Anda di halaman 1dari 55

MERDEKA BELAJAR KAMPUS MERDEKA

KULIAH KERJA NYATA TEMATIK


KECAMATAN TANJUNGSIANG KABUPATEN SUBANG

LAPORAN
MERDEKA BELAJAR KAMPUS MERDEKA

RENAL YUSUP ANDRIAWAN


020120181

PROGRAM STUDI
PENYULUHAN PERTANIAN BERKELANJUTAN
JURUSAN PERTANIAN
POLITEKNIK PEMBANGUNAN PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2022
HALAMAN PENGESAHAN
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. karena atas
rahmat,hidayah dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan kegiatan
penyusunan Laporan kegiatan Kuliah Kerja Nyata Tematik Merdeka Belajar
Kampus Merdeka (KKNT MBKM) di Desa Cibuluh, Kecamatan Tanjungsiang,
Kabupaten Subang, Jawa Barat ini tepat pada waktunya.
Penyusunan proposal ini tentu tidak terlaksana dengan baik tanpa adanya
motivasi serta bantuan dari berbagai pihak, maka pada kesempatan ini kami
mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Dr. Drs. Lukman Effendy,
M.Si selaku dosen pembimbing I, dan Neni Musyarofah, SP., M.Si., selaku dosen
pembimbing II, serta kedua orang tua dan seluruh pihak yang telah memberikan
dukungan dan do’a dalam proses penyusunan proposal ini.
Penyusunan proposal KKNT MBKM ini disusun dengan sebaik-baiknya,
namun masih banyak kekurangan dalam penyusunan proposal MBKM ini, maka
dari itu kritik dan saran yang bersifat membangun dari berbagai pihak sangat kami
harapkan. Dan tidak lupa harapan kami semua proposal MBKM ini bisa
bermanfaat bagi para pembaca dan dapat menambah ilmu pengetahuan untuk
kami.

Bogor, 11 Oktober 2022

Renal Yusup Andriawan


NIM 020120181
PENDAHULUAN

Latar Belakang

Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) merupakan program dan


kebijakan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi
(Kemendikbud-Ristek) yang memberikan hak untuk belajar di luar program studi.
Kebijakan ini diambil sebagai pengejawantaham amanah dari beberapa regulasi
dan landasan hukum pendidikan tinggi dalam rangka peningkatan mutu
pembelajaran dan lulusan perguruan tinggi.
Kebijkan ini dilatar belakangi keinginan untuk menyiapkan sumber daya
yang handal dalam menghadapi dinamika perubahan sosial, budaya, dunia kerja
dan kemajuan teknologi yang pesat. Agar link and macth tersebut terwujud maka
dituntut untuk dapat merancang dan melaksanakan proses pembelajaran yang
inovatif agar dapat meraih capaian pembelajaran mencakup aspek sikap,
pengetahuan, dan keterampilan secara optimal dan selalu relevan.
Pada sektor pertanian, kondisi perubahan iklim dan pandemi telah
menyebabkan terjadinya krisis pangan dunia. mengantisipasi kondisi tersebut,
Kementerian Pertanian telah merumuskan kebijakan dan strategi yang diharapkan
dapat mengendalikan inflasi, menjamin pasokan pangan dan meningkatkan ekspor
pangan. Implementasi MBKM pada perguruan tinggi lingkup Kementerian
Pertanian diharapkan memberikan ruang untuk mewujudkan soft skill dan hard
skill yang menajdi amanah kebijakan MBKM Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan serta mendukung kebijakan strategis Kementerian Pertanian untuk
peningkatan ketahanan pangan, peningkatan ekspor dan nilai tambah produk
pertanian seperti Pajalegong Guna merealisaisikan MBKM di kampus Politeknik
Pembangunan Pertanian Bogor.
Pembangunan pertanian berperan strategis dalam perekonomioan nasional.
Peran strategis tersebut ditunjukkan oleh perannya dalam pembentukan kapital,
penyediaan bahan pangan, bahan baku industri, pakan dan bioenergi, penyerap
tenaga kerja, sumber devisa negara, dan sumber pendapatan, serta pelestarian
lingkungan melalui praktek usaha tani yang ramah lingkungan. Pembangunan
pertanian di Indonesia diarahkan menuju pembangunan pertanian yang
berkelanjutan (sustainable agriculture), sebagai bagian dari implementasi
pembangunan berkelanjutan (sustainable development). Pembangunan pertanian
(termasuk pembangunan perdesaan) yang berkelanjutan merupakan isu penting
strategis yang menjadi perhatian dan pembicaraan disemua negara dewasa ini.
Pembangunan pertanian berkelanjutan selain sudah menjadi tujuan, tetapi juga
sudah menjadi paradigma pola pembangunan pertanian.
Penyuluhan pertanian sebagai bagian dari sistem pembangunan pertanian
mempunyai kedudukan yang sangat strategis dalam pembangunan pertanian.
Penyuluhan pertanian adalah upaya membangun kemampuan masyarakat
dilakukan melalui proses pembelajaran petani dengan menerapkan prinsip–
prinsip penyuluhan pertanian secara baik dan benar didukung oleh kegiatan
pembangunan pertanian lainnya. Kegiatan penyuluhan pertanian adalah suatu
proses berkesinambungan untuk menyampaikan informasi serta teknologi yang
berguna bagi petani dan keluarganya. Kegiatan ini diusahakan agar tidak
menimbulkan ketergantungan antara petani dan penyuluh tetapi untuk
menciptakan kemandirian petani dalam mengembangkan kelompok taninya.

Tujuan Pelaksanaan
Tujuan dilaksanakan kegiatan Merdeka Belajar Kampus Merdeka model
Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKNT) yaitu :

1. Mendukung kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka program


kementerian Pendidikan kebudayaan riset dan teknologi serta untuk
mewujudkan pertanian yang maju, mandiri, modern.
2. Mengembangkan potensi dan hak belajar mahasiswa untuk
meningkatkan kompetensi baik hardskill dan softskill.
3. Mampu mengembangkan potensi desa/daerah dan serta menjadi
problem solving untuk masalah yang ada di desa setempat.
4. Mengasah Kerjasama tim, leadership dalam mengelola program
pembangunan di wilayah perdesaan.
TINJAUAN PUSTAKA

Identifikasi Potensi Wilayah Monografi Kecamatan Cibuluh

Identifikasi Potensi Wilayah

Dilansir dari laman web Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), potensi
secara bahasa dapat diartikan sebagai kemampuan, kekuatan, kesanggupan, dan
daya yang mempunyai kemungkinan untuk dikembangkan, sedangkan wilayah
dalam hal ini dimaknai sebagai lingkungan daerah (provinsi, kabupaten,
kecamatan, desa). Sehingga definisi dari identifikasi wilayah ialah merupakan
kegiatan yang dilakukan untuk mengetahui topografi jenis tanah, vegetasi, tata
guna lahan dan informasi mengenai gambaran umum kondisi desa (kehidupan,
kebiasaan, kecenderungan, kebutuhan aspirasi, potensi dan masalah yang ada
dimasyarakat) yang dilakukan secara partisipatif.

Tujuan dari identifikasi potensi wilayah ini adalah untuk mengetahui


permasalahan dan potensi-potensi yang dimiliki oleh wilayah tersebut sehingga
akan diperoleh data primer dan data sekunder yang akurat sebagai acuan untuk
penyusunan progama penyuluhan tingkat desa.

Menurut Trie Udji Pudjianto (2014) identifikasi potensi wilayah dilakukan


untuk menggali potensi agroekosistem wilayah pertanian tertentu dan menjadi
suatu “kenyataan” memberi manfaat kepada pembangunan pertanian khususnya
dibidang agribisnis. Bermanfaat yang dimaksudkan berarti dapat meningkatkan
produktivitas, pendapatan, nilai tambah atau secara umum dapat meningkatan
kesejahteraan masyarakat yang bergerak dan terkait dengan sektor pertanian.

Pelaksana identifikasi tidak hanya dilakukan oleh penyuluh semata tapi


oleh semua stakehoulder yang terkait, seperti melibatkan Ketua Posluhdes,
perangkat desa, pelaku utama dan pelaku usaha, serta perangkat desa. Kegiatan
yang dilakukan adalah sebagai berikut :

1. Pengumpulan data potensi dan permasalahan dilakukan dengan


cara pengumpulan data primer dan data sekunder.
2. Melakukan analisis data dengan menggunakan beberapa metode bisa
menggunakan SWOT ataupun GMP (Gawat, Mendesak, Penyebaran).
3. Melakukan Wawancara Langsung dilapangan mengenai masalah dan
potensi
4. Membuat peta transek langsung dilapangan bersama tim penyusun.
5. Membuat perencanaan wilayah dengan menggunakan GIS.

Data yang telah dikumpulkan di rekap dan disajikan dalam bentuk tabel, grafik/
diagram kemudiandianalisis mengunakan beberapa komponen PRA. Menurut
Nurdin (2019) Beberapa teknik pengambilan data PRA yang terkenal meliputi
peta (potensi) desa, kalender musim, transek, diagram Venn, bagan
kecenderungan, peta mobilitas, bagan alur, kalender harian.

Identifikasi Potensi Wilayah menggunakan Metode SWOT

Menurut Rangkuti (2008), analisa SWOT merupakan identifikasi berbagai


faktor secara sistematis untuk merumuskan satrategi perusahaan. Analisa
didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan, peluang dan
sekaligus juga meminimalkan kelemahan dan ancaman. Sedangkan Pearce and
Robinson (2007) mengatakan bahwa analisa SWOT merupakan teknik historis
yang terkenal dimana manajer menciptakan gambaran umum secara cepat
mengenai situasi strategis perusahaan. Analisis tersebut terbentuk atas asumsi
bahwa strategi yang efektif diturunkan dari kesesuaian yang baik antara sumber
daya internal perusahaan dengan situasi eksternalnya. Sebagai contoh dapat
diuraikan sebagai berikut: pertama, strength (kekuatan). Kekuatan merupakan
suatu kapabilitas yang dapat dikendalikan oleh perusahaan. Kekuatan juga
merupakan suatu sumber daya yang membuat perusahaan menjadi lebih unggul
dibandingkan dengan para pesaing-pesaingnya.dalam memenangkan pasar.
Kedua, weakness (kelemahan).

Menurut Pearce and Robinson (2007), kelemahan merupakan keterbatasan


atau kekurangan dalam satu atau lebih sumber daya atau kapabilitas suatu
perusahaan yang menjadi hambatan dalam memenuhi kebutuhan pelanggan.
Ketiga, opportunities (peluang). Peluang merupakan situasi yang menguntungkan
di lingkungan eksternal perusahaan. Peluang bisa saja terjadi dari sisi politik dan
ekonomi seperti misalnya regulasi pemerintah dan tingkat inflasi, ataupun bisa
terjadi dari sisi sosial budaya, seperti misalnya gaya hidup dan trend yang terjadi.
Keempat, ancaman (threats). Ancaman merupakan kondisi sebaliknya dari
peluang, yaitu situasi yang tidak menguntungkan dari lingkungan eksternal yang
tidak bisa dikendalikan oleh perusahaan. Ancaman harus dikenali dengan cermat,
sebab ancaman bisa berwujud dalam berbagai macam bentuk.

Data yang telah diperoleh pada pengumpulan data sekunder maupun


primer dengan menerapkan proses PRA maupun RRA, kemudian dilakukan
pengolahan data dan merumuskan masalah dengan menggunakan analisis SWOT.
Analisis SWOT dalam hal ini digunakan untuk mengevaluasi kekuatan
(strengths), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities), dan ancaman
(threats) dalam menentukan suatu potensi wilayah.

Yuda Suartana (2012), memaparkan dalam artikelnya Analisis SWOT


adalah sebuah instrumen yang beraneka guna, yang dapat digunakan berkali – kali
pada berbagai tahap proyek; membangun sebuah telaah atau untuk pemanasan
diskusi sebelum membuat perencanaan. Instrumen ini dapat diterapkan secara
luas, atau komponen yang kecil (bagian dari strategi) dapat dipisahkan agar kita
dapat melakukan analisis yang rinci.

Matriks SWOT, Untuk membuat suatu rencana harus mengevaluasi faktor


eksternal maupun faktor internal. Analisis faktor-faktor haruslah menghasilkan
adanya kekuatan (strength) yang dimiliki oleh suatu organisasi, serta mengetahui
kelemahan (weakness) yang terdapat pada organisasi itu. Sedangkan analisis
terhadap faktor eksternal harus dapat mengetahui peluang (opportunity) yang
terbuka bagi organisasi serta dapat mengetahui pula ancaman (treath) yang
dialami oleh organisasi yang bersangkutan. Untuk menganalisis secara lebih
dalam tentang SWOT, maka perlu dilihat faktor eksternal dan internal sebagai
bagian penting dalam analisis SWOT, yaitu:

a. Strategi SO (Strenght- Opportunity) Strategi ini dibuat berdasarkan jalan


pikiran perusahaan, yaitu dengan memanfaatkan seluruh kekuatan yang
dimiliki untuk merebut dan memanfaatkan peluang sebesar- besarnya.
b. Strategi ST (Strenght- Threath) Strategi ini dibuat berdasarkan kekuatan-
kekuatan yang dimiliki perusahaan untuk mengantisipasi ancaman-
ancaman yang ada.
c. Strategi WO (Weakness- Opportunity) Strategi ini diterapkan berdasarkan
pemanfaatan peluang yang ada dengan cara meminimalkan kelemahan
yang ada.
d. Strategi WT (Weakness- Threath) Strategi ini didasarkan pada kegiatan
yang bersifat defensif, berusaha meminimalkan kelemahan- kelemahan
perusahaan serta sekaligus mengindari ancaman- ancaman.

Sistem Informasi Geografis

Menurut Iwan Setiawan (2011) GIS (Geographic Information System )


atau Sistem Informasi Geografis ini adalah suatu sistem yang berorientasi kepada
letak geografis di atas permukaan bumi, berbasis komputer yang mempunyai
kemapuan mengolah, memanipulasi serta menampilkan data spasial maupun
atribut. Dengan adanya perkembangan aplikasi software ini diharapkan mampu
mendorong pemanfaatan untuk penanganan data geografis.

Aplikasi perangkat lunak sistem informasi geografis yang dikenal dengan


nama ArcGIS berkembang pesat sejak akhir tahun 1990-an dan mulai popular
pada pertengahan tahun 2000-an. ArcGIS adalah salah satu software yang
dikembangkan oleh ESRI (Environtment Science & Research Institude) yang
merupakan kompilasi fungsi - fungsi dari berbagai macam software GIS yang
berbeda seperti GIS desktop, server, dan GIS berbasis web. ArcGIS adalah sistem
kebutuhan software yang merupakan kumpulan produk–produk software lainnya
dengan tujuan membangun sistem informasi geografi yang baik dan lengkap.

Fungsi GIS dalam Memetakan Potensi Wilayah Desa Dalam kegiatan


identifikasi potensi wilayah suatu desa, aplikasi Sistem Informasi Geografis ini
dapat bermanfaat sebagai berikut :

1. Manajemen tata guna lahan / ruangan Pemanfaatan dan penggunaan lahan


merupakan bagian kajian geografi yang perlu dilakukan dengan penuh
pertimbangan dari berbagai segi. Tujuannya yaitu untuk menentukan
zonafikasi lahan yang sesuai dengan karakteristik lahan yang ada seperti,
wilayah pemanfaatan lahan di kota biasanya dibagi menjadi daerah
pemukiman, industri, perdagangan, perkantoran, fasilitas umum, dan jalur
hijau. Dengan menggunakan aplikasi software Sistem Informasi Geografis
tersebut dapat membantu pembuatan perencanaan masing-masing wilayah dan
hasilnya dapat digunakan sebagai acuan untuk pembangunan utilitas–utilitas
yang diperlukan.
2. Inventarisasi Sumber Daya Alam
Manfaat kedua dari penggunaan aplikasi software GIS juga dapat digunakan
untuk kemudahan peneliti dalam mengetahui persebaran kawasan lahan
sebagai inventarisasi sumber daya alam untuk pembangunan yang
berkelanjutan, misalnya:
a. Kawasan lahan yang lebih potensial dan lahan yang kritis;
b. Kawasan hutan yang masih baik dan hutan yang telah rusak;
c. Kawasan lahan pertanian dan juga perkebunan;
d. Pemanfaatan perubahan penggunaan lahan;
e. Rehabilitasi dan konservasi lahan.

Penyusunan Programa dan Programa Penyuluhan Pertanian

Permentan no. 47 tahun 2016 tertera pengertian Programa Penyuluhan


Pertanian Nasional, Provinsi dan Kabupaten/Kota adalah program
penyelenggaraan Penyuluhan Pertanian Pemerintah, pemerintah provinsi dan
kabupaten/kota yang disusun secara sistematis dengan memperhatikan aspirasi
pelaku utama dan pelaku usaha, serta pemangku kepentingan lainnya sebagai arah
dan pengendali dalam pencapaian penyelenggaraan Penyuluhan Pertanian.

Programa Penyuluhan Pertanian Kecamatan dan Desa/Kelurahan adalah


perpaduan antara rencana kerja pemerintah dengan aspirasi pelaku utama dan
pelaku usaha, serta pemangku kepentingan lainnya yang disusun secara sistematis,
sebagai alat pengendali pencapaian tujuan penyuluhan.

Berikut tahapan penyusunan programa sebagai berikut :

1. Perumusan keadaan
Keadaan dirumuskan dari hasil pengumpulan, pengolahan dan analisis
data pada masing-masing tingkat administrasi pemerintahan, mulai dari
nasional, provinsi, kabupaten/kota, kecamatan dan desa/kelurahan.
2. Penetapan tujuan
Penetapan tujuan dilakukan dengan merumuskan perubahan keadaan yang
akan dicapai dalam kurun waktu satu tahun berkaitan dengan Perilaku dan
Non Perilaku Pelaku Utama dan Pelaku Usaha dalam usaha tani, sistem
penyelenggaraan Penyuluhan Pertanian, dan upaya untuk menciptakan
Lingkungan Usaha Tani yang kondusif untuk mendukung pencapaian sasaran
program komoditas pertanian strategis nasional dan Komoditas Unggulan
lainnya di wilayah masing-masing. Prinsip yang digunakan dalam
merumuskan tujuan meliputi kriteria SMART (Specific, Measurable,
Actionary, Realistic, Time Frame) dan aspek ABCD (Audience, Behaviour,
Condition, Degree)
3. Penetapan masalah
Penetapan masalah dilakukan dengan mengidentifikasi dan merumuskan
faktor-faktor yang dapat menyebabkan tidak tercapainya tujuan atau yang
menyebabkan terjadinya perbedaan antara kondisi saat ini (faktual) dengan
kondisi yang akan dicapai. Terhadap faktor-faktor tersebut dilakukan
pemeringkatan masalah, sesuai dengan prioritas pembangunan pertanian di
suatu wilayah.
4. Penetapan Rencana Kegiatan
Penetapan rencana kegiatan dilakukan dengan merumuskan cara mencapai
tujuan yang menggambarkan bagaimana tujuan bisa dicapai. Rencana kegiatan
ini disajikan dalam matriks rencana kegiatan penyuluhan dan matriks
kemudahan pelayanan dan pengaturan. Mengingat makna programa
Penyuluhan Pertanian di tingkat nasional, provinsi dan kabupaten/kota
merupakan program penyelenggaraan Penyuluhan Pertanian, maka matriks
kemudahan pelayanan dan pengaturan hanya dibuat di kecamatan/desa.

PRA (Participatory Rural Appraisal)


Menurut Cyber Extension (2019) menyatakan Metode yang digunakan
untuk menyusun Programa penyuluhan pertanian yakni PRA (Participatory Rural
Appraisal), metode yang digunakan antara lain :

Peta (Potensi) Desa. Pemetaan adalah pengelompokan suatu kumpulan wilayah


yang berkaitan dengan beberapa letak geografis wilayah yang meliputi dataran
tinggi, pegunungan, sumber daya dan potensi penduduk yang berpengaruh
terhadap sosial kultural yang memiliki ciri khas khusus dalam penggunaan skala
yang tepat. Adanya peta akan memudahkan kita dalam mengamati permukaan
bumi. Potensi adalah suatu kemampuan, kesanggupan, kekuatan ataupun daya
yang mempunyai kemungkinan untuk bisa dikembangkan lagi menjadi bentuk
yang lebih besar. Pementaan ini bisa juga dengan menggunakan aplikasi GIS yaitu
perencanaan wilayah dengan menggunkan sistem geografi.

Kalender Musim. Kalender musim merupakan rekomendasi awal sebagai


alat bantu informasi bagi petani untuk menghadapi iklim pada kegiatan pertanian
(Surachmanto, et al 2019). Kalender ini biasanya berisikan kegiatan kegiatan
peristiwa, masa kritis, masalah dan peluang dalam satu siklus waktu tertentu,
curah hujan, suhu udara, pola tanam, hama penyakit, masa paceklik/ saat saat
kritis, tenaga kerja l/p/a, curahan waktu kerja, jenis pekerjaan (L/P/A), volume
produksi, luas tanam, harga dan pemasaran, siklus usahatani, dan kebutuhan
saprodi.

Transek (Penelusuran Lokasi). Transek merupakan salah satu teknik PRA


yang digunakan untuk melakukan pengamatan langsung terhadap lingkungan dan
sumberdaya masyarakat. Kegiatan ini dilakukan dengan cara berjalan menelusuri
wilayah desa dan mengikuti suatu lintasan tertentu yang telah disepakati bersama
(Macon 2007).

Diagram Venn. Bagan kelembagaan (diagram Venn) bertujuan untuk


mengetahui:

1) lembaga-lembaga yang ada di masyarakat baik lembaga formal maupun


non formal, lembaga pemerintah maupun swasta; 2) hubungan
antarlembaga dan dengan masyarakat; 3) keberadaan, peran, dan manfaat
lembaga tersebut untuk masyarakat Bagan Kecenderungan dan Perubahan.
Bagan kecenderungan dan perubahan adalah teknik pra yang dapat
menggambarkan perubahan-perubahan berbagai keadaan, kejadian, serta
kegiatan masyarakat dari waktu ke waktu, dimana besarnya perubahan dan
hal-hal yang diamati dapat berarti berkurang, tetap, atau bertambah.

Penelusuran Alur Sejarah. Teknik penelusuran alur sejarah adalah teknik PRA
yg digergunakan untuk mengungkap kembali sejarah masyarakat disuatu wilayah
(desa) berdasarkan penuturan masyarakat setempat disusun secara berurutan
menurut waktu kejadianya.

Peta Mobilitas. Peta mobilitas adalah peta untuk menggambarkan keadaan


kelompok masyarakat dalam hubungannya dengan pihak diluar lingkungan.
Bagan Alur Produksi. Bagan alur produksi adalah gambaran yang meliputi alur
produksi pertanian, alur pemasaran, sistem pengelolaan usaha, teknologi lokal dan
lain-lain pada suatu komoditas.

Wawancara Semi Terstruktur. Wawancara semi terstruktur yang digunakan


untuk mengkaji sejumlah topik informasi mengenai aspek-aspek kehidupan
keluarga petani, yang disusun di dalam pedoman wawancara. Pedoman
wawancara ini sifatnya semi terbuka (Pertanian 2012)

Kalender Harian . Kalender harian adalah gambaran tentang akitvitas harian dari
petani dan keluarga tani. Dibuat dengan selekap mungkin dengan memuat seluruh
jenis aktivitas, dan urutan waktu yang dilaksanakan secara harian. Kalender ini
dibuat dengan diagram lingkaran.

Tabel 1 Teknik yang digunakan untuk


memperoleh data belomm
Akses Informasi, Teknologi, Permodalan, dan Pasar

Akses informasi sangat penting bagi petani sebagai penyedia informasi –


informasi yang dibutuhkan petani seperti informasi akan teknologi baru, informasi
permodalan, pasar dan inovasi lain yang diperlukan bagi mendukung perubahan
perilaku, keterampilan, dan sikap pelaku utama dan pelaku usaha. Selain itu,
diharapkan dengan adanya peningkatan akses informasi petani lebih mandiri
dalam mengakses informasi sehingga petani tidak selalu bergantung pada
penyuluh. Beberapa informasi yang harus dapat tersedia dan terakses di Balai
Penyuluhan Pertanian dintarnya mengenai informasi teknologi, informasi modal
dan informasi pasar.

Menurut Dewi (2011) ruang lingkup masing-masing informasi tersebut


dapat diuraikan sebagai berikut :

Informasi Teknologi. Informasi teknologi yang diperlukan yakni berkaitan


dengan teknologi budidaya, pasca panen, pengolahan dan pemasaran serta
manejemen usaha tani/usaha perikanan/usaha kehutanan. Menurut Suparta (2009)
bahwa sumberdaya teknologi untuk aktivitas produksi pertanian dapat berupa
teknologi tradisi (adat), teknologi sederhana, teknologi input tinggi, dan teknologi
canggih khususnya untuk komoditas yang secara ekonomis bernilai tinggi/mahal.

Informasi Modal. Informasi modal tidak kalah penting artinya bagi petani.
Ketersediaan informasi modal dapat membantu petani dalam mempermudah dan
memperlancar proses peningkatan modal usahataninya. Peningkatan modal
usahatani akan berdampak meningkatnya kinerja usahatani dan akhirnya akan
meningkatkan pendapatan usahatani juga. Semakin sering petani mampu
memperoleh/mengakses informasi modal maka semakin besar pula kemungkinan
petani untuk meningkatkan modal usahataninya. Menurut Ashari (2009)
permodalan masih menjadi salah satu permasalahan pokok dalam pembangunan
pertanian. Untuk menanggulangi permasalahan tersebut, selama kurun waktu
empat dekade terakhir pemerintah telah meluncurkan beberapa kredit
program/bantuan modal untuk petani dan pelaku usaha pertanian di perdesaan.
Diantara program yang sangat popular dapat berupa bantuan langsung (BLT,
BLM), bantuan bergulir (BPLM, PMUK), penguatan modal (DPM LUEP,
PUAP), subsidi bunga (kredit, Bimas, KUT, KKP), maupun yang sudah
mendekati komersial (SP3, P4K, dan KUR).

KUR
Kredit Usaha Rakyat atau KUR adalah pinjaman modal kerja yang diberikan
kepada individu/badan usaha/kelompok yang dinilai memiliki usaha produktif dan
layak. Namun lebih khususnya lagi, kredit ini diberikan kepada mereka yang
berhak karena dianggap tidak memiliki agunan atau jaminan tambahan untuk
mengajukan pinjaman secara konvensional. Pada dasarnya, kredit bantuan
pemerintah ini berbeda dengan pinjaman usaha lainnya sebagaimana suku bunga
KUR nya yang sangat rendah. Pada tahun 2015, suku bunga yang dikenakan
sebesar 12 persen per tahun dan kini pada tahun 2019 turun di angka 7 persen per
tahun.

Setiap orang dapat mengajukan permohonan KUR baik secara langsung maupun
tidak langsung. Untuk pengajuan KUR secara langsung, maka bisa mendatangi
pihak penyalur KUR di Kantor Cabang atau Kantor Cabang Pembantu Bank
Pelaksana, bisa melalui Bank BNI, Bank Mandiri ataupun Bank BRI yang
diperuntukkan dalam usaha tani padi dan alat mesin pertanian (alsintan).

Ketika akan mengajukan KUR, setiap pemilik usaha wajib memenuhi seluruh
syarat dan ketentuan yang berlaku. Salah satunya adalah pemilik usaha paling
tidak sudah membuka usahanya minimal 6 bulan dan memastikan usahanya juga
berjalan secara terus menerus alias tidak sekalipun berhenti di tengah-tengah

Setelah memenuhi syarat utama tersebut, barulah sang pemilik usaha bisa
mengajukan permohonan KUR dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Poktan/gapoktan harus mengajukan surat permohonan KUR kepada pihak


Bank beserta kelengkapan dokumen seperti legalitas usaha atau perijinan
usaha dilengkapi catatan keuangan dan sebagainya.
2. Pihak bank akan mengevaluasi atau menganalisa kelayakan usaha
berdasarkan atas permohonan tersebut.
3. Apabila bank telah menganggap layak maka pihak bank pasti menyetujui
permohonan KUR dan keputusan pemberian KUR adalah sepenuhnya
kewenangan pihak bank.
4. Antara bank dan poktan atau Gapoktan harus menandatangani surat
perjanjian kredit ataupun dana pembiayaan.
5. Poktan atau Gapoktan wajib membayar cicilan atau angsuran atas kewajiban
pengembalian dana pinjaman KUR kepada pihak bank sampai lunas.
6. Mengenai berapa lama proses pengajauannya hingga disetujui, tergantung
dari banyaknya aplikasi yang masuk dan menunggu antrian.

Sebagai contoh, cara pengajuan KUR BRI 2019

1. Calon debitur mendatangi salah satu kantor BRI terdekat


2. Calon debitur mengisi form aplikasi dan berkas kredit yang diperlukan
seperti KTP, Kartu keluarga, Surat Keterangan Usaha dan jaminan
(misalnya BPKB jika jaminan kendaraan
3. Calon debitur diharapkan menyerahkan jaminan sesuai dengan kebijakan
bank seperti BPKB, Sertifikatrumah, sertifikat tanah, BPKB mobil, dan lain
sebagainya.
4. Pihak bank BRI akan memproses aplikasi dan melakukan uji kelayakan
usaha calon debitur dengan caara survey ke lapangaan. Apabila sesuai dan
usaha yang dijalankan memenuhi uji kelayakan, maka bank BRI akan
melakukan persetujuan pemberian kredit pinjaman
5. Calon debitur melakukan penandatanganan kontrak perjanjian kredit
pinjaman dengan bank BRI.
6. Pihak Bank BRI akan mencairkan dana kredit pinjaman yang biasanya
langsung dikirim ke rekening permintaan
7. Setelah menerima dana pinjaman, debitur harus melakukan angsuran setiap
bulan dengan jumlah pokok angsuran beserta bunga yang telah disepakati di
awal perjanjian

Secara umum proses pencairan membutuhkan waktu 7-14 hari kerja sejak survey
dilakukan oleh pihak BRI (Yulia Tri S, 2019).

Informasi Pasar. Informasi pasar diantaranya harga komoditas, permintaan


komoditas (jumlah, mutu, kapan diperlukan pembeli/konsumen) dan sumber
produksi. Menurut Suparta (2009) ada beberapa hal yang perlu diketahui dalam
mengenal potensi pasar, yaitu sebagai berikut :
1. Permintaan pasar Petani penting mengetahui permintaan pasar potensial dan
permintaan pasar aktual. Dengan memahami kedua permintaan tersebut,
maka petani dapat memperkirakan tingkat produksinya.
2. Kebutuhan konsumen Ada korelasi antara perkembangan jaman yang
semakin modern dengan perilaku konsumen. Preferensi konsumen akan
semakin meningkat, karena itu petani penting mengetahui tuntutan
kebutuhan konsumen.
3. Persaingan harga Tingkat persaingan ke depan akan semakin hebat. Bentuk
persaingan bukan hanya terjadi pada harga, tetapi juga pada kualitas hasil,
kemudahan dan kecepatan pelayanan, kedekatan hubungan, dan kemampuan
memenuhi kebutuhan konsumen.
4. Sistem distribusi Sistem distribusi akan sangat menentukan keberhasilan
pemasaran. Faktor terpenting yang harus dipertimbangkan adalah efektivitas
baik dari segi nilai tambah, volume penjualan.

Penyuluhan Pertanian

Penyuluhan pertanian adalah proses pembelajaran bagi pelaku utama serta pelaku
usaha agar mereka mau dan mampu menolong dan mengorganisasikan dirinya
daam mengakses informasi pasar, teknologi, permodalan, dan sumber daya
lainnya, sebagai upaya untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi usah,
pendapatan, dan kesejahteraanya, serta meningkatkan kesadaran dalam pelestarian
fungsi lingkungan hidup (Permentan Nomor 47, 2016).

Kegiatan penyuluhan pertanian harus ditunjang dengan beberapa unsur yang dapat
membantu berjalannya proses penyuluhan. Unsur tersebut antara lain materi
penyuluhan pertanian, media penyuluhan pertanian, dan metode penyuluhan
pertanian.

Materi Penyuluhan Pertanian

Menurut UU Nomor 16 Tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian,


Perikanan dan Kehutanan, materi penyuluhan pertanian didefinisikan sebagai
bahan penyuluhan yang akan disampaikan oleh para penyuluh kepada pelaku
utama dan pelaku usaha dalam berbagai bentuk yang meliputi informasi,
teknologi, rekayasa sosial, manajemen, ekonomi, hukum, dan kelestarian
lingkungan. Materi penyuluhan pertanian dibuat untuk memenuhi kebutuhan dan
kepentingan pelaku utama dan pelaku usaha pertanian dengan memperhatikan
pemanfaatan dan pelestarian sumberdaya pertanian.

Pemilihan materi penyuluhan pertanian harus sesuai dengan kebutuhan dari


sasaran. Adapun syarat materi penyuluhan adalah sebagai berikut:

1. Provitable, memberikan keuntungan yang nyata kepada sasaran.


2. Complementer, dapat mengisi kegiatan-kegiatan komplementer dari
kegiatan yang ada sekarang.
3. Compability, tidak boleh bertentangan dengan adat istiadat dan kebudayaan
masyarakat sasaran.
4. Simplicity, sederhana, mudah dilaksanakan dan tidak memerlukan skill yang
terlalu tinggi.
5. Avaibibility, yaitu pengetahuan, biaya, dan sarana yang diperlukan dapat
disediakan oleh sasaran.
6. Immediate aplicability, dapat dimanfaatkan dan segera memberikan hasil
yang nyata.
7. In expensiveness, tidak memerlukan ongkos tambahan yang terlalu besar.
8. Law risk, tidak mengandung risiko yang terlalu besar.
9. Spectacular impact, dampak dari penerapannya menarik dan menonjol.
10. Expandible, dapat dilakukan dalam berbagai keadaan dan mudah diperluas
dalam kondisi yang berbeda-beda.

Tahapan penyusunan materi penyuluhan pertanian Penyusunan Sinopsis.

Menurut Arsyadi (2017). Sinopsis materi penyuluhan adalah ringkasan


dari materi penyuluhan yang akan disampaikan dalam pelaksanaan penyuluhan.
Sinopsis ini dibagi menjadi 4 bagian yang terdiri atas :

a. Judul ditulis dengan menggunakan kalimat singkat dan mudah dipahami yang
menggambarkan inti dari materi;
b. Bagian awal bagian yang berisi ringkasan latar belakang akan kebutuhan
sasaran terhadap materi tersebut;
c. Bagian utama bagian yang berisi ringkasan gambaran isi materi “siapa, apa,
mengapa, kapan, dimana, bagaimana” menerapkan atau melaksanakan isi
materi tersebut;
d. Bagian akhir bagian yang berisi ringkasan implikasi materi tersebut.

Menurut (Pertanian 2013). Langkah – langkah membuat sinopsis materi


penyuluhan dari materi lengkap yang telah dibuat adalah :

a. Membaca materi dengan seksama dan penuh konsentrasi;


b. Menyediakan waktu khusus untuk membaca;
c. Membaca kondisi dalam rileks – tanpa tekanan;
d. Pahami materi;
e. Pikirkan sinopsis yang akan ditulis pembacanya;
f. Tulis sinopsis dengan bahasa yang mudah dimengerti oleh pembaca.

Pembuatan Lembar Persiapan Menyuluh (LPM).

Menurut Arsyadi (2017). Lembar persiapan menyuluh (LPM) merupakan


lembar yang memuat hal – hal pokok yang harus dipersiapkan dan dikerjakan saat
berlangsungnya penyuluhan. Komponen – komponen yang terdapat dalam lembar
persiapan menyuluh (LPM) adalah judul, tujuan instruksional umum, kriteria
audiens, jenis media yang digunakan, metode yang digunakan, alokasi waktu,
deskripsi kegiatan, lokasi kegiatan penyuluhan, waktu dan tanggal pelaksanaan,
nama fasilitator.

Media Penyuluhan Pertanian

Menurut Widodo dan Nuraeni (2016), dapat disimpulkan bahwa


pengertian media penyuluhan adalah alat bantu penyuluh dalam melaksanakan
penyuluhan yang dapat merangsang sasaran suluh untuk dapat menerima pesan-
pesan penyuluhan, dapat berupa media tercetak, terproyeksi, visual ataupun audio-
visual dari komputer.

Metode Penyuluhan Pertanian

Permentan No. 52 tahun 2009 mengemukakan bahwa dalam Undang-


Undang Nomor 16 Tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan
dan Kehutanan (SP3K) melalui Pasal 26 mengamanatkan bahwa penyuluhan
dilakukan dengan pendekatan partisipatif melalui metode penyuluhan pertanian
yang disesuaikan dengan kebutuhan serta kondisi pelaku utama dan pelaku usaha.

Metode penyuluhan pertanian merupakan cara/teknik penyampaian materi


penyuluhan oleh penyuluh pertanian kepada pelaku utama dan pelaku usaha agar
mereka tahu, mau, dan mampu menolong dan mengorganisasikan drinya dalam
mengakses informasi pasar, teknologi, permodalan, sumber daya lainnya sebagai
upaya untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi usaha, pendapatan, dan
kesejahteraannya, serta meningkatkan kesadaran dalam pelestarian fungsi
lingkungan hidup (Permentan No. 52, 2009).

Keadaan lokasi. Merupakan salah satu faktor yang sangat penting untuk
diketahui sebelum penyuluh melakukan kegiatan penyuluhan. Keadaan lokasi ini
erat kaitannya dengan musim,topografi wilayah, sistem pengairan, jenis tanah dan
keadaan usaha tani suatu daerah. Karena tentunya tiap-tiap daerah memiliki
keadaan lokasi yang berbeda-beda.

Sasaran. Sebelum menentukan metode yang akan dipilih, penyuluh mengetahui


dahulu sasaran yang akan disuluh dengan melihat tingkat pengetahuan,
keterampilan, sosial dan budaya daerah agar kegiatan penyuluhan dapat berjalan
denagn lancar sehingga terjadinya perubahan perilaku dan adopsi inovasi pada
khalayak sasaran.

Pendidikan Orang Dewasa

Pendidikan orang dewasa atau andragogi adalah ilmu bagaimana


memimpin atau membimbing orang dewasa; atau ilmu mengajar orang dewasa.
Andragogi menstimulasi orang dewasa agar mampu melakukan proses pencarian
atau penemuan ilmu pengetahuan yang mereka butuhkan dalam kehidupan.
Perbedaan antara konsep andragogi dan pedagogi adalah bahwa konsep andragogi
berkaitan dengan proses pencarian dan penemuan ilmu pengetahuan yang
dibutuhkan manusia untuk hidup, sedangkan konsep pedagogi berkaitan dengan
proses mewariskan kebudayaan yang dimiliki generasi yang lalu kepada generasi
sekarang (Padmowihardjo, 2014).
Menurut Sunhaji (2013), prinsip-prinsip mengajar orang dewasa merupakan
bagian pokok dalam pendidikan orang dewasa, adapun prinsip-prinsip tersebut
adalah sebagai berikut:

1. Recency
Hukum ini menunjukan bahwa sesuatu yang dipelajari atau diterima pada
saat terakhir adalah yang paling banyak diingat peserta, maka berkaitan
dengan materi perlu adanya ringkasan / kata kuncidan memberikan review
di awal sesi di hari / waktu lain.
2. Appropriatenes (kesesuaian)
Prinsip ini menunjukan perlunya materi-materi yang sesuai dengan
kebutuhan peserta, termasuk materi-materi baru harus ada keterkaiatnya
dengan materi /pengalaman peserta didik
3. Motivation
Prinsip ini peserta hendaknya memiliki rasa keinginan yang dalam, jika
fasilitator tidak menggunakan prinsip ini dan mengabaikan untuk membuat
materi yang relevan, maka akan secara pasti akan kehilangan motivasi
4. Primacy (menarik perhatian di awal sesi)
Hal-hal yang pertama bagi peserta didik biasanya dipelajari dengan baik,
demikian juga dengan kesan pertama atau serangkaian informasi yang
diperoleh dari pelatih betul-betul sangat penting.
5. Two Way Communication
Two Way Communication (komunikasi dua arah), prinsip ini
menghendaki proses belajar yang timbal balik, sehingga pembelajaran
bukan otoritas fasilitator.
6. Feedback
Prinsip ini menghendaki fasilitator perlu mengetahui bahwa peserta
mengikuti dan tetap menaruh perhatian pada apa yang disampaikan, dan
juga sebaliknya peserta juga membutuhkan umpan balik sesuai dengan
penampilan / kenerja mereka
7. Active Learning
Prinsip ini menghedndaki peserta akan giat belajar jika mereka secara aktif
terlibat dalm proses pelatihan, sebagaimana kata John Dewy Learning by
doing
8. Muliple–Sense Learning
Prinsip ini mengatakan bahwa belajar akan jauh lebih efektif jika
partisipan menggunakan lebih dari kelima indranya.
9. Exercise
Prinsip ini menghendaki perlunya di ualng-ulang dalam pelatihan.

Penumbuhkembangan Kelembagaan Petani

Permentan no 67 tahun 2016 tertera pengertian Kelembagaan Petani adalah


lembaga yang ditumbuhkembangkan dari, oleh, dan untuk petani guna
memperkuat dan memperjuangkan kepentingan petani, mencakup Kelompok
Tani, Gabungan Kelompok Tani, Asosiasi Komoditas Pertanian, dan Dewan
Komoditas Pertanian Nasional.

Ruang lingkup Pembinaan Kelembagaan Petani meliputi:

1. Kelompok Tani
Kelompok Tani yang selanjutnya disebut Poktan adalah kumpulan
petani/peternak/pekebun yang dibentuk oleh para petani atas dasar kesamaan
kepentingan, kesamaan kondisi lingkungan sosial, ekonomi, dan sumberdaya,
kesamaan komoditas, dan keakraban untuk meningkatkan dan
mengembangkan usaha anggota
2. Gabungan Kelompok Tani
Gabungan Kelompok Tani yang selanjutnya disebut Gapoktan adalah
kumpulan beberapa Kelompok Tani yang bergabung dan bekerjasama untuk
meningkatkan skala ekonomi dan efisiensi usaha.
3. Asosiasi Komoditas Pertanian
Asosiasi Komoditas Pertanian adalah kumpulan dari petani, Kelompok Tani,
dan/atau Gabungan Kelompok Tani yang mengusahakan komoditas sejenis
untuk memperjuangkan kepentingan petani.
4. Dewan Komoditas Pertanian Nasional
Dewan Komoditas Pertanian Nasional adalah suatu lembaga yang
beranggotakan Asosiasi Komoditas Pertanian untuk memperjuangkan
kepentingan petani.

Penumbuhan Kelompoktani. Penumbuhan kelompok tani yang perlu


diperhatikan yaitu kesamaan kepentingan, sumberdaya alam, sosial-ekonomi,
keakraban, saling mempercayai dan keserasian hubungan antar anggota untuk
kelestarian kehidupan berkelompok, sehingga setiap anggota merasa memiliki dan
menikmati manfaat dari setiap kegiatan. Pelaksanaan penumbuhan kelompokotani
melalui tahapan sebagai berikut:

1. Persiapan Penumbuhan Poktan


a. Penyuluh Pertanian mengidentifikasi melalui pengumpulan data dan informasi
petani yang belum menjadi anggota Poktan;
b. Penyuluh Pertanian menjelaskan kepada tokoh-tokoh petani dan aparat desa;
c. Penyuluh Pertanian kemudian melakukan pertemuan kelompok-kelompok
atau kelembagaan sosial dan pertemuan di tingkat RW/dusun dalam satu
desa/kelurahan
2. Proses Penumbuhan Kelompoktani
a. Penyuluh pertanian melakukan sosialisasi tentang penumbuhan Poktan kepada
tokoh-tokoh petani setempat dan aparat desa/kelurahan;
b. Pertemuan atau musyawarah petani yang dihadiri oleh tokoh masyarakat,
pamong desa/kelurahan, instansi terkait, dengan didampingi Penyuluh
Pertanian;
c. Menyepakati pembentukan Poktan yang dituangkan dalam surat pernyataan
dengan diketahui Penyuluh Pertanian. Pengurus Poktan terdiri atas Ketua,
Sekretaris, Bendahara, dan seksi-seksi sesuai unit usaha yang dimiliki;
d. Setiap Poktan melakukan pertemuan lanjutan dengan dihadiri seluruh anggota
untuk menyusun dan/atau menetapkan rencana kerja; dan
e. Setiap Poktan harus didaftarkan di satuan kerja yang melaksanakan tugas
penyuluhan di kecamatan dan datanya dimuat dalam Sistem Informasi
Manajemen Penyuluhan Pertanian (SIMLUHTAN).
Pengembangan Kelompoktani. Pengembangan Poktan diarahkan pada penguatan
Poktan menjadi kelembagaan petani yang kuat dan mandiri, peningkatan
kemampuan anggota dalam pengembangan agribisnis dan peningkatan
kemampuan Poktan dalam menjalankan fungsinya. Penguatan Poktan menjadi
kelembagaan petani yang kuat dan mandiri, melalui :

1. Memiliki aturan/norma yang disepakati dan ditaati bersama;


2. Melaksanakan pertemuan secara berkala dan berkesinambungan (rapat
anggota, rapat pengurus, dan rapat lainnya);
3. Menyusun rencana kerja dalam bentuk rencana definitif kelompok (RDK) dan
rencana definitif kebutuhan kelompok (RDKK) berdasarkan kesepakatan dan
dilakukan evaluasi secara partisipatif, memiliki pengadministrasian
kelembagaan petani;
4. Memfasilitasi kegiatan-kegiatan usaha bersama di sektor hulu sampai dengan
hilir;
5. Memfasilitasi usaha tani secara komersial dan berorientasi pasar;
6. Sebagai sumber pelayanan informasi dan teknologi untuk usaha petani
umumnya dan anggota khususnya;
7. Menumbuhkan jejaring kerjasama kemitraan antara poktan dengan pihak lain;
8. Mengembangkan pemupukan modal usaha, baik iuran anggota maupun
penyisihan hasil kegiatan usaha bersama; dan
9. Meningkatkan kelas kemampuan poktan yang terdiri atas kelas pemula, Kelas
Lanjut, Kelas Madya, dan Kelas Utama, sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan. Peningkatan kemampuan poktan dalam menjalankan
fungsinya, melalui pembinaan. Pembinaan dilaksanakan secara
berkesinambungan dan diarahkan pada upaya peningkatan kemampuan Poktan
dalam melaksanakan fungsinya sebagai kelas belajar, wahana kerjasama dan
unit produksi, sehingga mampu mengembangkan usahatani dan menjadi
kelembagaan petani yang kuat dan mandiri.

Evaluasi Penyuluhan Pertanian


Evaluasi menurut Permentan No. 91 Tahun 2013 tentang Pedoman
Evaluasi Kinerja Penyuluh Pertanian adalah suatu kegiatan yang dilaksanakan
secara sistematis dan berkesinambungan untuk mengukur tingkat keberhasilan
berdasarkan parameter kinerja Penyuluh Pertanian dalam melaksanakan tugas dan
tanggungjawabnya. Evaluasi bisa dilakukan terhadap perencanaan, pelaksanaan
maupun hasil serta dampak suatu kegiatan.

Tujuan evaluasi adalah meningkatkan mutu program, memberikan


justifikasi atau penggunaan sumber-sumber yang ada dalam kegiatan, memberikan
kepuasan dalam pekerjaan dan menelaah setiap hasil yang telah direncanakan.
Menurut Stufflebeam (1971) evaluasi memiliki dua tujuan utama yaitu :

1. Menentukan tingkat perubahan perilaku petani setelah kegiatan penyuluhan.


2. Perbaikan programa, sarana, prosedur, pengorganisasian petani dan
pelaksanaan penyuluhan.

Prinsip evaluasi menurut Mardikanto (1996) kegiatan evaluasi harus


memperhatikan prinsip-prinsip evaluasi yang terdiri atas:

1. Kegiatan evaluasi harus merupakan bagian integral yang tak terpisahkan dari
kegiatan perencanaan program. Artinya bahwa tujuan evaluasi harus selaras
dengan tujuan yang ingin dicapai yang telah dinyatakan dalam perencanaan
programnya.
2. Setiap evaluasi harus memenuhi persyaratan, obyektif, menggunakan
pedoman tertentu yang telah dibakukan, dan menggunakan metoda
pengumpulan data yang tepat dan teliti.
3. Setiap evaluasi harus mengguakan alat ukur yang berbeda untuk mengukur
tujuan evaluasi yang berbeda pula.
4. Evaluasi harus dinyatakan dalam bentuk data kuantitatif dan kualitatif. Agar
dengan jelas dapat diketahui tingkat pencapaian tujuan serta tingkat
penyimpangan pelaksanaannya dan agar dapat diketahui faktor-faktor penentu
keberhasilan, penyebab kegagalan, dan faktor penunjang serta penghambat
keberhasilan tujuan program yang direncanakan.
5. Evaluasi harus efektif dan efisien, artinya evaluasi harus menghasilkan
temuan-temuan yang dapat dipakai untuk meningkatkan efektivitas
(tercapainya tujuan) program. Dan evaluasi harus mempertimbangkan
ketersediaan sumber daya-nya sehingga tidak terjebak pada kegiatan-kegiatan
yang terlalu rinci, tetapi tidak banyak manfaatnya bagi tercapainya tujuan,
melainkan harus dipusatkan pada kegiatan-kegiatan yang strategis (memiliki
dampak yang luas dan besar bagi tercapainya tujuan program).

Bagian-bagian proram dan rencana kerja yang dapat dievaluasi (Van Den ban
dan Hawkins, 1999) adalah:

1. Penetapan program, yaitu meliputi pengumpulan data situasi, perumusan


kebutuhan, perumusan masalah, perumusan tujuan dan partisipasi
petani/kontak tani serta menetapkan materi penyuluhan pertanian.
2. Pelaksanaan program, yaitu meliputi metode dan proses penyuluhan, media
penyuluhan pertanian, proses pembinaan sasaran, informasi dan rekomendasi
yang diberikan penyuluh, proses dan kualitas pelaporan serta respon antisipasi
sasaran penyuluh.
3. Hasil program, yang mengikuti perubahan kualitas perilaku yang diharapka
antara lain: pengetahuan, sikap, keterampilan, penerapan inovasi dan
peningkatan kesejahteraan.

METODE PELAKSANAAN

Waktu dan Tempat

Pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata Tematik Merdeka Belajar Kampus


Merdeka (KKNT MBKM) akan dilaksanakan pada semester V selama empat
bulan. Kegiatan KKNT MBKM akan dilaksanakan pada tanggal 17 Oktober 2022
– 31 Januari 2023, bertempat di Desa Rancamanggung, Kecamatan Tanjungsiang,
Kabupaten Subang, Provinsi Jawa Barat.

Sasaran Kegiatan

Dalam hal ini Sasaran kegiatan Kuliah Kerja Nyata Tematik Merdeka
Belajar Kampus Merdeka (KKNT MBKM)

Materi Pelaksanaan
Kuliah Kerja Nyata Tematik Merdeka Belajar Kampus Merdeka (KKNT
MBKM) dilaksanakan meliputi beberapa rincian materi sebagai berikut:
No Tujuan Kegiatan Rincian Kegiatan Output Kegiatan
1 Mampu melakukan - Melakukan - Hasil kerja berupa
kegiatan identifikasi pertemuan/wawancara hasil analisis SWOT
potensi wilayah, dengan tokoh tentang data potensi
permasalahan dan masyarakat, aparat desa, wilayah, dan
merumuskan KTNA, penyuluh, ketua merumuskan
rekomendasi dan kelompok tani untuk rekomendasi/ strategi
membuat peta potensi mengidentifikasi potensi pemecahan masalah
wilayah desa wilayah , dan - Daftar hadir
menggunakan permasalahan - Foto kegiatan (open
program GIS menggunakan metode camera)
SWOT
- Merumuskan hasil - Gambar peta potensi
identifikasi sebagai wilayah desa dengan
rekomendasi untuk mengimplementasika
membantu pemecahan n program GIS
masalah.
- Menentukan titik
ordinat di lokasi (desa)
2 Mampu menyusun - Melakukan koordinasi - Hasil kerja berupa
programa penyuluhan untuk membentuk tim laporan penyusunan
pertanian tingkat desa PRA/RRA Programa
- Menyiapkan instrumen Penyuluhan Pertanian
PRA /RRA dan atau tingkat desa
impact point (Permentan 47 tahun
- Mengumpulan data 2016)
primer dan sekunder - Daftar hadir
sesuai dengan data yang - Foto kegiatan(open
dibutuhkan untuk camera)
penyusunan programa.
- Mengkaji/menganalisis
hasil pengumpulan data

3 Mampu mengakses - Lakukan identifikasi - Hasil keja berupa


dan memanfaatkan terhadap sasaran laporan tahapan /cara
informasi teknologi, tahapan/cara mengakses mengakses informasi
permodalan dan pasar dan memanfaatkan teknologi,
informasi teknologi permodalan dan
yang selama ini pasar sesuai kondisi
dilakukan sasaran di lapangan
- Lakukan identifikasi
terhadap sasaran
tahapan/cara
mengakses dan
memanfaatkan
informasi permodalan
yang selama ini
dilakukan
- Lakukan identifikasi
terhadap sasaran
tahapan/cara mengakses
dan memanfaatkan
informasi pasar yang
selama ini dilakukan
dalam memasarkan
hasil produksinya

4 Mampu - Mengidentifikasi - Hasil kerja berupa


Melaksanakan permasalahan sasaran pelaksanaan
kegiatan penyuluhan pada usahataninya penyuluhan
dengan menerapkan - Menetapkan materi
prinsip-prinsip POD penyuluhan dalam - Daftar hadir anggota
dan pemberdayaan bentuk sinopsis - Sinopsis materi
masyarakat pada - Mendesain media penyuluhan
pelaksanaan kegiatan penyuluhan tercetak dan - Media penyuluhan
penyuluhan pertanian elektronik (tercetak /folder dan
- Menetapkan metode elektronok/video)
penyuluhan - LPM
- Melakukan kegiatan - Foto kegiatan
penyuluhan sebanyak 2 penerapan metode
x kepada sasaran penyuluhan (open
- :1) kelompok tani, camera)
- 2) kelompok wanita
tani

5 Mampu - Koordinasi dengan - Laporan tahapan


melaksanakan tokoh yang dilakukan
penyuluhan dalam masyarakat/pemuda, dalam rangka
rangka penyuluh, aparat desa penumbuhan pemuda
menumbuhkembangk setempat tani/milenial
an kelompok pemuda - Melakukan identifikasi sebanyak (2 kali)
tani/petani milenial dan pengumpulan data kegiatan
pemuda usia 15-40 - Daftar hadir
tahun dalam rangka - Foto kegiatan (open
inisiasi penumbuhan camera).
kelembagaan petani
(pemuda tani/milenial).
- Melakukan
sosialisasi/penyuluhan
tentang pentingnya
kelembagaan petani
kelompok tani dan
regenerasi petani
sebanyak 2 kali.
6 Mampu - - Menentukan judul - - Laporan evaluasi
melaksanakan Evaluasi berdasarkan penyuluhan pertanian
evaluasi hasil RKTP di wilayah kerja - - Dokumentasi
penyuluhan pertanian - Menyusun instrumen kegiatan
sesuai RKTP evaluasi pengambilan data
- - Menyebarkan (open Camera)
instrumen evaluasi - - Daftar responden
kepada responden - evaluasi
- - Merekap data hasil
pengisian instrumen
- - Menganalisis data
secara deskriptif sesuai
tujuan evaluasi
perubahan prilaku

HASIL DAN PEMBAHASAN

Keadaan Umum Desa

Desa Cibuluh merupakan desa yang berada di Kecamatan Tanjungsiang,


Kabupaten Subang, Jawa Barat. Secara Administratif, Desa Cibuluh merupakan
salah satu dari 10 Desa di wilayah kecamatan Tanjungsiang. Desa Cibuluh terdiri
dari 4 Dusun dengan 11 Rukun Warga (RW) dan 45 Rukun Tetangga (RT). Batas
Wilayah Administratif Desa Cibuluh

a. Sebelah Utara : Desa Tenjolaya


b. Sebelah Selatan : Desa Pakuhaji
c. Sebelah Timur : Desa Gandasoli
d. Sebelah Barat : Desa Cigadog
Sebagian besar penggunaan lahan di Desa Cibuluh merupakan areal
persawahan yaitu 229 Ha. Luas wilayah binaan Desa Cibuluh terdiri dari lahan
sawah dan lahan darat. Adapun rincian luas lahan tertera pada tabel berikut :

Jenis Lahan Luas (ha) Keterangan

1). Sawah
- Teknis -
- ½ Teknis 60
- Pedesaan 169
- Tadah Hujan -
Jumlah 1) 229
2). Darat
- Perumahan & Pekarangan 130
- Ladang -
- Pengangonan -
- Hutan Rakyat -
- Hutan asli -
- Hutan Lindung -
- Hutan Konservasi -
- Perkebunan Rakyat 66
- Perkebunan Negara/PTP -
- Kolam 3.5
- Danau/situ/rawa -
- Lain-lain 21
Jumlah 2) 220
JUMLAH (1 + 2) 449

Data penduduk Desa Cibuluh

Jumlah Penduduk Jumlah Keterangan

Jumlah Laki-laki 2.581 orang


Jumlah Perempuan 2.827 orang
Jumlah Penduduk 5.408 orang
Jumlah Kepala Keluarga Laki-laki 2.096 KK
Jumlah KK Perempuan KK
Jumlah Kepala Keluarga 2.096 KK

Identifikasi Potensi Wilayah

Identifikasi Potensi Wilayah (IPW) di Desa Cibuluh Kecamatan


Tanjungsiang dilakukan menggunakan data primer maupun data sekunder. Data
primer diperoleh dilapangan baik dari petani maupun masyarakat terkait,
sedangkan data sekunder diperoleh dari monografi desa/Kecamatan/BPP dan atau
dari sumber- sumber lain yang relevan.

Metode yang digunakan dalam mengidentifikasi faktor internal dan


eksternal ini adalah dengan menggunakan wawancara yang dilaksanakan kepada
berbagai tokoh masyarakat yang ada di Desa Cibuluh. Adapun tokoh masyarakat
yang di wawancara adalah Kepala Desa Cibuluh, Sekdes Desa Cibuluh, Penyuluh
lapangan Desa Cibuluh, Ketua kelompok tani, dan sesepuh Desa Cibuluh.
Pemilihan tokoh masyarakat ini berdasarkan kepada peran tokoh masyarakat
tersebut di Desa dan pengetahuan serta pengalamannya dalam kehidupan sosial
dan bermasyarakat di Desa Cibuluh. Berdasarkan hasil wawancara tersebut, maka
didapatkan hasil rekapan faktor-faktor internal sebagai berikut:

Analisis SWOT

Dalam analisis SWOT terdapat matriks SWOT yang merupakan alat yang
dipakai untuk menyusun faktor-faktor strategis sebuah perusahaan atau usaha.
Matriks ini dapat menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman
eksternal yang dihadapi dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang
dimilikinya. Hasil identifikasi faktor-faktor internal dan eksternal di Desa Cibuluh
berdasarkan programa dan keadaan lapangan tertuang dalam matriks SWOT
dibawah ini :

BELOMMMM KAGA PAHAM

Rekomendasi Strategi

Peta Desa Menggunakan Qgis

Programa Penyuluhan Pertanian

Prosedur Penyusunan Programa Penyuluhan Pertanian

Kegiatan penyusunan programa Desa, pada dasarnya dilaksanakan sesuai


dengan prosedur yang terkandung dalam Permentan no 47 tahun 2016 tentang
penyusunan programa penyuluhan pertanian. Adapun tahapan/proses penyusunan
programa Desa adalah sebagai berikut:
Prosedur penyusunan programa penyuluhan pertanian melalui identifikasi
masalah (perilaku dan non perilaku) serta strategi pemecahan masalah yang ada di
desa melalui PRA dan impact point. Hasil identifikasi tersebut dituangkan dalam
programa kecamatan.

A. Susunan panitia
Langkah pertama dalam penyusunan programa penyuluhan Desa adalah
pembuatan tim penyusun programa penyuluhan pertanian Desa.
Penyusunan tim ini sudah dilaksanakan oleh penyuluh sebelum kegiatan
PKL dilaksanakan. Adapun susunan kepanitiannya adalah sebagai berikut:
Ketua : Penyuluh Desa
Sekretaris : Penyuluh Pertanian yang bertugas di Desa/kelurahan.
Anggota : 1) Kepala Urusan Pembangunan Desa/Kelurahan;
2)Perwakilan kelembagaan Pelaku Utama dan Pelaku
Usaha di Desa/kelurahan.
B. Perumusan Keadaan
Dari identifikasi yang sudah dituangkan ke dalam programa
kecamatan dibuatlah Rencana Kerja Tahunan Penyuluh (RKTP) yang
berisi mengenai Rencana Definitif Kelompok (RDK) dan Rencana
Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK) yang sudah disesuaikan dengan
kegiatan dinas lingkup pertanian yang akan dialokasikan ke desa. RDK
dan RDKK yang sudah dibuat tersebut dijadikan acuan dalam
Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) tingkat desa
hingga kabupaten yang disandingkan dengan Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah (APBD) Pemerintah Kabupaten Subang.
Tahapan penyusunan program penyuluhan pertanian sudah
dilakukan mulai dari identifikasi permasalahan dan strategi pemecahan
masalah yang melibatkan pelaku utama dan pelaku usaha. Selanjutnya
pembuatan RDK dan RDKK yang menjadi masalah. RDK dan RDKK
yang mencakup kegiatan, kebutuhan sarana dan prasarana seharusnya
dibuat oleh kelompok tani karena yang akan melaksanakan kegiatan
selama satu tahun ke depan kelompok tani tersebut. Pada prosedur
penyusunan program penyuluhan pertanian secara umum yaitu petani
membuat pengajuan untuk mendapatkan bantuan sesuai dengan masalah
yang berkembang dimasyarakat ataupun sesuai dengan masalah-masalah
yang tercantum di programa desa/kecamatan. Pengajuan yang diajukan
oleh petani tersebut diketahui oleh unit instansi terkait yaitu BPP dan
UPTD setempat.
Penyusunan programa tingkat Desa Cibuluh, yang dilaksanakan
yaitu penulis berkordinasi dengan penyuluh pertanian wilayah binaan Desa
Cibuluh dan Ketua Gapoktan untuk penyusunan programa tingkat desa.
Penulis dan penyuluh pertanian wilayah binaan Desa Cibuluh
menggunakan PRA untuk mengidentifikasi, menjaring kebutuhan nyata
keadaan dan permasalahan wilayah Desa Cibuluh. Hasil dari PRA yang
didapat kemudian didiskusikan dengan penyuluh dan Gapoktan mengenai
penetapan masalah dan tujuan. Penyusunan program tingkat desa ini
bersama penyuluh pertanian wilayah binaan Desa Cibuluh, agar sesuai
dengan data yang didapat. Programa tingkat desa dikordinasikan dengan
penyuluh pertanian dan Ketua Gapoktan untuk diverifikasi. Berdasarkan
hasil identifikasi potensi dan masalah, maka dilakukan analisis prioritas
masalah menggunakan metode impact point, sebagai berikut: Berdasarkan
rumusan keadaan menghasilkan informasi (kualitatif dan kuantitatif)
sebagai berikut:

Data Monografi Desa

1. Sumber Daya Manusia


a. Data Penduduk

Berdasarkan Profil Desa Cibuluh Tahun 2022, jumlah penduduk Desa


Cibuluh adalah 5.408 orang , terdiri dari laki-laki sebanyak 2.581 orang dan
perempuan sebanyak 2.827 orang. Mempunyai 2.096 KK. Untuk lebih
jelasnya data disajikan dalan Tabel dibawah ini :

Jumlah Penduduk Jumlah Keterangan


Jumlah Laki-laki 2.581 orang
Jumlah Perempuan 2.827 orang
Jumlah Penduduk 5.408 orang
Jumlah Kepala Keluarga Laki-laki 2.096 KK
Jumlah KK Perempuan KK
Jumlah Kepala Keluarga 2.096 KK
Sumber : Programa Desa Cibuluh 2022

Pada Tabel diatas diketahui bahwa jumlah laki-laki di Desa Cibuluh lebih
banyak dari pada perempuan. Dengan jumlah laki-laki 2.581 jiwa sedangkan
untuk jumlah perempuan 2.827 jiwa, selisih keduanya adalah 246 jiwa.

BUAT DIAGRAM

Berdasarkan data pada table diatas dapat diketahui bahwa jumlah penduduk
laki-laki lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah penduduk perempuan, hal ini
dapat menjadi potensi terhadap ketersediaan tenaga kerja bidang pertanian.
Jumlah penduduk Desa Cibuluh secara rinci menurut kelompok umur dan jenis
kelamin terdapat pada Tabel 6 berikut :

Jenis Kelamin (orang) Total (3+4)


No Umur (Thn)
(orang)
Laki-laki Perempuan
1 00 - 09 684 479 1.163
2 10 - 14 255 145 390
3 15 - 24 384 343 414
4 25 - 34 402 379 781
5 35 - 44 383 382 765
6 45 - 55 762 402 1164
7 > 60 224 184 408
Jumlah 2.962 2.182 5.408
Sumber : Programa Desa Cibuluh 2022

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa penduduk usia produktif (30 –
60 tahun) cukup tinggi dibandingkan umur 40-49 tahun, sehingga dapat
mendukung produktifitas kinerja penduduk dalam menjalankan usahanya. Dalam
bidang pertanian, faktor usia mempunyai peranan penting, khususnya dalam
pengelompokkan sasaran kegiatan penyuluhan, yaitu wanita tani dan petani
dewasa. Untuk mendukung kegiatan penyuluhan pertanian, maka perlu diketahui
jadwal keseharian dari setiap keluarga petani, sehingga dapat diketahui waktu
yang efektif untuk melakukan penyuluhan. Berdasarkan mata pencaharian,
penduduk Desa Cibuluh terbagai dalam beberapa profesi. Sebagaimana tersaji
pada table di bawah ini :

Table Mata Pencaharian

Jenis Kelamin (org)


Penduduk menurut pekerjaan Jumlah (org)
LK Pr
- Petani 603
- Peternak 145
- Perkebunan 95
- Buruh tani 205
- Karyawan Pemerintah/ swasta
- PNS/TNI/POLRI
- Pengrajin
- Pedagang
- Nelayan/ 37
- Montir
- Pensiunan PNS/TNI/POLRI 36
- Lain-lain 155
Jumlah 2.143
Sumber : Profil Desa Cibulu

Berdasarkan data yang tertera pada di atas mata pencaharian penduduk Desa
Cibuluh menunjukan bahwa rata-rata penduduknya bermata pencaharian sebagai
petani, peternak, dan buruh tani. Dimana dari jumlah pekerjaaan 2.143 jiwa
dengan tingkatan paling tinggi yaitu 603 jiwa yang berprofesi sebagai petani serta
205 jiwa berprofesi sebagai buruh tani.

b. Data Tingkat Pendidikan

Tingkat pendidikan di Desa Cibuluh sangat beragam, dari mulai tidak tamat
SD sampai tamat D3 keatas, adapun tingkatan pendidikan disajikan dalam table di
bawah ini.

Jenis Kelamin Jumlah


Tingkatan Pendidikan
Lk Pr (org)
- Belum/Tidak sekolah 807
- sedang PAUD/TK/Play grup 520
- SD/sederajat 724
- SMP/sederajat 578
- SMA/sederajat 651
- Diploma (1,2,3)/sederajat 35
- Sarjana (S-1) 32
- Sarjana (S2,S3) 1
- SLB (A,B,C) -
Jumlah 3.348
Sumber : Profil Desa Cibuluh
c. Data Kelembagaan Petani

N Kelas Kemampuan
Nama Gapoktan/Poktan
o Pemula Lanjut Madya Utama
1 Sumber Rahayu
2 Mawar
3 Parung Jaya
4 Putra Binangkit
5 Bantar Waru
6 Kabuyutan
7 Lembah Barokah
8 Rancagegawe
9 Saung Mulan
10 Ranca Mekar
JUMLAH

22 Gapoktan Mekar Wargi

LIAT DI BPP JANGAN LUPA

d. Sarana dan Prasarana Pendukung Usaha Tani

No Lembaga Penunjang Jumlahnya (buah)


1 BPP 1
2 Kios Saprodi 3
3 Bank 2
4 Lumbung Padi 1
5 Pasar 1
6 P3AMC 1

No Lembaga Penunjang Jumlahnya (buah)


1 Hand Traktor 3
2 Hand Sprayer 17
3 Pedal Treser -
4 Terpal 320
5 Sabit Gerigi 250
6 RMU / Huller 8
7 Cangkul 1570
8 Mesin APPO 1
9 Parang 1580
10 Caplak 322
Kalender Harian

Kalender harian merupakan pembuatan jadwal harian petani yang


memiliki tujuan untuk mengetahui gambaran pola kegiatan harian keluarga petani
dalam pemanfaatan dan penugasan sumberdaya manusia. Dalam kalender harian
ini akan memperoleh informasi kegiatan harian dari bapak, ibu dan anak. Hal
tersebut akan memperoleh informasi kalender harian kerja produktif, sosial yang
dimiliki oleh individu di setiap keluarga serta kontrol dan akses keluarga terhadap
sumber daya yang tersedia. Dengan menyusun kalender harian dari keluarga
petani ini dapat memberi informasi kepada petugas/penyuluh untuk melakukan
penyuluhan dan dimana dilakukan penyuluhan tersebut.

Adapun tujuan dari penyusunan kalender harian ini adalah untuk


mengetahui pola kegiatan keluarga. Selain itu juga untuk mengetahui gambaran
peluang anggota keluarga dalam pemanfaatan dan penguasaan sumber daya
keluarga. Adapun data atau informasi yang diperoleh setelah menyusun kalender
harian ini adalah: kerja produktif, reproduktif dan sosial dari bapak, ibu dan anak.
Terakhir juga didapatkan informasi tentang kontrol dan akses keluarga terhadap
sumber daya.

Diagram Venn
Pasar
KUD

PKK
BPD

Karang Taruna
MASYARAKAT

PENGGILINGAN PADI

Pos Kesehatan
POKTAN/GAPOKTAN
PPL

MITRA TANI

Gambar diatas menjelaskan bahwa adanya keterkaitan antara masyarakat


Desa Cibuluh dengan BPP, kios saprodi, pedagang pengumpul, dan kelembagaan
petani (Poktan, Gapoktan) Diagram venn dapat digunakan untuk mengetahui
besarnya manfaat, pengaruh dan dekatnya hubungan suatu lembaga dengan
masyarakat di desa. Poktan dan Gapoktan merupakan kelembagaan informal
petani yang ada di Kelurahan yang merupakan bagian penting dari masyarakat
tani di Desa Cibuluh.

Kelembagaan Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) dapat dijadikan tempat


untuk konsultasi para petani mengenai berbagai hal dalam budidaya tanaman
dengan mengutamakan kelestarian lingkungan. Kios Saprodi dan pedagang
pengepul masih diperlukan oleh petani untuk mendapatkan sarana produksi serta
pemasaran hasil pertanian.

Peta Transek
Kawasan Hutan Ladang / tegalan / kebun/sawah
Pengguna
an Lahan 750 m dpl 600 m dpl 500 m dpl
Vegetasi  Hutan  Pemukiman  Pemukiman
campuran  Padi  Padi
kayu  Pohon  Sayuran
 Sayuran Albasiah  Singkong
 Pisang  Sayuran  Pisang
 Cengkeh  Pisang  Kelapa
 Padi  Kelapa  Aren
 Aren  Aren  Ternak sapi &
 Sapi &  Manggis domba
Kambing  Alpukat
 Manggis  Sapi & domba
Pemanfaat  Pangan/  Pangan /  Pangan/
an konsumsi konsumsi konsumsi
 Tabungan  Tabungan  Tabungan
 Pendapatan  Pendapatan  Pendapatan
 Pemukiman  Pemukiman  Pemukiman
Masalah  Penguasaan  PenguasaanTe  Penguasaan
Teknis knis Teknis
 Penyediaan  Penyediaan  Penyediaan
Saprtoan saprotan saprotan
 Modal  Produksi  Produksi
 Pasar rendah rendah
 Modal  Modal
 Pasar  Pasar

Bagan Alur Produksi


Peta Mobilitas

SEKOLAH

BRI BPP

MASYARAKA
PUSKES
LAHAN T
MAS
TANI

POSY
BALE
ANDU
PASAR DESA

Alur Sejarah Desa


Sejak tahun 1906 sudah dikenal adanya Pemerintahan, yaitu Kelurahan
Ciseupan yang dipimpin oleh Pak Salbin dan Keluruhan Balong yang dipimpin
oleh Pak Jalwan. Pada waktu itu sudah menjadi tanah pemerintahan dijaman
penjajahan Belanda. Pada tahun 1928 berakhirlah kekuasaan di dua kelurahan
tersebut, kemudian oleh penggantinya pada tahun itu juga diadakan Musyawarah
untuk tidak mengizinkan dua kelurahan menjadi satu.

Pada mulanya musyawarah itu dilaksanakan di Kampong Bolang serta


akan dihadiri oleh tingkat Kecamatan Cisalak, namun pada waktu pelaksanaannya
terjadi hujan lebat sehingga jembatan bambu yang menghubungkan kampung
Cibuluh dan kampung Bolang hanyut terbawa arus banjir besar kali Cileat,
sehingga mengakibatkan putusnya lalu lintas. Akhirnya rombongan dari
kecamatan Cisalak yang akan menghadiri Rempug (Musyawarah) tersebut
memutuskan bahwa pelaksanaan musyawarah harus diadakan di kampung
Cibuluh.

Hasil kesepakatan Rempugan (Musyawarah) menghasilkan beberapa keputusan,


yaitu ;

1. Sejak tahun 1928 resmilah penghapusan dua kelurahan menjadi satu wilayah
pemerintahan dengan pimpinan pertama yaitu Bapak Nurhawan.
2. Dari dua kelurahan dijadikan satu wilayah kelurahan yang diberi nama “Desa
Cibuluh”.

Alasan mengapa nama Cibuluh, mengingatkan nama wilayah sebelumnya


adalah wilayah kelurahan Ciseupan dan Kelurahan Bolang, lagipula karena
musyawarah untuk tidak memilih kedua wilayah di Kampung Cibuluh.
Sedangkan nama kampung itu sendiri (Cibuluh) menurut cerita beberapa tokoh
diambil dari adanya sumber mata air yang keluar dari jangkar rumpun bambu
“Buluh” yang sampai saat ini aliran selokannya bermuara di kali Cileat.

Tempat kerja desa itu belum merupakan bangunan kantor khusus, melainkan
suatu bentuk bangunan yang didirikan masyarakat sekampung Cibuluh yang pada
waktu itu disebut “Balandongan”. Baru pada periode kedua bisa dibentuk suatu
bangunan atau gedung hasil gotong royong masyarakat desa Cibuluh bertempat di
Kampung Bolang, yang disebut Balai Desa dan sampai sekarang disebut “Kantor
Pemerintahan Desa Cibuluh”.

Sebelumnya Desa Cibuluh merupakan dari 22 Desa dalam wilayah Kecamatan


Cisalak. Sedangkan pada tanggal 23 Juli 1987, Tanjung Siang resmi menjadi
kecamatan baru hasil pemekaran darai Kecamatan Cisalak, yang semula
kantornya berkedudukan di Kawung Luwuk dan kemudian sekarang
berkedudukan di Jalan Surha Atmaja no.2 ,Sirap.

Akses dan Informasi Teknologi,

Permodalan dan Pasar Akses informasi teknologi, permodalan dan pasar


ini diperoleh dengan cara mewawancarai pelaku usaha tani dan penyuluh Desa
Cibuluh terkait akses sektor pertanian informasi teknologi, permodalan dan pasar.
Berdasarkan hasil lapangan tersebut dapat diketahui beberapa informasi yang
didapatkan yakni sebagai berikut:

Akses Informasi Teknologi

Akses informasi yang telah diterima oleh kelembagaan petani pada saat ini
masih terbilang baik dalam hal penerimaannya, Kelembagaan petani menerima
akses dan informasi yang didapatkan melalui komunikasi dengan penyuluh
pertanian yang bertugas di wilayah desa bersangkutan, penyuluh THL BPPD,
serta rekan kerja untuk berbisnis. Kelompok sering berkordinasi untuk
mendapatkan akses yang berkaitan tentang informasi, baik berupa inovasi dan
teknologi, program kerja baik pusat atau daerah, hal tersebut disampaikan pada
saat kegiatan penyuluhan berlangsung. Sama halnya dengan penerimaan informasi
teknologi, seperti panen dan pasca panen padi, pegadaan sarana produksi untuk
menunjang usaha kelompok, serta program P2L pada saat penyuluhan atau
pertemuan kelompok. Dan juga dengan era pertanian 4.0 pastinya Sebagian petani
bisa mengakses informasi teknologi lewat media sosial seperti youtube, instagram
dan facebook. Sehingga alur akses informasi teknologi petani di Desa Cibuluh
bisa lebih luas di gapai.

Akses Informasi Permodalan

Permodalan merupakan suatu hal yang sangat penting bagi pelaku usaha
tani, ketersediaan informasi modal dapat membantu petani dalam mempermudah
dan memperlancar proses peningkatan modal usahataninya. Peningkatan modal
usahatani akan memberi dampak terhadap peningkatan kinerja usahatani hingga
akan meningkatkan pendapatan usahataninya. Kelompok memperoleh modal yang
berasal dari uang pribadi dan Sebagian dari KUR.

Akses permodalan tersebut didapat dari penyuluh dan pihak desa.


Penyuluh dan pihak desa sering memberikan informasi mengenai akses
permodalan seperti halnya Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang disediakan oleh
Bank BRI. Petani yang berminat mengambil pinjaman KUR hanya sedikit. Hal ini
dikarenakan persyaratan yang harus diajukan terlalu rumit dan pembayarannya
dilakukan dengan angsuran setiap bulan, sedangkan petani baru memililki uang
pada saat panen yaitu 3 (tiga) bulan setelah peminjaman.

Akses Informasi Pasar

Berdasarkan hasil wawancara dengan penyuluh dan petani bahwa akses


pasar kelompoktani dengan cara menyalurkan hasil panen langsung kepada
perantara/pedagang pengepul karena petani menganggap lebih mudah dengan cara
langsung mendatangi tempat pengepul.

Pada saat melakukan kegiatan di lapangan petani menginformasikan


bahwa aspek pasar dapat diporoleh pedagang pengepul yang mana seorang
pengepul tersebut digadang-gadangkan sebagai pengendali harga hasil pertanian.
Pengepul tersebut membeli hasil pertanian dengan harga yang sesuai dengan
kualitas karena hasil pertanian di Desa Cibuluh cukup baik terutama manggis dan
padi.

Perumusan Rekomendasi Akses Informasi Teknologi, Permodalan dan Pasar

Dari penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa petani mendapatkan


informasi secara langsung dan tidak langsung. Informasi secara langsung yaitu
dengan berkoordinasi dengan penyuluh dan tidak langsung yaitu dengan
mengakses informasi melalui media sosial. Cara mengakses informasi petani
keduanya baik, namun alangkah lebih baiknya bahwa petani menerima informasi
langsung dari penyuluh dengan cara melakukan perkumpulan rutin karena
informasi dari penyuluh lebih akurat dan jelas sumbernya.

Kemudian untuk askes permodalan melalui KUR sedikit lebih mudah dan
dapat membangun peluang kerja bagi orang lain. Namun, baiknya permodalan
harus bisa memanfaatkan kelembagaan petani yaitu dengan menumbuhkan
koperasi dan memperbaiki administrasinya. Karena lambat laun koperasi dapat
memberikan keuntungan lebih bagi petani dan tidak kalah dalam membangun
peluang kerja bagi orang lain.

Penerapan Prinsip Pendidikan Orang Dewasa pada Pelaksanaan Kegiatan


Penyuluhan Pertanian

Kegiatan pertanian yang ada di Desa Cibuluh umumnya merupakan


komoditas padi namun terdapat juga beberapa tanaman keras seperti cempedak
dan rambutan serta tanaman hortikultura seperti mentimun dan kacang panjang.
Para petani mendistribusikan hasil pertanian langsung ke tengkulak atau
menjualnya secara langsung ke konsumen sekitar rumahnya .

Penyuluhan dengan prinsip dasar POD artinya kegiatan penyuluhan harus


melibatkan petani secara aktif tanpa paksaan, dan memberikan waktu untuk petani
untuk mengutarakan pendapat, bertanya dan diskusi sehingga petani berperan
aktif dalam kegiatan penyuluhan. Sebelum melaksanakan penyuluhan ada
beberapa tahapan yang harus dilaksanakan terlebih dahulu , mulai dari identifikasi
masalah, penetapan materi, mendesain media dan juga menetapkan metode yang
digunakan, setelah itu baru bisa melaksanakan penyuluhan.

Melaksanakan penyuluhan sesuai dengan kebutuhan petani merupakan


salah satu prinsip orang dewasa (POD) karena pada dasarnya orang dewasa
(petani) akan lebih mendengarkan suatu informasi melalui penyuluhan apabila
materi yang disampaikan sesuai dengan kebutuhannya. Selain itu, pada dasarnya
orang dewasa juga akan belajar karena mempunyai keinginan untuk memecahkan
masalah yang dihadapi. Oleh karena itu, materi penyuluhan harus sesuai dengan
kebutuhan mereka agar mereka mampu memecahkan persoalannya secara mandiri
dan mendengarkan materi dengan seksama karena merasa butuh akan informasi
yang disampaikan.

Permasalahan yang ditemui di lapangan dari hasil identifikasi maka


terpilih empat materi kegiatan penyuluhan yaitu tentang penerapan teknologi
pemupukan berimbang, pembuatan manisan rambutan, pengendalian hama
terpadu padaa wereng batang coklat, serta penumbuhan petani milenial. Penulis
melaksanakan semua materi penyuluhan secara langsung. Materi tersebut
disampaikan berdasarkan kebutuhan petani untuk memecahkan suatu
permasalahan yang ada di lapangan.

Dari kegiatan penyuluhan ini diharapkan dapat menumbuhkan kesadaran


dan kemauan petani untuk mau berpartisipasi dan bekerjasama dengan
menerapkan semua materi yang telah disampaikan agar dapat mengatasi
permasalahan sebelumnya dan meningkatkan nilai tambah hasil pertanian
tersebut.

Menyusun Materi Penyuluhan Pertanian

Mengacu dari hasil berbagai permasalahan yang ditemui di lapangan maka


materi penyuluhan yang dipilih pada kegiatan penyuluhan pertama yaitu mengenai
penerapan teknologi pemupukan berimbang. Materi ini disampaikan kepada
petani untuk memberikan pengetahuan tentang pentingnya pemberian pupuk
sesuai dengan prinsip pemupukan berimbang yaitu prinsip 5 tepat (tepat jenis,
tepat dosis, tepat waktu, tepat cara, tepat tempat) agar dapat merubah perilaku
petani Kemudian pada peyuluhan kedua dilakukan.

Memilih, Menetapkan, dan Mendesain Media Penyuluhan Pertanian

Media pada kegiatan penyuluhan pertanian merupakan suatu benda yang


dikemas sedemikian rupa untuk memudahkan penyampaian materi kepada
sasaran, agar sasaran dapat menyerap pesan mudah dan jelas. Pemilihan media
tersebut digunakan berdasarkan pengamatan penulis di lapangan. Dari hasil
pengamatan maka penulis menetapkan media untuk penyuluhan menggunakan
media non elektronik dikarenakan penyuluhan dilaksankan di lapangan tidak
memungkinkan untuk menggunkan teknologi seperti infokus. Sedangkan media
penyuluhan berupa leaflet dan folder bertujuan agar petani mudah mengingat
pesan yang disampaikan dan mudah dipahami oleh petani selain itu juga
memudahkan petani ketika suatu saat lupa dengan materi yang disampaikan pada
saat penyuluhan berlangsung. Adapun media yang digunakan pada saat
penyuluhan selama empat kali disajikan secara rinci pada table di bawah ini
No Materi Media Metode
1 Penyemaian dan Media Semai Folder Diskusi dan Demcar
Perlakuan Benih dan
2 Penyemaian Folder DIskusi dan Demcar
3 Pindah Tanam Folder Diskusi dan Demcar
Pemanfaatan Pestisida Nabati
4 Dari Daun Pepaya Leaflet Diskusi dan Demcar
5 Administrasi Kelompok Brosure Diskusi dan Demcar
Sumber : Data primer diolah dari penulis

Memilih dan Menetapkan Metode Penyuluhan Pertanian

Metode penyuluhan pertanian adalah cara yang digunakan pada


penyampaian materi pada kegiatan penyuluhan pertanian oleh penyuluh pertanian
kepada pelaku utama dan pelaku usaha secara langsung maupun tidak langsung
agar mereka tahu, mau, dan mampu menggunakan inovasi baru. Pemilihan
metode yang tepat sebelum melakukan penyuluhan merupakan hal yang penting
dan sangat berpengaruh terhadap efektifitas dan efisiensi kegiatan penyuluhan.
Metode yang dipilih harus sesuai dengan tujuan perubahan perilaku yang
diinginkan, kemampuan sasaran penyuluhan, materi yang akan disampaikan,
sarana dan prasarana yang tersedia, serta harus memperhatikan juga tahapan
adopsi sasaran.
Penumbuhkembangan Kelompok
Pelaksanaan penyuluhan penumbuhkembangan kelompoktani ini harus
dilihat dari fungsi kelompoktani itu sendiri yaitu sebagai kelas belajar, wadah
belajar mengajar bagi anggotanya guna meningkatkan pengetahuan, keterampilan
dan sikap (PKS) serta tumbuh dan berkembangnya kemandirian dalam berusaha
tani sehingga produktivitasnya meningkat, pendapatannya bertambah serta
kehidupan yang lebih sejahtera. Kedua wahana kerjasama, untuk memperkuat
kerjasama diantara sesama petani dalam kelompoktani dan antar kelompoktani
serta dengan pihak lain, sehingga usaha taninya akan lebih efisien serta lebih
mampu menghadapi ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan. Terakhir
sebagai unit produksi, usahatani yang dilaksanakan secara keseluruhan harus
dipandang sebagai satu kesatuan usaha yang dapat dikembangkan untuk mencapai
skala ekonomi, baik dari segi kuantitas, kualitas maupun kontinuitas.
Penyuluh pertanian pemerintah harus lebih banyak berperan dalam
merintis regenerasi petani. Helmi et al. (2019) menyebutkan penyuluhan pertanian
memiliki peranan sebagai fasilitator, komunikator, dinamisator dan konsultan.
Harniati dan Anwarudin (2018) melaporkan penyuluh pertanian pemerintah saat
ini masih berkutat dengan pendekatan penyuluhan terhadap kelompok tani yang
mayoritas adalah petani dewasa. Sasaran pembinaan kelompok tani melalui
penumbuhan dan pengembangan masih kelompok tani dewasa. Namun demikian,
ada di antara anggota kelompok tani beranggota petani muda. Demikian juga
penyuluh pertanian pemerintah, telah membina generasi muda secara tidak
langsung melalui pembinaan penyuluh swadaya yang banyak di antara mereka
adalah petani muda. Sasaran pembinaan kelompok tani melalui penumbuhan dan
pengembangan masih kelompok tani dewasa. Namun demikian, ada di antara
anggota kelompok tani beranggota petani muda. Demikian juga penyuluh
pertanian pemerintah, telah membina generasi muda secara tidak langsung melalui
pembinaan penyuluh swadaya yang banyak di antara mereka adalah petani muda.
Adapun kegiatannya dilaksanakan pada :
Waktu dan Tempat
Kegiatan penumbuhan kelompok Wanita tani (KWT) dilaksanakan pada
bulan Januari 2023, bertempat di Kampung Bolang 1 Desa Cubuluh, Kecamatan
Tanjungsiang, Kabupaten Subang
Tim penyusun
Adapun tim penyusun yang mengikuti kegiatan tersebut adalah Penyuluh
pertanian desa setempat dan dibantu oleh mahasiswa.
Sasaran
Adapun sasaran dalam kegiatan kali ini yaitu ibu-ibu Wanita tani yang ada
di Kampung Bolang 1 Desa Cibuluh.
Tahapan
Adapun tahapan yang dilakukan dalam kegiatan ini yaitu melalui Langkah-
langkah:
1. Pengumpulan data dan informasi (tingkat pemahaman organisasi petani,
kondisi petani dan keluarganya, sifat upaya pertanian yang ada,
2. Advokasi (saran dan pendapat) kepada petani terutama informasi dan
penjelasan, Langkah proses/langkah dalam menumbuhkan kelompok,
Kewajiban dan hak masing-masing anggota dan pengelola, serta
penyusunan rencana dan cara kelompok kerja.
Prinsip-prinsip pertumbuhan kelompok
Pertumbuhan kelompok didasarkan pada prinsip-prinsip
1. Kebebasan
2. Partisipatif
3. Keterbukaan
4. Pemberdayaan
5. Setara
6. Kemitraan
Pertumbuhan kelompok dilakukan dalam pertemuan/musyawarah petani yang
dihadiri oleh tokoh masyarakat, desa, penyelundup pertanian sebagai mitra,
lembaga terkait. Selanjutnya kesepakatan untuk membentuk kelompok tani
dituangkan dalam berita pembentukan kelompok tani. Pemilihan manajer
kelompok dilakukan secara musyawarah dari semua anggota. Perangkat
manajemen kelompok tani setidaknya : kepala, sekretaris, bendahara. Adapun
struktur organisasinya adalah sebagai berikut:

Ketua KWT
Yati Daryati

Sekertaris Bendahara

Teti Kartika Dede Sugih

Evaluasi penyuluhan Pertanian

Kegiatan evaluasi penyuluhan pertanian merupakan cara untuk menilai


mengidentifikasi sejauh mana program pertanian berjalan dengan baik atau tidak.
Kegiatan evaluasi penyuluhan pertanian dilakukan berdasarkan Rencana Kegiatan
Penyuluhan (RKTP) yang tertuang dalam matriks programa Desa Cibuluh.
Menyatakan bahwa penyuluhan mengenai benih unggul dan bermutu sudah
dilakukan di Desa Cibuluh, oleh karena itu diadakannya evaluasi penyuluhan
pertanian untuk mengetahui sejauh mana tingkat keberhasilan penyuluhan tersebut
terhadap perubahan perilaku petani di Desa Cibuluh. Evaluasi dilakukan dengan
sasaran suluh yang akan dievaluasi yaitu gabungan kelompok tani Mekar Wangi
sebanyak 15 orang.

Kegiatan evaluasi penyuluhan pertanian tersebut dapat menjadi penilaian


terhadap petani mengenai aspek keterampilan dalam menentukan keberhasilan
terhadap penyuluhan pertanian mengenai perilaku petani terhadap benih padi
unggul dan bermutu yang telah dilakukan. Adapun ketiga aspek dalam penyebaran
kuisioner evaluasi penyuluhan pertanian adalah sebagai berikut:

Lokasi dan Waktu


Kegiatan evaluasi penyuluhan pertanian tentang penerapan Benih padi
unggul dan bermutu ini telah dilaksanakan pada tanggal januari 2023, bertempat
di Desa Cibuluh gapoktan Mekar Wangi, Kecamatan Tanjungsiang, Kabupaten
Subang Provinsi Jawa Barat.

Sasaran Kegiatan

Sasaran kegiatan evaluasi penyuluhan pertanian adalah anggota Gapoktan


Mekar Wangi yang berada di Desa Cibuluh Kecamatan Tanjungsiang Kabupaten
Subang Provinsi Jawa Barat.

Instrumen Evaluasi

Dalam menyusun instrumen evaluasi yang dilaksanakan, ditentukan


terlebih dahulu kisi – kisi dan uji validitas dan reabilitas. Instrumen evaluasi yang
digunakan yaitu kuesioner yang sudah divalidasi.

Kisi – kisi Instrumen Variabel, Indikator, Parameter, dan Skala Pengukuran

Pengukuran kajian didasarkan atas pemahaman tentang variabel, indikator,


dan parameter yang telah disusun berupa kuesioner yang terdiri dari variabel
pengetahuan dan sikap. Untuk Parameter yang digunakan dalam evaluasi ini yaitu
tingkat perilaku petani atau sampel dalam pemupukan berimbang dengan
menggunakan skala Likert modifikasi.

Alat ukur berupa kuesioner yang digunakan adalah kuesioner yang telah
terdapat jawaban dan skala pengukuran (score) di dalamnya yaitu 1-4 sehingga
petani atau responden cukup memilih salah satu jawaban yang di anggap
merupakan jawaban yang paling tepat menurut responden. Berikut ini adalah
Variabel, indikator, parameter, dan skala pengukuran dalam kegiatan evaluasi ini
penyuluhan pertanian mengenai budidaya tanaman padi dapat diihat pada table di
bawah ini :

TABELLLL

Teknis Analisis
Data Analisis data yang digunakan dalam evaluasi penyuluhan ini yaitu
analisis deskriptif dengan menggunakan analisis data kuantitatif untuk data
kualitatif. Analisis deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisa
data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah
terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang
berlaku untuk umum atau generalisasi (Sugiyono, 2009).

Analisis secara deskriptif pada evaluasi ini dilakukan dengan cara


menentukan nilai ratarata hitung, persentasi atau proporsi data yang sudah
diringkas melalui tabulasi untuk melihat nilai tentang pengetahuan, sikap, dan
keterampilan petani mengenai benih padi unggul dan bermutu. Kemudian untuk
menentukan tingkat perilaku petani dilakukan dengan pengukuran dengan
menggunakan metode skor dari setiap indikator pemupukan berimbang terhadap
jawaban responden.

Kemudian untuk menentukan tingkat perilaku petani dilakukan dengan


pengukuran yaitu menggunakan metode skor dari setiap indikator sistem pertanian
organik terhadap jawaban responden. Skor masing-masing indikator dikategorikan
menjadi beberapa kategori berdasarkan panjang kelas interval yang ditetapkan
melalui perhitungan. Skor masing-masing indikator dikategorikan menjadi
beberapa kategori berdasarkan panjang kelas interval yang ditetapkan melalui
perhitungan sebagai berikut.

Nilai minimal skor = Skor terkecil x jumlah responden = 1 x 10 = 10

Nilai maksimal skor = Skor terbesar x jumlah responden = 4 x 10 = 40

Range = Nilai maks – Nilai minimal = 40 – 10 = 30

Banyak kelas = 3

Penerapan Iovasi Pertanian

Pemanfaatan PESNAB DARI DAUN PEPAYA RINCIIN

SIMPULAN DAN SARAN

Programa Penyuluhan Pertanian


Prosedur Penyusunan Programa Penyuluhan Pertanian

Kegiatan penyusunan programa Desa, pada dasarnya dilaksanakan sesuai dengan


prosedur yang terkandung dalam Permentan no 47 tahun 2016 tentang
penyusunan programa penyuluhan pertanian. Adapun tahapan/proses penyusunan
programa Desa adalah sebagai berikut: Prosedur penyusunan programa
penyuluhan pertanian melalui identifikasi masalah (perilaku dan non perilaku)
serta strategi pemecahan masalah yang ada di desa melalui PRA dan impact point.
Hasil identifikasi tersebut dituangkan dalam programa kecamatan.

C. Susunan panitia
Langkah pertama dalam penyusunan programa penyuluhan Desa adalah
pembuatan tim penyusun programa penyuluhan pertanian Desa.
Penyusunan tim ini sudah dilaksanakan oleh penyuluh sebelum kegiatan
PKL dilaksanakan. Adapun susunan kepanitiannya adalah sebagai berikut:
Ketua : Penyuluh Desa
Sekretaris : Penyuluh Pertanian yang bertugas di Desa/kelurahan.
Anggota : 1) Kepala Urusan Pembangunan Desa/Kelurahan;
2) Perwakilan kelembagaan Pelaku Utama dan Pelaku
Usaha di Desa/kelurahan.
D. Perumusan Keadaan
Dari identifikasi yang sudah dituangkan ke dalam programa
kecamatan dibuatlah Rencana Kerja Tahunan Penyuluh (RKTP) yang
berisi mengenai Rencana Definitif Kelompok (RDK) dan Rencana
Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK) yang sudah disesuaikan dengan
kegiatan dinas lingkup pertanian yang akan dialokasikan ke desa. RDK
dan RDKK yang sudah dibuat tersebut dijadikan acuan dalam
Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) tingkat desa
hingga kabupaten yang disandingkan dengan Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah (APBD) Pemerintah Kabupaten Subang.
Tahapan penyusunan program penyuluhan pertanian sudah
dilakukan mulai dari identifikasi permasalahan dan strategi pemecahan
masalah yang melibatkan pelaku utama dan pelaku usaha. Selanjutnya
pembuatan RDK dan RDKK yang menjadi masalah. RDK dan RDKK
yang mencakup kegiatan, kebutuhan sarana dan prasarana seharusnya
dibuat oleh kelompok tani karena yang akan melaksanakan kegiatan
selama satu tahun ke depan kelompok tani tersebut. Akan tetapi, di Desa
Cibuluh anggota kelompok taninya tidak terlalu aktif sehingga yang
menyusun yaitu pengurus saja. Pada prosedur penyusunan program
penyuluhan pertanian secara umum yaitu petani membuat pengajuan untuk
mendapatkan bantuan sesuai dengan masalah yang berkembang
dimasyarakat ataupun sesuai dengan masalah-masalah yang tercantum di
programa desa/kecamatan. Pengajuan yang diajukan oleh petani tersebut
diketahui oleh unit instansi terkait yaitu BPP dan UPTD.
Penyusunan programa tingkat Desa Cibuluh, yang dilaksanakan
yaitu penulis berkordinasi dengan penyuluh pertanian wilayah binaan Desa
Cibuluh dan Ketua Gapoktan untuk penyusunan programa tingkat desa.
Penulis dan penyuluh pertanian wilayah binaan Desa Cibuluh
menggunakan PRA untuk mengidentifikasi, menjaring kebutuhan nyata
keadaan dan permasalahan wilayah Desa Cibuluh. Hasil dari PRA yang
didapat kemudian didiskusikan dengan penyuluh dan Gapoktan mengenai
penetapan masalah dan tujuan. Penyusunan program tingkat desa ini
bersama penyuluh pertanian wilayah binaan Desa Cibuluh, agar sesuai
dengan data yang didapat. Programa tingkat desa dikordinasikan dengan
penyuluh pertanian dan Ketua Gapoktan untuk diverifikasi. Berdasarkan
hasil identifikasi potensi dan masalah, maka dilakukan analisis prioritas
masalah menggunakan metode impact point, sebagai berikut: Berdasarkan
rumusan keadaan menghasilkan informasi (kualitatif dan kuantitatif)
sebagai berikut:

a) Peta Potensi Wilayah

Peta Potensi wilayah Desa Cibuluh sebagai berikut :

BELOMMMMMM

Secara umum Luas lahan pertanian di Desa Cibuluh adalah 1.882 Ha


terdiri dari sawah 426 Ha (23,6%) dan darat 1456 Ha (76,4%) dengan
kata lain kegiatan usahatani di Desa Cibuluh merupakan kegiatan usaha
berbasis lahan sawah. Komoditi pangan yang berpotensi untuk
dikembangkan di Desa Cibuluh diantaranya adalah padi sawah, jagung,
kacang, rambutan, dan cempedak.

Selain tanaman pangan, Desa Cibuluh juga memilki potensi pada


komoditi sayuran. Desa Cibuluh memiliki keadaan lahan yang cocok
untuk ditanami berbagai macam sayuran, diantaranya adalah Mentimun,
kacang, dan Beberapa komoditas tersebut sudah dibudidayakan oleh
petani meskipun bukan sebagai tanaman budidaya utama.

Desa Cibuluh juga memiliki potensi dalam komditi hortikultura


khususnya buah-buahan. Adapun beberapa komoditas buah-buahan yang
berpotensi dan mulai ditanami oleh para petani diantaranya Nanas,
Alpukat, durian, jambu biji, jeruk besar, mangga, nangka, pepaya,
pisang, rambutan, cempedak, sawo, sukun, melinjo, petai, dan jengkol.

Desa Cibuluh juga memiliki potensi dalam komoditi biofarmaka berupa


tanaman obat. Adapun beberapa komoditas biofarmaka yang berpotensi
dan mulai ditanami oleh para petani diantaranya jahe, kunyit, kencur,
temulawak,dan lada.

Selain dari segi tanaman pangan, hortikultura dan biofarmaka, Desa


Cibuluh juga memiliki potensi yang cukup baik dalam bidang
peternakan, adapun beberapa jenis ternak yang berpotensi untuk
dikembangkan oleh petani diantaranya adalah kerbau, sapi potong,
kambing, domba, ayam buras, ayam ras pedaging, ayam ras petelur,
itik/bebek, dan kelinci.

b) Kalender Musim
MINTA KE PENYULUH

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai