Nama Obwas - Tahun - Formulir Aske Kabupaten-Kota
Nama Obwas - Tahun - Formulir Aske Kabupaten-Kota
2. ALAMAT INSTANSI
DINAS PERPUSTAKAAN DAN KEARSIPAN
3. NAMA LEMBAGA
KEARSIPAN DAERAH DINAS PERPUSTAKAAN DAN KEARSIPAN
NAMA
4. PENANGGUNGJAWAB
LEMBAGA KEARSIPAN ZULFIKAR,S.Pi.,M.Si
DAERAH
5. PERATURAN ORGANISASI
Peraturan Bupati Nomor 72 Tahun 2021
KEARSIPAN
JUMLAH PERANGKAT
6. DAERAH SELAKU UNIT 1
KEARSIPAN II
JUMLAH ARSIPARIS DI
8. LEMBAGA KEARSIPAN 1
DAERAH
A. KATEGORI KEAHLIAN
KATEGORI
B.
KETERAMPILAN
JUMLAH ARSIPARIS DI
9. 1
PEMERINTAHAN DAERAH
A. KATEGORI KEAHLIAN
KATEGORI
B. 1
KETERAMPILAN
JUMLAH PENGELOLA
ARSIP DI LEMBAGA
B. KEARSIPAN DAERAH
YANG MEMENUHI
PERSYARATAN
KOMPETENSI KEARSIPAN
(*) BUBUHKAN TANDA SILANG (X) UNTUK PILIHAN JAWABAN PADA KOLOM CHECKLIST, KOTAK (*) PILIH JAWABAN YA/TIDAK DENGAN MEMBERIKAN TANDA SILANG (X) KOLOM PENILAIAN DAN BUBUHKAN CATATAN APABILA DIPERLUKAN PADA KOLOM
BERWARNA HIJAU CATATAN OBJEK PENGAWASAN, KOTAK BERWARNA HIJAU
Pada Pemerintahan Daerah belum terdapat Kebijakan Tata Naskah Dinas Kebijakan mengatur materi jenis dan
a. v 2
yang berlaku di Lingkungannya format naskah dinas:
Pemerintahan Daerah telah menyusun rancangan Kebijakan Tata Naskah LIHAT LEMBAR
b.1 2.2 Instruksi 2 v 2
Dinas dengan kriteria sampai dengan 50% terpenuhi dan benar. KRITERIA
c. Telah ditetapkan Kebijakan Tata Naskah Dinas 2.5 Naskah Dinas Penugasan (Surat Perintah) 2 v 2
Pemerintahan Daerah telah menetapkan Kebijakan Tata Naskah Dinas LIHAT LEMBAR
c.1 2.6 Naskah Dinas Korespondensi Intern 2 v 2
dengan kriteria sampai dengan 50% terpenuhi dan benar KRITERIA
Pemerintahan Daerah telah menetapkan Kebijakan Tata Naskah Dinas LIHAT LEMBAR
c.2 2.7 Naskah Dinas Korespondensi Ekstern 2 v 2
dengan kriteria lebih dari 50% sampai dengan 70% terpenuhi dan benar. KRITERIA
Pemerintahan Daerah telah menetapkan Kebijakan Tata Naskah Dinas LIHAT LEMBAR v
c.3 2.8 Surat Perjanjian 2 v 2
dengan kriteria lebih dari 70% sampai dengan 99% terpenuhi dan benar. KRITERIA
Pemerintahan Daerah telah menetapkan Kebijakan Tata Naskah Dinas LIHAT LEMBAR
c.4 2.9 Surat Kuasa 2 v 2
dengan kriteria 100% terpenuhi dan benar. KRITERIA
Lebih dari 70% sampai dengan 99% Perangkat Daerah mendapatkan Kebijakan mengatur materi tata cara
d. v 3
sosialisasi terkait Kebijakan Tata Naskah Dinas. pembuatan naskah dinas:
100% Perangkat Daerah mendapatkan sosialisasi terkait Kebijakan Tata
e. 3.1 Persyaratan Pembuatan 2 v 0
Naskah Dinas.
3.12 Tembusan 2 v 2
3.13 Lampiran 2 v 2
TOTAL PERSENTASE TATA NASKAH DINAS (%) 100 TOTAL SKOR (%) 71
Catatan: Apabila Pemerintah Daerah Kab/Kota telah mengaplikasikan penggunaan TND elektronik maka harus menambahkan materi muatan pada kebijakan terkait TND.
Selain itu, materi muatan materi penggunaan cap, penggunaan kertas, penggunaan paraf, amplop, warna tinta, kata penyambung perpindahan halaman, tidak menjadi
penilaian atau dinyatakan "iya".
EM KEARSIPAN EKSTERNAL PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA (FORMULIR ASKE PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA)
Di dalam rancangan kebijakan atau kebijakan tata naskah dinas telah mengatur
ketentuan teknis mengenai jenis dan format naskah dinas "Surat Perjanjian"
yaitu naskah dinas yang berisi kesepakatan bersama tentang sesuatu hal yang Lampiran Bab I, huruf C angka 1 Peraturan ANRI Nomor 5 Tahun 2021 tentang Pedoman Tata
mengikat antara kedua belah pihak atau lebih untuk melaksanakan tindakan Naskah Dinas.
atau perbuatan hukum yang telah disepakati bersama. Surat perjanjian berupa
perjanjian dalam negeri atau perjanjian internasional.
Di dalam rancangan kebijakan atau kebijakan tata naskah dinas telah mengatur
ketentuan teknis mengenai jenis dan format naskah dinas "Surat Kuasa" yaitu
Lampiran Bab I, huruf C angka 2 Peraturan ANRI Nomor 5 Tahun 2021 tentang Pedoman Tata
naskah dinas yang berisi pemberian wewenang kepada badan
Naskah Dinas.
hukum/kelompok orang/ perseorangan atau pihak lain dengan atas namanya
untuk melakukan suatu tindakan tertentu dalam rangka kedinasan.
Di dalam rancangan kebijakan atau kebijakan tata naskah dinas telah mengatur
ketentuan teknis mengenai jenis dan format naskah dinas "Berita Acara" yaitu
Lampiran Bab I, huruf C angka 3 Peraturan ANRI Nomor 5 Tahun 2021 tentang Pedoman Tata
naskah dinas yang berisi tentang pernyataan bahwa memang telah terjadi
Naskah Dinas.
suatu proses pelaksanaan kegiatan pada waktu tertentu yang harus
ditandatangani oleh para pihak dan para saksi.
Di dalam rancangan kebijakan atau kebijakan tata naskah dinas telah mengatur
ketentuan teknis mengenai jenis dan format naskah dinas "Surat Keterangan" Lampiran Bab I, huruf C angka 4 Peraturan ANRI Nomor 5 Tahun 2021 tentang Pedoman Tata
yaitu naskah dinas yang berisi informasi mengenai hal, peristiwa, atau tentang Naskah Dinas.
seseorang untuk kepentingan kedinasan.
Di dalam rancangan kebijakan atau kebijakan tata naskah dinas telah mengatur
ketentuan teknis mengenai jenis dan format naskah dinas "Surat Pengantar" Lampiran Bab I, huruf C angka 5 Peraturan ANRI Nomor 5 Tahun 2021 tentang Pedoman Tata
yaitu naskah dinas yang digunakan untuk mengantar/menyampaikan barang Naskah Dinas.
atau naskah.
Di dalam rancangan kebijakan atau kebijakan tata naskah dinas telah mengatur
ketentuan teknis mengenai jenis dan format naskah dinas "Pengumuman" yaitu
Lampiran Bab I, huruf C angka 6 Peraturan ANRI Nomor 5 Tahun 2021 tentang Pedoman Tata
naskah dinas yang memuat pemberitahuan tentang suatu hal yang ditujukan
Naskah Dinas.
kepada semua pejabat/pegawai/perseorangan/lembaga baik di dalam maupun
di luar lembaga.
Di dalam rancangan kebijakan atau kebijakan tata naskah dinas telah mengatur
ketentuan teknis mengenai jenis dan format naskah dinas "Laporan" yaitu Lampiran Bab I, huruf D Peraturan ANRI Nomor 5 Tahun 2021 tentang Pedoman Tata Naskah
naskah dinas yang memuat pemberitahuan tentang pelaksanaan suatu Dinas.
kegiatan/kejadian.
Di dalam rancangan kebijakan atau kebijakan tata naskah dinas telah mengatur
ketentuan teknis mengenai jenis dan format naskah dinas "Telaahan Staf" atau
bentuk naskah dinas lain yaitu bentuk uraian yang disampaikan oleh pejabat Lampiran Bab I, huruf E Peraturan ANRI Nomor 5 Tahun 2021 tentang Pedoman Tata Naskah
atau staf yang memuat analisis singkat dan jelas mengenai suatu persoalan Dinas.
dengan memberikan jalan keluar/pemecahan yang disarankan. Jenis naskah
dinas ini juga sebagai sarana komunikasi bawahan dengan atasannya.
Di dalam rancangan kebijakan atau kebijakan tata naskah dinas telah mengatur Lampiran Bab II tentang Pembuatan Naskah Dinas Peraturan ANRI Nomor 5 Tahun 2021
ketentuan teknis mengenai tata cara pembuatan naskah dinas. tentang Pedoman Tata Naskah Dinas.
Di dalam rancangan kebijakan atau kebijakan tata naskah dinas telah mengatur
Lampiran Bab II, huruf A Peraturan ANRI Nomor 5 Tahun 2021 tentang Pedoman Tata Naskah
ketentuan teknis mengenai syarat-syarat pembuatan naskah dinas seperti
Dinas.
ketelitian, kejelasan, logis dan singkat, dan pembakuan.
Di dalam rancangan kebijakan atau kebijakan tata naskah dinas telah mengatur
ketentuan teknis mengenai susunan penomoran naskah dinas arahan, naskah
Lampiran Bab II, huruf B Peraturan ANRI Nomor 5 Tahun 2021 tentang Pedoman Tata Naskah
dinas penugasan, dan naskah dinas korespondensi. Selanjutnya, pada
Dinas.
susunan penomoran naskah dinas penugasan dan naskah dinas
korespondensi terdapat pencantuman kode klasifikasi arsip.
Di dalam rancangan kebijakan atau kebijakan tata naskah dinas telah mengatur
Lampiran Bab II, huruf C angka 1 Peraturan ANRI Nomor 5 Tahun 2021 tentang Pedoman Tata
ketentuan teknis mengenai ukuran dan gramatur/berat kertas yang digunakan
Naskah Dinas.
dalam pembuatan naskah dinas.
Di dalam rancangan kebijakan atau kebijakan tata naskah dinas telah mengatur
Lampiran Bab II, huruf C angka 2 Peraturan ANRI Nomor 5 Tahun 2021 tentang Pedoman Tata
ketentuan teknis mengenai ukuran, warna, penulisan pengirim dan tujuan pada
Naskah Dinas.
amplop/sampul yang digunakan untuk surat menyurat.
Di dalam rancangan kebijakan atau kebijakan tata naskah dinas telah mengatur
Lampiran Bab II, huruf C Peraturan ANRI Nomor 5 Tahun 2021 tentang Pedoman Tata Naskah
ketentuan teknis mengenai warna tinta yang digunakan untuk
Dinas.
penulisan/pengetikan dan penandatanganan naskah dinas.
Di dalam rancangan kebijakan atau kebijakan tata naskah dinas telah mengatur
Lampiran Bab II, huruf D Peraturan ANRI Nomor 5 Tahun 2021 tentang Pedoman Tata Naskah
ketentuan teknis mengenai penggunaan jarak spasi dalam pengetikan naskah
Dinas.
dinas.
Di dalam rancangan kebijakan atau kebijakan tata naskah dinas telah mengatur
Lampiran Bab II, huruf D Peraturan ANRI Nomor 5 Tahun 2021 tentang Pedoman Tata Naskah
ketentuan teknis mengenai jenis huruf yang digunakan dalam pengetikan
Dinas.
naskah dinas seperti Arial, Bookman Old Style, Time New Roman dls.
Di dalam rancangan kebijakan atau kebijakan tata naskah dinas telah mengatur
Lampiran Bab II, huruf D Peraturan ANRI Nomor 5 Tahun 2021 tentang Pedoman Tata Naskah
ketentuan teknis mengenai ukuran huruf yang digunakan dalam pengetikan
Dinas.
naskah dinas seperti Arial 12, Bookmanold Style 12, Time New Roman 12 dls.
Di dalam rancangan kebijakan atau kebijakan tata naskah dinas telah mengatur
ketentuan teknis mengenai kata penyambung perpindahan halaman yaitu kata
yang digunakan sebagai tanda bahwa teks masih berlanjut pada halaman
Lampiran Bab II, huruf D Peraturan ANRI Nomor 5 Tahun 2021 tentang Pedoman Tata Naskah
berikutnya (jika naskah lebih dari satu halaman). Kata penyambung diambil
Dinas.
persis sama dari kata pertama halaman berikutnya. Kata penyambung ditulis
pada akhir setiap halaman pada baris terakhir teks di sudut kanan bawah
Di dalam rancangan kebijakan atau kebijakan tata naskah dinas telah mengatur
halaman dengan urutan kata penyambung dan tiga buah titik.
ketentuan teknis mengenai penggunaan batas antara tepi kertas dan naskah,
Lampiran Bab II, huruf E Peraturan ANRI Nomor 5 Tahun 2021 tentang Pedoman Tata Naskah
baik pada tepi atas, kanan, bawah, maupun pada tepi kiri yang dilakukan
Dinas.
berdasarkan ukuran yang terdapat pada peralatan yang digunakan untuk
membuat naskah dinas.
Di dalam rancangan kebijakan atau kebijakan tata naskah dinas telah mengatur
Lampiran Bab II, huruf F Peraturan ANRI Nomor 5 Tahun 2021 tentang Pedoman Tata Naskah
ketentuan teknis mengenai pencantuman nomor halaman pada pembuatan
Dinas.
naskah dinas.
Di dalam rancangan kebijakan atau kebijakan tata naskah dinas telah mengatur
Lampiran Bab II, huruf G Peraturan ANRI Nomor 5 Tahun 2021 tentang Pedoman Tata Naskah
ketentuan teknis mengenai tata cara penggunaan dan pencantuman tembusan
Dinas.
dalam naskah dinas.
Di dalam rancangan kebijakan atau kebijakan tata naskah dinas telah mengatur
Lampiran Bab II, huruf H Peraturan ANRI Nomor 5 Tahun 2021 tentang Pedoman Tata Naskah
ketentuan teknis mengenai tata cara serta format pencantuman lampiran dalam
Dinas.
pembuatan naskah dinas.
Di dalam rancangan kebijakan atau kebijakan tata naskah dinas telah mengatur
ketentuan teknis mengenai tanda pengenal/identifikasi bersifat resmi berupa Lampiran Bab II, huruf I Peraturan ANRI Nomor 5 Tahun 2021 tentang Pedoman Tata Naskah
lambang negara dan logo lembaga yang digunakan dalam pembuatan naskah Dinas.
dinas.
Di dalam rancangan kebijakan atau kebijakan tata naskah dinas telah mengatur
Lampiran Bab II, huruf J angka 1 Peraturan ANRI Nomor 5 Tahun 2021 tentang Pedoman Tata
ketentuan teknis mengenai tata cara serta letak pembubuhan paraf pada
Naskah Dinas.
konsep net naskah dinas sebelum ditanda tangani oleh pejabat berwenang.
Di dalam rancangan kebijakan atau kebijakan tata naskah dinas telah mengatur
Lampiran Bab II, huruf J angka 2 Peraturan ANRI Nomor 5 Tahun 2021 tentang Pedoman Tata
ketentuan teknis mengenai ukuran, bentuk, spesifikasi dan warna cap dinas
Naskah Dinas.
yang digunakan untuk pengabsahan naskah dinas.
Di dalam rancangan kebijakan atau kebijakan tata naskah dinas telah mengatur
Lampiran Bab II, huruf K Peraturan ANRI Nomor 5 Tahun 2021 tentang Pedoman Tata Naskah
ketentuan teknis mengenai tata cara perubahan naskah dinas (mengubah
Dinas.
bagian tertentu dari naskah dinas yang dinyatakan dengan lembar perubahan).
Di dalam rancangan kebijakan atau kebijakan tata naskah dinas telah mengatur
ketentuan teknis mengenai tata cara pembatalan naskah dinas (seluruh materi Lampiran Bab II, huruf K Peraturan ANRI Nomor 5 Tahun 2021 tentang Pedoman Tata Naskah
naskah dinas tidak diberlakukan lagi melalui suatu pernyataan pembatalan Dinas.
dalam naskah dinas yang baru).
Di dalam rancangan kebijakan atau kebijakan tata naskah dinas telah mengatur
ketentuan teknis mengenai tata cara ralat naskah dinas (perbaikan yang Lampiran Bab II, huruf K Peraturan ANRI Nomor 5 Tahun 2021 tentang Pedoman Tata Naskah
dilakukan terhadap sebagian materi naskah dinas melalui pernyataan ralat Dinas.
dalam naskah dinas yang baru).
Di dalam rancangan kebijakan atau kebijakan tata naskah dinas telah mengatur
ketentuan teknis mengenai tata cara pencabutan naskah dinas (mencabut
Lampiran Bab II, huruf K Peraturan ANRI Nomor 5 Tahun 2021 tentang Pedoman Tata Naskah
naskah dinas tertentu karena bertentangan atau tidak sesuai lagi dengan
Dinas.
peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi, khusus, atau naskah dinas
Di dalam
yang barurancangan kebijakan atau kebijakan tata naskah dinas telah mengatur
ditetapkan).
ketentuan teknis mengenai Pengamanan Naskah Dinas yang dilaksanakan
melalui penentuan kategori klasifikasi keamanan dan akses naskah dinas, Lampiran Bab III tentang Pengamanan Naskah Dinas Peraturan ANRI Nomor 5 Tahun 2021
pemberian kode derajat klasifikasi keamanan dan akses, pemberian nomor seri tentang Pedoman Tata Naskah Dinas.
pengaman dan security printing serta pembuatan dan pengawasan naskah
Di dalam
dinas yangrancangan kebijakan atau kebijakan tata naskah dinas telah mengatur
bersifat rahasia.
penentuan tingkat klasifikasi keamanan sekurang-kurangnya 2 tingkat/derajat
Lampiran Bab III, huruf A Peraturan ANRI Nomor 5 Tahun 2021 tentang Pedoman Tata Naskah
klasifikasi yang meliputi Biasa/Terbuka, Terbatas, Rahasia dan Sangat
Dinas.
Rahasia. Penentuan tingkat klasifikasi keamanan tersebut disesuaikan dengan
Di dalam rancangan
kepentingan kebijakan
dan substansi ataudinas.
naskah kebijakan tata naskah dinas telah mengatur
ketentuan teknis mengenai perlakuan terhadap naskah dinas berdasarkan
klasifikasi keamanan melalui pemberian kode derajat pengamanan naskah Lampiran Bab III, huruf B angka 1 Peraturan ANRI Nomor 5 Tahun 2021 tentang Pedoman
dinas seperti kode SR (Sangat Rahasia), R (Rahasia), T (Terbatas) dan B Tata Naskah Dinas.
Di dalam
(Biasa/ rancangan
Terbuka) padakebijakan atau kebijakan
amplop yang digunakantata naskah
untuk dinas telah
mengirimkan mengatur
naskah
ketentuan
dinas. teknis mengenai metode security printing yang digunakan dalam
pencetakan naskah dinas untuk mencegah pemalsuan dan perusakan serta
Lampiran Bab III, huruf B angka 2 Peraturan ANRI Nomor 5 Tahun 2021 tentang Pedoman
jaminan terhadap keautentikan dan keterpercayaan naskah dinas. Metode-
Tata Naskah Dinas.
metode tersebut meliputi kertas khusus, Watermarks, Rosettes, Guilloche, Filter
image, Anticopy, Microtext, Line width modulation, Relief motif, dan Invisible
Di
ink.dalam rancangan kebijakan atau kebijakan tata naskah dinas telah mengatur
ketentuan teknis mengenai penentuan unit yang berwenang dalam pembuatan Lampiran Bab III, huruf B angka 3 Peraturan ANRI Nomor 5 Tahun 2021 tentang Pedoman
dan pengawasan nomor seri pengaman serta pencetakan pengamanan naskah Tata Naskah Dinas.
dinas yang bersifat rahasia.
Di dalam rancangan kebijakan atau kebijakan tata naskah dinas telah mengatur
ketentuan tentang hak dan kewajiban pejabat untuk mendantangani naskah Lampiran Bab IV tentang Kewenangan Penandatanganan Peraturan ANRI Nomor 5 Tahun
dinas sesuai dengan tugas dan tanggung jawab kedinasan yang melekat pada 2021 tentang Pedoman Tata Naskah Dinas.
jabatannya.
Di dalam rancangan kebijakan atau kebijakan tata naskah dinas telah mengatur
ketentuan teknis mengenai kewenangan pejabat tertentu untuk melaksanakan
dan menandatangani naskah dinas baik yang bersifat
Lampiran Bab IV huruf C Peraturan ANRI Nomor 5 Tahun 2021 tentang Pedoman Tata Naskah
kebijakan/keputusan/arahan maupun yang tidak bersifat
Dinas.
kebijakan/keputusan/arahan. Pembagian kewenangan penandatanganan
naskah dinas dapat dibuat ke dalam bentuk Matriks Kewenangan Pejabat
Di dalam rancangan kebijakan atau kebijakan tata naskah dinas telah mengatur
Penandatangan.
ketentuan teknis mengenai penggunaan garis kewenangan jika naskah dinas
Lampiran Bab IV huruf A dan B Peraturan ANRI Nomor 5 Tahun 2021 tentang Pedoman Tata
ditandatangani oleh pejabat yang mendapat pelimpahan dari pejabat
Naskah Dinas.
berwenang seperti Atas Nama (a.n.), Untuk Beliau (u.b.), Pelaksana Tugas
(Plt.) dan Pelaksana Harian (Plh.).
Di dalam rancangan kebijakan atau kebijakan tata naskah dinas telah mengatur
Lampiran Bab V tentang Pengendalian Naskah Dinas, huruf A Peraturan ANRI Nomor 5 Tahun
ketentuan teknis mengenai tahapan pengaturan atau pengurusan naskah dinas
2021 tentang Pedoman Tata Naskah Dinas.
yang diterima dari orang/lembaga lain baik secara manual maupun elektronik.
Di dalam rancangan kebijakan atau kebijakan tata naskah dinas telah mengatur
ketentuan teknis mengenai kegiatan penerimaan naskah dinas masuk oleh Lampiran Bab V huruf A angka 2.a Peraturan ANRI Nomor 5 Tahun 2021 tentang Pedoman
petugas atau pihak yang berhak menerima yang dikelompokan berdasarkan Tata Naskah Dinas.
kategori klasifikasi keamanan minimal 2 tingkat klasifikasi.
Di dalam rancangan kebijakan atau kebijakan tata naskah dinas telah mengatur
ketentuan teknis mengenai kegiatan mencatat naskah dinas masuk pada
Lampiran Bab V huruf A angka 2.b Peraturan ANRI Nomor 5 Tahun 2021 tentang Pedoman
sarana pengendalian naskah dinas masuk yang dilakukan oleh unit/petugas
Tata Naskah Dinas.
yang berwenang baik secara manual (buku agenda/kartu kendali) maupun
elektronik (agenda elektronik).
Di dalam rancangan kebijakan atau kebijakan tata naskah dinas telah mengatur
Lampiran Bab V huruf A angka 2.c Peraturan ANRI Nomor 5 Tahun 2021 tentang Pedoman
ketentuan teknis mengenai tindakan mengarahkan naskah dinas masuk sesuai
Tata Naskah Dinas.
isi informasi naskah dan berdasarkan kategori klasifikasi keamanan.
Di dalam rancangan kebijakan atau kebijakan tata naskah dinas telah mengatur
ketentuan teknis mengenai tindakan pendistribusian naskah dinas masuk Lampiran Bab V huruf A angka 2.d Peraturan ANRI Nomor 5 Tahun 2021 tentang Pedoman
kepada unit pengolah sesuai arahan baik menggunakan sarana manual (buku Tata Naskah Dinas.
ekspedisi atau lembar tanda terima) maupun elektronik.
Di dalam rancangan kebijakan atau kebijakan tata naskah dinas telah mengatur
Lampiran Bab V tentang Pengendalian Naskah Dinas, huruf A Peraturan ANRI Nomor 5 Tahun
ketentuan teknis mengenai tahapan pengaturan atau pengurusan naskah dinas
2021 tentang Pedoman Tata Naskah Dinas.
yang dikirim ke orang/lembaga lain baik secara manual maupun elektronik.
Di dalam rancangan kebijakan atau kebijakan tata naskah dinas telah mengatur
ketentuan teknis mengenai kegiatan mencatat serta meregistrasi (memberikan
nomor surat) naskah dinas keluar pada sarana pengendalian naskah dinas Lampiran Bab V huruf B angka 2.a Peraturan ANRI Nomor 5 Tahun 2021 tentang Pedoman
keluar yang dilakukan oleh unit/petugas yang berwenang baik secara manual Tata Naskah Dinas.
(buku agenda atau kartu kendali) maupun elektronik (agenda elektronik)
berdasarkan kategori klasifikasi keamanan minimal 2 tingkat klasifikasi.
Di dalam rancangan kebijakan atau kebijakan tata naskah dinas telah mengatur
ketentuan teknis mengenai kegiatan memperbanyak naskah dinas keluar yang Lampiran Bab V huruf B angka 2.b Peraturan ANRI Nomor 5 Tahun 2021 tentang Pedoman
sudah ditandatangani dengan sarana reproduksi yang tersedia sesuai dengan Tata Naskah Dinas.
kebutuhan.
Di dalam rancangan kebijakan atau kebijakan tata naskah dinas telah mengatur
ketentuan teknis mengenai kegiatan pengiriman/penyampaian naskah dinas
Lampiran Bab V huruf B angka 2.c Peraturan ANRI Nomor 5 Tahun 2021 tentang Pedoman
keluar sesuai alamat tujuan surat baik menggunakan jasa pengiriman atau
Tata Naskah Dinas.
diantar langsung oleh petugas persuratan/caraka yang disertai dengan bukti
tanda terima pengiriman surat.
Di dalam rancangan kebijakan atau kebijakan tata naskah dinas telah mengatur
ketentuan teknis mengenai kegiatan penyimpanan dokumentasi hasil
Lampiran Bab V huruf B angka 2.d Peraturan ANRI Nomor 5 Tahun 2021 tentang Pedoman
pengelolaan naskah dinas keluar berupa sarana pengendalian naskah dinas
Tata Naskah Dinas.
dan pertinggal naskah dinas keluar baik oleh Unit Pengolah maupun oleh Unit Angka 28 Lampiran II Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan
Kearsipan.
Di dalam rancangan kebijakan atau kebijakan tata naskah dinas telah mengatur Perundang-undangan mengamanatkan bahwa, Dasar hukum diawali dengan kata Mengingat.
ketentuan mengenai sarana yang digunakan untuk mencatat naskah dinas Dasar hukum memuat:
Lampiran Bab V tentang Pengendalian Naskah Dinas Peraturan ANRI Nomor 5 Tahun 2021
masuk dan naskah dinas keluar di Lingkungan Pemerintahan Daerah. Sarana a. Dasar kewenangan pembentukan Peraturan Perundang-undangan;
tentang Pedoman Tata Naskah Dinas.
pencatatan naskah dinas dapat berupa Buku Agenda Naskah Masuk/Keluar, dan
Pada
Kartu dasar hukum
Kendali, yang
Takah diawali
maupun dengan
Agenda kata "Mengingat" pada bagian
Elektronik. b. Peraturan Perundang-undangan yang memerintahkan pembentukan Peraturan Perundang-
pembukaan di dalam rancangan kebijakan atau kebijakan tata naskah dinas di undangan.
Lingkungan Pemerintahan Daerah telah mencantumkan Undang-Undang Selanjutnya, Angka 41 Lampiran II Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang
Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan dan Peraturan Pemerintah Nomor 28 Pembentukan Peraturan Perundang-undangan mengamanatkan bahwa, Peraturan
Tahun 2012 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009 Perundang–undangan yang digunakan sebagai dasar hukum hanya Peraturan Perundang–
tentang Kearsipan. undangan yang tingkatannya sama atau lebih tinggi.
Pada dasar hukum yang diawali dengan kata "Mengingat" pada bagian Angka 28 Lampiran II Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan
Lebih lanjut, Angka 45 Lampiran II Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang
pembukaan di dalam rancangan kebijakan atau kebijakan tata naskah dinas di Perundang-undangan jo. Pasal 40 ayat (4) Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-undangan mengamanatkan bahwa, Dasar hukum yang
lingkungan Pemerintahan Daerah telah mencantumkan Undang-Undang Nomor Kearsipan jo. Pasal 32 ayat (3) Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2012 tentang
bukan Undang–Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 tidak perlu
43 Tahun 2009 tentang Kearsipan. Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan.
mencantumkan pasal, tetapi cukup mencantumkan jenis dan nama Peraturan Perundang-
Pada dasar hukum yang diawali dengan kata "Mengingat" pada bagian
Angka 28 Lampiran
undangan II Undang-Undang
tanpa mencantumkan Nomor 12
frasa Republik Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan
Indonesia.
pembukaan di dalam rancangan kebijakan atau kebijakan tata naskah dinas di
Perundang-undangan jo. Pasal 40 ayat (4) Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang
lingkungan Pemerintahan Daerah telah mencantumkan Peraturan Pemerintah
Kearsipan jo. Pasal 32 ayat (3) Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2012 tentang
Nomor 28 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 43 Tahun
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan.
2009 tentang Kearsipan.
Kebijakan tata naskah dinas di lingkungan Pemerintahan Daerah telah
ditetapkan oleh Bupati/Walikota sesuai kewenangannya, atau telah ditetapkan
Pasal 32 ayat (3) Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan Undang-
oleh pejabat lain yang berwenang di lingkungan Pemerintahan Daerah dalam
Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan.
hal terdapat pendelegasian penetapan kebijakan tata naskah dinas dari
Bupati/Walikota.
(*) BUBUHKAN TANDA SILANG (X) UNTUK PILIHAN JAWABAN PADA KOLOM CHECKLIST, KOTAK
BERWARNA HIJAU
NO PERTANYAAN
ADA KOLOM CHECKLIST, KOTAK (*) PILIH JAWABAN YA/TIDAK DENGAN MEMBERIKAN TA
PENGAWASAN, KOTAK BERWARNA HIJAU
CHECKLI
KETERANGAN
ST
NO
1.
1.1
1.2
LIHAT LEMBAR
2.
KRITERIA
LIHAT LEMBAR
2.1
KRITERIA
LIHAT LEMBAR
v 2.2
KRITERIA
2.3
LIHAT LEMBAR
3.
KRITERIA
LIHAT LEMBAR
a
KRITERIA
LIHAT LEMBAR
b
KRITERIA
LIHAT LEMBAR v c
KRITERIA
4.
CHECKLI
KETERANGAN 4.1
ST
4.2
4.3
4.4
8.
9.
v 9.1
I ARSIP 9.2
10.
TOTAL PERSENTASE KLASIFIKASI ARSIP (%)
LEMBAR KERJA FORMULIR AUDIT SISTEM KEARSIPAN EKSTERNAL PEM
KEBIJAKAN
(*) PILIH JAWABAN YA/TIDAK DENGAN MEMBERIKAN TANDA SILANG (X) KOLOM PENILAIAN DAN BUBUHK
PENGAWASAN, KOTAK BERWARNA HIJAU
BOBOT PENILAIAN
KRITERIA
(%)
YA
Huruf
OM PENILAIAN DAN BUBUHKAN CATATAN APABILA DIPERLUKAN PADA KOLOM CATATAN OBJEK
PENILAIAN
CATATAN OBJEK PENGAWAS
TIDAK
v
Peraturan Bupati No. 44 Tahun 2012 tentang Pedoman
Pengelolaan Arsip Dinamis Pemerintahkabupaten Tanah Datar
TOTAL SKOR (%)
ULIR ASKE PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA)
M CATATAN OBJEK
Klasifikasi Arsip telah memuat fungsi dan tugas pokok pencipta arsip.
Fungsi adalah bentuk penyebaran urusan tertentu kepada unit kerja dan/atau
satuan kerja dan menjadi pedoman untuk melakukan kegiatan sebagai
tanggung jawabnya baik fungsi substantif maupun fungsi fasilitatif.
Cukup Jelas
Klasifikasi Arsip pada Pemerintah Kabupaten/Kota telah mengatur skema
klasifikasi dengan menuangan Pokok Masalah (Nama/Judul Fungsi). Pokok
masalah merupakan judul pertama dan bersifat umum yang ditulis berdasarkan
8.3 nama fungsi yang tercipta di lingkungan Pemerintah Kabupaten/Kota, bukan
ditulis dengan kata "benda" atau kata yang tidak mencerminkan nama fungsi.
Judul fungsi dapat diberi kode (angka atau huruf kapital) dan singkatan sesuai
Klasifikasi
fungsi yangArsip pada Pemerintah Kabupaten/Kota telah mengatur skema
bersangkutan.
klasifikasi dengan menuangkan Sub Masalah (Nama/Judul Kegiatan). Sub
masalah merupakan sekunder atau jenjang kedua dari fungsi, sehingga
8.3 penentuan sub masalah merupakan jenis-jenis aktivitas yang dilakukan untuk
melaksanakan salah satu fungsi organisasi/instansi. Judul pada sub masalah
dapat berupa
Klasifikasi kode
Arsip angka
pada yang dituangkan
Pemerintah dalam 1telah
Kabupaten/Kota digit,mengatur
2 digit yang sesuai
skema
dengan kebutuhan
klasifikasi pencipta arsip.
dengan menuangkan Sub-sub Masalah (Nama/Judul Transaksi
Kegiatan). Sub-sub masalah merupakan tersier atau jenjang ketiga dari fungsi,
sehingga penentuan sub-sub masalah mencerminkan transaksi kegiatan,
0
bukan menuangkan kata "benda" pada level transaksi kegiatan.
Judul pada sub-sub masalah dapat berupa kode angka yang dituangkan dalam
1 digit, 2 digit atau 3 digit yang sesuai dengan kebutuhan pencipta arsip.
Kode klasifikasi arsip merupakan simbol atau tanda pengenal suatu struktur
15
fungsi yang digunakan untuk membantu menyusun tata letak identitas arsip.
Kode Klasifikasi Arsip pada Pemerintah Kabupaten/Kota telah menuangkan
pilihan yang digunakan dalam menentukan Kode Klasifikasi Arsip dengan
menggunakan angka, huruf, atau kombinasi (angka dan huruf).
Pasal 5 Peraturan Kepala ANRI Nomor 19 Tahun 2012 tentang Pedoman Penyusunan
Klasifikasi Arsip mengamatkan bahwa dalam penyusunan klasifikasi di kelompokan
berdasarkan fungsi dan tugas pokok pencipta arsip meliputi fungsi fasilitatif dan subtantif.
Penjelasan Pasal 6 ayat (3) Peraturan Kepala ANRI Nomor 19 Tahun 2012 tentang Pedoman
Penyusunan Klasifikasi Arsip, mengamanatkan bahwa Skema klasifikasi meliputi nama atau
judul fungsi, nama kegiatan, dan nama transaksi-transaksi kegiatan. Selain itu terdapat pada
penjelasan pada Lampiran I, Bab III huruf B Angka 1 dan Angka 4 huruf C,serta huruf D
Peraturan Kepala ANRI Nomor 19 Tahun 2012.
Penjelasan Pasal 6 ayat (3) Peraturan Kepala ANRI Nomor 19 Tahun 2012 tentang Pedoman
Penyusunan Klasifikasi Arsip, mengamanatkan bahwa Skema klasifikasi meliputi nama atau
judul fungsi, nama kegiatan, dan nama transaksi-transaksi kegiatan. Selain itu terdapat pada
penjelasan pada Lampiran I, Bab III huruf B Angka 2 dan Angka 4 huruf C, serta huruf D
Peraturan Kepala ANRI Nomor 19 Tahun 2012.
Penjelasan Pasal 6 ayat (3) Peraturan Kepala ANRI Nomor 19 Tahun 2012 tentang Pedoman
Penyusunan Klasifikasi Arsip, mengamanatkan bahwa Skema klasifikasi meliputi nama atau
judul fungsi, nama kegiatan, dan nama transaksi-transaksi kegiatan. Selain itu terdapat pada
penjelasan pada Lampiran I, Bab III huruf B Angka 3 dan Angka 4 huruf C, serta huruf D
Peraturan Kepala ANRI Nomor 19 Tahun 2012.
Penjelasan Pasal 7 ayat (2) Peraturan Kepala ANRI Nomor 19 Tahun 2012 tentang Pedoman
Penyusunan Klasifikasi Arsip bahwa Sistem pengkodean sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
terdiri atas a. angka (numeric), b. huruf (alfabetis); atau, c. kombinasi huruf dan angka
(alphanumeric).
Penjelasan Pasal 7 ayat (2) Peraturan Kepala ANRI Nomor 19 Tahun 2012 tentang Pedoman
Penyusunan Klasifikasi Arsip bahwa Sistem pengkodean sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
terdiri atas:
a. angka (numeric);
b. huruf (alfabetis); atau
c. kombinasi huruf dan angka (alphanumeric). Dan penjelasan Lampiran I Bab III Huruf C
tentang Penggunaan Kode Klasifikasi Arsip.
Pasal 32 ayat (3) Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan Undang-
Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan.
(*) BUBUHKAN TANDA SILANG (X) UNTUK PILIHAN JAWABAN PADA KOLOM CHECKLIST, KOTAK
BERWARNA HIJAU
I. ASPEK KEBIJAKAN
A. PEMENUHAN
NO PERTANYAAN
KEB
ADA KOLOM CHECKLIST, KOTAK (*) PILIH JAWABAN YA/TIDAK DENGAN MEMBERIKAN T
KOLOM CATATAN OBJEK PENGAWASAN, KOTAK BERW
KETERANGAN CHECKLIST
NO
1.
a.
b.
LIHAT LEMBAR
c.
KRITERIA
LIHAT LEMBAR
d.
KRITERIA
LIHAT LEMBAR v 2.
KRITERIA
2.1
LIHAT LEMBAR
2.2
KRITERIA
LIHAT LEMBAR v 3.
KRITERIA
LIHAT LEMBAR
3.1
KRITERIA
LIHAT LEMBAR
3.2
KRITERIA
4.
4.2
v 4.3
4.4
4.5
4.6
4.7
AD 5.
6.
7.
7.1.
7.2.
(*) PILIH JAWABAN YA/TIDAK DENGAN MEMBERIKAN TANDA SILANG (X) KOLOM PENILAIAN DAN BUBUHK
KOLOM CATATAN OBJEK PENGAWASAN, KOTAK BERWARNA HIJAU
PENILAIAN
BOBOT
KRITERIA
(%)
YA
Sangat Rahasia v
Rahasia v
Terbatas v
Biasa/Terbuka v
Penyimpanan 9 v
Penyampaian 9 v
Kode Klasifikasi 3 v
Unit Pengolah 3
PENILAIAN
TIDAK
10
10
10
v 0
v 3
v 0
4.5
5.5
v 0
v 0
10
10
2.5
2.5
MIS
DEFINISI OPERASIONAL
diisi dengan kode angka, huruf atau gabungan angka dan huruf yang akan
berguna untuk mengintegrasikan antara penciptaan, penyimpanan, dan
penyusutan arsip dalam satu kode yang sama sehingga memudahkan
pengelolaan. Dapat diambil dari kebijakan Klasifikasi arsip.
diisi dengan judul dan uraian singkat yang menggambarkan isi dari jenis/seri
arsip. Dapat diambil dari jenis arsip yang tertuang dalam Klasifikasi Arsip.
diisi dengan tingkat keamanan dari masing-masing jenis/seri arsip yaitu sangat
Rahasia, Rahasia, Terbatas atau Biasa/Terbuka.
diisi dengan nama jabatan yang dapat melakukan pengaksesan terhadap arsip
berdasarkan tingkat/ derajat klasifikasi.
diisi dengan unit kerja yang bertanggung jawab terhadap keselamatan dan
keamanan fisik dan informasi arsip yang dikategorikan Sangat Rahasia,
Rahasia dan Terbatas.
Cukup jelas
jenis arsip pada sistem klasifikasi keamanan dan akses arsip dinamis sama
dengan jenis arsip yang tertuang dalam Klasifikasi Arsip.
Cukup jelas
Pada dasar hukum yang diawali dengan kata "Mengingat" pada bagian
pembukaan di dalam rancangan kebijakan atau kebijakan sistem klasifikasi
keamanan dan akses arsip dinamis di lingkungan Pemerintah Kabupaten/Kota
telah mencantumkan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang
Kearsipan.
Pada dasar hukum yang diawali dengan kata "Mengingat" pada bagian
pembukaan di dalam rancangan kebijakan atau kebijakan sistem klasifikasi
keamanan dan akses arsip dinamis di lingkungan Pemerintah Kabupaten/Kota
telah mencantumkan Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2012 tentang
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan.
Lampiran Peraturan Kepala ANRI Nomor 17 Tahun 2011 tentang Pedoman Pembuatan Sistem
Klasifikasi Keamanan dan Akses Arsip Dinamis, Bab III Huruf B Angka 4 Penentuan Kategori
Klasifikasi Keamanan.
Lampiran Peraturan Kepala ANRI Nomor 17 Tahun 2011 tentang Pedoman Pembuatan Sistem
Klasifikasi Keamanan dan Akses Arsip Dinamis, Bab III Huruf B Angka 4 Penentuan Kategori
Klasifikasi Keamanan,
Lampiran Peraturan huruf ANRI
Kepala a "Sangat
NomorRahasia" apabila
17 Tahun 2011diketahui oleh pihakPembuatan
tentang Pedoman yang tidak Sistem
berhak
dapat membahayakan kedaulatan negara, keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik
Klasifikasi Keamanan dan Akses Arsip Dinamis, Bab III Huruf B Angka 4 Penentuan Kategori
Indonesia, dan keselamatan
Klasifikasi Keamanan, huruf bbangsa.
"Rahasia" apabila diketahui oleh pihak yang tidak berhak dapat
mengakibatkan terganggunya fungsi penyelenggaraan negara, sumber daya nasional,
ketertiban umum, termasuk dampak ekonomi makro. Apabila informasi yang terdapat dalam
arsip bersifat sensitif bagi lembaga/organisasi akan menimbulkan kerugian yang serius
Lampiran Peraturan
terhadap privacy, Kepala ANRI
keuntungan Nomor hilangnya
kompetitif, 17 Tahun kepercayaan,
2011 tentang Pedoman Pembuatan
serta merusak Sistem
kemitraan dan
Klasifikasi
reputasi. Keamanan dan Akses Arsip Dinamis, Bab III Huruf B Angka 4 Penentuan Kategori
Klasifikasi Keamanan, huruf c "terbatas" apabila diketahui oleh pihak yang tidak berhak dapat
mengakibatkan terganggunya pelaksanaan fungsi dan tugas lembaga pemerintahan, seperti
kerugian finansial yang signifikan.
Lampiran Peraturan Kepala ANRI Nomor 17 Tahun 2011 tentang Pedoman Pembuatan Sistem
Klasifikasi Keamanan dan Akses Arsip Dinamis, Bab III Huruf B Angka 4 Penentuan Kategori
Klasifikasi Keamanan, huruf d "Biasa/Terbuka" apabila dibuka untuk umum tidak membawa
dampak apapun terhadap keamanan negara.
Lampiran Peraturan Kepala ANRI Nomor 17 Tahun 2011 tentang Pedoman Pembuatan Sistem
Klasifikasi Keamanan dan Akses Arsip Dinamis, Bab III Huruf B Nomor 5 Penggologan Hak
Akses Arsip Dinamis.
Lampiran Peraturan Kepala ANRI Nomor 17 Tahun 2011 tentang Pedoman Pembuatan Sistem
Klasifikasi Keamanan dan Akses Arsip Dinamis, Bab III Huruf B Angka 5 Penggologan Hak
Akses Arsip Dinamis, huruf a Pengguna yang berhak di lingkungan internal instansi.
Lampiran Peraturan Kepala ANRI Nomor 17 Tahun 2011 tentang Pedoman Pembuatan Sistem
Klasifikasi Keamanan dan Akses Arsip Dinamis, Bab III Huruf B Angka 5 Penggologan Hak
Akses Arsip Dinamis, huruf b Pengguna yang berhak di lingkungan ekternal instansi.
Lampiran Peraturan Kepala ANRI Nomor 17 Tahun 2011 tentang Pedoman Pembuatan Sistem
Klasifikasi Keamanan dan Akses Arsip Dinamis, Bab III Huruf B Nomor 6 Pengamanan Tingkat
Klasifikasi.
Lampiran Peraturan Kepala ANRI Nomor 17 Tahun 2011 tentang Pedoman Pembuatan Sistem
Klasifikasi Keamanan dan Akses Arsip Dinamis, Bab III Huruf B Nomor 6 angka 1 Tabel 3.
Tabel Pengamanan Arsip Dinamis sesuai Tingkat Klasifikasi Keamanan.
Lampiran Peraturan Kepala ANRI Nomor 17 Tahun 2011 tentang Pedoman Pembuatan Sistem
Klasifikasi Keamanan dan Akses Arsip Dinamis, Bab III Huruf B Nomor 6 angka 2 Tabel 4.
Prosedur Pengiriman Informasi.
Lampiran Peraturan Kepala ANRI Nomor 17 Tahun 2011 tentang Pedoman Pembuatan Sistem
Klasifikasi Keamanan dan Akses Arsip Dinamis, Bab IV huruf A "Format Daftar Arsip Dinamis
berdasarkan Klasifikasi Keamanan dan Akses Arsip Dinamis terdiri atas: nomor, kode
klasifikasi, jenis arsip, klasifikasi keamanan, hak akses, dasar pertimbangan, dan unit
pengolah".
Tabel Daftar Arsip Dinamis Berdasarkan Klasifikasi Keamanan dan Akses Arsip Dinamis
Tabel Daftar Arsip Dinamis Berdasarkan Klasifikasi Keamanan dan Akses Arsip Dinamis
Tabel Daftar Arsip DinamisBerdasarkan Klasifikasi Keamanan dan Akses Arsip Dinamis.
Tabel Daftar Arsip Dinamis Berdasarkan Klasifikasi Keamanan dan Akses Arsip Dinamis
Tabel Daftar Arsip Dinamis Berdasarkan Klasifikasi Keamanan dan Akses Arsip Dinamis
Tabel Daftar Arsip Dinamis Berdasarkan Klasifikasi Keamanan dan Akses Arsip Dinamis
Tabel Daftar Arsip Dinamis Berdasarkan Klasifikasi Keamanan dan Akses Arsip Dinamis
Pasal 32 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan Undnag-
Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan, mengamatkan bahwa Pembuatan dan
penerimaan arsip sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan berdasarkan tata naskah
dinas, klasifikasi arsip, serta sistem klasifikasi keamanan dan akses arsip.
Pasal 32 ayat (3) Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan Undang-
Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan, dan Bab II Ketentuan Umum, Lampiran
Peraturan Kepala ANRI Nommor 17 Tahun 2011 tentang Pedoman Pembuatan Sistem
Klasifikasi Keamanan dan Akses Arsip Dinamis yang menjelaskan Sistem Klasifikasi
Keamanan dan Akses Arsip Dinamis harus ditetapkan oleh pimpinan pencipta arsip. Pencipta
Arsip yang dimaksud adalah lembaga negara, pemerintahan daerah, lembaga pendidikan,
perusahaan, organisasi politik, organisasi kemasyarakatan.
(*) BUBUHKAN TANDA SILANG (X) UNTUK PILIHAN JAWABAN PADA KOLOM CHECKLIST, KOTAK
BERWARNA HIJAU
A. PEMENUHAN
NO PERTANYAAN
Perangkat Daerah mendapatkan sosialisasi terkait Kebijakan Jadwal
8.
Retensi Arsip Fasilitatif
ADA KOLOM CHECKLIST, KOTAK (*) PILIH JAWABAN YA/TIDAK DENGAN MEMBERIKAN TA
OBJEK PENGAWASAN, KOTAK BERWARNA HIJAU
CHECKLIS
KETERANGAN
T NO
7.1
7.2
7.2.1
LIHAT LEMBAR
7.2.2
KRITERIA
LIHAT LEMBAR
7.2.3
KRITERIA
LIHAT LEMBAR
7.3
KRITERIA
7.4
LIHAT LEMBAR
7.5
KRITERIA
LIHAT LEMBAR
7.5.1
KRITERIA
LIHAT LEMBAR
KRITERIA
ITATIF
LEMBAR KERJA FORMULIR AUDIT SISTEM KEARSIPAN EKSTERNAL PEME
KEBIJAKAN JADWAL R
(*) PILIH JAWABAN YA/TIDAK DENGAN MEMBERIKAN TANDA SILANG (X) KOLOM PENILAIAN DAN BUBUHK
OBJEK PENGAWASAN, KOTAK BERWARNA HIJAU
BOBOT PENILAIAN
KRITERIA
(%)
YA
JRA FASILITATIF
PENILAIAN
CATATAN OBJEK PENGAWAS SKOR (%)
TIDAK
Persetujuan ANRI…………. 15
15
Peraturan Bupati Kab. Tanah Datar No. 68 tahun 2020 ttg JRA
Fasilitatif Fungsi Keuangan, Untuk fungsi kepegawaian tercantum
25
dalam Peraturan Bupati Kab. Tanah Datar Nomor 69 Tahun 2020
ttg JRA Substantif
v 0
5
DEFINISI OPERASIONAL
JRA Fasilitatif adalah JRA yang berisi jangka waktu penyimpanan atau retensi
dari jenis-jenis arsip yang dihasilkan dari kegiatan atau fungsi fasilitatif antara
lain keuangan, kepegawaian, kehumasan, perlengkapan dan ketatausahaan.
Cukup jelas.
JRA Fasilitatif memuat kolom nomor, jenis arsip, retensi aktif, retensi inaktif dan
keterangan.
Retensi arsip adalah jangka waktu penyimpanan arsip di unit pengolah untuk
mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi yang terdiri dari retensi aktif dan
retensi inaktif yang dinyatakan dalam angka dan kalimat pernyataan (Closed
file). Closed file adalah pernyataan suatu kegiatan dinyatakan selesai atau
berkas sudah dinyatakan lengkap dan tidak berubah lagi sebagai awal
penentuan retensi arsip. Pernyataan closed file dituangkan pada kolom retensi
arsip aktif pada jadwal retensi arsip.
Jenis arsip pada JRA Fasilitatif telah mengakomodasi seluruh fungsi fasilitatif di
Pemerintahan Daerah Provinsi. Jika jenis arsip pada JRA Fasilitatif belum
seluruhnya mengakomodasi fungsi fasilitatif, maka jumlah jenis arsip yang
terdapat dalam JRA Fasilitatif dibagi jumlah fungsi fasilitatif pada Pemerintahan
Daerah Provinsi.
Jenis arsip yang terdapat pada jadwal retensi arsip sama dengan jenis arsip
yang terdapat pada klasifikasi arsip.
Dasar hukum dicantumkan pada seluruh kebijakan JRA.
Pada dasar hukum yang diawali dengan kata "Mengingat" pada bagian
pembukaan di dalam rancangan kebijakan atau kebijakan Jadwal Retensi Arsip
di lingkungan Pemerintah Daerah telah mencantumkan Undang-Undang Nomor
43 Tahun 2009 tentang Kearsipan.
Pada dasar hukum yang diawali dengan kata "Mengingat" pada bagian
pembukaan di dalam rancangan kebijakan atau kebijakan Jadwal Retensi Arsip
di lingkungan Pemerintah Daerah telah mencantumkan Peraturan Pemerintah
Nomor 28 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 43 Tahun
2009 tentang Kearsipan.
Surat persetujuan dari Kepala ANRI terkait JRA Fasilitatif dapat dicantumkan pada dasar
hukum yang diawali dengan kata "mengingat" atau "mempertimbangkan". Surat persetujuan
dari Kepala ANRI dapat juga dilampirkan pada Peraturan terkait kebijakan JRA Fasilitatif.
Dengan aplikasi pengawasan Pemerintahan Daerah Provinsi agar mengunggah surat
persetujuan dari Kepala ANRI.
Pasal 10 ayat 2 Peraturan Kepala ANRI Nomor 22 Tahun 2015 Tentang Tata Cara Penetapan
Jadwal Retensi Arsip.
Penjelasan Pasal 54 ayat 1 Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2012 Pasal 54 Peraturan
Pemerintah Nomor 28 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 43 Tahun
2009 tentang Kearsipan, Peraturan Kepala ANRI Nomor 22 Tahun 2015 tentang Tata Cara
Penetapan Jadwal Retensi Arsip, Penentuan masa retensi arsip dihitung sejak kegiatan
dinyatakan selesai atau closed file. Pasal 4 Peraturan Kepala ANRI Nomor 14 Tahun 2015
tentang Tata Cara Penyusunan Pedoman Retensi Arsip.
Pasal 53 ayat 1 Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan Undang-
Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan mengamanatkan bahwa Lembaga Negara,
Pemerintahan Daerah, PTN, BUMN, BUMD wajib memiliki JRA.
(*) BUBUHKAN TANDA SILANG (X) UNTUK PILIHAN JAWABAN PADA KOLOM CHECKLIST, KOTAK
BERWARNA HIJAU
NO ASPEK/ KOMPONEN/ PERNYATAAN
I. ASPEK KEBIJAKAN
A. PEMENUHAN
NO PERTANYAAN
Perangkat Daerah mendapatkan sosialisasi terkait Kebijakan Jadwal
10.
Retensi Arsip Substantif
ADA KOLOM CHECKLIST, KOTAK (*) PILIH JAWABAN YA/TIDAK DENGAN MEMBERIKAN T
OBJEK PENGAWASAN, KOTAK BERWARNA HIJAU
KETERANGAN CHECKLIST
NO
v 9
9.1
LIHAT LEMBAR
9.1.1
KRITERIA
LIHAT LEMBAR
9.1.2
KRITERIA
LIHAT LEMBAR
v 9.1.3
KRITERIA
9.2
LIHAT LEMBAR
9.3
KRITERIA
LIHAT LEMBAR v 9.4
KRITERIA
LIHAT LEMBAR
9.4.1
KRITERIA
LIHAT LEMBAR
9.4.2
KRITERIA
TANTIF
LEMBAR KERJA FORMULIR AUDIT SISTEM KEARSIPAN EKSTERNAL PEMER
KEBIJAKAN JADWAL R
(*) PILIH JAWABAN YA/TIDAK DENGAN MEMBERIKAN TANDA SILANG (X) KOLOM PENILAIAN DAN BUBUHK
OBJEK PENGAWASAN, KOTAK BERWARNA HIJAU
BOBOT PENILAIAN
KRITERIA
(%)
YA
PENILAIAN
CATATAN OBJEK PENGAWAS SKOR (%)
TIDAK
15
v 0
5
DEFINISI OPERASIONAL
JRA substantif adalah JRA yang berisi jangka waktu penyimpanan atau retensi
dari jenis-jenis arsip yang dihasilkan dari kegiatan atau fungsi substantif setiap
pencipta arsip sesuai dengan fungsi dan tugasnya.
Cukup jelas.
JRA Substantif memuat kolom nomor, jenis arsip, retensi aktif, retensi inaktif
dan keterangan.
Retensi arsip adalah jangka waktu penyimpanan arsip di unit pengolah untuk
mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi yang terdiri dari retensi aktif dan
retensi inaktif yang dinyatakan dalam angka dan kalimat pernyataan (Closed
file). Closed file adalah pernyataan suatu kegiatan dinyatakan selesai atau
berkas sudah dinyatakan lengkap dan tidak berubah lagi sebagai awal
penentuan retensi arsip. Pernyataan closed file dituangkan pada kolom retensi
arsip aktif pada jadwal retensi arsip.
Jenis arsip pada JRA Substantif telah mengakomodasi seluruh fungsi substantif
di Pemerintahan Daerah Provinsi. Jika jenis arsip pada JRA Substantif belum
seluruhnya mengakomodasi fungsi substantif, maka jumlah jenis arsip yang
terdapat dalam JRA Substantif dibagi jumlah fungsi substantif pada
Pemerintahan Daerah Provinsi.
Jenis arsip yang terdapat pada jadwal retensi arsip sama dengan jenis arsip
yang terdapat pada klasifikasi arsip.
Dasar hukum dicantumkan pada seluruh kebijakan JRA.
Pada dasar hukum yang diawali dengan kata "Mengingat" pada bagian
pembukaan di dalam rancangan kebijakan atau kebijakan Jadwal Retensi Arsip
lingkungan Pemerintah Daerah telah mencantumkan Undang-Undang Nomor
43 Tahun 2009 tentang Kearsipan.
Pada dasar hukum yang diawali dengan kata "Mengingat" pada bagian
pembukaan di dalam rancangan kebijakan atau kebijakan Jadwal Retensi Arsip
di lingkungan Pemerintah Daerah telah mencantumkan Peraturan Pemerintah
Nomor 28 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 43 Tahun
2009 tentang Kearsipan.
Pengesahan JRA adalah penetapan JRA dalam bentuk peraturan atau
keputusan oleh Walikota/Bupati selaku pimpinan pencipta arsip.
KETERANGAN
Surat persetujuan dari Kepala ANRI terkait JRA Substantif dapat dicantumkan pada dasar
hukum yang diawali dengan kata "mengingat" atau "mempertimbangkan". Surat persetujuan
dari Kepala ANRI dapat juga dilampirkan pada Peraturan terkait kebijakan JRA Substantif.
Dengan aplikasi pengawasan Pemerintahan Daerah Provinsi agar mengunggah surat
persetujuan dari Kepala ANRI.
Pasal 10 ayat 2 Peraturan Kepala ANRI Nomor 22 Tahun 2015 Tentang Tata Cara Penetapan
Jadwal Retensi Arsip.
Penjelasan Pasal 54 ayat 1 Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2012 Pasal 54 Peraturan
Pemerintah Nomor 28 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 43 Tahun
2009 tentang Kearsipan, Peraturan Kepala ANRI Nomor 22 Tahun 2015 tentang Tata Cara
Penetapan Jadwal Retensi Arsip, Penentuan masa retensi arsip dihitung sejak kegiatan
dinyatakan selesai atau closed file. Pasal 4 Peraturan Kepala ANRI Nomor 14 Tahun 2015
tentang Tata Cara Penyusunan Pedoman Retensi Arsip.
Pasal 54 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan Undang-
Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan mengamanatkan bahwa retensi arsip dalam
JRA ditentukan berdasarkan pedoman retensi arsip. Selanjutnya, Pasal 54 ayat (2) Peraturan
Pemerintah Nomor 28 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 43 Tahun
2009 tentang Kearsipan menegaskan bahwa Pedoman retensi arsip disusun oleh Kepala ANRI
bersama dengan lembaga teknis terkait.
Penjelasan Pasal 53 ayat (1) paragraf ketiga Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2012
tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan menegaskan
bahwa JRA substantif adalah JRA yang berisi jangka waktu penyimpanan atau retensi dari
jenis-jenis arsip yang dihasilkan dari kegiatan atau fungsi substantif setiap pencipta arsip
sesuai dengan fungsi dan tugasnya.
Peraturan Kepala ANRI Nomor 19 Tahun 2012 tentang Penyusunan Klasifikasi Arsip
Bab I Huruf a paragraf terakhir.
Angka 28 Lampiran II Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan
Perundang-undangan menegaskan bahwa dasar hukum diawali dengan kata Mengingat.
Dasar hukum memuat:
a. Dasar kewenangan pembentukan Peraturan Perundangundangan;
dan
b. Peraturan Perundang-undangan yang memerintahkan
pembentukan Peraturan Perundang-undangan
Pencipta arsip membuat JRA merupakan amanat dari Pasal 40 ayat 4 Undang-Undang Nomor
43 Tahun 2009 tentang Kearsipan.
Pasal 53 ayat 1 Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan Undang-
Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan mengamanatkan bahwa Lembaga Negara,
Pemerintahan Daerah, PTN, BUMN, BUMD wajib memiliki JRA.
(*) BUBUHKAN TANDA SILANG (X) UNTUK PILIHAN JAWABAN PADA KOLOM CHECKLIST, KOTAK
BERWARNA HIJAU
NO ASPEK/ KOMPONEN/ PERNYATAAN
I. ASPEK KEBIJAKAN
A. PEMENUHAN
NO PERTANYAAN
ADA KOLOM CHECKLIST, KOTAK (*) PILIH JAWABAN YA/TIDAK DENGAN MEMBERIKAN T
KOLOM CATATAN OBJEK PENGAWASAN, KOTAK BERW
KETERANGAN CHECKLIST
NO
1.1
1.2
LIHAT LEMBAR
1.3
KRITERIA
LIHAT LEMBAR
1.4
KRITERIA
LIHAT LEMBAR
1.5
KRITERIA
1.5.1
LIHAT LEMBAR
1.5.2
KRITERIA
LIHAT LEMBAR
1.5.3
KRITERIA
LIHAT LEMBAR
1.5.4
KRITERIA
LIHAT LEMBAR
1.5.5
KRITERIA
1.5.6
KETERANGAN CHECKLIST 1.5.7
1.5.8
1.5.9
1.5.10
2.1
2.2
2.4
5.1
5.2
PROGRAM ARSI
(*) PILIH JAWABAN YA/TIDAK DENGAN MEMBERIKAN TANDA SILANG (X) KOLOM PENILAIAN DAN BUBUHK
KOLOM CATATAN OBJEK PENGAWASAN, KOTAK BERWARNA HIJAU
BOBOT PENILAIAN
KRITERIA
(%)
YA
Analisis organisasi 5
Pendataan 5
Nomor 0.5
Media 0.5
Jumlah 0.5
Jangka Simpan 0.5
Keterangan 0.5
PENILAIAN
CATATAN OBJEK PENGAWAS SKOR (%)
TIDAK
0
0
0
0
DEFINISI OPERASIONAL
Pengolahan hasil pendataan dilakukan setelah hasil pendataan arsip vital dari
unit-unit kerja diperoleh. Pengolahan hasil pendataan dilakukan oleh suatu tim
yang dimaksudkan agar memperoleh kepastian bahwa hasil identifikasi
memenuhi kriteria yang telah ditetapkan. Pengolahan dilakukan berdasarkan
kriteria arsip vital dengan disertai analisis hukum dan analisis risiko.
Daftar arsip vital yang berisi informasi tentang arsip vital yang ada pada
organisasi ke dalam bentuk formulir
Diisi dengan informasi spesifik yang belum/tidak ada dalam kolom yang
tersedia.
Perlindungan Arsip Vital adalah suatu kegiatan untuk mengamankan,
Duplikasi dan dispersal (pemencaran) adalah metode perlindungan arsip
menyelamatkan dan memulihkan arsip vital dari kerusakan, hilang atau musnah
dengan cara menciptakan duplikat atau salinan atau copy arsip dan menyimpan
baik secara fisik maupun informasi yang diatur melalui suatu prosedur tetap.
arsip hasil penduplikasian tersebut di tempat lain.
Penyimpanan Khusus (vaulting) adalah metode perlindungan arsip vital
dengan melakukan penyimpanan arsip pada tempat dan sarana khusus.
Perlindungan bagi arsip vital dari musibah atau bencana dapat dilakukan
Pengamanan fisik arsip dilaksanakan dengan maksud untuk melindungi arsip
dengan penggunaan
Penyimpanan peralatan
arsip vital adalah penyimpanan
metodeperusak khusus, arsip
perlindungan seperti: almari
vital besi, filing
dengan
dari ancaman faktor-faktor pemusnah/ arsip.
cabinet tahan api, ruang bawah tanah, dan lain sebagainya.
melakukan penyimpanan arsip. Arsip vital disimpan pada tempat khusus
sehingga dapat mencegah/menghambat unsur perusak fisik arsip dan sekaligus
mencegah pencurian informasinya. Lokasi penyimpanan arsip vital dapat
Pemeliharaan arsip dinamis meliputi pemeliharaan arsip vital, arsip aktif dan
dilakukan baik secara on site ataupun off site.
arsip inaktif baik yang termasuk dalam kategori arsip terjaga maupun arsip
umum.
Penyelamatan Arsip Vital adalah suatu kegiatan untuk memindahkan (evakuasi)
arsip vital ke tempat yang lebih baik. Pemulihan Arsip Vital adalah suatu
kegiatan perbaikan fisik arsip vital yang rusak akibat bencana.
Pada dasar hukum yang diawali dengan kata "Mengingat" pada bagian
pembukaan di dalam rancangan kebijakan atau kebijakan Program Arsip Vital
lingkungan Pemerintah Provinsi telah mencantumkan Undang-Undang Nomor
43 Tahun 2009 tentang Kearsipan.
Pada dasar hukum yang diawali dengan kata "Mengingat" pada bagian
pembukaan di dalam rancangan kebijakan atau kebijakan Program Arsip Vital
di lingkungan Pemerintah Provinsi telah mencantumkan Peraturan Pemerintah
Nomor 28 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 43 Tahun
2009 tentang Kearsipan.
Peraturan Kepala ANRI Nomor 6 Tahun 2005 tentang Pedoman Perlindungan, Pengamanan,
Dan Penyelamatan Dokumen/ Arsip Vital Negara.
Angka 28 Lampiran II Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan
Perundang-undangan menegaskan bahwa dasar hukum diawali dengan kata Mengingat.
Dasar hukum memuat:
a. Dasar kewenangan pembentukan Peraturan Perundangundangan;
dan
b. Peraturan Perundang-undangan yang memerintahkan
pembentukan
Pasal Peraturan
56 Ayat (1) Perundang-undangan
Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan bahwa Lembaga
negara, pemerintahan daerah, perguruan tinggi negeri, serta BUMN dan/atau BUMD wajib
membuat program arsip vital.
Pasal 50 Ayat (4) Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan Undang-
Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan bahwa Ketentuan lebih lanjut mengenai
program arsip vital ditetapkan oleh pimpinan pencipta arsip berdasarkan pedoman yang
ditetapkan oleh Kepala ANRI.
(*) BUBUHKAN TANDA SILANG (X) UNTUK PILIHAN JAWABAN PADA KOLOM CHECKLIST, KOTAK
BERWARNA HIJAU
NO ASPEK/ KOMPONEN/ PERNYATAAN
I. ASPEK KEBIJAKAN
A. PEMENUHAN
NO PERTANYAAN
ADA KOLOM CHECKLIST, KOTAK (*) PILIH JAWABAN YA/TIDAK DENGAN MEMBERIKAN TA
KOLOM CATATAN OBJEK PENGAWASAN, KOTAK BERW
KETERANGAN CHECKLIST
NO
I.
v I.1.
LIHAT LEMBAR
KRITERIA
LIHAT LEMBAR
2
KRITERIA
LIHAT LEMBAR
2.1
KRITERIA
a.
LIHAT LEMBAR
b.
KRITERIA
LIHAT LEMBAR
v c.
KRITERIA
LIHAT LEMBAR
d.
KRITERIA
LIHAT LEMBAR
e.
KRITERIA
f.
2,3
v I.2.
v 1.1
1.2
1.3
N KEARSIPAN 1.4
a.
b.
c.
d.
e.
I.3.
2.1
a.
b.
c.
d.
2.2
2.3
II.
KEBIJAKAN PENGORGANIS
(*) PILIH JAWABAN YA/TIDAK DENGAN MEMBERIKAN TANDA SILANG (X) KOLOM PENILAIAN DAN BUBUHK
KOLOM CATATAN OBJEK PENGAWASAN, KOTAK BERWARNA HIJAU
BOBOT PENILAIAN
KRITERIA
(%)
YA
Kedudukan
desa atau yang disebut dengan nama lain yang sejenis 0.83
perusahaan 0.83
perseorangan 0.83
Kedudukan
Unit Pengolah
Kedudukan
penciptaan 1.25 v
penggunaan 1.25 v
pemeliharaan 1.25 v
penyusutan 1.25 v
PENILAIAN
CATATAN OBJEK PENGAWAS SKOR (%)
TIDAK
15
0.83
5
3.75
3.75
3.75
3.75
3
3
15
1.25
1.25
1.25
1.25
DEFINISI OPERASIONAL
Cukup Jelas
Cukup Jelas
Cukup Jelas
Cukup jelas
Cukup jelas
Pada Pasal 143 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan
Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan mengamanatkan bahwa
pemerintahan daerah kabupaten/kota wajib membentuk lembaga kearsipan daerah
kabupaten/kota yang melaksanakan tugas pemerintahan di bidang kearsipan pemerintahan
daerah kabupaten/kota.
Pasal 143 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan Undang-
Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan mengamanatkan bahwa Lembaga kearsipan
daerah kabupaten/kota wajib melaksanakan pengelolaan arsip statis yang berskala
kabupaten/kota yang diterima dari satuan kerja perangkat daerah kabupaten/kota dan
penyelenggara pemerintahan daerah kabupaten/kota, desa atau yang disebut dengan nama
lain yang sejenis, perusahaan, organisasi politik, organisasi kemasyarakatan, dan
perseorangan.
Pasal 143 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan Undang-
Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan mengamanatkan bahwa Lembaga kearsipan
daerah kabupaten/kota wajib melaksanakan pengelolaan arsip statis yang berskala
kabupaten/kota yang diterima dari satuan kerja perangkat daerah kabupaten/kota dan
penyelenggara pemerintahan daerah kabupaten/kota, desa atau yang disebut dengan nama
lain yang sejenis, perusahaan, organisasi politik, organisasi kemasyarakatan, dan
perseorangan.
Pasal 143 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan Undang-
Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan mengamanatkan bahwa Lembaga kearsipan
daerah kabupaten/kota wajib melaksanakan pengelolaan arsip statis yang berskala
kabupaten/kota yang diterima dari satuan kerja perangkat daerah kabupaten/kota dan
penyelenggara pemerintahan daerah kabupaten/kota, desa atau yang disebut dengan nama
lain yang sejenis, perusahaan, organisasi politik, organisasi kemasyarakatan, dan
perseorangan.
Pasal 143 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan Undang-
Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan mengamanatkan bahwa Lembaga kearsipan
daerah kabupaten/kota wajib melaksanakan pengelolaan arsip statis yang berskala
kabupaten/kota yang diterima dari satuan kerja perangkat daerah kabupaten/kota dan
penyelenggara pemerintahan daerah kabupaten/kota, desa atau yang disebut dengan nama
lain yang sejenis, perusahaan, organisasi politik, organisasi kemasyarakatan, dan
perseorangan.
Pasal 143 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan Undang-
Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan mengamanatkan bahwa Lembaga kearsipan
daerah kabupaten/kota wajib melaksanakan pengelolaan arsip statis yang berskala
kabupaten/kota yang diterima dari satuan kerja perangkat daerah kabupaten/kota dan
penyelenggara pemerintahan daerah kabupaten/kota, desa atau yang disebut dengan nama
lain yang sejenis, perusahaan, organisasi politik, organisasi kemasyarakatan, dan
perseorangan.
Pasal 143 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan Undang-
Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan mengamanatkan bahwa Lembaga kearsipan
daerah kabupaten/kota wajib melaksanakan pengelolaan arsip statis yang berskala
kabupaten/kota yang diterima dari satuan kerja perangkat daerah kabupaten/kota dan
penyelenggara pemerintahan daerah kabupaten/kota, desa atau yang disebut dengan nama
lain yang sejenis, perusahaan, organisasi politik, organisasi kemasyarakatan, dan
perseorangan.
Pasal 143 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan Undang-
Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan mengamanatkan bahwa Lembaga kearsipan
daerah kabupaten/kota wajib melaksanakan pengelolaan arsip statis yang berskala
kabupaten/kota yang diterima dari satuan kerja perangkat daerah kabupaten/kota dan
penyelenggara pemerintahan daerah kabupaten/kota, desa atau yang disebut dengan nama
lain yang sejenis, perusahaan, organisasi politik, organisasi kemasyarakatan, dan
perseorangan.
Pasal 143 ayat (3) Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan Undang-
Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan mengamanatkan bahwa Lembaga kearsipan
daerah kabupaten/kota sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mempunyai tugas
melaksanakan: (a) pengelolaan arsip inaktif yang memiliki retensi sekurang-kurangnya 10
(sepuluh) tahun yang berasal dari satuan kerja perangkat daerah kabupaten/kota dan
penyelenggara pemerintahan daerah kabupaten/kota.
Pasal 141 ayat (3) Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan Undang-
Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan mengamanatkan bahwa Lembaga kearsipan
daerah provinsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mempunyai tugas melaksanakan: b.
pembinaan kearsipan pada pencipta arsip di lingkungan daerah provinsi dan lembaga
kearsipan daerah kabupaten/kota.
Pasal 132 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan Undang-
Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang kearsipan mengamanatkan bahwa Unit kearsipan
pemerintahan kabupaten/kota dibentuk secara berjenjang yang terdiri atas: a. unit kearsipan I
sebagai unit kearsipan pemerintahan daerah kabupaten/kota yang dilaksanakan oleh lembaga
kearsipan daerah kabupaten/kota; b. unit kearsipan II berada di lingkungan sekretariat satuan
kerja perangkat daerah kabupaten/kota dan sekretariat penyelenggara pemerintahan daerah
kabupaten/kota; dan c. unit kearsipan pada jenjang berikutnya dibentuk sesuai dengan
kebutuhan pemerintahan daerah kabupaten/kota.
Pasal 132 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan Undang-
Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang kearsipan mengamanatkan bahwa Unit kearsipan
pemerintahan kabupaten/kota dibentuk secara berjenjang yang terdiri atas: a. unit kearsipan I
sebagai unit kearsipan pemerintahan daerah kabupaten/kota yang dilaksanakan oleh lembaga
kearsipan daerah kabupaten/kota; b. unit kearsipan II berada di lingkungan sekretariat satuan
kerja perangkat daerah kabupaten/kota dan sekretariat penyelenggara pemerintahan daerah
kabupaten/kota; dan c. unit kearsipan pada jenjang berikutnya dibentuk sesuai dengan
kebutuhan pemerintahan daerah kabupaten/kota.
Pasal 132 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan Undang-
Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang kearsipan mengamanatkan bahwa Unit kearsipan
pemerintahan kabupaten/kota dibentuk secara berjenjang yang terdiri atas: a. unit kearsipan I
sebagai unit kearsipan pemerintahan daerah kabupaten/kota yang dilaksanakan oleh lembaga
kearsipan daerah kabupaten/kota; b. unit kearsipan II berada di lingkungan sekretariat satuan
kerja perangkat daerah kabupaten/kota dan sekretariat penyelenggara pemerintahan daerah
kabupaten/kota; dan c. unit kearsipan pada jenjang berikutnya dibentuk sesuai dengan
kebutuhan pemerintahan daerah kabupaten/kota.
Pasal 136 Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan Undang-Undang
Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan mengamanatkan bahwa, dalam menyelenggarakan
fungsi dan tugas di bidang kearsipan antara unit pengolah dengan unit kearsipan dan antarunit
kearsipan pada pencipta arsip menerapkan prinsip koordinasi, sinkronisasi, dan integrasi
dalam suatu sistem yang komprehensif dan terpadu.
Pasal 128 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan Undang-
Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan mengamanatkan bahwa Unit kearsipan
pada pencipta arsip memiliki fungsi: a. pengelolaan arsip inaktif dari unit pengolah di
lingkungannya dan ayat (2) mengamanatkan bahwa Unit kearsipan pada pencipta arsip
memiliki tugas: a. melaksanakan pengelolaan arsip inaktif dari unit pengolah di lingkungannya.
Pasal 128 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan Undang-
Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan mengamanatkan bahwa Unit kearsipan
pada pencipta arsip memiliki fungsi: b. pengolahan arsip dan penyajian arsip menjadi informasi
dan ayat (2) mengamanatkan bahwa Unit kearsipan pada pencipta arsip memiliki tugas: b.
mengolah arsip dan menyajikan arsip menjadi informasi dalam kerangka SKN dan SIKN.
Pasal 128 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan Undang-
Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan mengamanatkan bahwa Unit kearsipan
pada pencipta arsip memiliki fungsi: c. pemusnahan arsip di lingkungan lembaganya dan ayat
(2) mengamanatkan bahwa Unit kearsipan pada pencipta arsip memiliki tugas: c.
melaksanakan pemusnahan arsip di lingkungan lembaganya.
Pasal 128 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan Undang-
Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan mengamanatkan bahwa Unit kearsipan
pada pencipta arsip memiliki fungsi: d. penyerahan arsip statis oleh pimpinan pencipta arsip
kepada lembaga kearsipan dan ayat (2) mengamanatkan bahwa Unit kearsipan pada pencipta
arsip memiliki tugas: d. mempersiapkan penyerahan arsip statis oleh pimpinan pencipta arsip
kepada lembaga kearsipan.
Pasal 128 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan Undang-
Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan mengamanatkan bahwa Unit kearsipan
pada pencipta arsip memiliki fungsi: e. pembinaan dan pengevaluasian dalam rangka
penyelenggaraan kearsipan di lingkungannya dan ayat (2) mengamanatkan bahwa Unit
kearsipan pada pencipta arsip memiliki tugas: e. melaksanakan pembinaan dan evaluasi dalam
rangka penyelenggaraan kearsipan di lingkungannya.
Pasal 1 angka 15 Unit pengolah adalah satuan kerja pada pencipta arsip yang mempunyai
tugas dan tanggung jawab mengolah semua arsip yang berkaitan dengan kegiatan penciptaan
arsip di lingkungannya.
Pasal 35 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan Undang-
Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan mengamanatkan bahwa Unit pengolah dan
unit kearsipan wajib memelihara dan menyimpan dokumentasi pembuatan dan penerimaan
arsip.
Pasal 37 ayat (3) Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan Undang-
Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan mengamanatkan bahwa Pimpinan unit
pengolah bertanggung jawab terhadap ketersediaan, pengolahan, penyajian arsip vital, dan
arsip aktif; Pasal 50 ayat (3) mengamanatkan bahwa Pemeliharaan arsip vital sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 40 ayat (2) menjadi tanggung jawab pimpinan unit pengolah.
Pasal 41 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan Undang-
Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan mengamanatkan bahwa Pemeliharaan arsip
aktif menjadi tanggung jawab pimpinan unit pengolah dan Pasal 47 ayat (2) Peraturan
Pemerintah Nomor 28 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 43 Tahun
2009 tentang Kearsipan mengamanatkan bahwa Penyimpanan arsip aktif menjadi tanggung
jawab pimpinan unit pengolah; Pasal 42 ayat 7 mengamanatkan bahwa Unit pengolah
menyampaikan daftar arsip aktif kepada unit kearsipan paling lama 6 (enam) bulan setelah
pelaksanaan kegiatan.
Pasal 58 Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan Undang-Undang
Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan mengamanatkan bahwa Pemindahan arsip inaktif di
lingkungan lembaga negara dilaksanakan dari unit pengolah ke unit kearsipan sesuai jenjang
unit kearsipan yang ada di lingkungan lembaga negara yang bersangkutan. Pasal 63 ayat (1)
Pemindahan arsip inaktif dari unit pengolah ke unit kearsipan menjadi tanggung jawab
pimpinan unit pengolah.
Pasal 36 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan Undang-
Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan mengamanatkan bahwa Unit pengolah
bertanggung jawab terhadap autentisitas arsip yang diciptakan.
Pasal 37 ayat (3) Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2012 mengamanatkan bahwa
Pimpinan unit pengolah bertanggung jawab terhadap ketersediaan, pengolahan, penyajian
arsip vital, dan arsip aktif; Pasal 50 ayat (3) mengamanatkan bahwa Pemeliharaan arsip vital
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 40 ayat (2) menjadi tanggung jawab pimpinan unit
pengolah.
NO PERNYATAAN
NO PERNYATAAN
ADA KOLOM CHECKLIST, KOTAK (*) PILIH JAWABAN YA/TIDAK DENGAN MEMBERIKAN TA
KOLOM CATATAN OBJEK PENGAWASAN, KOTAK BERW
KETERANGAN CHECKLIST
NO
I.
1
2
LIHAT LEMBAR
3
KRITERIA
LIHAT LEMBAR
a.
KRITERIA
LIHAT LEMBAR
v b.
KRITERIA
4
LIHAT LEMBAR
a.
KRITERIA
LIHAT LEMBAR
b.
KRITERIA
LIHAT LEMBAR v c.
KRITERIA
LIHAT LEMBAR
d.
KRITERIA
II.
KETERANGAN CHECKLIST 1
2
3
KETERANGAN CHECKLIST
DEFINISI OPERASIOAL
ENGGARAAN KEARSIPAN
LEMBAR KERJA FORMULIR AUDIT SISTEM KEARSIPAN EKSTERNA
KEBIJAKAN PENYELEN
(*) PILIH JAWABAN YA/TIDAK DENGAN MEMBERIKAN TANDA SILANG (X) KOLOM PENILAIAN DAN BUBUHK
KOLOM CATATAN OBJEK PENGAWASAN, KOTAK BERWARNA HIJAU
BOBOT PENILAIAN
KRITERIA
(%)
YA
Pengelolaan arsip
PENILAIAN
CATATAN OBJEK PENGAWAS SKOR (%)
TIDAK
22.5
22.5
11.25
11.25
5.625
5.625
v 0.000
5.625
5
Perda No. 2 tahun 2019 ttg
Penyelenggaraan Kearsipan Kab. Tanah
Datar dan telah disosialisasikan pada
kegiatan sosialisasi kebijakan kearsipan
tgl 14 Desember 2021
BJEK PENGAWASAN
EN/KOTA (FORMULIR ASKE PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA)
merintahan Daerah
DEFINISI OPERASIONAL
Pada dasar hukum yang diawali dengan kata "Mengingat" pada bagian
pembukaan di dalam rancangan kebijakan atau kebijakan yang memuat
ketentuan mengenai penyelenggaraan kearsipan telah termuat Undang-
Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan dan Peraturan Pemerintah
Nomor 28 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 43 Tahun
2009 tentang Kearsipan.
Pada dasar hukum yang diawali dengan kata "Mengingat" pada bagian
pembukaan di dalam rancangan kebijakan atau kebijakan yang memuat
ketentuan mengenai penyelenggaraan kearsipan telah termuat Undang-
Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan dan Peraturan Pemerintah
Nomor 28 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 43 Tahun
2009 tentang Kearsipan.
Pada dasar hukum yang diawali dengan kata "Mengingat" pada bagian
pembukaan di dalam rancangan kebijakan atau kebijakan yang memuat
ketentuan mengenai penyelenggaraan kearsipan telah termuat Undang-
Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan dan Peraturan Pemerintah
Nomor 28 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 43 Tahun
2009 tentang Kearsipan.
Kebijakan yang memuat ketentuan mengenai penyelenggaraan kearsipan telah
ditetapkan oleh Bupati/Walikota sesuai wilayah kewenangannya.
EN/KOTA)
KETERANGAN/DASAR HUKUM
Pasal 5 ayat (1) dan (2) Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan mengamanatkan bahwa
kearsipan meliputi keseluruhan penetapan kebijakan, pembinaan kearsipan, dan pengelolaan arsip dalam s
didukung oleh sumber daya manusia, prasarana dan sarana, serta sumber daya lain sesuai dengan ketentu
Ruang lingkup sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi kegiatan yang dilakukan oleh lembaga nega
pendidikan, perusahaan, organisasi politik, organisasi kemasyarakatan, dan perseorangan, serta lembaga k
Selanjutnya, Pasal 4 ayat (1), ayat (2), dan ayat (3) Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2012 tentang P
43 Tahun 2009 tentang Kearsipan mengamanatkan bahwa penyelenggaraan kearsipan di tingkat nasional
2 meliputi kegiatan:
a. penetapan kebijakan;
b. pembinaan kearsipan; dan
c. pengelolaan arsip.
Penyelenggaraan kearsipan di tingkat nasional didukung oleh sumber daya kearsipan yang terdiri dari sum
sarana, organisasi kearsipan serta pendanaan.
Penyelenggaraan kearsipan di tingkat provinsi, kabupaten/kota, dan perguruan tinggi mengacu kepada pen
nasional.
Pasal 5 ayat (1) dan (2) Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan mengamanatkan bahwa
kearsipan meliputi keseluruhan penetapan kebijakan, pembinaan kearsipan, dan pengelolaan arsip dalam s
didukung oleh sumber daya manusia, prasarana dan sarana, serta sumber daya lain sesuai dengan ketentu
Ruang lingkup sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi kegiatan yang dilakukan oleh lembaga negar
pendidikan, perusahaan, organisasi politik, organisasi kemasyarakatan, dan perseorangan, serta lembaga k
(1), ayat (2), dan ayat (3) Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan Undang-Unda
Kearsipan mengamanatkan bahwa penyelenggaraan kearsipan di tingkat nasional sebagaimana dimaksud
penetapan kebijakan;b. pembinaan kearsipan; danc. pengelolaan arsip. Penyelenggaraan kearsipan di ting
daya kearsipan yang terdiri dari sumber daya manusia, prasarana dan sarana, organisasi kearsipan serta p
Penyelenggaraan kearsipan di tingkat provinsi, kabupaten/kota, dan perguruan tinggi mengacu kepada pen
nasional.
Pasal 5 ayat (1) dan (2) Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan mengamanatkan bahwa
kearsipan meliputi keseluruhan penetapan kebijakan, pembinaan kearsipan, dan pengelolaan arsip dalam s
didukung oleh sumber daya manusia, prasarana dan sarana, serta sumber daya lain sesuai dengan ketentu
Ruang lingkup sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi kegiatan yang dilakukan oleh lembaga nega
pendidikan, perusahaan, organisasi politik, organisasi kemasyarakatan, dan perseorangan, serta lembaga k
Selanjutnya, Pasal 4 ayat (1), ayat (2), dan ayat (3) Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2012 tentang P
43 Tahun 2009 tentang Kearsipan mengamanatkan bahwa penyelenggaraan kearsipan di tingkat nasional
2 meliputi kegiatan:
a. penetapan kebijakan;
b. pembinaan kearsipan; dan
c. pengelolaan arsip.
Penyelenggaraan kearsipan di tingkat nasional didukung oleh sumber daya kearsipan yang terdiri dari sum
sarana, organisasi kearsipan serta pendanaan.
Penyelenggaraan kearsipan di tingkat provinsi, kabupaten/kota, dan perguruan tinggi mengacu kepada pen
nasional.
Pasal 5 ayat (1) dan (2) Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan mengamanatkan bahwa
kearsipan meliputi keseluruhan penetapan kebijakan, pembinaan kearsipan, dan pengelolaan arsip dalam s
didukung oleh sumber daya manusia, prasarana dan sarana, serta sumber daya lain sesuai dengan ketentu
Ruang lingkup sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi kegiatan yang dilakukan oleh lembaga nega
pendidikan, perusahaan, organisasi politik, organisasi kemasyarakatan, dan perseorangan, serta lembaga k
Selanjutnya, Pasal 4 ayat (1), ayat (2), dan ayat (3) Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2012 tentang P
43 Tahun 2009 tentang Kearsipan mengamanatkan bahwa penyelenggaraan kearsipan di tingkat nasional
2 meliputi kegiatan:
a. penetapan kebijakan;
b. pembinaan kearsipan; dan
c. pengelolaan arsip.
Penyelenggaraan kearsipan di tingkat nasional didukung oleh sumber daya kearsipan yang terdiri dari sum
sarana, organisasi kearsipan serta pendanaan.
Penyelenggaraan kearsipan di tingkat provinsi, kabupaten/kota, dan perguruan tinggi mengacu kepada pen
nasional.
Pasal 5 ayat (1) dan (2) Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan mengamanatkan bahwa
kearsipan meliputi keseluruhan penetapan kebijakan, pembinaan kearsipan, dan pengelolaan arsip dalam s
didukung oleh sumber daya manusia, prasarana dan sarana, serta sumber daya lain sesuai dengan ketentu
Ruang lingkup sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi kegiatan yang dilakukan oleh lembaga nega
pendidikan, perusahaan, organisasi politik, organisasi kemasyarakatan, dan perseorangan, serta lembaga k
Selanjutnya, Pasal 4 ayat (1), ayat (2), dan ayat (3) Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2012 tentang P
43 Tahun 2009 tentang Kearsipan mengamanatkan bahwa penyelenggaraan kearsipan di tingkat nasional
2 meliputi kegiatan:
a. penetapan kebijakan;
b. pembinaan kearsipan; dan
c. pengelolaan arsip.
Penyelenggaraan kearsipan di tingkat nasional didukung oleh sumber daya kearsipan yang terdiri dari sum
sarana, organisasi kearsipan serta pendanaan.
Penyelenggaraan kearsipan di tingkat provinsi, kabupaten/ kota, dan perguruan tinggi mengacu kepada pe
nasional.
Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan mengamanatkan bahwa ruang lingkup penyelen
keseluruhan penetapan kebijakan, pembinaan kearsipan, dan pengelolaan arsip dalam suatu sistem kearsi
sumber daya manusia, prasarana dan sarana, serta sumber daya lain sesuai dengan ketentuan peraturan p
Ruang lingkup sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi kegiatan yang dilakukan oleh lembaga nega
pendidikan, perusahaan, organisasi politik, organisasi kemasyarakatan, dan perseorangan, serta lembaga k
Selanjutnya, Pasal 4 ayat (1), ayat (2), dan ayat (3) Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2012 tentang P
43 Tahun 2009 tentang Kearsipan mengamanatkan bahwa penyelenggaraan kearsipan di tingkat nasional
2 meliputi kegiatan:
a. penetapan kebijakan;
b. pembinaan kearsipan; dan
c. pengelolaan arsip.
Penyelenggaraan kearsipan di tingkat nasional didukung oleh sumber daya kearsipan yang terdiri dari sum
sarana, organisasi kearsipan serta pendanaan.
Penyelenggaraan kearsipan di tingkat provinsi, kabupaten/ kota, dan perguruan tinggi mengacu kepada pe
nasional.
Pasal 5 ayat (1) dan (2) Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan mengamanatkan bahwa
kearsipan meliputi keseluruhan penetapan kebijakan, pembinaan kearsipan, dan pengelolaan arsip dalam s
didukung oleh sumber daya manusia, prasarana dan sarana, serta sumber daya lain sesuai dengan ketentu
Ruang lingkup sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi kegiatan yang dilakukan oleh lembaga nega
pendidikan, perusahaan, organisasi politik, organisasi kemasyarakatan, dan perseorangan, serta lembaga k
Selanjutnya, Pasal 4 ayat (1), ayat (2), dan ayat (3) Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2012 tentang P
43 Tahun 2009 tentang Kearsipan mengamanatkan bahwa penyelenggaraan kearsipan di tingkat nasional
2 meliputi kegiatan:
a. penetapan kebijakan;
b. pembinaan kearsipan; dan
c. pengelolaan arsip.
Penyelenggaraan kearsipan di tingkat nasional didukung oleh sumber daya kearsipan yang terdiri dari sum
sarana, organisasi kearsipan serta pendanaan.
Penyelenggaraan kearsipan di tingkat provinsi, kabupaten/kota, dan perguruan tinggi mengacu kepada pen
nasional.
Pasal 5 ayat (1) dan (2) Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan mengamanatkan bahwa
kearsipan meliputi keseluruhan penetapan kebijakan, pembinaan kearsipan, dan pengelolaan arsip dalam s
didukung oleh sumber daya manusia, prasarana dan sarana, serta sumber daya lain sesuai dengan ketentu
undangan.Ruang lingkup sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi kegiatan yang dilakukan oleh lemb
lembaga pendidikan, perusahaan, organisasi politik, organisasi kemasyarakatan, dan perseorangan, serta l
Pasal 4 ayat (1), ayat (2), dan ayat (3) Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan U
2009 tentang Kearsipan mengamanatkan bahwa penyelenggaraan kearsipan di tingkat nasional sebagaima
kegiatan:a. penetapan kebijakan;b. pembinaan kearsipan; danc. pengelolaan arsip.Penyelenggaraan kears
oleh sumber daya kearsipan yang terdiri dari sumber daya manusia, prasarana dan sarana, organisasi kear
pendanaan.Penyelenggaraan kearsipan di tingkat provinsi, kabupaten/kota, dan perguruan tinggi mengacu
di tingkat nasional.
Pasal 5 ayat (1) dan (2) Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan mengamanatkan bahwa
kearsipan meliputi keseluruhan penetapan kebijakan, pembinaan kearsipan, dan pengelolaan arsip dalam s
didukung oleh sumber daya manusia, prasarana dan sarana, serta sumber daya lain sesuai dengan ketentu
Ruang lingkup sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi kegiatan yang dilakukan oleh lembaga nega
pendidikan, perusahaan, organisasi politik, organisasi kemasyarakatan, dan perseorangan, serta lembaga k
Selanjutnya, Pasal 4 ayat (1), ayat (2), dan ayat (3) Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2012 tentang P
43 Tahun 2009 tentang Kearsipan mengamanatkan bahwa penyelenggaraan kearsipan di tingkat nasional
2 meliputi kegiatan:
a. penetapan kebijakan;
b. pembinaan kearsipan; dan
c. pengelolaan arsip.
Penyelenggaraan kearsipan di tingkat nasional didukung oleh sumber daya kearsipan yang terdiri dari sum
sarana, organisasi kearsipan serta pendanaan.
Penyelenggaraan kearsipan di tingkat provinsi, kabupaten/ kota, dan perguruan tinggi mengacu kepada pe
nasional.
Angka 28 Lampiran II Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang
Dasar hukum diawali dengan kata Mengingat.
Dasar hukum memuat:
a. Dasar kewenangan pembentukan Peraturan Perundang-undangan; dan
b. Peraturan Perundang-undangan yang memerintahkan pembentukan Peraturan Perundang-undangan.
Selanjutnya, Angka 41 Lampiran II Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peratura
mengamanatkan bahwa, Peraturan Perundang–undangan yang digunakan sebagai dasar hukum hanya Pe
tingkatannya sama atau lebih tinggi.
Lebih lanjut, Angka 45 Lampiran II Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peratura
mengamanatkan bahwa, Dasar hukum yang bukan Undang–Undang Dasar Negara Republik Indonesia Ta
pasal, tetapi cukup mencantumkan jenis dan nama Peraturan Perundang-undangan tanpa mencantumkan
Angka 28 Lampiran II Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang
Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan jis. Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2012 tentang
Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan.
Angka 28 Lampiran II Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang
Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan jis. Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2012 tentang
Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan.
(*) BUBUHKAN TANDA SILANG (X) UNTUK PILIHAN JAWABAN PADA KOLOM CHECKLIST, KOTAK
BERWARNA HIJAU
I. ASPEK KEBIJAKAN
B. REFORM
NO PERTANYAAN
Kebijakan Penerapan Aplikasi Sistem Informasi Kearsipan Dinamis
5.
Terintegrasi (SRIKANDI) pada Pemerintahan Daerah
KETERANGAN CHECKLIST
KETERANGAN CHECKLIST
v
PENGELOLAAN A
(*) BUBUHKAN CATATAN APABILA DIPERLUKAN PADA KOLOM CATATAN OBJEK PENGAWASAN
BERWARNA HIJAU
Cukup Jelas.
DEFINISI OPERASIONAL CATATAN OBJEK PENGAWASAN
A & SRIKANDI
PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA)
LEMBAR KERJA F
(*) BUBUHKAN TANDA SILANG (X) UNTUK PILIHAN JAWABAN PADA KOLOM CHECKLIST, KOTAK
BERWARNA HIJAU
NO ASPEK/ KOMPONEN/ PERNYATAAN
I. ASPEK KEBIJAKAN
B. REFORM
NO PERTANYAAN
KEB
ADA KOLOM CHECKLIST, KOTAK (*) PILIH JAWABAN YA/TIDAK DENGAN MEMBERIKAN TA
CATATAN OBJEK PENGAWASAN, KOTAK BERWARNA H
KETERANGAN CHECKLIST
NO
v 1.1.
1.2.
LIHAT LEMBAR
1.3.
KRITERIA
LIHAT LEMBAR
1.4.
KRITERIA
LIHAT LEMBAR
2
KRITERIA
2.1.
LIHAT LEMBAR
2.2.
KRITERIA
LIHAT LEMBAR
3
KRITERIA
KETERANGAN CHECKLIST
v
AN ALIH MEDIA
AUDIT SISTEM KEARSIPAN EKSTERNAL PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA (F
(*) PILIH JAWABAN YA/TIDAK DENGAN MEMBERIKAN TANDA SILANG (X) KOLOM PENILAIAN DAN BUBUHK
CATATAN OBJEK PENGAWASAN, KOTAK BERWARNA HIJAU
BOBOT PENILAIAN
KRITERIA
(%)
YA
EDIA
PENILAIAN SKOR
CATATAN OBJEK PENGAWASAN
(%)
TIDAK
0
0
DEFINISI OPERASIONAL
Di dalam rancangan kebijakan atau di dalam kebijakan alih media arsip dinamis telah termuat
ketentuan teknis mengenai alih media arsip dinamis di lingkungan Pemerintahan Daerah.
Di dalam rancangan kebijakan atau di dalam kebijakan alih media arsip dinamis, telah termuat
ketentuan teknis mengenai metode (pengkopian/konversi/migrasi) yang digunakan dalam
pelaksanaan alih media arsip dinamis di lingkungan Pemerintahan Daerah.
Di dalam rancangan kebijakan atau di dalam kebijakan alih media arsip dinamis, telah termuat
ketentuan teknis mengenai prasarana dan sarana yang digunakan dalam pelaksanaan alih
media arsip dinamis di lingkungan Pemerintahan Daerah.
Di dalam rancangan kebijakan atau di dalam kebijakan alih media arsip dinamis, telah termuat
ketentuan teknis mengenai penentuan prioritas arsip yang dialih media di lingkungan
Pemerintahan Daerah.
Di dalam rancangan kebijakan atau di dalam kebijakan alih media arsip dinamis, telah termuat
ketentuan teknis mengenai penentuan pelaksana alih media arsip dinamis di lingkungan
Pemerintahan Daerah.
Pada dasar hukum yang diawali dengan kata "Mengingat" pada bagian pembukaan di dalam
kebijakan yang memuat ketentuan mengenai alih media arsip dinamis di lingkungan
Pemerintahan Daerah telah termuat Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan
dan Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan Undang-Undang
Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan.
Pada dasar hukum yang diawali dengan kata "Mengingat" pada bagian pembukaan di dalam
rancangan kebijakan atau kebijakan yang memuat ketentuan mengenai alih media arsip
dinamis di lingkungan Pemerintahan Daerah telah termuat Undang-Undang Nomor 43 Tahun
2009 tentang Kearsipan.
Pada dasar hukum yang diawali dengan kata "Mengingat" pada bagian pembukaan di dalam
rancangan kebijakan atau kebijakan yang memuat ketentuan mengenai alih media arsip
dinamis di lingkungan Pemerintahan Daerah telah termuat Peraturan Pemerintah Nomor 28
Tahun 2012 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan.
Kebijakan alih media arsip dinamis di lingkungan Pemerintahan Daerah atau kebijakan yang
memuat ketentuan mengenai alih media arsip dinamis di lingkungan Pemerintahan Daerah
telah ditetapkan oleh Bupati/Walikota sesuai wilayah kewenangannya, atau telah ditetapkan
oleh masing-masing pimpinan perangkat daerah/penyelenggara pemerintahan daerah/pejabat
lain yang berwenang di lingkungan Pemerintahan Daerah dalam hal terdapat pendelegasian
penetapan kebijakan alih media arsip dari Bupati/Walikota sesuai wilayah kewenangannya.
KETERANGAN/ DASAR HUKUM
Penjelasan Pasal 49 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan
Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan mengamanatkan bahwa, kebijakan alih
media arsip antara lain meliputi metode (pengkopian, konversi, migrasi), prasarana dan sarana, serta
penentuan pelaksana alih media.
Selanjutnya, Pasal 22 ayat (2) Peraturan Arsip Nasional Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2018
tentang Pedoman Pemeliharaan Arsip Dinamis mengamanatkan bahwa, Kebijakan Alih Media Arsip
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi metode (pengkopian, konversi, migrasi), prasarana
dan sarana, penentuan prioritas Arsip yang di Alih Media, serta penentuan pelaksana Alih Media.
Penjelasan Pasal 49 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan
Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan mengamanatkan bahwa, kebijakan alih
media arsip antara lain meliputi metode (pengkopian, konversi, migrasi), prasarana dan sarana, serta
penentuan pelaksana alih media.
Selanjutnya, Pasal 22 ayat (2) Peraturan Arsip Nasional Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2018
tentang Pedoman Pemeliharaan Arsip Dinamis mengamanatkan bahwa, Kebijakan Alih Media Arsip
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi metode (pengkopian, konversi, migrasi), prasarana
dan sarana, penentuan prioritas Arsip yang di Alih Media, serta penentuan pelaksana Alih Media.
Penjelasan Pasal 49 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan
Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan mengamanatkan bahwa, kebijakan alih
media arsip antara lain meliputi metode (pengkopian, konversi, migrasi), prasarana dan sarana, serta
penentuan pelaksana alih media.
Selanjutnya, Pasal 22 ayat (2) Peraturan Arsip Nasional Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2018
tentang Pedoman Pemeliharaan Arsip Dinamis mengamanatkan bahwa, Kebijakan Alih Media Arsip
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi metode (pengkopian, konversi, migrasi), prasarana
dan sarana, penentuan prioritas Arsip yang di Alih Media, serta penentuan pelaksana Alih Media.
Pasal 22 ayat (2) Peraturan Arsip Nasional Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2018 tentang
Pedoman Pemeliharaan Arsip Dinamis mengamanatkan bahwa, Kebijakan Alih Media Arsip
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi metode (pengkopian, konversi, migrasi), prasarana
dan sarana, penentuan prioritas Arsip yang di Alih Media, serta penentuan pelaksana Alih Media.
Penjelasan Pasal 49 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan
Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan mengamanatkan bahwa, kebijakan alih
media arsip antara lain meliputi metode (pengkopian, konversi, migrasi), prasarana dan sarana, serta
penentuan pelaksana alih media.
Selanjutnya, Pasal 22 ayat (2) Peraturan Arsip Nasional Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2018
tentang Pedoman Pemeliharaan Arsip Dinamis mengamanatkan bahwa, Kebijakan Alih Media Arsip
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi metode (pengkopian, konversi, migrasi), prasarana
dan sarana, penentuan prioritas Arsip yang di Alih Media, serta penentuan pelaksana Alih Media.
Lebih lanjut, Angka 45 Lampiran II Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-undangan mengamanatkan bahwa, Dasar hukum yang bukan Undang–Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 tidak perlu mencantumkan pasal, tetapi cukup
mencantumkan jenis dan nama Peraturan Perundang-undangan tanpa mencantumkan frasa Republik
Indonesia.
Pasal 49 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan Undang-Undang
Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan mengamanatkan bahwa, dalam melakukan alih media arsip
pimpinan masing-masing pencipta arsip menetapkan kebijakan alih media arsip.
Selanjutnya, Peraturan Arsip Nasional Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2018 tentang Pedoman
Pemeliharaan Arsip Dinamis mengamanatkan bahwa, dalam melakukan Alih Media Arsip, pimpinan
Pencipta Arsip menetapkan kebijakan Alih Media Arsip.
(*) BUBUHKAN TANDA SILANG (X) UNTUK PILIHAN JAWABAN PADA KOLOM PILIHAN,
KOTAK BERWARNA HIJAU
NO PERTANYAAN
NO PERTANYAAN
NO PERTANYAAN
NO PERTANYAAN
NO PERTANYAAN
NO PERTANYAAN
B. REFORM
NO PERTANYAAN
NO PERTANYAAN
NO PERTANYAAN
KETERANGAN CHECKLIST
v
KETERANGAN CHECKLIST
KETERANGAN CHECKLIST
v
KETERANGAN CHECKLIST
KETERANGAN CHECKLIST
v
KETERANGAN CHECKLIST
v
KETERANGAN CHECKLIST
KETERANGAN CHECKLIST
v
INAAN KEARSIPAN
KETERANGAN CHECKLIST
v
KETERANGAN CHECKLIST
KETERANGAN CHECKLIST
v
KETERANGAN CHECKLIST
v
KETERANGAN CHECKLIST
NAAN KEARSIPAN
EMBAR KERJA FORMULIR AUDIT SISTEM KEARSIPAN EKSTERNAL PEMERIN
PEMBI
(*) BUBUHKAN CATATAN APABILA DIPERLUKAN PADA KOLOM CATATAN OBJEK PENGAWASAN
Persentase dihitung dari jumlah Perangkat Daerah yang Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 201
ada di Kabupaten/Kota. Pelaksanaan dapat dengan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 43 Tahun
daring/luring Kearsipan
DEFINISI OPERASIONAL DASAR HUKUM/KETERANGAN
Cukup jelas.
DEFINISI OPERASIONAL CATATAN OBJEK PENGAWASAN
PEMBINAAN
(*) BUBUHKAN TANDA SILANG (X) UNTUK PILIHAN JAWABAN PADA KOLOM CHECKLIST, (*) PILIH JAWABAN Y
KOTAK BERWARNA HIJAU CATATAN APABILA D
3.6
3.7
3.8
T
NO PERNYATAAN KETERANGAN CHECKLIST
DEFINISI
Contoh penghitungan
Unit Kearsipan I Pemerintahan Daerah yang diperankan dengan media yang se
oleh Lembaga Kearsipan Daerah telah menyimpan lebih 50% yang sudah meng
c. dari 30% sampai dengan 60% arsip inaktif v penyimpanan arsip foto
menggunakan sarana penyimpanan yang sesuai memiliki sarana penyim
dengan bentuk dan media.
Perhitungan untuk men
adalah:
arsip kertas = 100%
arsip foto = 50%
Unit Kearsipan I Pemerintahan Daerah yang diperankan arsip peta = 0%
oleh Lembaga Kearsipan Daerah telah menyimpan lebih --------------------------- +
d. dari 60% sampai dengan 90% arsip inaktif Total = 150%
menggunakan sarana penyimpanan yang sesuai
dengan bentuk dan media. Selanjutnya, total terse
jenis arsip:
150% : 3 = 50 %
8.6
T
NO PERNYATAAN KETERANGAN CHECKLIST DEFINISI
10.6
10.7
T
NO PERNYATAAN KETERANGAN CHECKLIST NO
11.6
11.7
11.8
15.6
16.6
16.7
16.8
PILIH JAWABAN YA/TIDAK DENGAN MEMBERIKAN TANDA SILANG (X) KOLOM PENILAIAN DAN BUBUHKAN
ATATAN APABILA DIPERLUKAN PADA KOLOM CATATAN OBJEK PENGAWASAN, KOTAK BERWARNA HIJAU
PENILAIAN
CATATAN OBJEK
KRITERIA BOBOT (%) SKOR (%)
PENGAWAS
YA TIDAK
unit pengolah; v
nomor arsip; v
kurun waktu; v
jumlah; dan v
TOTAL PEMENUHAN 8
DEFINISI OPERASIONAL KETERANGAN/DASAR HUKUM CATATAN OBJEK PENGAWASAN
Cukup jelas
PENILAIAN
CATATAN OBJEK
KRITERIA BOBOT (%) SKOR (%)
PENGAWAS
YA TIDAK
TIDAK
TIDAK
ADA
ADA SKOR
BOBOT
Pemindahan arsip inaktif dilaksanakan
dengan melalui tahapan kegiatan yaitu
v
penyeleksian, pembuatan daftar arsip
inaktif, dan penataan arsip.
TIDAK
TIDAK
ADA
ADA SKOR
BOBOT
Pemindahan arsip inaktif dilaksanakan
setelah melewati retensi arsip aktif v
pada JRA.
TOTAL PEMENUHAN 6
DEFINISI OPERASIONAL KETERANGAN/DASAR HUKUM CATATAN OBJEK PENGAWASAN
TIDAK
TIDAK
ADA
ADA SKOR
Penilaian oleh panitia penilai arsip BOBOT v
Pelaksanaaan pemusnahan v
TOTAL PEMENUHAN 0
PENILAIAN CATATAN OBJEK
KRITERIA BOBOT (%) SKOR (%)
PENGAWAS
YA TIDAK
TOTAL PEMENUHAN 0
PENILAIAN
CATATAN OBJEK
KRITERIA BOBOT (%) SKOR (%)
PENGAWAS
YA TIDAK
Perlakuan sebagai arsip vital:
Menyimpan v
Memberkaskan v
TIDAK
TIDAK
ADA
ADA SKOR
BOBOT
TOTAL PEMENUHAN 0
DEFINISI OPERASIONAL KETERANGAN/DASAR HUKUM CATATAN OBJEK PENGAWASAN
Berita Acara dan Daftar Arsip yang dimusnahkan Pasal 78 Peraturan Pemerintah
tembuskan kepada Kepala ANRI yang dibuktikan Nomor 28 Tahun 2012 tentang
engan tanda pengiriman surat/ tanda penerimaan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor
surat. 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan.
DEFINISI OPERASIONAL KETERANGAN/DASAR HUKUM CATATAN OBJEK PENGAWASAN
PENILAIAN
CATATAN OBJEK
KRITERIA BOBOT (%) SKOR (%)
PENGAWAS
YA TIDAK
TOTAL PEMENUHAN 2
Menyimpan v
TIDAK
TIDAK
ADA
Memberkaskan v
TIDAK
TIDAK
ADA
ADA SKOR
BOBOT
Menyusun Daftar Arsip Vital v
TOTAL PEMENUHAN 2
Cukup Jelas.
Cukup Jelas.
EMERINTAH KABUPATEN/KOTA)
HUN
DEFINISI OPERASIONAL KETERANGAN/DASAR HUKUM
Cukup jelas
Pasal 1 Peraturan Pemerintah
Pencipta arsip adalah pihak yang mempunyai
Nomor 28 Tahun 2012 tentang
kemandirian dan otoritas dalam pelaksanaan fungsi,
Pelaksanaan Undang-Undang
tugas, dan tanggung jawab di bidang pengelolaan
Nomor 43 Tahun 2009 tentang
arsip dinamis.
Kearsipan.
Pasal 1 Peraturan Pemerintah
Unit pengolah adalah satuan kerja pada pencipta
Nomor 28 Tahun 2012 tentang
arsip yang mempunyai tugas dan tanggung jawab
Pelaksanaan Undang-Undang
mengolah semua arsip yang berkaitan dengan
Nomor 43 Tahun 2009 tentang
kegiatan penciptaan arsip di lingkungannya.
Kearsipan.
(*) BUBUHKAN TANDA SILANG (X) UNTUK PILIHAN JAWABAN PADA KOLOM CHECKLIST, KOTAK
HIJAU
NO PERNYATAAN
2. Akuisisi Arsip di Lembaga Kearsipan Daerah dilaksanakan sesuai prosedur
NO PERNYATAAN
NO PERNYATAAN
NO PERNYATAAN
Perangkat Daerah yang diakuisisi arsipnya oleh Lembaga Kearsipan
6.
Daerah dalam kurun waktu 5 (lima) tahun terakhir
Lebih dari 30% sampai dengan 60% Perangkat Daerah telah diakuisisi
c. arsipnya oleh Lembaga Kearsipan Daerah dalam kurun waktu 5 (lima)
tahun terakhir.
Lebih dari 60% sampai dengan 90% Perangkat Daerah telah diakuisisi
d. arsipnya oleh Lembaga Kearsipan Daerah dalam kurun waktu 5 (lima)
tahun terakhir.
Lebih dari 90% sampai dengan 100% Perangkat Daerah telah diakuisisi
e. arsipnya oleh Lembaga Kearsipan Daerah dalam kurun waktu 5 (lima)
tahun terakhir.
NO PERNYATAAN
Lembaga Kearsipan Daerah menyusun Daftar Arsip Statis lebih dari 30%
c.
sampai dengan 60% terhadap khazanah arsip statis yang dimiliki.
Lembaga Kearsipan Daerah menyusun Daftar Arsip Statis lebih dari 60%
d.
sampai dengan 90% terhadap khazanah arsip statis yang dimiliki.
Lembaga Kearsipan Daerah menyusun Daftar Arsip Statis lebih dari 90%
e.
sampai dengan 100% terhadap khazanah arsip statis yang dimiliki.
NO PERNYATAAN
NO PERNYATAAN
NO PERNYATAAN
Lembaga Kearsipan Daerah melaksanakan upaya Preservasi Preventif
12.
berupa penyimpanan arsip statis sesuai ketentuan
13. Arsip statis yang disimpan pada rak arsip sesuai dengan standar kearsipan
NO PERNYATAAN
NO PERNYATAAN
NO PERNYATAAN
NO PERNYATAAN
B. REFORM
NO PERNYATAAN
NO PERNYATAAN
NO PERNYATAAN
NO PERNYATAAN
Lembaga Kearsipan Daerah menyelenggarakan pameran virtual dan/atau
5.
pameran fisik arsip
NO PERNYATAAN
NO PERNYATAAN
NO PERNYATAAN
NO PERNYATAAN
PENGE
KOLOM CHECKLIST, KOTAK BERWARNA (*) PILIH JAWABAN YA/TIDAK DENGAN MEMBERIKAN
CATATAN APABILA DIPERLUKAN PADA KOLOM CAT
KETERANGAN CHECKLIST
DEFINISI OPERASIONAL
KETERANGAN CHECKLIST NO
2.
LIHAT LEMBAR
2.1
KRITERIA
LIHAT LEMBAR
2.2
KRITERIA
LIHAT LEMBAR
2.3
KRITERIA
LIHAT LEMBAR v a.
KRITERIA
LIHAT LEMBAR
b.
KRITERIA
2.4
2.5
2.6
2.7
a.
b.
2.8
2.9
2.10
TO
KETERANGAN CHECKLIST
NO
3.
3.1
3.2
v 3.3
3.4
TO
KETERANGAN CHECKLIST NO
7.
7.1
7.2
LIHAT LEMBAR
7.3
KRITERIA
LIHAT LEMBAR
a.
KRITERIA
b.
c.
d.
e.
f.
g.
7.5
TO
KETERANGAN CHECKLIST NO
8.
v 8.1
8.2
LIHAT LEMBAR
8.3
KRITERIA
LIHAT LEMBAR
8.4
KRITERIA
LIHAT LEMBAR
8.5
KRITERIA
8.6
8.7
8.8
TO
KETERANGAN CHECKLIST
DEFINISI OPERASIONAL
KETERANGAN CHECKLIST
DEFINISI OPERASIONAL
v
Dasar hukum:
Peraturan Kepala Arsip Nasional Republik Indonesia No
Tahun 2011 tentang Pedoman Penyusunan Sarana B
Penemuan Kembali Arsip Statis
KETERANGAN CHECKLIST NO
PERTANYAAN
TAMBAHAN
SESUAI
PEMBAHASAN 10
MARET 2022,
DENGAN
MENJADIKAN
11.A
PERTANYAAN
GUIDE MENJADI 2
YAITU
PENYUSUNAN
GUIDE KHAZANAH
DAN ELEMEN
GUIDE KHAZANAH
v 11.A.1
11.A.2
LIHAT LEMBAR
11.A.3
KRITERIA
LIHAT LEMBAR
11.A.4
KRITERIA
LIHAT LEMBAR
11.A.5
KRITERIA
TO
11.B
11.B.1
11.B.2
11.B.3
11.B.4
TO
KETERANGAN CHECKLIST NO
MENJADIKAN
PERTANYAAN
GUIDE MENJADI 2
YAITU
PENYUSUNAN
GUIDE KHAZANAH 12.
DAN ELEMEN
GUIDE KHAZANAH
12.1
LIHAT LEMBAR
12.2
KRITERIA
LIHAT LEMBAR
12.3
KRITERIA
LIHAT LEMBAR
12.5
KRITERIA
12.6
12.7
12.8
12.9
12.10
12.11
12.12
TO
KETERANGAN CHECKLIST NO
15.
15.1
LIHAT LEMBAR
15.2
KRITERIA
LIHAT LEMBAR
15.3
KRITERIA
LIHAT LEMBAR
15.4
KRITERIA
15.6
15.7
15.8
TO
KETERANGAN CHECKLIST NO
16.
16.1
LIHAT LEMBAR
16.2
KRITERIA
LIHAT LEMBAR
16.3
KRITERIA
LIHAT LEMBAR
16.4
KRITERIA
16.6
TO
KETERANGAN CHECKLIST NO
17.
v 17.1
17.2
LIHAT LEMBAR
17.3
KRITERIA
LIHAT LEMBAR
TO
KRITERIA
LIHAT LEMBAR
KRITERIA
KETERANGAN CHECKLIST NO
18.
v 18.1
18.2
18.3
LIHAT LEMBAR
18.4
KRITERIA
LIHAT LEMBAR
18.5
KRITERIA
18.6
TO
KETERANGAN CHECKLIST NO
19
19.1
LIHAT LEMBAR
19.2
KRITERIA
LIHAT LEMBAR
19.3
KRITERIA
LIHAT LEMBAR v 19.4
KRITERIA
LIHAT LEMBAR
19.5
KRITERIA
19.6
19.7
TO
KETERANGAN CHECKLIST NO
20
20.1
LIHAT LEMBAR
20.2
KRITERIA
LIHAT LEMBAR
20.3
KRITERIA
20.6
20.7
TO
KETERANGAN CHECKLIST
DEFINISI OPERASIONAL
v
KETERANGAN CHECKLIST NO
22.
22.1
LIHAT LEMBAR
22.2
KRITERIA
LIHAT LEMBAR
22.3
KRITERIA
LIHAT LEMBAR
22.4
KRITERIA
LIHAT LEMBAR
22.5
KRITERIA
22.7
22.8
TO
KETERANGAN CHECKLIST
NO
1.
1.1
LIHAT LEMBAR
1.2
KRITERIA
LIHAT LEMBAR
1.3
KRITERIA
LIHAT LEMBAR
1.5
KRITERIA
TO
LIHAT LEMBAR
KRITERIA
KETERANGAN CHECKLIST
DEFINISI OPERASIONAL
NO
v 4
4.1
4.2
4.3
4.4
TO
KETERANGAN CHECKLIST
DEFINISI OPERASIONAL
DEFINISI OPERASIONAL
KETERANGAN CHECKLIST
DEFINISI OPERASIONAL
KETERANGAN CHECKLIST
NO
v 8.
LIHAT LEMBAR
8.1
KRITERIA
LIHAT LEMBAR
8.2
KRITERIA
LIHAT LEMBAR
8.3
KRITERIA
LIHAT LEMBAR
8.4
KRITERIA
TO
KETERANGAN CHECKLIST
DEFINISI OPERASIONAL
(*) PILIH JAWABAN YA/TIDAK DENGAN MEMBERIKAN TANDA SILANG (X) KOLOM PENILAIAN DAN BUBUHK
CATATAN APABILA DIPERLUKAN PADA KOLOM CATATAN OBJEK PENGAWASAN, KOTAK BERWARNA HIJ
DEFINISI OPERASIONAL
KRITERIA
Akuisisi Arsip statis dilaksanakan melalui prosedur
sebagai berikut:
Penilaian
TOTAL PEMENUHAN
KRITERIA
Menyimpan
Memberkaskan
TOTAL PEMENUHAN
DEFINISI OPERASIONAL
DEFINISI OPERASIONAL
DEFINISI OPERASIONAL
Dasar hukum: Peraturan Kepala ANRI Nomor 31 Tahun 2011
tentang tata cara Akuisisi Arsip statis.
KRITERIA
Daftar Isi
Nomor
Bentuk Redaksi
Isi Ringkas
Tingkat Perkembangan
Jumlah
Kondisi Arsip
Penutup
TOTAL PEMENUHAN
KRITERIA
Kata pengantar
Daftar isi
Pendahuluan
Uraian Deskripsi
Daftar Pustaka
Lampiran
Penutup
TOTAL PEMENUHAN
DEFINISI OPERASIONAL
DEFINISI OPERASIONAL
Dasar hukum:
Peraturan Kepala Arsip Nasional Republik Indonesia Nomor 27
Tahun 2011 tentang Pedoman Penyusunan Sarana Bantu
Penemuan Kembali Arsip Statis
KRITERIA
Volume arsip
Uraian isi
TOTAL PEMENUHAN
Uraian isi
TOTAL PEMENUHAN
KRITERIA
LKD Provinsi melakukan preservasi secara preventif
berupa penyimpanan arsip statis
DEFINISI OPERASIONAL
DEFINISI OPERASIONAL
KRITERIA
KRITERIA
Reproduksi Arsip
TOTAL PEMENUHAN
KRITERIA
TOTAL PEMENUHAN
KRITERIA
Preservasi Kuratif
TOTAL PEMENUHAN
KRITERIA
TOTAL PEMENUHAN
KRITERIA
TOTAL PEMENUHAN
DEFINISI OPERASIONAL
Simpul jaringan yang terdaftar dalam jaringan informasi kearsipan nasional yang dikelola ANRI (www.jikn.go.id).
KRITERIA
TOTAL PEMENUHAN
KRITERIA
Verifikasi/penilaian arsip
Pemusnahan arsip
TOTAL PEMENUHAN
DEFINISI OPERASIONAL
Daftar Pencarian Arsip yang selanjutnya disingkat DPA adalah
daftar berisi arsip yang memiliki nilai guna kesejarahan baik yang
telah diverifikasi secara langsung maupun tidak langsung oleh
lembaga kearsipan dan dicari oleh lembaga kearsipan serta
diumumkan kepada publik. Kegiatan penyusunan Daftar
Pencarian Arsip dilaksanakan sesuai dengan ketentuan.
LKD membuat DPA berdasarkan tata cara dan prosedur meliputi:
1. Pembentukan Tim Pembuatan dan Pengumuman DPA
2. Analisis konteks pengelolaan arsip
3. Verifikasi arsip yang dicari
4. Konfirmasi LKPT kepada pencipta arsip
5. Pembuatan DPA
DEFINISI OPERASIONAL
Menyimpan
Memberkaskan
TOTAL PEMENUHAN
DEFINISI OPERASIONAL
DEFINISI OPERASIONAL
DEFINISI OPERASIONAL
DEFINISI OPERASIONAL
KRITERIA
Ketersediaan Sumber Daya sebagai simpul JIKN:
TOTAL TERPENUHI
DEFINISI OPERASIONAL
PENILAIAN
BOBOT (%)
YA
v
TOTAL PEMENUHAN 7
PENILAIAN
BOBOT (%)
YA
v
TIDAK ADA BOBOT
TOTAL PEMENUHAN 3
BOBOT (%)
YA
v
v
v
TOTAL PEMENUHAN 3
PENILAIAN
BOBOT (%)
YA
YA
TOTAL PEMENUHAN 0
TOTAL PEMENUHAN 0
PENILAIAN
BOBOT (%)
YA
v
v
TOTAL PEMENUHAN 9
BOBOT (%)
YA
v
TOTAL PEMENUHAN 8
PENILAIAN
BOBOT (%)
YA
TOTAL PEMENUHAN 6
PENILAIAN
BOBOT (%)
YA
TOTAL PEMENUHAN 0
PENILAIAN
BOBOT (%)
YA
TIDAK ADA BOBOT
TOTAL PEMENUHAN 0
PENILAIAN
BOBOT (%)
YA
TOTAL PEMENUHAN 6
PENILAIAN
BOBOT (%)
YA
TOTAL PEMENUHAN 5
BOBOT (%)
YA
TOTAL PEMENUHAN 0
PENILAIAN
BOBOT (%)
YA
TOTAL PEMENUHAN 4
PENILAIAN
BOBOT (%)
YA
TOTAL PEMENUHAN 0
PENILAIAN
BOBOT (%)
YA
TIDAK ADA BOBOT
TOTAL TERPENUHI 0
RANGAN/DASAR HUKUM
PENILAIAN
TIDAK
v
v
v
PENILAIAN
TIDAK
v
PENILAIAN
TIDAK
v
v
PENILAIAN
TIDAK
PENILAIAN
TIDAK
PENILAIAN
TIDAK
v
v
PENILAIAN
TIDAK
PENILAIAN
TIDAK
PENILAIAN
TIDAK
PENILAIAN
TIDAK
v
v
PENILAIAN
TIDAK
v
PENILAIAN
TIDAK
v
v
PENILAIAN
TIDAK
v
PENILAIAN
TIDAK
v
PENILAIAN
TIDAK
RANGAN/DASAR HUKUM
PENILAIAN
TIDAK
EN/KOTA)
manual
TIDAK ADA
SKOR
TIDAK ADA
SKOR
Cukup jelas.
TIDAK ADA
SKOR
TIDAK ADA
Menjelaskan jumlah khazanah arsip.
SKOR
TIDAK ADA
SKOR
Cukup jelas.
Cukup jelas.
TIDAK ADA
SKOR
SKOR (%) DEFINISI OPERASIONAL
TIDAK ADA
SKOR
SKOR (%) DEFINISI OPERASIONAL
TIDAK ADA
SKOR
SKOR (%) DEFINISI OPERASIONAL
TIDAK ADA
SKOR
TIDAK ADA
SKOR
TIDAK ADA
SKOR
TIDAK ADA
SKOR
TIDAK ADA
SKOR
SKOR (%) DEFINISI OPERASIONAL
TIDAK ADA
SKOR
SKOR (%) DEFINISI OPERASIONAL
KETERANGAN/DASAR HUKUM
Peraturan Kepala Arsip Nasional Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2011 tentang Pedoman Preservasi Arsip Statis,
KETERANGAN/DASAR HUKUM
NO PERNYATAAN
Lembaga Kearsipan Daerah menerima dan mengelola arsip statis dari
2.
Perangkat Daerah di lingkungannya
Lembaga Kearsipan Daerah belum menerima dan mengelola arsip statis
a.
dari Perangkat Daerah di lingkungannya.
Lembaga Kearsipan Daerah menerima dan mengelola arsip statis dari
b.
lebih dari 0% sampai dengan 50% Perangkat Daerah di lingkungannya.
NO PERNYATAAN
NO PERNYATAAN
NO PERNYATAAN
Pemerintah Kabupaten/Kota membentuk Lembaga Kearsipan Daerah
4. berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku di
Pemerintahan Daerah
Pemerintah Kabupaten/Kota belum membentuk Lembaga Kearsipan
a. Daerah berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku di
Pemerintahan Daerah.
Pemerintah Kabupaten/Kota sedang dalam proses pembentukan Lembaga
b. Kearsipan Daerah di Biro Organisasi berdasarkan peraturan perundang-
undangan yang berlaku di Pemerintahan Daerah.
Pemerintah Kabupaten/Kota sedang dalam proses pembahasan
pembentukan Lembaga Kearsipan Daerah di Dewan Perwakilan Rakyat
c.
Daerah berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku di
Pemerintahan Daerah.
Pemerintah Kabupaten/Kota membentuk Lembaga Kearsipan Daerah
d. berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku di
Pemerintahan Daerah dengan menetapkan Peraturan Daerah.
Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota membentuk Lembaga Kearsipan
Daerah berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku di
e. Pemerintahan Daerah dengan menetapkan Peraturan Daerah dan telah
terdapat Peraturan Bupati/Walikota tentang Struktur Organisasi dan Tata
Kerja Lembaga Kearsipan Daerah Kabupaten/Kota.
TOTAL NILAI KEWAJIBAN PEMENUHAN ORGANISASI KEARSIPAN
LEMBAR KERJA FORMULIR AUDIT SISTEM KEAR
ADA KOLOM CHECKLIST, KOTAK (*) PILIH JAWABAN YA/TIDAK DENGAN MEMBERIKAN
DIPERLUKAN PADA KOLOM CATATAN OBJEK PENGA
KETERANGAN CHECKLIST
NO
1.
1.1
LIHAT LEMBAR
1.2
KRITERIA
LIHAT LEMBAR
1.3
KRITERIA
LIHAT LEMBAR
1.4
KRITERIA
LIHAT LEMBAR
1.5
KRITERIA
1.6.
1.7.
TOTAL PEMENUHAN
KETERANGAN CHEKLIST
DEFINISI OPERASIONAL
Cukup jelas.
KETERANGAN CHEKLIST NO
KETERANGAN CHEKLIST NO
3.
3.1
LIHAT LEMBAR
3.2
KRITERIA
LIHAT LEMBAR
3.3
KRITERIA
LIHAT LEMBAR
3.4
KRITERIA
LIHAT LEMBAR
3.5
KRITERIA
3.6
3.7
TOTAL PEMENUHAN
KETERANGAN CHEKLIST
DEFINISI OPERASIONAL
ORGANISASI KEARSIPAN
KERJA FORMULIR AUDIT SISTEM KEARSIPAN EKSTERNAL PEMERINTAH KA
ORGANISASI KEARS
(*) PILIH JAWABAN YA/TIDAK DENGAN MEMBERIKAN TANDA SILANG (X) KOLOM PENILAIAN DAN BUBUHK
DIPERLUKAN PADA KOLOM CATATAN OBJEK PENGAWASAN, KOTAK BERWARNA HIJAU
BOBOT PENILAIAN
KRITERIA
(%)
YA
Perusahaan Daerah/BUMD A
D
A
Perusahaan Swasta
B
O
B
Organisasi Politik
O
T
Organisasi Masyarakat
Perseorangan
TOTAL PEMENUHAN 0
Cukup jelas.
BOBOT PENILAIAN
KRITERIA
(%)
BOBOT
KRITERIA
(%) YA
T
I
D
A
K
A
D
A
S
K
O
R
OBJEK PENGAWASAN
PENILAIAN
CATATAN OBJEK PENGAWAS SKOR (%)
CATATAN OBJEK PENGAWAS SKOR (%)
TIDAK
TIDAK
ADA
SKOR
DEFINISI OPERASIONAL
DEFINISI OPERASIONAL
DEFINISI OPERASIONAL
Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2012 Pasal 143 Ayat (2) tentang Pelaksanaan
Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan.
KETERANGAN/DASAR HUKUM
KETERANGAN/DASAR HUKUM
Pasal 8 Peraturan Kepala ANRI Nomor 30 Tahun 2016 tentang Pedoman Nomenklatur
Perangkat Daerah Urusan Pemerintahan Daerah Bidang Kearsipan.
(*) BUBUHKAN TANDA SILANG (X) UNTUK PILIHAN JAWABAN PADA KOLOM PILIHAN, KOTAK
BERWARNA HIJAU
NO ASPEK/KOMPONEN/PERNYATAAN
NO PERNYATAAN
Ketersediaan Arsiparis pada Lembaga Kearsipan Daerah sesuai dengan
6.
Analisis Kebutuhan Arsiparis pada Lembaga Kearsipan Daerah
a. Tidak atau belum tersedia Arsiparis pada Lembaga Kearsipan Daerah.
NO PERNYATAAN
Pemerintah Daerah mengangkat Arsiparis melalui jalur Inpassing dan
7. Penyetaraan memenuhi persyaratan kompetensi sesuai ketentuan
perundang-undangan
NO PERNYATAAN
NO PERNYATAAN
NO PERNYATAAN
Lebih dari 30% sampai dengan 60% Arsiparis pada Lembaga Kearsipan
c.
Daerah ditempatkan dan didistribusikan sesuai formasi.
Lebih dari 60% sampai dengan 90% Arsiparis pada Lembaga Kearsipan
d.
Daerah ditempatkan dan didistribusikan sesuai formasi.
Lebih dari 90% sampai dengan 100% Arsiparis pada Lembaga Kearsipan
e.
Daerah ditempatkan dan didistribusikan sesuai formasi.
NO PERNYATAAN
NO PERNYATAAN
13. Arsiparis pada Lembaga Kearsipan Daerah telah tersertifikasi
Lebih dari 30% sampai dengan 60% Arsiparis pada Lembaga Kearsipan
c.
Daerah telah tersertifikasi.
Lebih dari 60% sampai dengan 90% Arsiparis pada Lembaga Kearsipan
d.
Daerah telah tersertifikasi.
Lebih dari 90% sampai dengan 100% Arsiparis pada Lembaga Kearsipan
e.
Daerah telah tersertifikasi.
NO PERNYATAAN
NO KOMPONEN/PERNYATAAN
B. REFORM
Pada Pemerintahan Daerah terdapat Arsiparis berprestasi dalam kurun
1.
waktu 5 (lima) tahun terakhir
KETERANGAN CHECKLIST
DEFINISI OPERASIONAL
KETERANGAN CHEKLIST
DEFINISI OPERASIONAL
KETERANGAN CHEKLIST
DEFINISI OPERASIONAL
KETERANGAN CHEKLIST
DEFINISI OPERASIONAL
KETERANGAN CHEKLIST
DEFINISI OPERASIONAL
Cukup Jelas.
KETERANGAN CHEKLIST
DEFINISI OPERASIONAL
DEFINISI OPERASIONAL
KETERANGAN CHECKLIST
DEFINISI OPERASIONAL
KETERANGAN CHECKLIST
DEFINISI OPERASIONAL
DEFINISI OPERASIONAL
KETERANGAN CHECLIST
DEFINISI OPERASIONAL
KETERANGAN CHECKLIST
DEFINISI OPERASIONAL
DEFINISI OPERASIONAL
A MANUSIA KEARSIPAN
BAR KERJA FORMULIR AUDIT SISTEM KEARSIPAN EKSTERNAL PEMERINTA
(*) BUBUHKAN CATATAN APABILA DIPERLUKAN PADA KOLOM CATATAN OBJEK PENGAWASAN, KOTAK
HIJAU
Cukup Jelas.
K PENGAWASAN
K PENGAWASAN
K PENGAWASAN
K PENGAWASAN
K PENGAWASAN
(*) BUBUHKAN TANDA SILANG (X) UNTUK PILIHAN JAWABAN PADA KOLOM CHECKLIST, KOTAK
BERWARNA HIJAU
NO ASPEK/ KOMPONEN/ PERNYATAAN
V. ASPEK SUMBER DAYA KEARSIPAN
A. KEWAJIBAN PEMENUHAN SUMBER DAYA KEARSIPAN
NO PERNYATAAN
17. Lembaga Kearsipan Daerah memiliki Ruang Layanan Arsip Inaktif
a. Lembaga Kearsipan Daerah tidak memiliki Ruang Layanan Arsip Inaktif.
NO PERNYATAAN
NO PERNYATAAN
19. Lembaga Kearsipan Daerah memiliki Depot Arsip
a. Lembaga Kearsipan Daerah belum memiliki Depot Arsip.
Lembaga Kearsipan Daerah masih dalam proses perencanaan/pengadaan
b.
Depot Arsip.
Lembaga Kearsipan Daerah sedang dalam proses pembangunan Depot
c.
Arsip.
Lembaga Kearsipan Daerah sudah memiliki Depot Arsip, tetapi belum
d.
difungsikan.
Lembaga Kearsipan Daerah sudah memiliki Depot Arsip dan telah
e.
difungsikan.
NO PERNYATAAN
NO PERNYATAAN
NO PERNYATAAN
Ketersediaan ruangan pada Depot Arsip sesuai peraturan perundang-
22.
undangan
Belum tersedia ruangan pada Depot Arsip sesuai peraturan perundang-
a.
undangan.
Tersedia 1 (satu) sampai dengan 2 (dua) dari 7 (tujuh) ruangan pada
b.
Depot Arsip sesuai peraturan perundang-undangan.
NO PERNYATAAN
Ruang Penyimpanan Arsip Statis pada Lembaga Kearsipan Daerah
23.
memenuhi kriteria
Ruang Penyimpanan Arsip Statis pada Lembaga Kearsipan Daerah belum
a.
memenuhi kriteria
Ruang Penyimpanan Arsip Statis pada Lembaga Kearsipan Daerah
b.
memenuhi 1 (satu) sampai dengan 3 (tiga) dari 9 (sembilan) kriteria.
Ruang Penyimpanan Arsip Statis pada Lembaga Kearsipan Daerah
c.
memenuhi 4 (empat) sampai dengan 6 (enam) dari 9 (sembilan) kriteria.
NO PERNYATAAN
NO PERNYATAAN
NO PERNYATAAN
Lembaga Kearsipan Daerah memiliki prasarana Pemeliharaan Arsip
26.
berupa Dehumidifier dan Thermohygrometer
NO PERNYATAAN
NO PERNYATAAN
NO KOMPONEN/ PERNYATAAN
B. REFORM
Pemerintahan Daerah memiliki teknologi informasi dalam Pengelolaan
2.
Arsip Inaktif
ADA KOLOM CHECKLIST, KOTAK (*) PILIH JAWABAN YA/TIDAK DENGAN MEMBERIKAN
DIPERLUKAN PADA KOLOM CATATAN OBJEK PENGA
KETERANGAN CHECK LIST
NO
15.
15.1
15.2
LIHAT LEMBAR
15.3
KRITERIA
LIHAT LEMBAR
15.4
KRITERIA
LIHAT LEMBAR
TOTAL PEMENUHAN
KRITERIA
15.B
15.B.1
15.B.2
15.B.3
15.B.4
TOTAL PEMENUHAN
KETERANGAN CHECKLIST
DEFINISI OPERASIONAL
KETERANGAN CHECKLIST
DEFINISI OPERASIONAL
KETERANGAN CHECKLIST NO
18.
18.1
LIHAT LEMBAR
18.2
KRITERIA
LIHAT LEMBAR
18.3
KRITERIA
LIHAT LEMBAR
18.4
KRITERIA
LIHAT LEMBAR
18.5
KRITERIA
18.6
18.7
TOTAL PEMENUHAN
KETERANGAN CHECKLIST
DEFINISI OPERASIONAL
Cukup jelas.
KETERANGAN CHECKLIST NO
20.
20.1
LIHAT LEMBAR
20.2
KRITERIA
LIHAT LEMBAR
20.3
KRITERIA
LIHAT LEMBAR
20.4
KRITERIA
LIHAT LEMBAR
20.5
KRITERIA
20.6
20.7
20.8
TOTAL PEMENUHAN
KETERANGAN CHECKLIST NO
21.
21.1
LIHAT LEMBAR
21.2
KRITERIA
LIHAT LEMBAR
21.3
KRITERIA
LIHAT LEMBAR
21.4
KRITERIA
LIHAT LEMBAR
21.5
KRITERIA
TOTAL PEMENUHAN
KETERANGAN CHECKLIST
NO
22.
22.1
22.2
22.3
22.4
22.5
22.6
22.7
TOTAL PEMENUHAN
KETERANGAN CHECKLIST NO
23.
23.1
LIHAT LEMBAR
23.2
KRITERIA
LIHAT LEMBAR
23.3
KRITERIA
LIHAT LEMBAR
23.4
KRITERIA
LIHAT LEMBAR
23.5
KRITERIA
23.6
23.7
23.8
23.9
TOTAL PEMENUHAN
KETERANGAN CHECKLIST NO
24.
24.1
LIHAT LEMBAR
24.2
KRITERIA
LIHAT LEMBAR
24.3
KRITERIA
LIHAT LEMBAR
24.4
KRITERIA
LIHAT LEMBAR
24.5
KRITERIA
TOTAL PEMENUHAN
KETERANGAN CHECKLIST NO
25.
25.1
LIHAT LEMBAR
25.2
KRITERIA
LIHAT LEMBAR
25.3
KRITERIA
LIHAT LEMBAR
25.4
KRITERIA
LIHAT LEMBAR
25.5
KRITERIA
TOTAL PEMENUHAN
KETERANGAN CHECKLIST
DEFINISI OPERASIONAL
KETERANGAN CHECKLIST NO
27.
27.1
LIHAT LEMBAR
27.2
KRITERIA
LIHAT LEMBAR
27.3
KRITERIA
LIHAT LEMBAR
27.4
KRITERIA
LIHAT LEMBAR
27.5
KRITERIA
TOTAL PEMENUHAN
KETERANGAN CHECKLIST NO
28.
28.1
LIHAT LEMBAR
28.2
KRITERIA
LIHAT LEMBAR
28.3
KRITERIA
LIHAT LEMBAR
TOTAL PEMENUHAN
KRITERIA
LIHAT LEMBAR
KRITERIA
KETERANGAN CHECKLIST
DEFINISI OPERASIONAL
PRASARANA DAN
(*) PILIH JAWABAN YA/TIDAK DENGAN MEMBERIKAN TANDA SILANG (X) KOLOM PENILAIAN DAN BUBUHK
DIPERLUKAN PADA KOLOM CATATAN OBJEK PENGAWASAN, KOTAK BERWARNA HIJAU
BOBOT PENILAIAN
KRITERIA
(%)
YA
Syarat ruang penyimpanan arsip inaktif (untuk LKD
yang hanya memiliki 1 ruang penyimpanan arsip inaktif)
TIDAK
tidak ada area kerja pada ruang penyimpanan arsip ADA
inaktif BOBOT
TOTAL PEMENUHAN 0
BOBOT PENILAIAN
KRITERIA
(%) YA
Cukup jelas.
BOBOT PENILAIAN
KRITERIA
(%) YA
Aspek lokasi Depot yang harus dipertimbangkan:
Jauh dari area lembab, rawa, laut, sungai atau area
rentan banjir
BOBOT PENILAIAN
KRITERIA
(%) YA
Prasarana pelindungan, penjagaan dan kontrol
dilakukan dengan:
TIDAK
Hydran dan atau tabung pemadam kebakaran ADA
BOBOT
CCTV (Closed Circuit Television), yang terkoneksi ke
monitor di ruang instalasi teknis
Pengamanan pintu secara otomatis, menggunakan
kontrol akses ID card atau sidik jari pengguna
(fingerprint access control)
TOTAL PEMENUHAN 0
PENILAIAN
BOBOT
KRITERIA
(%) YA
Ruang Administrasi
Ruang Transit
TIDAK
Ruang Pengolahan ADA
BOBOT
BOBOT PENILAIAN
KRITERIA
(%) YA
Ruang penyimpanan harus memiliki kriteria sebagai
berikut:
Diisolasi dari sisa bangunan gedung lainnya
TIDAK
Memiliki kapasitas penyimpanan arsip yang besar ADA
BOBOT
Jika menggunakan lift, harus terdapat ruang pemisah
antara lift dan ruang penyimpanan untuk menghindari
risiko menjalarnya kebakaran dan infeksi dari
mikroorganisme
Tidak boleh ada area kerja
Pembatasan akses masuk
Mempertahankan suhu dan kelembaban pada tingkat
yang konstan sesuai dengan jenis arsip yang disimpan
TOTAL PEMENUHAN 0
BOBOT PENILAIAN
KRITERIA
(%) YA
Persyaratan Ruang Penyimpanan Arsip Statis Tekstual
dan Kearsitekturan/Kartografi
BOBOT PENILAIAN
KRITERIA
(%) YA
Persyaratan Ruang Penyimpanan Media Baru
BOBOT PENILAIAN
KRITERIA
(%) YA
TIDAK
Menjaga suhu udara dan kelembaban sesuai dengan
ADA
media arsip
BOBOT
ADA
BOBOT
BOBOT PENILAIAN
KRITERIA
(%) YA
TOTAL PEMENUHAN 0
PENILAIAN
CATATAN OBJEK PENGAWAS SKOR (%)
TIDAK
TIDAK
ADA
BOBOT
TIDAK
ADA
BOBOT
OBJEK PENGAWASAN
OBJEK PENGAWASAN
PENILAIAN
CATATAN OBJEK PENGAWAS SKOR (%)
TIDAK
TIDAK
ADA
BOBOT
OBJEK PENGAWASAN
PENILAIAN
CATATAN OBJEK PENGAWAS SKOR (%)
TIDAK
TIDAK
ADA
SKOR
TIDAK
ADA
SKOR
PENILAIAN
CATATAN OBJEK PENGAWAS SKOR (%)
TIDAK
TIDAK
ADA
SKOR
PENILAIAN
CATATAN OBJEK PENGAWAS SKOR (%)
TIDAK
TIDAK
ADA
SKOR
PENILAIAN
CATATAN OBJEK PENGAWAS SKOR (%)
TIDAK
TIDAK
ADA
SKOR
PENILAIAN
CATATAN OBJEK PENGAWAS SKOR (%)
TIDAK
TIDAK
ADA
BOBOT
PENILAIAN
CATATAN OBJEK PENGAWAS SKOR (%)
TIDAK
TIDAK
ADA
BOBOT
TIDAK
ADA
BOBOT
OBJEK PENGAWASAN
PENILAIAN
CATATAN OBJEK PENGAWAS SKOR (%)
TIDAK
TIDAK
ADA
SKOR
ADA
SKOR
PENILAIAN
CATATAN OBJEK PENGAWAS SKOR (%)
TIDAK
TIDAK
ADA
BOBOT
OBJEK PENGAWASAN
KOTA (FORMULIR ASKE PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA)
DEFINISI OPERASIONAL
Apabila lokasi Depot Arsip tidak sesuai dengan kriteria, tetapi terdapat mitigasi
resiko maka jawabanya bisa dianggap memenuhi kriteria.
DEFINISI OPERASIONAL
Cukup jelas
DEFINISI OPERASIONAL
DEFINISI OPERASIONAL
DEFINISI OPERASIONAL
DEFINISI OPERASIONAL
DEFINISI OPERASIONAL
DEFINISI OPERASIONAL
KETERANGAN/DASAR HUKUM
Keputusan Kepala ANRI Nomor 03 Tahun 2000 tentang Standar Minimal Gedung dan Ruang
Penyimpanan Arsip Inaktif.
KETERANGAN/DASAR HUKUM
KETERANGAN/DASAR HUKUM
Peraturan Kepala ANRI Nomor 31 Tahun 2015 tentang Pedoman Pembentukan Depot pasal
10.
KETERANGAN/DASAR HUKUM
Peraturan Kepala ANRI Nomor 31 Tahun 2015 tentang Pedoman Pembentukan Depot pasal
34 dan Prasarana pelindungan, penjagaan dan kontrol sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23
ayat (1) huruf k.
KETERANGAN/DASAR HUKUM
Peraturan Kepala ANRI Nomor 31 Tahun 2015 tentang Standar Pemenuhan Depot Arsip Arsip Pasal 16.
KETERANGAN/DASAR HUKUM
Peraturan Kepala ANRI Nomor 31 Tahun 2015 tentang Standar Pemenuhan Depot Arsip Pasal
17.
KETERANGAN/DASAR HUKUM
Peraturan Kepala ANRI Nomor 31 Tahun 2015 tentang Standar Pemenuhan Depot Arsip Pasal
17.
KETERANGAN/DASAR HUKUM
Peraturan Kepala ANRI Nomor 31 Tahun 2015 tentang Standar Pemenuhan Depot Arsip Pasal
17.
KETERANGAN/DASAR HUKUM
KETERANGAN/DASAR HUKUM
Peraturan Kepala ANRI Nomor 23 Tahun 2011, Lampiran Halaman 20 bagian Penanganan
Arsip
Arsip Arsip Pasal 16.
LEMBAR KERJA FORMULIR AUDIT SISTEM KEARSIPAN E
(*) BUBUHKAN TANDA SILANG (X) UNTUK PILIHAN JAWABAN PADA KOLOM CHECKLIST, KOTAK
BERWARNA HIJAU
NO ASPEK/ KOMPONEN/ PERNYATAAN KETERANGAN CHECK LIST
V. ASPEK SUMBER DAYA KEARSIPAN
A. KEWAJIBAN PEMENUHAN SUMBER DAYA KEARSIPAN
29.
Lembaga Kearsipan Daerah mengalokasikan pendanaan
untuk melaksanakan kegiatan kearsipan
a. Lembaga Kearsipan Daerah tidak mengalokasikan
pendanaan kearsipan
b. Lembaga Kearsipan Daerah merencanakan pengalokasian
pendanaan untuk melaksanakan kegiatan kearsipan.
c. Lembaga Kearsipan Daerah sedang dalam proses
penganggaran untuk melaksanakan kegiatan kearsipan.
Lembaga Kearsipan Daerah tidak secara rutin
d. mengalokasikan pendanaan untuk melaksanakan kegiatan
kearsipan.
Lembaga Kearsipan Daerah secara rutin mengalokasikan
e. pendanaan setiap tahunnya untuk melaksanakan seluruh v
kegiatan kearsipan.
TOTAL NILAI PEMENUHAN PENDANAAN
M KEARSIPAN EKSTERNAL PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA (FORMULIR ASKE PEMERINTAH K
PENDANAAN KEARSIPAN
(*) PILIH JAWABAN YA/TIDAK DENGAN MEMBERIKAN TANDA SILANG (X) KOLOM PENILAIAN DAN BUBUHKAN CATATAN
APABILA DIPERLUKAN PADA KOLOM CATATAN OBJEK PENGAWASAN, KOTAK BERWARNA HIJAU
DEFINISI OPERASIONAL CATATAN OBJEK PENGAWASSAN
HKAN CATATAN
PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA
TAHUN ...
PATEN/KOTA
..
BOBOT NILAI
BOBOT ASPEK NILAI ASPEK
KOMPONEN KOMPONEN
0.9 31.5
0.1 0
40.92929292929 0.2 8.18585858585859
0.8 37.81818181818
0.2 3.111111111111
3.103448275862 0.2 0.620689655172414
0.9 3.103448275862
0.1 0
NILAI HASIL PENGAWASAN KEARSIPAN 43.2922625267453
KATEGORI C (KURANG)
RISALAH HASIL PENGAWASAN KEARSIPAN SEMENTARA
PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA
TAHUN ...
B. REFORM
Pemerintah Daerah belum
Pemerintah Daerah belum melaksanakan
melaksanakan pemberian
pemberian penghargaan kearsipan di
1. penghargaan kearsipan di 0
lingkungannya dalam kurun waktu 5 (lima) tahun
lingkungannya dalam kurun waktu 5
terakhir.
(lima) tahun terakhir.
Lembaga Kearsipan Daerah
Lembaga Kearsipan Daerah belum melaksanakan
2. melaksanakan pembinaan terhadap 0
pembinaan terhadap Swasta dan Masyarakat.
Swasta dan Masyarakat
Lembaga Kearsipan Daerah
melaksanakan pembinaan dalam Lembaga Kearsipan Daerah belum melaksanakan
rangka penyusunan pedoman pembinaan dalam rangka penyusunan pedoman
3. 0
kearsipan terhadap Perusahaan terhadap Perusahaan Daerah, Kecamatan, dan
Daerah, Kecamatan, dan Desa/Kelurahan.
Desa/Kelurahan
Lembaga Kearsipan Daerah
melaksanakan pembinaan
pengelolaan arsip terjaga dan
Lembaga Kearsipan Daerah belum melaksanakan
4. melaksanakan koordinasi pelaporan 0
pembinaan Pengelolaan Arsip Terjaga.
Arsip Terjaga ke ANRI serta
penyampaian salinan autentik Arsip
Terjaga kepada ANRI.
Penerapan Gerakan Nasional Sadar
Pemerintahan Daerah telah menerapkan seluruh
5. Tertib Arsip (GNSTA) pada 4
sasaran tertib dalam GNSTA.
Pemerintahan Daerah
B. REFORM
I. ASPEK KEBIJAKAN
A. PEMENUHAN
B. REFORM
Pemerintah Daerah belum
Pemerintah Daerah belum melaksanakan
melaksanakan pemberian
pemberian penghargaan kearsipan di
1. penghargaan kearsipan di 0
lingkungannya dalam kurun waktu 5 (lima) tahun
lingkungannya dalam kurun waktu 5
terakhir.
(lima) tahun terakhir.
Lembaga Kearsipan Daerah
Lembaga Kearsipan Daerah belum melaksanakan
2. melaksanakan pembinaan terhadap 0
pembinaan terhadap Swasta dan Masyarakat.
Swasta dan Masyarakat
Lembaga Kearsipan Daerah
melaksanakan pembinaan dalam Lembaga Kearsipan Daerah belum melaksanakan
rangka penyusunan pedoman pembinaan dalam rangka penyusunan pedoman
3. 0
kearsipan terhadap Perusahaan terhadap Perusahaan Daerah, Kecamatan, dan
Daerah, Kecamatan, dan Desa/Kelurahan.
Desa/Kelurahan
Lembaga Kearsipan Daerah
melaksanakan pembinaan
pengelolaan arsip terjaga dan
Lembaga Kearsipan Daerah belum melaksanakan
4. melaksanakan koordinasi pelaporan 0
pembinaan Pengelolaan Arsip Terjaga.
Arsip Terjaga ke ANRI serta
penyampaian salinan autentik Arsip
Terjaga kepada ANRI.
Penerapan Gerakan Nasional Sadar
Pemerintahan Daerah telah menerapkan seluruh
5. Tertib Arsip (GNSTA) pada 4
sasaran tertib dalam GNSTA.
Pemerintahan Daerah
B. REFORM
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
REKAPITULASI HASIL PENGAWASAN KEARSIPAN EKSTERNAL
PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA
TAHUN ...
70
80
LAMPIRAN
BOBOT
NILAI ASPEK
ASPEK
0.3 22.14
0 0.00
0 0.00
0.2 9.20
0 0.00
0 0.00
0.1 3.15
0 0.00
0 0.00
0.2 8.19
0 0.00
0 0.00
0.2 0.62
0 0.00
0 0
43.29