Anda di halaman 1dari 662

DATA UMUM INSTANSI

(*) ISIKAN DATA UMUM INSTANSI PADA KOTAK YANG DISEDIAKAN


1. NAMA INSTANSI
PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA

2. ALAMAT INSTANSI
DINAS PERPUSTAKAAN DAN KEARSIPAN

3. NAMA LEMBAGA
KEARSIPAN DAERAH DINAS PERPUSTAKAAN DAN KEARSIPAN
NAMA
4. PENANGGUNGJAWAB
LEMBAGA KEARSIPAN ZULFIKAR,S.Pi.,M.Si
DAERAH

5. PERATURAN ORGANISASI
Peraturan Bupati Nomor 72 Tahun 2021
KEARSIPAN

JUMLAH PERANGKAT
6. DAERAH SELAKU UNIT 1
KEARSIPAN II

JUMLAH UNIT PENGOLAH


PEMERINTAHAN DAERAH
(DIHITUNG SESUAI
7.
DENGAN JUMLAH ESELON
III YANG ADA DI
PEMERINTAHAN DAERAH)

JUMLAH ARSIPARIS DI
8. LEMBAGA KEARSIPAN 1
DAERAH
A. KATEGORI KEAHLIAN
KATEGORI
B.
KETERAMPILAN

JUMLAH ARSIPARIS DI
9. 1
PEMERINTAHAN DAERAH

A. KATEGORI KEAHLIAN
KATEGORI
B. 1
KETERAMPILAN

10. PENGELOLA ARSIP

JUMLAH PENGELOLA 4 Orang PNS dan


A. ARSIP DI LEMBAGA Orang Tenaga
KEARSIPAN DAERAH Kontrak

JUMLAH PENGELOLA
ARSIP DI LEMBAGA
B. KEARSIPAN DAERAH
YANG MEMENUHI
PERSYARATAN
KOMPETENSI KEARSIPAN

11. JUMLAH ARSIP STATIS


NO JENIS JUMLAH
1 Arsip Tekstual berkas
2 Arsip Peta lembar
3 Arsip Microfilm reels
4 Arsip Microfisch flat sheets
5 Arsip Video kaset
6 Arsip Film can
7 Arsip Foto 26 lembar
8 Arsip Audio (rekaman suara, termasuk sejar kaset
9 Arsip Aset berkas
10 Arsip yang dilakukan Reproduksi dan Digiti arsip
11 Daftar Arsip Statis 47 Daftar Arsip
12 Inventaris Arsip Inventaris
13 Guide Arsip Statis Khazanah Guide
14 Guide Arsip Statis Tematik Guide
LEMBAR KERJA FORMULIR AUDIT SISTEM KEARSIPAN EKSTERNAL PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA (FORMULIR ASKE PEMERINTAH KABUPATEN/KOT

KEBIJAKAN TATA NASKAH DINAS

(*) BUBUHKAN TANDA SILANG (X) UNTUK PILIHAN JAWABAN PADA KOLOM CHECKLIST, KOTAK (*) PILIH JAWABAN YA/TIDAK DENGAN MEMBERIKAN TANDA SILANG (X) KOLOM PENILAIAN DAN BUBUHKAN CATATAN APABILA DIPERLUKAN PADA KOLOM
BERWARNA HIJAU CATATAN OBJEK PENGAWASAN, KOTAK BERWARNA HIJAU

NO ASPEK/ KOMPONEN/ PERNYATAAN KETERANGAN CHECKLIST PENILAIAN


BOBOT
NO KRITERIA CATATAN OBJEK PENGAWAS SKOR (%)
I. ASPEK KEBIJAKAN (%)
YA TIDAK
A. PEMENUHAN
Substansi muatan materi pada kebijakan
tata naskah dinas mengacu pada Peraturan Bupati kab. Tanah Datar No. 29 Tahun 2011
1. Tata Naskah Dinas pada Pemerintahan Daerah 1 Peraturan Kepala ANRI Nomor 5 Tahun 2 v tentang Pedoman Tata Naskah Dinas di Lingkungan 0
2021 tentang Pedoman Tata Naskah Pemerintah Kabupaten Tanah Datar
Dinas

Pada Pemerintahan Daerah belum terdapat Kebijakan Tata Naskah Dinas Kebijakan mengatur materi jenis dan
a. v 2
yang berlaku di Lingkungannya format naskah dinas:

b. Telah terdapat rancangan Kebijakan Tata Naskah Dinas 2.1 Peraturan 2 v 2

Pemerintahan Daerah telah menyusun rancangan Kebijakan Tata Naskah LIHAT LEMBAR
b.1 2.2 Instruksi 2 v 2
Dinas dengan kriteria sampai dengan 50% terpenuhi dan benar. KRITERIA

Pemerintahan Daerah telah menyusun rancangan Kebijakan Tata Naskah


LIHAT LEMBAR
b.2 Dinas dengan kriteria lebih dari 50% sampai dengan 99% terpenuhi dan v 2.3 Surat Edaran 2 v 2
KRITERIA
benar, tetapi rancangan masih berada di Lembaga Kearsipan Daerah.

Peraturan Bupati Kab.Kep.Mentawai Nomor 31 tahun 2010


Pemerintahan Daerah telah menyusun rancangan Kebijakan Tata Naskah
tentang Tata naskah Dinas dan Peraturan Bupati Nomor 60
Dinas dengan kriteria 100% terpenuhi dan benar, serta rancangan telah LIHAT LEMBAR
b.3 2.4 Naskah Dinas Penetapan (Keputusan) 2 v tahun 2020 tentang Tata Naskah Dinas serta Peraturan 2
berada di unit yang menyelenggarakan fungsi hukum atau pihak terkait KRITERIA
Pemerintah dalam Negeri Nomor 1 tahun 2023 tentang Tata
lainnya selain Lembaga Kearsipan Daerah.
Naskah Dinas

c. Telah ditetapkan Kebijakan Tata Naskah Dinas 2.5 Naskah Dinas Penugasan (Surat Perintah) 2 v 2

Pemerintahan Daerah telah menetapkan Kebijakan Tata Naskah Dinas LIHAT LEMBAR
c.1 2.6 Naskah Dinas Korespondensi Intern 2 v 2
dengan kriteria sampai dengan 50% terpenuhi dan benar KRITERIA

Pemerintahan Daerah telah menetapkan Kebijakan Tata Naskah Dinas LIHAT LEMBAR
c.2 2.7 Naskah Dinas Korespondensi Ekstern 2 v 2
dengan kriteria lebih dari 50% sampai dengan 70% terpenuhi dan benar. KRITERIA

Pemerintahan Daerah telah menetapkan Kebijakan Tata Naskah Dinas LIHAT LEMBAR v
c.3 2.8 Surat Perjanjian 2 v 2
dengan kriteria lebih dari 70% sampai dengan 99% terpenuhi dan benar. KRITERIA

Pemerintahan Daerah telah menetapkan Kebijakan Tata Naskah Dinas LIHAT LEMBAR
c.4 2.9 Surat Kuasa 2 v 2
dengan kriteria 100% terpenuhi dan benar. KRITERIA

2.1 Berita Acara 2 v 2

NO PERTANYAAN KETERANGAN CHECKLIST 2.11 Surat Keterangan 2 v 2

Perangkat Daerah mendapatkan sosialisasi terkait Kebijakan Tata Naskah


2. 2.12 Surat Pengantar 2 v 2
Dinas

Belum terdapat Perangkat Daerah yang mendapatkan sosialisasi terkait


a. 2.13 Pengumuman 2 v 2
Kebijakan Tata Naskah Dinas.

Lebih dari 0% sampai dengan 50% Perangkat Daerah mendapatkan


b. v 2.14 Laporan 2 v 2
sosialisasi terkait Kebijakan Tata Naskah Dinas.

Lebih dari 50% sampai dengan 70% Perangkat Daerah mendapatkan v


c. 2.15 Telaahan Staf 2 v 2
sosialisasi terkait Kebijakan Tata Naskah Dinas.

Lebih dari 70% sampai dengan 99% Perangkat Daerah mendapatkan Kebijakan mengatur materi tata cara
d. v 3
sosialisasi terkait Kebijakan Tata Naskah Dinas. pembuatan naskah dinas:
100% Perangkat Daerah mendapatkan sosialisasi terkait Kebijakan Tata
e. 3.1 Persyaratan Pembuatan 2 v 0
Naskah Dinas.

TOTAL NILAI TATA NASKAH DINAS 3.2 Penomoran Naskah Dinas 2 v 2

3.3 Penggunaan Kertas 2 v 2

3.4 Penggunaan Amplop 2 v 0

3.5 Penggunaan Tinta 2 v 2

3.6 Ketentuan Jarak Spasi 2 v 2

3.7 Ketentuan Jenis Huruf 2 v 2

3.8 Ketentuan Ukuran Huruf 2 v 2

3.9 Kata Penyambung Perpindahan Halaman 2 v 0

3.1 Penentuan Batas/Ruang Tepi 2 v 2

3.11 Nomor Halaman 2 v 0

3.12 Tembusan 2 v 2

3.13 Lampiran 2 v 2

Penggunaan Logo Lembaga/ Lambang


3.14 2 v 2
Negara

3.15 Pengaturan Paraf pada Naskah Dinas 2 v 2

3.16 Pengaturan Penggunaan Cap Dinas 2 v 2

3.17 Perubahan Naskah Dinas 2 v 0

3.18 Pembatalan Naskah Dinas 2 v 2

3.19 Ralat Naskah Dinas 2 v 0

3.2 Pencabutan Naskah Dinas 2 v 2

Kebijakan mengatur materi pengamanan


4
naskah dinas:

Penentuan Kategori Klasifikasi Keamanan


4.1 2 v 0
dan Akses Naskah Dinas

Pemberian Kode Derajat Klasifikasi


4.2 2 v 0
Keamanan dan Akses

Pemberian Nomor Seri Pengamanan dan


4.3 2 v 0
Security Printing

Pembuatan dan Pengawasan Naskah


4.4 2 v 0
Dinas yang Bersifat Rahasia

Kebijakan mengatur materi Kewenangan


5
dalam Penandatanganan Naskah Dinas
Kewenangan Penandatangan Naskah
5.1 2 v 2
Dinas

Pelimpahan Wewenang Penandatanganan


5.2 2 v 2
Naskah Dinas (a.n., u.b., plt., plh.)

Pengendalian Naskah Dinas Masuk


6
meliputi tahapan:

Penerimaan (minimal 2 tingkat/derajat


6.1 1.25 v 1.25
klasifikasi)

6.2 Pencatatan 1.25 v 1.25

6.3 Pengarahan 1.25 v 1.25

6.4 Penyampaian 1.25 v 1.25

Pengendalian Naskah Dinas Keluar


7
meliputi tahapan:

Pencatatan (minimal 2 tingkat/derajat


7.1 1.25 v 0
klasifikasi)

7.2 Penggandaan 1.25 v 0

7.3 Pengiriman 1.25 v 0

7.4 Penyimpanan 1.25 v 0

Penggunaan Sarana Pencatatan Naskah


8 2 v 0
Dinas

9 Dalam dasar hukum mencantumkan:

Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009


9.1 2 v 2
Tentang Kearsipan

Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun


2012 Tentang Pelaksanaan Undang-
9.2 2 v 2
Undang Nomor 43 Tahun 2009 Tentang
Kearsipan

Kebijakan Tata Naskah Dinas telah


v
ditetapkan

TOTAL PERSENTASE TATA NASKAH DINAS (%) 100 TOTAL SKOR (%) 71

Catatan: Apabila Pemerintah Daerah Kab/Kota telah mengaplikasikan penggunaan TND elektronik maka harus menambahkan materi muatan pada kebijakan terkait TND.
Selain itu, materi muatan materi penggunaan cap, penggunaan kertas, penggunaan paraf, amplop, warna tinta, kata penyambung perpindahan halaman, tidak menjadi
penilaian atau dinyatakan "iya".
EM KEARSIPAN EKSTERNAL PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA (FORMULIR ASKE PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA)

KEBIJAKAN TATA NASKAH DINAS

DEFINISI OPERASIONAL KETERANGAN

Di dalam rancangan kebijakan atau kebijakan tata naskah dinas di Lingkungan


Pemerintahan Daerah telah memuat ketentuan-ketentuan teknis sebagaimana Pasal 32 ayat (3) Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan Undang-
dimuat dalam Peraturan ANRI Nomor 5 Tahun 2021 tentang Pedoman Tata Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan
Naskah Dinas.

Di dalam rancangan kebijakan atau kebijakan tata naskah dinas di Lingkungan


Lampiran
Pasal Bab I tentang
6 Peraturan ANRIJenis
Nomordan Format2021
5 Tahun Naskah Dinas
tentang Peraturan
Pedoman ANRITata
Umum Nomor 5 Tahun
Naskah 2021
Dinas
Pemerintahan Daerah telah memuat ketentuan teknis mengenai jenis dan
tentang Pedoman
menyebutkan bahwaTata Naskah
Jenis Dinas.
naskah dinas pengaturan terdiri atas peraturan perundang-
format naskah dinas.
undangan, instruksi, surat edaran, dan standar operasional prosedur administrasi
Di dalam rancangan kebijakan atau kebijakan tata naskah dinas telah mengatur
pemerintahan. Pasal 7 lebih lanjut menyebutkan bahwa Ketentuan mengenai proses
ketentuan teknis mengenai jenis dan format naskah dinas "Peraturan" yaitu
pembentukan peraturan perundang-undangan, dan teknik penyusunan peraturan perundang-
naskah dinas yang berlaku dan mengikat secara umum, bersifat mengatur dan
undangan terdiri atas kerangka peraturan perundang-undangan, hal-hal khusus, ragam bahasa
memuat kebijakan pokok.
peraturan perundang-undangan, serta bentuk rancangan peraturan perundang-undangan
Di dalam rancangan kebijakan atau kebijakan tata naskah dinas telah mengatur diatur sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan tentang pembentukan
ketentuan teknis mengenai jenis dan format naskah dinas "Instruksi" yaitu peraturan Bab
perundang-undangan.
Lampiran I, huruf A angka 1.d Peraturan ANRI Nomor 5 Tahun 2021 tentang Pedoman
naskah dinas yang memuat perintah berupa petunjuk/arahan tentang
Tata Naskah Dinas.
pelaksanaan suatu kebijakan yang diatur dalam peraturan perundang-
undangan.
Di dalam rancangan kebijakan atau kebijakan tata naskah dinas telah mengatur
ketentuan teknis mengenai jenis dan format naskah dinas "Surat Edaran" yaitu Lampiran Bab I, huruf A angka 1.f Peraturan ANRI Nomor 5 Tahun 2021 tentang Pedoman
naskah dinas yang memuat pemberitahuan tentang hal tertentu yang dianggap Tata Naskah Dinas.
penting dan mendesak.
Di dalam rancangan kebijakan atau kebijakan tata naskah dinas telah mengatur
ketentuan teknis mengenai jenis dan format naskah dinas "Keputusan" yaitu
naskah dinas yang memuat kebijakan yang bersifat menetapkan, tidak bersifat
Lampiran Bab I, huruf A angka 2 Peraturan ANRI Nomor 5 Tahun 2021 tentang Pedoman Tata
mengatur, dan merupakan pelaksanaan kegiatan yang digunakan untuk
Naskah Dinas.
Menetapkan/mengubah status kepegawaian/personal/ keanggotaan/material/
peristiwa; Menetapkan/ mengubah/ membubarkan suatu kepanitiaan/ tim dan
Menetapkan pelimpahan wewenang.
Di dalam rancangan kebijakan atau kebijakan tata naskah dinas telah mengatur
ketentuan teknis mengenai jenis dan format naskah dinas "Surat Perintah atau
Lampiran Bab I, huruf A angka 3 Peraturan ANRI Nomor 5 Tahun 2021 tentang Pedoman Tata
Surat Tugas" yaitu naskah dinas yang dibuat oleh atasan atau pejabat yang
Naskah Dinas.
berwenang kepada bawahan atau pejabat lain yang diperintah/diberi tugas,
yang memuat apa yang harus dilakukan.
Di dalam rancangan kebijakan atau kebijakan tata naskah dinas telah mengatur
ketentuan teknis mengenai jenis dan format naskah dinas korespondensi intern
Lampiran Bab I, huruf B angka 1 Peraturan ANRI Nomor 5 Tahun 2021 tentang Pedoman Tata
yaitu naskah dinas yang digunakan untuk komunikasi kedinasan di lingkungan
Naskah Dinas.
internal lembaga. Naskah dinas tersebut berupa Nota Dinas, Disposisi, dan
Surat Undangan Internal.
Di dalam rancangan kebijakan atau kebijakan tata naskah dinas telah mengatur
ketentuan teknis mengenai jenis dan format naskah dinas korespondensi
ekstern yaitu naskah dinas pelaksanaan tugas seorang pejabat dalam Lampiran Bab I, huruf B angka 2 Peraturan ANRI Nomor 5 Tahun 2021 tentang Pedoman Tata
menyampaikan informasi kedinasan kepada pihak lain di luar lembaga yang Naskah Dinas.
bersangkutan. Naskah dinas tersebut berupa berupa Surat Dinas dan Surat
Undangan Ekstern.

Di dalam rancangan kebijakan atau kebijakan tata naskah dinas telah mengatur
ketentuan teknis mengenai jenis dan format naskah dinas "Surat Perjanjian"
yaitu naskah dinas yang berisi kesepakatan bersama tentang sesuatu hal yang Lampiran Bab I, huruf C angka 1 Peraturan ANRI Nomor 5 Tahun 2021 tentang Pedoman Tata
mengikat antara kedua belah pihak atau lebih untuk melaksanakan tindakan Naskah Dinas.
atau perbuatan hukum yang telah disepakati bersama. Surat perjanjian berupa
perjanjian dalam negeri atau perjanjian internasional.

Di dalam rancangan kebijakan atau kebijakan tata naskah dinas telah mengatur
ketentuan teknis mengenai jenis dan format naskah dinas "Surat Kuasa" yaitu
Lampiran Bab I, huruf C angka 2 Peraturan ANRI Nomor 5 Tahun 2021 tentang Pedoman Tata
naskah dinas yang berisi pemberian wewenang kepada badan
Naskah Dinas.
hukum/kelompok orang/ perseorangan atau pihak lain dengan atas namanya
untuk melakukan suatu tindakan tertentu dalam rangka kedinasan.
Di dalam rancangan kebijakan atau kebijakan tata naskah dinas telah mengatur
ketentuan teknis mengenai jenis dan format naskah dinas "Berita Acara" yaitu
Lampiran Bab I, huruf C angka 3 Peraturan ANRI Nomor 5 Tahun 2021 tentang Pedoman Tata
naskah dinas yang berisi tentang pernyataan bahwa memang telah terjadi
Naskah Dinas.
suatu proses pelaksanaan kegiatan pada waktu tertentu yang harus
ditandatangani oleh para pihak dan para saksi.
Di dalam rancangan kebijakan atau kebijakan tata naskah dinas telah mengatur
ketentuan teknis mengenai jenis dan format naskah dinas "Surat Keterangan" Lampiran Bab I, huruf C angka 4 Peraturan ANRI Nomor 5 Tahun 2021 tentang Pedoman Tata
yaitu naskah dinas yang berisi informasi mengenai hal, peristiwa, atau tentang Naskah Dinas.
seseorang untuk kepentingan kedinasan.
Di dalam rancangan kebijakan atau kebijakan tata naskah dinas telah mengatur
ketentuan teknis mengenai jenis dan format naskah dinas "Surat Pengantar" Lampiran Bab I, huruf C angka 5 Peraturan ANRI Nomor 5 Tahun 2021 tentang Pedoman Tata
yaitu naskah dinas yang digunakan untuk mengantar/menyampaikan barang Naskah Dinas.
atau naskah.
Di dalam rancangan kebijakan atau kebijakan tata naskah dinas telah mengatur
ketentuan teknis mengenai jenis dan format naskah dinas "Pengumuman" yaitu
Lampiran Bab I, huruf C angka 6 Peraturan ANRI Nomor 5 Tahun 2021 tentang Pedoman Tata
naskah dinas yang memuat pemberitahuan tentang suatu hal yang ditujukan
Naskah Dinas.
kepada semua pejabat/pegawai/perseorangan/lembaga baik di dalam maupun
di luar lembaga.
Di dalam rancangan kebijakan atau kebijakan tata naskah dinas telah mengatur
ketentuan teknis mengenai jenis dan format naskah dinas "Laporan" yaitu Lampiran Bab I, huruf D Peraturan ANRI Nomor 5 Tahun 2021 tentang Pedoman Tata Naskah
naskah dinas yang memuat pemberitahuan tentang pelaksanaan suatu Dinas.
kegiatan/kejadian.
Di dalam rancangan kebijakan atau kebijakan tata naskah dinas telah mengatur
ketentuan teknis mengenai jenis dan format naskah dinas "Telaahan Staf" atau
bentuk naskah dinas lain yaitu bentuk uraian yang disampaikan oleh pejabat Lampiran Bab I, huruf E Peraturan ANRI Nomor 5 Tahun 2021 tentang Pedoman Tata Naskah
atau staf yang memuat analisis singkat dan jelas mengenai suatu persoalan Dinas.
dengan memberikan jalan keluar/pemecahan yang disarankan. Jenis naskah
dinas ini juga sebagai sarana komunikasi bawahan dengan atasannya.

Di dalam rancangan kebijakan atau kebijakan tata naskah dinas telah mengatur Lampiran Bab II tentang Pembuatan Naskah Dinas Peraturan ANRI Nomor 5 Tahun 2021
ketentuan teknis mengenai tata cara pembuatan naskah dinas. tentang Pedoman Tata Naskah Dinas.
Di dalam rancangan kebijakan atau kebijakan tata naskah dinas telah mengatur
Lampiran Bab II, huruf A Peraturan ANRI Nomor 5 Tahun 2021 tentang Pedoman Tata Naskah
ketentuan teknis mengenai syarat-syarat pembuatan naskah dinas seperti
Dinas.
ketelitian, kejelasan, logis dan singkat, dan pembakuan.
Di dalam rancangan kebijakan atau kebijakan tata naskah dinas telah mengatur
ketentuan teknis mengenai susunan penomoran naskah dinas arahan, naskah
Lampiran Bab II, huruf B Peraturan ANRI Nomor 5 Tahun 2021 tentang Pedoman Tata Naskah
dinas penugasan, dan naskah dinas korespondensi. Selanjutnya, pada
Dinas.
susunan penomoran naskah dinas penugasan dan naskah dinas
korespondensi terdapat pencantuman kode klasifikasi arsip.
Di dalam rancangan kebijakan atau kebijakan tata naskah dinas telah mengatur
Lampiran Bab II, huruf C angka 1 Peraturan ANRI Nomor 5 Tahun 2021 tentang Pedoman Tata
ketentuan teknis mengenai ukuran dan gramatur/berat kertas yang digunakan
Naskah Dinas.
dalam pembuatan naskah dinas.

Di dalam rancangan kebijakan atau kebijakan tata naskah dinas telah mengatur
Lampiran Bab II, huruf C angka 2 Peraturan ANRI Nomor 5 Tahun 2021 tentang Pedoman Tata
ketentuan teknis mengenai ukuran, warna, penulisan pengirim dan tujuan pada
Naskah Dinas.
amplop/sampul yang digunakan untuk surat menyurat.

Di dalam rancangan kebijakan atau kebijakan tata naskah dinas telah mengatur
Lampiran Bab II, huruf C Peraturan ANRI Nomor 5 Tahun 2021 tentang Pedoman Tata Naskah
ketentuan teknis mengenai warna tinta yang digunakan untuk
Dinas.
penulisan/pengetikan dan penandatanganan naskah dinas.

Di dalam rancangan kebijakan atau kebijakan tata naskah dinas telah mengatur
Lampiran Bab II, huruf D Peraturan ANRI Nomor 5 Tahun 2021 tentang Pedoman Tata Naskah
ketentuan teknis mengenai penggunaan jarak spasi dalam pengetikan naskah
Dinas.
dinas.

Di dalam rancangan kebijakan atau kebijakan tata naskah dinas telah mengatur
Lampiran Bab II, huruf D Peraturan ANRI Nomor 5 Tahun 2021 tentang Pedoman Tata Naskah
ketentuan teknis mengenai jenis huruf yang digunakan dalam pengetikan
Dinas.
naskah dinas seperti Arial, Bookman Old Style, Time New Roman dls.

Di dalam rancangan kebijakan atau kebijakan tata naskah dinas telah mengatur
Lampiran Bab II, huruf D Peraturan ANRI Nomor 5 Tahun 2021 tentang Pedoman Tata Naskah
ketentuan teknis mengenai ukuran huruf yang digunakan dalam pengetikan
Dinas.
naskah dinas seperti Arial 12, Bookmanold Style 12, Time New Roman 12 dls.
Di dalam rancangan kebijakan atau kebijakan tata naskah dinas telah mengatur
ketentuan teknis mengenai kata penyambung perpindahan halaman yaitu kata
yang digunakan sebagai tanda bahwa teks masih berlanjut pada halaman
Lampiran Bab II, huruf D Peraturan ANRI Nomor 5 Tahun 2021 tentang Pedoman Tata Naskah
berikutnya (jika naskah lebih dari satu halaman). Kata penyambung diambil
Dinas.
persis sama dari kata pertama halaman berikutnya. Kata penyambung ditulis
pada akhir setiap halaman pada baris terakhir teks di sudut kanan bawah
Di dalam rancangan kebijakan atau kebijakan tata naskah dinas telah mengatur
halaman dengan urutan kata penyambung dan tiga buah titik.
ketentuan teknis mengenai penggunaan batas antara tepi kertas dan naskah,
Lampiran Bab II, huruf E Peraturan ANRI Nomor 5 Tahun 2021 tentang Pedoman Tata Naskah
baik pada tepi atas, kanan, bawah, maupun pada tepi kiri yang dilakukan
Dinas.
berdasarkan ukuran yang terdapat pada peralatan yang digunakan untuk
membuat naskah dinas.
Di dalam rancangan kebijakan atau kebijakan tata naskah dinas telah mengatur
Lampiran Bab II, huruf F Peraturan ANRI Nomor 5 Tahun 2021 tentang Pedoman Tata Naskah
ketentuan teknis mengenai pencantuman nomor halaman pada pembuatan
Dinas.
naskah dinas.

Di dalam rancangan kebijakan atau kebijakan tata naskah dinas telah mengatur
Lampiran Bab II, huruf G Peraturan ANRI Nomor 5 Tahun 2021 tentang Pedoman Tata Naskah
ketentuan teknis mengenai tata cara penggunaan dan pencantuman tembusan
Dinas.
dalam naskah dinas.

Di dalam rancangan kebijakan atau kebijakan tata naskah dinas telah mengatur
Lampiran Bab II, huruf H Peraturan ANRI Nomor 5 Tahun 2021 tentang Pedoman Tata Naskah
ketentuan teknis mengenai tata cara serta format pencantuman lampiran dalam
Dinas.
pembuatan naskah dinas.

Di dalam rancangan kebijakan atau kebijakan tata naskah dinas telah mengatur
ketentuan teknis mengenai tanda pengenal/identifikasi bersifat resmi berupa Lampiran Bab II, huruf I Peraturan ANRI Nomor 5 Tahun 2021 tentang Pedoman Tata Naskah
lambang negara dan logo lembaga yang digunakan dalam pembuatan naskah Dinas.
dinas.

Di dalam rancangan kebijakan atau kebijakan tata naskah dinas telah mengatur
Lampiran Bab II, huruf J angka 1 Peraturan ANRI Nomor 5 Tahun 2021 tentang Pedoman Tata
ketentuan teknis mengenai tata cara serta letak pembubuhan paraf pada
Naskah Dinas.
konsep net naskah dinas sebelum ditanda tangani oleh pejabat berwenang.

Di dalam rancangan kebijakan atau kebijakan tata naskah dinas telah mengatur
Lampiran Bab II, huruf J angka 2 Peraturan ANRI Nomor 5 Tahun 2021 tentang Pedoman Tata
ketentuan teknis mengenai ukuran, bentuk, spesifikasi dan warna cap dinas
Naskah Dinas.
yang digunakan untuk pengabsahan naskah dinas.

Di dalam rancangan kebijakan atau kebijakan tata naskah dinas telah mengatur
Lampiran Bab II, huruf K Peraturan ANRI Nomor 5 Tahun 2021 tentang Pedoman Tata Naskah
ketentuan teknis mengenai tata cara perubahan naskah dinas (mengubah
Dinas.
bagian tertentu dari naskah dinas yang dinyatakan dengan lembar perubahan).

Di dalam rancangan kebijakan atau kebijakan tata naskah dinas telah mengatur
ketentuan teknis mengenai tata cara pembatalan naskah dinas (seluruh materi Lampiran Bab II, huruf K Peraturan ANRI Nomor 5 Tahun 2021 tentang Pedoman Tata Naskah
naskah dinas tidak diberlakukan lagi melalui suatu pernyataan pembatalan Dinas.
dalam naskah dinas yang baru).
Di dalam rancangan kebijakan atau kebijakan tata naskah dinas telah mengatur
ketentuan teknis mengenai tata cara ralat naskah dinas (perbaikan yang Lampiran Bab II, huruf K Peraturan ANRI Nomor 5 Tahun 2021 tentang Pedoman Tata Naskah
dilakukan terhadap sebagian materi naskah dinas melalui pernyataan ralat Dinas.
dalam naskah dinas yang baru).
Di dalam rancangan kebijakan atau kebijakan tata naskah dinas telah mengatur
ketentuan teknis mengenai tata cara pencabutan naskah dinas (mencabut
Lampiran Bab II, huruf K Peraturan ANRI Nomor 5 Tahun 2021 tentang Pedoman Tata Naskah
naskah dinas tertentu karena bertentangan atau tidak sesuai lagi dengan
Dinas.
peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi, khusus, atau naskah dinas
Di dalam
yang barurancangan kebijakan atau kebijakan tata naskah dinas telah mengatur
ditetapkan).
ketentuan teknis mengenai Pengamanan Naskah Dinas yang dilaksanakan
melalui penentuan kategori klasifikasi keamanan dan akses naskah dinas, Lampiran Bab III tentang Pengamanan Naskah Dinas Peraturan ANRI Nomor 5 Tahun 2021
pemberian kode derajat klasifikasi keamanan dan akses, pemberian nomor seri tentang Pedoman Tata Naskah Dinas.
pengaman dan security printing serta pembuatan dan pengawasan naskah
Di dalam
dinas yangrancangan kebijakan atau kebijakan tata naskah dinas telah mengatur
bersifat rahasia.
penentuan tingkat klasifikasi keamanan sekurang-kurangnya 2 tingkat/derajat
Lampiran Bab III, huruf A Peraturan ANRI Nomor 5 Tahun 2021 tentang Pedoman Tata Naskah
klasifikasi yang meliputi Biasa/Terbuka, Terbatas, Rahasia dan Sangat
Dinas.
Rahasia. Penentuan tingkat klasifikasi keamanan tersebut disesuaikan dengan
Di dalam rancangan
kepentingan kebijakan
dan substansi ataudinas.
naskah kebijakan tata naskah dinas telah mengatur
ketentuan teknis mengenai perlakuan terhadap naskah dinas berdasarkan
klasifikasi keamanan melalui pemberian kode derajat pengamanan naskah Lampiran Bab III, huruf B angka 1 Peraturan ANRI Nomor 5 Tahun 2021 tentang Pedoman
dinas seperti kode SR (Sangat Rahasia), R (Rahasia), T (Terbatas) dan B Tata Naskah Dinas.
Di dalam
(Biasa/ rancangan
Terbuka) padakebijakan atau kebijakan
amplop yang digunakantata naskah
untuk dinas telah
mengirimkan mengatur
naskah
ketentuan
dinas. teknis mengenai metode security printing yang digunakan dalam
pencetakan naskah dinas untuk mencegah pemalsuan dan perusakan serta
Lampiran Bab III, huruf B angka 2 Peraturan ANRI Nomor 5 Tahun 2021 tentang Pedoman
jaminan terhadap keautentikan dan keterpercayaan naskah dinas. Metode-
Tata Naskah Dinas.
metode tersebut meliputi kertas khusus, Watermarks, Rosettes, Guilloche, Filter
image, Anticopy, Microtext, Line width modulation, Relief motif, dan Invisible
Di
ink.dalam rancangan kebijakan atau kebijakan tata naskah dinas telah mengatur
ketentuan teknis mengenai penentuan unit yang berwenang dalam pembuatan Lampiran Bab III, huruf B angka 3 Peraturan ANRI Nomor 5 Tahun 2021 tentang Pedoman
dan pengawasan nomor seri pengaman serta pencetakan pengamanan naskah Tata Naskah Dinas.
dinas yang bersifat rahasia.
Di dalam rancangan kebijakan atau kebijakan tata naskah dinas telah mengatur
ketentuan tentang hak dan kewajiban pejabat untuk mendantangani naskah Lampiran Bab IV tentang Kewenangan Penandatanganan Peraturan ANRI Nomor 5 Tahun
dinas sesuai dengan tugas dan tanggung jawab kedinasan yang melekat pada 2021 tentang Pedoman Tata Naskah Dinas.
jabatannya.
Di dalam rancangan kebijakan atau kebijakan tata naskah dinas telah mengatur
ketentuan teknis mengenai kewenangan pejabat tertentu untuk melaksanakan
dan menandatangani naskah dinas baik yang bersifat
Lampiran Bab IV huruf C Peraturan ANRI Nomor 5 Tahun 2021 tentang Pedoman Tata Naskah
kebijakan/keputusan/arahan maupun yang tidak bersifat
Dinas.
kebijakan/keputusan/arahan. Pembagian kewenangan penandatanganan
naskah dinas dapat dibuat ke dalam bentuk Matriks Kewenangan Pejabat
Di dalam rancangan kebijakan atau kebijakan tata naskah dinas telah mengatur
Penandatangan.
ketentuan teknis mengenai penggunaan garis kewenangan jika naskah dinas
Lampiran Bab IV huruf A dan B Peraturan ANRI Nomor 5 Tahun 2021 tentang Pedoman Tata
ditandatangani oleh pejabat yang mendapat pelimpahan dari pejabat
Naskah Dinas.
berwenang seperti Atas Nama (a.n.), Untuk Beliau (u.b.), Pelaksana Tugas
(Plt.) dan Pelaksana Harian (Plh.).
Di dalam rancangan kebijakan atau kebijakan tata naskah dinas telah mengatur
Lampiran Bab V tentang Pengendalian Naskah Dinas, huruf A Peraturan ANRI Nomor 5 Tahun
ketentuan teknis mengenai tahapan pengaturan atau pengurusan naskah dinas
2021 tentang Pedoman Tata Naskah Dinas.
yang diterima dari orang/lembaga lain baik secara manual maupun elektronik.

Di dalam rancangan kebijakan atau kebijakan tata naskah dinas telah mengatur
ketentuan teknis mengenai kegiatan penerimaan naskah dinas masuk oleh Lampiran Bab V huruf A angka 2.a Peraturan ANRI Nomor 5 Tahun 2021 tentang Pedoman
petugas atau pihak yang berhak menerima yang dikelompokan berdasarkan Tata Naskah Dinas.
kategori klasifikasi keamanan minimal 2 tingkat klasifikasi.
Di dalam rancangan kebijakan atau kebijakan tata naskah dinas telah mengatur
ketentuan teknis mengenai kegiatan mencatat naskah dinas masuk pada
Lampiran Bab V huruf A angka 2.b Peraturan ANRI Nomor 5 Tahun 2021 tentang Pedoman
sarana pengendalian naskah dinas masuk yang dilakukan oleh unit/petugas
Tata Naskah Dinas.
yang berwenang baik secara manual (buku agenda/kartu kendali) maupun
elektronik (agenda elektronik).
Di dalam rancangan kebijakan atau kebijakan tata naskah dinas telah mengatur
Lampiran Bab V huruf A angka 2.c Peraturan ANRI Nomor 5 Tahun 2021 tentang Pedoman
ketentuan teknis mengenai tindakan mengarahkan naskah dinas masuk sesuai
Tata Naskah Dinas.
isi informasi naskah dan berdasarkan kategori klasifikasi keamanan.

Di dalam rancangan kebijakan atau kebijakan tata naskah dinas telah mengatur
ketentuan teknis mengenai tindakan pendistribusian naskah dinas masuk Lampiran Bab V huruf A angka 2.d Peraturan ANRI Nomor 5 Tahun 2021 tentang Pedoman
kepada unit pengolah sesuai arahan baik menggunakan sarana manual (buku Tata Naskah Dinas.
ekspedisi atau lembar tanda terima) maupun elektronik.

Di dalam rancangan kebijakan atau kebijakan tata naskah dinas telah mengatur
Lampiran Bab V tentang Pengendalian Naskah Dinas, huruf A Peraturan ANRI Nomor 5 Tahun
ketentuan teknis mengenai tahapan pengaturan atau pengurusan naskah dinas
2021 tentang Pedoman Tata Naskah Dinas.
yang dikirim ke orang/lembaga lain baik secara manual maupun elektronik.
Di dalam rancangan kebijakan atau kebijakan tata naskah dinas telah mengatur
ketentuan teknis mengenai kegiatan mencatat serta meregistrasi (memberikan
nomor surat) naskah dinas keluar pada sarana pengendalian naskah dinas Lampiran Bab V huruf B angka 2.a Peraturan ANRI Nomor 5 Tahun 2021 tentang Pedoman
keluar yang dilakukan oleh unit/petugas yang berwenang baik secara manual Tata Naskah Dinas.
(buku agenda atau kartu kendali) maupun elektronik (agenda elektronik)
berdasarkan kategori klasifikasi keamanan minimal 2 tingkat klasifikasi.
Di dalam rancangan kebijakan atau kebijakan tata naskah dinas telah mengatur
ketentuan teknis mengenai kegiatan memperbanyak naskah dinas keluar yang Lampiran Bab V huruf B angka 2.b Peraturan ANRI Nomor 5 Tahun 2021 tentang Pedoman
sudah ditandatangani dengan sarana reproduksi yang tersedia sesuai dengan Tata Naskah Dinas.
kebutuhan.
Di dalam rancangan kebijakan atau kebijakan tata naskah dinas telah mengatur
ketentuan teknis mengenai kegiatan pengiriman/penyampaian naskah dinas
Lampiran Bab V huruf B angka 2.c Peraturan ANRI Nomor 5 Tahun 2021 tentang Pedoman
keluar sesuai alamat tujuan surat baik menggunakan jasa pengiriman atau
Tata Naskah Dinas.
diantar langsung oleh petugas persuratan/caraka yang disertai dengan bukti
tanda terima pengiriman surat.
Di dalam rancangan kebijakan atau kebijakan tata naskah dinas telah mengatur
ketentuan teknis mengenai kegiatan penyimpanan dokumentasi hasil
Lampiran Bab V huruf B angka 2.d Peraturan ANRI Nomor 5 Tahun 2021 tentang Pedoman
pengelolaan naskah dinas keluar berupa sarana pengendalian naskah dinas
Tata Naskah Dinas.
dan pertinggal naskah dinas keluar baik oleh Unit Pengolah maupun oleh Unit Angka 28 Lampiran II Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan
Kearsipan.
Di dalam rancangan kebijakan atau kebijakan tata naskah dinas telah mengatur Perundang-undangan mengamanatkan bahwa, Dasar hukum diawali dengan kata Mengingat.
ketentuan mengenai sarana yang digunakan untuk mencatat naskah dinas Dasar hukum memuat:
Lampiran Bab V tentang Pengendalian Naskah Dinas Peraturan ANRI Nomor 5 Tahun 2021
masuk dan naskah dinas keluar di Lingkungan Pemerintahan Daerah. Sarana a. Dasar kewenangan pembentukan Peraturan Perundang-undangan;
tentang Pedoman Tata Naskah Dinas.
pencatatan naskah dinas dapat berupa Buku Agenda Naskah Masuk/Keluar, dan
Pada
Kartu dasar hukum
Kendali, yang
Takah diawali
maupun dengan
Agenda kata "Mengingat" pada bagian
Elektronik. b. Peraturan Perundang-undangan yang memerintahkan pembentukan Peraturan Perundang-
pembukaan di dalam rancangan kebijakan atau kebijakan tata naskah dinas di undangan.
Lingkungan Pemerintahan Daerah telah mencantumkan Undang-Undang Selanjutnya, Angka 41 Lampiran II Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang
Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan dan Peraturan Pemerintah Nomor 28 Pembentukan Peraturan Perundang-undangan mengamanatkan bahwa, Peraturan
Tahun 2012 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009 Perundang–undangan yang digunakan sebagai dasar hukum hanya Peraturan Perundang–
tentang Kearsipan. undangan yang tingkatannya sama atau lebih tinggi.
Pada dasar hukum yang diawali dengan kata "Mengingat" pada bagian Angka 28 Lampiran II Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan
Lebih lanjut, Angka 45 Lampiran II Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang
pembukaan di dalam rancangan kebijakan atau kebijakan tata naskah dinas di Perundang-undangan jo. Pasal 40 ayat (4) Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-undangan mengamanatkan bahwa, Dasar hukum yang
lingkungan Pemerintahan Daerah telah mencantumkan Undang-Undang Nomor Kearsipan jo. Pasal 32 ayat (3) Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2012 tentang
bukan Undang–Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 tidak perlu
43 Tahun 2009 tentang Kearsipan. Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan.
mencantumkan pasal, tetapi cukup mencantumkan jenis dan nama Peraturan Perundang-
Pada dasar hukum yang diawali dengan kata "Mengingat" pada bagian
Angka 28 Lampiran
undangan II Undang-Undang
tanpa mencantumkan Nomor 12
frasa Republik Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan
Indonesia.
pembukaan di dalam rancangan kebijakan atau kebijakan tata naskah dinas di
Perundang-undangan jo. Pasal 40 ayat (4) Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang
lingkungan Pemerintahan Daerah telah mencantumkan Peraturan Pemerintah
Kearsipan jo. Pasal 32 ayat (3) Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2012 tentang
Nomor 28 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 43 Tahun
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan.
2009 tentang Kearsipan.
Kebijakan tata naskah dinas di lingkungan Pemerintahan Daerah telah
ditetapkan oleh Bupati/Walikota sesuai kewenangannya, atau telah ditetapkan
Pasal 32 ayat (3) Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan Undang-
oleh pejabat lain yang berwenang di lingkungan Pemerintahan Daerah dalam
Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan.
hal terdapat pendelegasian penetapan kebijakan tata naskah dinas dari
Bupati/Walikota.
(*) BUBUHKAN TANDA SILANG (X) UNTUK PILIHAN JAWABAN PADA KOLOM CHECKLIST, KOTAK
BERWARNA HIJAU

NO ASPEK/ KOMPONEN/ PERNYATAAN


I. ASPEK KEBIJAKAN
A. PEMENUHAN

3. Klasifikasi Arsip pada Pemerintahan Daerah

Pada Pemerintahan Daerah belum terdapat Kebijakan Klasifikasi Arsip


a.
yang berlaku di Lingkungannya

b. Telah terdapat rancangan Kebijakan Klasifikasi Arsip

Pemerintahan Daerah telah menyusun rancangan Kebijakan Klasifikasi


b.1
Arsip dengan kriteria sampai dengan 50% terpenuhi dan benar.

Pemerintahan Daerah telah menyusun rancangan Kebijakan Klasifikasi


b.2 Arsip dengan kriteria lebih dari 50% sampai dengan 99% terpenuhi dan
benar, tetapi rancangan masih berada di Lembaga Kearsipan Daerah.

Pemerintahan Daerah telah menyusun rancangan Kebijakan Klasifikasi


Arsip dengan kriteria 100% terpenuhi dan benar, serta rancangan telah
b.3
berada di unit yang menyelenggarakan fungsi hukum atau pihak terkait
lainnya selain Lembaga Kearsipan Daerah.

c. Telah ditetapkan Kebijakan Klasifikasi Arsip

Pemerintahan Daerah telah menetapkan Kebijakan Klasifikasi Arsip


c.1
dengan kriteria sampai dengan 50% terpenuhi dan benar
Pemerintahan Daerah telah menetapkan Kebijakan Klasifikasi Arsip
c.2
dengan kriteria lebih dari 50% sampai dengan 70% terpenuhi dan benar.

Pemerintahan Daerah telah menetapkan Kebijakan Klasifikasi Arsip


c.3
dengan kriteria lebih dari 70% sampai dengan 99% terpenuhi dan benar.

Pemerintahan Daerah telah menetapkan Kebijakan Klasifikasi Arsip


c.4
dengan kriteria 100% terpenuhi dan benar.

NO PERTANYAAN

Perangkat Daerah mendapatkan sosialisasi terkait Kebijakan Klasifikasi


4.
Arsip

Belum terdapat Perangkat Daerah yang mendapatkan sosialisasi terkait


a.
Kebijakan Klasifikasi Arsip.

Lebih dari 0% sampai dengan 50% Perangkat Daerah mendapatkan


b.
sosialisasi terkait Kebijakan Klasifikasi Arsip.

Lebih dari 50% sampai dengan 70% Perangkat Daerah mendapatkan


c.
sosialisasi terkait Kebijakan Klasifikasi Arsip.

Lebih dari 70% sampai dengan 99% Perangkat Daerah mendapatkan


d.
sosialisasi terkait Kebijakan Klasifikasi Arsip.

100% Perangkat Daerah mendapatkan sosialisasi terkait Kebijakan


e.
Klasifikasi Arsip.

TOTAL NILAI KLASIFIKASI ARSIP


LEMBAR KERJA FORMULIR AUDIT SIS

ADA KOLOM CHECKLIST, KOTAK (*) PILIH JAWABAN YA/TIDAK DENGAN MEMBERIKAN TA
PENGAWASAN, KOTAK BERWARNA HIJAU

CHECKLI
KETERANGAN
ST
NO

1.

1.1

1.2

LIHAT LEMBAR
2.
KRITERIA

LIHAT LEMBAR
2.1
KRITERIA

LIHAT LEMBAR
v 2.2
KRITERIA

2.3

LIHAT LEMBAR
3.
KRITERIA
LIHAT LEMBAR
a
KRITERIA

LIHAT LEMBAR
b
KRITERIA

LIHAT LEMBAR v c
KRITERIA

4.

CHECKLI
KETERANGAN 4.1
ST

4.2

4.3

4.4

8.

9.

v 9.1

I ARSIP 9.2

10.
TOTAL PERSENTASE KLASIFIKASI ARSIP (%)
LEMBAR KERJA FORMULIR AUDIT SISTEM KEARSIPAN EKSTERNAL PEM

KEBIJAKAN

(*) PILIH JAWABAN YA/TIDAK DENGAN MEMBERIKAN TANDA SILANG (X) KOLOM PENILAIAN DAN BUBUHK
PENGAWASAN, KOTAK BERWARNA HIJAU

BOBOT PENILAIAN
KRITERIA
(%)
YA

Klasifikasi Arsip telah memuat pengelompokan


berdasarkan Fungsi dan Tugas Pokok Pencipta Arsip

Fungsi Fasilitatif 7.5

Fungsi Substantif 7.5

Klasifikasi Arsip memuat tentang skema Klasifikasi yang


Disusun dalam Bentuk Berjenjang

Pokok Masalah (Nama/Judul Fungsi) 8.3 v

Sub Masalah (Nama/Judul Kegiatan) 8.3 v

Sub-Sub Masalah (Nama/Judul Transaksi Kegiatan) 8.3

Kode klasifikasi memuat ketentuan sistem Kode


15 v
Klasifikasi yang menggunakan:
Angka v

Huruf

Kombinasi angka dan huruf

Unsur-unsur Klasifikasi Arsip terdiri dari:

Kode Klasifikasi 6.25 v

Judul Pokok Masalah 6.25 v

Sub Masalah 6.25 v

Sub-Sub Masalah 6.25 v

Klasifikasi arsip telah mengakomodasi seluruh fungsi


15 v
yang ada pada Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota

Dalam dasar hukum mencantumkan:

Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009 Tentang


2.5 v
Kearsipan

Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2012 Tentang


Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009 2.5 v
Tentang Kearsipan

Kebijakan klasifikasi arsip ditetapkan Bupati/Walikota


TOTAL PERSENTASE KLASIFIKASI ARSIP (%) 100
AN EKSTERNAL PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA (FORMULIR ASKE PEMERI

KEBIJAKAN KLASIFIKASI ARSIP

OM PENILAIAN DAN BUBUHKAN CATATAN APABILA DIPERLUKAN PADA KOLOM CATATAN OBJEK

PENILAIAN
CATATAN OBJEK PENGAWAS
TIDAK

Peraturan Bupati Nomor 63 tahun 2015 tentang Perubahan


Peraturan Bupati Nomor 22 tahun 20115 tentang Tata
v Kearsipan,Peraturan Bupati Nomor 59 tahun 2020 tentang
Pedoman Klasifikasi Arsip dan Peraturan Pemerintah dalam
Negeri Nomor 83 tahun 2022 tentang Kode Klasifikasi Arsip

v
Peraturan Bupati No. 44 Tahun 2012 tentang Pedoman
Pengelolaan Arsip Dinamis Pemerintahkabupaten Tanah Datar
TOTAL SKOR (%)
ULIR ASKE PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA)

M CATATAN OBJEK

SKOR (%) DEFINISI OPERASIONAL

Klasifikasi Arsip telah memuat fungsi dan tugas pokok pencipta arsip.
Fungsi adalah bentuk penyebaran urusan tertentu kepada unit kerja dan/atau
satuan kerja dan menjadi pedoman untuk melakukan kegiatan sebagai
tanggung jawabnya baik fungsi substantif maupun fungsi fasilitatif.

Merupakan kegiatan yang menghasilkan produk administrasi atau penunjang


0
dari tugas yang dilakukan di kesekretariatan.

Merupakan kegiatan pelaksanaan tugas pencipta arsip yang membedakan


0
antara pencipta arsip yang satu dengan yang lain.

Cukup Jelas
Klasifikasi Arsip pada Pemerintah Kabupaten/Kota telah mengatur skema
klasifikasi dengan menuangan Pokok Masalah (Nama/Judul Fungsi). Pokok
masalah merupakan judul pertama dan bersifat umum yang ditulis berdasarkan
8.3 nama fungsi yang tercipta di lingkungan Pemerintah Kabupaten/Kota, bukan
ditulis dengan kata "benda" atau kata yang tidak mencerminkan nama fungsi.
Judul fungsi dapat diberi kode (angka atau huruf kapital) dan singkatan sesuai
Klasifikasi
fungsi yangArsip pada Pemerintah Kabupaten/Kota telah mengatur skema
bersangkutan.
klasifikasi dengan menuangkan Sub Masalah (Nama/Judul Kegiatan). Sub
masalah merupakan sekunder atau jenjang kedua dari fungsi, sehingga
8.3 penentuan sub masalah merupakan jenis-jenis aktivitas yang dilakukan untuk
melaksanakan salah satu fungsi organisasi/instansi. Judul pada sub masalah
dapat berupa
Klasifikasi kode
Arsip angka
pada yang dituangkan
Pemerintah dalam 1telah
Kabupaten/Kota digit,mengatur
2 digit yang sesuai
skema
dengan kebutuhan
klasifikasi pencipta arsip.
dengan menuangkan Sub-sub Masalah (Nama/Judul Transaksi
Kegiatan). Sub-sub masalah merupakan tersier atau jenjang ketiga dari fungsi,
sehingga penentuan sub-sub masalah mencerminkan transaksi kegiatan,
0
bukan menuangkan kata "benda" pada level transaksi kegiatan.

Judul pada sub-sub masalah dapat berupa kode angka yang dituangkan dalam
1 digit, 2 digit atau 3 digit yang sesuai dengan kebutuhan pencipta arsip.
Kode klasifikasi arsip merupakan simbol atau tanda pengenal suatu struktur
15
fungsi yang digunakan untuk membantu menyusun tata letak identitas arsip.
Kode Klasifikasi Arsip pada Pemerintah Kabupaten/Kota telah menuangkan
pilihan yang digunakan dalam menentukan Kode Klasifikasi Arsip dengan
menggunakan angka, huruf, atau kombinasi (angka dan huruf).

Kode Klasifikasi Arsip pada Pemerintah Kabupaten/Kota telah menuangkan


pilihan yang digunakan dalam menentukan kode Klasifikasi Arsip dengan
menggunakan angka, huruf, atau kombinasi (angka dan huruf).

Kode Klasifikasi Arsip pada Pemerintah Kabupaten/Kota telah menuangkan


pilihan yang digunakan dalam menentukan kode Klasifikasi Arsip dengan
menggunakan angka, huruf, atau kombinasi (angka dan huruf).

Klasifikasi Arsip Pemerintah Kabupaten/Kota telah memuat ketentuan


mengenai unsur-unsur kelengkapan Klasifikasi Arsip dengan memuat minimal
Kode klasifikasi merupakan simbol atau tanda pengenal suatu struktur fungsi.
kode klasifikasi, judul pokok masalah, sub masalah, dan sub-sub masalah.
Kode klasifikasi dapat berupa angka, huruf, atau kombinasi (angka dan huruf).
Kode Klasifikasi Arsip sebagai kode pokok masalah (fungsi), kode sub masalah
(kegiatan), dan kode sub-sub masalah (transaksi).
6.25 Sebagai contoh:
kode KP (misalnya untuk mewakili fungsi kepegawaian)
KP.01 (misalnya untuk Kegiatan formasi Kepegawaian)
Judul pokok
KP.01.01 masalahuntuk
(misalnya yang Kegiatan
tertera dalam Klasifikasi
formasi denganArsip mencerminkan
transaksi pokok
penerimaan
masalah
pegawai)(level fungsi) fasilitatif dan subtantif.
6.25
Sebagai contoh:
KP. Kepegawaian (untuk fungsi fasilitatif)
Sub masalah yang tertera dalam Klasifikasi Arsip mencerminkan sub masalah
(level kegiatan) .
6.25
Sebagai contoh:
KP.01. Formasi Kepegawaian
Sub-sub masalah yang tertera dalam Klasifikasi Arsip mencerminkan sub-sub
masalah (level transaksi) .
Sebagai contoh:
6.25
KP.01.01. Penerimaan Pegawai
(contoh, meliputi: usulan dari unit kerja, usulan formasi kepada Menpan, dan
lain sebagainya)
Klasifikasi arsip harus menjamin seluruh fungsi, kegiatan dan transaksi
15
terakomodasi secara lengkap sesuai dengan fungsi dan tugas pencipta arsip.
Pada dasar hukum yang diawali dengan kata "Mengingat" pada bagian
pembukaan di dalam rancangan kebijakan atau kebijakan klasifikasi arsip di
Lingkungan Pemerintah Kabupaten/Kota telah mencantumkan Undang-Undang
Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan dan Peraturan Pemerintah Nomor 28
Tahun 2012 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009
tentang Kearsipan.
Pada dasar hukum yang diawali dengan kata "Mengingat" pada bagian
pembukaan di dalam rancangan kebijakan atau kebijakan Klasifikasi Arsip di
2.5
lingkungan Pemerintah Kabupaten/Kota telah mencantumkan Undang-Undang
Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan.
Pada dasar hukum yang diawali dengan kata "Mengingat" pada bagian
pembukaan di dalam rancangan kebijakan atau kebijakan Klasifikasi Arsip di
2.5 lingkungan Pemerintah Kabupaten/Kota telah mencantumkan Peraturan
Pemerintah Nomor 28 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan Undang-Undang
Kebijakan Klasifikasi
Nomor 43 Tahun 2009Arsip di lingkungan
tentang Pemerintah Kabupaten/Kota telah
Kearsipan.
ditetapkan oleh Pimpinan Pemerintah Kabupaten/Kota sesuai kewenangannya,
atau telah ditetapkan oleh pejabat lain yang berwenang di lingkungan objek
pengawasan kearsipan dalam hal terdapat pendelegasian penetapan kebijakan
Klasifikasi Arsip dari Pimpinan Pemerintah Kabupaten/Kota sesuai
kewenangannya.
77
KETERANGAN

Pasal 5 Peraturan Kepala ANRI Nomor 19 Tahun 2012 tentang Pedoman Penyusunan
Klasifikasi Arsip mengamatkan bahwa dalam penyusunan klasifikasi di kelompokan
berdasarkan fungsi dan tugas pokok pencipta arsip meliputi fungsi fasilitatif dan subtantif.

Penjelasan Pasal 6 ayat (3) Peraturan Kepala ANRI Nomor 19 Tahun 2012 tentang Pedoman
Penyusunan Klasifikasi Arsip, mengamanatkan bahwa Skema klasifikasi meliputi nama atau
judul fungsi, nama kegiatan, dan nama transaksi-transaksi kegiatan. Selain itu terdapat pada
penjelasan pada Lampiran I, Bab III huruf B Angka 1 dan Angka 4 huruf C,serta huruf D
Peraturan Kepala ANRI Nomor 19 Tahun 2012.
Penjelasan Pasal 6 ayat (3) Peraturan Kepala ANRI Nomor 19 Tahun 2012 tentang Pedoman
Penyusunan Klasifikasi Arsip, mengamanatkan bahwa Skema klasifikasi meliputi nama atau
judul fungsi, nama kegiatan, dan nama transaksi-transaksi kegiatan. Selain itu terdapat pada
penjelasan pada Lampiran I, Bab III huruf B Angka 2 dan Angka 4 huruf C, serta huruf D
Peraturan Kepala ANRI Nomor 19 Tahun 2012.
Penjelasan Pasal 6 ayat (3) Peraturan Kepala ANRI Nomor 19 Tahun 2012 tentang Pedoman
Penyusunan Klasifikasi Arsip, mengamanatkan bahwa Skema klasifikasi meliputi nama atau
judul fungsi, nama kegiatan, dan nama transaksi-transaksi kegiatan. Selain itu terdapat pada
penjelasan pada Lampiran I, Bab III huruf B Angka 3 dan Angka 4 huruf C, serta huruf D
Peraturan Kepala ANRI Nomor 19 Tahun 2012.
Penjelasan Pasal 7 ayat (2) Peraturan Kepala ANRI Nomor 19 Tahun 2012 tentang Pedoman
Penyusunan Klasifikasi Arsip bahwa Sistem pengkodean sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
terdiri atas a. angka (numeric), b. huruf (alfabetis); atau, c. kombinasi huruf dan angka
(alphanumeric).
Penjelasan Pasal 7 ayat (2) Peraturan Kepala ANRI Nomor 19 Tahun 2012 tentang Pedoman
Penyusunan Klasifikasi Arsip bahwa Sistem pengkodean sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
terdiri atas:
a. angka (numeric);
b. huruf (alfabetis); atau
c. kombinasi huruf dan angka (alphanumeric). Dan penjelasan Lampiran I Bab III Huruf C
tentang Penggunaan Kode Klasifikasi Arsip.

Angka 28 Lampiran II Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan


Perundang-undangan mengamanatkan bahwa, Dasar hukum diawali dengan kata Mengingat.
Dasar hukum memuat:
Bab II Ketentuan Umum Huruf C Peraturan Kepala ANRI Nomor 19 Tahun 2012 tentang
a.Dasar kewenangan pembentukan Peraturan Perundang-undangan;
Pedoman Penyusunan Klasifikasi Arsip.
dan
b.Peraturan Perundang-undangan yang memerintahkan pembentukan Peraturan Perundang-
undangan.
Selanjutnya, Angka 41 Lampiran II Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-undangan mengamanatkan bahwa, Peraturan
Perundang–undangan yang digunakan sebagai dasar hukum hanya Peraturan Perundang–
undangan yang tingkatannya sama atau lebih tinggi.
Angka 28 Lampiran II Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan
Lebih lanjut, Angka 45 Lampiran II Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang
Perundang-undangan jo. Pasal 40 ayat (4) Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-undangan mengamanatkan bahwa, Dasar hukum yang
Kearsipan jo. Pasal 32 ayat (3) Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2012 tentang
bukan Undang–Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 tidak perlu
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan.
mencantumkan pasal, tetapi cukup mencantumkan jenis dan nama Peraturan Perundang-
Angka 28 Lampiran
undangan II Undang-Undang
tanpa mencantumkan Nomor 12
frasa Republik Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan
Indonesia.
Perundang-undangan jo. Pasal 40 ayat (4) Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang
Kearsipan jo. Pasal 32 ayat (3) Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2012 tentang
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan.

Pasal 32 ayat (3) Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan Undang-
Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan.
(*) BUBUHKAN TANDA SILANG (X) UNTUK PILIHAN JAWABAN PADA KOLOM CHECKLIST, KOTAK
BERWARNA HIJAU

NO ASPEK/ KOMPONEN/ PERNYATAAN

I. ASPEK KEBIJAKAN

A. PEMENUHAN

Sistem Klasifikasi Keamanan dan Akses Arsip Dinamis pada Pemerintahan


5.
Daerah

Pada Pemerintahan Daerah belum terdapat Kebijakan Sistem Klasifikasi


a.
Keamanan dan Akses Arsip Dinamis yang berlaku di Lingkungannya

Telah terdapat rancangan Kebijakan Sistem Klasifikasi Keamanan dan


b.
Akses Arsip Dinamis

Pemerintahan Daerah telah menyusun rancangan Kebijakan Sistem


b.1 Klasifikasi Keamanan dan Akses Arsip Dinamis dengan kriteria sampai
dengan 50% terpenuhi dan benar.

Pemerintahan Daerah telah menyusun rancangan Kebijakan Sistem


Klasifikasi Keamanan dan Akses Arsip Dinamis dengan kriteria lebih dari
b.2
50% sampai dengan 99% terpenuhi dan benar, tetapi rancangan masih
berada di Lembaga Kearsipan Daerah.

Pemerintahan Daerah telah menyusun rancangan Kebijakan Sistem


Klasifikasi Keamanan dan Akses Arsip Dinamis dengan kriteria 100%
b.3 terpenuhi dan benar, serta rancangan telah berada di unit yang
menyelenggarakan fungsi hukum atau pihak terkait lainnya selain
Lembaga Kearsipan Daerah.
Telah ditetapkan Kebijakan Sistem Klasifikasi Keamanan dan Akses Arsip
c.
Dinamis

Pemerintahan Daerah telah menetapkan Kebijakan Sistem Klasifikasi


c.1 Keamanan dan Akses Arsip Dinamis dengan kriteria sampai dengan 50%
terpenuhi dan benar

Pemerintahan Daerah telah menetapkan Kebijakan Sistem Klasifikasi


c.2 Keamanan dan Akses Arsip Dinamis dengan kriteria lebih dari 50% sampai
dengan 70% terpenuhi dan benar.

Pemerintahan Daerah telah menetapkan Kebijakan Sistem Klasifikasi


c.3 Keamanan dan Akses Arsip Dinamis dengan kriteria lebih dari 70% sampai
dengan 99% terpenuhi dan benar.

Pemerintahan Daerah telah menetapkan Kebijakan Sistem Klasifikasi


c.4 Keamanan dan Akses Arsip Dinamis dengan kriteria 100% terpenuhi dan
benar.

NO PERTANYAAN

Perangkat Daerah mendapatkan sosialisasi terkait Kebijakan Sistem


6.
Klasifikasi Keamanan dan Akses Arsip Dinamis

Belum terdapat Perangkat Daerah yang mendapatkan sosialisasi terkait


a.
Kebijakan Sistem Klasifikasi Keamanan dan Akses Arsip Dinamis.

Lebih dari 0% sampai dengan 50% Perangkat Daerah mendapatkan


b. sosialisasi terkait Kebijakan Sistem Klasifikasi Keamanan dan Akses Arsip
Dinamis.
Lebih dari 50% sampai dengan 70% Perangkat Daerah mendapatkan
c. sosialisasi terkait Kebijakan Sistem Klasifikasi Keamanan dan Akses Arsip
Dinamis.
Lebih dari 70% sampai dengan 99% Perangkat Daerah mendapatkan
d. sosialisasi terkait Kebijakan Sistem Klasifikasi Keamanan dan Akses Arsip
Dinamis.

100% Perangkat Daerah mendapatkan sosialisasi terkait Kebijakan Sistem


e.
Klasifikasi Keamanan dan Akses Arsip Dinamis.

TOTAL NILAI SKKAAD


LEMBAR KERJA FORMULIR AUDIT SISTEM KEA

KEB

ADA KOLOM CHECKLIST, KOTAK (*) PILIH JAWABAN YA/TIDAK DENGAN MEMBERIKAN T
KOLOM CATATAN OBJEK PENGAWASAN, KOTAK BERW

KETERANGAN CHECKLIST

NO

1.

a.

b.

LIHAT LEMBAR
c.
KRITERIA

LIHAT LEMBAR
d.
KRITERIA

LIHAT LEMBAR v 2.
KRITERIA
2.1

LIHAT LEMBAR
2.2
KRITERIA

LIHAT LEMBAR v 3.
KRITERIA

LIHAT LEMBAR
3.1
KRITERIA

LIHAT LEMBAR
3.2
KRITERIA

4.

KETERANGAN CHECKLIST 4.1

4.2

v 4.3

4.4
4.5

4.6

4.7

AD 5.

6.

7.

7.1.

7.2.

TOAL PERSENTASE SKKAAD (%)


AR KERJA FORMULIR AUDIT SISTEM KEARSIPAN EKSTERNAL PEMERINTAH

KEBIJAKAN SISTEM KLASIFIKASI KEAMAN

(*) PILIH JAWABAN YA/TIDAK DENGAN MEMBERIKAN TANDA SILANG (X) KOLOM PENILAIAN DAN BUBUHK
KOLOM CATATAN OBJEK PENGAWASAN, KOTAK BERWARNA HIJAU

PENILAIAN
BOBOT
KRITERIA
(%)

YA

Sistem Klasifikasi Keamanan dan Akses Arsip Dinamis


memuat ketentuan terkait Penentuan Klasifikasi 10 v
Keamanan (sekurang-kurangnya 2 (dua) tingkat/derajat)

Sangat Rahasia v

Rahasia v

Terbatas v

Biasa/Terbuka v

Sistem Klasifikasi Keamanan dan Akses Arsip Dinamis


memuat ketentuan terkait Penggolongan Pengguna
yang Berhak Mengakses Arsip Dinamis
Pengguna yang Berhak di Lingkungan Internal 10 v

Pengguna yang Berhak di Lingkungan Eksternal 10 v

Sistem Klasifikasi Keamanan dan Akses Arsip Dinamis


memuat ketentuan terkait Pengamanan Fisik Maupun
Informasi Arsip Dinamis sesuai Tingkat Klasifikasi

Penyimpanan 9 v

Penyampaian 9 v

Sistem Klasifikasi Keamanan dan Akses Arsip Dinamis


memuat ketentuan terkait memuat Daftar Arsip Dinamis
berdasarkan Klasifikasi Keamanan dan Akses Arsip
Dinamis yang terdiri dari:
Nomor 1

Kode Klasifikasi 3 v

Jenis Arsip 4.5

Klasifikasi Keamanan 4.5 v


Hak Akses 5.5 v

Dasar Pertimbangan 5.5

Unit Pengolah 3

Jenis arsip pada daftar Daftar Arsip Dinamis


berdasarkan klasifikasi keamanan dan akses arsip
dinamis telah mengakomodasi seluruh fungsi yang 10 v
tercantum dalam Klasifikasi Arsip Pemerintahan Daerah
Kabupaten/Kota
Jenis Arsip pada klasifikasi keamanan dan akses arsip
dinamis selaras dengan jenis arsip pada Klasifikasi Arsip 10 v
yang berlaku

Dalam dasar hukum mencantumkan:

Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009 Tentang


2.5 v
Kearsipan

Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2012 Tentang


Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009 2.5 v
Tentang Kearsipan

Kebijakan sistem klasifikasi dan keamanan akses arsip


dinamis ditetapkan pimpinan Pemerintah v
Provinsi/Kabupaten/Kota

TOAL PERSENTASE SKKAAD (%) 100 TOTAL


ERNAL PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA (FORMULIR ASKE PEMERINTAH KA

KLASIFIKASI KEAMANAN DAN AKSES ARSIP DINAMIS

OM PENILAIAN DAN BUBUHKAN CATATAN APABILA DIPERLUKAN PADA

PENILAIAN

CATATAN OBJEK PENGAWAS SKOR (%)

TIDAK

10
10

10

v 0

v 3

v 0

4.5
5.5

v 0

v 0

10

10

2.5

2.5

TOTAL SKOR (%) 86


MULIR ASKE PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA)

MIS

DEFINISI OPERASIONAL

Klasifikasi Keamanan dan Akses Arsip Dinamis telah memuat ketentuan


keempat tingkat klasifikasi keamanan seperti Sangat Rahasia, Rahasia,
Terbatas dan Biasa/Terbuka yang disesuaikan dengan kepentingan dan kondisi
setiap lembaga. Penentuan klasifikasi keamanan sekurang-kurangnya 2
tingkat/derajat.
Penentuan klasifikasi keamanan dan akses hanya pilihan sekurang-kurangnya
2 (dua) tingkat/derajat.
Pilihan saja apakah tertera penentuan tingkat/derajat Sangat Rahasia.
Penentuan klasifikasi keamanan dan akses hanya pilihan sekurang-kurangnya
2 (dua) tingkat/derajat.
Pilihan saja apakah tertera penentuan tingkat/derajat Rahasia.

Penentuan klasifikasi keamanan dan akses hanya pilihan sekurang-kurangnya


2 (dua) tingkat/ derajat. Pilihan saja apakah tertera penentuan tingkat/derajat
Terbatas.

Penentuan klasifikasi keamanan dan akses hanya pilihan sekurang-kurangnya


2 (dua) tingkat/ derajat.
Pilihan saja apakah tertera penentuan tingkat/derajat Biasa/Terbuka.

Sistem Klasifikasi Keamanan dan Akses Arsip Dinamis telah memuat


Penggolongan Pengguna yang Berhak Mengakses Arsip Dinamis baik internal
maupu eksternal.
Dalam klasifikasi keamanan dan akses arsip dinamis menyebutkan pengguna
yang berhak di lingkungan internal seperti:
1. disebutkan Penentu Kebijakan yang terdapat pada Pemerintah
Kabupaten/Kota yang mempunyai kewenangan untuk mengakses seluruh arsip
yang berada di bawah kewenangannya, mulai dari pimpinan tingkat tertinggi,
pimpinan tingkat tinggi, dan pimpinan tingkat menengah. (disebutkan secara
jelas siapakah "penentu kebijakan").
2. disebutkan Pimpinan Tingkat Menengah (satu tingkat di bawah pimpinan
tingkat tinggi) yang terdapat pada Pemerintah Kabupaten/Kota yang
mempunyai kewenangan untuk mengakses seluruh arsip yang berada di bawah
kewenangannya dengan tingkat klasifikasi biasa, tetapi tidak diberikan hak
akses untuk arsip dengan tingkat klasifikasi terbatas, rahasia, dan sangat
rahasia yang terdapat pada pimpinan tingkat tertinggi, pimpinan tingkat tinggi,
pimpinan tingkat menengah, dan yang satu tingkat di atas unit kerjanya kecuali
telah mendapatkan izin. (disebutkan secara jelas siapakah "pimpinan tingkat
menengah").
3. disebutkan Pengawas Internal yang terdapat pada Pemerintah
Kabupaten/Kota yang mempunyai kewenangan untuk mengakses seluruh arsip
pada pencipta arsip dalam rangka melaksanakan fungsi pengawasan internal
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, seperti pengawasan
yang dilakukan oleh Inspektorat dan Satuan Pengawas Internal (SPI).
(disebutkan secara jelas siapakah "Pengawas Internal").

Dalam klasifikasi keamanan dan akses arsip dinamis menyebutkan pengguna


yang berhak di lingkungan eksternal seperti publik, pengawas eksternal, dan
aparat penegak hukum. (disebutkan secara jelas siapa "publik', siapa
"pengawas eksternal", "siapa aparat penegak hukum").
Sistem Klasifikasi Keamanan dan Akses Arsip Dinamis telah memuat ketentuan
pengamanan fisik maupun informasi arsip dinamis sesuai tingkat klasifikasi
yang terdiri dari ketentuan penyimpanan dan penyampaian fisik arsip
berdasarkan tingkat klasifikasi keamanannya.
Dalam klasifikasi keaman dan akses arsip dinamis menjelaskan terkait
penanganan fisik maupun informasi arsip dinamis sesuai dengan tingkat
klasifikasi dapat dilakukan dengan memperhatikan media arsip. Pengaturan
pengguna arsip serta prasarana dan sarana kearsipan.

Penyampaian dalam rangka penanganan fisik maupun informasi arsip dinamis


sesuai dengan tingkat klasifikasi dapat dilakukan melalui pengiriman yang
dilindungi. Ketentuan ini dapat dimuat dalam sistem klasifikasi keamanan dan
akses arsip dinamis maupun di peraturan lainnya yang memuat ketentuan
penyampaian sesuai sistem klasifikasi keamaanan dan akses arsip dinamis.
Sistem klasifikasi keamanan dan akses arsip dinamis yang telah disusun harus
memuat ketentuan format daftar arsip dinamis beserta isi daftar arsip
berdasarkan klasifikasi keamanan dan akses arsip dinamis.
diisi dengan nomor urut

diisi dengan kode angka, huruf atau gabungan angka dan huruf yang akan
berguna untuk mengintegrasikan antara penciptaan, penyimpanan, dan
penyusutan arsip dalam satu kode yang sama sehingga memudahkan
pengelolaan. Dapat diambil dari kebijakan Klasifikasi arsip.
diisi dengan judul dan uraian singkat yang menggambarkan isi dari jenis/seri
arsip. Dapat diambil dari jenis arsip yang tertuang dalam Klasifikasi Arsip.

diisi dengan tingkat keamanan dari masing-masing jenis/seri arsip yaitu sangat
Rahasia, Rahasia, Terbatas atau Biasa/Terbuka.
diisi dengan nama jabatan yang dapat melakukan pengaksesan terhadap arsip
berdasarkan tingkat/ derajat klasifikasi.

diisi dengan uraian yang menerangkan alasan pengkategorian arsip sebagai


Sangat Rahasia, Rahasia dan Terbatas.

diisi dengan unit kerja yang bertanggung jawab terhadap keselamatan dan
keamanan fisik dan informasi arsip yang dikategorikan Sangat Rahasia,
Rahasia dan Terbatas.

Cukup jelas

jenis arsip pada sistem klasifikasi keamanan dan akses arsip dinamis sama
dengan jenis arsip yang tertuang dalam Klasifikasi Arsip.

Cukup jelas

Pada dasar hukum yang diawali dengan kata "Mengingat" pada bagian
pembukaan di dalam rancangan kebijakan atau kebijakan sistem klasifikasi
keamanan dan akses arsip dinamis di lingkungan Pemerintah Kabupaten/Kota
telah mencantumkan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang
Kearsipan.

Pada dasar hukum yang diawali dengan kata "Mengingat" pada bagian
pembukaan di dalam rancangan kebijakan atau kebijakan sistem klasifikasi
keamanan dan akses arsip dinamis di lingkungan Pemerintah Kabupaten/Kota
telah mencantumkan Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2012 tentang
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan.

Kebijakan sistem klasifikasi keamanan dan akses arsip dinamis di Lingkungan


Pemerintah Kabupaten/Kota telah ditetapkan oleh Bupati/Walikota selaku
Pimpinan Pemerintah Kabupaten/Kota sesuai kewenangannya, atau telah
ditetapkan oleh pejabat lain yang berwenang di lingkungan objek pengawasan
kearsipan pimpinan Pemerintah Kabupaten/Kota dalam hal terdapat
pendelegasian penetapan kebijakan sistem klasifikasi keamanan dan akses
arsip dinamis dari Pimpinan Pemerintah Kabupaten/Kota sesuai
kewenangannya.
KETERANGAN

Lampiran Peraturan Kepala ANRI Nomor 17 Tahun 2011 tentang Pedoman Pembuatan Sistem
Klasifikasi Keamanan dan Akses Arsip Dinamis, Bab III Huruf B Angka 4 Penentuan Kategori
Klasifikasi Keamanan.
Lampiran Peraturan Kepala ANRI Nomor 17 Tahun 2011 tentang Pedoman Pembuatan Sistem
Klasifikasi Keamanan dan Akses Arsip Dinamis, Bab III Huruf B Angka 4 Penentuan Kategori
Klasifikasi Keamanan,
Lampiran Peraturan huruf ANRI
Kepala a "Sangat
NomorRahasia" apabila
17 Tahun 2011diketahui oleh pihakPembuatan
tentang Pedoman yang tidak Sistem
berhak
dapat membahayakan kedaulatan negara, keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik
Klasifikasi Keamanan dan Akses Arsip Dinamis, Bab III Huruf B Angka 4 Penentuan Kategori
Indonesia, dan keselamatan
Klasifikasi Keamanan, huruf bbangsa.
"Rahasia" apabila diketahui oleh pihak yang tidak berhak dapat
mengakibatkan terganggunya fungsi penyelenggaraan negara, sumber daya nasional,
ketertiban umum, termasuk dampak ekonomi makro. Apabila informasi yang terdapat dalam
arsip bersifat sensitif bagi lembaga/organisasi akan menimbulkan kerugian yang serius
Lampiran Peraturan
terhadap privacy, Kepala ANRI
keuntungan Nomor hilangnya
kompetitif, 17 Tahun kepercayaan,
2011 tentang Pedoman Pembuatan
serta merusak Sistem
kemitraan dan
Klasifikasi
reputasi. Keamanan dan Akses Arsip Dinamis, Bab III Huruf B Angka 4 Penentuan Kategori
Klasifikasi Keamanan, huruf c "terbatas" apabila diketahui oleh pihak yang tidak berhak dapat
mengakibatkan terganggunya pelaksanaan fungsi dan tugas lembaga pemerintahan, seperti
kerugian finansial yang signifikan.

Lampiran Peraturan Kepala ANRI Nomor 17 Tahun 2011 tentang Pedoman Pembuatan Sistem
Klasifikasi Keamanan dan Akses Arsip Dinamis, Bab III Huruf B Angka 4 Penentuan Kategori
Klasifikasi Keamanan, huruf d "Biasa/Terbuka" apabila dibuka untuk umum tidak membawa
dampak apapun terhadap keamanan negara.

Lampiran Peraturan Kepala ANRI Nomor 17 Tahun 2011 tentang Pedoman Pembuatan Sistem
Klasifikasi Keamanan dan Akses Arsip Dinamis, Bab III Huruf B Nomor 5 Penggologan Hak
Akses Arsip Dinamis.
Lampiran Peraturan Kepala ANRI Nomor 17 Tahun 2011 tentang Pedoman Pembuatan Sistem
Klasifikasi Keamanan dan Akses Arsip Dinamis, Bab III Huruf B Angka 5 Penggologan Hak
Akses Arsip Dinamis, huruf a Pengguna yang berhak di lingkungan internal instansi.

Lampiran Peraturan Kepala ANRI Nomor 17 Tahun 2011 tentang Pedoman Pembuatan Sistem
Klasifikasi Keamanan dan Akses Arsip Dinamis, Bab III Huruf B Angka 5 Penggologan Hak
Akses Arsip Dinamis, huruf b Pengguna yang berhak di lingkungan ekternal instansi.

Lampiran Peraturan Kepala ANRI Nomor 17 Tahun 2011 tentang Pedoman Pembuatan Sistem
Klasifikasi Keamanan dan Akses Arsip Dinamis, Bab III Huruf B Nomor 6 Pengamanan Tingkat
Klasifikasi.

Lampiran Peraturan Kepala ANRI Nomor 17 Tahun 2011 tentang Pedoman Pembuatan Sistem
Klasifikasi Keamanan dan Akses Arsip Dinamis, Bab III Huruf B Nomor 6 angka 1 Tabel 3.
Tabel Pengamanan Arsip Dinamis sesuai Tingkat Klasifikasi Keamanan.

Lampiran Peraturan Kepala ANRI Nomor 17 Tahun 2011 tentang Pedoman Pembuatan Sistem
Klasifikasi Keamanan dan Akses Arsip Dinamis, Bab III Huruf B Nomor 6 angka 2 Tabel 4.
Prosedur Pengiriman Informasi.
Lampiran Peraturan Kepala ANRI Nomor 17 Tahun 2011 tentang Pedoman Pembuatan Sistem
Klasifikasi Keamanan dan Akses Arsip Dinamis, Bab IV huruf A "Format Daftar Arsip Dinamis
berdasarkan Klasifikasi Keamanan dan Akses Arsip Dinamis terdiri atas: nomor, kode
klasifikasi, jenis arsip, klasifikasi keamanan, hak akses, dasar pertimbangan, dan unit
pengolah".
Tabel Daftar Arsip Dinamis Berdasarkan Klasifikasi Keamanan dan Akses Arsip Dinamis

Tabel Daftar Arsip Dinamis Berdasarkan Klasifikasi Keamanan dan Akses Arsip Dinamis

Tabel Daftar Arsip DinamisBerdasarkan Klasifikasi Keamanan dan Akses Arsip Dinamis.

Tabel Daftar Arsip Dinamis Berdasarkan Klasifikasi Keamanan dan Akses Arsip Dinamis
Tabel Daftar Arsip Dinamis Berdasarkan Klasifikasi Keamanan dan Akses Arsip Dinamis

Tabel Daftar Arsip Dinamis Berdasarkan Klasifikasi Keamanan dan Akses Arsip Dinamis

Tabel Daftar Arsip Dinamis Berdasarkan Klasifikasi Keamanan dan Akses Arsip Dinamis

Pasal 32 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan Undnag-
Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan, mengamatkan bahwa Pembuatan dan
penerimaan arsip sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan berdasarkan tata naskah
dinas, klasifikasi arsip, serta sistem klasifikasi keamanan dan akses arsip.

Angka 28 Lampiran II Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan


Perundang-undangan jo. Pasal 40 ayat (4) Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang
Kearsipan jo. Pasal 32 ayat (3) Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2012 tentang
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan.

Angka 28 Lampiran II Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan


Perundang-undangan jo. Pasal 40 ayat (4) Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang
Kearsipan jo. Pasal 32 ayat (3) Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2012 tentang
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan.

Pasal 32 ayat (3) Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan Undang-
Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan, dan Bab II Ketentuan Umum, Lampiran
Peraturan Kepala ANRI Nommor 17 Tahun 2011 tentang Pedoman Pembuatan Sistem
Klasifikasi Keamanan dan Akses Arsip Dinamis yang menjelaskan Sistem Klasifikasi
Keamanan dan Akses Arsip Dinamis harus ditetapkan oleh pimpinan pencipta arsip. Pencipta
Arsip yang dimaksud adalah lembaga negara, pemerintahan daerah, lembaga pendidikan,
perusahaan, organisasi politik, organisasi kemasyarakatan.
(*) BUBUHKAN TANDA SILANG (X) UNTUK PILIHAN JAWABAN PADA KOLOM CHECKLIST, KOTAK
BERWARNA HIJAU

NO ASPEK/ KOMPONEN/ PERNYATAAN


I. ASPEK KEBIJAKAN

A. PEMENUHAN

7. Jadwal Retensi Arsip Fasilitatif pada Pemerintahan Daerah

Pada Pemerintahan Daerah belum terdapat Kebijakan Jadwal Retensi


a.
Arsip Fasilitatif yang berlaku di Lingkungannya

b. Telah terdapat rancangan Kebijakan Jadwal Retensi Arsip Fasilitatif

Pemerintahan Daerah telah menyusun rancangan Kebijakan Jadwal


b.1 Retensi Arsip Fasilitatif dengan kriteria sampai dengan 50% terpenuhi dan
benar.

Pemerintahan Daerah telah menyusun rancangan Kebijakan Jadwal


Retensi Arsip Fasilitatif dengan kriteria lebih dari 50% sampai dengan 99%
b.2
terpenuhi dan benar, tetapi rancangan masih berada di Lembaga
Kearsipan Daerah.

Pemerintahan Daerah telah menyusun rancangan Kebijakan Jadwal


Retensi Arsip Fasilitatif dengan kriteria 100% terpenuhi dan benar, serta
b.3
rancangan telah berada di unit yang menyelenggarakan fungsi hukum atau
pihak terkait lainnya selain Lembaga Kearsipan Daerah.

c. Telah ditetapkan Kebijakan Jadwal Retensi Arsip Fasilitatif


Pemerintahan Daerah telah menetapkan Kebijakan Jadwal Retensi Arsip
c.1
Fasilitatif dengan kriteria sampai dengan 50% terpenuhi dan benar

Pemerintahan Daerah telah menetapkan Kebijakan Jadwal Retensi Arsip


c.2 Fasilitatif dengan kriteria lebih dari 50% sampai dengan 70% terpenuhi dan
benar.

Pemerintahan Daerah telah menetapkan Kebijakan Jadwal Retensi Arsip


c.3 Fasilitatif dengan kriteria lebih dari 70% sampai dengan 99% terpenuhi dan
benar.

Pemerintahan Daerah telah menetapkan Kebijakan Jadwal Retensi Arsip


c.4
Fasilitatif dengan kriteria 100% terpenuhi dan benar.

NO PERTANYAAN
Perangkat Daerah mendapatkan sosialisasi terkait Kebijakan Jadwal
8.
Retensi Arsip Fasilitatif

Belum terdapat Perangkat Daerah yang mendapatkan sosialisasi terkait


a.
Kebijakan Jadwal Retensi Arsip Fasilitatif.

Lebih dari 0% sampai dengan 50% Perangkat Daerah mendapatkan


b.
sosialisasi terkait Kebijakan Jadwal Retensi Arsip Fasilitatif.

Lebih dari 50% sampai dengan 70% Perangkat Daerah mendapatkan


c.
sosialisasi terkait Kebijakan Jadwal Retensi Arsip Fasilitatif.

Lebih dari 70% sampai dengan 99% Perangkat Daerah mendapatkan


d.
sosialisasi terkait Kebijakan Jadwal Retensi Arsip Fasilitatif.

100% Perangkat Daerah mendapatkan sosialisasi terkait Kebijakan Jadwal


e.
Retensi Arsip Fasilitatif.

TOTAL NILAI JRA FASILITATIF


LEMBAR KERJA FORMULIR AUDIT SIST

ADA KOLOM CHECKLIST, KOTAK (*) PILIH JAWABAN YA/TIDAK DENGAN MEMBERIKAN TA
OBJEK PENGAWASAN, KOTAK BERWARNA HIJAU

CHECKLIS
KETERANGAN
T NO

7.1

7.2

7.2.1

LIHAT LEMBAR
7.2.2
KRITERIA

LIHAT LEMBAR
7.2.3
KRITERIA

LIHAT LEMBAR
7.3
KRITERIA

7.4
LIHAT LEMBAR
7.5
KRITERIA

LIHAT LEMBAR
7.5.1
KRITERIA

LIHAT LEMBAR v 7.5.2


KRITERIA

LIHAT LEMBAR
KRITERIA

TOTAL PRESENTASE JRA FASILITATIF (%)


CHECKLIS
KETERANGAN
T

ITATIF
LEMBAR KERJA FORMULIR AUDIT SISTEM KEARSIPAN EKSTERNAL PEME

KEBIJAKAN JADWAL R

(*) PILIH JAWABAN YA/TIDAK DENGAN MEMBERIKAN TANDA SILANG (X) KOLOM PENILAIAN DAN BUBUHK
OBJEK PENGAWASAN, KOTAK BERWARNA HIJAU

BOBOT PENILAIAN
KRITERIA
(%)
YA

JRA FASILITATIF

JRA Fasilitatif telah mendapatkan Persetujuan Kepala


15 v
Arsip Nasional Republik Indonesia

Kebijakan JRA Fasilitatif memuat ketentuan yang terdiri


dari:

Format (Nomor Urut, Jenis/Series, Retensi


5 v
Keterangan/Nasib Akhir

Retensi Arsip dinyatakan dalam Angka dan Kalimat


5 v
Pernyataan Closed File

Penentuan Retensi Arsip dan Nasib Akhir dalam JRA


sesuai Pedoman Retensi Arsip sesuai Urusan yang 15 v
ditetapkan oleh Kepala ANRI

JRA Fasilitatif telah mengakomodasi seluruh fungsi


25 v
fasilitatif

Jenis arsip yang terdapat dalam JRA disusun


25
berdasarkan Klasifikasi Arsip
Pada dasar hukum yang diawali dengan kata
"Mengingat" pada bagian pembukaan di dalam
kebijakan JRA Fasilitatif telah memuat:

Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang


5 v
Kearsipan

Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2012 tentang


Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009 5 v
Tentang Kearsipan

Pengesahan JRA Fasilitatif oleh Bupati/Walikota selaku


v
pimpinan pencipta arsip

TOTAL PRESENTASE JRA FASILITATIF (%) 100


N EKSTERNAL PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA (FORMULIR ASKE PEMERIN

KEBIJAKAN JADWAL RETENSI ARSIP FASILITATIF

OM PENILAIAN DAN BUBUHKAN CATATAN APABILA DIPERLUKAN PADA KOLOM CATATAN

PENILAIAN
CATATAN OBJEK PENGAWAS SKOR (%)
TIDAK

Persetujuan ANRI…………. 15

Peraturan Bupati Nomor 58 tahun 2020 tentang Jadwal Retensi


5
Arsip Fasilitatif Non Keuangan dan Non Kepegawaian

15

Peraturan Bupati Kab. Tanah Datar No. 68 tahun 2020 ttg JRA
Fasilitatif Fungsi Keuangan, Untuk fungsi kepegawaian tercantum
25
dalam Peraturan Bupati Kab. Tanah Datar Nomor 69 Tahun 2020
ttg JRA Substantif

v 0
5

Untuk sosialisasi telah di himpum dalam JDIH dan kegiatan


sosialisasi tgl 14 Desember 2021 untuk SKPD

TOTAL SKOR (%) 75


SKE PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA)

DEFINISI OPERASIONAL

JRA Fasilitatif adalah JRA yang berisi jangka waktu penyimpanan atau retensi
dari jenis-jenis arsip yang dihasilkan dari kegiatan atau fungsi fasilitatif antara
lain keuangan, kepegawaian, kehumasan, perlengkapan dan ketatausahaan.

Sebelum kebijakan JRA Fasilitatif ditetapkan oleh Gubernur selaku pimpinan


pencipta arsip, rancangan JRA Fasilitatif telah mendapatkan persetujuan dari
Kepala ANRI yang dibuktikan dengan surat persetujuan JRA oleh Kepala ANRI.

Cukup jelas.

JRA Fasilitatif memuat kolom nomor, jenis arsip, retensi aktif, retensi inaktif dan
keterangan.

Retensi arsip adalah jangka waktu penyimpanan arsip di unit pengolah untuk
mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi yang terdiri dari retensi aktif dan
retensi inaktif yang dinyatakan dalam angka dan kalimat pernyataan (Closed
file). Closed file adalah pernyataan suatu kegiatan dinyatakan selesai atau
berkas sudah dinyatakan lengkap dan tidak berubah lagi sebagai awal
penentuan retensi arsip. Pernyataan closed file dituangkan pada kolom retensi
arsip aktif pada jadwal retensi arsip.

Penentuan retensi arsip dan keterangan disusun berdasarkan pada pedoman


retensi arsip sesuai urusan (minimal).

Jenis arsip pada JRA Fasilitatif telah mengakomodasi seluruh fungsi fasilitatif di
Pemerintahan Daerah Provinsi. Jika jenis arsip pada JRA Fasilitatif belum
seluruhnya mengakomodasi fungsi fasilitatif, maka jumlah jenis arsip yang
terdapat dalam JRA Fasilitatif dibagi jumlah fungsi fasilitatif pada Pemerintahan
Daerah Provinsi.
Jenis arsip yang terdapat pada jadwal retensi arsip sama dengan jenis arsip
yang terdapat pada klasifikasi arsip.
Dasar hukum dicantumkan pada seluruh kebijakan JRA.

Pada dasar hukum yang diawali dengan kata "Mengingat" pada bagian
pembukaan di dalam rancangan kebijakan atau kebijakan Jadwal Retensi Arsip
di lingkungan Pemerintah Daerah telah mencantumkan Undang-Undang Nomor
43 Tahun 2009 tentang Kearsipan.
Pada dasar hukum yang diawali dengan kata "Mengingat" pada bagian
pembukaan di dalam rancangan kebijakan atau kebijakan Jadwal Retensi Arsip
di lingkungan Pemerintah Daerah telah mencantumkan Peraturan Pemerintah
Nomor 28 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 43 Tahun
2009 tentang Kearsipan.

Pengesahan JRA adalah penetapan JRA dalam bentuk peraturan atau


keputusan oleh Walikota/Bupati selaku pimpinan pencipta arsip.
KETERANGAN

Penjelasan Pasal 53 Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan


Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan.

Surat persetujuan dari Kepala ANRI terkait JRA Fasilitatif dapat dicantumkan pada dasar
hukum yang diawali dengan kata "mengingat" atau "mempertimbangkan". Surat persetujuan
dari Kepala ANRI dapat juga dilampirkan pada Peraturan terkait kebijakan JRA Fasilitatif.
Dengan aplikasi pengawasan Pemerintahan Daerah Provinsi agar mengunggah surat
persetujuan dari Kepala ANRI.

Pasal 10 ayat 2 Peraturan Kepala ANRI Nomor 22 Tahun 2015 Tentang Tata Cara Penetapan
Jadwal Retensi Arsip.

Penjelasan Pasal 54 ayat 1 Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2012 Pasal 54 Peraturan
Pemerintah Nomor 28 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 43 Tahun
2009 tentang Kearsipan, Peraturan Kepala ANRI Nomor 22 Tahun 2015 tentang Tata Cara
Penetapan Jadwal Retensi Arsip, Penentuan masa retensi arsip dihitung sejak kegiatan
dinyatakan selesai atau closed file. Pasal 4 Peraturan Kepala ANRI Nomor 14 Tahun 2015
tentang Tata Cara Penyusunan Pedoman Retensi Arsip.

Pasal 54 Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan Undang-Undang


Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan, Peraturan Kepala ANRI Nomor 22 Tahun 2015
tentang Tata Cara Penetapan Jadwal Retensi Arsip, Peraturan Kepala ANRI Nomor 6 Tahun
2013 tentang Pedoman Retensi Arsip Keuangan sebagaimana telah beberapakali diubah
terakhir dengan Peraturan Kepala ANRI Nomor 14 Tahun 2017, Peraturan Kepala ANRI Nomor
22 Tahun 2017 tentang Pedoman Retensi Arsip Urusan Kepegawaian, dls.
Penjelasan Pasal 53 ayat (1) paragraf kedua Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2012
tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan menegaskan
bahwa JRA fasilitatif adalah JRA yang berisi jangka waktu penyimpanan atau retensi dari jenis-
jenis arsip yang dihasilkan dari kegiatan atau fungsi fasilitatif antara lain keuangan,
kepegawaian, kehumasan, perlengkapan, dan ketatausahaan.
Peraturan Kepala ANRI Nomor 19 Tahun 2012 tentang Penyusunan Klasifikasi Arsip
Bab I Huruf a paragraf terakhir.
Angka 28 Lampiran II Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan
Perundang-undangan menegaskan bahwa dasar hukum diawali dengan kata Mengingat.
Dasar hukum memuat:
a. Dasar kewenangan pembentukan Peraturan Perundangundangan;
dan
b. Peraturan Perundang-undangan yang memerintahkan
pembentukan Peraturan Perundang-undangan
Pencipta arsip membuat JRA merupakan amanat dari Pasal 40 ayat 4 Undang-Undang Nomor
43 Tahun 2009 tentang Kearsipan.

Pasal 53 ayat 1 Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan Undang-
Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan mengamanatkan bahwa Lembaga Negara,
Pemerintahan Daerah, PTN, BUMN, BUMD wajib memiliki JRA.
(*) BUBUHKAN TANDA SILANG (X) UNTUK PILIHAN JAWABAN PADA KOLOM CHECKLIST, KOTAK
BERWARNA HIJAU
NO ASPEK/ KOMPONEN/ PERNYATAAN
I. ASPEK KEBIJAKAN
A. PEMENUHAN

9. Jadwal Retensi Arsip Substantif pada Pemerintahan Daerah

Pada Pemerintahan Daerah belum terdapat Kebijakan Jadwal Retensi


a.
Arsip Substantif yang berlaku di lingkungannya

b. Telah terdapat rancangan Kebijakan Jadwal Retensi Arsip Substantif

Pemerintahan Daerah telah menyusun rancangan Kebijakan Jadwal


b.1 Retensi Arsip Substantif dengan kriteria sampai dengan 50% terpenuhi dan
benar.

Pemerintahan Daerah telah menyusun rancangan Kebijakan Jadwal


Retensi Arsip Substantif dengan kriteria lebih dari 50% sampai dengan
b.2
99% terpenuhi dan benar, tetapi rancangan masih berada di Lembaga
Kearsipan Daerah.

Pemerintahan Daerah telah menyusun rancangan Kebijakan Jadwal


Retensi Arsip Substantif dengan kriteria 100% terpenuhi dan benar, serta
b.3
rancangan telah berada di unit yang menyelenggarakan fungsi hukum atau
pihak terkait lainnya selain Lembaga Kearsipan Daerah (ANRI atau Sekda)

c. Telah ditetapkan Kebijakan Jadwal Retensi Arsip Substantif

Pemerintahan Daerah telah menetapkan Kebijakan Jadwal Retensi Arsip


c.1
Substantif dengan kriteria sampai dengan 50% terpenuhi dan benar
Pemerintahan Daerah telah menetapkan Kebijakan Jadwal Retensi Arsip
c.2 Substantif dengan kriteria lebih dari 50% sampai dengan 70% terpenuhi
dan benar.

Pemerintahan Daerah telah menetapkan Kebijakan Jadwal Retensi Arsip


c.3 Substantif dengan kriteria lebih dari 70% sampai dengan 99% terpenuhi
dan benar.

Pemerintahan Daerah telah menetapkan Kebijakan Jadwal Retensi Arsip


c.4
Substantif dengan kriteria 100% terpenuhi dan benar.

NO PERTANYAAN
Perangkat Daerah mendapatkan sosialisasi terkait Kebijakan Jadwal
10.
Retensi Arsip Substantif

a. Belum terdapat Perangkat Daerah yang mendapatkan sosialisasi terkait


Kebijakan Jadwal Retensi Arsip Substantif.

b. Lebih dari 0% sampai dengan 50% Perangkat Daerah mendapatkan


sosialisasi terkait Kebijakan Jadwal Retensi Arsip Substantif.

c. Lebih dari 50% sampai dengan 70% Perangkat Daerah mendapatkan


sosialisasi terkait Kebijakan Jadwal Retensi Arsip Substantif.

d. Lebih dari 70% sampai dengan 99% Perangkat Daerah mendapatkan


sosialisasi terkait Kebijakan Jadwal Retensi Arsip Substantif.

e. 100% Perangkat Daerah mendapatkan sosialisasi terkait Kebijakan Jadwal


Retensi Arsip Substantif.
TOTAL NILAI JRA SUBSTANTIF
LEMBAR KERJA FORMULIR AUDIT SIST

ADA KOLOM CHECKLIST, KOTAK (*) PILIH JAWABAN YA/TIDAK DENGAN MEMBERIKAN T
OBJEK PENGAWASAN, KOTAK BERWARNA HIJAU
KETERANGAN CHECKLIST
NO

v 9

9.1

LIHAT LEMBAR
9.1.1
KRITERIA

LIHAT LEMBAR
9.1.2
KRITERIA

LIHAT LEMBAR
v 9.1.3
KRITERIA

9.2

LIHAT LEMBAR
9.3
KRITERIA
LIHAT LEMBAR v 9.4
KRITERIA

LIHAT LEMBAR
9.4.1
KRITERIA

LIHAT LEMBAR
9.4.2
KRITERIA

KETERANGAN CHECKLIST TOTAL PRESENTASE JRA SUBSTANTIF (%)

TANTIF
LEMBAR KERJA FORMULIR AUDIT SISTEM KEARSIPAN EKSTERNAL PEMER

KEBIJAKAN JADWAL R

(*) PILIH JAWABAN YA/TIDAK DENGAN MEMBERIKAN TANDA SILANG (X) KOLOM PENILAIAN DAN BUBUHK
OBJEK PENGAWASAN, KOTAK BERWARNA HIJAU

BOBOT PENILAIAN
KRITERIA
(%)
YA

KEBIJAKAN JRA SUBSTANTIF

JRA Substantif telah mendapatkan Persetujuan Kepala


15 v
Arsip Nasional Republik Indonesia

Kebijakan JRA Substantif mengatur ketentuan yang


terdiri dari:

Format (Nomor Urut, Jenis/Series Arsip, Retensi


5 v
Keterangan/Nasib Akhir)

Retensi Arsip Dinyatakan dalam Angka dan Kalimat


5 v
Pernyataan Closed File

Penentuan Retensi Arsip dan Nasib Akhir dalam JRA


sesuai Pedoman Retensi Arsip sesuai Urusan yang 15 v
ditetapkan oleh Kepala ANRI

JRA Substantif telah mengakomodasi seluruh fungsi


25 v
substantif

Jenis arsip yang terdapat dalam JRA disusun


25
berdasarkan Klasifikasi Arsip
Pada dasar hukum yang diawali dengan kata
"Mengingat" pada bagian pembukaan di dalam
kebijakan JRA Substantif telah memuat:

Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang


5 v
Kearsipan

Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2012 tentang


Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009 5 v
Tentang Kearsipan

Pengesahan JRA Substantif oleh Walikota/Bupati selaku


pimpinan pencipta arsip
TOTAL PRESENTASE JRA SUBSTANTIF (%) 100
EKSTERNAL PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA (FORMULIR ASKE PEMERINT

EBIJAKAN JADWAL RETENSI ARSIP SUBSTANTIF

OM PENILAIAN DAN BUBUHKAN CATATAN APABILA DIPERLUKAN PADA KOLOM CATATAN

PENILAIAN
CATATAN OBJEK PENGAWAS SKOR (%)
TIDAK

Persetujuan ANRI no…… 15

Peraturan Bupati Nomor 40 tahun 2016 tentang Jadwal Retensi


5
Arsip Keuangan dan Arsip Kepegawaian

15

yang telah ada 27 Urusan, 25

v 0
5

Masih dalam bentuk draft

TOTAL SKOR (%) 75


SKE PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA)

DEFINISI OPERASIONAL

JRA substantif adalah JRA yang berisi jangka waktu penyimpanan atau retensi
dari jenis-jenis arsip yang dihasilkan dari kegiatan atau fungsi substantif setiap
pencipta arsip sesuai dengan fungsi dan tugasnya.

Sebelum kebijakan JRA Substantif ditetapkan oleh Gubernur selaku pimpinan


pencipta arsip, rancangan JRA Substantif telah mendapatkan persetujuan dari
Kepala ANRI yang dibuktikan dengan surat persetujuan JRA oleh Kepala ANRI.

Cukup jelas.

JRA Substantif memuat kolom nomor, jenis arsip, retensi aktif, retensi inaktif
dan keterangan.

Retensi arsip adalah jangka waktu penyimpanan arsip di unit pengolah untuk
mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi yang terdiri dari retensi aktif dan
retensi inaktif yang dinyatakan dalam angka dan kalimat pernyataan (Closed
file). Closed file adalah pernyataan suatu kegiatan dinyatakan selesai atau
berkas sudah dinyatakan lengkap dan tidak berubah lagi sebagai awal
penentuan retensi arsip. Pernyataan closed file dituangkan pada kolom retensi
arsip aktif pada jadwal retensi arsip.

Penentuan retensi arsip dan keterangan disusun berdasarkan pada pedoman


retensi arsip sesuai urusan (minimal).

Jenis arsip pada JRA Substantif telah mengakomodasi seluruh fungsi substantif
di Pemerintahan Daerah Provinsi. Jika jenis arsip pada JRA Substantif belum
seluruhnya mengakomodasi fungsi substantif, maka jumlah jenis arsip yang
terdapat dalam JRA Substantif dibagi jumlah fungsi substantif pada
Pemerintahan Daerah Provinsi.

Jenis arsip yang terdapat pada jadwal retensi arsip sama dengan jenis arsip
yang terdapat pada klasifikasi arsip.
Dasar hukum dicantumkan pada seluruh kebijakan JRA.

Pada dasar hukum yang diawali dengan kata "Mengingat" pada bagian
pembukaan di dalam rancangan kebijakan atau kebijakan Jadwal Retensi Arsip
lingkungan Pemerintah Daerah telah mencantumkan Undang-Undang Nomor
43 Tahun 2009 tentang Kearsipan.
Pada dasar hukum yang diawali dengan kata "Mengingat" pada bagian
pembukaan di dalam rancangan kebijakan atau kebijakan Jadwal Retensi Arsip
di lingkungan Pemerintah Daerah telah mencantumkan Peraturan Pemerintah
Nomor 28 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 43 Tahun
2009 tentang Kearsipan.
Pengesahan JRA adalah penetapan JRA dalam bentuk peraturan atau
keputusan oleh Walikota/Bupati selaku pimpinan pencipta arsip.
KETERANGAN

Penjelasan Pasal 53 Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan


Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan.

Surat persetujuan dari Kepala ANRI terkait JRA Substantif dapat dicantumkan pada dasar
hukum yang diawali dengan kata "mengingat" atau "mempertimbangkan". Surat persetujuan
dari Kepala ANRI dapat juga dilampirkan pada Peraturan terkait kebijakan JRA Substantif.
Dengan aplikasi pengawasan Pemerintahan Daerah Provinsi agar mengunggah surat
persetujuan dari Kepala ANRI.

Pasal 10 ayat 2 Peraturan Kepala ANRI Nomor 22 Tahun 2015 Tentang Tata Cara Penetapan
Jadwal Retensi Arsip.

Penjelasan Pasal 54 ayat 1 Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2012 Pasal 54 Peraturan
Pemerintah Nomor 28 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 43 Tahun
2009 tentang Kearsipan, Peraturan Kepala ANRI Nomor 22 Tahun 2015 tentang Tata Cara
Penetapan Jadwal Retensi Arsip, Penentuan masa retensi arsip dihitung sejak kegiatan
dinyatakan selesai atau closed file. Pasal 4 Peraturan Kepala ANRI Nomor 14 Tahun 2015
tentang Tata Cara Penyusunan Pedoman Retensi Arsip.

Pasal 54 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan Undang-
Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan mengamanatkan bahwa retensi arsip dalam
JRA ditentukan berdasarkan pedoman retensi arsip. Selanjutnya, Pasal 54 ayat (2) Peraturan
Pemerintah Nomor 28 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 43 Tahun
2009 tentang Kearsipan menegaskan bahwa Pedoman retensi arsip disusun oleh Kepala ANRI
bersama dengan lembaga teknis terkait.
Penjelasan Pasal 53 ayat (1) paragraf ketiga Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2012
tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan menegaskan
bahwa JRA substantif adalah JRA yang berisi jangka waktu penyimpanan atau retensi dari
jenis-jenis arsip yang dihasilkan dari kegiatan atau fungsi substantif setiap pencipta arsip
sesuai dengan fungsi dan tugasnya.

Peraturan Kepala ANRI Nomor 19 Tahun 2012 tentang Penyusunan Klasifikasi Arsip
Bab I Huruf a paragraf terakhir.
Angka 28 Lampiran II Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan
Perundang-undangan menegaskan bahwa dasar hukum diawali dengan kata Mengingat.
Dasar hukum memuat:
a. Dasar kewenangan pembentukan Peraturan Perundangundangan;
dan
b. Peraturan Perundang-undangan yang memerintahkan
pembentukan Peraturan Perundang-undangan
Pencipta arsip membuat JRA merupakan amanat dari Pasal 40 ayat 4 Undang-Undang Nomor
43 Tahun 2009 tentang Kearsipan.

Pasal 53 ayat 1 Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan Undang-
Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan mengamanatkan bahwa Lembaga Negara,
Pemerintahan Daerah, PTN, BUMN, BUMD wajib memiliki JRA.
(*) BUBUHKAN TANDA SILANG (X) UNTUK PILIHAN JAWABAN PADA KOLOM CHECKLIST, KOTAK
BERWARNA HIJAU
NO ASPEK/ KOMPONEN/ PERNYATAAN
I. ASPEK KEBIJAKAN
A. PEMENUHAN

11. Program Arsip Vital pada Pemerintahan Daerah

Pada Pemerintahan Daerah belum terdapat Program Arsip Vital yang


a.
berlaku di lingkungannya

b. Telah terdapat rancangan Program Arsip Vital

Pemerintahan Daerah telah menyusun rancangan Program Arsip Vital


b.1
dengan kriteria sampai dengan 50% terpenuhi dan benar.

Pemerintahan Daerah telah menyusun rancangan Program Arsip Vital


b.2 dengan kriteria lebih dari 50% sampai dengan 99% terpenuhi dan benar,
tetapi rancangan masih berada di Lembaga Kearsipan Daerah.

Pemerintahan Daerah telah menyusun rancangan Program Arsip Vital


dengan kriteria 100% terpenuhi dan benar, serta rancangan telah berada di
b.3
unit yang menyelenggarakan fungsi hukum atau pihak terkait lainnya selain
Lembaga Kearsipan Daerah.

c. Telah ditetapkan Program Arsip Vital

Pemerintahan Daerah telah menetapkan Program Arsip Vital dengan


c.1
kriteria sampai dengan 50% terpenuhi dan benar

Pemerintahan Daerah telah menetapkan Program Arsip Vital dengan


c.2
kriteria lebih dari 50% sampai dengan 70% terpenuhi dan benar.
Pemerintahan Daerah telah menetapkan Program Arsip Vital dengan
c.3
kriteria lebih dari 70% sampai dengan 99% terpenuhi dan benar.

Pemerintahan Daerah telah menetapkan Program Arsip Vital dengan


c.4
kriteria 100% terpenuhi dan benar.

NO PERTANYAAN

12. Perangkat Daerah mendapatkan sosialisasi terkait Program Arsip Vital

Belum terdapat Perangkat Daerah yang mendapatkan sosialisasi terkait


a.
Program Arsip Vital.
Lebih dari 0% sampai dengan 50% Perangkat Daerah mendapatkan
b.
sosialisasi terkait Program Arsip Vital.

Lebih dari 50% sampai dengan 70% Perangkat Daerah mendapatkan


c.
sosialisasi terkait Program Arsip Vital.

Lebih dari 70% sampai dengan 99% Perangkat Daerah mendapatkan


d.
sosialisasi terkait Program Arsip Vital.
100% Perangkat Daerah mendapatkan sosialisasi terkait Program Arsip
e.
Vital.

TOTAL NILAI PROGRAM ARSIP VITAL


LEMBAR KERJA FORMULIR AUDIT SISTEM KE

ADA KOLOM CHECKLIST, KOTAK (*) PILIH JAWABAN YA/TIDAK DENGAN MEMBERIKAN T
KOLOM CATATAN OBJEK PENGAWASAN, KOTAK BERW
KETERANGAN CHECKLIST
NO

1.1

1.2

LIHAT LEMBAR
1.3
KRITERIA

LIHAT LEMBAR
1.4
KRITERIA

LIHAT LEMBAR
1.5
KRITERIA

1.5.1

LIHAT LEMBAR
1.5.2
KRITERIA

LIHAT LEMBAR
1.5.3
KRITERIA
LIHAT LEMBAR
1.5.4
KRITERIA

LIHAT LEMBAR
1.5.5
KRITERIA
1.5.6
KETERANGAN CHECKLIST 1.5.7

1.5.8

1.5.9

1.5.10

2.1

2.2

RSIP VITAL 2.3

2.4

5.1

5.2

TOTAL PRESENTASE PROGRAM ARSIP VITAL (%)


AR KERJA FORMULIR AUDIT SISTEM KEARSIPAN EKSTERNAL PEMERINTAH

PROGRAM ARSI

(*) PILIH JAWABAN YA/TIDAK DENGAN MEMBERIKAN TANDA SILANG (X) KOLOM PENILAIAN DAN BUBUHK
KOLOM CATATAN OBJEK PENGAWASAN, KOTAK BERWARNA HIJAU

BOBOT PENILAIAN
KRITERIA
(%)
YA

Program Arsip Vital mengatur tentang identifikasi arsip


vital pada Pemerintahan Daerah

Analisis organisasi 5

Pendataan 5

Pengolahan Hasil Pendataan 5

Penentuan Arsip Vital 5

Program arsip vital Mengatur ketentuan Format Daftar


arsip vital terdiri dari:

Nomor 0.5

Jenis Arsip 0.5

Unit Kerja 0.5


Kurun Waktu 0.5

Media 0.5

Jumlah 0.5
Jangka Simpan 0.5

Metode Perlindungan 0.5

Lokasi Simpan 0.5

Keterangan 0.5

Kebijakan mengatur ketentuan tentang Pelindungan dan


Pengamanan Arsip Vital yang terdiri dari:

Metode Pelindungan arsip vital 5

Pengamanan Fisik dan Informasi Arsip Vital 5

Penyimpanan arsip vital yang terdiri dari penyimpanan


5
on site atau penyimpanan off site
Kebijakan memuat ketentuan penanggung jawab
5
pemeliharaan arsip vital
Kebijakan mengatur ketentuan tentang penyelamatan
25
dan pemulihan arsip vital
Terdapat hasil identifikasi Arsip Vital Pemerintahan
20
Daerah Kabupaten/Kota
Pada dasar hukum yang diawali dengan kata
"Mengingat" pada bagian pembukaan di dalam
kebijakan yang memuat ketentuan program arsip vital
telah memuat:

Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009 Tentang


5 v
Kearsipan

Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2012 Tentang


Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009 5 v
Tentang Kearsipan

Pengesahan Program arsip vital oleh Sekretaris Daerah


selaku pimpinan pencipta arsip

TOTAL PRESENTASE PROGRAM ARSIP VITAL (%) 100 TOTAL

Dicek kembali untuk disesuaikan dengan provinsi


ERNAL PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA (FORMULIR ASKE PEMERINTAH KA

PROGRAM ARSIP VITAL

OM PENILAIAN DAN BUBUHKAN CATATAN APABILA DIPERLUKAN PADA

PENILAIAN
CATATAN OBJEK PENGAWAS SKOR (%)
TIDAK

0
0

0
0

v draft masih dikoreksi dalam biro

TOTAL SKOR (%) 10


ULIR ASKE PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA)

DEFINISI OPERASIONAL

Arsip vital adalah arsip yang keberadaannya merupakan persyaratan dasar


bagi kelangsungan operasional pencipta arsip, tidak dapat diperbarui, dan tidak
tergantikan apabila rusak atau hilang. Identifikasi Arsip Vital adalah suatu
kegiatan untuk melaksanakan pendataan dan penentuan arsip yang memenuhi
kriteria sebagai arsip vital

Analisis organisasi dilakukan untuk menentukan unit-unit kerja yang memiliki


potensi menciptakan arsip vital.
Pendataan arsip vital adalah kegiatan pengumpulan data tentang jenis, jumlah,
media, lokasi dan kondisi ruang penyimpanan arsip. Pendataan atau survei
merupakan teknik pengumpulan data tentang arsip vital. Pendataan dilakukan
untuk mengetahui secara pasti jenis-jenis arsip vital pada unit unit kerja yang
potensial.

Pengolahan hasil pendataan dilakukan setelah hasil pendataan arsip vital dari
unit-unit kerja diperoleh. Pengolahan hasil pendataan dilakukan oleh suatu tim
yang dimaksudkan agar memperoleh kepastian bahwa hasil identifikasi
memenuhi kriteria yang telah ditetapkan. Pengolahan dilakukan berdasarkan
kriteria arsip vital dengan disertai analisis hukum dan analisis risiko.

Penentuan arsip vital merupakan proses lanjutan dari kegiatan pengolahan


data. Sebelum melakukan penentuan arsip vital terlebih dahulu dilakukan
pengujian terhadap kesesuaian antara kriteria arsip vital dengan hasil analisis
organisasi dan analisis hasil pendataan, sehingga dapat ditentukan jenis-jenis
arsip vital di instansi yang bersangkutan secara pasti.

Daftar arsip vital yang berisi informasi tentang arsip vital yang ada pada
organisasi ke dalam bentuk formulir

Diisi dengan nomor urut arsip vital

Diisi dengan jenis arsip vital yang telah didata

Diisi dengan nama unit kerja asal arsip vital


Diisi dengan tahun arsip vital tercipta

Diisi dengan jenis media rekam arsip vital

Diisi dengan banyaknya arsip vital misal: 1 berkas


Diisi dengan batas waktu sebagai arsip vital
Diisi dengan jenis metode perlindungan sesuai dengan kebutuhan masing-
masing media rekam yang digunakan

Diisi dengan tempat arsip tersebut disimpan

Diisi dengan informasi spesifik yang belum/tidak ada dalam kolom yang
tersedia.
Perlindungan Arsip Vital adalah suatu kegiatan untuk mengamankan,
Duplikasi dan dispersal (pemencaran) adalah metode perlindungan arsip
menyelamatkan dan memulihkan arsip vital dari kerusakan, hilang atau musnah
dengan cara menciptakan duplikat atau salinan atau copy arsip dan menyimpan
baik secara fisik maupun informasi yang diatur melalui suatu prosedur tetap.
arsip hasil penduplikasian tersebut di tempat lain.
Penyimpanan Khusus (vaulting) adalah metode perlindungan arsip vital
dengan melakukan penyimpanan arsip pada tempat dan sarana khusus.
Perlindungan bagi arsip vital dari musibah atau bencana dapat dilakukan
Pengamanan fisik arsip dilaksanakan dengan maksud untuk melindungi arsip
dengan penggunaan
Penyimpanan peralatan
arsip vital adalah penyimpanan
metodeperusak khusus, arsip
perlindungan seperti: almari
vital besi, filing
dengan
dari ancaman faktor-faktor pemusnah/ arsip.
cabinet tahan api, ruang bawah tanah, dan lain sebagainya.
melakukan penyimpanan arsip. Arsip vital disimpan pada tempat khusus
sehingga dapat mencegah/menghambat unsur perusak fisik arsip dan sekaligus
mencegah pencurian informasinya. Lokasi penyimpanan arsip vital dapat
Pemeliharaan arsip dinamis meliputi pemeliharaan arsip vital, arsip aktif dan
dilakukan baik secara on site ataupun off site.
arsip inaktif baik yang termasuk dalam kategori arsip terjaga maupun arsip
umum.
Penyelamatan Arsip Vital adalah suatu kegiatan untuk memindahkan (evakuasi)
arsip vital ke tempat yang lebih baik. Pemulihan Arsip Vital adalah suatu
kegiatan perbaikan fisik arsip vital yang rusak akibat bencana.

Pada dasar hukum pada kebijakan program arsip vital mencantumkan


peraturan perundang-undangan kearsipan.

Pada dasar hukum yang diawali dengan kata "Mengingat" pada bagian
pembukaan di dalam rancangan kebijakan atau kebijakan Program Arsip Vital
lingkungan Pemerintah Provinsi telah mencantumkan Undang-Undang Nomor
43 Tahun 2009 tentang Kearsipan.
Pada dasar hukum yang diawali dengan kata "Mengingat" pada bagian
pembukaan di dalam rancangan kebijakan atau kebijakan Program Arsip Vital
di lingkungan Pemerintah Provinsi telah mencantumkan Peraturan Pemerintah
Nomor 28 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 43 Tahun
2009 tentang Kearsipan.

Penetapan kebijakan program arsip vital oleh pimpinan pencipta arsip.


KETERANGAN/DASAR HUKUM

Pasal 56 ayat (2) Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan.

Peraturan Kepala ANRI Nomor 6 Tahun 2005 tentang Pedoman Perlindungan, Pengamanan,
Dan Penyelamatan Dokumen/ Arsip Vital Negara.
Angka 28 Lampiran II Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan
Perundang-undangan menegaskan bahwa dasar hukum diawali dengan kata Mengingat.
Dasar hukum memuat:
a. Dasar kewenangan pembentukan Peraturan Perundangundangan;
dan
b. Peraturan Perundang-undangan yang memerintahkan
pembentukan
Pasal Peraturan
56 Ayat (1) Perundang-undangan
Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan bahwa Lembaga
negara, pemerintahan daerah, perguruan tinggi negeri, serta BUMN dan/atau BUMD wajib
membuat program arsip vital.

Pasal 50 Ayat (4) Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan Undang-
Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan bahwa Ketentuan lebih lanjut mengenai
program arsip vital ditetapkan oleh pimpinan pencipta arsip berdasarkan pedoman yang
ditetapkan oleh Kepala ANRI.
(*) BUBUHKAN TANDA SILANG (X) UNTUK PILIHAN JAWABAN PADA KOLOM CHECKLIST, KOTAK
BERWARNA HIJAU
NO ASPEK/ KOMPONEN/ PERNYATAAN
I. ASPEK KEBIJAKAN
A. PEMENUHAN

Kebijakan Pengorganiasian Kearsipan yang mengatur kedudukan, tugas


13.
dan fungsi Unit Pengolah dan Unit Kearsipan pada Pemerintahan Daerah

Pada Pemerintahan Daerah belum terdapat Kebijakan Pengorganisasian


a.
Kearsipan yang berlaku di lingkungannya.

b. Telah terdapat rancangan Kebijakan Pengorganisasian Kearsipan

Pemerintahan Daerah telah menyusun rancangan Kebijakan


b.1 Pengorganisasian Kearsipan dengan kriteria sampai dengan 50%
terpenuhi dan benar.

Pemerintahan Daerah telah menyusun rancangan Kebijakan


Pengorganisasian Kearsipan dengan kriteria lebih dari 50% sampai
b.2
dengan 99% terpenuhi dan benar, tetapi rancangan masih berada di
Lembaga Kearsipan Daerah.

Pemerintahan Daerah telah menyusun rancangan Kebijakan


Pengorganisasian Kearsipan dengan kriteria 100% terpenuhi dan benar,
b.3
serta rancangan telah berada di unit yang menyelenggarakan fungsi
hukum atau pihak terkait lainnya selain Lembaga Kearsipan Daerah.
c. Telah ditetapkan Kebijakan Pengorganisasian Kearsipan

Pemerintahan Daerah telah menetapkan Kebijakan Pengorganisasian


c.1
Kearsipan dengan kriteria sampai dengan 50% terpenuhi dan benar.

Pemerintahan Daerah telah menetapkan Kebijakan Pengorganisasian


c.2 Kearsipan dengan kriteria lebih dari 50% sampai dengan 70% terpenuhi
dan benar.

Pemerintahan Daerah telah menetapkan Kebijakan Pengorganisasian


c.3 Kearsipan dengan kriteria lebih dari 70% sampai dengan 99% terpenuhi
dan benar.

Pemerintahan Daerah telah menetapkan Kebijakan Pengorganisasian


c.4
Kearsipan dengan kriteria 100% terpenuhi dan benar.

NO PERTANYAAN

Perangkat Daerah mendapatkan sosialisasi terkait Kebijakan


14.
Pengorganisasian Kearsipan
Belum terdapat Perangkat Daerah yang mendapatkan sosialisasi terkait
a.
Kebijakan Pengorganisasian Kearsipan.

Lebih dari 0% sampai dengan 50% Perangkat Daerah mendapatkan


b.
sosialisasi terkait Kebijakan Pengorganisasian Kearsipan.

Lebih dari 50% sampai dengan 70% Perangkat Daerah mendapatkan


c.
sosialisasi terkait Kebijakan Pengorganisasian Kearsipan.

Lebih dari 70% sampai dengan 99% Perangkat Daerah mendapatkan


d.
sosialisasi terkait Kebijakan Pengorganisasian Kearsipan.

100% Perangkat Daerah mendapatkan sosialisasi terkait Kebijakan


e.
Pengorganisasian Kearsipan.

TOTAL NILAI PENGORGANISASIN KEARSIPAN


LEMBAR KERJA FORMULIR AUDIT SISTEM KEA

ADA KOLOM CHECKLIST, KOTAK (*) PILIH JAWABAN YA/TIDAK DENGAN MEMBERIKAN TA
KOLOM CATATAN OBJEK PENGAWASAN, KOTAK BERW
KETERANGAN CHECKLIST
NO

I.

v I.1.

LIHAT LEMBAR
KRITERIA

LIHAT LEMBAR
2
KRITERIA

LIHAT LEMBAR
2.1
KRITERIA
a.

LIHAT LEMBAR
b.
KRITERIA

LIHAT LEMBAR
v c.
KRITERIA

LIHAT LEMBAR
d.
KRITERIA

LIHAT LEMBAR
e.
KRITERIA

f.

KETERANGAN CHECKLIST 2,2

2,3
v I.2.

v 1.1

1.2

1.3

N KEARSIPAN 1.4

a.

b.
c.

d.

e.

I.3.

2.1

a.

b.

c.
d.

2.2

2.3

II.

TOTAL PERSENTASE PENGORGANISASIAN KEARSIPAN


BAR KERJA FORMULIR AUDIT SISTEM KEARSIPAN EKSTERNAL PEMERINTAH

KEBIJAKAN PENGORGANIS

(*) PILIH JAWABAN YA/TIDAK DENGAN MEMBERIKAN TANDA SILANG (X) KOLOM PENILAIAN DAN BUBUHK
KOLOM CATATAN OBJEK PENGAWASAN, KOTAK BERWARNA HIJAU

BOBOT PENILAIAN
KRITERIA
(%)
YA

Kebijakan internal mengenai pengorganisasian


kearsipan meliputi:

Lembaga Kearsipan Daerah

Kedudukan

Terdapat ketentuan mengenai perangkat daerah yang


melaksanakan tugas pemerintahan di bidang kearsipan
sebagai lembaga kearsipan daerah pada pemerintahan 15 v
daerah kabupaten/kota yang berkedudukan di ibukota
kabupaten/kota.

Tugas dan Fungsi Lembaga Kearsipan Daerah

Terdapat ketentuan mengenai pelaksanaan tugas dan


fungsi lembaga kearsipan daerah dalam pengelolaan
arsip statis yang berskala kabupaten/kota yang diterima
dari:
satuan kerja perangkat daerah kabupaten/kota dan
0.83 v
penyelenggara pemerintahan daerah kabupaten/kota

desa atau yang disebut dengan nama lain yang sejenis 0.83

perusahaan 0.83

organisasi politik 0.83

organisasi kemasyarakatan 0.83

perseorangan 0.83

Terdapat ketentuan mengenai pelaksanaan tugas dan


fungsi lembaga kearsipan daerah dalam pengelolaan
arsip inaktif yang memiliki retensi sekurang-kurangnya
5 v
10 (sepuluh) tahun yang berasal dari satuan kerja
perangkat daerah kabupaten/kota dan penyelenggara
pemerintahan daerah kabupaten/kota

Terdapat ketentuan mengenai pelaksanaan tugas dan


fungsi lembaga kearsipan daerah dalam pembinaan
5 v
kearsipan pada pencipta arsip di lingkungan daerah
kabupaten/kota
Unit Kearsipan

Kedudukan

Terdapat ketentuan mengenai unit kearsipan I sebagai


unit kearsipan pemerintahan daerah kabupaten/kota
3.75 v
yang dilaksanakan oleh lembaga kearsipan daerah
kabupaten/kota

Terdapat ketentuan mengenai unit kearsipan II berada


pada sekretariat satuan kerja perangkat daerah
3.75 v
kabupaten/kota dan sekretariat penyelenggara
pemerintahan daerah kabupaten/kota

Terdapat ketentuan mengenai unit kearsipan pada


jenjang berikutnya dibentuk sesuai dengan kebutuhan 3.75 v
pemerintahan daerah kabupaten/kota

Terdapat ketentuan mengenai koordinasi dan


sinkronisasi antara unit kearsipan I dengan unit
kearsipan II, unit kearsipan II dengan unit kearsipan
3.75 v
jenjang berikutnya, unit kearsipan II dan unit kearsipan
jenjang berikutnya dengan unit pengolah dalam tugas
dan fungsi kearsipan

Tugas dan Fungsi Unit Kearsipan

Terdapat ketentuan mengenai pelaksanaan tugas dan


fungsi unit kearsipan dalam pengelolaan arsip inaktif dari 3 v
unit pengolah di lingkungannya

Terdapat ketentuan mengenai pelaksanaan tugas dan


fungsi unit kearsipan dalam pengolahan arsip dan
3 v
penyajian arsip menjadi informasi dalam kerangka SKN
dan SIKN
Terdapat ketentuan mengenai pelaksanaan tugas dan
fungsi unit kearsipan dalam pemusnahan arsip di 3 v
lingkungan perangkat daerah

Terdapat ketentuan mengenai pelaksanaan tugas dan


fungsi unit kearsipan dalam persiapan penyerahan arsip
3 v
statis oleh pimpinan perangkat daerah kepada lembaga
kearsipan daerah

Terdapat ketentuan mengenai pelaksanaan tugas dan


fungsi unit kearsipan dalam pembinaan dan evaluasi
3 v
dalam rangka penyelenggaraan kearsipan di lingkungan
perangkat daerah

Unit Pengolah

Kedudukan

Terdapat ketentuan mengenai kedudukan unit pengolah


pada perangkat daerah/penyelenggara pemerintahan 15 v
daerah

Tugas dan Fungsi Unit Pengolah

Terdapat ketentuan pelaksanaan tugas dan fungsi unit


pengolah dalam:

penciptaan 1.25 v

penggunaan 1.25 v

pemeliharaan 1.25 v
penyusutan 1.25 v

Terdapat ketentuan pelaksanaan tugas dan fungsi unit


pengolah untuk menjaga autentisitas arsip yang 5
diciptakan

Terdapat ketentuan pelaksanaan tugas dan fungsi unit


pengolah untuk menjamin ketersediaan, pengolahan, 5
penyajian arsip vital, dan arsip aktif

Pada dasar hukum yang diawali dengan kata


"Mengingat" pada bagian pembukaan di dalam
kebijakan yang memuat ketentuan atau sebagian
ketentuan sebagaimana tersebut pada Romawi I di atas
telah memuat:

Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang


5 v
Kearsipan

Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2012 tentang


Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009 5 v
tentang Kearsipan

Kebijakan internal mengenai pengorganisasian


kearsipan terkait kedudukan, tugas, dan/atau fungsi
lembaga kearsipan daerah, unit kearsipan, dan unit v
pengolah di lingkungan Pemerintahan Daerah telah
ditetapkan.

TOTAL PERSENTASE PENGORGANISASIAN KEARSIPAN (%) 100 TOTAL


ERNAL PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA (FORMULIR ASKE PEMERINTAH KA

AKAN PENGORGANISASIAN KEARSIPAN

OM PENILAIAN DAN BUBUHKAN CATATAN APABILA DIPERLUKAN PADA

PENILAIAN
CATATAN OBJEK PENGAWAS SKOR (%)
TIDAK

15
0.83

5
3.75

3.75

3.75

3.75

3
3

15

1.25

1.25

1.25
1.25

TOTAL SKOR (%) 86


MULIR ASKE PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA)

DEFINISI OPERASIONAL

Di dalam rancangan kebijakan atau di dalam kebijakan yang telah ditetapkan,


terdapat ketentuan teknis mengenai pengorganisasian kearsipan seperti
kedudukan, tugas, dan fungsi lembaga kearsipan daerah, unit kearsipan di
lingkungan pemerintahan daerah, dan unit pengolah di lingkungan
pemerintahan daerah yang tidak bertentangan dengan Undang-Undang Nomor
43 Tahun 2009 tentang Kearsipan dan Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun
2012 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang
Kearsipan.

Di dalam rancangan kebijakan atau di dalam kebijakan yang telah ditetapkan,


terdapat ketentuan mengenai lembaga kearsipan daerah seperti kedudukan,
tugas, dan fungsi lembaga kearsipan daerah.
Atau, tidak terdapat ketentuan yang bertentangan dengan norma terkait
kedudukan, tugas, dan fungsi lembaga kearsipan daerah sebagaimana diatur di
dalam Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan dan
Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan Undang-
Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan.

Cukup Jelas

Di dalam rancangan kebijakan atau di dalam kebijakan yang ditetapkan,


terdapat penentuan mengenai perangkat daerah yang melaksanakan tugas
pemerintahan di bidang kearsipan sebagai lembaga kearsipan daerah pada
pemerintahan daerah kabupaten/kota yang berkedudukan di ibukota
kabupaten/kota.

Cukup Jelas

Di dalam rancangan kebijakan atau di dalam kebijakan yang ditetapkan,


terdapat ketentuan mengenai pelaksanaan tugas dan fungsi lembaga kearsipan
daerah dalam pengelolaan arsip statis yang berskala kabupaten/kota yang
diterima dari satuan kerja perangkat daerah kabupaten/kota dan penyelenggara
pemerintahan daerah kabupaten/kota, desa atau yang disebut dengan nama
lain yang sejenis, perusahaan, organisasi politik, organisasi kemasyarakatan,
dan perseorangan.
Di dalam rancangan kebijakan atau di dalam kebijakan yang ditetapkan,
terdapat ketentuan mengenai pelaksanaan tugas dan fungsi lembaga kearsipan
daerah dalam pengelolaan arsip statis yang berskala kabupaten/kota yang
diterima dari satuan kerja perangkat daerah kabupaten/kota dan penyelenggara
pemerintahan daerah kabupaten/kota.

Di dalam rancangan kebijakan atau di dalam kebijakan yang ditetapkan,


terdapat ketentuan mengenai pelaksanaan tugas dan fungsi lembaga kearsipan
daerah dalam pengelolaan arsip statis yang berskala kabupaten/kota yang
diterima dari desa atau yang disebut dengan nama lain yang sejenis khusus
untuk pemerintahan daerah kabupaten).

Di dalam rancangan kebijakan atau di dalam kebijakan yang ditetapkan,


terdapat ketentuan mengenai pelaksanaan tugas dan fungsi lembaga kearsipan
daerah dalam pengelolaan arsip statis yang berskala kabupaten/kota yang
diterima dari perusahaan.

Di dalam rancangan kebijakan atau di dalam kebijakan yang ditetapkan,


terdapat ketentuan mengenai pelaksanaan tugas dan fungsi lembaga kearsipan
daerah dalam pengelolaan arsip statis yang berskala kabupaten/kota yang
diterima dari organisasi politik.

Di dalam rancangan kebijakan atau di dalam kebijakan yang ditetapkan,


terdapat ketentuan mengenai pelaksanaan tugas dan fungsi lembaga kearsipan
daerah dalam pengelolaan arsip statis yang berskala kabupaten/kota yang
diterima dari organisasi kemasyarakatan.

Di dalam rancangan kebijakan atau di dalam kebijakan yang ditetapkan,


terdapat ketentuan mengenai pelaksanaan tugas dan fungsi lembaga kearsipan
daerah dalam pengelolaan arsip statis yang berskala kabupaten/kota yang
diterima dari perseorangan.

Di dalam rancangan kebijakan atau di dalam kebijakan yang ditetapkan,


terdapat ketentuan mengenai pelaksanaan tugas dan fungsi lembaga kearsipan
daerah dalam pengelolaan arsip inaktif yang memiliki retensi sekurang-
kurangnya 10 (sepuluh) tahun yang berasal dari satuan kerja perangkat daerah
kabupaten/kota dan penyelenggara pemerintahan daerah kabupaten/kota.

Di dalam rancangan kebijakan atau di dalam kebijakan yang ditetapkan,


terdapat ketentuan mengenai pelaksanaan tugas dan fungsi lembaga kearsipan
daerah dalam pembinaan kearsipan pada pencipta arsip di lingkungan daerah
kabupaten/kota dan lembaga kearsipan daerah kabupaten/kota.
Di dalam rancangan kebijakan atau di dalam kebijakan yang telah ditetapkan,
terdapat ketentuan mengenai kedudukan unit kearsipan di lingkungan
pemerintahan daerah serta tugas dan fungsi unit kearsipan di lingkungan
Pemerintahan Daerah.
Atau, tidak terdapat ketentuan yang bertentangan dengan norma terkait tugas
dan fungsi unit kearsipan di lingkungan Pemerintahan Daerah sebagaimana
diatur di dalam Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan dan
Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan Undang-
Cukup Jelas
Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan.

Di dalam rancangan kebijakan atau di dalam kebijakan yang ditetapkan,


terdapat penentuan unit kearsipan I sebagai unit kearsipan pemerintahan
daerah kabupaten/kota yang dilaksanakan oleh lembaga kearsipan daerah
kabupaten/kota.

Di dalam rancangan kebijakan atau di dalam kebijakan yang ditetapkan,


terdapat penentuan unit kearsipan II berada pada sekretariat satuan kerja
perangkat daerah kabupaten/kota dan sekretariat penyelenggara pemerintahan
daerah kabupaten/kota.

Di dalam rancangan kebijakan atau di dalam kebijakan yang ditetapkan,


terdapat penentuan unit kearsipan pada jenjang berikutnya dibentuk sesuai
dengan kebutuhan pemerintahan daerah kabupaten/kota.

Di dalam rancangan kebijakan atau di dalam kebijakan yang ditetapkan,


terdapat ketentuan terkait koordinasi dan sinkronisasi antara unit kearsipan I
dengan unit kearsipan II, unit kearsipan II dengan unit kearsipan jenjang
berikutnya, unit kearsipan II dan unit kearsipan jenjang berikutnya dengan unit
pengolah dalam tugas dan fungsi kearsipan.

Cukup Jelas

Di dalam rancangan kebijakan atau di dalam kebijakan yang ditetapkan,


terdapat ketentuan mengenai pelaksanaan tugas dan fungsi unit kearsipan
dalam pengelolaan arsip inaktif dari unit pengolah di lingkungannya.

Di dalam rancangan kebijakan atau di dalam kebijakan yang ditetapkan,


terdapat ketentuan mengenai pelaksanaan tugas dan fungsi unit kearsipan
dalam pengolahan arsip dan penyajian arsip menjadi informasi dalam kerangka
SKN dan SIKN.
Di dalam rancangan kebijakan atau di dalam kebijakan yang ditetapkan,
terdapat ketentuan mengenai pelaksanaan tugas dan fungsi unit kearsipan
dalam pemusnahan arsip di lingkungan perangkat daerah.

Di dalam rancangan kebijakan atau di dalam kebijakan yang ditetapkan,


terdapat ketentuan mengenai pelaksanaan tugas dan fungsi unit kearsipan
dalam persiapan penyerahan arsip statis oleh pimpinan perangkat daerah
kepada lembaga kearsipan daerah.

Di dalam rancangan kebijakan atau di dalam kebijakan yang ditetapkan,


terdapat ketentuan mengenai pelaksanaan tugas dan fungsi unit kearsipan
dalam pembinaan dan evaluasi dalam rangka penyelenggaraan kearsipan di
lingkungan perangkat daerah.
Di dalam rancangan kebijakan atau di dalam kebijakan yang telah ditetapkan,
terdapat ketentuan mengenai kedudukan unit pengolah di lingkungan
pemerintahan daerah serta tugas dan fungsi unit pengolah di lingkungan
Pemerintahan Daerah.Atau, tidak terdapat ketentuan yang bertentangan
dengan norma terkait tugas dan fungsi unit pengolah pada pemerintahan
daerah sebagaimana diatur di dalam Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009
tentang Kearsipan dan Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2012 tentang
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan.
Cukup jelas

Di dalam rancangan kebijakan atau di dalam kebijakan yang ditetapkan,


terdapat ketentuan mengenai kedudukan unit pengolah pada perangkat
daerah/penyelenggara pemerintahan daerah

Cukup jelas

Cukup jelas

Di dalam rancangan kebijakan atau di dalam kebijakan yang ditetapkan,


terdapat ketentuan pelaksanaan tugas dan fungsi unit pengolah terkait
penciptaan arsip (arsip yang dibuat dan diterima) atau tidak terdapat ketentuan
yang bertentangan dengan norma yang mengamanatkan bahwa unit pengolah
melaksanakan tugas dan fungsi terkait penciptaan arsip.
Di dalam rancangan kebijakan atau di dalam kebijakan yang ditetapkan,
terdapat ketentuan pelaksanaan tugas dan fungsi unit pengolah terkait
penggunaan arsip (pemanfaatan dan penyediaan arsip) atau tidak terdapat
ketentuan yang bertentangan dengan norma yang mengamanatkan bahwa unit
pengolah melaksanakan tugas dan fungsi terkait penggunaan arsip.
Di dalam rancangan kebijakan atau di dalam kebijakan yang ditetapkan,
terdapat ketentuan pelaksanaan tugas dan fungsi unit pengolah terkait
pemeliharaan arsip (pemberkasan arsip aktif, penyimpanan arsip, alih media
arsip, dan penyampaian daftar arsip aktif kepada unit kearsipan paling lama 6
(enam) bulan setelah pelaksanaan kegiatan) atau tidak terdapat ketentuan yang
bertentangan dengan norma yang mengamanatkan bahwa unit pengolah
melaksanakan tugas dan fungsi terkait pemeliharaan arsip.
Di dalam rancangan kebijakan atau di dalam kebijakan yang ditetapkan,
terdapat ketentuan pelaksanaan tugas dan fungsi unit pengolah terkait
penyusutan arsip (pemindahan arsip inaktif) atau tidak terdapat ketentuan yang
bertentangan dengan norma yang mengamanatkan bahwa unit pengolah
melaksanakan tugas dan fungsi terkait penyusutan arsip.
Di dalam rancangan kebijakan atau di dalam kebijakan yang ditetapkan,
terdapat ketentuan pelaksanaan tugas dan fungsi unit pengolah untuk menjaga
autentisitas arsip yang diciptakan atau tidak terdapat ketentuan yang
bertentangan dengan norma yang mengamanatkan bahwa unit pengolah
melaksanakan tugas dan fungsi dalam menjaga autentisitas arsip yang
diciptakan.
Di dalam rancangan kebijakan atau di dalam kebijakan yang ditetapkan,
terdapat ketentuan pelaksanaan tugas dan fungsi unit pengolah untuk
menjamin ketersediaan, pengolahan, penyajian arsip vital, dan arsip aktif atau
tidak terdapat ketentuan yang bertentangan dengan norma yang
mengamanatkan bahwa unit pengolah melaksanakan tugas dan fungsi untuk
menjamin ketersediaan, pengolahan, penyajian arsip vital, dan arsip aktif.
Pada dasar hukum yang diawali dengan kata "Mengingat" pada bagian
pembukaan di dalam rancangan kebijakan atau kebijakan yang memuat
ketentuan mengenai lembaga kearsipan daerah, unit kearsipan, dan unit
pengolah telah termuat Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang
Kearsipan dan Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2012 tentang
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan.
Pada dasar hukum yang diawali dengan kata "Mengingat" pada bagian
pembukaan di dalam rancangan kebijakan atau kebijakan yang memuat
ketentuan mengenai lembaga kearsipan daerah, unit kearsipan, dan unit
pengolah telah termuat Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang
Kearsipan dan Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2012 tentang
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan.
Pada dasar hukum yang diawali dengan kata "Mengingat" pada bagian
pembukaan di dalam rancangan kebijakan atau kebijakan yang memuat
ketentuan mengenai lembaga kearsipan daerah, unit kearsipan, dan unit
pengolah telah termuat Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang
Kearsipan dan Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2012 tentang
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan.
Kebijakan yang memuat ketentuan mengenai kedudukan, tugas, dan/atau
fungsi lembaga kearsipan daerah, unit kearsipan, dan/atau unit pengolah telah
ditetapkan oleh Bupati/Walikota sesuai wilayah kewenangannya atau telah
ditetapkan oleh masing-masing pimpinan perangkat daerah/penyelenggara
pemerintahan daerah/pejabat lain yang berwenang di lingkungan Pemerintahan
Daerah dalam hal terdapat pendelegasian penetapan kebijakan terkait
pengorganisasian kearsipan dari Bupati/Walikota sesuai wilayah
kewenangannya.
KETERANGAN/DASAR HUKUM

Pada Pasal 143 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan
Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan mengamanatkan bahwa
pemerintahan daerah kabupaten/kota wajib membentuk lembaga kearsipan daerah
kabupaten/kota yang melaksanakan tugas pemerintahan di bidang kearsipan pemerintahan
daerah kabupaten/kota.

Pasal 143 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan Undang-
Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan mengamanatkan bahwa Lembaga kearsipan
daerah kabupaten/kota wajib melaksanakan pengelolaan arsip statis yang berskala
kabupaten/kota yang diterima dari satuan kerja perangkat daerah kabupaten/kota dan
penyelenggara pemerintahan daerah kabupaten/kota, desa atau yang disebut dengan nama
lain yang sejenis, perusahaan, organisasi politik, organisasi kemasyarakatan, dan
perseorangan.
Pasal 143 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan Undang-
Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan mengamanatkan bahwa Lembaga kearsipan
daerah kabupaten/kota wajib melaksanakan pengelolaan arsip statis yang berskala
kabupaten/kota yang diterima dari satuan kerja perangkat daerah kabupaten/kota dan
penyelenggara pemerintahan daerah kabupaten/kota, desa atau yang disebut dengan nama
lain yang sejenis, perusahaan, organisasi politik, organisasi kemasyarakatan, dan
perseorangan.

Pasal 143 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan Undang-
Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan mengamanatkan bahwa Lembaga kearsipan
daerah kabupaten/kota wajib melaksanakan pengelolaan arsip statis yang berskala
kabupaten/kota yang diterima dari satuan kerja perangkat daerah kabupaten/kota dan
penyelenggara pemerintahan daerah kabupaten/kota, desa atau yang disebut dengan nama
lain yang sejenis, perusahaan, organisasi politik, organisasi kemasyarakatan, dan
perseorangan.

Pasal 143 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan Undang-
Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan mengamanatkan bahwa Lembaga kearsipan
daerah kabupaten/kota wajib melaksanakan pengelolaan arsip statis yang berskala
kabupaten/kota yang diterima dari satuan kerja perangkat daerah kabupaten/kota dan
penyelenggara pemerintahan daerah kabupaten/kota, desa atau yang disebut dengan nama
lain yang sejenis, perusahaan, organisasi politik, organisasi kemasyarakatan, dan
perseorangan.

Pasal 143 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan Undang-
Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan mengamanatkan bahwa Lembaga kearsipan
daerah kabupaten/kota wajib melaksanakan pengelolaan arsip statis yang berskala
kabupaten/kota yang diterima dari satuan kerja perangkat daerah kabupaten/kota dan
penyelenggara pemerintahan daerah kabupaten/kota, desa atau yang disebut dengan nama
lain yang sejenis, perusahaan, organisasi politik, organisasi kemasyarakatan, dan
perseorangan.

Pasal 143 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan Undang-
Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan mengamanatkan bahwa Lembaga kearsipan
daerah kabupaten/kota wajib melaksanakan pengelolaan arsip statis yang berskala
kabupaten/kota yang diterima dari satuan kerja perangkat daerah kabupaten/kota dan
penyelenggara pemerintahan daerah kabupaten/kota, desa atau yang disebut dengan nama
lain yang sejenis, perusahaan, organisasi politik, organisasi kemasyarakatan, dan
perseorangan.

Pasal 143 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan Undang-
Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan mengamanatkan bahwa Lembaga kearsipan
daerah kabupaten/kota wajib melaksanakan pengelolaan arsip statis yang berskala
kabupaten/kota yang diterima dari satuan kerja perangkat daerah kabupaten/kota dan
penyelenggara pemerintahan daerah kabupaten/kota, desa atau yang disebut dengan nama
lain yang sejenis, perusahaan, organisasi politik, organisasi kemasyarakatan, dan
perseorangan.
Pasal 143 ayat (3) Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan Undang-
Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan mengamanatkan bahwa Lembaga kearsipan
daerah kabupaten/kota sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mempunyai tugas
melaksanakan: (a) pengelolaan arsip inaktif yang memiliki retensi sekurang-kurangnya 10
(sepuluh) tahun yang berasal dari satuan kerja perangkat daerah kabupaten/kota dan
penyelenggara pemerintahan daerah kabupaten/kota.
Pasal 141 ayat (3) Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan Undang-
Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan mengamanatkan bahwa Lembaga kearsipan
daerah provinsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mempunyai tugas melaksanakan: b.
pembinaan kearsipan pada pencipta arsip di lingkungan daerah provinsi dan lembaga
kearsipan daerah kabupaten/kota.
Pasal 132 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan Undang-
Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang kearsipan mengamanatkan bahwa Unit kearsipan
pemerintahan kabupaten/kota dibentuk secara berjenjang yang terdiri atas: a. unit kearsipan I
sebagai unit kearsipan pemerintahan daerah kabupaten/kota yang dilaksanakan oleh lembaga
kearsipan daerah kabupaten/kota; b. unit kearsipan II berada di lingkungan sekretariat satuan
kerja perangkat daerah kabupaten/kota dan sekretariat penyelenggara pemerintahan daerah
kabupaten/kota; dan c. unit kearsipan pada jenjang berikutnya dibentuk sesuai dengan
kebutuhan pemerintahan daerah kabupaten/kota.

Pasal 132 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan Undang-
Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang kearsipan mengamanatkan bahwa Unit kearsipan
pemerintahan kabupaten/kota dibentuk secara berjenjang yang terdiri atas: a. unit kearsipan I
sebagai unit kearsipan pemerintahan daerah kabupaten/kota yang dilaksanakan oleh lembaga
kearsipan daerah kabupaten/kota; b. unit kearsipan II berada di lingkungan sekretariat satuan
kerja perangkat daerah kabupaten/kota dan sekretariat penyelenggara pemerintahan daerah
kabupaten/kota; dan c. unit kearsipan pada jenjang berikutnya dibentuk sesuai dengan
kebutuhan pemerintahan daerah kabupaten/kota.

Pasal 132 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan Undang-
Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang kearsipan mengamanatkan bahwa Unit kearsipan
pemerintahan kabupaten/kota dibentuk secara berjenjang yang terdiri atas: a. unit kearsipan I
sebagai unit kearsipan pemerintahan daerah kabupaten/kota yang dilaksanakan oleh lembaga
kearsipan daerah kabupaten/kota; b. unit kearsipan II berada di lingkungan sekretariat satuan
kerja perangkat daerah kabupaten/kota dan sekretariat penyelenggara pemerintahan daerah
kabupaten/kota; dan c. unit kearsipan pada jenjang berikutnya dibentuk sesuai dengan
kebutuhan pemerintahan daerah kabupaten/kota.

Pasal 136 Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan Undang-Undang
Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan mengamanatkan bahwa, dalam menyelenggarakan
fungsi dan tugas di bidang kearsipan antara unit pengolah dengan unit kearsipan dan antarunit
kearsipan pada pencipta arsip menerapkan prinsip koordinasi, sinkronisasi, dan integrasi
dalam suatu sistem yang komprehensif dan terpadu.

Pasal 128 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan Undang-
Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan mengamanatkan bahwa Unit kearsipan
pada pencipta arsip memiliki fungsi: a. pengelolaan arsip inaktif dari unit pengolah di
lingkungannya dan ayat (2) mengamanatkan bahwa Unit kearsipan pada pencipta arsip
memiliki tugas: a. melaksanakan pengelolaan arsip inaktif dari unit pengolah di lingkungannya.

Pasal 128 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan Undang-
Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan mengamanatkan bahwa Unit kearsipan
pada pencipta arsip memiliki fungsi: b. pengolahan arsip dan penyajian arsip menjadi informasi
dan ayat (2) mengamanatkan bahwa Unit kearsipan pada pencipta arsip memiliki tugas: b.
mengolah arsip dan menyajikan arsip menjadi informasi dalam kerangka SKN dan SIKN.
Pasal 128 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan Undang-
Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan mengamanatkan bahwa Unit kearsipan
pada pencipta arsip memiliki fungsi: c. pemusnahan arsip di lingkungan lembaganya dan ayat
(2) mengamanatkan bahwa Unit kearsipan pada pencipta arsip memiliki tugas: c.
melaksanakan pemusnahan arsip di lingkungan lembaganya.
Pasal 128 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan Undang-
Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan mengamanatkan bahwa Unit kearsipan
pada pencipta arsip memiliki fungsi: d. penyerahan arsip statis oleh pimpinan pencipta arsip
kepada lembaga kearsipan dan ayat (2) mengamanatkan bahwa Unit kearsipan pada pencipta
arsip memiliki tugas: d. mempersiapkan penyerahan arsip statis oleh pimpinan pencipta arsip
kepada lembaga kearsipan.
Pasal 128 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan Undang-
Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan mengamanatkan bahwa Unit kearsipan
pada pencipta arsip memiliki fungsi: e. pembinaan dan pengevaluasian dalam rangka
penyelenggaraan kearsipan di lingkungannya dan ayat (2) mengamanatkan bahwa Unit
kearsipan pada pencipta arsip memiliki tugas: e. melaksanakan pembinaan dan evaluasi dalam
rangka penyelenggaraan kearsipan di lingkungannya.

Pasal 1 angka 15 Unit pengolah adalah satuan kerja pada pencipta arsip yang mempunyai
tugas dan tanggung jawab mengolah semua arsip yang berkaitan dengan kegiatan penciptaan
arsip di lingkungannya.

Pasal 35 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan Undang-
Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan mengamanatkan bahwa Unit pengolah dan
unit kearsipan wajib memelihara dan menyimpan dokumentasi pembuatan dan penerimaan
arsip.
Pasal 37 ayat (3) Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan Undang-
Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan mengamanatkan bahwa Pimpinan unit
pengolah bertanggung jawab terhadap ketersediaan, pengolahan, penyajian arsip vital, dan
arsip aktif; Pasal 50 ayat (3) mengamanatkan bahwa Pemeliharaan arsip vital sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 40 ayat (2) menjadi tanggung jawab pimpinan unit pengolah.
Pasal 41 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan Undang-
Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan mengamanatkan bahwa Pemeliharaan arsip
aktif menjadi tanggung jawab pimpinan unit pengolah dan Pasal 47 ayat (2) Peraturan
Pemerintah Nomor 28 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 43 Tahun
2009 tentang Kearsipan mengamanatkan bahwa Penyimpanan arsip aktif menjadi tanggung
jawab pimpinan unit pengolah; Pasal 42 ayat 7 mengamanatkan bahwa Unit pengolah
menyampaikan daftar arsip aktif kepada unit kearsipan paling lama 6 (enam) bulan setelah
pelaksanaan kegiatan.
Pasal 58 Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan Undang-Undang
Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan mengamanatkan bahwa Pemindahan arsip inaktif di
lingkungan lembaga negara dilaksanakan dari unit pengolah ke unit kearsipan sesuai jenjang
unit kearsipan yang ada di lingkungan lembaga negara yang bersangkutan. Pasal 63 ayat (1)
Pemindahan arsip inaktif dari unit pengolah ke unit kearsipan menjadi tanggung jawab
pimpinan unit pengolah.

Pasal 36 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan Undang-
Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan mengamanatkan bahwa Unit pengolah
bertanggung jawab terhadap autentisitas arsip yang diciptakan.

Pasal 37 ayat (3) Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2012 mengamanatkan bahwa
Pimpinan unit pengolah bertanggung jawab terhadap ketersediaan, pengolahan, penyajian
arsip vital, dan arsip aktif; Pasal 50 ayat (3) mengamanatkan bahwa Pemeliharaan arsip vital
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 40 ayat (2) menjadi tanggung jawab pimpinan unit
pengolah.

Angka 28 Lampiran II Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan


Perundang-undangan mengamanatkan bahwa, Dasar hukum diawali dengan kata Mengingat.

Angka 28 Lampiran II Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan


Perundang-undangan jo. Pasal 50 Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan
jis. Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor
43 Tahun 2009 tentang Kearsipan.

Angka 28 Lampiran II Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan


Perundang-undangan jo. Pasal 50 Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan
jis. Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor
43 Tahun 2009 tentang Kearsipan.
(*) BUBUHKAN TANDA SILANG (X) UNTUK PILIHAN JAWABAN PADA KOLOM CHECKLIST, KOTAK
BERWARNA HIJAU
NO ASPEK/ KOMPONEN/ PERNYATAAN
I. ASPEK KEBIJAKAN
B. REFORM

Kebijakan Pemerintahan Daerah (Peraturan Daerah) tentang


1.
Penyelenggaraan Kearsipan

Pada Pemerintahan Daerah belum terdapat Kebijakan Pemerintahan


a.
Daerah (Peraturan Daerah) yang berlaku di lingkungannya.
Telah terdapat rancangan Kebijakan Pemerintahan Daerah (Peraturan
b.
Daerah).

Pemerintahan Daerah telah menyusun rancangan Kebijakan Pemerintahan


b.1 Daerah (Peraturan Daerah) dengan kriteria sampai dengan 50% terpenuhi
dan benar.

Pemerintahan Daerah telah menyusun rancangan Kebijakan Pemerintahan


Daerah (Peraturan Daerah) dengan kriteria lebih dari 50% sampai dengan
b.2
99% terpenuhi dan benar, tetapi rancangan masih berada di Lembaga
Kearsipan Daerah.

Pemerintahan Daerah telah menyusun rancangan Kebijakan Pemerintahan


Daerah (Peraturan Daerah) dengan kriteria 100% terpenuhi dan benar,
b.3
serta rancangan telah berada di unit yang menyelenggarakan fungsi
hukum atau pihak terkait lainnya selain Lembaga Kearsipan Daerah.
c. Telah ditetapkan Kebijakan Pemerintahan Daerah (Peraturan Daerah).

Pemerintahan Daerah telah menetapkan Kebijakan Pemerintahan Daerah


c.1 (Peraturan Daerah) dengan kriteria sampai dengan 50% terpenuhi dan
benar.

Pemerintahan Daerah telah menetapkan Kebijakan Pemerintahan Daerah


c.2 (Peraturan Daerah) dengan kriteria lebih dari 50% sampai dengan 70%
terpenuhi dan benar.
Pemerintahan Daerah telah menetapkan Kebijakan Pemerintahan Daerah
c.3 (Peraturan Daerah) dengan kriteria lebih dari 70% sampai dengan 99%
terpenuhi dan benar.

Pemerintahan Daerah telah menetapkan Kebijakan Pemerintahan Daerah


c.4
(Peraturan Daerah) dengan kriteria 100% terpenuhi dan benar.

NO PERNYATAAN

Perangkat Daerah mendapatkan sosialisasi terkait Kebijakan


2. Pemerintahan Daerah (Peraturan Daerah) tentang Penyelenggaraan
Kearsipan
a.
Belum terdapat Perangkat Daerah yang mendapatkan sosialisasi terkait
Kebijakan Pemerintahan Daerah (Peraturan Daerah).
b. Lebih dari 0% sampai dengan 50% Perangkat Daerah mendapatkan
sosialisasi terkait Kebijakan Pemerintahan Daerah (Peraturan Daerah).
c. Lebih dari 50% sampai dengan 70% Perangkat Daerah mendapatkan
sosialisasi terkait Kebijakan Pemerintahan Daerah (Peraturan Daerah).
d. Lebih dari 70% sampai dengan 99% Perangkat Daerah mendapatkan
sosialisasi terkait Kebijakan Pemerintahan Daerah (Peraturan Daerah).
e. 100% Perangkat Daerah mendapatkan sosialisasi terkait Kebijakan
Pemerintahan Daerah (Peraturan Daerah).

NO PERNYATAAN

BUMD, Organisasi Kemasyarakatan/Organisasi Politik, dan Perusahaan


3. Swasta mendapatkan sosialisasi terkait Kebijakan Pemerintahan Daerah
(Peraturan Daerah) tentang Penyelenggaraan Kearsipan

a. Belum terdapat BUMD, Organisasi Kemasyarakatan/Organisasi Politik, dan


Perusahaan Swasta yang mendapatkan sosialisasi terkait Kebijakan
Pemerintahan Daerah (Peraturan Daerah).

b. Lebih dari 0% sampai dengan 50% BUMD, Organisasi


Kemasyarakatan/Organisasi Politik, dan Perusahaan Swasta mendapatkan
sosialisasi terkait Kebijakan Pemerintahan Daerah (Peraturan Daerah).

c. Lebih dari 50% sampai dengan 70% BUMD, Organisasi


Kemasyarakatan/Organisasi Politik, dan Perusahaan Swasta mendapatkan
sosialisasi terkait Kebijakan Pemerintahan Daerah (Peraturan Daerah).

d. Lebih dari 70% sampai dengan 99% BUMD, Organisasi


Kemasyarakatan/Organisasi Politik, dan Perusahaan Swasta mendapatkan
sosialisasi terkait Kebijakan Pemerintahan Daerah (Peraturan Daerah).
100% BUMD, Organisasi Kemasyarakatan/Organisasi Politik, dan
e. Perusahaan Swasta mendapatkan sosialisasi terkait Kebijakan
Pemerintahan Daerah (Peraturan Daerah).

TOTAL NILAI REFORM KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN KEARSIPAN


LEMBAR KERJA FORMULIR AU

ADA KOLOM CHECKLIST, KOTAK (*) PILIH JAWABAN YA/TIDAK DENGAN MEMBERIKAN TA
KOLOM CATATAN OBJEK PENGAWASAN, KOTAK BERW
KETERANGAN CHECKLIST
NO

I.

1
2

LIHAT LEMBAR
3
KRITERIA

LIHAT LEMBAR
a.
KRITERIA

LIHAT LEMBAR
v b.
KRITERIA
4

LIHAT LEMBAR
a.
KRITERIA

LIHAT LEMBAR
b.
KRITERIA
LIHAT LEMBAR v c.
KRITERIA

LIHAT LEMBAR
d.
KRITERIA

II.

KETERANGAN CHECKLIST 1

2
3

TOTAL PERSENTASE KEBIJAKAN PENYELENGGARA


KEARSIPAN (%)

KETERANGAN CHECKLIST

DEFINISI OPERASIOAL

v Keterwakilan dari ormas, orpol, perusahaan swasta, kecua


BUMD harus seluruhnya mengikuti sosialisasi

ENGGARAAN KEARSIPAN
LEMBAR KERJA FORMULIR AUDIT SISTEM KEARSIPAN EKSTERNA

KEBIJAKAN PENYELEN

(*) PILIH JAWABAN YA/TIDAK DENGAN MEMBERIKAN TANDA SILANG (X) KOLOM PENILAIAN DAN BUBUHK
KOLOM CATATAN OBJEK PENGAWASAN, KOTAK BERWARNA HIJAU

BOBOT PENILAIAN
KRITERIA
(%)
YA

Kebijakan Pemerintahan Daerah (Perda) mengenai


penyelenggaraan kearsipan telah mengakomodir
ketentuan dalam ruang lingkup penyelenggaraan
kearsipan yang meliputi:

Kebijakan kearsipan 22.5 v


Pembinaan kearsipan 22.5 v

Pengelolaan arsip

Pengelolaan arsip dinamis 11.25 v

Pengelolaan arsip statis 11.25 v


Sumber Daya Kearsipan

Sumber Daya Manusia Kearsipan 5.625 v

Prasarana dan Sarana Kearsipan 5.625 v


Organisasi Kearsipan 5.625

Pendanaan Kearsipan 5.625 v

Pada dasar hukum yang diawali dengan kata


"Mengingat" pada bagian pembukaan di dalam
kebijakan yang memuat ketentuan atau sebagian
ketentuan sebagaimana tersebut pada Romawi I di
atas telah memuat:

Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang


5 v
Kearsipan

Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2012 tentang


Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009 5 v
tentang Kearsipan
Kebijakan Pemerintahan Daerah (perda) mengenai
v
penyelenggaraan kearsipan telah ditetapkan.

TOTAL PERSENTASE KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN


100 TOTAL
KEARSIPAN (%)

DEFINISI OPERASIOAL CATATAN OBJEK PENGAWASAN

Keterwakilan dari ormas, orpol, perusahaan swasta, kecuali


BUMD harus seluruhnya mengikuti sosialisasi
ARSIPAN EKSTERNAL PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA (FORMULIR ASKE P

EBIJAKAN PENYELENGGARAAN KEARSIPAN DI Pemerintahan Daerah

OM PENILAIAN DAN BUBUHKAN CATATAN APABILA DIPERLUKAN PADA

PENILAIAN
CATATAN OBJEK PENGAWAS SKOR (%)
TIDAK

22.5
22.5

11.25

11.25
5.625

5.625
v 0.000

5.625

5
Perda No. 2 tahun 2019 ttg
Penyelenggaraan Kearsipan Kab. Tanah
Datar dan telah disosialisasikan pada
kegiatan sosialisasi kebijakan kearsipan
tgl 14 Desember 2021

TOTAL SKOR (%) 94.38

BJEK PENGAWASAN
EN/KOTA (FORMULIR ASKE PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA)

merintahan Daerah

DEFINISI OPERASIONAL

Di dalam rancangan kebijakan atau di dalam kebijakan yang telah ditetapkan,


terdapat ketentuan teknis mengenai penyelenggaraan kearsipan yang tidak
bertentangan dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang
Kearsipan dan Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2012 tentang
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan.

Di dalam rancangan kebijakan atau di dalam kebijakan yang telah ditetapkan,


terdapat ketentuan mengenai kebijakan kearsipan.Atau, tidak terdapat
ketentuan yang bertentangan dengan norma mengenai/terkait kebijakan
kearsipan sebagaimana diatur di dalam Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009
tentang Kearsipan dan Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2012 tentang
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan.
Di dalam rancangan kebijakan atau di dalam kebijakan yang telah ditetapkan,
terdapat ketentuan mengenai pembinaan kearsipan.
Atau, tidak terdapat ketentuan yang bertentangan dengan norma
mengenai/terkait pembinaan kearsipan sebagaimana diatur di dalam Undang-
Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan dan Peraturan Pemerintah
Nomor 28 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 43 Tahun
2009 tentang Kearsipan.

Di dalam rancangan kebijakan atau di dalam kebijakan yang telah ditetapkan,


terdapat ketentuan mengenai pengelolaan arsip.
Atau, tidak terdapat ketentuan yang bertentangan dengan norma
mengenai/terkait pengelolaan arsip sebagaimana diatur di dalam Undang-
Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan dan Peraturan Pemerintah
Nomor 28 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 43 Tahun
2009 tentang Kearsipan.

Di dalam rancangan kebijakan atau di dalam kebijakan yang telah ditetapkan,


termuat ketentuan mengenai pengelolaan arsip dinamis yang mencakup
penciptaan, penggunaan, pemeliharaan, dan penyusutan arsip.
Atau, tidak terdapat ketentuan yang bertentangan dengan norma
mengenai/terkait pengelolaan arsip dinamis sebagaimana diatur di dalam
Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan dan Peraturan
Pemerintah Nomor 28 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan Undang-Undang
Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan.

Di dalam rancangan kebijakan atau di dalam kebijakan yang telah ditetapkan,


termuat ketentuan mengenai pengelolaan arsip statis yang mencakup akuisisi
arsip statis, pengolahan arsip statis, preservasi arsip statis, dan akses serta
layanan arsip statis. Atau, tidak terdapat ketentuan yang bertentangan dengan
norma mengenai/terkait pengelolaan arsip statis sebagaimana diatur di dalam
Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan dan Peraturan
Pemerintah Nomor 28 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan Undang-Undang
Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan.
Di dalam rancangan kebijakan atau di dalam kebijakan yang telah ditetapkan,
terdapat ketentuan mengenai sumber daya kearsipan.
Atau, tidak terdapat ketentuan yang bertentangan dengan norma
mengenai/terkait sumber daya kearsipan sebagaimana diatur di dalam Undang-
Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan dan Peraturan Pemerintah
Nomor 28 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 43 Tahun
2009 tentang Kearsipan.

Di dalam rancangan kebijakan atau di dalam kebijakan yang telah ditetapkan,


termuat ketentuan mengenai sumber daya kearsipan yang mencakup sumber
daya manusia kearsipan.
Atau, tidak terdapat ketentuan yang bertentangan dengan norma
mengenai/terkait sumber daya manusia kearsipan sebagaimana diatur di dalam
Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan dan Peraturan
Pemerintah Nomor 28 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan Undang-Undang
Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan.

Di dalam rancangan kebijakan atau di dalam kebijakan yang telah ditetapkan,


termuat ketentuan mengenai sumber daya kearsipan yang mencakup
prasarana dan sarana kearsipan.
Atau, tidak terdapat ketentuan yang bertentangan dengan norma
mengenai/terkait sumber daya kearsipan yang mencakup prasarana dan
sarana kearsipan sebagaimana diatur di dalam Undang-Undang Nomor 43
Tahun 2009 tentang Kearsipan dan Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun
2012 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang
Kearsipan.
Di dalam rancangan kebijakan atau di dalam kebijakan yang telah ditetapkan,
termuat ketentuan mengenai sumber daya kearsipan yang mencakup
organisasi kearsipan.Atau, tidak terdapat ketentuan yang bertentangan dengan
norma mengenai/terkait organisasi kearsipan sebagaimana diatur di dalam
Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan dan Peraturan
Pemerintah Nomor 28 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan Undang-Undang
Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan.

Di dalam rancangan kebijakan atau di dalam kebijakan yang telah ditetapkan,


termuat ketentuan mengenai sumber daya kearsipan yang mencakup
pendanaan kearsipan.
Atau, tidak terdapat ketentuan yang bertentangan dengan norma
mengenai/terkait pendanaan kearsipan sebagaimana diatur di dalam Undang-
Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan dan Peraturan Pemerintah
Nomor 28 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 43 Tahun
2009 tentang Kearsipan.

Pada dasar hukum yang diawali dengan kata "Mengingat" pada bagian
pembukaan di dalam rancangan kebijakan atau kebijakan yang memuat
ketentuan mengenai penyelenggaraan kearsipan telah termuat Undang-
Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan dan Peraturan Pemerintah
Nomor 28 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 43 Tahun
2009 tentang Kearsipan.

Pada dasar hukum yang diawali dengan kata "Mengingat" pada bagian
pembukaan di dalam rancangan kebijakan atau kebijakan yang memuat
ketentuan mengenai penyelenggaraan kearsipan telah termuat Undang-
Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan dan Peraturan Pemerintah
Nomor 28 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 43 Tahun
2009 tentang Kearsipan.
Pada dasar hukum yang diawali dengan kata "Mengingat" pada bagian
pembukaan di dalam rancangan kebijakan atau kebijakan yang memuat
ketentuan mengenai penyelenggaraan kearsipan telah termuat Undang-
Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan dan Peraturan Pemerintah
Nomor 28 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 43 Tahun
2009 tentang Kearsipan.
Kebijakan yang memuat ketentuan mengenai penyelenggaraan kearsipan telah
ditetapkan oleh Bupati/Walikota sesuai wilayah kewenangannya.
EN/KOTA)

KETERANGAN/DASAR HUKUM

Pasal 5 ayat (1) dan (2) Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan mengamanatkan bahwa
kearsipan meliputi keseluruhan penetapan kebijakan, pembinaan kearsipan, dan pengelolaan arsip dalam s
didukung oleh sumber daya manusia, prasarana dan sarana, serta sumber daya lain sesuai dengan ketentu
Ruang lingkup sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi kegiatan yang dilakukan oleh lembaga nega
pendidikan, perusahaan, organisasi politik, organisasi kemasyarakatan, dan perseorangan, serta lembaga k

Selanjutnya, Pasal 4 ayat (1), ayat (2), dan ayat (3) Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2012 tentang P
43 Tahun 2009 tentang Kearsipan mengamanatkan bahwa penyelenggaraan kearsipan di tingkat nasional
2 meliputi kegiatan:
a. penetapan kebijakan;
b. pembinaan kearsipan; dan
c. pengelolaan arsip.
Penyelenggaraan kearsipan di tingkat nasional didukung oleh sumber daya kearsipan yang terdiri dari sum
sarana, organisasi kearsipan serta pendanaan.
Penyelenggaraan kearsipan di tingkat provinsi, kabupaten/kota, dan perguruan tinggi mengacu kepada pen
nasional.

Pasal 5 ayat (1) dan (2) Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan mengamanatkan bahwa
kearsipan meliputi keseluruhan penetapan kebijakan, pembinaan kearsipan, dan pengelolaan arsip dalam s
didukung oleh sumber daya manusia, prasarana dan sarana, serta sumber daya lain sesuai dengan ketentu
Ruang lingkup sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi kegiatan yang dilakukan oleh lembaga negar
pendidikan, perusahaan, organisasi politik, organisasi kemasyarakatan, dan perseorangan, serta lembaga k
(1), ayat (2), dan ayat (3) Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan Undang-Unda
Kearsipan mengamanatkan bahwa penyelenggaraan kearsipan di tingkat nasional sebagaimana dimaksud
penetapan kebijakan;b. pembinaan kearsipan; danc. pengelolaan arsip. Penyelenggaraan kearsipan di ting
daya kearsipan yang terdiri dari sumber daya manusia, prasarana dan sarana, organisasi kearsipan serta p
Penyelenggaraan kearsipan di tingkat provinsi, kabupaten/kota, dan perguruan tinggi mengacu kepada pen
nasional.
Pasal 5 ayat (1) dan (2) Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan mengamanatkan bahwa
kearsipan meliputi keseluruhan penetapan kebijakan, pembinaan kearsipan, dan pengelolaan arsip dalam s
didukung oleh sumber daya manusia, prasarana dan sarana, serta sumber daya lain sesuai dengan ketentu
Ruang lingkup sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi kegiatan yang dilakukan oleh lembaga nega
pendidikan, perusahaan, organisasi politik, organisasi kemasyarakatan, dan perseorangan, serta lembaga k

Selanjutnya, Pasal 4 ayat (1), ayat (2), dan ayat (3) Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2012 tentang P
43 Tahun 2009 tentang Kearsipan mengamanatkan bahwa penyelenggaraan kearsipan di tingkat nasional
2 meliputi kegiatan:
a. penetapan kebijakan;
b. pembinaan kearsipan; dan
c. pengelolaan arsip.
Penyelenggaraan kearsipan di tingkat nasional didukung oleh sumber daya kearsipan yang terdiri dari sum
sarana, organisasi kearsipan serta pendanaan.
Penyelenggaraan kearsipan di tingkat provinsi, kabupaten/kota, dan perguruan tinggi mengacu kepada pen
nasional.

Pasal 5 ayat (1) dan (2) Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan mengamanatkan bahwa
kearsipan meliputi keseluruhan penetapan kebijakan, pembinaan kearsipan, dan pengelolaan arsip dalam s
didukung oleh sumber daya manusia, prasarana dan sarana, serta sumber daya lain sesuai dengan ketentu
Ruang lingkup sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi kegiatan yang dilakukan oleh lembaga nega
pendidikan, perusahaan, organisasi politik, organisasi kemasyarakatan, dan perseorangan, serta lembaga k

Selanjutnya, Pasal 4 ayat (1), ayat (2), dan ayat (3) Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2012 tentang P
43 Tahun 2009 tentang Kearsipan mengamanatkan bahwa penyelenggaraan kearsipan di tingkat nasional
2 meliputi kegiatan:
a. penetapan kebijakan;
b. pembinaan kearsipan; dan
c. pengelolaan arsip.
Penyelenggaraan kearsipan di tingkat nasional didukung oleh sumber daya kearsipan yang terdiri dari sum
sarana, organisasi kearsipan serta pendanaan.
Penyelenggaraan kearsipan di tingkat provinsi, kabupaten/kota, dan perguruan tinggi mengacu kepada pen
nasional.
Pasal 5 ayat (1) dan (2) Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan mengamanatkan bahwa
kearsipan meliputi keseluruhan penetapan kebijakan, pembinaan kearsipan, dan pengelolaan arsip dalam s
didukung oleh sumber daya manusia, prasarana dan sarana, serta sumber daya lain sesuai dengan ketentu
Ruang lingkup sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi kegiatan yang dilakukan oleh lembaga nega
pendidikan, perusahaan, organisasi politik, organisasi kemasyarakatan, dan perseorangan, serta lembaga k

Selanjutnya, Pasal 4 ayat (1), ayat (2), dan ayat (3) Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2012 tentang P
43 Tahun 2009 tentang Kearsipan mengamanatkan bahwa penyelenggaraan kearsipan di tingkat nasional
2 meliputi kegiatan:
a. penetapan kebijakan;
b. pembinaan kearsipan; dan
c. pengelolaan arsip.
Penyelenggaraan kearsipan di tingkat nasional didukung oleh sumber daya kearsipan yang terdiri dari sum
sarana, organisasi kearsipan serta pendanaan.
Penyelenggaraan kearsipan di tingkat provinsi, kabupaten/ kota, dan perguruan tinggi mengacu kepada pe
nasional.

Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan mengamanatkan bahwa ruang lingkup penyelen
keseluruhan penetapan kebijakan, pembinaan kearsipan, dan pengelolaan arsip dalam suatu sistem kearsi
sumber daya manusia, prasarana dan sarana, serta sumber daya lain sesuai dengan ketentuan peraturan p
Ruang lingkup sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi kegiatan yang dilakukan oleh lembaga nega
pendidikan, perusahaan, organisasi politik, organisasi kemasyarakatan, dan perseorangan, serta lembaga k
Selanjutnya, Pasal 4 ayat (1), ayat (2), dan ayat (3) Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2012 tentang P
43 Tahun 2009 tentang Kearsipan mengamanatkan bahwa penyelenggaraan kearsipan di tingkat nasional
2 meliputi kegiatan:
a. penetapan kebijakan;
b. pembinaan kearsipan; dan
c. pengelolaan arsip.
Penyelenggaraan kearsipan di tingkat nasional didukung oleh sumber daya kearsipan yang terdiri dari sum
sarana, organisasi kearsipan serta pendanaan.
Penyelenggaraan kearsipan di tingkat provinsi, kabupaten/ kota, dan perguruan tinggi mengacu kepada pe
nasional.

Pasal 5 ayat (1) dan (2) Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan mengamanatkan bahwa
kearsipan meliputi keseluruhan penetapan kebijakan, pembinaan kearsipan, dan pengelolaan arsip dalam s
didukung oleh sumber daya manusia, prasarana dan sarana, serta sumber daya lain sesuai dengan ketentu
Ruang lingkup sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi kegiatan yang dilakukan oleh lembaga nega
pendidikan, perusahaan, organisasi politik, organisasi kemasyarakatan, dan perseorangan, serta lembaga k
Selanjutnya, Pasal 4 ayat (1), ayat (2), dan ayat (3) Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2012 tentang P
43 Tahun 2009 tentang Kearsipan mengamanatkan bahwa penyelenggaraan kearsipan di tingkat nasional
2 meliputi kegiatan:
a. penetapan kebijakan;
b. pembinaan kearsipan; dan
c. pengelolaan arsip.
Penyelenggaraan kearsipan di tingkat nasional didukung oleh sumber daya kearsipan yang terdiri dari sum
sarana, organisasi kearsipan serta pendanaan.
Penyelenggaraan kearsipan di tingkat provinsi, kabupaten/kota, dan perguruan tinggi mengacu kepada pen
nasional.
Pasal 5 ayat (1) dan (2) Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan mengamanatkan bahwa
kearsipan meliputi keseluruhan penetapan kebijakan, pembinaan kearsipan, dan pengelolaan arsip dalam s
didukung oleh sumber daya manusia, prasarana dan sarana, serta sumber daya lain sesuai dengan ketentu
undangan.Ruang lingkup sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi kegiatan yang dilakukan oleh lemb
lembaga pendidikan, perusahaan, organisasi politik, organisasi kemasyarakatan, dan perseorangan, serta l
Pasal 4 ayat (1), ayat (2), dan ayat (3) Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan U
2009 tentang Kearsipan mengamanatkan bahwa penyelenggaraan kearsipan di tingkat nasional sebagaima
kegiatan:a. penetapan kebijakan;b. pembinaan kearsipan; danc. pengelolaan arsip.Penyelenggaraan kears
oleh sumber daya kearsipan yang terdiri dari sumber daya manusia, prasarana dan sarana, organisasi kear
pendanaan.Penyelenggaraan kearsipan di tingkat provinsi, kabupaten/kota, dan perguruan tinggi mengacu
di tingkat nasional.

Pasal 5 ayat (1) dan (2) Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan mengamanatkan bahwa
kearsipan meliputi keseluruhan penetapan kebijakan, pembinaan kearsipan, dan pengelolaan arsip dalam s
didukung oleh sumber daya manusia, prasarana dan sarana, serta sumber daya lain sesuai dengan ketentu
Ruang lingkup sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi kegiatan yang dilakukan oleh lembaga nega
pendidikan, perusahaan, organisasi politik, organisasi kemasyarakatan, dan perseorangan, serta lembaga k

Selanjutnya, Pasal 4 ayat (1), ayat (2), dan ayat (3) Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2012 tentang P
43 Tahun 2009 tentang Kearsipan mengamanatkan bahwa penyelenggaraan kearsipan di tingkat nasional
2 meliputi kegiatan:
a. penetapan kebijakan;
b. pembinaan kearsipan; dan
c. pengelolaan arsip.
Penyelenggaraan kearsipan di tingkat nasional didukung oleh sumber daya kearsipan yang terdiri dari sum
sarana, organisasi kearsipan serta pendanaan.
Penyelenggaraan kearsipan di tingkat provinsi, kabupaten/ kota, dan perguruan tinggi mengacu kepada pe
nasional.

Angka 28 Lampiran II Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang
Dasar hukum diawali dengan kata Mengingat.
Dasar hukum memuat:
a. Dasar kewenangan pembentukan Peraturan Perundang-undangan; dan
b. Peraturan Perundang-undangan yang memerintahkan pembentukan Peraturan Perundang-undangan.
Selanjutnya, Angka 41 Lampiran II Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peratura
mengamanatkan bahwa, Peraturan Perundang–undangan yang digunakan sebagai dasar hukum hanya Pe
tingkatannya sama atau lebih tinggi.
Lebih lanjut, Angka 45 Lampiran II Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peratura
mengamanatkan bahwa, Dasar hukum yang bukan Undang–Undang Dasar Negara Republik Indonesia Ta
pasal, tetapi cukup mencantumkan jenis dan nama Peraturan Perundang-undangan tanpa mencantumkan

Angka 28 Lampiran II Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang
Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan jis. Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2012 tentang
Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan.

Angka 28 Lampiran II Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang
Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan jis. Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2012 tentang
Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan.
(*) BUBUHKAN TANDA SILANG (X) UNTUK PILIHAN JAWABAN PADA KOLOM CHECKLIST, KOTAK
BERWARNA HIJAU

NO ASPEK/ KOMPONEN/ PERNYATAAN

I. ASPEK KEBIJAKAN

B. REFORM

4. Pengelolaan Arsip Terjaga pada Pemerintahan Daerah

Pemerintahan Daerah belum menetapkan Kebijakan Pengelolaan Arsip


a.
Terjaga yang berlaku di lingkungannya.

Pemerintahan Daerah menyusun rancangan Kebijakan Pengelolaan Arsip


b.
Terjaga, tetapi masih dalam proses internal Lembaga Kearsipan Daerah.

Pemerintahan Daerah menyusun rancangan Kebijakan Pengelolaan Arsip


Terjaga, serta rancangan tersebut dalam proses pada unit yang
c.
menyelenggarakan fungsi hukum atau pihak terkait lainnya selain
Lembaga Kearsipan Daerah.

Pemerintahan Daerah menetapkan Kebijakan Pengelolaan Arsip Terjaga


d.
yang berlaku di lingkungannya.

Pemerintahan Daerah menetapkan dan melaksanakan sosialisasi


e.
Kebijakan Pengelolaan Arsip Terjaga yang berlaku di lingkungannya.

NO PERTANYAAN
Kebijakan Penerapan Aplikasi Sistem Informasi Kearsipan Dinamis
5.
Terintegrasi (SRIKANDI) pada Pemerintahan Daerah

Pemerintahan Daerah belum menetapkan Kebijakan Penerapan Aplikasi


a. Sistem Informasi Kearsipan Dinamis Terintegrasi (SRIKANDI) yang berlaku
di lingkungannya.

Pemerintahan Daerah menyusun rancangan Kebijakan Penerapan Aplikasi


b. Aplikasi Sistem Informasi Kearsipan Dinamis Terintegrasi (SRIKANDI),
tetapi masih dalam proses internal Lembaga Kearsipan Daerah.

Pemerintahan Daerah menyusun rancangan Kebijakan Penerapan Aplikasi


Sistem Informasi Kearsipan Dinamis Terintegrasi (SRIKANDI), serta
c.
rancangan tersebut dalam proses pada unit yang menyelenggarakan
fungsi hukum atau pihak terkait lainnya selain Lembaga Kearsipan Daerah.

Pemerintahan Daerah menetapkan Kebijakan Penerapan Aplikasi Sistem


d. Informasi Kearsipan Dinamis Terintegrasi (SRIKANDI) yang berlaku di
lingkungannya.

Pemerintahan Daerah menetapkan dan melaksanakan sosialisasi


e. Kebijakan Penerapan Aplikasi Sistem Informasi Kearsipan Dinamis
Terintegrasi (SRIKANDI) yang berlaku di lingkungannya.

TOTAL NILAI REFORM KEBIJAKAN ARSIP TERJAGA DAN SRIKANDI


LEMBAR KERJA FORMULIR AUDIT

ADA KOLOM CHECKLIST, KOTAK

KETERANGAN CHECKLIST

KETERANGAN CHECKLIST
v

IP TERJAGA DAN SRIKANDI


LEMBAR KERJA FORMULIR AUDIT SISTEM KEARSIPAN EKSTERNAL PEM

PENGELOLAAN A

(*) BUBUHKAN CATATAN APABILA DIPERLUKAN PADA KOLOM CATATAN OBJEK PENGAWASAN
BERWARNA HIJAU

DEFINISI OPERASIONAL CATATAN OBJEK PENGAWASAN

Cukup Jelas.
DEFINISI OPERASIONAL CATATAN OBJEK PENGAWASAN

Aplikasi Sistem Informasi Kearsipan Dinamis


Terintegrasi (SRIKANDI) menunggu implementasi dari
Kedeputian Pembinaan. Untuk sementara tidak menjadi
penilaian namun tetap ditanyakan (Usulan)

*Cukup melihat komitmen dari pimpinan baik


(LKD=Sekda) melalui berupa produk hukum
peraturan/keputusan, maupun surat edaran komitmen
penggunaan SRIKANDI
ARSIPAN EKSTERNAL PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA (FORMULIR ASKE PE

PENGELOLAAN ARSIP TERJAGA & SRIKANDI

OM CATATAN OBJEK PENGAWASAN, KOTAK

CATATAN OBJEK PENGAWASAN


CATATAN OBJEK PENGAWASAN
ABUPATEN/KOTA (FORMULIR ASKE PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA)

A & SRIKANDI
PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA)
LEMBAR KERJA F

(*) BUBUHKAN TANDA SILANG (X) UNTUK PILIHAN JAWABAN PADA KOLOM CHECKLIST, KOTAK
BERWARNA HIJAU
NO ASPEK/ KOMPONEN/ PERNYATAAN
I. ASPEK KEBIJAKAN
B. REFORM

6. Kebijakan Alih Media pada Pemerintahan Daerah

Pada Pemerintahan Daerah belum terdapat Kebijakan Alih Media yang


a.
berlaku di lingkungannya.

b. Telah terdapat rancangan Kebijakan Alih Media

Pemerintahan Daerah telah menyusun rancangan Kebijakan Alih Media


b.1
dengan kriteria sampai dengan 50% terpenuhi dan benar.
Pemerintahan Daerah telah menyusun rancangan Kebijakan Alih Media
b.2 dengan kriteria lebih dari 50% sampai dengan 99% terpenuhi dan benar,
tetapi rancangan masih berada di Lembaga Kearsipan Daerah.

Pemerintahan Daerah telah menyusun rancangan Kebijakan Alih Media


dengan kriteria 100% terpenuhi dan benar, serta rancangan telah berada di
b.3
unit yang menyelenggarakan fungsi hukum atau pihak terkait lainnya selain
Lembaga Kearsipan Daerah.

c. Telah ditetapkan Kebijakan Alih Media

Pemerintahan Daerah telah menetapkan Kebijakan Alih Media dengan


c.1
kriteria sampai dengan 50% terpenuhi dan benar.

Pemerintahan Daerah telah menetapkan Kebijakan Alih Media dengan


c.2
kriteria lebih dari 50% sampai dengan 70% terpenuhi dan benar.

Pemerintahan Daerah telah menetapkan Kebijakan Alih Media dengan


c.3
kriteria lebih dari 70% sampai dengan 99% terpenuhi dan benar.
Pemerintahan Daerah telah menetapkan Kebijakan Pengorganisasian
c.4
Kearsipan Alih Media dengan kriteria 100% terpenuhi dan benar.

NO PERTANYAAN

7. Perangkat Daerah mendapatkan sosialisasi terkait Kebijakan Alih Media


Belum terdapat Perangkat Daerah yang mendapatkan sosialisasi terkait
a.
Kebijakan Alih Media.
Lebih dari 0% sampai dengan 50% Perangkat Daerah mendapatkan
b.
sosialisasi terkait Kebijakan Alih Media.
Lebih dari 50% sampai dengan 70% Perangkat Daerah mendapatkan
c.
sosialisasi terkait Kebijakan Alih Media.
Lebih dari 70% sampai dengan 99% Perangkat Daerah mendapatkan
d.
sosialisasi terkait Kebijakan Alih Media.
100% Perangkat Daerah mendapatkan sosialisasi terkait Kebijakan Alih
e.
Media.

TOTAL NILAI REFORM KEBIJAKAN ALIH MEDIA


LEMBAR KERJA FORMULIR AUDIT SISTEM KEARSIPAN EKSTERNAL P

KEB

ADA KOLOM CHECKLIST, KOTAK (*) PILIH JAWABAN YA/TIDAK DENGAN MEMBERIKAN TA
CATATAN OBJEK PENGAWASAN, KOTAK BERWARNA H
KETERANGAN CHECKLIST
NO

v 1.1.

1.2.

LIHAT LEMBAR
1.3.
KRITERIA
LIHAT LEMBAR
1.4.
KRITERIA

LIHAT LEMBAR
2
KRITERIA

2.1.

LIHAT LEMBAR
2.2.
KRITERIA

LIHAT LEMBAR
3
KRITERIA

LIHAT LEMBAR TOTAL PRESENTASE KEBIJAKAN ALIH MEDIA ARSIP


KRITERIA DINAMIS (%)
LIHAT LEMBAR
KRITERIA

KETERANGAN CHECKLIST

v
AN ALIH MEDIA
AUDIT SISTEM KEARSIPAN EKSTERNAL PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA (F

KEBIJAKAN ALIH MEDIA

(*) PILIH JAWABAN YA/TIDAK DENGAN MEMBERIKAN TANDA SILANG (X) KOLOM PENILAIAN DAN BUBUHK
CATATAN OBJEK PENGAWASAN, KOTAK BERWARNA HIJAU

BOBOT PENILAIAN
KRITERIA
(%)
YA

Kebijakan alih media arsip dinamis telah memuat


ketentuan yang meliputi:

Metode (pengkopian/konversi/migrasi) yang digunakan


22.5
dalam pelaksanaan alih media arsip.

Prasarana dan sarana yang digunakan dalam


22.5
pelaksanaan alih media arsip.

Prioritas arsip yang dialih media. 22.5


Pelaksana alih media arsip. 22.5

Pada dasar hukum yang diawali dengan kata


"Mengingat" pada bagian pembukaan di dalam
kebijakan yang memuat ketentuan mengenai alih media
arsip dinamis telah memuat:

Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang


5
Kearsipan

Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2012 tentang


Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009 5
tentang Kearsipan

Kebijakan alih media arsip dinamis telah ditetapkan.

TOTAL PRESENTASE KEBIJAKAN ALIH MEDIA ARSIP


100 T
DINAMIS (%)
ABUPATEN/KOTA (FORMULIR ASKE PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA)

EDIA

OM PENILAIAN DAN BUBUHKAN CATATAN APABILA DIPERLUKAN PADA KOLOM

PENILAIAN SKOR
CATATAN OBJEK PENGAWASAN
(%)
TIDAK

0
0

TOTAL SKOR (%) 0


ABUPATEN/KOTA)

DEFINISI OPERASIONAL

Di dalam rancangan kebijakan atau di dalam kebijakan alih media arsip dinamis telah termuat
ketentuan teknis mengenai alih media arsip dinamis di lingkungan Pemerintahan Daerah.

Di dalam rancangan kebijakan atau di dalam kebijakan alih media arsip dinamis, telah termuat
ketentuan teknis mengenai metode (pengkopian/konversi/migrasi) yang digunakan dalam
pelaksanaan alih media arsip dinamis di lingkungan Pemerintahan Daerah.

Di dalam rancangan kebijakan atau di dalam kebijakan alih media arsip dinamis, telah termuat
ketentuan teknis mengenai prasarana dan sarana yang digunakan dalam pelaksanaan alih
media arsip dinamis di lingkungan Pemerintahan Daerah.

Di dalam rancangan kebijakan atau di dalam kebijakan alih media arsip dinamis, telah termuat
ketentuan teknis mengenai penentuan prioritas arsip yang dialih media di lingkungan
Pemerintahan Daerah.
Di dalam rancangan kebijakan atau di dalam kebijakan alih media arsip dinamis, telah termuat
ketentuan teknis mengenai penentuan pelaksana alih media arsip dinamis di lingkungan
Pemerintahan Daerah.

Pada dasar hukum yang diawali dengan kata "Mengingat" pada bagian pembukaan di dalam
kebijakan yang memuat ketentuan mengenai alih media arsip dinamis di lingkungan
Pemerintahan Daerah telah termuat Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan
dan Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan Undang-Undang
Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan.

Pada dasar hukum yang diawali dengan kata "Mengingat" pada bagian pembukaan di dalam
rancangan kebijakan atau kebijakan yang memuat ketentuan mengenai alih media arsip
dinamis di lingkungan Pemerintahan Daerah telah termuat Undang-Undang Nomor 43 Tahun
2009 tentang Kearsipan.

Pada dasar hukum yang diawali dengan kata "Mengingat" pada bagian pembukaan di dalam
rancangan kebijakan atau kebijakan yang memuat ketentuan mengenai alih media arsip
dinamis di lingkungan Pemerintahan Daerah telah termuat Peraturan Pemerintah Nomor 28
Tahun 2012 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan.

Kebijakan alih media arsip dinamis di lingkungan Pemerintahan Daerah atau kebijakan yang
memuat ketentuan mengenai alih media arsip dinamis di lingkungan Pemerintahan Daerah
telah ditetapkan oleh Bupati/Walikota sesuai wilayah kewenangannya, atau telah ditetapkan
oleh masing-masing pimpinan perangkat daerah/penyelenggara pemerintahan daerah/pejabat
lain yang berwenang di lingkungan Pemerintahan Daerah dalam hal terdapat pendelegasian
penetapan kebijakan alih media arsip dari Bupati/Walikota sesuai wilayah kewenangannya.
KETERANGAN/ DASAR HUKUM

Penjelasan Pasal 49 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan
Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan mengamanatkan bahwa, kebijakan alih
media arsip antara lain meliputi metode (pengkopian, konversi, migrasi), prasarana dan sarana, serta
penentuan pelaksana alih media.
Selanjutnya, Pasal 22 ayat (2) Peraturan Arsip Nasional Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2018
tentang Pedoman Pemeliharaan Arsip Dinamis mengamanatkan bahwa, Kebijakan Alih Media Arsip
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi metode (pengkopian, konversi, migrasi), prasarana
dan sarana, penentuan prioritas Arsip yang di Alih Media, serta penentuan pelaksana Alih Media.

Penjelasan Pasal 49 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan
Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan mengamanatkan bahwa, kebijakan alih
media arsip antara lain meliputi metode (pengkopian, konversi, migrasi), prasarana dan sarana, serta
penentuan pelaksana alih media.
Selanjutnya, Pasal 22 ayat (2) Peraturan Arsip Nasional Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2018
tentang Pedoman Pemeliharaan Arsip Dinamis mengamanatkan bahwa, Kebijakan Alih Media Arsip
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi metode (pengkopian, konversi, migrasi), prasarana
dan sarana, penentuan prioritas Arsip yang di Alih Media, serta penentuan pelaksana Alih Media.

Penjelasan Pasal 49 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan
Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan mengamanatkan bahwa, kebijakan alih
media arsip antara lain meliputi metode (pengkopian, konversi, migrasi), prasarana dan sarana, serta
penentuan pelaksana alih media.
Selanjutnya, Pasal 22 ayat (2) Peraturan Arsip Nasional Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2018
tentang Pedoman Pemeliharaan Arsip Dinamis mengamanatkan bahwa, Kebijakan Alih Media Arsip
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi metode (pengkopian, konversi, migrasi), prasarana
dan sarana, penentuan prioritas Arsip yang di Alih Media, serta penentuan pelaksana Alih Media.

Pasal 22 ayat (2) Peraturan Arsip Nasional Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2018 tentang
Pedoman Pemeliharaan Arsip Dinamis mengamanatkan bahwa, Kebijakan Alih Media Arsip
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi metode (pengkopian, konversi, migrasi), prasarana
dan sarana, penentuan prioritas Arsip yang di Alih Media, serta penentuan pelaksana Alih Media.
Penjelasan Pasal 49 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan
Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan mengamanatkan bahwa, kebijakan alih
media arsip antara lain meliputi metode (pengkopian, konversi, migrasi), prasarana dan sarana, serta
penentuan pelaksana alih media.
Selanjutnya, Pasal 22 ayat (2) Peraturan Arsip Nasional Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2018
tentang Pedoman Pemeliharaan Arsip Dinamis mengamanatkan bahwa, Kebijakan Alih Media Arsip
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi metode (pengkopian, konversi, migrasi), prasarana
dan sarana, penentuan prioritas Arsip yang di Alih Media, serta penentuan pelaksana Alih Media.

Angka 28 Lampiran II Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan


Perundang-undangan mengamanatkan bahwa, Dasar hukum diawali dengan kata Mengingat.
Dasar hukum memuat:
a. Dasar kewenangan pembentukan Peraturan Perundang-undangan;
dan
b. Peraturan Perundang-undangan yang memerintahkan pembentukan Peraturan Perundang-
undangan.

Selanjutnya, Angka 41 Lampiran II Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan


Peraturan Perundang-undangan mengamanatkan bahwa, Peraturan Perundang–undangan yang
digunakan sebagai dasar hukum hanya Peraturan Perundang–undangan yang tingkatannya sama
atau lebih tinggi.

Lebih lanjut, Angka 45 Lampiran II Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-undangan mengamanatkan bahwa, Dasar hukum yang bukan Undang–Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 tidak perlu mencantumkan pasal, tetapi cukup
mencantumkan jenis dan nama Peraturan Perundang-undangan tanpa mencantumkan frasa Republik
Indonesia.

Angka 28 Lampiran II Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan


Perundang-undangan jo. Pasal 46 Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan jis.
Pasal 49 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan Undang-Undang
Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan.

Angka 28 Lampiran II Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan


Perundang-undangan jo. Pasal 46 Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan jis.
Pasal 49 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan Undang-Undang
Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan.

Pasal 49 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan Undang-Undang
Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan mengamanatkan bahwa, dalam melakukan alih media arsip
pimpinan masing-masing pencipta arsip menetapkan kebijakan alih media arsip.
Selanjutnya, Peraturan Arsip Nasional Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2018 tentang Pedoman
Pemeliharaan Arsip Dinamis mengamanatkan bahwa, dalam melakukan Alih Media Arsip, pimpinan
Pencipta Arsip menetapkan kebijakan Alih Media Arsip.
(*) BUBUHKAN TANDA SILANG (X) UNTUK PILIHAN JAWABAN PADA KOLOM PILIHAN,
KOTAK BERWARNA HIJAU

NO ASPEK/ KOMPONEN/ PERNYATAAN

II. ASPEK PEMBINAAN KEARSIPAN

A. KEWAJIBAN MELAKSANAKAN PEMBINAAN

Lembaga Kearsipan Daerah melaksanakan kegiatan koordinasi dengan


1.
Perangkat Daerah

Lembaga Kearsipan Daerah belum melaksanakan kegiatan koordinasi


a.
dengan Perangkat Daerah.

Lembaga Kearsipan Daerah melaksanakan kegiatan koordinasi terhadap


b.
lebih dari 0% sampai dengan 50% Perangkat Daerah.

Lembaga Kearsipan Daerah melaksanakan kegiatan koordinasi terhadap


c.
lebih dari 50% sampai dengan 70% Perangkat Daerah.

Lembaga Kearsipan Daerah melaksanakan kegiatan koordinasi terhadap


d.
lebih dari 70% sampai dengan 99% Perangkat Daerah.

Lembaga Kearsipan Daerah melaksanakan kegiatan koordinasi terhadap


e.
100% atau seluruh Perangkat Daerah.
NO PERTANYAAN

Lembaga Kearsipan Daerah melaksanakan kegiatan koordinasi dengan


2. Organisasi Masyarakat/Organisasi Politik, Perusahaan Daerah,
Perusahaan Swasta, Kecamatan, dan Desa/Kelurahan.

Lembaga Kearsipan Daerah belum melaksanakan kegiatan koordinasi


a. dengan Organisasi Masyarakat/Organisasi Politik, Perusahaan Daerah,
Perusahaan Swasta, Kecamatan, dan Desa/Kelurahan.

Lembaga Kearsipan Daerah melaksanakan kegiatan koordinasi terhadap


lebih dari 0% sampai dengan 30% Organisasi Masyarakat/Organisasi
b.
Politik, Perusahaan Daerah, Perusahaan Swasta, Kecamatan, dan
Desa/Kelurahan.
Lembaga Kearsipan Daerah melaksanakan kegiatan koordinasi terhadap
lebih dari 30% sampai dengan 60% Organisasi Masyarakat/Organisasi
c.
Politik, Perusahaan Daerah, Perusahaan Swasta, Kecamatan, dan
Desa/Kelurahan.
Lembaga Kearsipan Daerah melaksanakan kegiatan koordinasi terhadap
lebih dari 60% sampai dengan 90% Organisasi Masyarakat/Organisasi
d.
Politik, Perusahaan Daerah, Perusahaan Swasta, Kecamatan, dan
Desa/Kelurahan.
Lembaga Kearsipan Daerah melaksanakan kegiatan koordinasi terhadap
lebih dari 90% sampai dengan 100% Organisasi Masyarakat/Organisasi
e.
Politik, Perusahaan Daerah, Perusahaan Swasta, Kecamatan, dan
Desa/Kelurahan.

NO PERTANYAAN

Lembaga Kearsipan Daerah melaksanakan kegiatan Bimbingan, Supervisi,


3.
dan Konsultasi Penyelenggaraan Kearsipan dengan Perangkat Daerah

Lembaga Kearsipan Daerah belum melaksanakan kegiatan Bimbingan,


a. Supervisi, dan Konsultasi Penyelenggaraan Kearsipan dengan Perangkat
Daerah.

Lembaga Kearsipan Daerah melaksanakan kegiatan Bimbingan, Supervisi,


b. dan Konsultasi Penyelenggaraan Kearsipan terhadap lebih dari 0% sampai
dengan 50% Perangkat Daerah.

Lembaga Kearsipan Daerah melaksanakan kegiatan Bimbingan, Supervisi,


c. dan Konsultasi Penyelenggaraan Kearsipan terhadap lebih dari 50%
sampai dengan 70% Perangkat Daerah.
Lembaga Kearsipan Daerah melaksanakan kegiatan Bimbingan, Supervisi,
d. dan Konsultasi Penyelenggaraan Kearsipan terhadap lebih dari 70%
sampai dengan 99% Perangkat Daerah.

Lembaga Kearsipan Daerah melaksanakan kegiatan Bimbingan, Supervisi,


e. dan Konsultasi Penyelenggaraan Kearsipan terhadap 100% atau seluruh
Perangkat Daerah.

NO PERTANYAAN

Lembaga Kearsipan Daerah melaksanakan kegiatan Bimbingan, Supervisi,


4. dan Konsultasi Penyelenggaraan Kearsipan dengan Perusahaan Daerah,
Kecamatan, dan Desa/Kelurahan.

Lembaga Kearsipan Daerah belum melaksanakan kegiatan Bimbingan,


a. Supervisi, dan Konsultasi Penyelenggaraan Kearsipan dengan
Perusahaan Daerah, Kecamatan, dan Desa/Kelurahan.

Lembaga Kearsipan Daerah melaksanakan kegiatan Bimbingan, Supervisi,


b. dan Konsultasi Penyelenggaraan Kearsipan terhadap lebih dari 0% sampai
dengan 50% Perusahaan Daerah, Kecamatan, dan Desa/Kelurahan.

Lembaga Kearsipan Daerah melaksanakan kegiatan Bimbingan, Supervisi,


dan Konsultasi Penyelenggaraan Kearsipan terhadap lebih dari 50%
c.
sampai dengan 70% Perusahaan Daerah, Kecamatan, dan
Desa/Kelurahan.
Lembaga Kearsipan Daerah melaksanakan kegiatan Bimbingan, Supervisi,
dan Konsultasi Penyelenggaraan Kearsipan terhadap lebih dari 70%
d.
sampai dengan 99% Perusahaan Daerah, Kecamatan, dan
Desa/Kelurahan.

Lembaga Kearsipan Daerah melaksanakan kegiatan Bimbingan, Supervisi,


e. dan Konsultasi Penyelenggaraan Kearsipan terhadap 100% atau seluruh
Perusahaan Daerah, Kecamatan, dan Desa/Kelurahan.

NO PERTANYAAN

Lembaga Kearsipan Daerah melaksanakan Pengawasan Kearsipan


5.
Internal terhadap Perangkat Daerah di wilayah kewenangannya
Lembaga Kearsipan Daerah belum melaksanakan Pengawasan Kearsipan
a.
Internal terhadap Perangkat Daerah.

Lembaga Kearsipan Daerah melaksanakan Pengawasan Kearsipan


b.
Internal terhadap lebih dari 0% sampai dengan 30% Perangkat Daerah.

Lembaga Kearsipan Daerah melaksanakan Pengawasan Kearsipan


c.
Internal terhadap lebih dari 30% sampai dengan 60% Perangkat Daerah.

Lembaga Kearsipan Daerah melaksanakan Pengawasan Kearsipan


d.
Internal terhadap lebih dari 60% sampai dengan 90% Perangkat Daerah.

Lembaga Kearsipan Daerah melaksanakan Pengawasan Kearsipan


e.
Internal terhadap lebih dari 90% sampai dengan 100% Perangkat Daerah.

NO PERTANYAAN

Lembaga Kearsipan Daerah melaksanakan pembinaan dalam rangka


6.
Pengelolaan Arsip Vital terhadap Perangkat Daerah

Lembaga Kearsipan Daerah belum melaksanakan pembinaan dalam


a.
rangka Pengelolaan Arsip Vital terhadap Perangkat Daerah.

Lembaga Kearsipan Daerah melaksanakan pembinaan dalam rangka


b. Pengelolaan Arsip Vital terhadap lebih dari 0% sampai dengan 50%
Perangkat Daerah.

Lembaga Kearsipan Daerah melaksanakan pembinaan dalam rangka


c. Pengelolaan Arsip Vital terhadap lebih dari 50% sampai dengan 70%
Perangkat Daerah.

Lembaga Kearsipan Daerah melaksanakan pembinaan dalam rangka


d. Pengelolaan Arsip Vital terhadap lebih dari 70% sampai dengan 99%
Perangkat Daerah.

Lembaga Kearsipan Daerah melaksanakan pembinaan dalam rangka


e.
Pengelolaan Arsip Vital terhadap 100% atau seluruh Perangkat Daerah.
NO PERNYATAAN

Lembaga Kearsipan Daerah melaksanakan pembinaan dalam rangka


Pengelolaan Arsip Aset (Barang Milik Negara/BMN) terhadap Perangkat
7.
Daerah yang bertanggung jawab mengelola arsip aset Pemerintah Daerah
sehingga menghasilkan terkelolanya Arsip Aset

Lembaga Kearsipan Daerah belum melaksanakan pembinaan dalam


a. rangka Pengelolaan Arsip Aset yang menghasilkan terkelolanya Arsip Aset
Perangkat Daerah

Lembaga Kearsipan Daerah melaksanakan Pembinaan Dalam Rangka


b.
Arsip Aset

Perangkat Daerah yang bertanggung jawab mengelola aset Pemerintah


c.
Daerah melaksanakan identifikasi dan penelurusan arsip aset.

Perangkat Daerah yang bertanggung jawab mengelola aset Pemerintah


d.
Daerah memberkaskan dan menyusun daftar arsip aset

Perangkat Daerah yang bertanggung jawab mengelola aset Pemerintah


e. Daerah telah memberkaskan, membuat daftar arsip aset, dan menyimpan
menggunakan sarana penyimpanan yang sesuai.

NO PERTANYAAN

Lembaga Kearsipan Daerah melaksanakan pembinaan dalam rangka


8. Penyelamatan Arsip terhadap Perangkat Daerah dan Penyelenggara
Pemerintahan Daerah

Lembaga Kearsipan Daerah belum melaksanakan pembinaan dalam


a. rangka Penyelamatan Arsip terhadap Perangkat Daerah dan
Penyelenggara Pemerintahan Daerah.
Lembaga Kearsipan Daerah melaksanakan pembinaan dalam rangka
b. Penyelamatan Arsip terhadap lebih dari 0% sampai dengan 50%
Perangkat Daerah dan Penyelenggara Pemerintahan Daerah.

Lembaga Kearsipan Daerah melaksanakan pembinaan dalam rangka


c. Penyelamatan Arsip terhadap lebih dari 50% sampai dengan 70%
Perangkat Daerah dan Penyelenggara Pemerintahan Daerah.

Lembaga Kearsipan Daerah melaksanakan pembinaan dalam rangka


d. Penyelamatan Arsip terhadap lebih dari 70% sampai dengan 99%
Perangkat Daerah dan Penyelenggara Pemerintahan Daerah.

Lembaga Kearsipan Daerah melaksanakan pembinaan dalam rangka


e. Penyelamatan Arsip terhadap 100% atau seluruh Perangkat Daerah dan
Penyelenggara Pemerintahan Daerah.

TOTAL NILAI KEWAJIBAN PEMBINAAN KEARSIPAN

NO PERTANYAAN

B. REFORM

Pemerintah Daerah melaksanakan pemberian penghargaan kearsipan di


1.
lingkungannya dalam kurun waktu 5 (lima) tahun terakhir

Pemerintah Daerah belum melaksanakan pemberian penghargaan


a.
kearsipan di lingkungannya dalam kurun waktu 5 (lima) tahun terakhir.

Pemerintah Daerah merencanakan/menganggarkan pemberian


b. penghargaan kearsipan di lingkungannya dalam kurun waktu 5 (lima) tahun
terakhir.

Pemerintah Daerah dalam proses melaksanakan pemberian penghargaan


c.
kearsipan di lingkungannya dalam kurun waktu 5 (lima) tahun terakhir.

Pemerintah Daerah melaksanakan pemberian penghargaan kearsipan


d. terhadap Sumber Daya Manusia Kearsipan atau terhadap Unit/Lembaga
Kearsipan di lingkungannya dalam kurun waktu 5 (lima) tahun terakhir.
Pemerintah Daerah melaksanakan pemberian penghargaan kearsipan
e. terhadap Sumber Daya Manusia Kearsipan dan terhadap Unit/Lembaga
Kearsipan di lingkungannya dalam kurun waktu 5 (lima) tahun terakhir.

NO PERTANYAAN

Lembaga Kearsipan Daerah melaksanakan pembinaan terhadap Swasta


2.
dan Masyarakat

Lembaga Kearsipan Daerah belum melaksanakan pembinaan terhadap


a.
Swasta dan Masyarakat.

Lembaga Kearsipan Daerah telah merencanakan pembinaan Swasta dan


b.
Masyarakat.

Lembaga Kearsipan Daerah melaksanakan pembinaan Swasta atau


c.
Masyarakat.

Lembaga Kearsipan Daerah melaksanakan pembinaan Swasta dan


d.
Masyarakat.

Lembaga Kearsipan Daerah melaksanakan pembinaan Swasta dan


e.
Masyarakat secara rutin

NO PERTANYAAN

Lembaga Kearsipan Daerah melaksanakan pembinaan dalam rangka


3. penyusunan pedoman kearsipan terhadap Perusahaan Daerah,
Kecamatan, dan Desa/Kelurahan

Lembaga Kearsipan Daerah belum melaksanakan pembinaan dalam


a. rangka penyusunan pedoman terhadap Perusahaan Daerah, Kecamatan,
dan Desa/Kelurahan.
Lembaga Kearsipan Daerah melaksanakan pembinaan dalam rangka
b. penyusunan pedoman terhadap lebih dari 0% sampai dengan 50%
Perusahaan Daerah, Kecamatan, dan Desa/Kelurahan.

Lembaga Kearsipan Daerah melaksanakan pembinaan dalam rangka


c. penyusunan pedoman terhadap lebih dari 50% sampai dengan 70%
Perusahaan Daerah, Kecamatan, dan Desa/Kelurahan.

Lembaga Kearsipan Daerah melaksanakan pembinaan dalam rangka


d. penyusunan pedoman terhadap lebih dari 70% sampai dengan 99%
Perusahaan Daerah, Kecamatan, dan Desa/Kelurahan.

Lembaga Kearsipan Daerah melaksanakan pembinaan dalam rangka


e. penyusunan pedoman terhadap 100% atau seluruh Perusahaan Daerah,
Kecamatan, dan Desa/Kelurahan.

NO PERTANYAAN

Lembaga Kearsipan Daerah melaksanakan pembinaan pengelolaan arsip


4. terjaga dan melaksanakan koordinasi pelaporan Arsip Terjaga ke ANRI
serta penyampaian salinan autentik Arsip Terjaga kepada ANRI.

Lembaga Kearsipan Daerah belum melaksanakan pembinaan Pengelolaan


a.
Arsip Terjaga.

Lembaga Kearsipan Daerah melaksanakan pembinaan Pengelolaan Arsip


b. Terjaga kepada 30% sampai dengan 70% Perangkat Daerah yang
menciptakan Arsip Terjaga.

Lembaga Kearsipan Daerah melaksanakan pembinaan Pengelolaan Arsip


c. Terjaga kepada lebih dari 70% sampai dengan 100% atau seluruh
Perangkat Daerah yang menciptakan Arsip Terjaga.

Lembaga Kearsipan Daerah melaksanakan pembinaan Pengelolaan Arsip


d. Terjaga kepada seluruh Perangkat Daerah yang menciptakan Arsip
Terjaga dan telah mengkoordinasikan pelaporan Arsip Terjaga ke ANRI.

Lembaga Kearsipan Daerah melaksanakan pembinaan Pengelolaan Arsip


Terjaga kepada seluruh Perangkat Daerah yang menciptakan Arsip
e.
Terjaga dan telah mengkoordinasikan pelaporan Arsip Terjaga ke ANRI
serta penyampaian salinan autentik Arsip Terjaga kepada ANRI.
NO PERTANYAAN
Penerapan Gerakan Nasional Sadar Tertib Arsip (GNSTA) pada
5.
Pemerintahan Daerah
a. Pemerintahan Daerah belum mencanangkan GNSTA.

Pemerintahan Daerah telah mencanangkan GNSTA, tetapi belum


b.
disosialisasikan.
Pemerintahan Daerah telah mencanangkan dan mensosialisasikan
c.
GNSTA.
Pemerintahan Daerah telah menerapkan sasaran tertib dalam GNSTA,
d.
tetapi belum seluruhnya.
Pemerintahan Daerah telah menerapkan seluruh sasaran tertib dalam
e.
GNSTA.

TOTAL NILAI REFORM PEMBINAAN KEARSIPAN


LEMBAR KERJA FORMULIR AUDIT SIST

ADA KOLOM PILIHAN,

KETERANGAN CHECKLIST

v
KETERANGAN CHECKLIST

KETERANGAN CHECKLIST
v

KETERANGAN CHECKLIST

KETERANGAN CHECKLIST
v

KETERANGAN CHECKLIST

v
KETERANGAN CHECKLIST

KETERANGAN CHECKLIST
v

INAAN KEARSIPAN

KETERANGAN CHECKLIST

v
KETERANGAN CHECKLIST

KETERANGAN CHECKLIST

v
KETERANGAN CHECKLIST

v
KETERANGAN CHECKLIST

NAAN KEARSIPAN
EMBAR KERJA FORMULIR AUDIT SISTEM KEARSIPAN EKSTERNAL PEMERIN

PEMBI

(*) BUBUHKAN CATATAN APABILA DIPERLUKAN PADA KOLOM CATATAN OBJEK PENGAWASAN

DEFINISI OPERASIONAL DASAR HUKUM/KETERANGAN

Persentase dihitung dari jumlah Perangkat Daerah yang Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 201
ada di Kabupaten/Kota. Pelaksanaan dapat dengan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 43 Tahun
daring/luring Kearsipan
DEFINISI OPERASIONAL DASAR HUKUM/KETERANGAN

Keterwakilan dari masing masing cluster yang


disebutkan. Persentase dihitung dari jumlah cluster.
Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 201
Pelaksanaan dapat dengan daring/luring.
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 43 Tahun
Berdasarkan Surat Kepala ANRI kepada Kementerian
Kearsipan Pasal 143 LKD Kabupaten/Kota men
Dalam Negeri tanggal 9 November 2015. Pembinaan
statis dari: Perangkat Daerah, penyelenggara P
kearsipan dinamis: jumlah Perangkat Daerah termasuk
Daerah Kabupaten/Kota, Desa atau disebut den
Kecamatan. Pengelolaan arsip statis dari: Pemerintah
sejenis, perusahaan, organisasi kemasyarakata
Daerah, Badan Usaha Milik Daerah, Perusahaan
politik, perseorangan.
Swasta, Organisasi Kemasyarakatan, Organisasi Politik,
Pemerintah Desa, Tokoh Masyarakat.

DEFINISI OPERASIONAL DASAR HUKUM/KETERANGAN

Lembaga kearsipan daerah kabupaten/kota


melaksanakan kegiatan Bimbingan, Supervisi, dan
Konsultasi Penyelenggaraan Kearsipan terhadap Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 201
perangkat daerah. Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 43 Tahun
Persentase dihitung dari jumlah Perangkat Daerah yang Kearsipan
ada di kabupaten/kota. Pelaksanaan dapat dengan
daring/luring.
Konsultasi Penyelenggaraan Kearsipan terhadap Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 201
perangkat daerah. Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 43 Tahun
Persentase dihitung dari jumlah Perangkat Daerah yang Kearsipan
ada di kabupaten/kota. Pelaksanaan dapat dengan
daring/luring.

DEFINISI OPERASIONAL DASAR HUKUM/KETERANGAN

Berdasarkan Peraturan Kepala ANRI Nomor 23


tentang Standar Fungsi Lembaga Kearsipan Da
Keterwakilan dari masing-masing cluster yang
huruf D Obyek pembinaan Lembaga Kearsip
disebutkan. Persentase dihitung dari jumlah cluster.
Kabupaten/Kota meliputi: Satuan Kerja Perang
Pelaksanaan dapat dengan daring/luring.
Badan Usaha Milik Daerah, Organisasi Politik,
Kemasyarakatan, Kecamatan, Desa/Kelu

DEFINISI OPERASIONAL DASAR HUKUM/KETERANGAN


Persentase dihitung dari jumlah perangkat daerah yang
Peraturan ANRI Nomor 6 Tahun 2019 tentang P
ada di wilayah kewenangannya. Pelaksanaan dapat
Kearsipan.
dengan daring dan/atau luring.

DEFINISI OPERASIONAL DASAR HUKUM/KETERANGAN

Persentase dihitung dari Perangkat Daerah yang telah


Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 201
dibina dalam pengelolaan arsip vital, dibagi dengan
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 43 Tahun
jumlah Perangkat Daerah keseluruhan di Provinsi, lalu
Kearsipan
dikali 100%.
CATATAN OBJEK
DEFINISI OPERASIONAL
PENGAWASAN

Sarana penyimpanan arsip aset menggunakan sarana


penyimpanan arsip vital (brankas, lemari besi, strong
room). Perangkat Daerah yang memiliki wewenang
mengelola aset antara lain Dinas Pengelolaan
Keuangan dan Aset Daerah. Bukti pengelolaan dapat
berupa daftar arsip aset, kondisi penyimpanan arsip
aset.

DEFINISI OPERASIONAL DASAR HUKUM/KETERANGAN

Persentase dihitung dari jumlah Organisasi Perangkat


Persentase dihitung dari jumlah Organisasi Perangkat
Daerah dan Penyelenggara Pemerintahan Daerah yang Surat Edaran Menteri Pendayagunaan Apara
telah dibina. Pembinaan dalam rangka penyelamatan Reformasi Birokrasi Nomor 1 Tahun 2020
arsip dapat dilakukan dalam bentuk pendampingan Penyelamatan dan Pelestarian Arsip Negara P
pengelolaan arsip dinamis dan monitoring arsip yang 2019.
berketerangan permanen.

DEFINISI OPERASIONAL DASAR HUKUM/KETERANGAN

Penghargaan diberikan kepada Lembaga Kearsipan


Peraturan Kepala ANRI Nomor 25 Tahun 201
Daerah Kabupaten/Kota, Unit Kearsipan di Perangkat
Pedoman Penghargaan Kearsipan
Daerah, Unit Pengolah, Arsiparis, maupun Masyarakat.
DEFINISI OPERASIONAL CATATAN OBJEK PENGAWASAN

Swasta (wirausaha, perusahaan swasta), Masyarakat


terdiri dari cluster perorangan (Tokoh masyarakat: seni,
budaya, agama), karang taruna, PKK.

Masyarakat adalah: Suatu komunitas tertentu dan/atau


masyarakat umum baik yg terhimpun dalam satu wadah
orang maupun yang tidak terhimpun dalam organisasi.
(Peraturan Kepala Arsip Nasional Republik Indonesia
Nomor 30 Tahun 2016 Tentang Pedoman Nomenklatur
Perangkat Daerah Urusan Pemerintahan Bidang
Kearsipan)

Perseorangan adalah seseorang baik sebagai individu


maupun tokoh yang sedang atau pernah menduduki
jabatan tertentu maupun sebagai pelaku sejarah.

Rutin 2 tahun berturut-turut melaksanakan pembinaan


terhadap swasta dan masyarakat

DEFINISI OPERASIONAL CATATAN OBJEK PENGAWASAN


Lembaga Kearsipan Daerah memberikan pembinaan/
bimbingan terhadap perusahaan daerah dan
desa/kelurahan dalam penyusunan pedoman.
Persentase dihitung dari jumlah cluster.

DEFINISI OPERASIONAL CATATAN OBJEK PENGAWASAN

Cukup jelas.
DEFINISI OPERASIONAL CATATAN OBJEK PENGAWASAN

Terdapat 6 (enam) sasaran tertib arsip GNSTA meliputi:


1. Tertib Kebijakan;
2. Tertib Organisasi Kearsipan;
3. Tertib Sumber Daya Manusia Kearsipan;
4. Tertib Prasaran dan Sarana Kearsipan;
5. Tertib Pengelolaan Arsip;
6. Tertib Pendanaan Kearsipan
KSTERNAL PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA (FORMULIR ASKE PEMERINTA

PEMBINAAN

ATAN OBJEK PENGAWASAN, KOTAK BERWARNA HIJAU

ASAR HUKUM/KETERANGAN CATATAN OBJEK PENGAWASAN

emerintah Nomor 28 Tahun 2012 tentang


ndang-Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang
Kearsipan
ASAR HUKUM/KETERANGAN CATATAN OBJEK PENGAWASAN

emerintah Nomor 28 Tahun 2012 tentang


ndang-Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang
al 143 LKD Kabupaten/Kota mengelola arsip
angkat Daerah, penyelenggara Pemerintahan
en/Kota, Desa atau disebut dengan nama lain
haan, organisasi kemasyarakatan, organisasi
politik, perseorangan.

ASAR HUKUM/KETERANGAN CATATAN OBJEK PENGAWASAN

emerintah Nomor 28 Tahun 2012 tentang


ndang-Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang
Kearsipan
emerintah Nomor 28 Tahun 2012 tentang
ndang-Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang
Kearsipan

ASAR HUKUM/KETERANGAN CATATAN OBJEK PENGAWASAN

eraturan Kepala ANRI Nomor 23 Tahun 2012


ar Fungsi Lembaga Kearsipan Daerah Bab III
ek pembinaan Lembaga Kearsipan Daerah
Baru untuk bbrp nagari skitar 40 %
ta meliputi: Satuan Kerja Perangkat Daerah,
Milik Daerah, Organisasi Politik, Organisasi
arakatan, Kecamatan, Desa/Kelurahan.

ASAR HUKUM/KETERANGAN CATATAN OBJEK PENGAWASAN


I Nomor 6 Tahun 2019 tentang Pengawasan
terhadap 41 OPD tahun 2022
Kearsipan.

ASAR HUKUM/KETERANGAN CATATAN OBJEK PENGAWASAN

emerintah Nomor 28 Tahun 2012 tentang


ndang-Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang
Kearsipan
ASAR HUKUM/KETERANGAN CATATAN OBJEK PENGAWASAN
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara
Birokrasi Nomor 1 Tahun 2020 tentang
disampaikan pada kegiatan pembinaan ke OPD
dan Pelestarian Arsip Negara Periode 2014-
2019.

ASAR HUKUM/KETERANGAN CATATAN OBJEK PENGAWASAN

epala ANRI Nomor 25 Tahun 2015 tentang


doman Penghargaan Kearsipan.
TATAN OBJEK PENGAWASAN

TATAN OBJEK PENGAWASAN


TATAN OBJEK PENGAWASAN
TATAN OBJEK PENGAWASAN
SKE PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA)
LEMBAR KERJA FORMULIR AUDIT SISTEM KEARSIPAN EK

PENGELOLAAN ARSIP INAKTI

(*) BUBUHKAN TANDA SILANG (X) UNTUK PILIHAN JAWABAN PADA KOLOM CHECKLIST, (*) PILIH JAWABAN Y
KOTAK BERWARNA HIJAU CATATAN APABILA D

NO ASPEK/ KOMPONEN/ PERNYATAAN KETERANGAN CHECKLIST

ASPEK PENGELOLAAN ARSIP INAKTIF RETENSI SEKURANG-


III. DEFINISI
KURANGNYA 10 (SEPULUH) TAHUN

KEWAJIBAN MELAKSANAKAN PENGELOLAAN ARSIP INAKTIF RETENSI


A.
SEKURANG-KURANGNYA 10 (SEPULUH) TAHUN

Unit Kearsipan I Pemerintahan Daerah yang diperankan


oleh Lembaga Kearsipan Daerah melaksanakan
1.
pengaturan fisik arsip inaktif berdasarkan prinsip asal
usul dan aturan asli

Unit Kearsipan I Pemerintahan Daerah yang diperankan


a. oleh Lembaga Kearsipan Daerah belum melaksanakan
penataan arsip inaktif. Penataan arsip inakt
asas asal usul dan a
dengan “asas asal usu
untuk menjaga arsip
kesatuan pencipta
dicampur dengan arsi
arsip lain, sehingga
konteks penciptaann
“asas aturan asli” adala
Penataan arsip inakt
asas asal usul dan a
Unit Kearsipan I Pemerintahan Daerah yang diperankan dengan “asas asal usu
oleh Lembaga Kearsipan Daerah telah melaksanakan untuk menjaga arsip
b. kesatuan pencipta
pengaturan fisik arsip inaktif, tetapi belum sesuai dengan
prinsip asal usul dan aturan asli. dicampur dengan arsi
arsip lain, sehingga
konteks penciptaann
Unit Kearsipan I Pemerintahan Daerah yang diperankan “asas aturan asli” adala
oleh Lembaga Kearsipan Daerah telah melaksanakan menjaga arsip tet
c. pengaturan fisik arsip inaktif, tetapi baru dilakukan v
pengaturan aslinya (
terhadap/sampai dengan 50% arsip yang sesuai dengan dengan pengaturan k
prinsip asal usul dan aturan asli. untuk pelaksanaan
Populasi arsip yang di
Unit Kearsipan I Pemerintahan Daerah yang diperankan yang dipindahkan d
oleh Lembaga Kearsipan Daerah telah melaksanakan Catatan: Arsip Inaktif
d. pengaturan fisik arsip inaktif, tetapi baru dilakukan meskipun memiliki rete
terhadap lebih dari 50% sampai dengan 90% arsip yang diperhitungka
sesuai dengan prinsip asal usul dan aturan asli.

Unit Kearsipan I Pemerintahan Daerah yang diperankan


oleh Lembaga Kearsipan Daerah telah melaksanakan
e. pengaturan fisik arsip inaktif terhadap diatas 90%
sampai dengan 100% arsip yang sesuai dengan prinsip
asal usul dan aturan asli.

NO PERNYATAAN KETERANGAN CHECKLIST DEFINISI

Unit Kearsipan I Pemerintahan Daerah yang diperankan


2. oleh Lembaga Kearsipan Daerah menyusun Daftar Arsip
Inaktif terhadap arsip inaktif yang dipindahkan
Unit Kearsipan I Pemerintahan Daerah yang diperankan
oleh Lembaga Kearsipan Daerah belum menyusun
a.
Daftar Arsip Inaktif terhadap arsip inaktif yang
dipindahkan.
Unit Kearsipan I Pemerintahan Daerah yang diperankan
oleh Lembaga Kearsipan Daerah telah menyusun Daftar
b.
Arsip Inaktif terhadap/sampai dengan 30% arsip inaktif Lembaga Kearsipan D
yang dipindahkan. inaktif yang memiliki re
(sepuluh) tahun dari s
Unit Kearsipan I Pemerintahan Daerah yang diperankan lingk
oleh Lembaga Kearsipan Daerah telah menyusun Daftar v Populasi arsip yang d
c.
Arsip Inaktif terhadap lebih dari 30% sampai dengan berdasarkan berita ac
60% arsip inaktif yang dipindahkan. yang
Unit Kearsipan I Pemerintahan Daerah yang diperankan
oleh Lembaga Kearsipan Daerah telah menyusun Daftar
d.
Arsip Inaktif terhadap lebih dari 60% sampai dengan
90% arsip inaktif yang dipindahkan.
Unit Kearsipan I Pemerintahan Daerah yang diperankan
oleh Lembaga Kearsipan Daerah telah menyusun Daftar
e.
Arsip Inaktif terhadap lebih dari 90% sampai dengan
100% arsip inaktif yang dipindahkan.

NO PERNYATAAN KETERANGAN CHECKLIST NO

Penyusunan Daftar Arsip Inaktif telah memenuhi


3. 3.
ketentuan peraturan perundang-undangan
Daftar Arsip Inaktif yang disusun tidak memenuhi
a. 3.1
elemen Daftar Arsip Inaktif.

Daftar Arsip Inaktif yang disusun memenuhi 1 (satu) LIHAT LEMBAR


b. 3.2
sampai dengan 2 (dua) elemen Daftar Arsip Inaktif. KRITERIA

Daftar Arsip Inaktif yang disusun memenuhi 3 (tiga) LIHAT LEMBAR


c. 3.3
sampai dengan 4 (empat) elemen Daftar Arsip Inaktif. KRITERIA

Daftar Arsip Inaktif yang disusun memenuhi 5 (lima) LIHAT LEMBAR


d. 3.4
sampai dengan 7 (tujuh) elemen Daftar Arsip Inaktif. KRITERIA

Daftar Arsip Inaktif yang disusun memenuhi seluruh LIHAT LEMBAR v


e. 3.5
elemen Daftar Arsip Inaktif. KRITERIA

3.6

3.7

3.8

T
NO PERNYATAAN KETERANGAN CHECKLIST

DEFINISI

Unit Kearsipan I Pemerintahan Daerah yang diperankan


oleh Lembaga Kearsipan Daerah menyimpan Arsip
4.
Inaktif pada sarana penyimpanan yang sesuai dengan
bentuk dan media

Unit Kearsipan I Pemerintahan Daerah yang diperankan


oleh Lembaga Kearsipan Daerah belum menyimpan
a.
arsip inaktif menggunakan sarana penyimpanan yang
sesuai dengan bentuk dan media. Penyimpanan arsip ina
penataan menggunaka
yaitu:
a. Penyimpanan arsip
dengan menggunakan
arsip yang terbuat dari
c. Penyimpanan arsip
dengan menggunakan
film menggunakan kase
yang sesuai.
d. Penyimpanan arsip
menggunakan horizont
penyimpanannya secar
Penyimpanan arsip ina
penataan menggunaka
yaitu:
a. Penyimpanan arsip
dengan menggunakan
arsip yang terbuat dari
Unit Kearsipan I Pemerintahan Daerah yang diperankan c. Penyimpanan arsip
oleh Lembaga Kearsipan Daerah telah menyimpan lebih dengan menggunakan
b. dari 0% sampai dengan 30% arsip inaktif menggunakan film menggunakan kase
sarana penyimpanan yang sesuai dengan bentuk dan yang sesuai.
media. d. Penyimpanan arsip
menggunakan horizont
penyimpanannya secar

Contoh penghitungan
Unit Kearsipan I Pemerintahan Daerah yang diperankan dengan media yang se
oleh Lembaga Kearsipan Daerah telah menyimpan lebih 50% yang sudah meng
c. dari 30% sampai dengan 60% arsip inaktif v penyimpanan arsip foto
menggunakan sarana penyimpanan yang sesuai memiliki sarana penyim
dengan bentuk dan media.
Perhitungan untuk men
adalah:
arsip kertas = 100%
arsip foto = 50%
Unit Kearsipan I Pemerintahan Daerah yang diperankan arsip peta = 0%
oleh Lembaga Kearsipan Daerah telah menyimpan lebih --------------------------- +
d. dari 60% sampai dengan 90% arsip inaktif Total = 150%
menggunakan sarana penyimpanan yang sesuai
dengan bentuk dan media. Selanjutnya, total terse
jenis arsip:
150% : 3 = 50 %

Maka, unit kearsipan te


sebanyak 50% arsip ina
Unit Kearsipan I Pemerintahan Daerah yang diperankan penyimpanan yang ses
oleh Lembaga Kearsipan Daerah telah menyimpan lebih
e. dari 90% sampai dengan 100% arsip inaktif
menggunakan sarana penyimpanan yang sesuai
dengan bentuk dan media.
NO PERNYATAAN KETERANGAN CHECKLIST DEFINISI

Unit Kearsipan I Pemerintahan Daerah yang diperankan


oleh Lembaga Kearsipan Daerah yang diperankan oleh
5. Lembaga Kearsipan Daerah menyusun Daftar Arsip
Inaktif berdasarkan Sistem Klasifikasi dan Keamanan
dan Akses Arsip Dinamis
Belum terdapat Daftar Arsip Inaktif yang disusun
berdasarkan Sistem Klasifikasi Keamanan dan Akses
a. Arsip Dinamis pada Unit Kearsipan I Pemerintahan
Daerah yang diperankan oleh Lembaga Kearsipan
Daerah.
Terdapat lebih dari 0% sampai dengan 30% Daftar Arsip
Inaktif yang disusun berdasarkan Sistem Klasifikasi
b. Keamanan dan Akses Arsip Dinamis pada Unit
Kearsipan I Pemerintahan Daerah yang diperankan oleh
Lembaga Kearsipan Daerah. Lembaga Kearsipan D
klasifikasi keaman
Terdapat lebih dari 30% sampai dengan 60% Daftar pertimbangan p
Arsip Inaktif yang disusun berdasarkan Sistem Populasi Daftar arsip
c. Klasifikasi Keamanan dan Akses Arsip Dinamis pada
Unit Kearsipan I Pemerintahan Daerah yang diperankan
oleh Lembaga Kearsipan Daerah.
Terdapat lebih dari 60% sampai dengan 90% Daftar
Arsip Inaktif yang disusun berdasarkan Sistem
d. Klasifikasi Keamanan dan Akses Arsip Dinamis pada
Unit Kearsipan I Pemerintahan Daerah yang diperankan
oleh Lembaga Kearsipan Daerah.
Terdapat lebih dari 90% sampai dengan 100% Daftar
Arsip Inaktif yang disusun berdasarkan Sistem
e. Klasifikasi Keamanan dan Akses Arsip Dinamis pada
Unit Kearsipan I Pemerintahan Daerah yang diperankan
oleh Lembaga Kearsipan Daerah.

NO PERNYATAAN KETERANGAN CHECKLIST DEFINISI

Perangkat Daerah melaksanakan pemindahan arsip


6. inaktif ke Unit Kearsipan I Pemerintahan Daerah yang
diperankan oleh Lembaga Kearsipan Daerah.
Belum terdapat Perangkat Daerah yang melaksanakan
pemindahan arsip inaktif ke Unit Kearsipan I
a.
Pemerintahan Daerah yang diperankan oleh Lembaga
Kearsipan Daerah.
Terdapat lebih dari 0% sampai dengan 30% Perangkat
Daerah yang melaksanakan pemindahan arsip inaktif Lembaga Kearsipan
b. v keseluruhan Peran
keUnit Kearsipan I Pemerintahan Daerah yang
diperankan oleh Lembaga Kearsipan Daerah. lingkungannya, kemud
Perangkat Daerah yang t
Terdapat lebih dari 30% sampai dengan 60% Perangkat untuk menentukan jawa
Daerah yang melaksanakan pemindahan arsip inaktif ke arsip inaktif ke lemba
c.
Unit Kearsipan I Pemerintahan Daerah yang diperankan Pemeri
oleh Lembaga Kearsipan Daerah.
Terdapat lebih dari 60% sampai dengan 90% Perangkat
Daerah yang melaksanakan pemindahan arsip inaktif ke
d.
Unit Kearsipan I Pemerintahan Daerah yang diperankan
oleh Lembaga Kearsipan Daerah.
Terdapat lebih dari 90% sampai dengan 100%
e. Perangkat Daerah yang melaksanakan pemindahan
arsip inaktif ke Unit Kearsipan I Pemerintahan Daerah.

NO PERNYATAAN KETERANGAN CHECKLIST DEFINISI

Perangkat Daerah yang melaksanakan pemindahan


arsip inaktif ke Unit Kearsipan I Pemerintahan Daerah
7.
yang diperankan oleh Lembaga Kearsipan Daerah
dalam kurun waktu 2 tahun terakhir

Belum terdapat Perangkat Daerah yang melaksanakan


pemindahan arsip inaktif ke Unit Kearsipan I
a. v
Pemerintahan Daerah yang diperankan oleh Lembaga
Kearsipan Daerah dalam kurun waktu 2 tahun terakhir
Terdapat Perangkat Daerah yang sedang dalam proses Cu
b. pemindahan arsip inaktif ke Unit Kearsipan I dalam
kurun waktu 2 tahun terakhir.
Terdapat 1 sampai dengan 3 Perangkat Daerah yang
c. telah melaksanakan pemindahan arsip inaktif ke Unit
Kearsipan I dalam kurun waktu 2 tahun terakhir.
Terdapat 4 sampai dengan 5 Perangkat Daerah yang
d. telah melaksanakan pemindahan arsip inaktif ke Unit
Kearsipan I dalam kurun waktu 2 tahun terakhir.
Terdapat 6 atau lebih Perangkat Daerah yang telah
e. melaksanakan pemindahan arsip inaktif ke Unit
Kearsipan I dalam kurun waktu 2 tahun terakhir.
NO PERNYATAAN KETERANGAN CHECKLIST NO

Pemindahan arsip inaktif dari Perangkat Daerah ke Unit


Kearsipan I Pemerintahan Daerah yang diperankan oleh
8. 8.
Lembaga Kearsipan Daerah yang dilaksanakan dalam
kurun waktu 2 tahun terakhir sesuai dengan ketentuan

Pemindahan arsip inaktif dari Perangkat Daerah ke Unit


Kearsipan I Pemerintahan Daerah yang diperankan oleh
a. 8.1
Lembaga Kearsipan Daerah belum dilaksanakan sesuai
ketentuan.

Pemindahan arsip inaktif dari Perangkat Daerah ke Unit


Kearsipan I Pemerintahan Daerah yang diperankan oleh LIHAT LEMBAR
b. 8.2
Lembaga Kearsipan Daerah telah memenuhi 1 (satu) KRITERIA
dari 6 (enam) ketentuan.
Pemindahan arsip inaktif dari Perangkat Daerah ke Unit
Kearsipan I Pemerintahan Daerah yang diperankan oleh LIHAT LEMBAR
c. 8.3
Lembaga Kearsipan Daerah telah memenuhi 2 (dua) KRITERIA
sampai dengan 3 (tiga) dari 6 (enam) ketentuan.

Pemindahan arsip inaktif dari Perangkat Daerah ke Unit


Kearsipan I Pemerintahan Daerah yang diperankan oleh LIHAT LEMBAR
d. 8.4
Lembaga Kearsipan Daerah telah memenuhi 4 (empat) KRITERIA
sampai dengan 5 (lima) dari 6 (enam) ketentuan.

Pemindahan arsip inaktif dari Perangkat Daerah ke Unit


Kearsipan I Pemerintahan Daerah Unit Kearsipan I LIHAT LEMBAR v
e. 8.5
Pemerintahan Daerah yang diperankan oleh Lembaga KRITERIA
Kearsipan Daerah telah memenuhi seluruh ketentuan.

8.6

T
NO PERNYATAAN KETERANGAN CHECKLIST DEFINISI

Unit Kearsipan I Pemerintahan Daerah yang diperankan


oleh Lembaga Kearsipan Daerah melaksanakan
9. pemusnahan arsip yang memiliki retensi sekurang-
kurangnya 10 (sepuluh) tahun dalam kurun waktu 5
(lima) tahun terakhir
Unit Kearsipan I Pemerintahan Daerah yang diperankan
oleh Lembaga Kearsipan Daerahbelum melaksanakan
a. pemusnahan arsip yang memiliki retensi sekurang- v
kurangnya 10 (sepuluh) tahun dalam kurun waktu 5
(lima) tahun terakhir.
Unit Kearsipan I Pemerintahan Daerah yang diperankan
oleh Lembaga Kearsipan Daerah
b. merencanakan/menganggarkan pemusnahan arsip yang
memiliki retensi sekurang-kurangnya 10 (sepuluh) tahun
dalam kurun waktu 5 (lima) tahun terakhir.
Pemusnahan arsip dil
Unit Kearsipan I Pemerintahan Daerah yang diperankan telah habis retens
oleh Lembaga Kearsipan Daerah belum melaksanakan, dimusnahkan
c. tetapi dalam proses pemusnahan arsip yang memiliki
retensi sekurang-kurangnya 10 (sepuluh) tahun dalam
kurun waktu 5 (lima) tahun terakhir.
Unit Kearsipan I Pemerintahan Daerah yang diperankan
oleh Lembaga Kearsipan Daerah telah melaksanakan
d. pemusnahan arsip yang memiliki retensi sekurang-
kurangnya 10 (sepuluh) tahun, tetapi belum rutin dalam
kurun waktu 5 (lima) tahun terakhir.
Unit Kearsipan I Pemerintahan Daerah yang diperankan
oleh Lembaga Kearsipan Daerah telah melaksanakan
pemusnahan arsip yang memiliki retensi sekurang-
e.
kurangnya 10 (sepuluh) tahun dan rutin dilaksanakan
setiap tahunnya dalam kurun waktu 5 (lima) tahun
terakhir.

NO PERNYATAAN KETERANGAN CHECKLIST NO

Pemusnahan arsip yang memiliki retensi sekurang-


10. kurangnya 10 (sepuluh) tahun di Lembaga Kearsipan 10.
Daerah dilaksanakan sesuai prosedur

Pemusnahan arsip yang memiliki retensi sekurang-


a. kurangnya 10 (sepuluh) tahun di Lembaga Kearsipan v 10.1
Daerah tidak dilaksanakan sesuai prosedur.
Pemusnahan arsip yang memiliki retensi sekurang-
kurangnya 10 (sepuluh) tahun di Lembaga Kearsipan LIHAT LEMBAR
b. 10.2
Daerah dilaksanakan dengan memenuhi 1 (satu) sampai KRITERIA
dengan 2 (dua) dari 7 (tujuh) prosedur.

Pemusnahan arsip yang memiliki retensi sekurang-


kurangnya 10 (sepuluh) tahun di Lembaga Kearsipan LIHAT LEMBAR
c. 10.3
Daerah dilaksanakan dengan memenuhi 3 (tiga) sampai KRITERIA
dengan 4 (empat) dari 7 (tujuh) prosedur.

Pemusnahan arsip yang memiliki retensi sekurang-


kurangnya 10 (sepuluh) tahun di Lembaga Kearsipan LIHAT LEMBAR
d. 10.4
Daerah dilaksanakan dengan memenuhi 5 (lima) sampai KRITERIA
dengan 6 (enam) dari 7 (tujuh) prosedur.

Pemusnahan arsip yang memiliki retensi sekurang-


kurangnya 10 (sepuluh) tahun di Lembaga Kearsipan LIHAT LEMBAR
e. 10.5
Daerah dilaksanakan dengan memenuhi seluruh KRITERIA
prosedur.

10.6

10.7

T
NO PERNYATAAN KETERANGAN CHECKLIST NO

Unit Kearsipan I Pemerintahan Daerah yang diperankan


oleh Lembaga Kearsipan Daerah menyimpan arsip dari
11. kegiatan pemusnahan arsip yang memiliki retensi 11
sekurang-kurangnya 10 (sepuluh) tahun sesuai dengan
prosedur

Unit Kearsipan I Pemerintahan Daerah yang diperankan


a. oleh Lembaga Kearsipan Daerah tidak menyimpan arsip v 11.1
yang tercipta dari kegiatan pemusnahan arsip.

Unit Kearsipan I Pemerintahan Daerah yang diperankan


oleh Lembaga Kearsipan Daerah telah menyimpan 1 LIHAT LEMBAR
b. 11.2
(satu) sampai dengan 3 (tiga) dari 8 (delapan) arsip KRITERIA
yang tercipta dari kegiatan pemusnahan arsip.

Unit Kearsipan I Pemerintahan Daerah yang diperankan


oleh Lembaga Kearsipan Daerah telah menyimpan 4 LIHAT LEMBAR
c. 11.3
(empat) sampai dengan 5 (lima) dari 8 (delapan) arsip KRITERIA
yang tercipta dari kegiatan pemusnahan arsip.
Unit Kearsipan I Pemerintahan Daerah yang diperankan
oleh Lembaga Kearsipan Daerah telah menyimpan 6 LIHAT LEMBAR
d. 11.4
(enam) sampai dengan 7 (tujuh) dari 8 (delapan) arsip KRITERIA
yang tercipta dari kegiatan pemusnahan arsip.

Unit Kearsipan I Pemerintahan Daerah yang diperankan


oleh Lembaga Kearsipan Daerah telah menyimpan LIHAT LEMBAR
e. 11.5
seluruh arsip yang tercipta dari kegiatan pemusnahan KRITERIA
arsip.

11.6

11.7

11.8

NO PERNYATAAN KETERANGAN CHECKLIST NO


Unit Kearsipan I Pemerintahan Daerah yang diperankan
oleh Lembaga Kearsipan Daerah memperlakukan arsip
12. 12.
yang tercipta dari kegiatan pemusnahan arsip sebagai
arsip vital
Unit Kearsipan I Pemerintahan Daerah yang diperankan
oleh Lembaga Kearsipan Daerahtidak menyimpan dan v
a. 12.1
memperlakukan arsip yang tercipta dari kegiatan
pemusnahan arsip sebagai arsip vital.

Unit Kearsipan I Pemerintahan Daerah yang diperankan


oleh Lembaga Kearsipan Daerahmemenuhi 1 (satu) dari LIHAT LEMBAR
b. 12.2
4 (empat) kriteria memperlakukan arsip yang tercipta KRITERIA
dari kegiatan pemusnahan arsip sebagai arsip vital.

Unit Kearsipan I Pemerintahan Daerah yang diperankan


oleh Lembaga Kearsipan Daerahmemenuhi 2 (dua) dari LIHAT LEMBAR
c. 12.3
4 (empat) kriteria memperlakukan arsip yang tercipta KRITERIA
dari kegiatan pemusnahan arsip sebagai arsip vital.

Unit Kearsipan I Pemerintahan Daerah memenuhi 3


(tiga) dari 4 (empat) kriteria memperlakukan arsip yang LIHAT LEMBAR
d. 12.4
tercipta dari kegiatan pemusnahan arsip sebagai arsip KRITERIA
vital.yang diperankan oleh Lembaga Kearsipan Daerah

Unit Kearsipan I Pemerintahan Daerah yang diperankan


oleh Lembaga Kearsipan Daerah telah memenuhi LIHAT LEMBAR
e. T
seluruh kriteria memperlakukan arsip yang tercipta dari KRITERIA
kegiatan pemusnahan arsip sebagai arsip vital.
NO PERNYATAAN KETERANGAN CHECKLIST DEFINISI

Unit Kearsipan I Pemerintahan Daerah yang diperankan


oleh Lembaga Kearsipan Daerah menyampaikan
13. tembusan Berita Acara dan Daftar Arsip Yang
Dimusnahkan dari kegiatan pemusnahan arsip kepada
Kepala ANRI
Lembaga Kearsipan Daerah yang berperan selaku Unit
Kearsipan I Pemerintahan Daerah tidak membuat Berita v
a.
Acara dan Daftar Arsip Yang Dimusnahkan dari kegiatan
pemusnahan arsip.

Lembaga Kearsipan Daerah yang berperan selaku Unit


Kearsipan I Pemerintahan Daerah membuat Berita
b. Acara dan/atau Daftar Arsip Yang Dimusnahkan dari
kegiatan pemusnahan arsip, tetapi tidak menyampaikan
kepada Kepala ANRI
Berita Acara dan Daf
ditembuskan kepada K
Lembaga Kearsipan Daerah yang berperan selaku Unit dengan tanda pengirim
Kearsipan I Pemerintahan Daerah membuat Berita
c. Acara dan Daftar Arsip Yang Dimusnahkan dari kegiatan
pemusnahan arsip, serta dalam proses penyampaian
secara internal

Lembaga Kearsipan Daerah yang berperan selaku Unit


Kearsipan I Pemerintahan Daerah sedang dalam proses
d.
pengiriman tembusan Berita Acara dan Daftar Arsip
Yang Dimusnahkan ke ANRI
Lembaga Kearsipan Daerah yang berperan selaku Unit
Kearsipan I Pemerintahan Daerah menyampaikan surat
e. penyampaian tembusan, Berita Acara dan Daftar Arsip
Yang Dimusnahkan dari kegiatan Pemusnahan arsip,
serta telah diterima oleh ANRI.

NO PERNYATAAN KETERANGAN CHECKLIST

Unit Kearsipan I yang diperan Pemerintahan Daerah DEFINISI


melaksanakan kewajibannya menyerahkan arsip statis
14.
ke Lembaga Kearsipan Daerah dalam kurun waktu 5
(lima) tahun terakhir
Unit Kearsipan I Pemerintahan Daerah yang diperan
Pemerintahan Daerahbelum melaksanakan
a. kewajibannya menyerahkan arsip statis ke Lembaga
Kearsipan Daerah dalam kurun waktu 5 (lima) tahun
terakhir.
Unit Kearsipan I Pemerintahan Daerah yang diperan
b. Pemerintahan Daerahmelakukan identifikasi arsip statis
dan menyusun daftar arsip statis usul serah
Unit kearsipan I Pe
Unit Kearsipan I Pemerintahan Daerah yang diperan diperankan oleh Le
c. Pemerintahan Daerahmenyampaikan pemberitahuan Provinsi melaksanak
akan menyerahkan arsip statis ke LKD kepada lembaga kear
waktu 5 (lima) tahu
pen
Daftar arsip statis usul serah dalam proses verifikasi
d.
oleh LKD
pen

Pelaksanaan penyerahan arsip statis disertai dengan


e. Berita acara serah terima arsip statis dan Daftar arsip v
statis yang diserahkan

NO PERNYATAAN KETERANGAN CHECKLIST NO

Penyerahan arsip statis oleh Unit Kearsipan I


Pemerintahan Daerah yang diperankan oleh Lembaga
15. 15
Kearsipan Daerah ke Lembaga Kearsipan Daerah
dilaksanakakan sesuai prosedur

Penyerahan arsip statis oleh Unit Kearsipan I


a. Pemerintahan Daerah ke Lembaga Kearsipan Daerah 15.1
tidak dilaksanakan sesuai prosedur.

Penyerahan arsip statis oleh Unit Kearsipan I


LIHAT LEMBAR v
b. Pemerintahan Daerah ke Lembaga Kearsipan Daerah 15.2
KRITERIA
memenuhi 1 (satu) dari 6 (enam) prosedur.

Penyerahan arsip statis oleh Unit Kearsipan I


Pemerintahan Daerah ke Lembaga Kearsipan Daerah LIHAT LEMBAR
c. 15.3
memenuhi 2 (dua) sampai dengan 3 (tiga) dari 6 (enam) KRITERIA
prosedur.
Penyerahan arsip statis oleh Unit Kearsipan I
Pemerintahan Daerah ke Lembaga Kearsipan Daerah LIHAT LEMBAR
d. 15.4
memenuhi 4 (empat) sampai dengan 5 (lima) dari 6 KRITERIA
(enam) prosedur.

Penyerahan arsip statis oleh Unit Kearsipan I


LIHAT LEMBAR
e. Pemerintahan Daerah ke Lembaga Kearsipan Daerah 15.5
KRITERIA
memenuhi seluruh prosedur.

15.6

NO PERNYATAAN KETERANGAN CHECKLIST NO

Unit Kearsipan I Pemerintahan Daerah yang diperankan


16. oleh Lembaga Kearsipan Daerah menyimpan arsip yang 16.
tercipta dari kegiatan penyerahan arsip statis

Unit Kearsipan I Pemerintahan Daerah yang diperankan


a. oleh Lembaga Kearsipan Daerahtidak menyimpan arsip 16.1
yang tercipta dari kegiatan penyerahan arsip statis.

Unit Kearsipan I Pemerintahan Daerah yang diperankan


oleh Lembaga Kearsipan Daerahmenyimpan 1 (satu) LIHAT LEMBAR v
b. 16.2
sampai dengan 3 (tiga) dari 8 (delapan) arsip yang KRITERIA
tercipta dari kegiatan penyerahan arsip statis.
Unit Kearsipan I Pemerintahan Daerah yang diperankan
oleh Lembaga Kearsipan Daerahmenyimpan 4 (empat) LIHAT LEMBAR
c. 16.3
sampai dengan 5 (lima) dari 8 (delapan) arsip yang KRITERIA
tercipta dari kegiatan penyerahan arsip statis.

Unit Kearsipan I Pemerintahan Daerah yang diperankan


oleh Lembaga Kearsipan Daerah menyimpan 6 (enam) LIHAT LEMBAR
d. 16.4
sampai dengan 7 (tujuh) dari 8 (delapan) arsip yang KRITERIA
tercipta dari kegiatan penyerahan arsip statis.

Unit Kearsipan I Pemerintahan Daerah yang diperankan


LIHAT LEMBAR
e. oleh Lembaga Kearsipan Daerah menyimpan seluruh 16.5
KRITERIA
arsip yang tercipta dari kegiatan penyerahan arsip statis.

16.6

16.7

16.8

NO PERNYATAAN KETERANGAN CHECKLIST NO

Unit Kearsipan I Pemerintahan Daerah yang diperankan


oleh Lembaga Kearsipan Daerah memperlakukan arsip
17. 17.
yang tercipta dari kegiatan penyerahan arsip sebagai
arsip vital
Unit Kearsipan I Pemerintahan Daerah belum
a menyimpan dan memperlakukan arsip yang tercipta dari 17.1
kegiatan penyerahan arsip sebagai arsip vital.
Unit Kearsipan I Pemerintahan Daerah memenuhi 1
(satu) dari 4 (empat) kriteria memperlakukan arsip yang LIHAT LEMBAR v
b 17.2
tercipta dari kegiatan penyerahan arsip sebagai arsip KRITERIA
vital.
Unit Kearsipan I Pemerintahan Daerah memenuhi 2
(dua) dari 4 (empat) kriteria memperlakukan arsip yang LIHAT LEMBAR
c 17.3
tercipta dari kegiatan penyerahan arsip sebagai arsip KRITERIA
vital.
Unit Kearsipan I Pemerintahan Daerah memenuhi 3
(tiga) dari 4 (empat) kriteria memperlakukan arsip yang LIHAT LEMBAR
d 17.4
tercipta dari kegiatan penyerahan arsip sebagai arsip KRITERIA
vital.
Unit Kearsipan I Pemerintahan Daerah telah memenuhi
seluruh kriteria perlakuan sebagai arsip vital LIHAT LEMBAR
e. T
memperlakukan arsip yang tercipta dari kegiatan KRITERIA
penyerahan arsip sebagai arsip vital.

NO PERNYATAAN KETERANGAN CHECKLIST DEFINISI

Intensitas Penyerahan arsip statis oleh Unit Kearsipan I


18. Pemerintahan Daerah dalam kurun waktu 5 (lima) tahun IDEAL
terakhir
Unit Kearsipan I Pemerintahan Daerah belum
a. menyerahkan arsip statis dalam kurun waktu 5 (lima)
tahun terakhir.
Unit Kearsipan I Pemerintahan Daerah menyerahkan
b. arsip statis sebanyak 1 (satu) kali dalam kurun waktu 5
(lima) tahun terakhir. Penyerahan arsip dil
sebelum ta
Penyerahan arsip dil
Unit Kearsipan I Pemerintahan Daerah menyerahkan sebelum ta
c. arsip statis sebanyak 2 (dua) kali dalam kurun waktu 5
(lima) tahun terakhir.
Unit Kearsipan I Pemerintahan Daerah menyerahkan
d. arsip statis sebanyak 3 (tiga) kali dalam kurun waktu 5
(lima) tahun terakhir.
Unit Kearsipan I Pemerintahan Daerah menyerahkan
e. arsip statis sebanyak 4 (empat) kali dalam kurun waktu 5 v
(lima) tahun terakhir.

TOTAL NILAI KEWAJIBAN PENGELOLAAN ARSIP INAKTIF DENGAN RETENSI


SEKURANG-KURANGNYA 10 (SEPULUH) TAHUN

NO PERNYATAAN KETERANGAN CHECKLIST


DEFINISI
B. REFORM
Perangkat Daerah menggunakan Aplikasi Sistem
1.
Informasi Kearsipan Dinamis Terintegrasi (SRIKANDI).
Belum terdapat Perangkat Daerah menggunakan
a. Aplikasi Sistem Informasi Kearsipan Dinamis v
Terintegrasi (SRIKANDI)

Terdapat lebih dari 0% sampai dengan 50% Perangkat


b. Daerah telah menggunakan Aplikasi Sistem Informasi
Kearsipan Dinamis Terintegrasi (SRIKANDI)

Terdapat lebih dari 50% sampai dengan 70% Perangkat Cuk


c. Daerah telah menggunakan Aplikasi Sistem Informasi
Kearsipan Dinamis Terintegrasi (SRIKANDI)
Cuk

Terdapat lebih dari 70% sampai dengan 99% Perangkat


d. Daerah telah menggunakan Aplikasi Sistem Informasi
Kearsipan Dinamis Terintegrasi (SRIKANDI)

Terdapat 100% Perangkat Daerah telah menggunakan


e. Aplikasi Sistem Informasi Kearsipan Dinamis
Terintegrasi (SRIKANDI).

TOTAL NILAI REFORM PENGELOLAAN ARSIP INAKTIF DENGAN RETENSI SEKURANG-


KURANGNYA 10 (SEPULUH) TAHUN
EARSIPAN EKSTERNAL PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA (FORMULIR ASKE PEMERINTAH KABU

ARSIP INAKTIF DENGAN RETENSI SEKURANG-KURANGNYA 10 (SEPULUH) TAHUN

PILIH JAWABAN YA/TIDAK DENGAN MEMBERIKAN TANDA SILANG (X) KOLOM PENILAIAN DAN BUBUHKAN
ATATAN APABILA DIPERLUKAN PADA KOLOM CATATAN OBJEK PENGAWASAN, KOTAK BERWARNA HIJAU

DEFINISI OPERASIONAL CATATAN OBJEK PENGAWASAN

Penataan arsip inaktif dilakukan sesuai dengan


asas asal usul dan aturan asli. Yang dimaksud
ngan “asas asal usul” adalah asas yang dilakukan
untuk menjaga arsip tetap terkelola dalam satu
kesatuan pencipta arsip (provenance), tidak
campur dengan arsip yang berasal dari pencipta
arsip lain, sehingga arsip dapat melekat pada
konteks penciptaannya. Yang dimaksud dengan
40 % OPD yg telah
sas aturan asli” adalah asas yang dilakukan untuk melaksanakanpengaturan fisik arsip in
Penataan arsip inaktif dilakukan sesuai dengan
asas asal usul dan aturan asli. Yang dimaksud
ngan “asas asal usul” adalah asas yang dilakukan
untuk menjaga arsip tetap terkelola dalam satu
kesatuan pencipta arsip (provenance), tidak
campur dengan arsip yang berasal dari pencipta
arsip lain, sehingga arsip dapat melekat pada
konteks penciptaannya. Yang dimaksud dengan
40 % OPD yg telah
sas aturan asli” adalah asas yang dilakukan untuk melaksanakanpengaturan fisik arsip in
menjaga arsip tetap ditata sesuai dengan aktif brdasarkan asal usul dan aturan asli
pengaturan aslinya (original order) atau sesuai
engan pengaturan ketika arsip masih digunakan
untuk pelaksanaan kegiatan pencipta arsip.
opulasi arsip yang diatur berdasarkan arsip inaktif
yang dipindahkan dan disimpan di UK 1 (LKD)
atatan: Arsip Inaktif yang telah dikelola oleh UK I
eskipun memiliki retensi di bawah 10 tahun dapat
diperhitungkan sebagai populasi

DEFINISI OPERASIONAL KETERANGAN/DASAR HUKUM CATATAN OBJEK PENGAWASAN


embaga Kearsipan Daerah menyusun daftar arsip
aktif yang memiliki retensi sekurang-kurangnya 10
Pasal 60 - 61 Peraturan Pemerintah
sepuluh) tahun dari seluruh Perangkat Daerah di
Nomor 28 Tahun 2012 tentang
lingkungannya.
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor
Populasi arsip yang dibuat daftar arsip inaktifnya
43 Tahun 2009 tentang Kearsipan.
erdasarkan berita acara pemindahan arsip inaktif
yang dipindahkan

PENILAIAN
CATATAN OBJEK
KRITERIA BOBOT (%) SKOR (%)
PENGAWAS
YA TIDAK

Daftar arsip inaktif sekurang-kurangnya


memuat:
pencipta arsip; v

unit pengolah; v

nomor arsip; v

kode klasifikasi; TIDAK v


TIDAK
ADA
ADA SKOR
BOBOT
uraian informasi arsip; v

kurun waktu; v

jumlah; dan v

keterangan (media arsip, kondisi, dll) v

TOTAL PEMENUHAN 8
DEFINISI OPERASIONAL KETERANGAN/DASAR HUKUM CATATAN OBJEK PENGAWASAN

nyimpanan arsip inaktif yang telah dilakukan


nataan menggunakan media simpan yang sesuai
tu:
Penyimpanan arsip inaktif dalam bentuk kertas
ngan menggunakan folder, boks arsip dan rak
sip yang terbuat dari baja.
Penyimpanan arsip inaktif dalam bentuk foto
ngan menggunakan amplop untuk setiap foto dan
m menggunakan kaset video, CD atau media lain
ng sesuai.
Penyimpanan arsip kartografi dan kearsitekturan
enggunakan horizontal filling, yaitu rak yang cara
nyimpanannya secara mendatar.
nyimpanan arsip inaktif yang telah dilakukan
nataan menggunakan media simpan yang sesuai
tu:
Penyimpanan arsip inaktif dalam bentuk kertas
ngan menggunakan folder, boks arsip dan rak
sip yang terbuat dari baja.
Penyimpanan arsip inaktif dalam bentuk foto
ngan menggunakan amplop untuk setiap foto dan
m menggunakan kaset video, CD atau media lain
ng sesuai.
Penyimpanan arsip kartografi dan kearsitekturan
enggunakan horizontal filling, yaitu rak yang cara
nyimpanannya secara mendatar.

ontoh penghitungan : Arsip Tekstual disimpan Peraturan Kepala ANRI Nomor 9


ngan media yang sesuai 100%, arsip foto baru Tahun 2018 tentang Pedoman
% yang sudah menggunakan amplop Pemeliharaan Arsip Dinamis halaman
nyimpanan arsip foto, kemudian arsip peta belum 26. belum menyimpan arsip film, video CD
emiliki sarana penyimpanan yang sesuai. Peraturan Kepala Nomor 16 tahun
2012 tentang Pedoman Pengelolaan
erhitungan untuk menentukan pilihan jawaban Arsip Kartografi dan Kearsitekturan.
alah:
sip kertas = 100%
sip foto = 50%
sip peta = 0%
------------------------ +
otal = 150%

elanjutnya, total tersebut dibagi dengan jumlah


is arsip:
50% : 3 = 50 %

aka, unit kearsipan tersebut telah menyimpan


banyak 50% arsip inaktif menggunakan sarana
nyimpanan yang sesuai bentuk dan media.
DEFINISI OPERASIONAL CATATAN OBJEK PENGAWASAN

embaga Kearsipan Daerah menambahkan kolom


klasifikasi keamanan, hak akses, dan dasar
pertimbangan pada daftar arsip inaktif.
Populasi Daftar arsip inaktif yang telah disusun.
DEFINISI OPERASIONAL CATATAN OBJEK PENGAWASAN

Lembaga Kearsipan Daerah menghitung jumlah


keseluruhan Perangkat Daerah yang ada di
lingkungannya, kemudian mempresentasikan jumlah
erangkat Daerah yang telah memindahkan arsip inaktif
ntuk menentukan jawaban yang sudah memindahkan
arsip inaktif ke lembaga kearsipan (unit kearsipan I
Pemerintah Daerah).
DEFINISI OPERASIONAL CATATAN OBJEK PENGAWASAN

Cukup jelas
PENILAIAN
CATATAN OBJEK
KRITERIA BOBOT (%) SKOR (%)
PENGAWAS
YA TIDAK

Pemindahan arsip inaktif dilaksanakan


sesuai ketentuan sebagai berikut :

Pemindahan arsip inaktif dilaksanakan


v
berdasarkan JRA.

Pemindahan arsip inaktif dilaksanakan


dengan memperhatikan bentuk dan v
media arsip.

TIDAK
TIDAK
ADA
ADA SKOR
BOBOT
Pemindahan arsip inaktif dilaksanakan
dengan melalui tahapan kegiatan yaitu
v
penyeleksian, pembuatan daftar arsip
inaktif, dan penataan arsip.

TIDAK
TIDAK
ADA
ADA SKOR
BOBOT
Pemindahan arsip inaktif dilaksanakan
setelah melewati retensi arsip aktif v
pada JRA.

Pemindahan arsip inaktif disertai


dengan berita acara yang dilampiri v
daftar arsip yang dipindahkan.

Berita acara dan daftar arsip yang


dipindahkan ditandatangani oleh
pimpinan unit kearsipan I dan oleh v
pimpinan unit pengolah (Perangkat
Daerah).

TOTAL PEMENUHAN 6
DEFINISI OPERASIONAL KETERANGAN/DASAR HUKUM CATATAN OBJEK PENGAWASAN

Pasal 65 Point b Peraturan


emusnahan arsip dilakukan terhadap arsip yang Pemerintah Nomor 28 Tahun 2012
telah habis retensinya dan berketerangan tentang Pelaksanaan Undang-
dimusnahkan berdasarkan JRA. Undang Nomor 43 Tahun 2009
tentang Kearsipan.
PENILAIAN
CATATAN OBJEK
KRITERIA BOBOT (%) SKOR (%)
PENGAWAS
YA TIDAK

Prosedur Pemusnahan arsip berlaku


ketentuan sebagai berikut :

Pembentukan panitia penilai arsip v


Penyeleksian arsip v

Pembuatan daftar arsip usul musnah v


oleh Arsiparis di unit kearsipan

TIDAK
TIDAK
ADA
ADA SKOR
Penilaian oleh panitia penilai arsip BOBOT v

Permintaan persetujuan dari pimpinan v


Pencipta Arsip

Penetapan arsip yang akan v


dimusnahkan

Pelaksanaaan pemusnahan v

TOTAL PEMENUHAN 0
PENILAIAN CATATAN OBJEK
KRITERIA BOBOT (%) SKOR (%)
PENGAWAS
YA TIDAK

Arsip yang tercipta dari kegiatan


pemusnahan arsip meliputi:

keputusan pembentukan panitia penilai v


arsip;

notulen rapat panitia penilai arsip pada v


saat melakukan penilaian;

surat pertimbangan dari panitia penilai


arsip kepada pimpinan pencipta arsip
yang menyatakan bahwa arsip yang v
diusulkan musnah dan telah memenuhi
syarat untuk dimusnahkan;
TIDAK
TIDAK
ADA
ADA SKOR
BOBOT
TIDAK
TIDAK
ADA
ADA SKOR
BOBOT
surat persetujuan dari pimpinan v
pencipta arsip;

surat persetujuan dari Kepala ANRI


untuk pemusnahan arsip yang memiliki v
retensi sekurang-kurangnya 10
(sepuluh) tahun;

keputusan pimpinan pencipta arsip


tentang penetapan pelaksanaan v
pemusnahan arsip;
berita acara pemusnahan arsip; dan v

daftar arsip yang dimusnahkan. v

TOTAL PEMENUHAN 0

PENILAIAN
CATATAN OBJEK
KRITERIA BOBOT (%) SKOR (%)
PENGAWAS
YA TIDAK
Perlakuan sebagai arsip vital:

Menyimpan v

Memberkaskan v

TIDAK
TIDAK
ADA
ADA SKOR
BOBOT

Menyusun Daftar Arsip Vital v

Menerapkan Metode Pelindungan arsip v


vital

TOTAL PEMENUHAN 0
DEFINISI OPERASIONAL KETERANGAN/DASAR HUKUM CATATAN OBJEK PENGAWASAN

Berita Acara dan Daftar Arsip yang dimusnahkan Pasal 78 Peraturan Pemerintah
tembuskan kepada Kepala ANRI yang dibuktikan Nomor 28 Tahun 2012 tentang
engan tanda pengiriman surat/ tanda penerimaan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor
surat. 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan.
DEFINISI OPERASIONAL KETERANGAN/DASAR HUKUM CATATAN OBJEK PENGAWASAN

Pasal 83 Peraturan Pemerintah


Nomor 28 Tahun 2012:
(1) Arsip statis pemerintahan daerah
provinsi wajib diserahkan kepada
lembaga kearsipan daerah
kabupaten/kota.
(2) Penetapan arsip statis pada
pemerintahan daerah provinsi
Unit kearsipan I Pemerintahan Daerah yang OPD Inspektorat , Dinas Sosial , Bagian
dilakukan oleh gubernur.
diperankan oleh Lembaga Kearsipan Daerah Umum Sekretariat Daerah, Bagian
(3) Pelaksanaan penyerahan arsip
Provinsi melaksanakan penyerahan arsip statis Hukum , Dinas PMPTSP dan Naker , Eks.
statis yang memiliki retensi di bawah
epada lembaga kearsipan daerah provinsi dalam Ktr Arsip dan Perpustakaan , Eks Kantor
10 (sepuluh) tahun menjadi tanggung
waktu 5 (lima) tahun terakhir sebelum tahun Perpustakaan Arsip dan Komunikasi dan
jawab unit kearsipan di lingkungan
pengawasan. DPPKA , Eks. Lingkungan Hidup
satuan kerja perangkat daerah
provinsi atau penyelenggara
pemerintahan daerah provinsi.
(4) Pelaksanaan penyerahan arsip
statis yang memiliki retensi sekurang-
kurangnya 10 (sepuluh) tahun
menjadi tanggung jawab lembaga
kearsipan daerah provinsi.
pengawasan. DPPKA , Eks. Lingkungan Hidup
satuan kerja perangkat daerah
provinsi atau penyelenggara
pemerintahan daerah provinsi.
(4) Pelaksanaan penyerahan arsip
statis yang memiliki retensi sekurang-
kurangnya 10 (sepuluh) tahun
menjadi tanggung jawab lembaga
kearsipan daerah provinsi.

PENILAIAN
CATATAN OBJEK
KRITERIA BOBOT (%) SKOR (%)
PENGAWAS
YA TIDAK

Prosedur penyerahan arsip meliputi:

Penyeleksian dan pembuatan daftar


arsip usul serah oleh arsiparis di unit v
kearsipan

Penilaian oleh panitia penilai arsip s SK


terhadap arsip usul serah

Pemberitahuan akan menyerahkan


arsip statis oleh pimpinan pencipta
arsip kepada Kepala ANRI disertai
pernyataan dari pimpinan pencipta v
arsip bahwa arsip yang diserahkan
autentik, terpercaya, utuh dan dapat TIDAK
TIDAK
digunakan ADA
ADA SKOR
BOBOT
TIDAK
TIDAK
ADA
ADA SKOR
BOBOT

Verifikasi dan persetujuan dari kepala v


lembaga kearsipan

Penetapan arsip yang akan diserahkan v


oleh pimpinan pencipta arsip

Pelaksanaan serah terima arsip statis


oleh pimpinan pencipta arsip kepada
kepala lembaga keasipan disertai v
dengan Berita Acara dan Daftar Arsip
yang diserahkan
TOTAL PEMENUHAN 1

PENILAIAN CATATAN OBJEK


KRITERIA BOBOT (%) SKOR (%)
YA TIDAK PENGAWAS

Arsip yang tercipta dari kegiatan


penyerahan arsip statis meliputi :

keputusan pembentukan panitia penilai


v
arsip;

notulen rapat panitia penilai arsip pada


v
saat melakukan penilaian;
surat pertimbangan dari panitia penilai
arsip kepada pimpinan pencipta arsip
yang menyatakan bahwa arsip yang v
diusulkan untuk diserahkan dan telah
memenuhi syarat untuk diserahkan;
TIDAK
TIDAK
ADA
ADA SKOR
surat persetujuan dari kepala lembaga BOBOT
v
kearsipan;

surat pernyataan dari pimpinan


pencipta arsip bahwa arsip yang
v
diserahkan autentik, terpercaya, utuh
dan dapat digunakan;
keputusan pimpinan pencipta arsip
tentang penetapan pelaksanaan v
penyerahan arsip statis;
berita acara penyerahan arsip statis v

daftar arsip statis yang diserahkan. v

TOTAL PEMENUHAN 2

PENILAIAN CATATAN OBJEK


KRITERIA BOBOT (%) SKOR (%)
YA TIDAK PENGAWAS

Perlakuan sebagai arsip vital:

Menyimpan v

TIDAK
TIDAK
ADA
Memberkaskan v
TIDAK
TIDAK
ADA
ADA SKOR
BOBOT
Menyusun Daftar Arsip Vital v

Menerapkan Metode Pelindungan arsip v


vital

TOTAL PEMENUHAN 2

DEFINISI OPERASIONAL CATATAN OBJEK PENGAWASAN

Penyerahan arsip dilakukan lima tahun terakhir


sebelum tahun pengawasan.
Penyerahan arsip dilakukan lima tahun terakhir
sebelum tahun pengawasan.

DEFINISI OPERASIONAL CATATAN OBJEK PENGAWASAN

Cukup Jelas.
Cukup Jelas.
EMERINTAH KABUPATEN/KOTA)

HUN
DEFINISI OPERASIONAL KETERANGAN/DASAR HUKUM

Cukup jelas
Pasal 1 Peraturan Pemerintah
Pencipta arsip adalah pihak yang mempunyai
Nomor 28 Tahun 2012 tentang
kemandirian dan otoritas dalam pelaksanaan fungsi,
Pelaksanaan Undang-Undang
tugas, dan tanggung jawab di bidang pengelolaan
Nomor 43 Tahun 2009 tentang
arsip dinamis.
Kearsipan.
Pasal 1 Peraturan Pemerintah
Unit pengolah adalah satuan kerja pada pencipta
Nomor 28 Tahun 2012 tentang
arsip yang mempunyai tugas dan tanggung jawab
Pelaksanaan Undang-Undang
mengolah semua arsip yang berkaitan dengan
Nomor 43 Tahun 2009 tentang
kegiatan penciptaan arsip di lingkungannya.
Kearsipan.

Nomor arsip diisi dengan nomor urut berkas/arsip.

Diisi dengan kode klasifikasi arsip.

Diisi dengan uraian jenis/series arsip.


Peraturan Kepala ANRI Nomor 9
Tahun 2018 tentang Pedoman
Pemeliharaan Arsip Dinamis
Diisi dengan kurun waktu (periode arsip) . halaman 28-29.

Diisi dengan jumlah arsip.

Kolom keterangan dapat diisi dengan kategori arsip,


merupakan arsip vital, arsip terjaga dan keterangan
klasifikasi dan keamanan akses (Rahasia, Sangat
Rahasia, Terbatas).
Pasal 60 Peraturan Pemerintah
Nomor 28 tahun 2012 tentang
Pelaksanaan Undang-Undang
Nomor 43 Tahun 2009 tentang
Kearsipan mengamanatkan bahwa:
a. Pemindahan arsip inaktif yang
DEFINISI OPERASIONAL memiliki retensi di bawah 10
KETERANGAN/DASAR HUKUM
(sepuluh) tahun dilakukan dari unit
pengolah ke unit kearsipan di
lingkungan satuan kerja
pemerintah daerah atau
penyelenggara pemerintahan
daerah provinsi.
b. pemindahan arsip inaktif yang
memiliki retensi sekurang-
Cukup jelas kurangnya 10 (sepuluh) tahun
dilakukan dari pencipta arsip di
lingkungan satuan kerja
pemerintah daerah atau
penyelenggara pemerintahan
daerah provinsi ke lembaga
kearsipan daerah provinsi.
Pemindahan arsip inaktif dari unit pengolah ke unit
kearsipan dilaksanakan berdasarkan Jadwal Pasal 57 Peraturan Pemerintah
Retensi Arsip. Nomor 28 Tahun 2012 tentang
Pelaksanaan Undang-Undang
Pemindahan arsip yang dilakukan harus Nomor 43 Tahun 2009 tentang
memperhatikan media arsipnya, arsip dengan Kearsipan dan Peraturan Kepala
media kertas ditata dalam boks, sedangkan arsip ANRI Nomor 37 Tahun 2016
dengan media lain agar memperhatikan media tentang Pedoman Penyusutan
penyimpanan yang sesuai. Arsip.
Penyeleksian arsip inaktif, yaitu dilakukan melalui
JRA dengan cara melihat pada kolom retensi aktif.
Lampiran Peraturan Kepala ANRI
Dalam hal retensi aktifnya telah habis atau
Nomor 37 Tahun 2016 tentang
terlampaui, maka arsip tersebut telah memasuki
Pedoman Penyusutan Arsip Bab I
masa inaktif atau frekuensi penggunaan arsip yang
halaman 2- 3.
telah menurun (ditandai dengan penggunaan
kurang dari 5 (lima) kali dalam setahun).
Pembuatan daftar arsip inaktif yang akan
dipindahkan. Yaitu Pencipta Arsip menyusun daftar
Lampiran Peraturan Kepala ANRI
Arsip Inaktif yang dipindahkan dan ditandatangani
Nomor 37 Tahun 2016 tentang
oleh pimpinan Unit Pengolah/Unit Kerja selaku yang
Pedoman Penyusutan Arsip Bab I
memindahkan arsip dan Unit Kearsipan di
halaman 2- 3.
lingkungan Pencipta Arsip selaku penerima arsip
atau pejabat yang diberi kewenangan.
Penataan arsip inaktif yang akan dipindahkan.
Lampiran Peraturan Kepala ANRI
Penataan dilakukan berdasarkan asas asal usul dan
Nomor 37 Tahun 2016 tentang
aturan asli melalui kegiatan pengaturan fisik arsip,
Pedoman Penyusutan Arsip Bab I
pengolahan informasi arsip dan penyusunan daftar
halaman 2- 3.
arsip inaktif.
DEFINISI OPERASIONAL KETERANGAN/DASAR HUKUM

Pasal 66 Peraturan Pemerintah


Nomor 28 Tahun 2012 tentang
Pelaksanaan Undang-Undang
Prosedur/tahapan kegiatan pemusnahan arsip yang Nomor 43 Tahun 2009 tentang
harus dilakukan. Kearsipan dan Peraturan Kepala
ANRI Nomor 37 Tahun 2016
tentang Pedoman Penyusutan
Arsip.

Pembentukan panitia penilai arsip dibuktikan


dengan keputusan pimpinan pencipta arsip dan
Panitia penilai berjumlah ganjil.
Seleksi arsip dilakukan berdasarkan JRA.

Daftar arsip usul musnah sekurang-kurangnya


memuat informasi tentang : nomor urut, jenis arsip,
tahun, jumlah, tingkta perkembangan dan
keterangan.

Penilaian menghasilkan notulen rapat panitia penilai


arsip yang akan dimusnahkan.

Bupati/Walikota membuat surat permohonan


persetujuan pemusnahan arsip kepada Kepala
ANRI.

Bupati/Walikota menetapkan pelaksanaan


pemusnahan arsip berdasarkan persetujuan dari
Kepala ANRI dalam bentuk Keputusan Gubernur.
Pelaksanaan pemusnahan arsip sehingga arsip
dapat musnah secara fisik dan informasi disertai
dengan berita acara dan daftar arsip yang
dimusnahkan serta disaksikan oleh 2 orang dari
unsur hukum dan/atau pengawas internal.
DEFINISI OPERASIONAL KETERANGAN/DASAR HUKUM
DEFINISI OPERASIONAL KETERANGAN/DASAR HUKUM
Metode perlindungan arsip vital, meliputi:
1. duplikasi;
2. dispersal (pemencaran); dan
3. penggunaan peralatan khusus (penyimpanan di
brankas/vaulting).
DEFINISI OPERASIONAL KETERANGAN/DASAR HUKUM

Prosedur/tahapan kegiatan penyerahan arsip statis Pasal 81 ayat (1) Peraturan


oleh Dinas Kearsipan sebagai Unit Kearsipan I Pemerintah Nomor 28 Tahun 2012
Pemerintah Daerah kepada Dinas Kearsipan tentang Pelaksanaan Undang-
Lembaga Kearsipan Daerah harus dilakukan sesuai Undang Nomor 43 Tahun 2009
dengan ketentuan. tentang Kearsipan.
DEFINISI OPERASIONAL KETERANGAN/DASAR HUKUM

Pasal 81 ayat (3) Peraturan


Seluruh arsip yang tercipta dari kegiatan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2012
penyerahan arsip statis disimpan oleh Unit tentang Pelaksanaan Undang-
Kearsipan I (LKD) Undang Nomor 43 Tahun 2009
tentang Kearsipan.
DEFINISI OPERASIONAL

Metode perlindungan arsip vital, meliputi:


1. duplikasi;
2. dispersal (pemencaran); dan
3. penggunaan peralatan khusus (penyimpanan di
Metode perlindungan arsip vital, meliputi:
1. duplikasi;
2. dispersal (pemencaran); dan
3. penggunaan peralatan khusus (penyimpanan di
brankas/vaulting).
LEMBAR KERJ

(*) BUBUHKAN TANDA SILANG (X) UNTUK PILIHAN JAWABAN PADA KOLOM CHECKLIST, KOTAK
HIJAU

NO ASPEK/ KOMPONEN/ PERNYATAAN

IV. ASPEK PENGELOLAAN ARSIP STATIS

A. KEWAJIBAN MELAKSANAKAN PENGELOLAAN ARSIP STATIS

Lembaga Kearsipan Daerah memiliki Panduan Akuisisi Arsip dan telah


1.
ditetapkan oleh Kepala LKD.

a. Lembaga Kearsipan Daerah belum memiliki Panduan Akuisisi Arsip.

Lembaga Kearsipan Daerah dalam pembahasan rancangan Panduan


b.
Akuisisi Arsip.

Lembaga Kearsipan Daerah dalam proses pengesahan Panduan Akuisisi


c.
Arsip.

Lembaga Kearsipan Daerah telah menetapkan Panduan Akuisisi Arsip


d.
tetapi belum memenuhi seluruh substansi haluan.

Lembaga Kearsipan Daerah telah menetapkan Panduan Akuisisi Arsip


e.
yang telah memenuhi seluruh substansi haluan akuisisi arsip.

NO PERNYATAAN
2. Akuisisi Arsip di Lembaga Kearsipan Daerah dilaksanakan sesuai prosedur

Akuisisi Arsip di Lembaga Kearsipan Daerah tidak dilaksanakan sesuai


a.
prosedur.

Akuisisi Arsip di Lembaga Kearsipan Daerah dilaksanakan sesuai dengan


b.
1 (satu) sampai dengan 3 (tiga) dari 10 (sepuluh) prosedur.

Akuisisi Arsip di Lembaga Kearsipan Daerah dilaksanakan sesuai dengan


c.
4 (empat) sampai dengan 6 (enam) dari 10 (sepuluh) prosedur.

Akuisisi Arsip di Lembaga Kearsipan Daerah dilaksanakan sesuai dengan


d.
7 (tujuh) sampai dengan 9 (sembilan) dari 10 (sepuluh) prosedur.

Akuisisi Arsip di Lembaga Kearsipan Daerah dilaksanakan sesuai dengan


e.
seluruh prosedur.
NO PERNYATAAN

Lembaga Kearsipan Daerah menyimpan dan memperlakukan arsip yang


3.
tercipta dari kegiatan Akuisisi Arsip sebagai arsip vital

Unit Kearsipan I Pemerintahan Daerah tidak menyimpan dan


a. memperlakukan arsip yang tercipta dari kegiatan akuisisi arsip sebagai
arsip vital.

Unit Kearsipan I Pemerintahan Daerah memenuhi 1 (satu) dari 4 (empat)


b. kriteria memperlakukan arsip yang tercipta dari kegiatan akuisisi arsip
sebagai arsip vital.
Unit Kearsipan I Pemerintahan Daerah memenuhi 2 (dua) dari 4 (empat)
c. kriteria memperlakukan arsip yang tercipta dari kegiatan akuisisi arsip
sebagai arsip vital.
Unit Kearsipan I Pemerintahan Daerah memenuhi 3 (tiga) dari 4 (empat)
d. kriteria memperlakukan arsip yang tercipta dari kegiatan akuisisi arsip
sebagai arsip vital.
Unit Kearsipan I Pemerintahan Daerah telah memenuhi seluruh kriteria
e. memperlakukan arsip yang tercipta dari kegiatan akuisisi arsip sebagai
arsip vital.

NO PERNYATAAN

Lembaga Kearsipan Daerah melaksanakan kegiatan monitoring dalam


4.
rangka Akuisisi Arsip

Lembaga Kearsipan Daerah tidak melaksanakan kegiatan monitoring


a.
dalam rangka Akuisisi Arsip.

Lembaga Kearsipan Daerah merencanakan/menganggarkan kegiatan


b.
monitoring dalam rangka Akuisisi Arsip.
Lembaga Kearsipan Daerah melaksanakan kegiatan monitoring dan
c. pendataan terhadap organisasi atau pencipta arsip, dalam rangka Akuisisi
Arsip.

Lembaga Kearsipan Daerah melaksanakan kegiatan monitoring dan


d. pendataan terhadap organisasi atau pencipta arsip dan fisik arsip, dalam
rangka Akuisisi Arsip.

Lembaga Kearsipan Daerah melaksanakan kegiatan monitoring dan


e. pendataan terhadap organisasi atau pencipta arsip dan fisik arsip, dalam
rangka Akuisisi Arsip setiap tahunnya.

NO PERNYATAAN

Intensitas Akuisisi Arsip oleh Lembaga Kearsipan Daerah dalam kurun


5.
waktu 5 (lima) tahun terakhir

Lembaga Kearsipan Daerah belum melaksanakan kegiatan Akuisisi Arsip


a.
dalam kurun waktu 5 (tahun) terakhir.

Lembaga Kearsipan Daerah melaksanakan kegiatan Akuisisi Arsip


b.
sebanyak 1 (satu) kali dalam kurun waktu 5 (tahun) terakhir.

Lembaga Kearsipan Daerah melaksanakan kegiatan Akuisisi Arsip


c.
sebanyak 2 (dua) kali dalam kurun waktu 5 (tahun) terakhir.

Lembaga Kearsipan Daerah melaksanakan kegiatan Akuisisi Arsip


d.
sebanyak 3 (tiga) kali dalam kurun waktu 5 (tahun) terakhir.

Lembaga Kearsipan Daerah melaksanakan kegiatan Akuisisi Arsip


e.
sebanyak 4 (empat) kali dalam kurun waktu 5 (tahun) terakhir.

NO PERNYATAAN
Perangkat Daerah yang diakuisisi arsipnya oleh Lembaga Kearsipan
6.
Daerah dalam kurun waktu 5 (lima) tahun terakhir

Tidak ada Perangkat Daerah yang diakuisisi arsipnya oleh Lembaga


a.
Kearsipan Daerah dalam kurun waktu 5 (lima) tahun terakhir.

Lebih dari 0% sampai dengan 30% Perangkat Daerah telah diakuisisi


b. arsipnya oleh Lembaga Kearsipan Daerah dalam kurun waktu 5 (lima)
tahun terakhir.

Lebih dari 30% sampai dengan 60% Perangkat Daerah telah diakuisisi
c. arsipnya oleh Lembaga Kearsipan Daerah dalam kurun waktu 5 (lima)
tahun terakhir.

Lebih dari 60% sampai dengan 90% Perangkat Daerah telah diakuisisi
d. arsipnya oleh Lembaga Kearsipan Daerah dalam kurun waktu 5 (lima)
tahun terakhir.

Lebih dari 90% sampai dengan 100% Perangkat Daerah telah diakuisisi
e. arsipnya oleh Lembaga Kearsipan Daerah dalam kurun waktu 5 (lima)
tahun terakhir.

NO PERNYATAAN

Lembaga Kearsipan Daerah melaksanakan Pengolahan Arsip Statis yang


7. menghasilkan Daftar Arsip Statis dengan memenuhi seluruh elemen Daftar
Arsip Statis yang telah ditentukan

Lembaga Kearsipan Daerah tidak melaksanakan Pengolahan Arsip Statis


a.
yang menghasilkan Daftar Arsip Statis.
Lembaga Kearsipan Daerah merencanakan/menganggarkan Pengolahan
b.
Arsip Statis yang menghasilkan Daftar Arsip Statis.

Lembaga Kearsipan Daerah dalam proses melaksanakan Pengolahan


c. Arsip Statis yang menghasilkan Daftar Arsip Statis dengan memenuhi
seluruh elemen Daftar Arsip Statis yang telah ditentukan.

Lembaga Kearsipan Daerah melaksanakan Pengolahan Arsip Statis yang


menghasilkan Daftar Arsip Statis dengan memenuhi 1 (satu) sampai
d.
dengan 4 (empat) dari 5 (lima) elemen Daftar Arsip Statis yang telah
ditentukan.

Lembaga Kearsipan Daerah melaksanakan Pengolahan Arsip Statis yang


e. menghasilkan Daftar Arsip Statis dengan memenuhi seluruh elemen Daftar
Arsip Statis yang telah ditentukan.
NO PERNYATAAN

Lembaga Kearsipan Daerah menyusun Inventaris Arsip Statis dengan


8.
memenuhi seluruh elemen Inventaris Arsip Statis yang telah ditentukan

a. Lembaga Kearsipan Daerah tidak menyusun Inventaris Arsip Statis.

Lembaga Kearsipan Daerah merencanakan/menganggarkan penyusunan


b.
Inventaris Arsip Statis.

Lembaga Kearsipan Daerah dalam proses menyusun Inventaris Arsip


c. Statis dengan memenuhi seluruh elemen Inventaris Arsip Statis yang telah
ditentukan.

Lembaga Kearsipan Daerah menyusun Inventaris Arsip Statis dengan


d. memenuhi 1 (satu) sampai dengan 7 (tujuh) dari 8 (delapan) elemen
Inventaris Arsip Statis yang telah ditentukan.

Lembaga Kearsipan Daerah menyusun Inventaris Arsip Statis dengan


e.
memenuhi seluruh elemen Inventaris Arsip Statis yang telah ditentukan.
NO PERNYATAAN

Lembaga Kearsipan Daerah menyusun daftar arsip statis terhadap seluruh


9.
khazanah arsip statis yang dimiliki

Lembaga Kearsipan Daerah tidak menyusun Daftar Arsip Statis terhadap


a.
seluruh khazanah arsip statis yang dimiliki.

Lembaga Kearsipan Daerah menyusun Daftar Arsip Statis lebih dari 0%


b.
sampai dengan 30% terhadap khazanah arsip statis yang dimiliki.

Lembaga Kearsipan Daerah menyusun Daftar Arsip Statis lebih dari 30%
c.
sampai dengan 60% terhadap khazanah arsip statis yang dimiliki.

Lembaga Kearsipan Daerah menyusun Daftar Arsip Statis lebih dari 60%
d.
sampai dengan 90% terhadap khazanah arsip statis yang dimiliki.

Lembaga Kearsipan Daerah menyusun Daftar Arsip Statis lebih dari 90%
e.
sampai dengan 100% terhadap khazanah arsip statis yang dimiliki.

NO PERNYATAAN

Lembaga Kearsipan Daerah menyusun khazanah arsip statis ke dalam


10.
Inventaris Arsip Statis
Lembaga Kearsipan Daerah tidak menyusun khazanah arsip statis ke
a.
dalam Inventaris Arsip Statis.

Lembaga Kearsipan Daerah menyusun lebih dari 0% sampai dengan 30%


b.
khazanah arsip statis ke dalam Inventaris Arsip Statis.

Lembaga Kearsipan Daerah menyusun lebih dari 30% sampai dengan


c.
60% khazanah arsip statis ke dalam Inventaris Arsip Statis.

Lembaga Kearsipan Daerah menyusun lebih dari 60% sampai dengan


d.
90% khazanah arsip statis ke dalam Inventaris Arsip Statis.

Lembaga Kearsipan Daerah menyusun lebih dari 90% sampai dengan


e.
100% khazanah arsip statis ke dalam Inventaris Arsip Statis.

NO PERNYATAAN

Lembaga Kearsipan Daerah menyusun Guide Arsip Statis dengan


11.
memenuhi seluruh elemen Guide Arsip Statis yang telah ditentukan

a. Lembaga Kearsipan Daerah belum menyusun Guide Arsip Statis

Lembaga Kearsipan Daerah merencanakan/menganggarkan penyusunan


b.
Guide Arsip Statis.

c. Lembaga Kearsipan Daerah dalam proses menyusun Guide Arsip Statis.


Lembaga Kearsipan Daerah menyusun Guide Arsip Statis dengan
d.
memenuhi sebagian elemen Guide Arsip Statis yang telah ditentukan.

Lembaga Kearsipan Daerah menyusun Guide Arsip Statis dengan


e.
memenuhi seluruh elemen Guide Arsip Statis yang telah ditentukan.

NO PERNYATAAN
Lembaga Kearsipan Daerah melaksanakan upaya Preservasi Preventif
12.
berupa penyimpanan arsip statis sesuai ketentuan

Lembaga Kearsipan Daerah tidak melaksanakan upaya Preservasi


a.
Preventif berupa penyimpanan arsip statis sesuai ketentuan.

Lembaga Kearsipan Daerah melaksanakan 1 (satu) sampai dengan 4


b. (empat) dari 12 (dua belas) upaya Preservasi Preventif berupa
penyimpanan arsip statis sesuai ketentuan.

Lembaga Kearsipan Daerah melaksanakan 5 (lima) sampai dengan 8


c. (delapan) dari 12 (dua belas) upaya Preservasi Preventif berupa
penyimpanan arsip statis sesuai ketentuan.

Lembaga Kearsipan Daerah melaksanakan 9 (sembilan) sampai dengan


d. 11 (sebelas) dari 12 (dua belas) upaya Preservasi Preventif berupa
penyimpanan arsip statis sesuai ketentuan.

Lembaga Kearsipan Daerah melaksanakan seluruh upaya Preservasi


e.
Preventif berupa penyimpanan arsip statis sesuai ketentuan.
NO PERNYATAAN

13. Arsip statis yang disimpan pada rak arsip sesuai dengan standar kearsipan

Lembaga Kearsipan Daerah belum menyimpan arsip statis menggunakan


a.
sarana penyimpanan yang sesuai dengan bentuk dan media.

Lembaga Kearsipan Daerah menyimpan lebih dari 0% sampai dengan


b. 30% arsip statis menggunakan sarana penyimpanan yang sesuai dengan
bentuk dan media.

Lembaga Kearsipan Daerah menyimpan lebih dari 30% sampai dengan


c. 60% arsip statis menggunakan sarana penyimpanan yang sesuai dengan
bentuk dan media.

Lembaga Kearsipan Daerah menyimpan lebih dari 60% sampai dengan


d. 90% arsip statis menggunakan sarana penyimpanan yang sesuai dengan
bentuk dan media.

Lembaga Kearsipan Daerah menyimpan lebih dari 90% sampai dengan


e. 100% arsip statis menggunakan sarana penyimpanan yang sesuai dengan
bentuk dan media.
NO PERNYATAAN

Arsip statis yang disimpan menggunakan sarana (pembungkus/container)


14.
arsip sesuai dengan media

Lembaga Kearsipan Daerah belum menyimpan arsip statis menggunakan


a.
sarana penyimpanan yang sesuai dengan bentuk dan media.

Lembaga Kearsipan Daerah menyimpan lebih dari 0% sampai dengan


b. 30% arsip statis menggunakan sarana penyimpanan yang sesuai dengan
bentuk dan media.

Lembaga Kearsipan Daerah menyimpan lebih dari 30% sampai dengan


c. 60% arsip statis menggunakan sarana penyimpanan yang sesuai dengan
bentuk dan media.

Lembaga Kearsipan Daerah menyimpan lebih dari 60% sampai dengan


d. 90% arsip statis menggunakan sarana penyimpanan yang sesuai dengan
bentuk dan media.

Lembaga Kearsipan Daerah menyimpan lebih dari 90% sampai dengan


e. 100% arsip statis menggunakan sarana penyimpanan yang sesuai dengan
bentuk dan media.
NO PERNYATAAN

Lembaga Kearsipan Daerah melaksanakan upaya pengendalian hama


15.
terpadu

Lembaga Kearsipan Daerah tidak melaksanakan upaya pengendalian


a.
hama terpadu.

Lembaga Kearsipan Daerah melaksanakan 1 (satu) sampai dengan 2


b.
(dua) dari 8 (delapan) upaya pengendalian hama terpadu.

Lembaga Kearsipan Daerah melaksanakan 3 (tiga) sampai dengan 4


c.
(empat) dari 8 (delapan) upaya pengendalian hama terpadu.

Lembaga Kearsipan Daerah melaksanakan 5 (lima) sampai dengan 7


d.
(tujuh) dari 8 (delapan) upaya pengendalian hama terpadu.

Lembaga Kearsipan Daerah melaksanakan seluruh upaya pengendalian


e.
hama terpadu.
NO PERNYATAAN

16. Lembaga Kearsipan Daerah melaksanakan upaya reproduksi arsip

a. Lembaga Kearsipan Daerah tidak melaksanakan upaya reproduksi arsip.

Lembaga Kearsipan Daerah melaksanakan 1 (satu) dari 6 (enam) upaya


b.
reproduksi arsip.

Lembaga Kearsipan Daerah melaksanakan 2 (dua) sampai dengan 3 (tiga)


c.
dari 6 (enam) upaya reproduksi arsip.

Lembaga Kearsipan Daerah melaksanakan 4 (empat) sampai dengan 5


d.
(lima) dari 6 (enam) upaya reproduksi arsip.

e. Lembaga Kearsipan Daerah melaksanakan seluruh upaya reproduksi arsip.


NO PERNYATAAN

Lembaga Kearsipan Daerah melaksanakan upaya perencanaan


17.
menghadapi bencana (disaster planning)

Lembaga Kearsipan Daerah tidak melaksanakan upaya perencanaan


a.
menghadapi bencana (disaster planning).

Lembaga Kearsipan Daerah merencanakan/menganggarkan upaya


b.
perencanaan menghadapi bencana (disaster planning).

Lembaga Kearsipan Daerah melaksanakan 1 (satu) upaya perencanaan


c.
menghadapi bencana (disaster planning).

Lembaga Kearsipan Daerah melaksanakan 2 (dua) upaya perencanaan


d.
menghadapi bencana (disaster planning).

Lembaga Kearsipan Daerah melaksanakan 3 (tiga) upaya perencanaan


e.
menghadapi bencana (disaster planning).

NO PERNYATAAN

Lembaga Kearsipan Daerah melaksanakan upaya perawatan arsip dengan


18.
prinsip perbaikan

Lembaga Kearsipan Daerah tidak melaksanakan upaya perawatan arsip


a.
dengan prinsip perbaikan.
Lembaga Kearsipan Daerah merencanakan/menganggarkan upaya
b.
perawatan arsip dengan prinsip perbaikan.

Lembaga Kearsipan Daerah dalam proses melaksanakan upaya


c.
perawatan arsip dengan prinsip perbaikan.

Lembaga Kearsipan Daerah melaksanakan upaya perawatan arsip dengan


d.
memenuhi 1 (satu) sampai dengan 4 (empat) prinsip perbaikan.

Lembaga Kearsipan Daerah melaksanakan upaya perawatan arsip dengan


e.
memenuhi 5 (lima) sampai dengan 6 (enam) prinsip perbaikan.

NO PERNYATAAN

Lembaga Kearsipan Daerah memenuhi prinsip Akses dan Layanan Arsip


19.
Statis

Lembaga Kearsipan Daerah tidak memenuhi prinsip Akses dan Layanan


a.
Arsip Statis.

Lembaga Kearsipan Daerah memenuhi 1 (satu) sampai dengan 2 (dua)


b.
dari 7 (tujuh) prinsip Akses dan Layanan Arsip Statis.

Lembaga Kearsipan Daerah memenuhi 3 (tiga) sampai dengan 4 (empat)


c.
dari 7 (tujuh) prinsip Akses dan Layanan Arsip Statis.
Lembaga Kearsipan Daerah memenuhi 5 (lima) sampai dengan 6 (enam)
d.
dari 7 (tujuh) prinsip Akses dan Layanan Arsip Statis.

Lembaga Kearsipan Daerah memenuhi seluruh prinsip Akses dan Layanan


e.
Arsip Statis.

NO PERNYATAAN

Lembaga Kearsipan Daerah memberikan Layanan Arsip Statis sesuai


20.
kriteria

Lembaga Kearsipan Daerah tidak memberikan Layanan Arsip Statis sesuai


a.
kriteria.

Lembaga Kearsipan Daerah memberikan 1 (satu) sampai dengan 2 (dua)


b.
dari 7 (tujuh) layanan Arsip Statis sesuai kriteria.

Lembaga Kearsipan Daerah memberikan 3 (tiga) sampai dengan 4 (empat)


c.
dari 7 (tujuh) layanan Arsip Statis sesuai kriteria.

Lembaga Kearsipan Daerah memberikan 5 (lima) sampai dengan 6 (enam)


d.
dari 7 (tujuh) layanan Arsip Statis sesuai kriteria.
Lembaga Kearsipan Daerah memberikan seluruh layanan Arsip Statis
e.
sesuai ketentuan.

NO PERNYATAAN

Lembaga Kearsipan Daerah telah menjadi simpul pada Jaringan Informasi


21.
Kearsipan Nasional

Lembaga Kearsipan Daerah tidak menjadi simpul pada Jaringan Informasi


a.
Kearsipan Nasional.

Lembaga Kearsipan Daerah dalam proses pendaftaran menjadi simpul


b.
pada Jaringan Informasi Kearsipan Nasional.

Lembaga Kearsipan Daerah terdaftar sebagai simpul pada Jaringan


c.
Informasi Kearsipan Nasional.

Lembaga Kearsipan Daerah terdaftar sebagai simpul, tetapi tidak aktif


d. melakukan proses unggah pada Jaringan Informasi Kearsipan Nasional
dalam kurun waktu 2 (dua) tahun terakhir.

Lembaga Kearsipan Daerah terdaftar sebagai simpul dan aktif melakukan


e.
proses unggah pada Jaringan Informasi Kearsipan Nasional.
NO PERNYATAAN

Lembaga Kearsipan Daerah melaksanakan tanggung jawab sebagai


22.
simpul pada Jaringan Informasi Kearsipan Nasional

Lembaga Kearsipan Daerah tidak melaksanakan tanggung jawab sebagai


a.
simpul pada Jaringan Informasi Kearsipan Nasional.

Lembaga Kearsipan Daerah melaksanakan 1 (satu) sampai 3 (tiga) dari 8


b. (delapan) tanggung jawab sebagai simpul pada Jaringan Informasi
Kearsipan Nasional.

Lembaga Kearsipan Daerah melaksanakan 4 (empat) sampai 6 (enam)


c. dari 8 (delapan) tanggung jawab sebagai simpul pada Jaringan Informasi
Kearsipan Nasional.

Lembaga Kearsipan Daerah melaksanakan 7 (tujuh) dari 8 (delapan)


d. tanggung jawab sebagai simpul pada Jaringan Informasi Kearsipan
Nasional.

Lembaga Kearsipan Daerah melaksanakan seluruh tanggung jawab


e.
sebagai simpul pada Jaringan Informasi Kearsipan Nasional.

TOTAL NILAI KEWAJIBAN PENGELOLAAN ARSIP STATIS


NO PERNYATAAN

B. REFORM

Penyelamatan arsip hasil penggabungan atau pembubaran Perangkat


1. Daerah oleh Lembaga Kearsipan Daerah dilaksanakan dengan memenuhi
tahapan yang disyaratkan

Tidak terdapat penyelamatan arsip hasil penggabungan atau pembubaran


Perangkat Daerah oleh Lembaga Kearsipan Daerah atau terdapat
a. penyelamatan arsip hasil penggabungan atau pembubaran Perangkat
Daerah oleh Lembaga Kearsipan Daerah, tetapi tidak dilaksanakan dengan
memenuhi tahapan yang disyaratkan.

Penyelamatan arsip hasil penggabungan atau pembubaran Perangkat


b. Daerah dilaksanakan dengan memenuhi 1 (satu) sampai dengan 2 (dua)
dari 5 (lima) tahapan yang disyaratkan.

Penyelamatan arsip hasil penggabungan atau pembubaran Perangkat


c. Daerah dilaksanakan dengan memenuhi 3 (tiga) dari 5 (lima) tahapan yang
disyaratkan.

Penyelamatan arsip hasil penggabungan atau pembubaran Perangkat


d. Daerah dilaksanakan dengan memenuhi 4 (empat) dari 5 (lima) tahapan
yang disyaratkan.

Penyelamatan arsip hasil penggabungan atau pembubaran Perangkat


e. Daerah dilaksanakan dengan memenuhi seluruh tahapan yang
disyaratkan.

NO PERNYATAAN

Lembaga Kearsipan Daerah menyusun Daftar Pencarian Arsip terhadap


2. jenis arsip yang masuk kategori Daftar Pencarian Arsip berdasarkan tata
cara dan prosedur yang berlaku
Lembaga Kearsipan Daerah tidak menyusun Daftar Pencarian Arsip
a. terhadap jenis arsip yang masuk kategori Daftar Pencarian Arsip
berdasarkan tata cara dan prosedur yang berlaku.

Lembaga Kearsipan Daerah merencanakan/menganggarkan penyusunan


b. Daftar Pencarian Arsip terhadap jenis arsip yang masuk kategori Daftar
Pencarian Arsip berdasarkan tata cara dan prosedur yang berlaku.

Lembaga Kearsipan Daerah dalam proses penyusunan Daftar Pencarian


c. Arsip terhadap jenis arsip yang masuk kategori Daftar Pencarian Arsip
berdasarkan tata cara dan prosedur yang berlaku.

Lembaga Kearsipan Daerah menyusun Daftar Pencarian Arsip terhadap


d. jenis arsip yang masuk kategori Daftar Pencarian Arsip, tetapi tidak
berdasarkan tata cara dan prosedur yang berlaku.

Lembaga Kearsipan Daerah menyusun Daftar Pencarian Arsip terhadap


e. jenis arsip yang masuk kategori Daftar Pencarian Arsip berdasarkan tata
cara dan prosedur yang berlaku.

NO PERNYATAAN

3. Lembaga Kearsipan Daerah mengumumkan Daftar Pencarian Arsip

a. Lembaga Kearsipan Daerah tidak mengumumkan Daftar Pencarian Arsip.

Terdapat Daftar Pencarian Arsip, tetapi Lembaga Kearsipan Daerah masih


b.
berencana mengumumkan Daftar Pencarian Arsip.

Terdapat Daftar Pencarian Arsip, tetapi Lembaga Kearsipan Daerah masih


c.
dalam proses mengumumkan Daftar Pencarian Arsip.

Daftar Pencarian Arsip telah diumumkan kepada publik sesuai wilayah


d.
kewenangannya, tetapi tidak menggunakan media massa/non massa.
Daftar Pencarian Arsip telah diumumkan kepada publik sesuai wilayah
e.
kewenangannya dan menggunakan media massa/non massa.

NO PERNYATAAN

Lembaga Kearsipan Daerah menyimpan arsip yang tercipta dari kegiatan


4.
pembuatan Daftar Pencarian Arsip sebagai arsip vital

Lembaga Kearsipan Daerah belum menyimpan dan memperlakukan arsip


a. yang tercipta dari kegiatan pembuatan Daftar Pencarian Arsip sebagai
arsip vital.

Lembaga Kearsipan Daerah memenuhi 1 (satu) dari 4 (empat) kriteria


b. memperlakukan arsip yang tercipta dari kegiatan pembuatan Daftar
Pencarian Arsip sebagai arsip vital.

Unit Kearsipan I Pemerintahan Daerah memenuhi 2 (dua) dari 4 (empat)


c. kriteria memperlakukan arsip yang tercipta dari kegiatan pembuatan Daftar
Pencarian Arsip sebagai arsip vital.

Unit Kearsipan I Pemerintahan Daerah memenuhi 3 (tiga) dari 4 (empat)


d. kriteria arsip yang tercipta dari kegiatan pembuatan Daftar Pencarian Arsip
sebagai arsip vital.

Unit Kearsipan I Pemerintahan Daerah telah memenuhi seluruh kriteria


e. arsip yang tercipta dari kegiatan pembuatan Daftar Pencarian Arsip
sebagai arsip vital.

NO PERNYATAAN
Lembaga Kearsipan Daerah menyelenggarakan pameran virtual dan/atau
5.
pameran fisik arsip

Lembaga Kearsipan Daerah tidak menyelenggarakan pameran virtual


a.
dan/atau pameran fisik arsip.

Lembaga Kearsipan Daerah merencanakan/menganggarkan


b.
menyelenggarakan pameran virtual dan/atau pameran fisik arsip.

Lembaga Kearsipan Daerah dalam proses persiapan menyelenggarakan


c.
pameran virtual dan/atau pameran fisik arsip.

Lembaga Kearsipan Daerah menyelenggarakan pameran virtual dan/atau


d.
pameran fisik arsip dalam kurun waktu 5 (lima) tahun terakhir.

Lembaga Kearsipan Daerah menyelenggarakan pameran virtual dan/atau


e.
pameran fisik arsip dalam kurun waktu 2 (dua) tahun terakhir.

NO PERNYATAAN

6. Penggunaan arsip oleh pengguna pada Lembaga Kearsipan Daerah

Tidak ada penggunaan arsip oleh pengguna pada Lembaga Kearsipan


a.
Daerah.

Penggunaan arsip oleh pengguna pada Lembaga Kearsipan Daerah paling


b.
sedikit satu kali penggunaan dalam satu semester.

Penggunaan arsip oleh pengguna pada Lembaga Kearsipan Daerah paling


c.
sedikit satu kali penggunaan dalam triwulan.

Penggunaan arsip oleh pengguna pada Lembaga Kearsipan Daerah paling


d.
sedikit satu kali penggunaan dalam waktu satu bulan.
Penggunaan arsip oleh pengguna pada Lembaga Kearsipan Daerah paling
e.
sedikit satu kali penggunaan dalam setiap minggu.

NO PERNYATAAN

Lembaga Kearsipan Daerah melaksanakan proses perawatan arsip statis


7.
dalam rangka keselamatan arsip fisik dan informasinya

Lembaga Kearsipan Daerah tidak melakukan identifikasi arsip statis yang


a.
mengalami kerusakan

Lembaga Kearsipan Daerah telah melakukan identifikasi arsip statis yang


b.
mengalami kerusakan

Lembaga Kearsipan Daerah merencanakan kegiatan perawatan arsip


c.
statis yang mengalami kerusakan

Lembaga Kearsipan Daerah telah melaksanakan perawatan terhadap


d.
sebagian arsip statis yang mengalami kerusakan

Lembaga Kearsipan Daerah telah melaksanakan perawatan terhadap


e. seluruh arsip statis yang mengalami kerusakan atau Lembaga Kearsipan
Daerah tidak terdapat arsip statis yang mengalami kerusakan

NO PERNYATAAN

Lembaga Kearsipan Daerah sebagai simpul pada Jaringan Informasi


8.
Kearsipan Nasional memiliki Sumber Daya yang memadai
Lembaga Kearsipan Daerah sebagai simpul pada Jaringan Informasi
a.
Kearsipan Nasional belum memiliki Sumber Daya yang memadai.

Lembaga Kearsipan Daerah menyediakan 1 (satu) dari 4 (empat) sumber


b.
daya sebagai simpul JIKN

Lembaga Kearsipan Daerah menyediakan 2 (dua) dari 4 (empat) sumber


c.
daya sebagai simpul JIKN

Lembaga Kearsipan Daerah menyediakan 3 (tiga) dan 4 (empat) sumber


d.
daya sebagai simpul JIKN

Lembaga Kearsipan Daerah menyediakan seluruh sumber daya sebagai


e.
simpul JIKN

NO PERNYATAAN

Lembaga Kearsipan Daerah melaksanakan kegiatan penyelamatan dan


9. pelestarian arsip negara Periode 2014 - 2019 terhadap Perangkat Daerah
di Lingkunganya

Lembaga Kearsipan Daerah belum melaksanakan kegiatan penyelamatan


a. dan pelestarian arsip negara Periode 2014 - 2019 terhadap Perangkat
Daerah di Lingkunganya.

Lembaga Kearsipan Daerah telah melaksanakan kegiatan penyelamatan


b. dan pelestarian arsip negara Periode 2014 - 2019 terhadap lebih dari 0%
sampai dengan 30% Perangkat Daerah di Lingkunganya.

Lembaga Kearsipan Daerah telah melaksanakan kegiatan penyelamatan


c. dan pelestarian arsip negara Periode 2014 - 2019 terhadap lebih dari 30%
sampai dengan 60% Perangkat Daerah di Lingkunganya.
Lembaga Kearsipan Daerah telah melaksanakan kegiatan penyelamatan
d. dan pelestarian arsip negara Periode 2014 - 2019 terhadap lebih dari 60%
sampai dengan 90% Perangkat Daerah di Lingkunganya.

Lembaga Kearsipan Daerah telah melaksanakan kegiatan penyelamatan


e. dan pelestarian arsip negara Periode 2014 - 2019 terhadap lebih dari 90%
sampai dengan 100% Perangkat Daerah di Lingkunganya.

TOTAL NILAI REFORM PENGELOLAAN ARSIP STATIS


LEMBAR KERJA FORMULIR AUDIT SISTEM KEARSIPAN EKSTERNAL P

PENGE

KOLOM CHECKLIST, KOTAK BERWARNA (*) PILIH JAWABAN YA/TIDAK DENGAN MEMBERIKAN
CATATAN APABILA DIPERLUKAN PADA KOLOM CAT

KETERANGAN CHECKLIST

DEFINISI OPERASIONAL

Panduan Akuisisi Arsip Statis adalah suatu dokumen yang


disusun dan ditetapkan oleh Kepala Lembaga Kearsipan D
sebagai haluaan akuisisi arsip statis pada pemerintah dae
yang sekurang-kurangnya memuat:
v a. Tujuan lembaga kearsipan untuk menyelenggarakan p
akuisisi
b. Dasar hukum dan/atau pernyataan kewenangan untuk
memperoleh materi arsip dalam menyelenggarakan akuis
c. Penetapan skala prioritas terhadap kegiatan akuisisi
d. Metode dan teknik untuk memperoleh arsip yang akan
akuisisi
e. Sifat dan jenis materi arsip yang akan diperoleh
f. Lokus, objek, dan lokasi tempat penyimpanan arsip sta
menjadi target dalam akuisisi
g. Pembatasan kurun waktu periode arsip
h. Penjelasan persyaratan mengenai hak dan kewajiban
dimiliki oleh lembaga kearsipan dan pencipta arsip, terma
akses untuk memperoleh arsip yang telah di akuisisi

KETERANGAN CHECKLIST NO
2.

LIHAT LEMBAR
2.1
KRITERIA

LIHAT LEMBAR
2.2
KRITERIA

LIHAT LEMBAR
2.3
KRITERIA

LIHAT LEMBAR v a.
KRITERIA

LIHAT LEMBAR
b.
KRITERIA

2.4

2.5

2.6
2.7

a.

b.

2.8

2.9

2.10

TO
KETERANGAN CHECKLIST
NO

3.

3.1

3.2

v 3.3

3.4

TO

KETERANGAN CHECKLIST DEFINISI OPERASIONAL

Monitoring merupakan upaya penyelamatan arsip statis


menghasilkan bakal calon arsip statis.
Identifikasi dari JRA, melakukan konfirmasi kepada satua
pada rektorat, fakultas, civitas akademika, dan unit de
sebutan lain di lingkungan Perguruan Tinggi Negeri mela
Monitoring merupakan upaya penyelamatan arsip statis
menghasilkan bakal calon arsip statis.
Identifikasi dari JRA, melakukan konfirmasi kepada satua
pada rektorat, fakultas, civitas akademika, dan unit de
sebutan lain di lingkungan Perguruan Tinggi Negeri mela

Dasar hukum: Peraturan Kepala ANRI Nomor 31 Tahun


tentang tata cara Akuisisi Arsip statis.

KETERANGAN CHECKLIST DEFINISI OPERASIONAL

Dasar hukum: Peraturan Kepala ANRI Nomor 31 Tahun


tentang tata cara Akuisisi Arsip statis.

KETERANGAN CHECKLIST DEFINISI OPERASIONAL


Dasar hukum: Peraturan Kepala ANRI Nomor 31 Tahun
tentang tata cara Akuisisi Arsip statis.

KETERANGAN CHECKLIST NO

7.

7.1
7.2

LIHAT LEMBAR
7.3
KRITERIA

LIHAT LEMBAR v 7.4


KRITERIA

LIHAT LEMBAR
a.
KRITERIA

b.

c.

d.

e.

f.

g.

7.5
TO

KETERANGAN CHECKLIST NO

8.

v 8.1

8.2

LIHAT LEMBAR
8.3
KRITERIA

LIHAT LEMBAR
8.4
KRITERIA

LIHAT LEMBAR
8.5
KRITERIA

8.6

8.7
8.8

TO

KETERANGAN CHECKLIST

DEFINISI OPERASIONAL

Peraturan Kepala Arsip Nasional Republik Indonesia No


Tahun 2011 tentang Pedoman Penyusunan Sarana B
Penemuan Kembali Arsip Statis, Lampiran Bab II Hur
menegaskan bahwa daftar arsip statis adalah sarana b
penemuan kembali arsip statis.
Peraturan Kepala Arsip Nasional Republik Indonesia No
tahun 2018 tentang Standar Deskripsi Arsip Statis

KETERANGAN CHECKLIST

DEFINISI OPERASIONAL
v

Dasar hukum:
Peraturan Kepala Arsip Nasional Republik Indonesia No
Tahun 2011 tentang Pedoman Penyusunan Sarana B
Penemuan Kembali Arsip Statis

KETERANGAN CHECKLIST NO

PERTANYAAN
TAMBAHAN
SESUAI
PEMBAHASAN 10
MARET 2022,
DENGAN
MENJADIKAN
11.A
PERTANYAAN
GUIDE MENJADI 2
YAITU
PENYUSUNAN
GUIDE KHAZANAH
DAN ELEMEN
GUIDE KHAZANAH
v 11.A.1

11.A.2

LIHAT LEMBAR
11.A.3
KRITERIA
LIHAT LEMBAR
11.A.4
KRITERIA

LIHAT LEMBAR
11.A.5
KRITERIA

TO

11.B

11.B.1

11.B.2

11.B.3

11.B.4

TO

KETERANGAN CHECKLIST NO
MENJADIKAN
PERTANYAAN
GUIDE MENJADI 2
YAITU
PENYUSUNAN
GUIDE KHAZANAH 12.
DAN ELEMEN
GUIDE KHAZANAH

12.1

LIHAT LEMBAR
12.2
KRITERIA

LIHAT LEMBAR
12.3
KRITERIA

LIHAT LEMBAR v 12.4


KRITERIA

LIHAT LEMBAR
12.5
KRITERIA

12.6

12.7

12.8

12.9

12.10

12.11

12.12
TO

KETERANGAN CHECKLIST DEFINISI OPERASIONAL

Sarana penyimpanan arsip berdasarkan media arsip:


a. Arsip kertas disimpan pada rak besi anti karat dan arsip
disimpan pada laci besi anti karat.
b. Arsip foto disimpan pada rak besi anti karat.
c. Arsip film disimpan pada rak besi anti karat.
d. Arsip video disimpan pada Rak kayu (rak non magnetis
e. Arsip rekaman suara disimpan pada Rak kayu (rak non
magnetis)

Untuk menentukan pilihan jawaban dapat dilakukan perhit


dengan contoh sebagai berikut:
Diketahui unit kearsipan menyimpan 5 jenis arsip yaitu ke
foto, film, video dan rekaman suara. Penyimpanan arsip k
telah menggunakan sarana penyimpanan yang sesuai yai
v rak besi anti karat dan arsip peta disimpan pada laci besi
karat, penyimpanan arsip foto baru 50% yang sesuai, kem
arsip film, video, dan rekaman suara belum memiliki saran
penyimpanan yang sesuai.

Perhitungan untuk menentukan pilihan jawaban adalah:


arsip kertas = 100%
arsip foto = 50%
arsip film = 0%
arsip video = 0%
arsip rekaman suara = 0%
--------------------------- +
Total = 150%

Selanjutnya, total tersebut dibagi dengan jumlah jenis arsi


150% : 5 = 30 %

Maka, unit kearsipan tersebut telah menyimpan sebanyak


arsip inaktif menggunakan sarana penyimpanan yang ses
bentuk dan media.
Maka, unit kearsipan tersebut telah menyimpan sebanyak
arsip inaktif menggunakan sarana penyimpanan yang ses
bentuk dan media.

KETERANGAN CHECKLIST DEFINISI OPERASIONAL

Sarana penyimpanan arsip berdasarkan media arsip:


a. Arsip kertas disimpan pada boks bebas asam, kertas
pembungkus bebas asam, dan bebas lignin dan Arsip Pet
disimpan pada tabung peta, kertas pembungkus bebas as
bebas lignin.
b. Arsip foto disimpan disimpan pada amplop dan boks be
asam dan bebas lignin
c. Arsip film disimpan pada can, polypropylene, polyethyle
polycarbonate
d. Arsip video disimpan pada kontainer sesuai aslinya (ba
plastik non-PVC)
v e. Arsip rekaman suara disimpan pada kontainer sesuai a
(bahan plastik non-PVC)

Untuk menentukan pilihan jawaban dapat dilakukan perhit


dengan contoh sebagai berikut:
Diketahui unit kearsipan menyimpan 5 jenis arsip yaitu ke
foto, film, video dan rekaman suara. Penyimpanan arsip k
telah menggunakan sarana penyimpanan yang sesuai yai
boks bebas asam, kertas pembungkus bebas asam, dan b
lignin dan Arsip Peta disimpan pada tabung peta, kertas
pembungkus bebas asam, dan bebas lignin, penyimpanan
foto baru 50% yang sesuai, kemudian arsip film, video, da
rekaman suara belum memiliki sarana penyimpanan yang

Perhitungan untuk menentukan pilihan jawaban adalah:


arsip kertas = 100%
arsip foto = 50%
arsip film = 0%
arsip video = 0%
arsip rekaman suara = 0%
--------------------------- +
Total = 150% Selanjutnya, total tersebut dibagi den
jumlah jenis arsip: 150% : 5 = 30 %
Maka, unit kearsipan tersebut telah menyimpan sebanyak
arsip inaktif menggunakan sarana penyimpanan yang ses
bentuk dan media.
jumlah jenis arsip: 150% : 5 = 30 %
Maka, unit kearsipan tersebut telah menyimpan sebanyak
arsip inaktif menggunakan sarana penyimpanan yang ses
bentuk dan media.

KETERANGAN CHECKLIST NO

15.

15.1

LIHAT LEMBAR
15.2
KRITERIA

LIHAT LEMBAR
15.3
KRITERIA

LIHAT LEMBAR
15.4
KRITERIA

LIHAT LEMBAR v 15.5


KRITERIA

15.6

15.7

15.8
TO

KETERANGAN CHECKLIST NO

16.

16.1

LIHAT LEMBAR
16.2
KRITERIA

LIHAT LEMBAR
16.3
KRITERIA

LIHAT LEMBAR
16.4
KRITERIA

LIHAT LEMBAR v 16.5


KRITERIA

16.6

TO
KETERANGAN CHECKLIST NO

17.

v 17.1

17.2

LIHAT LEMBAR
17.3
KRITERIA

LIHAT LEMBAR
TO
KRITERIA

LIHAT LEMBAR
KRITERIA

KETERANGAN CHECKLIST NO

18.

v 18.1
18.2

18.3

LIHAT LEMBAR
18.4
KRITERIA

LIHAT LEMBAR
18.5
KRITERIA

18.6

TO

KETERANGAN CHECKLIST NO

19

19.1

LIHAT LEMBAR
19.2
KRITERIA

LIHAT LEMBAR
19.3
KRITERIA
LIHAT LEMBAR v 19.4
KRITERIA

LIHAT LEMBAR
19.5
KRITERIA

19.6

19.7

TO

KETERANGAN CHECKLIST NO

20

20.1

LIHAT LEMBAR
20.2
KRITERIA

LIHAT LEMBAR
20.3
KRITERIA

LIHAT LEMBAR v 20.4


KRITERIA
LIHAT LEMBAR
20.5
KRITERIA

20.6

20.7

TO

KETERANGAN CHECKLIST

DEFINISI OPERASIONAL

Simpul jaringan yang terdaftar dalam jaringan informasi ke

v
KETERANGAN CHECKLIST NO

22.

22.1

LIHAT LEMBAR
22.2
KRITERIA

LIHAT LEMBAR
22.3
KRITERIA

LIHAT LEMBAR
22.4
KRITERIA

LIHAT LEMBAR
22.5
KRITERIA

OLAAN ARSIP STATIS 22.6

22.7

22.8

TO
KETERANGAN CHECKLIST

NO

1.

1.1

LIHAT LEMBAR
1.2
KRITERIA

LIHAT LEMBAR
1.3
KRITERIA

LIHAT LEMBAR v 1.4


KRITERIA

LIHAT LEMBAR
1.5
KRITERIA

TO

KETERANGAN CHECKLIST DEFINISI OPERASIONAL


v

Daftar Pencarian Arsip yang selanjutnya disingkat DPA ad


daftar berisi arsip yang memiliki nilai guna kesejarahan ba
telah diverifikasi secara langsung maupun tidak langsung
lembaga kearsipan dan dicari oleh lembaga kearsipan ser
diumumkan kepada publik. Kegiatan penyusunan Daftar
Pencarian Arsip dilaksanakan sesuai dengan ketentuan.
LKD membuat DPA berdasarkan tata cara dan prosedur m
1. Pembentukan Tim Pembuatan dan Pengumuman DPA
2. Analisis konteks pengelolaan arsip
3. Verifikasi arsip yang dicari
LIHAT LEMBAR
4. Konfirmasi LKPT kepada pencipta arsip
KRITERIA
5. Pembuatan DPA

LIHAT LEMBAR
KRITERIA

KETERANGAN CHECKLIST

DEFINISI OPERASIONAL

Daftar Pencarian Arsip perlu diumumkan kepada publik


wilayah kewenangannya dan menggunakan media mas
massa.
Dasar hukum:
Peraturan Kepala ANRI Nomor 18 Tahun 2012 tentang P
Pembuatan dan Pengumuman Daftar Pencarian Arsip (
KETERANGAN CHECKLIST

NO

v 4

4.1

4.2

4.3

4.4

TO

KETERANGAN CHECKLIST

DEFINISI OPERASIONAL
DEFINISI OPERASIONAL

LKD Kabupaten/Kota menyelenggarakan pameran secara


melalui website yang dimiliki sendiri atau bekerja sama de
pihak lain dan/atau pameran secara fisik, dengan referens
kegiatan yang dapat dilaksanakan sebagai berikut:
a. Menentukan tema, waktu pameran, dan rencana teknis
b. Penelusuran arsip dan referensi;
c. Memindai (scanning);
d. Design dan layout;
e. Koreksi bahan pameran dan penetuan arsip yang akan
dipamerkan;
f. Revisi materi yang akan dipamerkan;
g. Cetak pameran;
h. Mengemas bahan pameran dan menyusun display;
i. Pelaksanaan pameran;
j. Pembuatan laporan kegiatan.

KETERANGAN CHECKLIST

DEFINISI OPERASIONAL

Cara penghitungan dilakukan dengan melihat volume daft


penggunaan dalam kurun waktu 1 tahun, dengan konvers
sebagai berikut:
a. Terdapat 52 (lima puluh dua) kali layanan/penggunaan
satu tahun maka terdapat 1 (satu) kali layanan tiap mingg
b. Terdapat 12 (dua belas) kali layanan dalam satu tahun
dapat dikonversi terdapat 1 (satu) kali layanan tiap bulan
c. Terdapat 4 (empat) layanan dalam satu tahan maka ter
(satu) layanan dalam tiap triwulan
d. Terdapat 2 (dua) layanan dalam satu tahun maka terda
(satu) layanan dalam tiap semester

v Dicatat terkait keseluruhan jumlah layanan dalam kurun w


tahun, dikaitkan dengan target yang dituangkan dalam Ra
Koordinasi Teknis Perencanaan Pembangunan antara Le
Kearsipan Daerah dengan Kementerian Dalam Negeri.
Dicatat terkait keseluruhan jumlah layanan dalam kurun w
tahun, dikaitkan dengan target yang dituangkan dalam Ra
Koordinasi Teknis Perencanaan Pembangunan antara Le
Kearsipan Daerah dengan Kementerian Dalam Negeri.

KETERANGAN CHECKLIST DEFINISI OPERASIONAL

Apabila dinyatakan tidak terdapat arsip statis yang men


kerusakan harus dibuktikan dengan surat pernyataan
ditandatangani oleh Pimpinan LKD

KETERANGAN CHECKLIST

NO
v 8.

LIHAT LEMBAR
8.1
KRITERIA

LIHAT LEMBAR
8.2
KRITERIA

LIHAT LEMBAR
8.3
KRITERIA

LIHAT LEMBAR
8.4
KRITERIA

TO

KETERANGAN CHECKLIST

DEFINISI OPERASIONAL

Kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka penyelamatan


pelestarian arsip negara periode 2014-2019 (Periode
Pemerintahan Presiden Joko Widodo) yang meliputi kegia
a. penilaian dan akusisi arsip statis;
b. pengolahan arsip statis;
c. preservasi arsip statis; dan
d. akses arsip statis.
a. penilaian dan akusisi arsip statis;
b. pengolahan arsip statis;
c. preservasi arsip statis; dan
d. akses arsip statis.

LAAN ARSIP STATIS


DIT SISTEM KEARSIPAN EKSTERNAL PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA (FOR

PENGELOLAAN ARSIP STATIS

(*) PILIH JAWABAN YA/TIDAK DENGAN MEMBERIKAN TANDA SILANG (X) KOLOM PENILAIAN DAN BUBUHK
CATATAN APABILA DIPERLUKAN PADA KOLOM CATATAN OBJEK PENGAWASAN, KOTAK BERWARNA HIJ

DEFINISI OPERASIONAL

Panduan Akuisisi Arsip Statis adalah suatu dokumen yang yang


disusun dan ditetapkan oleh Kepala Lembaga Kearsipan Daerah
sebagai haluaan akuisisi arsip statis pada pemerintah daerah
yang sekurang-kurangnya memuat:
a. Tujuan lembaga kearsipan untuk menyelenggarakan program
akuisisi
b. Dasar hukum dan/atau pernyataan kewenangan untuk
memperoleh materi arsip dalam menyelenggarakan akuisisi
c. Penetapan skala prioritas terhadap kegiatan akuisisi
d. Metode dan teknik untuk memperoleh arsip yang akan di
akuisisi
e. Sifat dan jenis materi arsip yang akan diperoleh
f. Lokus, objek, dan lokasi tempat penyimpanan arsip statis yang
menjadi target dalam akuisisi
g. Pembatasan kurun waktu periode arsip
h. Penjelasan persyaratan mengenai hak dan kewajiban yang
dimiliki oleh lembaga kearsipan dan pencipta arsip, termasuk
akses untuk memperoleh arsip yang telah di akuisisi

KRITERIA
Akuisisi Arsip statis dilaksanakan melalui prosedur
sebagai berikut:

Melaksanakan monitoring terhadap fisik arsip dan daftar


arsip statis

Penilaian

Melakukan verifikasi terhadap daftar arsip statis oleh


LKD Provinsi, meliputi:

Verifikasi secara langsung (pencipta arsip yang


arsipnya diakuisisi telah memiliki JRA)

Verifikasi secara tidak langsung (pencipta arsip yang


arsipnya diakuisisi belum/tidak memiliki JRA)

Menetapkan status arsip statis oleh LKD Provinsi

Persetujuan Penyerahan Arsip oleh Pencipta Arsip

Penetapan arsip statis yang diserahkan oleh pimpinan


pencipta arsip (khusus untuk arsip yang berasal dari
pemerintahan daerah ditetapkan oleh Gubernur)
Terdapat berita acara serah terima arsip statis dalam
pelaksanaan Akuisisi Arsip statis

Terdapat tanda tangan Kepala LKD Provinsi pada berita


acara serah terima arsip statis yang diakuisisi

Terdapat tanda tangan pimpinan pencipta arsip,


perseorangan, atau pihak yang mewakili pada berita
acara serah terima arsip statis yang diakuisisi

Terdapat daftar arsip statis yang diserahkan dalam


pelaksanaan Akuisisi Arsip statis

Terdapat arsip yang diserahkan dalam pelaksanaan


Akuisisi Arsip statis

Terdapat riwayat sejarah administrasi arsip yang


diserahkan dalam pelaksanaan Akuisisi Arsip

TOTAL PEMENUHAN
KRITERIA

Perlakuan sebagai arsip vital:

Menyimpan

Memberkaskan

Menyusun Daftar Arsip Vital

Menerapkan Metode Pelindungan arsip vital

TOTAL PEMENUHAN

DEFINISI OPERASIONAL

Monitoring merupakan upaya penyelamatan arsip statis yang


menghasilkan bakal calon arsip statis.
Identifikasi dari JRA, melakukan konfirmasi kepada satuan kerja
pada rektorat, fakultas, civitas akademika, dan unit dengan
sebutan lain di lingkungan Perguruan Tinggi Negeri melalui surat.
Monitoring merupakan upaya penyelamatan arsip statis yang
menghasilkan bakal calon arsip statis.
Identifikasi dari JRA, melakukan konfirmasi kepada satuan kerja
pada rektorat, fakultas, civitas akademika, dan unit dengan
sebutan lain di lingkungan Perguruan Tinggi Negeri melalui surat.

Dasar hukum: Peraturan Kepala ANRI Nomor 31 Tahun 2011


tentang tata cara Akuisisi Arsip statis.

DEFINISI OPERASIONAL

Dasar hukum: Peraturan Kepala ANRI Nomor 31 Tahun 2011


tentang tata cara Akuisisi Arsip statis.

DEFINISI OPERASIONAL
Dasar hukum: Peraturan Kepala ANRI Nomor 31 Tahun 2011
tentang tata cara Akuisisi Arsip statis.

KRITERIA

LKD Provinsi menyusun sarana bantu temu balik arsip


statis berupa daftar arsip statis, dengan format Daftar
Arsip Statis:

Judul Daftar Arsip Statis


Kata Pengantar

Daftar Isi

Uraian Deskripsi Arsip

Nomor

Bentuk Redaksi

Isi Ringkas

Kurun Waktu Penciptaan

Tingkat Perkembangan

Jumlah

Kondisi Arsip

Penutup
TOTAL PEMENUHAN

KRITERIA

LKD Provinsi menyusun sarana bantu temu balik arsip


statis berupa inventaris arsip statis, dengan Format
inventaris arsip statis:

Judul Inventaris Arsip

Kata pengantar

Daftar isi

Pendahuluan

Uraian Deskripsi

Daftar Pustaka

Lampiran
Penutup

TOTAL PEMENUHAN

DEFINISI OPERASIONAL

Peraturan Kepala Arsip Nasional Republik Indonesia Nomor 27


Tahun 2011 tentang Pedoman Penyusunan Sarana Bantu
Penemuan Kembali Arsip Statis, Lampiran Bab II Huruf B
menegaskan bahwa daftar arsip statis adalah sarana bantu
penemuan kembali arsip statis.
Peraturan Kepala Arsip Nasional Republik Indonesia Nomor 14
tahun 2018 tentang Standar Deskripsi Arsip Statis.

DEFINISI OPERASIONAL
Dasar hukum:
Peraturan Kepala Arsip Nasional Republik Indonesia Nomor 27
Tahun 2011 tentang Pedoman Penyusunan Sarana Bantu
Penemuan Kembali Arsip Statis

KRITERIA

LKD menyusun sarana bantu temu balik arsip statis


berupa Guide Arsip Statis, dengan format sebagai
berikut :

Pencipta arsip (provenance)

Periode penciptaan arsip

Volume arsip
Uraian isi

Contoh arsip disertai nomor arsip dan uraian deskripsi


arsip

TOTAL PEMENUHAN

LKD menyusun sarana bantu temu balik arsip statis


berupa Guide Arsip Statis, dengan format sebagai
berikut :

Pencipta arsip (provenance)

Periode penciptaan arsip

Uraian isi

Contoh arsip disertai nomor arsip dan uraian deskripsi


arsip

TOTAL PEMENUHAN

KRITERIA
LKD Provinsi melakukan preservasi secara preventif
berupa penyimpanan arsip statis

Arsip statis disimpan pada depot arsip statis

Melaksanakan pemantauan secara berkala satu minggu


sekali terhadap suhu, kelembaban, dan kualitas udara
pada ruang penyimpanan arsip

Menggunakan rak arsip yang cukup kuat menahan


beban arsip

Rak arsip dalam keadaan bersih

Jarak aman antara lantai dan rak terbawah 85-150mm


(8,5-15cm)

Arsip tidak disimpan di bagian atas rak, karena


berdekatan dengan lampu dan untuk menghindarkan
kemungkinan adanya tetesan air dari alat penyembur
api yang rusak atau atap yang bocor

Rak diberi label yang jelas sesuai dengan isi sehingga


dapat dengan mudah mengatur khazanah arsip

Selalu meletakan boks/container arsip di rak, tidak di


lantai

Pada saat menangani arsip tidak diperbolehkan makan,


minum, merokok

Pada saat arsip dibawa ke ruang baca menggunakan


troli atau peralatan khusus sehingga aman

Terdapat publikasi atau poster yang terpasang di ruang


baca tentang tata cara menangani arsip dengan baik,
sehingga dapat diketahui oleh pengguna arsip

Akses terhadap ruang penyimpanan dibatasi hanya


pada petugas penyimpanan/pejabat yang berwenang.
Pihak lain yang akan masuk ke ruang penyimpanan
harus mendapat izin dari pejabat berwenang
TOTAL PEMENUHAN

DEFINISI OPERASIONAL

Sarana penyimpanan arsip berdasarkan media arsip:


a. Arsip kertas disimpan pada rak besi anti karat dan arsip peta
disimpan pada laci besi anti karat.
b. Arsip foto disimpan pada rak besi anti karat.
c. Arsip film disimpan pada rak besi anti karat.
d. Arsip video disimpan pada Rak kayu (rak non magnetis).
e. Arsip rekaman suara disimpan pada Rak kayu (rak non
magnetis)

Untuk menentukan pilihan jawaban dapat dilakukan perhitungan


dengan contoh sebagai berikut:
Diketahui unit kearsipan menyimpan 5 jenis arsip yaitu kertas,
foto, film, video dan rekaman suara. Penyimpanan arsip kertas
telah menggunakan sarana penyimpanan yang sesuai yaitupada
rak besi anti karat dan arsip peta disimpan pada laci besi anti
karat, penyimpanan arsip foto baru 50% yang sesuai, kemudian
arsip film, video, dan rekaman suara belum memiliki sarana
penyimpanan yang sesuai.

Perhitungan untuk menentukan pilihan jawaban adalah:


arsip kertas = 100%
arsip foto = 50%
arsip film = 0%
arsip video = 0%
arsip rekaman suara = 0%
--------------------------- +
Total = 150%

Selanjutnya, total tersebut dibagi dengan jumlah jenis arsip:


150% : 5 = 30 %

Maka, unit kearsipan tersebut telah menyimpan sebanyak 50%


arsip inaktif menggunakan sarana penyimpanan yang sesuai
bentuk dan media.
Maka, unit kearsipan tersebut telah menyimpan sebanyak 50%
arsip inaktif menggunakan sarana penyimpanan yang sesuai
bentuk dan media.

DEFINISI OPERASIONAL

Sarana penyimpanan arsip berdasarkan media arsip:


a. Arsip kertas disimpan pada boks bebas asam, kertas
pembungkus bebas asam, dan bebas lignin dan Arsip Peta
disimpan pada tabung peta, kertas pembungkus bebas asam, dan
bebas lignin.
b. Arsip foto disimpan disimpan pada amplop dan boks bebas
asam dan bebas lignin
c. Arsip film disimpan pada can, polypropylene, polyethylene atau
polycarbonate
d. Arsip video disimpan pada kontainer sesuai aslinya (bahan
plastik non-PVC)
e. Arsip rekaman suara disimpan pada kontainer sesuai aslinya
(bahan plastik non-PVC)

Untuk menentukan pilihan jawaban dapat dilakukan perhitungan


dengan contoh sebagai berikut:
Diketahui unit kearsipan menyimpan 5 jenis arsip yaitu kertas,
foto, film, video dan rekaman suara. Penyimpanan arsip kertas
telah menggunakan sarana penyimpanan yang sesuai yaitu pada
boks bebas asam, kertas pembungkus bebas asam, dan bebas
lignin dan Arsip Peta disimpan pada tabung peta, kertas
pembungkus bebas asam, dan bebas lignin, penyimpanan arsip
foto baru 50% yang sesuai, kemudian arsip film, video, dan
rekaman suara belum memiliki sarana penyimpanan yang sesuai.

Perhitungan untuk menentukan pilihan jawaban adalah:


arsip kertas = 100%
arsip foto = 50%
arsip film = 0%
arsip video = 0%
arsip rekaman suara = 0%
--------------------------- +
Total = 150% Selanjutnya, total tersebut dibagi dengan
jumlah jenis arsip: 150% : 5 = 30 %
Maka, unit kearsipan tersebut telah menyimpan sebanyak 50%
arsip inaktif menggunakan sarana penyimpanan yang sesuai
bentuk dan media.
jumlah jenis arsip: 150% : 5 = 30 %
Maka, unit kearsipan tersebut telah menyimpan sebanyak 50%
arsip inaktif menggunakan sarana penyimpanan yang sesuai
bentuk dan media.

KRITERIA

Pengendalian Hama Terpadu (PHT)

Dilakukan inspeksi/survei terhadap bangunan (bagian


dalam, struktur luar dan sekitarnya, peralatan) minimal
dua kali dalam setahun

Dilakukan survei terhadap kondisi fisik arsip minimal


dua kali dalam setahun

Jendela dan pintu ruang penyimpanan arsip tertutup


rapat

Menutup lubang/celah di dalam bangunan yang


memungkinkan masuknya hama perusak dari luar

Terdapat Zona Bebas Tanaman minimal 30 cm di


sekitar bangunan untuk menghindari serangga masuk

Secara berkala dilakukan pembersihan minimal dua kali


dalam setahun terhadap fasilitas tempat penyimpanan
arsip secara menyeluruh

Secara berkala dilakukan pembersihan minimal dua kali


dalam setahun terhadap arsip dan boks dari debu,
menggunakan sikat halus/kuas, bulb, spon, vacuum
cleaner (dengan filter yang lembut contohnya nylon).
debu dibersihkan dari arah tengah ke sisi luar.

Seleksi arsip yang baru masuk (hasil akuisisi) untuk


memastikan bahwa arsip bebas dari jamur dan
serangga
TOTAL PEMENUHAN

KRITERIA

Reproduksi Arsip

Reproduksi dilaksanakan oleh orang yang mempunyai


keahlian dalam mereproduksi

Reproduksi dilakukan sesuai standar, supaya


reproduksi bertahan lama bila di simpan

Memilih bahan dasar dan alat perekaman atau alat


reproduksi yang baik/berkualitas tinggi dan baru

Memilih bahan-bahan yang lebih aman, mudah diakses


dan format yang digunakan tidak cepat tua/usang

Menyimpan hasil reproduksi terpisah dengan arsip asli

Menentukan prioritas arsip yang akan direproduksi

TOTAL PEMENUHAN
KRITERIA

Perencanaan Menghadapi Bencana (Disaster Planning)

Menyiapkan dan merawat perlengkapan yang


diperlukan ketika bencana

Melakukan pelatihan bagi tim penanganan bencana

Melakukan sosialisasi disaster plan

TOTAL PEMENUHAN

KRITERIA

Preservasi Kuratif

Seluruh proses perbaikan arsip tidak akan


menghilangkan, mengurangi, menambah, dan
mengubah nilai arsip sebagai alat bukti sehingga
keaslian arsip terjaga
Arsip-arsip statis dijadwalkan untuk dilakukan perbaikan
dan perawatan dengan segera setelah terjadi kerusakan

Seluruh proses perbaikan tidak akan merusak atau


melemahkan arsip sehingga aman bagi arsip
(reversible)

Upaya penggantian bahan yang hilang dari arsip


menggunakan bahan yang sama atau mirip dengan
yang asli

Mendokumentasikan proses perbaikan arsip baik


sebelum dan sesudah perbaikan

Perbaikan arsip dilakukan oleh ahli perbaikan arsip


yang terlatih yang memiliki pengetahuan tentang teknik
perbaikan arsip dan kesadaran akan pentingnya
memelihara keutuhan suatu arsip tanpa melupakan segi
keindahan

TOTAL PEMENUHAN

KRITERIA

LKD Provinsi menerapkan prinsip akses dan layanan


arsip statis berupa:

Berdasarkan hukum dan ketentuan peraturan


perundang-undangan, arsip statis sudah dapat dibuka
(principle of legal authorization)

Ketersediaan Sarana bantu penemuan kembali arsip


statis (finding aids)

Kondisi fisik dan informasi arsip statis yang akan


diakses dan diberikan kepada pengguna arsip statis
dalam keadaan baik
Akses arsip statis dilaksanakan secara wajar, dengan
pelayanan paling mendasar, tanpa biaya, kecuali
dinyatakan lain/diatur dengan PNBP (Pendapatan
Negara Bukan Pajak)
Ketersedian akses arsip statis dilakukan melalui
prosedur yang jelas (transparan) kepada semua
pengguna arsip statis tanpa membedakan (diskriminasi)
apapun kebangsaannya, latar belakang, usia, kualifikasi
atau kepentingan penelitiannya

Analisis resiko kerusakan, kehilangan, dan vandalisme


pengguna

Prosedur akses harus sesederhana mungkin untuk


menjamin perlindungan arsip statis dari penghilangan,
pengubahan, pemindahan atau perusakan

TOTAL PEMENUHAN

KRITERIA

Layanan Arsip Statis

Penggunaan dan pemanfaatan sarana bantu penemuan


kembali arsip statis, baik manual maupun elektronik.

Terdapat pemberian jasa konsultasi penelusuran arsip


statis

Kegiatan penggunaan dan peminjaman arsip statis di


ruang baca dalam berbagai bentuk dan media

Penyediaan jasa reproduksi arsip baik untuk arsip


kertas maupun nonkertas;
Terdapat pemberian referensi atau bacaan lain yang
dapat mendukung penelitian pengguna arsip statis

Pengguna dapat memanfaatkan seluruh fasilitas


layanan arsip yang tersedia, baik arsip kertas maupun
non - kertas

Penyediaan jasa transliterasi, transkripsi, alih bahasa


dalam bahasa Indonesia, bahasa daerah (nusantara)
maupun dalam bahasa asing atau tidak menyediakan
karena tidak memiliki Khazanah Arsip selain Bahasa
Indonesia

TOTAL PEMENUHAN

DEFINISI OPERASIONAL

Simpul jaringan yang terdaftar dalam jaringan informasi kearsipan nasional yang dikelola ANRI (www.jikn.go.id).
KRITERIA

LKD Kabupaten/Kota telah melaksanakan tugas dan


tanggungjawabnya sebagai simpul jaringan pada JIKN

Penyediaan informasi kearsipan yang disusun dalam


daftar arsip dinamis.

Penyediaan informasi kearsipan yang disusun dalam


daftar arsip statis

Penyampaian daftar arsip dinamis kepada pusat


jaringan nasional

Penyampaian daftar arsip statis kepada pusat jaringan


nasional

Pemuatan inforrmasi kearsipan untuk arsip dinamis


dalam JIKN di lingkungan simpul jaringan.

Pemuatan inforrmasi kearsipan untuk arsip statis dalam


JIKN di lingkungan simpul jaringan.

Penyediaan akses dan layanan informasi kearsipan


melalui JIKN

Evaluasi secara berkala terhadap penyelenggaraan


JIKN sebagai simpul jaringan dan menyampaikan
hasilnya kepada pusat jaringan nasional.

TOTAL PEMENUHAN
KRITERIA

Tahapan Penyelamatan Arsip, Penggabungan atau


Pembubaran Perangkat Daerah

Pendataan dan identifikasi arsip

Penataan dan pendaftaran arsip

Verifikasi/penilaian arsip

Penyerahan arsip statis

Pemusnahan arsip

TOTAL PEMENUHAN

DEFINISI OPERASIONAL
Daftar Pencarian Arsip yang selanjutnya disingkat DPA adalah
daftar berisi arsip yang memiliki nilai guna kesejarahan baik yang
telah diverifikasi secara langsung maupun tidak langsung oleh
lembaga kearsipan dan dicari oleh lembaga kearsipan serta
diumumkan kepada publik. Kegiatan penyusunan Daftar
Pencarian Arsip dilaksanakan sesuai dengan ketentuan.
LKD membuat DPA berdasarkan tata cara dan prosedur meliputi:
1. Pembentukan Tim Pembuatan dan Pengumuman DPA
2. Analisis konteks pengelolaan arsip
3. Verifikasi arsip yang dicari
4. Konfirmasi LKPT kepada pencipta arsip
5. Pembuatan DPA

DEFINISI OPERASIONAL

Daftar Pencarian Arsip perlu diumumkan kepada publik sesuai


wilayah kewenangannya dan menggunakan media massa/non
massa.
Dasar hukum:
Peraturan Kepala ANRI Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pedoman
Pembuatan dan Pengumuman Daftar Pencarian Arsip (DPA).
KRITERIA

Perlakuan sebagai arsip vital:

Menyimpan

Memberkaskan

Menyusun Daftar Arsip Vital

Menerapkan Metode Pelindungan arsip vital

TOTAL PEMENUHAN

DEFINISI OPERASIONAL
DEFINISI OPERASIONAL

LKD Kabupaten/Kota menyelenggarakan pameran secara virtual


melalui website yang dimiliki sendiri atau bekerja sama dengan
pihak lain dan/atau pameran secara fisik, dengan referensi
kegiatan yang dapat dilaksanakan sebagai berikut:
a. Menentukan tema, waktu pameran, dan rencana teknis;
b. Penelusuran arsip dan referensi;
c. Memindai (scanning);
d. Design dan layout;
e. Koreksi bahan pameran dan penetuan arsip yang akan
dipamerkan;
f. Revisi materi yang akan dipamerkan;
g. Cetak pameran;
h. Mengemas bahan pameran dan menyusun display;
i. Pelaksanaan pameran;
j. Pembuatan laporan kegiatan.

DEFINISI OPERASIONAL

Cara penghitungan dilakukan dengan melihat volume daftar


penggunaan dalam kurun waktu 1 tahun, dengan konversi
sebagai berikut:
a. Terdapat 52 (lima puluh dua) kali layanan/penggunaan dalam
satu tahun maka terdapat 1 (satu) kali layanan tiap minggu
b. Terdapat 12 (dua belas) kali layanan dalam satu tahun maka
dapat dikonversi terdapat 1 (satu) kali layanan tiap bulan
c. Terdapat 4 (empat) layanan dalam satu tahan maka terdapat 1
(satu) layanan dalam tiap triwulan
d. Terdapat 2 (dua) layanan dalam satu tahun maka terdapat 1
(satu) layanan dalam tiap semester

Dicatat terkait keseluruhan jumlah layanan dalam kurun waktu 1


tahun, dikaitkan dengan target yang dituangkan dalam Rapat
Koordinasi Teknis Perencanaan Pembangunan antara Lembaga
Kearsipan Daerah dengan Kementerian Dalam Negeri.
Dicatat terkait keseluruhan jumlah layanan dalam kurun waktu 1
tahun, dikaitkan dengan target yang dituangkan dalam Rapat
Koordinasi Teknis Perencanaan Pembangunan antara Lembaga
Kearsipan Daerah dengan Kementerian Dalam Negeri.

DEFINISI OPERASIONAL

Apabila dinyatakan tidak terdapat arsip statis yang mengalami


kerusakan harus dibuktikan dengan surat pernyataan yang
ditandatangani oleh Pimpinan LKD

KRITERIA
Ketersediaan Sumber Daya sebagai simpul JIKN:

Prasarana dan sarana penunjang pengelolaan JIKN.

Alokasi pendanaan atau pelaksanaan kegiatan


penyelenggaraan JIKN secara berkelanjutan.

Sumber Daya Manusia (SDM) yang memadai baik dari


jumlah maupun kompetensinya.

Program peningkatan jumlah unggahan khazanah/item


arsip setiap tahunnya pada JIKN.

TOTAL TERPENUHI

DEFINISI OPERASIONAL

Kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka penyelamatan dan


pelestarian arsip negara periode 2014-2019 (Periode
Pemerintahan Presiden Joko Widodo) yang meliputi kegiatan:
a. penilaian dan akusisi arsip statis;
b. pengolahan arsip statis;
c. preservasi arsip statis; dan
d. akses arsip statis.
a. penilaian dan akusisi arsip statis;
b. pengolahan arsip statis;
c. preservasi arsip statis; dan
d. akses arsip statis.
L PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA (FORMULIR ASKE PEMERINTAH KABUPA

GELOLAAN ARSIP STATIS

KAN TANDA SILANG (X) KOLOM PENILAIAN DAN BUBUHKAN


ATATAN OBJEK PENGAWASAN, KOTAK BERWARNA HIJAU

CATATAN OBJEK PENGAWASAN KETERANGAN/DASAR HUKU

Peraturan Kepala ANRI Nomor 31 Tahun 2


Tata Cara Akuisisi Arsip statis.
Peraturan Kepala ANRI Nomor 19 Tahun
Pedoman Penilaian Kriteria dan Jenis Arsi
Memiliki Nilai Guna Sekunder.

PENILAIAN
BOBOT (%)

YA
v

TIDAK ADA BOBOT


TIDAK ADA BOBOT

TOTAL PEMENUHAN 7
PENILAIAN
BOBOT (%)

YA

v
TIDAK ADA BOBOT

TOTAL PEMENUHAN 3

CATATAN OBJEK PENGAWASAN

monitoring dalam rangka survey akuiisisi arsip


monitoring dalam rangka survey akuiisisi arsip

CATATAN OBJEK PENGAWASAN

CATATAN OBJEK PENGAWASAN


PENILAIAN

BOBOT (%)

YA

v
v

TIDAK ADA BOBOT

v
TOTAL PEMENUHAN 3

PENILAIAN

BOBOT (%)

YA

TIDAK ADA BOBOT


TOTAL PEMENUHAN 0

CATATAN OBJEK PENGAWASAN

CATATAN OBJEK PENGAWASAN


PENILAIAN
BOBOT (%)

YA

TIDAK ADA BOBOT


TIDAK ADA BOBOT

TOTAL PEMENUHAN 0

TIDAK ADA BOBOT

TOTAL PEMENUHAN 0

PENILAIAN

BOBOT (%)

YA
v

TIDAK ADA BOBOT

v
TOTAL PEMENUHAN 9

belum menyimpan arsip film video rekaman suara


PENILAIAN

BOBOT (%)

YA

TIDAK ADA BOBOT


v

v
TOTAL PEMENUHAN 8

PENILAIAN

BOBOT (%)

YA

TIDAK ADA BOBOT

TOTAL PEMENUHAN 6
PENILAIAN

BOBOT (%)

YA

TIDAK ADA BOBOT

TOTAL PEMENUHAN 0

PENILAIAN

BOBOT (%)

YA
TIDAK ADA BOBOT

TOTAL PEMENUHAN 0

PENILAIAN

BOBOT (%)

YA

TIDAK ADA BOBOT


TIDAK ADA BOBOT v

TOTAL PEMENUHAN 6

PENILAIAN

BOBOT (%)

YA

TIDAK ADA BOBOT


TIDAK ADA BOBOT

TOTAL PEMENUHAN 5

CATATAN OBJEK PENGAWASAN


PENILAIAN

BOBOT (%)

YA

TIDAK ADA BOBOT

TOTAL PEMENUHAN 0
PENILAIAN

BOBOT (%)

YA

TIDAK ADA BOBOT


v

TOTAL PEMENUHAN 4
PENILAIAN

BOBOT (%)

YA

TIDAK ADA BOBOT

TOTAL PEMENUHAN 0

CATATAN OBJEK PENGAWASAN


CATATAN OBJEK PENGAWASAN

menunggu konfirmasi lkd pernah melaksanakan pameran

CATATAN OBJEK PENGAWASAN

menunggu konfirmasi lkd / buku tamu


KETERANGAN/DASAR HUKU

Peraturan Kepala ANRI Nomor 23 Tahun


Pedoman Preservasi Arsip Sta

PENILAIAN

BOBOT (%)

YA
TIDAK ADA BOBOT

TOTAL TERPENUHI 0

CATATAN OBJEK PENGAWASAN


RINTAH KABUPATEN/KOTA)

RANGAN/DASAR HUKUM

ANRI Nomor 31 Tahun 2011 tentang


i Arsip statis.
a ANRI Nomor 19 Tahun 2011 tentang
an Kriteria dan Jenis Arsip yang
na Sekunder.

PENILAIAN

TIDAK
v

v
v
PENILAIAN

TIDAK

v
PENILAIAN

TIDAK
v

v
PENILAIAN

TIDAK
PENILAIAN

TIDAK
PENILAIAN

TIDAK
v

v
PENILAIAN

TIDAK
PENILAIAN

TIDAK
PENILAIAN

TIDAK

PENILAIAN

TIDAK

v
v

PENILAIAN

TIDAK
v

PENILAIAN

TIDAK

v
v
PENILAIAN

TIDAK

v
PENILAIAN

TIDAK

v
PENILAIAN

TIDAK
RANGAN/DASAR HUKUM

a ANRI Nomor 23 Tahun 2011 tentang


man Preservasi Arsip Statis.

PENILAIAN

TIDAK
EN/KOTA)

CATATAN OBJEK PENGAWAS


CATATAN OBJEK PENGAWAS
CATATAN OBJEK PENGAWAS
CATATAN OBJEK PENGAWAS
CATATAN OBJEK PENGAWAS
CATATAN OBJEK PENGAWAS
CATATAN OBJEK PENGAWAS
CATATAN OBJEK PENGAWAS
CATATAN OBJEK PENGAWAS

CATATAN OBJEK PENGAWAS


CATATAN OBJEK PENGAWAS

Daftar Arsip Statis


SOP Arsip statis

CATATAN OBJEK PENGAWAS

manual

ruangan layanan arsip


CATATAN OBJEK PENGAWAS
CATATAN OBJEK PENGAWAS
CATATAN OBJEK PENGAWAS
CATATAN OBJEK PENGAWAS
SKOR (%) DEFINISI OPERASIONAL
Akuisisi Arsip statis adalah penyerahan atas hak keperdataan
arsip dari pencipta arsip kepada lembaga kearsipan. Akuisisi
dapat dilakukan dengan cara penarikan, dan kegiatan lain yang
mengakibatkan adanya penambahan khazanah arsip. Akuisisi
arsip harus dilaksanakan sesuai dengan prosedur.

Monitoring dalam kegiatan akuisisi dilakukan dengan cara


penelusuran arsip yang memiliki potensi arsip statis di
lingkungan pencipta arsip (creating agency) dan pemilik arsip
(owner).
Penilaian arsip statis dilakukan oleh lembaga kearsipan dalam
rangka menyeleksi arsip yang telah dinyatakan habis masa
retensinya dan/atau berketerangan permanen oleh pencipta
arsip.

Verifikasi adalah kegiatan memeriksa arsip, menilai dan


menetapkan status arsip.

Verifikasi terhadap arsip statis yang tercantum di dalam JRA


yang berketerangan dipermanenkan.

Verifikasi terhadap arsip yang belum tercantum dalam JRA tetapi


memiliki nilai guna kesejarahan dengan didukung oleh bukti-bukti
berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Adanya surat pernyataan dari pimpinan LKD provinsi tentang


status arsip satis yang diakuisisi.

Adanya surat pernyataan penyerahan arsip oleh pimpinan


pencipta arsip.

Adanya surat keputusan tentang penyerahan arsip statis yang


ditandatangani oleh pimpinan pencipta arsip.

TIDAK ADA
SKOR
TIDAK ADA
SKOR

Berita acara adalah dokumen yang dibuat sesuai dengan


ketentuan terkait penyerahan arsip statis dari pihak yang
menyerahkan kepada pihak yang menerima.

Format berita acara sesuai dengan aturan yang dibuat.


Berita acara serah terima arsip ditandatangani oleh Kepala LKD.

Berita acara serah terima arsip ditandatangani oleh pimpinan


pencipta arsip atau pihak yang mewakili.

Daftar arsip yang diserahkan mempunyai identitas nama dan


alamat asal pencipta arsip yang memuat seri arsip, kurun waktu,
jumlah dan tingkat perkembangan, dibuat rangkap 2 (dua) dan
ditandatangani oleh pimpinan LKD dan pencipta arsip.

Cukup jelas.

Memuat informasi singkat mengenai pencipta arsip termasuk


pembentukan dan perkembangan organisasi, pihak atau
pimpinan/pejabat yang terlibat serta program-programnya
sehingga mampu menceritakan informasi arsip tersebut.
SKOR (%) DEFINISI OPERASIONAL

"Seluruh arsip yang tercipta dari kegiatan akuisisi arsip statis


disimpan sebagai arsip vital, dengan tahapan memberkaskan
arsip yang tercipta dari kegiatan akuisisi arsip statis, membuat
daftar arsip yang tercipta dari kegiatan akuisisi arsip statis ke
dalam Daftar Arsip Vital, menyimpan arsip yang tercipta dari
kegiatan akuisisi arsip statis menggunakan sarana penyimpanan
arsip vital (misal lemari besi tahan api).

Metode perlindungan arsip vital, meliputi:


1. duplikasi;
2. dispersal (pemencaran); dan
TIDAK ADA
3. penggunaan peralatan khusus (penyimpanan di
SKOR
brankas/vaulting).
SKOR (%) DEFINISI OPERASIONAL

Daftar arsip statis adalah sarana bantu penemuan kembali arsip


statis yang memuat sekurang-kurangnya uraian informasi
dekripsi arsip statis.

Diisi dengan nama pencipta arsip dan periode arsip.


Diisi dengan pernyataan singkat dan jelas dari pimpinan unit
pengolahan arsip yang berisi ucapan terima kasih kepada pihak
yang dianggap telah membantu dalam proses penyelesaian
daftar arsip statis.

Merupakan petunjuk tentang urutan dari bagian-bagian yang


memberikan gambaran menyeluruh tentang isi dari skema
pengaturan arsip dan sistimatika daftar arsip statis.

Uraian Deskripsi atas arsip yang diolah yang memuat komponen:

Diisi dengan nomor urut arsip.

TIDAK ADA
SKOR

Diisi dengan jenis arsip misalnya surat.

Diisi dengan isi informasi arsip.

Diisi dengan tahun tercipta arsip statis.

Diisi dengan tingkat perkembangan keaslian arsip misalnya Asli,


Tembusan, Salinan.

Diisi dengan jumlah arsip (lembar/eksemplar, folder, boks).

Diisi dengan banyaknya arsip statis misalnya 1 berkas.

Merupakan akhir penulisan daftar arsip statis yang memuat


harapan dan permintaan arahan.
SKOR (%) DEFINISI OPERASIONAL

Inventaris arsip adalah sarana bantu penemuan kembali arsip


statis yang memuat uraian informasi dari daftar arsip statis yang
dilengkapi dengan pendahuluan dan lampiran.

Judul dibuat singkat yang memuat nama pencipta arsip dan


periode arsip

Diisi dengan pernyataan singkat dan jelas dari pimpinan unit


pengolahan arsip yang berisi ucapan terima kasih kepada pihak
yang dianggap telah membantu dalam proses penyelesaian
inventaris arsip statis.

Merupakan petunjuk tentang urutan dari bagian yang


memberikan gambaran menyeluruh tentang isi dan sistimatika
inventaris arsip statis.

Memuat penjelasan tentang sejarah organisasi, tugas dan fungsi


sejarah arsip, volume dan kurun waktu serta
pertanggungjawaban pembuatan inventaris arsip.
TIDAK ADA
SKOR
Memuat kumpulan deskripsi yang berdasarkan kelompok
informasi masing-masing yang disusun dalam skema pengaturan
arsip.

Memuat semua sumber bacaan/referensi yang digunakan


sebagai bahan acuan dalam penulisan inventaris arsip statis.

Memuat segala bahan yang berkaitan dengan inventaris arsip


dan berfungsi melengkapi penjelasan/uraian deskripsi arsip.
Merupakan akhir penulisan inventaris arsip statis yang memuat
harapan dan permintaan arahan.
SKOR (%) DEFINISI OPERASIONAL

Guide arsip statis merupakan sarana bantu penemuan kembali


arsip statis yang memuat uraian informasi mengenai khazanah
arsip statis dan/atau sebagian arsip yang dimiliki dan disimpan
oleh lembaga kearsipan.

1. Jika LKD memiliki Guide Arsip Khazanah dan Guide Arsip


Tematis maka berikan tanda centang pada poin 11A dan poin
11B
2. Jika LKD hanya memiliki Guide Arsip Khazanah, maka berikan
tanda centang pada poin 11A.
3. Jika LKD hanya memiliki Guide Arsip Tematis, maka berikan
tanda centang pada poin 11B.

Menguraikan riwayat pencipta arsip.

Menggambarkan kurun waktu terciptanya


arsip.

TIDAK ADA
Menjelaskan jumlah khazanah arsip.
SKOR
TIDAK ADA
SKOR

Menguraikan materi informasi khazanah arsip.

Cukup jelas.

Jika LKD hanya memiliki Guide Arsip Tematis, maka berikan


tanda centang pada poin 11B.

Menguraikan riwayat pencipta arsip.

Menggambarkan kurun waktu terciptanya


arsip.
TIDAK ADA
SKOR
Menguraikan materi informasi khazanah arsip.

Cukup jelas.

SKOR (%) DEFINISI OPERASIONAL


Preservasi preventif adalah preservasi yang bersifat pencegahan
terhadap kerusakan arsip, melalui penyediaan prasarana dan
sarana, perlindungan arsip, serta metode pemeliharaan arsip.

TIDAK ADA
SKOR
SKOR (%) DEFINISI OPERASIONAL

TIDAK ADA
SKOR
SKOR (%) DEFINISI OPERASIONAL

Tujuan reproduksi adalah membuat copy yang dapat berfungsi


sebagai preservation copy untuk mengamankan arsip aslinya
dan tidak digunakan jika tidak benar-benar dibutuhkan, atau
sebagai viewing copy atau reference copy di ruang layanan
informasi, atau sebagai duplicating copy bagi kebutuhan peminat
arsip di layanan informasi.

TIDAK ADA
SKOR
SKOR (%) DEFINISI OPERASIONAL

Disaster planning merupakan salah satu bagian dari program


preservasi dan semua tindakan yang memungkinkan lembaga
kearsipan dapat merespon bencana secara efisien, cepat
sehingga meminimalkan kerusakan terhadap arsip. Disaster
planning memiliki empat bagian yaitu pencegahan,
persiapan, respon, pemulihan/recovery.

TIDAK ADA
SKOR

SKOR (%) DEFINISI OPERASIONAL

Tujuan utama preservasi kuratif adalah memperbaiki/merawat arsip yan


TIDAK ADA
SKOR

SKOR (%) DEFINISI OPERASIONAL

Lembaga Kearsipan Daerah dalam memberikan akses dan


layanan arsip statis kepada pengguna memenuhi prinsip dalam
akses dan layanan arsip statis.

TIDAK ADA
SKOR
TIDAK ADA
SKOR

SKOR (%) DEFINISI OPERASIONAL

TIDAK ADA
SKOR
TIDAK ADA
SKOR
SKOR (%) DEFINISI OPERASIONAL

Pelaksanaan tanggungjawab sebagai anggota simpul jaringan


dalam JIKN.

TIDAK ADA
SKOR
SKOR (%) DEFINISI OPERASIONAL

Kegiatan penyelamatan arsip yang dilakukan terhadap perangkat


daerah yang digabung atau dibubarkan dilaksanakan sesuai
dengan tahapan-tahapan yang ditentukan.
SKOR (%) DEFINISI OPERASIONAL

"Seluruh arsip yang tercipta dari kegiatan pembuatan Daftar


Pencarian Arsip disimpan sebagai arsip vital, dengan tahapan
memberkaskan arsip yang tercipta dari kegiatan pembuatan
Daftar Pencarian Arsip, membuat daftar arsip yang tercipta dari
kegiatan pembuatan Daftar Pencarian Arsip ke dalam Daftar
Arsip Vital, menyimpan arsip yang tercipta dari kegiatan
pembuatan Daftar Pencarian Arsip menggunakan sarana
penyimpanan arsip vital (misal lemari besi tahan api).

Metode perlindungan arsip vital, meliputi:


1. duplikasi;
2. dispersal (pemencaran); dan
TIDAK ADA
3. penggunaan peralatan khusus (penyimpanan di
SKOR
brankas/vaulting).
SKOR (%) DEFINISI OPERASIONAL
Sumber daya yang dibutuhkan dalam mengelola dan
menyelenggarakan fungsi sebagai simpul JIKN.
Prasarana dan sarana minimal yang dibutuhkan agar JIKN dapat
beroperasi seperti komputer/laptop untuk akses halaman JIKN
bagi administrator.

Bukti dukung terkait prasarana dan sarana dapat berupa


Ketersediaan alokasi pendanaan untuk melaksanakan kegiatan
foto/sreenshoot komputer/laptop akses halaman JIKN untuk
pengelolaan JIKN secara berkelanjutan atau
administrator.
terselenggarakannya kegiatan pengelolaan JIKN secara
berkelanjutan.

Bukti dukung terkait alokasi dapat berupa rencana


anggaran/KAK/laporan kegiatan penyelenggaraan JIKN.
SDM yang dimaksud berupa Arsiparis atau Pengelola yang
TIDAK ADA memiliki kompetensi, yang ditugaskan sebagai pengelola JIKN.
SKOR
Bukti dukung terkait SDM dan kompetensi dapat berupa
Sertifikat Pelatihan terkait JIKN/Surat Tugas sebagai Pengelola
JIKN dan Bukti Kerja (hasil unggahan JIKN pada masa
penugasan terakhir).
Program peningkatan jumlah unggahan merupakan suatu
dokumen rencana kerja selama 5 (lima) tahun yang minimal
berisi target unggahan ke JIKN setiap tahunnya.

Bukti dukung terkait program dapat berupa matriks rencana


kerja 5 (lima) tahunan.
KETERANGAN/DASAR HUKUM
Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan
Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan dan
Peraturan Kepala ANRI Nomor 31 Tahun 2011 tentang tata cara
Akuisisi Arsip statis.
KETERANGAN/DASAR HUKUM

Pasal 81 ayat (4) Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2012


tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang
Kearsipan."
KETERANGAN/DASAR HUKUM

Peraturan Kepala Arsip Nasional Republik Indonesia Nomor 27


Tahun 2011 tentang Pedoman Penyusunan Sarana Bantu Penemuan
Kembali Arsip Statis, Lampiran Bab II Huruf B menegaskan bahwa
daftar arsip statis adalah sarana bantu penemuan kembali arsip
statis.
Peraturan Kepala Arsip Nasional Republik Indonesia Nomor 14 tahun
2018 tentang Standar Deskripsi Arsip Statis.
KETERANGAN/DASAR HUKUM

Peraturan Kepala Arsip Nasional Republik Indonesia Nomor 27


Tahun 2011 tentang Pedoman Penyusunan Sarana Bantu Penemuan
Kembali Arsip Statis, Lampiran Bab II Huruf B menegaskan bahwa
daftar arsip statis adalah sarana bantu penemuan kembali arsip
statis.
Peraturan Kepala Arsip Nasional Republik Indonesia Nomor 14 tahun
2018 tentang Standar Deskripsi Arsip Statis.
KETERANGAN/DASAR HUKUM

Peraturan Kepala Arsip Nasional Republik Indonesia Nomor 27


Tahun 2011 tentang Pedoman Penyusunan Sarana Bantu Penemuan
Kembali Arsip Statis
KETERANGAN/DASAR HUKUM
Pasal 98 ayat (1) dan (2) Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun
2012 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009
tentang Kearsipan dan Peraturan Kepala Arsip Nasional Republik
Indonesia Nomor 23 Tahun 2011 tentang Pedoman Preservasi Arsip
Statis.
KETERANGAN/DASAR HUKUM

Peraturan Kepala Arsip Nasional Republik Indonesia Nomor 23


Tahun 2011 tentang Pedoman Preservasi Arsip Statis, Halaman 23
Huruf C tentang Pengendalian Hama Terpadu
KETERANGAN/DASAR HUKUM

Peraturan Kepala Arsip Nasional Republik Indonesia Nomor 23


Tahun 2011 tentang Pedoman Preservasi Arsip Statis, Halaman 28
Huruf E tentang Reproduksi Arsip
KETERANGAN/DASAR HUKUM

Peraturan Kepala Arsip Nasional Republik Indonesia Nomor 23


Tahun 2011 tentang Pedoman Preservasi Arsip Statis, Halaman 30
Huruf F tentang Perencanaan menghadapi bencana

KETERANGAN/DASAR HUKUM

Peraturan Kepala Arsip Nasional Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2011 tentang Pedoman Preservasi Arsip Statis,
KETERANGAN/DASAR HUKUM

Bab IV huruf A angka 4, Lampiran Peraturan Kepala Arsip Nasional


Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2011 tentang Pedoman Akses
dan Layanan Arsip Statis mengamanatkan bahwa lembaga kearsipan
sesuai dengan wilayah kewenangannya memberikan layanan arsip
statis.
KETERANGAN/DASAR HUKUM

Bab IV huruf A, Lampiran Peraturan Kepala Arsip Nasional Republik


Indonesia Nomor 28 Tahun 2011 tentang Pedoman Akses dan Pedoman keterbukaan arsip statis un
Layanan Arsip Statis.
KETERANGAN/DASAR HUKUM

Pasal 119 Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2012 tentang


Pelaksanaan Undang-undang Nomor 43 Tahun 2019 tentang
Kearsipan.
KETERANGAN/DASAR HUKUM

Peraturan Kepala Arsip Nasional Republik Indonesia Nomor 46


Tahun 2015 tentang Penyelamatan Arsip Penggabungan atau
Pembubaran Lembaga Negara dan Perangkat Daerah.
KETERANGAN/DASAR HUKUM

Peraturan Kepala Arsip Nasional Republik Indonesia Nomor 18


Tahun 2012 tentang Pedoman Pembuatan dan Pengumuman Daftar
Pencarian Arsip, Bab II Ketentuan Umum Nomor 8
KETERANGAN/DASAR HUKUM
an Preservasi Arsip Statis, Halaman 34 Bab IV mengenai Preservasi Kuratif Huruf A Prinsip Perbaikan Arsip
erbukaan arsip statis untuk penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan serta penyelidikan dan penyidikan, sesuai
penyidikan, sesuai dengan Peraturan Kepala Arsip Nasional Republik Indonesia Nomor 26 tahun 2016, Peraturan Kep
6 tahun 2016, Peraturan Kepala Arsip Nasional Republik Indonesia Nomor 23 tahun 2011, Peraturan Kepala Arsip Nasio
Peraturan Kepala Arsip Nasional Republik Indonesia Nomor 28 tahun 2011 dan Peraturan Kepala Arsip Nasional Repub
Kepala Arsip Nasional Republik Indonesia Nomor 11 tahun 2019 Standar Pelayanan Sistem Informasi Kearsipan Nasion
Informasi Kearsipan Nasional (SIKN) dan jaringan informasi kearsipan nasional (JIKN) di lingkungan Arsip Nasional Re
ingkungan Arsip Nasional Republik Indonesia.
(*) BUBUHKAN TANDA SILANG (X) UNTUK PILIHAN JAWABAN PADA KOLOM CHECKLIST, KOTAK
BERWARNA HIJAU
NO ASPEK/KOMPONEN/PERNYATAAN
V. ASPEK SUMBER DAYA KEARSIPAN
A. KEWAJIBAN PEMENUHAN SUMBER DAYA KEARSIPAN

Lembaga Kearsipan Daerah melaksanakan kewajiban pengelolaan arsip


1.
statis yang diterima dari lembaga pencipta arsip di lingkungannya.

Lembaga Kearsipan Daerah belum melaksanakan kewajiban pengelolaan


a.
arsip statis yang diterima dari lembaga pencipta arsip di lingkungannya.

Lembaga Kearsipan Daerah sudah melaksanakan kewajiban pengelolaan


b. arsip statis yang diterima 1 (satu) sampai dengan 2 (dua) dari 7 (tujuh)
lembaga pencipta arsip di lingkungannya.
Lembaga Kearsipan Daerah sudah melaksanakan kewajiban pengelolaan
c. arsip statis yang diterima 3 (tiga) sampai dengan 4 (empat) dari 7 (tujuh)
lembaga pencipta arsip di lingkungannya.
Lembaga Kearsipan Daerah sudah melaksanakan kewajiban pengelolaan
d. arsip statis yang diterima 5 (lima) sampai dengan 6 (enam) dari 7 (tujuh)
lembaga pencipta arsip di lingkungannya.

Lembaga Kearsipan Daerah sudah melaksanakan kewajiban pengelolaan


e.
arsip statis yang diterima dari seluruh pencipta arsip di lingkungannya.

NO PERNYATAAN
Lembaga Kearsipan Daerah menerima dan mengelola arsip statis dari
2.
Perangkat Daerah di lingkungannya
Lembaga Kearsipan Daerah belum menerima dan mengelola arsip statis
a.
dari Perangkat Daerah di lingkungannya.
Lembaga Kearsipan Daerah menerima dan mengelola arsip statis dari
b.
lebih dari 0% sampai dengan 50% Perangkat Daerah di lingkungannya.

Lembaga Kearsipan Daerah menerima dan mengelola arsip statis dari


c.
lebih dari 50% sampai dengan 70% Perangkat Daerah di lingkungannya.

Lembaga Kearsipan Daerah menerima dan mengelola arsip statis dari


d.
lebih dari 70% sampai dengan 99% Perangkat Daerah di lingkungannya.

Lembaga Kearsipan Daerah menerima dan mengelola arsip statis dari


e.
100% atau seluruh Perangkat Daerah di lingkungannya.

NO PERNYATAAN
NO PERNYATAAN

3. Lembaga Kearsipan Daerah melaksanakan fungsi dan tugasnya

a. Lembaga Kearsipan Daerah belum melaksanakan fungsi dan tugasnya.

Lembaga Kearsipan Daerah melaksanakan 1 (satu) sampai dengan 2


b.
(dua) dari 7 (tujuh) fungsi dan tugasnya.
Lembaga Kearsipan Daerah melaksanakan 3 (tiga) sampai dengan 4
c.
(empat) dari 7 (tujuh) fungsi dan tugasnya.

Lembaga Kearsipan Daerah melaksanakan 5 (lima) sampai dengan 6


d.
(enam) dari 7 (tujuh) fungsi dan tugasnya.

e. Lembaga Kearsipan Daerah melaksanakan seluruh fungsi dan tugasnya.

NO PERNYATAAN
Pemerintah Kabupaten/Kota membentuk Lembaga Kearsipan Daerah
4. berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku di
Pemerintahan Daerah
Pemerintah Kabupaten/Kota belum membentuk Lembaga Kearsipan
a. Daerah berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku di
Pemerintahan Daerah.
Pemerintah Kabupaten/Kota sedang dalam proses pembentukan Lembaga
b. Kearsipan Daerah di Biro Organisasi berdasarkan peraturan perundang-
undangan yang berlaku di Pemerintahan Daerah.
Pemerintah Kabupaten/Kota sedang dalam proses pembahasan
pembentukan Lembaga Kearsipan Daerah di Dewan Perwakilan Rakyat
c.
Daerah berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku di
Pemerintahan Daerah.
Pemerintah Kabupaten/Kota membentuk Lembaga Kearsipan Daerah
d. berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku di
Pemerintahan Daerah dengan menetapkan Peraturan Daerah.
Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota membentuk Lembaga Kearsipan
Daerah berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku di
e. Pemerintahan Daerah dengan menetapkan Peraturan Daerah dan telah
terdapat Peraturan Bupati/Walikota tentang Struktur Organisasi dan Tata
Kerja Lembaga Kearsipan Daerah Kabupaten/Kota.
TOTAL NILAI KEWAJIBAN PEMENUHAN ORGANISASI KEARSIPAN
LEMBAR KERJA FORMULIR AUDIT SISTEM KEAR

ADA KOLOM CHECKLIST, KOTAK (*) PILIH JAWABAN YA/TIDAK DENGAN MEMBERIKAN
DIPERLUKAN PADA KOLOM CATATAN OBJEK PENGA
KETERANGAN CHECKLIST
NO

1.

1.1

LIHAT LEMBAR
1.2
KRITERIA

LIHAT LEMBAR
1.3
KRITERIA

LIHAT LEMBAR
1.4
KRITERIA

LIHAT LEMBAR
1.5
KRITERIA
1.6.
1.7.
TOTAL PEMENUHAN

KETERANGAN CHEKLIST
DEFINISI OPERASIONAL

Cukup jelas.

KETERANGAN CHEKLIST NO
KETERANGAN CHEKLIST NO

3.

3.1

LIHAT LEMBAR
3.2
KRITERIA
LIHAT LEMBAR
3.3
KRITERIA

LIHAT LEMBAR
3.4
KRITERIA

LIHAT LEMBAR
3.5
KRITERIA

3.6

3.7
TOTAL PEMENUHAN

KETERANGAN CHEKLIST
DEFINISI OPERASIONAL

Pemerintah Daerah Provinsi membentuk Lembaga kearsipa


daerah provinsi dalam bentuk Dinas berdasarkan Peraturan
Daerah/Peraturan Gubernur.
Daerah/Peraturan Gubernur.

ORGANISASI KEARSIPAN
KERJA FORMULIR AUDIT SISTEM KEARSIPAN EKSTERNAL PEMERINTAH KA
ORGANISASI KEARS
(*) PILIH JAWABAN YA/TIDAK DENGAN MEMBERIKAN TANDA SILANG (X) KOLOM PENILAIAN DAN BUBUHK
DIPERLUKAN PADA KOLOM CATATAN OBJEK PENGAWASAN, KOTAK BERWARNA HIJAU
BOBOT PENILAIAN
KRITERIA
(%)
YA

Arsip daerah kabupaten/kota wajib melaksanakan


pengelolaan arsip statis yang diterima dari:

Satuan kerja perangkat daerah kabupaten/kota dan


penyelenggara pemerintahan daerah kabupaten/kota T
I
D
Desa atau yang disebut dengan nama lain yang sejenis
A
K

Perusahaan Daerah/BUMD A
D
A
Perusahaan Swasta
B
O
B
Organisasi Politik
O
T
Organisasi Masyarakat
Perseorangan
TOTAL PEMENUHAN 0

DEFINISI OPERASIONAL CATATAN OBJEK PENGAWASAN

Cukup jelas.

BOBOT PENILAIAN
KRITERIA
(%)
BOBOT
KRITERIA
(%) YA

Lembaga Kearsipan Daerah melaksanakan fungsi dan tugas:

Penyusunan rencana strategis dan rencana kerja dinas


arsip daerah berdasarkan rencana nasional
Pelaksanaan rencana strategis dan dokumen
pelaksanaan anggaran dinas arsip daerah
Penyusunan kebijakan, pedoman dan standar teknis
pelaksanaan urusan Kearsipan

Penyediaan, pengembangan, pembinaan, pemantauan,


TIDAK
pengendalian dan evaluasi penyelenggaraan kearsipan
ADA
Pemberian dukungan teknis kepada perangkat daerah, BOBOT
lembaga pendidikan, perusahaan, organisasi politik,
organisasi kemasyarakatan dan masyarakat dibidang
Kearsipan
Pelaksanaan penyelamatan serta pelestarian arsip vital
dan arsip terjaga sebagai aset nasional yang berada di
daerah
Pengelolaan arsip statis
TOTAL PEMENUHAN 0

DEFINISI OPERASIONAL KETERANGAN/DASAR HUKUM

Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009


tentang Kearsipan Pasal 22:
Pemerintah Daerah Provinsi membentuk Lembaga kearsipan
(1) Arsip daerah provinsi adalah lembaga
daerah provinsi dalam bentuk Dinas berdasarkan Peraturan
kearsipan daerah provinsi.
Daerah/Peraturan Gubernur.
(2) Pemerintahan daerah provinsi wajib
membentuk arsip daerah provinsi.
Daerah/Peraturan Gubernur.
(2) Pemerintahan daerah provinsi wajib
membentuk arsip daerah provinsi.
NAL PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA (FORMULIR ASKE PEMERINTAH KABU
ORGANISASI KEARSIPAN
OM PENILAIAN DAN BUBUHKAN CATATAN APABILA
ARNA HIJAU
PENILAIAN
CATATAN OBJEK PENGAWAS SKOR (%)
TIDAK

T
I
D
A
K

A
D
A

S
K
O
R

OBJEK PENGAWASAN

PENILAIAN
CATATAN OBJEK PENGAWAS SKOR (%)
CATATAN OBJEK PENGAWAS SKOR (%)
TIDAK

TIDAK
ADA
SKOR

GAN/DASAR HUKUM CATATAN OBJEK PENGAWASAN

Nomor 43 Tahun 2009


Pasal 22:
rovinsi adalah lembaga
provinsi.
daerah provinsi wajib
daerah provinsi.
daerah provinsi wajib
daerah provinsi.
RMULIR ASKE PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA)

DEFINISI OPERASIONAL

Lembaga Kearsipan Daerah melaksanakan kewajiban untuk melaksanakan


pengelolaan arsip statis yang berskala kabupaten/kota yang diterima dari:
a. satuan kerja perangkat daerah kabupaten/kota dan penyelenggara
pemerintahan daerah kabupaten/kota;
b. desa atau yang disebut dengan nama lain yang sejenis;
c. perusahaan;
d. organisasi politik;
e. organisasi kemasyarakatan, dan
f. perseorangan.

DEFINISI OPERASIONAL
DEFINISI OPERASIONAL

Lembaga Kearsipan Daerah/ Dinas Kearsipan Daerah Provinsi melaksanakan


seluruh tugas dan fungsi yang diembannya sesuai ketentuan sebagai berikut:
a. Penyusunan rencana strategis dan rencana kerja dinas arsip daerah
berdasarkan rencana nasional;
b. Pelaksanaan rencana strategis dan dokumen pelaksanaan anggaran dinas
arsip daerah;
c. Penyusunan kebijakan, pedoman dan standar teknis pelaksanaan urusan
Kearsipan;
d. Penyediaan, pengembangan, pembinaan, pemantauan, pengendalian dan
evaluasi penyelenggaraan kearsipan;
e. Pemberian dukungan teknis kepada perangkat daerah, lembaga pendidikan,
perusahaan, organisasi politik, organisasi kemasyarakatan dan masyarakat di
bidang Kearsipan;
f. Pelaksanaan penyelamatan serta pelestarian arsip vital dan arsip terjaga
sebagai aset nasional yang berada di daerah; dan
g. Pengelolaan arsip statis.
KETERANGAN/DASAR HUKUM

Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2012 Pasal 143 Ayat (2) tentang Pelaksanaan
Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan.

KETERANGAN/DASAR HUKUM
KETERANGAN/DASAR HUKUM

Pasal 8 Peraturan Kepala ANRI Nomor 30 Tahun 2016 tentang Pedoman Nomenklatur
Perangkat Daerah Urusan Pemerintahan Daerah Bidang Kearsipan.
(*) BUBUHKAN TANDA SILANG (X) UNTUK PILIHAN JAWABAN PADA KOLOM PILIHAN, KOTAK
BERWARNA HIJAU

NO ASPEK/KOMPONEN/PERNYATAAN

V. ASPEK SUMBER DAYA KEARSIPAN

A. KEWAJIBAN PEMENUHAN SUMBER DAYA KEARSIPAN

Kepala Lembaga Kearsipan Daerah memenuhi persyaratan kompetensi


5.
Pejabat Struktural di bidang kearsipan

Kepala Lembaga Kearsipan Daerah belum memenuhi persyaratan


a.
kompetensi sebagai Pejabat Struktural di bidang kearsipan.
Kepala Lembaga Kearsipan Daerah dalam proses pengajuan di lingkungan
b. internal instansi agar dapat memenuhi persyaratan kompetensi Pejabat
Struktural di bidang kearsipan.
Kepala Lembaga Kearsipan Daerah dalam proses pengajuan di lingkungan
c. eksternal instansi agar dapat memenuhi persyaratan kompetensi Pejabat
Struktural di bidang kearsipan.
Kepala Lembaga Kearsipan Daerah sedang mengikuti kegiatan untuk
d. memenuhi persyaratan kompetensi sebagai Pejabat Struktural di bidang
kearsipan.
Kepala Lembaga Kearsipan Daerah merupakan Sarjana (S-1) di bidang
kearsipan atau Sarjana (S-1) selain di bidang kearsipan dan telah
e.
mengikuti serta lulus dalam pendidikan dan pelatihan kearsipan yang
memenuhi persyaratan kompetensi Pejabat Struktural di bidang kearsipan.

NO PERNYATAAN
Ketersediaan Arsiparis pada Lembaga Kearsipan Daerah sesuai dengan
6.
Analisis Kebutuhan Arsiparis pada Lembaga Kearsipan Daerah
a. Tidak atau belum tersedia Arsiparis pada Lembaga Kearsipan Daerah.

Tersedia Arsiparis, tetapi tidak terdapat Arsiparis yang


b.
ditempatkan/ditugaskan di Lembaga Kearsipan Daerah.

Tersedia Arsiparis kategori Keahlian atau Keterampilan pada Lembaga


c.
Kearsipan Daerah.

Tersedia Arsiparis kategori Keahlian atau Keterampilan pada Lembaga


d. Kearsipan Daerah tetapi jumlahnya belum sesuai dengan Analisis
Kebutuhan Arsiparis.
Tersedia Arsiparis kategori Keterampilan dan Keahlian pada Lembaga
e.
Kearsipan Daerah yang sesuai dengan Analisis Kebutuhan Arsiparis

NO PERNYATAAN
Pemerintah Daerah mengangkat Arsiparis melalui jalur Inpassing dan
7. Penyetaraan memenuhi persyaratan kompetensi sesuai ketentuan
perundang-undangan

Arsiparis yang diangkat belum memenuhi persyaratan kompetensi sesuai


a.
ketentuan perundang-undangan.

Lembaga Kearsipan Daerah telah merencanakan pemenuhan persyaratan


b.
kompetensi sesuai peraturan perundang-undangan.

Lembaga Kearsipan Daerah mengusulkan pemenuhan persyaratan


c.
kompetensi pada unit yang bertanggung jawab dalam Pembinaan SDM.

Lembaga Kearsipan Daerah mengusulkan pemenuhan persyaratan


d. kompetensi pada unit yang bertanggung jawab dalam Pembinaan SDM
dan melaksanakan Bimbingan Teknis Kearsipan.

Arsiparis telah memenuhi persyaratan kompetensi sesuai peraturan


e.
perundang-undangan.

NO PERNYATAAN

Pengangkatan pertama kali dalam jabatan Arsiparis memenuhi


8.
persyaratan kompetensi sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan

Lembaga Kearsipan Daerah belum mengusulkan pengangkatan Arsiparis


a. yang memenuhi persyaratan kompetensi sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Lembaga Kearsipan Daerah mengusulkan pengangkatan Arsiparis yang


memenuhi persyaratan kompetensi sesuai ketentuan peraturan
b.
perundang-undangan ke unit yang menyelenggarakan fungsi kepegawaian
atau telah mengusulkan formasi arsiparis.
Pengangkatan Arsiparis yang memenuhi persyaratan kompetensi sesuai
c. ketentuan peraturan perundang-undangan sedang dalam proses di Badan
Kepegawaian Daerah.
Pengangkatan Arsiparis yang memenuhi persyaratan kompetensi sesuai
d. ketentuan peraturan perundang-undangan telah mendapatkan persetujuan
oleh Badan Kepegawaian Negara.

Pejabat Pembina Kepegawaian sedang/telah mengangkat Arsiparis yang


e. memenuhi persyaratan kompetensi sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan.

NO PERNYATAAN

Pemerintahan Daerah menyusun Analisis Kebutuhan Arsiparis pada


9.
Pemerintah Berdasarkan Rekomendasi dari ANRI

a. Pemerintahan Daerah belum menyusun Analisis Kebutuhan Arsiparis.

Pemerintahan Daerah sedang dalam proses menyusun Analisis Kebutuhan


b.
Arsiparis.

Pemerintah Daerah telah mengusulkan Analisis Kebutuhan Arsiparis untuk


c.
mendapatkan rekomendasi dari ANRI.

Pemerintah Daerah telah mendapatkan rekomendasi Analisis Kebutuhan


d.
Arsiparis dari ANRI.

Pemerintah Daerah telah menetapkan Analisis Kebutuhan Arsiparis


e.
berdasarkan rekomendasi ANRI.

NO PERNYATAAN

Ketersediaan Arsiparis pada Pemerintahan Daerah yang sesuai dengan


10. hasil Analisis Kebutuhan Arsiparis pada tahun berjalan yang
direkomendasikan oleh ANRI

a. Belum tersedia Arsiparis dan Pengelola Arsip pada Pemerintahan Daerah.

Belum tersedia Arsiparis, tetapi tersedia Pengelola Arsip pada


b.
Pemerintahan Daerah.
Ketersediaan Arsiparis pada Pemerintahan Daerah belum sesuai dengan
c. Analisis Kebutuhan Arsiparis dan belum tersedia Pengelola Arsip yang
mendukung kegiatan kearsipan di lingkungannya.
Ketersediaan Arsiparis pada Pemerintahan Daerah belum sesuai dengan
d. Analisis Kebutuhan Arsiparis, tetapi tersedia Pengelola Arsip yang
mendukung kegiatan kearsipan di lingkungannya.
Ketersediaan Arsiparis pada Pemerintahan Daerah telah sesuai dengan
e.
Analisis Kebutuhan Arsiparis yang direkomendasikan ANRI.
NO PERNYATAAN

Arsiparis pada Lembaga Kearsipan Daerah ditempatkan dan


11.
didistribusikan sesuai formasi

Seluruh Arsiparis pada Lembaga Kearsipan Daerah belum ditempatkan


a.
dan didistribusikan sesuai formasi.

Lebih dari 0% sampai dengan 30% Arsiparis pada Lembaga Kearsipan


b.
Daerah ditempatkan dan didistribusikan sesuai formasi.

Lebih dari 30% sampai dengan 60% Arsiparis pada Lembaga Kearsipan
c.
Daerah ditempatkan dan didistribusikan sesuai formasi.

Lebih dari 60% sampai dengan 90% Arsiparis pada Lembaga Kearsipan
d.
Daerah ditempatkan dan didistribusikan sesuai formasi.

Lebih dari 90% sampai dengan 100% Arsiparis pada Lembaga Kearsipan
e.
Daerah ditempatkan dan didistribusikan sesuai formasi.

NO PERNYATAAN

Lembaga Kearsipan Daerah menyusun dan mengimplementasikan


12.
Training Need Analysis Kearsipan pada Pemerintah Kabupaten/Kota

Lembaga Kearsipan Daerah belum menyusun dan mengimplementasikan


a.
Training Need Analysis Kearsipan.

Lembaga Kearsipan Daerah sedang dalam proses menyusun Training


b.
Need Analysis Kearsipan.
Lembaga Kearsipan Daerah menyusun Training Need Analysis Kearsipan,
c.
tetapi belum mengimplementasikannya.
Lembaga Kearsipan Daerah mengimplementasikan lebih dari 0% sampai
d.
dengan 70% Training Need Analysis Kearsipan yang disusun.
Lembaga Kearsipan Daerah mengimplementasikan lebih dari 70% sampai
e.
dengan 100% Training Need Analysis Kearsipan yang disusun.

NO PERNYATAAN
13. Arsiparis pada Lembaga Kearsipan Daerah telah tersertifikasi

a. Seluruh Arsiparis pada Lembaga Kearsipan Daerah belum tersertifikasi.

Lebih dari 0% sampai dengan 30% Arsiparis pada Lembaga Kearsipan


b.
Daerah telah tersertifikasi.

Lebih dari 30% sampai dengan 60% Arsiparis pada Lembaga Kearsipan
c.
Daerah telah tersertifikasi.

Lebih dari 60% sampai dengan 90% Arsiparis pada Lembaga Kearsipan
d.
Daerah telah tersertifikasi.

Lebih dari 90% sampai dengan 100% Arsiparis pada Lembaga Kearsipan
e.
Daerah telah tersertifikasi.

NO PERNYATAAN

Arsiparis pada Lembaga Kearsipan Daerah mengikuti Pengembangan


14. Sumber Daya Manusia Kearsipan (Diklat Teknis, Sosialisasi, Seminar,
Workshop, Bimbingan Teknis, dan sejenisnya)

Seluruh Arsiparis pada Lembaga Kearsipan Daerah belum mengikuti


a. Pengembangan Sumber Daya Manusia Kearsipan (Diklat Teknis,
Sosialisasi, Seminar, Workshop, Bimbingan Teknis, dan sejenisnya).
Lebih dari 0% sampai dengan 30% Arsiparis pada Lembaga Kearsipan
Daerah mengikuti Pengembangan Sumber Daya Manusia Kearsipan
b.
(Diklat Teknis, Sosialisasi, Seminar, Workshop, Bimbingan Teknis, dan
sejenisnya).
Lebih dari 30% sampai dengan 60% Arsiparis pada Lembaga Kearsipan
Daerah mengikuti Pengembangan Sumber Daya Manusia Kearsipan
c.
(Diklat Teknis, Sosialisasi, Seminar, Workshop, Bimbingan Teknis, dan
sejenisnya).
Lebih dari 60% sampai dengan 90% Arsiparis pada Lembaga Kearsipan
Daerah mengikuti Pengembangan Sumber Daya Manusia Kearsipan
d.
(Diklat Teknis, Sosialisasi, Seminar, Workshop, Bimbingan Teknis, dan
sejenisnya).
Lebih dari 90% sampai dengan 100% Arsiparis pada Lembaga Kearsipan
Daerah mengikuti Pengembangan Sumber Daya Manusia Kearsipan
e.
(Diklat Teknis, Sosialisasi, Seminar, Workshop, Bimbingan Teknis, dan
sejenisnya).

TOTAL NILAI KEWAJIBAN PEMENUHAN SUMBER DAYA MANUSIA KEARSIPAN

NO KOMPONEN/PERNYATAAN

B. REFORM
Pada Pemerintahan Daerah terdapat Arsiparis berprestasi dalam kurun
1.
waktu 5 (lima) tahun terakhir

Pemerintah Daerah tidak menyelenggarakan kegiatan pemilihan Arsiparis


a.
berprestasi dalam kurun waktu 5 (lima) tahun terakhir.

Pemerintah Daerah dalam proses merencanakan penyelenggaraan


b.
kegiatan pemilihan Arsiparis berprestasi.

Pemerintah Daerah menyelenggarakan kegiatan pemilihan Arsiparis


c.
berprestasi dalam kurun waktu 5 (lima) tahun terakhir.
Pemerintah Daerah mengikutsertakan Arsiparis sebagai peserta pada
d. pemilihan Arsiparis Berprestasi Tingkat Nasional dalam kurun waktu 5
(lima) tahun terakhir.
Pemerintah Daerah terdapat Arsiparis Berprestasi Tingkat Nasional yang
e. memperoleh sertifikat penghargaan dari ANRI dalam kurun waktu 5 (lima)
tahun terakhir.

TOTAL NILAI REFORM SUMBER DAYA MANUSIA KEARSIPAN


LEMBAR KERJA FORMULIR AUDIT SISTEM

DA KOLOM PILIHAN, KOTAK (*) BUBUHKAN CATATAN APABILA DIPERLUKAN PAD


HIJAU

KETERANGAN CHECKLIST

DEFINISI OPERASIONAL

Kepala Lembaga Kearsipan adalah pejabat struktural pada


Pemerintah Daerah yang diberi tugas dan tanggungjawab
melaksanakan urusan kearsipan pada Lembaga Kearsipan
Daerah Kabupaten/Kota yang memiliki kompetensi di bidan
kearsipan yang diperoleh melalui pendidikan formal dan/at
pendidikan dan pelatihan kearsipan.
Persyaratan kompetensi pejabat struktural di bidang kears
sekurang-kurangnya:
a. Sarjana (S-1) di bidang kearsipan; atau
b. Sarjana (S-1) di bidang selain bidang kearsipan dan tela
mengikuti serta lulus pendidikan dan pelatihan kearsipan y
dipersyaratkan.

KETERANGAN CHEKLIST
DEFINISI OPERASIONAL

Arsiparis adalah seseorang yang memiliki kompetensi di


kearsipan yang diperoleh melalui pendidikan formal dan
pendidikan dan pelatihan kearsipan serta mempunyai fu
tugas, dan tanggung jawab melaksanakan kegiatan kear

Telah terdapat arsiparis yang ditempatkan di Lembaga Ke


Daerah, sesuai dengan analisis kebutuhan yang ditetapka
Pemerintah Daerah dan/atau direkomendasikan oleh A
Daerah, sesuai dengan analisis kebutuhan yang ditetapka
Pemerintah Daerah dan/atau direkomendasikan oleh A

KETERANGAN CHEKLIST
DEFINISI OPERASIONAL

Arsiparis adalah seseorang yang memiliki kompetensi di b


kearsipan yang diperoleh melalui pendidikan formal dan/at
pendidikan dan pelatihan kearsipan serta mempunyai fung
tugas, dan tanggung jawab melaksanakan kegiatan kearsi
Persyaratan kompetensi arsiparis tingkat ahli sebagaimana
dimaksud dalam sekurang-kurangnya:
a. Sarjana (S-1) di bidang kearsipan dan duduk dalam jaba
yang mempunyai fungsi, tugas, dan tanggung jawab
melaksanakan kegiatan kearsipan; atau
b. Sarjana (S-1) di bidang selain bidang kearsipan yang te
mengikuti dan lulus pendidikan dan pelatihan fungsional ar
tingkat ahli dan duduk dalam jabatan yang mempunyai fun
tugas, dan tanggung jawab melaksanakan kegiatan kearsi
Persyaratan kompetensi arsiparis tingkat terampil sekuran
kurangnya:
a. Diploma III (D-III) di bidang kearsipan dan duduk dalam
yang mempunyai fungsi, tugas, dan tanggung jawab
melaksanakan kegiatan kearsipan; atau
b. Diploma III (D-III) di bidang selain bidang kearsipan, yan
mengikuti dan lulus pendidikan dan pelatihan fungsional ar
tingkat terampil dan duduk dalam jabatan yang mempunya
fungsi, tugas, dan tanggung jawab melaksanakan kegiatan
kearsipan.

KETERANGAN CHEKLIST
DEFINISI OPERASIONAL

Pengangkatan Calon Arsiparis dilaksanakan terhadap pe


yang memenuhi persyaratan kompetensi sesuai ketent
perundang-undangan
Pengangkatan Calon Arsiparis dilaksanakan terhadap pe
yang memenuhi persyaratan kompetensi sesuai ketent
perundang-undangan

KETERANGAN CHEKLIST

DEFINISI OPERASIONAL

Cukup Jelas.

KETERANGAN CHEKLIST

DEFINISI OPERASIONAL

Yang dimaksud dengan sesuai Analisis Kebutuhan Arsi


adalah ketersediaan Arsiparis sesuai dengan kebutuhan
Rencana Strategis yang dipenuhi pada tahun berjala
KETERANGAN CHEKLIST

DEFINISI OPERASIONAL

Penempatan dan Distribusi Arsiparis termasuk diperhitun


bagi Arsiparis yang diangkat dalam jalur inpassing da
penyetaraan sesuai dengan jenjang jabatan.

KETERANGAN CHECKLIST

DEFINISI OPERASIONAL

Berdasarkan Pasal 203 (4) Peraturan Pemerintah Nom


tahun 2017 tentang
Manajemen Pegawai Negeri Sipil diatur bahwa
Pengembangan kompetensi bagi setiap PNS dilakuka
paling sedikit 20 (dua puluh) jam pelajaran dalam 1
(satu) tahun.

KETERANGAN CHECKLIST
DEFINISI OPERASIONAL
DEFINISI OPERASIONAL

Sertifikasi Arsiparis terdiri dari Sertifikasi Dalam Jabatan


Sertifikasi Teknis Tertentu.
Sertifikasi Dalam Jabatan kurun waktu yang diperhitung
adalah 4 (empat) tahun dalam jabatan, sedangkan Serti
Teknis Tertentu adalah Sertifikasi dalam lingkup Pengel
Arsip Dinamis (PAD) dan Pengelolaan Arsip Statis (PA
Diutamakan Sertifikasi dalam jabatan.

KETERANGAN CHECLIST

DEFINISI OPERASIONAL

Berdasarkan Pasal 203 (4) Peraturan Pemerintah Nom


tahun 2017 tentang
Manajemen Pegawai Negeri Sipil diatur bahwa
Pengembangan kompetensi bagi setiap PNS dilakuka
paling sedikit 20 (dua puluh) jam pelajaran dalam 1
(satu) tahun.

ER DAYA MANUSIA KEARSIPAN

KETERANGAN CHECKLIST

DEFINISI OPERASIONAL
DEFINISI OPERASIONAL

Arsiparis berprestasi adalah arsiparis yang memiliki pre


dalam ajang pemilihan arsiparis berprestasi baik di ting
Kabupaten/Kota, Provinsi, maupun secara Nasiona

A MANUSIA KEARSIPAN
BAR KERJA FORMULIR AUDIT SISTEM KEARSIPAN EKSTERNAL PEMERINTA

SUMBER DAYA MANUS

(*) BUBUHKAN CATATAN APABILA DIPERLUKAN PADA KOLOM CATATAN OBJEK PENGAWASAN, KOTAK
HIJAU

DEFINISI OPERASIONAL KETERANGAN/DASAR HUKUM

Kepala Lembaga Kearsipan adalah pejabat struktural pada


Pemerintah Daerah yang diberi tugas dan tanggungjawab
melaksanakan urusan kearsipan pada Lembaga Kearsipan
Daerah Kabupaten/Kota yang memiliki kompetensi di bidang
kearsipan yang diperoleh melalui pendidikan formal dan/atau
pendidikan dan pelatihan kearsipan. Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 201
Persyaratan kompetensi pejabat struktural di bidang kearsipan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 43 Tahun
sekurang-kurangnya: Kearsipan pasal 138 Ayat (1), Pasal 153 dan Pa
a. Sarjana (S-1) di bidang kearsipan; atau
b. Sarjana (S-1) di bidang selain bidang kearsipan dan telah
mengikuti serta lulus pendidikan dan pelatihan kearsipan yang
dipersyaratkan.

DEFINISI OPERASIONAL CATATAN OBJEK PENGAWASAN

Arsiparis adalah seseorang yang memiliki kompetensi di bidang


kearsipan yang diperoleh melalui pendidikan formal dan/atau
pendidikan dan pelatihan kearsipan serta mempunyai fungsi,
tugas, dan tanggung jawab melaksanakan kegiatan kearsipan.

Telah terdapat arsiparis yang ditempatkan di Lembaga Kearsipan


Daerah, sesuai dengan analisis kebutuhan yang ditetapkan oleh
Pemerintah Daerah dan/atau direkomendasikan oleh ANRI
Daerah, sesuai dengan analisis kebutuhan yang ditetapkan oleh
Pemerintah Daerah dan/atau direkomendasikan oleh ANRI

DEFINISI OPERASIONAL KETERANGAN/DASAR HUKUM

Arsiparis adalah seseorang yang memiliki kompetensi di bidang


kearsipan yang diperoleh melalui pendidikan formal dan/atau
pendidikan dan pelatihan kearsipan serta mempunyai fungsi,
tugas, dan tanggung jawab melaksanakan kegiatan kearsipan.
Persyaratan kompetensi arsiparis tingkat ahli sebagaimana
dimaksud dalam sekurang-kurangnya:
a. Sarjana (S-1) di bidang kearsipan dan duduk dalam jabatan
yang mempunyai fungsi, tugas, dan tanggung jawab
melaksanakan kegiatan kearsipan; atau
b. Sarjana (S-1) di bidang selain bidang kearsipan yang telah
mengikuti dan lulus pendidikan dan pelatihan fungsional arsiparis Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2012 ten
tingkat ahli dan duduk dalam jabatan yang mempunyai fungsi, Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang K
tugas, dan tanggung jawab melaksanakan kegiatan kearsipan. 154 dan Pasal 155.
Persyaratan kompetensi arsiparis tingkat terampil sekurang-
kurangnya:
a. Diploma III (D-III) di bidang kearsipan dan duduk dalam jabatan
yang mempunyai fungsi, tugas, dan tanggung jawab
melaksanakan kegiatan kearsipan; atau
b. Diploma III (D-III) di bidang selain bidang kearsipan, yang telah
mengikuti dan lulus pendidikan dan pelatihan fungsional arsiparis
tingkat terampil dan duduk dalam jabatan yang mempunyai
fungsi, tugas, dan tanggung jawab melaksanakan kegiatan
kearsipan.

DEFINISI OPERASIONAL KETERANGAN/DASAR HUKUM

Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur


Reformasi Birokrasi Nomor 48 Tahun 2
Pasal 20 ayat 2 Kompetensi Arsiparis meliputi kom
pengelolaan arsip dinamis, kompetensi dalam pe
statis, kompetensi dalam pembinaan kearsipan, d
dalam pengolahan arsip menjadi inform

Pasal 20 (7) Penjaminan pemenuhan standar


Pengangkatan Calon Arsiparis dilaksanakan terhadap pegawai
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sampai de
yang memenuhi persyaratan kompetensi sesuai ketentuan
dilakukan melalui sertifikasi kompetensi ke
perundang-undangan
Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 201
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 43 Tahun
Pasal 20 (7) Penjaminan pemenuhan standar
Pengangkatan Calon Arsiparis dilaksanakan terhadap pegawai
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sampai de
yang memenuhi persyaratan kompetensi sesuai ketentuan
dilakukan melalui sertifikasi kompetensi ke
perundang-undangan
Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 201
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 43 Tahun
Kearsipan pasal 1 poin 34: Sertifikasi adalah rang
untuk memberikan pengakuan formal kepada s
manusia kearsipan oleh ANRI sebagai pengaku
kompetensi dalam bidang kearsipan

DEFINISI OPERASIONAL CATATAN OBJEK PENGAWASAN

Cukup Jelas.

DEFINISI OPERASIONAL CATATAN OBJEK PENGAWASA

Yang dimaksud dengan sesuai Analisis Kebutuhan Arsiparis


adalah ketersediaan Arsiparis sesuai dengan kebutuhan pada
Rencana Strategis yang dipenuhi pada tahun berjalan.
DEFINISI OPERASIONAL CATATAN OBJEK PENGAWASA

Penempatan dan Distribusi Arsiparis termasuk diperhitungkan


bagi Arsiparis yang diangkat dalam jalur inpassing dan
penyetaraan sesuai dengan jenjang jabatan.

DEFINISI OPERASIONAL CATATAN OBJEK PENGAWASA

Berdasarkan Pasal 203 (4) Peraturan Pemerintah Nomor 11


tahun 2017 tentang
Manajemen Pegawai Negeri Sipil diatur bahwa
Pengembangan kompetensi bagi setiap PNS dilakukan
paling sedikit 20 (dua puluh) jam pelajaran dalam 1
(satu) tahun.

DEFINISI OPERASIONAL KETERANGAN/DASAR HUKUM


DEFINISI OPERASIONAL KETERANGAN/DASAR HUKUM

Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2012 tent


Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2
Kearsipan pasal 1 poin 34 dan Pasal 25.
Sertifikasi Arsiparis terdiri dari Sertifikasi Dalam Jabatan dan
Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Nega
Sertifikasi Teknis Tertentu.
Reformasi Birokrasi Nomor 48 Tahun 2014 tentan
Sertifikasi Dalam Jabatan kurun waktu yang diperhitungkan
Fungsional Arsiparis:
adalah 4 (empat) tahun dalam jabatan, sedangkan Sertifikasi
a. Pasal 20 ayat (2) Kompetensi Arsiparis meliputi
Teknis Tertentu adalah Sertifikasi dalam lingkup Pengelolaan
dalam pengelolaan arsip dinamis, kompetensi dala
Arsip Dinamis (PAD) dan Pengelolaan Arsip Statis (PAS).
arsip statis, kompetensi dalam pembinaan kearsip
Diutamakan Sertifikasi dalam jabatan.
kompetensi dalam pengolahan arsip menjadi infor
b. Pasal 20 (7) Penjaminan pemenuhan standar k
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sampai den
dilakukan melalui sertifikasi kompetensi kearsipan

DEFINISI OPERASIONAL CATATAN OBJEK PENGAWASA

Berdasarkan Pasal 203 (4) Peraturan Pemerintah Nomor 11


tahun 2017 tentang
Manajemen Pegawai Negeri Sipil diatur bahwa
Pengembangan kompetensi bagi setiap PNS dilakukan
paling sedikit 20 (dua puluh) jam pelajaran dalam 1
(satu) tahun.

DEFINISI OPERASIONAL CATATAN OBJEK PENGAWASA


DEFINISI OPERASIONAL CATATAN OBJEK PENGAWASA

Arsiparis berprestasi adalah arsiparis yang memiliki prestasi


dalam ajang pemilihan arsiparis berprestasi baik di tingkat
Kabupaten/Kota, Provinsi, maupun secara Nasional.
SIPAN EKSTERNAL PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA (FORMULIR ASKE PEM

SUMBER DAYA MANUSIA KEARSIPAN

OM CATATAN OBJEK PENGAWASAN, KOTAK BERWARNA

KETERANGAN/DASAR HUKUM CATATAN OBJEK PENGAWASAN

Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2012 tentang


Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang
Kearsipan pasal 138 Ayat (1), Pasal 153 dan Pasal 21 ayat (4).

CATATAN OBJEK PENGAWASAN


KETERANGAN/DASAR HUKUM CATATAN OBJEK PENGAWASAN

Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2012 tentang Pelaksaan


Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan Pasal
154 dan Pasal 155.

KETERANGAN/DASAR HUKUM CATATAN OBJEK PENGAWASAN

Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan


Reformasi Birokrasi Nomor 48 Tahun 2014
Pasal 20 ayat 2 Kompetensi Arsiparis meliputi kompetensi dalam
pengelolaan arsip dinamis, kompetensi dalam pengelolaan arsip
statis, kompetensi dalam pembinaan kearsipan, dan kompetensi
dalam pengolahan arsip menjadi informasi.

Pasal 20 (7) Penjaminan pemenuhan standar kompetensi


sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sampai dengan ayat (6)
dilakukan melalui sertifikasi kompetensi kearsipan.

Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2012 tentang


Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang
Pasal 20 (7) Penjaminan pemenuhan standar kompetensi
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sampai dengan ayat (6)
dilakukan melalui sertifikasi kompetensi kearsipan.

Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2012 tentang


Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang
Kearsipan pasal 1 poin 34: Sertifikasi adalah rangkaian kegiatan
untuk memberikan pengakuan formal kepada sumber daya
manusia kearsipan oleh ANRI sebagai pengakuan terhadap
kompetensi dalam bidang kearsipan.

CATATAN OBJEK PENGAWASAN

CATATAN OBJEK PENGAWASAN


CATATAN OBJEK PENGAWASAN

CATATAN OBJEK PENGAWASAN

KETERANGAN/DASAR HUKUM CATATAN OBJEK PENGAWASAN


KETERANGAN/DASAR HUKUM CATATAN OBJEK PENGAWASAN

Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2012 tentang


Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang
Kearsipan pasal 1 poin 34 dan Pasal 25.

Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan


Reformasi Birokrasi Nomor 48 Tahun 2014 tentang Jabatan
Fungsional Arsiparis:
a. Pasal 20 ayat (2) Kompetensi Arsiparis meliputi kompetensi
dalam pengelolaan arsip dinamis, kompetensi dalam pengelolaan
arsip statis, kompetensi dalam pembinaan kearsipan, dan
kompetensi dalam pengolahan arsip menjadi informasi.
b. Pasal 20 (7) Penjaminan pemenuhan standar kompetensi
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sampai dengan ayat (6)
dilakukan melalui sertifikasi kompetensi kearsipan.

CATATAN OBJEK PENGAWASAN

CATATAN OBJEK PENGAWASAN


CATATAN OBJEK PENGAWASAN
RMULIR ASKE PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA)

K PENGAWASAN
K PENGAWASAN

K PENGAWASAN
K PENGAWASAN
K PENGAWASAN
(*) BUBUHKAN TANDA SILANG (X) UNTUK PILIHAN JAWABAN PADA KOLOM CHECKLIST, KOTAK
BERWARNA HIJAU
NO ASPEK/ KOMPONEN/ PERNYATAAN
V. ASPEK SUMBER DAYA KEARSIPAN
A. KEWAJIBAN PEMENUHAN SUMBER DAYA KEARSIPAN

15. Lembaga Kearsipan Daerah memiliki Ruang Penyimpanan Arsip Inaktif

Lembaga Kearsipan Daerah tidak memiliki Ruang Penyimpanan Arsip


a.
Inaktif.

Lembaga Kearsipan Daerah memiliki Ruang Penyimpanan Arsip Inaktif


b.
yang tidak hanya berfungsi sebagai tempat penyimpanan arsip inaktif.

Lembaga Kearsipan Daerah memiliki Ruang Penyimpanan Arsip Inaktif


c. yang khusus berfungsi sebagai tempat penyimpanan arsip inaktif dan
memenuhi salah satu kriteria yang dipersyaratkan.

Lembaga Kearsipan Daerah memiliki Ruang Penyimpanan Arsip Inaktif


yang khusus berfungsi sebagai tempat penyimpanan arsip inaktif dan
d.
memenuhi 2 (dua) sampai dengan 3 (tiga) dari 4 (empat) kriteria yang
dipersyaratkan.

Lembaga Kearsipan Daerah memiliki Ruang Penyimpanan Arsip Inaktif


e. yang secara khusus berfungsi sebagai tempat penyimpanan arsip inaktif
dan memenuhi seluruh kriteria yang dipersyaratkan.
NO PERNYATAAN
16. Lembaga Kearsipan Daerah memiliki Ruang Pengolahan Arsip Inaktif

a. Lembaga Kearsipan Daerah tidak memiliki Ruang Pengolahan Arsip Inaktif.

Lembaga Kearsipan Daerah sedang merencanakan/menganggarkan


b.
penyediaan Ruang Pengolahan Arsip Inaktif yang berfungsi secara khusus.

Lembaga Kearsipan Daerah memiliki Ruang Pengolahan Arsip Inaktif yang


c.
tidak hanya berfungsi sebagai tempat pengolahan arsip inaktif.

Lembaga Kearsipan Daerah sedang dalam proses penyediaan Ruang


d.
Pengolahan Arsip Inaktif yang berfungsi secara khusus.

Lembaga Kearsipan Daerah memiliki Ruang Pengolahan Arsip Inaktif yang


e.
secara khusus berfungsi sebagai tempat pengolahan arsip inaktif.

NO PERNYATAAN
17. Lembaga Kearsipan Daerah memiliki Ruang Layanan Arsip Inaktif
a. Lembaga Kearsipan Daerah tidak memiliki Ruang Layanan Arsip Inaktif.

Lembaga Kearsipan Daerah sedang merencanakan/menganggarkan


b.
penyediaan Ruang Layanan Arsip Inaktif yang berfungsi secara khusus.

Lembaga Kearsipan Daerah memiliki Ruang Layanan Arsip Inaktif yang


c.
tidak hanya berfungsi sebagai tempat layanan arsip inaktif.

Lembaga Kearsipan Daerah sedang dalam proses penyediaan Ruang


d.
Layanan Arsip Inaktif yang berfungsi secara khusus.

Lembaga Kearsipan Daerah memiliki Ruang Layanan Arsip Inaktif yang


e.
secara khusus berfungsi sebagai tempat layanan arsip inaktif.

NO PERNYATAAN

Lembaga Kearsipan Daerah memiliki peralatan pendukung kegiatan


18. penyimpanan arsip inaktif berdasarkan ketentuan peraturan perundang-
undangan

Lembaga Kearsipan Daerah tidak memiliki peralatan pendukung kegiatan


a. penyimpanan arsip inaktif berdasarkan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Lembaga Kearsipan Daerah memiliki peralatan pendukung kegiatan
penyimpanan arsip inaktif, tetapi belum sesuai dengan jumlah kebutuhan
b.
dan/atau dengan standar berdasarkan ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Lembaga Kearsipan Daerah memiliki sebagian peralatan pendukung


kegiatan penyimpanan arsip inaktif yang sesuai dengan standar
c. berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan dan sedang dalam
proses melengkapinya agar sesuai dengan jumlah kebutuhan dan/atau
dengan standar berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Lembaga Kearsipan Daerah memiliki peralatan pendukung kegiatan


penyimpanan arsip inaktif yang sesuai dengan jumlah kebutuhan dan
d. standar berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan, tetapi
belum seluruhnya difungsikan dan berfungsi secara baik serta benar
sesuai dengan media rekam arsip.

Lembaga Kearsipan Daerah memiliki peralatan pendukung kegiatan


penyimpanan arsip inaktif yang sesuai dengan jumlah kebutuhan, standar
e. berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan, dan seluruhnya
difungsikan dan berfungsi secara baik serta benar sesuai dengan media
rekam arsip.

NO PERNYATAAN
19. Lembaga Kearsipan Daerah memiliki Depot Arsip
a. Lembaga Kearsipan Daerah belum memiliki Depot Arsip.
Lembaga Kearsipan Daerah masih dalam proses perencanaan/pengadaan
b.
Depot Arsip.
Lembaga Kearsipan Daerah sedang dalam proses pembangunan Depot
c.
Arsip.
Lembaga Kearsipan Daerah sudah memiliki Depot Arsip, tetapi belum
d.
difungsikan.
Lembaga Kearsipan Daerah sudah memiliki Depot Arsip dan telah
e.
difungsikan.

NO PERNYATAAN

20. Lokasi Depot Arsip memenuhi kriteria

a. Lokasi Depot Arsip belum memenuhi kriteria.

Lokasi Depot Arsip memenuhi 1 (satu) sampai dengan 2 (dua) dari 8


b.
(delapan) kriteria.
Lokasi Depot Arsip memenuhi 3 (tiga) sampai dengan 4 (empat) dari 8
c.
(delapan) kriteria.
Lokasi Depot Arsip memenuhi 5 (lima) sampai dengan 7 (tujuh) dari 8
d.
(delapan) kriteria.
e. Lokasi Depot Arsip memenuhi seluruh kriteria.

NO PERNYATAAN

Struktur Depot Arsip memenuhi kriteria prasarana perlindungan bahaya


21.
kebakaran, penjagaan dan kontrol

Struktur Depot Arsip tidak memenuhi kriteria sarana perlindungan bahaya


a.
kebakaran, penjagaan dan kontrol.

Struktur Depot Arsip memenuhi 1 (satu) sampai dengan 2 (dua) dari 5


b.
(lima) prasarana perlindungan bahaya kebakaran, penjagaan dan kontrol.

Struktur Depot Arsip memenuhi 3 (tiga) dari 5 (lima) prasarana


c.
perlindungan bahaya kebakaran, penjagaan dan kontrol.
Struktur Depot Arsip memenuhi 4 (empat) dari 5 (lima) prasarana
d.
perlindungan bahaya kebakaran, penjagaan dan kontrol.

Struktur Depot Arsip memenuhi seluruh prasarana perlindungan bahaya


e.
kebakaran, penjagaan dan kontrol.

NO PERNYATAAN
Ketersediaan ruangan pada Depot Arsip sesuai peraturan perundang-
22.
undangan
Belum tersedia ruangan pada Depot Arsip sesuai peraturan perundang-
a.
undangan.
Tersedia 1 (satu) sampai dengan 2 (dua) dari 7 (tujuh) ruangan pada
b.
Depot Arsip sesuai peraturan perundang-undangan.

Tersedia 3 (tiga) sampai dengan 4 (empat) dari 7 (tujuh) ruangan pada


c.
Depot Arsip sesuai peraturan perundang-undangan.

Tersedia 5 (lima) sampai dengan 6 (enam) dari 7 (tujuh) ruangan pada


d.
Depot Arsip sesuai peraturan perundang-undangan.

Tersedia seluruh ruangan pada Depot Arsip sesuai peraturan perundang-


e.
undangan.

NO PERNYATAAN
Ruang Penyimpanan Arsip Statis pada Lembaga Kearsipan Daerah
23.
memenuhi kriteria
Ruang Penyimpanan Arsip Statis pada Lembaga Kearsipan Daerah belum
a.
memenuhi kriteria
Ruang Penyimpanan Arsip Statis pada Lembaga Kearsipan Daerah
b.
memenuhi 1 (satu) sampai dengan 3 (tiga) dari 9 (sembilan) kriteria.
Ruang Penyimpanan Arsip Statis pada Lembaga Kearsipan Daerah
c.
memenuhi 4 (empat) sampai dengan 6 (enam) dari 9 (sembilan) kriteria.

Ruang Penyimpanan Arsip Statis pada Lembaga Kearsipan Daerah


d.
memenuhi 7 (tujuh) sampai dengan 8 (delapan) dari 9 (sembilan) kriteria.

Ruang Penyimpanan Arsip Statis pada Lembaga Kearsipan Daerah


e.
memenuhi semua kriteria.

NO PERNYATAAN

Ruang Penyimpanan Arsip Statis Tekstual dan Kearsitekturan/Kartografi


24.
memenuhi kriteria

a. Ruang Penyimpanan Arsip Statis Kertas belum memenuhi kriteria.

Ruang Penyimpanan Arsip Statis Kertas memenuhi 1 (satu) sampai


b.
dengan 2 (dua) dari 5 (lima) kriteria.
Ruang Penyimpanan Arsip Statis Kertas memenuhi 3 (tiga) dari 5 (lima)
c.
kriteria.
Ruang Penyimpanan Arsip Statis Kertas memenuhi 4 (empat) dari 5 (lima)
d.
kriteria.

e. Ruang Penyimpanan Arsip Statis Kertas memenuhi seluruh kriteria.

NO PERNYATAAN

25. Ruang Penyimpanan Arsip Media Baru memenuhi kriteria

a. Ruang Penyimpanan Arsip Media Baru belum memenuhi kriteria.

Ruang Penyimpanan Arsip Media Baru memenuhi 1 (satu) sampai dengan


b.
2 (dua) dari 5 (lima) kriteria.
Ruang Penyimpanan Arsip Media Baru memenuhi 3 (tiga) dari 5 (lima)
c.
kriteria.
Ruang Penyimpanan Arsip Media Baru memenuhi 4 (empat) dari 5 (lima)
d.
kriteria.

e. Ruang Penyimpanan Arsip Media Baru memenuhi seluruh kriteria.

NO PERNYATAAN
Lembaga Kearsipan Daerah memiliki prasarana Pemeliharaan Arsip
26.
berupa Dehumidifier dan Thermohygrometer

Lembaga Kearsipan Daerah belum memiliki prasarana Pemeliharaan Arsip


a.
berupa Dehumidifier dan Thermohygrometer.

Lembaga Kearsipan Daerah dalam proses perencanaan pengadaan


b. prasarana Pemeliharaan Arsip berupa Dehumidifier dan
Thermohygrometer.

Lembaga Kearsipan Daerah memiliki prasarana Pemeliharaan Arsip


c. berupa Dehumidifier dan Thermohygrometer, tetapi tidak berfungsi dengan
baik.

Lembaga Kearsipan Daerah memiliki salah satu prasarana Pemeliharaan


d. Arsip berupa Dehumidifier dan Thermohygrometer yang berfungsi dengan
baik.

Lembaga Kearsipan Daerah memiliki prasarana Pemeliharaan Arsip


e.
berupa Dehumidifier dan Thermohygrometer yang berfungsi dengan baik.

NO PERNYATAAN

Lembaga Kearsipan Daerah melaksanakan Pengaturan Suhu dan


27. Kelembaban berdasarkan jenis arsip yang disimpan sesuai dengan teknis
pelaksanaan

Lembaga Kearsipan Daerah belum melaksanakan Pengaturan Suhu dan


a. Kelembaban berdasarkan jenis arsip yang disimpan sesuai dengan teknis
pelaksanaan.
Lembaga Kearsipan Daerah melaksanakan 1 (satu) dari 5 (lima)
b. Pengaturan Suhu dan Kelembaban berdasarkan jenis arsip yang disimpan
sesuai dengan teknis pelaksanaan.

Lembaga Kearsipan Daerah melaksanakan 2 (dua) sampai dengan 3 (tiga)


c. dari 5 (lima) Pengaturan Suhu dan Kelembaban berdasarkan jenis arsip
yang disimpan sesuai dengan teknis pelaksanaan.
Lembaga Kearsipan Daerah melaksanakan 4 (empat) dari 5 (lima)
d. Pengaturan Suhu dan Kelembaban berdasarkan jenis arsip yang disimpan
sesuai dengan teknis pelaksanaan.
Lembaga Kearsipan Daerah melaksanakan seluruh Pengaturan Suhu dan
e. Kelembaban berdasarkan jenis arsip yang disimpan sesuai dengan teknis
pelaksanaan.

NO PERNYATAAN

Lembaga Kearsipan Daerah memiliki peralatan pendukung kegiatan


28. penyimpanan arsip statis berdasarkan ketentuan peraturan perundang-
undangan

Lembaga Kearsipan Daerah tidak memiliki peralatan pendukung kegiatan


a. penyimpanan arsip statis berdasarkan ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Lembaga Kearsipan Daerah memiliki peralatan pendukung kegiatan


penyimpanan arsip statis, tetapi belum sesuai dengan jumlah kebutuhan
b.
dan/atau dengan standar berdasarkan ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Lembaga Kearsipan Daerah memiliki sebagian peralatan pendukung


kegiatan penyimpanan arsip statis yang sesuai dengan standar
c. berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan dan sedang dalam
proses melengkapinya agar sesuai dengan jumlah kebutuhan dan/atau
dengan standar berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Lembaga Kearsipan Daerah memiliki peralatan pendukung kegiatan


penyimpanan arsip statis yang sesuai dengan jumlah kebutuhan dan
d. standar berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan, tetapi
belum seluruhnya difungsikan dan berfungsi secara baik serta benar
sesuai dengan media rekam arsip.

Lembaga Kearsipan Daerah memiliki peralatan pendukung kegiatan


penyimpanan arsip inaktif yang sesuai dengan jumlah kebutuhan, standar
e. berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan, dan seluruhnya
difungsikan dan berfungsi secara baik serta benar sesuai dengan media
rekam arsip.

TOTAL NILAI KEWAJIBAN PEMENUHAN PRASARANA DAN SARANA

NO KOMPONEN/ PERNYATAAN
B. REFORM
Pemerintahan Daerah memiliki teknologi informasi dalam Pengelolaan
2.
Arsip Inaktif

Pemerintahan Daerah belum memiliki teknologi informasi dalam


a.
Pengelolaan Arsip Inaktif.
Pemerintahan Daerah dalam tahap perencanaan untuk memiliki teknologi
b.
informasi dalam Pengelolaan Arsip Inaktif.

Pemerintahan Daerah dalam tahap pengadaan untuk memiliki teknologi


c.
informasi dalam Pengelolaan Arsip Inaktif.

Pemerintahan Daerah memiliki teknologi informasi dalam Pengelolaan


d.
Arsip Inaktif, tetapi belum diimplementasikan.

Pemerintahan Daerah memiliki dan mengimplementasikan teknologi


e.
informasi dalam Pengelolaan Arsip Inaktif.

TOTAL NILAI REFORM PRASARANA DAN SARANA


LEMBAR KERJA FORMULIR AUDIT SIS

ADA KOLOM CHECKLIST, KOTAK (*) PILIH JAWABAN YA/TIDAK DENGAN MEMBERIKAN
DIPERLUKAN PADA KOLOM CATATAN OBJEK PENGA
KETERANGAN CHECK LIST
NO

15.

15.1

15.2

LIHAT LEMBAR
15.3
KRITERIA

LIHAT LEMBAR
15.4
KRITERIA

LIHAT LEMBAR
TOTAL PEMENUHAN
KRITERIA

15.B

15.B.1

15.B.2

15.B.3

15.B.4

TOTAL PEMENUHAN
KETERANGAN CHECKLIST
DEFINISI OPERASIONAL

Ruangan yang dipergunakan untuk melaksanakan pengo


arsip inaktif.

KETERANGAN CHECKLIST
DEFINISI OPERASIONAL

Ruangan yang terdapat pada record center yang dipergu


sebagai tempat memberikan layanan peminjaman arsip

KETERANGAN CHECKLIST NO

18.

18.1
LIHAT LEMBAR
18.2
KRITERIA

LIHAT LEMBAR
18.3
KRITERIA

LIHAT LEMBAR
18.4
KRITERIA

LIHAT LEMBAR
18.5
KRITERIA

18.6
18.7
TOTAL PEMENUHAN

KETERANGAN CHECKLIST
DEFINISI OPERASIONAL

Cukup jelas.

KETERANGAN CHECKLIST NO

20.

20.1

LIHAT LEMBAR
20.2
KRITERIA
LIHAT LEMBAR
20.3
KRITERIA
LIHAT LEMBAR
20.4
KRITERIA
LIHAT LEMBAR
20.5
KRITERIA

20.6

20.7
20.8
TOTAL PEMENUHAN

KETERANGAN CHECKLIST NO

21.

21.1

LIHAT LEMBAR
21.2
KRITERIA

LIHAT LEMBAR
21.3
KRITERIA
LIHAT LEMBAR
21.4
KRITERIA

LIHAT LEMBAR
21.5
KRITERIA
TOTAL PEMENUHAN

KETERANGAN CHECKLIST
NO

22.

22.1

22.2

22.3

22.4
22.5
22.6
22.7
TOTAL PEMENUHAN

KETERANGAN CHECKLIST NO
23.

23.1

LIHAT LEMBAR
23.2
KRITERIA
LIHAT LEMBAR
23.3
KRITERIA

LIHAT LEMBAR
23.4
KRITERIA

LIHAT LEMBAR
23.5
KRITERIA

23.6

23.7
23.8

23.9

TOTAL PEMENUHAN

KETERANGAN CHECKLIST NO

24.

24.1

LIHAT LEMBAR
24.2
KRITERIA
LIHAT LEMBAR
24.3
KRITERIA
LIHAT LEMBAR
24.4
KRITERIA

LIHAT LEMBAR
24.5
KRITERIA
TOTAL PEMENUHAN

KETERANGAN CHECKLIST NO

25.

25.1

LIHAT LEMBAR
25.2
KRITERIA
LIHAT LEMBAR
25.3
KRITERIA
LIHAT LEMBAR
25.4
KRITERIA

LIHAT LEMBAR
25.5
KRITERIA
TOTAL PEMENUHAN

KETERANGAN CHECKLIST
DEFINISI OPERASIONAL

Pasal 21 Peraturan Kepala ANRI Nomor 31 Tahun 2015 te


Pedoman Pembentukan Depot.

Pengaturan suhu dan kelembaban dilaksanakan berdasark


jenis arsip yang disimpan, dengan teknis pelaksanaan yan
meliputi:
a. pemeriksaan secara periodik menggunakan alat
thermohygrometer;
b. menjaga sirkulasi udara berjalan lancar; lihat ventilasi;
c. menjaga suhu udara dan kelembaban sesuai dengan m
arsip;
d. pondasi didesain untuk menjaga uap atau udara lembab
ke tembok karena daya resapan kapiler; lihat pengaturan
sirkulasi udara sehingga tembok tidak merembeskan air da
e. menjaga ruang agar tetap bersih dari kontaminasi
gas/lingkungan di ruang simpan arsip yang dilihat.

KETERANGAN CHECKLIST NO

27.

27.1

LIHAT LEMBAR
27.2
KRITERIA

LIHAT LEMBAR
27.3
KRITERIA
LIHAT LEMBAR
27.4
KRITERIA

LIHAT LEMBAR
27.5
KRITERIA
TOTAL PEMENUHAN

KETERANGAN CHECKLIST NO

28.

28.1

LIHAT LEMBAR
28.2
KRITERIA

LIHAT LEMBAR
28.3
KRITERIA

LIHAT LEMBAR
TOTAL PEMENUHAN
KRITERIA

LIHAT LEMBAR
KRITERIA

PRASARANA DAN SARANA

KETERANGAN CHECKLIST

DEFINISI OPERASIONAL

Gedung record center memenuhi seluruh standar minima


telah ditentukan dan didukung penggunaan teknologi info
dalam pengelolaan arsip inaktifnya.
Gedung record center memenuhi seluruh standar minima
telah ditentukan dan didukung penggunaan teknologi info
dalam pengelolaan arsip inaktifnya.

Teknologi Informasi dapat meliputi penggunaan aplikasi b


(cloud), aplikasi khusus pengelolaan arsip inaktif sep
SRIKANDI, atau aplikasi yang dibangun menggunakan p
database (ms. access).

ANA DAN SARANA


LEMBAR KERJA FORMULIR AUDIT SISTEM KEARSIPAN EKSTERNAL PEMER

PRASARANA DAN

(*) PILIH JAWABAN YA/TIDAK DENGAN MEMBERIKAN TANDA SILANG (X) KOLOM PENILAIAN DAN BUBUHK
DIPERLUKAN PADA KOLOM CATATAN OBJEK PENGAWASAN, KOTAK BERWARNA HIJAU

BOBOT PENILAIAN
KRITERIA
(%)
YA
Syarat ruang penyimpanan arsip inaktif (untuk LKD
yang hanya memiliki 1 ruang penyimpanan arsip inaktif)

ruang khusus penyimpanan arsip inaktif yang dilengkapi


dengan pintu keluar darurat

ruang penyimpanan arsip inakif tidak dibangun/tidak


berada di bawah tanah (basement)

TIDAK
tidak ada area kerja pada ruang penyimpanan arsip ADA
inaktif BOBOT

terdapat pembatasan akses masuk ke ruang khusus


penyimpanan arsip inaktif.

TOTAL PEMENUHAN 0

Syarat ruang penyimpanan arsip inaktif (untuk LKD


yang memiliki lebih dari 1 ruang penyimpanan arsip
inaktif)
ruang penyimpanan arsip inaktif utama telah dilengkapi
dengan pintu darurat
ruang penyimpanan arsip inaktif utama tidak
dibangun/tidak berada di bawah tanah (basement) TIDAK
ADA
ruang penyimpanan arsip utama tidak ada area kerja BOBOT
pada ruang penyimpanan arsip inaktif
terdapat pembatasan akses masuk ke ruang khusus
penyimpanan arsip inaktif pada record center utama.

Catatan pemenuhan persyaratan ruang penyimpanan


arsip inaktif pada record center kedua dan seterusnya:
TOTAL PEMENUHAN 0
DEFINISI OPERASIONAL CATATAN OBJEK PENGAWASAN

Ruangan yang dipergunakan untuk melaksanakan pengolahan


arsip inaktif.

DEFINISI OPERASIONAL CATATAN OBJEK PENGAWASAN

Ruangan yang terdapat pada record center yang dipergunakan


sebagai tempat memberikan layanan peminjaman arsip inaktif.

BOBOT PENILAIAN
KRITERIA
(%) YA

Peralatan yang harus tersedia di record center

Rak Arsip (tersedia rak arsip berbahan besi anti karat


untuk menyimpan arsip kertas dan arsip foto, laci
berbahan besi anti karat untuk menyimpan arsip
peta/gambar teknik)
Media Penyimpanan/container (tersedia boks arsip
sesuai standar untuk menyimpan arsip kertas, tabung
atau laci sesuai ukuran untuk menyimpan arsip peta
dan amplop untuk menyimpan arsip foto (1 amplop
berisi 1 lembar foto) dan dimasukan pada boks arsip
foto

Alat pengatur suhu (AC) atau menggunakan exhaust fan


TIDAK
ADA
BOBOT

Alat pengatur Kelembaban (dehumidifier)

Alat Pengukur suhu dan kelembapan (thermo


hygrometer)

Alat Pengaman dan kontrol akses (CCTV dan kontrol


akses berupa ID Card/Sidik Jari)
Alat Pendukung Alih Media (scanner)
TOTAL PEMENUHAN 0

DEFINISI OPERASIONAL CATATAN OBJEK PENGAWASAN

Cukup jelas.

BOBOT PENILAIAN
KRITERIA
(%) YA
Aspek lokasi Depot yang harus dipertimbangkan:
Jauh dari area lembab, rawa, laut, sungai atau area
rentan banjir

Jauh dari area angin kencang atau badai

Jauh dari area angin kering dan tanah berpasir

Jauh dari area industri yang menghasilkan debu atau


zat kontaminasi lainnya TIDAK
ADA
BOBOT
TIDAK
ADA
Jauh dari aliran listrik tegangan tinggi, pembangkit listrik BOBOT
tenaga nuklir atau bangunan yang menyimpan bahan
mudah terbakar dan meledak
Di luar area terminal, bandara, stasiun, pelabuhan atau
daerah dengan lalu lintas berintensitas tinggi dengan
risiko kebisingan dan pencemaran udara
Diluar zona aktivitas seismik yang telah teridentifikasi
Diluar pusat area komersial dan industri.
TOTAL PEMENUHAN 0

BOBOT PENILAIAN
KRITERIA
(%) YA
Prasarana pelindungan, penjagaan dan kontrol
dilakukan dengan:

Sistem peringatan kebakaran (Fire Alarm System)

Pendeteksi asap (Smoke Detection)

TIDAK
Hydran dan atau tabung pemadam kebakaran ADA
BOBOT
CCTV (Closed Circuit Television), yang terkoneksi ke
monitor di ruang instalasi teknis
Pengamanan pintu secara otomatis, menggunakan
kontrol akses ID card atau sidik jari pengguna
(fingerprint access control)
TOTAL PEMENUHAN 0

PENILAIAN
BOBOT
KRITERIA
(%) YA

Ruang dalam bangunan depot arsip:

Ruang Administrasi

Ruang Transit

TIDAK
Ruang Pengolahan ADA
BOBOT

Ruang Reproduksi atau Restorasi


Ruang Penyimpanan
Ruang Layanan
Ruang Baca
TOTAL PEMENUHAN 0

BOBOT PENILAIAN
KRITERIA
(%) YA
Ruang penyimpanan harus memiliki kriteria sebagai
berikut:
Diisolasi dari sisa bangunan gedung lainnya

Menggunakan pintu yang tahan api

Memiliki beberapa pintu keluar darurat

Tidak dibangun di bawah tanah

TIDAK
Memiliki kapasitas penyimpanan arsip yang besar ADA
BOBOT
Jika menggunakan lift, harus terdapat ruang pemisah
antara lift dan ruang penyimpanan untuk menghindari
risiko menjalarnya kebakaran dan infeksi dari
mikroorganisme
Tidak boleh ada area kerja
Pembatasan akses masuk
Mempertahankan suhu dan kelembaban pada tingkat
yang konstan sesuai dengan jenis arsip yang disimpan
TOTAL PEMENUHAN 0

BOBOT PENILAIAN
KRITERIA
(%) YA
Persyaratan Ruang Penyimpanan Arsip Statis Tekstual
dan Kearsitekturan/Kartografi

Memiliki pintu keluar darurat

Tidak berada di bawah tanah (basement)


TIDAK
Tidak ada area kerja ADA
BOBOT
Terdapat pembatasan akses masuk

Mempertahankan suhu dan kelembaban pada tingkat


yang konstan sesuai dengan jenis arsip yang disimpan
TOTAL PEMENUHAN 0

BOBOT PENILAIAN
KRITERIA
(%) YA
Persyaratan Ruang Penyimpanan Media Baru

Memiliki pintu keluar darurat

Tidak berada di bawah tanah (basement)


TIDAK
Tidak ada area kerja ADA
BOBOT
TIDAK
ADA
BOBOT
Terdapat pembatasan akses masuk

Mempertahankan suhu dan kelembaban pada tingkat


yang konstan sesuai dengan jenis arsip yang disimpan
TOTAL PEMENUHAN 0

DEFINISI OPERASIONAL CATATAN OBJEK PENGAWASAN

Pasal 21 Peraturan Kepala ANRI Nomor 31 Tahun 2015 tentang


Pedoman Pembentukan Depot.

Pengaturan suhu dan kelembaban dilaksanakan berdasarkan


jenis arsip yang disimpan, dengan teknis pelaksanaan yang
meliputi:
a. pemeriksaan secara periodik menggunakan alat
thermohygrometer;
b. menjaga sirkulasi udara berjalan lancar; lihat ventilasi;
c. menjaga suhu udara dan kelembaban sesuai dengan media
arsip;
d. pondasi didesain untuk menjaga uap atau udara lembab naik
ke tembok karena daya resapan kapiler; lihat pengaturan
sirkulasi udara sehingga tembok tidak merembeskan air dan
e. menjaga ruang agar tetap bersih dari kontaminasi
gas/lingkungan di ruang simpan arsip yang dilihat.

BOBOT PENILAIAN
KRITERIA
(%) YA

Pengaturan suhu dan kelembaban dilaksanakan


berdasarkan jenis arsip yang disimpan, dengan teknis
pelaksanaan yang meliputi:

Pemeriksaan secara periodik menggunakan alat


thermohygrometer

Menjaga sirkulasi udara berjalan lancar

TIDAK
Menjaga suhu udara dan kelembaban sesuai dengan
ADA
media arsip
BOBOT
ADA
BOBOT

Pondasi didesain untuk menjaga uap atau udara


lembab naik ke tembok karena daya resapan kapiler

Menjaga ruang agar tetap bersih dari kontaminasi


gas/lingkungan di ruang simpan arsip yang dilihat
TOTAL PEMENUHAN 0

BOBOT PENILAIAN
KRITERIA
(%) YA

Peralatan yang harus tersedia di Depot Arsip

Rak Arsip (tersedia rak arsip berbahan besi anti karat


untuk menyimpan arsip kertas dan arsip foto, laci
berbahan besi anti karat untuk menyimpan arsip
peta/gambar teknik)
Media Penyimpanan/container (tersedia boks arsip
sesuai standar untuk menyimpan arsip kertas, tabung
atau laci sesuai ukuran untuk menyimpan arsip peta
dan amplop untuk menyimpan arsip foto (1 amplop TIDAK
berisi 1 lembar foto) dan dimasukan pada boks arsip ADA
foto. BOBOT

Kereta dorong (trolley) untuk membawa arsip

TOTAL PEMENUHAN 0

DEFINISI OPERASIONAL CATATAN OBJEK PENGAWASAN

Gedung record center memenuhi seluruh standar minimal yang


telah ditentukan dan didukung penggunaan teknologi informasi
dalam pengelolaan arsip inaktifnya.
Gedung record center memenuhi seluruh standar minimal yang
telah ditentukan dan didukung penggunaan teknologi informasi
dalam pengelolaan arsip inaktifnya.

Teknologi Informasi dapat meliputi penggunaan aplikasi berbagi


(cloud), aplikasi khusus pengelolaan arsip inaktif seperti
SRIKANDI, atau aplikasi yang dibangun menggunakan program
database (ms. access).
N EKSTERNAL PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA (FORMULIR ASKE PEMERINT

PRASARANA DAN SARANA KEARSIPAN

OM PENILAIAN DAN BUBUHKAN CATATAN APABILA


ARNA HIJAU

PENILAIAN
CATATAN OBJEK PENGAWAS SKOR (%)
TIDAK

TIDAK
ADA
BOBOT

TIDAK
ADA
BOBOT
OBJEK PENGAWASAN

OBJEK PENGAWASAN

PENILAIAN
CATATAN OBJEK PENGAWAS SKOR (%)
TIDAK
TIDAK
ADA
BOBOT

OBJEK PENGAWASAN

PENILAIAN
CATATAN OBJEK PENGAWAS SKOR (%)
TIDAK

TIDAK
ADA
SKOR
TIDAK
ADA
SKOR

PENILAIAN
CATATAN OBJEK PENGAWAS SKOR (%)
TIDAK

TIDAK
ADA
SKOR

PENILAIAN
CATATAN OBJEK PENGAWAS SKOR (%)
TIDAK

TIDAK
ADA
SKOR

PENILAIAN
CATATAN OBJEK PENGAWAS SKOR (%)
TIDAK
TIDAK
ADA
SKOR

PENILAIAN
CATATAN OBJEK PENGAWAS SKOR (%)
TIDAK

TIDAK
ADA
BOBOT

PENILAIAN
CATATAN OBJEK PENGAWAS SKOR (%)
TIDAK

TIDAK
ADA
BOBOT
TIDAK
ADA
BOBOT

OBJEK PENGAWASAN

PENILAIAN
CATATAN OBJEK PENGAWAS SKOR (%)
TIDAK

TIDAK
ADA
SKOR
ADA
SKOR

PENILAIAN
CATATAN OBJEK PENGAWAS SKOR (%)
TIDAK

TIDAK
ADA
BOBOT

OBJEK PENGAWASAN
KOTA (FORMULIR ASKE PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA)

DEFINISI OPERASIONAL

Ruangan yang dipergunakan sebagai tempat penyimpanan arsip inaktif yang


memenuhi persyaratan/standar.

TOTAL PEMENUHAN TERISI JIKA MENGGUNAKAN OPSI 20

TOTAL PEMENUHAN TERISI JIKA MENGGUNAKAN OPSI 20B


DEFINISI OPERASIONAL

Peralatan yang dipergunakan untuk menyimpan arsip inaktif sesuai dengan


media arsipnya.
DEFINISI OPERASIONAL

Apabila lokasi Depot Arsip tidak sesuai dengan kriteria, tetapi terdapat mitigasi
resiko maka jawabanya bisa dianggap memenuhi kriteria.
DEFINISI OPERASIONAL

Cukup jelas

DEFINISI OPERASIONAL

DEFINISI OPERASIONAL
DEFINISI OPERASIONAL

DEFINISI OPERASIONAL
DEFINISI OPERASIONAL
DEFINISI OPERASIONAL

Peralatan yang dipergunakan untuk menyimpan arsip statis sesuai dengan


media arsipnya.
KOTA)

KETERANGAN/DASAR HUKUM

Keputusan Kepala ANRI Nomor 03 Tahun 2000 tentang Standar Minimal Gedung dan Ruang
Penyimpanan Arsip Inaktif.
KETERANGAN/DASAR HUKUM
KETERANGAN/DASAR HUKUM

Peraturan Kepala ANRI Nomor 31 Tahun 2015 tentang Pedoman Pembentukan Depot pasal
10.
KETERANGAN/DASAR HUKUM

Peraturan Kepala ANRI Nomor 31 Tahun 2015 tentang Pedoman Pembentukan Depot pasal
34 dan Prasarana pelindungan, penjagaan dan kontrol sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23
ayat (1) huruf k.

KETERANGAN/DASAR HUKUM

Peraturan Kepala ANRI Nomor 31 Tahun 2015 tentang Standar Pemenuhan Depot Arsip Arsip Pasal 16.

KETERANGAN/DASAR HUKUM
Peraturan Kepala ANRI Nomor 31 Tahun 2015 tentang Standar Pemenuhan Depot Arsip Pasal
17.

KETERANGAN/DASAR HUKUM

Peraturan Kepala ANRI Nomor 31 Tahun 2015 tentang Standar Pemenuhan Depot Arsip Pasal
17.

KETERANGAN/DASAR HUKUM

Peraturan Kepala ANRI Nomor 31 Tahun 2015 tentang Standar Pemenuhan Depot Arsip Pasal
17.
KETERANGAN/DASAR HUKUM
KETERANGAN/DASAR HUKUM

Peraturan Kepala ANRI Nomor 23 Tahun 2011, Lampiran Halaman 20 bagian Penanganan
Arsip
Arsip Arsip Pasal 16.
LEMBAR KERJA FORMULIR AUDIT SISTEM KEARSIPAN E

(*) BUBUHKAN TANDA SILANG (X) UNTUK PILIHAN JAWABAN PADA KOLOM CHECKLIST, KOTAK
BERWARNA HIJAU
NO ASPEK/ KOMPONEN/ PERNYATAAN KETERANGAN CHECK LIST
V. ASPEK SUMBER DAYA KEARSIPAN
A. KEWAJIBAN PEMENUHAN SUMBER DAYA KEARSIPAN

29.
Lembaga Kearsipan Daerah mengalokasikan pendanaan
untuk melaksanakan kegiatan kearsipan
a. Lembaga Kearsipan Daerah tidak mengalokasikan
pendanaan kearsipan
b. Lembaga Kearsipan Daerah merencanakan pengalokasian
pendanaan untuk melaksanakan kegiatan kearsipan.
c. Lembaga Kearsipan Daerah sedang dalam proses
penganggaran untuk melaksanakan kegiatan kearsipan.
Lembaga Kearsipan Daerah tidak secara rutin
d. mengalokasikan pendanaan untuk melaksanakan kegiatan
kearsipan.
Lembaga Kearsipan Daerah secara rutin mengalokasikan
e. pendanaan setiap tahunnya untuk melaksanakan seluruh v
kegiatan kearsipan.
TOTAL NILAI PEMENUHAN PENDANAAN
M KEARSIPAN EKSTERNAL PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA (FORMULIR ASKE PEMERINTAH K

PENDANAAN KEARSIPAN

(*) PILIH JAWABAN YA/TIDAK DENGAN MEMBERIKAN TANDA SILANG (X) KOLOM PENILAIAN DAN BUBUHKAN CATATAN
APABILA DIPERLUKAN PADA KOLOM CATATAN OBJEK PENGAWASAN, KOTAK BERWARNA HIJAU
DEFINISI OPERASIONAL CATATAN OBJEK PENGAWASSAN

Pendanaan kearsipan dapat meliputi


perumusan/penyempurnaan kebijakan, pengelolaan
arsip inaktif, pengawasan kearsipan internal,
pemeliharaan prasarana dan sarana kearsipan,
serta pembinaan kearsipan.
PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA)

HKAN CATATAN

DEFINISI OPERASIONAL KETERANGAN/DASAR HUKUM

Peraturan Pemerintah Nomor 28


Alokasi pendanaan pelaksanaan kegiatan Tahun 2012 tentang Pelaksanaan
kearsipan dimuat dalam Rencana Kerja dan Undang-Undang Nomor 43
Anggaran Lembaga Kearsipan Daerah. Tahun 2009 tentang Kearsipan
Pasal 160.
REKAPITULASI NILAI PENGAWASAN KEARSIPAN EKSTERNAL

PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA

TAHUN ...

NO ASPEK/KOMPONEN NILAI NILAI STANDAR SKOR

I. ASPEK KEBIJAKAN 1540 2100 0.73333333333


A. PEMENUHAN 1090 1400 0.77857142857
B. REFORM 450 700 0.64285714286
II. ASPEK PEMBINAAN 520 1300 0.4
A. KEWAJIBAN MELAKSANAKAN PEMBINAAN 420 800 0.525
B. REFORM 100 500 0.2
ASPEK PENGELOLAAN ARSIP INAKTIF DENGAN
III. 630 1900 0.33157894737
RETENSI SEKURANG-KURANGNYA 10 TAHUN
KEWAJIBAN MELAKSANAKAN PENGELOLAAN
A. ARSIP INAKTIF DENGAN RETENSI SEKURANG- 630 1800 0.35
KURANGNYA 10 TAHUN
B. REFORM 0 100 0
IV. ASPEK PENGELOLAAN ARSIP STATIS 1180 3100 0.38064516129
KEWAJIBAN MELAKSANAKAN PENGELOLAAN
A. 1040 2200 0.47272727273
ARSIP STATIS
B. REFORM 140 900 0.15555555556
V. ASPEK SUMBER DAYA KEARSIPAN 100 3100 0.03225806452
A. KEWAJIBAN PEMENUHAN SDK 100 2900 0.03448275862
B. REFORM 0 200 0
TOTAL NILAI/ NILAI STANDAR/ SKOR 3970 11500 0.3452173913
AN KEARSIPAN EKSTERNAL

PATEN/KOTA

..

BOBOT NILAI
BOBOT ASPEK NILAI ASPEK
KOMPONEN KOMPONEN

73.78571428571 0.3 22.1357142857143


0.7 54.5
0.3 19.28571428571
46 0.2 9.2
0.8 42
0.2 4

31.5 0.1 3.15

0.9 31.5

0.1 0
40.92929292929 0.2 8.18585858585859
0.8 37.81818181818
0.2 3.111111111111
3.103448275862 0.2 0.620689655172414
0.9 3.103448275862
0.1 0
NILAI HASIL PENGAWASAN KEARSIPAN 43.2922625267453

KATEGORI C (KURANG)
RISALAH HASIL PENGAWASAN KEARSIPAN SEMENTARA
PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA
TAHUN ...

NO ASPEK/KOMPONEN/PERNYATAAN KONDISI FAKTUAL LEVEL


I. ASPEK KEBIJAKAN
A. PEMENUHAN

Tata Naskah Dinas pada


1. 0
Pemerintahan Daerah

Pada Pemerintahan Daerah belum terdapat


Kebijakan Tata Naskah Dinas yang berlaku di
Lingkungannya
Perangkat Daerah mendapatkan Lebih dari 0% sampai dengan 50% Perangkat
2. sosialisasi terkait Kebijakan Tata Daerah mendapatkan sosialisasi terkait Kebijakan 1
Naskah Dinas Tata Naskah Dinas.

Pemerintahan Daerah telah menyusun rancangan


Kebijakan Klasifikasi Arsip dengan kriteria 100%
Klasifikasi Arsip pada Pemerintahan terpenuhi dan benar, serta rancangan telah
3. 3
Daerah berada di unit yang menyelenggarakan fungsi
hukum atau pihak terkait lainnya selain Lembaga
Kearsipan Daerah.
Perangkat Daerah mendapatkan
100% Perangkat Daerah mendapatkan sosialisasi
4. sosialisasi terkait Kebijakan 4
terkait Kebijakan Klasifikasi Arsip.
Klasifikasi Arsip

Pemerintahan Daerah telah menyusun rancangan


Kebijakan Sistem Klasifikasi Keamanan dan
Sistem Klasifikasi Keamanan dan Akses Arsip Dinamis dengan kriteria 100%
5. Akses Arsip Dinamis pada terpenuhi dan benar, serta rancangan telah 3
Pemerintahan Daerah berada di unit yang menyelenggarakan fungsi
hukum atau pihak terkait lainnya selain Lembaga
Kearsipan Daerah.

Perangkat Daerah mendapatkan


Belum terdapat Perangkat Daerah yang
sosialisasi terkait Kebijakan Sistem
6. mendapatkan sosialisasi terkait Kebijakan Sistem 0
Klasifikasi Keamanan dan Akses
Klasifikasi Keamanan dan Akses Arsip Dinamis.
Arsip Dinamis
Pemerintahan Daerah telah menetapkan
Jadwal Retensi Arsip Fasilitatif pada Kebijakan Jadwal Retensi Arsip Fasilitatif dengan
7. 3
Pemerintahan Daerah kriteria lebih dari 70% sampai dengan 99%
terpenuhi dan benar.
Perangkat Daerah mendapatkan
100% Perangkat Daerah mendapatkan sosialisasi
8. sosialisasi terkait Kebijakan Jadwal 4
terkait Kebijakan Jadwal Retensi Arsip Fasilitatif.
Retensi Arsip Fasilitatif
Pada Pemerintahan Daerah belum terdapat
Jadwal Retensi Arsip Substantif pada
9. Kebijakan Jadwal Retensi Arsip Substantif yang 0
Pemerintahan Daerah
berlaku di lingkungannya
Perangkat Daerah mendapatkan Lebih dari 50% sampai dengan 70% Perangkat
10. sosialisasi terkait Kebijakan Jadwal Daerah mendapatkan sosialisasi terkait Kebijakan 2
Retensi Arsip Substantif Jadwal Retensi Arsip Substantif.
Program Arsip Vital pada
11. - -
Pemerintahan Daerah

Perangkat Daerah mendapatkan


12. - -
sosialisasi terkait Program Arsip Vital
Kebijakan Pengorganiasian
Kearsipan yang mengatur Pada Pemerintahan Daerah belum terdapat
13. kedudukan, tugas dan fungsi Unit Kebijakan Pengorganisasian Kearsipan yang 0
Pengolah dan Unit Kearsipan pada berlaku di lingkungannya.
Pemerintahan Daerah
Perangkat Daerah mendapatkan Belum terdapat Perangkat Daerah yang
14. sosialisasi terkait Kebijakan mendapatkan sosialisasi terkait Kebijakan 0
Pengorganisasian Kearsipan Pengorganisasian Kearsipan.
B. REFORM

Pemerintahan Daerah telah menyusun rancangan


Kebijakan Pemerintahan Daerah (Peraturan
Kebijakan Pemerintahan Daerah
Daerah) dengan kriteria 100% terpenuhi dan
1. (Peraturan Daerah) tentang 3
benar, serta rancangan telah berada di unit yang
Penyelenggaraan Kearsipan
menyelenggarakan fungsi hukum atau pihak
terkait lainnya selain Lembaga Kearsipan Daerah.

Perangkat Daerah mendapatkan


sosialisasi terkait Kebijakan Lebih dari 70% sampai dengan 99% Perangkat
2. Pemerintahan Daerah (Peraturan Daerah mendapatkan sosialisasi terkait Kebijakan 3
Daerah) tentang Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Peraturan Daerah).
Kearsipan
BUMD, Organisasi
Kemasyarakatan/Organisasi Politik, Belum terdapat BUMD, Organisasi
dan Perusahaan Swasta Kemasyarakatan/Organisasi Politik, dan
3. mendapatkan sosialisasi terkait Perusahaan Swasta yang mendapatkan 0
Kebijakan Pemerintahan Daerah sosialisasi terkait Kebijakan Pemerintahan Daerah
(Peraturan Daerah) tentang (Peraturan Daerah).
Penyelenggaraan Kearsipan
Pemerintahan Daerah belum menetapkan
Pengelolaan Arsip Terjaga pada
4. Kebijakan Pengelolaan Arsip Terjaga yang 0
Pemerintahan Daerah
berlaku di lingkungannya.
Kebijakan Penerapan Aplikasi Sistem Pemerintahan Daerah belum menetapkan
Informasi Kearsipan Dinamis Kebijakan Penerapan Aplikasi Sistem Informasi
5. 0
Terintegrasi (SRIKANDI) pada Kearsipan Dinamis Terintegrasi (SRIKANDI) yang
Pemerintahan Daerah berlaku di lingkungannya.
Pada Pemerintahan Daerah belum terdapat
Kebijakan Alih Media pada
6. Kebijakan Alih Media yang berlaku di 0
Pemerintahan Daerah
lingkungannya.
Perangkat Daerah mendapatkan Belum terdapat Perangkat Daerah yang
7. sosialisasi terkait Kebijakan Alih mendapatkan sosialisasi terkait Kebijakan Alih 0
Media Media.

NO ASPEK/KOMPONEN/PERNYATAAN KONDISI FAKTUAL LEVEL


II. ASPEK PEMBINAAN KEARSIPAN
A. KEWAJIBAN MELAKSANAKAN PEMBINAAN
Lembaga Kearsipan Daerah Lembaga Kearsipan Daerah melaksanakan
1. melaksanakan kegiatan koordinasi kegiatan koordinasi terhadap 100% atau seluruh 4
dengan Perangkat Daerah Perangkat Daerah.
Lembaga Kearsipan Daerah
melaksanakan kegiatan koordinasi Lembaga Kearsipan Daerah belum melaksanakan
dengan Organisasi kegiatan koordinasi dengan Organisasi
2. Masyarakat/Organisasi Politik, Masyarakat/Organisasi Politik, Perusahaan 0
Perusahaan Daerah, Perusahaan Daerah, Perusahaan Swasta, Kecamatan, dan
Swasta, Kecamatan, dan Desa/Kelurahan.
Desa/Kelurahan.
Lembaga Kearsipan Daerah
Lembaga Kearsipan Daerah melaksanakan
melaksanakan kegiatan Bimbingan,
kegiatan Bimbingan, Supervisi, dan Konsultasi
3. Supervisi, dan Konsultasi 4
Penyelenggaraan Kearsipan terhadap 100% atau
Penyelenggaraan Kearsipan dengan
seluruh Perangkat Daerah.
Perangkat Daerah
Lembaga Kearsipan Daerah
Lembaga Kearsipan Daerah melaksanakan
melaksanakan kegiatan Bimbingan,
kegiatan Bimbingan, Supervisi, dan Konsultasi
Supervisi, dan Konsultasi
4. Penyelenggaraan Kearsipan terhadap lebih dari 1
Penyelenggaraan Kearsipan dengan
0% sampai dengan 50% Perusahaan Daerah,
Perusahaan Daerah, Kecamatan, dan
Kecamatan, dan Desa/Kelurahan.
Desa/Kelurahan.
Lembaga Kearsipan Daerah
Lembaga Kearsipan Daerah melaksanakan
melaksanakan Pengawasan
Pengawasan Kearsipan Internal terhadap lebih
5. Kearsipan Internal terhadap 4
dari 90% sampai dengan 100% Perangkat
Perangkat Daerah di wilayah
Daerah.
kewenangannya
Lembaga Kearsipan Daerah
Lembaga Kearsipan Daerah belum melaksanakan
melaksanakan pembinaan dalam
6. pembinaan dalam rangka Pengelolaan Arsip Vital 0
rangka Pengelolaan Arsip Vital
terhadap Perangkat Daerah.
terhadap Perangkat Daerah

Lembaga Kearsipan Daerah


melaksanakan pembinaan dalam
rangka Pengelolaan Arsip Aset Lembaga Kearsipan Daerah belum melaksanakan
(Barang Milik Negara/BMN) terhadap pembinaan dalam rangka Pengelolaan Arsip Aset
7. 0
Perangkat Daerah yang bertanggung yang menghasilkan terkelolanya Arsip Aset
jawab mengelola arsip aset Perangkat Daerah
Pemerintah Daerah sehingga
menghasilkan terkelolanya Arsip Aset

Lembaga Kearsipan Daerah


Lembaga Kearsipan Daerah melaksanakan
melaksanakan pembinaan dalam
pembinaan dalam rangka Penyelamatan Arsip
8. rangka Penyelamatan Arsip terhadap 4
terhadap 100% atau seluruh Perangkat Daerah
Perangkat Daerah dan
dan Penyelenggara Pemerintahan Daerah.
Penyelenggara Pemerintahan Daerah

B. REFORM
Pemerintah Daerah belum
Pemerintah Daerah belum melaksanakan
melaksanakan pemberian
pemberian penghargaan kearsipan di
1. penghargaan kearsipan di 0
lingkungannya dalam kurun waktu 5 (lima) tahun
lingkungannya dalam kurun waktu 5
terakhir.
(lima) tahun terakhir.
Lembaga Kearsipan Daerah
Lembaga Kearsipan Daerah belum melaksanakan
2. melaksanakan pembinaan terhadap 0
pembinaan terhadap Swasta dan Masyarakat.
Swasta dan Masyarakat
Lembaga Kearsipan Daerah
melaksanakan pembinaan dalam Lembaga Kearsipan Daerah belum melaksanakan
rangka penyusunan pedoman pembinaan dalam rangka penyusunan pedoman
3. 0
kearsipan terhadap Perusahaan terhadap Perusahaan Daerah, Kecamatan, dan
Daerah, Kecamatan, dan Desa/Kelurahan.
Desa/Kelurahan
Lembaga Kearsipan Daerah
melaksanakan pembinaan
pengelolaan arsip terjaga dan
Lembaga Kearsipan Daerah belum melaksanakan
4. melaksanakan koordinasi pelaporan 0
pembinaan Pengelolaan Arsip Terjaga.
Arsip Terjaga ke ANRI serta
penyampaian salinan autentik Arsip
Terjaga kepada ANRI.
Penerapan Gerakan Nasional Sadar
Pemerintahan Daerah telah menerapkan seluruh
5. Tertib Arsip (GNSTA) pada 4
sasaran tertib dalam GNSTA.
Pemerintahan Daerah

NO ASPEK/KOMPONEN/PERNYATAAN KONDISI FAKTUAL LEVEL


III. ASPEK PENGELOLAAN ARSIP INAKTIF RETENSI SEKURANG-KURANGNYA 10 (SEPULUH) TAHUN
A. KEWAJIBAN MELAKSANAKAN PENGELOLAAN ARSIP INAKTIF RETENSI SEKURANG-KURANGNYA 10 (SEPULUH) TAHUN
Unit Kearsipan I Pemerintahan Unit Kearsipan I Pemerintahan Daerah yang
Daerah yang diperankan oleh diperankan oleh Lembaga Kearsipan Daerah telah
Lembaga Kearsipan Daerah melaksanakan pengaturan fisik arsip inaktif, tetapi
1. 2
melaksanakan pengaturan fisik arsip baru dilakukan terhadap/sampai dengan 50%
inaktif berdasarkan prinsip asal usul arsip yang sesuai dengan prinsip asal usul dan
dan aturan asli aturan asli.
Unit Kearsipan I Pemerintahan
Unit Kearsipan I Pemerintahan Daerah yang
Daerah yang diperankan oleh
diperankan oleh Lembaga Kearsipan Daerah telah
Lembaga Kearsipan Daerah
2. menyusun Daftar Arsip Inaktif terhadap lebih dari 2
menyusun Daftar Arsip Inaktif
30% sampai dengan 60% arsip inaktif yang
terhadap arsip inaktif yang
dipindahkan.
dipindahkan
Penyusunan Daftar Arsip Inaktif telah
Daftar Arsip Inaktif yang disusun memenuhi
3. memenuhi ketentuan peraturan 4
seluruh elemen Daftar Arsip Inaktif.
perundang-undangan
Unit Kearsipan I Pemerintahan
Unit Kearsipan I Pemerintahan Daerah yang
Daerah yang diperankan oleh
diperankan oleh Lembaga Kearsipan Daerah telah
Lembaga Kearsipan Daerah
4. menyimpan lebih dari 30% sampai dengan 60% 2
menyimpan Arsip Inaktif pada sarana
arsip inaktif menggunakan sarana penyimpanan
penyimpanan yang sesuai dengan
yang sesuai dengan bentuk dan media.
bentuk dan media

Unit Kearsipan I Pemerintahan


Daerah yang diperankan oleh
Lembaga Kearsipan Daerah yang
5. diperankan oleh Lembaga Kearsipan - -
Daerah menyusun Daftar Arsip Inaktif
berdasarkan Sistem Klasifikasi dan
Keamanan dan Akses Arsip Dinamis
Perangkat Daerah melaksanakan Terdapat lebih dari 0% sampai dengan 30%
pemindahan arsip inaktif ke Unit Perangkat Daerah yang melaksanakan
6. Kearsipan I Pemerintahan Daerah pemindahan arsip inaktif keUnit Kearsipan I 1
yang diperankan oleh Lembaga Pemerintahan Daerah yang diperankan oleh
Kearsipan Daerah. Lembaga Kearsipan Daerah.
Perangkat Daerah yang
melaksanakan pemindahan arsip Belum terdapat Perangkat Daerah yang
inaktif ke Unit Kearsipan I melaksanakan pemindahan arsip inaktif ke Unit
7. Pemerintahan Daerah yang Kearsipan I Pemerintahan Daerah yang 0
diperankan oleh Lembaga Kearsipan diperankan oleh Lembaga Kearsipan Daerah
Daerah dalam kurun waktu 2 tahun dalam kurun waktu 2 tahun terakhir
terakhir

Pemindahan arsip inaktif dari


Perangkat Daerah ke Unit Kearsipan Pemindahan arsip inaktif dari Perangkat Daerah
I Pemerintahan Daerah yang ke Unit Kearsipan I Pemerintahan Daerah Unit
8. diperankan oleh Lembaga Kearsipan Kearsipan I Pemerintahan Daerah yang 4
Daerah yang dilaksanakan dalam diperankan oleh Lembaga Kearsipan Daerah telah
kurun waktu 2 tahun terakhir sesuai memenuhi seluruh ketentuan.
dengan ketentuan

Unit Kearsipan I Pemerintahan


Unit Kearsipan I Pemerintahan Daerah yang
Daerah yang diperankan oleh
diperankan oleh Lembaga Kearsipan
Lembaga Kearsipan Daerah
Daerahbelum melaksanakan pemusnahan arsip
9. melaksanakan pemusnahan arsip 0
yang memiliki retensi sekurang-kurangnya 10
yang memiliki retensi sekurang-
(sepuluh) tahun dalam kurun waktu 5 (lima) tahun
kurangnya 10 (sepuluh) tahun dalam
terakhir.
kurun waktu 5 (lima) tahun terakhir
Pemusnahan arsip yang memiliki
Pemusnahan arsip yang memiliki retensi
retensi sekurang-kurangnya 10
sekurang-kurangnya 10 (sepuluh) tahun di
10. (sepuluh) tahun di Lembaga 0
Lembaga Kearsipan Daerah tidak dilaksanakan
Kearsipan Daerah dilaksanakan
sesuai prosedur.
sesuai prosedur
Unit Kearsipan I Pemerintahan
Daerah yang diperankan oleh
Lembaga Kearsipan Daerah Unit Kearsipan I Pemerintahan Daerah yang
menyimpan arsip dari kegiatan diperankan oleh Lembaga Kearsipan Daerah tidak
11. 0
pemusnahan arsip yang memiliki menyimpan arsip yang tercipta dari kegiatan
retensi sekurang-kurangnya 10 pemusnahan arsip.
(sepuluh) tahun sesuai dengan
prosedur

Unit Kearsipan I Pemerintahan


Unit Kearsipan I Pemerintahan Daerah yang
Daerah yang diperankan oleh
diperankan oleh Lembaga Kearsipan Daerahtidak
Lembaga Kearsipan Daerah
12. menyimpan dan memperlakukan arsip yang 0
memperlakukan arsip yang tercipta
tercipta dari kegiatan pemusnahan arsip sebagai
dari kegiatan pemusnahan arsip
arsip vital.
sebagai arsip vital

Unit Kearsipan I Pemerintahan


Daerah yang diperankan oleh
Lembaga Kearsipan Daerah yang berperan
Lembaga Kearsipan Daerah
selaku Unit Kearsipan I Pemerintahan Daerah
menyampaikan tembusan Berita
13. tidak membuat Berita Acara dan Daftar Arsip 0
Acara dan Daftar Arsip Yang
Yang Dimusnahkan dari kegiatan pemusnahan
Dimusnahkan dari kegiatan
arsip.
pemusnahan arsip kepada Kepala
ANRI

Unit Kearsipan I yang diperan


Pemerintahan Daerah melaksanakan
Pelaksanaan penyerahan arsip statis disertai
kewajibannya menyerahkan arsip
14. dengan Berita acara serah terima arsip statis dan 4
statis ke Lembaga Kearsipan Daerah
Daftar arsip statis yang diserahkan
dalam kurun waktu 5 (lima) tahun
terakhir
Penyerahan arsip statis oleh Unit
Kearsipan I Pemerintahan Daerah Penyerahan arsip statis oleh Unit Kearsipan I
yang diperankan oleh Lembaga Pemerintahan Daerah ke Lembaga Kearsipan
15. 1
Kearsipan Daerah ke Lembaga Daerah memenuhi 1 (satu) dari 6 (enam)
Kearsipan Daerah dilaksanakakan prosedur.
sesuai prosedur
Unit Kearsipan I Pemerintahan Unit Kearsipan I Pemerintahan Daerah yang
Daerah yang diperankan oleh diperankan oleh Lembaga Kearsipan
16. Lembaga Kearsipan Daerah Daerahmenyimpan 1 (satu) sampai dengan 3 1
menyimpan arsip yang tercipta dari (tiga) dari 8 (delapan) arsip yang tercipta dari
kegiatan penyerahan arsip statis kegiatan penyerahan arsip statis.
Unit Kearsipan I Pemerintahan
Daerah yang diperankan oleh Unit Kearsipan I Pemerintahan Daerah memenuhi
Lembaga Kearsipan Daerah 1 (satu) dari 4 (empat) kriteria memperlakukan
17. 1
memperlakukan arsip yang tercipta arsip yang tercipta dari kegiatan penyerahan
dari kegiatan penyerahan arsip arsip sebagai arsip vital.
sebagai arsip vital
Intensitas Penyerahan arsip statis
Unit Kearsipan I Pemerintahan Daerah
oleh Unit Kearsipan I Pemerintahan
18. menyerahkan arsip statis sebanyak 4 (empat) kali 4
Daerah dalam kurun waktu 5 (lima)
dalam kurun waktu 5 (lima) tahun terakhir.
tahun terakhir
B. REFORM

Perangkat Daerah menggunakan Belum terdapat Perangkat Daerah menggunakan


1. Aplikasi Sistem Informasi Kearsipan Aplikasi Sistem Informasi Kearsipan Dinamis 0
Dinamis Terintegrasi (SRIKANDI). Terintegrasi (SRIKANDI)

NO ASPEK/KOMPONEN/PERNYATAAN KONDISI FAKTUAL LEVEL


IV. ASPEK PENGELOLAAN ARSIP STATIS
A. KEWAJIBAN MELAKSANAKAN PENGELOLAAN ARSIP STATIS
Lembaga Kearsipan Daerah memiliki
Lembaga Kearsipan Daerah belum memiliki
1. Panduan Akuisisi Arsip dan telah 0
Panduan Akuisisi Arsip.
ditetapkan oleh Kepala LKD.

Akuisisi Arsip di Lembaga Kearsipan Akuisisi Arsip di Lembaga Kearsipan Daerah


2. 3
Daerah dilaksanakan sesuai prosedur dilaksanakan sesuai dengan 7 (tujuh) sampai
dengan 9 (sembilan) dari 10 (sepuluh) prosedur.
Lembaga Kearsipan Daerah Unit Kearsipan I Pemerintahan Daerah memenuhi
menyimpan dan memperlakukan 3 (tiga) dari 4 (empat) kriteria memperlakukan
3. 3
arsip yang tercipta dari kegiatan arsip yang tercipta dari kegiatan akuisisi arsip
Akuisisi Arsip sebagai arsip vital sebagai arsip vital.
Lembaga Kearsipan Daerah melaksanakan
Lembaga Kearsipan Daerah
kegiatan monitoring dan pendataan terhadap
4. melaksanakan kegiatan monitoring 3
organisasi atau pencipta arsip dan fisik arsip,
dalam rangka Akuisisi Arsip
dalam rangka Akuisisi Arsip.
Intensitas Akuisisi Arsip oleh Lembaga Kearsipan Daerah melaksanakan
5. Lembaga Kearsipan Daerah dalam kegiatan Akuisisi Arsip sebanyak 4 (empat) kali 4
kurun waktu 5 (lima) tahun terakhir dalam kurun waktu 5 (tahun) terakhir.
Perangkat Daerah yang diakuisisi Lebih dari 30% sampai dengan 60% Perangkat
arsipnya oleh Lembaga Kearsipan Daerah telah diakuisisi arsipnya oleh Lembaga
6. 2
Daerah dalam kurun waktu 5 (lima) Kearsipan Daerah dalam kurun waktu 5 (lima)
tahun terakhir tahun terakhir.
Lembaga Kearsipan Daerah
Lembaga Kearsipan Daerah melaksanakan
melaksanakan Pengolahan Arsip
Pengolahan Arsip Statis yang menghasilkan
Statis yang menghasilkan Daftar
7. Daftar Arsip Statis dengan memenuhi 1 (satu) 3
Arsip Statis dengan memenuhi
sampai dengan 4 (empat) dari 5 (lima) elemen
seluruh elemen Daftar Arsip Statis
Daftar Arsip Statis yang telah ditentukan.
yang telah ditentukan
Lembaga Kearsipan Daerah
menyusun Inventaris Arsip Statis
Lembaga Kearsipan Daerah tidak menyusun
8. dengan memenuhi seluruh elemen 0
Inventaris Arsip Statis.
Inventaris Arsip Statis yang telah
ditentukan
Lembaga Kearsipan Daerah
Lembaga Kearsipan Daerah tidak menyusun
menyusun daftar arsip statis terhadap
9. Daftar Arsip Statis terhadap seluruh khazanah 0
seluruh khazanah arsip statis yang
arsip statis yang dimiliki.
dimiliki
Lembaga Kearsipan Daerah Lembaga Kearsipan Daerah tidak menyusun
10. menyusun khazanah arsip statis ke khazanah arsip statis ke dalam Inventaris Arsip 0
dalam Inventaris Arsip Statis Statis.

Lembaga Kearsipan Daerah


menyusun Guide Arsip Statis dengan Lembaga Kearsipan Daerah belum menyusun
11. 0
memenuhi seluruh elemen Guide Guide Arsip Statis
Arsip Statis yang telah ditentukan

Lembaga Kearsipan Daerah Lembaga Kearsipan Daerah melaksanakan 9


melaksanakan upaya Preservasi (sembilan) sampai dengan 11 (sebelas) dari 12
12. 3
Preventif berupa penyimpanan arsip (dua belas) upaya Preservasi Preventif berupa
statis sesuai ketentuan penyimpanan arsip statis sesuai ketentuan.
Lembaga Kearsipan Daerah menyimpan lebih dari
Arsip statis yang disimpan pada rak
30% sampai dengan 60% arsip statis
13. arsip sesuai dengan standar 2
menggunakan sarana penyimpanan yang sesuai
kearsipan
dengan bentuk dan media.
Arsip statis yang disimpan Lembaga Kearsipan Daerah menyimpan lebih dari
menggunakan sarana 30% sampai dengan 60% arsip statis
14. 2
(pembungkus/container) arsip sesuai menggunakan sarana penyimpanan yang sesuai
dengan media dengan bentuk dan media.
Lembaga Kearsipan Daerah
Lembaga Kearsipan Daerah melaksanakan
15. melaksanakan upaya pengendalian 4
seluruh upaya pengendalian hama terpadu.
hama terpadu
Lembaga Kearsipan Daerah
Lembaga Kearsipan Daerah melaksanakan
16. melaksanakan upaya reproduksi 4
seluruh upaya reproduksi arsip.
arsip
Lembaga Kearsipan Daerah
Lembaga Kearsipan Daerah tidak melaksanakan
melaksanakan upaya perencanaan
17. upaya perencanaan menghadapi bencana 0
menghadapi bencana (disaster
(disaster planning).
planning)
Lembaga Kearsipan Daerah
Lembaga Kearsipan Daerah tidak melaksanakan
18. melaksanakan upaya perawatan 0
upaya perawatan arsip dengan prinsip perbaikan.
arsip dengan prinsip perbaikan
Lembaga Kearsipan Daerah Lembaga Kearsipan Daerah memenuhi 5 (lima)
19. memenuhi prinsip Akses dan sampai dengan 6 (enam) dari 7 (tujuh) prinsip 3
Layanan Arsip Statis Akses dan Layanan Arsip Statis.
Lembaga Kearsipan Daerah Lembaga Kearsipan Daerah memberikan 5 (lima)
20. memberikan Layanan Arsip Statis sampai dengan 6 (enam) dari 7 (tujuh) layanan 3
sesuai kriteria Arsip Statis sesuai kriteria.
Lembaga Kearsipan Daerah telah Lembaga Kearsipan Daerah terdaftar sebagai
21. menjadi simpul pada Jaringan simpul dan aktif melakukan proses unggah pada 4
Informasi Kearsipan Nasional Jaringan Informasi Kearsipan Nasional.
Lembaga Kearsipan Daerah
melaksanakan tanggung jawab
22. - -
sebagai simpul pada Jaringan
Informasi Kearsipan Nasional
B. REFORM
Penyelamatan arsip hasil
penggabungan atau pembubaran Penyelamatan arsip hasil penggabungan atau
Perangkat Daerah oleh Lembaga pembubaran Perangkat Daerah dilaksanakan
1. 3
Kearsipan Daerah dilaksanakan dengan memenuhi 4 (empat) dari 5 (lima) tahapan
dengan memenuhi tahapan yang yang disyaratkan.
disyaratkan
Lembaga Kearsipan Daerah
menyusun Daftar Pencarian Arsip Lembaga Kearsipan Daerah tidak menyusun
terhadap jenis arsip yang masuk Daftar Pencarian Arsip terhadap jenis arsip yang
2. 0
kategori Daftar Pencarian Arsip masuk kategori Daftar Pencarian Arsip
berdasarkan tata cara dan prosedur berdasarkan tata cara dan prosedur yang berlaku.
yang berlaku
Lembaga Kearsipan Daerah
Lembaga Kearsipan Daerah tidak mengumumkan
3. mengumumkan Daftar Pencarian 0
Daftar Pencarian Arsip.
Arsip
Lembaga Kearsipan Daerah Lembaga Kearsipan Daerah belum menyimpan
menyimpan arsip yang tercipta dari dan memperlakukan arsip yang tercipta dari
4. 0
kegiatan pembuatan Daftar kegiatan pembuatan Daftar Pencarian Arsip
Pencarian Arsip sebagai arsip vital sebagai arsip vital.
Lembaga Kearsipan Daerah Lembaga Kearsipan Daerah tidak
5. menyelenggarakan pameran virtual menyelenggarakan pameran virtual dan/atau 0
dan/atau pameran fisik arsip pameran fisik arsip.
Penggunaan arsip oleh pengguna pada Lembaga
Penggunaan arsip oleh pengguna
6. Kearsipan Daerah paling sedikit satu kali 3
pada Lembaga Kearsipan Daerah
penggunaan dalam waktu satu bulan.
Lembaga Kearsipan Daerah
melaksanakan proses perawatan
Lembaga Kearsipan Daerah tidak melakukan
7. arsip statis dalam rangka 0
identifikasi arsip statis yang mengalami kerusakan
keselamatan arsip fisik dan
informasinya

Lembaga Kearsipan Daerah sebagai


Lembaga Kearsipan Daerah sebagai simpul pada
simpul pada Jaringan Informasi
8. Jaringan Informasi Kearsipan Nasional belum 0
Kearsipan Nasional memiliki Sumber
memiliki Sumber Daya yang memadai.
Daya yang memadai

Lembaga Kearsipan Daerah


Lembaga Kearsipan Daerah belum melaksanakan
melaksanakan kegiatan
kegiatan penyelamatan dan pelestarian arsip
9. penyelamatan dan pelestarian arsip 0
negara Periode 2014 - 2019 terhadap Perangkat
negara Periode 2014 - 2019 terhadap
Daerah di Lingkunganya.
Perangkat Daerah di Lingkunganya

NO ASPEK/KOMPONEN/PERNYATAAN KONDISI FAKTUAL LEVEL


V. ASPEK SUMBER DAYA KEARSIPAN
A. KEWAJIBAN PEMENUHAN SUMBER DAYA KEARSIPAN
Lembaga Kearsipan Daerah
melaksanakan kewajiban
1. pengelolaan arsip statis yang diterima - -
dari lembaga pencipta arsip di
lingkungannya.
Lembaga Kearsipan Daerah
menerima dan mengelola arsip statis
2. - -
dari Perangkat Daerah di
lingkungannya
Lembaga Kearsipan Daerah
3. - -
melaksanakan fungsi dan tugasnya
Pemerintah Kabupaten/Kota
membentuk Lembaga Kearsipan
4. Daerah berdasarkan peraturan - -
perundang-undangan yang berlaku di
Pemerintahan Daerah
Kepala Lembaga Kearsipan Daerah
memenuhi persyaratan kompetensi
5. - -
Pejabat Struktural di bidang
kearsipan

Ketersediaan Arsiparis pada


Lembaga Kearsipan Daerah sesuai
6. - -
dengan Analisis Kebutuhan Arsiparis
pada Lembaga Kearsipan Daerah

Pemerintah Daerah mengangkat


Arsiparis melalui jalur Inpassing dan
7. Penyetaraan memenuhi persyaratan - -
kompetensi sesuai ketentuan
perundang-undangan
Pengangkatan pertama kali dalam
jabatan Arsiparis memenuhi
8. persyaratan kompetensi sesuai - -
ketentuan peraturan perundang-
undangan
Pemerintahan Daerah menyusun
Analisis Kebutuhan Arsiparis pada
9. - -
Pemerintah Berdasarkan
Rekomendasi dari ANRI
Ketersediaan Arsiparis pada
Pemerintahan Daerah yang sesuai
10. dengan hasil Analisis Kebutuhan - -
Arsiparis pada tahun berjalan yang
direkomendasikan oleh ANRI
Arsiparis pada Lembaga Kearsipan
11. Daerah ditempatkan dan - -
didistribusikan sesuai formasi
Lembaga Kearsipan Daerah
menyusun dan
12. mengimplementasikan Training Need - -
Analysis Kearsipan pada Pemerintah
Kabupaten/Kota

Arsiparis pada Lembaga Kearsipan


13. - -
Daerah telah tersertifikasi

Arsiparis pada Lembaga Kearsipan


Daerah mengikuti Pengembangan
Sumber Daya Manusia Kearsipan
14. - -
(Diklat Teknis, Sosialisasi, Seminar,
Workshop, Bimbingan Teknis, dan
sejenisnya)
Lembaga Kearsipan Daerah memiliki
15. - -
Ruang Penyimpanan Arsip Inaktif

Lembaga Kearsipan Daerah memiliki


16. - -
Ruang Pengolahan Arsip Inaktif

Lembaga Kearsipan Daerah memiliki


17. - -
Ruang Layanan Arsip Inaktif

Lembaga Kearsipan Daerah memiliki


peralatan pendukung kegiatan
18. penyimpanan arsip inaktif - -
berdasarkan ketentuan peraturan
perundang-undangan
Lembaga Kearsipan Daerah memiliki
19. - -
Depot Arsip
20. Lokasi Depot Arsip memenuhi kriteria - -

Struktur Depot Arsip memenuhi


kriteria prasarana perlindungan
21. - -
bahaya kebakaran, penjagaan dan
kontrol
Ketersediaan ruangan pada Depot
22. Arsip sesuai peraturan perundang- - -
undangan
Ruang Penyimpanan Arsip Statis
23. pada Lembaga Kearsipan Daerah - -
memenuhi kriteria
Ruang Penyimpanan Arsip Statis
Tekstual dan
24. - -
Kearsitekturan/Kartografi memenuhi
kriteria
Ruang Penyimpanan Arsip Media
25. - -
Baru memenuhi kriteria
Lembaga Kearsipan Daerah memiliki
prasarana Pemeliharaan Arsip
26. -
berupa Dehumidifier dan
Thermohygrometer -
Lembaga Kearsipan Daerah
melaksanakan Pengaturan Suhu dan
27. Kelembaban berdasarkan jenis arsip - -
yang disimpan sesuai dengan teknis
pelaksanaan
Lembaga Kearsipan Daerah memiliki
peralatan pendukung kegiatan
28. penyimpanan arsip statis - -
berdasarkan ketentuan peraturan
perundang-undangan

Lembaga Kearsipan Daerah Lembaga Kearsipan Daerah secara rutin


29. mengalokasikan pendanaan untuk mengalokasikan pendanaan setiap tahunnya 4
melaksanakan kegiatan kearsipan untuk melaksanakan seluruh kegiatan kearsipan.

B. REFORM

Pada Pemerintahan Daerah terdapat


1. Arsiparis berprestasi dalam kurun - -
waktu 5 (lima) tahun terakhir

Pemerintahan Daerah memiliki


2. teknologi informasi dalam - -
Pengelolaan Arsip Inaktif
EMENTARA

CATATAN TIM PENGAWAS

Pemerintahan Kota Padang Panjang telah


menetapkabn kebijakan terkait TND melalui
Perwako no 1 tahun 2022 tentang TND di
lingkungan Kota Padang Panjang.
Sebagian besar, materi muatan pada kebijakan
tersebut telah sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.

Namun, terdapat materi muatan yang belum diatur


dalam peraturan tersebut, yaitu:
1. Telaah Staf
2. Naskah dinas berupa nota dinas
CATATAN TIM PENGAWAS
CATATAN TIM PENGAWAS
UH) TAHUN
URANGNYA 10 (SEPULUH) TAHUN
CATATAN TIM PENGAWAS
CATATAN TIM PENGAWAS
BAB II
URAIAN HASIL PENGAWASAN KEARSIPAN EKSTERNAL
PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA
TAHUN ...

NO ASPEK/KOMPONEN/PERNYATAAN KONDISI FAKTUAL LEVEL

I. ASPEK KEBIJAKAN
A. PEMENUHAN

Pada Pemerintahan Daerah belum terdapat


Tata Naskah Dinas pada
1. Kebijakan Tata Naskah Dinas yang berlaku di 0
Pemerintahan Daerah
Lingkungannya

Perangkat Daerah mendapatkan Lebih dari 0% sampai dengan 50% Perangkat


2. sosialisasi terkait Kebijakan Tata Daerah mendapatkan sosialisasi terkait Kebijakan 1
Naskah Dinas Tata Naskah Dinas.

Pemerintahan Daerah telah menyusun rancangan


Kebijakan Klasifikasi Arsip dengan kriteria 100%
Klasifikasi Arsip pada Pemerintahan terpenuhi dan benar, serta rancangan telah
3. 3
Daerah berada di unit yang menyelenggarakan fungsi
hukum atau pihak terkait lainnya selain Lembaga
Kearsipan Daerah.
Perangkat Daerah mendapatkan
100% Perangkat Daerah mendapatkan sosialisasi
4. sosialisasi terkait Kebijakan 4
terkait Kebijakan Klasifikasi Arsip.
Klasifikasi Arsip

Pemerintahan Daerah telah menyusun rancangan


Kebijakan Sistem Klasifikasi Keamanan dan
Sistem Klasifikasi Keamanan dan Akses Arsip Dinamis dengan kriteria 100%
5. Akses Arsip Dinamis pada terpenuhi dan benar, serta rancangan telah 3
Pemerintahan Daerah berada di unit yang menyelenggarakan fungsi
hukum atau pihak terkait lainnya selain Lembaga
Kearsipan Daerah.

Perangkat Daerah mendapatkan


Belum terdapat Perangkat Daerah yang
sosialisasi terkait Kebijakan Sistem
6. mendapatkan sosialisasi terkait Kebijakan Sistem 0
Klasifikasi Keamanan dan Akses
Klasifikasi Keamanan dan Akses Arsip Dinamis.
Arsip Dinamis
Pemerintahan Daerah telah menetapkan
Jadwal Retensi Arsip Fasilitatif pada Kebijakan Jadwal Retensi Arsip Fasilitatif dengan
7. 3
Pemerintahan Daerah kriteria lebih dari 70% sampai dengan 99%
terpenuhi dan benar.
Perangkat Daerah mendapatkan
100% Perangkat Daerah mendapatkan sosialisasi
8. sosialisasi terkait Kebijakan Jadwal 4
terkait Kebijakan Jadwal Retensi Arsip Fasilitatif.
Retensi Arsip Fasilitatif
Pada Pemerintahan Daerah belum terdapat
Jadwal Retensi Arsip Substantif pada
9. Kebijakan Jadwal Retensi Arsip Substantif yang 0
Pemerintahan Daerah
berlaku di lingkungannya
Perangkat Daerah mendapatkan Lebih dari 50% sampai dengan 70% Perangkat
10. sosialisasi terkait Kebijakan Jadwal Daerah mendapatkan sosialisasi terkait Kebijakan 2
Retensi Arsip Substantif Jadwal Retensi Arsip Substantif.
Program Arsip Vital pada
11. - -
Pemerintahan Daerah

Perangkat Daerah mendapatkan


12. - -
sosialisasi terkait Program Arsip Vital
Kebijakan Pengorganiasian
Kearsipan yang mengatur Pada Pemerintahan Daerah belum terdapat
13. kedudukan, tugas dan fungsi Unit Kebijakan Pengorganisasian Kearsipan yang 0
Pengolah dan Unit Kearsipan pada berlaku di lingkungannya.
Pemerintahan Daerah
Perangkat Daerah mendapatkan Belum terdapat Perangkat Daerah yang
14. sosialisasi terkait Kebijakan mendapatkan sosialisasi terkait Kebijakan 0
Pengorganisasian Kearsipan Pengorganisasian Kearsipan.
B. REFORM

Pemerintahan Daerah telah menyusun rancangan


Kebijakan Pemerintahan Daerah (Peraturan
Kebijakan Pemerintahan Daerah
Daerah) dengan kriteria 100% terpenuhi dan
1. (Peraturan Daerah) tentang 3
benar, serta rancangan telah berada di unit yang
Penyelenggaraan Kearsipan
menyelenggarakan fungsi hukum atau pihak
terkait lainnya selain Lembaga Kearsipan Daerah.

Perangkat Daerah mendapatkan


sosialisasi terkait Kebijakan Lebih dari 70% sampai dengan 99% Perangkat
2. Pemerintahan Daerah (Peraturan Daerah mendapatkan sosialisasi terkait Kebijakan 3
Daerah) tentang Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Peraturan Daerah).
Kearsipan
BUMD, Organisasi
Kemasyarakatan/Organisasi Politik, Belum terdapat BUMD, Organisasi
dan Perusahaan Swasta Kemasyarakatan/Organisasi Politik, dan
3. mendapatkan sosialisasi terkait Perusahaan Swasta yang mendapatkan 0
Kebijakan Pemerintahan Daerah sosialisasi terkait Kebijakan Pemerintahan Daerah
(Peraturan Daerah) tentang (Peraturan Daerah).
Penyelenggaraan Kearsipan
Pemerintahan Daerah belum menetapkan
Pengelolaan Arsip Terjaga pada
4. Kebijakan Pengelolaan Arsip Terjaga yang 0
Pemerintahan Daerah
berlaku di lingkungannya.
Kebijakan Penerapan Aplikasi Sistem Pemerintahan Daerah belum menetapkan
Informasi Kearsipan Dinamis Kebijakan Penerapan Aplikasi Sistem Informasi
5. 0
Terintegrasi (SRIKANDI) pada Kearsipan Dinamis Terintegrasi (SRIKANDI) yang
Pemerintahan Daerah berlaku di lingkungannya.
Pada Pemerintahan Daerah belum terdapat
Kebijakan Alih Media pada
6. Kebijakan Alih Media yang berlaku di 0
Pemerintahan Daerah
lingkungannya.
Perangkat Daerah mendapatkan Belum terdapat Perangkat Daerah yang
7. sosialisasi terkait Kebijakan Alih mendapatkan sosialisasi terkait Kebijakan Alih 0
Media Media.

NO ASPEK/KOMPONEN/PERNYATAAN KONDISI FAKTUAL LEVEL


II. ASPEK PEMBINAAN KEARSIPAN
A. KEWAJIBAN MELAKSANAKAN PEMBINAAN
Lembaga Kearsipan Daerah Lembaga Kearsipan Daerah melaksanakan
1. melaksanakan kegiatan koordinasi kegiatan koordinasi terhadap 100% atau seluruh 4
dengan Perangkat Daerah Perangkat Daerah.
Lembaga Kearsipan Daerah
melaksanakan kegiatan koordinasi Lembaga Kearsipan Daerah belum melaksanakan
dengan Organisasi kegiatan koordinasi dengan Organisasi
2. Masyarakat/Organisasi Politik, Masyarakat/Organisasi Politik, Perusahaan 0
Perusahaan Daerah, Perusahaan Daerah, Perusahaan Swasta, Kecamatan, dan
Swasta, Kecamatan, dan Desa/Kelurahan.
Desa/Kelurahan.
Lembaga Kearsipan Daerah
Lembaga Kearsipan Daerah melaksanakan
melaksanakan kegiatan Bimbingan,
kegiatan Bimbingan, Supervisi, dan Konsultasi
3. Supervisi, dan Konsultasi 4
Penyelenggaraan Kearsipan terhadap 100% atau
Penyelenggaraan Kearsipan dengan
seluruh Perangkat Daerah.
Perangkat Daerah
Lembaga Kearsipan Daerah
Lembaga Kearsipan Daerah melaksanakan
melaksanakan kegiatan Bimbingan,
kegiatan Bimbingan, Supervisi, dan Konsultasi
Supervisi, dan Konsultasi
4. Penyelenggaraan Kearsipan terhadap lebih dari 1
Penyelenggaraan Kearsipan dengan
0% sampai dengan 50% Perusahaan Daerah,
Perusahaan Daerah, Kecamatan, dan
Kecamatan, dan Desa/Kelurahan.
Desa/Kelurahan.
Lembaga Kearsipan Daerah
Lembaga Kearsipan Daerah melaksanakan
melaksanakan Pengawasan
Pengawasan Kearsipan Internal terhadap lebih
5. Kearsipan Internal terhadap 4
dari 90% sampai dengan 100% Perangkat
Perangkat Daerah di wilayah
Daerah.
kewenangannya
Lembaga Kearsipan Daerah
Lembaga Kearsipan Daerah belum melaksanakan
melaksanakan pembinaan dalam
6. pembinaan dalam rangka Pengelolaan Arsip Vital 0
rangka Pengelolaan Arsip Vital
terhadap Perangkat Daerah.
terhadap Perangkat Daerah

Lembaga Kearsipan Daerah


melaksanakan pembinaan dalam
rangka Pengelolaan Arsip Aset Lembaga Kearsipan Daerah belum melaksanakan
(Barang Milik Negara/BMN) terhadap pembinaan dalam rangka Pengelolaan Arsip Aset
7. 0
Perangkat Daerah yang bertanggung yang menghasilkan terkelolanya Arsip Aset
jawab mengelola arsip aset Perangkat Daerah
Pemerintah Daerah sehingga
menghasilkan terkelolanya Arsip Aset

Lembaga Kearsipan Daerah


Lembaga Kearsipan Daerah melaksanakan
melaksanakan pembinaan dalam
pembinaan dalam rangka Penyelamatan Arsip
8. rangka Penyelamatan Arsip terhadap 4
terhadap 100% atau seluruh Perangkat Daerah
Perangkat Daerah dan
dan Penyelenggara Pemerintahan Daerah.
Penyelenggara Pemerintahan Daerah

B. REFORM
Pemerintah Daerah belum
Pemerintah Daerah belum melaksanakan
melaksanakan pemberian
pemberian penghargaan kearsipan di
1. penghargaan kearsipan di 0
lingkungannya dalam kurun waktu 5 (lima) tahun
lingkungannya dalam kurun waktu 5
terakhir.
(lima) tahun terakhir.
Lembaga Kearsipan Daerah
Lembaga Kearsipan Daerah belum melaksanakan
2. melaksanakan pembinaan terhadap 0
pembinaan terhadap Swasta dan Masyarakat.
Swasta dan Masyarakat
Lembaga Kearsipan Daerah
melaksanakan pembinaan dalam Lembaga Kearsipan Daerah belum melaksanakan
rangka penyusunan pedoman pembinaan dalam rangka penyusunan pedoman
3. 0
kearsipan terhadap Perusahaan terhadap Perusahaan Daerah, Kecamatan, dan
Daerah, Kecamatan, dan Desa/Kelurahan.
Desa/Kelurahan
Lembaga Kearsipan Daerah
melaksanakan pembinaan
pengelolaan arsip terjaga dan
Lembaga Kearsipan Daerah belum melaksanakan
4. melaksanakan koordinasi pelaporan 0
pembinaan Pengelolaan Arsip Terjaga.
Arsip Terjaga ke ANRI serta
penyampaian salinan autentik Arsip
Terjaga kepada ANRI.
Penerapan Gerakan Nasional Sadar
Pemerintahan Daerah telah menerapkan seluruh
5. Tertib Arsip (GNSTA) pada 4
sasaran tertib dalam GNSTA.
Pemerintahan Daerah

NO ASPEK/KOMPONEN/PERNYATAAN KONDISI FAKTUAL LEVEL


III. ASPEK PENGELOLAAN ARSIP INAKTIF RETENSI SEKURANG-KURANGNYA 10 (SEPULUH) TAHUN
A. KEWAJIBAN MELAKSANAKAN PENGELOLAAN ARSIP INAKTIF RETENSI SEKURANG-KURANGNYA 10 (SEPULUH) TAHUN
Unit Kearsipan I Pemerintahan Unit Kearsipan I Pemerintahan Daerah yang
Daerah yang diperankan oleh diperankan oleh Lembaga Kearsipan Daerah telah
Lembaga Kearsipan Daerah melaksanakan pengaturan fisik arsip inaktif, tetapi
1. 2
melaksanakan pengaturan fisik arsip baru dilakukan terhadap/sampai dengan 50%
inaktif berdasarkan prinsip asal usul arsip yang sesuai dengan prinsip asal usul dan
dan aturan asli aturan asli.
Unit Kearsipan I Pemerintahan
Unit Kearsipan I Pemerintahan Daerah yang
Daerah yang diperankan oleh
diperankan oleh Lembaga Kearsipan Daerah telah
Lembaga Kearsipan Daerah
2. menyusun Daftar Arsip Inaktif terhadap lebih dari 2
menyusun Daftar Arsip Inaktif
30% sampai dengan 60% arsip inaktif yang
terhadap arsip inaktif yang
dipindahkan.
dipindahkan
Penyusunan Daftar Arsip Inaktif telah
Daftar Arsip Inaktif yang disusun memenuhi
3. memenuhi ketentuan peraturan 4
seluruh elemen Daftar Arsip Inaktif.
perundang-undangan
Unit Kearsipan I Pemerintahan
Unit Kearsipan I Pemerintahan Daerah yang
Daerah yang diperankan oleh
diperankan oleh Lembaga Kearsipan Daerah telah
Lembaga Kearsipan Daerah
4. menyimpan lebih dari 30% sampai dengan 60% 2
menyimpan Arsip Inaktif pada sarana
arsip inaktif menggunakan sarana penyimpanan
penyimpanan yang sesuai dengan
yang sesuai dengan bentuk dan media.
bentuk dan media

Unit Kearsipan I Pemerintahan


Daerah yang diperankan oleh
Lembaga Kearsipan Daerah yang
5. diperankan oleh Lembaga Kearsipan - -
Daerah menyusun Daftar Arsip Inaktif
berdasarkan Sistem Klasifikasi dan
Keamanan dan Akses Arsip Dinamis
Perangkat Daerah melaksanakan Terdapat lebih dari 0% sampai dengan 30%
pemindahan arsip inaktif ke Unit Perangkat Daerah yang melaksanakan
6. Kearsipan I Pemerintahan Daerah pemindahan arsip inaktif keUnit Kearsipan I 1
yang diperankan oleh Lembaga Pemerintahan Daerah yang diperankan oleh
Kearsipan Daerah. Lembaga Kearsipan Daerah.
Perangkat Daerah yang
melaksanakan pemindahan arsip Belum terdapat Perangkat Daerah yang
inaktif ke Unit Kearsipan I melaksanakan pemindahan arsip inaktif ke Unit
7. Pemerintahan Daerah yang Kearsipan I Pemerintahan Daerah yang 0
diperankan oleh Lembaga Kearsipan diperankan oleh Lembaga Kearsipan Daerah
Daerah dalam kurun waktu 2 tahun dalam kurun waktu 2 tahun terakhir
terakhir

Pemindahan arsip inaktif dari


Perangkat Daerah ke Unit Kearsipan Pemindahan arsip inaktif dari Perangkat Daerah
I Pemerintahan Daerah yang ke Unit Kearsipan I Pemerintahan Daerah Unit
8. diperankan oleh Lembaga Kearsipan Kearsipan I Pemerintahan Daerah yang 4
Daerah yang dilaksanakan dalam diperankan oleh Lembaga Kearsipan Daerah telah
kurun waktu 2 tahun terakhir sesuai memenuhi seluruh ketentuan.
dengan ketentuan

Unit Kearsipan I Pemerintahan


Unit Kearsipan I Pemerintahan Daerah yang
Daerah yang diperankan oleh
diperankan oleh Lembaga Kearsipan
Lembaga Kearsipan Daerah
Daerahbelum melaksanakan pemusnahan arsip
9. melaksanakan pemusnahan arsip 0
yang memiliki retensi sekurang-kurangnya 10
yang memiliki retensi sekurang-
(sepuluh) tahun dalam kurun waktu 5 (lima) tahun
kurangnya 10 (sepuluh) tahun dalam
terakhir.
kurun waktu 5 (lima) tahun terakhir
Pemusnahan arsip yang memiliki
Pemusnahan arsip yang memiliki retensi
retensi sekurang-kurangnya 10
sekurang-kurangnya 10 (sepuluh) tahun di
10. (sepuluh) tahun di Lembaga 0
Lembaga Kearsipan Daerah tidak dilaksanakan
Kearsipan Daerah dilaksanakan
sesuai prosedur.
sesuai prosedur
Unit Kearsipan I Pemerintahan
Daerah yang diperankan oleh
Lembaga Kearsipan Daerah Unit Kearsipan I Pemerintahan Daerah yang
menyimpan arsip dari kegiatan diperankan oleh Lembaga Kearsipan Daerah tidak
11. 0
pemusnahan arsip yang memiliki menyimpan arsip yang tercipta dari kegiatan
retensi sekurang-kurangnya 10 pemusnahan arsip.
(sepuluh) tahun sesuai dengan
prosedur

Unit Kearsipan I Pemerintahan


Unit Kearsipan I Pemerintahan Daerah yang
Daerah yang diperankan oleh
diperankan oleh Lembaga Kearsipan Daerahtidak
Lembaga Kearsipan Daerah
12. menyimpan dan memperlakukan arsip yang 0
memperlakukan arsip yang tercipta
tercipta dari kegiatan pemusnahan arsip sebagai
dari kegiatan pemusnahan arsip
arsip vital.
sebagai arsip vital

Unit Kearsipan I Pemerintahan


Daerah yang diperankan oleh
Lembaga Kearsipan Daerah yang berperan
Lembaga Kearsipan Daerah
selaku Unit Kearsipan I Pemerintahan Daerah
menyampaikan tembusan Berita
13. tidak membuat Berita Acara dan Daftar Arsip 0
Acara dan Daftar Arsip Yang
Yang Dimusnahkan dari kegiatan pemusnahan
Dimusnahkan dari kegiatan
arsip.
pemusnahan arsip kepada Kepala
ANRI

Unit Kearsipan I yang diperan


Pemerintahan Daerah melaksanakan
Pelaksanaan penyerahan arsip statis disertai
kewajibannya menyerahkan arsip
14. dengan Berita acara serah terima arsip statis dan 4
statis ke Lembaga Kearsipan Daerah
Daftar arsip statis yang diserahkan
dalam kurun waktu 5 (lima) tahun
terakhir
Penyerahan arsip statis oleh Unit
Kearsipan I Pemerintahan Daerah Penyerahan arsip statis oleh Unit Kearsipan I
yang diperankan oleh Lembaga Pemerintahan Daerah ke Lembaga Kearsipan
15. 1
Kearsipan Daerah ke Lembaga Daerah memenuhi 1 (satu) dari 6 (enam)
Kearsipan Daerah dilaksanakakan prosedur.
sesuai prosedur
Unit Kearsipan I Pemerintahan Unit Kearsipan I Pemerintahan Daerah yang
Daerah yang diperankan oleh diperankan oleh Lembaga Kearsipan
16. Lembaga Kearsipan Daerah Daerahmenyimpan 1 (satu) sampai dengan 3 1
menyimpan arsip yang tercipta dari (tiga) dari 8 (delapan) arsip yang tercipta dari
kegiatan penyerahan arsip statis kegiatan penyerahan arsip statis.
Unit Kearsipan I Pemerintahan
Daerah yang diperankan oleh Unit Kearsipan I Pemerintahan Daerah memenuhi
Lembaga Kearsipan Daerah 1 (satu) dari 4 (empat) kriteria memperlakukan
17. 1
memperlakukan arsip yang tercipta arsip yang tercipta dari kegiatan penyerahan
dari kegiatan penyerahan arsip arsip sebagai arsip vital.
sebagai arsip vital
Intensitas Penyerahan arsip statis
Unit Kearsipan I Pemerintahan Daerah
oleh Unit Kearsipan I Pemerintahan
18. menyerahkan arsip statis sebanyak 4 (empat) kali 4
Daerah dalam kurun waktu 5 (lima)
dalam kurun waktu 5 (lima) tahun terakhir.
tahun terakhir
B. REFORM

Perangkat Daerah menggunakan Belum terdapat Perangkat Daerah menggunakan


1. Aplikasi Sistem Informasi Kearsipan Aplikasi Sistem Informasi Kearsipan Dinamis 0
Dinamis Terintegrasi (SRIKANDI). Terintegrasi (SRIKANDI)

NO ASPEK/KOMPONEN/PERNYATAAN KONDISI FAKTUAL LEVEL


IV. ASPEK PENGELOLAAN ARSIP STATIS
A. KEWAJIBAN MELAKSANAKAN PENGELOLAAN ARSIP STATIS
Lembaga Kearsipan Daerah memiliki
Lembaga Kearsipan Daerah belum memiliki
1. Panduan Akuisisi Arsip dan telah 0
Panduan Akuisisi Arsip.
ditetapkan oleh Kepala LKD.

Akuisisi Arsip di Lembaga Kearsipan Daerah


Akuisisi Arsip di Lembaga Kearsipan
2. dilaksanakan sesuai dengan 7 (tujuh) sampai 3
Daerah dilaksanakan sesuai prosedur
dengan 9 (sembilan) dari 10 (sepuluh) prosedur.
Lembaga Kearsipan Daerah Unit Kearsipan I Pemerintahan Daerah memenuhi
menyimpan dan memperlakukan 3 (tiga) dari 4 (empat) kriteria memperlakukan
3. 3
arsip yang tercipta dari kegiatan arsip yang tercipta dari kegiatan akuisisi arsip
Akuisisi Arsip sebagai arsip vital sebagai arsip vital.
Lembaga Kearsipan Daerah melaksanakan
Lembaga Kearsipan Daerah
kegiatan monitoring dan pendataan terhadap
4. melaksanakan kegiatan monitoring 3
organisasi atau pencipta arsip dan fisik arsip,
dalam rangka Akuisisi Arsip
dalam rangka Akuisisi Arsip.
Intensitas Akuisisi Arsip oleh Lembaga Kearsipan Daerah melaksanakan
5. Lembaga Kearsipan Daerah dalam kegiatan Akuisisi Arsip sebanyak 4 (empat) kali 4
kurun waktu 5 (lima) tahun terakhir dalam kurun waktu 5 (tahun) terakhir.
Perangkat Daerah yang diakuisisi Lebih dari 30% sampai dengan 60% Perangkat
arsipnya oleh Lembaga Kearsipan Daerah telah diakuisisi arsipnya oleh Lembaga
6. 2
Daerah dalam kurun waktu 5 (lima) Kearsipan Daerah dalam kurun waktu 5 (lima)
tahun terakhir tahun terakhir.
Lembaga Kearsipan Daerah
Lembaga Kearsipan Daerah melaksanakan
melaksanakan Pengolahan Arsip
Pengolahan Arsip Statis yang menghasilkan
Statis yang menghasilkan Daftar
7. Daftar Arsip Statis dengan memenuhi 1 (satu) 3
Arsip Statis dengan memenuhi
sampai dengan 4 (empat) dari 5 (lima) elemen
seluruh elemen Daftar Arsip Statis
Daftar Arsip Statis yang telah ditentukan.
yang telah ditentukan
Lembaga Kearsipan Daerah
menyusun Inventaris Arsip Statis
Lembaga Kearsipan Daerah tidak menyusun
8. dengan memenuhi seluruh elemen 0
Inventaris Arsip Statis.
Inventaris Arsip Statis yang telah
ditentukan
Lembaga Kearsipan Daerah
Lembaga Kearsipan Daerah tidak menyusun
menyusun daftar arsip statis terhadap
9. Daftar Arsip Statis terhadap seluruh khazanah 0
seluruh khazanah arsip statis yang
arsip statis yang dimiliki.
dimiliki
Lembaga Kearsipan Daerah Lembaga Kearsipan Daerah tidak menyusun
10. menyusun khazanah arsip statis ke khazanah arsip statis ke dalam Inventaris Arsip 0
dalam Inventaris Arsip Statis Statis.

Lembaga Kearsipan Daerah


menyusun Guide Arsip Statis dengan Lembaga Kearsipan Daerah belum menyusun
11. 0
memenuhi seluruh elemen Guide Guide Arsip Statis
Arsip Statis yang telah ditentukan

Lembaga Kearsipan Daerah Lembaga Kearsipan Daerah melaksanakan 9


melaksanakan upaya Preservasi (sembilan) sampai dengan 11 (sebelas) dari 12
12. 3
Preventif berupa penyimpanan arsip (dua belas) upaya Preservasi Preventif berupa
statis sesuai ketentuan penyimpanan arsip statis sesuai ketentuan.
Lembaga Kearsipan Daerah menyimpan lebih dari
Arsip statis yang disimpan pada rak
30% sampai dengan 60% arsip statis
13. arsip sesuai dengan standar 2
menggunakan sarana penyimpanan yang sesuai
kearsipan
dengan bentuk dan media.
Arsip statis yang disimpan Lembaga Kearsipan Daerah menyimpan lebih dari
menggunakan sarana 30% sampai dengan 60% arsip statis
14. 2
(pembungkus/container) arsip sesuai menggunakan sarana penyimpanan yang sesuai
dengan media dengan bentuk dan media.
Lembaga Kearsipan Daerah
Lembaga Kearsipan Daerah melaksanakan
15. melaksanakan upaya pengendalian 4
seluruh upaya pengendalian hama terpadu.
hama terpadu
Lembaga Kearsipan Daerah
Lembaga Kearsipan Daerah melaksanakan
16. melaksanakan upaya reproduksi 4
seluruh upaya reproduksi arsip.
arsip
Lembaga Kearsipan Daerah
Lembaga Kearsipan Daerah tidak melaksanakan
melaksanakan upaya perencanaan
17. upaya perencanaan menghadapi bencana 0
menghadapi bencana (disaster
(disaster planning).
planning)
Lembaga Kearsipan Daerah
Lembaga Kearsipan Daerah tidak melaksanakan
18. melaksanakan upaya perawatan 0
upaya perawatan arsip dengan prinsip perbaikan.
arsip dengan prinsip perbaikan
Lembaga Kearsipan Daerah Lembaga Kearsipan Daerah memenuhi 5 (lima)
19. memenuhi prinsip Akses dan sampai dengan 6 (enam) dari 7 (tujuh) prinsip 3
Layanan Arsip Statis Akses dan Layanan Arsip Statis.
Lembaga Kearsipan Daerah Lembaga Kearsipan Daerah memberikan 5 (lima)
20. memberikan Layanan Arsip Statis sampai dengan 6 (enam) dari 7 (tujuh) layanan 3
sesuai kriteria Arsip Statis sesuai kriteria.
Lembaga Kearsipan Daerah telah Lembaga Kearsipan Daerah terdaftar sebagai
21. menjadi simpul pada Jaringan simpul dan aktif melakukan proses unggah pada 4
Informasi Kearsipan Nasional Jaringan Informasi Kearsipan Nasional.
Lembaga Kearsipan Daerah
melaksanakan tanggung jawab
22. - -
sebagai simpul pada Jaringan
Informasi Kearsipan Nasional
B. REFORM
Penyelamatan arsip hasil
penggabungan atau pembubaran Penyelamatan arsip hasil penggabungan atau
Perangkat Daerah oleh Lembaga pembubaran Perangkat Daerah dilaksanakan
1. 3
Kearsipan Daerah dilaksanakan dengan memenuhi 4 (empat) dari 5 (lima) tahapan
dengan memenuhi tahapan yang yang disyaratkan.
disyaratkan
Lembaga Kearsipan Daerah
menyusun Daftar Pencarian Arsip Lembaga Kearsipan Daerah tidak menyusun
terhadap jenis arsip yang masuk Daftar Pencarian Arsip terhadap jenis arsip yang
2. 0
kategori Daftar Pencarian Arsip masuk kategori Daftar Pencarian Arsip
berdasarkan tata cara dan prosedur berdasarkan tata cara dan prosedur yang berlaku.
yang berlaku
Lembaga Kearsipan Daerah
Lembaga Kearsipan Daerah tidak mengumumkan
3. mengumumkan Daftar Pencarian 0
Daftar Pencarian Arsip.
Arsip
Lembaga Kearsipan Daerah Lembaga Kearsipan Daerah belum menyimpan
menyimpan arsip yang tercipta dari dan memperlakukan arsip yang tercipta dari
4. 0
kegiatan pembuatan Daftar kegiatan pembuatan Daftar Pencarian Arsip
Pencarian Arsip sebagai arsip vital sebagai arsip vital.
Lembaga Kearsipan Daerah Lembaga Kearsipan Daerah tidak
5. menyelenggarakan pameran virtual menyelenggarakan pameran virtual dan/atau 0
dan/atau pameran fisik arsip pameran fisik arsip.
Penggunaan arsip oleh pengguna pada Lembaga
Penggunaan arsip oleh pengguna
6. Kearsipan Daerah paling sedikit satu kali 3
pada Lembaga Kearsipan Daerah
penggunaan dalam waktu satu bulan.
Lembaga Kearsipan Daerah
melaksanakan proses perawatan
Lembaga Kearsipan Daerah tidak melakukan
7. arsip statis dalam rangka 0
identifikasi arsip statis yang mengalami kerusakan
keselamatan arsip fisik dan
informasinya

Lembaga Kearsipan Daerah sebagai


Lembaga Kearsipan Daerah sebagai simpul pada
simpul pada Jaringan Informasi
8. Jaringan Informasi Kearsipan Nasional belum 0
Kearsipan Nasional memiliki Sumber
memiliki Sumber Daya yang memadai.
Daya yang memadai

Lembaga Kearsipan Daerah


Lembaga Kearsipan Daerah belum melaksanakan
melaksanakan kegiatan
kegiatan penyelamatan dan pelestarian arsip
9. penyelamatan dan pelestarian arsip 0
negara Periode 2014 - 2019 terhadap Perangkat
negara Periode 2014 - 2019 terhadap
Daerah di Lingkunganya.
Perangkat Daerah di Lingkunganya

NO ASPEK/KOMPONEN/PERNYATAAN KONDISI FAKTUAL LEVEL


V. ASPEK SUMBER DAYA KEARSIPAN
A. KEWAJIBAN PEMENUHAN SUMBER DAYA KEARSIPAN
Lembaga Kearsipan Daerah
melaksanakan kewajiban
1. pengelolaan arsip statis yang diterima - -
dari lembaga pencipta arsip di
lingkungannya.
Lembaga Kearsipan Daerah
menerima dan mengelola arsip statis
2. - -
dari Perangkat Daerah di
lingkungannya
Lembaga Kearsipan Daerah
3. - -
melaksanakan fungsi dan tugasnya
Pemerintah Kabupaten/Kota
membentuk Lembaga Kearsipan
4. Daerah berdasarkan peraturan - -
perundang-undangan yang berlaku di
Pemerintahan Daerah
Kepala Lembaga Kearsipan Daerah
memenuhi persyaratan kompetensi
5. - -
Pejabat Struktural di bidang
kearsipan

Ketersediaan Arsiparis pada


Lembaga Kearsipan Daerah sesuai
6. - -
dengan Analisis Kebutuhan Arsiparis
pada Lembaga Kearsipan Daerah

Pemerintah Daerah mengangkat


Arsiparis melalui jalur Inpassing dan
7. Penyetaraan memenuhi persyaratan - -
kompetensi sesuai ketentuan
perundang-undangan
Pengangkatan pertama kali dalam
jabatan Arsiparis memenuhi
8. persyaratan kompetensi sesuai - -
ketentuan peraturan perundang-
undangan
Pemerintahan Daerah menyusun
Analisis Kebutuhan Arsiparis pada
9. - -
Pemerintah Berdasarkan
Rekomendasi dari ANRI
Ketersediaan Arsiparis pada
Pemerintahan Daerah yang sesuai
10. dengan hasil Analisis Kebutuhan - -
Arsiparis pada tahun berjalan yang
direkomendasikan oleh ANRI
Arsiparis pada Lembaga Kearsipan
11. Daerah ditempatkan dan - -
didistribusikan sesuai formasi
Lembaga Kearsipan Daerah
menyusun dan
12. mengimplementasikan Training Need - -
Analysis Kearsipan pada Pemerintah
Kabupaten/Kota

Arsiparis pada Lembaga Kearsipan


13. - -
Daerah telah tersertifikasi

Arsiparis pada Lembaga Kearsipan


Daerah mengikuti Pengembangan
Sumber Daya Manusia Kearsipan
14. - -
(Diklat Teknis, Sosialisasi, Seminar,
Workshop, Bimbingan Teknis, dan
sejenisnya)
Lembaga Kearsipan Daerah memiliki
15. - -
Ruang Penyimpanan Arsip Inaktif

Lembaga Kearsipan Daerah memiliki


16. - -
Ruang Pengolahan Arsip Inaktif

Lembaga Kearsipan Daerah memiliki


17. - -
Ruang Layanan Arsip Inaktif

Lembaga Kearsipan Daerah memiliki


peralatan pendukung kegiatan
18. penyimpanan arsip inaktif - -
berdasarkan ketentuan peraturan
perundang-undangan
Lembaga Kearsipan Daerah memiliki
19. - -
Depot Arsip
20. Lokasi Depot Arsip memenuhi kriteria - -

Struktur Depot Arsip memenuhi


kriteria prasarana perlindungan
21. - -
bahaya kebakaran, penjagaan dan
kontrol
Ketersediaan ruangan pada Depot
22. Arsip sesuai peraturan perundang- - -
undangan
Ruang Penyimpanan Arsip Statis
23. pada Lembaga Kearsipan Daerah - -
memenuhi kriteria
Ruang Penyimpanan Arsip Statis
Tekstual dan
24. - -
Kearsitekturan/Kartografi memenuhi
kriteria
Ruang Penyimpanan Arsip Media
25. - -
Baru memenuhi kriteria
Lembaga Kearsipan Daerah memiliki
prasarana Pemeliharaan Arsip
26. - -
berupa Dehumidifier dan
Thermohygrometer
Lembaga Kearsipan Daerah
melaksanakan Pengaturan Suhu dan
27. Kelembaban berdasarkan jenis arsip - -
yang disimpan sesuai dengan teknis
pelaksanaan
Lembaga Kearsipan Daerah memiliki
peralatan pendukung kegiatan
28. penyimpanan arsip statis - -
berdasarkan ketentuan peraturan
perundang-undangan

Lembaga Kearsipan Daerah Lembaga Kearsipan Daerah secara rutin


29. mengalokasikan pendanaan untuk mengalokasikan pendanaan setiap tahunnya 4
melaksanakan kegiatan kearsipan untuk melaksanakan seluruh kegiatan kearsipan.

B. REFORM

Pada Pemerintahan Daerah terdapat


1. Arsiparis berprestasi dalam kurun - -
waktu 5 (lima) tahun terakhir

Pemerintahan Daerah memiliki


2. teknologi informasi dalam - -
Pengelolaan Arsip Inaktif
BAB II
WASAN KEARSIPAN EKSTERNAL
AH KABUPATEN/KOTA
TAHUN ...

CATATAN TIM PENGAWAS REKOMENDASI TAHUN ...

Pemerintahan Kota Padang Panjang telah


menetapkabn kebijakan terkait TND melalui
Perwako no 1 tahun 2022 tentang TND di
Pemerintahan Kota Padang Panjang perlu untuk
lingkungan Kota Padang Panjang.
melakukan revisi kebijakan tentang TND dengan
Sebagian besar, materi muatan pada kebijakan
menambahkan materi muatan, terkait:
tersebut telah sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
1. Telaah Staf
Namun, terdapat materi muatan yang belum diatur
2. Naskah dinas berupa nota dinas
dalam peraturan tersebut, yaitu:
1. Telaah Staf
2. Naskah dinas berupa nota dinas

0
0

0
0

0
0

CATATAN TIM PENGAWAS REKOMENDASI TAHUN ...

0
0

0
0

CATATAN TIM PENGAWAS REKOMENDASI TAHUN ...


UH) TAHUN
URANGNYA 10 (SEPULUH) TAHUN
0

0
0

0
0

0
0

CATATAN TIM PENGAWAS REKOMENDASI TAHUN ...


0

0
0

0
0

0
0

CATATAN TIM PENGAWAS REKOMENDASI TAHUN ...


0

0
0

0
0

0
0

0
REKAPITULASI HASIL PENGAWASAN KEARSIPAN EKSTERNAL
PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA
TAHUN ...

NILAI NILAI BOBOT NILAI


NO ASPEK/KOMPONEN
STANDAR PEROLEHAN KOMPONEN KOMPONEN
I. ASPEK KEBIJAKAN 2100 1540 0 73.79
A. PEMENUHAN 1400 1090 0.7 54.50
B. REFORM 700 450 0.3 19.29
II. ASPEK PEMBINAAN 1300 520 0 46.00
A. KEWAJIBAN MELAKSANAKAN PEMBINAAN 800 420 0.8 42.00
B. REFORM 500 100 0.2 4.00
III. ASPEK PENGELOLAAN ARSIP INAKTIF DENGAN RETENSI 1900 630 0 31.50
SEKURANG-KURANGNYA 10 TAHUN

A. KEWAJIBAN MELAKSANAKAN PENGELOLAAN ARSIP INAKTIF 1800 630 0.9 31.50


DENGAN RETENSI SEKURANG-KURANGNYA 10 TAHUN
B. REFORM 100 0 0.1 0.00
IV. ASPEK PENGELOLAAN ARSIP STATIS 3100 1180 0 40.93
A. 2200 1040 0.8 37.82
KEWAJIBAN MELAKSANAKAN PENGELOLAAN ARSIP STATIS
B. REFORM 900 140 0.2 3.11
V. ASPEK SUMBER DAYA KEARSIPAN 3100 100 0 3.10
A. KEWAJIBAN PEMENUHAN SDK 2900 100 0.9 3.10
B. REFORM 200 0 0.1 0
TOTAL NILAI/ NILAI STANDAR/ SKOR 11500 3970 43.29
KATEGORI C (KURANG)

70
80
LAMPIRAN

BOBOT
NILAI ASPEK
ASPEK
0.3 22.14
0 0.00
0 0.00
0.2 9.20
0 0.00
0 0.00
0.1 3.15

0 0.00

0 0.00
0.2 8.19
0 0.00
0 0.00
0.2 0.62
0 0.00
0 0
43.29

Anda mungkin juga menyukai