1. Pengertian
Menstruasi merupakan periode perdarahan fisiologis secara berkala, yang dimulai
pada saat ± 14 hari setelah ovulasi (pada siklus rata-rata 28 hari) akibat peluruhan
dinding endometrium
Menghitung siklus menstruasi dimulai pada saat hari pertama perdarahan terjadi
2. Fase siklus menstruasi
Fase menstrual
- Dinding endometrium meluruh, menghasilkan darah menstruasi yang keluar
melalui vagina.
- Darah yang keluar sekitar 10-80 cc per hari.
- Hormon progesteron turun drastis dan berada pada level terendah.
- Uterus mungkin mengalami kontraksi untuk meluruhkan darah haid.
- Selama pekan ini, kondisi fisik berada pada titik terendah, sehingga wanita
cenderung lemas dan ingin beristirahat
Fase folikuler
- Kelenjar pituaitary mensekresi hormon FSH untuk menstimulasi pertumbuhan
sel telur di dalam ovarium.
- Satu dari sekian banyak sel telur akan matang dalam waktu 13 hari di dalam
sebuah kantung yang dinamakan folikel de graaf.
- Ketika sel telur telah matang, folikel akan memproduksi hormon yang
merangsang penebalan endometrium agar siap menerima implantasi hasil
fertilisasi.
- Estrogen dan testosteron mulai meningkat selama fase ini, sehingga memberikan
dorongan energi dan mood . Testosteron merangsang libido sedangkan estrogen
membuat wanita merasa lebih terbuka dan menekan nafsu makannya
Fase Ovulasi
- Ovulasi adalah puncak dari semua kerja keras tubuh selama fase menstruasi
sebelumnya. Atas perintah otak melalui produksi homron LH (luteinizing
hormone) sel telur yang sudah matang akan dilepaskan dari folikel di ovarium ke
saluran tuba (tuba fallopi) dan akan bertahan selama 12-24 jam.
- Kejadian ini terjadi pada hari ke-14 dari siklus, sel telur yang dilepaskan tersapu
ke tuba falopi oleh silia fimbriae.
- Pada fase ini Estrogen meningkat ke tingkat puncak, sehingga wanita merasa
bahwa terlihat lebih baik dan merasa lebih percaya diri sehingga akan lebih
mudah untuk verbalisasi pikiran dan perasaan. Gairah seks akan berada di
puncak tertinggi.
Fase Luteal
- Disebut fase luteal karena pada fase ini terbentuk korpus luteum pada ovarium
yang merupakan bekas folikel setelah ditinggal sel telur. Korpus luteum
menghasilkan hormon progesteron.
- Jika sel sperma tidak membuahi sel telur dalam waktu 24 jam, sel telur akan
hancur.
- Pada fase luteal estrogen akan menurun dan sebagai gantinya tubuh mulai
memproduksi progesteron. Ini adalah hormon anti-kecemasan alami, sehingga
menyebabkan wanita berada pada suasana perasaan yang ‘stabil’ setelah
‘menggebu-gebu’ pada fase Ovulasi.
3. Gangguan Menstruasi
DISMENORHEA (nyeri yang terjadi ketika menstruasi)
Penyebabnya, dismenorhea dibagi menjadi 2 :
- Dismenorhea Primer nyeri yang terjadi akibat kontraksi uterus dan
peningkatan
- Dismenorhea Sekunder nyeri yang terjadi akibat kelainan atau penyakit
seperti: kista, endometriosis, endometritis
Gejala: nyeri akut skala ringan-berat yang dirasakan di area perut bagian bawah bisa
menjalar sampai ke pinggang
Masalah Keperawatan: Nyeri akut
Intervensi: Manajemen Nyeri
- Farmakologis
- Non-farmakologis
AMENORHEA /tidak terjadinya menstruasi
- Amenorhea primer seorang wanita yang berusia ≥ 16 tahun yang belum
pernah menstruasi sama sekali
Kelainan organ, kelainan kromosom
- Amenorhea sekunder seorang wanita yang tidak mengalami menstruasi
selama > 3 bulan secara berurutan setelah sebelumnya pernah menstruasi
Hamil, stress, penggunaan kontrasepsi
Masalah Keperawatan: Ansietas
Intervensi Keperawatan: Manajemen ansietas:
- konseling, informasi, edukasi, relaksasi
HIPERMENORHEA /adalah jumlah darah haid yang banyak (> 80 ml / hari) atau lebih
lama durasinya dari durasi yang normal (> 8 hari)
Penyebab:
- Ketidakseimbangan hormon
- Efek samping kontrasepsi
- gangguan pembekuan darah
- Keganasan
Masalah Keperawatan:
- Resiko syok hipovolemik
- Resiko perdarahan