Anda di halaman 1dari 4

.

Evaluasi Fisik
1. Appearance
Tes ini lebih ditekankan pada distribusi zat berkhasiat di dalam
basis supo. Supo dibelah secara longitudinal kemudian dibuat secara
visual pada bagian internal dan bagian eksternal dan harus nampak
seragam.

2. Uji Keragaman Bobot


20 buah suppositoria diambil secara acak, kemudian ditimbang
bobot masing-masing suppo dan ditentukan bobot rata-ratanya. Tidak
lebih dari 2 suppo yang bobotnya menyimpang dari bobot rata-raata lwbih
dari 5% dan tidak ada satupun suppo yang obotnya menyimpang lebih dari
10%.

3. Uji Keseragaman Kandungan


30 suppositoria diambil secara acak, kemudian dilakukan penentuan
kadar terhadap 10 suppo. Apabila jumlah zat aktif masing-masing dari 10
suppo tersebut terletak antara 85,0% hingga 115,0% dari yang tercantum
dalam etiket dan simpangan baku relatifnya 6,0%, maka suppo tersebut
memenuhi persyaratan keseragaman kandungan. Jika satu suppo terletak
di luar rentang 85,0% hingga 115,0% seperti yang tertera pada etiket dan
tidak ada suppo yang terletak dalam rentang 75,0%-125,0% dari yang
tertera pada etiket atau jika simpangan baku relatif 6,0% atau jika kedua
kondisi
tersebut tidak dipenuhi maka perlu dilakukan uji 20 suppo tambahan.
Persyaratan keseragaman kndungan dipenuhi jika satu dari 30 suppo
terletak di luar rentang 85,0%-115,0% dari yang tertera pada etiket dan
tidak ada suppo yang terletak di luar rentang 75,0%-125,0% dari yang
tertera pada etiket dan simpangan bakur elatif dari 30 suppo tidak lebih
dari 7,8%.
4. Uji Waktu Hancur
Satu buah suppo ditempatkan pada cakram berlubang bawah dari
alat logam, kemudian alat logam tersebut dimasukkan dan dikaitkan dalam
tabung transparan. Prosedur dilakukan kembali untuk 2 suppo berikutnya,
kecuali dinyatakan lain ke dalam tiap alat diisi sebanyak 4L air. Ketiga alat
tersebut dapat ditempatkan dalam satu wadah yang berisi paling sedikit
12L air yang bersuhu antara 36-370C yang dilengkapi dengan alat
pengaduk dan alat penopang agar bagian atas alat tetap berada 90 mm di
bawah permukaan air. Setiap 10 menit alat dibalikkan tanpa
mengeluarkannya dari cairan. Suppo dinyatakan hancur bila:
a. terlarut sempurna atau
b. terdispersi menjadi komponen, bagian lemak cair berkumpul pada
permukaan, bagian serbuk yang tidak larut berada di dasar atau terlarut
atau
c. menjadi lunak, mengalami perubahan dalam bentuknya tanpa harus
terpisah menjadi komponennya dan massa tidak mempunyai isi padat
yang memberikan rintangan bila diaduk dengan pengaduk kaca.
Kecuali dinyatakan lain, waktu yang diperlukan untuk
menghacurkan suppo tidak lebih dari 30 menit untuk basis lemak dan
tidak lebih dari 60 menit untuk suppo dengan basis larut air.

5. Uji Kehancuran
Alat dipasang vertikal dan wadah dipanaskan pada suhu 25 0C.
Suppo yang akan diuji harus dijaga sekurang-kurangnya 24 jam pada suhu
yang akan diukur. Suppo ditempatkan secara vertikal diantara jepitan
penyangga sampel dengan ujung menghadap ke atas. Suppo dibiarkan 1
menit, lalu tambahkan beban seberat 200 gr, setelah itu tunggu 1 menit
lagi dan tambahkan beban berikutnya (berbobot sama). Penambahan
beban terus diulangi hingga suppo hancur. Beban yang dibutuhkan untuk
menghancurkan suppo dihitung dengan menjumlahkan beban yang
diterima suppo hingga ssebelum suppo hancur.
Penilaian bobot beban yang diperhitungkan sebagai kekerasan
suppo adalah sebagai berikut :
a. jika suppo hancur dalam waktu 20 detik setelah penambahan beban
terakhir, maka berat beban tersebut tidak ikut ditambahkan.
b. bila suppo hancur antara 20-40 detik setelah penambahan beban
terakhir, maka hanya setengah dari bobot beban ini yang ditambahkan
dalam perhitungan.
c. jika suppo tetap tidak hancur lebih dari 40 detik setelah penambahan
beban terakhir maka bobot beban ini diperhitungkan seluruhnya.

6. Uji Penetrasi
Uji ini dilakukan untuk menentukan waktu melunak atau melarut
suppo. Alat yang digunakan mempunyai 3 tabung uji yang dicelupkan
dalam wadah penangas air suling dengan suhu 370C. Pada tiap tabung uji
dilengkapi batang penetrasi. Pada uji ini diamati waktu yang diperlukan
oleh batang penetrasi untuk menembus suppo. Waktu pelunakan atau
pelarutan suppo adalah rata-rata dari 3 penentuan yang dilakukan.

7. Uji Penampilan
Uji ini dilakukan secara organoleptik untuk melihat ada atau
tidaknya keretakan, lubang eksudasi cairan, dan pembengkakan basis,
sedangkan untuk melihat ada tidaknya migrasi zat aktif dilakukan dengan
memotong secara longitudinal suppo untuk diamati.

8. Uji Titik Leleh


Uji dilakukan dengan menggunakan 3 suppo. 1 buah suppo
dimasukkan dalam alat uji titik leleh suppo di atas penangas air yang
dilengkapi termometer. Suhu dicatat pada saat suppo mulai meleleh
sampai fase padat mulai menetes. Titik leleh suppo dihitung dengan
rumus:
Tr = T + 0,00015 N (N.t)

Keterangan :
Tr : titik leleh supo yang telah dikoreksi T : suhu
yang tercatat pada termometer utama t : suhu
yang tercatat pada termometer pembantu
N : jumlah skala termometer pembantu terhitung dari permukaan
penangas pada saat kepingan supo tepat menetes

9. Uji Penyebaran
Basis lemak dilelehkan dan diteteskan pada kertas saring dan
diamati penyebarannya.

10. Uji Ketegaran


Bagian batang suppo yang tumpul dimasukan ke dalam tabung
kemudian pada bagian leher suppo digantung kantong plastik yang diberi
kawat halus dan ke dalam kantong plastik tersebut ditetesi air suling.
Ketegaran suppo adalah hasil kali volume air suling yang tercatat dengan
berat jenis air suling.

B. Evaluasi Kimia
1. Identifikasi

2. Penetapan kadar Sesuai monografi sediaan

Anda mungkin juga menyukai