Anda di halaman 1dari 10

Pia g a m

d i n
Ma Group 6 ah
Introduction
Konstitusi Madinah (‫)دستور المدينة‬
juga dikenal sebagai Piagam
Madinah (Arab: ‫صحيفة المدينة‬,
Ṣaḥīfat al-Madīnah; atau: ‫ميثاق‬
‫المدينة‬, Mīthāq al-Madinah
"Persetujuan Madinah") adalah
piagam atau dokumen yang diyakini
memformalkan perjanjian antara
Muhammad, pengikutnya, dan
penduduk Madinah. Bagian-bagian
dari konstitusi ini diperkuat oleh
beberapa laporan hadis yang sahih.
a n K o n s t i t u s i
Pem b e n t u k
M a d i n a h
a hu n 6 2 2 M di kota
in a h d ib e n t u k pada t ad
Piagam Mad is tiw a hijrah N a b i M u h a m m
a i hasil d a r i p e r
Ma d in ah , se ba g P ia g a m M a din ah
a h ke M a dinah .
da ri M e k ad
dan pengikutnya a k a ta n a ntara N a b i M u h a m m
i sebuah k e s e p
dibu at se b ag a
a s li M a d in a h , dan
in M u s li m , p e n duduk
p apkan
sebagai pemim n y a a dala h u n t u k m e n e t
ut Na b i. Tu ju a n
pengikut-pengik a n isasi da n k e r ja sa m a a ntara
da s a r o r g
prinsip-prinsip - M u slim d i M a d inah.
ra n g M u slim d a n non
orang-o
Piagam Madinah juga memperkuat hubungan antara kaum
Muslim dan Yahudi, serta mengatur hak dan kewajiban
masing-masing kelompok dalam menjaga perdamaian dan
keamanan di kota Madinah. Di dalam piagam tersebut,
disebutkan bahwa tujuan utama dari perjanjian tersebut
adalah menjaga ketertiban dan kerukunan antara seluruh
penduduk Madinah tanpa terkecuali.

Dalam piagam tersebut juga diatur hal-hal lain seperti


perlindungan atas keselamatan jiwa dan harta benda,
ketentuan-ketentuan terkait pernikahan dan hukum waris, serta
pembebasan para tawanan perang. Piagam Madinah sangat
penting karena menjadi dasar terbentuknya sebuah negara
Islam pertama di dunia dan berperan dalam membentuk
pandangan dan praktik politik Islam yang berkembang
selanjutnya.
Isi &Substansi Piagam
Naskah Piagam Madinah terdiri dari 47 pasal yang dibuat dalam dua waktu yang berbeda. Pertama kesepakatan yang
terjadi sebelum berlangsungnya perang Badar dan berisi 24 pasal yang membicarakan tentang hubungan antara umat
Islam dengan umat-umat lainnya termasuk dengan kaum Yahudi. Kedua, kesepakatan yang terjadi setelah
berlangsungnya perang Badar dan berisi 23 pasal yang memuat tentang hubungan antara umat Islam yaitu kaum
Muhajirin dan Anshar
Inti dari Piagam Madmah adalah sebagai berikut:
a. Kaum Yahudi beserta kaum muslim wajib turut serta dalam peperangan
b. Kaum Yahudi dari Bani Auf diperlakukan sama dengan kaum muslimin
c. Kaum Yahudi tetap dengan agama Yahudi mereka, dan demikian pula dengankaum muslimin.
d. Semua kaum Yahudi dari semua suku dan kabilah di Madinah diperlakukan samadengan kaum
Yahudi bani Auf
e. Kaum Yahudi dan muslimin harus tolong menolong dalam memerangi ataumenghadapi musuh
f. Kaum Yahudi dan muslimin harus senantiasa saling berbuat kebajikan dan salingmengingatkan
ketika terjadi penganiayaan atau kedzaliman
g. Kota Madinah dipertahankan bersama dari serangan pihak luar
h. Semua penduduk Madinah dijamin keselamatannya kecuali bagi yang berbuat jahat
i. Muhammad Rasulullah Saw adalah pemimpin umum untuk seluruh penduduk Madinah
Strategi Nabi Muhammad SAW
Nabi Muhammad dalam Piagam Madinah menempatkan strategi untuk membangun persatuan, perdamaian, dan keamanan
antara suku-suku Arab dan Muslim di Madinah. Strategi tersebut adalah:

1. Menyatukan Masyarakat: Nabi Muhammad menggabungkan suku-suku Arab, suku Aws dan Khazraj, dan membangun
persatuan antara suku-suku ini di bawah perlindungan Islam. Dalam piagam Madinah, Nabi Muhammad menetapkan bahwa
semua orang yang tinggal di Madinah, apakah Muslim atau non-Muslim, adalah warga negara yang sama dan bertanggung
jawab atas keamanan dan ketertiban di kota tersebut.

2. Membangun Persatuan Antara Muslim dan Yahudi: Nabi Muhammad juga menunjukkan sikap toleran terhadap orang Yahudi
dengan memberikan perlindungan dan kebebasan beragama kepada umat Yahudi di Madinah. Dalam piagam Madinah, Nabi
Muhammad juga menetapkan hak dan kewajiban orang Yahudi dalam menjaga perdamaian dan keamanan di Madinah.

3. Mengatur Sistem Hukum: Nabi Muhammad dalam piagam Madinah mengatur sistem hukum terkait
dengan hak dan kewajiban warga negara, seperti hukum perdata dan pidana, serta hukum waris,
pernikahan, dan kehidupan bermasyarakat.

4. Membangun Batas Wilayah: Nabi Muhammad menetapkan batas wilayah bagi setiap suku, sehingga
kelangsungan hidup mereka serta hak milik mereka terjamin. Hal ini juga berperan dalam menjaga
hubungan antara satu dengan lainnya agar terhindar dari konflik.

5. Menghapuskan Praktik Perang Suku: Nabi Muhammad dalam piagam Madinah juga melarang praktik
perang suku dan memastikan bahwa tawanan perang dibebaskan atas persetujuan dari kedua pihak.
Timeline
1. PERJANJIAN 2. HIJRAH 3. PIAGAM
AQABAH (621 M) (622 M) MADINAH
Sebelum melakukan hijrah ke Madinah, Pada tahun 622 M, Nabi Muhammad (622 M)
Nabi Muhammad melakukan perjanjian dan para pengikutnya hijrah dari Pada tahun yang sama dengan hijrah,
dengan penduduk Yatsrib atau Mekkah ke Madinah. Hijrah atau Nabi Muhammad menerbitkan Piagam
Madinah dan mendapatkan dukungan perpindahan tempat tersebut dilakukan Madinah. Piagam ini memberikan aturan
dari para suku Aws dan Khazraj. karena di Mekkah, umat Islam dan prinsip-prinsip dasar dalam
Perjanjian Aqabah adalah mengalami perlakuan serta kekerasan membentuk masyarakat Madinah
kesepakatan untuk membela dan yang tidak adil dan mencapai sebagai sebuah negara berdasarkan
melindungi Nabi Muhammad dan para puncaknya ketika Nabi Muhammad dan Islam. Piagam Madinah ini juga
pengikutnya dari ancaman di Mekkah. para sahabatnya diusir dari kota mengatur hubungan antara umat
tersebut. Muslim, Yahudi, dan non-Muslim lainnya,
serta menekankan pentingnya harmoni
dan keamanan dalam kehidupan
bersama.
Quote
"Umatmu akan terus di jalan
kebenaran, selama mereka
berpegang teguh pada Piagam
Madinah."

-Nabi Muhammad Saw


Bibliography
- Ibn Ishaq. (1955). The Life of Muhammad: A Translation of
Ishaq's Sirat Rasul Allah. Oxford: Oxford University Press.
- Esposito, J. L. (2010). The Oxford Encyclopedia of the Islamic
World. New York: Oxford University Press.
- Watt, W. M. (1953). Muhammad at Medina. Oxford: Clarendon
Press.
- Rahman, F. (2009). Islam. New York: Routledge.
Thank
you

Anda mungkin juga menyukai