Anda di halaman 1dari 3

I.

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq) berasal dari Afrika

Barat.Pada kenyataanya tanaman kelapa sawit dapat hidup dengan baik diluar

daerah asalnya, bahkan mampu memberikan hasil produksi per hektarnya yang

lebih tinggi.Dewasa ini kelapa sawit merupakan komoditas primadona.

Perkembangan luas areal kelapa sawit terus menerus mengalami

peningkatan sejak tahun 1995.Pada tahun 2000, Indonesia mampu menyaingi

Malaysia, dari jumlah luas areal kelapa sawit seluas 4.158.077 Ha, sedangkan

Malaysia 3.376.664 Ha.Indonesia terus melampaui Malaysia sejak tahun tersebut

hingga tahun 2009, luas areal Indonesia telah mencapai 7.873.847 Ha, telah jauh

meninggalkan luas areal Malaysia, yang hanya memeiliki luas areal 4.691.160 Ha.

Saat ini luas perkebunan kelapa sawit Indonesia telah mencapai 8,9 juta Ha dan

merupakan Negara dengan luas areal perkebunan kelapa sawit terluas di dunia

(Rizki, A. 2012).

Dilihat dari perkembangannya, rata-rata laju pertumbuhan luas areal kelapa

sawit selama 2007–2012 sebesar 6,96%, sedangkan produksi kelapa sawit

meningkat rata-rata 6,02% per tahun. Peningkatan luas areal tersebut disebabkan

oleh harga CPO yang relatif stabil dipasar Internasional dan memberikan

pendapatan produsen, khususnya petani yang cukup menguntungkan.Sasaran

pengembangan kelapa sawit pada tahun 2013 diperkirakan mencapai 9,15 juta ha

dengan produksi 24,43 juta ton (Lubis, 2008).

1
Salah satu tahapan pembudidayaan kelapa sawit adalah pemeliharaan

tanaman menghasilkan kelapa sawit. Tanaman kelapa sawit akan berproduksi

optimal jika dipelihara dengan baik. Pemeliharaan pada tanaman menghasilkan

(TM) meliputi: pengendalian gulma, pemeliharaan jalan, pengawetan tanah, teras

kontur, tapak kuda benteng dan rorak, pengambilan contoh daun, pemupukan,

pengendalian hama dan penyakit, penunasan pelepah,.

Tujuan utama pemeliharaan areal tanaman menghasilkan kelapa sawit

adalah untuk menggali potensi produksi seoptimal mungkin.Kondisi tanaman

menghasilkan yang baik tidak bisa diciptakan hanya pada kesempurnaan kegiatan

di tanaman menghasilkan.

Oleh karena itu dalam pemeliharaan tanaman kelapa sawit diperlukan

informasi mengenai biaya pemeliharaan tanaman menghasilkan, agar dalam

menjalankan kegiatan-kegiatan pada fase pemeliharaan tanaman menghasilkan

dapat diterapkan dengan baik.

B. Perumusan Masalah

Salah satu faktor kultur teknis dalam budidaya kelapa sawit yang harus

diperhatikan adalah pemeliharaan Tanaman Menghasilkan (TM). Yang bertujuan

untuk mendapatkan produksi yang optimal.

Selama masa TM jenis pekerjaan yang perlu diperhatikan, yaitu

pengendalian gulma, pemeliharaan jalan, pengawetan tanah, teras kontur, tapak

kuda benteng dan rorakpengambilan contoh daun, pemupukan, pengendalian

hama dan penyakit, penunasan pelepah. Semua pekerjaan dalam masa TM

2
memerlukan biaya, biaya tersebut harus dikendalikan sehingga sasaran perusahaan

dapat tercapai dengan baik.

Pada penelitian ini penulis mengkaji biaya pemeliharaan tanaman

menghasilkan kelapa sawit (E.guineensis Jacq).

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui biaya yang dibutuhkan

dalam pemeliharan Tanaman Menghasilkan (TM) kelapa sawit (E. guineensis

Jacq) di Afdeling I kebun Sawit Hulu Selatan PT. Perkebunan Nusantara II.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui biaya pemeliharaan tanaman

menghasilkan, serta sebagai bahan informasi bagi pembuat kebijakan serta bagi

pihak-pihak yang membutuhkan.

Anda mungkin juga menyukai