Anda di halaman 1dari 12

Ahmad Hadi, Fatur Novan Rahmatullah Representasi Kesalehan Sosial dalam Film "Mencari Hilal" (Kajian Living Hadis)

REPRESENTASI KESALEHAN SOSIAL DALAM FILM


“MENCARI HILAL” (KAJIAN LIVING HADIS)
Ahmad Hadi
UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
Email: januzajadnan130@gmail.com

Fatur Novan Rahmatullah


UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
Email: rahmatullahnovan@gmail.com

Abstrak
Tulisan ini membahas tentang kesalehan sosial yang terkandung dalam film
“Mencari Hilal” tahun 2015 besutan Ismail Babeth. Film ini merepresentasikan
eksistensi kesalehan sosial di kalangan masyarakat telah mengalami kemerosotan.
Hal itu disebabkan oleh minimnya kesadaran masyarakat untuk memperdalam ilmu
pengetahuan. Kondisi tersebut diperburuk dengan meningkatnya angka penggunaan
alat-alat elektronik dan sosial media. Oleh karena itu diskusi ini mencoba menguak
apa saja bentuk kesalehan sosial yang terdapat dalam film. Dan bagaimana resepsi
Hadis yang muncul dalam film “Mencari Hilal”. Untuk mengkaji hal tersebut
penulis menggunakan teori resepsi eksegesis dan resepsi fungsional. Yang mana
teori resepsi eksegesis merupakan tindakan menafsirkan atau mengamalkan.
Sedangkan teori resepsi fungsional ialah memperlakukan teks dengan tujuan
praktikal dan manfaat yang akan didapat oleh pembaca (tidak langsung) serta lebih
mengunggulkan pada oral aspect dari pembacaan teks. Dengan menggunakan teori
tersebut penulis berhasil menemukan bentuk kesalehan sosial yang berlandaskan
dengan Hadis Nabi yaitu larangan nepotisme, toleransi, musyawarah, dan tolong
menolong. Kesalehan sosial tersebut terkadang berupa teks Hadis nabi yang muncul
dalam bentuk dialog dan juga hasil dari interpretasi dalam adegan.

Kata Kunci: Film, Resepsi, Kesalehan Sosial.

A. Pendahuluan sebuah nilai-nilai ajaran al-Qur’an dan


Pengajaran nilai-nilai Al-Qur’an Hadis dalam bentuk film, menjadikannya
dan Hadis terus mengikuti zaman. Banyak lebih menyenangkan. Selain itu, film dapat
teknologi-teknologi canggih yang sudah menjadi senjata untuk berdakwah, bahkan
bisa menjadi wadah pengajaran nilai-nilai berjihad, melalui perspektif yang dibawa
tersebut, seperti halnya film. Dikemasnya oleh sutradara, penulis skenario, maupun

Jurnal
Studi Hadis Nusantara
Vol 4, No 2, Desember 2022
160
Ahmad Hadi, Fatur Novan Rahmatullah Representasi Kesalehan Sosial dalam Film "Mencari Hilal" (Kajian Living Hadis)

produser. Para penonton dapat memahami membahas analisis semiotika makna ikhtiar
nilai-nilai film dengan memproduksi makna dalam film Mencari Hilal, skripsi Nur Rahma
yang sudah terkandung didalamnya.1 yang merepresentasikan komunikasi tepa
Termasuk dalam hal ini film “Mencari selira dalam film Mencari Hilal ini.6 Untuk
Hilal”, film ini merupakan film bergenre itu, penelitian ini menjadi menarik karena
Islami yang di dalamnya hidup nilai-nilai belum adanya penelitian sebelumnya yang
Qur’an dan Hadis. Dalam konteks kajian masuk untuk membahas bagaimana praktik-
akademik, hal seperti ini dikenal dengan praktik Hadis yang terkandung dalam film
living Qur’an dan Hadis, yakni suatu bentuk “Mencari Hilal” ini, baik melalui dialog
kajian praktik, tradisi, ritual atau perilaku tokoh maupun hasil interaksi tokoh.
yang hidup masyarakat yang berdasarkan Al- Tujuan disusunnya artikel ini adalah
Qur’an dan Hadis. untuk memperkaya khazanah keilmuan
Berdasarkan penelusuran yang telah terutama dalam penelitian di bidang Hadis.
dilakukan, penelitian yang berhubungan Selain itu tulisan ini juga berusaha untuk
dengan tema diklasifikasi dalam dua melihat pola kehidupan dan perilaku
kategori. Pertama, kajian living Hadis yang masyarakat yang berlandaskan Hadis di
menjadikan film sebagai objek penelitianya. media sosial, dalam hal ini terbatas pada
Kedua, penelitian tentang film “Mencari sebuah film yang berjudul “Mencari Hilal”.
Hilal”. Untuk kategori yang pertama, penulis Berangkat dari keinginan untuk menguak
menemukan beberapa penelitian living ekspresi dan resepsi masyarakat terhadap
Hadis yang menjadikan film sebagai objek teks keagamaan, dalam hal ini adalah Hadis
materialnya. Seperti, kajian living Hadis dalam film tersebut, penulis merumuskan
dalam film “Papi dan Kacung” di instagram, beberapa pertanyaan guna mengkaji film ini.
yang menguak ragam resepsi atas Hadis Nabi Pertama, apa saja bentuk kesalehan sosial
yang terkandung didalamnya.2 Kemudian yang terdapat dalam film. Kedua, bagaimana
ada Mila Aulia dan Miski yang meneliti resepsi Hadis yang muncul dalam film
bagaimana film “Ayat Tentang Cinta” bisa “Mencari Hilal”.
menjadi model interpretasi atas al-Qur’an Sebelum melakukan penelitian ini,
dan Hadis.3 Dan Muhammad Fajri yang penulis memiliki asumsi bahwa agama dan
membahas resepsi Hadis Nabi yang terdapat segala perangkatnya merupakan sumber
dalam film “Surau dan Silek”.4 utama kebudayaan di masyarakat. Hadis
Untuk kategori yang kedua, setelah yang merupakan salah satu bagian sekaligus
ditelusuri, penelitian yang mengangkat film sumber ajaran dalam agama Islam, sedikit
Mencari Hilal sebagai objek materialnyasudah banyak pasti mempengaruhi perilaku dan
ada. Seperti skripsi Tb. Zhiya Maulana5 yang budaya masyarakat muslim. Kaum muslimin
akan senantiasa mencoba untuk memahami
1 Primi Rohimi, “Keberagaman Islam dalam Film
Indonesia Bertema Islam,” Jurnal Dakwah, (2015).. ajaran Islam melalui hadis-hadis yang mampu
2 Ihsan Nurmansyah, “Islam dan Media Sosial: Kajian diakses oleh mereka. Baik pemahaman
Living Hadis dalam Film,” Fikri: Jurnal Kajian
Agama, Sosial dan Budaya, (2019)..
3 Mila Aulia & Miski, “Film Islami sebagai Model Makna Ikhtiar dalam Film Mencari Hilal (Jakarta:
Interpretasi atas Al-Qur’an dan Hadis: Kasus Film Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif
Ayat Tentang Cinta,”. Jurnal Theologia, (2020).. Hidayatullah, 2019).
4 Muhammad Fajri, “The Concept Of Pious Children 6 Nur Rohman, Representasi Komunikasi Tepa Selira
In The Movie “Surau Dan Silek”: A Living Hadith Dalam Film “Mencari Hilal” Karya Ismail Basbeth.
Study,” Jurnal Living Hadis, (2020).. Salatiga: Program Studi Komunikasi Dan Penyiaran
5 Zhiya Maulana Yusuf, Analisis Semiotika Islam Fakultas Dakwah IAIN. (2019).

Jurnal
161 Studi Hadis Nusantara
Vol 4, No 2, Desember 2022
Ahmad Hadi, Fatur Novan Rahmatullah Representasi Kesalehan Sosial dalam Film "Mencari Hilal" (Kajian Living Hadis)

tekstual maupun kontekstual. Film hiburan berubah menjadi media propaganda


“Mencari Hilal” ini bersumber dari berbagai oleh kekuasan jepang pada saat itu. Setelah
pemahaman masyarakat terhadap Hadis. Oleh masa kekuasaan jepang, kemudian banyak
karena itu, film ini terbilang cukup menarik bermunculan film-film yang bernuansa
untuk diteliti. Selain mengandung ajaran perjuangan. Dalam kurun waktu mulai
Islam, film “Mencari Hilal” juga menyajikan tahun 1945–1959 kebanyakan film-film
situasi sosial keagamaan yang erat kaitanya Indonesia bernuansa perjuangan.8 Dari
dengan kondisi masyarakat saat ini. segelintir pemaparan di atas, dapat ditarik
Dalam menggali data, penelitian benang merah bahwa media massa seringkali
ini menggunakan metode observasi dengan dipengaruhi oleh siapa yang berkuasa pada
cara menyaksikan film tersebut secara saat itu. Salah satu tujuanya adalah untuk
langsung. Di sini penulis menempatkan film menarik perhatian masyarakat secara luas.
sebagai data primer. Selain itu penulis juga Sejarah film Islam di Indonesia
menggunakan data-data pendukung seperti sendiri baru dimulai sekitar tahun 1959
jurnal dan artikel-artikel terkait dengan film. oleh seorang sutradara bernama Asrul Sani.
Pada tahun tersebut muncul sebuah film
B. Sejarah Film Islami di Indonesia yang berjudul “Titian Serambut dibelah
Meski dianggap sebagai negara Tujuh”. Film yang disutradari oleh Asrul
dengan pemeluk Islam terbesar di dunia, Sani ini menjadi tonggak awal munculnya
wajah perfilm-an Indonesia pada awal film bernuansa Islami di Indonesia.9 Film ini
mulanya kurang begitu produktif dalam menceritakan tentang seorang guru agama
pembuatan film bernuansa Islami. Bahkan Islam sedang mencoba untuk mengajar di
hampir setengah abad setelah lahirnya film sebuah desa. Di desa tersebut Ibrahim (nama
pertama di Indonesia “Loetoeng Kasaroeng”, guru tersebut) selalu mendapat berbagai
tidak ada satu pun film produksi tanah air rintangan mulai dari ancaman oleh sesama
yang berlatar belakang agama Islam. Hal itu guru agama, sesepuh desa, sampai ancaman
disebabkan kondisi masyarakat Indonesia jika menolong Halimah (orang yang dianggap
yang masih berperan sebagai konsumen atau gila oleh penduduk setempat karena sering
penikmat pertunjukan film. Selain karena bertingkah laku aneh), padahal Halimah
pola pikir untuk membuat film itu belum seperti itu disebabkan trauma oleh fitnah
ada, Indonesia pada saat itu masih berada di yang dilemparkan kepadanya, selain itu dia
bawah kekuasaan penjajah. Film “Loetoeng juga hampir menjadi korban pemerkosaan.
Kasaroeng” sendiri muncul sekitar tahun Dengan diputarnya film tersebut, Asrul Sani,
1926 dan diproduseri oleh perusahaan milik berusaha menunjukkan bahwa komunitas
belanda yaitu NV Java Film Company.7 agama Islam pun dapat direalisasikan dalam
Sampai masa di mana Indonesia bentuk film.10
mendapatkan kemerdekaannya, film-film Setelah kemunculan film “Titian
di Indonesia masih didominasi oleh film- Serambut Dibelah Tujuh” film-film
film buatan penjajah belanda. Namun, pada bertemakan Islam lainya pun mulai banyak
sekitar tahun 1940-an sampai tahun 1945-an bermunculan meski tidak begitu intens
di mana kekuasaan atas Indonesia berpindah
dari belanda ke jepang, perfilm-an Indonesia 8 Ibid.
yang awalnya digunakan sebagai media 9 Hakim Syah, "Dakwah Dalam Film Islam Di
Indonesia," Jurnal Dakwah, (2013) hal. 263-282.
7 Edo Nabil Arovi, Tema Islami dalam Genre Film di 10 Edo Nabil Arovi, Tema Islami dalam Genre Film
Indonesia Tahun 1959-2008. (Salatiga: 2018) di Indonesia Tahun 1959-2008 (Salatiga: 2018).

Jurnal
Studi Hadis Nusantara
Vol 4, No 2, Desember 2022
162
Ahmad Hadi, Fatur Novan Rahmatullah Representasi Kesalehan Sosial dalam Film "Mencari Hilal" (Kajian Living Hadis)

seperti akhir-akhir ini. selain itu, tema Sejak kemunculan film “Sunan
yang diangkat pada saat itu pun masih bisa Kalijaga” ini kemudian beberapa film yang
dibilang monoton karena hanya berusaha mengangkat tema serupa pun muncul,
untuk menunjukan eksistensi dari komunitas seperti film “Sunan Gunung Djati” dan film
muslim itu sendiri. Hal tersebut sangat “Sembilan Wali”. Dari sini dapat kita lihat
bisa dimaklumi mengingat situasi bangsa bahwa pengaruh dari tokoh besar dapat
Indonesia yang memiliki keragaman suku menarik minat masyarakat dalam menonton
dan agama. Sedangkan di sisi lain terdapat film bernuansa Islam pada masa itu. Namun
juga komunitas yang memiliki ideologi di akhir tahun 1990-an angka produksi film
berlawanan mencoba untuk bersaing dengan di Indonesia menurun drastis. Salah satu
komunitas muslim pada saat itu dalam penyebab utamanya adalah krisis moneter
menanamkan ideologi mereka. Keduanya yang melanda Indonesia pada akhir dekade
hampir bersaing di segala bidang termasuk 90-an. Krisis moneter tersebut menyerang
dakwah melalui karya-karya, salah satunya hampir ke semua sendi kehidupan bangsa
adalah film. Ya, mereka adalah PKI (Partai Indonesia termasuk juga dunia film. Kondisi
Komunis Indonesia). Oleh karena itu, perekonomian Indonesia pada saat itu
perwujudan nilai keislaman dalam film pada benar-benar terpuruk. Sehingga hampir satu
masa tersebut hanya berkutat pada keinginan dekade lamanya film bernuansa Islam baru
untuk menunjukan eksistensi dari komunitas diproduksi kembali yaitu; film “Kiamat
muslim itu sendiri. Sudah Dekat” besutan Deddy Mizwar. Sejak
Kemudian mulai sekitar tahun 1980- saat itu dimulailah kembali perjalanan film
an mulai nampak pergeseran tema yang Islami di Indonesia.
diangkat dalam pembuatan film bernuansa Puncaknya pada tahun 2008, Hanung
Islami. Ditandai dengan munculnya Bramantyo seorang penulis sekaligus
film “Sunan Kalijaga”, dunia film Islam sutradara asal Yogyakarta untuk pertama
Indonesia mulai mencoba hal baru dalam kalinya mencoba menggarap sebuah film
membingkai karyanya. Mereka mencoba Islami yang isi serta alur ceritanya diangkat
untuk mengangkat tema kesejarahan Islam di dari sebuah novel. Di samping karena ingin
Indonesia dalam filmnya. dengan mengusung mencoba hal baru, novel yang diangkat
nama-nama yang memiliki pengaruh besar ini juga merupakan novel yang sangat
dalam khazanah Islam nusantara yaitu para diminati oleh konsumen. Sehingga apabila
wali terutama wali Sembilan (Wali Songo) diangkat ke dalam film, akan menjanjikan
para pembuat film berharap dapat menarik nilai komersil yang sangat menggiurkan.
lebih besar minat warga nusantara kedalam Oleh karena itu, Hanung Bramantyo
dunia film bernuansa Islami. Dan hasilnya pun menggunakan Novel “Ayat-Ayat Cinta”
lumayan film ini masuk kedalam beberapa karangan Habiburrahman El-Shirazy
nominasi film, tokoh dan juga sutra dara sebagai judul sekaligus alur cerita film
terbaik versi FFI (Festival Film Indonesia) yang akan digarapnya. Film ini terbilang
atau yang sekarang dikenal dengan piala sukses besar, sekitar 3,5 juta orang tercatat
citra. film ini menjadi film terbaik ke-2 di sebagai penonton film tersebut.12
Jakarta tahun 1982 dengan jumlah penonton
sekitar 500-an ribu penonton.11 menengok-wali-songo-di-film.html (Diakses 23
Agustus 2011).
11 Irwansyah, A, Menengok Wali Songo di Film. 12 Hakim Syah, "Dakwah Dalam Film Islam Di
Retrieved from Archive tabloidbintang: https:// Indonesia. Jurnal Dakwah," (2013) hal. 263-282.
archive.tabloidbintang.com/extra/nostalgia/15269-

Jurnal
163 Studi Hadis Nusantara
Vol 4, No 2, Desember 2022
Ahmad Hadi, Fatur Novan Rahmatullah Representasi Kesalehan Sosial dalam Film "Mencari Hilal" (Kajian Living Hadis)

Sejak booming-nya film “Ayat-Ayat Hilal”


Cinta” tersebut banyak dari sutradara dan Pada dasarnya, resepsi merupakan
produser film Indonesia mulai memproduksi teori yang dipakai dalam dunia sastra dalam
film bernuansakan Islami. Baik yang menganalisis sebuah teks. Menurut Saifuddin
berangkat dari sebuah Novel maupun yang resepsi merupakan aliran yang meneliti
berangkat dari tokoh dan pemuka agama teks dengan bertolak kepada pembaca yang
di negeri ini. Film-film yang rilis setelah memberi reaksi atau tanggapan terhadap
film “Ayat-Ayat Cinta” ialah seperti film teks tersebut.13 Dalam kajian living, resepsi
“Ketika Cinta Bertasbih” tahun 2009 yang dibagi menjadi tiga tipologi, pertama resepsi
di sutradarai Chaerul Umam, film “Dalam eksegesis yakni tindakan menafsirkan atau
Mihrab Cinta” tahun 2010 yang disutradarai mengamalkan. Kedua, resepsi estetis yaitu
oleh Hanung Bramantyo, sampai pada film menerima teks dari sisi keindahannya.
“Mencari Hilal” ini. Yang ketiga, resepsi fungsional ialah
memperlakukan teks dengan tujuan praktikal
C. Potret Film Mencari Hilal dan manfaat yang akan didapat oleh pembaca
Film “Mencari Hilal” ini (tidak langsung) serta lebih mengunggulkan
menceritakan perjalanan, tokoh utama, pada oral aspect dari pembacaan teks.14
seorang pria lanjut usia (Mahmud yang Jika dikaitkan dengan film “Mencari
diperankan Deddy Sutomo) yang ditemani Hilal”, yang muncul dalam film ini ialah
oleh anaknya (Heli yang diperankan oleh Oka resepsi eksegesis dan resepsi fungsional. Hal
Antara) untuk melanglang buana mencari ini bisa dilihat dari teks-teks Hadis Nabi yang
hilal dan melihatnya secara mata telanjang. muncul di beberapa tempat dalam bentuk
Perjalanan tersebut dilatar belakangi oleh rasa dialog dan terkadang juga muncul dari hasil
geram dikarenakan mendengar isu sidang interpretasi tokoh dalam bentuk adegan di
isbat yang menelan dana sampai Sembilan dalam film. Dalam penjelasan berikutnya
milyar. Hal ini membuat Mahmud ingat akan mungkin penulis akan menyajikan teks-teks
tradisi mencari hilal yang berlangsung di Hadis yang terkandung dalam film baik yang
pondok pesantrennya dulu sehingga ia ingin muncul dari dialog antar tokoh maupun dari
mengulang tradisi mencari hilal yang sudah adegan tokoh.
lama hilang tersebut. Dalam perjalanan 1. Hadis Mengenai Larangan Nepotisme
seorang ayah dan anak inilah yang banyak Nepotisme adalah perilaku dengan
mengandung ajaran-ajaran, gambaran- memanfaatkan jabatan atau kedudukan
gambaran, dan nilai-nilai yang bercorak atas untuk mendapatkan keuntungan bagi pribadi
Hadis Nabi. atau kelompok dengan jalan melanggar
Film yang kental akan nuansa ketentuan-ketentuan yang ada.15 Nepotisme
religinya ini merupakan hasil karya sutradara dalam pandangan penulis ialah perilaku
Ismail Basbeth. Film yang dirilis pada 15 Juli curang yang mementingkan kepentingan
2015 ini juga berhasil menyabet berbagai pribadi atau kelompok dengan memanfaatkan
penghargaan. Adapun para pemain dalam jabatan atau kerabat. Dalil yang digunakan
film “Mencari Hilal” yaitu Deddy Sutomo
13 Saifuddin Zuhri, Living Hadis ;Praktik, Resepsi,
sebagai Mahmud, Oka Antara sebagai Heli, Teks, dan Transmisi (Yogyakarta: Q-Media, 2018)
Torro Margens sebagai Arifin, dan Erythrina 14 A. Rafiq, The Receptionof the Qur'an in Indonesia.
Baskoro sebagai Halida. A Case study of the Place of the Qur'an in A Non-
Arabic Speaking Community. (Univ Temple, 2014).
15 Kurniati, "Nepotisme dalam Persepektif Hadis,"
D. Resepsi Hadis dalam film “Mencari al-Daulah, (2015).

Jurnal
Studi Hadis Nusantara
Vol 4, No 2, Desember 2022
164
Ahmad Hadi, Fatur Novan Rahmatullah Representasi Kesalehan Sosial dalam Film "Mencari Hilal" (Kajian Living Hadis)

untuk kasus seperti nepotisme ialah Hadis shallallahu 'alaihi wasallam memanggil
Nabi berikut Kaum Anshar untuk menetapkan bagian
mereka (harta fa'i) negeri Bahrain,
‫س َح َّدثـَنَا ُزَهيـٌْر َع ْن َْي َي بْ ِن‬ َ ْ ‫َح َّدثـَنَا أ‬
ُ‫َحَ ُد بْ ُن يُون‬ maka mereka berkata; "Tidak, demi
‫ال َد َعا‬َ َ‫اللُ َعْنهُ ق‬ َّ ‫ت أَنَ ًسا َر ِض َي‬ ِ َ َ‫يد ق‬ ٍ ِ‫سع‬
ُ ‫ال َس ْع‬ َ Allah, hingga Tuan menetapkan juga
ِ َّ ِ َّ (bagian yang sama) buat saudara-
‫ب َلُْم‬ َ ُ‫ص َار ليَ ْكت‬ َ ْ‫اللُ َعلَْيه َو َسل َم ْالَن‬ َّ ‫صلى‬ ُّ ِ‫الن‬
َ ‫َّب‬ saudara kami dari Quraisy". Maka Beliau
‫ب ِِل ْخ َوانِنَا ِم ْن‬ َِّ ‫ِبلْبحري ِن فـ َقالُوا َل و‬
َ ُ‫الل َح َّت تَ ْكت‬
jawab ucapan mereka sekehendak Allah.
َ َ َْ ْ َ Selanjutnya Beliau bersabda: "Kelak
‫ك‬ ِ َ ‫ش بِِثْلِ َها فـََق‬
ٍ ْ‫قـَُري‬
َ ‫اللُ َعلَى َذل‬ َّ َ‫ال َذ َاك َلُْم َما َشاء‬ kalian akan melihat setelahku sikap-
‫اصِبُوا‬ ِ
ْ َ‫ال فَِإنَّ ُك ْم َستـََرْو َن بـَْعدي أَثـََرًة ف‬
َ َ‫يـَُقولُو َن لَهُ ق‬ sikap egoism, maka bersabarlah hingga
kalian berjumpa denganku di telaga al-
‫ض‬ ْ ‫َح َّت تـَْل َق ْوِن َعلَى‬
ِ ‫الَْو‬ Haudl". (H.R. Bukhari Nomor 2928)
“Telah bercerita kepada kami Ahmad bin Dalam film”Mencari Hilal”, pesan
Yunus telah bercerita kepada kami Zuhair yang berkaitan dengan larangan nepotisme
dari Yahya bin Sa'id be aku mendengar ialah saat Heli meminta tolong kepada
Anas radliallahu 'anhu berkata: Nabi kakaknya, Halida, untuk membuatkan paspor
lebih cepat, karena akan segera digunakan.

Gambar 1: Adegan Heli meminta tolong pada kakaknya, Halida

Percakapan yang jelas terkait dengan aktivis apa itu). Melalui dialog
nepotisme ialah saat Heli mengatakan tersebut, terlihat bahwa Halida tidak
“kalau begitu mbak harus membantu mau melakukan KKN. Dalam hal ini
aku mbak, sistuasinya sudah genting termasuk nepotisme, karena Heli ingin
banget mbak, aku Cuma punya waktu dua memanfaatkan kedudukan kakaknya
minggu untuk berangkat ke Nikaragua. yang bertugas mengurus paspor untuk
Aku mikirnya kalau ada orang dalem membuatkan paspor untuk Heli dengan
prosesnya bakal cepet” setelah itu waktu yang lebih cepat.
dipotong oleh kakaknya, Halida “jarene 2. Hadis Mengenai Toleransi
aktivis kok ngajak KKN, aktivis opo” Toleransi dalam Islam dikenal
(katanya aktivis kok ngajak KKN, dengan istilah tasamuh yang artinya
bermurah hati. Inti dari toleransi ialah

Jurnal
165 Studi Hadis Nusantara
Vol 4, No 2, Desember 2022
Ahmad Hadi, Fatur Novan Rahmatullah Representasi Kesalehan Sosial dalam Film "Mencari Hilal" (Kajian Living Hadis)

mengajarkan untuk bersifat lapang dada,


berjiwa besar, memiliki pemahaman ‫اق َع ْن‬ َ ‫َخبـََرَن ُمَ َّم ُد بْ ُن إِ ْس َح‬ ْ ‫ال أ‬
َ َ‫يد ق‬ ُ ‫َح َّدثَِن يَِز‬
yang luas sehingga tidak memaksakan ‫ال‬
َ َ‫اس ق‬ ٍ َّ‫ي َع ْن ِع ْك ِرَمةَ َع ِن ابْ ِن َعب‬ ِ ْ‫ص‬َ ُ‫ال‬ْ ‫َد ُاوَد بْ ِن‬
kehendak sendiri, mempersilahkan
ُّ ‫اللُ َعلَْي ِه َو َسلَّ َم أ‬
‫َي ْال َْد َي ِن‬ َّ ‫صلَّى‬ َِّ ‫ول‬ ِ ‫قِيل لِرس‬
orang lain untuk berpendapat meski
َ ‫الل‬ َُ َ
berbeda pendapat. Tujuan toleransi
ُ‫الس ْم َحة‬ ِ
َّ ُ‫الَنيفيَّة‬ ِ ْ ‫ال‬ َِّ ‫ب إِ َل‬
َ َ‫الل ق‬ ُّ ‫َح‬
tidak lain untuk kerukunan hidup antara َ‫أ‬
manusia. 16 “Telah menceritakan kepada kami Yazid
Dalam beragama, setiap insan berkata; telah mengabarkan kepada kami
pasti juga mendambakan hidup damai Muhammad bin Ishaq dari Dawud bin Al
meskipun multi agama dan keyakinan. Hushain dari Ikrimah dari Ibnu 'Abbas, ia
Hal tersebut bisa terwujud apabila berkata; Ditanyakan kepada Rasulullah
setiap umat menghargai toleransi. Tanpa shallallahu 'alaihi wasallam; "Agama
manakah yang paling dicintai oleh Allah?"
adanya toleransi, antar umat beragama
maka beliau bersabda: "Al Hanifiyyah As
sulit bahkan tidak pernah terjadi.
Samhah (yang lurus lagi toleran) " (H.R Abu
Karena toleransi dan kerukunan adalah Dawud Nomor 2003)
bersifat kausalitatif, sehingga toleransi Terkait film “Mencari Hilal”, terdapat
adalah syarat mutlak bagi terwujudnya gambaran di mana masyarakat desa hidup
kerukunan itu sendiri. 17 Selain itu, tanpa adanya toleransi, yang terjadi adalah
toleransi merupakan sikap agama yang kerusuhan. Hal tersebut terlihat dalam adegan
paling dicintai oleh Allah, seperti saat umat Kristiani yang sedang beribadah,
penjelasan Nabi SAW dalam sebuah kemudian dibubarkan oleh umat Muslim.
Hadis.

Gambar 2. Adegan kerusuhan antar umat beragama

16 Nurliana Damanik, “Toleransi dalam Islam,”


Shahih: Jurnal Ilmu Kewahyuan, 2019.
17 Suryan A. Jamrah, "Toleransi Antar Umat
Beragama: Perspektif Islam," Ushuluddin, (2015).

Jurnal
Studi Hadis Nusantara
Vol 4, No 2, Desember 2022
166
Ahmad Hadi, Fatur Novan Rahmatullah Representasi Kesalehan Sosial dalam Film "Mencari Hilal" (Kajian Living Hadis)

Dalam adegan tersebut, salah satu sendiri, lalu di mana kami harus beribadah”.
umat Islam berkata kepada tokoh umat Namun, dalam adegan lain terdapat
Kristen, yaitu Andi, “Ibadah ini tidak nilai toleransi yang disampaikan. Yaitu
sah secara hukum, saya minta anda-anda dimana Heli ditolong oleh Andi ketika habis
semuanya bubar!”. Kemudian tokoh Kristen dipukulin oleh warga. Andi sebagai umat
tersebut memohon maaf “maafkan kami, Kristen menolong Heli tanpa memandang
kalau kami dilarang ibadah di rumah kami agamanya.

Gambar 3. Saat Andi sudah menolong Heli dengan membawanya ke tempat


saudaranya

3. Hadis Mengenai Musyawarah Hal tersebut selaras dengan sabda


Musyawarah merupakan satu Nabi berikut:
hal penting yang tidak bisa dipisahkan ‫َخاهُ فـَْليَ َسَّر َعلَْي ِه‬
َ ‫َح ُد ُك ْم أ‬ ْ ‫إِ َذا‬
َ ‫استَ َش َار أ‬
dari kehidupan sehari-hari. Karena
musyawarah berperan penting dalam “Apabila salah seorang kamu meminta
menyelesaikan masalah, khususnya bermusyawarah dengan saudaranya,
permasalahan yang menyangkut orang maka penuhilah”. (HR. Ibnu Majah
banyak. 18 (Mubarok, 2019) Oleh karena Nomor 3747)
itu, jika ada masalah dalam suatu Dalam film “Mencari Hilal” ini
masyarakat, sebaiknya ada salah satu misalnya, musyawarah dapat menjadi
yang mengajak untuk bermusyawarah solusi masyarakat atas konflik yang
agar masalah tersebut dapat ditemukan terjadi. Masyarakat berkumpul untuk
solusinya. Sehingga nantinya bisa membicarakan persoalan-persoalan yang
kembali hidup rukun, damai, dan terjadi, kemudian dicari solusi-solusi
tentram. untuk menyelesaikan persoalan tersebut.

18 Ahmad Agnis Mubarok, "Musyawarah dalam


Perspektif Al-Qur’an," Al-Qur'an dan Tafsir, (2019).

Jurnal
167 Studi Hadis Nusantara
Vol 4, No 2, Desember 2022
Ahmad Hadi, Fatur Novan Rahmatullah Representasi Kesalehan Sosial dalam Film "Mencari Hilal" (Kajian Living Hadis)

Gambar 4. Adegan musyawarah masyarakat desa

َّ ‫صلَّى‬ َِّ ‫ول‬ َّ ‫َخبـََرهُ أ‬ َّ ‫َر ِض َي‬


ُ‫الل‬ َ ‫الل‬ َ ‫َن َر ُس‬ ْ ‫اللُ َعنـْ ُه َما أ‬
Dalam adegan musyawarah ini,
masyarakat membahas persoalan ibadah
ِ ِ ِ َ َ‫َعلَْي ِه َو َسلَّ َم ق‬
umat Kristen, khususnya mengenai izin
ُ‫َخو الْ ُم ْسل ِم َل يَظْل ُمه‬ ُ ‫ال الْ ُم ْسل ُم أ‬
peribadahan umat Kristen. Setelah melakukan
‫اللُ ِف‬ َّ ‫َخ ِيه َكا َن‬ ِ ‫وَل يسلِمه ومن َكا َن ِف حاج ِة أ‬
musyawarah akhirnya ditemukan titik terang َ َ ْ ََ ُ ُ ْ ُ َ
ً‫اللُ َعْنهُ ُك ْربَة‬ ٍ ِ
َّ ‫اجتِ ِه َوَم ْن فـََّر َج َع ْن ُم ْسلم ُك ْربَةً فـََّر َج‬
atas persoalan yang terjadi. Ternyata yang
َ ‫َح‬
َّ ُ‫ت يـَْوِم الْ ِقيَ َام ِة َوَم ْن َستـََر ُم ْسلِ ًما َستـََره‬ ِ ‫ِمن ُكرب‬
melatarbelakangi ketidaknyamanan warga
mengenai peribadahan umat Kristen adalah ُ‫الل‬ َُ ْ
soal parkir dan sampah. Oleh karena itu ِ‫يـوم الْ ِقيامة‬
pada adegan tersebut, tokoh umat Kristen,
َ َ َ َْ
“Telah menceritakan kepada kami Yahya
Andi, memohon maaf serta meminta saran
bin Bukair telah menceritakan kepada
mengenai persoalan tersebut. Kemudian pak
kami Al Laits dari 'Uqail dari Ibnu Syihab
RT memberikan solusi soal tempat parkir, bahwa Salim mengabarkannya bahwa
yaitu dengan menggunakan tanah lapangan 'Abdullah bin 'Umar radliallahu 'anhuma
sepak bola yang luas. mengabarkannya bahwa Rasulullah
4. Hadis Mengenai Tolong Menolong shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
Tolong menolong merupakan buah "Seorang muslim adalah saudara bagi
dari persaudaraan. Karenanya tidak akan muslim lainnya, dia tidak menzhaliminya dan
berarti sebuah persaudaraan tanpa adanya tidak membiarkannya untuk disakiti. Siapa
kepedulian sesama. Untuk mewujudkan yang membantu kebutuhan saudaranya
sikap tolong menolong tersebut, Rasulullah maka Allah akan membantu kebutuhannya.
memberikan sebuah gambaran yang Siapa yang menghilangkan satu kesusahan
menjelaskan pentingnya ikatan sesama seorang muslim, maka Allah menghilangkan
satu kesusahan baginya dari kesusahan-
melalui hadis berikut: kesusahan hari qiyamat. Dan siapa yang
‫ث َع ْن عُ َقْي ٍل َع ْن‬ُ ‫َح َّدثـَنَا َْي َي بْ ُن بُ َك ٍْي َح َّدثـَنَا اللَّْي‬
menutupi (aib) seorang muslim maka Allah
akan menutup aibnya pada hari qiyamat".
َِّ ‫َن عب َد‬ ِ َّ ‫اب أ‬ ٍ ‫ابْ ِن ِشه‬
‫الل بْ َن عُ َمَر‬ َْ َّ ‫َخبـََرهُ أ‬ْ ‫َن َسال ًما أ‬ َ (H.R Bukhari Nomor 2262)

Jurnal
Studi Hadis Nusantara
Vol 4, No 2, Desember 2022
168
Ahmad Hadi, Fatur Novan Rahmatullah Representasi Kesalehan Sosial dalam Film "Mencari Hilal" (Kajian Living Hadis)

Dalam film “Mencari Hilal” yang mengandung nilai terkait tolong-menolong terdapat
dalam adegan saat Junaidi mengantarkan pak Mahmud dan Heli ke tempat mas Arifin
menggunakan mobil.

Gambar 5. Adegan saat Junaidi mengantar Mahmud dan Heli

Selain dalam adegan tersebut, terdapat juga dalam adegan saat Andi menolong Mahmud
dan Heli dengan meminjamkan motornya untuk pergi meneruskan pencariannya terhadap hilal.

Gambar 6. Adegan saat Andi meminjamkan motornya untuk Mahmud dan Heli

Jurnal
169 Studi Hadis Nusantara
Vol 4, No 2, Desember 2022
Ahmad Hadi, Fatur Novan Rahmatullah Representasi Kesalehan Sosial dalam Film "Mencari Hilal" (Kajian Living Hadis)

E. Kesimpulan Daftar Pustaka


Film 'Mencari Hilal' sendiri Arovi, E. N. (2018). Tema Islami dalam
merupakan film religi yang menceritakan Genre Film di Indonesia Tahun 1959-
perjalanan seorang pria lanjut usia yang 2008. Salatiga.
melanglang buana mencari hilal untuk Damanik, N. (2019). Toleransi dalam Islam.
dilihatnya secara langsung. Hal ini dilatar Shahih: Jurnal Ilmu Kewahyuan.
belakangi oleh isu-isu mengenai sidang Fajri, M. (Juli 2020). The Concept of Pious
isbat yang menelan dana hingga 9 M, Children in The Movie “Surau dan
oleh karena itu tradisi mencari hilal ini Silek”: A Living Hadith Study. Jurnal
ingin dilakukan oleh pria tersebut. Dalam Living Hadis.
perjalanan ini banyak sekali pesan-pesan Irwansyah, A. (2011, Agustus 23). Menengok
yang terkandung didalam film 'Mencari Wali Songo di Film. Retrieved from
Hilal' ini. Selain itu film ini juga Archive tabloidbintang: https://
memunculkan beberapa kesalehan sosial, archive.tabloidbintang.com/extra/
seperti larangan nepotisme, toleransi, nostalgia/15269-menengok-wali-
musyawarah, dan tolong-menolong. songo-di-film.html
Pada umumnya, resepsi yang Jamrah, S. A. (2015). Toleransi Antar
muncul dalam film ini ialah resepsi Umat Beragama: Perspektif Islam.
eksegesis dan fungsional, yaitu terkadang Ushuluddin.
teks Hadis Nabi muncul dalam bentuk Kurniati. (2015). Nepotisme dalam
dialog dan terkadang dari hasil interpretasi Persepektif Hadis. al-Daulah.
dalam adegan. Resepsi Hadis dalam film Miski, M. A. (2020). Film Islami Sebagai
'Mencari Hilal' ini yang terkait dengan Model Interpretasi Atas Al-Qur’an dan
Kesalehan Sosial ada 4, yakni larangan Hadis: Kasus Film Ayat Tentang Cinta.
nepotisme, toleransi, tolong-menolong, Jurnal Theologia.
dan musyawarah. Dalam film ini, perilaku Mubarok, A. A. (2019). Musyawarah dalam
nepotisme tidak pantas untuk dilakukan, Perspektif Al-Qur’an. Al-Qur'an dan
meski dalam keadaan bagaimanapun. Tafsir.
Kemudian film ini juga menggambarkan Nurmansyah, I. (Desember 2019). Islam dan
bahwa toleransi ialah tidak kaku dalam Media Sosial: Kajian Living Hadis
beragama, saling menghargai, saling Dalam Film. Fikri: Jurnal Kajian
menghormati, serta tidak memandang Agama, Sosial dan Budaya.
agama dalam hal tolong-menolong. rafiq, A. (2014). The Receptionof the Qur'an
Selanjutnya film 'Mencari Hilal' ini juga in Indonesia. A Case study of the Place
menyampaikan pesan agar saling tolong- of the Qur'an in A Non-Arabic Speaking
menolong sesama manusia, terlebih Community. Univ Temple.
sesama muslim. Selain itu, pesan yang Rohimi, P. (2015). Keberagaman Islam dalam
ingin disampaikan melalui film tersebut Film Indonesia Bertema Islam . Jurnal
adalah menyelesaikan masalah baiknya Dakwah.
dengan musyawarah. Yaitu mengambil Rohman, N. (2019). Representasi Komunikasi
keputusan bersama secara ramah, Tepa Selira Dalam Film “Mencari
sehingga dapat ditemukannya solusi. Hilal” Karya Ismail Basbeth. Salatiga:
Program Studi Komunikasi dan
Penyiaran Islam Fakultas Dakwah
IAIN .

Jurnal
Studi Hadis Nusantara
Vol 4, No 2, Desember 2022
170
Ahmad Hadi, Fatur Novan Rahmatullah Representasi Kesalehan Sosial dalam Film "Mencari Hilal" (Kajian Living Hadis)

Syah, H. (2013). Dakwah Dalam Film Islam


di Indonesia. Jurnal Dakwah, 263-282.
Yusuf, Z. M. (2019). Analisis Semiotika
Makna Ikhtiar dalam Film Mencari
Hilal. Jakarta: Fakultas Dakwah
dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif
Hidayatullah.
Zuhri, S. (April 2018). Living Hadis
;Praktik, Resepsi, Teks, dan Transmisi.
Yogyakarta: Q-Media.

Jurnal
171 Studi Hadis Nusantara
Vol 4, No 2, Desember 2022

Anda mungkin juga menyukai