Anda di halaman 1dari 9

MONEY POLITIK DITENGAH DILEMA KESEJAHTERAAN MASYARAKAT

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah : Hukum Pemilu


Dosen Pengampu :
Dr. H. Kukuh Sudarmanto, B.A., S.SoS., S.H., M.H., M.M

Oleh: Arman
NIM : A.312.1823.018

UNIVERSITAS SEMARANG
PROGRAM PASCASARJANA
MAGISTER ILMU HUKUM

TAHUN 2023
MONEY POLITIK DITENGAH DILEMA KESEJAHTERAAN MASYARAKAT
Oleh: Arman
NIM : A.312.1823.018

A. Latar Belakang
Money politik di Indonesia adalah sebuah fenomena yang telah menjadi
permasalahan serius dan mengakar dalam proses politik negara ini. Sejarah panjang
politik korupsi dan praktik penyalahgunaan kekuasaan sebelum era reformasi telah
menciptakan fondasi bagi praktik money politik yang masih eksis hingga saat ini.
Pemilihan umum sering menjadi arena di mana uang dan sumber daya diperdagangkan
untuk memenangkan dukungan politik. Sistem pemilihan di Indonesia, terutama pada
tingkat legislatif, mendorong praktik money politik karena partai politik harus bersaing
untuk memenangkan suara pemilih, yang seringkali membutuhkan dana besar untuk
kampanye politik, penggalangan suara, dan aktivitas lainnya.
Selain itu, ketidaksetaraan ekonomi yang signifikan di Indonesia juga memainkan
peran penting dalam money politik. Calon politik yang memiliki akses ke kekayaan
pribadi atau memiliki hubungan bisnis yang kuat cenderung memiliki keunggulan dalam
mengakses sumber daya yang diperlukan untuk kampanye politik yang mahal. Dalam
situasi seperti ini, mereka yang kurang mampu dan partai politik minoritas sering kali
tidak memiliki akses yang sama terhadap sumber daya politik, yang pada gilirannya
mengurangi kesetaraan dalam kompetisi politik.
Kemajuan teknologi dan media massa juga berdampak pada fenomena money
politik. Meskipun teknologi dan media massa telah memperluas cakupan kampanye
politik, mereka juga telah meningkatkan biaya kampanye. Calon politik seringkali harus
mengeluarkan uang dalam iklan media, kampanye online, dan strategi komunikasi
lainnya. Dalam konteks ini, praktik money politik semakin menyesuaikan diri dengan
tren teknologi yang terus berkembang. Tantangan lain adalah regulasi yang tidak selalu
efektif. Regulasi terkait kampanye politik dan pembiayaan politik di Indonesia masih
belum sempurna dan seringkali diterapkan secara tidak konsisten. Ketidakjelasan dalam
aturan dan penegakan hukum yang kurang konsisten telah memberikan celah bagi praktik
money politik untuk tetap bertahan.
Akibat dari money politik adalah dampak negatif terhadap integritas proses
demokrasi di Indonesia. Praktik ini menyulitkan partisipasi masyarakat yang lebih
miskin, merongrong integritas proses pemilihan umum, dan bahkan dapat memengaruhi

1
kualitas kepemimpinan dan pembuatan kebijakan. Calon politik yang terlalu bergantung
pada sumbangan finansial dari kelompok kepentingan tertentu cenderung terikat pada
agenda-agenda yang mungkin tidak selalu menguntungkan masyarakat secara luas. Oleh
karena itu, studi mendalam tentang money politik di Indonesia menjadi sangat penting.
Hal ini tidak hanya membantu dalam memahami akar permasalahan, tetapi juga
membuka ruang untuk diskusi tentang solusi yang mungkin untuk mengurangi dampak
money politik dan memperkuat demokrasi di Indonesia. Sebagai negara demokratis yang
terus berkembang, Indonesia perlu mengatasi tantangan money politik untuk menjaga
integritas proses politik dan tata kelola pemerintahan yang lebih baik.
B. Definisi Money Politik
Money politik dapat didefinisikan sebagai praktik politik di mana uang atau
sumber daya finansial digunakan untuk memengaruhi hasil pemilihan umum atau
kebijakan pemerintah. Hal ini mencakup berbagai tindakan seperti pemberian uang
kepada pemilih, pengeluaran besar dalam kampanye politik, serta pendanaan partai
politik.
Pengertian money politic merupakan membeli kedaulatan rakyat dengan harga
murah, dan praktik ini bisa mengancam keseimbangan hubungan politik antara rakyat
dengan penguasa menjadi timpang. Money politic merupakan salah satu bentuk
kampanye gelap yang marak dilakukan oleh tokoh-tokoh yang hendak maju dalam
Pemilu untuk mendapatkan simpati dari masyarakat sehingga masyarakat mau bekerja
sama untuk memberikan hak suaranya kepada tokoh yang melakukan kegiatan money
politic tersebut.
Politik uang atau politik perut adalah suatu bentuk pemberian atau janji menyuap
seseorang, baik supaya orang itu tidak menjalankan haknya untuk memilih maupun
supaya ia menjalankan haknya dengan cara tertentu pada saat pemilihan umum.
Pemberian bisa dilakukan menggunakan uang atau barang. Politik uang adalah sebuah
bentuk pelanggaran kampanye.
Politik uang umumnya dilakukan simpatisan, kader atau bahkan pengurus partai
politik menjelang hari H pemilihan umum. Praktik politik uang dilakukan dengan cara
pemberian berbentuk uang, sembako antara lain beras, minyak dan gula kepada
masyarakat dengan tujuan untuk menarik simpati masyarakat agar mereka memberikan
suaranya untuk partai yang bersangkutan.
Politik uang juga diartikan suatu upaya memengaruhi orang lain (masyarakat)
dengan menggunakan imbalan materi atau dapat juga diartikan jual-beli suara pada

2
proses politik dan kekuasaan serta tindakan membagi-bagikan uang, baik milik pribadi
atau partai untuk mempengaruhi suara pemilih.
C. Peraturan Yang Mengatur Tentang Money Politik
Di Indonesia pemilihan umum telah diatur dalam Undang-Undang nomer 07
tahun 2017. Pemilu harus dilaksanakan berdasarkan pada asas yang telah ada di dalam
pasal 2 yang isinya “ Pemilu dilaksanakan berdasarkan asas langsung, umum, bebas,
rahasia, jujur, dan adil ”.
Praktik atau perbuatan money politic menurut hukum undang-undang, dapat di
ketahui dalam undang-undang nomer 7 tahhun 2017 pada pasal 515 dijelaskan ”(setiap
orang yang dengan sengaja pada saat pengumutan suara menjanjikan atau memberikan
uang atau materi lainnya kepada pemilih supaya tida menggunakan hak pilihnya atau
memilih peserta pemilu tertentu atau menggunakan hak pilihnya dengan cara tertentu
sehingga surat suaranya tidak sah, dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga)
tahun dan denda paling banyak Rp36.000.000,00 tiga puluh enam juta rupiah)”. Undang-
undang pemilu ini memiliki kelemahan dalam menjerat pelaku money politic, karena
undang-undang pemilu ini masih membolehkan pemberian uang tertentu seperti uang
makan, minum transportasi. Ini berdasar pada undang-undang no 7 tahun 2017 pasal 286.
Sanksi yang di dapat pelaku money politikbervariasi, sanksi pidana 3-4 tahun dan denda
Rp. 36-48 jt.
Meski dalam undang-undang nomer 07 tahun 2017 tidak ada sanksi bagi
penerima, akan tetapi sangat diperlukan adanya kesadaran diri, agar rakyat bisa mendapat
wakil rakyat yang benar-benar jujur, adil, yang dapat mewujudkan kemakmuran dan
kesejahteraan bersama. Baiknya money politic dihindari, karena mau bagaimanapun pada
sejatinya money politic ini merupakan pelanggaran dalam kampanye, perbuatan kotor
yang mencacati demokrasi, yang dampak buruknya akan berdampak pada rakyat. 1
D. Bentuk-Bentuk Money Politik
Money politik dapat mengambil berbagai bentuk, termasuk:
1. Pemberian Uang kepada Pemilih: Calon atau partai politik memberikan uang atau
barang kepada pemilih sebagai imbalan untuk mendukung mereka.
2. Pengeluaran Besar dalam Kampanye: Calon atau partai politik menghabiskan uang
dalam jumlah besar untuk iklan, kampanye, dan promosi politik.
1
Atni Bariqoh, “Analisis UU No 07 Tahun 2017 terhadap Money Politic”,
https://www.kompasiana.com/atsnibariqoh1391/62a389d4fca4e4520d11c0f2/analisis-uu-no-07-tahun-2017-
terhadap-money-politic?page=all#section1, 11 Juni 2022 01:24

3
3. Pendanaan Partai Politik: Partai politik menerima dana dari individu, perusahaan, atau
organisasi untuk mendukung kampanye mereka.
4. Penggunaan Sumber Daya Publik: Penyalahgunaan sumber daya publik, seperti
anggaran pemerintah atau fasilitas publik, untuk kepentingan politik.
E. Dampak-Dampak Money Politik
Money politics adalah praktik politik di mana uang dan sumber daya finansial
digunakan untuk mempengaruhi hasil pemilihan umum atau proses politik. Praktik
money politics ini dapat memiliki berbagai akibat negatif pada sistem politik dan
masyarakat. Beberapa akibat dari money politics antara lain:
1. Merusak Demokrasi: Money politics dapat merusak prinsip dasar demokrasi yang
seharusnya memberikan setiap warga negara kesempatan yang sama untuk
berpartisipasi dalam proses politik. Ketika uang dan sumber daya finansial menjadi
faktor dominan, pemilihan umum dan kebijakan publik dapat dipengaruhi oleh
mereka yang memiliki uang lebih banyak, sehingga mengurangi keadilan dalam
proses politik.
2. Korupsi: Money politics sering kali memunculkan praktik-praktik korupsi di dalam
politik. Calon atau pejabat yang menerima uang atau sumbangan besar-besar dapat
terjerumus dalam perilaku koruptif dengan memberikan imbalan atau kontrak kepada
pihak yang memberikan uang tersebut.
3. Ketidaksetaraan: Praktik money politics dapat memperkuat kesenjangan sosial dan
ekonomi di masyarakat. Calon yang memerlukan banyak uang untuk kampanye
politik cenderung mendapatkan dukungan dari mereka yang memiliki kekayaan lebih
besar, sementara calon yang kurang mampu secara finansial sulit bersaing.
4. Hilangnya Integritas Politik: Money politics dapat merusak integritas politik dan citra
partai politik atau individu yang terlibat. Pemilih dapat kehilangan kepercayaan pada
politik dan pemerintah jika mereka merasa bahwa uang lebih penting daripada visi,
misi, atau komitmen politik.
5. Pengaruh Asing: Money politics juga dapat membuka pintu bagi pengaruh asing yang
tidak diinginkan dalam proses politik suatu negara. Negara-negara atau individu asing
dapat mencoba mempengaruhi hasil pemilihan umum atau kebijakan dengan
memberikan sumbangan besar-besar.
6. Tidak Adanya Kebebasan Politik: Money politics dapat menghambat kebebasan
politik dan partisipasi warga negara yang tidak memiliki akses ke sumber daya

4
finansial yang besar. Hal ini dapat mengakibatkan ketidaksetaraan dalam representasi
politik.
7. Untuk mengatasi akibat negatif money politics, diperlukan reformasi politik yang
transparan, regulasi yang ketat terkait dengan pendanaan kampanye, serta kesadaran
masyarakat tentang bahaya money politics. Partisipasi aktif dari masyarakat sipil dan
pemantauan independen terhadap proses politik juga dapat membantu memerangi
money politics.
F. Money Politik Ditengah Dilema Money Kesejahteraan Masyarakat
Dalam konteks ini, dilema kesejahteraan masyarakat merujuk pada tantangan
yang dihadapi oleh pemerintah dalam menciptakan kesejahteraan masyarakat atau
memastikan kesejahteraan ekonomi dan sosial masyarakat. Dilema ini melibatkan
pertanyaan seputar alokasi sumber daya, pengeluaran pemerintah, dan kebijakan ekonomi
untuk memenuhi kebutuhan dasar masyarakat, seperti pendidikan, perawatan kesehatan,
pekerjaan, dan perumahan.
Pertimbangkan beberapa cara bagaimana money politik dapat mempengaruhi
dilema kesejahteraan masyarakat:
1. Alokasi Sumber Daya yang Tidak Efisien: Money politik dapat mengarah pada
alokasi sumber daya publik yang tidak efisien karena pemimpin politik mungkin lebih
fokus pada memenangkan dukungan pemilih dengan dana besar daripada pada
kebijakan yang benar-benar meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
2. Korupsi: Praktik money politik dapat merangsang korupsi dalam pemerintahan. Dana
yang diberikan kepada politisi dalam bentuk suap atau kontribusi kampanye mungkin
mengarah pada tindakan korupsi yang merugikan kesejahteraan masyarakat.
3. Kebijakan yang Tidak Efektif: Money politik dapat memengaruhi kebijakan yang
tidak efektif karena politisi cenderung memprioritaskan kepentingan donor finansial
mereka daripada kepentingan masyarakat secara keseluruhan.
4. Untuk mengatasi dilema kesejahteraan masyarakat dalam konteks money politik,
penting untuk mempromosikan transparansi, akuntabilitas, dan reformasi dalam
sistem politik. Ini termasuk memperkuat peraturan kampanye dan mendukung upaya
untuk mengurangi pengaruh uang dalam politik. Selain itu, partisipasi aktif
masyarakat dalam pemilihan politik dan pemantauan tindakan politik dapat membantu
menjaga pemerintah tetap fokus pada kesejahteraan masyarakat.

5
G. Solusi Dan Inovasi Dalam Mengatasi Money Politik
1. Reformasi Sistem Pembiayaan Kampanye:
a. Menerapkan aturan yang lebih ketat terkait dengan pembiayaan kampanye,
termasuk batasan jumlah donasi individu dan perusahaan serta melarang donasi
dari sektor tertentu yang mungkin memiliki kepentingan khusus.
b. Membuat sistem pelaporan keuangan kampanye yang transparan dan akuntabel,
dengan hukuman yang tegas untuk pelanggaran.
2. Pengawasan dan Penegakan Hukum yang Lebih Ketat:
a. Meningkatkan peran dan kapasitas lembaga pengawas pemilu, seperti Komisi
Pemilihan Umum (KPU) dan Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu),
dalam mengawasi dana kampanye dan melaksanakan investigasi terkait dugaan
pelanggaran.
b. Memastikan penegakan hukum yang tegas dan adil terhadap pelanggaran money
politik, termasuk sanksi yang lebih berat bagi pelaku yang terlibat dalam praktik
tersebut.
3. Edukasi Publik:
a. Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang dampak negatif money politik dan
pentingnya pemilu yang bersih melalui kampanye pendidikan dan media.
b. Mendorong partisipasi masyarakat dalam pengawasan dan pelaporan dugaan
pelanggaran money politik.
4. Pembatasan Media Sosial:
Memantau penggunaan media sosial dalam kampanye politik, mengenakan
aturan terkait pembatasan penggunaan iklan politik berbayar, dan menghindari
penyebaran berita palsu atau informasi yang menyesatkan.
5. Pendidikan Politik:
Meningkatkan pendidikan politik yang berfokus pada etika dan integritas
politik, sehingga calon pemimpin dan pemilih memiliki pemahaman yang lebih baik
tentang pentingnya sistem politik yang bersih.
6. Partisipasi Masyarakat:
Mendorong partisipasi aktif masyarakat dalam politik dengan cara seperti
memilih calon yang berkomitmen untuk melawan money politik atau mendukung
inisiatif yang bertujuan untuk mengatasi masalah tersebut.

6
7. Keterlibatan Lembaga Masyarakat Sipil:
Mendukung peran lembaga masyarakat sipil dalam mengawasi dan
mengadvokasi untuk reformasi politik yang lebih baik, serta memberikan pelatihan
dan dukungan bagi mereka yang berusaha melawan money politik.
8. Sistem Penghargaan dan Hukuman:
Membuat sistem penghargaan untuk calon dan partai politik yang
berkomitmen untuk melawan money politik, sekaligus memberlakukan sanksi bagi
pelanggar yang terbukti bersalah.
Pengatasi money politik memerlukan upaya serius dari seluruh masyarakat
dan lembaga-lembaga pemerintah. Dengan menerapkan langkah-langkah ini,
Indonesia dapat bergerak menuju sistem politik yang lebih bersih dan berintegritas.
H. Kesimpulan
Kesimpulan dari tulisan ini adalah bahwa money politik adalah permasalahan
serius dalam politik Indonesia. Praktik ini telah merusak integritas proses demokrasi,
menciptakan ketidaksetaraan dalam kompetisi politik, dan berdampak negatif pada
kesejahteraan masyarakat. Untuk mengatasi masalah money politik, diperlukan upaya
serius, termasuk reformasi dalam sistem pembiayaan kampanye, pengawasan dan
penegakan hukum yang lebih ketat, pendidikan publik, pembatasan media sosial,
pendidikan politik, partisipasi masyarakat, keterlibatan lembaga masyarakat sipil, dan
sistem penghargaan dan hukuman.
Dengan menerapkan solusi-solusi ini, Indonesia dapat bergerak menuju sistem
politik yang lebih bersih dan berintegritas, yang pada akhirnya akan mendukung
kesejahteraan masyarakat dan menjaga integritas proses politik. Reformasi politik yang
transparan dan efektif adalah langkah penting dalam memastikan bahwa uang tidak
menjadi faktor dominan dalam politik dan bahwa setiap warga negara memiliki
kesempatan yang sama dalam partisipasi politik.

7
DAFTAR PUSTAKA

Atni Bariqoh, “Analisis UU No 07 Tahun 2017 terhadap Money Politic”,


https://www.kompasiana.com/atsnibariqoh1391/62a389d4fca4e4520d11c0f2/analisis-
uu-no-07-tahun-2017-terhadap-money-politic?page=all#section1, 11 Juni
2022 01:24.
https://chat.openai.com/c/b4fd5c82-d27c-444a-9668-907420658670
"Politik Uang: Sebuah Tinjauan Kritis" oleh Prof. Dr. Siti Musdah Mulia. Buku ini
membahas berbagai aspek politik uang dalam konteks pemilihan umum di Indonesia.
"Money in Politics: A Study of Party Financing Practices in 22 Countries" oleh S. Scarrow.
Buku ini memberikan wawasan tentang praktik pendanaan partai politik di berbagai
negara.
"Dark Money: The Hidden History of the Billionaires Behind the Rise of the Radical Right"
oleh Jane Mayer. Buku ini fokus pada peran uang gelap dalam politik Amerika
Serikat.
"Corruption, Inequality, and the Rule of Law: The Bulging Pocket Makes the Easy Life" oleh
Eric M. Uslaner. Buku ini membahas keterkaitan antara korupsi, ketidaksetaraan, dan
hukum dalam konteks politik dan ekonomi.

Anda mungkin juga menyukai