DIBUAT OLEH :
NETTI YUNITA
NPM 2022207209120
A. DEFINISI PNEUMONIA
Menurut Nurarif & Kusuma (2015) Pneumonia adalah salah satu penyakit
peradangan akut parenkim paru yang biasanya dari suatu infeksi saluran pernafasan
bawah akut dengan batuk dan disertai dengan sesak nafas disebabkan agen infeksius
seperti virus, bakteri, mycoplasma (fungi), dan aspirasi substansi asing, berupa radang
paru-paru yang disertai eksudasi dan konsolidasi (Nurarif & Kusuma, 2015
Pneumonia adalah proses inflammatory parenkim paru yang umumnya
disebabkan oleh agen infeksius (Smeltzer & Bare, 2001; 571). Pneumonia adalah
peradangan paru yang disebabkan oleh infeksi bakteri, virus maupun jamur. Pneumonia
adalah penyakit infeksius yang sering menyebabkan kematian. Pneumonia adalah infeksi
yang menyebabkan paru-paru meradang.Kantong-kantong udara dalam paru yang disebut
alveoli dipenunuhi nanah dan cairan sehingga kemampuan menyerap oksigen menjadi
berkurang.Kekurangan oksigen membuat sel-sel tubuh tidak bias bekerja.Karena inilah,
selain pemyebaran infeksi ke seluruh tubuh, penderita bias meninggal.
B. ETIOLOGI
Sebenarnya pada diri manusia sudah ada kuman yang dapat menimbulkan pneumonia
dan penyakit ini baru akan timbul apabila ada factor-faktor presipitasi, namun pneumonia
juga sebagai komplikasi dari penyakit lain ataupun sebagai penyakit yang terjadi karena
etiologi dibawah ini;
a. Bakteri
Bakteri yang dapat menyebabkan pneumonia adalah Diploccus Pneumonia,
Pneumococcus, Streptococcus Hemoliticus Aureus, Hemophylus Influenza, Bacillus
Friendlander, Mycobacterium Tuberculosis. Bakteri gram positif yang membantu
menyebabkan pneumonia bakteri adalah Streptococcus Pneumonia, Streptococcus
Aureus, dan Streptococcus Pyogenis.
b. Virus
Pneumonia virus merupakan tipe pneumonia yang paling umum disebabkan oleh
virus influenza yang menyebar melalui transmisi droplet.Cytomegalovirus merupakan
penyebab utama pneumonia virus. Virus lain yang dapat menyebabkan pneumonia
adalah Respiratory Synticalvirus dan virus Stinomegalik
c. Jamur
Infeksi yang disebabkan oleh jamur seperti histoplamosis menyebar melalui
penghirupan udara yang mengandung spora dan biasanya ditemukan pada kotoran
burung. Jamur yang dapat menyebabkan pneumona adalah ; Citoplasma Capsulatum,
Criptococcus Nepromas, Blastomices Dermatides, CocederidesImmitis, Aspergillus
Sp, Candida Albicans, Mycoplasma Pneumonia .
d. Protozoa
Ini biasanya terjadi pada pasien yang mengalami imunosupresi seperti penderita
AIDS
e. Factor lain yang mempengaruhi
Factor lain yang mempengaruhi timbulnya pneumonia adalah daya tahan tubuh
menurun, misalnya akibat malnutrisi energy protein (MEP), penyakit menahun,
pengobatan antibiotic yang tidak sempurna.
Factor yang meningkatkan resiko kematian Pneumonia :
1. Umur dibawah 2 bulan
2. Tingkat sosio ekonomi rendah
3. Gizi kurang
4. Berat badan lahir rendah
5. Tingkat pendidikan rendah
6. Tingkat pelayan kesehatan rendah
7. Kepadatan tempat tinggal
8. Imunisasi yang tidak memadai
9. Menderita penyakit kronis
C. MANIFESTASI KLINIS
Menurut misnadiarly 2008, tanda dan gejala pneumonia secara umum dapat dibagi
menjadi:
1. Manifestasi non spesifik infeksi dan toksisitas berupa demam, sakit kepala, irritable,
gelisah malaise, nafsu makan berkurang, keluhan gastrointestinal.
2. Gejala umum seperti demam, sesak nafas, takikardi dan dahak berwarna kehijauan
seperti karet
3. Tanda pneumonia berupa retraksi (penarikan dinding dada bagian bawah ke dalam
saat bernafas bersama dengan peningkatan frekuensi nafas). Perkusi pekak, fremitus
melemah, suara nafas melemah dan ronchi
4. Tanda efusi pleura atau empyema berupa gerak ekskursi dada tertinggal di daerah
efusi, perkusi pekak, fremitus melemah, suara nafas melemah, suara nafastubuler
tepat berada diatas batas cairan, friction rub, nyeri dada karena iritasi pleura, kaku
kuduk / meningismus bila terdapat ititasi pleura lobus atas, nyeri abdomen ( kadang
terjadi bila ada iritasi mengenai diafragma pada pneumonia lobus kanan bawah )
5. Tanda infeksi ekstrapulmonal.
D. PATOFISIOLOGI
Pneumonia merupakan infeksi sekunder yang biasanya disebabkan oleh bakteri
yang masuk ke saluran pernafasan sehingga terjadi peradangan paru. Bakteri pneumokok
ini dapat masuk melalui infeksi pada daerah mulut dan tenggorokan, menebus jaringan
mukosa lalu masuk ke pembuluh darah mengikuti aliran darah sampai ke paru-paru dan
selaput otak. Akibatnya timbul peradangan pada paru dan darah selaput otak. Inflamasi
bronkus ditandai adanya penumpukan secret sehingga terjadi demam, batuk produktif,
ronchi positif dan mual. Bila penyebaran kuman sudah mencapai alveolus maka
komplikasi yang terjadi adalah kolaps alveoli, fibrosis, emfisema dan atelectasis. Kolaps
alveoli aksn menyakibatkan penyempitan jaln nafas, sesak napas, dan napas ronchi.
Fibrosis bias menyebabkan penurunan fungsi paru dan penurunan produksi surfaktan
sebagai pelumas yang berfungsi unutuk melembabkan rongga pleura. Emfisema
(tertimbunnya cairan atau pus dalam rongga paru) adalah tindak lanjut dari pembedahan.
Atelectasis mengakibatkan peningkatan frekuensi nafas, hipoksemia, asidosis
respiratorik, sianosis, dispnea dan kelelahan yang akan mengakibatkan terjadinya gagal
nafas.
E. PATHWAYS
Peningkatan suhu tubuh Jamur
Masuk alveoli
Infeksi peradangan
konsolidasi di paru
Bersihan jalan nafas
lambung mengadakan usaha
tidak efektif
menyeimbangkan asam basa compliance paru menurun
meningkatkan keasaman
dilambung Pola nafas tidak Intolerasi aktifitas
efektif
peningkatan asam lambung
mual, muntah
G. PENATALAKSANAAN MEDIS
Pengobatan diberikan berdasarkan etiologi dan uji resistensi tapi karena hal itu perlu
waktu dan pasien pneumonia diberikan terapi secepatnya :
1. Penicillin G: untuk infeksi pneumonia staphylococcus.
2. Amantadine, rimantadine: untuk infeksi pneumonia virus
3. Eritromisin, tetrasiklin, derivat tetrasiklin: untuk infeksi pneumonia mikroplasma.
H. PENATALAKSANAAN KEPERAWATAN
Pengobatan dengan terapi yang diberikan oleh perawat adalah :
1. Pemberian oksigen jika terjadi hipoksemia.
2. Kebersihan pulmonari yang baik seperti: napas dalam, batuk, terapi fisik dada
(Meadow, 2015).
I. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Sinar X
Mengidentifikasi distribusi structural (missal lobar, brochial) dapat juga
menyatakan abses luas / infiltrate, empyema, infiltrasi menyebar atau terlokalisasi
bacterial, penyebaran ilfiltrat nodul
b. GDA
Tidak normal mungkin terjadi tergantung pada luas paru yang terlibat dan penyakit
paru yang ada
c. Pemeriksaan darah
Pada kasus pneumonia oleh bakteri akan terjadi leukositosis secara laboratorik
ditemukan 15.000-40.000/m dengan pergeseran LED tinggi
d. LED meningkat
Fungsi paru hipoksemia, volume menurun, tekanan jalan nafas meningkat, dan
complain menurun, elektrolit Na dan Cl mungkin rendah, bilirubin meningkat,
aspirasi biopsy jaringan paru
e. Rotgen dada
Ketidaknormalan mungkin terjadi tergantung pada luas paru yang terlibat dan
penyakit yang ada. Foto thorax bronkopneumonia terdapat bercak-bercak infiltrate
pada satu atau beberapa lobus, jika pada pneumonia lobaris terdapat adanya
konsolidasi pada satu atau beberapa lobus
f. Tes fungsi paru
Volume mungkin menurun (kongesri dan colaps alveolar), tekanan jalan nafas
mungkin meningkat dan complain menurun, mungkin terjadi pembesaran
(hipokemia)
g. Elektrolit
Natrium dan klorida rendah
h. Aspirasi perkutan
Dapat menyatakan intranuklear tipikal dan keterlibatan sitoplasmik (CMV),
karakteristik sel raksasa (rubella)
B. Analisa data
Data subjektif : data yang diperoleh dari pernyataan pasien maupun keluarga pasien
Data objektif : data yang diperoleh dari pemerikasaan maupun dari data saat pengkajian
1. Bersihan jalan nafas tidakefektif b.d infeksi dan hipersekresi
Gejala dan tanda mayor
Data subjektif : -
Data objektif :
1. Batuk tidak efektif
2. tidak mampu batuk
3. sputum berlebih
4. mengi, wheezing, ronkhi kering
5. meconium di jalan nafas
Gejala dan tanda minor
Data subjektif :
1. dispnea
2. sulit bicara
3. ortopnea
Data objektif :
1. gelisah
2. sianosis
3. bunyi nafas menurun
4. frekuensi nafas berubah
5. pola napas berubah
2. Pola nafas tidakefektif b.d proses inflames
Gejala dan tanda mayor
Data subjektif :
1. dispnea
Data objektif :
1. penggunaan otot bantu pernafasan
2. fase ekspirasi memanjang
3. pola nafas abnormal
Gejala dan tanda minor
Data subjektif :
1. ortopnea
Data objektif :
1. pernapasan pursed-lip
2. pernapasan cuping hidung
3. diameter thoraks arterior-posterior meningkat
4. ventilasi semenit menurun
5. kapasitas vital menurun
6. tekanan ekspirasi menurun
7. tekanan inspirasi menurun
8. ekskursi dada berubah
3. Intoleransi aktifitas b.d pertukaran gas
Gejala dan tanda mayor
Data subjektif :
1. Mengeluh lelah
Data objektif :
1. Frekuensi jantung meningkat >20% dari kondisi istirahat
Gejala dan tanda minor
Data subjektif :
1. Dispnea saat/setelah aktifitas
2. Merasa tidak nyaman setelah aktifitas
3. Merasa lemah
Data objektif :
1. Tekanan darah berubah >20% dari kondisi istirahat
2. Gambaran EKG menunjukkan aritmia saat/setelah aktivitas
3. Gambaran EKG menunjukkan iskemia
4. Sianosis
4. Resiko deficit nutrisi b.d ketidakmampuan mencerna makanan (mual muntah)
C. Diagnosa keperawatan
Diagnosa yang kita beroleh berdasarkan data-data pasien baik data subjektif maupun data
objektif. Diagnosa pada pasien pneumonia :
1. Bersihan jalan nafas tidakefektif b.d infeksi dan hipersekresi
2. Pola nafas tidakefektif b.d proses inflamasi
3. Intoleransi aktifitas b.d ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen
4. Resiko deficit nutrisi b.d ketidakmampuan mencerna makanan (mual muntah)
Brunner & Suddarth. Buku Ajar : Keperawatan Medikal Bedah Vol 2, Jakarta, EGC,
2002
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2017. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Jakarta :
DPP PPNI
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. Jakarta :
DPP PPNI
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. 2019. Standar Luaran Keperawatan Indonesia. Jakarta : DPP
PPNI