Anda di halaman 1dari 28

Alat-Alat Gali Muat

Pertemuan 3
Alat gali dan muat antara lain adalah : a.
a. Power shovel
b. Dozer shovel
c. Back hoe
d. Dragline
e. Cold Milling Machine
f. Surface Miner
Dasar pemilihan ukuran dari alat gali dan muat adalah :
a. Adanya jaminan keselamatan kerja (safety)
b. Ongkos gali dan muat seminimum mungkin
c. Sinkronisasi dengan alat PTM lain (utamanya keserasian kerja antara alat
muat dan alat angkut)
d. Penyesuaian dengan kondisi kerja
1. POWER SHOVEL
Untuk dapat mempertimbangkan ukuran “power shovel” dan jenis
roda penggerak yang akan dipakai, maka harus dilihat hal-hal
seperti dibawah ini.
a. Jenis material yang akan digali
b. Tinggi jenjang (bank)
c. Sudut putar (angle of swing)
d. Ruangan yang dibutuhkan untuk bergerak (spelling/clearances
involved)
e. Gerakan-gerakan yang akan dilakukan “power shovel” (moving
requirements)
f. Sinkronisasi antara alat angkut dan “power shovel” (balancing
haulage cycles)
g. Kondisi dan macam pekerjaan yang akan dilakukan (the volume
of work available)
Spesifikasi “power shovel”
Ukuran “power shovel”
Ukuran besar/kecilnya suatu “power shovel” ditunjukkan oleh
ukuran “dipper” yang dinyatakan dalam cuyd (cubic yard).
Besar/kecilnya power shovel yang akan dipergunakan pada suatu
pekerjaan, pemindahan tanah mekanis atau pada suatu kegiatan
pertambangan juga bergantung dan ditentukan oleh :
a. Ukuran kapasitas bak truck
b. untuk penggalian pada material keras, sebaiknya dipilih power
shovel berukuran besar, begitu pula sebaliknya

Macam-macam “power shovel”


Didasarkan atas roda penggeraknya, “power shovel” terdiri dari :
a. Crawler mounted power shovel
b. Wheel mounted power shovel
c. Truck mounted power shovel
Sumber: Brinton Carson A (1961)
Sumber: Brinton Carson A (1961)
CRAWLER MOUNTED POWER SHOVEL WHEEL MOUNTED POWER SHOVEL

TRUCK MOUNTED POWER SHOVEL


Cara kerja dan penggunaan “power shovel”
“Power shovel” dalam melakukan pekerjaannya (beroperasi); sudut
boom-nya (boom angle) yaitu sudut yang dibuat antara boom
dengan bidang datar menyudut sebesar 45o, pekerjaan yang
dilakukan dapat sebagai alat gali (utamanya) maupun utamanya
alat muat. Yaitu dengan cara “dipper” (mangkuk) dikerukkan dari
bawah menengadah keatas pada kaki jenjang (power shovelnya
sebagai alat gali -- excavator); atau pada kaki timbunan hasil
bongkaran (hasil peledakan) – utamanya sebagai alat muat.

Setelah “dipper” (mangkuk) penuh; kemudian superstructure (kabin


beserta boom) berputar menghadap posisi truck untuk
menumpahkan isi dipper keatas/kedalam bak truck, dengan
membuka “dasar dipper” dengan cara menarik “latch” (grendel)
sehingga isi “dipper” tertumpah.
OPERATING DIMENSIONS OF SHOVELS
a. “Power shovel” sebagai alat gali
Penggunaan “power shovel” sebagai alat gali adalah :
i. untuk membuat tanggul (embankment digging)
ii. untuk menggali secara datar (digging on horizontal plane)
iii. untuk membuat lereng (dressing slopes)
iv. untuk menggali ke arah daerah yang lebih rendah (digging
below grade)
v. untuk membuat parit (digging shallow trench)
b. “Power shovel” sebagai alat muat
Penggunaan “power shovel” sebagai alat muat adalah :
i. memuat ke alat angkut (loading haul units)
ii. membuang material ke samping (side casting)
iii.menimbun ke atas tumpukan material (dumping onto spoil
banks)
iv. menimbun ke dalam “hopper” (dumping into hoppers)
Sumber : Briton Carson A (1961)

PENGGUNAAN POWER SHOVEL


2. DOZER SHOVEL
“Dozer shovel” dapat dikatakan belum lama digunakan pada
dunia konstruksi, “bucket” dipergunakan sebagai
“attachment” pada “tractor” menggantikan blade, karena
“bulldozer hanya dapat mendorong material dan kelebihan
material tercecer ke pinggir. “Dozer shovel” adalah alat yang
digunakan untuk memuat material ke dalam alat angkut.
Untuk menggali, “bucket” harus didorong pada material, jika
telah penuh, “tractor” mundur dan “bucket”-nya diangkat ke
atas untuk selanjutnya material ditumpahkan di tempat yang
dikehendaki.
Spesifikasi “dozer shovel”

SPESIFIKASI DOZER SHOVEL


Ukuran “dozer shovel”
Ukuran dari “bucket” bervariasi antara ¼ cu yd sampai
dengan 25 cu yd kapasitas munjung yang terbesar. Yang
biasa dipakai dan tersedia banyak adalah “dozer shovel”
dengan ukuran “bucket” 5 cu yd.

“Loader bucket” sifatnya lebih permanen dipasang pada


“tractor” daripada “blade bulldozer”, tentu saja dengan
memperhatikan perbandingan yang proporsional antara
ukuran “bucket” dengan ukuran “tractor”, sehingga pada
saat “dozer shovel” bekerja dengan kapasitas penuh pada
keadaan ekstrim (suatu posisi dengan posisi “bucket”
tertinggi) tidak sampai terjungkal ke depan.
Macam-macam “Dozer Shovel”
Dilihat dari roda penggeraknya ada dua macam “dozer shovel”,
yaitu :
a. “Crawler mounted dozer shovel”, penggeraknya roda rantai
b. “Wheel mounted dozer shovel” (wheel loader), penggeraknya
roda ban

CRAWLER MOUNTED DOZER SHOVEL WHEEL MOUNTED DOZER SHOVEL


Cara kerja dan penggunaan “dozer shovel”

CARA KERJA DOZER SHOVEL

Cara kerja “dozer shovel” dapat dilihat pada gambar diatas. Jika
daerah sekitar material yang digali adalah datar, maka “dozer
shovel” dapat bekerja dengan leluasa dalam posisi yang
menyenangkan.
“Dozer shovel” sangat cocok dipakai untuk :
a. Membuat “basement”.
b. Mendorong onggokan material atau tanah kemudian dimuatkan
pada “truck”.
c. Pekerjaan penggusuran atau penggalian yang bidang kerjanya
satu “level” dengan “dozer shovel” itu sendiri.
d. Sangat baik dan ekonomis apabila “dozer shovel” ini digunakan
untuk pekerjaan pemuatan pada “truck” dengan jarak onggokan
dari “truck” tidak lebih dari 15 feet (mempersingkat waktu).
e. Sebaiknya “dozer shovel” jangan melayani pemuatan “truck”
dengan melakukan pemutaran lebih dari 90. Semakin kecil sudut
pemutaran “body” “dozer shovel” akan semakin baik.

“Dozer shovel” (sering disebut LOADER) dalam melakukan


pekerjaan gali dan muat keatas truck; maka truck harus satu level
dengan “dozer shovel”. Ada beberapa posisi penempatan truck
terhadap “dozer shovel” – yang demikian ini disebut “POLA MUAT”.
Pola muat untuk A sampai dengan D (Gambar 3.50) adalah pola
dimana truck setelah menempatkan diri untuk dimuati adalah
berhenti. Pola muat dengan posisi E adalah pola dimana truck
bergerak maju mundur untuk dimuati “dozer shovel’.
3. BACKHOE
Adalah alat penggali yang cocok untuk menggali parit atau saluran-
saluran. Gerakan “bucket” atau “dipper” dari “back hoe” pada saat
menggali arahnya adalah kearah badan (body) “backhoe” itu
sendiri. Jadi tidak seperti “power shovel”, dimana arah
penggaliannya menjauhi badan (body) “power shovel”.

Spesifikasi “backhoe”

Sumber: RL Peuritoy (1979)

SPESIFIKASI BACK HOE


Macam-macam ”backhoe”
Macam- macam “backhoe” berdasarkan penggerak “dipper”-nya,
terdiri atas :
a. “Hydraulically operated hoe” :
- “Crawler mounted Hydraulically operated hoe” (gambar 3.52)
- “Wheel mounted Hydraulically operated hoe” (gambar 3.53)
b. “Cable operated hoe”

Cara kerja “backhoe”


Backhoe melakukan penggalian (cutting) dengan menempatkan
dirinya diatas jenjang (bench). Setelah dipper terisi penuh, boom
diangkat kemudian memutar (swing) kearah truck yang
menempatkan pada posisi untuk dimuati dan dipper menumpahkan
galiannya pada bak truck (dump to truck).
CARA KERJA BACK HOE
Pola Pemuatan
Secara umum pola pemuatan ada 4 kelompok besar, yaitu :
a. Berdasarkan dari jumlah penempatan posisi truck untuk dimuati
terhadap posisi backhoe (biasa disebut pola gali muat), maka
ada 3 pola, yaitu:
- Single Back up
Truck memposisikan untuk dimuati pada satu tempat
- Double Back Up
Truck memposisikan diri untuk dimuati pada dua tempat
- Triple Back Up
Truck memposisikan diri untuk dimuati pada tiga tempat

POLA GALI MUAT SINGLE BACK UP DAN DOUBLE POLA GALI MUAT TRIPLE BACK UP
BACK UP
b. Berdasarkan dari posisi truck untuk dimuati hasil galian back
hoe (pola galian muat), maka terdapat 2 pola; yaitu :
- Bottom Loading
Dimana posisi back hoe dan truck pada satu level (sama-
sama diatas jenjang)
- Top Loading
Dimana posisi back hoe di atas jenjang dan truck
berada di bawah jenjang

POLA GALI MUAT BOTTOM LOADING POLA GALI MUAT TOP LOADING
c. Berdasarkan cara manuvernya, pola muat dapat dibedakan
menjadi :
1. Frontal cut
Back Hoe berhadapan dengan muka jenjang atau front
penggalian. Pada pola ini alat muat memuat pertama kali
pada truk sebelah kiri sampai penuh, kemudian dilanjutkan
pemuatan pada truk sebelah kanan. Sudut putar Back Hoe
antara 10°- 110°.
2. Parallel Cut With Drive By
Back Hoe bergerak melintang dan sejajar dengan front
penggalian. Pola ini diterapkan apabila lokasi
pemuatan memiliki 2 (dua) akses dan berdekatan dengan
lokasi penimbunan. Memiliki efesiensi tinggi untuk alat
muat dan angkutnya walaupun rata-rata sudut putar alat
muat lebih besar dibandingkan frontal cut.
(A) FRONTAL CUT DAN (B) PARALLEL CUT WITH DRIVE-BY
d. Berdasarkan posisi penggalian alat muat, pemuatan dibagi
menjadi 4 pola :
1. V-shape loading
Untuk menggali, maka harus didorong ke arah permukaan kerja.
Jika mangkuk telah penuh “prime mover” : mundur dan mangkuk
diangkat ke atas untuk selanjutnya material diangkut kesuatu
tempat penimbunan atau dimuatkan ke atas alat angkut.
Gerakan yang dilakukan membentuk huruf “V”
2. I-shape loading
Dalam pola pemuatan ini gerakan dari wheel loader hanya maju
mundur, sedangkan gerakan dari DT juga maju mundur tetapi
memotong arah gerakan dari wheel loader. Gerakan yang
dilakukan membentuk huruf “I”
3. Cross loading
Dimana gerakkan dari wheel loader hanya maju dan mundur,
sedangkan gerakkan dari trucknya adalah maju dan memotong
arah gerakkan dari wheel loader
4. Chain loading
Dimana gerakan dari alat muat maju mundur, sedangkan gerakan
dari truck setelah dilakukan pengisian bergerak maju secara
terus-menerus. Biasanya diterapkan pada tambang terbuka
dengan produksi per hari yang relatif tinggi
TUGAS

Menghitung kemajuan penggalian dengan


Backhoe

Anda mungkin juga menyukai