Anda di halaman 1dari 45

LAPORAN MAGANG

MERDEKA BELAJAR – KAMPUS MERDEKA

BUDIDAYA SINGKONG DI KECAMATAN TOMPOBULU

KABUPATEN MAROS PROVINSI SULAWESI SELATAN

Oleh:

MUHAMMAD FIKRI RAMADHAN

05.01.20.2036

JURUSAN PERTANIAN

POLITEKNIK PEMBANGUNAN PERTANIAN GOWA

BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN

SUMBERDAYA MANUSIA PERTANIAN

2023
LAPORAN MAGANG

MERDEKA BELAJAR – KAMPUS MERDEKA

BUDIDAYA SINGKONG DI KECAMATAN TOMPOBULU

KABUPATEN MAROS PROVINSI SULAWESI SELATAN

Oleh:

MUHAMMAD FIKRI RAMADHAN

05.01.20.2036

JURUSAN PERTANIAN

POLITEKNIK PEMBANGUNAN PERTANIAN GOWA

BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN

SUMBERDAYA MANUSIA PERTANIAN

2023

HALAM
HALAMAN PERSETUJUAN

Judul : Magang Merdeka Belajar Kampus Merdeka

Di Kecamatan Tompobulu Kabupaten Maros Provinsi Sulawesi

Selatan

Nama : Muhammad Fikri Ramadhan

NIM : 05.01.20.2036

Program Studi : Penyuluhan Pertanian Berkelanjutan

Jurusan : Pertanian

Menyetujui :

Pembimbing I Pembimbing II

Ir. Abd. Rahman Arinong, MP Dr. Mufidah Muis, SP.,M.Si

NIP. 19660510 199903 1 002 NIP. 19780114 200212 2 002

Mengetahui:

Ketua Jurusan Pertanian/Ketua Program Studi Penyuluhan Pertanian Berkelanjutan

Ramli, SP.,MP

NIP 19741010 200604 1 038


KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT,

Dzat Yang Maha Indah dengan segala keindahan-Nya, Dzat Yang Maha

Pengasih dengan segala kasih sayang-Nya, yang terlepas dari segala sifat

lemah semua makhluk- Nya. Alhamdulillah berkat rahmat dan hidayah- Nya

penulis dapat menyelesaikan Laporan Magang Merdeka Belajar – Kampus

Merdeka. Magang Merdeka Belajar – Kampus Merdeka dilaksanakan oleh

mahasiswa Politeknik Pembangunan Pertanian (POLBANGTAN) Gowa.

Shalawat serta salam semoga senantiasa dilimpahkan kepada Nabi

Muhammad SAW, sebagai pembawa risalah Allah terakhir dan penyempurna

seluruh risalah-Nya.

Dalam menyelesaikan Laporan ini, Penulis banyak mendapat dukungan

dan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu, izinkan Penulis menyampaikan

rasa terimakasih yang mendalam,kepada :

1. . Ir. Abd. Rahman Arinong, MP selaku Dosen Pembimbing I

2. Dr. Mufidah Muis, SP.,M.Si selaku pembimbing II

3. Dr. Detia Tri Yunandar, SP., M.Si selaku Direktur Politeknik

PembangunanPertanian Gowa

4. Arief Sirajuddin S.St. M.I. Kom selaku Ketua Jurusan Pertanian/Prodi

Penyuluhan Pertanian Berkelanjutan, serta

5. Panitia Pelaksana Kegiatan Magang Merdeka Belajar – Kampus Merdeka


Penulis menyadari secara penuh bahwa dalam penyusunan Laporan

masih banyak kekurangan, baik dari segi penyusunan kalimat maupun tata

Bahasa. Oleh karena itu, dengan tangan terbuka penulis menerima segala

kritik maupun saran dari para pembaca yang bersifat membangun agar

penulis dapat memperbaiki laporan ini. Akhir kata, penulis berharap semoga

Laporan Magang Merdeka Belajar Kampus Merdeka ini dapat memberikan

manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.

Maros, Februari 2023

Muh. Fikri Ramadhan

i
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL. ..................................................................i
HALAMAN PERSETUJUAN. .................................................. ii
KATA PENGANTAR. ............................................................. iii
DAFTAR ISI. .......................................................................... iv
DAFTAR TABEL. ....................................................................v
DAFTAR GAMBAR..................................................................vi
DAFTAR LAMPIRAN. ........................................................... vii
I. PENDAHULUAN ................................................................. 1
A. Latar Belakang ............................................................... 1
B. Tujuan ............................................................................ 3
C. Manfaat.......................................................................... 3
II. TINJAUAN PUSTAKA ........................................................ 4
A. Identifikasi Wilayah ........................................................ 4
B. Aspek Komoditi.............................................................. 4
III. METODE PELAKSANAAN ............................................. 11
A. Waktu dan Tempat ...................................................... 11
B. Materi Kegiatan............................................................ 11
C. Prosedur Pelaksanaan ................................................ 12
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................... 17
A. Gambaran Umum ........................................................ 17
B. Uraian Kegiatan dan Pembahasan .............................. 25
DAFTAR PUSTAKA ............................................................. 36
LAMPIRAN............................................................................ 33

ii
DAFTAR TABEL

No Teks Halaman

1 Luas wilayah Kecamatan Tompobulu 17


2 Jumlah curah hujan dan hari hujan setiap bulan
Kabupaten Maros Tahun 2018 18
3 Luas panen, produktifitas dan produksi padi
(padi sawah dan padi ladang) Tahun 2019
Kecamatan Tompobulu 20
4 Luas panen produktifitas dan produksi tanaman
Pangan (Kedelai dan jagung) Tahun 2016 di
Kecamatan Tompobulu 21
5 Luas tanam dan produksi tanaman perkebunan
Menurut jenis tanaman di Kecamatan Tompobulu
Tahun 2019 22
6 Alat dan Mesin pertanian yang ada di Kecamatan
Tompobulu 23

iii
DAFTAR GAMBAR

No Teks Halaman

1 Peta Kecamatan Tompobulu 16

2 Pengaturan arah penyemprotan herbisida pada singkong 28

iv
DAFTAR LAMPIRAN

No Teks Halaman

1 Form Kegiatan harian Mahasiswa 34

2 Surat Keterangan Pelaksanaan Magang MBKM 36

3 Blanko Penilaian Pembimbing Ekternal MBKM 38

4 Blanko Penilaian Pembimbing Internal MBKM 39

5 Rekapitulasi Nilai Pembimbing Magang MBKM 41

6 Dokumentasi Kegiatan MBKM 42

v
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia terletak di di daerah tropis yang mempunyai potensi besar

untuk produk tanaman hortikultura karena lingkungannya yang memungkinkan

iklim yang cocok sepanjang tahun, tanah yang subur, tersedianya tenaga kerja

dan tenaga ahli. Salah satu komoditi hortikultura yang berpotensi cukup besar

sebagai bahan pangan adalah singkong (Kementan, 2015)

Singkong merupakan makanan pokok ketiga setelah padi dan jagung

bagi masyarakat Indonesia. Tanaman ini dapat tumbuh sepanjang tahun di

daerah tropis dan memiliki daya adaptasi yang tinggi terhadap kondisi berbagai

tanah. Tanaman ini memiliki kandungan gizi yang cukup lengkap. Kandungan

kimia dan zat gizi pada singkong adalah karbohidrat, lemak, protein, serat

makanan, vitamin (B1, C), mineral (Fe, F, Ca), dan zat non gizi, air. Selain itu,

umbi singkong mengandung senyawa non gizi tanin (Soetriono, 2006)

Budidaya singkong merupakan salah satu komoditi yang diusahakan

oleh petani di Kabupaten Maros. Budidaya singkong mampu mendatangkan

keuntungan yang sangat menggiurkan baik dilakukan dalam skala kecil

maupun besar. Hal ini tidak lepas dari tingginya permintaan dan nilai jual dari

singkong. Kegiatan budidaya singkong di Indonesia, masih tergolong rendah

jika dibandingkan dengan kebutuhan atau permintaan dari konsumen tiap

1
harinya. Hal ini dapat dilihat dari kenaikan permintaan Singkong yang setiap

tahunnya mengalami peningkatan. Menurut data dari Badan Pusat Statistik

(BPS) tahun 2021 kebutuhan masyarakat terhadap singkong untuk kabupaten

Maros membutuhkan 100kg – 150 kg setiap hari, Kebutuhan tersebut hanya

untuk memenuhi permintaan singkong mentah saja, Padahal untuk memenuhi

permintaaan pasar singkong tidak hanya dipasarkan dalam keadaan mentah,

tetapi juga dapat diolah lebih lanjut menjadi produk olahan siap saji seperti

kripik dan juga olahan lainnya. Salah satu daerah yang paling banyak

permintaan akan singkong adalah Kota Pangkep, Maros dan Juga Makassar

(BPS Maros, 2021).

Tingginya permintaan singkong dan melihat potensi yang ada pada

daerahnya mendasari salah satu kelompok tani yang berlokasi di Kecamatan

Tompobulu, Kabupaten Maros untuk menjadikan singkong sebagai komoditi

unggulan untuk dikembangkan hingga saat ini. Sehingga dalam rangka

menunjang aspek keahlian profesional jurusan Pertanian Politeknik

Pembangunan Pertanian (POLBANGTAN) Gowa, telah menyediakan sarana

dan prasarana penunjang pendidikan dengan lengkap. Dalam dunia kerja

nantinya dibutuhkan keterpaduan antara pengetahuan akan teori yang telah

didapatkan dari bangku perkuliahan dan pelatihan praktik di lapang guna

memberikan gambaran tentang dunia kerja yang sebenarnya.

Magang Merdeka Belajar kampus Merdeka merupakan bentuk

perkuliahan melalui kegiatan bekerja secara langsung di dunia kerja. Magang

2
ini merupakan suatu kegiatan praktik bagi mahasiswa dengan tujuan

mendapatkan pengalaman dari kegiatan tersebut, yang nantinya dapat

digunakan untuk pengembangan pengetahuan, skill dan pengalaman serta

keahlian khususnya pada bidang Budidaya Singkong.

B. Tujuan

Tujuan dari pelaksanaan Magang Merdeka Belajar Kampus Merdeka

adalah untuk mengetahui dan mempelajari proses budidaya singkong secara

langsung oleh petani sukses, sehingga mampu meningkatkan skill,

pengetahuan dan pengalaman untuk menjadi bekal dalam bekerja di

penerapan dunia usaha.

C. Manfaat

Kegiatan Magang Merdeka Belajar kampus Merdeka diharapkan

memberikan manfaat berupa:

a. Menambah wawasan mahasiswa tentang proses budidaya singkong

b. Memberikan pengalaman kerja kepada mahasiswa khusunya dalam

Manejemen usaha budidaya singkong

c. Mahasiswa dapat mengasah keterampilan kegiatan secara langsung

dalam berwirausaha khususnya budidaya singkong

3
II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Aspek Komoditi

1. Taksonomi dan Morfologi Singkong

Singkong atau ubi kayu atau ketela pohon (Manihot esculenta Crantz)

merupakan salah satu sumber karbohidrat lokal Indonesia yang menduduki

urutan ketiga terbesar setelah padi dan jagung. Tanaman ini merupakan bahan

baku yang paling potensial untuk diolah menjadi tepung (Prabawati dkk, 2008).

Singkong (Manihot esculenta) merupakan tanaman perdu penghasil umbi yang

dapat hidup sepanjang tahun. Berdasarkan hasil identifikasi tumbuhan oleh

Herbarium Medanense (2016) taksonomi singkong diuraikan sebagai berikut:

Kingdom : Plantae

Divisio : Spermatophyta

Sub Divisio : Angiospermae

Kelas : Dicotyledoneae

Ordo : Euphorbiales

Famili : Euphorbiaceae

Genus : Manihot

Spesies : Manihot utilissima Pohl.

Singkong (Manihot esculenta) merupakan tanaman pangan berupa

perdu dengan nama lain ubi kayu, ketela pohon, tela kaspo atau kasape. Umur

4
simpan ubi kayu atau singkong segar relatif pendek, untuk itu singkong diolah

menjadi gaplek, tepung tapioka, oyek, tape, peuyeum, keripik singkong dan

lain-lain agar umur simpan lebih lama singkong berasal dari benua Amerika,

tepatnya dari negara Brasil. Penyebarannya hampir ke seluruh dunia, antara

lain Afrika, Madagaskar, India dan Tiongkok. Singkong diperkirakan masuk ke

Indonesia pada tahun 1852 (Koswara, 2013)

Singkong dapat dipelihara dengan mudah, produktif dan tumbuh subur

dengan ketinggian 1-4 meter di daerah yang berketinggian 1.200 meter di

atas permukaan air laut. Senyawa glikosida sianogenik pada umbi singkong

mengalami proses oksidasi oleh enzim linamarase maka akan dihasilkan

glukosa dan asam sianida (HCN) yang ditandai dengan bercak warna biru,

akan menjadi toxin (racun) bila dikonsumsi pada kadar HCN lebih dari 50 ppm

(Barrett dan Damardjati, 2015). Singkong mengandung komposisi kimia yang

terdiri dari kadar air 60%, pati 35%, serat kasar 2,5%, kadar lemak 0,5% dan

kadar abu 1% (Barrett dan Damardjati, 2015).

2. Syarat yang Mempengharui Pertumbuhan

Singkong (Manihot esculent) merupakan sebuah perdu (tumbuhan kayu

bercabang) tahunan dari tropika, dan ia juga merupakan subtropika dari

suku Euphorbiaceae. Tanaman singkong bisa tumbuh sepanjang 7 meter , dan

cabangnya juga agak jarang. Ukuran umbi singkong, biasanya memiliki garis

tengah 2 – 3 cm serta panjang 50-80 cm , namun ukuran tersebut bisa berubah

tergantung dari klon (hasil kloningan). Selain itu, warna dari bagian dalam umbi

5
singkong adalah putih atau kekuning kuningan. Ada beberapa syarat yang

harus anda perhatikan saat menanam umbi singkong agar umbi singkong bisa

tumbuh dengan sempurna sehingga hasilnya bisa diolah. Syarat Tumbuh

Tanaman Singkong, diantaranya :

a. Iklim

Iklim di Indonesia yang tropis cocok untuk menanam umbi singkong.

Namun, anda perlu perhatikan bahwa walaupun cocok di daerah tropis, curah

hujan yang sesuai untuk umbi singkong adalah 1.500-2500 mm/ tahun,

sehingga umbi singkong memiliki ketersediaan air di dalam tanah.

Selain curah hujan yang dibutuhkan tanaman umbi singkong, sinar

matahari juga dibutuhkan untuk tumbuhnya tanaman umbi singkong.

Dibutuhkan sekitar 10 jam / hari sinar matahari agar tanaman umbi singkong

bisa tumbuh dan juga subur (Barrett dan Damardjati, 2015)

b. Suhu

Suhu udara yang dibutuhkan untuk tanaman umbi singkong adalah

sekitar 10 derajat celcius. Jika suhunya di bawah 10 derajat celcius maka

tanaman singkong tidak akan tumbuh dengan sempurna.

Tanaman umbi singkong hanya bisa di daerah dataran tinggi, karena

suhu disana cukup tinggi sehingga membuat tanaman umbi singkong menjadi

tumbuh atau jika anda ingin menanam singkong di dataran rendah, anda bisa

menanamnya di indoor dengan menggunakan pendingin ruangan. (Djarijah

dan Abbas, 2001).

6
c. Kelembapan

Agar tanaman umbi singkong bisa tumbuh, Kelembapan Udara

(konsentrasi uap air di udara) adalah salah satu hal yang perlu diperhatikan

oleh anda. Untuk umbi singkong, kelembapan udara yang diperlukan adalah

60-65%. Dengan kelembapan udara yang tinggi, maka umbi singkong akan

bertumbuh dengan baik, dan tanaman umbi singkong tidak akan terserang

bakteri yang menyebabkan penyakit pada umbi singkong tersebut (Parjimo dan

Agus, 2007).

d. Media Tanam

Tanaman umbi singkong harus memiliki tanah yang berstuktur remah,

gembur dan tidak terlalu liat, poros, serta kaya akan bahan organik. Selain itu,

jenis tanahnya juga harus berjenis aluvial latasol, podsolik merah kuning,

gromosol dan juga andosol. Derajat keasamannya pun juga harus

diperhatikan, yakni berkisar 4,5-80 dengan pH ideal 5,8. Umumnya, tanah di

Indonesia ber pH sekitar 4,0- 5,5 sehingga keasaman ini cukup netral untuk

kesuburan tanaman umbi singkong (Parjimo dan Agus, 2007).

e. Ketinggian Tempat

Ketinggian tempat juga merupakan salah satu hal yang membuat

tanaman umbi singkong menjadi tumbuh. Untuk ketinggian yang cocok bagi

tanaman umbi singkong adalah antara 10-700 mdpl dengan toleransi antara

10-1.500 mdpl, sehingga tanaman umbi singkong tumbuh dengan baik

(Parjimo dan Agus, 2007).

7
3. Kandungan Gizi dan Manfaat Singkong

Singkong atau sering juga disebut dengan Ubi Kayu atau Ketela Pohon

adalah makanan umbi-umbian yang mengandung kalori dan karbohidrat yang

tinggi. Singkong atau Ubi Kayu ini banyak dijadikan makanan pokok di Negara-

negara berkembang terutama di Negara-negara Amerika Selatan dan Afrika.

Singkong atau Ubi Kayu ini dapat dimakan dengan cara direbus atau

diolah menjadi tepung singkong yang dapat menggantikan tepung

gandum.Jenis Nutrisi / Gizi Kandungan AKG% Kalori (Energi) 150kcal (670 kJ)

8% Karbohidrat 38,1g 29% Air 60g – Protein 1,4g 2,5% Gula 1,7g – Serat 1,8g

4.0% Lemak 0,3g 1% Vitamin A 13UI <1% Vitamin C 20,6mg 25% Vitamin D –

– Vitamin E 0,19mg 1% Vitamin K 1,9µg 1,5% Vitamin B1 (Thiamine) 0,087mg

8% Vitamin B2 (Riboflavin) 0,048mg 4% Vitamin B3 (Niacin) 0,854mg 6%

Vitamin B6 0,088mg 7% Vitamin B9 (Folat) 27µg 7% Kalsium 16mg 2% Zat

Besi 0,27mg 2% Magnesium 21mg 6% Fosfor 27mg 4% Potassium (Kalium)

271g 6% Sodium 14mg 1% Seng (Zinc) 0,34mg 4% Manfaat Singkong bagi

Kesehatan (Sumarmi, 2006).

Menurut Data-data Kandungan Gizi Singkong dikutip dari United States

Department of Agriculture, Agricultural Research Service, USDA Food

Composition Databases Selain dapat dijadikan makanan pokok yang kaya

dengan karbohidrat dan Kalori, Singkong juga memiliki beberapa manfaat bagi

orang yang mengkonsumsinya. Berikut ini adalah beberapa manfaat Singkong

bagi kesehatan kita.

8
1. Singkong dapat membantu menurunkan Kolesterol LDL yaitu kadar

kolesterol sering dianggap sebagai Kolesterol Jahat. Selain itu, Singkong

juga dapat membantu menurunkan kadar Trigliserida karena kandungan

serat makanannya yang tinggi. Singkong adalah sumber saponin yang baik

yang membantu menurunkan kadar kolesterol yang tidak sehat dalam

aliran darah dengan mengikat asam empedu dan kolesterol sehingga

mencegahnya diserap oleh usus kecil.

2. Potassium atau Kalium dalam Singkong (Ubi Kayu) berperan sebagai

komponen penting dari sel dan cairan tubuh yang membantu mengatur

detak jantung dan tekanan darah. Potassium atau Kalium juga merupakan

vasodilator yang membantu memperlebar pembuluh darah sehingga

mengurangi tekanan darah.

3. Singkong atau Ubi Kayu mengandung Amilosa yang merupakan sumber

karbohidrat kompleks utama yang secara perlahan dipecah oleh tubuh dan

dapat meningkatkan rasa kenyang. Serat juga dapat membantu dalam

menurunkan berat badan dengan mempertahankan rasa kenyang pada

waktu yang relatif lama.

4. Vitamin dan mineral yang terkandung dalam umbi singkong dan daun juga

diketahui dapat membantu tubuh dalam mengurangi kecemasan dan stress

dengan cara meningkatkan perasaan dan suasana hati yang baik serta

menyenangkan. Magnesium yang dikandung oleh singkong dikenal

sebagai penghilang stres dan berperan dalam menenangkan sistem saraf.

9
5. Ubi Kayu atau Singkong mengandung Serat yang memainkan peranan

dalam membantu meningkatkan sistem pencernaan kita dengan cara

menyerap semua racun dari usus dan memungkinkan pengurangan

peradangan. Oleh karena itu, mengkonsumsi singkong dapat menjadikan

kita lebih sehat dan jauh dari masalah gastrointestinal.

6. Zat Besi atau Iron yang terkandung dalam Singkong atau Ubi Kayu ini dapat

membantu tubuh untuk membentuk dua protein penting yaitu Hemoglobin

(molekul protein dalam sel darah merah) dan Mioglobin (protein yang

ditemukan di jantung dan otot) yang berfungsi untuk membantu membawa

oksigen ke seluruh jaringan tubuh. Dengan dua protein penting ini,

konsumsi singkong dapat membantu mencegah tubuh dari kekurangan zat

besi yang menyebabkan anemia dan membantu proses dalam

memperbarui sel darah merah.

10
III. METODE PELAKSANAAN

A. Waktu dan Tempat

Magang Merdeka Belajar Kampus Merdeka mahasiswa Semester V

Politeknik Pertanian (Polbangtan) Gowa dilaksanakan selama 3 Bulan dimulai

pada tanggal 28 Oktober 2022 s.d 8 Februari 2023, Pelaksanaan bertempat di

Kelompok Tani Maju Bersama Kecamatan Tompobulu, Kabupaten Maros,

Provinsi Sulawesi Selatan.

B. Materi Kegiatan

Adapun kegiatan budidaya singkong (Manihot esculenta) adalah

sebagai berikut:

1. Persiapan lahan

2. Persiapan bibit

3. Penanaman

4. Pemeliharaan dan pengendalian hama/penyakit

5. Panen/pasca panen

11
C. Prosedur Pelaksanaan

Adapun teknik budidaya Singkong (Manihot esculent) adalah sebagai

berikut:

1. Persiapan Lahan

Menyiapkan lahan untuk menanam harus dilakukan untuk mendapatkan

buah yang banyak dan berukuran besar. Tanaman singkong harus memiliki

ruang untuk akar-akarnya tumbuh. Oleh sebab itu perlu melakukan

penggemburan pada tanah. Penggemburran lahan tanam singkong dapat

menggunakan cangkul (kapasitas tanam sedikit) atau menggunakan

bajak/traktor (untuk kapasitas pertanian/industri)

Kemudian dilakukan penaburan kapur pertanian atau dolomit jika PH

tanah dibawah 6,5. Tanaman singkong tidak menyukai tanah yang berair,

becek dan tanah yang rawan tergenang air jika musim hujan. Oleh sebab itu

perlu dibuat bedengan atau guludan dengan lebar, tinggi dan panjang

bedengan disesuaikan dengan kondisi lahan. Bedengan sebaiknya dibuat

tidak terlalu tinggi agar mudah melakukan pembubunan nantinya. Jarak antar

bedengan 50 – 60 cm. Bila perlu, atau jika lahan budidaya singkong tidak

terlalu subur maka perlu ditaburkan pupuk kandang sebagai pupuk dasar pada

bedengan.

Dosis pupuk kandang disesuaikan dengan tingkat kesuburan tanah dan

ketersediaan pupuk kandang. Setelah itu lahan dibiarkan selama kurang lebih

12
10 hari sebelum penanaman dilakukan. Hampir semua bagian dari tanaman

singkong dapat dimanfaatkan.

2. Persiapan Bibit

Persiapan dalam pembibitan budidaya singkong yaitu Bibit yang telah

dipotong dapat langsung ditanam ke lahan pertanian, tanamlah bibit singkong

dengan jarak 60 cm x 80cm (60cm jarak bibit dengan bibit yang lain, 80cm

jarak antar lajur/kolom). Dalam menanam bibit singkong yang harus

diperhatikan adalah arah tunas, jangan sampai terbalik. Kita dapat melihat arah

tunas di dekat buku-buku atau tonjolan bekas daun singkong yang lepas. Pada

posisi tersebut dapat terlihat anak tunas (sering disebut mata). Pastikan anak

tunas menghadap ke atas, agar tidak tumbuh terbalik.

Singkong diperbanyak dengan cara stek batang, yaitu dengan

memotong-motong batang singkong dengan panjang 20 cm. Bibit yang baik

adalah bibit yang berasal dari tanaman yang cukup tua, yaitu tanaman yang

sudah berusia 10 atau 12 bulan. Pilih batang tanaman yang bagus, besar, mata

tunas rapat dan terbebas dari penyakit. Bagian batang singkong yang baik

untuk bibit adalah bagian tengah, yaitu 30 cm diatas pangkal batang dan 30

cm dibawah daun terbawah yang masih menempel ketika dipanen. Batang stek

bisa dipotong datar atau miring sesuai dengan selera Kelebihan dari

pemotongan miring batang stek adalah memiliki penampang yang lebih luas

sehingga memungkinkan lebih banyak akar yang tumbuh.

13
Pemilihan bibit yang baik akan sangat berpengaruh terhadap hasil

panen. Jika dipotong masih basah dan sangat mudah retak atau dipatahkan.

Kupas atau cungkil kulit umbi singkong dengan kuku. Kulit yang kekuningan

(mentega) atau kecoklatan atau kemerah-merahan umumnya lebih baik dari

pada yang berwarna putih. Patahkan sedikit ujungnya. Bila ada bagian yang

membiru sebaiknya jangan dipilih. Noda biru atau hitam menandakan bahwa

singkong telah lama disimpan. Singkong yang telah lama disimpan memang

cenderung mengeluarkan noda biru atau hitam yang diakibatkan enzim

poliphenolase yang bersifat racun. Jika memilih singkong pada suatu

tumpukan dan menemukan singkong yang tidak baik, maka hindarkan memilih

singkong pada tumpukan yang mana karena biasanya satu tumpukan

singkong sifatnya sama.

Perhatikan tanah yang menempel di kulit umbi. Tanah yang masih

berupa tanah liat, belum kering, menandakan singkong baru dicabut, dan

paling ideal untuk diolah. Cuci singkong supaya bersih. Apabila belum diolah,

rendam singkong terlebih dahulu agar warnanya tidak berubah.

3. Persiapan Penanaman

Pada lahan tegalan/kering, waktu tanam yang paling baik adalah awal

musim hujan atau setelah penanaman padi. Jarak tanam yang digunakan pada

pola tanam monokultur adalah 100x100 cm. Cara penanaman yaitu

menanamkan bibit sedalam 5-10 cm.

14
4. Pemeliharaan dan Pengendalian Hama/ Penyakit

Setelah proses penanam selesai tanaman singkong harus terpelihara

dengan baik untuk memperoleh ubi yang banyak dan berbobot Cara

melakukan pemeliharaan tanaman singkong dapat dilakukan dengan

melakukan pemupukan pada 3 minggu sampai 4 minggu pertama atau setelah

singkong sudah mengeluarkan tunas dengan memiliki daun sekitar 5- 7 helai.

Lakukan pemupukan dengan menggunakan pupuk yang bebrbahan dasar

oragnik dengan takaran disesuaikan . Selain melakukan pemupukan, lakukan

juga penyiangan atau membersihkan gulma dan rumput-rumput yang

mengganggu. Lakukan penyulaman pada bibit yang tidak tumbuh dan ambruk.

Pemupukan juga bisa dilakukan pada bulan ke 5 dari penanaman, agar ubi

dapat lebih besar saat dipanen.

5. Panen dan Pasca Panen

Tanaman singkong pada umumnya dapat dipanen pada usia sekitar 7-

8 bulan dari awal penanaman. Namun seiring dengan bertambahnya teknologi

yang dapat menghasilkan varietas baru, ada singkong yang dapat dipanen

pada bulan ke 5 dari penanaman. Ciri-ciri tanaman singkong siap dipanen

adalah daun-daun sudah mulai sedikit karena rontok, ubi singkong sudah

besar yang dapat dilihat dengan menggali tanah pada bagian ubi. Lakukan

proses pemanenan dengan cara mencabut singkong secara manual, tanah

yang gembur tadi tentunya akan sangat membantu mengurangi ubi singkong

tertinggal saat dicabut. Singkong dapat dipanen secara serentak. Pisahkan ubi

15
dari pohon dengan cara memotong dengan menggunakan parang/golok pada

bagian pangkal ubi . Tanaman singkong bisa mulai dipanen pada usia 6 – 8

bulan setelah di tanam atau 9 – 12 bulan setelah di tanam tergantung varietas

yang ditanamkan. Tanaman singkong dipanen dengan cara mencabut batang,

jika ada umbi yang patah atau tertinggal di dalam tanah gunakan cangkul untuk

mengambil umbi yang patah dengan hati-hati.

Hal yang dilakukan setelah proses panen yaitu mengumpulkan semua

batang singkong yang tersisa untuk membersihkan lahan agar dapat ditanami

kembali. Sisa batang ubi ini dapat dijadikan bibit kembali untuk penanaman

selanjutnya atau dapat dibakar pada lahan pertanian/kebun tersebut untuk

menjadi pupuk. Itulah beberapa cara melakukan penanaman singkong yang

benar agar menghasilkan panen yang banyak, dan melakukan perawatan pada

singkong.

16
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum

1. Identifikasi Potensi Wilayah

Kecamatan Tompobulu merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten

Maros dengan jarak kurang lebih 24 km dari ibu kota kabupaten. Luas Wilayah

Kecamatan Tompobulu 287,66 km2 dengan jumlah penduduk pada tahun

2019 tercatat 15.186 jiwa. terdiri atas laki-laki 7.480 jiwa dan perempuan 7.706

jiwa dan penduduk tersebut mata pencaharian pada umumnya bergerak

dibidang pertanian yang tersebar di 8 desa dan 35 dusun.

Gambar 1. Peta Kecamatan Tompobulu

Sebagai salah satu kecamatan yang dekat dengan Ibu Kota Propinsi

maka Kecamatan Tompobulu dapat menjadi daerah penyangga produk-

produk pertanian di Propinsi Sulawesi Selatan. Secara geografis Kecamatan

Tompobulu terletak di bagian Barat Kabupaten Maros dengan batas-batas

17
Wilayah sebagai berikut :

a. Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Simbang dan

Kecamatan Cenrana

b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Gowa

c. Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Gowa

d. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Tanralili

Ketinggian suatu tempat dari permukaan laut terutama di daerah Tropis

dapat menentukan banyaknya Curah Hujan dan Suhu. Wilayah Kecamatan

Tompobulu letaknya berkisar antara 30–800 Meter dari permukaan

laut.Keadaan Topografi bervariasi dari datar berbukit sampai bergunung

dengan persentase rata-rata datar 45 % berbukit 23,75 %, pegunungan

31,25%

2. Luas Wilayah

Luas wilayah Kecamatan Tompobulu 287,66 km2 yang terdiri dari 8

(delapan) desa dapat dilhat pada tabel 1 berikut.

Tabel 1 Luas Wilayah Kecamatan Tompobulu

No Desa Luas Wilayah (km2)


1 Benteng Gajah 24,03
2 Pucak 17,76
3 Tompobulu 91,98
4 Toddolimae 45,54
5 Bonto Manai 12,00

18
No Desa Luas Wilayah (Km2)
6 Bonto Matinggi 23,67
7 Bonto Manurung 40,55
8 Bonto Somba 32,13
Jumlah 287,66
Sumber Data : Kabupaten Maros Dalam Angka, 2021

3. Karakteristik Tanah dan Iklim

Kondisi iklim di wilayah Tompobulu terdiri dari dua bagian yaitu bulan

basah dan bulan kering. Bulan basah terjadi antara Bulan Desember sampai

dengan Bulan Maret. Sedangkan bulan kering terjadi antara Bulan Juli samapai

Bulan September setiap tahunnya

Selain itu pula, karakteristik atau jenis tanah terdiri dari tanah alluvial, latosol,

podsolik dan mediteran dengan tingkat keasaman berkisar antara 4,5

– 7,5.Keadaan rata-rata curah hujan dan hari hujan untuk setiap bulan dapat

dilihat pada tabel 2 berikut

Tabel 2. Jumlah Curah Hujan dan hari Hujan setiap bulan Kabupaten Maros
dari Tahun 2020

Bulan Curah Hari


hujan hujan
Januari 885 26
Pebruari 336 20
Maret 317 21
April 347 19
Mei 251 18
Juni 102 17

19
Bulan Curah Hujan Hari Hujan
Juli 39 5
Agustus 11 2
September - 4
Oktober - 8
November 160 23
Desember 624 21
Sumber Data : Kabupaten Maros Dalam Angka, 2020

Iklim Kecamatan Tompobulu tergolong iklim tropis basah dengan curah

hujan rata-rata sekitar 256 mm setiap bulannya, dengan jumlah hari hujan

berkisar 184 hari selama Tahun 2020, dengan rata-rata suhu udara minimum

24,30°C dan rata-rata suhu udara maksimum 31,4°C. Puncak Curah hujan

jatuh pada bulan desember dan januari, yaitu pada bulan desember 624 mm

dengan jumlah hari hujan 21 hari, bulan januari 885 mm dengan hari hujan

yaitu 26 hari, sedangkan bulan Agustus, September dan Oktober memasuki

curah hujan terendah dengan jumlah hai hujan antara 2-4 hari

4. Produksi Tanaman Pangan dan sayuran

Produksi tanaman pangan dan sayuran menjadi aspek yang penting

Di Kabupaten Maros, hal ini disebakan pertumbuhan masyarakat dan

penduduk kabupaten Maros yang semakin meningkat sehingga aspek ini

merupakan aspek utama dalam beberapa aspek, bukan hanya itu saja

pentingnya hasil panen dalam konsep pertanian berkelnajutan memberikan

manfaat kepada masyarakat dalam hal pengolahan dan optimalisasi lahan

secara menyeluruh, hal ini tertuang dalam tabel berikut

20
Tabel 3. Luas Panen, Produktifitas dan Produksi Padi (Padi Sawah dan Padi
Ladang) Tahun 2019 di Kecamatan Tompobulu

Padi Sawah Padi Ladang


Luas Prod Luas Produk Produktiv
No Pane n uksi Produktivita Pane si itas
Desa (Ha) (Ton) s (Ton/Ha) n (Ha) (Ton) (Ton/Ha)
.
Benteng 215 1399 5,6 31 205 3,2
1
Gajah
2 Pucak 538 3501 5,28 294 1769 4,51
3 Tompobulu 1447 9418 5,31 1331 6792 4,98
4 Toddolimae 514 3345 5,33 557 3302 4,59

5 Bonto Manai 394 2564 4,24 913 4542 4,88

6 Bonto 310 2019 4,59 1021 6780 4,19


Matinggi

7 Bonto 223 1451 4,24 1083 7211 3,67


Manurung

8 Bonto Somba 356 2321 4,54 1114 7570 3,56

Jumlah 3997 26,01 39,13 6345 38171 33,58


6
Sumber data : Tompobulu Dalam Angka 2019

Tabel 3 diatas menunjukkan bahwa produksi padi sawah Kecamatan

Tompobulu pada tahun 2019 adalah sebesar 26.016 ton dengan luas panen

3.997 ha, sedangkan produktivitas padi rata-rata yang dicapai pada tahun 2019

adalah 4,06 ton per hektar. Padi Ladang dengan luas panen 6345 hektar

dengan jumlah produksi 38.171 ton.Produktifitas rata-rata padi ladang di

Kecamatan Tompobulu Tahun 2019 adalah 3,78 ton per hektar.

21
Tabel 4. Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Tanaman Pangan (Kedelai
dan Jagung) Tahun 2019 di Kecamatan Tompobulu

Jagung Kedelai

Prod Prod
Luas
Kecamatan Luas uktivit uktivi
No. Produksi Pane Produksi
Panen as tas
(Ton) n (Ton)
(Ha) (Ton/ (KW/
(Ha)
Ha) Ha)

1 Benteng 0,28 2,27 5,60 - - -


Gajah
2 Pucak 11,03 139,02 5,00 8 27,46 1,95

3 Tompobulu 10,09 143,77 6,28 23 85,36 0,80

4 Toddolimae 0,19 1,16 6,64 461 1896,86 1

5 Bonto Manai 3,46 4,20 6,72 - - -

6 Bonto Matigi 4,30 52,63 8,09 - - 1,80

Bonto
0,28 3,48 6,11 8 22,32 -
7 Manurung

8 Bontosomba 0,37 4,64 5,85 - - -

Jumlah 30 390 50,29 500 20,32 5,55


Sumber data : Tompobulu Dalam Angka 2019

Untuk tanaman jagung di Kecamatan Tompobulu, luas pertanaman

mencapai 321 ha dengan nilai produksi sebanyak 2.191,41 ton. Produktifitas

tanaman jagung rata-rata mencapai 6,28 ton per hektar dengan luas

pertanaman terbanyak ada di Desa Pucak. Sedangkan untuk tanaman kedelai

secara keseluruhan mencapai 709 ha dengan nilai produksi 652,3 ton dan

produktifitas rata-rata mencapai 1,33 ton per hektar.

22
5. Tanaman Perkebunan

Luas Kawasan Hutan baik hutan rakyat maupun hutan negara di

Kecamatan Tompobulu per desa belum terdata secara baik. Tabel berikut ini

merupakan luas penggunaan lahan untuk keperluan sub sector kehutanan dan

perkebunan non kawasan.

Tabel 5. Luas tanam dan produksi tanaman perkebunan menurut jenis


tanaman di Kecamatan Tompobulu Tahun 2019

No Jenis Tanaman Luas Tanam (Ha) Produksi (Kwt)

1 Kelapa dalam 43 5,80

2 Kelapa hibrida 5 1,50

3 Kopi 50 7,70

4 Kakao 219 69,00

5 Lada 22 3,70

6 Jambu mete 516 99,00

7 Kapok 20 5,50

8 Kemiri 55 10,00

9 Aren 41 12,50

Sumber data : Tompobulu Dalam Angka 2019

23
6. Alat dan Mesin Pertanian

Tabel 6. Alat dan mesin Pertanian yang ada di Kecamatan Tompobulu

Jumlah Alsintan

Mesin
No Desa Penggilingan Hand
Traktor Perontok
Padi Sprayer
Padi

1 Benteng Gajah 10 2 - 2

2 Pucak 42 5 2 2

3 Tompobulu 34 15 - 1

4 Toddolimae 35 8 1 -

5 Bonto Manai 47 11 - -

6 Bonto Matinggi 20 13 3 -

7 Bonto Manurung 67 24 1 -

8 Bonto Somba 55 25 - -

Jumlah 310 103 7 5

Sumber data : Tompobulu Dalam Angka 2019

24
B. Uraian Kegiatan dan Pembahasan

Budidaya Singkong dikenal sebagai tanaman yang bisa tumbuh dimana

saja dengan kondisi apa saja. Meskipun demikian agar tanaman singkong

tumbuh dan berproduksi dengan baik dibutuhkan suatu kondisi lingkungan

yang cocok dan setiap proses yang harus dilalui dalam budidaya singkong

menuntut kecermatan dan ketelitian. Kegiatan yang dilakukan dalam

Pelaksanaan Magang Merdeka Belajar Kampus Merdeka di Kecamatan

Tompobulu Kabupaten Maros yaitu Budidaya Singkong ;

1. Persiapan Lahan

Kegiatan penyiapan lahan adalah untuk mendapatkan media tumbuh

yang gembur, subur dan tata kelola air yang baik. Penyiapan lahan dimulai

dengan pengolahan tanah untuk mendapatkan media yang gembur, tanah

perlu dibalik, dibelah, digemburkan, diratakan, dan bila perlu dengan

pembuatan bedengan. Pengolahan tanah dapat dilakukan secara

sederhana/manual dengan bantuan bajak dan cangkul, atau dengan

mekanisasi. Secara mekanisasi dapat dilakukan dengan tahapan bajak

singkal/bajak piring 1-2 kali (ploughing), penggaruan (harrowing atau

rotavating), dan pembuatan guludan (furrowing). Jarak antar pusat/punggung

guludan disesuaikan dengan jarak tanam singkong, yaitu 1 m. Lebar dasar

guludan 60 cm dan lebar saluran antar guludan adalah 40 cm, tinggi guludan

minimal 40 cm. Pada proses persiapan lahan diperluakan ketelitian yaitu

memperhatikan kondisi lahannya yaitu bertujuan untuk menanam singkong

25
pada lokasi yang tepat sesuai syarat tumbuhnya yaitu;

a. Iklim; singkong bisa dikembangkan di daerah tropis yang terletak antara 0-

30o LU hingga 0-30o LS. Curah hujan ideal selama pertumbuhan adalah

85 - 200 mm/bulan sebaran harus merata. Suhu berkisar 15 – 35 oC

dengan suhun optimum 27-34oC. Intensitas cahaya matahari langsung,

minimal 8 jam per hari. Lahan tidak ternaungi.

b. Media Tanah; memiliki tekstur tanah yang gembur, mengandung cukup

kandungan unsur hara, pH tanah 4,0 – 8,0 dengan pH optimum 5,8. Jenis

tanah yang dapat ditanami singkong adalah andosol, dan latosol. Memiliki

ketersediaan air yang cukup. Kemiringan tanah kurang dari 8%.

c. Ketinggian; memiliki ketinggian antara 10-1500 m dpl dengan ketinggian

optimum antara 10- 700 m dpl (diatas permukaan laut).

Setelah megetahui kondisi lahan dan kondisi iklim langkah yang harus

dilakukan dalam proses budidaya singkong adalah memperhatikan kondisi

tanah dan nutrisi untuk singkong dapat tumbuh dengan baik maka langkah

selanjutnya yang dilkaukan adalah pemberian amelioran, kegiatan ini

bertujuan untuk meningkatkan kesuburan tanah dengan bahan pembenah

kesuburan tanah (amelioran). Bahan amelioran diantaranya adalah berupa

pupuk kandang, jerami, arang/abu hasil pembakaran tidak sempurna, kapur

pertanian, dan zeolite. Agar lebih efektif pemberian amelioran sebaiknya

ditebarkan di pusat punggung guludan bersamaan dengan pembuatan

guludan (furrowing) apabila tidak menggunakan cassava planter. Apabila

26
menggunakan cassava planter, amelioran ditebarkan secara merata dalam

alur di kiri atau kanan barisan tanaman bersama pupuk ke-1 pada 0 - 7 hari

setelah stek di tanam dengan cassava fertilizer. Pupuk kandang dapat

diberikan dengan dosis 5 – 10 ton/ha atau 0,5 – 1,0 kg/meter guludan. Kapur

pertanian dapat diberikan dengan dosis 1 – 2 ton/ha atau 0,1 – 0,2 kg/meter

guludan (tergantung dari pH tanah) yang pemberiannya dicampur bersamaan

dengan pupuk kandang. Zeolit dapat diberikan dengan dosis 500 – 750 kg/ha.

Pemberian pupuk organik, dolomit, dilakukan dengan pupuk pertama, yaitu

sebelum 0 – 7 hari setelah tanam dengan fertilizer aplicator.

2. Persiapan Bahan Tanam/Bibit

Bahan tanam/benih singkong umumnya menggunakan stek batang.

Benih yang digunakan harus dari varietas unggul dan bermutu. Stek

hendaknya diusahakan agar memenuhi syarat sebagai berikut:

a. Batang bahan stek berasal dari tanaman yang telah cukup umur, minimal

6 bulan setelah tanam, dan bebas dari serangan hama penyakit.

b. Stek diambil dari batang bagian tengah, tidak terlalu muda dan tidak terlalu

tua, dan masih dalam keadaan segar.

c. Batang bahan stek berukuran diameter minimal 3 cm, dengan panjang 20

– 25 cm (8 – 12 mata).

d. Pemotongan stek sebaiknya dilaksanakan di tempat yang teduh.

Penyiapan bahan tanam akan memerlukan banyak bibit yang bnayak

sehingga diperlukan banyak tenaga untuk memotong batang menjadi bibit.

27
Pembuatan stek harus dilakukan dengan hati-hati untuk menghindari

kerusakan mata tunas. Dalam teknik pemotongan bibit diperlukan ketelitian

agar mata tunas tidak rusak sehingga batang dapat tumbuh dengan baik.

3. Penanaman

Untuk mendapatkan pertumbuhan dan produksi singkong yang

maksimal, penanaman harus dilakukan pada waktu tanam, jarak tanam, dan

cara tanam yang benar. Sehingga waktu tanam singkong harus

memperhatikan kecukupan kebutuhan air selama pertumbuhan sehingga pada

lahan yang tidak tersedia air irigasi harus disesuaikan dengan curah hujan dan

sebarannya. Singkong harus dihindarkan dari kekurangan air minimal selama

4 bulan setelah tanam. Agar terhindar dari kekeringan maka singkong ditanam

ketika curah hujan minimal 100 mm/bulan dan selama pertumbuhan dengan

curah hujan 85 – 200 mm/bulan.

Lokasi rencana pengembangan singkong memiliki unsur-unsur iklim

yang mencirikan kekhasan wilayah tersebut. Rata-rata temperatur udaranya

adalah 26-27oC, tingkat kelembaban nisbinya berkisar antara 83-88%, dan

rata-rata nilai curah hujannya adalah 2.350 mm/tahun. Menurut Sistem

Klasifikasi Schimid & Ferguson, tipe iklim di lokasi adalah tipe B, yaitu tipe iklim

hutan hujan tropika (tropical rain forest). Rata-rata jumlah bulan kering adalah

14,4% dengan curah hujan <= 60 mm, sedangkan rata-rata bulan nasah

sebesar 33.3% dengan keadaan curah hujan minimal 100 mm, sehingga lokai

ini termasuk memiliki curah hujan yang tinggi.

28
Dengan demikian singkong bisa ditanam di semua bulan dalam satu

tahun. Jarak tanam singkong perlu diatur sedemikian rupa sehingga tidak

terjadi kompetisi antartanaman. Jarak tanam singkong yang direkomendasikan

adalah yang menghasilkan populasi sekitar 10.000 tanaman/ha. Populasi

tersebut diperoleh dengan jarak tanam pesegi 1,0 m x 1,0 m.

Cara tanam secara manual penanaman singkong dilakukan dengan

memasukkan pangkal stek 8 - 10 cm secara tegak (vertical) tepat di pusat

guludan dengan jarak antar stek 1,0 m. Secara mekanis dapat menggunakan

cassava planter yang diatur dengan jarak tanam dan proses penanaman

seperti halnya pada penanaman manual. Apabila penanaman secara manual

maka akan memerlukan 8 hari orang kerja (HOK) per hektar. Apabila

penanaman secara mekanis maka akan diperlukan operator mesin cassava

planter (3 orang per unit mesin) untuk 3 hektar per hari atau 1 HOK/ha..

4. Pemeliharaan dan Pengendalian Hama/Penyakit

Pemupukkan untuk menambah hara di dalam tanah yang tersedia bagi

tanaman perlu dilakukan pemupukkan. Hal yang perlu diperhatikan dalam

pemupukkan adalah jenis, dosis, waktu dan cara pemupukan. Pupuk yang

umum dan perlu diberikan adalah pupuk makro sumber nitrogen (N), fosfor (P)

dan kalium (K) yaitu Urea, TSP, dan KCl. Dosis pupuk disesuaikan dengan

kebutuhan spesifik lokasi, tetapi sebagai pedoman umum bisa menggunakan

300 kg Urea (45%N), 150 kg TSP (46%P2O5) dan 200 KCl (60% K2O), dan

200 kg NPK.

29
Pemupukkan ke-1 diberikan pada 0 – 7 hari setelah tanam dengan 2/3

dosis urea dan 1 dosis TSP. Pemupukkan ke-2 diberikan pada saat tanaman

berumur 1 bulan setelah tanam dengan 1/3 dosis Urea dan 1 dosis KCL.

Pemupukkan ke-3 diberikan pada saat tanaman berumur 6 bulan dengan 1

dosis NPK (15-15-15). Pupuk ditempatkan di alur pupuk di samping kiri atau

kanan barisan tanaman. Secara mekanis pupuk pada saat tanam dapat

diberikan sekaligus dengan implemen bersamaan dengan penebaran pupuk

kandang dan dolomit. Pupuk diberikan sekaligus dengan implement cultivator

untuk pembumbunan. Pemupukan ke-1 dan ke-2 dilaksanakan secara

mekanisasi, sedangkan pemupukkan ke-3 secara manual. Pada pemupukan

secara mekanisasi diperlukan tenaga kerja untuk mmeudahkan dalam proses

pemeliharaan.

Pengendalaian gulma akan berkompetisi dengan tanaman singkong

dalam mendapatkan air dan hara dari tanah. Oleh karena itu harus

dikendalikan keberadaannya selama pertumbuhan singkong. Dari saat tanam

sampai umur 8 minggu setelah tanam (fase pertumbuhan pertama), lahan

pertanaman singkong harus dalam kondisi bersih dari gulma. Pengendalian

gulma dapat dilakukan sebelum tanam stek (setelah tanah diolah dengan

rotavator) dengan menyemprotkan herbisida pre-emergence dan pada 4

minggu setelah tanam dengan herbisia kontak/sistemik yang bersifat selektif

secara mekanis. Pada penyemprotan gulma secara mekanis diperlukan

tenaga kerja manusia untuk menyiapkan larutan herbisida 0,1 HOK per hektar.

30
Apabila penyemprotan dilakukan secara manual diperlukan 4 HOK per Hektar.

Pengendalian gulma harus dilakukan secara tepat, menggunakan

herbisida selektif dan diarahkan pada gulma tanpa mengenai tanaman yang

masih muda.

Gambar 2. Pengaturan arah penyemprotan herbisida pada singkong

Pengendalian Hama Penyakit adalah sangat penting dilakukan untuk

menghindarkan tanaman singkong terhadap hama dan penyakit. Hama utama

pada tanaman singkong diantaranya: Tungau/kutu merah (Tetranychus

bimaculatus), Kutu sisik hitam (Parasaissetia nigra), dan Kutu sisik putih

(Anoidomytilus albus); Penyakit utama adalah bakteri B. manihotis dan X.

manihotis menyerang daun muda, P. solanacearum (menyerang perakaran).

Penyakit lain adalah cendawan karat daun (Cercospora sp.), stem destroyer

(Glomerell sp.), dan roots rot (Fusarium sp.), Mosaic virus (daun mengeriting).

31
Serangan lalat pucuk juga pada tanaman muda yang menyebabkan

pertumbuhan kerdil; serangan lebih berat pada musim hujan adalah penyakit

utama yang disebabkan oleh bakteri; serangan pada daun terutama di musim

hujan. Penyakit lain adalah busuk umbi (root rot) yang serangannya tinggi

ketika tanah kelebihan air akibat drainase yang buruk.

Pengendalian adalah dengan sanitasi lingkungan tanaman,

menggunakan varietas tahan penyakit tersebut, dan menyemprotkan fungisida

bersifat kontak dan/atau sistemik sesuai keperluan.

5. Panen dan Pasca Panen

Tanaman singkong pada umumnya dapat dipanen pada usia sekitar 7-

8 bulan dari awal penanaman. Namun seiring dengan bertambahnya teknologi

yang dapat menghasilkan varietas baru, ada singkong yang dapat dipanen

pada bulan ke 5 dari penanaman. Ciri-ciri tanaman singkong siap dipanen

adalah daun-daun sudah mulai sedikit karena rontok, ubi singkong sudah

besar yang dapat

dilihat dengan menggali tanah pada bagian ubi. Lakukan proses

pemanenan dengan cara mencabut singkong secara manual, tanah yang

gembur tadi tentunya akan sangat membantu mengurangi ubi singkong

tertinggal saat dicabut. Singkong dapat dipanen secara serentak. Pisahkan ubi

dari pohon dengan cara memotong dengan menggunakan parang/golok pada

bagian pangkal ubi Tanaman singkong bisa mulai dipanen pada usia 6 – 8

bulan setelah di tanam atau 9 – 12 bulan setelah di tanam tergantung varietas

32
yang ditanamkan. Tanaman singkong dipanen dengan cara mencabut batang,

jika ada umbi yang patah atau tertinggal di dalam tanah gunakan cangkul untuk

mengambil umbi yang patah dengan hati-hati. Adapaun cara memanen yang

dapat dilakukan yaitu,

a. Panen manual, dengan memotong 2/3 batang beserta daun terlebih

dauhulu, kemudian mencabut/membongkar dari dalam tanah, memisahkan

umbi dari pangkal batang, membersihkannya dari kotoran tanah yang

melekat, dan mengupulkannya untuk diangkut.

b. Pada saat pemotongan dari pangkal batang, bila memungkinkan

diusahakan seminimal mungkin melukai umbi untuk

mencegah/menghambat laju kerusakan umbi.

c. Panen semimekanis, umbi singkong dibongkar dari guludan dengan

subsoiler, dibersihkan dan ditampung di tray; selanjutnya dikumpulkan di

tempat pengumpulah umbi (TPU) untuk dipotong umbinya dari pangkal

batang secara manual.

33
V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari serangkaian kegiatan Magang Merdeka Kampus Merdeka dan

pembahasan di atas maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Desa Purna Karya, Kecamatan TompoBulu, Kabupaten Maros merupakan

salah satu sentra penghasil singkong dan pemasok untuk daerah di

Sulawesi-Selatan, singkong yang dipasarkan pula berupa singkong segar

maupun berupa Olahan singkong.

2. Proses budidaya singkong terdiri dari persiapan lahan, persiapan bibit,

penanaman, pemeliharaan, pengendalian hama/penyakit dan panen/pasca

panen

3. Budidaya singkong dibutuhkan ketelitian terhadap pengunaaan pupuk dan

pengendalian hama/penyakit yang tepat agar budidaya dapat berjalan

dengan lancar.

4. Budidaya singkong ini sangat menguntungkan bagi masyarakat yang

membudidayakanya karena sangat menjanjikan keuntungan yang besar

karna permintaan pasar yang besar serta proses pemeliharaan yang

tergolong mudah.

34
B. Saran

1. Proses pengolahan lahan harus perlu diperhatikan agar hasil yang

didapatkan dalam proses budidaya dalam menguntungkan.

2. Perawatan tanaman perlu ditingkatkan agar tanaman yang dibudidayakan

dapat tumbuh dengan baik, khususnya pencegahan terhadap hama

penyakit.

3. Dalam budidaya singkong kita harus teliti dalam setiap aspek pelaksanaan,

karena apabila terdapat keteledoran membuat hasil produksi menurun.

35
DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik. Kabupaten Maros. BPS Maros (2019-2021) Sulawesi


Selatan
Barrett, D. M., dan Damardjati, D. S. (2015). Peningkatan Mutu Hasil Ubi Kayu
diIndonesia. Sukamandi: Balai Penelitian Tanaman Pangan
Sukamandi
Djarijah. Nunung Marlina dan Abbas Siregar Djarijah. 2001. Budidaya
Singkong. Yogyakarta. Penerbit Kanisius
Herbarium Medanense., 2016, Identifikasi Tumbuhan, Medan : Herbarium
Medanense Sumatra Utara.
Kementerian Pertanian. 2015. Modul Pendampingan Mahasiswa dalam Upaya
Khusus Peningkatan Produksi Padi, Jagung dan Singkong. Badan
Penyuluhan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian
Koswara, S. 2009. Seri Teknologi Pangan Populer (Teori Praktek). Teknologi
Pengolahan Roti. e-BookPangan.com
Prabawati, S., Suyanti dan Setyabudi, D.A. (2008). Teknologi Pascapanen dan
Pengolahan Singkong. Balai Besar Penelitian dan Pengembangan
Pascapanen Pertanian. Dalam seminar Badan Litbang Pertanian.
Departemen Pertanian, Bogor
Parjimo, H; Andoko Agus. 2007. Budi Daya Singkong dan Ubi Jalar). Jakarta:
PT.Agromedia Pustaka.
Soetriono, dkk. 2006. Pengantar Ilmu Pertanian Agraris, Agrobisnis, dan
Industri. Malang : Bayumedia Publishing.
Sumarmi. 2006. Botani Dan Tinjauan Gizi Singkong. Jurnal Inovasi
Pertanian, Volume 4, No.2 Halaman 124-130
United State Departement of Agriculture. 2018. USDA National Nutrient
Database for Standart Reference. 2019)

36

Anda mungkin juga menyukai