Representasi
Representasi
Abstrak
Tulisan ini membahas tentang kesalehan sosial yang terkandung dalam film
“Mencari Hilal” tahun 2015 besutan Ismail Babeth. Film ini merepresentasikan
eksistensi kesalehan sosial di kalangan masyarakat telah mengalami kemerosotan.
Hal itu disebabkan oleh minimnya kesadaran masyarakat untuk memperdalam ilmu
pengetahuan. Kondisi tersebut diperburuk dengan meningkatnya angka penggunaan
alat-alat elektronik dan sosial media. Oleh karena itu diskusi ini mencoba menguak
apa saja bentuk kesalehan sosial yang terdapat dalam film. Dan bagaimana resepsi
Hadis yang muncul dalam film “Mencari Hilal”. Untuk mengkaji hal tersebut
penulis menggunakan teori resepsi eksegesis dan resepsi fungsional. Yang mana
teori resepsi eksegesis merupakan tindakan menafsirkan atau mengamalkan.
Sedangkan teori resepsi fungsional ialah memperlakukan teks dengan tujuan
praktikal dan manfaat yang akan didapat oleh pembaca (tidak langsung) serta lebih
mengunggulkan pada oral aspect dari pembacaan teks. Dengan menggunakan teori
tersebut penulis berhasil menemukan bentuk kesalehan sosial yang berlandaskan
dengan Hadis Nabi yaitu larangan nepotisme, toleransi, musyawarah, dan tolong
menolong. Kesalehan sosial tersebut terkadang berupa teks Hadis nabi yang muncul
dalam bentuk dialog dan juga hasil dari interpretasi dalam adegan.
Jurnal
Studi Hadis Nusantara
Vol 4, No 2, Desember 2022
160
Ahmad Hadi, Fatur Novan Rahmatullah Representasi Kesalehan Sosial dalam Film "Mencari Hilal" (Kajian Living Hadis)
produser. Para penonton dapat memahami membahas analisis semiotika makna ikhtiar
nilai-nilai film dengan memproduksi makna dalam film Mencari Hilal, skripsi Nur Rahma
yang sudah terkandung didalamnya.1 yang merepresentasikan komunikasi tepa
Termasuk dalam hal ini film “Mencari selira dalam film Mencari Hilal ini.6 Untuk
Hilal”, film ini merupakan film bergenre itu, penelitian ini menjadi menarik karena
Islami yang di dalamnya hidup nilai-nilai belum adanya penelitian sebelumnya yang
Qur’an dan Hadis. Dalam konteks kajian masuk untuk membahas bagaimana praktik-
akademik, hal seperti ini dikenal dengan praktik Hadis yang terkandung dalam film
living Qur’an dan Hadis, yakni suatu bentuk “Mencari Hilal” ini, baik melalui dialog
kajian praktik, tradisi, ritual atau perilaku tokoh maupun hasil interaksi tokoh.
yang hidup masyarakat yang berdasarkan Al- Tujuan disusunnya artikel ini adalah
Qur’an dan Hadis. untuk memperkaya khazanah keilmuan
Berdasarkan penelusuran yang telah terutama dalam penelitian di bidang Hadis.
dilakukan, penelitian yang berhubungan Selain itu tulisan ini juga berusaha untuk
dengan tema diklasifikasi dalam dua melihat pola kehidupan dan perilaku
kategori. Pertama, kajian living Hadis yang masyarakat yang berlandaskan Hadis di
menjadikan film sebagai objek penelitianya. media sosial, dalam hal ini terbatas pada
Kedua, penelitian tentang film “Mencari sebuah film yang berjudul “Mencari Hilal”.
Hilal”. Untuk kategori yang pertama, penulis Berangkat dari keinginan untuk menguak
menemukan beberapa penelitian living ekspresi dan resepsi masyarakat terhadap
Hadis yang menjadikan film sebagai objek teks keagamaan, dalam hal ini adalah Hadis
materialnya. Seperti, kajian living Hadis dalam film tersebut, penulis merumuskan
dalam film “Papi dan Kacung” di instagram, beberapa pertanyaan guna mengkaji film ini.
yang menguak ragam resepsi atas Hadis Nabi Pertama, apa saja bentuk kesalehan sosial
yang terkandung didalamnya.2 Kemudian yang terdapat dalam film. Kedua, bagaimana
ada Mila Aulia dan Miski yang meneliti resepsi Hadis yang muncul dalam film
bagaimana film “Ayat Tentang Cinta” bisa “Mencari Hilal”.
menjadi model interpretasi atas al-Qur’an Sebelum melakukan penelitian ini,
dan Hadis.3 Dan Muhammad Fajri yang penulis memiliki asumsi bahwa agama dan
membahas resepsi Hadis Nabi yang terdapat segala perangkatnya merupakan sumber
dalam film “Surau dan Silek”.4 utama kebudayaan di masyarakat. Hadis
Untuk kategori yang kedua, setelah yang merupakan salah satu bagian sekaligus
ditelusuri, penelitian yang mengangkat film sumber ajaran dalam agama Islam, sedikit
Mencari Hilal sebagai objek materialnyasudah banyak pasti mempengaruhi perilaku dan
ada. Seperti skripsi Tb. Zhiya Maulana5 yang budaya masyarakat muslim. Kaum muslimin
akan senantiasa mencoba untuk memahami
1 Primi Rohimi, “Keberagaman Islam dalam Film
Indonesia Bertema Islam,” Jurnal Dakwah, (2015).. ajaran Islam melalui hadis-hadis yang mampu
2 Ihsan Nurmansyah, “Islam dan Media Sosial: Kajian diakses oleh mereka. Baik pemahaman
Living Hadis dalam Film,” Fikri: Jurnal Kajian
Agama, Sosial dan Budaya, (2019)..
3 Mila Aulia & Miski, “Film Islami sebagai Model Makna Ikhtiar dalam Film Mencari Hilal (Jakarta:
Interpretasi atas Al-Qur’an dan Hadis: Kasus Film Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif
Ayat Tentang Cinta,”. Jurnal Theologia, (2020).. Hidayatullah, 2019).
4 Muhammad Fajri, “The Concept Of Pious Children 6 Nur Rohman, Representasi Komunikasi Tepa Selira
In The Movie “Surau Dan Silek”: A Living Hadith Dalam Film “Mencari Hilal” Karya Ismail Basbeth.
Study,” Jurnal Living Hadis, (2020).. Salatiga: Program Studi Komunikasi Dan Penyiaran
5 Zhiya Maulana Yusuf, Analisis Semiotika Islam Fakultas Dakwah IAIN. (2019).
Jurnal
161 Studi Hadis Nusantara
Vol 4, No 2, Desember 2022
Ahmad Hadi, Fatur Novan Rahmatullah Representasi Kesalehan Sosial dalam Film "Mencari Hilal" (Kajian Living Hadis)
Jurnal
Studi Hadis Nusantara
Vol 4, No 2, Desember 2022
162
Ahmad Hadi, Fatur Novan Rahmatullah Representasi Kesalehan Sosial dalam Film "Mencari Hilal" (Kajian Living Hadis)
seperti akhir-akhir ini. selain itu, tema Sejak kemunculan film “Sunan
yang diangkat pada saat itu pun masih bisa Kalijaga” ini kemudian beberapa film yang
dibilang monoton karena hanya berusaha mengangkat tema serupa pun muncul,
untuk menunjukan eksistensi dari komunitas seperti film “Sunan Gunung Djati” dan film
muslim itu sendiri. Hal tersebut sangat “Sembilan Wali”. Dari sini dapat kita lihat
bisa dimaklumi mengingat situasi bangsa bahwa pengaruh dari tokoh besar dapat
Indonesia yang memiliki keragaman suku menarik minat masyarakat dalam menonton
dan agama. Sedangkan di sisi lain terdapat film bernuansa Islam pada masa itu. Namun
juga komunitas yang memiliki ideologi di akhir tahun 1990-an angka produksi film
berlawanan mencoba untuk bersaing dengan di Indonesia menurun drastis. Salah satu
komunitas muslim pada saat itu dalam penyebab utamanya adalah krisis moneter
menanamkan ideologi mereka. Keduanya yang melanda Indonesia pada akhir dekade
hampir bersaing di segala bidang termasuk 90-an. Krisis moneter tersebut menyerang
dakwah melalui karya-karya, salah satunya hampir ke semua sendi kehidupan bangsa
adalah film. Ya, mereka adalah PKI (Partai Indonesia termasuk juga dunia film. Kondisi
Komunis Indonesia). Oleh karena itu, perekonomian Indonesia pada saat itu
perwujudan nilai keislaman dalam film pada benar-benar terpuruk. Sehingga hampir satu
masa tersebut hanya berkutat pada keinginan dekade lamanya film bernuansa Islam baru
untuk menunjukan eksistensi dari komunitas diproduksi kembali yaitu; film “Kiamat
muslim itu sendiri. Sudah Dekat” besutan Deddy Mizwar. Sejak
Kemudian mulai sekitar tahun 1980- saat itu dimulailah kembali perjalanan film
an mulai nampak pergeseran tema yang Islami di Indonesia.
diangkat dalam pembuatan film bernuansa Puncaknya pada tahun 2008, Hanung
Islami. Ditandai dengan munculnya Bramantyo seorang penulis sekaligus
film “Sunan Kalijaga”, dunia film Islam sutradara asal Yogyakarta untuk pertama
Indonesia mulai mencoba hal baru dalam kalinya mencoba menggarap sebuah film
membingkai karyanya. Mereka mencoba Islami yang isi serta alur ceritanya diangkat
untuk mengangkat tema kesejarahan Islam di dari sebuah novel. Di samping karena ingin
Indonesia dalam filmnya. dengan mengusung mencoba hal baru, novel yang diangkat
nama-nama yang memiliki pengaruh besar ini juga merupakan novel yang sangat
dalam khazanah Islam nusantara yaitu para diminati oleh konsumen. Sehingga apabila
wali terutama wali Sembilan (Wali Songo) diangkat ke dalam film, akan menjanjikan
para pembuat film berharap dapat menarik nilai komersil yang sangat menggiurkan.
lebih besar minat warga nusantara kedalam Oleh karena itu, Hanung Bramantyo
dunia film bernuansa Islami. Dan hasilnya pun menggunakan Novel “Ayat-Ayat Cinta”
lumayan film ini masuk kedalam beberapa karangan Habiburrahman El-Shirazy
nominasi film, tokoh dan juga sutra dara sebagai judul sekaligus alur cerita film
terbaik versi FFI (Festival Film Indonesia) yang akan digarapnya. Film ini terbilang
atau yang sekarang dikenal dengan piala sukses besar, sekitar 3,5 juta orang tercatat
citra. film ini menjadi film terbaik ke-2 di sebagai penonton film tersebut.12
Jakarta tahun 1982 dengan jumlah penonton
sekitar 500-an ribu penonton.11 menengok-wali-songo-di-film.html (Diakses 23
Agustus 2011).
11 Irwansyah, A, Menengok Wali Songo di Film. 12 Hakim Syah, "Dakwah Dalam Film Islam Di
Retrieved from Archive tabloidbintang: https:// Indonesia. Jurnal Dakwah," (2013) hal. 263-282.
archive.tabloidbintang.com/extra/nostalgia/15269-
Jurnal
163 Studi Hadis Nusantara
Vol 4, No 2, Desember 2022
Ahmad Hadi, Fatur Novan Rahmatullah Representasi Kesalehan Sosial dalam Film "Mencari Hilal" (Kajian Living Hadis)
Jurnal
Studi Hadis Nusantara
Vol 4, No 2, Desember 2022
164
Ahmad Hadi, Fatur Novan Rahmatullah Representasi Kesalehan Sosial dalam Film "Mencari Hilal" (Kajian Living Hadis)
untuk kasus seperti nepotisme ialah Hadis shallallahu 'alaihi wasallam memanggil
Nabi berikut Kaum Anshar untuk menetapkan bagian
mereka (harta fa'i) negeri Bahrain,
س َح َّدثـَنَا ُزَهيـٌْر َع ْن َْي َي بْ ِن َ ْ َح َّدثـَنَا أ
َُحَ ُد بْ ُن يُون maka mereka berkata; "Tidak, demi
ال َد َعاَ َاللُ َعْنهُ ق َّ ت أَنَ ًسا َر ِض َي ِ َ َيد ق ٍ ِسع
ُ ال َس ْع َ Allah, hingga Tuan menetapkan juga
ِ َّ ِ َّ (bagian yang sama) buat saudara-
ب َلُْم َ ُص َار ليَ ْكت َ ْاللُ َعلَْيه َو َسل َم ْالَن َّ صلى ُّ ِالن
َ َّب saudara kami dari Quraisy". Maka Beliau
ب ِِل ْخ َوانِنَا ِم ْن َِّ ِبلْبحري ِن فـ َقالُوا َل و
َ ُالل َح َّت تَ ْكت
jawab ucapan mereka sekehendak Allah.
َ َ َْ ْ َ Selanjutnya Beliau bersabda: "Kelak
ك ِ َ ش بِِثْلِ َها فـََق
ٍ ْقـَُري
َ اللُ َعلَى َذل َّ َال َذ َاك َلُْم َما َشاء kalian akan melihat setelahku sikap-
اصِبُوا ِ
ْ َال فَِإنَّ ُك ْم َستـََرْو َن بـَْعدي أَثـََرًة ف
َ َيـَُقولُو َن لَهُ ق sikap egoism, maka bersabarlah hingga
kalian berjumpa denganku di telaga al-
ض ْ َح َّت تـَْل َق ْوِن َعلَى
ِ الَْو Haudl". (H.R. Bukhari Nomor 2928)
“Telah bercerita kepada kami Ahmad bin Dalam film”Mencari Hilal”, pesan
Yunus telah bercerita kepada kami Zuhair yang berkaitan dengan larangan nepotisme
dari Yahya bin Sa'id be aku mendengar ialah saat Heli meminta tolong kepada
Anas radliallahu 'anhu berkata: Nabi kakaknya, Halida, untuk membuatkan paspor
lebih cepat, karena akan segera digunakan.
Percakapan yang jelas terkait dengan aktivis apa itu). Melalui dialog
nepotisme ialah saat Heli mengatakan tersebut, terlihat bahwa Halida tidak
“kalau begitu mbak harus membantu mau melakukan KKN. Dalam hal ini
aku mbak, sistuasinya sudah genting termasuk nepotisme, karena Heli ingin
banget mbak, aku Cuma punya waktu dua memanfaatkan kedudukan kakaknya
minggu untuk berangkat ke Nikaragua. yang bertugas mengurus paspor untuk
Aku mikirnya kalau ada orang dalem membuatkan paspor untuk Heli dengan
prosesnya bakal cepet” setelah itu waktu yang lebih cepat.
dipotong oleh kakaknya, Halida “jarene 2. Hadis Mengenai Toleransi
aktivis kok ngajak KKN, aktivis opo” Toleransi dalam Islam dikenal
(katanya aktivis kok ngajak KKN, dengan istilah tasamuh yang artinya
bermurah hati. Inti dari toleransi ialah
Jurnal
165 Studi Hadis Nusantara
Vol 4, No 2, Desember 2022
Ahmad Hadi, Fatur Novan Rahmatullah Representasi Kesalehan Sosial dalam Film "Mencari Hilal" (Kajian Living Hadis)
Jurnal
Studi Hadis Nusantara
Vol 4, No 2, Desember 2022
166
Ahmad Hadi, Fatur Novan Rahmatullah Representasi Kesalehan Sosial dalam Film "Mencari Hilal" (Kajian Living Hadis)
Dalam adegan tersebut, salah satu sendiri, lalu di mana kami harus beribadah”.
umat Islam berkata kepada tokoh umat Namun, dalam adegan lain terdapat
Kristen, yaitu Andi, “Ibadah ini tidak nilai toleransi yang disampaikan. Yaitu
sah secara hukum, saya minta anda-anda dimana Heli ditolong oleh Andi ketika habis
semuanya bubar!”. Kemudian tokoh Kristen dipukulin oleh warga. Andi sebagai umat
tersebut memohon maaf “maafkan kami, Kristen menolong Heli tanpa memandang
kalau kami dilarang ibadah di rumah kami agamanya.
Jurnal
167 Studi Hadis Nusantara
Vol 4, No 2, Desember 2022
Ahmad Hadi, Fatur Novan Rahmatullah Representasi Kesalehan Sosial dalam Film "Mencari Hilal" (Kajian Living Hadis)
Jurnal
Studi Hadis Nusantara
Vol 4, No 2, Desember 2022
168
Ahmad Hadi, Fatur Novan Rahmatullah Representasi Kesalehan Sosial dalam Film "Mencari Hilal" (Kajian Living Hadis)
Dalam film “Mencari Hilal” yang mengandung nilai terkait tolong-menolong terdapat
dalam adegan saat Junaidi mengantarkan pak Mahmud dan Heli ke tempat mas Arifin
menggunakan mobil.
Selain dalam adegan tersebut, terdapat juga dalam adegan saat Andi menolong Mahmud
dan Heli dengan meminjamkan motornya untuk pergi meneruskan pencariannya terhadap hilal.
Gambar 6. Adegan saat Andi meminjamkan motornya untuk Mahmud dan Heli
Jurnal
169 Studi Hadis Nusantara
Vol 4, No 2, Desember 2022
Ahmad Hadi, Fatur Novan Rahmatullah Representasi Kesalehan Sosial dalam Film "Mencari Hilal" (Kajian Living Hadis)
Jurnal
Studi Hadis Nusantara
Vol 4, No 2, Desember 2022
170
Ahmad Hadi, Fatur Novan Rahmatullah Representasi Kesalehan Sosial dalam Film "Mencari Hilal" (Kajian Living Hadis)
Jurnal
171 Studi Hadis Nusantara
Vol 4, No 2, Desember 2022