Anda di halaman 1dari 9

PROPOSAL PENELITIAN

ANALISIS DAMPAK PENIMBUNAN SAMPAH DI PESISIR


PANTAI PANGANDARAN SERTA UPAYA PENCEGAHANNYA

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Bahasa Indonesia


1E Farmasi

Disusun Oleh :
1. Anantha Puspatiara 10016123241
2. Dhiyaa Kaamilah 10016123214
3. Dliya Khadlelia R 10016123237
4. Desinta Nurohman H 10016123232
5. Dea Himatul Zulfa 10016123259
6. Zulfan Alfairuz ZH 10016123234

UNIVERSITAS BAKTI TUNAS HUSADA


Jl. Letjen Mashudi No.20, Setiaratu, Kec. Tawang, Kab. Tasikmalaya, Jawa Barat 46196
BAB l
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Pencemaran lingkungan (environmental pollution) adalah terkontaminasinya
komponen fisik dan biologis dari sistem bumi dan atmosfer sehingga mengganggu
keseimbangan ekosistem lingkungan. Kontaminasi tersebut bisa berasal dari
kegiatan manusia ataupun proses alam, yang menyebabkan kualitas lingkungan
menjadi tidak dapat berfungsi sesuai dengan seharusnya.
Sementara, Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup memberi penjelasan bahwa pencemaran
lingkungan hidup adalah masuk atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi,
dan/atau komponen lain ke dalam lingkungan hidup oleh kegiatan manusia
sehingga melampaui baku mutu lingkungan hidup yang telah ditetapkan.
Pencemaran lingkungan adalah salah satu masalah yang sering kali terjadi di
daerah pesisir pantai. Pada penelitian kali ini kita akan membahas dampak dari
penimbunan sampah dan mencari upaya untuk mencegah pencemaran lingkungan
di daerah pesisir pantai. DLHK Pangandaran mencatat pada tahun 2021 dari 432
ribu penduduk Pangandaran yang berasal dari 10 kecamatan jumlah sampah yang
diproduksi per hari ada 172 ribu kilogram dan dalam setahun bisa mencapai 63
ribu ton. Sedangkan yang ditangani per tahun hanya 17 ribu ton.

2. Rumusan Masalah
Sebagaimana proposal yang telah kami buat dengan judul “ Analisis Dampak
Penimbunan Sampah di Pesisir Pantai Pangandaran Serta Upaya Pencegahannya”
maka kami merumuskan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana Dampak dari pencemaran lingkungan di daerah pesisir pantai
Pangandaran?
2. Apa upaya pencegahan penimbunan sampah di daerah pesisir pantai
Pangandaran?
3. Tujuan penelitian
Tujuan penelitian ini dibuat berdasarkan pada rumusan masalah, adapun
tujuan penelitian yaitu :

1. Mengetahui dampak dari penimbunan sampah di sekitar pesisir Pantai


Pangandaran
2. Mengetahui pencegahan penimbunan sampah di pesisir Pantai.

4. Manfaat penilitian
Adapun manfaat dari proposal penelitian yang dapat kita ambil adalah
sebagai berikut :

1. Memberi wawasan tentang dampak penimbunan sampah di daerah Pantai


Pangandaran
2. Memberikan paparan tentang upaya pencegahan penimbunan sampah.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Dampak Pencemaran Lingkungan di pesisir Pantai Pangandaran


Pencemaran lingkungan di Pantai Pangandaran tidak hanya menjadi
ancaman terhadap kesehatan lingkungan, tetapi juga mengganggu kenyamanan
para wisatawan dan warga lokal. Dampak yang paling mencolok adalah terjadinya
bau tak sedap yang berasal dari pembuangan limbah hotel dan penimbunan
sampah akibat aktivitas pengunjung serta warga lokal sendiri. Seharusnya,
keindahan alam Pantai Pangandaran dapat dinikmati tanpa gangguan, namun,
timbunan sampah mengubah panorama indah menjadi pemandangan yang tidak
menyenangkan.
Salah satu dampak serius dari pencemaran ini adalah terganggunya
kebersihan pantai dan kualitas air. Limbah berwarna hitam dari saluran
pembuangan hotel langsung mengalir ke pesisir, mencemari air laut dengan zat-
zat berbahaya. Akibatnya, ekosistem laut di sekitar Pantai Pangandaran terancam,
mempengaruhi kehidupan biota laut dan kelangsungan ekosistem pesisir.
Pencemaran udara juga menjadi masalah serius di daerah ini. Baunya yang
tidak sedap bukan hanya mengganggu sensasi penglihatan dan penciuman para
wisatawan, tetapi juga menciptakan risiko kesehatan bagi warga lokal. Gas dan
partikel yang terkandung dalam udara tercemar dapat menyebabkan masalah
pernapasan dan penyakit lainnya. Oleh karena itu, pemahaman yang lebih
mendalam mengenai sumber pencemaran udara perlu dianalisis secara
menyeluruh untuk mencari solusi yang efektif.
Pencemaran tanah menjadi konsekuensi lain dari kegiatan manusia di sekitar
Pantai Pangandaran. Penimbunan sampah tepat di samping lautan tidak hanya
merugikan estetika lingkungan, tetapi juga dapat merusak kualitas tanah di
sekitarnya. Tanah yang tercemar dapat mengakibatkan penurunan produktivitas
pertanian dan membahayakan kesehatan manusia jika tidak ditangani dengan baik.
2.1.1 Dampak terhadap ekosistem laut dan masyarakat
Menurut UU Lingkungan Hidup, Pencemaran laut adalah masuknya atau
dimasukkannya makhluk hidup, zat energi dan atau komponen laut kedalam laut
oleh proses alam sehingga kualitas air laut menurun sampai ketingkat tertentu
yang menyebabkan air laut kurang atau tidak berfungsi lagi sesuai dengan
peruntukannya. Dalam konteks Undang-Undang Lingkungan Hidup, pencemaran
laut didefinisikan sebagai suatu keadaan di mana makhluk hidup, zat energi, atau
komponen laut memasuki laut melalui proses alam. Hal ini menyebabkan
penurunan kualitas air laut sampai pada tingkat tertentu yang mengakibatkan air
laut kehilangan kemampuannya untuk berfungsi sesuai dengan peruntukannya
yang seharusnya. Definisi ini menyoroti bahwa pencemaran laut tidak hanya
melibatkan pencampuran zat-zat berbahaya secara buatan, tetapi juga mencakup
masuknya unsur alami yang dapat mengganggu keseimbangan ekosistem laut.
Penurunan kualitas air laut hingga pada tingkat yang menyebabkan
ketidakberfungsian sesuai peruntukannya dapat berdampak negatif pada
organisme laut, keberlanjutan ekosistem, dan manusia yang bergantung pada
sumber daya laut.

Pencemaran laut, khususnya melalui penumpukan sampah, telah


menciptakan tantangan serius bagi para nelayan yang mencari rezeki di perairan
sekitar Pantai Pangandaran. Keberlanjutan ekonomi dan sumber daya laut
terancam oleh jumlah sampah yang meningkat di lautan, mengubah paradigma
mencari ikan menjadi pengalaman yang lebih sering diwarnai oleh sampah
daripada hasil tangkapan.
Pertama-tama, penumpukan sampah di laut secara signifikan mempengaruhi
aktivitas nelayan. Para nelayan yang seharusnya berfokus pada menangkap ikan
kini harus menghadapi kenyataan pahit bahwa jaring mereka sering kali diisi
dengan sampah plastik, limbah rumah tangga, dan bahan pencemar lainnya. Ini
bukan hanya merugikan bagi nelayan secara ekonomis, tetapi juga menciptakan
risiko kesehatan bagi masyarakat yang mengonsumsi hasil tangkapan dari perairan
tersebut.
Selain itu, dampak terhadap lingkungan laut sangat nyata. Sampah yang
masuk ke laut dapat merusak ekosistem laut, mengancam keberlanjutan kehidupan
laut, dan menyebabkan perubahan dalam rantai makanan. Plastik, sebagai salah
satu jenis sampah utama, dapat terurai menjadi mikroplastik yang meresap ke
dalam organisme laut, menciptakan risiko kontaminasi yang merugikan bagi
kesehatan manusia yang mengonsumsi ikan dan produk laut lainnya. Dampak
negatif terhadap lingkungan laut memiliki implikasi yang mungkin tidak terasa
secara langsung saat ini, namun, dampak ini akan terus terasa di masa depan.
Akumulasi sampah laut, terutama plastik, menciptakan tantangan serius dalam
pelestarian keanekaragaman hayati laut. Meskipun mungkin tidak merasakannya
sekarang, degradasi ekosistem laut dapat mengancam ketersediaan sumber daya
laut yang esensial bagi manusia, seperti ikan. Perubahan dalam rantai makanan
laut, akibat kontaminasi mikroplastik, dapat menciptakan dampak jangka panjang
terhadap kesehatan manusia. Meskipun kita mungkin tidak langsung
merasakannya, risiko kesehatan ini dapat muncul seiring waktu, karena
mikroplastik meresap ke dalam organisme laut yang kemudian menjadi bagian
dari rantai makanan yang mencapai manusia.
Efek lanjutan dari penumpukan sampah di laut adalah merosotnya kualitas
air dan penurunan jumlah ikan yang dapat ditangkap. Sampah yang terbawa arus
laut dapat menciptakan zona mati, tempat di mana tingkat oksigen sangat rendah
karena proses dekomposisi sampah. Hal ini tidak hanya merugikan bagi
organisme laut, tetapi juga mengurangi hasil tangkapan nelayan karena ikan lebih
cenderung menghindari zona-zona ini.

2.2 Upaya Pencegahan penimbunan sampah di pesisir Pantai pangandaran


Salah satu langkah yang bisa dilakukan untuk merevitalisasi laut dan
ekosistem di dalamnya adalah dengan tidak membuang sampah di laut. Mungkin
ada di antara kalian yang belum memahami dampak dari timbulan sampah-
sampah yang relatif kecil di lautan. Tetapi sebenarnya sampah-sampah berukuran
kecil seperti puntung rokok, kantong plastik, kotak bekas minuman kemasan, atau
potongan kayu termasuk dalam sampah yang sulit diurai di laut.
Timbulan sampah di lautan memiliki dampak besar pada kehidupan laut.
Dampak yang ditimbulkan antara lain mengganggu pergerakan dan bisa menjerat
satwa laut, mencemari kesegaran dan kejernihan air laut, menyebabkan kematian
satwa laut jika sampai dikonsumsi, menyebabkan penyakit, serta menghambat
perjalanan bahkan berpotensi merusak kapal laut. Lalu, langkah apa saja yang bisa
dilakukan untuk mengurangi sampah plastik?
1. Gunakan Botol Minum
Dengan menggunakan botol minum, kita dapat mengurangi sampah dari
wadah sekali pakai. Menggunakan botol minum sendiri juga membantu
kita mengetahui jumlah konsumsi minuman, loh.
2. Menggunakan Kantong Belanja
Saat membeli sesuatu, cobalah untuk mengganti kantong plastik dengan
kantong belanja kain. Hal ini bermanfaat mengurangi potensi sampah
kantong plastik sekali pakai dari aktivitas berbelanja.
3. Mengurangi Makanan dan Minuman Kemasan
Tahukah kamu bahwa kemasan karton berlilin yang digunakan untuk
minuman kemasan termasuk dalam sampah yang sulit diurai? Oleh sebab
itu, ada baiknya Sobat mengurangi pembelian makanan dan minuman
kemasan.
4. Hindari Alat Makan Sekali Pakai
Alat makan sekali pakai terutama yang terbuat dari material plastik cukup
banyak ditemukan di lautan kita. Apa saja yang termasuk alat makan sekali
pakai? Sendok plastik, garpu plastik, dan sedotan plastik adalah contoh
alat makan sekali pakai. Usahakan untuk menggunakan alat makan yang
bisa digunakan berkali-kali.
5. Melakukan Bersih-Bersih Pantai / Laut
Langkah selanjutnya untuk mengurangi sampah di laut adalah dengan
melakukan bersih-bersih sampah / pantai. Kegiatan bersih-bersih pantai
tentunya dapat mengantisipasi sampah yang ada di pantai terbawa arus ke
laut. Sedangkan pembersihan laut berguna untuk mengurangi sampah yang
ada baik di permukaan laut maupun di dalam laut.

2.2.1 Kebijakan Lingkungan dan Kerangka Hukum


Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kabupaten Pangandaran
dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi organisasi berpedoman pada
Peraturan Bupati Pangandaran Nomor 60 Tahun 2016 Tentang Tugas Pokok,
fungsi, Uraian Tugas dan Tata Kerja Dinas Lingkungan Hidup dan
Kebersihan Kabupaten Pangandaran. Dinas Lingkungan Hidup dan
Kebersihan Kabupaten Pangandaran memiliki fungsi dan tanggung jawab
untuk membantu bupati dalam mengoptimalkan kegiatan-kegiatan
pemerintahan, pembangunan, dan pembinaan kemasyarakatan dibidang
lingkungan hidup dan kebersihan.Terkait dengan hal di atas, maka Dinas
Lingkungan Hidup dan Kebersihan merupakan organisasi pelaksana yang diberi
kewenangan untuk memberikan pelayanan kebersihan dan pengelolaan sampah di
wilayah Kabupaten Pangandaran. Dengan demikian maka diharapkan Dinas
Lingkungan Hidup dan Kebersihan mampu melaksanakan kewenangan yang
dilimpahkannya dengan baik dalam hal meningkatkan pelayanan kebersihan dan
pengelolaan sampah dengan baik kepada masyarakat.

2.2.2 Langkah-langkah Pemerintah Setempat

Pemerintah Kabupaten Pangandaran dalam mengelola sampah masih


dengan cara sederhana yaitu sampah dikumpulkan, diangkut, dan dibuang ke
Tempat Pemrosesan Akhir (TPA). Sampah-sampah domestik, baik dari bahan
organik maupun anorganik dibuang begitu saja dalam satu bak/wadah dan
tercampur satu sama lain dalam berbagai komposisi, dan kemudian melalui
berbagai cara transportasi, sampah berpindah tempat mulai dari tempat sampah di
rumah, TPS (Tempat Pembuangan Sementara) sampai ke Tempat Pemrosesan
Akhir (TPA). Pendekatan ini akan memberatkan beban TPA dengan lahan yang
terbatas. Hal ini disebabkan karena variabel luas lahan TPA adalah konstan/tetap,
sedangkan laju pertumbuhan dan penyebaran penduduk terus meningkat, yang
berdampak juga pada peningkatan jumlah timbulan sampah yang
dihasilkan.Lahan yang semakin terbatas tidak mampu mengimbangi peningkatan
timbulan sampah yang terjadi sekarang maupun di masa dating.

Anda mungkin juga menyukai