Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PENDAHULUAN

KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH DENGAN PNEUMONIA

DIBUAT OLEH :
NETTI YUNITA
NPM 2022207209120

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG


PROGRAM STUDI PROFESI NERS
FAKULTAS KESEHATAN
2022
LAPORAN PENDAHULUAN
PNEUMONIA

A. DEFINISI PNEUMONIA
Menurut Nurarif & Kusuma (2015) Pneumonia adalah salah satu penyakit
peradangan akut parenkim paru yang biasanya dari suatu infeksi saluran pernafasan
bawah akut dengan batuk dan disertai dengan sesak nafas disebabkan agen infeksius
seperti virus, bakteri, mycoplasma (fungi), dan aspirasi substansi asing, berupa radang
paru-paru yang disertai eksudasi dan konsolidasi (Nurarif & Kusuma, 2015
Pneumonia adalah proses inflammatory parenkim paru yang umumnya
disebabkan oleh agen infeksius (Smeltzer & Bare, 2001; 571). Pneumonia adalah
peradangan paru yang disebabkan oleh infeksi bakteri, virus maupun jamur. Pneumonia
adalah penyakit infeksius yang sering menyebabkan kematian. Pneumonia adalah infeksi
yang menyebabkan paru-paru meradang.Kantong-kantong udara dalam paru yang disebut
alveoli dipenunuhi nanah dan cairan sehingga kemampuan menyerap oksigen menjadi
berkurang.Kekurangan oksigen membuat sel-sel tubuh tidak bias bekerja.Karena inilah,
selain pemyebaran infeksi ke seluruh tubuh, penderita bias meninggal.

B. ETIOLOGI
Sebenarnya pada diri manusia sudah ada kuman yang dapat menimbulkan pneumonia
dan penyakit ini baru akan timbul apabila ada factor-faktor presipitasi, namun pneumonia
juga sebagai komplikasi dari penyakit lain ataupun sebagai penyakit yang terjadi karena
etiologi dibawah ini;
a. Bakteri
Bakteri yang dapat menyebabkan pneumonia adalah Diploccus Pneumonia,
Pneumococcus, Streptococcus Hemoliticus Aureus, Hemophylus Influenza, Bacillus
Friendlander, Mycobacterium Tuberculosis. Bakteri gram positif yang membantu
menyebabkan pneumonia bakteri adalah Streptococcus Pneumonia, Streptococcus
Aureus, dan Streptococcus Pyogenis.
b. Virus
Pneumonia virus merupakan tipe pneumonia yang paling umum disebabkan oleh
virus influenza yang menyebar melalui transmisi droplet.Cytomegalovirus merupakan
penyebab utama pneumonia virus. Virus lain yang dapat menyebabkan pneumonia
adalah Respiratory Synticalvirus dan virus Stinomegalik
c. Jamur
Infeksi yang disebabkan oleh jamur seperti histoplamosis menyebar melalui
penghirupan udara yang mengandung spora dan biasanya ditemukan pada kotoran
burung. Jamur yang dapat menyebabkan pneumona adalah ; Citoplasma Capsulatum,
Criptococcus Nepromas, Blastomices Dermatides, CocederidesImmitis, Aspergillus
Sp, Candida Albicans, Mycoplasma Pneumonia .
d. Protozoa
Ini biasanya terjadi pada pasien yang mengalami imunosupresi seperti penderita
AIDS
e. Factor lain yang mempengaruhi
Factor lain yang mempengaruhi timbulnya pneumonia adalah daya tahan tubuh
menurun, misalnya akibat malnutrisi energy protein (MEP), penyakit menahun,
pengobatan antibiotic yang tidak sempurna.
Factor yang meningkatkan resiko kematian Pneumonia :
1. Umur dibawah 2 bulan
2. Tingkat sosio ekonomi rendah
3. Gizi kurang
4. Berat badan lahir rendah
5. Tingkat pendidikan rendah
6. Tingkat pelayan kesehatan rendah
7. Kepadatan tempat tinggal
8. Imunisasi yang tidak memadai
9. Menderita penyakit kronis

C. MANIFESTASI KLINIS
Menurut misnadiarly 2008, tanda dan gejala pneumonia secara umum dapat dibagi
menjadi:
1. Manifestasi non spesifik infeksi dan toksisitas berupa demam, sakit kepala, irritable,
gelisah malaise, nafsu makan berkurang, keluhan gastrointestinal.
2. Gejala umum seperti demam, sesak nafas, takikardi dan dahak berwarna kehijauan
seperti karet
3. Tanda pneumonia berupa retraksi (penarikan dinding dada bagian bawah ke dalam
saat bernafas bersama dengan peningkatan frekuensi nafas). Perkusi pekak, fremitus
melemah, suara nafas melemah dan ronchi
4. Tanda efusi pleura atau empyema berupa gerak ekskursi dada tertinggal di daerah
efusi, perkusi pekak, fremitus melemah, suara nafas melemah, suara nafastubuler
tepat berada diatas batas cairan, friction rub, nyeri dada karena iritasi pleura, kaku
kuduk / meningismus bila terdapat ititasi pleura lobus atas, nyeri abdomen ( kadang
terjadi bila ada iritasi mengenai diafragma pada pneumonia lobus kanan bawah )
5. Tanda infeksi ekstrapulmonal.

D. PATOFISIOLOGI
Pneumonia merupakan infeksi sekunder yang biasanya disebabkan oleh bakteri
yang masuk ke saluran pernafasan sehingga terjadi peradangan paru. Bakteri pneumokok
ini dapat masuk melalui infeksi pada daerah mulut dan tenggorokan, menebus jaringan
mukosa lalu masuk ke pembuluh darah mengikuti aliran darah sampai ke paru-paru dan
selaput otak. Akibatnya timbul peradangan pada paru dan darah selaput otak. Inflamasi
bronkus ditandai adanya penumpukan secret sehingga terjadi demam, batuk produktif,
ronchi positif dan mual. Bila penyebaran kuman sudah mencapai alveolus maka
komplikasi yang terjadi adalah kolaps alveoli, fibrosis, emfisema dan atelectasis. Kolaps
alveoli aksn menyakibatkan penyempitan jaln nafas, sesak napas, dan napas ronchi.
Fibrosis bias menyebabkan penurunan fungsi paru dan penurunan produksi surfaktan
sebagai pelumas yang berfungsi unutuk melembabkan rongga pleura. Emfisema
(tertimbunnya cairan atau pus dalam rongga paru) adalah tindak lanjut dari pembedahan.
Atelectasis mengakibatkan peningkatan frekuensi nafas, hipoksemia, asidosis
respiratorik, sianosis, dispnea dan kelelahan yang akan mengakibatkan terjadinya gagal
nafas.

E. PATHWAYS
Peningkatan suhu tubuh Jamur

Metabolism meningkat keringat terhirup

Masuk alveoli

Infeksi peradangan

Kerja sel eksudat masuk alveoli


Goblet meningkat

Produksi sputum Tertelan ke lambung leukosit masuk


alveoli
meningkat

Akumulasi sputus akumulasi sputum konsolidasi di alveoli


dijalan nafas di lambung

konsolidasi di paru
Bersihan jalan nafas
lambung mengadakan usaha
tidak efektif
menyeimbangkan asam basa compliance paru menurun

meningkatkan keasaman
dilambung Pola nafas tidak Intolerasi aktifitas
efektif
peningkatan asam lambung
mual, muntah

F. KOMPLIKASI Resti nutrisi kurang


dariakan
Bila tidak ditangani secara tepat, kebutuhan
mengakibatkan komplikasi. Komplikasi dari
pneumonia adalah :
1. Otitis media akut (OMA) terjadi bila tidak diobati, maka sputum yang berlebihan
akan masuk ke dalam tuba eustachius, sehingga menghalangi masuknya udara ke
telinga tengah dan mengakibatkan hampa udara, keudian gendang telinga akan
tertarik ke dalam timbul efusi.
2. Efusi pleura
3. Abses otak
4. Endocarditis
5. Losteomielitis
6. Atelectasis adalah pengembangan paru-paru yang tidak sempurna atau kolaps paru
merupakan akibat kurangnya mobilisasi atau rafleks batuk hilang.
7. Empisema adalah suatu keadaan dimana terkumpulnya nanah dalan rongga pleura
terdapat di satu tempat atau seluruh rongga pleura.
8. Abses paru adalah pengumpulan pus dalam jaringan paru yang meradang
9. Infeksi sitemik
10. Endocarditis yaitu peradangan pada setiap katup endokardial
11. Meningitis yaitu infeksi yang menyerang selaput otak.

G. PENATALAKSANAAN MEDIS
Pengobatan diberikan berdasarkan etiologi dan uji resistensi tapi karena hal itu perlu
waktu dan pasien pneumonia diberikan terapi secepatnya :
1. Penicillin G: untuk infeksi pneumonia staphylococcus.
2. Amantadine, rimantadine: untuk infeksi pneumonia virus
3. Eritromisin, tetrasiklin, derivat tetrasiklin: untuk infeksi pneumonia mikroplasma.

H. PENATALAKSANAAN KEPERAWATAN
Pengobatan dengan terapi yang diberikan oleh perawat adalah :
1. Pemberian oksigen jika terjadi hipoksemia.
2. Kebersihan pulmonari yang baik seperti: napas dalam, batuk, terapi fisik dada
(Meadow, 2015).

I. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Sinar X
Mengidentifikasi distribusi structural (missal lobar, brochial) dapat juga
menyatakan abses luas / infiltrate, empyema, infiltrasi menyebar atau terlokalisasi
bacterial, penyebaran ilfiltrat nodul
b. GDA
Tidak normal mungkin terjadi tergantung pada luas paru yang terlibat dan penyakit
paru yang ada
c. Pemeriksaan darah
Pada kasus pneumonia oleh bakteri akan terjadi leukositosis secara laboratorik
ditemukan 15.000-40.000/m dengan pergeseran LED tinggi
d. LED meningkat
Fungsi paru hipoksemia, volume menurun, tekanan jalan nafas meningkat, dan
complain menurun, elektrolit Na dan Cl mungkin rendah, bilirubin meningkat,
aspirasi biopsy jaringan paru
e. Rotgen dada
Ketidaknormalan mungkin terjadi tergantung pada luas paru yang terlibat dan
penyakit yang ada. Foto thorax bronkopneumonia terdapat bercak-bercak infiltrate
pada satu atau beberapa lobus, jika pada pneumonia lobaris terdapat adanya
konsolidasi pada satu atau beberapa lobus
f. Tes fungsi paru
Volume mungkin menurun (kongesri dan colaps alveolar), tekanan jalan nafas
mungkin meningkat dan complain menurun, mungkin terjadi pembesaran
(hipokemia)
g. Elektrolit
Natrium dan klorida rendah
h. Aspirasi perkutan
Dapat menyatakan intranuklear tipikal dan keterlibatan sitoplasmik (CMV),
karakteristik sel raksasa (rubella)

J. ASUHAN KEPERAWATAN MENURUT TEORI


A. PENGKAJIAN PASIEN
1. Identitas pasien
Meliputi nama, umur jenis kelamin, agama, pendidikan, status perkawinan,
perkejaan, alamat, diagnosa medik, nomor register, tanggal masuk rumah sakit,
dan tanggal pengkajian.
2. Identitas penanggung jawab
Meliputi Nama, Umur, Hubungan dengan pasien, Pekerjaan dan Alamat
3. Alasan masuk RS
Alasan yang bisa menyebabkan kenapa pasien bisa masuk ke rumah sakit (contoh
: jatuh, sesak nafas dll)
4. Riwayat kesehatan
a. Keluhan utama
Keluhan utama merupakan hal-hal yang dirasakan oleh pasien sebelum masuk
ke rumah sakit
b. Riwayat kesehatan sekarang
1. Waktu terjadinya sakit: Berapa lama sudah terjadinya sakit
2. Proses terjadinya sakit: Kapan mulai terjadinya sakit, Bagaimana sakit itu
mulai terjadi
3. Upaya yang telah dilakukan: Selama sakit sudah berobat kemana, Obat-
obatan yang pernah dikonsumsi.
4. Hasil pemeriksaan sementara / sekarang: TTV meliputi tekanan darah,
suhu, respiratorik rate, dan nadi. Adanya patofisiologi lain seperti saat
diauskultasi adanya ronky, wheezing.
c. Riwayat kesehatan terdahulu
1. Riwayat merokok, Anamnesa harus mencakup: Usia mulai merokok
secara rutin. Rata-rata jumlah rokok yang dihisap setiap hari. Usai
menghentikan kebiasaan merokok.
2. Pengobatan saat ini dan masa lalu
3. Alergi
4. Tempat tinggal
d. Riwayat kesehatan keluarga
Biasanya pasien mempunyai anggota keluarga yang pernah menderita
penyakit yang sama dengan pasien.
5. Pola kebiasaan sehari-hari
a. Pola aktivitas dan latihan
Menggunakan tabel aktifitas meliputi makan, mandi berpakaian,
eliminasi, mobilisaasi di tempat tidur, berpindah, ambulansi, naik tangga.
 Airway
Batuk kering/tidak produktif, wheezing yang nyaring, penggunaan otot–
otot aksesoris pernapasan (retraksi otot interkosta)
 Breathing
Perpanjangan ekspirasi dan perpendekan periode inspirasi, dypsnea,
takypnea, taktil fremitus menurun pada palpasi, suara tambahan ronkhi,
pekak pada perkusi
 Circulation
Hipotensi, diaforesis, sianosis, gelisah, fatique, perubahan tingkat
kesadaran, pulsus paradoxus > 10 mm
b. Pola istirahat tidur
- Jam berapa biasa mulai tidur dan bangun tidur
- Kualitas dan kuantitas jam tidur
c. Pola nutrisi – metabolic
- Berapa kali makan sehari
- Makanan kesukaan
- Berat badan sebelum dan sesudah sakit
- Frekuensi dan kuantitas minum sehari
d. Pola eliminasi
- Frekuensi dan kuantitas BAK dan BAB sehari
- Nyeri
- Kuantitas
e. Pola kognitif perceptual
Ada tidaknya gangguan penglihatan, pendengaran, penciuman (Panca Indra)
f. Pola konsep diri
- Gambaran diri
- Identitas diri
- Peran diri
- Ideal diri
- Harga diri
- Cara pemecahan dan penyelesaian masalah
g. Pola seksual – reproduksi
Ada tidaknya gangguan pada alat kelaminya.
h. Pola peran hubungan
- Hubungan dengan anggota keluarga
- Dukungan keluarga
- Hubungan dengan tetangga dan masyarakat.
i. Pola nilai dan kepercayaan
- Persepsi keyakinan
- Tindakan berdasarkan keyakinan
6. Pemeriksaan Fisik
a. Inspeksi
Wajah terlihat pucat, meringis, lemas, banyak keringat, sesak nafas,, adanya
PCH, takipnea sangat jelas, penggunaaan otot aksesori pernafasan,, dyspnea,
sianosis sirkumoral, distensi abdomen, sputum pirulen, berbusa, bersemu
darah,non produktif-produktif, demam, menggigil, faringitis.
b. Palpasi
Denyut nadi meningkat dan bersambungan (bounding), nadi biasanya
meningkat sekitar 10x per meni, turgor kulit menurun, peningkatan tektil
fremitus disisi yang sakit, hati mungkin membesar
c. Perkusi
Perkusi pekak pada bagian dada dan suara redup paru yang sakit
d. Auskultasi
Terdengar stridor bunyi nafas brpnkovesikuler atau bronkial, egofoni, (bunyi
mengembik yang terauskultasi ), bisikan pectoriloquy (bunyi bisikan yang
terauskultasi melalui dinding dada), ronchi pada lapang paru,. Perubahan ini
terjadi karena bunyi ditransmisikan lebih baik melalui jaringan padat / tebal
(konsolidasi) daripada melalui jaringan normal.
7. Pemeriksaan Penunjang
a. Sinar X
Mengidentifikasi distribusi structural (missal lobar, brochial) dapat juga
menyatakan abses luas / infiltrate, empyema, infiltrasi menyebar atau
terlokalisasi bacterial, penyebaran ilfiltrat nodul
b. GDA
Tidak normal mungkin terjadi tergantung pada luas paru yang terlibat dan
penyakit paru yang ada
c. Pemeriksaan darah
Pada kasus pneumonia oleh bakteri akan terjadi leukositosis secara laboratorik
ditemukan 15.000-40.000/m dengan pergeseran LED tinggi
d. LED meningkat
Fungsi paru hipoksemia, volume menurun, tekanan jalan nafas meningkat, dan
complain menurun, elektrolit Na dan Cl mungkin rendah, bilirubin meningkat,
aspirasi biopsy jaringan paru
e. Rotgen dada
Ketidaknormalan mungkin terjadi tergantung pada luas paru yang terlibat dan
penyakit yang ada. Foto thorax bronkopneumonia terdapat bercak-bercak
infiltrate pada satu atau beberapa lobus, jika pada pneumonia lobaris terdapat
adanya konsolidasi pada satu atau beberapa lobus
f. Tes fungsi paru
Volume mungkin menurun (kongesri dan colaps alveolar), tekanan jalan nafas
mungkin meningkat dan complain menurun, mungkin terjadi pembesaran
(hipokemia)
g. Elektrolit
Natrium dan klorida rendah
h. Aspirasi perkutan
Dapat menyatakan intranuklear tipikal dan keterlibatan sitoplasmik (CMV),
karakteristik sel raksasa (rubella)
8. Penatalaksanaan
Pengobatan diberikan berdasarkan etiologi dan uji resistensi tapi karena hal itu
perlu waktu dan pasien pneumonia diberikan terapi secepatnya :
1. Penicillin G: untuk infeksi pneumonia staphylococcus.
2. Amantadine, rimantadine: untuk infeksi pneumonia virus
3. Eritromisin, tetrasiklin, derivat tetrasiklin: untuk infeksi pneumonia
mikroplasma.
4. Pemberian oksigen jika terjadi hipoksemia.
5. Kebersihan pulmonari yang baik seperti: napas dalam, batuk, terpi fisik dada
(Meadow, 2015).

B. Analisa data
Data subjektif : data yang diperoleh dari pernyataan pasien maupun keluarga pasien
Data objektif : data yang diperoleh dari pemerikasaan maupun dari data saat pengkajian
1. Bersihan jalan nafas tidakefektif b.d infeksi dan hipersekresi
Gejala dan tanda mayor
Data subjektif : -
Data objektif :
1. Batuk tidak efektif
2. tidak mampu batuk
3. sputum berlebih
4. mengi, wheezing, ronkhi kering
5. meconium di jalan nafas
Gejala dan tanda minor
Data subjektif :
1. dispnea
2. sulit bicara
3. ortopnea
Data objektif :
1. gelisah
2. sianosis
3. bunyi nafas menurun
4. frekuensi nafas berubah
5. pola napas berubah
2. Pola nafas tidakefektif b.d proses inflames
Gejala dan tanda mayor
Data subjektif :
1. dispnea
Data objektif :
1. penggunaan otot bantu pernafasan
2. fase ekspirasi memanjang
3. pola nafas abnormal
Gejala dan tanda minor
Data subjektif :
1. ortopnea
Data objektif :
1. pernapasan pursed-lip
2. pernapasan cuping hidung
3. diameter thoraks arterior-posterior meningkat
4. ventilasi semenit menurun
5. kapasitas vital menurun
6. tekanan ekspirasi menurun
7. tekanan inspirasi menurun
8. ekskursi dada berubah
3. Intoleransi aktifitas b.d pertukaran gas
Gejala dan tanda mayor
Data subjektif :
1. Mengeluh lelah
Data objektif :
1. Frekuensi jantung meningkat >20% dari kondisi istirahat
Gejala dan tanda minor
Data subjektif :
1. Dispnea saat/setelah aktifitas
2. Merasa tidak nyaman setelah aktifitas
3. Merasa lemah
Data objektif :
1. Tekanan darah berubah >20% dari kondisi istirahat
2. Gambaran EKG menunjukkan aritmia saat/setelah aktivitas
3. Gambaran EKG menunjukkan iskemia
4. Sianosis
4. Resiko deficit nutrisi b.d ketidakmampuan mencerna makanan (mual muntah)

C. Diagnosa keperawatan
Diagnosa yang kita beroleh berdasarkan data-data pasien baik data subjektif maupun data
objektif. Diagnosa pada pasien pneumonia :
1. Bersihan jalan nafas tidakefektif b.d infeksi dan hipersekresi
2. Pola nafas tidakefektif b.d proses inflamasi
3. Intoleransi aktifitas b.d ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen
4. Resiko deficit nutrisi b.d ketidakmampuan mencerna makanan (mual muntah)

D. Prioritas Diagnosa keperawatan


Prioritas diagnosa keperawatan adalah diagnose yang paling kita utamakan atai kita
dahulukan tidakan keperawatannya. Prioritas iagnosa pada pneumonia yaitu :
1. Bersihan jalan nafas tidakefektif b.d infeksi dan hipersekresi

E. Perencanaan tindakan keperawatan (SDKI, SLKI, SIKI)


Rencana tindakan keperawatan yang akan dilakukan pada pasien dengan panduan buku
SDKI,SIKI,SLKI.
 Rencana tindakan dapa pasien pneumonia

No. Diagnosa keperawatan Tujuan dan kriteria Intervensi keperawatan


hasil
1. Bersihan jalan nafas Tujuannya : Setelah Managemen jalan nafas
tidakefektif b.d infeksi dilakukan asuhan Observasi
dan hipersekresi keperawatan selama 1. Monitor pola nafas
2x24 jam diharapkan 2. Monitor bunyi nafas tambahan
jalan nafas kembali 3. Monitor sputum
efektif. Terapeutik
KH : 1. Pertahankan kepatenan jalan
1. Batuk menurun nafas
2. Sesak berkurang 2. Posisikan semi flower atau
3. Produksi sputum flower
menurun 3. Berikan minum hangat
4. Suara tambahan 4. Lakukan fisioterapi dada bila
berkurang perlu
5. Frekuensi nafas 5. Lakukan penghisapan lender
membaik kurang dari 15 detik
6. Pola nafas 6. Berikan oksigen bila perlu
membaik Edukasi
1. Anjurkan asupan cairan
2000ml/hari, jika tidak
kontraindikasi
2. Ajarkan teknik batuk efektif
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian oksigen
dan obat
2. Pola nafas tidak Tujuan : setelah Managemen jalan nafas
efektif berhubungan dilakukan asuhan Observasi
dengan proses keperawatan selama 1. Monitor pola nafas
inflamasi 24 jam diharapkan
2. Monitor bunyi nafas tambahan
pola nafas efektif
Kriteria hasil : 3. Monitor sputum
1. Diameter thoraks Terapeutik
anterior 1. Pertahankan kepatenan jalan
meningkat nafas
2. Penggunaan otot 2. Posisikan semi flower atau
bantu nafas flower
menurun
3. Berikan minum hangat
3. Frekuensi nafas
membaik 4. Lakukan fisioterapi dada bila
4. Kadalaman nafas perlu
membaik 5. Lakukan penghisapan lender
5. Ekskursi dada kurang dari 15 detik
membaik 6. Berikan oksigen bila perlu
Edukasi
1. Anjurkan asupan cairan
2000ml/hari, jika tidak
kontraindikasi
2. Ajarkan teknik batuk efektif
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian oksigen
3. Intoleransi aktivitas Tujuan : setelah Managemen energy
berhubungan dengan dilakukan asuhan Observasi :
ketidakseimbangan keperawatan selama 1. Identifikasi gangguan fungsi
antara suplai dan 2x24 jam tubuh yang menyebabkan
kebutuhan oksigen diharapakan suplai kelelahan
dan kebutuhan 2. Monitor kelelahan fisik dan
oksigen seimbang emosional
Kriteria hasil : 3. Monitor pola dan jam tidur
1. Frekuensi Terapeutik
nadi 1. Sediakan lingkungan yang
meningkat nyaman dan rendah stimulus
2. Saturasi 2. Lakukan latihan rentang gerap
oksigen pasif/aktif
meningkat 3. Berikan aktifitas ditraksi yang
3. Kemudahan menyenangkan
dalam Edukasi
melakukan 1. Anjurkan tirah baring
aktivitas 2. Anjurkan melakukan aktivitas
sehari-hari secara bertahap
meningkat 3. Ajarkan strategi koping untuk
4. Tekanan mengurangi kelelahan
darah Kolaborasi
membaik 1. Kolaborasi dengan tenaga
5. Frekuensi medis serta ahli gizi tentang
nafas cara meningkatkan asupan
membaik makanan yang menambah
energi
DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddarth. Buku Ajar : Keperawatan Medikal Bedah Vol 2, Jakarta, EGC,
2002

Herdman, T. Heather & Kamitsuru, Shigemi. 2015.Nanda Internasional:Diagnosis


Keperawatan Definisi & Klasifikasi 2015–2017 Edisi 10.Jakarta: EGC

Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2017. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Jakarta :
DPP PPNI

Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. Jakarta :
DPP PPNI

Tim Pokja SLKI DPP PPNI. 2019. Standar Luaran Keperawatan Indonesia. Jakarta : DPP
PPNI

Anda mungkin juga menyukai