oleh baik Pusat PJF maupun UPT-Balai. Pusat PJF melakukan pembinaan
administratif PSM dalam jabatan fungsional, dan UPT-Balai senagai pengguna (user)
dari PSM untuk diperankan dalam pembelajaran masyarakat.
Begitu pula bagi Perguruan Tinggi, meskipun semula dikategorikan sebagai defender,
ternyata dapat sebagai promoter. Meskipun evidence, yang diberikan dalam bentuk
pembicaraan via telepon dengan Prof. Dr. Robert M.Z. Lawang, Guru Besar, Ilmu
Kesejahteraan Sosial, Unievrsitas Indonesia, masukan yang diberikan terhadap sistes
pembelajaran mandiri dalam kerangka penguatan upaya mempertemukan antara
aspirasi dari bawah (bottom-up) dan kepentingan dari pusat (top-down), menjadi
sangat penting untuk penyempurnaan kebijakan sistem pembelajaran mandiri desa,
daerah tertinggal dan transmigrasi.
Sedangkan, menempatkan Pemerintah Daerah Provinsi dari defender manjadi
promoter, dengan pertimbangan bahwa sistem pembelajaran mandiri ini sangat

69
ditunggu bagi Pemerintah Daerah Provinsi, seperti disampaikan oleh Ir. Mohammad
Yasin, MT, selaku Kepala Bappeda Provinsi Jawa Timur,
“…. inovasi ini sangat penting bagi daerah, Jawa Timur khususnya yang memiliki 510 lebih dan
7.724 desa, kita membutuhkan sistem pembelajaran yang mandiri sehingga akan melakukan
efisiensi anggaran, efektivitas pelaksanaan, dan yang paling penting adalah kita akan mengejar
ketertinggalan desa dengan kota…”.

Apa yang disampaikan oleh Kepala Bappeda ini juga seirama dengan pernyataan
dukungan dari Kepala Dinas PMD Provinsi Sulawesi Selatan dan Kepala Dinas Tenaga
Kerja dan Transmigrasi Provinsi Sulawesi Tengah.
3) Pergeseran dari latent ke promoter, yaitu Pusat Data dan Infomasi (dari
latent/melalui BPI yang membawahi Pusat Data dan Informasi)
Pergeran Pusat Data dan Infomasi sebagai pihak latent ke promoter, didasarkan pada
dukungan yang diberikan pada pengembangan sistem pembelajaran mandiri desa,
daerah tertinggal, dan transmigrasi sangat penuh dalam aspek penyiapan
opersionalisasi sistem informasi teknologi yang akan dikembangkan yaitu sistem
manajemen portofolio masyarakat desa., terutama penyediaan server untuk
menampung data dokumen keterampilan dan keahlian yang dimiliki oleh masyarakat
desa, baik sebagai alumni pembelaran mandiri desa khususnya, maupun warga
masyarakat lain umumnya.
4) Pergeseran dari aphtetis ke promoter, yaitu Kemenko Pembangunan Manusia dan
kebudayaan (PMK), Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), dan
LSM/NGOs.
Dalam rancangan awal, para pihak dari unur Kemenko Pembangunan Manusia dan
kebudayaan (PMK), Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), dan
LSM/NGOs diidentifkasi sebagai aphtetis, yang memiliki pengaruh dan kepentingan
kecil dalam proyek perubahan. Namun demikian, ketika dilakukan konformasi untuk
memberikan saran dan masukan serta kritik terhadap konsep rancangan kebijakan
sistem pembelajaran mandiri desa, daerah tertinggal, dan transmigrasi, Kemenko
Pembangunan Manusia dan kebudayaan (PMK), Badan Perencanaan Pembangunan
Nasional (Bappenas), memberikan dukungan sepenunya karena relevan dengan
perkembangan saat ini.
a) Sistem pembelajaran mandiri ini sangat dimungkinkan untuk dapat
dikembangkan sebagai kebijakan nasional. Dukungan yang diberikan dari Kemen
PPN/Bappenas secara langsung dari Drs. Pungky Sumadi, MCP, Ph.D, selaku Deputi
Bidang Kependudukan dan Ketenagakerjaan, Kementerian Perencanaan
Pembangunan Nasional (PPN)/Bappenas, sedangkan dari Kemen Bidang PMK
disampaikan 2 (dua) orang Asisten Deputi, yaitu Dr. Herbert Siagian, Asisten
Deputi Pemerataan Pembangunan Wilayah, dan Katiman Kartowinomo, Ph.D
Asisten Deputi Revolusi Mental.
b) Sementara itu, LSM/NGOs yang juga semua dipetakan sebagai apthetis, ternyata
sangat berkepentingan dan berpengaruh dalam mendukung upaya penguatan
kapasitas sumber daya manusia, melalalui sistem pembelajaran mandiri, yang
disampaikan oleh LSM Kemitraan, LSM Koalisi Rakyat Untuk Kedaulatan Pangan

70
(KRKP), LSM Komunitas Desa-desa Melek IT, LSM Sapa Desa Institute, dan LSM
Desa Wisata Nusantara Foundation Pusat.
e. Para pihak yang tidak diidentifikasi dalam karakter pemetaan para pihak dalam
kuadran, ternyata dapat sebagai promoter baru, memberikan dukungan sepenuhnya,
sehingga dapat diidentifikasi, dari lingkungan internal yaitu: Menteri Desa, PDTT, Wakil
Menteri Desa, hampir seluruh Pimpinan Tinggi Madya, dan bahkan Advisor Menteri
Desa, PDTT, sedangkan dari lingkup eksternal yaitu Sekretariat Wakil Presiden, Asosiasi
Profesi Widya Iswara (APWI) Kemendesa PDTT, Ikatan Penggerak Swadaya Masyarakat
Indonesia (IPSMI), para PSM, para Tenaga Pendamping Profesional/TPP (TAPM Pusat,
Provinsi dan Kabupaten, PD Kecamatan, PLD Desa), BUMDes Bersama, BUMDesa, serta
Kader Desa.
f. Munculnya defender baru, yaitu Gubernur dan Bupati. Dalam upaya mendapatkan
dukungan penuh agar para pihak merasakan berkepentingan dan berpengaruh besar
dalam pengembangan sistem pembelajaran mandiri, telah juga dihubungi Gubernur
Jawa Tengah dan Bupati Wonosari serta Sektor Swasta. Hanya saja untuk mendapatkan
dukungan tertulis dan/atau melalui video langsung tidak dapat diperoleh. Yang menjadi
pertimbangan adalah bahwa saat ini di Indonesia memasuki masa kritikal, dimana
pernyataan Kepala Daerah dapat dimanipulasi untuk kepentingan tertentu, dan dapat
terdeteksi kecondongan pada pihak tertentu. Apalagi posisi Ganjar Pranowo saat ini,
menjadi mengemuka dalam bursa pencalonan sebagai Presiden. Oleh karena
pertimbangan politis itu, dan karena orientasinya untuk tetap menjaga netralitas yang
tinggi, maka masing-masing kepala daerah dalam dengan mudah memberikan statemen,
meskipun dalam benak pemikirannya memberikan dukungan. Tentu sangat
dipermaklumkan, sehingga keberadaannya dapat diklasifikasi sebagai defender.
Tabel 6
Pergeseran pemetaan karakter kepentingan dan pengaruh para pihak

Latent Promoter
- Biro Perencanaan dan - Menteri Desa, PDTT
Kerjasama - Wakil Menteri Desa, PDTT
- Biro Hukum - Kemenko Pembangunan Manusia dan
kebudayaan (PMK) (dari aphetetis)
- Badan Perencanaan Pembangunan
Nasional (Bappenas) (dari aphetetis)
- Kementerian Dalam Negeri (dari
defender)
- Dirjen PEID
- Dirjen PDP
- Dirjen PPDT
- Dirjen PPKT
- Kepala BPI
- Kepala BPSDM
- Sahli Pembangunan dan
Pemberdayaan
- Sahli Kerjasama Antar Lembaga
- Advisor Menteri
- Kepala Pusat Pembinaan Jabatan
Fungsional (PSM)
- Pusat Pengembangan dan
Pemberdayaan Masyarakat Desa

71
- Pusat Pelatihan Aparat Sipil Negara
(dari defender)
- Pusat Data dan Infomasi (dari latent)
- Direktorat Fasilitasi Dana Desa
(melalui Dirjen PDP yang membidangi
Fasilitasi Dana Desa)
- UPT-Balai Besar/Balai PSDM-
PMDDTT
- Perguruan Tinggi (dari defender)
- Pemerintah Daerah Provinsi (dari
defender)
- Pemerintah Daerah Kabupaten
- Pemerintahan Desa
- Asosiasi Profesi Widya Iswara (APWI)
Kemendesa PDTT;
- Ikatan Penggerak Swadaya
Masyarakat Indonesia (IPSMI) dan
PSM
- Tenaga Pendamping Profesional (TPP):
TAPM Pusat, Provisni dan Kabupaten,
PD Kecamatan, dan PLD Desa
- LSM/NGOs (dari aphetetis)
- BUMDes Bersama
- BUMDesa
- Kader Desa
Aphetetis Defender
- Kementerian Keuangan - Gubernur (baru muncul)
- Kementerian PAN dan RB - Bupati (baru muncul)
- Pihak Swasta - Sektor Swasta
Sumber: Olahan Sendiri

2.2. Implementasi strategi mempengaruhi para pihak


Untuk menghadapi para pihak (stakeholder) diperlukan teknik komunikasi yang
tepat. Sebagaimana diuraikan sebelumnya pada Tabel 0.8 di atas, bahwa agar para pihak
dapat memberikan dukungan proyek perubahan, digunakan 4 (empat) pendekatan keep
satisfied, manage closely, keep informed, dan minimal efford. Dari pendekatan tersebut
telah dipetakan beberapa teknik yang digunakan, namun dalam kenyatannya, tidak dapat
berjalan secara keseluruhan, terdapat
Tabel 7
Implementasi strategi komunikasi untuk mempengaruhi para pihak

Manage Closely Implementasi


Meningkatkan dukungan dan minat Mendapatkan arahan dan dukungan,
promoter terhadap proyek perubahan melaporkan, dan berdiskusi dengan para
melalui konsultasi, pelaporan, diskusi, pemegang kekuasaan tinggi dan berkepentingan
arahan dan bimbingan teknis, tinggi dalam pengorganisasian sistem
pemantauan progres proyek perubahan pembelajaran mandiri desa, daerah tertinggal,
serta menyelesaikan masalah dan transmigrasi, yaitu:
1) Menteri Desa, PDTT (pembuat kebijakan
umum untuk pencapain misinya);
2) Sekjen Kemendesa PDTT (sebagai pelaksana
administratif kebijakan Mendesa PDTT);

72
3) Kepala BPSDM-PMDDTT (pembuat
kebijakan teknis dan pelaksana pencapaian
misi Menteri Desa, PDTT);
4) Kepala BPI (pengelola server dan teknologi
informasi);
5) Kapus PPMD (sebagai pengelola teknis TPP);
6) Kapus PJF (sebagai pengelola teknis PSM);
7) Kapusdatin (sebagai pengelola server dan
teknologi informasi);
8) Kepala Badan PSDM Kemendagri (sebagai
pengelola kapasitas Pemerintahan Desa);
9) Pimpinan OPD Pemda Kabupaten (sebagai
penggerak PSM, dan Fasilitator/Instruk-
tur/Pelatih di Pemda;
10) Pemerintahan Desa (sebagai pengelola dana
desa dan penyelenggaran sistem
pembelajaran mandiri).
Keep Satisfied Implementasi
Strategi komunikasi yang digunakan Mengkomunikasikan para pihak yang memiliki
adalah untuk meningkatkan pengaruh kekuasaan tinggi meskipun berperan rendah
para pihak agar mendukung proyek dalam mendukung pengorganisasian sistem
perubahan. pembelajaran mandiri desa, daerah tertinggal,
dan transmigrasi, yaitu:
1) Wakil Menteri Desa, PDTT;
2) Dirjen PEID;
3) Dirjen PPMD;
4) Dirjen PPDT;
5) Dirjen PPKT;
6) Direktur Fasilitasi Dana Desa;
7) Kabiro Renja;
8) Kabiro Hukum;
9) Deputi Sekretariat Wakil Presiden;
10) Asisten Deputi Menko Bidang PMK;
11) Deputi kemen PPN/Bappenas;
12) Pimpinan OPD Pemda Provinsi;

Keep Informed Impementasi


Meningkatkan minat para pihak Mengkomunikasikan dengan para pihak yang
terhadap proyek perubahan dengan perannya tinggi, meskipun kekuasaannya
konsultasi dan sosialisasi rendah, tetapi diperlukan partisipasinya dalam
keberhasilan pengorganisasian sistem
pembelajaran mandiri desa, daerah tertinggal,
dan transmigrasi, yaitu:
1) Kapuslat ASN;
2) Para PSM;
3) Para TPP;
4) Para Ketua BUMDesa Bersama;
5) Para Ketua BUMDesa;
6) Para Kader Desa (KPMD).

Minimal Efford Implementasi


Meningkatkan dukungan para pihak Mengkomunikasikn untuk meraih dukungan
agar mendukung proyek perubahan para pihak meskipun kekuasaan dan perannya
yaitu dengan saling memberikan rendah, agar memiliki kepedulian untuk
masukan dan berbagai pengalaman mendukung legitimasi pengorganisasian sistem
dengan edukasi dan konsultasi. pembelajaran mandiri desa, daerah tertinggal,
dan transmigrasi, yaitu:
1) Sahmen Pemmas;
2) Sahmen KAL;

73
3) Advisor Menteri Desa, PDTT;
4) Ketua APWI Kemendesa PDTT;
5) Ketua IPSMI;
6) Akademisi Perguruan Tinggi;
7) Pimpinan LSM/NGOs

Sumber: Olahan sendiri

Dengan implementasi strategi komunikasi untuk mempengaruhi para pihak tersebut,


mendasarkan pada sistem matrik pengaruh dan kepentinhan, maka pemetaan fokus
strategi komunikasi terdapat perubahan.

Gambar 4
Matrik kepentingan dan pengaruh
Sumber: Mahatmi & Sebatubun, 2021 (dalam Cornelissen, 2014)
Catatan: Telah diolah kembali

Gambaran perubahan pemetaan dari yang semula direncanakan, sebagai berikut:


Tabel 8
Perubahan pemetaan fokus strategi komunikasi dengan para pihak

No Para Pihak Teknik Komunikasi

Semula Menjadi
1. Menteri Desa PDTT - Manage Closely
2 Wakil Menteri Desa PDTT - Keep Satisfied
Sekjen Kemendesa PDTT - Manage Closely
3. Dirjen PEID - Keep Satisfied
4. Dirjen PDP - Keep Satisfied
5. Dirjen PPDT - Keep Satisfied
6. Dirjen PPKT - Keep Satisfied
7. Kaban BPI - Manage Closely
8. Kaban BPSDM - Manage Closely
9. Sahmen Pemas - Minimal Effort
10. Sahmen KAL - Minimal Effort
11. Advisor Menteri Desa, PDTT - Minimal Effort

74
12. Kapusat PPMD Manage Closely Manage Closely
13. Kapusat PJF Manage Closely Manage Closely
14. Kapuslat ASN Keep Satisfied Keep informed
15. Kepala UPT-Balai Manage Closely Manage Closely
16. Direktur Fasilitasi Dana Desa Manage Closely Keep Satisfied
17. Kapus Data dan Infomasi Keep Satisfied Manage Closely
18. Kabiro Renja Keep Satisfied Keep Satisfied
19. Kabiro Hukum Keep Satisfied Keep Satisfied
20. Ketua APWI Kemendesa PDTT - Minimal Effort
21. Ketua IPSMI - Minimal Effort
22. Para PSM - Keep Informed
23. Para TPP - Keep Informed
24. Deputi Sekretariat Wakil Presiden - Keep Satisfied
25. Asisten Deputi Kemenko Bidang PMK Keep Informed Keep Satisfied
26. Deputi Kemen PPN/Bappenas Keep Informed Keep Satisfied
27. Kementerian Keuangan Keep Informed -
29. KemenPAN dan RB Keep Informed -
30. Kepala Badan PSMD Kemendagri Minimal Effort Manage Closely
31. Pimpinan OPD Pemda Provinsi Minimal Effort Keep Satisfied
32. Pimpinan OPD Pemda Kabupaten Keep Satisfied Manage Closely
34. Pemerintahan Desa Keep Satisfied Manage Closely
35. Akdemisi Perguruan Tinggi Minimal Effort Minimal Effort
36. Pihak Swasta Keep Informed Minimal Effort
37. Pimpinan LSM/NGOs Keep Informed Minimal Effort
38. Ketua BUMDes Kerjasama - Keep Informed
39. Ketua BUMDesa - Keep Informed
40. Para Kader Desa - Keep Informed
Sumber: Olahan sendiri

Dari para pihak yang telah semula direncanakan sebagai target sasaran komunikasi
untuk dukungan pengembangan sistem pembelajaran mandiri desa, daerah tertinggal, dan
transmigrasi, terdapat 2 (dua) pihak yang tidak dihubungi yaitu Kementerian Keuangan
dan Kementerian PAN dan RB. Kedua lembaga tersebut melaksanakan fungsi adminitratif
sebagai penerima dampak pengembangan sistem pembelajaran mandiri. Meskipun tidak
memiliki kekuasaan dan juga tidak berkepentingan/berperan dalam sistem pembelajaran
mandiri, proyek perubahan akan semakin sempurna apabila ada dukungan dari kedua
kementerian tersebut, bahkan dari seluruh keementerian/kelembaan, pemerintah derah
dan para pihak lainnya, termasuk desa dan warga masyarakat.
Bagi Kementerian Keuangan, apabila sistem pembelajaran mandiri yang secara
substansi telah disepakati bersama dengan Kementerian PPN/Bappenas dapat diangkat
menjadi prioritas Kementerian, atau bahkan prioritas nasional dan telah diakomodasaikan
ke dalam Renstra Kemendesa PDTT dan/atau RPJMN, maka Kementerian Keuangan dapat
mendukungnya dengan penyiapan penganggaran.
Sedangkan bagi Kementerian PAN dan RB, apabila pelaksanaan sistem pembelajaran
mandiri tersebut, sebagai intrumen bagi Kemendesa PDTT dalam mendukung reformasi
birokrasi, dalam aspek kreatifitas pengembangan organisasi pembelajaran pada
Kementerian dan/atau memfasilitasi pengembangan pembalajaran di tingkat desa, maka
langkah-langkah itu dan aspek keberhasilannya, akan menjadi input bagi Kementerian
PAN dan RB dalam penilaian Kemendesa PDTT sebagai lembaga birokrasi pemerintahan
adptif dan agile.

75
2.3. Implementasi Strategi Koordinasi Mempengaruhi Para Pihak
Sebagaimana telah dibagankan semula bahwa dalam mendukung upaya
mempengaruhi para pihak diterapkan strategi komunikasi secara terfokus. Strategi
komunikasi pada dasarnya merupakan salah satu media dalam praktek dari koordinasi.
Pada sub pembahasan ini, untuk melengkapi upaya mendapatkan pengaruh dari para
pihak, secara umum telah dilakukan koodinasi dengan para pihak, selain menerapkan
strategi komunikasi terfokus. Formulasi koordinasi tersebut sebagai berikut:
a. Dalam aspek perencanaan, komunikasi terkoordinasi dengan para pihak, secara
sederhana disusun agenda . Dalam pelaksanaannya, koordinasi para pihak internal dan
ekternal dilakukan dengan media komunikasi efektif secara persuasif khususnya dalam
mendapatkan pengaruh dari para pihak (testimoni) dalam bentuk pernyataan, saran,
masukan dan kritik terhadap ide gagasan sistem pembelajaran mandiri desa, daerah
tertinggal, dan transmigrasi.
Untuk melakukan itu disusun secara terjadwal,dalam masa pencapaian tujuan proyek
perubahan selama 60 hari (jangka pendek). Praktek komunikasi dilakukana. Secara
teroordinasi, dapat dilakukan baik secara mandiri, maupun dengan dukungan tim efektif
yang telah terbentuk, sebagai pengelola proyek perubahan. Dengan pertimbangan
bargaining posisi, para pihak memiliki otoritas tinggi, tingkat Menteri, Wakil Menteri,
Pimpinan Tinggi mdya, dan Pimpinan Tinggi Pratama di Pusat dan Daerah, maka tidak
memungkinkan komunikasi dilakukan oleh Tim Efektif Pengelola Perubahan, melainkan
dilakukan secara mandiri. Komunikasi untuk mengkonfirmasi kepada para pihak
melalui stafnya yang ditunjuk, maka baru dapat dilakukan oleh Tim Efektif Pengelola
Proyek Perubahan.
b. Koordinasi dalam rangka penyamaan persepsi dan pemahaman sistem pembelajaran
mandiri sebagai strategi penguatan kapasitas sumber daya manusia. Koordinasi ini
sebagai bentuk sosialisasi atau pengenalan awal guna mendapatkan dukungan dan
mempengaruhi Tim Efektif Pengelola Proyek Perubahan dan para pihak:
1) Pengenalan kepada Tim Efektif Pengelola Proyek Perubahan itu sendiri yang di
dalamnya terdapat beberapa Tim Kelompok Kerja, dilakukan rapat pengenalan
gagasan rancangan proyek perubahan agar masing-masing kelompok kerja yang ada
dapat menjalankan tugas masing-masing dalam memfasilitasi pencapaian tujuan
strategi jangka pendek.
Pengenalan gagasan rancangan proyek perubahan tersebut guna membangun
pemahaman yang sama terhadap sistem pemebalajaran mandiri, sehingga Tim Efektif
Pengelola Proyek Perubahan serta setiap Tim Kelompok Kerja dapat dapat
menindaklanjuti peran masing-masing sesuai penugasan yang diberikan, dan dapat
selesai sesuai waktu yang ditentukan.
2) Selain itu, pada saat dilakukan pengenalan awal, agar mulai dapat mengidentifikasi
berbagai permasalahan yang dimungkinkan dapat muncul dan harus dihadapi dalam
penyusunan kegiatan-kegiatan yang akan dicapai dalam jangka pendek, dan tidak
menutup kemungkinan mengidentifikasi kegiatan yang tidak memungkinkan untuk
keberlanjutan pada jangka menengah. Sehingga, semua anggota Tim memahami

76
bahwa pencapaian tujuan jangka pendek bukanlah akhir dari proyek perubahan,
melainkan sebagai landasan ke depan untuk dapat diimplementasikan dalam jangka
pendek dan jangka panjang.
3) Koordinasi dengan para pihak internal dan ekternal dilakukan dengan
memperhatikan posisi karakteristiknya baik sebagai promoter, defender, latents
maupun aphtetis, disesuaikan dengan penerapan teknik komunikasi yaitu manage
closely, keep satisfied, keep informed, atau minimal effort. Dengan memperhatikan
Tabel 6, Tabel 7 dan Tabel 8 di atas, maka pola koordinasi yang dapat ditentukan
dalam mendapatkan pengaruh dukungan dari para pihak terhadap ide gagasan
proyek perubahan pengembangan sistem pembelajaran mandiri dapat digambarkan
sebagai berikut:
Tabel 9
Komunikasi para pihak secara terkoordinasi
*) Promoter Defender Latents Aphtetis

Manage closely

Keep satisfied

Keep informed

Minimal effort
Sumber: Olahan sendiri
*) Karakter para pihak dan teknik komunikasi secara terkoordinasi

3. Implementasi Strategi Pemasaran


Implementasi strategi marketing sangat penting untuk dilakukan untuk
mendapatkan dukungan agar dapat proyek perubahan sistem pembelajaran mandiri desa
yang telah direncanakan dan telah disusun ke dalam kebijakan Kementerian. Beberapa
para pihak (stakeholder) yang telah diidentifikasi sebelumnya, baik secara internal dan
ekternal, sebagaimana pada Tabel 0.6. di atas, diharapkan dapat memberikan dukungan
pemikiran, pernyataan, saran, masukan, dan kritik terhadap upaya pengembangan gagasan
ide pemikiran sistem pembelajaran mandiri desa, daerah dan transmigrasi.

Tabel 10
Orientasi pembahasan implementasi strategi pemasaran
Tataran Implementasi Fokus Implementasi
Administratif dan penyesuaian Mekanisme dan narasi komunikasi/koordinasi yang dilakukan
dengan para stakeholders via Whatapps atau telepon atau
pertemuan. Perubahan dimungkinkan dalam bentuk
pengurangan/penambahan/pergantian para pihak sesuai
kebutuhan subtansi proyek perubahan;
Teknis dan Substansi Photo/video gambaran dukungan para stakeholders. Isi pesan
saran/masukan/kritik dukungan yang diberikan dari para
stakeholders pada video/ tulisan yang diberikan
Kendala dan Solusi Beberapa faktor penghambat yang ditemui dalam implementasi
strategi pemeasarn perlu diatasi agar menyebabkan kegagalan,
dan diupayakan dapat menjadi faktor pendukung
Sumber: Olahan sendiri

77
Tabel orientasi pembahasan implementasi strategi pemasarana di atas merupakan
instrumen untuk memetakan dan mengendalikan fokus implementasi strategi pemasaran
sehingga dalam mendiskripsikan proses dan hasil beberapa aspek penting dalam
pencapaian implementasi strategi pemasaran dapat dilakukan secara komprehensif.
Orientasi pembahasan tersebut difokuskan beberapa beberapa aspek meliputi aspek
aministratif, penyesuaian, teknis, substansi, dan faktor pendukung dan penghambat.
Sesuai dengan rancangan sebelumnya, bahwa target output implementasi Proyek
Perubahan telah ditentukan masing-masing yang terbagai ke dalam skala waktu jangka
pendek selama 60 hari (2 bulan), jangka menengah selama 3 bulan sampai dengan 1 tahun,
dan jangka panjang selama 1 sampai dengan 3 tahun. Mengingat keterbataan waktu yang
ada, khususnya terkait dengan aspek waktu pelaporan, maka pelaporan implementasi
proyek perubahan ini hanya disampaikan hasil pelaksanaan pencapaian target output
milstones jangka pendek saja.
Namun demikian, meskipun hanya terbatas pelaporan hasil pengelolaan proyek
perubahan dalam jangka pendek, karena milstone tersebut sebagai satu-kesatuan tahapan,
pimpinan organisasi birokrasi Kemendesa PDTT diharapkan berkomitmen untuk
mendukung spenuhnya terhadap implementasi proyek perubahan dalam rangka
pencapaian target output milstone jangka menengah dan jangka panjang, dengan
mendasarkan pada output jangka pendek yang telah diwujudkan.
Untuk selanjutnya, secara khusus, dalam pelaporan pencapaian hasil milestone
jangka pendek akan terbagi ke dalam 3 (tiga) aspek yaitu (1) aspek pencapaian tahapan
rencana strategis (tahapan jangka pendek), (2) implementasi strategi marketing, dan (3)
pemberdayaan organisasi pembelajaran. Ketiga aspek tersebut, diklasifikasi ke dalam
tataran implementasi secara administratif, substantif, dan teknis disesuaikan dengan
karakter target output yang diwujudkan sesuai dengan tahapan pengelolaan yang
semestinya. Untuk mempermudah menstrukturkan dalam deskripsi pelaksanaan kegiatan
milestone secara rinci dapat digunakan instrumen sederhana pengendalian kegiatan
secara terstruktur.

Tabel 11
Instrumen pengendalian aktivitas milestones jangka pendek

No. Aspek Implementasi Tataran Implementasi Keluaran


1 Administrasi Dokumen berupa undangan, presensi, nota-
Pencapaian Rencana dinas, dan jadwal kegiatan, lembar kendali
Strategis konsultasi dengan Mentor, Penguji, dan
Coach.
Teknis Photo/video gambaran teknis proses
pencapaian rencana strategis
Substansi Dokumen berupa notulensi,
draft/rancangan regulasi/ kebi-jakan
teknis, materi arahan/ materi paparan,
materi laporan panitia, Rancangan
Peraturan Menteri Desa, PDTT, Keputusan
Menteri Desa, PDTT, dan Keputusan Kepala
Badan SPDM-PMDTT, rancangan plat-
form/aplikasi sistem plataform
Penyesuaian Perubahan dalam bentuk peng-
gabungan/penghapusan/penam-bahan
pencapaian rencana strategis disesuikan

78
No. Aspek Implementasi Tataran Implementasi Keluaran
realitas yang dilakukan dengan
pertimbangan yang ada;
Dukungan/ Hambatan Beberapa faktor pendukung dan beberapa
faktor penghambat yang ditemui dalam
pencapaian rencana strategis
2 Implementasi Strategi Administratif Narasi komunikasi yang dilakukan dengan
Pemasaran para stakeholders via Whatapps, telepon
dan pertemuan
Teknis Photo/video gambaran duku-ngan para
stakeholders
Substansi Isi pesan saran/masukan/kritik dukungan
yang diberikan dari para stakeholders pada
video/ tulisan yang diberikan
Penyesuaian Perubahan dalam bentuk peng-
gabungan/penghapusan/penambahan
implementasi strategi marketing disesuikan
realitas yang dilakukan dengan
pertimbangan yang ada;
Pendukung dan Beberapa faktor pendukung dan faktor
Penghambat penghambat yang ditemui dalam
implementasi strategi marketing
3. Pemberdayaan Administratif Dokumen administrasi seperti undangan/
Organisasi presensi/nota dinas
Pembelajaran Teknis Photo/video gambaran teknis proses
pemberdayaan organisasi pembelajaran
Substantif Isi dokumen dalam notulensi, bagan
struktur organisasi, dan tugas fungsi
Perubahan/ Perubahan dalam bentuk peng-
Penyesuaian gabungan/penghapusan/penam-bahan
pemberdayaan organisasi disesuikan
realitas yang dilakukan dengan
pertimbangan yang ada;
Pendukung dan Beberapa faktor pendukung dan faktor
Penghambat penghambat yang ditemui dalam
pemberdayaan organisasi pembelajaran
Sumber: Diolah sendiri

3.1. Substansi Teknis dukungan para pihak


Implementasi strategi pemasaran internal terhadap proyek perubahan secara teknis,
dukungan para pihak (sebagai evidence) terhadap ide gagsan terobosan pengembangan
sistem pembelajaran mandiri, disampaikan dalam bentuk video pendek yang berdurasi
pendek (antara 1-5 menit), tidak menutup kemungkinan dalam bentuk tulisan atau per
telepon. Sedangkan isi substansi dari dukungan para pihak tersebut dapat berupa
komentar, penyataan, saran masukan, dan kritik yang disampaikan oleh para pihak internal
atas dukungan sistem pembelajaran mandiri tersebut yang telah disampaikan baik melalui
video, tulisan atau telpon.
Dukungan para pihak diklasifikasi ke dalam dukungan para pihak internal
Kemendesa PDTT dan dukungan para pihak eksternal di luar Kemendesa PDTT. Dukungan
para pihak internal dalam kapasitas sebanyak mungkin agar sistem pembelajaran mandiri
dapat disinergikan seluruh program dan kegiatan seluruh unit kerja dilingkungan
Kemendesa PDTT. Sedangkan dukungan para pihak eksternal diarahkan pada
kementerian/kelembagaan di pusat dan daerah agar implementasi sistem pembelajaran
mandiri dapat disesuaikan dengan konteks suprastruktur regional dan desa, dan sejauh

79
mungkin memperhatikan berbagai permasalahan dan potensi sumber daya masyarakat
desa, daerah tertinggal, dan transmigrasi
Dalam menjaring dukungan pihak eksternal dalam rangka strategi pemasaran ini
semestinya dapat dilakukan secara meluas, dan dalam jumlah yang representatif. Namun
demikian mengingat implementasi proyek perubahan hanya sebatas janga pendek maka
kebutuhan perluasan dukungan pemasaran pada wilayah eksternal belum dapat dilakukan
secara meluas. Namun demikian, meskipun tidak dapat menjangkau dalam jumlah
representativiats tersebut, atau masih minimalis dari aspek jumlah dan kapasitas para
pihak pendukungnya, diharapkan setidaknya dapat memberikan gambaran bahwa proyek
perubahan sistem pembelajaran mandiri desa dapat diterima dan dapat
diimplementasikan. Sehingga, tidak menutup kemungkinan, gagasan pemikiran beserta
regulasi kebijakan teknis yang telah ditetapkan dapat disempurnakan di masa
impelementasi jangka pendek maupun panjang.

1) Dukungan para pihak internal


Dukungan para pihak internal Kemendesa PDTT berasal dari para pejabatan hingga
staf yang terkait dengan implementasi sistem pembelajaran mandri desa, daerah
tertinggal, dan transmigrasi. Para pejabat tersebut yaitu Menteri Desa, PDTT, Wakil
Menteri Desa PDTT, Pimpinan Tinggi Madya, pimpinan Tinggi Pratama, Penggerak
Swadaya Masyarakat (PSM) dan Tenaga Pendamping Profesional (TPP), dan unsur ekstern
lainnya yang terkait.
Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi
Kementerian Desa, Pembangunan
Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi
(Kemendesa PDTT), mempunyai tugas
menyelenggarakan urusan pemerintahan
bidang pembangunan desa dan perdesaan,
pemberdayaan masyarakat desa,
percepatan pembangunan daerah
tertinggal, dan transmigrasi untuk
membantu Presiden Republik Indonesia
dalam menyelenggarakan pemerintahan
negara. Kemendesa PDTT dipimpin oleh
seorang Menteri. Menteri Desa,
Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Menteri Desa, PDTT), pada periode
Tahun 2020-2024 saat ini, dijabat oleh DR (HC). H. Abdul Halim
Iskandar, M.Pd.
Menurut Menteri Desa, PDTT, gagasan proyek perubahan
sistem pembelajaran mandiri desa, daerah tertinggal, dan
transmigrasi sangat relevan dengan tugas dan fungsi Kemendesa
PDTT. Sehingga Menteri Desa, PDTT memberikan dukungan
sepenuhnya atas gagasan sistem pembelajaran mandiri ini.
Dukungan Menteri Desa, PDTT disampaikan secara lagsung
melalui video berdurasi jangka pendek, melalui link

80
https://drive.google.com/file/d/1Bti1pwCbpGzbbazjPiSVkwkva_mh8b0-
/view?usp=sharing
Selanjutnya Menteri Desa, PDTT memberikan arahan penegasan agar gagasan
pemikiran sistem pembelajaran mandiri ini segera dapat diformulasi lebih lanjut sebagai
kebijakan dan program pemberdayaan masyarakat yang diimplementasikan di desa-desa
guna mencapai target kinerja Kemendesa PDTT, pencapaian tujuan ke-4, Pendidikan Desa
Berkualitas dan Visi Presiden RI, Sumber Daya Manusia Unggul.

Wakil Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi


Sementara itu, Wakil Menteri Desa,
PDT dan Transmigrasi juga memberikan
dukungan kuat terhadap gagasan
terobososan proyek perubahan sistem
pembelajaran mandiri desa, daerah
tertinggal, dan transmigrasi. Wakil Menteri
Desa, PDTT yang pada saat periode ini,
dijabat oleh Budi Ari Setiadi
menyampaikan dukungan terhadap sistem
pembelajaran mandiri tersebut.
Pernyataan Wakil Menteri Desa, PDT
dan Transmigrasi dalam mendukung pemikiran tersebut melalui video pendek
https://drive.google.com/file/d/1IVaxpYvbkOPJ96ekOOf4FtKMmvqguZmY/view?usp=s
haring, yang berisi sebagai berikut:
“Dalam rangka pencapaian visi Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo, mengenai SDM Unggul,
diperlukan terobosan strategis yang tepat, efektif dan efisien, dengan adanya gagasan pemikiran
sistem pembelajaran mandiri desa, daerah tertinggal dan transmigrasi, yang dikembangkan…. saya
nilai sangat relevan, untuk diterapkan. Apalagi, Dana Desa dapat dimanfaatkan untuk penguatan
kapasitas masyarakat, dan adanya dukungan Penggerak Swadaya Masyarakat dan Pendamping Desa,
pencapaian Visi Presiden tersebut akan dapat terwujudkan, termasuk tercapainya soal, goals ke 4 SDGs
Desa, pendidikan desa berkualitas, sekaligus sebagai bentuk kontribusi Kemendesa Pembangunan
Daerah Tertinggal dan Transmigrasi dalam penanganan learning loss”.

Perlunya dukungan pemikiran (support) terhadap pengembangan sistem


pembelajaran mandiri ini, menurut Wakil Menteri Desa, PDTT, bahwa gagasan sistem
pembelajaran mandiri ini akan memberi manfaat yang sangat besar, untuk peningkatan
Sumber daya manusia Indonesia.

Advisor Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal,


dan Transmigrasi
Terdapat beberapa pejabat yang ditunjuk sebagai
Advisor Menteri Desa, PDTT. Salah satu diantaranya adalah
Prof. Prof. Dr. Yoyon Suryono, M.S. Advisor Menteri Desa,
PDTT berperan dalam memberikan masukan saran
pemikiran kepada Menteri Desa, PDTT untuk
dipertimbangkan substantif dalam perumusan kebijakan,
program dan kegiatan strategis pembangunan dan
pemberdayaan masyarakat desa, DTT sehingga lebih tepat

81
sasaran dan memberikan kemanfaatan dalam mendorong peningkatan kesejahteraan
masyarakat sebagaimana yang dijadikan misi Kementerian.
https://youtu.be/DvdZUSE7sLs

Pimpinan Tinggi Madya: Sekretaris Jenderal, Inspektur Jenderal, Direktur Jenderal, dan
Kepala Badan

Sekretaris Jenderal Kementerian Desa, PDT, dan Transmigrasi


Pada awal sebelum implementasi proyek
perubahan, bertepatan dengan saat off-campus
yang pertama, dalam rangka penguatan
penyiapan dokumen Rancangan Proyek
Perubahan, telah teridentifikasi beberapa
alternatif gagasan pemikiran untuk
mendapatkan arahan Sekretaris Jenderal
Kemdesa PDTT, untuk dapat dituangkan lebih
lanjut dalam Rancangan Proyek Perubahan.
Beberapa alternatif gagasan pemikiran
tersebut, yaitu (1) perlunya strategi penguatan sumber daya manusia desa, daerah
tertinggal, dan transmigrasi melalui optimalisasi pemanfaatan Dana Desa; (2) strategi
penguatan sumber daya manusia desa, daerah tertinggal, dan transmigrasi melalui
penguatan training need assesmnet (TNA) sebagai bagian terintegrasi perencanaan
pelatihan masyarakat; dan (3) strategi penguatan sumber daya manusia desa, daerah
tertinggal, dan transmigrasi melalui oprtimalisasi peran PSM dan TPP, dan strategi
penguatan training need assesment.
Arahan tersebut diperlukan agar Proyek Perubahan yang akan disusun sesuai dengan
kebutuhan lembaga, sehingga dapat diformulasikan ke dalam kebijakan dan program
Kemendesa PDTT, dan terutama dapat diimplementasikan secara berkelanjutan.
Pertimbangan lainnya adalah mengingat urusan fasilitasi pengelolaan Dana Desa, yang
pengaturannya bersifat politis, dan bukan sebagai bagian dari fungsi dari Badan PSDM-
PMDDTT, melainkan pada Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan (PDP),
sehingga bersifat lintas fungsi.
Dengan didampingi Sekretaris Badan PSDM-PMDDTT, Jajang Abdullah, S.Pd, M.Si dan
Kepala Pusat Pembinaan Jabatan Fungsional, Drs. Hasman Ma’ani, pada tanggal 14 April
2022, di ruang rapat khusus Sekretaris Jenderal Kemendesa PDTT, Taufik Madjid, S.Sos,
M.Si, selaku Sekretaris Jenderal Kemendesa PDTT, memberikan arahan bahwa secara
umum, beberapa alternatif gagasan pemikiran yang diajukan, pada prinsipnya, sangat
mendukung Kementerian. Seluruh gagasan pemikiran yang akan dikembangkan oleh para
pejabat di lingkungan Kemendesa PDTT, sebagai bentuk inovasi dan kreatifitas, baik yang
sedang mengikuti program pendidikan dan pelatihan maupun program lainnya, selain
perlu mempertimbangkan tugas fungsinya sebagai pejabat pada unit kerja tertentu, juga
harus mampu mengintegrasikan dan mensinergikan dengan kebijakan dan program
pembangunan desa, perdesaan, pemberdayaan masyarakat desa, pembangunan daerah
tertinggal, dan pengembangan kawasan transmigrasi pada unit kerja lainnya.

82
Sehingga, arahannya lebih lanjut, “… sehingga apabila perlu, agar gagasan inovasi
para pegawai dapat didukung dengan regulasi, sehingga dapat memperkuat pelaksanaan
prorgam dan kegiatan di lingkungan Kemendesa, PDTT”. Ditambahkannya bahwa, secara
khsusus, untuk pembuatan proyek perubahan yang bersifat pembuatan sistem informasi
atau semacamnya, karena telah banyak sistem informasi yang disusun, tetapi masih banyak
yang belum dimanfaatkan secara berkelanjutan, maka aplikasi yang disusun perlu betul-
betul mendukung pelaksanaan program dan kegiatan, dapat memberikan nilai tambah
kinerja Kementerian maupun nilai reformasi birokrasi. Hal ini, sebaiknya perlu
berkoordinasi dan disinergikan dengan unit kerja Badan Pengembangan dan Informasi
Desa, Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi.
Direktur Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan
Direktorat Jenderal Pembangunan
Desa dan Perdesaan (Ditjen PDP)
mempunyai tugas menyelenggarakan
perumusan dan pelaksanaan kebijakan di
bidang pembangunan desa dan
perdesaan, dengan serangkaian fungsi
perumusan kebijakan, pelaksanaan
kebijakan, penyusunan norma, standar,
prosedur, kriteria, pemberian bimbingan
teknis dan supervisi, pelaksanaan
evaluasi, dan pelaporan di bidang
perencanaan teknis pembangunan desa dan perdesaan, pembangunan sarana dan
prasarana desa dan perdesaan, pengembangan sosial budaya dan lingkungan desa dan
perdesaan, advokasi dan kerja sama desa dan perdesaan, serta fasilitasi pemanfaatan DD.
Direktur Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan (Dirjen PDP) saat ini dijabat
Sugito, S.Sos, MH. Selaku Direktur Jenderal yang secara khusus mengawal kebijakan,
program dan kegiatan pembangunan desa dan perdesaan, dengan adanyanya gagasan
proyek perubahan pengembangan sistem pembelajaran mandiri desa, daerah tertinggal,
dan transmigrasi, memberikan respon positif dan sangat mendukung sepenuhnya. Dalam
video pendeknya, https://youtu.be/lH5F84iKzt0. Sugito, S.Sos, MH, menyampaikan
beberapa hal yaitu:
“ tujuan pembangunan desa adalah meningkatkan kualitas hidup manusia, dan meningkatkan
kesejahteraan masyarakat desa, serta mengurangi kemiskinan. Karena itu, kualitas sumber daya
manusia menjadikan tantangaan bagi kita semua untuk mempercepat proses peningkatan kualitas
sumber daya manusia tadi. Saya berharap dengan adanya inovasi sistem pembelajran mandiri ini akan
mempercepat proses menuju tercapainya sumber daya manusia yang berkualitas”.

Sebelum mengakhiri dukungannya, Dirjen PDP, mengharapkan dan sekaligus


meyakini bahwa proyek perubahan ini akan memberikan manfaat bagi kemajuan desa.

Direktur Jenderal Pengembangan Ekonomi dan Investasi Desa, DT dan Transmigrasi


Direktorat Jenderal Pengembangan Ekonomi dan Investasi Desa, Daerah Tertinggal,
dan Transmigrasi (Ditjen PEID) mempunyai tugas menyelenggarakan perumusan dan

83
pelaksanaan kebijakan di bidang
pengembangan ekonomi dan investasi desa,
daerah tertinggal, dan transmigrasi, dengan
serangkaian fungsi perumusan kebijakan,
pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma,
standar, prosedur, kriteria, pemberian
bimbingan teknis dan supervisi, pelaksanaan
evaluasi, dan pelaporan di bidang perencanaan
teknis pengembangan ekonomi dan investasi,
pengembangan kelembagaan ekonomi dan
investasi, pelayanan investasi, pengembangan
produk unggulan, serta promosi produk unggulan desa, daerah tertinggal, dan
transmigrasi.
Dra. Herlina Setyorini, M.Si, selaku Direktur Jenderal Pengembangan Ekonomi dan
Investasi Desa, Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Dirjen PEID) memberikan
pernyataan terhadap proyek perubahan sistem pembelajaran mandiri desa, daerah
tertinggal, dan transmigrasi. Pernyataan tersebut disampaikan secara langsung melalui
video singakt secara langsung,
https://drive.google.com/file/d/1HehsCYRzJhFRk8cJSx_SdFYFyld61809/view?usp=shari
ng:
“Sebagaimana kita ketahui implementasi undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa,
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi, menetapkan SDGs Desa yang
terdiri dari 18 goals, yang salah satunya ‘pendidikan desa berkualitas’ sejalan dengan visi Bapak
Presiden untuk mewujudkan sumber daya manusia unggul. Oleh karena itu,… sistem pembelajaran
mandiri desa, daerah tertinggal, dan transmigrasi, sangat relevan dengan gagasan yang disampaikan
oleh Gus Menteri Desa.”

Direktur Jenderal PEID, selanjutnya mengharapkan agar proyek perubahan ini


nantinya benar-benar dapat diimplementasikan, sehingga dapat mewujudkan
Kementerian Desa, PDTT sebagai organisasi birokrasi pemerintahan yang adaptif dan agile.

Direktur Jenderal Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal


Direktorat Jenderal Percepatan
Pembangunan Daerah Tertinggal bertugas
menyelenggarakan peru-musan dan
pelaksanaan kebijakan dalam bidang
penyerasian percepatan pembangunan daerah
tertinggal dengan serangkaian fungsi
menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan
kebijakan pelaksanaan kebijakan, penyusunan
norma, standar, prosedur, kriteria, pemberian
bimbingan teknis dan supervise, pelaksanaan
evaluasi, dan pelaporan di bidang penyerasian rencana dan program percepatan
pembangunan daerah tertinggal, penyerasian pembangunan sosial budaya dan
kelembagaan daerah tertinggal, penyerasian pembangunan prasarana dan sarana daerah
tertinggal, penyerasian pemanfaatan sumber daya alam dan lingkungan daerah tertinggal,
penyerasian pembangunan daerah khusus.
Direktur Jenderal Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal (Dirjen PPDT), Ir. Eko
Sri Haryanto, MM, juga menjalankan tugas sebagai Plt. Inspektur Jenderal Kemendesa

84
PDTT, memberikan komentar terhadap proyek perubahan sistem pembelajaran mandiri
desa, daerah tertinggal, dan transmigrasi, yang disampaikan secara langsung melalui video
singkat, https://www.youtube.com/watch?v=mWSPiY8PcFA . Komentarnya yaitu:
“Kementerian desa, PDT, dan transmigrasi memiliki tugas utama di bidang pemerintahan yaitu tentang
desa, kawasan perdesaan, daerah tertinggal dan transmigrasi. Di dalam menjalankan Undang-undang
6 Tahun 2014 tentang Desa, ada hal penting untuk kita lakukan yaitu pembangunan dan
pemberdayaan masyarakat desa. Hal ini sangat cocok sekali apa yang dipikirkan dalam proyek
perubahan … akan memberikan kontribusi di dalam bagaimana akan menyiapkan sumber daya
manusia unggul di desa. Dalam hal ini karena desa diberikan resourses pemerintah dalam bentuk dana
desa, sehingga membutuhkan penguatan sumber daya manusia, sehingga dituntut untuk bisa
melakukan sistem pembelajaran mandiri. Selain itu juga, pemerintah juga menyiapkan Penggerak
Swadaya Masyarakat yang mampu untuk bisa memberikan fasilitasi kepada desa…”

Dirjen PPDT, menyarankan agar, dalam menjalankan sistem pembelajaran mandiri


ini, untuk ditunjang dengan adanya kolaborasi sinergi dengan para pemangku kepentingan,
agar dapat berjalan semakin efektif dan efisien. “Ini sangat penting” (kolaborasi sinergi
tersebut), dalam penegasannya. Sehingga karena proyek perubahan ini sangat menarik dan
sangat cocok untuk saat ini, menurutnya sistem pembelajaran mandiri ini ke depan akan
memberikan kontribusi dalam pembangunan desa, pembangunan daerah tertinggal dan
transmigrasi.

Direktur Jenderal Pengembangan dan Pembangunan Kawasan Transmigrasi


Direktorat Jenderal Pembangunan dan
Pengembangan Kawasan Transmigrasi (Ditjen
PPKT) mempunyai tugas menyelenggarakan
perumusan dan pelaksanaan kebijakan di
bidang pembangunan dan pengembangan
kawasan transmigrasi dengan serangkaian
fungsi menyelenggarakan perumusan dan
pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma,
standar, prosedur, kriteria, pemberian
bimbingan teknis dan supervisi, pelaksanaan evaluasi, dan pelaporan di bidang
perencanaan perwujudan kawasan transmigrasi, pembangunan kawasan transmigrasi,
fasilitasi penataan persebaran penduduk di kawasan transmigrasi, pengembangan satuan
permukiman dan pusat satuan kawasan pengembangan, serta pengembangan kawasan
transmigrasi.
Ditjen PPKT saat ini dipimpin oleh Ir. Rajumber Prihatin, M.Si selaku Plt. Direktur Jenderal
Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Transmigrasi (Plt. Dirjen PPKT). Plt. Dirjen
PPKT, memberikan respon terhadap proyek perubahan sistem pembelajaran mandiri desa,
daerah tertinggal, dan transmigrasi, yang disampaikan secara langsung melalui video
singkat, https://youtu.be/oEt0yYk6gMM, dengan pernyataannya yaitu:
“….sebagai upaya terobosoan startegis dalam mewujudkan sumber daya manusia desa, daerah
tertinggal dan transmigrasi unggul, perlu disusun suatu kebijakan strategis, dimana diperlukan untuk
mendekatkan layanan penguatan kapasitas sumber daya manusia desa, daerah tertinggal dan
transmigrasi, sebagai pelaksanaan komitmen reformasi birokrasi sehingga tercipta organisasi
pemerintahan adaptif dan agile, serta mewujudkan visi Presiden SDM Unggul. …”

85
Selain itu, Plt. Dirjen PPKT menyarankan agar sistem pembelajaran mandiri desa
tersebut dapat segera dimplementaskan, sekaligus mengembangkan peran strategis
Penggeral Swadaya Masyarakat (PSM) yang pada heketnya terwarisi dari perannya dalam
pendampingan masyarakat transmigran, dan juga diseinergikan dengan Tenaga
Pendamping Profesional (TPP) dalam menjalankan peran sebagai fasiltator, dan team
teaching dalam pembelajaran mandiri desa, daerah tertinggal dan transmigrasi.

Kepala Badan Pengembangan dan Informasi Desa, DT, dan Transmigrasi


Badan Pengembangan dan Informasi Desa,
Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (BPI)
mempunyai tugas melaksanakan pengembangan
kebijakan dan daya saing, penyusunan
keterpaduan rencana pembangunan, dan
pengelolaan data dan informasi di bidang
pembangunan desa dan perdesaan, daerah
tertinggal, dan transmigrasi dengan serangkaian
fungsi penyusunan kebijakan teknis, program,
dan anggaran, pelaksanaan, pemantauan, evaluasi dan pelaporan pengembangan
kebijakan, pengembangan daya saing, dan penyusunan keterpaduan rencana
pembangunan desa, daerah tertinggal, dan transmigrasi, serta pengelolaan data dan
informasi di bidang pembangunan desa dan perdesaan, daerah tertinggal, dan
transmigrasi.
Kepala BPI, yang dijabat oleh Dr. Ivanovic Agusta, SP, M.Si menyatakan akan
memberikan dukungan sepenuhnya terhadap proyek perubahan sistem pembelajaran
mandiri desa, daerah tertinggal, dan transmigrasi. Dukungan tersebut, dalam
penegasannya “khususnya dalam aspek teknis sistem dan informatika”, pada video sangat.
https://drive.google.com/file/d/1uclaRzhHuOwY5AQYBClCgOPhJx1NBhNM/view?usp=s
haring
Dukungan tersebut sangat diperlukan, mengingat aspek teknis sistem dan
informatika sebagai dukungan pengembangan sistem pembelajaran mandiri desa, daerah
tertinggal, dan transmigrasi akan dilengkapi dengan sistem menajemen fortofolio
masyarakat desa.

Kepala Badan Pengembangan SDM dan Pemberdayaan Masyarakat Desa, DTT


Badan PSDM-PMDDTT mempunyai tugas
melaksanakan pengembangan sumber daya
manusia dan pemberdayaan masyarakat di bidang
pembangunan desa dan perdesaan, daerah
tertinggal, dan transmigrasi dengan serangkaian
fungsi penyusunan kebijakan teknis, program, dan
anggaran, pelaksanaan, pemantauan, evaluasi dan
pelaporan pengembangan sumber daya manusia
dan pemberdayaan masyarakat di bidang
pembangunan desa dan perdesaan, daerah tertinggal, dan transmigrasi. BPSDM-PMDDTT

86
dipimpin oleh Kepala Badan, yaitu Prof. Dr. Lutfiyah Nurlaela, M.Pd. sebagai Mentor dalam
memberikan dukungan pemikiran gagasan ide perubahan sistem pembelajaran mandiri
desa, daerah tertinggal, dan transmigrasi yang disampaikan secara langsung melalui
saluran video dan chanel Youtube dan media lain
https://www.youtube.com/watch?v=C7ptXqA7wg0

Pimpinan Tinggi Madya: Staf Ahli Menteri Desa, PDTT


Staf Ahli Menteri Bidang Pembangunan dan Kemasyarakatan
Staf Ahli Menteri Bidang Pembangunan dan
Kemasyarakatan mempunyai tugas memberikan
rekomendasi terhadap isu-isu strategis kepada
Menteri terkait dengan bidang pembangunan
dan kemasyarakatan. Staf Ahli Bidang
Pembangunan dan Kemasyarakatan adalah Bito
Wikantosa, SS, M.Hum. Staf Ahli Menteri ini
menyampaikan dukungannya.
https://drive.google.com/file/d/148OsOzcnfZjxWN2WX8tevY14wlAVfXrd/view?usp=sh
aring
Menurutnya “… proyek perubahan ini adalah sebagai terobosan untuk mempercepat
peningkatan kapasitas SDM desa, dan pembelajaran mandiri desa…”. Staf Ahli
mengharapkan agar, proyek perubahan ini dapat dikelola sebaik mungkin sehingga dapat
memebrikan manfaat bagi Kementerian Desa, PDTT, Kementerian dan Lembaga terkait,
Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/ Kota, serta Pemerintah
Desa, BPD dan masyarakat Desa di seluruh pelosok tanah air wilayah Indonesia.

Staf Ahli Menteri Bidang Kerjasama Antar Lembaga


Staf Ahli Menteri Bidang Kerjasama Antar
Lembaga mempunyai tugas memberikan
rekomendasi terhadap isu-isu strategis kepada
Menteri terkait dengan bidang hubungan antar
lembaga. Drs. Samsul Widodo, MA selaku Staf Ahli
Menteri Bidang Kerjasama Antar Lembaga,
memberikan komentar terhadap gagasan
pemikiran sistem pembelajaran mandiri desa,
daerah tertinggal, dan transmigrasi yang
disampaikan secara langsung melalu video singkat.
https://drive.google.com/file/d/11oSCbzvpIapDIiTSAyjPsbSB_VKqf2z5/view?usp=shari
ng
“….Kita bicara sumber daya manusia desa, saat ini kondisinya adalah cukup memprihatinkan,
karena meraka rata2 lulusan Sekolah Dasar, ini menjadi tantangan di era milineal, di era
digitalisasi saat ini, butuh strategi-strategi bagaimana membuat suatu desain pelatihan
sehingga mereka dapat mengejar ketertinggalan yang relatif cukup jauh. Kalo kita liat aktor2
pembangunan desa, ada kepala desa, ada perangkat desa, ada para pendamping desa, serta
para pelatih-pelatih yang ada pada kementerian-kementerian lain, dan di Kementerian desa
sendiri juga juga punya unit-unit kerja pelatihan masyarakat. Bagaimana ini menjadi suatu
konsolidasi tim untuk meningkatkan bagaimana sumber daya manusia itu bsia jauh lebih
meningkat di era modern saat ini.”

87
Staf Ahli Menteri mengharapkan agar pemikiran proyek perubahan ini dapat menjadi
masukan dan dapat diformulasi menjadi kebijakan pengembangan sumber daya manusia
desa, daerah tertinggal dan transmigrasi, sehingga, juga dapat menjadi pedoman berbagai
pihak (stakeholders) di pusat, daerah, dan desa yang mendukung dan bergerak dalam
pembangunan desa.

Pimpinan Tinggi Pratama: Kepala Pusat di Lingkungan BPI dan PSDM-PMDDTT

Plt. Kepala Pusat Data dan Informasi Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi
Pusat Data dan Informasi pada Badan Pengembangan dan
Informasi Desa, Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi
merupakan satu-satunya unit kerja dilingkungan Kemendesa,
PDTT yang memiliki tugas dalam penyiapan seluruh data,
termasuk data SGDs Desa. Unit kerja ini sangat berperan penting
dalam mendukung seluruh pelaksanaan program dan kegiaatan
di lingkungan Kemendesa PDTT. Dalam kaitan pelaksanaan
sistem pembelajaran mandiri desa, daerah tertinggal, dan
transmigrasi. Pusat Data dan Informasi sangat diperlukan dapat
mendukung sistem data desa yang memerlukan penguatan
kapasitas sesuai dengan potensi sumber daya alam yang
dimilikinya. Kepala Pusat Data dan Informasi mendukung sepenuhnya terhadap
pelaksanaan pengembangan sistem pembelajaran mandiri desa, daerah tertinggal dan
transmigrasi.https://drive.google.com/file/d/1O7UOWzgZTORBYXgp1Z3_1dLrH5aWXAu
d/view?usp=sharing

Kepala Pusat Pembinaan Jabatan Fungsional


Pusat Pembinaan Jabagan Fungsional
(Pusat PJF) merupakan salah satu Unit Kerja
Eselon II di lingkungan Badan PSDM-PMDDTT
diberikan tugas untuk mengawal pembinaan
teknis dan administratif terhadap PSM baik di
Pusat maupun di Daerah. Keberhasilan
pelaksanaan sistem pembelajaran mandiri desa,
daerah tertinggal, Drs. danSumardi,
transmigrasi
M.Si ini sangat
ditentukan oleh peran Pusat PJF dalam
Plt. Kepala Pusat Pembinaan Jabatan Fungsional

mengorganisasikan dan memfasilitasi peran para Penggerak Swadaya Masyarakat (PSM)


untuk menjalankan fungsinya dalam penggerakan masyarakat melalui strategi
penyuluhan, pelatihan dan pendampingan.
Kepala Pusat PJF secara kebetulan pernah menduduki jabatan sebagai Kepala UPT
Balai Makasar, dalam menjalankan tugasnya sebagai Kepala UPT-Balai menyatakan bahwa
pihaknya mengalami kesulitan dalam menjangkau pemberian layanan pelatihan
masyarakat desa. Terkait dengan itu, dukungan Pusat PJF diberikan oleh Plt. Kepala Pusat
PJF, Drs. Sumardi M.Si, melalui disampaikan secara langsung melalui chanel youtube
https://www.youtube.com/watch?v=sUwUlPaPdEc
“….ternyata untuk desa-desa untuk memperoleh kesempatan pelatihan sangat sulit, karena
memerlukan sumber daya dan sumber pembiayaan, dan sumber daya lainnya yang sangat besar.
Sehingga, saya pernah menghitung, satu desa kesempatan untuk memperoleh satu kesempatan

88
pelatihan saja, di wilayah Sulawesi, itu bisa diperhitungkan minimal membutuhkan sampai 15 tahun.
Oleh karena itu dengan terobosan-terobosan yang akan dilakukan …. ini sangat luar biasa. Kesempatan
di desa-desa, oleh perangkat desa, masyarakat desa, untuk mendapatkan kesempatan pelatihan sangat
mungkin dan sangat cepat direalisasikan”.

Dalam konteks implementasi sistem pembelajaran mandiri ini, peran Pusat PJF dapat
menerjunkan para PSM di Pusat ke desa-desa sebagai fasilitator dan/atau team teaching
bersinergi dengan peran Tenaga Pendamping Profesional (TPP) yang pembinaannya di
Unit Kerja Eselon II lainnya di Badan PSDM-PMDDTT yaitu Pusat Pengembangan
Pemberdayaan Masyarakat Desa, Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Pusat PPMD), dan
juga PSM maupun fasilitator/instruktur/pelatih sektor teknis dari Organisasi Perangkat
Daerah (OPD). Oleh karena itu, dukungan Pusat PJF sangat dibutuhkan dalam mencapai
keberhasilan implementasi sistem pembelajaran mandiri desa, daerah tertinggal, dan
transmigrasi. Dukungan Pusat PJF diperkuat dengan dukungan para PSM yang akan
dibahas berikutnya.

Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa


Sama halnya dengan Pusat PJF, Pusat
Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat
Desa (Pusat PPMD) juga sebagai unit kerja yang
sangat menentukan keberhasilan pelaksanaan
sistem pembelajaran mandiri desa, daerah
tertinggal, dan transmigrasi. Pusat PPMD memiliki
fungsi untuk mengelelola Tenaga Pendamping
Profesional (TPP) dalam pendampingan desa di
seluruh Indonesia. Dalam melaksanakan
pendampingan Pemeirntahan Desa, TPP bersama KPMD juga memiliki peran dalam
mengedukasi masyarakat yang selama ini belum didukung formulasi pelaksanaannya di
lapangan. Oleh karena itu, para PSM dan para TPP merupakan potensi sumber daya
manusia di lingkungan Badan PSDM-PMDDTT yang dapat dioptimalisasikan perannya
dalam pelaksanaan sistem pembelajaran mandiri desa, DTT. Dukungan langsung
sepenuhnya diberikan oleh Kepala Pusat PPMD, dijabat oleh Dr. Yusra,
https://drive.google.com/file/d/11gfpbtv7DPO28X14ydykbedNjm04JWR/view?usp=sha
ring
Pemikiran Kepala Pusat PPMD tersebut juga didukung oleh para TPP yang dibinanya,
yaitu TPP di Pusat (TAPM-Pusat), TAPM Provinsi, TAPM Kabupaten, PD, dan PLD.
Dukungan peran TPP terhadap implementasi sistem pembelajaran mandiri desa, DTT yang
akan diulas pada bagian tersendiri berikutnya.

Kepala Pusat Pelatihan Aparatur Sipil Negara Kementerian


Pusat Pelatihan Aparatur Sipil Negara
Kementerian (Puslat ASN) merupakan unit kerja
yang secara khusus melakukan penanganan
peningkatan kualitas ASN, termasuk para PSM.
Sebagai ASN, PSM merupakan jabatan
fungsional yang dibina oleh Badan PSDM-PMDDTT
Kemendesa PDTT. Pelatihan yang diberikan oleh
Puslat PASN terdiri atas beberapa jenis, seperti
pelatihan dasar PSM, pelatihan penggerakan
masyarakat PSM impasing, pelatihan penggerakan
masyarakat PSM penyetaraan dan lainnya. Oleh karena itu peran Puslat ASN dalam

89
penguatan kapasitas PSM dalam menjalankan tugas dan fungsinya sebagai ASN sangat
mendukung upaya pelaksanaan sistem pembelajaran mandiri.
Meskipun demikian, dalam upaya mendukung pelaksanaan sistem pembelajaran
mandiri, pelaksanaan penguatan kapasitas PSM juga dapat dilakukan oleh UPT-Balai yang
berada di 9 (sembilan) regional di seluruh Indonesia, khususnya dalam konteks penguatan
kapasitas PSM untuk melakukan penggerakan masyarakat melalui penyuluhan, pelatihan,
dan pendampingan serta pengembangan model pemberdayaan masyarakat.Dukungan
Pusat ASN diberikan secara langsung oleh Kepala Puslat ASN, Dr. Drs. Mulyadin Malik, M.Si.
melalui https://www.youtube.com/watch?v=OJyHlSAdIuE. Isi dukungan disampaikan
oleh Kepala Pusat beserta segenap perwakilan staf, berisi tentang dukungan sepenuhnya
sistem pembelajaran mandiri desa, DTT dan akan mendukung penguatan kapasitas PSM
agar lebih diterjunkan ke desa-desa.

Pimpinan Tinggi Pratama: Kepala UPT-Balai Besar PSDM-PMDDTT


Kepala Balai Besar PSDM-PMDDTT Jakarta
Ir. Lalu Syamsul, MT, Kepala Balai Besar PSDM-
PMDDTT Jakarta memberikan dukungan terhadap
pengembangan sistem pembelajaran mandiri desa,
daerah tertinggal dan transmigrasi. Menurutnya, sistem
pembelajaran mandiri ini “… dapat menjadi instrumen
kunci dalam mengejar tertinggalan pelatihan desa,
sehingga tujuan SDGs-Desa pendidikan desa berkualtas
dapat segera
terwujud.”https://www.youtube.com/watch?v=cc4bVcHo3Yw.

Kepala Balai Besar PSDM-PMDDTT Yogyakarta


UPT-Balai Besar PSDM-PMDDTT Yogyakarta memiliki tugas melaksanakan pelatihan
dan pemberdayaan masyarakat desa, derah tertinggal, dan transmigrasi di Daerah
istimewa Yogyakarta, Jawa Tengah dan Jawa Timur. Kepala UPT-Balai Besar PSDM-
PMDDTT Yogyakarta, Dr. Ir. Widarjanto, MM menyampaikan dukungan nya melalui video
singkat secara langsung, https://www.youtube.com/watch?v=J3Ra7Y8JI2c sebagai
berikut:
“…pelatihan yang dilaksanakan saat ini, masih tergantung pada
aloaksi APBN, secara luring, dan selama pandemi tidaj dilaksnaakan
dengan baik, bahkan rencana pelatihan tahun 2023 hanya mengkaver
7500 orang. Hal ini mengindikasikan sangat besarnya potensi tidak
tercapainya target-target indikator kinerja…. Proyek perubahan…
memberikan inovasi peningkatan kinerja pelatihan, dengan
meningkatkan formulasi sistem pembelajaran mandiri,
mengoptimalkan peran Penggerak Wwadaya Masyarakat dan Tenaga
Pendamping Profesional, sebagai fasilitator dan team teaching dalam
pembelajaran mandiri, mengembangkan sistem manajemen
portofolio masyarakat desa….. terintegrasi dengan platform Akademi Desa, mendukung sistem
pembelajaran mandiri desa, dan mengembangan desa percontohan, sebagai forndasi gerakan nasional
pembelajaran mandiri.

90
Aministrator: Kepala UPT Balai PSDM-PMDDTT
Kepala Balai PSDM-PMDDTT Pekanbaru, Bengkulu, Banjarmasin, dan Jayapura

Ir. Martin Luther Ginting, M.Si


Kepala Balai PSDM-PDMDDTT Bengkulu
https://www.youtube.com/watch?v=CnLnQSMqWWg
“Kalo mengacu pada undang-undang Desa nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa, memgamanatkan ada
dua patron yang perlu kita tempuh dalam memajukan desa yaitu membangun desa dan desa
membangun. Dengan minimnya dukungan pelatihan formal, yang tersedia, dan disisi lain besarnya
dukungan program, perhatian, dana desa, yang langsung ke desa, idealnya patron yang kita gunakan
adalah desa membangun. Permasalahannya untuk mendukung patron tersebut dibutuhkan
peningkatan kapasitas sumber daya manusia sebagai motor penggerak di masing-masing desa
tersebut. …. dengan didukung sistem pembelajaran mandiri desa, daerah tertinggal, dan
transmigrasi, dengan mengoptimalkan Penggerak Swadaya Masyarakat dan Tenaga Pendamping
Profesional, ….. penguatan kapasitas, kemampuan desa, daerah tertinggal, dan transmigrasi dapat
tercapai dengan efisien dan efektif.”

Dadang Suyatnam SP, M.Pd


Kepala Balai PSDM-PDMDDTT Pekanbaru
https://www.youtube.com/watch?v=vaSI31rBb_w

Budi Rustanto, S.Sos


Kepala Balai PSDM-PDMDDTT
Banjarmasin
https://youtube.com/shorts/P3IDyz3Bu1
c?feature=share

91
Angling Kusumo, SE
Kepala Balai PSDM-PDMDDTT Jayapura
https://drive.google.com/file/d/12_1oWQ
mTl015mjcArQqKyyvfeQSuOHW2/view?u
sp=sharing

Organisasi Profesi: APWI Kemendesa PDTT dan IPSMI

Nora Ekaliana Hanafie,


Ketua Asosiasi Profesi Widayaiswara (APWI) Kementerian Desa, PDTT
https://www.youtube.com/watch?v=WOxqT7E7jMY&t=22s
“…bahwa saat ini di era perubahan dalam kehidupan masyarakat, sistem pembelajaran mandiri
desa sangat relevan dengan era perubahan tersebut, dimana pembelajaran tidak harus terikat pada
satu tempat melainkan dimana saja dapat dilakukan pembelajaran masyarakat, dan dukungan
media teknologi, serta optimalisasi sinergitas peran PSM dan TPP sebagai garda terdepan
Kemendesa PDTT yang mengawal pembangunan desa, termasuk dalam pembelajaran mandiri
desa, diharapkan dapat memberikan manfaat bagi masyarakat desa.”

Ikatan Penggerak Swadaya Masyarakat Indonesia (IPSMI)

Nurdin Ibrahim (Ketua Umum)


Widhiyanto Ramadhan (Wakil Ketua Umum)
Ikatan Penggerak Swadaya Manusia Indonesia (IPSMI)
https://drive.google.com/file/d/1wmhYlj51qkgzhO5Nr4YGNqF_nnKzN2r5/view?usp
=sharing

IPSMI menyampaikan dukungan terhadap sistem pembelajaran mandiri desa,


daerah tertinggal dan transmigrasi. harapannya dengan proyek perubahan ini
membuat PSM lebih berkarya berinovasi dan masyarakat bisa mandiri dan berdaya
saing, sehingga lebih bermanfaat bagi PSM khususnya dan masyarakat umumnya

92
2) Dukungan para pihak eksternal
Implementasi Proper sistem pembelajaran mandiri desa juga memperoleh dukungan
ekternal, baik dari Kementerian/Lembaga (K/L) di Pusat, Pemerintah Daerah Provinsi dan
Pemerintah Daerah Kabupaten, dan Pemerintahan Desa, serta para pihak lainnya termasuk
Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM)/NGOs..

Kantor Sekretariat Wakil Presiden RI

Pimpinan Tinggi Madya: Deputi Dukungan Kebijakan Pembangunan Manusia dan


Pemerataan Pembangunan
Gagasan terobosan sistem pembelajaran
mandiri desa, daerah tertinggal, dan
transmigrasi ini juga telah memperoleh
dukungan pihak eksternal. Kantor
Sekretariat Wakil Presiden Republik
Indonesia, memberikan dukungan
pengembangan sistem pembelajaran
mandiri ini, yang disampaikan oleh Deputi
Dukungan Kebijakan Pembangunan
Manusia dan Pemerataan Pembangunan. Dr.
Suprayoga Hadi, M.Sc. selaku Deputi Dukungan Kebijakan Pembangunan Manusia dan
Pemerataan Pembangunan menyampaikan pesannya melalui chanel online Youtube.
https://www.youtube.com/watch?v=mjEDkydydDw menyampaikan beberapa tanggapan
positif dan mendukung, yaitu:
“ …Ini sebagai satu proper yang saya rasa sangat diperlukan, karena bagaimanapun beberapa regulasi
yang sudah ditetetapkan, dalam upaya kita bagaimana meningkatkan pembelajaran mandiri, dalam
upaya untuk membangun desa, memberdayakan amsyarakat desa, mempercepat pembangunan
daerah tertingal, dan bagaimana juga pembangunan kawsaan transmigrasi, itu bisa dilakukan secara
mandiri, melalui pelibatan PSM, dalam hal ini, dan juga tenaga pendamping profesional, bisa
menciptakan suatu nuansa belajar pada masyarakat di tingkat desa, termasuk juga daerah-daerah
tertinggal, dan kawasan transmigrasi. Jadi peran dari, apa namanya, daripada adanya pendamping
swadaya masyarakat kaitannya dengan tenaga pendamping profesional, saya rasa sangat memerlukan,
adanya guideline, adanya semacam pedoman, bagaimana mereka bisa memberikan pembelajaran
kepada masyarakat, dan bagaimana masyarakat juga bisa belajar secara mandiri, membangun desanya,
membangun daerah tertinggalnya, dan membangun kawasan transmigrasi.

Deputi Dukungan Kebijakan Pembangunan Manusia dan Pemerataan Pembangunan


mempetegas kembali bahwa sistem pembelajaran mandiri desa ini merupakan suatu
terobosan dan gagasan yang bisa dikembangkan lebih lanjut sebagai suatu kebijakan dan
program yang dapat diterapkan, apalagi dapat dituangkan dalam suatu aplikasi, sehinga
dapat memudahkan bagi siapa saja warga masyarakat bisa belajar melalui smartphomne,
dan melalui media-media yang selama telah dikenal oleh publik.

Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas


Pimpinan Tinggi Madya: Deputi Bidang Kependudukan dan Ketenagakerjaan,
Kementerian Perencanaan Pemba-ngunan Nasional PPN/Badan Perencanaan
Pembangunan Nasional (Bappenas) merupakan salah satu lembaga yang berperan dalam
penyusunan rumusan kebijakan pembangunan nasional, sebagai dasar penentuan

93
pengganggaran terhadap program dan
kegiatan prioritas nasional, prioritas
kelembagaan/kementerian dan prioritas
lainnya yang bersifat instruktif dan/atau
inisasi, termasuk kebijakan dan program
pembangunan desa dan perdesaan,
percepatan pembangunan daerah
tertinggal, dan kawasan transmigrasi serta
pemberdayaan masyarakat desa, melalui
penguatan kapasitas sumber daya manusia
desa, daerah tertinggal, dan transmigrasi.
Terkait dengan dukungan pemikiran pengembangan sistem pembelajaran mandiri
desa, daerah tertinggal, dan transmigrasi ini disampaikan oleh Drs. Pungky Sumadi, MCP,
Ph.D, selaku Deputi Bidang Kependudukan dan Ketenagakerjaan, Kementerian
Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Bappenas.
https://drive.google.com/file/d/11ZH9ij907gq30l8uzam-
M3qblAjR9bTf/view?usp=sharing
“…bahwa ide untuk membentuk sistem pembelajaan masyartakat desa itu menjadi sangat penting,
karena memang kita ini sedang masuk dalam pengembangan konsep kemiskinan ekstrim. Dimana
pendekatannya tidak lagi sektoral, tetapi lebih kepada kewilayahan atau teritorial. Di situ kami melihat
bahwa masyarakat itu harus menjadi pengendali bagi program pembangunannya sendiri. Untuk itulah
mereka butuh kapasitas mengumpulkan data, menganalisis data secara sederhana, dan tentunya
merumuskan intervensi-intervensi pembangunan dalam kerangka kita melaksanakan penghapusan
kemiskinan ekstrim. ….. sehingga kita perlu memikirkan….. bagaimana menyusun kurikulumnya,
bagaimana mengendalikan kualitas pelaksanaan pendidkan itu sendiri, sehingga akhirnya bagaimana
kita bisa melihat proses sertifikasi itu kita berikan, sehingga mereka yang memiliki kompetensi betul-
betul melaksanakan agenda perubahan.

Kementerian Dalam Negeri

Pimpinan Tinggi Madya: Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia


Kementerian Dalam Negeri merupakan
kelembagaan yang menjadi counterpart
kelembagaan Kementerian Desa PDTT, yang mana
penanganan urusan desa, antara penyelanggaraan
urusan pemerintahan desa dengan
penyelenggaraan urusan pembangunan dan
pemberdayaan masyarakat desa saling
melengkapi tidak dapat dipisahkan dalam setali
mata uang. Oleh karena itu keberhasilan
pelaksanaan proyek perubahan pengembangan sistem pembelajaran mandiri desa, daerah
tertinggal, dan transmigrasi sangat memerlukan peran dan dukungan dari Kementerian
Dalam Negeri dalam hal ini Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM),
khususnya aparat pemerintahan desa.
Dr. Sugeng Hariyono, M.Pd, selaku Kepala BPSDM, Kementerian Dalam Negeri secara
representatif menyampaikan dukungannya dalam pengembangan sistem pembelajaran
mandiri desa, daerah tertinggal, dan transmigrasi ini sebagai bentuk aktivitas yang dapat
disuguhkan pada perayaan Kemerdekaan Indonesia Emas tahun 2045. Demikain dukungan

94
dan harapannya disampaikan secara langsung dalam video pendeknya,
https://drive.google.com/file/d/1-Is9rSYHYV7PnunzcKyIJuM0BKem-Uc-
/view?usp=sharing
“Tahun 2045, tepat 100 tahun, ketika kita merayakan kemerdekaan, sudah dicanangkan sebagai
Indonesia Emas. Untuk menuju hal tersebut, diperlukan suber daya manusia yang unggul. Oleh karema
itu, Undang-undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa, dan kemudian, kebijakan Sustainable
development goals, SDGs-Desa, dan kemudian juga dalam peraturan menetri desa, PDTT 19 Tahun
2021 bahwa pengembangan kapasitas masyarakat, melalui pendidikan, pelatiahn dan pembelajaran
dapat dilakukan melalui pembelajaran mandiri. Proyek perubahan ini… sangat bagus dan sduah lama
ditunggu, untuk mempercepat akses layanan pendidikan melalui belajar mandiri. Sistem belajar
mandiri ini sangat bagus.

Dalam menyambut pemikiran pengembangan sistem pembelajaran mandiri tersebut,


Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia, Kementerian Dalam Negeri sangat
siap untuk mendukung penyelenggaraan sistem pembelajaran mandiri desa, daerah
tertinggal, dan transmigrasi melalui adanya berkolabarasi secara sinergi dengan Badan
PSDM-PM DDTT Kemendesa PDTT.
“…dua hal yang dapat dilakukannya yaitu: yang pertama, dari sisi kebijakan, ini menjadi tugas bersama
kelembagaan pemerintah, dalam rangka mensukseskan Indonesia Emas, dapat didorong sistem
pembelajaran mandiri sebagai instrumen pencapaian SDM Unggul. Kedua, dengan melalui instrumen
kelembagaan yang ada baik di pusat maupun di regional dan daerah dapat digerakan untuk
berkolaborasi, sumber daya manusia yang ada di dalam intrumen kelembagaan-kelembagaan tersebut
dapat digerakan untuk mensukseskan program pembelajaran mandiri desa, daerah tertinggal, dan
transmigrasi.”

Kemenko Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan

Pimpinan Tinggi Pratama: Asisten Deputi Pemerataan Pembangunan Wilayah


Kementerian Koordinator Bidang
Pembangunan Manusia dan Kebudayaan
(Kemenko Bidang PMK), merupakan Kementrian
yang mengkoordinasi Kementerian Desa, PDTT.
Berbagai kebijakan dan program pembangunan
desa, derah tertinggal dan transmigrasi
pelaksaannya dikoordinasikan oleh Kemenko PMK.
Oleh karena itu, pengembangan ide gagasan terkait
dengan sistem pembelajaran mandiri desa,daerah
tertinggal, dan transmigrasi dalam perspektif koordinasi dengan Kemenko Bidang PMK,
disampaika oleh Dr. Herbert Siagian, selaku Asisten Deputi Pemeratan Pembangunan
Wilayah, mendukung terhadap gagasan sistem pembelajaran mandiri sebagai proyek
perubahan untuk dapat diimplemengasikan.
Asisten Deputi Pemeratan Pembangunan Wilayah, dalam videonya menyampaikan,
https://drive.google.com/file/d/1OD3syy2Ae0YkTo1nfOnlC5LD8niAYRZt/view?usp=dri
vesdk bahwa “
“Visi Indonesia tahun 2045 yaitu menjadikan masyarakat Indonesia yang mandiri, maju, adil dam
makmur melalui percepatan pembangunan di berbagai bidang dengan menekankan pada
terbangunnya struktur perekonomian yang kokoh, berdasarkan keunggulan komptetitif di berbagai
wilayah yang didukung oleh SDM berkualitas dan berdaya saing. Untuk mewujudkan hal tersebut,
maka dukungan masyarakat mendi aspek yang harus diperhatikan dan dikembangkan karena

95
Pemerataan Pembangunan Wilayah dimulai dari unit terkecil pemerintahan yaitu Desa dan
Masyarakat Desa. Gagasan pemikiran pengembangan sistem pembelajaran mandiri Desa, derah
tertinggal, dan transmigrasi sebagai pemunah kebutuhan pengetahuan keterampilan dan keahlian
masyartakat di desa melalui optimalisasi peran penggerak swadaya masyarakat dan tenaga
pendamping profesional selaku fasilitator pembelajaran mandiri desa, diharapkan dapat mempercepat
peningkatan masyarakat sebagai upaya pemerataan pembangunan wilayah di indonesia.

Diharapkan oleh Dr. Herbert Siagian, sistem pembelajaran mandiri ini untuk dapat
diimplementasikan di desa-desa dlaam mewujudkan manusia yang berkualitas dan
befdaya saing serta dapat mengurangi kesenjangan dam menjamin pemerataaan wilayah,
sehingga mendukung tercapainya kesejahteraam masyarakat.

Pimpinan Tinggi Pratama: Asisten Deputi Revolusi Mental


Sementara itu, juga masih dari Kemenko Bidang PMK, juga menyampaikan
dukungannya terhadap sistem pembelajaran mandiri desa, daerah tertinggal dan
transmigrasi. Dukungan disampaikan oleh Katiman Kartowinomo, Ph.D Asisten Deputi
Revolusi Mental. https://share.icloud.com/photos/01bAdYoJtdbHlGVydhC2RyOfg
Menurutnya, sistem pembelajaran ini sangat relevan dengan kebutuhan saat ini
dalam pembangunan desa dan perdesaan. Selanjutnya, juga ditegaskan bahwa setidaknya
ada 3 (tiga) alasan yang penting sehingga sistem tersebut memeng perlu untuk
dikembangkan, yaitu:
1. Setiap desa mendapatkan Dana Desa, sehingga mebutuhkan manajemen yang tepat,
sehingga diperlukan dukungan kualitas dan kemampan sumber daya manusia
perangkat desa yang berkualitas sehingga dapat mendukung pembangunan desa;
2. Kondisi setiap desa tidak sama, kondisi
geografis sangat beragam, masyarakat ada yang
tinggal di letaknya di daerah-daerah
pegunungan, pantai, dan semi urban, sehingga
membutuhkan sistem pembelajaran yang lebih
sempurna dan lebih simple, dan dapat
mengakomodir semua melalui sistem
pembelajaran mandiri, sehingga berbagai
kendala yang ada dapat tertangani dengan baik,
paling tidak akan memberikan sistem yang lebih
mudah pada aparatur desa dan warga
masyarakat;
3. Belajar dari terjadinya Covid 19, bahwa aktiviats masyarakat dapat dapat dilaksnakan
tanpa harus berinteraksi secara fisik, yang dikenal dengan hybrid, dan ini didukung
dengan sistem pembelajaran, didukung dengan adanya platfom manajemen system
leraning, masyarakat desa, desa-desa dapat melakukan peer to peer learning, saling
belajar, saling brinteraksi, dan saling berbagai sehingga harapannya pengetahuan
(knowledge) mereka dapat setara atau sama, sehingga dapat mengelola potensi sumber
daya desa, tata kelola desa semakin baik, dan masyarakat desa dapat dilibatkan secara
pernuh, pembangunan desa lebih partisipatif, dan hasilnya akan lebih baik.

96
Kedepan Asisten Deputi Revolusi Mental mengharapkan agar sistem pembelajaran
mandiri desa, daerah tertinggal ini, dapat diformulasi lebih lanjut ke dalam suatu regulasi
dapat sebagai landasan dalam upaya memajukan desa di Indonesia.

Pemerintah Daerah Provinsi

Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Provinsi Jawa Timur


Dari Pemerintah Daerah Provinsi,
dukungan direpresentasikan oleh Kepala
Bappeda Provinsi Jawa Timur, sebagaimana
tertuang dalam. Bappeda merupakan
Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang
memegang peranan penting dalam sistem
perencanaan pembangunan daerah,
penyusunan RAPBD Provinsi, termasuk dalam
aspek pemberdayaan masyarakat desa untuk
mencapai kesejahteraan masyarakat. Dalam
videonya
https://drive.google.com/file/d/1t3Nmt8n_pYtEZ5X2yf_tMqhe1r9Y1nBp/view?usp=sha
ring
Ir. Mohammad Yasin, M.Si, Kepala Bappeda Provinsi Jawa Timur, memberikan respon
secara langsung terhadap pengembangan sistem pembelajaran mandiri desa, yaitu:
“Atas inovasi yang digagas, inovasi inis angat penting bagi daerah, Jawa Timur khususnya yang
memiliki 510 lebih dan 7.724 desa, kita membutuhkan sistem pembelajaran yang mandiri sehingga
akan melakukan efisiensi anggaran, efektivitas pelaksanaan, dan yang paling penting adalah kita akan
mengejar ketertinggalan desa dengan kota. Kita tau, masih banyak ketimpangan desa dengan kota,
kemiskinan desa dua kali lipat dari kemiskinan kota. Ingat, bahwa kunci keberhasilan kemajuan
sebuah negara, sebuah daerah terletak pada SDM nya yang unggul. Saya yakin sistem pembelajaran
mandiri desa ini akan mampu menciptakan kader-kader yang unggul ada di desa dengan disuport oleh
SDM yang sudah dimiliki oleh Kementerian Desa, oleh Dinas Pekerja Sosial ada Pekerja Sosial
Masyarakat, ada Tenaga Pendamping Profesional Masyarakat Desa dan ada Kader-kader Desa yang
luar biasa. Kalo itu kita manfaatkan kita akan kolaborasi bersinergi dengan baik, maka sistem
pembelajran mandiri ini sebagai salah satu pintu masuk untuk mewujudkan SDM Desa yang unggul
menuju kesejahteraan masyarakat.”

Program dan kegiatan pembangunan daerah yang dikembangkan harus didasarkan


pada hasil sistem perencanaan pembangunan desa, yang penyusunannya dilakukan
melalui mekanisme musyawarah perencanaan pembangunan desa, sehingga dapat
memperoleh alokasi dukungan Anggaran Penerimaan dan Belanja Daerah. Dengan
demikian, dengan adanya dukungan Bappeda tersebut, tidak menutup kemungkinan
sistem pembelajaran mandiri desa, dapat memperoleh dukungan APBD.

Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan


Desa Provinsi Sulawesi Selatan.
Dinas PMD merupakan satuan Organisasi
Perangkat Daerah (OPD) yang memiliki fungsi
mengkoordinasikan impelementasi kebijakan,
program dan kegiatan pemberdayaan
masyarakat di Kabupaten/Kota di wilayah

97
kerjanya. Oleh karena itu, meskipun bukan sebagai institusi vertikal dari Kemendesa,
PDTT, Dinas PMD secara psikologi organisasi menempatkan diri sebagai pelaksana
kebijakan, program dan kegiatan pembangunan, pemberdayaan masyarakat dan desa yang
dikembangkan oleh Kemendesa PDTT.
Kepala Dinas PMD Provinsi Sulawesi Selatan, Muhammad Shaleh, dalam videonya,
https://drive.google.com/file/d/11RViZ-Zvd4snBAqyNpfQLbFQryYBQzOw/view?usp=sharing
menyatakan dukungan spenuhnya terhadap proyek perubahan sistem pembelajaran
mandiri desa, yaitu:
“….Pembelajaran mandiri memang saat ini …. bisa dilakukan, dan kta harus melihat apa yang
dihasilkan dapat digunakan untuk mendukung pelaksanaan program dan kegiatan yang ada di tingkat
desa. Tentu, kami mengharap, bahwa sinergitas program tersebut (sistem pembelajaran mandiri desa)
dengan pemerintah desa, dengan pemerintah daerah dapat dilakukan di masa-masa yang akan datang.
Kita juga berharap bahwa tentu ada yang diberdayakan yaitu Jabata Profesional PSM di Dinas
Pemberdayaan Masyarakat dan Desa, dimana bisa mengajak mereka untuk melakukan sistem
pembelajaran mandiri di tingkat desa dalam mendukung upaya pencapaian SDGs-Desa.

Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Sulawesi Tengah


Representasi lainnya Pemerintah Daerah
Provinsi yaitu dari Dinas Tenaga Kerja dan
Transmigras Provinsi Sulawesi Tengah, Drs.
Arnold Firdaus, MT, yang juga memberikan
dukungan terhadap proyek perubahan sistem
pembelajaran mandiri. Tidak berbeda dengan
Dinas PMD, Dinas Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Provinsi secara naluri
organisasi, merupakan OPD pelaksana
kebijakan, program dan kegiatan yang
dikembangkan Kemendesa PDTT, khususnya
pemberdayaan masyarakat di kawasan transmigrasi.
https://drive.google.com/file/d/13ayVt5wj1opekLYk98JOELMvvzlO9MuD/view?usp=sh
aring

Pemerintah Daerah Kabupaten

Kepala Nurullah, SSTP, Kepala Dinas Tenaga Kerja dan


Transmigrasi Kabupaten Mesuji, Lampung

98
Kepala Dinas Transmigrasi Kabupaten https://drive.google.com/file/d/1p-
Toli-Toli, Sulawesi Tengah PW_Ozr_svn1_VY4-
https://drive.google.com/file/d/11_OA4 H6qGebltkYu5Lq/view?usp=sharing
raHsfJIv40hZ5sgYHsLUObfX0Ow/view?
usp=sharing “Sistem pembelajaran mandiri sangat
“Sistem … ini dapat untuk memenuhi cocok, efektif, dan efisien serta layak untuk
kebutuhan ilmu pengetahuan diterapkan atau dikembangkan di kawasan
sistematika pebelajaran bagi transmigrasi di daerah kami, perkotaan
stakeholders baik pemerintah maupun baru, Kabupaten Mesuji, Provinsi
masyarakat khusususnya masyarakat Lampung”
transmigran di kawasan wilayah
Kabupaten Toli-toli”

Ruslan Way Yunus, S.Sos, M.Si, Nur Nawai SH, MM


Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Kepala Dinas Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Tidore Kepulauan, Transmigrasi Kabupaten Halmahera
Maluku Utara Tengah, Maluku Utara
https://www.youtube.com/watch?v=5lf https://drive.google.com/file/d/1p-
DwC3EgmU PW_Ozr_svn1_VY4-
H6qGebltkYu5Lq/view?usp=sharing

Pemerintahan Desa

Marsudi Comer Yayuk Tutik Supriyanti


Kepala Desa Muntuk, Delingo, Bantul, Kepala Desa Tawangsari,
Daerah Istimewa Yogyakarta Boyolali, Jawa Tengah
https://drive.google.com/file/d/11jOCa https://drive.google.com/file/d/1y26-
Rzkzgdf5jVctTZf- MqKPTojcr5WnCTf71NKTShA-A-
51sgVD0ezbe/view?usp=sharing eZ/view?usp=sharing

99
Hardian Supriyatna Muchamad Fachri
Kepala Desa Cibiru Wetan Kepala Desa Sukolilo Barat, Labang,
Kabupaten Bandung, Jawa Barat Bangkalan, Jawa Timur
https://youtu.be/0WUVljQXb7M https://drive.google.com/file/d/18bYQKC
8zm0aFfNjOpwSqM2XaOGHJcbyJ/view?us
p=sharing

Firman Diansyah Eep Saiful Malik


Kepala Desa Bojong Kulur, Kepala Desa Taringgul Tonggoh,
Bogor, Jawa Barat Purwakarta, Jawa Barat
https://drive.google.com/file/d/12V5h https://drive.google.com/file/d/19RV2i6U
8Is3koBWMxzZQzxff1dkv7TaACXB/vie DIVOnLN3vNIMd_7CeXooIwPw0/view?usp
w?usp=sharing =sharing

Siswanto Khoharudin
Kepala Desa Sukorini, Manisrenggo, Kepala Desa Timbusing, Pelombang,
Klaten, Jawa Tengah Takalar, Sulawesi Selatan
https://drive.google.com/file/d/11ahBC https://drive.google.com/file/d/154omR1
5Pjs- reNuy_Zdj7DwLSn_he0DVsJ7v3/view?usp
t2J5EcKDFBBm5cJmk_yh8q/view?usp= =sharing
sharing

100
Jabir Musa
Kepala Desa Toli, Tidore Kepulauan, Maluku Utara
https://drive.google.com/file/d/11awsh0Ak7OgOJ0LilyOirZ2xjdcEoQTz/view?usp=s
haring

Badan Usaha Milik Desa dan Badan Usaha Milik Desa Bersama

Khasan Rosyidi, Abdul Jalil


Direktur BUMDes Kuberi, Kecamatan Direktur BUMDesa Tonasa, Desa
Singingi Hilir, Kuantan Singingi, Riau Campagaya, Galesong, Sulawesi Selatan
https://drive.google.com/file/d/1xRRjun https://drive.google.com/file/d/13hTB1S
jO4lWpBlwIg8s3yhBTZW27uYCT/view?u NeJvokdXTuxYZW7QCSTPtblhOd/view?u
sp=sharing sp=sharing

Kader Pemberdayaan Masyarakat Desa (KPMD)

Nuraini
KPMD Barangmamase,
Kecamatan Galesong Selatan, Sulaswesi Selatan
https://drive.google.com/file/d/13cFd-
LvjWlZxGVBkh4fU3Jn68ZtNEQYY/view?usp=sharing

101
Perguruan Tinggi /Akdemisi
Prof. Dr. Robert M.Z. Lawang memberikam masukan terhadap sistem pembelajaran
mandiri secara tertulis, sehingga diperlukan berkomunikasi untuk mengklarifikasi dan
mendapatkan penjelasan atas maksud. Berikut rekaman sewaktu melakukan komunikasi.
https://drive.google.com/file/d/1NreEJ5_FS4nM7llK2l0iNog4eKGcpYi0/view?usp=shari
ng

Terkait dengan upaya mendapatkan masukan dari


Perguruan Tinggi, beberapa akademisi telah dikoordinasikan,
yaitu dari Universitas Indonesia, Universitas Gadjah Mada,
Universitas Negeri Yogyakarta, dan Universitas Negeri Surabaya,
dalam batas waktu implementasi jangka pendek (60 hari), yang
telah menyampaikan saran masukan dan dukungan pemikrian
gagasan pengembangan sistem pembelajaran mandiri desa,
daerah tertinggal, dan transmigrasi, yaitu dari Prof. Dr. Robert
M.Z. Lawang, Guru Besar Universitas Indonesia. Masukan yang disampaikan tersebut yaitu:

Masukan tersebut akan dipertimbangkan dalam penyempurnaan konsep, kebijakan


maupun impelementasi gaagasan sistem pembelajaran mandri desa, daerah tertinggal, dan
transmigrasi dikemudian hari.

Lembaga Swadya Masyarakat/NGOs

Hadi Sucahyono,
Sekrataris Umum dan Pengurus
Desa Wisata Nusantara Foundation Pusat
https://drive.google.com/file/d/11Ozi9I3SvhZfoIA8js1AuSAdiX2wJFjw/view?usp=sh
aring

102
Yasir Sani, Rofan, Ketua Umum
Project Manager Koalisasi Rakyat Untuk Kedaulatan
Kemitraan Pangan (KRKP)
https://drive.google.com/file/d/1DV8fS7 https://drive.google.com/file/d/1ylsg_HL
8n4btyjnJEz8iMOHHu- JDrZ_KcMF-
feyc4sI/view?usp=sharing VzMEWMYp_ml083x/view?usp=sharing

Boy Permana, John Erson


Direktur Eksektif Serikat Pendamping Rakyat
Sapa Desa Institute Afiliasi Bina Desa
https://drive.google.com/file/d/1ylsg_HL https://youtu.be/5PQ5Zbk7ZIk
JDrZ_KcMF-
VzMEWMYp_ml083x/view?usp=sharing

Erliana Gedhe Nusantara


Ketua Koperasi Kampus UNSOED Pengembang Aplikasi Notasi Desa
https://drive.google.com/file/d/1Xy2bzu https://drive.google.com/file/d/1usqa1q
vOvzPJYoYq0jwmTdJrWI2bxqJC/view?us cInq2FSWbpJVLPeRE69LOAQJtG/view?us
p=sharing p=sharing

103
Yulian Sundara,
Ketua Umum
Komunitas Desa-desa Melek IT
https://drive.google.com/file/d/1dFvbMvPS6MFjRw4pD0QXONehEYmmcJtt/view?us
p=sharing

3) Dukungan para pihak Penggerak Swadaya Masyarakat dan Tenaga Pendamping


Profesional

Penggerak Swadaya Masyarakat (PSM) Ahli Utama

Ir. RR Aisyah Gamawati, MM,


PSM Ahli Utama
Badan PSDM-PMDDTT, Kemendesa PDTT
https://drive.google.com/file/d/157uKp7_kArWKlbJkjZvFAGGWNAFVu98m/view?us
p=sharing
“….Dalam rangka percepatan pembangunan desa, daerah tertinggal, dan transmigasi
dibutuhkan SDM yang unggul, baik SDM masyarakat maupun SDM aparatur. Ada 74.961
desa, 62 DT, dan 152 KT yang tersebar di seluruh Indonesia yang menjadi wilayah kerja
Kemendesa PDTT, yang harus ditingkatkan kapasitas dan kompetensinya, rasanya tidak
mungkin kita menjangkau semua masyarakat di wilayah tersebut untuk diberikan pelatihan
dan pembelajaran. Apalagi kita tau bersama bahwa saat ini kita masih dalam kondisi yang
tidak menentu karena pandemi Covid 19, kita dibatasi oleh banyak hal yang menyebabkan
pelaksanaan pelatihan bagi masyarakat tidak dapat dilaksanakan, untuk itu kita harus
mendorong masyrakat agar dapat melaksanakan pelatihan atau pembelajaran secara
mandiri, menemukenali pelatihan yang dibutuhkan, merencanakan, melaksanakan dan
bahkan mengevaluasi hasil pelatihan yang dilaksanakan. Kita punya PSM dan pendamping
yang tersebar di seluruh Indonesia yang dapat berperan menjadi fasilitator atau yang dapat
mendampingi masyarakat selama proses pembelajaran mandiri.”

104
Penggerak Swadaya Masyarakat (PSM) Ahli Madya

Drs. Pujiyono,
PSM Ahli Madya, Puslat SDM-DDTT
https://drive.google.com/file/d/11cvxCZkFmeDDF7qWAAw-I_kVoFjh-BAL/view?usp=sharing

Ir. Agustinus Bagio, MMT, Bambang Ontoseno,


PSM Ahli Madya , UPT-Balai Jayapura PSM Ahli Madya, UPT-Balai Besar
https://drive.google.com/file/d/1cM6W Yogyakarta
BtCiiKO0TPghlLVcg_bLvrWKmcXE/view https://drive.google.com/file/d/1jj8Pj43Sj
?usp=sharing eJkhIBm9wfBm4ti4BdYrhRH/view?usp=s
haring

Drs. Sentot Irawan, M.Si.


PSM Ahli Madya, Dinas PMD Provinsi Sulawesi Tengah
https://drive.google.com/file/d/11eJ_8bl5nW_o9w_t5YQMbIPAmtViMMgE/view?usp=sharing

105
Penggerak Swadaya Masyarakat (PSM) Ahli Muda

Royatmadi, S.E, M.A


PSM Ahli Muda
Puslat SDM
https://drive.google.com/file/d/18bQBVoM9sDyukLlMX-
W0YKvgDkXDkFix/view?usp=sharing

Yudan Istiawan, SP, MP


PSM Ahli Muda, Balai Besar Yogyakarta
https://drive.google.com/file/d/1QYxXoqYVre2Uo9ev9eY5CNFbDJi4kDYW/view?usp
=sharing

Penggerak Swadaya Masyarakat (PSM) Ahli Pertama

Aliefia Rizky Diwandana, S.Psi


PSM Ahli Pertama, Puslat SDM-DDTT
https://drive.google.com/file/d/19G2ELDvuHhHQkVDqeauLTPPEduk3AzYM/view?u
sp=sharing

106
Santa Vinensia Samosir, Imelda Dwi Salia Pongtuluran, S.Pt
PSM Ahli Pertama, Puslat SDM-DDTT PSM Ahli Pertama, Puslat SDM-DDTT
https://drive.google.com/file/d/11lE0w https://drive.google.com/file/d/190p9Eoj
rKTkxmMWkqkNFAxtO0LvDiw0jiy/view 0HN0Xw8wQ2gHRQOIoOOYNC9aE/view?
?usp=sharing usp=sharing

Wahyuni Manurung, S.P Nikoyo P. SE


PSM Ahli Pertama, Puslat SDM-DDTT PSM Ahli Pertama, Puslat SDM-DDTT
https://drive.google.com/file/d/18gHZE https://drive.google.com/file/d/18mRLsn
fUNOEzy2UcDo_6PcbRrSNsPbYM_/view? m5pFhvWoqgRRgpGrh66L8MNuYN/view
usp=sharing ?usp=sharing

Dwi Setyo Adi Nugroho, S.PT Hernanto Setyawan, S.KM


PSM Ahli Pertama, Puslat SDM-DDTT PSM Ahli Pertama, Puslat SDM-DDTT
https://drive.google.com/file/d/18q2G https://drive.google.com/file/d/18e2Z4H
WUiSsSXICRB87v6X0y8vSK37VBVx/vie dIBptZkQ4IBhf8r47KbbNRseAY/view?usp
w?usp=sharing =sharing

107
Tenaga Pendamping Profesional (TPP) Pusat

Wintoyo, SH,
TPP: TAPM-Pusat
https://drive.google.com/file/d/12HT-piF-Pqvd68N4CNoEqH4wKTI-
ImLt/view?usp=sharing

TPP: TAPM Provinsi

Zulfahmi Hasan Lilis Riyani Silitonga


Koord TAPM Provinsi Aceh Koord TAPM Provinsi Sumater Utara
https://drive.google.com/file/d/1l_Zvdiv https://drive.google.com/file/d/1CC-
afd5YSUaozCGdxWVQ43xoQUAs/view?us VPltJmCvMMaR3yuftrTBqrCvjyfXw/view?
p=sharing usp=sharing

108
Evi Nurmilasari S.Pi, MAP Kandidatus Anggih
Koordinator TAPM Provinsi Jawa Tengah Koord TAPM Provinsi Nusa Tengara Timur
https://drive.google.com/file/d/1S52t3eI https://drive.google.com/file/d/18xmLBlb
wfBaMb0WgVF01fMhMlwmyY- Exxic1MuSGcfmh1i3mjwg6Ibw/view?usp
91/view?usp=sharing =sharing

TPP: TAPM Kabupaten

Dekobakdesah Arief Syarief Hidayatullah,


TAPM Kabupaten Aceh Barat TAPM Kabupaten Purwakarta,
Aceh Jawa Barat
https://drive.google.com/file/d/1X7lC1lP https://drive.google.com/file/d/19MhacI1
6xtmyiIxecOoVhfRwrnIYE427/view?usp pckd6u0BZqf2Hx8Vz77LnwFhb/view?usp
=sharing =sharing

109
Rahmatiah, S.Sos, Ida Maharani Mawa Blawa
TAPM Kabupaten Takalar, TAPM Kabupaten Timor Tengah Selatan
Nusa Tenggara Timur
Sulawesi Selatan
https://drive.google.com/file/d/1WuQ_4M
https://drive.google.com/file/d/1b0zpIU 1LtAmCAl62A7DDxdiEzBUgs2SB/view?us
gW9fU8rk870PfzYxCe6iYIbaJE/view?usp p=sharing
=sharing

Karolus A N Nainiti
TAPM Kabupaten Kupang
Nusa Tenggara Barat
https://drive.google.com/file/d/1EvwXPbjmzCWw5BnZ6G8XCXHwLuKyQEzQ/view?u
sp=sharing

Turi
TAPM Kabupaten Bangkalan dan PLD Sukolilo
https://drive.google.com/drive/folders/1TgmumAutqR8ncGAu_2Eviw4MXTu0T894

110
TPP: PD Kecamatan

Asriyanti,
Pendamping Desa Kecamatan Galesong Utara
https://drive.google.com/file/d/15CfXOFdSgyEtF0HacElQpw1wIw2pyHDg/view?usp=
sharing
TPP: PLD Desa

Alfons, PLD Gunung Geulis, Bogor, Jawa Sehaka, PLD Polongbangkeng,


Barat Sulawesi Selatan
https://drive.google.com/file/d/1goxu_gc https://drive.google.com/file/d/13a-
ujw3KceG4N_KZ16kUiSGcLV0C/view?usp Fgpa5JyYGR-
=sharing ScXzaOmudlpAD_eWyG/view?usp=sharing

4. Strategi Komunikasi Koaborasi


Pada implementasi jangka pendek, khususnya praktek komunikasi para pihak secara
terkoordinasi ini dapat dilakukan dengan para pihak, termasuk perguruan tinggi. Oleh
karena itu perlu untuk mengambil sample dengan pemerintahan desa.
a. Hal itu dengan pertimbangan bahwa kebijakan sistem pembelajaran mandiri yang
dibuat oleh Kemendesa PDTT (Pemerintah Pusat) dapat tepat sasaran, sesuai
kebutuhan, dan mendapatkan dukungan dari pihak aktor penyelenggaraan sistem
pembelajaran mandiri ke depannya yaitu pemerintahan desa. Oleh karena itu,
pemerintahan desa dalam hal ini Kepala Desa diharapkan bersama warag masyarakat

111
lokal setempat mampu memahami maksud dan tujuan, serta mengorgansasikan seluruh
tahapan proses, dan rangkaian kegiatan sistem pembelajaran mandiri yang harus
diselenggarakannya di desanya. Komunikasi dengan pemerintahan desa secara
terkoordinasi telah dilakukan di 5 desa, dilakukan secara langsung ke desa dengan
melakukan serangkaian dialogs bersama Kepala Desa, dan para pihak lainnya terkait,
seperti TPP setempat, yaitu
1) Desa Hendrosari, Kecamatan Menganti, Kabupaten Gersik, Jawa Timur:
- https://drive.google.com/file/d/1izPF0tRnY7Bxk6iYXGfo8QhafN9owsyV/view?u
sp=drivesdk
2) Desa Sukolilo, Kabupaten Bangakalan, Jawa Timur
- https://drive.google.com/drive/folders/1TgmumAutqR8ncGAu_2Eviw4MXTu0T
894?usp=sharing
3) Desa Taringul Tonggih, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat
- https://drive.google.com/file/d/1MrrPslQ-
Pxn2MjB0fNGh0Y6n15k9hm45/view?usp=sharing
- https://drive.google.com/file/d/1bDrAJVHD8t2l4y_N7pRaZc7ifaHvaNa4/view?u
sp=sharing
- https://drive.google.com/file/d/1XjxGPHAIRNYDe1Mm0oDVR-
g2JRht7Jt0/view?usp=sharing
- https://drive.google.com/file/d/1jSC-vKpSo7846qtrjI6-
natVJ6EpvSpd/view?usp=sharing
Dilakukan dialog koordinasi tersebut bersama, dilakukan secara langsung, tanpa
adanya intervensi untuk mengarahkan atau menggiring agar para pihak langsung
memberikan opini, pernyataan, saran, masukan dan kritik yang diharapkan dapat
mendukung gagasan sistem pembelajaran mandiri. Opini, pernyataan, saran,
masukan dan kritik tersebut dapat diberikan sesuai sepemahaman para pihak sesuai
dengan tinggi rendahnya kekuasaan ataupun kepentingan/berperan yang telah
terpetakan.
b. Selanjutnya, dalam upaya menjamin adanya keterbukaan pada para pihak yang akan
dipengaruhi untuk memberikan dukungan terhadap gagasan pemikiran sistem
pembelajaran mandiri desa, daerah tertinggal, dan transmigrasi mengutamakan
kebebasan dan keterbukaan:
1) Para pihak tidak dikondisikan (tidak diminta atau tidak dipesan) secara khusus untuk
memberikan dukungan secara posistif, sehaingga terkesan mekasakan, melainkan
para pihak diminta untuk dapat memberikan pernyataan, saran, masukan, dan kritik
terhadap ide gagasan proyek perubahan sistem pembelajaran mandiri. Dalam upaya
penyempurnaan ide gagasan sistem pembelajaran mandiri ini, keterbukaan sikap
dari para pihak sangat diutamakan, dan sangat diapresiasi, ketimbang langsung
memberikan dukungan tanpa memahami secara jelas ide gagasan sisten
pembelajaran mandiri itu sendiri.

112
2) Isi kalimat komunikasi permohonan komentar,
saran, masukan, dan kritik dari para pihak, sebagai
contoh yang disampaikan melalui WhatsApp,
menyesuaikan para pihak yang akan dituju. Untuk
tujuan para pihak yang telah mengenal maka
langsung menyebut nama, sedangkan para pihak
lainnya yang belum mengenal tidak menyebut
nama dan secara unum. Kalimat komunikasi
tersebut kurang lebih sebagai berikut:
3) Sebagai contoh, dalam upaya menjaga
keterbukaan, sebagaimana dipahami bahwa Puslat
SDM mengkoordinasikan seluruh UPT-Balai, maka
secara birokrasi, Puslat SDM secara organisasi
dapat memaksakan para Kepala Balai untuk
memberikan dukungan positif. Namun tidak
demikian, setiap Kepala Balai memiliki kebebasan
untuk menyampaikan pendapat atau tidaknya
terhadap gagasan pemikiran sistem pembelajaran
mandiri. Dengan komunikasi melalui pesan dalam
WhatsApp Group, pada tanggal 25 Mei 2022, secara nyata dari 9 (sembilan) UPT-
Balai hanya sebanyak 6 (enam) UPT-Balai yang bersedia menyampaikan dukungan
pernyataan, yang isinya dan beragam melalui video pendek, yaitu dari Kepala UPT-
Balai Besar Jakarta dan Yogyakarta, Kepala UPT-Balai Pekanbaru, Bengkuliu,
Banjarmasin, Papua. Selebihnya, 3 (tiga) UPT-Balai Makassar, Denpasar, dan Ambon
tidak menyampaikan. Pernyataan dan sikap, tetap akan dihormati dalam rangka
mendukung keterbukaan dalam pengembangan ide gagasan proyek perubahan.
c. Oleh karena itu, dalam komunikasi terkoordinasi juga disampaikan atau disertai dengan
ringkasan proyek perubahan sistem pembelajaran mandiri untuk dapat dipelajari
sebelum memberikan pernyataan, saran, masukan, dan kritik dari para pihak.
Mengingat kesibukannya, tidak semua para pihak memiliki waktu untuk dapat ditemui
secara langsung, maka menggunakan media komunikasi yang afektif saat ini. Berikut ini
adalah naskah komunikasi yang disampaikan para pihak.

Direktur Jenderal
Pengembangan Ekonomi dan Investasi Desa, DTT

113
Advisor Menteri Desa, PDTT
Prof. Yoyon Suryono, MS

WAG BPSDM-APIK TPP:


Kaban, Sesbadan, Kapus dan Koordinato TAPM Nasional
Ka Balai Besar dan Ka Balai Sukoyo

d. Begitu pula halnya dengan pihak eksternal, dalam komunikasi dengan para pihak juga
mengedepankan permohonan masukan saran, masukan, dan kritik atas gagasan
pemikiran proyek perubahan sistem pebelajaran mandiri desa, daerah tertinggal, dan
transmigrasi. Sebagai sample, berikut komunikasi dengan beberapa para pihak
eksternal dimaksud sebagai berikut:
Sekretariat Wakil Presiden
Deputi Dukungan Kebijakan Pembangunan Manusia dan Pemerataan Pembangunan
Dr. Suprayoga Hadi, M.Sc.

114
Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Bappenas
Deputi Bidang Kependudukan dan Ketenagakerjaan,
Drs. Pungky Sumadi, MCP, Ph.D

Kementerian Dalam Negeri


Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia
Dr. Sugeng Haryono, M.Pd

115
Universitas Indonesia
Guru Besar Akademisi
Prof Dr. Robert M.Z. Lawang, M.Sc

e. Meskipun dengan menerapkan teknik komunikasi dengan para pihak mengedepankan


permohonan masukan saran, masukan, dan kritik atas gagasan pemikiran proyek
perubahan sistem pebelajaran mandiri desa, daerah tertinggal, dan transmigrasi, juga
menemukan ketidak-berhasilan mendapatkan pengaruh dan dukungan dari para pihak.
f. Karena karakteristik dukungan bersifat bebas dan terbuka, maka apabila terdapat para
pihak yang dituju meminta untuk disiapkan kata-kata atau kalimat dukungan, maka
tidak diberikan layanan dan tidak direspon lebih lanjut. Beberapa contoh para pihak
yang meminta untuk dibuatkan narasi sebabagi berikut:

116
g. Menekankan komunikasi dan koordinasi secara informal, dan persuasif, kepada antar
pihak, terutama pada para pihak, seperti di desa-desa, yang dapat ditemui/dikunjungi
untk dapat berdialog tatap muka secara langsung,. Tujuannya adalah agar dalam
pemahaman terhadap pelaksanaan sistem pembelajaran mandiri dapat dilakukan
secara mendalam, sehingga dukungan tidak hanya sebatas dukungan formalitas
melainkan dukungan sepenuh hati sebagai bentuk perhatian yang sungguh-sungguh
akan bekeradaan masyarakat desa, daerah tertinggal, dan transmigrasi yang
memerlukan dukungan penguatan kapasitas.
h. Karena memerlukan komunikasi dan tindakan informal, bahwa kehadiran di desa,
dilakukan dengan tidak memberitahukan sebelumnya kepada desa baik dengan surat
resmi kedinasan meupun pemberitahuan lainnya secara resmi, melainkan hadir
langsung ke desa disesuaikan dengan ketercukupan waktu di akhir pekan, yang mana di
hari Sabtu, di perkantoran desa sedang tidak beraktivitas (tutup). Oleh karena itu,
kehadiran di desa, dilakukan secara spontanitas hadir di desa, dan pertemuan informal
tidak selalu dilakukan di Balai Desa, tetapi di rumah Kepala Desa, dan tempat lainnya di
desa. Oleh karena itu, kehadirian di desa, masih di seputar wilayah pulau Jawa.
1) Pertemuan dengan Kepala Desa Hendrosari
(Pengembang Desa Wisata Seribu Lontar),
Kecamatan Menganti, Gersik, Jawa Timur dilakukan
secara informal, bertemu dengan Sekretaris Desa
bertempat di Kantor Desa, dan dilanjutkan
ditemani dengan PLD di desa wisata, di siang hari
libur;
2) Pertemuan dengan Kepala Desa Sukolilo Barat (Muhammad Fachri), Kecamatan
Labang, Kabupaten Bangakalan, Jawa Timur dilakukan rumah Kepala Desa yang
dijadikan sebagai Kantor Desa, di sore hingga malam hari libur. Pada pertemuan ini,
Kepala Desa mengundang para Pendamping Lokal Desa (PLD), Pendamping Desa
(PD) Kecamatan, dan TAPM Kabupaten (Pak Turi).
3) Pertemuan dengan Kepala Desa Desa
Tawangsari (Yayuk), Kabupaten Boyolali, dilakukan di
Taman Edukasi Desa bantuan CSR Pertamina dan
dilanjutkan di rumah Kepala Desa di siang hari libur.
Kepala Desa mengajak bersama suaminya,
menunjukan Kantor Desanya.

117
4) Pertemuan dengan Kepala Desa Munduk (Marsudi
Comer), Kecamatan Mangunan, Kabupaten Bantul, di
rumah Kepala Desa, di malam hari libur. Pertemua di
adakan di Rumah Kepala Desa, ebersama sanak saudara
warga desa disekitar rumah Kepala Desa.
5) Pertemuan dengan Kepala Desa Taringgul
Tonggoh (Eep Syaiful Malik), Kabupaten Purwakarta,
dilakukan di samping wisata kolam renang, di siang hari
libur. Dalam pertemuan Kepala Desa ditemui TAPM
Kabupaten Purwakarta (Arief Syarif Hidayatullah);

6) Pertemuan dengan Kepala Desa Kebonratu,


Kecamatan Ciruas, Serang Banten, dilakukan di Balai
Desa di sore hari libur. Pertemuan di Balai Desa,
karena kebetulan Kepala Desa dengan para
Pendamping Desa sedang melakukan validasi data
kemiskinan ekstrim. Sehingga pertemuan dapat
dilakukan bersama Kepala Desa, Pendamping Lokal
Desa (PLD), Pendamping Desa Kecamatan, dan TAPM
kabupaten Serang, Banten.
7) Desa Gunung Geulis, Kabupaten Bogor, Jawa
Barat dilakukan di Balai Desa, tanggal 9 Juli 2022, di
siang hari libur. Pertemuan dilakukan sekaligus dalam
rangka pembuatan film dokumenter sistem
pembelajaran mandiri desa, daerah tertinggal dan
transmigrasi. Kali ini pertemuan dilakukan dengan
pengiriman surat resmi, mengingat pembuatan filam akan menggunakan ruang balai
desa, berserta membutuhkan dukungan kepala desa, perangkat desa dan warga desa
sekitar.
Ketujuh desa yang dikunjungi tersebut, dilakukan tanpa pemberitahuan terlebih
dahulu, atau secara spontan datang ke desa itu, kecuali di Desa Gunung Geulis.
Pemberitahun resmi di Desa Gunung Geulis karena berkaitan khusus untuk pembuatan
video sistem pembelajaran mandiri yang membutuhkan aktor-aktor baik Kepala Desa,
Perangka Desa, Warga Desa, dan pendamping desa. Meskipun demikian, diinformasikan
agar Desa tidak perlu menyiapkan kegiatan formal/seremonial termasuk tidak perlu
menyiapkan konsumsi layaknya seperti penerimaan tamu resmi lainnya, sehingga desa
tidak merepotkan desa.

5. Implementasi Solusi Terhadap Kendala


1) Faktor pendukung
a) Adanya media komunikasi digital yang memudahkan untuk melakukan
koordinasi tanpa harus bertemu tatap muka dengan pra pihak, dan dapat
mengirimkan dokumen sesuai dengan aslinya;
b) Jaringan kerja (networking) yang terbangun bermanfaat dan mempermudah
perolehan pengaruh dukungan dari para pihak sesaui dengan kompetensi bidang

118
tugasnya terkait dengan pemberdayaan masyarakat, dan penguatan kapasitas
masyarakat;
c) Sumber daya manusia dilingkungan Badan PSDM-PMDDTT beserta para PSM dan
TPP yang ada siap memberikan dukungan sepenuhnya menggarap sistem
pembelajaran mandiri desa, daerah tertinggal, dan transmigrasi.

2) Faktor penghambat
a) Para pihak tersebut dalam keadaan sangat disibukan aktivitas tugas dan peran
masing-masing sesuai dengan tanggung jawabnya yang harus dikerjakan/
diselesaikan, apalagi dalam memberikan dukungannya dalam bentuk membuat
video yang memerlukan waktu, berimplikasi terhadap lamanya keenggaanan
dan/atau kerepotan dari para pihak untuk menyampaikan komentar, pernyataan,
masukan, saran dan kritik;
b) Bahan ringkasan proyek perubahan sistem pembelajaran mandiri desa, daerah
tertinggal, dan tranmigrasi yang diberikan kepada para pihak untuk dipahami
terlebih dahulu sebelum para pihak tersebut memberikan komentar, pernyataan,
saran, masukan dan kritik, para pihak harus menyiapkan waktu yang cukup, dan
sebagian adanya berbagai pertimbangan politis dari para pihak yang akan
dihadapi ketika memberikan dukungan komentar, pernyataan, saran, masukan
dan kritik yang harus dipublikasi ke media digital;
c) Adanya para pihak yang meminta dibuatkan narasi komentar, pernyataan,
masukan, saran dan kritik;
d) Rangkapan tugas pemimpin proyek sebagai Kepala Pusat Pelatihan SDM Desa, DT
dan Transmigrasi dengan Pelaksana Tugas (Plt) Sekretaris Badan PSDM-PMDDTT
e) Adanya padangan bahwa proyek perubahan merupakan tugas kelengkapan
penyelesaian program pendidikan dan pelatihan semata;
f) Adanya kebijakan automatic adjustment (AA) tahap 2 dari Kementerian Keuangan
pada anggaran Kemendesa PDTT, berdampak terhadap tidak adanya dukungan
anggaran pencapaian kegiatan rencana strategis proyek perubahan, meskipun
pada awalnya telah dilakukan revisi dan dialokasikan anggaran. Seluruh anggaran,
kecuali belanja pegawai, belanja honor TPP dan belanja operasional kantor, harus
dioptimalisasi/dicadangkan (self blocking), sehingga pencapaian kegiatan
rencana strategis proyek perubahan, tidak terdukung adanya anggaran sama
sekali. Hal ini berdampak terhadap motivasi kerja para pegawai untuk mendukung
pelaksanaan kegiatan rencana strategis proyek perubahan
g) Terdapat adanya kegiatan, terutama penyusunan Rancangan Permedesa PDTT
Tentang Penguatan Kapasitas SDM DDTT, di tahun 2022 belum masuk dalam
Program Legislasi (Proleg) Kementerian dan/atau Nasional, dan tidak terdukung
anggaran sesua dengan Standard Biaya Keluaran (SBK), serta tidak tersedia
naskah akademik, maka berdampak terhadap munculnya persepsi yang berbeda,
sehingga hanya penyusunannya belum dapat dilakukan secara formal dapat
mengikuti mekanisme penyusunan peraturan seperti sebagaimana telah masuk
dalam Proleg Kementerian dan/atau Nasional.
h) Adanya kegiatan rencana strategis yang telah direncanakan, dalam prakteknya
memerlukan penetapan sebagai kebijakan teknis, seperti penyiapan desa
percontohan. Kegiatan penentuan desa percontohan memerlukan dukungan

119
kebijakan teknis, sementara belum tersedia Petunjuk Pelaksanaan Penentuan
Percontohan Sistem Pembelajaran Mandiri Desa, Daerah Tertinggal dan
Transmigrasi, Identifikasi Percontohan Sistem Pembelajaran Mandiri Desa,
Daerah Tertinggal dan Transmigrasi; dan Penetapan Desa Percontohan Sistem
Pembelajaran Mandiri Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi yang seluruhnya
memerlukan penetapan oleh Kepala Badan PSDM-PMDDTT.

3) Solusi
a) parat pemerintah telah terbiasa dengan pekerjaan administrastif dan rutinitas
sekalipun sebagai pejabat fungsional, sehingga kurang serius dalam keikut-sertaan
dalam pembahasan Tim Kerja;
b) Memberikan pemahaman dan menyesuaikan materi subtstansi tematik rangkaian
kegiatan proyek perubahan menjadi bagian dari tugas dan fungsi kelembagaan
Badan PSDM-PMDDTT yang didukung cara menunjukan regulasi yang ada, sehingga
anggota Tim Kerja Teknis tidak lagi memandang proyek perubahan hanya sebatas
tugas akhir pendidikan dan pelatihan, melainkan kegiatan yang secara nyata
mengimplementasikan kebijakan dan program yang ada, sehingga akan dapat
membangun semangat dan motivasi untuk membelajarkan diri meningkatkan
kamapuan agar dapat mengerjakan tugas guna dapat mendukung performa
lembaga;
c) PSM merupakan suatu jabatan fungsional yang baru terbentuk di Kemendesa PDTT,
dari aspek regulasi masih sebatas lendasan terbentuknya, proses pengangkatan dan
penilaian kinerja pencapaian angka kredit, sementara pemahaman kompetensi
teknis belum sepenuhnya dipahamai. Apalagi, para PNS yang menyandang jabatan
fungsional sebagian merupakan hasil penyetaraan dari jabatan struktural, sehingga
kinerja masih berkarakter sebagai pejabat struktural. Solusi yang dilakukan adalah
dengan memberikan pemahaman perubahan mendasar atas pekerjaan saat ini
sebagai jabatan fungsional. Sehingga sebagai contoh bahwa keterlibatan dalam
penyusunan kebijakan teknis akan memberikan kredit poin dengan bobot yang
cukup tinggi dibanding pekerjaan rutinitas administratif yang dilakukan bagi PSM
yang dapat diusulkan sebagai daftar usulan penilaian akreditasi. Dengan demikian,
PSM memiliki semangat kerja yang tinggi.
d) Melakukan perubahan Tim Pengelola Proyek Perubahan, dari yang direncanakan
semula sangat sederhana dan ramping, menjadi sangat kompleks dan gemuk, yang
mana didalamnya disusun beberapa Tim Kerja sesuai dengan jumlah kegiatan
strategis proyek perubahan yang akan dicapai. Sehingga, meskipun penyelesaian
kegiatan proyek perubahan lambat karena disebabkan oleh tidak ada keberanian
Tim Kerja dalam pengambilan keputusan secara cepat, seluruh kegiatan rencana
kegiatan dapat dicapai;
e) Dengan tidak adanya dukungan anggaran untuk melakukan kegiatan rencana
strategis proyek perubahan, maka mengupayakan agar para anggota Tim dapat
mendapatkan kemanfaatan atas kerjanya dalam memperoleh angka kredit,
sehingga beberapa pekerjaan, seperti penyusunan SOP Tentang Mekanisme dan

120
Tata Cara Peran PSM dalam pembelajaran mandiri, serta penyunan SOP Tentang
Mekanisme dan Tata Cara Peran PSM dalam pembelajaran mandiri
diangkat/ditingkatkan menjadi Keputusan Kepala Badan PSDM-PMDDTT guna
menjamin adanya angka kredit bagi anggota Tim. Sehingga meskipun tidak
terdukung anggaran, setidaknya anggota Tim dapat mendapatkan angka kredit
untuk melengkapi data usulan penilaian angka kredit (DUPAK);
f) Mengingat Penyusunan Rancangan Permendesa PDTT Tentang Rancangan
Permedesa PDTT Tentang Penguatan Kapasitas SDM DDTT, yang seharusnya telah
diusulkan di tahun 2021, dan belum adanya naskah akademik, maka dalam
penyusunan rancangan belum bisa dilakukan hingga persiapan harmonisasi dengan
Kementerian Hukum dan HAM. Sehingga, Tim menyusun Rancangan Permedesa
PDTT, hanya sebatas untuk menyiapkan Rancangan Permendesa untuk diusulkan
dalam Proleg Kementerian dan/atau Nasional, serta Tim harus menyiapkan policy
brief pokok-pokok pemikiran justifikasi perlunya penyusunan Permendesa PDTT
sebagai suplemen penyusunan naskah akademik yang merlukan data lapangan
secara lengkap.
g) Menyesuaikan kebutuhan anggota Tim Kerja, guna menjamin angka kredit pejabat
fungsional. Sehingga dengan pekerjaan penyusunan SOP bisa dapat dikerjakan lebih
cepat, harus disusun ke dalam Keputusan Kepala Badan PSDM-PMDDTT yang
memerlukan waktu cukup lama. Aspirasi kebutuhan Tim Kerja harus
dipertimbangkan untuk dipenuhi, mengingat setiap Pejabat Eselon II wajib
menjamin staf jabatan fungsional untuk mendapatkan angka kredit.

6. Pemberdayaan Organisasi Pembelajaran


Dalam rangka ide gagasan pengembangan sistem pembelajaran mandiri desa, daerah
tertinggal, dan transmigrasi, perlu dilakukan upaya pemberdayaan organisasi.
Pemberdayaan organisasi disini dapat dimaknai sebagai bentuk upaya penguatan
penguatan kapasitas organisasi pengelolaan proyek perubahan khusususnya dalam
kerangka pemberdayaan organisasi di lingkungan Badan PSDM-PMDDTT. Berikut ini akan
diuraikan beberapa aktivitas pemberdayaan organisasi dalam pengelolaan proyek
perubahan sistem pembelajaran mandiri desa, daerah tertinggal, dan transmigrasi.

6.1. Pelibatan seluruh elemen di lingkungan Kemendesa PDTT


6.1.1. Pembentukan Tim (Efektif) Pengelola Proyek Perubahan
Sebagaimana telah diulas pada bagian sebelumnya, bahwa untuk mendukung
implementasi proyek perubahan, telah disusun Tim Efektif Pengelola Proper. Guna
menjamin adanya pemberdayaan organisasi dalam pengelolaan proyek perubahan
tersebut, maka dalam pembentukan Tim Efektif Pengelola Proyek Perubahan tersebut
diarahkan berkarakteristik partisipatif. Partisipasi merupakan salah satu elemen utama
dalam pemberdayaan organisasi. Oleh karena itu, karena Badan PSDM-PMDDTT terdiri
atas Pusat PPMD, Puslat SDM, Puslat ASN dan Pusat PJF serta didukung sebanyak 9
(sembilan) UPT-Balai, maka dalam pembentukan Tim Efektif Pengelola Proyek Perubahan
dilakukan dengan melibatkan seluruh unsur unit kerja yang ada di lingkungan Badan

121
PSDM-PMDDTT, bahkan juga melibatkan unsur unit kerja lain di luar Badan PSDM-
PMDDTT.
Berdasarkan pada Keputusan Kepala Badan PSDM-PMDDTT 433 Tahun 2022 berikut
akan diuraikan keterlibatan para pihak internal di lingkungan Kemendesa PDTT. Distribusi
pelibatan unit kerja, dapat dikatakan kurang memperhatikan aspek pemerataan, karena
lebih mengutamakan pengalaman, kepemilikan kapasitas para pihak agar dapat
mendukung terciptanya dinamika partisipasi dalam Tim Efektif Pengelola Proyek
Perubahan maupun Tim Kelompok Kerja didalamnya, serta rekomendasi dari pimpinan
unit kerja masing-masing. Hal itu dimaksudkan agar dapat menjaga kualitas isu-su dan
materi bahasan yang didiskusikan.

a) Dari aspek distribusi pelibatan sumber daya manusia dalam Tim Efektif Pengelola
Proyek Perubahan, yaitu:
b) Dari aspek distribusi laki-laki dan perempuan dengan perbandingan yaitu laki-laki
berjumlah 38 orang (45%), sedangkan wanita berjumlah 47 (55%)
c) Dari aspek pendidikan formal S2 berjumlah 35 orang, S1 berjumlah 49 orang, dan D3
berjumlah 1 orang.

Grafik 1
Distribusi pelibatan peran unit kerja dalam pengelolaan proyek perubahan
Sumber: Diolah sendiri

6.1.2. Pembentukan Tim Kerja di dalam Tim Efektif Pengelola Proyek Perubahan
Di dalam Tim Efektif Pengelola Proyek Perubahan dibentuk beberapa Tim Kerja
Teknis melibatkan banyak personil bertujuan untuk memenuhi kebutuhan penanganan
urusan bidang-bidang yang telah ditentukan seperti Tim Kerja Regulasi, Tim Kerja
Kebijakan Teknis, Tim Kerja Pengembangan Desa Percontohan, Tim Kerja Sistem
Portofolio, dan lainnya. Dalam konteks pelaksanaan Reformasi Birokrasi, maka
pembentukan Tim Efektif dan Tim Kerja Teknis tersebut perlu untuk membudayakan dan
melembagakan sebagai Tim yang selalu mengembangkan diri sebagai organisasi
pembelajaran agar mendukung terwujudnya keberdayaan organisasi, yang difasilitasi atau
dikoordinasikan oleh staf di lingkungan Puslat SDM-DDTT.

122
6.1.3. Pengembangan Tim Efektif Pengelola Proyek Perubahan secara berkelanjutan.
Pembentukan Tim Tim Efektif Pengelola Proyek Perubahan dan Tim Kerja di
dalamnya tidak hanya akan berlaku sampai dengan masa implementasi Proyek Perubahan
dalam jangka pendek saja, melainkan juga akan diberdayakan dalam pencapaian
implementasi jangka menengah dan jangka panjang, bahkan akan dikembangkan sebagai
Task Force untuk sebagai Tim Pemikir di lingkungan Badan PSDM-PMDDTT. Hal ini
mengingat masih banyaknya aktiviats yang harus dilakukan dalam rangka mewujudkan
pengembangan sistem pembelajaran mandiri desa, daerah tertinggal, dan transmigrasi
sebagai suatu gerakan nasional. Agar sistem pembelajaran mandiri tersebut dapat menjadi
sebagai gerakan nasional maka selain telah diterbitkan regulasi dan kebijakan teknis,
diperlukan upaya lebih lanjut yaitu mengusulkan agar pengembangan sistem
pembelajaran mandiri tersebut ke dalam Renstra Kemendesa PDTT, sebagai sasaran
strategis prioritas Kementerian, sehingga menjadi instrumen dalam pencapaian misi ke 6
Menteri Desa PDTT yaitu peningkatan kapasitas SDM Desa DTT.

6.1.4. Pemberdayaan Tim Efektif dan Para Pihak Ekternal Internal


a. Pemberdayaan Tim Efektif Pengelola Proyek Perubahan dan Tim Kerja
Tim Efektif Pengelola Proyek Perubahan serta Tim Kerja yang ada di dalamnya agar
dapat menjalan perannya perlu dilakukan pemberdayaan. Pemberdayaan Tim Efektif dan
Tim Kerja tersebut melalui serangkaian bentuk proses yaitu:
4) Pelimpahan kewenangan
Langkah pembentukan Tim Efektif Pengelola Proyek Perubahan, merupakan bentuk
upaya bahwa seluruh kegiatan perencanaan strategis tidak dapat dilakukan sendiri,
melainkan membutuhkan dukungan para pihak internal, khusunya segenap sumber daya
manusia yang dimilki Badan PSDM-DDTT untuk diberdayakan secara terintegrasi dan
sinergi. Oleh karena itu, dengan terbentuknya Tim Efektif tersebut, perlu dilakukan
pendelegasian kewenangan, yang dalam struktur organisasi Tim Efektif Pengelola Proyek
Perubahan, dari pimpinan proyek kepada para anggota Tim Efektif yang terbagi ke dalam
beberapa Tim Kerja.
Pendelegasian kewenangan merupakan bentuk upaya memberikan kepercayaan dan
keyakinan kepada para pihak khusunya mampu memahami dan mengerjakan kegiatan
strategis yang telah dibagankan sebelumnya. Demgan adanya pendelegasian dari
pimpinan proyek ke Tim Efektif Pengelola Proyek Perubahan dan ke Tim Kerja, maka Tim
tersebut, anggotanya secara bersama-sama dan menentukan kesepakatan bersama
terhadap:
(a) Melakukan review agenda kerja baik jadwal maupun langkah-langkah pencapaian
kegiatan strategis yang telah disusun dengan berbagai pertimbangan yang ada;
(b) Mengorganisasikan pelaksanaan kegiatan strategis baik dalam bentuk diskusi Tim
Kecil dan atau kegiatan pendukung lainnya;
(c) Membahas dan menentukan ruang lingkup substansi kegiatan masing-masing Tim
Kerja dan mengutamakan adanya kesepakata bersama;
(d) Menyiapkan dokumen administratif kelengkapan dari pelaksanaan kegiatan seperti
undangan, presensi, foto dan video;

123
(e) Melaporkan perkembangan dan hasil pelaksanaan kegiatan yang kepada pimpinan
proyek secara berkala dan insidentil guna mendapatkan arahan teknis substansi.
5) Konsolidasi Tim
Pemberdayaan organisasi juga dapat dilakukan dalam bentuk konsolidasi organisasi
yang dilakukan secara periodik dan insidentil. Konsollidasi organisasi menjadi sangat
penting dilakukan organisasi guna menjamin organisasi untuk selalu mengikuti
perkembangan isu strategis di lingkungan organisasi itu sendiri. Selain itu, melalui
konsolidasi terjadi proses penngkatan kapasitas sumber daya manusia anggota organisasi
karena terjadinya proses sharing informasi antar anggota organisasi.
Begitu pula halnya, dengan Tim Efektif Pengelola Proyek Perubahan, termasuk Tim
Kerja Teknis yang dibentuk juga mengikuti mekanisme kerja penguatan kapasitas
organisasi melalui strategi konsolidasi intensif dalam rangka pemantauan progres kegiatan
sekaligus dengan tujuan capacity building.
(1) Konsolidasi Tim Efektif Pengelola Proyek Perubahan dilakukan dalam masa jangka
pendek setidaknya selama 3 (tiga) kali, pada awal permulaan kerja, dipertengahan
paruh waktu, dan menjelang akhir masa kerja. Tujuannya adalah untuk merefleksi atas
langkah-langkah yang dilakukan dan penyampaikan informasi pelaporan kinerja
masing-masing Tim Kerja Teknis sekaligus untuk membahas solusi atas beberapa
permasalahan yang dihadapinya merefleksi atas beberapa
(2) Konsolidasi Tim Kerja Teknis dilakukan mengikuti agenda yang ada disesuaikan
dengan kebutuhan kesepakatan seluruh anggota Tim kerja Teknis. Konsolidasi
diupayakan dilakukan sebelum atau setelah melakukan pembahasan sunstansi teknis
kegiatan strategis yang menjadi tanggung jawabnya untuk disusun/diselenggarakan.
Sebagai contoh, apabila telah dilakukan pembahasan dengan berbagai masukan maka
dibuat notulensi, dan konsolidasi sebagai upaya tindaklanjuti notulensi tersebut untuk
penyempurnaan substansi dokumen kebijakan teknis yang disusun, sebelum
dilakukan pembahasan berikutnya guna menjaring informasi lebih lanjut agar semakin
lebih sempurna untuk dijadikan sebagai rancangan final sehingga siapa diajukan untuk
memperoleh pengesahan.
6) Pengembangan pola hubungan subordinasi fungsional.
Meskipun di dalam Tim Efektif Pengelola Proyek Perubahan dibentuk adanya
beberapa Tim Kerja secara hierarki, tetapi pola hubungan antar anggota di dalam Tim
Efektif maupun Tim Kerja tidak bersifat kaku, dan tidak instruksional. Oleh karena itu,
koordinator yang ada pada dasarmya mencerminkan berkedudukannya merangkap
sebagai anggota merupakan cerminan dibangunnya pola hubungn subordinasi yang
mengutamakan bentuk pola hubungan fungsional.
Koordinator hanyalah merupakan figur yang dituakan, untuk bertindak sebagai
petugas adminsitratif untuk mengkoodinasikan seluruh anggota dan megharmoniskan
konerja Tim. Setiap anggota dalam Tim, tanpa memandang atribut kepangkatan, memiliki
posisi dan kedudukan yang sama antar satu dengan yang lain. Dan yang terpenting adalah
bahwa setiap kesepakatan tidak diputuskan secara sepihak oleh seorang koordinator
sendiri, melainkan atas dasar kesepakatan bersama.

124
Pola hubungan yang sedemikian rupa sebagai esensi upaya pemberdayaan organisasi
sebagaimana seperti membangun sistem sosial dalam lingkungan organisasi Tim. Sebagai
suatu komunitas kecil. Hubungan emosional dan interpesonal yang dikembangkan akan
mendorong hilangnya keengganan setiap anggota dalam berpartisipasi dalam diskusi,
melainkan menumbuhkan semangat para anggota untuk berkontribusi terbaik. Karena
setiap pendapat anggota sangat dihargai sebagai bentuk warna dinamika dan tercapainya
keberdayaan organisasi Tim.
7) Pencapaian kemandirian.
Dengan mendasarkan pada terbangunnya dinamika dan terwujudnya keberdayaan
organisasi Tim sebagai perwujudan hasil dari dikembangkannya pola hubungan
fungsional, maka diharapkan Tim Kerja khususnya dan Tim Efektif Pengelola Proyek
Perubahan umumnya dapat lebih mandiri. Arahan teknis dan substansional dari pimpinan
proyek hendaknya dapat diterjemahkan bersama, dapat ditindaklanjuti bersama, serta
hasilnya dapat disepakati bersama.
Meskipun sangat dimungkinkan untuk dapat selalu berkonsultasi, atau melaporkan
progres kinerjanya kepada pimpinan proyek, tetapi dalam membangun kesepakatan
bersama tidak harus selalu menunggu keputusan pimpinan proyek. Sehingga Tim Kerja
dan Tim Efektif tersebut secara kolektivitas organisasi akan terbentuk kemandiriannya.
Dengan terentuknya kemandirian organisasi maka dengan kewenangan yang dimiliki Tim,
maka anggota Tim akan memiliki keyakinan sepenuhnya secara kolektif mandiri pada
upaya mengatasi berbagai kendala yang dihadapi dalam melaksanakan pencapaian
kegiatan strategis yang telah ditentukan.

b. Pemberdayaan para pihak internal dan eksternal


Selain Tim Efektif Pengelola Proyek Perubahan, para pihak internal dan eksternal
juga perlu diberdayakan. Namun demikian, bentuk mekaanisme dan proses pemberdayaan
yang dilakukan berbeda dengan pemberdayaan Tim Efektif dan Tim Kerja, yaitu:
a) Keterbukaan
Sebagaimana telah diuraikan pada bahasan sebelumnya bahwa dalam upaya
mendapatkan pengaruh dan dukungan para pihak internal dan eksternal dilakukan secara
terbuka (open). Hal itu sebagai bentuk cerminan praktek pemberdayaan para pihak,
dimana untuk mendapatkan pengaruh dan dukungan dari para pihak tidak bersifat
memaksakan, melainkan atas dasar diskresi pengaruh dan dukungan, dengan
mengutamakan adanya kesadaran sepenuhnya dan kesukarelaan dari para pihak dalam
memberikan komentar, pernyataan, saran, masukan dan kritik terhadap gagasan
pemikiran sistem pembelajaran mandiri desa, daerah tertinggal, dan transmigrasi.
b) Pelayanan edukatif
Pimpinan Proyek, Tim Efektif Pengelola Proyek Perubahan, dan Tim Kerja dalam
memberikan layanan kepada para pihak dilakukan sepenuhnya, dalam konteks
memberikan penjelasan tambahan yang diminta apabila ringkasan gagasan pemikiran
sistem pembelajaran mandiri desa, daerah tertinggal, dan transmigrasi yang telah
disampaikan dirasa masih belum dipahami sepenuhnya dengan tetap memperhatikan tata
nilai edukasi. Contoh pemberian layanan penjelasan seperti yang terjadi dengan Prof Dr.

125
Robert M.Z Lawang M.Sc, Guru Besar dari Universitas Indonesia mengkonfirmasi isi dari
gagasan sehingga perlu diberikan layanan melalui per telepon.
Namun demikian, guna menjaga agar aspek dan tata nilai edukasi tersebut dapat
terjaga dengan baik, maka impinan Proyek, Tim Efektif Pengelola Proyek Perubahan, dan
Tim Kerja tidak memberikan layanan permintaan dari para pihak untuk membuatkan teks
narasi dukungannya terhadap ide gagasan sistem pembelajaran mandiri. Tidak
diberikannya layanan pada para pihak yang meminta untuk dilakukan pembuatan text
narasi dukungan. Hal itu sebagai bentuk cara baik secara. Langsung atau tidak langsung
dalam pemberdayaan para pihak.
c) Diskresi Waktu
Sebagai upaya menjaga konsistensi atas prinsip keterbukaan sebagai bentuk
pemberian diskresi pengaruh dan dukungan para pihak, maka mengingat pemberdayaan
merupakan aktivitas yang memerlukan proses dan waktu yang lama, terutama para pihak
memberikan respon atas permohonan tanggapan, masukan kritik atas gagasan pemikiran.
Dalam mendapatkan pengaruh dan dukungan dari para pihak, tidak memohon kepada para
pihak untuk menyegerakan memberikan komentar, pernyataan, saran, masukan dan kritik
terhadap ide gagasan pemikiran sistem pembelajaran mandiri, apalagi mengkondisikan
untuk selalu mendukung. Kebebasan waktu, kebesan menu tanggapan sepenuhnya
diberikan kepada para pihak baik internal maupun eksternal. Hal itu sebagai bentuk
penghargaan atas sikap para pihak sebagaimana sangat diutamakan dalam proses
pemberdayaan.
Berdasarkan waktu yang ada antara permohonan kepada para pihak untuk
mendapatkan pengaruh dan dukungan dengan penerimaan video tertimoni komentar,
pernyataan, saran, masukan, dan kritik terhadap ide gagasan dalam waktu yang bervariasi.
Sehingga sesuai dengan grafik disamping, dapat diklasifikasikan ke dalam paling cepat
kurang satu minggu, agak cepat antara 2-3 minggu, dan lama 4-5 minggu, paling lama 6-8
minggu. Berdasarkan data yang didapatkan dari para pihak yang dihubungi, dalam jumlah
59 %, para pihak menyampaikan respon atas gagasan pemikiran. Sementara yang paling
cepat hanya sejumlah 6 %. Meskipun, respon dari para pihak tanpa membedakan secara
internal maupun eksternal, tetapi berdasarkan data yang ada pihak dapat dikatakan bahwa
pihak eksternal lebih cepat daripada pihak internal.

c. Pengembangan Organisasi Pembelajaran dalam Institusi


1) Dalam Tim Kerja dan Tim Efektif diberikan kerangka aturan bersama untuk menjadi
acuan dalam pelaksanaan peran anggota secara individu maupun secara kolektif.
Pimpinan proyek mengkondisikan untuk mengutamakan pembelajaran bersama dalam
mengikuti kaidah dan kedisiplinan, sehingga setiap Tim Kerja dalam Tim Efektif
Pengelolaan Proyek Perubahan dapat menyelesaikan tuagsnya masing-masing sesua
komitmen. Kedisiplinan sebagai bangian dalam proses pembelajaran menjadi sangat
penting ditegakan, mengingat jiwa aparat sipil negara pada dasarnya sebagai pelayan
masyarakat harus selalu siap dan siaga dalam merespon permasalahan yang ada.
Meskipun pekerjaan tidak langsung berhadapan dengan masyarakat pemberi layanan,
terutama aparat Pemerintah di Pusat, tetap perlu menjaga komsitensi dan kedisiplinan
dalam perumusan kebijakan yang berorientasi kepada pelayanan masyarakat. Bahkan
seharusnya lebih cepat daripada pertugas pelayanan di masyarakat. Pelayanan langsung

126
ke masyarakat akan dapat berjalan secara cepat, apabila regulasi yang diterbitkan
sebagai acuan pelayan masyarakat juga cepat diterbitkan.
Namun demikian, pada kenyataannya, hasil dari pemantauan dan evalausi terhadap Tim
Efektif, dapat dikatakan bahwa dari aspek kedisiplinan dalam pembelajaran melalui
kecepatan dan akurasi dalam penyusunan regulasi dan kebijakan teknis serta
penyelenggaraan even tertentu, sangat terlambat. Bahkan, hampir ada beberapa
kegiatan yang diprediksi akan mengalami kegagalan.
seluruhnya baru selesai pada saat injuri
time. Keterlambatan itu lebih disebabkan
sebagian banyak anggota Tim Kerja
kurang memahami beberapa aturan-
aturan terkait pengembangan sistem
pembelajaran mandiri, dan cenderung
mengedepankan padangan-
pandangannya yang tidak didukung data
dan hasil analisis praktek. Keraguan
dalam mengambi keputusan terkait
pembahasan ruang lingkup substansi
selalu mengharapkan adanya arahan
pimpinan. Dengan kekurang berdayaan
seperti inilah yang dialami oleh aparat
Grafik 2
sipil negara, cseperti selalu menunggu Prosenstase lamanya para pihak merespon gagasan
arahan pimpinan, dan tidak responsif, pemikiran sistem pembelajaran mandiri desa
maka penyelesaian pencapaian output
sangat terlambat. Hal ini sangat menjadi perhatian, dan perlunya pengembangan
kelembagaan/unit kerja sebagai organisasi pembelajaran secara membudaya.
2) Anjuran pengembangan organisasi pemblajaran seringkali dilakukan dalam berbagai
forum yang ada. Sebagai contoh, pada saat pembahasan terkait dengan kedisiplinan
pengelolaan data kinerja diri, melalui pengisian, update dan upload dokumen, belum
seluruh pegawai melengkapi.
https://drive.google.com/file/d/1uURFD0re5NlIuZbgVwxd0wEDwAoJ0QZv/view?usp
=sharing pada menit ke 1:11:40
Dalam video terssebut, oleh karena pembelajaran tidak terbatas oleh waktu dan tempat,
maka, selalu menganjurkan lembaga untuk selalu mengedepankan pembudayaan
pembelajaran. Bagi yang sudah menempuh pelatihan ataupun sejenisnya, maka
sebaiknya mensharingkan pengetahuan dan keterampilan yang telah didapat melalui
forum sehingga sekaligus juga melatihkan diri dalam membelajarkan juga.
3) Memasukan gagasan proyek perubahan sistem pembelajaran mandiri dalam Platform
Akademi Desa. Akademi Desa merupakan media informasi Kemendesa, PDTT sekaligus
sebagai media pembelajaran bagi masyarakat luas, termasuk para TPP dan PSM di
lingkungan Kemendesa PDTT. Sehingga Akademi Desa merupakan bentuk Learning
Manajemen System (LMS) pada Kemendesa, PDTT yang dikelola Badan PSDM-PMDDTT.
Pembangunan ini mendapatkan dukungan Wolrd Bank melalui Program Penguatan
Pemerintahan dan Pemberdayaan Desa (P3PD).

127
Untuk sementara chanel Akademi Desa saat masih menggunakan platfom umum, yaitu
Youtube. Tahun 2021 telah disusun rancangan desain platfom Akademi Desa, dan di
tahun ini 2022, sedang dalam proses pembangunan aplikasi Platform Akademi Desa.
Sehingga pada tahun 2023 dapat dilakukan migrasi sistem pembelajaran masyarakat
dari chanel Youtube. Sehingga, apabila telah terbangun platform tersebut, maka
pelaksanaan sistem pembelajaran mandiri desa, daerah tertinggal dan transmigrasi
selain berorientasi pada pembelajaran berbasis komunitas desa di desa, juga
pembelajaran jarak jauh yang berorientasi individu secara online.

7. Lesson Learn Proyek Perubahan


Beberapa praktek baik terhadap implemenasi proyek perubahan sistem
pembelajaran mandiri desa, daerah tertinggal dan transmigrasi, yaitu sebagai berikut:
a. Aspek kepimpinan
1) Pemimpin harus memiliki keterampilan aspek manajerial saja, melainkan harus
didukung dengan kemampuan intelektualitas imaginatif yang tinggi sebagai partern
dalam mewujudkan tujuan yang digambarkan sebagai ide gagasan proyek perubahan.
Tanpa danya intelektualitas tersebut maka dalam membangun konsep tidak dapat
kokoh dan dalam argumentasi untuk mendapatkan pengaruh dukungan dari para
pihak akan mengalami kendala;
2) Dengan proyek perubahan yang dimplementasikan, sebagai pemimpin harus mampu
merspon permasalahan dan segera melakukan tindakan solutif sebagai keputusan
yang harus diambil yang didasari kemampuan intelegensi yang memadahi. Karena
hampir setiap substansi kebijakan dan program merupakan tatanan adminsitratif,
yang rutinitas. Kadar substansi yang telah dikuasai dan intelegensi yang tinggi, maka
dalam pengambilan selain dapat dilakukan secara cepat, juga akurat;
3) Sebagai pemimpin birokrasi apabila dapat membaca dan menemukan berbai isu
strategis yang berkembang dalam masyarakat, termasuk adanya permasalahan yang
dihadapi dalam kehiduoan masyarakat, harus mampu bertidak responsif, dan adaptif;
4) Meskipun demikian, seorang pimpinan dalam pengambilan keputusan dalam
mengatasi permasalahan harus selalu mampu mambaca lingkungan, para sumber
daya manusia yang dikelolanya sehingga mampu mengoptimalkan peran sumber
daya manusia tersebut secara optimal dan partisipatif;
5) Seorang pemimpin harus mampu bertindak secara situasional, memperhatikan
kondisi kapan saat harus longgar dan kapan saat harus tegas secara konteksual,
apabila perlu otoriter ketika memperjuangkan masyarakat menghadapi hambatan
yang disebabkan oleh berbagai pihak yang hanya ingin mencari keuntungan dari apa
yang dilakukannya;
6) Seorang pemimpin harus mampu membangun bargaining pisisi terhadap dirinya
dalam konteks kelembagaan, guna memperjuangkan misi implemenatsi terobosan
ide dan gagasan perubahan.
b. Aspek Organisasi
1) Dalam aspek organisasi, khususnya terkait dengan kelembagaan, implementasi
proyek perubahan tidak menajdi wahana dalam turut memperkuat pelaksanaan
tugas dan fungsi kelembagaan yang harus adaptif dan agile dalam melayani

128
masyarakat, apalagi dalam menjalankan tugas penguatan kapasiats sumber daya
manusia desa, daerah tertinggal,dan tramsmigrasi.
2) Implementasi proyek perubahan memebrikan warna dalam dinamika organisasi,
sehingga organsasi tersebut dapat digerakan secara dinamis untuk mencapai misi
dan visi yang akan dicapai;
3) Hasil implementasi proyel perubahan dapat mendukung pencapaian performa
kelembagaan dalam pelaksanaan reformasi birokrasi menuju organisasi yang
membelajarkan diri, adptif dan agile.
c. Aspek Substansi
1) Sistem pengembangan pembelajaran mandiri saat ini, apalagi di era digitalisasi
masih banyak dipandang sebagai bentuk sistem pembelajaran dalam arti sempit,
yaitu pembelajaran jarak jauh melaluisistem online;
2) Sistem pembelajaran mandiri perlu dipahami secara koletivitas, berbasis
komuniats, sehingga kemandirian atas dasar kepemilikan kewenangan mengelola
urusan dan rumah tangganya, seperti bagi desa, harus diorientasikan dan difasiliatsi
untuk mengembangkan aktiviats penguatan sumebr daya manusia secara mandiri
atas dasar inisiatif dalam mendukung desa membangaun diri dengan memanfaatkan
potensi sumber daya yang dimiliki, termasuk dana desa;
3) Sistem pembelajaran berbasis komuniats tersebut belum menjadi kebijakan
ansional, meskipun dalam praktek telah terjadi dalam masyarakat, maka perlu
dikembangankan secara membudaya dengan dukungan regulasi dan kebijakan
teknis yang sesuai dengan kondisi masyarakat.
d. Aspek Pemasaran
1) Secara personal, dengan kemampuan mengimplementasikan proyek perubahan
dapat menjadi ukuran pencapaian kinerja personal dan akan mendapatkan
pengakuan dari para pihak, bahkan akan menjadi tempat bagi orang lain untuk
mendapatkan saran masukan pemikiran atas urusan yang dikerjakannya;
2) Secara kelembagaan, institusi dalam hal ini Kemendesa PDTT memiliki modal
sumber daya manusia, moda sosial yang sangat berkualitas dan handal yang dapat
dioptimalkan perannya untuk penanganan tugas-tuags strategis institusi;
3) Penguatan aspek komunikasi dan interaksi dalam membangun jaringan koordinasi
antar pihak dalam implementasi proyek perubahan dapay menajdi bancc mark yang
dapat dibudayakan pada lingkungan kerja.

129
BAB III
PENUTUP

1. Kesimpulan
Beberapa kesimpulan yang dapat diambil dari pengembangan proyek perubahan
sistem pembelajaran mandiri desa, daerah tertinggal, dan transmigrasi, yaitu:
a. Sistem pembelajaran mandiri desa, daerah tertinggal merupakan sistem pembelajaran
dari, oleh dan untuk masyarakat.
b. Pemerintah, melalui Kemendesa PDTT perlu memfasilitasi penyelenggaraan sistem
pembelajaran mandiri oleh Pemerintahan Desa, sebagai strategi penguatan kapasitas
sumber daya manusia desa, daerah tertinggal, dan transmigrasi, sekaligus sebagai
instrumen kebijakan pencapaian indikator kinerja lembaga, pencapaian tujuan SDGs
Desa, pendidikan desa berkualitas, mendukung penanganan learning loss, dan
mendukung pencapaian Visi Presiden Republik Indonesia, SDM Unggul.

130
c. Pengembangan sistem pembelajaran mandiri merupakan instrumen mendekatkan
layanan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan penguatan kapasitas dalam berbagai
bidang pengelolaan potensi sumber daya yang dimiliki secara produktif.
d. Strategi mendekatkan layanan penguatan kapasitas tersebut dilakukan melalui
optimalisasi peran pra PSM dan TPP serta fasilitator/instruktur/pelatih teknis sektor
sebagai team teaching proses pembelajaran mandiri;
e. Penyelenggaraan sistem pembelajaran mandiri perlu didukung dengan optimalisasi
pemanfaatan Dana Desa yang penentuannya dilakukan melalui mekanisme
musyawarah desa.
f. Penyelenggaraan sistem pembelajaran mandiri perlu memperhatikan standar proses
pembelajaran seperti adanya ketersediaan sistem kurikulum, modul materi
pembelajaran disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat.
g. Sistem pembelajaran mandiri dapat menjadi media membangun integritas warga
masyarakat dalam desa dan membangun kerjasama antar desa melalui instrumen
pembentukan kelas belajar di desa, serta dapat mendorong tumbuhnya perekonomian
desa berbasis aktivitas edukasi desa.

2. Rekomendasi
Rekomendasi yang diberikan dengan impelemntasi proyek perubahan sistem
pembelajaran mandiri desa, daerah tertinggal, dan transmigrasi, yaitu:
a. Pemerintahan Desa untuk menyelenggarakan sistem pembelajaran mandiri desa,
daerah tertinggal dan transmigrasi, dengan memanfaatkan dana desa dalam rangka
pemenuhan kebutuhan masyarakat akan pengetahuan, keterampilan, dan keahlian
diberbagai bidang agar mampu mengatasi permasalahan kehidupan sosial ekonominya
melalui pemanfaatan potensi sumber daya yang dimilikinya secara produktif;
b. TPP dan PSM agar meningkatkan kualitas dirinya selalalu melakukan upgrade ilmu
pengetahuan, keetrampilan dan keahlian yang dimilikinya sehingga mampu
memfasiliyasi proses sistem pembelajaran mandiri desa, daerah tertinggal dan
transmirgasi;
c. Pemerintah dalam hal ini Kemendesa PDTT, perlu adanya penegasan optimalisasi
penggunaan dana desa untuk penguatan kapasitas seumber daya manusia desa, daerah
tertinggal, dan transmigrasi ke dalam prioritas penggunaan dana desa untuk
memfasilitasi pembangunan desa dan desa membangun diri, sehingga dana desa akan
dapat termanfaatkan secara efektif dan efisien;
d. Fasilitasi penyelenggaraan sistem pembelajaran mandiri oleh Pemerintah Desa perlu
diangkat sebagai gerakan nasional, sebagai instrumen untuk mewujudkan sumber daya
manusia yang unggul modal dasar kemajuan bangsa dan kesejahteraan masyarakat,
sehingga perlu dilakukan kolaborasi berbagai pihak, Kementerian/lembaga, Pemerintah
Daerah, Perguruan Tinggi, Sektor Usaha Swasta, Lembaga Swadaya Masyarakat, dan
elemen pembangunan lainnnya.

131
LAMPIRAN: Contoh Agenda Kerja

132

Anda mungkin juga menyukai